ANALISIS PERBEDAAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT ANTARA KREDIT USAHA MIKRO DENGAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH PADA BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BEKASI Ria Utami Dewi Jururan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta Abstrak Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan berupa bunga. Dalam hal ini Penelitian dilakukan guna mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan dalam pemberian kredit bagi usaha mikro dan kepemilikan rumah. Dari hasil penelitian didapat tiga variabel yang mempengaruhi kelayakan dalam pemberian kredit usaha mikro, yaitu jumlah tanggungan, jenis sektor, dan jumlah angsuran dari masing-masing calon debitur. Sedangkan variabel yang mempengaruhi kelayakan dalam pemberian kredit kepemilikan rumah, yaitu jumlah tanggungan, dan jangka waktu kredit dari masing-masing calon debitur. Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan analisis diskriminan sehingga didapat fungsi diskriminan untuk kredit usaha mikro Z score = -3,056 + 1.045 jumlah tanggungan – 0,960 jenis sector + 0,031 jumlah angsuran dan fungsi diskriminan untuk kredit kepemilikan rumah yaitu Z score = -5,427 + 1,140 jumlah tanggungan + 0,468 jangka waktu kredit.Selain fungsi diskriminan dalam penelitian ini juga dilakukan klasifikasi, untuk melihat seberapa jauh klasifikasi tersebut sudah tepat. Dari penelitian tersebut didapat ketepatan prediksi dari model adalah sebesar 74.6% (kredit usaha mikro), 61.4 % (kredit kepemilikan rumah). Oleh karena angka ketepatan tinggi (77% dan 61.4%), maka model diskriminan di atas sebenarnya bisa digunakan untuk analisis diskriminan. Atau penafsiran tentang berbagai tabel yang ada valid untuk digunakan. Kata Kunci: KREDIT USAHA KECIL dan KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada saat ini melemahnya perekonomian Indonesia yang mengakibatkan krisis moneter yang berkepanjangan membuat masyarakat mengalami kesulitan dalam mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhannya. Dampak dari krisis
moneter menyebabkan naiknya tingkat kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu sistem perkreditan yang merupakan jasa perbankan yang menjadi salah satu jalan yang dipilih konsumen dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun jasa yang diberikan oleh perbankan adalah dengan memberikan fasilitas kredit seperti program pemerintah,kredit
konsumtif,kredit eksport dan kredit modal kerja. Bank perlu mengelola resiko kredit yang terkandung dalam fortofolio kredit . dalam penerapan manajemen resiko kredit, salah satu tujuannya adalah meyakinkan bahwa calon debitur yang diterima oleh bank adalah memang yang layak untuk diterima dan calon debitur yang ditolak oleh bank adalah memang seharusnya ditolak berdasarkan profil resiko dari calon debitur tersebut. Dengan menetapkan penilaian kredit yang baik dan sesuai profil populasi dari calon debitur, maka bank memiliki kemampuan yang lebih baik dan konsisten untuk dapat mengambil keputusan yang lebih tepat untuk menyetujui pengajuan kredit. Pada akhirnya bank tersebut akan memiliki debitur-debitur dengan resiko lebih rendah, yang juga berarti bahwa bank tersebut memiliki nilai non-performing loan yang lebih rendah dengan asumsi kondisi lainnya yang mendukung. Maka permasalahan yang terjadi pada Bank Tabungan Negara adalah bagaimana bank mempertimbangkan suatu permintaan kredit, tanpa melepaskan pedoman pokok yang harus dipegang teguh untuk menyehatkan dan menyelamatkan perputaran uang berupa kredit-kredit itu. Pemberi kredit dalam hal ini Bank Tabungan Negara harus meneliti terlebih dahulu keadan (perusahaan) peminta kredit, memperhitungkan faktorfaktor kemungkinan yang tidak diharapkan, mempertimbangkan “keamanan” dari uang yang dipinjamkan agar tidak terjadi kredit macet atau setidak-tidaknya bank dapat mengurangi atau memperkecil kerugian. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis ingin membahas masalah kredit usaha mikro di Indonesia.
Untuk itu penulis mengangkatnya dengan mengambil judul : “ANALISIS PERBEDAAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT ANTARA KREDIT USAHA MIKRO DENGAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH PADA BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BEKASI” 1.2 Rumusan dan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kelayakan pemberian kredit usaha mikro pada Bank Tabungan Negara (persero) cabang Bekasi? 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kelayakan pemberian kredit pemilikan rumah pada Bank Tabungan Negara (persero) cabang Bekasi? 3. Adakah perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan pemberian kredit antara kredit usaha mikro dengan kredit pemilikan rumah pada Bank Tabungan Negara (persero) cabang Bekasi? Dalam penulisan ini penulis membatasi masalah yang akan diteliti adalah menyangkut faktor-faktor yang mempengaruhi layak tidaknya pemberian kredit usaha kecil mikro dan kredit kepemilikan rumah pada Bank Tabungan Negara (persero) cabang Bekasi dengan menggunakan data catatan laporan perkembangan perkreditan Bank Tabungan negara dan debitur/nasabah yang mengajukan kredit pada tahun 20052008.
