Vol 1, Nomor. 1 April, Th. 20165
KAJIAN SEMIOTIKA : MAKNA GERAK DALAM TARIAN KARO Lisa Septiana Dewi Ginting Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Email:
[email protected] Abstrak
Bahasa bukanlah hanya yang lisan atau yang tulisan saja. Dari warna juga memiliki bahasa, setiap gerakkan juga terdapat bahasa. Seperti fungsi bahasa pada umumnya, gerak yang terdapat dalam gerakan tarian dari Suku Karo juga memiliki makna atau informasi yang disampaikan kepada penontonnya. Tari-tarian adalah komponen dari gerak tubuh yang indah. Penampilan gerak tariaan yang indah, bukan hanya indah dipandang mata saja melainkan ada maksud atau tujuan yang berupa informasi dari si pencipta tari kepada penonton. Dengan melihat gerakan tarian khususnya tarian dari Suku Karo, kita mendapat banyak pelajaran yang mendidik akan kehidupan. Bahasa itu luas, semakin berkembang budaya maka bahasa juga akan mengikuti dari belakang perkembangannya. Kata kunci : Makna Gerak Tari Karo , Fungsi Tari Karo. Abstract
Theoritically, there are three kinds of language; spoken, written and body language. Body language is the body movement which has meaning as well. Body language or body movement is found in Traditional dance of Karonesse in which each movement of dancing delivers meaning, and information as well as spoken and written language. In other words, the purpose of traditional dance does not only deliver a beautiful movement but it also has a specific objectives. By analyzing traditional dance of Karonesse, this research found that there are many educated lesson of life which guides all people to have a better life. Keywords: The purpose of Karo traditional dance, the function of Karo traditional dance berbagai macam kesenian seperti tarian,
1. Pendahuluan
musik, sastra, dan lain sebagainya.
1.1 Latar Belakang Masalah Kesenian
adalah
salah
Salah satu kesenian
satu
pernah
Masyarakat,
merupakan
kehidupan masyarakatnya adalah seni
lepas dari salah
tari. Tarian bagi Masyarakat Karo selalu
satu
digunakan pada
unsur yang terdapat dalam kebudayaan,
adat,
mencakup aktivitas dari Masyarakat itu
Utara,
kegiatan
apakah sebagai media
utama
tarian yang disertakan itu antara lainpiso
bagian dari etnis Batak yang berada di Sumatera
berbagai
ataupun sebagai media hiburan. Tari-
sendiri. Suku Batak Karo merupakan
wilayah
digunakan
oleh suku Karo dalam berbagai aktifitas
produk budaya, yang dalam kehidupanya selalu tidak
yang
surit, lima
memiliki
serangkai, upacara
Turun
Ladang, ndilo wari udan, ndikar dan lain34
Vol 1, Nomor. 1 April, Th. 20165
lain. Tari Karo terbentuk sejak adanya
adalah data-data yang diperoleh dari
masyarakat
tidak
dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan,
diketahui secara tepat kapan adanya
notulen rapat, SMS, dan lain-lain), foto-
masyarakat Karo tersebut. Tari yang
foto, film, rekaman video, benda-benda
diteliti adalah tari Lima Serangkai yang
dan lain-lain yang dapat memperkaya
diperkirakan ada sejak tahun 1956 yang
data primer. Sumber data itu harusnya
merupakan tarian yang bersifat hiburan.
asli, namun apabila yang asli susah
Begitu banyak simbol-simbol yang terdapat
didapat,
didalam adat kesenian karo, baik itu
menjadi
pakaian, tarian maupun wacana yang di
diperoleh bukti pengesahan yang kuat
tuturkan.
kedudukannya.Sumber
1.2
Karo,
walaupun
atau
masalah,
tiruan
selama
data
tidak didapat
penelitian
kualitatif yang sudah disebutkan tersebut
Tujuan Tujuan dari
fotokopi
secara besar dapat dibedakan menjadi dua penelitian ini adalah
yaitu manusia atau orang dan yang bukan
mendeskripsikan dari gerak tarian yang
manusia. Siapa manusia dan apa sumber
terdapat dari tarian lima serangkai Suku
data yang bukan manusia dipilih sesuai
Karo.
dengan kepentingan peneliti.
