Analisis Wacana Rubrik Tren Fashion 2012 pada Majalah Noor No.12 Edisi Khusus Fashion 2012
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Cahaya Kusumawati 207051000095
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014/ 1435 H 1
Analisis Wacana Tren Fashion 2012 pada Majalah Noor No.12 Edisi Khusus Fashion 2012
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Cahaya Kusumawati NIM 207051000095
Dosen Pembibing:
NIP : 19670906 1994031 002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014/1435 H
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Cahaya Kusumawati
NIM
: 207051000095
Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 25 Mei 1989
Alamat
: Jl. Dewi Sartika No.15 Rt. 06 Rw. 018 Ciputat Kedaung – Tangerang Selatan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Wacana Rubrik Tren Fashion 2012 pada Majalah Noor No.12 Edisi Khusus Fashion 2012” 1. Skripsi ini adalah benar karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Uin Syarif Hidayatullah Jakarta. Kecuali kutipan-kutipan yang tersebut sumbernya. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Apabila di dalamnya terdapat kesalahan dan kekeliruan, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Selain itu, jika di dalamnya terdapat plagiasi yang dapat berakibat pembatalan gelar sarjana saya, maka saya siap menanggung resikonya. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh rasa tanggung jawab.
Jakarta, 29 Januari 2014 Yang membuat Pernyataan
Cahaya Kusumawati
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul : Analisis Wacana Rubrik Tren Fashion 2012 Pada Majalah Noor No.12 Edisi Khusus Fashion 2012 , telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari Rabu tanggal 29 Januari 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jakarta, 29 Januari 2014 Sidang Munaqasah Ketua
Sekretaris
Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA
Ahmad Fatoni, S. Sos. I
Nip: 19710412220003201
Anggota Penguji I
Penguji II
Ade Masturi, MA
Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA
Nip: 197506062007101001
Nip: 19710412220003201
Dosen Pembimbing
Dr. Suhaimi, M.Si NIP : 19670906 1994031 002
ABSTRAK Cahaya Kusumawati Analisis Wacana Rubrik Tren Fashion 2012 Pada Majalah Noor No.12 Edisi Khusus Fashion 2012 Fashion adalah industri yang berkembang sejalan tuntutan perubahan jaman dan gaya hidup. Industri ini tidak hanya memproduksi pakaian beserta atributnya untuk melindungi atau menutupi tubuh, namun juga menciptakan citra, identitas, atau status sosial bagi pemakainya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana model Teun A Van Djik. Van Djik lebih menekankan pada tiga dimensi yakni, teks, kognisi sosial, dan konteks sosial menjadi sebuah kesatuan. Untuk dimensi teks analisis wacana model Van Dijk terdiri atas tiga struktur yakni struktur makro, superstruktur, struktur mikro.Ketiga struktur tersebut masing-masing memiliki elemen-elemen yang saling mendukung satu sama lain. Penelitian ini dilakukan pada majalah Noor, adapun alasan penulis mengambil majalah Noor sebagai penelitian,karena pertama, majalah ini sering kali menyajikan sesuatu baik itu artikel maupun berita secara panjang lebar dan mendalam, majalah seperti halnya media cetak lainnya pesan-pesan yang disampaikan dapat dikaji ulang dan dipelajari, serta memiliki daya persuasi yang lebih tinggi. Kedua, setiap tulisan yang terdapat di majalah Noor merujuk kepada Al-Qur’an dan Hadits. Sehingga pembaca tidak hanya mendapat bacaan yang memberikan informasi terkini melainkan belajar tentang Islam. Objek dalam penelitian ini adalah rubrik tren fashion di majalah Noor pada edisi khusus fashion 2012. Adapun pemilihan subjek dalam penelitian ini dikarenakan pada majalah Noor, peneliti melihat sebagian besar isi majalah tersebut khususnya pada rubrik tren fashion lebih menekankan modernisasi fashion yang menjadi tren di tahun 2012. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah penelitian lapangan dan wawancara kepada beberapa responden pembaca tetap majalah Noor yang berguna sebagai pembanding data penelitian ini. Selain wawancara pembaca Noor, peneliti juga mewawancarai pemimpin redaksi majalah Noor dan tim redaksi majalah Noor. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini bahwasanya rubrik tren fashion pada majalah Noor berperan sebagai alat modernisasi fashion saat ini agar masyarakat urban khususnya para fashionista lebih berani mengekspresikan gaya berbusananya dan tidak melebihi dari kaidah-kaidah syariat Islam. Fashion Islam terkini sangat menarik, karena fashion Islam saat ini lebih berwarna tidak monoton, lebih banyak variasinya dan dapat menarik simpatik bahwa hijab itu tidak sekuno yang dibayangkan. Modernisasi fashion saat ini sangat mengispirasi semua wanita yang ingin tampil beda dan menarik disetiap kesempatan. i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan untuk kehadirat Allah SWT, karena berkat segala kekuasaan dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW serta pengikutnya sampai akhir zaman. Terselesaikannya skripsi ini yang sebenarnya juga tidak luput dari bantuan pihak luar. Izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Terimakasih sedalam-dalamnya kepada Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Bapak Dr. Arief Subhan, M.A, Wakil Dekan 1 Dr. Suparto, M.Ed, MA, Wakil Dekan 2 Bapak Drs. Jumroni, M.Si, Wakil Dekan 3 Bapak Drs. Wahidin Saputra,MA. 2. Almarhumah Ibu Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum selaku Ketua Kordinator Program Non Reguler Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. 3. Ibu Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA, selaku sekretaris Program Non Reguler Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah memberikan dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini dan H. Ahmad Fatoni, S.Sos.I sebagai staff Administrasi. 4. Terimakasih kepada Bapak Dr. suhaimi, M.Si, selaku dosen pembimbing yang senantiasa sabar dalam membimbing penulisan skripsi ini. 5. Para Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Pemimpin Redaksi Majalah Noor ibu Jetti R Hadi dan Redaksi Fashion Majalah Noor mbak Putri Wulan M yang sudah bersedia menyempatkan penulis untuk berkunjung ke kantor Majalah Noor dan di wawancarai. 7. Orang Tua tercinta Ayahanda Hartono dan Ibunda Ida Mulyana yang telah bekerja keras dalam memperjuangkan pendidikan bagi anak-anaknya, serta dorongan yang diberikan tiada henti.
ii
8. Keluarga tercinta adik Putri Handayani, Kakek, Nenek, Tante, Om, dan Sepupu-sepupu yang selalu memberikan keceriaan disaat penulis down dan memberikan dukungan, baik moril maupun materil. 9. Yang tersayang Sulistiono Taufik, SH, yang selalu setia tulus mendampingi, membimbing, menyemangati, mendoakan penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. Many thanks for everythings, you are the best ever. 10. Kawan-kawan angkatan 2007 dan 2008 KPI Non Reguler, terima kasih atas semuanya. 11. Para responden pembaca Noor yang telah bersedia membantu penulis dan menyempatkan waktunya untuk diwawancarai.
Akhirnya, penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas jasa dan bantuan serta pengorbanan yang telah mereka berikan. Mudah-mudahan penelitian skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan. Amin
Jakarta, 25 Januari 2014
Cahaya Kusumawati
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………….........
i
KATA PENGANTAR………………………………………………......
ii
DAFTAR ISI………………………………………………………….....
iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………....
vi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………...........................
1
B. Batasan Dan Perumusan Masalah……………....................
3
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian…………….......................
4
D. Metodologi Penelitian………………………………..........
5
E. Tinjauan Pustaka……………………………………………
8
F. Sistematika Penelitian………………………….................
11
KAJIAN TEORI A. Pengertian Fashion Style………………………….............
13
B. Pakaian Menurut Islam…………………………………….
15
C. Fashion Sebagai Budaya Massa Dan Simbol Gaya Hidup..
19
D. Pengertian Rubrik……………………………………….....
22
E. Pengertian Analisis……………………………..................
23
F. Analisis Wacana Model Teun A Van Dijk……..................
26
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG MAJALAH NOOR A. Sejarah Singkat Majalah Noor……………………….........
29
B. Visi Dan Misi Majalah Noor……………………………...
32
C. Struktur Redaksi Majalah Noor……………………….......
33
D. Sekilas Tentang Rubrik Tren Fashion……….....................
36
iv
BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISA DATA A. Analisis Teks Dalam Rubrik Tren Fashion Majalah Noor Edisi Khusus Fashion 2012.........................................................
38
1. Struktur Makro (Tematik)…………………….............
38
2. Superstruktur (Skematik)……………………..............
41
3. Struktur Mikro………………………………..............
45
1) Semantik…………………………………….........
46
2) Sintaksis…………………………………..............
50
3) Stilistik……………………………………............
53
4) Retoris……………………………………….........
54
B. Analisis Konteks Sosial Dalam Rubrik Tren Fashion Majalah Noor Edisi Khusus Fashion 2012……………….
55
C. Analisis Kognisi Sosial Dalam Rubrik Tren Fashion Majalah Noor Edisi Khusus Fashion 2012……………….
BAB V
56
PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………...
59
B. Saran…………………………………………………….....
61
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………
64
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel
I
Struktur Teks....................................................................... 27
Tabel
II
Struktur Redaksi Majalah Noor........................................... 33
Tabel
III
Rubrikasi Majalah Noor....................................................... 35
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi informasi yang belakangan ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, termasuk perkembangan teknologi media cetak dan elektronik seperti perkembangan media komunikasi sekarang tidak lepas dari televisi, surat kabar, majalah, radio maupun internet membuat segalanya semakin mudah diakses. Perkembangan media cetak di Indonesia, memiliki pengaruh yang besar terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat, karena dalam media cetak terdiri atas rubrik-rubrik yang bisa dijadikan sebagai inspirasi, tidak terkecuali bagi media cetak nasional, sepaerti majalah Noor yang memuat tren fashion 2012 dan dijadikan inspirasi bagi perempuan masa kini. Fashion atau mode adalah industri yang berkembang sejalan tuntutan perubahan jaman dan gaya hidup. Industri ini tidak hanya memproduksi pakaian beserta atributnya untuk melindungi atau menutupi tubuh, namun juga menciptakan citra, identitas, atau status sosial bagi pemakainya. Negara-negara Barat, yang dianggap maju dalam industri ini ditempatkan sebagai standar siklus mode bagi negara-negara lainnya. Secara alami manusia memerlukan pakaian/busana. Pakaian tersebut baik berfungsi sebagai melindungi tubuh atau badan dari panas dan dingin, ataupun sebagai estetika, memperindah dan mempercantik orang yang memakainya, bahkan dapat meningkatkan status sosial, sesuai dengan jenis pakaian yang 1
2 dikenakan. Di dunia muslim, busana bisa mencerminkan identitas, selera, pendapatan, pola perdagangan regional, dan religiusitas pemakainya. Busana dan pemakainya bervariasi menurut jenis kelamin, usia, status perkawinan, asal geografis, pekerjaan, dan bahkan aliran politik. Kita peduli terhadap busana wanita muslimah ini sekarang sudah banyak dirusak oleh kita sendiri dengan memodifikasi trend masa kini bukannya dengan ketentuan syariat Islam yang ditetapkan dalam Al-Qur’an.1 Di dunia modern, banyak wanita mengalami alienasi (keterasingan diri). Mereka mencari identitas dengan menampilkan pakaian-pakaian yang sedang “in” atau sedang menjadi mode pada zamannya. Bahkan seorang wanita tiba-tiba naik pada posisi tinggi mengalami krisis identitas. Dan untuk memperteguh identitas dirinya ia akan mencari busana yang melambangkan statusnya. 2 Busana muslim dapat memiliki makna tertentu. Ia dapat mengungkapkan pertentangan terhadap rezim tertentu atau mencerminkan kenggotaan dalam gerakan Islam. Pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, ketika jilbabisasi merambah keluarga kelas menengah atas, berbondong-bondong anak, isteri pejabat, dan pengusaha mengenakan jilbab. Sejak itulah busana muslim menjadi trendi dan memakai jilbab mulai mencapai prestise tertentu. Jilbabisasi dinggap merupakan suatu tanda globalisasi, suatu lambang identifikasi orang Islam di Indonesia dengan umat Islam di negara-negara lain di dunia modern. Majalah Noor dirancang khusus untuk kaum wanita membahas tentang tren fashion 2012. Tetapi majalah Noor juga membahas mengenai salam Noor, surat pembaca, campur sari, makna kata, sampul kita, lintas zaman, tren fashion, 1
Abdurrahman Al-Baghdadi, Da’wah Islam dan Masa Depan Umat, (Bangil: Al-Izzah, 1997), cet.1. h.1 2 Jalaludin Rakhmat, Islam Alternatif, (Bandung:Mizan, 1997), Cet. Ke-8, h.140
3 fashion note, doa, tren warna, tren rias, tren aksesori dan jilbab, fikih fashion, info media, lensa Noor, hadis, silaturahim, refleksi, indeks. Rubrik tren fashion merupakan salah satu rubrik yang diangkat dalam edisi khusus fashion 2012. Rubrik ini membahas mengenai tren fashion yang semakin modern. tidak hanya itu, busana disini akan dibahas dan selalu dihubungkan dengan ayat yang ada dalam Al-qur’an atau dengan hadits. Oleh karena itu, penulis berfokus menganalisa rubrik tersebut dengan menggunakan analisis wacana sebagai metode penelitian. Dengan menggunakan metode analisis wacana, tidak hanya akan mengetahui isi teks tersebut, tetapi juga bagaimana teks atau pesan tersebut diproses hingga sampai kepada pembaca. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, untuk mengetahui lebih jauh mengenai rubrik tren fashion pada majalah Noor dengan menggunakan metode analisis wacana penulis bermaksud mengangkat judul skripsi, Analisis Wacana Rubrik Tren Fashion 2012 pada Majalah Noor No.12 Edisi Khusus Fashion 2012.
