SEMIOTIKA TAUBAT DALAM FILM “MAMA CAKE”
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: Ika Kurnia Utami NIM: 108051000094
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H./2013 M.
SEMIOTIKA TAUBAT DALAM FILM “MAMA CAKE”
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: Ika Kurnia Utami NIM: 108051000094
Dibawah Bimbingan:
Dr. Rulli Nasrullah, M. Si NIP: 197503182008011008
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H./2013 M.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 Juli 2013
Ika Kurnia Utami
ABSTRAK
Ika Kurnia Utami SEMIOTIKA TAUBAT DALAM FILM MAMA CAKE Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang paling diminati masyarakat. Karena film menggabungkan audio dan visual dan juga memiliki realitas yang paling dekat dengan kehidupan masyarakat. Seni film sangat mengandalkan pada kemajuan teknologi, karena untuk menambah kesan dan agar film itu menjadi menarik bagi peminatnya. Sekarang ini, film ini Indonesia mulai bangkit dari mati suri nya. Banyak sineas-sineas berlomba-lomba membuat film yang baik dan bagus, mulai dari film drama romantis, komedi, ataupun religi. Film Mama Cake merupakan film drama komedi yang memiliki unsur religi didalamnya. Maka dalam hal ini, bagaimana tanda yang merepresentasikan taubat dalam film Mama Cake? Bagaimana petanda taubat dalam film Mama Cake? Ideologi apa yang direpresentasikan dalam film Mama Cake? Metode yang digunakan dalam penelitian adalah model analisis semiotik Roland Barthes yang mengkaji tentang denotasi, konotasi dan mitos dalam sebuah film. Dan dikaitkan dengan komponen elemen semiotika Steven Campsall yang mengkaji tentang sinematografi pada adegan-adegan yang diteliti. Adapun subjek penelitian ini adalah film Mama Cake karya sutradara Anggy Umbara sedangkan objek dalam penelitian ini adalah potongan gambar (scene) yang fokus pada adegan taubat dalam karya film Mama Cake. Tanda-tanda yang merepresentasikan adegan taubat dalam film Mama Cake adalah tanda verbal dan non verbal yang terdapat pada adegan taubat yang tervisualisasi dalam pertengahan dan akhir cerita. Pemilihan tanda berfokus pada adegan ketika Rakha, Willy dan Rio mengalami perjalanan mereka masingmasing dan ketika mereka memiliki mimpi yang sama, yaitu bermimpi tentang hari kiamat. Petanda taubat dalam film Mama Cake terdapat pada unsur-unsur mise en scene. Jadi film ini memiliki tanda dan petanda yang merepresentasikan adegan taubat, dengan melaksanakan ibadah salat dan ideologi yang berada dalam film ini adalah merupakan penggabungan antara ideologi barat dan timur, yaitu ideologi liberal dan ideologi Islam. Kata Kunci: Film, Semiotika, dan Taubat
i
KATA PENGANTAR
Terukir rasa syukur kupersembahkan kepada Sang Khaliq Allah SWT, karena telah melimpahkan rezeki dan nikmat yang berlimpah sehingga masih bisa merasakan setetes ilmu yang kau titipkan, dan semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain hingga akhir hayat nanti. Shalawat berhati salam semoga tercurahkan kepada pemimpin Islam serta idaman semua makhluk Allah di dunia, yakni Rasulullah SAW. Beliaulah yang membimbing serta mendidik makhluk-Nya dari gelapnya zaman hingga merasakan kelembutan Islam dari Iman yang menyinari hidup dan menjadi pedoman dihari pertanggungjawaban nanti. Dengan selesainya skripsi ini perkenankan penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Pudek I Drs. Wahidin Saputra, M.A, Pudek II Drs. H. Mahmud Jalal M.A, Pudek III Drs. Study Rizal LK, MA. 2. Drs. Jumroni, M.Si dan Umi Musyarofah, M.A selaku ketua dan sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Rully Nasrullah, M.Si selaku dosen pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan masukan tentang penyusunan skripsi ini. 4. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komuniksai Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, yang telah mendidik dan memberi ilmu yang bermanfaat kepada peneliti selama menempuh
ii
pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga peneliti dapat mengamalkan Ilmu yang telah Bapak/Ibu berikan. 5. Ibunda tercinta Dra. Sumiah dan ayahanda tersayang Zainuddin Ahmad yang selalu memberi dukungan semangat, do’a, yang selalu sabar dan ikhlas mendidik peneliti mulai dari bersih rahim hingga detik ini. Terima kasih banyak atas semua kasih sayang yang kalian berikan. 6. Teman-teman KPI C angkatan 2008; Dina, Anis, Aim, Gana, Amel, Lala, Ipul, Ferdian, Oji, Iman, Irfan dan teman-teman yang lain yang senantiasa saling berbagi dalam suka dan duka selama menjalani perkuliahan, dukungan dan doa kalian takkan pernah terlupakan. Semangat terus yaah... 7. Teman-teman seperjuangan Abhe, Cilen, Naya, Nuris, Angel, Iis, Ka Agung, Puja, Bobby, Ncek, Bule, Akmal, Bonte, Petruk. 8. Kakak-kakak senior yang telah memberikan semangatnya dan petuahnya ka Rezki Puji Lestari (Bundo) dan Fahdi Fahlevi. Terimakasih atas dukungannya.. 9. Anggy Umbara selaku Sutradara Film Mama Cake yang telah berbaik hati memberikan dukungan 10. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, atas bantuan dan jasa-jasa yang telah terkorbankan untuk peneliti, semoga Allah SWT akan senantiasa melimpahkan rahmat serta pahala yang berlipat ganda dengan penuh keridhaan-Nya hingga akhir zaman nanti.
iii
Akhir kata, penelitian skripsi ini tentunya masih jauh dari sempurna, namun diharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya dan bagi segenap keluarga besar Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 08 Juni 2013
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................
i
KATAPENGANTAR ..........................................................................................
ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................
v
DAFTAR TABEL................................................................................................ vii DAFTARGAMBAR ........................................................................................... viii BAB I
PENDAHULUAN .........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................
1
B. Rumusan Masalah ....................................................................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................
5
D. Metodologi Penelitian ..............................................................
6
E. Tinjauan Pustaka ......................................................................
9
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 12 BAB II
TINJAUAN TEORITIS ................................................................ 13 A. Film .......................................................................................... 13 B. Teori Semiotik Roland Barthes ................................................ 24 C. Konsep Taubat .......................................................................... 35
BAB III
GAMBARAN UMUM FILM ....................................................... 39 A. Sinopsis Film Mama Cake ...................................................... 39 B. Gambaran Profil Pemeran Film Mama Cake. .......................... 42 C. Profil Di Balik Layar................................................................ 47
BAB IV
TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN ........................................ 48 A. Pengantar Adegan yang Diteliti .............................................. 48 B. Narasi Adegan yang Diteliti .................................................... 85 C. Semiotika dalam Adegan yang Diteliti ................................... 89 D. Interpretasi ............................................................................... 106
BAB V.
PENUTUP ..................................................................................... 110 A. Kesimpulan .............................................................................. 110 B. Saran......................................................................................... 112
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 113 LAMPIRAN ....................................................................................................... 115
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Film merupakan salah satu media komunikasi massa. Oleh karena itu, film adalah medium komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan pendidikan (edukatif) secara penuh (media yang komplit).1 Sebagai media komunikasi massa, film merupakan saluran menarik untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu dari dan untuk manusia, termasuk pesanpesan keagamaan yang biasa disebut dakwah. Saat ini berdakwah tidak hanya dapat dilakukan dari mimbar ke mimbar, namun sudah banyak sekali media untuk berdakwah. Seperti dalam surat AnNahl ayat 125: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (An-Nahl:125).2
Dakwah pada dasarnya bukan hanya ceramah. Term dakwah harus dikembangkan sesuai zaman. Dakwah tidak hanya dilihat sebagai upaya untuk mengumpulkan oarang banyak untuk membuat suatu halaqah dengan jumlah
1
Onong uchajana Effendi, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: Cipta Aditya Bakti, 2003), h. 207 2 Surat An-Nahl:125
1
2
yang terbatas. Dakwah seharusnya adalah segala sesuatu tindakan positif dalam memperkenalkan pemahaman Islam kepada ummat manusia.3 Saat ini film menjadi salah satu media dakwah yang paling efektif karena melalui film,para pembuat film dapat menuangkan ide-ide dan pengetahuanpengetahuan yang ia miliki ke dalam cerita film. Film dapat pula berdakwah melalui adegan-adegan dan dialog yang ada dalam film. Film memiliki banyak peminat karena cerita yang terkandung pada film dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Karena itulah para pembuat film berusaha membuat film-film yang ceritanya sedekat mungkin dengan masyarakat atau cerita-cerita yang menarik lainnya berdasarkan dari imajinasi si pembuat film. Salah satu film yang sangat menarik untuk dikaji adalah film Mama Cake. Film pertama karya sutradara Anggy Umbarra ini adalah sebuah film drama comedy pop urban tentang perjalanan sehari semalam dari tiga orang sahabat. Rakha (Ananda Omesh), Willy (Boy William) dan Rio (Arie dagienkz) dalam membeli sekotak brownies Mama Cake. Yang unik dari film ini adalah jika melihat dari judulnya film ini tidak menampakkan bahwa film ini adalah sebuah film yang memuat pesan-pesan dakwah Islam. Namun ketika sudah selesai menonton film ini, isi cerita dari Mama cake sarat mengandung pesanpesan Islami. Film ini bercerita ketika suatu pagi ayah Rakha (Rudy Salam) menelpon Rakha untuk membeli sekotak brownies Mama Cake, permintaan dari nenek Rakha (Nani Wijaya). Nenek Rakha yang sedang sakit saat itu memiliki
3
Faris Khoirul Anam, Fikih Jurnalistik (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009), h. 22.
3
permintaan terakhir untuk dibelikan sekotak brownies Mama Cake langsung dari pusatnya yaitu di Bandung. Rakha harus menyerahkan brownies itu pukul 13.00 siang. Pagi itu juga Rakha, Rio dan Willy langsung berangkat menuju Bandung. Pada awal perjalanan mereka sangat menikmati perjalanan itu. Namun, saat perjalanan pulang ketiga sahabat ini mengalami konflik yang hebat yang dimulai dengan hilangnya mobil Rakha. Dari sinilah konflik dimulai, Rakha, Willy dan Rio saling menyalahkan, bertengkar dan berpisah ditengah jalan. Film yang tayang serentak pada tanggal 13 september 2012 lalu di bioskop seluruh Indonesia ini mengambil tempat di dua kota: Jakarta dan Bandung, dimana pada kedua kota besar inilah terjadi invasi besar-besaran akan arus budaya dan pemikiran barat yang telah jauh mengikis bangsa Indonesia dari nilai-nilai agama dan budaya ketimuran yang konon melekat disana. Perbedaan karakter, pemikiran dan gaya hidup yang sangat jelas dari ketiga sahabat itu pun membawa konflik dan mengangkat isu-isu tajam seputar agama dan sosial. Hingga akhirnya mereka dihadapkan pada persimpangan dimana persahabatan, cinta, takdir dan tujuan hidup menjadi pilihan yang nyata dalam hidup mereka. Film ini memiliki bobot yang berat namun tetap bisa dicerna anak muda karena film ini dikemas dengan elemen grafis agar para penonton tidak bosan. Mama cake menjadi film yang ringan namun penuh dengan pesan moral dan tidak terkesan menggurui. Film yang berdurasi 143 menit ini memiliki alur maju. Film ini bukan sekedar film untuk mendapatkan materi komersilnya saja tetapi sang sutradara ingin para penonton bisa tercerahkan setelah menonton film ini. Ada empat
4
unsur kehidupan yang terdapat dalam film yaitu; air, api, udara dan tanah dan pemahaman umum terhadap Islam dan mengajarkan banyak hal di antaranya keluarga, persahabatan, dan cinta kepada Sang Pencipta dan alam seisinya. Cinta, komedi dan kritik dirangkum secara apik oleh sutradara dan berbagai aspek yang mengunggulkan film ini maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mendalam terhadapat film tersebut. Terutama bagaiamana tanda-tanda dalam film ini merepresentasikan Islam yang seperti apa. Film umumnya dibangun dengan banyak tanda. Untuk mengetahui hal itu semua, kita dapat menelitinya melalui pendekatan semiotik. Karena tanda tidak pernah benar-benar mengatakan sesuatu kebenaran secara keseluruhan.4 Dari sekian banyak model semiotik yang ada, peneliti memilih model semiotik Roland Barthes, karena menurut penulis, semua objek kultural dapat diolah secara tekstual. Teks yang dimaksud bukan hanya berkaitan dengan linguistik saja, tetapi semua yang dapat terkodifikasi. Jadi semiotik dapat meneliti berbagai macam teks seperti berita, film, iklan, fashion, fiksi, puisi, drama.5 Dari latar belakang di atas, perlu adanya penelitian secara mendalam pada aspek cerita film ini, guna memahami denotasi, konotasi dan mitos apa yang akan di sampaikan dalam sebuah film melalui pendekatan semiotika Roland Barthes. Sebab dalam film, terutama sang sutradara ada pesan atau simbolsimbol yang ingin disampaikan untuk masyarakat luas lewat film. Berdasarkan 4
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jala Sutra, 2010)
h. 21 5
Drs. Alex Sobur, M.Si, Analisis Teks Wacana: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 123
5
dari penjelasan di atas, maka penelitian ini diberi judul “SEMIOTIKA TAUBAT DALAM FILM MAMA CAKE”. B. Batasan dan Rumusan Permasalahan Batasan dalam penelitian ini mengacu pada representasi taubat pada penggunaan simbol – simbol dalam rangkaian gambar atau adegan (scene) film yang berhubungan dengan taubat di film Mama Cake. Agar penelitian tidak meluas keluar konteks pembahasan, maka penulis merumuskan masalah penelitian kepada tiga hal berikut: a. Bagaimana tanda taubat dalam film Mama Cake? b. Bagaimana petanda taubat Islam dalam film Mama Cake? c. Ideologi apa yang direpresentasikan dalam film Mama Cake? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitiannya sebagai berikut: a. Untuk mengetahui bagaimana tanda yang merepresentasikan taubat dalam film Mama Cake. b. Bagaimana petanda taubat dalam film Mama Cake. c. Untuk mengetahui ideologi apa yang direpresentasikan dalam film Mama Cake. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah: 1.Manfaat Akademis
6
Diharapkan hasil peneltian ini dapat memperkaya literatur-literatur tentang kajian semiotik terutama semiotik film yang menggunakan model analisis semiotik Roland Barthes dan tabel analisis film Steve Campsall yang dikembangkan dalam semiotika film Christian Metz. 2. Manfaat Praktis Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi praktisi perfilman terutama untuk memberikan rujukan bagaimana membuat film yang sarat muatan makna dan memberi pencerahan. Dan dapat membuka pandangan audiens dalam memaknai pesan dalam film. 3. Manfaat Sosial Penelitian ini diharapkan dapat membantu khalayak untuk lebih melekmedia terutama dalam memahami nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah film. E. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam analisis semiotik adalah bersifat kualitatif. Analisis semiotik digunakan untuk dapat mengetahui makna yang terkandung dalam bentuk verbal dan non verbal. Semiotik diterapkan pada tanda-tanda, simbol, lambang, yang tidak memiliki arti pada dirinya sendiri. Tanda-tanda itu hanya mengemban arti dalam kaitannya dengan audiensnya. Audiens itulah yang menghubungkan tanda (significant) dengan apa yang ditandakan (signifie) sesuai dengan konvensi dalam sistem bahasa yang bersangkutan. Peneliti berusaha menggambarkan fakta-fakta bagaimana Mama Cake merepresentasikan simbol-simbol secara utuh melalui tanda-tanda yang disebut Barthes sebagai Denotative dan Conotative sign melalui skema
7
analisis yang dikemas secara detail oleh Steve Campsall dengan memperjelas elemen-elemen serta komponen-komponen filmnya berdasarkan teori bahasa film Christian Metz. 1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah film yang berjudul Mama Cake yang disutradarai oleh Anggy Umbarra. Adapun unit analisis penelitiannya adalah potongan gambar visual (scene) yang diambil dari film Mama Cake, yang terkait dengan perumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya oleh penulis. 2. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data-data dikumpulkan melalui observasi, yaitu mengamati langsung data-data yang sesuai dengan pertanyaan penulis. a. Data Primer, data yang diperoleh dari rekaman video original berupa satu keping cakram DVD original film Mama Cake. Yang kemudian dipilih beberapa scene yang diperlukan peneliti dalam penelitian ini. Analisis Data pada penelitian ini dimulai dengan mengklasifikasi adegan-adegan dalam film Mama Cake yang sesuai pada rumusan masalah. b. Data Sekunder, data yang bersumber dari berbagai dokumen tertulis seperti, buku, resensi film Mama Cake
baik dari surat kabar,
wawancara-wawancara di majalah, ataupun internet, serta terbitan lain yang ada relevansinya dengan masalah penelitian. 3.
Teknik Analisis Data Kemudian, data dianalisis dengan model semiotika Barthes yaitu dengan mencari unsur Denotative dan Conotative dalam setiap masing-
8
masing adegan, serta menggunakan tabulasi analisis film Steve Campsall sebagai pelengkap dari unsur-unsur film. indikator dari masing-masing adalah: a. Sign Unit makna terkecil yang dapat kita jumpai dimanapun kita berada, dapat kita dengar, kita rasa, kita hitup, dapat pulan kita tafsirkan dan turut menentukan makna keseluruhan. b. Code Sekumpulan tanda yang nampak secara alami dan membentuk makna keseluruhan. c. Elements Seluruh aspek dan komponen dalam produksi film dan dapat memunculkan bebrbagai rerpresentasi makna. d. Denotative Sign Terdapat pada signifikasi tahap pertama, yaitu makna paling nyata dari tanda. e. Conotative Sign Istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari penonton serta nilai-nilai dari kebudayaannya. f. Convention Sign Merupakan rujukan dalam menilai suatu pekerjaan atau kebiasaan yang sudah umum di dalam masyarakat dan biasanya eksistensinya muncul dalam sebuah konsensus.
9
F. Tinjauan Pustaka Pada penelitian ini peneliti juga menggunakan skripsi yang memiliki beberapa persamaan dengan penelitian ini, sebagai referensi atau rujukan bagi penulis dalam merumuskan permasalahan, seperti skripsi-skirpsi berikut ini Analisis Semiotik Film 3 Doa 3 Cinta, yang ditulis oleh M. Fikri Ghazali, NIM: 206051003915, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Pisau Analisis yang digunakan sama seperti kebanyakan yaitu Roland Barthes. Hasil penelitian ini adalah mengetahui makna denotasi, konotasi dan mitos. Serta pesan moral yang disampaikan dalam film tersebut. Analisis Semiotik Wajah Islam Dalam Film My Name Is Khan, yang ditulis oleh Farouk Kahlil Gibran Bagawi, NIM: 106051001762, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Penelitian ini menggunakan pisau analisis Roland Barthes dengan metode penelitian deskriptif analisis. Hasil penelitian ini adalah mengetahui gambaran Islam dan konstruksi pesan mengenai Islam dalam film tersebut. Representasi Nilai-Nilai Misoginisme Dalam Film Horror Indonesia (Studi Semiotika Film Kuntilanak), yang ditulis oleh Harison, NIM: 0904210234,
mahasiswa
Universitas
Indonesia,
program
studi
ilmu
komunikasi kekhususan komunikasi massa. Penelitian ini menggunakan strategi semiotika dan dianalisis dengan struktur triadik dari Pierce dengan metode penelitian deskriptif analisis. Hasil penelitian berupa elemen-elemen tanda yang dapat dimaknai sebagai representasi yang misoginik dalam scene (frame-frame) film Kuntilanak yang paling menonjol adalah perempuan sebagai sosok yang lemah.
10
Selain itu, adapula jurnal yamg disusun oleh Lidya Ivana Rawung mahasiswa jurusan komunikasi di Universitas Sam Ratulangi yang berjudul “Analisis Semiotika Pada Film Laskar Pelangi”. Jurnal ini meneliti Semiotika Bahasa dan Gerak serta Pemaknaannya pada Film Laskar Pelangi. Dengan menggunakan model analisis semiotik Ferdinand Saussure. Hasil penelitiannya adalah walaupun menggunakan bahasa daerah, bahasa dalam film laskar Pelangi bisa dimengerti dan dimaknai oleh penontonnya. Dari semua pemaknaan gerak,
menunjukkan mereka memiliki makna yang positif. Dari gerak yang menunjukkan ketulusan, semangat, kekaguman, harapan, kebersamaan dan antusias memberikan makna bahwa ditengah keterbatasan harus tetap semangat, dalam kebersamaan pasti hal yang sulit dapat dilakukan, memiliki harapan dan ketulusan dalam mendidik serta terus memiliki harapan suatu saat nanti bisa menjadi pelangi yang indah serta selalu kagum dan bersyukur dengan apa yang telah diberikan oleh Sang Pencipta.6 Memang dari semua skripsi peneliti melihat ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun dari ke-tiga skripsi diatas, tidak ada satupun yang menganalisis judul film Mama Cake, dan juga peneliti menjelaskan kesamaan dan perbedaan dengan salah satu judul skripsi diatas yaitu skripsi M. Fikri Ghazali dan Harison yang sama-sama meneliti sebuah film drama, namun pada Skripsi Harison dia menggunakan strategi semiotika dan dianalisis dengan struktur triadik dari Pierce sedangkan M. Fikri Ghazali menggunakan teori simbol dari Roland Barthes. Dengan melihat kompleksitas tersebut, maka peneliti menggunakan dua bangunan teori yaitu signifikasi Roland Barthes, serta tabulasi
6
Sumber jurnal dari http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ actadiurna/article/vie w/976/791 diakses pada tanggal 10 Mei 2013.
11
semiotika Steve Campsall yang dikembangkan dari teori film Christian Metz. Dan inilah yang membedakan penelitian ini dengan beberapa penelitian lain yang juga menggunakan instrumen yang sama dalam menggunakan analisis semiotika, yaitu film.
12
F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembatasan skripsi ini, secara sistematis penulisannya dibagi ke dalam lima bab beserta sub-babnya sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Yaitu berupa Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Metodologi
Penelitian, Tinjauan Pustaka, serta Sistematika Penulisan BAB II
TINJAUAN TEORITIS Tinjauan umum film sebagai media komunikasi massa : konsep film sebagai media komunikasi massa, sejarah film, jenis-jenis film, unsur-unsur pembentuk film, konsep umum semiotika, konsep semiotika model Roland Barthes dan pengertian taubat.
BAB III
GAMBARAN UMUM FILM MAMA CAKE Bab ini menjelaskan secara umum segala sesuatu mengenai film Mama Cake mengenai jalan cerita dan penokohan dan pemeran dalam film. Lalu sinopsis cerita serta profile tokoh/pemain dalam film Mama Cake.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, berupa hasil penelitian analisis Semiotika Roland Barthes terhadap film Mama Cake.
BAB V
PENUTUP DAN KESIMPULAN Pada bab ini berupa kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilaksanakan.
