RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL
2015 -2019
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
DOKUMEN RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TAHUN 2015-2019
-1-
KATA PENGANTAR Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13 Tahun 2015 tanggal 10 April 2015 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Tahun 2015 – 2019 mewajibkan setiap Eselon I di lingkungan KESDM untuk menyusun Renstra unit eselon I yang mengacu pada Renstra KESDM tahun 2015 2019. Sekretariat Jenderal KESDM adalah salah satu unit Eselon I di lingkungan KESDM yang merupakan unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi Kementerian. Renstra Sekretariat Jenderal KESDM tahun 2015 - 2019 memuat visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, program dan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Sekretariat Jenderal KESDM. Informasi tentang keluaran/output maupun sumberdaya yang tercantum dalam dokumen rencana ini bersifat indikatif, yang akan berubah mengikuti perkembangan situasi dan kondisi. Penyusunan Renstra Sekretariat Jenderal dilaksanakan dengan melibatkan seluruh Biro dan Pusat di lingkungan Sekretariat Jenderal, sehingga diharapkan Renstra Sekretariat Jenderal menjadi acuan bagi palaksanaan tugas serta dapat diimplementasikan dalam kegiatan unit di lingkungan Sekretariat Jenderal KESDM.
Sekretaris Jenderal,
M. Teguh Pamudji
-2-
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... 1 I. PENDAHULUAN ................................................................................... 5 I.1. KONDISI UMUM.................................................................................................................. 6 I.2. POTENSI .............................................................................................................................. 50 I.3. PERMASALAHAN .............................................................................................................. 57
II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS................................. 62 II.1 VISI ........................................................................................................................................ 63 II.2 MISI ....................................................................................................................................... 63 II.3 TUJUAN STRATEGIS ....................................................................................................... 63 II.4 SASARAN STRATEGIS .................................................................................................... 64
III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI .................................................... 69 III.1 KEBIJAKAN ........................................................................................................................ 69 III.2 STRATEGI ........................................................................................................................... 69
IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN .............................. 83 IV.1. TARGET KINERJA ............................................................................................................ 83 IV.2. KERANGKA PENDANAAN .............................................................................................. 91 1.
INVESTASI DAN PENDANAAN ..................................................................................... 91
2.
PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK SEKRETARIAT JENDERAL ..................... 94
3.
KERANGKA PENDANAAN ESELON II SETJEN KESDM 2015-2019 ............... 96
LAMPIRAN-1:
MATRIKS KERANGKA KELEMBAGAAN KESDM TAHUN 2015-2019
LAMPIRAN-2:
MATRIKS KERANGKA 2015-2019
REGULASI
KESDM
SETJEN TAHUN
-3-
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Komposisi Pegawai Setjen KESDM ..........................................................9 Gambar 1.2. Target & Realisasi PNBP Sektor ESDM 2010 s/d 2014 .................17 Gambar 1.3. Capaian Rasio Pemberitaan Sektor ESDM Tahun 2014 ................41 Gambar 1.4. Diagram pelayanan data dan informasi sektor ESDM secara Online ..............................................................................................................................................46 Gambar 1.5. Kontribusi PNBP terhadap APBN TA. 2010 – 2014 .........................52 Gambar 1.6. Kontribusi PNBP terhadap PNBP TA. 2010 – 2014..........................53 Gambar 1.7. Struktur Organisasi Biro Keuangan .....................................................55 Gambar 3.1. Rencana Aksi Biro Keuangan 2015-2019 ...........................................74 Gambar 4.1. Indikasi Kerangka Pendanaan Sektor ESDM ............................. 92
-4-
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Komposisi Pegawai KESDM per Unit Eselon I ..........................................7 Tabel 1.2. Komposisi Pegawai Sekretariat Jenderal KESDM per Unit Eselon II8 Tabel 1.3. Nomenklatur Program dan Kegiatan KESDM Tahun 2015-2019 ....10 Tabel 1.4. Rencana Pendanaan KESDM Per Program Tahun 2015-2019 (Miliar Rp.) .............................................................................................................................................15 Tabel 1.5. Capaian PNBP Sektor ESDM Tahun 2010 s/d 2014 ...........................17 Tabel 1.6. Pagu & Realisasi Anggaran KESDM 2010-2015 ....................................17 Tabel 1.7. Capaian Opini atas Laporan Keuangan ....................................................18 Tabel 1.8. Posisi Neraca BMN Kementerian ESDM (Unaudited)............................19 Tabel 1.9. Neraca LKBUN KKKS Tahun 2015 (Unaudited) dan 2014 (Audited) .....................................................................................................................................................20 Tabel 1.10. Neraca Aset PKP2B Tahun 2015 (Unaudited) dan 2014 (Audited) 21 Tabel 1.11. Capaian Kinerja Biro Perencanaan dan Kerja Sama 2011-2014 ...32 Tabel 1.12. Daftar Peraturan Perundang-Undangan yang telah disusun pada tahun 2010-2014 ..................................................................................................................37 Tabel 1.13. Capaian Kinerja Biro Hukum Tahun 2014-2015 ................................39 Tabel 1.14. Tingkat pendidikan PNS di lingkungan Biro Kepegawaian dan Organisasi ................................................................................................................................51 Tabel 1.15. Jumlah Sumber Daya Manusia Biro Keuangan ..................................53 Tabel 1.16. Tingkat Pendidikan Sumber Daya Manusia Biro Keuangan ...........54 Tabel 2.1. Sasaran Strategis Biro Hukum 2015 – 2019 ................................ 67 Tabel 3.1. Isu Strategis Biro Kepegawaian dan Organisasi ........................... 70 Tabel 4.1. Investasi Sektor ESDM Tahun 2015-2019 ................................... 93 Tabel 4.2. Indikasi APBN KESDM Tahun 2015-2019 ................................... 94 Tabel 4.3. Rencana Belanja Prioritas Setjen KESDM 2015-2019 .................. 95
-5-
I.
PENDAHULUAN
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai Kementerian yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang energi dan sumber daya mineral dalam pemerintahan, mempunyai peran yang sangat strategis dalam proses pembangunan nasional. Hal tersebut mengingat Kementerian ESDM memiliki mandat yang tertuang di dalam UndangUndang Dasar 1945 Pasal 33 yaitu, “cabang-cabang yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasasi negara dan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Rencana Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah ditetapkan melalui Permen ESDM Nomor 13 tahun 2015 yang mencakup: visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan strategi serta indikator kinerja strategis, program, dan kegiatan. Visi Kementerian ESDM dituangkan di dalam visi Pembangunan Nasional 2015-2019 yaitu “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Upaya untuk mewujudkan Visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan, yaitu: 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; 2. Mewujudkan masyarakat maju, berlandaskan negara hukum;
berkeseimbangan,
dan
demokratis
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim; 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera; 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing; 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; dan 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Untuk mendukung garis besar program kerja yang termuat di dalam Renstra Kementerian ESDM 2015-2019, maka perlu ditetapkan rencana strategis unit–unit yang berada di bawah Kementerian ESDM salah satunya rencana strategis Sekretariat Jenderal Kementerian. Catatan: Penyusunan Rencana Strategis Sekretariat Jenderal berpedoman kepada Rencana Strategis Kementerian ESDM 2015-2019. Renstra Sekretariat Jenderal 2015-2019 ini, juga disusun dengan memperhatikan berbagai peraturan perundang-undangan. Selain yang terkait
-6langsung dengan pengelolaan keuangan negara, agenda prioritas dalam RPJMN 2015-2019 terutama Nawacita nomor dua yaitu membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, diperhatikan pula Perpres No. 81 Tahun 2010 Grand design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi No. 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019.
I.1. KONDISI UMUM Sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) merupakan sektor yang memiliki peran penting dalam pembangunan nasional, terutama dalam mendukung perekonomian nasional melalui sisi fiskal, moneter maupun sektor riil. Sekurang-kurangnya terdapat 8 (delapan) peran penting sektor ESDM yang selama ini diakui, antara lain sebagai sumber penerimaan negara, penggerak pembangunan daerah, juga berperan dalam neraca perdagangan, investasi, subsidi, penyediaan energi dan bahan baku domestik, kinerja perusahaan di sektor ESDM yang mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan penciptaan efek berantai dari kegiatan sektor ESDM serta yang tidak kalah penting adalah penciptaan lapangan kerja. Dalam rangka melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan negara dan mengamankan peran sektor energi dan sumber daya mineral tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) melaksanakan penyusunan kebijakan dan pengaturan (regulasi) komoditi mineral, batubara, panas bumi, minyak bumi, gas bumi, energi baru/terbarukan, dan listrik yang dilaksanakan oleh direktorat jenderal di lingkungan KESDM dan pelayanan geologi, kelitbangan, kediklatan di bidang ESDM serta operasionalisasi bidang migas oleh Badan Pengatur Usaha Hulu Migas dan Badan Pengatur Usaha Hilir Migas dan pelayanan kegiatan Dewan Energi Nasional (DEN) oleh Sekretariat Jenderal DEN. Pelaksanaan keseluruhan kegiatan KESDM memerlukan dukungan ketersediaan Personil, Pendanaan, Peralatan, dan Dokumen (P3D) yang memadai secara kuantitatif dan kualitatif. Sekretariat Jenderal KESDM yang merupakan unsur pembantu pimpinan, sesuai Peraturan Menteri Nomor 18 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian ESDM. Dalam menjalankan tugas tersebut, Sekretariat Jenderal KESDM mempunyai fungsi : a. koordinasi kegiatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
-7b. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat; e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum; f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Sekretariat Jenderal KESDM membawahi 5 biro dan 3 Pusat yaitu: 1. Biro Perencanaan dan Kerjasama 2. Biro Kepegawaian dan Organisasi 3. Biro Keuangan 4. Biro Hukum 5. Biro Umum 6. Pusat Komunikasi Publik 7. Pusat Data dan Informasi ESDM 8. Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara Semua Biro dan Pusat yang berada di lingkungan Sekretariat Jenderal menjalankan tugas pelayanan di bidang personil, pendanaan, peralatan dan dokumen kepada seluruh unit di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Adapun kondisi umum dari bidang personil, pembiayaan, peralatan dan dokumen di KESDM adalah sebagai berikut: A. PERSONIL Sumber Daya Manusia merupakan komponen penting dalam pelaksanaan tugas-tugas KESDM. Tugas dan fungsi KESDM yang diamanahkan oleh negara akan dapat terlaksana dengan baik apabila sumber daya manusia yang menjalankan tugas dan fungsi tersebut memiliki kompetensi dan jumlah yang memadai. Gambaran kondisi sumber daya manusia di KESDM dapat dilihat pada uraian di bawah ini. a.
Jumlah Pegawai Kementerian ESDM dan Sekretariat Jenderal KESDM per 31 Desember 2014 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memiliki 5620 pegawai dengan penyebaran sebagai berikut : Tabel 1.1. Komposisi Pegawai KESDM per Unit Eselon I Unit Eselon I 1. Sekretariat Jenderal
Jumlah 550
-8Unit Eselon I
Jumlah
2. Direktorat Jenderal Migas
534
3. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
309
4. Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara
430
5. Direktorat Jenderal EBTKE
253
5. Inspektorat Jenderal
196
6. Badan Geologi
1.213
7. Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM
1.166
8. Badan Pendidikan dan Pelatihan ESDM
897
9. Setjen DEN
72
10. BPH Migas
Total
5620
Menurut tabel tersebut di atas, Sekretariat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memiliki 550 pegawai dengan penyebaran sebagai berikut : Tabel 1.2. Komposisi Pegawai Sekretariat Jenderal KESDM per Unit Eselon II Unit Eselon I
Jumlah
1. Biro Perencanaan dan Kerja Sama
60
2. Biro Kepegawaian dan Organisasi
66
3. Biro Keuangan
62
4. Biro Hukum
45
5. Biro Umum
162
6. Pusat Data dan Informasi ESDM
51
7. Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara
49
8. Pusat Komunikasi Publik 9. PNS Setjen KESDM diperbantukan pada Otorita Batam Total
18 37 550
-9-
Penyebaran Jumlah Pegawai di Lingkungan Sekretariat Jenderal KESDM TMT Desember 2014 3%
Biro Perencanaan dan Kerja Sama Biro Kepegawaian dan Organisasi Biro Keuangan
7%
11%
9%
12%
9% 11%
Biro Hukum 30%
Biro Umum
8%
Pusat Data dan Teknologi Informasi ESDM Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara Pusat Komunikasi Publik Diperbantukan pada Otorita Batam
Gambar 1.1. Komposisi Pegawai Setjen KESDM
b. Pengembangan Organisasi dan Kelembagaan Unit Organisasi yang terbentuk selama periode 2010-2014 di Setjen KESDM yaitu Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara pada tahun 2012 dan Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM yang terbentuk pada tahun 2014.
B. PENDANAAN Untuk menjamin kelangsungan tugas dan fungsi KESDM, maka diperlukan dukungan pendanaan bagi pelaksanaan tugas seluruh unit di lingkungan KESDM dan tugas-tugas pemerintahan dalam menjalankan fungsi penyediaan infrastruktur di sektor ESDM. Secara umum pendanaan untuk menjalankan tugas dan fungsi KESDM berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Berdasarkan sumber pendanaan maka kegiatan KESDM dibiayai dari dana rupiah murni, penerimaan negara bukan Pajak (PNBP) serta dari pinjaman/hibah luar negeri (PHLN). Seperti organisasi pada umumnya, seluruh program dan kegiatannya akan dilaksanakan berdasarkan visi, misi, tujuan/sasaran yang ingin dicapai. Dalam Renstra KESDM yang merupakan perencanaan jangka menengah selama 5 (lima) tahun, telah dirumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis beserta indikator kinerja dan target yang akan dicapai. Untuk mencapai target yang diinginkan telah disusun
- 10 perencanaan program dan kegiatan di KESDM. Secara umum aspek pendanaan KESDM untuk tahun 2015-2019 adalah, sebagai berikut: a. Telah dilaksanakan restrukturisasi program dan kegiatan untuk meningkatkan akuntabilitas dari tiap unit di lingkungan KESDM. Setiap unit utama (unit setingkat eselon I) di lingkungan KESDM memiliki satu program (kecuali Sekretariat Jenderal memiliki dua program) dengan nama spesifik sesuai lingkup kerjanya, setiap unit eselon II memiliki satu kegiatan yang spesifik sesuai dengan tugas dan fungsinya. Terdapat 12 program dan 59 kegiatan pada 10 unit eselon I dan Badan Pengatur Usaha Hilir Migas (BPH Migas) sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel 1.3. Nomenklatur Program dan Kegiatan KESDM Tahun 20152019 No. Unit Eselon I/Unit Eselon II 1.A Sekretariat Jenderal 1. Biro Hukum 2. Biro Kepegawaian dan Organisasi 3. Biro Keuangan 4. Biro Perencanaan dan Kerjasama 5. Biro Umum
6. Pusat Komunikasi Publik
7. Pusat Data dan Informasi ESDM 8. Pusat Pengelolaan BMN 1.B Sekretariat Jenderal 1. Biro Umum 2. Inspektorat Jenderal 1. Inspektorat I
Program/Kegiatan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pembinaan Administrasi Hukum dan Kehumasan KESDM Pengelolaan SDM Aparatur dan Pengembangan Organisasi KESDM Pengelolaan Administrasi Keuangan Kementerian ESDM Pembinaan dan Koordinasi Perencanaan dan Kerja Sama KESDM Pengelolaan Administrasi Perlengkapan, Kearsipan dan Rumah Tangga KESDM Penyebarluasan informasi dan publikasi, hubungan lembaga dan media, dokumentasi dan analisis berita bidang energi dan sumber daya mineral (Permen ESDM No. 22/2013) Pengelolaan Data dan Informasi Kementerian ESDM Pengelolaan Barang Milik Negara Kementerian ESDM Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian ESDM Pengelolaan Sarana dan Prasarana Aparatur KESDM Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian ESDM Penyelenggaraan Pemeriksaan dan
- 11 No. Unit Eselon I/Unit Eselon II
2. Inspektorat II
3. Inspektorat III
4. Inspektorat IV
5. Inspektorat V
6. Sekretariat Inspektorat Jendral 3.
Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM 1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kelautan 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan 3. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batu Bara 4. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi 5. Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM
Program/Kegiatan Pengawasan Lingkup Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi dan Satuan Kerja PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan DEN Penyelenggaraan Pemeriksaan dan Pengawasan Lingkup Sekretariat Jenderal, Ditjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi Penyelenggaraan Pemeriksaan dan Pengawasan Itjen, Badan Geologi dan Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Penyelenggaraan Pemeriksaan dan Pengawasan Lingkup Ditjen Minyak dan Gas Bumi, Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral, BPH Migas Penyelenggaraan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri ESDM, pengawasan lainnya, dan kegiatan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi dan penyusunan laporan hasil pengawasan (Permen ESDM No. 30 Tahun 2014) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Itjen Kementerian ESDM Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistikan dan Energi Baru Terbarukan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral
- 12 No. Unit Eselon I/Unit Eselon II Badan Pendidikan dan Pelatihan ESDM 1. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Pendidikan dan Pelatihan ESDM 2. Perguruan Tinggi Kedinasan Akamigas 3. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Geologi 4. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan 5. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi 6. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah 7. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Mineral dan Batubara Direktorat Jenderal Minyak 5. dan Gas Bumi 4.
Program/Kegiatan Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur ESDM Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan Pendidikan dan Pelatihan ESDM
Pendidikan Tinggi Energi dan Mineral Pendidikan dan Pelatihan Geologi Pendidikan dan Pelatihan Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Mineral, Batubara dan Panas Bumi
Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi Penyiapan Kebijakan dan Peningkatan 1. Direktorat Pembinaan Kerja Sama Bilateral/Multilateral, Program Migas Peningkatan Investasi Usaha Migas, dan Pemberdayaan Kapasitas Nasional 2. Direktorat Pembinaan Pembinaan dan Penyelenggaraan Usaha Hilir Minyak dan Gas Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Bumi 3. Direktorat Pembinaan Pembinaan dan Penyelenggaraan Usaha Hulu Minyak dan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Gas Bumi 4. Direktorat Teknik dan Pembinaan Lindungan Lingkungan, Lingkungan Minyak dan Keselamatan Operasi dan Usaha Gas Bumi Penunjang Migas 5. Sekretariat Direktorat Dukungan Manajemen dan Teknis Jenderal Minyak dan Gas Ditjen Migas Bumi Direktorat Jenderal Program Pengelolaan 6. Ketenagalistrikan Ketenagalistrikan 1. Direktorat Pembinaan Pembinaan, Pengaturan dan Pengusahaan Pengawasan Usaha Penyediaan Ketenagalistrikan Tenaga Listrik dan Pengembangan
- 13 No. Unit Eselon I/Unit Eselon II
Program/Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
2. Direktorat Pembinaan Program Ketenagalistrikan 3. Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan 4. Sekretariat Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara 1. Direktorat Pembinaan Pengusahaan Mineral 2. Direktorat Pembinaan Pengusahaan Batubara 3. Direktorat Pembinaan Program Mineral dan Batubara 4. Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara 5. Sekretariat Direktorat Jendral Mineral dan Batubara Direktorat Jenderal Energi 8. Baru Terbarukan dan Konservasi Energi 7.
Penyusunan Kebijakan dan Program Serta Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Ketenagalistrikan Pembinaan Keselamatan dan Lindungan Lingkungan Ketenagalistrikan Serta Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Ketenagalistrikan Program Pembinaan dan Pengusahaan Mineral dan Batubara Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Pembinaan dan Pengusahaan Batubara Penyusunan Kebijakan dan Program Serta Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Mineral dan Batubara Pembinaan Keteknikan Lindungan Lingkungan dan Usaha Penunjang Mineral dan Batubara Dukungan Manajemen dan Teknis Ditjen Mineral dan Batubara Program Pengelolaan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
Pembinaan, Pengawaasan dan Pengusahaan Bioenergi Pembinaan, Pengawaasan dan 2. Direktorat Aneka Energi Pengusahaan Aneka Energi Baru Baru Terbarukan Terbarukan 3. Direktorat Konservasi Pembinaan, Pengawaasan dan Energi Pelaksanaan Konservasi Energi Pembinaan, Pengawaasan dan 4. Direktorat Panas Bumi Pengusahaan Panas Bumi 5. Sekretariat Direktorat Dukungan Manajemen dan Teknis Jendral Energi Baru Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Terbarukan dan Konservasi Konservasi Energi Energi Program Penelitian, Mitigasi dan 9. Badan Geologi Pelayanan Geologi 1. Balai Penelitian dan Riset dan Pengembangan Teknologi 1. Direktorat Bioenergi
- 14 No. Unit Eselon I/Unit Eselon II Pengembangan Kegunungapian
Program/Kegiatan Kebencanaan Geologi
Dokumentasi Koleksi dan Pelayanan Museum Geologi Penelitian dan Pelayanan Geologi 3. Pusat Lingkungan Geologi Lingkungan dan Air Tanah Penyelidikan dan Pelayanan Sumber 4. Pusat Sumber Daya Geologi Daya Geologi 5. Pusat Survei Geologi Survei dan Pelayanan Geologi 6. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi dan Pelayanan Kebencanaan Bencana Geologi Geologi Manajemen, Dukungan Teknis, dan 7. Sekretariat Badan Geologi Pelayanan Sekretariat Badan Geologi Program Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan 10. BPH Migas Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pengaturan, Penetapan dan 1. Direktorat BBM BPH Migas Pelaksanaan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM Pengaturan, Penetapan dan 2. Direktorat Gas Bumi BPH Pengawasan Pada Kegiatan Usaha Migas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Dukungan Manajemen dan Dukungan 3. Sekretariat BPH Migas Pelaksanaan Tugas Teknis BPH Migas Program Dukungan Manajemen dan Sekretariat Jenderal 11. Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Dewan Energi Nasional Dewan Energi Nasional Fasilitasi Dalam Rangka Perumusan Kebijakan Energi Nasional dan 1. Biro Fasilitasi Kebijakan Penetapan Rencana Umum Energi Energi dan Persidangan Nasional, Serta Penyelenggaraan Persidangan Fasilitasi Dalam Rangka Penetapan 2. Biro Fasilitasi Langkah-Langkah Penanggulangan Penanggulangan Krisis dan Krisis dan Darurat Energi, Serta Pengawasan Energi Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Energi Lintas Sektor Pengelolaan dan Penyelenggaraan 3. Biro Umum Bidang Personil, Pendanaan, Peralatan dan Dokumen (P3D) 2. Museum Geologi
b. Pagu indikatif selama 5 tahun sesuai perkiraan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Renstra KESDM sebesar Rp 71,5 triliun. Pagu tersebut akan dimanfaatkan untuk
- 15 membiayai program dan kegiatan baik untuk kegiatan operasional pemerintahan maupun untuk pembangunan infrastruktur energi. Adapun perkiraan alokasi anggaran selama 5 (lima) tahun per unit kerja dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.4. Rencana Pendanaan KESDM Per Program Tahun 20152019 (Miliar Rp.) No.
Program
2015
2016
2017
2018
2019
Total
1.
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KESDM
525,0
466,3
470,6
489,4
508,6
2.459,8
40,9
36,6
38,4
40,3
42,3
198,4
Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur KESDM 2.
Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Negara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
4.249,57
2.088,29
2.823,76
2.509,03
3.498,29
15.168,95
3.
Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi
4.249,57
2.088,29
2.823,76
2.509,03
3.498,29
15.168,95
4.
Program Pengelolaan Ketenagalistrikan
4.481,3
5.321,8
5.191,6
5.280,3
5.583,8
25.858,7
5.
Program Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara
324,9
265,6
275,4
292,3
311,1
1.469,2
Pengelolaan Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi
2.059,9
1.047,7
1.249,3
1.497,4
1.766,1
7.620,4
6.
Penelitian, Mitigasi dan Pelayanan Geologi
1.074,4
1.123,2
1.154,2
1.205,4
1.253,4
5.810,6
7.
Penelitian dan Pengembangan ESDM
893,5
1.018,7
1.157,97
1.152,7
1.043,1
5.266,0
8.
Pendidikan dan Pelatihan ESDM
796,4
903,6
908,9
958,5
1.023,2
4.590,6
9.
Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
371,8
428,6
273,6
283,9
298,8
1.656,7
10. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Dewan Energi Nasional
101,9
132,2
143,2
158,0
174,1
709,3
Total Baseline
10.023,5
12.977,9
13.837,4
14.029,3
15.677,8
66.545,8
APBN-P 2015
5.003
Total dengan APBN-P 2015
15.026,9
12.977,9
13.837,4
14.029,3
15.677,8
71.549,2
- 16 c. Dalam aspek pengelolaan keuangan, berikut gambaran kondisi saat ini : Tugas utama Biro Keuangan sesuai Permen No. 18/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ESDM adalah melaksanakan koordinasi, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi keuangan. Oleh karena itu, Biro keuangan telah berupaya melaksanakan koordinasi dan memberikan pelayanan bidang keuangan secara optimal kepada seluruh unit terkait di lingkungan KESDM. Kinerja Biro Keuangan dimulai dari ranah pelaksanaan anggaran baik rencana penetapan besaran penerimaan sektor ESDM sampai terlaksananya belanja negara yang diukur dari penyerapan anggaran. Dari sisi rencana penetapan besaran penerimaan sektor ESDM, Biro Keuangan memiliki tugas dan fungsi melakukan pembinaan, monitoring, dan evaluasi pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di lingkungan Kementerian ESDM. Tugas Biro Keuangan tersebut mencakup pembinaan, monitoring, dan evaluasi terhadap target, realisasi PNBP, dan usulan penyaluran usulan DBH SDA di lingkungan KESDM, dan kepatuhan dalam administrasi pengelolaan PNBP dari para pengelola PNBP di lingkungan KESDM dan wajib bayar. Capaian 2010-2014 Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pengelolaan PNBP di lingkungan Kementerian ESDM, Tahun 2010 s.d 2014, trend realisasi PNBP di lingkungan Kementerian ESDM mengalami peningkatan meskipun pada tahun 2012 realisasi PNBP mengalami penurunan dibandingkan realisasi PNBP pada tahun 2011. Faktor yang menyebabkan peningkatan realisasi PNBP antara lain karena membaiknya harga komoditas mineral dan batubara terutama yang terjadi di tahun 2010 dan 2011 serta meningkatnya volume penjualan BBM dan gas bumi sehingga memberikan kontribusi terhadap peningkatan PNBP SDA mineral dan batubara serta iuran badan usaha dari sub sektor hilir migas. Sedangkan di tahun 2012 sampai tahun 2014, penurunan capaian realisasi PNBP disebabkan adanya kebijakan larangan ekspor komoditi mineral bentuk mentah (raw material) disertai belum selesainya proses pembahasan RPP tentang Jenis dan Tarif PNBP pada KESDM dimana hal ini membuat capaian realisasi PNBP di tahun 2013 dan 2014 tidak tercapai.
- 17 Tabel 1.5. Capaian PNBP Sektor ESDM Tahun 2010 s/d 2014
Gambar 1.2. Target & Realisasi PNBP Sektor ESDM 2010 s/d 2014
Selanjutnya dari sisi pelaksanaan anggaran belanja, Kementerian ESDM dari 2010 sampai akhir tahun 2015 mengalami beberapa kali perubahan pagu anggaran, baik penurunan maupun kenaikan pagu anggaran seperti pada tabel 1.8 di bawah, tentu hal tersebut juga berpengaruh terhadap capaian realisasi anggaran Sekretariat Jenderal selaku unit Eselon I periode 2010 – 2015, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1.6. Pagu & Realisasi Anggaran KESDM 2010-2015 Dalam Juta Rupiah Tahun / Jenis Belanja
2013 Pagu
Realisasi
2014 %
Pagu
Realisasi
2015 %
Pagu
Realisasi
%
51 Belanja Pegawai
362,18
230,75
63,71%
613,74
266,94
43,49%
85,94
59,39
69,11%
52 Belanja Barang
606,50
386,51
63,73%
546,01
224,85
41,18%
419,36
303,61
72,40%
53 Belanja Modal
245,25
39,21
15,99%
153,27
22,45
14,65%
62,83
40,83
64,98%
1.213,93
656,47
54,08%
1.313,02
514,24
39,16%
568,13
403,83
71,08%
Grand Total
- 18 2010
Tahun / Jenis Belanja
2011
2012
Pagu
Realisasi
%
Pagu
Realisasi
%
Pagu
Realisasi
%
51 Belanja Pegawai
269,23
240,13
89,19%
260,71
231,82
88,92%
262,92
240,01
91,29%
52 Belanja Barang
649,05
548,39
84,49%
649,85
417,45
64,24%
531,55
471,51
88,70%
53 Belanja Modal
39,3
34,14
86,87%
266,75
174,65
65,47%
52,08
42,83
82,24%
957,577
822,66
85,91%
1177,31
823,92
69,98%
846,55
754,35
89,11%
Grand Total
Pembinaan Biro Keuangan berlanjut pada pola pelaporan keuangan level Kementerian untuk disajikan dan ditinjau oleh BPK-RI, adalah opini yang akan dinilai atas laporan keuangan Kementerian ESDM tahun 2011 dan tahun 2013. BPK RI memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Dengan opini tersebut, BPK RI menilai laporan keuangan Kementerian ESDM tahun 2011, 2012 dan tahun 2013 telah disajikan secara wajar dan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Pada tahun 2014, Kementerian ESDM mengalami penurunan dalam pencapaian opini dari BPK-RI mengingat pada tahun tersebut terdapat beberapa kegiatan maladministrasi baik dari sisi pelaksanaan maupun dari sisi pencatatan dan pelaporan sehingga opini yang dicapai hanya mendapatkan WDP. Opini WTP yang diraih Kementerian ESDM merupakan prestasi tertinggi dan harus dipertahankan bahkan ditingkatkan kualitasnya. “Opini WTP” bukanlah tujuan akhir atas pencapaian prestasi Kementerian ESDM, tetapi prestasi selanjutnya adalah peningkatan mutu dan kepercayaan para stakeholder dalam pemenuhan harapannya. Keberhasilan tersebut diharapkan dapat memicu seluruh pegawai di Kementerian ESDM untuk dapat memberikan yang terbaik, tidak hanya pada unit kerja tetapi bagi Kementerian secara utuh. Di dalam penyusunan laporan keuangan, Kementerian ESDM telah bekerja sama dengan instansi-instansi yang bertanggung jawab atas terwujudnya akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas, antara lain: BPKP, BPN, Kementerian Keuangan serta mengoptimalkan peran Inspektorat Jenderal KESDM selaku quality assurance. Tabel 1.7. Capaian Opini atas Laporan Keuangan Tahun
2010
Opini BPK atas LK WTP-DPP
2011 2012 2013 2014 WTP
WTP
WTP
WDP
2015 Dalam proses penetapan
- 19 C. PERALATAN 1. Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara (PPBMN) Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Perolehan lainnya yang sah diantaranya berasal dari : barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis, barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak, barang yang diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Secara teknis, dalam proses pengelolaan BMN di Kementerian ESDM, PPBMN memiliki peran dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengguna barang baik BMN yang diperoleh atas beban APBN dalam melaksanakan tugas pokok fungsi Kementerian ESDM maupun bidang ESDM yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak seperti Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) Migas dan Perjanjian Karya Pengusaha Batubara (PKP2B) maupun Panas Bumi. Dalam penatausahaan BMN dan pelaksanaan pelaporan BMN yang dilakukan secara berjenjang, PPBMN melaksanakan tugas menghimpun laporan BMN dari seluruh Kuasa Pengguna Barang (KPB) yang berasal dari Satuan Kerja (satker) di Kementerian ESDM. Pada tahun anggaran 2015, nilai BMN Kementerian ESDM yang dikelola berjumlah Rp18.014.204.846.794,- (unaudited) yang berasal dari seluruh satker dan unit utama di lingkungan Kementerian ESDM. Nilai tersebut berasal dari aset lancar diantaranya persediaan (termasuk didalamnya adalah barang persediaan untuk diserahkan kepada masyarakat) dan aset tetap diantaranya adalah tanah, peralatan dan mesin sebagaimana Tabel 1.10. Selain itu, pada neraca BMN Kementerian ESDM juga terdapat aset Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) sejumlah Rp51.498.215,006.049,- dimana aset-aset dimaksud dioperasikan oleh PT. PLN (Persero), yang nantinya akan ditetapkan sebagai penyertaan modal negara pada PT. PLN (Persero). Tabel 1.8. Posisi Neraca BMN Kementerian ESDM (Unaudited) No 1. 2. 3. 4. 5.
Akun Neraca/Kelompok Barang Persediaan Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan dan Jembatan
Nilai (Rp) 2.364.949.089.283 3.734.565.613.795 4.687.910.669.656 2.003.565.153.791 60.915.438.671
- 20 No
Akun Neraca/Kelompok Barang
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Irigasi Jaringan Aset Tetap dalam Renovasi Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Aset Tak Berwujud Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi Total
14.
Nilai (Rp) 82.545.313.538 2.916.182.276.234 32.074.040.103 389.632.855.388 4.279.118.932.776 (3.649.206.497.320) 194.598.418.916 1.581.339.264.198 (663.985.721.335) 18.014.204.846.794
Sumber : LBMN Kementerian ESDM Semester II TA. 2015 PPBMN juga melakukan penatausahaan BMN yang berasal dari KKKS Migas sebesar Rp.266.888.264.770.848,-. Jumlah tersebut berasal dari Aset Tanah dan Non Tanah sebagaimana tersaji dalam Tabel 1.11, dan BMN yang berasal dari PKP2B generasi I dengan nilai pada Tahun 2015 sebesar Rp.23.158.108.796.973,70 (unaudited) seperti tersaji dalam Tabel 1.12.
