TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP PENILAIAN KINERJA DOSEN DALAM MATA KULIAH PRAKTIKUM ANGGARAN DARI PERSPEKTIF MAHASISWA STIE MADANI BALIKPAPAN Rudy Pudjut Harianto
[email protected] Dosen STIE Madani Balikpapan Abstract: This research aims to analyze the influence of competencies toward performance assessment of lecture in the budget practice learning from student’s perspective on STIE Madani Balikpapan. Data analyse method that used in this research are validity and reliability test; classical assumption test (normality, multicollinierity, heteroscedasticity, autocorrelation); and Multiple Linier Regression Analyse (correlation coeficient, determination coeficient, t test/ significantion test). Accumulatively, coeficient correlation (R) = 0,656 so that it can be said that the independent variables toward dependent variable in this research can giving the strength correlation. Result of determination coefficient (R2) = 0,414 it can be said the independent variables can be explain the dependent variable of equal to 41,4% only. While the rest equal to 58,6% explained by other variable from outside model. The result of significantion test could be explained : (1) there are have a significant effect of Pedagogical Competence on Lecture Performance; (2) there are have a significant effect of Profesional Competence on Lecture Performance; (3) and there are have a significant effect of Personality Competence on Lecture Performance; (4) there aren’t have a significant effect of Social Competence on Lecture Performance. Keywords : Pedagogical Competence, Profesional Competence, Personality Competence, Social Competence, , Lecture Performance.
67
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
PENDAHULUAN Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengeta huan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Sedangkan Perguruan Tinggi merupa kan tempat atau wadah penyeleng garaan pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu menghadapi persaingan kerja yang semakin ketat. Berkenaan dengan hal tersebut, maka peran, tugas, dan tanggung jawab dosen sangat bermakna dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, mening katkan kualitas manusia Indonesia, meliputi kualitas iman dan takwa, akhlak mulia, dan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju, adil, makmur, dan beradab. Dalam Pasal 45 & 46 UndangUndang Nomor 14 Tahun 2005 juga menjelaskan bahwa dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi
68
kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang harus dimiliki dosen minimum lulusan program magister (S-2) untuk program diploma (D-3) atau program sarjana (S-1) dan lulusan program doktor (S-3) untuk program pascasarjana (S-2). Selain mempunyai latar belakang pendidikan yang memadai untuk menunjang profesinya, maka seorang dosen perlu memiliki kompetensi. Hal tersebut dinyatakan di dalam Pasal 7 & 10 UndangUndang Nomor 14 Tahun 2005 yang menjelaskan bahwa profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip salah satunya adalah memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas. Adapun kompetensi tersebut meliputi kompe tensi pedagogik, kompetensi profe sional, kepribadian, dan kompetensi sosial. Berdasarkan keadaan tersebut peneliti tertarik untuk mencari jawaban atas fenomena yang terjadi dalam suatu penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Kompetensi terhadap Penilaian Kinerja Dosen dalam Mata Kuliah Praktikum Anggaran dari Perspektif Mahasiswa
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
STIE Madani Balikpapan”. Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: a) bagaimana pengaruh kompetensi pedagogik terhadap penilaian kinerja dosen dalam mata kuliah praktikum anggaran ? b) bagaimana pengaruh kompetensi profesional terhadap penilaian kinerja dosen dalam mata kuliah praktikum anggaran ? c) bagaimana pengaruh kompetensi kepribadian terhadap penilaian kinerja dosen dalam mata kuliah praktikum anggaran ? d) bagaimana pengaruh kompetensi sosial terhadap penilaian kinerja dosen dalam mata kuliah praktikum anggaran ? Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu: a) untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik terhadap penilaian kinerja dosen dalam mata kuliah praktikum anggaran. b) untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesional terhadap penilaian kinerja dosen dalam mata kuliah praktikum anggaran. c) untuk mengetahui pengaruh kompetensi kepribadian terhadap penilaian kinerja dosen dalam mata kuliah praktikum anggaran. d) untuk mengetahui pengaruh kompetensi sosial terhadap penilaian kinerja dosen dalam mata kuliah praktikum anggaran.
