Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PEMERINTAHAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO PERIODE 2004-2008 DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD
Disusun oleh Nama
: Rina Novita
NPM
: 11205053
Jurusan
: Manajemen
Pembimbing
: Dr. M. Abdul Mukhyi
Diajukan guna melengkapi syarat dalam mencapai gelar Sarjana strata satu (S1)
Jakarta 2009
ABSTRAK RINA NOVITA ( 11205053 ) “Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Periode 2004-2008 Dengan Pendekatan Balance Scorecard”. Skripsi ,Jurusan Manajemen,Fakultas Ekonomi,Universitas Gunadarma, Depok september 2009 Kata Kunci : kinerja,balance scorecard ( xii + 55 halaman + 3lampiran ) Tujuan penelitian ini mengukur kinerja selama Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Periode 2004-2009 dilihat dari perspektif keuangan dan non keuangan, mengetahui kemiskinan Indonesia selama Pemerintahan SBY dan Untuk mengetahui tingkat pengangguran selama Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu dengan cara melakukan penelitian secara langsung melalui pembagian kuesioner. Dalam penelitian ini data primer berupa jawaban kuesioner responden dari pernyataan-pernyataan yang telah dibuat oleh peneliti. Kuesioner ini terdiri dari enam belas pernyataan. Sampel yang diambil sebanyak 150 orang responden. Hasil perspektif keuangan yaitu bahwa selama pemerintahan presiden SBY periode 2004-2008 terus menerus mengalami defisit anggaran hal ini terlihat dari lebih besarnya belanja negara dari pada pendapatan Negara.Persepektif pertumbuhan dan pembelajaran juga terus mengalami kenaikan. Perspektif proses bisnis internal dilihat dari investasi ,impor dan ekspor mengalami kenaikan. Perspektif pelanggan Karena besarnya alpha, 0.723 > 0.1843 maka kesimpulannya reliabel. Daftar Pustaka (2000-2009)
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Balanced Scorecard mengalami perkembangan dalam implementasinya. Yaitu tidak
hanya sebagai alat pengukuran namun meluas sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategi dan menjadi inti dari sistem manajemen strategis. Sistem manajemen strategik tersebut terdiri dari sistem perumusan strategi, sistem perencanaan strategi, sistem penyusunan program, sistem penyusunan anggaran, sistem pengimplementasian, dan sistem pemantauan. Dua masalah pembangunan yang masih menghantui Bangsa Indonesia saat ini adalah masalah pengangguran dan masalah kemiskinan. Kedua permasalahan ini memiliki keterkaitan satu sama lain. Dalam banyak kasus kemiskinan diawali dari kurangnya akses tenaga kerja produktif terhadap lapangan pekerjaan. Di lain sisi, kemiskinan menghambat akses terhadap pemenuhan pendidikan dan kesehatan yang pada akhirnya berdampak pada rendahnya mutu sumber daya manusia. Dari uraian diatas, penulis tertatik untuk membahas lebih lanjut tentang analisis kinerja pemerintah yang ditinjau dari metode Balance Scorecard dalam penulisan tugas akhir yang berjudul ” Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Periode 2004-2008 Dengan Pendekatan Balance Scorecard”.
1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penilitian ini yaitu sebagai berikut: Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap kinerja pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2008 dilihat dari perspektif keuangan dan non keuangan.
