RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No. 2 Oktober 2016, 253-270 Available Online at http://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/jret DOI: 10.22225/jr.2.2.391.253-270.
KAJIAN TRANSITIVITAS TEKS TERJEMAHAN TAKEPAN SERAT MENAK YUNAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS DI SMP: ANALISIS BERDASARKAN LINGUISTIK FUNGSIONAL SISTEMIK Muksin
Universitas Mataram
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini mendeskripsikan: (1) tipe proses transitivitas dalam teks terjemahan TSMY;. (2) tipe proses transitivitas yang mendominasi dalam TSMY; dan (3) kontribusi TSMY pada materi pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks di SMP.Penelitian ini menggunakan pendekatan Linguistik Fungsional Sistemik (LFS) dengan pengumpulan data menggunakan metode pustaka dan wawancara. Data dianalisis dengan mengkombinasikan metode kualitatif dan kuantitatif (mixedmethods). Analisis data dan pembahasan menyimpulkan tiga hal, yaitu: (1) Tipe proses transitivitas dalam TSMY meliputi: proses material, mental, tingkah laku, relasional, verbal, dan ekstensial. Sirkumstan dalam TSMY meliputi sirkumstan rentang, lokasi, sebab, lingkungan, penyerta, peran, masalah, pandangan, cara, dan kualitas; (2) Tipe proses transitivitas yang mendominasi dalam TSMY adalah proses material yang berjumlah 127 (36,10%). Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa TSMY lebih condong menggunakan kata-kata yang mengisyaratkan adanya tindakan, kegiatan, dan aktivitas fisik pelibat teks (partisipan). Tipe proses lainnya yang mendominasi adalah proses verbal yang berarti bahwa aktivitas fisik maupun mental selalu didahului dengan informasi dan dialog antarsemua elemen sehingga roda pemerintahan berjalan dengan baik; (3) hasil penelitian terhadap TSMY berkontribusi positif pada materi pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks di SMP, yakni dapat digunakan sebagai bahan ajar terutama yang terkait dengan teks. Kata kunci: transitivitas; Takepan Serat Menak Yunan (TSMY); linguistik fungsional sistemik (LFS)
Abstract
The aim of this research is 1) to describe the types of transitivity process that is used in translation text TSMY, 2) to describe the types of transitivity process that is dominant employed in translation text TSMY, 3) to describe the contribution of text translation TSMY on the material of text based Indonesia language learning in SMP. This research used twoforms of approaching, they are as follow research approaching and analitycal approaching. Research approaching could be form systematic fungional linguistic analytical. The method of collecting data can be applied through pustaka method and interview. The method of data analitycal can be applied by using quantitative and qualitative method. Based on the result of data analitycal shows that representation of eksperiential meaning that is done by transitivity system particularly, element process is dominated by material process as much 127 or 36,105%, white verbal process as moch 74 or 21, 02 %, mental process as much 56 or 15,90%, manifestation process as much 38 ooor 10,79%, relational process as much 34 or 9,66%.Then, attitude process as much 23 or 6,53%. Futhermore the contribution of this result research toward material of text based Indonesia language learning in SMP (Junior high school) can be appliyed as material of narrative text in grad VIII. Keywords: Tekxt transitivity; Takepan Serat Menak Yunan (TSMY); systematic; fungsional linguistiC
1. PENDAHULUAN Penggunaan bahasa dalam realitas sosial masyarakat suku Sasak pada masa lampau, terutama cerita-cerita yang terkait langsung dengan kalangan istana banyak terdokumentasi pada naskah-naskah kuno
yang disebut takepan, seperti takepan Babat Peraya, Babat Selaparang, Banyu Hurung,
Kenceli, Serat Menak Yunan,Puspa Karma, dan lain-lain. Bahasa yang digunakan dalam takepan ini merupakan salah satu
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 254
wujud dari metafungsi bahasa, yaitu pen-
menitikberatkan
pada
analisis
sistem
galaman nonlinguistik yang dipaparkan
transitivitas. Digunakannya kajian sistem
menjadi pengalaman linguistik.
transitivitas berdasarkan teori LFS karena
Salah satu naskah lama yang penting
teori ini sangat sesuai untuk menganalisis
untuk dikaji sistem bahasa dan fungsinya
teks takepan yang di dalamnya terdapat
menggunakan teori Linguistik Fungsional
klausa-klausa yang mengandung proses-
Sistemik (LFS) adalah Takepan Serat
proses, seperti proses material, proses
Menak Yunan (TSMY). Naskah ini penting
mental, proses relasional, proses tingkah
untuk dikaji karena berisi cerita-cerita sepu-
laku, proses verbal, dan proses wujud. Atas
tar kehidupan kalangan istana (keluarga ke-
dasar asumsi teoretis ini, penting untuk dil-
rajaan) yang menjadi barometer pengem-
akukan kajian terhadap TSMY dengan
bangan dan pelaksanaan nilai-nilai budaya
menggunakan teori atau pendekatan LFS
saat itu. Hal itu berarti di dalamnya terkan-
yang hasilnya dapat memberikan kontribusi
dung nilai-nilai budaya luhur yang semesti-
pada materi pembelajaran bahasa Indonesia
nya dipahami dan dihayati untuk diimple-
berbasis teks di SMP.
mentasikan dalam kehidupan bermasyara-
Permasalahan yang dikaji dalam
kat. Sebagai contoh Raja bersabda dengan
penelitian ini meliputi: (1) tipe proses
lemah lembut. Pada klausa tersebut ter-
transitivitas yang terdapat dalam teks
dapat unsur proses verbal, yaitu bersabda,
terjemahan
partisipan raja sebagai pembicara, dan
transitivitas yang mendominasi dalam teks
dengan lemah lembut sebagai sirkumstan
terjemahan TSMY; dan (3) kontribusi teks
cara. Munculnya sirkumstan cara lemah
terjemahan TSMY pada materi pembelaja-
lembut yang diucapkan oleh partispan raja
ran bahasa Indonesia berbasis teks di SMP.
TSMY;
(2)
tipe
proses
kepada rakyatnya menunjukkan bahwa se-
Dalam penelitian ini pengumpulan data
jak zaman dahulu bangsa Indonesia sudah
dilakukan dengan menggunakan metode
menjunjung tinggi etika dalam berkomu-
pustaka dan wawancara.Metode pustaka
nikasi. Artinya berkata dengan baik dan
dipergunakan guna pengumpulkan seluruh
santun harus dilakukan oleh semua orang
teks yang berupa bait-bait puisi lama
dan kepada semua orang, baik oleh atasan
(tembang) yang terdapat di dalam TSMY .
ke bawahan atau sebaliknya.