69
TINJAUAN PUSTAKA Kompetensi Menurut Wibowo dalam bukunya (2010:324) “Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.” Spencer dan Spencer dalam buku Wibowo (2010) menyatakan bahwa kompetensi merupakan landasan dasar karakteristik orang dan mengindikasikan cara berperilaku atau berfikir, menyamankan situasi, dan mendukung untuk periode waktu cukup lama. Robin Kessler dalam bukunya (2011:15) menyatakan bahwa, Kompetensi merupakan karakteristik utama yang dimiliki oleh orang yang paling sukses dalam setiap bidang profesi yang telah membantunya untuk berhasil. Sedangkan Burhanuddin Abdullah dalam buku Veithzal Rivai (2011) berpendapat bahwa kompetensi adalah sesuatu yang orang bawa bagi suatu pekerjaan dalam bentuk dan tingkatan perilaku yang berbeda. Tipe kompetensi yang berbeda dikaitkan dengan aspek yang berlaku manusia dan dengan kemampuannya mendemontrasikan kemampuan peri laku tersebut. Ada beberapa tipe kompetensi yang dapat dijelaskan
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
sebagai berikut: a. P l a n n i n g c o m p e t e n c y, dikaitkan dengan tindakan tertentu seperti menetapkan tujuan, menilai resiko dan mengembangkan urutan tindakan untuk mencapai tujuan. b. I n f l u e n c e c o m p e t e n c y, dikaitkan dengan tindakan seperti mempunyai dampak pada orang lain, memaksa melakukan tindakan tertentu atau membuat keputusan tertentu, dan member inspirasi untuk bekerja menuju tujuan organisasional. Kedua tipe kompetensi ini melibatkan aspek yang berbeda dari perilaku manusia. Kompetensi secara tradiosional dikaitkan dengan kinerja yang sukses. c. Communication competency, dalam bentuk kemampuan berbicara, mendengarkan orang lain, komuni kasi tertulis dan nonverbal. d. Interpersonal competency, meliputi empati, membangun consensus, networking, persuasi, negosiasi, diplomasi, manajemen konflik, menghargai orang lain, dan menjadi team plyer. e. T h i n k i n g c o m p e t e n c y, berkenaan dengan berpikir strategis, berpikir analitis, berkomitmen terhadap tindakan, memerlukan kemampuan kognitif,
70
f.
g.
h.
i.
j.
mengidentifikasi mata rantai dan membangkitkan gagasan kreatif. Organizational competency, meliputi kemampuan me r e nc a na ka n pe ke r ja a n, mengorganisasi sumber daya, mendapatkan pekerjaan dilakukan, mengukur kemajuan dan mengambil resiko. Human resources m a n a g e m e n t c o m p e t e n c y, merupakan kemampuan dalam bidang team building, mendorong partisipasi, mengembang kan bakat, mengusahakan umpan balik kinerja, dan menghargai keberagaman. Leadership competency, merupakan kompetensi meliputi kecakapan memosisikan diri, pengembangan organisasional transisi, orientasi strategi, membangun visi, meren canakan masa depan, mengusai perubahan dan memelopori kesehatan tempat kerja. Client service competency, merupa kan kompensasi berupa mengidenti fikasi dan menganalisis pelanggan, orientasi pelayanan dan pengiriman, pekerja dengan pelanggan, memba ngun partnership dan berkomitmen terhadap kualitas. Business competency¸ merupakan kompetensi yang
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
meliputi manajemen financial, keterampilan pengambilan keputusan bisnis, bekerja dalam sistem, menggunakan ketajaman bisnis, membuat keputusan bisnis dan membang kitkan pendapat. k. Self management competency, kompetensi berkaitan dengan menjadi motivasi diri, bertindak dengan percaya diri, mengelola pembelajaran sendiri, mendemons trasikan fleksibilitas dan berinisiatif. l. Te c h n i c a l / o p e r a t i o n a l competency, kompetensi berkaitan dengan mengerjakan tugas kantor, bekerja dengan teknologi computer, menggunakan peralatan lain, mendemonstrasikan keahlian teknis dan professional, dan membiaskan bekerja dengan data dan angka. Robbins (2001:37) menyebut kompetensi sebagai “ability, yaitu kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan”. Selanjutnya Robbins (2001:38) menjelaskan bahwa “Kemampuan individu dibentuk dari dua perangkat faktor, yaitu faktor kemampuan intelektual dan faktor kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan
71
untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan”. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa yang dimaksud dengan Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki sebagai seorang guru dan dosen dalam mengemban tugas. Keempat kompetensi tersebut meliputi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru dan dosen. Kompetensi Pedagogik Undang-Undang Nomor 14
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 ayat (1) menyebutkan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat (3) butir a dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi Profesional Menurut Jamal (2009:157) kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam mencangkup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran dan substansi keilmuan secara filosofis, kompetensi ini juga disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar atau sering disebut dengan bidang studi keahlian. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Pasal 10 ayat (1) menjelaskan bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Selanjutnya Peraturan Pemerintah
72
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat (3) butir c mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi Kepribadian Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 ayat (1) mendefinisikan kompetensi kepribadian sebagai kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Definisi tersebut ditegaskan juga dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat (3) butir b bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Sedangkan Yamin dan Maisah (2010) kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
