RENCANA STRUKTUR RUANG
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten menggambarkan susunan pusat – pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarki memiliki hubungan fungsional, sehingga terjadi pemerataan pelayanan dan mendorong pertumbuhan wilayah di perdesaan dan perkotaan. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Diwujudkan Melalui :
4.1 Pengembangan Sistem Perdesaan Distribusi permukiman perdesaan di Kabupaten Lamongan menunjukkan keberagaman yang tinggi, yakni ada yang terpusat, terpencar, maupun berdekatan dengan Kota Lamongan. Pola ruang seperti ini menjadikan pusat kegiatan perdesaan juga memiliki skala bermacam-macam, dan secara umum dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Setiap dusun memiliki pusat dusun; 2. Setiap desa memiliki satu pusat kegiatan yang berfungsi sebagai pusat desa; 3. Beberapa desa dalam satu kecamatan memiliki pusat kegiatan yang hirarkinya dibawah perkotaan kecamatan yakni sebagai desa pusat pertumbuhan; 4. Perdesaan yang lokasinya strategis langsung berhubungan dengan masing-masing ibukota kecamatan; serta 5. Perdesaan yang membentuk sistem keterkaitan atau berorientasi pada pusat WP ataupun Kota Lamongan, secara diagramatis dapat dilihat pada Gambar 4.1.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 1 -1
-
Pengoptimalan area pertanian yang ada melalui usaha intensifikasi lahan;
-
Perluasan area pertanian dengan merubah penggunaan lahan non produktif dan memperhatikan pola penggunaan lahan optimal;
-
Areal lahan pertanian pangan berkelanjutan dan tidak bisa dialihfungsikan menjadi penggunaan kegaiatan lain yaitu: sawah irigasi teknis dan daerah konservasi sungai;
-
Meningkatkan kualitas produksi melalui modernisasi teknologi pertanian;
-
Memperbaiki saluran irigasi.
b. Pengembangan kegiatan kawasan minapolitan terdapat di Kecamatan Brondong, Paciran dan Glagah, dengan arahan pengembangan :
1
Dusun
3
PPL
2
Desa
4
PPK
5
PKL
-
Pengoptimalan area tambak sebagai lahan usaha perikanan;
-
Pengembangan diversifikasi usaha perikanan baik off farm maupun on farm.
Pengelolaan kawasan perdesaan didukung dengan network sistem yang secara mikro bersinergi dengan keterhubungan sentra produksi dan perbaikan aksesbilitas, sehingga membentuk pusat pengembangan pengolahan suatu produk. Untuk mendukung keterkaitan antar wilayah dan sentra produksi dikembangkan sistem jaringan melalui penataan kawasan perdesaan yang diarahkan
Gambar 4.1. Diagram Sistem Perdesaaan
untuk:
Arahan pengembangan sistem perdesaan dilakukan dengan membentuk pusat pelayanan desa
1. Pemberdayaan masyarakat perdesaan;
secara hirarki, meliputi:
2. Pertahanan kualitas lingkungan setempat dan wilayah yang didukungnya;
a. pusat pelayanan antar desa;
3. Konservasi sumber daya alam;
b. pusat pelayanan setiap desa; serta
4. Pelestarian warisan budaya lokal;
c. pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman.
5. Pertahanan kawasan lahan abadi pertanian pangan untuk ketahanan pangan; dan
Pemanfaatan
ruang
kawasan
permukiman
perdesaan
dikembangkan
untuk
mendorong
6. Penjagaan keseimbangan pembangunan perdesaan-perkotaan.
pertumbuhan ekonomi perdesaan sebagai bagian dari sistem perekonomian wilayah. Pengembangan dan peningkatan penyediaan sarana dan prasarana penunjang di kawasan
4.2 Pengembangan Sistem Perkotaan
permukiman termasuk jaringan jalan, trasportasi, listrik, air bersih, telekomunikasi dan sarana
Penetapan sistem perkotaan di Kabupaten Lamongan memiliki pola yang cukup kompleks yakni
pendukung yang lainnya.
pada wilayah Kabupaten Lamongan terdapat Perkotaan Lamongan dan Perkotaan Babat yang
Pengembangan sektor ekonomi perdesaan bertumpu pada sektor pertanian dan perikanan serta
saling berkaitan dan pengembangan perkotaan ibukota kecamatan yang berkaitan dengan pusat
memperhatikan karaktersitik sosial budaya masyarakat, dengan pengembangan agropolitan di
perdesaan. Perkotaan kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara, Pelabuhan Sedayulawas,
Kecamtan Ngimbang dan minapolitan di Kecamatan Brondong, Paciran dan Glagah.
Pelabuhan ASDP dan Industri Paciran. Pengembangan sistem perkotaan di wilayah kabupaten lamongan merupakan rencana susunan
Rencana pengembangan untuk kawasan perdesaan di Kabupaten Lamongan adalah sebagai
kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam wilayah kabupaten lamongan yang
kawasan agropolitan dan minapolitan serta sentra bahan baku pangan.
menunjukkan keterkaitan saat ini maupun rencana yang membentuk hirarki pelayanan dengan
a. Pengembangan kegiatan agropolitan terdapat di Kecamatan Ngimbang dan wilayah
cakupan dan dominasi fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten lamongan. Pusat kegiatan di
hiterlandnya dengan arahan pengembangan adalah :
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 2 -2
wilayah kabupaten lamongan merupakan simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten, yang terdiri atas: (1) Pusat Kegiatan Nasional (PKN) terdapat di Perkotaan Lamongan yang merupakan bagian dari Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila, PKN ditetapkan dengan kriteria : a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan eksport-impor yang mendukung Nasional; b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan
Babat. 2. Kawasan perkotaan kecil merupakan kawasan perkotaan yang ditetapkan dengan kriteria jumlah penduduk lebih dari 50.000 (lima puluh ribu) sampai dengan 100.000 (seratus ribu) jiwa. Kawasan ini meliputi Perkotaan Sukodadi dan Perkotaan Ngimbang. 3. Kawasan perkotaan sangat kecil merupakan kawasan perkotaan yang ditetapkan dengan kriteria jumlah penduduk lebih dari 25.000 (Dua puluh lima ribu) sampai dengan 50.000 (Lima Puluh ribu) jiwa. Kawasan ini meliputi Perkotaan Sukodadi dan Perkotaan Ngimbang.
jasa yang melayani skala nasional atau beberapa provinsi; dan/atau c. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang
4.3 Penetapan Kawasan Perdesaan dan Perkotaan
melayani skala nasional atau beberapa provinsi. (2) Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) meliputi Perkotaan Brondong-Paciran, Perkotaan Babat, Perkotaan Sukodadi dan Perkotaan Ngimbang, PKLp nantinya dipromosikan untuk dapat ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Adapun kriteria yang dijadikan acuan dalam rangka menetapkan Pusat KegiatanbLokal (PKL) maupun Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) dalam lingkup wilayah Kabupaten Lamongan adalah : a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industribdan
Wilayah Kabupaten Lamongan sesuai dengan kondisi dan karakteristik masing–masing kecamatan dibedakan menjadi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Identifikasi kawasan perkotaan dan perdesaan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan jenis kegiatan yang akan ditentukan sehingga sesuai dengan peruntukan tanah dan ruangnya. Penetapan kawasan perkotaan dan perdesaan di Kabupaten Lamongan dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Peta 4.1. Peta Penetapan Kawasan Perdesaan dan Perkotaan Tabel 4.1.
jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan; dan/atau
Kawasan Perkotaan dan Perdesaan di Kabupaten Lamongan
b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.
No
Kecamatan
Perkotaan/Perdesaan
c. Diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten. (3) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) berfungsi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa, meliputi perkotaan Sukorame, perkotaan Bluluk, perkotaan Sambeng, perkotaan Mantup, perkotaan Kembangbahu, perkotaan Sugio, perkotaan Kedungpring, perkotaan Modo,
Perkotaan
perkotaan Pucuk, perkotaan Tikung, perkotaan Sarirejo, perkotaan Deket, perkotaan Glagah, perkotaan Karangbinangun, perkotaan Turi, perkotaan Kelitengah, perkotaan Karanggeneng, perkotaan Sekaran, perkotaan Maduran, perkotaan Laren dan perkotaan Solokuro. PPK
1
LAMONGAN
ditetapkan dengan kriteria :
Potensi perkembangan jumlah penduduk dan potensi perkembangan luasan kawasan perkotaan Perdesaan
mengindikasikan perkembangan yang berbeda. Potensi perkembangan perkotaan tersebut nantinya membentuk suatu hierarki perkotaan. Hierarki perkotaan di Kabupaten Lamongan meliputi : 1. Kawasan perkotaan sedang merupakan kawasan perkotaan yang ditetapkan dengan kriteria jumlah penduduk lebih dari 100.000 (seratus ribu) sampai dengan 500.000 (lima ratus ribu) jiwa. Kawasan ini meliputi Perkotaan Lamongan, Perkotaan Brondong-Paciran, dan Perkotaan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
2
SUKORAME
Perkotaan
Desa/ Kelurahan Banjarmendalan Jetis Tlogoanyar Sidoharjo Sukomulyo Tumenggungan Sidokumpul Sukorejo Made Sidomukti Plosowahyu Karanglangit Rancangkencono Wajik Kramat Sumberjo Sendangrejo Kebet Tanjung Pangkatrejo Sukorame Sewor Kedungkumpul
IV - III 3 -3
No
Kecamatan
Perkotaan/Perdesaan
Perdesaan
Perkotaan
3
BLULUK Perdesaan
Perkotaan
4
NGIMBANG Perdesaan
Perkotaan
5
SAMBENG Perdesaan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Desa/ Kelurahan Sembung Banggle Mragel Kedungrejo Wedoro Pendowokumpul Bluluk Bronjong Banjargondang Talunrejo Cangkring Kuwurejo Songowareng Sumberbanjar Primpen Sendangrejo Ngimbang Lamongrejo Kedungmentawar Ganggantingan Gebangangkrik Lawak Slaharwotan Kakatpenjalin Drujugurit Munungrejo Girik Jejel Mendogo Durikedungrejo Purwokerto Ngasemlemahbang Cerme Tlemang Ardirejo Pataan Kedungwangi Tenggiring Sidokumpul Wateswinangun Candisari Nogojatisari Pasarlegi Sumbersari Semampirejo Garung Jatipandak Pamotan Selorejo
No
Kecamatan
Perkotaan/Perdesaan
Perkotaan
6
MANTUP Perdesaan
Perkotaan
7
KEMBANGBAHU Perdesaan
Perkotaan
8
SUGIO Perdesaan
Desa/ Kelurahan Kretenggan Barurejo Gempolmanis Kedungbanjar Wonorejo Wudi Sekidang Mantup Tugu Tunggunjager Sukobendu Kedungsoko Sumberdadi Keduk Bembem Sidomulyo Sukosari Mojosari Rumpuk Pelabuhanrejo Sumberkerep Sumberagung Sumberbendo Kembangbahu Kaliwetas Lopang Mangkujajar Kedungsari Doyomulyo Sidomukti Sukosongko Kedungmegarih Puter Pelang Gintungan Katemas Dumplagung Moronyamplung Topoagung Maor Randubener Sugio Lebakadi Sepenuh Kalitangeh Pangkatrejo Bedingin Jubelkidul Jubellor Bakalrejo IV - III 4 -4
No
Kecamatan
Perkotaan/Perdesaan
Perkotaan
9
KEDUNGPRING Perdesaan
Perkotaan
10
MODO Perdesaan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Desa/ Kelurahan Kedungbanjar Kedungdadi Gondanglor Deketagung Sidorejo Daliwilangun Lawanganagung German Sidobogem Lebakadi Karangsambigalih Kalipang Sekarbagus Kedungpring Tlanak Mekanderejo Kandangrejo Jatidjorok Gunungrejo Dradahblumbang Majenang Warungering Kalen Mlati Tenggerejo Nglebur Mojodadi Sidobangun Blawirejo Karangcangkring Sukomalo Sidomlangean Maindu Banjarrejo Sumengko Kradenanrejo Mojorejo Pule Jegreg Sumberagung Yungyang Sidodowo Jatipayak Kacangan Kedungrejo Kedunglerep Sambangrejo Medalem Kedungpengaron
