Evi Pujiastuti et al.: Respon Petani Terhadap Beberapa Jagung …..
RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Evy Pujiastuti1), Hano Hanafi1), Sri Wahyuni Budiarti1), dan Suwarti2) 1)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta 2) Balai Penelitian Tanaman Serealia
ABSTRAK Pendampingan kegiatan SL-PTT Jagung dilaksanakan secara partisipatif antara peneliti, penyuluh maupun petani melalui kelembagaan kelompok tani. Kegiatan demonstrasi seperti demfarm dan display VUB jagung hibrida produk Badan Litbang Pertanian merupakan upaya percepatan pemasyarakatan teknologi dan pembelajaran bagi pelaku utama agar mereka mau dan mampu mengakses informasi teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Pelaksanaan SL-PTT Jagung di Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan petak pamer dengan materi 4 Varietas Unggul Baru (VUB) yaitu: Bima 2; Bima 3; Bima 4; Bima 5. Tujuan pengkajian adalah menganalisis respon petani terhadap penampilan jagung hibrida varietas Bima 2; Bima 3; Bima 4 dan Bima 5 (penampilan fisik benih, perlakuan benih, fisik tanaman dan sistem tanam) pada petak pamer. Pengkajian dilaksanakan bulan Juli– November 2012, secara purposif dengan menguji tingkat preferensi petani di lokasi pendampingan SL-PTT jagung, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa varietas jagung hibrida yang paling banyak diminati oleh petani secara berurutan, yaitu varietas Bima 3, Bima 4, Bima 5, Bima 2. Varietas Bima 3 memiliki keragaan yang paling disukai oleh petani. Inovasi teknologi PTT Jagung yang diintroduksikan mempunyai prospek untuk bisa diadopsi oleh petani karena 52,38–100% petani menganggap mudah terhadap teknologi yang diintroduksikan, dan 57,14-100% petani merasa tertarik untuk menerapkan teknologi yang diintroduksikan. Kata Kunci: respon petani, SL-PTT, Jagung hibrida
PENDAHULUAN Pengelolaan
Tanaman
Terpadu
(PTT) jagung
merupakan
salah
satu
pendekatan untuk dapat meningkatkan produktivitas jagung dan pendapatan petani serta melestarikan lingkungan produksi melalui pengelolaan lahan, air tanaman, OPT, dan iklim secara terpadu. Sementara Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu strategi untuk mempercepat adopsi teknologi dari hasil penelitian ke tingkat petani. Komponen teknologi unggulan PTT jagung meliputi komponen teknologi dasar yaitu varietas unggul baru, benih bermutu dan berlabel, pengaturan populasi tanaman, pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman, sedangkan komponen teknologi pilihan meliputi penyiapan lahan, pembuatan saluran drainase, pemberian bahan organik,
658
Seminar Nasional Serealia, 2013
pembumbunan, pengendalian gulma, pengendalian hama penyakit dan panen tepat waktu dan pengeringan segera (Zubachtirodin 2011). Pengawalan dan Pendampingan SLPTT jagung oleh BPTP adalah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti BPTP didukung oleh Peneliti UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian guna meningkatkan pemahaman dan akselerasi adopsi PTT dengan menjadi narasumber pada pelatihan, penyebaran informasi, melakukan uji adaptasi varietas unggul baru (VUB), demoonstrasi plot dan supervisi penerapan teknologi (Musa 2011). Varietas unggul baru (VUB) adalah varietas yang berdaya hasil tinggi, toleran terhadap cekaman biotik dan abiotik, atau memiliki sifat khusus tertentu. Penggunaan varietas unggul akan memberikan hasil yang lebih tinggi. Pemilihan varietas berdasarkan kesesuaian lokasi, ketahanan terhadap OPT, dan keinginan petani. Sedangkan Benih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi (>90%) dan berlabel. Benih bermutu akan tumbuh serentak dan cepat, menghasilkan tanaman yang sehat, tahan rebah, seragam dan berpotensi hasil tinggi. Display VUB adalah suatu kegiatan budidaya tanaman jagung menggunakan teknologi spesifik lokasi. Pengertian teknologi merupakan seluruh perangkat Ide; Metode; Teknik; untuk memenuhi target.