B. Batasan dan Perumusan Masalah 1. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti dalam skripsi ini pada segi teks analisis wacana model Teun A.Van Dijk yang ada pada rubrik Tren fashion majalah Noor Edisi Khusus Fashion 2012 Penelitian ini dilakukan pada majaah Noor, adapun alasan penulis mengambil majalah Noor sebagai penelitian, karena pertama, majalah ini
4 seringkali menyajikan sesuatu baik itu artikel maupun berita secara panjang lebar dan mendalam, majalah seperti halnya media cetak lainnya pesan-pesan yang disampaikan dapat dikaji ulang dan dipelajari, serta memiliki daya persuasi yang lebih tinggi. Kedua, setiap tulisan yang terdapat di majalah Noor merujuk pada AlQur’an dan Hadits. Sehingga pembaca tidak hanya mendapat bacaan yang memberikan informasi terkini melainkan belajar tentang Islam. Sebab, Islam itu merupakan rahmat bagi seluruh alam yang memiliki nilai-nilai universal dan berlaku untuk semua. 2. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: Bagaimana Analisis Wacana Rubrik Tren Fashion 2012 pada Majalah Noor No.12 Edisi Khusus Fashion 2012?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Berdasarkan pembatasan dan perumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah: Untuk menganalisis wacana dalam rubrik tren fashion yang disampaikan kepada khalayak dengan menggunakan metode dari Teun Van Dijk. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Manfaat Akademis
5 Memberikan kontribusi positif dalam studi tentang media massa, khususnya mengenai analisis wacana yang biasa digunakan untuk menganalisis pesan dalam media selain metode analisis isi maupun analisis semiotik. Dan menjadi tambahan referensi mengenai penyampaian pesan dakwah melalui majalah. Memberikan masukan pada dunia penelitian dan menambah kajian ilmiah bagaimana majalah Islam merepresentasikan modernisasi fashion khususnya busana. Penelitian ini diharapkan juga memberikan masukan bagi penelitian sejenis untuk menguji efektifitas penyebaran budaya pop melalui media terhadap remaja. b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi untuk lebih berkreatifitas dan mengembangkan dakwah melalui beberapa media sebagai jalan dakwah yang salah satunya melalui majalah dan menjadi bahan pertimbangan bagi para pecinta fashion, khususnya para pembaca majalah Noor. D. Metodologi Penelitian 1. Lokasi Penelitian dan Waktu penelitian a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan majalah Noor yang beralamat di: JL. Karang Pola VI No.7A, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540. Telp (021) 789 1951 Email:
[email protected]
6 b. Waktu Penelitian Pada awalnya peneliti sudah melakukan survey diawal untuk mengetahui program yang akan dijadikan studi kasus pada penelitian pada tanggal 23 Mei 2012, namun peneliti menentukan pada tanggal 10 Juni 2012 melakukan permohonan izin kepada mbak Riri sekretaris majalah Noor dan diberikan jadwal untuk mewawancari ibu Jetti R Hadi selaku Pemimpin Redaksi Majalah Noor beserta Mbak Putri Selaku stylist redaksi majalah Noor. Kemudian pada tanggal 6 September 2012 peneliti melakukan wawancara pribadi dengan ibu Jetti R Hadi pemimpin malajah Noor setelah itu dilanjutkan dengan mewawancarai mbak Putri selaku stylist redaksi majalah Noor. Sebulan kemudian tepatnya tanggal 20 Oktober 2012 peneliti kembali ke majalah Noor untuk mengambil sura keterangan dari majalah Noor dan bertemu dengan mbak Riri sekretaris majalah Noor. Peneliti juga meklakukan wawancara dengan 3 responden pembaca tetap majalah Noor pada tanggal 18,20,21 Oktober 2012 Peneliti melakukan penelitian turun lapangan untuk mengamati dan mewawancarai serta dokumentasi yaitu dalam 5 bulan dimulai pada bulan Juni sampai 20 oktober 2012 seperti tanggal 10 Juni 2012, 6 September 2012 mulai pukul 13.47 – sampai dengan 15.06 WIB, 18 oktober pukul 17.56 WIB, 20 Oktober 2012 pukul 13.18 sampai pikul 15.15 WIB, dan tanggal 21 Oktober 2012 pukul 11.45 WIB 2. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas social, dan
7 lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan suatu yang sulit dipahami secara memuaskan.3 Dengan pendekatan ini peneliti dapat memperoleh data-data yang akurat dan lengkap berdasarkan fakta yang ada dilapangan. 3. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan jenis pendekatan analisa deskriptif, maka metode pengumpulan data diperoleh dengan langkah sebagai berikut: a. Observasi (pengamatan) Observasi adalah suatu cara mengumpulkan data dengan mengambil langsung terhadap objek atau penggantinya (misal: film, rekonstruksi, video, dan sejenisnya). Pengamatan ini dengan melihat langsung serta mencermati setiap teks pada objek penelitian yakni rubrik tren fashion yang terdapat pada majalah Noor. b. Wawancara (Interview) Wawancara adalah teknis dalam upaya menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu yang sesuai dengan data. Wawancara dilakukan untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dengan menggunakan perekam camera digital. Pada penelitian ini penulis
3
Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, Cetakan ke-10 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), h. 3
8 mewawancarai Ibu Jetti Rosila Hadi selaku pemimpin redaksi majalah Noor dan Putri Wulan M selaku Stylist Redaksi Majalah Noor dan 3 informan pembaca majalah Noor c. Dokumentasi Dokumentasi adalah penelitian yang mengumpulkan, membaca dan mempelajari, berbagai bentuk data tertulis (buku, majalah, atau jurnal) yang terdapat diperpustakaan. Internet atau instansi lain yang dapat dijadikan analisis dalam penelitian ini. Penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian berupa rubrik tren fashion yang terdapat pada majalah Noor. E. Tinjauan Pustaka Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis telah melakukan tinjauan pustaka di perpustakaan yang terdapat di Fakultas Dakwah maupun di perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, perpustakaan UI FIKOM. Selain dari buku-buku yang dijadikan rujukan utama, data-data yaang diperoleh pada penelitian ini berfokus pada rubrik tren fashion yang terdapat pada majalah Noor. Menurut pengamatan penulis dari hasil observasi yang penulis lakukan sampai saat ini hanya menemukan, yaitu: 1. “Analisis Semiotika Rubrik Fashion Style Majalah Kawanku”, Trigustria Pusporini, Konsentrasi Jurnalistik. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, didalam skripsi terdapat perbedaan objek penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan, penelitian ini menggunakan analisis semiotik model Roland Barthes. Sedangkan penelitian yang penulis lakukan dengan
9 menggunakan analisis yang berbeda, yaitu analisis wacana model Van Dijk. Fokus penelitian Van Dijk lebih menekankan pada tiga dimensi yakni, teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Penulis melakukan penelitian pada objek rubrik tren fashion yang terdapat pada majalah Noor. 2. Selain itu penulis juga menjadikan skripsi Patrecia Yohana Hutabarat Mahasiswi Broadcast, Universitas Indonesia Jakarta pada tahun 2009, yang berjudul “imperialisme budaya pada rubrik fashion (studi analisa semiotika imperialisme budaya pada rubrik fashion di majalah gogirl!)”. pada skripsi ini membahas tentang bagaimana majalah gogirl! Khususnya pada rubrik fashion mengadaptasi kebudayaan Barat pada setiap busana yang ditampilkan. Peneliti bertujuan untuk mengetahui bagaimana imperialisme budaya dalam rubrik di majalah gogirl!. Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotika. Analisis semiotika yang dipakai pada penelitian ini menggunakan metode menurut Rolland Barthes. Objek dlm penelitian ini adalah rubrik fashion “hollitrend” di majalah gogirl! Pada bulan Februari-Juli 2009. Pada skripsi ini juga terdapat perbedaan antara teori dan objek penelitiannya. Sedangkan penelitian yang penulis lakukan dengan menggunakan analisis yang berbeda, yaitu analisis wacana model Van Dijk. Penulis melakukan penelitian pada objek rubrik tren fashion yang terdapat pada majalah Noor. 3. Penulis juga menambahkan satu judul skripsi lagi, yaitu “Analisis Semiotika Dalam Foto-Foto Busana Muslimah Paras Edisi Juli Dan Oktober 2007” yang ditulis oleh Utami Pratiwi Kusuma, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
10 Sama seperti skripsi-skripsi yang diatas, terdapat perbedaan objek penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan, penelitian ini menggunakan analisis semiotik model Roland Barthes. Sedangkan penelitian yang penulis lakukan dengan menggunakan analisis yang berbeda, yaitu analisis wacana model Van Dijk. Fokus penelitian Van Dijk lebih menekankan pada tiga dimensi yakni, teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Penulis melakukan penelitian pada objek rubrik tren fashion yang terdapat pada majalah Noor. Meskipun ada beberapa kesamaan dari penelitian terdahulu dalam membahas
fashion, namun penelitian skripsi ini lebih membahas bagaimana
kapitalisme global yang semakin kuat menyebabkan adanya penyeragaman gaya hidup manusia, termasuk dalam hal fashion. Tren fashion sendiri dalam konteks ilmu sosial dikategorikan sebagai budaya massa atau budaya pop. Budaya pop yang berlabel Negara barat dijadikan standar yang berlaku secara global. Kondisi tersebut juga terjadi di Indonesia. Sebagai Negara dunia ketiga, Indonesia dapat dikatakan sebagai pasar potensial produk kapitalisme yang terbungkus dalam propaganda gaya hidup, termasuk soal tren fashion. Fashion berstandar barat dan disebarluaskan oleh media kerap dilakukan demi menyejajarkan diri dengan Negara-negara barat dalam hal penampilan yang modern. Padahal, fashion barat seringkali bertentangan dengan adat ketimuran serta norma agama mayoritas di Indonesia, agama islam. Busana islam sendiri selalu berusaha menyejajarkan fashion busana muslim dengan perkembangan era globalisasi. Penyeragaman busana muslim dengan tren fashion Negara-negara barat tidak kalah bagusnya. Hal ini bisa
11 terlihat dari busana muslim yang sekarang berkembang pesat tidak hanya di Indonesia saja, akan tetapi sudah merajai ke Negara-negara lainnya. Majalah Noor dalam hal ini dipandang sebagai majalah yang menempatkan fashion busana muslim sebagai selling pointnya, khususnya rubrik tren fashion. Penelitian ini akan memaparkan bagaimana Analisis Wacana Rubrik Tren Fashion 2012 Pada Majalah Noor No.12 Edisi Khusus Fashion 2012, ditinjau dari teks, praktik wacana (produksi dan konsumsi teks) dan konteks sosial budaya yang mendukung fashion terhadap manusia melalui media massa. F.
Sistematika Penelitian Untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan skripsi ini, maka
penulis membuat sistematika penulisan pada skripsi ini sebagai berikut: Bab I
PENDAHULUAN Pendahuluan. Membahas latar belakang masalah, Batasan dan perumusan masalah, Tujuan dan kegunaan penelitian, Tinjauan pustaka, kerangka konsep, metodologi penelitian, sistematika penulisan.
Bab II
KAJIAN TEORI Bab ini membahas pengertian fashion style, pakaian menurut Islam, fashion sebagai budaya massa dan simbol gaya hidup, majalah, pengertian rubrik, pengertian analisis, analisis wacana model Teun A Van Dijk
12 Bab III
GAMBARAN UMUM MAJALAH NOOR Bab ini membahas tentang sejarah majalah Noor, visi dan misi majalah Noor, Struktur Redaksi Majalah Noor, Sekilas Tentang Rubrik Tren Fashion.
Bab IV
ANALISIS RUBRIK TREN FASHION MAJALAH NOOR Bab ini mengetengahkan atau menganalisis bagaimana sebuah pesan disampaikan oleh Majalah Noor Melalui Analisis Wacana Model Van A Dijk
Bab V
PENUTUP Kesimpulan dan Saran
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Fashion Style Fashion style dimulai dari tahun 1920. Tahun 1920 merupakan abad baru ketika dunia fashion kembali dengan pandangan berbeda. Inovasi terbaru muncul dari designer dunia. Seperti Coco Chanel yang menyuguhkan potongan warna, serta gaya yang mementingkan karakter seorang putri. Dari sinilah dunia fashion style mulai berkibar. Memasuki tahun 1930-an, perkembangan fashion sedikit agak lambat, hingga akhirnya memasuki perang dunia kedua (1940-1946), dari yang tadinya hanya bersifat fungsional, sebuah pakaian juga mempunyai sisi estetika atau sisi cantik.4 Fashion berasal dari bahasa inggris yang artinya cara, kebiasaan atau mode. Perkembangan fashion tidak lepas dari pengaruh informasi, karena informasi merupakan sarana seseorang untuk bisa mengetahui lebih jelas tentang fashion.5 Tuntutan kebutuhan gaya hidup semakin berkembang, turut berdampak pada berlangsungnya modernisasi fashion dari waktu ke waktu. Pakaian sendiri tak bisa dilepaskan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia. Studi tentang fashion, pakaian, atau busana pun sudah banyak dilakukan dari berbagai perspektif. Pakaian tak hanya berfungsi secara ragawi belaka, misal melindungi dan menjaga kesehatan tubuh, atau sekedar untuk tampil menarik dan keren, tapi juga punya fungsi lain diluar urusan raga. 4 5
http://mycc.forumotiion.com browsing pada tanggal 12 Juli 2012 Pukul 22.13 WIB
http://adhe-fashion.blogspot.com Browsing Pada Tanggal 13 Juli 2012 Pukul 01.14
13
14 Fashion dipandang sebagai sinonim dengan kata “cara” atau “perilaku”. Polhemus dan procter menunjukan bahwa dalam masyarakat kontemporer Barat, istilah ‘fashion’ kerap digunakan sebagai sinonim dari istilah ‘dandanan’, ‘gaya’, dan ‘busana’ (Polhemus dan Procter. 1978:9). 6 Semua fashion dan pakaian adalah untuk mendekorasi atau mempercantik tubuh. Seperti dinyatakan Wilson, fashion secara umum diasosiasikan dengan “Wanita”, memang benar wanita atau feminin, dipresentasikan dalam masyarakat kontemporer sebagai makhluk yang dekat dengan seni kosmetika, diasosiasikan dengan tampilan luar dan sangat mempedulikan, bila tak terus menerus terobsesi, dengan penampilan.7 Bisa dinyatakan fashion menjadi argument yang paling jelas dan tampaknya menjadi niscaya dan tidak bisa dihindari lagi, pada organisasi sosial dan ekonomi yang ada di dunia. Ini akan benar-benar menjadi prestasi untuk mengklaim bahwa satu hal yang tak terhindarkan, sesuatu yang muncul mengikuti realitas sosio ekonomi. Dalam pandangan Simmel, Flugel, serta Polhemus dan Procter, fashion adalah suatu produk masyarakat dengan lebih dari satu kelas di dalamnya dan tempat terjadinya gerak diatas antara kelas-kelas baik yang mungkin maupun yang didambakan.8 Wilson menunjukkan, “fashion adalah wajah seni yang mengalami degradasi atau tak bisa diterima” (Wilson,1990:209). Fashion, pakaian dan busana memunculkan sistem penandaan (signifikansi) yang menjadi tempat pembentukan dan pengkomunikasian tatanan sosial. Fashion,
6
Barnard Malcolm. Fashion sebagai komunikasi cara mengkomunikasikan identitas sosial seksualitas, kelas dan gender. (Yogyakarta & Bandung: jalasutra. 1996), h. 12-33 7 Barnard Malcolm, Fashion Sebagai Komunikasi (Cara Mengkomunikasikan Identitas Sosial, Seksual, Kelas, dan Gender), (Yogyakarta&Bandung: Jalasutra, 1996) h, 12-13 8 Barnard Malcolm. Fashion sebagai komunikasi cara mengkomunikasikan identitas sosial seksualitas, kelas dan gender. (Yogyakarta & Bandung: jalasutra. 1996). h. 26
15 pakaian dan busana dapat bekerja dengan berbagai cara yang berbeda, namun memiliki kesamaan bahwa beberapa diantaranya merupakan tempat tatanan sosial. Fashion, pakaian dan busana dapat dianggap sebagai salah satu makna yang digunakan oleh sekelompok sosial dalam mengkomunikasikan identitas mereka. 9
B. Pakaian Menurut Islam Pada agama manapun, di era modern ini, selalu ditemukan ajaran untuk berpakaian sopan di depan umum, setidaknya menurut pandangan secara universal bahwa manusia itu harus menutupi bagian-bagian tubuh yang tidak seharusnya diperlihatkan di depan umum. Islam memberikan rambu-rambu yang jelas dalam masalah pakaian wanita agar tetap ada keseimbangan antara estetika dengan syariah. Adapun seruan Allah dan Rasaul-Nya tertuang dalam nash-nash berikut ini (ketika wanita ada dalam kehidupan umum). QS. Al-Ahzab: 59, perintah untuk mengenakan jilbab:
Artinya: “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ketubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-ahzab/33:59)
9
Barnard Malcolm. Fashion sebagai komunikasi cara mengkomunikasikan identitas sosial seksualitas, kelas dan gender. (Yogyakarta & Bandung: jalasutra. 1996). h. 104
16 Sedangkan menurut kitab suci Al-Quran Surat Al-A’raf 25-26 terdapat tiga macam pakaian yang sesuai dengan kaidah ajaran islam,10 yaitu : 1.
Pakaian yuwaari sauatikum : pakaian sekedar menutup bagian-bagian yang malu bila dilihat atau terlihat orang lain (aurat)
2.
Pakaian riisyan : pakaian yang merupakan hiasan yang layak bagi manusia, lebih dari pada sekedar menyembunyikan aurat saja.
3.
Pakaian libaasut-taqwa : pakaian yang merupakan ketaqwaan yang menyelamatkan diri, menyegarkan jiwa, membangkitkan budi pekerti dan akhlak yang mulia. Jenis pakaian ini merupakan yang terpenting karena member jaminan keselamatan diri, dunia dan akhirat, menjamin kebahagian rumah tangga, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat dan negara.
Kata “aurat” sendiri dalam Islam memiliki dua arti: 1.
Bagian tubuh manusia yang malu bila dilihat orang lain
2.