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Metode Semiotika Roland Barthes .................................................... 28 Tabel 4.1 Cut of Scene Perjalanan Untuk Memenuhi Amanah .......................... 55 Tabel 4.2 Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Memenuhi Amanah ........... 57 Tabel 4.3 Scene Perjalanan Setelah Bertengkar dan Menuju Taubat ................ 70 Tabel 4.4 Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Perjalan ............................... 72 Tabel 4.5 Scene menyadari kesalahan-kesalahan dan bertaubat ......................... 82 Tabel 4.6 Ikon, Indeks dan Simbol menyadari kesalahan dan bertaubat ............ 84 Tabel 4.7 Analisis Tanda Denotasi dan Konotasi Dalam Skenario .................... 91 Tabel 4.8 ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan “Taubat” .............................. 93 Tabel 4.9 Visualisasi shot dari Adegan Utama “Taubat” ................................... 94 Tabel 4.10 Visualisasi shot dari Adegan Pendukung “Taubat” .......................... 95 Tabel 4.11 Analisis Adegan Utama Melalui Tabulasi Analisis Film Steve Campsall.............................................................................................................. 99
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Salah Satu Adegan Yang Terdapat dalam film Mama Cake ........... 40 Gambar 3.2 Ananda Omesh Sebagai Rakha ....................................................... 43 Gambar 3.3 Boy William Sebagai Willy ............................................................ 45 Gambar 3.4 Arie Dagienkz Sebagai Rio ............................................................. 46 Gambar 3.5 Dinda Kanya Dewi sebagai Mawar ................................................. 47 Gambar 4.1 Adegan Dalam Film Mama Cake yang Diberi Elemen Grafis........ 104
ix
BAB II LANDASAN TEORI A. Film 1. Definisi Film Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengertian film secara fisik adalah selaput tipis yang terbuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop), sedangkan melalui kesepakatan sosial istilah film memperoleh arti seperti yang secara umum dipahami yaitu lakon (cerita) gambar hidup atau segala sesuatu yang berkaitan dengan gambar hidup.1 Secara material film terdiri atau dibangun oleh gambar-gambar dan bukan seluloid. Gambar-gambar ini menimbulkan ilusi yang kuat sekali pada kita bahwa apa yang diproyeksikan pada layar sungguh-sungguh kenyataan. Ini disebabkan karena gambar-gambar itu berbeda dengan gambar-gambar seni lukis misalnya, tapi merupakan gambar-gambar mekanis (dibuat oleh dan dengan suatu mekanik: fototustel, kamera film).2 Pada tingkat penanda, film adalah teks yang memuat serangkaian citra fotografi yang mengakibatkan adanya ilusi gerak dan tindakan dalam kehidupan nyata. Pada tingkat petanda, film merupakan cermin kehidupan metaforis. Jelas bahwa topik film menjadi sangat pokok dalam semiotik media karena di dalam genre film terdapat sistem signifikasi yang ditanggapi orang-orang masa kini dan
1
Departemen Pendidikan & Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997). 2 D.A Peransi, Film/Media/Seni, (Jakarta: FFTV-IKJ Press, 2005), cet. 1, h.146
13
14
melalui film mereka mencari rekreasi, inspirasi, dan wawasan pada tingkat interpretant.3 Media film memiliki keampuhan yang besar untuk mempengaruhi publik. Medium ini dapat menyajikan gambar-gambar atau peragaan gerak, termasuk suara. Teknologi baru yang hampir sejenis dengan film adalah kaset video dengan piringan laser (laser disc). Teknologi baru mempunyai sifat praktis karena dengan menghubungkan melalui monitor televisi di rumah-rumah, kemudian muncul gambar dan sekaligus suaranya. Film dapat dikategorikan menjadi beberapa macam sebagai berikut:4 a. Film Berita (news reel) Film berita atau news reel adalah film mengenai fakta peristiwa yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada publik harus mengandung berita (news value). b. Film Dokumenter Titik berat dari film dokumenter adalah fakta atau peristiwa yang terjadi. Membuat film dokumenter dapat dilakukan dengan pemikiran dan perencanaan yang matang sehingga berbeda dengan film berita yang sifatnya tegesa-gesa. Berbeda dengan film cerita yang dapat diolah dengan unsur kejahatan dan seks, film dokumenter tidak demikian. Karena itu film dokumenter sering menjemukan akal untuk mengolahnya sehingga dapat terpesona publik terbatas sekali. c. Film Cerita (Story Film)
3
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media. 2010. Yogyakarta: Jalasutra Y.S. Gunadi dan Djony Heffan, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: PT Grasido, 1998), h. 11-12. 4
15
Film cerita adalah jenis film yang mengandung sebuah cerita, yaitu yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan para bintang filmnya yang terkenal. Film jenis ini didistribusikan sebagai barang dagangan dan diperuntukkan semua publik di mana saja. d. Film Kartun Titik berat pembuatan film kartun adalah seni lukis. Dan setiap lukisan memerlukan ketelitian. Satu per satu dilukis dengan seksama untuk kemudian dipotret satu per satu pula. Dan apabila rangkaian lukisan yang 16 buah itu setiap detiknya diputar dalam proyektor film, maka lukisanlukisan itu menjadi hidup5. 2. Jenis (Genre) Film Kehadiran film-film dengan karakter tertentu memunculkan pengelompokkan film;6
Action-Laga
Film yang bertema laga dan mengetengahkan perjuangan hidup biasanya dibumbui dengan keahlian setiap tokoh untuk bertahan dalam pertarungan hingga akhir cerita.
Comedy-Humor
Comedy-humor adalah jenis film yang mengandalkan kelucuan sebagai faktor penyajian utama. Genre jenis tersebut tergolong paling disukai dan bisa merambah usia segmentasi penonton.
5
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), cet. Ke-3, h. 211-217. 6 M. Bayu Widagdo dan Winastwan Gora S. Bikin Film Indie Itu Mudah!, ( Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2007), h. 26-27
16
Roman-Drama
Roman – Drama adalah genre yang populer di kalangan masyarakat penonton film. Faktor perasaan dan realitas kehidupan nyata ditawarkan dengan senjata simpati dan empati penonton terhadap tokoh yang dceritakan.
Mystery- Horor
Mistery – horor adalah sebuah genre khusus dunia perfilman. Dikatakan genre khusus karena meskipun cakupannya sempit dan berkisar pada hal yang itu-itu saja, tetapi genre itu cukup mendapatkan perhatian dari para penonton. Hal tersebut disebabkan keingintahuan manusia pada sebuah dunia yang membuat mereka selalu bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi di dunia lain tersebut. 3. Unsur Pembentuk Film Secara garis besar film terbentuk dari dua unsur utama, yakni unsur naratif dan unsur sinematik. Kedua unsur utama ini saling berkaitan dan berkesinambungan satu sama lain: a. Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Dalam hal ini unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu adalah elemen-elemennya.7 b. Adapun unsur sinematik dalam sebuah film adalah aspek teknis yang mendukung sebuah produksi film. Terdiri dari: (a) Mise en scene yang memiliki empat elemen pokok: setting atau latar, tata cahaya, kostum, dan make-up, (b) Sinematografi, (c) editting, yaitu transisi sebuah gambar
7
Himawan Pratista, Memahami Film, (Jakarta: Homerian Pustaka, 2008) h. 1-2
17
(shot) ke gambar lainnya, dan (d) suara, yaitu segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui indera pendengaran. 8 4. Sinematografi Sinematografi adalah Perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta hubungan kamera dengan obyek yang diambil. Berikut ini adalah salah satu aspek framing
yang terdapat dalam sinematografi, yakni jarak
kamera terhadap objek (type of shot), yaitu9:
Big Close Up (BCU) atau Extreme Close Up (ECU) Ukuran Close Up dengan framing lebih memusat/ detail pada salah satu bagian tubuh atau aksi yang mendukung informasi dalam jalinan alur cerita disebut Big Close Up. Fungsinya untuk menonjolkan ekspresi yang dikeluarkan objek.
Close Up Close Up adalah framing pengambilan gambar, di mana kamera berada dekat atau terlihat dekat dengan subjek sehingga gambar yang dihasilkan atau gambar subjek memenuhi ruang frame. Close Up disebut juga close shot. Fungsinya untuk memberi gambaran yang jelas terhadap objek.
Medium Close Up (MCU), Medium Close Up adalah pengambilan gambar dengan komposisi framing subjek lebih jauh dari close up, tetapi lebih dekat dari medium shot. Fungsinya untuk mempertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.
8
Ibid. H.1 M.Bayu Widagdo dan Winastwan Gora S. Bikin Film Itu Mudah!, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2007) h. 54-59 9
18
Medium Shot (MS), Medium shot merekam gambar subjek kurang lebih setengah badan. Pada pengambilan gambar dengan medium shot biasanya digunakan kombinasi dengan follow shot terhadap subjek bergerak. Hal itu dimaksudkan untuk memperlihatkan detail subjek dan sedikit memberi ruang pandang subjek – nose.
Medium Full Shot (Knee Shot), Disebut knee shot karena memberi batasan framing tokoh sampai kira-kira ¾ ukuran tubuh. Pengambilan gambar semacam itu memungkinkan penonton untuk mendapatkan informasi sambungan peristiwa dari aksi tokoh tersebut.
Full Shot (FS), Full Shot memungkinkan pengambilan gambar dilakukan pada subjek secara utuh dari kepala hingga kakinya. Secara teknis, batasan atas diberi sedikit ruang untuk head room. Fungsi full shot untuk memperlihatkan objek dengan lingkungan sekitar.
Medium Long Shot, Framing camera dengan mengikutsertakan setting sebagai pendukung suasana diperlukan karena ada kesinambungan cerita dan aksi tokoh dengan setting tersebut.
Long Shot (LS), Subyek akan terlihat 2/3 dari tinggi layar. Dengan pengambilan gamabr Long Shot bisa menimbulkan suatu suasana yang dapat memperlihatkan keseluruhan pemandangan subyek. Pengambilan gambar secara long shot
19
mempunyai definisi memperlihatkan setting dan karakter serta makna (petanda) konteks, scape, jarak publik.10
Extreme Long Shot (ELS), Pengambilan gambar dengan metode Extreme Long Shot yang hampir tak terlihat membuat artis tampak berada di kejauhan. Shot yang Di sini, setting ruang ikut berperan. Shot yang diambil dari jarak yang sangat jauh, mulai dari kira-kira 200 meter sampai degan jarak yang lebih jauh lagi. Tujuannya antara lain untuk memperlihatkan situasi geografis.11 a. Pergerakan Kamera Pergerakan kamera adalah istilah untuk memudahkan komunikasi dengan
operator kamera, yakni istilah untuk menyebut arah gerak kamera yang dimaksudkan. Disebut pergerakan kamera karena posisi perangkat kamera yang berubah dalam proses pengambilan gambar. Ada beberapa istilah pergerakan kamera, antara lain sebagai berikut;12 1. Panning Disebut panning karena kamera bergerak menyamping secara mendatar horizontal, baik ke kiri maupun kanan. Dikatakan pan right jika pergerakannya menyamping ke kanan, dan pan left jika bergerak menyamping ke kiri. 2. Tilting Gerakan kamera secara vertikal, baik ke atas atau bawah, disebut juga tilting. Secara prinsip, tilting masih sama dengan panning, yakni posisi kamera berada di
10
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techiniques, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya,
2000), 33
11
Marselli Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film, Jakarta: PT. Gramedia Widiawarna Indonesia,1996), 37. 12 M.Bayu Widagdo dan Winastwan Gora S. Bikin Film Itu Mudah!, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2007) h. 68-71
20
atas tripodnya. Disebut tilt up jika kamera bergerak vertikal ke atas, sedangkan disebut tilt down jika kamera bergerak ke bawah. 3. Tracking Gerakan tracking kamera biasanya menggunakan alat yang disebut dolly (sebuah alat yang digunakan sebagai penyangga tripod camera dan bergerak di atas rel) atau bisa dengan hand held – candid camera (kamera yang dipanggul). Bisa juga dilakukan dengan bantuan stabilizer (steadycam). ada 2 Istilah dalam tracking kamera, track in dan track out. Disebut track in jika gerakan kamera menarik ke belakang, dan track out jika kamera bergerak maju mendekati objek perekaman gambar. 4. Crane Crane adalah gerakan kamera meninggi atau merendah dari dasar pijakan objek. Gerakan itu akan membantu pergerakan kamera secara optimal yang tak mungkin dilakukan oleh kamera operator dengan hand held, dolli, maupun jimmy jip. 5. Following Pergerakan kamera pada following lebih moveable. Artinya, kamera bergerak secara aktif mengikuti ke manapun talent bergerak. 6. Zooming-zoom Pengertian zooming adalah fasilitas pada kamera yang memungkinkan untuk mendapatkan objek gambar yang terkesan dekat meskipun kamera berada relatif jauh dari objek, begitu juga sebaliknya. 5. Sejarah Film Indonesia Tahun 1950 seluruh wilayah Indonesia aman dan bangsa Indonesia berdaulat penuh. Di masa itu, ada dua pribumi mendirikan perusahaan film,
21
Usmar Ismail (29 tahun) dan Djamaludin Malik (33 tahun). Usmar Ismail dan kawan-kawannya mendirikan Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia). Begitu juga beberapa saat kemudian Djamaludin Malik mendirikan Persari. Motivasi keduanya bertolak belakang dengan sejarah pembuatan film pada masa sebelum perang. Usmar muncul dengan konsep industri rumah (bisnis keluarga), menjadi usaha besar. Sejalan dengan perkembangan tersebut perusahaanperusahaan film lama hidup kembali. Tahun 1954, ketika perfilman nasional dalam keadaan yang semakin terseok karena kesulitan bahan baku dan serangan film Impor dari kawasan Asia, Djamaludin Malik justru mengajak dunia film kita masuk ke pergaulan perfilman Asia. Sebelumnya di tahun 1949, Usmar Ismail sempat melahirkan film Harta Karoen dan Tjitra, yang diproduksi South Pacific Film Corporation (SPFC). Setahun berikutnya,Usmar kembali membuat film berjudul Darah dan Doa (The Long March) yang diproduksi Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia), sebuah perusahaan Film pertama di Indonesia. Shooting hari pertama film Darah dan Doa ini pada 30 Maret 1950. Maka pemerintah pun hingga kini mencanangkan setiap tanggal 30 Maret merupakan Hari Film Nasional. Film Indonesia sempat mati suri dalam beberapa tahun dan kemudian bangkit lagi dengan adanya Film Petualangan Sherina pada tahun 2000. Setelah itu Film Indonesia mulai bangkit dan menjadi tuan rumah di negaranya sendiri. 6. Film sebagai Sekumpulan Tanda Teori mengenai film sebagai sekumpulan tanda diperkenalkan oleh Christian Metz. Menurut Metz, film adalah sekumpulan bahasa yang disampaikan dengan seperangkat tanda dan simbol.
22
Bahasa film berbeda dengan bahasa tutur. Bahasa film terwujud dalam kode-kode sinematik. Kode-kode sinematik film dijelaskan Metz ada dua, yaitu kode spesifik dan kode non-spesifik. Kode-kode yang spesifik terdapat pada pergerakan gambar, suara, musik dan komponen film yang lain. Sedangkan kode sinematik non-spesifik adalah kode-kode dari „bahasa‟ lain yang di antaranya sejarah, sastra atau budaya.13 Sekumpulan tanda dan simbol yang dihadirkan sineas akan mempengaruhi persepsi penonton. Tanda dan simbol yang dihadirkan sineas, akan ditangkap oleh penonton sebagai bahasa. Bahasa ini yang kemudian membentuk persepsi penonton mengenai tanda-tanda yang disajikan. Bahasa film, menurut Metz tidaklah berada pada serangkaian gambar yang bergerak di dalam film, melainkan kode-kode yang terkandung dalam setiap gerakan gambar yang tersaji di dalam film. Kode sendiri didefinisikan Metz sebagai sekumpulan tanda yang tampak alami yang membentuk makna tertentu.14 7. Film Sebagai Media Dakwah Sebagai media komunikasi massa, film dapat memainkan peran dirinya sebagai saluran menarik untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu dari dan untuk manusia, termasuk pesan-pesan keagamaan yang lazimnya disebut dakwah. Sebagai agama dakwah, Islam harus dapat dihadirkan secara bersahabat oleh para pemeluknya. Sebab, pada gilirannya, upaya penyebaran pesan-pesan keagamaan itu harus mampu menawarkan satu alternatif dalam membangun dinamika masa depan umat, dengan menempuh cara dan strategi yang lentur,
13
Zuzana M. Pick, Cinema As Sign and Language, Christian Metz, Language and Cinema, translated by Donna Jean Umiker-Sebeok, Mouton: The Hague-Paris, 1974. pp. 304. h. 200. 14 Ibid., h. 200-201.
23
kreatif, dan bijak. Kini masyarakat yang menjadi sasaran dakwah, bukan lagi masyarakat yang vakum, tetapi masyarakat yang senantiasa berubah mengikuti dinamika zaman dengan segala tuntutan dan konsekuensi yang menyertainya. Untuk mengantisipasi perkembangan masyarakat seperti itu, usaha dakwah memiliki unsur-unsur: (1) transformasi, yakni bahwa dakwah Islam merupakan kegiatan mentransformasikan nilai-nilai ajaran; dan (2) adaptasi , yakni bahwa proses transformasi ajaran itu dilakukan secara adaptif, dengan memperhatikan konteks masyarakat di mana dakwah itu tetap hidup.15 Tampaknya, kini film telah mampu merebut perhatian masyarakat. Lebihlebih setelah berkembangnya teknologi komunikasi massa yang dapat memberikan kontribusi bagi berkembangnya dunia perfilman. Meskipun masih banyak bentuk media massa lainnya, film memang memiliki efek eksklusif bagi para penontonnya. Dengan film kita dapat memperoleh informasi dan gambaran tentang realitas tertentu, realitas yang sudah diseleksi. Seorang sutradara akan memilih tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan, dan akan mengesampingkan tokoh lain yang dianggap tidak pas untuk ditampilkan. Lewat peran yang dimainkan tokohtokoh tersebut, film dapat menyajikan pengalaman imajiner bagi para penontonnya, merindukan pengalaman ideal yang diidamkannya, atau imajiner itu akan ikut membentuk sikap dan perilaku khalayak yang menyaksikannya. Pengalaman hidup yang dihadirkan oleh sosok pribadi terpuji yang menegakkan kebajikan serta ikut memengaruhi sikap dan konsep idealisasi hidup untuk melihatnya. 15
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakwah, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012) h. 114
24
Kalau harus diambil benang merah yang menghubungkan antara dua dunia yang tampak berbeda itu, film dan dakwah adalah “semangat” dalam menyampaikan pesan-pesan moral dan etika kehidupan. Jarak antara dua dunia kadang disikapi sebagai dua kutub yang kontroversial, padahal sebetulnya amat berdekatan, dan bahkan bisa menjalin hidup bersama. Untuk menyiasati kecenderungan masyarakat lewat kekuatan persuasi yang dimilikinya, film dapat melakukan usaha-usaha yang sulit dilakukan oleh media lain, mempermudah jalan yang semestinya dilalui oleh dakwah.16 Islamisasi melalui media film, juga merupakan wacana penting di era digital ini. Hal ini dikarenakan sifat dari penikmat film yang tergolong gencar memakai budaya konsumsi kontemporer. Islam, dalam kasus ini, dapat ditampilkan dengan segar, menarik, hybrid dan modern dalam rangka menjadikan Islam sebagai agama yang relevan dengan budaya yang saat ini sedang didominasi kaum kapitalis.17 B. Tinjauan Umum Semiotika 1. Konsep Semiotika Roland Barthes Istilah semeiotics (dilafalkan demikian) diperkenalkan oleh Hippocrates (460-337 SM), penemu ilmu medis barat, seperti ilmu gejala-gejala. Gejala menurut Hippocrates, merupakan semeion, bahasa yunani untuk penunjuk (mark) atau tanda (sign) fisik.18 Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar 16
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakkwah. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012) h. 112-113 17 Andi Faisal Bakti, Globalisasi: Dakwah Cerdas Era Globalisasi: Antara Tantangan dan Harapan (Lecture at Palembang), h. 59. 18 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, (Yogyakarta; Jalasutra, 2010) h.7
25
konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Van Zoest mengartikan semiotik sebagai ”ilmu tanda (sign) dan segala yang berhubungan dengannya: cara berfungsinya hubungannya dengan kata
lain,
peengirimannya,
dan
penerimaanya
oleh
mereka
yang
mempergunakannya.19 Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda (sign), berfungsinya tanda, dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain. Dalam pandangan Zoest, segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat teramati dapat disebut tanda. Karena itu, tanda tidaklah terbatas pada benda. Adanya peristiwa, tidak adanya peristiwa, struktur yang ditemukan dalam sesuatu, suatu kebiasaan, semua itu dapat disebut tanda. Sebuah bendera kecil, sebuah isyarat tangan, sebuah gejala mode, suatu gerak syaraf, peristiwa memerahnya wajah, suatu kesukaan tertentu, letak bintang tertentu, suatu sikap, setangkai bunga, rambut uban, menatap, api, putih, bentuk, gagap, berbicara cepat, berjalan sempoyongan, bersudut tajam, kecepatan, kesabaran, kegilaan, kekhawatiran, kelengahan, semua itu dianggap sebagai tanda.20 Menurut Saussure, seperti dikutip Pradopo tanda adalah kesatuan dari dua bidang yang tidak dapat dipisahkan, seperti halnya selembar kertas. Di mana ada tanda, di sana ada sistem. Artinya, sebuah tanda (berwujud kata atau gambar) mempunyai dua aspek yang ditangkap oleh indra kita yang disebut dengan signifier, bidang petanda atau konsep atau makna. Aspek kedua terkandung di 19 20
Alex Sobur, Analisis Teks Media, ( Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2006)h. 95-96 Sumbo Tinarboko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2012), h. 12
26
dalam aspek pertama. Jadi petanda merupakan konsep atau apa yang dipresentasikan oleh aspek pertama. Lebih lanjut dikatakannya bahwa penanda terletak pada tingkatan ungkapan (level of expression) dan mempunyai wujud atau merupakan bagian fisik seperti bunyi, huruf, kata, gambar, warna, objek, dan sebagainya. Petanda terletak pada level of content (tingkatan isi atau gagasan) dari apa yang diungkapkan melalui tingkatan ungkapan. Hubungan antara kedua unsur melahirkan makna. Tanda akan selalu mengacu pada (mewakili) sesuatu hal (benda) yang lain. Ini disebut referent.
