perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MAKNA SIMBOL DALAM FILM ”cin(T)a”: SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIKA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh IMAS NOVIASARI C0207031
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Berbicara tanpa tindakan hanyalah buang-buang waktu” (Penulis)
Cinta tak mengenal warna kulit, etnis serta agama melainkan kita harus pandai memilih keadaan mana yang paling tepat untuk kita. Bukankah Tuhan Maha Adil yang telah menjadikan kita satu. (Penulis)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
1. Mama dan Papa terimakasih atas semua doa serta dukungan dan nasehatnasehatnya. Ma, Pa mungkin aku belum bisa menjadi yang dapat dibanggakan, namun sekuat tenaga insyaallah akan menjadi seorang yang Mama inginkan. Ma, jangan putuskan doamu untukku. Semoga skripsiku ini menjadi salah satu dari sekian hal yang dapat membahagiakan Mama dan Papa. 2. Suryo Nugroho, sayang, terimakasih telah membuatku kembali lagi untuk bermimpi. Kesederhanaan mu membimbingku serta memberikanku rasa tenang dan nyaman. Sepanjang hidup seiring waktu aku bersyukur atas hadirmu, kau anugrah kedua dan terakhir dari Sang Maha Rohim, semoga Alloh berkahi kita kekasih penguat jiwaku. Kesabaran mu menemaniku semoga tak hanya sampai disini. Aku menjadi wanita yang berbahagia ketika kau datang untuk meminangku. 3. Sahabat-sahabatku, Ririn, Savitri, Pipit, Nana dan Wilda, terimakasih sudah memberi banyak sekali pengalaman dan kenangan. Jangan takut bermimpi dan mewujudkan hal-hal gila serta perubahan-perubahan buat orang-orang yang kita sayangi. Saranghae!!
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah swt, Sang Khalik, di tangan-Nya segala kebaikan dan Dialah Maha Kuasa atas segala sesuatu di langit dan bumi. Limpahan nikmat, rahmat, inayah, hidayah dan karunia dari Allah SWT senantiasa menaungi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Makna Simbol Dalam Film “cin(T)a”: Sebuah Tinjauan Semiotika Skripsi ini disusun guna meraih gelar sarjana pada Jurusan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis sangat berterima kasih atas segala doa, bantuan, dukungan dan dorongan yang telah diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed., Ph. D. Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 2. Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag., Ketua Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan izin serta kemudahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 3. Dra. Chattri S. Widyastuti, M.Hum., Sekretaris Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, yang selalu penuh perhatian dan memberi kemudahan dalam penulisan skripsi ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Dra. Murtini, M.S., Dosen Pembimbing skripsi yang senantiasa sabar dan teliti dalam memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas limpahan waktu yang selalu diluangkan untuk penulis. Penulis sangat bersyukur karena telah diberi kesempatan dibimbing skripsi oleh Ibu Murtini. 5. Drs. Istadiyantha. MS, Pembimbing Akademik yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis. 6. Seluruh dosen pengajar yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan berlangsung. 7. Mama dan Papa yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan semangat yang tak pernah lelah. 8. Suryo Nugroho Terima kasih atas inspirasi dan rasa sayang yang menjadi semangat penulis. 9. Saudara-saudaraku, sahabat-sahabatku Ririn, Savitri, Pipit, Nana dan Wilda terimakasih atas bantuan, semangat dan pembelajaran diri bagi penulis, teman-teman Sastra Indonesia UNS angkatan 2007 Terima kasih atas segala doa, semangat, bantuan dan kenangan yang telah diberikan kepada penulis. 10. Teman-teman Sastra Indonesia angkatan atas dan bawah. Terima kasih atas segala doa, semangat, bantuan dan kenangan yang telah diberikan kepada penulis. Di samping itu, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
satu. Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Sastra Indonesia pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, 9 Januari 2012
Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN ...............................................................
iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................
vi
KATA PENGANTAR ............................................................................
vii
DAFTAR ISI ..........................................................................................
x
ABSTRAK .............................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah...........................................................
1
B.
Pembatasan Masalah ...............................................................
4
C.
Rumusan Masalah ...................................................................
4
D.
Tujuan Penelitian .....................................................................
5
E.
Manfaat Penelitian ...................................................................
5
F.
Sistematika Penulisan ..............................................................
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Terdahulu ........................................................................
8
B. Kajian Pustaka ............................................................................
9
C. Kerangka Pikir.............................................................................
23
BAB III METODE PENELITIAN commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Objek Penelitian ........................................................................
26
B. Sumber Data dan Data ..............................................................
26
1. Sumber Data................................................................................
26
2. Data.............................................................................................
26
C. Metode Penelitian........................................................................
26
D. Pendekatan..................................................................................
27
E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................
27
F. Teknik Analisis Data .................................................................
27
G. Teknik Pengolahan Data.............................................................
28
BAB IV ANALISIS A. Judul Film ..................................................................................
31
B. Foto.............................................................................................
33
a. Foto 1 ....................................................................................
33
b. Foto 2 .....................................................................................
34
c. Foto 3 ....................................................................................
35
d. Foto 4 ....................................................................................
36
e. Foto 5 ....................................................................................
37
C. Pembahasan segi fisik .................................................................
38
a. Nama Tokoh dalam film cin(T)a.......................................
39
1. Nama Cina.....................................................................
40
2. Nama Annisa ................................................................
41
b. Gambar mata sipit tokoh Cina ..........................................
43
c. Gambar wajah di jari Annisa.............................................
46
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Gambar wajah seorang yang sedang tersenyum..........
46
2. Gambar wajah seorang yang sedang bersedih .............
47
D. Pembahasan segi agama ............................................................
49
a. Gambar Annisa sedang wudhu ............................................
49
b. Gambar cara berdoa..............................................................
54
c. Gambar salat.........................................................................
58
d. Gambar gereja .....................................................................
61
e. Gambar mesjid .....................................................................
63
f.
Gambar Alkitab ...................................................................
65
g. Gambar pohon cemara ........................................................
66
E. Pembahasan segi simbol ............................................................
69
a. Gambar ketupat ....................................................................
69
b. Gambar pohon Natal dengan hiasan ketupat ........................
71
c. Gambar lambang burung Garuda .........................................
73
d. Gambar semut ......................................................................
76
e. Gambar apel .........................................................................
78
f. Gambar wayang ....................................................................
79
g. Gambar tulisan di kaos Cina ................................................
81
h. Gambar tulisan di kaos Annisa .............................................
83
i. Gambar indeks prestasi Annisa ...........................................
84
j. Gambar Annisa menerima telepon dari Ibunya.....................
86
k. Gambar Annisa sedang menghisap rokok ............................
88
l.
90
Gambar spanduk jargon ITB ................................................ commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
m. Gambar sikap toleransi Cina dan Annisa .............................
92
n. Gambar penurunan lambang Garuda ....................................
94
o. Gambar bendera setengah tiang ...........................................
96
p. Gambar membunuh semut ....................................................
97
q. Gambar prosesi siraman .......................................................
98
BAB V PENUTUP A. Simpulan.......................................................................................
102
B. Saran .........................................................................................
104
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
105
LAMPIRAN ...........................................................................................
107
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Imas Noviasari. C0207031. 2011. Makna Simbol Dalam Film “cin(T)a”: Sebuah Tinjauan Semiotika Umberto Eco. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia. Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana wujud simbol dalam film cin(T)a? (2) Bagaimana makna simbol dalam film cin(T)a? (3) Bagaimana pesan dalam film cin(T)a? Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan wujud simbol dalam film cin(T)a. (2) Mendeskripsikan makna simbol dalam film cin(T)a (3) Mendeskripsikan pesan dalam film cin(T)a. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Objek material dari penelitian ini adalah film cin(T)a, sutradara Sammaria Simanjuntak. Adapun objek formalnya meliputi simbol-simbol dalam film cin(T)a. Sumber data penelitian ini adalah Film cin(T)a. Data dalam penelitian ini adalah gambar dan tulisan-tulisan yang menunjukkan adanya simbol-simbol yang terdapat dalam film cin(T)a sehubungan dengan teori semiotika umum (general semiotic theory) dari Umberto Eco berdasarkan the theory of lie (teori ”dusta) dan teori tanda yang dilihat dari batas-batas politis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka. Teknik pengolahan data melalui tiga tahap, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Simbol-simbol dalam film cin(T)a berwujud gambar, tulisan seerta tindakan-tindakan dari sang tokoh. (2) Makna film cin(T)a adalah harapan dari masyarakat agar berdamai dengan perbedaan dalam bersosial tanpa adanya diskriminasi yang masih terjadi di negara Indonesia. (3) Pesan-pesan dalam film cin(T)a berupa pesan moral.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MAKNA SIMBOL FILM ”cin(T)a”: SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIKA
Imas Noviasari1 Dra. Murtini, M.S2
ABSTRAK 2012. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia. Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana wujud simbol dalam film cin(T)a? (2) Bagaimana makna simbol dalam film cin(T)a? (3) Bagaimana pesan dalam film cin(T)a? Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan wujud simbol dalam film cin(T)a. (2) Mendeskripsikan makna simbol dalam film cin(T)a (3) Mendeskripsikan pesan dalam film cin(T)a. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Objek material dari penelitian ini adalah film cin(T)a, sutradara Sammaria Simanjuntak. Adapun objek formalnya meliputi simbol-simbol dalam film cin(T)a. Sumber data penelitian ini adalah Film cin(T)a. Data dalam penelitian ini adalah gambar dan tulisan-tulisan yang menunjukkan adanya simbol-simbol yang terdapat dalam film cin(T)a sehubungan dengan teori semiotika umum (general semiotic theory) dari Umberto Eco berdasarkan the theory of lie (teori ”dusta) dan teori tanda yang dilihat dari batas-batas politis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka. Teknik pengolahan data melalui tiga tahap, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Simbol-simbol dalam film cin(T)a berwujud gambar, tulisan serta tindakan-tindakan dari sang tokoh. (2) Makna film cin(T)a adalah harapan dari masyarakat agar berdamai dengan perbedaan dalam bersosial tanpa adanya diskriminasi yang masih terjadi di negara Indonesia. (3) Pesan-pesan dalam film cin(T)a berupa pesan moral.
1 2
commit user Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia dengan NIMtoC0207031 Dosen Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu bentuk karyaseni yang banyak ditemui di masyarakat adalah film.“Film merupakan wujud nyata dari seni kreatif yang sangat kompleks dalam pengerjaanya oleh para pekerja seni. Arthur Asa Berger mendefinisikan film sebagai bentuk seni kerjasama di mana sejumlah orang, dengan bidang keahlian yang berbeda, melakukan suatu peran yang penting” (2005:128). “Film merupakan medium audio-visual sehingga hal yang penting dalam sebuah film adalah gerak gambar-gambar di sebuah layar putih yang membentuk satu keutuhan cerita. Film juga merupakan gabungan dari berbagai ragam kesenian: musik, seni rupa, drama, sastra ditambah dengan unsur fotografi itulah yang menyebabkan
film
menjadi
kesenian
yang
kompleks”
(PamusukEneste,
1991:18).Definisi lain diberikan oleh Marselli Sumarno yang mengartikan“film sebagai karyaseni yang lahir dari suatu kreativitas orang-orang yang terlibat dalam proses penciptaan film” (1996:28). Pada perkembangan perfilman Indonesia beberapa tahun ini, temacinta mengalami pendang kalan makna, dieksploitasi, dan terlalu disederhanakan. Maknacinta sering kali terbiaskan dan terlupakan. Maknacintayaitu mengungkapkan bahwa cinta kasih adalah perasaan kasih sayang, kemesraan, belaskasihan dan commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab artinya akibat yang baik yang positif berguna, saling menguntungkan menciptakan keserasian, kesimbangan, kebahagiaan. Ada beberapa hubungan cinta yang ada dalam kehidupan manusia antara lain cinta antara orang tua dan anak, cinta antara pria dan wanita, cinta antar sesame manusia, cinta antar manusia dengan Tuhan dan cinta antar manusia dengan lingkungan. “cin(T)a”mendefinisikan kembali keagungan kata cinta dan kisah Agape, bentuk cinta paling murni antara Tuhan dan makhlukNya. Film“cin(T)a”ini menceritakan kisah sehari-hari. Dalam film ini Sammaria mengemas dialog-dialog yang banyak mengupas perbedaan, di tengah masyarakat Indonesia yang masih menganggap masalah perbedaan sering dianggap tabu untuk dibicarakan secara terbuka. Mengingat Indonesia adalah sebuah negara yang multikultur, tentunya wacana perbedaan harus dapat dikomunikasikan dengan jujur dan cerdas untuk mengurangi permasalahan karena perbedaan itu sendiri. Dalam penyampaian pesannya, film “cin(T)a”ini banyak menggunakan simbol yang sarat dengan sebuah makna yang ditandai lewat penulisan judul film, buahbuahan, hewan, musik, wayang, yang divisualisasikan lewat peristiwa-peristiwa yang terjadi di sepanjang durasi film berupa aktifitas religi, tingkahlaku serta gaya bicara tokoh dan arsitektur bangunan. Hal-hal tersebut menarik untuk diteliti dengan film “cin(T)a”sebagai obyek kajian. Banyaknya pelajaran-pelajaran moril yang sangat berguna dalam kehidupan beragama, berbangsa, bernegara dan juga bercinta. Film “cin(T)a”bukan hanya menceritakan tentang cinta dan konfliknya saja, yaitu juga menceritakan tentang konflik etnis, pluralitas, senioritas kampus dan keTuhanan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Film “cin(T)a” sangat menarik untuk diteliti dikarenakan film ini merupakan film unik dan rumit namun memaparkan kejujuran. Unik artinya film ini berani mengunggkapkan hal yang masih dianggap tabu oleh masyarakat, akan tetapi dewasa ini makin marak tindakan diskriminasi yang dilakukan olah masyarakat Indonesia. Rumit
karena
munculnya
simbol
yang
merupakan
kesatuan
utuh
untuk
menggambarkan isi cerita.Serta belum ditemukannya data penelitian lain yang mengkaji film “cin(T)a”inisebelumnya. Film ini juga dikatakan jujur. Hal ini dapat dilihat dari Sammaria dalam menyampaikan ide-idenya, dengan dibantu Saira Jihan dan Sunny Soon sebagai pemainnya. Saira Jihan dan Sunny Soon adalah adalah pemain baru dalam kancah perfilman di Indonesia. Dalam menjalani perannya, mereka bersikap sangat professional dan sangat mendalami peran masing-masing agar pesandapat disampaikan dengan jelas kepada masyarakat di Indonesia untuk selalu lebih menghargai perbedaan, kedamaian dan solidaritas. Dengan demikian, film ini dapat memberikan hiburan yang berarti menyeluruh yang akan menjadi magnet baruuntuk generasi muda. Hal ini dapat dicerna oleh penonton sebagai suatu simbol, sehingga hal tersebut menarik perhatian peneliti untuk meneliti lebih dalam. Teori yang akan digunakan dalam menganalisis Film ini adalah menggunakan teori “dusta” Umberto Eco. The theory of lie (teori ”dusta”)
Umberto Eco
menjelaskan bahwa semiotika pada prinsipnya adalah disiplin ilmu yang mengkaji segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mendustai, mengelabui atau mengecoh. Jika sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengecoh, maka ia tidak dapat digunakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
pula untuk mengatakan apa-apa. Tanda yang dilihat dari batas-batas politis Semiotika hewan (zoosemiotics), Kinesika dan proksemika (kinesics and proxemics), Kode-kode musikal (musical codes), Bahasa alami (natural languages) dan Komunikasi visual (visual communications)merupakan suatu wilayah penelitian mulai dari proses komunikasi yang nampaknya lebih alami dan spontan hingga sampai pada sistem kultural yang sangat rumit. Hal tersebut dipandang sebagai bagian dari bidang kajian semiotis. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini diberi judul Makna Simbol Dalam Film “Cin(T)a” Karya Sammaria Simanjuntak: Sebuah Tinjauan Semiotika Umberto Eco. B. PembatasanMasalah Adapunmasalah yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada masalah semiotika yang mengkaji simbol dan makna dalam Film “cin(T)a”. C. RumusanMasalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimana wujud simbol dalam film “cin(T)a”? 2. Bagaimana makna simbol dalam film “cin(T)a”? 3. Bagaimana peran simbol dalam film “cin(T)a”terhadap pesan yang disampaikan pada masyarakat?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
D. TujuanPenelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan penelitian ini adalah. 1. Mendeskripsikan wujud simbol dalam film “cin(T)a”. 2. Mendeskripsikan makna simbol dalam film “cin(T)a”. 3. Mendeskripsikan pesan yang disampaikan pada masyarakat dalam film “cin(T)a”. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang bersifat teoretis maupun praktis. 1. Manfaat Teoretis Penelitian
ini
diharapkan
mampu
menambah
wawasan
dan
memperkaya khazanah ilmu pengetahuan mengenai studi sastra Indonesia. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberi sumbangan pada teori semiotika dalam mengungkap film “cin(T)a”.Selain itu, dapat pula digunakan sebagai pijakan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Secara praktis dengan penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk lebih memahami isi cerita film “cin(T)a”terutama sehubungan dengan pesan yang disampaikan lewat tanda-tanda lewat ilmu yaitu semiotika. Terutama untuk teori semiotika Umberto Eco berdasarkan the theory of lie (teori ”dusta”) dan teori tanda yang dilihat dari batas-batas politis. Serta membangkitkan minat masyarakat untuk menonton film yang berkualitas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
bukan hanya untuk hiburan saja melainkan untuk sebuah pelajaran yang dapat diterima masyarakat. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam sebuah penelitian berfungsi untuk memberikan gambaran mengenai urutan tentang penelitian.Adapun sistematika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Bab pertama adalah pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Latar belakang masalah menguraikan alas an diadakannya penelitian dan pemilihan film “cin(T)a”sebagai objek penelitian. Pembatasan masalah menguraikan pembatasan terhadap masalah-masalah yang diteliti, yang meliputi wujud tanda, simbol, makna dan pesan yang terdapat dalam film “cin(T)a”.Rumusan masalah menguraikan rumusan masalah yang akan diteliti. Tujuan penelitian menguraikan hal yang ingin dicapai dalam penelitian. Manfaat penelitian menguraikan manfaat teoretis dan praktis yang dapat diambil dari penelitian ini. Sistematika penulisan diperlukan untuk memudahkan dalam proses analisis permasalahan sehingga bersifat lebih sistematis. Bab kedua adalah kajian terdahulu, kajian pustaka dan kerangka pikir. Kajian terdahulu berisi daftar beberapa penelitian yang menggunakan teori semiotika. Kajian pustaka berisi teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang hendak dibahas dalam penelitian ini, yang terdiri dari unsur-unsur pembentuk film, terdiri dari unsure naratif dan unsure sinematik, tanda-tanda, semiotika, teori semiotika Umberto Eco berdasarkan the theory of lie (teori ”dusta”), dan teori tanda yang dilihat dari batascommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
batas politis. Kerangka pikir berisi penggambaran mengenai cara pikir yang digunakan oleh peneliti untuk mengkaji permasalahan yang diteliti. Bab ketiga adalah metode penelitian. Dalam bab ini dibahas tentang objek penelitian, sumber data dan data, metode penelitian, pendekatan, teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data. Bab keempat adalah analisis film “cin(T)a”dengan pendekatan semiotika Umberto Ecoberdasarkan the theory of lie (teori ”dusta”) dan teori tanda yang dilihat dari batas-batas politis.Analisis ini membahas tentang unsure naratif dan sinematik, wujud tanda, simbol, makna berdasarkan tanda-tanda, dan pesan di balik makna tanda dan symbol dalam Film “cin(T)a”sehubungan dengan teori Semiotika Umberto Eco berdasarkanthe theory of lie (teori ”dusta”) dan teori tanda yang dilihat dari batas-batas politis. Bab kelima merupakan bagian penutup yang berisi simpulan dan saran. Bab iniberisi simpulan dan saran yang didapat setelah melakukan analisis terhadap film “cin(T)a”karya sutradara Sammaria Simanjuntak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Terdahulu Berdasarkan penelusuran penulis di Universitas Sebelas Maret Surakarta, Universitas Gadjah Mada penelitian dengan objek kajian berupa semiotika Umberto Eco untuk film “cin(T)a” karya Sammaria Siamnjuntak ini belum pernah dilakukan. Sejauh ini teori semiotika Umberto Eco memang jarang ada yang menggunakannya sebagai bidang kajian. Hanya satu yang ditemukan di Universitas Sebelas Maret Surakarta dan ditemukan beberapa Di Universitas Sebelas Maret penelitian dengan menggunakan teori semiotika Umberto Eco berikut ini. •
Film Musikal Dokumenter ” Generasi Biru”: Sebuah Tinjauan Semiotika Umberto Eco. Skripsi tersebut ditulis oleh Lianita Mustikaning Raras, mahasiswi program Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret pada tahun 2010.
