SEGMENTASI, TARGETING DAN POSITIONING PRODUK PEMBIAYAAN PADA BMT TEKUN KARANGGEDE
TUGAS AKHIR
Oleh :
MUTMAINNAH NIM : 201 06 016
JURUSAN SYARI’AH PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2009
SEGMENTASI, TARGETING DAN POSITIONING PRODUK PEMBIAYAAN PADA BMT TEKUN KARANGGEDE
TUGAS AKHIR Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Keuangan dan Perbankan Islam
Oleh :
MUTMAINNAH NIM : 201 06 016
JURUSAN SYARI’AH PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2009
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 2 (dua) ekslembar Hal
11 Agustus 2009
: Pengajuan Naskah Tugas Akhir
Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di_ Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka Tugas Akhir Saudari : Nama
: Mutmainnah
Nim
: 201 06 016
Judul
: Segmentasi, Targeting dan Positioning Produk Pembiayaan pada BMT TEKUN Karanggede
Dapat diajukan dalam sidang munaqosah. Demikian untuk menjadi periksa. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing
Hikmah Endraswati, SE., M. Si. NIP. 19770507 200003 2 001
iii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : d i i i@ i l i id
PENGESAHAN KELULUSAN
Tugas Akhir Saudari : MUTMAINNAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 201 06 016 yang POSITIONING
berjudul : “SEGMENTASI, TARGETING DAN
PRODUK
KARANGGEDE”. Telah
PEMBIAYAAN dimunaqasahkan
PADA
dalam
sidang
BMT
TEKUN
panitia
ujian
Jurusan Syari’ah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Kamis tanggal 20 Agustus 2009 yang bertepatan dengan tanggal 29 Sya’ban 1430 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya.
20 Agustus 2009 M Salatiga, 29 Sya’ban 1430 H Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1002
Dr. H. Muh Saerozi, M.Ag NIP. 19660215 199103 1001
Penguji I
Penguji II
Drs. H. Alfred L, M.Si NIP. 19621028 199103 1 003
Mochlasin, M.Ag NIP. 19710923 200604 1 002 Pembimbing,
Hikmah Endraswati, SE., M. Si. NIP. 19770507 200003 2 001
iv
MOTTO
*Hanya ada 3 waktu* Waktu kemarin yang sudah bukan milik kita Waktu besok yang belum tentu jadi milik kita Waktu sekarang, dimana kita hidup pada waktu ini.....
v
PERSEMBAHAN
Tugas
Akhir
ini
dipersembahkan
untuk : 1. Ayah dan Ibu yang telah mengasuh, membimbing,
mendidik,
dan
menyayangiku 2. Kakak dan keluargaku yang aku sayangi 3. Buat mas Nanax yang selalu memberi dukungan dan doa kepada penulis 4. Sahabat sejatiku (Zuli, Ika, Titik) 5. Teman-teman penulis 6. Almamaterku
vi
ABSTRAK
Lembaga keuangan sebagai institusi / lembaga yang mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi. Usaha perbankan pemerintah maupun swasta dalam fasilitas pemberian kredit atau modal belum bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama pedagang kecil, petani dan sektor-sektor usaha lain yang umumnya pengetahuan mengenai perbankan masih minim sekali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui segmentasi, targeting dan positioning produk pembiayaan BMT TEKUN Karanggede serta perkembangan BMT setelah strategi tersebut dijalankan. Strategi pemasaran yang dijalankan suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan. Tidak terkecuali bagi pihak BMT TEKUN Karanggede. Strategi pemasaran ditetapkan berdasarkan segmentasi pasar yang telah dijalankan kemudian pemilihan pasar yang sesuai dengan tujuan dan program kegiatan yang telah ditetapkan. Langkah selanjutnya adalah menetapkan posisi penawarannya. Perkembangan BMT TEKUN Karanggede, setelah strategi tersebut diterapkan telah mampu memperluas jaringan usahanya yang dapat dibuktikan dengan bertambahnya jumlah nasabah terhadap produk simpanan dan pembiayaan yang telah dikeluarkan.
ix
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmad, taufik dan hidayah-Nya, serta sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW sehingga tugas akhir yang berjudul, “Segmentasi, Targeting dan Positioning Produk Pembiayaan pada BMT TEKUN Karanggede” dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan tugas akhir ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program Diploma III jurusan Syariah Program Studi Keuangan dan Perbankan Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dalam penulisan tugas akhir ini banyak melibatkan pihak yang membantu dan memberikan bimbingan serta motivasi yang tak ternilai harganya. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak H. Agus Waluyo, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Keuangan Perbankan Islam. 3. Ibu Hikmah Endraswati, SE., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan tugas akhir ini 4. Bapak / Ibu Dosen D-III Perbankan Syari’ah STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang dapat membantu dalam penyusunan tugas akhir ini 5. Bapak Joko Sumanto, A.Md, selaku Manager BMT Tekun Karanggede atas Izin Magang yang diberikan oleh penulis.
vii
6. Segenap staf dan karyawan BMT TEKUN Karanggede yang telah membantu dalam memberikan data serta pengetahuan kepada penulis dalam penyusunan tugas akhir ini. 7. Bapak ibu tersayang yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, baik materiil maupun spiritual. 8. Saudaraku yang telah memotivasi sehingga terselesainya Tugas Akhir ini. 9. Mas Nanax, terima kasih atas motivasi, do’a, segala bantuan dan pengorbanannya. 10. Teman-teman D III Keuangan dan Perbankan Islam angkatan 2006 semoga sukses selalu. 11. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini banyak kekurangan, keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Segala saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kebaikan penulis di masa datang.
Salatiga, 14 Agustus 2009 Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR .............................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
iv
MOTTO .......................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ........................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .................................................................................
vii
ABSTRAK ....................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xiii
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................
5
C. Tujuan dan Keguanaan .........................................................
6
D. Metodologi Penelitian ..........................................................
7
E. Sistematika Penulisan ..........................................................
8
LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka .....................................................................
10
B. Kerangka Teoritik ................................................................
11
x
BAB III
1. Segmentasi ......................................................................
11
2. Targeting .........................................................................
18
3. Positioning .....................................................................
22
LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum .................................................................
25
1. Sejarah Perkembangan BMT Tekun Karanggede ..........
25
2. Visi dan Misi ..................................................................
26
3. Tujuan ............................................................................
27
4. Identitas Umum ..............................................................
27
5. Dasar Hukum .................................................................
27
6. Pengurus dan Pengelola .................................................
28
7. Struktur Organisasi .........................................................
29
8. Usaha yang Dijalankan ..................................................
36
B. Data-data Diskriptif ..............................................................
40
1. Perkembangan SDM BMT Tekun Karanggede .............
40
2. Data Usia Nasabah Pembiayaan Tahun 2007-2009 ........
41
3. Data Jenis Kelamin Nasabah Pembiayaan Tahun 20072009.................................................................................
42
4. Data Pendidikan Nasabah Pembiayaan ..........................
42
5. Data Kategori Jenis Pekerjaan Nasabah Pembiayaan ....
43
6. Data Agama Nasabah Pembiayaan ................................
44
7. Data Pendapatan Nasabah Pembiayaan .........................
45
xi
8. Data Perkembangan BMT Tekun Karanggede Tahun 2007-2009 ....................................................................... BAB IV
ANALISIS A. Segmentasi
Produk
Pembiayaan
di
BMT
Tekun
Karanggede ........................................................................... B. Targeting
Produk
Pembiayaan
di
BMT
C. Positioning
Produk
Pembiayaan
di
BMT
47
Tekun
Karanggede ...........................................................................
BAB V
46
50
Tekun
Karanggede ...........................................................................
51
D. Perkembangan Usaha ............................................................
53
PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................
56
B. Saran .....................................................................................
57
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Komposisi Pendidikan Pengelola BMT Tekun Karanggede ........
40
Tabel 2 Data Usia Nasabah Pembiayaan BMT Tekun Karanggede Tahun 2000-2009 ....................................................................................
41
Tabel 3 Data Jenis Kelamin Nasabah Pembiayaan BMT Tekun Karanggede ...................................................................................
42
Tabel 4 Data Jenis Pekerjaan Nasabah Pembiayaan BMT Tekun Karanggede ..................................................................................
42
Tabel 5 Data Jenis Pekerjaan Pembiayaan BMT Tekun Karanggede........
43
Tabel 6 Data Agama Nasabah Pembiayaan BMT Teknu Karanggede ......
44
Tabel 7 Data
Pendapatan
Nasabah
Pembiayaan
BMT
Tekun
Karanggede ...................................................................................
45
Tabel 8 Data Perkembangan BMT Tekun Karanggede Tahun 2007 2009...............................................................................................
46
Tabel 9 Perkembangan Jumlah Nasabah BMT Tekun Karanggede Tahun 2007-2009 .....................................................................................
xiii
54
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Data Usia Nasabah Pembiayaan BMT Tekun Karanggede Tahun 2007-2009 ....................................................................................
41
Grafik 2 Data Jenis Kelamin Nasabah Pembiayaan BMT Tekun Karanggede Tahun 2007-2009...................................................... Grafik 3 Data
Pendidikan
Nasabah
Pembiayaan
BMT
42
Tekun
Karanggede ...................................................................................
43
Grafik 4 Data Jenis Pekerjaan Nasabah Pembiayaan BMT Tekun Karanggede ..................................................................................
44
Grafik 5 Data Agama Nasabah Pembiayaan BMT Tekun Karanggede ......
45
Grafik 6 Data
Pendapatan
Nasabah
Pembiayaan
BMT
Tekun
Karanggede ...................................................................................
