ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHIAUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC PADA TAHUN 2008-2011 (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Amelia Permatasari Universitas Gunadarma, fakultas Ekonomi E-mail :
[email protected] Abstract Every “go public” company is obliged in financial reporting on time for the decision makers and audit delay is become one of factors that affects the financial reporting delay, making audit delay and the factors to be tested again in this study include the size of the company, the auditor's opinion, the size of KAP , profitability (ROA), solvability (TDTA). Objects used in this research are manufacturing companies in food and beverage industry in 2008-2011. Of 14 listed companies only 10 companies that meet the criteria and become samples of this research. The data used are secondary data from the Indonesia Stock Exchange (BEI), and the method used is the classical assumption test and regression analysis. The results showed that, simultaneously, independent variables firm size, the auditor's opinion, KAP size, profitability (ROA), solvability (TDTA) have no influcence or in other words do not affect the dependent variable audit delay. While partially, only KAP size and profitability that affects on audit delay. The firm size, auditor’s opinion, and solvability do not affect on audit delay. Key Word; Firm Size(Total Assets), Auditor’s Opinion, KAP size (KAP Big Four dan KAP Non Big Four), Profitability (ROA), Solvability (TDTA) and Audit Delay PENDAHULUAN Asosiasi profesi akuntansi pada tahun 1974 telah melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa ketepatan waktu pelaporan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai (Dyer dan Mchugh dalam Bandi dan Hananto, 2000). Ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan diatur dalam pasar modal yaitu Undang-Undang no 8 tahun 1995 tentang peraturan pasar modal yang menyatakan bahwa semua perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada BAPEPAM dan mengumumkan kepada masyarakat luas, jika perusahaan-perusahaan tersebut terlambat menyampaikan laporan keuangan mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam undang-undang. Pada tahun 1996, BAPEPAM mengeluarkan lampiran keputusan Ketua BAPEPAM Nomer Keputusan 80/PM/ 1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada BAPEPAM selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 September 2003, BAPEPAM semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya lampiran surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor : Kep-36/PM/2003 yang
menyatakan bahwa laporan keuangan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut (Toto Sucipto, Moelyati, dan Sumardi 2006 : 53) laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan baik di dalam maupun diluar perusahaan mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Menurut (Sofyan Syafri Harahap 2011 : 205) laporan keuangan merupakan output dan hasil dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Di samping sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban atau accountability.Sekaligus menggambarkan indicator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Pengertian Audit Delay Pengertian Audit delay Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku, hingga tanggal diselesaikannya laporan audit independen. Menurut Dyer & McHugh (1975 dalam Wiwik Utami, 2006) “Auditors’ report lag is the open interval of number ofdays from the year end to the date recorded as the opinion signature date in theauditor’ report”. Ketepatwaktuan penerbitan laporan keuangan audit merupakan hal yang sangat penting, khususnya untuk perusahaan-perusahaan publik yang menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan. Menurut Lawrence dan Briyan (1988) Audit Delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya, yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan audit. Perusahaan yang sudah go public harus menyerahkan laporan keuangan tahunannya disertai dengan opini auditor kepada Bapepam. Peraturan Bapepam tersebut diatur dalam Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang publikasi laporan keuangan tahunan auditan yang bersifat wajib dengan batas waktu 120 hari dari akhir tahun fiskal sampai tanggal diserahkannya laporan keuangan yang telah diaudit ke BAPEPAM. Namun, Sejak 30 September 2003, peraturan ini diganti dengan peraturan baru dengan Nomor X.K.2 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan ke Bapepam menjadi 90 hari. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay •
Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain. Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar. Pada dasarnya Ukuran Perusahaan hanya terbagi pada tiga kategori, yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), dan
perusahaan kecil (small firm). Penentuan perusahaan ini didasarkan pada total asset perusahaan (Masud Machfoedz, 1994). Kategori Ukuran Perusahaan yaitu: a. Perusahaan Besar Perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki penjualan lebih dari Rp 50 Milyar/tahun. b. Perusahaan Menengah Perusahaan menengah adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih Rp 1-10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki hasil penjualan lebih besar dari Rp 1 Milyar dan kurang dari Rp 50 Milyar c. Perusahaan Kecil Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki hasil penjualan minimal Rp 1 Milyar/tahun. •