• Penelitian film “cin(T)a” belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini mendorong peneliti untuk meneliti film “cin(T)a” karya sutradara Sammaria Simanjutak. Sejauh ini, penelitian film belum banyak ditemukan, dan penelitian dengan menggunakan teori semiotika Umberto Eco masih jarang yang menggunakannya. Adapun beberapa artikel yang berhasil ditemukan yang berkaitan dengan film cin(T)a. •
Artikel pertama www. godisadirector.com merupakan situs resmi dari film cin(T)a yang mengulas tentang film tersebut.
•
Artikel kedua yaitu didapat dari http://www.kitareview.com/Film/Indonesia/Cin%28t %29a.html mengulas tentang sinopsis dan ringkasan film cin(T)a.
Sebagian besar penelitian di atas menganalisis objek-objeknya dengan menggunakan teori commit Sanders to user Peirce. Posisi peneliti dalam hal ini semiotika Riffatere, Roland Barthes, dan Charles adalah mencoba meneliti dengan menggunakan pendekatan yang sama yaitu semiotika, namun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berbeda pakar semiotika, yaitu Umberto Eco. Kajian yang telah diteliti oleh penelitiyaitu berupa simbol dalam film “ cin(T)a” sehubungan dengan the theory of lie (teori ”dusta”) danteori tanda yang dilihat dari batas-batas politis. B. Kajian Pustaka 1. Film a. Unsur-unsur pembentuk Film Secara garis besar, film terdiri dari dua unsur pembentuk, yaitu unsur naratif dan unsur sinematik. Dua unsur tersebut saling melengkapi guna membentuk sebuah film. Unsur naratif adalah suatu rangkaian peristiwa yang berhubungan satu sama lain dan terikat oleh logika sebabakibat (kausalitas) yang terjadi dalam suatu ruang dan waktu (Himawan Pratista, 2008:33). Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film (Himawan Pratista, 2008:2). Setiap cerita tentunya memiliki unsur-unsur seperti konflik, lokasi, masalah, tokoh dan waktu. Unsur-unsur tersebut membentuk unsur naratif secara utuh. Unsur naratif juga berfungsi sebagai pembentuk jalinan peristiwa agar sesuai dengan maksud yang diharapkan. Seluruh jalinan peristiwa tersebut terikat oleh sebuah aturan yakni hukum kausalitas (logika sebab-akibat). Aspek kausalitas bersama unsur ruang dan waktu adalah elemen-elemen pokok pembentuk naratif (Himawan Pratista, 2008:2). Unsur naratif memiliki lima elemen pokok, yaitu. 1) Ruang Ruang adalah tempat dimana para pelaku cerita bergerak dan berkreatifitas. Film cerita pada umumnya mengambil latar atau lokasi yang nyata. Dalam sebuah adegan pembuka seringkali diberi keterangan teks di mana cerita film tersebut berlokasi untuk memperjelas penonton. 2) Waktu Terdapat beberapa aspek waktu yang berhubungan dengan naratif sebuah film, yaitu commit to user urutan waktu, durasi waktu, dan frekuensi. Urutan waktu merupakan pola berjalannya waktu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
cerita sebuah film. Durasi waktu merupakan rentang waktu yang dimiliki oleh sebuah film untuk menampilkan cerita. Frekuensi waktu merupakan munculnya kembali suatu adegan yang sama dalam waktu yang berbeda. 3) Pelaku cerita Pelaku cerita terdiri dari karakter utama dan pendukung. Karakter utama adalah motivator utama yang menjalankan alur naratif sejak awal hingga akhir cerita. Karakter utama biasanya menduduki peran protagonis, sedangkan karakter pendukung lebih cenderung menjadi antagonis. Karakter pendukung juga sering bertindak sebagai pemicu konflik. 4) Konflik Konflik atau permasalahan merupakan penghalang yang dihadapi tokoh protagonis untuk mencapai tujuannya. Konflik sering muncul dikarenakan pihak protagonis memiliki tujuan yang berbeda dengan pihak antagonis. 5) Tujuan Tujuan merupakan harapan atau cita-cita yang dimiliki oleh pelaku utama. Tujuan dapat bersifat fisik (materi) dan nonfisik (non-materi). Tujuan fisik merupakan tujuan yang bersifat nyata, sedangkan tujuan nonfisik merupakan tujuan yang sifatnya abstrak (tidak nyata) (Himawan Pratista, 2008:35-44). Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam produksi film. Unsur sinematik terbagi menjadi empat elemen pokok, yakni mise-en-scene, sinematografi, editing, dan suara. Masing-masing elemen sinematik tersebut juga saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk gaya sinematik secara utuh (Himawan Pratista, 2008:1-2). 1) Mise-en-c-scene Mise-en-scene adalah segala hal yang terletak di depan kamera yang akan diambil gambarnya dalam sebuah produksi film (Himawan Pratista, 2008:61). Mise-en-scene terdiri dari empat aspek utama, yaitu: setting (latar), kostum dan tata rias wajah (make-up), pencahayaan commit to user (lighting), para pemain dan pergerakannya (akting).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Setting(latar) Setting adalah seluruh latar bersama segala propertinya. Setting yang digunakan dalam sebuah film umumnya dibuat senyata mungkin dengan konteks ceritanya. Setting yang sempurna pada prinsipnya adalah setting yang otentik. Fungsi utama setting adalah sebagai penunjuk ruang dan waktu untuk memberikan informasi yang kuat dalam mendukung cerita filmnya. Selain berfungsi sebagai latar cerita, setting juga mampu membangun mood sesuai dengan tuntunan cerita. Fungsi lain dari setting adalah sebagai penunjuk status sosial, penunjuk motif tertentu dan pendukung aktif adegan. (Himawan Pratista, 2008:62-70). Terdapat tiga jenis setting yaitu i) Set studio Set studio cenderung digunakan untuk film-film aksi, drama, perang, western dan fantasi. ii) Shot on location Shot on location adalah produksi film dengan menggunakan lokasi aktual yang sesungguhnya. iii) Set virtual Set virtual hampir sama dengan shot on locatian, yaitu menggunakan lokasi yang sesungguhnya. b) Kostum dan tata rias wajah (make-up) Kostum dan tata rias wajah (make-up) merupakan unsur yang cukup penting dalam sebuah film. Kostum adalah segala hal yang dikenakan pemain bersama seluruh asesorisnya. Dalam sebuah film, busana tidak hanya sekedar sebagai penutup tubuh semata, namun juga memiliki beberapa fungsi sesuai dengan konteks naratifnya. Fungsi kostum adalah sebagai penunjuk ruang dan waktu, penunjuk status sosial, penunjuk kepribadian pelaku cerita, commit to user sebagai motif penggerak cerita, sebagai pembentuk image (citra), dan warna kostum juga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merupakan simbol tertentu. Tata rias wajah secara umum memiliki dua fungsi, yaitu untuk menunjukkan usia dan untuk menggambarkan wajah non-manusia. (Himawan Pratista, 2008:71-74). c) Pencahayaan (lighting) Pencahayaan (lighting) merupakan unsur yang juga cukup penting dalam sebuah film. Tanpa cahaya, film tidak akan pernah ada. Tata cahaya dalam film secara umum dapat dikelompokkan menjadi empat unsur, yakni, kualitas, arah, sumber, serta warna cahaya. Keempat unsur ini sangat mempengaruhi tata cahaya dalam membentuk suasana serta mood sebuah film (Himawan Pratista, 2008:75). Kualitas cahaya merujuk pada besar kecilnya intensitas pencahayaan. Arah cahaya merujuk pada posisi sumber cahaya terhadap objek yang dituju. Sumber cahaya merujuk pada karakter sumber cahaya, yakni pencahayaan buatan dan pencahayaan natural seperti apa adanya di lokasi setting. Warna cahaya merujuk pada penggunaan warna dari sumber cahaya (Himawan Pratista, 2008:76-78). d) Pemain serta pergerakannya (akting). Terdapat jenis-jenis karakter atau pelaku cerita, yaitu. i) Karakter manusia Karakter manusia merupakan karakter yang paling umum ada dalam sebuah film. Karakter manusia biasanya selalu hadir dalam setiap peristiwa. ii) Karakter non-manusia Karakter non-manusia digunakan amat terbatas dan seringkali tampak dalam film-film drama keluarga, fiksi ilmiah, fantasi, dan horor. iii) Karakter non-fisik Karakter non-fisik muncul ketika karakter suatu cerita tidak memiliki wujud fisik yang nyata. iv) Karakter animasi
commit to user Karakter animasi merupakan karakter yang mampu menghidupkan karakter
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
apapun, baik manusia, binatang, mekanik, maupun benda mati. Karakter animasi dapat berupa animasi dua dimensi maupun tiga dimensi. Selain jenis-jenis karakter, terdapat pula jenis-jenis pemain, yaitu i) Pemain figuran Karakter figuran adalah semua karakter di luar para pelaku cerita utama. ii) Aktor amatir Aktor amatir biasanya digunakan bukan karena kemampuan akting mereka, namun karena otentitas mereka dengan karakter yang diperankan. iii) Aktor profesional Aktor profesional merupakan seorang aktor yang sangat terlatih dan mampu bermain dalam segala jenis peran yang diberikan pada mereka dengan berbagai macam gaya. iv) Bintang Bintang merupakan pemain yang dipilih karena nama besar yang dimilikinya. v) Superstar Superstraadalah seorang bintang yang sangat populer. Film-film yang dibintangi superstarselalu sukses secara komersil. vi) Cameo Cameo adalah penampilan sesaat seorang bintang ternama atau seorang yang populer di mata publik (Himawan Pratista, 2008:80-84). 2) Sinematografi Dalam sebuah produksi film ketika aspek mise-en-scene telah tersedia dan sebuah adegan telah siap untuk diambil gambarnya, pada tahap inilah unsur sinematografi mulai berperan. Sinematografi mencakup perlakuan sineas terhadap kamera serta stok filmnya. Unsur sinematografi secara umum dapat dibagi menjadi tiga aspek, yakni: kamera dan film, framing, commit to user serta durasi gambar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Kamera dan film Kamera dan film mencakup teknik-teknik yang dapat dilakukan melalui kamera dan stok filmnya, seperti warna, penggunaan lensa, kecepatan gerak gambar dan sebagainya. b) Framing Framing adalah hubungan kamera dengan obyek yang diambil, seperti batasan wilayah atau frame, jarak, ketinggian, pergerakan kamera, dan seterusnya. c) Durasi gambar Durasi gambar mencakup lamanya sebuah obyek diambil gambarnya oleh kamera (Himawan Pratista, 2008:89). 3) Editing Proses pengambilan gambar telah selesai dan setelahnya produksi film memasuki tahap editing. Dalam tahap ini shot-shot yang telah diambil dipilih, diolah dan dirangkai hingga menjadi satu rangkaian kesatuan yang utuh. Aspek editing bersama pergerakan kamera merupakan satu-satunya unsur sinematik yang murni dimiliki oleh seni film. Definisi editing pada tahap produksi adalah proses pemilihan serta penyambungan gambar-gambar yang telah diambil. Definisi editing setelah filmnya jadi (pasca produksi) adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menghubungkan tiap shot-nya. Berdasarkan aspek temporal, editing dibagi menjadi dua jenis, yakni editing kontinu dan editing diskontinu. Editing kontinu adalah perpindahan shot langsung tanpa terjadi lompatan waktu. Sebaliknya editing diskontinu adalah perpindahan shot dengan terjadi lompatan waktu(Himawan Pratista, 2008:123-124). 4) Suara. Fungsi suara secara umum adalah menjaga kesinambungan gambar, memberikan informasi melalui dialog dan narasi. Secara umum, suara dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yakni dialog, musik, dan efek suara. a) Dialog
commit to user Dialog merupakan komunikasi verbal yang digunakan semua karakter di dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maupun di luar cerita (narasi). Terdapat beberapa jenis variasi dan teknik dialog, yakni monolog, overlapping dialog, dubbing, dan transisi bahasa. i) Monolog Monolog adalah bukan dialog percakapan, namun merupakan kata-kata yang diucapkan seorang karakter (atau nonkarakter) pada dirinya maupun pada kita (penonton) (Himawan Pratista, 2008:152). ii) Overlapping dialog Overlapping dialog adalah teknik menumpuk sebuah dialog dengan dialog lainnya dengan volume suara yang sama. Umumnya teknik ini digunakan untuk adegan pertengkaran mulut atau adegan-adegan di ruang publik (ramai) (Himawan Pratista, 2008:152). iii) Dubbing Dubbing merupakan proses pengisian suara dialog yang dilakukan setelah produsi film. Dubbing umumnya digunakan untuk menggantikan teks terjemahan atau subtitle (Himawan Pratista, 2008:153). iv) Transisi bahasa Transisi bahasa merupakan teknik terakhir dalam dialog yang keberadaannya sudah jarang ditemukan dalam sebuah film karena biasanya bahasa induk telah ditetapkan sejak awal. b) Efek suara Efek suara adalah semua suara yang dihasilkan oleh semua objek yang ada di dalam maupun di luar cerita film. Efek suara dalam film juga sering diistilahkan dengan noise. Semua suara tambahan selain suara dialog, lagu, serta musik adalah efek suara (Himawan Pratista, 2008:156). Adapun fungsi dari efek suara adalah sebagai pengisi suara latar. Keadaan di dalam film tersebut akan semakin hidup dengan adanya efek suara. Efek suara commit to user yang baik akan membuat penonton seakan-akan mendengar suara pada lokasi yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebenarnya. b. Klasifikasi Film Metode yang paling mudah digunakan dalam mengklasifikasi film adalah berdasarkan genre, seperti aksi, drama, horor, musikal, western dan sebagainya. Berdasarkan genre induk primer, film dibagi atas film aksi, drama, epik sejarah, fantasi, fiksi ilmiah, horor, komedi, kriminal, musikal, petualangan, perang, dan western. Adapun berdasarkan genre induk sekunder, film dibagi atas film bencana, biografi, detektif, film noir, melodrama, olahraga, perjalanan, roman, superhero, supernatural, spionase, dan thriller (Himawan Pratista, 2008:13). 2. Pendekatan Semiotika Teori Semiotika Umberto Eco Umberto Eco merupakan salah satu tokoh semiotika yang juga merupakan seorang filosof dan novelis berkebangsaan Italia. Panuti Sudjiman dan Aart van Zoest berpendapat bahwa semiotika Umberto Eco merupakan bidang kajian semiotika secara umum (generalsemiotic theory) yang mampu menjelaskan semua permasalahan fungsi tanda (sign-function) berdasarkan sistem hubungan antarunsur, yang terdiri atas satu kode atau lebih (1996:26). Umberto Eco berpendapat mengenai teori semiotika sebagai berikut. Semiotika berurusan dengan segala sesuatu yang bisa dipandang sebagai tanda. Sebuah tanda adalah segala sesuatu yang dapat dipakai pengganti sesuatu yang lain secara signifikan. Sesuatu yang lain tidak perlu benar-benar eksis atau berada di suatu tempat agar tanda dapat menggantikannya. Oleh karena itu, semiotika secara prinsipiil adalah disiplin yang mengkaji segala sesuatu yang dapat digunakan untuk berbohong. Jika sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengekspresikan kebohongan, maka dia juga tidak bisa dipakai untuk mengatakan apa-apa (Eco, 2009:7). The theory of lie (teori ”dusta”) Umberto Eco menjelaskan bahwa semiotika pada prinsipnya adalah disiplin ilmu yang mengkaji segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mendustai, mengelabui atau mengecoh. Jika sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengecoh, maka ia tidak dapat digunakan pula untuk mengatakan apapun. The theory of lie (teori ”dusta”) Umberto Eco bukan merupakan teori yang memiliki pengertian negatif. Kata-kata mengecoh, mendustai, dan commit to user mengelabui yang dikemukakan Umberto Eco hendaknya tidak diartikan secara denotatif. The
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
theory of lie (teori ”dusta”) hadir dalam lingkup sastra yang memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan sesuatu. Hal inilah yang sebenarnya terkandung dalam pemikiran Umberto Eco dalam the theory of lie (teori ”dusta”) miliknya. Selain mengemukakan the theory of lie (teori ”dusta”), Umberto Eco juga memuat pemikirannya tentang batas-batas penelitian semiotika. Semiotika secara umum (generalsemiotic theory) Umberto Eco membagi batas-batas penelitian sesuai dengan objek dan kesepakatan sementara. Batas-batas penelitian yang dimaksudkan Umberto Eco adalah batas-batas politis, batasbatas alami, dan batas-batas epistemologis. Batas-batas alami adalah tapal batas yang tidak dapat dilampaui oleh pendekatan semiotika; karena wilayah di balik tapal batas itu adalah wilayah nonsemiotis, karena di situ tidak ada fenomena yang bisa dianggap sebagai fungsi tanda(Eco, 2009:5-6). Batas-batas epistemologis adalah batas yang tidak bergantung pada definisi objek semiotis, melainkan pada definisi kemurnian teoretis dari disiplin semiotika itu sendiri (Eco, 2009:40-41).Batas politis Umberto Eco juga dikenal sebagai batas budaya. Istilah budaya digunakan Umberto Eco untuk menghindari salah tafsir bagi kata politis itu sendiri.
