RESPON MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN JAKARTA TERHADAP RUBRIK “LANGLANG” PADA MAJALAH INTISARI EDISI JANUARI – DESEMBER 2008 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh Nanda Febrama NIM 105051102023
KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H./2009 M.
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat,
Juli 2009
Nanda Febrama
RESPON MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN JAKARTA TERHADAP RUBRIK “LANGLANG” PADA MAJALAH INTISARI EDISI JANUARI – DESEMBER 2008
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh: Nanda Febrama NIM 105051102023
Di Bawah Pembimbing
Noor Bekti Negoro, S.TP, S.E,, M.Si. NIP 19650301 199903 1 001
KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H./2009 M.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul RESPON MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN JAKARTA TERHADAP RUBRIK “LANGLANG” PADA MAJALAH INTISARI EDISI JANUARI – DESEMBER 2008 telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 12 Agustus 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Konsentrasi Jurnalistik. Jakarta, 12 Agustus 2009 Sidang Munaqasyah Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota,
Drs. Wahidin Saputra, MA NIP 150 276 299
Rubiyanah, MA NIP 19730822 199803 2 001 Anggota,
Penguji 1
Penguji 2
Dra. Mahmudah Fitriah ZA, M. Pd NIP 19640212 199703 2 001
Drs. Suhaimi, M. Si NIP 19670906 199403 1 002
Pembimbing
Noor Bekti Negoro, S.TP., S.E., M.Si. NIP 19650301 199903 1 001
ABSTRAK
NANDA FEBRAMA Respon Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta terhadap Rubrik “Langlang“ pada Majalah Intisari Edisi Januari – Desember 2008 Media massa cukup besar pengaruhnya dalam mempengaruhi masyarakat dan membentuk opini masyarakat. Media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, internet dan sebagainya, merupakan media komunikasi pada masa kini yang sudah menjadi kebutuhan bagi khalayak. Media-media tersebut, termasuk majalah dapat memberikan informasi kepada khalayak. Media yang dicari oleh khalayak tidak lepas dari keingintahuan khalayak itu sendiri. Dalam hal ini pembaca akan memilih majalah yang sesuai untuk memahami informasi dan isi berita yang disajikan, sehingga pembaca memiliki sikap terhadap berita tersebut. Majalah intisari adalah majalah bulanan yang banyak menyuguhkan informasi dan pengetahuan dengan bahasa yang ringan dan sederhana. Rubrik “langlang” adalah salah satu rubrik dalam majalah intisari yang merupakan tulisan berbentuk feature tentang perjalanan (travelogue feature) atau cerita tentang objek-objek wisata yang menarik, selain itu rubrik “langlang” juga berisi tema tentang lingkungan hidup. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana respon mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta terhadap rubrik “Langlang” pada majalah Intisari. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis deskriptif. Penghitungan analisanya menggunakan rumus rata-rata (mean), frekuensi relatif, dan untuk mengetahui apakah ada perbedaan respon antara pembaca berdasarkan jenis kelamin, jurusan, dan asal sekolah (latar belakang pendidikan), maka digunakan rumus chi square. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berbentuk kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian respon mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta terhadap rubrik “Langlang” majalah Intisari, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan signifikan dalam memberikan respon, bila dilihat dari perbedaan jenis kelamin dan sebagainya. Ini menunjukkan bahwa responden bersikap rasional dalam merespon rubrik tersebut.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil alamin Segala puji dan syukur penulis panjatkan bagi Allah Swt Tuhan semesta alam, atas limpahan karunia dan ridho-Nya yang tidak pernah putus memberikan nikmat dan barakah-Nya kepada seluruh makhluk-Nya. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada Rasulullah Saw yang telah membawa ummatnya dari jalan kesesatan menuju jalan kebenaran. Penulis bersyukur setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya penulis pun dapat menyelesaikan karya ilmiah ini untuk mencapai gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I). Dalam penyusunan karya ilmiah ini tentu penulis menemui beberapa hambatan maupun rintangan, namun Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan karya ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya. Tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan karya ini dengan baik. Maka dari itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Secara khusus kepada kedua orang tua penulis, H.Agus Luthan dan Hj.Lily Suhana yang selalu memberikan kasih sayang berlimpah dan tidak akan pernah bisa terbalas, terima kasih ayah dan bunda. Hanya Doa penulis kepada Allah SWT semoga ridho-Nya selalu menyertai ayah dan bunda Tercinta. 2. Dr. Arief Subhan M.A. Sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A. Sebagai Pembantu Dekan
bidang Kepegawaian, serta Drs. Studi Rizal LK. M.A. Sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. 3. Drs. Suhaimi, M.Si. Sebagai Ketua Konsentrasi Jurnalistik, dan Dra. Rubiyanah, M.A. Sebagai Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik yang telah banyak memberikan pengarahan dan bantuan kepada penulis selama kuliah. 4. Noor Bekti Negoro, STP, SE, M.Si. Sebagai pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 5. Seluruh
Dosen,
Karyawan,
dan
Staf
Fakultas
Dakwah
dan
Komunikasi, yang telah banyak memberikan ilmu pada penulis selama proses perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Kepada adik penulis, Nadia Tuscany terima kasih atas dukungannya selama proses penyusunan skripsi ini. 7. Untuk Lisa, terima kasih atas dukungan dan motivasinya pada penulis selama ini. 8. Teman-teman seperjuangan di konsentrasi Jurnalistik 2005 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Kalian telah banyak memberikan kenangan, suka maupun duka kita bersama-sama selama kuliah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Terima kasih semuanya.
Akhirnya penulis hanya mampu mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga Allah Swt
semakin menambah Rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Penulis mohon maaf bila terdapat kesalahan dalam penulisan karya ilmiah ini, Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk para pembacanya, Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Wassalam Jakarta, 9 Juli 2009
Penulis
DAFTAR ISI ABSTRAKSI .................................................................................................. i KATA PENGANTAR.................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. v DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................ 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 5 D. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 5 E. Metodologi Penelitian .............................................................. 6 F. Sistematika Penulisan .............................................................. 14
BAB II
LANDASAN TEORI A. Pengertian Respon ................................................................... 15 B. Pengertian Majalah ................................................................... 17 C. Pengertian Berita....................................................................... 20 D. Pengertian Rubrik ..................................................................... 21 E. Sejarah Singkat Media Cetak…………………………………...22
BAB III
GAMBARAN UMUM A. Sejarah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta ............ 25 B. Visi dan Misi ............................................................................ 26 C. Struktur Organisasi ................................................................... 27 D. Sejarah Majalah Intisari ........................................................... 28 E. Struktur Redaksi Majalah Intisari ............................................. 33 F. Profil Pembaca dan Sirkulasi .................................................... 34
BAB IV
ANALISIS DATA A. Karakterisitik Responden ......................................................... 36 B. Respon Mahasiswa terhadap Rubrik “Langlang” Majalah Intisari...................................................................................... 39 1.........................................................................................R espon Mahasiswa terhadap Rubrik tentang Pariwisata ......... 40 2.........................................................................................R espon Mahasiswa terhadap Rubrik tentang Lingkungan Hidup.................................................................................. 48 C. Perbandingan Respon Mahasiswa terhadap Rubrik yang Bertema Pariwisata dan Lingkungan Hidup ............................... 52
D. Perbandingan Respon dengan Analisis Chi Square.................... 52 1. Perbedaan menurut Jenis Kelamin ........................................53 2. Perbedaan menurut Jurusan ...................................................55 3. Perbedaan menurut Asal Sekolah (Latar Belakang Pendidikan) ............................................................................57 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 60 B. Saran-saran .............................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 62 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Jumlah Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Angkatan 2006 ........................................................................................................... 8 Tabel 2. Rubrik “Langlang” Majalah Intisari Edisi Januari-Desember 2008 .... 12 Tabel 3. Kararakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin ....................... 37 Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurursan. ................................ 37 Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Sekolah .......................... 38 Tabel 6. Wisata Bahari Sekaligus Belajar Konservasi, Edisi Februari 2008 ...... 40 Tabel 7. Hamburg : Kota Seribu Jembatan, Edisi Maret 2008........................... 41 Tabel 8. Menikmati Salju di “Taman Dewa-Dewi”, Edisi April 2008............... 42 Tabel 9. Jet Coaster dengan Pari hantu di Raja Ampat, Edisi Mei 2008 ............ 43 Tabel 10. Menangkap Kejutan Wisata Negeri Gila Bola, Edisi Juni 2008......... 44 Tabel 11. Bayang-bayang Masa Silam Kamboja, Edisi Agustus 2008 .............. 45 Tabel 12. Wisata 3 in 1 di Trawas, Edisi September 2008 ................................ 46 Tabel 13. Ke Ternate Melacak Wallace & Dorce, Edisi Desember 2008 .......... 47 Tabel 14. Ke Tanah Api di Bawah Lubang Ozon, Edisi Januari 2008.............. 48 Tabel 15. Menikmati Kemolekan Kaki Gede-Pangrango, Edisi Juli 2008 ......... 49 Tabel 16. Sarajevo Tiga Kali Memukau Dunia, Edisi Oktober 2008................. 50 Tabel 17. Mengikuti Perjalanan Sehelai Sutera. Edisi November 2008............. 51 Tabel 18. Perbandingan Respon Mahasiswa Terhadap Tema Rubrik ................ 52 Tabel 19. Perbedaan Menurut Jenis Kelamin.................................................... 53 Tabel 20. Penghitungan X² Berdasarkan Jenis Kelamin.................................... 54 Tabel 21. Perbedaan Menurut Jurusan.............................................................. 55 Tabel 22. Penghitungan X² Berdasarkan Jurusan.............................................. 56 Tabel 23. Perbedaan Menurut Asal Sekolah ..................................................... 57 Tabel 24. Penghitungan X² Berdasarkan Asal Sekolah ..................................... 58
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini media massa sudah menjadi kebutuhan hidup orang banyak, hampir setiap hari orang membaca koran atau majalah, menonton televisi, atau mendengarkan radio. Sehingga arus informasi pun mengalir deras tanpa mengenal ruang dan waktu. Kita bisa mengetahui dengan segera peristiwa yang terjadi di belahan bumi lain hanya dalam hitungan menit, bahkan detik dengan menggunakan fasilitas televisi atau internet. Bisa dikatakan media massa dapat mempermudah dan memperluas wawasan kita. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi.1 Media massa dalam arti bentuk produk jurnalistik terbagi menjadi dua, yaitu media cetak dan media elektronik. Yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah media cetak bentuk majalah. Jurnalistik media cetak dipengaruhi oleh dua faktor, faktor verbal dan visual.2 Verbal, sangat menekankan pada kemampuan memilih dan menyusun kata dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang efektif dan komunikatif. Visual, menunjuk pada kemampuan dalam menata mendesain tata letak.
1
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2005),
2
Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media 2005),
h. 122. h. 4.