1.3 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang dapat berguna untuk yaitu 1. Bagi penulis :
a. Untuk meningkatakan pemahaman tentang metode balance scorecard lebih mendalam b. Untuk mengetahui kinerja pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2009 c. Untuk mengetahui kondisi ekonomi Indonesia selama masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono 2. Bagi akademis : a) Untuk memenuhi persyaratan akademis yang telah ditentukan dalam tugas akhir atau penulisan skripsi b) Untuk menambah penulisan tentang balance scorecard 3. Bagi pemerintahan : Memberikan
masukan
yang
baru
dalam
menilai
kinerja
pemerintahan,
meningkatkan atau mempertahankan kinerja ditahun berikutnya.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Sejarah Balance Scorecard Kaplan dan Norton (2001) menjelaskan bahwa Balanced Scorecard tetap mempertahankan ukuran finansial tradisional. Namun, Balanced Scorecard melengkapi seperangkat ukuran tersebut dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran itu diterjemahkan dari visi dan strategi perusahaan yang ditinjau dari empat perspektif yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. 2.2 Kajian Penelitian Sejenis
1. Mardiasmo dalam Pewujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik
Melalui
Akuntansi Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance Scorecard sektor publik lebih berfokus pada pelayanan masyarakat bukan pada profit, tidak mempunyai shareholders, lebih berfokus pada kondisi regional dan nasional, lebih dipengaruhi oleh keadaan politik, dan mempunyai stakeholders yang lebih beragam. Akuntansi sektor publik, yang diartikulasikan melalui akuntansi manajemen, akuntansi keuangan, dan auditing sektor publik sudah sangat mendesak pengembangan dan pengaplikasiannya sebagai alat untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas publik dalam mencapai good governance. 2. Kinerja Pemerintahan SBY-JK di Bidang Perekonomian Harry Azhar Azis Wakil Ketua Panitia Anggaran, Anggota Komisi XI (Keuangan, Perbankan dan Perencanaan Pembangunan) DPR RI Konsep penilaian kinerja suatu pemerintahan memang seharusnya mencakup wilayah perencanaan dan pelaksanaan. Karena implikasi pelaksanaan bergantung pada rumusan perencanaan, dalam hal ini APBN, Pemerintah yang meneruskan kebijakan yang dirumuskan oleh Pemerintah sebelumnya, menurut Undang-Undang tentang Keuangan Negara, memang dimungkinkan untuk melakukan perubahan. APBN (dan juga APBD) sebagai jangkar utama kinerja pemerintahan di Indonesia seharusnya dapat dijadikan alat bagi mendorong kemajuan ekonomi bangsa untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. 2.3 Ekonomi Makro 2.3.1
Inflasi Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang. 2.3.2
Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk
dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup. 2.3.3
Pengangguran
Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.
BAB III Metodelogi Penelitian
3.1 Objek Penelitian Objek yang digunakan pada penelitian ini adalah pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2008.
3.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga Negara Indonesia yang bertempat tinggal di Jakarta. Dalam penelitian ini jumlah sampel digunakan penelitian adalah 150 responden yaitu sebagian warga Jakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling.Teknik random sampling adalah teknik penarikan sampel secara acak yaitu berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan dan usia.
3.3 Data/variable Penelitian Banyaknya sample berdasarkan hasil penelitian untuk mengetahui kinerja presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2009. Banyaknya sample 150 responden untuk menjawab kuisioner yang diajukan oleh peneliti sebanyak 16 pertanyaan. Variabel yang diambil berdasarkan hasil kuisioner adalah : Kemiskinan,pengangguran,pendapatan Negara dan kondisi ekonomi.
3.4 Jenis sumber Data 3.4.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah data primer. Adapun data primernya adalah data yang diperoleh dari jawaban responden yang diteliti, yaitu berupa data mengenai pendapat dari objek.
3.4.2 Skala Pengukuran
Penulis memperoleh langsung data yang diperlukan berdasarkan dari keterangan dan informasi yang diberikan responden melalui kuesioner yang telah disebarkan dengan metode skor, pemberian skor ini menggunakan sistem skala tujuh, yaitu :
3.5 Teknik pengumpulan data Kuesioner / angket yaitu mengajukan pertanyaan dengan cara membawa lembaran pertanyaan pada warga Jakarta.
3.6 Rumus Ekonomi Makro 3.6.1 Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN 2004-2008) Surplus ataupun defisit diperoleh dari pengurangan antara pendapatan dengan belanja. Jika pendapatan lebih besar berarti Negara mengalami surplus, begitu sebaliknya. 3.6.2 Kemiskinan Untuk mengukur tingkat kemiskinan menggunakan rasio gini. Angka Koefisien Gini adalah ukuran kemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. 1
n n
Gini = ---------- ∑ ∑ ⏐yi - yj ⏐ 2n2 – y
I=1 j=1
Sumber: Tulus Tambunan (2003)
3.6.3
Inflasi Rumus Inflasi dapat dicari dengan menggunakan laju inflasi.
3.6.4 Rumus Tingkat
Pengangguran untuk
menghitung
Penganguran
=
besarnya ∑
jumlah
orang
yang
pengangguran
terbuka
ini
adalah:
mencari
pekerjaan
x
100%
∑ angkatan kerja
3.6.5
Uji Reliabilitas
Pengukuran reliabilitas pada dasarnya bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu : -
Repead measure atau ukur ulang.