2. Metode
3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Suku Karo
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian
Suku Karo berasal dari keturunan
kualitatif yang mengacu pada pendapat
panglima yang bernama Karo. Ia adalah
Suharsimi
yang
seorang pengawal Maharaja yang sangat
mengatakan agar penelitian dapat betul-
kaya, sakti, dan berwibawa. Pada suatu
betul
harus
ketika sang maharaja bermaksud untuk
dikumpulkan harus lengkap, yang berupa
mencari suatu tempat yang lebih luas.
data primer dan sekunder. Data primer
Pada saat mengadakan perjalanan menuju
adalah data dalam bentuk verbal atau
suatu pulau, perahu mereka terkatung-
kata-kata yang dicapkan secara lisan,
katung dan terjungkal akibat angin
gerak gerik atau perilaku yang dilakukan
kencang dan gelombang yang besar.
oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam
Mereka pun menjadi pasrah karena tak
hal
ada
Arikunto
berkualitas,
ini
(informan)
adalah yang
(2010:21)
data
yang
subjek berkenaan
penelitian
lagi
yang
bisa
mereka
dengan
perbuat.Masyarakat Karo dan orang yang
variabel yang diteliti. Data sekunder
sudah menjadi orang Karo nyatanya 35
Vol 1, Nomor. 1 April, Th. 20165
sudah
menyadari
benar-benar
2. Belajar Adat Karo.
penyelenggaraan adat suku Karo itu sifatnya,
bukan
formalitas
merupakan
Dalam
tetapi
manifestasi
berada
dari Sangkep
dalam si
satu
adat Karo. Misalnya bagaimana cara ertutur, mana yang boleh teman menari,
fungsi
Telu atau Orat
guro-guro
aron, muda-mudi juga belajar tentang
dari
tanggungjawab.Setiap orang Karo akan selalu
melaksanakan
mana yang boleh menurut adat atau mana
si
yang tidak boleh dilakukan dan lain-lain.
Waluh. Artinya suatu ketika ia berfungsi 3. Hiburan.
sebagai sukut (pemeran utama) dan lain kali
mungkin
ia
berperan
Guro-guro
sebagai kalimbubu atau lain kali lagi
aron
juga
berfungsi
sebagai alat hiburan bagi peserta dan
akan menjadi anak beru dan begitulah
penduduk kampung. Malahan pada waktu
terus menerus. Mereka tidak terlalu rajin,
itu penduduk kampung, dan tetangga
dan juga tidak pemalas. Motto mereka
kampung lain juga biasanya hadir.
adalah berkembang-biak murah rejeki 4. Metik (tata rias)
(ertuah banyak sangap encari). Logo hidup mereka adalah perbanyak mata
Dengan
pencaharian supaya banyak hasilnya dan
(perbelang
juma
maka
guro-
guro aron, maka muda-mudi, yakni anak
gunakan kesempatan dan momen yang ada
diselenggarakannya
perana dan singuda-nguda belajar tata
belang
rias (metik) guna mempercantik diri.
manperrmanin, jemur pangendu sangana
Mereka belajar melulur diri, membuat
las).
tudung atau bulang-bulang dan lain sebagainya.
4. Fungsi Tari karo 1. Latihan
Kepemimpinan
5. Belajar Etika.
(Persiapan Suksesi). Dalam melaksanakan guro-guro aron Maksudnya,
bahwa
dalam
guro-
ini, anak perana dan singuda-nguda juga
guroaron, muda-mudi dilatih memimpin, mengatur,
mengurus
pesta
belajar etika atau tata krama pergaulan
tersebut.
hidup dengan sesamanya.
Untuk itu ada yang bertugas sebagai 6. Arena cari Jodoh.
pengulu aron, bapa aron atau nandearon. mereka dengan mengikuti guro-guro
Guro-guro aron juga dimaksudkan
aron ini dipersiapkan sebagai pemimpin
sebagai arena cari jodoh bagi anak perana
desa (kuta) dikemudian hari. 36
Vol 1, Nomor. 1 April, Th. 20165
dan singuda-nguda. Oleh karena itu
dengan
adakalanya
didorong
menatap dengan pandangan liar. Diatara
oleh orang-orang tua, karena melihat
barisan pria dan wanita tersebut akan
banyak perawan tua dan lajang tua di
menari dan berjalan kedua perkolong-
kampungnya.