Lampu merah mengacu pada jalan
berhenti. Wajah cerah mengacu pada kebahagiaan. Air mata mengacu pada kesedihan. Apabila hubungan antara tanda dan yang diacu terjadi, maka dalam benak orang yang melihat atau mendengar akan timbul pengertian.21 Menilik dari sejarahnya, tradisi semiotika berkembang dari dua tokoh utama, yaitu: Charles Sanders Pierce yang mewakili tradisi Amerika dan Ferdinand de Saussure yang mewakili tradisi Eropa. Keduanya tidak pernah bertemu sama sekali, sehingga kendati keduanya sering disebut mempunyai kemiripan gagasan, penerapan konsep-konsep dari masing-masing keduanya, namun seringkali mereka mempunyai perbedaan. Barangkali keduanya berangkat dari disiplin yang berbeda, Pierce adalah seorang guru besar filsafat dan logika, sementara Saussure adalah seorang ahli linguistik. 22 Semiotika menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinan de Saussure (1857-1913) dan Charles Sanders Pierce (1839-1914). Kedua tokoh 21
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual. ( Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h. 13 Aart Van Zoest, Interpretasi dan Semiotika, (Terj.) oleh Okke K.S Zaimar dan Ida Sundari Husein dalam Panuti Sujiman dan Aart Van Zoest, (Ed) Serba-Serbi Semiotika, (Jakarta: Gramedia, 1991), h.1. 22
27
tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak mengenal satu sama lain. Saussure di Eropa dan Pierce di Amerika Serikat. Latar belakang keilmuan Saussure adalah linguistik sedangkan Pierce filsafat. Ferdinand de Saussure di dalam Course in General Linguistics mendefinisikan semiotika sebagai suatu ilmu yang mengkaji tentang tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial.23 Roland Barthes lahir tahun 1915 dari keluarga menengah Protestan di Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat pantai Atlantik di sebelah barat daya Prancis. Dia dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang rajin mempraktikkan model linguistik semiologi Saussure.24 Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat menentukan makna, tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja menyampaikan makna yang berbeda situasinya. Roland Barthes meneruskan pemikiran tersebut yang dikenal dengan istilah “order of signification”.25 Dalam terminologi Barthes, jenis budaya popular apapun dapat diurai kodenya dengan membaca tanda-tanda di dalam teks. Tanda-tanda tersebut adalah hak otonom pembacanya atau penonton. Saat sebuah karya selesai dibuat, makna yang dikandung karya itu bukan miliknya, melainkan milik pembaca atau penontonnya untuk menginterpretasikannya begitu rupa. 26
23
Yasraf Amir Pialang, Hipersemiotika, Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna, (Yogyakarta: Jalasutra, 2003), h.256. 24 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), cet. 2, h. 63 25 Rahmat Kriyono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 268 26 Ade Irwansyah, Seandainya Saya Kritikus Film, (Yoyakarta: Homerian Pustaka, 2009), h. 42
28
Sehingga dalam semiotik Barthes, proses representasi itu berpusat pada makna denotasi, konotasi dan mitos. Ia mencontohkan, ketika mempertimbangkan sebuah berita atau laporan, akan menjadi jelas bahwa tanda linguistik, visual dan jenis tanda lain mengenai berita itu direpresentasikan (seperti tata letak / lay out , rubrikasi, dsb) tidaklah sesederhana mendenotasikan sesuatu hal, tetapi juga menciptakan tingkat konotasi yang dilampirkan tanda-tanda.27 Tabel 2.128 Gambar Peta tanda Roland Barthes 1. Signifier (penanda)
2. Signified (petanda)
3. Denotative sign (tanda denotatif) 4. Connotative Signifier (Penanda Konotatif
5. Connotative Signified (Penanda Konotatif)
6. Connotative sign (tanda konotatif)
Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotative (3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut merupakan unsur material: hanya jika anda mengenal tanda “singa”, barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin (Cobley dan Jansz, 1999:51). Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotative yang melandasi keberadaannya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes yang sangat 27
Jonathan Bignell, Media Semiotics: An Indtroduction, (Manchester and New York: Manchester University Press, 1997) h. 16 28 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2004) h.69
29
berarti bagi penyempurnaan semilogi Saussure, yang terhenti pada penandaan dalam tataran denotatif. Di dalam semiologi Barthes dan para pengikutnya, denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama, sementara konotasi merupakan tingakt kedua. Dalam hal ini denotasi justru lebih diasosiasikan dengan ketertutupan makna. Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang disebut dengan „mitos‟, dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu,29 jadi mitos memiliki tugasnya untuk memberikan sebuah justifikasi ilmiah kepada kehendak sejarah, dan membuat kemungkinan tampak abadi. 30 Mitos, oleh Barthes disebut sebagai tipe wicara. Ia juga menegaskan bahwa mitos merupakan sistem komunikasi, bahwa dia adalah sebuah pesan. Hal ini memungkinkan kita untuk berpandangan bahwa mitos tak bisa menjadi sebuah objek, konsep, atau ide; mitos adalah cara penandaan (signifacition), sebuah bentuk. Bagi Roland Barhes yang juga mengikuti Saussure, maka “secara prospektif objek semiologi adalah semua sistem tanda, entah apapun substansinya, apapun batasannya (limit): gambar, gerak tubuh, bunyi melodis, benda-benda, dan pelbagai kompleks yang tersusun oleh substansi yang bisa ditemukan dalam ritus, protocol, dan tontonan sekurangnya merupakan sistem signifikasi (pertandaan), kalau bukan merupakan „bahasa‟ (language). 31 2. Film Sebagai Tanda Semiotika
29
Sobur, semiotika komunikasi Roland Barthes, Mitologi, (Yogyakarta: Kreas i Wacana, 2009) h. 208. 31 Jeanne Martinet, Semiologi: Kajian Teori Tanda Saussuran; Antara Semiologi Komunikasi dan Semiologi Signifikasi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), cet. 1, h.3 30
30
Christian Metz merupakan salah satu kritikus film yang berasal dari Perancis. Bukunya yang berjudul Language and Cinema memberikan pemahaman mengenai film sebagai satuan bahasa yang berbeda dari bahasa tutur. Semua komponen dalam film merupakan serangkaian kode yang merepresentasikan sebuah budaya, sejarah dan nilai-nilai. Bagi Metz teori film adalah teori yang mengkaji wacana-wacana sejarah film, masalah ekonomi film, estetika film dan semiotika film.32 Kontribusi penting Metz dalam memahami film terletak pada bagaimana dia memperkenalkan sebuah konsep cinematis instutitution. Melalui konsep tersebut Metz mengenalkan, bahwa pengertian film tidak terbatas pada aspek industri yang memproduksi sebuah film saja, melainkan juga aspek lain di luar itu, sehingga penonton dapat menjadi salah satu bagian dari film dengan cara memposisikan penonton sebagai kesatuan film yang berfungsi sebagai mesin kedua, yaitu bergerak dalam wilayah psikologis. Melalui konsep ini, Metz memaparkan setidaknya ada 3 mesin utama dalam memaknai film secara utuh sebagai bahan penelitian, yaitu outer machine (film sebagai industri), inner machine (psikologi penonton), third machine (penulis naskah film - kritikus, sejarahwan, teoritikus).33 Oey Hong Lee menyebutkan mengenai perkembangan media film: “Film sebagai alat komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa pertumbuhannya pada akhir abad ke-19, dengan perkataan lain pada waktu unsur-unsur yang merintangi perkembangan surat kabar sudah dibikin lenyap.”
32 33
Zuzana M. Pick, Cinema As Sign and Language, h. 200. Ibid., h. 203.
31
Pernyataan tersebut mengisyaratkan, bahwasanya film mengalami perkembangan yang sangat pesat. Film saat ini tidak hanya sebagai alat hiburan semata, tetapi juga untuk berbagai kepentingan politik, ekonomi, propaganda dan berbagai kepentingan lain yang tidak kita deteksi. Maka dari itu, semiotika sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengkaji tanda-tanda dan sistem simbolik memiliki kaitan erat dengan film sebagai sebuah produk tanda. Di lain pihak, para ahli melihat film sebagai salah satu media yang dapat mempengaruhi para khalayaknya. Dan dari sinilah asal mula dilakukannya berbagai penelitian terhadap simbol dan ikon dalam film, dan pengaruhnya terhadap masyarakat yang menyaksikan film tersebut.34 3. Analisis Film Steve Campsall Steve Campsall merupakan salah seorang pengajar Studi bahasa Inggris dan Media di The Beauchamp College.35 Dalam tabel analisis filmnya yang diadopsi dari pemikiran Metz, Campsall melihat film sebagai kesatuan bahasa dan makna. Ini kemudian dipahami Steve sebagai Moving Image Texts: “Film Language”. Menurutnya, seperti kata-kata, film memiliki bahasa sendiri dalam menyampaikan pesannya kepada penonton. Para kru dan sineas bekerja menciptakan makna tersebut melalui gambar bergerak di dalam film, sehingga kompleksitas komponen film membuatnya berbeda dengan media lain.
34
Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 127. Biografi Steve Campsall diperoleh dari http : / / educationforum . ipbhost . com / index .php?showtopic=1678 diakses pada Minggu, 01 Januari 2013. 35
32
Dalam skema analisis film Steve Campsall, menjelaskan tentang beberapa unsur untuk menganalisis film. Pergerakan audio visual yang dinamis di dalam film, memunculkan komponen sendiri di dalam kajian semiotikanya.36 a. Semiotika merupakan jalan untuk menjelaskan bagaimana tanda itu diciptakan. Di dalam film, tanda-tanda tersebut diciptakan oleh para sineas film atau sutradara. Apa yang kita dengar, kita lihat dan kita rasakan merupakan sesuatu yang dapat kita persepsikan damengandung sebuah ide. Ide tersebutlah yang kemudian disebut dengan „meaning’. Salah satu pemaknaan penting, misalnya kata-kata pengecut , memiliki lawan heroik. Situasi ini memungkinkan penafsir memiliki pendapat yang berbeda, dan ini dinamakan Binary Opposite. Ada beberapa komponen dalam memahami semiotika film. - Signs (tanda): unit makna terkecil yang bisa kita tafsirkan dan turut menentukan makna keseluruhan. - Code (kode): dalam semiotika, sebuah kode adalah sekumpulan tanda yang nampak “pas” sekaligus “alami” dalam membentuk makna keseluruhan. - Convention (konvensi): istilah konvensi itu penting. Ia merujuk pada suatu cara yang sudah umum dalam mengerjakan sesuatu. Dan kita sering mengaitkan sesuatu yang konvesional dengan hasil yang pasti. Ada tipe tanda dan kode setidaknya terbagi atas tiga: - Ikon : tanda dan kode yang dibuat untuk menunjukkan sesuatu yang melekat atau identik pada sesuatu. 36 36
Steve Campshall – 27/06/2002 (Rev. 17/12/2005; 14:18:24) Media - GCSE Film Analysis Guide (3) – SJC
33
- Indeks : sistem penandaan yang menggunakan unsur kasualitas atau sebab-akibat - Simbol : pemaknaan terhadap sesuatu yang melepas secara total makna denotasi pada sesuatu tersebut. Hal lain yang juga penting untuk memahami tanda adalah melalui konvensi. Konvensi merupakan suatu kesepakatan umum yang melekat dalam masyarakat dan dijadikan jalan dalam melakukan suatu pekerjaan. Biasanya konvensi terwujud dalam suatu perbuatan. b. Mise-En-Adegan Mise-En-Adegan menjawab beberapa pertanyaan penting di dalam sebuah film. Pertanyaan
tersebut meliputi efek apa? Makna apa? Bagaimana dia
memproduksi? Mengapa dia memproduksi? Dan apa tujuan yang ingin dicapai? Namun, sebenarnya Mise-En-Adegan merupakan segala sesuatu yang dihadirkan para Director atau sutradara ke dalam adegan-adegan, dan rekaman-rekaman yang termuat di dalam kamera melalui aspek Setting, kostum, tata rias, dan pencahayaan. c. Editting Editting merupakan suatu proses memotong dan menggabungkan beberapa potong film menjadi satu. Membuat film tersebut menjadi cerita yang bersambung, dapat dipahami, realistis, mengalir dan naratif. d. Shot Types Shot merupakan pengambilan gambar untuk membangun sebuah potongan gambar yang naratif dan memberikan makna tersendiri terhadap objeknya.
34
Biasanya shot terkait dengan pengambilan kamera. Seperti Close up (CU), Point of view (POV) dan Middle Shot (MS). e. Camera Angle Sudut kamera, biasanya selalu menciptakan makna-makna yang signifikan dengan kondisi atau situasi objek. Seperti sudut kamera POV high angle shot yang mencerminkan superioritas atau kekuasaan. f. Camera Movement Pergerakan kamera merupakan suatu bentuk penciptaan makna yang dinamis. Perpindahan dari zoom out ke zoom in misalnya, memiliki nilai dan dinamika makna sendiri. g. Lighting Pencahayaan merupakan salah satu aspek penting dalam film. pencahayaan dapat menimbulkan suasana dan mood yang menegaskan makna. Kegelapan di hutan misalnya menciptakan makna ketakutan dan kengerian. h. Dieges And Sound Dieges atau diagenic sound di dalam film merupakan „dunia film‟. Dia merupakan bagian dari setiap aksi yang di jalankan aktor. Misalnya suara musik yang mengiringi jalannya aktor dan lainnya. i. Visual Effects / SFX SFX merupakan gambar generasi komputer (CGI) yang mana tujuannya untuk menciptakan sebuah realitas dan makna melalui efek-efek gambar dan suara. j. Genre Genre adalah ragam dari naratif yang sedang dibicarakan di dalam film. k. Iconography
35
Ikonografi merupakan aspek penting dari genre. Hal inilah yang menjadi simbolsimbol pendukung genre. Seperti padang pasir yang mendukung karakter koboi. l. The Star System Bintang-bintang film tertentu bisa menjadi bagian penting dalam ikonografi dan menjadi penegas makna. Bisa menjadi penegas karakter dan aksi. m. Realism Media dapat menyuguhkan tingkat realitas yang sangat tinggi, sehingga sesuatu terkesan benar-benar nyata. Dengan layar yang jernih, jelas, sound yang kuat, dan ruang yang sengaja dibuat gelap, pemirsa dapat merasakan atmosfer realitas yang tinggi. Demikianlah kompleksitas di dalam semiotika film. komponen tersebutlah yang dijadikan acuan untuk mengkaji lebih dalam terkait sistem tanda di dalam film. film merupakan salah satu komunikasi massa yang memiliki makna sendiri bagi penontonnya. C. Konsep Taubat 1. Pengertian Taubat Taubat berarti kembali kepada Allah. Proses kembali itu tidak sah dan tidak sempurna kecuali dengan mengenal Allah dengan cara mengenali bermacam nama serta beragam sifat-Nya. Pengaruh nama dalam diri kita juga penting diperhatikan. Proses kembali itu tidak sah tanpa mengetahui bahwa jika kita lari dari Allah, kita akan disandera musuh kita. Untuk bisa bertobat, kita pun harus yakin bahwa kita tidak akan terjerumus ke dalam cengkeraman musuh kita kecuali disebabkan ketidaktahuan akan Tuhan serta keberanian kepada-Nya.37 Taubat
37
Dede Permana M.A, Tuhan Ingin Aku Kembali, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta), H. 80-81
36
hanya akan terjadi jika lebih dahulu memahami hakikat dosa, mengakui dosa, serta menjauh dampak buruk yang ditimbulkan dari dosa, baik pada masa lalu maupun masa mendatang. Taubat ialah dengan kembali insaf dan sadar akan kebesaran dan kekuasaan Tuhan. Lalu pusatkanlah akidah dan ibadah kepada-Nya.38 Firman Allah tentang tobat dalam surat At-Tahrim ayat 8:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." ( At-Tahrim: 8)39 Nashuha berarti yang bercirikan nushh. Dari kata ini lahir kata “nasihat”, yaitu upaya untuk melakukan sesuatu, baik perbuatan maupun ucapan yang membawa manfaat untuk dinasihati. Kata ini juga bermakna tulus/ ikhlas. Tobat yang disifati oleh kata ini mengilustrasikan tobat itu sebagai sesuatu yang secara ikhlas menasihati sesseorang agar ia tidak mengulangi kesalahannya. Karena tobat nashuh adalah yang pelakunya tidak terbetik lagi dalam benaknya keinginan untuk
38 39
Ibid, h. 158 Surat At-Tahrim ayat 8
37
mengulangi perbuatannya, karena setiap saat ia diingatkan dan dinasihati oleh tobat itu.40 Cinta terhadap sesuatu membuat buta dan tuli, cinta itu akan memperindah apa yang disenangi dan dibanggakan serta membuat benci terhadap yang berlawanan dengannya, sehingga berkumpul pada diri orang tersebut sifat sombong, angan-angan dan dengki yang di dalamnya terdapat kebencian terhadap nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-hambaNya, lebih-lebih lagi kepada saingannya. Sedangkan sombong dan dengki adalah dua penyakit yang menghancurkan umat-umat terdahulu dan sekarang, keduanya adalah dosa besar pertama yang dilakukan dalam rangka bermaksiat kepada Allah SWT. Iblis sombong dan dengki kepada Adam AS, demikian juga anak adam yang dengki lalu membunuh saudaranya. Oleh karena itu sombong menghilangkan Islam, sebagaimana syirik menghilangkan Islam, karena Islam adalah menyerahkan diri seutuhnya hanya kepada Allah SWT, orang yang menyerahkan diri kepada Allah SWT dan kepada selain-Nya maka ia telah berbuat syirik adapun orang yang tidak mau menyerahkan diri kepada Allah SWT, maka ia adalah orang sombong, seperti Fir‟aun dan para pembesarnya. 41 Di antara sekian banyak syarat-syarat tobat adalah sebagai berikut42: 1. Menyesali perbuatan dosa yang lalu 2. Berhenti dari perbuatan dosa 3. Bertekad bulat tidak akan mengulangi lagi 40 41
Sudirman Tebba, Nikmatnya Tobat, (Banten: Pustaka irVan, 2007) h. 142-143 Syaikh Ibnu Taimiyyah, Mutiara Taubat, (Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2004) h. 46
38
4. Mengembalikan hak-hak atau sesuatu yang diambil dengan tidak sah kepada orang yang berhak atau minta maaf kepadanya. 2. Macam-macam Taubat: Taubat wajib adalah bertaubat dari meninggalkan kewajiban atau melakukan larangan. Taubat ini wajib dilakukan oleh setiap hamba sebagaimana perintah Allah SWT dalam kitab-Nya melalui lidah Rasul-Nya Taubat sunnah adalah bertaubat dan meninggalkan amalan-amalan sunnah atau melakukan amalan makruh. Orang yang hanya melakukan taubat jenis pertama termasuk golongan moderat, dan orang yang melakukan kedua jenis taubat termasuk golongan yang berlomba dalam berbuat kebajikan. Sedangkan orang yang tidak melakukan keduanya termasuk golongan yang zhalim.43 Taubat dalam Islam bisa menimbulkan kesadaran kepada seseorang. Dengan kesadaran orang dapat menerima dirinya, menata kehidupannya kembali, dan mengadakan integrasi diri, baik dengan diri sendiri, maupun lingkungan alam sekitarnya.
43
Ibid h.28
BAB III GAMBARAN UMUM FILM A. Sinopsis Film Mama Cake Film produksi Falcon Pictures ini tayang pada tanggal 13 September 2012 yang lalu. Film ini bercerita tentang kisah tiga orang sahabat yaitu Rakha (Ananda Omesh), Willy (Boy William) dan Rio (Arie Dagienkz). Kisah ini dimulai ketika Rakha mendapatkan amanah dari neneknya yang sedang sakit parah di Rumah sakit. Neneknya memiliki permintaan terakhir yaitu sekotak brownies kesukaannya yaitu Mama Cake langsung dari tempat pembuatannya di Bandung. Pagi itu juga Rakha berangkat ke Bandung dan ditemani oleh kedua sahabatnya yaitu Willy dan Rio. Dalam perjalanan menuju Bandung, Willy menabrak sosok pria misterius yang akhirnya ikut menumpang di mobil Rakha. Disepanjang perjalanan sosok pria misterius ini memberikan pelajaran-pelajaran hidup untuk ketiga sahabat itu. Perjalanan mereka awalnya sangat menyenangkan, sampai ketika dalam perjalanan kembali menuju Jakarta mereka mengalami pertengkaran yang hebat. Pertengkaran bermula ketika mobil Rakha hilang dan mereka saling menyalahkan atas kejadian itu. Mereka lalu memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka masing-masing. Rakha kembali lagi ke toko brownies Mama Cake karena brownies yang sudah dibeli sebelumnya ikut hilang bersama mobil Rakha. Willy berjalan menyusuri kota Bandung. Dan Rio mengikuti nalurinya ke sebuah desa terpencil. Mereka mengalami peristiwa-peristiwa yang membuat cara 39
40
pandang mereka terhadap hidup berubah. Rakha bertemu dengan jodohnya di toko brownies Mama Cake. Willy yang mengalami persitiwa berat akibat sifat playboy-nya dan Rio yang bertemu kembali dengan sosok pria misterius yang ditabrak Willy ketika berangkat ke Bandung. Pada akhirnya mereka bertemu kembali sebelum ke Jakarta dan mereka pulang ke Jakarta dengan mendapatkan pelajaran-pelajaran berharga untuk hidup mereka. Film ini juga turut diramaikan dengan aktor-aktor senior seperti Rudy Salam, Nani Wijaya, Didi Petet dan Piet Pagau. Juga ada pemeran-pemeran pembantu seperti Dinda Kanya Dewi, Candil, Bagus „netral‟, Tyas Mirasih, Kinaryosih dan Andhara Early.
Gambar 3.11 B. Profil Anggy Umbarra Sebagai Sutradara Film Mama Cake Anggy Umbarra pria kelahiran 21 Oktober 1980 ini memang nama yang baru di jagad perfilman Indonesia. Namun di dunia industri musik namanya sudah populer dengan menjadi salah satu anggota grup band Purgatory sekaligus sutradara video klip. Anggy Umbarra membuat video 1
Sumber gambar dari Film Mama Cake pada menit 01:29:48
41
klip beberapa musisi Indonesia ternama seperti Afgan, Agnes Monica, Noah hingga Presiden Susilo Bambang Yudhyono. Anggy umbarra mengaku darah seni nya turun dari kedua orangtuanya yaitu pasangan sutradara Danu Umbara dan guru musik Nanny Sukandar. Mama Cake adalah film pertamanya, Anggy Umbarra sendiri sudah menulis naskahnya sejak tahun 2003 namun baru berhasil di filmkan tahun 2012. Dan tiga karakter utama dalam film ini adalah nyata bukan rekaan, hal ini terungkap dalam wawancara penulis dengan subyek peneliti sebagai berikut: “Karena Rakha di sini adalah sebenarnya karakter gue, Willy adalah kameramen gue yang suka sok gaul dan playboy namun dia perjaka sampai akhirnya menikah dan Rio adalah kakak gue yang setiap hari dia itu gak pernah pakai sendal dan setiap binatang itu dia ajak ngobrol”. 2 Karakter-karekter tersebut sukses diperankan dengan baik oleh Ananda Omesh, Boy William dan Rio Dagienkz. Mereka bertiga yang berlatar belakang seorang Host namun berhasil memerankan peran mereka dengan baik di film Mama Cake. Mama Cake juga dimainkan oleh pemain pendukung yang sudah malang melintang di jagad perfilman Indonesia seperti Dinda Kanya Dewi, Renata Kusmanto, Rudy Salam, Nany Wijaya, Candil, dan Didi Petet. Anggy Umbarra memberi judul film ini Mama Cake karena dia sangat menyukai brownies dan dia sangat menyukai filosofi dari brownies sendiri yaitu kue yang tampak sangat tidak menarik jika dilihat dari luar namun ketika dimakan itu menjadi sangat lezat. Anggy Umbarra ingin film Mama Cake ini memberi pencerahan bagi anak-anak muda dan tidak menilai sebuah film dari judulnya saja tetapi harus menonton dahulu baru menilai. 2
2013.