Metode
Pada
penelitian
ini,
wawancara
digunakan
untuk
peneliti
mengumpulkan data pendukung dari in-
menganalisis teks TSMY yang sudah diter-
forman. Wawancara dilakukan langsung
jemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang
oleh peneliti untuk mendapatkan data-data
diterjemahkan oleh Lalu Rabdi yang berasal
akurat terkait dengan TSMY . Penggunaan
dari dusun Padamara, desa Padamara, keca-
metode wawancara dalam penelitian ini
matan Sukamulia, Lombok Timur dengan
didasarkan
atas
dua
alasan. Pertama,
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 255
dengan wawancara, peneliti dapat menggali
dan sirkumstan sebagai pengalaman ke-
tidak sekedar apa yang diketahui pada ob-
hidupan manusia yang berbentuk ragam
jek
yang
pengalaman linguistik. Pembelajaran adalah
tersembunyi di dalam objek penelitian ter-
suatu kegiatan berupa proses interaksi anta-
sebut. Kedua, apa yang ditanyakan pada
ra pendidik dan peserta didik dengan bahan
informan bisa mencakup hal-hal yang ber-
belajar berupa TSMY untuk memperkaya
sifat lintas waktu, yang berkaitan dengan
pengetahuan teks wacana.
penelitian
tetapi
juga
apa
masa lampau, kini, dan yang akan datang.
Linguistik Fungsional Sistemik (LFS)
Data dianalisis dengan metode kombinasi
merupakan teori bahasa yang bertitik pada
(mixedmethods), yakni mengkombinasikan
fungsi dan penggunaan bahasa, yaitu: (1) ba-
antara metode kualitatif dan metode kun-
hasa adalah fungsional (language is funncion-
titatif. Metode kualitatif dipergunakan un-
al), (2) bahasa adalah membuat makna-
tuk melakukan kategorisasi dan pemolaan
makna (the funcional is language is to make
tipe proses transitivitas teks terjemahan
meanings) dan (3) penggunaan bahasa ada-
yang terdapat dalam TSMY , sedangkan
lah kontekstual (language use is contextual)
metode kuantitatif dipergunakan untuk
(Silvana, 2003). Pada tataran konteks,
mendeskripsikan
persentase
penyerta teks dari dalam dan luar terbentuk
setiap tipe proses transitivitas guna men-
atas tiga komponen utama, yaitu; 1) apa
dukung
yang dibicarakan (field), siapa yang ber-
analisis
perhitungan kualitatif.
Dengan
demikian, diperoleh gambaran yang jelas
bicara
dan
dibicarakan
(tenor),
dan
tentang bentuk dan pola serta persentase
bagaimana dibicarakan (mode). Konteks
transitivitas dalam teks terjemahan TSMY .
dalam LFS juga terbagi dalam beberapa aspek lainnya, seperti; konteks budaya yang
2. KONSEP DAN KERANGKA TEORI
terkait batasan, tahapan, dan tujuan yang
Dalam kitannya dengan artikel ini, ter-
dicapai dalam interaksi sosial dan konteks
dapat istilah-istilah yang merupakan kata
ideologi yang dimuat tentang konstruksi
kunci yang perlu diuraikan batasan dan
atau konsepsosial tentang keharusan dan
konsep dasarnya. Istilah-istilah tersebut an-
ketidakharusan dalam penetapan perbuatan
tara lain, teks, transitivitas, dan pembelaja-
dilakukan dalam interaksi sosial.
ran. Teks adalah unit tata bahasa tulis yang
konteks ini dibentuk sebagai perwujudan
berwujud kata, frasa, dan klausa yang ter-
pandangan terhadap realitas sosial. Teks
dapat dalam TSMY yang saling berhub-
tersebut diproduksi dalam konteks sosial
ungan membentuk suatu makna yang
yang melatarbelakangi kegiatan-kegiatan
lengkap. Transitivitas adalah realisasi papa-
yang dilakukan oleh manusia, baik konteks
ran pengarang dalam TSMY berupa klausa-
situasi maupun konteks budaya. Mahsun
klausa yang terdiri atas proses, partisipan,
(2013:1) mendefinisikan teks sebagai satu-
Kedua
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 256
an bahasa yang digunakan sebagai ungka-
linguistik pemakai bahasa itu disebut transi-
pan suatu kegiatan sosial baik secara lisan
tivitas. Pengalaman yang sempurna direal-
maupun tulis dengan struktur berpikir
isasikan oleh tiga unsur penting, yaitu pros-
lengkap.
es, partisipan, dan sirkumstan.
Dalam setiap interaksi antarpemakai ba-
Proses menurut Saragih (2006:24, 2013:9)
hasa, penutur menggunakan bahasa untuk
merupakan aktivitas yang terjadi dalam
memapar, mempertukarkan, dan merangkai
klausa yang menurut tata bahasa tradisional
atau
dan formal disebut verba. Proses dapat
mengorganisasikan
pengalaman.
Dengan ketiga fungsi bahasa dalam ke-
dikatakan
hidupan manusia, bahasa sekaligus disebut
aktivitas yang terjadi dalam kata kerja.
berfungsi tiga dalam komunikasi, yakni
Proses
memapar, mempertukarkan, dan merangkai
pengalaman. Menurut Halliday (Saragih,
pengalaman yang secara teknis masing-
2006:25 dan Sinar, 2012:30) pengalaman
masing disebut ideational function, inter-
penutur bahasa diwujudkan melalui enam
personal function, dan textual function
jenis
(Halliday, 1994: xiii; Eggins, 2004:3). Se-
pengalaman itu, yang meliputi tiga pengala-
jalan dengan ketiga fungsi itu, bahasa
man utama (primary process), yang terdiri
dikatakan membawa tiga makna, yakni
atas proses material, proses mental, dan
makna pengalaman (ideational meaning),
proses relasional; dan tiga pengalaman
makna antarpersona atau makna pertukaran
pelengkap (secondary process), yang terdiri
(interpersonal
makna
atas proses tingkah laku, proses verbal, dan
perangkaian atau pengorganisasian (textual
proses wujud sebagaimana tergambar dalam
meaning).
skema berikut.