45
Grafik 7 Data Perkembangan BMT Tekun Karanggede Tahun 2007 – 2009...............................................................................................
xiv
46
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi bangsa Indonesia sekarang ini memberikan dampak negatif di berbagai sektor kehidupan manusia, baik sektor pertanian maupun sektor industri. Kebutuhan paling penting saat ini adalah terutama dalam hal memenuhi kebutuhan modal usaha, yang dalam kondisi sekarang sulit untuk terpenuhi, karena sulitnya memperoleh sumber dana. Menyadari kesulitan yang dialami oleh pengusaha kecil dan menengah dalam hal permodalan, maka dibutuhkan lembaga keuangan seperti koperasi atau bank untuk membantu para pengusaha kecil. Perbankan dalam perekonomian memegang peranan paling penting yang berfungsi sebagai perantara keuangan dari dua belah pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Dalam menjalankan fungsinya,
bank
mempunyai
prinsip
hati-hati
terutama
pada
saat
penyalurannya kepada masyarakat. Oleh karena itu bank mengadakan penelitian kelayakan dan seleksi yang ketat kepada pengguna dana bank agar dana
yang
disalurkan
benar-benar
terjamin
keamanannya
dan
menguntungkan. Sejak bank-bank konvensional didera berbagai persoalan dan terjadinya krisis yang berakibat gejolak kurs mata uang, fungsi alokasi pada perbankan konvensional masih terasa sulit dalam pengucuran dana karena
1
2
suku bunga pinjaman masih tinggi sehingga menjadikan kredit pada perbankan menjadi mahal. Akibatnya dalam pengajuan permohonan pinjaman diberlakukan syarat yang berbelit-belit, apalagi bagi pengusaha kecil. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan kelangsungan usahanya, para pedagang atau pengusaha kecil berhutang kepada renternir. Alasan mereka untuk meminjam kepada renternir karena prosedurnya sederhana dan cepat pencairannya meskipun dengan bunga yang sangat tinggi yaitu 20% sampai dengan 50% dari pokok pinjaman. Akhir-akhir ini Lembaga Keuangan Syariah menjadi incaran bagi para pelaku bisnis. Hal ini karena dari sisi ekonomi Lembaga Keuangan yang dijalankan dengan prinsip syariah memberikan nilai lebih dibandingkan dengan Bank / Lembaga Keuangan Konvensional. Lembaga Keuangan Syariah yang tidak menggunakan sistem bunga ini tidak akan terpengaruh dengan inflasi, hal ini dikarenakan Lembaga Keuangan Syariah hanya menggunakan sistem dan prinsip bagi hasil yang tidak akan terpengaruh dengan kenaikan dan penurunan suku bunga yang menjadi faktor utama penyebab inflasi dan masalah keuangan negara. Hal inilah yang menjadi pertimbangan bagi para pelaku bisnis untuk mengembangkan Lembaga Keuangan yang berprinsip syariah. Dalam islam juga dianjurkan untuk memanfaatkan dana yang dimiliki, di mana dana tersebut tidak boleh hanya didiamkan dan ditimbun. Namun niat untuk berinvestasi di bank lambat laun mulai surut, hal ini terjadi setelah adanya beberapa anggapan mengenai bunga bank. Beberapa ulama dan
3
pemikir islam menerangkan bahwa bunga bank adalah riba. Perbankan islam sekarang ini merupakan bentuk perbankan dan pembiayaan yang berusaha memberi pelayanan kepada nasabah dengan bebas bunga (interest free). Bunga termasuk riba dan jelas-jelas dilarang dalam hukum islam. Alasan tersebut mendorong beberapa sarjana muslim dan para penanam modal untuk menemukan alternatif lain cara pengembangan sistem perbankan yang sesuai dengan aturan hukum islam, khususnya yang berkaitan dengan larangan riba (Abdullah, 2003:1). Salah satu Lembaga Keuangan Mikro dengan sistem bagi hasil adalah Baitul Maal wa Tamwil (BMT). Kegiatan utama dari BMT adalah mengumpulkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat. Penyaluran dana yang dilakukan BMT adalah dengan memberikan pembiayaan kepada nasabah yang kekurangan modal. Terkait dengan pembiayaan, BMT memerlukan strategi atau cara agar masyarakat tertarik untuk mengambil pembiayaan di BMT. Karena itu pemasaran sangat penting sebagai penghubung antara nasabah dengan manajemen BMT. Sebelum memperkenalkan produk, pihak BMT harus mengenal kebutuhan dan kondisi nyata dari para nasabah maupun calon nasabahnya. Baru memperkenalkan produk sesuai dengan kebutuhan mereka. Upaya itu membutuhkan strategi yang harus atau akan dicapai. Oleh karena itu nasabah harus dipandang sebagai mitra usaha yang saling menguntungkan (Saputro, 2008:3).
4
Suatu lembaga keuangan seperti BMT akan tidak mudah untuk memasuki pasar yang demikian luas, sehingga kemungkinan berhasil sangat kecil. Lembaga keuangan atau BMT haruslah melakukan pemilahan pasar terlebih dahulu untuk mempermudah melakukan kegiatan pemasarannya. Kegiatan memilah-milah atau membagi pasar menjadi beberapa bagian lebih dikenal dengan nama segmentasi pasar. Kegiatan segmentasi pasar merupakan suatu kegiatan mapping srtategy (Hermawan, 2006:144). Kemudian setelah melakukan segmentasi pasar maka langkah selanjutnya menetapkan pasar sasaran (target market). Pasar sasaran mana yang akan menjadi prioritas utama untuk suatu produk. Penetapan pasar sasaran ini harus dilakukan dengan berbagai pertimbangan sesuai dengan kemampuan BMT dan peluang yang dapat diraih. Penetapan pasar sasaran dimulai dari evaluasi terhadap segmen yang ada, kemudian baru dilakukan pemilahan segmen yang dianggap memenuhi syarat. Langkah selanjutnya adalah menetapkan posisi penawarannya. BMT harus memposisikan produk dibenak konsumen atau masyarakat. Untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, perusahaan perlu mengembangkan strategi penentuan posisi produk ke pasar sasaran yang dituju. Positioning sangat penting karena merupakan reason for being bagi produk dan BMT (Hermawan Kartajaya dan M. Syakir Syula, 2006:145) Keberadaan BMT TEKUN Karanggede sebagai salah satu lembaga keuangan diharapkan bisa menjadi mitra usaha bagi perusahaan kecil yang pada umumnya memiliki ketrampilan teknis, tetapi lemah dalam permodalan.
5
Landasan pengelolaan BMT yang bersifat sosial dengan sistem bagi hasil dan tidak mengenakan biaya pinjaman atau suku bunga yang tinggi, dengan prinsip
keadilan
diharapkan
dapat
meningkatkan
kesejahteraan
dan
keuntungan bagi kedua belah pihak. Pada BMT TEKUN Karanggede memiliki segmentasi pasar pada pengusaha menengah ke bawah, dengan harapan dapat membantu modal kerja bagi para pengusaha kecil. Kaitannya dengan potensi pasar yang besar pada penyaluran dana maka penulis perlu mengetahui segmentasi, targeting dan positioning yang digunakan BMT untuk memasarkan produknya. Dengan tujuan dapat mengatasi kendala-kendala yang dihadapi oleh BMT dalam masalah permodalan dan mobilisasi simpanan anggota. Serta sekaligus melakukan pemberdayaan terhadap lembaga keuangan bagi anggota BMT TEKUN Karanggede dan sebagai penyalur pembiayaan mikro. Maka penulisan tugas akhir ini akan mengambil tema mengenai “Segmentasi, Targeting dan Positioning Produk Pembiayaan pada BMT Tekun Karanggede.”
B. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang tersebut, maka penulisan tugas akhir akan dibahas mengenai segmentasi, targeting dan positioning produk pembiayaan yang dibatasi dengan mengambil obyeknya pada BMT TEKUN Karanggede dengan pokok masalah adalah :
6
1. Bagaimana segmentasi, targeting dan positioning produk pembiayaan pada BMT TEKUN Karanggede? 2. Bagaimana Perkembangan BMT TEKUN Karanggede setelah strategi tersebut dilaksanakan?
C. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tugas akhir ini : a. Untuk mengetahui segmentasi, targeting dan positioning terhadap produk pembiayaan pada BMT TEKUN Karanggede b. Untuk mengetahui perkembangan BMT setelah strategi tersebut dilaksanakan. 2. Kegunaan a. Bagi Penulis (1) Untuk memahami sejauh mana segmentasi, targeting dan positioning yang dijalankan oleh BMT TEKUN Karanggede (2) Hasil penulisan tugas akhir ini akan menambah pengetahuan sebagai bekal agar dapat menerapkan ilmu yang diterima di bangku kuliah dengan praktik yang sesungguhnya. b. Bagi BMT Penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan pertimbangan dalam mengembangkan pelayanan pembiayaan di masa yang akan datang.
7
c. Bagi STAIN Salatiga Penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan tambahan referensi.
D. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara terperinci keadaan serta kondisi dari suatu objek penelitian. 2. Teknik Pengumpulan Data a) Metode penelitian lapangan yang mencakup : (1) Pengamatan (observasi) yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung tentang obyek yang diteliti. (2) Wawancara yaitu teknik memperoleh data dengan cara melakukan tanya jawab dengan pejabat berwenang. b) Metode penelitian kepustakaan yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. 3. Teknik Analisis Data Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan teknik analisis deskriptif yaitu metode yang menjelaskan kenyataan di lapangan yang diperoleh dari pihak-pihak BMT kemudian diambil kesimpulan. Teknik analisis deskriptif meliputi teknik analisis kualitatif yaitu penulis mengungkapkan makna data secara kualitatif berupa : penjelasan, uraian
8
atau keterangan yang diperlukan. Teknik analisis kualitatif yaitu penulis mengungkapkan data-data yang diperoleh secara numerik (angka-angka) dan dijelaskan seperlunya.