Opini Auditor Laporan audit adalah alat formal yang digunakan auditor dalam mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pendapat auditor sangatlah penting bagi perusahaan ataupun pihak-pihak lain yang membutuhkan hasil dari laporan keuangan auditan. Auditor dapat memilih tipe pendapat yang akan dinyatakan atas laporan keuangan auditan. Ada lima tipe pendapat laporan audit yang diterbitkan oleh auditor (Mulyadi, 2002): 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) 2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqualified Opinion report with Explanatory Language) 3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion) 4. Pendapat tidak wajar (adverse Opinion) 5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion) •
Ukuran Kantor Akuntan Publik Menurut SK. Menkeu No.43/KMK.017/1997 tertanggal 27 Januari 1997 sebagaimana telah diubah dengan SK. Menkeu No. 470/KMK.017/1999 tertanggal 4 Oktober 1999 dalam Haryono Jusup (2001), Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalakan pekerjaannya. Jumlah kantor akuntan publik di Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah sejalan dengan perkembangan perekonomian dan bisnis.Kantor akuntan publik yang tergolong besar hanya sedikit jumlahnya dan umumnya bekerjasama dengan kantor-kantor akuntan besar yang berskala internasional. Sebagian besar terdiri dari kantor-kantor akuntan publik kecil dengan wilayah operasi yang terbatas (Haryono Jusup, 2001). Struktur Kantor Akuntan Publik, Mengingat pekerjaan audit atas laporan keuangan menuntut tanggung jawab yang besar, maka pekerjaan profesional kantor akuntan publik menuntut indenpendensi dan kompetensi yang tinggi pula. Indenpendensi memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan tanpa bias tentang laporan keuangan yang diauditnya. Kompentensi memungkinkan auditor untuk melakukan audit secara efisien dan efektif. Adanya kepercayaan atas indenpendensi dan kompentensi auditor, menyebabkan pemakai bisa mengandalkan diri pada laporan yang dibuat auditor. Oleh karena kantor akuntan publik demikian banyak jumlahnya, maka tidaklah mungkin bagi pemakai laporan untuk menilai independensi dan
kompentensi masing-masing kantor akuntan publik. Oleh karena itu struktur kantor akuntan publik akan sangat berpengaruh terhadap hal ini, walaupun tidak menjamin sepenuhnya. Auditor Empat Besar (The Big Four Auditors) adalah kelompok empat firma jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar, yang menangani mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun perusahaan tertutup. Menurut Yuliana dan Aloysia (2004) Kantor Akuntan Publik di Indonesia dibagi menjadi KAP the big four dan Kantor Akuntan Publik non the big four. Kantor Akuntan Publik yang masuk kategori KAP the big four di Indonesia adalah: a. Kantor Akuntan Publik Price Water House Cooper, yang bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Susanto dan rekan. b. Kantor Akuntan Publik KPMG (Klynfeld Peat Marwick Goedelar), yang bekerjasama dengan Kantor Akuntan Publik Sidharta dan Wijaya. c. Kantor Akuntan Publik Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Sarwoko dan Sanjoyo. d. Kantor Akuntan Publik Delloite Tauche Thomatshu, yang bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hans Tuanokata. •
Solvabilitas Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibankewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang yang digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan utang.Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang utang totalnya lebih besar dibandingkan total asetnya.Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan. Perhitungan solvabilitas dengan rasio total debt to total asset (TDTA) di hitung dengan rumus: Total Utang TDTA =
x 100% Total Aktiva
•
Profitabilitas Profitabilitas adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu.Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas pengelolaan (manajemen) perusahaan yang ditunjukan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukan oleh laba yang dihasilkan. Secara garis besar laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Perhitungan profitabilitas yaitu Return On Asset Rasio (ROA) di hitung dengan rumus: EBIT ROA = x 100% Total Asset
METODOLOGI PENELITIAN Data Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan tahun 2008-2011 yang telah di audit oleh auditor independent ataupun auditor KAP dan hasil audit masing-masing perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi makanan dan minuman pada Bursa Efek Indonesia. Variabel yang Digunakan 1. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen (variable tergantung)pada penelitian ini variabel dependen adalahAudit Delay, yaitu lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal ditandatanganinya laporan audit. Audit Delay = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Laporan Keuangan 2.
