Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama (Diklat Spama)... Jurnal Visioner & Strategis Volume 1, Nomor 1, Maret 2012 ISSN: 2338-2864 p. 51-62
Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama (Diklat Spama) Terhadap Produktivitas Kerja Aparatur Pemerintah di Kabupaten Aceh Utara
The purpose of this study was to analyze in depth the influence of Education and Training of Staff and Head of Administration of First Instance (Training Spama) on the productivity of civil servants working in the district of North Aceh. The population in this study were all employees who work in government agencies precisely in North Aceh district. The number of employees working in the North Aceh district in accordance with the data in 2010 that there were as many as 2436 employees. Selected sample of respondents is the number of 96 people or the whole of the population. In this study consists of primary and secondary data. Primary data obtained from questionnaires, while secondary data obtained from other relevant sources. Equipment used in SPSS to analyze data is modelpenelitian is multiple linear regression and used to test hypotheses and test-f-t test. The test results are obtained simultaneously while Ftabel Fhitung of 19.420 at a significance level alpha = 5% (0.05) is equal to 2.934. This shows that Fhitung> Ftabel with 0.000 probability level. Thus, the results of these calculations can be taken a decision that accepted the alternative hypothesis (Ha) and reject the null hypothesis (Ho), meaning that together the variables of education and training of leadership staff consisting of methods, instructors and curriculum significantly influence labor productivity of the North Aceh district government apparatus
Jamaluddin
Dosen pada STIE Lhokseumawe, Lhokseumawe
Keywords: methods, instructors, curriculum, labor productivity apparatus
Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
51
Jamaluddin
PENDAHULUAN Lingkungan pemerintahan daerah Kabupaten adalah merupakan salah satu bentuk organisasi non profit, yaitu suatu organisasi yang produktivitas kerja aparaturnya tidak diukur dari nilai finansial atau materi, tetapi sampai sejauh mana tugastugas yang ada dapat terselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam menghasilkan barang atau jasa yang memuaskan masyarakat (publik), dalam mendukung pencapaian tujuan pemerintah pada umumnya. Suatu pekerjaan dikatakan produktif jika dapat dikerjakan dengan cara yang tepat oleh sumber daya manusia yang sedikit. Pekerjaan dikatakan tidak produktif apabila dikerjakan dengan cara yang keliru oleh lebih banyak sumber daya manusia. Demikian juga pekerjaan dikatakan produktif jika diselasaikan lebih cepat atau tepat waktu. Sebaliknya pekerjaan yang sama dikatakan tidak produktif, jika dikerjakan tidak tepat waktu. Oleh karena itu penambahan tenaga kerja sumber daya manusia dilihat dari segi produktivitasnya, hanya berguna jika mampu mempercepat penyelesaian pekerjaan, dengan hasil yang maksimal. Sehingga dapat dikatakan bahwa aparatur pemerintah yang produktif adalah aparat pemerintah yang mampu memanfaatkan waktu, dana, peralatan dan perlengkapan serta ketrampilan semaksimal mungkin sehingga diperoleh hasil yang sebesar-besarnya dari usaha yang dilakukan, baik dalam rangka penyelenggaraan pemerintah maupun dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan pembangunan nasional. Berdasarkan fenomena yang diperoleh dari survai pendahuluan di lingkungan pemerintahan Daerah Kabupaten Aceh Utara terdapat berbagai permasalahan yang cukup menonjol yang berhubungan dengan peningkatan kuwalitas sumber daya manusia, dalam hal ini yang dimaksud adalah pegawai negeri sipil setempat, seperti: kurangnya daya inisiatif dan kreativitas pegawai dalam melaksanakan tugas, terbatasnya kemampuan nalar dan tidak adanya kemajuan keterampilan para pegawai dalam kerja, banyak dari mereka saat jam kerja digunakan untuk bersenda gurau, membaca koran dan bahkan 52
berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan, bahkan ada dari sebagian pegawai yang terkena sanksi pemecatan karena jarang masuk. Banyaknya kegiatan pemerintah yang tidak terealisir diberbagai bidang di atas, menunjukkan adanya penurunan/ lemahnya produktivitas kerja aparatur pemerintah setempat. Kondisi semacam ini lama kelamaan akan menurunkan kredibilitas pegawai dan organisasi. Oleh sebab itu daerah Kabupaten Aceh Utara perlu terus menerus berupaya untuk meningkatkan sumber daya manusia pegawainya dengan mengadakan Diklat Spama, yaitu pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang dipersyaratkan bagi Pegawai Negeri Sipil yang terpilih dan memiliki kemampuan untuk diangkat dalam jabatan struktural eselon III. Gambaran tingkat kurang profesionalnya sumber daya manusia di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Aceh Utara menjadi kendala dalam rangka pencapaian produktivitas kerja aparatur pemerintah secara maksimal. Kuwalitas sumber daya manusia ini merupakan faktor yang sangat menentukan tingkat keberhasilan pemerintah Daerah. Memang keberhasilan pemerintahan daerah tidak hanya ditentukan oleh kuwalitas sumber daya manusia saja, masih banyak faktor lain yang menentukan. Namun demikian kalau diperhatikan secara cermat dan mendalam nampaknya bahwa kuwalitas sumber daya manusia ini merupakan faktor yang paling esensi atau dominan dalam pencapaian produkivitas kerja aparatur secara maksimal. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini menfokuskan pada pengaruh pendidikan dan pelatihan (Diklat) Spama terhadap produktivitas kerja aparatur pemerintahan, sehingga judul penelitian ini adalah: “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama (Diklat Spama) Terhadap Produktivitas Kerja Aparatur Pemerintah di Kabupaten Aceh Utara”. TINJAUAN PUSTAKA Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) adalah suatu kegiatan yang diadakan oleh suatu instansi untuk memperbaiki mutu, pengembangan sikap, tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan Jurnal Visioner & Strategis
Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama (Diklat Spama)...
pegawai sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam suatu organisasi bersangkutan. (Syuhadak, M. 1995: 124) Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan dan pelatihan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan ketrampilan bekerja, dengan demikian dapat meningkatkan produktivitas kerja. (Simanjuntak, 1998: 69). Pembinaan yang paling tepat untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja adalah antara lain melalui pendidikan dan pelatihan (Suradinata, Ermaya 1996: 200). Pendidikan dan pelatihan yang dimaksudkan juga berguna untuk meningkatkan kemampuan untuk memadukan antara teori ilmiah dengan pengalaman yang diperoleh dilapangan, termasuk peningkatan kemampuan menerapkan teknologi tepat guna dalam rangka peningkatan produktivitas kerja. (Siagian, P. 1997: 185). Pendidikan dan pelatihan yang diadakan dalam suatu organisasi merupakan salah satu upaya untuk pengembangan sumber daya manusia, sebagai suatu siklus yang harus dilakukan secara terus menerus. Karena suatu organisasi harus terus berkembang, untuk mengantisipasi perubahan di luar organisai. Untuk itu maka kemampuan sumber daya manusia dalam suatu organisai harus terus menerus ditingkatkan seirama dengan kemajuan dan perkembangan organisasi (Sedarmayanti, 2001: 29). Pengertian Pendidikan Pendidikan dengan berbagai programnya mempunyai peranan penting dalam proses memperoleh dan meningkatkan kualitas kemampuan profesional individu. Melalui pendidikan, seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal agar mampu mengetahui, mengenal dan mengembangkan metode berpikir secara sistematik agar dapat memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan dikemudian hari. Hal tersebut nantinya akan nampak pada kinerjanya, yang pada akhirnya akan menjamin produktivitas kerja yang semakin meningkat. (Sedarmayanti, 2001: 32). Pengertian pendidikan, menurut Instruksi Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
Presiden No. 15 Tahun 1974. adalah: Pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia, jasmani dan rokhaniah, yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah, dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila”. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/ atau pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang”. Pengertian Pelatihan Pelatihan adalah kegiatan untuk menambah pengetahuan dan kecakapan pegawai guna melaksanakan suatu jabatan tertentu (Moekijat. 