Tabel 1.9. Neraca LKBUN KKKS Tahun 2015 (Unaudited) dan 2014 (Audited) Periode Periode 31 Desember 2015 31 Desember 2014 No. Jenis Aset (Unaudited) (Audited) -Rp1 Aset Tanah 17.638.133.907.169 15.273.400.409.353 2 Aset Non Tanah 353.101.945.012.748 270.815.693.075.494 - Harta Benda 325.431.153.134.654 245.309.669.485.962 Modal (HBM) - Harta Benda 34.280.485.664 30.053.848.399 Inventaris (HBI) - Material 27.636.511.392.430 25.475.969.741.133 Persediaan Jumlah (1+2) 370.740.078.919.917 286.089.093.484.847 Akumulasi Penyusutan (103.851.814.149.068) (80.699.329.575.389) Jumlah 266.888.264.770.848 205.389.763.909.458 Sumber : LKBUN KKKS Tahun 2015
- 21 Tabel 1.10. Neraca Aset PKP2B Tahun 2015 (Unaudited) dan 2014 (Audited) Uraian ASET Aset Lainnya Aset PKP2B Akumulasi Penyusutan Aset Jumlah Aset EKUITAS Ekuitas Dana Investasi Diinventasikan pada aset lainnya Jumlah Ekuitas
Periode 31 Desember 2015 (Unaudited)
Periode 31 Desember 2014 (Audited)
37.897.336.371.604,00 (14.739.227.934.630,30)
30.733.062.020.898,00 (5.340.798.949.420,00)
23.158.108.796.973,70
25.392.263.071.478,00
23.158.108.796.973,70
25.392.263.071.478,00
23.158.108.796.973,70
25.392.263.071.478,00
Sumber : Laporan BMN PKP2B Tahun 2015 Capaian 2012-2014 Beberapa capaian kinerja di lingkungan PPBMN selama kurun waktu tahun 2012-2014, diantaranya adalah : a. Persentase Realisasi Anggaran Pada tahun anggaran 2012 realisasi anggaran Pusat Pengelolaan BMN sebesar 89,55% sedangkan pada tahun anggaran 2013 realisasi tercatat sebesar 76,21% dan tahun anggaran 2014 realisasi sebesar 17,16% (hal ini dikarenakan adanya penghematan dan efisiensi perjalanan dinas dalam rangka meeting/penyelenggaraan kegiatan di hotel sehingga kegiatan yang terkait tidak terealisasi). b. Jumlah Dokumen Laporan BMN Dokumen laporan BMN Kementerian ESDM telah diselesaikan sebanyak 100%. Dokumen laporan tersebut terdiri dari Laporan Barang Milik Negara Semester I, Semester II, Laporan Tahunan dan Laporan Audited Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2014 masing-masing 6 laporan per tahun yang terdiri dari Laporan BMN Kementerian dan Laporan Keuangan Transaksi Khusus. Laporan BMN tersebut merupakan salah satu bagian Laporan Keuangan Kementerian ESDM yang menentukan opini. Selain dokumen laporan BMN yang berasal dari APBN, juga telah disusun Laporan Keuangan yang berasal dari Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) dan Perjanjian Karya Pengusaha Batubara (PKP2B) atau yang disebut Laporan Keuangan Transaksi Khusus. c. Capaian Kinerja PSP dari tahun 2012-2014
- 22 Pada tahun 2012, PPBMN dapat menyelesaikan penetapan status penggunaan BMN senilai Rp.359.876.120.212,- yang tertuang dalam 11 Surat Keputusan. Sedangkan di Tahun 2013, total nilai BMN yang ditetapkan status penggunaannya sebesar Rp.1.010.446.317.097,dengan jumlah surat keputusan sebanyak 15. Selanjutnya, pada tahun 2014, BMN senilai Rp. 1.936.508.155.632,- selesai ditetapkan status penggunaannya berdasarkan 22 surat keputusan. Sehingga capaian penetapan status penggunaan BMN dari Tahun 2012 s.d 2014 sebesar Rp. 3.306.830.592.941,- yang tertuang dalam 48 Surat Keputusan. Belum selesainya beberapa usulan penetapan status penggunaan BMN pada tahun-tahun tersebut disebabkan antara lain karena proses penetapan status penggunaan melibatkan beberapa pihak seperti satuan kerja di lingkungan Kementerian ESDM, Direktorat PKNSI, Kanwil DJKN dan KPKNL Kementerian Keuangan. d. Persentase usulan penghapusan BMN yang diproses sampai terbitnya SK Menteri ESDM Pada tahun 2012, Pusat Pengelolaan BMN menerima surat usulan penghapusan BMN yang berasal dari KKKS sebanyak 47 usulan. Dari usulan tersebut, sebanyak 32 usulan telah diproses sampai dengan diterbitkannya SK Menteri ESDM tentang penghapusan BMN, sehingga persentase penyelesaian SK Penghapusan BMN sebesar 68%. Persentase sebanyak 68% adalah lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar 90%, hal ini dapat terjadi karena rantai birokrasi proses penghapusan BMN yang panjang dan melibatkan beberapa pihak, antara lain BPMigas, Biro Hukum KESDM dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Direktorat PNKNL, Direktorat Penilaian, dan KPKNL), sehingga SK penghapusan BMN tidak dapat diterbitkan pada tahun yang bersangkutan. Sedangkan pada tahun 2013, Pusat Pengelolaan BMN menerima surat usulan penghapusan BMN yang berasal dari KKKS sebanyak 51 usulan dan untuk PKP2B sebanyak 23 usulan, semua usulan tersebut telah ditindaklanjuti dengan penerbitan SK Menteri ESDM, sedangkan untuk unit dan satuan kerja sebanyak 110 usulan, sebanyak 22 usulan yang telah ditindaklanjuti dengan penerbitan SK Menteri ESDM tentang penghapusan BMN. Persentase realisasi yang dicapai sebanyak 73,3% atau lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar 95%, hal ini terjadi karena proses penghapusan pada satker di lingkungan ESDM hanya dapat dilakukan sebanyak 20%. Sebagian besar usulan penghapusan BMN pada unit dan satker adalah usulan penghapusan sumur bor dalam. Rendahnya capaian SK Penghapusan BMN yang diterbitkan disebabkan beberapa kendala antara lain, hambatan dalam
- 23 kelengkapan dokumen berupa surat permohonan hibah dan kesediaan menerima hibah dari pemerintah daerah, serta pemeriksaan administrasi dan fisik BMN, sehingga menyebabkan persetujuan hibah tidak dapat diperoleh pada tahun bersangkutan dan sebagai konsekuensinya, penerbitan SK penghapusan BMN tidak dapat dilaksanakan pada tahun berjalan. Selanjutnya pada tahun 2014, realisasi penyelesaian SK Penghapusan BMN sebesar 9,53% dari target yang ditetapkan, yaitu sebesar 95%. Hal tersebut terjadi karena pada tahun 2014 diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan BMN/D sebagai pengganti PP Nomor 6 Tahun 2006 dan perubahannya PP Nomor 38 Tahun 2008, sehingga menyebabkan perubahan pada alur proses penghapusan BMN. Dalam proses penghapusan BMN setelah terbitnya PP Nomor 27 tahun 2014, maka penyusunan SK Penghapusan BMN menjadi proses yang paling akhir setelah dilaksanakannya pemindahtanganan dan/atau pemusnahan BMN, yang dituangkan dalam risalah lelang/berita acara serah terima/berita acara pemusnahan BMN. Sedangkan berdasarkan PP Nomor 6 tahun 2006, SK Penghapusan BMN dapat diterbitkan setelah adanya persetujuan Menteri Keuangan tentang pemindahtanganan dan/atau pemusnahan BMN. Diluar dari capaian tersebut, beberapa tahapan yang telah dilakukan diantaranya 10,47% telah menjadi Draft SK, 32,88% diantaranya proses menunggu persetujuan Menteri Keuangan dan 47,62% menunggu kelengkapan/revisi data. e. Penetapan jumlah perusahaan yang menjadi obyek vital nasional Lokasi Obvitnas yang telah ditetapkan pada tahun 2012 sampai dengan 2014 adalah 326 lokasi. f. Jumlah dokumen Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang (DKPB) Pada Tahun 2014, dari sejumlah 27 Satuan Kerja di lingkungan Kementerian ESDM, hanya terdapat 10 Satuan Kerja yang telah menyampaikan Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang (DKPB). g. Persentase bidang tanah yang berhasil dilakukan sertifikasi a.n Pemerintah RI cq.Kementerian ESDM Pusat Pengelolaan BMN telah melakukan inventarisasi tanah kepada seluruh unit utama dan satker di lingkungan ESDM yang sudah memiliki sertifikat atas nama Pemerintah Republik Indonesia cq. Kementerian ESDM. Dari jumlah 307 bidang tanah yang ada, 264 bidang tanah sudah bersertifikat dan 43 belum bersertifikat.
- 24 h. Persentase kasus tanah dan bangunan bermasalah yang berhasil diselesaikan Pada tahun 2013 Pusat Pengelolaan BMN berhasil menyelesaikan dua kasus tanah dan bangunan, yaitu kasus tanah di Lamongan (Tanah verponding No. 1606 KIB No.74 di Desa Plaosan Kec. Babat, Kab. Lamongan) dan kasus tanah di Pusdiklat Migas Cepu (Lahan Pusdiklat Migas Cepu HP 58). i. Persentase data BMN berupa bangunan Pada Tahun 2014, data Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Lingkungan Kementerian ESDM terdapat sebanyak 138 dokumen IMB yang telah dilaporkan, dan yang telah dihimpun di PPBMN sebanyak 97 dokumen IMB dari 15 Unit Utama dan Satuan Kerja. Sisanya masih dalam proses penyelesaian IMB.
2. Biro Umum Keberadaan sarana dan prasarana kerja merupakan hal yang vital dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi. Sarana kerja adalah fasilitas yang secara langsung berfungsi sebagai penunjang proses penyelenggaraan pemerintah dalam mencapai sasaran yang ditetapkan, antara lain; ruangan kantor, perlengkapan kerja, dan kendaraan dinas. Sedangkan prasarana kerja adalah fasilitas yang secara tidak langsung berfungsi menunjang terselenggaranya suatu proses kerja aparatur dalam meningkatkan kinerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, seperti gedung kantor, rumah jabatan dan rumah instansi. Biro Umum sebagai penanggung jawab bidang perlengkapan dan kerumahtanggaan yang berkaitan erat dengan sarana prasarana dan kerja, menjalankan fungsi dari proses pengadaan sampai dengan pemeliharaan sarana fisik. Berikut adalah kondisi sarana dan prasarana Sekretariat Jenderal. a. Tanah Bangunan Sekretariat Jenderal KESDM memiliki tanah seluas 68.547m2 yang terdiri : 8 unit Rumah Negara Golongan I dengan total luas tanah 3.454m2, bangunan 1.744 m2. 5 unit Rumah Negara Golongan II dengan total luas tanah 4.053m2, bangunan 1.646 m2. 11 unit Tanah Bangunan Mess/Wisma dengan total luas tanah 10.163m2, bangunan 2.342,32 m2. 4 unit Tanah Bangunan Kantor Pemerintah dengan total luas 51.542 m2, dimanfaatkan untuk Kantor Pusat KESDM, Setjen KESDM, Ditjen Minerba, serta Gedung Pusat Arsip KESDM.
- 25
5 unit Bangunan Gedung Kantor Permanen. 3 unit Bangunan Gudang Tertutup Permanen. 1 unit Bangunan Gedung Instalansi Lainnya. 2 unit Bangunan Gedung Tempat Ibadah Permanen. 3 unit Bangunan Gedung Pertemuan Permanen. 4 unit Gedung Pos Jaga Permanen. 2 unit Gedung Garasi/Pool Permanen. 1 unit Bangunan Gedung Perpustakaan Permanen. 3 unit Bangunan Gedung Musium Lainnya. 8 Unit Rumah Negara Golongan I Tipe A Permanen. 5 Unit Negara Golongan II Tipe A Permanen. 11 Mess/Wisma/Bungalow/Tempat Peristirahatan Permanen. 3 Pagar Permanen.
b. Jaringan Instalasi & Irigasi Jaringan instalasi yang tersedia adalah: Instalasi air tanah dalam kapasitas kecil; Instalasi air bersih/air baku lainnya; Instalasi PLTS Kapasitas sedang; Instalasi pusat pengatur listrik kapasitas besar; Instalasasi komunikasi elektronik (KOMLEK); Instalasi building automation system (BAS); Jaingan air minum lainnya; Jaringan transmisi tegangan diatas 300KV A; Jaringan transmisi lainnya; Jaringan distribusi Tegangan Dibawah 1 KV A; Jaringan Distribusi lainnya; Jaringan listrik lainnya; Jaringan telepon Di atas tanah kapasitas kecil; Jaringan telepon lainnya; Sumur dengan pompa; Sumur artesis; Bangunan menara/bak penampung/reservoir air minum. c. Peralatan dan Mesin Sarana kerja yang telah tersedia antara lain meja kerja, kursi kerja, PC Unit, Notebook, printer, mesin ketik, mesin hitung, lemari file tersedia pula peralatan penunjang kantor (meja kursi rapat, camera, OHP, LCD projector, layar, handycam, scanner dan peralatan penunjang lainnya), peralatan keamanan (CCTV, tabung pemadam kebakaran), server, genset, peralatan audio-studio (TV, Video casette, wireless, sound system, amplifier, megaphone , pendingin ruangan (AC, exhaus fan, kipas angin, dan air cleaner), peralatan komunikasi (telepon, mesin fax, teleconference, radio SSB, dan PABX), peralatan listrik (UPS dan Genset), peralatan rumah tangga lainnya, peralatan poliklinik umum dan poliklinik gigi.
- 26 -
d. Kendaraan Dinas Kendaraan dinas yang tersedia pada Sekretariat Jenderal adalah sebagai berikut: Kendaraan dinas roda dua sejumlah 72 unit; Kendaraan roda empat sejumlah 157 unit (49 unit sedan, 20 unit jeep, 9 unit Micro Bus (Penumpang 15 s/d 29 orang), 73 unit Mini Bus (Penumpang 14 orang kebawah) dan 2 unit Pick Up, mikrobus 11 unit, 1 unit ambulance). Hampir 20 persen kendaraan dinas roda-4 yang tersedia selain dimanfaatkan oleh Setjen KESDM juga dipinjampakaikan kepada unit utama di lingkungan KESDM maupun sektor KESDM yang menunjang tugas dan fungsi Kementerian ESDM. Capaian Kinerja Biro Umum 2011-2014 Sebagai bagian integral dari organisasi Sekretariat Jenderal, Biro Umum memiliki peranan penting dalam mendukung visi dan misi serta mewujudkan tujuan Sekretariat Jenderal. yang salah satunya Mewujudkan tertib administrasi kerumah tanggaan, keprotokolan pimpinan KESDM dan Sekjen serta tertib administrasi perlengkapan, persuratan dinas dan kearsipan KESDM. a. Capaian Kinerja terkait sasaran Terwujudnya kelancaran pelaksanaan persuratan dinas dan penyelamatan arsip KESDM yang bernilai guna vital dan permanen
Tahun 2011
No.
Indikator kinerja
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
1.
Jumlah arsip vital dan permanen KESDM yang berhasil diselamatkan
Berkas
6.250
7.846
125,36%
2.
Jumlah NSPK bidang persuratan dinas dan kearsipan yang berhasil disusun
NSPK
3
3
100%
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
Berkas
7.563
7.890
104,32 %
No. 1.
Tahun 2012 Indikator kinerja Jumlah arsip vital dan permanen KESDM yang
- 27 No.
Indikator kinerja
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
Rancangan NSPK
2
2
100%
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
Berkas
8.319
19.016
228%
Rancangan NSPK
1
4
400%
Indeks Kepuasan
72.5
75,2
103,72%
berhasil diselamatkan 2.
No.
Jumlah rancangan NSPK bidang persuratan dinas dan kearsipan yang berhasil disusun
Tahun 2013 Indikator kinerja
1.
Jumlah arsip vital dan permanen KESDM yang berhasil diselamatkan
2.
Jumlah rancangan NSPK bidang persuratan dinas dan kearsipan yang berhasil disusun
3.
Indeks kepuasan stakeholders terhadap layanan korespondensi Setjen KESDM
Tahun 2014
No.
Indikator kinerja
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
1.
Jumlah arsip vital dan permanen KESDM yang berhasil diselamatkan
Berkas
9115
11.040
120.66 %
2.
Jumlah rancangan NSPK bidang persuratan dinas dan kearsipan yang berhasil disusun
Rancangan NSPK
1
0
0%
3.
Indeks kepuasan stakeholders terhadap layanan korespondensi Setjen KESDM
Indeks Kepuasan
73
73,1
100,1%
b. Capaian Kinerja terkait sasaran Terciptanya administrasi dan pelayanan perlengkapan No. 1.
kelancaran
Tahun 2011 Indikator kinerja Persentase BMKN Setjen KESDM yang berhasil dicatat dalam BIB
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
%
85
90
105.88%
- 28 No. 2.
No.
Indikator kinerja Pengadaan Barang/Jasa (>100jt) dengan e-procurement
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
%
80
73.68
92.10%
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
Tahun 2012 Indikator kinerja
1.
Persentase BMKN Setjen KESDM yang berhasil dicatat dalam BIB
%
90
100
111%
2.
Pengadaan Barang/Jasa (>200jt) dengan e-procurement
%
85
100
117%
3.
Jumlah pembayaran gaji, lembur, honorarium dan vakasi
%
100
100
100%
No.
Tahun 2013 Indikator kinerja
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
1.
Persentase BMKN Setjen KESDM yang berhasil dicatat dalam BIB
%
95
100
105%
2.
Pengadaan Barang/Jasa (>200jt) dengan e-procurement
%
80
80
100%
3.
Jumlah rancangan NSPK bidang perlengkapan
Rancangan NSPK
2
2
100%
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
No.
Tahun 2014 Indikator kinerja
1.
Persentase BMKN Setjen KESDM yang berhasil dicatat dalam BIB
%
99
100
101
2.
Pengadaan Barang/Jasa (>200jt) dengan e-procurement
%
86
50
58%
3.
Jumlah rancangan NSPK bidang perlengkapan
Rancangan NSPK
3
2
67%
- 29 c. Capaian Kinerja terkait sasaran Terciptanya kelancaran administrasi dan pelayanan kerumahtanggaan
Tahun 2011
No.
Indikator kinerja
1.
Tingkat Penghematan Energi dan air Gedung perkantoran di lingkungan KESDM
Satuan %
Target
Realisasi
Capaian
11
-2,57
-23,36%
Tahun 2012
No.
Indikator kinerja Tingkat pengehematan energi gedung perkantoran di lingkungan Setjen KESDM (% Penghematan Konsumsi KwH/Orang) Tingkat penghematan air gedung perkantoran di lingkungan Setjen KESDM (% Penghematan Konsumsi Air/Orang) Tingkat Kepuasan Pegawai Setjen KESDM terhadap Pelayanan Kerumahtanggaan
1.
2.
3.
Satuan %
Target 2
Realisasi -33.781
Capaian -16.89%
%
2
14.35
717.5%
Indeks Kepuasan
70
74.71
106.73%
Target
Realisasi
Capaian
Tahun 2013
No.
Indikator kinerja
Satuan
1.
Tingkat Penghematan Energi Gedung perkantoran di lingkungan KESDM (% Penghematan Konsumsi KwH/Orang)
%
2
0,094
4.7%
2.
Tingkat Penghematan air Gedung perkantoran di lingkungan KESDM (% Penghematan Konsumsi KwH/Orang)
%
2
3,52
176%
3.
Indeks Kepuasan Pegawai Setjen KESDM terhadap Pelayanan Kerumahtanggaan
Indeks Kepuasan
72.5
72,84
100,4%
Tahun 2014
No. 1.
Indikator kinerja Tingkat pengehematan energi gedung perkantoran di
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
%
2
1,09
54,5%
- 30 No.
Indikator kinerja
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
lingkungan Setjen KESDM (% Penghematan Konsumsi KwH/Orang) 2.
Tingkat penghematan air gedung perkantoran di lingkungan Setjen KESDM (% Penghematan Konsumsi Air/Orang)
%
2
4,33
216%
3.
Tingkat Kepuasan Pegawai Setjen KESDM terhadap Pelayanan Kerumahtanggaan
Indeks
75
73,59
98%
d. Capaian kinerja terkait sasaran Terlaksananya administrasi penjadwalan pimpinan dan pelayanan keprotokolan
Tahun 2011
No. 1. 2.
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
Persentase kegiatan pimpinan yang sesuai SOP keprotokolan
%
82.5
85
103,3%
Persentase rapat yang terselenggara sesuai jadwal
%
80
79
98,7%
Tahun 2012
No.
Indikator kinerja
Indikator kinerja
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
1.
Persentase kegiatan pimpinan yang sesuai SOP keprotokolan
%
85
85,65
100,8%
2.
Persentase rapat yang terselenggara sesuai jadwal
%
85
83,73
98,5%
Tahun 2013
No.
Indikator kinerja
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
1.
Persentase kegiatan pimpinan yang sesuai SOP keprotokolan
%
82.5
85
103,3%
2.
Persentase rapat yang terselenggara sesuai jadwal
%
80
79
98,7%
- 31
Tahun 2014
No.
Indikator kinerja
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
1.
Persentase kegiatan pimpinan yang sesuai SOP keprotokolan
%
100
90
90%
2.
Persentase rapat yang terselenggara sesuai jadwal
%
100
90
90%
e. Capaian Kinerja terkait sasaran Tersedia dan terpeliharanya sarana dan prasarana kerja aparatur sesuai dengan kebutuhan
Tahun 2011
No.
Indikator kinerja
1.
Persentase sarana dan prasarana kerja yang sesuai standarisasi sarana dan prasarana kerja
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
%
83
85
102,4
Tahun 2012
No. 1.
Indikator kinerja Persentase sarana dan prasarana kerja yang sesuai standarisasi sarana dan prasarana kerja
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
%
87
92
105
Tahun 2013
No.
Indikator kinerja
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
1.
Persentase sarana dan prasarana kerja yang sesuai standarisasi sarana dan prasarana kerja
%
91
94
104%
Tahun 2014
No.
Indikator kinerja
Satuan
Target
Realisasi
Capain
1.
Persentase sarana dan prasarana kerja yang sesuai standarisasi sarana dan prasarana kerja
%
95
50
53%
- 32 D. DOKUMEN Sekretariat Jenderal merupakan unit yang bertugas melakukan pengelolaan dokumen sekaligus melaksanakan koordinasi dan pembinaan terhadap unit kerja di lingkungan KESDM. Beberapa dokumen penting yang dikelola oleh Sekretariat Jenderal, antara lain: a. Rencana Kerja baik rencana kerja jangka panjang, menengah, tahunan Sekretariat Jenderal melaksanakan fungsi pembinaan, koordinasi, integrasi serta sinkronisasi rencana kerja. Saat ini telah tersedia dokumen perencanaan jangka panjang (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2006 – 2025), dokumen perencanaan jangka menengah (Rencana Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2015 – 2019) dan dokumen perencanaan tahunan (Rencana Kerja Kementerian/Lembaga Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral). Perencanaan tersebut disusun dengan melakukan langkah-langkah koordinasi dengan unit di lingkungan KESDM, melakukan integrasi perencanaan antar unit sehingga terdapat perencanaan yang saling mendukung di lingkungan internal KESDM, serta melaksanakan sinkronisasi dengan perencanaan nasional dan perencanaan pemerintah daerah. Berikut adalah capaian kinerja Biro Perencanaan dan Kerja Sama Kementerian ESDM pada tahun 2011-2014 seperti pada Tabel 1.13 berikut: Tabel 1.11. Capaian Kinerja Biro Perencanaan dan Kerja Sama 2011-2014
Tahun 2011
No 1
2
3
Sasaran Uraian Tersedianya Dokumen Perencanaan Strategis
Indikator Jumlah dokumen perencanaan Jumlah dokumen pendukung perencanaan umum Tersedianya Jumlah dokumen Dokumen Bahan bahan rapat Sidang dan Rapat pimpinan KESDM koordinasi Pimpinan Tersedianya Jumlah dokumen dokumen hasil LAKIP monitoring dan Persentase evaluasi yang Pencapaian kinerja akuntabel KESDM sesuai target
Presentasi Pencapaian
Anggaran (Rp.)
100%
7.841.916.340
100%
100%
100% 94,8%
14.003.044.450
- 33 No
4
5
6
7
Sasaran Uraian
Tersedianya dokumen rencana anggaran yang berbasis kinerja
Tersedianya dokumen standar biaya keluaran dan KPJM yang akuntabel Tersedianya inventarisasi dan potensi kerja sama untuk mendukung tujuan sektor ESDM Tersedianya monitoring dan evaluasi terhadap implementasi hasil-hasil kerja sama.
Tahun 2012
Indikator Jumlah dokumen evaluasi program dan kegiatan
Presentasi Pencapaian
Anggaran (Rp.)
100%
Jumlah dokumen perencanaan program dan penganggaran Jumlah dokumen koordinasi perencanaan program dan anggaran Persentase anggaran KESDM yang menunjang prioritas nasional sebesar 52% Jumlah dokumen standar biaya keluaran dan KPJM yang akuntabel Jumlah dokumen
100%
Jumlah dokumen pelaksanaan kerjasama bilateral, multilateral dan dalam negeri
100%
Jumlah dokumen kesepakatan kerja sama yang dilaksanakan untuk mendukung prioritas rencana strategis
100%
23.805.201.359
100%
100%
100%
6.828.251.596
- 34 No 1
2
3
4
5
6
Sasaran Uraian Tersedianya Dokumen Perencanaan Strategis Tersedianya Dokumen Bahan Sidang dan Rapat koordinasi Pimpinan Tersedianya dokumen hasil monitoring dan evaluasi yang akuntabel
Tersedianya dokumen rencana anggaran yang berbasis kinerja
Tersedianya inventarisasi dan potensi kerja sama untuk mendukung tujuan sektor ESDM Tersedianya monitoring dan evaluasi terhadap implementasi hasil-hasil kerja sama.
Indikator Jumlah dokumen perencanaan Jumlah dokumen pendukung perencanaan umum Jumlah dokumen bahan rapat pimpinan KESDM
Jumlah dokumen LAKIP Persentase Pencapaian kinerja KESDM sesuai target Jumlah dokumen evaluasi program dan kegiatan
Presentasi Pencapaian
Anggaran (Rp.)
100%
43.803.181.694
100%
100%
100%
10.879.176.418
94,8%
100%
Jumlah dokumen perencanaan program dan penganggaran Jumlah dokumen koordinasi perencanaan program dan anggaran Persentase anggaran KESDM yang menunjang prioritas nasional sebesar 65% Jumlah dokumen pelaksanaan kerjasama bilateral, multilateral dan dalam negeri
100%
Jumlah dokumen kesepakatan kerja sama yang dilaksanakan untuk mendukung prioritas rencana strategis
100%
9.298.337.250
100%
100%
100%
15.148.260.400
- 35 -
Tahun 2013
No 1
2
3
4
5
6
Sasaran Uraian Tersedianya Dokumen Perencanaan Strategis Tersedianya Dokumen Bahan Sidang dan Rapat koordinasi Pimpinan Tersedianya dokumen hasil monitoring dan evaluasi yang akuntabel
Tersedianya dokumen rencana anggaran yang berbasis kinerja
Tersedianya inventarisasi dan potensi kerja sama untuk mendukung tujuan sektor ESDM Tersedianya monitoring dan evaluasi terhadap
Indikator Jumlah dokumen perencanaan Jumlah dokumen pendukung perencanaan umum Jumlah dokumen bahan rapat pimpinan KESDM
Jumlah dokumen LAKIP Persentase Pencapaian kinerja KESDM sesuai target Jumlah dokumen evaluasi program dan kegiatan
Presentasi Pencapaian
Anggaran (Rp.)
100%
8.318.274.190
100%
100%
100%
7.528.376.500
97,81%
100%
Jumlah dokumen perencanaan program dan penganggaran Jumlah dokumen koordinasi perencanaan program dan anggaran Persentase anggaran KESDM yang menunjang prioritas nasional sebesar 65% Jumlah dokumen pelaksanaan kerjasama bilateral, multilateral dan dalam negeri
100%
Jumlah dokumen kesepakatan kerja sama yang dilaksanakan untuk
100%
25.843.864.290
100%
100%
100%
10.616.401.795
- 36 Sasaran
No
Uraian implementasi hasil-hasil kerja sama.
Indikator mendukung prioritas rencana strategis
Presentasi Pencapaian
Anggaran (Rp.)
Tahun 2014 No 1
2
3
4
5
Sasaran Uraian Tersedianya Dokumen Perencanaan Strategis yang berkualitas Tersedianya Bahan untuk Pimpinan dan Penugasan Khusus Lainnya yang tepat waktu dan berkualitas
Tersedianya dokumen hasil monitoring dan evaluasi yang akuntabel
Tersedianya dokumen rencana anggaran yang berbasis kinerja
Tersedianya inventarisasi dan potensi kerja sama untuk mendukung tujuan sektor ESDM
Indikator Jumlah dokumen perencanaan strategis Jumlah dokumen bahan rapat pimpinan KESDM Jumlah dokumen penugasan khusus Jumlah dokumen kebijakan umum Jumlah sistem monitoring indikator kegiatan strategis Hasil (nilai) evaluasi LAKIP KESDM tahun 2013 Jumlah dokumen Laporan Tahunan Jumlah dokumen monitoring dan evaluasi program dan kegiatan Hasil (nilai) evaluasi LAKIP KESDM tahun 2013 Persentase dokumen perencanaan yang diselesaikan tepat waktu Jumlah dokumen perencanaan program dan penganggaran Jumlah dokumen pendukung perencanaan program dan anggaran Persentase anggaran KESDM yang menunjang prioritas nasional Jumlah dokumen pelaksanaan kerjasama bilateral, multilateral dan dalam negeri
Presentasi Pencapaian 100%
100% 100% 100% 0% 100% 100% 100%
100% 100%
100% 100%
101,5%
50%
- 37 No 6
Sasaran Uraian Tersedianya monitoring dan evaluasi terhadap implementasi hasilhasil kerja sama.
b. Hukum (Regulasi, Bidang Hukum)
Indikator Persentase perjanjian kerja sama yang diimplementasikan Jumlah dokumen kesepakatan kerja sama yang dilaksanakan untuk mendukung prioritas rencana strategis
Presentasi Pencapaian 260%
260%
Peraturan Perundangan dan Pelayanan
Secara umum pengukuran capaian kinerja Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) tahun 2010-2014 dapat terlihat dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing–masing indikator kinerja. Namun demikian untuk beberapa indikator kinerja sasaran dan kegiatan juga dilakukan perbandingan dengan realisasi capaian kinerja dengan standar yang lazim. Pada dasarnya proses monitoring, pengukuran dan evaluasi kinerja dilakukan langsung oleh masing-masing bagian yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran dan program/kegiatan. Selanjutnya informasi kinerja dari bagianbagian tersebut disampaikan kepada Kepala Biro Hukum untuk dievaluasi lebih lanjut untuk kemudian diberikan rekomendasi perbaikan bagi setiap informasi kinerja tersebut. Melalui proses ini diharapkan adanya upaya-upaya perbaikan kinerja sehingga capaian kinerja dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan. Beberapa capaian kinerja Biro Hukum selama pada waktu antara Tahun 2010-2014 antara lain sebagai berikut: 1) Biro Hukum telah melakukan penyusunan peraturan perundang-undangan dari Undang-Undang sampai dengan Keputusan Menteri yang bersifat strategis selama periode Tahun 2010-2014, sebagai berikut: Tabel 1.12. Daftar Peraturan Perundang-Undangan yang telah disusun pada tahun 2010-2014 Bentuk Peraturan Per-UU-an UndangUndang Peraturan
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
-
-
-
-
1
6
-
6
-
4
- 38 Bentuk Peraturan Per-UU-an Pemerintah Peraturan/ Keputusan Presiden Peraturan Menteri Keputusan Menteri yang bersifat strategis
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
3
4
4
5
7
19
20
31
38
40
17
8
14
18
55
2) Biro Hukum telah melakukan penyusunan program legislasi dan regulasi sektor ESDM untuk jangka menengah Tahun 2010-2014 dan prioritas dalam tahun berjalan. Kerangka legislasi dan regulasi sektor ESDM tersebut menggambarkan perkembangan perencanaan penyusunan peraturan perundang-undangan sektor ESDM dalam jangka menengah dari Tahun 2010-2014 maupun yang menjadi prioritas dalam tahun berjalan. 3) Biro Hukum telah melakukan identifikasi peraturan perundang-undangan yang diterbitkan, pemetaan peraturan perundang-undangan yang tidak sinkron atau tidak harmonis dengan instansi lain, pemetaan peraturan perundangundangan yang harus dibentuk sebagai tindak lanjut Putusan Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. 4) Biro Hukum telah melakukan penyebarluasan peraturan perundang-undangan sektor ESDM (regulasi) melalui website jdih.esdm.go.id sehingga pencarian informasi hukum berupa peraturan perundang-undangan sektor ESDM dapat dilakukan secara cepat, tepat dan akurat. 5) Biro Hukum telah melaksanakan pengembangan kompetensi perancang peraturan perundang-undangan di lingkungan KESDM. 6) Kementerian ESDM melalui mengikutsertakan personal pada pelatihan penyusunan rancangan peraturan perundangundangan sektor energi dan sumber daya mineral. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan baik dari sisi teknis maupun substansi terkait energi dan sumber daya mineral bagi seluruh pegawai di lingkungan Kementerian ESDM khusunya bagi perancang peraturan perundang-undangan.