meaning),
dan
sebagai merupakan
proses
yang
kegiatan inti
ataupun
dari
menentukan
suatu
jenis
Makna ideasional direalisasikan melalui sistem transitivitas. Sistem transitivitas menyebabkan manusia menggambarkan mental dan fakta untuk mengetahui kejadian eksternal dan internal yang dijadikan pengalaman untuk menciptakan bentuk-bentuk proses. Pengalaman ini merupakan proses yang sedang terjadi. Ketika seseorang merealisasikan pengalamannya menjadi pengalaman linguistik, maka terbentuklah rep-
resentasi pengalaman linguistik itu dan menjadi komoditas yang ditransaksikan oleh pemakai bahasa. Realisasi pengalaman
Proses material dapat didefinisikan sebagai
proses
atau
kegiatan
yang
menyangkut fisik, yakni dapat diamati dengan menggunakan indra. Batasan ini mengandung arti bahwa setiap proses bisa
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 257
diikuti oleh aspek sedang, seperti Saya se-
ja.Saragih (2006:29) menegaskan bahwa
dang mencuci dan Dita sedang memasak di
partisipan yang terlibat dalam proses mental
dapur. Beberapa kata kerja atau verba yang
disebut
termasuk proses material antara lain:
partisipan I dan partisipan II yang dikenai
berjalan,
proses dilabeli fenomenon (phenomenon).
bekerja,
berlari,
membaca,
melompat, berkumpul, bergabung, menulis,
pengindera
Proses
(senser)
relasional
sebagai
berfungsi
membaca, berenang, bertinju, bersepeda,
menghubungkan satu entitas dengan wujud
berbaring, memukul, dan meletus. Menurut
atau lingkungan lain di dalam hubungan
Saragih (2006:26) dan Sinar (2012:61,
intensif, sirkumstan, atau kepemilikan dan
2012:30), partisipan yang terlibat dalam
dengan
satu proses material dilabeli pelaku (actor)
atribut. (Saragih, 2006:29).Kata kerja yang
dan gol (goal) dengan rincian pelaku
dapat dikategorikan ke dalam proses ini
sebagai sumber atau pembuat aktivitas
seperti; menjadi, merupakan, kelihatan,
(partisipan I) dan gol sebagai wujud yang
berharga, bernilai, kedengaran, terdengar,
kepadanya proses ditujukan atau yang
menunjukkan, menandakan, memainkan,
dikenai proses (partisipan II).
mempunyai, memiliki, dll. Senada dengan
Proses mental didefinisikan sebagai sua-
cara (mode)
Saragih,
Sinar
identifikasi
(2012:63,
atau
2012:33)
tu proses yang menyangkut kognisi, emosi,
mengemukakan bahwa proses relasional
dan persepsi yang terjadi dalam diri manu-
adalah proses penghubung, penyandang
sia sendiri, misalnya melihat, merasa,
penciri
mendengar, mencintai, percaya, membenci,
maksudnya sesuatu dianggap memiliki
dan sebagainya (Saragih, 2006:27). Proses
atribut atau penanda identitas. Selanjutnya,
ini terjadi di dalam diri manusia dan
Sinar menjelaskan bahwa proses relasional
mengenai mental kehidupan. Secara seman-
dibagi atas tiga jenis, yakni: (1) intensif, (2)
tik, proses mental menyangkut pelaku
sirkumstan, dan (3) posesif. Setiap jenis
manusia saja ataupun makhluk lain yang
mempunyai dua sarana: (a) atributif, dan
dianggap
(b)
berperilaku
seperti
manusia.
atau
penanda
“being”
identifikasi,
yang
sehingga
Perbedaan proses mental dan material yang
pengembangannya dapat menjadi enam
mencakup kriteria semantik dan sintaksis
jenis proses relasional, yaitu: (1) proses:
adalah sebagai berikut: (a) proses mental
relasional: intensif: identifikasi, (2) proses:
menyangkut manusia, (b) proses mental
relasional: intensif: atribut, (3) proses:
dapat diikuti proyeksi, sedangkan proses
relasional: sirkumstan: identifikasi, (4)
material tidak dapat, (c) proses mental tidak
proses: relasional: sirkumstan: atribut, (5)
dapat diikuti oleh aspek sedang, (d) proses
proses:
mental merupakan proses dua hal saja, se-
identifikasi,
dangkan klausa material satu hala sa-
sirkumstan: atribut.
relasional: (6)
proses:
kepemilikan: relasional:
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 258
“Satu proses relasional termasuk jenis
berjanji, bersumpah, dan lain sebagainya.
identifikasi jika empat kriteria berikut ini
Menurut Saragih (2006:35, 2013:12)
terpenuhi, yaitu: (1) Bentuk dan Nilai
dan Sinar (2007:66, 2012:35) proses wujud
membentuk hubungan identik atau sama
(eksistensial) menunjukkan keberadaan satu
dengan (a = b); (2) Bentuk dan Nilai dapat
entitas. Secara semantik, proses wujud ter-
dipertukarkan (posisi keduanya); (3) Kata
jadi antara proses material dan proses rela-
adalah dapat diletakkan antara Bentuk dan
sional. Dengan demikian, proses wujud di
Nilai, dan klausa bermakna Bentuk = Nilai;
satu sisi memiliki ciri proses material dan di
dan (4) Perpindahan tempat Bentuk ke
sisi lain memiliki ciri proses relasional.
Nilai menbentuk kalimat pasif.” (Sragih,
Proses wujud adalah suatu proses yang
2006:44).
mengekspresikan keberadaan suatu benda
Proses tingkah laku (behavioural) dide-
tempat benda itu memang nyata atau
finisikan sebagai aktivitas atau kegiatan
memang benar-benar ada. “Proses eksisten-
fisiologis yang menyatakan tingkah laku
sial merupakan proses yang menunjukkan
fisik manusia (Saragih, 2006:33). Secara
adanya sesuatu. Ada beberapa kata yang
semantik, kategori proses tingkah laku ter-
dapat dikategorikan ke dalam proses wujud,
letak antara proses material dan mental. Im-
misalnya ada, berada, bertahan, muncul,
plikasinya adalah sebagai proses tingkah
tejadi, bersebar, tumbuh, dan lain-lain.
laku memiliki sifat proses material dan se-
Dalam klausa dapat ditemukan satu atau
bagian lagi memiliki proses mental. Dalam
dua partisipan sehingga muncul partisipan I
hal ini yang dapat dikategorikan pada pros-
dan II. Yang dimaksud dengan Partisipan I
es ini, misalnya kata kerja bernapas, men-
adalah Partisipan yang melakukan atau
guap, tertawa, sendawa, tidur, mengeluh,
melaksanakan aktivitas atau Proses dan
menggerutu dan lain sebagainya.
