ANALISIS WACANA KARAKTERISTIK ISLAM RUBRIK MUTIARA DAKWAH PADA MAJALAH UMMI EDISI MARET - JUNI 2009
skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh Erma Mulyana Nim : 104051101940
KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
ANALISIS WACANA KARAKTERISTIK ISLAM RUBRIK MUTIARA DAKWAH PADA MAJALAH UMMI EDISI MARET - JUNI 2009 skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh Erma Mulyana Nim : 104051101940
Pembimbing
Dr. H. Asep Usman Ismail, M. Ag NIP. 196007201991031001
KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431/2010 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul ANALISIS WACANA KARAKTERISTIK ISLAM RUBRIK MUTIARA DAKWAH PADA MAJALAH UMMI EDISI MARETJUNI 2009 telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 15 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Konsentrasi Jurnalistik, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Ciputat, 15 Juni 2010
Panitia Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota,
Sekretaris Merangkap Anggota,
Drs. H. Mahmud Jalal, M.A NIP : 195204221981031002
Rubiyanah, M.A NIP : 197308221998032001
Anggota Penguji I
Penguji II
Dr. H. Arief Subhan, M.A NIP : 196601101993031004
Drs. Suhaimi, M.Si NIP : 196709061994031002
Pembimbing
Dr. H. Asep Usman Ismail, M. Ag NIP. 196007201991031001
ABSTRAK ERMA MULYANA Analisis Wacana Karakterisrik Islam Rubrik Mutiara Dakwah pada Majalah Ummi Edisi Maret – Juni 2009 Zaman metropolis mengakibatkan terkikis moral masyarakat, karena itu diperlukan bacaan yang dapat memberikan inspirasi. Akan tetapi majalah yang ada, tidak semuanya mengandung muatan agama. Majalah ummi merupakan salah satu majalah Islam berdakwah melalui tulisan menyebarkan seruan kebaikan kepada pembaca. Ummi memuat rubrik mutiara dakwah membahas tentang fiqhudda’wah (mengenai hukum-hukum yang berlaku dalam agama guna menjadikan masyarakat berazaskan Islam). Oleh karena itu, perlu diketahui wacana karakteristik Islam rubrik mutiara dakwah menurut sudut pandang penulis. Rubrik mutiara dakwah membahas tentang karakteristik Islam. Untuk mengetahui hal tersebut, maka diajukan beberapa pertanyaan, Bagaimana wacana yang dikonstruksi oleh rubrik Mutiara Dakwah pada majalah Ummi Edisi Maret– Juni 2009 tentang Karakteristik Islam? Bagaimana kognisi sosial dan konteks sosial yang melatarbelakangi wacana yang dibentuk majalah Ummi tentang karakteristik Islam rubrik mutiara dakwah? Untuk menjawab pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya, maka dilakukan penelitian. Penulis dalam mewacanakan tulisannya disesuaikan dengan struktur teks, dan berdasarkan sesuatu yang melatarbelakanginya. Adapun subjek penelitian adalah majalah Ummi. Objek penelitian adalah Karakteristik Islam rubrik mutiara dakwah edisi Maret-Juni 2009. Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data melalui observasi teks, wawancara, kemudian dianalisa dengan metode analisis wacana Teun A. Van Djik. Analisis wacana Van Dijk mempunyai tiga dimensi yaitu : teks (bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan sesuatu tema). Kognisi sosial (dipelajari proses produksi teks berita melibatkan kognisi individu). Konteks sosial (mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif eksplanatif, bertujuan mencari sebab dan alasan ”mengapa”. Di antaranya menjelaskan secara akurat mengenai satu bahasan topik, menghubungkan topik-topik yang berbeda namun memiliki kesamaan, dan membangun atau memodifikasi sebuah teori dalam topik baru. Berdasarkan konteks diteliti dari segi tema, skematik, dll, menjadikan tulisan memiliki makna. Kognisi sosial dapat dilihat bagaimana suatu teks diproduksi sehingga menghasilakan tulisan yang diwacanakan. Sedangkan konteks sosial yaitu latar belakang dari tulisan yang dibuat, sehingga memberikan jawaban atas sesuatu yang terjadi dalam masyaratakat. Kesimpulannya, majalah Ummi berdakwah melalui tulisan. Sedangkan katakteristik Islam rubrik mutiara dakwah memaparkan bahwa agama Islam adalah agama yang khas yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 15 Juni 2010
Erma Mulyana
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Allah SWT Sang pemberi inspirasi, memberikan nikmat yang tak dapat dihitung dengan jari. Berkat segala rizki dan kemurahan-Nya, skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik walau beribu rintang dan halangan memberi warna dalam perjalanan skripsi ini. Rasa syukur dan penuh rendah seraya dipanjatkan kepada Illahi Robbi. Segala puji syukur
hanya kepada Allah Sang pemberi
kemudahan, Penguasa seluruh manusia. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda alam Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya, yang memberikan cahaya jalan bagi manusia dari kebodohan kepada kecerdasan. Alhamdulillah
skripsi
dengan
judul
“ANALISIS
WACANA
KARAKTERISRIK ISLAM RUBRIK MUTIARA DAKWAH PADA MAJALAH UMMI EDISI MARET – JUNI 2009” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dalam rangka menyelesaikan jenjang pendidikan Sarjana Strata Satu (S1) sesuai kurikulum yang berlaku pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih banyak terdapat kekurangan. Skripsi ini saya persembahkan untuk Baba saya tercinta Alm. H. Wisan, beliau tidak dapat menemani saya sampai harapannya bisa terwujud. Semua kasih
sayang dan dukungan beliau tidak ternilai dalam perjalanan kehidupan saya. Untuk Emak tercinta Ibu Rosih terimakasih atas segala curahan kasihnya. Harapan saya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa/i Konsentrasi Jurnalistik khususnya dan mahasiswa/i UIN pada umumnya. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang banyak membantu secara akademis dan dukungan moril selama proses penulisan skripsi ini. 1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat beserta seluruh jajaran civitas akademik. 2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. H. Arief Subhan, M. A beserta para pembantu dekan. a. Pudek 1 Bidang Akademik : Drs. Wahidin Saputra, M. A b. Pudek 2 Bidang Administrasi Umum : Drs. H. Mahmud Jalal, M. A c. Pudek 3 Bidang Kemahasiswaan : Drs. Study Rizal L. K, M. A 3. Ketua Konsentrasi Jurnalistik Drs. Suhaimi, M. Si dan Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik Rubiyanah M. A, yang selalu membantu saya dan tidak pernah berhenti berjuang memberikan yang terbaik bagi kemajuan bidang studi Jurnalistik. 4. Dr. H. Asep Usman Ismail, M. Ag, selaku pembimbing yang sudi membantu saya memberikan masukan dan menunggu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Dosen-dosen Konsentrasi Jurnalistik yang telah memberikan kucuran ilmu dan pengetahuan. 6. Petugas Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terima kasih
atas bantuannya. 7. Sekretaris Redaksi majalah Ummi Meilis Sawitri dan seluruh jajaran redaksional dan staff majalah Ummi serta narasumber rubrik Mutiara Dakwah Tate Qomaruddin, L.c yang sudi meluangkan waktu guna membantu kelancaran penelitian ini. 8. Untuk Keluargaku yang selalu memberikan dukungannya (po Neng, po Mi, bang Muh, bang Li, dede Khanza), semuanya selalu menemani setiap suka dan duka. 9. Suamiku mas Opung yang selalu menyemangati dalam menghadapi aral rintang dalam penulisan skripsi ini. 10. Sahabat-sahabatku : Tiwi (teman seperjuangan dalam tangis dan tawa dalam menyelesaikan skripsi ini). Nana (yang baik hati meminjamkan laptopnya). Sifa, Ima, Zure (tidak pernah lupa sms menanyakan perkembangan skripsi ini). Terima kasih U are the best. 11. Teman-teman sekelas Konsentrasi Jurnalistik ‘04 terima kasih buat harihari dan pertemanan yang tidak terlupakan. 12. Akay, Erman, Muis, Mamet, Hamamah, Ade yang selalu memberikan dukungan. 13. Kel. TK Islam Nurul Hidayah Al-Ihsan (Pak Agus, Bu Agus, Bu Diah, Bu Fat) yang selalu memberi semangat agar cepat kelar dan fasilitas sekolah saya pergunakan untuk kepentingan skripsi. Untuk pihak-pihak lain dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungannya. Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI………………………………………………………….…………iii KATAPENGANTAR…………………………………………………………....iv DAFTAR ISI…………………………………………………………………….vii DAFTAR TABEL...................................................................................................x LAMPIRAN………………………………………………………………….......xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………….….1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………………...........6 C. Tujuan Penelitian…………………………………………………..7 D. Manfaat Penelitian…………………………………………………8 E. Metodologi Penelitian……………………………………………...8 1. Subjek dan Objek Penelitian……………………………………9 2. Teknik Pengumpulan Data……………………………………...9 3. Teknik Pengolahan Data ………………………………………10 F. Tinjauan Pustaka …………………………………………………..11 G. Sistematika penulisan………………………………………………11
BAB II TINJAUAN TEORITIS A.
Wacana meliputi : 1. Definisi Wacana…………………………………..…………..13 2. Model Teun A. Van Dijk…………………………...………...14
B. Rubrik Mutiara Dakwah 1. Pengertian Rubrik……………………………………………..16 2. Tema-tema dalam Rubrik Mutiara Dakwah…………………..17 C. Jurnalisme Media Cetak 1. Pengertian Jurnalisme Media Cetak…………………………....17 2. Macam-macam Jurnalisme Media Cetak……………………..21 D. Dakwah 1. Pengertian Dakwah…………………………………………..23 2. Macam-macam Dakwah……………………………………..26 3. Keunggulan Dakwah Bil-Qalam……………………………..28
BAB III GAMBARAN UMUM MAJALAH UMMI A. Rubrikasi…………………………………………………………..31 B. Profil Majalah Ummi……………………………………………...33 C. Susunan Redaksi ………………………………………………….35 D. Penerbitan…………………………………………………………36 BAB IV ANALISIS WACANA KARAKTERISTIK ISLAM RUBRIK MUTIARA DAKWAH PADA MAJALAH UMMI A. Karakteristik Islam bagian 6……………………………….……...38 B. Karakteristik Islam bagian 7………………………………………44
C. Karakteristik Islam bagian 8………………………………………49 D. Karakteristik Islam bagian 9……………………………………….55
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………..65 B. Saran………………………………………………………………66
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..67
ABSTRAK ERMA MULYANA Analisis Wacana Karakterisrik Islam Rubrik Mutiara Dakwah pada Majalah Ummi Edisi Maret – Juni 2009 Zaman metropolis mengakibatkan terkikis moral masyarakat, karena itu diperlukan bacaan yang dapat memberikan inspirasi. Akan tetapi majalah yang ada, tidak semuanya mengandung muatan agama. Majalah ummi merupakan salah satu majalah Islam berdakwah melalui tulisan menyebarkan seruan kebaikan kepada pembaca. Ummi memuat rubrik mutiara dakwah membahas tentang fiqhudda’wah (mengenai hukum-hukum yang berlaku dalam agama guna menjadikan masyarakat berazaskan Islam). Oleh karena itu, perlu diketahui wacana karakteristik Islam rubrik mutiara dakwah menurut sudut pandang penulis. Rubrik mutiara dakwah membahas tentang karakteristik Islam. Untuk mengetahui hal tersebut, maka diajukan beberapa pertanyaan, Bagaimana wacana yang dikonstruksi oleh rubrik Mutiara Dakwah pada majalah Ummi Edisi Maret– Juni 2009 tentang Karakteristik Islam? Bagaimana kognisi sosial dan konteks sosial yang melatarbelakangi wacana yang dibentuk majalah Ummi tentang karakteristik Islam rubrik mutiara dakwah? Untuk menjawab pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya, maka dilakukan penelitian. Penulis dalam mewacanakan tulisannya disesuaikan dengan struktur teks, dan berdasarkan sesuatu yang melatarbelakanginya. Adapun subjek penelitian adalah majalah Ummi. Objek penelitian adalah Karakteristik Islam rubrik mutiara dakwah edisi Maret-Juni 2009. Penelitian dilakukan dengan pengumpulan data melalui observasi teks, wawancara, kemudian dianalisa dengan metode analisis wacana Teun A. Van Djik. Analisis wacana Van Dijk mempunyai tiga dimensi yaitu : teks (bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan sesuatu tema). Kognisi sosial (dipelajari proses produksi teks berita melibatkan kognisi individu). Konteks sosial (mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif eksplanatif, bertujuan mencari sebab dan alasan ”mengapa”. Di antaranya menjelaskan secara akurat mengenai satu bahasan topik, menghubungkan topik-topik yang berbeda namun memiliki kesamaan, dan membangun atau memodifikasi sebuah teori dalam topik baru. Berdasarkan konteks diteliti dari segi tema, skematik, dll, menjadikan tulisan memiliki makna. Kognisi sosial dapat dilihat bagaimana suatu teks diproduksi sehingga menghasilakan tulisan yang diwacanakan. Sedangkan konteks sosial yaitu latar belakang dari tulisan yang dibuat, sehingga memberikan jawaban atas sesuatu yang terjadi dalam masyaratakat. Kesimpulannya, majalah Ummi berdakwah melalui tulisan. Sedangkan katakteristik Islam rubrik mutiara dakwah memaparkan bahwa agama Islam adalah agama yang khas yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Allah SWT Sang pemberi inspirasi, memberikan nikmat yang tak dapat dihitung dengan jari. Berkat segala rizki dan kemurahan-Nya, skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik walau beribu rintang dan halangan memberi warna dalam perjalanan skripsi ini. Rasa syukur dan penuh rendah seraya dipanjatkan kepada Illahi Robbi. Segala puji syukur
hanya kepada Allah Sang pemberi
kemudahan, Penguasa seluruh manusia. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada baginda alam Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya, yang memberikan cahaya jalan bagi manusia dari kebodohan kepada kecerdasan. Alhamdulillah
skripsi
dengan
judul
“ANALISIS
WACANA
KARAKTERISRIK ISLAM RUBRIK MUTIARA DAKWAH PADA MAJALAH UMMI EDISI MARET – JUNI 2009” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dalam rangka menyelesaikan jenjang pendidikan Sarjana Strata Satu (S1) sesuai kurikulum yang berlaku pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih banyak terdapat kekurangan. Skripsi ini saya persembahkan untuk Baba saya tercinta Alm. H. Wisan, beliau tidak dapat menemani saya sampai harapannya bisa terwujud. Semua kasih
iv
sayang dan dukungan beliau tidak ternilai dalam perjalanan kehidupan saya. Untuk Emak tercinta Ibu Rosih terimakasih atas segala curahan kasihnya. Harapan saya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa/i Konsentrasi Jurnalistik khususnya dan mahasiswa/i UIN pada umumnya. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang banyak membantu secara akademis dan dukungan moril selama proses penulisan skripsi ini. 1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat beserta seluruh jajaran civitas akademik. 2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. H. Arief Subhan, M. A beserta para pembantu dekan. a. Pudek 1 Bidang Akademik : Drs. Wahidin Saputra, M. A b. Pudek 2 Bidang Administrasi Umum : Drs. H. Mahmud Jalal, M. A c. Pudek 3 Bidang Kemahasiswaan : Drs. Study Rizal L. K, M. A 3. Ketua Konsentrasi Jurnalistik Drs. Suhaimi, M. Si dan Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik Rubiyanah M. A, yang selalu membantu saya dan tidak pernah berhenti berjuang memberikan yang terbaik bagi kemajuan bidang studi Jurnalistik. 4. Dr. H. Asep Usman Ismail, M. Ag, selaku pembimbing yang sudi membantu saya memberikan masukan dan menunggu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Dosen-dosen Konsentrasi Jurnalistik yang telah memberikan kucuran ilmu dan pengetahuan. 6. Petugas Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terima kasih
v
7. Sekretaris Redaksi majalah Ummi Meilis Sawitri dan seluruh jajaran redaksional dan staff majalah Ummi serta narasumber rubrik Mutiara Dakwah Tate Qomaruddin, L.c yang sudi meluangkan waktu guna membantu kelancaran penelitian ini. 8. Untuk Keluargaku yang selalu memberikan dukungannya (po Neng, po Mi, bang Muh, bang Li, dede Khanza), semuanya selalu menemani setiap suka dan duka. 9. Suamiku mas Opung yang selalu menyemangati dalam menghadapi aral rintang dalam penulisan skripsi ini. 10. Sahabat-sahabatku : Tiwi (teman seperjuangan dalam tangis dan tawa dalam menyelesaikan skripsi ini). Nana (yang baik hati meminjamkan laptopnya). Sifa, Ima, Zure (tidak pernah lupa sms menanyakan perkembangan skripsi ini). Terima kasih U are the best. 11. Teman-teman sekelas Konsentrasi Jurnalistik ‘04 terima kasih buat harihari dan pertemanan yang tidak terlupakan. 12. Akay, Erman, Muis, Mamet, Hamamah, Ade yang selalu memberikan dukungan. 13. Kel. TK Islam Nurul Hidayah Al-Ihsan (Pak Agus, Bu Agus, Bu Diah, Bu Fat) yang selalu memberi semangat agar cepat kelar dan fasilitas sekolah saya pergunakan untuk kepentingan skripsi. Untuk pihak-pihak lain dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungannya. Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI………………………………………………………….…………iii KATAPENGANTAR…………………………………………………………....iv DAFTAR ISI…………………………………………………………………….vii DAFTAR TABEL...................................................................................................x LAMPIRAN………………………………………………………………….......xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………….….1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………………...........6 C. Tujuan Penelitian…………………………………………………..7 D. Manfaat Penelitian…………………………………………………8 E. Metodologi Penelitian……………………………………………...8 1. Subjek dan Objek Penelitian…………………………………...9 2. Teknik Pengumpulan Data……………………………………..9 3. Teknik Pengolahan Data ………………………………………10 F. Tinjauan Pustaka …………………………………………………..11 G. Sistematika penulisan………………………………………………11
vii
BAB II TINJAUAN TEORITIS A.
