Assalamu ’alailcum Warahmatullahi Wabarakaatuh. Saudara-saudara sebangsa, setanah air Indonesia, terutama ibu-ibu yang tercinta. Hari ini tepatnya tanggal 21 April tahun…. yang semua lapisan bangsa Indonesia memperingati hari Kartini, yakni merupakan hari kebangkitan bagi wanita yang mulanya dipelopori oleh wanita RA. Kartini. RA Kartinilah yang berhasil mempersamakan hak kemerdekaan untuk hidup bermasyarakat, sama-sama merasakan, anugerah Illahi yang telah dicurahkan, sama-sama mengenyam pendidikan, dan lain-lain. Saudara-saudara sebangsa, setanah air Indonesia, terutama kepada ibu-ibu yang tercinta. Kita sekarang telah membuktikan bahwasannya wanita setara dalam pendidikannya dengan lakilaki, sehingga wanita tidak mau ketinggalan dalam pendidikan dengan laki-laki. Pendek katanya, bahwa para wanita tidak mau ketinggalan dalam bidang profesi dengan laki-laki. Laki-laki ada yang jadi menteri, maka wanitapun tak mau ketinggalan ada juga yang menjadi menteri, dan seterusnya. Saudara-saudara sebangsa, setanah air Indonesia terutama ibu-ibu yang berbahagia. Marilah kita akhiri sambutan ini yakni peringatan hari besar Nasional, yaitu hari besar Kartini, kita senantiasa berdo’a kepada Allah Swt, mudah-mudahan ibu-ibu bisa mencerminkan keberadaannya dengan positip baik terhadap keluarga, maupun terhadap masyarakat luas. Demikian sambutan kami yang bisa kami sampaikan pada kesempatan pagi ini, tepatnya peringatan hari besar Nasional yakni hari Kartini, semoga membawa manfaat. Ihdinash shiraathal mustaqiin. Asslamu’alaikum Warahinatullahi Wabarakaatuh.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua Saudara-saudara sebangsa dan setanah air. Hadirin -hadirat sekalian yang berbahagia. Marilah kita panjatkan puji kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya kepada kita, sehingga kita dapat berkumpul di halaman Sekolah………….dalam rangka memperingati hari Kartini. Pahlawan dan penggerak semangat emansipasi wanita di Indonesia. Kita sudah maklum bahwa setiap tanggai 21 April oleh bangsa Indonesia dinyatakan sebagai hari Kartini. Ini tentunya tidak bisa dilepaskan dari peranan dan jasa jasanya dalam pembelaan terhadap kaum wanita. Marilah sejenak kita menengok sejarah masa silam. Pada masa pergerakan nasional, kaum wanita tidak tinggal diam. Memang pada awainya gerakan kaum wanita terbatas pada gerakan sosial yang bertujuan mengangkat harkat dan martabat kaum wanita dan melawan tradisi yang membelenggunya, seperti kawin paksa dan lain sebagainya. Gerakan sosial itu dilakukan melalui lembaga pendidikan yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan umum, melainkan juga pengetahuan praktis dan keterampilan sebagai bekal bagi seorang gadis menjadi ibu rumah tangga. Mula-mula semangat dan kegiatan semacam itu dilakukan oleh RA Kartini ia membuka sekolah untuk para gadis di Jepara. Setelah menikah ia mendirikan sekolah di Rembang. Sementara Dewi Sartika mendirikan sekolah di Bandung. Sedang Maria W. Maramis membuka sekolah di Gorontalo. Kita harus merasa bangga mempunyai pahlawan wanita seperti mereka. Kebanggaan itu kita teruskan dengan upaya untuk mengangkat harkat dan martabat wanita. Semangat ingin maju, bukan hanya berkutat pada masalah Pupur, dapur dan Kasur. Sudah digelorakan para pahlawan wanita tersebut di atas. Mereka sangat sadar bahwa pendidikan adalah masalah mendasar yang sangat penting bagi seorang wanita. Emansipasi wanita, bukan berarti menuntut kaum wanita untuk tampil ke depan dengan meninggalkan tugas mulianya, sebagai ibu rumah tangga, sebagai seorang ibu yang harus mendidik dan mengasuh anak-anaknya menjadi generasi yang tangguh dan berkualitas. Tetapi sebagai wanita harus mampu menempatkan dirinya sebagai manusia yang mau berperan aktif dalam kegiatan sosial dalam masyarakat. Interaksi dengan masyarakat sekitar adalah bagian dari kegiatan kaum wanita tetapi di sisi lain dia tidak boleh mengabaikan tugas mulianya sebagai istri, sekaligus sebagai seorang ibu yang berkewajiban, menjaga, merawat dan mendidik anak-anaknya. Jangan sampai kaum ibu terlalu aktif di kegiatan PKK Dasawisma, Pengajian, Posyandu dan Arisan tetapi kewajibannya sebagai seorang istri atau ibu dari anak-anaknya menjadi terlantar.
Peranan kaum wanita tak bisa terlepas dari dukungan Bapak-atau para suami. Para suami harus memberikan toleransi, menghikhlaskan sebagian waktu yang menjadi haknya untuk kaum ibu sehingga ketrampilan dan SDM kaum ibu semakin meningkat. Ibu-ibu, hadirin dan hadirat sekalian yang berbahagia. Demikianlah yang dapat kami sampaikan pada kesempatan yang baik ini, terima kasih atas perhatiannya, mohon maaf atas segala kelebihan dan kekurangannya. Terima kasih atas perhatiannya, ihdinash shiraathal mustaqin Wassalaamu’aiaikum wr wb
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh . Salam sejahtera bagi semua. Pada kesempatan kali ini nan bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, marilah kita bersamasama mengucapkan syukur atas karunia kesehatan dan kesempatan nan diberikan Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita bisa berkumpul dan bersama-sama memaknai arti dari Hari Kartini. Kartini ialah nama nan tak asing lagi bagi bangsa Indonesia, kata Kartini mengingatkan kita pada sosok seorang wanita nan berjuang demi meningkatkan harkat dan prestise kaumnya. Semangat dan ketekunanya akhirnya membuahkan hasil. Beliau sukses mendirikan sebuah sekolah wanita nan mengajarkan tentang ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan nan bisa meningkatkat peran wanita. Hari Kartini senantiasa kita peringati setiap tahunnya. Namun, hendaknya kegiatan ini bukan hanya sebagai seremonial semata, tetapi kita mampu memaknai dari memperingati Hari Kartini. Sehingga para wanita Indonesia terus berupaya meningkatkan perannya demi kemajuan bangsa dan negara tanpa melupakan kodratnya sebagai seorang wanita. Semoga Tuhan Yang Mahakuasa senantiasi meridoi kita, khususnya para wanita Indonesia agar terus berperan aktif dalam kemajuan bangsa Indonesia. Sekian pidato dari saya, billahitaufiq walhidayah, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh .
Please download full document at www.DOCFOC.com Thanks