Secara rinci sub-kompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Sub-kompetensi kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial; bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma. 2. Sub-kompetensi kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial; menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru. 3. Sub-kompetensi kepribadian yang arif memiliki indikator esensial; menampilkan tindakan yang didasarkan pada pemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak. 4. Sub-kompetensi kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial; memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani. 5. Sub-kompetensi akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial; bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur dan ikhlas, suka menolong), dan memiliki
73
perilaku yang diteladani peserta didik. 6. Sub-kompetensi evaluasi diri dan pengembangan diri memiliki indikator esensial; memiliki kemampuan untuk berintrospeksi, dan mampu mengembangkan potensi diri secara optimal. Kompetensi Sosial Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 ayat (1) menjelaskan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Sedangkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat (3) butir d mendefinisikan bahwa yang dimaksud kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kinerja Veithzal Rivai (2005:14) dalam bukunya mengemukakan, “Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.” Menurut Bernardin dan Russel dalam buku Triton PB (2005:94). “The record of outcomes produced on a specified job function a specified time or activity during periods”. (Catatan dari hasil diproduksi pada fungsi kegiatan selama pekerjaan tertentu atau periode waktu yang ditentukan). Dengan demikian, kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggungjawabnya dengan hasil yang diharapkan. Ada empat aspek dari kinerja menurut Miner dalam buku Edy Sutrisno (2010:172), yaitu: 1. K u a l i t a s y a n g d i h a s i l k a n , menerangkan tentang jumlah kesalahan, waktu, dan ketepatan dalam melakukan tugas. 2. Kuantitas yang dihasilkan, berkenaan dengan berapa jumlah produk atau jasa yang dapat dihasilkan. 3. Waktu kerja, menerangkan akan berapa jumlah absen, keterlambatan, serta masa kerja yang telah dijalani individu pegawai tersebut. 4. Kerja sama, menerangkan akan
74
bagaimana individu membantu atau menghambat usaha dari teman sekerjanya. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka peneliti mengajukan hipotesis atau dugaan sementara sebagai berikut: H1 : Diduga kompetensi pedagogik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penilaian kinerja dosen dalam mata kuliah praktikum anggaran. H2 : D i d u g a k o m p e t e n s i profesional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penilaian kinerja dosen dalam mata kuliah praktikum anggaran. H3 : D i d u g a k o m p e t e n s i kepribadian mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penilaian kinerja dosen dalam mata kuliah praktikum anggaran. H4 : Diduga kompetensi sosial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penilaian kinerja dosen dalam mata kuliah praktikum anggaran. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kombinasi. Dimana menurut Sugiyono
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
(2011:404) menyatakan bahwa jenis penelitian kombinasi merupakan jenis penelitian yang dapat dilakukan dengan menggunakan suatu metode penelitian yang mengkombi nasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dengan metode kualitatif yang digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan objektif. Data kualitatif merupakan serang kaian informasi yang digali dari hasil penelitian masih merupakan fakta-fakta verbal, atau berupa keterangan-keterangan saja, data ini dapat menjadi data kuantitatif setelah dilakukan pengelompokkan sedemikian rupa dan dinyatakan dalam satuan angka-angka (Teguh, 2001:118). Data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer. Data primer penelitian di peroleh dari hasil pengisian kuesioner (angket) oleh seluruh mahasiswa STIE Madani Balikpapan semester VI Tahun Akademik 2015/2016. Mahasiswa diminta untuk memberikan jawaban melalui kuesioner (angket) dengan cara memilih salah satu jawaban dari masing-masing pernyataan melalui Skala Likert. Tehnik Pengumpulan Data 75
Menurut Afifudin dan Saebani (2009:47) pengumpulan data merupakan proses pengumpulan berbagai data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui kuuesioner (Angket) dan Penelitian Kepustakaan (Library Research) Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa STIE Madani Balikpapan semester VI Tahun Akademik 2015/2016 yang berjumlah sebanyak 242 orang dengan rincian sebagaimana tabel berikut:
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
Te k n i k p e n g a m b i l a n jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin karena jumlah populasi diketahui dan dapat membatasi sampel responden dengan populasi yang besar, berdasarkan pada rumus Slovin dalam Umar (2013:78) sebagai berikut:
76
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Data Adapun data yang dianalisa bersumber dari data jumlah mahasiswa STIE Madani Balikpapan semester VI Tahun Akademik 2015/2016 berjumlah 242 dengan rincian pada tabel 1 dan telah ditentukan jumlah sampel sebanyak 151 responden. Jumlah sampel sebanyak 151 orang tersebut jika dibandingkan dengan populasinya adalah sebesar 62,4%. Dengan pembagian menurut persentase kelasnya sebagaimana tabel berikut:
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
HASIL ANALISIS PENELITIAN Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuisioner. Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil r hitung dengan r tabel. Dalam penelitian ini nilai r tabel sebesar 0,159 yang
77
diperoleh dari nilai df (n-2), yaitu 151 – 2 = 149. Apabila nilai r hitung suatu item pernyataan besarnya lebih dari 0,159, maka item tersebut dinyatakan valid. Berikut hasil perhitungan uji validitas untuk masing-masing variabel dengan menggunakan program SPSS 21.0 for Windows.