No
Kecamatan
Perkotaan/Perdesaan
Perkotaan
11
BABAT
Perdesaan
Perkotaan
12
PUCUK
Perdesaan
Perkotaan 13
SUKODADI Perdesaan
Desa/ Kelurahan Kedungwaras Sidomulyo Sambungrejo Nguwuk Babat Banaran Bedahan Plaosan Sogo Karangkembang Puncakwangi Gedongkulon Kebalanpelang Gembong Kuripan Bulumargi Sambangan Keyongan Patihan Datinawong Sumurgenuk Truni Trepan Kebalanbondo Moropelang Tritunggal Kebonagung Pucuk Kesambi Warukulon Waruwetan Paji Karangtinggil Kedali Tanggungan Sumberejo Plososetro Wanar Gempolpading Bogoharjo Padengangloso Ngambeng Cungkup Babatkumpul Sukodadi Kebonsari Gedangan Banjarrejo Menongo IV - III 5 -5
No
Kecamatan
Perkotaan/Perdesaan
Perkotaan
14
TIKUNG Perdesaan
Perkotaan
15
SARIREJO Perdesaan
Perkotaan
16
DEKET Perdesaan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Desa/ Kelurahan Plumpang Sukolilo Madulegi Siwalanrejo Sumberagung Baturono Sumberaji Kedung Rembug Balungtawun Sugihrejo Bandungsari Tlogorejo Surabayan Sidogembul Pajangan Bakalanpule Jotosanur Dukuhagung Jatirejo Tambakrigadung Kelorarum Soko Balongwangi Wonokromo Takeranklating Botoputih Pengumbulanadi Guminingrejo Dermolemahbang Gempoltukmloko Tambakmenjangan Sarirejo Kedungkumpul Sumberjo Simbatan Beru Canggah Deketkulon Deketwetan Rejosari Srirade Sidobinangun Sidorejo Dlanggu Pandanpancur Plosobuden Rejotengah Sugihwaras Dinoyo
No
Kecamatan
Perkotaan/Perdesaan
Perkotaan
17
GLAGAH Perdesaan
Perkotaan
18
KARANGBINANGUN Perdesaan
Desa/ Kelurahan Babatagung Tukkerto Weduni Sidomulyo Laladan Glagah Margoanyar Kentong Wangen Dukuhtunggal Bapuhbandung Mendogo Menganti Rayunggumuk Bapuhbaru Jatirenggo Bangkok Meluntur Tanggungprigel Sudangan Karanggung Duduklor Medang Began Gempulpendowo Soko Morocalan Pasi Konang Panggang Wedoro Meluwur Karangturi Wonorejo Sambopinggir Windu Bogobabadan Karangbinangun Blawi Pendowolimo Watangpanjang Banjarejo Mayong Sukorejo Sowowinangun Karanganom Ketapangtelu Baranggayam IV - III 6 -6
No
Kecamatan
Perkotaan/Perdesaan
Perkotaan
19
TURI Perdesaan
Perkotaan
20
KALITENGAH Perdesaan
21
KARANGGENENG
Perkotaan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Desa/ Kelurahan Priyoso Kuro Gawerejo Putatbangah Banyurip Waruk Palangan Sukoanyar Sukorejo Tawangrejo Tambakploso Balun Gedongboyontung Geger Ngujungrejo Bambang Kemlagigede Turi Keben Wangunrejo Badurame Karangwedoro Putatkumpul Kemlangilor Pomahanjanggan Kepudibener Kalitengah Butungan Dibee Pengangsalan Pucangro Pucangtelu Bojoasri Keluran Canditunggal Somosari Jelakcatur Tiwet Blajo Gambuhan Cluring Lukrejo Mungli Kediren Sugihwaras Tanjungmekar Karanggeneng Mertani Sumberwudi
No
Kecamatan
Perkotaan/Perdesaan
Perdesaan
Perkotaan
22
SEKARAN Perdesaan
Perkotaan
23
MADURAN Perdesaan
Desa/ Kelurahan Banjarmadu Karanganyar Sungelebak Kendalkemlangi Latukan Karangwungu Jagran Kawistolegi Sonoadi Batengputih Guci Kaligerman Karangrejo Tracal Prijekngablag Bulutengger Siman Miru Kebalankulon Kudikan Kembangan Manyar Sungegeneng Sekaran Jugo Besur Tresono Latek Bugel Karang Porodeso Moro Ngarum Titik Kendal Kenting Maduran Pangean Gumantuk Klagensrampat Parengan Pangkarejo Duriwetan Taji Brumbun Siwuran Jangkungsomo Kanugrahan Ngayung IV - III 7 -7
No
Kecamatan
Perkotaan/Perdesaan
Perkotaan
24
LAREN Perdesaan
Perkotaan
25
SOLOKURO Perdesaan
Perkotaan
26
PACIRAN Perdesaan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Desa/ Kelurahan Turi Primgoboyo Gedangan Blumbang Gampangsejati Laren Bulutigo Pelangwot Taman Prijek Tejoasri Bulubrangsi Brangsi Durikulon Centini Keduyung Pesanggrahan Jabung Dating Gelap Mojoasem Siser Karangtawar Godok Karangwungulor Solokuro Payaman Tenggulun Tebluru Sugihan Dadapan Takeharjo Banyubang Dagan Bluri Tenggulun Paciran Kandangsemangkon Blimbing Kranji Weru Sendangagung Tunggul Sendangduwur Drajat Banjarwati Kemantren Sidokelar Tlogosadang Paloh
No
Kecamatan
Perkotaan/Perdesaan
Perkotaan
27
BRONDONG Perdesaan
Desa/ Kelurahan Warulor Sumurgayam Sidokumpul Brondong Sedayulawas Labuhan Brengkok Sendangharjo Lembor Tlogoretno Sidomukti Lohgung Sumberagung
Sumber : Hasil Rencana 2008
IV - III 8 -8
Peta 4.1 Rencana Penetapan Kawasan Perdesaan dan Perkotaan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 9 -9
Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah : 4.4
Wilayah Pengembangan
1. Pengembangan kegiatan pelayanan umum;
Setiap kawasan perkotaan akan memiliki jangkauan pelayanan tertentu sesuai dengan pusat
2. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa;
kegiatan perkotaan masing-masing. Dalam lingkup Kabupaten Lamongan, Kota Lamongan menjadi
3. Pengembangan kegiatan kesehatan (Rumah Sakit, praktek dokter, apotek, puskesmas);
pusat bagi wilayah pengembangan (WP) Lamongan, dan perkotaan kecamatan yang berfungsi
4. Pengembangan pendidikan;
sebagai pusat pelayanan bagi beberapa kecamatan lain atau memiliki cakupan wilayah
5. Pengembangan transportasi darat;
pengembangan (WP).
6. Pengembangan kegiatan olahraga dan kesenian skala kabupaten;
Setiap perkotaan yang termasuk dalam PKN dan PKLp akan menjadi pusat wilayah pengembangan
7. Pengembangan kegiatan peribadatan.
(WP). Berdasarkan sistem perwilayahan tersebut maka Kabupaten Lamongan yang terdiri dari 27
Serta Kegiatan Utama sebagai pendukung WP ini adalah :
kecamatan dibagi menjadi lima wilayah pengembangan (WP), atas dasar orientasi pergerakan
1. Pengembangan Pertambangan;
terhadap pusat wilayah pengembangan (WP), tersedianya akses penunjang ke pusat wilayah
2. Pengembangan Pertanian;
pengembangan (WP), kesamaan terhadap potensi wilayah, mengurangi kesenjangan wilayah dan
3. Pengembangan Peternakan;
karakter penduduk.
4. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat),
Masing-masing pusat wilayah pengembangan (WP) akan memiliki fungsi dan peran sesuai dengan
5. Pengembangan Kegiatan Perikanan; serta
potensi yang dimikinya, serta arahan kegiatan utama berdasarkan kegiatan dominan yang
6. Pengembangan kegiatan pariwisata dan sarana/prasarana penunjangnya.
mungkin dikembangkan di wilayah pengembangan masing-masing. Kemudian Berdasarkan pusat
Pengembangan fasilitas kawasan perkotaan adalah :
kegiatan tersebut kemudian kecamatan-kecamatan yang termasuk dalam wilayah pengembangan
Pada WP I dengan fungsi pengembangan sebagai pusat pemerintahan kabupaten, pusat
(WP) tersebut ditentukan berdasarkan orientasi pergerakan pada tiap-tiap pusat kegiatan
perdagangan dan jasa skala kabupaten, pusat kesehatan skala kabupaten, pusat pendidikan,
tersebut.
pusat olahraga dan kesenian skala kabupaten, serta sebagai pengembangan pertambangan, pertanian, peternakan, kegiatan industri (kerajinan rakyat), kegiatan perikanan dan kegiatan
Adapun sistem perwilayahan di Kabupaten Lamongan beserta fungsi, peran dan arahan
pariwisata beserta sarana/prasarana penunjangnya dan permukiman.
kegiatannya : A. Wilayah Pengembangan I (WP I) Lamongan
B. Wilayah Pengembangan II (WP II) Paciran-Brondong
WP Lamongan meliputi Kecamatan Lamongan, Kecamatan Dekat, Kecamatan Glagah,
WP Paciran-Brondong ini meliputi Kecamatan Paciran, Kecamatan Brondong, Kecamatan Laren
Kecamatan Tikung, Kecamatan Sarirejo, Kecamatan Karangbinangun dan Kecamatan
dan Kecamatan Solokuro, dengan pusat pelayanan di Perkotaan Paciran dan Brondong. Fungsi
Kembangbahu, dengan pusat di Perkotaan Lamongan. Fungsi dan peranan perkotaan sebagai
dan peranan perkotaan sebagai pusat WP ini adalah :
pusat WP ini adalah:
1. Sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal;
1. Sebagai pusat pemerintahan kabupaten;
2. Sebagai pusat perdagangan dan jasa skala regional;
2. Sebagai pusat perdagangan dan jasa skala kabupaten;
3. Sebagai pusat industri besar dan strategis nasional;
3. Sebagai pusat kesehatan skala kabupaten;
4. Sebagai pusat transportasi nasional;
4. Sebagai pusat pendidikan;
5. Sebagai pengembangan kawasan minapolitan;
5. Sebagai pusat olahraga dan kesenian skala kabupaten;
6. Sebagai pusat pelabuhan dan industri perikanan skala regional dan nasional;
6. Sebagai pusat peribadatan kabupaten;
7. Sebagai pusat kegiatan pariwisata skala regional;
7. Sebagai pusat perlindungan sumber daya air (Sungai Bengawan Solo).
8. Sebagai pusat Pelayanan pelabuhan barang skala regional; 9. Sebagai pusat pengembangan pendidikan.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 10- 10
Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah :
2. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa skala Kabupaten dan Regional;
1. Pengembangan pelayanan umum skala kecamatan;
3. Pengembangan transportasi darat;
2. Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa;
4. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat, industri pengolahan hasil pertanian);
3. Pengembangan Industri besar;
5. Perlindungan Kawasan Konservasi Sumberdaya Air (Aliran Sungai Bengawan Solo); serta
4. Pengembangan transportasi darat;
6. Pengembangan Transportasi Darat (Jalan dan Kereta Api).
5. Pengembangan kegiatan pelabuhan dan perikanan laut;
Kegiatan Utama sebagai pendukung WP ini adalah :
6. Pengembangan kegiatan wisata skala Regional; serta
1. Pengembangan Pertanian;
7. Pengembangan kegiatan pendidikan.
2. Pengembangan Peternakan; serta
Serta Kegiatan Utama sebagai pendukung WP ini adalah :
3. Pengembangan pariwisata.
1. Pengembangan kegiatan industri (Kerajinan Rakyat);
Pengembangan fasilitas kawasan perkotaan adalah :
2. Pengembangan Pertanian;
Pada WP III dengan fungsi pengembangan sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal,
3. Pengembangan Peternakan;
pusat perdagangan dan jasa skala regional, pusat pengembangan industri (kerajinan rakyat,
4. Pengembangan Pertambangan;
industri pengolahan hasil pertanian), pusat perlindungan sumberdaya air (aliran sungai
5. Pengembangan Kehutanan;
bengawan
6. Perlindungan kawasan lindung (mangrove).
pengembangan kegiatan pertanian, kehutanan dan pariwisata serta permukiman.
solo),
pengembangan
jaringan
transportasi
darat
regional,
serta
sebagai
Pengembangan fasilitas kawasan perkotaan adalah : Pada WP II dengan fungsi pengembangan sebagai pemerintahan skala kecamatan/lokal, pusat
D. Wilayah Pengembangan IV (WP IV) Sukodadi
perdagangan dan jasa skala regional, pusat industri besar dan strategis nasional, pusat
WP Sukodadi ini meliputi Kecamatan Sukodadi, Kecamatan Turi, Kecamatan Karanggeneng,
transportasi nasional, pusat pelabuhan dan industri perikanan skala regional dan nasional,
Kecamatan Kalitengah dan Kecamatan Sugio, dengan pusat pelayanan di Perkotaan Sukodadi.
pusat kegiatan pariwisata skala regional, pusat pelayanan pelabuhan barang skala regional,
Fungsi dan peranan Perkotaan sebagai pusat WP ini adalah :
pusat pengembangan pendidikan, serta sebagai pengembangan kegiatan industri (kerajinan
1. Sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal;
rakyat), pertanian, peternakan, pertambangan dan permukiman.
