EVALUASI PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI KERUGIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN LABA/RUGI PADA PT. ASURANSI ADIRA DINAMIKA CABANG PALEMBANG
SKRIPSI
Oleh :
MARIA SILITONGA 09 21 0015 P AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS IBA PALEMBANG 2012
i
EVALUASI PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI KERUGIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN LABA/RUGI PADA PT. ASURANSI ADIRA DINAMIKA CABANG PALEMBANG
SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
MARIA SILITONGA 09 21 0015 P AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS IBA PALEMBANG 2012 ii
SKRIPSI
EVALUASI PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI KERUGIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN LABA/RUGI PADA PT. ASURANSI ADIRA DINAMIKA CABANG PALEMBANG Dipersiapkan dan disusun oleh :
MARIA SILITONGA 09 21 0015 P AKUNTANSI
Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji Pada Tanggal 09 Februari 2012 Dan Dinyatakan Memenuhi Syarat
TIM PENGUJI
Ketua
: Titin Vegirawati, S.E., M.Si., Ak. ……………….
Anggota
: Abdul Rohman, S.E., M.Si.
………………..
Anggota
: Pandriadi, S.E., M.Si.
………………..
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi,
Drs. RY Effendi, SE., M.Si. iii
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS IBA PALEMBANG TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama
: MARIA SILITONGA
NPM
: 09 21 0015 P
Program Studi
: AKUNTANSI
Mata Kuliah Pokok
: TEORI AKUNTANSI
Judul Skripsi
: EVALUASI PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI KERUGIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN LABA/RUGI PADA PT. ASURANSI ADIRA DINAMIKA CABANG PALEMBANG
Tanggal Persetujuan
:
PEMBIMBING Ketua,
Anggota,
TITIN VEGIRAWATI.SE.M.Si.Ak
ABDUL ROHMAN.SE.M.Si
Penelaah,
PANDRIADI, SE., M.Si.
iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Maria Silitonga
Tempat dan tanggal lahir
: Palembang, 28 Agustus 1982
Program Studi
: Akuntansi
NPM
: 09 21 0015 P
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa : 1. Seluruh data, informasi, interpretasi serta pernyataan dalam pembahasan dan kesimpulan yang disajikan dalam karya ilmiah ini, kecuali yang disebutkan sumbernya adalah merupakan hasil pengamatan, penelitian, pengolahan, serta pemikiran saya dengan pengarahan dari para pembimbing yang ditetapkan. 2. Karya ilmiah yang saya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik, baik di Universitas IBA maupun di perguruan tinggi lainnya. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari ditemukan adanya ketidakbenaran dalam pernyataan tersebut di atas, maka saya bersedia menerima sanksi akademis berupa pembatalan gelar yang saya peroleh melalui pengajuan karya ilmiah ini. Palembang,
Februari 2012
Yang membuat pernyataan,
Maria Silitonga 09 21 0015 P
v
Motto : “Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok , karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri, kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Matius 6:34)
Dengan segala kerendahan hati Kupersembahkan Skripsi ini kepada :
* Ibu ku Tercinta * Almarhum ayah ku * Kakak-kakak ku tercinta * Keponakanku semuanya * Almamaterku
Kalian adalah kekuatan ku
vi
KATA PENGANTAR Puji Tuhan penulis panjatkan karena berkat penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Evaluasi perlakuan akuntansi pendapatan dan beban asuransi kerugian dan pengaruhnya terhadap laporan laba/rugi pada PT. Asuransi Adira Dinamika cabang Palembang”. Skripsi ini merupakan tugas dan kewajiban guna melengkapi sebagian syarat untuk mendapat gelar Serjana Ekonomi. Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha sebaik mungkin, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu kiranya pembaca memaklumi atas segala kekurangan tersebut. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan, bimbingan, petunjuk dan nasehat yang tidak ternilai dari awal sampai selesainya skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
Bapak Yudi Fahrian, SE.,M.Hum selaku Rektor Universitas IBA
Bapak Drs. RY. Effendi, SE.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas IBA
Ibu Titin Vegirawati, SE.,M.Si.AK selaku Ketua Pembimbing
Bapak Abdul Rohman, SE.,M.Si selaku Anggota Pembimbing
Bapak Pandriadi, SE.,M.Si selaku Dosen Penelaah
Ibu Endang Kusdiah Ningsih, SE.,M.Si selaku Pembimbing Akademik dan Ketua Jurusan Akuntansi
Ibu Effriyanti, SE.,M.Si.Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi vii
Seluruh dosen dan staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas IBA
Kepala seksi Pelayanan dan staf Bagian Pelayanan pada KPP Madya Palembang yang telah memberikan data-data yang diperlukan selama penulis melakukan penelitian
Keluargaku
yang
telah
memberikan
support
dan
doanya
serta
dukungannya baik secara moril dan materil selama penulisan skripsi ini hingga selesai
Kakak-kakakku, keponakanku dan seluruh keluarga besar yang selalu memberikan doa dan dukungan selama penyusunan skripsi ini.
Sahabat-Sahabatku kak Rita, Mutix, Kak sidik, dan adekku Dian yang selalu memberikan dukungan, bantuan dan masukaannya untuk skripsiku ini.
Teman-teman seperjuangan angk’ 08, 09, 10 nani, indah, dan ami terima kasih untuk bantuannya.
Dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu selesainya skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini banyak kekurangan baik
penulisan maupun pembahasannya, sehinga penulis mengharapkan saran dan kritik guna untuk membantu kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata dengan segala kerendahan hati, semoga hasil karya tulis ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Terima kasih Palembang,
Februari 2012 Penulis
viii
ABSTRAK EVALUASI PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI KERUGIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN LABA/RUGI PADA PT. ASURANSI ADIRA DINAMIKA CABANG PALEMBANG Oleh Maria Silitonga Penulisan skripsi ini dibawah bimbingan : Titin Vegirawati.SE.M.,Si.AK Sebagai ketua Abdul Rohman, SE., M.Si. Sebagai Anggota PT. Asuransi adira dinamika adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa kerugian, dimana produk jasa yang ditawarkan akan terpakai habis dalam masa satu periode akuntansi atau satu tahun. Metode yang di terapkan oleh PT. Asuransi adira dinamika sejauh pengamatan telah memenuhi standr PSAK apalagi berhubungan dengan PSAK No. 28 dan sebagian besar memakai metode basis akrual, tetapi dalam hal perlakuan akuntansi ada salah satu akun yang tidak sesuai dengan PSAK yang berlaku khususnya dalam hal pengakuan, penyajian dan pengungkapan, dimana akun tersebut adalah beban underwriting.
Keyword: Perlakuan akuntansi, Pendapatan, Beban dan Laporan laba rugi
ix
ABSTRACT
PT. Asuransi Adira Dinamika is a one Company which is give financial loss services. the product offer will be used in one period. The method which is used by this company has fulfill by PSAK’s standard, Its especially No. 28 and part of them used basic accrual but in accuntancy, there’s one account which is not related to PSAK but acknowledge, presentation and act of expression is called underwriting expense.
Keywords: Accounting Treatment, Revenue, Expense, and Loss Income Report
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................
i
Halamana Pengesahan ......................................................................................... iii Halaman Persetujuan Skripsi .............................................................................. iv Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme .............................................................
v
Halaman Motto dan Persembahan ...................................................................... vi Kata Pengantar .................................................................................................... vii Abstrak ................................................................................................................
x
Abstract ............................................................................................................... xi Daftar Isi.............................................................................................................. xii Daftar Tabel ........................................................................................................ xvi Daftar Gambar ..................................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah………………..……………………………...... 9 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................... 10 1.3.1. Tujuan Penelitian.................................................................... 10 1..3.2. Manfaat Penelitan.................................................................. 10 1.4 Kerangka Pemikiran......................................................................... 11 1.5 Metodologi Penelitian....................................................................... 14 1.5.1. Objek Penelitian...................................................................... 15 1.5.2. Ruang lingkup penelitian........................................................ 15 1.6 Metode pengumpulan data............................................................... 15 1.6.1. Jenis dan sumber data............................................................. 15 xi
1.6.2. Teknik pengumpulan data....…………………………….... 15 1.6.3. Teknik analisis....................................................................... 15 1.7 Sistematika Penulisan………...………………………………….... 16
BAB II LANDASAN TEORI Pengertian dan jenis Bidang usaha Asuransi....………………........
18
2.1.1. Pengertian Asuransi.................................................................18 2.1.2. Jenis bidang usaha Asuransi....................................................23 Pengertian dan produk Asuransi kerugiaan.....................................
24
Pengertian Asuransi Kerugian.................................................
24
Produk-produk Asuransi kerugian...........................................
24
Akuntansi Perusahaan Asuransi........................................................
31
Perlakuan Akuntansi.........................................................................
38
Pengertian Pendapatan dan beban....................................................
47
2.5.1. Pengertian pendapatan........................................................... 47 2.5.2. Pengertian beban.................................................................... 54 2.6 Pengertian laporan laba-rugi............................................................. 58 BAB III METODLOGI PENELITIAN 3.1 Sejarah singkat dan perkembangan perusahaan..................................62 3.2 Struktur Organisasi..............................................................................65 3.3 Pembagian tugas dan tanggung jawab............................................... 67 3.4 Aktivitas perusahaan.......................................................................... 75 3.5 Perlakuan Akuntansi pendapatan dan beban..................................... 79 3.5.1. Perlakuan akuntansi yang diberlakukan.................................. 79 3.5.2. Pengakuan pendapatan dan beban............................................ 82
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis perlakuan akuntansi terhadap pendapatan........................... 85 4.2 Pembahasan........................................................................................98 4.2.1. Penyajian laporan keuangan secara wajar............................... 98 4.2.2. Kebijakan Akuntansi............................................................... 98 4.2.3. Laporan laba-rugi.................................................................. 100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan.......................................................................................106 5.2 Saran.................................................................................................108
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul Halaman
Tabel
Tabel 1.1.
Piutang premi tahun 2009 dan 2010..……………………………...86
1.2.
Premi yang belum merupakan pendapatan tahun 2009 dan 2010……................................................................87
1.3.
Pendapatan premi tangguhan tahun 2009 dan 2010..........………...89
1.4.
Beban Underwriting tahun 2009 dan 2010....................…………..90
1.5.
Beban klaim tahun 2009 dan 2010...................................................93
1.6.
Beban komisi-bersih tahun 2009 dan 2010......................................95
1.7.
Beban usaha tahun 2009 dan 2010…………………………..........96
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul Halaman
Gambar
Tabel 3.1.
Struktur organisasi PT. Asuransi adira dinamika.............................................................66
xv
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Penelitian Asuransi kerugian pada hakekatnya adalah suatu sistem proteksi menghadapi resiko kerugian finansial, dengan cara pengalihan (transfer) resiko kepada pihak lain, baik secara perorangan maupun secara kelompok dalam masyarakat. Asuransi untuk kerugian antara lain terdiri dari Asuransi Kebakaran, Asuransi Pengangkutan, Asuransi Kendaraan Bermotor, Asuransi Rangka Kapal Laut, Asuransi Rangka Kapal Udara, Asuransi Rekayasa (Engineering) dan Asuransi Aneka seperti asuransi kecelakaan diri, asuransi pengiriman dan penyimpanan surat berharga, dan lain-lain. Usaha asuransi kerugian mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda dengan jenis usaha di bidang jasa pada umumnya, Karena usaha asuransi mengambil alih berbagai resiko dari pihak lain sehingga perusahaan asuransi menjadi padat resiko apabila tidak dikelola dengan baik. Disamping itu perusahaan asuransi juga padat informasi dengan berbagai informasi yang harus diolah untuk pengambilan keputusan underwriting, keuangan dan lain-lain. Dasar usaha asuransi adalah kepercayaan masyarakat, terutama dalam hal kemampuan keuangan (bonafiditas) perusahaan untuk memenuhi kewajiban klaim dan kewajiban lain-lain tepat pada waktunya. Untuk itu usaha asuransi harus dikelola secara profesional, baik dalam pengelolaan resiko maupun dalam pengelolaan keuangan.
1
2
Pengelolaan keuangan dapat tercermin di laporan keuangan, dimana seluruh isi yang ada dalam laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. Laporan keuangan juga memberikan informasi mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba. Pendapatan dan beban adalah salah satu akun yang diperlukan dalam menyusun lapoaran keuangan khususnya laporan keuangan laba/rugi, dimana Pendapatan adalah aliran masuk aktiva yang diperoleh perusahaan dari pelanggan atas suatu transaksi pertukaran barang dan jasa yang telah dilakukan yang dapat menambah kemampuan ekonomi bagi perusahaan, sedangkan beban adalah aliran keluar aktiva atau terjadinya kewajiban yang dapat mengakibatkan penurunan kemampuan ekonomi suatu perusahaan, sehingga pendapatan dan beban ini harus dilaporkan oleh perusahaan dalam bentuk laporan keuangan yaitu laporan laba rugi . Menurut Rudianto (2009:63), pengertian pendapatan adalah “Kenaikan kekayaan perusahaan akibat penjualan produk perusahaan dalam rangka menjalankan kegiatan usaha normal.’’ Rudianto (2009:63), pengertian beban adalah “Pengorbanan ekonomis yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh barang dan jasa yang digunakan dalam usaha normal perusahaan dan bermanfaat pada suatu periode tertentu.’’
3
Berkaitan dengan perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban yang meliputi 4 (empat) hal, yaitu : 1. Pengukuran/Penilaian (Measurement) 2. Pengakuan (Recognition) 3. Penyajian (Presentation) 4. Pengungkapan (Disclosure) Selain 4 (empat) hal diatas Menurut Syafri (2011:147) laporan keuangan juga memiliki konsep dasar dalam penyusunan laporan keuangan yang mencakup 2 (dua) hal, yaitu : 1. Sifat-sifat kualitatif 2. Definisi tentang elemen laporan keuangan. Sifat kualitatif ini menggambarkan kriteria untuk : a. Memilih alternatif prinsip akuntansi dan metode pelaporan yang digunakan b. Persyaratan pengungkapannya. Sifat kualitatif tersebut meliputi 3 (Tiga) hal, yaitu: a) Kualitas Utama 1. Relevance Informasi disebut relevan apabila informasi itu mampu dan berguna dalam mempengaruhi keputusan manajer dengan
mengubah
atau
yang
menguatkan
pengharapannya tentang hasil dan akibat tindakan atas kejadiannya.
4
3. Reliability Reliability menyangkut kualitas yang menyebabkan pemakai data bergantung pada kepercayaan pada data yang disajikan yang dimaksudkan untuk disajikan. 4. Verifiability Suatu sarana yang dapat memberikan kesempatan kepada orang-orang tertentu yang bekerja secara terpisah antara satu dengan yang lain untuk mengembangkan ukuranukuran yang sama atas bukti, data, dan catatan yang sama. 5. Completeness Menjelaskan kelengkapan dan kesesuaian antara data akuntansi dan kejadian yang dimaksud untuk disajikan. b) Kualitas Sekunder 1. Comparability Bahwa dalam menyusun
laporan keuangan
harus
digunakan metode yang sama sepanjang waktu oleh perusahaan tertentu agar bisa diperbandingkan. 2. Consistency Bahwa metode–metode akuntansi tidak dapat diubah apabila telah dipilih.
