E10 “SISTEM PREDIKSI DINI DAMPAK ENSO DENGAN DATA BUOY PASIFIK BARAT” Dr. Edvin Aldrian, B. Eng., M.Sc, APU Sheila Dewi Ayu Kusumaningtyas, S.Si Mamenun, S.Si Leni Nazarudin, MP Robi Muharsah, S.Si
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika 2012
LATAR BELAKANG Iklim Indonesia direpresentasikan oleh suhu muka laut. Panasnya suhu muka laut meningkatkan potensi evaporasi, yang berkorelasi dengan curah hujan, dan sebaliknya dinginnya suhu muka laut mengurangi potensi turunnya hujan. Indonesia menerima dampak arus yang mengalir dari lautan Pasifik, dampak El Nino menyebabkan dinginnya lautan Indonesia. Apabila proses dinginnya Pasifik dapat dideteksi lebih awal sebelum mempengaruhi lautan Indonesia, bisa digunakan sebagai prediktor dan sebuah model prediksi dari dampak ENSO. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat sensitivitas lokasi dan kedalaman buoy terhadap perubahan temporal suhu muka laut di Indonesia, serta untuk mendeteksi kedatangan dampak El Nino paling dini. • Kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan yang perlu dipenuhi ‐ Penguasaan pembuatan script pada software seperti Matlab dan penguasaan teknologi GIS • Kebutuhan metode – peralatan teknologi yang perlu dipenuhi ‐ Sistem komputasi dan software yang telah ada di Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG Sepanjang tahun, massa air hangat dalam jumlah besar mengalir dari samudera Pasifik ke samudera Hindia melalui jalur Arlindo (Godfrey,
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
1996).
1
PERMASALAHAN
Rumusan Masalah ‐ Melihat lokus di buoy serta kedalaman berapa yang paling sensitive terhadap perubahan temporal distribusi suhu muka laut di Indonesia. ‐ Identifikasi lead time terjauh untuk mendeteksi kedatangan dampak El Nino paling dini (dengan melihat hasil uji korelasi dan signifikansi sampai pada lag 5 bulan).
Surface temperature
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
Subsurface temperature
2
METODOLOGI •
• • •
•
Ruang Lingkup Kegiatan ‐ Penyusunan tim kegiatan. ‐ Pembagian tugas pekerjaan penelitian kepada para peneliti yang terlibat. ‐ Diskusi dan penyimpulan rekomendasi. Fokus Kegiatan - Fokus kegiatan penelitian ini adalah sebagai Pendukung Sains Dasar. Desain Penelitian - Pembangunan sistem pemodelan prediksi dini dampak ENSO menggunakan data buoy kawasan pasifik barat Tahapan – Metode Pelaksanaan Kegiatan ‐ Studi literatur dari berbagai sumber seperti buku, jurnal. ‐ Pengambilan dan pengumpulan data buoy dan data temperatur muka laut. Data-data tersebut berasal dari BMKG, dan diunduh dari internet. Data dikelompokkan dalam data bulanan. ‐ Dilakukan uji korelasi dan signifikansi antara kedalaman buoy dengan indeks ENSO dan kedalaman buoy dengan temperatur muka laut. ‐ Hasil uji korelasi dan signifikansi yang menunjukkan hasil paling baik digunakan untuk mengetahui lokasi buoy yang paling sensitif terhadap kejadian ENSO. Perkembangan dan Hasil Kegiatan ‐ Hasil kajian menunjukkan bahwa mayoritas lokasi buoy memiliki pengaruh yang sangat signifikan baik terhadap SST Nino 3.4 maupun dengan SST di Maluku. Perbedaannya terletak pada kedalaman temperatur buoy yang memiliki pengaruh yang berbeda. Kedalaman buoy yang paling kuat terletak pada 0-50 m pada hubungan antara buoy dengan Nino3.4 dan pada kedalaman 51-75m pada hubungan antara buoy dengan SST Maluku. Dengan diperolehnya prototipe model berupa model sistem prediksi dini dampak ENSO terhadap variabilitas iklim di Indonesia, diharapkan aset berupa model ini akan diimplementasikan untuk mendukung kegiatan operasional BMKG.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