Kelemahan, tidak mempunyai kemampuan bertahan atau membela diri bila diserang. Sikap sopan santun dan cara berbusana yang elegan dan karismatik sangat
identik dengan gaya dan penampilan orang-orang terpelajar dan terhormat. Dikatakan identik, karena umumnya memang demikian, meskipun antara pakaian luar dan “pakaian” dalam yang melekat pada diri seseorang belum tentu matching atau selaras. Betapa banyak kita melihat orang-orang dengan pakaian rapi, sopan, berwibawa, dan terhormat, akan tetapi hati serta perilakunya sungguh tidak
10
K. H. E Abdurahman, Risalah wanita (Bandung: sinar baru Algesindo, 2002), hlm 152
17 terhormat. Misalnya saja adalah para koruptor. Juga para muslimah yang sudah menjilbabkan tubuhnya, tapi belum menjilbabkan hatinya. Hipokritas seperti inilah yang harus dihindarkan menurut ajaran etika berbusana dalam islam. Pakaian bukan hanya untuk menghiasi diri dan berfungsi secara ragawi, tapi juga harus berfungsi sebagai simbol moral yang muncul dari kepribadian yang mulia. Berhijab atau berjilbab sangat dianjurkan, bahkan diperintahkan oleh Islam dengan acuan kriteria-kriteria tertentu. Begitu juga berpakaian yang sopan, elegan, dan karismatik. Islam menganggap penting semua itu. Namun, kesemuanya harus dilandasi oleh kepribadian yang memang mulia, sopan, elegan, dan karismatik. Mungkin inilah yang dimaksudkan dengan “pakaian ketakwaan” yang dipandang jauh lebih penting dan merupakan pakaian terbaik. Untuk membumikan substansi ajaran ini di tanah Jawa, Walisanga menghadirkan ular-ular atau pesan-pesan moral dan falsafah hidup berbunyi: Ajining Diri Saka Lathi, Ajining Raga Saka Busana. Artinya, harga diri seseorang tergantung dari ucapannya dan sebaiknya seseorang dapat menempatkan diri sesuai dengan busananya (situasinya). Ditinjau dari perspektif ilmu psikologi, antara busana dan si pemakai busana sedikit atau banyak memang punya hubungan saling mempengaruhi. Meski tidak selamanya merupakan kaitan sebab-akibat, namun tak jarang pula terjadi hubungan sebab-akibat di antara perilaku atau kepribadian seseorang dan busana yang dikenakannya. Artinya, busana bisa berdampak terhadap kepribadian. Dan begitu pula sebaliknya, kepribadiaan dapat memberikan akibat tertentu terhadap cara
18 berbusana seseorang. Berangkat dari kenyataan inilah Islam mengajarkan tata cara dan etika berpakaian yang khas Islam. Ini sepenuhnya dimaksudkan sebagai sarana pembentukan karakter dan kepribadian muslim yang utuh, selaras, dan harmonis antara realitas lahir dan batinnya. Jadi, pertentangan antara simbol dan esensi berpakaian inilah yang ingin dihapuskan oleh Islam melalui ajaran etikanya tentang pakaian dan cara berpakaian. Beberapa karakter dan kepribadian muslim yang harus dibangun, juga diaplikasikan di dalam penampilan dan gaya berpakaian, yaitu kepribadian yang penuh cinta, kasih sayang dan kelembutan (rahmat). Kesederhanaan dalam arti tidak berlebih-lebihan dalam segala hal (i’tidal), tidak silau harta (zuhd), selalu menjaga kehormatan dan kesucian diri (‘iffah), gigih (shabr), tegas (hazm), tangkas dan energik (hayawiyyah), bijaksana dan arif (hikmah), memegang amanah dan janji (mu’taman), tegak lurus dalam kebenaran dan kebaikan sesuai ajaran Allah (qunut), serta profesional dan pandai menyesuaikan diri dengan waktu dan tempat yang dihadapi (itqan al-‘amal).11 Inilah contoh-contoh kepribadian yang mesti dikembangkan dalam diri seoarang muslimah. Termasuk juga perlu diekspresikan dalam penampilan dan gaya busananya. Mungkin inilah terjemahan aplikatif dari konsepsi Alquran yang menyebutkan bahwa Pakaian Ketakwaan adalah Yang Terbaik. Dengan cara ini pula, falsafah Jawa yang berbunyi Ajining Diri Saka Lathi, Ajining Raga Saka Busana, mesti dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Agama Islam tidak menentukan bagaimana cara dan bentuk pakaian. Hal tersebut diserahkan kepada lingkungan, bangsa dan keadaan iklim setempat. 11
Dikutip oleh Majalah Noor edisi November 2011
19 Agama Islam hanya memberikan batas-batas tertentu yang tidak boleh dilanggar yang merupakan wadah penciptaanNya. Agama Islam tidak menghalangi daya cipta, cita rasa, corak, bentuk dan potongan yang terbaru atau terbagus, namun Islam hanya meminta agar pakaian itu selaras dan menjaga keluhuran budi dan akhlak, kekayaan dan kekuatan batin, penyelamatan jasmani dan rohani dari kejahatan dan kerendahan budi manusia.12 C. Fashion Sebagai Budaya Massa dan Simbol Gaya Hidup Fashion adalah alat komunikasi non verbal yang menunjukan status, gender, kelas, kedudukan baik secara individu maupun kelompok. Fashion juga dapat berperan sebagai sistem tanda dan barometer perubahan budaya.13 Menurut The World Book Encyclopedia (1993), istilah ‘fashion’ biasa digunakan untuk menggambarkan gaya berpakaian. Dalam perkembangan model mobil, furnitur, rumah berbagai produk kontemporer (populer) lainnya dapat digolongkan sebagai fashion.Secara garis besar, terdapat 3 alasan mengapa kebanyakan orang mengikuti fashion; pertama, karena mereka ingin diidentifikasikan sebagai kelompok tertentu.Kedua, diakui dan diterima oleh orang atau kelompok tertentu dan ketiga, membuat diri terlihat lebih atraktif.Fashion dapat berubah dari waktuwaktu dapat disebabkan oleh situasi politik dan sosial yang terjadi dan kemajuan teknologi, khususnya teknologi mesin. Tren fashion terbaru dapat diadopsi dari gaya tokoh-tokoh terkenal seperti artis film.14 Menurut Desmond Morris (1997), sekurangnya ada 3 fungsi mendasar pakaian yang dikenakan manusia, yakni “memberikan kenyamanan, sopan santun, dan pamer (display). Semua pakaian 12
Dikutip oleh Majalah Noor edisi November 2011. Hlm 171 http://www.fashion-era.com/sociology_semiotics.htm#What%20Is%20 Fashion? Di browsing pada tanggal 27 Maret 2012 pukul 15.15 WIB 14 Lauren S. Bahr dan Bernard Johnson, Colliers’ Dictionary.Volume 7 (New York: P. F Collier Inc 1993, hlm.31-32 13
20 dengan segala modelnya, seperti yang dikemukakan Thorsten Veblen dalam buku Theory of the Leisure Class adalah simbolik: bahan, potongan dan hiasannya antara lain ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan mengenai kehangatan, kenyamanan, dan kepraktisannya. 15 Fashion dibedakan atas haute couture fashion dan ready to wear fashion. Haute couture adalah sebuah frase dalam bahasa perancis yang berarti high fashion atau adibusana. Kata “haute” sendiri memiliki arti elegan atau tinggi, sedangkan “couture” berarti pembuatan pakaian. Haute couture dibuat secara manual oleh tenaga manusia (handmade) mulai dari pembuatan pola, pemotongan hingga penjahitan bahan sehingga tercipta sebuah busana yang sempurna dan tinggi nilai artistiknya. Haute couture tidak diproduksi secara massal, namun berdasarkan pemesanan tiap individu atau klien yang menginginkan sebuah baju atau gaun yang merupakan rancangan orisinil dan tidak dimiliki atau sama dengan yang dikenakan oleh orang lain (eksklusif). Proses pembuatan dan eksklusivitas inilah yang menyebabkan harga sebuah rancangan haute couture atau adibusana sangat mahal. Dalam membuat sebuah adibusana, setidaknya seorang desainer dan pekerja garmen atau rumah mode membutuhkan waktu 100 hingga 150 jam untuk membuat sebuah pakaian, bahkan 1000 jam untuk membuat detil atau menghias sebuah rancangan gaun malam (evening dress).16 Selain dirancang untuk memenuhi pesanan klien, haute couture juga diciptakan untuk promosi designer sekaligus memberikan inspirasi dengan menomorduakan profit. Desainer haute couture meminjamkan rancangan mereka
15
Alex sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya,2003), hlm.170 http://www.fashion-era.com/haute_couture.htm browsing pada tanggal 29 Maret 2012 pukul 22.03 WIB 16
21 kepada actor atau aktris film (yang biasanya dikenakan pada saat menghadiri malam penghargaan seperti academy awards) dan first lady (istri kepala negara). Berbeda dengan haute-couture (adibusana), ready to wear fashion diciptakan sebagai komoditi massal. Pergeseran fungsi dasar pakaian sebagai penutup atau pelindung tubuh menjadi komoditi massal terjadi pada era abad ke 20, dimana terjadi perkembangan teknologi dan komunikasi. Fashion mulai diproduksi dalam jumlah besar dan ditujukan untuk populasi yang besar pula. Kemajuan teknologi bahan tekstil juga merupakan faktor penting yang menjadikan pakaian dapat diproduksi secara cepat dengan biaya murah. 17 Mode pakaian negara barat mulai diadopsi oleh negara-negara lain melalui periklanan, media massa dan sistem pemasaran modern. 18Fashion dijadikan sebagai komoditi yang terjangkau dari segi harga dan ketersediaannya.Industry garmen dan department store (pusat perbelanjaan) membeli rancangan orisinil dari rumah mode desainer dan memproduksinya ke dalam bentuk atau versi ready to wear.19 Fashion juga merupakan simbol gaya hidup (Lifestyle), dimana gaya hidup sendiri adalah istilah menyeluruh yang meliputi cita rasa seseorang didalam fashion, mobil, hiburan, dan rekreasi, bacaan dan hal-hal yang lain. Gaya menunjukan pakaian, dan gaya hidup digunakan untuk menggambarkan
17
The New Encyclopedia Britannica, Volume 4 ( London: Encyclopedia Britannica Inc,2003), hlm.222 18 The New Encyclopedia Britannica, Volume 4 ( London: Encyclopedia Britannica Inc,2003), hlm.499 19 Negara yang aktif memproduksi pakaian versi “ready to wear” memasuki era tersebut adalah Amerika. Produk fashion Amerika dianggap sebagai “mass fashion” karena diproduksi secara massal. Sementara Paris yang diklaim sebagai kota mode dunia merupakan penghasil “high fashion” atau “haute-couture” (adibusana). Lebih lanjut lihat Lauren S. Bahr dan Bernard Johnston Collier Encyclopedia, Volume 9 (New York: P.F Collier Inc, 1993) hlm. 602-603
22 bagaimana seseorang berpakaian. Gaya hidup sering dihubungkan dengan kelas sosial ekonomi dan menunjukan citra seseorang. 20 Pakaian merupakan “bahasa diam” (silent language) yang berkomunikasi melalui pemakaian simbol-simbol verbal. Goffman menyebut simbol-simbol semacam itu sebagai ‘sign-vehicles’ atau ‘cues’ yang menyeleksi status yang akan diterapkan kepada seseorang dan menyatakan tentang cara-cara orang lain memerlukan mereka. Status memang kadang tidak bisa dielakkan dalam pola pergaulan.Apalagi bagi orang-orang penting yang selalu disorot masyarakat. Kelas sosial dan status sosial akan bermain bersamaan. Antara kelas sosial dengan status sosial seolah saling melengkapi.Beberapa merek pun muncul menjadi “bahasa” untuk mengatakan status sosial yang meningkat.21
D. Pengertian Rubrik Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rubrik adalah kepala karangan (ruangan dalam surat kabar, majalah dan sebagainya.22 Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendi, rubrik adalah ruangan pada halaman surat kabar, majalah, surat kabar atau media cetak lainnya, mengenai aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat; misalnya rubrik wanita, rubrik olah raga, rubrik surat pembaca dan lain sebagainya. 23
20
Arthur Asa Berger, Media Analysis Technique. Second Edition (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2000) hlm. 112 21 Arthur Asa Berger, Media Analysis Technique. Second Edition (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2000), hlm. 171-172 22 Anton, Meoliono (et, al). Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka.1998), h.756 23 Onong, Uchjana Effendi. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. H. 149-150
23 Menurut Komaruddin, rubrik adalah kepala ruangan, bab atau pasal. Di dalam surat kabar atau majalah, rubrik sering diartikan sebagai “ruangan”, misalnya rubrik Tinjauan luar negeri rubrik ekonomi, rubrik olah raga dan rubrik kewanitaan.24 Dalam Ensiklopedi Indonesia, rubrik adalah petunjuk-petunjuk resmi yang mengatur tata laksana upaca liturigi, disisipkan dalam buku-buku liturigi dulu dicetak dengan tinta merah.25 Dalam rubrik tren fashion atau diperlihatkan gaya, aksesoris, dan pakaian busana muslim wanita yang semakin modern. tidak hanya itu, tren fashion akan dibahas dan selalu dihubungkan dengan ayat yang ada dalam Al-qur’an atau dengan hadits. Tanpa adanya rubrik, maka sebuah majalah tidak akan tersusun dengan baik bahkan sangat menyulitkan semua pihak baik dari redaksi maupun pembaca.
E. Pengertian Analisis Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan dalam kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan.26 Setelah melihat penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan arti dari analisis itu sendiri. Analisis menurut penulis adalah sebuah kajian atau tahapan untuk melakukan penelaahan atau pemeriksaan untuk mendapatkan pengertian
24
Komaruddin Hidayat. Kamus Istilah Skripsi dan Tesis. (Bandung: Angkasa. 1985), h. 74 Hasan Shadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru, 1991), h. 295 26 http://id. Wikipedia. Org/wiki/analisis. Diakses pada tanggal 5 Juli 2012. Pukul 15.10 25
24 serta makna keseluruhan dari penyelidikan terhadap suatu peristiwa yang ingin diketahui kebenarannya. Istilah wacana sekarang ini dipakai sebagai terjemahan dari perkataan bahasa Inggris discourse, kata discourse inipun berasal dari bahasa latin discursus, dis: dari. Dalam arah yang berbeda dan currere:lari, sehingga berarti kian kemari.27 Dalam salah satu kamus bahasa Inggris terkemuka disebutkan bahwa wacana adalah komunikasi buah pikiran dengan kata-kata, ekspresi ide-ide atau gagasan, konvensasi atau percakapan. 28 Wacana
dapat
berarti
rentetan
kalimat
yang
berkaitan,
yang
menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya, membentuk satu kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara kalimat-kalimat tersebut. Wacana merupakan kesatuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar diatas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi yang tinggi dan berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan dan tertulis.29 Wacana merupakan rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi ini dapat menggunakan bahasa lisan, dan dapat pula memakai bahasa tulisan.30 Wacana sering dipergunakan dalam berbagai disiplin ilmu mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan lain sebagainya. Arti dari wacana itu sendiri tergantung pada pemakaian atau konteks disiplin ilmu 27 28 29
hlm,2.
30
Berger, Tafsir sosial atas Kenyataan: Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan, h.30 Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001) h.70 Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2001), Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2001) hlm, 10.
25 tersebut, sehingga banyak ahli yang mendefenisikan dan memberi batasan yang berbeda. Di dalam kamus pun, akan mempunyai pengertian yang berbeda. Perbedaan dari pengertian wacana dalam berbagai ilmu dapat digambarkan sebagai berikut: Dalam lapangan sosiologi, wacana menunjuk terutama pada hubungan antara konteks sosial dari pemakaian bahasa. Dalam pengertian linguistik, wacana merupakan unit bahasa yang lebih besar dari pada kalimat. Analisis wacana dalam studi linguistik ini merupakan reaksi dari bentuk linguistik formal yang lebih memperhatikan pada unit kata, frase, atau kalimat semata tanpa melihat keterkaitan di antara unsur tersebut. Analisia wacana dalam lapangan psikologis sosial, diartikan sebagai pembicaraan. Wacana yang dimaksud disini agak mirip dengan struktur dan bentuk wawancara dan praktek dari pemakainya. Dalam lapangan politik, analisis wacana adalah praktek pemakaian bahasa, terutama politik bahasa. Karena bahasa adalah aspek sentral dari penggarapan suatu obyek, dan melalui bahasa ideologi terserap di dalamnya, maka aspek inilah yang dianggap dalam analisis wacana.31 Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, terdapat tiga makna dari istilah wacana. Pertama, percakapan, ucapan, dan tutur. Kedua, keseluruhan tutur atau cakapan yang merupakan satu kesatuan. Ketiga, satuan bahasa terbesar, terlengkap yang realisasinya pada bentuk karangan yang utuh, seperti novel, buku, dan artikel.32
31
Alex Sobur,Analisis Teks Media, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2001),hlm 3. Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press, Edisi Ke-3 2002), h.1709 32
26 Dalam upaya menganalisis unit bahasa yang lebih besar dari kalimat, analisis wacana tidak lepas dari pemakaian kaidah berbagai cabang ilmu bahasa seperti halnya semantik, sintaksis, morfologi dan fonologi. Analisis wacana terutama menyerap sumbangan dari studi linguistik yaitu studi untuk menganalisis bahasa seperti pada aspek leksikal, gramatikal, sintaksis, semantik dan lain sebagainya. Hanya berbeda dalam analisis linguistik, analisis wacana tidak berhenti pada aspek tekstual, tetapi juga konteks dan proses produksi dan konsumsi dari suatu teks wacana (merujuk pada pemakaian bahasa tertulis atau ucapan). Tidak hanya dari aspek kebahasaannya saja tetapi juga bagaimana bahasa itu diproduksi dan ideologi dibaliknya. Bahasa semacam ini berarti meletakkan bahasa sebagai bentuk praktek sosial. Bahasa adalah suatu bentuk tindakan, cara bertindak tertentu dalam hubungannya dengan realitas sosial.