- 39 7) Biro Hukum telah memberikan pertimbangan hukum sebanyak 267 buah. 8) Putusan Lembaga Peradilan (Mahkmah Konstitusi, Lembaga Peradilan Perdata, Lembaga Peradilan Tata Usaha Negara) realisasinya di tahun anggaran 2014, terdiri dari :
Mahkamah Konstitusi sebanyak 5 kasus Pengadilan Tata Usaha Negara sebanyak 2 kasus Pengadilan Negeri sebanyak 8 kasus Mahkamah Agung sebanyak 5 kasus Pengadilan Tinggi Negara sebanyak 2 kasus Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara sebanyak 2 kasus
Sebagian besar kegiatan yang telah ditargetkan dapat dicapai pada tahun 2014 – 2015 selengkapnya tertuang pada Tabel 1.15 berikut ini: Tabel 1.13. Capaian Kinerja Biro Hukum Tahun 2014-2015 No
Uraian Kegiatan/Output Pembinaan Administrasi Hukum
1
2
3
4
5
Buku Program Legislasi dan Regulasi Sektor ESDM Rancangan Peraturan PerundangUndangan sektor ESDM Pembinaan Penyusun Rancangan Peraturan PerundangUndangan Sektor ESDM Laporan Pertimbangan hukum atas Peraturan yang tidak sinkron dan harmonis Laporan Penyelesaian
Tahun Anggaran
REALISASI (%)
2014
2015
2014
2015
Satuan
Satuan
Satuan
Satuan
1 Buku
1 Buku
100
100
25 Peraturan
25 Peraturan
100
100
1 Laporan
1 Laporan
100
100
1 Laporan
1 Laporan
100
100
3 Laporan
3 Laporan
100
100
- 40 No
6
7
8
Uraian Kegiatan/Output Permasalahan Hukum Bidang Perdata, tata usaha negara Laporan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Laporan Pertimbangan Hukum terhadap Permasalahan Hukum sektor ESDM Laporan Evaluasi Hukum
Tahun Anggaran
REALISASI (%)
1 Laporan
1 Laporan
100
100
2 Laporan
2 Laporan
100
100
7 Laporan
100
100
c. Kehumasan/Komunikasi Publik Matrik rasio pemberitaan positif, netral dan negatif di sektor ESDM selama tahun 2013 secara keseluruhan melebihi target. Hal ini dapat dicapai berkat peran aktif Pimpinan Kementerian ESDM dalam menjalin komunikasi dengan media massa dan menjelaskan rencana program serta kebijakan sektor ESDM yang berorientasi pemenuhan kebutuhan energi domestik. Di sisi lain, peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan yang diikuti kebijakan pendukungnya juga merupakan bentuk keseriusan pemerintah yang menjadi isu “seksi” dan meningkatkan tone positif ditengah kekhawatiran semakin menipis dan terbatasnya energi tidak terbarukan di Indonesia. Selain itu, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan stakeholders juga senantiasa mendukung rencana program dan kebijakan Pemerintah dalam mengusung kepentingan nasional dalam hal pemenuhan kebutuhan domestik. Namun, semua itu tidak serta merta menyebabkan tidak adanya opini negatif di sektor ESDM. Beberapa hal yang disoroti diantaranya, Negara Indonesia memiliki seluruh sumber energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan semua sektor kehidupan. Namun pemerintah dianggap belum mengelola secara bijak dan penuh tanggung jawab, dan juga tidak memenuhi aspek keadilan bagi masyarakat. Krisis energi yang selama ini disampaikan sesungguhnya bukan karena persediaan energi yang tidak cukup. Ataupun cadangan persediaan energi yang tinggal sedikit. Melainkan karena pengelolaan energi nasional yang kurang baik dan terpadu.
- 41 Prosentase pemberitaan sektor ESDM pada tahun 2013 adalah berita Positif sebesar 16 (enam belas) persen, Netral 83 (delapan puluh tiga) persen, dan berita Negatif sebesar 1 (satu) persen. Capaian 2014 Keberadaan Puskomblik sebagai unit yang menangani urusan kehumasan atau komunikasi publik sektor ESD baru terbentuk pada tahun 2014 tepatnya sesuai dengan Permen ESDM nomor 22 Tahun 2013. Sehingga capaian dihitung mulai tahun 2014. 1)
Rasio Berita negatif, netral dan positif yang termuat di media Berita Sektor ESDM sepanjang tahun 2014 berjumlah 23.394 (dua puluh tiga ribu tiga ratus sembilan puluh empat) artikel, dengan rincian pemberitaan positif sebanyak 4.281 (empat ribu dua ratus delapan puluh satu) artikel atau 18%, pemberitaan netral berjumlah 17.579 (tujuh belas ribu lima ratus tujuh puluh sembilan) artikel atau 75%, dan berita negatif sebanyak 1.534 (seribu lima ratus tiga puluh empat) artikel atau 7%.
Rasio Pemberitaan 7% 18%
Positif
Netral 75%
Negatif
Gambar 1.3. Capaian Rasio Pemberitaan Sektor ESDM Tahun 2014
Berita positif dan negatif untuk tahun 2014 ini meningkat dari tahun sebelumnya, peningkatan ini secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : Berita Positif 2014: - Ketenagalistrikan: Uji coba transmisi listrik oleh PT PLN ari kilang LNG Tangguh dan aturan untuk mempermudah izin swasta di bidang ketenagalistrikan dapat mendorong peluang bisnis di sektor ketenagalistrikan. Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap mengoperasikan kembali pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) Tambak Lorok di Semarang, Jawa Tengah. Hal ini setelah ada tambahan pasokan gas ke PLTG.
- 42 - Migas: Pemerintah memutuskan untuk mengubah aturan pemberian bahan bakar minyak bersubsidi untuk nelayan dengan kapal ukuran 30-60 gross tonnage (GT). ExxonMobil Indonesia optimis produksi minyak Blok Cepu terealisasi pada November 2014. Hal itu sesuai dengan target yang ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan produksi siap jual (lifting). Pemerintah menawarkan insentif kepada investor yang ingin mengembangkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG). Insentif ini untuk melanjutkan dan mengoptimalkan program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG). Insentif yang diberikan adalah dalam bentuk penyediaan lahan dan alokasi gas. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) secara resmi mulai mengambil alih pengelolaan blok tersebut. Produksi dari Blok Siak saat ini mencapai kisaran 1.800 BOPD. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengkaji kembali skema trustee borrowing Scheme (TBS) yang dipakai BP Indonesia untuk pendanaan proyek kilang liquefied natural gas (LNG) Tangguh Train III. Kajian ini dilakukan setelah ada masukan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bahwa skema ini bisa melanggar UU Migas dan merugikan negara. Menteri Koordinator Perekonomian, Chairul Tanjung, mengunjungi perusahaan penghasil gas alam cair Indonesia, PT Arun NGL, yang berlokasi di Lhokseumawe, Aceh. Kedatangan CT, sapaan Chairul Tanjung, untuk membahas masa depan perusahaan LNG tersebut yang akan berakhir pengoperasiannya pada Oktober 2014. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan meresmikan dua proyek minyak dan gas bumi dengan nilai investasi sekitar Rp13,6 triliun. Peresmian dilakukan bersamaan dengan proyek lainnya yang masuk dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Balikpapan, Kaltim. Kedua proyek tersebut adalah proyek pengembangan Lapangan Gas Ruby, Blok Sebuku yang dikelola Mubadala Petroleum dan Sisi Nubi 2B, Blok Mahakam dengan operator Total E&P Indonesie. - Minerba: Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, larangan ekspor mineral mentah (ore) yang tertuang dalam UU No.4/2009 tentang Mineral Tambang dan Batu bara (Minerba) diprediksi tak akan menggangu neraca perdagangan Indonesia, selama ada peningkatan volume ekspor komoditas lain. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah membuat peta jalan (roadmap) pelaksanaan hilirisasi di sektor pertambangan mineral batubara (minerba) sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) No.1/2014 agar dapat terciptanya nilai tambah sektor
- 43 tambang hingga 2017. Sebanyak 14 pelabuhan induk ekspor batu bara di Sumatera dan Kalimantan akan segera dibangun. Pembangunan oleh Pemerintah tersebut untuk mengawasi distribusi penjualan batu bara ke luar negeri. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan akan memberikan teguran lebih keras pada PT Freeport Indonesia menyusul longsornya areal pertambangan bawah tanah di Grasberg Block Cave - EBTKE: Bank Pembangunan Asia (ADB) berinvestasi hingga 350 juta dolar AS untuk paket dukungan pembangunan Proyek Pembangkit Listrik Geothermal Sarulla 320 megawatt di Sumatera Utara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan merevisi peraturan tentang harga pembelian tenaga listrik pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMH) agar dapat menarik investor. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tertarik mengembangkan tanaman itu sebagai bahan bakar nabati (BBN). Selain bukan tanaman pangan, usia kemiri sunan 50-100 tahun, rendemen biodiesel tinggi dan sudah disertifikasi. Selain itu, peresmian pembangkit listrik berbasis energi terbarukan juga memberikan kontribusi berita positif. - Umum: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meluncurkan Gerakan Sadar Energi untuk Kelangsungan Hidup Bangsa. Berita Negatif 2014: - Ketenagalistrikan: Maraknya pemadaman listrik di berbagai wilayah masih terus terjadi menjadi berita negatif sektor ketenagalistrikan. Tertundanya pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, di Jawa Tengah, diperkirakan merugikan negara hingga mencapai Rp 9 triliun per tahun. Padahal PLTU Batang direncanakan akan beroperasi pada akhir tahun 2016 yang akan memasok cadangan listrik Jawa dan Bali sebesar 30%. Hal itu diungkapkan oleh Pengamat Pembangunan Nasional Syahrial Loetan. - Migas: Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan orang miskin Indonesia di 2013 semakin bertambah. Penyebab utamanya adalah dengan adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada bulan Juni 2014 lalu. Menurut Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad, salah satu praktik korupsi yang marak terjadi di sektor migas adalah praktik suap yang dilakukan para pengusaha pertambangan untuk memperoleh izin menambang di suatu daerah. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi,
- 44 mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sangat ditopang oleh perkembangan sektor minyak dan gas. Selama kebijakan sektor ini belum tepat, maka kondisi perekonomian tidak akan tumbuh dengan cepat. Indonesia tidak perlu menambah macam-macam usulan yang banyak tidak dilaksanakan. Dia menilai, selama ini akar masalah justru ada pada sektor migas tersebut. - Minerba: Proses renegosiasi antara pemerintah dengan pemegang konsesi kontrak karya (KK) serta perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) hingga kini masih mandek. Padahal semestinya, proses renegoisiasi harus dirampungkan sejak 2010 dengan pelaksanaan efektif pada 12 Januari 2014. - Selanjutnya Berita Negatif yang paling banyak diangkat di Sektor ESDM adalah KPK Resmi Tetapkan Menteri Jero Wacik Sebagai Tersangka Pemerasan. KPK akhirnya secara resmi menetapkan Menteri ESDM Jero Wacik sebagai tersangka. Jero ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pemerasan. "Sudah dikeluarkan Sprindik per tanggal 2 September 2014, peningkatan status ke penydikan atas nama tersangka JW dari kementerian ESDM," kata Wakil Ketua KPK, Zulkarnain di kantornya, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (3/9/2014). Penetapan tersangka ini diputuskan setelah pimpinan KPK beberapa kali menggelar ekspose. Memang kasus dugaan pemerasan yang dilakukan Jero sudah sekitar tiga bulan diselidiki KPK. - Selain itu, bergulirnya pemberitaan di KPK baik sebelum maupun setelah penetapan, serta pemeriksaan terhadap pihak-pihak lain terkait Sektor ESDM juga banyak memberikan kontribusi berita negatif.
2)
Jumlah pengaduan lapor yang ditangani Jumlah pengaduan laporan yang masuk pada tahun 2014 mencapai 56 pengaduan dan kesemuanya telah ditindak lanjuti oleh Pusat Komunikasi Publik KESDM kepada masingmasing subsektor sesuai isu subsektor dari pengaduan tersebut. Laporan yang masuk meliputi isu subsektor Migas 9 laporan, Migas dan BPH 14 laporan, migas dan listrik 1 laporan, listrik 5 laporan, Minerba 21 laporan, minerba dan geologi 1 laporan, EBTKE 2 laporan, Badan Geologi 1 laporan, Pusat Komunikasi Publik KESDM 1 laporan dan Kepegawaian 1 laporan. Pengaduan yang telah diselesaikan sebanyak 23 laporan pengaduan yaitu sektor migas 3 laporan selesai, 1 laporan masih proses dari 9 laporan pengaduan , Migas dan BPH telah diselesaikan 2 laporan dari 14 laporan, migas dan kelistrikan
- 45 telah diselesaikan 1 laporan dari 1 laporan yang masuk, Listrik 4 laporan telah diselesaikan dari 5 laporan pengaduan yang masuk, minerba 9 laporan telah diselesaikan dari 21 laporan pengaduan yang masuk, Minerba dan geologi telah diselesaikan 1 laporan dari 1 laporan pengaduan yang masuk, EBTKE telah menyelesaikan 1 laporan dari 2 laporan pengaduan yang masuk, Badan Geologi telah menyelesaikan 1 laporan dan 1 laporan pengaduan yang masuk, dan Puskom telah menyelesaikan 1 laporan dari 1 laporan yang masuk, sisanya belum ada jawaban dari sub sektor yang bersangkutan.
d. Kearsipan Dalam kegiatan organisasi tidak terlepas dari surat-menyurat dan dokumen sebagai pendukung vital pelaksanaan tugas, baik yang diciptakan maupun yang diterima. Surat dan dokumen yang disebut arsip tersebut merupakan bahan kerja dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam rangka mewujudkan terciptanya good governance di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral maka perlu didukung oleh administrasi pemerintahan dan kearsipan yang berkualitas. Adalah tugas Sekretariat Jenderal untuk mengupayakan mutu kearsipan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral agar senantiasa terus ditingkatkan. Dalam rangka pembinaan dan upaya standarisasi tata persuratan, telah dikeluarkan pedoman dan prosedur kerja yang ditetapkan dengan peraturan menteri antara lain :
Peraturan Menteri ESDM Nomor 052 tahun 2006 tentang Pedoman Tata persuratan Dinas dan Kearsipan KESDM,
Peraturan Menteri ESDM Nomor 03 tahun 2009 tentang Pedoman Jadwal Retensi Arsip Kepegawaian di lingkungan KESDM,
Peraturan MESDM Nomor 10 tahun 2009 tentang Jadwal Retensi Arsip Penelitian dan Pengembangan Departemen ESDM.
Keputusan Kepala Badan Litbang Nomor 1703 K/06/BLB/2006 tentang Petunjuk Teknis Tentang Tata Persuratan Dinas dan Kearsipan di lingkungan Balitbang KESDM
Keputusan Kepala Badan Geologi Nomor 222 K/04/BGL/2009 tentang Petunjuk Teknis Tentang Tata Persuratan Dinas dan Kearsipan di lingkungan Badan Geologi KESDM.
e. Data dan Informasi
- 46 Data dan informasi menjadi bagian penting dalam kegiatan pemerintahan. Secara umum, Capaian Kinerja Pusdatin KESDM selaku Pusat Pengelola Data dan Informasi selama 2010-2014, sebagai berikut: •
Pelayanan data dan informasi untuk publik secara on line pada website ataupun publikasi dalam media cetak;
•
Kajian strategis untuk mendukung pimpinan menetapkan kebijakan dan pengambilan keputusan;
•
Pengelolaan dan Pemanfaatan Data Hasil Kegiatan Survei Umum, Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi;
•
Integrasi layanan data dan informasi on-line di lingkungan KESDM dan lintas Kementerian (National Single Window, JDSN);
•
Pembangunan jaringan komputer dan internet KESDM ke dalam program National Secure Intranet.
•
Pembangunan jaringan pelayanan informasi publik (tindak lanjut Surat Keputusan MESDM Nomor: 0106 K, tanggal 13 Januari 2012);
•
Penyiapan usulan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
dalam
a) Pelayanan data dan informasi sektor ESDM secara on-line; Dalam rangka menyediakan data dan informasi perkembangan sektor energi dan sumber daya mineral, Pusdatin secara rutin melakukan updating dan analisis atas data sektor energi dan sumber daya mineral dan mempublikasikannya antara lain melalui informasi online, seperti : Www.esdm.go.id
Datawarehouse
Pelayanan online
Kajian Strategis
Sistem Informasi Eksekutif
Kiosk Informasi
Pengelolaan Data Hasil Survei
Pelayanan Data dan Informasi Pusdatin KESDM
Integrasi online internal ESDM & IDSN
Program National Secure Intranet
Dukungan Sistem Informasi Bina Graha
Gambar 1.4. Diagram pelayanan data dan informasi sektor ESDM secara On-line
- 47 i. Website ESDM (www.esdm.go.id) Situs ESDM dibangun dalam rangka meningkatkan pelayanan dengan memberikan akses informasi yang lebih baik kepada masyarakat. Situs esdm.go.id memuat informasi tentang kegiatan di lingkungan Kementerian ESDM beserta informasi lainnya seperti publikasi data statistik energi, harga energi, datawarehouse, legislasi dan regulasi, analisis dan kajian. ii. Datawarehouse Datawarehouse berisikan data yang berbasis bulanan dan tahunan yang dimulai sejak tahun 2000, meliputi data produksi, ekspor, impor dan konsumsi (penjualan dalam negeri) minyak dan gas bumi, batubara, panas bumi, mineral, geologi, listrik, bahan bakar minyak, investasi dan penerimaan negara sektor ESDM, harga minyak, batubara dan emas serta data makro ekonomi. Data tersebut tersedia dalam bentuk tabel dan grafik. iii. Sistem Informasi Eksekutif Sistem Informasi Eksekutif berisi data terbaru energi, mineral dan data lainnya yang berisi data harian sampai dengan H-1 yang disiapkan untuk Menteri ESDM, Staf Ahli dan Staf Khusus serta pimpinan Kementerian lainnya. Data energi mencakup komoditas minyak dan gas bumi, batubara, listrik, panas bumi dan energi terbarukan. Data yang terkandung didalam sistem ini mencakup produksi harian, target produksi, pajak dan cost recovery untuk minyak bumi dan lain-lain. Sistem Informasi Eksekutif dapat diakses para pimpinan KESDM melalui jaringan komputer lokal di Kementerian ESDM. iv. Kios Informasi Kios Informasi Pusdatin merupakan sebuah terminal komputer standalone yang ditempatkan pada lokasi strategis untuk melayani publik dengan data dan informasi ESDM. Data dan informasi tersebut diambil dan disarikan dari publikasi online dan media Pusdatin ESDM sehingga melalui kiosk ini publik dapat mendapatkan gambaran selintas tentang data dan informasi KESDM. b) Kajian strategis untuk pengambilan keputusan;
mendukung
pimpinan
dalam
Bidang Kajian Strategis mempunyai tugas melaksanakan pengkajian kebijakan strategis energi dan mineral dan kerja sama kajian energi dan mineral. Pada tahun 2014, Bidang Kajian Strategis Energi dan Sumber Daya Mineral telah melakukan kegiatan sebagai berikut:
- 48
Kajian Strategis Energi yang terdiri dari: Evaluasi dan Analisis Supply-Demand Energi, Peningkatan Koordinasi Kebijakan Strategis Energi, Kajian Kebijakan Mitigasi Dampak Perubahan Iklim Sektor Energi, Kajian Insentif untuk Pengembangan Sektor Energi, Kajian Dinamika Bisnis Energi Dunia, Penyusunan Energy Outlook 2014, Kajian Internalisasi Biaya Eksternal Pengembangan Energi, Kajian Perencanaan Energi Daerah, Kajian Kebijakan Harga Energi Domestik.
Kajian Sumberdaya Mineral yang terdiri dari: Analisis Supply-Demand Mineral, Kajian Peranan Sektor Pertambangan dalam Perekonomian Regional.
c) Pengelolaan dan Pemanfaatan Data Hasil Kegiatan Survei Umum, Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan data migas dilaksanakan dalam rangka untuk menunjang penetapan Wilayah Kerja Migas, perumusan kebijakan teknis, penyelenggaraan urusan pemerintah dan pengawasan di bidang migas. Data yang diperoleh dari hasil kegiatan Survei Umum, Eksplorasi, dan Eksploitasi migas sangat bervariasi baik jenis, media dan formatnya. Dalam rangka pengelolaan data, Pusdatin ESDM melakukan pengadministrasian, pengolahan, penataan, penyimpanan, dan pemeliharaan data hasil Survei Umum, Eksplorasi dan Eksploitasi. Untuk menjaga mutu dan kegunaan serta nilai tambah data, Pusdatin ESDM melakukan peremajaan dan alih media data serta meningkatkan teknologi dan sistem informasi pengelolaan data. d) Integrasi layanan data dan informasi on-line di lingkungan KESDM dan lintas kementerian (National Single Window, JDSN) Dengan semakin maju dan berkembangnya teknologi informasi, yang diaplikasikan dalam memudahkan pekerjaan khususnya di bidang Pemerintahan, maka dikembangkanlah sistem yang memberikan kemudahan didalam pengambilan keputusan secara real time dan akurat yang akan menunjang sistem pasar bebas yang penuh kompetisi. Berdasarkan kondisi diatas, maka dikembangkan sistem Indonesia National Single Window (INSW) dan Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN). Kedua sistem tersebut memungkinkan didalam pengambilan keputusan secara efektif dan efisien. Indonesia National Single Window (INSW) adalah sistem perizinan terpadu yang mengintegrasikan importir dengan penerbit izin (termasuk KESDM), pajak, bea cukai, bank,
- 49 karantina, pelayaran dan pelabuhan kedalam sebuah sistem transaksi elektronik terpadu. KESDM terlibat dalam INSW dalam pemberian izin atau rekomendasi untuk impor bahan bakar minyak (BBM), produk olahan BBM, dan peralatan listrik untuk rumah tangga. Izin atau rekomendasikan yang dikeluarkan KESDM dimasukkan kedalam database INSW untuk menjadi bahan referensi bagi petugas bea cukai dalam pemproses impor barang. KESDM tetap menjalankan prosedur pemberian izin/rekomendasi sebagaimana yang sudah ditetapkan dimana importir mengurus izin/rekomendasi ke KESDM, namun dalam proses di Bea Cukai, izin/rekomendasi sudah disediakan dalam database sehingga proses impor barang dapat dilakukan dengan cepat, cermat dan efisien. Pusdatin ESDM sebagai simpul JDSN pada KESDM bertugas mengumpulkan metadata dan data spasial yang dihasilkan unit-unit kerja KEDM untuk kemudian menyediakan data tersebut untuk dapat digunakan instansi pemerintah lainnya melalui sistem yang sudah disiapkan. Melalui JDSN instansi-instansi pemerintah dapat mengetahui ketersediaan data spasial pada setiap instansi pemerintah yang sudah masuk kedalam JDSN sehingga dapat meningkatkan pemanfaatan data spasial secara optimal. Pudatin ESDM mengumpulkan metadata dan data spasial dari Badan Geologi, Ditjen Migas, Ditjen Ketenagalistrikan, Ditjen Mineral dan Batubara, dan Ditjen EBTKE. Selanjutnya tugas Pusdatin sebagai simpul JDSN di KESDM untuk mengirimkan metadata spasial ESDM ke Bakosurtanal sebagai koordinator JDSN untuk digabung kedalam database metadata nasional. e) Pembangunan jaringan komputer dan internet KESDM ke dalam program National Secure Intranet Layanan Terpadu KESDM merupakan upaya peningkatan layanan KESDM kepada investor yang akan melakukan kegiatan investasi di sektor ESDM. Layanan mulai dari penyediaan informasi awal, regulasi, prosedur investasi, penyediaan dokumen yang diperlukan untuk investasi, dan data serta informasi yang diperlukan investor untuk investasi. KESDM menyediakan 4 layanan terpadu:
Minyak bumi dan gas di Ditjen Minyak dan Gas Bumi;
Kelistrikan di Ditjen Ketenagalistrikan;
Mineral dan batubara di Ditjen Mineral dan Batubara; serta
Energi Baru Terbarukan di Ditjen EBTKE.
- 50 Saat ini keempat layanan ini masih berdiri sendiri dan melekat pada lokasi perkantoran yang terpisah satu dari yang lainnya. Pusdatin ESDM berupaya menyediakan infrastruktur jaringan bagi keempat layanan ini untuk komunikasi data dan akses internet serta penyediaan data dan informasi untuk keperluan investasi. f)
Pembangunan jaringan pelayanan informasi publik (tindak lanjut Surat Keputusan MESDM Nomor: 0106 K, tanggal 13 Januari 2012)
g) Penyiapan usulan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) Penyusunan RUEN adalah amanat UU 30 Tahun 2007 tentang Energi utamanya Pasal 17 dan 18 : •
Pasal 17 ayat (1): “Pemerintah menyusun Rencana Umum Energi Nasional berdasarkan Kebijakan Energi Nasional”.
•
Pasal 17 ayat (3): “Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan rencana umum energi nasional ditetapkan dengan Peraturan Presiden”.
•
Pasal 18 ayat (1): “Pemerintah daerah menyusun Rencana Umum Energi Daerah dengan mengacu pada Rencana Umum Energi Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1)”.
•
Pasal 18 ayat (2): “Rencana Umum Energi Daerah, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan daerah”.
Inisasi penyusunan RUEN dilaksanakan oleh Pusat Data dan Informasi ESDM sebagai PIC yaitu pada tahun 2010, dimana Pusdatin KESDM dan Biro Hukum melakukan pembahasan Pedoman Penyusunan RUEN dengan Unit di lingkungan KESDM. Namun semenjak tahun 2015 penyusunan Rancangan RUEN diambil alih oleh Biro Perencanaan dan Kerja Sama dikarenakan substansi yang terkandung di dalam Rancangan RUEN menjadi Tupoksi dari Biro Perencanaan dan Kerja Sama.
I.2. POTENSI A. PERSONIL Potensi dari Sumber Daya Manusia yang dimiliki Kementerian ESDM antara lain: a. Memiliki acuan kerja yang jelas, baik dalam aspek pengelolaan kepegawaian melalui Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan dan Keputusan Menteri ESDM maupun prosedur-
- 51 prosedur kerja yang tersusun untuk bidang-bidang operasional teknis dan konseptual; b. Memiliki Program Diklat yang dipersepsikan bermutu tinggi oleh para pegawai KESDM. c. Memiliki sistem rekrutmen yang pelaksanaannya sesuai standar baku mengikuti sistem dan peraturan serta undang-undang yang berlaku. d. Memiliki Sistem Informasi Pegawai yang berjalan dengan baik sebagai bagian dari sarana pengembangan karir pegawai. e. Memiliki database kepegawaian yang dikelola dan memiliki dampak langsung atau tidak langsung terhadap peningkatan karir pegawai. f. Kerjasama dengan instansi lain dalam peningkatan kompetensi pegawai, baik dari dalam maupun luar negeri, melalui kerjasama antar instansi maupun beasiswa memberikan peluang peningkatan kompetensi teknis maupun non-teknis secara signifikan. g. Kepedulian manajemen terhadap peningkatan kualitas SDM sangat besar yang ditunjukkan dengan perhatian melalui pengiriman tugas belajar ataupun penyertaan dalam program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan secara internal maupun eksternal. h. Melakukan penyusunan standar kompetensi jabatan struktural eselon III dan IV di lingkungan Kementerian ESDM. Standar kompetensi tersebut merupakan persyaratan yang harus dimiliki oleh seseorang yang akan diangkat dalam suatu jabatan dan akan menjadi salah satu pertimbangan dalam pengangkatan dalam jabatan. i. Kondisi lingkungan strategis yang diperkirakan akan menciptakan peluang atau mendukung pengelolaan sumber daya manusia dan pengembangan organisasi yaitu kondisi dimana Biro Kepegawaian dan Organisasi yang didukung oleh sumber daya manusia sebanyak 70 orang, yang terdiri dari 34 orang PNS laki-laki dan 36 orang PNS wanita. Tingkat pendidikan PNS di lingkungan Biro Kepegawaian dan Organisasi sebagaimana tertuang dalam tabel berikut : Tabel 1.14. Tingkat pendidikan PNS di lingkungan Biro Kepegawaian dan Organisasi No. 1
Bagian Bagian Perencanaan dan Pengembangan
Tingkat Pendidikan SD SLTP SLTA D3 S1 S2 2 5 7 1
S3
Jumlah 15
- 52 No.
Tingkat Pendidikan SD SLTP SLTA D3 S1 S2
Bagian Pegawai Bagian Mutasi Pegawai Bagian Kinerja dan Informasi Pegawai Bagian Organisasi dan Tata Laksana Jumlah
2 3 4
1 1
Jumlah
5
1
10
2
18
3
5
9
4
21
11
1
15
37
8
2 2
S3
15
6
1
70
B. PENDANAAN Potensi dari aspek pendanaan, antara lain: Potensi PNBP KESDM yang Cukup Besar Pada Tahun 2015 – 2019 seperti termuat dalam Renstra Kementerian ESDM, sektor ESDM memiliki potensi penerimaan negara diluar pajak yang cukup besar dimana hal tersebut tercermin dari meningkatnya target PNBP yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan kepada Kementerian ESDM. Kontribusi PNBP tehadap anggaran pendapatan yang berasal dari pajak dan PNBP dalam APBN selama tahun 2010 – tahun 2014, dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Trilyun Rupiah
a.
PNBP
2010 205,41
2011 250,91
2012 277,99
2013 332,20
2014 385,39
Pajak
742,74
850,26
1.032,57
1.192,99
1.279,67
Gambar 1.5. Kontribusi PNBP terhadap APBN TA. 2010 – 2014
Adapun kontribusi PNBP sektor ESDM terhadap PNBP secara Nasional di tahun 2010 - 2014 dapat digambarkan pada diagram sebagai berikut:
Trilyun Rupiah
- 53 -
PNBP KESDM*
2010 15,751
2011 22,186
2012 29,566
2013 33,904
2014 40,667
PNBP
205,411
250,906
277,991
332,195
385,39
Gambar 1.6. Kontribusi PNBP terhadap PNBP TA. 2010 – 2014 Kontribusi PNBP KESDM berdampak terhadap peran KESDM sebagai penyumbang dana APBN selain pajak, dan akan berpengaruh terhadap penetapan besaran pagu Kementerian ESDM secara keseluruhan dari dana PNBP. b. SDM yang Kompeten Selain melakukan pengelolaan PNBP, Biro Keuangan juga bertugas sebagai pembina dalam hal pelaporan keuangan yang transparan dan akuntabel dengan berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku, baik dari sisi pelaksanaan dan pelaporan sehingga sistem pemanfaatan baik kegiatan dan keuangan dapat berjalan dan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Dengan peran pengelolaan keuangan yang cukup besar Biro Keuangan harus memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten dan berkualitas. Saat ini Biro Keuangan memiliki jumlah SDM sebanyak 70 Orang termasuk yang diperbantukan pada BPH Migas dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1.15. Jumlah Sumber Daya Manusia Biro Keuangan No
Jabatan
Jumlah
1
Kepala Biro Keuangan
1 Orang
2
Kepala Bagian
4 Orang
3
Kepala Subbagian
12 Orang
4
Staf
48 Orang Total
65 Orang
- 54 Perbantuan pada BPH Migas
5 Orang
Grand Total
70 Orang
Adapun tingkat pendidikan Sumber Daya Manusia Biro Keuangan sebagai berikut: Tabel 1.16. Tingkat Pendidikan Sumber Daya Manusia Biro K e Tingkat Pendidikan u a n Jumlah g
S-3
S-2
S-1
D III
SLTA
SLTP
Jumlah
0
12
41
4
13
0
70
an
c.
Struktur Organisasi yang mendukung pencapaian kinerja Saat ini Biro Keuangan memiliki empat bagian di dalam struktur organisasinya, yang tiap bagian memiliki peran penting dalam rangka pembinaan sektor keuangan baik dalam pembinaan pengelolaan PNBP sektor ESDM, pelaksanaan anggaran, pelaksanaan perbendaharaan dan akuntansi. Pada tahun 2015, Biro Keuangan mengalami perubahan dalam struktur organisasi khususnya pada bagian Anggaran Belanja dan Bagian Akuntansi, perubahan tersebut yang semula pembagian pekerjaan pada subbagian didasarkan pada alur proses menjadi didasarkan pada komoditi.
- 55 BIRO KEUANGAN
BAGIAN ANGGARAN PENDAPATAN Subbagian Penyusunan Anggaran Pendapatan Subbagian Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Subbagian Evaluasi Anggaran Pendapatan
BAGIAN ANGGARAN BELANJA
BAGIAN PERBENDAHARAAN
Subbagian Anggaran Belanja Minyak dan Gas Bumi, Mineral dan Batubara Subbagian Anggaran Belanja Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, Konservasi Energi, Subbagian dan Geologi
Anggaran Belanja Unit Penunjang
BAGIAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
Subbagian Perbendaharaan Sekretariat Jenderal
Subbagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan I
Subbagian Pemantauan dan Pembinaan Perbendaharaan
Subbagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan II
Subbagian Evaluasi Perbendaharaan
Subbagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan III
Gambar 1.7. Struktur Organisasi Biro Keuangan
C. PERALATAN Potensi dari aspek Peralatan, antara lain: Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memiliki peran penting dalam pembangunan nasional, terutama dalam mendukung perekonomian nasional, baik melalui sisi fiskal, moneter maupun bidang riil. Dalam rangka mendukung peran tersebut, pemerintah dituntut untuk menyelenggarakan pemerintahan yang efektif dan efisien dalam memanfaatkan potensi energi untuk kepentingan bangsa dan negara sehingga membutuhkan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai yang terkelola dengan baik dan efisien. PPBMN memiliki tugas melaksanakan penyelenggaraan pengelolaan sarana dan prasarana terutama yang masuk dalam kategori Barang Milik Negara di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Namun, dinamika Pengelolaan Barang Milik Negara saat ini semakin berkembang dan kompleks sehingga menuntut peningkatan kinerja dalam rangka mendukung pengelolaan BMN yang profesional, akuntabel dan transparan di Bidang ESDM. Pada tahun 2015-2019, terdapat peluang penyederhanaan rantai birokrasi pengelolaan BMN dikarenakan adanya pendelegasian sebagian kewenangan Pengelola Barang (Kementerian Keuangan) kepada Pengguna Barang (Kementerian/Lembaga) dalam pengelolaan BMN berupa penetapan status penggunaan BMN, pemindahtanganan, dan penghapusan BMN, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 4/PMK.06/2015 tentang Pendelegasian Kewenangan dan Tanggung Jawab Tertentu dari Pengelola Barang kepada Pengguna Barang.