1.3 Tujuan penulisan Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kelayakan pemberian kredit usaha mikro pada Bank Tabungan Negara (persero) cabang Bekasi? 2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kelayakan pemberian kredit pemilikan rumah pada Bank Tabungan Negara (persero) cabang Bekasi? 3. Mengetahui apakah ada perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan pemberian kredit antara kredit usaha mikro dengan kredit pemilikan rumah pada Bank Tabungan Negara (persero) cabang Bekasi? 2. Landasan teori 2.1 Pengertian bank Bank merupakan lembaga keuangan, pencipta uang, pengumpul dana dan penyalur kredit, pelaksana lalu lintas pembayaran, stabilisator moneter, serta dinamisator pertumbuhan ekonomi.Bank adalah lembaga keuangan berarti bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan (financial asset ) serta bermotifkan profit dan juga sosial, bukan hanya mencari keuntungan saja.selain itu bank juga disebut pengumpul dana dan penyalur kredit berarti bank dalam operasinya mengumpulkan dana kepada ssu dan menyalurkan kredit kepada dsu. (Hasibuan, 2008, 1) 2.2 Pengertian Kredit Dalam bahasa latin kredit disebut “credere” yang artinya percaya. Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan
dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. (Kasmir, 2002) 2.3 Unsur-unsur kredit Unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian dalam suatu fasilitas kredit menurut Kasmir (2002: 103) adalah sebagai berikut : 1. Kepercayaan Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit. 2. Kesepakatan Disamping unsur kepercayaaan didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. 3. Jangka Waktu Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang telah disepakati kedua belah pihak. 4. Resiko Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. 5. Balas Jasa Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian kredit berupa bunga dan biaya administrasi kredit.
2.4 Jenis-jenis kredit Dalam praktiknya jenis-jenis kredit yang diberikan oleh bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit menurut Kasmir (2002 : 109) dapat dilihat dari berbagai segi antara lain : 1. Dilihat dari segi kegunaan a) Kredit Investasi Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan usaha atau membangun proyek. b) Kredit Modal Kerja Kredit modal kerja digunakan untuk keperluan untuk meningkatkan produksi dalam operasionalnya. 2. Dilihat dari segi tujuan kredit a) Kredit Produktif Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. b) Kredit Konsumtif Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan. c) Kredit Perdagangan Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangan. 3. Dilihat dari segi jangka waktu a) Kredit jangka pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
b) Kredit Jangka Menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. c) Kredit Jangka Panjang Merupakan kredit yang jangka waktunya paling panjang,waktu pengembaliannya antar 3 tahun sampai 5 tahun dan biasanya digunakan untuk investasi jangka panjang. 2.5 Kajian penelitian sejenis Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi layak tidaknya pemberian kredit yang pernah dilakukan antara lain adalah Dewi Astuti (2008) berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi layak tidaknya pemberian kredit kepada konsumen PT.Adira Quantum Finance dengan supplier PT. Jati center”. Masalah dalam penelitian ini adalah faktor – faktor yang berpengaruh terhadap layak tidaknya pemberian kredit berdasarkan data yang ada di perusahaan,sehingga tujuan dari penelitian ini adalah membuat model dari faktorfaktor yangberpengaruh. Objek penelitian adalah PT Adira Quantum Finance. Variabel yang digunakan adalah gaji debitur, gaji pasangan, umur, lama angsuran dan jumlah pinjaman. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kredit lancar(0) dan kredit macet(1), sedangkan variabel independennya adalah jumlah pinjaman, gaji, gaji pasangan, umur dan lama angsuran. Sampel yang digunakan sebanyak 200 debitur dengan menggunakan metode analisis diskriminan dan diolah dengan bantuan SPSS versi 13. Berdasarkan hasil model diskriminan menunjukkan bahwa