1991: 77). Menurut Nasution, Mulia (2000: 71), memberikan devinisi pelatihan sebagai suatu proses belajar mengajar dengan mempergunakan teknik dan metode tertentu, guna meningkatkan ketrampilan dan kemampuan seseorang atau sekelompok orang. Sedangkan menurut Mukaram dan Marwansyah 2000, Pelatihan meliputi aktivitas-aktivitas yang berfungsi untuk meningkatkan kerja seseorang dalam pekerjaan yang sedang dijalani atau terkait dengan pekerjaan yang sedang ditekuni pada waktu itu. Pelatihan merupakan salah satu fungsi administrasi kepegawaian yang penting. Pelatihan merupakan suatu proses yang terus menerus, karena adanya perubahan - perubahan dalam organisasi, perubahan -perubahan jabatan, perubahan - perubahan dalam volume usaha, perubahan - perubahan dalam pegawai - pegawai perseorangan, perubahan - perubahan metode semuanya ini memerlukan peruhahan pengertian, sikap dan kecakapan pada pihak pegawai. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Tujuan nasional seperti termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 ialah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk 53
Jamaluddin
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial (UUD 1945). Adapun sosok Pegawai Negeri Sipil yang diharapkan dalam rangka upaya mencapai tujuan nasional adalah Pegawai Negeri Sipil yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Negara, Pemerintah serta yang bersatu padu, bermental baik, berwibawa, kuat, berdayaguna, berhasilguna, bersih, berkualitas tinggi, sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat. Pendidikan dan pelatihan (Diklat) mempunyai tiga dimensi, yaitu: metode, Instruktur dan kurikulum. Hal tersebut di dasari oleh teorinya Sondang P. Siagian (1997: 179). “Bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan suatu proses belajar mengajar dengan mempergunakan teknik dan metoda tertentu. Dengan demikian jelas terlihat bahwa sebagai suatu proses, pendidikan dan pelatihan merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung relatif lama dan diselenggarakan dengan pendekatan yang “structured”. “Structured” artinya pendidikan dan pelatihan diselenggarakan oleh satuan kerja yang melembaga dan kegiatannya diserahkan kepada seseorang atau sekelompok orang yang dipandang menguasai materi yang hendak dialihkan kepada orang lain yang mengikuti program pendidikan yang bersangkutan. Melalui serangkaian kegiatan, baik yang sifatnya kurikuler maupun ekstra kurikuler, yang telah disusun dan dipersiapkan sebelumnya, standar pengetahuan tertentu ingin dialihkan kepada yang diajar oleh yang mengajar. Artinya, sesuatu program pendidikan dan pelatihan diarahkan kepada pemenuhan standar pengetahuan tertentu. Metode Diklat. Di dalam pedoman penyelenggaraan Diklat Spama dijelaskan bahwa metode yang dipakai adalah dengan pendekatan proses belajar mengajar andragogi/ ilmu tentang cara orang dewasa belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 54
1988: 34). Melalui pendekatan andragogi para peserta Diklat dipacu untuk berpartisipasi secara aktif dengan jalan saling asih, saling asah, dan saling asuh di antara para peserta. Dalam penerapan pendekatan andragogi perlu dipahami hal-hal sebagai berikut : 1. Para peserta sebagai orang dewasa diperlakukan sebagai seorang dewasa, tidak sebagai anak-anak. 2. Peserta dilibatkan dalam proses belajar mengajar melalui komunikasi dua arah, sehingga memberi kesempatan kepada peserta untuk mengembangkan pikiran dan pemahamannya serta menunjukkan kemampuan penganalisaan masalah. 3. Kekayaan pengalaman peserta merupakan potensi positif untuk sumber kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada masalahmasalah aktual yang dihadapi peserta selaku staf dan pimpinan dalam organisasi untuk dicarikan pemecahannya. Atas dasar pendekatan tersebut, maka metode yang digunakan dalam proses Diklat Spama adalah sebagai berikut: 1. Ceramah yang dikombinasikan dengan dengan kesempatan tanya jawab, diskusi dan latihan. 2. Pendalaman materi. a. Peserta melakukan komunikasi antar peserta secara terorganisasi, dan agar terbentuk pola pikir dan pola tindak secara organisasional (team-learning). b. Peserta diberikan pelatihan untuk saling bekerjasama secara aktif dalam berpikir, menyumbangkan ide, mengidentifikasi, membahas dan memecahkan masalah yang menjadi topik pembahasan kelompok. 3. Studi Kasus. a. Peserta dihadapkan pada suatu peristiwa nyata atau masalah yang pernah terjadi dengan terus dipacu dan dimotivasi untuk melakukan kajian, mencari faktor penyebab terjadinya kasus, dan cara pemecahan yang setepat-tepatnya. b. Peserta diharapkan dapat megembangkan keterampilan dan kecakapan untuk memJurnal Visioner & Strategis
Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama (Diklat Spama)...