- 56 Pada tahun 2015-2019, terdapat potensi peningkatan kuantitas BMN bidang ESDM yang harus dikelola, yaitu antara lain kegiatan pengelolaan BMN berupa pemindahtanganan dan/atau penghapusan BMN yang berasal dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang telah terminasi, serta pemindahtanganan dan/atau penghapusan aset yang berasal dari Kontrak Operasi Bersama (KOB) panas bumi. Pada 5 (lima) tahun ke depan terdapat potensi pengelolaan BMN pada subbidang panas bumi yaitu pengelolaan BMN yang berasal dari joint operation contract (JOC) atau kontrak operasi bersama (KOB) panas bumi. Berdasarkan 3 (tiga) dari 5 (lima) KOB yang ada, seluruh material dan peralatan yang dibeli kontraktor dalam rangka kegiatan operasi panas bumi menjadi milik PERTAMINA (saat ini telah menjadi PT Pertamina (Persero)). Selanjutnya, penetapan BMN sebagai aset PT Pertamina (Persero) adalah melalui mekanisme Penyertaan Modal Pemerintah (PMP), sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Bersama Menteri ESDM, Menteri Keuangan dan Menteri BUMN Nomor 14 Tahun 2013, 33/PMK.06/2013, dan PER-01/MBU/2013 tentang Status Kepemilikan Aset Panas Bumi yang Berasal Dari Kontrak Operasi Bersama (Joint Operation Contract). Pengelolaan terhadap BMN dimaksud sebelum adanya penetapan PMP akan diatur oleh Kementerian Keuangan. Acuan yang akan digunakan Kementerian Keuangan dalam penyusunan pengaturan pengelolaan BMN yang berasal dari pengusahaan panas bumi adalah pengaturan eksisting BMN yang berasal dari PKP2B, dengan pertimbangkan bahwa prinsip cost recovery tidak berlaku untuk usaha panas bumi dan usaha penambangan batubara.
D. DOKUMEN Potensi dokumen untuk mendukung tugas pokok dan fungsi Sekretariat Jenderal, antara lain : a. Di lihat dari aspek perencanaan, dengan telah tersedianya dokumen Rencana Kerja KESDM yang disusun dalam kerangka jangka menengah serta telah berbasis kinerja dengan target output dan outcome yang jelas sehingga terdapat kejelasan arah serta mempermudah koordinasi rencana kerja tahunan. b. Salah satu pilar dalam upaya untuk mewujudkan good governance di lingkungan Kementerian ESDM adalah penataan peraturan perundang-undangan. Hal ini menjadi penting, karena apabila tahapan proses pembentukan peraturan perundang-undangan tidak dilakukan secara akuntabel, akan muncul peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih, disharmonis atau dapat diinterpretasi berbeda sehingga seringkali tidak dapat diimplementasikan sesuai dengan tujuan pembentukan peraturan perundang-undangan tersebut.
- 57 c. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, perangkat regulasi Biro Hukum mempunyai peranan yang sangat strategis dan potensial dalam mewujudkan good governance di lingkungan Kementerian ESDM. d. Tersedianya pelayanan data dan informasi sektor ESDM secara online. e. Tersedianya kajian strategis untuk mendukung pimpinan dalam pengambilan keputusan. f. Pusdatin ESDM menyediakan hasil kajian strategis yang dibutuhkan oleh Pimpinan ESDM menyangkut isu-isu dan permasalahan di sektor ESDM yang ada, melakukan analisis dan proyeksi pasokan dan kebutuhan energi, serta usulan rekomendasi kebijakan pengelolaan ESDM. g. Tersedianya data hasil kegiatan Survei Umum, Eksplorasi dan Eksploitasi migas untuk menunjang penetapan Wilayah Kerja Migas. h. Pelayanan komunikasi publik semakin dapat ditingkatkan dengan adanya sistem pengaduan masyarakat misalkan dalam bentuk LAPOR dan website PPID.
I.3. PERMASALAHAN A. PERSONIL Permasalahan yang dihadapi di bidang SDM, antara lain: a. Dengan adanya moratorium CPNS, kegiatan pengadaan pegawai sejak tahun 2011, 2012, dan 2015 ditiadakan. Setiap Kementerian/Lembaga diwajibkan oleh Kementerian PAN-RB untuk melakukan penataan pegawai melalui e-formasi. Terkait dengan hal dimaksud, rasio jumlah pegawai dengan beban kerja pada Kementerian ESDM dirasakan kurang, sehingga diharapkan pada tahun-tahun mendatang formasi pada Kementerian ESDM dapat ditetapkan untuk memenuhi rasio jumlah pegawai dan beban kerja. b. Komposisi pejabat fungsional tertentu dengan fungsional umum belum sesuai dengan kebutuhan terutama pada unit Badan Geologi, Badan Litbang ESDM dan Badan Diklat ESDM yang secara struktur seharusnya tugas dan fungsi unit tersebut dilakukan oleh pejabat fungsional. c. Jumlah pegawai yang berlatar belakang pendidikan teknik jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pegawai berlatar belakang pendidikan non-teknik.
- 58 d. Meskipun dipandang bermutu tinggi, tetapi Program Diklat yang dilaksanakan belum seluruhnya sesuai dengan kebutuhan KESDM yang sangat beragam, dan satu sama lain memiliki kedalaman yang berbeda-beda. e. Program Diklat yang bermutu tinggi belum dilaksanakan secara teratur dan menjangkau seluruh pegawai yang membutuhkan. f.
Pelaksanaan sistem pengembangan karir dan penempatan pegawai belum optimal karena masih terdapat beberapa aspek yang belum terliput antara lain penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan kompetensinya dan pengembangan karir yang belum terkelola secara merata.
g. Belum seluruh pegawai memiliki kompetensi Profesional (terkait dengan kompetensi soft skills) yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di masa datang yang semakin kompleks. h. Globalisasi memerlukan kemampuan berkomunikasi setidaktidaknya berbahasa asing utama yaitu Bahasa Inggris. Jumlah pegawai yang menguasai bahasa asing tersebut masih kurang. i.
Kurang berjalannya sistem kaderisasi pegawai untuk bidangbidang teknis tertentu, yang ditunjukkan dengan tidak tersedianya secara langsung pegawai yang otomatis menggantikan pejabat yang pensiun atau dimutasi.
j.
Penerapan sistem penilaian dan pengukuran prestasi yang berlaku (SKP) belum dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
B. PENDANAAN Permasalahan yang dihadapi di bidang pendanaan, antara lain: a. Pengelolaan PNBP dan Piutang pada Ditjen Minerba yang belum didukung oleh sistem yang memadai. b. Fluktuasi harga komoditi sektor ESDM mempengaruhi pencapaian realisasi PNBP KESDM. c. Belum ditetapkannya SOP pengelolaan PNBP di lingkungan KESDM. d. Belum tersedianya sistem informasi yang terintegrasi untuk mendukung pengelolaan PNBP. e. Adanya kesulitan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota terkait pengelolaan PNBP SDA Minerba khususnya yang merupakan konsekuensi terbitnya UU No.23 Tahun 2014 dimana kewenangan pengawasan kegiatan pertambangan yang semula berada di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dialihkan ke Pemerintah Daerah Provinsi.
- 59 f. Masih rendahnya prosentase wajib bayar yang menggunakan Sistem Informasi PNBP Online (SIMPONI) dan menyampaikan bukti setornya sehingga menyulitkan dalam proses rekonsiliasi PNBP dengan Kementerian Keuangan. g. Perubahan kebijakan terkait pelaksanaan anggaran tahun berjalan yang menyebabkan Unit harus menyesuaikan kembali kebutuhan anggarannya. h. Masih belum terintegrasinya sistem aplikasi monitoring anggaran belanja baik untuk kebutuhan pihak eksternal maupun internal kementerian. i. Dalam pengajuan revisi anggaran/usulan multiyears masih terdapat data yang tidak lengkap sehingga dibutuhkan SOP dalam proses pengajuannya. j. Masih banyak para pengelola keuangan pada Unit Eselon I yang belum paham atas proses serta alur pelaksanaan dan pelaporan anggaran. k. Banyaknya piutang macet yang belum dilaporkan dan belum diserahkan ke KPKNL. l. Belum stabilnya aplikasi SAIBA yang merupakan transformasi dari SAKPA, sehingga masih menjadi kendala dalam penyusunan laporan keuangan baik tingkat satker maupun tingkat kementerian sesuai dengan peraturan yang berlaku. m. Dalam hal penyelesaian laporan hasil audit (LHA), masih banyak temuan – temuan yang sulit untuk ditindaklanjuti, sehingga saldo pada tiap rekonsiliasi tidak terlalu banyak berubah dan menjadi tantangan bagi pertanggungjawabannya.
C. PERALATAN Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan peralatan, antara lain: a. Pada tahun 2015-2019, berdasarkan renstra KESDM, terdapat program peningkatan akses dan infrastruktur energi, yang menggunakan APBN, berupa penyediaan sarana dan/atau prasarana untuk diserahkan langsung kepada masyarakat, tanpa melalui pemerintah daerah, antara lain seperti penyediaan dan pendistribusian LPG 3 kg dan pendistribusian “paket motor kapal dan konverter kit” ke nelayan. Namun demikian, sampai saat ini belum terdapat peraturan pengelolaan BMN yang mengatur penyerahan langsung BMN kepada masyarakat, sehingga hal tersebut menjadi salah satu faktor eksternal yang menjadi kendala (ancaman) dalam pengelolaan BMN KESDM dalam rangka menjalankan program pemerintah tersebut.
- 60 b. Terdapat aset di Kementerian ESDM yang diperoleh bukan dari belanja modal akan tetapi dari belanja barang (MAK 52), hal ini menunjukan kurangnya ketepatan dalam hal perencanaan belanja anggaran. c. Kurangnya sinergitas antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan Panitia Penerima Barang dan Jasa sehingga berdampak pada penyusunan Laporan Barang. d. Kurangnya pemahaman terkait akuntansi barang dan sistem pencatatannya. e. Kodefikasi BMN belum mencakup seluruh aset terutama aset KKKS. f. Aset pada PT PLN yang bersumber dari DIPA KESDM yang akan diusulkan menjadi Penyertaan Modal Pemerintah masih dalam pembahasan di tingkat DPR. g. Pemanfaatan aset belum dimanfaatkan secara optimal. h. Terhambatnya perizinan untuk pemanfaatan lahan, rumah dinas dan gedung perkantoran
D. DOKUMEN Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan dan penyiapan dokumen, antara lain: Perencanaan a. Tuntutan keakuratan data/informasi dan kecepatan penyusunan dokumen pimpinan semakin tinggi. b. Meningkatnya tuntutan kerja sama bidang ESDM. c. Tuntutan Implementasi hasil kerja sama yang sudah ada (MoU) semakin tinggi. d. Pelaksanaan Sistem monitoring implementasi rencana kerja perlu ditingkatkan, adanya pengawasan oleh UKP4 maupun Kantor Staf Kepresidenan. Hukum a. Perubahan aspek kegiatan usaha di sektor energi dan sumber daya mineral yang cepat dan dinamis, sehingga membutuhkan pengaturan sebagai payung hukumnya. Terkait dengan hal tersebut, dibutuhkan support dari unit teknis sebagai pemrakarsa, namun seringkali konsep yang diajukan masih belum matang dari sisi materi muatannya/substansi. b. Banyaknya peraturan yang bersifat insidentil di luar dari Program Legislasi dan Regulasi yang telah ditetapkan.
- 61 c. Masih adanya peraturan perundang-undangan sektor ESDM yang tumpang tindih, tidak harmonis, dan dapat diinterpretasi berbeda. d. Koordinasi antar instansi dalam proses penyusunan peraturan teknis sering terhambat. e. Masih terbatasnya jumlah aparatur yang menangani penyusunan peraturan perundang-undangan sedangkan sektor ESDM mempunyai cakupan yang luas. f. Belum harmonisnya beberapa peraturan perundang-undangan sektor ESDM dengan peraturan perundangan-undangan sektor lain. g. Masih adanya sifat ego sektoral dari instansi terkait dalam proses pembahasan penyusunan peraturan perundang-undangan sektor ESDM. h. Masih adanya peraturan daerah yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan sektor ESDM. i. Semakin maraknya permasalahan hukum yang diajukan oleh lembaga swadaya masyarakat atau pihak lain terkait dengan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di sektor energi dan sumber daya mineral. j. Pelaksanaan proses litigasi sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dalam penyelesaiannya antara lain jadwal pelaksaan beracara, lamanya proses suatu perkara hingga putusan yang ditetapkan. k. Terbitnya peraturan lintas sektoral yang berkaitan dengan sektor ESDM yang kadang menimbulkan permasalahan baru khususnya bagi pelaku usaha pemegang kontrak/izin sektor ESDM. Terkait dengan hal tersebut, perlu dilakukan koordinasi yang lebih intensif antar kementerian/lembaga terkait agar regulasi sektor lain yang berkaitan dengan sektor ESDM tidak saling berbenturan antar kepentingan. l. Peralihan kewenangan pasca terbitnya UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menyebabkan permasalahan baru terkait dengan adanya pembagian kewenangan pada masingmasing bidang, khususnya pengalihan yang sebelumnya merupakan kewenangan bupati/walikota menjadi kewenangan gubernur. Hal ini menyebabkan tidak berjalan dengan efektifnya pembinaan dan pengawasan pada sektor ESDM di daerah. Disamping hal tersebut diatas, juga meliputi pengalihan P3D dari kabupaten/kota kepada provinsi ataupun Pemerintah Pusat serta penyesuaian terhadap NSPK sektor ESDM. m. Adanya perkembangan ekonomi global yang sangat berpengaruh dalam kegiatan bisnis para pelaku usaha di sektor ESDM sering menimbulkan berbagai tuntutan dari para pelaku tersebut kepada
- 62 pemerintah untuk memberikan kebijakan-kebijakan tertentu yang sering tidak sejalan dengan peraturan maupun ketentuan yang ada dalam Kontrak Kerja Sama yang telah disepakati, sehingga diperlukan adanya penyesuaian terhadap Kontrak yang ada ataupun perubahan terhadap peraturan yang terkait sehingga iklim usaha yang dilaksanakan tetap kondusif. n. Kontrak/izin yang telah diterbitkan oleh Pemerintah yang membidangi ESDM atau oleh Instansi Pemerintah yang diberikan kewenangan oleh peraturan perundang-undangan untuk menerbitkan izin atau melakukan perikatan dengan pihak lain dalam bentuk kontrak, dalam praktek pelaksanaan kontrak/izin sering ditemukan cadangan pada wilayah yang sama dengan komoditas yang berbeda, sehingga Kementerian ESDM sebagai penanggung jawab sektor ESDM perlu mengakomodir kebutuhan dunia usaha guna keberlangsungan business process yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam bentuk fasilitasi dalam pembentukan perjanjian pemanfaatan lahan secara bersama. Pengelolaan Data dan Informasi Meskipun telah dilakukan beberapa langkah maju ke depan, namun dampak yang dihasilkan tidak semaksimal usaha yang dilakukan. Hal ini disebabkan oleh: a. Belum seluruh pegawai memiliki kompetensi Profesional (terkait dengan kompetensi soft skills) yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di masa depan yang semakin kompleks. b. Meningkatnya tuntutan kerja sama bidang ESDM. c. Tuntutan Implementasi hasil kerja sama yang sudah ada (MoU) semakin tinggi. d. Pelaksanaan Sistem monitoring implementasi rencana kerja perlu ditingkatkan, adanya pengawasan Kantor Staf Kepresidenan KSP. e. Meskipun telah dilakukan beberapa langkah maju ke depan, namun dampak yang dihasilkan tidak semaksimal usaha yang dilakukan. Hal ini disebabkan oleh: •
Data dan informasi sektor ESDM yang seluruhnya belum bisa diakses online.
•
Ketersediaan data sektor ESDM di daerah, masih relatif rendah. ***
II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
- 63 II.1 VISI “Menjadi pengelola Personalia, Pendanaan, Perlengkapan dan Dokumentasi (P3D) yang efisien, efektif, transparan, dan tepat waktu”.
II.2 MISI 1.
Mendorong pengembangan sistem manajemen SDM Aparatur yang profesional.
2.
Meningkatkan fungsi dan peran kelembagaan dan ketatalaksanaan untuk pemberian pelayanan publik sesuai prinsip reformasi birokrasi.
3.
Mengoptimalkan perencanaan dan penganggaran.
4.
Mengoptimalkan pemanfaatan peralatan.
5.
Menyelenggarakan pengelolaan BMN melalui kebijakan dan informasi di bidang ESDM.
6.
Mengembangkan, menyusun dan menyempurnakan perangkat legislasi dan regulasi sektor energi dan sumber daya mineral yang diselaraskan dengan reformasi hukum, kebijakan otonomi daerah dan tuntutan globalisasi.
7.
Memberikan pelayanan prima dalam manajemen keuangan negara di lingkungan KESDM.
8.
Mewujudkan pengelolaan data dan informasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral secara terintegrasi (single window).
9.
Meningkatkan kepastian hukum dan memberikan bantuan hukum sektor ESDM.
10. Memfokuskan kerjasama dalam negeri dan luar negeri dalam rangka peningkatan jejaring kerja untuk mendukung pembangunan sektor ESDM.
II.3 TUJUAN STRATEGIS Tujuan Sekretariat Jenderal KESDM dalam kurun waktu 5 tahun sampai dengan tahun 2019 adalah : 1.
Meningkatnya kualitas perencanaan dan kerja sama sektor ESDM yang efektif dan efisien.
2.
Meningkatkan tertib administrasi ketatausahaan, perlengkapan serta pelayanan kerumahtanggaan dan keprotokolan di lingkungan Kementerian ESDM.
- 64 3.
Meningkatnya Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian ESDM yang sesuai dengan kebutuhan.
4.
Meningkatnya kualitas data dan informasi sektor ESDM yang lengkap, akurat dan tepat waktu.
5.
Terwujudnya kepastian hukum sektor ESDM dalam rangka mendorong peningkatan.
6.
Terwujudnya pelayanan prima perbendaharaan, administrasi pengelolaan dan informasi keuangan yang cepat, tepat, transparan serta akuntabel di lingkungan KESDM.
7.
Meningkatnya kualitas pengelolaan SDM Aparatur peningkatan kompetensi SDM dan penataan organisasi.
8.
Terlaksananya penetapan status penggunaan BMN bidang ESDM.
9.
Meningkatnya pelayanan publik sektor ESDM.
dalam
rangka
II.4 SASARAN STRATEGIS Sasaran merupakan hal-hal yang ingin dicapai oleh Setjen setiap tahun sejak tahun 2015 sampai tahun 2019. Sasaran ini berupa keluaran (output) maupun hasil (outcome) dari setiap kegiatan yang dilaksanakan unit-unit di lingkungan Sekretariat Jenderal KESDM. 1. Sasaran strategis yang terkait dengan tujuan meningkatnya kualitas perencanaan dan kerja sama sektor ESDM yang efektif dan efisien Dalam rangka mencapai tujuan mewujudkan kualitas perencanaan dan kerja sama sektor ESDM yang efektif dan efisien pada akhir tahun 2019, Sekretariat Jenderal KESDM menetapkan beberapa sasaran yang akan dicapai secara tahunan, pertama tersedianya dokumen perencanaan yang sinergis. Sinergis dalam konteks ini dimaknai sebagai sebuah kondisi yang sinkron dan harmonis. Sinkron berarti tidak ada tumpang tindih maupun pengulangan kegiatan dan harmonis berarti semua kegiatan berharmoni, saling mendukung dalam rangka mencapai satu tujuan bersama. Kedua terwujudnya perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja. Sebagai pengejawantahan kebijakan nasional untuk menciptakan sistem perencanaan dan penganggaran yang efektif dan efisien, seluruh instansi pemerintahan termasuk KESDM diharuskan untuk mengikuti prinsip-prinsip implementasi perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja yang mengharuskan adanya target kinerja, standar biaya untuk keluaran serta dilakukannya evaluasi terhadap kinerja. Ketiga, terkendalinya pelaksanaan kegiatan yang ada dalam rencana strategis dan dokumen perencanaan lainnya, hal ini sangat vital untuk menjaga siklus perencanaan yang berkesinambungan karena evaluasi secara berkala berfungsi untuk mengantisipasi penyimpangan arah kegiatan serta sebagai feedback bagi perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan selanjutnya sehingga akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi program
- 65 dan kegiatan. Keempat, terlaksananya kesepakatan kerja sama yang mendukung prioritas rencana strategis. Di tengah keterbatasan baik dari segi pendanaan, kapasitas, maupun kemampuan keteknikan yang dimiliki oleh sektor ESDM, diperlukan dukungan dari dalam maupun luar negeri melalui kerja sama yang mengutamakan keuntungan dan manfaat bagi semua pihak dalam rangka meningkatkan pendanaan bagi pembangunan sektor ESDM, peningkatan capacity building serta peningkatan kemampuan keteknikan pengelolaan sektor. Namun, seluruh kerja sama yang dilaksanakan perlu difokuskan untuk mendukung prioritas pembangunan sektor ESDM yang tertuang dalam rencana strategis dan prioritas nasional jangka pendek maupun jangka menengah. 2. Sasaran strategis yang terkait dengan tujuan Meningkatkan tertib administrasi ketatausahaan, perlengkapan serta pelayanan kerumahtanggaan dan keprotokolan di lingkungan Kementerian ESDM Dalam upaya meningkatkan tertib administrasi ketatausahaan, perlengkapan dan kerumahtanggaan di lingkungan KESDM hingga akhir tahun 2019, maka ditetapkan beberapa sasaran yang akan dicapai secara tahunan. Pertama, terwujudnya kelancaran pelaksanaan persuratan dinas dan penyelamatan arsip KESDM yang bernilai guna, vital dan permanen. Sebagai sarana komunikasi kedinasan dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah dan pembangunan maka sudah seharusnya pengelolaan surat dinas dilakukan dari tahap penciptaan, berlanjut dengan tahap penggunaan dan berakhir pada tahap pelestarian fisik dan informasinya. Terciptanya kelancaran pelaksanaan persuratan dinas akan mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Tata persuratan dinas merupakan sub sistem dari tata kearsipan, arsip tercipta sebagai konsekuensi logis dari pelaksanaan tugas, pokok dan fungsi Kementerian ESDM. Melalui arsip akan terekam perencanaan, pelaksanaan sekaligus pelaporan kegiatan yang menjadi bahan bukti pertanggungjawaban institusi. Informasi yang terkandung dalam arsip yang tercipta di lingkungan KESDM bernilai vital dan strategis, untuk itu perlu upaya penyelamatan terhadap arsip KESDM yang bernilaiguna vital dan permanen. Kedua, terciptanya kelancaran administrasi dan pelayanan perlengkapan. Administrasi perlengkapan meliputi analisis kebutuhan, pengadaan dan inventarisasi barang. Ketiga hal tersebut saling terkait satu sama lain, kelancaran administrasi analisis kebutuhan dan inventarisasi barang merupakan langkah awal bagi optimalisasi sarana dan prasarana kerja aparatur Setjen KESDM. Sedangkan kelancaran administrasi pengadaan barang dan jasa berkontribusi terhadap efisiensi anggaran pembangunan sektor ESDM dan mendukung kebijakan nasional dalam meningkatkan indeks persepsi korupsi. Ketiga, terciptanya kelancaran administrasi dan pelayanan kerumahtanggaan Dalam rangka dukungan operasional perkantoran yang optimal bagi kenyamanan kerja serta peningkatan citra pelayanan publik maka diperlukan pelayanan kerumahtanggaan yang meliputi urusan keamanan, ketertiban, kebersihan,dan keindahan lingkungan dan keperluan rumah tangga kantor lainnya serta pemeliharaan sarana dan
- 66 prasaran kerja. Keempat, terlaksananya administrasi penjadwalan pimpinan dan pelayanan keprotokolan. Untuk menjamin kelancaran tugas pimpinan KESDM maka perlu pengadministrasian jadwal pimpinan yang tepat. Selain itu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, pengaturan protokol diperlukan bagi Pejabat Negara, Pejabat Pemerintah, dan Tokoh Masyarakat. Keprotokolan merupakan serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi aturan mengenai tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan sehubungan dengan penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat. 3. Sasaran strategis yang terkait dengan tujuan Meningkatnya Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian ESDM yang sesuai dengan kebutuhan Dalam rangka dukungan operasional perkantoran yang optimal serta kelancaran pelaksanaan tugas Pimpinan KESDM maka perlu ketersediaan sarana dan prasarana kerja, Sehubungan dengan kebijakan nasional dalam efektivitas dan efisiensi anggaran, maka penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kerja aparatur diupayakan memenuhi persyaratan standarisasi sarana dan prasarana kerja aparatur negara. 4. Sasaran strategis yang terkait dengan tujuan Meningkatnya kualitas data dan informasi sektor ESDM yang lengkap, akurat dan tepat waktu Dalam rangka mencapai tujuan meningkatnya kualitas data dan informasi sektor ESDM yang lengkap, akurat, dan tepat waktu pada akhir tahun 2019, Sekretariat Jenderal KESDM menetapkan beberapa sasaran yang akan dicapai secara tahunan. Pertama meningkatnya daya dukung pengelolaan data dan informasi sektor ESDM. Untuk meningkatkan daya dukung pengelolaan data dan informasi yang lengkap, akurat dan tepat waktu diperlukan sistem pengelolaan data terpadu secara nasional dengan menggunakan teknologi dan sistem informasi mutakhir serta mempunyai SDM yang handal dan format standar yang baku sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kedua meningkatnya penyajian data dan informasi yang update mengandung arti bahwa pusdatin akan terus memperbaharui data yang dipublikasi setiap bulan dengan target pemutakhiran M-1(data terbaru satu bulan sebelumnya). Ketiga meningkatnya kualitas kajian data dan informasi ESDM melalui update data secara kontinue melalui offline (data bulanan) dari unit terkait dan online yang bersumber dari unit di lingkungan KESDM, instansi terkait baik dalam maupun luar negeri. Keempat meningkatnya ketersediaan (continuity of service) infrastruktur teknologi informasi dalam mendukung penyediaan, penyajian, dan kajian data dan informasi ESDM. Ketersediaan data yang dimaksud adalah
- 67 tersedianya data dan informasi sektor ESDM yang akurat sehingga datadata yang dipublikasi dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Indikator dan target yang ingin dicapai tahun 2010 – 2014 disajikan pada tabel di bawah ini. 5. Sasaran strategis yang terkait dengan tujuan Terwujudnya kepastian hukum sektor ESDM dalam rangka mendorong peningkatan investasi sektor ESDM Tabel 2.1. Sasaran Strategis Biro Hukum 2015 – 2019 Tujuan Terwujudnya kepastian hukum sektor ESDM dalam rangka mendorong peningkatan investasi Sektor ESDM
Sasaran
Indikator Kinerja
Menyusun rancangan peraturan perundangundangan sektor ESDM yang menunjang prioritas nasional Menyusun dan Melaksanakan Pertimbangan Hukum Melaksanakan proses penyelesaian permasalahan hukum Kementerian ESDM di dalam dan di luar Lembaga Peradilan yang bersifat nasional yang diselesaikan atau dalam proses penyelesaian
Jumlah rancangan peraturan perundangundangan sektor ESDM yang menunjang prioritas nasional Jumlah Pertimbangan Hukum Jumlah permasalahan hukum Kementerian ESDM di dalam dan di luar Lembaga Peradilan yang bersifat nasional yang diselesaikan atau dalam proses penyelesaian
6. Sasaran strategis yang terkait dengan tujuan Terwujudnya pelayanan prima perbendaharaan, administrasi pengelolaan dan informasi keuangan yang cepat, tepat, transparan serta akuntabel di lingkungan KESDM, antara lain:Terwujudnya pembinaan pengelolaan PNBP yang optimal di Lingkungan KESDM;
Terwujudnya pengelolaan anggaran belanja yang efektif dan efisien di lingkungan KESDM;
Terwujudnya pelayanan prima perbendaharaan yang cepat, tepat dan akurat;
7. Sasaran strategis yang terkait dengan tujuan Meningkatnya kualitas pengelolaan SDM Aparatur dalam rangka peningkatan kompetensi SDM dan penataan organisasi, antara lain:
- 68
Terlaksananya perencanaan dan pengembangan SDM Aparatur;
Terlaksananya pembinaan SDM Aparatur;
Terlaksananya pengembangan organisasi dan tata laksana;
Terwujudnya tertib administrasi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN yang tepat waktu, akurat, transparan dan akuntabel di lingkungan KESDM.
8. Sasaran strategis yang terkait dengan tujuan Terwujudnya Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Profesional, Akuntabel dan Transparan di Bidang Energi Sumber Daya Mineral Dalam Mendukung Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong, antara lain:
Meningkatkan Realisasi Anggaran Satker PPBMN.
Mewujudkan Laporan Bagian Tata Usaha untuk urusan perencanaan, Kepegawaian, administrasi keuangan KPA.
Mewujudkan Laporan penatausahaan BMN di Bidang ESDM.
Meningkatkan Penetapan Status Penggunaan BMN.
Terlaksananya pemindahtanganan, penghapusan dan pemanfaatan BMN bidang ESDM.
Menyusun Kebijakan teknis dan Melaksanakan pembinaan pengamanan, pembinaan pengawasan dan pengendalian BMN.
Menyusun kebijakan teknis pemeliharaan BMN.
Menyusun perencanaan dan realisasi pemeliharaan Barang Milik Negara.
Melaksanakan monitoring dan evaluasi pemeliharaan Barang Milik Negara.
9. Sasaran strategis yang terkait pelayanan publik sektor ESDM
dengan
tujuan
Meningkatkatnya
Sasaran strategis yang ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan Puskomblik menjadi garda terdepan Kementerian ESDM adalah indeks kepuasan publik yang di atas rata-rata.
*** I
- 69 -
III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI III.1 KEBIJAKAN Kebijakan yang diterapkan untuk mencapai tujuan Sekretariat Jenderal adalah : 1. Penataan sumber daya manusia aparatur disesuaikan dengan kebutuhan terhadap jumlah, kompetensi dan distribusi pegawai secara proporsional. 2. Peningkatan KESDM.
akuntabilitas
dalam
pengelolaan
keuangan
negara
di
3. Peningkatan fasilitas kerja dan kesejahteraan pegawai. 4. Pemanfaatan hasil evaluasi kinerja dalam perencanaan dan penganggaran. 5. Perencanaan dan pelaksanaan kerjasama dilaksanakan mendahulukan azas manfaat bagi peningkatan kinerja sektor.
dengan
6. Peningkatan koordinasi dalam penyelesaian dan harmonisasi peraturan perundang-undangan terkait sektor ESDM. 7. Peningkatan pelayanan data dan informasi ESDM untuk mendukung pengambilan keputusan. 8. Mendukung peningkatan manajemen terutama urusan pengelolaan Barang Milik Negara dan juga mewujudkan kegiatan pengelolaan Barang Milik Negara di Bidang ESDM yang akurat dan akuntabel. 9. Mewujudkan kepercayaan dan partisipasi publik melalui layanan informasi yang dilakukan oleh Puskomblik yaitu melalui website esdm.go.id, Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR), Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), dan media sosial.
III.2 STRATEGI 1.
Bidang Kepegawaian dan Organisasi
Pengembangan organisasi dan tata laksana dilakukan sejalan dengan program Reformasi Birokrasi di Kementerian ESDM. Hal ini mengingat aspek kelembagaan (organisasi) dan ketatalaksanaan (business process) merupakan dua dari tiga aspek dalam reformasi birokrasi. Secara umum, pengembangan organisasi dan tata laksana dilakukan melalui upaya restrukturisasi organisasi (kelembagaan) pemerintahan dan menyederhanakan sistem kerja, prosedur dan mekanisme kerja. Selain itu, dilakukan pula pengembangan jabatan melalui analisis dan evaluasi jabatan. Peran Sekretariat Jenderal sebagai pembina kepegawaian unit-unit di lingkungan Kementerian ESDM cukup strategis mengingat reformasi birokrasi menekankan pada penguatan unit kerja/organisasi kepegawaian. Untuk mencapai target dan sasaran dalam bidang kepegawaian dan organisasi, beberapa strategi akan dilaksanakan, untuk sasaran tersedianya pegawai negeri sipil yang
- 70 profesional, netral, sejahtera dan akuntabel, akan dicapai dengan cara melaksanakan perencanaan dan pengadaan pegawai yang sesuai dengan kompetensi jabatan yang didasarkan pada analisis beban kerja. Oleh karena itu, Kementerian ESDM sedang dan akan terus melaksanakan kegiatan Analisis Beban Kerja yang melibatkan seluruh unit utama. Pada tahun 2016 ini, Biro Kepegawaian dan Organisasi memiliki sejumlah isu strategis yang menjadi acuan terselenggaranya pembinaan kepegawaian Kementerian ESDM sebagaimana Tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1. Isu Strategis Biro Kepegawaian dan Organisasi No.
