SAMBUTAN
Assalamualaikum Wr Wb ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan persyarikatan Muhammadiyah yang berusia satu abad, sudah sa’atnya lebih peka terhadap masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat khususnya penyakit TB, dimana Indonesia menduduki peringakat ke 4 terbanyak di dunia. Besar dan luasnya permasalaah yang diimbulkan oleh TB mengharuskan kepada semua pihak untuk dapat berkomtmen dan bekerjasama dalam melakukan penanggulangan TB. Hal ini karena kerugian yang diakibatkan oleh penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis ini bukan hanya dari aspek kesehatan semata tetapi juga dari aspek sosial maupun ekonomi. Dengan demikian perang terhadap TB berari pula perang terhadap kemiskinan, keidak produkifan dan kelemahan akibat TB. Sejak tahun 2003- 2008 ‘Aisyiyah telah bergerak melawan penyakit TB melalui program Penanggulangan TB sebagai Implemening Unit - SR ( Sub Resipien) Kementrian Kesehatan , selanjutnya sejak tahun 2009 sampai sekarang sebagai PR (Principal Resipient) mewakili Civil Sosiety yang bergerak 18 propensi melipui 45 kabupaten. Keberhasilan sebagai PR pada Rounde 8 dengan nilai A1 berturut sampai enam kali dan A2 dua kali, telah mengantarkan ‘Aisyiyah untuk dipercaya lagi oleg The GF untuk menlanjutkan ke Ronde 10 ( SSF) sampai pertengahan 2016 nani yang bergerak di 12 propensi dan 48 kabupaten/kota. Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care | 1
Keberhasilan inilah yang pening untuk direplikasi oleh Wilayah dan Daerah yang belum secara intensif menggarap program Penanggulan TB diingkat komunitas atau akar tumput, mengingat secara struktrural ‘Aisyiyah ada di 33 propensi, 416 Kota/ Kabupaten . Dimana melalui PDA akan dapat tersebar keseluruh Cabang dan Raning ‘Aisyiyah yang tersebar diseluruh Indonesia, karena diiap kota/ kabaupaten belum ada yang terbebas dari penyakit TB. Meskipun Replikasi Program Penanggulan TB telah diawali pada Tanwir I , namun pada Tanwir II masih perlu dilanjutkan lagi mengingat , sosialisasi dan replikasi program kemanusian termasuk TB membutuhkan semangat yang terus menerus dihidupkan sampai penyakit yang membahayakan manusia tersebut dapat lenyap dimuka bumi ( Zero TB) yang oleh WHO diprediksi tahun 2035. Mencermai keberhasilan PWA dan PDA yang telah mengelola program ini, maka kami menyusun Panduan Nasional Pelaksanaan Replikasi Program PenanggulanganTB Berbasis Komunitas untuk menjadi acuan utama pelaksanaan replikasi program Community TB Care secara Mandiri sehingga semua jajaran pengurus ‘Aisyiyah diseiap ingkat di seluruh Indonesia dapat melaksanakan program ini sesuai dengan potensi, peluang dan tantangan di masing- masing daerah.