Wacana meliputi : 1. Definisi Wacana…………………………………..…………..13 2. Model Teun A. Van Dijk…………………………...………...14
B. Rubrik Mutiara Dakwah 1. Pengertian Rubrik……………………………………………..16 2. Tema-tema dalam Rubrik Mutiara Dakwah…………………..17 C. Jurnalisme Media Cetak 1. Pengertian Jurnalisme Media Cetak…………………………....17 2. Macam-macam Jurnalisme Media Cetak……………………..21 D. Dakwah 1. Pengertian Dakwah…………………………………………..23 2. Macam-macam Dakwah……………………………………..26 3. Keunggulan Dakwah Bil-Qalam……………………………..28
BAB III GAMBARAN UMUM MAJALAH UMMI A. Rubrikasi…………………………………………………………..31 B. Profil Majalah Ummi……………………………………………...33 C. Susunan Redaksi ………………………………………………….35 D. Penerbitan…………………………………………………………36 BAB IV ANALISIS WACANA KARAKTERISTIK ISLAM RUBRIK MUTIARA DAKWAH PADA MAJALAH UMMI A. Karakteristik Islam bagian 6……………………………….……...38 B. Karakteristik Islam bagian 7………………………………………44
viii
C. Karakteristik Islam bagian 8………………………………………49 D. Karakteristik Islam bagian 9……………………………………….55
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………..65 B. Saran………………………………………………………………66
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..67
ix
DAFTAR TABEL
TABEL 1................................................................................................................6 TABEL 2...............................................................................................................15 TABEL 3...............................................................................................................16 TABEL 4...............................................................................................................17 TABEL 5...............................................................................................................27 TABEL 6...............................................................................................................32 TABEL 7...............................................................................................................39 TABEL 8...............................................................................................................44 TABEL 9...............................................................................................................49 TABEL 10.............................................................................................................55
x
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan zaman yang metropolis serba glamour, high technology dan kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Secara perlahan mengakibatkan manusia-manusia yang gersang pada batinnya. Bagaimana tidak, mereka jaya pada kebutuhan jasmani dengan bergelimang harta, karena tuntutan gengsi, akan tetapi di sanalah peluang besar terkikis akhlak. Karena rutinitas yang sangat padat setiap hari disebabkan tuntutan karir sedangkan rohani kerontang. Oleh karena itu manusia membutuhkan agama, karena agama memiliki nilai bagi kehidupan manusia sebagai individu atau hidup bermasyarakat. 1 Bukankah sebagai manusia yang beragama mereka memiliki Tuhan sebagai Sang Pencipta. Oleh karena itu sudah sewajarnya jka kebutuhan jasmani diiringi dengan kebutuhan rohani dalam hal agama. Di sinilah perlu cara agara kita tetap dalam koridor Islam, sangat penting dakwah yang disebarkan di antara manusia untuk menyeimbangkan hal tersebut seperti dalam surat Ali Imran : 110
َﻦ ٱﻟْ ُﻤﻨْ َﻜ ِﺮ وَ ُﺗﺆْﻣِﻨُﻮن ِﻋ َ ن َ ْف َو َﺗﻨْ َﻬﻮ ِ ن ِﺑﭑﻟْ َﻤﻌْﺮُو َ س َﺗﺄْ ُﻣﺮُو ِ ﺟﺖْ ﻟِﻠﻨﱠﺎ َ ﺧﻴْ َﺮ ُأ ﱠﻣ ٍﺔ ُأﺧْ ِﺮ َ ُْآﻨْ ُﺘﻢ ﴾١١٠﴿ ِﺑﭑﻟﱠﻠ ِﻪ ”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar serta beriman kepada Allah”. 2
1
Jalaluddin, Prof, Dr, Psikologi Agama, (Jakarta : PT Grafindo Persada, 2007), cet-revisi 10, hal. 277. 2 Choiruddin Hadhiri SP, Mutiara-Mutiara Dakwah (Ringkasan Materi Khutbah Akidah Islam), (Solo : Al-Qowam, 2004), cet-1, hal. XXIV.
1
2
Tuhan sebagai Sang Pencipta sudah mengatur sesuai porsinya, bahwa setiap orang mempunyai kewajiban dakwah kepada orang lain selain untuk dirinya sendiri. Sejalan dengan perkembangan teknologi yang canggih dan modern, dakwah tidak hanya dilakukan melalui lisan saja akan tetapi dapat dilakukan melalui media. Oleh karena itu perlunya media Islam yang dapat menjadi sarana dalam mengobati hati yang kering akan ajaran agama. Maka dikenallah Jurnalistik Islam yaitu proses pemberitaan atau pelaporan tentang berbagai hal yang sarat dengan muatan nilai-nilai Islam. 3 Misalnya : surat kabar, majalah, tabloid, dll. Majalah didefinisikan sebagai terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan Jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahuai pembaca, dan menurut waktu penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan, tengah bulanan, mingguan, dsb. 4 Majalah pada dasarnya bacaan yang khas karena di dalamnya memuat artikel yang memakai bahasa feature. Feature adalah jenis berita yang sifatnya ringan dan menghibur dengan mengabaikan rumus klasik 5 W+1H (what, who, where, when and how). 5 Teknologi canggih membuat majalah semakin berkembang dengan desain yang menarik dan harga murah itu sukses menjaring banyak pembeli, sehingga pengiklan pun tertarik. Kerugian akibat harga yang lebih murah daripada biaya produksi ditutup oleh penghasilan dari
3
Asep Syamsul M. Romli, S.IP, Jurnalistik Praktis, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1999), cet-1, hal. 186. 4 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka, 2005), hal. 698. 5 Asep Syamsul M. Romli S. IP, Jurnalistik Praktis, hal. 17
3
iklan. Sebagai contoh lahir berbagai majalah yang isinya mengandung muatan agama seperti majalah Ummi, Annida, 6 Muslimah, 7 dan masih banyak lagi. Majalah Ummi ”Identitas Wanita Islam” merupakan salah satu contoh majalah yang dapat menjadi inspirasi bacaan yang bermanfaat, lahir di medan dakwah diprakarsai oleh para aktivis dakwah sebagai sarana dakwah massal. Dakwah sangat penting dalam kehidupan manusia untuk mencari kebenaran dalam hal beragama. Ummi selalu berpatokan pada aqidah Islam mengikuti perkembangan zaman akan tetapi tidak keluar dari koridor agama. 8 Ummi mempunyai visi menjadi media wanita Islami bermutu dan berpengaruh dalam pembentukan karakter wanita, masyarakat dan bangsa dengan oplah dan sebaran yang signifikan, dengan misi: 1. Media akselerator dan dinamisator bagi terbentuknya wanita shalihah (mar’atus shalihat). 2. Media akselerator dan dinamisator bagi terbentuknya isteri yang taat (zaujah mut’iah). 3. Media akselerator dan dinamisator bagi terbentuknya ibu yang pendidik (ummu madrosah).
6
Annida (Cerdas, Gaul, Syar’i), No.3/XVI/15 Nop-15 Des 2006. hal. 3. Rubriknya : Selalu Ada, Gaul & Gaya, Kisah, Canda, Tulis Menulis, Konsultasi, Artikel, dan Fiksi. 7 Muslimah (Tren Remaja Islam), No.37/Th III, Jumadil Akhir 1426 H, Agustus 2005, hal. 4. Rubriknya : Bahas, Bugar, Fesyen, Butik & Pernik Tarbiyah. 8 Hasil wawancara dengan Sekretaris ummi
4
Majalah Ummi di dalamnya memuat rubrik-rubrik Islam yang dinamakan ”Mutiara Islam” di antaranya: Rubrik Fiqih Wanita, Ya Ummi, Kajian Hadits, Mutiara Dakwah, Kajian Al-Qur’an, dan Jejak. 9 Semua rubrik tersebut sangat mendukung satu sama lain untuk menyampaikan dakwah bil qalam. Salah satu rubrik Ummi yaitu rubrik mutiara dakwah yang di dalamnya berisi tentang fiqhudda’wah dan muatan dakwah. Membahas mengenai hukumhukum yang berlaku dalam agama guna menjadikan masyarakat yang berazaskan Islam. Karena semakin berkembangnya zaman secara tidak sengaja manusia lupa dari mana berasal dan bagaimana cara beribadah yang baik. Contohnya rubrik mutiara dakwah akan membahas mengenai karakteristik Islam di mulai dari manusia diciptakan hingga pergaulan dalam kehidupan. Berguna sebagai pengetahuan bahwa Allah SWT mengatur kehidupan manusia dengan aturan yang sangat kompleks. Rubrik mutiara dakwah diasuh oleh narasumber yang ahli dalam bidangnya yaitu Tate Qomaruddin, Lc. Seorang da’i lulusan Fakultas Syari’ah pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab (LIPIA) Jakarta. Beliau sudah berkecimpung dalam dunia dakwah cukup lama dan mengisi berbagai safari dakwah di berbagai masjid, majelis taklim, Universitas, hingga mancanegara di antaranya Jerman, Belanda, Inggris, Perancis. Selain sebagai staff
9
Majalah Ummi, No.11/XX Maret 2009/1430 H, hal. 6.
5
redaksi Ummi beliau juga menjabat anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera periode 2009-2014. 10 Tulisan di rubrik mutiara dakwah dimaksudkan untuk menjadi bekal bagi para pembaca yang terlibat dalam aktifitas dakwah dan pembinaan umat. Mutiara dakwah bukan satu-satunya rubrik dalam majalah Ummi yang dimaksudkan untuk membangun pemikiran dan pemahaman Islam. Pemahaman Islam sangat dibutuhkan dalam kehidupan untuk mengatur manusia tidak berakhlak. Rubrik mutiara dakwah tidak berdiri sendiri dalam menjalankan misi majalah Ummi tetapi secara selaras didukung oleh rubrik lain di dalamnya. Lagi pula majalah Ummi hadir secara berkala dan sudah terbit sejak tahun delapan puluhan dengan tujuan dakwah melalui tulisan. Grand design tulisan di mutiara dakwah dimulai dengan pemaparan tentang dasar-dasar Islam dan akan terus berlanjut sampai pembahasan tentang apa dan bagaimana dakwah. Bahasan meliputi aqidah (tentang tauhid dan syirik 11 ), makna dua kalimat syahadat, mengenal Islam (ma’rifatul-Islam), dan seterusnya. Dan tema karakteristik Islam adalah bagian dari pembahasan tentang Ma’rifatul-Islam itu. Oleh karena itu judul dipilih berdasarkan urutan atau rangkaian yang utuh untuk mewujudkan pemahaman yang tentang Islam dan dakwah Islam. Penulis ingin meneliti atas dasar fenomena yang terjadi dalam kehidupan, dengan mengambil subjek penelitian yaitu majalah Ummi. Maka penulis akan mengangkat judul ”Analisis Wacana Karakteristik Islam Rubrik Mutiara Dakwah pada Majalah Ummi Edisi Maret – Juni 2009”. Penulis mengambil judul tersebut 10 11
SWT.
Hasil wawancara dengan Tate Qomaruddin Tauhid yaitu mengesakan ALLAH SWT, sedangkan syirik menyekutukan ALLAH
6
disesuaikan dengan keadaan manusia yang membutuhkan dakwah untuk mencari pengetahuan tentang agama. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena wacana penulisan tentang karakteristik Islam menarik untuk dibahas. Apalagi berkaitan dengan fase-fase yang di lalui manusia mulai dari janin hingga menjadi makhluk sosial. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penelitian ini diberi judul “Analisis Wacana Karakteristik Islam Rubrik Mutiara Dakwah Pada Majalah Ummi Edisi Maret – Juni 2009 ”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk lebih mempertajam dan mempermudah analisa serta kajian selanjutnya, penulis memberikan pembatasan masalah sehingga kajian skripsi ini berfokus pada pandangan majalah Ummi mengenai rubrik mutiara dakwah. Peneliti membatasi penulisan tentang karakteristik Islam rubrik mutiara dakwah dari edisi Maret – Juni 2009. Tabel 1 Karakteristik Islam Edisi
Sub Judul
No. 11/XX/Maret 2009/1430 H
- Unsur – unsur manusia
No. 12/XX/April 2009/1431 H
- Fase – fase yang dilalui manusia
No. 01/XXI/Mei 2009/1431 H
-
Peran – peran manusia
7
Edisi No. 02/XXI/Juni 2009/1431 H
Sub Judul -
Peran sebagai anggota masyarakat
2. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: a. Bagaimana wacana yang dikonstruksi oleh rubrik Mutiara Dakwah pada majalah Ummi Edisi Maret – Juni 2009 tentang Karakteristik Islam? b. Bagaimana kognisi sosial dan konteks sosial yang melatarbelakangi wacana yang dibentuk majalah Ummi tentang karakteristik Islam rubrik mutiara dakwah? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data atau informasi guna diolah dan digunakan untuk mengetahui : 1. Secara Umum Yaitu memberikan sumbangsih terhadap khazanah ilmu pengetahuan, khususnya bagi perkembangan dakwah bil qalam yamg berguna sebagai penyampai dakwah melalui tulisan. 2. Secara Khusus Yaitu untuk mengetahui tanggapan dan alasan redaksional majalah Ummi mengenai rubrik mutiara dakwah tentang karakterisrik Islam rubrik mutiara
8
dakwah. Juga ingin memperoleh gambaran, informasi, dan data pemberitaan mengenai masalah ini.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini antara lain: 1. Akademis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dalam bidang keilmuan dalam dakwah bil qalam, terutama dalam kajian analisis wacana tentang penulisan di media massa. 2. Praktis Yaitu ingin memberikan sumbangsih pada pihak lain, misalnya media massa maupun masyarakat yang ingin mengetahui karakteristik Islam secara mendalam.