Isu Strategis
1
Pengembangan Karier Pegawai
2
Internalisasi NilaiNilai KESDM
3
Peningkatan Kapasitas Kepemimpinan
4
Penyusunan Sistem Pengembangan SDM Aparatur Rotasi dan Mutasi Pegawai
5
Kegiatan 1. Seleksi Tugas Belajar bekerja sama dengan Biro Pelayanan dan Informasi Psikologi, Universitas Padjadjaran. 2. Pemetaan kebutuhan peningkatan kompetensi pegawai dalam bidang teknis ESDM. 1. Pelaksanaan Leaders Camp 6 angkatan untuk Eselon III dan IV, Change Leadership dari Rumah Perubahan untuk Eselon II KESDM. 2. Pelatihan bidang keuangan untuk pengelola keuangan unit kerja sama dengan STAN. 1. Penyertaan diklat Executive Training on Extractive Industries and Sustainable Development 2. Mengikutsertakan dalam Pertamina Leadership Development Program bagi Pejabat Eselon III ke bawah. 3. Penyertaan program Pertamina Global Executive Development Program bagi Pejabat Eselon II. 4. Pelatihan tentang teknik diplomasi, negosiasi dan mengikuti perjamuan resmi kerjasama dengan Badan Diklat Kemenlu. 1. Penyusunan HR Blue Print. 2. Penyusunan Pola Rotasi dan Mutasi PNS. 1. Assesment bagi Pejabat Struktural Eselon III dan IV KESDM. 2. Seleksi terbuka bagi Jabatan Pimpinan Tinggi (Eselon I dan II). 3. Rotasi, mutasi dan promosi untuk
- 71 No.
Isu Strategis
Kegiatan
4.
5.
6
7
Seleksi Anggota Komite BPH Migas dan Kepala BPMA
1.
Kinerja Pegawai dan Organisasi
1.
2.
2. 3.
4. 5.
6.
8
Pengembangan sistem informasi dan e-government
1.
2. 3.
4. 5.
jabatan Eselon III dan Eselon IV dalam unit atau antar unit di lingkungan KESDM. Rotasi dan Mutasi Pejabat Fungsional Umum dalam unit atau antar unit di lingkungan KESDM. Pengalihan Personil yang menduduki jabatan fungsional Inspektur Tambang dan Inspektur Migas dari Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota kepada KESDM. Seleksi Ketua dan Anggota komite BPH Migas. Seleksi Kepala BPMA sesuai surat Gubernur Aceh Nomor 540/2521 tanggal 11 Februari 2016. Perbaikan tunjangan kinerja pegawai dari Tukin saat ini 70 (tujuh puluh) persen. Melalui penyusunan insentif capaian kinerja organisasi. Pengembangan Rencana Kerja Individu (RKI) dan Rencana Kerja Organisasi (RKO). Sinergitas dan allignment kinerja individu dan kinerja organisasi. Komitmen pelaksanaan zona integritas Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Bebas Bersih Melayani (WBBM). Penyelenggaraan kompetisi laporan kinerja antar unit eselon I di lingkungan Kementerian ESDM. Pengembangan sistem alfresco, sebagai aplikasi web based : document management, record management, work flow dan content management. Pengembangan aplikasi online survey. Pengembangan aplikasi untuk internalisasi / sosialisasi programprogram reformasi birokrasi. Implementasi otomasi hukuman disipilin. Pengembangan database pegawai.
- 72 No.
9
10
2.
Isu Strategis
Penataan Organisasi Kementerian ESDM
Tata Laksana dan Manajemen Perubahan
Kegiatan 6. Pembentukan Komite Pengarah Informasi dan E-Government di tingkat kementerian. 1. Rencana pembentukan Direktorat Jenderal Konservasi Energi. 2. Pembentukan kantor Perwakilan ESDM Indonesia Timur, untuk mendukung program Indonesia Terang. 3. Pembentukan unit kerja sama luar negeri, untuk melaksanakan operasionalisasi keanggotaan Indonesia dalam forum internasional bidang energi. 4. Pembentukan BPMA sebagai implemantasi UU No 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh dan PP No. 23 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Bersama Sumber Daya Alam Minyak dan Gas Bumi di Aceh. 5. Penataan museum di lingkungan KESDM. 1. Kompetisi laporan kinerja unit eselon I KESDM. 2. Lomba Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Nasional. 3. Audit kelembagaan untuk seluruh unit eselon I Kementerian ESDM. 4. Penyusunan bisnis proses. 5. Penanganan benturan kepentingan dalam proyek infrastruktur sektor ESDM dalam bentuk MOU dengan K / L / D dan atau lembaga terkait.
Bidang Perencanaan dan Kerja Sama
Dalam bidang perencanaan dan kerja sama, beberapa strategi akan diterapkan untuk mencapai sasaran yang telah dibahas sebelumnya. Sasaran tersedianya dokumen perencanaan yang sinergis akan dicapai dengan cara melaksanakan sinkronisasi dan harmonisasi internal KESDM yaitu dengan unit-unit di lingkungan KESDM. Kemudian, juga akan dilakukan sinkronisasi dan harmonisasi eksternal dengan pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya. Proses sinkronisasi dan harmonisasi perencanaan ini merupakan sebuah proses yang tidak mudah, oleh karena itu kegiatan ini
- 73 perlu dilaksanakan dengan serius dan memerlukan koordinasi yang intensif dengan seluruh stakeholders sektor ESDM. Sasaran terwujudnya perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja akan dicapai dengan cara menetapkan target kinerja, menetapkan standar biaya serta melaksanakan evaluasi kinerja. Ketiga proses tersebut merupakan satu kesatuan yang bertujuan menciptakan sebuah siklus perencanaan yang berkelanjutan, efektif dan efisien. Khususnya pada proses evaluasi kinerja, akan dilaksanakan secara berkala dan melibatkan para stakeholders. Untuk sasaran terkendalinya pelaksanaan kegiatan yang tertuang dalam rencana strategis dan dokumen perencanaan lainnya akan dicapai dengan cara melaksanakan monitoring dan review kegiatan rencana strategis dan dokumen perencanaan lainnya secara berkala. Aspek-aspek yang akan dipantau meliputi kesesuaian antara target kinerja dengan standar biaya yang telah ditetapkan dan hasil yang dicapai sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekurangan ketika merencanakan suatu kegiatan. Kemudian untuk sasaran terlaksananya kesepakatan kerja sama yang mendukung prioritas rencana strategis akan dicapai dengan cara menetapkan roadmap kerja sama sektor ESDM yang mengacu pada prioritas dan permasalahan sektor ESDM yang tertuang dalam rencana strategis sehingga ada panduan yang jelas tentang arah dan kebijakan ketika merencanakan kerja sama di sektor ESDM. Kemudian dengan melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerja sama yang telah disepakati maupun yang sedang diimplementasikan agar sektor ESDM dapat memperoleh manfaat optimal dari setiap kesepakatan kerja sama yang dihasilkan.
3.
Bidang Keuangan
Arah kebijakan Biro Keuangan ditetapkan dalam upaya peningkatan pelayanan Biro Keuangan yang cepat, tepat, transparan dan akuntabel menuju Biro Keuangan yang unggul (excellent). Arah kebijakan tersebut berupa:
Optimalisasi PNBP;
Penyerapan anggaran yang optimal dan berkualitas;
Optimalisasi pelayanan perbendaharaan;
Peningkatan akuntabilitas pelaporan keuangan.
Dalam rangka upaya peningkatan pelayanan Biro Keuangan yang cepat, tepat, transparan dan akuntabel menuju Biro Keuangan yang unggul (excellent), Sekretariat Jenderal KESDM menerapkan langkah-langkah seperti pada bagan berikut:
- 74 -
Opini WTP pada Laporan Keuangan Kementerian ESDM komitmen penyerapan anggaran yang didukung dengan perencanaan kas yang akurat
Gambar 3.1. Rencana Aksi Biro Keuangan 2015-2019 Rencana aksi pada gambar di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Tahun 2015 – 2019 1) Kembali meraih opini WTP pada laporan keuangan Kementerian ESDM, dengan melaksanakan: Bimtek Penyusunan Laporan Keuangan berbasis akrual; Pembenahan pengelolaan penerimaan PNBP antara lain dengan pembentukan Tim peningkatan akuntabilitas PNBP subsektor mineral dan batubara, kerjasama dengan Ditjen. Perbendaharaan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia terkait keakuratan data PNBP; Percepatan penyelesaian tindaklanjut hasil pemeriksaan APIP dan BPK-RI. 2) Setiap awal tahun masing-masing Eselon I menandatangani komitmen penyerapan anggaran yang didukung dengan perencanaan kas yang akurat. b. Tahun 2015 1) Melakukan percepatan penyerapan anggaran dengan pembentukan Unit Percepatan dan Pengendalian Pembangunan Infrastruktur (UP3I) yang secara khusus memonitor pelaksanaan anggaran, khususnya terkait proyek strategis; 2) Melakukan sosialisasi dan bimtek Sistem Akuntansi Berbasis Akrual (SAIBA) yang mulai diterapkan pada Laporan Keuangan TA.2015.
- 75 c. Tahun 2016 Membangun sistem Monev online pelaksanaan anggaran belanja bersama Pusdatin untuk internal KESDM dengan mengintegrasikan data SiRUP, data RKAKL, format kendali hulu – hilir dan realisasi anggaran. d. Tahun 2017 Mendapatkan sertifikat ISO 9001:2015 (sistem manajemen mutu) untuk pelayanan bidang keuangan di lingkungan KESDM. Untuk memperoleh sertifika tersebut, Biro keuangan akan menginventarisir dan memperbaharui beberapa SOP bidang keuangan antara lain SOP pengelolaan Penerimaan PNBP sektor ESDM, SOP terkait perbendaharaan, SOP terkait pelaksanaan anggaran belanja, dan SOP lainnya dibidang keuangan dengan sedapat mungkin memotong rantai birokrasi tanpa melanggar aturan sehingga dihasilkan standar operasi yang efisien dan efektif. e. Tahun 2018 1) Mewujudkan pencatatan asset KESDM yang akuntabel, khususnya pembinaan dalam hal penyajian laporan asset pada laporan keuangan KESDM; 2) Membangun sistem monev online pengelolaan PNBP yang terintegrasi dengan Kas Negara sehingga terdapat kesamaan data PNBP antara Sistem Akuntansi Instansi (SAI) KESDM dengan Sistem Akuntansi Umum (SAU) Kementerian Keuangan. f.
Tahun 2019 1) Mendorong realisasi penyerapan anggaran agar semakin meningkat sehingga mencapai minimal 95% dari total pagu pada tahun 2019; 2) Mendorong peningkatan kualitas belanja negara yang efektif dan efisien; 3) Menerapkan pengelolaan keuangan negara yang berkualitas sejak perencanaan sampai pelaporan.
4.
Bidang Hukum
Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran strategis Kementerian ESDM Tahun 2015-2019, Salah satu pilar dalam upaya untuk mewujudkan good governance di lingkungan Kementerian ESDM adalah penataan peraturan perundang-undangan. Hal ini menjadi penting, karena apabila tahapan proses pembentukan peraturan perundang-undangan tidak dilakukan secara akuntabel, akan muncul peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih, disharmonis atau dapat diinterpretasi berbeda sehingga seringkali tidak dapat diimplementasikan sesuai dengan tujuan pembentukan peraturan perundang-undangan tersebut. Program kegiatan dalam area penguatan penataan perundang-undangan mempunyai sasaran terwujudnya
- 76 kepastian hukum bidang ESDM dalam rangka mendorong peningkatan investasi. Ukuran keberhasilan program penataan perundang-undangan adalah dengan meningkatnya efektifitas penerapan peraturan perundangundangan. penguatan koordinasi dengan Unit Utama KESDM terutama bagian yang memiliki tugas dan fungsi bidang perundang-undangan maupun dengan Kementerian/ Lembaga terkait guna menyusun peraturan perundang-undangan bidang ESDM yang lebih implementatif. Arah kebijakan dan Strategi Biro Hukum yang dilaksanakan sebagai berikut: a. Tersedianya peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholders) strategi yang dilakukan dengan perumusan peraturan yang sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan dengan tetap mengutamakan kepentingan nasional. b. Semakin berkurangnya jumlah peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis, tumpang tindih dan tidak sinkron. Strategi yang dilakukan dengan melakukan pemetaan peraturan perundang-undangan yang tidak sinkron atau tidak harmonis dengan instansi lain. c. Meningkatnya peran serta dukungan publik dalam perumusan kebijakan dan peraturan perundang-undangan. Strategi yang dilakukan dengan mengadakan konsultasi publik yang menghadirkan pemangku kepentingan (stakeholder), praktisi dan akademisi. d. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyusunan peraturan perundang-undangan. Strategi yang dilakukan dengan melakukan penyebarluasan peraturan perundang-undangan (regulasi) bidang ESDM melalui website jdih.esdm.go.id sehingga pencarian informasi hukum berupa peraturan perundang-undangan bidang ESDM dapat dilakukan secara cepat, tepat dan akurat. e. Meningkatnya sinergi antar instansi pemerintah dalam pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang ESDM. Strategi yang dilakukan dengan memaksimalkan koordinasi antar instansi dalam proses penyusunan peraturan teknis. f. Meningkatnya kualitas peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang mampu melindungi, berpihak pada publik, harmonis, tidak tumpang tindih dan mendorong iklim usaha yang kondusif. Strategi yang dilakukan dengan melakukan identifikasi peraturan perundangundangan yang diterbitkan, pemetaan peraturan perundang-undangan yang harus dibentuk sebagai tindak lanjut Putusan Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. g. Proses penyusunan peraturan perundang-undangan yang cepat, efektif, dan efesien strategi strategi yang dilakukan dengan melakukan perencanaan penyusunan peraturan perundang-undangan tahunan maupun jangka panjang melalui program legislasi dan regulasi bidang ESDM untuk Tahun 2015-2019. h. Terciptanya iklim investasi di sektor ESDM dengan mengedepankan kepastian berusaha dan kepastian hukum (sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku).
- 77 Strategi dan Rencana Aksi yang akan dilakukan Biro Hukum guna menunjang tujuan dengan cara sebagai berikut : a. Pemberian masukan atau telaahan terhadap konsep peraturan perundang-undangan di sektor ESDM sebelum ketentuan tersebut diundangkan. b. Pemberian masukan atau telaahan terhadap konsep peraturan perundang-undangan sektor lain yang berkaitan dengan pengusahaan di sektor ESDM. c. Inventarisasi permasalahan yang terjadi di lapangan dan melakukan koordinasi dengan unit teknis terkait atau dengan stakeholder terhadap permasalahan hukum yang terjadi. d. Melakukan analisa dan kajian dari sisi peraturan perundang-undangan terhadap langkah-langkah yang akan di ambil oleh pimpinan. e. Memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi stakeholder yang belum menempuh jalur hukum maupun penanganan perkara di sektor ESDM pada lembaga peradilan.
5.
Bidang Umum
Dalam bidang administrasi katatausahaan, perlengkapan serta pelayanan kerumahtangan dan keprotokolan beberapa strategi akan diterapkan untuk mencapai sasaran yang telah dibahas sebelumnya. Sasaran terwujudnya kelancaran pelaksanaan persuratan dinas dan penyelamatan arsip KESDM yang bernilai guna vital dan permanen bisa tercapai dengan menyusun dan menyempurnakan pedoman/standar kerja bidang persuratan dinas dan kearsipan yang menjadi acuan dalam pelaksanaan persuratan dinas dan kearsipan di lingkungan KESDM, melakukan pembinaan dan koordinasi terhadap unit kerja ketatausahaan di lingkungan KESDM secara terpadu dan berkesinambungan serta optimalisasi Gedung Pusat Arsip KESDM sebagai record center dalam rangka perlindungan dan penyelamatan khasanah arsip KESDM yang bernilai guna vital dan permanen. Untuk sasaran terciptanya kelancaran administrasi dan pengelolaan perlengkapan dapat dicapai dengan cara penyusunan dan penyempurnaan pedoman/ stándar kerja dan pembinaan di bidang pengadaan barang dan jasa di lingkungan KESDM. Di samping itu pemetaan rencana kebutuhan sarana dan prasarana kerja Pimpinan KESDM dan aparatur Setjen KESDM dan distribusi dan inventerisasi BMN di lingkungan Setjen KESDM. Dalam hal pencapaian sasaran Terciptanya kelancaran administrasi dan pelayanan kerumahtanggaan, cara yang dapat dilakukan adalah dengan penyusunan prosedur/ standar kerja dan pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana kerja pimpinan KESDM serta aparatur di lingkungan Setjen KESDM, melaksanakan pelayanan Kebersihan, Ketertiban dan Keamanan (K3) dan dukungan operasional perkantoran di lingkungan Setjen KESDM.
- 78 Sasaran terciptanya kelancaran administrasi penjadwalan pimpinan dan pelayanan prima keprotokolan dapat dicapai melalui pelaksanaan penyusunan administrasi penjadwalan pimpinan, melakukan penyusunan/ penyempurnaan/ penelaahan prosedur dan standar kerja keprotokolan serta melakukan koordinasi dengan pihak terkait guna kelancaran tugas pimpinan. Sasaran terwujudnya sarana dan prasarana kerja pimpinan KESDM dan aparatur Setjen KESDM sesuai dengan standarisasi dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kerja.
6.
Bidang Data dan Informasi ESDM
Dalam bidang data dan informasi ESDM, beberapa strategi akan diterapkan untuk mencapai sasaran yang telah dibahas sebelumnya. Sasaran meningkatnya daya dukung pengelolaan data dan informasi sektor ESDM akan dicapai dengan cara melaksanakan koordinasi dan konsolidasi yang lebih intensif dengan unit-unit terkait, mitra kerja dan stakeholder lainnya, mengembangkan sistem pengelolaan data terpadu dan menyusun regulasi dan pedoman/Standard Operating Procedure (SOP) serta menjaga mutu dan kegunaan serta nilai tambah data dengan melakukan peremajaan, alih media data dan prospectivity evaluation serta meningkatkan kapasitas SDM dan infrastruktur. Sasaran meningkatnya penyajian data dan informasi yang up to date akan dicapai melalui pembuatan format data dan informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan para pemangku kepentingan. Selain itu, mengembangkan sistem manajemen database ESDM serta membangun sistem pengelolaan data spasial KESDM yang integratif (yang memuat link ke seluruh database spasial yang dikelola unit-unit kerja KESDM) sehingga proses pengiriman dan penerimaan data dilakukan secara online. Dalam upaya menyediakan data dan informasi yang akurat adalah membuat regulasi dan pedoman penyelenggaraan data clearing house serta melakukan sinkronisasi dan konsolidasi data dan informasi ESDM secara periodik. Sasaran meningkatnya kualitas kajian data dan informasi ESDM akan dicapai melalui berbagai pendidikan dan pelatihan; meningkatkan fasilitas dan infrastruktur yang bisa mendukung kegiatan kajian seperti buku-buku literatur, jaringan internet dan lain-lain; serta meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait mengenai data dan informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kajian. Sasaran meningkatnya ketersediaan (continuity of service) infrastruktur teknologi informasi dalam mendukung penyediaan, penyajian, dan kajian data dan informasi ESDM dapat dicapai melalui infrastruktur TI sebagai penopang utama integrasi layanan data dan informasi on-line di lingkungan KESDM dan lintas kementerian (National Single Window, JDSN). Layanan infrastruktur TI yang handal, menjamin pertukaran data berjalan lancar dan berdampak pada sistem pengambilan keputusan yang didukung dengan data-data yang up to date.
- 79 Selain itu, saat ini Pusdatin menjadi penanggung jawab dalam hal penyusunan kebijakan satu peta (one map policy) bidang ESDM. One Map Policy adalah kebijakan satu peta skala 1:50.000 di seluruh Indonesia. Saat ini program one map policy yang sudah berjalan di Kementerian ESDM yakni Minerba One Map Indonesia (MOMI). MOMI merupakan Sistem Informasi Geografis Wilayah Pertambangan berbasis web sebagai bagian dari semangat transparansi, akuntabilitas dan kolaboratif, dengan rincian sebagai berikut: 1. Sistem ini merupakan basis data seluruh wilayah pertambangan yang ada di Indonesia, dimana saat ini MOMI telah terinput 10.338 IUP, 74 PKP2B dan 34 KK. 2. MOMI telah mengintegrasikan data dari sub sektor/sektor lain seperti: peta PLTU, peta kawasan hutan, peta batas administrasi, peta tersus, peta blok migas dan peta tematik lainnya. 3. MOMI mampu mengintegrasikan data spasial Kementerian/Lembaga dalam satu interface secara bersamaan. 4. MOMI dapat diakses dari manapun dan kapanpun di seluruh dunia. 5. MOMI merupakan salah satu yang aplikasi yang mendukung kebijakan “one map policy” Indonesia.
7.
Bidang Hubungan Masyarakat
Dalam upaya mewujudkan kepercayaan dan partisipasi publik, layanan informasi yang dilakukan oleh Puskomblik yaitu melalui website esdm.go.id, Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR), Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), dan media sosial. Adapun strategi/rencana aksi yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
Memperbarui tampilan website esdm.go.id agar lebih menarik. Pembaruan website esdm.go.id dimulai pada 2015 dengan menggunakan jasa pihak ketiga. Pekerjaan yang dilakukan adalah memperbarui back-end website dari yang tadinya Joomla menjadi CMS, memperbarui tampilan front-end dengan menitikberatkan pada berita dan galeri, dan penambahan tautan ke Twitter resmi Kementerian ESDM. Mengumpulkan semua aplikasi layanan KESDM di halaman utama website esdm.go.id untuk memudahkan publik dalam mencari alamat situs maupun info pelayanan. Tujuannya agar pintu pelayanan menjadi satu, sehingga publik tidak perlu menghafal berbagai macam alamat situs pelayanan. Selalu memperbarui berita baik versi Indonesia maupun Inggris. Hal ini dikarenakan pengunjung website esdm.go.id tidak hanya publik Indonesia, tapi juga masyarakat luar. Bahkan hit berita versi Inggris lebih banyak daripada versi Indonesia.
- 80
Menyeragamkan tampilan website di bawah domain esdm.go.id agar publik merasa familiar jika mengakses website unit manapun. Keseragaman lebih ditekankan pada header, body layout, footer, dan konten yang terkandung di dalamnya.
Saling berkoordinasi dengan unit dalam menyusun berita, terutama yang menyentuh publik secara langsung atau membutuhkan klarifikasi jika keluar, misalnya Blok Masela atau program listrik 35.000 MW.
Mempercepat proses LAPOR dan PPID. Perlu ditunjuk PIC LAPOR dan PPID masing-masing unit sehingga mempercepat proses pelayanan informasi.
Membangun aplikasi PPID Online untuk mempermudah publik dalam memantau status permohonan informasi. Aplikasi ini dikerjakan dengan bantuan pihak ketiga.
Mengelola konten media sosial ESDM (Facebook, Twitter, Instagram, Youtube) dengan lebih interaktif, termasuk di dalamnya mengunggah infografis, videografis, kuis, dan live tweet dalam setiap kegiatan KESDM. Oleh karena itu dibutuhkan pembelian alat peliputan dan dokumentasi agar dapat mendukung kegiatan tersebut.
Pengembangan perpustakaan sebagai front office pengetahuan masyarakat di Gedung Heritage Setjen KESDM.
Pengembangan ESDM TV.
Pada tahun 2017, Puskomblik akan menjadi koordinator pameran KESDM di Kazakhstan, juga menguatkan penggunaan PPID Online. Secara berkelanjutan, Puskomblik berencana:
Memfasilitasi temu media. Puskomblik akan menjadi fasilitator masingmasing unit dalam menyampaikan isu strategis dan program kerja mereka.
Mengadakan sarasehan wartawan rutin satu kali tiap satu tahun dengan mengundang perwakilan wartawan dari media cetak dan elektronik. Diharapkan unit-unit KESDM di bawah koordinasi Puskomblik dapat melakukan temu media seperti sarasehan ini.
Mengadakan bincang santai antara media dengan Menteri ESDM tiap hari Jumat. Jika Menteri ESDM berhalangan hadir, KaPuskomblik dan perwakilan unit (minimal Pejabat Eselon II) yang akan menjadi narasumber sesuai arahan. Isu strategis disampaikan ke Puskomblik pada hari Kamis setiap minggunya.
8.
Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara
- 81 Dalam tataran normatif, arah kebijakan merupakan tindakan yang terstruktur untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh Kepala Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara KESDM. Kebijakan Kepala Pusat Pengelolaan BMN Energi dan Sumber Daya Mineral ditetapkan dalam rangka memberikan arahan, batasan, petunjuk dan kebijakan bagi seluruh jajaran Pusat Pengelolaan BMN KESDM serta memberikan acuan prioritas optimalisasi sumber daya yang harus dimanfaatkan dan pelaksanaannya secara terstruktur dan sistematis. Arah kebijakan dan Strategi PPBMN yang dilaksanakan sebagai berikut : a. Meningkatkan Realisasi Anggaran, strategi yang dilakukan meliputi : (i) mendorong peningkatan kapasitas pejabat pengelola anggaran, (ii) mendorong percepatan pelaksanaan kegiatan swakelola dan pengadaan barang/jasa, (iii) mendorong penerapan monitoring anggaran. b. Meningkatkan kualitas laporan keuangan satuan kerja, pengelolaan kepegawaian dan peningkatan kapasitas pegawai, laporan bmn kpb serta kualitas pelayanan umum dan ketatausahaan. Strategi yang dilakukan meliputi : (i) Peningkatan kapasitas unit akuntasi anggaran dan barang, (ii) Mendorong peningkatan kualitas proses administrasi keuangan dan barang (iii) Penyertaan pegawai pada diklat/seminar dan usul tugas belajar dalam maupun luar negeri. c. Mewujudkan laporan BMN Kementerian ESDM dan laporan BMN Transaksi Khusus yang lebih akurat dan akuntabel. Strategi yang dilakukan melalui : (i) peningkatan kualitas kegiatan rekonsiliasi berkala, (ii) peningkatan kapasitas unit akuntansi pengguna barang dan unit akuntansi kuasa pengelola barang, (iii) mendorong peningkatan kualitas penatausahaan BMN di bidang ESDM, (iv) peningkatan koordinasi dengan unit kuasa pengguna barang dan stakeholder terkait. d. Meningkatkan nilai BMN di Kementerian ESDM yang ditetapkan statusnya. Strategi yang dilakukan diantaranya adalah : (i) Melakukan rekonsiliasi data secara berkala, (ii) Mendorong penggunaan monitoring PSP berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), (iii) peningkatan koordinasi dengan unit kuasa pengguna barang. e. Mewujudkan tertib administrasi pemindahtanganan, penghapusan dan pemanfaatan BMN. Strategi yang dilakukan diantaranya adalah (i) melakukan verifikasi usulan pemindahtanganan, penghapusan dan pemanfaatan BMN sesuai dengan peraturan yang berlaku (ii) melaksanakan sosialisasi peraturan pengelolaan BMN kepada stakehooder. f. Meningkatkan efektifitas proses usulan pemindahtangan, penghapusan dan pemanfaatan BMN. Strategi yang dilakukan diantaranya adalah : (i) melaksanakan koordinasi dengan stakeholder melalui focus group discussion (FGD) (ii) melaksanakan monitoring proses pemindahtanganan, penghapusan dan pemanfaatan BMN secara periodik.
- 82 g. Meningkatkan efisiensi proses penghapusan BMN di bidang ESDM. Strategi yang dilakukan diantaranya adalah : (i) menyusun SOP dan time frame proses pemindahtanganan, penghapusan dan pemanfaatan BMN; (ii) menerapkan SOP dan time frame yang disepakati. h. Meningkatkan kualitas pengamanan BMN di lingkungan Kementerian di bidang ESDM. Strategi yang dilakukan adalah (i) meningkatkan kualitas koordinasi dengan stakeholder terkait (ii) Meningkatkan monitoring dan evaluasi pengamanan administrasi, fisik dan hukum terhadap BMN, (iii) mendorong penyelesaian kasus sengketa pengelolaan BMN, (iv) Menyusun standar minimum pengamanan. i. Penyiapan penetapan dan pelaksanaan pemantauan evaluasi obyek vital nasional bidang energi dan sumber daya mineral. j. Meningkatkan kualitas pemeliharaan BMN di lingkungan Kementerian ESDM. Strategi yang dilakukan adalah (i) Meningkatkan Koordinasi dengan Stakeholder terkait (ii) menyusun perencanaan pemeliharaan BMN, (iii) menyusun kebijakan teknis pemeliharaan BMN, (iv) monitoring implementasi kebijakan teknis pemeliharaan BMN (v) melaksanakan pembinaan berkelanjutan, monitoring, dan evaluasi pemeliharaan BMN. k. Barang milik negara yang berasal dari perolehan lainnya yang sah atau hasil perjanjian kontrak, akan diupayakan pengelolaannya dilakukan oleh Kementerian ESDM yang secara fungsional dilaksanakan oleh Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku.
***
- 83 -
IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN IV.1. TARGET KINERJA Target kinerja merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang harus dicapai oleh Kementerian yang terdiri dari IKU Menteri ESDM dan IKU unit Eselon I. Khusus untuk IKU Menteri ESDM telah dijabarkan pada bab tujuan dan sasaran. Pada dokumen Renstra Sekretariat Jenderal ini, target kinerja telah ditetapkan berdasarkan perencanaan dan perkiraan yang dibuat pada tahun 2014/2015, sehingga tidak menutup kemungkinan pada tahun berjalan perencanaannya dapat berubah seiring dengan penetapan APBN, APBN-P, Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), dan dokumen perencanaan lainnya. 1.
Sekretariat Jenderal Target No
Indikator Kinerja
Satuan 2015 2016 2017 2018
2019
Sasaran strategis: Meningkatkan kualitas pengelolaan SDM Aparatur dalam rangka peningkatan kompetensi SDM dan pengembangan organisasi 1. Persentase pembinaan pengeolaan pegawai
%
95
95
96
96
97
Sasaran strategis: Meningkatnya kualitas perencanaan dan kerjasama sektor ESDM yang efektif dan efisien 2. Indeks Pencapaian Renstra 3
Hasil (nilai) evaluasi AKIP KESDM
Indeks
70
75
80
85
90
Predikat
B
B
B
A
A
Sasaran strategis: Terwujudnya pelayanan administrasi pengelolaan dan informasi keuangan yang cepat, tepat, transparan serta akuntabel dilingkungan KESDM 4. Opini BPK atas Laporan Keuangan KESDM 5. Persentase realisasi PNBP terhadap target yang ditetapkan pada tahun berjalan
Predikat
%
WTP WTP WTP WTP WTP
90
90
90
90
Sasaran strategis: Terwujudnya kepastian hukum sektor ESDM dalam rangka mendorong peningkatan investasi
90
- 84 Target No
Indikator Kinerja
Satuan 2015 2016 2017 2018
6. Jumlah rancangan peraturan peraturan perundang-undangan sektor ESDM yang menunjang prioritas nasional 7. Jumlah permasalahan hukum Kementerian ESDM di dalam dan di luar Lembaga Peradilan yang bersifat prioritas nasional yang diselesaikan atau dalam proses penyelesaian
2019
Peraturan
25
25
25
25
25
Buah
4
6
6
6
6
Sasaran strategis: Meningkatnya sarana dan prasarana aparatur yang efektif dan efisien 8. Persentase sarana dan prasarana kerja yang sesuai standardisasi sarana dan prasarana kerja
%
90
90
90
90
90
Sasaran strategis: Meningkatnya kualitas data dan teknologi informasi sektor ESDM yang lengkap, akurat dan tepat waktu 9. Peningkatan nilai data ESDM sesuai target
%
95
95
95
95
95
Sasaran strategis: Terwujudnya kegiatan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) yang akurat dan akuntabel 10 Persentase usulan penghapusan barang milik negara yang diproses sampai terbitnya SK Menteri ESDM
%
100
100
100
100
100
Sasaran strategis: Meningkatnya pelayanan komunikasi publik sektor ESDM 11 Indeks kepuasan terhadap pelayanan informasi publik
Indeks
70
75
80
85
90
- 85 2.
Biro Kepegawaian dan Organisasi
Target Kinerja Biro Kepegawaian dan Organisasi dengan sasaran Meningkatnya kualitas pengelolaan SDM Aparatur dalam rangka peningkatan kompetensi SDM dan pengembangan organisasi Volume/Target No.
Program/Sasaran/Kegiatan 2016
2017
2018
2019
1
Perencanaan Pengadaan dan Pengembangan SDM Aparatur
1.606
1.606
1.606
1.606
2
Pembinaan Kepegawaian
3.984
3.984
3.984
3.984
3
Pengelolaan Kinerja dan Informasi Pegawai
12.304
12.304
12.304
12.304
4
Penataan Organisasi
3
6
6
6
5
Pengembangan Tata Laksana
3
3
3
3
6
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
4
10
10
10
7
Layanan Perkantoran
12
12
12
12
3.
Biro Perencanaan dan Kerja Sama
Target Kinerja Biro Perencanaan dan Kerja sama dengan sasaran Meningkatnya kualitas perencanaan dan kerjasama sektor ESDM yang efektif dan efisien Sasaran No. 1
2
Tahun Satuan
Uraian
Indikator
2015 2016 2017 2018 2019
Tersedianya bahan untuk pimpinan dan kebijakan umum lainnya yang tepat waktu dan berkualitas Tersedianya rencana anggaran yang
Tingkat kepuasan pimpinan KESDM atas penyiapan bahan rapat
%
80
Jumlah dokumen kebijakan umum
dokumen
5
Persentase anggaran KESDM yang menunjang prioritas nasional
%
65
- 86 Sasaran No.
Uraian
Tahun Satuan
Indikator
2015 2016 2017 2018 2019
berbasis kinerja
3
4
4.
Jumlah dokumen perencanaan dokumen program dan anggaran Jumlah dokumen penunjang 3 perencanaan dokumen program dan anggaran Tersedianya Indeks pencapaian dokumen Renstra (Skala Skala hasil 100) monitoring Hasil (nilai) evaluasi dan AKIP KESDM Predikat evaluasi tahun 2014 yang Jumlah dokumen akuntabel monitoring dan dokumen evaluasi program dan kegiatan Tersedianya potensi dan monitoring hasil kerjasama yang mendukung tujuan sektor ESDM
Persentase perjanjian kerja sama yang diimplementasikan Jumlah dokumen kerjasama bilateral, multilateral dan dalam negeri
5
3
75
B
7
%
85
dokumen
5
Biro Keuangan
Target Kinerja Biro Kepegawaian dan Organisasi dengan sasaran Terwujudnya pelayanan administrasi pengelolaan dan informasi keuangan yang cepat, tepat, transparan serta akuntabel dilingkungan KESDM Indikator Kinerja / Keluaran 1.