yang baik dalam pencegahan dan pengobatan TB melalui program penanggulangan TB melalui penguatan komunitas baik yang bersifat advokasi, komunikasi dan sosial mobilisasi hingga di ingkat akar rumput. Harapan kami kedepan penanggulangan TB di masyarakat dengan ‘Aisyiyah sebagai pelopornya, dapat tersebar di berbagai wilayah dan daerah di seluruh Indonesia dengan bekerjasama dengan pemerintah, civil society, swasta dan dunia usaha, maka bersama – sama dapat memainkan peran yang lebih besar dalam memutus rantai penularan dan membrantas penyakit TB di Indonesia, amiin Wassalamualaikum wr wb Jakarta, 1 Juni 2014 Dra. Noor Rochmah Praiknya Authorized PR TB ‘Aisyiyah
Saat ini pemerintah telah banyak melakukan upaya penanggulangan TB dengan strategi DOTS ini, namun belum dapat menjangkau seluruh penderita dan keluargannya. Keterlibatan komunitas khususnya ‘Aisyiyah dalam hal ini, cukup dapat berperan membantu masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
2 | Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care
Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care | 3
I. LATAR BELAKANG ‘Aisyiyah adalah organisasi sosial kemasyarakatan berbasis agama, Or-tom khusus dari Muhammadiyah, yang menjadi salah satu bagian dari komponen civil society dalam upaya penanggulangan TB. Kegiatan penanggulangan TB ini ditekuni ‘Aisyiyah sejak 2003 melalui kerjasama sebagai Implemening Unit (IU) Kementerian Kesehatan yang kemudian meningkat menjadi kerjasama sebagai Sub-Recipient (SR) di tahun 2005 dengan wilayah kerja 33 propinsi di seluruh Indonesia. Kegiatan ‘Aisyiyah saat itu mencakup sosialiasi dan advokasi kepada pengurus ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah di semua jenjang serta advokasi ke pimpinan RS Muhammadiyah/’Aisyiyah agar dapat menjalankan program penanggulangan TB dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment ShortCourse ChemoTherapy). ‘Aisyiyah juga melaih muballigh-mubalighot dan guru-guru TK/SD/SMP/SMA Muhammadiyah dan ’Aisyiyah untuk menjadi penyuluh dan moivator di masyarakat, menyebarluaskan informasi tentang bahaya TB, pencegahan dan pengobatannya,
4 | Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care
Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care | 5
sekaligus menemukan suspek (orang yang diduga sakit TB) dan menjadi PMO (Pengawas Menelan Obat) untuk memasikan pasien TB berobat teratur sampai sembuh. Kegiatan ini diperluas ke Perguruan Tinggi melalui pengembangan Pedoman Umum Pembelajaran Penanggulangan TB dengan strategi DOTS dan melaih dosen Perguruan Tinggi Kesehatan Muhammadiyah/’Aisyiyah tentang penanggulangan TB dengan strategi DOTS. ‘Aisyiyah juga melaksanakan program penanggulangan TB di tempat kerja (work place) di Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Cakung, Jakarta. Keberhasilan melaksanakan kegiatan penanggulangan TB ini akhirnya membawa ‘Aisyiyah pada tahun 2009 dipercaya oleh Global Fund menjadi Principal Recipient bagi civil society untuk melaksanakan program “Community TB Care” bersama LSM lain sebagai Sub-Recipient. Kegiatan program “Community TB Care” idak hanya di aspek Komunitas tetapi juga aspek Pelayanan dengan mengikutkan Unit Pelayanan Kesehatan/UPK ‘Aisyiyah/Muhammadiyah atau UPK Non-pemerintah lain sebagai pelaku akif program. Kiprah ‘Aisyiyah sebagai Principal Recipient “Community TB Care” ini menunjukkan prestasi yang bagus sehingga berturut-turut empat kali mendapatkan raing A-1 (nilai teringgi) dari Global Fund dan ‘Aisyiyah menjadi penerima penghargaan MDG Award dari Pemerintah RI pada tahun 2012.
Care” di 408 kabupaten/kota di 15 propinsi lainnya dengan memfokuskan diri pada aspek Komunitas yang dapat dilaksanakan secara mandiri oleh organisasi agar kiprah ‘Aisyiyah dalam penanggulangan TB kembali mencakup seluruh Indonesia. Upaya replikasi ini dinilai pening sebagai bagian dari pengembangan program organisasi ‘Aisyiyah, mengingat fungsi semua program ‘Aisyiyah yang dilaksanakan bekerjasama dengan mitra atau donor adalah sebagai “Percontohan” untuk mendorong penguatan dan pengembangan organisasi ke depan dalam menjalankan peran sosialnya di masyarakat luas. Untuk itulah disiapkan panduan ini sebagai pedoman prakis untuk melakukan replikasi program “Community TB Care” di seluruh jajaran ‘Aisyiyah di Indonesia.