Partisipan
Proses
verbal
adalah
proses
yang
II
adalah
Partisipan
yang
kepadanya aktivitas atau Proses ditujukan
menunjukkan aktivitas atau kegiatan yang
(Saragih,
menyangkut
partisipan I dan partisipan II pada semua
informasi.
Proses
verbal
berada antara proses mental dan relasional. Jadi, proses verbal sebagian memiliki ciri proses mental dan sebagian lagi memiliki ciri proses relasional. Adapun yang dapat dikategorikan dalam proses ini antara lain: kata
kerja
memerintah,
meminta,
menjelaskan, mengatakan, menerangkan, mengkritik, menegaskan,
menguji,
memberitahu,
menekankan,
berseru,
2013:70).
Adapun
rincian
jenis proses sebagai berikut. Jenis Proses Material
Pelaku
Gol
Mental
Pengindera
Fenomena
Relasional
Identifikasi Bentuk Atribut: Penyandang Keemilikan : Milik Petingkah Laku
Tingkah Laku Verbal Wujud
Partisipan I
Partisipan II
,
Nilai,Atribut , Milik -
Pembicara
Perkataan
Maujud
-
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 259
Sirkumstan dapat didefinisikan sebagai
pertanyaan “tentang apa?”
lingkungan, sifat, atau lokasi tempat ber-
Konteks adalah sesuatu yang menyertai
langsungnya suatu proses. Sirkumstan be-
atau yang bersama teks. Egins (2004:86)
rada di luar jangkauan proses. Oleh karena
berpandangan bahwa teks tidak dapat
itu, sirkumstan berlaku dalam semua jenis
ditafsirkan sama sekali kecuali dengan
proses.
disetarakan
mengacu pada konteks. Senada dengan itu,
dengan keterangan yang lazim digunakan
Halliday & Hasan, (1992:13) berpandangan
dalam tata bahasa tradisional. (Saragih,
bahwa teks adalah bahasa yang sedang
2006:38,
melaksanakan tugas tertentu dalam konteks
Sirkumstan
dapat
2013:17).
Menurut
(dalam Sinar, 2012:69,
Halliday
2012:38)
dan
situasi. Gie (2011:100) juga mengungkap-
Saragih (2006:38, 2013:17-18), sirkumstan
kan hal yang senada dengan itu bahwa
terdiri atas (1) rentang, (2) lokasi, (3) cara,
konteks merupakan gagasan penting dalam
(4) sebab, (5) lingkungan, (6) masalah, (7)
memahami bahasa yang digunakan dalam
peran, (8) penyerta, dan (9) pandangan.
teks. Kedua-duanya memlilki hubungan
Sirkumstan rentang berkaitan dengan
yang sangat erat. “Hubungan mendasar an-
waktu dan tempat. Sirkumstan ini dapat
tara keduanya adalah bahasa harus dipela-
diidentifikasi dengan kalimat pertanyaan
jari dalam konteks budaya dan budaya
“berapa
lamanya?”
jauhnya?”Sirkumstan dengan
waktu
dan
dan
“berapa
dapat dipelajari melalui bahasa.” (Sukri dan
lokasi
berkaitan
Rusdiawan, 2008:49). Makna yang tereal-
Cara
isasi dalam teks merupakan hasil interaksi
yaitu
pemakai bahasa dengan konteksnya, sehing-
dengan mengajukan kalimat pertanyaan
ga konteks merupakan wacana terbentuknya
“kapan?” dan “di mana?”Sirkumstan cara
teks.
mengidentifikasi
tempat.
sirkumstan
ini
berkaitan dengan apa ia melakukan sesuatu dengan
cara
mengidentifikasi
kalimat
3. PEMBAHASAN
pertanyaan “bagaimana?” Sirkumstan sebab
Dalam pembahasan artikel ini disajikan
berkaitan dengan sebab atau latar belakang
hasil dan pembahasan terhadap masing-
terjadinya
bisa
masing hasil penelitian yang telah dil-
diidentifikasi dengan kalimat pertanyaan
akukan. Hasil dan pembahasan disajikan
“mengapa?” Sirkumstan penyerta berkaitan
secara hierarkis berdasarkan urutan rumu-
dengan
dalam
san masalah dan tujuan penelitian. Hierarkis
melaksanakan sesuatu. Dalam hal ini dapat
penyajian yang dimaksud sebagai berikut
diidentifikasi dengan pertanyaan “dengan
(1) data tentang tipe proses dalam TSMY;
siapa?”Sirkumstan
berkaitan
(2) data tentang jumlah dan persentase
dengan masalah yang dibicarakan. Hal ini
kemunculan masing-masing tipe proses da-
dapat
lam TSMY; (3) deskripsi kontribusi hasil
sesuatu.
Hal
keikutsertaan
diidentifikasi
ini
seseorang
masalah dengan
kalimat
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 260
penelitian terhadap pembelajaran bahasa
kumstan yang ditemukan adalah sirkumstan
Indonesia berbasis teks di SMP.
rentang, sirkumstan lokasi, sirkumstan cara, sirkumstan penyerta, dan sirkumstan pan-
Tipe Proses Transitivitas TSMY Sistem
Transitivitas
dalam
dangan. TSMY
Proses material adalah sebuah proses
berkaitan erat dengan dimensi medan teks
yang terdapat dalam bagian sistem transitiv-
yang ada di dalamnya. Setiap medan teks
itas
berpusat pada unsur proses sehingga proses
melakukan suatu aktivitas. Pada umumnya
merupakan bagian utama dalam transitivi-
dalam
tas. Setiap proses diapit oleh partisipan atau
partisipan, yakni partisipan I disebut actor
setara dengan subjek atau objek dan sir-
dan partisipan II disebut goal. Kedua
kumstan yang setara dengan keterangan.
partisipan ini direalisasikan menggunakan
Dalam TSMY ditemukan enam jenis pros-
kata benda. Berikut ini contoh proses mate-
es, yaitu proses material, mental, tingkah
rial.