- One shot atau diukur sekali ukur. Disini pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan petanyaan lain Cronbach Alpha dapat dihitung dengan menggunakan rumus: kř
α =
.
1 + (k-1) ř Dimana ѓ adalah rata-rata korelasi antar-item dan k jumlah item
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian Dan Analisis / Pembahasan
4.1.1
Perspektif Keuangan Pada pembahasan perspektif keuangan ini yaitu dengan menggunakan data-data keuangan Indonesia dari tahun 2004-2008 1) APBN
URAIAN
2004
2005
2006
2007
2008
APBN
APBN-R
APBN
APBN-R
APBN
APBN-R
APBN
APBN-R
APBN
APBN-R
403,769
403,367
540,126
495,224
659,115
637,987
694,088
707,806
894,991
981,609
403,031
403,105
532,671
493,919
654,882
636,153
690,265
706,108
892,042
979,305
1. Penerimaan Perpajakan
279,208
280,559
351,974
347,031
425,053
409,203
492,011
490,989
609,227
658,701
a. Pajak Dalam Negeri
2 67,033
267,817
334,403
331,792
410,226
395,972
474,551
470,052
580,248
622,359
A. Pendapatan Negara dan Hibah I. Penerimaan Dalam Negeri
b.Pajak Perdagangan Internasional
12,175
12,742
17,570
15,239
14,827
13,231
17,460
20,937
28,979
36,342
2. PNBP
123,823
122,546
180,697
146,888
229,829
226,950
198,254
215,120
282,815
320,605
a. Penerimaan SDA
92,407
91,543
144,361
110,467
165,695
167,474
115,053
132,893
192,790
224,463
b. Bagian Laba BUMN
9,103
9,818
12,000
12,835
22,323
22,973
21,800
23,223
31,244
29,088
c. PNBP Lainnya
22,313
21,185
24,336
23,586
41,812
36,503
47,731
45,335
58,781
63,319
738
262
7,455
1,305
4,233
1,834
3,823
1,698
2,949
2,304
B. Belanja Negara
430,041
427,187
565,070
511,619
699,099
666,212
752,370
757,650
989,494
985,731
I.Belanja Pemerintah Pusat
300,037
297,464
411,668
361,155
478,249
440,032
498,169
504,387
697,071
693,356
1. Belanja Pegawai
54,217
52,743
61,167
54,254
79,075
73,252
97,980
90,425
123,542
112,830
2. Belanja Barang
16,780
15,518
42,312
29,172
55,992
47,182
61,820
54,511
67,476
55,964
3. Belanja Modal
-
-
54,747
32,889
69,780
54,952
69,220
64,289
85,072
72,773
II. Hibah
4.Pembayaran Bunga Utang
63,228
62,486
60,982
65,200
82,495
79,083
83,555
79,806
94,794
88,430
5. Subsidi
69,855
91,529
119,090
120,765
107,628
107,432
105,073
150,215
234,405
275,291
6. Bantuan Sosial
24,009
13,738
43,374
33,972
42,262
37,423
30,860
15,385
32,079
30,328
7. Belanja Lainnya
-
-
29,997
24,903
41,018
40,709
49,660
49,756
59,702
57,741
II. Belanja Ke Daerah
130,004
129,723
153,402
150,464
220,850
226,180
254,201
253,263
292,423
292,433
1. Dana Perimbangan
123,149
122,868
146,160
143,221
216,798
222,131
244,608
243,967
278,436
278,715
6,855
6,855
7,243
7,243
4,052
4,049
9,593
9,296
13,987
13,719
-26,272
-23,810
-24,944
-16,390
-39,984
-28,220
-58,285
-49,844
-94,503
-4,121
2. Dana Otonomi Khusus C.Surplus/Defisit Anggaran (A B) D. Pembiayaan (I + II)
26,272
20,793
24,944
11,116
39,984
29,412
58,285
42,452
94,503
84,072
I.Pembiayaan Dalam Negeri
50,051
4 8,850
2 9,786
21,388
55,258
55,978
70,826
66,305
107,617
102,478
II. Pembiayaan Luar Negeri
-23,779
-28,057
-4,842
-15,274
-26,566
-12,540
-23,852
-13,114
-18,406
-10,272
(neto)
Tabel 4.1 APBN dan Realisasi APBN 2004-2008 (dalam milyaran rupiah) Sumber : Statistik Keuangan dan Moneter Indonesia Bank Indonesia APBN-R : Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara
Dari tabel tersebut dapat dikatakan bahwa selama pemerintahan presiden SBY periode 2004-2009 terus menerus mengalami defisit anggaran hal ini terlihat dari lebih besarnya belanja negara dari pada pendapatan Negara. Besarnya belanja Negara disebabkan oleh tingginya subsidi dan pembayaran bunga utang guna melunasi utang Negara.kenaikan pembayaran bunga utang terbesar pada realisasi APBN tahun 2007-2008 yaitu mencapai 90% dari 79,806M menjadi 88,430M. 4.1.2 Perspektif Pertumbuhan Dan Pembelajaran Pada perpektif ini ditunjukkan dengan tingakat pertumbuhan ekonomi pade masa pemerintahan presiden SBY yaitu pada tahun 2004-2009. a) Pertumbuhan ekonomi Tabel 4.5 Pertumbuhan Ekonomi (%) Tahun