Wilayah program “Community TB Care” bantuan Global Fund hanya di 45 kabupaten/kota di 18 propinsi, sehingga idak semua jajaran ‘Aisyiyah dapat berparisipasi meskipun kiprah ‘Aisyiyah dalam penanggulangan TB sebelumnya mencakup seluruh Indonesia. Karena itu, Pimpinan Pusat ‘Asiyiyah menganggap perlu melakukan replikasi kegiatan “Community TB 6 | Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care
Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care | 7
II. MAKSUD DAN TUJUAN
III. LANDASAN
Tujuan Umum
a. Qur’an Surah Al – Maidah ayat 32
Panduan ini menjadi acuan utama pelaksanaan replikasi program “Community TB Care” secara mandiri sehingga semua jajaran pengurus ‘Aisyiyah di seiap ingkat di seluruh Indonesia dapat melaksanakan kegiatan penanggulangan TB berbasis komunitas.
b. Anggaran Dasar Bab III Pasal 8, ART ‘Aisyiyah Bab III pasal 3 ayat (9)
Tujuan Khusus
d. SK Aisyiyah tentang PPP Penanggulangan TB di Lingkungan ‘Aisyiyah.
1. Panduan ini digunakan oleh seiap Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) dan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) untuk mengembangkan kegiatan “Community TB Care” di daerah yang belum melaksanakan program ini sebagai bagian dari rencana kerja PWA dan PDA di daerah. 2. Panduan ini membantu seiap Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) dan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) melaksanakan kegiatan penanggulangan TB berbasis komunitas yang terarah dan spesifik, sesuai kondisi daerah masing-masing sebagai bagian dari rencana kerja PWA dan PDA untuk berperan akif dalam pemberantasan penyakit TB
c. Tanfidz Keputusan Muktamar ke-46 tentang program bidang kesehatan
e. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 364/Menkes/SK/V/2 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberculosis. f. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 203/Menkes/SK/III/999 tentang Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberkulosis g. MoU antara PP ‘Aisyiyah dengan Kementerian Kesehatan
3. Panduan ini membantu seiap Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) dan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) menjaring semua sumberdaya dan dana untuk kegiatan penanggulangan TB khususnya dan kegiatan di bidang kesehatan pada umumnya.
8 | Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care
Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care | 9
IV. SASARAN Panduan ini diperuntukkan bagi : 1. Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah 2. Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah 3. Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah 4. Majelis Kesehatan di masing-masing Tingkatan Kepemimpinan 5. Pimpinan Raning ‘Aisyiyah
10 | Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care
V. KEBIJAKAN, STRATEGI, RUANG LINGKUP, SASARAN & KEGIATAN REPLIKASI PROGRAM COMMUNITY TB CARE ‘AISYIYAH A. KEBIJAKAN REPLIKASI TB adalah penyakit yang memaikan dan Indonesia menempai urutan ke empat terbanyak dengan penderita TB di dunia, karena itu ‘Aisyiyah sebagai kelompok masyarakat sipil (civil society) harus mampu berkontribusi nyata mengatasi masalah-penyakit TB ini. Melalui Program Community TB Care, ‘Aisyiyah terbuki mampu melaksanakan penanggulangan TB dengan hasil yang baik di 45 kabupaten/kota di 18 propinsi, sehingga keberhasilan ini harus disebarluaskan ke daerah lain. Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PPA) menyerukan kepada seluruh pengurus dan anggota ‘Aisyiyah untuk berperan akif dalam pemberantasan tuberculosis di daerahnya. Khusus untuk jajaran ‘Aisyiyah di LUAR wilayah kerja Community TB Care ‘Aisyiyah, PPA menyerukan agar PWA/PDA/PCA memanfaatkan buki-buki keberhasilan (evidence-based) program “Community TB Care” ‘Aisyiyah yang sesuai dengan kondisi daerah masing-masing untuk diterapkan agar di daerah masing-masing dalam tahun 2012 ini dapat dimulai kegiatan penanggulangan TB melalui upaya mandiri dan/atau kerjasama dengan Dinas Kesehatan setempat. Fokus kegiatan yang dilakukan mencakup jenjang paling sederhana sebagai moivator/penyebar informasi tentang TB sampai jenjang teringgi sebagai penyedia pelayanan untuk TB (diagnose & terapi) melalui UPK ‘Aisyiyah/Muhammadiyah. Macam kegiatan yang dilakukan Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care | 11