Persentase realisasi PNBP KESDM terhadap target yang ditetapkan tahun berjalan Output:
Satuan %
2016 90
Volume Target 2017 2018 90 90
2019 90
- 87 Indikator Kinerja / Keluaran
2.
3.
4.
5.
6.
5.
Satuan
Dokumen Pengelolaan PNBP Laporan di Lingkungan KESDM Persentase realisasi % anggaran belanja KESDM terhadap target yang ditetapkan pada tahun berjalan Output: Dokumen Pengelolaan Laporan Anggaran Belanja Tingkat kepuasan pelayanan % dan pembinaan perbendaharaan Output: Layanan Perbendaharaan Laporan Tersusunnya Laporan Laporan Keuangan Setjen Output: Laporan Keuangan SETJEN Laporan Opini BPK atas laporan Opini keuangan KESDM Output: Laporan Keuangan KESDM Laporan Jumlah Laporan Dukungan Laporan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Biro Keuangan Output: Laporan Dukungan Laporan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Biro Keuangan
2016 4
Volume Target 2017 2018 4 4
2019 4
87
89
90
92
5
5
5
5
83
85
88
90
8
9 1
9 1
9 1
WTP
1 WTP
1 WTP
1 WTP
9 2
8 2
8 2
8 2
2
2
2
2
Biro Hukum
Target Kinerja Biro Hukum dengan sasaran Terwujudnya kepastian hukum sektor ESDM dalam rangka mendorong peningkatan investasi Sektor ESDM Sasaran
Indikator Kinerja
Jumlah Terwujudnya rancangan kepastian peraturan hukum perundang-
Satuan
2015
2016
Peraturan
25
25
2017 2018
25
25
2019
25
- 88 Indikator Kinerja
Sasaran sektor ESDM dalam rangka mendorong peningkatan investasi Sektor ESDM
6.
undangan sektor ESDM yang menunjang prioritas nasional Jumlah Pertimbangan Hukum Jumlah permasalahan hukum Kementerian ESDM di dalam dan di luar Lembaga Peradilan yang bersifat nasional yang diselesaikan atau dalam proses penyelesaian
Satuan
2015
2016
2017 2018
2019
Buah
100
100
100
100
Kasus
6
6
6
6
Biro Umum
Target Kinerja Biro Umum dengan sasaran Terciptanya tertib administrasi dan kelancaran pelaksanaan ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan dan keprotokolan serta Meningkatnya sarana dan prasarana aparatur yang efektif dan efisien Tahun
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Terciptanya tertib administrasi dan kelancaran pelaksanaan ketatausahaan, rumahtangga dan perlengkapan
Jumlah Arsip vital dan permanen hasil Pelaksanaan Penyelamatan Arsip KESDM (Berkas) Jumlah Rancangan NSPK Bidang Ketatausahaan, Kearsipan, Keprotokolan, Perlengkapan dan Kerumahtanggaan KESDM (Dokumen) Jumlah Laporan
2015
2016
2017
2018
2019
1500
1650 1815 1997
1310
3
2
3
3
2
25
23
24
24
24
- 89 Sasaran Strategis
Meningkatnya sarana dan prasarana aparatur yang efektif dan efisien
7.
Tahun
Indikator Kinerja Pembinaan, Koordinasi dan Pengadministrasian Bidang Ketatausahaan, Kearsipan, Keprotokolan, Perlengkapan dan Kerumahtanggaan KESDM (Laporan) Indeks Kepuasan Pelayanan Umum (Indeks) Jumlah Bulan Layanan Perkantoran (Bulan) Jumlah Laporan Dukungan Manajemen dan Tugas Lainnya Biro Umum Setjen KESDM (Laporan) Jumlah Peralatan elektrik dan elektronik (Unit) Jumlah Peralatan non-elektrik dan non-elektronik (Unit)
2015
2016
2017
2018
2019
73
73,5
74
74,5
75
12
12
12
12
12
5
5
5
5
5
385
385
385
385
385
380
380
380
380
380
Pusat Data dan Informasi
Target Kinerja Pusat Data dan Informasi ESDM dengan sasaran Meningkatnya kualitas data dan teknologi informasi sektor ESDM yang lengkap, akurat dan tepat waktu Kinerja
Tahun 2016 2017 2018 2019
Output 1 Layanan Pengelolaan dan Pemanfaatan Data Indikator
1. Persentase peningkatan jumlah data yang dikelola
20% 20% 20% 20%
2. Persentase peningkatan jumlah data yang dimanfaatkan
20% 20% 20% 20%
Output 2 Rekomendasi Strategis Sektor ESDM
- 90 Tahun
Kinerja
2016 2017 2018 2019
Indikator Jumlah Rekomendasi Strategis Sektor ESDM
6
6
6
6
Output 3 Layanan Teknologi Informasi 1. Tingkat Keandalan Akses Jaringan KESDM (24 jam/hari) Indikator 2. Tingkat Ketersediaan Aplikasi Sistem Internet ESDM
99% 99% 99% 99% 95% 95% 95% 95%
Output 4 Layanan Dukungan Manajemen Indikator Tingkat Layanan Dukungan Manajemen
99% 99% 99% 99%
Output 5 Layanan Perkantoran Indikator Tingkat Layanan Perkantoran
99% 99% 99% 99%
Output 6 Kendaraan Bermotor Indikator
Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Sarana Transportasi Darat
99% 99% 99% 99%
Output 7 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Media Indikator Pemroses/Penyimpan/ Penyaji Data dan/ atau Media KomunikasI
99% 99% 99% 99%
Output 8 Peralatan Fasilitas Perkantoran Indikator
8.
Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Sarana Kelengkapan Kantor
99% 99% 99% 99%
Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara
Target Kinerja Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara dengan sasaran Terwujudnya kegiatan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) yang akurat dan akuntabel
No
Sasaran Kegiatan (Output)
1
Perencanaan, Keuangan, Ketatausahaan, Layanan Umum, Kepegawaian, Hukum dan Pengelolaan Data Informasi Pengelolaan BMN
2
Penatausahaan Barang Milik Negara Barang Milik Negara Yang Sudah Ditetapkan Status Penggunaannya
3
Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Laporan Dukungan Perencanaan, Keuangan, Ketatausahaan, Layanan Umum, Kepegawaian, Hukum dan Pengelolaan Data Informasi Pengelolaan BMN Jumlah Laporan Penatausahaan Barang Milik Negara Laporan Barang Milik Negara Yang Sudah Ditetapkan Status Penggunaannya
Target Satuan 2015
2016
2017
2018
2019
laporan
10
10
10
10
10
laporan
7
7
7
7
7
laporan
1
1
1
1
1
- 91 -
No 5
6
7
9.
Sasaran Kegiatan (Output)
Indikator Kinerja Kegiatan
Target Satuan 2015
2016
2017
2018
2019
Pengamanan Barang Milik Negara Kementerian ESDM Pemeliharaan Barang Milik Negara Bidang ESDM
Jumlah Laporan Pengamanan Barang Milik Negara Kementerian ESDM
Laporan
3
3
3
3
3
Jumlah Laporan Pemeliharaan Barang Milik Negara Kementerian ESDM
Laporan
3
3
3
3
3
Output Cadangan
-
Pusat Komunikasi Publik
Target Kinerja Pusat Komunikasi Publik dengan sasaran Meningkatnya pelayanan komunikasi publik sektor ESDM Pengelolaan Informasi Publik Kementerian ESDM Layanan Kehumasan dan Hubungan Kelembagaan Layanan Dukungan Manajemen Pusat Komunikasi Publik
Sasaran
Volume Target
Indikator
Meningkatnya pelayanan informasi publik Sektor ESDM
2015 70%
2016 75%
2017 75%
2018 80%
Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan informasi publik Meningkatnya Laporan 3 3 3 3 3 pelayanan layanan Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan informasi dukungan publik Sektor Manajemen ESDM Pusat Komunikasi Publik
IV.2. KERANGKA PENDANAAN 1.
2019 80%
INVESTASI DAN PENDANAAN Sumber pendaan pembangunan sektor ESDM utamanya dari investasi swasta dan selebihnya dari APBN. Dalam melaksanakan pembangunan 5 tahun kedepan, arah pembangunan lebih kepada infrastruktur ketenagalistrikan, energi terbarukan dan hilir migas serta pengolahan dan pemurnian mineral. Investasi swasta dan pendanaan APBN tersebut akan berdampak pada pencapaian kedaulatan energi dan penerimaan negara yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Perkiraan investasi sektor ESDM tahun
- 92 2015-2019 dari swasta dan APBN sekitar Rp. 273 miliar dan Rp. 104 triliun.
Gambar 4.1. Indikasi Kerangka Pendanaan Sektor ESDM Tahun 2015-2019 a. Investasi sektor ESDM, untuk 5 tahun kedepan diperkirakan sebesar US$ 273 miliar, yang utamanya merupakan investasi dari sektor swasta. Mayoritas investasi berasal dari sub sektor migas yaitu sebesar 52%, selebihnya yaitu sub sektor ketenagalistrikan sekitar 28%, mineral dan batubara sekitar 14%, dan EBTKE sekitar 6%.
- 93 Tabel 4.1. Investasi Sektor ESDM Tahun 2015-2019 Investasi
Satuan
Target 2015
2016
2017
2018
2019
1. Minyak dan Gas Bumi
miliar US$
23,67
25,23
26,80
28,36
29,93
2. Ketenagalistrikan
miliar US$
11,20
16,37
20,35
19,55
15,87
- pembangkit
miliar US$
5,91
10,99
15,24
14,64
12,17
- transmisi
miliar US$
3,82
3,97
3,63
3,42
2,23
- distribusi
miliar US$
1,47
1,41
1,48
1,49
1,47
miliar US$
6,14
6,51
6,90
7,31
7,75
- KK
miliar US$
1,63
1,72
1,83
1,94
2,05
- PKP2B
miliar US$
1,15
1,22
1,29
1,37
1,45
- IUP
miliar US$
0,26
0,28
0,29
0,31
0,33
- Usaha Jasa Pertambangan
miliar US$
1,17
1,24
1,31
1,39
1,47
- Smelter
miliar US$
1,94
2,05
2,18
2,31
2,44
miliar US$
4,48
3,34
3,88
5,79
3,71
- Panas bumi
miliar US$
0,94
1,14
1,61
1,91
1,28
- Bioenergi
miliar US$
0,28
0,31
0,35
0,38
0,42
- Aneka EBT
miliar US$
3,26
1,89
1,92
3,50
2,00
- Konservasi energi
miliar US$
-
0,002
0,003
0,005
0,007
45,49
51,45
57,93
61,02
57,26
3. Mineral dan Batubara
4. EBTKE
TOTAL
b. APBN KESDM untuk 5 tahun kedepan diindikasikan sekitar Rp. 71,55 triliun, termasuk anggaran tambahan pada APBN-P 2015 sekitar Rp. 5 triliun. Total anggaran tersebut, terdiri dari dari:
Belanja Prioritas sebesar Rp. 61,81 triliun
Belanja Aparatur sebesar Rp. 9,74 triliun
Anggaran KESDM tersebut dapat mengalami perubahan tiap tahunnya sesuai dengan kebijakan tahunan dan reserve envelope Pemerintah.
- 94 Tabel 4.2. Indikasi APBN KESDM Tahun 2015-2019 NO
UNIT
PROGRAM 1
1
2
SETJEN
ITJEN
2
3
3
DITJEN MIGAS
4
4
DITJEN LISTRIK
5
DITJEN MINERBA
6
5
6
7
DITJEN EBTKE
BADAN GEOLOGI
7
8
8
BALITBANG 9
9
BADIKLAT
10
BPH MIGAS 11
11
DEN
10
12
A.
2.
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara - Belanja prioritas - Belanja aparatur Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilias Aparatur Negara KESDM - Belanja prioritas - Belanja aparatur Pengelolaan dan Penyediaan Migas a. Baseline - Belanja prioritas - Belanja aparatur b. RAPBN-P 2015 Pengelolaan Ketenagalistrikan a. Baseline - Belanja prioritas - Belanja aparatur b. RAPBN-P 2015 Pembinaan dan Pengusahaan Mineral dan Batubara - Belanja prioritas - Belanja aparatur Pengelolaan Energi baru Terbarukan dan Konsevasi Energi a. Baseline - Belanja prioritas - Belanja aparatur b. RAPBN-P 2015 Penelitian , Mitigasi, dan Pelayanan Geologi - Belanja prioritas - Belanja aparatur Penelitian dan Pengembangan ESDM - Belanja prioritas - Belanja aparatur Pendidikan dan Pelatihan ESDM - Belanja prioritas - Belanja aparatur Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan Gas melalui Pipa - Belanja prioritas - Belanja aparatur Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Dewan Energi Nasional - Belanja prioritas - Belanja aparatur
2015
2016
2017
2018
2019
TOTAL
525,0
466,3
470,6
489,4
508,6
2.459,8
40,9
36,6
38,4
40,3
42,3
198,4
15,6 25,3 107,5
16,3 20,2 145,4
17,1 21,2 150,4
18,0 22,3 162,2
18,9 23,4 175,0
85,9 112,5 740,5
57,9 49,6 4.249,6 830,6 747,4 83,1 3.419,0 4.481,3 3.937,1 3.842,1 95,0 544,2
85,8 59,6 2.088,3 2.088,3 1.994,1 94,2 5.321,8 5.321,8 5.233,8 88,0 -
88,2 62,2 2.823,8 2.823,8 2.730,0 93,8 5.191,6 5.191,6 5.092,0 99,7 -
97,1 65,1 2.509,0 2.509,0 2.411,2 97,8 5.280,3 5.280,3 5.172,2 108,1 -
106,8 68,2 3.498,3 3.498,3 3.396,1 102,2 5.583,8 5.583,8 5.460,2 123,5 -
435,8 304,7 15.168,9 11.749,9 11.278,8 471,1 3.419,0 25.858,7 25.315 24.800,3 514,2 544,2
324,9
265,6
275,4
292,3
311,1
1.469,2
282,5 42,3
248,1 17,5
257,9 17,5
274,8 17,5
293,6 17,5
1.356,9 112,3
2.059,9
1.047,7
1.249,3
1.497,4
1.766,1
7.620,4
1.019,6 873,0 146,7 1.040,3 1.074,4
1.047,7 998,8 49,0 1.123,2
1.249,3 1.198,8 50,5 1.154,2
1.497,4 1.444,3 53,1 1.205,4
1.766,1 1.710,3 55,8 1.253,4
6.580,2 6.225,2 355,0 1.040,3 5.810,6
709,4 364,9 893,5 443,5 450,0 796,4 348,5 447,9 371,8
722,4 400,8 1.018,7 565,2 453,5 903,6 394,4 509,1 428,6
760,7 393,4 1.157,97 589,7 568,3 908,9 426,5 482,5 273,6
798,2 407,2 1.152,7 605,5 547,2 958,5 462,5 496,0 283,9
826,5 427,0 1.043,1 647,5 395,6 1.023,2 497,2 526,1 298,8
3.817,2 1.993,3 5.266,0 2.851,4 2.414,7 4.590,6 2.129,1 2.461,5 1.656,7
181,8 190,0 101,9
189,1 239,5 132,2
182,1 91,5 143,2
190,3 93,5 158,0
203,2 95,5 174,1
946,6 710,1 709,3
62,7 39,2
76,5 55,6
84,5 58,6
90,8 67,2
100,2 73,9
414,8 294,5
TOTAL BASELINE
10.023,5
12.977,9
13.837,4
14.029,3
15.677,8
66.545,8
- Belanja prioritas - Belanja aparatur
8.089,5 1.934,1
10.990,8 1.987,1
11.898,1 1.939,3
12.054,3 1.974,9
13.769,1 1.908,7
56.801,8 9.744,0
B.
APBN-P 2015
5.003
5.003,4
C.
TOTAL DENGAN RAPBN-P 2015
15.026,9
12.977,9
13.837,4
14.029,3
15.677,8
71.549,2
- Belanja prioritas - Belanja aparatur
13.092,9 1.934,1
10.990,8 1.987,1
11.898,1 1.939,3
12.054,3 1.974,9
13.769,1 1.908,7
61.805,2 9.744,0
PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK SEKRETARIAT JENDERAL Untuk mencapai tujuan dan sasaran Kementerian, di dukung dengan pendanaan melalui investasi swasta dan APBN. Khusus untuk yang melalui pendanaan APBN, diakomodir melalui program dan kegiatan pokok yang ada di unit kerja di Kementerian ESDM. Program dan kegiatan pokok ini merupakan terminologi pada dokumen penganggaran Kementerian, dimana Program mewakili unit eselon 1 dan kegiatan pokok mewakili unit eselon 2.
- 95 KESDM memiliki 12 Program, dimana masing-masing unit setingkat eselon 1 memiliki 1 program, kecuali Sekretariat Jenderal yang memiliki 2 program. Masing-masing program (Eselon-1) memiliki sasaran program dan Indikator Kinerja Utama (outcome), sedangkan masing-masing kegiatan pokok (Eselon-2) juga memiliki sasaran kegiatan dan indikator kinerja (output). Setiap program dan kegiatan pokok terdapat anggarannya, dimana total Indikasi APBN KESDM untuk 5 tahun direncanakan sekitar Rp. 71,5 Triliun, yang terdiri dari Belanja Prioritas sekitar Rp. 61,8 triliun dan Belanja Aparatur sekitar Rp. 9,7 triliun yang dipergunakan untuk mencapai target kinerja sebagaimana terdapat pada sub bab 4.1. Belanja Prioritas akan lebih diutamakan alokasi anggaran pada tiap tahunnya dibandingkan dengan Belanja Aparatur yang lebih fluid. Adapun Rencana Belanja Prioritas KESDM 2015-2019 dengan rincian program dan kegiatan pokok untuk unit Sekretariat Jenderal, sebagai berikut: Tabel 4.3. Rencana Belanja Prioritas Setjen KESDM 2015-2019 No.
Program/Kegiatan Penanggung Pokok Jawab
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 1 Kegiatan Pembinaan Administrasi Hukum KESDM
Target (Rp. Miliar)
Total
2015 2016 2017 2018 2019
Sekratariat 525,0 466,3 470,6 489,4 508,6 2.459,8 Jenderal
Biro Hukum
17,6
15,2
15,9
16,7
17,6
83,0
2 Kegiatan Biro 136,1 132,9 138,3 143,9 151,1 Pengelolaan SDM Kepegawaian Aparatur dan Pengembangan Organisasi KESDM
702,3
3 Kegiatan Pengelolaan Administrasi Keuangan Kementerian ESDM
Biro Keuangan
39,8
27,9
29,4
30,8
32,4
160,3
4 Kegiatan Pembinaan dan Koordinasi Perencanaan dan Kerja Sama KESDM
Biro 86,4 Perencanaan & Kerja Sama
71,3
71,8
72,8
73,9
376,3
- 96 No.
Program/Kegiatan Penanggung Pokok Jawab
5 Kegiatan Biro Umum Pengelolaan Administrasi Ketatausahaan, Kearsipan, Keprotokolan, Perlengkapan, dan Kerumahtanggan KESDM
3.
Target (Rp. Miliar)
Total
2015 2016 2017 2018 2019 117,5 107,8 114,9 120,3 123,7
584,1
6 Kegiatan Pengelolaan Data dan Teknologi Informasi Kementerian ESDM
Pusat Data dan Teknologi Informasi
57,3
51,0
37,3
39,1
40,9
225,7
7 Kegiatan Pengelolaan Barang Milik Negara Kementerian ESDM
Pusat 37,1 Barang Milik Negara
25,7
26,9
27,9
29,3
146,9
8 Kegiatan Pengelolaan Komunikasi Publik Kementerian ESDM
Pusat Komunikasi Publik
33,1
34,4
36,1
37,8
39,7
181,1
Program Sekretariat Peningkatan Sarana Jenderal dan Prasarana Aparatur
15,6
16,3
17,1
18,0
18,9
85,9
1 Kegiatan: Biro Umum Pengelolaan Sarana dan Prasarana Aparatur KESDM
15,6
16,3
17,1
18,0
18,9
85,9
KERANGKA PENDANAAN ESELON II SETJEN KESDM 2015-2019 Untuk mendukung program dan kegiatan pokok Sekretariat Jenderal KESDM 2015-2019, tentunya memerlukan dukungan kegiatan unit-unit Eselon II di bawahnya, antara lain:
- 97 a. Kegiatan Pembinaan Administrasi Hukum KESDM Kegiatan Output No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Pembinaan Administrasi Hukum KESDM Program Legislasi dan Regulasi Sektor ESDM Rancangan Peraturan PerundangUndangan Sektor ESDM Laporan Pembinaan Perancang Peraturan PerundangUndangan Sektor ESDM Laporan Pertimbangan Hukum atas peraturan yang tidak sinkron dan harmonis Laporan Penyelesaian Permasalahan Hukum Bidang Perdata, Tata Usaha Negara Laporan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Laporan Pertimbangan Hukum terhadap Permasalahan Sektor ESDM Laporan Evaluasi Hukum
Target (Rp Milyar) 2015
2016
2017
2018
2019
15.823.049
13.594.304
16.000.000
20.408.636
20.445.736
269.259
435.600
490.896
500.714
525.749
2.489.402
3.640.667
8.018.575
9.170.465
8.645.657
239.764
220.405
244.000
301.223
316.284
900.801
435.106
450.000
634.268
665.981
2.393.230
2.325.201
1.198.600
2.275.938
2.389.735
675.502
932.003
518.792
810.149
850.656
1.409.298
1.658.084
1.460.942
2.095.193
2.199.954
7.445.793
3.947.238
3.618.195
4.620.686
4.851.720
- 98 b. Kegiatan Pengelolaan Organisasi KESDM
SDM
Aparatur
dan
Pengembangan
Anggaran (Juta) No. 1
Program/Sasaran/Kegiatan Perencanaan Pengadaan dan Pengembangan SDM Aparatur Pembinaan Kepegawaian Pengelolaan Kinerja dan Informasi Pegawai Penataan Organisasi Pengembangan Tata Laksana Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Layanan Perkantoran Jumlah Total
2 3 4 5 6 7
2016
2017
2018
2019
29.932
32.850
34.431
36.149
4.812 7.471
5.281 8.198
5.536 8.592
5.812 9.020
3.168 2.956 3.127
4.752 4.434 4.691
5.465 5.099 5.394
6.285 5.864 6.203
85.900 137.366
88.906 149.112
92.018 156.535
95.238 164.571
c. Kegiatan Pengelolaan Administrasi Keuangan Kementerian ESDM Anggaran (Juta Rp.) No.
1
2
Indikator Kinerja/Keluaran
Persentase realisasi PNBP KESDM terhadap target yang ditetapkan pada tahun berjalan Output Dokumen Pengelolaan PNBP di lingkungan KESDM Persentase realisasi anggaran belanja KESDM terhadap target yang ditetapkan pada tahun berjalan Output Dokumen pengelolaan Anggaran Belanja
2016
2017
2018
2019
Total alokasi anggaran 2016-2019 (Juta Rp.)
5.655
6.155
5.850
6.025
23.685
11.273
11.273
11.273
11.273
45.092
- 99 Anggaran (Juta Rp.) No.
3
4
5
6
Indikator Kinerja/Keluaran
2016
2017
2018
2019
Total alokasi anggaran 2016-2019 (Juta Rp.)
6.931
7.932
7.932
7.932
30.727
802
802
802
2.406
5.553
4.593
4.823
5.064
20.033
1.592
2.092
2.155
2.220
8.059
31.006
32.045
32.033
32.514
127.598
Tingkat kepuasan pelayanan dan pembinaan perbendaharaan Output Layanan Perbendaharaan Tersusunnya Laporan Keuangan Setjen Output Laporan Keuangan Setjen Opini BPK atas Laporan Keuangan KESDM Output Laporan Keuangan KESDM Jumlah Laporan Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis lainnya Biro keuangan Output Laporan Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis lainnya Biro keuangan Grand Total
d. Kegiatan Pembinaan dan Koordinasi Perencanaan dan Kerja Sama KESDM Sasaran
Indikator
Alokasi Anggaran (Milyar Rp.)
- 100 -
Meningkatnya kualitas perencanaan dan kerja sama sektor ESDM yang efektif dan efisien
2015
2016
2017
2018
2019
Perencanaan/Program dan Penganggaran
4,9
3,9
4,1
4,3
4,5
Penyiapan bahan pimpinan
2,2
1,9
1,9
2,0
2,1
Pemantauan analisis dan evaluasi
3,3
3,3
3,3
3,5
3,7
Kebijakan, koordinasi kerjasama dan kemitraan
4,4
2,9
3,0
3,1
3,3
Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Biro Perencanaan dan Kerja Sama
8,3
8,3
8,5
8,9
9,3
51,0
51,0
51,0
51,0
51,0
Dekonsentrasi Pembinaan, Pengawasan, dan Monev Sektor ESDM
e. Kegiatan Pengelolaan Administrasi Ketatausahaan, Kearsipan, Keprotokolan, Perlengkapan, dan Kerumahtanggaan serta Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur KESDM Sasaran Strategis
Tahun Anggaran (Milyar Rp.)
Indikator Kinerja
Arsip vital dan permanen hasil Terciptanya Pelaksanaan tertib Penyelamatan administrasi Arsip KESDM dan Rancangan NSPK kelancaran Bidang pelaksanaan Ketatausahaan, ketatausahaan, Kearsipan, rumahtangga Keprotokolan, dan Perlengkapan dan perlengkapan Kerumahtanggaan KESDM
2015
2016 2017 2018
2019
0,8
0,9
1,1
1,2
0,8
2,6
1,8
2,9
3,0
1,9
- 101 Sasaran Strategis
Meningkatnya sarana dan prasarana aparatur yang efektif dan efisien
Tahun Anggaran (Milyar Rp.)
Indikator Kinerja 2015
2016 2017 2018
2019
15,9
15,2
16,7
17,4
17,5
8,0
8,3
8,6
8,9
9,3
73,5
77,2
81,0
85,1
89,4
4,3
4,4
4,5
4,6
4,8
10,9
11,5
12,0
12,6
13,2
4,6
4,9
5,1
5,4
5,6
Pembinaan, Koordinasi dan Pengadministrasian Bidang Ketatausahaan, Kearsipan, Keprotokolan, Perlengkapan dan Kerumahtanggaan KESDM Layanan Umum (Indeks) Layanan Perkantoran Dukungan Manajemen dan Tugas Lainnya Biro Umum Setjen KESDM Peralatan elektrik dan eletronik Jumlah Peralatan non-elektrik dan non-elektronik
f. Kegiatan Pengelolaan Data dan Teknologi Informasi Kementerian ESDM Tahun
Kinerja 2016
2017
2018
2019
5,380,487,000
8,530,132,000
8,956,638,600
9,404,470,530
Output 1
Layanan Pengelolaan dan Pemanfaatan Data (Rp.)
Indikator
Persentase peningkatan jumlah data yang dikelola
20%
20%
20%
20%
Persentase peningkatan jumlah data yang dimanfaatkan
20%
20%
20%
20%
Penyusunan Database Aktivitas\Sub Ekonomi dan Mineral Output (Rp.)
3,379,747,000
5,245,886,000
3,379,747,000
3,379,747,000
Pengembangan Sistem Aktivitas\Sub dan Pengelolaan Data Output ESDM (Rp.)
844,590,000
1,728,096,000
844,590,000
844,590,000
1,156,150,000
1,556,150,000
1,156,150,000
1,156,150,000
Aktivitas\Sub Pelayanan dan
- 102 Tahun
Kinerja Output
2016
2017
2018
2019
5,392,961,000
6,052,000,000
6,354,600,000
6,672,330,000
6
6
6
6
5,392,961,000
6,052,000,000
6,354,600,000
6,672,330,000
5.213.767.000
16.500.000.000
16.150.000.000
16.000.000.000
Pemanfaatan Data ESDM (Rp.)
Output 2
Rekomendasi Strategis Sektor ESDM (Rp.)
Indikator
Jumlah Rekomendasi Strategis
Aktivitas\Sub Rekomendasi Startegis Output Sektor ESDM (Rp.) Output 3
Layanan Teknologi Informasi (Rp.)
Indikator
Tingkat Keandalan Akses Jaringan KESDM (24 jam/hari)
99%
99%
99%
99%
Tingkat Ketersediaan Aplikasi Sistem Internet ESDM
95%
95%
95%
95%
Aktivitas\Sub Pengelolaan Server dan Output Jaringan (Rp.)
9.010.194.000
4.050.000.000
3.847.500.000
3.700.000.000
Pengelolaan Aktivitas\Sub Penyediaan Aplikasi SI Output (Rp.)
1.600.187.000
800.000.000
760.000.000
760.000.000
Relokasi Aktivitas\Sub Pengembangan Data Output Center (Rp.)
5.403.386.000
1.750.000.000
1.642.500.000
1.640.000.000
Layanan Pengembangan Data Center (Rp.)
5.403.386.000
1.750.000.000
1.642.500.000
1.640.000.000
Pengelolaan Aktivitas\Sub Infrastruktur dan Output Bandwidth Internet KESDM (Rp.)
9.200.000.000
9.900.000.000
9.900.000.000
9.900.000.000
Komponen (011)
Pengelolaan Infrastruktur dan Bandwidth Internet KESDM (Rp.)
9.200.000.000
9.900.000.000
9.900.000.000
9.900.000.000
Output 4
Layanan Dukungan Manajemen (Rp.)
9.490.974.000
9.744.868.000
9.109.374.600
8.649.588.000
Output 4
Layanan Dukungan Manajemen (Rp.)
3.745.212.000
4.102.705.050
3.750.000.000
3.560.000.000
Indikator
Tingkat Layanan Dukungan Manajemen
99%
99%
99%
99%
Layanan Manajemen Aktivitas\Sub Keuangan Pusdatin Output (Rp.)
1.571.439.000
2.265.344.050
2.000.000.000
1.900.000.000
Pelaksanaan Aktivitas\Sub Administrasi Umum Output (Rp.)
2.173.773.000
1.837.361.000
1.750.000.000
1.660.000.000
4.936.197.000
5.039.030.700
4.787.000.000
4.548.000.000
99%
99%
99%
99%
4.936.197.000
5.039.030.700
4.787.000.000
4.548.000.000
-
-
Komponen (011)
Output 5
Layanan perkantoran (Rp.)
Indikator
Tingkat Layanan Perkantor
Penyelenggaraan Aktivitas\Sub Operasional dan Output Pemeliharaan Kantor (Rp.) Output 6
Kendaraan Bermotor (Rp.)
Indikator
Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Sarana Transportasi Darat
Output 7
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi (Rp.)
Indikator
Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Media
38.420.000 99%
99%
99%
99%
583.400.000
406.000.000
385.700.000
366.415.000
99%
99%
99%
99%
- 103 Tahun
Kinerja 2016
2017
2018
2019
Pemroses/Penyimpan/ Penyaji Data dan/ atau Media Komunikasi Output 8
Peralatan Fasilitas Perkantoran (Rp.)
187.745.000
197.132.250
186.674.600
175.173.000
Indikator
Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Sarana Kelengkapan Kantor
99%
99%
99%
99%
45.478.189.000
40.827.000.000
39.315.000.000
38.000.000.000
Total (Rp.)
g. Kegiatan Pengelolaan Barang Milik Negara KESDM Target (Rp Milyar) No.
Program/Kegiatan/Output
Penanggung Jawab 2015
2016
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kegiatan Pengelolaan Barang Milik Negara Kementerian 37,1 25,7 ESDM 1 Perencanaan, Keuangan, Bagian Tata Usaha 4,9 5,1 Ketatausahaan, Layanan Umum, Kepegawaian, Hukum dan Pengelolaan Data Informasi Pengelolaan BMN 2 Penatausahaan Barang Bidang 4,7 4,9 Milik Negara Penatausahaan BMN 3 Barang Milik Negara Yang Bidang 0,7 0,8 Sudah Ditetapkan Status Penatausahaan Penggunaannya BMN
2017
2018
2019
26,9
27,9
29,3
5,3
5,6
5,9
5,1
5,3
5,6
0,8
0,8
0,9
4
Pemindahtanganan, Penghapusan dan Pemanfaatan BMN di Lingkungan Kementerian ESDM
Bidang Pemindahtanganan, Penghapusan dan Pemanfaatan BMN
0,7
0,8
0,8
0,8
0,9
5
Pengamanan Barang Milik Negara Kementerian ESDM Pemeliharaan Barang Milik Negara Bidang ESDM Output Cadangan
Bidang Pengamanan dan Pemeliharaan Bidang Pengamanan dan Pemeliharaan -
2,8
2,9
3,0
3,1
3,3
2,1
2,2
2,3
2,2
2,3
12,5
-
-
-
-
6 7
h. Kegiatan Pengelolaan Komunikasi Publik Pengelolaan Informasi Publik Kementerian ESDM Layanan Kehumasan dan Hubungan Kelembagaan
Target Anggaran (Milyar Rp.) 2015
2016
2017
2018
2019
22,67
22,95
31,96
33,87
35,91
- 104 -
Pengelolaan Informasi Publik Kementerian ESDM Layanan Dukungan Manajemen Pusat Komunikasi Publik Total
Target Anggaran (Milyar Rp.) 2015
2016
2017
2018
2019
3,16
3,04
4,08
4,33
4,58
25,83 25,97 36,04 38,20 40,49
LAMPIRAN:
LAMPIRAN-1: Matriks Kelembagaan Setjen KESDM Tahun 2015-2019
LAMPIRAN-2: Matriks Kerangka Regulasi KESDM Tahun 2015-2019
- 105 -
LAMPIRAN-1: Matriks Kelembagaan Setjen KESDM Tahun 2015-2019
- 106 -
LAMPIRAN-2: Matriks Kerangka Regulasi KESDM Tahun 2015-2019
Lampiran-2.1
Lampiran 2: Matriks Kerangka Regulasi KESDM Tahun 2015-2019 No
Legislasi/Regulasi
A. 1.
Prakarsa Sekretariat Jenderal RPerpres tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
2.
