17 Putu Suwardike, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 17-32
REVITALISASI MANGGA DEPEHA: PERBAIKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI Putu Suwardike1, I Made Madiarsa2 dan I Wayan Rideng3 1
Fakultas Pertanian, Universitas Panji Sakti, Singaraja Fakultas Ekonomi, Universitas Panji Sakti, Singaraja 3 Fakultas Hukum, Universitas Panji Sakti, Singaraja
2
Jalan Bisma 22 Singaraja 81116 Bali,
[email protected] Ringkasan Eksekutif Program IbM Mangga Depeha bertujuan melaksanakan program perbaikan produktivitas tanaman, penguatan kelembagaan dan pengembangan sistem pemasaran Mangga Depeha. Program ini diinspirasi oleh keunggulan kultivar Mangga Depeha, kebutuhan pasar dan permasalahan dalam budidaya Mangga Depeha. Permasalahan utama budidaya Mangga Depeha saat ini adalah produktivitas tanaman rendah, kelembagaan tani lemah, dan sistem pemasaran yang belum memihak petani. Semua itu terjadi karena petani belum menerapkan teknik budidaya sehat (Good Agriculture Practices) dengan baik dan benar, kelembagaan kelompok tani belum dikelola dengan baik, dan sistem pemasaran yang didominasi pengepul dan pengijon. Program IbM telah dilaksanakan tahun 2011 pada lokasi kebun mangga Depeha milik mitra dan balai kelompok tani Tampul Sari, Desa Depeha dengan metode PALS (Participatory Action Learning System). Hasil penerapan ipteks adalah: (1) penerapan teknik budidaya sehat dapat memperbaiki kondisi kesehatan tanaman Mangga yang tampak dari percabangan lebih teratur, dengan sedikit atau tanpa cabang dan ranting kering/tidak sehat, warna daun hijau cerah, pembukaan daun lebih sempurna, dan bentuk tajuk lebih baik. Dampak terhadap produktivitas tanaman secara kuantitatif baru dapat dievaluasi pada musim panen tahun berikutnya; (2) Pelatihan dan pendampingan pembuatan kompos telah memotivasi kelompok tani Tampul Sari membentuk unit produksi kompos dengan kapasitas produksi 150 kg/hari, kualitas fisik baik dan memenuhi kebutuhan pupuk organik sebagian anggotanya; dan (3) Pengurus kelompok tani mampu menyusun dan mengelola administrasi kelompok yang transparan dan akuntabel, dasar pengembangan kelompok tani agar semakin kuat dan mandiri. Kata-kata kunci: mangga, produktivitas, kompos, sistem administrasi, pasar Excutive Summary The program of Science and Technology for Community (IbM) was implemented to improve the Depeha Mango crop productivity, to strengthen the institutional group of farmers, and to build a marketing system of Depeha Mango. The program was inspired by the excellence of Depeha Mango cultivars, the market needs and problems in the cultivation of Depeha Mango. The main problems faced currently over the Depeha Mango cultivation is the low crop productivity, susceptible agricultural institutions, and marketing systems that have not taken side with the farmers. All of those things happened because farmers have not applied the
18 Putu Suwardike, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 17-32
healthy cultivation techniques (Good Agriculture Practices) correctly and appropriately; institutional group of farmers have not been well managed; and the marketing system is dominated by collectors and pengijon (person or group of people who buy young mangoes, let them ripe and take them away when the harvest season is coming). The program of IbM was implemented in 2011 at Depeha Mango field belonging to the partner and farmer groups of Tampul Sari, Depeha Village using PALS (Participatory Action Learning System) method. The results of applying IbM are: (1) The application of healthy agricultural technique can improve the healthy condition of plants which can be seen from the regular branches of the mango tree - with few or no dry branches and unhealthy twigs, bright green leaf, and the more perfect leaf opening. The impact on the productivity of new plants can be evaluated quantitatively in the next year’s harvest season; (2) The training and mentoring program of composting have been motivating the farmer group of Tampul Sari to form compost production unit with a production capacity up to 150 kg/day which have good physical quality and meet the needs of organic fertilizers for some of its members; and (3) The board of farmer groups was able to organize and manage the administrative group that is transparent and accountable, as the basis for the development of farmer groups to be stronger and more independent. Key words: mango, productivity, compost, administration system, market A. PENDAHULUAN Mangga Depeha merupakan salah satu komoditi hortikultura unggulan Kabupaten Buleleng. Mangga ini sejatinya merupakan mangga Arumanis 143 yang dibudidayakan dan telah beradaptasi baik dengan lingkungan tumbuh di Desa Depeha yang beriklim kering atau tipe E menurut Smith-Fergusson(2), berlereng dan tanahnya banyak mengandung Fospor (P) dan Kalsium (Ca) (8). Iklim yang agak kering sampai kering sangat cocok bagi pertumbuhan mangga(1,3). Kandungan Ca berpengaruh terhadap kulit buah dan umur simpan. Buah mangga yang tumbuh pada lahan berkadar Ca lebih tinggi memiliki kuliat buah lebih kuat dan lebih tahan simpan(9). Adaptasi yang baik itu menghasilkan mangga Arumanis 143 kultivar baru, yang dikenal sebagai Mangga Depeha. Ciri khusus Mangga Depeha dapat diamati dari bentuk buah lonjong dengan ujung buah tumpul, tekstur kulit buah lebih halus, kulit buah lebih tebal, warna kulit buah lebih cerah, tekstur daging buah lebih renyah (tidak lembek), rasa daging buah lebih manis (mencapai 15° Brix), dan umur simpan buah lebih lama karena buah masak di pohon dapat disimpan sampai 12 hari pada suhu kamar, sedangkan buah mangga arumanis 143 pada umumnya hanya bertahan maksimal 8 hari. Umur simpan lebih lama merupakan keunggulan Mangga Depeha sebagai buah eksport. Selama ini buah mangga asal Indonesia sering ditolak di pasaran dunia. Salah satu alasan penolakan itu adalah karena ketika sampai di negara tujuan sudah banyak yang rusak. Kerusakan tersebut paling banyak disebabkan oleh serangan lalat buah(3) dan umur simpan yang singkat (9). Mata pencaharian penduduk Desa Depeha hampir 95% adalah petani. Jenis tanaman yang paling banyak diusahakan adalah mangga dengan luas tanam sekitar 850 Ha dan jumlah populasi 664.195 pohon. Buah yang dihasilkan pada musim panen tahun 2003-2006 rata-rata 2.000 ton/tahun dan menyerap tenaga kerja lebih dari 1.700 orang.
19 Putu Suwardike, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 17-32
Mangga Depeha semakin dikenal dan disukai oleh konsumen. Harganya juga rata-rata lebih tinggi dibanding mangga lain. Petani memanfaatkan peluang itu dengan memacu produktivitas tanamannya. Berbagai zat perangsang pembungan, pestisida dan pupuk anorganik sintetis mulai banyak digunakan. Saat ini bahan-bahan tersebut lazim digunakan dalam budidaya mangga. Produksi Mangga Depeha sejak musim panen 2007 mulai mengalami penurunan. Ekonomi masyarakat tampak lesu. Produktivitas tanaman yang sebelumnya rata-rata 150 kg/pohon untuk tanaman berumur 10 tahun ke atas merosot menjadi rata-rata 60 kg/pohon. Bahkan pada tahun 2008 mengalami gagal panen. Mitra IbM Mangga Depeha (Bapak Jro Mangku Alit Sutawa, Gede Suaka dan Gede Srinika) adalah contoh petani yang mengalami langsung surutnya produksi Mangga Depeha. Produksi Mangga Depeha yang terpuruk tidak membuat petani putus asa, membabat tanaman mangga dan beralih ke komoditas lain. Mereka berharap kondisi tanaman mangga segera pulih karena selama ini mereka bergantung hidup pada penghasilan usahatani mangga. Berdasarkan penelusuran dan diskusi yang mendalam dengan sejumlah petani Mangga Depeha, Perbekel Depeha, dan PPL Wilbin Desa Depeha terungkap bahwa petani dan kelompok tani tidak hanya mengalami persoalan dalam produksi Mangga. Secara sistematis persoalan juga terjadi pada aspek lain. Ada tiga persoalan utama yang dihadapi, yaitu aspek produksi, aspek pemasaran, dan aspek manajemen kelompok tani. Pada aspek produksi, petani menghadapi persoalan berupa rendahnya produktivitas mangga. Hal ini terjadi karena banyaknya tunas-tunas baru yang dorman, pertumbuhan daun tidak sehat, banyak cabang dan ranting kering, serta adanya serangan hama dan penyakit seperti Wereng Mangga, Trips, Lalat Buah, dan penyakit Antraknosa. Dari aspek produksi tampak bahwa penurunan produksi terjadi karena menurunnya kesehatan tanaman. Pada aspek pemasaran, sistem tata niaga yang dirancang melalui STA tidak dapat berlangsung lama karena sejumlah petani justru memasarkan buah mangganya ke pengepul lokal yang mempunyai jaringan pemasaran dengan pengepul besar di Probolinggo. Sejak tahun 2007 STA tidak lagi berfungsi. Saat ini seluruh petani Mangga Depeha, termasuk mitra IbM menjual hasil ke pengepul dengan harga yang tidak menentu. Pada aspek manajemen kelompok, rapuhnya ikatan kebersamaan diantara anggota ataupun pengurus kelompoktani menjadi salah satu penyebab kurang terkontrolnya manajemen tanaman dan penerapan teknologi budidaya yang berpotensi merusak dalam skala luas dan berjangka panjang. Hal ini pula yang menyebabkan tidak dapat berfungsinya STA Mangga Depeha. Fakultas Pertanian Universitas Panji Sakti sebagai lembaga yang ada di Kebupaten Buleleng memiliki kewajiban untuk turut mengupayakan perbaikan produktivitas Mangga Depeha, termasuk menguatkan kelembagaan kelompok tani yang ada. Produktivitas tanaman Mangga Depeha hanya mungkin diperbaiki dengan memulihkan kondisi kesehatan tanaman. Melalui penerapan dan penyebarluasan teknologi budidaya sehat (Good Agriculture Pratices/GAP) secara benar dan berkelanjutan, maka produktivitas tanaman secara perlahan dapat diperbaiki dan ditingkatkan.
20 Putu Suwardike, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 17-32
B. SUMBER INSPIRASI Peningkatan taraf hidup, daya beli dan kesadaran masyarakat akan kesehatan menuntut ketersediaan buah-buahan, termasuk mangga yang berkualitas, sehat dan aman dikonsumsi. Buah Mangga Depeha dengan karakteristik yang dimilikinya mampu memenuhi selera konsumen tersebut. Desa Depeha sebagai salah satu desa binaan Program Ipteks Bagi Wilayah (IbW) Kecamatan Kubutambahan, lebih dari 95% masyarakatnya bercocok tanam mangga. Saat ini penghasilan dari bercocok tanam mangga tidak lagi dapat diandalkan karena produktivitas dan mutu hasilnya terus merosot. Beberapa hal yang secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan merosotnya produktivitas tanaman Mangga Depeha adalah (1) rendahnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam menerapkan teknik budidaya tanaman yang baik dan benar sesuai Standard Operating Procedure (SOP) GAP Mangga Depeha, seperti pemangkasan, pemupukan berimbang, pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, penjarangan buah, penanganan panen dan pasca panen dengan baik dan benar, (2) rendahnya pengetahuan dan ketrampilan petani, serta belum tersedianya unit usaha produksi kompos yang mensuplai kebutuhan bahan organik bagi anggota kelompoktani, (3) lemahnya posisi tawar petani dalam pemasaran Mangga Depeha pada sistem tata niaga yang ada, (4) lemahnya organisasi dan manajemen kelompoktani dalam melakukan perannya mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi angotanya. Pada dasarnya, produktivitas Mangga Depeha masih dapat diperbaiki dan ditingkatkan. Hal yang sangat menguatkan keyakinan tersebut adalah tingginya ketergantungan petani terhadap penghasilan dari usahatani Mangga Depeha. Jika pengetahuan dan ketrampilan petani dalam penerapan teknik budidaya sehat dapat ditingkatkan, maka produktivitas Mangga Depeha dapat diperbaiki dan ditingkatkan lagi. C. METODE Pemberdayaan kelompoktani dalam memperbaiki produktivitas tanaman Mangga Depeha, kemampuan pemasaran, dan kelembagaan kelompoktani dilakukan dengan metode PALS (Participatory Action Learning System). Prinsip dasar dari metode PALS adalah pelibatan petani anggota kelompoktani, termasuk pengurus kelompok tani dan mitra IbM dalam proses pembelajaran aktif partisipan dalam program aksi penerapan SOP GAP Mangga Depeha, pembuatan kompos, penguatan kemampuan pemasaran, dan penguatan manajemen kelompoktani dengan segala pendekatan sehingga membentuk suatu sistem interaksi pembelajaran masyarakat secara partisipatif, baik secara personal maupun komunal. Metode PALS menitikberatkan pada transformasi kegiatan-kegiatan yang telah ada untuk diusahakan dibawa pada perubahan-perubahan ke arah perbaikan kondisi tanaman, tanah dan ekonomi petani. Secara diagramatik, penerapan Ipteks bagi kelompoktani Mangga Depeha dengan metode PALS dalam meningkatkan produktivitas tanaman dan pendapatan petani dapat disimak pada Gambar 1.
21 Putu Suwardike, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 17-32
Terapan Ipteks: 1. Teknik budidaya Mangga Depeha yang baik dan benar 2. Alat dan mesin pembuatan kompos 3. Teknologi pembuatan pestisida nabati 4. Teknologi pemasaran 5. Sistem organisasi dan manajemen kelompoktani
Potensi petani anggota Kelompoktani Tampul Sari
Pemberdayaan Petani Mangga Depeha
* Produksi buah/pohon meningkat * Buah grade A, B, C > 60% * Unit usaha produksi kompos * Rintisan jaringan pemasaran * Kelompoktani kuat dan mandiri
(1) Produktivitas tanaman meningkat (2) Pendapatan petani meningkat
Program Aksi : 1. Penerapan SOP teknik budidaya yang baik dan benar 2. Pembuatan kompos 3. Pembuatan pestisida nabati 4. Leaflet Mangga Depeha 5. Modul organisasi dan manajemen kelompoktani
Gambar 1. Kerangka Pemberdayaan Petani Mangga Depeha Melalui Metode PALS Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program, maka dilakukan: (1) evaluasi tingkat kesuburan tanah lokasi kebun mangga milik mitra. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Unud; (2) pengamatan perkembangan pertumbuhan vegetatif tanaman mangga sebagai dampak awal teknologi budidaya sehat yang diterapkan. Pengamatan dilakukan terhadap masing-masing 3 (tiga) tanaman sampel pada kebun mitra yang mencakup kondisi daun (ukuran, warna dan kecerahannya), kondisi percabangan, dan tingkat serangan hama dan penyakit utama. D. KARYA UTAMA 1. Realisasi Program Ipteks Berbagai kegiatan dilakukan untuk menghasilkan karya-karya yang direncanakan, mulai dari sosialisasi program, pertemuan koordinasi dengan pengurus kelompok, mitra dan Kepala Desa Depeha; pelatihan dan penerapan teknik budidaya sehat; pelatihan administrasi kelompok tani (buku anggota, buku tamu, pembukuan keuangan, buku anggota kelompok, notulen rapat, buku inventaris kelompok tani), pelatihan pembuatan kompos, penyusunan regulasi kelompok tani (awig-awig), Focus Group Discussion (FGD) sistem pemasaran Mangga Depeha, promosi produk, dan pendampingan penerapan teknik budidaya sehat tanaman Mangga Depeha dan penerapan sistem administrasi kelompok tani. Secara rinci realisasi berbagai kegiatan tersebut adalah sebagai berikut. a. Sosialisasi Program IbM Sosialisasi pendahuluan dilaksanakan pada tanggal 16 April 2011, bertempat di rumah Ketua Kelompok Tani Tampul Sari di Dusun Bingin, Desa Depeha. Para pihak yang diundang adalah pengurus kelompok tani, mitra IbM Mangga Depeha (Bapak Gede Suaka, Gede Srinika dan Jro Mangku Alit Sutawa), Kepala Dusun
22 Putu Suwardike, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 17-32
Bingin, dan Perbekel (Kepala Desa) Depeha. Pada saat itu disampaikan bahwa Program IbM yang disulkan tahun 2010 telah disetujui oleh DP2M Dikti. Namun realisasi kegiatan baru akan dilakukan setelah ada kepastian pencairan dana program IbM. Koordinasi pada tingkat pengurus kelompok dan mitra kembali dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2011. Pihak yang diundang dalam pertemuan koordinasi adalah pengurus kelompok, mitra IbM, Kepala Dusun Bingin dan Perbekel Depeha. Pihak tim pelaksana IbM menyampaikan bahwa dana dari DP2M Dikti telah masuk di rekening LP2M Unipas, yang berarti kegiatan IbM dapat segera direalisasi. Pada pertemuan ini disepakati untuk melakukan sosialisasi pada tingkat kelompok pada tanggal 13 Agustus 2011, bersamaan dengan pelaksanaan rapat bulanan kelompok tani Tampul Sari. Pertemuan sosialisasi pada tingkat kelompok dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2011. Pada kesempatan ini disepakati : (1) lokasi penerapan teknik budidaya sehat dilaksanakan di lokasi kebun mangga milik Bapak Gede Suaka, Gede Srinika dan Jro Mangku Alit Sutawa (mitra IbM), dan (2) lokasi unit usaha pembuatan kompos bertempat di lahan milik Kepala Dusun Bingin, kebetulan yang bersangkutan juga merupakan pengurus Kelompok Tani Tampul Sari. Gambaran aktivitas pada saat pelaksanaan sosialisasi dapat dilihat pada Gambar berikut.
Peserta Sosialisasi Program IbM
Sosialisasi program oleh tim IbM
Gambar 2. Pertemuan Sosialisasi Program IbM b. Pelatihan Peningkatan Produktivitas Mangga Depeha Peningkatan produktivitas Mangga Depeha pada lahan mitra merupakan target utama pelaksanaan program IbM Mangga Depeha. Upaya memperbaiki produktivitas tanaman dilakukan melalui penerapan SOP GAP Mangga Depeha. SOP GAP Mangga Depeha merupakan teknologi budidaya mangga yang mengutamakan pemanfaatan sumberdaya setempat, terpadu, murah, ramah lingkungan, serta mengutamakan kesehatan tanah dan tanaman sehingga mampu menjaga produktivitas tanaman secara berkelanjutan. Pelatihan dilakukan pada tanggal 12 dan 15 September 2011, bertempat di Balai Kelompok Tani Tampul Sari. Peserta pelatihan adalah pengurus dan anggota
23 Putu Suwardike, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 17-32
kelompok tani Tampul Sari, termasuk mitra. Dari pihak pelaksana hadir semua tim IbM (ketua dan 2 anggota), Ketua LP2M Unipas, Sekretaris LP2M Unipas, Dekan Fakultas Pertanian Unipas, dan narasumber. Pada pertemuan ini narasumber menjelaskan tentang : (1) teknik budidaya sehat pada tanaman mangga, dan (2) pentingnya kelembagaan yang kuat dan mandiri dalam menunjang kemampuan anggota berusahatani mangga. Gambaran suasana pada saat pelatihan seperti tersaji pada Gambar 3.
Gambar 3. Beberapa Aktivitas Pada Saat Pelatihan Peningkatan Produktivitas Tanaman Mangga Depeha (Atas dari kiri ke kanan : arahan Ketua LP2M Unipas, Penjelasan Teknik Budidaya Sehat pada Tanaman Mangga, Penjelasan Anggota Tim IbM tentang Sistem Administrasi Kelompok; Bawah dari kiri ke kanan : Penjelasan Tim IbM tentang Regulasi Kelompok, Respon Pengurus Kelompok, dan Respon Salah Satu Anggota Kelompok) c. Pelatihan Pembuatan Kompos Pelatihan pembuatan kompos merupakan kelanjutan dari pelatihan tentang Peningkatan Produktivitas Tanaman Mangga Depeha yang telah dilakukan pada tanggal 12 dan 15 September 2009. Pembuatan kompos dilaku-kan dengan teknologi fermentasi meng-gunakan fermentor EM-4. Bahan kompos berupa kotoran sapi dan seresah (daun kering dan sisa-sisa hijauan pakan ternak). Untuk menyempurnakan dan mempercepat proses fermentasi, bahan-bahan kompos dicacah dengan
24 Putu Suwardike, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 17-32
menggunakan mesin pencacah skala rumah tangga yang disediakan melalui program IbM. Kegiatan pembuatan kompos seperti tersaji pada Gambar 4.
Gambar 4. Penjelasan Teknik Pembuatan Kompos (kiri) dan Pencacahan Bahan Kompos (kanan) d. Penerapan Teknik Budidaya Sehat Kesehatan tanah menentukan kesehatan tanaman. Untuk itu, agar pengelolaan tanaman dapat dilakukan dengan tepat maka dilakukan analisis tanah lokasi kebun mangga milik mitra. Analisis tanah dilakukan di Lab. Ilmu Tanah FP Unud. Pelatihan dan pendampingan penerapan teknik budidaya sehat dilakukan sejak tanggal 15 September 2011 s.d. 11 Nopember 2011. Teknik budidaya sehat yang dilatihkan dan diterapkan di lokasi kebun mangga milik mitra meliputi : pemangkasan (pemangkasan pemeliharaan), pembuatan lubang-lubang biopori, pengairan, aplikasi pupuk organik (kompos), aplikasi pemupukan berimbang (pupuk anorganik), pembuatan dan aplikasi pestisida nabati. Selain penerapan teknik budidaya sehat, petani peserta dan mitra IbM juga dilatihkan untuk melakukan pengamatan perkembangan tanaman untuk mengetahui dampak teknologi terhadap perkembangan tanaman. Pemangkasan yang dilakukan hanya pemangkasan pemeliharaan, sedangkan pemangkasan produksi hanya dilakukan terhadap 1 (satu) tanaman contoh mengingat kondisi tanaman sedang dalam masa inisiasi pembungan, bahkan sudah ada yang berbunga dan berbuah. Gambaran penerapan teknik budidaya sehat seperti tersaji pada Gambar 5 dan 6.
Gambar 5. Lokasi Kebun Mangga Mitra IbM (1 dan 2 dari kiri) dan Penyerahan Mesin Semprot Pestisida Nabati dan Mesin Kompos Kepada Pengurus Kelompok Tani
25 Putu Suwardike, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 17-32
1
2
3
4
5
6
Gambar 6. Penerapan Beberapa Teknik Budidaya Sehat Tanaman Mangga (1. Penjelasan hasil analisis tanah oleh narasumber, 2. Pemangkasan, 3. Pembuatan lubang biopori, 4. Pembuatan pestisida nabati, 5. Aplikasi pestisida nabati, 6. Aplikasi pupuk)
e. Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani dan Pemasaran Kelompoktani Tampul Sari tergolong lemah dari sisi pengelolaan kelembagaan. Hal ini tampak dari lemahnya sistem administrasi yang diterapkan. Berbagai jenis buku administrasi kelompok diisi tidak lengkap, dan beberapa diantaranya belum tersedia bukunya. Awig-awig yang mengatur hak dan kewajiban anggota belum tersedia. Untuk itu dilakukan pelatihan, pembinaan dan pendampingan untuk menguatkan kelembagaan kelompok. Demikian halnya dalam pemasaran buah mangga. Namun untuk pemasaran belum dapat dilakukan secara optimal karena kompleksnya permasalahan yang dihadapi dalam pemasaran Mangga Depeha melalui STA. Promosi Mangga Depeha dilakukan melalui leaflet, pertemuan HKTI Komda Buleleng, seminar akademik di Unipas, dan pengenalan produk pada saat Monev DP2M Dikti. Beberapa kegiatan dalam upaya penguatan kelembagaan kelompok tani dan penguatan pemasaran Mangga Depeha dapat disimak pada Gambar berikut.
Gambar 7. Beberapa Kegiatan Dalam Upaya Penguatan Kelembagaan Kelompok dan Pemasaran Mangga Depeha
26 Putu Suwardike, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 17-32
2. Produk (Karya Utama) Perbaikan dan peningkatan produktivitas tanaman mangga merupakan produk utama yang diharapkan dari program IbM Mangga Depeha. Produk lain yang juga dirancang dicapai adalah unit usaha pupuk kompos, sistem pemasaran berbasis STA, kelembagaan kelompok yang kuat dan mandiri, dan artikel pengabdian kepada masyarakat yang diusulkan pemuatannya pada salah satu jurnal terbitan FLIpMas. Produk program IbM Mangga Depeha seperti tersaji pada Tabel 1. Tabel 1. Produk IbM Mangga Depeha No. Produk Keterangan 1 - Teknik budidaya sehat diterapkan dengan baik dan berkelanjutan - Perbaikan/peningkatan produktivitas tanaman
2
- Unit usaha kompos - Kompos dengan kualitas baik - Untuk memenuhi kebutuhan anggota
3
- Kelembagan kelompok kuat dan mandiri - Administrasi kelompok lengkap dan dapat dikelola secara mandiri oleh pengurus kelompok tani
4
Sistem Pemasaran melalui STA
5
Artikel Pengabdian Kepada Masyarakat
Belum ada rumusan kesepakatan karena kompleksnya permasalahan dalam pemasaran Mangga Depeha berbasis STA Disusun dan diusulkan untuk dimuat pada salah satu jurnal pengabdian kepada masyarakat terbitan FLIpMas
27 Putu Suwardike, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 17-32
3. Kontribusi Mitra Mitra IbM Mangga Depeha adalah petani pembudidaya Mangga Depeha. Ditinjau dari tingkat pendidikannya, 1 (satu) orang mitra berpendidikan SMP dan 2 mitra berpendidikan SMA. Secara umum, mitra memberikan respons positif dan sangat berkontribusi terhadap kelancaran pelaksanaan program. Bentuk respon dan kontribusi tersebut adalah sebagai berikut. a. Hadir dan aktif dalam kegiatan pelatihan yang diselenggarakan. b. Bersedia berbagi pengalaman praktis kepada petani anggota kelompok tani Tampul Sari non mitra IbM. c. Menyediakan lokasi kebun mangga untuk contoh penerapan teknologi budidaya sehat. d. Ketua kelompok menyediakan tempat unit usaha pembuatan kompos. e. Menerapkan dengan baik teknologi budidaya sehat yang dianjurkan dan bersedia melanjutkan penerapannya meskipun program IbM telah berakhir. E. ULASAN KARYA a. Perubahan dan Peningkatan Produktivitas Mangga Depeha Dampak penerapan teknik budidaya sehat pada tanaman tahunan seperti mangga biasanya terjadi secara perlahan. Dampak awal tampak pada pertumbuhan vegetatif tanaman (pertunasan, cabang, ranting dan daun). Khusus untuk pemangkasan, beberapa hasil penelitian menunjukkan mampu meningkatkan jumlah tunas daun hingga 78% dan tunas bunga hingga 31% (6) serta memperbaiki bentuk tajuk tanaman(5). Tanaman dengan pertumbuhan vegetatif baik, jika didukung oleh iklim/cuaca yang baik akan berbunga dan berbuah dengan baik pula. Untuk mengetahui dampak penerapan teknik budidaya sehat, dilakukan pengamatan terhadap masing-masing 3 (tiga) tanaman sampel milik mitra. Pengamatan dilakukan sebelum aplikasi teknologi dan 2 bulan setelah aplikasi teknologi. Hasil pengamatan adalah sebagai seperti tersaji pada Tabel berikut. Tabel 2. Kondisi Tanaman Mangga Sebelum dan Sesudah Aplikasi Ipteks Mitra
No. Sp.
1
1
2
3
2
1
Pra Aplikasi Ipteks Cabang/ Ranting Tidak beraturan; banyak ranting kering Cukup beraturan; cukup banyak ranting kering Tidak beraturan; banyak ranting kering Cukup beraturan; cukup banyak cabang/
Daun
Bunga
Buah
Kusam/ tidak cerah
Belum berBunga
Belum berbuah
Agak cerah
-
Berbuah
Kusam/ tidak cerah
BerBunga
Belum berbuah
Agak cerah
BerBunga
Berbuah
Pasca Aplikasi Ipteks Cabang/ Daun Bunga Ranting Lebih Hijau Berteratur; tidak bunga tanpa kusam ranting kering/sakit Lebih Hijau teratur; tidak tanpa kusam ranting kering/sakit Lebih teratur; tanpa ranting kering/sakit Lebih teratur; tanpa ranting kering/sakit
Buah Berbuah sebesar kelereng
Berbuah ; sudah panen
Hijau agak kusam
Masih ada bunga
Berbuah
Hijau tidak kusam
-
Habis panen
28 Putu Suwardike, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 17-32
Mitra
No. Sp.
2
3
3
1
2
3
Pra Aplikasi Ipteks Cabang/ Ranting ranting kering Cukup beraturan; banyak ranting kering Tidak beraturan; cukup banyak ranting kering Cukup beraturan/ cukup banyak ranting kering/ rusak Tidak beraturan/ banyak cabang/ Ranting kering Cukup beraturan/ banyak ranting kering/ rusak
Daun
Bunga
Pasca Aplikasi Ipteks Buah
Cabang/ Ranting
Berbuah sebesar bola pimpon g Berbuah sebesar bola pimpon g
Lebih teratur; tanpa ranting kering/sakit Lebih teratur; tanpa ranting kering/sakit
Hijau tidak kusam
-
Hijau tidak kusam
-
Berbuah ; sebagian sdh panen Berbuah
Daun
Bunga
Buah
Agak kusam
BerBunga
Agak kusam
BerBunga
Agak kusam
BerBunga
Belum berbuah
Lebih teratur; tanpa ranting kering/sakit
Hijau tidak kusam
-
Berbuah
Kusam
BerBunga
Belum berbuah
Lebih teratur; tanpa ranting kering/sakit
Hijau tidak kusam
Berbunga
Berbuah
Kusam
BerBunga
Ber buah
Lebih teratur; tanpa ranting kering/sakit
Hijau tidak kusam
-
Berbuah ; sebagaian sudah panen
Keterangan : Mitra 1 , 2, 3 berturut-turut Bapak Gede Suaka, Gede Srinika dan Jro Mangku Alit Sutama
Pada Tabel 2 tampak bahwa, dampak penerapan teknik budidaya sehat baru tampak pada kondisi tajuk (kesehatan cabang dan ranting) dan kondisi daun (kecerahan daun dan pembukaan daun). Pada pembungaan dan pembuahan belum dapat dinyatakan dampaknya. Penampilan tanaman setelah aplikasi ipteks adalah seperti Gambar berikut.
Gambar 8. Penampilan Sampel Tanaman Mangga pada Lokasi Mitra Pasca Aplikasi Ipteks (kiri : berbunga, tengah : berbuah sebesar kelereng, kanan : berbuah mulai dipanen)
29 Putu Suwardike, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 17-32
Sampai dengan akhir program IbM belum dapat dievaluasi dampak penerapan ipteks terhadap perubahan/peningkatan produktivitas tanaman mangga pada mitra. Hal ini disebabkan waktu dimulainya penerapan ipteks pada bulan Agustus 2011 bertepatan dengan kondisi tanaman yang sudah mulai berbunga. Oleh karena itu, tim Fakultas Pertanian Unipas akan tetap melakukan pendampingan penerapan teknologi pasca program IbM sehingga dampak penerapan ipteks dapat diketahui pada musim panen tahun depan (tahun 2012). Perubahan kognitif yang paling nyata adalah : 1. Petani memahami dan menyadari bahwa penyebab utama kemunduran produksi Mangga Depeha selama ini adalah akibat penerapan teknologi budidaya yang mengabaikan kesehatan tanah dan tanaman dalam jangka panjang. Telah dilakukan ”perkosaan” tanaman dengan pelukaan berat, penggunaan zat perangsang pembungaan tak terkendali dan penggunaan pupuk serta pestisida secara berlebihan sehingga telah meracuni tanaman dan merugikan petani. 2. Mangga Depeha sudah sangat dikenal di pasaran karena memiliki ciri khas yang beda dengan mangga lain. Anggota kelompok mulai menyadari pentingnya kebersamaan dalam membangun jejaring pemasaran Mangga Depeha. b. Kompos Pelatihan pembuatan kompos ditujukan untuk : (1) meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam pembuatan kompos, (2) menggugah kesadaran petani akan pentingnya penggunaan pupuk organik, dan (3) menyediakan kompos bagi kebutuhan anggota kelompok tani Tampul Sari. Untuk meyakinkan mitra dan petani akan pentingnya penggunaan pupuk organik bagi tanaman maka dilakukan analisis tanah dan penjelasan terhadap hasil analisis tanah tersebut. Hasil analisis tanah seperti tersaji pada Gambar 9.
Gambar 9. Hasil Analisis Sampel Tanah Lokasi Kebun Mangga Milik Mitra IbM
30 Putu Suwardike, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 17-32
Dari Gambar 9 dapat diketahui, seluruh tanah lokasi kebun mangga milik mitra memiliki kandungan C organik (rata-rata 1,56%), N total (rata-rata 0,13%) dan K tersedia (rata-rata 16,34%) rendah sampai sangat rendah(8). Hal ini menunjukkan bahwa tanah lokasi tanaman mangga mitra sangat miskin unsur hara yang menyebabkan kesehatan (fisiologis) tanaman tidak optimal. Penggunaan pupuk organik/kompos menjadi sangat penting untuk meningkatkan kesuburan tanah tersebut. Kompos yang dihasilkan oleh unit usaha kompok Tampul Sari masih sangat sederhana, tidak dikemas secara khusus karena sementara hanya untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik anggotanya. Kapasitas pro-duksi 150 kg/hari, dengan mutu fisik tergolong baik, tidak kalah jika dibandingkan dengan kompos yang dijual di pasaran. c. Kelembagaan Kelompok yang Kuat dan Mandiri Kelembagaan yang kuat dan mandiri dicirikan oleh kemampuan kelompok tani memecahkan seluruh persoalan yang dihadapi oleh kelompok maupun anggotanya dalam berinteraksi di internal kelompok, melakukan aktivitas budidaya tanaman, khususnya Mangga Depeha maupun dalam hal pemasaran hasil usahatani. Kemampuan tersebut terbangun melalui kemampuan dan kemauan pengurus serta anggota secara keseluruhan. Tertib administrasi merupakan jaminan kepercayaan anggota terhadap pengurus kelompok. Oleh karena itu, pengurus kelompok diupayakan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang cukup sehingga mampu mengelola administrasi kelompok dengan tertib, transparan dan akuntabel. Melalui pelatihan dan pendampingan yang dilakukan selama program IbM tampak bahwa pengurus kelompok memahami dan munguasai kelengkapan administrasi yang harus ada di kelompok dan cara menggunakannya/menyusunnya. Selain itu juga telah disusun awig-awig kelompok yang selama ini belum ada. Awig-awig ditulis dalam bahasa bali kuna. Namun awig-awig tersebut masih memerlukan pembahasan yang lebih mendalam di internal kelompok. d. Sistem Pemasaran Mangga Berbasis STA Membangkitkan kembali pemasaran Mangga Depeha melalui STA yang telah ada tampaknya membutuhkan waktu lama dan upaya yang serius dari para pihak yang berkepentingan. Dari pembahasan-pembahasan yang telah dilakukan melalui FGD dan diskusi informal selama pelaksanaan program IbM tampak bahwa para pihak yang terlibat dalam pemanfaatan STA (pengurus koperasi pengelola STA, Perbekel, aparat desa, dan pengepul mangga di Desa) belum memiliki visi dan motivasi yang sama. Sistem pemasaran melalui STA dapat kembali berjalan jika aparat desa, pengepul mangga di Desa Depeha dan pengelola STA mau membangun sistem pemasaran bersama secara sungguh-sungguh. Disamping itu, diyakini bahwa pemasaran melalui STA dapat didorong jika produksi mangga depeha dapat ditingkatkan secara signifikan. Namun apabila produktivitas mangga tetap seperti sekarang ini, tidaklah mungkin STA tersebut dapat difungsikan karena produk yang akan dipasarkan sngat terbatas jumlahnya (tidak ekonomis). F. KESIMPULAN Dari hasil realisasi program ipteks dan pencapaian produk (karya utama) selama pelaksanaan program IbM dapat dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut.
31 Putu Suwardike, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 17-32
1. Teknologi dan informasi yang disampaikan selama pelaksanaan rogram IbM Mangga Depeha telah meningkatkan kesadaran, pengatahuan dan ketrampilan mitra dan petani partisipan lainnya dalam menerapkan teknik budidaya sehat pada tanaman mangga. 2. Penerapan teknik budidaya sehat pada tanaman mangga dapat memperbaiki kondisi kesehatan tanaman, terutama kondisi percabangan, ranting, kesehatan daun dan bentuk tajuk lebih baik. 3. Kelompok tani Tampul Sari mampu memproduksi pupuk kompos dengan kualitas baik untuk memenuhi kebutuhan anggotanya. 4. Sistem administrasi kelompok terbangun dengan baik, dengan sistem pembukuan yang lengkap dan dapat diterapkan secara mandiri oleh pengurus kelompok tani Tampul Sari. G. DAMPAK DAN MANFAAT KEGIATAN Dampak program IbM Mangga Depeha dapat ditinjau dari sisi produktivitas tanaman, petani/mitra, kelembagaan kelompok tani, dan Fakultas Pertanian Unipas. Penerapan teknik budidaya sehat berdampak positif terhadap penampilan fisik tanaman, tanaman tampak lebih sehat karena posisi percabangan lebih teratur, tanpa atau sedikit cabang/ranting kering atau sakit, daun lebih cerah, pembukaan daun lebih sempurna dan bentuk tajuk lebih baik. Dampak terhadap perbaikan produktivitas tanaman belum dapat dinyatakan karena aplikasi teknologi dilakukan ketika tanaman sedang dalam keadaan mulai berbunga, bahkan ada yang sudah berbuah. Dampak program terhadap petani dan mitra secara nyata tampak pada kesadaran dan motivasinya meningkatkan kesehatan tanaman melalui penerapan teknik budidaya sehat. Tingkat adopsi teknologi mencapai 100%. Terhadap kelembagaan kelompok tani, program IbM berdampak nyata terhadap peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pengurus dalam mengelola administrasi kelompok, termasuk terbangunnya rasa kebersamaan dalam meningkatkan kesejahteraan anggota melalui penerapan teknik budidaya sehat dan pemasaran buah mangga secara bersama. Bagi Fakultas Pertanian Unipas, pelaksanaan program IbM merupakan media promosi dan pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi secara lebih maksimal. Teknologi yang dianjurkan melalui program IbM Mangga Depeha baik melalui pelatihan maupun pendampingan penerapan teknologi di lokasi kebun mitra diterima baik oleh petani. Hal ini menunjukkan telah terjadi trigger terhadap pola pikir dan sikap mental petani dalam melakukan budidaya tanaman mangga. Hal ini sangat penting, karena peningkatan produktivitas tanaman secara berkelanjutan hanya dimungkinkan jika petani memiliki sikap mental yang baik dalam menerapkan teknik budidaya, demikian juga dalam berkelompok. Sistem administrasi kelompok yang lebih baik dan tertib merupakan modal dasar bagi pengurus kelompok membangun kepercayaan anggota. Dengan modal ini diharapkan kelompok tani mampu tumbuh dan berkembang lebih kuat dan mandiri, sehingga memapu mengatasi berbagai persoalan anggota secara demokratis.
32 Putu Suwardike, dkk. Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah, 3(4), 2012, 17-32
H. DAFTAR PUSTAKA (1) Balitbangtan. 2008. Budidaya Tanaman Mangga (Mangifera indica L.). Balai Penelitian Tanah, Balitbangtan Bogor, Asia Proeko, Regreen, dan World Agroforestry Centre, Bogor. (2) BPDAS Unda Anyar. 2006. Laporan Penyusunan Peta Iklim Provinsi Bali. Departemen Kehutanan, Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, BPDAS Unda Anyar, Denpasar. (3) Dewandari, K. T., I. Mulyawanti dan D. A. Setyabudi. tt. Konsep SOP untuk Penanganan Paspanen Mangga CV. Gedong untuk Tujuan Ekspor. Balai Besar Litbang Pasca Panen Pertanian, Bogor. (4) Distanak Kab. Buleleng. 2008. Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Mangga Arumanis 143. Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Buleleng, Singaraja. (5) Ginting, Y. C., Rugayah dan W. Hanolo. 2008. Pertumbuhan Tunas Tanaman Mangga (Mangifera indica L.) Manalagi dan Gedong Setelah Pemangkasan Awal dan Aplikasi KNO3. Dalam Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 di Universitas Lampung, 17-18 November 2008. (6) Hidayat, R. 2005. Pengaruh Pemangkasan Produksi dan Kombinasi Dosis Pupuk Buatan terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Tanaman Mangga (Mangifera indica L.) Cv. Arumanis. Agrosains 7 (1) : 13-18. (7) Irwanto, B. 2008. Inventarisasi Hama-hama Penting dan Parasitoid pada Buah Mangga (Mangifera spp.) di Laboratorium. Skripsi (tidak dipublikasikan). Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, FP USU, Medan. (8) Lab. Ilmu Tanah Unud. 2011. Hasil Analisis Sanpel Tanah Mitra IbM Mangga Depeha di Desa Depeha. Fakultas Pertanian Unud, Denpasar. (9) Sari, F.E., S. Trisnowati dan S. Mitrowiharjo. 2004. Pengaruh Kadar CaCL2 dan Lama Perendaman terhadap Umur Simpan dan Pematangan Buah Mangga Arumanis. Jurnal. Ilmu Pert. 11 (1) : 42-50. I. PERSANTUNAN Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi diberikan kepada : (1) DP2M DIKTI atas dana Program IbM tahun 2011 yang telah diberikan, (2) Rektor Universitas Panji Sakti dan Ketua LP2M Universitas Panji Sakti, (3) Dekan Fakultas Pertanian Unipas, (4) Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng atas kerjaamanya di lapangan, dan (5) Perbekel Depeha, Pengurus Kelompok Tani Tampul Sari, dan Mitra IbM Mangga Depeha (Gede Suaka, Gede Srinika, dan Jro Mangku Alit Sutawa) atas dukungan, partisipasi dan kerjasamanya.