ecahkan berbagai masalah dalam kondisi yang nyata dengan menggunakan materi dan referensi yang dipelajari. 4. Diskusi Diskusi untuk membahas tema dan topiktopik permasalahan dalam suatu kelompok dengan sasaran antara lain untuk pengembangan kemampuan dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah, tukar menukar informasi serta memperkaya gagasan. 5. Penulisan kertas kerja. a. Peserta baik secara kelompok maupun secara perorangan diwajibkan menulis kertas kerja mengenai suatu topik tertentu yang merupakan pelatihan unutk merumuskan, menganalisis, menyimpulkan, menyarankan dan menyampaikan hasil konsep pemikirannya secara meyakinkan. b. Baik secara kelompok maupun perseorangan, peserta diwajibkan mempertahankan kertas kerjanya dalam sebuah forum pendalaman materi antar peserta. Instruktur Diklat Istruktur adalah jabatan fungsional yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang bertugas mendidik, mengajar dan atau melatih secara penuh pada unit pendidikan dan pelatihandari instansi pemerintah. Instruktur diambil atau diangkat dari pegawai intern (instansi sendiri), dan ditambah dari wilayah, namun bisa juga diambilkan dari figur perguruan tinggi apabila dianggap perlu. Dalam kerangka mencapai tujuan dan sasaran pendidikan dan pelatihan Diklat Spama, ditetapkan kreteria penugasan pejabat fungsional widyaiswara sebagai berikut : a. Kreteria utama; 1. Menguasai materi yang akan diajarkan. 2. Terampil mengajar secara sistematis, efektif, dan efesien. 3. Mampu menggunakan metode dan media yang relevan dengan tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus mata pelajarannya. b. Kreteria penunjang; 1. Mempunyai pendidikan formal yang setara atau lebih tinggi dari persyaratan penVolume 1, Nomor 1, Maret 2012
didikan minimal pesarta. 2. Mempunyai pangkat / golongan yang setara atau lebih tinggi dari persyaratan pangkat/ golongan minimal dari peserta. 3. Telah mengikuti Diklat widyaiswara dalam mata pelajaran yang diajarkan atau telah biasa mengajarkannya dengan baik. 4. Telah mengikuti Diklat Spama atau lebih tinggi dari Diklat Spama, atau telah menduduki jabatan yang setara atau lebih tinggi dari eselon III. Kurikulum Diklat Kurikulum menurut Firth dan Kimpton (dalam Oliver, 1977: 64) diartikan sebagai: “A sequance of content units arranged in such a way that the learning of each unit maybe accomplished as a single act provided the capabilities describbed by specific prior units (in the sequence) have ready been learned by learner”. Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa kurikulum adalah perangkat mata pelajaran atau materi pelajaran yang harus diajarkan pengajar atau yang harus diajarkan atau yang harus dipelajari oleh peserta didik. Menurut Pedoman penyelenggaraan Diklat SPAMA, kurikulum Diklat SPAMA menekankan pada kesamaptaan fisik, disiplin dan kemampuan pengelolaan pekerjaan dalam koordinasi dengan pihak lain. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan pendekatan survey dengan jenis penelitian survey eksplanatory yaitu, penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data lalu menjelaskan hubungan kausal antara variabelvariabel melalui pengujian hipotesa. (Singaribun dan Efendi, 1999: 3-5). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja pada instansi pemerintah tepatnya di Kabupaten Aceh Utara. Adapun jumlah pegawai yang bekerja di lingkungan Kabupaten Aceh Utara sesuai dengan data tahun 2009 yang ada adalah sebanyak 2.436 pegawai. 55
Jamaluddin
Tehnik sampling atau tehnik pengambilan sampel dalam penelitian (Sugiono, 2001: 73) ini adalah menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini disesuaikan dengan rancangan analisis yang digunakan, analis data yang akan digunakan adalah regresi. Sampel respoden yang akan diteliti harus mancapai jumlah sampel yang dianggap mewakili populasi. Untuk menentukan jumlah sampel yang dianggap memenuhi syarat, dalam penelitian ini menggunakan rumus Yamane. (Rahmad Djalaludin, 2000: 82), yaitu: n=
N Nd2 + 1
Dimana N = Jumlah populasi n = Jumlah sampel d = Tingkat kepercayaan (diihat dari tabel). 1 = Nilai konstan Berdasarkan rumus di atas ukuran sampel yang diangap sudah dapat mewakili populasi dengan menggunakan derajat kepercayaan 0,10 (90%) adalah: 2.436 n= = 96 (2.436 (0,10)2 + 1 Jadi sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebanyak 96 pegawai yang bekerja di lingkungan Kabupaten Aceh Utara Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data yaitu berupa: 1. Field Research, salah satu cara penelitian yang langsung dilakukan ke objek penelitian untuk memperoleh data primer dan informasi lainnya yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas termasuk dalam penelitian ini adalah observasi dan kuisioner. a. Observasi yaitu pengumpulan data dengan melihat dan meneliti secara langsung dokumen – atau data-data yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. b. Kuisioner yaitu pengumpulan data den56