Dalam penelitian ini digunakan batas-batas politisnya saja. Hal ini
dikarenakan objek yang digunakan hanya memungkinkan diteliti melalui batas-batas politisnya. Batas-batas politis merupakan wilayah penelitian mulai dari proses komunikasi yang tampak lebih alami dan spontan hingga sampai pada sistem kultural yang sangat rumit. Batas-batas politis terdiri dari: •
Semiotika hewan (zoosemiotics): bidang kajian ini mewakili batas terendah semiotika karena menelaah perilaku komunikatif kawanan-kawanan bukan manusia.
•
Tanda-tanda berupa bebauan (olfactory signs): jika terdapat bebauan dengan nilai konotatif yang dapat ditangkap oleh kepekaan emotif, maka pasti juga ada bebauan yang memiliki nilai referensial yang persis.
•
Komunikasi rabaan (tactile communication): ini dikaji oleh psikologi. Dilibatkan dan commit to user disadari dalam komunikasi antar pihak-pihak yang tak dapat melihat dan dalam perilaku
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam interaksi jarak. Bahkan jenis kajian ini cenderung melibatkan perilaku-perilaku yang jelas-jelas terkodifikasi secara sosial, semacam ciuman, pelukan, bantingan, tepukan di pundak, dan seterusnya. •
Kode-kode cecapan (codes af taste): yang terdapat dalam kegiatan masak-memasak, yang dikaji antropologi kultural.
•
Paralinguistik (paralinguistics): bidang kajian ini mengkaji apa yang juga disebut dengan sisi-sisi suprasegmmental dan varian-varian bebas yang memungkinkan terjadinya komunikasi linguistik dan makin lama makin terinstitusionalisasi dan tersistematisasi.
•
Semiotika medis (medical semiotics): sebagai sebuah studi tentang hubungan antara tanda atau gejala-gejala tertentu dengan penyakit yang diindikasikannya. Semiotika medis juga disebut sebagai sebuah studi tentang cara di mana pasien memverbalkan gejala yang dirasakannya.
•
Kinesika dan proksemika (kinesics and proxemics): gestur bergantung pada kode-kode kultural sudah memperoleh pengertian antropologi budaya.
•
Kode-kode musikal (musical codes): seluruh ilmu musikal berupaya mendeskripsikan medan komunikasi musikal sebagai sistem yang terstruktur secara ketat.
•
Bahasa-bahasa formal (formalized languages): di antara studi-studi yang sesuai dengan penelitian-penelitian semiotis adalah studi atas struktur matematis. Juga termasuk ke dalam wilayah ini adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menemukan suatu bahasa kosmis dan antarplanet.
•
Bahasa tulis, alfabet yang tak dikenal, kode rahasia: studi atas alfabet yang tidak dikenal dan kode-kode rahasia adalah kampiun paling penting dalam arkeologi dan kriptografi, maka penelitian yang dicurahkan untuk tulisan sebagai sebuah fenomena yang berbeda dari hukum-hukum bahasa yang ditranskripsikan oleh tulisan masih relatif baru.
•
Bahasa alami (natural languages): setiap acuan pustaka dalam bidang ini harus mengacu ke commit to user bibliografi umum mengenai linguistik, logika, filsafat bahasa, antropologi budaya dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
psikologi. Di sisi lain, kesempurnaannya hanya didapati secara utuh dalam kajian bahasa secara struktural. •
Komunikasi visual (visual communications): studi-studi tentang masalah ini mencakup wilayah yang merentang dari sistem yang memiliki taraf formalitas tinggi. Mulai dari sistem grafis, sistem warna, sampai pada studi tanda-tanda ikonik. Pada tataran tertinggi komunikasi visual meliputi kajian ikonigrafis yang cukup luas, yaitu fenomena visual dalam komunikasi masa.
•
Sistem objek-objek (system of objects): objek sebagai sarana komunikatif masuk ke dalam ranah semiotika, yang merentang dari arsitektur sampai objek-objek pada umumnya.
•
Struktur alur (plot structure): studi alur yang teramat penting berkembang pesat dalam kajian mitologi primitif. Namun studi ini masih berhubungan pula dengan komunikasi massa, dari lelucon hingga cerita detektif.
•
Teori teks (text theory): perkembangan dalam analisis alur serta analisis bahasa puitik telah mengarahkan semiotika ke pemahaman arti teks sebagai unit makro, yang diatur oleh aturan-aturan generatif yang khusus.
•
Kode-kode kultural (cultural codes): sistem sopan santun, hierarki-hierarki, dan sistem pemodelan sekunder, yaitu mencakup mitos, legenda, teori teologi primitif yang ditampilkan dalam wujud sebuah tatanan dunia yang dibayangkan sebuah masyarakat.
•
Teks-teks estetis (aesthetic texts): bidang kajian semiotis juga meluas sampai ke wilayah yang secara tradisional juga bagian estetika. Estetika juga berkaitan dengan aspek-aspek nonsemiotis dari seni seperti psikologi daya cipta artistik, relasi antara bentuk artistik dan bentuk natural, definisi fisik-psikologis dari kenikmatan estetis, analisis hubungan seni dengan masyarakat, dan sebagainya.
•
Komunikasi massa (mass communications): wilayah ini berkaitan dengan beragam disiplin, dari psikologi sampai sosiologi dan pedagogi. Studi komunikasi massa mengusung sebuah commit to user objek tunggal sejauh dia mengklaim bahwa industrialisasi komunikasi tidak hanya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengubah kondisi-kondisi dan syarat-syarat bagi penerimaan dan pengiriman pesan. •
Retorika (rhetoric): retorika menawarkan sarana-sarana yang dapat dimanfaatkan oleh disiplin yang mencakupnya. Daftar kepustakaan tentang aspek-aspek semiotis dari retorika terlihat mirip dengan kepustakaan retorika. (Eco, 2009:10-18, Panuti Sudjiman, Zoest van,1996:34-42) C. Kerangka Pikir Dalam penelitian terhadap film “cin(T)a”karya Sammaria Simanjuntak ini digunakan
pendekatan semiotika. Teori yang digunakan dalam pendekatan semiotika ini adalah teori semiotika umum (generalsemiotic theory) dari Umberto Eco. Penelitian merasa dengan penerapan teori tersebut dapat menyelesaikan permasalahan yang akan dikaji, yaitu tanda dan simbol serta makna yang terdapat dalam film “cin(T)a”. Kerangka pikir yang digunakan untuk menganalisis film “cin(T)a” adalah sebagai berikut. Pertama penulis menentukan objek penelitian, yaitu film “Cin(T)a”karya Sammaria Simanjuntak. Lalu dilakukan pemahaman sungguh-sungguh terhadap film tersebut sehingga menemukan maksud yang terdapat di dalamnya. Dalam proses pemahaman tersebut, ditemukan bahwa dalam film ini terkandung banyak tanda-tanda yang perlu diungkap makna dan pesannya. Setelah melakukan pemahaman yang sungguh-sungguh, tahap selanjutnya adalah menentukan permasalahan-permasalahan yang akan diteliti. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah adanya tanda-tanda, makna, dan pesan yang terdapat di dalam film “Cin(T)a”karya Sammaria Simanjuntak. Selanjutnya adalah menentukan teori dan pendekatan yang akan digunakan untuk menganalisis permasalahan-permasalahan tersebut. Dalam penelitian ini digunakan teori semiotika umum (generalsemiotic theory) dari Umberto Eco dan teori unsur-unsur pembentuk film.Tandatanda yang terdapat dalam film “Cin(T)a dipisahkan terlebih dahulu berdasarkan unsur-unsur pembentuk film. Pemisahan atau pembedaan tersebut dimaksudkan untuk memperoleh unsur commit to user naratif dan unsur sinematik. Analisis selanjutnya adalah dengan memanfaatkan the theory of lie
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(teori ”dusta”) dan teori tanda yang dilihat dari batas-batas politis. Penggunaan teori tersebut dimaksudkan untuk memperoleh makna tanda-tanda dan pesan dalam film Cin(T)a secara lebih optimal lagi. Hal ini terjadi karena semiotika merupakan teori yang mengkaji tanda secara langsung. Terakhir adalah simpulan, yaitu menyimpulkan pesan dari film cin(T)a dengan didasarkan pada analisis terhadap tanda-tanda yang terkandung di dalam film tersebut.
Film cin(T)a
Simpulan Pesan Makna tanda Teori semiotika Umberto Eco meliputi the theory of lie (teori ”dusta”) danteori tanda yang dilihat dari batas-batas politis Unsur-unsur pembentuk film meliputi unsur naratif dan unsur sinematik Tanda-tanda yang berupa gambar, foto dan dialog
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian Objek penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal (Sangidu, 2004: 62). Objek material dari penelitian ini adalah film Cin(T)a, sutradara Sammaria Simanjuntak. Adapun objek formalnya meliputi tanda-tanda dan simbol dalam film Cin(T)a. Tanda-tanda yang dimaksudkan adalah berupa gambar, foto dan dialog serta semua hal yang memungkinkan dianggap sebagai suatu tanda. B. Sumber Data dan Data 1. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah Film Cin(T)a. Film berdurasi 79 menit ini disutradarai oleh Sammaria Simanjuntak. Serta penulisan skenario dibantu oleh Sally Anom Sari. Film ci(T)a diproduseri Adi Panuntun, M. Budi dan Sammaria Simanjuntak. Cin(T)a diproduksi oleh Moonbeam dan Sembilan Matahari Film. 2. Data Adapun data dalam penelitian ini adalah pemaknaan dari gambar, foto dan dialog yang menunjukkan adanya tanda-tanda yang terdapat dalam film cin(T)a. C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan tentang sifat-sifat suatu individu, keadaan atau gejala dari kelompok tertentu yang dapat diamati (Moleong, 2001: 3). D. Pendekatan commit to user Pendekatan yang digunakan adalah semiotika, berdasarkan teori semiotika Umberto Eco. Teori semiotik Umberto Eco merupakan teori semiotika umum (general semiotic theory), yaitu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mencakup the theory of lie (teori ”dusta”) dan teori tanda yang dilihat dari batas-batas politis. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka (studi pustaka), yaitu “serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah penelitian” (Mestika Zed, 2004: 3). Apabila data sudah dikumpulkan, data-data tersebut diklasifikasikan untuk kepentingan analisis. Dalam penelitian ini, data berupa gambar potongan adegan dalam film yang menunjukkan adanya tanda dan simbol yang terdapat dalam film cin(T)a sehubungan dengan teori semiotika umum (general semiotic theory) dari Umberto Eco berdasarkan the theory of lie (teori ”dusta”) dan teori tanda yang dilihat dari batasbatas politis. Teknik Analisis Data
•
Teknik analisis data dalam penelitian ini melalui tahapan sebagai berikut. •
Tahap Pengumpulan Data Tahap ini merupakan tahap mengumpulkan data-data yang televan, akurat yang digunakan dalam mengemukakan makna yang terdapat pada film cin(T)a.
•
Tahap Analisis Tahap ini merupakan tahap analisis untuk menemukan makna yang terdapat pada film cin(T)a.
•
Tahap Melaporkan Tahap ini merupakan tahap melapor hasil penelitian terhadap makna yang terdapat pada film cin(T)a. •
Teknik Pengolahan Data
Berdasarkan pendapat Miles dan Huberman (1992: 16-20), analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 1. Reduksi data
commit to user
Tahap ini dilakukan dengan memilih, memusatkan perhatian pada penyederhanaan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang ditemukan dari catatan-catatan yang dikumpulkan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga ditemukan kesimpulan akhir. 2. Penyajian data Tahap ini dilakukan setelah data dikumpulkan dan telah pula dilakukan reduksi data. Penyajian data berfungsi untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. •
Penarikan kesimpulan/verifikasi Kesimpulan dalam penelitian ini diperoleh dari data-data yang telah diolah dan dianalisis
pada tahap sebelumnya. Dalam tahap ini digunakan teknik penarikan kesimpulan induktif, yaitu teknik penarikan kesimpulan yang melihat permasalahan dari data yang bersifat khusus untuk memperoleh kesimpulan yang bersifat umum.