F. Analisis Wacana Model Teun A Van Dijk 1. Teks Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur/tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung. Kalau digambarkan maka struktur teks adalah sebagai berikut:33
33
hal 227
Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta:LKiS, 2001),
27 Tabel I Struktur Teks Struktur Makro Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik atau tema yang di angkat dari sudut teks Superstruktur Kerangka suatu teks, seperti bagaimana pendahuluan, isi, penutup dan kesimpulan Struktur Mikro Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks 2. Kognisi Sosial Analisis wacana tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur teks, akan tetapi juga bagaimana suatu teks diproduksi. Dalam hal ini menggunakan analisis yang disebut kognisi sosial, kesadaran mental wartawan yang membentuk teks tersebut.34 Oleh karena itu, dibutuhkan suatu penelitian atas representasi kognisi dan strategi wartawan dalam memproduksi suatu berita. Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukan atau menandakan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi.35 Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi pada teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan kepada pemakai bahasa sehingga disini diperlukan sebuah analisa guna mengetahui bagaimana representasi wartawan dalam memproduksi sebuah berita. Kognisi sosial didasarkan pada anggapan umum yang tertanam yang akan digunakan untuk memandang peristiwa. 34
Eriyanto, 2001, hlm 26
35
Eriyanto, 2001, hlm 260
28 3. Konteks Sosial Dalam merumuskan pengertian konteks sosial atau analisis sosial, Van Dijk berupaya mengartikannya sebagai suatu usaha menganalisis bagaimana wacana berkembang dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi seseorang atau peristiwa digambarkan. Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Titik penting dari analisis ini adalah untuk menunjukan bagaimana makna yang dihayati bersama.36 Penelitian ini sangat efektif dalam melihat sejauh mana peranan teks membangun pemahaman bersama dalam masyarakat.
36
Eriyanto, 2001, hlm 260
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG MAJALAH NOOR
A. Sejarah Singkat Majalah Noor Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa kemunculan majalah-majalah yang diperuntukkan untuk kaum perempuan Islam (muslimah) tidak terlepas dari lahirnya kaum intelek di kalangan umat Islam. Kemunculan majalah Noor juga awalnya dilatar belakangi adanya rasa prihatin melihat banyaknya majalah yang tidak mendidik dan tidak syiar Islam. Majalah Noor merupakan salah satu majalah yang memuat pesan-pesan dakwah islam. Majalah muslimah Indonesia yang memiliki semboyan “Yakin Cerdas Bergaya” majalah Noor terus berusaha memberikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan. Majalah Noor yang terbit pada tahun 2003, hadir di tengah banyaknya informasi budaya asing yang masuk ke Indonesia. Tampilan majalah pun didesain sangat menarik, sehingga tidak heran jika majalah Noor dapat bertahan hingga saat ini. Selain itu majalah yang terbit perdana pada tahun 2003 ini diprakarsai oleh tiga perempuan, yakni Ratih Sanggarwati, ibu Sri Artaria Alisjahbana dan ibu Jetti Rosilla Hadi (Tila). Didukung oleh Mario Alisjahbana dan Isson Khairul. Majalah ini juga ingin membuat pencitraan bahwa Islam tidak identik dengan kemiskinan dan kebodohan justru ingin memberikan pencitraan bahwa Islam juga dapat identik dengan kecerdasan, kekinian dan modis. Sesuai dengan yang diharapkan pada majalah ini yakni menjadikan muslimah Indonesia menjadi sosok yang yakin, cerdas dan bergaya. Pemikiran terakhir ialah keinginan untuk memasukkan
29
30 nilai-nilai Islam dalam suatu majalah, karena memang Islam merupakan agama yang berdasarkan pengetahuan yang terdapat pada AlQur’an.37 Majalah Noor adalah satu-satunya majalah yang tidak hanya memuat unsur-unsur budaya tetapi juga memasukan nilai-nilai Islam, yang diterbitkan oleh Group Pin Point Publications sebagai perusahaan besar. Kantor redaksi majalah Noor berada dikawasan industri Jati Padang Pasar Minggu, tepatnya di Jalan Karang Pola VI No.7A, Jakarta Selatan. Pencitraan Islam yang dilakukan oleh majalah Noor sesuai dengan sasaran dan target pasar yang ditujukan kepada kalangan menengah atas, dan lebih diarahkan kepada kalangan elite38. Respon masyarakat indonesia cukup baik pada awal majalah Noor terbit. Apalagi untuk wilayah Indonesia bagian Timur yang sangat antusias dengan kehadiran majalah Noor. Sehingga majalah Noor berani untuk meningkatkan produksi dari 15.000 menjadi 20.000 eksemplar tiap bulannya.39 Sasaran dari majalah Noor tepatnya ialah perempuan muslim, berusia 25-45 tahun, berpendidikan akademik khususnya sudah berkeluarga, status ekonomi sosial A dan B+ (kelas atas dan menengah atas), berpikiran maju, mempunyai minat terhadap agama dan kesetaraan gender, senang traveling dan kegiatan sosial lainnya 40. Mekanisme kerja majalah Noor dilakukan melalui rapat redaksi dan rapat perencanaan, semua bagian mengikuti setiap rapat yang dilangsungkan untuk memberi ide-ide yang mereka miliki. Rapat direksi diadakan dalam satu kali 37
Jetti Rosilla Hadi, Wawancara Eksklusif, Pemimpin Redaksi Majalah Noor, Jakarta, 6 September 2012 38 Jetti Rosilla Hadi, Wawancara Eksklusif, Pemimpin Redaksi Majalah Noor, Jakarta, 6 September 2012 39 Jetti Rosilla Hadi, Wawancara Eksklusif, Pemimpin Redaksi Majalah Noor, Jakarta, 6 September 2012 40 Dikutip dari Profile Majalah Noor
31 dalam seminggu yaitu setiap senin. Sedangkan rapat perencanaan dilakukan pada awal tahun untuk menyusun dan membahas topik-topik yang akan diangkat selama setahun.41 Dalam hal pemberian nama majalah, para pendiri menginginkan nama yang simple, mudah diingat setiap orang khususnya pembaca, namun memiliki arti yang baik. Dan akhirnya, diputuskanlah “Noor” sebagai nama majalah sesuai konsep awal. “Noor” yang dimaksud adalah Nuur dalam arti sebenarnya yang memiliki makna cahaya. Jadi pemberian nama “Noor” diharapkan agar dapat memberikan cahaya bagi pembacanya dan penerang akan dunia Islam. 42 Selain tampilan yang didesain menarik, karakteristik yang membedakan majalah Noor dengan majalah lain adalah “Ruh”. Maksud “Ruh” disini adalah setiap tulisan yang terdapat di majalah Noor merujuk pada AlQur’an dan Hadist, sehingga tulisan-tulisan tersebut memiliki Ruh. Tidak sedikit tulisan yang berasal dari luar (kontributor) yang dimuat di majalah Noor. Semua tulisan yang masuk ke majalah Noor akan dibaca oleh ahli agama yang memiliki background pesantren, lulusan sekolah Mesir, dan yang terpenting adalah yang hafal AlQur’an dan Hadits. Sehingga tulisan yang ditampilkan di majalah Noor dapat dipertanggungjawabkan.
41
Jetti Rosilla Hadi, Wawancara Eksklusif, Pemimpin Redaksi Majalah Noor, Jakarta, 6 September 2012 42
Jetti Rosilla Hadi, Wawancara Eksklusif, Pemimpin Redaksi Majalah Noor, Jakarta, 6 September 2012
32 B. Visi Dan Misi Majalah Noor 1. Visi Adanya rasa keprihatinan melihat masih banyaknya majalah yang tidak mendidik, tidak syiar islam dan tidak ditujukan untuk kaum muslimah (banyak mudharatnya). Atas dasar itulah majalah Noor muncul dengan visi : “Ingin menghadirkan majalah islami yang memiliki perspektif ke-Indonesiaan, kekinian dan menjadikan kaum muslimah sebagai sosok yang yakin, cerdas dan bergaya. 43 Perspektif keindonesiaan ini menjadi penting, karena secara tidak sadar budaya ke-Indonesiaan perlahan mulai terkikis, dengan munculnya Noor diharapkan membangkitkan kembali dengan membuka mata khalayak akan perspektif ke-Indonesiaan. Kekinian, berarti masa kini atau modern, islam tidak hanya dipandang dari sisi yang kuno namun dengan hadirnya Noor, Islam dapat dipandang dari sisi yang modern. Majalah Noor juga ingin menjadikan kaum muslimah sebagai sosok yang yakin, yakin disini akan agama dan kepercayaan Islam. Kemudian sosok yang cerdas, seorang muslimah yang cerdas dan pintar. Bergaya dari sini dapat dilihat Islam juga dapat modis dan bergaya dengan tetap menjaga dan menjunjung nilai-nilai Islami. 2. Misi Dengan visi yang dijelaskan diatas majalah Noor mempunyai misi : “Mencoba untuk selalu menjadi jembatan informasi seputar dunia Islam”, dan juga “ingin mensyiarkan Islam lewat media”.44 Perkembangan dunia Islam pada zaman modern sekarang ini sepatutnya diketahui oleh umat Islam itu sendiri, baik 43
Dikutip dari Profile Majalah Noor.
44
Dikutip dari Profile Majalah Noor.
33 dari aspek sosial, seni atau budaya juga fashion. Oleh karena itu majalah Noor hadir untuk menyajikan informasi seputar dunia Islam yang dikemas secara ringan dan tidak lupa mengandung syiar Islam di dalamnya. C. Struktur Redaksi Majalah Noor Majalah Noor adalah majalah yang ditujukan untuk kaum perempuan Islam (muslimah) khususnya yang sudah berkeluarga. Pada struktur keredaksian di majalah Noor awalnya tercetus ide agar semuanya perempuan, namun pada kenyaaannya, tidak bisa dipungkiri bahwa tenaga laki-laki juga dibutuhkan dalam keredaksian. Maka karyawan tidak jadi dikhususkan untuk perempuan saja, tetapi untuk perempua dan laki-laki. Hanya saja karena ini merupakan majalah Islam maka karyawan haruslah yang beragama Islam. Walaupun majalah Noor tampil dengan bernuansa Islami namun tidak ada keharusan untuk karyawatinya untuk memakai jilbab, namun harus tetap sopan.45 Berikut struktur redaksi majalah Noor. Tabel II Struktur Redaksi Majalah Noor46: Pemimpin Umum Sri Artaria Pemimpin Perusahaan Mario Alisjahbana Pemimpin Redaksi Jetti R. Hadi Redaktur Pelaksana Roos Farieanna Rowi Gita Wirasti Redaksi Yudiana Tirta Ade Nur Sa’adah Putri Wulan M Sekretaris Redaksi Riri Redaktur Ahli Ratih Sanggarwati Badriyah Fayumi Aju Isni Karim 45
Jetti Rosilla Hadi, Wawancara Eksklusif, Pemimpin Redaksi Majalah Noor, Jakarta, 6 September 2012 46 Dikutip dari Majalah Noor, edisi No.12 Edisi Khusus Fashion 2012
34
Kontributor Artistik Fotografer Promosi
Amelia Prihanto Ade Aprilia Mardi Santoso Panca Akbari Ramsy Osep Rahmat
Majalah Noor terbit satu bulan sekali, untuk itu redaksi mempunyai agenda rapat yang dilakukan setiap hari Senin dan Kamis setiap minggunya. Dalam rapat ditentukan tema majalah untuk edisi selanjutnya dan pembagian tugas pencarian berita, juga wawancara kepada nara sumber yang ditentukan. Dalam wawancara peneliti dengan salah satu dengan Ibu Jetti R. Hadi, pemimpin redaksi majalah Noor, hari kamis tanggal 6 September 2012, alur naskah dari awal sampai dengan hasil cetak ialah: Rapat – wartawan ke lapangan – penyusunan berita – edit oleh redaktur – layout oleh bidang artistik – pemimpin redaksi (layout hitam putih) – percetakan. Dari alur di atas, dapat dijelaskan bahwa rapat redaksi yang terjadwal setiap Senin dan Kamis menentukan tema dan pembagian tugas, setelah itu maka wartawan menjalankan tugas yang sudah diterima, setelah berita selesai di himpun maka tugas mereka adalah menyusun berita tersebut dengan space yang telah ditentukan, maksudnya setiap rubrik memiliki space yang berbeda untuk pemberitaan yang disajikan maka penyusunan berita pun disesuaikan dengan space pada rubrik yang ada. Setelah wartawan membuat berita, berita diserahkan kepada redaktur untuk diedit, selesai pengeditan, naskah dilayout oleh bagian artistik. Selesai dilayout dengan hitam putih (belum diberikan warna) maka naskah diserahkan kepada pemimpin redaksi untuk diedit. Pemimpin redaksi majalah Noor selalu ingin mengedit naskah yang sudah dilayout, namun dengan
35
warna hitam putih. Setelah naskah disetujui maka barulah diserahkan kebagian percetakan untuk dicetak dan kemudian didistribusikan. Rubrik-rubrik yang ada dalam majalah Noor cukup beragam. Oleh karena itu ada pengelompokan rubrik, mulai dari kelompok Artikel, Ada beberapa rubrik pada majalah Noor, Seperti: Salam Noor, Surat Pembaca, Campur Sari, Makna Kata, Sampul Kita, Lintas Zaman, Tren Fashion, Fashion Note, Do’a, Trend Warna, Tren Rias, Tren Aksesori dan Jilbab, Fikih Fashion, Info Media, Lintas Zaman, Lensa Noor, Hadis, Silaturahim, Refleksi, dan Indeks. Namun rubrik yang menonjol dalam edisi Khusus Fashion 2012 ini adalah rubrik Tren Fashion, karena edisi ini terbit hanya pada saat awal tahun saja. Pada setiap pengelompokan rubrik juga terdiri dari bervariasinya informasi. Untuk lebih jelasnya peneliti mengkemasnya dalam bentuk tabel yang ada pada halaman berikutnya. Tabel III Rubrikasi Majalah Noor47 No 1.
Pengelompokan Rubrik Artikel
2.
Mode
3.