gan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yang menjadi sensus penelitian. 2. Library Research yaitu tehnik mengumpulkan informasi dengan mempelajari sumber-sumber data tertulis berupa buku, majalah brosur dan literatur-literatur lainnya yang berhubungan dengan objek penelitian. Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah Pendidikan dan Pelatihan (Diklat ) Spama sebagai variabel bebas (X) dan Produktivitas kerja aparatur pemerintah sebagai variabel terikat (Y). Secara metodologis Diklat Spama dan produktivitas kerja aparatur pemerintah merupakan variabel penelitian yaitu, suatu simbol/ lambang yang memiliki nilai. (Kerlinger, 1990: 49). Berdasarkan kerangka pikiran yang telah dikemukakan diatas, maka definisi operasional variabel penelitian ini adalah : 1. Pendidikan dan pelatihan (Diklat) Spama merupakan kegiatan yang diadakan oleh instansi / lembaga organisasi pemerintahan daerah untuk membentuk kepribadian dan sikap, memberikan pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan kepemimpinan, mempunyai kemampuan dalam memberikan bimbingan dalam pelaksanaan pekerjaan, pengelolaan kegiatan serta mempunyai kemampuan dalam pelaksanaan program secara terkoordinasi, tertib, efektif dan efisien. Diklat Spama mengandung dimensi-dimensi antara lain metode, instruktur dan kurikulum. (Siagian P. 1997: 179). 2. Produktivitas menurut pendapat Hadari Nawawi dan Martini Hadari (1994: 248) adalah, berasal dari bahasa Inggris, dengan kata dasar product atau result atau outcome. Kata dasar tersebut berkembang menjadi productive yang berarti menghasilkan, dan kata productivity yang artinya “having the ability to make or create, creative”. Perkataan productivity ini masuk ke dalam bahasa Indonesia menjadi produktivitas yang diartikan sebagai “kekuatan atau kemampuan mengasilkan sesuatu”. Jurnal Visioner & Strategis
Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama (Diklat Spama)...
Menurut (Paul Mali, 1978: 6-7) mengatakan bahwa produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien dan efektif. Oleh karena itu produktivitas sering diartikan sebagai rasio antara keluaran dan masukan dalam satuan waktu tertentu. Ada juga pendapat yang berpendapat bahwa produktivitas adalah pendayagunaan sumber daya manusia secara efektif dan efesien. Ketepatan atau keserasian penggunaan metode atau cara kerja dibandingkan dengan alat atau waktu yang tersedia, dalam rangka mencapai tujuan. Ukuran pokoknya adalah penyelesaian volume dan beban kerja yang tepat pada waktunya, dengan mempergunakan sumber daya manusia secara minimal. Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). (Sedarmayanti, 2001: 57). Yang dimaksud dengan input, ialah semua sumber (resources), yaitu sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses produksi barang atau jasa. Sarana atau sumber-sumber yang digunakan, misalnya: tenaga kerja (man), biaya (money), peralatan atau mesin (machine), cara kerja (method), pemasaran atau pelayanan (market atau service), termasuk dalam hal ini ialah waktu (time). Di samping itu juga penggunaan daripada prasarana mialnya: gedung, alat transpot. Yang dimaksud dengan output ialah hasil produksi yang berwujud barang atau jasa. (Handayaningrat, 1996: 15). Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevaliditan/ kesahihan instrumen (Arikunto 1997:160). Sedangkan menurut Ghozali (2001:135) menyatakan uji validitas adalah uji yang dipergunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
dengan nilai r tabel untuk degree of freedom (df) = n – k dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah konstruk. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument penelitian cukup dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto 1997:170). Sedangkan menurut Ghozali (2001:132) menyatakan bahwa reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau kontruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Repeated Measure atau pengukuran ulang. Disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. 2. One Shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik. Cronbach Alpha (a). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Ghozali, 2001:133). Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik statistika inferensial. Teknik ini digunakan untuk mengukur pengaruh terhadap masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk menguji sifat signifikansi pengaruh variabel tersebut digunakan uji t dan uji F. pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan peralatan statistika berupa regresi linear berganda dan pengujian data dilakukan dengan program SPSS (Statistical Package for Social Science) Versi 16.0. Untuk menguji besarnya pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Spama Terhadap Produktivitas Kerja Aparatur di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Aceh Utara dilakukan dengan menggunakan model statistika berupa regresi linear berganda guna melihat sejauhmana pengaruh variabel bebas 57