Gambar 1. Model Analisis Interaktif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS Dalam bab ini akan dibahas tanda-tanda yang terkait dengan hal-hal sebagai berikut: A. Judul Film Pembahasan paling dasar yaitu dari judul film yang dapat dilihat dari teknik penulisan judul tersebut mengandung multiarti sehingga diperlukan pembahasan atau penjabaran mengenai hal tersebut. B. Foto Foto dalam hal ini merupakan potongan adegan film yang dapat dibagi menjadi dua yaitu foto yang diinterpretasikan sebagai cerminan kisah nyata (fakta) dan fiksi yang merupakan cerita atau kisah konflik dalam film ini. C. Pembahasan segi fisik Adapun yang akan dibahas dari segi pembahasan segi fisik yaitu dilihat dari segala sesuatu yang bersifat tindakan dalam keseharian atau di kehidupan nyata yang tersirat dalam film ini memiliki arti dan makna (dapat yang diinterpretasikan). D. Pembahasan segi agama Adapun hal-hal yang terdapat dalam pembagian segi agama yaitu meliputi tindakan yang dapat diinterpretasikan dalam suatu tindakan religilius dalam kehidupan manusia. E. Pembahasan segi simbol
commit to user Dalam pembahasan terakhir mengenai segi simbol membahas 30
perpustakaan.uns.ac.id
31 digilib.uns.ac.id
tentang segala sesuatu yang dibedakan berupa benda, tindakan, ucapan serta perangkat-perangkat lain dalam film ini yang mengisyaratkan sebuah arti dan makna (yang dapat diinterpretasikan). Adapun penjelasannya sebagai berikut. A. Judul film cin(T)a Film berjudul Cin(T)a dapat ditafsirkan menjadi tiga, yaitu pertama /cinta/ menurut KBBI kata tersebut berarti “selalu teringat dan terpikir di hati”. Kedua, dapat juga dibaca /Cina/ yang memiliki arti nama suatu etnis dan yang ketiga, bisa juga sebagai nama tokoh pria dalam film ini. Teknik penulisan huruf (T) juga dapat memiliki suatu makna yang tersembunyi. Penulisan /cinta/ dengan tanda kurung (--) pada huruf (T) seperti dalam penulisan judul film ini dapat diartikan nama /Cina/ /Tuhan/ dan /Anissa/. Nama tokoh dalam film ini juga mempunyai filosofi yakni /Cina/ dapat diartikan sebagai Etnis. Sedang Annisa memiliki arti dalam bahasa Arab yaitu perempuan lemah lembut yang diharapkan sama seperti dalam penggambaran karakter yang diperankan tokoh perempuan dalam film ini. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipaparkan penjelasan sebagai berikut. Penulisan judul tersebut merupakan tema utama yang menjadi permasalahan dalam film dari awal hingga akhir. Banyaknya makna dalam penulisan judul ini bisa menjadi pengecoh atau menimbulkan rasa penasaran penonton sehingga ingin menontonnya. Cinta dapat diartikan hubungan percintaan dua manusia yang sedang jatuh cinta atau dapat juga dimaknai dengan hubungan percintaan antar manusia yang dikaitkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
32 digilib.uns.ac.id
dengan ketuhahan mereka. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa judul film Cin(T)a termasuk dalam batas politis bahasa alami (natural languages): karena penulisan judul cin(T)a memiliki arti atau filsafat yaitu cinta yang berarti perasaan kasih sayang sepasang manusia atau cin(T)a sebagai singkatan nama tokoh dalam film tersebut yaitu Cina nama tokoh laki-laki serta Annisa sebagai tokoh perempuan. Bisa juga sebagai salah satu nama etnis di Indonesia yaitu Cina. Judul cin(T)a termasuk dalam politis komunikasi visual (visual communications): dalam judul tersebut dapat dibaca /Cina/ dan /Cinta/ bagian awal film ini kata /Cin(T)a/ memiliki benang merah yang akan menjadi kesatuan dalam cerita yang dipaparkan. Huruf (T) memiliki arti dalam isi cerita yang akan dibahas. Huruf (T) dapat mengisyaratkan arti dan makna keseluruhan konflik yang terjadi dalam film ini. Dalam gambaran huruf (T) menguatkan peran atau tokoh utama dengan konflik yang terjadi disepanjang cerita. Judul cin(T)a termasuk dalam politis komunikasi massa (mass communications): Cin(T)a yang berarti penggalan serta gabungan dari nama tokoh utama yaitu Cina dan Annisa. Sedang pada huruf (T) berarti TUHAN. Makna cinta yaitu mengungkapkan bahwa cinta kasih adalah perasaan kasih sayang, kemesraan, belas kasihan dan pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab artinya akibat yang baik yang positif berguna, saling menguntungkan menciptakan keserasian, kesimbangan, kebahagiaan. Ada beberapa hubungan cinta yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
33 digilib.uns.ac.id
ada dalam kehidupan manusia antara lain cinta antara orang tua dan anak, cinta antara pria dan wanita, cinta antarsesama manusia, cinta antara manusia dengan Tuhan dan cinta antarmanusia dengan lingkungan. Maka judul film cin(T)a dapat diinterpretasikan hubungan percintaan antara Cina dan Anissa dengan perbedaan etnis serta agama dan Tuhan mereka B. Foto Dalam bagian ini dapat dibedakan dengan 2 sisi yaitu dari segi cerita fakta dan cerita fiksi. Dari segi fakta dapat dideskripsikan dalam penggalan foto atau potongan-potongan foto beberapa pasang kekasih dan suami istri dengan perbedaan agama serta etnis. Potongan- potongan dalam foto berikut akan mewakili luapan cerita suka duka mereka dalam menjalin hubungan masing-masing. a. Foto 1
Pada foto 1 ini merupakan sepasang kekasih yang berbeda keyakinan. Glo-glo (perempuan) yaitu seorang yang beragama Kristen sedangkan Adi (laki-laki) seorang muslim. Mereka telah bersahabat commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
selama 8 tahun dan kini menjalin hubungan pacaran selama 1 tahun. Glo glo mengutarakan keinginannya untuk menikah dengan Adi walaupun terdapat perbedaan keyakinan. Dan kemudian Adi berkata mengapa di dunia ini diciptakan dengan perbedaan padahal mereka ingin bersama dan bersatu layaknya manusia biasa. Pada gambar ini digambarkan bahwa mereka tampak bahagia dengan hubungan yang mereka jalani meskipun terdapat perbedaan keyakinan. b. Foto 2
Pada foto 2 merupakan sepasang suami istri berbeda agama telah menikah selama 2 tahun dan telah dikaruniai seorang anak. Tita (perempuan) adalah seorang Muslim yang menikah dengan Opa (laki-laki) seorang Kristen. Keduanya mengunggkapkan kebahagiaan yang mereka jalani selama 2 tahun berkeluarga. Ungkapan kebahagiaan dari keluarga ini menggambarkan bahwa perbedaan keyakinan dapat diatasi dengan rasa sayang di antara mereka yang kini telah dikaruniai seorang anak dari hasil pernikahan mereka.
commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Foto 3
Pada foto 3 ini adalah gambaran keluarga bahagia yang menikah dengan agama yang berbeda selama 23 tahun. Marintan (perempuan) seorang umat Kristen dan Andar (laki-laki) seorang muslim. Foto tersebut mengisyaratkan bahwa mereka adalah keluarga yang bahagia walaupun dengan keyakinan yang berbeda. Mereka dikaruniai 3 orang putra. Mereka sekeluarga mengucapkan terimakasih atas cinta yang diberikan oleh Tuhan untuk kebahagiaan mereka selama ini. Kebahagiaan itu dibuktikan dengan berpelukan serta berciuman sesama anggota keluarga mereka.
commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Foto 4
Pada foto 4 ini merupakan sepasang kekasih yang telah menjalin hubungan pacaran selama 8 tahun. Sascha (perempuan) seorang Kristen dan Moerat (laki-laki) seorang Muslim. Selama itu mereka mencoba memahami konsep Tuhan dan arti keikhlasan namun tetap saja mereka belum menemukannya. Akhirnya mereka menikah dan usia pernikahannya kini 3 bulan. Namun mereka bahagia dengan pernikahan mereka.
commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Foto 5
Foto 5 merupakan cerita seorang kekasih yang saling menyayangi namun mereka harus berpisah lantaran berbeda keyakinan. Cina seorang laki-laki Kristian dan Annisa seorang perempuan Muslim Annisa berkata bahwa dia yakin Tuhan akan memberikan jodoh yang terbaik untuk Cina namun mereka masih saling menyayangi. Kemudian Cina menambahkan bahwa “If You love someone you got let them go”. Pada kisah ini justru mereka pasrah dengan keadaan yang memisahkan mereka. Mereka lebih memilih menjalani kehidupannya dengan keyakinan yang menjadi prinsip hidup mereka masing-masing. Mereka yakin bahwa mereka akan bahagia dengan jalan yang telah dipilih tanpa harus bersatu dan bersama layaknya sepasang kekasih pada umumnya yang memiliki pasangan yang seiman. Berdasarkan gambar-gambar tersebut, dapat dipaparkan keterangan gambar sebagai berikut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
38 digilib.uns.ac.id
Secara garis besar keadaan yang diceritakan dalam foto 1 sampai dengan 5 ialah pasangan manusia yang menjalin hubungan dengan latar belakang perbedaan agama di antara mereka. Foto 1 sampai 4 mencerminkan bahwa mereka adalah pasangan yang berbahagia dan mampu menghargai dan menerima perbedaan yang ada di antara mereka. Di sisi lain dari kebahagiaan mereka, tetap merasa tidak seperti layaknya pasangan lain yang hidup dengan agama yang sama. Keadaan dari foto 5 justru bertolak belakang dengan foto 1 sampai 4. Mereka memilih mengakhiri kisah mereka sebagai seorang kekasih. Mereka memilih menjadi sahabat walau dalam hati mereka masih saling menyayangi layaknya sepasang kekasih. Annisa dan Cina berpisah karena keduanya sama-sama berpegang kuat pada prinsip hidup dan keyakinan masing-masing dan mereka menganggap bahwa perpisahan adalah jalan terbaik bagi mereka. Setiap gambar selalu disertai dengan tanda kurung (--) yang mengapit kedua pasangan yang berada di tengah memiliki masalah yang sama dengan judul film ini. Pada umumnya yang menjadi titik berat dalam permasalahan tersebuat ialah perbedaan keyakinan yang terjadi dalam keadaan sosial antar manusia yang menjalin hubungan percintaan bukan dilihat dari segi agama pada khususnya. C. Pembahasan segi fisik Adapun persoalan yang ke tiga yaitu dapat dibagi dalam segi fisik. Segi fisik dimaksudkan sebagai sesuatu yang dapat dilihat nyata dalam commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kehidupan sehari-hari maupun dalam film yakni meliputi: a. Nama Tokoh dalam film cin(T)a Nama kedua tokoh dalam film ini yaitu Annisa dan Cina dalam kali ini bukan hanya sekedar nama melainkan ada makna tersendiri dalam nama tersebut. Jadi, kedua nama tokoh tersebut menjadi tanda dan memiliki arti lebih lanjut. Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa nama tokoh laki-laki utama dalam film cin(T)a seperti berikut ini. Seorang laki-laki muda bernama Cina yang berumur 18 tahun beretnis Batak Cina. Cina merupakan mahasiswa jurusan arsitek tingkat awal di ITB. Cina berasal dari keluarga yang beretnis Cina yang tinggal di Tapanuli. Cina memiliki citacita menjadi gubernur di Tapanuli kelak dengan bermodalkan iman, namun ia yakin bisa mewujudkan impiannya. Cina yang diperankan oleh Sunny Soon memiliki kepercayaan tentang Tuhan yaitu: Tuhan sebagai arsitek. Cina berfikir bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatu baik pada akhirnya. Cina mewakili ciri yang sangat khas sebagai etnis Cina dengan mata sipitnya, kulit kuning serta logat Batak yang mencerminkan bahwa Cina adalah bertnis Batak Cina.
commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Nama Cina
Gambar tokoh Cina Berdasarkan gambar-gambar tersebut, dapat dipaparkan keterangan sebagai berikut. Arti nama Cina ialah menggambarkan ciri khas orang Cina yaitu mata sipit dan kuning. Gaya bahasa yang dipakai dalam berkomunikasi yaitu dengan menggunakan intonasi logat khas Batak. Batak ialah salah satu etnis Indonesia yang mayoritas beragama Kristen. Jadi, dengan kata lain Cina mewakili agama Kristen. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa nama tokoh Cina termasuk dalam batas politis bahasa alami (natural languages): karena memiliki arti atau filsafat dari nama tersebut. Yaitu Cina sebagai nama negara, Cina sebagai suku/etnis dan Cina sebagai nama dari tokoh lakilaki. Nama tokoh Cina termasuk dalam politis komunikasi visual (visual communications): Cina memiliki mata sipit yang merupakan ciri khas etnis Cina dan ternyata tokoh Cina berasal dari etnis Cina. commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Nama tokoh termasuk dalam politis kode-kode kultural (cultural codes): logat bicara Cina yang lantang dan tegas diinterpretasikan bahwa etnis Cina dan Batak mempunyai perwatakan yang keras, berpendirian tegas serta pantang menyerah. Nama tokoh Cina termasuk dalam politis komunikasi massa (mass communications): Ciri-ciri yang dimiliki Cina mulai dari nama, bentuk fisik serta logat bahasa telah jelas memiliki arti yang disampaikan yaitu bahwa tokoh Cina adalah simbol dari seorang laki-laki yang beretnis Cina dan Batak. Etnis Cina Batak memiliki sifat berpendirian, berprinsip tegas dan ulet serta dan etnis Batak mayoritas beragama Kristen sama seperti sifat Cina yang dimiliki Cina. 2. Nama Annisa Annisa adalah seorang mahasiswi muslimah tingkat akhir di jurusan yang sama dengan Cina berumur 24 tahun beretnis Jawa yang kuliahnya terhambat oleh karirnya di industri perfilman. Tokoh Annisa diperankan oleh Saira Jihan. Ketenaran Annisa sebagai artis membuat Annisa bersahabat dengan jari yang selalu digambari wajah yang mewakili perasaanya. Semenjak kedatangan Cina telah mengubah kesepian Annisa. Annisa tak lagi merasa kesepian ketika ada Cina yang selalu menemani dan membantunya seperti halnya Cina, Annisa juga mempunyai keyakinan dalam mendeskripsikan arti Tuhan sebagai director yang mengendalikan ciptaan Nya sesuai kehendak Nya dan keinginan Nya.
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar Annisa Pemaparan the theory of lie (teori ”dusta”) Umberto Eco dalam Film cin(T)a Annisa yang beretnis Jawa memiliki watak lembut yang santun namun dia bukan seorang yang pintar. Nama Annisa berasal dari salah satu surat di dalam Alquran yang berarti perempuan. Annisa berasal dari keluarga yang beretnis Jawa. Istilah Jawa bukan diartikan secara luas pulau Jawa melainkan lebih spesifik atau lebih khusus yaitu wilayah Surakarta atau Yogyakarta. Adapun bila dilihat dari namanya, Annisa mewakili agama Islam dalam film ini. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa nama tokoh Annisa termasuk dalam batas politis bahasa alami (natural languages): karena memiliki arti atau filsafat dari nama tersebut. Yaitu Annisa sebagai tokoh perempuan. Annisa yang dalam surat di Alquran memaparkan perihal perempuan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
43 digilib.uns.ac.id
Nama tokoh Annisa termasuk dalam politis komunikasi visual (visual communications): Annisa memiliki sikap yang lemah lembut selalu berbicara lirih, pendiam diinterpretasikan bahwa Annisa ialah beretnis Jawa Priyayi. Nama tokoh termasuk dalam politis kode-kode kultural (cultural codes): ciri khas Jawa Priyayi ialah dari cara atau gaya bicaranya yang lemah lembut, cenderung pendiam. Wanita yang beretnis Jawa Priyayi biasanya ketika berucap sangat lirih dan cenderung sabar dan penurut. Kebudayaan Jawa yang hidup di Surakarta dan Yogyakarta merupakan peradaban orang Jawa yang berakal di keraton. Sesungguhnya peradaban atau civilization itu adalah bagian atau unsur dari kebudayaan yang mengutamakan kehalusan dan keindahan ( Rustopo, 2007: 27 ) Nama tokoh Annisa termasuk dalam politis komunikasi massa (mass communications): Ciri-ciri yang dimiliki Annisa mulai dari nama, bentuk fisik serta logat telah jelas memiliki arti yang disampaikan yaitu bahwa tokoh Annisa adalah simbol dari seorang yang beretnis Jawa Priyayi, penurut, lemah lembut, sabar, tabah serta pendiam. Sifat yang dimiliki Annisa dapat diinterpretasikan sebagai etnis Jawa Priyayi yang berasal dari peradaban keraton yang mengutamakan aspek keindahan, kesopanan dan kehalusan ( Rustopo, 2007: 27 ) b. Gambar mata sipit tokoh Cina Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa tokoh Cina memiliki mata sipit seperti layaknya mata yang dimiliki oleh orang yang beretnis Cina. Mata tokoh Cina memiliki penguat makna yaitu mata yang commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dimiliki oleh banyak orang Cina berbentuk sipit yang membedakan orang Indonesia kebanyakan.
