BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Di jaman yang mengangkat emansipasi wanita kini, banyak wanita atau ibuibu yang memilih untuk menjadi wanita karier. Wanita bekerja selain untuk mengangkat derajat seorang wanita, wanita juga bekerja untuk mendukung perekonomian keluarganya. Akibatnya banyak anak-anak yang masih membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya terutama dari ibunya harus ditinggal karena kesibukan pekerjaan orang tuanya. Anak-anak sering menjadi “korban” dari ibu yang bekerja. Karena permasalahan tersebut maka diperlukanlah tempat untuk mengolah kreativitas anak yang lebih baik dan memadai. Pada tempat ini anak diberi kesempatan untuk anak-anak lebih mengenal lingkungan sekitarnya, belajar bersosialisasi,
mengembangkan
kreativitasnya
dan
kepribadiannya
dibawah
lindungan kelompok pendidik sebagai pengasuh yang memberikan suasana aman dan nyaman bagi si anak dan orang tua untuk menyerahkan si buah hati. Selama ini yang terjadi, dibanyak fasilitas yang telah tersedia untuk anak-anak seperti sekolah pra TK, Taman Kanak-Kanak, Taman Bermain, dan ruang rekreasi untuk anak-anak masih belum banyak hal-hal yang khusus dipersembahkan untuk anak-anak. Fasilitas-fasilitas yang diberikan untuk anak-anak tersebut belum memenuhi standar kenyamanan untuk anak-anak itu sendiri, terutama pada aksesibilitas untuk anak-anak. Selama ini yang banyak digunakan adalah standar
1
orang dewasa, misalnya pada skala bangunan, ketinggian anak tangga, pegangan pintu, ketinggian jendela, dll. Sehingga menjadi sangat ironis apabila fasilitas yang diberikan
adalah
untuk
anak-anak
namun
fasilitas
tersebut
tidak
memperhatikan/menghargai kepentingan anak-anak. Pada fasilitas taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak ini mencoba untuk memberikan
penghargaan untuk anak-anak dengan memberikan seluruh
kepentingan untuk anak-anak. Dengan tujuan untuk mengembangkan kreativitas untuk anak-anak maka diharapkan dari setiap sudut banguanan ini dapat membantu mengembangkan imajinasi anak-anak untuk media belajar dan berkreasi. Tampilan fisik bangunan menjadi kunci utama daya tarik untuk anak-anak ingin dating mengunjunginya sekaligus tampilan bangunannya mampu menjadi gambaran jiwa anak-anak. Tampilan fisik yang menarik minat anak-anak yang akan dipersembahkan pada bangunan ini adalah seperti permainan bentuk geometri, warna, tekstur dan materialnya yang dapat menggairahkan imajinasi anak-anak untuk terbang kedalam dunianya. Selain fisik banguan hal lain yang menunjang dalam keberhasilan desain “untuk anak-anak” adalah pengolahan alam sekitarnya, baik olahan elemen alam maupun elemen buatan. Diharapkan setiap elemen yang akan diwujudkan tersebut mampu membawa anak-anak untuk belajar dan berkreasi. Setiap elemen fisik tersebut diolah dengan mengacu pada perkembangan psikologi anak-anak
2
1.1.1.Pendidikan Informal Untuk Anak-Anak Pendidikan informal merupakan pelengkap dari pendidikan formal yang sudah didapat di lembaga-lembaga pendidikan resmi. Pendidikan informal untuk anak-anak merupakan sarana yang penting diperhatikan sejak dini disamping berkembangnya pendidikan untuk anak-anak di sekolah. Pendidikan informal untuk anak-anak ini bekerja berdampingan dengan pendidikan formal untuk anak-anak, yang bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. ( PP No. 27 Tahun 1990, pasal 3 ). Pendidikan informal untuk anak-anak ini diwujudkan dalam wadah Taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak yang merupakan wahana belajar dan berkreasi bagi anak-anak. Taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak ini bukan hanya tempat penitipan anak saja di luar jam sekolahnya, tetapi juga sebagai tempat pembimbingan/pendidikan