2. Sebagai pusat perdagangan dan jasa skala regional; 3. Sebagai pusat pelayanan umum;
C. Wilayah Pengembangan III (WP III) Babat
4. Sebagai Pusat Pengembangan kegiatan industri;
WP Babat meliputi Kecamatan Babat, Kecamatan Sekaran, Kecamatan Maduran, Kecamatan
5. Sebagai Pusat kegiatan Pariwisata;
Pucuk dan Kecamatan Kedungpring, dengan pusat di Perkotaan Babat. Fungsi dan peranan
6. Sebagai Pusat kegiatan pertanian; serta
perkotaan sebagai pusat WP ini adalah :
7. Pengembangan jaringan Transportasi skala regional.
1. Sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal;
Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah :
2. Sebagai pusat perdagangan dan jasa skala Regional;
1. Pengembangan pelayanan umum skala kecamatan;
3. Sebagai pusat pengembangan Industri (kerajinan rakyat, industri pengolahan hasil
2. Pengembangan perdagangan dan jasa skala lokal;
pertanian); 4. Sebagai pusat Perlindungan Sumberdaya Air (Aliran Sungai Bengawan Solo); 5. Pengembangan Jaringan Transportasi Darat Regional. Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah ::
3. Pengembangan transportasi darat; 4. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat; industri pengolahan hasil ternak dan pertanian); 5. Pengembangan kegiatan pariwisata alam dan budaya;
1. Pengembangan pelayanan umum tingkat Kecamatan;
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 11- 11
6. Pengembangan kegiatan pertanian (tanaman pangan, sayuran, hortikultura, dan perkebunan); serta 7. Pengembangan transportasi darat. Kegiatan Utama sebagai pendukung WP ini adalah :
3. Pengembangan kegiatan industri(kerajinan rakyat); 4. Pengembangan pariwisata; 5. Pengembangan kehutanan; serta 6. Pengembangan transportasi.
1. Pengembangan Pertanian;
Pengembangan fasilitas kawasan perkotaan adalah :
2. Pengembangan Peternakan;
Pada WP V dengan fungsi pengembangan sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal,
3. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat),
pusat kegiatan pertanian, pusat pengembangan agropolitan, pengembangan kegiatan industri
4. Pengembangan transportasi;
(kerajinan rakyat, industri pengolahan hasil pertanian), serta sebagai pengembangan
5. Pengembangan kegiatan pariwisata.
pertanian (tanaman pangan dan perkebunan), peternakan, kegiatan industri(kerajinan rakyat), pariwisata, kehutanan, transportasi dan permukiman.
Pengembangan fasilitas kawasan perkotaan adalah : Pada WP IV dengan fungsi pengembangan sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal,
Untuk lebih jelasnya mengenai rencana Wilayah Pengembangan di Kabupaten Lamongan dapat
pusat perdagangan (regional) dan jasa-jasa, pusat pelayanan umum, pusat pengembangan
dilihat di Peta 4.2 Peta Rencana Wilayah Pengembangan Kabupaten Lamongan.
kegiatan industri, pusat kegiatan pariwisata, pusat kegiatan pertanian, serta sebagai pengembangan pertanian, peternakan, kegiatan industri (kerajinan rakyat), transportasi, kegiatan pariwisata ,pengembangan jaringan transportasi skala regional dan permukiman.
E. Wilayah Pengembangan V (WP V) Ngimbang WP Ngimbang ini terdiri dari Kecamatan Ngimbang, Kecamatan Sambeng, Kecamatan Bluluk, Kecamatan Sukorame, Kecamatan Mantup dan Kecamatan Modo, dengan pusat pelayanan berada di Kacamatan Ngimbang. Fungsi dan peranan Perkotaan sebagai pusat WP ini adalah:
1. Sebagai pusat pemerintahan skala kecamatan/lokal; 2. Sebagai pusat kegiatan pertanian; 3. Sebagai pusat pengembangan Agropolitan; serta 4. Pengembangan kegiatan industri (kerajinan rakyat, industri pengolahan hasil pertanian). Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di WP ini adalah : 1. Pengembangan pelayanan umum skala kecamatan dan kabupaten; 2. Pengembangan perdagangan dan jasa skala lokal; 3. Pengembangan transportasi darat; 4. Pengembangan pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan); 5. Pengembangan kegiatan agribisnis; serta 6. Pengembangan kehutanan. Kegiatan Utama sebagai pendukung WP ini adalah : 1. Pengembangan pertanian (tanaman pangan dan perkebunan); 2. Pengembangan Peternakan;
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 12- 12
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2011 - 2031
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 13- 13
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 14- 14
A. Jaringan Jalan 4.5 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kabupaten Sistem jaringan prasarana wilayah yang akan dibahas ini sangat erat kaitannya dengan pembentukan struktur ruang wilayah Kabupaten Lamongan yang utuh antara pusat kegiatan dan infrastruktur yang menunjang dan dibutuhkan. Dalam sistem jaringan prasarana ini, yang dibahas bukan hanya dalam lingkup kabupaten, namun salah satunya sangat terkait dengan sistem Nasional dan Provinsi. Sistem jaringan prasarana wilayah Kabupaten Lamongan meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, dan sistem jaringan sumber daya air dan prasarana lingkungan. Secara keseluruhan pengembangan prasarana ini akan mendukung struktur dan pola ruang di masa yang akan datang.
Kondisi perkerasan jalan di Kabupaten Lamongan secara umum masih kurang baik. Perkerasan jalan menuju tempat-tempat penting dan daerah tujuan utama di Kabupaten Lamongan belum seluruhnya diperkeras dengan aspal, yakni sekitar 60 % dengan perkerasan aspal, serta 40 % dengan perkerasan kerikil dan makadam. Rencana Pengembangan sistem jaringan jalan terdiri atas rencana pengembangan jalan dan terminal. 1. Jalan a) Jalan Bebas Hambatan Rencana jalan nasional jalan Bebas Hambatan di Kabupaten Lamongan yaitu jalur utara melewati pantura. Rencana jalan bebas hambatan Pantai Utara (Pantura) yang menghubungkan Gresik - Lamongan– Tuban. Gerbang jalan bebas hambatan untuk wilayah
4.5.1
Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi
Sistem jaringan transportasi di Kabupaten Lamongan lebih didominasi oleh transportasi darat terutama jalan raya dan sebagian kereta api, sedangkan untuk transportasi laut saat ini hanya sebatas prasarana penangkapan ikan, akan tetapi saat ini telah dikembangkan pelabuhan laut nasional-internasional. Rencana sistem jaringan transportasi terdiri dari : a. Rencana sistem jaringan transportasi darat, meliputi
Pantura direncanakan di Kecamatan Paciran dan Kecamatan Brondong. b) Jalan Arteri Primer Jalan nasional jalan arteri merupakan jalan yang menghubungkan secara berdaya guna antar pusat kegiatan nasional atau antar pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Jalan nasional jalan arteri ini juga melayani angkutan utama yang merupakan tulang punggung transportasi nasional yang menghubungkan pintu gerbang utama (pelabuhan utama dan/atau bandar udara kelas utama).
•
jaringan jalan yang terdiri dari jalan dan terminal.
•
jaringan kereta api terdiri atas jaringan jalur kereta api (KA) umum, angkutan massal,
Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan disebutkan bahwa:
perkeretaapian komuter, dry port, terminal barang, dan stasiun
a. Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana minimal 60 km/jam
•
jaringan sungai, danau, dan penyeberangan berupa pelabuhan penyeberangan jaringan Indonesia bagian timur
b. Rencana sistem jaringan transportasi laut berupa pelabuhan untuk kepentingan angkutan laut yang meliputi meliputi pengembangan pelabuhan pengumpul (pelabuhan Brondong), pelabuhan pengumpan, dan pelabuhan khusus c. Rencana sistem jaringan transportasi udara berupa alternatif lokasi pengembangan bandar
Ketentuan teknis tentang jalan arteri sistem primer dijelaskan dalam Pasal 13 Peraturan
dengan lebar badan jalan minimal 11 meter; b. Jalan arteri primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas ratarata; c. Pada jalan arteri primer lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal; d. Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi;
udara Jawa Timur di Kabupaten Lamongan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
e. Persimpangan sebidang pada jalan arteri primer dengan pengaturan tertentu; serta
undangan
f. Jalan
arteri
primer
yang
memasuki
kawasan
perkotaan
dan/atau
kawasan
pengembangan perkotaan tidak boleh terputus. 4.5.1.1 Rencana Pengembangan Transportasi Darat Berdasarkan arahan pengembangan struktur ruang, arahan pengembangan transportasi darat di
Rencana pengembangan jalan arteri primer ini memiliki status Jalan Nasional di
Kabupaten Lamongan meliputi jaringan jalan, terminal, arahan pengembangan angkutan massal,
Kabupaten Lamongan adalah Batas Kab. Gresik – Batas Kab. Lamongan, Jl.Pang.Sudirman;
dan kereta api.
Jl.Jaksa Agung Suprapto; Bts.Kota Lamongan – Widang; dan Widang – Bts.Kab.Lamongan. Sedangkan jalan propinsi jalan kolektor (kolektor primer) Babat-Temangkar; Jl
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 15- 15
Lamongrejo; Jl Akhmad Dahlan; Jl Sunan Drajad; Jl Raya Mantup; -Bts. Kota Lamongan –
Arahan pengembangan jalan lokal primer yang termasuk status Jalan Kabupaten di wilayah
Bts.Kab. Mojokerto; dan Babat-Bts. Kab. Jombang.
Kabupaten Lamongan, dan pengelolaannya menjadi wewenang Pemerintah Kabupaten Lamongan adalah :
c) Jalan Kolektor Primer
a.
Kec. Lamongan – Kec. Sukodadi – Kec. Sugio – Kec. Kedungpring;
Jalan kolektor 1 adalah jalan kolektor primer yang menghubungkan antar Ibukota
b.
Kec. Deket – Kec.Glagah – Kec.Karangbinangun – Kabupaten Gresik;
Provinsi; Jalan Kolektor 2 adalah jalan kolektor primer yang menghubungkan Ibukota
c.
Kec.Sukodadi – Kec.Karanggeng – Kab.Gresik – Kec.Solokuro – Kec.Paciran;
Provinsi dengan Ibukota Kabupaten/Kota; serta Jalan Kolektor 3 adalah jalan kolektor
d.