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
Dari tabel 4.2. di atas, dapat diketahui bahwa nilai r hitung dari setiap item pernyataan yang diuji nilainya lebih besar dari nilai r tabel. Oleh karena itu, seluruh item pernyataan pada variabel independen dan variabel dependen dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
1. Uji Reliabilitas H a s i l u j i r e l i a b i l i t a s dinyatakan reliabel apabila hasil perhitungan memiliki koefisien keandalan sebesar á > 0,60. Berikut hasil pengujian reliabilitas:
Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1 (Kompetensi Pedagogik)
Berdasarkan tabel di atas, nilai koefisien variabel X1 (Kompetensi Pedagogik) menunjukkan angka sebesar 0,708. Hal ini mengindi kasikan besarnya Cronbach’s Alpha untuk variabel independen
78
(Kompetensi Pedagogik) lebih besar dari 0,60 (0,708 > 0,60), maka dapat dinyatakan bahwa variabel X1 bersifat konsisten dan stabil atau reliabel.
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X2 (Kompetensi Profesional)
Dari tabel reliabilitas statistik di atas, menunjukkan nilai besaran koefisien Cronbach’s Alpha pada variabel X2 (Kompetensi Profe sional) menunjukkan angka sebesar 0,750. Hal ini mengindikasikan besarnya
Cronbach’s Alpha untuk variabel independen (Kompetensi Profesional) lebih besar dari 0,60 (0,750 > 0,60), maka dapat dinyatakan bahwa variabel X2 bersifat konsisten dan stabil atau reliabel.
Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X3 (Kompetensi Kepribadian)
79
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
Dari tabel reliabilitas statistik variabel independen (Kompetensi di atas, menunjukkan nilai besaran Kepribadian) lebih besar dari 0,60 koefisien Cronbach’s Alpha pada (0,755 > 0,60), maka dapat dinyatakan variabel X 3 (Kompetensi Kepri bahwa variabel X3 bersifat konsisten badian) menunjukkan angka sebesar dan stabil atau reliabel. 0,755. Hal ini mengindikasikan besarnya Cronbach’s Alpha untuk Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X4 (Kompetensi Sosial)
Dari tabel 4.6. di atas, menunjukkan nilai besaran koefisien Cronbach’s Alpha pada variabel X4 (Kompetensi Sosial) menunjukkan angka sebesar 0,694. Hal ini meng indikasikan besarnya Cronbach’s
Alpha untuk variabel independen (Kompetensi Sosial) lebih besar dari 0,60 (0,694 > 0,60), maka dapat dinyatakan bahwa variabel X4 bersifat konsisten dan stabil atau reliabel.
Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Penilaian Kinerja)
80
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
Dari tabel 4.7. di atas, menunjukkan nilai besaran koefisien Cronbach’s Alpha pada variabel Y (Penilaian Kinerja) menunjukkan angka sebesar 0,662. Hal ini meng indikasikan besarnya Cronbach’s
Alpha untuk variabel dependen (Penilaian Kinerja) lebih besar dari 0,60 (0,662 > 0,60), maka dapat dinyatakan bahwa variabel Y bersifat konsisten dan stabil atau reliabel.
Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
Hasil pengujian reliabilitas pada tabel 4.8. dapat disimpulkan bahwa variabel Kompetensi Pedagogik (X 1 ), Kompetensi Profesional (X 2 ), Kompetensi Kepribadian (X3), Kompetensi Sosial (X4), dan Penilaian Kinerja (Y) menunjukkan nilai koefisien Alpha lebih besar dari 0,60. Sehingga seluruh variabel dalam penelitian dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat
81
pengumpul data. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya normalitas residual, multikolinea ritas, heteroskedastisitas dan auto korelasi pada model regresi. Berikut ini hasil dari pengujian asumsi klasiknya: 1. Uji Normalitas
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
mendekati normal atau tidak. Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya terdistribusi normal, Gambar 1. Hasil Output SPSS Uji Normalitas Grafik Normal P-P Plot Variabel X1 (Kompetensi Pedagogik)
Gambar 2. Hasil Output SPSS Uji Normalitas Grafik Normal P-P Plot Variabel X2 (Kompetensi Profesional)
82
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
Gambar 3. Hasil Output SPSS Uji Normalitas Grafik Normal P-P Plot Variabel X3 (Kompetensi Kepribadian)
Gambar 4. Hasil Output SPSS Uji Normalitas Grafik Normal P-P Plot Variabel X4 (Kompetensi Sosial)
83
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
Gambar 5. Hasil Output SPSS Uji Normalitas Grafik Normal P-P Plot Variabel Y (Penilaian Kinerja)
Berdasarkan tampilan grafik Normal P-Plot dari kelima variabel independen dan dependen tersebut ternyata gambar distribusi dengan titik-titik data mengalami penyebaran di sekitar garis diagonal serta penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal. Hal ini mengandung pengertian bahwa model regresi menunjukkan pola terdistribusi normal atau memenuhi asumsi normalitas. Dalam uji normalitas residual dengan grafik masih dapat
84
menyesatkan apabila tidak hati-hati karena secara visual kelihatan normal. Oleh sebab itu untuk melengkapi dan mempertajam uji grafiknya, maka perlu juga dilakukan uji statistik lain untuk menguji normalitas residual yaitu menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) sebagaimana ditampilkan melalui tabel berikut ini:
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (K-S) di atas variabel X 1 (Kompetensi Pedagogik) menghasilkan nilai angka probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data tidak terdistribusi normal. Untuk variabel X 2 (Kompetensi Profesional) menunjukkan angka 0,075 > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal. Selanjutnya variabel X3 (Kompetensi Kepribadian) memiliki nilai Sig. atau signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data tidak terdistribusi normal. Sedangkan variabel X 4 (Kompetensi Sosial) memiliki nilai probabilitas sebesar 0,046 < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data tidak terdistribusi normal dan variabel terakhir, yaitu Y (Penilaian Kinerja) tidak memenuhi asumsi normalitas atau data tidak terdistribusi normal karena memiliki
nilai di bawah 0,05 (0,000 < 0,05). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil keseluruhan data uji Kolmogorov-Smirnov Test (K-S) tidak memenuhi asumsi normalitas atau data tidak terdistribusi normal karena hampir semua data memiliki nilai di bawah 0,05 (< 0,05). 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variable bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilakukan dengan cara melihat tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10, maka model terbebas dari multikolinearitas. Berikut hasil pengujian multikolinearitas:
Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat variabel independen yang mempunyai nilai
tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF yang lebih besar dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
85
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertu juan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidak samaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskesdatisitas atau dapat dikatakan yang terjadi homoskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen), yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Suatu model dinyatakan terjadi heteros kedastisitas atau tidak apabila : a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut grafik hasil pengujian heteroskedastisitas:
Berdasarkan gambar 6, dapat dilihat bahwa titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu, maka dapat dikatakan bahwa model regresi
86
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
tersebut terjadi heteroskedastisitas. independen dengan nilai absolute Selain menggunakan scatterplot, uji residual-nya. Apabila nilai signifikansi heteroskedastisitas juga menggunakan antara variabel independen dengan pengujian statistik lainnya. Uji absolute > 0,05 (lebih dari 0,05), statistik yang dimaksud penelitian ini maka tidak terjadi heteroskedastisitas. adalah uji Glejser, dilakukan dengan Berikut hasil uji Glejser-nya: cara meregresikan antara variabel Tabel 12.