Yang tetap
47
Nama Rubrik
Keterangan
Campur Sari, Makna Kata, Sampul Kita, Fikih Fashion Tren Fashion,Fashion Note, Tren Warna, Tren Rias, Tren Aksesori dan Jilbab Salam Noor, Surat Pembaca, Lintas Zaman, Do’a, Info Media, Lensa Noor, Hadis, Silaturahim, Refleksi, Indeks
Isi dari artikel berhubungan dengan tema tiap edisi. Memiliki tema sendiri (diluar tema edisi) Rubrik Tetap yang pasti ada dalam setiap edisi. Isinya bisa berhubungan dengan tema bisa juga diluar tema
Dikutip dari Majalah Noor, edisi No.12 Edisi Khusus Fashion 2012
36
D. Sekilas Tentang Rubrik Tren Fashion Rubrik tren fashion adalah rubrik yang ada disetiap edisi khusus tiap tahun. Tiap akhir tahun menjelang tahun berikutnya selalu menyiapkan tren fashion,yang akan menjadi tren tahun depan. Kalau soal konsep, redaksi majalah Noor menentukan survey terlebih dahulu, mencari nara sumber, dan wawancara dari designer-designer. Soal apa saja tahun depan yang akan muncul atau yang akan tren lalu di rangkum semua itu di dalam majalah tren fashion ini. Memang sudah di konsep dari awal, pelaksanaan konsep itu dua atau tiga bulan sebelum majalah itu terbit.48 Tren ini di informasikan untuk supaya orang-orang mengetahui kalau busana muslim juga bisa tampil bagus, layak, dan tidak kalah dengan dengan baju-baju kontemporer. Di dalam rubrik tren fashion majalah Noor ini selalu mengaplikasikan busana tren masa kini dengan tren pada zaman-zaman terdahulu lalu dikeluarkan dan di perkenalkan kembali di rubrik tren fashion ini. Tren itu ga Cuma soal colour, tren itu juga ada soal cutting, motif, cuma di Indonesia beda dengan luar, kalau di luar itu ada fall winter, spring summer. Beda di Indonesia, kalau Indonesia fall winter dan spring summer itu cuma jadi inspirasi saja tetapi untuk aplikasinya tetap dari januari sampai desember mungkin sama. Di majalah tren fashion ini di rangkum menjadi subtitle lagi. Ada yang casual, dan ada yang pesta. Pembagian berdasarkan warna dan berdasarkan cutting. kadang ada juga yang di mainkan tidak hanya diwarna, biasanya warna senada semua,tapi cutting yang unik. Bisa dari arsitektur, motif flora, lebih ke macam-macam di rangkum semua. 48
2012
Wawancara Pribadi dengan Putri Wulan M, Stylist Redaksi Majalah Noor, 3 September
37 Sesuai dengan visi majalah Noor yakni ingin menghadirkan majalah islami yang memiliki perspektif ke-Indonesiaan, kekinian dan menjadikan kaum muslimah sebagai sosok yang yakin, cerdas dan bergaya. Bergaya dari sini dapat dilihat Islam juga dapat modis dan bergaya dengan tetap menjaga dan menjunjung nilai-nilai Islami.49
49
Dikutip dari Majalah Noor, edisi No.12 Edisi Khusus Fashion 2012
BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISA DATA A. Analisis Teks dalam Rubrik Tren Fashion Majalah Noor No.12 Edisi Khusus Fashion 2012 Analisis wacana menggunakan bahasa dalam teks untuk dianalisis. Proses analisis tidak hanya sekedar menggambarkan aspek bahasa secara murni linguistik saja, tetapi juga menggambarkan dengan konteksnya. Konteks disini berarti bahwa bahasa digunakan untuk tujuan dan praktek tertentu. Pada bab ini pembahasan akan difokuskan pada analisis teks melalui struktur makro, superstruktur dan struktur mikro, selain itu akan dibahas pula analisis konteks sosial dan analisis kognisi sosial. Sebelum menganalisis data, penulis memaparkan terlebih dahulu temuan data yang penulis peroleh dengan cara mengambil data-data yang berkaitan dengan hal-hal yang akan diteliti pada rubrik tren fashion edisi khusus fashion 2012. Dari analisis teks ini, penulis akan meguraikan bagaimana konstruksi dan makna wacana dalam rubrik Kajian Utama Majalah Noor Edisi Khusus Fashion 2012 yang akan dilihat dari struktur teks berita seperti tematik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik dan retoris. 1. Stuktur Makro (Tematik) Struktur makro adalah satu dari tiga struktur wacana penilitian dengan analisis wacana guna mengetahui apa yang dikatakan oleh penulis pada suatu berita,artikel atau bahasa lainnya dengan mengamati tema dan elemen wacananya. Adapun elemen wacana diamati terdiri dari topik atau
38
39
tema yang merupakan inti gagasan berita yang ingin di sampaikan wartawan kepada pembaca. Analisis tematik dalam penelitian ini akan dijabarkan judul utama dalam rubrik tren fashion majalah Noor edisi khusus fashion 2012 a) Remix Memasuki tahun 2012, kebutuhan berbusana telah melampaui fungsinya. Busana yang tadinya hanya dianggap sebagai elemen penutup tubuh, penanda identitas, atau sebagai media untuk mencitrakan status sosial, kini telah memasuki suatu tahapan siritual. Menjadi ajang bagi para fashionista untuk mengekspresikan dirinya sebagai makhluk spiritual dan sosok religius. Contohnya melalui berbusana yang rapat menutup aurat, menjadi “media” bagi seorang muslimah untuk menampilkan dirinya. 50 Gagasan inti yang ingin disampaikan dalam teks di atas adalah bahwa tuntutan kebutuhan gaya hidup semakin berkembang, turut berdampak pada berlangsungnya modernisasi fashion dari waktu ke waktu. Pakaian sendiri tidak bisa dilepaskan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia. Tak hanya mengispirasi fashionista agar lebih berani mengekspresikan gaya berbusananya, melalui tren fashion 2012, kaum muslimah diajak semakin arif dalam menghargai budaya dan lingkungan.
b) Chromatic 50
Majalah Noor, Rubrik Tren Fashion, Edisi Khusus Fashion 2012, hlm. 18
40
Bicara tentang Chromatic artinya berbicara seputar warna... warna... dan warna... Elemen warna yang cukup dominan memainkan peran pada tahun 2012 adalah warna-warna kontras. Warna itu lahir atau bersumber dari kedalaman emosi manusia yang terpicu oleh hal-hal bersifat abstrak atau tidak tampak. Gagasan inti yang ingin disampaikan dalam teks diatas adalah warna pada 2012 banyak memainkan tingkatan variasi dan gradasi melalui warna yang tidak solid (lembut) hingga warna-warna solid. Mulai dari warna kilap sampai warna yang redup sehingga tampil unik. c) Compass Gaya yang memadukan antara unsur urban yang serba modern dengan hal-hal bersifat etnik. Suatu gaya fashion yang praktis namun memiliki sentuhan craftsmanship (lembut) yang maksimal. Menghasilkan suatu kombinasi yang dinamis dan unik. Gagasan inti yang ingin disampaikan dalam teks diatas adalah berbagai elemen etnik, kanvas, atau denim menjadi ciri gaya ini. Elemenelemen itu dihadirkan dalam nuansa warna alam seperti warna khaki, cokelat, atau hijau. Adapun sentuhan urban muncul melalui warna abuabu dan biru. Melalui konsep ini pula unsur bahan dan craftsmanship diolah lebih maksimal dengan rasa yang lebih modern. d) Citi Zen Melalui konsep ini, gaya berbusana memasuki ruang lingkup warna yang serba keputihan, hijau muda (lime green), biru langit (sky blue),
41 serta warna-warna nude lainnya. Pilihan bahan dalam konsep ini cenderung lebih solid, rapi, serta tidak mudah kusut atau lecek. e) Cosmic Cosmic bisa dibilang konsep paling eksperimental dibanding tiga konsep atau sub tema tren fashion 2012. Soal warna misalnya, kombinasi antar gelap dan terang menjadi suatu perpaduan yang sangat kontras. Sementara antara lembut dan kasar tercermin melalui komposisi dari pemilihan bahan, bentuk, dan warna. f)
Tren Busana Muslimah Mencermati perjalanan busana muslim 2011, gaya berbusana para muslimah Indonesia terlihat banyak dipengaruhi oleh nuansa Timur Tengah. Pada 2012, nuansa Timur Tengah tetap akan mewarnai. Gaya itu perlu dikembangkan ke arah budaya Timur. Misalnya seperti gaya Jepang dengan kimono-nya, namun dengan nuansa yang lebih edgy (tren setter).
2. Superstruktur (Skematik) Struktur ini berkaitan dengan penggambaran bentuk umum teks. Bentuk ini disusun sesuai dengan skema tulisan dengan sejumlah kategori seperti, pendahuluan, isi, kesimpulan, dan penutup. Struktur skematis ini terdiri dari judul, lead (teras Berita) dan Story atau isi berita secara keseluruhan. Analisis skematik dalam penelitian ini akan dijabarkan judul utama dalam rubrik tren fashion majalah Noor edisi khusus fashion 2012.
42 a) Remix Judul dalam teks di atas adalah “Remix Tren Fashion 2012”. Judul ini mengandung arti berbagai unsur dan elemen dalam dunia fashion disandingkan secara harmonis atau sengaja ditabrakan sehingga menimbulkan perpaduan. Dari situ muncullah suatu gaya baru yang lebih dinamis, modern dan unik. Termasuk inspirasi bagi para arsitek, desainer interior, hingga desainer fashion dalam mengeksplorasi serta mendesain produk seni itu sendiri maupun produk fashion. Pernyataan di atas didukung oleh lead yang terdapat dalam kalimat ”Remix! Memasuki tahun 2012, para pakar desain dan mode sepakat mengangkat tema tersebut untuk mengakomodasikan kebutuhan manusia dalam mengaktualisasikan beragam karakter mereka. Tema itu menjadi jawaban atas berbagai peristiwa yang terjadi secara global. Persisnya lagi fenomena yang terjadi di kota-kota pusat mode dunia seperti Paris, Milan, London, dan New York.” Inti atau isi dari teks diatas adalah dalam tren fashion 2012, motif alam kembali hadir dalam tampilan yang lebih unik karena mengalami distilasi. Kesadaran akan budaya jadi lebih meningkat. Unsur-unsur lokal diangkat atau diakomodasikan dengan gaya yang lebih mengglobal. Pada 2012, budaya dan potensi kawasan Timur menjadi acuan bagi fashion dunia.
Sementara
itu
penggunaan
warna
lebih
mencolok
(strikin/shocking). Bisa saja tiba-tiba muncul warna kuat atau bright color pada suatu busana. Hal ini berbeda dengan tahun 2011 yang semua warna dicampur jadi satu.
43 b) Chromatic Judul ini mengandung arti warna-warna kontras, warna ini dihadirkan dalam satu tone saja dengan memberi penekanan pada kombinasi atau gradasi yang unik. Bisa pula menggunakan dua tune atau bahkan multi tune. Lead yang terdapat dalam chromatic adalah elemen warna yang cukup dominan memainkan peran pada tahun 2012 adalah warnawarna kontras. Warna itu lahir atau bersumber dari kedalaman emosi manusia yang terpicu oleh hal-hal bersifat abstrak atau tidak tampak. Inti dari isi teks diatas adalah dengan danya sub tema chromatic ini, seperti pergantian musim disuatu negara tidak lagi kaku membatasi para fashionista dalam menampilkan dirinya melalui gaya berbusana. c)
Compass Judul ini mengandung arti suatu gaya yang memadukan antara unsur urban yang serba modern dengan hal bersifat etnik. Suatu gaya fashion yang praktis namun memiliki sentuhan craftsmanship. Lead yang terdapat dalam compass adalah di zaman modern ini, kepekaan manusia terhadap keberadaan suatu tempat, atah, dan situasi menunjukkan kecenderungan yang semakin kuat. Tantangan untuk mengeksplorasi area-area baru semakin bermunculan, membuat manusia semakin dekat dengan hal-hal yang sifatnya real maupun unreal. Muncul pula kebutuhan masyarakat urban untuk mendapatkan suatu pencerahan melalui perjalanan ekspedisi.
44 Inti dari teks diatas yaitu dari eksplorasi hal-hal itu, lahirlah suatu gaya yang memadukan antara unsur urban yang serba modern dengan hal-hal bersifat etnik. Menghasilkan suatu kombinasi yang dinamis dan unik. d) Citi Zen Judul dari konsep ini mengedepankan desain yang cenderung datar (plain). Lead yang tercantum dalam citi zen ialah dalam kehidupan masyarakat urban, segala hal termasuk pola pikir selalu dilihat melalui kacamata yang praktis logik dan selanjutnya dimasukkan ke dalam kehidupan spiritual. Kesadaran akan pola hidup seperti ini pada masyarakat kota nyatanya telah melahirkan suatu gaya hidup yang peduli pada lingkunga hijau (go green). Begitu juga dengan pola hidup sehat, kesederhanaan, atau sesuatu yang apa adanya. Dalam dunia fashion lahirnya suatu gaya berbusana yang akrab disebut dengan minimalis edgy. Inti dari teks diatas yaitu pilihan bahan dalam konsep ini cenderung lebih solid, rapi, serta tidak mudah kusut atau lecek. Contohnya berupa bahan lembut seperti sutra, sutra katun, atau bermacam-macam serat alam. Aksen yang memperkuat desain bisa berbentuk olahan seperti origami, motif strip, hingga sentuhan elemen alam yang natural. Misalnya aksesori seperti pot dengan miniatur daun dan pohon sebagai mata kalung.
45 e) Cosmic Judul dari konsep ini mengacu pada hal-hal bersifat unreal. Lead yang tercantum dalam teks diatas adalah gaya yang satu ini bersifat unreal, hal ini sejalan dengan gaya hidup masyarakat perkotaan yang lekat dengan dunia maya. Lahirlah suatu gaya fashion yang bersifat maximalis atau extravaganza. Melalui konsep ini lahir pula suatu gaya imajiner yang unik yang diolah secara modern. Perwujudan konsep ini bisa berupa pengulangan bentuk, efek bold, pengolahan tekstur yang kaya bebatuan, atau pembesaran motif-motif alam. Inti dari teks diatas adalah cosmic bisa dibilang konsep paling eksperimental dibanding tiga konsep atau sub tema Ten Fashion 2012. Soal warna misalnya, kombinasi antara gelap dan terang menjadi suatu perpaduan yang sangat kontras. Sementara anatara lembut dan kasar tercermin melalui komposisi dari pemilihan bahan, bentuk, dan warna. f) Tren Busana Muslimah Judul dari konsep ini adalah gaya berbusana para muslimah Indonesia terlihat banyak dipengaruhi oleh nuansa Timur Tengah, dan pada 2012, perlu dikembangkan ke arah budaya Timur. 3. Struktur Mikro Struktur ini berkaitan dengan
makna yang ditonjolkan oleh
struktur teks wartawan, makna ini muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi dari suatu bangunan teks. Yang diamati adalah:
46 1) Semantik Semantik adalah seluruh makna yang terkandung dalam kalimat pada suatu teks, baik yang eksplisit maupun implisit. Dan semantik yang mengarah kepada satu sisi tertentu dalam suatu peristiwa. Hal yang di amati adalah latar, detail, dan maksud. a) Remix Latar yang terdapat dalam kajian ini adalah Remix: dizaman modern sekarang ini, dimensi yang membatasi ruang, waktu, dan tempat seolah-olah bias. Kemajemukan kini menjadi suatu potensi yang memperkaya citra, indera, inspirasi, hingga kreatifitas seni. Termasuk inspirasi bagi para arsitek, desainer interior, hingga desainer fashion dalam mengeksplorasi serta mendesain produk seni itu sendiri maupun produk fashion. Memasuki tahun 2012, para pakar desain dan mode sepakat mengangkat tema tersebut untuk mengakomodasi kebutuhan manusia dalam mengaktualisasikan beragam karakter mereka. Dalam kajian ini penulis menguraikan secara detail bahwa secara alami manusia memerlukan pakaian/busana. Pakaian tersebut baik berfungsi sebagai melindungi tubuh atau badan dari panas dan dingin, ataupun sebagai estetika, memperindah dan mempercantik orang yang memakainya, bahkan dapat meningkatkan status sosial, sesuai dengan jenis pakaian yang dikenakan. Di dunia muslim, busana bisa mencerminkan identitas, selera, pendapatan, pola perdagangan regional, dan religiusitas pemakainya. Busana dan pemakainya
47 bervariasi menurut jenis kelamin, usia, status perkawinan, asal geografis, pekerjaan, bahkan aliran politik. Maksud yang diuraikan secara eksplisit dan implisit mempunyai tujuan yang sama
yaitu sebagai tawaran solusi agar lebih
mengekspresikan gaya berbusana muslimah supaya orang-orang mengetahui kalau busana muslim juga bisa tampil bagus, layak, dan tidak kalah dengan dengan baju-baju kontemporer. Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunyi. b) Chromatic Latar yang terdapat dalam kajian chromatic elemen warna yang cukup dominan memainkan peran pada tahun 2012 adalah warnawarna kontras. Teknik tie dye yang pada beberapa tahun terakhir ini banyak digunakan di Indonesia, semakin menarik untuk dieksplorasi. Warna-warna tersebut dapat diaplikasikan diatas bahan yang lembut hingga kaku. Detail dalam chromatic adalah konsep ini lebih menekankan kepada bahan yang bisa dipadupadankan oleh warna yang lembut hingga warna-warna solid. Mulai dari warna kilap sampai warna yang redup sehingga tampil unik. Maksud yang diuraikan ialah dengan adanya subtema chromatic ini, sepertimya pergantian musim di suatu Negara tidak lagi kaku membatasi para fashionista dalam menampilkan dirinya melalui gaya
48 berbusana. Misalnya, saat musim dingin seperti sekarang ini, melalui ide chromatic, sah-sah saja bagi kaum urban untuk bermain-main dengan warna. Tidak selalu harus tampil kelam. c) Compass Latar dalam konsep compass ini adalah di zaman modern ini, kepekaan manusia terhadap keberadaan suatu tempat, arah,m dan situasi menunjukan kecenderungan yang semakin kuat. Tantangan untuk mengeksplorasi area-area baru semakin bermunculan, membuat manusia semakin dekat dengan hal-hal yang sifatnya real maupun unreal. Detail dalam compass lebih meneksankan gaya yang memadukan Antara unsur urban serba modern dengan hal-hal yang bersifat etnik. Maksud yang diuraikan ialah berbagai elemen etnik, kanvas, atau denim menjadi ciri gaya ini. Elemen-elemen itu dihadirkan dalam nuansa warna alam seperti khaki, cokelat, atau hijau. Adapun sentuhan urban muncul melalui warna abu-abu dan biru. Contohnya dian pelangi yang identic dengan songket palemban-nya, kembali menghadirkasn kain etnik tersebut dalam citra yang lebih modern. ,isalnya melaui jaket pendek maupun jaket panjang. d) Citi Zen Latar yang terdapat dalam dunia fashion lahirlah suatu gaya berbusana yang akrab disebut dengan minimalis edgy. Konsep ini mengedepankan desain yang cenderung datar (plain).