E. Sistematika Penulisan Bab I
Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penulisan tugas akhir, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II
Landasan Teori Dalam bab ini penulis mengemukakan mengenai segmentasi pasar, targeting dan positioning.
Bab III
Laporan Obyek Penelitian Dalam bab ini penulis menggambarkan secara umum tentang obyek penelitian antara lain : sejarah perkembangan BMT TEKUN Karanggede, visi dan misi, struktur organisasi, usaha yang dijalankan, produk pembiayaan dan disertai data-data tentang perkembangan SDM BMT TEKUN Karanggede, data usia nasabah pembiayaan, data jenis kelamin nasabah pembiayaan, data pendidikan nasabah pembiayaan, data kategori jenis usaha nasabah pembiayaan, data agama nasabah pembiayaan, data pendapatan nasabah pembiayaan, dan data perkembangan anggota, simpanan, pembiayaan dan asset.
9
Bab IV
Analisis Dalam bab ini berisi analisis tentang segmentasi, targeting dan positioning yang digunakan dan perkembangan BMT setelah strategi tersebut dilaksanakan.
Bab V
Penutup Berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Telaah Pustaka Segmentasi pasar produk-produk Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Indonesia, khususnya perbankan, adalah sebagai berikut : pembagian pasar yang telah terbentuk adalah berdasarkan perilaku (behavior), yang terbagi menjadi tiga segmen (menurut Karim Business Consulting), yaitu: sharia loyalist sebagai spiritual market, floating market sebagai emotional market, dan conventional loyalist sebagai rational market. Karim Bussiness Consulting melakukan riset terhadap ketiga segmen tersebut dengan hasil penemuannya bahwa potensi pasar masing-masing segmen adalah 10 trilliun rupiah untuk sharia loyalist, 720 trilliun rupiah untuk floating market, dan 240 trilliun rupiah untuk conventional loyalist. Berdasarkan riset tersebut terlihat bahwa pasar yang terbesar adalah segmen floating market yang berarti bahwa segmen tersebut merupakan segmen yang paling potensial bagi perusahaan-perusahaan syariah (Hermawan Kartajaya dan M. Syakir Sula, 2006:167). Penelitian Yuliati tahun 2005 berjudul “Strategi Pemasaran Produk Simpanan pada BMT Zam Zam Kembangsari Tengaran” menyimpulkan bahwa : strategi pemasaran yang dijalankan suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan. Tidak terkecuali bagi pihak BMT Zam Zam. Strategi pemasaran ditetapkan berdasarkan segmentasi pasar
10
11
yang telah dijalankan kemudian pemilihan pasar yang sesuai dengan tujuan dan program kegiatan yang telah ditetapkan. Perusahaan-perusahaan biasanya akan menjadi lebih efektif bila mereka menetapkan pasar sasaran mereka. Pemasaran sasaran meliputi segmentasi pasar, targeting dan positioning.
B.
Kerangka Teoritik 1. Segmentasi Segmentasi adalah seni mengidentifikasikan serta memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar, segmentasi juga dapat diartikan sebagai tindakan memilih pasar berdasarkan kelompok-kelompok yang berbeda dari konsumen sesuai dengan kebutuhannya, karakteristiknya, dan tingkah lakunya yang mensyaratkan adanya perbedaan produk dan program bauran pemasaran yang lain (Raharjo, 2003). Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari satu produk ke dalam satuan pasar yang bersifat homogen (Kotler, 2002:65) Sementara itu Kotler, Kartajaya, Huan dan Liu (2003) menyatakan bahwa segmentasi adalah melihat pasar secara kreatif, segmentasi merupakan seni mengidentifikasi dan memanfaatkan peluangpeluang yang muncul di pasar. Pada saat yang sama segmentasi merupakan ilmu (science) untuk memandang pasar berdasarkan variabel geografis, demografis, psikografis dan perilaku.
12
Segmentasi pasar ini merupakan suatu falsafah yang berorientasi pada konsumen. Jadi perusahaan yang berorientasi pada konsumen akan membagi pasarnya ke dalam segmen-segmen pasar tertentu di mana masing-masing segmen bersifat homogen. Secara terperinci dapat dikatakan bahwa segmentasi pasar dapat membantu manajemen dalam : a. Menyalurkan uang dari usaha ke pasar potensial yang paling menguntungkan. b. Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar. c. Menentukan cara-cara promosi yang paling efektif bagi perusahaan. d. Memilih media advertensi yang lebih baik ke berbagai macam media. e. Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi. Alasan-alasan bagi perusahaan dalam mengadakan segmentasi pasar menurut Philip Kotler (2002) adalah : a. Pasar bersifat dinamis, tidak siklus Ini berarti bahwa dalam pasar terdapat secara terus-menerus tentang sikap, siklus kehidupan, kondisi keluarga. b. Pasar untuk suatu produk berubah sesuai dengan siklus kehidupan produk tersebut. Tingkat segmentasi pasar dapat digolongkan menjadi empat bagian menurut Regis Mc. Kenna (2002) yaitu : a. Pemasaran Segmen
13
b. Segmen pasar yang terdiri dari kelompok besar yang dapat diidentifikasi dalam sebuah pasar dengan keinginan daya beli geografis, perilaku pembelian dan kebiasaan pembelian yang serupa. c. Pemasaran Relung Relung adalah kelompok yang didefinisikan secara lebih sempit, khususnya pasar kecil yang kebutuhannya tidak dilayani dengan baik. d. Pemasaran Lokal Pemasaran
sasaran
menghasilkan
program
pemasaran
yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan kelompok pelanggan lokal. e. Pemasaran Individual Tingkat segmentasi tertinggi mengarah pada segmen tunggal, pemasaran sesuai pesanan atau pemasaran satu lawan satu selama berabad-abad konsumen dilayani sebagai individual. Prosedur segmentasi pasar menurut Philip Kotler (2002:297) adalah : a. Tahap Survei Periset melakukan wawancara untuk mencari penjelasan dan membentuk kelompok fokus untuk mendapatkan pemahaman atas motivasi, sikap, dan perilaku konsumen. b. Tahap Analisis Periset menerapkan analisis faktor terhadap data tersebut untuk membuang variabel-variabel yang berkorelasi tinggi, kemudian
14
periset menerapkan analisis kelompok untuk menghasilkan jumlah segmen yang berbeda-beda secara maksimum. c. Tahap Pembentukan Masing-masing kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan sikap, perilaku, demografis, psikografis, dan pola media. Menurut Jony Oktavian Haryanto (2003:64) Langkah-langkah dalam melakukan segmentasi adalah : a. Mengenali dasar untuk melakukan segmentasi Perbedaan karakteristik antara pasar konsumen dan pasar bisnis membawa dampak pada pemilihan variabel pembeda untuk kedua jenis pasar tersebut. b. Mengembangkan profit dari segmen yang dihasilkan Syarat-syarat segmentasi yang efektif, yaitu : a. Measurability, yaitu di mana jumlah, kekuatan pembelian dan profit segmen dapat diukur. b. Acessability, yaitu apakah segmen pasar yang akan dituju dapat dijangkau dan dilayani. c. Substantially, yaitu apakah segmen pasar yang akan dituju cukup besar dan menguntungkan. d. Actionability, yaitu apakah program pemasaran berikutnya untuk menarik dan melayani segmen tersebut dapat dijalankan. Dengan kegiatan segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya. Pembagian pasar ke
15
dalam beberapa segmen akan mempermudah perusahaan untuk dapat menentukan di mana mereka harus memberikan pelayanan terbaik dan di mana mereka mempunyai keunggulan kompetitif paling besar. Menurut karakteristiknya, segmentasi bisa dikelompokkan menjadi tiga yaitu: static attribute segmentation, dynamic attribut segmentation, dan individual segmentation (Kartajaya dan Syakir Sula, 2006:166). Static attribute segmentation adalah membagi pasar berdasarkan atribut-atribut yang statis sifatnya, yaitu : segmentasi geografis dan segmentasi demografis Dynamic attribut segmentation adalah pembagian pasar dengan memperhatikan atribut-atribut yang dinamis, yaitu : segmentasi psikografis dan segmentasi behavior. Individual segmentation adalah pembagian yang dilakukan atas unit terkecil pasar yaitu individu perseorangan. Pemasar biasanya menggunakan satu karakteristik atau lebih untuk mensegmentasikan pasar seperti variabel geografis, demografis, psikologis, keuntungan yang dicari dari tingkat pemakaian (Lamb, 2001) a. Segmentasi Geografis Segmentasi geografis merupakan metode pembagian pasar berdasarkan unit-unit geografis yang berbeda seperti negara, negara bagian, wilayah, propinsi, kota, atau lingkungan rumah tangga. Perusahaan dapat memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau
16
sedikit wilayah geografis atau beroperasi dalam seluruh wilayah tetapi memberikan perhatian pada variasi lokal. b. Segmentasi Demografi Kasali
(1998),
berpendapat
bahwa
dalam
segmentasi
demografi pendekatan pasar dapat dilakukan dengan variabel-variabel seperti usia, gender, dan jumlah anggota dalam keluarga, siklus hidup keluarga, pekerjaan, pendidikan, agama, suku, pendapatan dan kebangsaan. Secara garis besar aplikasinya sebagai berikut : 1. Usia dan tahap siklus hidup Untuk siklus hidup anak yang tergolong mampu yang waktu masa kanak-kanaknya gemar bermain mobil-mobilan balap dengan remote kontrolnya, maka biasanya di usia dewasanya nanti akan menggemari mobil sungguhan. 2. Jenis kelamin Jenis kelamin merupakan segmentasi pasar yang tersendiri karena dalam hal pakaian, penataan rambut, dan majalah antara pria dan wanita itu berbeda. Sehingga bagi seorang produsen hal ini bisa menjadi peluang pasar. 3. Penghasilan Segmentasi
penghasilan
dapat
dilihat
dalam
hal
mengkonsumsikan barang-barang dan jasa sebagai contoh adalah otomotif, pakaian, kosmetik dan wisata.