5
C)
Pertimbangan Cost Benefit 1. Cost Benefit Informasi
akuntansi
akan
diungkapkan
apabila
keuntungan yang didapat diperoleh dari informasi itu melebihi biayanya. 2. Materiality Sesuatu yang secara relatif dianggap penting. Pada dasarnya pertimbangan harus diberikan dalam hal apakah informasi itu mungkin bersifat penting (significant) atau material atau tidak penting pengaruhnya terhadap keputusan. Dalam Menjalankan aktivitasnya perusahaan Asuransi kerugian juga akan menghitung berapa pendapatan yang mereka terima dan berapa beban yang mereka keluarkan yang diwujudkan dalam bentuk laporan keuangan. Kondisi ini mengharuskannya untuk dapat membuat dan menyajikan laporan keuangan secara benar dan wajar. Kesalahan dalam pengakuan
pendapatan
dan beban akan
mengakibatkan adanya ketidakwajaran dalam laporan keuangan yang disusun. Hal ini akan mengakibatkan kerugian bagi pihak-pihak yang berkaitan dan yang berkepentingan terhadap sebuah laporan keuangan perusahaan yang sangat berhubungan untuk pengambilan keputusan. Adanya masalah pengakuan pendapatan dan beban berkaitan dengan pertanggungjawaban suatu perusahaan asuransi yang besar kepada para tertanggung dimana akan mempengaruhi penyajian laporan keuangan, karena penentuan beban tidak dapat sepenuhnya dihubungkan dengan pendapatan hal itu
6
disebabkan timbulnya beban tidak selalu bersamaan dengan pengakuan suatu pendapatan. Laporan laba rugi juga sangat dipengaruhi oleh unsur estimasi, misalnya estimasi mengenai besarnya premi yang belum merupakan pendapatan (unearned premium income) dan estimasi mengenai besarnya klaim yang menjadi beban pada periode berjalan (estimasi klaim tanggungan sendiri). Selain itu perusahaan asuransi juga harus memenuhi ketentuan pemerintah dalam hal batas tingkat solvabilitas (solvency margin). Menurut PSAK No.28 tentang Asuransi Kerugian Industri asuransi berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya. Kehadiran industri asuransi merupakan hal yang rasional dan tidak terelakkan pada situasi dimana sebagian besar pengusaha dan anggota masyarakat memiliki kecenderungan umum untuk menghindari atau mengalihkan risiko kerugian keuangan. Industri asuransi yang mengambil alih atau menanggung sebagian resiko tersebut. Untuk itu pengusaha atau pihak tertanggung harus membayar premsi asuransi. Usaha asuransi kerugian memiliki karakteristik khusus yang membuat akuntansi industri atau transaksi asuransi menjadi relatif rumit. Pendapatan diketahui dan terjadi terlebih dahulu, sementara beban klaim yang merupakan beban utama, belum terjadi dan diliputi ketidakpastian baik mengenai kejadian maupun jumlahnya. Pernyataan standar akuntansi keuangan ini mengatur perlakuan akuntansi untuk transaksi yang berkaitan secara khusus dengan industri asuransi kerugian. Hal-hal yang bersifat umum atau hal-hal yang tidak diatur dalam pernyataan ini, diperlakukan dengan mengacu pada prinsip akuntansi.
7
Usaha kerugian merupakan suatu sistem proteksi menghadapi resiko kerugian dan sekaligus merupakan upaya penghimpunan dana masyarakat, dimana pertanggungjawaban keuangan kepada para tertanggung mempengaruhi penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan sangat di pengaruhi oleh unsur estimasi, misalnya estimasi jumlah premi yang merupakan pendapatan, estimasi jumlah klaim, termasuk jumlah klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan. Dalam menghitung tingkat premi usaha asuransi kerugian menggunakan asumsi tingkat resiko dan beban, dimana pihak tertanggung (pembeli asuransi) membayar premi asuransi terlebih dahulu kepada perusahaan asuransi sebelum peristiwa yang menimbulkan yang diperjanjikan terjadi. Pembayaran premi tersebut merupakan pendapatan bagi perusahaan asuransi. PT. Asuransi Adira Dinamika yang dikenal dengan nama Adira Insurance, telah bergerak di bidang asuransi umum sejak tahun 2002. PT. Asuransi Adira Dinamika termasuk salah satu penyedia produk dan layanan Asuransi kendaraan bermotor terkemuka di Indonesia. Seiring dengan perkembangan perusahaan, secara bertahap diperkenalkan pula produk-produk Asuransi non-kendaraan bermotor untuk memenuhi permintaan pelanggan yang terus meningkat. Neraca perusahaan yang kuat dipadu dengan pengawasan manajemen resiko serta peluang usaha baru yang signifikan, membuat perusahaan saat ini berada di posisi yang baik untuk berkembang pesat di tahun-tahun yang akan datang dan dimasa depan. Perkembangan Produk-produk Asuransi yang ada di PT. Asuransi Adira Dinamika dari tahun ke tahun khususnya tahun 2009-2010 sangat signifikan, yaitu:
8
1. Asuransi Kendaraan Bermotor (Motor Vehicle Insurance) Premi bruto pada asuransi kendaraan bermotor naik dari Rp 524,9 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 721,2 miliar pada tahun 2010. 2. Asuransi Properti (Property Insurance) Premi bruto asuransi properti tumbuh di tengah persaingan yang ketat, dari Rp 57,3 miliar pada tahun 2009 menjadi 74,7 miliar pada tahun 2010. 3. Asuransi Kerangka Kapal (Marine Hull Insurance) Perusahaan mulai menawarkan asuransi kerangka kapal pada tahun 2004, namun pertumbuhan premi bruto selama dua tahun terakhir cukup baik, dari Rp 14,7 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 24,9 miliar pada tahun 2010. 4. Asuransi Pengangkutan (Marine Cargo Insurance) Asuransi Pengangkutan mengalami penurunan premi bruto dari Rp 7,8 miliar di tahun 2009 menjadi Rp 7,0 miliar pada tahun 2010. 5. Asuransi Kecelakaan dan Kesehatan (General Accident and Health Insurance) Asuransi Kecelakaan dan Kesehatan merupakan segmen asuransi kedua terbesar dari perolehan premi bruto yang tumbuh dari Rp 167,3 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 199,4 miliar pada tahun 2010 6. Asuransi Rekayasa (Engineering Insurance ) Asuransi Rekayasa sangat diminati, dengan premi bruto naik dari Rp 9,5 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 21,6 miliar pada tahun 2010.
9
Persoalan utama pada setiap perjanjian premi adalah bagaimana alokasi pendapatan premi dan beban klaim atas premi pada periode premi tersebut dilaksanakan. Pengalokasian ini juga dipengaruhi oleh metode perlakuan akuntansi pada pendapatan dan beban serta pengaruhnya pada laporan keuangan khususnya laba/rugi. Sedangkan permasalahan yang dihadapi oleh PT. Asuransi Adira Dinamika cabang Palembang adalah kapan dan bagaimana premi diakui sebagai pendapatan terkait dengan adanya resiko klaim yang nilainya jauh diatas nilai premi selama masa polis berlangsung serta perlakuan beban pada saat polis diterbitkan dan belum terjadinya klaim atas polis tersebut. Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan memberi judul “EVALUASI PERLAKUAN AKUNTANSI PENDAPATAN DAN
BEBAN
ASURANSI
KERUGIAN
TERHADAP LAPORAN LABA/RUGI
DAN
PENGARUHNYA
PADA PT. ASURANSI ADIRA
DINAMIKA CABANG PALEMBANG”.
I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah pengukuran, pengakuan, dan penyajian serta pengungkapan pendapatan dan beban asuransi kerugian yang ada pada PT. Asuransi Adira Dinamika cabang Palembang?
10
I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.3.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui Bagaimana pengukuran, pengakuan, dan penyajian serta pengungkapan pendapatan dan beban asuransi kerugian yang ada pada PT. Asuransi Adira Dinamika cabang Palembang?
I.3.2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang berguna bagi perusahaan yang sedang diteliti dalam mengakui pendapatan dan beban yang ada disuatu perusahaan asuransi yang bergerak dibidang kerugian. 2. Memberikan gambaran mengenai pentingnya penerapan perlakuan akuntansi dalam setiap perusahaan khususnya dalam laporan laba/rugi untuk pengambilan keputusan dimasa yang akan datang. 3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis mengenai pengakuan pendapatan dan beban yang ada disuatu perusahaan asuransi khususnya yang bergerak dibidang kerugian.
I.4. Kerangka Pemikiran Pendapatan dan beban merupakan objek yang sangat penting dalam menentukan kelangsungan hidup perusahaan, Oleh karena itu penentuan akan pengukuran pendapatan dan pembebanan biaya secara tepat dan wajar sangat
11
penting
karena
ketidakwajaran
atas
perhitungan-perhitungan
ini
akan
mengakibatkan pengambilan keputusan yang mendasar menjadi tidak tepat. Dalam hal ini ada 2 (dua) metode yang digunakan untuk mengakui pendapatan dan beban yaitu metode basis akrual dan basis kas. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1.4), menyatakan bahwa : ‘’Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual, dimana dasar ini pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode bersangkutan.’’ Keuntungan dari metode akuntansi basis akrual adalah di mana periode akuntansi dari suatu usaha berakhir setelah perusahaan tersebut menghasilkan pendapatan sebelum perusahaan tersebut menerima uang kas yang menjadi haknya. Sebaliknya bila perusahaan menggunakan metode akuntansi basis kas maka pendapatan dan juga piutang yang berasal dari transaksi tersebut tidak akan dimasukkan dalam laporan laba rugi periode berjalan, akibatnya pendapatan dan piutang akan dinilai lebih rendah sehingga usaha tersebut akan kelihatan kurang berhasil dibandingkan dengan kenyataan sebenarnya akibatnya laporan keuangan akan merugikan bagi yang menggunakannya. Pada PT. Asuransi Adira Dinamika cabang Palembang metode yang digunakan dalam mengakui pendapatan dan beban adalah metode basis kas dan hal ini sangat bertentangan dengan pernyataan IAI (Ikatan akuntansi Indonesia) bahwa penyusunan laporan keuangan dimana ada unsur pendapatan dan beban
12
akan lebih baik menggunakan metode basis akrual dan bila menggunakan metode basis kas akan berdampak dalam pembuatan laporan laba/rugi. Kerangka pemikiran Evaluasi perlakuan akuntansi pendapatan dan beban dan pengaruhnya terhadap laporan laba/rugi pada PT. Asuransi Adira Dinamika cabang Palembang.
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Perlakuan Akuntansi
1. 2. 3. 4.
Pengukuran Pengakuan Penyajian Pengungkapan
Laporan Laba Rugi
Prinsip akuntansi berterima umum (PABU) memberi batasan berbagai elemen, pos, atau objek statemen keuangan yang digunakan dalam pelaporan keuangan agar tidak terjadi kesalahan klasifikasi oleh penyusun dan kesalahan interprestasi oleh pemakai. Batasan tersebut diperlukan karena laporan keuangan
13
banyak menggunakan nama-nama yang digunakan sehari-hari yang sudah telanjur mempunyai arti umum. Hal ini sering menimbulkan salah arti di pihak pemakai karena pemakai cenderung mengartikan istilah dengan pengertian umum yang seringkali berbeda dengan arti yang dimaksudkan dalam laporan keuangan. Pendapatan merupakan komponen dalam laporan laba rugi yang perlu dinilai dan diakui serta di ukur secara tepat, untuk menentukan besarnya laba yang wajar. Pendapatan adalah suatu hasil yang diterima karena terjadinya penjualan barang atau pemberian jasa atau usaha lain yang ditujukan untuk mendapatkan laba. Penyajian pendapatan dan beban dalam laporan keuangan tidak terlepas dari metode akuntansi yang digunakan karena laporan keuangan merupakan hasil proses akuntansi yang digunakan dalam setiap perusahaan. Apabila suatu perusahaan dalam pengakuan pendapatan dan beban tidak menggunakan metode basis akrual maka akan mempengaruhi dalam penyajian laporan keuangan khususnya laporan laba/rugi dan apabila menggunakan metode basis kas pengakuan pendapatan akan lebih kecil dan beban akan menjadi lebih besar sehingga labanya akan kelihatan lebih kecil. Untuk mengetahui laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode, dapat dihitung dengan cara mengurangkan beban yang dikeluarkan perusahaan dalam satu periode dari pendapatan yang diperolehnya dalam periode yang sama.
14
I.5. Metodelogi Penelitian I.5.1. Objek Penelitian Objek merupakan suatu yang dijadikan bahan untuk melakukan penelitian. Dalam penyusunan penelitian ini objek yang diambil adalah jenis pendapatan dan beban yang ada pada PT. Asuransi Adira Dinamika cabang palembang. I.5.2. Ruang Lingkup Penelitian Penulis membatasi permasalahan hanya pada pengukuran, pengakuan, penyajian dan pengungkapan pendapatan dan beban yang terjadi pada PT. Asuransi Adira Dinamika cabang palembang pada tahun 2010. I.6. Metode pengumpulan data I.6.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder, yaitu laporan laba/rugi PT. Asuransi Adira Dinamika cabang Palembang tahun 2010 dan data pendukung lainnya seperti gambaran umum perusahaan, aktivitas perusahaan, struktur organisasi, serta pembagian tugasnya. I.6.2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu riset pustaka (library research) yaitu dengan cara mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dengan membaca buku-buku, literatur, dan catatan-catatan yang berhubungan dengan penulisan skripsi.
15
I.6.3. Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis yaitu: 1. Berdasarkan teori-teori yang telah ada dibuku-buku dan literature yang berhubungan dengan pendapatan dan beban. 2. Data-data yang didapatkan dari PT. Asuransi Adira Dinamika cabang Palembang yaitu laporan laba/rugi pada tahun 2010 dan data-data pendukung lainnya. 3. Mengevaluasi data yang diperoleh dari perusahaan dan membandingkan dengan teori yang telah ada dibuku-buku dan literature yang berhubungan
dengan
pengukuran,
pengakuan,
penyajian
dan
pengungkapan pendapatan serta beban pada PT. Asuransi Adira Dinamika cabang Palembang.
I.7. Sistematika Penulisan Dalam sistematika penulisan ini, penulis akan memberikan gambaran rancangan sisitematika penulisan laporan akhir secara singkat. Sistematika penulisan laporan akhir ini terdiri dari lima bab, yaitu: BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka pemikiran, metodologi
penelitian,
sistematika penulisan.
metode
pengumpulan
data
dan
16
BAB II
LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan tentang teori-teori yang akan digunakan sebagai dasar dalam pembahasan skripsi ini. Teori yang dimaksud yaitu pengertian pendapatan dan beban serta metode yang digunakan, pengertian, tujuan, dan unsur-unsur laporan keuangan, serta pengertian laporan laba/rugi dan pengertian pendapatan dan beban dari sudut perusahaan asuransi.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai objek penelitian yaitu sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan pembagian tugas, kegiatan usaha, serta perlakuan akuntansi terhadap pendapatan dan beban dan pengaruhnya terhadap laporan laba/rugi yang ada di PT. Asuransi Adira Dinamika cabang Palembang.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai perlakuan akuntansi pendapatan dan beban dan pengaruhnya terhadap laporan laba/rugi yang terdiri dari pengukuran, pengakuan, penyajian dan pengungkapan.
17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan ditarik suatu simpulan yang berdasarkan pembahasan pada bab IV. Pada bab ini juga akan disampaikan saran yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan guna perbaikan yang akan dilakukan di masa yang akan datang.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Pengertian dan Jenis Bidang Usaha Asuransi
2.1.1. Pengertian Asuransi Menurut Darmawi (2006:2) Asuransi adalah „‟Bisnis yang unik yang didalamnya terdapat 5 (lima) aspek, yaitu aspek ekonomi, hukum, sosial, bisnis dan aspek matematika.‟‟ Dalam pandangan ekonomi asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi
resiko
dengan
jalan
memindahkan
dan
mengkombinasikan
ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan sedangkan dari sudut pandang hukum asuransi meruapakan suatu kontrak (perjanjian) pertanggungan resiko antara tertanggung dengan penanggung, dimana penanggung berjanji akan membayar kerugian yang disebabkan resiko yang dipertanggungkan kepada tertanggung, sedangkan tertanggung membayar premi secara periodik kepada penanggung. Jadi tertanggung mempertukarkan kerugian besar yang mungkin terjadi dengan pembayaran tertentu yang relatif kecil. Menurut pandangan bisnis asuransi adalah sebuah perusahan yang usaha utamanya menerima/menjual jasa, pemindahan resiko dari pihak lain dan memperoleh keuntungan dengan berbagai resiko (sharing of risk) di antara sejumlah besar nasabahnya. Dari sudut pandang sosial, asuransi didefinisikan sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahan resiko dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna membayar kerugian yang mungkin terjadi
18
19
pada masing-masing anggota tersebut, karena kerugian tidak pasti akan terjadi pada setiap anggota, maka anggota yang tidak pernah mengalami kerugian dari sudut pandangan sosial merupakan penyumbang terhadap organisasi. Hal itu berarti kerugian setiap anggota dipikul bersama. Dalam pandangan matematika, asuransi merupakan aplikasi matematika dalam memperhitungkan biaya dan faedah pertanggungan resiko. Asuransi mempunyai banyak manfaat, antara lain 1. Asuransi Melindungi Resiko Investasi Kemauan
untuk
menanggung
resiko
merupakan
unsur
fundamental dalam perekonomian bebas. Bilamana suatu perusahaan berusaha untuk memperoleh keuntungan dalam bidang usahanya, maka kehadiran resiko dan ketidakpastian tidak dapat dihindarkan. 2. Asuransi Sebagai Sumber Dana Investasi Pembangunan ekonomi memerlukan dukungan investasi dalam jumlah memadai yang pelaksanaannya harus berdasarkan pada kemampuan sendiri. Oleh karena itu, diperlukan usaha keras untuk mengerahkan dana masyarakat melalui lembaga keuangan bank dan nonbank. 3. Asuransi Untuk Melengkapi Persyaratan kredit Kreditor lebih percaya pada perusahaan yang resiko kegiatan usahanya diasuransikan. Pemberi kredit tidak hanya tertarik dengan keadaan perusahaan serta kekayaan yang ada saat ini,
20
tetapi juga sejauh mana perusahaan tersebut telah melindungi diri dari kejadian-kejadian yang tidak terduga di masa depan. Cara untuk
memperoleh
perlindungan
tersebut
adalah
dengan
memiliki polis asuransi. 4. Asuransi Dapat Mengurangi kekhawatiran Fungsi primer dari asuransi adalah mengurangi kekhawatiran akibat ketidakpastian. Bila seseorang telah membayar premi asuransi, mereka terbebas dari kekhawatiran kerugian besar dengan memikul suatu kerugian kecil (dalam hal ini berupa premi yang telah dibayar). Kerugian kecil itu sesungguhnya merupakan bagian yang dipikulnya untuk kerugian kelompok itu, jadi dengan membayar premi maka akan memperoleh kepastian biaya kemungkinan kerugian. 5. Asuransi mengurangi biaya modal Dalam rangka menarik modal ke dalam perusahaan-perusahaan yang menanggung biaya besar, maka tingkat pengembalian (return) atas modal yang telah diinvestasikan atau yang akan diinvestasikan pun harus cukup besar. Tingkat resiko dan pengembalian modal berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. 6. Asuransi menjamin kestabilan perusahaan Perusahaan-perusahaan dewasa ini menyadari arti penting asuransi sebagai salah satu faktor yang menciptakan goodwill
21
(jasa
baik)
antara
kelompok
pimpinan
dan
karyawan.
Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyediakan polis secara berkelompok untuk para karyawan tertentu dengan cara perusahaan membayar keseluruhan atau sebagian dari premi yang telah ditetapkan. 7. Asuransi dapat meratakan keuntungan Dalam dunia usaha yang penuh dengan persaingan, kerugiankerugian yang ditimbulkan oleh kemungkinan bahaya di masa yang akan datang tidak dapat ikut diperhitungkan sebagai salah satu komponen harga pokok barang yang dijual. Selanjutnya komponen harga pokok tersebut tidak dibebankan kepada konsumen. Jika komponen harga pokok tersebut dibebankan kepada konsumen , konsumen akan beralih kepada perusahaan lain yang harganya tidak mengalami perubahan.kejadian tersebut mungkin pula menimpa perusahaan yang mempunyai hak monopoli. Dengan adanya peningkatan harga yang disebabkan penambahan biaya atas kemungkinan kerugian tak terduga, jumlah permintaan akan turun kecuali apabila barang tersebut sangat tidak elastis. 8. Asuransi dapat menyediakan layanan profesional Dunia asuransi dewasa ini sudah semakin banyak yang bergerak di bidang usaha yang bersifat teknis, lebih-lebih dengan adanya perkembangan pesat dalam bidang teknologi. Usaha-usaha untuk
22
memberikan bantuan teknis baik kepada individu maupun perusahaan-perusahaan sudah semakin disadari oleh perusahaan asuransi. Hal itu dilakukan agar perusahaan-perusahaan tersebut dapat melakukan operasinya dengan baik dan efisien. 9. Asuransi mendorong usaha pencegahan kerugian Dewasa ini perusahaan-perusahaan asuransi banyak melakukan usaha yang sifatnya mendorong perusahaan tertanggung untuk melindungi diri dari bahaya yang dapat menimbulkan kerugian. Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang usaha menyadari bahwa keberhasilan yang dicapai sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk memberikan perlindungan dengan biaya yang cukup wajar. Oleh karena itu, mereka sendiri secara sadar dan sistematis bekerja sama untuk menghilangkan atau memperkecil kemungkinan yang dapat menimbulkan kerugian. 10. Asuransi membantu pemeliharaan kesehatan Usaha lain yang sangat erat hubungannya dengan usaha-usaha yang dilakukan untuk menghindari atau memperkecil penyebab timbulnya kerugian adalah hal yang dilakukan oleh perusahaan asuransi kepada para pemegang polis khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.
23
2.1.2. Jenis Bidang Usaha Asuransi Menurut Darmawi (2006:27) jenis bidang usaha perasuransian yang diatur dalam pasal 3 UU No. 2/1992 (Undang-undang tentang Usaha Perasuransian) dibagi atas : 1.
Usaha Asuransi
2.
Usaha Penunjang Usaha Asuransi
Usaha asuransi kerugian terdiri dari : a. Asuransi kerugian b. Asuransi jiwa c. Reasuransi Sedangkan usaha penunjang usaha asuransi terdiri dari : a. Usaha pialang asuransi yang memberikan jasa perantara dalam penutupan kontrak asuransi dan penanggulangan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung. b. Usaha penilaian kerugian, memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan. c. Usaha konsultan aktuaria yang memberikan jasa segala jenis peerhitungan matematis yang berkenaan dengan asuransi. d. Usaha agen memberikan jasa keperantaraan, dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.
24
2.2.
Pengertian dan Produk Asuransi kerugian
2.2.1. Pengertian Asuransi Kerugian Menurut Darmawi (2006:101) Asuransi kerugian adalah asuransi yang memberikan jasa dalam penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. 2.2.2. Produk-produk Asuransi Kerugian Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan berbagai jenis asuransi kerugian, perusahaan-perusahaan asuransi kerugian telah memasarkan produk-produk berikut ini : 1.
Asuransi kendaraan bermotor (Motor Vehicle Insurance) Menjamin kerugian pemilik kendaraan bermotor akibat terjadinya kecelakaan atau hilangnya kendaraan tersebut.
2.
Asuransi kecelakaan diri (Personal Accident Insurance) Menjamin kerugian akibat kecelakaan pada diri tertanggung (meninggal dunia, cacat, maupun biaya pengobatan/medical expense).
3.
Asuransi pengangkutan barang melalui laut (Marine Cargo Insurance) Menjamin kerugian yang dialami oleh barang yang diangkut dari suatu tempat ke tempat lain dengan angkutan laut, angkutan darat, angkutan udara termasuk angkutan sungai dan perairan pedalaman.
25
4.
Asuransi rangka kapal (Marine Hull Insurance) Menjamin kerugian yang timbul terhadap kapal akibat kecelakaan yang dialami.
5.
Asuransi pesawat terbang (Aviation Hull Insurance) Menjamin kerugian yang timbul terhadap kapal akibat kecelakaan yang dialami.
6.
Asuransi Konstruksi (Contractor’s All Risks Insurance) Menjamin kerugian akibat kerusakan fisik pada proyek pekerjaan teknik sipil yang disebabkan oleh kecelakaan yang terjadi dalam masa pelaksanaan pekerjaan (pembangunan).
7.
Asuransi alat-alat berat (Contractor’s Plant and Machinery Insurance) Menjamin kerugian akibat kerusakan fisik pada alat-alat berat yang disebabkan oleh kecelakaan.
8.
Asuransi pemasangan mesin (Erection All Risks Insurance) Menjamin kerugian akibat kerusakan fisik pada proyek pekerjaan pemasangan mesin/pabrik/instalasi/peralatan lainnya yang disebabkan oleh kecelakaan yang terjadi dalam masa pelaksanaan pekerjaan pemasangan.
9.
Asuransi
peralatan
elektronik
(Electronic
Equipment
Insurance) Menjamin kerugian akibat kerusakan fisik pada alat-alat elektronik yang disebabkan oleh kecelakaan.
26
10.
Asuransi mesin (Machinery Insurance) Menjamin kerugian akibat keusakan fisik pada mesin yang disebabkan oleh kecelakaan.
11.
Asuransi akibat kerusakan mesin (Loss of Profit Following Machinery Insurance) Menjamin kerugian karena hilangnya keuntungan yang disebabkan oleh kerusakan mesin akibat kecelakaan yang dijamin dalam polis asuransi mesin (machinery insurance).
12.
Asuransi pembusukan stok (Deterioration of Stock Insurance) Menjamin kerugian karena rusak stok barang yang disimpan di dalam ruang/kamar pendingin yang disebabkan oleh tidak berfungsinya ruang/kamar pendingin akibat kerusakan mesin yang ditimbulkan oleh kecelakaan yang dijamin dalam polis asuransi mesin.
13.
Asuransi uang dalam pengangkutan (cash in Transit Insurance) Menjamin kerugian atas hilang/rusaknya uang kontan atau sesuatu yang dapat disamakan dengan uang, dalam perjalanan dari suatu tempat pengiriman ke tujuannya.
14.
Asuransi uang dalam lemari besi (Cash in Safe Insurance) Menjamin kerugian atas hilangnya uang kontan atau benda lain yang dapat disamakan dengan uang yang disimpan dalam lemari besi di luar jam kerja.
27
15.
Asuransi uang di ruang kasir (Cash in Cashier’s Box insurance) Menjamin kerugian atas hilangnya uang kontan atau benda lain yang dapat disamakan dengan uang, di ruang kasir pada jam kerja.
16.
Asuransi kebongkaran (Burglary Insurance) Menjamin kerugian atas kerusakan barang sebagai akibat terjadinya pencurian atas kekerasan pada tempat benda tersebut disimpan.
17.
Asuransi pesawat/Antena televisi Memberikan jaminan kepada setiap pemilik pesawat/antena televisi akibat terjadinya peristiwa yang tak terduga.
18.
Asuransi tanggung gugat (Liability Insurance) Menjamin kerugian yang diderita oleh pihak ketiga yang diakibatkan oleh kesalahan pihak tertanggung berdasarkan hukum.
19.
Asuransi jaminan kejujuran (Fidelity Guarantee Insurance) Menjamin kerugian akibat ketidakjujuran pegawai/pekerja atas uang atau benda lain yang dapat disamakan dengan uang yang dipercayakan pada pegawai/pekerja tersebut.
28
20.
Asuransi barang milik pribadi (Personal Effect Insurance) Menjamin kerugian atas kerusakan maupun kehilangan barang yang dipertanggungkan akibat kecelakaan maupun perbuatan orang lain.
21.
Asuransi pembangunan kapal (Ship Builders Risk Insurance) Menjamin kerugian atas kerusakan maupun kehilangan barang yang dipertanggungkan akibat kecelakaan maupun perbuatan orang lain.
22.
Asuransi ketel uap (Boiler Pressure Insurance) Menjamin kerugian akibat meledaknya atau robohnya ketel uap bejana tekanan.
23.
Asuransi pengiriman (Freight Forwarder‟s liability Insurance) Menjamin kerugian atas tanggung jawab hukum dari freight forwarder‟s kepada pengirim barang akibat kerugian yang timbul atas barang-barang yang dikirimkan.
24.
Asuransi wisatawan (Tourist Insurance) Menjamin kerugian akibat kecelakaan yang mungkin terjadi yang menimpa seorang (wisatawan) selama perjalanan atau di objek wisata tertentu.
25.
Asuransi kaca (Glass Insurance) Menjamin kerugian akibat kaca yang dipertanggungkan pecah/retak karena kecelakaan.
29
26.
Asuransi semua resiko (All Risk Insurance) Menjamin kerugian atas rusak/musnahnya sesuatu atau sejumlah harta benda dalam wilayah RI sebagai akibat dari suatu kecelakaan (kombinasi asuransi kebakaran dan asuransi kerusakan mesin).
27.
Asuransi anak sekolah Menjamin kerugian atas kecelakaan yang dialami tertanggung selam perjalanan dari rumah (pemondokan) ke sekolah dan sebaliknya.
28.
Asuransi perjalanan Menjamin keugian atas kecelakaan yang dialami tertanggung selama perjalanan (mulai tanggal meninggalkan kediamannya yang tertera dalam kartu peserta sampai berakhirnya kartu peserta tersebut).
29.
Asuransi penerbangan/pelayaran Menjamin kerugian atas kecelakaan yang dialami oleh tertanggung sejak memasuki ruang tunggu pemberangkatan sampai meninggalkan ruang tunggu pelabuhan tujuan.
30.
Asuransi golf (Golfer Insurance) Menjamin kerugian akibat kecelakaan/kerugian lain yang dialami oleh pemain golf, baik mengenai pegolf, peralatan golf dan reability (tanggung jawab pihak ketiga).
30
31.
Asuransi karisma Menjamin semua keluarga (resiko kecelakaan diri), rumah tinggal (resiko kebakaran), isi rumah (resiko kebongkaran pencurian), dan resiko tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga.
32.
Asuransi deposan Menjamin kerugian keuangan yang diderita oleh para pemilik deposito (perorangan) yang disebabkann oleh kecelakaan, yang menimpa deposan.
33.
Asuransi mubalig Menjamin kerugian keuangan yang diderita oleh para mubalig, guru
agama,
pengurus
mesjid
yang
disebabkan
oleh
kecelakaan, maupun yang bukan kecelakaan yang harus dirawat di rumah sakit termasuk operasi. 34.
Asuransi keluarga Menjamin kerugian keuangan yang diderita oleh tertanggung dan atau suami/istri dan anak-anak tertanggung, yang disebabkan karena kecelakaan termasuk pemberian beasiswa bagi anak-anak tertanggung.
35.
Asuransi haji Menjamin kerugian keuangan yang diderita oleh para jemaah haji selama yang bersangkutan menunaikan ibadah haji, yang disebabkan karena kecelakaan termasuk kehilangan bagasi.
31
36.
Asuransi kebakaran (Fire Insurance) Menjamin kerugian akibat terjadinya kebakaran pada suatu objek/barang.
37.
Asuransi gangguan usaha akibat kebakaran (Loss of Profit Following Fire) Menjamin kerugian akibat terganggunya jalannya usaha akibat terjadinya kebakaran pada bangunan/mesin perusahaan.
2.3.
Akuntansi Perusahaan Asuransi Industri asuransi bagi masyarakat modern sudah merupakan kebutuhan
apalagi dalam dunia bisnis. Industri asuransi muncul karena masyarakat ingin menghindari resiko dengan cara mengalihkan resiko kerugian keuangan kepada perusahaan asuransi dan untuk jasa itu maka dibutuhkan baiay dalam bentuk biaya premi asuransi. Menurut Syafri Harahap (2005:285) dalam PSAK diatur beberapa karakteristik usaha kerugian, antara lain: a. Usaha asuransi kerugian merupakan suatu sistem proteksi menghadapi resiko kerugian keuangan dan sekaligus merupakan upaya penghimpunan dana masyarakat. b. Pertanggungjawaban
keuangan
kepada
para
tertanggung
mempengaruhi penyajian laporan keuangan. c. Laporan keuangan sangat dipengaruhi oleh unsur estimasi, misalnya
estimasi
jumlah
premi
yang
belum
merupakan
32
pendapatan (unearned premium), estimasi jumlah klaim, termasuk jumlah klaim yang terjadi namun belum dilaporkan (incurred but not reported claims). Dalam menghitung tingkat premi, usaha asuransi kerugian menggunakan asumsi tingkat resiko dan beban. d. Pihak tertanggung (pembeli asuransi) membayar premi asuransi terlebih dulu kepada perusahaan asuransi sebelum peristiwa yang menimbulkan kerugian yang diperjanjikan terjadi. Pembayaran premi tersebut merupakan pendapatan bagi perusahaan asuransi. Pada saat kontrak asuransi disetujui, perusahaan asuransi biasanya belum mengetahui apakah tertanggung akan membayar asuransi, berapa besar pembayaran itu, dan kalau terjadi, kapan terjadinya. Kontrak asuransi kerugian pada umumnya bersifat jangka pendek. Hal-hal tersebut akan berpengaruh pada masalah pengakuan pendapatan dan pengukuran beban. e. Jumlah premi yang belum merupakan pendaptan, dan jumlah klaim, termasuk jumlah klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, diestimasi dengan menggunakan metode tertentu. f. Peraturan perundangan di bidang perasuransian mewajibkan perusahaan asuransi kerugian memenuhi ketentuan kesehatan keuangan seperti tingkat solvabilitas. Penyajian laporan keuangan perusahaan asuransi berbeda dengan perusahaan pada umumnya, perbedaan utamanya adalah dalam hal penyajian laporan keuangan neraca. Penyajian neraca yang umunya biasanya didasarkan
33
pada tingkat likuiditas akun yang ada, misalnya kas, surat berharga, piutang,tetapi dalam perusahaan asuransi justru penyajiannya pos paling atas bukan pada likuiditas, tetapi pada resiko. Ketentuan-ketentuan PSAK mengenai penyajian laporan keuangan perusahaan asuransi, yaitu: 1.
Neraca Dalam penyajian neraca aktiva dan kewajiban tidak dikelompokkan
menurut
lancar
dan
tidak
lancar,
tetapi
mendahulukan kelompok investasi dan kelompok akun kewajiban kepada
tertanggung.
menggambarkan
Dengan
kemampuan
demikian,
laporan
keuangan
perusahaan
dalam
memenuhi
kewajiban tertanggung. Aktiva harus disajikan dengan menempatkan akun investasi pada urutan pertama diikuti akun-akun aktiva yang lain yang disajikan berdasarkan urutan likuiditas. Kewajiban disajikan dengan menempatkan akun kewajiban kepada tertanggung pada urutan pertama dan diikuti oleh akun-akun kewajiban yang lain yang disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo. Pinjaman subordinasi disajikan setelah kewajiban lain dan sebelum ekuitas. 2.