Variabel Independen (X) Variabel independen (variable bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri, variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Ukuran Perusahaan (X1) Dalam penelitian ini Ukuran Perusahaan adalah ukuran perusahaan yang diperiksa oleh KAP dan dihitung dengan menggunakan total asset yang dimiliki perusahaan atau total aktiva perusahaan klien yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan akhir periode yang telah diaudit menggunakan log size. Pengukuran terhadap Ukuran Perusahaan diproksikan dengan nilai logaritma dengan tujuan untuk menghaluskan besarnya angka dan menyamakan ukuran saat regresi. a.
Ukuran Perusahaan = log (total aktiva) b.
Opini Auditor (X2) Dalam penelitian ini pendapat auditor dibedakan menjadi dua kelompok yaitu perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion diberi kode 1 dan perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion diberi kode 0. c.
Ukuran KAP (X3) Ukuran KAP dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu perusahaan yang menggunakan jasa KAP the big four diberi kode 1 dan perusahaan yang tidak menggunakan jasa KAP non the big four diberi kode 0. Solvabilitas (X4) Solvabilitas perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan membandingkan jumla aktiva (total asset) dengan jumlah utang (baik jangka pendek ataupun jangka panjang). Angka perbandingan tersebut dinyatakan dalam total debt to total asset rasio. Perhitungan Solvabilitas dirumuskan sebagai berikut: Total Utang TDTA = x 100% Total Aktiva d.
e.
Profitabilitas (X5) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Profitabilitas diukur dengan rasio return on asset (ROA) yang hitung berdasarkan EBIT dibagi dengan total aktiva. Perusahaan yang memiliki Profitabilitas tinggi diduga waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan auditnya akan lebih pendek dibandingkan perusahaan dengan Profitabilitas rendah. Profitabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut: EBIT ROA =
x 100% Total Asset
Teknik Analisis Data 1. Pengujian Asumsi Klasik Untuk menguji hipotesis digunakan metode analisis regresi berganda.Tetapi sebelumnya dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. 2. Regresi Linear Berganda Analisis regresi berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variable independen (X1,X2,…Xn) dengan variable dependen (Y). Persamaan regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut: Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4 X4 + b5 X5 + e Keterangan : Y= Audit Delay, X1 = Ukuran Perusahaan, X2 = Opini Auditor, X3 = Ukuran KAP, X4 = Solvabilitas, X5 = Profitabilitas, b = Koefisien Regresi, a = Konstanta, e = Faktor Pengganggu 3. a.
Pengujian Hipotesis Uji Regresi Secara Parsial (Uji Statistik t) Pengujian hipotesis untuk masing-masing variabel Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Solvabilitas dan Profitabilitas secara individu terhadap Audit Delay menggunakan uji regresi parsial (uji t). b.
Uji Regresi Secara Simultan (Uji F) Pengujian terhadap Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Solvabilitas dan Profitabilitas secara bersamaan dengan uji F. Hipotesis : Untuk menguji penelitian ini maka disusun hipotesis sebagai berikut : H01 : adalah ukuran perusahaan, KAP, ROA, TDTA dan opini auditor tidak berpengaruh terhadapaudit delay secara simultan. Ha1 : adalah ukuran perusahaan, KAP, ROA, TDTA dan opini auditor berpengaruh terhadapaudit delay secara simultan. H02 : adalah ukuran perusahaan, KAP, ROA, TDTA dan opini auditor tidak berpengaruh terhadapaudit delay secara parsial.