Gambar mata sipit Cina Gambar seorang laki-laki yang memiliki mata sipit yaitu Cina. Cina memiliki mata yang sipit. adapun mata yang sipit mewakili etnis Cina. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa mata sipit Cina termasuk dalam batas politis kinesika dan proksemika (kinesics and proxemics): Mata sipit diinterpretasikan sebagian besar etnis Cina bermata sipit dan Cina disimbolkan bahwa ia berasal dari etnis Cina dengan mata sipitnya. Bahasa alami (natural languages): Mata sipit diinterpretasikan etnis Cina yang memiliki sifat yang tegas, berpegang teguh dengan prinsip memiliki keimanan yang kuat dan pantang menyerah. Gaya bicara yang dimiliki oleh Cina dapat diinterpretasikan bahwa ia keturunan etnis Cina dan Batak. Etnis Batak commit juga memiliki to user perwatakan yang hampir sama
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan etis Cina. Komunikasi visual (visual communications) Mata sipit yaitu mata yang kelopak matanya sedikit lebih ciut atau menutup seperti mata yang seorang yang beretnis Cina dibanding dengan mata bundar yang dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia. Komunikasi massa (mass communications) Perbedaan yang sangat menonjol dari masyarakat etnis Cina dengan etnis Jawa terdapat pada bentuk fisik misalnya mata dan warna kulit. Masyarakat akan berinterpretasi bahwa mata sipit serta warna kulit kuning adalah kaum etnis Cina. Seperti yang dijelaskan ciri-ciri fisik yang dimiliki Cina, dapat diinterpretasikan bahwa Cina sebagai simbol seorang laki-laki beretnis Cina. c. Gambar wajah di jari telunjuk Annisa Gambar wajah yang sangat intens keluar dalam film ini tepatnya setiap kali tokoh utama bertemu. Gambar wajah di jari telunjuk tokoh utama dalam film cin(T)a ini memiliki makna tersendiri sebagai lambang keadaan psikis tokoh utama. 1.
Gambar wajah seorang yang sedang tersenyum Gambar wajah seorang yang sedang tersenyum
commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar ekspresi wajah Annisa
Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa Annisa memiliki kebiasaan menggambar wajah ditelunjuknya. Gambar tersebut akan digambarnya ketika sedang bahagia dengan menggunakan bolpoin. Penggunaan jari telunjuk tangan kanan memiliki filosofi yakni bahwa di Indonesia tangan kanan memiliki arti yang lebih tinggi dibandingkan dengan tangan kiri. Lebih sopan jika dibanding dengan tangan kiri. commit to user Masyarakat juga mempercayai bahwa tangan kanan menerima sesuatu
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang baik daripada tangan kiri yang mempunyai arti negatif. Jari telunjuk menunjukkan bahwa semua itu hanya ada satu. Dirinya sendiri dan Tuhan yang Maha Esa Bibir yang digambarkan ketika tokoh utama sedang bahagia ialah bibir yang sedang tersenyum. Karena senyum melambangkan suasana yang sedang bahagia atau gembira. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa Gambar Wajah yang sedang tersenyum termasuk dalam batasan bahasa alami (natural languages) gambar yang diinterpretasikan tersenyum adalah lengkungan seperti huruf U yang berada di bawah mata. Komunikasi visual (visual communications): gambaran dari wajah tersenyum pada gambar di atas terdiri dari 2 lengkungan di atas huruf T yang dimaksud sebagai alis, 2 huruf T yang dimaksud mata dan huruf U adalah bibir. Komunikasi massa (mass communications) berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan pesan yang didapat yaitu sebuah gambaran wajah dengan senyum yang menandakan bahwa sang pemilik jari sedang ingin bahagia. 2.
Gambar wajah seorang yang sedang sedih
commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar Wajah seorang yang sedang sedih
Gambar wajah seorang yang sedih
Gambar Ekspresi wajah Annisa Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa ketika Annisa merasa sedih dan kesepian dia selalu menggambari jari telunjuknya wajah yang sedang muram dengan menggunakan bolpoin. Ketika Annisa commit to user kesepian hanya wajah muram yang digambarkan di jari telunjuknyalah
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang menemaninya. Ekspresi wajah Annisa pun muram sama seperti gambar wajah di telunjuknya. Ketika tokoh utama sedang merasa kesepian dan sedih karena di kehidupan pribadinya ia merasa gagal dan juga masalah dikeluarganya yang sedang banyak dibicarakan maka yang digambar ialah wajah dengan bibir yang muram. Karena bibir yang muram mewakili suasana hati yang sedang sedih, kesepian dan gundah. Komunikasi visual (visual communications): gambaran dari wajah bersedih pada gambar di atas terdiri dari 2 lengkungan di atas huruf T yang diinterpretassikan sebagai alis, 2 huruf T yang berarti mata dan huruf U yang melengkung ke bawah dapat diinterpretasikan bibir. Komunikasi massa (mass communications) berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan pesan yang didapat yaitu sebuah gambaran wajah sedih yang menandakan bahwa sang pemilik jari sedang bersedih. Adapun gambar jari dengan senyum, menandakan bahwa Annisa sedang bahagia. D. Pembahasan Segi Agama Adapun persoalan keempat yang dilihat dari segi agama dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Gambar Annisa Sedang wudu Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa wudu adalah salah satu syarat utama untuk melakukan ibadah salat bagi umat Islam. Wudu artinya bersih dan indah, sedang menurut syara’ artinya membersihkan
anggota
badan.
Kegunaan
commit to user
wudu
yaitu
untuk
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menghilangkan hadats kecil atau kotoran debu-debu yang menempel di anggota badan (Moh. Rifai, 2010: 16) Berikut adalah gambar Annisa dalam salah satu gerakan wudu dan pembatalan sarat salat
Gambar A
Gambar B
commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar C
Gambar D
commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar E Gambar A dan B adalah gmbar Annisa sedang membasuh muka yaitu merupakan salah satu gerakan dalam wudu sebelum melaksanakan ibadah salat. Karena syarat utama sebelum melaksanakan ibadah salat ialah dengan berwudu. Adapun tatacara berwudu dalam agama Islam yaitu pertama, dengan membasuh kedua belah tangan sampai pergelangan tangan dengan bersih. Kedua, berkumur-kumur dengan membersihkan gigi. Ketiga, mencucu lubang hidung. Keempat, membasuh muka mulai dari rambut hingga bawah dagu dan kedua daun telinga. Kelima, mencuci kedua tangan hingga siku. Keenam, mengusap sebagian rambut kepala. Ketujuh, membasuh kedua daun telinga. Terakhir mencuci kedua kaki. Gambar C sampai dengan E adalah mewakili arti bahwa setelah berwudu tidak boleh bersentuhan dengan laki-laki yang belum/bukan muhrim. Maksudnya agar seseorang selalu menjaga kesucian diri ketika akan melakukan salat. Gambar Annisa sedang wudu C sampai dengan E termasuk hal yang membatalkan wudu karena dari gambar tersebut terlihat tangan Annisa yang ketika itu telah wudu disentuh oleh Cina. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
53 digilib.uns.ac.id
Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar Annisa sedang wudu A sampai dengan E termasuk ke dalam batasan politis bahasa alami (natural languages) gambar di atas dapat diinterpretasikan bahwa Annisa sedang membersihkan diri dengan membasuhkan air keanggota badannya. Kemudian pada gambar C, D, E merupakan gambar ketika Annisa bersentuhan dengan tangan laki-laki yaitu Cina yang membuat Ia membasuh diri lagi. Komunikasi visual (visual communications), gambar di atas dapat diinterpretasikan bahwa Annisa sedang membersihkan anggota badan yang dimulai dari membasuh muka, tangan dan anggota badan lainnya diinterpreratasikan bahwa Annisa sedang berwudu. Adapun sebab yang membatalkan wudu yaitu keluarnya sesuatu dari qubul dan dubur, hilang akal sebab gila, pingsan, mabuk dan tidur nyenyak, tersentuh kulit antara dan perempuan yang bukan muhrimnya dengan tidak memakai tutup (muhrim artinya keluarga yang tidak boleh dinikahi) dan tersentuh kemaluan dengan telapak tangan atau jari-jarinya yang tidak memakai tutup (walaupun kemaluannya sendiri). (Moh. Rifai, 2010:16). Namun ketika telah selesai Annisa (gambar kanan) bertemu dengan Cina (gambar kiri) yang kemudian dipeganglah tangan Annisa. Akhirnya Annisa mengulang berwudu lagi. Hal ini merupakan salah satu faktor yang membatalkan wudu yaitu tersentuh kulit antara dan perempuan yang bukan muhrimnya dengan tidak memakai tutup (muhrim artinya keluarga yang tidak boleh dinikahi) dan tersentuh kemaluan dengan telapak tangan atau jari-jarinya yang tidak memakai tutup (walaupun kemaluannya sendiri). Komunikasi massa (mass communications). Gambar di atas dapat commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diinterpretasikan bahwa Annisa sedang melakukan gerakan wudu yaitu membersihkan diri dari kotoran-kotoran sebelum melakukan salat. Namun ketika telah selesai, Cina datang dan memegang tangan Annisa. Hal tersebut diartikan bahwa hal tersebut membatalkan wudu karena bersentuhan dengan laki-laki yang bukan muhrimnya.
b. Gambar cara berdoa Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa setiap umat beragama memiliki cara berdoa masing-masing. Seperti halnya Cina yang beragama kristen memiliki cara berdoa berbeda dengan Annisa yang beragama islam yaitu dengan mengepalkan kedua tangannya dan kemudian melafalkan doa atau puji-pujian.
Gambar 1
commit to user
Gambar 2
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 3
Gambar 4 Gambar tersebut menunjukkan bahwa umat Kristen mempunyai cara berdoa yang berbeda dengan umat Islam yaitu dengan mengepalkan commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kedua tangannya dan kemudian melafalkan puji-pujian sebagai doanya yang berupa nyanyian atau dengan bahasa yang digunakan sehari-hari. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa cara berdoa Annisa (kiri)
pun
juga
berbeda
dengan
Cina
(kanan)
yakni
dengan
menengadahkan kedua telapak tangannya. Cara seperti itulah umat Islam jika sedang berdoa.
Gambar 5 Gaya Annisa berdoa mewakili umat Islam. Karena umat Islam ketika sedang berdoa yaitu dengan menengadahkan tangan dan berdoa dengan doa biasanya bahasa Arab kemudian ketika selesai berdoa berkata amin dengan mengusapkan kedua telapak tangan ke wajah. Posisi tangan Cina yang mengepal ketika berdoa mewakili agama Kristen. Adapun yang menjadi pembeda dalam cara berdoa adalah posisi tangan saja. Posisi tersebut diinterpretasikan dengan berdoa karena mereka terlihat seperti commit to user sedang berdialog dengan Tuhan.
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar cara berdoa Cina dan Annisa termasuk dalam batas politis bahasa alami (natural languages). Berdoa adalah berbicara atau berdialog langsung dengan Tuhan.
Setiap
agama
memiliki
cara
yang
berbeda-beda
dalam
mengutarakan isi doa atau berdoa. Seperti halnya cara berdoa Cina dan Annisa. Mereka masing-masing memiliki cara yang berbeda ketika berdoa. doa yang mereka lafalkan ketika berada didepan meja makan yaitu: “Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, yang kami sembah dengan berbagai cara, terimakasih atas berkah yang Kau beri jauhkanlah dari cobaan, Amin.” Komunikasi visual (visual communications): mengepalkan tangan secara umum dapat diinterpretasikan dengan cara berdoa umat Kristen. Seperti yang diketahui umat Kristen berdoa dengan cara mengepalkan kedua tangan mereka dan kemudian berucap puji-pujian sebagai doa. Sedangkan cara berdoa Annisa yaitu dengan menengadahkan tangan ke atas dapat diinterpretasikan sebagai cara berdoa umat Islam. Dengan cara seperti itulah yang diketahui sebagai cara berdoa umat Islam. Komunikasi massa (mass communications): Dalam Alkitab banyak disebut kegiatan berdoa tetapi tidak ada yang menyebutkan mengenai bagaimana sikap berdoa itu seharusnya. Menurut Yohanes 11:41 Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadahkan ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Dan Raja-raja 8:54. Ketika Salomo selesai memanjatkan segala doa dan permohonan itu kepada TUHAN, bangkitlah commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ia dari depan mezbah Tuhan setelah berlutut dengan menengadahkan tangan ke langit. Dalam agama Islam cara berdoa memang diajarkan dengan menengadahkan tangan dan dalam surat Al Anbiyaa dijelaskan bahwa berdoa dengan harap dan cemas, maksudnya mengharap agar dikabulkan Allah doanya dan kuatir akan azab Nya. Berdoa adalah suatu dialog dengan Tuhan, karena itu asalkan kita memiliki sikap berdoa yang benar (apakah dengan menengadahkan tangan, dengan mengepalkan kedua tangan, atau lainnya), asalkan dengan sikap hormat, tentu berkenan kepada Tuhan. Akan tetapi dalam kehidupan nyata gambar tersebut dapat diinterpretasikan sebagai cara berdoa agama Islam dan Kristen. Perbedaan posisi tangan ketika berdoa sebagai pembeda antara cara berdoa umat Islam dengan umat Kristen. c. Gambar salat Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa salat merupakan salah satu cara umat Islam mendekatkan diri atau berteraksi dengan Tuhan. Menurut KBBI salat ialah sembayang bagi umat islam. Salat dapat juga diartikan berhadapan hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yeng telah ditentukan syara’. Ketika manusia sedang dilanda gundah, sedih maupun senang dengan salatlah manusia dapat berserah diri. Sama seperti Annisa ketika hatinya gundah atau pun senang ia selalu salat. Seperti gambar berikut. commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 1
Gambar 2 Gerakan gambar 2 pada gerakan salat memiliki arti merendahkan diri serendah-rendahnya ketika ketujuh bagian anggota badan menempel commitgambar to user di atas terdapat gambar Annisa pada permukaan tanah. Dalam
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sedang melakukan gerakan sujud. Sujud menurut kamus umum bahasa Indonesia ialah berlutut serta menundukkan kepala sampai ke lantai (dalam sembayang Islam) sebagai pernyataan hormat atau menyembah kata lain sujud dimaksudkan bahwa seorang yang salat (sujud) menyembah, memasrahkan diri atau meluapkan rasa syukur kepada Yang Kuasa disaat senang maupun sedih. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar Annisa sedang salat termasuk dalam batas politis bahasa alami (natural languages): salat merupakan suatu tindakan yang memiliki arti cara umat mendekatkan diri dengan Tuhannya bagi umat Islam. Filsafah salat juga dapat berarti bahwa suatu media atau cara berinteraksi dengan Tuhannya. Salat juga dapat diinterpretasikan sebagai rasa syukur dan kewajiban bagi umat Islam untuk menjalankannya. Komunikasi visual (visual communications): gerakan yang selalu dishoot ketika sedang menjalankan ibadah salat yaitu sujud. Sujud memiliki arti atau makna berserah diri pada Allah, merasa rendahserendahnya di hadapan Allah. Arti lain yang dapat diinterpretasikan ialah luapan rasa syukur yang diberikan oleh Allah kepada umatnya dalam keadaan senang atau sedih. Komunikasi massa (mass communications) pesan yang dapat tersampaikan dalam adegan gerakan sujud ialah umat yang selalu berserah diri ingat kepada Allah dalam keadaan senang ataupun sedih. commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Gambar gereja
Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa kata gereja memiliki beberapa arti. Arti pertama menurut Kamus umum bahasa Indonesia ialah gedung tempat berdoa dan melakukan upacara umat kristen. Arti kedua adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan ibadah umat Kristen. Bisa bertempat di rumah kediaman, lapangan, ruangan di hotel, maupun tempat rekreasi. Arti ketiga ialah mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama Kristen. Gereja Katolik, Gereja Protestan, dll. Arti keempat ialah lembaga (administratif) daripada sebuah mazhab Kristen. Contoh kalimat “Gereja menentang perang Irak”. Arti terakhir dan juga arti umum adalah sebuah “rumah ibadah” umat Kristen, di mana umat bisa berdoa atau bersembahyang. Di dalam gereja pastilah terdapat salib. Menurut
wikipedia
bahasa
http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja.