Anggy Umbarra, Sutradara Film Mama Cake, Wawancara Pribadi, Mampang, 18 Maret
42
C. Profil Pemain 1. Ananda Omesh sebagai Rakha Ananda Omesh
memulai kariernya dengan
menjadi
pemain
Extravaganza di Trans tv. Lalu menjadi salah satu host ternama di Indonesia dengan salah satu program acaranya Indonesia Mencari Bakat (IMB) di stasiun televisi yang sama. Pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat tanggal 21 Agustus 1986 ini merupakan lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Sebelum bermain di film Mama Cake dia membintangi film Heart-Break.com dan Aku atau Dia. Omesh pernah mendapat penghargaan Panasonic Gobel Award 2011 sebagai Presenter Talent Show terfavorit. Suami dari presenter Dian Ayu ini juga menjadi ambassador iklan salah satunya adalah iklan XL. Omesh yang tidak memiliki basic akting namun dapat memerankan tokoh Rakha dengan baik. Dalam film ini Omesh harus merelakan rambutnya dicat menjadi warna merah terang. Di film Mama Cake Omesh berperan sebagai Rakha pria berusia 24 tahun. Rakha merupakan anak satu-satunya dan dia selalu menuruti apa yang diperintahkan oleh ayahnya yang diperankan oleh Rudy Salam. Rakha kuliah dengan mengambil jurusan manajemen sedangkan dia sama sekali tidak menyukai jurusan itu, sehingga dia menjadi mahasiswa abadi. Rakha lebih suka menulis. Rakha adalah pria yang idealis dan kritis. Rakha memiliki rambut yang di cat warna merah yang menurutnya adalah ideologi dari keberanian. Dia tidak mengikuti fashion dia tetap pada prinsipnya memakai celana jeans gombrong meskipun orang-orang sudah menggunakan jeans ketat. Rakha bersahabat dengan Willy dan Rio dari SMA.
43
Rakha adalah orang yang paling “lurus”
dan diantara kedua
temannya. Dia tidak neko-neko dalam hidupnya. Rakha tidak pernah memiliki pacar selama hidupnya, sampai dia bertemu dengan Mawar gadis cantik yang tidak sengaja bertemu di Toko kue Mama Cake. Rakha mempunyai nenek dan sedang sekarat di rumah sakit dan dia harus menuruti permintaan terakhir neneknya yaitu sekotak brownies Mama Cake langsung dari tempat pembuatannya yaitu di Bandung.
Gambar 3.23 2. Boy William sebagai Willy Boy William yang memiliki nama lengkap William Hartanto lahir di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 1991. Boy William memulai kariernya saat memenangkan ajang pemilihan model Starteen pada tahun 2009. Lalu Boy mengembangkan sayapnya di dunia entertainment dengan menjadi VJ (Video Jokey). Setelah itu Boy membintangi sinetron pertamanya yaitu Cinta Cenat Cenut 2 yang juga dibintangi oleh boy band Smash. Boy merupakan cast terakhir yang ditemukan di Mama Cake karena sangat sulit menemukan karakter Willy. Walaupun pada awalnya Boy tidak direstui untuk terjun ke 3
Sumber gambar dari http://hiburan.plasa.msn.com/berita/article.aspx?cpdocumentid=251521264 diakses pada hari Rabu, tanggal 20 Maret 2013.
44
dunia keartisan karena orangtuanya khawatir akan pendidikannya namun Boy akhirnya berhasil membuktikan bahwa dia memiliki talenta yang mumpuni untuk menjalani dunia keartisan. Boy William berperan sebagai Willy pria berusia 24 tahun. Seorang account executive di sebuah perusahaan periklanan. Willy adalah seorang anak gaul Jakarta dan senang mencoba hal-hal baru. Willy adalah seorang playboy dia menggunakan parasnya yang tampan dan kekayaannya untuk memikat para gadis. Walaupun sebenarnya dia memiliki pacar yang sudah setia tujuh tahun bersamanya. Willy selalu menggunakan bahasa Inggris dalam setiap ucapannya walaupun sebenarnya dia tidak pernah ke luar negeri. Willy sering berselisih dengan Rakha sepanjang perjalanan menuju Bandung. Willy menganggap Rakha sebagai seorang yang tidak punya prinsip. Karena Rakha tidak memliki keberanian untuk menentukkan jalan hidupnya sendiri. Pada akhirnya Rakha menyadari bahwa kata-kata Willy ada benarnya dan Rakha berani mengatakan semua keinginannya kepada ayahnya. “Willy adalah simbol dari sosial. Dia banyak bicara, sok paling gaul, paling keren dan sok playboy tapi kenyataan dia gak pernah ngelakuin
itu” ujar Anggy Umbarra.
45
Gambar 3.34 3. Arie Dagienkz sebagai Rio Arie Dagienkz yang memiliki nama asli Arie Apriludy lahir pada tanggal 7 April 1976 ini mengawali kariernya sebagai penyiar radio di Prambors. Melejit lewat program H2C (Harap-Harap Cemas) di SCTV bersama Desta 80s. Pria yang memiliki rambut kribo ini harus merelakan rambut kesayangannya itu untuk digimbal selama proses shooting film Mama Cake. Arie Dagienkz berperan sebagai Rio, seorang seniman dan pujangga cinta. Pria berambut gimbal yang sangat suka berfilosofi. Dia menjadi vegetarian secara tiba-tiba karena dalam perjalanan Bandung dia bertemu dengan hewan-hewan seperti kambing dan sapi, karena itulah dia mendadak tidak suka daging karena baginya hewan-hewan itu tidak berdosa untuk dimakan dan memakan daging sama seperti kanibal memakan saudaranya sendiri. Rio ikut ke Bandung karena dia ingin mencari jati dirinya, dia ingin damai dan bebas. Rio sangat menjunjung tinggi kebebasan. Rio ingin menyatu dengan alam karena itu dia tidak pernah menggunakan alas kaki setiap berpergian., “Rio adalah lambang dari hati, hati itu tanpa batas dan melampui akal. Rio adalah orang yang penuh dengan kebebasan, dan dia ingin menyatu dengan alam dan sangat menyukai binatang. Karakter paling unik ya Rio ini”, ujar Anggy Umbarra.5
4
Sumber gambar dari http://www.starmedianusantara.com/file/images/talent/153/a4fb0f11-7752-ced3-8aeeda2a517ab7a2.jpg diakses pada hari Rabu, tanggal 20 Mareet 2013. 5 Anggy Umbarra, Sutradara Film Mama Cake, Wawancara Pribadi, Mampang, 18 Maret 2013.
46
Gambar 3.4 5. Dinda Kanya Dewi Sebagai Mawar Perempuan yang lahir di Balikpapan pada tanggal 5 Februari 1987 ini memulai kariernya sebagai Gadis sampul sebuah majalah kemudian menjalani dunia peran. Sinetron yang membesarkan namanya adalah Cinta Fitri dalam sinetron tersebut Dinda mendapat peran antagonis yang sangat berbeda dengan perannya sebagai Mawar dalam film Mama Cake. Dinda Kanya dewi berperan sebagai Mawar. Mawar adalah seorang gadis lembut yang bertempat tinggal di Jakarta dan menyukai brownies Mama Cake. Dia bertemu Rakha di Toko brownies dan pada mereka bertemu lagi di stasiun ketika Rakha hendak pulang ke Jakarta. Di stasiun mereka berkenalan dan berbincang-bincang. Pada akhirnya Mawar menyelamatkan Rakha saat brownies Mama Cake milik Rakha kembali hilang dan ternyata mawar adalah jodohnya Rakha di masa depan.
Gambar 3.56
6
Sumber gambar dari http://img.okeinfo.net/content/2009/11/20/34/277631/5yAvQKG9BG.JPG diakses pada hari Rabu tanggal 20 Maret 2013.
47
D.
Profil Di Balik Layar
Kesuksesan sebuah film bukan hanya bergantung dari pemain atau artis-artis yangberperan dalam film tersebut tetapi juga orang-orang yang dibalik layar juga turut berperan penting dalam suksesnya sebuah film. Seperti pihakpihak dibalik layar berikut ini; 1.
Sutradara memiliki otoritas dan bertanggung jawab terhadap proses
produksi sebuah film. Dan film Mama Cake ini disutradarai oleh Anggy Umbarra yang juga selaku Script writer, Editor. Dan asisten sutradara nya adalah Gadis F. 2.
Mama Cake di produseri oleh Frederica dan Executive Producer nya
ialah HB Naveen. 3.
Karakter-karakter dalam film Mama Cake diperankan oleh; Ananda
Omesh sebagai Rakha, Boy Willian sebagai Willy, Arie Dagienkz sebagai Rio, Dinda Kanya Dewi sebagai Mawar dan Rudy Salam sebagai Ayah Rakha. 4. Dan yang paling bertanggung jawab terhadap kualitas fotografi dan pandangan sinematik dari sebuah film adalah Dop (Director of Photography) atau biasa disebut cameraman. Cameraman di Film Mama Cake adalah Dicky Maland. 5. Dalam sebuah film soundtrack menjadi salah satu faktor pendukung yang paling penting untuk menikmati sebuah film. Soundtrack Mama cake dibawakan oleh Iwan Fals dengan judul lagunya “Belum ada Judul” berkolaborasi dengan band metal Islam Purghantory.
BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN A.
Pengantar Adegan yang Diteliti Perjalanan tiga sahabat Rakha, Willy dan Rio terdapat dalam
beberapa
sekuen. Dalam sekuen tersebut ada beberapa adegan yang berkaitan dengan isi penelitian. Sebelum masuk kedalam adegan utama, peneliti akan menganalisis perjalanan Rakha, Willy dan Rio menuju taubat. Film Mama Cake berdurasi 143 menit, waktu yang cukup lama untuk sebuah film layar lebar. Film ini bergenre drama komedi ini memulai adegan dengan dialogdialog singkat mengenai isu-isu sosial di dalam mobil. Kemudian masuk ke dalam isi cerita mengenai perjalanan untuk memenuhi amanah nenek Rakha untuk membeli sekotak brownies Mama Cake di kota Bandung. Yang dalam perjalanan 36 jam itu banyak peristiwa-peristiwa yang tak terduga terjadi. Rakha, Willy dan Rio memiliki karakter yang sangat berbeda, namun karakter mereka masing-masing sangatlah kuat. Rakha yang sangat idealis dalam memandang hidup dan memiliki prinsip yang kuat selalu memiliki perdebatan yang hebat dengan Willy yang sok gaul dan sok playboy dan untungnya ada Rio yang selalu menjadi penengah. Setiap film pada umumnya memiliki unsur narasi, tanpa adanya unsur tersebut kita sebagai penonton akan sulit memahami filmnya. Tetapi apabila dalam sebuah film narasi yang ditampilkan terlalu panjang pasti akan terlihat sangat membosankan untuk penontonnya. Namun, dalam film ini penulis mencoba untuk menarasikan dan mendeskripsikan alur cerita film ini dengan menyertakan komponen analisis film dan
48
49
unsur semiotika. Setelah itu, barulah akan penulis jelaskan bagaimana unsur film dan semiotika menjadi sesuatu yang naratif. 1.
Adegan 1 (Awal perjalanan untuk memenuhi amanah) Rakha, Willy dan Rio merupakan tiga sahabat. Mereka bersama sejak SMA.
Suatu pagi sehabis berpesta semalaman merayakan ulangtahun Lolly pacar Willy, Rakha ditelepon ayahnya untuk membeli sekotak brownies Mama Cake permintaan terakhir dari neneknya yang sedang sakit parah. Permintaan terakhir neneknya sangat detail. Brownies itu harus Mama Cake, yang dibuat dari tempat pembuatannya yaitu di Bandung dan harus diserahkan pada pukul satu siang. Dengan keadaan yang lelah, Rakha mengiyakan permintaan neneknya itu. Ia segera bersiap-siap. Willy menawarkan dirinya untuk ikut karena sebenarnya ia ingin bertemu dengan teman wanitanya yang ia kenal melalui jejaring sosial facebook dan sudah chatting dengannya selama seminggu. Sementara Rio ingin ikut karena ia bosan dengan Jakarta dan ingin menyatu dengan alam dan mencari jati diri. Rakha adalah seorang anak tunggal dari keluarga kaya raya. Hidupnya selalu penuh arahan ayahnya. Rakha tidak berani mengambil sikap dan mengutarakan pendapatnya. Dia mengambil kuliah jurusan bisnis padahal dia tidak menyukainya dan menjalani kuliahnya dengan setengah hati, Rakha lebih suka menulis karena itulah ia menjadi mahasiswa abadi di kampusnya. Willy sahabat Rakha dari SMA dia yang paling gaul diantara kedua temannya. Dia sok playboy agar dilihat keren oleh teman-temannya. Dia menggunakan bahasa Inggris hampir disetiap ucapannya, Willy
50
selalu merasa paling gaul, sosialita dan paling tahu banyak hal. Padahal sebenarnya dia belum tentu tahu dan belum mencoba hal tersebut. Sedangkan Rio, dia adalah pribadi yang paling unik dan sabar. Dia sangat menjunjung tinggi cinta, terutama cinta terhadap makhluk hidup dan alam semsta. Bahkan agama yang dianutnya menurutnya adalah agama cinta. Rio adalah seorang seniman dan juga pecinta hewan. Rio sangat tidak bisa ditebak apa yang ada dipikirannya. Ketika mereka sudah melakukan perjalanan dan baru sampai tol ternyata sangat macet. Mereka baru sadar bahwa itu adalah hari sabtu dan pasti arah puncak macet. Mereka putar arah menjadi Kerawang-Sadang-Subang-LembangBandung. Arahnya agak memutar dan lebih jauh namun menurut mereka itu yang terbaik. Saat perjalanan tiba-tiba Rio membuka pintu mobil dan membuat Willy harus mengerem mendadak. Ternyata Rio terpesona dengan pandang rumput, sapi dan kambing yang ada dipinggir jalan itu. Rio berlari menghampiri sekumpulan sapi dan kambing yang sedang menikmati makanannya yaitu rumput. Rakha dan Willy hanya bisa heran melihat kelakuan teman mereka itu. Willy mengingatkan Rakha bahwa waktu mereka mepet dan harus segera melanjutkan perjalanan. Dengan memaksa akhirnya Rakha menarik Rio ke mobil agar mereka dapat melanjutkan perjalanan. Lalu mereka menyempatkan diri untuk sarapan dahulu. Mereka sarapan di sebuah restoran padang. Ketika sudah di meja makan, Rakha dan Willy kaget dengan menu makanan Rio yang hanya sayur-sayuran tidak ada lauk sama sekali. Ternyata Willy memutuskan untuk menjadi vegetarian lima belas menit yang lalu setelah
51
melihat sapi saat perjalanan. Menurut Rio, memakan daging sama saja dengan memakan saudara sendiri, kanibal. Karena sama-sama mamalia. Namun menurut Rakha, itu merupakan fungsi hewan dalam hidup. Salah satunya untuk dimakan oleh manusia. Akhirnya mereka berdebat mengenai fungsi mereka dalam hidup. Setelah selesai makan, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Willy menyetir mobil karena Rakha masih ngantuk akibat pesta semalam. Rakha dan Willy asyik membicarakan adegan-adegan dalam film favorit mereka, sampai Willy tidak fokus melihat jalanan. Dan akhirnya mobil mereka menabrak seseorang. Adegan ini ada pada durasi 00:24:44. Willy langsung memberhentikan mobil. Mereka bertiga lalu mencari korban kecelakaan itu ke depan mobil. Namun tiba-tiba muncul sosok laki-laki berambut gondrong, menggunakan jaket jeans yang bertuliskan 1865 di belakang jaketnya. Dengan santai ia menyapa Rakha, Willy dan Rio. Willy menyadari ada yang aneh dari orang yang ditabraknya karena dengan kecepatan mobil ketika menabrak sosok 1865 tersebut dia tidak terluka sedikitpun. Tapi ternyata Rakha dan Rio tidak merasakan keanehan sama sekali. Willy menyadari adanya keanehan bermula ketika sosok 1865 memberikan Willy minuman pocari sweat yang masih sangat dingin. Namun jika dilihat sekitar mereka yang ada hanya padang rumput yang luas dan tidak ada warung sama sekali. Berikut percakapannya. Sosok 1865
: Minum dulu nih.. biar fresh. Kan gue yang ketabrak seharusnya gue dong yang shock. Willy : (ambil minuman dan minum) Sosok 1865 : minumnya pake tangan kanan dong. Tangan manis.. Willy : Kha, coba pegang dingin banget men..
52
Sosok 1865
: Iya baru gue beli kok tadi..1
Rio malah mengajak sosok 1865 tersebut tumpangan karena ternyata mereka searah yaitu menuju Bandung. Willy sangat menolak dan menentang hal tersebut. Namun apalah daya, Willy akhirnya menurut walaupun dengan kesal. Sampailah mereka semua di Bandung. Sosok 1865 pun memisahkan diri. Willy juga berpisah dengan Rio dan Willy karena dia ingin menemui teman facebook nya yang bernama Natasya. Sementara itu Rakha dan Rio menuju toko kue Mama Cake untuk membeli brownies. Rakha meminta Willy agar tidak terlalu lama karena mereka dikejar waktu. Dan mereka janjian untuk pulang bareng dan bertemu di tempat yang sama. Di toko kue Mama Cake, Rakha dilayani oleh pelayan yang sangat amat bawel dan berkomentar segala hal mengenai Rakha saat itu. Akhirnya Rakha, Willy dan Rio pulang menuju Jakarta. Namun, ditengah jalan baru sampai ITB tiba-tiba Willy meminta Rakha untuk berhenti. Ternyata Willy ingin mengajak kenalan seorang gadis yang sedang berjalan di depan kampus. Saat di mobil Rakha membahas kelakuan Willy yang playboy padahal dia memiliki Lolly, perempuan yang sudah dipacarinya sejak 7 tahun yang lalu. Dengan bangga Willy memamerkan ke-playboyannya. Rakha tidak terima Willy memperlakukan Lolly seperti itu karena saat SMA Rakha sempat naksir Lolly, namun sekarang Lolly hanyalah teman terbaiknya dan dia 1
Percakapan dapat dilihat pada durasi 00:25:43
53
tidak mau Willy menyakiti teman terbaiknya itu. Dengan basa-basi, Rakha menanyakan berapa gebetan yang dimiliki Willy dan ketika Willy lengah Rakha membuang handphone Willy ke jalanan. Willy yang tidak terima langsung meminta Rakha mengambil kembali handphone-nya karena banyak nomer penting untuk bisnisnya didalamnya. Akhirnya Rakha memutar arah dan mencari handphone Willy di rerumputan. Setelah meencari-cari akhirnya Rakha menemukan kembali handphone Willy. Dan saat mereka hendak kembali ke mobil, Rakha tidak dapat menemukan mobilnya. Rio yang disuruh menjaga mobil malah sibuk bermain dengan kambing karena Rio sangat menyukai binatang dan dia lupa mencabut kunci mobil. Akhirnya mereka saling menyalahkan. Willy menuduh Rakha masih menyukai Lolly dan menginginkan mereka putus sehingga Rakha bisa merebut Lolly darinya. Rakha marah dan memukul Willy. Rio melerai, namun Rakha juga kesal dengan Rio karena kelakuan Rio yang konyol meninggalkan mobil Rakha dan menyebabkan mobil Rakha hilang. Rakha akhirnya meninggalkan kedua temannya itu. Sementara itu, Rio juga tidak mau bersama Willy karena dia tidak mau dekat-dekat dengan orang yang memiliki penyakit sombong, bohong, munafik, khianat dan semua penyakit hatinya Willy. Akhirnya mereka bertiga berpisah dan melanjutkan perjalanan masing-masing.
54
Tabel 1.3 Scene Perjalanan untuk memenuhi amanah Scene 1
2
3
Cut of Shot
Cast
Interpretasi Simbolik Rio Menunjukkan ekspresi senang ketika melihat pemandangan desa yang dilengkapi dengan adanya hewan-hewan berkeliaran bebas tidak seperti di kota Rakha dan Menampilkan Rio pemandangan desa yang asri
Rakha, Menampilkan Willy dan bahwa Rakha, Rio Willy dan Rio menjelaskan fungsi mereka dalam hidup
55
4
Sosok 1865
Menampilkan bahwa mobil Rakha dan teman-teman menabrak sosok 1865
5
Rakha, Willy, Rio dan Sosok 1865
Menampilkan bahwa sosok 1865 ikut perjalanan karena searah.
6
Rakha, Menampilkan Willy dan ekspresi Rio kebahagian ketiganya dan keakraban dalam persahabatan mereka.
7
Rakha, Menampilkan Willy dan bahwa Rakha Rio bertengkar hebat dan memukul kedua sahabatnya yaitu Rio dan Willy.
56
Tabel 2.3 Ikon, Indeks dan Simbol dalam adegan perjalanan untuk memenuhi amanah Ikon
Ikon yang terdapat dalam adegan ini yaitu pakaian yang digunakan oleh para tokoh, Rakha, Willy dan Rio
Index
Index dalam adegan ini terdapat pada kata-kata ketiga tokoh tersebut. Rakha yang selalu teguh pada ideologinya. Willy yang selalu sombong dan pamer kepada kedua temantemannya bahwa dia adalah yang paling gaul. Dan Rio yang menjadi vegetarian karena menghargai hak hidup hewanhewan. Simbol terdapat pada rambut Rakha dan pakaiannya. Rambut Rakha yang di cat menjadi warna merah adalah ideologi dari keberanian. Dan celana gombrong yang digunakan Rakha adalah simbol dari kuatnya prinsip Rakha untuk tidak mengikuti perkembangan jaman sekarang.
Simbol
Secara kronologis, adegan ini menceritakan proses perjalanan untuk menunaikan amanah dari seorang nenek yang sedang sakit parah. Pada potongan adegan pertama, memperlihatkan ekspresi Rio divisualisasikan dengan menggunakan jarak kamera medium shot dimana sang sutradara ingin memperlihatkan ekspresi kebahagiaan Rio ketika melihat pemandangan yang ada di depannya. Pada potongan shot yang kedua jarak kamera yang digunakan untuk memvisualisasikan pemandangan sekitar Rio dan Rakha adalah long shot. Karena Anggy Umbara ingin menampilkan pemandangan pedesaan yang masih berupa padang rumput luas dan hewan-hewan yang sedang berkeliaran bebas sambil memakan rumput. Kemudian dalam adegan yang ketiga Rakha, Willy dan Rio sedang menikmati sarapan di sebuah restoran padang. Jarak kamera yang digunakan dalam adegan ini
57
adalah medium long shot. Dimana sang sutradara ingin memperlihatkan ketiga tokoh tersebut sedang membicarakan sebuah hal yang sangat menarik dan setting tempatnya pun sedikit diperlihatkan yaitu disebuah meja di restoran padang. Adegan selanjutnya memvisualisasikan mobil Rakha dan teman-teman menabrak sesosok pria misterius. Pada adegan ini menggunakan jarak kamera extreme long shot. Memperlihatkan secara jelas dari luas ruangnya mobil Rakha menabrak pria misterius tersebut diperjalanan. Pada adegan kelima, dua frame digabungkan menjadi satu agar seluruh gambar terlihat. Jarak kamera yang digunakan adalah medium close up. Sang sutradara memperlihatkan ekspresi pemain-pemainnya. Rio yang tampak antusias dengan kehadiran pria misterius, Rakha yang penasaran dengan siapa sebenarnya pria misterius dan Willy yang tampak kesal karena Rakha mengizinkan pria itu turut serta dalam mobil Rakha. Potongan adegan selanjutnya, jarak kamera yang digunakan adalah full shot memperlihatkan
Rakha
memukul
kedua
temannya
hingga
terjatuh.