perusahaan harusnya menyeleksi calon konsumen berdasarkan variabel gaji debitur, gaji pasangan dan lama angsuran sedangkan variabel jumlah pinjaman dan umur tidak berpengaruh terhadap layak tidaknya pemberian kredit kepada konsumen. Penelitian lain dilakukan oleh Rasni Arnifki Agustini (2007) berjudul “Faktor-faktor yang menentukan layak tidaknya pemberian kredit kepada konsumen PT.FIF”. Masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap layak tidaknya pemberian kredit berdasarkan data yang ada di perusahaan, sehingga tujuan dari penelitian membuat model dari faktorfaktor yang berpengaruh. Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan PT. Federal Internasional Finance (FIF) cabang Jakarta. Variabel yang digunakan terdapat enam variabel. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah layak dan tidak layak yaitu grup 0 untuk layak dan grup 1 untuk tidak layak, sedangkan pada variabel independent dalam penelitian yaitu pokok (X1), gaji (X2), angsuran (X3), tanggungan (X4) dan umur (X5). Data yang digunakan sebanyak 200 sampel dengan metode analisis data yaitu metode analisis diskriminan. Berdasarkan hasil model diskriminan menunjukkan bahwa perusahaan menyeleksi calon konsumen berdasarkan variabel gaji, angsuran dan tanggungan Variabel pokok dan umur tidak berpengaruh terhadap layak tidaknya pemberian kredit kepada konsumen. 3. Metodologi penelitian 3.1 Sumber dan Jenis Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dari Bank
Tabungan Negara cabang Bekasi. Sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang telah diolah oleh Bank Tabungan Negara guna diproses lebih lanjut. Data yang digunakan dalam penelititan adalah catatan laporan perkembangan perkreditan Bank Tabungan negara dan data-data nasabah yang mengajukan kredit usaha mikro dan kredit kepemilikan rumah serta mengumpulkan berbagai buku literatur yang mempunyai hubungan dengan kredit usaha mikro dan kepemilikan rumah perbankan. 3.2 Metode Analisis Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif kualitatif. Dalam metode ini, analisis dilakukan untuk menghasilkan laporan penelitian yang lebih luas dengan cara menginterpretasikan data yang telah dianalisis dan hasil analisis tersebut dihubungkan dengan teori-teori yang telah ada untuk kemudian diambil suatu kesimpulan. Analisis kualitatif yang dilakukan adalah menganalisis kredit dengan metode analisis diskriminan serta Uji beda T-Praid dengan bantuan spss 15. 1. Analisis Diskriminan Adalah tehnik multivariate yang termasuk dependen methode yakni adanya variabel dependen dan independent. Dengan demikian ada variabel yang hasilnya tergantung dari data variable independent. Ciri khusus adalah data variabel dependen yang harus berupa data kategori sedangkan data independen harus berupa data non kategori. (Singgih,2005,143) Dengan analisis diskriminan pada akhirnya akan dibuat seperti model regresi linear yakni ada variable tidak bebas dan variable bebas.(Singgih,2005)
a. Pengujian Variabel Bebas Menurut Singgih (2005 :150) keputusan yang diambil dari semua variabel bebas yaitu dengan dua cara : 1. Dengan angka wilk’s lambda berkisar antara 0-1.jika mendekati 0 maka data tiap group cendreung berbeda, sedangkan jika data mendekati 1 maka data tiap group cenderung sama. 2. Dengan F.test a. Hipotesis ho = tidak ada perbedaan antar group ha = ada perbedaan antar group b. Keputusan dengan Dasar • Berdasarkan Signifikan signifikan > 0.5 maka ho diterima signifikan < 0.5 maka ha diterima • Berdasarkan F.hitung dan F.tabel f.hitung > f.tabel maka ha diterima f.hitung < f.tabel maka ho diterima b. Uji Varians Variable diuji dengan alat box’m gunanya untuk menguji varians dari setiap variable dengan ketentuan. 1. Hipotesis ho = group covariance matriks adalah sama ha = group covariance matriks adalah berbeda secara nyata 2. Keputusan dengan Dasar signifikan > 0.5 maka ho diterima signifikan < 0.5 maka ha diterima
2. Model Diskriminan Pada prinsipnya analisis diskriminan adalah menguji apakah semua variabel bebas berbeda secara nyata berdasar variabel dependent. (Singgih,2005,147) Menurut Singgih (2005:145) model diskriminan adalah sebagai berikut : Y = X1 + X2 + … + XN dimana : variabel independent (X1 dan seterusnya )adalah data metrik yakni data berjenis interval atau rasio variabel dependen (Y) adalah data kategorikal atau nominal. 3. Fungsi Diskriminan Pengklasifikasian adalah salah satu analisis statistika yang diperlukan jika ada beberapa kelompok kemudian ingin diketahui apakah kelompokkelompok tersebut memang berbeda secara statistika. Kelompok-kelompok ini terjadi karena ada pengaruh satu atau lebih variabel lain yang merupakan variabel independent. Menurut Singgih (2005: 166) kombinasi linear dari variabel-variabel ini akan membuat suatu fungsi diskriminan.: Zjk = a + W1X1k + W2X2k + … + WnXnk Dimana : Zjk = nilai diskriminan Z dari fungsi diskriminan j untuk objek k A = intersep Wi = koefisien diskriminan untuk variable independent ke-i Xik = nilai variable ke-I untuk objek ke-k 4. Uji beda T-Praid Uji t-Praid digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan ratarata dua sampel bebas. Dua sampel yang dimaksud disini adalah sampel yang sama namun mengalami proses pengukuran maupun perlakuan yang berbeda. (Nugroho,2005)