E. Metodologi Penelitian Penelitian sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah keabsahannya. Menarik kesimpulan pembahasan tersebut, bahwa sistem dan metode yang dipergunakan untuk memperoleh informasi atau bahan materi suatu pengetahuan ilmiah disebut metode ilmiah. 12 Setiap pembahasan digunakan metode untuk menganalisa masalah sehingga ditemukannya jawaban atas pertanyaan - pertanyaan yang ingin diketahui. Metode sendiri merupakan cara yang digunakan untuk mengetahui hasil 12
Rosady Ruslan, S.H, M. M, Metode Penelitian : (Public Relation & Komunikasi), (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008), cet-4, hal. 24.
9
dari sesuatu yang diteliti. Penelitian merupakan suatu jalan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mengetahui sesuatu yang akan diteliti secara cermat. Secara metodologis, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif eksplanatif, yang bertujuan mencari sebab dan alasan ”mengapa”. Di antaranya
menjelaskan
secara
akurat
mengenai
satu
bahasan
topik,
menghubungkan topik-topik yang berbeda namun memiliki kesamaan, dan membangun atau memodifikasi sebuah teori dalam topik baru atau menghasilkan bukti untuk mendukung penjelasan atau teori. 13 1. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek penelitian
: Majalah Ummi
b. Objek Penelitian
: Karakteristik Islam Rubrik Mutiara Dakwah edisi
Maret - Juni 2009. 2. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi teks Obsevasi teks atau pengamatan yang dilakukan dengan cara : a.1. Mengamati dan menganalisis isi teks (makna pesan) yang terdapat pada rubrik mutiara dakwah, a.2. Mencermati bagaimana posisi berita, a.3. Bagaimana sikap redaksional dalam pemberitaan, a.4. Narasumber yang dipilih. 14
13
Ipah Farihah, Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), hal. 35-36. 14 Turnomo Raharjo, dkk, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta : Gitanyali, 2004), hal 186.
10
Yaitu dengan cara mengumpulkan artikel tentang karakteristik Islam pada rubrik mutiara dakwah edisi Maret – Juni 2009.
b. Wawancara. Wawancara atau interview adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan, pendapatnya mengenai suatu hal. 15 Cara pertukaran yang digunakan adalah cara verbal (melalui lisan) dan nonverbal (melalui tulisan) dan mempunyai tujuan tertentu yang spesifik. 16 Wawancara secara langsung dapat dilakukan tatap muka, sedangkan wawancara tidak langsung melalui telepon, atau email. Wawancara pada majalah Ummi digunakan untuk mengetahui redaksional majalah Ummi tentang bagaimana menentukan konstruksi wacana suatu tulisan, dan kepada Tate Qomaruddin Lc selaku pengasuh rubrik. c. Dokumentasi Dokumentasi
adalah
pengumpulan,
pemilihan,
pengolahan
dan
penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan seperti gambar, kutipan, guntingan majalah, dan bahan referensi lain. 17 Dokumentasi dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, majalah Ummi, website, dan artikel yang tulisannya berkaitan dengan manajemen redaksional khususnya dalam konstruksi realitas berita. 15
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), Cet-3, hal. 1270. 16 http://pengertian.baru2.net/definisi-pengertian-interview-wawancara.html. diakses 21/05/2010.17:05 17 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 272.
11
3. Teknik Pengolahan Data Data yang diperoleh akan diolah dengan penjelasan tabel-tabel, merujuk pada model Teun A. Van Dijk meliputi tiga dimensi/bangunan: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. 4. Teknik Analisa Data Menganalisa data berdasarkan temuan penelitian mengenai cara media mewacanakan suatu berita.
E. Tinjauan Pustaka Adapun tinjauan pustaka yang dijadikan sumber awal dari penelitian adalah ”Analisis Wacana Human Interest Pada Acara Kick Andy Metro TV, Episode AA Gym, (Skripsi Neneng Hasanah, Mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008). Penelitian tersebut menganalisa objek penelitian terhadap Human Interest Pada Acara Kick Andy Metro TV, Episode AA Gym, serta menggunakan analisis wacana. Adapun penelitian kali ini adalah menganalisa Karakteristik Islam rubrik Mutiara Dakwah pada majalah Ummi edisi Maret – Juni 2009. Dengan tujuan melihat cara menganalisa wacana suatu berita, pengemasan tulisan pada majalah tersebut, dengan metode dan teori yang sama.
F. Sistematika Penulisan
12
Untuk mempermudah dalam memahami proposal penelitian ini, maka dalam penulisan laporan ini penelitian dibagi dalam lima bab yang terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut : BAB 1
: Pendahuluan yang terdiri dari lima pokok bahasan yaitu Latar Belakang
Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat penelitian, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan. BAB II
: Tinjauan Teoritis, yang terdiri dari Wacana : Definisi Wacana, Model Teun A. Van Dijk. Rubrik Mutiara Dakwah : Pengertian Rubrik, Tema-tema dalam Rubrik Mutiara Dakwah. Jurnalisme Media Cetak : Pengertian Jurnalisme Media Cetak, Macammacam Jurnalisme Media Cetak. Dakwah : Pengertian Dakwah, Macam-macam Dakwah, Keunggulan Dakwah Bil-Qalam.
BAB III : Bab ini penelitian difokuskan pada gambaran umum Majalah Ummi. BAB IV
: Merupakan bagian analisis yang berisi mengenai Analisis Wacana Karakteristik Islam Rubrik Mutiara Dakwah pada Majalah Ummi Edisi Maret – Juni 2009, metode Teun A. Van Dijk.
BAB V
: Merupakan tahap akhir dari skripsi ini yang terdiri dari kesimpulan mulai dari tahap awal sampai akhir penelitian serta saran.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Wacana 1. Definisi Wacana Wacana adalah komunikasi kebahasaan yang terlihat sebagai sebuah pertukaran di antara pembicara dan pendengar, sebagai sebuah aktivitas personal di mana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya. 1 Oleh karena itu apa saja yang akan dikatakan penulis dalam tulisannya disesuaikan dengan tujuan yang akan disampaikan. Misalnya, penulis akan membahas tentang karakteristik Islam, maka tulisan yang akan dibuat mengenai keunggulan Islam membedakan dari agama lain. Penulis berhak menyampaikan sesuai dengan gaya tulisan asalkan makna yang akan disampaikan dapat dipahami pembaca. Dalam pengertian linguistik, wacana adalah unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Dalam studi linguistik ini merupakan reaksi dari bentuk lingustik formal yang lebih memperhatikan pada unit kata, frase atau kalimat semata tanpa memperhatikan keterkaitan di antara unsur tersebut. 2 Berarti dalam satu kata dengan kata lainnya harus saling berhubungan agar terbentuk makna yang dapat dipahami. Bahasa dipakai sebagai jembatan untuk menyampaikan sesuai dari subjek kepada objek yang akan dituju, tanpa bahasa semuanya tidak dapat terealisasikan.
1
Howtorn 1992, dalam buku Eriyanto, Analisis Wacana (pengantar analisis teks media), (Yogyakarta : LKiS Pelangi Aksara Yogyakarta), Cet V, hal 2. 2 Eriyanto, Analisis Wacana (pengantar analisis teks media), (Yogyakarta : LKiS Pelangi Aksara Yogyakarta), Cet V, hal. 3
2. Model Teun A. Van Dijk Model yang sering dipakai oleh Van Dijk sering disebut sebagai kognisi sosial 3 , yaitu penelitian tidak hanya didasarkan pada anlaisis teks semata tetapi harus diketahui bagaimana suatu teks diproduksi atas dasar dan alasan yang jelas. Kognisi sosil mempunyai 2 arti : a. Menunjukkan bagaimana proses teks tersebut diproduksi oleh wartawan/ media b. Menggambarkan bagaimana nilai-nilai masyarakat yang patrialkal itu menyebar dan diserap oleh kognisi wartawan, yang akhirnya digunakan untuk membuat teks berita.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis wacana versi Teun A Van Dijk, wacana oleh Van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/bangunan: 1) Teks yang diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. 2) Kognisi Sosial dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. 3) Konteks Sosial mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah. 4
3 4
Eriyanto, ibid , hal. 221 Eriyanto, ibid, hal. 224
Tabel 2 Struktur / elemen wacana Teun A. Van Dijk diuraikan sebagai berikut:
No.
Struktur
Hal Yang diamati
Elemen
wacana 1.
Struktur Makro
Tematik (tema/topik yang dikedepankan Topik dalam suatu berita)
2.
Superstruktur
Skematik (bagaimana bagian dan urutan Skema berita diskemakan dalam teks berita utuh.
3.
Struktur Mikro
Semantik (makna yang ingin ditekankan Latar, dalam teks berita. Misal dengan memberi maksud,
detil, pra-
detil pada satu sisi atau memberi ekplisit anggapan, satu sisi dan mengurangi detil sisi lain. 4.
Struktur Mikro
nominalisasi.
Sintaksis (bagaimana kalimat ((bentuk, Bentuk kalimat, susunan)) yang dipilih.
koherensi, kata ganti.
5.
Struktur Mikro
Stilistik (bagaimana pilihan kata yang Leksikon. dipakai dalam teks berita).
6.
Struktur Mikro
Retoris (bagaimana dan cara penekanan Grafis, dilakukan.
metafora, ekspresi.
Tabel 3 Data yang akan diteliti mengenai Karakterisrik Islam rubrik mutiara dakwah pada majalah Ummi edisi Maret – Juni 2009.
Edisi
Sub Judul
No. 11/XX/Maret 2009/1430 H
- Unsur – unsur manusia
No. 12/XX/April 2009/1431 H
- Fase – fase yang dilalui manusia
No. 01/XXI/Mei 2009/1431 H
-
Peran – peran manusia
No. 02/XXI/Juni 2009/1431 H
-
Peran sebagai anggota masyarakat
B. Rubrik Mutiara Dakwah 1. Pengertian Rubrik Rubrik adalah (kepala karangan, ruangan tetap) di surat kabar, majalah. 5 Dalam kegiatan membaca kita banyak mendapatkan banyak informasi, salah satu jenis bacaan yang dapat dibaca adalah majalah remaja atau pun majalah anak-anak. Dalam satu majalah banyak sekali rubrik yang menarik untuk dibaca. Misalnya dalam majalah Ummi terdapat rubrik mutiara dakwah, cerita pendek, rubrik kesehatan, dll. Rubrik sangat membantu kita dalam mencari informasi, misalnya karakteristik Islam dalam rubrik mutiara dakwah pada majalah Ummi. Setelah membaca rubrik dan memahami isinya, kita dapat memberikan tanggapan dalam bentuk pertanyaan. Kita dapat menggunakan kata tanya (apa, siapa, di mana, bagaimana, mengapa, dan kapan). Tentunya pertanyaan yang kita buat harus sesuai dengan isi rubrik. 6
5
Tim Penyusun kamus pusat bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2007), cet-4, h. 965. 6 http:arief-as-syarif.blogspot.com/2009_2009_12_01_archive. htm(17/03/10). 10.00 wib
Rubrik mutiara dakwah dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada para pembaca Majalah Ummi tentang fiqhudda’wah (tentang hukum-hukum Islam) dan muatan dakwah. Tulisan di rubrik ini juga dimaksudkan untuk menjadi bekal bagi para pembaca yang terlibat dalam aktifitas dakwah dan pembinaan umat.
2. Tema-tema dalam Rubrik Mutiara Dakwah Tabel 4 No.
Rubrik Mutiara Dakwah
1.
Karakteristik Islam bagian 6
Integralitas (Syumuliyyah) Islam
2.
Karakteristik Islam bagian 7
Fase-fase yang dialalui manusia
3.
Karakteristik Islam bagian 8
Peran-peran manusia (peran individu, peran anggota keluarga)
4.
Karakteristik Islam bagian 9
Peran-peran manusia (peran anggota masyarakat, peran anggota alam semesta)
C. Jurnalisme Media Cetak 1. Pengertian Jurnalisme Media Cetak Secara etimologis kata ”jurnalistik” berasal dari bahasa Belanda, atau ”Jurnalism”dari bahasa Inggris, yang keduanya saduran dari bahasa Latin ”diurnal” yang berarti harian atau setiap hari. 7 Jurnalistik merujuk pada proses kegiatan, sedangkan pers berhubungan dengan media. Jurnalistik pers berarti proses kegiatan mencari, menggali, mengumpulkan,
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Ciputat : Kalam Indonesia, 2005), cet-I, hal. 9.