Dan
dibelakangnya terdapat pemandangan sebuah perkebunan di sebuah desa. Mereka bertengkar karena mobil Rakha hilang dan mereka saling menyalahkan satu sama lain. Secara keseluruhan, adegan-adegan di atas memiliki beberapa karakter sinematografi. Jarak kamera yang digunakan dalam adegan-adegan tersebut adalah medium shot, long shot, medium long shot, extreme long shot, medium close up dan full shot. Pencahayaan yang digunakan cenderung menggunakan sumber cahaya
58
utama (key light) dengan kualitas hard light yang memperjelas objek. Setting yang digunakan dalam semua adegan adalah shot on location. Aspek suara dan editing di dalam adegan ini memakai dieges sound dan non dieges sound dengan di dominasi dengan tipe montase dan cut in yang diiringi dengan musik instrumental.
Dalam adegan di atas ada percakapan diantara Rakha dan Willy saat mereka sedang menikmati sarapan di sebuah restoran padang, berikut adalah percakapan tersebut: Rakha
Willy
Rakha
: “Ya intinya lo zina aja gitu setelah kita ngaji bareng dari kelas 3 SD sampe lulus, pesantren kilat bareng waktu smp men.” : “Whats up with free sex men? You’re so naif bro. gaya orang pacaran jaman sekarang juga free sex, chill out men. Lo aja yang gak pernah pacaran. Jangan sok ngejudge deh bro. sok moralis, sok suci, norak. Lo kalo mau taubat nanti aja kalo udah tua.” : “Ooh jadi maksud lo noraknya entar aja kalo udah tua gitu? Ya tadi lo bilang katanya taubatnya nanti aja kalau udah tua. Udah jadi moralis dong lo. Norak juga dong lo. Gila men.. men.. will, hidup lo emang penuh prinsip dan komitmen. Gak munafik sih. Sama sekali gak munafik.”2
Dalam percakapan yang dilakukan oleh Rakha dan Willy menggambarkan bahwa Rakha tidak setuju mengenai free sex yang marak terjadi saat ini dan seperti sudah menjadi lumrah dikalangan masyarakat tertentu. Tidak seperti Willy yang menganggap kalau free sex itu sah-sah saja jaman sekarang. Bagi Willy hidup hanya sekali dan harus mencoba segala hal selagi masih muda. Dan setelah tua barulah
2
Percakapan dapat dilihat pada durasi 00:21:50
59
taubat. Hal ini bertentangan dengan firman Allah SWT yang menyerukan umatnya agar bertaubat sesegera mungkin seperti dalam Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 133:
“Dan bersegeralah kamu mencari
ampunan dari
Tuhanmu dan
mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa”. (Al-Imran:133)3
Saat mereka sarapan, mereka mendiskusikan hal-hal sosial yang mungkin topiknya terlalu berat untuk dibahas saat sarapan. Mereka membahas asal-usul manusia, bagaimana awalnya manusia ada di dunia. Berikut percakapannya: Willy Rakha
Willy Rakha
Willy Rakha
3
Surat Ali-Imran ayat 133
:”Katanya anak kuliahan. Masa teori Darwin aja gak mudeng.” : “Hal-hal kaya gini nih yang bikin gue males kuliah tau gak? Terlalu mengikuti dogma-dogma sains mereka.” :”Whats up? suppose me” : “Ya itu tadi contohnya teori Darwin. Men.. Manusia pertama di dunia itu adalah Adam terbuat dari tanah liat. Bukannya dari monyet.. hewan bersel satu terus jadi ikan apalah itu namanya. Itu cuma karangkarangan mereka doang. Spekulasi, imajinasi yang mereka gabungin jadi yang namanya sains.” : “Oke. Jadi semua sekolah-sekolah dan kampuskampus di seluruh dunia salah gitu?” : “Gue lebih percaya sama buku yang usianya udah ratusan bahkan ribuan tahun (Al-Qur’an) daripada buku original spesiesnya Darwin yang paling usianya baru 100 tahun-nan yang lalu.”
60
Willy
: “Ya elah kan udah dibikin lebih modern. Lebih mutakhir dong kebenarannya.”
Rakha
: “Willy, lo udah baca bukunya belum sih? Dia aja masih binggung sama teori missing link dari satu spesies ke spesies lainnya. Terus lo liat, gara-gara bukunya dia ada satu budaya yang namanya rasisme. Jadinya apa men? Perang dimana-mana. Non sense bro! menurut gue semua manusia itu sama. Yang nentuin keunggulan mereka cuma dari sikap, perilaku sama moncong-moncongnya.”
Rio
:”Kalau yang terakhir-terakhir gue setuju. Tapi, yang teori Darwin…”
Rakha
: “Yo..yo gini, kalau lo berdua percaya teori Darwin berarti lo gak percaya sama Tuhan yang bilang bahwa manusia pertama di dunia itu adalah Adam. Simple kan? Emang berat sih benturan antara sains sama agama. Tapi kalo gue udah settle pendirian gue men..manusia ya manusia. Nah kalo monyet ya lo berdua..”4
Dari percakapan diatas Rakha keliatan sangat tidak setuju dengan teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia merupakan revolusi dari monyet. Lalu secara tahap demi tahap berubah menjadi manusia. Menurut Rakha jika kita percaya teori Darwin maka kita tidak percaya bahwa Adam adalah manusia pertama yang Allah turunkan ke bumi. Sementara Willy dan Rio merasa mana mungkin teori yang sudah diakui di seluruh dunia itu salah. Bagi Rakha memang berat menyatukan sains dan agama namun Rakha lebih percaya pada buku yang sudah bertahun-tahun atau berabad-abad yaitu Al-Qur’an dan Al-hadits daripada buku yang diciptakan manusia
4
Percakapan dapat dilihat pada durasi 00:22:57
61
dan usianya baru seratus tahunan. Allah SWT berfirman dalam suratnya Al-Baqarah ayat 30-31
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuni-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (31) Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu benar!”5
2.
Adegan 2 ( Perjalanan masing-masing) Pada adegan selanjutnya adalah Rakha, Willy dan Rio menghadapi konflik
masing-masing. Rakha yang berkali-kali kehilangan browniesnya dan harus bolakbalik ke toko kue tersebut untuk membeli brownies amanah terakhir dari neneknya. Dimulai dari peristiwa hilangnya mobil Rakha yang membuat persahabat mereka retak dan melanjutkan perjalanan masing-masing. Rakha menuju kantor polisi terdekat untuk melaporkan kehilangan mobilnya dan kembali menuju toko kue Mama 5
Surat Al-Baqarah ayat 30-31
62
Cake. Lalu dia bertemu dengan seorang gadis bernama Mawar yang ditemuinya di toko brownies Mama Cake. Mereka dipaksa foto bersama untuk kenang-kenangan toko tersebut. Rakha dan Mawar bertemu kembali di stasiun Bandung karena sama-sama akan pulang ke Jakarta. Di sanalah mereka resmi berkenalan yang dilanjutkan dengan Mawar menemani Rakha makan siang di sebuah restoran burger di stasiun. Mereka awalnya sedikit canggung karena baru pertama kali bertemu. Saat makan siang di restoran burger mereka saling diam, dan tiba-tiba Mawar tertawa karena dia merasa mereka berdua tampak lucu ketika masing-masing sibuk berfikir obrolan apa yang pas untuk dibicarakan. Setelah itu suasana menjadi cair. Mereka asik bercerita, Rakha bercerita mengenai masalah dia selama ini. Rakha yang menjadi mahasiswa abadi karena tidak menyukai jurusan yang dia ambil merupakan paksaan dari ayahnya, mmenurut Rakha dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk hidupnya. Namun menurut Mawar, Rakha bisa menjadi apa yang dia mau. Karena Rakha tau apa yang dia sukai dan apa yang tidak dia sukai dalam hidup. Karena terlalu asyik berbincangbincang, ketika mereka berpisah karena berbeda gerbong Rakha baru menyadari kalau brownies Mama Cake-nya tertinggal di restoran. Ketika Rakha kembali kesana ternyata browniesnya sudah tidak ada. Dengan kesal Rakha kembali lagi menuju toko kue Mama Cake. Ini untuk ketiga kalinya dia kembali dalam waktu sehari. Setelah brownies Mama Cake sudah ditangan, Rakha hendak pulang ke Jakarta menggunakan kereta api. Namun ternyata jadwal untuk kereta menuju Jakarta sudah habis. Rakha sangat kecewa. Dia
63
disarankan oleh petugas tiket kereta api untuk naik travel, sebelum memesan travel Rakha ingin buang air kecil. Karena toilet stasiun antreanya sangat panjang, Rakha memutuskan untuk buang air kecil sembarangan di tembok dekat rel kereta api. Ternyata Rakha sudah menjadi incaran kawanan preman sejak dari stasiun. Ketika Rakha sedang buang air kecil para preman itu menyergap Rakha dari belakang dan mengambil dompet Rakha serta brownies Mama Cake. Rakha spontan melawan dan para preman itu melarikan diri. Rakha langsung mengejar para preman itu dan sampailah dia di basecamp para preman stasiun itu. Rakha dengan sok gagah berani meminta para preman itu untuk mengembalikan barang-barang miliknya. Para preman tentu saja tidak mengembalikan barang-barang milik Rakha, Rakha malah dikeroyok oleh para preman. Bahkan sepatu Rakha pun juga ikut diambil. Akhirnya dengan babak belur dan tanpa alas kaki Rakha berjalan menyusuri kota Bandung. Sampai akhirnya ia menemukan warung telepon (wartel). Rakha memasuki wartel itu dengan ragu karena dia tidak memiliki uang sepeserpun untuk membayar biaya telepon. Akhirnya dengan mengumpulkan keberanian Rakha mengatakan hal yang sebenarnya kepada penjaga wartel bahwa dia baru saja dirampok dan ingin menelpon ayahnya untuk meminta jemput. Setelah mengira Rakha pengemis dan memberikan Rakha uang seribu rupiah dan Rakha menolaknya dan bilang bahwa ia bukan pengemis akhirnya Rakha diijinkan untuk menggunakan telepon. Rakha lalu menelepon ayahnya menceritakan kejadian yang dialaminya dan seperti biasa, ayahnya marah dan mengomeli Rakha panjang lebar sampai Rakha
64
tidak sadar bahwa biaya telepon mencapai tiga ratus ribu rupiah. Langsung saja Rakha meminta ayahnya untuk mengutus orang untuk menjemputnya. Ayah Rakha akhirnya mengutus Tommy, saudara sepupu Rakha yang menurut ayahnya Rakha anak yang baik dan rajin. Rakha disuruh untuk menunggu Tommy di gedung sate. Setelah menutup teleponnya Rakha kembali ke meja penjaga wartel dan ternyata penjaga wartelnya sudah berbeda. Rakha mengucapkan terima kasih kepada penjaga wartel tersebut, namun karena penjaga wartelnya berbeda dia tidak terima hanya ucapan terima kasih. Ia ingin Rakha membayar tarif telepon yang sudah ia pakai. Rakha berusaha menjelaskan apa yang sudah terjadi dengannya bahwa ia dirampok oleh sekelompok preman di stasiun Bandung. Namun penjaga wartel tidak percaya dan memaksa Rakha untuk membayar tarif teleponnya. Ketika Rakha sibuk merogoh-rogoh isi kantongnya untuk mencari uang, secara tiba-tiba penjaga wartel itu mengajak Rakha untuk melalui jalan damai. Rakha dengan senang menyetujuinya. Penjaga wartel itu mengajak Rakha ke atas bangunan wartel tersebut. Tanpa disangka sebelumnya ternyata penjaga wartel tersebut adalah penyuka sesame jenis (gay). Ternyata Rakha hendak disodomi, dengan penuh tenaga Rakha melakukan perlawanan dan berusaha melarikan diri dari tempat tersebut melalui jendela. Karena murka penjaga wartel tersebut meneriaki Rakha maling. Hal itu membuat Rakha dikejar oleh warga kampong tersebut. Rakha berlari sekuat tenaga sampai akhirnya sebuah tomat menampar wajahnya dan ketika Rakha menoleh, ada mobil bak sayur. Rakha pun bersembunyi disana, dan tidak lama mobil sayur tersebut berjalan dan Rakha turun ketika berada tepat di gedung sate.
65
Sementara itu, sehabis Rakha memukul Willy karena emosi Willy pun pisah jalan dengan Rio. Karena Rio tidak mau bersama-sama dengan orang yang menurutnya memiliki banyak penyakit hatinya seperti sombong, dengki dan lainnya. Oleh karena itu, willy yang memiliki sifat playboy berjalan menuju ITB. Dia menelpon gadis yang baru dikenalnya sehabis mereka ke toko kue Mama Cake untuk memberi tahu bahwa Willy ingin bertemu. Si gadis tersebut mengangkat telepon Willy dan ketika tau Willy jalan kaki tidak menggunakan mobil, gadis itu langsung berubah sikapnya dan menutup teleponnya. Saat Willy sudah sampai di ITB ternyata si gadis sudah pergi dengan pria lain menggunakan mobil mewah. Willy menjadi kesal. Dia tidak jadi bertemu dengan gadis cantik itu. Dan dia tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya di kota Bandung seorang diri. Dia terus menyusuri jalanan di kota Bandung. Sampai waktu sudah malam hari Willy berhenti di sebuah café untuk istirahat sejenak. Tiba-tiba dia melihat pasangan kekasih sedang bertengkar hebat. Si perempuan berlari mengejar sang pria sambil terus memaki dan bertanya, sementara sang pria hanya diam tanpa menjawab dan berbicara sedikitpun sambil terus berjalan menuju motornya lalu pergi begitu saja. Perempuan itu menuju mobilnya dengan kesal dan menggerutu. Mobil perempuan itu berada tepat di samping Willy. Willy menawarkan rokok kepada perempuan itu yang ternyata adalah surfer night. Akhirnya Willy mencairkan suasana dengan bertanya dimana tempat paling indah yang ada di Bandung. Sang perempuan tiba-tiba langsung masuk ke dalam mobil dan menyalakan gas, lalu mengajak Willy ikut bersamanya dan menunjukkan tempat yang Willy inginkan. Nayla mengajak
66
Willy menuju sebuah bukit. Di bukit tersebut Willy bisa melihat seluruh kota Bandung di malam hari dihiasi cahaya lampu yang cantik. Willy tidak tahu bahwa Nayla mengirimkan sms kepada kekasihnya bahwa dia sedang berada ditempat biasa mereka bertemu dengan pria lain. Membaca sms tersebut tentu saja kekasih Nayla marah besar. Dengan mengajak geng motornya, kekasih Nayla menuju bukit itu. Willy yang kaget karena tiba-tiba ada sekelompok geng motor, dia langsung pamit pulang kepada Nayla. Namun dicegah oleh ketua geng motor tersebut. Kekasih Nayla yang marah langsung memukul Willy dengan brutal. Sedangkan anggota yang lain hanya melihat dan tertawa tanpa mencoba melerai sedikitpun. Nayla juga hanya diam. Sampai tiba-tiba ada bunyi sirine polisi dan ketua geng motor tersebut memberikan instruksi kepada kekasih Nayla untuk segera pergi karena takut ketahuan. Padahal ternyata bunyi sirine itu berasal dari sebuah ambulans yang dipakai seorang sopir ambulans dan suster untuk berpacaran. Sirine tidak sengaja berbunyi karena ternyata ada sebuah tomat yang mengganjal di klakson. Willy pun terselamatkan. Rio yang kelihatan paling bahagia diantara kedua temannya, seperti tidak sedang memiliki beban. Dia tidak memikirkan pertengkaran dengan kedua temannya itu. Dia hanya memikirkan kebebasannya di alam luas. Bermain-main dengan binatang-binatang seperti sapi, kambing dan lain-lain. Berjalan tanpa alas kaki di pematangan sawah. Secara tidak disengaja Rio kembali bertemu dengan sosok pria misterius yang selalu menggunakan jaket jeans yang di belakangnya bertuliskan 1865. Sosok 1865 itu mengajak Rio untuk menyatu dengan air. Karena Rio penasaran
67
bagaimana caranya menyatu dengan air, akhirnya mereka pergi ke sebuah musholla kecil di dekat sawah, ternyata yang dimaksud sosok 1865 dengan menyatu dengan air adalah berwudhu. Dengan sombongnya Rio menunjukkan cara ia berwudhu, dengan gerakan yang asal yang penting basah. Sosok 1865 yang melihat itu hanya tertawa kecil. Kemudian dia mulai berwudhu. Rio memperhatikan cara pria itu berwudhu, sangat dihayati dan tenang tidak seperti Rio yang wudhunya asal kena air dan terkesan terburu-buru. Setelah selesai berwudhu pria itu mengajak Rio untuk sholat namun Rio menolaknya dan menunggu di luar musholla. Sosok 1865 Rio Sosok 1865 Rio Sosok 1865 Rio
: Yuk! Katanya mau menyatu sama air.. : Maksud lo wudhu? Yah wudhu mah gue bisa.. : Kalo wudhunya kaya gitu sih kucing juga bisa yo.. : Lah terus? : Bismillah.. (selesai wudhu). Yuk! : Lo aja deh. Gue tunggu luar yah..6
Sosok 1865 sangat penasaran mengapa Rio enggan melakukan ibadah shalat bersama-sama, kenapa Rio lebih memilih menunggu di luar daripada shalat. Sedangkan Rio bingung mengapa umat muslim harus melakukan shalat dan mengapa shalat harus mempunyai gerakan-gerakan khusus. Berikut percakapannya:
Sosok 1865 Rio
Sosok 1865
6
: Yo, lo ko ga solat? : Agama gue kan agama cinta jadi gak perlu solat2 kaya gitu. Oh oke. Gue mau nanya deh dari dulu gue gak pernah ngerti. Kenapa sih orang solat mesti jungkir balik kaya gitu? Trus lo kenapa solat? : Logikanya sih di agama gue orang yang paling deket sama Tuhan ngelakuin solat. Nah gue sbg
Percakapan dapat dilihat pada durasi 01:07:42
68
Rio Sosok 1865
Rio Sosok 1865
Rio Sosok 1865
pengikutnya ya gue ngelakuin solat. Gini yah, nih supaya lo bisa tambah ngerti. Itu unsur api yo. Sifat dari api yang menjulang vertikal, tegas, tegap berani menghadapi hidup. Nah kalo ini nih sekarang horizontal, unsur angin, angan imajinasi, lo banget tuh yo. Gak keliatan tapi bisa dirasain. Bisa bikin kita terbang malah bisa bikin satu kota berterbangan berhamburan krn emang dahsyat kekuatannya. Nah kalo ini unsur air yo.. (adegan sujud) selalu mencari tempat yang rendah. Menjaga lo dari sifat tinggi hati. Low profile. Flexible sama wadah apapun. Kalo skr nih unsur gunung. Kokoh kuat tak tergoyahkan menjaga bumi supaya gak goncang. Api angin air dan gunung bersatu degan alam. iyah. Ini cara terbaik gue buat bisa menyatu sama alam. Dengan ngelakuin gerakan solat kaya gitu. : 4 unsur terpenting dalam hidup. Gue tau yang kelimanya. Cinta. : Bener bgt lo. Liat nih sebentar lg, ini yang namanya cinta. Mengibarkan rahmat ke alam semesta. Salam. Assalam wr.wb.2x : Kenapa cinta? : Tp gak cuma berhenti disitu yo, masih ada. Apa? Yg lebih kuat dari cinta, lebih tinggi, lebih lembut dan lebih hakiki dari yang namanya cinta : Lebih tinggi dari cinta? : Ikhlas. Ikhlas. Kalo gak ada ikhlas itu semua elemen yang tadi tuh gak ada artinya yo.7
Percakapan di atas memperlihatkan bahwa Rio menganggap agamanya adalah agama cinta. Dia mencintai seisi alam semesta, namun dia lupa mencintai sang pemilik dan pencipta alam semesta yaitu Allah SWT. Rio sesungguhnya beragama Islam. Sosok 1865 memberikan pemahaman kepada Rio salah satu cara untuk
7
Percakapan dapat dilihat pada durasi 01:13:57
69
menjadi lebih dekat dengan Allah SWT dan salah satu cara dia untuk lebih menyatu dengan alam adalah dengan melakukan shalat dan dalam setiap gerakan shalat tidak sembarangan hanya gerakan semata tapi memiliki arti dan makna khusus. Perintah Allah agar umatnya melakukan shalat sebenarnya banyak tercantum dalam beberapa ayat Al-qur’an, salah satunya ayat Al-Baqarah ayat 43:
“Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah bersama orang yang rukuk.” (Al-Baqarah:43)8 Setelah selesai membahas shalat, sosok 1865 pamit untuk melanjutkan perjalanannya. Sebelum pulang, ia memberikan Rio buah tomat yang katanya adalah pilihan yang tepat untuk menjadi vegetarian.
Table 3.3 Scene Perjalanan setelah bertengkar dan menuju Taubat
8
Al-Baqarah ayat 43
70
Scene
Cut of Shot
Cast
Interpretasi Simbolik Menampilkan bahwa Rio sangat memperhatikan cara pria misterius tersebut saat melakukan wudhu.
1
Pria misterius dan Rio
2
Rakha, Menampilkan Mawar dan bahwa saat pelayan toko Rakha dan Mawar pertama kali bertemu dan diminta untuk foto bersama.
3
Willy Nayla
4
Pria 1865, Rio dan seorang pria sedang melalukan shalat
dan Menampilkan bahwa Willy mengajak Nayla berkenalan dengan cara berbagi rokok dan api.
Menampilkan bahwa pria 1865 sedang menjelaskan gerakan shalat kepada Rio.
71
5
Rakha dan menampilkan penjaga bahwa Rakha wartel melakukan perlawanan ketika hendak disodomi
6
Willy dan sekumpulan pemuda geng motor
Menampilkan bahwa Willy sedang dikeroyok oleh salah satu anggota geng motor
Tabel 4.3 Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Perjalanan Rakha, Willy dan Rio setelah bertengkar dan menuju taubat Ikon
Indeks
Simbol
Ikon dalam adegan ini adalah kota Bandung yang banyak terpengaruh oleh ideologi-ideologi barat. Banyak terjadi free sex disana dan juga pencinta sesama jenis. Indeks dalam adegan ini antara lain Willy dipukuli oleh salah satu anggota geng motor di kota bandung karena jalan dengan salah satu pacar dari anggota geng motor tersebut. Simbol yang terdapat pada adegan ini adalah pada sikap salah satu geng motor dalam menyelesaikan masalah. Dengan langsung menghukum secara sepihak dan langsung memukuli Willy begitu saja dan tidak sendirian namun ditemani anggota geng motor yang lainnya.