yang
menjelaskan
proses
material
suatu
proses
muncul
dua
laku, relasional, verbal, dan ekstensial. Sir1) Di pagi hari raja tersebut menggunakan pakaian yang berkilat kemilau (Sinom 3 bait ke-6)
Di pagi hari
raja tersebut
menggunakan
Sirkumstan: Rentang grup adverbia
PartisipanI: Pelaku grup nomina
Proses :Material grup verba
Pakaian yang berkilat kemilau PartisipanII: Gol grup nomina
Label fungsi Label ke-
Pada klausa pertama, proses diapit oleh dua
kegiatan, yaitu menggunakan, sedangkan
partisipan, yaitu Raja tersebut sebagai
pakaian yang berkilat kemilau sebagai
partisipan I dan pakaian yang berkilat kemi-
partisipan kepada siapa perbuatan itu di-
lau sebagai partisipan II. Raja tersebut da-
tujukan dinamakan sebagai Gol.
lah partisipan yang mengerjakan suatu 2) Karun menunjukkan surat (sinom 80 bait ke 28)
Karun PartisipanI: Pelaku grup nomina
menunjukkan Proses material
Surat PartisipanII: Gol
grup verba
grup nomina
Seperti halnya klausa pertama, pada klausa
partisipan
kedua prosesnya diapit oleh dua partisipan,
kegiatan, yaitu menunjukkan, sedangkan
yaitu Karun sebagai partisipan I dan surat
surat sebagai partisipan kepada siapa per-
sebagai
buatan itu ditujukan dinamakan sebagai Gol
partisipan
II.
Karun
adalah
yang
Label fungsi label kelas mengerjakan
suatu
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 261
3) Ikan belah berenang paling depan (Pangkur 22 bait ke-9)
Ikan belah
berenang
paling depan
Pelaku
Proses: material
Sirkumstan: lokasi
Label Fungsi
grup nomina
grup verba
grupadverbial
Label Kelas
Pada klausa ketiga proses berenang han-
menghadirkan
partisipan
manusia
atau
ya diapit oleh satu partisipan dan sirkum-
mirip manusia atau lainnya yang dapat
stan. Ikan belah merupakan pelaku yang
melakukan proses mengindra (perseptif),
melakukan kegiatan berenang yang diikuti
berpikir (kognitif), dan merasa (afektif).
oleh sirkumstan lokasi, yaitu di mana posisi
Partisipan proses mental ada dua, yaitu
ikan belah itu berada. Dengan demikian,
pengindra
ketiga klausa di atas merupakan klausa
(phenomenon).
yang
penganalisisan klausa dengan proses men-
menunjukkan
pelaku
melakukan
kegiatan atau aksi.
(senser)
dan
Berikut
fenomena ini
contoh
tal.
Proses mental merupakan proses yang 1) Beliau sangat disayangi rakyatnya (sinom 2 bait ke-5)
Beliau Pengindra
sangat disayangi Proses:Mental
grup nomina
grup verba
Rakyatnya PartisipanII:Fenomen on grup nomina
Label fungsi Label kelas
Klausa pertama di atas merupakan klausa
subjek (partisipan I) yaitu kata beliau. Pada
yang berproses mental keinginan karena
klausa di atas juga terdapat partisipan II
berhubungan dengan perasaan atau hati. Hal
yang disebut fenomena yaitu kata rakyatnya
itu ditunjukkan oleh kata sangat disayangi
sebagai objek keinginan partisipan I.
sebagai wujud penggambaran keinginan 2) Raja Nursiwan Sangat menyayangi para menteri (sinom 22 bait ke-11)
Raja Nursiwan Pengindra grup nomina
sangat menyayangi Proses: Mental grup verba
para menteri Fenomenon grup nomina
Label fungsi label kelas
Seperti halnya klausa pertama di atas,
nan subjek (partisipan I) yaitu kata Raja
klausa kedua juga merupakan klausa yang
Nursiwan. Pada klausa kedua juga terdapat
berproses mental keinginan karena berhub-
partisipan II yang disebut fenomenon yaitu
ungan dengan perasaan atau hati, yang da-
grup kata para menteri sebagai objek
lam ditunjukkan dengan kata sangat menya-
keinginan partisipan I.
yangi sebagai wujud penggambaran keingiCopyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 262
3) Dia sangat dicintai oleh Jayeng Rane (pangkur 33 bait ke- 13)
Dia
sangat dicintai
oleh Jayeng Rane
Fenomenon
Proses: mental
Pengindra
Label Fungsi
grup pronomina
grup adverbia
grup nomina
Label Kelas
Contoh klausa ketiga di atas merupakan
Proses relasional berfungsi menghub-
klausa yang berproses mental keinginan
ungkan satu entitas dengan lingkungan lain
karena berhubungan dengan perasaan atau
di dalam hubungan intensif, sirkumstan,
hati, yang ditunjukkan dengan kata sangat
atau kepemilikan dan dengan cara (mode)
dicintai
identifikasi atau atribut. Hubungan ini bisa
sebagai
wujud
penggambaran
keinginan subjek (partisipan I) yaitu kata
bersifat
Jayengrane. Antara klausa pertama dan
partisipan I. Partisipan dalam proses rela-
ketiga dengan klausa kedua terlihat ada
sional atributif ialah carrier dan attrib-
perbedaan sedikit , yaitu kalau pada klausa
ute.Satu proses dapat berfungsi sebagai
pertama dan ketiga, partisipan II yang dise-
proses material atau relasional. Satu proses
but phenomenon menggunakan kata ganti
adalah relasional jika proses itu menunjuk-
orang,
kedua
kan relasi atau hubungan dalam satu
menunjuk ke orangnya langsung, yaitu raja
konteks pemakaian bahasa. Berikut ini con-
Nursiwan yang merupakan objek keinginan
toh proses relasional.
sedangkan
pada
klausa
memberikan
nilai
terhadap
partisipan I. 1) Izinkan saya melawan dia (Sinom 37 bait ke-15)
Izinkan Sirkumstan masalah
saya PartisipanI: Tanda
grup adverbia
grup nomina
Melawan Proses:Relasional: Identifikasi grup verba
dia PartisipanI I: Nilai grup nomina
Label fungsi label kelas
Klausa pertama di atas merupakan
sisinya, perpindahan tempat bentuk ke nilai
klausa relasional identifikasi. Dikatakan
membentuk kalimat pasif. Perubahannya
klausa proses relasional identifikasi karena
seperti klausa berikut ini. Izinkan saya men-
prosesnya dapat diganti dengan menjadi,
jadi dia dan Izinkan saya dilawan dia
bentuk dan nilai dapat dipertukarkan po2) Airnya kelihatan biru menyeramkan (Pangkur 2 bait ke-1)
Airnya
kelihatan
biru menyeramkan
Partisipan I: atribut: penyandang
Proses: relasional atribut
PartisipanII: atribut
Label Fungsi
grup nomina
grup verba
grup adjektif
Label Kelas
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 263
Pada klausa kedua, Prosesnya sama-
dikategorikan ke dalam proses relasional
sama bisa bertukar posisi, namun hasil per-
identifikasi, tetapi masuk ke dalam kategori
tukaran tersebut tidak bisa membentuk ka-
proses relasional atribut.