kolong sambil bernyanyi rende. Pola
pelaksanaannya
kata
lain
tidak
dibenarkan
gerakan dalam landek sada tan ini sangat
5. Makna Gerakan Tari Karo
sederhana,
tetapi
pada
dasarnya
mengandung makan atau maksud pada setiap gerkannya. Seperi yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa, sebagai sebuah wjud perilaku manusia, tari mempunyai maksud dan tujuan tertentu, tergantung
pola
budaya
masyarakat
pendukungnya. Maksud dan tujuan tari Gambar 1. Landek Sada Tan
diantaranya
merupakan
media
berkomunikasi antar anggota masyarakat.
1. Landek Sada Tan (Tarian Satu
Demikian pula halnya dalam landek sada
Tangan)
tan
Landek sada tan merupakan tarian yang
ini
sebenarnya
merupakan
komunikasi antara sepasang insane yang
selalu digunakan sesama aron simantek.
ingin mengutarakan isi hatinya. Gerak-
Istilah sada tan sebenarnya berasal dari
gerak yang terdapat dalam tari ini dapat
bentuk tarian wanita yang hanya satu
diartikan sebagi berikut.
tangannya yang bergerak bergantian, sementara tangan yang satunta lagi di
A. Satu tangan lurus kebawah dan yang
dekatkan ke pinggang (menyerupai tolak
satu
pinggang) dan siku membentuk 45
pinggang dan siku membentuk 45
derajat. Bentuk tarian ini berpasang-
derajat.
pasangan, artinya jumlah laki-laki dan
memutar arah hadap setengah kekanan
wanita harus sama, serta mengacu kepada
dankekiri.
Setiap
norma
dilakukan
tiga
penari yang tidak sumbang.
tangan
Pola
menyerupai
gerakannya
putaran atau
dua
tolak
adalah
hadap kali,
Formasi pria dan wanita berbaris atau
tergantung pada gendang (lagu) yang
berbanjar
dan
mengiringi tarian tersebut. Putaran
pandnagan keduanya menurut norma adat
gerak dilakukan setelah tiga kali endek
hanya sebatas dua meter kearah bawah,
(gerakan
lurus
kesamping,
37
keatas-kebawah
dengan
Vol 1, Nomor. 1 April, Th. 20165
menekukkan Gerakan
lutut/seperti
selanjutnya
tangan.Gerakan
henjut).
Yang kedua, merupakan pernyataan
berbalas/ganti
bahwa apabila dia menjadi istri kelak
ini
megandung
dia
akan
makna, pertama gerak tangan lurus
menjunjung
kedepan mengandung makan bahwa
suami.
menghormati tinggi
martabat
dan sang
menanyakan kepada kerabat dekat
C. Gerak tangan di bahu dan satu tangan
keluarga apakah pemuda yang akan
di pinggang, pola geraknya sama
melamarnya tersebut pantas menjadi
seperrti gerak sebelumnya. Gerakan
pasangannya. Kedua, gerakan tangan
ini
dipinggang
pertama,
mengandung
makna
mengandung pemuda
makan
bahwa
yang
ingin
sapaan manis kepada pemuda tersebut
melamarnya ersebut setelah pikirannya
apakah sudah makan atau belum.
itu masih juga dipertimbangkannya,
Makna
lain
dalam
apakah benar-benar pemuda tersebut
gerakan
ini
menunjukkan
ccok sebagi teman hidupnya kelak.
pernyataan
yang adalah
tersirat
kesanggupan
seorang
Kedua, mengisyaratkan bahwa apabila
wanita kelak sebagai istri ia sanggup
kelak dalam berumah tangga seorang
bekerja meskipun sambil menggendog
wanita
anaknya.
membantu/memikul beban suaminya.
tersebut
sanggup
turut
B. Gerakan metik adalah gerak tangan yang satu berada di depan kening dengan keadaan jari tengah dan ibu jari dirapatkan. Sedangkan tangan yang satunya seperti tolak pinggang. Pola
geraknya
samaseperti
pada Gambar 8 . Gerak satu tangan lurus ke
gerakan diatas yakni memutar arah
bawah
hadap setengah ke kiri dan ke kanan. Putaran gerak juga setelah tiga atau dua kali
endek.