SINERGI KOORDINASI
• ‐
• ‐ • ‐
• ‐
Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan Penelitian ini dilaksanakan secara intern di dalam kelembagaan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Oleh karena itu tidak dilakukan koordinasi dengan lembaga lain dalam pembangunan model prediksi ini. Namun, hasil model prediksi yang dibangun, dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan operasional BMKG dan memperkuat data dukung informasi dan prediksi ENSO dan SST. Nama lembaga yang diajak koordinasi Koordinasi dilakukan di lingkup internal BMKG yaitu antara Kedeputian Klimatologi dengan Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG Strategi pelaksanaan koordinasi Strategi pelaksanaan koordinasi dalam kelembagaan dapat dilakukan melalui pelaksanaan rapat dan pertemuan ilmiah guna mendapatkan masukan terhadap hasil penelitian dan sinkronisasi hasil penelitian untuk pemanfaatannya dalam operasional meteorologi dan klimatologi (terutama untuk Climate Early Warning System) Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan Pemanfaatan hasil penelitian untuk menunjang kegiatan operasional BMKG dalam hal prediksi dini dampak ENSO di wilayah Indonesia.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
4
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN
•
Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan ‐ Model dapat digunakan untuk membantu kegiatan operasional BMKG dalam pemantauan ENSO sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi variabilitas iklim di Indonesia.
•
Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan ‐ Hasil penelitian akan dimanfaatkan sebagai salah satu dasar penunjang sistem CEWS (Climate Early Warning System) di Kedeputian Klimatologi BMKG.
•
Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan ‐ Pihak yang memanfaatkan hasil penelitian adalah operasional BMKG.
•
Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan ‐ Indikator keberhasilan hasil kegiatan penelitian adalah diperolehnya informasi dini kejadian ENSO di wilayah pasifik barat dimana dampaknya berpengaruh terhadap variabilitas iklim di Indonesia.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
5
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN • Rancangan Pengembangan ke depan ‐ Hasil penelitian ini akan dijadikan sebagai bahan rekomendasi pemasangan buoy sistem peringatan dini di wilayah perairan Indonesia, terutama di ujung batas Pasifik Barat. Selain itu, akan dilakukan analisis lanjutan untuk Cold Surge (Seruak Dingin) di wilayah Laut Cina Selatan yang juga berpengaruh terhadap variabilitas iklim di Indonesia. • Strategi Pengembangan ke depan ‐ Untuk strategi pengembangan kegiatan ke depan, model digunakan untuk mendeteksi lebih dini kejadian ENSO dalam rangka menunjang kegiatan operasional BMKG dalam pemantauan ENSO.
• Tahapan Pengembangan ke depan ‐ Perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait dengan rekomendasi pemasangan buoy untuk sistem peringatan dini iklim dan analisis lanjutan untuk cold surge (seruak dingin).
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
6
FOTO KEGIATAN
• Foto Koordinasi Tim Kegiatan
Gambar Identifikasi Locus Buoy (39 Locus Buoy) yang signifikan (99%) terhadap Indeks Nino 3.4 di kedalaman 1-50 m yang kontinue sampai lag 5 Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
• Foto Koordinasi Tim Kegiatan
Gambar Identifikasi Locus Buoy (41 Locus Buoy) yang signifikan (99%) terhadap SST Maluku di kedalaman 50-75 m yang kontinue sampai lag 5 7
TERIMA KASIH Dr. Edvin Aldrian, B. Eng., M.Sc, APU Sheila Dewi Ayu Kusumaningtyas, S.Si Mamenun, S.Si Leni Nazarudin, MP Robi Muharsah, S.Si