17
Contoh-contoh tersebut akan berbeda dalam hal konsumsinya antara yang berpenghasilan besar dan kecil. c. Segmentasi Psikografis Kotler (2000:304), berpendapat bahwa dalam segmentasi psikografis, pembeli dibagi menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan gaya hidup atau kepribadian akan nilai. Orang-orang dalam kelompok demografis yang sama dapat menunjukkan gambaran psikografis yang sangat berbeda. 1. Gaya hidup Orang-orang menunjukkan jauh lebih banyak gaya hidup dari pada yang ditunjukkan oleh ketujuh kelas sosial. Barang yang mereka konsumsi menunjukkan gaya hidup mereka. 2. Kepribadian Pemasar
telah
menggunakan
variabel
kepribadian
untuk
melakukan segmentasi pasar. Mereka melengkapi produk mereka dengan kepribadian merek yang berhubungan dengan kepribadian konsumen. 3. Nilai Beberapa pemasar melakukan segementasi berdasarkan nilai-nilai inti, yakni sistem kepercayaan yang melandasi sikap dan perilaku konsumen. Nilai-nilai inti berada jauh di lubuk hati dibandingkan perilaku atau sikap, dan menentukan, pada tingkat dasar, pilihan dan keinginan orang selama jangka panjang. Para pemasar yang
18
melakukan segmentasi berdasarkan nilai, yakin bahwa dengan mempengaruhi lubuk hati terdalam pada diri mereka, maka mungkin akan mempengaruhi bagian luarnya yakni perilaku pembelian. d. Segmentasi Perilaku Dalam
segmentasi
perilaku,
pembeli
dibagi
menjadi
kelompok-kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel perilaku; kejadian, manfaat, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan, tahap kesetiaan pembeli, dan sikap. Merupakan titik awal terbaik dalam membentuk segmen pasar (Kotler, 2000:305). 2. Targeting Setelah melakukan segmentasi pasar, maka diperoleh beberapa segmen yang diinginkan. Pertimbangan untuk memilih segmen adalah besarnya segmen yang akan dipilih, luasnya segmen, dan kemampuan perusahaan untuk memasuki segmen tersebut. Setelah teridentifikasikan jumlah serta ukuran dan luasnya segmen yang ada, maka langkah selanjutnya adalah penentuan target yang akan dibidik. Dengan menentukan target yang akan dibidik dengan menyesuaikan keunggulan daya saing yang dimiliki perusahaan, maka setiap usaha yang akan dilakukan akan lebih terarah atau lebih fokus.
19
Targeting secara bahasa bermakna sasaran, sedangkan secara istilah menurut Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula (2006:169), targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif, karena sumber daya yang dimiliki terbatas. Sedangkan menurut Jony Oktavian Haryanto (2003:69), targeting adalah suatu proses mengevaluasi setiap daya tarik segmen dan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Menurut Warren Keegan (1998), di dalam mengevaluasi dan menentukan segmen mana yang akan dijadikan target, perusahaan perlu memenuhi tiga kriteria, yaitu : a. Market size atau market growth Maket size artinya memastikan bahwa segmen pasar yang dipilih cukup besar dan akan menguntungkan bagi perusahaan atau market growth artinya memilih segmen yang masih kecil tetapi menarik dan menguntungkan di masa medatang. b. Competitive advantanges Keunggulan daya saing merupakan cara untuk mengukur kekuatan dan keahlian perusahaan yang memadai untuk mendominasi segmen pasar yang dipilih. Hal ini merupakan dasar bagi strategi targeting. c. Competitive situation Adalah melihat situasi persaingan yang terjadi. Semakin tinggi tingkat persaingan, perusahaan perlu mengoptimalkan segala usaha
20
yang ada secara efektif dan efisien sehingga targeting yang dilakukan akan sesuai dengan keadaan yang ada di pasar. Langkah-langkah dalam menentukan targeting menurut Jony Oktavian Haryanto (2003:69), adalah : 1. Mengembangkan pengukuran terhadap daya tarik segmen. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan ketiga faktor sebagai berikut : a. Ukuran dan perkembangan segmen b. Daya tarik struktur pasar c. Sumber daya dan tujuan perusahaan 2. Memilih target pasar Dalam memilih target pasar, terdapat tiga alternatif strategi yang layak dipertimbangkan, yaitu : a.
Undifferentiated Marketing Merupakan suatu strategi di mana perusahaan berkeputusan untuk mengabaikan perbedaan antar segmen pasar dan meliput atau melayani seluruh pasar dengan satu penawaran produk.
b.
Differentiated marketing Merupakan suatu strategi di mana perusahaan berkeputusan untuk menetapkan beberapa segmen pasar dan merancang penawaran yang berbeda untuk masing-masing segmen.
c.
Concentrated marketing Merupakan strategi di mana perusahaan melayani satu sub pasar.
21
Kegiatan menetapkan pasar sasaran menurut Kasmir (2000:184), meliputi 1. Evaluasi segmen pasar yang meliputi : a) Ukuran dan pertumbuhan segmen seperti data tentang usia nasabah, pendapatan, jenis kelamin atau gaya hidup dari setiap segmen. b) Struktural segmen yang menarik dilihat dari segi profitabilitas. Kurang menarik jika terdapat pesaing yang kuat dan agresif. Perhatikan pula ancaman dari produk pengganti (substitusi) misalnya dari lembaga keuangan lainnya, untuk pinjaman seperti pegadaian. c) Sasaran dan sumber daya bank dengan memperhatikan energi yang memiliki bank yaitu ketersediaan sumber daya manusia termasuk keterampilan yang dimilikinya. 2. Memilih segmen yaitu menentukan satu atau lebih segmen yang memiliki nilai tinggi bagi perusahaan menentukan segmen mana dan berapa banyak yang dapat dilayani. Pemilihan segmen dapat dilakukan dengan cara : a) Pemasaran serba sama, melayani semua pasar dan tawaran pasar dalam arti tidak ada perbedaan. Mencari apa yang sama dalam kebutuhan konsumen. Biasanya untuk produk massal seperti tabungan untuk semua orang, baik usia, pendapatan maupun
22
wilayah. Keuntungannya pemasaran serba sama adalah hemat biaya. b) Pemasaran serba aneka, merancang tawaran untuk semua pendapatan, tujuan atau kepribadian. Seperti beda desain seperti untuk industri mobil. Untuk pasar ini memerlukan biaya tinggi. c) Pemasaran terpadu, khusus untuk sumber daya manusia yang terbatas. 3. Positioning Positioning secara bahasa bermakna posisi, sedangkan menurut istilah positioning adalah merancang agar suatu produk menempati tempat yang jelas, berbeda dan menarik dibanding produk pesaing dalam persepsi konsumen. Atau dengan kata lain adalah mendesain posisi yang kompetitif dan mendukung posisi produk tersebut dengan program bauran pemasaran yang detail (Jony Oktavian Haryanto, 2003:70). Sedangkan menurut Candra (2001), positioning merupakan penempatan produk dalam benak pelanggan sasaran sedemikian rupa sehingga memperoleh posisi yang unik dan unggul dibandingkan produk pesaing. Pembentukan citra yang baik di dalam benak konsumen merupakan kekayaan yang sangat berharga bagi suatu perusahaan karena faktor kunci utama dalam pembelian suatu produk perusahaan terletak pada penilaian terhadap suatu produk yang akan berakhir pada citra dari produk tersebut. Peniadaan bunga dalam sistem operasi yang dilakukan oleh lembaga keuangan syariah merupakan salah satu cara untuk
23
memposisikan usahanya menjadi usaha yang bebas dari riba yang menurut syariat itu tidak dibenarkan. Riba merupakan tambahan terhadap modal uang yang timbul akibat transaksi utang piutang yang harus diberikan terutang kepada pemilik uang pada saat hutang itu jatuh tempo (Muhammad, 2002:40). Untuk menentukan posisi pasar janganlah dilakukan secara sembarangan, akan tetapi perlu dilakukan strategi yang benar, sehingga posisi pasar yang diinginkan tepat pada sasarannya. Strategi penentuan posisi pasar menurut Kasmir (2000:185), dapat dilakukan sebagai berikut: a. Atas dasar atribut yaitu bunga rendah atau tinggi baik untuk simpanan maupun pinjaman. b. Kesempatan penggunaan, simpanan sebagai kas atau tempat mengamankan uang atau investasi. c. Menurut kelas pengguna, tabungan untuk umum atau tabungan Haji. d. Langsung menghadapi pesaing, kami nomor satu atau yang terbaik. e. Kelas produk, kredit ekonomi lemah atau kredit ekonomi kuat. Tiga hal dalam memilih dan mengimplementasikan strategi positioning adalah : a. Mengidentifikasi Keunggulan Bersaing Keunggulan bersaing adalah keunggulan dibandingkan pesaing yang diperoleh dengan menawarkan kepada konsumen nilai lebih, baik
24
melalui harga yang lebih rendah maupun dengan menawarkan manfaat lebih meskipun dengan harga yang lebih mahal. b. Memilih Keunggulan Bersaing yang Tepat Pertimbangannya adalah : 1) Berapa banyak perbedaan yang akan dipromosikan? Rambu-rambunya adalah jangan sampai perusahaan terjebak pada kesalahan-kesalahan positioning, yaitu : under positioning, over positioning dan confused positioning. 2) Perbedaan mana yang akan dipromosikan? Perbedaan yang akan dipromosikan haruslah memenuhi kriteria: important (penting), distinctive (khusus) , superior (unggul) , communicable (ramah), preemtive (primitif), affordable (murah), profitable (menguntungkan). c. Mengkomunikasikan Posisi yang Dipilih.