Gerak
ini
dilakukan
berbalas tangan. Gerakan ini mengandung lebih dari satu makna, yakni pertama mengandung makan berpikir. Bagi wanita yang
Gambar 9 . Gerak metik
ingin dilamar oleh si pemuda tersebut sesuai dengan yang diidamkannya. 38
Vol 1, Nomor. 1 April, Th. 20165
dalam gerak tersebut sang pemuda menyatakan :”belahlah dadaku, kalau adik tidak yakin akan keseriusan cintaku” 3. Gerak kedua tangan di atas bahu dengan pola gerak endek di temapt Gambar 10 . Gerak satu tangan di
berhadapan
bahu
dengan
pasangan,
mengandung makna kesanggupan pria untuk
Gerakan pria berbeda dengan gerakan
menanggung
segala
beban
dalam kehidupan rumah tangganya
wanita seperti yang dipaparkan di atas.
kelak, juga tersirat makan bahwa si
Gerakan pria dalam landek aron ini hanya
pemuda akan belaku adil dan tidak
terdiri dai tiga motif gerak, yakni sebagai
berat
berikut :
sebelah
dalam
membagi
perhatian dankasih saying terhadap 1. Gerak satu tangan di atas bahu dan
keluarga kedua belah pihak.
satu tangan di bawah, pola geraknya sama seperti gerakan wanita yang emmbuat setengah putaran ke kanan dan
ke
kiri,
sehingga
seperti
berlawanan arah dengan pasangannya. Gerak ini mengandung makan bahwa menunjukkan kesiapan seorang pria untuk
melamar
diidamkannya.
wanita Gerak
yang
Gambar 10 . Gerak satu tangan di
tersebut
bahu untuk penari pria
mengisyaratkan bahwa si pemuda sanggup bertanggung jawab untuk menafkahi
istri
dalam
kehidupan
rumah tangga kelak. 2. Gerak kedua tangan di depan dada dengan pola gerak sama hadap ke kanan dank e kiri sambil endek, menagndung makna ketulusan dan Gambar 11 . Gerak kedua tangan di
keseriusan hati si pemuda untuk
depan dada
melamar wanita idamannya. Ibaratnya, 39
Vol 1, Nomor. 1 April, Th. 20165
dalam landek sada tan. Namun kebebasan gerak
tersebut
bukan
berarti
dapat
melakukan gerakan-gerakan erotis seperti gerakanbahu yang berlebihan goyangnya, ataupun
gerakan
berlebihan.Landek pecahan
pinggul salih
yang
merupakan
landeksebelumnya
seperti
pengalo-ngalo ataupun sada tan. Ini Gambar 12 . Gerak kedua tangan di
merupakan bagian yang dianggap puncak
atas bahu
dalam menari, karena pada bagian ini lagunya telah berubah dari irama lambat
3.Landek Salih (Patam-Patam)
menjadi lebih cepat. Dan pada bagian ini para penari sudah bias membuat jarak
Landek salih biasa juga disebut dengan
patam-patam,karena
lebih
memang
mendekat,
adakalanya
penari
yang
memiliki kesempatan berbicara singkat
memakai cak-cak patam-patam. Cak-cak
dan berkenalan bagi yang belum saling
patam-patam, mengandung pengertian
kenal.Pada bagian ini juga
bahwa lagu tersebut bertempo cepat,
perkolong-kolong turun ke pentas. Saat
disbanding gendang yang digunakan
mengakhiri lagu dalam landek sadatan
padalandek
sada
ataupun
Esau
kolong
semuanya
diiringi
oleh
lagu
pengalo-ngalo
dan
tan.Menurut penuturan Bapak
pengalo-ngalo, membertikan
bisanya
perkolongsuatu
kode
sembiring, bentuk tarian ini biasanya
kepadasierjabaten seperti “salihken” akni
lebih dinamis, karena pada bagian in
suatu isyarat kepad si pemusik untuk
penari tidak hanya menari di tempat,
mengubah irama gendang menjadi lebih
tetapi sudah dapat melakukan gerak
cepat.
berupa
beralan
maju
dan
mundur,
berputar ke kiri dan ke kanan, berjongkok mendekat
(tetapi
bersentuhan). pasangannya namun
Jarak boleh
tidak
bersentuhan.
tidak
boleh
penari
dengan
lebih
mendekat,
dibenarkan
Pola
gerakannya
sampai lebih
bebas, dalam arti gerak penari penari tidak harus serentak dilakukan seperti 40
Vol 1, Nomor. 1 April, Th. 20165
melalui
Gambar 13 . Gerakkan memasang
sapaan
kekeluargaan
yang
diperoleh. Bagi muda mudi Karo tidak
kain
diperbolehkan memiliki hubungan khusus
Dari gambar diatas bermakna
(berpacaran) apabila memiliki merga
gerak memasang kain, melatih muda
yang sama kecuali merga Sembiring
mudi Karo untuk bisa memakai busana
Simantangken Biang.