Menurut Nugroho (2005) dirumuskan sebagai berikut :
uji
X1 = Variabel bebas ke-1 X2 = Variabel bebas ke-2
ini
d t − hitung = Sd / n
d =
∑d n
(∑ d ) d − ∑ n
2
dimana : di = Perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke- i Sd = Standar deviasi N = Banyaknya data
2
Sd =
n −1
d = x1 − x 2 dimana : 4. Analisis dan Pembahasan 4.1 Kredit usaha mikro 4.1.1 Pengujian variabel bebas Langkah pertama pada analisis diskriminan adalah menguji apakah semua variabel independent berbeda secara nyata berdasar variabel dependen. Tabel 4.1 Tests of equity of group means Tests of Equality of Group Means
usia pendapatan jaminan jumlah pinjaman jumlah tanggungan jenis sektor banyaknya angsuran jangka waktu kredit
Wilks' Lambda .936 .955 .957 .984 .897 .927 .938 .938
Analisis dengan menggunakan uji F : • Variabel usia, angka sig.adalah dibawah 0,05 (0,034). Hal ini berarti ada perbedaan antar group dan mempengaruhi layak tidaknya kredit yang diajukan oleh debitur. • Variabel pendapatan, angka sig.adalah dibawah 0,05 (0,079). Hal ini berarti ada perbedaan antar group dan mempengaruhi layak
F 4.683 3.191 3.079 1.137 7.813 5.353 4.490 4.490
df1
df2 1 1 1 1 1 1 1 1
68 68 68 68 68 68 68 68
Sig. .034 .079 .084 .290 .007 .024 .038 .038
t •
•
idaknya kredit yang diajukan oleh debitur. Variabel jaminan, angka sig.adalah dibawah 0,05 (0,084). Hal ini berarti ada perbedaan antar group dan mempengaruhi layak tidaknya kredit yang diajukan oleh debitur. Variabel jumlah tanggungan, angka sig.adalah dibawah 0,05 (0,007). Hal ini berarti ada
•
•
•
perbedaan antar group dan mempengaruhi layak tidaknya kredit yang diajukan oleh debitur. Variabel jenis sektor, angka sig.adalah dibawah 0,05 (0,024). Hal ini berarti ada perbedaan antar group dan mempengaruhi layak tidaknya kredit yang diajukan oleh debitur Variabel jumlah angsuran, angka sig.adalah dibawah 0,05 (0,038). Hal ini berarti ada perbedaan antar group dan mempengaruhi layak tidaknya kredit yang diajukan oleh debitur Variabel jangka waktu kredit , angka sig.adalah dibawah 0,05 (0,038). Hal ini berarti ada perbedaan antar group dan mempengaruhi layak tidaknya kredit yang diajukan oleh debitur
•
Variabel jumlah pinjaman angka sig.adalah jauh diatas 0,05 (0,290). hal ini berarti jumlah pinjaman debitur tidak mempengaruhi layak tidaknya kredit yang diajukan oleh debitur. Dari hasil pengujian variabel didapat bahwa dari delapan variabel ada tujuh variabel yang berbeda secara signifikan untuk dua grup yang berbeda yaitu usia, pendapatan, jaminan, jumlah tanggungan, jenis sektor, banyaknya angsuran dan jangka waktu kredit. Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan pemberian kredit usaha mikro adalah usia, pendapatan, jaminan, jumlah tanggungan, jenis sektor, banyaknya angsuran dan jangka waktu kredit.
4.1.2 Pembuatan Model diskriminan Tabel 4.2 Canonical Discriminant Function Coefficient Canonical Discriminant Function Coefficients
jumlah tanggungan jenis sektor jumlah angsuran (Constant)
Function 1 1.045 -.960 .031 -3.056
Unstandardized coefficients
Tabel 4.2 mempunyai fungsi yang hampir mirip dengan persamaan regresi berganda, yang dalam analisis diskriminan disebut sebagai fungsi diskriminan : Z score = -3,056 + 1.045 jumlah tanggungan – 0,960 jenis sektor + 0,031 jumlah angsuran. Kegunaan fungsi ini untuk mengetahui sebuah case (dalam kasus ini seorang debitur) masuk kedalam group yang satu ataukah tergolong pada group yang lain. Setelah fungsi diskriminan dibuat, kemudian dilakukan klasifikasi maka selanjutnya akan terlihat seberapa jauh klasifikasi tersebut sudah tepat atau berapa persen terjadi misklasifikasi pada proses tersebut
Tabel 4.3 Classification result Classification Resultsb,c
Original
Count %
Cross-validated a
Count %
kredit 0 1 0 1 0 1 0 1
Predicted Group Membership 0 1 43 4 14 9 91.5 8.5 60.9 39.1 43 4 14 9 91.5 8.5 60.9 39.1
Total 47 23 100.0 100.0 47 23 100.0 100.0
a. Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each case is classified by the functions derived from all cases other than that case. b. 74.3% of original grouped cases correctly classified. c. 74.3% of cross-validated grouped cases correctly classified.