Dalam perspektif jurnalistik setiap informasi yang disajikan kepada khalayak bukan saja harus benar, jelas dan akurat. Melainkan juga harus menarik, membangkitkan minat dan selera.3 Dalam hal ini media cetak harus bisa membangkitkan minat para pembaca. Masing-masing majalah memiliki orientasi isi sesuai dengan pembacanya sendiri-sendiri. Perkembangan majalah baik pada aspek kuantitas maupun kualitas, telah ikut mendorong semakin majunya budaya komunikasi masyarakat. Majalah seperti juga surat kabar atau media cetak lainnya, memiliki segmen pembaca. Melalui strategi pemberitaannya majalah tidak pernah merasa ketinggalan waktu untuk mengangkat berita tentang suatu peristiwa yang sudah lama dan banyak diberitakan oleh koran, radio, maupun televisi.4 Dengan demikian majalah tetap laris dibaca orang. Di sini penulis akan meneliti bagaimana respon pembaca, khususnya mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Jakarta terhadap rubrik “Langlang” majalah Intisari. Majalah Intisari merupakan salah satu majalah senior di negeri ini yang terbit sejak 1963 dengan P.K. Ojong sebagai pendirinya. Majalah Intisari adalah majalah bulanan yang banyak menyuguhkan berbagai informasi dan pengetahuan dengan bahasa yang ringan dan sederhana. Rubrik “Langlang” adalah salah satu rubrik dalam majalah Intisari yang merupakan tulisan berbentuk feature tentang perjalanan (travelogue feature) atau cerita tentang objek-objek wisata yang menarik. Bila dikategorikan majalah intisari
3
Ibid, h. 5. Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu 1999), h. 93. 4
masuk dalam kategori majalah umum. Majalah umum adalah majalah yang berisi berbagai macam hal dan ditujukan tidak pada segmen tertentu.5 Feature perjalanan merupakan kisah perjalanan wartawan atau seseorang beserta kelompoknya ke objek-objek tertentu yang menarik seperti gunung, hutan, lembah, laut, danau, pantai, gua, termasuk juga objek-objek wisata peninggalan sejarah. Feature jenis ini terutama dimaksudkan untuk memberi informasi serta memotivasi khalayak untuk lebih mengenali dan mencintai alam, flora dan fauna, baik di dalam maupun di luar negeri.6 Feature jenis inilah yang ditulis dalam rubrik “Langlang” majalah Intisari tersebut, dengan menyajikan kisah perjalanan, judul atau tema objek wisata yang berbeda-beda setiap bulannya, selain itu rubrik “Langlang” juga berisi tema tentang lingkungan hidup. Beberapa ciri khas tulisan feature salah satunya adalah mengandung segi human interest. Artinya feature harus mengungkap fakta-fakta yang mampu menggugah emosi dan menyentuh rasa manusiawi pembacanya. Karena itu feature masuk dalam kategori soft news (berita ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi.7 Selain itu tulisan feature juga mengandung unsur penulisan sastra. Jadi feature adalah jenis berita yang sifatnya ringan dan menghibur, namun tetap mengandung unsur 5W+1H di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa feaure tidak hanya memberikan informasi kepada pembacanya, namun juga memberikan
5
Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 2005), h. 93. 6 Haris Sumadiria, h. 163. 7 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula (Edisi Revisi), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2005), h. 23.
segi hiburan.8 Selain itu feature relatif tidak akan pernah “basi“ karena tidak tergantung pada waktu, dengan kata lain feaure bersifat delayed news. Bagaimana respon pembaca khususnya mahasiswa FDK UIN Jakarta terhadap rubrik “Langlang“ pada majalah Intisari akan diungkap dalam penelitian skripsi ini. Maka dari itu penulis mengangkat judul skripsi: RESPON MAHASISWA
FAKULTAS
DAKWAH
DAN
KOMUNIKASI
UIN
JAKARTA TERHADAP RUBRIK “LANGLANG“ PADA MAJALAH INTISARI EDISI JANUARI – DESEMBER 2008.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Penulis membatasi masalah dari penelitian ini hanya terbatas pada satu rubrik yaitu rubrik “Langlang“ pada majalah Intisari, dan hanya terbatas pada edisi bulan Januari– Desember 2008. Sedangkan respon mahasiswa UIN Jakarta yang diteliti dalam penelitian ini hanya satu fakultas saja, yaitu Fakultas Dakwah dan Komunikasi dengan responden mahasiswa angkatan tahun 2006. Kemudian rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah respon mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta terhadap rubrik “Langlang” pada majalah Intisari tinggi, sedang, atau rendah? 2. Apakah ada perbedaan respon mahasiswa Faklultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta terhadap rubrik “Langlang” majalah Intisari bila dilihat berdasarkan perbedaan jenis kelamin, jurusan, dan asal sekolah?
8
Dja’far H. Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, (Jakarta: Ghalia Indonesia 1985), h. 56.
C. Tujuan dan Manfaat penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah respon mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta terhadap rubrik “Langlang” majalah Intisari termasuk tinggi, sedang, atau rendah dan untuk mengetahui apakah ada perbedaan respon bila dilihat berdasarkan perbedaan jenis kelamin, jurusan, dan asal sekolah.
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi pengetahuan ilmiah dalam bidang komunikasi, khususnya dalam penelitian dengan respon khalayak terhadap media massa. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan penulis dan juga pembaca, serta kepada pemerhati di bidang komunikasi pada umumnya.
D. Tinjauan Pustaka
Penulis mengambil tinjauan pustaka dari skripsi karya Mudzakir mahasiswa UIN Jakarta, dengan judul “Respon Jamaah Majlis Azzikra Terhadap Rubrik Percikan Zikir Pada Majalah Azzikra Edisi Agustus – Desember 2007”. Dalam skripsinya tersebut, Mudzakir membicarakan masalah bagaimana respon jamaah majlis Azzikra terhadap rubrik percikan zikir pada majalah Azzikra.
Yang membedakan dengan skripsi ini adalah subjek dan objek penelitiannya, dalam skripsi ini penulis akan membahas bagaimana respon mahasiswa FDK UIN Jakarta terhadap rubrik “Langlang” pada majalah Intisari edisi Januari – Desember 2008.
E. Metodologi Penelitian
1. Bentuk dan Metode Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi.9 Penulis menggunakan metode deskriptif analitis, menurut Suharsimi Arikunto metode ini adalah: “Salah satu metode yang dapat digunakan dalam prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan mengambarkan dan melukis keadaan subjek dan objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa, metode deskriftif analitis merupakan langkahlangkah melakukan refresentatif objektif tentang gejala-gejala yang terdapat didalam masalah yang diselidiki.”10
a. Populasi dan Sampel
9
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana 2006), h. 57.
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineke Cipta 1993), h. 14.
Populasi adalah jumlah keseluruhan subjek atau elemen yang ada di dalam wilayah penelitian.11 Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FDK UIN Jakarta. Sedangkan sampel adalah bagian atau wakil dari populasi yang telah diteliti dan dianggap dapat menggambarkan populasinya.12 Sampel harus representatif/mewakili populasi yang ada dalam kerangka sampling untuk mencapai hasil yang valid.13 Sampel dari penelitian ini akan diambil sebanyak 82 responden. Cara pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling, yaitu sampel yang diambil secara acak. Dalam teknik random sampling setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel.14 Disini penulis mengambil responden dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta angkatan 2006. Alasan penulis memilih responden dari angkatan 2006 adalah karena angkatan tersebut dianggap telah “matang” karena telah melalui masa adaptasi di kampus. Sehingga dapat diasumsikan dalam merespon mereka bisa lebih rasional, karena kemungkinan sudah tidak dipengaruhi oleh hal-hal seperti latar belakang pendidikan dan sebagainya. Berikut ini adalah tabel jumlah populasi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi angkatan 2006:
11
Ibid, h. 15 Irwan Suharsono, Metodologi Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 1999), h. 75. 12
13
Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta: ANDI 2004,
14
Rachmat Kriyantono, h. 150.
h. 138.
Tabel 1. Jumlah mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi angkatan 2006 JURUSAN
JUMLAH MAHASISWA (Orang)
KPI (Komunikasi Penyiaran Islam
160
Jurnalistik
41
BPI (Bimbingan Penyuluhan Islam)
32
MD (Manajemen Dakwah)
41
PMI (Pengembangan Masyarakat Islam)
32
Kessos (Kesejahteraan Sosial)
22
TOTAL 328 Sumber: Tata usaha Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta Dari Tabel 1, terlihat bahwa jumlah total populasi adalah 328 mahasiswa. Penulis akan mengambil sampel 25% dari jumlah populasi yaitu : 82 orang. Dengan rincian sebagai berikut : 1) Jurusan KPI
: 40 orang
2) Jurusan Jurnalistik : 10 orang 3) Jurusan BPI
: 8 orang
4) Jurusan MD
: 10 orang
5) Jurusan PMI
: 8 orang
6) Jurusan Kessos
: 6 orang
Untuk jurusan KPI karena terbagi menjadi empat kelas, maka penulis Mengambil secara acak (random) responden dari kelas-kelas jurusan tersebut. Sehingga jumlahnya menjadi 40 0rang seperti yang disebutkan di atas.
b. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan penulis melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Kuesioner/angket, penulis akan terjun langsung dan memberikan angket kepada responden, dalam hal ini mahasiswa FDK UIN Jakarta. Untuk mendapat data-data yang diperlukan. 2) Dokumentasi, penulis mengumpulkan majalah, dokumen-dokumen, lampiran dan sebagainya. c. Data dan Sumber Data 1) Data primer Kuesioner yang telah disebar dan diisi oleh responden dikumpulkan, kemudian diproses melalui proses coding dan tabulating. Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis.
2) Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini adalah majalah Intisari edisi Januari – Desember 2008, yaitu 12 edisi. Rubrik yang diteliti adalah rubrik “Langlang“. d. Operasional Variabel Penelitian Penelitian tentang respon mahasiswa FDK UIN Jakarta terhadap rubrik “Langlang“ pada majalah Intisari edisi Januari – Desember 2008 menetapkan dua variabel. 1) Variabel dependen Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat. Dalam penelitian ini yang mejadi variabel
dependen adalah respon mahasiswa FDK UIN Jakarta terhadap rubrik “Langlang” pada majalah Intisari. Definisi Operasional: Respon atau reaksi adalah segala bentuk aktivitas individu yang bangkit karena adanya stimulus (rangsangan).15 Bagaimana respon mahasiswa FDK UIN Jakarta terhadap rubrik “Langlang” pada majalah Intisari, dan apakah ada pengaruh setelah membaca rubrik tersebut. Indikator: a) Pengetahuan pembaca tentang lingkungan hidup dan pariwisata bertambah, pembaca menjadi lebih tahu tentang tempat-tempat menarik yang dapat dijadikan objek wisata. b) Menambah kecintaan pembaca terhadap lingkungan hidup.
2) Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab munculnya variabel dependen. variabel independen dalam penelitian skripsi ini adalah rubrik “Langlang” majalah Intisari edisi Januari – Desember 2008. Definisi Operasional: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rubrik adalah kepala karangan atau ruang tetap pada surat kabar, majalah, dan sebagainya. 16
15
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), h. 37. 16 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 2003), h. 965.