Kemajuan hanya bisa diraih dengan penerapan
teknologi. Teknologi budidaya adalah untuk Peningkatan Produksi tanaman meliputi: pemilihan Varietas; Benih; pengolahan tanah dan perbaikan kesuburan; penanaman & pemeliharaan; pengelolaan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan panen (Musa 2011) Kegiatan demonstrasi seperti display VUB adalah sebagai upaya percepatan pemasyarakatan teknologi dan pembelajaran bagi pelaku utama agar mereka mau dan mampu mengakses informasi teknologi, seperti PTT. Paradigma “Penelitian untuk Pembangunan”, maka diseminasi diperluas dengan melaksanakan gelar dan pengembangan percontohan sistem serta usaha agribisnis berbasis teknologi dan penyediaan
teknologi
memasyarakatkan
dasar
teknologi
secara yang
terdesentralisasi
dihasilkan
oleh
sebagai
Badan
inisiatif
Litbang
untuk
Pertanian
(Apriyantono 2008). Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian telah menghasilkan berbagai inovasi teknologi yang
mampu meningkatkan
produktivitas jagung,
diantaranya varietas unggul yang sebagian telah diterapkan oleh petani. Salah satu cara mensosialisasikan teknologi adalah dengan cara memberikan percontohan pertanaman jagung dengan penerapan beberapa komponen teknologi agar petani tertarik dan mau mengadopsinya. Penelitian dimaksudkan untuk mengevaluasi respon petani terhadap penampilan jagung hibrida di sentra produksi jagung.
659
Evi Pujiastuti et al.: Respon Petani Terhadap Beberapa Jagung …..
BAHAN DAN METODE Pengkajian ini dilaksanakan di Dusun Ngeposari, Desa Gunungsari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul berupa persepsi dan respon petani terhadap display (percontohan) pertanaman jagung dengan beberapa penerapan komponen teknologi. Pengkajian ini dilaksanakan pada bulan Juli - November 2012. Materi pengkajian ini berupa display pertanaman dengan komponen teknologi yang diintroduksikan pada tanaman jagung hibrida, meliputi : [1] Penggunaan varietas unggul baru : Bima 2, Bima 3, Bima 4, Bima 5; [2] Sistem tanam jajar legowo 2:1 (100x40x20 cm); [3] Tanam 1-2 butir/lubang, [4] Perlakuan benih dengan fungisida. Data yang dikumpulkan dalam pengkajian ini merupakan data primer. Data primer diperoleh secara langsung dari petani menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner).
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa baik ukuran, bentuk dan warna benih yang paling disukai berturut-turut adalah Bima 3 (95,24%), Bima 5 (47,62%), Bima 4 (42,86%) dan Bima 2 (9,525). Varietas Bima 3 memiliki keragaman paling diminati oleh petani karena 90% lebih menyatakan menyukai (Tabel 1). Tabel 1. Respon petani terhadap bentuk, ukuran dan warna benih jagung dari 4 varietas yang diintroduksikan Bentuk, ukuran, warna benih jagung Bima 2 Bima 3 Bima 4 Bima 5
Suka (%)
Sedang (%)
9,52 95,24 42,86 47,62
42,86 4,76 52,38 52,38
Tidak suka (%)
Jumlah
47,62 0,00 4,76 0,00
100 100 100 100
Menurut Balai Penelitian Serealia (2010), karakter morfologis keempat varietas tersebut yaitu : (a) Bima 2 memiliki tipe biji semi mutiara, warna biji kuning; bentuk tongkol besar, silindris dan panjang ± 21 cm; warna batang hijau, serta batang besar dan tegap; (b) Bima 3 memiliki tipe biji semi muatiara, warna biji jingga; bentuk tongkol besar, silindris dan panjang ± 21 cm; (c) Bima 4 memiliki tipe biji mutiara, warna jingga; bentuk tongkol besar dan silindris ± 20 cm; bentuk batang sedang dan tegap; (d) Bima 5 memiliki tipe biji mutiara, warna jingga; bentuk tongkol besar dan silindris ± 18,2 cm; bentuk batang sedang dan tegap.