Gambar Gereja commit to user
Indonesia
dalam
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gereja memiliki arti tempat ibadah bagi umat Kristen. Umat Kristen berkumpul dan menyelengarakan kebaktian serta berdoa di Gereja. Bagi umat Kristen gereja adalah rumah atau tempat untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Menurut kamus umum bahasa Indonesia salib ialah kayu yang berbentuk palang. Di situlah Yesus disalib dan dianggap sebagai Tuhan oleh umat Kristen. Makna salib yang terdapat di gereja dapat diinterpretasikan sebagai simbol agama Kristen. Salib bagi umat Kristen dianggap sangat suci karena menggangap peristiwa penyaliban Yesus adalah peristiwa penebusan dan penghapusan dosa-dosa umatnya. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar gereja termasuk dalam batas politis komunikasi visual (visual communications); gereja merupakan tempat ibadah untuk beribadah bagi umat Kristen. Gereja berupa bangunan atau gedung yang memiliki ciri salib sebagai lambang dari gereja dan umat kristen. Sistem objek-objek (system of objects), disetiap bangunan atau tempat ibadah gereja selalu memilki salib di podium atau di dalam ruangan. Salib memliki arti Tuhan Yesus yang sedang disalib dengan dua batang kayu yang menyerupai tanda palang. Yesus atau Isa Almasih adalah nama dari Tuhan umat yang dipercayai umat Kristen maka, salib berarti Tuhan umat kristen yang mereka sembah. Gereja adalah rumah Tuhan yang disimbolkan dengan salib. Komunikasi massa (mass communications); pesan yang dapat disampaikan dalam gambar gereja ialah bangunan atau tempat suci yang commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digunakan
umat
Kristen
untuk
beribadah
maka
gereja
dapat
diinterpretasikan sebagai simbol agama Kristen. e. Gambar mesjid Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa menurut Kamus umum Bahasa Indonesia masjid atau mesjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim artinya tempat sujud, dan mesjid berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau. Selain sebagai tempat ibadah mesjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Alquran sering dilaksanakan di mesjid. Wikipedia dalam bahasa Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid
Gambar Masjid
commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar Annisa di mushola kampus Mesjid berarti tempat beribadah. Akar kata dari mesjid adalah “sajada” berarti sujud atau tunduk. Annisa sering menjalankan ibadah salat di mesjid kampusnya. Bukan hanya untuk beribadah, melainkan ia sering menikmati kesendiriannya di sana. Ketika Annisa mengalami kesulitan dalam hidupnya Ia memilih berserah diri kepada Tuhan dengan salat di mesjid. Suasana yang tenang ketika berada di masjid atau mushola membuat Anissa lebih nyaman dan lebih dekat dengan sang Khalik. Keadaan yang terlihat dalam gambar tersebut ialah Annisa merasa pasrah dan tabah ketika dirundung masalah. Ekspresi wajah Annisa mewakili makna bahwa ia berserah diri pada Tuhan. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar Mesjid termasuk dalam batas politis komunikasi visual; Mesjid merupakan tempat suci untuk beribadah umat Islam. Mesjid memiliki ciri khas yaitu kubah di atas bangunan masjid. Kubah yaitu berupa kerucut dan di atasnya terdapat bulan dan bintang.
commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sistem objek-objek (system of objects) bentuk dari bangunan Mesjid ialah berupa gedung yang selalu berkubah diatas genteng bagian tengah. Kubah berarti rumah Tuhan atau Allah yang berada di tanah suci Mekah dan Mesjid dapat diinterpretasikan dengan simbol agama Islam. Komunikasi massa (mass communications); pesan yang dapat disampaikan dalam gambar mesjid ialah bangunan yang berkubah ialah rumah suci Allah atau tempat untuk beribadah bagi umat Islam maka mesjid dapat diinterpretasikan sebagai simbol agama Islam. f. Gambar Al Kitab Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa Alkitab adalah kitab suci umat Kristen. Memiliki nama lain Injil. Kata 'Alkitab' berasal dari bahasa Arab Kutiba yang berarti ketetapan-ketetapan/hukum, merupakan aturan-aturan dalam menjalankan agama. Wikipedia dalam bahasa
Indonesia
wikipedia
dalam
bahasa
http://www.blogster.com/yohanes-arvi/apa-arti-alkitab.
commit to user
Indonesia
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar Alkitab Alkitab merupakan kitab suci umat Kristen. Alkitab berisi tentang aturan-aturan dalam menjalankan agama di jalan Tuhan. Umat Kristen mengangungkan Alkitab sebagai kitab hukum yang paling benar agar tidak tersesat dalam hal-hal yang tidak disukai oleh Tuhan. Wikipedia dalam bahasa Indonesia (http://www.blogster.com/yohanes-arvi/apa-arti-alkitab) Cina yang taat beribadah selalu membawa serta membaca Alkitab. Ketaatan pada Tuhannyalah yang membuat ia berfikir akan mencari seorang istri yang lebih mencintai Tuhannya daripada dengan dia. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa bahasa alami (natural languages): Alkitab berupa kumpulan kertas yang berisi suratsurat doa serta aturan manjalankan agama bagi umat Kristen. Potongan gambar tersebut dapat diintrepretasikan sebagai Alkitab. Komunikasi visual (visual communications), tulisan yang ada pada sampul muka tersebut yaitu Puji Syukur yang merupakan doa bersyukur umat Kristen. Komunikasi massa (mass communications) gambar di atas dapat diinterpretasikan bahwa buku tebal yang berisi surat-surat doa atau aturan menjalankan agama Kristen serta selalu dibawanya buku tersebut ketika hendak beribadah ialah Alkitab. g. Gambar pohon Cemara Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa pohon cemara biasanya dari pohon cemara commit to atau user dari bahan plastik. Pohon cemara
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
biasanya dirangkai bersama hiasan-hiasan lain yang akan digelantungkan di tangkai-tangkai atau ranting-ranting pohon tersebut. Tak hanya hiasan yang digelantungkan melainkan biasanya dihias dengan lampu warnawarni mengitari pohon cemara. Pohon cemara biasanya akan dipasang di gedung, rumah ataupun gereja Umat Kristen beberapa hari menjelang merayakan Hari Raya Natal.
Gambar Cina merayakan Natal dengan Annisa
Pohon Cemara bukanlah suatu keharusan di gereja maupun di rumah sebab ini hanya merupakan simbol agar kehidupan rohani kita selalu bertumbuh dan menjadi saksi yang indah bagi orang lain. Pohon Natal (cemara) ini juga melambangkan "hidup kekal", sebab pada umumnya di musim salju hampir semua pohon rontok daunnya, kecuali pohon cemara selalu hijau daunnya. Wikipedia dalam bahasa Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Pohon_Natal. commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pohon Natal mewakili perayaan Hari Raya umat Kristen. Adapun arti Natal adalah hari raya umat Kristen yang diperingati setiap tahun oleh umat Kristian pada tanggal 25 Desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus atau Isa Almasih. Natal dirayakan dalam kebaktian malam pada tanggal 24 Desember; dan kebaktian pagi tanggal 25 Desember. Cina merayakan Natal kali ini dengan Annisa. Cina menghiasi pohon natal di kamar Cina. Hari besar Natal biasanya dirayakan umat Kristen dengan menghadiri perayaan kebaktian di gereja tempat jemaat berdoa. Natal merupakan perayaan wujud syukur umat Kristen terhadap kelahiran Tuhannya yang disebut sebagai Juru Selamat bagi agama
Kristen.
Wikipedia
dalam
bahasa
Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Natal. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar pohon natal termasuk dalam batas politis bahasa alami (natural languages), umat Kristen sering menggunakan pohon cemara untuk merayakan hari besarnya. Pohon cemara yang dihias dengan hiasan lampu sehingga nampak cantik. Pohon cemara diinterpretasikan bahwa umat Kristen sedang bersuka cita menyambut Hari Raya Natal. Komunikasi visual (visual communications), pohon cemara dengan hiasan yang bergelantungan di dahan serta lampu diinterpretasikan bahwa hidup kekal dan semangat baru bagi umat Kristen. Oleh karena itu, pohon cemara hanya ada pada hari-hari menjelang perayaan Hari Raya Natal. commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Komunikasi massa (mass communications). pesan yang dapat disampaikan dalam gambar pohon cemara yaitu pohon cemara yang sering juga disebut dengan pohon Natal karena pohon tersebut hanya akan ada di bulan Desember atau beberapa hari menjelang perayaan Hari Raya Natal, maka pohon cemara dapat diinterpretasilkan sebagai Hari Raya Natal. E. Pembahasan segi simbol Bagian lima adalah dapat dikelompokkan dalam segi simbol. Dibagi menjadi 2 bagian yaitu berupa gambar dan berupa dialog. Pada bagian dialog memang sengaja tidak diberi gambar sebab tidak ada penggambaran yang jelas dan berarti dalam adegan fim ini. Adapun penjelasannya sebagai berikut. a.
Gambar ketupat Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa ketupat
merupakan makanan yang berbahan dasar beras dengan pembungkus daun dari janur berwarna kuning kecoklatan. Cara membuatnyapun dengan dikukus. Biasanya ketupat disajikan dengan opor ayam, sambal goreng, sayur labu siam, bubuk kedelai dan kerupuk. Makanan khas ini biasanya dimasak ketika hari Raya Idul Fitri akan tiba setelah umat Islam satu bulan melakukan puasa Ramadhan.
commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar Annisa dan Cina membuat Ketupat Berdasarkan gambar-gambar tersebut, dapat dipaparkan keterangan sebagai berikut. Ketupat identik dengan hidangan spesial saat Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 1 Syawal. Ketupat memiliki beberapa arti. Salah satunya, ketupat mencerminkan berbagai macam kesalahan yang telah diperbuat atau dilakukan oleh manusia. Hal ini bila dilihat dari rumitnya anyaman bungkus ketupat. Yang kedua, mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan, dilihat dari warna putih ketupat jika dibelah dua. Yang ketiga mencerminkan kesempurnaan, jika dilihat dari bentuk ketupat. Semua itu dihubungkan dengan kemenangan umat Muslim setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak hari
yang
fitri.
Wikipedia
dalam
bahasa
Indonesia
http://circle888.blogspot.com/2011/08/arti-ketupat-lebaran.html. Dalam film ini ketupat mewakili hari Raya umat Islam yaitu Idul Fitri. Sedangkan Idul Fitricommit adalahtohari userraya umat Islam yang jatuh pada
perpustakaan.uns.ac.id
71 digilib.uns.ac.id
tanggal 1 Syawal pada penanggalan Hijriyah. Karena penentuan 1 Syawal yang berdasarkan peredaran bulan tersebut, maka Idul Fitri atau Hari Raya Puasa jatuh pada tanggal yang berbeda-beda setiap tahunnya apabila dilihat dari penanggalan Masehi. Cara menentukan 1 Syawal juga bervariasi, sehingga boleh jadi ada sebagian umat Islam yang merayakannya pada tanggal Masehi yang berbeda. Pada tanggal 1 Syawal, umat Islam berkumpul pada pagi hari dan menyelenggarakan Salat Ied. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar ketupat termasuk dalam batas politis Bahasa alami (natural languages), ketupat adalah makanan yang sering dihidangkan bersama opor sayur ketika umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri. Ketupat diinterpretasikan sebagai Umat Islam yang sedang menyambut Hari Raya Idul Fitri Komunikasi visual (visual communications), ketupat merupakan makanan yang terbuat dari beras, yang kemudian dibungkus dengan daun kelapa yang masih muda. Daun kelapa dapat diartikan kesalahan yang telah dibuat manusia dan setelah dibelah isi ketupat yang berwarna putih yang telah matang itu dapat diinterpreatsikan sebagai umat Islam yang kembali Fitri atau suci. Komunikasi massa (mass communications). ketupat adalah masakan khas umat Islam ketika sedang merayakan Hari raya Idul Fitri. Karena hanya pada Hari Raya Idul Fitri itulah ketupat banyak disantap masyarakat. Dalam film ini ketupat dapat diibaratkan sebagai Hari Raya Idul Fitri. b.
Gambar pohon Natal dengan hiasan Ketupat commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa pohon Natal biasanya dihiasi dengan pernak-pernik seperti bola warna-warni serta pernak-pernik lainnya yang digantung di ranting-ranting pohon cemara. Dalam film ini pohon Natal tidak hanya dihiasi dengan hiasan yang biasanya digantung di ranting-ranting pohon cemara melainkan ada satu hiasan ketupat yang digantungkan di antara hiasan pohon Natal lainnya.
Pohon Natal yang berhias ketupat Pohon Natal dengan hiasan ketupat ini mewakili makna bahwa cerminan sikap toleransi serta saling menghormati setiap umat beragama. Pohon Natal mewakili umat Kristen yang merayakan hari raya Natal sedangkan ketupat mewakili umat Islam yang merayakan hari raya Idul Fitri. Toleransi beragama mampu menciptakan kerukunan dan kedamaian dalam bermasyarakat. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa Gambar pohon natal commit to user dengan hiasan ketupat termasuk dalam batas politis bahasa alami (natural
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
languages), pohon cemara yang biasanya dihias dengan hiasan Natal seperti bola-bola, malaikat kecil, sinterklaus dan lain-lain. Akan tetapi dalam film ini pohon cemara dengan ketupat diinterpretasikan sebagai Hari Raya Natal dan Idul Fitri. Komunikasi visual (visual communications), gambar pohon Natal dan ketupat dapat diinterpretasikan sebagai tanda bahwa Hari Raya Natal dan Idul Fitri dirayakan berdekatan. Komunikasi massa (mass communications): pesan yang dapat disampaikan pada gambar tersebut ialah merupakan sikap toleransi antar agama yaitu agama Islam dengan agama Kristen. Satu sama lain saling menghargai
Hari
Raya
masing-masing.
Saling
toleransi
itulah
digambarkan dengan pohon cemara yang dihiasi dengan ketupat. c.
Gambar lambang burung Garuda Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa lambang
Garuda terletak diantara gambar Cina yang di tempel di tembok. Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepala menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.
commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar lambang burung garuda Garuda Pancasila adalah burung Garuda yang sudah dikenal melalui mitologi kuno dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu kendaraan Wishnu yang menyerupai burung elang rajawali. Garuda digunakan sebagai Lambang Negara untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat. Warna keemasan pada burung Garuda melambangkan keagungan dan kejayaan. Garuda memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang melambangkan kekuatan dan tenaga pembangunan. 1. Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan, pertahanan, dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan. Di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan garis khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu
negara
tropis
yang
dilintasi
garis
khatulistiwa
commit to user membentang dari timur ke barat. Warna dasar pada ruang perisai adalah
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
warna bendera kebangsaan Indonesia "merah-putih". Sedangkan pada bagian tengahnya berwarna dasar hitam. Perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila. Pengaturan lambang pada ruang perisai adalah sebagai berikut. 1)
Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya di bagian tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima berlatar hitam.
2) Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan tali rantai bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai berlatar merah. 3) Sila Ketiga: Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kiri atas perisai berlatar putih. 4) Sila
Keempat:
Kerakyatan
yang
Dipimpin
oleh
Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dilambangkan dengan kepala banteng di bagian kanan atas perisai berlatar merah dan 5) Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan kapas dan padi di bagian kanan bawah perisai berlatar putih. Sedangkan pita yang bertuliskan semboyan Bhinneka
Tunggal
Ika.
Kedua
cakar
Garuda
Pancasila
mencengkeram sehelai pita putih bertuliskan "Bhinneka Tunggal Ika" berwarna hitam. 2. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah kutipan dari “Kakawin commit Kata to user Sutasoma” karya Mpu Tantular. "bhinneka" berarti beraneka ragam
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
atau berbeda-beda, kata "tunggal" berarti satu, kata "ika" berarti itu. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya tetap adalah satu kesatuan, bahwa di antara pusparagam bangsa Indonesia adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Wikipedia
dalam
bahasa
Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Lambang_Indonesia. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar lambang burung Garuda masuk ke dalam batasan politis bahasa alami (natural languages) dalam burung garuda terdiri dari lambang-lambang yang memiliki
filsafat
dan
makna
lambang
burung
garuda
dapat
diinterpretasikan sebagai lambang negara. Komunikasi visual (visual communications) lambang burung garuda berarti keragaman bangsa Indonesia, ruang perisai sebagai butirbutir landasan negara dan pita yang bertuliskan Bhineka Tunggal Ika yang berarti Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang terdiri dari berbagai budaya, adat, suku serta agama akan tetapi tetap manjadi satu kesatuan Indonesia. Komunikasi massa (mass communications) lambang burung garuda dapat diinterpretasikan sebagai lambang negara Indonesia yang memiliki keragaman mulai dari suku, adat, budaya dan agama. d. Gambar semut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
77 digilib.uns.ac.id
Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa sepanjang film ini, frekuensi semut tampil dalam frame lumayan intens. Semut merupakan lambang tersendiri dalam film ini. Semut mempunyai filosofi baik dicontoh di kehidupan manusia.
Semut menggambarkan bahwa betapapun kerasnya hidup ini, berdarah, pertikaian, konflik, perang, kebencian, hidup terlalu manis untuk dikeluhkan. Hidup ini terlalu manis untuk dilewati tanpa rasa syukur. Adapun semut mempunyai beberapa filosofi yaitu semut tidak pernah menyerah bila manusia menghalangi dan berusaha menghentikan langkah mereka. Mereka akan selalu mencari jalan lain akan memanjat keatas, menerobos kebawah terus mencari jalan keluar. Seakan-akan semut mewakili rasa pantang menyerah untuk menemukan jalan menuju tujuan. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar semut termasuk ke dalam batasan politis semiotika hewan (zoosemiotics) semut diibaratkan memiliki perilaku yang sama seperti manusia. Sifat semut commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang diinterpretasikan ialah pantang menyerah untuk menemukan jalan keluar. Komunikasi visual (visual communications) filosofi semut yang tangguh dan pantang menyerah sering digunakan dalam prinsip hidup manusia. Sistem komunikasi massa (mass communications) pesan yang dapat disampaikan dalam dari semut ialah sifatnya yang tangguh, pantang menyerah diinterpretasikan bahwa hidup terlalu manis untuk keluhkan maka semut mengajarkan manusia agar tetap bersyukur dengan apa yang Tuhan berikan. e.