Jamaluddin
terhadap variabel terikat. Pengujian dilakukan dengan mengunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 14.0. Kegunaan persamaan regresi berganda adalah hubungan memperkirakan/meramalkan antara satu variabel tidak bebas dengan beberapa variable bebas, dengan formulasinya sebagai berikut : Y = β0 + β1X1 + β2+X2 + β3X3 + ε Dimana : Y = Produktivitas kerja aparatur pemerintah di Kabupaten Aceh Utara βo = Intersep ( konstanta ) βi = Koefisien regresi atas masing-masing variabel X1 = Metode X2 = Instruktur X3 = Kurikulum Hasil Penelitian Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik , yaitu dengan menggunakan uji person product moment coefficient of correlation dengan bantuan SPSS. Berdasarkan output komputer, seluruh pernyataan dikatakan valid karena memiliki tingkat signifikan dibawah 5% (0,05). Sedangkan jika dilakukan secara manual, maka nilai korelasi yang diperoleh dari masing-masing pernyataan harus dibandingkan dengan nilai kritis korelasi product moment, dimana hasilnya menunjukkan bahwa semua pernyataan mempunyai nilai korelasi diatas nilai kritis 5% (0,05) yaitu 0,344. Sehingga pernyataan tersebut adalah signifikan dan berarti bahwa data yang diperoleh adalah valid. Pengujian Reliabilitas Alat Ukur Untuk meniali kehandalan kuisioner yang digunakan, maka dalam penelitian ini digunakan uji reliabilitas berdasarkan Cronbach Alpha yang lazim digunakan untuk penelitian dengan menggunakan kuisioner dalam penelitian ilmu sosial. Analisa ini digunakan untuk menafsir korelasi antara skala yang dibuat dengan skala 58
variabel yang ada. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten. Pengujian ini dilakukan secara statistik, yaitu dengan menghitung besarnya Cronbach Alpha dengan bantuan program SPSS version 14.0. Hasilnya seperti yang terlihat pada tabel 4.8 berikut ini, yang menunjukkan bahwa instrument dalam penelitian ini reliabel (handal) karena nilai alphanya > 0,5 (Malhotra, 1996: 305) Tabel 2 memperlihatkan bahwa nilai alpha untuk masing-masing variabel telah memenuhi kehandalan, dimana variabel Metode (X1) diperoleh nilai alpha sebesar 0,708 atau 70,8%, variabel instruktur (X2) diperoleh nilai alpha sebesar 0,714 atau 71,4%, kurikulum (X3) diperoleh niali alpha sebesar 0,682 atau 68,2%, dan variabel produktivitas kerja aparatur pemerintah (Y) diperoleh nilai alpha sebesar 0,748 atau 74,8%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai alpha untuk masing-masing variabel diatas 5% (0,05) yang berarti bahwa data yang diperoleh dari hasil kuisioner tersebut dapat diandalkan atau bersifat reliabel serta dapat dipercaya. Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS seperti terlihat pada tabel diatas, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e Y = 1,823+ 0,165x1 + 0,141x2 + 0,289x3
Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui hasil penelitian sebagai berikut : Koefisien korelasi (R) = 0,623; yang menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel bebas dengan variabel terikat sebesar 62,3%. Artinya produktivitas kerja aparatur pemerintah mempunyai hubungan yang erat dengan metode, instruktur dan kurikulum. Koefisien determinasi (R²) = 0,388; artinya sebesar 38,8% perubahan-perubahan pada variabel terikat (produktivitas kerja aparatur pemerintah) dapat dijelaskan oleh perubahanperubahan variabel bebas (metode, instruktur dan kurikulum). Sedangkan selebihnya, yaitu sebesar Jurnal Visioner & Strategis
Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama (Diklat Spama)...
Tabel 1 Hasil Uji Validitas No. Pertanyaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Koefisien Korelasi
Nilai Kritis 5% (n=33)
0,380 0,478 0,397 0,616 0,390 0,855 0,346 0,866 0,370 0,639 0,796 0,839 0,874 0,739 0,561 0,628 0,358
0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344
A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4 C1 C2 C3 C3 D1 D2 D3 D4 D5
Sumber: Output SPSS versi 16.0 Tabel 2 Reliabilitas Variabel Penelitian (Alpha) No. 1. 2. 3. 4.