660
Seminar Nasional Serealia, 2013
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui pula bahwa dilihat dari segi kemudahan komponen teknologi yang paling dianggap mudah berturut-turut adalah sistem tanam 70x20 cm (100%), tanam benih 1-2 biji/libang (95,24%), perlakuan benih (90,48%), sistem pemupukan menggunakan Bagan Warna Daun (57,15%), teknologi dosis dan waktu pemupukan (52,38%), sistem tanam jajar legowo 100x40x20 cm (42,86%). Tabel 2. Respon petani terhadap komponen teknologi yang diintroduksikan Komponen teknologi Perlakuan benih dengan fungisida Tanam 1-2 biji/lubang Sistem tanam jajar legowo (100x40x20 cm) Sistem tanam 70x20 cm Teknologi dosis dan waktu pemupukan Pemupukan dengan BWD Komponen teknologi Perlakuan benih dengan fungisida Tanam 1-2 biji/lubang Sistem tanam jajar legowo (100x40x20 cm) Sistem tanam 70x20 cm Teknologi dosis dan waktu pemupukan Pemupukan dengan BWD
Mudah (%) 90,48
Agak Mudah (%) 9,52
Rumit (%) 0,00
Jumlah 100
95,24 42,86
4,76 28,57
0,00 23,81
100 100
100,00 52,38
0,00 23,81
0,00 23,81
100 100
57,15 Tertarik (%) 85,71
33,33 Agak Tertarik (%) 4,77
9,52 Tidak Tertarik (%) 9,52
100 Jumlah 100
100,00 57,14
0,00 28,57
0,00 14,29
100 100
100,00 80,96
0,00 9,52
0,00 9,52
100 100
71,43
28,57
0,00
100
Dilihat dari segi ketertarikann komponen teknologi yang menarik untuk diterapkan secara berturut-turut yaitu sistem tanam 70x20 cm (100%),tanam benih 1-2 biji/lubang (100%), perlakuan benih (85,71%), teknologi dosis dan waktu pemupukan (80,96%), sistem pemupukan menggunakan Bagan Warna Daun (71,43%), sistem tanam jajar legowo 100x40x20 cm (57,14%). Teknologi sistem tanam jajar legowo meskipun nilai mudah hanya 42,86%, namun petani tertarik untuk menerapkan 57,14%. Komponen teknologi yang diintroduksikan mempunyai prospek untuk diadopsi karena 57,14-100% lebih petani tertarik untuk menerapkan teknologi yang diintroduksikan. Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa varietas yang menurut petani dapat berproduksi tinggi dengan menerapkan teknologi yang diintroduksikan dari yang
661
Evi Pujiastuti et al.: Respon Petani Terhadap Beberapa Jagung …..
terbanyak berturut-turut adalah Bima 3 (100%), Bima 4 (80,95%), Bima 5 (76,19%). Berdasarkan varietas yang dapat berkembang di kalangan petani dari yang terbanyak berturut-turut adalah Bima 3 (100%), Bima 4 (80,95%), Bima 5 (76,19%) dan Bima 2 (9,52%). Berdasarkan varietas yang diminati petani untuk ditanam dari yang terbanyak berturut-turut adalah Bima 3 (100%), Bima 4 dan Bima 5 (71,43%) dan Bima 2 (9,52%). Berdasarkan ketiga penilaian tersebut terdapat kesamaan urutan varietas yang dianggap petani dapat berproduksi tinggi, varietas yang dapat berkembang dan diminati oleh petani untuk ditanam berurut-turut adalah Bima 3, Bima 4 dan Bima 5. Tabel 3. Respon petani terhadap keragaan 4 varietas jagung yang diintroduksikan Varietas Keragaan Generatif (Tinggi Tanaman, Bentuk tongkol, kepadatan biji) Bima 2 Bima 3 Bima 4 Bima 5 Varietas Dapat berkembang di petani Bima 2 Bima 3 Bima 4 Bima 5
Suka (%)
4,77 100,00 52,38 52,38 Dapat (%) 9,52 100,00 80,95 76,19
Sedang (%)
Tidak Suka (%)
61,90 0,00 47,62 47,62
33,33 0,00 0,00 0,00 Tidak Dapat (%)
Ragu-ragu (%) 76,19 0,00 19,05 23,81
14,29 0,00 0,00 0,00
Jumlah
100 100 100 100 Jumlah
100 100 100 100
KESIMPULAN 1.
Varietas jagung hibrida yang paling banyak diminati oleh petani secara berurutan, yaitu varietas Bima 3, Bima 4, Bima 5, Bima 2
2.
Varietas Bima 3 memiliki keragaan yang paling disukai oleh petani.
3.
Inovasi teknologi PTT Jagung yang diintroduksikan mempunyai prospek untuk bisa diadopsi oleh petani karena 52,38–100% petani menganggap mudah terhadap teknologi yang diintroduksikan, dan 57,14-100% petani merasa tertarik untuk menerapkan teknologi yang diintroduksikan.
662
Seminar Nasional Serealia, 2013
DAFTAR PUSTAKA Apriyantono A. 2008. Peraturan Menteri Pertanian. Nomer : 20/PERMENTAN/ TU.200/3/2008. tentang Pedoman Umum Penyusunan dan Evaluasi Proposal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Serealia. 2011. Deskripsi Verietas Unggul Jagung. Maros. Musa Y. 2011. Manajemen Teknologi Budidaya Jagung. Makalah disampaikan pada : Pelatihan Serealia. Zubactirodin. 2011. Filosofi dan dinamika pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dan panduan pelaksanaan SL-PTT jagung. Makalah disampaikan pada : Pelatihan Jagung. Makasar, Juli 2011 . Tidak dipublikasikan
663