Persentase (%)
2004
4,43
2005
5,01
2006
5,29
2007
5,91
2008
6,50
Sumber
:
Bank
Indonesia *angka sementara
Pada tahun 2005, 2006 dan 2007, pertumbuhan ekonomi berturut-turut mencapai angka 5,01%, 5,29% dan 5,91%. Angka ini dibandingkan dengan target RPJMN untuk tahun 2005 (5,5%), 2006 (6,1%) dan 2007 (6,7%) terlihat tidak begitu menggembirakan. Bila target rata-rata lima tahun seperti tercantum pada RPJMN dari pemerintahan SBY-JK terhadap pertumbuhan ekonomi 6,6% per tahun, maka pertumbuhan ekonomi tahun 2008 dan 2009 haruslah diupayakan minimal rata-rata 7,8%. Bila dapat dicapai perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2008 sebesar 6,8%. Sepanjang era pemerintahan Presiden SBYdan JK, pertumbuhan ekonomi relatif lebih tinggi dibanding pemerintahan lainnya selama era reformasi. 4.1.3
Perspektif Bisnis Internal
Perpektif bisnis internal ditunjkkan dengan tingkat ekspor, impor dan investasi 4.1.3.a Inflasi Tabel 4.8 Inflasi 2004-2008 (%) Tingkat
2004
2005
2006
2007
2008
inflasi
6.40
17.11
6.6
6.59
11.06
Sumber :laporan tahunan keuangan Indonesia BI Tingkat inflasi inflasi pada tahun 2004 sebesar 6.40% dan pada tahun 2005 mengalami kenaikan menjadi sekitar 0.37 %. Pada tahun 2006 ke tahun 2007 tingkat inflasi turun dari 6.6% menjadi 6.59% kemudian pada tahun tahun 2008 menjadi 11.06 hal ini disebabkan oleh naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) dan juga krisis global (subprime mortagage) pada akhir tahun 2008. 4.1.3.b Ekspor-Impor Tabel 4.9 Ekspor- Impor Indonesia (US$)
2005
2006
2007
2008
Nilai Menurut Kelompok
Ekspor
86.722.732
103.493.455
118.014.263
193.274.789
Barang
Impor
75.630.632
80.658.604
93.100.625
126.656.280
Ekspor
66.010.428
80.091.764
92.598.084
106.843.157
Impor
40.335.199
62.476.910
71.599.315
99.971.610
Nilai
Non
Migas
Menurut Negara Tujuan
Sumber : statistik keuangan Indonesia Bank Indonesia Berdasarkan tabel diatas, terbukti bahwa Indonesia tidak terkena dampak krisis global pada akhir tahun 2008. Hal ini dapat dilihat dari tingginya kegiatan ekspor baik menurut ekspor menurut kelomok barang ataupun ekspor non migas menurut Negara tujuan.Ekspor Indonesia juga dinilai aman karena didominasi oleh komoditas, berbeda dengan produk elektronik dan otomotif, dimana produk komoditas tidak langsung terkena dampak krisis. Impor Indonesia terus meningkat menurut kelompok barang terus mengalami kenaikan dari tahun 2004 hingga 2008 Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2007 hingga 2008 yaitu sebesar 1.36% . 4.1.4
Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan mengukur kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan
presiden SBY periode 2004-2008 yang ditunjukkan dengan hasil kuesioner yang telah diteliti pada 150 responden. 4.1.4.1
Uji Validitas
Petanyaan-pertanyaan yang sudah valid kemudian diukur reliabilitasnya. Langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Menentukan Nilai r tabel Dari tabel r (pada lampiran ), df = N– 2, atau dalam kasus ini df = 50 – 2 = 48. Tingkat signifikan 5 %. Didapat angka 0.1843. 2. Mencari r hasil Disini r hasil untuk tiap item (variabel) bisa dilihat pada kolom corrected item – totall correlation. Misalnya untuk pertanyaan tangible 1 hasilnya adalah 0.589, tangible 2 hasilnya adalah : 0.087, dan seterusnya 3. Dasar Mengambil Keputusan Dasar pengambilan keputusan: -
Jika r hasil Positif, serta r hasil > r tabel, maka butir atau variabel tersebut Valid.