mencakup penanggulangan SEMUA bentuk penyakit TB termasuk “TB-Anak” dan “Tb-Extra” Paru dengan mengutamakan penanggulangan “TB-Dewasa-BTA+” karena merupakan upaya terpening untuk memutus rantai penularan TB B. STRATEGI REPLIKASI 1. Menggunakan aspek struktural dan kultural. Secara truktural arinya program Community TB Care masuk dalam rencana kerja kepengurusan dan diimplementasikan secara menyeluruh disemua level kepemimpinan. Secara kultural arinya kegiatan penanggulangan TB menjadi gerakan diluar struktur kepengurusan, dan program menjadi perhaian dan digerakkan segenap anggota ‘Aisyiyah bersama komponen masyarakat untuk “Meningkatkan parisipasi masyarakat dalam penanggulangan Tuberculosis” melalui kegiatan yang membangun dan mengembangkan peran akif masyarakat dalam upaya penanggulangan TB. Peran akif ini mencakup idenifikasi suspek (orang yang terduga TB), moivasi untuk merujuk suspek ke Unit Pelayanan Kesehatan/UPK (Klinik, Puskesmas & Rumah Sakit) yang memiliki strategi DOTS agar suspek diperiksa, dan Kader/anggota ‘Aisyiyah ikut akif mengontrol penderita TB agar makan obat teratur hingga dinyatakan sembuh petugas UPK
program dan masing-masing.
sesuai
dengan
kondisi
daerah
3. Melakukan kerjasama dengan pihak Dinas Kesehatan setempat dan memanfaatkan MoU yang sudah ada antara ‘Aisyiyah dan Kementerian Kesehatan sehingga ‘Aisyiyah menjadi Implemening Unit. 4. Kerjasama juga harus dibangun dengan sumber dana sosial yang tersedia (CSR, ZIS, Sponsorship, Patnership dll). C. RUANG LINGKUP REPLIKASI Ruang lingkup replikasi mencakup aspek “isi program”, aspek “daerah program” dan aspek “pelaksana program”. Aspek “isi program” mencakup semua kegiatan program “Community TB Care” yang dapat dilakukan oleh jajaran ‘Aisyiyah setempat. Aspek “daerah program” mencakup semua PDA/PCA/PRA di LUAR 45 kabupaten/kota wilayah kerja program Community TB Care, dengan prioritas pada daerah dengan jumlah kasus TB yang inggi dan jajaran pengurus ‘Aisyiyah yang mampu. Aspek “pelaksana program” mencakup sumber daya manusia dan unit kerja organisasi (amal usaha) yang dapat ikut berperan membantu ‘Aisyiyah dalam melaksanakan kegiatan penanggulangan TB. Lihat skema berikut :
2. Menerapkan pola kegiatan dan sistem kerja Community TB Care yang telah terbuki berhasil di wilayah kerja
12 | Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care
Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care | 13
D. SASARAN REPLIKASI
SKEMA RUANG LINGKUP REPLIKASI
Organisasi Penanggung Jawab Program TB ‘Aisyiyah
Sasaran umum replikasi adalah SELURUH wilayah dimana ada pengurus dan anggota ‘Aisyiyah, baik di Level Wilayah, Daerah, Cabang maupun Raning ‘Aisyiyah yang saat ini TIDAK termasuk wilayah kerja program Community TB Care bantuan Global Fund. Sasaran khusus replikasi adalah:
UPK Pemerintah UPK Non-Pemerintah
Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial
1. Daerah yang termasuk sasaran umum dengan angka penderita TB yang inggi. Untuk mengetahui ingkat angka penderita TB, pimpinan ‘Aisyiyah perlu melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat.
Advokasi dan Pelatihan
Pimpinan Organisasi Tokoh Agama Tokoh Masyarakat Kader TB, PMO
DOTS Unit UPK Pemerintah UPK Non-Pemerintah Mikroskopis
2. Daerah “kantong TB” yang biasanya memiliki ciri kawasan yang “kumuh, miskin, padat penduduk, dan terbelakang” (KuMisTebal”).