Gambar apel Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa buah apel
memiliki bentuk yang bundar merah. Dalam film ini Cina selalu memakan buah apel.
commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar Buah Apel. Buah apel merupakan simbol keterpisahan Adam dan Hawa yang dikisahkan diusir dari surga karena Hawa memakan buah khuldi. Dalam agama Kristen, buah khuldi diinterpretasikan sebagai apel. Dan ditempatkan di bumi secara terpisah sebelum akhirnya bertemu kembali. Dari penjelasan di atas dijelaskan bahwa gambar buah apel termasuk dalam batas politis Bahasa alami (natural languages): buah yang memiliki makna bagi umat Kristen. Komunikasi visual (visual communications) bentuk dari buah apel ialah bulat dan berwarna hijau. Diibaratkan sebagai buah khuldi. Umat Kristen mengibaratkan buah apel sebagai buah khuldi mulai dari bentuk warna serta rasa. Komunikasi massa (mass communications) pesan yang dapat disampaikan pada gambar buah apel adalah bukan dari kiasan atau gambaran dari buah khuldi melainkan bahwa buah apel dapat diinterpretasikan sebagai simbol agama Kristen. Karena hanya umat Kristen yang menyebut buah khuldi memiliki kesamaan dengan buah apel. f.
Gambar wayang
Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa orang Jawa commit to user mempunyai jenis kesenian tradisional yang bisa hidup dan berkembang
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hingga kini dan mampu menyentuh hati sanubari dan menggetarkan jiwa, yaitu seni pewayangan. Selain sebagai alat komunikasi yang ampuh serta sarana memahami kehidupan, wayang bagi orang Jawa merupakan simbolisme pandangan-pandangan hidup orang Jawa mengenai hal-hal kehidupan.
Gambar 1
commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2 Dalam wayang seolah-olah orang Jawa tidak hanya berhadapan dengan teori-teori umum tentang manusia, melainkan model hidup dan kelakuan manusia digambarkan secara konkrit. Pada hakekatnya seni pewayangan mengandung konsepsi yang dapat dipakai sebagai pedoman sikap dan perbuatan dari kelompok sosial tetentu. Konsepsi-konsepsi tersebut tersusun menjadi nilai nilai budaya yang tersirat dan tergambar dalam alur cerita-ceritanya, baik dalam sikap pandangan terhadap hakekat hidup, asal dan tujuan hidup, hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan lingkungannya serta hubungan manusia Jawa dengan manusia lain. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar wayang termasuk dalam batas politis kode-kode kultural (cultural codes) sebuah wayang memiliki makna atau arti filosof bagi masyarakat Jawa yaitu antara manusia dengan Tuhan. Komunikasi visual (visual communications) wayang selalu dimainkan oleh dalang yang menceritakan suatu cerita. Wayang dapat diinterpretasikan sebagai manusia serta dalang sebagai Tuhan. Komunikasi massa (mass communications) kehidupan wayang diibaratkan seperti manusia yang selalu diatur oleh Tuhan. Tuhan dalam pertunjukan wayang diibaratkan dalang karena dalanglah yang mengatur jalan cerita wayang-wayang seperti Tuhan yang mengatur jalan hidup manusia. g.
commit Gambar tulisan di kaos Cinato user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa pada kaos yang digunakan Cina terdapat tulisan God is an Architect yang artinya Tuhan adalah sebagai seorang Arsitek. Arti itulah yang juga menjadi prinsip ketuhanan Cina. Dia berfikir bahwa Tuhan menciptakan sesuatu baik pada akhirnya.
Gambar tulisan di kaos Cina Tulisan God is an Architect yang memiliki arti Tuhan sebagai seorang arsitek adalah Tuhan yang menciptakan semua ciptaanya dengan bentuk, corak, warna dan ukuran yang tepat. Meskipun melalui proses yang panjang dan berat semuanya pasti baik dan indah pada akhirnya sehingga manusia tidak perlu bertanya-tanya apa maksud Tuhan dalam kehidupan manusia. Tuhan pasti memberikan yang terbaik kepada ciptaan Nya dengan perhitungan yang cermat dan tepat layaknya arsitek. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar tulisan dikaos Cina termasuk dalam batas politis bahasa-bahasa formal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
83 digilib.uns.ac.id
(formalized languages) yaitu tulisan yang ada di kaos Cina menggunakan bahasa Inggris yaitu “God Is an Architect”. Bahasa alami (natural languages) yaitu pada kaos Cina bertuliskan God is an Architect yang berarti Tuhan adalah arsitek terbaik bagi manusia. Komunikasi visual (visual communications) yaitu tulisan God is an Architect dapat diinterpretasikan bahwa Tuhan yang mengerti komposisi kemampuan secara cermat pada manusia ciptaannya. Komunikasi massa (mass communications) yaitu dalam tulisan tersebut dapat diinterpretasikan bahwa Tuhan Maha Tahu di mana dan apa saja yang terbaik bagi umat Nya h. Gambar tulisan di koas Annisa Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa pada kaos yang digunakan Annisa terdapat tulisan God is a Director yang artinya Tuhan sebagai sutradara adalah Tuhan yang mengendalikan ciptaanciptaannya sesuai dengan kehendak Nya dan keinginann Nya. Tulisan God is a Director memiliki arti Tuhan sebagai sutradara memberikan essensi dari ciptaannya untuk kesenangannya semata. Ke Esaan Nya sebagai pengatur memberikannya berbagai pilihan bagaimana kisah-kisah dalam “film”nya harus diakhiri, apakah berakhir bahagia atau berakhir sedih. Hal itu menjadi kewenangannya sebagai sutradara. Tuhan yang seperti inilah yang dipercayai oleh Annisa, tokoh utama perempuan dalam film ini. Latar belakangnya sebagai artis yang di cap “gagal’ oleh orang-orang di sekitarnya hanya karena bermodalkan kecantikan, ayahnya commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang telah meninggal serta ibunya yang kawin-cerai yang diberitakan oleh media secara luas juga meninggalkan luka yang dalam bagi kehidupannya. Terlebih ketika sang ibu mencoba untuk menjodohkan dirinya ke seorang lelaki Cina tua yang juga kaya raya dan seagama dengannya. Hal-hal tersebut yang membuatnya merasa bahwa dirinya bukanlah dirinya tetapi Tuhan
yang
mengendalikannya
melalui
orang-orang
terdekatnya.
Otonominya sebagai seorang manusia hanyalah ilusi semata. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar tulisan di kaos Annisa termasuk dalam batas politis bahasa-bahasa formal (formalized languages) tulisan yang ada di kaos Annisa menggunakan bahasa Inggris yaitu “God Is a Director”. Bahasa alami (natural languages) God is a Director ialah bahwa Tuhan adalah sutradara terbaik bagi umat manusia. Komunikasi visual (visual communications) “God is a Director” dapat diinterpretasikan bahwa Tuhan memiliki cerita, alur, skenario terbaik bagi umatnya. Komunikasi massa (mass communications) pesan yang dapat disampaikan pada gambar tersebut bahwa Tuhan diibaratkan sebagai sutradara yang mengatur para pemain film. Sutradara mempunyai andil besar dalam menentukan akhir dari filmnya, sama halnya dengan Tuhan. Tuhan paling tahu bagaimana akhir cerita dari kehidupan umatNya. i.
Gambar indeks Prestasi Annisa
commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa menurut Cina “Hukum Newton 1 kecantikan bernbanding terbalik dengan kepintaran”. Di dalam dialog tersebut merupakan lambang dari arti yang akan disampaikan.
Gambar indeks pretasi Annisa Cina menggungkapkan bahwa seorang wanita cantik pasti tak pandai atau tak terlalu pintar. Kalimat tersebut merupakan sindiran bagi Annisa seorang artis yang sangat populer namun Ia tak terlalu pandai. Annisa terlalu sibuk dengan dunia obsesinya untuk menjadi sutradara memaksanya mengabaikan kewajibannya untuk menyelesaikan tugas akhir kuliahnya. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa indeks prestasi Annisa termasuk dalam batas politis bahasa alami (natural languages) : indeks prestasi merupakan hasil belajar dari mahasiswa selama satu semester. Indeks prestasi bisa menjadi tolak ukur kepintaran dari mahasiswa.
commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Komunikasi visual (visual communications) : gambar di atas menunjukkan bahwa indeks prestasi Annisa adalah 2.1 yang memiliki arti bahwa jika indeks prestasi diatas 2 maka mahasiswa tersebut termasuk mahasiswa yang rajin bahkan tergolong pintar namun jika indeks prestasi hanya bernilai 2.1 maka mahasiswa tersebut memiliki kepintaran yang pas-pasan. Komunikasi massa (mass communications) : pesan dari gambar di atas dapat diinterpretasikan bahwa Annisa yang memiliki indeks prestasi 2.1 tergolong perempuan yang berkepintaran pas-pasan. j.
Gambar Annisa menerima telpon dari Ibunya Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa ketika
Annisa menerima telfon dari sang ibu, Annisa menggunakan bahasa Jawa saat berbincang dengan ibunya begitu sebaliknya. Aksen bahasa Jawa tersebut memiliki arti dalam film ini.
Annisa sedang mengangkat telfon genggam Percakapan singkat antara Annisa dengan ibunya meggunakan bahasa Jawa. Berikut dialog mereka Annisa
commit to user :“Dalem Bu ... “
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ibu Annisa Ibu Annisa Ibu Annisa Ibu Annisa Ibu Annisa Ibu
:”lagi belajar ya nduk” :“iya, Ibu gimana? Baik? :”syukur, alhamdullilah” :”om Yono baik?” :”kapan kamu mo manggil dia bapak? Sudah 6 tahun sejak bapakmu meninggal lo nduk? kamu sudah ga maen film lagi to?” :”sudah 2 tahun ini nggak to bu?” :”sekarangakan uda ada bapak, ga perlu kamu maen film lagi” :”nggak lagi ko bu” :”nanti kamu disuruh ciuman lagi?” :” nggak ko bu?” :”ngrokok lagi?”
Percakapan Annisa dan Ibu dengan logat Jawa ditunjukan pada kata “dalem”, “nduk”, “maen”,”ko” dan“to”. Berdasarkan gambar-gambar tersebut dan penggalan dialog diatas dapat dipaparkan keterangan sebagai berikut. 1) Gambar Annisa mengangkat telfon genggam Kata pertama ketika Annisa menyapa ibunya yaitu dengan kata sapaan dalam bahasa Jawa “dalem” yang berartikan “iya“. Dalem merupakan kata dari bahasa Jawa tingkat kromo yang digunakan orang yang lebih muda untuk berbicara dengan orang yang lebih tua sebagai rasa untuk menghormati. Kata “nduk”, ialah sebutan atau panggilan sayang untuk seorang anak perempuan dari ibu. “nduk” sendiri berasal dari kata genduk yang artinya anak perempuan. Kata “maen” dalam bahasa Jawa sebenarnya memiliki arti yang sama dalam bahasa Indonesia yaitu main atau bermain. Namun dalam bahasa Jawa kata bermain disebut dengan “maen”. Kata ”ko” dan“to” mempunyai arti meyakinkan. Kata tersebut commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lebih digunakann
untuk meyakinkan
perkataan
si penutur atau
memperkuat pernyataan si penutur kepada mitra tuturnya. Dalam hal ini kata ”ko” dan “to” akan sering ditemukan dalam percakapan yang menggunakan bahasa Jawa karena kata tersebut adalah merupakan salah satu ciri khas logat Jawa. Kata-kata yang telah disebutkan merupakan tanda yang dapat di artikan bahwa Annisa adalah berasal dari keluarga Jawa Priyayi. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar Annisa mengangkat telefon genggam termasuk ke dalam batasan politis Bahasabahasa formal (formalized languages) : bahasa yang digunakan keseharian yang dimengerti lawan bicara. Bahasa alami (natural languages) : dalam dialog tersebut dapat dinterpretasikan bahwa Annisa adalah keturunan dari etnis Jawa karena terdapat dialog bahasa Jawa. Untuk mengidentifikasikan kebudayaan Jawa dapat ditilik dari bahasanya, keseniannya dan upacara-upacara tradisionalnya. (Restopo, Menjadi Jawa. Hal; 27) Komunikasi massa (mass communications) : pesan yang dapat disampaikan dalam dialog tersebuat ialah masyarakat dapat cepat mengenal asal suatu bahasa yaitu dari logat bicara. Seperti dalam dialog Annisa dengan ibunya sangat bisa ditebak bahwa Annisa adalah keturunan etnis Jawa dengan logat bahasa daerahnya yang menjadi ciri khas masyarakat Jawa. k. Gambar Annisa sedang menghisap rokok commit to user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Annisa menghisap rokok Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa ketika Annisa bermain dalam film, ada adegan ketika Ia harus berciuman serta merokok. Dalam percakapan Annisa dengan Ibunya, Ibunya berkata “ nanti disuruh ciuman lagi”, dan “ ngrokok lagi” kalimat itu dapat mewakili bahwa seorang wanita harus menjaga diri dari hal-hal yang dianggap saru (tindakan yang tidak sopan). Misalnya merokok dan berciuman. Ibunya kurang setuju jika Annisa harus berakting berciuman dan merokok. Karena seorang wanita yang merokok di dalam masyarakat Jawa Priyayi dianggap sebagai wanita “nakal”atau badung. Pada penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar Annisa menghisap rokok termasuk dalam batas politis bahasa alami (natural languages) : seorang perempuan yang merokok diinterpretasikan bahwa perempuan itu nakal. commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Komunikasi visual (visual communications) : ada beberapa faktor yang menyebabkan Annisa merokok yaitu sebagai pelampiasan stress dengan kuliahnya, keluarganya, serta tuntutan peran yang ia bawa dalam kehidupannya sehari-hari. Komunikasi massa (mass communications) : pesan yang dapat disampaikan dalam gambar tersebut ialah bahwa pemandangan perempuan yang merokok di negara Indonesia memang jarang terjadi maka ketika Annisa merokok sang ibu memberontak serta tidak memperbolehkan ia merokok karena dianggap tidak patut atau tidak pantas. Gambar tersebut diinterpretasikan bahwa perempuan (etnis Jawa khususnya) merokok dianggap nakal atau hal yang tidak sopan. l.
Gambar spanduk jargon ITB Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa ITB
memiliki ciri khas berupa jargon. Jargon ITB ialah berupa spanduk besar yang berada tepat di depan kampus ITB yang bertuliskan “SELAMAT DATANG PUTRA PUTRI TERBAIK BANGSA”. Jargon tersebut dipakai untuk menyambut mahasiswa baru.
commit to user
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jargon ITB Kalimat “SELAMAT DATANG PUTRA PUTRI TERBAIK BANGSA” memiliki arti khusus bagi mahasiswa yang telah diterima di Perguruan Tinggi tersebut. Arti yang dapat diinterpretasikan ialah dari kalimat tersebut dapat menjadikan motivasi bagi mahasiswa baru serta menumbuhkan rasa percaya diri bahwa mahasiswa yang diterima di Perguruan Tinggi ITB ialah siswa yang berprestasi. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar jargon ITB termasuk dalam batas politis Bahasa-bahasa formal (formalized languages) bahasa yang digunakan dalam spanduk gambar diatas menggunakan bahasa resmi Bahasa Indonesia yaitu “SELAMAT DATANG PUTRAPUTRI TERBAIK BANGSA” Komunikasi
visual (visual communications) spanduk yang
bertuliskan “Selamat datang putra-putri terbaik bangsa” merupakan jargon khas ITB sebagai ucapan selamat datang bagi mahasiswa baru di ITB. commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Komunikasi
massa
(mass
communications)
pesan
yang
disampaikan pada jargon ITB dapat diartikan bahwa mahasiswa yang terpilih masuk di ITB adalah mahasiswa yang berprestasi, kalimat tersebut memiliki fungsi untuk menumbuhkan semangat dan kepercayaan diri bagi mahasiswa baru. m. Gambar contoh sikap toleransi Cina dan Annisa Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa disetiap kebersamaan Cina dan Annisa sangat syarat dengan sikap toleransi yang mereka jaga. Satu sama lain menerima keadaan mereka dengan tidak menyinggung perasaan satu sama lain. Kebersamaan mereka dapat memiliki makna di kehidupan nyata.
Gambar A sikap toleransi Cina dan Annisa
Gambar B sikap toleransi Cina dan Annisa commit to user
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar C sikap toleransi Cina dan Annisa Gambar A dan B merupakan bentuk toleransi keduanya dalam kebersamaan
mereka.