49
Detail dalam citi zen melaui konsep ini, gaya berbusana memasuki ruang lingkup warna yang serba keputihan, hijau muda (line green), biru langit (sky blue), serta warna-warna nude lainnya. Pilihan bahan dalam konsep ini cenderung lebih solid, rapi, serta tidak mudah kusut atau lecek. Contohnya berupa bahan lembut seperti sutra, sutra katun, atau bermacam-macam serat alam. Maksud dari citizen ialah aksen yang memperkuat desain dlam citizen bisa berbentuk olahan seperti origami, motip strip, hingga sentuhan elemen lam yang natural. Misalnya aksesori seperti pot dengan miniature daun dan pohon sebagai mata kalung. e) Cosmic Latar yang terdapat dalam cosmic ialah melalui konsep ini lahir pula suatu gaya imajiner yang unik yang diolah secara modern. Perwujudan konsep ini bisa berupa pengulangan bentuk, efek bold, pengolahan tekstur yang kaya bebatuan, atau pembesaran motif-motif alam. Detail yang terdapat dalam konsep cosmic ini adalah lebih ke gaya yang mengacu pada hal-hal bersifat unreal. Hal ini sejalan dengan gaya hidup masyarakat perkotaan yang lekat dengan dunia maya. Maksud dari cosmic ialah dalam warna, kombinasi antar gelap dan terang menjadi suatu perpaduan yang sangat kontras. Sementara anatara lembut dan kasar tercermin melalui komposisi dari pemilihan bahan, bentuk, dan warna.
50 f) Tren Busana Muslimah Latar yang terdapat dalam tren busana muslimah adalah pada 2011,gaya berbusana para muslimah Indonesia terlihat banyak dipengaruhi oleh nuansa Timur Tengah. Pada 2012, nuansa Timur Tengah tetap akan mewarnai dan peerlu dikembangkan kea rah budaya Timur. Detail dalam tren busana muslimah saat ini tingkat ketertutupan kaum muslimah dalam berbusana masih terbagi dalam beberapa level. Seperti halnya bahan kaos, pada dasarnya manusia menginginkan kenyamanan dalam berbusana. Di Indonesia misalnya, dengan cuaca tropis kaum muslimah menginginkan pakaian yang nyaman dipakai dan tidak panas. Adapun maksud dari tren busana muslimah ialah setiap pakaian bisa saja dipadupadankan dengan warna maupun bahannya. Akan tetapi semua itu harus tetap memperhatikan kaidah busana muslim itu sendiri.
2) Sintaksis Berkaitan dengan bagaimana pendapat disampaikan. Elemen yang diamati antara lain bentuk kalimat, koherensi dan kata ganti. a) Remix Bentuk kalimat ini adalah pasif,contohnya dari kalimat unsur-unsur lokal diangkat atau diakomodasikan dengan gaya yang lebih mengglobal. Dalam hal ini lebih menjelaskan bahwa remix sedang tren
51 di tahun 2012, Dan bentuk kalimat yang digunakan menjadi beberapa paragraf menerangkan kalimat dari khusus ke umum dan dari umum ke khusus dari apa yang diceritakan menjadi karakter pesan yang disampaikan. Koherensi dalam kajian ini adalah “Pada 2012, budaya dan potensi kawasan Timur menjadi acuan bagi fashion dunia. Sementara itu penggunaan warna lebih mencolok (striking/shocking). Bisa saja tibatiba muncul warna kuat atau bright color pada suatu busana. Hal ini berbeda dengan tahun 2011 yang semua warna dicampur jadi satu” Kata ganti “ini” yang terdapat dalam kalimat “di zaman modern sekarang ini, dimensi yang membatasi ruang, waktu, dan tempat seolah-olah menjadi bias. b) Chromatic Bentuk kalimat pada chromatic adalah pasif, dari kalimat “warna itu lahir atau bersumber dari kedalaman emosi manusia yang terpicu oleh hal-hal bersifat abstrak atau tidak tampak. Koherensi dalam kajian ini adalah “misalnya ketrika manusia berinteraksi dengan energy suara, cahaya, atau spectrum warna yang sering dilihat melaui perang kat teknologi multi media” Kata ganti “ini’ yang terdapat dalam kalimat “ dengan adanya sub tema chromatic ini, sepertinya pergantian musim disuatu Negara tidak lagi kaku membatasi para fashionista dalam menampilkan dirinya memalalui gaya berbusana.”
52 c) Compass Bentuk kalimat pada compass ialah pasif, hal ini tertera dalam kalimat “di zaman moderm ini, kepekaan manusia terhadap keberadaan suatu tempat, arah, dan situasi menunjukan kecenderungan yang semakin kuat.” Koherensi dalam kajian ini adalah “misalnya jaket pendek maupun panjang” Kata ganti “ini” yang terdapat dalam kalimat “melalui konsep ini pila, unsur bahan f=dan craftsmanship, termasuk ikat, diolah lebih maksimal, yang dilahirkan dengan rasa yang lebih modern” d) Citi Zen Bentuk kalimat pada citizen ialah pasif, hal ini tertera dalam kalimat “dalam kehidupan masyarakat urban, segala hal termasuk pola piker selalu dilihat melalui kacamata yang praktis logik” Koherensi dalam kajian ini adalah “sementara itu Tuti Adib hadir dengan gaya oriental yang dipadu dengan aplikasi dan lipit” Kata ganti “ini” yang terdapat dalam kalimat “Melalui konsep ini, gaya berbusana melalui ruang lingkupwarna yang serba keputihan, hijau muda (lime green) biru langit (sky blue), serta warna-warna nude lainnya.” e) Cosmic Bentuk kalimat pada cosmic ialah aktif dari kalimat “gaya yang satu ini mengacu pada hal-hal bersifat unreal”
53 Koherensi dalam kajian ini adalah “soal warna misalnya, kombinasi Antara gelap dan terang menjadi suatu perpaduan yang sangat kontras” Kata ganti “ini” yang terdapat dalam kalimat “melalui konsep ini lahir pula suatu gaya imajiner yang unik yang diolah secara modern” f) Tren Busana Muslimah Bentuk kalimat dalam konsep tren busana muslimah aktif yang terdapat dalam kalimat “jangan takut untuk bereksperimen” Koherensi dalam kajian ini adalah “gaya jepang dengan kimononya, namun dengan nuansa yang lebih edgy” Kata ganti “itu” yang terdapat dalam kalimat “gaya itu menurutnya perlu dikembangkan kea rah budaya Timur”
3) Stilistik
Berkaitan dengan pemakaian kata yang dipilih. Suatu teks berita mempergunakan kata-kata tertentu untuk memproduksi suatu wacana dalam masyarakat. a) Remix Penulis menggunakan kata “inspirasi” yang menggambarkan agar masyarakat urban khususnya para fashionista agar lebih berani mengekspresikan gaya berbusananya dan tidak melebihi dari kaidahkaidah syariat islam.
54 b) Chromatic Penulis menggunakan kata “warna” yang menjelaskan kalau pada konsep chromatic ini lebih menekankan ke warna-warna yang soft (lembut). c) Compass Penulis menggunakan kata “mengeksplorasi” yang menjelaskan keberanian seseorang dalam memadupadankan warna dan bahan dari bakaian yang dipakainya sehingga menjadi tampil unik. d) Citizen Penulis menggunakan kata “minimalis edgy” yang mewakilkan warna yang cenderung datar seperti hijau muda, biru langit dan warnawarna nude lainnya. e) Cosmic Penulis menggunakan kata “unreal” dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak nyata. f) Tren Busana Muslimah Penulis menggunakan kata “bereksperimen” lebih mewakilkan seseorang dalam dirinya sendiri melalui busana yang dipakainya.
4) Retoris Berkaitan dengan bagaimana cara wartawan menyampaikan materi dakwah. Elemen yang diamati antara lain grafis, ekspresi dan metafora.
55 a) Remix Tren Fashion 2012 Pada edisi khusus fashion 2012 memunculkan model tren fashion gaya berkerudung dan berpakaian busa muslim dalam bentuk gambar. Penulis mengekspresikan tulisannya dengan menampilkan judul dan lead pada teks di atas dengan ukuran huruf yang besar akan menarik minat pembaca, judul dan lead dicetak tebal namun ukuran huruf pada lead lebih kecil dari judul. Selain itu, pada bagian isi terdapat beberapa kata yang di cetak miring seperti remix, fashion, fashionista untuk menunjukkan bagian penting bagi pembaca. Metafora terdapat dalam kalimat di zaman modern seperti sekarang ini, dimensi yang membatasi ruang, waktu, dan tempat seolah olah menjadi bias (menyimpang).
B. Analisis Konteks Sosial dalam Rubrik Tren Fashion 2012 Majalah Noor Edisi Khusus Fashion 2012 Dalam analisis wacana model Teun A. Van Dijk, analisis wacananya tidak hanya ditekankan pada analisis teks semata. Dalam proses analisisnya terdapat bentuk analisis yang dinamakan konteks sosial. Analisis konteks sosial dimaksudkan untuk melihat konteks atau latar belakang terbentuknya teks tersebut.Jadi ini berkaitan pula dengan situasional yang terjadi pada saat tulisan atau sebuah teks dibuat. Dalam memahami konteks sosial dapat dikembangkan kepada analisis keadaan masyarakat pada saat teks dibuat atau kepada pendekatan struktur kebudayaan dimana teks tersebut ditulis.
56 a) Remix Tren Fashion 2012 Fashion adalah bentuk ekspresi seseorang yang keluarkan didalam suatu gaya busana dan lifestyle. Fashion Islam terkini sangat menarik, karena fashion Islam saat ini lebih berwarna tidak monoton, lebih banyak variasinya dan dapat menarik simpatik bahwa hijab itu tidak sekuno yang dibayangkan. Modernisasi fashion saat ini sangat menginspirasi semua wanita yang ingin tampil beda dan menarik di setiap kesempatan, apalagi untuk tahun-tahun ini hijab makin booming disemua kalangan. Ada beberapa subtema dilama remix, keempat sub tema tersebut yaitu Chromatic, Compass, Citizen, Cosmic, dan Tren Busana Muslimah.
C. Analisis Kognisi Sosial dalam Rubrik Tren Fashion 2012 Majalah Noor Edisi Khusus Fashion 2012 Analisis sosial tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur teks, akan tetapi juga bagaimana teks tersebut diproduksi. Kognisi sosial merupakan
kesadaran
mental
wartawan
yang
membentuk
teks
tersebut.Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan kepada pemakai bahasa sehingga disini diperlukan sebuah analisa guna mengetahui bagaimana representasi wartawan dalam memproduksi sebuah berita. Kognisi sosial didasarkan pada anggapan umum yang tertanam yang akan digunakan untuk memandang peristiwa.
57 a) Remix Tren Fashion 2012 Penentuan isi dalam rubrik tren fashion tidak jauh dari apa yang akan jadi tren ditahun depan. Lebih banyak memakai foto karena orang indonesia
paling jarang membaca
tulisan
yang
terlalu
banyak,
dibandingkan dengan majalah politik, majalah fashion lebih ke gambar dan foto. Tujuan dari rubrik tren fashion, hampir semua industri fashion mengeluarkan tren. Tren fashion ini lebih mewakilkan supaya orang-orang mengetahui kalau busana muslim juga bisa tampil bagus, layak, dan tidak kalah dengan baju-baju kontemporer. Tiap akhir tahun menjelang tahun berikutnya selalu menyiapkan tren fashion, yang akan menjadi tren tahun depan. Untuk konsep tim redaksi survey terlebih dahulu lalu mencari nara sumber
dan
wawancara
ke
designer-designer.
Rubrik
tren
fashiondikeluarkan setiap satu tahun sekali, dan tren fashion ini juga bisa jadi rangkuman karena tren fashion itu berbeda-beda aplikasinya. Tren fashion akan selalu berputar sesuai musimnya, ispirasi ini juga terpengaruh ke jaman-jaman terdahulu. Tapi selalu ada pembaruanpembaruan, tidak hanya fokus ke jaman dahulu, tapi dilihat juga dari segi motif dan cutting. Sedangkan untuk busana muslim itu sendiri, bisa menambahkan dengan hijabnya. Jadi dua-duanya terpakai, ada tren masa lalu dan tren masa kini tergantung dari aplikasinya. Yang ingin dikomunikasikan majalah Noor kepada pembaca melalui rubrik tren fashion adalah bahwa Noor ingin mengedukasikan para muslimah di luar sana bahwa busana muslim itu bisa di aplikasikan dalam segala suasana dan tren. Jadi Noor lebih menerapkan ke visi itu sendiri. Peluang dakwah
58 melalui rubrik tren fashion ini selalu mengaplikasikan kedalam foto dan teks, tetapi di majalah Noor ini lebih memfokuskan ke teks dan menyangkut pautkan dengan hadits-hadits dan ayat-ayat alqur’an yang berhubungan dengan pakaian maupun hijab. Di majalah Noor tiap teks, intro, dan caption itu harus selalu berhubungan dengan yang namanya syariah agama Islam. Agama Islam tidak menghalangi daya cipta, cita rasa, corak, bentuk dan potongan yang terbaru atau terbagus, namun Islam hanya meminta agar pakaian itu selaras dan menjaga keluhuran budi dan akhlak, kekayaan dan kekuatan batin, penyelamatan jaasmani dan rohani dari kejahatan dan kerendahan budi manusia.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian diatas serta hasil analisis wacana dan datadata yang penulis lakukan. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Struktur Makro Memasuki tahun 2012, kebutuhan berbusana telah melampaui fungsinya. Busana yang tadinya hanya dianggap sebagai elemen penutup tubuh, penanda identitas, atau sebagai media untuk mencitrakan status sosial, kini telah memasuki suatu tahapan siritual. Menjadi ajang bagi para para fashionista untuk mengekspresikan dirinya sebagai makhluk spiritual dan sosok religius. Gagasan inti yang ingin disampaikan dalam teks di atas adalah bahwa tuntutan kebutuhan gaya hidup semakin berkembang, turut berdampak pada berlangsungnya modernisasi fashion dari waktu ke waktu. Pakaian sendiri tidak bisa dilepaskan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budayta manusia.