adalah ukuran perusahaan, KAP, ROA, TDTA dan opini auditor terhadapaudit delay secara parsial Kriteria dalam pengujian ini signifikan 0.05 Ha2 :
berpengaruh
PEMBAHASAN Hasil pengolahan data menunjukan bahwa rata-rata audit delay yang terjadi pada perusahaan manufaktur sektor industry makanan dan minuman sebesar : Tabel 1 Deskriptif Statitik Audit Delay Audit Delay 2008 Valid N (listwise) Audit Delay 2009 Valid N (listwise) Audit Delay 2010 Valid N (listwise)
N 10 10 10 10 10 10
Audit Delay 2011 Valid N (listwise)
10 10
Minimum
Maximum
Mean
30.00
85.00
68.2000
63.00
86.00
75.7000
62.00
89.00
73.6000
62.00
87.00
73.8000
Berdasarkan tabel deskripsi data yang dihasilkan, rata-rata lamanya waktu yang diperlukan untuk Audit Delay tahun 2008 oleh perusahaan manufaktur industri barang konsumsi makanan dan minuman adalah sebesar 68 hari, tahun 2009 adalah sebesar 76 hari, tahun 2010 adalah sebesar 74 hari, dan tahun 2011 adalah sebesar 74 hari.Variabel Audit Delay berdasarkan hasil statistik deskriptif perusahaan makanan dan minuman di Indonesia mempunyai nilai minimum 30 hari waktu yang diperlukan untuk audit delaydan nilai maksimum audit delay sebesar 89 hari yang menunjukan rata-rata lamanya waktu audit delay yang diperlukan sesuai dengan waktu yang telah di tentukan oleh BAPEPAM yaitu 90 hari. Tabel 2 Deskripsi Data UkuranPerusahaan Tahun 2008-2011 Ukuran Perusahaan 2008 Valid N (listwise) Ukuran Perusahaan 2009 Valid N (listwise) Ukuran Perusahaan 2010 Valid N (listwise) Ukuran Perusahaan 2011 Valid N (listwise)
N 10 10 10 10 10 10 10 10
Minimum
Maximum
Mean
8.98
12.47
11.4430
11.25
13.60
12.0710
11.51
13.68
12.1690
10.50
13.73
12.1380
Berdasarkan tabel deskripsi data yang dihasilkan, rata-rata total asset (dalam LOG) tahun 2008adalah sebesar Rp11,433 milyardengan nilai minimum Rp8,980 milyar dan nilai maksimal sebesar Rp12,470 milyar . Tahun 2009 adalah sebesar Rp12.071 milyar dengan nilai minimum Rp11,250 milyardan nilai maksimal sebesar Rp13,600 milyar. Tahun 2010 adalah sebesar Rp12,169 milyar dengan nilai minimum Rp11,510 milyardan nilai maksimal sebesar Rp13,680 milyar. Tahun 2011 adalah sebesar Rp12,138 milyar dengan nilai minimum Rp10,500 milyar dan nilai maksimal Rp13,730 milyar.