Yaitu menyangkut tulisan yang disajikan oleh rubrik Langlang majalah Intisari. Rubrik “Langlang” adalah salah satu rubrik dalam majalah Intisari yang merupakan tulisan berbentuk feature tentang perjalanan (travelogue feature) atau cerita tentang objek-objek wisata yang menarik Indikator: a) Adanya kecintaan pada lingkungan hidup, yaitu ajakan untuk melestarikan lingkungan. b) Adanya berita mengenai objek wisata, yaitu kisah perjalanan ke objekobjek wisata yang ditulis dalam bentuk feature. c) Adanya berita mengenai peninggalan sejarah, yaitu peninggalan sejarah yang dijadikan objek wisata dan harus dilestarikan.
e. Analisis Data 1) Editing, adalah proses mempelajari kembali berkas-berkas data yang telah terkumpul, sehingga keseluruhan berkas itu dapat diketahui dan dinyatakan baik, sehingga dapat disiapkan untuk proses berikutnya. 2) Tabulating, mentabulasikan atau memindahkan jawaban-jawaban responden ke dalam tabel yang kemudian di cari prosentasinya untuk dianalisa.
Tabel 2. Rubrik “Langlang“ Majalah Intisari edisi tahun 2008 No.
Edisi
Judul
1.
Januari 2008
Ke Tanah Api di Bawah Lubang Ozon
2.
Februari 2008
Wisata Bahari Sekaligus Belajar Konservasi
3.
Maret 2008
Hamburg: Kota Seribu Jembatan
4.
April 2008
Menikmati Salju di “Taman Dewa-Dewi“
5.
Mei 2008
Jet Coaster dengan Pari Hantu di Raja Ampat
6.
Juni 2008
Menangkap Kejutan Wisata Negeri Gila Bola
7.
Juli 2008
Menikmati Kemolekan Kaki Gede-Pangrango
8.
Agustus 2008
Bayang-Bayang Masa Silam Kamboja
9.
September 2008
Wisata 3 in 1 di Trawas
10.
Oktober 2008
Sarajevo Tiga kali Memukau Dunia
11.
November 2008
Mengikuti Perjalanan Sehelai Sutra
12.
Desember 2008
Ke Ternate Melacak Wallace & Dorce
Analisis data yang digunakan adalah melalui penghitungan mean (ratarata), frekuensi relatif, dan chi square. a)
Mean adalah nilai rata-rata dari total bilangan.
Rumus mean:
17
Rachmat Kriyantono, h. 167.
fX M= ∑--------- 17 N
Keterangan M= mean (rata-rata) fX= pengamatan N= jumlah pengamatan Untuk menentukan apakah respon tersebut tinggi, sedang, atau rendah maka ditetapkan sebagai berikut: Tinggi: Rata-rata ≥ 200 Sedang: Rata-rata = 200 Rendah: Rata-rata ≤ 200
b)
Frekuensi Relatif
Rumus: Frekuensi Relatif =
F ---------- x 100 % ∑f
Keterangan Frekuensi Relatif= Jumlah Frekuensi
c)
F
= Frekuensi
∑f
= Jumlah Pengamatan
Chi square (fo-fh)² Rumus: X²= ∑ ---------- 18 fh
18
Ibid, h. 186.
Keterangan X²= chi kuadrat (apakah ada perbedaan antara frek observasi dan frek harapan) Fo= frekuensi yang diperoleh observasi Fh= frekuensi harapan
F. Sistematika Penulisan Penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I:
Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II:
Landasan Teori terdiri Pengertian Respon, Pengertian Majalah, Pengertian Berita, Pengertian Rubrik, dan Sejarah Singkat Media Cetak.
BAB III:
Gambaran Umum terdiri dari Sejarah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Sejarah majalah Intisari, Struktur Redaksi Majalah Intisari, dan Profil Pembaca dan Sirkulasi.
BAB IV:
Analisis Data terdiri dari Karekteristik Responden, Respon Mahasiswa
terhadap
Rubrik
Langlang
Majalah
Intisari,
Perbandingan Respon Mahasiswa terhadap Rubrik yang Bertema Pariwisata dan Lingkungan Hidup, dan Perbandingan Respon dengan Analisis Chi Square. BAB V:
Penutup terdiri dari Kesimpulan dan saran-saran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Respon Respon berasal dari kata response, yang berarti jawaban, menjawab, balasan atau tanggapan (reaction).19 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Respons adalah tanggapan, reaksi, atau jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi.20 Jadi tanggapan atau reaksi atas suatu peristiwa atau rangsangan disebut sebagai respon. Pada dasarnya respon adalah feedback atau umpan balik yang diberikan komunikan kepada komunikator. Setelah komunikator dalam hal ini adalah media massa menyampaikan pesan kepada komunikan yaitu khalayak, akan ada efek yang ditimbulkan dan ada umpan balik dari khalayak. Umpan balik atau efek yang terjadi pada khalayak setelah mengkonsumsi media massa itulah yang disebut sebagai respon. Ada tiga dimensi efek komunikasi massa, yaitu kognitif, afektif, dan konatif atau behavioral. Efek kognitif yaitu tentang kesadaran, belajar, dan pengetahuan. Efek efektif berhubungan dengan emosi, jiwa, perasaan, dan sikap. Sedangkan efek behavioral berhubungan dengan perilaku untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu.
19
Sulistyo Anggoro dan Chandra A. P, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, (Solo: Penerbit Delima), h. 123. 20 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 2002), h. 585.
Respon khalayak terhadap media massa yang terbentuk terus menerus dan dalam jumlah besar, lama-kelamaan akan membentuk sebuah opini publik. Sikap, opini, dan perilaku merupakan aspek psikologis yang penting yang menyangkut efek komunikasi sosial. 21 Menurut Alexis S. Tan dalam buku “Mass Communication Theories and Research” menyatakan bahwa: “Kebanyakan definisi mengenai sikap mencakup satu atau lebih ciri-ciri berikut: komponen kognitif yang merupakan informasi atau pengetahuan seseorang tentang objek sikap, komponen afektif yang merupakan perasaan seseorang megenai objek sikap yang biasanya disimpulkan sebagai perasaan suka atau tidak suka, dan komponen konatif atau behavioral yang merupakan tindakan seseorang atas objek sikap.” Melalui saluran komunikasi yaitu media yang dilalui oleh pesan dari komunikator kepada komunikan,22 saluran komunikasi dalam hal ini adalah media massa. Maka dari itu sikap dari terpaan media massa, yaitu antara pikiran dan perasaan dapat ditunjukkan dalam bentuk suatu tindakan atau perilaku secara fisik. Inilah yang disebut dengan efek komunikasi massa kognitif, afektif, dan konatif atau behavioral. Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri khalayak yang bersifat suatu informasi bagi dirinya. Efek kognitif meliputi tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam memberi informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif. Melalui media massa, khalayak memperoleh informasi tentang hal-hal baru yang belum pernah diketahui sebelumnya. Efek afektif, adalah yang menyangkut emosi atau perasaan. Setelah mengkonsumsi dan mendapat suatu informasi dari media massa, maka khalayak 21
Onong Uchana Effendy, Spektrum Komunikasi, (Bandung: Penerbit Mandar Maju 1992), h. 41. 22 A.M. Hoeta Soehoet, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta IISIP Jakarta 2002), h. 20.
akan tersentuh emosi atau perasaannya dan ikut merasakan hal seperti yang disajikan media massa itu. Dengan begitu media massa dapat menyentuh perasaan dan emosi khalayak. Efek konatif atau behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.23 Misalnya dengan banyak menonton atau membaca berita tentang kekerasan, akan mempengaruhi seseorang menjadi agresif. Atau seseorang yang mengkonsumsi informasi tentang kegiatan-kegiatan petualangan di media massa, maka sedikit banyak perilakunya akan meniru apa yang disampaikan media tersebut. Namun dari berbagai studi terhadap pengaruh dalam komunikasi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa cenderung lebih banyak mempengaruhi pengetahuan dan tingkat kesadaran seseorang, sedangkan komunikasi antar pribadi cenderung mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.24 Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa lebih banyak berpengaruh pada efek kognitif dan afektif.
B. Pengertian Majalah Oleh beberapa ahli, majalah didefinisikan sebagai kumpulan berita, artikel, cerita, iklan, dan sebagainya, yang dicetak dalam lembaran kertas ukuran kuarto atau folio dan dijilid dalam bentuk buku, serta diterbitkan secara berkala, seperti seminggu sekali, dua minggu sekali atau sebulan sekali. Ada pula yang membatasi pengertian majalah sebagai media cetak yang terbit secara berkala, tapi bukan 23
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 1985),
h. 240. 24
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2005), h. 149.
terbit setiap hari. Media cetak itu haruslah bersampul, setidak-tidaknya punya wajah, dan dirancang secara khusus. Selain itu, media cetak itu dijilid atau sekurang-kurangnya memiliki sejumlah halaman tertentu. Bentuknya harus berformat tabloid, atau saku, atau format konvensional sebagaimana format majalah yang kita kenal selama ini. Pengertian majalah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca. Dan menurut waktu penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan, tengah bulanan, mingguan dan sebagainya. Serta menurut pengkhususan isinya dibedakan atas majalah berita, wanita, remaja, olahraga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu dan sebagainya.25 Majalah adalah media cetak yang muncul setelah adanya surat kabar, dan merupakan publikasi yang diterbitkan secara teratur. Dibandingkan dengan media elektronik, media cetak seperti surat kabar, buku, dan majalah mampu memberikan pemahaman yang tinggi kepada pembacanya, karena analisisnya yang lebih dalam dibandingkan dengan media lainnya.26 Tidak seperti surat kabar yang umumnya terbit setiap hari, majalah ada yang terbit mingguan, dwi mingguan, atau bulanan. Selain majalah berita, ada pula jenis majalah pocket magazine (majalah saku), specialized magazine
25
http://ramakertamukti.wordpress.com/2008/09/11/media-internal-uii/, di ambil pada
tanggal 17 Mei 2009, pukul 14:00 wib. 26
Hafied Cangara, h. 128.
(majalah khusus), majalah scholary (ilmiah), cultural (kebudayaan), dan literary (kesusastraan).27 Majalah Readers Digest adalah majalah yang mempopulerkan bentuk majalah saku. Di Indonesia masyarakat mengenal pocket magazine (majalah saku) lewat majalah Intisari, yang berisi berbagai tulisan feature ringan tentang berbagai kisah kehidupan. Selain majalah umum, ada juga beberapa kategori majalah khusus. Di tengah peningkatan sirkulasi majalah-majalah umum, beredar pula majalahmajalah yang melayani minat-minat khusus (specialist) masyarakat. 28 Majalahmajalah khusus ini membahas tentang berbagai hal khusus yang ditujukan pada segmen pembaca tertentu. Berbagai kategori majalah khusus, di antaranya adalah: 1. Majalah Berita, majalah yang mengkombinasikan unsure aktualitas peristiwa mingguan dengan peliputan mendalam. Contoh majalah jenis ini adalah Time, Gatra, atau Tempo. 2. Majalah Religius, adalah majalah yang memuat artikel-artikel keagamaan. Cukup banyak variasi majalah religius ini. Contoh majalah religius adalah Almuslimun, Hidayah. 3. Majalah Pria atau Wanita, ini adalah jenis majalah yang secara khusus mengincar segmen pembaca pria atau wanita. Contoh majalah pria adalah Matra, sedangkan majalah wanita seperti Femina atau Gadis.