BAB III LAPORAN OBJEK
A.
Gambaran Umum 1. Sejarah Perkembangan BMT Tekun Karanggede Berangkat dari sebuah program Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Surakarta bekerja sama dengan Yayasan BORDA Jerman dalam melaksanakan kegiatan
pengembangan
masyarakat
pedesaan
melalui
kegiatan
pendampingan kelompok swadaya masyarakat terutama yang terkait dengan permodalan.
Kegiatan tersebut lebih dikenal dengan istilah
“Revolving Fund” yang meliputi wilayah kecamatan Cepogo, Selo, Ampel. Seiring dengan perjalanan waktu program tersebut berakhir tahun 1998. Untuk menjaga keberlanjutan program tersebut maka LPTP bersama masyarakat sepakat untuk membentuk wadah yaitu Koperasi Simpan Pinjam dengan nama Tekad Usaha Mandiri yang dikenal dengan KOSPIN TEKUN Boyolali dengan Badan Hukum No. 20 / BH / KWK. 11-25 / XI / 1998 yang berkantor di Ngepos Sukabumi Cepogo Boyolali. Perkembangan KOSPIN TEKUN dalam perjalanannya semakin menunjukkan grafik yang positif sehingga pada tahun 2003 berniat membuka kantor cabang di wilayah Kecamatan Karanggede.
Setelah
berjalan sekitar satu tahun ada tuntutan dari masyarakat dan pengelola
25
26
untuk membuka unit syariah di Karanggede sehingga pada bulan April 2004 layanan KOSPIN TEKUN berubah pola dengan sistem syariah dengan nama BMT TEKUN Karanggede Boyolali.
Hal ini telah
dikuatkan dengan keputusan RAT 08 / TAP / RAT-5 / KOP – TEKUN / II / 2004 tentang Pengesahan Pendirian Unit BMT TEKUN di Karanggede. Pengelolaan BMT TEKUN harus dikelola secara terpisah dengan induknya dalam arti sisi keuangan sudah harus berdiri sendiri dan tidak tergantung pada induknya sehingga sebagai modal awal maka seluruh asset yang ada di Cabang Karanggede berubah status sebagai hutang ke Pusat. Dalam perkembangannya, karena KOSPIN TEKUN mempunyai hutang ke LPTP maka disepakati hutang Cabang Karanggede ke Pusat dialihkan sebagai bagian dari hutang ke LPTP dan hutang ke Pusat lunas. Status otonom penuh ini dikuatkan dengan keputusan pengurus nomor 47/SK/P/KSP – TEKUN/III/2004.
Sehingga sejak April 2004 BMT
TEKUN Karanggede benar-benar sebagai unit otonom dalam kegiatan operasionalnya namun dalam status Badan Hukum dan Kepengurusan tetap menjadi satu wadah besar KOPERASI TEKUN BOYOLALI sampai saat ini. 2. Visi dan Misi a. Visi : “Menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) yang mandiri, professional dan Terdepan dalam Layanan”
27
b. Misi : “Membangun Kemandirian Lembaga yang Profesional Berbasis pada Ekonomi Kerakyatan dengan Mengedepankan Pelayanan yang Islami untuk Mencapai Kesejahteraan Bersama”. c. Slogan : “Mandiri dalam Usaha Terdepan dalam Layanan” 3. Tujuan : a. Mengembangkan usaha secara mandiri yang berbasis pada ekonomi kerakyatan b. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada para anggota c. Membangun budaya kerja yang professional dan bernuansa islami d. Meningkatkan kesejahteraan bersama. 4. Identitas Umum : a. Nama Lembaga
: BMT TEKUN Karanggede Boyolali
b. Tanggal Berdiri
: 1 April 2004
c. Alamat
: Jl. Raya Karanggede – Wonosegoro KM
0.5 Pulutan Kebonan Karanggede Boyolali Telp 0298 – 610846 Fax 0298 – 610644 5. Dasar Hukum: a. Nomor Badan Hukum
: 20 / BH / KWK. 11 – 25 / XI / 1998
b. Aturan Tertulis
: Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tanggal c. NPWP
: 02.082.631.9-526.000
28
6. Pengurus dan Pengelola a. Pengurus 1) Ketua
: Drs. H. MS. Agung Wahyana
2) Sekretaris
: Drs. Surur Wahyudi
3) Bendahara
: Sunardjo
b. Pengawas 1) Ketua
: Sujarwo
2) Anggota
: Dra. Hj. Sri Aminah
c. Pengelola 1) Manager
: Joko Sumanto, A Md
2) Kepala bagian Operational : Elvi Yanuastuti, SE 3) Kepala bagian Marketing
: Suwarto, SE
4) Marketing Simpanan
: Eny Setyasih : Sabdo Slamet : Siti Mariyati
5) Pembiayaan dan Penagihan : Muhammad Rosyid, A Md : Tri Santoso 6) Layanan Mitra
: Agus Tri Prakoso
7) SDM dan Umum
: Hengky Yudodo
8) Accounting
: Nismatuz Zulaihah, A Md
9) Teller
: Anti Fatchul Choiriyah
10) Pembantu Umum
: Nasrudin
29
7. Struktur Organisasi STRUKTUR ORGANISASI
BMT TEKUN KARANGGEDE Rapat Anggota Pengawas Manajemen
Pengawas Syariah Pengurus
Manager
Kepala Bagian Operasional
Kepala Bagian Pemasaran
Layanan Mitra
Simpanan
Accounting
Pembiayaan dan Penagihan
Teller
ADM Marketing dan Legal
SDM dan Umum
Pembantu Umum
Anggota
Anggota
Sumber : Profil BMT Tekun Karanggede
Anggota
30
Tugas masing-masing unsur organisasi di atas dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Rapat Anggota Tugas-tugasnya : 1) Mengawasi,
mengevaluasi
dan
mengarahkan
pelaksanaan
pengelolaan BMT yang dijalankan oleh pengelola agar tetap mengikuti kebijaksanaan dan keputusan yang telah disetujui oleh Rapat Anggota. 2) Memantau Pelaksanaan Rencana Kerja Tahunan, Triwulan, Bulanan, dan Mingguan dari Pengelola BMT melalui pelaporan dan/atau rapat bersama (Pengurus dan Pengelola) b. Pengawas Manajemen Tugas-tugas : 1) Mengawasi jalannya sirkulasi setiap bulan maju tidaknya sirkulasi keuangan. 2) Menerima laporan tiap bulan untuk mengukur perkembangan BMT secara berkala. c. Pengawas Syariah Tugas-tugas : 1) Memastikan produk dan jasa BMT sesuai dengan syariah 2) Memastikan tata laksana manajemen dan pelayanan sesuai dengan syariah
31
3) Terselenggaranya pembinaan anggota yang dapat mencerahkan dan membangun kesadaran bersama sehingga anggota siap dan konsisten bermuamalah secara Islam melalui wadah BMT. 4) Membantu
terlaksananya
pendidikan
anggota
yang
dapat
meningkatkan kualitas aqidah, syariah dan akhlaq anggota. d. Pengurus Memimpin jalannya BMT sesuai degan tujuan dan kebijaksanaan umum yang telah digariskan Dewan Pengurus dan telah disetujui dalam rapat anggota guna mencapai tujuan BMT, visi, misi, isi, dan semangat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BMT. e. Manager Tugas-tugas : 1) Menjabarkan kebijakan umum BMT yang telah dibuat Pengurus dan disetujui Rapat Anggota. 2) Menyusun dan menghasilkan rancangan anggaran BMT dan rencana jangka pendek, rencana jangka panjang, serta proyeksi (finansial maupun non finansial) kepada pengurus yang selanjutnya akan dibawa pada Rapat Anggota. 3) Menyetujui pembiayaan yang jumlahnya tidak melampaui batas wewenang manajemen. 4) Mengusulkan penambahan, pengangkatan dan mempromosikan serta pemberhentian karyawan pada kantor cabang / unit.
32
5) Mengelola dan mengawasi pengeluaran dan pemasukan biayabiaya harian dan tercapainya target yang telah ditetapkan secara keseluruhan. 6) Mengamankan harta kekayaan BMT agar terlindungi dari bahaya kebakaran, pencurian, perampokan dan kerusakan. 7) Terselenggaranya penilaian prestasi kerja karyawan dan membuat laporan secara periodik. 8) Menandatangani dan menyetujui permohonan pembiayaan dengan batas wewenang yang ada pada wilayah masing-masing. 9) Meningkatkan pendapatan dan menekan biaya serta mengawasi operasional kantor wilayah masing-masing. f. Kepala Bagian Operasional Tugas-tugas : 1) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service excellence) kepada mitra / anggota BMT 2) Terevaluasi dan terselesaikannya seluruh permasalahan yang ada dalam operasional BMT 3) Terbitnya laporan keuangan, laporan perkembangan pembiayaan dan laporan mengenai penghimpunan dana secara lengkap, akurat dan sah baik harian, bulanan maupun sesuai dengan periode yang dibutuhkan 4) Terarsipnya surat masuk dan keluar serta notulasi rapat manajemen dan rapat operasional.