Penyuluhan Pendamping Minum Obat Bimbingan, Konseling Perseorangan
3. Daerah dengan Pimpinan ‘Aisyiyah yang siap melaksanakan program TB, dimana sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya yang relevan tersedia. E. KEGIATAN UNTUK REPLIKASI
Suspek, BTA+/Pasien TB , keluarga
Kegiatan untuk replikasi terdiri atas dua bagian besar yaitu “Langkah untuk MENERAPKAN replikasi” dan “Bentuk kegiatan PROGRAM yang dapat direplikasi”.
Masyarakat Peduli TB
14 | Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care
Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care | 15
1. Langkah untuk MENERAPKAN replikasi: a. Memasikan bahwa PWA/PDA memiliki : 1. dokumen MoU antara ‘Aisyiyah dan Kementerian Kesehatan 2. sumber daya manusia persyarikatan (‘Aisyiyah, Muhammadiyah dan AMM) yang mampu mengelola dan melaksanakan kegiatan replikasi program Community TB care 3. pilihan unit/amal usaha persyarikatan yang akan jadi mitra penerapan replikasi (Amal Usaha Kesehatan, Amal Usaha Pendidikan, Amal Usaha Kesejahtreaan Sosial) 4. pilihan bentuk kegiatan Community TB care yang akan diterapkan yang sesuai dengan kemampuan serta kondisi daerah 5. peta tentang kondisi penyakit TB yang sahih dan mutakhir (Dinkes setempat) b. Membuat proposal usulan kegiatan yang akan dikerjasamakan dengan Dinas Kesehatan setempat atau dengan sumber dana lain (berdasarkan hasil buir 1 di atas).
d. Membuat MoU dengan Dinas Kesehatan Setempat dan/atau sumber dana lain yang telah bersedia untuk bekerjasama. 2. Bentuk Kegiatan PROGRAM Community TB Care yang dapat direplikasi : a. Kegiatan Prevenif dan Promoif melalui Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial (AKMS) Advokasi diingkat PWA, PDA, PCA dan Pimpinan Persyarikatan 1. Advokasi di ingkat PWA, PDA, PCA dan Pimpinan Muhammadiyah 2. Pelaihan Kader ‘Aisyiyah dan masyarakat sebagai kader & penyuluh TB 3. Pelaihan bagi Muballighot- Muballighot sebagai moivator, dan penyuluh, pembimbing spiritual bagi penderita TB masyarakat. 4. Penyuluhan Kesehatan/Sosialisasi TB di masyarakat lewat ceramah, pengajian, tabligh Akbar dll. 5. Pengembangan Media Promosi pengendalian Tuberculosis (audio visual dan segmentasi kelompok sasaran
c. Menghubungi Dinas Kesehatan Setempat dan/atau sumber dana lain yang telah dipilih
16 | Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care
Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care | 17
VI. PERENCANAAN & PENGELOLAAN REPLIKASI PROGRAM COMMUNITY TB CARE
b. Kegiatan Kuraif 1. Pemeriksaan suspek untuk diagnose penyakit
A. KELEMBAGAAN PROGRAM DALAM ORGANISASI
2. Pengobatan penderita TB hingga sembuh c. Kegiatan Rehabilitaif 1. Bantuan nutrisi dan gentengisasi kepada pasien TB. 2. Pengembangan Kelompok Masyarakat Peduli TB (KMP-TB) 3. Penggalangan dana Sponsorship, dll.