7
mengolah, memuat dan meyebarkan berita melalui media berkala pers (surat kabar, majalah, tabloid) kepada khalayak seluas-luasnya dan secepat-cepatnya. 8 Jurnalisme adalah sebuah profesi sekaligus seni, karena wartawan memiliki keterampilan khusus dan tunduk pada standar - standar yang umum. Tujuan pokok Jurnalis adalah menyediakan bagi masyarakat, informasi yang akurat dan dapat diandalkan. 9 Informasi yang disampaikan sangat bermanfaat bagi masyarakat akan pentingnya berita untuk menambah wawasan keilmuan. Terlebih lagi di zaman yang makin canggih sebagian besar khalayak membutuhkan informasi seperti makanan pokok sehari-hari. Oleh karena, sangat penting keberadaan berita dalam kehidupan manusia. Wartawan sebagai ujung tombak pemberitaan harus memiliki sifat dasar yaitu sikap yang mendasari dan memotivasi wartawan dalam bekerja. Wartawan sendiri berfungsi menyebarkan informasi kepada khalayak (pembaca, penonton, pendengar). Informasi yang digali harus dari sumber yang akurat dan dapat dipercaya. Keakuratan akan suatu wacana sangat dibutuhkann agar tidak terjadi kesalahan dalam berkomunikasi. Oleh karenanya wartawan dituntut harus bersikap adil kepada semua pihak mana pun dengan tidak memanipulasi berita yang ada. Sikap dasar wartawan diantaranya : 10 a. Rasa ingin tahu (curiosity) yang tinggi terhadap informasi. Rasa ingin tahu menyebabkan wartawan peka terhadap sesuatu peristiwa, tidak mudah mengambil kesimpulan. Apalagi menyerah pada keadaan, wartawan harus mampu membuat berbagai pertanyaan agar semua tanda tanya suatu kasus terbongkar. 8
Drs. Haris Sumandiria, M.Si, Jurnalistik Indonesia (menulis berita, dan feature panduan praktis jurnalistik professional), (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 1 9 Deborah Potter, Buku Pegangan Jurnalisme Indepeden, (Departemen Luar Negeri : http//Usinfo.state.gov, 2006), h.al 2-3. 10 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, hal. 33-38.
b. Menggali informasi seluasnya. Sikap inilah yang menjadikan wartawan pintar dalam mencari informasi, wartawan harus banyak mempunyai ide kreatif dalam mengupas sesuatu kasus agar berita yang ditampilkan layak dan menarik. c. Kesabaran Wartawan harus sabar dalam menjalankan tugas, tugas yang cukup berat dengan berbagai aral seperti kendala mewawancarai narasumber, tempat peristiwa yang tidak memadai, terbatas sarana dan prasarana. Sikap sabar yang harus dijadikan tolak ukur wartawan dalam menjalankan tugas. d. Kerja keras Kerja keras sangat dibutuhkan, karena tugas wartawan tidak gampang. Segala resiko materi (sarana, prasarana) maupun inmateri (kondisi fisik) yang lelah dapat menyebabkan pekerjaan kacau. Oleh karenanya dibutuhkan kerja keras extra, guna mendapatkan informasi yang terpercaya. Sikap dasar wartawan yang baik akan menghasilkan etika dalam bekerja. Etika adalah kepatuhan pada hal-hal yang tidak dapat dipaksakan, dengan demikian tergantung wartawan sendiri bukan Pemerintah/badan lain untuk menetapkan standar bagi profesi tersebut. 11 Wartawan yang patuh berusaha akan menjalankan tugasnya dengan sebaikbaiknya guna menghasilkan pelaporan yang akurat dalam memperoleh kepuasan profesional. Akan tetap etika seperti barang langka yang acap kali disusun dengan susah payah, tetapi begitu jadi segera dilupakan. 12 Media adalah alat atau sarana yang digunakan dalam penyampaian pesan dari komunikator (penyampai pesan) kepada khalayak. Media massa adalah alat yang 11
Budi Prayitno (penerjemah), Etika Jurnalisme : Debat Global), (Jakarta : kerja sama Institut Studi Arus Informasi dan keduataan Besar AS, 2006), edisi bahasa Indonesia, hal. 2. 12 Ibid, hal. viii.
digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi, seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi . Media mempunyai beberapa karakteristik di antaranya : 13 a. Bersifat melembaga yaitu pengumpulan, pengolahan /penyelesaian informasi. b. Bersifat satu arah yaitu komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. c. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak karena memiliki kecepatan. d. Memakai peralatan teknis atau mekanis seperti radio, televisi dan surat kabar. e. Bersifat terbuka artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan di mana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa. Media cetak dipengaruhi dua faktor yaitu : 14 a. Verbal : Menekankan pada kemampuan memilih dan menyusun kata dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang efektif dan komunikatif. b.
Visual : Merunjuk pada kemampuan dalam menata, menempatkan,
mendesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut dalam segi perwajahan. Kondisi media cetak sendiri ditentukan oleh kondisi di mana ia hidup, yakni sistem politik, sistem kekuasaan, serta kultur kekuasaan. Tapi di sisi lain, sifat media yang selalu kenyal, tak mau stagnan dapat bertahan hidup meski banyak sandungan. Media mempuyai kebijakan sendiri dalam lingkungan rumah tangganya tanpa campur tangan pihak lain asalkan sesuai dengan aturan yang berlaku. Media cetak di Indonesia berkembang di segala sisinya : 15 13
Prof. Dr. H. Hafied Cangara, MSc, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2006), h.al 119-122. 14 Budi Prayitno, Etika Jurnalisme, hal. 4. 15 Setiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2005),
a. Waktu periodik terbitnya (setiap pagi dan petang, harian, mingguan, dsb) b. Begitu pula tampilan majalah, mengejar kebutuhan masyarakat. Desain yang bagus dan menarik sebagai daya tarik bagi pembaca sebagai salah satu syarat dalam memilih majalah.
2. Macam-macam Jurnalisme Media Cetak a) Koran Koran adalah lembaran – lembaran kertas bertuliskan kabar (berita) dsb, terbagi dalam kolom – kolom (8 – 9 kolom), terbit setiap hari / periodik.16 berasal dari bahasa Belanda: Krant, bahasa Perancis courant atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, dicetak pada kertas berbiaya rendah (kertas Koran), yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. 17 Topiknya bisa berupa peristiwa politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, dan hiburan (kartun, cerpen, dll). Surat kabar media tertua sebelum film, radio, televisi. Surat kabar memiliki keterbatasan karena dinikmati oleh kalangan yang melek huruf, disenangi kaum tua dari pada remaja dan anak-anak. Kelebihan surat kabar adalah mampu memberi informasi yang lebih lengkap, bisa dibawa kemana-mana terdokumentasi sehingga mudah diperoleh bila diperlukan. 18 b) Majalah Majalah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca dan menurut waktu penerbitannya dibedakan atas majalah cet II, hal. 85. 16 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka, 2005), hal. 595. 17 http://id.wikipedia.org/wiki/Koran.10:00. 18 Setiawan Santana, Jurnalistik Kontemporer, hal. 126-127.
bulanan, tengah bulanan, mingguan dan sebagainya, serta menurut pengkhususan isinya dibedakan atas majalah berita, wanita, remaja, olahraga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu dan sebagainya. 19 Berikut adalah kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh majalah: a. Kekuatan: 1. Khalayak sasaran Dapat menjangkau khalayak yang sangat khusus. 2. Penerimaan khalayak Kemampuan majalah dalam mengangkat nama atau citra produk yang diiklankan sejajar dengan persepsi khlayak sasaran terhadap prestise (gengsi) majalah yang bersangkutan. 3. Long life span Biasanya dibaca dalam jangka waktu lama dan sering digunakan sebagai referensi khusus. 4. Kualitas visual Kualitas tampilan visual biasanya sangat prima, karena pada umumnya dicetak di atas kertas berkualitas tinggi. b. Kelemahan: 1. Fleksibilitasnya terbatas Pemesanan iklan kebanyakan harus dilakukan jauh hari sebelum majalah terbit. 2. Biaya tinggi Biaya iklan relatif lebih mahal jika dibandingkan iklan di surat kabar, apalagi jika khalayak yang dijangkau tidak terseleksi.
19
Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 698-699.
3.
Distribusi Peredaran majalah dianggap lambat dibanding surat kabar.
D. Dakwah 1. Pengertian Dakwah Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk melakukan (aktif) dalam kegiatan dakwah. Kemajuan dan kemunduran umat Islam berkaitan dengan dakwah yang dilakukannya. Islam menyebut kegiatan dakwah dengan Ashanul qaula (ucapan) dan perbuatan yang baik. Sebagaimana disebutkan dalam surat Fussilat : 33
ﻦ َ ﻦ ٱﻟْ ُﻤﺴِْﻠﻤِﻴ َ ل إِﻧﱠﻨِﻰ ِﻣ َ ﻞ ﺻَﺎﻟِﺤًﺎ َوﻗَﺎ َ ﻋ ِﻤ َ ﻻ ﱢﻣﻤﱠﻦ َدﻋَﺂ ِإﻟَﻰ ٱﻟﱠﻠ ِﻪ َو ً ْﻦ َﻗﻮ ُﺴ َ َْو َﻣﻦْ َأﺣ ﴾٣٣﴿ “Dan siapa yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shaleh, dan berkata “sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri”(Q.S. Fussilat : 33). 20 Fungsi agama sebagai motif intrinsik (dalam diri) dan motif ekstrinsik (luar diri) dan motif yang didorong keyakinan agama dinilai memiliki kekuatan yang mengagumkan dan sulit ditandingi oleh keyakinan non agama. Agama dalam kehidupan individu berfungsi dalam suatu sistem nilai yang memuat norma tertentu. 21 Fungsi agama dalam masyarakat
22
a. Educatif
: fungsi agama yuridis (menyuruh) melarang agar baik.
b. Penyelamat
: keselamatan meliputi 2 alam : dunia dan akhirat. Keselamatan
diajarkan pengenalan kepada massa sakral, berupa keimanan kepada Tuhan. c. Perdamaian
20
: apabila berdosa maka harus bertaubat.
Al-Qur’an dan Terjemah, (Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri). Prof. H. Jalaluddin Rahmat. Psikologi Agama, (Jakarta : PT Grafindo Persada, 2007), cet-I, h. 278. 22 Ibid. Cet revisi 10, h. 285-287. 21
d. Kontrol sosial : norma agama berlaku bagi pemeluknya. Agama tidak akan sampai kepada pemeluknya jika tidak dikomunikasikan, maka dibutuhkan penyampaian pesan sehingga dapat dilakukan dakwah. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran/perasaan oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol). 23 Sedangkan komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditunjukkan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak dan elektronik, sehinggga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. 24 Fungsi Komunikasi yaitu : a. Mass information adalah memberi dan menerima informasi kepada khalayak b. Mass education adalah untuk memberi pendidikan c. Mass persuasion adalah mempengaruhi dukungan d. Mass entertainment artinya menghibur, biasanya dilakukan oleh amatir radio, televisi maupun orang yang mempunyai profesional mendukung. Jadi, Komunikasi untuk memberi dan menerima informasi, untuk pendidikan, untuk mempengaruhi dan untuk hiburan. Karena tanpa komunikasi semuanya itu tidak akan terjadi. 25 Dengan komunikasi akan mudah untuk berdakwah kepada khalayak baik melalui verbal atau nonverbal.
ﻚ ُه َﻮ َ ن َر ﱠﺑ ﻦ ِإ ﱠ ُﺴ َ ْﻰ َأﺣ َ ﺴ َﻨ ِﺔ وَﺟَﺎدِﻟْﻬُﻢ ِﺑﭑﱠﻟﺘِﻰ ِه َﺤ َ ْﻈ ِﺔ ٱﻟ َﻋ ِ ْﺤﻜْ َﻤ ِﺔ َوٱﻟْ َﻤﻮ ِ ْﻚ ِﺑﭑﻟ َ ﻞ َر ﱢﺑ ِ ﺳﺒِﻴ َ ٰع ِإِﻟﻰ ُ ْٱد ﴾١٢٥﴿ ﻦ َ ﺳﺒِﻴِﻠ ِﻪ َو ُه َﻮ َأﻋَْﻠ ُﻢ ِﺑﭑﻟْ ُﻤﻬْ َﺘﺪِﻳ َ ﻞ ﻋَﻦ ﺿﱠ َ َأﻋَْﻠ ُﻢ ِﺑﻤَﻦ “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik. Sesungguhnya TuhanMu, Dia lah yang lebih mengetahui siapa
23
Dra. H. Rodhonah, Mag, Ilmu Komunikasi, (Jakarta : Lembaga Penelitian Jakarta dengan UIN Press, 2007), h.al 45. 24 Dr. Jalaluddin Rahmat, M.Si, Psikologi Komunikasi, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya), hal. 52 25 Ibid,Roudhonah, Ilmu Komunikasi, hal. 52.
yang sesat dari jalan Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”. (Q. S. An Nahl : 125). Dakwah menurut bahasa adalah ajakan, seruan, undangan. Dakwah menurut istilah berarti menyeru untuk mengikuti sesuatu dengan cara dan tujuan tertentu. Menurut Siti Sumijati (ket jurusan KPI Sunan Gunung Jati) Dakwah Islam ialah menyeru ke jalan Allah yang melibatkan unsur-unsur yaitu pesan, media, metode yang diseru dengan tujuan untuk kebaikan umat manusia. 26 Dakwah adalah usaha peningkatan pemahaman keagaamaan yang mengubah pandangan hidup, sikap batin dan prilaku umat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam dengan tuntunan syari’at untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Jadi, dakwah dapat disimpulkan kegiatan menyampaikan ajakan untuk berbuat baik kepada siapa saja sesuai dengan ajaran Islam yang berpegang pada Al-Qur’an dan sunnah. Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah SWT. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan.
2. Macam-macam Dakwah 27 a. Dakwah bil lisan adalah dakwah yang penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subjek dan objek dakwah). Dakwah ini akan efektif bila disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jum’at atau khutbah hari Raya, kajian yang 26
Aep Kusnawan, M.ag, dkk, Komunikasi Penyiaran Islam (Mengembangkan Tabligh Melalui Mimbar, Media cetak, radio, televisi, film, dan media digital), (Bandung : Benang Merah Press), h. vii. 27 "http://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah"(17/03/10), pkl 10.00 wib.
disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajiannya terprogram, disampaikan dengan metode dialog hadirin. b. Dakwah bil haal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (mad’u) mengikuti jejak dan ikhwal si da’i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh besar pada diri penerima dakwah. c. Dakwah bil qalam adalah dakwah yang dialukan melalui tulisan. Dakwah bil qalam disebut juga dengan jurnalistik Islami yaitu suatu proses meliput, mengolah data dan menyebarluaskan berbagai peristiwa dengan muatan nilai-nilai kebenaran yang sesuai dengan ajaran Islam kepada khalayak
melalui media massa. 28 Penyebarluasan berita dibutuhkan
Jurnalis muslim yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut ; 29 Tabel 5 Sifat Jurnalis Muslim No 1
Sifat Kenabian Shiddiq
Penjelasan shidiq artinya benar/jujur baik lisan maupun tulisan. Dalam
konteks
(isi)
jurnalistik,
shiddiq adalah
menginformasikan sesuatu yang benar dan membela serta menegakkan kebenaran sesuai ajaran Islam (AlQur’an dan As-Sunnah). 2
Amanah
Artinya terpercaya, dapat dipercaya, karenanya tidak boleh berdusta, merekayasa, memanipulasi atau mendistorsi fakta.
28
Asep Syamsul M. Romli, SIP, Jurnalistik Dakwah, (Visi dan Misi dakwah Bil qalam), (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2003), cet-1, hal. 34. 29 Ibid, hal 38-39.
3
Tabligh
Artinya menyampaikan, yakni menginformasikan kebenaran, bukan malah memutarbalikkan kebenaran.
4
Fathonah
Artinya cerdas dan berwawasan luas. Jurnalis muslim dituntut mampu menganalisis dan membaca situasi, termasuk membaca apa yang diperlukan umat dengan meneladani kecerdasan Nabi Muhammad SAW (prophetic intelligence)
Jurnalis memiliki kewajiban layaknya mubalig di atas mimbar dalam berdakwah, dalam hal ini berbeda dari biasanya bukan dengan ucapan akan tetapi memanfaat media sebagai sarana. Di era yang semakin modern, dakwah bil qalam sudah tidak asing lagi sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan tingkat kebutuhan yang kompleks. Oleh karenanya dakwah melalui lisan dianggap kurang efektif lahirlah dakwah melalui tulisan.