33
5) Terselenggaranya
absensi
kehadiran
karyawan
dan
terdokumentasinya hasil penilaian seluruh karyawan. g. Layanan Mitra Tugas-tugasnya : 1) Pelayanan terhadap pembukaan dan penutupan rekening tabungan dan Simpanan Berjangka serta mutasinya 2) Pengarsipan tabungan dan Simpanan Berjangka 3) Penghitungan bagi hasil dan pembukuannya 4) Pelaporan tentang perkembangan dana masyarakat 5) Register awal pengajuan pembiayaan /Ilustrasi/Wawancara. h. Teller Tugas-tugasnya : 1) Mengelola fisik kas dan terjaganya keamanan kas 2) Terselesaikannya laporan kas harian 3) Tersedianya laporan arus kas pada akhir bulan untuk keperluan evaluasi 4) Menerima setoran dan penarikan tabungan serta simpanan berjangka. i. Accounting Tugas-tugasnya : 1) Pembuatan laporan keuangan 2) Pengarsipan laporan keuangan dan berkas-berkas yang berkaitan secara langsung dengan keuangan
34
3) Menyediakan data-data yang dibutuhkan untuk kebutuhan analisis lembaga 4) Pengeluaran dan penyimpanan uang dari dan ke brankas (sebagai petugas alternatif/petugas pengganti) j. SDM dan Umum Tugas-tugasnya : 1) Memberikan layanan kepada karyawan serta hal-hal umum, pengelolaan inventaris serta pembelian inventaris kantor. 2) Melakukan kegiatan administrasi Tabungan dan Simpanan Berjangka. 3) Melakukan aktivitas yang berkaitan dengan hubungan eksternal BMT. 4) Melakukan pengadministrasian dan pemeliharaan data karyawan, serta hal-hal yang menyangkut ketenagakerjaan, pendidikan, pelatihan, karir dan hubungan antar karyawan. k. Kepala Bagian Pemasaran Tugas-tugasnya : 1) Tercapainya target pemasaran baik funding maupun financing 2) Terselenggaranya rapat bagian pemasaran dan terselesaikannya permasalahan di tingkat pemasaran 3) Menilai dan mengevaluasi kinerja bagian pemasaran. 4) Pengarsipan bukti Nota Debet dan Nota Kredit.
35
l. Staff Pemasaran Tugas-tugasnya : 1) Memastikan seluruh pengajuan pembiayaan telah diproses sesuai dengan proses yang sebenarnya 2) Memastikan analisis pembiayaan telah dilakukan dengan tepat dan lengkap sesuai dengan kebutuhan dan mempresentasikan dalam rapat komite 3) Membantu terselesaikannya pembiayaan bermasalah 4) Melihat peluang dan potensi yang ada dalam upaya pengembangan pasar 5) Melakukan monitoring atas ketepatan alokasi dana serta ketepatan angsuran pembiayaan mitra. m. Administrasi Pembiayaan Tugas-tugasnya : 1) Penyiapan administrasi pencairan pembiayaan (dropping). 2) Pengarsipan seluruh berkas pembiayaan. 3) Pengarsipan jaminan pembiayaan. 4) Penerimaan angsuran dan pelunasan pembiayaan. 5) Penyiapan kupon dan kontrol terhadap kupon. 6) Pembuatan laporan pembiayaan sesuai dengan periode laporan. 7) Membuat surat teguran dan peringatan kepada mitra yang akan dan telah jatuh tempo. 8) Membuat surat-surat perjanjian dengan pihak lain.
36
9) Pemeliharaan
arsip–arsip
dari
pengajuan
sampai
terealisir
pembiayaan. 10) Selalu mengontrol masa berlaku persyaratan administrasi pemohon (KTP, Izin Usaha, Sewa Kios/Toko dan lain-lain). 8. Usaha yang Dijalankan Produk yang dikembangkan di BMT TEKUN ada 3 yaitu Produk Simpanan, Pembiayaan dan Sosial. a. Produk Simpanan Simpanan Permata Tekun adalah salah satu jenis simpanan yang menggunakan prinsip Mudharabah al mutlaqah. Dengan prinsip ini maka dana nasabah akan dimanfaatkan secara produktif dalam bentuk pembiayaan kepada usaha kecil dan menengah secara profesional dan memenuhi aspek-aspek syari’ah. Keuntungan dari pembiayaan akan dibagikan antara nasabah dengan BMT dengan nisbah (porsi) bagi hasil yang disepakati di muka. Jenis-jenis produk simpanan di BMT Tekun antara lain : 1) Simpanan Mudharabah (a) Simpanan Mudharabah biasa Yaitu
simpanan
yang
penyetorannya
dilakukan
secara
berangsur-angsur dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan buku tabungan BMT Tekun.
37
(b) Simpanan Mudharabah berjangka Yaitu simpanan dari anggota atau bukan anggota untuk suatu jangka waktu tertentu sesuai yang diperjanjikan dan tidak boleh diambil sebelum jangka waktu yang telah ditentukan berakhir. 2) Simpanan Pendidikan Yaitu simpanan yang diperuntukkan bagi pelajar dan mahasiswa untuk biaya pendidikan yang penyetorannya dapat dilakukan setiap saat dan penarikan dananya digunakan untuk membiayai pendidikan. 3) Simpanan Hari Raya Yaitu simpanan yang diperuntukkan bagi anggota secara umum untuk persiapan hari raya (Idul Fitri / Idul Adha) 4) Simpanan Hari Tua dan Masa Depan Merupakan jenis simpanan bagi keluarga untuk masa depan yang lebih baik dan terencana. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah
al
mutlaqoh.
Artinya
dana
anggota
akan
diinvestasikan dalam bentuk pembiayaan yang produktif, halal dan sesuai syariah. Keuntungan akan dibagi antara nasabah dan BMT sesuai dengan nisbah bagi hasil yang disepakati di awal. 5) Simpanan Luar Biasa Adalah simpanan yang diwajibkan bagi calon anggota yang akan mengajukan pembiayaan.
38
6) Simpanan Cadangan Resiko Adalah simpanan yang diperuntukkan bagi anggota pembiayaan dengan tujuan untuk debit angsurannya bermasalah dan ada sisa untuk simpanan masa mendatang. Besarnya simpanan 5% dari plafon pembiayaan. 7) Simpanan Wadiah Adalah titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki. b. Produk Pembiayaan Jenis-jenis produk pembiayaan di BMT Tekun antara lain : 1) Modal Kerja (Mudharabah/musyarakah) (a) Pembiayaan Mudharabah Merupakan pembiayaan modal kerja yang diberikan BMT kepada anggota atau calon anggota dimana pengelola usaha sepenuhnya diserahkan kepada anggota atau calon anggota. Dari pembiayaan ini BMT akan memperoleh bagi hasil sesuai dengan kesepakatan. Dalam praktiknya pihak BMT bertindak sebagai mudharib yang menjalankan dan mengelola dana dari syahibul maal (penabung) sekaligus sebagai syahibul maal (pemilik modal) bagi penerimaan pembiayaan. Seperti usaha : dagang, home industri, proyek, toko kelontong dll.
39
(b) Pembiayaan Musyarakah Merupakan pembiayaan modal investasi atau modal kerja yang dalam praktiknya lembaga keuangan sebagai penyedia sebagian dari modal keseluruhan. Pembagian keuntungan berdasarkan perjanjian sesuai proporsinya dalam bentuk nisbah. 2) Kepemilikan Barang (Murabahah/BBA) (a) Murabahah Murabahah yaitu akad jual beli dengan membayar harga pokok beserta keuntungannya pada waktu jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan bersama. (b) Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) Merupakan pembiayaan untuk pembelian barang atau alat usaha. Pada pembiayaan dengan skema BBA, terjadi kesepakatan bahwa anggota atau calon anggota bersedia membeli barang yang dibeli oleh BMT dengan harga jual berasal dari harga pokok ditambah margin keuntungan (mark up). Pengembalian pembiayaan dilakukan secara angsuran, bisa harian, pekanan, atau bulanan. Seperti : pembelian kendaraan, tanah, traktor, TV, mesin dll. 3) Sewa (Ijarah) Pembiayaan Ijarah merupakan pembiayaan yang diberikan kepada anggota atau calon anggota untuk menyewa suatu barang atau
40
tempat usaha. Cara melunasinya bisa secara angsuran atau pada saat jatuh tempo. Seperti : sewa kios, sewa tanah dll. c. Produk sosial Produk sosial BMT Tekun adalah Qordhul Hasan yaitu pembiayaan yang khusus ditujukan untuk membiayai pembiayaan bagi masyarakat yang kurang mampu tanpa bagi hasil dengan sumber dana maal.