Laporan Laba/Rugi Laporan laba/rugi disajikan dalam bentuk multiple step. Pendaptan premi disajikan sedemikian rupa sehingga menunjukkan jumlah premi bruto, premi reasuransi, dan kenaikan (penurunan)
34
premi yang belum merupakan pendapatan. Premi reasuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto. Bagian reasuradur atas klaim yang telah disetujui dan atau dibayar, dan estimasi bagian reasuradur atas klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, disajikan sebagai pengurang beban klaim. Komisi yang diperoleh dari transaksi reasuransi merupakan pengurang beban komisi, dalam hal jumlah komisi yang diperoleh lebih besar dari jumlah beban komisi, maka selisih tersebut disajikan sebagai pendaptan dalam laporan laba/rugi. 3.
Pendapatan Premi Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Apabila jumlah premi dapat diestimasi secara layak, maka pendapatan premi diakui selama periode kontrak dan estimasi jumlah premi tersebut disesuaikan setiap periode untuk mencerminkan jumlah premi yang sebenarnya. Apabila jumlah premi tidak dapat diestimasi secara layak, maka premi diperlakukan dengan menggunakan metode uang muka sampai jumlah premi dapat diestimasi secara layak. Premi dan polis diakui bersama sebesar pangsa premi yang diterima oleh perusahaan.
35
4.
Beban Klaim Klaim sehubungan dengan terjadinya peristiwa kerugian terhadap objek asuransi yang dipertanggungkan, meliputi klaim yang disetujui, klaim dalam proses penyelesaian, klaim yang terjadi namun belum dilaporkan,dan beban penyelesaian klaim diakui sebagai beban klaim pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Hak subrogasi diakui sebagai pengurang beban klaim pada saat realisasi. Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, ditentukan berdasarkan estimasi kewajiban klaim tersebut. Perubahan jumlah estimasi kewajiban klaim, sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan diakui dalam laporan laba/rugi pada periode terjadinya perubahaan.
5.
Aktiva PSAK memberikan pengertian tentang istilah yang terdapat dalam aktiva tersebut, yaitu: a.
Kontrak jangka pendek Kontrak yang memberikan proteksi untuk suatu periode yang pasti dan memungkinkan asuradur untuk membatalkan kontrak atau menyesuaikan persyaratan kontrak pada akhir
36
setiap periode kontrak, seperti penyesuaian jumlah premi atau penutupan yang diberikan. b.
Premi bruto Premi yang diperoleh dari penutupan langsung dan penutupan tidak langsung. Premi penutupan langsung termasuk premi yang diperoleh dari penutupan polis bersama. Polis bersama adalah penutupan terhadap suatu objek asuransi yang dilakukan secara bersamaoleh beberapa perusahaan asuransi dan dinyatakan dalam satu polis.
c.
Premi reasuransi Bagian premi bruto yang menjadi hak reasuradur berdasarkan perjanjian reasuransi.
d.
Reasuransi prospektif Ketentuan dalam kontrak reasuransi yang mewajibkan reasuradur untuk membayara kepada asuradur sejumlah kerugian yang sudah terjadi sebagai akibat dari peristiwa masa lalu yang dipertanggungkan.
e.
Reasuransi retroaktif Ketentuan dalam kontrak reasuransi yang mewajibkan reasuradur untuk membayar kepada asuradur sejumlah kerugian yang sudah terjadi sebagai akibat dari peristiwa masa lalu yang dipertanggungkan.
37
f.
Klaim bruto Klaim yang jumlahnya telah disepakati, termasuk biaya penyelesaian klaim.
g.
Klaim reasuransi Bagian
dari
klaim
bruto
yang
menjadi
tanggungan
reasuradur. 6.
Investasi Perlakuan
akuntansi
untuk
investasi
mengacu
pada
pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) nomor 13 mengenai akuntansi untuk investasi dan PSAK nomor 15 mengenai akuntansi untuk investasi dalam perusahaan asosiasi, kecuali untuk surat berharga. 7.
Piutang reasuransi Tagihan kepada reasuradur yang timbul dari transaksi reasuransi. Piutang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan utang reasuransi, kecuali apabila kontrak reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo kredit, saldo tersebut harus disajikan pada kelompok kewajiban sebagai utang reasuransi.
8.
Utang klaim Diakui pada saat jumlahnya disepakati untuk dibayar.
38
9.
Estimasi klaim retensi sendiri Taksiran jumlah kewajiban yang menjadi tanggungan sendiri sehubungan dengan klaim yang masih dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan dan dinyatakan sebesar jumlah taksiran berdasarkan penelaahan secara teknis asuransi.
10.
Premi yang belum merupakan pendapatan Bagian dari premi yang belum diakui sebagai pendapatan karena masa pertanggungannya masih berjalan pada akhir periode akuntansi.
11. Utang reasuransi Kewajiban kepada reasuradur yang timbul dari transaksi reasuransi.
2.4.
Perlakuan Akuntansi Banyak konsep akuntansi yang telah mempengaruhi aturan akuntansi,
termasuk pada akuntansi pajak, yang juga sebenarnya telah mempengaruhi akuntansi pada masa pembentukan. Menurut Suwardjono (2005:146) postulat, aksioma, asumsi, doktrin, konvensi, keterbatasan, prinsip, dan standar adalah hal yang termasuk dalam konsep-konsep perlakuan akuntansi. Konsep dapat diterjemahkan sebagai hasil dari proses mengidentifikasi, mengklasifikasi, menginterprestasi bermacam-macam fenomena dan persepsi.
39
Konsep dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu: 1.
Postulat Yaitu asumsi dasar yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan. Yang termasuk dalam kelompok postulat adalah: a.
Going Concern (berkesinambungan) Mengartikan
bahwa
perusahaan
akan
melaksanakan
usahanya secara terus-menerus. Postulat ini mengarahkan perusahaan dalam menentukan metode penilaian aset dan ekuitas. b.
Time Period (Periode Waktu) Mengartikan bahwa postulat ini menjelaskan bahwa kehidupan usaha akan disegmentasi berdasarkan periode waktu. Perusahaan tidak mungkin mengukur kinerjanya setelah terjadinya likuidasi. Tetapi tentunya akan mengukur kinerja perusahaan setiap akhir periode, baik dalam pelaporan keuangan maupun prediksi laporan keuangan periode mendatang.
c.
Accounting Entity (Kesatuan Usaha) Dalam bentuk legalnya akuntansi dapat dilihat bahwa kekayaan perusahaan terpisah dengan kekayaan pemilik. Kenyataan ini akan menimbulkan dua isu akuntansi, yaitu:
40
1.
Isu mendefinisikan perusahaan dan akuntansinya berkaitan dengan perusahaan induk dan anak apakah harus ada penggabungan atau harus dipisahkan.
2.
Isu yang berkaitan dengan kaitan perusahaan dengan pemilik, dimana kaitan tersebut digambarkan dalam akun ekuitas.
d.
Monetary Unit (Unit Moneter) Pada perekonomian non barter, uang disediakan sebagai media pertukaran, akibatnya uang dijadikan sebagai standar dasar penilaian dan merupakan subjek dalam proses pengukuran. Sehingga laporan keuangan disajikan dalam unit moneter dengan mata uang masing-masing negara. Asumsi penggunaan postulat ini adalah uang dalam kondisi stabil. Jika dalam kondisi inflasi, maka harus ada penyesuaian terhadap nilai uang dalam laporan keuangan.
2.
Prinsip (Principles) Yaitu pendekatan umum yang digunakan dalam mengakui dan mengukur kejadian akuntansi. Prinsip dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: A. Input oriented principles Merupakan aturan umum yang mengatur fungsi akuntansi. Input oriented principles dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
41
1)
Aturan umum operasi (General underlying rules of operation) dan Input oriented principles dibagi dalam dua klasifikasi, yaitu: 1. pengakuan pendapatan (revenue recognition) Yaitu Revenue (pendapatan) didefinisikan sebagai hasil sebuah perusahaan dari barang atau jasanya. Definisi ini tidak dapat mengatakan tentang arus masuk aktiva sebagai hasil dari pendapatan, karena dengan pengertian diatas dapat ditentukan dengan mudah kapan mengakui pendaptan yang diperoleh. Recognition (pengakuan) memfokuskan masalah kapan memasukkan pendapatan dan beban dalam akun. 2. pengakuan beban (expense recognition) atau Matching Merupakan
biaya
yang
dikeluarkan
untuk
menghasilkan pendapatan. Jika semua semua beban langsung dibebankan ke total pendapatan dalam satu periode akan menimbulkan beberapa masalah. Banyak beban tidak dapat dibandingkan langsung
42
dengan pendapatan pada periode berjalannya. Hal ini disebabkan karena beban yang dikeluarkan masih memberikan manfaat untuk memperoleh pendapatan
pada
periode
berikutnya.
Proses
mengakui beban yang terpakai seperti depresiasi, biaya dibayar dimuka akan disebut sebagai matching. 2)
Prinsip keterbatasan (Constraining Principles) Constraining principles merupakan keterbatasan dari laporan keuangan. Prinsip keterbatsan dibagi dalam empat kelompok, yaitu: a) Prinsip konservatif (Conservatism) Prinsip
kehati-hatian dalam akuntansi
yaitu
berusaha memilih metode akuntansi yang dapat diterima umum. Yaitu: 1. Mengakui pendapatan lebih lambat 2. Mengakui beban lebih cepat 3. Mengakui aktiva lebih rendah 4. Mengakui hutang lebih tinggi b) Pengungkapan (Disclosure) Pengungkapan
penting
untuk
dibuat
agar
informasi dalam laporan keuangan tidak salah ditafsirkan.
Pengungkapan
berkaitan
dengan
43
informasi relevan dengan laporan keuangan secara keseluruhan termasuk metode akuntansi yang digunakan.
Pada
prinsipnya
pengungkapan
mencakup: 1. Informasi tambahan seperti yang diatur yaitu mencakup
pengungkapan
adanya
produk
sampingan, operasi luar negeri, konsumen utama serta penjelasan mengenai tingkat perubahan harga misal dalam kondisi inflasi. 2. Informasi-informasi
material
yang
perlu
dijelaskan dalam laporan keuangan. 3. Informasi setelah tanggal neraca. 4. Peramalan operasi tahun berikutnya. 5. Analisis
manajemen
atas
laporan
tahun
berjalan. c) Materiality Merupakan sejumlah item penting bagi user yang relevan untuk melakukan evaluasi dan pengambilan keputusan. d) Objectivity (objektivitas) Objektivitas
biasanya
dibicarakan
berkaitan
dengan statistik, yaitu sebagai tingkat konsensus dalam pengukuran. Objektivitas berkaitan dengan
44
kualitas pengukuran, dengan menggunakan alat ukur yang
sama
maka
siapapun
yang
melakukan
pengukuran akan menghasilkan hasil yang sama. B. Output oriented principles Mencakup kualitas atau karakter dari informasi keuangan yang tercapai jika input oriented diterapkan. Output oriented
principles
merupakan
prinsip
yang
mengekspresikan kualitas laporan keuangan yang harus dicapai baik dipandang oleh pemakai maupun ioleh penyusun lapoaran tersebut. Prinsip tersebut adalah: 1. Comparability Berkaitan dengan tingkat keandalan laporan keuangan untuk mengevaluasi kondisi keuangan, income, dan cahflow perusahaan dimasa mendatang. 2. Consistency Berkaitan dengan pemakaian metode akuntansi suatu perusahaan yang sama untuk beberapa periode. Hal ini penting dalam memprediksi atau mengevaluasi laporan keuangan perusahaan dari tahun ke tahun, bila perusahaan
mengubah
metode
akuntansi
yang
dipakainya, maka perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
45
3. Uniformity Uniformity (keseragaman) terus menjadi isu penting dalam akuntansi. Interpretasi uniformity mencakup halhal sebagai berikut: a. Prinsip yang seragam untuk semua perusahaan diinterpretasikan
dalam
masing-masing
perusahaan. b. Perlakuan akuntansi yang sama untuk situasi yang sama. c. Perlakuan akuntansi yang sama untuk kondisi ekonomi yang berbeda. Menurut Suwardjono (2005:133) perlakuan akuntansi meliputi 4 hal yaitu: 1.
Pengukuran/penilaian (Measurement) Adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi keuangan. Jumlah rupiah ini akan dicatat untuk dijadikan data dasar dalam penyusunan statemen keuangan. Pengukuran lebih berhubungan dengan masalah penentuan jumlah rupiah yang dicatat pertama kali pada saat suatu transaksi terjadi.
2.
Pengakuan (Recognition) Adalah pencatatan suatu jumlah rupiah ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan
46
terefleksi dalam laporan keuangan. Pengakuan sangat berhubungan dengan masalah apakah suatu transaksi dicatat (dijurnal) atau tidak. 3.
Penyajian (Presentation) Adalah pencatatan yang menetapkan tentang cara-cara melaporkan elemen atau pos dalam seperangkat statemen keuangan agar elemen atau pos tersebut cukup informatif.
4.
Pengungkapan (Disclosure) Adalah pencatatan yang berkaitan dengan cara pembeberan atau penjelasan hal-hal
informatif
yang dianggap penting dsn
bermanfaat bagi pemakai selain apa yang dapat dinyatakan melalui statemen keuangan utama. Menurut Santoso (2009:48) ada 2 (dua) macam basis akuntansi yang digunakan yaitu : 1.
Basis Akrual Adalah salah satu metode yang transaksi dan peristiwanya diakui pada saat kejadian bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Laporan keuangan yang disusun secara akrual dapat memberikan informasi kepada pemakainya tidak hanya transaksi yang terjadi dimasa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tersebut, tetapi juga kewajiban pembayaran kas dimasa depan serta sumber daya yang dapat mempresentasikan kas yang akan diterima di masa depan.
47
Dalam basis akrual pengaruh suatu kejadian usaha langsung diamati pada saat terjadinya, jika suatu usaha memberikan suatu jasa melakukan penjualan atau menyelesaikan beban maka transaksi tersebut akan dicatat dalam buku tanpa memperhatikan apakah uang kas sudah diterima atau belum. Dalam metode ini pendapatan dilaporkan dalam laporan laba/rugi pada periode dimana pendapatan tersebut dihasilkan. 2.
Basis kas Dalam metode ini tidak akan ada pencatatan suatu transaksi jika belum ada uang kas yang diterima atau dikeluarkan. Juga proses dimana pendapatan dan beban akan dilaporkan dalam laporan laba rugi pada periode dimana kas diterima atau dibayar. Dimetode ini penerimaan akan diperlakukan sebagai pendapatan sedangkan pembayaran kas akan diperlakukan sebagai beban.
2.5.
Pengertian Pendapatan dan Beban
2.4.1. Pengertian Pendapatan Menurut Rudianto (2009:63), pengertian pendapatan adalah “Kenaikan kekayaan perusahaan akibat penjualan produk perusahaan dalam rangka menjalankan kegiatan usaha normal”. Pendapatan menurut PSAK No. 23 (2009, Par 30) adalah “arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.”
48
Menurut Horngren dkk (2007:43), yang dimaksud dengan pendapatan adalah “Kenaikan ekuitas pemilik akibat memberikan barang dan jasa kepada pelanggan”. Menurut Suhayati dan Anggadini (2009:56), Pendapatan adalah ”Kenaikan kotor (gross) dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan jasa dari para langganan, klien, penyewaan harta, peminjaman uang, dan semua kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan”. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendaptan adalah aliran masuk aktiva yang diperoleh perusahaan dari pelanggan atas suatu transaksi pertukaran barang dan jasa yang telah dilakukan yang dapat menambah kemampuan ekonomi bagi perusahaan. Prinsip pengakuan pendapatan tidak dapat dikaitkan dengan saat kapan uang kas diterima dikarenakan pada prinsipnya pengakuan pendapatan dan keuntungan diakui bila 2 (dua) kriteria ini di penuhi, yaitu :
Direalisasi atau dapat direalisasi artinya pendapatan dan keuntungan tersebut telah direalisasikan.
Telah direalisasikan yaitu pendapatan dan keuntungan tersebut telah dihasilkan, karena sebagian besar telah diproses untuk menghasilkan laba yang telah diselesaikan.