limat pasif sehingga klausa kedua tidak bisa 3) Sekarang hati Jayeng Rane menjadi gembira (Pangkur 44 bait ke-9)
Sekarang Sirkumstan: lokasi: waktu grup adverbial
hati Jayeng Rane Partisipan I: atribut: penyandang grup nomina
Menjadi
gembira
Proses: relasional atribut
PartisipanII: atribut
Label Fungsi
grup verba
grup adjektiva
Label Kelas
Klausa ketiga sama halnya dengan
antara proses material dan proses mental.
klausa kedua, yaitu prosesnya sama-sama
Proses ini mengekspresikan bentuk tinda-
bisa bertukar posisi, namun hasil pertukaran
kan yang berhubungan dengan psikologi
tersebut tidak bisa membentuk kalimat pasif
para pelibat teks. Sebagian besar proses
sehingga klausa ketiga tidak bisa dikate-
perilaku hanya memiliki satu partisipan
gorikan ke dalam proses relasional identifi-
yang sifatnya wajib hadir dan dinamakan
kasi, tetapi masuk ke kategori proses rela-
behaver. Berikut ini contoh klausa dengan
sional atribut.
proses tingkah laku.
Proses tingkahlaku adalah perpaduan 1) Kemudian dia mohon pamit untuk memulai perjalanan (Sinom 65 bait ke-25)
Kemudian
dia
mohon pamit
Penerus
Partisipan: Petingkah laku grup nomina
Proses:Tingkah laku
grup verba
untuk memulai perjalanan Sirkumstan: Lingkungan
grup adverbia
Label fungsi
label kelas
Pada contoh klausa proses tingkah laku
dan sebagian lagi memiliki ciri proses rela-
di atas, klausanya hanya memiliki satu
sional. Proses verbal biasanya terdiri atas
partisipan yang wajib hadir yang di-
tiga partisipan, yaitu sayer, receiver, dan
namakan behaver, yaitu kata dia. Ketidakh-
verbiage. Sayer adalah yang bertanggung-
adiran partisipan dia, misalnya tentu akan
jawab atas terjadinya proses verbal itu. Re-
membuat makna klausa itu menjadi tidak
ceiver merupakan symbol kepada siapa
jelas.
proses verbal itu ditujukan. Selanjutnya,
Proses verbal berada antara proses men-
verbiage adalah pernyataan yang dinomi-
tal dan relasional. Dengan demikian, proses
nalisasikan oleh proses verbal. Proses ver-
verbal sebagian memiliki ciri proses mental
bal yang ditemukan dalam TSMY terlihat
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 264
pada contoh berikut. 1)Patih Karun berkata “Wahai rajaku, hamba memberikan peringatan, kita ini belum bersedia menggempur raja Yunan.” (Sinom 39 bait ke-15)
Patih Karun
berkata
PartisipanI: Penyampai pembicaraan grup nomina
Proses: verbal
Wahai rajaku, hamba memberikan peringatan, kita ini belum bersedia menggempur raja Yunan Perkataan
grup verba
grupadverbial
Label fungsi label kelas
2)Aku berterus terang kepadamu (sinom 55 bait ke-21)
Aku PartisipanI:Penyamp ai pembicara grup pronomina
berterus terang Proses:Verbal
kepadamu Penerima
grup verba
grup ronomina
Label fungsi label kelas
3) Kemudian Jayeng Rane mengeluarkan kata-kata dengan lembut (Pangkur 40 bait ke-7.)
Kemudian
Jayeng Rane Pembicara grup nomina
Mengeluarkan Proses: verbal grup verba
kata-kata perkataan grup nomina
dengan lembut Sirkumstan: cara grup adjektiva
Label Fungsi Label Kelas
Makna logis: waktu: berurutan Pada ketiga contoh di atas, dalam setiap
perkataan, kemudian dilanjutkan dengan
unit pengalaman linguistik terdapat masing-
sirkumstan yang menerangkan bagaimana
masing satu proses verbal, yaitu berkata,
perkataan itu disampaikan oleh si penyam-
berterus terang, dan mengeluarkan. Proses
pai pembicaraan.
verbal tersebut dapat berhubungan dengan
Proses wujud merupakansuatu proses
dua partisipan. Pada kalausa [1 dan 3] pros-
yang mengekspresikan keberadaan suatu
es diapit oleh partisipan I sebagai penyam-
benda bahwa benda itu memang nyata.
pai pembicara dan partisipan II sebagai per-
Proses wujud hanya mengikat satu partisipan
kataan. Pada klausa kedua [2] proses diapit
yaitu maujud. Contoh proses wujud yang
oleh partisipan I sebagai penyampai pem-
ditemukan T S M Y adalah sebagai berikut.