Tabel 3 Deskripsi Data Return On Asset Perusahaan Tahun 2008-2011 N 10 10 10 10 10 10 10 10
Return on Asset 2008 Valid N (listwise) Return on Asset 2009 Valid N (listwise) Return on Asset 2010 Valid N (listwise) Return on Asset 2011 Valid N (listwise)
Minimum
Maximum
Mean
-.17
.33
.0820
.03
.48
.1520
.01
.25
.0920
.01
.94
.2320
Berdasarkan tabel deskripsi data yang dihasilkan rata-rata ROA (return on asset) tahun 2008adalah sebesar 8.20% dengan nilai minimum -17.00% dan nilai maksimumnya sebesar 33.00%. Tahun 2009 adalah sebesar 15.20% dengan nilai minimum 3.00% dan nilai maksimal sebesar 48.00%.Tahun 2010 adalah sebesar 9.20% dengan nilai minimum 1.00% dan nilai maksimal sebesar 25.00%. Tahun 2011 adalah sebesar 23.20% dengan nilai minimum 1.00% dan nilai maksimal sebesar 94.00%. Tabel 4 Deskripsi Data TDTAPerusahaan Tahun 2008-2010 TDTA 2008 Valid N (listwise) TDTA 2009 Valid N (listwise) TDTA 2010 Valid N (listwise) TDTA 2011 Valid N (listwise)
N 10 10 10 10 10 10 10 10
Descriptive Statistics Minimum Maximum
Mean
.25
.72
.5350
.21
.89
.4980
.05
.70
.4460
.04
.63
.4440
Berdasarkan tabel deskripsi dihasilkan rata-rata TDTA (Total Debt to Total Asset) tahun 2008adalah sebesar 53.50% dengan nilai minimum 25% dan nilai maksimumnya sebesar 72%. Tahun 2009 adalah sebesar 49,80% dengan nilai minimum 21% dan nilai maksimumnya sebesar 89%. Tahun 2010 adalah sebesar 44,6% dengan nilai minimum5% dan nilai maksimumnya sebesar 70%. Tahun 2011 adalah sebesar 44,4% dengan nilai minimum 4% dan nilai maksimumnya 63%. Tabel 5 Deskripsi Data OpiniPerusahaan Tahun 2008-2011 Jenis Opini Unqualified =1 Selain unqualified = 0 Total
Frekuensi
Persentase
33 7 40
82.50 17.50 100.00
Berdasarkan tabel deskripsi kebanyakan sampel perusahaan yang mendapat opini unqualified dari tahun 2008-2011 sebesar 82.50% sedangkan yang mendapatkan selain opini unqualified sebesar 17.50%. Tabel 6 Deskripsi Data KAP Tahun 2008-2011 Jenis KAP The Big four =1 Non the Big Four = 0 Total
Frekuensi 20 20 40
Persentase 50.00 50.00 100.00
Berdasarkan tabel deskripsi kebanyakkan sampel perusahaan yang termasuk kategori KAP The Big Four dari tahun 2008-2011 sebesar 50% sedangkan yang termasuk Non The Big Four sebesar 50%. Hasil tersebut menggambarkan bahwa laporan keuangan perusahaan-perusahaan makanan dan minuman di Indonesia yang tercatat di BEI sebesar 50% menggunakan jasa KAP The Big Four ini bisa terjadi karena audit yang dilakukan KAP The Big Fourbisa di percaya karena KAP ini sudah memiliki jaringan dan pengalaman yang sangat baik, sisanya sebesar 50% menggunakan KAP non The Big Four ini bisa terjadi karena perusahaan memiliki auditor independen sendiri yang bisa diandalkan dan dipercaya. Uji Normalitas Untuk menguji normalitas selain dengan Kolmogorov-Smirnov uji normalitas dapat menggunakan Normal Probality Plot. Pada uji ini dengan melihat titik – titik data menyebar disekitar diagonal dan titik-titik tersebut searah dengan garis diagonal. Hasil output untuk grafik P-Plot di tunjukan Gambar 5.
Gambar 5 Uji Normalitas Sumber : Data olah SPSS
Kenormalan data juga bisa dilihat dengan menggunakan grafik histogram. Jika histogram menunjukan kemiringan yang cenderung imbang pada sisi kiri ataupun kanan dan kurva menyerupai lonceng yang hampir sempurna.
Hasil Pengujian Asumsi Klasik Sebelum melakukan pengujian hipotesis dan regresi perlu dilakukan pengujian ulang data yang disebut juga istilah uji asumsi klasik yaitu untuk mendeteksi penyimpangan-penyimpangan asumsi klasik sebagai berikut: 1.