Kec.Turi – Kec.Kalitengah;
primer yang menghubungkan antar Ibukota Kabupaten/ Kota.
e.
Kec.Pucuk – Kec.Sekaran – Kec.Maduran – Kec.Laren –Kec.Paciran;
Ketentuan teknis tentang jalan Kolektor sistem Primer dijelaskan dalam Pasal 14
f.
Kec.Tikung – Kec.Sarirejo – Kab.Gresik;
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yang memaparkan bahwa:
g.
Kec.Mantup – Kec.Kembangbahu – Kec.Sugio – Kec.Kedungpring;
a. Jalan kolektor primer didesain berdasarkan kecepatan rencana minimal 40 km/jam
h.
Kec.Mantup – Kec.Sambeng – Kec.Ngimbang;
i.
Kec.Kedungpring – Kec.Modo – Kec.Bluluk –Kec.Ngimbang;
j.
Kec.Bluluk – Kec.Sukorame – Kab.Bojonegoro;
k.
Kec.Sugio – Kec. Sambeng;
c. Jumlah jalan masuk dibatasi dan direncanakan.
l.
Kec.Tikung (Desa Wonokromo) – Kec.Mantup – Kab.Gresik;
d. Persimpangan sebidang pada jalan kolektor primer dengan pengaturan tertentu; serta
m. Kec.Sukorame – Kab.Jombang;
e. Jalan kolektor primer yang memasuki kawasan perkotaan dan/atau kawasan
n.
dengan lebar badan jalan minimal 9 meter; b. Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata;
pengembangan perkotaan tidak boleh terputus. Rencana pengembangan jalan kolektor primer yang termasuk status Jalan Nasional di
Kec.Lamongan (Kel.Sidokumpul) – Kec.Deket –Kec.Turi –Kec.Karangbinangun – Kec.Kalitengah;
o.
Kec.Deket (Desa Pandanpancur) – Kec.Glagah;
Kabupaten Lamongan adalah Widang-Babat-Bojonegoro dan Tuban-Lohgung-Sadang-Gresik. e) Jalan Lingkar Pengembangan jaringan jalan lingkar, meliputi: d) Jalan Lokal Primer Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lokal primer ini pada dasarnya merupakan jalan penghubung utama antar kecamatan yang ada dan penghubung dengan fungsi utama di Kabupaten Lamongan yang
1. Jalan Lingkar Utara Lamongan dengan ruas jalan Deket – Lamongan – Turi; 2. Jalan Lingkar Selatan Babat dengan ruas Kecamatan Babat – Kabupaten Bojonegoro; 3. Jalan Lingkar Selatan Pantura dengan ruas jalan Kecamatan Paciran – Kecamatan Solokuro – Kecamatan Brondong;
tidak terletak di jalan arteri maupun kolektor. Ketentuan teknis tentang jalan Lokal sistem Primer dijelaskan dalam Pasal 15 Peraturan
Untuk lebih jelasnya mengenai rencana pengembangan jaringan jalan di Kabupaten
Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, yang memaparkan bahwa:
Lamongan, lihat pada Peta 4.4. Peta Rencana Pengembangan Jaringan Jalan
a. Jalan lokal primer di desain berdasarkan kecepatan rencana minimal 20 km / jam dengan lebar badan jalan minimal 7,5 meter; dan b. Jalan lokal primer yang memasuki kawasan perdesaan tidak boleh terputus.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 16- 16
Dalam Pasal 33 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, dijelaskan bahwa Bagian-Bagian Jalan meliputi Ruang Manfaat Jalan, Ruang Milik Jalan, dan Ruang Pengawasan Jalan. Ruang Manfaat Jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya. Ruang Milik Jalan meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan. Ruang Pengawasan Jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan.
b. Ruang pengawasan jalan diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan; c. Ruang pengawasan jalan merupakan ruang sepanjang jalan di luar ruang milik jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu; serta d. Dalam hal ruang milik jalan tidak cukup luas, lebar ruang pengawasan jalan ditentukan dari tepi badan jalan.
1) Ruang Manfaat Jalan Dalam Pasal 34 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, dijelaskan bahwa
Berdasarkan ketentuan di atas, maka bagian-bagian jalan dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 4.2. Bagian-bagian Jalan
Ruang Manfaat Jalan : a. Meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya; b. Merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri; serta c. Hanya diperuntukkan bagi median, perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar (hanya diperuntukkan bagi lalu lintas pejalan kaki), lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya. 2) Ruang Milik Jalan Dalam Pasal 39 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, dijelaskan bahwa: a. Ruang Milik Jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan; b. Ruang Milik Jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, kedalaman, dan tinggi tertentu; c. Ruang Milik Jalan diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan
Ditinjau dari kondisi dan kebutuhan pengembangan di Kabupaten Lamongan, maka arahan lebar ruang manfaat jalan, ruang milik jalan dan ruang pengawasan jalan dapat dilihat pada Tabel 4.2. dan Gambar 4.3 berikut.
penambahan jalur lalu lintas di masa akan datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan; d. Sejalur tanah tertentu dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai lansekap jalan; serta e. Penggunaan ruang terbuka pada ruang milik jalan untuk ruang terbuka hijau dimungkinkan selama belum dimanfaatkan untuk keperluan ruang manfaat jalan.
3) Ruang Pengawasan Jalan Dalam Pasal 44 Peraturan Pemerintah No. 34/2006 tentang Jalan, dijelaskan : a. Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan;
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 17- 17
Tabel 4.2. Gambar 4.3. Konsep Dimensi Jalan
Arahan Rumaja, Rumija dan Ruwasja di Kabupaten Lamongan
Pada Ruas-ruas Jalan Utama di Kabupaten Lamongan
No 1
Kelas Jalan
Rumaja
Rumija
Ruwasja
30
30
15
a. Pusat Perbelanjaan
15 - 20
20 - 25
8 - 15
b. Perumahan
15 - 20
20 - 25
5 - 10
c. Perdagangan
15 - 20
20 - 25
0 - 10
d. Fasilitas Umum
15 - 20
20 - 25
5 - 10
a. Pusat Perbelanjaan
8 - 11
10 - 15
5 - 10
b. Perumahan
8 - 11
10 – 15
5 - 10
c. Perdagangan
8 - 11
10 - 15
0 - 10
d. Fasilitas Umum
8 - 11
10 - 15
5 - 10
a. Pusat Perbelanjaan
8 - 10
10 - 12
5-8
b. Perumahan
8 - 10
10 - 12
4-7
c. Perdagangan
8 - 10
10 - 12
5 - 10
d. Fasilitas Umum
8 - 10
10 - 12
5 - 10
Jalan Bebas Hambatan
2
3
4
Jalan Arteri Primer
Jalan Kolektor Primer
Jalan Lokal Primer
Sumber : Hasil Rencana 2008
2. Terminal Pada dasarnya terminal berfungsi sebagai tempat persinggahan kendaraan/angkutan umum yang juga berfungsi mengatur pergerakan orang dan barang. Arahan pengembangan terminal di Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut: a. membangun dan meningkatkan pelayanan terminal di Perkotaan Lamongan; b. peningkatan kelas terminal di Perkotaan Babat; c. pengembangan terminal terpadu pantura di Kecamatan Paciran; d. pengadaan trayek baru yang menghubungkan Kabupaten Lamongan khususnya Kecamatan Paciran dengan Kabupaten Tuban; e. rencana pengembangan terminal barang di Kecamatan Babat; f. peningkatan infrastruktur pendukung dan pelayanan terminal yang memadai; dan g. rencana pengembangan dan peningkatan pelayan Terminal Ngimbang.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 18- 18
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 19- 19
perlengkapan kegiatan lalu-lintas kereta api yaitu kabel-kabel sinyal, telegram dan B. Kereta Api Dalam pasal 1 Undang-Undang No. 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan perkerataapian adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sarana,
telepon. Perlengkapan ini sangat penting bagi kelancaran terselenggaranya perlengkapan tersebut terganggu, maka akan membahayakan keselamatan perjalanan kereta api. 2. Ruang Milik Jalan (Rumija) Kereta Api
prasarana dan fasilitas penunjang kereta api untuk penyelenggaraan angkutan kereta api yang
Ruang milik jalan kereta api sepanjang 11 meter dari poros rel kereta api, termasuk dalam
disusun dalam satu sistem. Sarana kereta api adalah segala sesuatu yang dapat bergerak di
daerah bebas pandang. Kecelakaan kereta api bisa disebabkan kesulitan masinis untuk
atas jalan rel. Prasarana kereta api adalah jalur dan stasiun kereta api termasuk fasilitas yang
mendukung kegiatan manusia, kapan akan lewat dan sebagainya. Lahan damija ini
diperlukan agar sarana kereta api dapat dioperasikan. Sedangkan fasilitas penunjang kereta
digunakan untuk memperlancar perjalanan kereta api dari gangguan seperti longsor,
api adalah segala sesuatu yang melengkapi penyelenggaraan angkutan kereta api yang dapat
kendaraan lain yang melintas dan gangguan lainnya.
memberikan kemudahan serta kenyamanan bagi pengguna jasa kereta api.
3. Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasja) Kereta Api Ruang pengawasan jalan rel kereta api panjangnya 23 meter dari poros rel kereta api.
Sistem pergerakan transportasi kereta api di Kabupaten Lamongan digunakan untuk melayani
Sekitar lahan ini bisa dibangun tetapi masih dalam pengawasan jawatan kereta api,
pergerakan yang menghubungkan antara Surabaya-Lamongan-Bojonegoro.
disamping itu dalam jangka panjang sebagai lahan cadangan untuk keperluan dan
Dalam pasal 13 UU No. 13/1992 tentang Perkeretaapian dijelaskan bahwa untuk kelancaran
kemanfaatan kelancaran kereta api.
dan keselamatan pengoperasian kereta api, pemerintah menetapkan pengaturan mengenai jalur kereta api yang meliputi daerah manfaat jalan, daerah milik jalan dan daerah
Untuk perlindungan kawasan sempadan kereta api antara lain meliputi upaya :
pengawasan jalan termasuk bagian bawahnya serta ruang bebas diatasnya. Hal ini berarti
1. Penataan kawasan dengan cara merelokasi pada penduduk yang berada di sempadan rel.
badan penyelenggara dalam memanfaatkan jalur tersebut tidak boleh mengakibatkan
2. Pengadaan
taman,
jalan
yang
menguhubungkan
antar
kelurahan/desa,
serta
terganggunya penyelenggaraan angkutan kereta api. Agar masyarakat luas mengetahui batas
penataan/perbaikan lahan sempadan.
jalur kereta api, maka badan penyelenggara wajib menempatkan tanda atau patok batas-
a. Pendukung sistem transportasi berupa alat-alat dan perlengkapan untuk kelancaran
batas jalur kereta api. Dalam ketentuan ini, yang dimaksud dengan daerah manfaat jalan
transportasi misalnya perlindungan badan rel, kabel sinyal, telegrap, kabel telepon dan
kereta api adalah jalan rel beserta tanah di kiri dan kanannya yang dipergunakan untuk
kabel listrik yang membutuhkan lahan 6 meter dari poros rel.
konstruksi jalan rel. Daerah milik jalan kereta api yaitu daerah manfaat jalan kereta api
b. Jalan yang berfungsi menghubungkan antar wilayah kecamatan yang terdiri atas
beserta tanah di kiri dan kanannya yang dipergunakan untuk pengamanan konstruksi. Adapun
pembatas/utama,
untuk ketentuan-ketentuan tentang sepanjang jalan kereta api sebagai usaha perlindungan
membutuhkan lahan seluas 10 meter yaitu :
drainase,
sistem
penerangan
jalan
dan
badan
jalan
yang
• Tiga meter untuk taman/ pembatas antara pendukung perlengkapan transportasi terhadap jaringan jalan tersebut dimana lahan yang termasuk jalan kereta api menurut UU RI
kereta api, drainase dan kebutuhan sistem penerangan jalan;
No. 13 Tahun 1993 tentang Perkeretaapian adalah :
• 5 meter untuk badan jalan;
1. Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) Kereta Api
• 2 meter untuk sistem penerangan jalan dan drainase; serta
Ruang manfaat jalan memanfaatkan jalan rel kereta api yang panjangnya dari sumbu rel kereta api, digunakan untuk melindungi jalan atau lahan PT. Kereta Api Indonesia (KAI)
• Taman kota yang didalamnya berisi tempat bermain dan taman yang membutuhkan lahan 7 meter, sehingga total lahan 23 meter.
dari gangguan berupa pembongkaran atau gangguan langsung terhadap badan rel kereta
Konservasi sempadan rel kereta api pada dearah permukiman adalah 11,5 meter pada kiri dan
api, seperti melindungi dari bahaya banjir. Lahan selebar ini merupakan ruang bebas dari
kanan sepanjang rel kereta. Untuk konservasi sempadan rel kereta api di wilayah Kabupaten
bangunan dan merupakan ruang bebas pandang kereta api, untuk mengakomodasikan
Lamongan sebaiknya diarahkan dapat memenuhi standart kelayakan konservasi. Selain itu
badan kereta api dan perlengkapan lalu lintas kereta api. Ruang ini hanya diisi
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 20- 20
juga dilakukan konservasi pada rel kereta yang telah mati yang ditujukan pada ruas-ruas
5. Rencana pengembangan terminal barang, yaitu terminal barang di Babat.
potensial.