49
Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 23 pengukuran dan pengakuan atas pendapatan dilihat dari kemampuannya untuk memberikan konsep pengakuan pendapatan dengan tepat sehingga membantu pemakai dalam mengambil keputusan, dimana: 1. Pengukuran Pendapatan Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. 2. Pengakuan pendapatan Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan memiliki identifikasi tertentu. Menurut PSAK No. 23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Ada 4 alternatif yang menunjukkan waktu pengakuan pendapatan, yaitu: 1. Selama produksi Dasar akuntansi akrual yang tradisional mengakui pendapat pada saat dihasilkan, jika pada saat yang sama tagihan atau klaim terhadap pelanggan atau klien meningkat Prinsip ini umumnya berlaku dalam industri jasa. Produk perusahaan terjadi ketika jasa diberikan. Jumlah tagihan biasanya ditentukan berdasarkan persetujuan atau kontrak sebelumnya, atau seringkali berdasarkan harga perdagangan yang telah
50
ditetapkan, walaupun klien atau penyewa tidak dituntut membayar sampai suatu tanggal kemudian atau setidaknya sampai jasa tertentu telah diberikan. 2. Selesainya produksi Kebijakan pengakuan pendapat seperti ini digunakan, jika perusahaan menyelesaikan kontrak yang mempunyai jangka waktu penyelesaian yang relatif pendek, selain itu pencatatan pendapatan seperti ini dapat juga digunakan oleh perusahaan yang mengerjakan pekerjaan bukan atas dasar kontrak, tetapi produk yang memiliki harga jual yang relatif tetap dan mengandung biaya pemasaran yang relatif tidak berarti dan unit-unit dapat dipertukarkan. 3. Pada saat terjadinya penjualan Ketentuan-ketentuan pengakuan pendapatan pada saat penjualan di dukung dengan alasan-alasan berikut: 1.
Harga produksi sudah lebih pasti.
2.
Produk telah berada diluar perusahaan dan aktiva baru sudah menggantikannya.
3.
Untuk sebagian besar perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai peristiwa keuangan yang paling penting dalam kegiatan ekonomi perusahaan.
4.
Sebagian besar biaya yang menyangkut pembuatan dan perolehan produk dan biaya pelepasan sekarang sudah dapat ditentukan.
51
4. Pada saat uang kas diterima Pengakuaan pendapatan ini dapat dilakukan jika memenuhi kriteria sebagai berikut: 1.
Jika tidak mungkin mengukur aktiva yang diterima dalam pertukaran dengan tingkat ketepatan yang layak.
2.
Jika tambahan biaya yang material yang secara langsung berkaitan dengan transaksi tersebut adalah mungkin dan jika biaya ini tidak dapat ditaksir dengan tingkat ketepatan yang layak.
Menurut Syafri Harahap (2011:81) ada 2 (dua) pandangan tentang pendapatan, yaitu sebagai berikut: 1. Secara luas pendapatan dianggap termasuk seluruh hasil dari perusahaan dan kegiatan investasi. Pendapatan berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa dan diukur dengan jumlah yang dibebankan kepada langganan, klaim atas barang dan jasa yang disiapkan untuk mereka. Juga termasuk laba dari penjualan atau pertukaran aset (kecuali surat berharga), hak dividen dari investasi dan kenaikan lainnya pada ekuitas pemilik kecuali yang berasal dari modal dan penyesuaian modal. 2. Secara sempit pendapatan hanya yang berasal dari kegiatan produksi, tidak termasuk laba/rugi yang berasal dari penjualan aktiva tetap.
52
Pendapatan diukur menurut produk atau jasa yang ditukar dengan cara transaksi yang objektif nilai di sini dapat berupa: 1.
Net Cash atau Equivalent.
2.
Nilai discounted dari uang yang diterima atau akan diterima sebagai imbalan pertukaran barang dan jasa yang diserahkan perusahaan kepada langganannya.
Dari nilai ini ada dua penafsiran yang muncul : 1.
Potongan harga (cash discount) dan pengurangan lain dari harga tetap seperti rugi piutang ragu. Hal ini perlu untuk menghitung net cash yang sebenarnya atas nilai diskonto uang
yang
diklaim
yang
harus
dikurangi
untuk
menghitung pendapatan. 2.
Untuk transaksi yang bukan melalui kas, nilai tukarnya dianggap sama dengan nilai pasar wajar dari jumlah yang akan diterima yang paling mudah dan paling jelas dapat dihitung.
Menurut Syafri Harahap (2005:368) pendapatan baru diakui kalau dipenuhi syarat-syarat berikut ini: 1.
Keterukuran nilai aset (measurability of asset value).
2.
Adanya suatu transaksi (existence of a transaction).
3.
Proses penghimpunan secara substansial telah selesai (substantial completion of the earning process).
53
Menurut Suwardjono (2005:294) akun-akun yang termasuk dalam pendapatan yang terdapat pada laporan laba/rugi perusahaan khususnya asuransi, yaitu: 1.
Pendapatan premi Yaitu pendapatan yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi dan diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan.
2.
Premi bruto Yaitu pendapatan yang diakui sejak berlakunya polis.
Pendapatan premi bruto yang berjangka waktu lebih dari satu tahun diakui sebagai pendaptan premi tangguhan dan diamortisasi sesuai dengan periode berlakunya polis asuransi. 3.
Premi resuransi Yaitu
perusahaan
mempunyai
kontrak
reasuransi
proposional dan non proposional baik dengan perusahaan asuransi dalam negeri maupun luar negeri. Tujuan premi reasuransi adalah untuk membagi resiko yang melebihi kapasitas retensi perusahaan. Penerimaan pemulihan yang diharapkan dari reasuradur dan dicatat sebagai klaim reasuransi.
54
4.
Penurunan/kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan Yaitu Bagian dari premi yang belum diakui sebagai
pendapatan karena masa pertanggungannya masih berjalan pada akhir periode akuntansi. Premi yang belum merupakan pendapatan ditentukan untuk masing-masing jenis pertanggungan dengan cara: a.
Secara
agregat
tanpa
memperhatikan
tanggal
penutupannya dan besarnya dihitung berdasarkan persentase tertentu. b.
Secara individual dari tiap pertanggungan dan besarnya premi yang belum merupakan pendapatan ditetapkan
secara
proposional
dengan
jumlah
proteksi yang diberikan, selama periode kontrak atau periode resiko, konsisten dengan pengakuan pendapatan premi.
Pengertian Beban Menurut Rudianto (2009:63), pengertian beban adalah “Pengorbanan ekonomis yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh barang dan jasa yang digunakan dalam usaha normal perusahaan dan bermanfaat pada suatu periode tertentu“. Beban menurut PSAK No. 23 (2009, Par 30) adalah “Penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan
55
ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal”. Komponen lain dalam laporan laba rugi yang menentukan besarnya laba dalam suatu perusahaan adalah beban. Menurut Horngren dan Harrison (2007:43), pengertian dari beban yaitu “Penurunan ekuitas sebagai akibat dari penggunaan aktiva atau kenaikan kewajiban dalam melaksankan operasional“. Menurut Suhayati dan Anggadini (2009:56), pengertian beban adalah “Biaya yang telah dipakai dalam proses untuk menghasilkan pendapatan yang disebut biaya yang telah di pakai (expired cost)”. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi (2009:1.3) Beban adalah “Penurunan manfaat ekonomis selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar/berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal”. Dari berbagai pengertian diatas terdapat dua karakteristik penting yang melekat pada pengertian beban, yaitu: 1.
Aliran keluar atau penurunan aset.
2.
Akibat kegiatan yang membentuk operasi utama yang menerus.
Beban meliputi semua cost yang sudah terpakai (expired Cost) yang akan dikurangkan dari pendapatan. Beban dapat juga diterjemahkan sebagai penurunan kotor aktiva atau kenaikan kotor utang yang diakui dan diukur berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum yang dikeluarkan dalam usaha untuk mendapatkan laba.
56
Beban biasanya digolongkan dalam tiga golongan, yaitu: 1. Biaya yang dihubungkan dengan penghasilan pada periode itu. 2. Biaya yang dihubungkan dengan periode tertentu yang tidak dikaitkan dengan penghasilan. 3. Biaya yang karena alasan praktis tidak dapat dikaitkan dengan periode manapun. Menurut Suwardjono (2005:407) Pengakuan beban tidak dibedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan menyangkut masalah kriteria pengakuan yaitu apa yang harus dipenuhi agar penurunan nilai aset yang memenuhi definisi beban atau rugi dapat diakui dan masalah saat pengakuan yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai bahwa kriteria pengakuan telah dipenuhi. Tidak seperti pendapatan atau untung, beban atau rugi tidak mengalami masalah pembentukan dan realisasi. Oleh karena itu kriteria pengakuan tidak dibedakan dengan kaidah pengakuan sehingga masalah pengakuan beban adalah kapan penurunan nilai aset dapat dikatakan telah terjadi atau kapan beban telah timbul sehingga jumlah rupiah beban dapat diakui. Ada dua kriteria yang ditetapkan dalam mengakui beban, yaitu: 1. Konsumsi manfaat (consumption of benefits) Beban diakui bilamana manfaat ekonomik yang dikuasai suatu entitas telah dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam pengiriman atau pembuatan barang, penyerahan atau pelaksanaan jasa atau kegiatan lain yang merepresentasi operasi utama atau sentral entitas tersebut
57
2. Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang (loss or lock of future benefits) Beban diakui bilamana aset yang telah diakui sebelumnya diperkirakan telah berkurang manfaat ekonomik atau tidak lagi mempunyai manfaat ekonomik. Menurut Syafri Harahap (2005:368) akun-akun yang termasuk dalam beban yang terdapat pada laporan laba/rugi perusahaan khususnya asuransi, yaitu: 1.
Beban klaim Yaitu dicatat pada saat terjadinya kerugian. Beban klaim
meliputi klaim yang telah disetujui, estimasi beban klaim yang masih dalam proses, estimasi beban klaim yang terjadi namun belum dilaporkan setelah dikurangi pemulihan klaim dari reasuradur. 2.
Klaim bruto Yaitu jumlah klaim dalam proses penyelesaian termasuk
klaim
yang
terjadi
namun
belum
dilaporkan,
ditentukan
berdasarkan estimasi kewajiban klaim tersebut. Perubahan jumlah estimasi kewajiban klaim, sebagai akibat proses lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan dan diakui dalam laporan laba/rugi pada periode terjadinya perubahan.
58
3.
Klaim reasuransi Klaim reasuransi dicatat sebagai pengurang dari pendapatan premi
bruto.
Apabila
reasuradur
gagal
memenuhi
kewajibannya kepada pemegang polis, perusahaan tetap memiliki kewajiban kepada pemegang polis atas kerugian yang telah direasuransikan. 4.
Kenaikan/penurunan estimasi klaim retensi sendiri Yaitu Taksiran jumlah kewajiban yang menjadi tanggungan
sendiri sehubungan dengan klaim yang masih dalam proses penyelesaian, termasuk
klaim
yang terjadi
namun
belum
dilaporkan dan dinyatakan sebesar jumlah taksiran berdasarkan penelaahan secara teknis asuransi. 5.
Beban akuisisi Yaitu beban yang berhubungan dengan pendapatan premi,
seperti komisi akan dibebankan dalam laporan laba/rugi pada saat terjadinya.
2.6.
Pengertian Laporan Laba/Rugi Menurut Rudianto (2009:54) Laporan Laba/Rugi adalah “Suatu laporan
yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam suatu periode akuntansi atau satu tahun”. Menurut Rahmanti (2005:27) Laporan laba/rugi adalah “Laporan yang mengukur kesuksesan operasi perusahaan dalam jangka waktu tertentu”.
59
Menurut Syafri Harahap (2011:246) ada dua bentuk penyajian laba/rugi, yaitu: 1.
Current Operating Income
2.
All Inclusive Income
Perbedaan ini timbul akibat perbedaan pendapat mengenai apakah suatu pos disajikan dalam laporan laba/rugi atau dalam laporan laba ditahan. Ada yang berpendapat bahwa yang dicantumkan dalam laporan laba/rugi hanyalah pendapatan yang berasal dari kegiatan normal (normal operating income), sedangkan pos yang berasal dari kegiatan yang tidak biasa dicantumkan saja dalam laporan laba ditahan sehingga laba di bottom line adalah laba normal. Pendapat ini menghasilkan konsep pelaporan normal operating income, konsep ini menganggap bahwa dalam menilai prestasi manajemen yang dinilai hanyalah yang berasal dari kegiatan normal tidak termasuk kegiatan insidentil dan angka inilah yang lebih tepat dalam membuat prediksi kemampuan perusahaan mendapatkan laba di masa yang akan datang. Sebaliknya jika semua income yang berasal dari kegiatan normal dan kegiatan insidentil dicantumkan dalam laoran laba/rugi dan hasil akhirnya saja yang dilaporkan ke laporan laba ditahan, konsep ini disebut all inclusive income, dimana konsep ini menyatakan bahwa pembagian normal dengan yang tidak normal dapat dimanipulasi oleh manajemen, karena yang menentukan apakah sesuatu disebut berasal dari kegiatan normal (normal operating income) adalah pihak manajemen. Jika hal yang bersifat insidentil tidak dimasukkan sebagai laba maka pemakai laporan tersebut akan salah dalam menafsirkan arti dalam laporan
60
tersebut, maka seharusnya laba suatu perusahaan memang berasal dari laba yang normal dan yang insidentil oleh karenanya harus disajikan dalam laporan laba/rugi dan akan lebih baik apabila laporan laba/rugi untuk peride tertentu harus menggambarkan semua pendapatan yang diakui dan seluruh beban yang dikeluarkan dan dibebankan tanpa melihat apakah berasal dari kegiatan operasi atau tidak dan seandainya ada koreksi kesalhan periode masa yang sudah berlalu, maka akan dilaporkan kedalam laporan laba ditahan bukan dilaporan laba/rugi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1.10) laporan laba/rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut : 1. Pendapatan 2. Laba/rugi usaha 3. Beban pinjaman 4. Bagian dari laba/rugi perusahaan afiliansi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas 5. Beban pajak 6. Laba/rugi dari aktivitas normal perusahaan 7. Pos lancar biasa 8. Hak minoritas 9. Laba/rugi bersih untuk periode berjalan
61
Manfaat laporan Laba/rugi adalah: 1. Untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dimasa lalu. 2. Sebagai dasar untuk memprediksi kinerja perusahaan dimasa depan. 3. Membantu menilai resiko atau ketidakpastian dalam penerimaan aliran kas dimasa depan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT.
Asuransi
Adira
Dinamika
(“perusahaan”),
dahulu
bernama
PT. Asuransi Kerugian Nexus, didirikan di Jakarta berdasarkan akta notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono, S.H., No. 106 tanggal 17 juli 1996. Akta pendirian tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui surat keputusan No. C2-10988.HT.01.01.TH’96 tanggal 12 Desember 1996 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 26 tanggal 31 Maret 2000, tambahan No. 1631. Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dengan akta notaris Pahala Sutrisno Amijoyo Tampubolon, S.H., No. 26 tanggal 21 Desember 2010 dilakukan sehubungan dengan peningkatan modal dasar perusahaan dari Rp 60.000 menjadi Rp. 400.000 dan peningkatan modal ditempatkan serta modal disetor dari Rp 15.000 menjadi Rp 100.000. Perubahaan ini telah disetujui oleh menteri hukum dan hak asasi manusia dalam surat keputusan No. AHU60063.AH.01.02 tahun 2010, tanggal 27 Desember 2010. pengumuman dalam berita negara masih dalam proses. Perusahaan memperoleh izin operasi dari menteri keuangan berdasarkan surat keputusan No. KEP. 462/KMK.017/1997 tanggal 8 September 1997. perusahaan memulai kegiatan operasi komersialnya pada tahun 1997. Perusahaan menjalankan usaha dalam bidang asuransi kerugian dan aktivitas lainnya dan
62
63
sejak tahun 2004 perusahaan juga mengeluarkan produk asuransi syariah. Kantor pusat perusahaan terletak di jalan Menteng Raya no. 21, Jakarta. Pada tanggal 31 Desember 2010, perusahaan memiliki 8 kantor cabang yang berlokasi, antara lain di Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Pekanbaru, Balikpapan, dan Makasar, 1 kantor cabang khusus syariah yang berlokasi di Jakarta serta 23 kantor pemasaran yang berlokasi di beberapa kota di Indonesia. PT. Asuransi Adira Dinamika dikenal dengan nama Adira Insurance didirikan sebagai perusahaan yang bergerak di bidang asuransi umum pada tahun 2002. dengan dukungan para profesional yang berpengalaman serta kemampuan dalam menghadirkan produk dan fitur yang inovatif, juga standar pelayanan yang tinggi bagi kepuasan pelanggan, memungkinkan perusahaan untuk tumbuh pesat menjadi salah satu perusahaan asuransi umum ternama di indonesia. Pengembangan bisnis yang diimbangi dengan pengelolaaan resiko yang penuh kehati-hatian menempatkan perusahaan sebagai perusahaan asuransi terpercaya yang mampu memberi rasa aman dan nyaman bagi para pelanggannya. Perusahaan adalah salah satu penyedia produk dan layanan umum asuransi yang terkemuka di Indonesia. Setelah unggul melalui produk asuransi mobil dengan merek dagang Autocillin, yang diluncurkan pada September 2003, serta asuransi sepeda motor Motorpro, kini perusahaan juga dikenal melalui berbagai produk unggulan asuransi lainnya mencakup asuransi properti, asuransi kecelakaan, dan kesehatan, asuransi alat berat, asuransi kerangka kapal, asuransi rekayasa dan banyak lagi.