27
Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 2005), h. 92. 28 Ibid, h. 93.
4. Majalah Olahraga, tema berita maupun artikelnya berkisar pada olahraga dan aktivitas fisik di luar ruangan (outdoor activities).29 Selain majalah olahraga yang bersifat umum, adapula yang khusus pada topik tertentu, seperti Raket untuk tennis dan bulutangkis, atau Sportif untuk sepakbola. C. Pengertian Berita Berita merupakan sajian utama dalam media massa, berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca. Sederhananya berita adalah laporan mengenai suatu kejadian atau peristiwa yang dikemas dalam media massa. Ada beberapa unsur yang harus dipenuhi oleh suatu berita agar memenuhi nilai-nilai berita dan layak dimuat di media massa. Unsur-unsur tersebut yaitu: 1. Berita harus cepat, aktual, dan tepat waktu. 2. Berita harus nyata yaitu harus berdasarkan fakta, bukan fiksi atau karangan. 3. Berita harus penting, artinya menyangkut kepentingan orang banyak. 4. Berita harus menarik dan mengundang orang untuk membaca.30 Kemudian berita dapat terbagi dua, yaitu berita langsung (straight News) dan berita yang ditunda (delayed News). Disini penulis akan membahas bentuk tulisan feature yang termasuk dalam kategori delayed news. Feature merupakan tulisan berita yang berbentuk karangan khas yang menuturkan fakta, peristiwa, atau proses disertai riwayat terjadinya, duduk perkaranya, proses pembentukannya, dan cara kerjanya.31 Feature penuh dengan
29
Ibid, h. 96. Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2005), h. 6. 31 Ibid, h. 22. 30
sentuhan human interest sehingga bersifat ringan, menghibur, dan informatif. Selain itu feature ditulis dan diwarnai secara pribadi oleh wartawan atau penulisnya. Feature sengaja diwarnai agar menarik untuk dibaca dan sesuai dengan fungsi feature, yaitu mengemukakan suatu pribadi dan melukiskan suasana (personality dan atmosphere).32 Tulisan feature merupakan sebuah karya jurnalistik yang unik, keunikannya terletak pada orisinalitas penulisan dan paparannya yang bersifat deskriptif. Nilai orisinal feature di antaranya terkait dengan kandungan human interest.33 Kisah human interest dalam feature menjadi hidup dan berwarna, ketika pembaca diajak membayangkan detail-detail kejadian dan tindakantindakan tertentu. Ini seolah membawa pembaca ke tempat kejadian sehingga pembaca merasa seolah-olah berada di sana.
D. Pengertian Rubrik Pengertian rubrik dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah kepala karangan dalam surat kabar atau ruangan khusus dalam koran, majalah, dan sebagainya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan rubrik adalah, kepala karangan atau ruang tetap dalam surat kabar, majalah, dan sebagainya. 34 Sedangkan menurut Onong Uchana Efendi dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, rubrik adalah ruangan pada halaman surat kabar
32
Christianto Wibisono, Pengetahuan Dasar Jurnalistik, (Jakarta: Media Sejahtera 1991),
h. 137. 33
Septiawan Santana K, h. 36. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 2003), h. 965. 34
atau media lain mengenai aspek-aspek dalam kehidupan masyarakat, misalnya rubrik kewanitaan, rubrik olah raga, dan sebagainya.35 Rubrik dibuat oleh pengasuh surat kabar atau majalah untuk membedakan tema pembahasan yang ditulis dalam media tersebut. Umumnya setiap rubrik memiliki segmen pembaca masing-masing. Jadi dapat disimpulkan bahwa rubrik adalah kepala karangan atau ruang tetap yang umumnya berada pada surat kabar atau majalah, yang berisi berita, artikel, atau karangan dengan tema-tema tertentu. Misalnya ekonomi, politik, atau budaya.
E. Sejarah Singkat Media Cetak Sejarah media massa, berawal dari nama Gutenberg, seorang ahli dari Jerman. Pemilik nama lengkap Johannes Gutenberg ini menemukan mesin cetak kira-kira pada tahun 1450.36 Kemudian Max Weber bisa disebut sebagai salah satu orang yang membuka jalan ke arah penyelidikan sosiologis terhadap persuratkabaran. Pada kongres sosiologi pertama di kota Frankfurt, Jerman, pada tahun 1910, Max Weber mengemukakan dua pokok persoalan yang hingga kini tidak kehilangan aktualitasnya. Dua pokok persoalan itu adalah mengenai modal dan pengaruh para pemilik modal kepada redaksi dan sifat kelembagaan (Institution Character) dari surat kabar.37 Mengenai soal modal dan pengaruh para pemilik modal kepada redaksi, Max Weber menjelaskan adanya suatu kenyataan betapa pentingnya peranan 35
Onong Uchana Efendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya 1994), h. 149. 36 Asa Briggs dan Peter Burke, Sejarah Sosial Media, (Jakarta: Yayasan Obor Imdonesia 2006), h. 18. 37 Ton Kertapati, Dasar-Dasar Publisistik, (Jakarta: PT. Bina Aksara 1986), h. 21
pemilik modal bagi kehidupan persuratkabaran, namun tidak selamanya di antara pihak direksi yang diwakili para pemegang saham dan pihak redaksi terdapat persamaan pendapat dan sikap dalam menafsirkan suatu situasi. Kemudian menurut Max Weber setiap surat kabar/media cetak modern memiliki apa yang disebut “Institution Character” yaitu memiliki sifat-sifat kelembagaan, sebagai suatu lembaga social surat kabar memiliki kepribadian sendiri. Inti dari kedua pengertian yang dikemukakan itu adalah bahwa pada keduanya terdapat pengakuan adanya sifat kelembagaan pada surat kabar/media cetak. 38 Kini di negara-negara berkembang yang non komunis, pers menikmati derajat kebebasan yang beraneka ragam, misalnya bersifat mesti menyensor diri sendiri (self censorship). Kebebasan pers benar-benar dinikmati oleh media yang hidup di negara-negara yang berbahasa laporan most English speaking dan negara-negara Eropa Barat.39 Di Indonesia sendiri sejarah pers sudah ada sejak munculnya media cetak berawal pada masa kolonial pemerintahan Hindia Belanda. Ada empat belas surat kabar, dan enam terbitan berkala yang beredar di Hindia Belanda pada tahun 1900.40 Terbitan berkala pertama milik pribumi yaitu Soenda Berita terbit pada 17 Agustus 1903, namun Soenda Berita yang pertama kali dimiliki, diedit, dan dikelola oleh pribumi ini hanya bertahan selama dua tahun.41 Secara umum setelah tahun 1900-an, banyak berkembang majalah baru. Majalah mulai berfokus pada ide atau genre tertentu. Ada majalah khusus wanita 38
Ibid, h. 23 Septiawan Santana K, h. 13. 40 Ahmat Adam, Sejarah Awal Pers dan Kebangkitan Kesadaran Keindonesiaan, (Jakarta: Hasta Mitra Pustaka Utan Kayu 1995), h. 184. 41 Ibid, h. 186. 39
atau majalah bisnis. Ada juga majalah berita yang terbit mingguan dan berfokus pada berita dan analisa. Pada tahun 1990-an, majalah mulai memasuki era komputerisasi. Terdapat desktop publishing, yaitu proses editing peletakkan atau memasukkan foto majalah dalam komputer desktop.42 Era ini juga semakin memodernisasi sistem pengiriman atau penyebaran majalah pada khalayak. Dan media cetak pun mulai tersegmentasi pada khalayak tertentu.
42
http://ekawenats.blogspot.com/2007/03/buku-dan-majalah-memahami
perkembangan.html, di ambil pada tanggal 17 Mei 2009, pukul 14:00 wib.
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta menjadi fakultas yang dahulu bernama Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Sekarang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah memiliki 10 fakultas yaitu : Ilmu Tarbuyah dan Keguruan, Adab dan Humaniora, Ushuluddin dan Filsafat, Syariah dan Hukum, Dakwah dan Komunikasi, Dirasat Islamiyah, Psikologi, Ekonomi dan Ilmu Sosial, Sains dan Teknologi, Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, serta Program Pasca Sarjana (Program Magister S2), dan Program Doktor S3.
Fakultas Dakwah dan Komunikasi adalah fakultas yang merupakan pengembangan dari Jurusan Dakwah pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah, yang secara resmi dibuka pada tahun akademik 1990/1991 diawali dengan membuka satu jurusan yaitu, Penyiaran dan Penerangan Agama (PPA). Tahun 1992/1993 Fakultas Dakwah membuka Jurusan Bimbingan Penyuluhan Masyarakat (BPM) lalu pad tahun 1994/1995 berganti nama menjadi Bimbingan Penyuluhan Agama (BPA). Tahun 1996/1997 terjadi perubahan nama kembali, Jurusan PPA berganti menjadi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) dan Jurusan BPA berubah menjadi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI).
Pada tahun akademik 1997/1998 Fakultas Dakwah membuka Jurusan Manajemen Dakwah (MD), dan setahun kemudian Fakultas Dakwah membuka
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Fakultas memiliki 4 jurusan yaitu, KPI, BPI, MD, dn PMI. Tahun akademik 1998/1999 Fakultas Dakwah dan Komunikasi juga membuka non-reguler.
Sejalan dengan tuntutan kebutuhan unutk ikut menyelesaikan problematika sosial menyangkut masalah kemiskinan, anak jalanan, narkoba, konflik etnis, maka pada tahun akademik 2003/2004 dibuka Konsentrasi Kesejahteraan Sosial. Konsentrasi ini dibuka bekerjasama dengan Mc.Gill University. Pada tahun 2004/2005 dibuka pula Konsentrasi Jurnalistik yang berada dibawah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).43
B. Visi dan Misi
Adapun Visi dan Misi Fakultas Dakwah dan Komunikasi adalah sebagai berikut :
Visi:
Menjadikan Fakultas Dakwah dan Komunikasi sebagai pusat keunggulan dalam keilmuan dakwah.
Misi:
1. Menyelenggarakn pendidikan dan pengajaran dalam Ilmu Dakwah dan Komunikasi. 2. Melakukan penelitian di bidang Dakwah dan Komunikasi.
43
Sumber: Panduan Akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat dalam rangka mengamalkan ilmu Dakwah dan Komunikasi untuk kepentingan masyarakat. 4. Melaksanakan kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dengan Fakultas Dakwah dan Komunikasi baik di dalam maupun luar negeri. 5. Melakukan pembinaan akhlak mulia.