untuk
anak-anak,
yang
merupakan
dasar
bagi
pengembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan, daya cipta dan penyesuaiannya dengan lingkungan sosialnya serta “ pendamping yang professional dan terdidik “( Tangyong, F. Agus, dkk. Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak. Grasindo. 1994. edisi revisi ).dan didukung oleh tempat, ruang dan suasana yang tertata dan terencana secara professional ( Mimica, V. Notes On Children Environment And Architecture. Publica Tie Buro Bouwkunde Universiteit, Delft ). Fasilitas taman
3
pembelajaran dan kreativitas anak-anak ini memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi taman belajar, taman bacaan, tempat penitipan anak dan tempat bermain anak yang mengolah kreativitas anak. Taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak ini merupakan pengembangan dari bentuk taman pintar yang sudah ada di Jogjakarta. Taman pembelajaran dan kreativitas ini mengajak anak-anak untuk aktif belajar dan berekspresi dengan kekreativitasannya pada masa pertumbuhan pembelajarannya. Berbeda dengan taman pintar yang terkesan sebagai tempat rekreasi untuk anak-anak atau bisa disebut sebagai tempat rekreasi pendidikan untuk anak-anak, karena ditempat itu anak-anak hanya diajak untuk bereksperimen pada sesuatu “barang temuan”, peran anak-anak disini hanya untuk membuktikan/bereksperimen dengan barang yang telah tersedia didepannya. Dilain hal taman pambelajaran dan kreativitas disini
mengajak
anak-anak
untuk
membuat
temuannya
sebagai
lahan
kekreativitasannya. Kreativitas menjadi hal yang penting dibicarakan untuk anakanak dalam mengolah daya berpikirnya. Kreativitas-sebagaimana dikemukakan oleh penulis buku kreativitas dan humanitas ini- adalah sebuah lorong misteri, sebuah belantara yang seakan tak bertepi, sebuah hutan rimba dengan pintu-pintu masuk yang tak berhingga, yang memungkinkan manusia hanya mampu masuk melalui salah satu pintu saja ( Tabrani, Primadi. Kreativitas dan Humanitas. Jala sutra, hal : 17 )
4
1.1.2. Potensi Jogjakarta Sebagai Kota Pelajar Jogjakarta sebagai salah satu propinsi yang “diistimewakan” merupakan pusat dari pendidikan di Indonesia. Pemerintah kota Jogjakarta memiliki tujuan pendidikan yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan pemanfaatan sumber daya manusia dan alamnya baik itu secara historis sebagai kota yang berwawasan budaya maupun kota pelajar. Dengan tujuan kota tersebut maka diperlukanlah lembaga-lembaga pendidikan yang formal maupun informal yang dapat mencetak manusia yang berprestasi dan berdaya kreasi yang handal. Sarana pendidikan yang selama ini di berikan oleh kota Jogajakrta baru banyak berkonsentrasi pada sekolah menengah umum dan perguruan tinggi baik negri maupun swasta. Maka fasilitas yang diberikan pun banyak berhubungan dengan kebutuhan anak-anak remaja dan dewasa. Oleh karena itu untuk mengukuhkan kembali predikat kota Jogjakarta sebagai kota pelajar maka perhatian untuk pendidikan harus dimulai sejak dini. Dimulai dari fasilitas pendidikan dan informasi untuk anak-anak sejak lahir yang seharusnya diberikan pula pada orang tua. Sehingga dapat membentuk anak-anak yang berkualitas di Jogjakarta untuk di kemudian harinya. Kebutuhan sarana pendidikan informal di Jogjakarta semakin dirasakan penting sejak kesadaran masyarakat untuk memberikan pendidikan kepada anakanaknya sejak dini. Dilihat dari perkembangan pesat pendidikan pra sekolah atau yang disebut dengan play group yang kini juga digunakan untuk kalangan menengah kebawah dan hadirnya taman pintar di Jogjakarta.
5
Menurut data dari Dinas Pendidikan D. I. Jogjakarta tiap tahunnya terjadi peningkatan pada pertumbuhan fasilitas Taman Kanak-Kanak. Maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan fasilitas untuk menunjang sekolah anak-anak juga sangat dirasakan kebutuhannya. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan peningkatan pendidikan Taman Kanak-Kanak di Jogjakarta dari perkembangannya di tahun 2000 hingga tahun 2006. disini dapat ditunjukkan populasi anak-anak yang meningkat tiap tahunnya, yang juga menunjukkan tingkat kebutuhan anak-anak akan fasilitas untuk mereka. Tabel 1. 1. Jumlah sekolah, kelas, muruid dan guru TK menurut Kabupaten/Kota D. I. Jogjakarta 2000/2001 - 2005/2006 sekolah Kab. /Kota
Negeri
Swasta
Kelas
Murid
Guru
1
2
3
4
5
6
1. Kulon progo
1
308
336
6.114
1.065
2. Bantul
1
347
620
13.910
1.013
3. Gunung kidul
1
560
679
13.090
1.403
4. Sleman
3
443
1.013
21.434
1.848
5. Jogjakarta
2
215
524
11.629
1.300
Propinsi DIY
8
1.873
3.172
66.173
6.629
2004/2005
8
1.990
3.278
67.506
5.654
2003/2004
8
1.963
3.208
65.223
5.785
2002/2003
8
1.893
2.969
64.575
4.384
6
2001/2002
9
1.953
3.074
72.844
5.077
2000/2001
8
1.847
2.773
62.710
4.052
Sumber Data Dinas Pendidikan Propinsi D. I. Jogjakarta
1.2. Rumusan Masalah 1.2.1 Perumusan Masalah Umum Bagaimana mengembangkan pendidikan anak-anak sejak usia dini dengan pendidikan informal untuk mengembangkan prestasi dan kreativitasnya dan mewadahinya dalam sebuah taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak.
1.2.2. Perumusan Masalah Khusus •
Bagaimana merancang taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak di Jogjakarta dengan studi pada kenyamanan aksesibilitas untuk anakanak.
•
Bagaimana menyelesaikan kebutuhan orang tua yang sibuk bekerja dan berkarier ataupun pengaruh kehidupan di kota, untuk menjaga dan merawat anaknya ditempat yang “benar”
•
Bagaimana menampilkan fisik bangunan yang dapat mengembangkan kreativitas dan daya imajinasi anak-anak, sesuai dengan pengaruh psikologi anak-anak.
•
Bagaimana elemen sekitar yang dari alam dan buatan dapat digunakan sebagai sarana pendidikan yang mengacu pada perkembangan
7
kemampuan dan membentuk psikologi anak yang berpengaruh juga pada kemampuannya berkreasi.
1. 3 Tujuan Merancang taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak di Jogjakarta dengan studi pada kenyamanan aksesibilitas untuk anak-anak usia pra sekolah hingga usia sekolah dasar sehingga anak-anak nyaman dan menikmati belajarnya dan mampu berkreativitas.
1. 4. Sasaran •
Melakukan studi tentang sarana pendidikan pra sekolah hingga sekolah dasar di Jogjakarta yang mengacu pada fasilitas dan fisik bangunan yang digunakan.
•
Melakukan studi literatur mengenai perkembangan kreativitas dan psikologi anak usia pra sekolah hingga usia sekolah dasar.
•
Melakukan studi tentang Jogjakarta.
•
Melakukan studi tentang kenyamanan aksesibilitas untuk anak-anak.
•
Melakukan studi tentang taman pintar di Jogjakarta sebagai acuan untuk perkembangan pembelajaran.
8
1. 5. Lingkup Pembahasan •
Pendidikan informal dalam taman pembelajaran dan kreativitas anakanak dibatasi bagi anak usia pra sekolah hingga usia Taman Kanakkanak ( 3 – 6 tahun ).
•
Perencanaan Taman pembelajaran dan kreativitas untuk anak-anak dibatasi pada kenyamanan aksesibilitas untuk anak-anak .
•
Sarana pendidikan taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak dibatasi pada bangunan yang mengacu pada bangunan bagi anak yang dapat meningkatkan kreativitas dan daya imajinasi untuk anak usia pra sekolah hingga anak usia Taman Kanak-kanak ( 3 – 6 tahun ).
•
Hal-hal arsitektural yang berpengaruh pada psikologi anak-anak yang akan mempengaruhi kenyamanan anak-anak dan menumbuhkan daya kreasi pada anak.
•
Jogjakarta dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan pemilihan site bangunan tersebut.
•
Kenyamanan aksesibilitas untuk anak-anak dibatasi untuk anak-anak usia pra sekolah hingga anak usia Taman Kanak-kanak ( 3 – 6 tahun ).
9
1.6. Metode 1.6.1 Metode Mencari Data •
Wawancara Wawancara kepada pengelola Taman Pintar di Jogjakarta, dinas pendidikan DIY, kepada tim pengajar pendidikan pra sekolah dan Taman Kanak-kanak “ Teruna Bangsa”.
•
Kuesioner Kuesioner diberikan kepada para orang tua yang memiliki anak-anak usia sekolah ( untuk anak-anak usia pra sekolah sampai usia Taman Kanak-kanak )
•
Observasi Pengamatan langsung pada contoh wadah pendidikan informal yang sudah ada di Jogjakarta yaitu Taman Pintar dan juga pada sarana pendidikan formal yaitu pra sekolah ( play group ) dan Taman Kanakkanak.
•
Studi pustaka/ literature Mempelajari buku-buku tentang standar-standar untuk anak-anak, perkembangan psikologi anak-anak, pengolahan kreativitas untuk anak-anak dan sarana pendidikan dan pembelajaran yang berhubungan dengan anak-anak, selain itu juga mempelajari buku-buku standar
10
tentang kenyamanan aksesibiitas untuk anak-anak dan tentang ruang rekreasi/tempat bermain untuk anak-anak.
1.6.2. Metode Menganalisis Data Kuantitatif •
Menganalisis data standar fasilitas Taman Pintar dan pendidikan pra sekolah ( play group ) dan Taman Kanak-kanak untuk selanjutnya mengetahui kebutuhan fasilitas untuk taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak ini.
•
Menganalisis data jumlah/presentasi pendidikan pra sekolah hingga Taman Kanak-kakan di Jogjakarta yang selanjutnya dapat di ketahui kebutuhan pendidikan informal yang akan diwujudkan dalam taman pembelajaran dan kreativitas anak-anak ini.
Kualitatif •
Menganalisis data dari kualitas anak-anak berdasarkan pengamatan terhadap perilaku dan psikologi anak usia pra sekolah dan Taman Kanak-kakan (3 – 6 tahun) sebagai dasar perancangan dan perencanaan taman pembelajaran dan kreativitas untuk anak-anak di Jogjakarta.
11
•
Menganalisis data eksisting tapak yang dapat digunakan sebagai sarana pendidikan untuk meningkatkan kreativitas dan daya imajinasi anak-anak.
•
Menganalisis pemilihan site untuk taman pembelajaran dan kreativitas untuk anak-anak yang disesuaikan dengan suasana dan karakter daerah sekitarnya.
•
Menganalisis data jumlah anak-anak usia sekolah yaitu untuk usia pra sekolah (play group) hingga usia Taman Kanak-kanak yang membutuhkan sarana pendidikan non formal.
1. 8. Metode Perancangan Metode perancangan untuk proyek taman pembelajaran dan kreativitas anakanak ini mengungkapkan prinsip-prinsip perancangan dengan pendekatan pada kenyamanan aksesibilitas dan pengaruh bangunan terhadap psikologi untuk anakanak.
1. 9. Sistematika Penulisan BAB 1
PENDAHULUAN Mengungkapkan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode dan sistematika penulisan.
12
BAB 2
TINJAUAN TAMAN PEMBELAJARAN DAN KREATIVITAS ANAK-ANAK DI JOGJAKARTA Mengungkapkan design requirement dari taman pembelajaran dan kreativitas untuk anak-anak dan yang berhubungan dengan psikologi anak-anak dan kebutuhan anak-anak.
BAB 3
TINJAUAN
TEORITIS
KENYAMANAN
AKSESIBILITAS
DALAM BANGUNAN UNTUK ANAK-ANAK Mengungkapkan teori-teori mengenai kenyamanan aksesibilitas terutama untuk anak-anak usia pra sekolah hingga usia Taman Kanakkanak yaitu 3 – 6 tahun sehingga menumbuhkan minat belajar anak dan meningkatkan kreativitas anak sejak dini.
BAB 4
ANALISIS PEWADAHAN KEBUTUHAN UNTUK TAMAN PEMBELAJARAN DAN KREATIVITAS ANAK-ANAK Mengungkapkan analisis mengenai pendekatan kebutuhan pelaku yaitu anak-anak kedalam bentuk pemecahan arsitektural dan mengungkapkan analisis kebutuhan ruangnya.
13
BAB 5
ANALISIS
MENUJU
PERANCANGAN
KONSEP
TAMAN
PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
DAN DAN
KREATIVITAS UNTUK ANAK-ANAK Mengungkapkan proses-proses untuk menemukan ide-ide konsep perencanaan dan perancangan melalui metode-metode tertentu yang di aplikasikan pada lokasi/site yang sudah ditentukan.
BAB 6
KONSEP
PENDEKATAN
PERANCANGAN
TAMAN
PERENCANAAN
DAN
PEMBELAJARAN
DAN
KREATIVITAS UNTUK ANAK-ANAK Mengungkapkan konsep-konsep yang akan di transformasikan kedalam rancangan fisik arsitektural.
14