Komunitas,
CSR,
ZIS,
4. Penguatan masyarakat melalui berbagai laihan (manajemen, fundraising, advokasi, teknik parisipaif). d. Kegiatan Manajerial/Organisatoris 1. Pembentukan Unit mengelola kegiatan
Khusus/Profesional
untuk
2. Penerapan Manajemen Kegiatan “IPO” dan Manajemen Keuangan “7-Langkah” dalam mengelola kegiatan dan sumber daya/dana 3. Pemanfaatan sumber daya manusia dari seluruh Ortom di persyarikatan (khususnya AMM) dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan
18 | Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care
Pengelolaan program penanggulangan TB berbasis komunitas atau program Community TB Care adalah tanggung jawab Majelis Kesehatan ‘Aisyiyah, akan tetapi mengingat penyakit TB bukan hanya masalah kesehatan semata, tetapi juga ada faktor kemiskinan dan pengorganisasian masyarakat yang pening bagi keberhasilan dalam penanggulangan TB, maka dalam pelaksanaannya dapat melibatkan Majelis lain yang relevan sesuai kegiatan yang dilakukan. Pelibatan ini bertujuan agar intervensi program menjadi lebih holisic. Keterlibatan majelis lain tergantung kebutuhan program dan dapat terjadi di iap tahap pengelolaan program (perencanaan, pelaksanaan, monitoring & evaluasi), sehingga program yang dijalankan dapat dikendalikan dan dilaksanakan dengan baik. Pengalaman dalam melaksanakan program Community TB Care ‘Aisyiyah bantuan Global Fund selama ini menunjukkan bahwa beberapa Majelis sangat terkait sejak dari tahap perencanaan kegiatan dan juga dalam pelaksanaannya seperi Majelis Tabligh untuk pelaihan dan kegiatan lain terkait Tokoh Agama, Majelis Kader untuk pelaihan Kader dan kegiatan lain terkait Kader komunitas, Majelis Ekonomi untuk kegiatan pengembangan Kelompok Masyarakat Peduli TB. Agar pengelolaan program TB dapat lebih fokus maka pada ingkat Wilayah dan Daerah dibentuk Komite Penanggulangan TB diingkat masing–masing jenjang.
Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care | 19
B. PENGELOLAAN PROGRAM Pengelolaan program dapat dirinci lagi sesuai masing-masing level kepemimpinan dan kegiatan apa yang dapat dilaksanakannya, sebagai berikut: 1. Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah : a. Membangun kerjasama dengan Dinas Kesehatan di wilayah provinsi b. Berkoordinasi dengan pihak MPKU Muhammadiyah untuk membantu memudahkan rujukan & kerjasama di UPK Muhammadiyah-‘Aisyiyah yang tersedia di daerah. c.
Membangun kemitraan kerja dengan pihak penyedia layanan kesehatan (Unit Pelayanan Pemerintah atau Non-Pemerintah) untuk mempermudah rujukan suspek. Unit Pelayanan Kesehatan/UPK dapat berupa Puskesmas/BalKesMas, Rumah Sakit, Klinik, Praktek Dokter Swasta dan Balai Pengobatan lain yang tersedia dan sudah atau mau menerapkan DOTS
d. Menggalang kerjasama dengan Pihak-pihak pening seperi Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat formal dan non-formal yang ada di lingkungan untuk bersama-sama membantu menguatkan program penanggulangan TB di daerah. e. Membentuk Komite Wilayah & Daerah Penanggulangan TB (KWP TB) dengan menerbitkan SK pengangkatan dan penugasan yang jelas.
20 | Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care
f.
Mengkoordinir kerjasama antar majelis, sehingga model kerja yang dikembangkan menjadi holisic.
g.
Merumuskan program kerja yang dapat dilakukan oleh PWA untuk penanggulangan TB bersama lintas majelis.
h. Mengkoordinasikan program ini dengan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) setempat. i.
Melakukan Koordinsi & pelaporan ke Pimpinan Pusat melalui Majelis Kesehatan seiap 3 bulan, berupa pelaporan kasus TB maupun kegiatan yang dilakukan
1. Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah : a. Membangun kerjasama dengan Dinas Kesehatan di wilayah Kabupaten/Kota b. Membangun kemitraan kerja dengan pihak penyedia layanan Kesehatan (Unit Pelayanan Pemerintah atau Non-Pemerintah) untuk mempermudah rujukan suspek. Unit Pelayanan Kesehatan/UPK bisa berupa puskesmas, Rumah Sakit, Klinik, Dokter Swasta dan balai pengobatan lain yang tersedia dan sudah atau mau menerapkan DOTS di kabupaten /kota. c. Berkoordinasi dengan Pihak Majelis MPKU Muhammadiyah untuk membantu memudahkan rujukan & kerjasama di UPK Muhammadiyah-‘Aisyiyah yang tersedia di daerah kabupaten/kota. ( Jika ada)
Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care | 21
d. Menggalang Pihak-pihak pening seperi Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat yang ada dilingkungan untuk bersama-sama membantu menguatkan program penanggulangan TB didaerah kabupaten/kota. e. Bekerjasama antar majelis, sehingga model kerja yang dikembangkan bisa menjadi lebih holisic. f.
g.