Dari tabel 4.3 diatas terlihat ketepatan prediksi dari model sebesar 74,3 %. Oleh karena nilai ketepatan tinggi maka penafsiran dari berbagai tabel yang ada valid untuk digunakan.Dari proses diskriminan mulai dari uji variabel sampai analisis output didapat kesimpulan bahwa yang mempengaruhi layak tidaknya kredit yang diajukan adalah jumlah tanggungan, jenis sektor, dan jumlah angsuran. Debitur yang mempunyai jumlah tanggungan lebih banyak akan mendapatkan jumlah pinjaman lebih kecil daripada debitur yang mempunyai jumlah tanggungan lebih sedikit atau debitur dengan jumlah tanggungan yang lebih banyak kreditnya tidak akan diterima karena dengan jumlah tanggungan yang banyak maka debitur akan lebih banyak mengeluarkan biaya sehari-hari dan kemungkinan debitur tidak akan membayar kreditnya akan lebih tinggi. Banyaknya angsuran berpengaruh pada kesanggupan membayar debitur, berapa kali debitur sanggup untuk melunasi hutangnya. Serta jenis sektor digunakan untuk melihat seberapa besar pinjaman yang dibutuhkan oleh debitur, debitur dengan berjenis sektor perdagangan akan membutuhkan pinjaman lebih kecil dibandingkan dengan debitur dengan jenis sektor jasa dan perdagangan. Hal ini terlihat pada tabel Canonical Discriminant Function Coefficient. 4.2 Kredit kepemilikan rumah 4.2.1 pengujian variabel bebas Langkah pertama pada analisis diskriminan adalah menguji apakah semua variabel independent berbeda secara nyata berdasar variabel dependen.
Tabel 4.4 Test of equity of group means Tests of Equality of Group Means
usia pendapatan jumlah pinjaman jumlah tanggungan jumlah angsuran jangka waktu kredit
Wilks' Lambda .958 .959 .961 .937 .938 .938
F 3.002 2.920 2.773 4.565 4.490 4.490
df1
df2 1 1 1 1 1 1
68 68 68 68 68 68
Sig. .088 .092 .100 .036 .038 .038
Analisis dengan menggunakan uji F : • Variabel jumlah tanggungan, angka sig.adalah dibawah 0,05 (0,036). Hal ini berarti ada perbedaan antar group dan mempengaruhi layak tidaknya kredit yang diajukan oleh debitur. • Variabel banyaknya angsuran, angka sig.adalah dibawah 0,05 (0,038). Hal ini berarti ada perbedaan antar group dan mempengaruhi layak tidaknya kredit yang diajukan oleh debitur. • Variabel jangka waktu kredit, angka sig.adalah dibawah 0,05 (0,038). Hal ini berarti ada perbedaan antar group dan mempengaruhi layak tidaknya kredit yang diajukan oleh debitur. • Variabel usia, pendapatan, jumlah pinjaman angka sig.adalah jauh diatas 0,05 . hal ini berarti usia (0.088), pendapatan (0.092), jumlah pinjaman debitur (0.100) tidak mempengaruhi layak tidaknya kredit yang diajukan oleh debitur Dari hasil pengujian variabel didapat bahwa dari enam variabel ada tiga variabel yang berbeda secara signifikan untuk dua grup yang berbeda yaitu jumlah tanggungan, banyaknya angsuran dan jangka waktu kredit. Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan pemberian kredit usaha mikro adalah jumlah tanggungan, banyaknya angsuran dan jangka waktu kredit. 4.2.2 Pembuatan Model Diskriminan Tabel 4.5 Canonical Discriminant Function Coefficient Canonical Discriminant Function Coefficients
jumlah tanggungan jangka waktu kredit (Constant)
Function 1 1.140 .468 -5.427
Unstandardized coefficients
Tabel 4.5 mempunyai fungsi yang hamper mirip dengan persamaan regresi berganda, yang dalam analisis diskriminan disebut sebagai fungsi diskriminan : Z score = -5,427 + 1,140 jumlah tanggungan + 0,468 jangka waktu kredit Kegunaan fungsi ini untuk mengetahui sebuah case (dalam kasus ini seorang debitur) masuk kedalam group yang satu ataukah tergolong pada group yang lain. Setelah fungsi diskriminan dibuat, kemudian dilakukan klasifikasi maka selanjutnya akan dilihat seberapa jauh klasifikasi tersebut sudah tepat atau berapa persen terjadi misklasifikasi pada proses tersebut Tabel 4.6 Classification result Classification Resultsb,c
Original
Count %
Cross-validated a
Count %
kredit 0 1 0 1 0 1 0 1
Predicted Group Membership 0 1 23 21 6 20 52.3 47.7 23.1 76.9 23 21 10 16 52.3 47.7 38.5 61.5
Total 44 26 100.0 100.0 44 26 100.0 100.0
a. Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each case is classified by the functions derived from all cases other than that case. b. 61.4% of original grouped cases correctly classified. c. 55.7% of cross-validated grouped cases correctly classified.
Dari tabel 4.6 terlihat ketepatan prediksi dari model sebesar 61,4 %. Oleh karena nilai ketepatan tinggi maka penafsiran dari berbagai tabel yang ada valid untuk digunakan. Dari proses diskriminan mulai dari uji variable sampai analisis output didapat kesimpulan bahwa yang mempengaruhi layak tidaknya kredit yang diajukan adalah jumlah tanggungan, dan jangka waktu kredit. Hal ini terlihat pada tabel Canonical Discriminant Function Coefficient. 4.3 Perbedaan Kredit Usaha mikro dengan Kredit Kepemilikan rumah 4.3.1 Usia Untuk membuktikan perbedaan dari masing-masing variabel bebas secara parsial atau individu terhadap variabel tidak bebas digunakan analisis uji t. Untuk mengetahui perbedaan secara parsial usia kredit usaha mikro (X1) terhadap usia kredit kepemilikan rumah (X2) Hipotesis : Ho : tidak ada perbedaan usia antara kredit yang layak diterima dengan kredit yang tidak layak diterima
Ha : ada perbedaan usia antara kredit yang layak diterima dengan kredit yang tidak layak diterima Tabel 4.7 Independent Samples Test Usia Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F usia
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig.