RPermen tentang Tata Cara Pengenaan, Pemungutan, Penyetoran, Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam Mineral dan Batubara RPermen tentang Tata Cara Pengenaan, Pemungutan dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak Non Sumber Daya Alam
3.
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan
Besaran Tunjangan Kinerja yang diterima PNS di lingkungan KESDM sejak bulan Januari 2014 rata-rata hanya sekitar 30,5% dengan nominal sebagaimana Lampiran Perpres Nomor 78 Tahun 2013 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Dalam upaya peningkatan kinerja pegawai di lingkungan KESDM, maka Tunjangan Kinerja PNS KESDM perlu ditingkatkan agar lebih berkeadilan, sesuai dengan bobot tugas teknis KESDM dan peran KESDM sebagai Kementerian penghasil penerimaan Negara. Perlu melakukan perubahan atas Perpres Nomor 78 Tahun 2013 denga berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait. Pengaturan Pengenaan, Pemungutan, Penyetoran, Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam Mineral dan Batubara.
Hal-hal yang diatur antara lain: Ketentuan terkait pemberian Tunjangan Kinerja. Besaran Tunjangan Kinerja. Ketentuan terkait syarat pemberian Tunjangan Kinerja. Ketentuan terkait kelas jabatan dari para pemangku jabatan di lingkungan KESDM. Ketentuan terkait penerimaan tunjangan lain selain Tunjangan Kinerja. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan agenda Reformasi Birokrasi.
Pengaturan Pengenaan, Pemungutan dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak Non Sumber Daya Alam.
Lampiran-2.2 No 4.
5.
Legislasi/Regulasi RPermen ESDM tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Informasi Publik di Kementerian ESDM RPermen tentang Pedoman Penetapan Objek Vital Nasional Sektor ESDM
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi SOP Penyelenggaraan Pelayanan Informasi Publik di Kementerian ESDM.
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan
Tata Cara Penetapan Objek Vital Nasional Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral.
Ketentuan mengenai kriteria umum dan kriteria khusus yang harus dipenuhi oleh Badan Usaha/Badan Usaha Tetap dalam mengajukan permohonan objek vital nasional sektor energi dan sumber daya mineral. Ketentuan mengenai pembatasan jangka waktu penetapan objek vital nasional sektor ESDM. Barang Milik Negara di Lingkungan Unit/Satker, KKKS, PKP2B, Dekon serta Lisdes dan Pikitring.
6.
RPermen tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Negara di Lingkungan KESDM
Adanya perubahan PP No 6 Tahun 2006 menjadi PP No 27 Tahun 2014 sehingga perlu dilakukannya perubahan terhadap Kepmen 2328/K/MEM/2010 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Negara di Lingkungan KESDM.
7.
RPermen tentang Pencabutan Permen ESDM No 16 Tahun 2012 tentang Tunjangan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai di Lingkungan Kementerian ESDM
Sebelumnya tidak ada pengaturan khusus Permen ESDM No 16 Tahun 2012 tentang uang diklat yang diberikan kepada tentang Tunjangan Pendidikan dan peserta diklat (hanya uang transport). Untuk Pelatihan Pegawai di Lingkungan itu, ditetapkan Permen ESDM No 16/2012 KESDM. tentang Tunjangan Pendidikan dan Pelatihan Bagi PNS yang ditugasi mengikuti diklat Pegawai di Lingkungan KESDM. Selain uang diberikan perjalanan dinas sebagaimana transport dan uang saku diberikan uang ditentukan dalam Peraturan Menteri kertas kerja, laporan perorangan dan buku. Keuangan . Untuk diklat di luar tempat kedudukan, ditentukan persentase biaya perjalanan
Lampiran-2.3 No
Legislasi/Regulasi
8.
RPermen tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Kenaikan Pangkat PNS KESDM
9.
RPermen tentang Pendelegasian Wewenang dan Pemberian Kuasa Kepada Pejabat Struktural untuk Menetapkan dan Menandatangani Surat/Surat Keputusan di Bidang Kepegawaian di Lingkungan KESDM
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi dinas sesuai waktu penugasan. Tahun 2012 ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan No 114/PMK05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap. Terdapat beberapa perubahan Peraturan Pemerintah di bidang Kepegawaian, sehingga dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas pengelolaan dan persamaan persepsi dalam pelaksanaan peraturan di bidang kepegawaian, perlu menyempurnakan Pedoman Teknis Pengelolaan Kepegawaian Terpadu KESDM, khususnya kenaikan pangkat. Bahwa dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas pengelolaan kepegawaian, perlu pendelegasian wewenang dari Menteri ESDM kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, Pimpinan Tinggi Pratama, dan Administrator untuk menandatangani Surat/Surat Keputusan di Bidang Kepegawaian.
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan
Pokok pikiran: Pedoman secara teknis tentang Pelaksanaan Pengelolaan Kepegawaian yang meliputi proses pelaksanaan kenaikan pangkat reguler, pilihan, anumerta, dan pengabdian bagi PNS di lingkungan KESDM Ruang lingkup: Pengaturan tentang mekanisme kenaikan pangkat PNS Objek yang diatur: PNS di lingkungan KESDM. Pokok Pikiran: Pelimpahan wewenang dari Pejabat Pembina Kepegawaian (MESDM) kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, Pimpinan Tinggi Pratama, dan Administrator di Lingkungan KESDM Ruang Lingkup: Pengaturan tentang kewenangan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, Pimpinan Tinggi Pratama, dan Administrator untuk menandatangai Surat/Surat Keputusan di bidang kepegawaian Objek yang diatur: Kewenangan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, Pimpinan Tinggi Pratama, dan Administrator di Lingkungan
Lampiran-2.4 No
Legislasi/Regulasi
10.
RPermen tentang Pedoman Pengelolaan Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara RPermen tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Inspektur Migas, Ketenagalistrikan, dan Tambang RPermen tentang Organisasi dan Tata Kerja KESDM
11.
12.
13.
RPermen tentang Petunjuk Teknis Penyelidik Bumi
14.
RPermen tentang Peta dan Uraian Jabatan Fungsional Umum
15.
RPermen tentang Standar Kompetensi Jabatan Struktural Eselon III dan IV RPermen tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Lingkungan KESDM
16.
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Dalam rangka persiapan pelaksanaan penyempurnaan Permen ESDM tentang Pedoman SIPEG. Sebagai pelaksanaan Permenpan dan RB tentang Jabatan Fungsional Inspektur.
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan KESDM.
Tata cara pelaksanaan pengelolaan jabatan fungsional Inspektur seluruh Indonesia.
Dalam rangka menyempurnakan organisasi dan tata kerja KESDM sesuai dengan perubahan organisasi. Sebagai pelaksanaan Permenpan dan RB tentang Jabatan Fungsional Penyelidik Bumi dan Angka Kreditnya. Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi pegawai di lingkungan KESDM serta sebagai petunjuk penempatan pegawai di lingkungan KESDM. Sebagai pelaksanaan Permen ESDM tentang Organisasi dan Tata Kerja KESDM.
Tugas, fungsi, dan struktur organisasi KESDM.
Dalam rangka pelaksanaan good public governance, perlu diupayakan peningkatan mutu pelayanan publik instansi Pemerintah, agar hasil yang dicapai lebih berdaya & berhasil guna bagi pembangunan sesuai amanat UU No 25/2014 tentang Pelayanan Publik.
Pokok pikiran: Standardisasi Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Lingkungan KESDM Ruang lingkup: Unitunit di lingkungan KESDM Objek yang diatur: Penataan Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi.
Terwujudnya kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi setiap unit organisasi di lingkungan KESDM. Kompetensi yang diperlukan dalam Jabatan Struktural Eselon III dan IV.
Lampiran-2.5 Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi RPermen tentang Tata Cara Kebutuhan pengaturan mengenai mekanisme Penyiapan dan Penyampaian penyampaian data ESDM dari Sekretariat Data ESDM dari Sekretariat Jendera, Sekretariat Badan, Sekretariat Itjen, Unit-Unit Kerja Utama di dan Biro di Lingkungan KESDM kepada Lingkungan KESDM Kepada Pusdatin ESDM yang mencakup jenis data, Pusat Data dan Teknologi periode data, kebaruan data, medium Informasi ESDM penyimpanan data, dan penyediaan sifat keterbukaan data. RPermen tentang Kebijakan Teknologi Informasi dan Komunikasi KESDM Pengelolaan Teknologi Informasi perlu dikelola dan dimanfaatkan secara efektif dan Komunikasi (TIK) di dan efisien dalam menunjang kinerja KESDM Lingkungan Kementerian ESDM secara keseluruhan.
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Penyiapan dan pengiriman data dari unitunit di lingkungan KESDM ke Pusdatin. Pengelolaan data yang dilakukan Pusdatin. Penyediaan dan pemanfaatan data untuk pimpinan dan pegawai KESDM.
19.
RPermen tentang Tata Cara Penetapan Besaran Bagian Pemerintah Dari Hasil Kerja Sama Pengelolaan dan Pemanfaatan Data Minyak dan Gas Bumi
Klasifikasi besaran bagian Pemerintah. Tata cara penghitungan besaran bagian Pemerintah. Paket data & pelaporan oleh pengelola data. Pengelolaan data tertutup. Sanksi administratif, pembinaan dan pengawasan.
20.
RPermen tentang Pedoman Tata Persuratan Dinas dan Kearsipan KESDM
No 17.
18.
Legislasi/Regulasi
Memberikan pengaturan yang jelas mengenai tata cara penghitungan besaran bagian pemerintah dari hasil kerja sama data pelayanan jasa, pengelolaan dan pemanfaatan data migas.
Kebijakan ini merupakan kebijakan pengelolaan TIK yang mengatur beberapa prinsip yaitu: Prinsip umum Prinsip manajemen Prinsip organisasi Prinsip data Prinsip aplikasi Prinsip teknologi
Lampiran-2.6 No B. 1.
Legislasi/Regulasi
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi
Prakarsa Ditjen Minyak dan Gas Bumi RUU tentang Minyak dan Gas 1. Rekomendasi Panitia Angket BBM Tahun Bumi 2009 2. Salah satu Program Legislasi Nasional Prakarsa DPR RI Tahun 2009-2014 3. Tindak lanjut Putusan MK Tahun 2004, 2007 dan 2012
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Penyempurnaan tata kelola migas baik hulu maupun hilir, dengan mengedepankan kepentingan nasional, termasuk penguatan PT Pertamina (Persero). Penguatan ketahanan energi nasional dalam rangka mewujudkan kedaulatan energi. Sinergi kepentingan nasional dan kebutuhan investasi internasional dengan tetap mengedepankan kedaulatan negara. Pemberdayaan peran serta daerah dalam partisipasi pengusahaan Migas di wilayahnya. Penguatan peran Migas untuk ketahanan energi nasional termasuk pengaturan mengenai cadangan Migas nasional dan cadangan strategis bahan bakar. Penataan kembali tata kelola migas (hulu dan hilir migas) yang berpihak pada kepentingan nasional, terutama penataan kelembagaan yang efektif dan efisien. Memperkuat peran Pertamina dalam mengelola Migas nasional.
Lampiran-2.7 No
2.
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Pemanfaatan dana dari hasil kegiatan hulu Migas (plowback) untuk upaya pencarian cadangan Migas untuk mendukung ketahanan energi nasional. Penerapan lex specialist dalam perpajakan dalam kegiatan usaha hulu Migas. Penerapan insentif dalam kegiatan usaha hilir Migas. Memperkuat diversifikasi bahan bakar dan konversi BBM ke Gas dan Nabati. Penguatan pembangunan infrastruktur Migas. Pemberdayaan potensi dalam negeri, termasuk jasa penunjang Migas. Penguatan kompetensi tenaga kerja nasional di bidang Migas. RPP tentang Keselamatan Dalam Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 40 ayat Sesuai dengan amanat ketentuan Pasal 40 Kegiatan Usaha Minyak dan Gas (6) dan Pasal 43 Undang-undang Nomor 22 ayat (6) dan Pasal 43 Undang-Undang Bumi Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi dan Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan guna mewujudkan kegiatan usaha minyak dan Gas Bumi serta guna mewujudkan gas bumi yang optimal, efektif, efisien, andal kegiatan usaha usaha minyak dan gas dan aman terhadap masyarakat umum, bumi yang optimal, efektif, efisien, andal pekerja, instalasi, dan lingkungan. dan aman terhadap masyarakat umum, pekerja, instalasi, dan lingkungan. Legislasi/Regulasi
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi
Lampiran-2.8 No
Legislasi/Regulasi
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Dalam rangka memberikan kepastian hukum atas pelaksanaan kegiatan usaha gas bumi perlu menyusun peraturan perundangundangan yang mengatur mengenai Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional, Pengelolaan Gas Bumi, Penetapan Alokasi Gas Bumi, Pemanfaatan Gas Bumi, Pelaksanaan Kegiatan Usaha Gas Bumi, Harga Gas Bumi, dan Pembinaan dan Pengawasan Tata Kelola Gas Bumi. Sebagai payung hukum pelaksanaan pembangunan kilang minyak di dalam negeri.
3.
RPerpres tentang Tata Kelola Gas Bumi
4.
RPerpres tentang Pedoman Pelaksanaan Pembangunan Kilang Minyak di Dalam Negeri
5.
RPerpres tentang Perubahan Atas Perpres No 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Migas
Sebagai dasar penyelenggaraan kegiatan usaha hulu migas dan transparansi pengelolaan keuangan Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
6.
RPerpres tentang Pelaksanaan Pembangunan Jaringan Distribusi Gas Bumi Untuk Rumah Tangga
Sebagai payung hukum pelaksanaan pembangunan Jaringan Distribusi Gas Bumi yang terkait dengan pengelolaan aset BMN-nya kemudian dengan skema PMP.
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Memberikan pengaturan yang dapat mensinkronisasikan kebijakan pasokan gas bumi, konsep agregasi, dan pengaturan kegiatan usaha gas bumi yang dapat mendorong pembangunan infrastruktur gas bumi di Indonesia.
Kebijakan pembangunan kilang Minyak di dalam negeri. Penugasan BUMN sebagai pelaksana penyelenggaraan pengadaan pembangunan kilang minyak di dalam negeri. Dalam rangka memperlancar penyelenggaraan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi dan untuk transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Penugasan pembangunan Jaringan Distribusi Gas Bumi Untuk Rumah Tangga dengan skema pengelolaan aset BMN berupa Penyertaan Modal Pemerintah Pusat (PMPP).
Lampiran-2.9 No 7.
Legislasi/Regulasi RPerpres tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga Bahan Bakar Gas untuk Nelayan
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Sebagai dasar hukum pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian BBG untuk Nelayan.
8.
Rperpres tentang Perubahan Atas Perpres No 64 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga BBG untuk Transportasi Jalan
Sebagai dasar hukum bagi percepatan pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Gas untuk Transportasi Jalan.
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Penyediaan dan pendistribusian LPG Tabung Khusus Untuk Perahu Nelayan dan CNG Untuk Nelayan. Penetapan harga jual eceran, harga patokan dan harga indeks pasar LPG Tabung Khusus Untuk Perahu Nelayan dan CNG Untuk Nelayan. Penugasan Badan Usaha Penyediaan dan Pendistribusian LPG Tabung Khusus Untuk Perahu Nelayan dan CNG Untuk Nelayan. Pembinaan dan pengawasan.
Percepatan pembangunan dan pengoperasian SPBG oleh Pertamina dan PGN baik menggunakan APBN atau ABI. Pelaksanaan pengadaan untuk pembangunan dan pengoperasian SPBG dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pengadaan di lingkungan Pertamina dan PGN. Pelaksanaan pemasangan Konverter Kit bagi kendaraan dinas selain pemberian dan pemasangan Konverter Kit untuk kendaraan bermotor angkutan penumpang umum. Penyediaan dan pemasangan Konverter Kit dilaksanakan oleh Pertamina atau PGN. Pelaksanaan penyediaan dan pemasangan yang dilakukan Pertamina atau PGN
Lampiran-2.10 No
9.
10.
11.
Legislasi/Regulasi
Rancangan Peraturan Menteri ESDM tentang Tata Cara Pengawasan Atas Rekomendasi Kegiatan Impor dan Ekspor Minyak dan Gas Bumi RPermen tentang Pedoman Pemeriksaan Teknis Instalasi dan Peralatan termasuk Platform serta Pedoman Pengawasan Kegiatan Pemboran Minyak dan Gas Bumi serta Gas Metana Batubara RPermen tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Teknik dan Penyelidik
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi
Dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan pengawasan standar dan mutu, jumlah dan dokumen administrasi dalam rangka kegiatan ekspor dan impor, terhadap minyak bumi, gas bumi dan hasil olahannya. Melaksanakan amanat ketentuan pasal 81 RPP Keselamatan dalam Usaha Migas.
Melaksanakan amanat dari RPP Keselamatan Migas.
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan tersebut dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak lain yang ditunjuk melalui seleksi dan dengan pelaksanaan pengadaan yang dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku dilingkungan PT Pertamina (Persero) dan PT PGN (Persero) Tbk. Tahapan atas penyediaan dan pemasangan Konverter Kit ditetapkan oleh Menteri. Pengaturan atas pelaksanaan pengawasan standar dan mutu, jumlah dan dokumen administrasi dalam rangka kegiatan ekspor dan impor, terhadap minyak bumi, gas bumi dan hasil olahannya Mengatur Pedoman Pemeriksaan Teknis Instalasi dan Peralatan termasuk Platform serta Pedoman Pengawasan Kegiatan Pemboran Minyak dan Gas Bumi serta Gas Metana Batubara.
Mengatur pedoman teknis dalam pengangkatan dan pemberhentian Kepala Teknik dan Penyelidik di internal Ditjen Migas.
Lampiran-2.11 No 12.
13.
14.
Legislasi/Regulasi
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Melaksanakan amanat ketentuan pasal 7 ayat (1) RPP tentang Keselamatan dalam Usaha Migas.
RPermen tentang Pemberian Tanda Penghargaan Keselamatan Minyak dan Gas Bumi RPermen tentang Tata Cara Melaksanakan amanat PP 35 Tahun 2004. Pelaporan Produksi dan Lifting Minyak dan Gas Bumi dalam Perhitungan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Minyak dan Gas Bumi RPermen tentang Perubahan Melaksanakan amanat UU No 22 Tahun 2001. RPermen ESDM Nomor 0007 tahun 2005 tentang Persyaratan dan Pedoman Pelaksanaan Izin Usaha dalam Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Mengatur pedoman Pemberian Tanda Penghargaan Keselamatan Minyak dan Gas Bumi. Dalam rangka mengatur pelaporan produksi dan lifting serta untuk dasar perhitungan dana bagi hasil untuk daerah.
Pengaturan bagi perkembangan kegiatan usaha hilir migas yang berkembang secara dinamis diantaranya: kegiatan usaha penyediaan CNG, LNG, dan LCNG. Memberikan kemudahan prosedur dalam pemberian izin usaha (tetap) secara langsung tanpa melalui proses izin usaha sementara untuk izin usaha pengangkutan bahan bakar minyak. Mendorong investasi Badan Usaha untuk membangun sarana dan fasilitas dalam melaksanakan Kegiatan Usaha Hilir Migas. Memberikan pengaturan untuk hal-hal yang bersifat administratif terkait dengan legalitas Badan Usaha Hilir Migas.
Lampiran-2.12 No 15.
16.
17.
Legislasi/Regulasi RPermen tentang Perubahan Kedua Atas Permen ESDM No 16 Tahun 2011 tentang Kegiatan Penyaluran BBM RPermen tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga LGV untuk Transportasi Jalan RPermen tentang Perubahan Atas Permen ESDM Nomor 037 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengajuan Impor dan Penyelesaian Barang Yang Dipergunakan Dalam Kegiatan Usaha Hulu Migas
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Penyempurnaan persyaratan admisnitrasi dan teknis pemberian Surat Ket Penyalur BBM.
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Perubahan persyaratan admistrasi dan teknis pemberian Surat Ket Penyalur BBM.
UU No 22 Tahun 2001 Perpres No 64 Tahun 2012
Pengaturan kebijakan penyediaan, pendistribusian BBG untuk Transportasi Jalan berupa LGV.
UU No 22 Tahun 2001 PP No 35 Tahun 2004
Pengaturan tata cara pengajuan impor dan penyelesaian barang yang dipergunakan dalam kegiatan usaha Hulu Migas agar terwujud transparansi dan efektivitas pelaksanaan impor barang dan peralatan yang secara langsung digunakan dalam kegiatan usaha hulu yang dibeli oleh KKKS. Pengaturan kebijakan perpanjangan Kontrak Kerjasama Migas yang didasarkan atas pertimbangan penerimaan negara, terdapatnya cadangan migas, keberpihakan terhadap BUMN dan keberlanjutan operasional migas. Pengaturan syarat-syarat dan pedoman kepemilikan participating interest bagi suatu daerah untuk mendapatkan participating interest.
18.
Rpermen tentang Pengelolaan Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi Yang Akan Berakhir Kontrak Kerja Samanya
UU No 22 Tahun 2001
19.
RPermen tentang Syarat-Syarat dan Pedoman Kepemilikan Participating Interest
UU No 22 Tahun 2001
Lampiran-2.13 No 20.
21.
22.
Legislasi/Regulasi
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi UU No 22 Tahun 2001
Rancangan Peraturan Menteri ESDM tentang Pencadangan Dana Pemulihan/Restorasi dan Rehabilitasi Wilayah (Abandonement and Site Restoration) Pada Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi RPermen tentang Perubahan UU No 22 Tahun 2001 Atas Permen ESDM No 19 Tahun 2009 tentang Kegiatan Usaha Gas Bumi Melalui Pipa RPermen tentang Evaluasi Mutu Melaksanakan amanat PP 35 tahun 2004
23.
RPermen Tata cara Melaksanakan amanat UU No 22 Tahun 2001 Pemeriksaaan Teknis Platform Minyak dan Gas Bumi di daerah lepas pantai
C. 1.
Prakarsa Ditjen Ketenagalistrikan RPermen tentang Tata Cara 1. Permohonan Penetapan Tarif Tenaga Listrik, Harga Jual 2. Tenaga Listrik dan/atau Sewa Menyewa Jaringan Dalam
UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan PP Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Pengaturan pelaksanaan pencadangan dana bagi pemulihan kegiatan usaha hulu migas.
Pengaturan pelaksanaan kegiatan usaha gas bumi melalui pipa.
Mengatur pedoman dan tata cara atas evaluasi mutu minyak dan gas bumi Pengaturan atas tata cara pemeriksaan teknis platform Minyak dan Gas Bumi di daerah lepas pantai. Dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri ini, maka, Permentam No05P/M/Pertam/1977 tentang kewajiban memiliki sertifikat kelayakan konstruksi untuk platform Minyak dan Gas Bumi di daerah lepas pantai dicabut. Pengaturan tata cara permohonan persetujuan/penetapan tarif tenaga listrik untuk izin usaha penyediaan tenaga listrik yang diterbitkan oleh Menteri
Lampiran-2.14 No
2.
3.
4.
Legislasi/Regulasi
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi 23 Tahun 2014
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum RPermen tentang Pemberlakuan Pasal 24 Undang-Undang Nomor 20 Tahun SNI Wajib Bidang 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Ketenagalistrikan Kesesuaian dalam hal berkaitan dengan kepentingan keselamatan, keamanan, kesehatan, atau pelestarian fungsi lingkungan hidup kementerian berwenang menetapkan pemeberlakuan SNI secara wajib dengan Peraturan Menteri atau Peraturan Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian dengan mengacu kepada: 1. UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. 2. UU Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian. 3. PP Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 23 Tahun 2014. RPermen tentang Aturan Sistem 1. UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Jaringan Tenaga Listrik Ketenagalistrikan Kalimantan 2. PP Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 23 Tahun 2014 RPermen tentang Pedoman UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan Ketenagalistrikan
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan
Penetapan dan pemberlakuan standarisasi bidang ketenagalistrikan.
Peraturan, persyaratan dan standard untuk menjamin keamanan, keandalan serta pengoperasian dan pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik di sistem Kalimantan. Pedoman berkaitan dengan Tata cara Penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan.
Lampiran-2.15 No
Legislasi/Regulasi
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi 1. UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. 2. PP Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 23 Tahun 2014.
5.
RPermen tentang Ruang Bebas dan Jarak Bebas Minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Arus Searah (SUTTAS) dan Saluran Udara Tegangan EkstraTinggi (SUTET) Arus Bolak Balik
6.
RPermen tentang Tata Cara 1. Keberterimaan Sertifikat Produk dan Laporan Hasil Uji Produk 2. Peralatan Tenaga Listrik dari Negara ASEAN
7.
RPermen tentang Keselamatan Ketenagalistrikan
1. 2.
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Ruang bebas dan jarak beban minimum merupakan batasan yang wajib dipenuhi sebagai pedoman bagi penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan dalam pembangunan SUTT dan SUTET serta menentukan obyek kompensasi tanah, bangunan dan tanaman di bawah SUTT atau SUTET. UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Dalam rangka AFTA, telah disepakati Ketenagalistrikan. saling keberterimaan hasil uji dan PP Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan sertifikat produk untuk peralatan listrik Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan elektronika antar negara ASEAN sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor Rancangan Permen tersebut untuk 23 Tahun 2014. mengatur mekanisme keberterimaan sertifikat produk dan hasil uji tersebut oleh Lembaga Sertifikasi Produk dalam negeri terhadap sertifikat produk dan laporan hasil uji dari negara Asean lain. UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Dalam rangka AFTA, telah disepakati Ketenagalistrikan. saling keberterimaan hasil uji dan PP Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan sertifikat produk untuk peralatan listrik Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan elektronika antar negara ASEAN sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor Rancangan Permen tersebut untuk 23 Tahun 2014. mengatur mekanisme keberterimaan sertifikat produk dan hasil uji tersebut oleh Lembaga Sertifikasi Produk dalam negeri terhadap sertifikat produk dan laporan hasil uji dari negara Asean lain.
Lampiran-2.16 No 8.
9.
10.
11.
Legislasi/Regulasi RPermen tentang Perubahan Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali
1.
RPermen tentang Perubahan Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik Sumatera
1.
RPermen tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan
1.
RPermen tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan PT PLN (Persero)
1.
2.
2.
2.
2.
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. PP Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 23 Tahun 2014. UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. PP Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 23 Tahun 2014. UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. PP Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 23 Tahun 2014. UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. PP Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 23 Tahun 2014.
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali.
Jaringan Sistem Tenaga Listrik Sumatera.
Penetapan dan Pemberlakuan Standar Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan.
Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan PT PLN (Persero).
Lampiran-2.17 No 12.
D. 1.
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi RPermen tentang Aturan Sistem 1. UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Jaringan Tenaga Listrik Ketenagalistrikan. Sulawesi 2. PP Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 23 Tahun 2014. Prakarsa Ditjen Mineral dan Batubara Undang-Undang tentang Mineral Inisiatif DPD (draft tembusan kepada Presiden atas penyampaian RUU Minerba dari dan Batubara DPD kepada DPR RI). Inisiatif Pemerintah baru dalam proses penyusunan sehubungan dengan RUU Pemerintah Daerah. Legislasi/Regulasi
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Peraturan, persyaratan dan standard untuk menjamin keamanan, keandalan serta pengoperasian dan pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik di sistem Sulawesi.
Penyempurnaan konsep pengelolaan mineral dan batubara dengan mengedepankan kepentingan nasional, termasuk peningkatan peran BUMN. Penyesuaian pembagian kewenangan usaha pertambangan Minerba sehubungan dengan terbitnya UU No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, khususnya terhadap kewenangan pengelolaan mineral dan batubara. Tindak lanjut dari Keputusan MK. Terdapat beberapa kendala dalam praktik/pelaksanaan UU No 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Minerba. Meningkatnya nilai tambah komoditas mineral & pertambangan di dalam negeri. Terlaksananya kegiatan pertambangan yang memenuhikaidah pertambangan yang baik (good mining practice) dalam rangka mewujudkan pertambangan yang berkelanjutan (Sustainable Mining). Pengaturan untuk memenuhi kebutuhan domestik sekaligus meningkatkan daya saing produk tambang.
Lampiran-2.18 No 2.
Legislasi/Regulasi RPP tentang Perubahan Atas PP Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Tindak lanjut Putusan MK terkait: - WP dan WIUP termasuk penetapan luas dan batas WIUP. - Batas minimal WIUP. - KriteriaWPR.
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Tindak lanjut Putusan MK terkait: - Penetapan WP dan WUP termasuk penetapan luas dan batas WIUP mineral logam dan batubara. - Batas minimal WIUP. - Kriteria WPR. Penyesuaian kewenangan sesuai UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Ketentuan Umum Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja Tata Cara Penyusunan Laporan Penyampaian Rencana Kerja dan Laporan Penilaian dan Persetujuan Sanksi Administratif Ketentuan Peralihan Ketentuan Penutup
3.
RPermen tentang Tata Cara Penyusunan dan Penyampaian Rencana Kerja dan Laporan di Bidang Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
Arah pengaturan adalah Pemegang IUP dan IUPK tertib dalam memenuhi kewajiban pelaporan produksi Dalam rangka memberikan pedoman kepada pemegang izin dalam penyusunan dan penyampaian rencana kerja dan laporan di bidang kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara
4.
RPermen tentang Tata Cara Pemasangan Tanda Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan dan Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus Mineral dan Batubara
Arah pengaturan adalah Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi melaksanakan kewajiban memasang tanda batas sebelum operasi produksi dimulai Memberikan pedoman kepada pemegang izin dalam pelaksanaan kewajiban pemasangan tanda batas WIUP dan WIUPK
5.
RPermen tentang Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
Arah pengaturan adalah Bupati/walikota membuat cetak biru program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat untuk wilayah kabupaten/kota, dan pemegang IUP
Ketentuan Umum Cetak Biru Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Penyusunan Program Pengembangan dan
Ketentuan Umum Pelaksanaan Pemasangan Tanda Batas Penunjukan Pihak Ketiga Penyelesaian Perselisihan Pemasangan Tanda Batas Sanksi Administratif Ketentuan Peralihan Ketentuan Penutup
Lampiran-2.19 No
Legislasi/Regulasi
6.
RPermen tentang Pedoman Perizinan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan
7.
RPermen tentang Pengadaan Tenaga Kerja dan Tata Cara Pembelian Barang Modal,
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi dan IUPK Operasi Produksi melaksanakan kewajiban terkait pengembangan dan pemberdayaan masyarakat secara terintegrasi dengan cetak biru yang telah dibuat oleh bupati/walikota Dalam rangka memberikan pedoman penyusunan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat Arah pengaturan adalah Pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, Pemerintah dalam memberikan WIUP mineral bukan logam dan batuan dan pemberian IUP sesuai dengan ketentuan, dan pemegang IUP melaksanakan kewajiban dan setiap tahap kegiatan usaha sesuai dengan ketentuan
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Pemberdayaan Masyarakat Pelaksanaan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sanksi Adminsitratif Ketentuan Peralihan Ketentuan Penutup
Ketentuan Umum Izin Usaha Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan Penetapan WUP dan IUP Mineral Bukan Logam dan Batuan Pelaksanaan Tahapan Kegiatan Usaha Pertambangan Hak dan Kewajiban Pemegang Izin Usaha Pertambangan Dalam rangka memberikan pedoman tata Pemberian IUP Untuk Komoditas cara permohonan dan pemberian WIUP Tambang Lain Dalam WIUP Yang Telah mineral bukan logam dan batuan, klasifikasi Ada IUP-nya WIUP mineral bukan logam dan batuan, Berakhirnya Izin Usaha Pertambangan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan Mineral Bukan Logam dan Batuan eksplorasi untuk mineral bukan logam dan Sanksi Administratif batuan Ketentuan Lain-Lain Ketentuan Peralihan Ketentuan Penutup Arah pengaturan adalah Pemegang IUP atau Ketentuan Umum IUPK dalam mengajukan RPTKA dan Pengadaan Tenaga Kerja permohonan masterlist, rekondisi, atau Tata Cara Pembelian Barang Modal,
Lampiran-2.20 No
Legislasi/Regulasi Peralatan, Bahan Baku, dan Bahan Pendukung Lain
8.
RPermen tentang Tata Cara Penghentian Sementara Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
9.
RPermen tentang Lembaga Penilai Usaha Jasa Pertambangan
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi penghapusan sesuai dengan aturan yang berlaku Dalam rangka memberikan pedoman pengadaan tenaga kerja, persyaratan tenaga kerja asing, dan tata cara pembelian barang modal, peralatan, bahan baku, dan bahan pendukung lain Arah pengaturan adalah Pemegang IUP dan IUPK dalam mengajukan penghentian sementara sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan Memberikan pedoman mengenai penghentian sementara kegiatan usaha pertambangan
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Peralatan, Bahan Baku, dan Bahan Pendukung Lainnya Sanksi Adminsitratif Ketentuan Peralihan Ketentuan Penutup
Ketentuan Umum Penghentian sementara Kegiatan Usaha Pertambangan Sanksi Administratif Ketentuan Peralihan Ketentuan Penutup Arah pengaturan adalah Terbentuk Lembaga Ketentuan Umum Penilai Usaha Jasa Pertambangan untuk Pembentukan Lembaga Penilai Usaha melakukan klasifikasi dan kualifikasi IUJP Jasa Pertambangan Pembentukan Lembaga Sertifikasi Usaha Hubungan Pemerintah, pemegang IUJP, Jasa Pertambangan dan mekanisme kerjanya dan Lembaga Penilai Hak dan Kewajiban Lembaga Penilai Sanksi Administratif Ketentuan Penutup
Lampiran-2.21 No 10.
11.
12.
13.