Tak
hanya
menginspirasi
fashionista
agar
lebih
berani
mengekspresikan gaya berbusananya, melalui tren fashion 2012, kaum muslimah diajak semakin arif dalam menghargai budaya dan lingkungan. 1) Superstruktur Judul dalam teks rubik tren fashion adalah “Remix Tren Fashion”. Judul ini mengandung arti berbagai unsur dan elemen dalam dunia fashion disandingkan
secara
harmonis
atau 59
sengaja
ditabrakkan
sehingga
60 menimbulkan perpaduan. Pernyataan ini didukung oleh lead yang terdapat dalam kalimat “Remix! Memasuki tahun 2012, para pakar desain dan mode sepakat mengankat tema tersebut untuk mengakomodasikan kebutuhan manusia dalam mengaktualisasikan beragam karakter kereka. Tema itu menjadi jawaban atas berbagai peristiwa yang terjasi secara global. Adapun inti atau isi dari teks di rubrik tren fashion adalah dalam tren fashion 2012, motif alam kembali hadir dalam tampilan yang lebih unik karena mengalami distilasi. Hal ini berbeda dengan tahun 2011 yang semua warna dicampur jadi satu. 2) Struktur Mikro Semantik adalah menampilkan latar remix : dizaman modern sekarang ini, dimensi yang membatasi ruang, waktu, dan tempat seolah-olah bias. Kemajemukan kini menjadi suatu potensi yang memperkaya citra, indera, inspirasi, hingga kreatifitas seni. Termasuk inspirasi bagi para arsitek, desainer interior, hingga desainer fashion dalam mengeksplorasi serta mendesain produk seni itu sendiri maupun produk fashion. Etika busana muslim sangat terkait dengan konsepsi Islam tentang kesucian dan kehormatan primodial manusia, kriteria dan fungsi pakaian, serta akhlak berpakaian. Sedangkan etiket busana muslim kaedahnya merujuk pada konsepsi Islam tentang keindahan dan kemakfuran. Jika dibuatkan rumusan konseptualnya, maka secara kategori akan ditemukan dua esensi busana muslim. Yaitu, esensi yang berupa “ajaran”, dan esensi yang berupa “tradisi”. Nabi mengatakan bahwa rasa malu adalah sebagian dari iman. Dua pilar inilah yang menjadi tonggak dan poros nilai etika berbusana dalam Islam,
61 yakni menjaga kehormatan dan kesucian di satu sisi, serta memelihara fitrah rasa malu di sisi yang lain. Inilah wilayah “tradisi” dalam berbusana muslim. Suatu wilayah yang menjunjung tinggi kebebasan berekspresi dan berinovasi. Tak seorang pun berhak menghakimi salah kepada pihak lain, atau bahkan mengklaim dirinya lebih benar dan utama dari yang lain. Yang terpenting adalah semua itu harus dilandasi asas ketakwaan dan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam etika berbusana. Dalam kajian ini penulis menguraikan secara detail bahwa secara alami manusia memerlukan pakaian/busana. Pakaian tersebut baik berfungsi sebagai melindungi tubuh atau badan dari panas dan dingin, ataupun sebagai estetika, memperindah dan mempercantik orang yang memakainya, bahkan dapat meningkatkan status sosial, sesuai dengan jenis pakaian yang dikenakan. Di dunia muslim, busana bisa mencerminkan identitas, selera, pendapatan, pola perdagangan regional, dan religiusitas pemakainya. Busana dan pemakainya bervariasi menurut jenis kelamin, usia, status perkawinan, asal geografis, pekerjaan, bahkan aliran politik. 2. Saran 1) Yang ingin dikomunikasikan pada majalah Noor adalah bahwa Noor ingin mengedukasikan para muslimah di luar sana bahwa busana muslim itu bisa di aplikasikan dalam segala suasana dan tren. Hanya saja pasti kita memikirkan kecocokan dalam memakainya karena dari atas sudah full, kita juga harus memikirkan bagaimana baju tetap terlihat enak d tubuh kita. Kita juga harus mempunyai edukasi soal apa sie yang pantas dan tidak pantas. Jangan memaksakan diri dan ada
62 tipsnya juga. Dalam tren fashion tidak cuma sekedar menampilkan wajah-wajah cantik memakai baju itu tapi juga ada tips-tipsnya bagaimana yang tubuhnya mungkin tidak balance, biar tidak terlihat berat. Karena memang hijab busana muslim itu tantangannya adalah jangan terbawa emosi untuk mengikuti tren yang sedang in sekarang. Jadi Noor itu lebih menerapkan ke visi itu sendiri. 2) Sebagai majalah yang bernafaskan Islam, majalah Noor telah menampilkan sisi dominant Islami yang terwujud dalam penyajiannya, baik isi artikel, dan penyusunan layout. Namun tampilan Islami terkesan mewah dan cenderung bersifat konsumtif. Hal ini dipengaruhi dengan sasaran pembaca dari majalah Noor yaitu kelas menengah, namun ada baiknya penyajian yang bersifat mewah diimbangi dengan nilai-nilai Islam. Dimana muslim yang sejahtera buka berarti konsumtif. Kemudian lebih dibangun dan ditampilkan lagi ciri muslimah Indonesia yang cerdas dan mampu bersaing dalam hal positif. 3) Bagi para pembaca majalah Noor, hendaknya dalam berbusana tetap mengedepankan batasan-batasan aurat yang yang telah diatur dalam ajaran Islam, serta tidak memakai baju-baju yang tidak menutup aurat (kecuali wajah dan telapak tangan), ketat, dan transpara atau tembus pandang. 4) Kepada segenap civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah, khususnya para mahasiswi, harus lebih cerdas dalam memaknai atau memakai busana muslimah sebagai identitas umat Islam. Banyaknya
63
model busana muslimah yang ditawarkan dipasaran secara tidak langsung menuntut kita untuk berlaku bijak dalam memilih model busana.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Daftar Buku
Al-Baghdadi, Abdurrahman. Dakwah Islam dan Masa Depan Umat. Bangil: AlIzzah. 1997 Lexy J, Moeloneng. Metode Penelitian Kualitatif, Cetakan Ke-10. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1993 Rakhmat, Jalaludin. Islam Alternatif, Bandung: Mizan. 1997 Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2001 Tatrigan, H.G. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa Cetakan Kesatu. 1987 Malcom, Barnard. Fashion Sebagai Komunikasi Cara Mengkomunikasikan Identitas Sosial Seksualitas, Kelas dan Gender. Yogyakarta dan Bandung: Jalasutra. 1996 Abdurrahman, K. H. E. Risalah Wanita. Bandung:Sinar Baru Algesindo.2002 Majalah Noor. Jakarta: PT Dian Pasifik Komunikasi Utama. 2011 Johnson, dan Lauren S. Bahr dan Bernard. Colliers’ Dictionary.Volume 7. New York: P. F Collier Inc. 1993 Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.2003 Berger, Arthur Asa. Media Analysis Technique Second Edition Yogyakarta: Universitas Atma Jaya. 2000 Moeliono, Anton M. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1969 Djunaedi, Kurniawan. Rahasia Dapur Majalah Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum. 1995 Soeseno, Slamet. Teknik Penulisan Ilmiah Polpuler: Kiat menulis Nonfiksi Untuk Majalah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1993 Peterson, William L. Rivers, Jay W. Jensen dan Theodore. Media Massa dan Masyarakat Modern. Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. 2003 Wardhani, Diah. Media Relation, Sarana Pembangunan Reputasi Organisasi. Jakarta: Graham Ilmu. 2008 Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1988
64
65 Hidayat, Komaruddin. Kamus Istilah Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa.1985 Shadily, Hasan. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: PT Ikhtiar Baru. 1991 Eriyanto. Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS. 2001 Salim, Peter Salim dan Yenny. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press. 2002
2.
Daftar Sumber Internet
http://mycc.forumotiion.com http://adhe-fashion.blogspot.com http://id.Wikipedia.Org/wiki/analisis
http://majalah di era modern.blogspot.com http://www.fashion-era.com/haute_couture.htm http://www.fashion-era.com/sociology_semiotics.htm#What%20Is%20
Fashion?
3. Daftar Informan Wawancara pribadi dengan Dhanti Putri Nilam Sari (Pembaca Tetep Majalah Noor), pada tanggal 21 Oktober 2012 Pukul 11:45 WIB Wawancara pribadi dengan Dibba Noviarista (Pembaca Tetap Majalah Noor), pada tanggal 20 Oktober 2012 pukul 13:18 WIB Wawancara pribadi dengan Putri Juliant (Pembaca Tetap Majalah Noor), pada tanggal 18 Oktober 2012 Pukul 17:56 WIB Wawancara pribadi dengan Jetti Rosila Hadi (Pemimpin Redaksi Majalah Noor) tanggal 06 September 2012 pukul 15:06 Wawancara pribadi dengan Putri Wulan M (Stylis Redaksi Majalah Noor) tanggal 06 September 2012 pukul 13:47
LAMPIRAN
Nara Sumber : Putri Juliant Jabatan
: Karyawan Bank
Waktu
: 18 Oktober 2012, 17:56:36
Lokasi
: Taman Ayudia Radio Dalam
1.
Menurut Kamu, Definisi Fashion Itu Apa Sih? Fashion itu bentuk ekspresi yang dikeluarkan didalam suatu gaya busana
tersebut 2.
Fashion Islam Itu Seperti Apa? Fashion Islam menurut aku seperti hijab style yang sekarang sudah modis dan
modern 3.
Apa Pendapat Kamu Mengenai Modernisasi Fashion? Bagus dan penuh kreativitas dalam berbusana fashion dan untuk tahun-tahun ini hijab fashion itu makin booming dikalangan remaja maupun ibu-ibu
4.
Sekarang Kita Bicara Soal Majalah Noor, Gimana Pendapat Kamu Tentang Isi Majalah Ini? So far bagus banget untuk untuk semua kalangan karena disitu kita diajari cara berbusana yang baik dan sopan tapi tetap catchy dan edge dengan gaya kita yang energik dan comfort.. ya bisa dibilang casual ala hijab
5.
Kalau Dibanding Majalah Lain? Majalah lain hanya menampilkan gambar dan harga dari baju tersebut, tanpa ada teks yang memberikan informasi tentang baju yang sekarang sedang tren.
6.
Menurut Kamu, Rubrik Tren Fashion 2012 Yang Dimuat Di Majalah Noor Memang Kenyataan Gaya Pakaian Muslim Sekarang Atau Menurut Pendapat Noor Saja Supaya Kamu Berpakaian Seperti Itu? Hamper sama dengan perkembangan yang sekarang ini sedang booming
Nara Sumber : Dibba Noviarista Jabatan
: Karyawan Swasta
Waktu
: 20 Oktober 2012, 13:18
Lokasi
: Coffe Sturbuck Cilandak Townsquare
1.
Menurut Kamu, Definisi Fashion Itu Apa Sih? Fashion adalah kebutuhan setiap manusia, karena kalau tidak ada fashion dunia tidak berwarna
2.
Fashion Islam Itu Seperti Apa? Fashion Islam terkini sangat menarik, karena fashion Islam saat ini lebih berwarna dan tidak monoton. Lebih banyak variasinya dan dapat menarik simpatik bahwa berhijab itu bisa tampil modern
3.
Apa Pendapat Kamu Mengenai Modernisasi Fashion? Modernisasi fashion sekarang ini sangat bagus karena orang yang tidak berhijab jadi ingin berhijab karena berhijab itu tidak kuno seperti terdahulu
4.
Sekarang Kita Bicara Soal Majalah Noor, Gimana Pendapat Kamu Tentang Isi Majalah Ini? Majalah Noor bagus, semua memberikan informasi fashion berhijab yang
baik 5.
Kalau Dibanding Majalah Lain? Sebenarnya sama saja dengan majalah lain. akan tetapi majalah Noor punya keunggulan tertentu menurut saya, yaitu ia labih banyak mencantumkan hadits-hadits
6.
Menurut Kamu, Rubrik Tren Fashion 2012 Yang Dimuat Di Majalah Noor Memang Kenyataan Gaya Pakaian Muslim Sekarang Atau Menurut Pendapat Noor Saja Supaya Kamu Berpakaian Seperti Itu? Menurut saya sama dengan fashion yang sedang in saat ini
Nara Sumber : Dhanti Putri Nilam Sari Jabatan
: Mahasiswa
Waktu
: 21 Oktober 2012, 11:45
Lokasi
: Kantin Gedung BSI Cilandak
1.
Menurut Kamu, Definisi Fashion Itu Apa Sih? Fashion adalah ekspresi seseorang dalam berbusana
2.
Fashion Islam Itu Seperti Apa? Fashion Islam sekarang ini berbeda dengan dahulu karena fashion Islam saat ini lebih mewakilkan cara berpakaian yang kita inginkan tetapi tetap dalam kaidah Islam
3.
Apa Pendapat Kamu Mengenai Modernisasi Fashion? Fashion yang terdahulu bisa dipadupadankan dengan fashion yang sekarang,itulah yang dimaksud modernisasi fashion
4.
Sekarang Kita Bicara Soal Majalah Noor, Gimana Pendapat Kamu Tentang Isi Majalah Ini? Isinya sendiri lebih banyak foto, dan tidak jauh dari apa yang bakan jadi tren ditahun depan. Jadi lebih memberitahukan secara visual, tidak hanya secara visual tetapi juga ada isisnya yang terangkum melalui tips dan triknya, sejarahnya dan kamus fashionnya.
5.
Kalau Dibanding Majalah Lain? Majalah Noor sangat bagus karena mengispirasikan semua orang untuk selalu tampil cantik dan modern
6.
Menurut Kamu, Rubrik Tren Fashion 2012 Yang Dimuat Di Majalah Noor Memang Kenyataan Gaya Pakaian Muslim Sekarang Atau Menurut Pendapat Noor Saja Supaya Kamu Berpakaian Seperti Itu? Menurut saya sama karena ia lebih ke 80 atau 70% ke foto dan selebihnya teks
Nara Sumber : Jetti Rosila Hadi Jabatan
: Pemimpin Redaksi Majalah Noor
Waktu
: 6 September 2012, 15:06:36
Lokasi
: Kantor Majalah Noor (Jl. Karang Pola IV No.7A Jati Padang, Pasar Minggu)
1.
Bagaimana Latar Belakang Sejarah Berdirinya Majalah Noor? Berdirinya majalah Noor berawal dari pemikiran tiga pencetus ide, yakni ibu Jetti Rosilla Hadi, ibu Sri Artaria Alisjahbana dan ratih sanggar wati. Didukung oleh Mario Alishjabhana dan Isson Khairul. Pada tahun 2002 menjelang tahun 2003, pada saat itu masyarakat membutuhkan suatu bacaan yang mempunyai nilai-nilai kehidupan bangsa indonesia namun sesuai dengan perkembangan zaman. Kedua, banyak majalah yang beredar dan menjadikan perempuan hanya sebagai objek dari majalah yang mengarah pada proses pembodohan, hal tersebut juga memovitasi untuk membuat suatu majalah khusus perempuan dimana perempuan-perempuan dapat saling belajar dan berbagi. Pemikiran terakhir ialah keinginan untuk memasukan nilai-nilai islam dalam suatu majalah, karena memang islam merupakan agama yang sangat berdasarkan pengetahuan yang terdapat pada AlQur’an. Atas dasar pemikiran tersebut, majalah NooR terbit pertama kali pada bulan mei 2003, yang dicetak sebanyak 15.000 eksemplar. Majalah NooR adalah satu-satunya majalah yang tidak hanya memuat unsurunsur budaya tetapi juga memasukan nilai-nilai islam, yang diterbitkan oleh group Pin Point Publications sebagai perusahaan besar. Kantor redaksi majalah NooR berada dikawasan industri Jati Padang Pasar Minggu, tepatnya di Jalan Karang Pola VI No. 7A, Jakarta Selatan. Majalah yang memiliki motto “Yakin Cerdas Bergaya” mempunyai keinginan untuk mengangkat citra perempuan islam, yang sering dianggap terbelakang, tidak berpendidikan, dan sebagainya. Majalah NooR yakin dengan merujuk pada AlQur’an dan hadist dalam menyampaikan pesannya, akan memliki banyak pembaca dan juga banyak orang akan belajar tentang islam. Sebab,
islam itu merupakan rahmat bagi seluruh alam yang memiliki nilai-nilai universal dan berlaku untuk semua. 2.
Mengapa Dinamakan “Noor”? Dalam hal pemberian nama majalah, para pendiri mengingkan nama yang simple, mudah diingat setiap orang khususnya pembaca, namun memiliki arti yang baik. Dan akhirnya,diputuskanlah “NooR” sebagai nama majalah sesuai dengan konsep awal. “NooR” yang dimaksud adalah nuur dalam arti sebenarnya yang memiliki makna cahaya. Jadi, pemberian nama “NooR” diharapkan agar dapat memberikan cahaya bagi pembacanya, dengan harapan setelah membaca Noor, pembaca akan aware dan menambahkan cahaya dan penerang akan dunia Islam.
3.