B. Data-Data Deskriptif 1. Perkembangan SDM BMT TEKUN Karanggede Untuk menjalankan operasionalnya BMT TEKUN Karanggede memerlukan SDM. SDM yang ada pada BMT ini berjumlah 13 orang. Adapun komposisi pendidikan SDM pada BMT TEKUN dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1 KOMPOSISI PENDIDIKAN PENGELOLA BMT TEKUN KARANGGEDE No
Tingkat Pendidikan
Pria
Wanita
Jumlah
1
Sarjana
1
1
2
2
Ahli Madya
2
2
4
3
SLTA
5
2
7
8
5
13
Jumlah
Sumber data : BMT TEKUN Karanggede
41
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa SDM BMT TEKUN ditinjau dari jenjang pendidikan SLTA. Jadi berdasarkan tabel di atas BMT TEKUN Karanggede memiliki karyawan lulusan SLTA lebih banyak dibandingkan dengan lulusan Sarjana dan Ahli Madya. 2. Data usia nasabah pembiayaan tahun 2007 – 2009 Tabel 2 Data Usia Nasabah Pembiayaan BMT TEKUN Karanggede
Usia
Persentase
15 – 25 th
3%
25 – 45 th
70 %
Di atas 45 th
27 %
Grafik 1
42
3. Data jenis kelamin nasabah pembiayaan tahun 2007-2009 Tabel 3 Data Jenis Kelamin Nasabah Pembiayaan BMT TEKUN Karanggede
Jenis kelamin
2007
2008
2009
Laki-laki
60 %
65 %
70 %
Perempuan
40 %
35 %
30 %
Untuk tahun 2009 sampai bulan Juli Grafik 2
4. Data pendidikan nasabah pembiayaan Tabel 4 Data Pendidikan Nasabah Pembiayaan BMT TEKUN Karanggede Pendidikan
Persentase
Akademis
8%
SLTA
68 %
43
Pendidikan
Persentase
SLTP
40 %
SD
18 %
Tidak bersekolah
2%
Grafik 3
Pendidikan
5. Data kategori jenis pekerjaan nasabah pembiayaan Tabel 5 Data Jenis Pekerjaan Nasabah Pembiayaan BMT TEKUN Karanggede
No
Jenis Pekerjaan Nasabah
Persentase
1
Dagang
20 %
2
Pegawai
8%
3
Home Industri
20 %
4
Petani
40 %
44
No
Jenis Pekerjaan Nasabah
Persentase
5
Pelajar/mahasiswa
3%
6
Percetakan
2%
7
Lainnya
7%
Grafik 4
6. Data agama nasabah pembiayaan Tabel 6 Data agama nasabah pembiayaan BMT TEKUN Karanggede Agama
Persentase
Islam
98 %
Non-Islam
2%
45
Grafik 5
7. Data pendapatan nasabah pembiayaan Tabel 7 Data pendapatan nasabah pembiayaan BMT TEKUN Karanggede Pendapatan (per Bulan)
Persentase
Di atas Rp. 5.000.000,-
4%
Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,-
68 %
Rp. 500.000,- s/d Rp. 1.000.000,-
28 %
Di bawah Rp. 500.000,-
0%
Grafik 6
46
8. Data Perkembangan BMT tahun 2007 – 2009 Tabel 8 Perkembangan BMT TEKUN Karanggede Tahun Anggota
2007
2008
2009
1855
2370
2710
892.059.858
1.644.192.669
2.824.442.935
Pembiayaan 4.781.324.000 12.882.823.750
14.828.223.750
Simpanan
Asset
3.014.645.130
5.262.734.504
Untuk tahun 2009 sampai bulan Juli
Grafik 7
Sumber data : BMT TEKUN Karanggede
5.744.735.731
BAB IV ANALISIS
A. Segmentasi Produk Pembiayaan di BMT TEKUN Karanggede Segmentasi pasar menurut Surahman Sumawihardja (1992:43) adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi kelompok-kolompok dilihat dari segi kebutuhannya yang memerlukan barang atau jasa secara terpisah. Pada BMT TEKUN Karanggede, saat calon nasabah akan mengajukan permohonan pembiayaan, oleh pihak BMT dilihat latar belakangnya, misalnya: umur, tingkat penghasilan, dan pekerjaan. Penulis melihat dan menganalisis bahwa BMT TEKUN Karanggede lebih menggunakan segmentasi produk pembiayaan dengan dua variabel yaitu: 1. Segmentasi Geografis Pasar BMT TEKUN dalam kurun waktu 5 tahun sudah memasuki wilayah Kecamatan Karanggede, Wonosegoro, Klego, Simo, Andong, Kemusu, Susukan, Suruh, Ampel dan Sekitarnya. Sehingga pasar benarbenar masih sangat terbuka luas untuk pengembangan kedepan. Masing – masing
daerah
mempunyai
karakteristik
sendiri-sendiri
sehingga
diperlukan “market maintenance” untuk keberlanjutannya. BMT TEKUN harus selalu siap mengikuti perubahan yang ada dan setiap perubahan adalah peluang / kesempatan untuk lebih maju.
47
48
2. Segmentasi Demografis a. Usia Berdasarkan data usia nasabah pembiayaan di BMT TEKUN Karanggede yang ditunjukkan pada data diskriptif, dapat dijelaskan bahwa usia antara 15 sampai 25 tahun sebesar 3 %, dan usia antara 25 sampai 45 tahun sebesar 70 %, sedangkan nasabah pembiayaan yang berusia di atas 45 tahun sebesar 27 %. Menurut data tersebut ternyata mayoritas nasabah BMT TEKUN Karanggede adalah pada usia 25 sampai 45 tahun berarti usia produktif untuk bekerja dan hanya sedikit usia tidak produktif. b. Jenis Kelamin Berdasarkan data diskriptif di atas terlihat bahwa data nasabah menurut jenis kelamin laki-laki pada tahun 2007 sebesar 60 % lebih besar dari perempuan dengan jumlah 40 %. Pada tahun 2008 jumlah nasabah laki-laki mengalami peningkatan sebesar 65 % sedangkan nasabah perempuan mengalami penurunan menjadi 35 %. Dan pada tahun 2009 sampai bulan Juli nasabah pembiayaan laki-laki meningkat sebesar 70 % sedangkan perempuan turun menjadi 30 %. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa nasabah pembiayaan menurut jenis kelamin nasabah pembiayaan laki-laki yang paling dominan atau tinggi sedangkan nasabah pembiayaan perempuan masih di bawah pembiayaan laki-laki. Hal tersebut terlihat dari jumlah persentase tiap tahun, nasabah pembiayaan laki-laki selalu mengalami
49
peningkatan sedangkan perempuan mengalami penurunan tiap tahunnya, karena laki-laki memiliki tanggung jawab untuk mencari nafkah kepada keluarga. c. Pendidikan Dari segi pendidikan, para nasabah pembiayaan di BMT TEKUN Karanggede ada yang sama sekali tidak bersekolah, tetapi jumlah tersebut sangat sedikit yaitu sebesar 2 %, sedangakan nasabah pembiayaan yang berpendidikan akhir SD sebesar 18 %, SLTP sebesar 40 %, SLTA sebesar 68 %, kemudian nasabah yang berpendidikan tingkat akademis sebesar 8 %. Dari data tersebut terlihat bahwa nasabah pembiayaan yang berpendidikan akhir SLTA berjumlah paling tinggi karena BMT TEKUN terletak di pedesaan,
sehingga
kebanyakan masyarakat di wilayah tersebut hanya berpendidikan sampai tingkat SLTA. Nasabah yang sama sekali tidak bersekolah jumlahnya paling sedikit. Namun, di sini BMT TEKUN Karanggede tidak memberi batasan secara khusus menurut pendidikan nasabah. d. Jenis Pekerjaan Segmentasi pasar di BMT TEKUN Karanggede menurut kategori jenis pekerjaan yaitu didominasi oleh para petani dengan jumlah persentase 40%, karena sebagian besar penduduk di wilayah karanggede memiliki mata pencaharian sebagai petani. Sedangakan pedagang sebesar 20%, pegawai sebesar 8%, wiraswasta sebesar 20%,
50
percetakan 2%, lainnya sebesar 7%, dan jumlah yang paling sedikit yaitu pelajar / mahasiswa dengan jumlah persentase sebesar 3%. e. Agama Dari segi agama, nasabah pembiayaan di BMT TEKUN Karanggede didominasi oleh nasabah yang beragama islam, sedangkan nasabah non Islam
jumlahnya lebih sedikit. Hal ini menunjukkan
kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat non islam terhadap pemasaran syariah. Sehingga diperlukan sosialisasi pemasaran produk pembiayaan terhadap masyarakat non islam. f. Pendapatan Di BMT TEKUN Karanggede para nasabah pembiayaan memiliki penghasilan minimal Rp. 500.000 per bulan dan penghasilan maksimal Rp. 5. 000.000 ke atas. Nasabah Pembiayaan yang memiliki penghasilan antara Rp. 1.000.000 sampai Rp. 5.000.000 jumlahnya paling tinggi dan pendapatan di atas Rp. 5.000.000 jumlahnya paling rendah. Itu karena para nasabah pembiayaan mayoritas tergolong berpendapatan menengah.
B. Targeting Produk Pembiayaan di BMT TEKUN Karanggede Pemilihan pasar sasaran berarti pihak BMT menetapkan satu atau lebih segmen pasar yang dilayani. BMT memutuskan diri pada upaya memperoleh nasabah untuk jenis pembiayaan yang tersedia. Dalam hal ini BMT TEKUN menetapkan konsumen atau pasar sasaran untuk pelayanannya.
51
BMT TEKUN Karanggede menyalurkan dana yang terkumpul kepada pengguna dana dengan memilih jenis usaha yang akan dibayar dan menentukan nasabah mana yang akan memperoleh pembiayaan agar tepat pada sasaran yaitu membiayai usaha produktif dan dikelola oleh nasabah yang jujur dan bertanggung jawab. Dalam melakukan pembiayaan hal-hal yang diperhatikan adalah : a. Nasabah harus memiliki akhlak yang baik. a. Calon nasabah memiliki jenis usaha yang produktif. b. Calon nasabah yang tidak memiliki pembiyaan macet di BMT TEKUN. c. Besarnya pembiayaan yang diberikan didasarkan pada usaha yang dijalankan. Targeting BMT TEKUN adalah lebih memfokuskan pada pembiayaan untuk petani karena pangsa pasarnya yang besar (dilihat pada data menurut jenis pekerjaan hal. 43) dan selama ini memberikan keuntungan yang signifikan bagi BMT TEKUN. Hal ini tidak lepas dari karakter petani itu sendiri yang mempunyai etos kerja tinggi dan sifat jujur, lugu, tanggung jawab, sederhana dan apa adanya. Sampai saat ini terbukti dengan tidak adanya pembiayaan macet yang diberikan pada petani.
A. Positioning Produk Pembiayaan di BMT TEKUN Karanggede Lembaga keuangan yang bebas dari unsur riba adalah positioning yang dipilih oleh BMT TEKUN Karanggede hal ini mengingat BMT TEKUN Karanggede menerapkan sistem syariah dalam menjalankan usahanya.
52
Sebagai lembaga keuangan mikro berbasis syariah, BMT bisa memberikan solusi dalam usaha pemberdayaan usaha kecil serta menjadi inti kekuatan ekonomi
berbasis
kerakyatan.