C. Struktur Organisasi
Fakultas Dakwah dan Komunikasi adalah salah satu unsur pelaksana akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang melaksanakan sebagian tugas dan fungsi UIN yang berada dibawah Rektor. Susunan organisasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi terdiri dari :
1. Dekan dan pembantu Dekan 2. Senat Fakultas 3. Jurusan/Program Studi/Konsentrasi 4. Bagian Tata Usaha
Bagan Struktur organisasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Senat Fakultas
Dekan
Pemb. Dekan Bid. Akademik
Pemb. Dekan Bid. Adm Umum
Pemb. Dekan Bid. Kemahasiswaan
Kabag. Tata Usaha
Kasubag Akd & Kemhs
Kasubag Umum
Kasubag Kepeg & Keu
Kajur KPI
Kajur BPI
Kajur MD
Sekjur KPI
Sekjur BPI
Sekjur MD
Sekjur PMI Ket/Sek Kons. Kessos
Ket/Sek Kons. Jurnalistik
Dosen
Kajur PMI
Lab./Perpust
Bad.Eks. Mhs
Mahasiswa
D. Sejarah Majalah Intisari
Berawal dari 45 tahun silam PK Ojong pendiri majalah intisari bekerjasama dengan Jakob Oetama, yang saat itu adalah mahasiswa doctoral di Fakultas Sospol Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Lalu disepakatilah majalah itu akan terbit bulanan, bersifat informasi yang menghadirkan
pengetahuan populer. Dengan niat untuk menjawab kehausan masyarakat Indonesia akan bahan bacaan akibat politik isolasi informasi internasional.
Majalah ini boleh dibilang merupakan majalah informasi dan pengetahuan pertama di Indonesia, yang kira-kira setingkat dengan Riders Digest. Ada banyak sekali pembahasan ilmu pengetahuan populer di majalah itu, tidak hanya itu, seperti rubrik bahasa yang dulu diasuh oleh JS Badudu, belajar matematika dengan teka-teki pada rubrik tolong dong, belajar Kelirumologi dengan Jaya Suprana, ada kolom Science yang diasuh oleh Yohanes Surya dan rubrik-rubrik lainnya.44
Seperti yang ditulis oleh Lily Wibisono pemimpin redaksi majalah Intisari, yang dimuat di koran Kompas pada 18 Agustus 2008, bahwa majalah intisari edisi perdana lahir tak berbaju. Maksudnya, sampulnya cuma halaman daftar isi tanpa cover, dan kertas yang digunakan pun kertas koran. Edisi perdana itu terbit pada 17 Agustus 1963, bertepatan dengan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Tahun ini majalah Intisari memasuki usia 46 tahun.
Pada edisi nomor 6, bulan Januari 1964, majalah ini mulai memakai cover. Sudah sejak awal kisah tentang tokoh-tokoh dunia terjalin dengan kisah-kisah dari ranah sejarah (Perang Dunia II) atau arkeologi. Penulis, seperti Asrul Sani, Pak Kasur, Mohammad Roem, Prof Dr Slamet Iman Santoso, Soe Hok Gie, Haryati Soebadio, dan Driyarkara SJ, hanya beberapa contoh nama yang telah atau bakal menjadi tokoh pada masa mendatang yang turut memeriahkan isi Intisari.
44
jurnal. blogspot. com/2008/08/majalah-intisari. Htm, di ambil pada tanggal 18 Mei 2009, pukul 21:00 wib.
Sementara itu penulis tetap, seperti Tan Fay Tjhion (human interest), Tjiptono Darmaji (kedokteran), Siswadhie (kepurbakalaan), Slamet Soeseno (flora-fauna), dan HOK Tanzil (perjalanan). Juga Paula Isman (ilustrasi sampul) dan Bisono (ilustrasi isi) sebagai penulis tetap.45
Majalah Intisari, yang terbit pertama tanggal 17 Agustus 1963 ini dengan Jakob Oetama sebagai pemimpin redaksi, bisa disebut sebagai pemula bagi Kelompok Kompas Gramedia (KKG). Kelompok Kompas Gramedia adalah perusahaa Indonesia yang bergerak di bidang media massa yang didirikan pada tanggal 28 Juni 1965 Oleh PK Ojong dan Jakob Oetama.
Intisari pernah mencatat pengalaman berharga. Nomor perdana yang dicetak 10.000 eksemplar langsung terjual habis sehingga nomor kedua dicetak 12.000 eksemplar. Angka ini ternyata sangat optimistis sehingga masih tersisa, maka nomor tiga dicetak 11.000 dan akhirnya bisa terjual semua. Pengalaman itu mengajarkan sikap kehati-hatian berikut kecermatan dalam membaca pasar dan selera khalayak.46
Pada tulisan di koran kompas tanggal 17 September 2003, Jakob Oetama mengungkapkan bahwa saat Intisari pertama terbit:
"Masa itu Indonesia berpolitik pintu tertutup. Informasi dikontrol dan bahkan informasi dari luar sangat dibatasi." Naluri Jakob dan Ojong, dua bekas guru yang akhirnya memilih profesi wartawan, menolak hal tersebut. Sebagaimana perbincangan yang mereka rumuskan di Candi Prambanan, ketika Ojong datang ke Yogyakarta menemui Jakob yang tengah menyelesaikan studi akhir di Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), tidak mungkin orang hidup 45
www.kompas.com/read/xml/2008/08/18/07473496/majalah.intisari.masuk.usia.45.tahun , di ambil pada tanggal 18 Mei 2009, pukul 22:00 wib. 46 www2.kompas.com/kompas-cetak/0309/17/utama/568066.htm, di ambil pada tanggal 18 Mei 2009, pukul 22:00 wib.
dengan pintu tertutup. Tidak mungkin sebuah bangsa hidup dalam isolasi. Intisari terbit didorong oleh pandangan bahwa warga dan bangsa Indonesia memerlukan informasi, memerlukan komunikasi, juga dengan dunia luar. Pilihan isi dan gayanya, segala sesuatu yang memperkaya dan membuka cakrawala kehidupan. Amat kuat dalam pengalaman hidup manusia, menonjol dalam ilmu pengetahuan populer, menyajikan hal-hal menarik, menyangkut kehidupan sehari-hari, pengalaman para tokoh, pengalaman sejarah serta cerita kriminal yang dikemas menarik." Majalah Bulanan INTISARI yang terbit setiap hari Rabu pertama kini bertiras 119.700 eksemplar. Dengan lingkup pembahasan teknologi, pengetahuan umum, cerita kriminal, human interest, inspirasi, dan petualangan, majalah yang ditujukan pada khalayak umum ini kini dibaca sekitar 267.000 orang.47
Tahun ini dengan slogan ”lebih segar dan elegan”, tampilan dan logo Intisari berubah meski jelas ada batas tak kasatmata yang tak mungkin dilangkahi. Intisari bukanlah majalah gaya hidup. Apa boleh buat bagi sebagian orang, Intisari mungkin tetap akan terasa serius. Tetapi bagi sebagian yang lain, intisari menyajikan ilmu dengan santai. 48
Logo baru majalah Intisari:
47 48
www.gramedia-majalah.com, di ambil pada tanggal 18 Mei 2009, pukul 22:00 wib. Sumber: tulisan Lily Wibisono (pemimpin redaksi majalah Intisari).
Kemudian Gramedia majalah sebagai pencetak majalah Intisari memiliki visi misi sebagai berikut:
Visi: Menjadi perusahaan penyaji informasi dan layanan edutainment yang terbesar,
pilihan
utama
masyarakat
indonesia,
dan
memuaskan
serta
membanggakan bagi para stakeholders.
Misi: Menyediakan informasi dan layanan edutainment yang beretika, dan ikut serta dalam upaya mencerdaskan bangsa indonesia melalui pembentukan manusia yang kreatif, mandiri, dan berwawasan.
Tujuan organisasi:
1. Kelanggengan dan pertumbuhan dengan mengemban bisnis sehat 2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraannya 3. Mengemban tugas kesejahteraan sosial dan memperluas kesempatan kerja
Nilai:
1. Menghargai
Karyawan
pada
Harkatnya
Sebagai
Manusia,
mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia, menghargai prestasi, peduli atas kepentingan dan kesejahteraan karyawan, partisipatif 2. Watak baik (kepribadian
yang positif),
jujur, proaktif, disiplin,
kebersamaan dalam sinergi, keterbukaan, setia pada lembaga, syukur kepada Tuhan 3. Profesionalisme, perbaikan terus menerus, kerja tuntas, layanan optimal, prinsip prioritas
4. Tanggung Jawab Sosial, berpartisipasi atas kebutuhan dan penderitaan masyarakat,
memperluas
lapangan
kerja,
etik
usaha
bersih,
memperhatikan lingkungan hidup49
E. Struktur Redaksi Majalah Intisari
Susunan redaksi majalah Intisari adalah: Pendiri
: P.K. Ojong, JakobOetama
Pemimpin Umum
: Djati Surendro
Pemimpin Perusahaan
: Evie Fadjari
Pemimpin Redaksi
: Lily Wibisono
Redaktur Pelaksana
: Muhammad Sulhi
Editor Senior
: Al. Heru Kustara, I Gede Agung Yudana, Mayong Suryo Laksono, Xenia Moeis
Redaktur
: Fransisca Setiawan, L.R. Supriyapto Yahya, Yds. Agus Surono
Staf Redaksi
: A. Bimo Wijoseno, Christantiowati, Dharnoto, M. Sholekhudin, T.Tjahjo Widyasmoro
Redaktur Artistik
: Ag. Djoko Wahono
Staf Artistik
: Almadira Kamita, Anton Nugroho, Jaimoerti Jr.,
49
www.gramedia-majalah.com/index.php/profil/sekilas, di ambil pada tanggal 18 Mei 2009, pukul 22:00 wib.
M. Bisron Anwar, Nana Wildiana, Y. Agus Rustanto Fotografer
: Sabar Basuki
Sekretaris
: K. Tatik Wardayati, Panggawani H.
Dokumentasi
: Riyadi Sudaryanto
Rumah Tangga
: Hamam Sucipto
Asisten Manajer Bisnis
: Hendra Mulia
Sirkulasi
: Eko Suranto, Teguh Wiarso
Promosi
: Fanny Sukma Gumay, Sapto Budi Utomo
Iklan
: Asri Yunianawati, Shirley Wasito, Sigit
Alamat
: Gedung Gramedia Majalah, Jln. Panjang No 8A, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530.50
F. Profil Pembaca dan Sirkulasi Profil pembaca majalah Intisari: Jenis Kelamin : Pria (64%) Wanita (36%) Usia
: 20-29 tahun (37%) 30-39 tahun (30%) 40 tahun ke atas (26%) 50
Sumber: majalah Intisari
Pendidikan
: SLTP (15%) SMU (39%) Akademi (8%) Universitas (26%) Post Graduate (3%)
Profesi
: Eksekutif (20%) Pekerja (31%) Pengusaha (20%) Pelajar/mahasiswa (9%) Ibu rumah tangga (7%) Lain-lain (14%)51
Rata-rata sirkulasi: Jabotabek
: (37%)
Jawa Barat
: (11%)
Jawa Tengah
: (16%)
Jawa Timur
: (12%)
Sumatera
: (11%)
Indonesia Timur
: (13%)52
51 52
/www.gramedia-majalah.com, di ambil pada tanggal 18 Mei 2009, pukul 22:00 wib. Data sirkulasi Gramedia Majalah, di ambil pada tanggal 18 Mei 2009, pukul 22:00 wib.