bicara dan partisipan II sebagai penerima Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 265
1) Apakah ada masalahnya sehingga tak berkehendak datang (Sinom 25 bait ke-13)
Apakah
Pemarkah pertanyaan
Ada
Masalahnya
Proses: Wujud grup verba
PartisipanI: Maujud grup nomina
sehingga tak berkehendak datang Sirkumstan:Sebab grup adverbia
Label fuugsi label kelas
2) Ada dua keponakannya sangat kuat dan perkasa (Sinom 41bait ke-16)
Ada Proses: Wujud grup verba
dua keponakannya Maujud grup nomina
sangat kuat dan perkasa Sirkumstan:Pandangan grup adjektiva
Label fungsi label kelas
3) Di atas telaga itu terdapat kursi emas kerajaaan (Pangkur 10 bait ke-2)
Di atas telaga itu
Terdapat
Sirkumstan: lokasi: tempat grup adverbial
Proses: wujud grup verba
Dominasi Proses Transitivitas TSMY Berdasarkan pembahasan analisis klausa tipe proses, pada TSMY terdapat enam proses yang digunakan, yaitu proses material, mental, relasional, verbal, tingkah laku, dan wujud. Dari enam proses tersebut, tipe proses yang dominan digunakan adalah proses material. Dari 352 klausa dalam TSMY, proses material memperoleh jumlah tertinggi, yakni berjumlah 127 atau 36.10%. Tingginya penggunaan proses material dalam TSMY dapat diinterpretasikan bahwa teks TSMY banyak melibatkan aktivitas fisik. Pengarang ingin menunjukkan kepada pembaca bahwa aktivitas pemerintahan
yang menyangkut aktivitas fisik begitu padat. Jika dilihat dari partisipan I yang mengikat proses material sebagian besar
kursi emas kerajaan Maujud
Label Fungsi
grup nomina
Label Kelas
diperankan oleh pelaku raja, para pembesar kerajaan, dan mereka sebagai kata ganti untuk rakyat. Ini artinya pengarang ingin menyampaikan kepada pembaca bahwa roda pemerintahan tidak hanya dikuasai oleh segelintir orang saja tetapi terjadi kerja sama yang baik antara semua unsur. Dengan kata lain, raja dalam mejalankan roda pemerintahan tidak bersifat otoriter. Peringkat kedua ditempati oleh proses verbal dengan jumlah 74 atau 21.02%. Proses ini merupakan proses yang menunjukkan aktivitas yang menyangkut informasi. Hal ini dapat interpretasikan bahwa dalam teks TSMY ketika terjadi proses mate-
rial atau aktivitas fisik maupun mental selalu didahului dengan informasi dan dialog
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 266
antarsemua elemen yang ada sehingga roda
tempat, kejadian, sarana dan prasarana yang
pemerintahan berjalan dengan baik.
ada pada lingkungan istana kepada pembaca
Peringkat ketiga didominasi oleh proses mental yang berjumlah 56 atau 15.90%.
sangat penting agar pembaca lebih cepat memahami cerita.
Pemakaian proses mental dalam TSMY
Pringkat kelima ditempati oleh proses
dapat bermakna bahwa dalam pencipta teks,
relasional. Dari 352 klausa ditemukan
pengarang banyak menggunakan kata-kata
sebanyak 34 atau 9.96%. Hal ini menunjuk-
yang menyangkut pikiran, indera, dan
kan bahwa pemakai bahasa dalam menulis
perasaan untuk pelibat teks. Pelibat teks pa-
TSMY berusaha menggunakan kata-kata
da TSMY secara umum adalah keluarga
yang bersifat definisi, menjelaskan, atau
kalangan istana yang berkaitan dengan ak-
memaparkan seperti kata adalah, yaitu, dan
tivitas pemerintahan sehingga dapat di-
menjadi.
mengerti bahwa aktivitas yang dilakukan
Peringkat keenam adalah proses tingkah
memerlukan kemampuan kognitif dalam
laku. Proses ini paling sedikit digunakan
berpikir, perenungan, pertimbangan, dan
dalam TSMY, yaitu sebanyak 23 atau
pengambilan keputusan.
6.53%. Hal ini dapat dipahami bahwa
Proses
wujud
menempati
peringkat
semua aktivitas yang terjadi di dalam dan di
keempat dalam TSMY . Dari 352 klausa
luar istana harus berjalan sesuai dengan
ditemukan sebanyak 38 atau 10.79%.
perintah, petunjuk, dan persetujuan ka-
Kemunculan angka 10,79 % menunjukkan
langan istana.
pengarang tidak banyak memaparkan ten-
Jumlah
dan
persentase
penggunaan
tang keberadaan suatu tempat, kejadian, dan
proses pada TSMY terlihat pada tabel beri-
sarana prasarana. Namun demikian pemapa-
kut.
ran pengalaman tentang keberadaan suatu No 1 2 3 4 5 6
Jenis Proses Material Relasional Mental Verbal Wujud Tingkah Laku Jumlah
Jumlah 127 34 56 74 38 23 352
% 36.10 9.66 15.90 21.02 10.79 6.53 100
Partisipan merupakan sesuatu yang dapat
merupakan inti, maka proses sangat menen-
diikat oleh proses. Proses dapat dikaitkan
tukan jumlah partisipan yang dapat diikat
sebagai inti atau pusat yang menarik unsur
dalam suatu proses. Dengan sifatnya yang
lain, termasuk partisipan. Karena proses
demikian, proses digunakan sebagai dasar
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 267
pelabelan partisipan dalam klausa sehingga
Partisipan
dalam
muncul partisipan I dan II. Yang dimaksud
dikelompokkan
dengan Partisipan I adalah Partisipan yang
partisipan I, partisipan II, dan partisipan
melakukan atau melaksanakan aktivitas
lain. Jumlah dan persentase kemunculan
atau Proses dan Partisipan II adalah
ketiga partisipan tersebut dalam TSMY ,
Partisipan yang kepadanya aktivitas atau
terlihat pada tabel-tabel.
menjadi
penelitian tiga,
ini yaitu
Proses ditujukan (Saragih, 2013:70).
1 2 3 4
Pelaku Pengindra Identifikasi bentuk/tanda Identifikasi penyandang
Jumla h 111 55 14 8
5
Identifikasi kepemilikan
11
3.31
6 7 8
Petingkah laku Pembicara Maujud Jumlah
20 77 36 332 Jumla h 84 42 13 8 12 60 219
6.02 23.20 10.84 100%
No
No 1 2 3 4 5 6 No 1 2 3
Jenis Partisipan I
Jenis Partisipan II Gol Penomenon Nilai Atribut Milik Perkataan Jumlah
Jumla h 5 1 15 21
Jenis Partisipan Lain Resipen Klien Penerima Jumlah
% 33.43 16.57 4.22 2.41
% 38.36 19.18 5.94 3.65 5.48 27.39 100% % 23.81 4.76 71.43 100%
Dari tabel-tabel di atas jelas terlihat bah-
dan penyandang. Demikian juga dengan
wa urutan dominasi proses sesuai dengan
partisipan II, secara berurut dari gol, per-
urutan dominasi partisipan I dan II, yaitu
kataan, phenomenon, nilai, milik, dan
dimulai dari pelaku, pembicara, pengindra,
atribut.
maujud, tingkah laku, tanda, kepemilikan,
Sirkumstan merupakan lingkungan, si-
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 268
fat, atau lokasi tempat berlangsungnya sua-
stan berlaku untuk semua jenis proses, teta-
tu proses. Sirkumstan berada di luar jangka-
pi tidak semua proses diikuti sirkumstan
uan proses. Oleh karena itu, sirkumstan ber-
karena sirkumstan berada di luar jangkauan
laku dalam semua jenis proses. Sirkumstan
proses. Jumlah dan persentase kemunculan
setara dengan keterangan yang biasanya
sirkumstan dalam TSMY terpapar pada
digunakan dalam tatabahasa tradisional
tabel berikut.