6. Rencana Konservasi dan revitalisasi jalur perkeretaapian mati, yaitu :
Untuk sempadan kereta api dapat difungsikan sebagai Ruang Terbuka Hijau yaitu antara
a. jalur Babat – Jombang; dan
sempadan garis tepi rel kereta api hingga batas pinggir kereta api. Dengan dimanfaatkan
b. Jalur Babat - Tuban.
sebagai ruang terbuka hijau, maka manfaat yang diperoleh sangat banyak, yaitu : 1. Sebagai alat peredam suara yang ditimbulkan oleh mesin kereta api;
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 4.5 Peta Rencana Pengembangan Jalur
2. Untuk mengurangi polusi, akibat polusi asap kereta api maupun kendaraan lain; dan
Angkutan Massal.
3. Untuk membatasi agar tidak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk kegiatan baik kegiatan berdagang maupun mendirikan bangunan lainnya. C. Jaringan Sungai, Danau dan Penyeberangan
Gambar 4.4. Sempadan Jaringan Kereta Api
Rencana pengembagan sistem jaringan sungai, danau dan penyeberangan, meliputi : 1.
Rencana pengembangan prasarana transportasi laut meliputi pengembangan pelabuhan pengumpul, pelabuhan pengumpan dan pelabuhan khusus;
2.
Rencana pengembangan pelabuhan pengumpul berupa pelabuhan Brondong di Kecamatan Brondong;
JALAN KERETA API
11,5 meter
I
II
Rencana pengembangan Lamongan Shorebase (LS) di Paciran;
4.
Angkutan penyeberangan diarahkan untuk lintas penyeberangan jaringan Indonesia bagian timur.
11,5 meter
II
3.
I
23.00 meter
Keterangan : I : Kawasan Yang diperkenankan untuk pengembang bangunan II : Kawasan sempadan jalan kereta api yang tidak diperkenankan adanya aktivitas
Rencana pengembangan prasarana transportasi perkeretaapian meliputi : 1. Rencana pengembangan jalur perkeretaapian, yaitu Jalur Surabaya – Gresik - Lamongan – Bojonegoro; 2. Rencana pengembangan jalur perkeretaapian komuter yaitu jalur Surabaya – Lamongan – Babat; 3. Rencana pengembangan jalur ganda yaitu jalur Surabaya – Lamongan – Batat – Bojonegoro; 4. Rencana pengembangan stasiun kereta api yaitu stasiun kereta api yang melintasi Kabupaten Lamongan;
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 21- 21
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 22- 22
Tabel 4.3. Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Perkotaan di Kabupaten Lamongan
No
1
wilayah pengembangan (WP)
Kecamatan Pendukung wilayah pengembangan (WP)
WP Lamongan
Pusat pelayanan di (Perkotaan Lamongan)
Deket
Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Perkotaan Perdagangan Perdagangan Skala Regional, Meliputi Pasar Regional, Pasar Induk dan umum, Mall/Departmen Strore, Pusat Perbelanjaan, Ruko.
Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan
Glagah
Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan.
Tikung
Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan.
Sarirejo
Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan.
Karangbinangun
Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Jasa Jasa Skala Kabupaten, antara lain Bank, Hotel, Show Room, Pusat Informasi, Jasa Notariat, Money Changer.
Jasa - Ekonomi Skala Kecamatan, seperti Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Motel, Losmen).
Pendidikan SMU Sekolah Kejuruan Akademi Pendidikan Tinggi.
Tempat Belajar Tingkat Desa- Perkotaan SMU, SMK
Kesehatan
Peribadatan
Perkantoran
Rekreasi - Olahraga & Wisata
Industri dan Potensi Lain
Pusat Kesehatan Skala Kabupaten, : RSU kelas B, dgn kemampuan perawatan khusus/ spesialis.
Pusat Peribadatan, meliputi Masjid, Gereja.
Pusat Perkantoran, meliputi Perkantoran Pemerintah dan Swasta.
Pusat Olahraga berupa Stadion, Taman Kota, GOR, dll skala kabupaten
Pusat Indusri/Pemasaran Hasil Pertanian (Industri Hasil Pertanian, Peternakan dan industri
Puskesmas Rawat Inap
Peribadatan, seperti Masjid, Musholla, Pondok Pesantren.
Perkantoran Kecamatan.
Skala
Lapangan Olahraga skala Nasional.
Jasa - Ekonomi Skala Kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Hotel, Losmen), Uji Kendaraan Bermotor.
SMU, SMK
Puskesmas Rawat Inap
Peribadatan, seperti Masjid, Musholla.
Perkantoran Kecamatan
Skala
Lapangan Olahraga skala Kecamatan
Jasa - Ekonomi Skala Kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Motel, Losmen).
SMU, SMK
Puskesmas Rawat Inap
Peribadatan, meliputi masjid.
Perkantoran Kecamatan
Skala
Lapangan Olahraga skala Naional
Industri pengolahan hasil peternakan, pengelolaan limbah peternakan, Industri Pertambangan.
Jasa - Ekonomi Skala Kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Motel, Losmen).
SMU, SMK
Puskesmas Rawat Inap
Peribadatan, seperti Masjid, Musholla.
Perkantoran Kecamatan
Skala
Lapangan Olahraga skala Kecamatan
Indusri/Pemasaran Hasil Pertanian (Industri Hasil Pertanian, pengolahan limbah peternakan .
Jasa - Ekonomi Skala Kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Motel, Losmen).
SMU, SMK
Puskesmas Rawat Inap
Peribadatan Skala Kecamatan/Lokal, seperti Masjid, Musholla.
Perkantoran Kecamatan
Skala
Lapangan Olahraga skala kecamatan
IV - III 23- 23
No
wilayah pengembangan (WP)
Kecamatan Pendukung wilayah pengembangan (WP)
Kembangbahu
2
WP PaciranBrondong
Brondong
Paciran
Solokuro
Laren
Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Perkotaan Perdagangan
Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan.
Perdagangan Skala Kabupaten, meliputi Pasar Regional, Pasar Induk/Pasar Khusus hasil perikanan tangkap, Tepmat Pelelangan Ikan, Pusat Perbelanjaan, Ruko. Perdagangan Skala Kebupaten, meliputi Pertokoan, Pasar, Ruko; Industri Besar Dan Strategis Nasional (Kawasan Industri); Industri Perikanan (Industri Pengolah Ikan, Pasar Ikan). Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan.
Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Jasa
Jasa - Ekonomi Skala Kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Motel, Losmen), Balai latihan kerja.
Pendidikan
SMU, SMK
Perbankan, penginapan (Losmen, hotel), money changer, pegadaian, jasa pengiriman dan jasa umum lainnya.
SMU, SMK, Diploma
Jasa Sosial - Ekonomi Skala Kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Hotel, Losmen).
SMU, SMK
Jasa, ekonomi skala kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Hotel, Losmen). Jasa, ekonomi skala kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Hotel, Losmen).
Kesehatan
Puskesmas Rawat Inap
. Puskesmas Rawat Inap, Rumah Sakit.
Peribadatan
Perkantoran
Peribadatan Skala Kecamatan/Lokal, seperti Masjid, Musholla.
Perkantoran Kecamatan
Skala
peribadatan skala kecamatan, seperti Masjid.
Perkantoran pemerintah skala kecamatan dan swasta (kantor pos dan giro)
Rekreasi - Olahraga & Wisata
Industri dan Potensi Lain
Lapangan Olahraga skala kecamatan
pertanian tanaman pangan, Industri Tempe, Krupuk, Kerajinan rakyat), Perkebunan Rakyat, Peternakan ayam potong, sapi dan kambing.
Fasilitas olahraga Skala Kecamatan, TPI Brondong, Upacara Petik Laut dan Monumen van Der Wijck
Perikanan Tangkap Lamongan ; Indusri pengolahan dan pemasaran hasil perikanan; Sistem kelautan dan pengembangan kawasan perdesaan.
Puskesmas Rawat Inap
Peribadatan Skala Kecamatan/Lokal, seperti Masjid, Musholla, Gereja, Pure.
Perkantoran Skala Kecamatan
Fasilitas olahraga Skala Kecamatan , Wisata Maharani Zoo dan Goa, Wisata Bahari Lamongan (WBL), Makam Sendang Duwur, Makam Sunan Drajad, Sumber Mata Air Panas Tepanas, TPI Kranji, Lamongan Integtaed Shorebase (LIS)
Indusri/Pemasaran Hasil Perikanan (Industri Hasil Perikanan), Pusat Pemasaran Perikanan Industri besar kawasan perkotaan.
Pusat pariwisata Lamongan bagian Utara;
SMU, SMK
Puskesmas rawat inap
Peribadatan skala kecamatan/lokal, seperti Masjid, Musholla, Gereja, Pure.
Perkantoran kecamatan
skala
Fasilitas olahraga Kecamatan
Skala
Indusri/Pemasaran Hasil Pertanian (Industri Hasil Pertanian, Pusat Pemasaran Pertanian
SMU, SMK
Puskesmas rawat inap
Peribadatan skala kecamatan/lokal, seperti Masjid, Musholla, Gereja, Pure.
Perkantoran kecamatan
skala
Fasilitas olahraga Kecamatan
Skala
Pertanian tanaman pangan (padi, jagung), holtikultura (pisang), peternakan (sapi, kambing, unggas).
IV - III 24- 24
No
3
wilayah pengembangan (WP)
Kecamatan Pendukung wilayah pengembangan (WP)
WP Babat
Babat
Sekaran
Maduran
4
Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Perkotaan Perdagangan
Jasa
Pendidikan
Kesehatan
Peribadatan
Pusat Perdagangan Skala Kabupaten, meliputi Pasar Regional, Pasar Induk/Pasar Khusus, Pusat Perbelanjaan, Ruko.
Jasa, meliputi Bank, Hotel, Show Room, Pusat Informasi, Jasa Notariat, Money Changer.
Akademi (Sekolah Kejuruan) dan Pendidikan Tinggi.
Kesehatan Skala Kabupaten, meliputi Rumah Sakit Umum kelas B, Rumah Sakit Swasta dengan Kemampuan Perawatan Khusus.
Peribadatan Kabupaten, meliputi Masjid, Islamic Centre.
Perkantoran Kabupaten, Perkantoran Pemerintah Swasta.
Jasa - Ekonomi Skala Kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Motel, Losmen).
SMU, SMK
Puskesmas Rawat Inap
Peribadatan Skala Kecamatan / Lokal, seperti Masjid, Musholla.