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi RPermen tentang Tata Cara Arah pengaturan adalah terdapat Pengelolaan Data dan/atau keseragaman dalam pengelolaan data Informasi Mineral dan Batubara dan/atau informasi pertambangan antara Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota Memberikan pedoman pengelolaan data dan/atau informasi pada kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara Legislasi/Regulasi
RPermen tentang Pedoman Pendidikan & Pelatihan Pejabat Pengawas dan Inspektur Tambang, Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Pengelolaan Pertambangan, serta Penunjukan Pejabat Pengawas & Pengangkatan Inspektur Tambang RPermen tentang Peningkatan Nilai Tambah Batubara
RPermen tentang Pedoman Konservasi di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara
Pedoman pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi calon pejabat pengawas dan Inspektur Tambang, bimbingan teknis pengelolaan pertambangan, dan pedoman penunjukan Pejabat Pengawas serta pengangkatan Inspektur Tambang
Memberikan pedoman kewajiban peningkatan nilai tambah batubara melaui kegiatan pengolahan batubara di dalam negeri, dan batasan minimal kualitas batubara yang boleh dijual ke luar Indonesia Penerapan kaidah konservasi dalam kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Ketentuan umum Tujuan dan Fungsi Data dan Informasi Klasifikasi Data dan Informasi Pelaksanaan Pengelolaan Data dan Informasi Pemanfaatan Data dan Informasi Sanksi Administratif Ketentuan Peralihan Ketentuan penutup
Lampiran-2.22 No
Legislasi/Regulasi
14.
RPermen tentang Tata Cara Penugasan Penyelidikan dan Penelitian Pertambangan
15.
RPermen tentang Pembinaan dan Tata Cara Pengawasan terhadap Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara RPermen tentang Perubahan Atas Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penetapan Wilayah Usaha Pertambangan dan Sistem Informasi Wilayah Pertambangan Mineral dan Batubara RPermen tentang Pelaksanaan Pemberian Perizinan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Minerla Logam dan Batubara RPermen tentang Tata Cara Pengendalian Produksi Mineral dan Batubara RPermen tentang Pengelolaan Teknis Pertambangan Mineral dan Batubara
16.
17.
18.
19.
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Untuk memberikan pedoman penugasan penyelidikan dan penelitian pertambangan kepada lembaga riset Negara dan/atau lembaga riset daerah Memberikan pedoman dalam pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan usaha pertambangan mineral dan batubara yang dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk maupun oleh Inspektur Tambang Perubahan tata cara penetapan WUP dan WIUP sehubungan dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi bahwa WP, WUP, dan WIUP termasuk luas dan batas WIUP ditentukan oleh pemerintah daerah
Memberikan pedoman dalam pemberian perizinan untuk kegiatan usaha pertambangan mineral logam dan batubara Memberikan pedoman dalam rangka pengendalian produksi dan penjualan mineral dan batubara, serta dalam pemenuhan Memberikan pedoman dalam pengelolaan teknis pertambangan yang baik
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan
Lampiran-2.23 No 20.
21.
22.
E. 1.
Legislasi/Regulasi
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Memberikan pedoman dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan
Rpermen tentang Pedoman Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara Rpermen tentang Perubahan Penyesuaian substansi dengan PP Nomor 77 Atas Permen ESDM Nomor 27 Tahun 2014 Tahun 2013 tetantang Tata Cara dan Penetapan Harga Divestasi Saham serta Perubahan Penanaman Modal di Bidang USaha Pertambangan Mineral dan Batubara Rpermen tentang Perubahan Atas Permen ESDM Nomor 17 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral dan Batubara Prakarsa Ditjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi RPP tentang Bonus Produksi - Melaksanakan ketentuan Pasal 53 ayat (2) UU Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi - Untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah kerja panas bumi
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan
Mengenai penetapan besaran, tata cara penyetoran dan bagi hasil, serta tata cara penghitungan bonus produksi
Lampiran-2.24 No 2.
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi RPP tentang Pengusahaan Panas Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 Bumi untuk Pemanfaatan ayat (5), Pasal 18 ayat (2), Pasal 19 ayat (2), Tidak Langsung Pasal 22 ayat (2), Pasal 39, Pasal 40 ayat (3), Pasal 52 ayat (2), Pasal 56 ayat (3), Pasal 58, dan Pasal 64 UU Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi Legislasi/Regulasi
3.
RPP tentang Pengusahaan Panas Bumi Untuk Pemanfaatan Langsung
- Melaksanakan ketentuan Pasal 15 dan Pasal 50 ayat (3) UU Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi - Perlunya disusun regulasi yang dapat memberikan kepastian hukum terkait dengan pemanfaatan langsung panas bumi menjadi jenis energi lain untuk keperluan nonlistrik
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Survei Pendahuluan atau Eksplorasi dan tata cara penugasan; Tata cara, syarat penawaran, prosedur, penyiapan dokumen, dan pelaksanaan lelang; Luas Wilayah Kerja; Tata cara penetapan harga panas bumi untuk pemanfaatan tidak langsung; Izin Panas Bumi; Kewajiban pemegang Izin Panas Bumi Tata cara pengenaan sanksi administratif; Penyerahan, pengelolaan, dan pemanfaatan data dan informasi; Pembinaan dan pengawasan Penyelenggaraan panas bumi untuk pemanfaatan langsung Izin pemanfaatan langsung Harga energi panas bumi untuk pemanfaatan langsung Kewajiban pemegang izin pemanfaaan langsung Tata cara pengenaan sanksi administratif
Lampiran-2.25 No
Legislasi/Regulasi
4.
RPP tentang Energi Baru dan Energi Terbarukan
5.
RPermen ESDM tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Penunjang Panas Bumi
6.
RPermen ESDM tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Data Panas Bumi
7.
RPermen tentang Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi Panas Bumi
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 22 dan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi
- Melaksanakan ketentuan Pasal 64 ayat 3 PP No 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi sebagaimana telah diubah dengan PP No 70 Tahun 2010 - Perlunya regulasi yang mengatur proses penerbitan Surat Keterangan Terdaftar Panas Bumi Melaksanakan ketentuan Pasal 73 PP No 59/2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi sebagaimana diubah dengan PP No 70/2010 Perlunya Regulasi yang mengatur pengelolaan dan pemanfaatan data yang diperoleh dari Penugasan Survei Pendahuluan, Eksplorasi, & Eksploitasi Panas Bumi Penetapan wilayah penugasan survei pendahuluan oleh Menteri
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Penguasaan sumber daya; Penyediaan dan pemanfaatan; Pengusahaan; Hak dan kewajiban; Kemudahan dan insentif; Harga energi; Keteknikan; Penelitian dan pengembangan Pendidikan dan pelatihan; Pembinaan dan pengawasan
Bentuk, Klasifikasi dan Kualifkasi Usaha Jasa Penunjang panas Bumi Tata cara pengajuan dan persyaratan Kewajiban pemegang SKT Sanksi Administratif Klasifikasi dan Kerahasiaan dataPengelolaan Data- Penyerahan DataPemanfaatan Data- Peremajaan dan Pemusnahan Data- Pembinaan dan Pengawasan- Sanksi Administratif
Mekanisme penugasan survei pendahuluan
Lampiran-2.26 No
Legislasi/Regulasi
8.
RPermen tentang Wilayah Kerja Panas Bumi
9.
RPermen ESDM tentang Pengelolaan Lumpur Bor, Limbah Bor, dan Serbuk Bor Pada Pemboran Panas Bumi
10.
RPermen tentang Tata cara Pengajuan Rencana Impor yang dipergunakan untuk Kegiatan Operasional Panas Bumi
11.
RPermen tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Panas Bumi
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Dasar penetapan wilayah kerja panas bumi, termasuk perubahan dan penciutan wilayah kerja Perlunya regulasi yang mengatur tentang pengelolaan lumpur bor, limbah lumpur dan serbuk bor pada kegiatan pemboran agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan Perlunya regulasi yang mengatur mengenai Tata cara Pengajuan Rencana Impor yang dipergunakan untuk Kegiatan Operasional Panas Bumi
Sebagai tindak lanjut pengaturan urusan yang diatur dalam RPP tentang Pengusahaan Panas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Mekanisme pengembalian atau perubahan wilayah kerja panas bumi Tata cara pengelolaan, pengujian, pemanfaatan dan pembuangan lumpur bor, limbah lumpur dan serbuk bor Pembinaan dan Pengawasan atas kegiatan pengelolaan lumpur bor, limbah lumpur dan serbuk bor Pengajuan Daftar Impor Barang (DIB) yang bersifat tahunan dan disampaikan pada saat RKAB DIB disampaikan selambat-lambatnya 2 bulan sebelum tahun berjalan RKBI untuk KKOB diajukan setelah mendapat rekomendasi dari Pemegang Kuasa Penandasahan RKBI menjadi RIB oleh Dirjen Pelaksanaan impor barang operasi penggunaan, pemindahan lokasi dan tanggung jawab barang operasi yang disewa Perbaikan barang operasi Pembinaan dan pengawasan Penyelenggaraan kegiatan usaha panas bumi
Lampiran-2.27 No 12.
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Rpermen tentang Tata Cara Perlunya regulasi yang mengatur mengenai Penggunaan Tenaga Kerja Asing Tata caraPenggunaan Tenaga Kerja Asing Pada Pada Kegiatan Usaha Panas Kegiatan Usaha Panas Bumi Bumi Legislasi/Regulasi
13.
R Permen ESDM tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Panas Bumi
Perlunya regulasi yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja panas bumi untuk memperlancar kegiatan panas bumi sehingga kecelakaan kerja pada kegiatan pengusahaan dapat dihindari dan mengikuti kaidah keselamatan dan kesehatan kerja dilakukan dengan aman, andal dan akrab lingkungan
14.
Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan dan Pencemaran Lingkungan Pada Kegiatan Pengusahaan Panas Bumi
Energi panas bumi merupakan energi yang ramah lingkungan & tidak memberikan kontribusi GRK Tetapi, untuk keberlanjutannya diperlukan pengelolaan lingkungan yang baik & benar agar tidak menimbulkan dampak negatif, maka untuk itu perlu mengatur mengenai pencegahan dan penanggulangan perusakan dan pencemaran lingkungan dari kegiatan pengusahaan panas bumi
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Syarat pengajuan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing Mekanisme penggunaaan tenaga kerja asing Jangka waktu Keselamatan Kerja- Pengangkatan KTPB dan WKTPB- Pengawas Operasional- Buku Panas Bumi dan Daftar KecelakaanKomite K3- Tenaga kerja- Fasilitas kegiatan usaha panas bumi- Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)Kecelakaan Panas Bumi dan Kejadian Berbahaya- Kesehatan Kerja- Peta, Jalan dan Tempat Kerja- Sarana dan prasarana Lapangan Panas Bumi- Pemboran dan Uji produksi sumur- Pemeriksaan instalasi dan peralatan- Lingkungan kerja panas bumi- Bahan peledak, peledakan dan bahan radio aktif Kewajiban Pengembang Panas Bumi dalam Perlindungan Lingkungan Panas Bumi Pencegahan dan Penanggulangan Pasca Tambang Panas Bumi
Lampiran-2.28 No
Legislasi/Regulasi
15.
Rpermen tentang Jenis-Jenis Biaya Kegiatan Usaha Panas Bumi Yang Tidak Dapat Dikembalikan Kepada Kontrak Operasi Bersama Panas Bumi
16.
Rancangan Permen ESDM tentang Harga Listrik dari PLT Bayu Rpermen tentangHarga Pembelian Tenaga Listrik Oleh PT PLN (Persero) dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya untuk pemasangan di Roof Top RPermen tentang Perubahan atas Permen ESDM No 10 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Kegiatan Fisik Pemanfaatan Energi Baru dan Energi Terbarukan
17.
18.
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi 1. Kegiatan usaha Panas Bumi wajib dilaksanakan dengan prinsip efektif dan efisien dalam rangka mengamankan dan meningkatkan penerimaan Negara 2. Kontraktor Panas Bumi menanggung biaya dan risiko sebagai pengurangan Net Operating Income (NOI) perlu dibatasi untuk kegiatan yang berkaitan langsung dengan operasi Kegiatan usaha Panas Bumi - Mempercepat pengembangan PLTB di Indonesia - Memberi insentif kepada pengembang PLTB Mempercepat pengembangan solar PV Roof Top di Indonesia dengan member insentif kepada pengembang PLTS
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Pembatasan terhadap biaya dan resiko Yng ditanggung oleh kontraktor sebagai pengurangan Nett Operating Income dalamkegiatan yang berkaitan langsung dengan operasi kegiatan pengusahaan panas bumi
Mempermudah proses pelaksanaan kegiatan fisik pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan dengan pemerintah daerah
Pelaksanaan kegiatan fisik pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan dengan pemerintah daerah
Harga listrik
Harga patokan pembelian tenaga listrik oleh PT PLN (Persero) dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya untuk pemasangan di Roof top
Lampiran-2.29 No
Legislasi/Regulasi
19.
RPermen tentang Penetapan Pulau Sumba Sebagai Pulau Ikonis Energi Baru Terbarukan
20.
RPermen tentang Perubahan atas Permen ESDM No 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lainnya Pedoman Penerangan Jalan Umum yang Efisien
21.
22.
RPermen tentang Penerapan Standar Kinerja Energi Minimum dan Pencantuman Label Hemat Energi untuk Lampu LED
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Pemanfaatan sumber energi baru terbarukan berdasarkan potensi energi terbarukan yang tinggi, penyediaan energi yang masih rendah dibandingkan dengan kebutuhan energi setempat, serta tingkat kesejahteraan masyarakat yang rendah
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Penetapan Pulau Sumba sebagai Ikon dan Pelopor Pulau Berbasis Energi Terbarukan (Sumba Island, The Iconic and Pioneer of Renewable Energy Island) yang memanfaatkan sumber energi baru terbarukan berdasarkan potensi energi terbarukan yang tinggi, penyediaan energi yang masih rendah dibandingkan dengan kebutuhan energi setempat, serta tingkat kesejahteraan masyarakat yang rendah Perluasan definisi Bahan Bakar Nabati menjadi Komoditi yang diatur tidak hanya biodiesel, Bahan Bakar Nabati padat, cair dan gas bioethanol dan biooil Hal yang diatur terkait tata niaga Bahan bakar Nabati padat, cair dan gas sebagai Bahan Bakar Lainnya
- Masih banyak jalan umum yang menggunakan teknologi lampu dengan daya tinggi - Jaringan penerangan jalan umum tanpa kWh meter Untuk melindungi dan memberikan informasi kepada konsumen dalam pemilihan Lampu LED yang hemat energi dan efisien
Pedoman penerangan jalan umum yang efisien
Pencantuman Tingkat efisiensi peralatan
Lampiran-2.30 No 23.
24.
25.
26. 27.
28.
Legislasi/Regulasi RPermen tentang Penerapan Standar Kinerja Energi Minimum dan label hemat Energi untuk Motor Listrik, Penanak nasi (rice cooker) dan ballast electronic RPermen tentang Penerapan Standar Kinerja Energi Minimum dan label hemat energi untuk kulkas dan kipas angin RPermen tentang Penyelenggaraan Usaha Penunjang Konservasi (ESCO)
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Untuk melindungi dan memberikan informasi ke konsumen dalam pemilihan motor listrik, Penanak nasi (rice cooker) dan ballast electronic yang hemat energi dan efisien
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Pencantuman Tingkat efisiensi peralatan dan label hemat energi
Untuk melindungi dan memberikan informasi ke konsumen dalam pemilihan kulkas dan kipas angin yang hemat energi dan efisien
Pencantuman Tingkat efisiensi peralatan dan label hemat energi
Terciptanya usaha jasa penunjang konservasi energi yang mandiri, andal, transparan, berdaya saing, efisien dan mendorong perkembangan profesi dan peranan usaha jasa penunjang nasional Rpermen tentang Insentif pemberian insentif kepada penggunaan Penggunaan Teknologi teknologi yang efisien RPermen tentang Pemberlakuan Mengatur dan memberikan standar terhadap SNI Wajib IEC 612115:2013 modul fotovoltaik yang beredar di pasar (Modul Fotovoltaik Silikon Kristal-Kualifikasi Disain dan Pengesahan Jenis) RPermen tentang Pemberlakuan Mengatur dan memberikan standar terhadap SKKNI Bidang Energi Baru dan tenaga kerja bidang energi baru dan energi Energi Terbarukan Subbidang terbarukan sub bidang perencanaan Perencanaan
Pengaturan mengenai usaha jasa penunjang konservasi energi yang mandiri, andal, transparan, berdaya saing, efisien dan mendorong perkembangan profesi dan peranan usaha jasa penunjang nasional Mengatur pemberian insentif kepada penggunaan teknologi yang efisien Pengaturan terhadap modul fotovoltaik yang beredar di pasar
Pengaturan terhadap tenaga kerja bidang energi baru dan energi terbarukan sub bidang perencanaan
Lampiran-2.31 No 29.
30.
F. 1.
2.
Legislasi/Regulasi
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi
RPermen tentang Perubahan Atas Permen ESDM Nomor 19 Tahun 2013 tentang Pembelian Tenaga Listrik Oleh PT PLN (Persero) dari Pembangkit Listrik Sampah Kota RPermen tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Energi Perdesaan Prakarsa Inspektorat Jenderal RPermen tentang Pengelolaan 1. Bahwa pengaduan masyarakat perlu Pengaduan Masyarakat di mendapatkan pengelolaan yang baik, cepat, Lingkungan Kementerian Energi tepat dan dapat dipertanggungjawabkan dan Sumber Daya Mineral dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme 2. Pelaksanaan Permen PAN Nomor PER/05/MPAN/4/2009 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan Masyarakat Bagi Instansi Pemerintah RPermen tentang Pedoman 1. Dalam rangka menuju tata kelola Umum Penanganan Benturan pemerintahan yang bebas korupsi, kolusi, Kepentingan di Lingkungan dan nepotisme, diperlukansuatu kondisi Kementerian Energi dan yang bebas dari benturan kepentingan Sumber Daya Mineral 2. Pelaksanaan Permen Pendayagunaan Aparatur negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 37 tahun 2012 tentang Pedoman Umum Penanganan Benturan Kepentingan
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan
Mengatur Tata Cara Penyampaian Pengaduan Masyarakat, Pelaksana Pengelolaan Pengaduan Masyarakat, Pengelolaan Pengaduan Masyarakat, Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat, Hasil Pengelolaan Pengelolaan Pengaduan Masyarakat, Penetapan Status Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan Koordinasi Pengelolaan Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Mengatur Prinsip Dasar Penanganan Benturan Kepentingan, Tahapan dalam Penanganan Benturan Kepentingan, Faktor Pendukung Keberhasilan Penanganan Benturan Kepentingan, Tindakan terhadap Potensi Benturan Kepentingan dan Tata Cara Mengatasi Terjadinya Benturan Kepentingan
Lampiran-2.32 No
Legislasi/Regulasi
G. 3.
Prakarsa Badan Geologi RPermen tentang Penentuan dan Penetapan Kawasan Rawan Bencana Gunungapi, Gempabumi, Tsunami, dan Zona Kerentanan Gerakan Tanah
4.
RPermen tentang tentang Penentuan dan Prosedur Penetapan Cagar Alam Geologi
5.
RPermen tentang Perizinan dan Rekomendasi Teknis Air Tanah
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Adanya kebutuhan pemanfaatan ruang di kawasan rawan bencana geologi yang berbasis pada mitigasi bencana geologi Rancangan Permen ESDM ini disusun dengan tujuan membentuk landasan yang memadai/ sesuai untuk pengendalian kawasan rawan bencana Cagar Alam Geologi adalah cagar alam yang memiliki ciri geologi yang unik, langka dan khas, yang terjadi sebagai hasil dari proses geologi dari waktu purba dan atau sampai yang sedang berjalan untuk itu diperlukan suatu pengaturan untuk melindungi kawasan Cagar Alam Geologi tersebut agar tidak rusak atau bahkan punah Untuk menghindari terjadinya kerusakan kuantitas, kualitas dan lingkungan air tanah perlu dilakukan pengendalian penggunaan air tanah yang dapat dilaksanakan melalui kegiatan pengaturan perizinan air tanah dan pemberian rekomendasi teknis air tanah
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Penentuan dan penetapan kawasan rawan bencana geologi Wilayah rawan bencana sesuai tingkat kerawanannya
Perlindungan dan pelestarian kawasan cagar alam geologi yang memiliki keunikan dan nilai ilmu pengetahuan kebumian dengan materi sebagai berikut : Penentuan Cagar Alam Geologi Penetapan Cagar Alam Geologi Perlindungan Cagar Alam Geologi Pedoman izin pemakaian dan izin pengusahaan air tanah Pedoman rekomendasi teknis air tanah
Lampiran-2.33 No
Legislasi/Regulasi
6.
RPermen tentang Pengelolaan Air Tanah
7.
RPermen tentang Inventarisasi dan Konservasi Air Tanah
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Diluar cekungan air tanah yang telah ditetapkan oleh Presiden masih terdapat kemungkinan potensi cekungan air tanah yang cukup besar, maka dari itu diperlukan pengaturan dalam pengelolaan air tanah diluar cekungan air tanah agar keberadaan air tanah dapat berkelanjutan dan pemanfaatannya dapat dilakukan secara bijaksana Dalam pengelolaan air tanah diperlukan data dan informasi air tanah agar pengelolaan air tanah dapat dilaksanakan secara tepat dan berkesinambungan Selain itu dalam penggunaan air tanah harus dilandaskan pada prinsip konservasi untuk menjamin keberlanjutan ketersediaan air tanah Inventarisasi air tanah dilaksanakan untuk memperoleh data dan informasi air tanah dan konservasi air tanah dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan air tanah diakibatkan pengambilan air tanah yang tidak terkendali dan/atau perubahan lingkungan hidup
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Tata cara pengelolaan air tanah diluar cekungan air tanah Penggunaan air tanah diluar cekungan air tanah
Kegiatan inventarisasi air tanah Tata cara penetapan zona konservasi air tanah Tata cara pemantauan pelaksanaan pengelolaan air tanah Jaringan sumur tanah Imbuhan air tanah Penetapan zona pemanfaatan air tanah Sistem informasi air tanah
Lampiran-2.34 No
Legislasi/Regulasi
8.
RPermen tentang Pendayagunaan dan Pengendalian Daya Rusak Air Tanah
9.
RPermen tentang Teknis Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Air Tanah
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Penggunaan air tanah harus disesuaikan dengan daya dukung dan potensi cekungan air tanah agar sumber daya air tanah dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sehingga diperlukan upaya pengendalian penggunaan air tanah
Sebagai kendali dalam pengelolaan air tanah terhadap pelaksanaan konservasi air tanah dan pendayagunaan air tanah Rancangan Permen ESDM ini menjadi acuan Menteri atau Gubernur untuk melakukan pembinaan dan pengawasan pengelolaan air tanah
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan Pengendalian penggunaan air tanah Penggunaan air tanah Teknis pengeboran atau penggalian air tanah Teknis pengembangan air tanah Pengendalian daya rusak air tanah Kualifikasi dan klasifikasi untuk melakukan pengeboran atau penggalian air tanah Teknis pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengeboran dan/atau pengusahaan air tanah, kegiatan yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan air tanah atau pelaksanaan pengelolaan lingkungan, pemantauan lingkungan dan/atau analisis mengenai dampak lingkungan
Lampiran-2.35 No 10.
Legislasi/Regulasi RPermen tentang Pedoman Strategi Pelaksanaan Pengelolaan Air Tanah
Arah Kerangka Regulasi, Hal-hal yang diatur Latar Belakang dan Urgensi dan substansi pengaturan Air tanah mempunyai peranan penting Pola pengelolaan air tanah pada cekungan dalam kehidupan Sebagai sumber daya air tanah yang terbarukan dan memiliki Tujuan dan sasaran pengelolaan air tanah keterbatasan volume, air tanah Langkah-langkah dalam pengelolaan air memerlukan waktu yang sangat panjang tanah untuk dapat diperbaharui sementara kebutuhan akan air sangat tinggi Maka dari itu diperlukan strategi pengelolaan air tanah pada cekungan air tanah agar air tanah dapat dimanfaatkan secara maksimal dengan bijak dan berkesinambungan Rpermen ESDM ini sebagai kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, mengevaluasi kegiatan konservasi air tanah, pendayagunaan air tanah, dan pengendalian air tanah pada cekungan air tanah
Lampiran-2.36 No 11.
Legislasi/Regulasi RPermen tentang Pedoman Rencana Pengelolaan Air Tanah
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Peranan air tanah dalam menunjang kelangsungan pembangunan di Indonesia dirasakan semakin penting, pemanfaatan air tanah terutama untuk sumber air baku bagi keperluan penyediaan air bersih penduduk, proses industri, perdagangan, dan air irigasi terus mengalami peningkatan sehingga perlu disusun rencana pengelolaan air tanah baik jangka pendek, menengah maupun panjang sehingga potensinya dapat termanfaatkan dengan tetap menjaga kondisi lingkungan air tanahnya Untuk menghasilkan rencana pengelolaan air tanah yang dapat berfungsi sebagai pedoman dalam kegiatan konservasi, pendayagunaan, dan pengendalian daya rusak air tanah
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Program konservasi, pendayagunaan, dan pengendalian daya rusak air tanah
Lampiran-2.37 No
Legislasi/Regulasi
H. 1.
Prakarsa Badan Litbang ESDM RPermen tentang Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral
2.
RPermen tentang Penunjukkan Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Untuk Membentuk Lembaga Sertifikasi Produk
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai Implementasi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Kepala LIPI No 06/E/2009 anggal 30 Desember 2009 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Peneliti Yang Bekaitan Dengan Pembinaan dan Pengawasan Pengaturan dalam rangka memberikan pengawasan dan pemberian sertifikasi terhadap unjuk kerja pelaku usaha di bidang energi dan sumber daya mineral sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 23 PP No 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional yang menyatakan “pengawasan terhadap pelau usaha, barang dan/atau jasa yang telah memperoleh sertifikat dan tau dibubuhi tanda SNI yang diberlakukan secara wajib, dilakukan oleh Pimpinan Instansi Teknis sesuai kewenangannya”
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan
Lampiran-2.38 No
Legislasi/Regulasi
3.
RPermen tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Sertifikasi Produk Pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi
4.
RPermen tentang Pedoman Kerja Sama Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral
5.
RPermen tentang Material Transfer Agreement Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Pengaturan mengenai tata kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi dalam menyelenggarakan pengawasan terhadap unjuk kerja pelaku usaha, barang dan atau jasa yang telah dibubuhi tanda SNI untuk meningkatkan perlindungan kepada konsumen atas produk barang/jasa bidang Ketenagalistrikan dan EBTKE Pengaturan mengenai tata cara kerja sama penelitian dan pengembangan energi dan sumber daya mineral mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaporanuntuk meningkatkan standar pengelolaan kerja sama agar terdapat kebakuan/standar muatan dari penyusunan Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama dengan berbagai pihak, termasuk pengaturan HKI, Lisensi, dan Pembagian Royalti Pengaturan aspek-aspek Hak Kekayaan Intelektual dalam kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan dalam kerja sama dengan lembaga penelitian dan pengembangan, perguruan tinggi, dan/ atau badan usaha asing
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan
Lampiran-2.39 No 6.
7.
I. 1.
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi RPermen tentang Tata Cara Pengaturan dalam tata cara pengelolaan Pengenaan, Pemungutan, dan PNBP di lingkungan Badan Penelitian Penyetoran Penerimaan Negara Bukan dan Pengembangan ESDM Pajak Bidang Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral RPermen tentang Pedoman Peningkatan teknologi dan inovasi Perencanaan Penelitian dan penelitian dan pengembangan, maka Pengembangan Energi dan Sumber program penelitian dan pengembangan Daya Mineral energi dan sumber daya mineral harus mampu menghasilkan teknologi dan inovasi yang unggul dan berdaya saing, sehingga perlu di atur program perencanaan litbang ESDM Prakarsa Badan Diklat ESDM RPermen tentang Pendidikan dan Pemenuhan kompetensi Teknis Pegawai Pelatihan Terstruktur bagi Pegawai Negeri Sipil yang mengelola bidang Negeri Sipil Bidang Energi dan Sumber energi dan sumber daya mineral Daya Mineral Legislasi/Regulasi
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan
Pendidikan dan Pelatihan Terstruktur dilaksanakan secara berjenjang dan terstruktur mengikuti Pola Pendidikan dan Pelatihan Terstruktur Kewajiban Pegawai Negeri Sipil yang mengelola bidang energi dan sumber daya mineral mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Terstruktur
Lampiran-2.40 No
Legislasi/Regulasi
2.
RPermen tentang Statuta Sekolah Tinggi Enegi dan Mineral
3.
RPermen tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar Kurikulum Bidang Mineral dan Batubara RPermen tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar Kurikulum Bidang Migas RPermen tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar Kurikulum Bidang Geologi RPermen tentang Perubahan Permen ESDM No 11 Tahun 2011 tentang Pedoman Akreditasi Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral
4.
5.
6.
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Pedoman pengelolaan STEM yang digunakan sebagai landasan penyusunan peraturan dan prosedur operasional di STEM
Standar Kurikulum Bidang Mineral dan Batubara
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Identitas STEM Penyelenggaraan pendidikan Susunan organisasi Dosen dan Penunjang Akademik Mahasiswa dan Alumni Kode etik Kerjasama Sarana dan Prasarana Pembiayaan Pengawasan dan akreditasi Kurikulum Bidang Mineral dan Batubara
Standar Kurikulum Bidang Minyak dan Gas Bumi
Kurikulum Bidang Minyak dan Gas Bumi
Standar Kurikulum Bidang Geologi
Kurikulum Bidang Geologi
- Perlunya keterlibatan Unit Utama di lingkungan KESDM dalam mengakreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan bidang Energi dan Sumber Daya Mineral - Perubahan keanggotaan Komisi Akreditasi Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral
Perubahan keanggotaan Komisi Akreditasi Lembaga Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral
Lampiran-2.41 No
Legislasi/Regulasi
7.
RPermen tentang Pedoman Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral
8.
RPermen tentang Penetapan dan pemberlakuan Standar Latih Manager Energi Bidang Industri RPermen tentang Penetapan dan pemberlakuan Standar Latih Manager Energi Bidang Bangunan Gedung Subbidang Pengelolaan
9.
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi - Perlunya pedoman teknis evaluasi pendidikan dan pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral terkait kualitas dan kapasitas peserta, pengajar dan penyelenggara Diklat - Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Pedoman teknis evaluasi pendidikan dan pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral Format evaluasi peserta, pengajar dan penyelenggara Diklat
Lampiran-2.42 No J. 1.
2.
Legislasi/Regulasi
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi
Prakarsa Sekretariat Jenderal DEN RPerpres tentang Tata Cara Penetapan 1. Pemerintah wajib melaksanakan dan Penanggulangan Kondisi Krisis tindakan penanggulangan kondisi dan Darurat Energi krisis dan darurat energi(Ps 6 ayat 3 UU 30/2007) 2. Dewan Energi Nasional (DEN) bertugas menetapkan langkahlangkah penanggulangan kondisi krisis dan darurat energi (Ps 12 ayat 2 UU 30/2007) 3. Belum ada pengaturan, kriteria & mekanisme penanggulangan kondisi krisis & darurat energi 4. Peraturan ini merupakan inisiatif Anggota DEN untuk mempermudah pelaksanaan tugasnya RPerDEN tentang Pedoman 1. DEN bertugas Mengawasi Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan pelaksanaan kebijakan di bidang Energi Yang Bersifat Lintas Sektoral energi yang bersifat lintas sektoral (Pasal 12 ayat 2 UU 30/2007) 2. Belum ada pengaturan tentang Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Energi yang bersifat lintas Sektor. 3. Belum ada kriteria dan mekanisme Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Energi yang bersifat lintas Sektor.
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Jenis energi yang terkait dengan kondisi krisis dan darurat energi; Kondisi krisis energi dan darurat energi berdasarkan kriteria teknis operasional; Kondisi krisis energi dan darurat energi berdasarkan kriterian nasional; Tata cara penetapan kondisi krisis dan darurat energi; Tindakan penanggulangan kondisi krisis energi dan darurat energi
Pelaksanaan Kebijakan Energi Nasional; Pelaksanaan Rencana Umum Energi Nasional; Pelaksanaan Rencana Umum Energi Daerah; Pelaksanaan kebijakan dan/atau peraturan terkait energi yang dilakukan oleh instansi Pusat maupun Daerah
Lampiran-2.43 No
Legislasi/Regulasi
3.
RPerDEN tentang Cadangan Penyangga Energi
4.
RPerDEN tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)
5.
RPermen tentang Pedoman Teknis Penyediaan dan Pengelolaan Cadangan Penyangga Energi RPermen tentang Jenis Energi
6.
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Mengatur mengenai pengelolaan kelembagaan dan pelepasan cadangan penyangga energi
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Ketentuan Umum Pengelolaan Cadangan Penyangga Energi Kelembagaan Pengelolaan Pelepasan Cadangan Penyangga Energi Pembiayaan Ketentuan Penutup
Mengatur mengenai rencana pengelolaan energi tingkat nasional yang merupakan penjabaran dan rencana pelaksanaan kebijakan energi nasional yang bersifat lintas sektor RUEN disusun oleh Pemerintah dan ditetapkan DEN
Perubahan dan/atau penambahan jenis energi yang telah diatur dalam Tata Cara Penetapan Penanggulangan Kondisi Krisdaren
Lampiran-2.44 No 7.
Legislasi/Regulasi RPermen tentang Kriteria Teknis Operasional Kondisi Krisis dan Darurat Energi
Arah Kerangka Regulasi, Latar Belakang dan Urgensi Memberikan pengaturan tentang kriteria teknis operasional kondisi krisis dan darurat energi untuk BBM, Tenaga Listrik, LPG, dan Gas Bumi. Pembentukan satuan tanggap krisis dan darurat energi
Hal-hal yang diatur dan substansi pengaturan Ketentuan Umum Kriteria Teknis Operasional Krisis Energi Kriteria Teknis Operasional Darurat Energi Satuan Tugas Tanggap Krisis/Darurat Energi Ketentuan Peralihan Ketentuan Penutup