Uji Multikolinieritas Metode untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat pada tolerance value atau variance inflammatory factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0.10 atau nilai VIF adalah 10. Jika VIF >10 dan nilai Tolerance<0.10, maka tejadi multikolinearitas tinggi antar variabel bebas denganvariable bebas lainnya. Berikut ini adalah hasil uji multikolinieritas menggunakan software SPSS 17.0 Tabel 7 Uji Multikolinieritas Model Ukuran Perusahaan Opini Auditor Ukuran KAP TDTA ROA
Collinearity Statistics Tolerance VIF .477 2.096 .600 1.667 .525 1.904 .763 1.310 .411 2.432
Dari hasil data diatas dapat diketahui hasil perhitungan tolerance menunjukkan semua variabel independen yang memiliki nilai tolerance di atas 0.1.Sedangkan hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10 menunjukkan bahwa korelasi antara variabel independen masih bisa ditolerir berdasarkan hasil tersebut penelitian ini memiliki tolerance diatas 0.1 dan Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10. 2. Uji Heteroskedastisitas Pada penelitian ini menguji ada tidaknya heteroskedastistas adalah dengan melihat scatter plot. Jika pada scatter plot memiliki titik-titik yang menyebar dan tidak membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi adanya heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika membentuk pola tertentu, maka terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 6 Uji Heteroskedastisitas Sumber : Data olah SPSS
Dengan melihat gambar diatas, dapat dilihat bahwa tidak adanya pola yang jelas, serta titiktitik menyebar diatas dan di bawah 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.
Uji Autokorelasi Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin Waston, dimana dalam pengambilan keputusan dengan melihat berapa jumlah sampel yang diteliti yang kemudian dilihat angka ketentuannya pada tabel Durbin Waston. Tabel 8 Tabel 9 Kriteria Autokorelasi Durbin-Watson Uji Autokorelasi DW <1,414 1,414-1,724 1,724-2,276 2,276-2,586 >2,586
Kesimpulan Ada autokolerasi positif Tanpa kesimpulan Tidak ada autokolerasi Tanpa kesimpulan Ada autokolerasi negatif
Model 1
Durbin-Watson 2.514
Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukkan nilai Durbin Watson (d) sebesar 2.514 yang menurut kriteria autokorelasi Durbin-Watson (DW) yaitu tanpa kesimpulan. Dengan demikian untuk model regresi audit delay sebagai variabel dependen tanpa kesimpulan. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, opini auditor, ukuran kantor akuntan publik, TDTA dan ROA terhadap audit delay. Untuk mengetahui pengaruhnya maka digunakan persamaan regresi : Audit Delay = α+β1Ukuran Perusahaan +β2 KAP + β3TDTA + β4ROA + β5Opini Auditor. A. Pengaruh Variabel Secara Simultan Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent (Ukuran perusahaan,Opini Auditor, Ukuran KAP, TDTA dan ROA) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent (Audit Delay), dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Anova atau uji F. Tabel 10 Uji Anova Model 1 Regression
Sum of Squares 595.460
df 5
Mean Square 119.092
Residual
164.421
4
41.105
Total
759.881
9
F 2.897
Sig. .162a
Dalam pengujian F ini jika nilai signifikan F lebih besar dari 0.05 maka hipotesis awal tidak dapat ditolak atau dengan α=5% variabel independen secara statistik tidak mempengaruhi variabel dependen. Dengan hasil ini menunjukan bahwa hipotesis Ho1 di terima dan Ho2 di tolak. Pada tabel terlihat bahwa p-value sebesar 0.162 pada α=5% dan ini berarti bahwa variabel independen yaituukuran perusahaan, opini auditor, ukuran KAP, TDTA dan ROA tidak berpengaruh terhadap variabel dependennya yaitu audit delay.
B.
Pengaruh Variabel Secara Parsial Uji signifikansi parameter individual, disebut pula uji statistik t merupakan pengujian yang digunakan untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikatnya.Berikut adalah hasil perhitungan nilai t hitung dan taraf signifikansinya dalam penelitian ini. Tabel 4.12 Uji Statistik t Model Ukuran Perusahaan Opini Auditor Ukuran KAP TDTA ROA
T 1.441 -2.079 -3.093 -1.853 2.700
Sig. .223 .106 .036 .137 .048
Berdasarkan output di atas menunjukan bahwa hipotesis Ho2 di tolak dan Ha2 di terima, pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1.
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada tabel 4.11 diketahui bahwa variabel ukuran perusahaan mempunyai nilai probabilitas signifikansi (Sig t) sebesar 0,223 > 0.05. Dengan demikian dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay dikarenakan perusahaan dengan asset besar maupun kecil mempunyai kemungkinan yang sama dalam menghadapi tekanan atas penyampaian laporan keuangan. Kemungkinan kedua, auditor menganggap bahwa dalam proses pengauditan berapapun jumlah aset yang dimiliki tiap-tiap perusahaan akan diperiksa dengan cara yang sama, sesuai dengan prosedur dalam standar profesional akuntan publik. 2. Pengaruh Opini Auditor Terhadap Audit Delay Pada tabel 4.11 diketahui bahwa variabel opini auditor mempunyai nilai probabilitas signifikan (Sig t) sebesar 0.106 > 0.05. Dengan demikian dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay dikarenakan perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman pada tahun 2008-2011 melakukan pelaporan keuangan dengan disiplin ataupun tidak melakukan kebohongan publik dengan manipulasi data ataupun menerbitkan laporan keuangan kurang relevan. 3. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit Delay Pada tabel 4.11 diketahui bahwa variabel ukuran kantor akuntan publik mempunyai nilai probabilitas signifikan (Sig t) sebesar 0.036 < 0.05. Dengan demikian dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa ukuran kantor akuntan publik berpengaruh terhadap audit delay dikarenakan KAP yang masuk the big four dengan yang non the big four memiliki karakteristik yang berbeda. KAP yangmasuk the big four akan bekerja lebih profesional dari pada yang non the big four. KAP the big four akan bekerja lebih efektif dan efisien sehingga akan lebihcepat dalam penyampaian laporan auditan. 4. Pengaruh TDTA (Total Debt to Total Asset) Terhadap Audit Delay Pada tabel 4.11 diketahui bahwa variabel TDTA (Total Debt to Total Asset) mempunyai nilai probabilitas signifikan (Sig t) sebesar 0.137 > 0.05. Dengan demikian dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa TDTA (Total Debt to Total Asset) tidak berpengaruh terhadap audit delay dikarenakan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh hutang pada kenyataannya tidak secara signifikan mempengaruhi Audit Delay pada perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011. Selain itu
sesuai dengan kualitas standar pekerjaan auditor seperti yang telah diatur dalam SPAP melaksanakan prosedur audit perusahaan baik yang memiliki total utang besar dengan jumlah debtholder yang banyak atau perusahaan dengan utang yang kecil dan jumlah debtholder yang sedikit tidak akan mempengaruhi proses penyelesaian audit laporan keuangan, karena auditor yang ditunjuk pasti telah menyediakan waktu sesuai dengan kebutuhan jangka waktu untuk menyelesaikan proses pengauditan utang. 5. Pengaruh ROA (Return on Asset) Terhadap Audit Delay Pada tabel 4.11 diketahui bahwa variabel ROA (Return on Asset)mempunyai nilai probabilitas signifikan (Sig t) sebesar 0.048 < 0.05. Dengan demikian dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa ROA (Return on Asset) berpengaruh terhadap audit delay dikarenakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dimiliki ternyata mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap jangka waktu penyampaian laporan keuangan auditan. Banyak perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang mengalami kenaikan profit dimungkinkan banyaknya pula tuntutan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengkomunikasikan laporan keuangan yang diaudit lebih cepat. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil pengujian statistik hipotesis menunjukan secara bersama-sama (Simultan) variabel independent Ukuran Perusahaan,Opini Auditor, Ukuran Kantor Akuntan Publik, TDTA (Total Debt to Total Asset) dan ROA(Return on Asset) tidak berpengaruh terhadapAudit Delay. Hasil ini terjadi karena penelitian ini dilakukan menggunakan periode 4tahun sehingga diduga belum dapat terlihat secara nyata dampak yang ditimbulkan, penelitian ini memokuskan pada satu industri yaitu makanan dan minuman, dan dalam penelitian ini perusahaan yang di gunakan bukan perusahaan jasa. 2. Hasil pengujian statistik secara individual(Parsial) menunjukan variabel Ukuran Kantor Akuntan Publik dan ROA(Return on Asset) berpengaruh terhadap Audit Delaysedangkan variabel Ukuran Perusahaan,Opini Auditor, TDTA (Total Debt to Total Asset) tidak berpengaruh terhadap Audit Delay.Dalam uji parsial terdapat dua variabel yang signifikan yaitu variabel ukuran KAP dan ROA. Hal ini dapat dijelaskan perusahaan sektor industri makanan minuman yang terdaftar di BEI menggunakan KAP the big four yang mengerjakan audit dengen lebih professional di banding KAP non big four sehingga ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delaydan ROA berpengaruh walaupun di tahun 2008 terjadi krisis global yang dampaknya terasa di Indonesia pada tahun 2009 namun tahun 2010 dan 2011 ekonomi di Indonesia membaik, walaupun terjadi kisis global dampak terhadap perusahaan manufakur sektor industri makanan dan minuman tetap mendapatkan laba yang tinggi karena produk yang dihasilkan adalah kebutuhan masyarakat sehari-hari. Implikasi 1. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menggunakan pendekatan uji beda dan atau menambahkan variabel lain yang dirasa dapat mempengaruhi Audit Delay. Variabel yang dikira dapat mempengaruhi audit delay seperti variabel tingkat leverage, jenis perusahaan, bulan berakhirnya tahun buku, lamanya perusahaan menjadi klien KAP. Uji yang dilakukan Uji Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis, dan Uji Regresi Berganda.
2.
Penelitian ini mengambil 10 sampel perusahaan yang termasuk dalam klasifikasi perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi makanan dan minuman. Di harapkan pada penelitian selanjutnya menggunakan sektor industri lain agar bisa terlihat perbandingan hasilnya dengan optimal.
Daftar Pustaka A. Arens Alvin, Randal J. Elder, Mark S. Beasley.2003. Auditing dan Pelayanan Verifikasi Edisi 9 Jilid I. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Ahmad Ayoib Che, Shamharir Abidin.2008. Audit Delay of Listed Companies: A Case of Malaysia International Business Research Vol.1 No.4, Hal 33-39. Brigham, Eugene F. Houston.2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Drs. Handoko Yulian, Drs. Basuki Djoko Saronto, Drs. Poedji Poerwadi.2001. Akuntansi. Jakarta: Bumi Aksara. Drs. Sucipto Toto, Dra. Moelyati M.M, Drs. Sumardi M.M,.2006. Akuntansi 1A. Jakarta: Yudhistira. Dwi Priyanto.Mandiri Belajar SPSS.Yogyakarta:Mediakom.2008. Fatmawati.2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Go Publik pada Tahun 2008-2010 (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI).Skripsi Universitas Gunadarma Jakarta. Halim Abdul.1994. Pemeriksaan Akuntansi 1 . Jakarta: Universitas Gunadarma. Kumalasari Nella.2010. Analisis Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Ukuran KAP terhadap Audit Delay pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdapat di BEI, Skripsi Universitas Gunadarma Jakarta. Lestari Dewi.2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di BEI pada Tahun 20042008).Skripsi Universitas Diponegoro Semarang. Mulyadi.2009. Auditing Buku I Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat. Offset Andi.2009.SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statistik. Semarang. Subiyanto Ibnu.1995. Pemeriksaan Akuntansi 2. Jakarta: Universitas Gunadarma. Surbakti Lophiga.2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Tercatat di BEI.Skripsi Universitas Airlangga Surabaya. Tim Modul Akuntansi SMK.2006. Akuntansi 2A.Jakarta: PT. Galaxy Puspa Mega. Yulianti Ani.2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2007-2008). Skripsi Univ. Negeri Yogyakarta. M.G. Venny C.N, Ubaidillah (2008). Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur (Studi Kasus BAPEPAM Tahun 2005). Jurnal Penelitian & Pengembangan Akuntansi. Vol 2 No.2 Hal 126-139