3. Keunggulan Dakwah Bil Qalam a. Sifat objeknya yang massif dan cakupannya yang luas. Pesan dakwahnya dapat diterima oleh ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang pembaca dalam waktu yang hampir bersamaan. b. Senjata umat Islam dalam melawan serbuan pemikiran Al Ghazwul Fikr yaitu pihak-pihak yang hendak merusak akidah, pemikiran, dan perilaku Islami umat Islam melalui media massa. 30 c. Dakwah bil qalam tidak menjadi musnah meskipun sang dai, atau penulisnya sudah wafat hingga sekarang karya para ulama masih dapat dinikmati walau 30
Asep Syamsul M. Romli, S.IP, Jurnalistik Dakwah, hal. 17.
berumur ratusan tahun. Menyangkut dakwah bil qalam ini Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada". 31 Melalui tulisan-tulisan di media massa, seorang mubalig, ulama, kyai, pendidik, atau umat Islam pada umumnya sesuai dengan bidang keahlian dan keilmuan yang dikuasainya dapat melaksanakan dakwah bil qalam. Dengan demikian, semua orang dapat melaksanakan peran sebagai jurnalis muslim, yakni sebagai muaddib (pendidik), musaddid (pelurus informasi tentang ajaran dan umat Islam), mujaddid (pembaharu pemahaman tentang Islam), muwahid (pemersatu atau perekat ukhuwah Islamiyah), dan mujahid (pejuang, pembela, dan penegak agama dan umat Islam). Oleh karenanya setiap orang mempunyai kewajiban untik berdakwah bagi diri sendiri maupan orang lain. Berdakwah merupakan hal mulia yang sangat disenangi Allah SWT, dan sangat banyak manfaatnya bagi kehidupan di dunia maupun di akhirat.
31
"http://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah"(17/03/10), pkl 10.00 wib.
BAB III GAMBARAN UMUM MAJALAH UMMI
Majalah Ummi berusia hampir 13 tahun, berjuang untuk mencapai cita-cita mulia berdakwah di jalan agama. Perjalanan dakwah ummi memerlukan perbekalan pengetahuan agama Islam yang banyak karena memiliki tujuan untuk kemaslahatan umat. Ummi lahir di medan dakwah, diprakarsai oleh para aktifis dakwah dan berfungsi
sebagai
sebuah
sarana
dakwah
secara
massal.
Motivasi
untuk
menyampaikan dakwah yang mendasari kemuncullannya sebagai media dakwah. Aidil Heryana dan Agus Sudrajat Miko, dua mahasiswa Universitas Indonesia (UI) inilah yang menjadi perintis berdirinya Ummi pada Februari 1989. ide ini mendapat sambutan dari beberapa rekan mereka di antaranya : Andriano Rusfi, Indra Sakti, Bambang Soenaryo, Idris Lutfi, dan Muhtadi. Oleh karena itu awal April 1989 edisi perdana terbit. Bermodal beberapa ratus ribu rupiah dengan fasilitas kantor yang minim hanya dikelola tiga orang team redaksi yang berbekal pengalaman mengelola media kampus. Alamat redaksi masih alamat rumah rekan lutfi di komp. Kodam Jatiwaringin. Mahalnya pengurusan SIUP membuat Ummi terbit tanpa legalitas (diembelembeli dengan kalimat ”untuk kalangan sendiri’). Terbitlah Ummi perdana di belahan Jakarta. Ummi seukuran buku tulis cetak hitam putih isi 36 halaman, dengan harga Rp500, habis terjual 5000 eksemplar dalam waktu singkat. Sambuatan pembaca Ummi Perdana luar biasa.
A. Rubrikasi Ummi yang dulu mungil dan lusuh tapi ’PD’ (karena membawa fikroh) kini telah berusia 13 tahun. Perjalanan panjang yang diisi dengan semangat dakwah menjadi sebuah majalah yang diminati. Tiras terakhir mencapai 110.000 ekpsemplar, dan memiliki prospek ke depan. Berbagai inovasi, dengan penggarapan rubrikasi, tata letak, pola promosi dan pemasaran, telah dilakukan dan akan terus ditingkatkan untuk membuat Ummi makin mendapat tempat di masyarakat, khususnya wanita. Rubrikasi semakin dipertajam pada hal-hal yang dibutuhkan seorang wanita untuk berkembang menjadi insan mulia berkepribadian Islami. Baik dalam kapasitasnya sebagai individu merdeka, sebagai istri maupun sebagai ibu. Bahasan Utama dan Mar’atus Shalihah (berisi persoalan yang kerap dihadapi wanita dan kiat menghadapinya) adalah contoh rubrik andalan yang diminati pembaca. Untuk membantu para Ibu dalam menjalani perannya, Ummi menyediakan rubrik Psikologi Anak, Kesehatan Keluarga, dan rubrik ASI. Ada pula rubrik Konsultasi Ya ummi, dengan melibatkan ahli dibidang Psikologi Medis, Hukum dan Syari’ah untuk menjawab surat-surat curhat yang masuk. Untuk mengisi rubrik tertentu semisal Kolom Ayah (paparan cerita seorang laki-laki dalam menjalani perannya sebagai Ayah atau suami, Ummi kerap meminta narasumber dari luar. Ummi pun menyajikan cerita tentang Islam dan kehidupan wanita Islam di belahan negeri dan dunia lewat rubrik Ufuk Dalam dan Ufuk Luar. Kini, memasuki tahun ke-14 perjalannya, majalah Ummi berusaha tetap konsisten pada visi dan misi yang diembannya. Apa yang kami capai saat ini adalah buah dari kerja keras dan dukungan segenap kerabat kerja ummi. Mulai dari office boy
hingga general manager, para agen di seluruh wilayah Indonesia, para narasumber dan tentu saja para pembaca setia Ummi. Dan di atas segalanya, ini semua adalah berkah dan rahmat Allah SWT yang Maha Kasih dan Maha Penyayang, atas nama segenap kerabat Ummi, kami mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan anda semua. Tabel 6 Sajian rubrikasi Ummi terdiri dari : 1. Khas Ummi
2. Mutiara Islam
3. Artikel
4. Keluarga
a. Tafakur
a. Fiqih Wanita
a. Media & Kita a. Kolom ayah
b. Cover Story
b. Ya ummi
b. Klik
b.Kesehatan Keluarga
c. Tamu Kita
c. Mutiara Dakwah
c. Ufuk Dalam
c. ASI
d. Bahasan Utama
d. Kajian Al-Qur’an d. Ufuk Luar
d.Konsultasi Pangan
e. Jejak
e. Perjalanan
e. Ummi Kreatif
f. Kajian Hadits
f. Info
f.Konsultasi Keuangan
g. Album h. Takaful i. Surat Ananda 5. Cantik
6. Dapur
7. Fiksi
a. Konsultasi Kecantikan
a. Dapur
a. Cerbung b. Cerpen
B. Profil Ummi 1 Terbit sejak April 1989, Majalah Ummi hingga saat ini masih terus eksis mendampingi muslimah dan keluarga muda muslim Indonesia. Menyajikan beragam 1
Profil Majalah Ummi (Identitas Wanita Islami), Media Kit, hal. 1-2.
informasi yang bersifat umum maupun yang khas bagi para perempuan dan keluarga, Ummi mampu menjadi media muslimah terdepan di Indonesia dengan memperoleh peringkat leadership tertinggi diantara majalah-majalah muslimah sejenis (Riset AC Nielsen 2004-2007). Sejak didirikan Ummi sudah memposisikan diri sebagai media dakwah bagi kalangan wanita. Ummi serius menggarap kaum hawa ini. Mereka adalah separuh lebih jumlah populasi negeri yang berpengaruh terhadap kondisi masyarakat. Jika mereka baik, Ummi menyebutnya “sholiha”, niscaya akan lahirlah individu-individu sholih dan sholihah dalam genggamannya. Membuat keluarga, masyarakat, dan bangsa ini menjadi aman, tentram dan bahagia. Untuk itu Ummi tetap setia pada positioning sebagai : Visi : Menjadi media Islami bermutu dan berpengaruh dalam pembentukan karater wanita,. masyarakat, bangsa dengan oplah dan sebaran yang signifikan. Misi : a. Media akselerator dan dinamisator bagi terbentuknya wanita shalihah (mar’atus shalihat). b. Media akselerator dan dinamisator bagi terbentuknya istri yang taat (zaujah mut’iah). c. Media akselerator dan dinamisator bagi terbentuknya Ibu yang pendidik. (ummu madrosah). Di awali dari sebuah penerbitan sederhana seukuran buku tulis dengan 36 halaman 19 tahun lalu, memasuki tahun penerbitan ke-20 di 2008 ini. Ummi tampil semakian cantik dan tertata. Beragam rubrik disajikan untuk memenuhi kebutuhan segmen pembaca muslimah dan keluarga muda usia 20 samapai 45 tahun di kelas BC-d. Sebut saja rubrik Bahasan Utama, Fiqih Wanita, Psikologi Anak, atau Mar’ah
Shalihah yang termasuk dalam 5 rubrik yang paling disukai (hasil survey majalah Ummi 2006). Cakupan isi Ummi membentang dari pembahasan yang cukup serius seperti Bahasan Utama, Mutiara Dakwah, Tafsir Qur’an, Tafsir Hadits. Pembahasan yang informatif seperti Kesehatan, Kecantikan, Keuangan, Pangan Halal, Media Kita dan Ufuk. Pembahasan yang kontemplatif seperti Tafakur, Kolom Ayah dan Dunia Wanita, serta Pembahasan yang ringan segar macam Cerpen, Cerbung, Dapur, Sketsa, Solusi, Nuansa Kehidupan dan Obrolan. Sementara itu bagi anak-anak disediakan suplemen permata yang berisi antara lain Cerita Anak, Kisah Islam, Halaman keterampilan serta Serial Anak Muslim. Setelah mencermati perkembangan media massa serta kebutuhan para muslimah akan bahasan-bahasan yang lebih mendalam, pada bulan Mei 2001, Ummi spesial dengan format besar (21x28 cm)pun diluncurkan mendampingi Ummi regular berformat ukuran (17x24 cm). Bila Ummi reguler yang terbit setiap awal bulan menyajikan berAgam tema pembahasan di dalam rubrik-rubriknya, maka ummi spesial menyajikan muatan isi yang dikupas secara detail, mendalam dan fokus pada satu tema inti, sebut saja misalnya Ummi edisi spesial Pernikahan, edisi Merah Berkah, dan edisi Homeschooling.
C. Susunan Redaksi Dalam 16 tahun perjalanan ummi telah mengalami beberapa kali perubahan susunan redaksi. Secara umum, perubahan susunan dan pergantian personil berjalan secara normal. Sampai tahun 1997, nuansa ‘laki-laki’ masih mendominasi susunan majalah ummi. Kini keredaksian ummi dikelola oleh full wanita.
Susunan redaksi : Terbit
: Sejak April 1989
Penerbit
: PT. INSAN MEDIA PRATAMA
SIUUP
: No. 558/SK/Menpen/SIUUP/1998 Tanggal 25 September 1998.
Pemimpin Umum
: Dwi Septiawati
Pemimpin Redaksi
: Zirlyfera Jamil
Sekretaris Redaksi
: Meilis Sawitri
Redakrur
: Agus Budiman, Rosita, Rahmi Rizal
Kontributor
: Herlini Amran, MA., Heru Susetyo., SH, Tate Qomarudin, Lc., Sinta Santi, Lc., Sri Rahmawati, Psi., Ira Puspitadewi, dr. Dewi Inong Irana, SpKK., Ahmad Kusyairi Suhail, MA., Ust. Musyafa, Lc., DR. Ir. Sugiyono, M.AppSc., Asmawati, S.Sos., Ahmad Gozali, Nina M Armando, Vieny M.A.
Pra cetak
: Ahmad Topik
Ilustrasi/Artistik
: Ahmad fauzi
Iklan dan Promosi
: Yani Pelita Sari, Sherry Dahlia, Gandari Y, Mawadah,
Administrasi dan Keuangan : Pulung Erawan, Eka puja Linuih, Sirkulasi dan Distribusi
: Nurhamzah Bakri, Rudi Haryadi, Supriyadi, Dedi Setiawan,
Penagihan
: Lely Marnila,
SDM & Umum
: Meutia Geumala, Marga P. Satiri Hasan,
TI
: Rizqul Akbar
Alamat Redaksi/Tata usaha/Pemasaran :
Jl. Mede NO. 42 A Utan Kayu Jakarta Timur 13120. Telp : (021) 8193242 (Hunting), Fax : (021) 8580569 E-mail Redaksi :
[email protected]. E-mail Iklan :
[email protected]. Percetakan : PT. Dian Rakyat, Jakarta, Isi di luar tanggung jawab percetakan.
D. Penerbitan 1. Frekuensi penerbitan Sejak terbit pertama di tahun 1989, secara reguler Ummi hadir setiap bulanan. Sementara Ummi edisi spesial di tahun 2008-2009 ini terbit setiap tiga bulan sekali. 2. Sumber daya manusia Manajemen Ummi ditopang 40 staff yang meliputi Keredaksian, Pracetak, Iklan Promosi serta Divisi Operasional lainnya, di bawah PT . Dian Rakyat, Jakarta. 3. Sirkulasi 50-60 ribu eksemplar Ummi pada setiap awal bulan tersebar keseluruh wilayah Indonesia dari Aceh hingga Papua dan menjangkau pula sebagian pembaca di luar negeri (Mesir, Malaysia, Siangapura, Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dll). 4. Pembaca ummi Sasaran utama pembaca Ummi adalah muslimah dan keluarga muda dengan rentang usia antara 20 hingga 45 tahun. Dari sisi jender, perbandingan, pembaca Ummi adalah 96% pembaca perempuan dan 4% pembaca laki-alaki (survey Ummi 2006). Oplah majalah Ummi 50.000-60.000 eksemplar, memperluas jangkauan distribusinya bahkan sampai di luar negeri. Mayoritas distribusi masih di pulau Jawa. Setelah itu meluas ke Sumatera dan Indonesia bagian Timur. Ummi juga melayani pendistribusian majalah dengan sistem berlangganan.
B. Profil Ummi 2 Terbit sejak April 1989, Majalah Ummi hingga saat ini masih terus eksis mendampingi muslimah dan keluarga muda muslim Indonesia. Menyajikan beragam informasi yang bersifat umum maupun yang khas bagi para perempuan dan keluarga, Ummi mampu menjadi media muslimah terdepan di Indonesia dengan memperoleh peringkat leadership tertinggi diantara majalah-majalah muslimah sejenis (Riset AC Nielsen 2004-2007). Sejak didirikan Ummi sudah memposisikan diri sebagai media dakwah bagi kalangan wanita. Ummi serius menggarap kaum hawa ini. Mereka adalah separuh lebih jumlah populasi negeri yang berpengaruh terhadap kondisi masyarakat. Jika mereka baik, Ummi menyebutnya “sholiha”, niscaya akan lahirlah individu-individu sholih dan sholihah dalam genggamannya. Membuat keluarga, masyarakat, dan bangsa ini menjadi aman, tentram dan bahagia. Untuk itu Ummi tetap setia pada positioning sebagai : Visi : Menjadi media Islami bermutu dan berpengaruh dalam pembentukan karater wanita,. masyarakat, bangsa dengan oplah dan sebaran yang signifikan. Misi : d. Media akselerator dan dinamisator bagi terbentuknya wanita shalihah (mar’atus shalihat). e. Media akselerator dan dinamisator bagi terbentuknya istri yang taat (zaujah mut’iah). f. Media akselerator dan dinamisator bagi terbentuknya Ibu yang pendidik. (ummu madrosah). 2
Profil Majalah Ummi (Identitas Wanita Islami), Media Kit, h. 1-2.