72
Unsur sinematografi dalam adegan 2 ini akan dijelaskan secara teknis, dimulai dari yang pertama. Pada potongan adegan yang pertama terlihat Rio sedang memperhatikan sosok 1865 yang sedang melakukan wudhu di sebuah musholla kecil di sebuah desa. Adegan ini divisualisasikan dengan jarak kamera medium shot. Sang sutradara ingin mengintrepretasikan gerakan dan ekspresi subjek. Sosok 1865 sangat sungguh-sungguh dan serius ketika mengambil air wudhu dan Rio menunjukkan reaksi muka binggung dan kaget. Pada potongan shot berikutnya, Rakha sedang dipaksa oleh pelayan toko kue brownies Mama Cake untuk berfoto bersama dengan seorang gadis yang tidak dikenalnya sama sekali dan baru bertemu saat itu yang ternyata bernama Mawar. Karena foto mereka akan dipajang ditembok toko tersebut. Adegan ini divisualisasikan dengan jarak kamera long shot. Sang sutradara memperlihatkan latar belakang tempat dan situasi dari shot tersebut. Pada gambar yang ketiga, jarak kamera yang diambil adalah medium shot. Dengan tokohnya adalah Willy dan Nayla, sang sutradara ingin memvisualisasikan cara Willy berkenalan dengan seorang gadis yaitu dengan memberikan nayla rokok dan api untuk menyalakan rokok tersebut. Lalu pada shot selanjutnya, dua adegan atau gambar dijadikan dalam satu frame. Yang pertama adalah shot orang yang sedang sholat di musholla dengan posisi tegap dengan jarak kamera long shot untuk memperlihatkan orang tersebut sedang melakukan ibadah sholat di musholla tempat Rio dan sosok 1865 berada. Dan gambar yang kedua memvisualisasikan Sosok 1865 sedang memberikan pemahaman
73
mengenai gerakan-gerakan sholat, bahwa setiap gerakan sholat memiliki arti dan makna tersendiri. Jarak kamera yang digunakan adalah medium shot. Pada shot
yang kelima memvisualisasikan perlawanan Rakha saat akan
disodomi oleh pemilik wartel. Rakha tidak memiliki uang sepeserpun untuk membayar tarif telepon karena habis dirampok dan si pemilik wartel yang tampak dari luar sangat sangar menawarkan jalan damai kepada Rakha yang ternyata adalah sodomi. Jarak kamera yang digunakan
adalah
long shot, sang sutradara ingin
memperlihatkan latar belakang tempat Rakha yaiut disebuah gudang beserta alat-alat untuk melakukan praktek tersebut. Adegan ini berada pada durasi 01:19:18. Shot yang terakhir dalam adegan ini diperankan oleh Willy dan geng motor. Jarak kamera yang digunakan adalah extreme long shot. Sang sutradara ingin memvisualisasikan situasi yang sedang terjadi, Willy dipukuli oleh salah seorang dari anggota geng motor tersebut dan teman-teman yang lainnya hanya melihat dan menertawakan Willy. Willy tidak sanggup melawan karena takut dan begitu banyak orang yang ada disana. Secara
keseluruhan
adegan-adegan
diatas
memiliki
unsur-unsur
sinematografi. Jarak kamera yang digunakan antara lain; medium shot, long shot dan extreme long shot. Pencahayaannya natural, cahaya yang ada di lokasi, atau menggunakan sumber cahaya utama (key light). Setting yang digunakan adalah shot on location. Lalu, aspek suara dan editing yang digunakan adalah dieges sound dan non
dieges
sound
dengan
editing
di
dominasi
oleh
tipe
establishing/reestablishing shot dan cut in yang diiringi musik instrumental.
montase,
74
3.
Adegan 3 ( Rakha, Willy dan Rio menyadari kesalahan-kesalahan mereka dan akhirnya bertaubat) Sambil menunggu sepupunya Tommy menjemputnya, Rakha tiduran di
pinggir gedung sate. Sementara Rio tiduran di luar musholla merenung sambil memandangi buah tomat yang diberikan oleh sosok 1865 tadi. Lalu Willy yang hampir mati karena dipukul oleh salah satu anggota geng motor. Mereka bertiga sama-sama mendapati mimpi yang sangat aneh. Mereka bertiga bertemu di suatu jalan yang hanya ada mereka saja. Lalu ada kertas yang jatuh ke bumi dan membuat retakan di tanah dan kertas itu ternyata terdiri dari angka 1-10 dan menghitung mundur. Tiba-tiba terjadi gempa bumi, disusul dengan angin putting beliung lalu banjir dan letusan gunung berapi dan mereka bertiga lari ketakutan, dan akhirnya terbangun dengan kaget. Rakha yang saat itu sedang digedung sate bangun dan merenungi mimpi yang dialaminya. Rio yang saat itu berada di musholla langsung buru-buru mengambil air untuk meyakinkan bahwa ia sudah terbangun dari mimpinya lalu ia mengambil air wudhu. Dan Willy yang pingsan karena hampir mati dipukuli juga terbangun dan melanjutkan perjalanan dengan sisa tenaga yang ia miliki. Bajunya kotor dan banyak darah, sedangkan mukanya babak belur. Rio langsung masuk kedalam musholla, tempat yang sudah lama tidak ia datangi. Rio memandangi isi dalam musholla itu dengan seksama dan dengan tatapan nanar. Ia memandangi semua benda yang berada di dalam musholla tersebut. Lalu ia melaksanakan shalat tahajjud. Willy memutuskan untuk pulang ke Jakarta, ia
75
menyewa taksi untuk membawanya ke travel. Sang supir taksi heran melihat keadaan Willy yang babak belur. Dia mengira Willy habis berkelahi, supir taksi tersebut mengingatkan Willy agar tetap bersyukur karena masih diberi kesempatan kedua. Supir Taksi Willy Supir Taksi Willy Supir Taksi
: Habis berkelahi yah? Itu ada tissue, bersihkan lukanya dek. : Bukan berkelahi sih pak. Lebih tepatnya dikeroyok : Tapi gak sampai mati kan? : Hampir mati sih.. : Baru hampir.. itu tandanya dek ini masih disayang sama Tuhan. Masih diberi kesempatan kedua..
Diperjalanan Willy melewati gedung sate dan melihat Rakha sedang duduk. Secara spontan Willy meminta taksi agar berhenti. Willy menghampiri Rakha dan mereka berdua saling meminta maaf
atas semua yang terjadi. Willy mengakui
kesalahannya dan dia mengaku bahwa semua kesombongannya itu adalah bohong. Dia bahkan masih perjaka padahal dia bilang sebelumnya bahwa dia pernah melakukan free sex. Willy melakukan itu agar dinilai keren oleh teman-temannya. Rakha sangat senang mendengarnya. Willy akhirnya menelpon Lolly, mengakui kesalahan-kesalahannya dan meminta maaf. Lolly ternyata sudah mengetahui kelakuan Willy namun Lolly sangat mencintai Willy sehingga dia tetap bersama Willy. Dan akhirnya hubungan Willy dan Lolly menjadi hubungan yang sehat. Saat Willy menelepon Lolly, Rakha menghampiri penjaga warung yang ada di sekitar situ. Seorang bapak-bapak separuh baya dan asli orang Bandung.
76
Penjaga Warung Rakha Penjaga Warung
Rakha
Penjaga Warung
: Hei jang.. ada apa heuleng heuleng? Seperti orang pusing saja. Kiamat? Masih jauuh..haha :Kiamat.. kata siapa pak? Orang filmnya aja udah ada. Tahunnya aja udah jelas 2012. : Halah.. percaya sama yang begituan.. percaya sama ini nih (preeeet)..haha.. dia mah tidak pernah bohong bauu… : Haha… bau banget lagi. Gimana mau laku pak, jualannya, kentut mulu..lagian pak, filmnya itu pak yah..udah dari riset lama. Jadi udah pasti 2012 gak mungkin bohong pak. :Percaya mah sama sutradara yang sesungguhnya. Yang di atas sana tuh. Percaya mah sama itu. Jangan percaya sama sutradara hollywod!9
Saat asyik mengobrol, penjaga warung menyapa seorang penjual Koran yang melintas menggunakan sepeda dan memakai baju koko. Ternyata penjual Koran tersebut sebelum menjual Koran , ia adalah seorang penjaga masjid dan seorang muadzin. Rakha langsung kagum dan dia memutuskan untuk ke masjid menunaikan shalat subuh. Willy yang baru selesai berbicara dengan Lolly lalu mencari Rakha. dan menyusul Rakha ke masjid. Saat selesai shalat subuh, Rakha melihat shaff belakangnya ada Willy yang juga shalat shubuh, Rakha tersenyum. Setelah selesai shalat ternyata sudah ada Tommy yang menunggu. Ketika hendak berangkat, ayah Rakha menelepon, saat itu juga Rakha menyampaikan semua keinginannya. Keinginan untuk berhenti kuliah dan menjadi seorang penulis. Akhirnya Rakha berani menyampaikan semua yang ia rasakan selama ini. Ayah Rakha hanya bisa diam karena dia kaget anak tunggalnya itu sekarang berani mengutarakan pendapatnya. Akhirnya mereka menuju toko kue Mama Cake, saat itu 9
Percakapan dapat dilihat pada durasi 01:40:20
77
waktu menunjukkan pukul setengah enam pagi. Toko kue Mama Cake tentu saja belum buka. Rakha berteriak memanggil pelayannya dan ternyata pelayan bawel itu tidur disamping toko. Setelah agak sedikit memaksa, akhirnya pelayan tersebut mengambil brownies Mama Cake yang ternyata tinggal satu-satunya. Akhirnya Rakha, Willy dan Tommy berangkat untuk melanjutkan pulang menuju Jakarta. Rakha yang menyetir, sambil mengantuk Rakha tiba-tiba seperti mimpi ada Rio yang memanggil-manggilnya dan ada gambaran sebuah desa dan musholla. Rakha tiba-tiba mengerem mobilnya dan ada sebuah gapura seperti dalam mimpinya. Rakha langsung keluar mobil dan menyusuri bayangan-bayangan seperti yang ada di mimpinya. Akhirnya Rakha menemukan Rio di musholla kecil disana dengan heran Rakha bertanya pada Rio mengapa bisa begitu. Ternyata Rio melakukan telepati kepada Rakha agar bisa menemukannya. Setelah personil komplit akhirnya mereka melanjutkan perjalanan. Tommy yang menyetir sementara Rakha, Willy dan Rio tidur karena lelah setelah apa yang mereka alami seharian. Tiba-tiba Tommy lapar, dan di depannya hanya ada brownies Mama Cake. Tanpa pikir panjang Tommy langsung memakannya dan ketika berhenti disebuah lampu merah ada anak kecil yang mengamen dan meminta brownies Mama Cake, Tommy memberikannya dengan mudahnya. Rakha yang baru bangun melihat itu sangat marah dan langsung mengejar bocah-bocah brownies itu tidak kembali.
pengamen itu. Namun,
78
Akhirnya mereka memutuskan membeli di toko kue yang menjual brownies Mama Cake. Tapi ternyata disana juga habis. Rakha sangat menyesal, dia tidak mampu menjalankan amanah dari neneknya. Ini terlihat dari percakapan berikut ini. Rakha
Willy Tommy Rakha
: Ini bukan asli atau enggaknya, ini soal amanahnya itu loh. Berarti gue gak ngejalanin amanah dari nenek gue dong.. : Mana tom,? : Abis. Dan mereka gak tau adanya kapan lagi.. : Bener kan wil, gak boleh lagi. Yang penting itu amanahnya.. amanah.. Rakha berpikir keras bagaimana caranya dia bisa tetap
menunaikan amanah dari neneknya. Tiba-tiba ia melhat ada ibu-ibu menjual bunga Mawar. Rakha langsung teringat Mawar, gadis yang ditemuinya di toko kue Mama Cake. Rakha meminjam handphone Willy dan mengingat-ingat nomer ponsel Mawar. Setelah banyak salah sambung, akhirnya ada telepon rumah yang menghubungi ponsel Willy. Ternyata itu adalah Mawar. Rakha langsung meminta alamat rumah Mawar untuk meminta brownies Mama Cake dan menjelaskan bahwa itu adalah amanah terakhir dari neneknya. Setelah sampai di rumah Mawar, dia menjelaskan bahwa brownies Mama Cake tersebut adalah bukan miliknya melainkan milik Rakha. Mawar salah mengambil browniesnya ketika sedang makan di restoran burger di stasiun. Akhirnya Rakha buru-buru menuju rumah sakit untuk memberikan brownies Mama Cake untuk neneknya yang sedang sakit parah. Saat menuju kamar tempat neneknya di rawat, Rakha bingung karena ternyata kamar itu sudah kosong dan rapih. Akhirnya Rakha keluar dan duduk di sofa rumah sakit. Tiba-tiba ada yang memanggil
79
namanya dengan girang. Ternyata itu adalah nenek Rakha. Nenek Rakha berlari dengan riang dan langsung memeluk dan mencium cucu kesayangannya tersebut. Rakha heran mengapa neneknya terlihat sangat sehat dan bugar. Nenek Rakha mengatakan bahwa dia sudah sembuh dan sudah tidak sakit lagi. Rakha merasa neneknya menyuruh dia membeli brownies jauh-jauh hanya untuk mengobati rasa rindu neneknya yang sangat ingin bertemu dengannya. Nenek Rakha lalu meminta brownies Mama Cake dan langsung memakannya dengan lahap. Sambil memakan brownies Mama Cake, nenek Rakha bertanya bagaimana kuliah Rakha, dan bertanya bagaimana dengan Mawar. Saat mendengar itu Rakha langsung menoleh dan ternyata tidak ada siapa-siapa disebelahnya. Ternyata Rakha ada dilantai dua bukan dilantai tiga tempat neneknya dirawat. Saat keluar dari lift lantai tiga, Rakha kembali bertemu dengan sosok 1865.
Sosok 1865 Rakha Sosok 1865
: Dompet lo ilang juga? Tapi gapapa, biasanya kalo kita kehilangan sesuatu kita bakal dapet sesuatu yang lebih besar : Oh ya? Kayak apa? : Gatau.. apa sekarang yang penting dan besar buat lo? Ya itu standar lo kurang amal aja kali jadi mesti diambil secara paksa. Hari gini gitu gak zakat? Apa kata akhirat?
Dari percakapan di atas dapat dilihat bahwa zakat merupakan kewajiban umat muslim untuk memberikan sebagian hartanya kepada orang yang kurang mampu. Seringkali kita lupa untuk membagi ke orang yang kurang mampu sehingga Allah terpaksa mengambilnya dengan cara kita kehilangan barang-barang yang kita punya.
80
Setelah pamit dengan sosok 1865, Rakha menuju kamar tempat neneknya dirawat. Disana sudah ada banyak keluarga Rakha dan mereka melihat Rakha dengan tatapan penuh makna. Waktu sudah menunjukkan pukul 01.06 . Ketika Rakha memasuki kamar inap itu,
neneknya sudah terbujur kaku dan ayahnya sedang
menutupi neneknya dengan selambar kain putih. Rakha sangat shock dan sedih. Ternyata saat tadi dia bertemu dengan neneknya itu adalah hanya mimpi. Namun, ketika sekotak brownies Mama Cake lepas dari genggaman tangan Rakha, dan terjatuh ternyata sudah ada bagian yang termakan sama seperti mimpi Rakha bertemu dengan neneknya saat tertidur di sofa rumah sakit.
Tabel 5.3 Rakha, Willy dan Rio menyadari kesalahan-kesalahan mereka dan akhirnya bertaubat Scene Cut of Shot Cast Interpretasi Simbolik Rakha, Menampilkan 1 Willy dan bahwa Rakha orang tersenyum yang melihat ada sedang Willy shalat dibelakangnya sehabis halat subuh.
81
2
Ayah Rakha
Menampilkan ekspresi tertegun ayah Rakha sehabis Rakha mengutarakan pendapatnya.
3
Rakha, Willy dan Pelayan toko kue Mama Cake
Menampilkan bahwa Rakha dan Willy berusaha membujuk pelayan toko agar mau menggambilkan brownies Mama Cake di waktu subuh.
4
Rakha, Willy, Rio dan Tommy
Menampilkan bahwa Rakha berhasil menemukan Rio melalui hubungan telepati.
82
5
Rakha dan menampilkan neneknya bahwa Nenek Rakha mencium Rakha karena sangat merindukan Rakha.
6
Ayah Rakha, Nenek Rakha, Dokter dan suster
Menampilkan bahwa Dokter memberi tahu kalau nenek Rakha sudah tiada.
Brownies Mama Cake
Menampilkan brownies Mama Cake yng terjatuh dan ada bagian brownies yang sudah dmakan.
7
Tabel 6.3. Ikon
Indeks
Ikon dalam adegan ini adalah seorang nenek yang sedang sakit parah dan pemintaan terakhirnya adalah brownies Mama Cake yang berasal langsung dari tempat pembuatannya di Bandung. Indeks dalam adegan ini adalah Rakha berusaha memenuhi amanah dari neneknya yang sedang sakit meski saat memenuhi amanah itu Rakha mengalami banyak kejadian yang
83
Simbol
menimpanya sampai harus membeli brownies Mama Cake berkali-kali. Pada adegan ini terdapat simbol, pelukan dan ciuman nenek Rakha tanda bahwa seorang nenek yang sangat menyayangi cucunya. Dan perkataan nenek Rakha bahwa dia menerima keputusan Rakha untuk berhenti kuliah karena yang penting Rakha menjalaninya dengan hati.
Secara teknis adegan-adegan diatas memiliki beberapa unsur sinematografi. Pada potongan adegan yang pertama menampakkan Rakha yang sedang berada di masjid untuk shalat subuh. Dan ketika ia menoleh ke belakang ternyata ada Willy yang juga melaksanakan ibadah shalat subuh. Jarak kamera yang digunakan adalah medium shot. Lalu, potongan shot yang kedua, jarak kamera yang digunakan adalah medium close up. Sang sutradara ingin memvisualisasikan ekspresi ayah Rakha dan body language ayah Rakha. Ayah Rakha sangat tidak menyangka akan kata-kata yang diucapkan Rakha saat itu. Ayah Rakha tertegun dan bersandar ke sofa yang sedang ia duduki. Pada adegan yang selanjutnya, menampilkan usaha Rakha dan Willy untuk membujuk pelayan toko kue Mama Cake. Jarak kamera yang digunakan adalah medium shot. Sang sutradara ingin memvisualisasikan waktu yang terjadi pada saat itu yaitu subuh dan kostum yang digunakan sang pelayan adalah baju untuk tidur. Pada adegan keempat, jarak kamera yang digunakan adalah long shot. Sang sutradara ingin memvisualisasikan suasana dan latar belakang tempat pada saat itu. Semua tokoh terlihat dan pemandangan yang ada saat itu juga tampak jelas.
84
Adegan yang selanjutnya, shot menggunakan jarak kamera medium shot. Sang sutradara ingin menampilkan setengah gambar objek agar terlihat jelas. Menampilkan kasih sayang dan kerinduan seorang nenek terhadap cucunya. Adegan yang keenam, menampilkan suasana kamar di sebuah rumah sakit dan kesedihan keluarga Rakha yang ditinggalkan nenek Rakha. sorang dokter dan suster mempertegas bahwa kejadian itu sedang berlangsung di rumah sakit. Jarak kamera yang digunakan adalah long shot. Pada potongan adegan yang terakhir, memvisualisasikan brownies Mama Cake yang menjadi permintaan terakhir nenek Rakha terlihat sudah ada bagian yang dimakan. Rakha tidak sia-sia membeli brownies Mama Cake tersebut untuk memenuhi permintaan terakhir neneknya. Karena ternyata Rakha masih sempat memberikan brownies tersebut walaupun dengan kejadian yang aneh. Jarak kamera yang digunakan adalah medium shot. Secara
keseluruhan
adegan-adegan
tersebut
memiliki
unsur-unsur
sinematografi. Jarak kamera yang digunakan dalam adegan tersebut adalah medium shot, medium close up dan long shot. Pencahayaanya sendiri cenderung menggunakan sumber utama (key light). Setting yang digunakan dalam semua adegan disini adalah shot on location. Aspek editing dalam film ini menggunakan dieges sound dan non dieges
sound
dengan
editing
di
dominasi
oleh
tipe
establishing/reestablishing shot dan cut in yang diiringi musik instrumental.
montase,
85
B.
Narasi Adegan Yang Diteliti Sebelum menganalisis sebuah adegan utama tentang taubat, berikut ini
peneliti akan memaparkan komponen-komponen naratif yang harus diperhatikan karena komponen ini dapat digunakan sebagai acuan dalam memahami adegan khusus ini berdasarkan unsur-unsur naratif film. 1.
Tokoh
Tokoh pada adegan ini terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama pada adegan ini adalah Rakha, Willy dan Rio. Rakha divisualisasikan sebagai tokoh protagonis. Ia seorang mahasiswa abadi berusia 24 tahun. Dia adalah anak tunggal dari pengusaha kaya raya. Dia mengikuti semua keinginan ayahnya tanpa berani menolak sedikitpun walaupun sebenarnya dia tidak menyukai perintah ayahnya tersebut. Rakha orang yang sangat berprinsip dan idealis. Willy divisualisasikan sebagai pemuda yang sosialis, paling gaul dan playboy. Dia selalu menggunakan bahasa Inggris dalam setiap percakapannya, padahal dia belum pernah keluar negeri. Rio divisualisasikan sebagai orang yang cinta kepada alam semesta. Dia menjadi seorang vegetarian karena dia menghargai hak hidup binatang-binatang yang ada di bumi Dia bertindak mengikuti hati nuraninya. Dia adalah yang paling unik diantara kedua sahabatnya itu.
86
2.
Masalah dan Konflik
Masalah yang muncul pada adegan ini adalah ketika Rakha tidak menyukai pendapat-pendapat Willy mengenai kebiasaan Willy yang playboy yang suka berkenalan dengan gadis-gadis cantik. Dia kasihan dengan Lolly pacarnya Willy yang juga adalah teman SMA Willy. Konflik muncul ketika mobil Rakha hilang dan Rakha, Willy dan Rio saling menyalahkan. Willy menyalahkan Rakha kenapa dia sempat membuang handphone nya di jalan. Namun, Rakha tidak merasa bersalah karena ia melakukan itu untuk kebaikan Willy dan hubungan Willy dengan pacarnya, Lolly. Willy merasa Rakha yang sempat naksir Lolly ingin merebut Lolly darinya. Rakha tersinggung lalu memukul Willy. Ketika dilerai oleh Rio, Rakha tambah emosi karena Rio sangat konyol meninggalkan mobilnya begitu saja karena ingin bermain-main dengan sapi dan kambing yang ada di sekitar situ. Akhirnya Rakha dengan emosi meninggalkan kedua temannya. Rio tidak mau pergi bersama Willy karena dia tidak mau tertular penyakit hati yang dimiliki Willy. Penyakit sombongnya, angkuhnya. 3.
Lokasi
Karena film ini bergenre fiksi ada beberapa adegan yang dilakukan di studio. Namun ada pula yang shot on location seperti lokasi di sepanjang perjalanan dari Jakarta menuju Bandung, toko kue, stasiun, musholla di sebuah desa terpencil, bukit bintang dan lokasi ikon kota Bandung yaitu Gedung sate.
87
4.