Variabel Metode (X1) Instruktur(X2) Kurikulum (X3) Produktivitas kerja Apratur Pemerintah (Y)
Rata-Rata
Jumlah Variabel
Nilai Alpha
3,92 3,64 4,10 4,01
4 4 4 5
0,708 0,714 0,682 0,748
Sumber: Output SPSS versi 16.0 Tabel 3 Pengaruh Masing-Masing Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Nama Variabel Konstanta (a) Metode (X1) Instruktur (X2) Kurikulum (X3) Koefisien Korelasi (R) Koefisien Determinasi (R²) Adjusted (R²) Fhitung Ftabel Fsig
B 1,823 0,165 0,141 0,289 = 0,623ª = 0,388 = 0,368 = 19,420 = 2,934 = 0,000ª
Standar Error 0,344 0,113 0,108 0,089
T-hitung
T-tabel
Sig
5,292 1,264 0,000 1.464 1,264 0,147 1,308 1,264 0,194 0,336 1,264 0,002 a. Prediktor (constant) : Metode, instruktur, kurikulum b. Dependent Variabel : Produktivitas kerja aparatur pemerintah.
Sumber: Data Primer, 2011 (diolah)
Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
59
Jamaluddin
61,2% dijelaskan oleh faktor-faktor variabel lain diluar dari penelitian ini. Konstanta sebesar 1,823; artinya jika faktorfaktor metode, instruktur dan kurikulum dianggap konstan, maka besarnya produktivitas kerja aparatur pemerintah adalah sebesar 1,823 pada satuan skala likert, atau dianggap masih rendah. Koefisien regresi metode sebesar 0,165. artinya setiap 100% perubahan atau perbaikan pada variabel metode, maka secara relatif akan meningkatkan produktivitas kerja aparatur pemerintah sebesar 16,5%. Koefisien regresi instruktur sebesar 0,141; artinya setiap 100% perubahan atau perbaikan pada variabel instruktur, maka secara relatif akan meningkatkan produktivitas kerja aparatur pemerintah sebesar 14,1%. Koefisien regresi kurikulum sebesar 0,289; artinya setiap 100% perubahan atau perbaikan pada variabel kurikulum, maka secara relatif akan meningkatkan kinerja aparatur pemerintah sebesar 28,9%. Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa dari ketiga variabel yang diteliti, ternyata variabel kurikulum mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap produktivitas kerja aparatur pemerintah, disusul kemudian variabel metode, dan instruktur. Pengujian Hipotesis Seperti yang dikemukakan pada perumusan masalah dan hipotesis, bahwa penelitian ini menganalisis Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Staf Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama (Diklat Spama) Terhadap Produktivitas Aparat Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, baik secara simultan (bersama-sama) maupun secara parsial (masing-masing). Hasil Uji F (Secara Simultan) Hasil pengujian secara simultan diperoleh Fhitung sebesar 19,420 sedangkan Ftabel pada tingkat signifikansi alpha = 5% (0,05) adalah sebesar 2,934. Hal ini memperlihatkan bahwa Fhitung > Ftabel dengan tingkat probabilitas 0,000. Dengan demikian, dari hasil perhitungan ini dapat diambil suatu keputusan bahwa menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis 60
nol (Ho); artinya bahwa secara bersamasama variabel pendidikan dan pelatihan staf pimpinan yang terdiri dari metode, instruktur dan kurikulum berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja Aparatur Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Hasil Uji t (Secara Parsial) Untuk menguji variabel yang mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja Aparatur Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara, secara parsial (masing-masing) dapat dilihat dari hasil uji t. Dari hasil perhitungan dapat diketahui besarnya thitung untuk masing-masing variabel dengan tingkat kepercayaan atau tingkat signifikansi alpha = 5% (0,05) sebagai berikut: a. Metode Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel metode dengan standar profesi diperoleh nilai thitung sebesar 1,464 dan ttabel sebesar 1,264; hasil perhitungan menunjukkan thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,147 atau probabilitas > alpha (0,05). Dengan demikian dapat diputuskan bahwa Ho ditotak dan Ha diterima; artinya variabel metode mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara. b. Instruktur Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel instruktur diperoleh nilai thitung sebesar 1.308 dan ttabel sebesar 1,264; hasil perhitungan menunjukkan thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,194 atau probabilitas < alpha (0,05). Dengan demikian dapat diputuskan bahwa Ho ditotak dan Ha diterima; artinya variabel kurikulum mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara. c. kurikulum Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel kurikulum diperoleh nilai thitung sebesar 3,160 dan ttabel sebesar 1,264; hasil perhitungan menunjukkan thitung < ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 atau probabilitas > alpha (0,05). Dengan demikian dapat diputuskan bahwa Ho ditotak dan Ha diterima; artinya variabel kurikulum mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Jurnal Visioner & Strategis
Pengaruh Pendidikan, Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama (Diklat Spama)...