(pakaian adat) sendiri. Pada gerakan ini juga memiliki arti bahwa muda mudi tersebut sudah dewasa dan bisa hidup mandiri. Gerak tangan penari perempuan dari bawah perlahan-lahan naik dapat diartikan muda mudi mulai melihat (memperhatikan) lawan jenisnya, tetapi tidak
terburu-buru
Gambar 16 . Gerak Patam-patam
maksudnya
Sering
memperhatikan lawan jenisnya secara keseluruhan.
Setelah
memperhatikan
Dalam gerakan ini muda mudi
barulah dipikirkan dan dipertimbangkan
yang telah berkenalan saling mengenal
untuk berkenalan (ertutur).
lebih dalam lagi, mempertimbangkan semuanya
hingga
akhirnya
mereka
memiliki hubungan khusus (berpacaran). Bagi masyarakat Karo segala
yang
mereka
harus
ingin
lakukan
dipertimbangkan terlebih dahulu, agar lebih siap mempertanggung jawabkan semua tindakan mereka.
Gambar 15 . Gerak Perakut Gerakan ini bermakna bahwa muda mudi mulai berkenalan satu dengan yang lain. Mereka berkenalan secara adat (ertutur), ertutur adalah menanyakan
identitas
saling adat
dan
merupakan cirri khas yang sangat penting bagi orang Karo karena akan terjalin hubungan yang intim satu sama lain
Gambar 17 . Gerak Sipajok 41
Vol 1, Nomor. 1 April, Th. 20165
kabangkiung, yang menjadi tuan rumah (yang dikunjungi) adalah penari yang tetap
berjalan
ditempat
yang
pada
akhirnya dalam posisi jongkok bersamasama. Pada akhirnya muda mudi tersebut sampai pada perkawinan. Gambar 18 . Gerak Sipajok
4. Kesimpulan
Seperti halnya orang berpacaran,
Bahasa sangatlah universal dan
ada bujuk rayu antara laki-laki dan
kegiatan kebudayaan sangatlah penting
perempuan. Gerakan ini menceritakan
untuk dilakukan guna agar generasi
adanya rayuan-rayuan dalam hubungan
penerus mengetahui adat dan juga tata
yang
pula
cara aturan hidup yang baik. Melalui
menjalin
Tarian bahasa lebih menarik untuk
hubungan yang lebih serius (perkawinan).
dipahami, dan melalui tarian bahasa lebih
terjalin.
sebagai
Dapat
permintaan
diartikan untuk
bermakna.Semakin berkembang budaya disuatu
daerah
maka
semakin
berkembang pula bahasanya. Inilah yang dapat penulis simpulkan, bahwasannya bahasa adalah produk budaya. Daftar Pustaka Gambar 19 . Gerak Kabangkiung
Aris Bandara, M.Hum, Dr. 2012. Analisis Wacana. Jakarta: Kharisma Putra Utama. Dr. Lexy J. Moleong, M.A, Prof. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Ginting, Seridah R. 2011. Skripsi Deskriptif Tari Lima Serangkai pada Masyarakat Karo. USU Institusional Repository. Tarigan, Sarjani. Lentera Kehidupan Orang Karo dalam Berbudaya.Medan:[tanpa penerbit], [tanpa tahun].
Pada gerak kabangkiung, muda mudi sudah sepakat untuk menjalin hubungan yang lebih serius dalam perkawinan. Seperti hal nya jika seorang pria ingin menikah dengan seorang wanita, maka sang pria haruslah meminta izin terhadap orang tua si wanita. Dalam gerakan ini menceritakan kunjungan keluarga lakilaki
ke
sebaliknya.
keluarga
perempuan
Perhatikan
dan gerak 42