RESERVOIR
14
Program Studi
Teknik Lingkungan
Nama Mata Kuliah
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum
Jumlah SKS
3
Pengajar
1. Prof. Dr. Ir. Mary Selintung, MSc. 2. Dr. Eng. Ir. Hj. Rita Tahir Lopa, MT 3. Ir. Achmad Zubair, MSc. 4. Dr. Eng. Bambang Bakri, ST., MT. 5. Roslinda Ibrahim, SP., MT
Sasaran Belajar
Setelah lulus mata kuliah ini mahasiswa mampu membuat perencanaan dan perancangan bangunan pengolahan air minum
Mata Kuliah Prasyarat
Penyediaan Air Minum
Deskripsi Mata Kuliah
Mata Kuliah bangunan pengolahan air Minum merupakan mata kuliah yang diwajibkan bagi mahasiswa semester VI yang telah mengikuti materi perkuliahan penyediaan air minum. Materi perkuliahan mencakup pembahasan mengenai pengertian dan metode perencanaan bangunan pengolahan air minum; penentuan kebutuhan air dan debit air baku, analisis kualitas air baku, perencanaan bangunan unit pengolahan: intake, prasedimentasi, koagulasi dan flokulasi, sedimentasi, filtrasi, disinfeksi, pengolahan lumpur, reservoir dan pengolahan lumpur.
I PENDAHULUAN
1.1 CAKUPAN ATAU RUANG LINGKUP MATERI PEMBELAJARAN Materi pembahasan pada pertemuan ke-14 (empatbelas) ini adalah; Tinjuan umum Jenis reservoir Hal-hal yang dipertimbangkan dalam merancang reservoir Kriteria desain 1.2 SASARAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan jenis reservoir, hal-hal yang dipertimbangkan dalam merancang reservoir dan Kriteria desain. 1.2 PRILAKU AWAL MAHASISWA Sebaiknya mahasiswa telah mengetahui dan memahami materi pembahasan pada perkuliahan sebelumnya, utamanya materi mengenai unit distribusi pada sistem penyediaan air. 1.4 MANFAAT Manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pertemuan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai bangunan reservoir, termasuk didalamnya mengenai jenis reservoir, hal-hal yang dipertimbangkan dalam merancang reservoir dan Kriteria desain 1.5 URUTAN PEMBAHASAN Materi pembahasan dimulai dengan pengetahuan mengenai pengertian dan jenis reservoir. Kemudian materi pembahasan selanjutnya mengenai hal-hal yang dipertimbangkan dalam merancang reservoir dan Kriteria desain 1.6 PETUNJUK BELAJAR Mahasiswa diharapkan membaca isu terkait pada media massa yang menambah wawasan secara umum. Membaca bahan yang akan dikuliahkan pada minggu berikut agar dapat lebih siap dan dapat didiskusikan pada pertemuan berikut.
II PENYAJIAN
2.1 UMUM Biasanya reservoir dirancang untuk hanya menyimpan air bersih, jadi sekali terkontaminasi, banyak usaha dan modifikasi jangka panjang yang diperlukan untuk perbaikan. Karena filtrasi adalah proses terakhir dari pengolahan, tidak boleh ada bagian kotoran yang lolos setelah filtrasi. Hal lain adalah, banyak unit pengolahan tidak dirancang untuk dicuci/dibersihkan pada jalan air antara filter dan reservoir, sehingga pemulihan akan memakan waktu lama.
Bak filter
Reservoir
Jalan air
Gambar 14.1 Kotoran (yang tidak boleh ada) di reservoir
Di samping pemantauan normal, sangat berguna untuk memeriksa kualitas air di setiap proses pengolahan (koagulasi, sedimentasi, filtrasi) untuk memahami kondisi di setiap sistem pengolahan tersebut. Angka di bawah ini menunjukkan hasil pengukuran dari IPA tertentu. Dalam sistem kiri, air olahan terkontaminasi dalam reservoir, sedangkan gambar kanan menunjukkan kegagalan filtrasi. Jadi, ini memungkinkan untuk mengidentifikasi proses di mana terdapat hal-hal penyebab kekeruhan.
Sed.
Res. Filt.
Sed.
Filt.
Res.