(Saragih, 2006:38, 2013:17). Jadi, sirkumNo
Jumla h 12 93 9 19 6 2 9 2 42 14 208
Jenis Partisipan I
1 2 3 4 5 6 7 8
Sirkumstan Rentang Sirkumstan Lokasi Sirkumstan Sebab Sirkumstan Lingkungan Sirkumstan Penyerta Sirkumstan Peran Sirkumstan Masalah Sirkumstan Pandangan
9 10
Sirkumstan Cara Sirkumstan Kualitas Jumlah
% 5.77 44.71 4.33 9.13 2.88 0.96 4.33 0.96 20.19 6.73 100%
Kontribusi Hasil Kajian TSMY Terhadap Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks Di SMP Hasil analisis terhadap klausa-klausa
pembelajaran bahasa berbasis teks yang
yang ada di dalam TSMY menunjukkan
konjungsi, dan lain-lain.
berkaitan dengan grup kata, seperti nomina,
verba,
adverbial,
pronominal,
adanya beberapa hal yang sangat ber-
3) Hasil kajian ini dapat memberikan
manfaat bagi pengembangan materi pem-
kontribusi terhadap pengembangan ma-
belajaran wacana berbasis teks di SMP, yai-
teri pembelajaran berbasis teks yang
tu:
berkaitan dengan struktur, dan unsurunsur yang membangun struktur tiap-
1) Hasil kajian ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan materi pembelajaran yang terkait dengan aspekaspek kebahasaan, seperi kohesi dan koherensi, diksi/pilihan kata, dan lain-lain. 2) Hasil kajian ini dapat memberikan
tiapteks. 4) Hasil kajian ini memberikan sumbangan bagi pengembangan materi pembelajaran berbasis teks terutama mengenai jenis-
jenis teks, seperti teks narasi,deskripsi, dan lain-lain.
kontribusi bagi pengembangan materi Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 269
4.SIMPULAN
dalam TSMY menunjukkan bahwa da-
Hasil analisis data dan pembahasan ter-
lam melaksanakan aktivitas baik fisik
hadap TSMY dengan menggunakan teori
maupun mental selalu didahului dengan
LFS
informasi dan dialog antarsemua elemen
menyimpulkan
tigal
hal
sebagai
temuan dalam penelitian ini yaitu:
yang ada sehingga roda pemerintahan
1. Tipe proses transitivitas yang terdapat
berjalan dengan baik;
dalam teks terjemahan TSMY meliputi
3. Kontribusi hasil penelitian terhadap teks
enam jenis proses, yaitu proses material,
terjemahan TSMY pada materi pembela-
mental, tingkah laku, relasional, verbal,
jaran bahasa Indonesia berbasis teks di
dan proses ekstensial. Sirkumstan yang
SMP adalah hasil penelitian ini dapat
terdapat dalam TSMY meliputi sepuluh
digunakan sebagai bahan ajar terutama
sirkumstan, yaitu sirkumstan rentang,
yang terkait dengan teks.
lokasi, sebab, lingkungan, penyerta, peran, masalah, pandangan, cara, dan sirkumstan kualitas; 2. Tipe
proses
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis
transitivitas
mengucapkan
terima
kasih
yang
kepada Mitra Bebestari atas kritik dan ma-
mendominasi dalam teks terjemahan
sukan yang membangun untuk perbaikan
TSMY adalah penggunaan proses mate-
artikel ini.
rial dengan jumlah 127 atau 36,10%. Hal ini
dapat
diinterpretasikan
bahwa
pemakai bahasa (pencipta teks) pada TSMY lebih condong menggunakan katakata yang mengisyaratkan adanya tindakan, kegiatan, dan aktivitas fisik pelibat teks
(partisipan).
Jika
dilihat
dari
partisipan I yang mengikat proses material sebagian besar diperankan oleh pelaku raja, para pembesar kerajaan, dan mereka sebagai kata ganti untuk rakyat, pengarang ingin menyampaikan bahwa roda pemerintahan tidak hanya dikuasai oleh segelintir orang saja tetapi terjadi kerja sama yang baik antara semua un-
sur. Selain proses material, tipe proses yang dominan digunakan TSMY adalah proses verbal. Dominannya proses verbal
DAFTAR PUSTAKA
Eggins, Suzanne. 2004. An Introducingto Systemic Functional Linguistics. London: Continuum. Gee, James Paul.2011.A n Introducing to Discourse.New York: Routledge. Halliday,M.A.K.& Ruqaiya Hasan.1992.Bahasa,Konteks,danTeks:Aspek - aspek BahasadalamPandanganSemiotikSosial.Diterjemahkanoleh AsruddinBaroriTou &M.Ramlan dari judulLanguage, Context,and Text:Aspectof Language inaSocial-Semiotic Perspective.Yogyakarta: Gadjah MadaUniversityPress. Imtihani, Najih. 2010. Genre A nalysisin The Frame of Systemic Functional Linguistics.Jurnal HumanioraVol. 22, No. 1: 8693. Kridalaksaa,Harimurti.2009.KamusLinguistikE disiIV.Jakarta:Gramedia PustakaUtama. Mahsun. 2007. Edisi Revisi: Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Raja GrafindoPersada. Mahsun. 2013.Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia: Kurikulum 2013. Jakarta: Raja
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 2, No.2 Oktober 2016, 270
GrafindoPersada. Saragih, A. 2006. Bahasa dalam KonteksSosial: Pendekatan Linguistik FungsionalSistemik terhadap TatabahasadanWacana. Medan: PascasarjanaUnimed Press. Saragih, A. 2013. Semiotika Bahasa: Tanda, Penanda, dan Petanda Dalam Bahasa. Medan: Pascasarjana Unimed Press. Sinar, Tengku Sinar. 2012. Teori & A nalisis Wacana: Pendekatan Sistemik Fungsional. Medan: CV MITRA Medan.
Copyright © 2016, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668