27.358
.000
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
-2.775
138
.006
-1.029
.371
-1.761
-.296
-2.775
100.591
.007
-1.029
.371
-1.764
-.293
Output tersebut dapat dilihat dari nilai sig.(2-tailed) kesimpulan dapat diambil melelui penolakan dan penerimaan hipotesis yang diusulkan.(Nugroho,2005) P-Value pada kolom sig.(2-tailed) > level of signifikan maka ho diterima P-Value pada kolom sig.(2-tailed) < level of signifikan maka ha diterima Dari hasil uji menggunakanlevel of signifikan 5% two tailed,dan sampel yang digunakan 70 debitur,maka disimpulkan ha diterima karena sig.(2-tailed) 0.006 < level of signifikan. Dalam hal ini ada perbedaan antara usia kredit yang layak diterima dengan kredit yang tidak layak diterima. Usia debitur dipergunakan untuk menilai apakah kreditnya layak diterima atau tidak. Usia digunakan untuk menghindari adanya kredit macet. Usia yang muda dianggap tergolong usia yang masih produktif sehingga kecil kemungkinan terjadinya kredit macet. Sedangkan usia yang cukup tua dianggap tergolong usia yang kurang produktif sehingga besar kemungkinan terjadinya kredit macet 4.3.2
Pendapatan Untuk membuktikan perbedaan dari masing-masing variabel bebas secara parsial atau individu terhadap variabel tidak bebas digunakan analisis uji t. Untuk mengetahui perbedaan secara parsial pendapatan kredit usaha mikro (X1) terhadap pendapatan kredit kepemilikan rumah (X2) Hipotesis : Ho : tidak ada perbedaan pendapatan antara kredit yang layak diterima dengan kredit yang tidak layak diterima Ha : ada perbedaan pendapatan antara kredit yang layak diterima dengan kredit yang tidak layak diterima Tabel 4.8 Independent Samples Test Pendapatan
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
pendapatan
Equal variances assumed Equal variances not assumed
F
Sig.
.078
.780
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
-.381
138
.704
-1188571.4
3117204.3
-7352231
4975088
-.381
137.9
.704
-1188571.4
3117204.3
-7352251
4975108
Output tersebut dapat dilihat dari nilai sig.(2-tailed) kesimpulan dapat diambil melelui penolakan dan penerimaan hipotesis yang diusulkan.(Nugroho,2005) P-Value pada kolom sig.(2-tailed) > level of signifikan maka ho diterima P-Value pada kolom sig.(2-tailed) < level of signifikan maka ha diterima Dari hasil uji menggunakan level of signifikan 5% two tailed,dan sampel yang digunakan 70 debitur,maka disimpulkan ho diterima karena sig.(2-tailed) 0.740 > level of signifikan. Dalam hal ini tidak ada perbedaan antara pendapatan kredit yang layak diterima dengan kredit yang tidak layak diterima. 4.3.3
Jumlah Pinjaman Untuk membuktikan perbedaan dari masing-masing variabel bebas secara parsial atau individu terhadap variabel tidak bebas digunakan analisis uji t. Untuk mengetahui perbedaan secara parsial jumlah pinjaman kredit usaha mikro (X1) terhadap jumlah pinjaman kredit kepemilikan rumah (X2) Hipotesis : Ho : tidak ada perbedaan jumlah pinjaman antara kredit yang layak diterima dengan kredit yang tidak layak diterima Ha : ada perbedaan jumlah pinjaman antara kredit yang layak diterima dengan kredit yang tidak layak diterima Tabel 4.9 Independent Samples Test Jumlah Pinjaman Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F jumlah pinjaman
Equal variances assumed Equal variances not assumed
.682
Sig. .410
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
-.396
138
.693
-8292857
20966520
-49750031
33164316
-.396
124.9
.693
-8292857
20966520
-49788681
33202967
Output tersebut dapat dilihat dari nilai sig.(2-tailed) kesimpulan dapat diambil melelui penolakan dan penerimaan hipotesis yang diusulkan.(Nugroho,2005) P-Value pada kolom sig.(2-tailed) > level of signifikan maka ho diterima P-Value pada kolom sig.(2-tailed) < level of signifikan maka ha diterima Dari hasil uji menggunakan level of signifikan 5% two tailed,dan sampel yang digunakan 70 debitur,maka disimpulkan ha diterima karena sig.(2-tailed) 0.693 > level of signifikan (0.05). Dalam hal ini tidak ada perbedaan antara jumlah pinjaman kredit yang layak diterima dengan kredit yang tidak layak diterima.
4.3.4
Jumlah Tanggungan Untuk membuktikan perbedaan dari masing-masing variabel bebas secara parsial atau individu terhadap variabel tidak bebas digunakan analisis uji t. Untuk mengetahui
perbedaan secara parsial jumlah tanggungan kredit usaha mikro (X1) terhadap jumlah tanggungan kredit kepemilikan rumah (X2) Hipotesis : Ho : tidak ada perbedaan jumlah tanggungan antara kredit yang layak diterima dengan kredit yang tidak layak diterima Ha : ada perbedaan jumlah tanggungan antara kredit yang layak diterima dengan kredit yang tidak layak diterima Tabel 4.10 Independent Samples Test Jumlah Tanggungan Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F jumlah tanggunga Equal variances assumed Equal variances not assumed
.058
Sig. .811
t-test for Equality of Means
t .071
df
Sig. (2-tailed)
Mean Std. Error Differenc Differenc e e
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
137
.944
.008
.114
-.218
.234
.071 136.690
.944
.008
.114
-.218
.234
Output tersebut dapat dilihat dari nilai sig.(2-tailed) kesimpulan dapat diambil melelui penolakan dan penerimaan hipotesis yang diusulkan.(Nugroho,2005) P-Value pada kolom sig.(2-tailed) > level of signifikan maka ho diterima P-Value pada kolom sig.(2-tailed) < level of signifikan maka ha diterima Dari hasil uji menggunakan level of signifikan 5% two tailed,dan sampel yang digunakan 70 debitur,maka disimpulkan ho diterima karena sig.(2-tailed) 0.944 > level of signifikan (0.05). Dalam hal ini tidak ada perbedaan antara jumlah tanggungan kredit yang layak diterima dengan kredit yang tidak layak diterima. 4.3.4 Banyaknya Angsuran Untuk membuktikan perbedaan dari masing-masing variabel bebas secara parsial atau individu terhadap variabel tidak bebas digunakan analisis uji t. Untuk mengetahui perbedaan secara parsial banyaknya angsuran kredit usaha mikro (X1) terhadap banyaknya angsuran kredit kepemilikan rumah (X2) Hipotesis : Ho : tidak ada perbedaan banyaknya angsuran antara kredit yang layak diterima dengan kredit yang tidak layak diterima Ha : ada perbedaan banyaknya angsuran antara kredit yang layak diterima dengan kredit yang tidak layak diterima
Tabel 4.11 Independent Samples Statistik Banyaknya Angsuran Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
banyaknya angsuran Equal variances assumed Equal variances not assumed
F
Sig.
.000
1.000
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
.000
138
1.000
.000
3.190
-6.307
6.307
.000
138.000
1.000
.000
3.190
-6.307
6.307
Output tersebut dapat dilihat dari nilai sig.(2-tailed) kesimpulan dapat diambil melelui penolakan dan penerimaan hipotesis yang diusulkan.(Nugroho,2005) P-Value pada kolom sig.(2-tailed) > level of signifikan maka ho diterima P-Value pada kolom sig.(2-tailed) < level of signifikan maka ha diterima Dari hasil uji menggunakan level of signifikan 5% two tailed,dan sampel yang digunakan 70 debitur,maka disimpulkan ho diterima karena sig.(2-tailed) 1.000 > level of signifikan (0.05). Dalam hal ini tidak ada perbedaan antara jumlah tanggungan kredit yang layak diterima dengan kredit yang tidak layak diterima 4.5.5
Jangka Waktu Kredit Untuk membuktikan perbedaan dari masing-masing variabel bebas secara parsial atau individu terhadap variabel tidak bebas digunakan analisis uji t. Untuk mengetahui perbedaan secara parsial jangka waktu kredit usaha mikro (X1) terhadap jangka waktu kredit kepemilikan rumah (X2) Hipotesis : Ho : tidak ada perbedaan janka waktu kredit antara kredit yang layak diterima dengan kredit yang tidak layak diterima Ha : ada perbedaan jangka waktu kredit antara kredit yang layak diterima dengan kredit yang tidak layak diterima Tabel 4.12 Independent Samples Statistik Jangka Waktu Kredit Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F jangka waktu kred Equal variances .000 assumed Equal variances not assumed
Sig. 1.000
t-test for Equality of Means
t .000
df
95% Confidence Interval of the Difference Sig. Mean Std. Error (2-tailed) Difference Difference Lower Upper
138
1.000
.000
.266
-.526
.526
.000 138.00
1.000
.000
.266
-.526
.526