BAB IV ANALISIS DATA
A. Karakterisitik Responden Setelah dilakukan penelitian, penulis menemukan beberapa hal yang menjadi temuan lapangan, untuk mengetahui respon mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Jakarta angkatan 2006 terhadap rubrik “Langlang” pada Majalah Intisari Edisi Januari-Desember 2008. Pada penelitian ini, responden adalah Mahasiswa FDK UIN Jakarta angkatan 2006, mahasiswa yang dijadikan sample adalah sebanyak 82 orang. Kemudian penulis akan menjelaskan analisanya dalam bentuk tabel serta uraian dari masing-masing tabel. Dari 82 kuisioner (angket) yang telah terkumpul, penulis mendapatkan data mengenai responden dan selanjutnya penulis mengklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu identitas responden berdasarkan jenis kelamin, jurusan responden, dan asal sekolah (latar belakang pendidikan) responden. Adapun frekuensi jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 3 berikut
Identitas Responden Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. No.
Jenis Kelamin
Frekuensi
Frek Relatif (%)
1
Laki-laki
42
51,2%
2
Perempuan
40
48,8%
Total
82
100
Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa identitas responden berdasarkan jenis kelamin mahasiswa laki-laki berjumlah 42 orang (51,2%), sedangkan mahasiswa perempuan sebanyak 40 orang (48,8%). Dengan begitu terlihat bahwa dalam penelitian ini jumlah responden laki-laki dan perempuan hampir seimbang. Selanjutnya, karakteristik responden berdasarkan Jurusan responden dapat diihat pada Tabel 4 di bawah ini.
No.
Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan. Jurusan Frekuensi Frek Relatif (%)
1
KPI (Komunikasi Penyiaran Islam)
40
48,8%
2
BPI (Bimbingan Penyuluhan Islam)
8
9,7%
3
MD (Manajemen Dakwah)
10
12,2 %
4
8
9,7%
5
PMI (Pengembangan Masyarakat Islam) Kessos (Kesejahteraan Sosial)
6
7,3%
6
Jurnalistik
10
12,2 %
Total
82
100
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa responden yang berada pada Jurusan KPI berjumlah 40 orang (48,8 %) seperti yang telah penulis sebutkan sebelumnya, bahwa jurusan KPI ada empat kelas dan penulis mengambil responden secara acak dari kelas-kelas tersebut. Kemudian jurusan BPI berjumlah 8 orang (9,7%), Jurusan MD berjumlah 10 orang (12,2 %), Jurusan PMI berjumlah 8 orang (9,7%), Jurusan Kessos berjumlah 6 orang (7,3%) dan Jurusan Jurnalistik sebanyak 10 orang (12,2 %). Penulis mengambil jumlah responden
berdasarkan jurusan dengan jumlah sama seperti jumlah responden secara keseluruhan atau setidaknya mendekati, yaitu 25% dari jumlah total responden. Selanjutnya berdasarkan Asal Sekolah (latar belakang pendidikan) responden dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini. Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Sekolah. No.
Asal Sekolah
Frekuensi
Frek Relatif (%)
1
SMA/SMK
30
36,6 %
2
MAN/Aliyah
24
29,2%
3
Pesantren
20
24,4%
4
MAN+Pesantren
8
9,7%
Total
82
100
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa responden dengan asal sekolah SMA/SMK berjumlah 30 orang (36,6 %), dari MAN/Aliyah berjumlah 24 orang (29,2%), Pesantren berjumlah 20 orang (24,4%), dan untuk yang berasal dari MAN+Pesantren sebanyak 8 orang (9,7%). Terlihat bahwa responden dengan asal sekolah SMA/SMK berjumlah paling banyak yaitu 30 orang, kemudian dari MAN/Aaliyah 24 orang, diikuti oleh responden yang berasal dari pesantren yaitu 20 orang, sedangkan responden yang jumlahnya paling sedikit adalah yang berasal dari MAN+Pesantren yaitu 8 orang. B. Respon Mahasiswa Terhadap Rubrik “Langlang” Majalah Intisari Bila disimak lebih jauh tulisan rubrik “Langlang” di majalah Intisari maka dapat dibagi ke dalam dua tema secara umum, yaitu tema tentang pariwisata dan tema tentang lingkungan hidup. Adapun yang mengandung tema pariwisata
adalah edisi bulan Februari (Wisata Bahari Sekaligus Belajar Konservasi), Maret (Hamburg : Kota Seribu Jembatan), April (Menikmati Salju di “Taman DewaDewi”), Mei (Jet Coaster dengan Pari Hantu di Raja Ampat), Juni (Menangkap Kejutan Wisata Negeri Gila Bola), Agustus (Bayang-Bayang Masa Silam Kamboja), September (Wisata 3 in 1 di Trawas), dan Desember (Ke Ternate Melacak Wallace & Dorce). Sedangkan tema tentang lingkungan hidup adalah edisi Januari (Ke Tanah Api di Bawah Lubang Ozon), Juli (Menikmati Kemolekan Kaki Gede-Pangrango), Oktober (Sarajevo Tiga Kali Memukau Dunia), dan November (Mengikuti Perjalanan Sehelai Sutra).
1. Respon Mahasiswa terhadap Rubrik tentang Pariwisata Tabel 6. Wisata Bahari Sekaligus Belajar Konservasi, Edisi Februari 2008 No. Pernyataan 1. Pulau Rambut di Kepulauan Seribu layak menjadi Suaka Margasatwa
Skor 321
Ranking 4
2.
Wisata bahari di Kepulauan Seribu bisa menjadi alternatif liburan penduduk Jakarta
343
2
3.
Pohon Bakau sangat berarti untuk mencegah abrasi di tepi pantai
352
1
4.
Menikmati wisata bahari terasa kurang lengkap tanpa menyelam
279
5
5.
Konservasi merupakan tindakan mencintai lingkungan hidup
342
3
Rata-rata
327,4
Berdasarkan ranking penilaian respon mahasiwa tentang Wisata Bahari Sekaligus Belajar Konservasi, terlihat bahwa mahasiwa menyetujui Pohon Bakau sangat berarti untuk mencegah abrasi di tepi pantai karena abrasi pantai dapat menyebabkan bencana, seperti banjir dari laut. Dan pohon bakau berperan penting untuk mencegah abrasi dan menjaga kelestarian pantai. Kemudian para responden juga setuju bahwa, Wisata bahari di Kepulauan Seribu bisa menjadi alternatif liburan penduduk Jakarta, ini dikarenakan letak Pulau Seribu yang relatif mudah dijangkau dari Jakarta.
Tabel 7. Hamburg : Kota Seribu Jembatan, Edisi Maret 2008 No.
Pernyataan
Skor
Ranking
1.
Tata kota yang baik akan memperindah lingkungan hidup
357
1
2.
Hamburg adalah kota yang dikelilingi sungai dan memiliki jembatan terbanyak di dunia
260
5
3.
Pariwisata perlu didukung oleh dinas perhubungan
326
2
4.
Bila akan mengunjungi negeri orang sebaiknya mempelajari budayanya terlebih dahulu
296
3
5.
Miniatur patung pembawa air merupakan cinderamata favorit di Hamburg
268
4
Rata-rata
301,4
Berdasarkan ranking penilaian respon mahasiswa terhadap rubrik Hamburg : Kota Seribu Jembatan, para responden setuju bahwa Tata kota yang baik akan memperindah lingkungan hidup, hal ini karena prinsip tata kota yang
baik merupakan hal yang mendasar untuk terciptanya lingkungan hidup yang indah dan teratur serta nyaman.
Tabel 8. Menikmati Salju di “Taman Dewa-Dewi”, Edisi April 2008 No.
Pernyataan
Skor
Ranking
1.
Bermain ski hanya dapat dilakukan oleh orang yang terlatih
300
3
2.
Hokkaido bisa disebut sebagai pulau salju di Jepang
297
4
3.
Sebaiknya gunakan paket wisata unutk berwisata di Hokkaido
287
5
4.
Penghangat ruangan sangat penting di tempattempat bersalju
357
1
5.
Bangunan yang terbuat dari es merupakan salah satu daya tarik di daerah bersalju
319
2
Rata-rata
312
Berdasarkan ranking penilaian respon mahasiswa terhadap rubrik Menikmati Salju di “Taman Dewa-Dewi”, terlihat bahwa para responden merespon tinggi Penghangat ruangan sangat penting di tempat-tempat bersalju, hal ini karena ditempat-tempat dingin tubuh kita memerlukan kehangatan untuk menyeimbangkan suhu tubuh, disamping harus memakai pakaian yang tebal, penghangat runagan juga dirasakn penting untuk menghangatkan tubuh dan membuat nyaman.
Tabel 9. Jet Coaster dengan Pari Hantu di Raja Ampat, Edisi Mei 2008 No.
Pernyataan
Skor
Ranking
1.
Ikan Pari raksasa adalah spesies langka yang perlu dilestarikan
326
3
2.
Bila ingin menyelam di laut hendaknya segala sesuatunya dipersiapkan dengan matang
248
2
3.
Ketika berwisata di bawah laut TIDAK perlu ingat daratan
186
5
4.
Adanya terumbu karang pemandangan di bawah laut
349
1
5.
Laut adalah sumber air bagi dunia
316
4
Rata-rata
memperindah
305
Berdasarkan ranking penilaian respon mahasiswa terhadap judul rubrik Jet Coaster dengan Pari Hantu di Raja Ampat, para responden setuju bahwa Adanya terumbu karang memperindah pemandangan di bawah laut, ini menunjukkan bahwa terumbu karang turun menjaga kelestarian habitat laut dan juga dapat memperindah bagian dasar laut, bahkan banyak orang yang ingin menyelam untuk melihat keindahan terumbu karang. Maka dari itu, terumbu karang perlu dijaga kelestariannya.
Tabel 10. Menangkap Kejutan Wisata Negeri Gila Bola, Edisi Juni 2008
No.
Pernyataan
Skor
Ranking
1.
Brazil merupakan negeri dengan keanekaragaman hayati terkaya didunia
259
3
2.
Objek wisata di Brazil kebanyakan berada di hutan rimba
257
5
3.
Negara beriklim tropis umumnya lebih mudah mengembangkan sektor wisata
287
2
4.
Laut berwarna kecoklatan TIDAK selalu berarti kotor
258
4
5.
Kita harus lebih bangga pada keindahan alam di negeri sendiri
365
1
Rata-rata
285,2
Berdasarkan rangking penilaian respon mahasiswa terhadap judul rubrik Menangkap Kejutan Wisata Negeri Gila Bola, terlihat bahwa para responden setuju Kita harus lebih bangga pada keindahan alam di negeri sendiri, ini menunjukkan masih adanya jiwa nasionalisme pada mahasiswa yang cinta pada tanah air, negara kita pun memiliki pemandangan alam yang indah dan menarik bagi wisatawan mancanegara sehingga patut untuk dibanggakan.