Gambar
A
memiliki
arti
bahwa
Annisa
mengghormati Cina sebagai Umat Kristen dengan dilambangkan dengan apel yang dimakan oleh Annisa. Sedangkan gambar B memiliki arti bahwa Cina juga menghormati Annisa sebagai umat Islam dengan dilambangkan dengan Cina mengenakan pasmina sebagai kerudung. Gambar C merupakan bentuk toleransi antara Cina dengan Annisa. Hal itu dijelaskan dengan tulisan “BERBUKA PUASALAH PADA WAKTUNYA” yang ada di tembok tempat Cina dan Annisa bersandar. Tulisan tersebut memiliki arti bahwa umat Islam sedang menjalankan ibadah puasa. Puasa memiliki arti menahan nafsu makan seta hawa nafsu yang bisa membatalkan puasa. Puasa adalah tindakan sukarela dengan berpantang dari makanan, minuman, atau keduanya, perbuatan buruk dan dari segala hal yang membatalkan puasa untuk periode waktu tertentu. Puasa mutlak biasanya commit didefinisikan to usersebagai berpantang dari semua
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
makanan dan cairan untuk periode tertentu, biasanya satu hari (24 jam), atau beberapa hari. Puasa lain mungkin hanya membatasi sebagian, membatasi makanan tertentu atau zat. Praktik puasa dapat menghalangi aktivitas seksual dan lainnya serta makanan. Wikipedia dalam bahasa Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Puasa. Artinya Cina menjaga jarak dengan Annisa agar Annisa dapat menjalankan ibadah puasa dengan khusyuk. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar A sampai E sikap toleransi Cina dan Annisa termasuk dalam batas politis komunikasi visual (visual communications) gambar Cina dan Annisa dapat diinterpretasikan bahwa Annisa menghormati Cina dengan memakan buah apel serta Cina yang memakai pasmina sebagai kerudung. Komunikasi massa (mass communications) pesan yang dapat disampaikan pada gambar tersebut ialah bahwa perbedaan dapat dijadikan perdamaian jika adanya toleransi antar umat beragama. n. Gambar penurunan Lambang Garuda Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa penurunan lambang Garuda yang tergantung di dinding kamar Cina itu terjadi ketika pemboman dibeberapa gereja di Indonesia. Cina merasa sangat marah pada keadaan di negaranya saat itu. Tidak hanya lambang Garuda saja yang diturunkan, melainkan pamflet yang bertuliskan “BERBEDA-BEDA TETAP SATU” juga diinjak dan Cina juga memotong serentet bendera merah putih di luar kamar kosnya. commit to user
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar A penurunan lambang Garuda
Gambar B pamflet yang diinjak Cina Penurunan lambang Garuda yang dilakukan oleh Cina merupakan sikap berontak atau protesnya terhadap keadaan bangsanya. Cina telah berusaha menghargai dan bertoleransi umat agama lain karena mengerti bahwa Ia berada di negara heterogen seperti di Indonesia. Cina merasa filosofi dari lambang burung Garuda dan tulisan dari pamflet tersebut tidak berlaku lagi di Indonesia dan juga merasa umatnya tersakiti karena tragedi pemboman itu. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar penurunan lambang Garuda termasuk dalam batas politis komunikasi visual (visual communications) lambang Garuda yang biasanya dipasang pada dinding dapat diartikan sebagai penghormatan namun penurunan lambang garuda ini menjadi sesuatu tindakan berontak dari Cina. Komunikasi massa (mass communications) pesan yang dapat commit to user disampaikan pada gambar tersebut ialah Cina merasa berontak, marah
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan keadaan negaranya. Ia menurunkan lambang garuda sebagai aksi kemarahannya
karena
menganggap
keberagaman
telah
membawa
peperangan. o.
Gambar bendera setengah tiang Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa arti dari
bendera setengah tiang ialah bendera yang biasanya dikibarkan sampai atas pada tiang bendera, ini hanya sampai dengan setengah dari tiang bendera.
Bendera
setengah
tiang
memiliki
arti
mewakili
rasa
belasungkawa atas suatu kejadian atau tragedi yang kemudian menjadi peristiwa bersejarah yang dapat peringati.
Gambar bendera setengah tiang
Bendera setengah tiang mewakili rasa belasungkawa masyarakat atas kejadian pemboman dibeberapa gereja pada malam misa. Masyarakat biasanya menurunkan bendera menjadi setengah tiang jika terjadi kejadian yang teramat memilukan bagi negara. Dengan kata lain bendera setengah commit to user
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tiang ialah sebagai tanda rasa berkabung atau berduka. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar bendera setengah tiang termasuk dalam batas politis komunikasi visual (visual communications) ketika bendera merah putih dikibarkan menjulang tinggi pada tiang bendera memiliki arti sebagai penghormatan, namun jika bendera hanya dikibarkan setengah tiang maka memiliki arti bahwa negara sedang berduka. Komunikasi massa (mass communications) bendera setengah tiang diinterpretasikan sebagai ungkapan atau tindakan bela sungkawa atau perasaan berduka atas musibah pemboman yang terjadi. p. Gambar membunuh semut Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa Semut bagi Cina adalah hewan yang memiliki arti filosofi yang dikagumi olehnya. Namun keadaan berubah ketika terjadi pemboman dibeberapa gereja pada malam natal. Ia membunuh serta membuang semut yang berada di jari tangannya.
Bahkan ketika di gereja pun ia membunuh semut di jari
tangannya menghadap salib yang berada di dinding podium.
Gambar Cina membunuh semut commit to user Gambar Cina membunuh semut di hadapan salib dimaknai Tuhan
perpustakaan.uns.ac.id
98 digilib.uns.ac.id
itu mewakili rasa kekesalan pada Tuhan yang telah menciptakan perbedaan di dunia ini. Menurutnya perbedaan itu hanya menyulutkan pertikaian dan bahkan perpecahan. Cina marah melihat keadaan seperti itu. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar membunuh semut termasuk dalam batas politis bahasa alami (natural languages) manusia diciptakan dengan rasa dan karsa begitu juga dengan Cina, ia memiliki hati yang penyayang terlebih dengan semut. Baginya menyakiti semut sama juga menyakiti umat ciptaan Tuhan namun ketika ia marah, Ia membunuh semut dihadapan Tuhan. Komunikasi visual (visual communications) Cina membunuh semut merupakan tindakan marah kepada Tuhan mengapa menciptakan perbedaan. Komunikasi massa (mass communications) pesan yang dapat disampaikan dari gambar Cina membunuh semut yaitu sebagai tindakan berontak kepada Tuhan. Ia menilai bahwa konsep Tuhan hanya menimbulkan pertikaian dan kehancuran diantara umat manusia. Bahkan di satu sisi digambarkan Cina yang mulai mencoba menampikkan adanya Tuhan dalam hidupnya dengan menjadi atheis. q. Gambar prosesi siraman Dari sisi naratif dan sinematika dapat dijelaskan bahwa satu hari sebelum pelaksanaan akad nikah dilakukan prosesi siraman. Siraman berasal dari kata siram (jawa) yang berarti mandi. Siraman mengandung makna memandikan calon pengantin yang disertai dengan niat membersihkan diri agar menjadi bersih/suci lahir dan batin, membuang commit to user
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
segala kejelekan calon pengantin yang ada, agar calon pengantin dapat memulai hidup baru dengan hati yang bersih dan suci. Setelah pini sepuh selesai melakukan siraman, Bapak calon pengantin menuangkan air kendi dan memandu calon pengantin untuk melakukan wudu. Setelah selesai, ibu pengantin menutup dengan menyiram air kendi dan kemudian kendi dijatuhkan sampai pecah. Air siraman (ubarampe) berupa air bunga setaman, yaitu air yang diambil dari tujuh sumber mata air ditaburi bunga setaman yang terdiri dari mawar, melati dan kenanga. Wikipedia dalam bahasa
Indonesia
http://sewakebayabandung.com/2011/09/cantik-dan-
sakral-dengan-balutan-kebaya-modifikasi/.
commit to user
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar Annisa ketika Siraman
Ketika Annisa melaksanakan upacara siraman bertujuan untuk membersihkan diri. Siraman mengandung makna memandikan calon pengantin yang disertai dengan niat membersihkan diri agar menjadi bersih/suci lahir dan batin, membuang segala kejelekan calon pengantin yang ada, agar calon pengantin dapat memulai hidup baru dengan hati yang bersih dan suci. Agar kekecewaan Annisa kepada Cina hilang dan ikhlas menjalani pernikahan dengan pria pilihan oran tuanya. Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa gambar prosesi siraman termasuk dalam batas politis Kode-kode kultural (cultural codes) prosesi siraman merupakan upacara atau ritual yang dilakukan sebelum pernikahan. Biasanya prosesi siraman dilakukan oleh pengantin-pengantin beretnis Jawa termasuk Annisa. Ritual tersebut diartikan sebagai buang sial. Komunikasi visual (visual communications) Annisa disiram dengan menggunakan air bunga. Ritual ini dimaksudkan agar pengantin commit to user
101 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perempuan bersih dari kotoran-kotoran dan kembali berhati bersih sebelum dipinang. Komunikasi massa (mass communications) pesan yang dapat disampaikan dalam upacara siraman ialah memandikan pengantin putri sebelum
dinikahkan.
Prosesi
pernikahan
ini
dimaksudkan
untuk
membuang kesialan, sakit hati yang pernah terjadi sebelumnya. Seperti yang dialami Annisa dan Cina yang terpisah karena perbedaan keyakinan, sedangkan Cina melanjutkan studinya ke Singapura.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan permasalahan yang telah dianalisis, dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1.
Tanda-tanda dalam film “cin(T)a” berwujud gambar dan tulisan-
tulisan. Tulisan-tulisan terdapat pada spanduk dengan tulisan “Berbedabeda tapi tetap satu” memiliki arti bahwa Indonesia merupakan negara yang heterogen dari kalimat teresebut dapat diinterpretasikan bahwa Indonesia adalah negara multikultur. Perbedaan yang dimaksud yaitu berbeda suku, agama dan budaya namun tetap dalam satu kesatuan yaitu Indonesia. Wujud simbol ialah berupa kaos Cina dan Annisa, merupakan gambaran arti Tuhan bagi mereka. Cina menyebut Tuhan sebagai Arsitek yang berarti bahwa Tuhan pasti memiliki rancangan paling baik untuk umatnya. Annisa menyebut Tuhan sebagai sutradara. Karena menganggap bahwa Tuhan yang menentukan hidup yang diibaratkan sebagai cerita dan Tuhan sebagai sutradara yang Maha Tahu kehidupan, kebahagiaan, kesedihan serta akhir cerita manusia. Serta semua tulisan dan gambar yang terdapat dalam film. Disetiap gambar memiliki makna dan arti yang dapat diinterpretasikan. 2.
Makna film “cin(T)a” menceritakan kisah cinta dari Cina dan
Annisa, dua pribadi yang memiliki perbedaan dari latar belakang mereka. commit to user Cina seorang mahasiswa baru yang berasal dari Tapanuli, penganut 101
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kristen taat dari etnis Cina yang tidak kaya. Annisa yang berasal dari etnis Jawa, beragama Islam. Jelas permasalahan dalam film ini masih dianggap tabu bagi masyarakat di Indonesia. Akan tetapi dalam film ini diselipkan beberapa adegan yang menceritakan kisah percintaan pasangan dengan perbedaan agama maupun ras. Hal tersebut menguatkan betapa besarnya rasa cinta mereka sehingga mengganggap perbedaan agama dan ras tidak menjadi permasalahan bagi mereka. Akan tetapi
berbanding terbalik
dengan Cina dan Annisa yang saling mencintai, menghormati dan menghargai satu sama lain harus terpisah karena suatu peristiwa pengeboman gereja-gereja pada malam misa yang membuat mereka gamang. Cina menganggap bahwa ia adalah kaum minoritas (agama dan ras). Akhirnya mereka harus kalah dengan keadaan. 3.
Pesan-pesan dalam film “cin(T)a” berupa pesan moral. Indonesia
merupakan negara yang memilki beraneka ragam kebudayaan, suku dan agama. Lunturnya toleransi dalam keadaan masyarakat sekarang ini disebabkan karena kurangnya rasa menghormati dan menghargai, serta menganggap dirinyalah yang paling benar diantara yang lain. Toleransi bukan
berarti
harus
menyamakan
semua
perbedaan
melainkan
menumbuhkan rasa menghargai dan dapat melengkapi semua perbedaan yang ada. Perihal pernikahan, memang lebih baik memilih pasangan yang seiman karena di Indonesia hal seperti itu masih dianggap tabu. Terlepas dari agama mana yang benar dan salah film ini mengisyaratkan pesan bahwa masyarakat Indonesia lebih bisa berdamai dengan pernikahan yang seiman dibanding dengan berbeda agama. Dalam film ini seolah menjadi commit to user cerminan yang terjadi di kehidupan nyata sekarang ini. Di negara
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Indonesia, pernikahan beda suku/etnis dan agama memang masih menjadi persoalan yang belum ada jalan keluarnya. Seperti yang dikisahkan dalam film ini, Cina dan Annisa tak bisa bersatu lantaran perbedaan suku/etnis dan agama. Adapun bila semua perbedaan itu dapat dilihat dari sudut pandang yang benar maka akan terjalin persatuan dan perdamaian. Secara garis besar yang dapat kita pelajari yaitu rasa menghargai, toleransi serta menghormati sesama umat beragama dan menyadari bahwa kita samasama ciptaan Tuhan Yang Maha Esa mampu menciptakan perdamaian.
B. 1.
Saran
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap supaya penelitian ini dapat menjadi jembatan bagi pembaca untuk lebih mengembangkan penerapan semotika Umberto Eco. 2.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan serta kelemahan
dalam analisis film “cin(T)a”. Penulis berharap, masih ada kesempatan bagi film “cin(T)a” untuk dikaji lebih lanjut secara lebih mendalam, yaitu dengan pendekatan estetika, stilistika, antropologi sastra, sosiologi sastra, resepsi sastra, psikologi sastra, ataupun intertekstualitas. Hal ini dikarenakan penulis yakin masih banyak masalah yang belum terungkap dalam film ”cin(T)a”. Setelah membaca hasil penelitian ini semoga pembaca tertarik untuk mengkaji film ”cin(T)a” lebih lanjut. Dengan demikian, diharapkan dapat memperluas dan memperdalam wawasan terhadap keberadaan karya sastra sebagai salah satu hasil kebudayaan commit to user manusia.
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Eco, Umberto. 2009. Teori Semiotika: Signifikasi Komunikasi, Teori Kode, Serta Teori Produksi-Tanda. (edisi terjemahan Inyiak Ridwan Muzir). Yogyakarta: Kreasi Wacana Yogyakarta. Himawan Pratista. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka. Marselli Sumarno. 1996. Dasar-dasar Apresiasi Film. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Mestika Zed. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Miles, Matthew B.dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru (edisi terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: Penerbit UI Press. Moh Rifa’i. 2010. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: KaryaToha Putra Moleong, Lexy. J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya Offset. Nyoman Kutha Ratna. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pamusuk Eneste. 1991. Novel dan Film. Flores: Nusa Indah. Panuti Sudjiman dan Aart van Zoest (penyunting). 1996. Serba-serbi Semiotika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Rustopo. 2007. Menjadi Jawa: Orang-orang Tionghoa dan Kebudayaan Jawa di Surakarta, 1895-1998. Yogyakarta: Ombak dan Yayasan NABIL Jakarta. Tanpa nama. Alquran dan Terjemahannya. 1989. Semarang: Toha Putra Van Zoest, Aart. 1993. Semiotika. Tentang Tanda, Cara Kerjanya dan Apa yang Kita Lakukan Dengannya. (edisi terjemahan oleh Ani Soekawati). Jakarta: Yayasan Sumber Agung. Sutradara Sammaria Simanjuntak. Produser: Adi Panuntun, M. Budi Sasono, Sammaria Simanjuntak. 2009. Film cin(T)a. Jakarta; Moonbeam Creations dan Sembilan Matahari Film. http://id.wikipedia.org/wiki/Gerejacommit (diakses tanggal 15 September 2011 pukul to user 19.30)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid (diakses tanggal 15 September 2011 pukul 19.35) http://www.blogster.com/yohanes-arvi/apa-arti-alkitab. September 2011 pukul 19.45)
(diakses
tanggal
15
http://id.wikipedia.org/wiki/Pohon_Natal. (diakses tanggal 16 September 2011 pukul 20.00) http://id.wikipedia.org/wiki/Natal. (diakses tanggal 16 September 2011 pukul 20.13) http://circle888.blogspot.com/2011/08/arti-ketupat-lebaran.html. (diakses tanggal 16 September 2011 pukul 20.20) http://id.wikipedia.org/wiki/Lambang_Indonesia. (diakses tanggal 16 September 2011 pukul 20.33) http://id.wikipedia.org/wiki/Puasa. (diakses tanggal 19 September 2011 pukul 21.00) http://sewakebayabandung.com/2011/09/cantik-dan-sakral-dengan-balutankebaya-modifikasi/. (diakses tanggal 21 September 2011 pukul 21.00)
commit to user