Waktu
Penggunaan waktu dalam setiap adegan di film ini dijelaskan sebagai berikut: Pagi, dimana Rakha, Willy dan Rio memulai perjalanan dari Jakarta ke Bandung. Siang, dimana kejadian yang terjadi dimana konflik dan masalah muncul di waktu siang. Malam, di waktu mereka mengalami titik puncak yang mengubah hidup mereka. Rakha hampir dicabuli oleh homo pemilik wartel, Willy dikeroyok sekumpulan orang yang tak dikenal karena jalan dengan pacar dari salah satu pemuda itu, dan Rio yang merenungi ucapan-ucapan dari sosok lpria misterius 1865. Tidak ada musim-musim tertentu yang divisualisasikan di film ini hanya waktu pagi, siang dan malam hari dan waktu yang dilakukan di film ini adalah 36 jam perjalanan Rakha, Willy dan Rio. Dalam film yang bergenre drama komedi ini, memiliki dialog yang padat dan panjang. Film ini adalah film ngomong, karena dibandingkan dengan gerakan lebih banyak ketika para tokoh sedang berdiskusi atau melakukan percakapan dengan waktu yang cukup lama dan panjang. Yang kuat dalam film ini adalah dialognya. Setiap dialognya sangat berisi dan berbobot. Adegan bermula ketika Rakha diminta ayahnya untuk memenuhi permintaan terakhir neneknya yang sedang sakit parah yaitu membawakan satu kotak brownies Mama Cake langsung dari tempat pembuatannya yaitu di Bandung. Lalu Rakha dan kedua temannya yaitu Willy dan Rio ikut menemani Rakha. Dalam perjalanan mereka mengalami konflik yang membuat mereka berpisah dan melanjutkan perjalanan masing-masing.
88
Lalu mereka mengalami konflik masing-masing. Rakha yang harus bolakbalik menuju toko kue Mama Cake karena selalu hilang brownies yang dibelinya. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Mawar seorang gadis yang ditemuinya di toko kue tersebut. Lalu Willy yang akhirnya mendapatkan pelajaran dari sifatnya yang playboy. Ia dipukuli salah satu anggota geng motor karena jalan dengan pacarnya. Willy dipukuli sampai hampir mati. Di waktu yang sama Rio yang bertemu kembali dengan sosok 1865 disebuah desa terpencil. Rio merenungi kata-kata sosok 1865 mengenai shalat. Karena Rio selama ini menurutnya menganut agama cinta jadi tidak perlu melakukan shalat. Rio mencintai seluruh alam semesta dan makhluk hidupnya namun Rio lupa mencintai pencipta alam semesta itu sendiri yaitu Allah SWT. Akhirnya setelah mendapatkan mimpi yang sama dan aneh ketiganya langsung merenung. Willy langsung bangun sehabis pingsan karena dipukuli. Rakha yang sedang tidur dipinggiran gedung sate langsung bangun dan merenung maksud mimpi tersebut dan Rio langsung mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat. Akhirnya mereka bertiga bertemu kembali. Willy melihat Rakha sedang duduk di pinggirian gedung sate saat Willy sedang naik taksi. Rakha berhasil menemukan Rio lewat telepati yang dihubungkan Rio ke Rakha. Belum selesai sampai disitu, mereka harus mencari brownies Mama Cake karena brownies yang terakhir mereka punya dimakan oleh Tommy sepupu Rakha yang datang menjemput, lalu Tommy berikan kepada bocah pengaman di jalanan. Rakha berpikir keras bagaimana caranya ia harus memenuhi amanah dari neneknya tersebut. Akhirnya Rakha teringat Mawar, Rakha meminta brownies Mama Cake
89
kepada Mawar. Tanpa disangka ternyata brownies Mama Cake yang ada pada Mawar adalah milik Rakha. Mawar salah mengambil brownies saat di stasiun dan sebenarnya punya Mawarlah yang hilang. Akhirnya setelah penuh perjuangan dan mengalami kejadian-kejadian yang sangat berharga, Rakha berhasil membawakan brownies Mama Cake yang langsung dari tempat pembuatannya di Bandung. Namun sayang sekali, saat Rakha tiba neneknya sudah meninggal dunia. Namun Rakha sempat memberikan brownies Mama Cake kepada neneknya melalui kejadian yang sulit dipercaya, yaitu lewat mimpi. Dari paparan narasi diatas, dapat peneliti kaji bahwasannya mitos yang ingin dibangun dalam narasi tersebut adalah Rakha, Willy dan Rio melalui setting atau latar dimana adegan diambil, melalui kata-kata yang digunakan didalam dialog dan monolog yang dilakukan oleh pemain. Adapun penjelasan mitos secara detail dapat dilihat pada tabel denotasi dan konotasi. C.
Semiotik pada adegan taubat
1.
Tanda-tanda dan Kode Dalam film, setiap adegan dapat kita lihat tanda-tanda dan
kode yang
menonjol yang ditampilkan dan secara alami memiliki makna tertentu. Tanda-tanda yang memiliki makna dan kode tertentu merupakan hasil representasi dari kita sebagai peonton dan hasil representasi peneliti sendiri, hal ini juga membutuhkan pengetahuan seputar sudah berlaku dalam suatu wilayah tertentu.
90
Pada penelitian ini, mencoba mencari unsur tanda dan kode pada adegan taubat dengan mengklasifikasikan tanda-tanda yang memiliki makna lain atau yang disebut sebagai konotasi. Pemilihan denotasi dan konotasi dapat melalui beberapa objek yang dapat dirasakan, dilihat dan didengar. Pada adegan ini, denotasi dan konotasi hanya dipilih berdasarkan dengan tingkat relevansinya dengan tujuan penelitian. Adapun denotasi dan konotasi adegan utama pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Denotasi dan Konotasi
a.
Tabel 7.3 Analisis Tanda Denotasi dan Konotasi Dalam Skenario Tanda Denotasi Brownies Rokok Merah Biru Playboy
Gadis cantik Sawah
Bunga Mawar
Tanda Konotasi dan Mitos Kue khas oleh-oleh dari kota Bandung. Berwarna cokelat dan biasanya dipanggang bantet. Gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas, daun nipah dan lain-lain. Warna yang identik dengan keberanian, kekuatan, dan penuh percaya diri. Warna yang identik dengan kestabilan, kepercayaan, kejujuran dan menenangkan. Pria yang mencari kesenangan dalam hidup. Dan biasanya dilakukan dengan cara mempunyai pacar lebih dari satu. Perempuan yang memiliki paras yang menarik, berambut panjang, bertubuh langsing dan tinggi. Pertanian yang fisiknya memiliki permukaan yang rata dilakukan di sebuaah daerah yang memiliki kandungan air yang cukup. Dan padi sebagai tanaman utama. Sebuah bunga yang biasanya melambangkan cinta. Terdiri dari warna merah, putih dan kuning.
91
Idealis
Suatu sifat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami.
Darah
Sebuah cairan yang terdiri dari atas plasma, yang mengalir di pembuluh darah.
Musholla
Sebuah tempat atau rumah kecil menyerupai masjid yang digunakan sebagai tempat sholat atau tempat ibadah orang Islam. Menggunakan air pada anggota tubuh tertentu dengan cara khusus diawali dengan niat untuk menghilangkan hadast kecil. Tomat merupakan buah yang berwarna orange berbentuk bulat dan sedikit berair. Dalam film ini tomat adalah sebuah apple of heart yang berasal dari filsafah yunani. Atau mudahnya tomat sebagai simbol taubat sampai tamat. Sepotong kain lebar yang cara pemakaiannya dibebatkan pada pingganng untuk menutupi bagian bawah tubuh. Dan biasa juga dipakai untuk sholat untuk menutupi aurat. Panggilan atau seruan yang memberitahukan bahwa waktu sholat telah tiba dan sekaligus mengajak untuk segera melaksanakan ibadah sholat. 1865 merupakan simbol dari surat 18 ayat ke 65 pada Al-Qur’an yang berarti surat Al-Kahf ayat ke 65. Seorang hamba Allah yang telah diberikan Rahmat kepadanya dari sisi Allah SWT.
Wudhu
Tomat
Sarung
Adzan
Sosok 1865
a. Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan “Taubat”. Tabel 8.3. Ikon
Indeks
Simbol
Ikon yang terdapat pada adegan ini adalah sebuah musholla yang terdapat di sebuah desa terpencil di dekat sawah dengan suasana yang damai dan hening. Indeks yang terdapat pada adegan ini adalah kegelisahan yang terjadi pada Rakha, Willy dan Rio setelah mengalami kejadian-kejadian yang merubah hidup mereka. Dan setelah mereka bertiga bermimpi yang sama yaitu mimpi kiamat. Simbol yang terdapat pada adegan ini adalah sholat. Sholat merupakan langkah paling penting untuk bertaubat. Dan setiap umat muslim wajib melaksanakan ibadah sholat.
92
2.
Tabulasi Analisis Elemen Adegan Sebelum
masuk
kepada
penelitian
elemen
film,
peneliti
mencoba
memunculkan beberapa potongan shot yang berhubungan langsung dengan pokok permasalan pada penelitian ini, berikut visualisasinya:
Tabel 9.3. Visualisasi shot dari Adegan “Taubat” Adegan Utama
01:26:31
Adegan-adegan Pendukung
93
01:28:09
01:28:13
01:29:39
01:30:06
94
01:31:05
01:31:09
01:31:42
01:33:07
95
01:33:26
01:35:39
01:36:01
01:41:29
96
01:45:59
01:46:08
01:47:53
01:49:33
97
01:49:37
1.
Analisis Narasi dan Simbolik Antara Adegan Utama dan Pendukung Pada Tabel 9.3. Pada tabel di atas menunjukkan adegan-adegan yang berhubungan dengan
narasi satu sama lain. Berikut akan peneliti analisis sesuai dengan kebutuhan analisis film dari Christian Metz. Dalam adegan yang terdiri dari rangkaian gambar tersebut, Anggy Umbara sebagai sutradara film ini mencoba membahasakan sebuah nilai-nilai penting terkait dengan perjalanan menuju taubat. Pada adegan yang pertama pada kolom ke-1, menunjukkan sebuah suasana musholla di desa, musholla yang kecil, namun damai. Tampak Rio yang menanyakan mengapa salat harus dilaksanakan dan sosok 1865 tampak memberikan pemahaman dengan memberi makna tiap gerakan yang pada salat. Gambar ini diambil dengan jarak kamera long shot. Sutradara ingin menampilkan suasana dan pemandangan yang ada pada saat itu. Pada scene yang kedua, kita dapat melihat adegan ketika Willy sedang dipukuli oleh salah satu anggota geng motor dengan disaksikan oleh para anggota
98
geng motor lainnya. Adegan ini dapat dilihat pada durasi 01:24:01. Willy terlihat sebagai sosok yang sangat lemah saat itu karena tidak mampu melawan. Jarak kamera yang digunakan adalah long shot dengan sedikit tambahan visual berupa tulisan di frame tersebut. Pada baris 2 kolom ke-2, adegan memperlihatkan Willy melihat tubuhnya sendiri sedang tergeletak tak berdaya sesudah dipukuli. Willy merasa sudah meninggal saat itu. Adegan ini terdapat pada durasi 01:26:31. Dia mengenang saatsaat masa kecilnya rajin mengaji bersama Rakha dan Rio dan semua kenangkenangan baik mengenai dia dan orang-orang disekitarnya muncul saat itu. Jarak kamera yang digunakan adalah long shot. Adegan selanjutnya, Rakha mencoba untuk tidur sambil menunggu dijemput oleh sepupunya. Ia tertidur di pinggiran gedung sate. Ia terlihat sangat lusuh karena bajunya yang kotor dan mukanya yang babak belur habis dipukul preman stasiun. Jarak kamera yang digunakan dalam adegan ini adalah long shot. Adegan scene yang selanjutnya, sang sutradara menampilkan Rio yang sedang tiduran merenungi percakapannya dengan sosok 1865 mengenai shalat. Sambil melihat buah tomat yang diberikan oleh sosok 1865. Sang sutradara menyimbolkan buah tomat sebagai arti dari taubat tamat tomat). Adegan ini terdapat pada durasi 01:28:13. Jarak kamera yang digunakan adalah medium long shot. Pada adegan pendukung yang ke 5, sang sutradara menampilkan Rakha, Willy dan Rio bertemu pada satu mimpi. Mereka berada disebuah jalanan. Tiba-tiba ada kertas yang terjatuh dan kertas itu ternyata sebuah angka-angka yang menghitung
99
mundur. Hitungan mundur itu adalah hitungan mundur menuju hari akhir yaitu hari kiamat. Jarak kamera yang digunakan adalah medium long shot. Dalam
adegan
pendukung
ke
6,
sang
sutradara
ingin
mencoba
menggambarkan kejadian pada hari kiamat. Dimana 4 unsur dalam kehidupan berkecamuk. Dimana ada air yang berkumpul menjadi sebuah banjir besar dan tsunami. Gunung-gunung dibumi meletus secara bersama-sama. Tanah yang biasa kita pijak mulai retak dan hancur. Angin yang biasanya damai menjadi angin badai dan angin putting beliung yang merusak dan menghancurkan apa saja yang ada disekitarnya. Kita manusia hanya bisa lari dan tak berdaya. Jarak kamera yang digunakan adalah extreme long shot. Dalam adegan pendukung selanjutnya, Rakha, Willy, dan Rio langsung terbangun dari mimpi mereka yang sangat menyeramkan itu. Anggy Umbara, menampilkan ekspresi dari masing-masing dalam satu frame. Satu frame namun di tempat yang berbeda. Ekspresi terkejut, takut tergambar jelas dari gambar yang ditampilkan. Adegan ini terdapat pada durasi 01:31:05. Dalam adegan pendukung berikutnya, Rio tampak sangat takut. Dia buru-buru menyadarkan dirinya bahwa tadi itu adalah mimpi bukan nyata dengan membasuh air ke tangannya. Lalu dia melanjutkan dengan mengambil air wudhu. Dalam adegan pendukung rata-rata memang tidak ada dialog hanya ada ekspresi dan gerakan saja. Jarak kamera yang digunakan adalah medium long shot. Dalam adegan pendukung yang ke 9, Nampak ekspresi Rakha yang ketakutan dan merasa berdosa, dia melihat ke arah langit sambil merenung. Mimpinya tadi
100
membuat dia ingat akan semua dosa-dosannya kepada Allah SWT. Adegan ini terdapat pada 01:31:42. Jarak kamera yang digunakan adalah close up. Adegan pendukung selanjutnya, Willy sudah sadar dan sudah berada disebuah taksi untuk pulang. Dalam taksi, supirnya sangat baik dan bertanya pada Willy. Supir Taksi
: “Baru hampir mati.. itu tandanya dek ini masih disayang sama Tuhan. Masih diberi kesempatan kedua.”
Lalu, adegan pendukung selanjutnya, Willy merenungi kalimat yang baru diucapkan si supir taksi tadi. Dia berpikir akan keombongan-kesombongannya selama ini. Mengkhianati pacarnya, sempat mendukung free sex, dan lainnya. Jarak kamera yang digunakan pada adegan ini adalah medium close up. Pada adegan pendukung berikutnya, tampak sebuah pajangan musholla yang menunjukkan waktu salat menurut waktu Mekkah. Umat Islam menjalankan ibadah shalat wajib dalam 5 waktu, yaitu shubuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya. Dalam setiap musholla dan masjid, bahkan dirumah-rumah pengingat waktu salat sangatlah penting. Apalagi untuk di masjid dan musholla ini sangat penting untuk mengumandangkan adzan disekitarnya sebagai tanda masuknya waktu salat. Jarak kamera yang digunakan adalah close up. Adegan pendukung selanjutnya, menampilkan Rio menjalankan ibadah salat karena ia adalah penganut agama Islam. Walaupun sebelumnya ia menganggap agamanya adalah agama cinta. Agama yang diakui di hati saja. Sangat menjunjung tinggi cinta tapi belum cinta untuk Allah SWT. Dalam adegan ini, Anggy Umbara mnggambarkan bahwa tidak bisa kita hanya mencintai isi dunia, tetapi kita juga perlu
101
mencintai pemilik isi dunia ini yaitu salah satunya dengan cara shalat. Jarak kamera yang digunakan dalam adegan ini adalah long shot. Adegan pendukung berikutnya terdapat pada durasi 01:41:29. Jarak kamera yang digunakan adalah medium shot. Ada seorang penjual koran yang juga seorang pengurus masjid. Sebelum berjualan koran subuh-subuh, ia pergi ke masjid dengan menggunakan baju koko, peci dan sarung dan mengendarai sepeda dengan tumpukkan koran yang disangkutkan di jok belakang. Penjaga Warung
: “Si ujang mah biasa, kalo pagi-pagi dia ngambil dari agen terus dia bawa kesitu, abis shubuh dia jualan koran, siang dikit dia jualan kain. Nah sekarang ini dia buka-buka masjid, adzan. Si ujang teh dua jempol! Dunianya dapet, akhiratnya poll”.10
Adegan pendukung selanjutnya, setelah Rakha mendegar kisah Ujang dia langsung menuju masjid untuk menunaikan salat subuh. Adegan ini dihiasi dengan backsound Adzan subuh. Rakha melihat Ujang sedang adzan dengan tersenyum. Rakha sangat kagum dengan kisah yang diceritakan penjaga warung dekat masjid tentang si ujang. Jarak kamera yang digunakan adalah medium long shot. Adegan selanjutnya, menggambarkan keadaan masjid yang sangat besar, dan luas namun sangat sepi. Jarak kamera yang digunakan adalah extreme long shot. Hanya ada ujang yang sedang mengumandangkan adzan untuk memanggil orangorang menunaikan ibadah salat subuh. Adzan subuh sebenarnya hampir sama,
10
Percakapan dapat dilihat pada durasi 01:41:37
102
peerbedannya pada lafadz adzan subuh di tambahkan ash-shalaatu khairum minannauum”. Berikut terjemahannya dari adzan subuh: “Allah Maha Besar 2x. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah 2x. aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. 2x. marilah shalat 2x. Marilah menuju kemenangan 2x. Sholat itu lebih baik daripada tidur 2x. Allah Maha besar. Tiada Tugan Selain Allah.” Adegan selanjutnya, pada durasi 01:47:53, orang-orang sudah mulai berdatangan dan menunaikan shalat subuh berjamaah. Rakha termasuk dalam jamaah tersebut. Rakha terlihat sangat khusyu. Rakha berada di saff pertama. Jarak kamera yang digunakan adalah medium long shot. Adegan selanjutnya tidak jauh berbeda dengan yang sebelumnya. Masih adegan sholat. Namun sudah mencapai rakaat terakhir yaitu sedang melakukan salam. Salam kepada kedua malaikat pencatat amal baik dan buruk. Salam kepada rahmat alam semesta. Jarak kamera yang digunakan adalah medium shot. Pada adegan pendukung yang terakhir, pada durasi 01:49:37 juga memperlihatkan Rakha dan para jamaah sedang melakukan salat. Saat Rakha salam, dia melihat Willy berada di belakangnya sedang melakukan salat subuh juga, Rakha tersenyum melihatnya, dia senang melihat sahabatnya mulai kembali kejalan yang benar. Tidak hanya memikirkan perempuan dan sosial saja. Jarak kamera yang digunakan dalam film ini adalah medium close up.
103
Tabel 10.3. Analisis Adegan Utama Melalui Tabulasi Analisis Film Steve Campsall Mise En Scene
What : Kostum yang digunakan dalam adegan di film ini merupakan pakaian yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berupa kaos, jeans dan jaket. Tidak ada yang spesial dari pakaian mereka. Hanya saja kaos dan warna rambut yang berwarna merah merupakan simbol dari keberanian. Dan celana Rakha yang gombrong, tidak mengikuti fashion sekarang yang menggunakan celana jeans ketat memberi simbol bahwa Rakha memiliki prinsip yang kuat untuk tidak mengikuti perkembangan zaman yang membuatnya tidak nyaman. Sebuah pajangan kayu yang berisi gambar jam dan tulisan-tulisan subuh, dsuhur, ashar, maghrib, dan isya merupakan simbol dari waktu-waktu salat yang dilaksanakan oleh umat Islam. Dan juga sarung merupakan pakaian yang wajib dipakai untuk salat dan biasanya digunakan oleh lakilaki yang sedang memakai celana pendek untuk menutup aurat mereka. Beberapa objek yang terlihat dalam adegan tersebut, yaitu pemandangan padang rumput dan sawah menggambarkan situasi yang damai dan asri di tempat kejadian. What effect : Efek yang muncul dalam adegan ini adalah setting shot on location yang menggunakan lokasi yang sesungguhnya. Pencahayaan yang dihasilkan dalam scene ini merupakan cahaya yang mengandalkan bulan dan lampu, karena dilaksanakan pada malam hari. Namun, ada juga scene ketika mereka bermimpi. Menggunakan efek gambargambar ilustrasi. Seperti retakan gempa bumi, letusan gunung, air yang meluap dan angin puting beliung. What Meaning : Makna yang ditampilkan adalah melalui pendekatan denotasi konotasi. Dalam adegan denotasi yang muncul adalah musholla, darah, pajangan kayu yang berisi waktuwaktu salat, sarung, tomat, suara adzan. Adapun penjelasan makna denotasi dan konotasi pada adegan sudah dipaparkan di atas.
104
Editing
Shot Types
How : Pembangunan mise en adegan biasanya dilakukan dengan teknik-teknik tertentu. Pada adegan ini, sutradara memfokuskan pada aksi-aksi yang ditampilkan yang menghubungkan dengan kenyataan saat ini dalam menghadapi masalah-masalah sosial yang ada pada saat ini seperti pecinta sesame jenis, free sex, dan kekerasan. Purpose : Dengan melihat adegan di atas, tampaknya tujuan dari sutradara adalah untuk memvisualisasikan kehidupan anakanak muda jaman sekarang seperti Rakha, Willy dan Rio dan untuk merepresentasikan pergaulan dan kegelisahan mereka yang menjadi inti dari cerita film ini. Bentuk editing pada adegan ini menggunakan cut, dimana cut ini merupakan transisi shot ke shot lainnya secara langsung yang menimbulkan editing kontinu pada suatu rangkaian adegan dialog atau aksi pada umumnya. Ada beberapa aspek yang diperhatikan peneliti yaitu dalam melakukan teknik editing, yaitu aspek kontinuitas grafik, aspek ritmik, aspek spasial dan aspek temporal. Namun pada scene ini yang nampak jelas dalam teknik editing yaitu aspek ritmik dimana aspek ini menggunakan tempo editing yang cepat dengan durasi shot hanya beberapa detik. Terdapat beberapa shot dalam adegan ini. Pertama, long shot. Digunakan ketika Rio dan sosok 1865 sedang membahas tentang gerakan yang terdapat pada salat disebuah musholla. Kemudian ketika Willy sedang dipukuli, dia melihat tubuhnya sendiri sedang tergeletak kemudian ketika Rio melaksanakan salat. Kedua adalah medium long shot. Medium long shot digunakan saat Rio tiduran merenungi kata-kata dari sosok 1865. Kemudian saat Rakha melihat orang sedang melaksanakan ibadah salat subuh. Ketiga adalah close up. Close up digunakan ketika shot pada wajah Rakha yang terlihat sangat gelisah. Dan juga pada shot pada waktu Willy sedang didalam taksi menunjukkan raut muka menyesal. Kemudian extreme long shot pada shot dimana mereka sedang bermimpi mengenai hari kiamat, terlihat keadaan pada saat itu gempa bumi, gunung meletus luapan air dan angin yang besar. Dan kemudian adalah medium close up. Medium close up digunakan ketika shot saat Rakha melaksanakan ibadah salat subuh bersama para jemaah yang lain.