Tabel 11. Bayang-Bayang Masa Silam Kamboja, Edisi Agustus 2008 No .
Pernyataan
Skor
Ranking
1.
Candi Angkor Wat di Kamboja merupakan peninggalan sejarah yang perlu dijaga dan dilestarikan
295
2
2.
Angkor Wat layak menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia
255
4
3.
Wisata sejarah di Kamboja didominasi oleh candicandi
277
3
4.
Banyaknya rakyat yang mengkonsumsi serangga mengindikasikan bahwa Kamboja adalah negara miskin
245
5
5.
Objek wisata sejarah perlu diperbaiki agar semakin menarik wisatawan
342
1
Rata-rata
282,8
Berdasarkan rangking penilain respon mahasiswa terhadap BayangBayang Masa Silam Kamboja, para responden merespon tinggi Objek wisata sejarah perlu diperbaiki agar semakin menarik wisatawan, ini menunjukkan bahwa, menjaga dan memperbaiki aset-aset sejarah dapat membangkitkan pariwisata negara dan dapat menarik minat para wisatawan.
Tabel 12. Wisata 3 in 1 di Trawas, Edisi September 2008 No.
Pernyataan
Skor
Ranking
1.
Kawasan wisata Trawas perlu dipromosikan untuk menarik pengunjung
297
5
2.
Sebaiknya jangan mengotori tempat wisata dengan sampah
361
1
3.
Belajar lingkungan perlu diterapkan pada anak-anak sejak dini
338
2
4.
Mengunjungi tempat wisata adalah salah satu cara menghilangkan stress
332
3
5.
Akses menuju kawasan wisata Trawas perlu ditingkatkan
307
4
Rata-rata
327
Berdasarkan ranking penilaian respon mahasiswa terhadap judul rubrik Wisata 3 in 1 di Trawas, para responden setuju Sebaiknya jangan mengotori tempat wisata dengan sampah karena kita memang diharuskan untuk menjaga objek wisata agar tetap indah dan lingkungan yang bersih dapat menyehatkan, maka buanglah sampa pada tempat yang disediakan. Kemudian, para responden juga merespon tinggi Belajar lingkungan perlu diterapkan pada anak-anak sejak dini, hal ini karena, seharusnya anak-anak sejak kecil diajarkan mencintai lingkungan disekitarnya agar kebiasaan tersebut dapat diteruskan hingga mereka dewasa.
Tabel 13. Ke Ternate Melacak Wallace & Dorce, Edisi Desember 2008 No. Pernyataan 1. Tempat-tempat bersejarah seperti Tolukko harus dilestarikan
Benteng
Skor 316
Ranking 2
2.
Rumah singgah Wallace selama di Ternate layak menjadi Cagar Budaya
275
5
3.
Pulau Ternate termasuk salah satu tempat yang penting dalam sejarah Indonesia
313
3
4.
Mengunjungi tempat-tempat bersejarah dapat menambah wawasan
306
4
5.
Pariwisata di Indonesia bisa ditingkatkan dengan memelihara tempat-tempat bersejarah dan cagar budaya
390
1
Rata-rata
320
Berdasarkan ranking penilaian respon mahasiswa terhadap judul rubrik Ke Ternate Melacak Wallace & Dorce, para responden merespon tinggi Pariwisata di Indonesia bisa ditingkatkan dengan memelihara tempat-tempat bersejarah dan cagar budaya, hal ini dikarenakan untuk meningkatkan industri pariwisata maka, harus menjaga kualitas obyek-obyek wisata seperti, memelihara tempat-tempat bersejarah dan cagar budaya, agar semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke Indonesia dan dapat menambah devisa negara.
2. Respon Mahasiswa terhadap Rubrik tentang Lingkungan Hidup Tabel 14. Ke Tanah Api di Bawah Lubang Ozon, Edisi Januari 2008 No.
Pernyataan
Skor
Ranking
1.
Tempat yang gersang pun bisa menarik bila lingkungannya terjaga
291
3
2.
Tanah api di Chile kaya akan kenaekaragaman hayati Chile adalah negeri yang indah dengan bentangan Pegunungan Andes
280
5
287
4
4.
Gunung berapi yang dijadikan arena bermain ski sebenarnya berbahaya
314
2
5.
Kita harus menjaga lingkungan hidup demi masa depan dunia
360
1
3.
Rata-rata
306,4
Berdasarkan ranking penilaian mahasiswa terhadap judul rubrik Ke Tanah Api di Bawah Lubang Ozon, respon tertinggi dari mahasiswa adalah bahwa mahasiswa lebih setuju, Kita harus menjaga lingkungan hidup demi masa depan dunia. Ini berhubungan dengan lingkungan hidup yang harus dijaga agar tidak timbul kerusakan di muka bumi pada masa yang akan datang.
Tabel 15. Menikmati Kemolekan Kaki Gede-Pangrango, Edisi Juli 2008 No.
Pernyataan
Skor
Ranking
1.
Jangan coba-coba mendaki gunung bila belum berpengalaman
303
4
2.
Pergi ke gunung merupakan salah satu tanda mencintai alam
276
5
3.
Peta dan kompas berperan sangat penting dalam penjelajahan alam
244
1
4.
Pegunungan adalah paru-paru dunia
333
3
5.
Menjelajahi pegunungan diperlukan bekal yang cukup
343
2
Rata-rata
319,8
Berdasarkan rangking penilaian respon mahasiswa terhadap judul Menikmati Kemolekan Kaki Gede-Pangrango, terlihat bahwa para mahasiswa meyakini Peta dan kompas berperan sangat penting dalam penjelajahan alam karena tanpa peta dan kompas dapat menyebabkan kita tersesat dan kehilangan arah, apalagi bagi orang yang belum berpengalaman. Kemudian, para mahasiswa
juga merespon tinggi Menjelajahi pegunungan diperlukan bekal yang cukup, karena di pegunungan sulit untuk mendapatkan bahan makanan dan lain-lain untuk keperluan bertahan hidup. Maka dari itu, sebelum menjelajahi gunung kita perlu mempersiapkan diri dan membawa perbekalan yang cukup.
Tabel 16. Sarajevo Tiga Kali Memukau Dunia, Edisi Oktober 2008 No.
Pernyataan
Skor
Ranking
1.
Kota-kota bersejarah didunia jangan dilupakan begitu saja
328
1
2.
Sarajevo menarik perhatian dunia karena menjadi tempat meletusnya Perang Dunia I
273
4
3.
Perang Saudara antara Bosnia dan berakibat buruk bagi penduduk Sarajevo
Serbia
286
2
4.
Bosnia adalah salah satu pemandangan alam yang indah
dengan
269
5
5.
Turis berdatangan ke Sarajevo karena tertarik aspek sejarah, agama, dan kulturnya
281
3
negara
Rata-rata
287,4
Berdasarkan ranking penilaian respon mahasiswa terhadap judul Sarajevo Tiga Kali Memukau Dunia, para responden setuju bahwa Kota-kota bersejarah didunia jangan dilupakan begitu saja, karena kota-kota tersebut merupakan tempat-tempat penting pada kejadian masa lalu, sehingga kita tidak seharusnya melupakan tempat-tempat bersejarah tersebut.
Tabel 17. Mengikuti Perjalanan Sehelai Sutra, Edisi November 2008 No.
Pernyataan
Skor
Ranking
1.
Kain sutra mahal karena proses pembuatannya yang rumit
303
3
2.
Daun murbei sebagai makanan ulat sutra sangat berperan dalam pembuatan sehelai kain sutra
348
2
3.
Peternakan ulat sutra di pegunungan merupakan objek wisata yang menarik
351
1
4.
Daun murbei lebih bermanfaat bila dijadikan teh daripada dijadikan makanan ulat sutra
246
5
5.
Memakai kain sutra berarti turut melestarikan lingkungan hidup karena bahannya alami
296
4
Rata-rata
308,8
Berdasarkan ranking penilaian respon mahasiswa terhadap judul rubrik Mengikuti Perjalanan Sehelai Sutra, terlihat bahwa para responden setuju Peternakan ulat sutra di pegunungan merupakan objek wisata yang menarik, ini karena tempat peternakan ulat sutra dapat menjadi variasi tempat liburan, disana kita juga dapat mengetahui dan melihat langsung proses pembuatan kain sutra. Kemudia, para responden juga merespon tinggi Daun murbei sebagai makanan ulat sutra sangat berperan dalam pembuatan sehelai kain sutra karena daun Murbei adalah makanan utama ulat sutra sehingga dapat menghasilkan kain sutra.
C. Perbandingan Respon Mahasiswa Terhadap Rubrik yang Bertema Pariwisata dan Lingkungan Hidup Dari analisis sebelumnya telah dilihat respon mahasiswa terhadap rubrik dengan tema pariwisata dan lingkungan hidup. Kemudian berikutnya akan dilihat perbandingan respon mahasiswa terhadap tema rubrik secara keseluruhan. Tabel 18. Perbandingan Respon Mahasiswa terhadap Tema Rubrik Langlang Majalah Intisari Edisi Januari-Desember 2008 NO
TEMA
1
Pariwisata
2
Lingkungan Hidup
SKOR
RATA-RATA
12304
1538
6112
1528
Dilihat dari tabel 18 terlihat bahwa skor rata-rata untuk tema pariwisata dan lingkungan hidup hampir seimbang, yaitu 1538 untuk tema pariwisata dan 1528 untuk lingkungan hidup. Ini menunjukkan bahwa responden merespon secara merata atau hampir seimbang untuk masing-masing tema rubrik.
D. Perbandingan Respon dengan Analisis Chi Square Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam penelitian ini rubrik Langlang Majalah Intisari dapat dibagi dalam dua tema yaitu yang bertemakan pariwisata dan tema lingkungan hidup. Selanjutnya akan dianalisa perbandingan respon dengan analisis chi square. Tujuan penghitungan dengan rumus chi square ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap responden berdasarkan perbedaan jenis kelamin, jurusan, dan asal sekolah (latar belakang pendidikan).