Berdasarkan tabel 12 di atas, dapat dilihat nilai signifikan variabel Kompetensi Pedagogik (X1) = 0,106; variabel Kompe tensi Profesional (X2) = 0,824; dan variabel Kompetensi Sosial (X4) = 0,690; menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05 (> 0,05), maka dapat dijelaskan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Sedangkan untuk variabel Kompetensi Kepribadian (X 3 ) = 0,000 menunjukkan nilai lebih kecil dari 0,05 (> 0,05), maka dapat dijelaskan bahwa terjadi
87
heteroskedastisitas. 4. Hasil Uji Autokorelasi Prasyarat yang harus terpe nuhi dalam uji ini adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang dapat digunakan adalah dengan uji Durbin Watson. Hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson (Uji DW) dapat dilihat pada tabel berikut:
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
Berdasarkan tabel 13. dapat dilihat bahwa angka / nilai Durbin Watson (DW) sebesar 2,076 dengan nilai (dl) sebesar 1,6800 dan nilai (du) sebesar 1,7886, sehingga dapat dihitung sebagai berikut : du < DW < 4-du = 1,6800 < 2,076 < 4 – 1,6800 = 1,6800 < 2,076 < 2,320 maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi negatif maupun positif. Analisis Regresi Linier Berganda Uji ini digunakan untuk
meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variable terikat untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal dua atau lebih variabel bebas yaitu Kompetensi P e d a g o g i k ( X 1) , K o m p e t e n s i Profesional (X 2 ), Kompetensi Kepribadian (X3), dan Kompetensi Sosial (X4) terhadap satu variabel terikat, yaitu Penilaian Kinerja (Y). Berikut hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 21.0 for windows:
Berdasarkan tabel 14 di atas, maka dapat dijelaskan ke dalam
persamaan fungsi analisis regresi linear berganda, yaitu sebagai berikut:
88
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
Interprestasi dari persamaan fungsi analisis regresi linear berganda di atas dapat diperoleh melalui penjelasan secara rinci berikut: a. N i l a i k o n s t a n t a s e b e s a r 7,661 artinya ketika variabel Kompetensi Peda gogik (X 1), Kompetensi Profesional (X2), Kompetensi Kepribadian (X3), dan Kompetensi Sosial (X 4 ) dianggap konstan atau tidak ada perubahan, maka besarnya efektivitas Penilaian Kinerja (Y) adalah sebesar 7,661. b. Variabel Kompetensi Pedagogik (X1) mempunyai nilai koefisien sebesar 0,165 artinya bahwa setiap kenaikan 1 satuan variabel Kompetensi Pedagogik (X 1), maka efektivitas Penilaian Kinerja (Y) akan meningkat sebesar 0,165 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain tidak berubah atau konstan. c. Variabel Kompetensi Profesional (X2) mempunyai nilai koefisien sebesar 0,262 yang memiliki arti bahwa setiap peningkatan 1 satuan variabel Kompetensi Profesional (X2), mengakibatkan efektivitas Penilaian Kinerja (Y) akan meningkat/naik sebesar 0,262 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain tidak berubah atau konstan. d. Variabel Kompetensi Kepribadian 89
(X3) mempunyai nilai koefisien sebesar 0,186 yang artinya bahwa apabila terjadi peningkatan 1 satuan variabel Kompetensi Kepribadian (X3), maka mengakibatkan efekti vitas Penilaian Kinerja (Y) akan meningkat sebesar 0,186 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain tidak berubah atau konstan. e. Variabel Kompetensi Sosial (X4) mempunyai nilai koefisien sebesar negatif 0,084 artinya bahwa setiap kenaikan 1 satuan variabel Kompetensi Sosial (X4), maka mengakibatkan efektivitas Penilaian Kinerja (Y) menurun sebesar 0,084 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain tidak berubah atau konstan. Dari hasil persamaan di atas, dengan tingkat keyakinan yang dipergunakan adalah 95% dan taraf kesalahan 5% selanjutnya akan dilakukan beberapa pengujian statistik lainnya, sebagai berikut: 1. Hasil Uji Koefisien Korelasi (R) Uji koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak. Hasil pengujian koefisien korelasi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
Tabel 15. menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,656. Apabila dilihat dari nilai interval koefisien korelasi tingkat 0,60 – 0,799 maka dapat disimpul kan bahwa terdapat hubungan tingkat korelasi yang kuat antara variabel Kompetensi Pedagogik (X 1), Kompetensi Profesional (X2), Kompetensi Kepribadian (X 3), dan Kompetensi Sosial (X4) terhadap variabel Penilaian Kinerja (Y).
(R2) Analisis determinasi (R2) digunakan untuk menganalisis determinasi dalam regresi linier berganda. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Berikut hasil uji koefisien determinasi (R2):
2. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Berdasarkan tabel 16. diperoleh nilai Adjusted R Square atau koefisien determinasi sebesar
90
0,414. Hal ini berarti bahwa variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu Kompetensi Pedagogik
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
(X 1), Kompetensi Profesional (X2), Kompetensi Kepribadian (X 3 ), dan Kompetensi Sosial (X4) memiliki pengaruh sebesar 41,4% terhadap variabel Penilaian Kinerja (Y) dan sisanya 58,6% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model dalam penelitian ini. 3. Uji Signifikansi (Uji T/ T-Test) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi
variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil output SPSS yang ditampilkan pada tabel 4.13. di atas, dapat dilihat bahwa nilai t hitung dari masing-masing variabel. Pengujian selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pengujian variabel Kompetensi Pedagogik (X1) :
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data sebagaimana tabel 14. maka diperoleh t hitung sebesar 2,577 dengan nilai sig. sebesar 0,011. Dengan demikian H o ditolak karena thitung > ttabel (2,577 > 1,976) dan nilai sig. 0,011 <
91
0,05 sehingga dinyatakan bahwa secara parsial variabel kompetensi pedagogik (X1) terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel penilaian kinerja (Y).