105
Camera Angle
Camera Movement
Lighting
Dieges and Sound
Sudut kamera. Tipe sudut. Sudut kamera yang diambil pada adegan ini adalah straight on angle kamera melihat obyek dalam frame secara lurus. Menunjukkan adanta kesetaraan antara pemeran utama dan pemeran pendukung. Ketinggian Dalam adegan ini, ketinggian kamera digunakan oleh sutradara. Untuk melihat Obyek pada saat Willy dipukuli oleh salah satu anggota geng motor. Pergerakan kamera dalam adegan ini di dominasi oleh teknik panning. Teknik ini digunakan dengan cara menggeser kamera ke kiri ataupun ke kanan dengan maksud untuk memperlihatkan objek lain yang berada di sisi kiri atau di sisi kanan objek. Pan pada umumnya digunakan untuk mengikuti pergerakan seseorang karakter atau menyeimbangkan kembali komposisi frame ketika karakter bergerak. Hal ini tampak ketika Rio yang sedang berada di musholla, kemudian kamera pan memperlihatkan keadaan yang ada dimusholla seperti pajangan-pajangan, kaligrafi dan sajadah Untuk menjelaskan mengenai lighting, ada beberapa aspek yang harus kita lihat sebagai acuan. 1. Kualitas Kualitas cahaya pada adegan ini adalah soft light atau dengan kata lain cahaya membuat objek tampak lebih tipis. 2. Arah Pencahayaan Arah pencahayaan pada adegan ini adalah frontal lighting, di mana sutradara mencoba menghapus bayangan dari objek. sehingga objek tampak lebih jelas. Dan juga adegan ini menggunakan Top lighting yang menunjukkan jenis pencahayaan (buatan) dalam sebuah adegan, seperti lampu gantung atau lampu jalan. 3. Sumber Cahaya Sumber cahaya pada adegan ini menggunakan key light. Di mana sumber cahaya utama dan paling kuat menghasilkan cahaya. Adapun cahaya utama pada adegan ini adalah sinar matahari. Suara yang digunakan di dalam adegan ini adalah tipe suara yang dieges sound. Tipe ini memberi pemahaman
106
Visual Effect / SFX Narrative
Genre
Iconoghraphy
The Star System
Realism
D.
bahwa sumber suara adalah dari objeknya langsung. Namun, di sisi lain ada suara non dieges sound dan juga suara external diegetic sound. Film ini menggunakan visual effect berupa gambargambar seperti komik dan tulisan-tulisan dalam beberapa adegan. Unsur narasi sudah dijelaskan diatas sebelum pembahasan pada tabulasi, namun dapat dijelaskan secara singkat jenis narasi ini menggunakan pola narasi linier dimana waktu berjalan sesuai dengan urutan aksi peristiwa tanpa adanya iterupsi waktu yang signifikan. Film ini memiliki genre drama komedi religi. Yang memvisualisasikan kehidupan anak muda jaman sekarang beserta masalah-masalah soisal yang sering terjadi di kalangan anak muda. Ikonografi merupakan sebuah sistem yang mendukung genre. Ikonografi dalam film ini adalah kota Bandung yang disana paling banyak tercampur dengan kebudayaankebudayaan barat. Sutradara memilih Ananda Omesh sebagai Rakha, Boy William sebagai Willy dan Arie Dagienkz sebagai Rio karena sutradara melihat mereka dapat memerankan peran masing-masing dengan baik. Dan ini terbukti dari hasil shooting acting mereka sangat alami. Film ini menggambarkan realitas yang ada di masyarakat. Masalah-masalah yang sering terjadi di masyarakat. Kehidupan anak muda yang terlalu sibuk untuk urusan dunia sehingga agama seringkali diabaikan. Namun memang agak di dramatisir karena memang film ini merupakan film fiktif.
Interpretasi Film Mama Cake ini merupakan film pertama dari sang sutradara Anggy
Umbara.
Film ini bergenre drama komedi, perjalanan tiga orang sahabat yakni
Rakha, Willy dan Rio dalam memenuhi permintaan terakhir neneknya Rakha. Film ini sebenarnya sarat akan pesan-pesan Islami, meski kelihatannya ini hanyalah film
107
drama komedi biasa. Dilihat dari judulnya, Mama Cake adalah sejenis nama kue, lebih spesifik lagi kue brownies. Kue bantet berwarna coklat, yang jika dilihat dari luarnya saja tidak nampak menarik namun ketika dimakan memiliki rasa enak yang luar biasa. Begitu juga film ini, berangkat dari filosofi brownies tadi, film ini jika dilihat dari judulnya sangat tidak dibayangkan jika isi dari film tersebut banyak memuat pesan-pesan Islaminya. Anggy Umbara sendiri menginginkan kita sebagai penonton tidak melihat film dari judulnya saja, “don’t judge the book by the tittle”. Menurut hasil wawancara langsung bersama sang sutradara Anggy Umbara, beliau membuat film ini berdasarkan pertemuan ideologi timur dan barat, ideologi Islam dan liberal.karena terjadi terus perang antara dua ideologi ini. Anggy Umbara memilih kue brownies sebagai unsur utamanya karena beliau sendiri sangat menyukai brownies dan menurutnya brownies memiliki analogi dan filosofi yang pas untuk film ini. Dan memilih bandung sebagai lokasi yang tepat karena secara logika Bandung jaraknya lumayan dekat dari kota Jakarta. Di kota Bandung sudah banyak tercampur ideologi-ideologi barat di kalangan remajanya. Ide cerita film Mama Cake sebenarnya sudah sejak lama. Islam yang ditampilkan dari film ini terlihat dari dialog-dialog yang disampaikan pemainnya. Dialog-dialog pada film ini memang bukan dialog biasa, jika didengar dengan seksama dan teliti banyak dialog yang sarat makna Islaminya. Meskipun disini para pemain tidak menggunakan simbol-simbol agama yang biasa dipakai oleh film-film religi lainnya seperti kerudung, baju koko, peci dan lain-lain. Namun film ini tetap kuat dengan pesan-pesan Islaminya.
108
Film ini ditujukan kepada remaja dan orang dewasa, Mama Cake memiliki bobot yang berat namun untuk mengatasinya sang sutradara memberi elemen-elemen grafis komik agar film ini tampak ringan. . “Karena dari skenarionya film ini film berat. Film ngomong dan berat dan kajiannya lumayan berat buat ditonton. Makanya harus disiasati biar gak boring dan bisa ditonton sama anak-anak muda. Karena terget pasarnya adalah anak-anak muda. Itu salah satu cara jadi warna nya dibikin aneh, dikasih efek-efek komik itu supaya yang nonton juga gak boring jadi lebih kaya visualnya kalo gak digituin gak ada lucu-lucuannya gak ada joke-jokenya. Makanya nih filmnya rasanya ringan cuma muatannya tuh berat,” ujar Anggy Umbara.11
Gambar 4.12 Ada satu adegan ketika Anggy Umbara mencoba menggambarkan kiamat yang terinspirasi dari surat Al Qariah ayat 1-5 yang memiliki arti: 1) Hari kiamat, 2) apakah hari kiamat itu? 3) dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu? 4) Pada hari itu manusia seperti laron yang berterbangan 5) dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Anggy Umbara membuat film Mama Cake karena dia ingin membuat film yang bermanfaat bukan hanya untuk komersil semata dan para penonton bisa tercerahkan setelah menonton. Dia ingin membuat satu film yang tidak terlihat 11
Anggy Umbarra, Sutradara Film Mama Cake, Wawancara Pribadi, Mampang, 18 Maret
2013. 12
Gambar dapat dilihat pada durasi 00:05:07
109
religius namun rasanya atau isi film tersebut mampu mencerahkan penontonnya. Dan tiga karakter utama yaitu Rakha, Willy dan Rio adalah karakter nyata. Kembali pada perintah Allah SWT yang menyeru umatnya agar segera bertaubat dan kita sebagai umat manusia hendaknya segera meminta ampunan kepada Allah SWT dari dosa-dosa yang telah kita perbuat. Seperti firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 37:
“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima taubatnya. Sungguh, Allah maha Penerima taubat, Maha Penyayang”.
BABV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Untuk menyimpulkan hasil penelitian pada skripsi ini, peneliti mengacu pada fokus permasalahan yang ada. Dengan melihat pendekatan teori yang ada dan implementasinya terhadap objek penelitian maka kesimpulan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Tanda yang terdapat yang merepresentasikan taubat dalam film flfama Cake adalah tanda-tanda verbal dan non verbal yang terdapat pada adegan taubat yang tervisualisasi dalam pertengahan dan akhir cerita. Pemilihan tanda berfokus pada adegan ketika Rakha, Willy dan Rio mengalami perjalanan mereka masing-masing dan ketika mereka memiliki mimpi yang sama yaifu bermimpi tentang hari kiamat. Yang membuat ketiga sahabat ini ingat akan dosa-dosa yang telah diperbuat dan mencoba untuk bertaubat dengan melaksanakan salat. Melalui kajian semiotik, peneliti menemukan kurang lebih 16 tanda yang signifikan terhadap tujuan penelitian dalam adegan taubat yang dirangkum pada tabel denotasi dan konotasi. 2. Petanda taubat terdapat dalam film Mama Cake terdapat pada unsur-unsur mise en scene. Terdapat 13 komponen penting yang dapat menjelaskannya. Yaitu penjelasan melalui kostum, tata rias wajah, setting dan pencahayaannya yang tampak di depan kamera sebagai pembentuk citra, keadaan, status sosial dan penunjuk ruang dan waktu. Selanjutnya pemaknaan melalui editing, dapat dilihat ideologi dan lainnya. Ideologi Timur digambarkan melalui kepribadian
110
111
Rakha yang masih mengerti dan menjaga nilai-nilai agama. Melalui film ini Anggy Umbara ingin setelah penonton melihat film ini dapat meresapi maknanya yaitu, walaupun diluar kita penampilannya mengikuti jaman namun didalam diri dan dihati harus tetap berpegang teguh pada agama yang kita miliki terutama orang Islam.
B. Saran-saran Adapun saran dalam film ini adalah terlalu banyak adegan kekerasan yang terjadi pada film ini sehingga film ini kurang layak untuk ditonton oleh anak-anak karena film ini sebenarnya memiliki cerita yang sangat inspiratif. Adegan-adegan dalam film ini yang terlalu panjang membuat film ini menjadi sedikit membosankan. Sebaiknya dialognya sedikit dikurangi agar filmnya tidak terlalu monoton. Ada seorang tokoh yang tidak dijelaskan dengan gamblang yaitu sosok pria yang selalu menggunakan jaket jeans yang bertuliskan 1865, siapa tokoh ini sebenarnya tidak diperkenalkan, menurut peneliti sebaiknya semua tokoh dijelaskan siapa dia agar penonton tidak mengira-ngira siapa tokoh itu sebenarnya. Editan visual dalam film ini agak terlalu dipaksakan seperti dalam adegan kiamat. Editannya terlihat terlalu dibuat-buat. Menurut peneliti jika ada adeganadegan yang menggunakan suatu efek agar lebih terlihat nyata dan tidak terlihat palsu atau dibuat-buat karena akan mengurangi nilai dari film tersebut. Dan judul dalam film ini pun tidak menggambarkan isi film sendiri. Sebaiknya judul dalam sebuah film bisa menggambarkan isi cerita dalam film itu sendiri. dari bagaimana sutradara menampilkan berbagai shot dalam sebuah adegan. Berikutnya adalah shot types. Type shot adalah usaha menampilkan
112
makna-makna dari jarak kamera dan ketinggian kamera. Selanjutnya ada camera angle, aspek ini memberikan makna khusus terhadapat sudut kamera. Kemudian ada camera movement yang mengahdirkan sebuah pesan yang melalui pergerakan kamera, dan juga lighting yang makna tertentu dalam sebuah adegan, pemain film, situasi yang terjadi pada saati itu dan efek tertentu. Dieges sound yang memberikan nyawa kepada sebuah film dan memberikan makna melalui suara-suara dan musik-musik tertentu. Efek visual yang memberikan adegan-adegan ini seperti nyata, efek komik yang membuat film ini menarik dan menjadikan film ini lebih ringan. Genre dalam film ini adalah drama komedi religi. Baru dapat diketahui jika film ini religi ketika kita sudah menontonnya. Kemudian pada ikonografinya semua benda yang dapat dilihat dan memiliki kesamaan dengan genre film ini. The star system adalah salah satu upaya untuk menyesuaikan pemeran yang dibutuhkan disebuah cerita film. Dan yang terakhir adalah realism, komponen ini membuat para penonton hanyut dalam cerita dan membuat realitas dalam film sedekat mungkin dengan realitas yang ada pada masyarakat. Ideologi
yang direpresentasikan dalam
film Mama Cake merupakan
ideologi dari sang sutradara sendiri. Dia mencoba menggabungkan ideologi barat dan timur, barat yang identik dengan liberal dan timur yang identik dengan Islam. Pertentangan antara liberal dan Islam terus terjadi. Ideologi barat digambarkan dengan pola hidup jaman sekarang yang banyak free sex, penyuka sesama jenis
DAFTAR PUSTAKA Aart Van Zoest, Interpretasi dan Semiotika, (Terj.) oleh Okke K.S Zaimar dan Ida Sundari Husein dalam Panuti Sujiman dan Aart Van Zoest, (Ed) Serba-Serbi Semiotika, Jakarta: Gramedia, 1991. Anam, Faris Khoirul. Fikih Jurnalistik, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009. Barthes, Roland. Mitologi, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2009. Bignell, Jonathan. Media Semiotics: An Introduction, Manchesteru and New York: Manchester University Press, 1997. Berger, Arthur Asa. Media Analysis Techniques, Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 2000. Campshall, Steve – 27/06/2002 (Rev. 17/12/2005; 14:18:24) Media – GCSE Film Analysis Guide (3) – SJC. Danesi, Marcel. Pesan, Tanda, dan Makna, Yogyakarta: Jalasutra, 2010. Danesi, Marcel. Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta: Jalasutra, 2010. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997. Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Cipta Aditya bakti, 2003. Gunadi, Y.S. dan Djony Heffan. Himpunan Istilah Komunikasi, Jakarta: PT. Grasido, 1998. Irwansyah, Ade. Seandainya Saya Kritikus Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2009. Martinet, Jeanne. Semiologi: Kajian Teori Tanda Saussuran; Antara Semiologi Komunikasi dan Semiologi Signifikasi, Yogyakarta: Jalasutra, 2010. Muhtadi, Asep Saeful. Komunikasi Dakwah, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012. Peransi, D.A. Film/Media/Seni, Jakarta: FFTV-IKJ Press, 2005. Permana, Dede. Tuhan Ingin Aku Kembali, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.
113
114
Pialang, Yasraf Amir. Hipersemiotika, Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna, Yogyakarta: Jalasutra, 2003. Pick, Zuzana M. Cinema As Sign and Language, Christian Metz, Languange and Cinema, translated by Donna Jean Umiker-Sebeok,
Ika Kurnia Utami : Kenapa film ini di beri judul Mama Cake? Anggy Umbarra (Sutradara) : Simple nya sih tuh emang toko kue udah ada dan itu punya istri gue dan gue suka banget brownies. Ika Kurnia Utami : Tapi setelah ditonton film ini ceritanya bukan mengenai kue om? Kenapa gak dikasih judul lain? Anggy Umbarra : Karena pengennya orang gak menilai dari judul, gak menilai dari cover. Kaya kita ngeliat brownies pas liat bentuknya apaan sih nih kue aneh banget item-item gak jelas. Secara bentuk gak delicious tapi begitu dimakan hmm enak. Secara gak langsung mensimbolikan isi filmnya juga kan dari luar gak pengen terlalu feeling tapi begitu ditonton harusnya lebih berasa. Jadi dont judge the book by the cover. Dont judge the book by the tittle. Ika Kurnia Utami : Film ini ketika ditonton kuat sekali agama Islam nya tidak sesuai judulnya. Apakah tidak takut menyinggung agama lain? Apakah tidak takut penonton yang non-muslim kecewa? Anggy Umbarra : So far sih belum ada yang kaya gitu. Kapasitasnya juga dijaga ko. Maksudnya gak sampe diskriminasikan agama lain juga. Teman-teman yang agama Kristen fine-fine aja, seru-seru aja. Kalo dia gak terlalu ngerti yang content agama Islam mereka bisa terhibur dari jalan ceritanya dari joke-joke nya, entertainmentnya lah Ika Kurnia Utami : Kalau diperhatikan dalam film ini warna pemandangan rumput dalam setiap scene tidak menggunakan warna naturalnya/aslinya yaitu hijau. Kenapa rumput dan daun-daun dalam film ini terlihat biru? Anggy Umbarra : Kenapa engga? Jadi gini, itu simboliknya adalah biru itu simbolisasi dari ilmu. Ilmu itu bagaikan lautan. Kan ada hadistnya kalo kita celupin kelingking kedalam air
itu ilmu kita setetes air dan ilmu Allah seluas lautan. Jadi penginnya sih dalam film ini ada ilmunya dimana-mana bisa diambil. Ilmu ladunni. Ika Kurnia Utami: Lalu siapakah tokoh pria misterius yang memakai jaket jeans bertuliskan18:65? Anggy Umbarra : Dia itu orang yang gatau darimana asalnya tapi nyampe buat kasih kita ilmu. Kan sering kita temuin tuh walau kita \gak kenal tapi dia ngmong apa ada kata-katanya yang bisa kita ambil. Kan seringkan ngobrol di musholla ada siapa gatau. Sosok-sosok kaya gitu tuh sering kita temuin dimana-mana. Dia adalah sosok 18:65 yaitu surat ke-18 dalam AlQur’an ayat 65. Ika Kurnia Utami : Bagaimana asal muasal ide cerita film ini? Anggy Umbarra : Ini film pertempuran ideolologi timur dan barat. Ideologi Islam dan liberal kan terjadi terus peperangan nah ini tentang pertemuan dua itu kenapa ide ceritanya kaya gitu. Emang saya suka banget brownies jadi apa yang bisa dibikin seru ada filososfinya ada analoginya tapi bisa dibikin cerita yang entertaining Ika Kurnia Utami : Apa Visi dan Misi yang diemban dalam film Mama Cake ini? Anggy Umbarra : Visi nya sih untuk menjadikan diri gua sebagai manfaat aja, jadi ada manfaatnya hidup. Ada manfaatnya kerja dibidang industri perfilman. Jadi gak Cuma bikin film yang buat jualan dan kebutuhan publik dan buat duit aja. Jadi ada sesuatu yang ada manfaatnya buat yang nonton. Supaya hidup gue ada gunannya. Itu buat kedalamnya. Kalo buat keluarnya sih seomoga ada ilmu yang bisa diambil buat orang-orang, bisa tercerahkan lah. Ika Kurnia Utami: Jadi kalo bisa diambil kesimpulannya ini film religi yah om setelah menonton?
Anggy Umbarra : Gimana sudut pandang kita terhadap agama aja. Apa itu sebagai atribut, sebagai baju yang luarnya aja atau ampe dalamnya. Disini kan banyak film-film yang pesantren atau yg look nya sangat religius tapi isinya cinta-cintaan. Ini film cinta-cinta aja kedoknya aja yang religi Cuma ada sedikit doang takaran religinya. Ini kaya eksploitasi agama. Pengen bikin satu film yang sama sekali gak keliatan religius tapi rasanya maksutnya isinya mau mencerahkan. Ika Kurnia Utami : Ada salah satu adegan dalam film ini dimana Rakha, Willy dan Rio berkumpul dijalanan dan adegan pada scene itu seperti adegan di film 2012. Itu maksudnya gimana kenapa tiba-tiba ada adegan seperti itu? Anggy Umbarra : itukan mimpi kiamat. Melambangkan 2 elemen. Ika Kurnia Utami : Kenapa Rakha penampilan nya sangat nyentrik? Anggy Umbarrra : Looknya dibikin se trendy mungkin. Segaul mungkin tapi dalemnya itu gak kebawa kesana, jadi fisiknya aja yang kebawa kebarat-baratan tapi hati dan otak tetep dengan agama kita Ika Kurnia Utami : Rio adalah karakter yang paling unik di sini. Sebenarnya apa seperti apa sih karakter Rio? Anggy Umbarra : Rio itu karakternya adalah seniman. Jadi kalau mau dipetain adalah tiga itu adalah, Rakha itu melambangkan ideologi, ideologi itu akal. Kalo Willy itu Sosial, dan Rio adalah hati. Dan emang karakter-karekternya inspiring dari orang-orang yang real. Rakha itu gue, gue itu selalu mempertanyakan semuanya kenapa begini kenapa begitu karena gak sesuai sama ideologi yang gue anut yang gue percaya makanya pergolakan selalu ada. Tapi emang gaya gue dari dulu kan selepas mungkin jadi mau rambutnya dimerahin tapi tetap didalamnnya jangan sampe lepas dari apa yang kita pegang karena itu gue sih ideologi. Selalu berfikir mencari tujuan kemana. Nah kalo si Willy ini dari si Dicky kameramen gue. Dia
orangnya gitu banyak cewenya tapi ujung-ujungnya dia menikah di usia 33 tahun dan masih perjaka. Cuma ngomong doang gaya doang tapi dalamnya masih orang yang taat. Somewhere within inside. Nah kalau si Rio tuh dari kakak gue si Baunty. Dia kan gitu kalo kemana-mana gak mau pake sendal, nyeker. Mau menyatu sama alam. Ketemu kucing diajak ngobrol. Senang dengan binatang. Ya pokoknya 3 karakter itu nyata bukan dibikin-bikin. Ika Kurnia Utami : Pada adegan terakhir semua pemeran utama (Rakha, Willy dan Rio) ada buah tomat yang menyelamatkan mereka. Mengapa tomat? Anggy Umbarra : Tomat kan yang nyelametin mereka kan? Yang ganjel ambulans, yang nimpukin Rakha. Tomat tuh simbolis dari tobat. Jadi Cuma tobat kita yang nyelametin kita entarnya. Kalo mau slamet yah tomat. Gitu sih analoginya. Trus tomat itu kan the Apple of love jadi kalo Apple itu melambangkan ilmu sains kalo tomat itu melambangkan hati. Itu terkenal dari jaman Yunani. Ika Kurnia Utami : Mengapa film ini menggunakan format komik? Anggy Umbarra : Karena buat mensiasati sebetulnya. Karena dari skenarionya film ini film berat. Film ngomong dan berat dan kajiannya lumayan berat buat ditonton. Makanya harus disiasati biar gak boring dan bisa ditonton sama anak-anak muda. Karena terget pasarnya adalah anak-anak muda. Itu salah satu cara jadi warna nya dibikin aneh, dikasih efek-efek komik itu supaya yang nonton juga gak boring jadi lebih kaya visualnya kalo gak digituin gak ada lucu-lucuannya gak ada joke-jokenya. Makanya nih filmnya rasanya ringan Cuma muatannya tuh berat.
Tim Produksi Mama Cake Director
: Anggy Umbarra
Co. Director
: Biunty Umbarra
Executive Produser
: HB Naveen
Producer
: Frederica
Cast
: Ananda Omesh sebagai Rakha Boy William sebagai Willy Arie Dagienkz sebagai Rio Fajar Umbarra sebagai 18:65 Dinda Kanya Dewi sebagai Mawar Renata Kusmanto sebagai Lolly Rudi Salam sebagai Ayah Rakha Nani Wijaya sebagai Nenek Rakha
DOP ( CameraMan)
: Dicky Maland
Art Director
: Iqbal Mardjono
Audio Engineer
: Khikmawan Sentosa
Music Scoring
: Indra Q
Script Writer
: Anggy Umbarra
Asisten Sutradra
: Gadis F
Editor
: Anggy Umbarra
i
FOTO WAWANCARA
i
POSTER FILM MAMA CAKE
i