Output tersebut dapat dilihat dari nilai sig.(2-tailed) kesimpulan dapat diambil melelui penolakan dan penerimaan hipotesis yang diusulkan.(Nugroho,2005) P-Value pada kolom sig.(2-tailed) > level of signifikan maka ho diterima P-Value pada kolom sig.(2-tailed) < level of signifikan maka ha diterima Dari hasil uji menggunakan level of signifikan 5% two tailed,dan sampel yang digunakan 70 debitur,maka disimpulkan ho diterima karena sig.(2-tailed) 1.000 > level of signifikan (0.05). Dalam hal ini tidak ada perbedaan antara jumlah tanggungan kredit yang layak diterima dengan kredit yang tidak layak diterima. 5. Kesimpulan 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada analisis diskriminan maka didapat tiga faktor yang mempengaruhi kelayakan pemberian kredit usaha mikro yaitu jumlah tanggungan, banyaknya angsuran dan jenis sektor dengan ketepatan prediksi sebesar 74.3 %. Hal ini dapat dilihat dengan perbedaan jumlah pinjaman yang didapat oleh debitur serta diterima atau tidaknya kredit yang diajukan. Debitur yang mempunyai jumlah tanggungan lebih banyak akan mendapatkan jumlah pinjaman lebih kecil daripada debitur yang mempunyai jumlah tanggungan lebih sedikit atau debitur dengan jumlah tanggungan yang lebih banyak kreditnya tidak akan diterima karena dengan jumlah tanggungan yang banyak maka debitur akan lebih banyak mengeluarkan biaya sehari-hari dan kemungkinan debitur tidak akan membayar kreditnya akan lebih tinggi. Banyaknya angsuran berpengaruh pada kesanggupan membayar debitur, berapa kali debitur sanggup untuk melunasi hutangnya. Serta jenis sektor digunakan untuk melihat seberapa besar pinjaman yang dibutuhkan oleh debitur, debitur dengan berjenis sektor perdagangan akan membutuhkan pinjaman lebih kecil dibandingkan dengan debitur dengan jenis sektor jasa dan perdagangan. 2. Pada analisis diskriminan maka didapat dua faktor yang mempengaruhi kelayakan pemberian kredit kepemilikan rumah yaitu jumlah tanggungan dan jangka waktu kredit, dengan ketepatan prediksi sebesar 61,4%. Sama halnya pada kredit usaha mikro, pada kredit kepemilikan kepemilikan rumah jumlah tanggungan dan jangka waktu kredit digunakan untuk membedakan jumlah pinjaman dan diterima atau tidaknya kredit yang diajukan. 3. Dari hasil uji beda maka didapat hanya variabel usia saja yang memiliki perbedaan secara signifikan yang mempengaruhi kelayakan pemberian kredit antara kredit usaha mikro dengan kredit kepemilikan rumah. Hal ini terlihat dari nilai sig.(2-tailed) 0.003 < level of signifikan (0.05). Usia debitur dipergunakan untuk menilai apakah kreditnya layak diterima atau tidak. Usia yang masih muda akan lebih mudah mendapatkan kredit dikarenakan usia muda tergolong usia yang produktif serta masih aktif dalam bekerja sehingga kemungkinan terjadinya kredit macet akan lebih kecil jika dibandingkan dengann usia yang sudah tua .
5.2 Saran Saran yang disampaikan penulis melalui skripsi ini adalah 1. Bank Tabungan Negara Cabang Bekasi dalam hal menilai kredit yang diajukan baik kredit usaha mikro maupun kredit kepemilikan rumah harus lebih cermat dan teliti lagi agar memperkecil terjadinya kredit macet. 2. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat pada penelitian selanjutnya, maka sebaiknya jumlah sampel yang digunakan bisa lebih banyak agar dapat mewakili data yang ada dan variabel yang digunakan bisa lebih banyak. Daftar Pustaka Agustin, Rasni Arnifki, ,” Faktor-faktor yang menentukan layak tidaknya pemberian kredit kepada konsumen PT.FIF”, FE Universitas Gunadarma,2007 Astuti, Dewi, “Faktor-faktor yang mempengaruhi layak tidaknya pemberian kredit kepada konsumen PT.Adira Quantum Finance dengan supplier PT. Jati center”, FE Universitas Gunadarma, 2008 Hasibuan, Malayu, 2008, Dasar-dasar perbankan, Jakarta : Bumi aksara Kasmir, 2002, Dasar-dasar perbankan, edisi 1, cetakan keenam Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. , 2004, Bank dan lembaga keuangan Lainnya, edisi revisi, cetakan Kedua, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Kuncoro, Mudrajat, 2002, Manajemen Perkreditan Bank, Jakarta : gramedia pustaka Nugroho. Bhuono Agung , 2005, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS, Yogyakarta : Andi Yogya Rivai,Veithzal, 2007, Credit management handbook, Jakarta : Raja Grafindo Persada Sari,Apriliana Purnama, , “Analisis penilaian faktor-faktor mempengaruhi pemberian kredit pada usaha mikro dan kecil dengan model diskriminan pada Koperasi Sejati Mulia”FE Universitas Gunadarma, 2008 Siamat,Dahlan, 2004, Manajemen lembaga keuangan, edisi keempat, Jakarta: Fakultas ekonomi universitas Indonesia Sinngih, Santoso, 2005, Menggunakan spss untuk statistic multivariate, Jakarta : Elex media komputindo Suyatno, Thomas, 1999, Dasar-dasar perkreditan, Jakarta : Gramedia pustaka Utama Umar, Husein, 2001, Riset akuntansi, Jakarta : gramedia pustaka utama