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
Pengujian variabel Kompetensi Profesional (X2) :
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data sebagaimana tabel 14. maka diperoleh thitung sebesar 4,049 dengan nilai sig. sebesar 0,000. Dengan demikian Ho ditolak karena thitung > ttabel (4,049 > 1,976) dan
nilai sig. 0,000 < 0,05 sehingga dinyatakan bahwa secara parsial variabel kompetensi profesional (X2) terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel penilaian kinerja
Pengujian variabel Kompetensi Kepribadian (X3) :
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data sebagaimana tabel 14. maka diperoleh thitung sebesar 2,703 dengan nilai sig. sebesar 0,008. Dengan demikian Ho ditolak karena
92
thitung > ttabel (2,703 > 1,976) dan nilai sig. 0,008 < 0,05 sehingga dinyatakan bahwa secara parsial variabel kompetensi kepribadian (X3) terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel penilaian kinerja
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
Pengujian variabel Kompetensi Sosial (X4)
Berdasarkan hasil perhitung an dan analisis data sebagaimana tabel 4.13. maka diperoleh thitung sebesar 1,265 dengan nilai sig. sebesar 0,208. Dengan demikian Ho ditolak karena thitung > ttabel (1,265 < 1,976) dan nilai sig. 0,208 > 0,05 sehingga dinyatakan bahwa secara parsial variabel kompetensi pedagogik (X1) tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel penilaian kinerja (Y). PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan hipotesis dalam penelitian ini diperoleh hasil pengujian hipotesis masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya sebagai berikut : • P e n g a r u h K o m p e t e n s i Pedagogik terhadap Penilaian 93
Kinerja Dosen Secara parsial variabel Kompetensi Pedagogik (X1) dalam penelitian ini memiliki pengaruh signifikan positif terhadap penilaian kinerja dosen, karena pada perhitungan statistik menghasilkan thitung > ttabel (2,577 > 1,976) dan nilai sig. 0,011 < 0,05. Hal tersebut memberikan pengertian bahwa penilaian kinerja dosen dalam proses belajarmengajar akan terukur maksimal jika dosen : memiliki kesiapan dalam perkuliahan, teratur dan tertib dalam penyelenggaraan perkuliahan, kejelasan dalam penyampaian materi dan jawaban atas pertanyaaan mahasiswa di kelas, serta terdapatnya kesesuaian materi ujian dan/atau tugas dengan tujuan mata kuliah yang disampaikan kepada mahasiswa.
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
• P e n g a r u h K o m p e t e n s i Profesional terhadap Penilaian Kinerja Dosen Secara parsial variabel Kompetensi Profesional (X2) dalam penelitian ini memiliki pengaruh signifikan positif terhadap penilaian kinerja dosen, karena pada perhitungan statistik menghasilkan t hitung > ttabel (4,049 > 1,976) dan nilai sig. 0,000 < 0,05. Hal tersebut memberikan pengertian bahwa penilaian kinerja dosen dalam proses belajar-mengajar yang sangat menjadikan perhatian adalah kemampuan dosen dalam menjelaskan pokok bahasan/ topik secara tepat. Sedangkan kemampuan dosen lainnya yang juga penting adalah : kemampuan memberi contoh yang relevan dari materi yang diajarkan, kemampuan menjelaskan keterkaitan bidang/topik yang diajarkan dengan bidang/topik lain, kemampuan menjelaskan keterkaitan bidang/topik yang diajarkan dengan konteks kehidupan, serta kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi. • Pengaruh Kompetensi Kepriba dian terhadap Penilaian Kinerja Dosen Secara parsial variabel Kompetensi Kepribadian (X3) dalam penelitian
94
ini memiliki pengaruh signifikan positif terhadap penilaian kinerja dosen, karena pada perhitungan statistik menghasilkan t hitung > ttabel (2,703 > 1,976) dan nilai sig. 0,008 < 0,05. Hal tersebut memberikan pengertian bahwa penilaian kinerja dosen dalam proses belajar-mengajar akan terukur dengan baik jika dosen : memiliki kewibawaan sebagai pribadi dosen, memiliki kearifan dalam mengambil keputusan, menjadi contoh/teladan dalam bersikap dan berperilaku, serta adil dalam memperlakukan mahasiswa. • Pengaruh Kompetensi Sosial terhadap Penilaian Kinerja Dosen Secara parsial variabel Kompetensi Sosial (X4) dalam penelitian ini tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap penilaian kinerja dosen, karena pada perhitungan statistik m e n g h a s i l k a n t hitung < t tabel (1,265 < 1,976) dan nilai sig. 0,208 > 0,05. Hal tersebut tidak sejalan dengan bunyi Pasal 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005. Bahwa penilaian kinerja dosen ditentukan dari : kemampuan dosen dalam menyampaikan pendapat, kemampuan dosen