Uji chi square merupakan pengujian apakah ada bedanya antara frekuensi observasi dengan frekuensi harapan. Untuk membuktikan apakah ada perbedaan sikap responden maka dilakukan analisis chi square sebagai berikut: 1. Perbedaan Menurut Jenis Kelamin Tabel 19. Perbedaan menurut jenis kelamin
JENIS KELAMIN
PW
LH
TOTAL
Laki-laki
6186/6160
3024/3050
9210
Perempuan
6134/6160
3026/3050
9210
12320
6100
18420
TOTAL Keterangan: PW: Pariwisata LH: Lingkungan Hidup
Perhitungan frekuensi harapan berdasarkan jenis kelamin: Lpw: 9210 x 12320 = 6160 18420 Llh:
9210 x 6100 = 3050 18420
Ppw: 9210 x 12320 = 6160 18420 Plh: 9210 x 6100 = 3050 18420
Tabel 20. Penghitungan X²
JENIS KELAMIN
TEMA EDISI
fo
fh
fo-fh
(fo-fh)²
(fo-fh)² fh
Laki-laki
Perempuan
PW
6186
6160
26
676
0,109
LH
3024
3050
-26
676
0,221
PW
6134
6160
-26
676
0,109
LH
3076
3050
26
676
0,221
TOTAL
18420
0
x²=0,66
X² hit = 0,66 db = (r-1). (c-1) = (2-1). (2-1) =1x1 =1 Alfa = 5 % X²tab = 3,84 X²hit < X²tab Berdasarkan hasil perhitungan chi square di atas maka hasilnya X²hit lebih kecil X²tab. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan respon mahasiswa berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Selanjutnya adalah perhitungan chi square respon mahasiswa berdasarkan perbedaan jurusan, sebagai berikut: 2. Perbedaan Menurut Jurusan Tabel 21. Perbedaan menurut jurusan
JURUSAN
PW
LH
TOTAL
KPI
5921/5908,06
2841/2853,93
8762
Jurnalistik
1655/1645,24
785/794,75
2440
BPI
1263/1270,34
621/613,65
1884
MD
1550/1553,54
754/750,45
2304
PMI
1258/1271,69
628/614,30
1886
Kessos
807/805,09
387/388,90
1194
TOTAL
12454
6016
18470
Perhitungan frekuensi harapan berdasarkan jurusan: KPIpw :
8762 x 12454 = 5908,06 18470
KPIlh:
8762 x 6016 = 2853,93 18470
Jurnalistikpw: 2440 x 12454 = 1645,24 18470
Jurnalistiklh: 2440 x 6016 = 794,75 18470 BPIpw: 1884 x 12454 = 1270,34 18470 BPIlh:
1884 x 6016 = 613,65 18470
MDpw:
2304 x 12454 = 1553,54 18470
MDlh:
2304 x 6016 = 750,45 18470
PMIpw:
1886 x 12454 = 1271,69 18470
PMIlh:
1886 x 60616 = 614,30 18470
Kessospw:
1194 x 12454 = 805,09 18470
Kessoslh:
1194 x 60616 = 388,90 18470 Tabel 22. Penghitungan X²
JURUSAN
TEMA EDISI
fo
fh
fo-fh
(fofh)²
PW LH PW LH PW LH PW LH PW LH PW LH
5921 2841 1655 785 1263 621 1550 754 1258 628 807 387
5908,06 2853,93 1645,24 794,75 1270,34 613,65 1553,54 750,45 1271,69 614,3 805,09 388,9
12,94 -12,93 9,76 -9,75 -7,34 7,35 -3,54 3,55 -13,69 13,7 1,91 -1,9
167,44 167,18 95,25 95,06 53,87 54,02 12,53 12,6 187,41 187,69 3,64 3,61
KPI Jurnalistik BPI MD PMI Kesos TOTAL X² hit = 1,0052 db = (r-1). (c-1) = (6-1). (2-1) =5x1 =5 Alfa = 5 % X²tab = 11,07 X²hit < X²tab
18470
0
(fo-fh)² fh 0,03 0,06 0,06 0,12 0,04 0,09 0,0807 0,02 0,15 0,3 0,0452 0,0093 X²=1,0052
Berdasarkan hasil penghitungan chi square di atas hasilnya adalah X²hit lebih kecil dari X²tab. Ini berarti tidak ada perbedaan signifikan dari respon mahasiswa terhadap rubrik Langlang majalah Intisari berdasarkan perbedaan jurusan. Berikut ini adalah perhitungan chi square respon mahasiswa berdasarkan perbedaan asal sekolah (latar belakang pendidikan) mahasiswa. 3. Perbedaan Menurut Asal Sekolah (Latar Belakang Pendidikan) Tabel 23. Perbedaan Menurut Asal Sekolah
ASAL SEKOLAH SMA/SMK
PW
LH
TOTAL
4460/4511,5
2286/2234,47
6746
MAN/Aliyah
3754/3733,1
1828/1848,91
5582
Pesantren
2829/2810,17
1373/1391,82
4202
MAN+Pesantren
1245/1233,21
599/610,78
1844
6086
18374
TOTAL 12288 Perhitungan frekuensi harapan berdasarkan asal sekolah: SMA/SMKpw :
6746 x 12288 = 4511,5 18374
SMA/SMKlh:
6746 x 6086 = 2234,47 18374
MAN/Aliyahpw:
5582 x 12288 = 3733,1 18374
MAN/Aliyahlh:
5582 x 6086 = 1848,91 18374
Pesantrenpw:
4202 x 12288 = 2810,17 18374
Pesantrenlh:
4202 x 6086 = 1391,.82 18374
MAN+Pesantrenpw: 1844 x 12288 = 1233,21 18374 MAN+Pesantrenlh:
1844 x 6086 = 610,78 18374
Tabel 24. Penghitungan X²
ASAL SEKOLAH SMA/SMK MAN/Aliyah
TEMA EDISI
Fo
fh
fo-fh
(fo-fh)²
PW LH PW
4460 2286 3754
4511,5 2234,47 3733,1
-51,5 51,53 20,9
2652,25 2655,34 436,81
(fo-fh)² fh 0,58 1,18 0,11
Pesantren MAN+Pesantren TOTAL X² hit = 2,8 db = (r-1). (c-1) = (4-1). (2-1) =3x1 =3 Alfa = 5 % X²tab = 7,81 X²hit < X²tab
LH PW LH PW LH
1828 2829 1373 1245 599 18374
1848,91 2810,17 1391,82 1233,21 610,78
-20,91 437,22 18,83 354,56 -18,82 354,19 11,79 139,004 -11,78 138,76 0
0,23 0,12 0,25 0,11 0,22 X²=2,8
Berdasarkan hasil penghitungan chi square di atas maka hasilnya adalah X²hit lebih kecil dari X²tab. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dari respon mahasiswa terhadap rubrik Langlang majalah Intisari berdasarkan perbedaan asal sekolah (latar belakang pendidikan) mahasiswa. Dilihat dari penghitungan-penghitungan chi square di atas maka hasilhasilnya X²hit lebih kecil dari X²tab. Ini berarti tidak ada perbedaan signifikan respon dari mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta terhadap rubrik “Langlang” majalah Intisari, bila dilihat dari perbedaan jenis kelamin, jurusan, dan asal sekolah (latar belakang pendidikan).
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian skripsi tentang respon mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta terhadap rubrik “Langlang” majalah Intisari telah selesai dilakukan oleh penulis. Maka dari itu setelah melakukan penelitian skripsi ini berdasarkan hasil analisa penulis dapat menyimpulkan beberapa hal, yaitu: 1. Respon mahasiswa
terhadap
rubrik “Langlang”
majalah Intisari
berdasarkan penghitungan skor dan nilai rata-rata (mean), terlihat bahwa responden cenderung merespon tinggi rubrik tersebut. Para responden pun merespon secara merata atau hampir seimbang untuk masing-masing tema rubrik, baik yang bertema pariwisata maupun yang bertema lingkungan hidup. 2. Setelah dilakukan penghitungan dengan rumus chi square, terlihat bahwa respon mahasiswa terhadap rubrik “Langlang” majalah Intisari tidak ada perbedaan signifikan bila dilihat berdasarkan perbedaan jenis kelamin, jurusan, maupun asal sekolah (latar belakang pendidikan) para mahasiswa. Dengan demikian hal ini menunjukkan sikap rasional para responden.
B. Saran-saran
Dari proses dan hasil penelitian skripsi ini, maka penulis dapat menyarankan beberapa hal: 1. Untuk para pembaca rubrik Langlang majalah Intisari, sebaiknya mengambil hal-hal positif dari rubrik tersebut. Seperti ajakan untuk mencintai dan melestarikan lingkungan hidup dan sebagainya. 2. Untuk para mahasiwa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta terutama mahasiswa
konsentrasi jurnalistik,
cobalah untuk lebih
memahami tulisan-tulisan berbentuk feature atau narasi contohnya seperti yang disajikan oleh rubrik “Langlang” majalah Intisari. Agar pengetahuan tentang dunia jurnalistik menjadi lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA Adam, Ahmat, Sejarah Awal Pers dan Kebangkitan Kesadaran Keindonesiaan, Jakarta: Hasta Mitra Pustaka Utan Kayu 1995. Anggoro, Sulistyo dan Chandra A. P,, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Solo: Penerbit Delima. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta 1993. Assegaf , Dja’far H., Jurnalistik Masa Kini, Jakarta: Ghalia Indonesia 1985.
Briggs, Asa dan Peter Burke, Sejarah Sosial Media, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 2006. Bulaeng, Andi, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, Yogyakarta: ANDI 2004. Cangara, Hafied , Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2005. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka 2002. -------------, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka 2003. Effendy , Onong Uchana, Spektrum Komunikasi, Bandung: Penerbit Mandar Maju 1992. --------------------------------,Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya 1994.
Kertapati, Ton, Dasar-Dasar Publisistik, Jakarta: PT. Bina Aksara 1986. Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana 2006. Kusumaningrat, Hikmah dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2005.
M. Romli, Asep Syamsul, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula (Edisi Revisi), Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2005.
Muhtadi, Asep Saeful , Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu 1999. Panduan Akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rakhmat, Jalaluddin , Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 1985. Sabri M. Alisuf, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1993. Santana K, Septiawan , Jurnalisme Kontemporer, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 2005. Soehoet, A.M. Hoeta Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta IISIP Jakarta 2002 Suharsono, Irwan, Metodologi Penelitian Sosial, Bandung: PT Remaja Rosdakarya 1999. Sumadiria, Haris, Jurnalistik Indonesia, Bandung: Simbiosa Rekatama Media 2005. Wibisono, Christianto, Pengetahuan Dasar Jurnalistik, Jakarta: Media Sejahtera 1991. http://ramakertamukti.wordpress.com/2008/09/11/media-internal-uii/diambil pada tanggal 17 Mei 2009, pukul 14:00 wib. http://ekawenats.blogspot.com/2007/03/buku-dan-majalah-memahamiperkembangan.html, di ambil pada tanggal 17 Mei 2009, pukul 14:00 wib. jurnal. blogspot. com/2008/08/majalah-intisari.htm, di ambil pada tanggal 18 Mei 2009, pukul 21:00 wib. www.kompas.com/read/xml/2008/08/18/07473496/majalah.intisari.masuk.usia.45 .tahun, di ambil pada tanggal 18 Mei 2009, pukul 22:00 wib. www2.kompas.com/kompas-cetak/0309/17/utama/568066.htm, di ambil pada tanggal 18 Mei 2009, pukul 22:00 wib. www.gramedia-majalah.com/index.php/profil/sekilas, di ambil pada tanggal 18 Mei 2009, pukul 22:00 wib. www.gramedia-majalah.com, di ambil pada tanggal 18 Mei 2009, pukul 22:00 wib.