Keran
Gambar 14.2 Perubahan kekeruhan di setiap proses
Keran
Dalam proses setelah
filtrasi, pencucian harus dilakukan untuk
meningkatkan kualitas air. Pada dasarnya, pencucian dianjurkan untuk dilakukan di hilir. Namun, pencucian umumnya memerlukan beban kerja yang besar dan pasokan air sering berhenti. Oleh karena itu, identifikasi dulu sumber kontaminasi, atau pilih cara sederhana seperti metode penyedotan. 2.2 JENIS-JENIS RESERVOIR BERDASARKAN PERLETAKANNYA 1. Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir) Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan permukaan tanah. Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki mencukupi untuk distribusi air minum. Jika kapasitas air yang didistribusikan tinggi, maka diperlukan ground reservoir lebih dari satu. 2. Menara Reservoir (Elevated Reservoir) Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan menggunakan ground reservoir tidak
mencukupi
kebutuhan
untuk
distribusi.
Dengan
menggunakanelevated reservoir maka air dapat didistribusikan secara gravitasi. Tinggi menara tergantung kepada head yang dibutuhkan. 3. Stand Pipe Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir, dipakai sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat diterapkan karena daerah pelayanan datar. 2.3 HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MERANCANG RESERVOIR 1. Volume reservoir Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang akan dilayani. 2. Tinggi elevasi energi Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan distribusi. Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari reservoir menuju jaringan distribusi. Bila elevasi energi pada reservoir lebih tinggi dari sistem distribusi
maka pengaliran dapat dilakukan secara gravitasi. Untuk kondisi sebaliknya, bila elevasi energi reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat dilakukan dengan menggunakan pompa. 3. Letak reservoir. Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi. Bila topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di tengah-tengah daerah distribusi. Bila topografi naik turun maka reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya. 4. Pemakaian pompa Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi kebutuhan pengaliran air. 5. Konstruksi reservoir
Ambang Bebas dan Dasar Bak o Ambang bebas minimum 30 cm di atas muka air tertinggi o Dasar bak minimum 15 cm dari muka air terendah o Kemiringan dasar bak adalah 1/1000 – 1/500 ke arah pipa penguras
Inlet dan Outlet o Posisi dan jumlah pipa inlet ditentukan berdasarkan pertimbangan bentuk dan struktur tanki sehingga tidak ada daerah aliran yang mati o Pipa outlet dilengkapi dengan saringan dan diletakkan minimum 10 cm di atas lantai atau pada muka air terendah o Perlu memperhatikan penempatan pipa yang melalui dinding reservoir, harus dapat dipastikan dinding kedap air dan diberi flexible-joint o Pipa inlet dan outlet dilengkapi dengan gate valve o Pipa peluap dan penguras memiliki diameter yang mampu mengalirkan debit air maksimum secara gravitasi dan saluran outlet harus terjaga dari kontaminasi luar.
Ventilasi dan Manhole o Reservoir dilengkapi dengan ventilasi, manhole, dan alat ukur tinggi muka air o Tinggi ventilasi ± 50 cm dari atap bagian dalam o Ukuran manhole harus cukup untuk dimasuki petugas dan kedap air
2.4 KRITERIA DESAIN Bak penampung air minum diberi sekat-sekat yang dilengkapi dengan: 1. Ventilasi 2. Tangga 3. Pelimpah air 4. Lubang pemeriksaan dan perbaikan 5. Alat ukur ketinggian air 6. instalasi pengolahan air penguras
III PENUTUP
3.1 RANGKUMAN Reservoir dibedakan atas 3 jenis yaitu reservoir bawah tanah (Ground Reservoir), Menara Reservoir (Elevated Reservoir) dan Stand Pipe. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang reservoir, antara lai adalah volume reservoir, tinggi elevasi energi, letak reservoir, pemakaian pompa, konstruksi reservoir serta ventilasi dan manhole. 3.2 SOAL TES FORMATIF Untuk mengetahui tingkat penguasaan pengetahuan yang diperoleh mahasiswa, maka dosen sebagai fasilitator memberikan tes formatif berupa pertanyaan sebagai berikut: 1. Jelaskan secara singkat perbedaan ketiga jenis reservoir ! 2. sebutkan hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang resevoir!
3.3 UMPAN BALIK Diskusi dan memberikan pertanyaan untuk memonitor penerimaan mahasiswa akan bahan kuliah yang disajikan.
3.4 DAFTAR PUSTAKA Hamer, Mark J. 1975,Water and Waste Water Technology, John Wiley & sons, Inc Kawamura, Susumu (1991), Integrated Design of Water Treatment Facilities, John Wiley & Sons, Inc., New York. Masduki, A. (2009), Bahan Ajar Mata Kuliah Pengolahan Air Minum, Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP, ITS Surabaya. Direktorat Jendral Cipta Karya 1998. Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknik Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan Vol.V
7