Membantu mendeteksi wilayah rentan/kantong TB dengan melakukan “pemetaan social” wilayah rentan Tuberculosis di ingkat kecamatan. Mengkoordinasikan program ini ke Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) setempat.
h. Membentuk Komite Daerah Penanggulangan TB (KDP-TB) dengan menerbitkan SK pengangkatan dan tugas yang jelas. Berdasarkan surat dari PWA & meminta Cabang juga untuk mengidenifikasi personnel yang bisa bekerja dalam kegiatan penanggulangan TB (KWP & KDP TB) berdasarkan musyawarah & mufakat. i.
Merumuskan program kerja yang mungkin dilakukan di PDA dan Cabang untuk penanggulangan TB bersama lintas majelis, dengan melibatkan Cabang untuk koordinasi dan kesiapan program.
j.
Mendorong Cabang melakukan kegiatan penanggulangan TB berbasis komunitas sehingga program berhasil dengan pencapaian yang signifikan atau bahkan lebih baik.
k.
Melakukan Koordinasi & pelaporan ke Pimpinan Wilayah seiap 3 bulan, dengan memberikan pelaporan lengkap baik kasus maupun kegiatan
22 | Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care
3. Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah a. Mengimplementasikan program yang telah disepakai bersama Pimpinan Daerah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan b. Melakukan deteksi wilayah rentan/kantong TB dengan melakukan “pemetaan social” atau “survey obat nyamuk” wilayah rentan Tuberculosis di ingkat Desa. c. Melakukan pengkaderan melalui training secara formal maupun informal (tergantung dana yang tersedia) untuk menjadikan kader sebagai tulang punggung/front liner dalam pencarian suspek, proses rujukan suspek untuk didiagnosa di UPK dan koordinasi dengan PMO dalam mengawal penderita TB agar teratur berobat hingga sembuh. d. Berkoordinasi dengan Pimpinan Raning ‘Aisyiyah untuk meningkatkan pemberdayaan local/ desa dalam pengendalian TB. e. Mengkoordinasikan program ke UPK/Klinik baik pemerintah maupun Non-pemerintah. f.
Melakukan Koordinsi & pelaporan ke PDA seiap 3 bulan, dengan memberikan pelaporan lengkap baik kasus maupun kegiatan.
Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care | 23
4. Pimpinan Raning ‘Aisyiyah : a. Mengimplementasikan program yang telah disepakai bersama Pimpinan Daerah & Cabang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan desa/kelurahan-nya. b. Melakukan idenifikasi individu yang dapat diajak menjadi kader dan mengkoordinir kader agar tetap akif sebagai tulang punggung/front liner program di lapangan. c. Berkoordinasi dengan PCA meningkatkan pemberdayaan local dalam pengendalian TB. d. Mendeteksi daerah rentan/kantong TB melalui “pemetaan sosial” atau “survey obat nyamuk” wilayah rentan Tuberculosis di ingkat Desa/ kelurahan
VII. PENUTUP Semoga panduan ini bermanfaat untuk memperluas dan menguatkan 'Aisyiyah dalam melaksanakan da'wah melalui program penanggulangan TB di komunitas untuk kesejahteraan masyarakat dan ummat
VIII. LAMPIRAN Bagan Kelembagaan Program Penanggulangan TB Dalam organisasi Aisyiyah (Model Kerja Penanggulangan TB Nasional) Kesepakatan Bersama Antara Kementerian Kesehatan RI dengan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah
e. Mengkoordinasikan program ke UPK/Klinik baik pemerintah maupun Non-pemerintah yang menjadi mitra kerja ‘Aisyiyah. f.
Melakukan Koordinasi & pelaporan ke Pimpinan Cabang seiap 3 bulanan, dengan memberikan pelaporan lengkap baik kasus maupun kegiatan.
g. Memoivasi kader dan PMO agar selalu memantau proses pengobatan pasien TB hingga pasien dinyatakan sembuh oleh UPK.
24 | Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care
Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care | 25
26 | Panduan Nasional Replikasi Program Community TB Care