64
Neraca perusahaan yang kuat dipadu dengan pengawasan manajemen resiko serta peluang usaha baru yang signifikan, membuat perusahaan saat ini berada diposisi yang baik untuk berkembang pesat di tahun 2011 dan di masa depan. Didukung oleh 846 karyawan dan 1.042 agen profesional dilengkapi dengan fasilitas layanan 24 jam melalui call centre dan situs web serta jaringan pelayanan yang mencakup 39 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Perusahaan mampu menjangkau dan menyediakan aksesibilitas setiap saat kepada para pelanggan dan seluruh lapisan masyarakat. Perusahaan beroperasi dengan kantor pusat yang berlokasi di Graha Adira menteng Jakarta. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut : 1.
Komisaris Utama
: Stanley Setia Atmadja
2.
Wakil komisaris Utama
: Vera Eve Lim
3.
Komisaris Independen
: Bambang permadi Soemantri Brojonegoro
4.
Komisaris Independen
: Manggi Taruna Habir
5.
Direktur Utama
: Willy Suwandi Dharma
6.
Direktur
: Indra Baruna
7.
Direktur
: Pratomo
Sejak Januari 2004, PT. Bank Danamon Indonesia Tbk menjadi pihak pengendali perusahaan. BDI merupakan bagian dari Asia Financial Indonesia Pte. Ltd., sebuah perusahaan investasi yang berkedudukan di Singapura dan sepenuhnya dimilki oleh pemerintah Singapura.
65
3.2.
Struktur Organisasi Organisasi perusahaan adalah suatu bentuk atau wadah bagi orang-orang
yang akan melakukan aktivitas-aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan, dengan adanya organisasi maka kegiatan manajemen perusahaan akan berjalan dengan lancar serta terkoordinasi dan tersedianya pedoman kerja perusahaan
untuk
pengambilan
keputusan
dalam
menjalankan
kegiatan
perusahaan tersebut dan terhindar dari pekerjaan rangkap dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Sehingga dengan adanya organisasi akan terciptanya kerjasama yang baik antara pimpinan dan bawahan. Dibentuknya struktur organisasi pada perusahaan Pt. Asuransi Adira Dinamika bertujuan untuk memudahkan dalam melaksanakan segala aktivitas yang ada dalam perusahaan, sehingga dengan adanya struktur organisasi ini diharapkan perusahaan dapat bekerja secara efektif dan efisien. Dengan struktur organisasi setiap bagian dapat ditetapkan secara jelas wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya sesuai dengan fungsinya masing-masing yang disesuaikan dengan tingkat pengetahuan, pengalaman, serta keahliannya, sehingga dapat tercipta prinsip kerja atau kerjasama yang baik antara bagian dalam perusahaan dan untuk menghindarkan terjadinya sistem kerja yang tumpang tindih (overlapping). Untuk lebih jelasnya struktur organisasi yang digunakan oleh perusahaan Pt. Asuransi Adira Dinamika dapat dilihat pada gambar 3.1. berikut ini.
66
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Asuransi Adira Dinamika
Board of Directors
Internal Audit
Corporate Legal
Corporate social Responsibility & Public Relations
Corporate Planning
Special Project
Business
Technical
Finance
Underwriting & Reinsurance
Dealer, Leasing &Agency
Underwriting General Accident & technical Development
Banking
Corporate Business Claim & Technical Operation
Business Development
Finance & Accounting
Operation & Support
National Operation
Business Process & Quality Assurance Human Capital Development & General Affairs
Information Technology
Regional Marketing
Sumber : PT. Asuransi Adira Dinamika
67
3.3.
Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Penerapan praktek tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate
Governance (GCG) telah menjadi bagian penting dari budaya yang dibangun di perusahaan. GCG berperan sebagai wadah pengelolaan resiko yang dihadapi perusahaan secara optimal melalui kerangka, infrastruktur, sistem dan prosedur kerja yang kuat dan menyeluruh. Perusahaan memastikan bahwa asas GCG diterapkan pada setiap aspek usaha dan operasional. Asas GCG yang harus dipastikan pelaksanaannya meliputi transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, indepedensi, serta kewajaran dan kesetaraan yang diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha perusahaan dengan memperhatikan para pemegang jabatan. Pelaksanaan GCG dilandasi oleh integritas dan komitmen yang tinggi dengam menerapkan nilai-nilai dan etika bisnis sehingga menjadi bagian dari budaya perusahaan. Nilai-nilai tersebut adalah : kejujuran (Honesty), kesempurnaan (Excellence), Saling Menghargai (Respect), dan Antusiasme (Enthusiasm). Dengan senantiasa menjaga pengelolaan berbagai resiko dan tantangan yang dihadapi secara komprehensif, efisien, dan efektif, perusahaan percaya dapat mengemban tanggung jawab sebagai bagian dari industri asuransi untuk senantiasa memberikan rasa nyaman dan aman di hati pelanggan, sekaligus meningkatkan nilai bagi pemegang saham dan para pemegang jabatan lainnya serta pertumbuhan perusahaan yang berkesinambungan dalam jangka panjang. A.
Dewan Komisaris Sesuai anggaran dasar dan rumah tangga perusahaan, dewan komisaris
memiliki tugas untuk mengawasi kegiatan perusahaan dan manajemen atas
68
perusahaan yang dijalankan oleh direksi. Tugas dan tanggung jawab dewan komisaris antara lain mencakup: a.
Melakukan pengawasan atas kebijakan perusahaan, jalannya pengurusan dan memberikan nasehat kepada direksi.
b.
Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS.
c.
Memantau kinerja perusahaan terhadap rencana strategis, rencana bisnis dan anggaran.
d.
Memantau adanya penyimpangan yang terjadi terhadap rencana yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
e.
Mengawasi kebijakan, strategi dan operasional perusahaan serta memberikan saran kepada direksi.
B.
Direksi Bertanggung jawab untuk mengelola perusahaan dengan merumuskan
berbagai kebijakan, melakukan implementasi dan monitoring atas pelaksanaan kebijakan-kebijakan tersebut agar tetap selaras dengan misi dan visi perusahaan serta mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Tugas dan tanggung jawab sesuai yang ditetapkan oleh dewan komisaris berdasarkan wewenang yang diberikan oleh RUPS. Direksi bertanggunh jawab untuk menetapkan sasaran, strategi, anggaran dan kebijakan perusahaan yang selaras dengan manajemen GCG serta dalam batasan yang ditetapkan dalam perundang-undangan yang berlaku.
69
C.
Komite-komite di bawah dewan komisaris Dewan komisaris membentuk komite-komite untuk membantu dalam
pelaksanaan fungsi pengawasan atas pengelolaan perusahaan yang dijalankan. Komite-komite tersebut adalah komite resiko dan audit serta komite nominasi dan remunerasi. 1.
Komite Resiko dan Audit
Bertugas untuk menunjang kinerja dewan komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap fungsi audit internal perusahaan, serta pengawasan pelaksanaan proses manajemen resiko perusahaan. Tugas dan tanggung jawab adalah sebagai berikut: a.
Mendukung dan memberi saran pada dewan komisaris dalam kerangka kerja GCG dan meninjau tanggung jawab terkait pengelolaan catatan keuangan, sistem audit internal, pelaporan ke pihak eksternal, fungsi audit eksternal dan proses kegiatan usaha dalam hal melakukan pengawasan atas aspek kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku.
b.
Menilai efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan.
c.
Mengatur dan memberi wewenang untuk memeriksa hal-hal yang dinilai perlu.
d.
Membina kerja sama dengan konsultan dan akuntan eksternal serta pihak-pihak eksternal lainnya yang memberikan saran pada komite atau memberi arahan terkait dengan pemeriksaan serta mencari informasi yang dibutuhkan oleh karyawan.
70
e.
Menerima dan menilai informasi keuangan yang akan diterbitkan oleh perusahaan.
f.
Menilai
kepatuhan
perusahaan
terhadap
peraturan
yang
menyangkut kegiatan usaha inti perusahaan. 2.
Komite Nominasi dan Remunerasi
Komite ini bertanggung jawab untuk menetapkan dan menyetujui kebijakan kompensasi yang diterapkan di perusahaan. a.
Komite-komite di bawah direksi Sebagai bentuk penerapan GCG, direksi telah membentuk berbagai komite untuk memastikan pelaksanaan serta pemantauan terhadap sasaran, strategi, anggaran dan kebijakan perusahaan dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang dijalankan secara optimal.
b.
Komite service Komite ini dibentuk untuk memastikan standar pelayanan yang berkualitas dapat tetap dipertahankan dan menangani hal-hal yang berkaitan dengan keluhan para pelanggan. Tugas dan tanggung jawab komite adalah melakukan pemecahan masalah untuk keluhan pelanggan yang mencapai skala tertentu.
c.
Komite human capital Berfungsi sebagai mitra manajemen untuk mengawasi hal-hal berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM), termasuk struktur organisasi, kinerja tahunan, kompensasi dan kebijakan korporat.
71
Tugas dan tanggung jawab komite human capital adalah: a.
Melakukan tinjauan atas seluruh kebijakan divisi human capital development.
b.
Melakukan tinjauan terhadap kinerja para kepala deputi.
c.
Melakukan tinjauan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan karyawan perusahaan.
3.
Komite underwriting
Komite ini bertugas untuk memastikan bahwa setiap keputusan mengenai underwriting
harus
melalui
evaluasi
resiko
yang
komprehensif
berdasarkan informasi yang telah diperoleh. Tugas dan tanggung jawab komite Underwriting adalah sebagai berikut: a.
Mencari penyelesaian terhadap seluruh masalah yang terkait dengan hal-hal teknik perasuransian.
b.
Membahas kebijakan-kebijakan yang akan diterbitkan oleh direktorat teknik.
c.
Mensosialisasikan kebijakan-kebijakan baru yang berlaku di direktorat teknik.
4.
Komite investasi
Dibentuk untuk membantu direksi menyusun kebijakan dan strategi investasi termasuk alokasi aset investasi dalam portofolio investasi. Komite juga telah mengembangkan kebijakan resiko pasar dan resiko kredit sebagai pedoman untuk proses pengambilan keputusan investasi.
72
Tugas dan tanggung jawab komite investasi adalah sebagai berikut: a.
Meninjau kebijakan dan strategi investasi.
b.
Mengusulkan perubahan kebijakan dan strategi investasi kepada direksi.
c.
Mengevaluasi secara periodik kesesuaian investasi perusahaan dengan kebijakan dan strategi investasi yang telah ditetapkan.
D.
Dewan pengawas syariah Dewan pengawas syariah bertugas untuk menerapkan dan memantau
kegiatan berbasis syariah yang dilaksanakan oleh unit usaha syariah perusahaan. Tugas dan tanggung jawab DPS adalah: Mengawasi operasional unit syariah perusahaan agar selalu berdasarkan ketentuan syariah islam. a.
Memberikan masukan dan persetujuan terkait dengan operasional dan produk yang dikeluarkan oleh unit syariah perusahaan.
b.
Menjembatani unit syariah perusahaan dengan lembaga islam terkait dengan operasional unit syariah perusahaan misalnya MUI dan DSN.
c.
Memberikan informasi yang relevan yang terkait dengan operasional unit syariah perusahaan dan mendiskusikannya untuk kepentingan perkembangan unit syariah perusahan.
E.
Audit internal dan pengendalian internal Berfungsi membantu direksi khususnya direktur utama dalam mengontrol
kebijakan dan prosedur serta ketaatan terhadap sistem pengendalian internal
73
perusahaan maupun perundang-undangan yang berlaku. Tugas pokok departemen internal audit adalah melakukan peninjauan dan evaluasi terhadap proses pengendalian manajemen, operasional, keuangan, dan manajemen resiko menuju terciptanya GCG. Kegiatan departemen internal audit disertai dengan koordinasi dengan komiter resiko audit. Departemen internal audit perusahaan terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu: 1.
Operational audit
Bertugas untuk melakukan proses audit secara berkala sesuai dengan prosedur untuk memastikan kegiatan operasional yang dijalankan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh perusahaan. 2.
Analytics and audit development
Bertugas untuk melakukan fungsi audit analytics yang terkait dengan datadata pendukung pelaksanaan audit dan fungsi audit development untuk mengembangkan sistem dan prosedur audit yang efektif dan efisien dari waktu ke waktu. Tujuan utama dari aktivitas tersebut adalah untuk memastikan bahwa praktek manajemen resiki telah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur tertulis perusahaan, termasuk dengan regulasi eksternal. Departemen internal audit juga membantu untuk menyempurnakan, memperkuat dan memberikan konsultasi untuk memberikan pelayanan yang bernilai tambah.
74
Cakupan kegiatan audit meliputi: a.
Proses-proses pemasaran
b.
Proses-proses
bisnis
mulai
dari
penerimaan
polis
hingga
penanganan klaim
F.
c.
Evaluasi kebijakan dan prosedur
d.
Peninjauan target
e.
Evaluasi kinerja
f.
Sistem manajemen mutu
g.
Tanggung jawab manajemen dan
h.
Manajemen sumber daya manusia
Auditor Eksternal Tugas utama auditor independen adalah melaksanakan audit berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan institut akuntan publik indonesia dan memberikan pendapat atas laporan keuangan yang telah diaudit tersebut. G.
Divisi Business Tugas utamanya adalah membahas pencapaian dan kemajuan yang diraih
oleh setiap divisi dan departemen, terutama yang berkaitan dengan perihal usaha dan pemasaran. H.
Divisi Technical Tugas utamanya adalah lebih fokus kepada hal-hal yang bersifat teknis
yang ada hubungannya dengan bagian underwriting dan klaim.
75
I.
Divisi Operation Tanggung jawab utamanya adalah membahas kemajuan dan pencapaian
setiap bulannya terutama yang berkaitan dengan tugas yang bersifat operasional. J.
Divisi Support Tugas dan tanggung jawabnya adalah menilai perkembangan dan
kemajuan di setiap divisi dan departemen, terutama yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat penunjang oparsional perusahaan, seperti sumber daya manusia yang digunakan perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaan setiap hari. K.
Divisi Finance and Accounting Tanggung jawabnya lebih di fokuskan pada kemajuan di setiap bagian dan
divisi terutama yang berkaitan dengan perihal keuangan dan akuntansi. L.
Divisi Marketing dan Operation Regional Review Tugas utamanya adalah menganalisa perkembangan dan pencapaian yang
dilakukan di setiap wilayah pemasaran dan operasioanl di seluruh wilayah indonesia, serta untuk mendiskusikan hal-hal yang saling berkaitan antara satu bagian dengan bagian yang lain.
3.4.
Aktivitas Perusahaan Perusahaan senantiasa menjaga kesempurnaan dalam proses operasional,
melalui penerapan Total Quality Management pada setiap kegiatan usaha dan inisiatif penyempurnaan berkelanjutan yang terus dilaksanakan secara konsisten. Seperti yang telah tercantum dalam akte pendirian perusahaan, yaitu Perusahaan menjalankan usaha dalam bidang asuransi kerugian dan aktivitas
76
lainnya dan Sejak tahun 2004 perusahaan mengeluarkan produk yang bergerak dalam asuransi syariah. Adapun aktivitas perusahaan Pt. Asuransi Adira Dinamika yaitu : 1.
Aktivitas periklanan dan promosi Pada tahun 2010 strategi promosi yang ditempuh ditujukan untuk
meningkatkan brand awareness perusahaan dan produk. Hal tersebut bertujuan memperkuat citra perusahaan sekaligus memperkuat hubungan dan loyalitas pelanggan. 2.
Aktivitas usaha korporasi Perolehan GWP dari usaha korporasi meningkat sebesar 38,8 % seiring
dengan langkah-langkah untuk memperkuat transaksi portofolio bisnis asuransi infrastruktur. Pada tahun 2010, pemgembangan pada sektor asuransi infrastruktur mencakup partisipasi dalam pengembangan proyek-proyek jalan raya, dermaga, dan perhubungan udara. Secara pararel juga dilakukan penanaman pada bisnis yang telah berjalan, khususnya pada asuransi dalam segmen bisnis perkebunan serta produk-produk keuangan melalui berbagai kerja sama dengan sejumlah bank dan berbagai lembaga keuangan. Perubahan strategi yang ditempuh di tahun 2010 adalah penekanan fokus yang lebih mendalam pada bisnis minyak dan gas. Dengan prospek industri yang besar dan ditunjang oleh peningkatan permodalan perusahaan, maka perusahaan membentuk divisi tersendiri untuk mengelola bisnis tersebut, yang sebelumnya hanya merupakan level departemen.