produktivitas kerja Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara. Kesimpulan Dari hasil pengujian yang telah diuraikan terhadap permasalahan yangdirumuskan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan uji regresi linier berganda, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil pengujian secara simultan diperoleh Fhisebesar 19,420 sedangkan Ftabel pada tingkat tung signifikansi alpha = 5% (0,05) adalah sebesar 2,934. Hal ini memperlihatkan bahwa Fhitung > Ftabel dengan tingkat probabilitas 0,000. Dengan demikian, dari hasil perhitungan ini dapat diambil suatu keputusan bahwa menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (Ho); artinya bahwa secara bersamasama variabel pendidikan dan pelatihan staf pimpinan yang terdiri dari metode, instruktur dan kurikulum berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja Aparatur Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. 2. Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel metode dengan standar profesi diperoleh nilai thitung sebesar 1,464 dan ttabel sebesar 1,264; hasil perhitungan menunjukkan thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,147 atau probabilitas > alpha (0,05). Dengan demikian dapat diputuskan bahwa Ho ditotak dan Ha diterima; artinya variabel metode mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara. 3. Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel instruktur diperoleh nilai thitung sebesar 1.308
Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
dan ttabel sebesar 1,264; hasil perhitungan menunjukkan thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,194 atau probabilitas < alpha (0,05). Dengan demikian dapat diputuskan bahwa Ho ditotak dan Ha diterima; artinya variabel kurikulum mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara. 4. Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel kurikulum diperoleh nilai thitung sebesar 3,160 dan ttabel sebesar 1,264; hasil perhitungan menunjukkan thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 atau probabilitas > alpha (0,05). Dengan demikian dapat diputuskan bahwa Ho ditotak dan Ha diterima; artinya variabel kurikulum mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara. Saran-saran Berdasarkan keterbatasan penelitian yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut: 1. Perlu kiranya dilakukan penelitian yang lebih mendalam terhadap produktivitas kerja aparatur pemerintah, sehingga nantinya akan diperoleh gambaran mengenai keadaan yang sesungguhnya dan diharapkan kinerja aparat pemerintah bisa lebih diefektifkan lagi. 2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja aparatur Pemerintah Di Kabupaten Aceh Utara.
61
Jamaluddin
Referensi Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Penerbit : PT Rineka Cipta. Jakarta. Flippo, Edwin B, 1982. Principles of personal Management. Fifth Edition, by McGraw Hill, Inc. Frederickson. Abad, George, Sucherly. 1986. Peningkatan Produktivitas Organisasi Pemerintah dan Pegawai Negeri. Penerbit : Prisma 12, LP3ES. Jakarta. Gujarati, Damodar, 1999. Ekonometrika Dasar. Alih bahasa, Drs. Ak. Sumarno Zain, MBA. Penerbit : Erlangga, Jakarta. Handayaningrat, Suwarno, 1996. Pengantar Studi lmu administrasi dan Manajemen. Penerbit : PT Toko Gunung Agung, Jakarta. Hersey, Paul and Kenneth H. Blanchard, 1996. Management of Organizational Behavior Utilizing Human Resources. New Jersey: Prentice – Hall, Inc Alih Bahasa, Agus Dharma Ph. D. Airlangga, Jakarta Indriantoro, Nur. dan Bambang Supomo, 1999. Metodologi Penelitian Bisnis, Untuk Akutansi dan Manajemen. Penerbit: BPFE, Yogyakarta. Kantz, Daniel. And Robert L. Kahn, 1984. The Social Psychology of Organizations. 2 ed. New Jersey. Kerlinger. Fred N., 1990. Asa-Asas Penelitian Behavioral. Penerbit : Gajah Mada University Press. (terjemahan) Yogyakarta. Mali, Paul, 1978. Improving Total Productivity, MBO Strategies for Business Government, and Not Profile Organizations, John Wiley & Sons, New York, Chuchester, Brisbane, Toronto. -------------- - John Wiley - Sons. 1981. CMC Management Handbook.
62
Jurnal Visioner & Strategis