Perkantoran Kecamatan
Jasa - Ekonomi Skala Kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Motel, Losmen). Jasa - Ekonomi Skala Kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Motel, Losmen).
SMU, SMK
Puskesmas Rawat Inap
Peribadatan Skala Kecamatan / Lokal, seperti Masjid, Musholla.
SMU, SMK
Puskesmas Rawat Inap
Jasa - Ekonomi Skala Kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Hotel, Losmen) dan Balai Latihan Kerja.
SMU, SMK
Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan.
Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan.
Rekreasi - Olahraga & Wisata
Perkantoran
Lapangan Olahraga, Sumber Air Panas Puncakwangi, Babat Barrage.
Pertanian pangan.
Skala
Fasilitas olahraga Skala Kecamatan
Pertanian tanaman pangan, perikanan darat..
Perkantoran Kecamatan
Skala
Obyek Wisata Makam Joko Tingkir
Pertanian tanaman pangan, perikanan darat..
Peribadatan Skala Kecamatan / Lokal, seperti Masjid, Musholla,
Perkantoran Kecamatan
Skala
Fasilitas olahraga Skala Kecamatan
Indusri/Pemasaran Hasil Pertanian (Industri Hasil Pertanian Industri Pengolah Hasil Perkebunan Utama.
Puskesmas Rawat Inap
Peribadatan Skala Kecamatan / Lokal, seperti Masjid, Musholla.
Perkantoran Kecamatan
Skala
Waduk prijaten, rest area dan sentra pembibitan dan penelitian tanaman hortikultura
Indusri/Pemasaran Hasil Pertanian dan tanaman hortikultura (Industri Hasil Pertanian)
.
meliputi dan
Pucuk
Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan.
Kedungpring
Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan dan koperasi skala besar yang menyediakan bibit untuk pertanian dan perkebunan skala regional.
Perbankan, penginapan (Losmen, hotel), money changer, pegadaian, jasa pengiriman dan jasa umum lainnya.
SMU, SMK, Diploma dan Pendidikan Tinggi.
Puskesmas Rawat Inap Rumah Sakit tipe C, RS Bersalin
Peribadatan skala kecamatan, seperti Masjid, Gereja, Pure.
Perkantoran pemerintah skala kecamatan dan swasta (kantor pos dan giro)
Fasilitas olahraga Kecamatan
Sukodadi
Perdagangan skala kecamatan, meliputi Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan. Pasar, toko, Pasar agro.
Jasa - Ekonomi Skala Kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan
SMU, SMK
Turi
Puskesmas Rawat Inap
Peribadatan Skala Kecamatan / Lokal, seperti
Perkantoran Kecamatan
Fasilitas olahraga Skala Kecamatan dan Wisata Edukasi Religi (Desa Talun)
WP Sukodadi
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Industri dan Potensi Lain
Skala
Skala
tanaman
Indusri/Pemasaran Hasil Pertanian (Industri Hasil Pertanian)
IV - III 25- 25
No
wilayah pengembangan (WP)
Kecamatan Pendukung wilayah pengembangan (WP)
Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Perkotaan Perdagangan
Jasa
Pendidikan
Kesehatan
Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Hotel, Losmen).
Karanggengeng
Sugio
5
Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan.
Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan.
Kalitengah
Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan.
Ngimbang
Perdagangan skala regional, seperti Pasar lokas, pasar agro, Pertokoan, Ruko, dan lainlain.
WP Ngimbang
Bluluk
Perdagangan dan jasa skala regional, seperti Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan, dan lain-lain.
Sukorame
Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Peribadatan
Perkantoran
Rekreasi - Olahraga & Wisata
Masjid, Musholla, Gereja, Pure.
Jasa - Ekonomi Skala Kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Hotel, Losmen).
SMU, SMK
Puskesmas Rawat Inap
Peribadatan Skala Kecamatan / Lokal, seperti Masjid, Musholla, Gereja, Pure.
Perkantoran Kecamatan
Skala
Fasilitas olahraga Skala Kecamatan
Jasa - Ekonomi Skala Kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Hotel, Losmen). Jasa - Ekonomi Skala Kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Hotel, Losmen).
SMU, SMK
Puskesmas rawat inap
Peribadatan Skala Kecamatan/Lokal, seperti masjid, musholla, gereja. Pure
Perkantoran Kecamatan
Skala
Waduk Gondang
SMU, SMK
Puskesmas Rawat Inap
Peribadatan Skala Kecamatan / Lokal, seperti Masjid, Musholla, Gereja, Pure.
Perkantoran Kecamatan
Skala
Fasilitas olahraga Kecamatan
Penginapan (motel, hotel), jasa pengiriman dan jasa umum lainnya.
SMU, SMK, Tinggi
Puskesmas Rawat Inap, Rumah Sakit C
Peribadatan skala kecamatan, seperti Masjid, Gereja, Pure.
Perkantoran Pemerintah swasta Kecamatan pos dan giro)
Perbankan, money changer, pegadaian, dan jasa umum lainnya.
SMU, SMK, Diploma
Puskesmas Rawat Inap
Peribadatan skala kecamatan, seperti Masjid, Gereja, Pure.
Perkantoran Pemerintah dan swasta skala Kecamatan - lokal
Jasa - Ekonomi Skala Kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian,
SMU, SMK
Puskesmas Rawat Inap
Peribadatan Skala Kecamatan / Lokal, seperti Masjid, Musholla,
Perkantoran Kecamatan
Perguruan
dan skala (kantor
Skala
Industri dan Potensi Lain Pusat sistem agropolitan dan pengembangan kawasan perdesaan. Pusat Indusri/Pemasaran Hasil perikanan (industri pengolahan tepung yang bahan baku berasal dari ikan) Indusri/Pemasaran Hasil Pertanian (Industri Hasil Pertanian).
Industri/Pemasaran Hasil Pertanian (Industri/hasil Pertanian)
Skala
Hiburan, Sentra pembibitan tanaman hortikulturadan rekreasi skala Kabupaten seperti kawasan perkemahan, Makam Nyai Putri Andongsari dan Upacara Sanggring, Hiburan, kawasan outbond dan rekreasi skala lokal, Upacara Sedekah Bumi Kaulan Fasilitas olahraga Skala Kecamatan
Industri pengolahan hasil tanaman holtikultura Pengembangan pusat peternakan unggulan pada kawasan pusat produksi hasil ternak.
Fasilitas olahraga Kecamatan
Indusri/ Pemasaran Hasil Pertanian (Industri Hasil Pertanian, Pusat Pemasaran Pertanian
Skala
Industri pengolahan/pemasaran hasil pertanian dan industri Perkebunan (tembakau) Pengembangan pusat peternakan unggulan pada kawasan pusat produksi hasil ternak. Pengembangan tanaman hortikultura
IV - III 26- 26
No
wilayah pengembangan (WP)
Kecamatan Pendukung wilayah pengembangan (WP)
Kebutuhan Pengembangan Fasilitas Perkotaan Perdagangan
Jasa Penginapan Losmen).
Mantup
Modo
Sambeng
Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan
Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan
Pasar, Pertokoan, Ruko, Pasar Hewan.
Pendidikan
Kesehatan
(Motel,
Jasa - Ekonomi Skala Kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Motel, Losmen). Jasa Sosial - Ekonomi Skala Kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Motel, Losmen). Jasa Sosial - Ekonomi Skala Kecamatan, seperti Jasa Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Penginapan (Motel, Losmen).
Peribadatan
Perkantoran
Rekreasi - Olahraga & Wisata
Gereja, Pure.
Industri dan Potensi Lain Industri pengolah hasil perkebunan utama. Sistem agropolitan dan pengembangan kawasan perdesaan.
SMU, SMK
Puskesmas Rawat Inap
Peribadatan Skala Kecamatan / Lokal, seperti Masjid, Musholla, Gereja, Pure.
Perkantoran Kecamatan
Skala
Fasilitas olahraga Kecamatan
Skala
Indusri/Pemasaran Hasil Pertanian (Industri Hasil Pertanian, Pusat Pemasaran Pertanian
SMU, SMK
Puskesmas Rawat Inap
Pusat Peribadatan Skala Kecamatan / Lokal, seperti Masjid, Musholla, Gereja, Pure.
Perkantoran Kecamatan
Skala
Fasilitas olahraga Kecamatan
Skala
Pusat Indusri/Pemasaran Hasil Pertanian (Industri Hasil Pertanian, Pusat Pemasaran Pertanian
SMU, SMK
Puskesmas Rawat Inap
Pusat Peribadatan Skala Kecamatan / Lokal, seperti Masjid, Musholla, Gereja, Pure.
Perkantoran Kecamatan
Skala
Fasilitas olahraga Kecamatan
Skala
Pusat Indusri/Pemasaran Hasil Pertanian (Industri Hasil Pertanian, Pusat Pemasaran Pertanian Industri pengolah hasil perkebunan utama
Sumber : Hasil Rencana 2008
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 27- 27
4.5.1.2 Rencana Pengembangan Transportasi Laut
prasarana energi listrik akan mampu memenuhi kebutuhan akan energi listrik di wilayah
Kabupaten Lamongan hingga saat ini belum memiliki sarana transportasi laut. Arahan
Kabupaten Lamongan. Untuk mengoptimalkan pelayanan energi listrik pada masa depan,
pengembangan transportasi laut dikonsentrasikan pada kawasan Brondong-Paciran yaitu untuk
diperlukan adanya peningkatan pelayanan utamanya pada daerah-daerah yang menjadi pusat
berbagai kegiatan tertentu yaitu :
pertumbuhan wilayah dan wilayah yang menjadi target pengembangan. Pengembangan pelayanan
1. Pengembangan pelabuhan laut skala regional maupun nasional di Pantai Desa Tunggul
energi listrik yang dilakukan antara lain :
Kecamatan Paciran dan perkotaan yang besar, maka pada lokasi ini dapat dikembangkan sebagai permukiman, industri, perdagangan dan jasa, pergudangan, dan pelabuhan; 2. Pengembangan kawasan pelabuhan di Paciran; 3. Pengembangan pusat perikanan skala nasional di Pelabuhan Brondong; serta 4. Arahan jalur pelayaran selain tetap mendukung tranportasi laut yang menghubungkan ke berbagai pusat perikanan nusantara antara lain ke Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Pelabuhan Batulicin, Bawean, Balikpapan, dan Makasar, khususnya untuk kegiatan perhubungan antar pulau dan negara.
1. Peningkatan daya energi listrik untuk pelayanan pusat pertumbuhan dan daerah baru pengembangan berupa pembangunan dan penambahan gardu-gardu listrik. 2. Penambahan dan perbaikan sistem jaringan listrik pada daerah-daerah yang belum terlayani. Meningkatkan dan mengoptimalkan pelayanan listrik sehingga terjadi pemerataan pelayanan diseluruh wilayah Kabupaten Lamongan, sehingga dapat diasumsikan bahwa setiap KK akan memperoleh layanan jaringan listrik, sehingga tidak ada masyarakat yang belum terlayani.
Rencana pengembangan prasarana transportasi laut meliputi :
Dalam peningkatan pelayanan jaringan listrik perlu diperhatikan adanya ketentuan pembangunan
1.
Rencana Pengembangan pelabuhan pengumpul berupa pelabuhan Brondong di Kecamatan
jaringan listrik, dimana dalam pengembangan jaringan listrik khususnya untuk pengembangan
Brondong.
jaringan SUTT dan SUTET diperlukan areal konservasi pada sekitar jaringan yaitu sekitar 20 meter
2.
Rencana Pengembangan pelabuhan pengumpan
pada setiap sisi tiang listrik untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan bagi masyarakat.
3.
Rencana Pengembangan pelabuhan khusus
4.
Rencana Pengembangan pelabuhan industry LS di Paciran.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 4.6 Peta Rencana Pengembangan Transportasi Laut.