Apa Visi dan Misi Majalah Noor? Visi Adanya rasa keprihatinan melihat masih banyaknya majalah yang tidak mendidik, tidak syiar islam dan tidak ditujukan untuk kaum muslimah (banyak mudharatnya). Atas dasar itulah majalah Noor muncul dengan visi : “Ingin menghadirkan majalah islami yang memiliki perspektif keIndonesiaan, kekinian dan menjadikan kaum muslimah sebagai sosok yang yakin, cerdas dan bergaya. Perspektif keIndonesiaan ini menjadi penting, karena secara tidak sadar budaya keindonesiaan perlahan mulai terkikis, dengan munculnya Noor diharapkan membangkitkan kembali dengan membuka mata khalayak akan perspektif ke-Indonesiaan. Kekinian, berarti masa kini atau modern, islam tidak hanya dipandang dari sisi yang kuno namun dengan hadirnya Noor, islam dapat dipandang dari sisi yang modern. Majalah Noor juga ingin menjadikan kaum muslimah sebagai sosok yang yakin, yakin disini akan agama dan kepercayaan Islam. Kemudian sosok yang cerdas, seorang muslimah yang cerdas dan pintar. Bergaya dari sini dapat dilihat Islam juga dapat modis dan bergaya dengan tetap menjaga dan menjunjung nilai-nilai Islami. Misi
Dengan visi yang dijelaskan diatas majalah Noor mempunyai misi : “Mencoba untuk selalu menjadi jembatan informasi seputar dunia Islam”, dan juga “ingin mensyiarkan Islam lewat media”. Perkembangan dunia Islam pada zaman modern sekarang ini sepatutnya diketahui oleh umat Islam itu sendiri, baik dari aspek sosial, seni atau budaya juga fashion. Oleh karena itu majalah Noor hadir untuk menyajikan informasi seputar dunia Islam yang dikemas secara ringan dan tidak lupa mengandung syiar Islam di dalamnya. 4.
Berapa Persen (%) Ciri Islami yang Ditonjolkan Pada Rubrik-Rubrik Mjalah Noor? Ciri Islami yang ditampilkan hampir pada setiap rubrik Majalah Noor ialah majalah syiar Islam. Oleh karenanya setiap rubrik pasti ada unsur islami didalamnya.
5.
Apa Perbedaan Noor Dengan Majalah Islam Lainnya? Karakterisitik yang membedakan majalah NooR dengan majalah yang lain adalah “ruh”. Maksud “ruh” disini adalah setiap tulisan yang terdapat di majalah NooR merujuk pada AlQur’an dan Hadist, sehingga tulisan-tulisan tersebut memiliki ruh. Tidak sedikit tulisan yang berasal dari luar (kontributor) yang dimuat di majalah NooR. Semua tulisan yang masuk ke majalah NooR akan dibaca oleh ahli agama yang memiliki background pesantren, lulusan sekolah di Mesir, dan yang terpenting adalah yang hafal AlQur’an dan Hadist. Sehingga, tulisan yang ditampilkan di majalah NooR dapat dipertanggungjawabkan.
6.
Adakah Ciri islam di Dalam Redaksi? Misalkan Karyawan Harus Orang Muslim Atau yang Wanita Harus Berjilbab? Pada struktur keredaksian di majalah Noor awalnya tercetus ide agar semuanya perempuan, namun pada kenyataanya, tidak bisa dipungkiri bahwa tenaga laki-laki juga dibutuhkan dalam keredaksian. Maka karyawan tidak jadi dikhususkan untuk perempuan saja, tapi untuk perempuan dan laki-laki. Hanya saja karena ini merupakan majalah Islam maka karyawan haruslah yang beragama Islam. Walaupun majalah Noor tampil dengan bernuansa Islami namun tidak ada keharusan untuk karyawatinya untuk memakai jilbab.
7.
Alur Berita Sampai Menjadi Majalah? Rapat (senin – kamis) – wartawan ke lapangan (pencarian berita) – penyusunan berita – edit oleh redaktur – layout oleh bidang artistik – pemimpin redaksi (layout hitam putih) – percetakan.
8.
Bagaimana Mekanisme Kerja Majalah Noor? Mekanisme kerja majalah NooR dilakukan melalui rapat redaksi dan rapat perencanaan, semua bagian mengikuti setiap rapat yang dliangsungkan untuk memberi ide-ide yang mereka miliki. Rapat direksi diadakan dalam satu kali dalam seminggu yaitu setiap senin. Sedangkan rapat perencaan dilakukan pada awal tahun untuk menyusun dan membahas topik-topik yang akan diangkat selama setahun.
9.
Bagaimana Strategi Majalah Noor Bersaing dengan Majalah Atau Tabloid Islam Lainnya? Kita memberikan menu yang sesuai dengan zamannya, bersaing kita itu dengan menu-menu yang mengandung unsur islami dan menyajikan tulisan yang lebih menekankan kepada Al Qur’an dan Hadits.
10. Rubrik Apa Saja yang Menonjol Dalam Majalah Noor? Ada beberapa rubrik pada majalah Noor, Seperti: Salam Noor, Surat Pembaca, Campur Sari, Makna Kata, Sampul Kita, Lintas Zaman, Tren Fashion, Fashion Note, Do’a, Trend Warna, Tren Rias, Tren Aksesori dan Jilbab, Fikih Fashion, Info Media, Lintas Zaman, Lensa Noor, Hadis, Silaturahim, Refleksi, dan Indeks. Namun rubrik yang menonjol dalam edisi Khusus Fashion 2012 ini adalah rubrik Tren Fashion, karena edisi ini terbit hanya pada saat awal tahun saja. 11. Setiap Bulannya Noor Mencetak Berapa Eksemplar? Respon masyarakat indonesia cukup baik pada awal majalah NooR terbit. Apalagi untuk wilayah Indonesia bagian Timur yang sangat antusias dengan kehadiran
majalah
NooR.
Sehingga
majalah
NooR
berani
untuk
meningkatkan produksi dari 15.000 menjadi 20.000 eksemplar tiap bulannya. 12. Siapa Saja Segmentasi Pembaca yang Menjadi Sasaran Majalah Noor?
Segmentasi pembaca majalah NooR adalah perempuan (muslim) yang berusia 25-45 tahun; berpendidikan akademik; status ekonomi sosial A dan B+ (kelas atas dan menengah atas); selalu mengikuti perkembangan zaman; berkeluarga; aktif dunia profesi, organisasi sosial dan pengajian; menaruh perhatian terhadap agama dan kesetaraan gender, dan memiliki keinginan untuk belajar islam. 13. Apa Pesan Dakwah yang Ingin Disampaikan dalam Majalah Noor? Berbusana muslimah indah dan bersyar’I, mengajak para wanita untuk menggunakan busana muslimah. Kita memilih yang lebih kreatif termasuk busana yang tampilannya glamour dan unik. Media yang menampilkan sangat full kreatif, sangat complicated. Menjadikan dakwah lebih luas, sebagai media berbusana yang fashionable, normative dan indah.
Jakarta, 06 September 2012
Jetti R. Hadi
Nara Sumber : Putri Wulan M Jabatan
: Stylist Redaksi Majalah Noor (fashion)
Waktu
: 6 September 2012, 13:47:36
Lokasi
: Kantor Majalah Noor (Jl. Karang Pola IV No.7A Jati Padang, Pasar Minggu)
1.
Apa Yang Melatarbelakangi Rubrik Tren Fashion? Tiap akhir tahun menjelang tahun berikutnya selalu menyiapkan tren fashion, yang akan menjadi tren tahun depan. Kalau soal konsep, itu kita survey dulu mencari nara sumber, cari di internet juga atau mungkin wawancara dari designer-designer. Soal apa sie tahun depan yang akan muncul atau yang akan tren lalu kita rangkum semua itu di dalam majalah tren fashion ini. Memang sudah di konsep dari awal, mungkin kira-kira pelaksanaan konsep itu dua atau tiga bulan sebelum majalah itu terbit.
2. Bagaimana Proses Penentuan Tema Dalam Rubrik Tren Fashion? Penetuan tema itu setiap redaksi sebelum-sebelumnya memprediksi kira-kira apa sie yag menjadi tren. Tren itu ga Cuma soal colour, tren itu juga ada soal cutting, motif, Cuma di Indonesia beda dengan luar, kalau di luar itu ada fall winter, spring summer. Beda di Indonesia, kalau Indonesia sie paling fall winter dan spring summer itu cuma jadi inspirasi saja tetapi untuk aplikasinya kita tetap dari januari sampai desember mungkin sama. Di majalah tren fashion ini kita rangkum menjadi subtitle lagi. Ada yang casual, ada yang pesta. Pembagian berdasarkan warna dan berdasarkan cutting. kadang ada juga yang kita mainkan tidak hanya diwarna, biasanya warna senada semua,tapi cutting yang unik. Bisa dari arsitektur, motif flora, lebikh ke macam-macam kita rangkum semua.
3.
Bagaimana Proses Penentuan Isi Dalam Rubrik Tren Fashion? Penentuan isinya itu juga ga jauh dari apa yang akan jadi tren ditahun depan. jadi isinya sendiri paling kita banyakin foto. Karena orang Indonesia paling jarang membaca tulisan yang terlalu banyak, dibandingkan dengan majalah
politik,majalah fashion lebih ke gambar atau foto. Jadi kita memberitahukan secara visual, tidak hanya secara visual tetapi juga ada isinya mungkin melalui tips dan triknya, sejarahnya, atau mungkin kamus fashionnya. Jadi materinya lebih ke 80 sampai 70% foto dan selebihnya teks.
4.
Ada Berapa Orang Staf Redaksi Yang Ikut Merumuskan Tema Maupun Isi Dalam Rubrik Tren Fashion? Kalau dalam rubrik tren fashion ini, kita kerjasama dengan tim komersial, semua redaksi ikut membantu tetapi yang lebih banyak andil itu stylist, fotografer, pemimpin redaksi, dan redaksi pelaksana. Tetapi kalu redaksi yang lain, mereka bisa bantu di teksnya, cuma untuk aplikasi fotonya itu dari sylist dan fotografer. Dan dari komersialnya kita kerja sama juga dengan sponsor, kita kerja sama dengan beberapa klien yang mau atau bersedia membawa bajunya dan mereka mungkin membayar halaman advetorial tp kita kerja sama untuk tren 2012-2013. Dari designernya memberitahu bahwa tren sekarang yang sedang in saat ini, dan dia menawarkan tema yang mau kita bahas di rubrik tren fashion. Lalu kita bikin advetorialnya misalkan ada profil designernya, aplikasi dengan bajunya, dan ada logonya. Rumusannya hampir semua redaksi ikut terlibat.
5.
Sebenernya Apa Tujuan Dari Rubrik Tren Fashion Di Majalah Noor? Tujuan dari tren fashion, hampir semua industri fashion mengeluarkan tren. Kalau untuk majalah, semua majalah fashion juga mengeluarkan tren. Khusus untuk busana muslim perlu untuk tren. Karena kita di Indonesia lebih maju dibanding negara lain. Kalau di Arab Saudi peraturannya lebih ketat dibanding Indonesia yang masih punya batasan-batasannya. Tren ini kita bawa untuk supaya orang-orang mengetahui kalau busana muslim juga bisa tampil bagus, layak, dan tidak kalah dengan dengan baju-baju kontemporer.
6. Kenapa Rubrik Tren Fashion Ini Hanya Ada Pada Edisi Khusus Fashion? Kita tidak bisa mengeluarkan setiap saat karna tren itu kan ada musimnya, dan tren fashion ini juga bisa jadi rangkuman juga karna tren fashion itu berbeda-beda aplikasinya. Jadi dalam satu tahun kita mengeluarkan edisi tren fashion.
7. Bagaimana Proses Pemilihan Atau Penentuan Produk-Produk Fashion Yang Akan Dimuat Dalam Rubrik Tren Fashion? Kalau untuk penentuan, kita bagi konsep dan survey ke beberpa designer dan butik yang kira-kira pantas untuk bisa masuk ke majalah. Tetapi ada juga klien-klien yang mempunyai baju yang kita inginkan tapi kita bisa kerja sama dengan mereka dari sebelum-sebelumnya. Jadi kita akan mengetahui 3 bulan kemudian akan ada tren seperti ini. Kita request ke mereka, jadi nanti begitu majalah tren fashion ini terbit, maka akan dada satu mood yang sama. Tren fashion lebih kumplit di banding reguler karena akan selalu ada request. Karna nanti dari halaman pertama sampai akhir, itu akan satu line walaupun mungkin tiap designer gayanya beda-beda itu tidak akan menjadi masalah, malah itu bagus. Cuma nanti akan ada kesimpulan dari rubrik tren fashion ini.
8. Berapa Lama Waktu Deadline Yang Diberikan Untuk Persiapan Rubrik Tren Fashion? Karena ini edisi khusus fashion dan terbit akhir desember, jadi deadlinenya itu sudah dari november, dan proses pembuatan september sudah mulai brosing-brosing, hunting-hunting. Jadi prosesnya panjang tapi biasanya kalau menjelang deadline, bajunya selesai d jait sekitar sebulan atau dua bulan dan prosesnya paling lama pemotretan karena dari halaman satu sampai akhir, foto-foto itu mengatur jadwal dan kita harus nunggu sampai kesiapan dari designer itu. Kita harus mengatur waktu bagaimana pemotretan berjalan lancar sampai nanti deadline. Karena setelah pemotretan, tidak langsung selesai begitu saja. Ada yang namanya proses edit, penulisan naskah, proses
grafis, layout dan sebagainya. Jadi setelah foto itu prosesnya masih panjang lagi.
9. Di Dalam Rubrik Tren Fashion, Apakah Mengambil Tren Masa Kini Atau Mengambil Tren Pada Zaman Dahulu Lalu Dikeluarkan Atau Diperkenalkan Kembali Di Zaman Sekarang? Dua-duanya terpakai.. Tren itu kan selalu berputar,inspirasi saat ini juga terpengaruh ke jaman-jaman terdahulu. Tapi ada pembaruan-pembaruan , tidak hanya fokus ke jaman dahulu,tapi di lihat juga dari segi motifnya,cuttingnya, sedangkan untuk busana muslim itu sendiri. Kita menambahkan dengan hijabnya, seperti apa sie hijab yang pas untuk dipakai. Jadi dua-duanya terpakai, ada tren masa lalu dan tren masa kini tergantung dari aplikasinya.
10. Secara garis besar, apa yang ingin dikomunikasikan Noor ke pembaca melalui rubrik tren fashion? Yang ingin dikomunikasikan adalah bahwa Noor ingin mengedukasikan para muslimah di luar sana bahwa busana muslim itu bisa di aplikasikan dalam segala suasana dan tren. Hanya saja pasti kita memikirkan kecocokan dalam memakainya karena dari atas sudah full, kita juga harus memikirkan bagaimana baju tetap terlihat enak d tubuh kita. Kita juga harus mempunyai edukasi soal apa sie yang pantas dan tidak pantas. Jangan memaksakan diri dan ada tipsnya juga. Dalam tren fashion tidak cuma sekedar menampilkan wajah-wajah cantik memakai baju itu tapi juga ada tips-tipsnya bagaimana yang tubuhnya mungkin tidak balance, biar tidak terlihat berat. Karena memang hijab busana muslim itu tantangannya adalah jangan terbawa emosi untuk mengikuti tren yang sedang in sekarang. Jadi Noor itu lebih menerapkan ke visi itu sendiri.
11. Menurut Mba, Sejauh Mana Peluang Dakwah Melalui Rubrik tren fashion Ini? Kalau soal dakwah itu kita mengaplikasikannya pada teks jadi bedanya kita dengan majalah kontemporer itu, biasanya majalah kontemporer lebih ke menjelaskan baju ini baju apa, harganya berapa,brandnya apa. Kalau Noor tidak memakai itu, kita pertama memakai edukasi soal baju ini cuttingnya seperti apa, motifnya seperti apa, itu pasti ada nilainya seperti keindahan, keindahan itu kan sebagian dari iman. Jadi apa yang kita aplikasikan itu sudah melihatkan keindahan kita dan juga wujud syukur kita kepada Allah SWT. Jadi kita menjelaskan di teks bahwasanya segala sesuatu yang kita kenakan itu tidak lain adalah ibadah. Jadi dakwahnya itu berkesinambungan dengan apa yang kita aplikasikan ke dalam foto dan teks. Di majalah Noor itu tiap teks, tiap intro, dan tiap caption itu harus selalu berhubungan dengan yang namanya syariah agama Islam. Tidak sekedar baju bagus, harganya mahal, tapi juga pantas di kita sehingga terlihat indah. Noor juga selalu sangkut pautkan dengan hadits-hadits dan ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan pakaian maupun hijab. Dan menurut aku, lebih rumit menulis teks di banding foto karena dalam menulis teks kita harus berimajinatif seperti baju itu yang dapat disampaikan kepada pembaca maksudnya seperti apa,tetapi juga ada nilai Islaminya.
Jakarta, 06 September 2012
Putri Wulan M