Sehingga
BMT
TEKUN
Karanggede
memposisikan lembaganya sebagai lembaga keuangan yang bebas dari unsur riba dan membangun kepercayaan nasabah dengan tidak menawarkan produk dan jasa yang mengandung unsur riba. BMT TEKUN Karanggede secara terus menerus melakukan pembaharuan dalam pelayanan dan produk sehingga nasabah semakin percaya terhadap peran dan manfaat BMT dan mempertahankan citra sebagai lembaga keuangan yang berlandaskan nilai-nilai islam. Positioning BMT TEKUN “lebih dekat pada masyarakat pedesaan” artinya BMT TEKUN memposisikan dirinya sebagai mitra masyarakat pedesaan yang mayoritas memiliki pekerjaan petani untuk menghidupi sektor pertanian di wilayah Kecamatan Karanggede, Wonosegoro, Klego, Simo, Andong, Kemusu, Susukan, Suruh, Ampel dan Sekitarnya. Berbeda halnya dengan BMT lain di wilayah Karanggede yang lebih memfokuskan pembiayaan pada lingkup pasar Karanggede. Operasinya yang langsung bersentuhan dengan masyarakat di pedesaan sulit diikuti oleh perbankan/lembaga pesaing. Keunggulan BMT TEKUN Karanggede berkenaan dengan pembiayaan dunia usaha yaitu BMT TEKUN mampu dan bersedia membiayai usaha yang baru dan sedang tumbuh di lingkungannya. Hal semacam ini sangat jarang dilakukan oleh perbankan, baik yang konvensional maupun syariah. Perbankan biasanya lebih berminat untuk
53
membiayai usaha yang sudah mapan. Tumbuhnya BMT TEKUN juga potensial digunakan sebagai alat untuk pengentasan kemiskinan dengan membuka perluasan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, dan pengembagan kewirausahaan. Citra dan positioning produk pembiayaan BMT TEKUN sudah dikenal luas oleh pasar sasaran atau wilayah kerja. Berbagai produk pembiayaan yang ditawarkan memudahkan para pengguna pembiayaan dalam hal prosedur dan pelayanannya. Dibandingkan dengan Bank / Lembaga keuangan konvensional. BMT TEKUN mempunyai perbedaan dalam hal prinsip pembiayaannya. Bagi BMT TEKUN prinsip pembiayaan didasarkan pada prinsip jual beli dan sewa menyewa, sedangkan Lembaga Keuangan konvensional memiliki prinsip utang-piutang, yang lebih penting dari BMT adalah prinsip bagi hasil yang jauh dari riba. Dengan adanya sistem bagi hasil nasabah tidak merasa dirugikan karena tidak dibebani biaya administrasi. Begitu juga dalam hal tingkat penyelesaian pembiayaan macet dilakukan dengan kekeluargaan, artinya nasabah hanya mengangsur pokoknya saja dari jumlah pembiayaan.
B. Perkembangan Usaha Strategi-strategi pemasaran yang dilakukan BMT TEKUN Karanggede selama ini tidak sia-sia, terbukti dari waktu ke waktu BMT TEKUN menunjukkan perkembangan yang pesat. Dengan jumlah anggota saat ini mencapai 2.710 orang. Pada tahun 2007 dapat diketahui simpanan dari nasabah sebesar Rp. 892.059.858,-, tahun 2008 sebesar Rp. 1.644.192.669,-
54
dan pada tahun 2009 sampai dengan bulan Juli sebesar Rp. 2.824.442.935,-. Sedangkan untuk pembiayaan yang dilakukan pada tahun 2007 sebesar Rp. 4.781.324.000,-, pada tahun 2008 sebesar Rp. 12.882.823.750,- dan tahun 2009 sampai bulan Juli sebesar Rp. 14.828.223.750,-. Omzet saat ini rata-rata berkisar 500 jt – 1 M per bulannya. Sedangkan Assetnya mencapai 5,7 M Kondisi seperti ini harus dikelola secara professional dan bukan sebagai kegiatan sambilan karena menyangkut banyak pihak. Saat ini perkembangan jumlah nasabah di BMT TEKUN Karanggede dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 9 Perkembangan jumlah nasabah BMT TEKUN Karanggede Tahun 2007-2009 Tahun
Jumlah Anggota (persentase)
2007
51 %
2008
27 %
2009
14 %
Untuk tahun 2009 sampai bulan Juli
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2007 jumlah nasabah meningkat sebesar 51 % dari tahun sebelumnya, pada tahun 2008 nasabah meningkat sebesar 27 % dan pada tahun 2009 sampai bulan Juli jumlah nasabah meningkat sebesar 14 %. Hal ini menunjukkan bahwa setiap tahun jumlah nasabah BMT TEKUN selalu mengalami peningkatan.
55
Pasar BMT TEKUN dalam kurun waktu 5 tahun sudah memasuki wilayah Kecamatan Karanggede, Wonosegoro, Klego, Simo, Andong, Kemusu, Susukan, Suruh, Ampel dan Sekitarnya. Sehingga pasar benar-benar masih sangat terbuka luas untuk pengembangan kedepan. Masing – masing daerah mempunyai karakteristik sendiri-sendiri sehingga diperlukan “market maintenance” untuk keberlanjutannya.
BMT TEKUN harus selalu siap
mengikuti perubahan yang ada dan setiap perubahan adalah peluang / kesempatan untuk lebih maju.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah penulis menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan segmentasi, targeting dan positioning produk pembiayaan yang dijalankan di BMT TEKUN Karanggede, maka dalam hal ini penulis mengemukakan simpulan sebagai berikut : 1. Variabel yang digunakan BMT TEKUN Karanggede dalam menentukan segmentasi
produk
pembiayaan
yaitu
segmentasi
geografis
dan
demografis, nasabah pembiayaan menurut jenis kelamin laki-laki paling dominan dibanding nasabah pembiayaan perempuan, segmentasi pasar di BMT TEKUN Karanggede menurut kategori jenis usaha yaitu pada kalangan menengah ke bawah dan kebanyakan didominasi oleh para petani. Sedangkan segmentasi pasar menurut pendapatan para nasabah pembiayaan di BMT TEKUN Karanggede sebagian besar berpenghasilan di atas Rp. 1.000.000,00, dan menurut tingkat pendidikan nasabah pembiayaan sebagian besar berpendidikan terakhir sampai tingkat SLTA. 2. Targeting BMT TEKUN adalah lebih memfokuskan pada pembiayaan untuk petani karena pangsa pasarnya yang besar dan selama ini memberikan keuntungan yang signifikan bagi BMT TEKUN. 3. Positioning BMT TEKUN “lebih dekat pada masyarakat pedesaan” artinya BMT TEKUN memposisikan dirinya sebagai mitra masyarakat
1 56
57
pedesaan yang mayoritas memiliki pekerjaan petani untuk menghidupi sektor pertanian di wilayah Kecamatan Karanggede, Wonosegoro, Klego, Simo, Andong, Kemusu, Susukan, Suruh, Ampel dan Sekitarnya. 4. Perkembangan terhadap strategi yang dijalankan sejauh ini telah mampu memperluas jaringan usahanya hal ini dibuktikan dengan bertambahnya jumlah nasabah, jumlah dana simpanan, maupun jumlah pembiayaan yang terus meningkat, serta omzet yang diperoleh rata-rata berkisar 500 jt – 1 M per bulannya.
B. Saran Setelah mengadakan penelitian dan mengamati keadaan serta situasi di BMT TEKUN Karanggede, maka penulis memberikan saran yang dapat bermanfaat antara lain : 1. Mempertahankan nasabah yang potensial dengan cara menciptakan ikatan kekeluargaan antara nasabah dan pihak BMT TEKUN Karanggede. 2. Secara terus-menerus melakukan pembaharuan dalam pelayanan dan produk sehingga nasabah semakin percaya terhadap peran dan manfaat BMT dan mempertahankan citra sebagai lembaga keuangan yang berlandaskan nilai-nilai Islam. 3. Lebih meningkatkan strategi pemasarannya terutama dalam menentukan segmentasi, targeting dan positioning. 4. Untuk meningkatkan penerapan kejujuran, hendaknya pihak BMT memberikan kajian yang menyangkut muamalah kepada anggota.
58
5. Mengingat bahwa kebutuhan masyarakat khususnya para nasabah semakin meningkat, yang harus diimbangi dengan peningkatan pemberian dana untuk pembiayaan usaha-usaha produktif, maka sebaiknya upaya penambahan modal terus ditingkatkan. Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan dalam penyusunan tugas akhir ini dengan harapan semoga dapat menjadi sumbangan pemikiran yang dapat bermanfaat bagi semua pihak.
59
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Saeed, Bank Islam dan Bunga, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003. Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah : dari Teori ke Praktik, Jakarta : Gema Insani Press, 2001. Buku Standart Operasional Prosedur Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Wattamwil Haryanto, Jony Oktavian, et.al, Pengantar Manajemen Pemasaran, Salatiga : UKSW, 2003. Kartajaya, Hermawan dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, Bandung : Mizan, 2006. Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta : PT. Raja Grafinda Persada, 2000. Kolter, Philip, Manajemen Pemasaran, Jilid I, Jakarta : Prenhallindo, 2000. Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : (UUP) AMP YKPN, 2002. Mursid, Manajemen Pemasaran, Jakarta : Bumi Aksara, 1997. Profil BMT TEKUN Karanggede Saputro, Daniel Veri, Tugas Akhir Prosedur Pembiayaan di Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KSPS) BMT Rama Salatiga Tahun 2007, Salatiga : STAIN, 2008. Sumawihardja, Surahman, Intisari Manajemen Pemasaran, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1992. Yuliati, Tugas Akhir Strategi Pemasaran Produk Simpanan pada BMT Zam Zam Kembangsari Tengaran, Salatiga : STAIN, 2005.