Di awali dari sebuah penerbitan sederhana seukuran buku tulis dengan 36 halaman 19 tahun lalu, memasuki tahun penerbitan ke-20 di 2008 ini. Ummi tampil semakian cantik dan tertata. Beragam rubrik disajikan untuk memenuhi kebutuhan segmen pembaca muslimah dan keluarga muda usia 20 samapai 45 tahun di kelas BC-d. Sebut saja rubrik Bahasan Utama, Fiqih Wanita, Psikologi Anak, atau Mar’ah Shalihah yang termasuk dalam 5 rubrik yang paling disukai (hasil survey majalah Ummi 2006). Cakupan isi Ummi membentang dari pembahasan yang cukup serius seperti Bahasan Utama, Mutiara Dakwah, Tafsir Qur’an, Tafsir Hadits. Pembahasan yang informatif seperti Kesehatan, Kecantikan, Keuangan, Pangan Halal, Media Kita dan Ufuk. Pembahasan yang kontemplatif seperti Tafakur, Kolom Ayah dan Dunia Wanita, serta Pembahasan yang ringan segar macam Cerpen, Cerbung, Dapur, Sketsa, Solusi, Nuansa Kehidupan dan Obrolan. Sementara itu bagi anak-anak disediakan suplemen permata yang berisi antara lain Cerita Anak, Kisah Islam, Halaman keterampilan serta Serial Anak Muslim. Setelah mencermati perkembangan media massa serta kebutuhan para muslimah akan bahasan-bahasan yang lebih mendalam, pada bulan Mei 2001, Ummi spesial dengan format besar (21x28 cm)pun diluncurkan mendampingi Ummi regular berformat ukuran (17x24 cm). Bila Ummi reguler yang terbit setiap awal bulan menyajikan berAgam tema pembahasan di dalam rubrik-rubriknya, maka ummi spesial menyajikan muatan isi yang dikupas secara detail, mendalam dan fokus pada satu tema inti, sebut saja misalnya Ummi edisi spesial Pernikahan, edisi Merah Berkah, dan edisi Homeschooling.
C. Susunan Redaksi Dalam 16 tahun perjalanan ummi telah mengalami beberapa kali perubahan susunan redaksi. Secara umum, perubahan susunan dan pergantian personil berjalan secara normal. Sampai tahun 1997, nuansa ‘laki-laki’ masih mendominasi susunan majalah ummi. Kini keredaksian ummi dikelola oleh full wanita. Susunan redaksi : Terbit
: Sejak April 1989
Penerbit
: PT. INSAN MEDIA PRATAMA
SIUUP
: No. 558/SK/Menpen/SIUUP/1998 Tanggal 25 September
1998. Pemimpin Umum
: Dwi Septiawati
Pemimpin Redaksi
: Zirlyfera Jamil
Sekretaris Redaksi
: Meilis Sawitri
Redakrur
: Agus Budiman, Rosita, Rahmi Rizal
Kontributor
: Herlini Amran, MA., Heru Susetyo., SH, Tate Qomarudin, Lc., Sinta Santi, Lc., Sri Rahmawati, Psi., Ira Puspitadewi, dr. Dewi Inong Irana, SpKK., Ahmad Kusyairi Suhail, MA., Ust. Musyafa, Lc., DR. Ir. Sugiyono, M.AppSc., Asmawati, S.Sos., Ahmad Gozali, Nina M Armando, Vieny M.A.
Pra cetak
: Ahmad Topik
Ilustrasi/Artistik
: Ahmad fauzi
Iklan dan Promosi
: Yani Pelita Sari, Sherry Dahlia, Gandari Y, Mawadah,
Administrasi dan Keuangan : Pulung Erawan, Eka puja Linuih, Sirkulasi dan Distribusi
: Nurhamzah Bakri, Rudi Haryadi, Supriyadi, Dedi Setiawan,
Penagihan
: Lely Marnila,
SDM & Umum
: Meutia Geumala, Marga P. Satiri Hasan,
TI
: Rizqul Akbar
Alamat Redaksi/Tata usaha/Pemasaran : Jl. Mede NO. 42 A Utan Kayu Jakarta Timur 13120. Telp : (021) 8193242 (Hunting), Fax : (021) 8580569 E-mail Redaksi :
[email protected]. E-mail Iklan :
[email protected]. Percetakan : PT. Dian Rakyat, Jakarta, Isi di luar tanggung jawab percetakan.
D. Penerbitan 1. Frekuensi penerbitan Sejak terbit pertama di tahun 1989, secara reguler Ummi hadir setiap bulanan. Sementara Ummi edisi spesial di tahun 2008-2009 ini terbit setiap tiga bulan sekali. 2. Sumber daya manusia Manajemen Ummi ditopang 40 staff yang meliputi Keredaksian, Pracetak, Iklan Promosi serta Divisi Operasional lainnya, di bawah PT . Dian Rakyat, Jakarta. 3. Sirkulasi 50-60 ribu eksemplar Ummi pada setiap awal bulan tersebar keseluruh wilayah Indonesia dari Aceh hingga Papua dan menjangkau pula sebagian pembaca di luar negeri (Mesir, Malaysia, Siangapura, Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dll). 4. Pembaca ummi Sasaran utama pembaca Ummi adalah muslimah dan keluarga muda dengan rentang usia antara 20 hingga 45 tahun. Dari sisi jender, perbandingan, pembaca
Ummi adalah 96% pembaca perempuan dan 4% pembaca laki-alaki (survey Ummi 2006). Oplah majalah Ummi 50.000-60.000 eksemplar, memperluas jangkauan distribusinya bahkan sampai di luar negeri. Mayoritas distribusi masih di pulau Jawa. Setelah itu meluas ke Sumatera dan Indonesia bagian Timur. Ummi juga melayani pendistribusian majalah dengan sistem berlangganan.
BAB IV ANALISIS WACANA KARAKTERISTIK ISLAM RUBRIK MUTIARA DAKWAH PADA MAJALAH UMMI EDISI MARET – JUNI 2009
Penulis akan memaparkan analisis wacana tentang karakteristik Islam rubrik mutiara dakwah pada majalah Ummi edisi Maret – Juni 2009, disesuaikan dengan Model Teun A. Van Dijk, yaitu segi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Segi teks meliputi : 1. Segi tema, 2. Segi skematik, 3. Segi semantik, 4. Segi sintaksis, 5. Segi stilistik, 6. Segi retoris.
Berikut ini adalah hasil analisis penulis tentang karakteristik Islam : A. Analisis Teks Karakteristik Islam a. Analisis tentang Syumuliyyah (Integralitas) Islam : Unsur-unsur Manusia Tabel 7 Karakteristik Islam bagian 6 Edisi : No. 11/XX Maret 2009/1430 H, hal. 62-63 Judul : unsur-unsur manusia
Tabel 7. unsur–unsur manusia, No. 11/XX, Maret 2009 No.
Struktur
Elemen
Keterangan
wacana
1.
Struktur makro
Tema
Unsur-unsur manusia (ruh, jiwa, akal)
2.
Superstruktur
Skematik
•
Paragraf 8 (awal) : menjelaskan ruh, jiwa, akal tidak dapat terpisahkan semuanya saling berkaitan.
•
Paragraf 9 (tengah) : menjelaskan orang-orang yang berakal melakukan aktifitas hati, akal, dengan cara memikirkan ciptaan Allah. Dilakukan dengan berdiri, duduk, dan berbaring.
•
Paragraf 15 (akhir) : maka, bukanlah Qur’an, Sunnah niscaya akan kita temukan bahwa Islam membangun seluruh unsur-unsur manusia secara seimbang.
3.
Struktur mikro
Latar
Memahami Islam menjadi amat penting dan berguna bagi setiap muslim yang senantiasa ingin melakukan perbaikan dan peningkatan dalam ber-Islam.
Detil
Orang- orang yang berakal melakukan aktifitas dengan cara mengingat Allah.
Maksud
Semua unsur manusia saling berkesinambungan dan berpegangan pada Qur’an dan Sunnah.
Kata
Menggunakan
ganti
menggunakan kata “kita”, pada paragraf 1, 2, 3, 5, 8
kata
ganti
orang
kedua
dengan
dan 15. Leksikon
•
Paragraf
1
:
indikasi,
pemahaman,
mulia,
muatan, khas,
•
Paragraf 6 : fase, posisi
•
Paragraf 7 : sektor, dilakoni,
•
Paragraf 8 : intelek, mengasah
•
Paragraf 14 : merespon
1. Segi Tema Tema berarti gambaran umum dari suatu teks, gagasan inti, ringkasan atau yang utama dari suatu teks. 1 Tema atau topik menggambarkan apa yang ingin diungkapkan oleh penulis dalam tulisannya. Tema dalam tulisan ini adalah unsur–unsur manusia : ruh (jiwa), akal, jasad. 2. Segi Skematik Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahualuan, isi, penutup, dan kesimpulan. 2 Judul artikel ini adalah unsur–unsur manusia yang meliputi ruh (jiwa), akal, jasad (fisik). Islam tidak hanya mementingkan ruhani dengan mengabaikan yang lainnya. Atau mementingkan akal dengan mementingkan yang lainnya, apalagi hanya mementingkan jasad dan mengabaikan yang lainnya juga. “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu) : “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan 1 2
Eriyanto, Analisis Wacana, hal. 229 Ibid, hal. 231.
hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.”(Q.S 3 : 190-193). Ayat-ayat di atas menjelaskan orang-orang yang berakal (ulul-albab) sebagai berikut : melakukan aktifitas jiwa (hati) dengan cara mengingat Allah dan melakukan aktifitas akal dengan cara memikirkan ciptaan Allah SWT.
﴾٥﴿ِ ﻞ ٱﻟْ َﻌﺰِﻳ ِﺰ ٱﻟﺮﱠﺣِﻴﻢ َ ﺗَﻨﺰِﻳ “(Sebagai wahyu) yang di turunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.” (Q.S Yasin : 5). Namun hal itu tidak tidak dilakukan dengan diam, melainkan dengan berdzikir dengan segala posisi dan dalam setiap aktifitas baik di saat berdiri, duduk, dan berbaring, dan itulah aktifitas fisik. 3. Segi Semantik Semantik yaitu makna yang ingin ditekankan dalam suatu teks. Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi semantik (arti) yang ingin ditampilkan. Latar yang dipilih menentukan ke arah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Artikel ini dengan latar bahwa memahami Islam menjadi amat penting dan berguna bagi setiap muslim yang senantiasa ingin melakukan perbaikan dan peningkatan dalam ber-Islam. Sebab, dengan kita memahami isi dan kelengkapan Islam kita dapat memetakan bagian-bagian ajaran Islam itu dan kita dapat pula mengetahui posisi kita dalam ber-Islam, maka dibutuhkan “peta” Islam. Melalui peta dapat dilihat bahwa Islam yang integral (syumuliyyah) atau menyeluruh itu bersumber dari wahyu yakni Qur’an dan Sunnah. “(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh yang maha Perkasa lagi maha Penyayang.”(Q.S 36 : 5). Bahkan Rasulullah SAW pun tidak memiliki hak untuk
intervensi terhadap muatan wahyu itu. “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (AlQuran) menurut kemauan hawa nafsu. Ucapannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”(Q.S 53 : 3-4). Maksud dari artikel ini bahwa Islam adalah agama yang menyeluruh yang diajarkan kepada manusia dengan bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah. Untuk mempelajarinya dibutuhkan peta Islam agar lebih terarah dan dapat dilakukan dengan benar. 4. Segi Sintaksis Sintaksis yaitu menentukan korehensi (hubungan) antar kalimat dan kata ganti. Koherensi atau hubungan antar kata atau kalimat yang digunakan pada bagian ini adalah proposisi “ Memahami Islam menjadi amat penting dan berguna bagi setiap muslim khusus untuk para pemuda”. Dua buah kalimat itu menjadi
berhubungan
pertentangan
karena
dihubungkan
dengan
kata
penghubung ”melainkan”. Sedangkan, dalam bentuk kata ganti menggunakan kata ganti orang kedua dengan menggunakan kata “kita”, terdapat dalam kalimat : ”kita dapat memetakan bagian-bagian ajaran Islam itu dan kita dapat pula mengetahui posisi kita dalam ber-Islam. “kita dapat melihat bahwa Islam yang integral”. “kita lihat satu persatu bagian secara lebih rinci. Makna kata ganti kita dalam kalimat itu berarti manusia seluruhnya.
5. Segi Stilistik Stilistik yaitu pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia, atau pilihan kata yang dipakai dalam sebuah tulisan.
a) Pilihan kata indikasi, pemahaman, mulia, muatan, khas, pada kalimat ” “Dalam kajian terdahulu kita telah mengupas beragam indikasi yang membawa kita pada pemahaman bahwa Islam adalah agama yang syamil (bersifat menyeluruh) dan diturunkan dengan tujuan-tujuan mulia demi kepentingan umat manusia sendiri. Nah, apa sajakah muatan Islam itu yang syamil dan bertujuan khas itu?”. b) Kata fase, posisi, dalam kalimat : ”......Islam menyentuh seluruh fase yang dilalui manusia dalam kehidupannya,.......Islam juga menentukan aturan untuk manusia baik dalam posisinya sebagai individu,.......”. c) Kata sektor, dilakoni, dalam kalimat : ”.......arahan Islam menyangkut seluruh sektor yang dilakoni manusia yang merliputi aqidah,.....”. d) Kata intelek, mengasah, dalam kalimat : ”Bahkan yang disebut orang intelek (ulul-albab) menurut Qur’an adalah yang mengasah ketiga unsur itu secara baik dan serius”. e) Kata merespon dalam kalimat : ”Beliau merespon hal itu dengan kalimat, ”Salman benar”.
b. Analisis tentang fase – fase yang dilalui manusia Tabel 8 Karakteristik Islam bagian 7
Edisi : No.12/XX April 2009/1431 H, hal. 66-67 Judul : fase – fase yang dilalui manusia Tabel 8. fase – fase yang dilalui manusia, No. 12/XX, April 2009 No.
Struktur
Elemen
Keterangan
wacana
1.
Struktur makro
Tema
Fase-fase yang dialalui manusia (janin, kanak-kanak, remaja/pemuda, tua
2.
Superstruktur
Skematik
• Paragraf 3 (awal) : fase – fase yang dilalui manusia. Ternyata untuk membentuk manusia paripurna itu, bimbingan dan perhatian Islam bukan memulainya saat manusia beranjak dewasa, tetapi sejak berbentuk janin.
• Paragraf 8 (tengah) : Dalam rangka menjaga kesehatan janin, Islam juga memberikan keringanan kepada para wanita hamil dalam ibadah shaum (puasa).
• Paragraf 17 (akhir) : Meskipun perintah dan larangan dari Allah baru berlaku pada seseorang saat ia mencapai akil baligh akan tetapi penyiapannya dilakukan sejak dini. Itu hanyalah beberapa contoh dari besarnya perhatian Islam terhadap manusia sejak awal diciptakan.
3.
Struktur mikro
Latar
Untuk membentuk manusia paripurna itu, bimbingan dan arahan Islam bukan dimulainya saat manusia beranjak dewasa, tetapi masih dalam berbentuk janin.
Detil
Melainkan sudah dilakukan jauh sebelum itu, yakni
sejak manusia masih berbentuk janin. Bahkan sebelum itu, yakni sebelum terjadi pertemuan sperma (nutfah) dengan ovum. Maksud
''itulah arahan Rasulullah sejak ’perjuangan’ awal suami isteri untuk melahirkan keturunan”.
Kata
Menggunakan
ganti
menggunakan kata “kita”, pada paragraf 3,6, 7, dst.
Leksikon
• Paragraf 1 : memandang
kata
ganti
orang
kedua
dengan
• Paragraf 3 : paripurna • Paragraf 4 : tolak ukur • Paragraf 7 : bersemayam • Paragraf 8 : keringanan • Paragraf 9 : sekelumit, buaian, mungil • Paragraf 12 : menyembelih
1. Segi Tema Tema dalam tulisan ini adalah fase – fase yang dilalui manusia : janin, kanak-kanak, remaja/pemuda, tua. 2. Segi Skematik Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahualuan, isi, penutup, dan kesimpulan. Judul artikel ini adalah fase – fase yang dilalui manusia. Ternyata untuk membentuk manusia paripurna itu, bimbingan dan perhatian Islam bukan memulainya saat manusia beranjak dewasa, tetapi sejak berbentuk janin. Isi : Dalam rangka menjaga kesehatan janin, Islam juga memberikan keringanan kepada para wanita hamil dalam ibadah shaum (puasa). Rasulullah
SAW bersabda : ” Sesungguhnya Allah menggugurkan dari musafir setengah shalat dan puasa dan memberi keringanan kepada wanita hamil dan menyusui (untuk tidak berpuasa)”. (H.R At-Tarmidzi dan An-Nasai). Kesimpulan : Meskipun perintah dan larangan dari Allah baru berlaku pada seseorang saat ia mencapai akil baligh akan tetapi penyiapannya dilakukan sejak dini. Itu hanyalah beberapa contoh dari besarnya perhatian Islam terhadap manusia sejak awal diciptakan. Lalu ada juga sentuhan-sentuhan Islam yang khusus untuk orang-orang berusia lanjut. Selebihnya adalah arahan Islam yang berlaku secara umum, baik orang muda maupun orang yang usia lanjut. 3. Segi Semantik Latar artikel ini ternyata untuk membentuk manusia paripurna itu, bimbingan dan perhatian Islam bukan memulainya saat
manusia beranjak
dewasa. Detil dalam berita ini adalah melainkan sudah diakukan jauh sebelum itu, yakni sejak manusia masih berbentuk janin. Bahkan sebelum itu, yakni sebelum terjadi pertemuan sperma (nutfah) dengan ovum. Sedangkan maksud dari artikel ini cukup jelas, pada kalimat ''itulah arahan Rasulullah sejak ’perjuangan’ awal suami isteri untuk melahirkan keturunan. Bahkan jika boleh dirunut jauh ke belakang, sejak seorang laki-laki dan perempuan merencanakan pernikahan pun sudah mendapat bimbingan Islam berupa tolak ukur yang dianjurkan dalam memilih pasangan hidup, dilanjutkan dengan bimbingan setelah seseorang memasuki rumah tangga, dan seterusnya”. 4. Segi Sintaksis Koherensi atau hubungan antar kata atau kalimat yang digunakan pada bagian ini adalah proposisi “khusus untuk para pemuda” dan “khusus untuk
orang-orang usia lanjut”. Dua buah kalimat itu menjadi berhubungan pengabungan karena dihubungkan dengan kata penghubung ”maupun”. Sedangkan, dalam bentuk kata ganti menggunakan kata ganti orang kedua dengan menggunakan kata “kita”, terdapat dalam kalimat : “mari kita masuk pada sisi lain dari cakupan sumuliyyah Islam”. ”....jangan lantas kita terjebak sibuk untuk mempersoalkan....”. ”Maka
kita dapat menarik
kesimpulan bahwa Islam memerintahkan kita untyuk melindungi janin......”. 5. Segi Stilistik a) kata memandang, pada kalimat : ”salah satu bagian dari syumuliyyah ajaran Islam adalah memandang manusia dalam sisi yang utuh…”. b) Kata paripurna dalam kalimat : ”ternyata untuk membentuk manusia puripurna itu......”. c)
Kata tolak ukur dalam kalimat : ”......mendapat bimbingan Islam berupa tolak ukur yang dianjurkan....”
d) Kata bersemayam dalam kalimat : ”....pada keselamatan janin yang bersemayam dalam rahim ibunda”. e) Kata keringanan dalam kalimat : ”....juga memberikan keringanan kepada para wanita hamil....”. f) Kata sekelumit, buaian, mungil dalam kalimat : ”itu juga merupakan sekelumit bukti bahwa Islam menaruh perhatian ....buaian Islam sudah siap untuk mengantarkan sang makhluk mungil.....”. g) Kata menyembelih dalam kalimat : ”.....dan menyembelihkan aqiqah berupa domba........”
c. Analisis tentang peran – peran manusia sebagai individu dan anggota keluarga Tabel 9 Karakteristik Islam bagian 8 Edisi : No.1/XXI/Mei 2009/1431 H, hal. 74-75. Judul : peran-peran manusia Tabel 9 . peran- peran manusia, No. 1/XXI, mei 2009 No.
Struktur
elemen
Keterangan
wacana
1.
Struktur makro
Tema
Peran-peran manusia sebagai individu dan anggota keluarga
2.
Superstruktur
Skematik
• Paragraf 2 (awal) : peran-peran manusia sebagai individu dan anggota keluarga. Seorang muslim tidak akan bingung dan bimbang tentang bagaimana seharusnya ia bertindak, bersikap dan berprilaku dalam peran dan posisi apapun yang dijalani.
• Paragraf 4 (tengah) : kewajiban manusia sebagai individu kepada Sang Pencipta diperkuat dengan keharusan setiap individu untuk memiliki rasa cinta, takut, dan harap kepada Allah
• Paragraf 19 (akhir) : begitulah segala peran dalam keluarga mendapat arahan dan bimbingan Islam, karena Islam agama yang membentuk peradaban besar yang membahagiakan manusia.
3.
Struktur mikro
Latar
Seorang muslim tidak akan bingung dan bimbang tentang bagaimana seharusnya dia bertindak, bersikap dan berprilaku dalam posisi apa pun
Detil
Karena Islam mencetak manusia sebagai individu agar menjadi hamba Sang Pencipta.
Maksud
”kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”(Q.S Ali Imran : 110).
Kata ganti
Kata ganti mgngguanakan kata ganti oarnmg kedua dan ketiga , mengguankan kata ” kita” dan ”dia”, pada paragraf 2,3 dst.
Leksikon
• Paragraf 1 : arahan • Paragraf 2 : peran, posisi, perangkat • Paragraf 5 : skala • Paragraf 6: orbitkan • Paragraf 10 : dermawan • Paragraf 12 : domestik, dalil • Paragraf 14 : terkait, material finansial • Paragraf 16: empati, optimis • Paragraf 18 : afdhal • Paragraf 19 : peradaban
1. Segi Tema Tema dalam tulisan ini adalah peran-peran manusia sebagai individu dan anggota keluarga.
2. Segi Skematik Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahualuan, isi, penutup, dan kesimpulan. Judul artikel ini peran-peran manusia sebagai individu dan anggota keluarga. Seorang muslim tidak akan bingung dan bimbang tentang bagaimana seharusnya ia bertindak, bersikap dan berprilaku dalam peran dan posisi apa pun yang dijalani. Isi : - kewajiban manusia sebagai individu kepada Sang Pencipta diperkuat dengan keharusan setiap individu untuk memiliki rasa cinta, takut, dan harap kepada Allah. - peran suami adalah pemimpin dalam keluarga, memberi nafkah Firman Allah SWT,
ﺾ َو ِﺑﻤَﺂ َأﻧْ َﻔﻘُﻮا ٍ ْﻋَﻠﻰٰ َﺑﻌ َ ْﻀ ُﻬﻢ َ ْﻞ ٱﻟﻠﱠ ُﻪ َﺑﻌ َﻀ ﻋﻠَﻰ ٱﻟ ﱢﻨﺴَﺂ ِء ِﺑﻤَﺎ َﻓ ﱠ َ ن َ ل َﻗﻮﱠاﻣُﻮ ُ ٱﻟ ﱢﺮﺟَﺎ ْ ِﻣﻦْ أَﻣْﻮَاﻟِﻬِﻢ “Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (Q.S An Nisa : 34). - peran isteri adalah taat pada suami, menjaga kehormatan dan harta benda.
﴾٣٤﴿ﻆ ٱﻟﱠﻠ ًُﻪ َ ﺣ ِﻔ َ ﺐ ِﺑﻤَﺎ ِ ْت ﺣَﺎﻓِﻈَﺎتٌ ﱢﻟﻠْ َﻐﻴ ٌ ت ﻗَﺎ ِﻧﺘَﺎ ُ َﻓﭑﻟﺼﱠﺎِﻟﺤَﺎ ”Sebab itu maka wanita yang salih, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (Q.S An Nisa : 34). Rasulullah SAW bersabda, “Inginkah kalian beritahu tentang kekayaan terbaik seseorang? Isteri yang shalih yang apabila ia melihatnya ia merasa bahagia dan apabila ia memerintahnya ia mentaati.”(H.R Al Baihaqi).
-peran sebagai orang tua menyangkut masalah material finansial, menebar kasih sayang, memberikan empati, dan membuat bahagia dan optimis. dalam hadits, “Tidak ada pemberian yang lebih baik yang dipersembahkan seorang ayah kepada anaknya selain dari pada pendidikan yang baik.”(H.R Imam Ahmad). - Orang tua juga memiliki kewajiban untuk membiasakan anak melakukan sholat, kewajiban lainnya memberikan kasih sayang agar selalu bahagia. - peran anak adalah taat, hormat dan memuliakan orang tua. Kesimpulannnya : begitulah segala peran dalam keluarga mendapat arahan dan bimbingan Islam, karena Islam agama yang membentuk peradaban besar yang membahagiakan manusia. 3. Segi Semantik Latar artikel ini seorang muslim tidak, bersikap dan berprilaku dalam peran dan posisi apa pun yang dijalaninya. Detil dalam artikel ini adalah karena Islam mencetak individu agar menjadi hamba Sang Pencipta. Sedangkan maksud dari artikel ini cukup jelas, pada kalimat ''kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriaman kepada Allah.” (Q.S Ali Imran : 110). 4. Segi Sintaksis Koherensi atau hubungan antar kata atau kalimat yang digunakan pada bagian ini adalah proposisi “selain aqidah, ibadah pun punya peran”dengan maksud yang sama. Dua buah kalimat itu menjadi berhubungan pertentangan karena dihubungkan dengan kata penghubung ”melainkan”. Sedangkan, dalam bentuk kata ganti menggunakan kata ganti orang kedua
dengan menggunakan kata “kita” dan orang ketiga menggunakan kata ”dia”, terdapat dalam kalimat : “kita
menemukan
di
dalam
Islam......”.”mari
kita
lihat
beberapa
contoh”.”.......bagaimana seharusnya dia bertindak,.....”. 5. Segi Stilistik a) Kata arahan, agen, pada kalimat : ”arahan Islam kepada umat manusia………menjadi agen kebaikan………”. b) Kata peran, posisi, perangkat, dalam kalimat : ”…....dalam peran dan posisi apa pun.....karena Islam sudah menyediakan perangkat arahan....”. c) Kata skala dalam kalimat : ”......dalam segala tingkatan dan skalanya.” d) Kata diorbitkan dalam kalimat : ”....manusia beriman diorbitkan untuk melakukan penataan kehidupan”. e) Kata dermawan dalam kalimat : ”....bukanlah suami dermawan melainkan suami.....”. f) Kata domestik, dalil, dalam kalimat : ”.........pekerjaan-pekerjaan ”domestik” seperti menyapu........”.”tidak ada satu dalil pun bahwa mencuci piring.......”. g)
Kata terkait, material finansial, dalam kalimat : ”.....selain terkait dengan kewajiban yang menyangkut masalah material finansial....”.
h) Kata empati, optimis dalam kalimat : ”....memberikan empati dan.......optimis”. i)
Kata afdhal dalam kalimat :
”.....Yang paling afdhal....”. j)
Kata peradaban dalam kalimat : ”.......agama yang membentuk peradaban besar....”.
d. Analisis tentang peran-peran manusia sebagai anggota masyarakat dan anggota alam semesta Tabel 10 Karakteristik Islam bagian 9 Edisi :No. 2/XXI /Juni 2009/1431 H, h. 74-75 Judul : peran sebagai anggota masyarakat dan sebagai anggota alam semesta
No.
Struktur wacana Struktur 1. makro
2. Super struktur
Elemen Tema Skematik
Keterangan Peran-peran manusia sebagai anggota masyarakat dan sebagai anggota alam semesta • Paragraf 3 (awal) : peran-peran manusia
sebagai
anggota
dan
sebagai
masyarakat anggota
alam
Pembentukan
semesta.
individu
shalih
oleh Islam bukanlah dinikmati oleh dirinya sendiri melainkan untuk
memberikan
dampak
kebaikan pula bagi pihak lain, manusia atau selain manusia
• Paragraf 5 dan 12 (tengah) : Islam
mengajarkan
Muslim
untuk
dan
memperhatikan
berbuat
tetanga
setiap
baik
dan
masyarakat
kepada anggota
lain
mengalami
yang
kenestapaan.
Firman Allah SWT : ”sembahlah
Allah
dan
janganlah
kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibubapak,
karib-kerabat,
anak-
anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang
dekat
dan
tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai
yang
orang-orang
sombong
dan
membanggakan diri. ” (Q.S An nisa : 36).
• Islam
juga
mengajarkan
seorang Muslim dalam posisinya sebagai anggota alam semesta untuk menciptakan lingkungan yang baik dan kondusif bagi
hadirnya
kehidupan
yang
mensejahterakan.
• Paragraf 18 (akhir) : bahwa ajaran bimbingan sebagai
Islam
mencakup
dan
peran-peran
anggota
masyarakat
dan anggota alam semesta.