4.5.1.3 Rencana Pengembangan Transportasi Udara Berdasarkan arahan RTRW Propinsi Jawa Timur tentang rencana pengembangan bandara dengan memperhatikan tingkat frekuensi penerbangan yang sudah cukup tinggi dan juga kapasitas terminal sudah menampakkan kepadatan (over load). Sehingga diperlukan alternatif lokasi pengembangan bandar udara Jawa Timur yang diarahkan ke wilayah Lamongan dengan mempertimbangkan kajian teknis yang telah dilakukan sebagai pengembangan bandar udara Juanda. Gambar 4.5. Sempadan SUTT 66 kV Tanah Datar 4.5.2
Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Energi
Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana energi meliputi energi listrik dan energi lainnya. Dalam rangka pemerataan pembangunan dan meningkatkan pelayanan kebutuhan energi listrik maka perlu adanya pengusahaan pengembangan energi alternatif. Diharapkan jaringan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 28- 28
5.
Rencana pengembangan gardu induk, meliputi: a. pengembangan Gardu Induk PLN 500 KV di Kecamatan Ngimbang; dan b. pengembangan Gardu Induk PLN 150 KV di Kecamatan Paciran.
Rencana pengembangan sumber daya energy alternatif, meliputi : a. pengembangan
energi
surya
di
Kecamatan
Ngimbang
Desa
Nogojatisari
dan
Desa
Kakatmenjangan Kecamatan Kedungpring; b. pengembangan energi angin di Kecamatan Brondong dan Kecamatan Paciran; c. pengembangan biofuel (nabati) Desa Sumurgayam, Kandangsemangkon, Sendangduwur, Sendang Agung, Paciran di Kecamatan Paciran; d. pengembangan energi biogas Desa Puter Kecamatan Tikung dan Kecamatan Ngimbang; dan e. pengembangan energi biomassa. Gambar 4.6. Sempadan SUTT 150 kV Tanah Datar Keterangan : J1
: ruang bebas (daerah terlarang) : jarak bebas (terdekat) untuk lapangan terbuka daerah luar kota
J3 = J5 : jarak bebas (terdekat) terhadap pohon-pohon pada umumnya dan bagian bangunan tahan api
Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana energi, meliputi : 1.
Rencana Pengembangan pembangkit listrik, berupa pengembangan sistem interconected Jawa – Bali;
2.
Rencana pengembangan jaringan pipa minyak dan gas bumi, meliputi : a. Bunder – Lamongan, dengan panjang kurang lebih 30 km; b. Lamongan – Babat, dengan panjang kurang lebih 29 km; c. Babat – Bojonegoro, dengan panjang kurang lebih 35 km; dan d. Gresik – Sadang – Widang, dengan panjang kurang lebih 33 km e. rencana pengembangan sumber dan prasarana minyak dan gas bumi di daerah.
3.
Rencana pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik dari Gardu Ngimbang menuju ke Babat, yang melalui Kecamatan Ngimbang – Kecamatan Modo – Kecamatan Kedungpring – Kecamatan Babat.
4.
Rencana Pengembangan jalur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) melalui Kecamatan Babat – Pucuk – Sukodadi – Lamongan.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 29- 29
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 30- 30
4.5.3
Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi
Sistem prasarana telekomunikasi sebagaimana adalah perangkat komunikasi dan pertukaran
Penggunaan prasarana telekomunikasi oleh masyarakat meliputi prasarana telekomunikasi dan
informasi yang dikembangkan untuk tujuan-tujuan pengambilan keputusan di tanah publik
informatika. Rencana pengembangan prasarana telekomunikasi diarahkan pada peningkatan
ataupun privat.
jangkauan pelayanan dan kemudahan mendapatkannya. Dalam hal ini, penyediaan tower BTS
Prasarana telekomunikasi yang dikembangkan, meliputi :
(Base Transceiver Station) sangat penting menjangkau ke pelosok perdesaan sebagai prasarana
a. sistem kabel;
pendukung.
b. sistem seluler; dan c. sistem satelit.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, untuk peningkatan kebutuhan dan pelayanan
Rencana pengembangan prasarana telekomunikasi, terus ditingkatkan perkembangannya hingga
masyarakat perlu dilakukan peningkatan jumlah dan mutu telekomunikasi pada tiap wilayah,
mencapai pelosok wilayah yang belum terjangkau sarana prasarana telekomunikasi mendorong
yaitu :
kualitas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
1. Menerapkan teknologi telekomunikasi berbasis teknologi modern;
Rencana penyediaan infrastruktur telekomunikasi, berupa tower BTS (Base Transceiver Station)
2. Pembangunan teknologi telekomunikasi pada wilayah - wilayah pusat pertumbuhan;
secara bersama-sama.
3. Membentuk jaringan telekomunikasi dan informasi yang menghubungkan setiap wilayah
Untuk meningkatkan pelayanan di wilayah terpencil, pemerintah memberi dukungan dalam
pertumbuhan dengan ibukota kabupaten.
pengembangan kemudahan jaringan telekomunikasi.
4. Mengarahkan untuk memanfaatkan secara bersama pada satu tower BTS untuk beberapa operator telepon selulair dengan pengelolaan secara bersama pula.
Arahan pengelolaan berada di bawah otorita tersendiri sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Arahan pengembangan prasarana telekomunikasi meliputi telepon untuk rumah
Peluang pengembangan lahan potensial BTS di Provinsi Jawa Timur berada pada Kabupaten
tangga, telepon umum, jaringan telepon seluler, sedangkan arahan pengembangan prasarana
Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Pasuruan, Sidoarjo, Mojokerto, Lamongan, dan Bangkalan. Untuk
informatika yaitu upaya tersedianya jaringan yang memberi layanan informasi berbasis teknologi
lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 4.7.
internet dalam bentuk warung internet (warnet), serta peningkatan sistem informasi pengembangan daerah di Kabupaten Lamongan.
Daerah potensial diadakan tower bersama di
Gambar 4.7. Daerah Potensial Tower Telekomunikasi Bersama di Jatim
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 31- 31
Peta 4.9 Rencana Pemanfaatan Tower Bersama
4.7
Nomor Peta : 4.7
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - III 32- 32
4.5.4
Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air
7. Kali Mengkuli sepanjang 33 Km;
Rencana pengelolaan sumber daya air dilaksanakan berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan,
8. Kali Plalangan sepanjang 16,5 Km;
kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian sistem prasarana sumber daya air meliputi
9. Kali Gondang sepanjang 29 Km;
jaringan sumberdaya air lintas propinsi, wilayah sungai kabupaten, jaringan irigasi, jaringan air
10. Kali Kruwul I sepanjang 7 Km;
baku untuk air bersih, dan sistem pengendalian banjir.
11. Kali Kruwul II sepanjang 7 Km;
Sistem jaringan prasarana sumber daya air , meliputi :
12. Kali Magok sepanjang 8 Km;
a. jaringan sumberdaya air lintas propinsi;
13. Kali Patih sepanjang 33 Km;
b. wilayah sungai lintas kabupaten;
14. Kali Bulu sepanjang 12 Km;
c. wilayah sungai kabupaten;
15. Kali Konan sepanjang 7 Km;
d. jaringan irigasi;
16. Kali Keyongan sepanjang 13 Km;
e. jaringan air baku untuk air bersih;
17. Kali Gembong sepanjang 7 Km;
f. sistem pengendalian banjir.
18. Kali Plesan sepanjang 5 Km; 19. Kali Prijetan sepanjang 25 Km;
A. Sistem Jaringan Sumber Daya Air Lintas Propinsi
20. Kali Jabung sepanjang 10 Km;
Rencana jaringan sumber daya air lintas propinsi, yaitu Sungai Bengawan Solo (Wilayah
21. Kali Ombo sepanjang 12 Km;
Kabupaten Lamongan sepanjang 68 Km) dan Flood Way (sepanjang 13 Km) yang juga termasuk
22. Kali Sabrangan sepanjang 5 Km;
dalam wilayah sungai strategis nasional.
23. Kali Kenong sepanjang 6 Km; 24. Kali Dadapan sepanjang 9 Km;
B. Wilayah Sungai Lintas Daerah
25. Kali Asinan sepanjang 5 Km;
Wilayah sungai yang melewati batas kabupaten, meliputi:
26. Kali Gayaran sepanjang 4 Km;
1.
Kali Lamong (Kab. Lamongan-Kab.Gresik);
27. Kali Bodo Urung sepanjang 5 Km;
2.
Kali Corong (Kab. Lamongan-Kab.Gresik);
28. Kali Suwuk sepanjang 5,5 Km;
3.
Kali Wangen (Kab. Lamongan-Kab.Gresik);
29. Kali Sidowayah sepanjang 14 Km;
4.
Kali Serning (Kab. Lamongan-Kab.Bojonegoro);
30. Kali Gendong sepanjang 5 Km;
5.
Kali Semarmendem (Kab. Lamongan-Kab.Bojonegoro);
31. Kali Putatsapi sepanjang 6 Km;
6.
Kali Lohgung (Kab. Lamongan-Kab.Tuban);
32. Kali Bujel sepanjang 8 Km; 33. Kali Kramat sepanjang 5 Km;
C. Wilayah Sungai Daerah
34. Kali Simbangan sepanjang 15 Km.
Pengembangan wilayah sungai dalam Kabupaten, meliputi : 1. Kali Blawi sepanjang 19 Km;
D. Sistem Jaringan Irigasi
2. Kali Singosari Sepanjang 11 Km;
Pemenuhan kebutuhan akan irigasi dilakukan dengan peningkatan jaringan sampai ke wilayah
3. Kali Malang sepanjang 10 Km;
yang belum terjangkau, dengan peningkatan saluran irigasi dari sistem setengah teknis dan
4. Kali Dinoyo sepanjang 7 Km;
sederhana ditingkatkan menjadi irigasi teknis dengan pemanfaatan Sungai Bengawan Solo, Kali
5. Kali Pengaron sepanjang 20 Km;
Lamong, rawa-rawa dan waduk-waduk.
6. Kali Dapur sepanjang 12,5 Km;
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - 33
Berdasarkan potensi pengairan yang dimiliki Kabupaten Lamongan yang meliputi Sungai Bengawan
Kriteria pembagian tanggung jawab pengelolaan irigasi selain didasarkan pada keberadaan
Solo, Kali Lamong, rawa dan waduk/embung, maka diperlukan pengelolaan untuk dapat
jaringan tersebut terhadap wilayah administrasi juga perlu didasarkan pada strata luasannya,
memenuhi kebutuhan air bersih dan irigasi. Agar kebutuhan tersebut dapat merata dan dinikmati
sebagai berikut:
oleh seluruh wilayah Kabupaten Lamongan, wilayah Kabupaten Lamongan dibagi ke dalam 3 sub
sistem pengelolaan sumberdaya air yaitu sebagai berikut :
Daerah irigasi (DI) dengan luas kurang dari 1.000 Ha (DI Kecil) dan berada dalam satu Kabupaten/Kota menjadi kewenangan dan tanggung jawab pemerintah Kabupaten/Kota;
1. Sub sistem I, meliputi Wilayah Kecamatan Babat, Sekaran, Maduran, Laren, Brondong,
Daerah Irigasi (DI) dengan luas 1.000 s/d 3.000 Ha (DI Sedang), atau daerah irigasi kecil
Paciran, Solokuro, Karanggeneng, Kalitengah, Karangbinangun, Turi, Deket dan Glagah.
bersifat lintas Kabupaten/Kota menjadi kewenangan dan tanggung jawab pemerintah
Pada sub sistem ini pengelolaan pengairan dilakukan dengan cara mengoptimalkan rawa
propinsi;
Jabung , Rawa Semando, Rawa Manyar, Rawa Sekaran, Rawa Bulu, Rawa Cungkup, Rawa
Daerah irigasi (DI) dengan luas lebih dari 3.000 Ha (DI Besar), atau DI Sedang yang bersifat
Kwanon untuk Kebutuhan Air di Lamongan Bagian Utara, melalui :
lintas propinsi, strategis nasional, dan lintas negara menjadi kewenangan dan tanggung
-
Normalisasi Sungai Bengawan Solo.
jawab pemerintah.