77
3.
Aktivitas perusahaan dealer, pembiayaan, dan agen Semenjak awal berdiri, perusahaan merupakan salah satu perusahaan
umum yang memiliki komitmen yang tinggi dalam hal pengembangan para agen asuransinya. Sistem keagenan yang tepat merupakan salah satu kunci sukses bagi para agen dan juga perusahaan. Sesuai sasaran kerja yang telah ditentukan, perusahaan juga mendorong upaya untuk meningkatkan cross selling , salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaan multi level marketing terkemuka di indonesia. Selain itu, peningkatan volume pertanggungan juga dihasilkan melalui bertambahnya aliansi bisnis yang telah dijalin perusahaan, contohnya melalui ekspansi di segmen produk asuransi telefon seluler dengan menggandeng perusahaan distribusi telefon seluler ternama. 4.
Aktivitas perusahaan kecil menengah atau komersial dan perbankan mikro Pada divisi perbankan usaha kecil menengah atau komersial (UKMK) dan
perbankan mikro, pengembangan bisnis dilakukan dengan meningkatkan kerja sama berupa peluncuran produk bersama dengan rekanan bankyang sudah ada. Hal ini juga disertai dengan ekspansi jaringan mitra kerja bank yang baru, mulai dari bank-bank asing hingga bank-bank regional, serta bank perkreditan rakyat. Saat ini , perusahaan telah memiliki sekitar 19 rekanan bank terkemuka di seluruh pelosok tanah air termasuk BUMN, swasta, maupun asing. 5.
Aktivitas perusahaan divisi unit syariah Dalam aktivitas ini perusahaan menawarkan produk-produk syariah untuk
memberikan pilihan kepada pelanggan yang menginginkan produk-produk dengan
78
sistem syariah. Dalam persentase, tingkat pertumbuhan GWP unit syariah perusahaan selama tahun 2010 mencapai 72,0%. Perusahaan terus berupaya mendorong unit usaha syariah melalui pendekatan inovasi produk, serta membangun kepercayaan para pelanggan dan masyarakat umum. Perusahaan juga kerap memberikan pemahaman dan pendidikan mengenai manfaat dan keunggulan produk-produk asuansi syariah kepada masyarakat. 6.
Aktivitas perusahaan divisi underwriting Melihat kondisi perekonomian yang kembali marak terutama dalam
melayani sektor otomotif yang meraih kinerja penjualan dengan rekor tetinggi, maka pertumbuhan volume pertanggungan tersebut harus diimbangi dengan perhitungan resiko yang memadai. Perusahaan senantiasa menjaga agar setiap keputusan underwriting telah melalui proses pemeriksaan dan pengelolaan resiko berdasarkan prinsip kehati-hatian. Perusahaan telah memiliki dan menerapkan pedoman underwriting yang jelas dan terinci. Pada tahun 2010, proses underwriting telah ditingkatkan dengan sistem kontrol ganda, di mana setiap keputusan underwriting yang melibatkan jumlah yang signifikan wajib dilakukan berdasarkan persetujuan dari beberapa pihak. Mekanisme ini dipercaya dapat menjaga kualitas pertanggungan serta standarisasi atau keseragaman penilaian resiko sebagai bagian dari jaminan layananperusahaan berkualitas yang ditawarkan kepada para pelanggan. 7.
Aktivitas perusahaan divisi klaim Pada tahun 2010 perusahaan telah menyelesaikan klaim untuk asuransi
kendaraan bermotor sebesar Rp 281,8 miliar. Nilai ini meningkat sekitar 23,7%
79
dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp 227,7 miliar. Disamping asuransi kendaraan, perusahaan juga telah menyelesaikan klaim terkait bencana gempa bumi yang terjadi dengan adanya pengelolaan exposure dan diimbang dengan dukungan jaringan mitra reasuradur lokal dan internasional yang sangat kuat, maka jumlah keseluruhan klaim tidak mencapai nilai yang signifikan baik secara bruto dan bersih, dan perusahaan dapat memenuhi seluruh kewajiban klaim kepada para pelanggan dengan baik. Pada tahun 2010 perusahaan telah mengembangkan sistem manajemen klaim online guna mendukung transaksi klaim yang lebih besar di masa mendatang dengan biaya yang lebih efisien. Sistem online juga telah diberlakukan di semua outlet di indonesia. 3.5.
Perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta pengaruhnya terhadap
laporan
laba/rugi
pada
PT.
ASURANSI
ADIRA
DINAMIKA CABANG PALEMBANG 3.5.1. Perlakuan Akuntansi yang diberlakukan oleh PT. ASURANSI ADIRA DINAMIKA CABANG PALEMBANG 1.
Pengakuan Perusahaan pada awalnya mengakui aset dan kewajiban keuangan pada
tanggal perdagangan dimana perusahaan menjadi suatu pihak dalam ketentuan kontraktual instrumen tersebut. Pembelian dan penjualan aset keuangan yang lazim diakui pada tanggal perdagangan dimana perusahaan memiliki komitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar ditambah biaya
80
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan kewajiban keuangan, jika ada. Pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya. 2.
Penghentian pengakuan Perusahaan menghentikan pengakuan pada saat hak kontraktual atas arus
kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa atau perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana peruasahan secara substantial telah mentransfer seluruh resiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh perusahaan diakui sebagai aset atau kewajiban secara terpisah. Perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi seperti telah terjadinya perubahan signifikan pada posisi keuangan pelanggan/penerbit sehingga pelanggan/penerbit tidak lagi dapat melunasi kewajibannya. 3.
Saling Hapus Aset keuangan dan kewajiban keuangan dapat saling hapus dan nilai
bersihnya disajikan dalam neraca jika Perusahaan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
81
4.
Pengukuran biaya perolehan diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi adalah jumlah kewajiban keuangan yang
diukur pada saat pengakuan awal, dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. 5.
Pengukuran nilai wajar Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu
kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran. Perusahaan
mengukur
nilai
wajar
instrumen
keuangan
dengan
menggunakan harga yang berlaku di pasar untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar. Sejak tanggal 1 Januari 2010, aset keuangan diukur menggunakan harga penawaran; kewajiban keuangan diukur menggunakan harga permintaan. Jika Perusahaan memiliki posisi aset dan kewajiban dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Perusahaan dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka neto (net open position), mana yang lebih sesuai. Sebelum tanggal 1 Januari 2010, aset dan kewajiban keuangan diukur pada nilai tengah dari harga pasar (mid price)
82
3.5.2. Pengakuan pendapatan dan beban Pendapatan diakui sejak berlakunya polis yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dimana diakui sebagai pendapatan premi tangguhan dan diamortisasi sesuai dengan periode berlakunya polis asuransi. Premi bruto mencakup premi sebesar bagian pertanggungan perusahaan. Pendapatan bersih ditentukan setelah memperhitungkan cadangan untuk premi yang belum merupakan pendapatan, estimasi klaim retensi dan komisi. Metode yang digunakan untuk menentukan cadangan tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Premi yang belum merupakan pendapatan Premi yang belum merupakan pendaptan dihitung dengan menggunakan persentase agregat dari premi bersih tanggungan sendiri dengan tarif 40%, kecuali untuk produk asuransi kesehatan dengan perjanjuan reasuransi inward yang dicatat berdasarkan statement of account dari pihak lawan dimana premi yang belum merupakan pendaptan dihitung secara bulanan pro rata selama sisa periode asuransi. Secara keseluruhan premi yang belum merupakan pendaptan tidak lebih rendah dari ketentuan minimum yang diatur dalam keputusan menteri keuangan No. 424/KMK.06/2003, yaitu 10% dari premi neto untuk polis dengan masa pertanggungan tidak lebih dari satu bulan dan 40% dari premi netto untuk polis dengan masa pertanggungan lebih dari satu bulan.
2.
Estimasi klaim retensi sendiri Cadangan klaim retensi sendiri merupakan estimasi kewajiban atas beban klaim dalam proses setelah dikurangi pemulihan klaim dari reasuradur,
83
termasuk klaim yang telah terjadi namun belum dilaporkan pada tanggal neraca. Sedangkan beban akuisisi polis seperti komisi yang berhubungan dengan pendaptan premi asuransi yang berjangka waktu sampai dengan satu tahun dibebankan dalam laporan laba/rugi pada saat terjadinya. Untuk asuransi yang berjangka waktu lebih dari satu tahun, beban akuisisi ditangguhkan sebagai bagian dari pendaptan premi tangguhan dan diamortisasi sesuai dengan berlakunya polis asuransi. Beban klaim dicatat pada saat terjadinya kerugian. Beban klaim meliputi klaim yang telah disetujui, estimasi beban klaim yang masih dalam proses, estimasi beban klaim yang terjadi namun belum dilaporkan setelah dikurangi pemulihan klaim dari reasuradur. Perubahan jumlah estimasi kewajiban klaim, sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui dalam laporan laba/rugi pada tahun terjadinya perubahan. Penerimaan dari hak subrogasi dan pendapatan residu dicatat sebagai pengurang beban klaim pada saat jumlahnya telah diketahui dengan pasti. Perusahaan mempunyai kontrak reasuransi treaty proporsional dan non proporsional dan facultative di dalam maupun di luar negeri. Tujuan reasuransi ini adalah untuk membagi resiko yang melebihi kapasitas retensi perusahaan. Penenrimaan pemulihan yang diharapkan dari reasuradur dicatat sebagai klaim reasuransi.
84
Beban premi reasuransi dicatat sebagai pengurang dari pendapatan premi bruto. Apabila reasuradur gagal memenuhi kewajibannya kepada perusahaan, perusahaan tetap memiliki kewajiban kepada pemegang polis atas kerugian yang telah direasuransikan.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menganalisis data mengenai perlakuan akuntansi pendapatan dan beban asuransi kerugian serta pengaruhnya terhadap laporan laba/rugi untuk tahun 2010
pada Pt. Asuransi Adira Dinamika Cabang
Palembang.
4.1.
Analisis perlakuan akuntansi terhadap pendapatan Dalam aktivitasnya PT. Asuransi Adira Dinamika cabang Palembang
mengakui ada 3 sumber pendapatan bagi perusahaan tersebut, yaitu:
1.
Piutang Premi Piutang premi diakui ketika terjadinya dan diukur pada pengakuan awal
sebesar nilai wajar dari pembayaran yang diterima atau dapat diterima. Piutang premi dari penutupan polis bersama yang akan dibayarkan kepada anggota penutupan polis bersama dibayarkan kepada anggota penutupan polis bersama masing-masing berjumlah Rp 3,3 miliar pada tanggal 31 Desember 2010. Saldo piutang premi mengalami peningkatan sebesar Rp 70,5 miliar atau sebesar 96,9% menjadi Rp 143,4 miliar pada tanggal 31 Desember 2010. Rincian piutang premi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
85
86
TABEL 1.1 Piutang Premi Tahun 2010 Dalam Rp Miliar No 1. 2. 3. 4. 5.
Piutang Premi Kendaraan Bermotor Alat-alat berat Properti Pengangkutan Laut Lain-lain Penyisihan Kerugian Nilai Total
2010 103 3,7 10,4 1 25,3 143,4 143,4
Piutang Premi Tahun 2009 Dalam Rp Miliar No 1. 2. 3. 4. 5.
Piutang Premi Kendaraan Bermotor Alat-alat berat Properti Pengangkutan Laut Lain-lain Penyisihan kerugian nilai Total
2.
2009 48,8 2,4 7,7 1,2 12,8 72,9 (0,0) 72,9
Premi yang Belum Merupakan Pendapatan Premi yang belum merupakan pendapatan dihitung dengan menggunakan
persentase agregat dari premi bersih tanggungan sendiri dengan tarif 40,0%.
87
Secara keseluruhan, premi yang belum merupakan pendapatan tidak lebih rendah dari ketentuan minimum yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 424/ KMK.06/2003, yaitu 10% dari premi neto untuk polis dengan masa pertanggungan tidak lebih dari satu bulan dan 40% dari premi neto untuk polis dengan masa pertanggungan lebih dari satu bulan. Saldo premi yang belum merupakan pendapatan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 322,3 miliar, yang mana mengalami peningkatan sebesar Rp 63,2 miliar atau sebesar 24,4% dibandingkan dengan saldo premi yang belum merupakan pendapatan pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp259,1 miliar. Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan penjualan sebesar 34,3% yang terjadi pada Perusahaan selama tahun 2010. Rincian piutang premi yang belum merupakan pendapatan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
TABEL 1.2
No 1. 2. 3. 4. 5.
Premi yang belum merupakan pendapatan Tahun 2010 Dalam Rp Miliar Premi yang belum merupakan 2010 pendapatan Kendaraan Bermotor Alat-alat berat Properti Pengangkutan Laut Lain-lain
274 1,3 11,7 0,9 34,4
Total
322,3
88
No 1. 2. 3. 4. 5.
Premi yang belum merupakan pendapatan Tahun 2009 Dalam Rp Miliar Premi yang belum merupakan 2009 pendapatan Kendaraan Bermotor 209,1 Alat-alat berat 0,0 Properti 7,9 Pengangkutan Laut 2,2 Lain-lain 39,9 Total
3.
259,1
Pendapatan Premi Tangguhan Pendapatan premi tangguhan ini adalah pendapatan yang diterima dimuka
oleh Perusahaan atas polis-polis yang mempunyai umur pertanggungan lebih dari satu tahun. Kenaikan pendapatan premi tangguhan Perusahaan terutama disebabkan oleh portofolio bisnis kendaraan sebesar 49,7% dari tahun2009 ke tahun 2010 bermotor yang berasal dari perusahaan pembiayaan dan mempunyai periode polis lebih dari satu tahun. Selama tahun 2010 Perusahaan membukukan GWP sebesar Rp 721,2 miliar dan portofolio bisnis kendaraan bermotor tahun 2010 sebesar Rp 1.085,1 miliar. ini menyumbang 66,5% dari total GWP Perusahaan di tahun 2010 sebesar Rp 1.085,1 miliar. Rincian Pendapatan premi tangguhan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
89
TABEL 1.3 Pendapatan Premi Tangguhan Tahun 2010 Dalam Rp Miliar No 1. 2. 3. 4.
Pendapatan Premi Tangguhan Kendaraan Bermotor Alat-alat berat Properti Lain-lain
2010 584,4 0,1 7,9 65,3 621,7
Pendapatan Premi Tangguhan Tahun 2009 Dalam Rp Miliar No
Pendapatan Premi Tangguhan
2009
1. 2. 3. 4.
Kendaraan Bermotor Alat-alat berat Properti Lain-lain
344,7 0,3 6,5 63,7 415,2
Sedangkan dalam dunia asuransi khususnya PT. Asuransi Adira Dinamika cabang Palembang mengakui ada 4 jenis beban yang berlaku di perusahaan tersebut, antara lain: 1.
Beban Underwriting Beban Underwriting tahun 2010 sebesar Rp 395,0 miliar, sedangkan tahun
2009 sebesar Rp 337,1 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 17,2%. Namun
90
jika dilihat dari rasio perbandingan Beban Underwriting terhadap GWP, mengalami penurunan menjadi 36,4% di tahun 2010 dari 41,7% di tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa Perusahaan mampu menekan laju kenaikan beban underwriting pada tahun 2010, atau lebih tepatnya Perusahaan dapat mengelola resiko dengan baik dan handal. Walaupun demikian, Perusahaan tetap menjaga kualitas dari pelayanan terhadap pelanggan dengan baik. Hal ini terbukti dari penghargaan-penghargaan di bidang pelayanan yang diterima oleh Perusahaan setiap tahun. Rincian jumlah beban underwriting perusahaan pada tanggal 31Desember 2010 adalah sebagai berikut: TABEL 1.4 Beban Underwriting Tahun 2010 Dalam Rp Miliar No
1.
Beban Underwriting Beban Klaim a. Klaim Bruto b. Klaim Reasuransi c. Kenaikan estimasi klaim retensi sendiri
2010
499,2 (146,8) 17,3
2.
Beban komisi sendiri
3.
Beban Underwriting lain-lain
0
Jumlah beban underwriting
395
25,3
Beban Underwriting Tahun 2009 Dalam Rp Miliar No 1.
Beban Underwriting Beban Klaim a. Klaim Bruto
2009 374,6
91
2. 3.
2.
b. Klaim Reasuransi
(81,5)
c. Kenaikan estimasi klaim retensi sendiri Beban komisi sendiri Beban Underwriting lain-lain
8,8 301,8 0
Jumlah beban underwriting
337,1
Beban Klaim Beban klaim dicatat pada saat terjadinya kerugian. Beban klaim meliputi
klaim yang telah disetujui, estimasi beban klaim yang masih dalam proses, estimasi beban klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, setelah dikurangi pemulihan klaim dari reasuradur. Perubahan jumlah estimasi kewajiban klaim, sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui dalam laporan laba rugi pada tahun terjadinya perubahan. Jumlah beban klaim bruto, klaim reasuransi, dan kenaikan estimasi klaim retensi sendiri Perusahaan mengalami peningkatan masing-masing sebesar33,3%, 80,1% dan 96,4% dari Rp 374,6 miliar, Rp 81,5 miliar dan Rp 8,8 miliar di Desember 2009, Rp 81,5 miliar dan Rp 8,8 miliar di Desember 2009, Rp 81,5 miliar dan Rp 8,8 miliar di Desember 2009, menjadi Rp 499,2 miliar, Rp 146,8 miliar dan Rp 17,3 miliar di Desember 2010. Rincian jumlah beban underwriting Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
92
TABEL 1.5 Beban Klaim Bruto, Klaim Reasuransi, dan Kenaikan estimasi klaim retensi sendiri Tahun 2010 Dalam Rp Miliar No
Klaim Bruto
2010
Klaim Bruto
1.
2.
3.
a. Kendaraan Bermotor b. Alat-alat Berat c. Properti d. Pengangkutan Laut e. Lain-lain Total Klaim Reasuransi a. Kendaraan Bermotor b. Alat-alat Berat c. Properti d. Pengangkutan Laut e. Lain-lain Total Kenaikan Estimasi Klaim Retensi Sendiri a. Kendaraan Bermotor b. Alat-alat Berat c. Properti d. Pengangkutan Laut e. Lain-lain IBNR Total
281,8 21,0 54,6 0,5 141,3 499,2 10,1 18,2 46,6 0,1 71,8 146,8 22,4 (0,4) 0,5 (1,1) (2,5) (1,6) 17,3
93
Beban Klaim Bruto, Klaim Reasuransi, dan Kenaikan estimasi klaim retensi sendiri Tahun 2009 Dalam Rp Miliar No
Klaim Bruto
2009
Klaim Bruto
1.
a. Kendaraan Bermotor
227,8
b. Alat-alat Berat
41,9
c. Properti
161,1
d. Pengangkutan Laut
1,3
e. Lain-lain
87,5
Total
374,6
Klaim Reasuransi
2.
a. Kendaraan Bermotor
9,6
b. Alat-alat Berat
19,8
c. Properti
10,9
d. Pengangkutan Laut
0,7
e. Lain-lain
40,5
Total
81,5
Kenaikan Estimasi Klaim Retensi Sendiri a. Kendaraan Bermotor 3.
b. Alat-alat Berat
5,7 (16,5)
c. Properti
3,2
d. Pengangkutan Laut
0,8
e. Lain-lain
5,3
IBNR
(1,5)
Total
10,3 8,8
94
3. Beban Komisi - Bersih Beban akuisisi polis seperti komisi yang berhubungan dengan pendapatan premi asuransi yang berjangka waktu sampai dengan satu tahun dibebankan dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Untuk asuransi yang berjangka waktu lebih dari satu tahun, beban akuisisi ditangguhkan sebagai bagian dari pendapatan premi tangguhan dan diamortisasi sesuai dengan periode berlakunya polis asuransi. Jumlah beban komisi – bersih Perusahaan mengalami penurunan sebesar 28,0% dari Rp 35,3 miliar di penurunan sebesar 28,0% dari Rp 35,3 miliar di penurunan sebesar 28,0% dari Rp 35,3 miliar di tahun 2010. Rincian jumlah beban komisi – bersih Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: TABEL 1.6 Beban Komisi - Bersih Tahun 2010 Dalam Rp Miliar No 1. 2. 3. 4. 5.
Beban Komisi-Bersih Kendaraan Bermotor Alat-alat Berat Properti Pengangkutan Laut Lain-lain
2010 17,7 (1,5) 4,4 (0,1) 4,8 25,3
95
Beban Komisi - Bersih Tahun 2009 Dalam Rp Miliar No
Beban Komisi-Bersih
2009
1.
Kendaraan Bermotor
15,1
2.
Alat-alat Berat
(1,1)
3.
Properti
4.
Pengangkutan Laut
0,2
5.
Lain-lain
18,1
3
35,3
4.
Beban Underwriting Lain-lain Jumlah beban underwriting lain-lain Perusahaan mengalami penurunan
sebesar 69,8% dari Rp 43 juta di Desember 2009, menjadi Rp 13 juta di Desember2010. 5.
Beban Usaha Sejalan dengan pertumbuhan hasil underwriting, pergerakan beban usaha
Perusahaan terlihat relatif stabil miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 154,8 miliar di tahun 2010. Peningkatan yang cukup signifikan tercermin pada biaya pelatihan dalam rangka optimalisasi kompetensi karyawan, serta biaya iklan dan promosi untuk meningkatkan penjualan dan membangun citra Perusahaan yang baik, sebagai bagian dari strategi Perusahaan merespon tingkat persaingan yang semakin ketat. Rincian jumlah beban usaha Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
96
TABEL 1.7 Beban Usaha Tahun 2010 Dalam Rp Miliar No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Beban Usaha
2010
Gaji dan Tunjangan Iklan dan Promosi Telepon dan listrik Penyusutan aset tetap Transportasi Sewa Jamuan dan Representasi Pelatihan dan Karyawan Imbalan Pasca Kerja Administrasi Jasa Profesional Lain-Lain
84,0 13,2 8,9 9,3 5,6 6,8 3,9 6,1 2,6 3,4 3,4 7,6
Total
154,8 Beban Usaha Tahun 2009 Dalam Rp Miliar
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Beban Usaha Gaji dan Tunjangan Iklan dan Promosi Telepon dan listrik Penyusutan aset tetap Transportasi Sewa Jamuan dan Representasi Pelatihan dan Karyawan Imbalan Pasca Kerja Administrasi
2010 95,3 10,7 8,5 9,1 3,9 6,4 2,4 3,8 1,4 2,6
97
11 12
Jasa Profesional Lain-Lain
2 2,9 149
Total
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI Perusahaan telah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” efektif sejak tanggal1 Januari 2010, yang masingmasing menggantikan PSAK No. 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”. Laporan keuangan Perusahaan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal31 Desember 2010 merupakan laporan keuangan pertama Perusahaan yang disusun berdasarkan standar- standar akuntansi tersebut di atas. Dalam penyusunan neraca awal, tidak terdapat penyesuaian transisi terhadap jumlah yang telah dilaporkan dalam laporan keuangan yang disusun berdasarkan PSAK No. 50 dan PSAK 55 (Revisi 1999). Tidak ada dampak yang signifikan bagi Perusahaan dalam menerapkan standar baru tersebut di atas.
98
4.2.
Pembahasan 1.
Penyajian Laporan Keuangan secara Wajar
Di dalam aturan PSAK Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan dengan menerapkan PSAK secara benar dan disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Informasi lain tetap diungkapkan untuk menghasiljkan penyajian yang wajar walaupun pengungkapan tersebut tidak diharuskan oleh PSAK. Apabila PSAK belum mengatur masalah pengakuan, pengkuran, penyajian atau pengungkapan dari suatu transaksi atau peristiwa, maka penyajian secara wajar dapat dicapai melalui pemilihan dan penerapan kebijakan akutansi yang sesuai serta menyajikan jumlah yang dihasilkan sedemikian rupa sehingga memberikan informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. 2.
Kebijakan Akutansi
Manajemen memilih dan menerapkan kebijakan akutansi agar laporan keuangan memenuhi ketentuan dalam Pernyataan Standar Akutansi Keuangan. Jika belum diatur dalam PSAK, maka manajemen harus menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi: a).
relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan
keputusan dan
99
b).
dapat diandalkan, dengan pengertian: 1. mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan perusahan; 2. menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya; 3. netral yaitu bebas dari keberpihakan; 4. mencerminkan kehati-hatian; dan 5. mencakup semua hal yang material
Apabila penyajian atau klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan diubah maka penyajian periode sebelumnya direklasifikasi harus diungkapkan. Apabila reklasifikasi
tersbeut
tidak
praktis
dilakukan
maka
alasannya
harus
diungkapkan.Terdapat suatu keadaan dimana reklasifikasi guna menjaga daya banding informasi komparatif dengan informasi pada periode berjalan tidak praktis dilakukan, misalnya pada periode sebelumnya data dikumpulkan sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan dilakukan reklasifikasi serta tidak praktis untuk menciptakan kembali informasi tersebut. Dalam keadaan demikian maka sifat penyesuaian terhadap informasi komparatif yang seharusnya dilakukan harus diungkapakan. Setiap komponen laporan keuangan harus diidentifikasi secara jelas. Disamping itu, pada setiap halaman laporan keuangan harus ada: a) nama perusahaan pelapor atau identitas lain b) cakupan laporan keuangan, apakah mencakup hanya satu entuitas atau beberapa entitas;
100
c) tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan; d) mata uang pelaporan dan e) satuan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan. 3.
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut: a).
pendapatan;
b).
laba rugi usaha;
c).
beban pinjaman;
d).
bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas;
e).
beban pajak;
f).
laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan;
g).
pos luar biasa;
h).
hak minoritas; dan
i).
laba atau rugi bersih periode berjalan. 4.
Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secra sistematis.
Setiap pos dalam neraca , laporan bala rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:
101
a).
informsi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akutansi yang dpilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
b).
Informasi yang diwajibkan Pernyataan Standar Akutansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas.
c).
informsi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian
jumlah atau nominal yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam Pernyataan Standar Akutansi Keuangan serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Pada laporan keuangan PT. Asuransi Adira Dinamika cabang Palembang yang menggunakan nominal dalam jutaan rupiah. Perusahaan sudah benar dalam penyajian laporan keuangannya, Tapi pada (CALK) Catatan atas laporan keuangannya
khususnya
pada
pos
Beban
underwriting
lain-lain
tidak
disebutkannya secara jelas dan terperinci seperti pada akun-akun yang lain, dimana ada beberapa kesalahan dalam hal penyajian dan pengungkapan, yaitu:
102
Permasalahan pertama : 1.
Salah satu pos dalam laporan laba rugi PT. Asuransi Adira Dinamika cabang Palembang adalah Beban underwriting lain-lain dengan total Rp 13.000.000. Nilai ini memang disajikan dan dilaporkan oleh PT. Adira dalam laporan laba rugi perusahaan, akan tetapi pada catatan atas laporan keuangannya tidak dijelaskan secara rinci asal total beban underwriting lain-lain tersebut seperti pada pos-pos yang lain. Sebagaimana PSAK No.1 menyatakan bahwa : 1.
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa
yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. 2.
Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian
dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.” Pada Catatan atas laporan keuangan terdapat beberapa hal yang harus dipenuhi dalam pengakuan, penyajian, pengukuran, serta pengungkapan dalam hal berhubungan dengan pembuatan lapoaran keuangan 1.
Dalam menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang harus digunakan.
103
2.
mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam PSAK yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan dan
3.
memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan. Berdasarkan data yang ada dalam laporan laba rugi PT Asuransi Adira
Dinamika bahwa beban underwriting dianggap tidak memliki nominal yang berarti hanya dianggap sebagai pembulatan tapi berbanding terbalik dengan catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan dimana mencantumkan pembulatan yang tidak tercantum pada laporan laba rugi sebelumnya padahal nilai nominal tercantum dalam jumlah utaan rupiah otomatis mengurangi laba rugi yang di tanggung oleh perusahaan dan ini sangat merugikan khususnya bagi si pemilik saham atau pemilik atas perusahaan tersebut. Di mana hal ini telah diatur dalam PSAK no 1 bahwa dalam penyajian laporan keuangan khususnya laba rugi harus sama dengan CALK (catatan atas laporan keuangan) dalam hal penyajian dan pengungkapan.
104
Contoh Kasus: Pada tanggal 06-12-2010 Ibu Yulia Agustina memakai kendaraan roda empat jenis DHS Terios pada pukul 10.00 wib pagi di daerah plaju palembang lalu tidak sengaja menyerempet mobil lain dan mengalami kerusakan di bagian depan mobil ibu Yulia tersebut. Penyelesaian dari pihak PT. Asuransi Adira Dinamika sebagai penanggung adalah sebagai berikut: Informasi Klaim No. Klaim
: 1202101001766/R001/C000
Tertanggung
: Yulia Agustina
Waktu Kejadian
: 06/12/2010
Tempat Kejadian
: Plaju
Tanggal Lapor
: 09/12/2010
Alasan Klaim
: Menabrak kendaraan lain
Ketentuan Penggantian
: 10,15%*
Informasi Polis No. Polis
: S090208000048
Batas Waktu
: 29 April 2010 sampai 29 April 2013
Total Asuransi
: Rp 195.250.000,-
Jumlah Premi
: Rp 7.497.600,-
Batas Pembayaran Premi
: 26 Mei 201
105
Catatan: Agar perbaikan dan cat untuk kendaraan Daihatsu Terios dengan no polisi BG 1293 NR di lakukan pada bengkel Citra Teknik Palembang dengan alamat Jl. Letda a rozak no. 64/949 kelurahan Duku
Nilai Penggantian Bagian dari kendaraan yang akan di perbaiki : 1. Bumber depan
: Rp 250.000,-
2. Tanduk bumper depan
: Rp 200.000,-
3. Fender depan ln
: Rp 350.000,-
4. Moulding fender depan
: Rp 100.000,-
Total Klaim
Rp 900.00,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan Berdasarkan evaluasi yang telah penulis lakukan terhadap perlakuan
akuntansi pendapatan dan beban serta pengaruhnya terhadap laporan laba rugi PT. Asuransi Adira Dinamika Cabang Palembang maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal, diantaranya: 1.
Perlakuan akuntansi pendapatan dan beban PT. Asuransi Adira Dinamika telah menerapkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 50 tentang Instrumen Keuangan, dimana penyajian dan pengungkapan menurut asuransi diakui sejak berlakunya polis yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dan diakui sebagai pendapatan premi dan dilakukan metode penyusutan sesuai dengan periode berlakunya polis asuransi.
2.
Penyajian Laporan Keuangan Pada laporan keuangan seperti neraca dan laba/rugi PT. Asuransi Adira Dinamika telah memenuhi standar akuntansi yang telah ditetapkan, diantaranya pada laporan keuangan neraca penyajian pos yang paling atas bukan terletak pada akun likuiditas tetapi pada akun resiko, dimana dalam penyajian neraca aktiva dan kewajiban tidak ikut dikelompokkan menurut lancar atau tidak lancar tetapi mendahulukan kelompok akun investasi dan akun kewajiban tertanggung, sedangkan pada laporan laba/rugi menurut
106
107
ketentuannya disajikan dalam bentuk multiple step , dimana pendapatan premi disajikan untuk menunjukkan jumlah premi bruto, premi asuransi, dan kenaikan ataupun penurunan premi yang belum merupakan pendapatan. 3.
Pengaruh terhadap laporan laba/rugi Apabila setiap akun yang ada pada setiap laporan laba rugi diukur, diakui, disajikan dan diungkapan secara benar dan nyata maka tidak menutup kemungkinan laba yang diterima perusahaan setiap bulannya akan lebih besar dari yang diduga hal ini diupayakan dengan tetap mencantumkan setiap akun yang ada beserta pembulatan yang tidak dihilangkan dari setiap laporan tesebut khususnya laba rugi sehingga pada setiap penyajian dan pengungkapan akan terlihat berapa laba yang diterima dan kesamaan laporan antara laba rugi dan CALK.
108
5.2.
Saran Berdasarkan penyusunan dari bab awal sampai ke kesimpulan maka
penulis memberi saran ke PT. Asuransi Adira Dinamika khususnya cabang Palembang agar tetap mempertahankan dan mempergunakan standar laporan keuangan (PSAK) yang berlaku di Indonesia serta tetap memakai sistem pengauditan tidak hanya secara internal tapi juga secara external agar tetap termonitor baik secara penyusunan maupun penyajian laporan keuangan khususnya dalam hal penyajian dia kun beban underwriting agar setiap pembulatan tetap disajikan dan diungkapan sejara wajar baik di laporan laba rugi maupun di CALK yang akan di pergunakan dalam pengambilan keputusan untuk kemajuan PT. Asuransi Adira Dinamika baik di cabang-cabang maupun di pusat untuk di masa yang akan datang serta tetap menggunakan PSAK yang berlaku di Indonesia dan tetap mengikuti pembaharuan-pembahuruan yang terjadi pada PSAK setiap tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA
Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta Horngren Charles T, Harrison jr Walter T. 2007. Akuntansi. Jakarta: Erlangga Suhayati Elly, Anggadini Sri Dewi. 2009. Akuntansi Keuangan.Yogyakarta: Graha Ilmu Santoso Iman. 2009. Akuntansi Keuangan Menengah. Jakarta: Pt. Refika Aditama Rahmanti wiwin.2005. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta