RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.1 April 2016, 157-173 Available Online at http://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/jret DOI: 10.22225/jr.2.1.201.157-173
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARRATIVE DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI IMPLEMENTASI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X DI SMA DWIJENDRA
Diesinta Yati Ciptaning SMA DWIJENDRA
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah implementasi Media Audio Visual dapat meningkatkan keterampilan menulis narrative dalam mata pelajaran bahasa Inggris pada siswa kelas X di SMA Dwijendra Denpasar tahun ajaran 2014/2015. Sampel penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X Unggulan 1 yang terdiri dari 52 siswa. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, yaitu satu siklus yang disebut siklus pratindakan untuk mengetahui keterampilan siswa sebelum penerapan media audio visual dalam bentuk tes. Dua siklus berikutnya adalah siklus I dan siklus II dilaksanakan untuk mengaplikasikan untuk mengaplikasikan teknik ini. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang kemudian diberikan penjelasan deskripsi. Berdasarkan hasil penelitian menurut data kuantitatif implementasi media audio visual dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas X SMA Dwijendra Denpasar. Kata Kunci: m enulis, narrative text, m edia audio visual Abstract The aim of this study is to find out the implementation of audio visual media to improve the writing skill of narrative text in ten graduate students of SMA Dwijendra Denpasar year 2014/2015. The sampling was purposely taken from class X superior 1 consisting of 52 students. This research consists of three cycles. Pre-action cycle was used to obtain the data before treatment. Then two cycles more were to obtain data after treatment and applied the technique. Each cycle consists of four steps that were planning, action, observation, and reflection. The data analysis was presented in the table and chart and explained in descriptive explanation. The result of quantitative analysis showed that the use of audio visual media could improve the writing skill of the ten grade students of SMA Dwijendra Denpasar. Keywords: writing, narrative text, audio visual media
1. PENDAHULUAN
ingin disampaikan. Briggs (1979) menya-
Secara teknis, media pembelajaran
takan bahwa media pembelajaran sebagai
berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam
‘the physical means of conveying instruc-
kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna
tional content.........book, film, videotapes,
keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyam-
etc.’ Lebih jauh Briggs menyatakan media
pai, penghubung dan lain – lain (Munadi
adalah “alat untuk memberi perangsang
2013:37). Dikatakan dengan sangat jelas
bagi peserta didik supaya terjadi proses
bahwa media pembelajaran merupakan
belajar (Sanjaya, 2008: 204).
sumber belajar yang penting sebagai pen-
Menggunakan media audio visual
yalur dan penghubung materi ajar yang
merupakan salah satu cara untuk mempela-
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.1 April 2016, 158
jari bahasa asing. Penggunaan media beru-
proses
pembelajaran
pa video dalam proses pembelajaran sudah
maksimal.
menjadi
kurang
diterapkan selama beberapa tahun. Salah
“Secara empiris, berdasarkan hasil ana-
satu keuntungan dalam menggunakan vid-
lisis penelitian, rendahnya hasil belajar
eo untuk pembelajaran bahasa yaitu, siswa
peserta didik disebabkan oleh proses
tidak hanya mendengar tetapi melihat da-
pembelajaran yang didominasi oleh
lam waktu yang bersamaan.
pembelajaran tradisional. Pada pem-
One of the main advantages of vid-
belajaran ini, suasana kelas cenderung
eo is that the students do not just
teacher centered sehingga siswa men-
hear the language, they see it to.
jadi pasif. Meskipun demikian, peneliti
This greatly aids comprehension,
lebih suka menerapkan model tersebut
since for example, general mean-
sebab tidak memerlukan alat dan bahan
ing, and moods are often conveyed
praktik, cukup menjelaskan konsep –
through expression, gesture, and
konsep yang ada pada buku ajar atau
other visual clues. (Harmer, 2006:
referensi lain” (Trianto, 2007:2)
282)
Berdasarkan
kutipan
Dapat disimpulkan bahwa pembela-
cenderung pasif disebabkan oleh suasana
jaran menggunakan media berupa video
kelas yang masih berpusat pada guru
merupakan cara yang baik untuk mempela-
(teacher centered), dan kurangnya media
jari bahasa. Bahasa merupakan alat komu-
pembelajaran yang lebih kreatif dan dapat
nikasi paling utama bagi manusia. Pada
merangsang gairah siswa lebih aktif di da-
hakikatnya bahasa tercipta pada kebiasaan,
lam kelas.Dari hasil pengamatan, ternyata
tata cara, dan adat istiadat. Komunikasi
siswa masih banyak mengeluh jika dalam
yang baik terlihat dari cara manusia
proses belajar mengajar utamanya dalam
menggunakan bahasa itu sendiri. Memben-
keterampilan
tuk karakter disertai penguasaan terhadap
monoton dan membosankan. Kendala yang
bahasa asing tentu bukan hal yang mudah
timbul di dalam kelas diantaranya ku-
diterapkan, dalam hal ini penguasaan ter-
rangnya minat peserta didik, minimnya
hadap bahasa Inggris. Seorang guru harus-
jumlah peserta didik yang aktif di dalam
lah cermat dan pandai memilih media pem-
kelas sehingga mengakibatkan rendahnya
belajaran sehingga mendukung proses bela-
kemampuan siswa menulis teks narrative.
menulis
tersebut,
masih
siswa
bersifat
jar mengajar. Seperti kutipan berikut oleh Trianto yang juga dapat menjadi penyebab
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.1 April 2016, 159
2. KONSEP DAN KERANGKA TEORI KONSEP KONSEP PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARRATIVE Dalam Kamus Bahasa Indonesia, terampil yaitu mahir dan cakap dalam menyelesaikan tugas, cekatan. Sedangkan keterampilan
adalah
kemahiran,
dan
hal
terampil
kecakapan
menyelesaikan
tugas,
,
untuk
kecekatan.
Peningkatan keterampilan yang dimaksud yaitu
ketika
peserta
menyelesaikan menimbulkan
didik
tugas, suatu
mahir sehingga
peningkatan
pada
Menurut Dalman (2014:5) menulis prosesnya
menggunakan
kedua
belahan otak. Menulis adalah sebuah proses mengait – ngaitkan antara kata, kalimat, paragraf maupun antara bab secara logis
agar
dapat
dipahami.
Empat
keterampilan dalam Bahasa Inggris, yaitu berbicara (speaking), menulis (writing), membaca (reading) dan mendengarkan (listening)
memiliki
keterkaitan
satu
texts
may
include
folktales, myths, legends, etc. Myth is a traditional story, which may describe the origins of the world. A place, and or the people. It is considered true sacred stories in the
remote past. Legend is a true story primarily about human heroes in the recent past and may feature some religious references. Folktale is a story which is regarded as fiction. It can be a non sacred fictiontime” and features human and non
human characters. And Folklore is a collection of fictional tales about the people and or animal. It include myths and tales. Dikatakan bahwa jenis teks narrative beragam. Ini dapat digunakan untuk dijadikan acuan untuk mendapatkan cerita dalam bentuk media audio visual. Sedangkan pengertian teks narrative menurut Herman adalah:
dengan yang lain. Teks Naratif Bahasa Inggris merupakan salah satu teks kompetensi dasar dalam Kurikulum
Narrative
al story that occurs “once upon a
setiap tahapannya. dalam
buran, Winardi (2005:21) menyebutkan
2013 pada kelas X
(sepuluh). Yang merupakan ciri khas teks narrative yakni pembaca diajak untuk
mengembangkan dan berimprovisasi baik itu tentang cerita rakyat maupun suatu imajinasi dengan tujuan memberikan hi-
Narrative texs are used to amuse and to deal with actual or vicarious experience in different ways. Narrative deal with problematic events which lead to a crisis or turning point, which in turn finds a resolution. Herman (2012:77)
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.1 April 2016, 160
Jika disimpulkan, maka sebuah narrative
KERANGKA TEORI
text adalah teks yang berisi sebuah cerita
Agar dapat menunjang dan memperkuat
baik tertulis ataupun tidak tertulis dan ter-
penelitian ini, diperlukan adanya pen-
dapat rangkaian peristiwa yang saling ter-
guasaan terhadap teori yang berhubungan
hubung.Biasanya, narrative text (teks narat-
dengan permasalahan yang dibahas. Teori
if) berisi tentang cerita, baik cerita fiksi,
yang pertama diambil dari Explorations in
cerita non-fiksi, dongeng, cerita rakyat,
Applied Linguistics 2 oleh Widdowson
cerita binatang / fable dan sebagainya.
(1984) adalah teori yang sangat erat kaitannya dengan pengajaran bahasa (proses
KONSEP
IMPLEMENTASI
MEDIA
AUDIO VISUAL
yang terjadi dalam pembelajaran bahasa) yang kemudian didukung oleh The Practice
Implementasi dalam Kamus Besar
of English Language Teacing oleh Harmer
Bahasa Indonesia diartikan penerapan atau
(2006). Kedua teori ini digunakan untuk
pelaksanaan. Kata implementasi bermuara
membedah
pada aktifitas, adanya aksi, tindakan atau
kedua, yakni melakukan observasi selama
mekanisme suatu tindakan.
proses pembelajaran berlangsung , baik itu
Bretz (1971) membagi media menjadi tiga
sebelum maupun sesudah penerapan media
macam yaitu media yang dapat didengar
audio visual diterapkan. Kemudian terkait
(audio), media yang dapat dilihat (video),
dengan analisis aspek gramatika Bahasa
dan media yang dapat bergerak. Media vis-
Inggris, beberapa buku penunjang Gram-
ual dikelompokkan lagi menjadi tiga yaitu
mar Bahasa Inggris yang digunakan yaitu
gambar visual, garis (grafis), dan simbol
A Comprehensive Grammar of the English
verbal. Dapat disimpulkan Media Audio
Language oleh Randolph Quirk (1985) ,
Visual yaitu sebuah media pembelajaran
The Textbook of English Grammar oleh
yang memanfaatkan audio dan visual da-
Riyanto (2010), Oxford Learner’s Pocket
lam satu kesatuan, yang dapat berbentuk
Grammar oleh Eastwood (2008) adalah
kaset, vcd atau tayangan lainnya. Menurut
teori yang juga digunakan untuk mem-
Edgar Dale, dalam dunia pendidikan,
bedah permasalahan pertama dan kedua,
penggunaan media pembelajaran seringkali
mengenai penggunaan dan analisis aspek
menggunakan prinsip kerucut pengalaman,
gramatika Bahasa Inggris pada penulisan
yang membutuhkan media seperti buku
teks narrative Bahasa Inggris baik itu sebe-
teks, bahan belajar seperti “audio-visual”.
lum maupun sesudah penerapan media au-
permasalahan
pertama dan
dio visual. Selanjutnya, untuk membedah
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.1 April 2016, 161
permasalahan ketiga tentang sikap siswa
dekat.
terhadap penerapan Media Audio Visual,
Widdowson juga menegaskan bah-
siswa diberikan kuesioner untuk menge-
wa
dalam
Communicative
tahui sikap peserta didik selama proses ter-
Teaching ada dua hal yang penting yaitu
sebut dari hasil kuesioner itulah nanti akan
bahasa pengajaran sebagai komunikasi dan
diketahui seberapa jauh tentang sikap siswa
pengajaran
terhadap Bahasa Inggris dan media yang
Pengajaran bahasa sebagai komunikasi
digunakan.
tampaknya memusatkan perhatian pada
bahasa
untuk
Language
komunikasi.
sifat fenomena yang akan diajarkan seperti APPLIED LINGUISTICS
tujuan guru harus menyajikan bahasa
Kerangka teori pertama yaitu diam-
sedemikian rupa untuk mempertahankan
bil dari buku Explorations in A pplied Lin-
karakter komunikatifnya. Namun, bahasa
guistics
(1984).
pengajaran untuk komunikasi tampaknya
Widdowson menjelaskan applied linguis-
menggeser penekanan dari bahasa keaktivi-
tics seperti di bawah ini
tas
2
oleh
Widdowson
menggunakannya
untuk
mencapai
The term applied linguistics suggest
tujuan komunikatif, dan untuk memusatkan
that it's concern is with the use of
perhatian pada tujuan pembelajaran. Refer-
findings from theoretical studies of
ring not to what is actually being taught in
language for the solution of prob-
the classroom but the desired outcome of
lems of one sort or another arising
that teaching activity. Pengajaran atau
in a different domain.
Proses Belajar Mengajar harus memiliki
Widdowson (1984:7)
tujuan yang diantaranya mengembangkan kapasitas peserta didik untuk mencapai
Linguistik adalah ilmu bahasa, yang di-
tujuan belajar mereka dan bahwa tujuan
maksud
tersebut
interaksi
suara
dan
makna,
harus
dilakukan
dengan
kemudian menjadi perhatian dalam linguis-
penggunaan bahasa untuk komunikasi yang
tik yaitu temuan – temuan dari studi bahasa
efektif. Ada tidaknya bahasa yang diajar-
selalu dikembangkan dan menjadi solusi
kan sebagai komunikasi adalah masalah
pada setiap masalah yang timbul. Dalam
yang hanya dapat diputuskan dengan
bukunya yang berjudul Explorations in A p-
mengacu pada tujuan pengajaran ini. Jika
plied Linguistics 2, Widdowson menegas-
tujuannya adalah untuk mengembangkan
kan bahwa linguistik terapan dan pengaja-
peserta didik dalam kapasitas untuk per-
ran bahasa memiliki hubungan yang sangat
ilaku komunikatif dalam bahasa yang
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.1 April 2016, 162
mereka pelajari, maka tujuannya adalah
have to perform is that of the organiz-
untuk mengajarkan bahasa untuk berkomu-
ing students to do various activities.
nikasi.
This often involves giving the students Teori ini didukung oleh The Prac-
information , telling them how they are
tice of English Language Teacing oleh
going to do the activity, putting them
Harmer (2006:62)
into pair of groups, and finally closing
Teachers do not only observe stu-
dents in order to give feedback.
things down when it is time to stop.
Harmer (2006:58)
They also watch in order to judge
Selain faktor tersebut yang mengaki-
the success of the different materi-
batkan motivasi yang dapat meningkatkan
als and activities that they take into
hasil teks yang meningkat, dalam proses
lessons so that they can, if neces-
pembelajaran menulis teks narrative, juga
sary, make changes in the future
dengan menunjukkan sebuah tayangan vid-
Pengajaran
melibatkan
eo atau memutar sebuah film mampu mem-
srategi yang menghubungkan praktik dan
bangun peserta didik untuk menyimak
perubahan yang akan terjadi di masa
lebih dalam karakter, penampilan bahkan
mendatang. Perubahan yang dimaksud jelas
music dan efek spesial lainnya.
bahasa
berkaitan dengan hasil yang ingin dicapai selama proses pembelajaran, dan hasil ini
GRAMMAR
tentunya akan membawa suatu perubahan
The social function of narrative text
di masa mendatang. Selain itu, Harmer
is to amuse or entertain to deal with actual
(2006:64) juga menjabarkan dengan jelas
or vicarious experience in different ways
bagaimana seharusnya seorang Guru tampil
(Indaryati, 2010:22). Dikatakan bahwa
saat proses pembelajaran, hal ini jelas
fungsi sosial untuk teks naratif salah
mempengaruhi
Bahasa
satunya adalah untuk menghibur pembaca
Inggris. Guru bagaikan artis atau aktor, ini
sehingga dalam segi penulisan tentu dibuat
harus disadari pada setiap tenaga pendidik
sangat komplit dan menarik. Untuk menu-
di dalam maupun di luar kelas. Tenaga
lis teks narrative Bahasa Inggris tentu tidak
pendidik juga diwajibkan untuk dapat
terlepas dengan aturan dalam sistem berba-
mengatur kelas sehingga dapat men-
hasa. Untuk menganalisis aspek gramatika
imbulkan kreatifitas dan motivasi peserta
bahasa Inggris, dikutip dari A Comprehen-
didik.
sive Grammar of the English Language
minat
belajar
One of the important roles that teacher
oleh Quirk dkk. (1985) dan beberapa buku
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.1 April 2016, 163
penunjang Grammar lainnya yaitu The
berapa konsep yang wajib untuk peserta
Textbook of English Grammar oleh Riyanto
didik ketahui sebelum memulai menulis,
(2010), dan Oxford Learner’s Pocket
yaitu unsur bahasa yang terdapat pada ceri-
Grammar oleh Eastwood (2008) yang
ta narrative, diantaranya: menggunakan
kemudian juga memberikan kontribusi da-
simple past tense, temporal conjunction
lam landasan teori penelitian ini.Dalam
dan processes verbs. Grammatical dalam
bukunya yang berjudul A Comprehensive
penulisan narrative text (Eastwood, 2008:
Grammar of the English Language, Quirk
58) diantaranya the past simple, temporal
menjelaskan
conjunction, dan processes verbs.
There is a close connection between the historic present and the simple
MENULIS NARRATIVE TEXT
present as used in fictional narra-
Menurut Dalman (2012:4), menulis
tives. The only difference is that
adalah proses penyampaian pikiran, angan-
whereas the events narrated by
angan, perasaan dalam bentuk lambang/
means of the historic presents are
tanda/ tulisan yang bermakna. Lebih lanjut
real, those narrated by the fictional
dipaparkan, bahwa dalam kegiatan menulis
“historic present” are imaginary.
terdapat
Quirk (1985:183)
menyusun, melukiskan suatu lambang /
Cerita narrative jika dianalisis tata
tanda / tulisan berupa kumpulan huruf yang
bahasa dalam Bahasa Inggris sangatlah
membentuk kata, kumpulan kata yang
menarik dan unik. Ini disebabkan hub-
membentuk kelompok kata, atau kalimat,
ungan antara beberapa tenses yang dapat
kumpulan kalimat membentuk paragraf,
kita lihat pada setiap cerita. Tidak hanya
dan
tenses masa lampau yang digunakan, tetapi
wacana
juga masa sekarang dan masa datang, mes-
bermakna.
kipun cerita yang disuguhkan merupakan cerita fiksi atau cerita rakyat.
suatu
kumpulan /
kegiatan
paragraf
karangan
yang
merangkai,
membentuk utuh
dan
Narasi merupakan sebuah karangan atau wacana yang menyampaikan makna
Language Features of Nar-
atau amanat secara tersirat (GorysKeraf,
rative are: using simple past tense,
2000:138-139). Dengan makna secara ter-
using temporal conjunction, and
sirat
using processes verbs.
imajinasi. Penalaran dipakai sebagai alat
(Kurniawan, 2014: 25)
untuk menyampaikan makna. Sedangkan
Dalam penulisan cerita narrative, ada be-
inilah
akan
menimbulkan
daya
bahasanya cenderung bersifat konotatif.
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.1 April 2016, 164
Jadi, tidak sepenuhnya benar bahwa narasi
konflik yang terpecahkan. Namun konflik
adalah cerita tentang suatu peristiwa. Da-
tersebut haruslah memiliki dasar, dan tidak
lam menulis karangan narasi harus cermat.
dapat dipaparkan begitu saja. Seperti yang
Sebagai penanda penting karangan narasi
diungkapkan Dalman (2012:107), dasar
adalah konflik. (Marwotodkk., 1987: 152).
dalam suatu konflik di cerita narasi adalah:
Secara sederhana dapat dikatakan
(1) pengenalan, (2) timbulnya konflik, (3)
bahwa narrative dikenal sebagai cerita.
konflik memuncak, (4) klimaks, dan (5)
Dalam cerita tersebut terdapat tokoh utama
pemecahan masalah.
yang nantinya menghadapi suatu konflik.
Organisasi Narrative text biasanya dimulai
Sebelum
masuk
pada
tokoh
dengan pengenalan atau Orientation yang
tersebut
akan
mengalami
beberapa
pada paragraph ini memperkenalkan tokoh
kejadian. Unsur – unsur yang terdapat pada
cerita, informasi latar belakang untuk
narrative yaitu tokoh, kejadian dan konflik
membantu pembaca memahami cerita. Bi-
yang membuat teks narrative ini mudah
asanya pada orientation pembaca diberi
untuk dikategorikan sebagai narrative text.
penjelasan who, when, where, and how.
Karangan Narasi berasal dari naration atau
Selanjutnya akan nampak permasalahan
bercerita adalah suatu bentuk tulisan yang
yang timbul pada cerita tersebut yang
berusaha menciptakan, mengisahkan dan
dikenal dengan Complication (konflik).
merangkaikan tindak tanduk perbuatan
Pada bagian ini, akan muncul konflik yang
manusia dalam sebuah peristiwa secara
kemudian memuncak yang tentu saja meli-
kronologis atau berlangsung dalam suatu
batkan tokoh utama pada cerita. Setelah
kesatuan waktu (Finoza, 2008:202). Seperti
muncul konflik, pada bagian selanjutnya
diungkapkan sebelumnya bahwa dalam
konflik yang timbul akan ada pemeca-
penulisan narasi atau narrative, akan ada
hannya dalam resolution.
konflik,
Tabel 1. Menulis Narrative text Generic Structure / Sche-
Function
mantics structure Orientation
It is about the opening paragraph, where
Complication Resolution
the character of the story are introduced. Where the problems in the story developed Where the problems in the story is solved
Menulis adalah salah satu dari empat
berbahasa
keterampilan
Inggris.
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
Menulis merupakan suatu keterampilan
secara tatap muka dengan orang lain
dalam
Bahasa
yang
dipergunakan
untuk
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.1 April 2016, 165
(Tarigan,
1986:3).
demikian
1. Nilai siswa yang masih sebagian besar di
bagaimanapun juga keterampilan menulis
bawah KKM dikarenakan banyak faktor.
harus terus dilatih, karena dari proses
Berdasarkan kuesioner yang diisi peserta
pelatihan tersebut pada akhirnya siswa
didik pasca diterapkannya metode ceramah,
akan lebih terampil. Sejalan dengan itu,
banyak siswa yang merasa ragu dan tidak
Tarigan
bahwa
yakin bahwa metode ceramah mampu
keterampilan menulis itu tidak akan datang
membuat mereka dapat menulis. Metode
secara otomatis, melainkan harus melalui
ceramah yang diimplementasikan oleh guru
latihan dan praktek yang banyak dan
juga tidak membuat pelajaran menjadi me-
teratur (Tarigan, 1986:3). Selain itu, Lasa
nyenangkan dan memberikan semangat
Hn (2005: 14) mengemukakan sebenarnya
sehingga peserta didik termotifasi menulis
menulis itu dapat dipelajari asal ada
teks narrative.
juga
Dengan
mengatakan
kemauan, keberanian, dan tekun berlatih. Memunculkan semangat kemauan, dan
SIKLUS I
keberanian inilah yang menjadi tugas
Dari hasil siklus I, dapat disimpulkan bah-
utama seorang guru. Dengan diikuti juga
wa pada kajian kuantitatif sebanyak 28
ketekunan berlatih dari siswa tersebut.
siswa (54% siswa) mampu memenuhi nilai KKM yang sebelumnya pada pratindakan
3. PEMBAHASAN
hanya 5 orang siswa(9,6%). Pada analisis
PRATINDAKAN
kualitatif ditemukan dari empat jenis
Dari hasil pratindakan dapat disimpulkan
kesalahan, dominan adalah kesalahan or-
bahwa dari segi kajian kuantitatif sebanyak
ganisasi dan kurangnya pengembangan ide
5 orang siswa mencapai KKM, dan 47
peserta didik masing – masing sebanyak
siswa tidak memenuhi KKM. Pada hasil
32%.
analisis kualitatif, kesalahan yang paling
meningkat dikarenakan karangan siswa
banyak ditemukan adalah kesalahan tata
yang berkembang dibandingkan saat prat-
bahasa. Hasil kuesioner menunjukkan bah-
indakan, dan ini menyebabkan kesalahan
wa pembelajaran dengan metode ceramah
yang dilakukan pada siklus I juga ber-
kurang efektif jika diterapkan dalam kai-
tambah dikarenakan media audio visual
tannya menulis narrative Bahasa Inggris.
yang diterapkan. Ini juga berkalu pada
Kemudian kesalahan tata bahasa dan pen-
aspek mekanik. Perbandingan hasil pratin-
gaplikasian media audio visual menjadi
dakan dan siklus I menunjukkan bahwa ada
perhatian khusus pada pelaksanaan siklus
peningkatan kemampuan menulis bahasa
Jumlah
kesalahan
tata
bahasa
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.1 April 2016, 166
inggris untuk cerita narrative, dimana
klus I. kesalahan yang masih dilakukan
jumlah
KKM
oleh peserta didik adalah kesalahan tata
meningkat dari 5 siswa menjadi 28 siswa.
bahasa. Siswa yang berhasil pada penilaian
Hal ini menunjukan bahwa jumlah siswa
struktur tata bahasa ini hanya sebanyak
yang yang belum memenuhi KKM berku-
29% dari persentasi sebelumnya hanya
rang dari 47 siswa menjadi 24 orang siswa.
3,8% pada siklus I. Kesalahan tata bahasa
Masih
ide,
yang masih dilakukan pada siklus II adalah
kesalahan
kesalahan tenses yaitu perubahan kata ker-
mekanik menjadi alasan perlu dilakukann-
ja, kesalahan kata ganti orang dan kesala-
ya siklus II.
han penggunaan bentuk jamak. Sedangkan
siswa
yang
kurangnya
lemahnya
tata
memenuhi
pengembangan
bahasa
dan
kesalahan mekanik yang muncul pada siSIKLUS II
klus II adalah kesalahan huruf capital dan
Dari analisis siklus II, dapat disimpulkan
ejaan yang benar dalam Bahasa Inggris.
bahwa dari kajian kuantitatif semua siswa
Pada siklus kedua siswa terlihat lebih
telah memenuhi KKM. Pada hasil analisis
mampu mengorganisasikan struktur ka-
kualitatif ditemukan bahwa dari empat
rangan dan mengembangkan ide ceritanya.
jenis
yang
Hal ini dibuktikan dengan berkurangnya
mendapatkan nilai dengan kategori sangat
kesalahan pengorganisasian dan pengem-
baik dan baik meningkat dibandingkan si-
bangan ide pada karangan siswa.
aspek
penilaian,
siswa
Tabe
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.1 April 2016, 167
Tabel 3. Perbaikan Karangan Siswa S28 Siklus II
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.1 April 2016, 168
Karangan siswa S28 pada siklus II
Mount Kidul “if you want to protect Timun
masih terdapat beberapa kesalahan jika di-
Mas, come to me. I live on Mount Kidul!”
analisis dari aspek penilaian tata bahasa
said the Holly Man. Tomorrow morning,
dan mekanik. Aspek penilaian pertama ada-
Mbok Sirni went to Mount Kidul to meet a
lah organisasi. Latar belakang cerita berupa
Holly Man. The holly man gave Mbok Sirni
tokoh (lived an old woman named Mbok
four little bags, “use it to protect Timun
Sirni) tempat kejadian (in the small village)
Mas from Buto Ijo!” said the holly man.
dan keterangan waktu (Long time ago)
Dari kalimat tersebut siswa terlihat berani
jelas terdapat pada paragraph pertama bagi-
mengembangkan ide cerita Mbok Sirni tid-
an orientation atau penduluan. Judul telah
ak bermimpi, menjadi bermimpi kemudian
sesuai dengan isi cerita. Generic structure
pergi ke Gunung Kidul untuk meminta ban-
telah lengkap terdapat dalam karangan
tuan. Pada paragraph terakhir siswa telah
siswa, yang berarti siswa telah mengerti
mengembangkan ide cerita dengan teratur
dengan baik aturan membuat karangan nar-
yaitu “My
rative.
you and go to the jungle!” said Mbok Sirni
Aspek penilaian kedua pengem-
daughter, take these bags with
but the giant saw Timun Mas went to the
bangan ide juga telah dapat dibuat siswa
jungle.
dengan baik. Ide pokok dalam paragraf
Aspek penilaian ketiga adalah tata bahasa.
dikembangkan secara utuh. Selanjutnya,
Pada karangan di atas, masih terlihat masa-
pada bagian isi yang mengarah pada kon-
lah tata bahasa namun masalah tersebut tid-
flik siswa telah membuat alur yang baik,
ak mengganggu komunikasi yang terjalin.
seperti on the night Mbok Sirni had a
Berikut kesalahan tata bahasa pada ka-
dream, she met a Holly Man who lived on
rangan siswa S28 siklus II.
Tabel 4. Kesalahan Tata Bahasa S28 Siklus II No
Jenis Kesalahan Kesalahan tenses
Kesalahan
Perbaikan
Mbok Sirni slice the Big cucumber and she her self because her husband had die two years ago Sirni was prayed a Giant passed her house Mbok Sirni remember about her promise to the Giant. “Buto Ijo (name of Giant) will take Timun Mas away from me
Mbok Sirni sliced the Big cucumber and she her self because her husband died two years ago Sirni prayed a Giant passed her house Mbok Sirni remembered about her promise to the Giant. “Buto Ijo (name of Giant) will take Timun Mas away from me
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.1 April 2016, 169 Kesalahan to-infinitive.
Kesalahan orang
kata
ganti
Kesalahan penggunaan jamak tunggal
she was very surprised to saw a beautiful baby girl inside the cucumber Mbok Sirni went to Mount Kidul to met a Holly said the giant but no one wanted to helped him. Then the giant drown and die.
she was very surprised to see a beautiful baby girl inside the cucumber Mbok Sirni went to Mount Kidul to meet a Holly said the giant but no one wanted to help him. Then the giant drown and died.
village to Caught
village to catch
Timun Mas have no choice then threw the last bag and threw the shrimp paste, the shrimp paste changed to a big swamp of boiling mud The holly man gave Mbok Sirni four little bag
Timun Mas have no choice then threw the last bag and threw the shrimp paste, it changed to a big swamp of boiling mud The holly man gave Mbok Sirni four little bags
take these bag with you and go to the jungle
take these bags with you and go to the jungle
Kesalahan pada karangan siswa S28
kutnya penggunaan kata ganti orang. Agar
di atas masih didominasi kesalahan tenses.
tidak terjadi pengulangan maka sebaiknya
Penggunaan to- infinitive masih terlihat
the shrimp paste pada kalimat berikunya
pada karangan siswa, to seharusnya hanya
diganti menjadi it. Dan kesalahan terakhir
perlu ditambah base form atau kata kerja
kesalahan penggunaan jamak tunggal pada
bentuk pertama. Sehingga to saw berubah
kata benda yang lebih dari satu seharusnya
menjadi to see, to met menjadi to meet, dan
ditambah –s seperti pada kalimat four little
to helped menjadi to help dan to caught
bag menjadi four little bags, dan these bag
seharusnya diganti to catch. Kesalahan se-
menjadi these bags.
lanjutnya pada aturan tata bahasa yaitu past
Aspek penilaian berikutnya terletak pada
simple tense. Rumus past simple adalah
penilaian mekanik. Meskipun kesalahan
S+V2+O, kata kerja dibagi menjadi 2 yaitu
siswa
kata kerja beraturan dan tidak beraturan,
penggunaan huruf capital satu-satunya
sehingga terlihat beberapa kesalahan dian-
kesalahan yang dibuat siswa pada siklus II,
taranya remember mengalami perubahan
dijabarkan sebagai berikut:
termasuk
sederhana,
kesalahan
beraturan dengan hanya ditambah –d atau – ed pada akhir kata, menjadi remembered.
Selanjutnya kata slice and die tinggal ditambahkan –d karena telah diakhiri huruf e menjadi sliced dan died. Kesalahan beriCopyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.1 April 2016, 170
Tabel 5. Kesalahan Mekanik Karangan S28 Siklus II No
Jenis Kesalahan
Kesalahan
Perbaikan
1.
Kesalahan penggunaan huruf capital
Mbok Sirni Prayed to god for a child One Night, when Mbok Sirni was prayed
Mbok Sirni Prayed to God for a child One night, when Mbok Sirni was prayed
I can Give you a child on one condition The Giant then Gave Mbok Sirni a bunch of cucumber seeds
I can give you a child on one condition The Giant then gave Mbok Sirni a bunch of cucumber seeds
In the Morning, Mbok Sirni planted the seeds became Lovely and Beautiful Girl, she was also smart and Kind.
In the morning, Mbok Sirni planted the seeds Timun Mas grew became lovely and beautiful, she was also smart and kind.
Kesalahan penggunaan huruf kapital ter-
terburu – buru. Pada kesalahan pertama,
lihat namun tidak memberikan dampak
nama Tuhan seharusnya dimulai dengan
negative dalam komunikasi yang terjalin
huruf capital god menjadi God, dan be-
dalam penulisan karangan siswa pada si-
berapa kesalahan penggunaan huruf capital
klus II. Kesalahan sangat sederhana terjadi
lainnya.
karena kurang teliti dan dikerjakan secara Tabel 6. Hasil Kuesioner Siklus II No 1.
2.
3.
4.
5.
Pertanyaan
SS
S
KS
34
17
1
21
30
1
Menulis teks narrative dengan media audio visual yang diterapkan melatih saya terampil dalam menulis
26
24
2
Media audio visual yang diterapkan membantu saya dalam menulis teks narrative secara terstruktur
15
26
17
14
34
4
Saya senang melakukan kegiatan menulis narrative dengan media audio visual yang diterapkan guru Diterapkannya media audio visual memudahkan saya dalam menulis narrative teks
Dalam menulis teks narrative, menyusun kalimat dengan gramatikal yang benar merupakan hal yang menyenangkan setelah diterapkan dengan media audio visual
TS
STS
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.1 April 2016, 171 6.
7.
Pembelajaran dengan media audio visual sangat menyenangkan sehingga saya merasa bersemangat melakukan kegiatan menulis Setelah mengikuti pembelajaran ini saya merasa suasana kelas saat pembelajaran sangat menyenangkan dan tidak membosankan
30
20
44
8
2
Keterangan: SS (sangat setuju), S (setuju), KS (kurang setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju) Dari hasil kuesioner setelah pelaksanaan
Berdasarkan hasil analisis yang dil-
siklus II dapat dilihat bahwa sebanyak 21
akukan, ada beberapa simpulan hasil
siswa menyatakan sangat setuju dengan
penelitian ini yang dijelaskan sebagai beri-
diterapkannya media audio visual karena
kut:
dapat memudahkan peserta didik dalam
1. Keterampilan siswa menulis narrative
menulis narrative text, 30 siswa setuju dan
Bahasa Inggris sebelum diterapkannya
1 orang siswa merasa ragu. Siswa sebanyak
media audio visual tergolong rendah.
14 orang menyatakan sangat setuju, 34
Segi kajian kuantitatif pratindakan
siswa menyatakan setuju dan hanya 4 orang
menunjukkan dari 52 orang siswa
siswa merasa kurang setuju jika dalam
sebanyak 47 siswa atau 90% tidak me-
menulis teks narrative, menyusun kalimat
menuhi KKM dan hanya sebanyak 5
dengan gramatikal yang benar merupakan
orang siswa atau 10% berhasil memen-
hal yang menyenangkan setelah diterapkan
uhi KKM. Ini dibuktikan dengan hasil
dengan media audio visual. Contoh pern-
tes yang diberikan setelah metode ce-
yataan lainnya adalah “Setelah mengikuti
ramah dilakukan dengan materi narra-
pembelajaran ini saya merasa suasana ke-
tive text.
las
saat
pembelajaran
sangat
me-
2. Hasil keterampilan siswa menulis nar-
nyenangkan dan tidak membosankan”, dari
rative Bahasa Inggris setelah diterap-
52 siswa 44 orang merasa sangat setuju,
kannya media audio visual mengalami
dan 8 orang merasa setuju. Hal ini menun-
peningkatan yang memuaskan. Pening-
jukkan bahwa penerapan media audio visu-
katan yang terjadi pada PTK ini dil-
al jauh lebih efektif jika dibandingkan
akukan dalam 2 siklus, hasil karangan
dengan metode ceramah dalam meningkat-
siswa meningkat cukup baik pada si-
kan keterampilan menulis narrative Bahasa
klus I. Segi kajian kuantitatif Siklus I
Inggris siswa.
menunjukkan bahwa sebanyak 28 siswa atau 54% mampu memenuhi
4. SIMPULAN
KKM, sedangkan 24 siswa lainnya be-
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.1 April 2016, 172
lum mencapai KKM. Hasil yang di-
UCAPAN TERIMA KASIH
peroleh pada siklus II kembali men-
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
galami
Mitra Bestari atas masukan dan saran untuk
peningkatan
hingga
100%
siswa telah mencapai nilai KKM sebe-
perbaikan karya tulis ini.
sar 75. Dari segi kualitatif kesalahan yang dilakukan peserta didik pada siklus I sebagian besar terletak pada
kesalahan tata bahasa yaitu kesalahan tenses, dan pada aspek penilaian mekanik kesalahan paling sering terjadi pada penggunaan huruf capital. Nilai tertinggi pada siklus II mencapai 96 oleh 1 orang siswa dan terendah 75 oleh 3 orang siswa. Segi kualitatif pada siklus II menunjukkan siswa telah
mampu mengembangkan ide dan karangan yang dibuat telah sesuai dengan struktur teks narrative. Kesalahan tenses masih terjadi, namun kesalahan ini tidak mempengaruhi komunikasi yang tercipta pada karangan siswa. Ini membuktikan media audio visual telah berhasil meningkatkan ketermpilan menulis narrative Bahasa Inggris. 3. Sikap siswa terhadap penerapan Media Audio Visual dalam proses pembelajaran sangat positif. Sebanyak 51 siswa merasa senang melakukan kegiatan menulis dengan teknik media audio visual. Peserta didik juga merasa senang saat proses belajar dilakukan dan suasana kelas menjadi tidak membosankan.
DAFTAR PUSTAKA Adinawan dan Sugijono. 2010. Mathemetics. Jakarta: Erlangga Ahmadi dan Uhbiyati.2001.Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Bachtiar. 2005. Let’s talk. Bandung. Pakar Raya Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2011. Kamus Bahasa Indonesia: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Bander, Robert G.1985.From Sentence to Paragraph a Writing Workbook. United State of America: College Publishing Bretz, Rudy. 1983. Media for Interactive Communication, Baverly Hills: Sage Publications Brown. 2002. Doing Second Language Research. New York: Oxford University Press Cargill, M and O’Connor,P. 2013. W riting Scientific Research Articles.UK: Wiley Blackwell Dalman. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Gie, The Liang.2002. Pengantar Dunia Karangan / Mengarang. Yogyakarta: Balai Bimbingan Mengarang Harmer, Jeremy. 2006. The Practice of English Language Teacing. Harlow: Longman Indaryati. 2010. English A live. Jakarta: Yudistira Kurniawan, Mulyono.2014.English for SMK 1. Bogor: Yudistira Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.2013.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran.Jakarta Selatan: Referensi (GP Press Group) Oemar Hamalik. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.1 April 2016, 173
Group Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana, Prenada Media Group Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta Sugiono.2013.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta Bandung Sukawana, I Wayan. 2008. Pengantar Statistik.Denpasar: Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar Wardiman.2008.English in Focus.Surabaya: PT Jepe Press Media Utama Widdowson, H.G.1984.Explorations in A pplied Linguistics.Oxford: Oxford University Press
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668