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
dalam menerima kritik, saran, dan pendapat orang lain, dosen hendaknya mengenal dengan baik mahasiswa yang mengikuti kuliahnya, memiliki wawasan dan mudah bergaul di kalangan sejawat, karyawan, dan mahasiswa, serta memiliki sikap toleransi terhadap keberagaman mahasiswanya. PENUTUP Simpulan
95
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dipetik dalam penelitian ini adalah: • Penilaian kinerja dosen dari kompetensi pedagogik akan terukur secara maksimal jika dosen : memiliki kesiapan dalam perkuliahan, teratur dan tertib dalam penyelenggaraan perkuliahan, kejelasan dalam penyampaian materi dan jawaban atas pertanyaaan mahasiswa di kelas, serta terdapatnya kesesuaian materi ujian dan/atau tugas dengan tujuan mata kuliah yang disampaikan kepada mahasiswa. • Yang sangat diperhatikan dalam kompetensi profesional dosen adalah kemampuan
dosen dalam menjelaskan pokok bahasan/topik secara tepat. Sedangkan kemampuan dosen lainnya yang tidak kalah penting adalah : kemampuan memberi contoh yang relevan dari materi yang diajarkan, kemampuan menjelaskan keterkaitan bidang/topik yang diajarkan dengan bidang/topik lain, kemampuan menjelaskan keterkaitan bidang/topik yang diajarkan dengan konteks kehidupan, serta kemampuan menggunakan beragam teknologi komunikasi. • Penilaian kinerja dosen dari segi kompetensi kepribadian akan terukur dengan baik jika dosen : memiliki kewibawaan sebagai pribadi dosen, memiliki kearifan dalam mengambil keputusan, menjadi contoh/teladan dalam bersikap dan berperilaku, serta adil dalam memperlakukan mahasiswa. • Penilaian kinerja dosen dari kompetensi sosial ditentukan dari : kemampuan dosen dalam menyampaikan pendapat, kemampuan dosen dalam menerima kritik, saran, dan pendapat orang lain, dosen hendaknya mengenal dengan baik mahasiswa
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
yang mengikuti kuliahnya, memiliki wawasan dan mudah bergaul di kalangan sejawat, karyawan, dan mahasiswa, serta memiliki sikap toleransi terhadap keberagaman mahasiswanya. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka beberapa saran yang diajukan yaitu: • Untuk melakukan penilaian kinerja terhadap dosen STIE Madani Balikpapan, maka indikator penilaian lainnya yang perlu diperhatikan adalah : kedisiplinan, tanggung jawab, kerjasama/tim work, latar belakang pendidikan (linieritas pendidikan), pengalaman mengajar sehingga kinerja menjadi lebih baik lagi. • Untuk melakukan penilaian kinerja terhadap dosen STIE Madani Balikpapan, perlu memperhatikan objek penilaian lain yaitu : penilaian oleh teman sejawat dan penilaian oleh unsur pimpinan sehingga hasil penilaiannya menjadi lebih baik lagi. • P e r l u n y a S T I E M a d a n i Balikpapan meningkatkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
96
pelatihan dan pengembangan kompetensi dosen (peningkatan kegiatan tridharma perguruan tinggi). DAFTAR PUSTAKA Afifudin dan Saebani. 2009. Methode Penelitian. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Jamal, M., A. 2009. 7 Kompetensi Guru yang Menyenangkan, Power Books, Yogyakarta. Kessler, Robin. 2011. Competency Based Performance Reviews. Jakarta: PPM Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71). PB, Triton. 2005. Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya M a n u s i a . Yo g y a k a r t a : TUGU. R i v a i , Ve i t h z a l d a n A h m a d Fawzi Mohd Basri. 2005.
TAHUN 18, NOMOR 2 OKTOBER 2016
Performance Appraisal. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Rivai, Viethzal dan Ella Jauvani Sagala. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi (Konsep, Kontroversi, Aplikasi). Jilid 2. Jakarta : PT. Prehallindo. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta. _______, 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung. Penerbit Alfabeta. Sutrisno, Edy. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana Teguh, Muhammad. 2001. Metode Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Umar, Husein. 2005. Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157). Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo
97
Persada. _______, 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ya m i n , M . d a n M a i s a h . 2 0 1 0 . Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada.