SAMBUTAN KEPALA BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA PADA ORASI PENGUKUHAN PROFESOR RISET JAKARTA, 2 JULI 2014
Bismillah hirrohmanirrohim Yang kami hormati Wakil Menteri PAN dan RB, Prof. Dr. Eko Prasojo Kepala LIPI dan sekaligus Ketua Majelis Pengukuhan Profesor Riset, Prof. Dr. Lukman Hakim dan Para Anggota Majelis Pengukuhan Profesor Riset Kepala Lapan, Prof. Dr Thomas Djamaludin, Kepala BSN, Prof. Dr. Bambang Prasetyo, Kepala BIG, Dr Asep Karsidi, Para Pejabat Es I Kementerian dan LPNK Penasehat Menteri Perhubungan dan Staf Ahli Ka BMKG, Para Pejabat eselon I dan II di Lingkungan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Pengurus Dharmawanita Persatuan dan Korpri BMKG Para Undangan dan hadirin yang berbahagia serta Para Taruna Taruni STTMKG yang saya cintai,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua.
Pertama-tama, perkenankan terlebih dahulu, kami menyampaikan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan Rahmat dan Perkenan-NYA kita dapat bersama-sama menghadiri acara Orasi Pengukuhan Profesor Riset pada hari yang berbahagia ini dalam keadaan sehat wal’afiat. Atas nama keluarga besar BMKG, ijinkan saya – melalui mimbar ini – menyampaikan ucapan terima kasih kepada LIPI dan Majelis Pengukuhan Profesor Riset atas kesediaan dan dukungannya dalam persiapan dan penyelenggaraan Orasi Pengukuhan Profesor Riset di auditorium BMKG sehingga dapat terlaksana dengan lancar. Sebagai informasi bahwa acara ini juga disiarkan secara live melalui fasilitas webinar dan disaksikan oleh 5 Balai Besar BMKG yaitu: di Medan, Ciputat – Tangerang, Denpasar – Bali, Makasar – Sulawesi dan Jayapura.
Majelis Pengukuhan Profesor Riset dan Hadirin yang terhormat, Acara hari ini menjadi momen tersendiri bagi BMKG, sebagai lembaga pemerintah non – kementerian yang mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang cuaca, iklim, kualitas udara, kegempaan dan tsunami, serta menandai awal Perayaan Hari Ulang Tahun ke 67 Penyelenggaraan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika di Indonesia yang jatuh pada tanggal 21 Juli mendatang. Berbareng dengan acara pengukuhan profesor riset yang sangat terkait dengan kiprah penelitian dan pengembangan, di salah satu surat kabar nasional hari ini di angkat masalah penelitian dan pengembangan di Indonesia. Pertama, terkait perlunya kerja-sama terintegrasi penelitian dan pengembangan. Dan, yang kedua terkait dengan kondisi dan perhatian pemerintah terhadap para peneliti yang menjelaskan mengapa terjadi migrasi peneliti atau brain drain manusia unggul Indonesia ke luar negeri. Ijinkan saya meletakkannya dalam perspektif penyelenggaraan Meteorologi, Klimatologi dan Geoifisika atau kecuacaan, keikliman dan kegempaan untuk menkaitkannya dengan tugas pokok dan fungsi BMKG. Pertama, tantangan BMKG dalam mengemban amanah tugas pokok dan fungsi semakin besar serta komplek, berbareng dengan tuntutan masyarakat yang
semakin tinggi. Kondisi geografis Indonesia sebagai Negara kepulauan di Katulistiwa yang di kelilingi oleh iklim ekstrim dan oleh zona subduksi, menjadikan Indonesia sebagai Negara supermarket bencana. Lebih jauh, keniscayaan pemanasan global dan dampak perubahan iklim menjadikan Indonesia sebagai salah satu Negara yang sangat rentan. Sebagai salah satu Negara dengan pantai terpanjang di dunia, Indonesia menghadapi persoalan kenaikan muka laut akibat pemanasan global yang mengancam tidak saja potensi tenggelam dan hilangnya pulau-pulau terluar dan terkecil yang berdampak secara politis dan keamanan, tetapi juga pemukim sepanjang pantai yang menjadi karakteristik kota di negara-negara kepulauan karena potensi banjir rob yang memorak porandakan hasil-hasil pembangunan. Dunia internasional telah menyadari bahwa masalah perubahan iklim menjadi salah satu persoalan dan bahkan akar persoalan utama dalam 50 tahun mendatang. NATO, misalnya, dalam Rencana Strategis tahun 2025 melihat bahwa persoalan utama di Afrika sangat terkait dengan musim kemarau dan ketiadaan sumber air, yang menyebabkan konflik komunal berkepanjangan yang memicu konflik politik dan arus eksodus yang tak berkesudahan dan memicu terjadinya fail state. Sebagian eksodus penduduk menuju ke utara memasuki Uni Eropa dan sebagaian ke timur. Sebagian mereka berhasil menjadi tenaga terdidik dan enterpreneur baru. Namun sebagian lagi, tumbuh menjadi sumber kriminalitas dipicu karena pengangguran dan terorisme. Hal itu yang mendorong kerjasama NATO untuk mempertahankan aliansi militernya hingga saat ini manakala konflik militer dan perang dingin sudah tidak menjadi fokus kebijakan negara-negara maju, dan membuka jalinan kerjasama militer dengan Australia sejak 2009. Disini kita melihat bahwa perubahan iklim telah memacu dan mewarnai arus global masyarakat dunia, baik dalam arti positif maupun negative. Barangkali ini yang disiratkan trilogi Thomas Friedman dalam Lexus and the olive Trees, The Flat World dan dipadukan dalam Hot, Flat and Crowded. Kita juga melihat bahwa perubahan iklim, telah memorak-porandakan siklus periodisitas cuaca dan iklim di dunia dan khususnya di Indonesia. Pada tingkat
sektor seperti pertanian, nelayan dan perkebunan, perkembangan ini perlu disiasati dengan strategi adaptasi yang antisipatif dengan pendekatan baru. Pengenalan pola asuransi indeks cuaca dan iklim, misalnya, merupakan modalitas skema asuransi baru terhadap upaya percepatan disaster recovery terhadap ketahanan petani, nelayan dan pekebun. Kedua, masyarakat mendatang semakin interconnected, instrumented dan intelectual. Semakin majunya teknologi, interkoneksi dan pintarnya masyarakat berpengaruh pada tuntutan terhadap bentuk layanan informasi cuaca, iklim dan kegempaan. Layanan informasi cuaca dan iklim serta kegempaan, seperti halnya diberbagai Negara maju, dituntut tidak hanya sekedar waktu dan lokasi atau skala kegempaan, tetapi juga cepat, tepat, akurat, menjangkau seluruh wilayah Indonesia dan dapat dipahami. Lebih jauh lagi, masyarakat semakin menuntut agar layanan informasi tersebut diharapkan juga mengandung informasi tentang peta potensi kerentanan wilayah terdampak dan potensi peluang ekonomis yang hilang (opportunity loss) sebagai akibat timbulnya bencana. Tuntutan tentang informasi potensi opportunity loss ini layak dikemukakan pada sidang majelis yang terhormat ini, karena justru disitulah letak harapan generasi muda Indonesia – saya rasa – agar kebijakan dan proses pembangunan tetap mepertimbangkan azas sustainabilitas atau keberlanjutan dan tidak merugikan generasi mendatang. Ketiga, persoalan prediksi iklim dan cuaca di katulistiwa dan negara kepulauan di Indonesia sangat mendasar. Dari sisi model matematis, hingga sekarang para peneliti masih belum bisa dirumuskan interaksi fisis dan kimiawi laut dan atmosfer yang sangat dinamis dan kompleks. Sementara itu, simulasi numeriknya masih menjadi PR yang tampaknya semakin tidak terjangkau, karena kebijakan anggaran penelitian yang kecil dan fokus penelitian yang melebar. Perhatian dunia terhadap perlunya penelitian dan pengembangan dalam layanan informasi kecuacaan dan keikliman diwujudkan dengan pembentukan Kerangka Global Pelayanan Iklim (Global Framework for Climate Services) oleh PBB dan WMO. Pada saat proses pembentukannya, Indonesia merupakan salah satu dari 15 High Level Task Force yang mendirikannya. Dalam kerangka kerjanya, GFCS menggaris bawahi empat hal yang menjadi perhatian pokok pelayanan iklim masa depan: Pertama, user interface platform. Kedua, Climate Service
Information System. Ketiga, Observation and Monitoring dan Keempat Penelitian, Modeling dan Penerapannya. Majelis dan Para Hadirin yang Mulia, Terlepas dari itu semuanya, pelayanan informasi Cuaca, Iklim dan Kegempaan memang tidak bisa lagi seperti dulu lagi yang bersifat teknis operasional dan mengandalkan hanya pengamatan di lapangan. Pelayanan informasi cuaca, iklim dan kegempaan perlu didukung oleh kemampuan analitis dan pendekatan ilmiah yang dilengkapi sarana dan prasarana pengamatan dengan yang otomatis dan simulasi numerik maju. Periodisitas keterjadian fenomena ekstrim pada skala meteorologis, klimatologis dan geologis menghendaki sistem penyimpanan data yang besar, cepat, kompleks dan bervariasi. Perkembangan big data dan cloud computing dapat mengakomodasikan kompleksitas, kecepatan dan keberagaman data yang harus diurai dan dianalisis untuk menghasilkan informasi yang berguna dan dalam waktu yang cepat. Pada sisi cuaca penerbangan hal ini sangat penting karena dunia sedang dalam proses menerapkan Rencana Global Navigasi Udara secara lengkap pada tahun 2028 yang mensyaratkan seamless prediction dan memerlukan kemampuan komputasi tinggi. Persyaratan sarana dan prasarana di atas – atau saya sebut dukungan perangkat keras – perlu dilengkapi dengan dukungan perangkat lunak dan sumberdaya manusia yang memadai. Hari ini, kita menyaksikan runutan pengukuhan professor riset sebagai bentuk pensahihan puncak capaian kiprah penelitian yang dilakukan oleh salah satu putra terbaik BMKG. Dalam kaitan ini, atas nama BMKG, saya ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada LIPI dan Majelis Pengukuhan Profesor Riset yang telah berkenan hadir dan menyelenggarakan acara pengukuhan di auditorium BMKG. LIPI dan Majelis Pengukuhan Profesoir Riset telah meletakkan batu fondasi bangunan penelitian jangka panjang di lingkungan BMKG. Tunas-tunas penelitian dan perekayasa di lingkungan BMKG mulai tumbuh walaupun masih dalam taraf yang sangat awal dan mendasar berbareng dengan reorganisasi yang kami lakukan sejak 2008. Jumlah fungsional peneliti di BMKG
baru 58 dari 4598 pegawai di seluruh Indonesia yang terdiri dari 1 Peneliti Utama yang baru saja dikukuhkan menjadi Profesor Riset, 2 peneliti madya, 21 peneliti muda dan 34 peneliti pertama. Tetapi, di podium, seperti yang Ibu dan Bapak saksikan, adalah taruna taruni STTMKG generasi muda BMKG yang sangat terinspirasi oleh pengukuhan ini dan haus akan tempaan serta tantangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka adalah calon-calon generasi pemimpin BMKG masa mendatang. Tingkat dan taraf awal ini tidak menjadikan BMKG tertinggal dalam memberikan kontribusinya melalui pemikiran2 yang sahih secara internasional terutama di Badan Meteorologi Dunia dan Regional Asosiasi V Pasifik Barat. Ka BMKG terpilih secara aklamasi untuk menjadi Presiden Regional Asosiasi V Badan Meteorologi Dunia bulan Mei yang lalu dan sekaligus menjadi Anggota Dewan Eksekutif Bdana Meteorologi Dunia. BMKG juga telah dipercaya menjadi Regional Training Center untuk Asia dan Pasifik Barat dan menjadi Regional Tsunami Service Provider untuk 28 negara di Lautan Hindia. Pada posisi mendasar ini, BMKG juga telah dipercaya untuk memberikan on the job training dalam membangun sistem peringatan dini untuk Oman, serta menjadi pusat pelatihan untuk Sekolah Lapang Iklim yang dikembangkan tidak saja bagi petani tetapi juga nelayan, bekerja sama dengan FAO. Sekali lagi, dukungan serta fasilitasi LIPI dan Para Majelis Pengukuhan Profesor Riset dalam mendorong agar BMKG dapat semakin memberikan kontribusi kajian, penelitian dan hasil-hasil rekayasanya, baik untuk Indonesia dan dunia, sangat diharapkan. Harapan ini tidak saja muncul disini, tetapi juga disuarakan oleh dunia internasional malalui Sidang Dewan Eksekutif Badan Meteorlogi Dunia minggu lalu dan juga pertemuan perubahan iklim secara internasional. Ijinkan saya mengakhiri sambutan saya ini dengan harapan untuk membangun kerjasama dan keterpaduan kegiatan riset bersama seraya mengutip John Kania dan Mark Kramer dalam tulisannya mengenai Collective Impact pada tahun 2011 terkait dengan trend penelitian dalam menghadapi kompleksitas permasalahan yang berkembang: “There is scant evidence that isolated initiatives are the best way to solve many problems in today’s complex and interdependent world. No single organization is responsible for any major problem, nor can any single organization cure it”.
Majelis Pengukuhan Profesor Riset dan Hadirin yang berbahagia, Pada hari ini BMKG mendapat kehormatan dengan kehadiran seorang profesor riset baru di bidang Meteorologi dan Klimatologi. Semoga hal ini dapat menjadi dorongan bagi SDM BMKG lainnya dan menarik gerbong SDM BMKG lebih kuat lagi untuk menghadapi tantangan di masa depan. Perkenankan saya mengungkapkan rasa bangga dan selamat kepada Sdr. Edvin Aldrian sebagai profesor riset yang baru saja dikukuhkan, kiranya Sdr dapat memberikan contoh dan suri tauladan sikap yang amanah dan integritas kepribadian yang baik sebagai seorang professor riset. Tidak lupa saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah berkontribusi untuk menjadikan acara ini sukses dan berjalan sesuai harapan. Kiranya Allah SWT – Tuhan Yang Maha Esa – memberikan kekuatan, kemudahan, dan kelancaran dalam upaya kita menjadikan BMKG sebagai lembaga yang berkompeten, berwibawa dan kokoh serta berkelas dunia. Sekian, terima kasih. Wassalamua’allikum Wr. Wb. KEPALA BMKG
ANDI EKA SAKYA