3. Struktur
Latar
mikro
Islam
mengarahkan
setiap
manusia dalam posisinya sebagai anggota masyarakat agar menjadi kontributor kebaikan. Detil
karena kebaikan yang diinginkan Islam
adalah
kebaikan
menyeluruh yang dinikmati oleh semua anggota masyarakat, baik yang beragama Islam maupun tidak. Mencetak individu agar menjadi hamba Sang Pencipta. Maksud
cukup jelas, pada kalimat seorang Muslim dituntut selalu memberi kontribusi sesamanya.
kebaikan Rasulullah
kepada SAW
menggambarkan seorang mukmin bagaikan lebah : ''sesungguhnya
perumpamaan orang beriman itu bagaikan lebah, ia makan yang bersih,
mengeluarkan
sesuatu
yang bersih,
hinggap di tempat
yang bersih dan tidak merusak atau
mematahkan
dihinggapinya
itu)”.(HR
(yang Ahmad
dan Al Hakim) Kata
Kata ganti orang kedua ”kita” dan
ganti
orang ketiga ”dia” pada paragraf 1,2,4 dst.
leksikon
• Paragraf 1 : berimbang • Paragraf 3 : dampak • Paragraf 4 : posisi, kontributor • Paragraf 6 : kategori • Paragraf 10 : mengenyahkan • Paragraf 12 : kondusif • Paragraf 13 : menghamparkan • Paragraf
15
:
mengenyam,
indikasi, semburan
1. Segi Tema Tema dalam tulisan ini adalah peran-peran manusia sebagai anggota masyarakat dan anggota alam semesta. 2. Segi Skematik Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahualuan, isi, penutup, dan kesimpulan. Judul artikel ini peran-peran manusia sebagai anggota masyarakat dan
sebagai anggota alam semesta. Pembentukan individu shalih oleh Islam bukanlah dinikmati oleh dirinya sendiri melainkan untuk memberikan dampak kebaikan pula bagi pihak lain, manusia atau selain manusia. Isi : - Islam mengajarkan setiap Muslim untuk memperhatikan dan berbuat baik kepada tetangga dan anggota masyarakat lain yang mengalami kenestapaan. Firman Allah SWT : Firman Allah SWT dalam surat An-Nisa 36 :
ٰﻦ ِإﺣْﺴَﺎﻧًﺎ وَﺑِﺬِى ٱﻟْ ُﻘﺮْ َﺑﻰ ِ ْﻻ ُﺗﺸْ ِﺮآُﻮاْ ِﺑ ِﻪ ﺷَﻴْﺌﺎً َو ِﺑﭑﻟْﻮَاِﻟ َﺪﻳ َ َوٱﻋْ ُﺒﺪُواْ ٱﻟﱠﻠ َﻪ َو ﺐ ِ ﺣ ِ ﺐ َوٱﻟﺼﱠﺎ ِ ﺠ ُﻨ ُ ْﻦ َوٱﻟْﺠَﺎ ِر ذِى ٱﻟْ ُﻘﺮْ َﺑﻰٰ َوٱﻟْﺠَﺎ ِر ٱﻟ ِ َوٱﻟْ َﻴﺘَﺎ َﻣﻰٰ َوٱﻟْ َﻤﺴَﺎآِﻴ ﻻ ً ن ُﻣﺨْﺘَﺎ َ ﺤﺐﱡ ﻣَﻦ آَﺎ ِ ﻻ ُﻳ َ ن ٱﻟﱠﻠ َﻪ ﺴﺒِﻴﻞِ َوﻣَﺎ َﻣَﻠ َﻜﺖْ َأﻳْﻤَﺎ ُﻧ ُﻜﻢْ ِإ ﱠ ﻦ ٱﻟ ﱠ ِ ْﺐ َوٱﺑ ِ ْﺠﻨ َ ِﺑﭑﻟ ﴾٣٦﴿َﻓﺨُﻮرًا ”sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karibkerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membaggakan diri. ” (Q.S An Nisa : 36). Islam juga mengajarkan seorang Muslim dalam posisinya sebagai anggota alam semesta
untuk menciptakan lingkungan yang baik dan kondusif bagi
hadirnya kehidupan yang mensejahterakan. Firman Allah SWT surat Al-Hijr : 19-20.
﴾١٩﴿ٍﺷﻲْ ٍء ﱠﻣﻮْزُون َ ﻰ َوَأﻧْ َﺒﺘْﻨَﺎ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻣِﻦ ُآﻞﱢ َﺳ ِ ض َﻣ َﺪدْﻧَﺎهَﺎ َوَأﻟْ َﻘﻴْﻨَﺎ ﻓِﻴﻬَﺎ َروَا َ ْﻷر َ َوٱ ﴾٢٠﴿ﻦ َ ﺶ َوﻣَﻦ ﱠﻟﺴْ ُﺘﻢْ َﻟ ُﻪ ِﺑﺮَا ِزﻗِﻴ َ ﺟ َﻌﻠْﻨَﺎ َﻟ ُﻜﻢْ ﻓِﻴﻬَﺎ َﻣﻌَﺎ ِﻳ َ َو “Dan kami telah menghamparkan padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (kami
menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rizki kepadanya.”(Q.S Al Hijr : 19-20). Kesimpulannya : bahwa ajaram Islam mencakup bimbingan dan peranperan sebagai anggota masyarakat dan anggota alam semesta. 1. Segi Semantik Latar artikel ini adalah bahwa Islam mengarahkan setiap manusia dalam posisinya sebagai anggota masyarakat agar menjadi kontributor kebaikan. Detil dalam artikel ini adalah karena kebaikan yang diinginkanIslam adalah kebaikan menyeluruh yang dinikmati oleh semua anggota masyarakat, baik yang beragama Islam maupun tidak.
Mencetak individu agar menjadi
hamba Sang Pencipta. Sedangkan maksud dari artikel ini cukup jelas, pada kalimat seorang Muslim dituntut selalu memberi kontribusi kebaikan kepada sesamanya. Rasulullah SAW, menggambarkan seorang Mukmin bagaikan lebah : ''Sesungguhnya perumpamaan orang beriman itu bagaikan lebah, ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya itu).”(HR Ahmad dan Al Hakim) 2. Segi Sintaksis Koherensi atau hubungan antar kata atau kalimat yang digunakan pada bagian ini adalah proposisi “pembentukan individu shalih oleh Islam bukanlah dinikmati oleh dirinya sendiri melainkan untuk memberikan dampak kebaikan bagi pihak lain.” Dua buah kalimat itu menjadi berhubungan pertentangan karena dihubungkan dengan kata penghubung ”tetapi”. Sedangkan, dalam bentuk kata ganti menggunakan kata ganti orang kedua dan
ketiga dengan menggunakan kata “kita” dan ”dia”, terdapat dalam kalimat : “kita masih membahas tentang cakupan ajaran Islam....”. ”mari kita cermati ajaran-ajaran Islam mengenai hal itu”. ”kelestarian lingkungan alam di mana dia tinggal”. 3. Segi Stilistik a). Kata berimbas pada kalimat : ”......berimbas pada kelestarian lingkungan alam di mana dia tinggal”. b)
Kata dampak dalam kalimat : ”…....untuk memberikan dampak kebaikan.......”.
c)
Kata posisi, kontributor dalam kalimat : ”......dalam posisinya sebagai anggota masyarakat agar menjadi kontributor kebaikan.”
d)
Kata kategori dalam kalimat : ”ada dua kategori tetangga....”.
e)
Kata mengenyahkan dalam kalimat : ”barang siapa mengenyahkan satu kedukaan...”.
f)
Kata kondusif dalam kalimat : ”.........lingkungan yang baik dan konduusif bagi hadirnya......”.
g)
Kata menghamparkan dalam kalimat : ”dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan.....”.
h) Kata mengecam, indikasi, semburan, mengklaim dalam kalimat : ”Islam juga mengecam orang-orang.......salah satu indikasi kemunafikan yang ditandai dengan semburan kata-kata manis dan mengklaim sebagai orang yang berjasa.....”.
B. Analisis wacana tentang karakteristik Islam rubrik mutiara dakwah pada majalah Ummi dari segi kognisi sosial
Kognisi sosial merupakan dimensi untuk menjelaskan bagaimana suatu teks diproduksi oleh individu/kelompok pembuat teks. 3 Dalam pandangan Van Djik, Pendekatan kognitif didasarakan pada asumsi bahwa teks tidsak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa, atau lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai bahasa. 4 Redaksi Ummi dalam menentukan tema bahasan utama ditentukan melalui rapat, sedangkan rubrik lain diusulkan oleh penanggung jawab rubrik dan diputuskan dalam rapat redaksi. Sedangkan rubrik mutiara dakwah, dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada para pembaca Majalah Ummi tentang fiqhudda’wah dan muatan dakwah. Tulisan di rubrik ini juga dimaksudkan untuk menjadi bekal bagi para pembaca yang terlibat dalam aktifitas dakwah dan pembinaan umat. Grand design tulisan di Mutiara Dakwah dimulai dengan pemaparan tentang dasar-dasar Islam, sampai pembahasan tentang apa dan bagaimana dakwah. Oleh karena itu bahasan meliputi aqidah (tentang tauhid dan syirik), makna dua kalimat syahadat, mengenal Islam (ma’rifatul-Islam), dan seterusnya. Dan tema Karakteristik Islam itu adalah bagian dari pembahasan tentang Ma’rifatul-Islam itu. Oleh karena itu judul yang dipilih berdasarkan urutan atau rangkaian yang ingin dibangun untuk mewujudkan pemahaman yang utuh tentang Islam dan dakwah Islam.
3 4
Eriyanto, analisis wacana, hal 225. Ibid, 260.
C. Analisis wacana karakteristik Islam pada majalah Ummi dari segi klonteks sosial Konteks sosial yaitu menpelajari bangun wacana yang berkembabg dalam masyarakat akan suatu masalah. 5 Tema karakteristik Islam, dimaksudkan untuk menjelaskan tentang kekhasan sekaligus keunggulan Islam dibandingkan dengan agama lain. Kaum Muslimin sekarang dihadapkan pada tantangan pemikiran yang mempersamakan semua agama, dan memandang propaganda
itu berpotensi mendangkalkan pemahaman dan
komitmen Muslim kepada agama Islam. Bagaimana mungkin Islam dengan sederhana dipersamakan begitu saja dengan agama lain. Bagaimana mungkin sebuah agama yang diturunkan oleh Sang Maha Pencipta dapat dipersamakan dengan agama buatan makhluk ciptaan-Nya? Dan menurut pengasuh rubrik pemikiran mempersamakan semua agama adalah pemikiran primitif bukannya pemikiran moderen. Mengapa? Karena semakian moderen seseorang maka dia akan semakin kritis dan cermat dalam memandang berbagai hal. Dulu, di zaman kehidupan masih lebih sederhana dari sekarang, orang akan dengan sederhana mempersamakan semua makanan. Yang penting mengenyangkan. Tidak demikian halnya dengan orang-orang yang hidup di zaman moderen ini, orang moderen akan sangat selektif memilih makanan dimulai dari pertimbangan siapa produsennya, kemudian bahan baku, lalu kandungan gizi di dalamnya, terus adakah zat-zat membahayakan di dalamnya, dan seterusnya. 6 Jadi, jelaslah alasan penulis dalam tulisannya bahwa Islam adalah agma yang khas yang tidak dapat disamakan dengan agama manapun. Karakteristik Islamlah yang membedakan hal tersebut, Islam mengatur segala aspek kehidupan mulai dari janin hingga tua semuanya bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah. 5 6
Eriyanto, analisis wacana, hal 224. Hasil wawancara dengan Tate Qomaruddin, Lc.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Majalah Ummi adalah salah satu bentuk jurnalisme media cetak, yang bertujuan untuk berdakwah melalui tulisan untuk memberikan informasi nilai-nilai Islam kepada pendegar, penonton, pembaca umumnya umat Islam dan wanita muslim pada khususnya. Wacana dalam majalah Ummi ditinjau dari segi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. 2. Wacana dalam rubrik mutiara dakwah dimaksudkan untuk membangun pemikiran dan pemahaman Islam tentang mengenal Islam lebih mendalam. Menggunakan pendekatan teori kualitatif eksplanatif dan metodologi analisis wacana Van Dijk, bertujuan untuk memahami ajaran Islam. 3. Analisis Wacana rubrik mutiara dakwah yang berjudul karakteristik Islam
berguna
keunggulan
untuk Islam
menjelaskan dibandingkan
tentang
kekhasan
dengan
sekaligus
agama
lain.
Mengidentifikasikan karakteristik Islam yaitu bahwa agama Islam, adalah agama syumuliyyah (menyeluruh) terdiri atas unsur-unsur (ruh, jiwa, akal) yang bersumber dalam Al- Qur’an dan Sunnah yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya.
B. Saran 1. Majalah ummi merupakan salah satu majalah yang berdakwah melalui tulisan
untuk
memberikan
pemahaman
terhadap
Islam
secara
menyeluruh dalam ruang lingkup kehidupan. Diharapkan majalah Ummi selalu memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembacanya sesuai visi dan misi. 2. Rubrik mutiara dakwah adalah rubrik yang mengandung muatan dakwah, sebaiknya untuk jangka panjang lebih dikemas semenarik mungkin (kreasi dan inovasi baru) dengan kisah dan teladan yang dapat diambil dari Al-Qur’an. 3. Majalah ummi sebagai media Islam diharapkan mampu memberikan solusi kepada pembaca demi memuaskan akan pentingnya informasi dari sumber yang akurat dan tidak menyimpang dari ajaran agama. 4. Bagi jurnalis Islam memiliki tugas yang berat dalam menyampaikan ajaran agama karena banyak sekali pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang memiliki tujuan menghancurkan Islam. Sebaiknya generasi muda lebih memupuk rasa ke Islaman dengan berpegangan kepada AlQur’an dan Sunnah sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW.
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Grafindo Persada, 2006. Eriyanto. Analisis Wacana (pengantar analisis teks media). Yogyakarta : LKiS Pelangi Aksara Yogyakarta, 2006. Farihah, Ipah. Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006. Hadhiri,
Choiruddin. Mutiara-Mutiara Dakwah (Ringkasan Materi Khutbah
Akidah Islam). Solo : Al-Qowam, 2004. Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta : PT Grafindo Persada, 2007. Kusnawan, Aep, dkk. Komunikasi Penyiaran Islam (Mengembangkan Tabligh Melalui Mimbar, Media cetak, radio, televisi, film, dan media digital. Bandung : Benang Merah Press. Potter, Deborah. Buku Pegangan Jurnalisme Indepeden. Departemen Luar Negeri : http//Usinfo.state.gov, 2006. Prayitno, Budi (penerjemah). Etika Jurnalisme : Debat Global. Jakarta : kerja sama Institut Studi Arus Informasi dan keduataan Besar AS, 2006. Raharjo, Turnomo dkk. Metode Penelitian Komunikasi. Yogyakarta : Gitanyali, 2004. Rahmat, Jalaluddin. Psikologi Agama. Jakarta : PT Grafindo Persada, 2007. Rahmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Rodhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta : Lembaga Penelitian Jakarta dengan UIN Press, 2007.
Ruslan, Rosady. Metode Penelitian : (Public Relation & Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008. Santana K, Setiawan.
Jurnalisme Kontemporer. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia, 2005. Sumandiria, Haris. Jurnalistik Indonesia (menulis berita, dan feature panduan praktis jurnalistik professional). Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006. Syamsul, Asep M. Romli. Jurnalistik Dakwah. Visi dan Misi dakwah Bil qalam). Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2003. Syamsul, Asep M. Romli. Jurnalistik Praktis. Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1999. Tebba, Sudirman Jurnalistik Baru. Ciputat : Kalam Indonesia, 2005. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka, 2005.
Sumber lain : Al-Qur’an dan Terjemah. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.Annida (Cerdas, Gaul, Syar’i). No.3/XVI/15 Nop-15 Des 2006. Muslimah (Tren Remaja Islam)., No.37/Th III, Jumadil Akhir 1426 H, Agustus 2005. Ummi, No.11/XX Maret 2009/1430 H. Hasil wawancara dengan Meilis Sawitri, Sekretaris ummi. Hasil wawancara dengan Tate Qomaruddin, pengasuh rubrik mutiara dakwah. http://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah"(17/03/10).
http://pengertian.baru2.net/definisi-pengertian-interview-wawancara.html.diakses 21/05/2010.17.05 http:arief-as-syarif.blogspot.com/2009_2009_12_01_archive. htm(17/03/10).10.00 wib http://id.wikipedia.org/wiki/Koran.10:00. http://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah"(17/03/10), pkl 10.00 wib