-
Babat Barrage (Bengawan Solo) di-connecting-kan dengan intake rawa jabung dan ke
-
intake Jero melalui rawa Semando dengan ditunjang optimalisasi New Sembayat
Daerah irigasi yang menjadi penanganan pusat seluas 23.331 Ha yang terdiri dari DI Bengawan
Barrage.
Jero, DI Waduk Prijetan dan DI Waduk Gondang.
Persediaan air di rawa jabung mencapai 31 juta m3 (Long Storage).
Daerah Irigasi yang menjadi kewenangan Propinsi dengan luas total + 12.001 Ha, terbagi menjadi
2. Sub Sistem II, meliputi Wilayah Bagian Tengah Kabupaten Lamongan yang terdiri dari Kedungpring,
Sugio,
Pucuk,
Sukodadi,
Lamongan,
Sarirejo,
Tikung,
Turi
dua yaitu : 1) DI dalam wilayah kabupaten seluas + 8.063 Ha terdiri dari DI Waduk Rande, DI PA
dan
Kaligerman, DI PA Butungan, DI Rawa Cungkup, DI Rawa Semando dan DI Rawa Sekaran; 2) DI
Kembangbahu. Pada sub sistem ini pemenuhan kebutuhan pengairan dilakukan dengan
Lintas Kabupaten seluas +3.938 Ha terdiri dari DI Kali Corong, DI Rawa Jabung dan DI Waduk
cara men-supply air dari Waduk Gondang dan waduk Prijetan serta mengoptimalkan
Sumengko.
.waduk Dermo, waduk Sumengko, waduk Takeran, waduk Canggah, waduk Delikguno,
Daerah Irigasi yang menjadi kewenangan Kabupaten seluas + 10.640 Ha, terdiri dari 30 DI (DI
waduk Tuwiri, waduk Dukuh, waduk Caling, waduk Pading, waduk sentir dan waduk Kalen.
Bengawan Solo, DI PA Karanggeneng, DI Rawa Bogo, DI Rawa Bulu, DI Rawa Geger, DI Rawa
3. Sub Sistem III, meliputi wilayah selatan Kabupaten Lamongan yang terdiri dari Kecamatan
Kwanon, DI Rawa Manyar, DI Rawa Sibanget, DI Rawa Sogo, DI Sluis keyongan, DI Waduk Bowo, DI
Mantup, Sambeng, Bluluk, Modo, Ngimbang dan Sukorame. Wilayah yang termasuk dalam
Waduk Caling, DI Waduk Dermo, DI Waduk Dukuh, DI Waduk Jajong, DI Waduk Kuripan, DI Waduk
sub sistem ini dapat memanfaatkan Kali Lamong, waduk Bowo dan embung untuk
Lego, DI Waduk Makamsantri, DI Waduk Maduran, DI Waduk Pading,DI Waduk Palangan, DI Waduk
memenuhi kebutuhan air.
Paprit, DI Waduk Sepanji, DI Waduk Sumurgung, DI Waduk Takeran, DI Waduk Canggah, DI Waduk Delikguno, DI Waduk Kedungdowo, DI Waduk Lembeyan dan DI Waduk Tuwiri.
Pola
pengelolaan
melaksanakan,
sumber
memantau
daya dan
air
merupakan
kerangka
dasar
dalam
mengevaluasi
kegiatan
konservasi
merencanakan,
sumberdaya
air,
E. Pengendalian Banjir
pendayagunaan sumberdaya air dan pengendalian daya rusak air pada setiap wilayah sungai
Keberadaan Sungai Bengawan Solo yang membelah wilayah Kabupaten Lamongan sepanjang + 68
dengan prinsip keterpaduan antara air permukaan dan air tanah.
Km selain memberikan manfaat bagi sebagian masyarakat di Kabupaten Lamongan dalam hal penyediaan air baku, juga secara rutin mendatangkan bencana banjir yang menimbulkan kerugian
Daerah Irigasi (DI) adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi, sedangkan jaringan irigasi adalah saluran , bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan
dan
diperlukan
untuk
penyediaan,
pembagian,
pembuangan air irigasi.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
pemberian,
penggunaan
dan
cukup besar. Terkait dengan kejadian banjir tersebut diperlukan tindakan dan langkah-langkah strategis dalam rangka penanggulangan, diantaranya melalui : a. Normalisasi Sungai Bengawan Solo; b. Melakukan penataan sistem jaringan drainase di wilayah Bengawan Jero, mengingat Bengawan Jero (meliputi 5 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Turi, Kalitengah,
IV - 34
Karangbinangun, Glagah dan Kecamatan deket) yang semula merupakan kawasan bonorowo tempat menampung air telah berubah fungsi menjadi petak-petak lahan terbangun; c. Normalisasi kali wangen dan Tebalon melalui kali Manyar (wilayah Kabupaten Gresik) hingga bermuara di laut; d. Rehabilitasi dan/atau normalisasi kali corong melalui sinergitas dengan wilayah kabupaten Gresik; e. Rehabilitasi dan/atau
normalisasi sungai-sungai eksisting beserta
dengan bangunan
pengairannya. Untuk lebih jelasnya mengenai rencana pengendalian banjir di Kabupaten Lamongan dapat dilihat pada Peta 4.8 Peta Rencana Sistem Prasarana Pengairan.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - 35
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - 36
1. Kondisi geologi 4.5.5
Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Rencana sistem jaringan prasarana lainnya meliputi persampahan dan sanitasi lingkungan. Rencana ini diperlukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup khususnya pada kawasan permukiman.
a. Tidak berlokasi di zona holocene fault; serta b. Tidak boleh di zona bahaya geologi. 2. Kondisi hidrogeologi
a. Tidak boleh mempunyai muka air tanah < 3 m; b. Tidak boleh kelulusan tanah lebih besar 10- 6cm/det;
4.5.5.1 Rencana Persampahan Untuk penanganan persampahan kedepannya, maka sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Lamongan dibedakan berdasarkan perwilayahan. Secara umum penanganan sampah dilakukan dengan sistem : 1. Pembuangan Terbuka (Open Dumping) Cara ini merupakan cara yang paling sederhana yaitu dengan membuang begitu saja sampah yang telah dikumpulkan pada tempat yang telah disediakan. 2. Penimbunan Saniter (Sanitary Landfill) Penimbunan saniter adalah teknik penimbunan sampah yang dapat meminimumkan dampak yang merusak lingkungan dimana teknik yang digunakan adalah dengan memadatkan sampah dengan ketebalan 3,5 - 5 meter dan kemudian ditimbun dengan tanah setebal 15 - 30 cm. 3. Pembakaran (Incineration)
c. Jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar dari 100 meter di hilir aliran; serta
d. Dalam hal tidak ada zona yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut diatas, maka harus diadakan masukkan teknologi. 3. Kemiringan zona harus kurang dari 20 %. 4. Jarak dari lapangan terbang harus lebih besar dari 3000 meter untuk penerbangan turbo jet dan harus lebih besar dari 1500 meter untuk jenis lain. 5. Tidak boleh pada daerah lindung/cagar alam dan daerah banjir dengan periode ulang 25 tahun. B. Pengelolaan Sampah di Kawasan Perdesaan Sistem pengelolaan sampah di kawasan perdesaan dapat dilakukan dengan cara menimbun
Pembakaran merupakan salah satu cara pemusnahan sampah dengan cara mengurangi
dan membakar, mengingat kawasan perdesaan kecenderungannya masih tersedia cukup luas
volume maupun berat sampah melalui proses pembakaran.
lahan pekarangan. Pada sisi lain di kawasan perdesaan kecenderungannya didukung dengan
4. Pembuatan Kompos (Composting)
lahan budidaya pertanian yang cukup luas, maka keberadaan sampah tersebut dapat diolah
Pembuatan kompos merupakan salah satu cara mengolah sampah organik agar dapat
menjadi kompos (pupuk organik) yaitu dengan cara memisahkan jenis sampah yang dapat
dimanfaatkan kembali yakni dengan mengelola sampah menjadi pupuk.
diuraikan bakteri (dimanfaatkan untuk kompos) dan sampah yang tidak dapat diuraikan
5. Pemanfaatan Ulang (Recycling)
bakteri (proses dibakar).
Pemanfaatan ulang adalah cara pengolahan sampah anorganik agar dapat dimanfaatkan kembali dengan cara mengolah sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis. A. Sistem Pengelolaan Sampah di Kawasan Perkotaan Untuk penanganan masalah persampahan perkotaan di Kabupaten Lamongan diperlukan sebuah wadah penampungan sampah yang dihasilkan masyarakat perkotaan. Arahan penanganan persampahan di wilayah perkotaan Kabupaten Lamongan diperlukan sebuah TPA skala regional untuk menampung dan mengelola sampah yang ada. TPA Regional ini direncanakan di Kecamatan Tikung. Dalam pembangunan TPA regional di Wilayah Kabupaten Lamongan, maka kriteria yang harus
Rencana pengembangan sistem jaringan persampahan, meliputi : a. rencana pengembangan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan Tikung; b. pengembangan TPA terpadu yang dikelola bersama untuk kepentingan di wilayah kabupaten dengan system sanitary landfiil; c. rencana pengembangan tempat pengelolaan limbah industri B3 dan non B3 di Kecamatan Paciran dan Ngimbang; dan d. pembangunan bangunan pengolah sampah 3R (reuse, reduce, recycle) di TPA Tikung dan lingkungan permukiman.
dipenuhi antara lain :
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - 37
Untuk lebih jelasnya mengenai rencana sistem prasarana lingkungan - persampahan di Kabupaten
4.5.5.5 Rencana Jalur Evakuasi Bencana
Lamongan dapat dilihat pada Peta 4.9 Peta Rencana Sistem Prasarana Lingkungan -
Rencana jalur evakuasi bencana alam, meliputi:
Persampahan di Kabupaten Lamongan.
a.
jalur evakuasi bencana gelombang pasang diarahkan menuju Kecamatan Laren dan Kecamatan Solokuro;
4.5.5.2 Rencana Sistem Sanitasi
b.
Untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih, maka diperlukan adanya sistem
jalur evakuasi bencana untuk menanggulangi bahaya banjir diarahkan melalui jalan kabupaten, jalan kolektor primer dan jalan arteri primer.
pengelolaan limbah khusus yang dihasilkan oleh setiap KK. Dalam penanganan limbah khusus rumah tangga diperlukan pengembangan fasilitas sanitasi. Rencana pengembangan prasarana sanitasi, meliputi: a.
pemenuhan fasilitas septic tank pada masing-masing rumah di wilayah perkotaan;
b.
pengembangan
jamban
komunal
pada
kawasan
permukiman
padat
masyarakat
berpenghasilan rendah dan area fasilitas umum; c.
mewajibkan pengembangan daerah pemukiman baru dan kota baru untuk menyediakan sistem pengolahan limbah rumah tangga komunal sesuai denan kondisi daerah;
d.
meningkatkan pelayanan umum sanitasi.
4.5.5.3 Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah Rencana sistem pengelolaan limbah, meliputi: a.
Penyiapan lahan untuk tempat penampungan limbah sehingga dapat dikelola sebagai rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan pengelolaan dan penimbunan hasil limbah.
b.
pembangunan IPAL bersama dalam suatu kawasan perdesaan, dengan target pengurangan sifat berbahaya dari limbah yang dihasilkan per produksi; dan
c.
pembangunan pusat pengelolaan limbah bahan bakar beracun (B3) dan non B3 di Kecamatan Paciran dan Ngimbang yang memenuhi syarat dari segi ekonomi.
4.5.5.4 Rencana Sistem Jaringan Air Bersih Sistem jaringan air bersih meliputi : a.
pembangunan, pemeliharaan dan perlindungan terhadap sumber-sumber mata air, daerah resapan air dan/atau daerah tangkapan air; dan
b.
peningkatan sistem pelayanan dan pengelolaan air bersih hingga ke wilayah perkotaan dan perdesaan
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - 38
Nomor Peta : 4.9
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
IV - 39