-
Jika hasil Tidak Positif, dan r hasil < r tabel, maka butir atau variabel tersebut Tidak Valid
Berikut adalah hasil pengolahan dengan SPSS 17.0 Tabel 4.11 ValiditasTangible 1
Dimensi
r hasil
r tabel
Kesimpulan
Tangible 1
0.589
0.1843
Valid
Tangible 2
0.087
0.1843
Tidak Valid
Tangible 3
0.392
0.1843
Valid
Tangible 4
0.188
0.1843
Valid
Tangible 5
0.181
0.1843
Tidak Valid
Tangible 6
0.318
0.1843
Valid
Tangible 7
0.039
0.1843
Tidak Valid
Tangible 8
0.270
0.1843
Valid
Tangible 9
0.004
0.1843
Tidak Valid
Sumber: olahan komputer Karena ada butir yang tidak valid yaitu tangible 2, tangible 5, tangible 7 dan tangible 9 maka butir yang tidak valid dikeluarkan dan diproses analisis diulang untuk butir yang valid. 4.1.4.2
Uji Reliabilitas Dengan menggunakan SPSS 17.0 berikut hasilnya, Tabel 4.12 Reliabilitas Tangibles Cronbach's Alpha
N of Items
0.723
4
Sumber: olahan komputer Karena besarnya alpha, 0.723 > 0.1843 maka kesimpulannya reliabel.
Berdasarkan hasil diatas, berarti kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2009 menurut rakyat Indonesia merasa puas dan baik karena berdasarkan visi misinya pemerintahan SBY sudah tercapai meskipun menurut rencana pembangunan jangka menengah nasional ada yang tidak tercapai tetapi hal itu tidak membuat masyarakat memberikan respon yang negatif justru masyarakat menginginkan pemerintahan SBY tersebut dilanjutkan. Selain itu juga karena slogannya yang terbukti bersih, cerdas dan wibawa.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hasil perspektif keuangan yaitu bahwa selama pemerintahan presiden SBY periode 2004-2008 terus menerus mengalami defisit anggaran hal ini terlihat dari lebih besarnya belanja negara dari pada pendapatan Negara.Persepektif pertumbuhan dan pembelajaran juga terus mengalami kenaikan. Perspektif proses bisnis internal dilihat dari investasi ,impor dan ekspor mengalami kenaikan. Perspektif pelanggan Karena besarnya alpha, 0.723 > 0.1843 maka kesimpulannya reliabel. 5.2 Saran- Saran Saran dari penulis antara lain : - Diharapkan pemerintah lebih fokus dalam dan lebih memperhatikan kesehatan dari rakyatnya dengan cara mengadakan kegiatan puskesmas keliling dengan optimal,balai pengobatan murah dan harga obat-obatan yang terjangkau. - Bantuan dan perlindungan sosial kepada keluarga kurang mampu atau yang kita sebut dengan kelompok sasaran. Memberikan bantuan melalui penyediaan Beras Untuk Rakyat Miskin (Raskin), Program Keluarga Harapan (PKH), Jaminan Kesehatan Masyarakat, serta Bantuan Operasional Sekolah(BOS). - Program dan anggaran berbasis masyarakat, yang diwadahi dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM). - Penindakan dan pencegahan tindak pidana korupsi, Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi.