RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan dokumen perencanaan daerah untuk periode lima tahun. RPJMD merupakan Penjabaran dari visi, misi dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD dengan memperhatikan RPJMN. RPJMD memuat visi, misi program kepala daerah; arah kebijakan keuangan daerah; strategi pembangunan daerah; kebijakan umum; program SKPD; program lintas SKPD; program kewilayahan; rencana kerja dalam kerangka regulasi yang bersifat indikatif dan rencana kerja dalam kerangka pendanaan yang bersifaat indikatif. RPJMD Provinsi Gorontalo 2012-2017 sebagai dokumen perencanaan 5 tahun akan dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat Provinsi Gorontalo yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah (PERDA), kemudian disusun dengan pendekatan perencanaan yang terstruktur, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Tahapan dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan RPJMD Provinsi Gorontalo, dijabarkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan RPJMD, sebagai berikut : 1.
Persiapan Penyusunan RPJMD a. Pembentukan Tim Penyusunan Materi RPJMD Provinsi Gorontalo. b. Orientasi mengenai RPJMD. c. Penyusunan Agenda Kerja Tim RPJMD d. Pengumpulan data dan informasi.
2.
Penyusunan rancangan awal RPJMD a. Pengolahan data dan informasi. b. Penyusunan rancangan visi dan misi KDH. c. Perumusan penjelasan visi dan misi. d. Perumusan tujuan dan sasaran. e. Perumusan strategi dan arah kebijakan. f. Perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah. g. Perumusan indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan. h. Penetapan indikator kinerja daerah. i. Pembahasan dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi. j. Pelaksanaan forum konsultasi publik. k. Pembahasan dengan DPRD untuk memperoleh masukan dan saran.
3.
Penyusunan Rancangan RPJMD a. SKPD menyusun rancangan rencana strategis (Renstra SKPD). b. Penyampaian Rancangan Renstra SKPD.
BAB I - 1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
4.
Melaksanakan musrenbang jangka menengah daerah untuk membahas rancangan visi, misi, dan arah pembangunan yang telah disusun untuk menjadi bahan masukan dalam penyempurnaan rancangan RPJMD.
5.
Menyusun rancangan akhir RPJMD dengan memuat hasil kesepakatan dan komitmen musrenbang RPJMD.
6.
Konsultasi rancangan akhir RPJMD dengan Menteri Dalam Negeri.
7.
Pembahasan dan Penetapan RPJMD Provinsi Gorontalo 2012-2017.
1.2 Dasar Hukum Penyusunan Dasar hukum penyusunan RPJMD Propinsi Gorontalo, sebagai berikut. 1.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
4.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
7.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
6
Tahun
2008
tentang
Pedoman
Evaluasi
Penyelenggaraan Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 8.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
9.
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;
10.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;
BAB I - 2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
11.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
12.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517;
13.
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2007 – 2025;
14.
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo 2010-2030.
15.
Keputusan
Gubernur
Gorontalo
Nomor
:
331/18/XII/Tahun
2011
tentang
Pembentukan Tim Penyusun RPJMD Provinsi Gorontalo 2012-2016. 1.3 Hubungan Antar Dokumen Ada beberapa dokumen yang menjadi acuan, menjadi pedoman dan diperhatikan dalam proses penyusunan RPJMD Provinsi Gorontalo tahun 2012-2017. Terkait dengan sinkoronisasi antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014 dengan RPJMD Provinsi Gorontalo adalah koneksitas antara visi dan misi kedua dokumen ini. RPJMD memperhatikan dan menjabarkan Visi RPJMN 2010 – 2014 yaitu Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan. Begitu pula untuk penjabaran Misi RPJMN, yaitu : 1) Melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera, 2) Memperkuat pilar-pilar demokrasi, 3) Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang. Visi, Misi dan Program yang tercantum dalam RPJMN 2010 – 2014 kemudian menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah Provinsi Gorontalo dalam konteks formulasi rencana pembangunan daerah untuk 5 (lima) tahun kedepan. Selain memperhatikan RPJPN dan mempedomani RPJMN 2010-2014, dokumen RPJMD juga mengacu dan mempedomani dokumen pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Gorontalo 2007-2025 dengan visi Gorontalo Maju dan Mandiri. Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka panjang tersebut ditempuh melalui 3 (tiga) misi pembangunan yaitu : (1) Mewujudkan Ketahanan Ekonomi Gorontalo yang Handal; (2) Mewujudkan Sumberdaya Manusia Gorontalo yang Handal; dan (3) Mewujudkan Pemerintah Daerah yang Amanah, demikian halnya dengan dokumen RTRW Provinsi Gorontalo 2010-2030 akan menjadi berpedoman pada berbagai pola dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang daerah di Provinsi Gorontalo. Pemerintah daerah dalam menyusun 3 dokumen rencana pembangunan daerah yang terdiri dari RPJPD, RPJMD dan RKPD serta dua dokumen rencana SKPD terdiri dari Renstra SKPD dan Renja SKPD.
BAB I - 3
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Berdasarkan segi waktu dokumen tersebut dapat dibagi menjadi tiga, yaitu dokumen RPJPD dan RTRWP merupakan dokumen jangka panjang (20 tahun), RPJMD dan RenstraSKPD merupakan dokumen jangka menengah (5 tahun), sedangkan RKPD dan Renja-SKPD merupakan dokumen jangka pendek (1 tahun). RPJMD 2012-2017 disusun dengan berpedoman pada RPJPD 2007-2025 dan RTRWP 2010-2030 dengan memperhatikan RPJMN. RPJMD 2012-2017 dijabarkan dalam RKPD dan menjadi pedoman SKPD dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD, Rencana Kerja (Renja) SKPD dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD. Dari RKP Daerah dan RKA SKPD inilah selanjutnya disusun RAPBD. Selanjutnya diperlukan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk diintegrasikan dengan rencana pembangunan daerah, untuk melihat kerangka pemanfaatan ruang daerah dalam 5 (lima) tahun mendatang, dan asumsiasumsinya. Sinergitas RTRW, RPJPD dan RPJMD harus sinkron dan sinergis meliputi : a. Visi, misi, arah, tujuan, kebijakan, dan sasaran pokok pembangunan jangka menengah daerah provinsi, selaras arah, kebijakan umum, serta prioritas pembangunan nasional dan prioritas untuk bidang-bidang pembangunan, dan pembangunan kewilayahan sesuai dengan kewenangan, kondisi dan karakteristik daerah; b. Visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program
pembangunan jangka
menengah daerah provinsi selaras dengan struktur dan pola pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam RTRW; c. Arah dan kebijakan pembangunan jangka menengah daerah provinsi Gorontalo memperhatikan arah dan kebijakan pembangunan jangka menengah daerah dan pemanfaatan struktur dan pola ruang provinsi lain sekitarnya; d. Jangka waktu pembangunan jangka menengah daerah Provinsi terhitung sejak Kepala Daerah dilantik sampai dengan berakhirnya masa jabatan, dan; e. Dilakukan sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan RPJMD Provinsi. Dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran bersifat hirarkis, artinya dokumen yang jangka waktunya lebih panjang menjadi rujukan bagi dokumen yang jangka waktunya lebih pendek dan dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah yang lebih tinggi menjadi rujukan bagi dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah di bawahnya.
BAB I - 4
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Gambar 1.1 Bagan Hubungan Antar Dokumen Perencanaan
RPJP NASIONAL RTRW NASIONAL
RPJM NASIONAL
PEDOMAN
DIJABARKAN
RKP DIACU/ DISERASIKAN
DIPERHATIKAN
DIACU
PEDOMAN
DIJABARKAN
RPJMD GORONTALO
RPJPD GORONTALO
RTRWP 2010-2030
RKPD
5 TAHUN
1 TAHUN
PEDOMAN
RTRW P. SULAWESI DIACU
DIACU
Renstra SKPD
RAD MDGs Gorontalo
PEDOMAN
Renja SKPD
5 TAHUN
1 TAHUN
2011-2015
MP3EI 2010-2025
1.4
Sistematika Penulisan
RPJMD 2012-2017 Provinsi Gorontalo disusun berdasarkan tata urut sebagai berikut : Bab I
: Pendahuluan
Bab II
: Gambaran umum kondisi daerah
Bab III
: Gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan
Bab IV
: Analisis isu strategis
Bab V
: Visi, misi, tujuan dan sasaran
Bab VI
: Strategi dan arah kebijakan
Bab VII
: Kebijakan umum dan program pembangunan daerah
Bab VIII : Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan Bab IX
: Penetapan indikator kinerja daerah
Bab X
: Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan
Bab XI
: Penutup
1.5
Maksud dan Tujuan Penyusunan RPJMD adalah untuk menyediakan suatu dokumen perencanaan daerah
yang merupakan penjabaran dari visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Gorontalo terpilih periode 2012-2017. Proses penyusunan RPJMD mengacu pada Undang-
BAB I - 5
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
undang 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan tahapan tatacara penyusunan pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan daerah yang diatur dalam PP No. 8 tahun 2008 dan Permendagri No. 54 tahun 2010, serta menerapkan 4 pendekatan yang saling terintegrasi sebagaimana ditetapkan dalam Undang undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai berikut : a.
Pendekatan Teknokratis Perencanaan dengan pendekatan teknokratis dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas.
b.
Pendekatan Partisipatif Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan di mana pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki.
c.
Pendekatan Politis Pendekatan politis memandang bahwa pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur adalah proses
penyusunan
rencana,
karena
rakyat
pemilih
menentukan
pilihannya
berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan masing-masing calon Gubernur/Wakil Gubernur. Oleh karena itu, rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Gubernur/Wakil Gubernur pada saat kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka menengah. d.
Pendekatan atas-bawah (top-down) dan Pendekatan bawah-atas (bottom-up) Perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan serta rencana hasil proses “atas-bawah” dan “bawah-atas” yang diselaraskan melalui musyawarah pada tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa. Berdasarkan maksud dan tujuan, maka RPJMD ini tersusun berdasarkan kolaborasi
antara ke empat pendekatan diatas dengan melibatkan unsur-unsur pemerintah, akademisi (tenaga ahli), dan pemangku kepentingan (stakeholder) serta masyarakat dengan harapan sebagai berikut : a.
Menjadi acuan bagi seluruh masyarakat/kelompok masyarakat, karena memuat seluruh kebijakan publik.
b.
Menjadi
pedoman
dalam
menyusun
APBD,
karena
memuat
arah
kebijakan
pembangunan daerah satu tahun selang selama 5 tahun ke depan. c.
Menciptakan kepastian kebijakan, karena merupakan komitmen Pemerintah.
d.
Memperkuat koordinasi pelaksanaan pembangunan daerah.
e.
Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antar daerah, antar ruang, antar waktu, dan antar fungsi pemerintah.
f.
Menjamin
konsistensi
antara
perencanaan,
penganggaran,
pelaksanaan,
dan
pengawasan pembangunan. g.
Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya pembangunan secara efisien, efektif, dan berkelanjutan.
BAB I - 6
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah
Provinsi Gorontalo merupakan daerah/provinsi pemekaran dari Sulawesi Utara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo dimana pada awal terbentuknya Provinsi Gorontalo baru memiliki 2 kabupaten dan 1 kota, yaitu Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo dan Kota Gorontalo. Seiring dengan perkembangan daerah dan berdasarkan aspirasi masyarakat, maka di Provinsi Gorontalo kemudian terbentuk 2 kabuten baru yakni Kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Bone Bolango berdasarkan UU RI Nomor 6 Tahun 2003. Akhirnya pada tahun 2007 berdasarkan UU RI Nomor 11 Tahun 2007 disahkan pembentukan satu kabupen lagi yaitu Kabupaten Gorontalo Utara. Dengan demikian hingga saat ini Provinsi Gorontalo terdiri dari 5 kabupaten dan 1 kota. 2.1.1.1 Letak dan Batas Wilayah Administrasi Wilayah Gorontalo terletak di antara
0°19’ – 1°15’ Lintang Utara dan 121°23’ -
123°43’ Bujur Timur. Dari posisi tersebut wilayah ini berbatasan langsung dengan dua Provinsi yaitu Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah Barat dan Provinsi Sulawesi Utara di sebelah Timur. Sedangkan di sebelah Utara berhadapan langsung dengan Laut Sulawesi dan di sebelah Selatan dibatasi oleh Teluk Tomini. Peta Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada Gambar 2.1 Gambar 2.1 Peta Provinsi Gorontalo, 2011
Sumber : RTRW Provinsi Gorontalo 2010-2030.
BAB II -
1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
2.1.1.2 Luas wilayah Luas wilayah Provinsi Gorontalo 12.215,44 km2, jika dibandingkan dengan Wilayah Indonesia luas Provinsi ini hanya sebesar 0,63 persen. Saat ini, Provinsi Gorontalo memiliki 6 (enam) wilayah pemerintahan yakni 5 (lima) Kabupaten dan 1 (satu) Kota yang terdiri dari Kota Gorontalo dengan luas wilayah 66,25 km 2, Kabupaten Gorontalo dengan luas wilayah 2.207,58 km2, Kabupaten Boalemo dengan luas wilayah 2.517,36 km 2, Kabupaten Pohuwato dengan luas wilayah 4.244,31 km2, Kabupaten Bone Bolango dengan luas wilayah 1.889,04 km2 dan Kabupaten Gorontalo Utara dengan luas wilayah 1.676,15 km2. Dari keenam wilayah ini Kabupaten Pohuwato memiliki luas wilayah terbesar diikuti oleh Kab. Boalemo, sedangkan Kota Gorontalo memiliki luas wilayah terkecil sebesar 0,54% dari total luas wilayah
Gorontalo.
Didalam
pengembangan
wilayah
sampai
dengan
tahun
2017
direncanakan Provinsi Gorontalo akan memiliki 8 Kabupaten dan 2 kota. Tabel 2.1 Luas Wilayah Provinsi Gorontalo dan Kabupaten/Kota Luas No.
Wilayah
Wilayah 2
(Km ) 01
2.207,58
Kabupaten
Persentase (%) 18,07
Gorontalo
Sumber Data UU No. 29 Thn 1959, UU No. 50 Thn 1999 , UU No. 6 Thn 2003 dan UU No. 11 Thn 2007
02
2.517,36
Kabupaten
20,61
Boalemo 03
UU No. 50 Thn 1999 dan UU No. 6 Thn 2003
Kabupaten
4.244,31
34,75
UU No. 6 Thn 2003
1.889,04
15,46
UU No. 6 Thn 2003
1.676,15
13,72
UU No. 11 Thn 2007
66,25
0,54
UU No. 29 Thn 1959 dan
Pohuwato 04
Kabupaten
Bone
Bolango 05
Kabupaten Gorontalo Utara
06
Kota Gorontalo
UU No. 22 Thn 1999 Provinsi Gorontalo
12.215,44
100
UU No. 38 Thn 2000
Sumber : Bappeda Provinsi Gorontalo, 2012 (Hasil Olahan), Dirjen PUM Kemendagri
BAB II -
2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
2.1.1.3 Topografi Wilayah Provinsi Gorontalo mempunyai topografi yang sebagian besar merupakan daerah dataran, perbukitan dan pegunungan. Wilayah Kota Gorontalo adalah yang terletak pada elevasi yang paling rendah, dari 0 sampai 500 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Gorontalo terdiri dari wilayah dataran dan pegunungan berada pada elevasi bervariasi, dari 0 sampai 2.065 m dari permukaan laut. Kabupaten Boalemo terdiri dari wilayah dengan topografi datar sampai bergunung terletak pada ketinggian dengan variasi dari 0 sampai 2.100 m dari permukaan laut. Kabupaten Pohuwato terletak pada elevasi 0 sampai 1.920 m yang ditemukan di daerah perbatasan dengan Sulawesi Tengah. Kabupaten Bone Bolango mempunyai topografi dengan variasi antara 0 sampai 1.954. Kabupaten Gorontalo Utara mempunyai topografi dengan ketinggian yang berbeda-beda, dengan variasi ketinggian antara 0 sampai 1.970 m dari permukaan laut. Secara fisiografis, wilayah Gorontalo dikelompokkan menjadi 2 satuan wilayah morfologi, yaitu: 1) Satuan morfologi pegunungan berlereng terjal, terutama menempati wilayah bagian tengah dan utara wilayah Gorontalo, yang menjadi pembatas sebelah timur dan sebelah utara dari Cekungan Air Tanah Limboto yaitu dengan beberapa puncaknya berada di Pegunungan Tilongkabila, antara lain : G. Gambut (1954 m), G. Tihengo (1310 m), G. Pombolu (520 m) dan G. Alumolingo (377 m), satuan morfologi ini terutama dibentuk oleh satuan batuan Gunung api tersier dan batuan Plutonik. 2) Satuan morfologi perbukitan bergelombang, terutama dijumpai di daerah bagian selatan dan bagian barat dan menjadi batas cekungan di sebelah selatan dan sebelah utara. Satuan morfologi ini umumnya menunjukkan bentuk puncak membulat dengan lereng relatif landai dan berjulang kurang dari 200 meter yang terutama ditempati oleh satuan batuan Gunung api dan batuan sedimen berumur Tersier hingga Kuarter. Satuan morfologi dataran, merupakan daerah dataran rendah yang berada di bagian tengah wilayah Cekungan Limboto yaitu di sekitar Danau Limboto. Pada umumnya daerah ini ditempati oleh satuan aluvium dan endapan danau. Aliran sungai di wilayah ini umumnya mempunyai pola sub dendritic dan sub parallel. Satuan morfologi pegunungan dicirikan dengan bentuk bentang alam berbentuk kerucut, dengan puncak-puncak tertinggi adalah Gunung Tabongo (2.100 mdpl), Gunung Boliyohuto (2.065 mdpl), Gunung Mopangga (2.051 mdpl) dan Gunung Pontolo (2.017 mdpl).
BAB II -
3
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.2 Kelas Kemiringan Lereng Provinsi Gorontalo Kelas
Kemiringan
Luas
Persentase
Lereng
(%)
(ha)
(%)
A
0–2
128.552
10,52
B
2-8
74.112
6,07
C
8-15
66.528
5,45
D
15 – 40
113.997
9,33
E
> 40
838.355
68,63 100
Jumlah
1.221.544
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Gorontalo, 2012
Morfologi Gorontalo sebagian besar adalah perbukitan. Gunung Tabongo yang terletak di Kabupaten Boalemo merupakan gunung yang tertinggi di Provinsi Gorontalo dengan ketinggian 2.100 m dari permukaan laut. Sedangkan Gunung Litu‐Litu yang terletak di Kabupaten Gorontalo adalah gunung terendah dengan ketinggian 884 m dari permukaan laut. 2.1.1.4 Geologi Secara regional, berdasarkan Peta Geologi Lembar Tilamuta (S. Bachri, dkk, 1993) menyatakan bahwa Daerah Provinsi Gorontalo merupakan bagian dari lengan utara Sulawesi yang sebagian besar batuannya ditempati oleh batuan gunung api Tersier. Di wilayah tengah bagian timur dijumpai dataran rendah yang berbentuk memanjang, terbentang dari Danau Limboto ke Lembah Paguyaman yang diduga semula merupakan danau. Batuan yang ada di daerah penyelidikan terdiri dari batuan-batuan yang berumur Tersier hingga Kuarter. Urutan batuan dari yang tertua hingga batuan yang termuda adalah sebagai berikut: -
Formasi Tinombo (Teot): Terdiri dari lava basal, basal sepilitan, lava andesit, breksi gunungapi, batu pasir wake, batu lanau, batu pasir hijau, batu gamping merah, batu gamping kelabu dan batuan termalihkan lemah. Formasi ini berumur Eosen Pertengahan Oligosen.
-
Secara selaras di atas Formasi Tinombo terdapat Formasi Dolokapa (Tmd) yang terdiri dari: batupasir wake, batulanau, batulumpur, konglomerat, tuf, tuf lapili, aglomerat, breksi gunungapi, lava andesit sampai basalt. Formasi Dolokopa berumur Miosen Tengah - Pertengahan Miosen Atas.
-
Kedua formasi batuan tersebut selanjutnya di intrusi oleh Diorit Boliohuto (Tmbo) yang terdiri dari diorit dan granodiorit yang berumur Pertengahan Miosen Tengah Pertengahan Miosen Atas.
-
Di atas ketiga batuan baik Formasi Tinombo, Formasi Dolokopa dan intrusi Diorit Boliohuto secara tidak selaras ditempati oleh Batuan Gunungapi Pinggu (TQpv) yang terdiri dari: aglomerat, tuf, lava andesit, basalt yang berumur Pliosen Atas - Plistosen BAB II -
4
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Bawah. Selaras lebih muda bersamaan diendapkan batu gamping klastika (TQl) yang terdiri dari kalkarenit, kalsirudit dan batugamping koral. Selanjutnya pada Plistosen mulai diendapkan endapan Danau yang berumur Plistosen Bawah - Holosen dan di atasnya secara selaras diendapkan batugamping terumbu (Ql) yang dimulai pada Plistosen Atas - Holosen berupa batugamping koral, sedangkan endapan yang paling muda di daerah penyelidikan adalah berupa endapan permukaan/ aluvium (Qpl). Struktur geologi yang utama yang berkaitan dengan daerah penyelidikan adalah sesar, berupa sesar normal dan sesar geser. Sesar normal yang terdapat di G. Boliohuto menunjukkan pola memancar, sedangkan sesar geser umumnya bersifat menganan tetapi ada pula yang mengiri. Sesar tersebut memotong batuan yang berumur tua (Formasi Tinombo) hingga batuan yang berumur muda (Satuan Batugamping Klastik). Kegiatan tektonik di daerah ini diduga telah berlangsung sejak Eosen hingga Oligosen yang diawali dengan kegiatan magmatik yang menghasilkan satuan gabro. Masih pada Eosen terjadi pemekaran dasar samudera yang berlangsung hingga Miosen Awal dan ini menghasilkan lava bantal yang cukup luas. Kegiatan tersebut diikuti juga oleh terjadinya retas - retas yang umumnya bersusunan basa dan banyak menerobos Formasi Tinombo. Pada Miosen selain terjadi pengendapan Formasi Randangan dan Formasi Dolokapa terjadi juga kegiatan magma yang menghasilkan Diorit Bone. Diduga pada waktu itu terjadi juga penunjaman dari arah utara ke arah selatan di laut Sulawesi, yang disebut sebagai Jalur Tunjaman Sulawesi Utara (Simanjuntak, 1986). Kegiatan magmatik Diorit Bone yang berlangsung sampai Miosen Tengah dilanjutkan oleh kegiatan magmatik Diorit Boliohuto yang berlangsung hingga Miosen Akhir. Bersamaan dengan kegiatan magmatik tersebut terjadilah pengangkatan pada akhir Miosen Akhir. Pada akhir kegiatan magmatik Diorit Boliohuto terjadilah kegiatan gunungapi yang menghasilkan batuan Gunungapi Pani dan Breksi Wobudu. Pada waktu itu Jalur Tunjaman Sulawesi Utara diduga masih aktif dan menghasilkan sejumlah sesar geser di bagian barat daerah penyelidikan. Pada Kala Pliosen terjadi juga kegiatan magmatik yang menghasilkan batuan terobosan Granodiorit Bumbulan yang kemudian diikuti oleh kegiatan gunungapi. Kegiatan gunungapi ini berlangsung hingga Plistosen Awal dan menghasilkan batuan Gunungapi Pinogu. Sementara itu retas-retas yang bersusunan basal, andesit dan dasit masih terbentuk. Pada
akhir Pliosen hingga Plistosen di daerah ini terdapat pengendapan yang
membentuk satuan Batugamping Klastik pada laut dangkal. Sedangkan pada Plistosen Awal terbentuk endapan danau dan endapan sungai tua. Ketiga satuan tersebut telah mengalami pengangkatan pada sekitar akhir Plistosen. Pada akhir Plistosen hingga sekarang terjadi proses pendataran serta kegiatan tektonik yang masih aktif. Proses pendataran menghasilkan endapan aluvium sedangkan kegiatan tektonik menghasilkan beberapa sesar geser dibagian timur serta mengakibatkan terangkatnya satuan Batugamping Terumbu. BAB II -
5
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
2.1.1.5 Hidrologi 2.1.1.5.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) Provinsi Gorontalo dilintasi oleh beberapa sungai. Sungai Paguyaman yang terletak di Kabupaten Boalemo adalah sungai terpanjang dengan panjang aliran 99,3 km. Sedangkan sungai yang terpendek adalah Sungai Bolontio dengan panjang aliran 5,3 km yang terletak di Kabupaten Gorontalo Utara. Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Pengelolaan DAS merupakan suatu bentuk pengembangan wilayah yang menempatkan DAS sebagai suatu unit pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang secara umum untuk mencapai tujuan peningkatan produksi pertanian dan kehutanan yang optimum dan berkelanjutan (lestari) dengan upaya menekan kerusakan seminimum mungkin agar distribusi aliran air sungai yang berasal dari DAS dapat merata sepanjang tahun. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi di sebutkan Sistem pengelolaan sumber daya air dilakukan dengan berbasis Wilayah Sungai (WS) yang meliputi WS strategis Nasional dan WS Startegis Provinsi. WS Strategis Nasional yaitu WS Paguyaman dan WS lintas Provinsi meliputi WS Limboto-Bolango-Bone dan WS Randangan. WS Strategis Nasional terdiri dari 19 Daerah Aliran Sungai yaitu DAS Paguyaman, DAS Limba, DAS Olibuhu, DAS Tumba, DAS Bolangga, DAS Bubaa, DAS Tumbihi, DAS Limbatihu, DAS Tabongo, DAS Dulupi, DAS Sambati, DAS Tilamuta, DAS Lamu, DAS Botumoito, DAS Tapadaa, DAS Salilama, DAS Tabulo, DAS Bumbulan, DAS Libuo. WS Limboto-Bolango-Bone yang meliputi DAS Limboto, DAS Bone, DAS Bolango, DAS Taleki, DAS Yango, DAS Tolinggula, DAS Potanga, DAS Limboto, DAS Biawu, DAS Bulolila, DAS Bulontio Barat, DAS Bulontio,
DAS Boliohula, DAS Boliohuto, DAS Dulukapa, DAS Deme 1, DAS Dunu, DAS
Bubalango, DAS Tengah, DAS
Monano, DAS Tudi, DAS Tolonga, DAS Datahu, DAS
Ayukubu, DAS Tolongio, DAS Pontolo, DAS Buda, DAS Molingkapoto, DAS Pelabuhan, DAS Kwandang, DAS Bubode, DAS Molontadu, DAS Pangimba, DAS Ketapang, DAS Intana, DAS
Butaiya
Andegile, DAS Monano 1, DAS Waluhu, DAS Batudaa Pantai, DAS
Butulabutao, DAS Luluo, DAS Batulanggea, DAS Kayubulan, DAS Totayuo, DAS Tengkorak, DAS Tolotio, DAS Bilungala, DAS Momungaa Daa, DAS Leato Utara, DAS Kiki, DAS Bugis, DAS Leato, DAS Tenda, DAS Tambo, DAS Molonggota, DAS Tapaibihu dan WS Randangan meliputi : DAS Dudewulo, DAS Randangan, DAS Beringin, DAS Sukadamai, DAS Wonggarasi, DAS Sidorukun, DAS Patihu, DAS Dinga Motolohu, DAS Lemito, DAS Lomuli, DAS Milangodaa, DAS Molosipat, DAS Popayato.
BAB II -
6
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
2.1.1.5.2 Danau Di Provinsi Gorontalo terdapat 2 (dua) danau yang secara potensial mempunyai nilai ekonomi bagi pengembangan bidang-bidang kepariwisataan, pengairan, dan energi antara lain : 1. Danau Limboto merupakan sebuah danau yang terletak di 2 (dua) wilayah yaitu wilayah Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo dimana pada tahun 1932 rata-rata kedalaman danau mencapai 30 m dengan luas 7.000 ha tetapi mulai tahun 1990 sampai sekarang kedalaman danau rata-rata hanya tinggal 2.5 m pada musim kemarau dan bisa mencapai 5 m pada musim hujan dengan luas kurang lebih 3.000 ha. Pendangkalan danau diakibatkan oleh adanya erosi dan sedimentasi dan masalah lain yang tidak kalah pentingnya yaitu adanya gulma air seperti enceng gondok yang menutupi permukaan mencapai 30% sampai 35 % dari luas danau. 2. Danau Perintis yang terdapat di Desa Huluduotamo Kec. Suwawa ± 11 Km dari pusat kota Gorontalo dapat ditempuh ± 12 menit dengan kendaraan darat. Danau perintis merupakan obyek wisata seluas ± 6 Ha yang memiliki nilai sejarah dibuat oleh Alm. Bapak Nani Wartabone (Pahlawan Nasional asal Gorontalo) untuk kepentingan pengairan sawah. Air yang mengalir ke Danau Perintis berasal dari mata air pegunungan yaitu mata air Lulahu dan mata air Poso. Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu berperahu, memancing, renang dan rekreasi/perkemahan. 2.1.1.5.3. Cekungan Air Tanah Secara umum berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 26 Tahun 2011 tentang Penetapan Cekungan Air Tanah, kondisi hidrologi berdasarkan wilayah cekungan air tanah di Provinsi Gorontalo ditetapkan sebanyak 9 (sembilan) wilayah cekungan air tanah yang terdiri atas : 1. Cekungan Air Tanah (CAT) Bone Daerah ini terletak di sebagian wilayah Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo, dan sebagian wilayah Kab. Bolaang Mongondow Propinsi Sulawesi Utara
(cekungan air
2
tanah lintas propinsi), dengan luas daerah sekitar 326 km . Secara geografis daerah ini terletak di sekitar 1230 30’8.53” - 1230 44’6.89” Bujur Timur dan 0024’06.01” – 0036’50.34” Lintang Utara. 2. Cekungan Air Tanah (CAT) Pinogu Daerah ini terletak di Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo (cekungan air tanah dalam kab/kota), dengan luas daerah sekitar 112 km2. Secara geografis daerah ini terletak di sekitar 123019’40.13” - 123030’59.01” Bujur Timur dan 0025’59.34” – 0032’05.13” Lintang Utara. 3. Cekungan Air Tanah (CAT) Tombulilato Daerah ini terletak di Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo (cekungan air tanah dalam kab/kota), dengan luas daerah sekitar 35 km2. Secara geografis daerah ini
BAB II -
7
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
terletak di sekitar 1230 14’24.94” - 1230 22’35.01” Bujur Timur dan 0018’31.27” – 0021’31.01” Lintang Utara. 4. Cekungan Air Tanah (CAT) Gorontalo Daerah ini terletak di Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, dan Kota Gorontalo Propinsi Gorontalo (cekungan air tanah lintas kab/kota), dengan luas daerah sekitar 481 km2. Secara geografis daerah ini terletak di sekitar 1220 41’5.44” - 1230 20’27.85” Bujur Timur dan 0026’17.97” – 0041’10.08” Lintang Utara. 5. Cekungan Air Tanah (CAT) Molambulahe Daerah ini terletak di sebagian wilayah Kabupaten Gorontalo dan sebagian Kabupaten Boalemo Propinsi Gorontalo (cekungan air tanah lintas kab/kota), dengan luas daerah sekitar 433 km2. Secara geografis daerah ini terletak di sekitar 1220 21’27.24” - 1220 45’20.84” Bujur Timur dan 0034’21.85” – 0046’30.52” Lintang Utara. 6. Cekungan Air Tanah (CAT) Mahinoto Daerah ini terletak di wilayah Kabupaten Boalemo Propinsi Gorontalo (cekungan air tanah dalam kab/kota), dengan luas daerah sekitar 75 km2. Secara geografis daerah ini terletak di sekitar 1220 13’52.84” - 1220 26’39.50” Bujur Timur dan 0044’46.55” – 0048’10.63” Lintang Utara. 7. Cekungan Air Tanah (CAT) Soginti Daerah ini terletak di Kabupaten Boalemo dan sebagian wilayah Kabupaten Pohuwato Propinsi Gorontalo (cekungan air tanah lintas kab/kota), dengan luas daerah sekitar 59 km2. Secara geografis daerah ini terletak di sekitar 1210 59’7.08” - 1220 10’17.66” Bujur Timur dan 0027’17.64” – 0035’38.66” Lintang Utara. 8. Cekungan Air Tanah (CAT) Marisa Daerah ini terletak di Kabupaten Pohuwato Propinsi Gorontalo (cekungan air tanah dalam kab/kota), dengan luas daerah sekitar 234 km2. Secara geografis daerah ini terletak di sekitar 1210 42’51.25” - 1210 58’52.96” Bujur Timur dan 0024’46.77” – 0033’33.34” Lintang Utara. 9. Cekungan Air Tanah (CAT) Popayato Daerah ini terletak di Kabupaten Pohuwato Propinsi Gorontalo dan sebagian wilayah Kabupaten Parigi Moutong Propinsi Sulawesi Tengah (cekungan air tanah lintas propinsi), dengan luas daerah sekitar 92 km2. Secara geografis daerah ini terletak di sekitar 1210 19’13.92” - 1210 32’12.69” Bujur Timur dan 0028’01.77” – 0035’01.03” Lintang Utara. 2.1.1.6 Klimatologi Kondisi wilayah Provinsi Gorontalo yang letaknya berada di dekat garis khatulistiwa, mempunyai suhu udara yang cukup panas yang berkisar antara 26⁰c - 28⁰c. Adapun data Klimatologi Provinsi Gorontalo yang terjadi dari tahun 2007 – 2011 dapat dilihat pada Tabel 2.3.
BAB II -
8
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.3 Data Klimatologi Provinsi Gorontalo 2007 - 2011
RATA-RATA RATA-RATA TEKANAN KELEMBABAN Tahun MAX MIN MAX MIN UDARA (%) RATA-RATA TEMP (⁰C) BULAN TEMP (⁰C) BULAN JUMLAH BULAN JUMLAH BULAN (mb) 2007 26,8 33,5 OKT 22,6 AGT & SEPT 400 DES 38 AGT 1009,5 80,3 2008 26,5 32,6 OKT 23,2 SEPT 389 MAR 66 SEPT 1009,9 83,7 2009 27,3 34,4 OKT 21,4 SEPT 228 MEI 0 SEPT 1009,6 78,9 2010 27,0 33,9 MAR 23,0 FEB 336 MEI 37 MAR 1009,7 83,3 2011 26,9 33,5 OKT 22,1 AGT & DES 322 FEB 7 AGT 1009,3 82,5 RATA-RATA PER TAHUN 33,58 22,46 335 29,6 1009,6 81,74 TEMPERATUR RATA-RATA (⁰C)
JUMLAH CURAH HUJAN (mm)
KECEPATAN RATA-RATA ANGIN (m/det) 1,9 1,5 1,9 1,8 2,1 1,84
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Prov. Gorontalo, 2012
Dari Tabel 2.3, dapat kita lihat kecenderungan suhu maksimum selama 5 (lima) tahun terakhir di Provinsi Gorontalo terjadi di bulan Oktober dengan temperatur rata-rata adalah 33,58⁰C. Sedangkan suhu minimum cenderung terjadi di bulan September dengan temperatur minimum rata-rata per tahun adalah 22,46 ⁰C. Untuk jumlah curah hujan maksimum cenderung terjadi di bulan Mei dengan rata-rata curah hujan maksimum 335 mm per tahun. Curah hujan minimum cenderung terjadi di bulan Mei dengan rata-rata curah hujan per tahun adalah 29,6 mm. Rata-rata tekanan udara sebesar 1.009,6 mb, rata-rata kelembaban udara 81,74% dan kecepatan rata-rata angin sebesar 1,84 m/det. 2.1.1.7 Penggunaan Lahan a. Kawasan Lindung Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Sumber daya alam hutan dapat dibedakan berdasarkan fungsinya yaitu ; hutan konservasi (HSA/KPA), hutan lindung (HL), hutan produksi tetap (HP), hutan produksi terbatas (HPT). Adapun luas arealnya adalah sebagai berikut : HSA/KPA seluas 196.345 Ha, HL seluas 203.026 Ha, HP seluas 90.518 Ha, HPT seluas 254.988 Ha, HK seluas 79.791 Ha, sehingga total luas sumber daya alam hutan adalah 824.668 Ha, dengan luasan APL (areal penggunaan lain) sebesar 391.304 Ha dan Tubuh Air sebesar 5.573 Ha. Hal ini dapat dlihat pada tabel 2.4.
BAB II -
9
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.4 Luas Kawasan Hutan dan APL Fungsi Kawasan (Ha) No.
Kabupaten/Kota
Luasan
HSA/KPA
HL
HP
HPT
HK
APL
Kab. Gorontalo
24.191
13.127
17.783
41.045
2.377
118.892
2.
Kab. Boalemo
11.532
29.785
14.783
46.251
4.800
3.
Kab. Pohuwato
39.705
136.024
41.572
82.883
67.038
4.
Kab. Bone Bolango
104.744
15.710
824
19.086
5.
Kab. Gorontalo
16.173
7.953
15.556
65.724
6.
Kota Gorontalo
1.
Tubuh
Total
Air
(Ha)
2.912
220.326
83.042
957
191.149
67.657
1009
435.887
-
48.332
392
189.087
5.576
63.765
213
174.959
Utara Total
-
427
-
-
-
9.619
90
10.136
196.345
203.026
90.518
254.988
79.791
391.304
5.573
1.221.545
Sumber : BPKH Wilayah XV Gorontalo, Diolah
b. Kawasan Budidaya Penetapan kawasan ini dititik beratkan pada usaha untuk memberikan arahan pengembangan berbagai kegiatan budidaya sesuai dengan potensi sumber daya yang ada dengan memperhatikan optimasi pemanfaatannya. Adapun kawasan budidaya yang telah dikembangkan di Provinsi Gorontalo sesuai dengan potensi yang ada adalah sebagai berikut : (1) Kawasan Budidaya Pertanian, mencakup:
Kawasan Pertanian Lahan Basah; Sesuai angka tetap BPS, Luas panen padi sawah di Provinsi Gorontalo tahun 2011 adalah 52.811 hektar yang terbagi dalam 2 kali musim tanam, dengan total produksi 273.921 ton. Luas panen terbesar di dominasi oleh wilayah di Kabupaten Gorontalo seluas 23.277 hektar, hal ini sesuai dengan luasan wilayah fungsi pertanian lahan basah pada wilayah ini terbesar di bandingkan wilayah kabupaten lain.
Kawasan Pertanian Lahan Kering; Komoditi yang dibudidayakan dan mendominasi pertanian lahan kering untuk wilayah Provinsi Gorontalo adalah komoditi jagung. Luas panen jagung di Provinsi Gorontalo berdasarkan angka tetap BPS tahun 2011 adalah 135.754 hektar dengan total produksi 605.781 ton. Luas panen terbesar berada di Kabupaten Pohuwato seluas 63.806 hektar.
Kawasan Perkebunan; Berdasarkan data yang ada pada tahun 2011, hasil tanaman perkebunan yang paling dominan adalah tanaman kelapa luas panen 68.248 hektar dengan produksi sebesar 62.338 ton,kakao luas panen 12.483 hektar dengan produksi sebesar 4.543 ton,cengkeh luas panen 8.280 hektar dengan produksi sebesar 901 ton dan tebu luas panen 7,818 hektar dengan produksi sebesar 29.926 ton.
BAB II - 10
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Kawasan Hutan Produksi; Luas hutan produksi Provinsi Gorontalo adalah 423.408 hektar yang terdiri dari hutan produksi terbatas 251.097 hektar, hutan produksi tetap 89.879 hektar dan hutan produksi konversi 82.431 hektar. Produksi hasil hutan masih memberikan andil yang cukup signifikan terhadap PDRB Provinsi Gorontalo dengan kontribusi rata-rata sebesar 3,76 % pertahun. Pada tahun 2011 jumlah produksi Kayu Gergajian mencapai 2.077,14 m3, dan Non kayu dengan produksi 3.785,59 ton. Produksi hasil hutan baik kayu dan non kayu sampai saat ini masih dihasilkan lebih besar dari hutan alam dan diharapkan kedepan partisipasi masyarakat dalam penanaman kayu-kayuan terus ditingkatkan pada lahan milik masyarakat maupun perizinan yang diberikan kepada masyarakat antara lain berupa IUPHHK HTR, Hutan Desa dan Hutan Kemasyarakatan. Produksi kayu bulat (kayu log) saat ini adalah 5.523.58 m3 dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2012 hingga 2017 hal ini disebabkan adanya Izin pemanfaatan kawasan hutan (IPKH) untuk perkebunan kelapa
sawit
secara
bertahap
khususnya
di
Kabupaten
Pohuwato
yang
mengakibatkan adanya pemanfaatan hasil hutan baik kayu maupun non kayu pada areal tersebut yang perlu diselamatkan sebagai asset Negara berupa penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) berupa PSDH-DR dan GR. (2) Kawasan Budidaya Bukan Pertanian, mencakup :
Kawasan Permukiman; Kawasan permukiman adalah kawasan di luar kawasan lindung yang diperlukan sebagai lingkungan tempat tinggal atau tempat tinggal yang berada di daerah perkotaan dan perdesaan. Tujuan
pengelolaan
kawasan
ini
adalah
untuk
menyediakan
tempat
permukiman yang sehat dan aman dari bencana alam serta memberikan lingkungan yang sesuai untuk pengembangan masyarakat, dan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Pengembangan permukiman sedapat mungkin tidak terlalu jauh dari tempat usaha dan pusat pertumbuhan selama tidak mengakibatkan degradasi lingkungan.
Pengembangan
kawasan
permukiman
sejauh
mungkin
tidak
menggunakan daerah pertanian lahan basah atau lahan yang beririgasi.
Kawasan Industri; Kawasan industri di Provinsi Gorontalo merupakan kawasan budidaya peruntukan industri yang terletak di Kecamatan Anggrek Kab. Gorontalo Utara untuk skala besar, untuk skala menengah terdapat di Kecamatan Marisa Kab. Pohuwato dan untuk skala kecil tersebar di kabupaten/kota lainnya, sebagaimana penetapan dalam dokumen RTRW Provinsi Gorontalo.
Kawasan Pertambangan; Berdasarkan izin usaha pertambangan yang diterbitkan oleh Pemda Kab/Kota dan Provinsi terdiri atas 39 IUP dan 2 KK yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.
BAB II - 11
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Perbandingan antara luas wilayah Provinsi Gorontalo (12.215,45 km2) dengan jumlah luas wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) sebanyak 260.793,373 Ha.
Kawasan Pariwisata. Dilihat dari sebaran potensi pariwisata, terdapat beberapa kawasan wisata di Provinsi Gorontalo yang telah dikembangkan oleh pemerintah kabupaten/kota. Beberapa kawasan wisata tersebut dapat dilihat pada tabel 2.5. Tabel 2.5 Kawasan Pariwisata No. 1. 2.
Kawasan Wisata budaya Wisata Bahari
Lokasi
Kab/Kota
Benteng Otanaha
Kota Gorontalo
Benteng Orange
Kab. Gorontalo Utara
Taman Laut Olele,
Kab. Bone Bolango
Pantai Botutonuo
3.
Pulau Saronde
Kab. Gorontalo Utara
Pantai Lahilote
Kota Gorontalo
Pulau Bitila, Pantai
Kabupaten
Bolihutuo
Boalemo/Pohuwato
Wisata Rekreasi Pentadio Resort
Kab. Gorontalo
Keluarga Air Terjun/Pemandian Kab. Bone Bolango Air Panas Lombongo Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata, 2012
Kawasan Perikanan; Pengembangan kawasan perikanan di Provinsi Gorontalo secara umum adalah untuk mengembangkan zona/kawasan perikanan yang tersebar di kabupaten/kota yang didukung dengan prasarana penunjangnya. Jumlah RTP (Rumah Tangga Perikanan) di Proviinsi Gorontalo tahun 2011 sebanyak 18.137 atau meningkat 8,19% dibandingkan tahun 2010 yang berjumlah 16.652. Kawasan budidaya perikanan juga mencakup kawasan budidaya tambak yang berlokasi di pesisir selatan Kabupaten Pohuwato, Boalemo, serta pesisir utara Kabupaten Gorontalo utara dengan jumlah luasan potensi tambak sebesar 10.900 Ha. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.6.
BAB II - 12
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.6 Potensi Perikanan Budidaya Di Provinsi Gorontalo Berdasarkan Komoditi Per Kab/Kota No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Potensi Budidaya (Ha) Air Laut Kab/Kota Air Air Rumput Tawar Payau Ikan Laut Kota Gorontalo 210 50 Kab. Gorontalo 310 850 350 Kab. Boalemo 35 200 2.700 2.300 Kab. Pohuwato 70 10.124 4.840 6.600 Kab. Bone Bolango 375 10 100 Kab. Gorontalo Utara 576 2.350 4.900 Total 1.000 10.900 10.750 14.300 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan, 2012
Total 50 1.200 5.000 11.440 110 7.250 25.050
2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah Pengembangan wilayah Provinsi Gorontalo sebagaimana mengacu pada perda No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) terbagi dalam kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan budidaya memiliki sumberdaya alam yang cukup potensial untuk dikembangkan, terutama pertanian, perikanan, kehutanan, perkebunan, pertambangan dan pariwisata. Potensi pertanian dan perikanan merupakan sektor yang menjadi prioritas pengembangan yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Apalagi sebagian besar mata pencaharian penduduk bertumpu pada sektor pertanian dan perikanan. 2.1.2.1 Pertanian Lahan pertanian yang ada sebagian besar diusahakan oleh masyarakat untuk menanam sejumlah komoditi utama seperti padi sawah dan jagung. Dalam rangka pengembangan Program Agropolitan, jagung dijadikan komoditi unggulan. Dari luas wilayah Provinsi Gorontalo 12.215,44 Km2, dimana untuk potensi lahan sawah yang ditanami padi seluas ± 29.720 ha yang terdiri dari sawah irigasi ± 23.432 ha dan sawah non irigasi seluas 6.288 ha. Juga terdapat potensi luasan lahan kering seluas 337.639
ha
yang
terdiri
dari
ladang/huma
71.316
ha,
tegal/kebun
157.685,
pekarangan/bangunan/halaman sekitarnya 36.978 ha, lahan kering yang sementara tidak diusahakan 51.682 ha, dan lainnya seluas 19.978 ha. Disamping itu pada lahan perkebunan kelapa dapat dimanfaatkan untuk pengembangan komoditi tanaman pangan seperti jagung, kacang-kacangan dan umbi-umbian. Berdasarkan Data BPS (2011) Provinsi Gorontalo memiliki sumber daya lahan yakni potensi luas areal sawah sekitar 31.502 ha. Kabupaten Gorontalo merupakan wilayah yang terluas areal penggunaannya yaitu 13.114 Ha (42%), kemudian Kabupaten Gorontalo Utara 5.627 Ha (18%), Kabupaten Pohuwato 5.251 Ha (17%), Kabupaten Boalemo 4.574 Ha (15%), Kabupaten Bone Bolango 2.020 Ha (6%) dan Kota Gorontalo 916 Ha (3%).
BAB II - 13
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Dari total luas lahan sawah 31.502 ha dengan Indeks Pertanaman (IP) >200 persen (2-3 kali tanam) seluas 27.877 ha (88 %) seperti disajikan pada tabel 9. Ihkwal ini menjelaskan bahwa performance pemanfaatan lahan sawah di Provinsi Gorontalo dikategorikan sangat baik, tetapi dari aspek kualitatif (produktivitas per satuan luas) masih perlu digenjot, olehnya itu masih terdapat peluang untuk menaikkan produktivitas dengan adanya dukungan regulasi Program Peningkatan Beras Nasional (P2BN) diharapkan dapat menjawab
berbagai
tantangan
dalam
rangka
peningkatan
ekonomi
kerakyatan.
Sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut : Tabel 2.7 Luas Lahan Sawah Menurut Indeks Pertanaman (IP) Di Provinsi Gorontalo Jumlah Ditanami Padi
Kabupaten/Kota
(1)
Tiga kali
Dua kali
Satu kali
(3)
(4)
(5)
(2) 1 BOALEMO
Tidak Sementara Ditanami Tidak Padi *) Diusahakan (6)
(7)
Jumlah
(8)
1.353
3.009
135
70
7
4.574
2 GORONTALO
-
12.593
405
-
116
13.114
3 POHUWATO
134
2.979
434
26
1.678
5.251
4 BONE BOLANGO
-
2.020
-
-
-
2.020
5 GORONTALO UTARA
-
4.873
715
39
-
5.627
809 2.296
107 25.581
1.689
135
1.801
916 31.502
7
81
5
0
6
100
6 GORONTALO J UML A H Persentase (% )
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo,2011
2.1.2.2. Perikanan dan Kelautan Salah satu penggerak perekonomian Gorontalo adalah sektor perikanan. Potensi perikanan dan kelautan yang ada menjadi modal dasar pembangunan Provinsi Gorontalo. Sektor perikanan dan kelautan Provinsi Gorontalo mempunyai potensi yang cukup besar yang akan menjadi modal dasar pembangunan Provinsi Gorontalo. Dimana Luas perairan Gorontalo mencapai 50.500 km2 yang terdiri dari luas wilayah laut Teluk Tomini 7.400 km2 , laut Sulawesi 3.100 km2 dan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) laut Sulawesi 40.000 km2 serta panjang garis pantai 655,8 km yang meliputi wilayah pantai utara (laut Sulawesi) 217,7 km dan wilayah pantai selatan (Teluk Tomini) 438,1 km. Potensi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengembangan usaha perikanan tangkap, budidaya maupun pengembangan potensi perikanan dan kelautan lainnya. Provinsi Gorontalo mempunyai potensi sumberdaya perikanan tangkap yang besar dan dibagi berdasarkan wilayah pengelolaan dan pemanfaatan (WPP) yaitu WPP Teluk Tomini s/d Laut Seram potensinya mencapai 595.630 Ton/tahun dan WPP Laut Sulawesi
BAB II - 14
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
sampai Samudra Pasifik potensinya mencapai 630.470 Ton/Tahun, potensi ini sudah termasuk potensi yang berada pada Zona Ekonomi Eksklusif (khusus ZEE potensinya 487.600 ton/tahun) sedangkan khusus untuk perairan umum daratan (danau, sungai dan rawa) potensi perikanan tangkap diperkirakan 900 ton per tahun. Sedangkan untuk potensi perikanan budidaya mencakup budidaya perikanan laut, perikanan payau dan perikanan air tawar, potensinya sebesar 339.268 ton per tahun. Ini berarti berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa potensi perikanan dan kelautan masih perlu dimanfaatkan secara optimal. Oleh sebab itu diperlukan pengembangan investasi/penguatan modal, penerapan teknologi, pemberdayaan
masyarakat
melalui
suatu
program
terpadu
yang
bisa meningkat
kesejateraan dan pendapatan bagi pelaku utama usaha perikanan dan kelautan. Sektor perikanan dan kelautan telah memberikan kontribusi penting dan strategis bagi perekonomian daerah dan nasional, sehingga perlu adanya pengembangan secara optimal dan berkelanjutan. 2.1.2.3. Kehutanan Untuk bidang Kehutanan isu yang masih dihadapi saat ini adalah masih luasnya lahan kritis dalam kawasan, pemanfaatan/penggunaan lahan untuk kepentingan non kehutanan secara illegal dalam kawasan hutan, perambahan dan pencurian kayu (illegal
logging), alih fungsi kawasan hutan terkait tata ruang serta isu perubahan iklim terkait hutan. Luas lahan kritis Provinsi Gorontalo saat ini adalah 257.816 Ha. Berkaitan dengan hal tersebut dilakukan upaya-upaya pelestarian dan pemanfaatan hutan secara lestari diantaranya melalui penyadartahuan masyarakat yang berada disekitar hutan untuk terus menjaga kelestarian hutan sebagai penyangga ekonomi dan kehidupan mereka serta generasi dimasa yang akan datang. Juga dilakukan upaya penegakan hukum bagi para perusak atau pelaku pelanggaran kehutanan, pemberian akses masyarakat untuk mengelola hutan secara lestari, melakukan upaya rehabilitasi hutan dan lahan dengan melibatkan masyarakat serta mendorong upaya-upaya mengantisipasi perubahan iklim global dengan kerjasama di tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional. Tabel 2.8 Lahan Kritis Per Kabupaten/Kota sampai dengan 2011 No.
Kabupaten/Kota
Luas Lahan Kritis (Ha)
1.
Kab. Gorontalo
70.076
2.
Kab. Boalemo
41.147
3.
Kab. Pohuwato
26.005
4.
Kab. Bone Bolango
40.798
5.
Kab. Gorontalo Utara
75.358
6.
Kota Gorontalo
4.432
Total
257.816
Sumber : Dinas Kehutanan dan Pertambangan Prov. Gorontalo, 2012
BAB II - 15
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
2.1.2.4. Perkebunan Potensi luas areal perkebunan diwilayah Provinsi Gorontalo ± 360.376 Ha, yang sudah dimanfaatkan ± 118.063 Ha dan belum dimanfaatkan seluas ± 242.313 Ha, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.9. Tabel 2.9 Data Potensi Lahan Perkebunan 2007 - 2011 LUAS NO
KABUPATEN
SUDAH
BELUM
AREAL DIMANFAATKAN DIMANFAATKAN (Ha)
(Ha)
(Ha)
PROSENTASE (%)
1
Kab. Boalemo
65.893
17.519
48.627
26,59
2
Kab. Gorontalo
100.592
35.117
66.853
34,91
3
Kab. Pohuwato
117.986
26.417
91.569
22,39
4
Kab. Gorontalo
38.984
16.594
22.528
42,57
36.922
22.416
14.506
60,71
KET
Utara 5
Kab. Bone Bolango
Sumber : Dinas Peternakan dan Perkebunan Prov. Gorontalo
Adapun kecenderungan peningkatan luas areal perkebunan Provinsi Gorontalo sesuai komoditi, lihat tabel 2.10. Tabel 2.10 Peningkatan Luas Areal Sesuai Komoditi Unggulan Tahun 2007-2011 JENIS KOMODITI NO
PERIODE
KELAPA
TAHUN
DALAM (Ha)
CENGKEH
TEBU
KAKAO
(Ha)
(Ha)
(Ha)
1
2007
62.024
5.206
7.329
9.402
2
2008
65.414
6.550
7.329
10.883
3
2009
66.486
7.800
6.468
11.145
4
2010
68.121
8.045
7.818
11.520
5
2011
68.248
8.280
7.818
12.483
Sumber : Dinas Peternakan dan Perkebunan Prov. Gorontalo
KET
Sesuai peningkatan luas areal, juga terlihat kecenderungan peningkatan produksi dan produktivitas empat jenis komoditi seperti tabel 2.11 dan 2.12.
BAB II - 16
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.11 Peningkatan Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan Tahun 2007-2011 NO
PERIODE TAHUN
JENIS KOMODITI (Ton) KELAPA DALAM
CENGKEH
TEBU
KAKAO
1
2007
58.968
554
39.265
3.131
2
2008
58.968
625
25.736
3.569
3
2009
60.953
638
19.288
3.643
4
2010
61.408
844
30.077
3.669
5
2011
62.338
901
29.926
4.543
Sumber : Dinas Peternakan dan Perkebunan Prov. Gorontalo
KET
Tabel 2.12 Peningkatan Produktivitas/Ha Komoditi Unggulan Perkebunan Tahun 2007-2011 NO
PERIODE TAHUN
1
JENIS KOMODITI (Kg/Ha) KELAPA DALAM
CENGKEH
TEBU
KAKAO
2007
1.422
274
5.357
824
2
2008
1.383
274
5.071
809
3
2009
1.428
277
2.982
808
4
2010
1.428
363
4.451
814
5
2011
1.428
361
4.451
837
Sumber : Dinas Peternakan dan Perkebunan Prov. Gorontalo
KET
Produktivitas tanaman kelapa yang merupakan komoditi unggulan masyarakat dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan, baik dari segi luas tanam maupun produksi. Terjadinya peningkatan produksi tanaman kelapa dari tahun 2007 sampai tahun 2011 sebesar 62.338 Ton. Produksi cengkeh juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2007 sebesar 554 Ton menjadi 901 Ton pada tahun 2011. 2.1.2.5. Peternakan Pembangunan peternakan dan kesehatan hewan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional, khususnya dalam hal ketahanan pangan, oleh sebab itu kebijakan umum pembangunan peternakan dan kesehatan hewan adalah : 1) Menjamin ketersediaan dan mutu benih dan bibit ternak, 2) Meningkatkan produksi dan produktivitas ternak, 3) Meningkatkan produksi pakan ternak, 4) Meningkatkan status kesehatan ternak, 5) Menjamin produk hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) dan berdaya saing dan 6) Meningkatkan pelayanan prima pada masyarakat. Kebijakan ketersediaan dan mutu bibit ternak akan diarahkan untuk : 1) Mengoptimalkan kelembagaan perbibitan, 2) Pewilayahan sumber bibit berbasis potensi, 3) Pelestarian sumber daya genetic, 4) Penerapan teknologi perbibitan dan 5) Pengembangan BAB II - 17
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
usaha tani dan investasi perbibitan. Dalam aspek populasi dan produktivitas ternak diarahkan untuk meningkatkanpopulasi dan optimalisasi produksi
ternak ruminansia dan
non ruminansia, restrukturisasi perunggasan, dan pengembangan kelembagaan usaha. Aspek penting lainnya yang tidak bisa lepas dari pembangunan peternakan adalah kesehatan hewan yang difokuskan peningkatan perlindungan hewan, pengendalian dan pemberantasan penyakit menular, pelayanan kesehatan hewan dan meningkatkan kualitas tenaga dokter hewan dan paramedic. Untuk keamanan produk hewan antara lain dengan meningkatkan jaminan produk hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH), meningkatkan penerapan kesrawan dan mengoptimalkan pengaturan dan pemasaran daging sapi. Strategi dalam melaksanakan pembangunan peternakan baik nasional,regional maupun di daerah diarahkan untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan, yaitu Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) Tahun 2014 dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). Dalam rangka mendukung Percepatan Pencapaian PSDSK Tahun 2014, berbagai program dan kegiatanyang dilaksanakan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah anatar lain peningkatan populasi ternak, terutama ternak sapi potong, kambing dan ayam buras yang merupakan 3 (tiga) komoditi unggulan bidang peternakan Provinsi Gorontalo. Komoditi ternak sapi misalnya, merupakan jenis ternak yang sudah familier dengan masyarakat Gorontalo, terutama masyarakat petani, karena komoditi ini secara ekonomis dapat memberikan nilai tambah pendapatan yang sangat signifikan, mudah dipelihara bahkan menjadi tabungan bagi para petani. Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan program Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat akan terus berupaya mengembangkan ternak sapi ini menjadi prioritas program. Tahun 2011 populasi ternak unggulan (sapi, kambing dan ayam buras) di Provinsi Gorontalo berjumlah masing-masing 192.066 ekor sapi, 83.570 ekor kambing dan 964.004 ekor ayam kampung, dan diharapkan target RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017 meningkat menjadi 250.000 ekor sapi, 90.500 ekor kambing dan 1.150.000 ekor ayam buras atau naik rata-rata 4% per tahun untuk ternak sapi, 1,5% per tahun untuk ternak kambing, dan 2% per tahun untuk ternak ayam buras. Selain 3 (tiga) jenis ternak unggulan tersebut, Provinsi Gorontalo juga mengembangkan ternak lain seperti itik, ayam ras petelur, dan pedaging, kuda dan burung puyuh.
BAB II - 18
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.13 Populasi Ternak (Ekor) Menurut Kab/Kota Di Provinsi Gorontalo Tahun 2011
Sumber : Dinas Peternakan dan Perkebunan Provinsi Gorontalo
Dari sisi produksi daging sapi tahun 2011, berada pada posisi 3.984.995 kg dan diharapkan setiap tahun dapat meningkat kurang lebih 4%, sehingga dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan produksi daging dapat mencapai kurang lebih 4.921.081 kg, sementara untuk konsumsi daging pada tahun 2011 dari posisi 2 kg/kapita/tahun ditargetkan meningkat menjadi 4 kg/kapita/tahun pada tahun 2017. Strategi penting dalam pengembangan peternakan di Provinsi Gorontalo dilakukan melalui cluster/pewilayahan komoditas ternak sesuai potensi sumber daya yang ada dengan pendekatan pola integrasi, baik integrasi ternak dengan tanaman pangan maupun integrasi ternak dengan tanaman perkebunan. Dengan demikian di Provinsi Gorontalo akan ada 2 (dua) kawasan pengembangan peternakan, yakni Kawasan I sebagai kawasan integrasi ternak dengan tanaman pangan, yaitu Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo dan Kawasan II sebagai kawasan integrasi ternak dengan tanaman perkebunan, yaitu Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo BAB II - 19
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Utara. Potensi pendukung yang kita miliki cukup besar, yaitu ketersediaan sumber pakan ternak yang sangat besar, kelembagaan kelompok peternak, sumber air dan iklim yang cocok dengan budidaya ternak. Selain target peningkatan produksi populasi ternak sub sektor peternakan juga fokus pada program pengendalian penyakit hewan menular strategis dan penjaminan produkproduk peternakan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal). Untuk penyakit hewan menular strategis Dinas Perkebunan Dan Peternakan mempunyai target capaian bebas penyakit hewan menular strategis 0 % yang berarti bahwa pada tahun 2017 tidak ada lagi penyakit hewan menular strategis di Provinsi Gorontalo seperti penyakit hewan rabies dan Avian Influensa (AI) demikian pula halnya dengan penjaminan produk – produk peternakan yang ASUH ditargetkan pada tahun 2017 semua produk peternakan yang beredar di Propinsi Gorontalo sudah bisa 98 % terjamin ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal). 2.1.2.6. Pertambangan dan Energi Di bidang pertambangan, wilayah Provinsi Gorontalo memiliki kandungan bahan tambang, mineral dan batu-batuan yang cukup besar serta memiliki nilai ekonomi tinggi seperti emas dengan potensi sebesar 218.133.132.151 ton, perak dengan potensi 217.463.591.226 ton, tembaga dengan potensi 217.976.091.225, batu andesit dengan potensi 2.506.000.000 ton, batu granit dengan potensi 888.500.000 ton, batu dasit dengan potensi 1.776.125.000 ton, Batu basal dengan potensi 1.000.000.000 ton, Batugamping dengan potensi 19.948.748.500, feldspar dengan potensi 2.500.000 ton, lempung dengan potensi 750.000.000 ton, pasir, batu & sirtu dengan potensi 282.250.000 ton, marmer dengan potensi 18.869,96 ton, dan toseki dengan potensi 51.247.569 ton. Potensi ini mempunyai nilai ekonomis penting dalam peningkatan kemakmuran masyarakat Gorontalo. Secara geologis,
potensi
bahan
tambang Provinsi
Gorontalo tersebar
di seluruh
Kabupaten/Kota. Selain potensi sumber daya mineral, Provinsi Gorontalo juga memiliki potensi sumber daya energi terbarukan yang cukup besar untuk dapat dimanfaatkan memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, diantaranya potensi sumber daya air + 65,4 MW dan potensi panas bumi 110 MW. Total potensi energi terbarukan tersebut sebesar 175,4 MW dan yang baru termanfaatkan sebesar 3,5 MW. Kondisi kelistrikan Provinsi Gorontalo saat ini telah terinterkoneksi dengan jaringan transmisi 150 KVA antara Minahasa, Kotamobagu dan Gorontalo dengan total daya terpasang 430,69 MW dan perkiraan beban puncak 266,40 MW. Untuk Provinsi Gorontalo sendiri daya terpasang saat ini 86,56 MW dan daya mampu 59,20 MW dengan beban puncak 56,13 MW. Jumlah pelanggan listrik di Provinsi Gorontalo sebesar 129,270 pelanggan dengan tingkat pelanggan terbesar sektor rumah tangga sebesar 92,46 %. Pertumbuhan rata-rata konsumsi energi listrik pertahun sebesar 8,6 s/d 10 %. Ratio elektrifikasi saat ini sebesar 69,97 %. Kondisi jaringan listrik yang ada terdiri dari Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) sepanjang 1.700,6 Kms dan Saluran Udara
BAB II - 20
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KVA 237 Kms dan jumlah Gardu sebanyak 1.555 buah dan Gardu induk sebanyak 4 buah. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang ada saat ini maka upaya penyediaan energi listrik terus dilakukan melalui interkoneksi jaringan transmisi 150 Kva wilayah Sulawesi
Utara,
Gorontalo
dan
Sulawesi
Tengah
serta
percepatan
pelaksanaan
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara Anggrek dan PLTU Molotabu. Pemanfaatan potensi energi terbarukan yang ada sesuai dengan arah kebijakan energi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral yaitu meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (diversifikasi energi) yang sesuai visi 25/25 yaitu Tahun 2025 penggunaan energi baru terbarukan menjadi 25% dengan memaksimalkan penyediaan dan pemanfaatan energi baru terbarukan untuk menghindari biaya penggunaan bahan bakar fosil (avoided fosil energy cost). 2.1.2.7. Pariwisata Di sektor pariwisata, Gorontalo mempunyai 86 potensi obyek wisata yang tersebar di enam
kabupaten/kota
dengan
karakter,
keindahan
alam
yang
masih
asli
serta
keanekaragaman adat dan budaya. Potensi obyek wisata Gorontalo dapat dilihat pada tabel 2.14. Tabel 2.14 Daftar Obyek Daya Tarik Wisata Di Provinsi Gorontalo NO
NAMA OBYEK
JENIS OBYEK
LOKASI
KOTA GORONTALO 1 Benteng Otanaha
Wisata sejarah
2 Telapak Lahilote
Wisata sejarah
3 Pantai Indah Pohe
Wisata bahari
4 Tangga Dua Ribu
Wisata buatan
5 Kolam Renang Lahilote
Wisata buatan
6 Rumah Adat Dulohupa
Wisata budaya
7 Pemandian Bak Potanga
Wisata buatan
8 Makam Keramat Ju Panggola
Wisata sejarah
9 Makam Keramat Ta'Jailoyibuo 10 Makam Keramat Ta'Ilayabe 11 Makam Keramat Haji Buulu
Wisata sejarah Wisata sejarah Wisata sejarah
12 Makam Keramat Pulubunga
Wisata sejarah
13 Pantai Karang Citra
Wisata bahari
14 Goa Baya Lo Milate 15 Masjid Hunto (Sultan Amai) 16 Masjid Baiturrahim
Wisata alam Wisata sejarah Wisata sejarah
± 8 km dari pusat kota, Kel. Dembe Kec. Kota Barat ± 2 km dari pusat kot, Kel. Pohe Kec. Kota Selatan ± 2 km dari pusat kot, Kel. Pohe Kec. Kota Selatan ± 2.5 km dari pusat kota, Kel. Dembe Kec. Kota Barat ± 2.5 km dari pusat kota, Kel. Limba U2 Kec. Kota Selatan ± 2.5 km dari pusat kota, Kel. Limba U2 Kec. Kota Selatan ± 4km dari pusat kota, Kel. Pilolodaa Kec. Kota Barat ± 8km dari pusat kota, Kel. Dembe I Kec. Kota Barat ± 2km dari pusat kota, Kel. Donggala Kec. Kota Barat Kompleks Pelabuhan Gorontalo Jl. Teuku Umar Kota Gorontalo ± 4km dari pusat kota, Kel. Tanjung Kramat Kec. Kota Selatan ± 4km dari pusat kota, Kec. Kota Selatan ± 4km dari pusat kota, Kel. Tanjung Kramat Kec. Kota Selatan ± 2km dari pusat kota, Kel. Siendeng Pusat Kota Gorontalo
BAB II - 21
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
NO
NAMA OBYEK
JENIS OBYEK
LOKASI
KABUPATEN GORONTALO 1 Danau Limboto
Wisata alam Wisata alam
± 10km dari pusat kota, Kel. Limboto dan Kec. Batudaa ± 10km dari pusat kota, Desa Iluta Kec. Batudaa ± 12km dari pusat kota, Desa Barakati Kec. Batudaa ± 15km dari pusat kota, Kec. Batudaa
Wisata buatan Wisata buatan Wisata budaya Wisata buatan Wisata buatan Wisata alam
Desa Yosonegoro Kec. Limboto Barat Desa Pentadio Kec. Telaga Biru Pusat Kota Limboto Pusat Kota Limboto Desa Bongohulawa Kec. Limboto Kec. Batudaa
Wisata bahari Wisata bahari Wisata bahari Wisata bahari Wisata bahari
Desa Bolihutuo Kec. Botumoito Desa Paguyaman Pantai Desa Mohutomba
Wisata alam Wisata bahari Wisata bahari Wisata alam Wisata budaya Wisata alam
Desa Dulango Kec. Dulupi Desa Tenilo Paguyaman Pantai Kec. Wonosari Kel. Libuo Kec. Paguat
Wisata alam
2 Museum Pendaratan Soekarno Wisata sejarah 3 Pemandian Taluhu Barakati 4 Goa Ular Sirkuit Pacuan Kuda dan Lap 5 Golf 6 Pentadio Resort 7 Rumah Adat Bantayo Poboide 8 Menara Keagungan Limboto 9 Bukit PPN Limboto 10 Batu Buaya dan Batu Babi KABUPATEN BOALEMO 1 Pantai Bolihutuo 2 Taman Laut Pulau Limba 4 Pulau Pasir Putih 5 Pulau Mohupomba 6 Pulau Asiangi 7 Pemandian Air Panas Dulanga 8 Pulau Dulupi 9 Pulau Poheita 10 Teluk Bu'baa 11 Perkampungan Etnis Bali 12 Taman Nasional Nantu KABUPATEN POHUWATO 1 Pantai Libuo 2 Tanjung Maleo
Wisata bahari Wisata bahari
3 Tanjung Bajo
Wisata bahari
4 Pohon Cinta 5 Pantai Bulili
Wisata bahari Wisata alam
6 Pantai Lalape
Wisata alam
7 Danau Delo
Wisata alam
8 Danau Embung 9 Danau Telaga 10 Masjid Keramat Wanggarasi 11 Desa Wisata Torosiaje 12 Air Terjun Kelapa Lima 13 Air Terjun Makarti Jaya 14 Air Terjun Lomuli 15 Air Terjun Wanggarasi 16 Pulau Lahe
Wisata alam Wisata alam Wisata buatan Wsata Budaya Wisata alam Wisata alam Wisata alam Wisata alam Wisata bahari
± 13 km dari Pusat Kota Marisa, Kec. Paguat Desa Maleo Kec. Paguat ± 20 km dari Pusat Kota Marisa, Desa Bumbulan Kec. Paguat Pusat Kota Marisa, Desa Pohuwato Timur Desa Bulili, Kec. Duhiadaa ± 70 km dari Pusat Kota Marisa, Desa Trikora Kec. Popayato ± 15 km dari Pusat Kota Marisa, Desa Trikora Kec. Popayato ± 30 km dari Pusat Kota Marisa, Kec. Patilanggio Desa Telaga Kec. Popayato Kec. Wanggarasi Desa Torosiaje Kec. Popayato Kec. Popayato Timur Kec. Taluditi Desa Lomuli Kec. Lemito Kec. Wanggarasi Desa Pohuwato Timur Kec. Marisa
BAB II - 22
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
NO
NAMA OBYEK KABUPATEN BONE BOLANGO 1 Air Terjun Taludaa 2 Taman Laut Olele Taman Nasional Bogani Nani 3 Wartabone 4 Air Terjun Lombongo I dan II 5 Danau Perintis 6 Makam Raja-raja Atinggola 7 Kebun Binatang Mana Suka 8 Pantai Botutonuo
JENIS OBYEK
LOKASI
Wisata alam Wisata bahari
Desa Taludaa Kec. Bone Pantai Desa Olele Kec. Kabila Bone
Wisata alam Wisata alam Wisata alam Wisata sejarah Wisata buatan Wisata Bahari
Kec. Suwawa Timur Desa Lombongo, Kec. Suwawa Timur Kec. Suwawa Desa Dunggala Kec. Tapa Kec. Kabila Kec. Kabila Bone
KABUPATEN GORONTALO UTARA 1 Pulau Saronde Wisata alam Desa Ponelo 2 Benteng Oranye Wisata sejarah Desa Dambalo 3 Kota Jin Wisata sejarah Desa Kota Jin Kec. Atinggola 4 Pantai Minanga Wisata bahari Desa Kota Jin Kec. Atinggola 5 Pontolo Indah Wisata buatan Desa Pontolo Kec. Kwandang 6 Pantai Monano Wisata bahari Desa Monano Kec. Anggrek 7 Pantai Tolitohuyu Wisata bahari Desa Dunu Kec. Anggrek 8 Taman Laut Raja Wisata bahari Desa Dunu Kec. Anggrek 9 Pulau Raja Wisata bahari Desa Dunu Kec. Anggrek 10 Pulau Mas Wisata bahari Desa Buladu 11 Pulau Popaya Wisata bahari Desa Deme II 13 Pantai Limu Wisata bahari Desa Bulontio Timur Kec. Sumalata 14 Bulonggo Daa Wisata sejarah Desa Buladu 15 Kuburan Belanda Wisata sejarah Desa Buladu 16 Pantai Tolinggula Wisata bahari Desa Tolinggula Tengah 17 Perkampungan Polahi Wisata budaya Desa Bulontio Timur Kec. Sumalata 18 Desa Wisata Ponelo Wisata buatan Desa Ponelo 19 Pulau Seribu Wisata alam Desa Dudepo 20 Pulau Katialada Wisata alam Desa Moluo Kec. Kwandang 21 Pulau Mohinggito Wisata alam Desa Ponelo 22 Air Terjun Pontolo Wisata alam Desa Pontolo Kec. Kwandang 23 Air Terjun Bontula Wisata alam Desa Boalemo 25 Pemandian Batu Licin Wisata alam Desa Molingkapoto Kec. Kwandang Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Prov. Gorontalo, 2012
Dalam perencanaan pengembangan potensi pariwisata untuk 5 tahun ke depan, maka pengembangan obyek akan lebih difokuskan pada pengembangan 8 obyek wisata unggulan yakni Taman Laut Olele, Air terjun Lombongo, Benteng Otanaha, Pentadio Resort, Museum pendaratan Soekarno, Hutan Nantu, Desa Torosiaje dan pulau Saronde. Satu hal yang menjadi catatan dalam pengembangan obyek wisata di Provinsi Gorontalo adalah masih minimnya keterlibatan masyarakat dalam kegiatan kepariwisataan. Pengembangan pariwisata harus dititik beratkan pada beberapa hal diantaranya : perbaikan obyek wisata dan pengembangan sarana dan prasarana pendukung, pembangunan SDM
BAB II - 23
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
pariwisata, pengembangan IKM/UKM untuk produksi souvenier, pengembangan infrastuktur jalan dan transportasi ke dan dari obyek wisata. Adapun kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara di obyek wisata yang tersebar di provinsi Gorontalo dapat dilihat pada tabel 2.15. Tabel 2.15 Data Kunjungan Wisatawan Di Provinsi Gorontalo NO
2007
DAERAH KAB/KOTA
2009
2008
2010
WISMAN WISNUS WISMAN WISNUS WISMAN WISNUS WISMAN
1 KOTA GORONTALO 2 KAB. GORONTALO 3 KAB. BOALEMO 4 KAB. POHUWATO
58
31.232
5
9.094
62
21.000
5 KAB. BONE BOLANGO
JUMLAH
WISNUS
WISMAN WISNUS
1.277
55.043
1.492
5.568
15
18.066
119
65.684
8.069
94
14.400
23.000
3
17.000
24.759
99
10.900
6.407
20
21.270
99
15.765
422
1.149
11
29.337
6 KAB. GORONTALO UTARA
2011 7.238
1.315
39.857
63
45.000
11
31.217
6
48.580
-
80
2.800
117
3.467
89
5.711
87
8.651
142
4.232
205
93.463
1.420
114.052
1.817
129.633
255
149.993
1.989
89.676
93.668 115.472 Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Prov. Gorontalo, 2012
131.450
150.248
91.665
Untuk rata-rata lama tinggal wisatawan di Provinsi Gorontalo dalam kurun 4 (empat) tahun terakhir berkisar antara 2 hari – 3 hari seperti terlihat pada tabel 2.16. Tabel 2.16 Lama Tinggal Wisatawan di Provinsi Gorontalo
Tahun 2008 2009 2010 2011
Rata-rata Lama Tinggal (Hari) Tamu Asing Tamu Asing Tamu Domestik Dan Domestik 2,57 1,61 2,09 3,62 2,15 2,89 2,24 3,00 2,62 2,28 2,99 2,64
Sumber : Badan Pusat Statistik Prov. Gorontalo, 2012 (diolah)
Selain ditunjang dengan jumlah kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun nusantara, sektor pariwisata daerah turut memberikan kontribusi dalam meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang di topang dari sektor perdagangan, hotel, restoran dan jasa lainnya. Pada tahun 2011 jumlah kontribusi sektor pariwisata terhadap pariwisata Provinsi Gorontalo adalah sebesar 14,13% yang merupakan persentase dari jumlah kontribusi PDRB sektor pariwisata yang berjumlah Rp. 412.087.000 dibagi jumlah PDRB
Provinsi
2.321
Gorontalo
Atas
Dasar
Harga
Konstan
(ADHK)
2000
berjumlah
Rp. 2.917.000.000.
BAB II - 24
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
2.1.3 Wilayah Rawan Bencana Gorontalo termasuk dalam wilayah yang rawan bencana, adapun bencana yang sering melanda Provinsi Gorontalo adalah banjir, tanah longsor dan tsunami (Gelombang pasang). Selain itu Gorontalo juga menjadi wilayah yang sering dilanda gempa bumi. a. Kawasan Rawan Gempa Gempa bumi adalah peristiwa alam karena proses tektonik maupun vulkanik. Gempa bumi tektonik disebabkan dari pergerakan tektonik lempeng. Wilayah Provinsi Gorontalo dan sekitarnya terletak pada jalur subdaksi lempeng, yaitu Lempeng Indo – Australia yang menyusup di bawah Lempeng Eurasia. Dengan demikian wilayah Gorontalo merupakan wilayah yang rawan gempabumi tektonik. Potensi bahaya gempa di Provinsi Gorontalo berada dalam kriteria potensi sedang. Hampir seluruh wilayah di Provinsi Gorontalo merupakan kawasan rawan gempa karena kondisi Geologi Gorontalo yang merupakan jenis batuan tua yang memiliki banyak patahan. Namun secara umum dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :
Wilayah sebelah Utara merupakan kawasan rawan gempa yang bersifat merusak.
Wilayah sebelah selatan merupakan kawasan rawan gempa yang tidak terlalu merusak. Gambar 2.2 Peta Rawan Bencana Gempa Bumi
Sumber : Peta RTRWP Gorontalo 2010-2030
BAB II - 25
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Kawasan rawan bencana di Provinsi Gorontalo diantaranya adalah kawasan rawan gempa. Kawasan yang rawan bencana gempa bumi di Provinsi Gorontalo terdapat pada dua kawasan, yaitu kawasan laut pantai Utara dan kawasan laut pantai Selatan. Pusat gempa yang berada di bagian laut utara bersifat merusak, sedangkan yang ada di laut selatan merupakan sebaran gempa yang tidak merusak. Berdasarkan analisis peta geologi lembar Gorontalo, sesar/patahan Gorontalo merupakan bagian zona pertemuan antara zona eurasia dan zona pasifik. Sesar Gorontalo tersebut menyerupai garis diagonal tunggal mulai dari Leato sampai Kwandang, yang berpotensi terjadinya gempa tektonik endogen yang menyebabkan patahan. Di daerah patahan ini terdapat potensi terjadinya tektonik endogen dalam bentuk bergesernya kerak/lapisan bumi secara vertikal. b. Kawasan Rawan Tanah Longsor Gerakan tanah atau tanah longsor akibat kondisi tanah yang tidak stabil yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu karena tekanan atau beban tanah menahan benda/bangunan di atasnya, kemiringan tanah yang curam hingga sangat curam sehingga mendukung longsoran tanah dan curah hujan yang tinggi serta tidak ada vegetasi yang menahan luncuran air sehingga air mengalir membawa material tanah dapat terjadi longsoran dan banjir bandang. Beberapa kawasan yang sering dilanda dan rawan longsor adalah Kota Gorontalo berada pada Kecamatan Kota Selatan, Kecamatan Kota Timur dan Kota Barat. Kabupaten Gorontalo berada pada Kecamatan Tibawa dan Kecamatan Tolangohula. Kabupaten Boalemo terdapat di Kecamatan Tilamuta, Botumoito dan Mootilango. Di Kabupaten Pohuwato yaitu di Kecamatan Buntulia (lokasi tambang). Sedangkan di Kabupaten Bone Bolango kawasan rawan longsor berada pada Kecamatan Suwawa, Bonepantai, Botupingge, Boneraya dan Bulawa. Sedangkan untuk Kabupaten Gorontalo Utara berada di kecamatan Kwandang, Atinggola, Sumalata dan Tolinggula seperti terlihat dalam peta kawasan rawan longsor, gambar 2.3.
BAB II - 26
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Gambar 2.3 Peta Kawasan Rawan Longsor
Sumber : Peta RTRWP Gorontalo 2010-2030
c. Kawasan Rawan Gelombang Pasang (Tsunami) Provinsi Gorontalo merupakan wilayah yang memiliki resiko tinggi terhadap ancaman tsunami karena memiliki panjang garis pantai ± 655,8 km dan terdapat jalur patahan. Wilayah-wilayah yang memiliki resiko tinggi terhadap tsunami di kabupaten Boalemo adalah Kecamatan Botumoito, Mananggu, Paguyaman Pantai dan Tilamuta. Seluruh wilayah Kabupaten Gorontalo Utara beresiko tinggi terhadap tsunami. Wilayah Kota Gorontalo yang beresiko tinggi terhadap tsunami adalah Kecamatan Dumbo Raya dan wilayah Kabupaten Pohuwato adalah Kecamatan Marisa, Kecamatan Paguat dan Kecamatan Randangan. Hal ini seperti terlihat dalam gambar 2.4.
BAB II - 27
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Gambar 2.4 Peta Kawasan Rawan Tsunami
Sumber : Peta RTRWP Gorontalo 2010-2030
d. Kawasan Rawan Banjir Banjir terjadi di samping karena faktor alam juga disebabkan faktor manusia seperti pembuangan sampah yang sembarangan ke dalam saluran air (selokan) dan badan air sungai, sehingga menyebabkan selokan dan sungai menjadi dangkal akibatnya aliran air terhambat dan menjadi meluap dan menggenang. Selain itu, kurangnya daya serap tanah terhadap air karena tanah telah tertutup oleh aspal jalan raya dan bangunan-bangunan yang jelas tidak tembus air, sehingga air tidak mengalir dan hanya menggenang. Penebang-penebang pohon di hutan yang tidak menerapkan sistem reboisasi (penanaman pohon kembali) pada lahan yang gundul, sehingga daerah resapan air sudah sangat sedikit. Faktor alam lainnya adalah karena curah hujan yang tinggi dan tanah tidak mampu meresap air, sehingga luncuran air sangat deras. Provinsi Gorontalo potensial untuk terjadi banjir karena bentuk topografi lahannya yang berbentuk seperti mangkuk.Kawasan Rawan Banjir di Provinsi Gorontalo berada pada semua kabupaten dan kota yang ada, yaitu Kota Gorontalo terdapat pada Kecamatan Kota Selatan, Kota Timur, Kota Utara dan Kota Barat. Pada kabupaten Gorontalo terdapat di Kecamatan Limboto, Limboto Barat, Telaga, Telaga Jaya, Tibawa, Tolangohula, Bongomeme, Pulubala dan Boliyohuto. Kabupaten Boalemo terdapat di Kecamatan Tilamuta, Botumoito dan Mootilango. Pada Kabupaten Pohuwato berada di BAB II - 28
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Kecamatan Randangan, Marisa, Lemito dan Popayato. Untuk Kabupaten Bone Bolango terdapat di Kecamatan Suwawa, Kabila, Botupingge dan Tilongkabila sedangkan di Kabupaten Gorontalo Utara terdapat di Kecamatan Kwandang, Anggrek dan Sumalata seperti terlihat dalam peta rawan banjir, gambar 2.5. Gambar 2.5 Peta Kawasan Rawan Banjir
Sumber :Peta RTRWP Gorontalo 2010-2030
2.1.4 Demografi a. Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo tahun 2010 adalah sebanyak 1.040.164 jiwa. Dari tabel 2.17 bisa dilihat bahwa Kabupaten Gorontalo merupakan kabupaten yang jumlah penduduknya lebih banyak. Untuk tahun 2010 penduduk Kabupaten Gorontalo adalah 34.22% dari jumlah keseluruhan penduduk Provinsi, sedangkan Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah yang terendah jumlah penduduknya dari seluruh kabupaten/kota yang ada.
BAB II - 29
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.17 Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo, 2006-2010 No
Nama
Tahun
Kabupaten/Kota
2006
2007
2008
2009
2010
01
Kab. Gorontalo
431.440
338.381
339.620
340.730
355.988
02
Kab. Boalemo
118.947
123.243
127.639
128.540
129.253
03
Kab. Pohuwato
110.481
112.532
114.572
116.203
128.748
04
Kab. Bone Bolango
127.977
129.025
130.025
131.781
141.915
05
Kab. Gorontalo
-
94.829
95.177
96.489
104.133
159.455
162.325
165.175
170.209
180.127
Utara 06
Kota Gorontalo
Provinsi Gorontalo
948.300 960.335
972.208 983.952 1.040.164
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2011.
Dan jika dibandingkan dengan luas wilayah yang ada, maka Kota Gorontalo yang hanya punya wilayah seluas 66,25 Km2 namun memiliki penduduk yang cukup besar, hal ini menunjukkan bahwa Kota Gorontalo adalah wilayah terpadat penduduknya di Provinsi Gorontalo. Kepadatan penduduk rata-rata yaitu 180.127/66,25 atau sama dengan 2.719 jiwa/Km2. Untuk rata-rata kepadatan penduduk Provinsi Gorontalo yaitu 85 jiwa/km 2. Tabel 2.18 Jumlah Penduduk Gorontalo Berdasarkan Sex Ratio, 2010 No
Kabupaten/Kota
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Sex Ratio
1.
Kabupaten Gorontalo
178.088
177.900
355.988
100,10
2.
Kabupaten Boalemo
65.867
63.386
129.253
103,91
3.
Kabupaten Pohuwato
65.561
63.187
128.748
103,76
4.
Kabupaten Bone Bolango
71.145
70.770
141.915
100,53
5.
Kabupaten Gorontalo Utara
52.970
51.163
104.133
103,53
6.
Kota Gorontalo
88.283
91.844
180.127
96,12
Provinsi Gorontalo
521.914
518.250
1.040.164 100,71
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2011.
Tabel 2.18 menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Gorontalo lebih banyak lakilakinya dengan sex ratio 100,71 artinya laki-laki di Gorontalo lebih banyak 0,71% dibanding jumlah perempuan. Sedangkan untuk kabupaten/kota bisa dilihat bahwa Kabupaten Boalemo yang memiliki sex ratio sebesar 103,91 yang menunjukkan jumlah laki-laki di Kabupaten Boalemo lebih banyak ±4% dibanding perempuan.
BAB II - 30
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.19 Data Penganut Agama Provinsi Gorontalo Tahun 2010 DAERAH KOTA GORONTALO KAB.GORONTALO KAB.BOALEMO KAB.POHUWATO KAB.BONE BOLANGO KAB.GORUT JUMLAH
PENGANUT KRISTEN KATOLIK 7.176 1.784 1.476 1.773 8.825 1.286 5.963 1.759
ISLAM 169.029 350.474 121.716 119.020 140.704
83
184
100.197 1.001.140
2.889 26.412
935 7.721
AGAMA HINDU BUDDHA 336 766 80 54 2.463 5 1.133 7
JUMLAH 179.091 353.857 134.295 127.882 140.971
39 4.051
8 840
104.068 1.040.164
Sumber: Biro PP Kesra Setda Provinsi Gorontalo, 2011 (diolah).
Tabel 2.19 menunjukkan komposisi jumlah penduduk berdasarkan agama yang dianut, sebagian besar penduduk Provinsi Gorontalo beragama islam sebesar 96,25 % sedangkan sisanya 3,75 % terbagi kedalam agama Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Tabel 2.20 Penduduk Berumur 5 Tahun Keatas Menurut Wilayah dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Pendidikan tertinggi yang ditamatkan Nama Kabupaten/Kota
01 02 03 04 05 06
Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Kota Gorontalo
Tidak/ Belum Tidak/Belum SD/MI/ SLTP/MTs/ SLTA/MA/ Pernah Tamat SD Sederajat Sederajat Sederajat Sekolah 8.698 22.733 9.877 7.408 7.119 4.809
50.203 123.159 43.860 41.866 37.023 33.654
32.818 92.163 33.990 37.521 30.148 34.805
11.829 34.584 13.259 17.014 9.385 26.386
8.288 33.353 9.662 16.629 6.511 42.492
SMK 1.032 4.093 1.002 2.223 531 5.924
Diploma Diploma Diploma IV/ S2/S3 I/II III Universitas 631 2.424 595 1.049 550 1.515
399 1.438 492 896 276 2.628
1.719 102 5.673 594 1.981 105 2.601 199 1.048 41 9.105 1.359
Sumber: Data Sensus Penduduk 2010 - Badan Pusat Statistik Republik Indonesia
Di Provinsi Gorontalo untuk jenjang pendidikan S1 dan S2/S3 yang ditamatkan terbesar terdapat pada Kota Gorontalo sebanyak 9.105 dan 1.359 sedangkan terendah di Kabupaten Gorontalo Utara sebanyak 1.048 dan 41, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.20 b. Laju Pertumbuhan Penduduk Pada tabel 2.21 menunjukkan laju pertumbuhan penduduk Provinsi Gorontalo di tahun 2010 sebesar 2.28% dengan pertumbuhan terbesar disumbang oleh Kabupaten Boalemo sebesar 3.62 % dan urutan dibawahnya adalah Kabupaten Pohuwato sebesar 3.25%. Hal ini disebabkan dikedua Kabupaten tersebut menjadi wilayah transmigran di
BAB II - 31
Jumlah 115.719 320.214 114.823 127.406 92.632 162.677
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Provinsi Gorontalo. Sementara Kabupaten Gorontalo menjadi wilayah yang sedikit berkontribusi terhadap laju pertumbuhan penduduk yaitu hanya sebesar 1.40%. Kondisi ini dikarenakan makin terbatasnya lahan garapan yang ada. Sedangkan Kota Gorontalo mempunyai luas wilayah yang kecil dan paling padat penduduknya diantara semua wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar 2.93%. Tabel 2.21 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Gorontalo. Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota
2000
Laju Pertumbuhan 2010
2000 ‒ 2010
Kabupaten Gorontalo
309.663
355.988
1,40
Kabupaten Boalemo
90.538
129.253
3,62
Kabupaten Pohuwato
93.505
128.748
3,25
114.766
141.915
2,15
86.781
104.133
1,84
134.931
180.127
2,93
830.184
1.040.164
2,28
Kabupaten Bone Bolango Kabupaten
Gorontalo
Utara Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2011.
c. Struktur ketenagakerjaan Struktur ketenagakerjaan di Provinsi Gorontalo pada Tahun 2011 menunjukkan bahwa dari jumlah penduduk yang berumur 15 tahun keatas sebesar 725.243, yang merupakan angkatan kerja sebesar 465.027 atau sebesar 64.12 persen. Dari
jumlah
tersebut yang sedang bekerja sebesar 445.210 atau 95.74 persen dan yang menganggur sebesar 19.817 atau 4.26 persen. Sementara yang bukan merupakan angkatan kerja yaitu penduduk yang mengurus rumah tangga, bersekolah dan lainnya (kegiatan selain mengurus rumah tangga maupun bersekolah) sebanyak 260.216 atau 35.88 persen dengan jumlah terbanyak pada yang mengurus rumah tangga yaitu sebesar 171.805 atau 66.02 persen dan bersekolah sebanyak 33.142 atau 12.74 persen dan lain-lain (yang bukan mengurus rumah tangga dan bersekolah) sebanyak 55.270 atau 21.24 persen, lihat tabel 2.22. Tabel 2.22 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama Provinsi Gorontalo Jenis Kegiatan Utama I. Angkatan Kerja 1. Bekerja 2. Menganggur
2008
2009
2010
2011
429.384
447.313
456.499
465.027
405.126
420.962
432.926
445,210
24.258
26.351
23.573
19,817 BAB II - 32
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
II. Bukan Angkatan Kerja
258.697
254.182
252.182
260,216
58.748
62.316
57.980
33,142
165.379
161.296
159.541
171,804
34.570
30.570
34.661
55,270
62,40
63,77
64.42
64,12
5,65
5,89
5.16
4.26
1. Sekolah 2. Mengurus Rumah Tangga 3. Lainnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Pengangguran Sumber : BPS Provinsi Gorontalo Agustus 2011.
d. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Gorontalo Tahun 2011, sebesar 64,12%. Posisi angka tersebut mengalami penurunan dibanding Tahun 2010 yang hanya sebesar 64,42%. Sementara itu jumlah pengangguran pada bulan Agustus 2011 sebesar 19.817 orang, atau 4.26% dari jumlah angkatan kerjanya, jumlah tersebut mengalami kenaikan
sebanyak
3.756
orang
dari
Agustus
Tahun
2010.
Sedangkan
Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Gorontalo selama tiga tahun terakhir sedikit berfluktuasi yaitu di tahun 2009 sebesar 5,89%, kemudian mengalami penurunan menjadi 5,16% di Tahun 2010, pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 4,26% (tabel 2.10). Dari tabel 2.10 dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja di Provinsi Gorontalo setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 jumlah tenaga kerja berjumlah 405.126 dan pada tahun 2009 berubah menjadi 420.962 mengalami peningkatan sejumlah 15.836 atau sebesar 3.90 persen. Sedangkan pada tahun 2010 jumlah tenaga kerja berada pada angka 432.926 meningkat sebesar 11.964 atau 2.84 persen dari jumlah tenaga kerja pada tahun sebelumnya. Sementara sektor yang menjadi primadona dengan meraup tenaga kerja terbesar masih berasal dari sektor pertanian yang pada tahun 2010 mencapai 176.974, disusul oleh sektor jasa kemasyarakatan sebesar 81.322 ditempat ketiga sektor perdagangan rumah makan dan jasa akomodasi sebesar 71.243. sedangkan sektor yang paling sedikit meraup tenaga kerja pada tahun 2010 adalah sektor Listrik, gas dan air minum sebesar 679 yang disusul sektor lembaga keuangan, real estate, usaha persewahan dan jasa perusahaan. Sementara ditahun 2011 sektor pertanian tetap menjadi sektor yang mengakomodir jumlah tenaga kerja terbesar yaitu sejumlah 158.973, diikuti oleh sektor Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan sebesar 91.393 dan sektor lainnya yang merupakan akumulasi dari sektor Pertambangan dan Penggalian, Listrik, Gas, dan Air Minum, Konstruksi, Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi dan Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 84.978. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.23.
BAB II - 33
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.23 Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha tahun 2008 – 2011 Sektor Ekonomi
2008
2009
2010
2011
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,
184.148
172.130
176.974
158.973
Pertambangan dan Penggalian
5.194
6.694
9.186
Industri
34.268
32.431
35.228
642
554
679
Konstruksi
22.344
28.360
20.296
Perdagangan, Rumah makan dan
59.610
69.315
71.243
dan
32.214
35.301
33.351
Real
Estate,
2.986
4.126
4.647
dan
Jasa
Sosial
dan
63.720
72.051
81.322
Peternakan, dan Perikanan
Listrik, Gas, dan Air Minum
44.015
65.851
Jasa Akomodasi Transportasi,
Pergudangan,
Komunikasi Lembaga Usaha
Keuangan, Persewaan
Perusahaan Jasa Kemasyarakatan,
91.393
Perorangan Lainnya Total
84.978 405.126
420.962
432.926
445.210
Sumber: Badan Pusat Statistik Gorontalo, 2012.
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Provinsi Gorontalo dalam usianya yang relatif muda telah menunjukkan performa pertumbuhan ekonomi yang baik dan tumbuh dengan cepat. Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo merilis bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo memperlihatkan kenaikan yang signifikan setiap tahun dan pada tahun 2011 mencapai angka 7,68 % berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional 6,5 % dengan PDRB per kapitanya Rp 8.612.114. Salah satu indikator yang menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah dapat ditunjukkan dengan pendapatan perkapita masyarakat. 2.2.1.1 Pertumbuhan PDRB Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan Gorontalo pada periode 2007-2011 terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil analisis pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan dapat dilihat dalam Tabel 2.24.
BAB II - 34
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.24 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2011 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Provinsi Gorontalo (dalam jutaan rupiah) No
Sektor
2007 (Rp)
1 2
3
4 5
Pertanian Pertambangan & penggalian Industri pengolahan Listrik, gas, & air bersih Konstruksi
2008 %
2009
2010 %
(Rp)
2011
(Rp)
%
(Rp)
716.115
30,61
773.836
30,70
800.869
29,54
833.677
28,58
%
885.109
(Rp)
28,18
%
23.782
1,02
26.194
1,04
29.976
1,11
33.146
1,14
35.388
1,13
191.229
8,17
201.693
8,00
209.079
7,71
227.493
7,80
244.617
7,79
14.491
0,62
14.384
0,57
15.320
0,57
16.517
0,57
18.013
0,57
184.464
7,89
203.232
8,06
232.712
8,58
259.923
8,91
284.805
9,07
321.938
13,76
344.057
13,65
373.894
13,79
412.087
14,12
462.003
14,71
240.576
10,28
258.800
10,27
282.499
10,42
310.364
10,64
338.495
10,78
200.676
8,58
215.129
8,53
234.615
8,66
255.633
8,76
278.070
8,85
445.946
19,06
483.348
19,18
531.773
19,62
568.652
19,49
594.957
18,94
2.339.218
100,00
2.520.673
100,00
Perdagangan, 6
hotel, & restoran Pengangkutan
7
& komunikasi angangkutan & komunikasi Keuangan,
8
sewa, & jasa Perusahaan
9
Jasa-jasa PDRB
2.710.737 100,00
2.917.491 100,00
3.141.458 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2012
PDRB atas dasar harga konstan dengan tahun dasar 2000 menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2007, capaian PDRB tercatat sebesar Rp.2,339 triliun dan meningkat menjadi Rp.3,141 triliun Tahun 2011. Sektor yang memberi kontribusi terbesar PDRB atas dasar harga konstan Gorontalo adalah sektor pertanian. Rata-rata kontribusi sektor pertanian dalam kurun waktu Tahun 2007-2011 adalah 29,52%. Demikian juga dengan nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB atas dasar harga berlaku Gorontalo pada periode 2007-2011 terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil analisis pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku dapat dilihat dalam Tabel 2.25.
BAB II - 35
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.25 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2011 Atas Dasar Harga Berlaku Provinsi Gorontalo (dalam jutaan) No 1 2 3 4 5 6 7 8
9
2007
Sektor Pertanian Pertambangan & penggalian Industri pengolahan Listrik,gas & air bersih Konstruksi/ Bangunan Perdagangan, hotel & restoran Pengangkutan & komunikasi Keuangan, Real Estate & jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB
2008
2009
2010
2011
(Juta Rp) 1.452.708 53.238
% 30,51 1,12
(Juta Rp) 1.847.552 63.845
% 31,28 1,08
(Juta Rp) 2.093.439 81.256
% 29,61 1,15
(Juta Rp) 2.322.224 94.982
% 28,95 1,18
(Juta Rp) 2.693.950 105.889
% 29,43 1.16
264.184
5,55
290.687
4,92
344.694
4,88
390.716
4,85
441.245
4,82
33.860
0,71
34.203
0,58
38.903
0,55
43.646
0,54
49.653
0,54
322.231
6,77
394.779
6,68
487.822
6,90
557.120
6,92
630.636
6,89
530.509
11,14
605.304
10,25
730.347
10,33
835.609
10,37
982.990
10,74
424.450
8,92
516.161
8,74
627.726
8,88
727.571
9,03
831.478
9,08
496.797
10,44
586.786
9,93
721.620
10,21
836.792
10,36
952.570
10,41
1.182.719 4.760.695
24,84 100,00
1.567.419 5.906.736
26,54 100,00
1.943.248 7.069.054
27,49 100,00
2.237.854 27,78 8.056.513 100,00
2.465.259 26,93 9.153.669 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2011.
Nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2007, capaian PDRB atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp.4,761 triliun dan meningkat menjadi Rp.9,154 triliun Tahun 2011. 2.2.1.2 Laju Inflasi Salah
satu
indikator
utama
keberhasilan
pemerintah
dalam
mengatur
perekonomiannya dapat terlihat dari kemampuan pemerintah dalam mengendalikan kenaikan harga barang dan jasa di wilayahnya. Tabel 2.26 memperlihatkan perkembangan laju Inflasi di Provinsi Gorontalo menunjukkan pola yang dinamis dan fluktuatif dari Tahun 2006-2011, dengan angka inflasi tertinggi terjadi Tahun 2008 yaitu sebesar 9,20%, hal ini terjadi karena adanya kenaikan harga bahan bakar minyak yang memicu kenaikan harga barang dan jasa serta beberapa bahan pokok lain di pasar. Selanjutnya Tahun 2009 angka inflasi turun menjadi 4,35% dan Tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 7,43% kemudian turun kembali menyentuh level terendahnya menjadi 4,08%. Tabel 2.26 Inflasi Provinsi Provinsi Gorontalo, 2006-2011 Tahun Inflasi
2006 7.54
2007 7.02
2008 9.20
2009 4.35
2010 7.43
2011 4.08
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, 2012
BAB II - 36
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Periode Tahun 2006-2011, tingkat inflasi Provinsi Gorontalo relatif berfluktuatif tetapi masih berada dibawah angka 2 digit. Dari tabel 2.26 diatas dapat dilihat bahwa inflasi tertinggi terjadi pada 2008, dan tahun 2011 merupakan inflasi terendah. Pengukuran Inflasi tersebut diambil dari inflasi yang terjadi di Kota Gorontalo. Relatif tingginya inflasi di Kota Gorontalo mengindikasikan adanya ketidakstabilan harga yang tinggi bila dibanding dua kota lainnya yakni Manado dan Makassar bahkan nasional. Ketidakstabilan dan tingginya harga terutama disebabkan masih kurangnya pelaku bisnis dalam bidang perdagangan di Provinsi Gorontalo, seningga terjadi egoisme dan tidak adanya persaingan dalam penetapan harga barang yang berdampak pada tidak terkendalinya harga dimaksud. Selain itu, lambatnya perbaikan dan penambahan infrastruktur perhubungan juga telah memperlambat distribusi barang dan jasa. Tingginya inflasi di Provinsi Gorontalo menyebabkan penurunan daya beli masyarakat setempat. Namun, tantangan dihadapi oleh Provinsi Gorontalo di masa depan adalah bagaimana menekan harga barang dan jasa di wilayah Kota Gorontalo. 2.2.1.3
Perkembangan Investasi
Perkembangan investasi di Provinsi Gorontalo dapat dilihat dari tabel 2.27, dimana data realisasi investasi pada Tahun 2006 sebesar 646,031 milyar dan meningkat menjadi 2.872 triliun pada Tahun 2011. Tabel 2.27 Pertambahan Nilai Investasi Provinsi Gorontalo, 2006 - 2011 Tahun Nilai
2006
2007
2008
2009
2010
Investasi 646,031
733,566
930,427
962,566
680,788
2011 2.872.458
(milyar) Sumber: Badan Investasi Daerah, 2012
2.2.1.4 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo dari Tahun 2007-2011 (tabel 2.28) menunjukkan kecenderungan peningkatan dari tahun ke tahun dimana Tahun 2007, pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo berada pada kisaran angka 7,51%, yang kemudian naik menjadi 7,76% Tahun 2008. Selanjutnya Tahun 2009 terjadi perlambatan pertumbuhan yaitu 7,54%, dan pada tahun 2010 terjadi lagi kenaikan mencapai 7,63 %. Kemudian Tahun 2011 meningkat 0,05% atau mencapai 7,68 %.
BAB II - 37
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.28 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo, 2007-2011 No.
Sektor
1.
Pertanian
2.
Pertambangan
dan
2007
2008
2009
2010
2011
7,32
8,06
3,49
4,10
6,17
11,79
10,14
14,44
10,58
6,76
Penggalian 3.
Industri Pengolahan
5,39
5,47
3,66
8,81
7,53
4.
Listrik, Gas dan Air Bersih
14,65
0,74
6,51
7,81
9,06
5.
Bangunan
10,12
10,17
14,51
11,69
9,57
6.
Perdagangan, Hotel dan
6,83
6,87
8,67
10,22
12,11
dan
7,05
7,58
9,16
9,86
9,06
Persewahan
8,39
7,20
9,06
8,96
8,78
7,60
8,39
10,02
6,93
4,63
7.51
7.76
7.54
7.63
7.68
Restoran 7.
Pengangkutan Komunikasi
8.
Keuangan,
dan Jasa Perusahaan 9.
Jasa-jasa
Pertumbuhan Ekonomi Rata-rata
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2012
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang relatif tinggi pada beberapa tahun terakhir ini terutama dipicu oleh bertambahnya infrastruktur dasar dari pemerintah, daya beli masayarakat mulai meningkat yang diperlihatkan dengan kenaikan PDRB baik ADHK maupun ADHB serta pendapatan perkapita yang diikuti dengan semakin berkurangnya angka kemiskinan, demikian pula infrastruktur perdagangan dari sektor swasta juga mulai tumbuh. Bertambahnya infrastruktur tersebut tadi setidaknya merupakan dampak dari pemerkaran
wilayah
administrasi
pemerintahan
dan
terselenggaranya
even-even
internasional seperti United From The Region (UFTR) di Jakarta dan Hari Pangan Sedunia (HPS) di Provinsi Gorontalo Tahun 2011. Pertumbuhan infrastruktur dasar, daya beli masyarakat, penurunan angka kemiskinan dan infrastruktur perdagangan yang cukup signifikan menjadi modal utama untuk pembangunan ekonomi Provinsi Gorontalo lebih lanjut karena menjadi daya tarik investasi Provinsi Gorontalo di masa mendatang. Namun demikian, tantangan terbesar dalam pembangunan infrastruktur adalah penyediaan listrik secara memadai untuk mengantisipasi peningkatan investasi di masa mendatang yang sekarang ini menjadi salah satu prioritas pembangunan di Provinsi Gorontalo. Tantangan lainnya muncul sebagai konsekuensi Provinsi Gorontalo sebagai provinsi yang baru, yaitu pembangunan infrastruktur di tiap Kabupaten/Kota yang lebih mendapatkan perhatian dan dukungan anggaran yang memadai.
BAB II - 38
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
2.2.1.5
Kemiskinan Persentase penduduk miskin tahun 2011 adalah 18,75 % dengan jumlah penduduk
miskin 198.270 jiwa,. Dibadingkan pada tahun 2010, terjadi penurunan dari 23,19 % dengan jumlah penduduk miskin 209.886 jiwa. Berdasarkan gambar 2.6 menunjukan terjadi penurunan angka kemiskinan yang sangat signifikan, dan memastikan bahwa penanganan kemiskinan tetap berada pada jalur yang benar ( on the right track). Gambar 2.6 Presentase Penduduk Miskin di Provinsi Gorontalo, 2007-2011
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2012
Hal ini yang menyebabkan terjadinya penurunan jumlah penduduk miskin di kawasan perdesaan. Dari jumlah penduduk miskin Kab/Kota terlihat bahwa untuk Kabupaten Gorontalo pada tahun 2010 memiliki jumlah penduduk miskin terbesar yaitu 66.939 jiwa atau 18,87 %. Sedangkan jumlah penduduk miskin terkecil berada di Kota Gorontalo yaitu 9.883 jiwa atau 5,49 %. Oleh karena itu sebaran penduduk miskin terbanyak berada di perdesaan, sebagaimana terlihat pada tabel 2.29. Tabel 2.29 Indikator Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009-2011
Daerah
KAB. BOALEMO KAB. GORONTALO KAB. POHUWATO KAB. BONE BOLANGO KAB. GORONTALO UTARA KOTA GORONTALO PROVINSI GORONTALO
Presentase Penduduk Miskin (%)
Garis Kemiskinan (Rp/Bulan) 2009
2010
200.692 212.815 183.215 190.732
212.873 225.732 194.335 202.308
178.512 224 387 162.189
2011
2009
2010
2011
NA NA NA NA
20,74 21,48 21,15 19,97
19,82 18,87 18,73 17,64
189.347
NA
21,5
238 006 171.371
NA 187.215
5,29 25,01
Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 2009
2010
2011
NA NA NA NA
24.388 66.906 22.489 24.083
25.603 66.939 24.116 25.002
NA NA NA NA
19,58
NA
18.987
20.400
NA
5,49 23,19
NA 18,75
8.258 165.111
9.883 209.886
NA 198.270
BAB II - 39
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, 2012
Selain itu, berdasarkan pada Gambar 2.7 terlihat bahwa Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) pada periode Tahun 2007–2011 mengalami penurunan fluktuatif. Pada periode Tahun 2007-2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami penurunan dari posisi 5,57 Tahun 2007 menjadi 3.72 di Tahun 2011. Keadaan penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan ini menunjukkan bahwa rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan semakin mengecil, yang artinya semakin rendah nilai indeks, maka semakin dekat rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Begitu pula dengan indeks Keparahan Kemiskinan (P2) pada periode 2007–2011. Gambar 2.7 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Gorontalo, 2007–2011
8 6 4 2 0
1,68 5,57 1,27 1,27 1 4,59 4,59 4,14 1 3,72
P2 P1
2007 2008 2009 2010 2011 Sumber: Badan Pusat Statistik Gorontalo, 2012
Pada periode Tahun 2007–2011, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan secara perlahan juga turun dari 1,68 Tahun 2007 menjadi 1,00 di Tahun 2011. Kecenderungan menurun dari waktu ke waktu ini merupakan indikasi bahwa dalam periode tersebut ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin secara umum semakin berkurang. Ini juga menunjukkan telah terjadi perbaikan dalam pengentasan kemiskinan dan tingkat kemiskinan bisa saja tidak turun tapi tingkat keparahannya berkurang. Sesungguhnya upaya penurunan angka kemiskinan di Provinsi Gorontalo sangat memungkinkan untuk terus berlanjut. Sedikitnya ada tiga faktor eksternal yang dapat dimanfaatkan oleh daerah untuk tujuan menurunkan angka kemiskinan, yaitu: (1) kemiskinan telah menjadi agenda global dan nasional; (2) intensifnya program dan besaranya anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk tujuan pengentasan kemiskinan khususnya program-program yang dialokasikan ke kecamatan/desa; dan (3) luasnya dukungan berbagai lembaga internasional, dunia usaha, LSM, masyarakat,dll .
BAB II - 40
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial 2.2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia Pada dasarnya IPM mencakup tiga komponen yang dianggap mendasar bagi manusia dan secara operasional mudah dihitung untuk menghasilkan suatu ukuran yang merefleksikan upaya pembangunan manusia. Ketiga aspek tersebut berkaitan dengan peluang hidup (longevity), pengetahuan (knowledge), dan hidup layak (decent living). Peluang hidup dihitung berdasarkan angka harapan hidup ketika lahir; pengetahuan diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas; dan hidup layak diukur dengan pengeluaran perkapita yang didasarkan pada Purchasing
Power Parity (paritas daya beli dalam rupiah). Adapun capaian IPM Gorontalo sebagaimana terlihat pada tabel 2.30. Tabel 2.30 Komponen Penyusun IPM Gorontalo, 2010.
No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kabupaten/Kota
Kota Gorontalo Kab. Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Boalemo Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Prov. Gorontalo
Angka Harapan Hidup
Angka Melek Huruf
Ratarata Lama Sekolah
(tahun)
(persen)
(tahun)
66,80 68,63 67,66 68,04 68,56
99,43 94,93 97,05 95,69 97,41
66,65 66,81
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan
IPM
9,85 6,86 6,46 6,56 7,78
(ribu rupiah) 625,75 615,15 616,01 602,17 620,89
73,08 70,07 69,77 68,69 71,71
93,84
6,47
619,92
68,81
96,00
7,38
622,92
70,28
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2011.
Berdasarkan Tabel 2.30 komponen penyusun IPM, angka harapan hidup rata-rata masyarakat Gorontalo Tahun 2011 adalah 66,81 tahun, angka melek huruf rata-rata adalah 96 %, angka rata-rata lama sekolah adalah 7,38 tahun, dan pengeluaran per kapita ratarata adalah Rp.622.920. Secara keseluruhan IPM Gorontalo Tahun 2011 menyentuh point 70,28 menempati rangking ke-24 Nasional masih lebih rendah dari capaian angka rata-rata Nasional yang menempati point 72,27. 2.2.2.2 Kesejahteraan Sosial Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional.
Dengan demikian pembangunan kesejahteraan sosial memiliki
hubungan yang erat dengan pembangunan dibidang lainnya. Perubahan yang terjadi pada satu sektor pembangunan akan berpengaruh dan berdampak terhadap perkembangan disektor kesejahteraan sosial. Dalam kaitan inilah pemerintah menyadari betapa perlunya
BAB II - 41
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
pembangunan kesejahteraan sosial, dimana fungsi pembangunan dibidang kesejahteraan sosial adalah untuk mengupayakan agar berbagai masalah seperti masalah kemiskinan dan keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, keterpencilan/ ketertinggalan, serta korban bencana dan akibat tindak kekerasan dapat ditangani secara terencana, terpadu dan berkesinambungan. Pembangunan kesejahteraaan sosial merupakan wujud komitmen pemerintah untuk meningkatkan harkat dan martabat sebagian warga masyarakat yang menyandang permasalahan sosial. Hal ini dipandang sebagai bagian dari investasi sosial untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia, agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan secara mandiri sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Tabel 2.31 merupakan data penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial selang tahun 2007 s/d 2011. Tabel 2.31 Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Selang Tahun 2007 - 2011 NO
JENIS PMKS
1 2 3
Fakir Miskin Komunitas Adat Terpencil Keluarga Miskin - Keluarga Muda Mandiri (KMM) - Asistensi Kesejahteraan Sosial Keluarga (AKSK) - Peranan Wanita Lanjut Usia Anak Terlantar Anak Nakal Anak Cacat Anak yang Berhadapan dengan Hukum Penyandang Cacat Tuna Sosial Korban Penyalahgunaan Napza Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran (KTK-PM) Bantuan bagi Korban Bencana Alam bantuan stimulan Bahan Bangunan Rumah (BBR) Bantuan Kesejahteraan Sosial Permanen (BKSP) Asuransi Kesejahteraan Sosial (ASKESOS) Korban Bencana Sosial
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2007 2320 KK 225 KK
2008 1520 KK 135 KK
Tahun 2009 2900 KK 100 KK
2010 3800 KK 100 KK
2011 3860 KK 100 KK
320 KK
220 KK
-
-
-
200 KK 150 KK 280 org 200 anak 128 anak 100 anak
320 KK 140 KK 185 org 506 anak 112 anak 52 anak
155 KK 140 KK 278 org 388 anak -
150 KK 150 KK 60 org 35 anak -
160 KK 140 KK 150 org 115 anak -
95 org 100 org 100 org -
125 org 107 org 66 org -
26 anak 120 org -
60 org 32 org -
25 anak 35 org 31 org
30 orang
144 orang
56 orang
56 orang
55 orang
243 KK
150 KK
171 KK
120 KK
220 KK
3 Orsos
-
-
-
-
5 Orsos -
5 Orsos 7 KK
5 Orsos 27 KK
5 Orsos 20 KK
5 Orsos 57 KK
Sumber : Dinas Sosial Prov. Gorontalo, 2012
BAB II - 42
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Sementara untuk data penanganan sumber kesejahteraan sosial selang tahun 2007 – 2011 dapat dilihat pada tabel 2.32. Tabel 2.32 Penanganan Sumber Kesejahteraan Sosial Selang Tahun 2007 - 2011 NO
JENIS PSKS
1
Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Pekerja Sosial Masyarakat Karang Taruna Organisasi Sosial Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat
2 3 4 5 6 7 8
Panti Sosial Anak (Panti Asuhan) Panti Sosial Tresna Werdha Taruna Siaga Bencana
2007
2008
120 org 50 KT 20 Orsos
120 org 25 KT 10 Orsos
20 puskesos 31 Panti 2 Panti 500 org
6 puskesos 31 Panti 2 Panti 140 org
Tahun 2009
2010
2011
46 org 30 org 0 5 Orsos
46 org 30 org 20 KT 15 Orsos
46 org 68 org 21 KT 24 Orsos
6 puskesos 31 Panti 2 Panti 140 org
6 puskesos 31 Panti 2 Panti 140 org
8 puskesos 31 Panti 2 Panti 140 org
Sumber : Dinas Sosial Prov. Gorontal, 2012
2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga 2.2.3.1 Seni Budaya Gorontalo memiliki tradisi mengelola sistem pemerintahannya secara pluralistik dan mandiri. Kekayaan sosio-histori ini menjadikan masyarakat Gorontalo secara kolektif terdorong untuk memajukan potensi dan mengimplementasikan aksi sosial dalam kehidupan masyarakat Gorontalo dalam nuansa nilai, norma dan tradisi lokal masyarakat. Bahkan sehubungan dengan kebiasaan ini dikenal istilah “huyula”
(bersama-sama) di tengah-
tengah masyarakatnya. Satu hal penting dalam budaya huyula adalah apresiasi gambaran masyarakat yang secara sadar untuk membangun kohesi sosial dimana hal itu dikelola bersama dalam falsafah ”adat bersendikan syara’, syara bersendikan Kitabullah”. Dilihat dari unsur budaya bahasa, maka Gorontalo memiliki tiga jenis bahasa daerah yaitu: - Bahasa Gorontalo - Bahasa Suwawa - Bahasa Atinggola Namun demikian bahasa indonesia adalah bahasa Nasional yang digunakan dan dimengerti dengan baik oleh sebagian besar penduduk Gorontalo. Agama yang dianut oleh penduduk di Provinsi Gorontalo sebagian besar adalah agama Islam, selain itu terdapat pula penganut agama Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Seni Budaya di Gorontalo berkembang dan tersebar cukup luas di masyarakat. Hal ini disebabkan karena pemerintah daerah baik provinsi dan kabupaten/kota terus menggali dan menginventarisasi keragaman BAB II - 43
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
seni budaya selanjutnya dikemas dalam setiap pelaksanaan festival seni budaya baik berskala daerah maupun nasional dan internasional. Adapun beberapa upaya Pemerintah Daerah dalam mempromosikan seni dan budaya daerah meliputi: 1. Pengelolaan Kekayaan Budaya - Pemetaan sanggar budaya kab/kota ( tari tradisional, sastra lisan, musik tradisional). - Pembinaan dan pemberian subsidi sanggar budaya kab/kota. - Festival sanggar budaya se Provinsi Gorontalo. 2. Penyusunan Kebijakan Pengelolaan Kekayaan Budaya Lokal Daerah -
Workshop guru kesenian (bahasa dan sastra lisan)
- Sosialisasi Perda tentang adat, bahasa dan ejaan bahasa Gorontalo, bahasa Atinggola dan bahasa Suwawa. - Pembinaan bahasa Gorontalo melalui RRI. - Cerita/dongeng untuk anak dalam bahasa Gorontalo melalui RRI. - Pembuatan leaflet tentang upacara adat 3. Pengelolaan Keragaman Budaya. a. Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Daerah. - Menaikkan peringkat paduan suara Provinsi Gorontalo melalui perolehan poin pada festival paduan suara Asia dan Dunia di buku musik dunia (musika mundi) di Jerman. - Keikutsertaan Provinsi Gorontalo pada 2nd Asian Choir Games 2009 di Korea. - Keikutsertaan Provinsi Gorontalo pada "World Choir Games" di China. b. Fasilitasi Penyelenggaraan Festival Budaya Daerah. - Festival Walima - Update From The Region (Kegiatan dalam rangka promosi keunggulan daerah) - Festival Buruda/Turunani - Festival Dana-dana - Pagelaran Polopalo - Festival Tumbilotohe. c. Penyusunan Sistem Informasi Database Bidang Kebudayaan. - Pendokumentasian lagu-lagu daerah. - Pendokumentasian tarian daerah Selain itu, dalam jangka panjang akan dilakukan perencanaan dan pembangunan museum atau pusat seni budaya daerah. Selanjutnya tantangan kedepan pemerintah daerah adalah penyediaan tenaga-tenaga ahli dan profesional di bidang kebudayaan melalui peningkatan kemampuan SDM dan penguasaan IPTEK. Hal ini akan menjadi sangat penting sebagai upaya pelestarian, pengembangan, dan promosi seni budaya daerah.
BAB II - 44
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
2.2.3.2 Olah Raga Salah satu bagian dari Pembinaan Pemuda yaitu melalui olahraga. Prestasi olahraga dalam berbagai even sudah cukup baik, namun masih perlu peningkatan kesadaran berolahraga dikalangan masyarakat luas, pembibitan olahraga, dan peningkatan jumlah ruang publik untuk olahraga yang bisa dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan dan masyarakat luas. Diharapkan dengan peningkatan ruang publik untuk olahraga, pembibitan, dan penemuan bibit unggul daerah di bidang olahraga bisa membudayakan olah raga di masyarakat. Adapun permasalahan yang masih dihadapi di bidang olahraga adalah masih rendahnya budaya berolahraga di kalangan masyarakat, serta kurangnya pembibitan olahraga dan penyediaan ruang publik untuk berolahraga. Saat ini sebaran sarana dan prasarana olahraga yang dimiliki oleh SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, lihat tabel 2.33. Tabel 2.33 Jumlah Lapangan Olahraga Tingkat Sekolah Per Kabupaten/Kota Lapangan Olahraga Tingkat Sekolah No.
KAB/KOTA
SD
MI
SMP
MTs
SMA
MA
SMK
TOTAL
1
Kota Gorontalo
63
12
0
0
7
5
0
87
2
Kab.Gorontalo
175
22
59
19
9
6
10
300
3
Kab.Boalemo
127
7
61
11
6
3
4
219
4
Kab.Pohuwato
47
3
24
6
5
1
3
89
53
4
6
1
1
2
4
71
134
11
13
6
7
2
3
176
5 6
Kab.Bone Bolango Kab.Gorontalo Utara Jumlah
599 59 163 43 35 19 24 Ket : Jumlah gedung olahraga per 10.000 penduduk = 942/10.000 = 0,0942
942
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2012
Untuk mendorong kinerja olahraga di Gorontalo telah di bentuk 23 Induk Organisasi olahraga selain KONI yang telah eksis melakukan pembinaan kegiatan olahraga didaerah ini. Tabel 2.34 menguraikan komposisi induk organisasi olahraga.
BAB II - 45
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.34 Jumlah Induk Organisasi Olahraga di Provinsi Gorontalo NO
CABANG OLAHRAGA
NO
CABANG OLAHRAGA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
ATLETIK (PASI) RENANG SEPAK BOLA (PSSI) BINA RAGA SEPAK TAKRAW BULU TANGKIS TENIS LAPANGAN ANGGAR BOLA VOLLEY CATUR BALAP SEPEDA (ISSI) TENIS MEJA (PTMSI)
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
SELAM (FOSSI) PENCAK SILAT BASKET BILYARD TINJU KARATE (FORKI) TAEKWONDO BRIDGE (GABSI) BERMOTOR (IMI) SKI AIR (PSASI) PERWOSI
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2012
2.3 Aspek Pelayanan Umum 2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib 2.3.1.1 Pendidikan Kemajuan pendidikan di Provinsi Gorontalo cukup menggembirakan. Pelaksanaan program pembangunan di daerah ini telah menyebabkan makin berkembangnya sarana belajar mengajar diberbagai jenis dan jenjang pendidikan. Salahsatu program unggulan dibidang pendidikan adalah Program Pendidikan Berbasis Kawasan yaitu yang berbasis sekolah kejuruan (vocational school) yang berorientasi pada potensi lokal. Program ini bertujuan mewujudkan lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal yang efektif sebagai pusat pemberdayaan nilai, sikap, dan kemampuan SDM yang bermoralitas agama, mewujudkan kualitas lembaga pendidikan yang mandiri, berjiwa entrepreneur dan cerdas dalam meraih dan mengembangkan peluang-peluang usaha sesuai dengan kebutuhan kawasan, mewujudkan kwalitas pandidikan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan secara terpadu dan serasi yang di sesuaikan dengan perkembangan IPTEK, kebutuhan pembangunan
dan
dunia
usaha,
dan
mengurangi
tingkat
pengangguran
serta
mempersiapkan tenaga kerja siap pakai sesuai dengan kebutuhan kawasan. Selain itu, program prioritas pendidikan lainnya yang dikembangkan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo sampai dengan tahun 2011 adalah : 1. Program Semua Bisa Sekolah (SBS). 2. Pemberdayaan Potensi Pemuda Gorontalo berbasis entrepreneur. 3. Penerapan Teknologi Informasi Komunikasi (ICT). 4. Pemberian Beasiswa Gorontalo SIAP dan Gorontalo Unggul. 5. Pemberian Tunjangan Kinerja bagi Guru di Daerah Terpencil.
BAB II - 46
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
6. Penuntasan Wajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan merintis Wajar 12 tahun. 7. Penuntasan Buta Aksara. 8. Peningkatan Mutu dan Relevansi Selain itu, kemampuan berbahasa inggris di tingkat pendidikan dasar, menengah, dan tinggi di hampir semua sekolah pada dasarnya masih perlu dikembangkan. Hal ini diakibatkan oleh beberapa hal diantaranya kemampuan guru yang seringkali kurang memadai untuk memenuhi tuntutan siswa terutama siswa-siswa yang mempunyai keinginan tinggi untuk meningkatkan kemampuan tinggi dalam berbahasa asing. Sistim belajar mengajar sering bersifat monoton, kurang variasi, dan kurang menarik sehingga siswa menjadi bosan, tidak tertarik untuk belajar. Beberapa rintisan sekolah berstandar internasional seperti SMUN 3 Gorontalo, SMUN 1 Gorontalo sudah menunjukkan upaya perbaikan sistem berstandar internasional dalam hal kemampuan berbahasa Inggris. Selain itu Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Gorontalo secara periodik sering mendatangkan
native speaker dari Inggris, Amerika, dan Australia serta negara-negara Asia untuk mendorong kualitas belajar mengajar di sekolah tersebut. Selanjutnya, pola perilaku siswa yang mencerminkan karakter masyarakat yang berbudaya pada dasarnya dibangun dari dalam keluarga sebagai lingkungan pertama yang mendapat kesempatan membentuk karakter siswa itu sendiri. Dalam hal ini diantaranya melalui perhatian, kasih sayang serta penerapan budi pekerti yang baik dari orang tua terhadap anaknya. Peran sekolah sebagai sarana pengajaran dan pendidikan turut mempengaruhi pula tingkat perkembangan budi pekerti seorang anak/siswa. Namun pengajaran budi pekerti di hampir semua sekolah di Gorontalo
belum diberikan secara mandiri, dalam arti masih terintegrasi dengan mata
pelajaran lain. Mata pelajaran yang dimaksud adalah Pendidikan Agama ataupun Pendidikan Pancasila, namun pada umumnya para pendidik jarang sekali menyentuh mengenai pendidikan budi pekertinya, karena dalam mata pelajaran tersebut yang lebih sering diajarkan
pada materi yang sifatnya kontekstual saja. Tahun 2011, SMU Negeri 3 Kota
Gorontalo akan mengimplementasikan boarding school yakni sekolah berasrama dengan mengintegrasikan pendidikan umum dan pesantren yang bertujuan untuk melaksanakan pendidikan yang lebih komprehensif-holistik yakni ilmu dunia (umum) dapat dicapai dan ilmu agama juga dikuasai. Dengan demikian sistem pendidikan yang diintegrasikan dengan pembinaan moral dan budi pekerti yang berkualitas akan lebih optimal. a. Angka Partisipasi Kasar dan Angka partisipasi Murni Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) pada semua tingkatan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. APK merupakan rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.
BAB II - 47
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.35 memperlihatkan bahwa APK Provinsi Gorontalo untuk SD/MI jauh lebih besar dibandingkan dengan APK pada tingkat SMP/MTs dan APK SMA/SMK/MA. Perkembangan APK SD/MI dari 2007 – 2011 terus mengalami peningkatan bahkan telah melampaui 100%. APK SD/MI pada tahun 2007 hanya sebesar 113,79% dan mencapai angka 124,77% pada tahun 2011. Sedangkan APK SMP/MTs juga mengalami peningkatan cukup signifikan dari 85,13% pada 2007 menjadi 99,63% tahun 2011. Demikian pula untuk APK SMA/SMK/MA mengalami peningkatan dari 55,98% (2007) menjadi 73,15% tahun 2011. Tabel 2.35 Perkembangan APK SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 (%) APK (%)
Tahun
SD/MI
SMP/MTs
SMA/SMK/MA
2007
113,79
85,13
55,98
2008
115,79
87,49
63,35
2009
117,56
96,83
67,01
2010
119,81
96,85
68,23
2011
124,77
99,63
73,15
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
RUMUS APK =
Jumlah Siswa Sekolah Jumlah Penduduk Usia Sekolah
X
100
Tabel 2.36 Perkembangan APK SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA Per Kabupaten/Kota Tahun 2011 No
Kab/Kota
Jenjang
Jumlah Siswa
TK 1
Kota Gorontalo Kab. Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo
Jumlah Penduduk usia
APK
4.254 7.246 2.590 3.056 3.560
4 s.d 6 Thn 3.830 11.279 9.654 3.647 6.619
111,07 64,24 26,83 83,79 53,78
1.878 22.584
7.138 42.167
26,31 53,56
BAB II - 48
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
No
Kab/Kota
Jenjang
Jumlah Siswa
SD 2
Kota Gorontalo Kab. Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo
23.783 53.980 20.844 19.912 20.270 15.906 154.695
Kota Gorontalo Kab. Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo Kota Gorontalo Kab. Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo
121,06 129,02 109,3 166,43 121,65 107,47 124,77
69 99,63
10.272 12.207 4.694 5.705 4.983
8.685 59.671 16 s.d 18 Thn 9.496 18.737 8.219 6.798 7.157
108,17 65,15 57,11 83,92 69,62
4.166 42.027
7.045 57.452
59,13 73,15
10.514 19.593 7.113 8.179 8.060 5.993 59.452 SMA
4
APK
14.800 123.987 13 s.d 15 Thn 9.290 17.511 8.086 6.380 9.719
SMP 3
Jumlah Penduduk usia 7 s.d 12 Thn 19.645 41.845 19.070 11.964 16.663
113,18 111,89 87,97 128,2 82,93
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
Tabel 2.37 Perkembangan APM SD/MI (7-12 tahun), SMP/MTs, SMA/SMK/MA Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 Tahun
APM (%) SD/MI
SMP/MTs
SMA/SMK/MA
2007
96,63
60.88
39.55
2008 2009 2010 2011
96,76 96,01 97.84 98,27
63.91 68.13 71.73 76,28
45.52 46.41 47.80 52,59
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
BAB II - 49
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
RUMUS APM =
Jumlah Siswa Usia Sekolah Jumlah Penduduk Usia Sekolah
X
100
Tabel 2.38 Perkembangan APM SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA Per Kabupaten/Kota Tahun 2011 No
1
Kab/Kota
Jenjang
Jumlah Siswa
Jumlah Penduduk usia
SD
7 s.d 12 Thn
7 s.d 12 Thn
Kota Gorontalo
18.377
19.645
93,55
Kab. Gorontalo
42.932
41.845
102,60
Kab. Boalemo
13.073
19.070
68,55
Kab. Pohuwato
13.795
11.964
115,30
Kab. Bone Bolango
16.419
16.663
98,54
Kab. Gorontalo Utara
11.700
14.800
79,05
116.296
123.987
92,93
Provinsi Gorontalo SMP 2
13 s.d 15 Thn
13 s.d 15 Thn
Kota Gorontalo
8.899
9.290
95,79
Kab. Gorontalo
15.254
17.511
87,11
Kab. Boalemo
5.123
8.086
63,36
Kab. Pohuwato
4.203
6.380
65,88
Kab. Bone Bolango
4.366
9.719
44,92
Kab. Gorontalo Utara
5.022
8.685
57,82
42.867
59.671
69,15
Provinsi Gorontalo SMA 3
APM
16 s.d 18 Thn
16 s.d 18 Thn
Kota Gorontalo
8.153
9.496
85,86
Kab. Gorontalo
10.117
18.737
54
Kab. Boalemo
2.638
8.219
32,1
Kab. Pohuwato
3.231
6.798
47,53
Kab. Bone Bolango
3.516
7.157
49,13
Kab. Gorontalo Utara
2.558
7.045
36,31
57.452
52,59
Provinsi Gorontalo 30.213 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012 Catatan:
- Siswa SD Kab. Gorontalo Berdomisili di Kota Gorontalo sehingga angka partisipasi murni naik karena jumlah siswa lebih banyak dari jumlah penduduk. - Siswa SD Kab. Boalemo Berdomisili di Kab. Pohuwato sehingga angka partisipasi murni naik karena jumlah siswa lebih banyak dari jumlah penduduk.
BAB II - 50
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI (7-12 tahun), SMP/MTs, SMA/SMK/MA Provinsi Gorontalo dari tahun ke tahun semakin meningkat. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama, merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Data pada Tabel 2.37 memperlihatkan bahwa sampai dengan tahun 2010 APM SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA mengalami peningkatan masing-masing rata-rata 6.6%; 5,74%; dan 5,98%. APM SD/MI mengalami peningkatan dari 96,63% pada tahun 2007 menjadi sebesar 98,27% pada tahun 2011. Sedangkan APM SMP/MTs juga mengalami peningkatan dari 60,88% pada tahun 2007 menjadi 76,28% pada tahun 2011, demikian pula APM SMA/SMK/MA mengalami peningkatan dari 39,55% pada tahun 2007 menjadi 52,59% pada tahun 2011. Tabel 2.39 Jumlah Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMP/MTs Tahun 2011 Jumlah
No.
KAB/KOTA
siswa
Jumlah
APS
kelompok
penduduk
SMP/MTs
usia pada
kelompok usia
Tahun
jenjang
SMP/MTs
2011
SMP/MTs 01
Kota Gorontalo
8.899
9.290
957,91
02
Kab.Gorontalo
15.254
17.511
871,11
03
Kab.Boalemo
5.123
8.086
633,56
04
Kab.Pohuwato
6.855
6.380
1.074,45
05
Kab.Bone Bolango
4.366
9.719
449,22
5.022
8.685
578,24
45.519
59.671
762,83
Kab.Gorontalo 06
Utara Jumlah
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
BAB II - 51
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.40 Jumlah Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMA/MA Tahun 2011
No.
KAB/KOTA
Jumlah siswa
Jumlah
APS
kelompok usia
penduduk
SMA/MA
pada jenjang
kelompok usia
Tahun
SMA/MA
SMA/MA
2011
01
Kota Gorontalo
8.153
9.496
858,57
02
Kab.Gorontalo
10.117
18.737
539,95
03
Kab.Boalemo
2.638
8.219
320,96
04
Kab.Pohuwato
3.231
6.798
475,29
05
Kab.Bone Bolango
3.516
7.157
491,27
2.558
7.045
363,09
30.213
57.452
525,88
Kab.Gorontalo 06
Utara Jumlah
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
Tabel 2.41 Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Pendidikan Dasar Tahun 2011 Rasio
NO.
KAB/KOTA
Jumlah
Jumlah
Sekolah
Sekolah
SD/MI
SMP/MTs
Jumlah Jumlah Penduduk Usia 7 - 12
Jumlah Penduduk USIA
Ketersediaan Jumlah
13 - 15
Sekolah/ Penduduk Usia Sekolah * 10.000
01
Kota Gorontalo
124
29
153
19.645
9.290
28.935
52,88
02
Kab.Gorontalo
336
131
467
41.845
17.511
59.356
78,68
03
Kab.Boalemo
139
57
196
19.070
8.086
27.156
72,18
04
Kab.Pohuwato
120
46
166
11.964
6.380
18.344
90,49
134
38
172
16.663
9.719
26.382
65,20
116
53
169
14.800
8.685
23.485
71,96
969
354
1.323
123.987
59.671
183.658
72,04
Kab.Bone 05
Bolango Kab.Gorontalo
06
Utara Jumlah
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
BAB II - 52
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.42 Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Pendidikan Menengah Tahun 2011
NO.
RASIO JUMLAH KETERSEDIAAN JUMLAH JUMLAH JUMLAH PENDUDUK SEKOLAH/ SEKOLAH SEKOLAH SEKOLAH JUMLAH USIA 16 - PENDUDUK USIA SMA MA SMK 18 SEKOLAH * 10.000
KAB/KOTA
01
Kota Gorontalo
7
6
9
22
9.496
02
Kab.Gorontalo
13
15
11
39
18.737
20,81
03
Kab.Boalemo
6
3
7
16
8.219
19,47
6.798
30,89
7.157
22,36
7.045 57.452
18,45 22,11
04 05
Kab.Pohuwato 6 6 9 21 Kab.Bone Bolango 6 5 5 16 06 Kab.Gorontalo Utara 7 3 3 13 Jumlah 45 38 44 127 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
23,17
Tabel 2.43 Rasio Murid terhadap Guru pada SMP/MTs Tahun 2011 NO
Kabupaten / Kota
Jenjang & status
Siswa
Sekolah
/ Guru
1
Kota Gorontalo
SMP/MTs
9
2
Kab.Gorontalo
SMP/MTs
13
3
Kab.Boalemo
SMP/MTs
8
4
Kab.Pohuwato
SMP/MTs
10
5
Kab.Bone Bolango
SMP/MTs
10
6
Kab.Gorontalo Utara
SMP/MTs
8
Jumlah
59
RATA - RATA
10
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
Tabel 2.44 Angka Putus Sekolah Tahun 2011 No. 01 02 03 04 05 06
KAB/KOTA
SD/MI
SMP/MTs
SMA/MA/SMK
Kota Gorontalo 0,11 0,33 Kab.Gorontalo 0,74 0,97 Kab.Boalemo 1,07 0,81 Kab.Pohuwato 0,55 1,08 Kab.Bone Bolango 1,30 1,66 Kab.Gorontalo Utara 0,44 65,94 Jumlah 0,68 2,33 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
0,60 1,13 1,38 1,06 0,52 0,37 0,86
BAB II - 53
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Selanjutnya Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi dari tahun 2007 sampai dengan 2011 terus mengalami peningkatan, yang mana pada tahun 2007 masih berada pada angka 37,24 % meningkat menjadi 42,51 % di tahun 2011. Peningkatan ini menunjukan minat dan akses masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi dalam hal ini perguruan tinggi sudah semakin membaik. Tabel 2.45 Jumlah APK PT Sampai Dengan Tahun 2011. TAHUN
APK PERGURUAN TINGGI
2007
37,24 %
2008
38,26 %
2009
39,40 %
2010
40,49 %
2011
42,51%
Sumber : Dikpora, 2011.
Sampai dengan tahun 2011 di Provinsi Gorontalo telah berdiri 15 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dengan total jumlah mahasiswa 34.528 orang dan jumlah dosen/pegawai 2.305 orang. Saat ini Kota Gorontalo memiliki jumlah perguruan tinggi terbanyak yaitu 10 lembaga sedangkan Kabupaten Gorontalo terdapat 2 Perguruan Tinggi dan Boalemo, Pohuwato dan Bone Bolango masing-masing 1 Perguruan Tinggi. Adapun distribusi Perguruan Tinggi menurut Kab/Kota dapat dilihat pada tabel 2.46. Tabel 2.46 Data Perguruan Tinggi Se-Provinsi Gorontalo, Jumlah Mahasiswa Dan Dosen NO
1
2
3
NAMA UNIVERSITAS UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIVERSITAS ICHSAN GORONTALO
ALAMAT Jln. Jendral Sudirman, No. 6. Kota gorontalo
JUMLAH MAHASISWA
JUMLAH DOSEN/ PEGAWAI
16826
1154
5216
20
3989
181
Telp/fax (0435) 831944 Jln. Jendral Sudirman, No. 6. Kota gorontalo Telp/fax (0435) 831944 Jln. Raden Saleh, No. 17 Kota Gorontalo Telp/fax (0435) 829975 829976
BAB II - 54
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
4
STIA BINA TARUNA Gorontalo
5
STIE ICHSAN
6
Jln. Jaksa Agung Suprapto, No. 40 120
67
jln. Raden Saleh, No. 17 Kota Gorontalo
333
20
STIMIK ICHSAN Gorontalo
jln. Raden Saleh, No. 17 Kota Gorontalo
761
27
7
AKAKOM MALL CENDIKIA
171
16
8
STITEK BINA TARUNA
Jln. Agus Salim. Kota Gorontalo Jln. Jaksa Agung Suprapto, No. 40
100
45
9
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
2592
199
10
POLITEKNIK KESEHATAN GORONTALO
898
97
11
UNIVERSITAS GORONTALO
Jln. Raya Limboto, Kab. Gorontalo
1953
88
12
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
Jl. Limboto Raya, Kec. Telaga Biru, Kab. Gorontalo
544
228
13
POLITEKNIK GORONTALO
Jln. Sapta Marga. Panggula, telp/Fax. (0435) 8702646. Kab. Bone Bolango
81
124
14
STIM BOALEMO
344
23
600
16
Kota Gorontalo, Telp/fax (0435) 834062
Telp. (0435) 834062 Fax. (0435) 823294 Jl. Gelatik No. 1 Kel Heledulaa, Kota Timur Jln. Taman Pendidikan, no. 36 telp (0435) 821953 fax. (0435) 827195. Kota Gorontalo
Jln. Trans sulawesi ( Depan BRI ) Kab. Boalemo Telp (0435) 211203
15
STIE ICHSAN POHUWATO
Jl. Trans SULAWESI No. 47 Kota Marisa, Kab. Pohuwato
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
Selanjutnya persentase angka melek huruf pada Usia 15-24 Tahun seluruh kota dan kabupaten di Provinsi Gorontalo
mengalami peningkatan. Peningkatan angka partisipasi
siswa pada jenjang pendidikan dasar (APM dan APK SD/MI) merupakan salah satu aspek pendorong terjadinya peningkatan kemampuan penduduk dalam membaca dan menulis. Disamping itu, peningkatan proporsi siswa kelas I SD/MI yang dapat menamatkan sekolah dasar juga turut berkontribusi pada peningkatan persentase penduduk melek huruf.
BAB II - 55
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Berdasarkan data Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo pada tabel 2.47, capaian angka buta aksara menunjukkan kecenderungan positif, dimana tahun 2011 angka buta aksara sampai dengan umur lebih dari 45 tahun sebesar 11.971 org. Angka ini mengalami pernurunan sebesar 3% dibanding tahun 2010 yang sebesar 14.971 org. Tabel 2.47 Angka Buta Aksara Provinsi Gorontalo NO
Tahun
URAIAN
1.
2010
Jumlah Buta Aksara (jiwa)
2011
14.971
11.971
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
Tabel 2.48 Data Prediksi Angka Buta Aksara Per Kabupaten/Kota Tahun 2011-2015 NO
KAB./KOTA
JUMLAH BUTA AKSARA
TAHUN 2010
TAHUN 2011
TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
JUMLAH JUMLAH YANG YANG TELAH BELUM TOTAL DITUNTA DITUNTAS SKAN KAN
TAHUN 2015
L
P
TOTAL
L
P
TOTAL
L
P
TOTAL
L
P
TOTAL
L
P
2
6
8
21
111
132
80
120
200
53
71
124
22
84
106
8
562
1
Kota Gorontalo
570
2
Kabupaten Gorontalo
4.370
925 1.692 2.617
191
319
480
181
311
492
179
242
421
112
248
360
2.617
1.753
3
Kabupaten Boalemo
1.582
131
225
356
90
160
250
190
218
408
151
176
327
98
143
241
356
1.226
4
Kabupaten Pohuwato
6.757
3
4
7
273
405
678
1030 1196
2226
932
994
1926
795
1125
1920
7
6.750
5
Kabupaten Bone Bolango 1.028
3
5
8
150
180
330
95
205
300
83
127
210
79
101
180
8
1.020
6
Kab. Gorontalo Utara
0
4
4
49
81
130
92
136
228
45
119
164
41
97
138
4
660
3.000
11.971
JUMLAH
664 14.971
1.064 1.936 3.000
774
1.256 2.000 1.668 2.186 3.854 1.443 1.729 3.172 1.147 1.798 2.945
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo,2012
Pada Gambar 2.8, menunjukkan bahwa kondisi infrastruktur pendidikan di Provinsi Gorontalo sampai dengan tahun 2011 terus menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan tahun 2008.
BAB II - 56
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Gambar 2.8 Kondisi Infrastruktur Pendidikan Menurut Jenjang Pendidikan Provinsi Gorontalo Tahun 2008 dan 2011
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
b. Rasio Siswa, Guru, dan Sekolah. Rasio guru terhadap siswa tidak melebihi 1:20, demikian pula dengan rasio guru terhadap sekolah dan rasio siswa terhadap sekolah yang masih tergolong ideal, namun jumlah guru yang berkualitas lebih banyak berada di kota sehingga perlu ada kebijakan pemerintah daerah untuk mengalokasikan guru sampai ke sekolah-sekolah yang berada di daerah perdesaan dan pesisir. Tabel 2.49 Sekolah, Guru, Rombel, Siswa Tahun 2011
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
Untuk kualifikasi guru berdasarkan latar belakang pendidikan sampai tahun 2011 berpendidikan SMP, SMA, Diploma, dan Sarjana , sedangkan untuk kualifikasi guru bergelar magister masih kurang, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.50.
BAB II - 57
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.50 Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Kabupaten/Kota,2011.
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
Daerah Kabupaten Gorontalo Utara belum memiliki Kualifikasi Guru bergelar >S1, hal ini disebabkan karena kabupaten ini relatif baru yang merupakan kabupaten pemekaran dari kabupaten Gorontalo. Pada Tabel 2.49 dan 2.50 menunjukan rasio guru dan murid (siswa) sudah cukup (kecuali SLB), dimana lebih banyak guru-guru terkonsentrasi di perkotaan, sedangkan banyak sekolah-sekolah yang kekurangan guru berkualitas khususnya dipedesaan dan pesisir. Demikian juga dengan kondisi sekolah perlu ada perbaikan khususnya di daerahdaerah terpencil. Tabel 2.51 Rekap Guru PNS dan Non PNS Tahun 2011
REKAP Guru PNS dan NON PNS Kabupaten / Kota Boalemo Kab. Gorontalo Pohuwato Bone Bolango Gorontalo Utara Kota Gorontalo Jumlah
STATUS PNS
Non PNS
1.710
1.447
3.484
2.596
1.677
1.020
1.757
982
1.074
1.161
3.413
1.123
13.115
8.329
% PNS Jumlah 54 57 62 64 48 75 61
3.157 6.080 2.697 2.739 2.235 4.536 21.444
Sumber : Dikpora Prov. Gorontalo, 2012
BAB II - 58
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Saat ini kondisi infrastruktur SD mayoritas berada dalam kondisi baik yaitu sebesar 77,16 % sedangkan sisanya sebesar 22,84 % berada pada kondisi rusak ringan dan rusak berat. Kabupaten Gorontalo memiliki infrastruktur yang terbanyak sebesar 33,10 % dan yang terendah berada di Kabupaten Gorontalo Utara yaitu sebesar 10,61 %. Khusus untuk infrastruktur MI mayoritas juga berada dalam kondisi baik yaitu sebesar 83,68 % sedangkan sisanya sebesar 16,32 % berada pada kondisi rusak ringan dan rusak berat. Adapun sebaran data infrastruktur SD/MI dapat dilihat pada tabel 2.52. Tabel 2.52 Kondisi Infrastruktur SD dan MI per Kab/Kota No.
KAB/KOTA
1
2
Ruang Kelas menurut Kondisi Baik 3
R. Ringan 4
R. Berat 5
Jumlah 6
SD 01
Kota Gorontalo
762
112
21
895
02
Kab.Gorontalo
1.557
264
153
1.974
03
Kab.Boalemo
624
151
69
844
04
Kab.Pohuwato
462
191
60
05
Kab.Bone Bolango
746
142
17
713 905
06
Kab.Gorontalo Utara Jumlah Madrasah Ibtidaiyah
451 4.602
114 974
68 388
633 5.964
01
Kota Gorontalo
80
8
0
88
02
Kab.Gorontalo
122
19
9
150
03
Kab.Boalemo
49
11
3
63
04
Kab.Pohuwato
24
11
4 3
39 38
0 19
57 435
05
Kab.Bone Bolango 32 3 Kab.Gorontalo 06 Utara 57 0 Jumlah 364 52 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
Saat ini kondisi infrastruktur SMP mayoritas berada dalam kondisi baik yaitu sebesar 86,72 % sedangkan sisanya sebesar 13,28 % berada pada kondisi rusak ringan dan rusak berat. Kabupaten Gorontalo memiliki infrastruktur yang terbanyak sebesar 22,89 % dan yang terendah berada di Kabupaten Gorontalo Utara yaitu sebesar 11,62 %. Khusus untuk infrastruktur MTs mayoritas juga berada dalam kondisi baik yaitu sebesar 85,14 % sedangkan sisanya sebesar 14,86 % berada pada kondisi rusak ringan dan rusak berat. Adapun sebaran data infrastruktur SMP/MTs dapat dilihat pada tabel 2.53.
BAB II - 59
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.53 Kondisi Infrastruktur SMP dan MTs per Kab/Kota Ruang Kelas menurut Kondisi No.
KAB/KOTA
1
2
Baik
R. Ringan
R. Berat
Jumlah
3
4
5
6
SMP 01
Kota Gorontalo
251
9
3
263
02
Kab.Gorontalo
282
42
7
331
03
Kab.Boalemo
182
32
0
214
04
Kab.Pohuwato
178
44
11
05
Kab.Bone Bolango
220
13
4
233 237
06
Kab.Gorontalo Utara Jumlah
141 1.254
24 164
3 28
168 1.446
MTs 01
Kota Gorontalo
72
0
0
72
02
Kab.Gorontalo
70
24
12
106
03
Kab.Boalemo
51
5
0
56
04
Kab.Pohuwato
64
2
5
71
05
Kab.Bone Bolango
26
0
0
26
06
Kab.Gorontalo Utara
15
4
Jumlah 298 35 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
0
19
17
350
Saat ini kondisi infrastruktur SMA mayoritas berada dalam kondisi baik yaitu sebesar 89,18 % sedangkan sisanya sebesar 10,82 % berada pada kondisi rusak ringan dan rusak berat. Kabupaten Gorontalo memiliki infrastruktur yang terbanyak sebesar 33,77 % dan yang terendah berada di Kabupaten Boalemo yaitu sebesar 5,74 %. Kondisi Infrastruktur MA mayoritas baik yaitu sebesar 91,38 % sedangkan sisanya sebesar 8,62 % berada pada kondisi rusak ringan dan rusak berat. Sedangkan kondisi infrastruktur SMK mayoritas juga dalam kondisi baik yaitu sebesar 95,31 % sedangkan sisanya sebesar 4,69 % dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat. Adapun sebaran data infrastruktur SMA/MA/SMK dapat dilihat pada tabel 2.54.
BAB II - 60
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.54 Kondisi Infrastruktur SMA, MA dan SMK per Kab/Kota No.
KAB/KOTA
1
2
01 02 03 04 05
Kota Gorontalo Kab.Gorontalo Kab.Boalemo Kab.Pohuwato Kab.Bone Bolango Kab.Gorontalo Utara Jumlah MA Kota Gorontalo Kab.Gorontalo Kab.Boalemo Kab.Pohuwato Kab.Bone Bolango Kab.Gorontalo Utara Jumlah SMK Kota Gorontalo Kab.Gorontalo Kab.Boalemo Kab.Pohuwato Kab.Bone Bolango Kab.Gorontalo Utara Jumlah
06
01 02 03 04 05 06
01 02 03 04 05 06
SMA Ruang Kelas Milik menurut Kondisi Baik
R. Ringan
R. Berat
Jumlah
3
4
5
6
121 168 31 82 85
15 26 4 3 6
0 12 0 0 0
136 206 35 85 91
57 544
0 54
0 12
57 610
60 72 14 29 33
0 10 0 2 3
0 4 0 0 0
60 86 14 31 36
4 212
1 16
0 4
5 232
103 122 31 64 58
0 5 3 0 1
0 10 0 0 1
103 137 34 64 60
28
0
0
28
406
9
11
426
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
Penerima bantuan penyelenggara Program Pendidikan Gratis bagi sekolah jenjang menengah di Provinsi Gorontalo tahun 2012 terbesar terdapat di Kabupaten Gorontalo sebanyak 11.650 siswa dengan anggaran Rp. 12.241.200.000. Sedangkan daerah penerima bantuan terkecil terdapat pada Kota Gorontalo sebanyak 1.136 siswa dengan anggaran Rp. 908.000.000, hal ini disebabkan karena di Kota Gorontalo yang mendapat bantuan hanya 6 sekolah Madrasah Aliyah. Demikian juga jumlah sekolah yang terdapat di daerah terpencil yang ada di Provinsi Gorontalo sebanyak 405, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.55 dan 2.56.
BAB II - 61
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.55 Penerima Bantuan Penyelenggara Program Pendidikan Gratis Bagi Sekolah Jenjang Menengah Provinsi Gorontalo Tahun 2012 No.
Kab/Kota
Jumlah Siswa
Anggaran
1.
Kota Gorontalo
1.136
908.000.000
2.
Kab. Gorontalo
11.650
12.241.200.000
3.
Kab. Boalemo
4.781
5.128.600.000
4.
Kab. Pohuwato
5.512
5.856.600.000
5.
Kab. Bone Bolango
4.467
4.819.600.000
6.
Kab. Gorontalo Utara
3.754
3.878.200.000
31.300
32.832.200.000
Provinsi Gorontalo
Keterangan
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
Catatan : Khusus untuk Kota Gorontalo yang menerima terdiri dari 6 sekolah Madrasah Aliyah
Tabel 2.56 Daftar Sekolah di Daerah Terpencil Se Provinsi Gorontalo Tahun 2012 No.
Kab/Kota
Jumlah Sekolah
1.
Kab. Gorontalo
112
2.
Kab. Boalemo
75
3.
Kab. Pohuwato
65
4.
Kab. Gorontalo Utara
78
5.
Kab. Bone Bolango
75
Provinsi Gorontalo
405
Keterangan
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012
2.3.1.2
Kesehatan
Gambaran kondisi umum pembangunan kesehatan di Provinsi Gorontalo 2007 – 2011 adalah sebagai berikut : 2.3.1.2.1 Derajat Kesehatan Masyarakat Derajat Kesehatan Masyarakat di Provinsi Gorontalo dilihat dari rasio tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan, angka kematian, angka Kesakitan dan Status Gizi Masyarakat.
BAB II - 62
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
a. Rasio Tenaga dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rasio dokter umum per satuan penduduk dari tahun 2007 sebesar 0,15 per seribu penduduk terjadi peningkatan hingga 0,24 per seribu penduduk tahun 2011. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.57. Tabel 2.57 Perkembangan Rasio Dokter Umum Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2007 - 2011 Rasio Dokter Umum
Tahun
(per 1.000 penduduk)
2007
0,15
2008
0,24
2009
0,15
2010
0,19
2011
0,24
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Rasio Dokter Umum per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 untuk Kota Gorontalo dan Bone Bolango terjadi penurunan, Kabupaten Pohuwato terjadi peningkatan dan Kabupaten Gorontalo, Boalemo dan Gorontalo Utara tetap. Rasio dokter umum tertinggi saat ini di Kota Gorontalo dan terendah di Kabupaten Gorontalo, hal ini dapat dilihat pada gambar 2.9. Gambar 2.9 Rasio Dokter Umum Per Satuan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Se-Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
BAB II - 63
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Rasio dokter spesialis per satuan penduduk dari tahun 2007 sebesar 0,04 per seribu penduduk dan perkembangan hingga tahun tahun 2011 terjadi fluktuatif setiap tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.58. Tabel 2.58 Perkembangan Rasio Dokter Spesialis Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2007 - 2011 Tahun
Rasio Dokter Spesialis (per 1.000 penduduk)
2007
0,04
2008
0,03
2009
0,04
2010
0,04
2011
0,03
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Rasio Dokter Spesialis per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 hampir seluruh daerah terjadi penurunan, kecuali Kabupaten Gorontalo terjadi peningkatan dan khusus untuk Kabupaten Gorontalo Utara belum memiliki dokter spesialis. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.10. Gambar 2.10 Rasio Dokter Spesialis Per Satuan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
BAB II - 64
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Rasio dokter gigi per satuan penduduk dari tahun 2007 sebesar 0,01 per seribu penduduk dan perkembangan hingga tahun tahun 2011 terjadi fluktuatif setiap tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.58. Tabel 2.58 Perkembangan Rasio Dokter Gigi Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2007 - 2011 Rasio Dokter Gigi
Tahun
(per 1.000 penduduk)
2007
0,02
2008
0,04
2009
0,01
2010
0,02
2011
0,01
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Rasio Dokter Spesialis per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 untuk Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo terjadi penurunan, dan khusus untuk Kabupaten Gorontalo Utara belum memiliki dokter gigi. Gambar 2.11 Rasio Dokter Gigi Per Satuan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
BAB II - 65
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Rasio perawat per satuan penduduk dari tahun 2007 sebesar 0,55 per seribu penduduk dan terjadi peningkatan hingga tahun tahun 2011. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.60. Tabel 2.60 Perkembangan Rasio Perawat Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2007 - 2011 Rasio Perawat
Tahun
(per 1.000 penduduk)
2007
0,55
2008
0,80
2009
0,90
2010
1,81
2011
1,05
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Rasio Perawat per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 hampir seluruh daerah terjadi peningkatan, kecuali Kota Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato terjadi penurunan. Gambar 2.12 Rasio Perawat per satuan penduduk menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Rasio bidan per satuan penduduk dari tahun 2007 sebesar 0,30 per seribu penduduk dan terjadi peningkatan hingga tahun tahun 2011. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.61.
BAB II - 66
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.61 Perkembangan Rasio Bidan Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2007 - 2011 Rasio Bidan
Tahun
(per 1.000 penduduk)
2007
0,30
2008
0,60
2009
0,63
2010
0,40
2011
0,49
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Rasio Perawat per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 hampir seluruh daerah terjadi peningkatan, kecuali Kota Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato terjadi penurunan. Gambar 2.13 Rasio Bidan per satuan penduduk menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Rasio Puskesmas per satuan penduduk dari tahun 2007 sebesar 0,06 per seribu penduduk dan terjadi peningkatan hingga tahun tahun 2011. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.62.
BAB II - 67
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.62 Perkembangan Rasio Puskesmas Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2007 - 2011 Rasio Bidan
Tahun
(per 1.000 penduduk)
2007
0,06
2008
0,08
2009
0,08
2010
0,08
2011
0,08
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Rasio Puskesmas per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 terendah adalah Kota Gorontalo dengan rasio 0,04 per seribu penduduk dan tertinggi adalah 0,13 per seribu penduduk. Gambar 2.14 Rasio Puskesmas per satuan penduduk menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Pada tahun 2011 rata-rata posyandu dikabupaten/kota Se- Provinsi Gorontalo sudah mencapai 56,67%. Dengan sebaran di seluruh desa sudah terdapat rata-rata 2 posyandu. Rasio Posyandu per satuan balita dari tahun 2007 sebesar 0,06 per seribu penduduk dan terjadi peningkatan hingga tahun tahun 2011. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.63.
BAB II - 68
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.63 Perkembangan Rasio Posyandu Per Satuan Balita Provinsi Gorontalo Tahun 2007 - 2011 Rasio Posyandu
Tahun
(per 1.000 penduduk)
2007
12,09
2008
13,00
2009
13,14
2010
11,71
2011
11,27
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Rasio Posyandu per satuan balita untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 terendah adalah Kota Gorontalo dengan rasio 6,89 per seribu balita dan tertinggi adalah Kabupaten Gorontalo Utara 17,56 per seribu balita. Gambar 2.15 Rasio Posyandu Per Satuan Balita menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 tidak terjadi peningkatan maupun penurun yakni 0,006 per satuan penduduk. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.64.
BAB II - 69
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.64 Perkembangan Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2007 - 2011 Rasio Rumah Sakit
Tahun
(per 1.000 penduduk)
2007
0,006
2008
0,006
2009
0,006
2010
0,006
2011
0,006
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 terendah (belum memiliki rumah sakit) adalah Kabupaten Gorontalo Utara dan tertinggi adalah Kabupaten Bone Bolango yakni 0,014 per seribu penduduk. Gambar 2.16 Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
b. Angka Kematian Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di Provinsi Gorontalo menurun setiap tahunnya dari 309.8 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, 267,9 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2008, pada tahun 2010 menjadi 177 per 100.000 kelahiran
BAB II - 70
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
hidup dan pada tahun 2011 menjadi 249,7 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan target MDGs yakni 102 per 100.000 kelahiran hidup. Tabel 2.65 Perkembangan Pencapaian Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Gorontalo Per 100.000 Kelahiran Hidup, Tahun 2007 - 2011 Tahun
AKI
2007
309.8
2008
267,9
2009
223,4
2010
177
2011
249,7
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Angka Kematian Ibu (AKI) untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 hampir seluruh daerah terjadi peningkatan dan yang paling menonjol adalah Kabupaten Boalemo dan Gorontalo Utara, kecuali Kabupaten Bone Bolango terjadi penurunan. Gambar 2.17 Angka Kematian Ibu menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 2.66 dimana AKB Provinsi Gorontalo mengalami penurunan yang cukup signifikan, akibat pelaksanaan program perbaikan kualitas hidup masyarakat. Pada tahun 2007 kasus kematian bayi mencapai 26,3 per 1000 kelahiran hidup dan terus mengalami penurunan sampai pada tahun 2010 AKB menjadi 12,9 per 1000 kelahiran hidup, namun
BAB II - 71
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
pada tahun 2011 terjadi peningkatan menjadi 15,3 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan target MDGs yakni 23 per 1000 kelahiran hidup. Tabel 2.66 juga memperlihatkan Angka Kematian Balita (AKABA). AKABA adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi). Perkembangan AKABA Provinsi Gorontalo dari tahun ke tahun sangat fluktuatif dan cenderung mengalami kenaikan. Hal ini terlihat AKABA pada tahun 2007 sebesar 15,4 per 1000 kelahiran hidup meningkat menjadi 17,2 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2008, meningkat kembali menjadi 19,2 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2009, dan menurun 17,4 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2010 serta terjadi peningkatan pada tahun 2011 mencapai AKABA sebesar 18,0 per 1000 kelahiran hidup. Tabel 2.66 Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) Provinsi Gorontalo, Tahun2007-2011 Tahun
AKB
AKABA
2007
26,3
15,4
2008
13,5
17,2
2009
14,7
19,2
2010
12,9
17,4
2011
15,3
18,0
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Angka Kematian Bayi (AKB) untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 hampir seluruhnya terjadi peningkatan dan yang peling menonjol kenaikannya adalah Kabupaten Pohuwato, kecuali Kabupaten Gorontalo terjadi penurunan.
BAB II - 72
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Gambar 2.18 Angka Kematian Bayi menurut Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Angka Kematian Balita (AKABA) untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 hampir seluruhnya terjadi peningkatan dan yang peling menonjol kenaikannya adalah Kabupaten Pohuwato dan Kota Gorontalo, kecuali Kabupaten Gorontalo dan Boalemo terjadi penurunan. Gambar 2.19 Angka Kematian Balita menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
BAB II - 73
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kesadaran masyarakat dalam menggunakan fasilitas kesehatan yang ada sudah membaik. Ini terlihat pada tabel 2.67 Perkembangan Persentase Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih pada tahun 2007 sebesar 73,04% mengalami peningkatan pada Tahun 2011 sebesar 91,0%. Tabel 2.67 Perkembangan Persentase Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih (%), Tahun 2007-2011 Tahun
Persentase Pertolongan
2007
73.04
2008
78.12
2009
83.6
2010
83.0
2011
91,0
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Persentase
Pertolongan
Persalinan
oleh
Tenaga
Kesehatan
Terlatih
untuk
Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 hampir seluruhnya terjadi peningkatan dan yang peling menonjol kenaikannya adalah Kabupaten Gorontalo Utara dan Kota Gorontalo, kecuali Kabupaten Gorontalo dan Boalemo terjadi penurunan. Gambar 2.20 Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih menurut Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
BAB II - 74
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Kunjungan Ibu Hamil di Provinsi Gorontalo baik itu Kunjungan Pertama (K1) dan Kunjungan Ke Empat (K4) dari Tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.68. Tabel 2.68 Cakupan Pelayanan Antenatal Tahun 2007-2011 Indikator
2007
2008
2009
2010
2011
K1
92,58
93,01
93,00
95,00
105,80
K4
79,93
81,26
83,00
84,00
93,20
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Kunjungan Pertama (K1) Ibu Hamil untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 hampir seluruhnya terjadi peningkatan dan yang peling menonjol kenaikannya adalah Kabupaten Phuwato dan Gorontalo Utara, kecuali Kabupaten Gorontalo terjadi penurunan. Gambar 2.21 Cakupan Pelayanan Antenatal (K1) Ibu Hamil menurut Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Kunjungan Pertama (K4) Ibu Hamil untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 seluruhnya terjadi peningkatan dan yang paling menonjol kenaikannya adalah Kabupaten Pohuwato, Bone Bolango dan Gorontalo Utara.
BAB II - 75
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Gambar 2.22 Cakupan Pelayanan Antenatal (K4) Ibu Hamil menurut Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
c. Angka Kesakitan Tingkat kesakitan merupakan cermin dari situasi derajat kesehatan masyarakat di suatu daerah, di Provinsi Gorontalo beberapa indikator morbiditas penyakit tertentu merupakan keterkaitan dengan komitmen global dalam MDGs. Program utama untuk menekan
angka
kesakitan
adalah
dengan
mengembangkan
sistem
surveilans
epidemiologi berbasis masyarakat, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan vektor penyakit lainnya, pengawasan pemeriksaan kualitas air dan lingkungan, perbaikan sarana air bersih dan sanitasi dasar, pengembangan program desa sehat, sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat dan revitalisasi Posyandu. Indikator angka kesakitan / Morbiditas adalah TBC, HIV/AIDS, Malaria dan penyakit Demam Berdarah (DBD). Untuk Kasus TBC di Gorontalo angka kesembuhan cenderung meningkat dari tahun 2007 angka kesembuhan TBC 86,0 % meningkat menjadi 91,6 % di tahun 2011, angka kesembuhan TBC ini sudah mencapai target MDGs sebesar 85,0 % di tahun 2015, namun di sisi lain jumlah penderita baru yang ditemukan terjadi peningkatan ini terlihat pada tahun 2007 penemuan kasus baru sebesar 60% meningkat menjadi 79,6% pada tahun 2011.
BAB II - 76
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Gambar 2.23 Angka Kesakitan Penyakit Malaria, DBD Dan Diare Di Kabupaten / Kota Tahun 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Gambar 2.23 menunjukkan kecenderungan angka kesakitan DBD, Diare dan Malaria di tahun 2011. Penyakit DBD paling tinggi dilaporkan oleh Kota Gorontalo yaitu dengan angka kesakitan 14 per 100.000 penduduk, tertinggi berikutnya Kabupaten Bone Bolango dengan 5 per 100.000 penduduk kemudian Kabupaten Gorontalo Utara 5 per 100.000 penduduk, Kabupaten Gorontalo dengan angka kesakitan 4 per 100.000 penduduk dan Kabupaten Boalemo dengan angka kesakitan 2 per 100.000 penduduk terendah Kabupaten Pohuwato tdk ada kasus DBD. Untuk angka kesakitan Diare tertinggi di laporkan oleh Kabupaten Gorontalo Utara sebanyak 37,7 per 1000 penduduk, kemudian Kabupaten Gorontalo dengan 36,9 per 1000 penduduk, berikutnya Kota Gorontalo 35,1 per 1000 penduduk, Kabupaten Pohuwato 23,2 per 1000 penduduk, Kabupaten Bone Bolango 18,5 per 1000 penduduk dan terendah Kabupaten Boalemo sebanyak 13,8 per 1000 penduduk. Sementara penyakit malaria tertinggi di laporkan Kabupaten Gorontalo sebanyak 3,53 per 1000 penduduk. Data ini masih lebih terkendali di bandingkan dari target nasional sebanyak 10,6 per 1000 penduduk (Riskesdas 2010). Jumlah Penderita HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo meningkat, dari Tahun 2010 sebanyak 62 kasus meningkat menjadi 80 kasus pada tahun 2011.
BAB II - 77
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Gambar 2.24 Jumlah Penderita HIV/AIDS Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
d. Status Gizi Masyarakat Keadaan gizi Balita telah menunjukkan kecenderungan yang semakin membaik, hal ini ditunjukkan dengan penurunan angka balita yang mengalami kekurangan gizi sebesar 6,35% yakni tahun 2007 mencapai 18,11% sampai tahun 2010 sebesar 17,05%. Tabel 2.69 Perkembangan Balita yang Mengalami Kekurangan Gizi (%) di Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2010 Tahun
Jumlah
%
2007
11,782
18,11 %
2008
14,986
17,48 %
2009
2,897
18,97 %
2010
3,607
17,05 %
Sumber : Survey PSG Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
Kekurangan gizi pada Balita untuk Kabupaten/Kota tahun 2009 dan 2010 hampir seluruhnya terjadi penurunan dan yang peling menonjol kenaikannya adalah Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo, sedangkan Kota Gorontalo terjadi peningkatan sebesar 0,61%.
BAB II - 78
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Gambar 2.25 Kekurangan Gizi Balita menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Disamping itu jumlah kunjungan masyarakat miskin yang melakukan pelayanan kesehatan di Provinsi Gorontalo lebih besar terjadi di Kabupaten Gorontalo yaitu sebanyak 257.561 kunjungan dan terendah di Kabupaten Boalemo sebanyak 12.887 kunjungan, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.70. Tabel 2.70 Jumlah Kunjungan Masyarakat Miskin (Jamkesmas dan Jamkesda) No.
Kab/Kota
Jumlah Kunjungan
1.
Kota Gorontalo
68.666
2.
Kab. Gorontalo
257.561
3.
Kab. Boalemo
12.887
4.
Kab. Pohuwato
32.767
5.
Kab. Bone Bolango
53.144
6.
Kab. Gorontalo Utara
22.953
Total Kunjungan Yang di Rujuk
447.978 1.739
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
BAB II - 79
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
2.3.1.2.2 Upaya Kesehatan Masyarakat Upaya kesehatan masyarakat mengalami peningkatan capaian, seperti Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan meningkat dari 73.0% pada tahun 2007 menjadi 91.0% pada Tahun 2011. Begitu juga cakupan pelayanan antenatal (K4) meningkat dari 79,93% pada tahun 2007 menjadi sebesar 93,20% pada tahun 2011, jumlah Desa Siaga sebanyak 527 Desa, Cakupan Campak meningkat dari 75.9% pada tahun 2007 menjadi 80,9% pada tahun 2011, persentase desa yang mencapai Universal Child
Immunization (UCI) pada tahun 2007 baru mencapai 56.6% meningkat menjadi 68.2% di tahun 2011 angka ini masih sangat rendah dari target Kementerian kesehatan pada tahun 2014 seluruh Desa/Kelurahan sudah mencapai UCI. Gambar 2.26 Cakupan Desa/Kelurahan dengan Universal Child Immunization (UCI) Menurut Kabupaten/Kota Se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
Upaya kesehatan perorangan mengalami peningkatan dan bahkan melebihi target Nasional, seperti jumlah rumah sakit yang melaksanakan pelayanan gawat darurat target Nasional 90% untuk Gorontalo seluruh Rumah Sakit sudah melaksanakan Pelayanan Gawat Darurat. Terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin di rumah sakit sebesar 100%. Untuk Persentase RS Kab/Kota yang menyelenggarakan PONEK 24 jam masih dibawah target yaitu sebesar 33,33% ditahun 2010 (target 70%) Sistem informasi menjadi lemah setelah desentralisasi, data dan informasi untuk evidence planning tidak tersedia tepat waktu. Sistem Informasi Kesehatan (Siknas) online yang berbasis fasilitas sudah terintegrasi, tetapi masih banyak faktor yang mempengaruhi seperti ketersediaan jaringan, input dari entry point di fasilitas kesehatan serta pemanfaatan informasi. Untuk Program Sumber Daya Manusia Kesehatan, rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk belum memenuhi target sampai dengan tahun 2011, dan belum merata BAB II - 80
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
disetiap daerah serta pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan untuk daerah terpencil dan tertinggal tahun demi tahun diupayakan untuk ditingkatkan. Untuk Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, ketersediaan obat esensial generik di sarana pelayanan kesehatan baru mencapai 78,23% dari target 95%, Obat-obatan tradisional secara luas digunakan terutama di daerah perdesaan dan mulai berkembang pada masyarakat di perkotaan. Dalam beberapa dekade terakhir obat tradisional produksi rumah tangga berkembang dan beredar dimasyarakat, untuk itu perlu ditingkatkan pengawasannya Program Kebijakan dan Manajemen perlu terus dikembangkan dan lebih difokuskan, utamanya untuk mencapai efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pembangunan kesehatan melalui penguatan manajerial dan sinkronisasi perencanaan kebijakan, program dan anggaran. Capaian program yang menggembirakan diantaranya penduduk miskin yang menjadi peserta jaminan kesehatan dan terlayani sudah 100%,
tertanggulanginya masalah
kesehatan akibat bencana secara cepat. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat mengalami peningkatan capaian, Indikatornya seperti Desa Siaga sampai dengan tahun 2011 sudah lebih dari separuhnya tercapai (527 desa dari 562 Desa); namun disisi lainnya terjadi penurunan pada Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menurun dari 40 % pada tahun 2010 menjadi 27 % pada tahun 2010, ini disebabkan masih banyaknya masyarakat yang merokok terutama usia remaja.
Oleh sebab perlu memberi perhatian pada perilaku merokok yang semakin
memburuk dengan makin mudanya usia awal perokok, selain itu ada pemberian ASI eksklusif yang menurun, yang disebabkan baik oleh perilaku maupun besarnya pengaruh dari luar, seperti pemberian susu formula gratis pada saat ibu melahirkan. Untuk Program Lingkungan Sehat, akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi telah berhasil ditingkatkan, seperti peningkatan pada persentase keluarga menghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatan dari 49 % di tahun 2008 menjadi 60 % ditahun 2011 belum mencapai target sebesar 65 %, persentase keluarga menggunakan air bersih menurun dari 58 % tahun 2008 menjadi 56 % dari target 70 % pada tahun 2010, dan penurunan persentase Tempat Tempat Umum (TTU) sehat 65 % tahun 2008 menjadi 59 % dan belum mencapai target 75 % pada tahun 2010; selain itu kita juga perlu memberikan perhatian pada terjadinya peningkatan rumah tangga yang tidak memiliki saluran pembuangan air limbah, dan masih ada rumah tangga yang memelihara unggas atau ternak dalam rumah.
BAB II - 81
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Gambar 2.27 Persentase Capaian Keluarga Dengan Rumah, Jamban, Tempat Sampah, Pengelolaan Air Limbah dan Pengguna Air Bersih Yang Sehat menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2011
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012
2.3.1.3
Pekerjaan Umum
2.3.1.3.1.
Bidang Sumber Daya Air
1. Jaringan irigasi Luas Daerah Irigasi potensial yang dikelolah oleh pemerintah provinsi adalah 25.858,80 Ha, di antaranya 18.043,74 Ha merupakan lahan fungsional. Kondisi jaringan irigasi saat ini cukup memprihatinkan akibatnya kinerja tingkat pelayanan irigasi menurun. Lahan irigasi yang ada di Provinsi Gorontalo mengalami alih fungsi, disisi lain perlu perluasan layanan jaringan irigasi guna menunjang stok pangan nasional. Perkembangan kondisi irigasi sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 2.71.
BAB II - 82
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.71 Perkembangan Kondisi Irigasi sampai dengan Tahun 2011 Luas Areal NO
Nama Daerah Irigasi
Kondisi Saat Ini
Potensial (Ha)
Fungsi (Ha)
2.583,00
2.251,30
565,00
Endapan Panjang (M)
Jaringan (%)
Vol (M3)
Baik (%)
Rusak (%)
7.903,50
10.422,62
451,00
2.549,00
2.273,58
70%
1.045,00
994,00
3.651,00
3.482,77
1.800,00
1.482,00
8.888,00
Alo Pohu
-
-
6
Pohu
1.643,00
7
Molalahu
8
Huludupitango
9
Leboto
10
Posso
11
Soklat
12
Didingga
13
Pulahenti
14
Buloila Kiri
15
Buloila Kanan
16
Tolinggula
17
Bulia
18
Hunggaluwa
19
Bongo Tua
20
Tombiu
21
Bongo
22
Mohiyolo
23
Bumela
24
Mutiara
25
Taluduyunu
1
Lomaya
2
Alale
3
Pilohayanga
4
Alo
5
40%
60%
Bendungan (%) Baik Rusak (%) (%)
80%
20%
30%
95%
5%
75%
25%
40%
60%
3.758,55
90%
10%
90%
10%
-
-
0%
100%
0%
100%
1.506,00
3.284,00
2.791,62
30%
70%
0%
100%
564,00
534,00
3.103,00
1.107,29
90%
10%
90%
10%
1.150,00
685,00
2947,50
1.192,23
80%
20%
10%
90%
142,00
126,00
780,00
322,60
75%
25%
90%
10%
310,00
285,00
780,00
498,75
80%
20%
80%
20%
515,00
356,6000
1.350,40
808,27
70%
30%
90%
10%
641,00
595,00
2.000,00
1.250,00
80%
20%
40%
60%
411,00
312,00
2.000,00
1.250,00
40%
60%
50%
50%
150,00
100,00
500,00
312,50
75%
25%
90%
10%
208,00
190,00
2.000,00
1.260,00
75%
25%
90%
10%
1.337,00
652,00
1.500,00
700,00
60%
40%
90%
10%
1.549,00
1.445,75
1.623,00
1007,56
70%
30%
60%
40%
864,00
650,00
1.284,00
960,98
70%
30%
60%
40%
442,00
263,00
2.908,00
2.196,32
70%
30%
60%
40%
496,00
449,75
1.840,00
1.177,60
80%
20%
60%
40%
1.298,00
952,5
15.779,00
11.676,46
60%
40%
60%
40%
464,00
361,00
1042,00
729,84
80%
20%
60%
40%
125,00
42,00
1.900,00
1.520,00
50%
50%
20%
80%
561,00
476,00
5.073,00
4.058,40
60%
40%
40%
60%
2.492,00
964,84
18.000,00
11.740,00
90%
10%
90%
10%
BAB II - 83
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
26
Balayo
27
Karangetan
28
Iloheluma
29
Molosipat
30
Bunuyo
31
Marisa IV
32
Tabulo
1.222,00
494,50
-
-
90%
10%
90%
10%
323,00
323,00
3.200,00
1.126,44
80%
20%
90%
10%
600,00
142,00
2.000,00
350,00
80%
20%
90%
10%
433,80
70,00
1.118,00
403,81
75%
25%
95%
5%
250,00
101,50
250,00
450,00
90%
10%
100%
0%
350,00
200,00
3.305,00
2.743,00
20%
80%
10%
90%
1.325,00
588,00
2.046,00
968,30
80%
20%
90%
10%
72.539,49
68%
32%
66%
34%
TOTAL 25.858,80 18.043,74 104.604,40 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012
Untuk menunjang pencapaian target produksi pertanian secara nasional maupun regional di Provinsi Gorontalo maka tingkat pelayanan irigasi pada 32 D.I sebagaimana tertera pada table 2.73 diatas harus dapat melayani kebutuhan air minimal dua kali penanaman dalam setahun. Oleh karena itu dalam mempertahankan tingkat pelayanan irigasi maka diperlukan pemeliharaan secara rutin, insidentil, berkala serta rehabilitasi dan peningkatan pada jaringan utama, jaringan sekunder dan bangunan-bangunan pelengkapnya. Disamping itu mengembangkan wilayah-wilayah yang berpotensi untuk dibangun irigasi baru seperti irigasi Randangan seluas kurang lebih 16.000 Ha, bendungan/waduk Dumbaya Bulan untuk suplai area irigasi seluas kurang lebih 15.000 Ha, serta merampungkan irigasi Paguyaman seluas 8.000 Ha. 2. Pengendalian dan penanggulangan daya rusak air Kerusakan DAS mengakibatkan gangguan terhadap fungsi DAS, sehingga kondisi hidrologi akan terganggu. Kemampuan menyerap dan penyimpanan air sangat berkurang dan sebaliknya runoff menjadi besar. Kejadian tersebut akan menyebabkan minimnya air di musim kemarau dan melimpahnya air pada musim hujan yang mengakibatkan banjir. Luas daerah aliran sungai pada masing-masing satuan wilayah sungai dapat dilihat pada tabel 2.72. Tabel 2.72 Data Sungai Induk Provinsi Gorontalo Kode
Nama
Jlh
SWS
SWS
DPS
Kode DPS
05.02
Limboto Bone
1 1 1 1
05,02.003 05,02.004 05,02.005 05,02.121
Sub Total
4
Nama DPS Tamboo Bilungala Bone Bolango Limboto Kwandang
Jumlah
Luas DPS
Sungai Induk
(KM2)
10 1 7 13
485.00 1,847.00 1,082.00 912.00
31
4,326.00
BAB II - 84
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
05.03
Paguyaman Randangan
1 2 1 1 3 1 1 6 4 10
2,652.00 108.00 182.00 204.00 261.00 323.00 2,651.00 284.00 803.00 773.00
10
30
8,241.00
Jumlah Keseluruhan 14 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012
61
12,567.00
Sub Total
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
05,03.006 05,03.007 05,03.008 05,03.009 05,03.010 05,03.011 05,03.012 05,03.013 05,03.014 05,03.120
Paguyaman Tambuhe Dulupi Tilamuta Tapadaa Marisa Randangan Dunga Popayato Sumalata
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas maka perlu melakukan upaya program penanggulangan banjir, konservasi dan pendayagunaan sumber daya air, melalui 3 isu strategis Provinsi Gorontalo antara lain :
Revitalisasi Danau Limboto; Danau Limboto termasuk dalam Wilayah Sungai Limboto Bolango Bone yang dipasok oleh 23 sungai, dengan sungai-sungai utama adalah Sungai Biyonga, Sungai Moluopo, dan Sungai Alo-Pohu. Luas daerah tangkapan (Catchment Area) sebesar 920 Km2. Sungai Tapodu merupakan satusatunya Outlet danau Limboto. Laju pendangkalan danau akibat sedimentasi dari sungai-sungai yang bermuara di danau sangat besar.
Pembangunan Waduk Dumbaya Bulan; Salah Satu alternatif menanggulangi banjir Gorontalo adalah membangun bendungan di sungai bone bagian hulu dan sekaligus berfungsi sebagai bendungan multi guna antara lain dapat digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air, pariwisata, perikanan, pertanian, air baku, konservasi.
Perkuatan Tebing, normalisasi sungai dan pembuatan tanggul banjir pada beberapa sungai yang rawan longsor dan yang memiliki meandering.
3. Penanggulangan Abrasi Pantai Penanggulangan
abrasi
pantai
diwilayah
provinsi
Gorontalo
adalah
untuk
melindungi pemukiman masyarakat nelayan, dan infrastruktur pemerintah lainnya dari daya rusak air laut yang sering terjadi. Panjang garis pantai dan pemecah ombak (break water) yang telah dibangun sampai dengan tahun 2011 sebagaimana tabel 2.73.
BAB II - 85
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.73 Data Pantai Provinsi Gorontalo Jumlah
Panjang Garis
Kode WS
Nama WS
05.04.A2
Limboto Bolango Bone
05.06.A2
Randangan
1 1 1
Popayato Dunga Randangan
56.00 68.00 5.00
05.05. A3
Paguyaman
1 1 1 1 1 1
Marisa Tapadaa Tilamuta Dulupi Tambuhe Paguyaman
18.00 23.00 30.00 21.00 25.00 5.00
Sub Total
Sub Total
Pantai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Nama Pantai Kwandang Limboto Bone Bolango Tamboo Bilungala Inengo Molotabu Atingola Tolinggula Biluhu Barat Biluhu Timur Leato Pohe Batudaa Pantai Sumalata
13.00
Pantai ( Km) 119.00 46.00 6.00 57.00 3.50 1.50 10.00 10.00 10.00 3.54 45.00 2.00 81.00
394.54
9.00
Jumlah keseluruhan 22.00 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012
251.00 645.54
Berdasarkan kondisi diatas maka untuk melindungi sarana prasarana umum dan wilayah pemukiman nelayan maka dilakukan pembuatan pemecah ombak pada daerah yang rawan abrasi. 2.3.1.3.2.
Bidang Cipta Karya
Target pencapaian pelayanan air minum sesuai dengan target MDG’s Nasional sampai tahun 2015 yaitu 68,87% untuk air bersih dan target untuk Sanitasi 67 % dari total jumlah penduduk pada suatu daerah. Di Provinsi Gorontalo sampai tahun 2011, pencapaian target air minum baru mencapai 46,01% atau 478.476 jiwa dan sanitasi mencapai 51 % atau 530.484 jiwa. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.74.
BAB II - 86
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.74 Data Umum Air minum Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6
Kabupaten / Kota Kota Gorontalo Kab. Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Utara Kab. Bone Bolango TOTAL
Jumlah Penduduk Jiwa
Cakupan Pelayanan ( Jiiwa )
180.127 355.988 128.748 129.253 104.133 141.915
Jiwa 122.486 142.395 88.836 50.408 22.909 43.994
% 68 40 69 39 22 31
1.040.164
478.476
46.01
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012
Pembangunan Sektor Air Minum Perkotaan
sampai dengan tahun 2012 sudah
terbangun 24 unit SPAM IKK dengan Total Kapasitas Produksi 180 liter/det, Pembangunan Jaringan Pipa pada Kawasan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), Pangkalan Pendaratan Ikan, dan desa Tertinggal (PPDT) dengan panjang pipa ± 215 kilometer. Pembangunan sektor air minum perdesaan sampai dengan tahun 2012 yang telah ditangani melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) adalah sebanyak 143 Desa. Sedangkan untuk sarana prasarana sanitasi dasar sampai dengan tahun 2012 telah dibangun septitank komunal 1 lokasi, air limbah komunal 4 lokasi dan MCK + 308 buah sebagaimana terlihata pada tabel 2.75. Tabel 2.75 Jumlah MCK Yang Dibangun di Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2009 - 2012 No. 1 2 3 4 5 6
Daerah Kabupaten Gorontalo Kabupaten Gorontalo Utara Kabupaten Boalemo Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Pohuwato Kota Gorontalo Total
Tahun 2009 28 8 12 20 12 12
Tahun 2010 3 16 8 0 0 10
Tahun 2011 10 7 8 9 8 1
Tahun 2012 43 16 22 17 36 2
92
37
43
136
Total 84 47 50 46 56 25 308
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012
Penataan lingkungan di kawasan permukiman Provinsi Gorontalo sampai dengan tahun 2011 adalah pembangunan jalan lingkungan di kawasan RSH, kawasan permukiman kumuh nelayan, kawasan kumuh perkotaan telah mencapai lebih kurang 30.822 meter. Sedangkan pembangunan Jalan pada kawasan Agropolitan dan Jalan pada Kawasan Desa-
BAB II - 87
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
desa
Potensial
sampai
dengan
Tahun
2011
sepanjang
49.679
Meter,
termasuk
Pembangunan 3 Unit Pasar dan 3 Unit Gudang. Sedangkan untuk penataan drainase telah terbangun + 21.500 Meter pada Kawasan Permukiman Penduduk. Jumlah timbulan sampah per hari di Provinsi Gorontalo adalah + 2600 m3/hari sementara kapasitas tampung seluruh TPA yang ada saat ini hanya mencapai + 655.151,54 m3. Adapun kebutuhan untuk layanan 5 tahun kedepan adalah + 4.745.000 m3, sehingga masih dibutuhkan pembangunan TPA yang ramah lingkungan + 4.089.849 m3. TPA Regional Talumelito yang dikelolah oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo dibangun sejak Tahun 2006 – 2010 dengan dana APBN dan
APBD yang diperuntukkan untuk
melayani 2 (dua) wilayah yaitu Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo dengan kapasitas tampung adalah + 355.670 m3. Operasional TPA Regional Talumelito dimulai sejak bulan september Tahun 2011 dengan Sistem Sanitari landfill dan juga berfungsi sebagai Kawasan Industri Pengelolaan Sampah (KIPS). Untuk menjaga kesinambungan daya tampung TPA Talumelito maka diperlukan membangun pengolahan sampah untuk bahan industri seperti: pupuk organik, biogas, daur ulang sampah plastik dan sebagainya yang akan mengurangi peningkatan volume sampah pada TPA. Sampai saat ini di Provinsi Gorontalo telah dibangun beberapa TPA dengan sistem sanitari landfill yang konstruksinya dibiayai oleh dana APBN, sedangkan pembebasan lahan dan fasilitas pelengkap lainnya dibiayai oleh APBD kabupaten antara lain sebagai berikut : -
TPA Polohungo (tahap 1), dibangun pada tahun 2011 di Kabupaten Boalemo dengan kapasitas tampung + 89.668,92 m3.
-
TPA Molingkapoto (tahap 1), dibangun pada tahun 2011 dan dilanjutkan pada tahun 2012 di Kabupaten Gorontalo Utara dengan kapasitas tampung + 115.812,62 m3.
-
TPA Boto Bilotahu (tahap 1), dibangun pada tahun 2011 di
Kabupaten Pohuwato
(dalam proses pembangunan konstruksi). dengan kapasitas tampung + 94.000 m3. -
Khusus untuk TPA di Kabupaten Bone Bolango dalam proses pembebasan lahan.
-
Pembangunan TPST 3R Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu 4 unit. Berdasarkan kemampuan daya tampung TPA diatas maka dibutuhkan pembangunan
baru di Kab. Bone Bolango serta pengembangan sarana prasarana TPA yang ada saat ini. Khusus TPA Talumelito diperlukan pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana. Banyak Bangunan Gedung yang belum memenuhi persyaratan keandalan Bangunan Gedung sesuai UU No 28 tahun 2006 tentang Bangunan Gedung. Fakta tentang bangunan gedung menunjukkan bahwa Jazirah Gorontalo masuk dalam zona merah dan coklat dalam peta gempa yang dirilis oleh kementerian Pekerjaan Umum. Hal ini mengindikasikan kebutuhan Gorontalo akan peraturan/regulasi yang mengatur bagaimana seluruh stakeholder membangun gedung yang aman, nyaman, kuat dan aksesibel bagi kebutuhan perempuan dan laki-laki lansia, orang cacat, perempuan menyusui dan anak berkebutuhan khusus, terutama di wilayah publik seperti pasar, rumah sakit, gedung, MCK, puskesmas, dan lainnya. Untuk itu telah diadakan sosialisasi dan
BAB II - 88
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
workshop bagi legislatif dan eksekutif di kabupaten/kota namun pengejawantahan hasilnya bagi fasilitasi perda Bangunan Gedung (BG) belum terlihat signifikan. Fakta mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah : 1. Bahwa RTH publik menjadi wajib bagi setiap kabupaten kota. 2. Intervensi yang telah dilakukan pemerintah provinsi sejak 2008 adalah Kota Gorontalo ± 2340 m² dalam bentuk perencanaan dan penataan fisik, Kabupaten Bone Bolango ± 3000 m² dalam bentuk perencanaan & penataan fisik, Kabupaten Gorontalo ± 5000 m² dalam bentuk perencanaan. Kabupaten Gorontalo Utara ± 10.000 m2 dalam bentuk perencanaan dan ± 5000 m2 dalam bentuk penataan fisik. 3. Data valid mengenai intervensi dan prosentasi penyediaan RTH publik di kabupaten/kota masih minim sehingga dibutuhkan upaya-upaya lebih keras untuk mendapatkan data tersebut sebagai dasar bagi intervensi yang akan dilakukan pemerintah provinsi pada 5 tahun yang akan datang. 2.3.1.3.3.
Bidang Pembinaan Jasa Konstruksi
1. Kondisi Penyedia Jasa Konstruksi di Daerah Lapangan usaha utama penduduk adalah dibidang pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan mencapai 49,9%, bidang jasa kemasyarakatan 15,2 % dan bidang perdagangan, rumah makan dan hotel sebesar 14,7 %, sedangkan bidang bangunan/konstruksi mencapai 5,2 % sebagaimana tabel 2.76. Tabel 2.76 Jenis Lapangan Usaha Utama Penduduk No.
Lapangan Usaha
Jumlah (orang)
%
173.756
47,9
1
Pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan
2
Pertambangan & penggalian
6.308
1,7
3
Industri pengolahan
24.481
6,8
4
Listrik, gas & air bersih
465
0,1
5
Bangunan/Konstruksi
18.829
5,2
6
Perdagangan, rumah makan & hotel
53.469
14,7
7
Angkutan, pergudangan & Komunikasi
26.434
7,3
8
Keuangan, Real estate & jasa perusahaan
3.887
1,1
9
Jasa kemasyarakatan
55.047
15,2
362.676
100,0
TOTAL Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012
2. Tenaga Ahli & tenaga terampil dibidang Jasa Konstruksi Untuk mengukur kondisi SDM dibidang jasa konstruksi maka perlu melihat dari jumlah tenaga ahli yang telah melakukan sertifikasi keahlian sebanyak 298 Orang, sedangkan tenaga ahli terampil yang telah melakukan setifikasi keterampilan sebanyak 2.054 orang sesuai tabel 2.77 dan 2.78. BAB II - 89
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.77 Sertifikat Tenaga Ahli menurut Kab/Kota dan Kualifikasi No.
Kab/Kota
Pemula
Muda
Madya
Utama
Jumlah
1.
Kab. Boalemo
1
3
0
0
4
2.
Kab. Gorontalo
2
90
25
0
117
3.
Kab. Pohuwato
0
9
2
0
11
4.
Kab. Bonebolango
1
6
3
0
10
5.
Kab. Gorontalo Utara
0
0
0
0
0
6.
Kota Gorontalo
26
115
15
0
156
45
0
298
Jumlah 30 223 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012
Tabel 2.78 Setifikat Tenaga Terampil Daftar Menurut Kabupaten/Kota dan Kualifikasi No
Kabupaten
SKT-P
Tk-III
Tk-II
Tk-I
Jumlah
1.
Kab. Boalemo
0
5
144
51
200
2.
Kab. Gorontalo
0
67
274
616
957
3.
Kab. Pohuwato
0
0
46
47
93
4.
Kab. Bonebolango
1
8
120
39
167
5.
Kab. Gorontalo Utara
0
0
11
0
11
6.
Kota Gorontalo
1
65
356
203
625
Jumlah
2
145
951
956
2.054
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012
3. Badan Usaha Jasa Kontruksi yang sudah teregistrasi Badan usaha yang terdaftar untuk bidang konsutan sebanyak 34 perusahaan dan bidang kontraktor sebanyak 1.347 perusahaan. Untuk melihat badan usaha konsultan dan Kontraktor menurut Asosiasi & Golongan disajikan pada tabel 2.79 dan 2.80. Tabel 2.79 Badan Usaha Konsultan Daftar Menurut Asosiasi Dan Golongan No.
ASOSIASI
K
M
B
Jumlah
1.
INKINDO
28
0
0
28
2.
ASKONI
0
0
0
0
3.
PERKINDO
6
0
0
6
36
0
0
34
Jumlah
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012
BAB II - 90
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.80 Badan Usaha Kontraktor Daftar Menurut Asosiasi Dan Golongan No.
ASOSIASI
K
M
B
Jumlah
1
LPJK
70
2
0
72
2
GAPENSI
484
51
3
538
3
AKAINDO
64
17
0
81
4
AKLI
8
6
0
14
5
ASPEKINDO
413
29
0
442
6
GAPEKSINDO
133
14
1
148
7
GAPKAINDO
4
0
0
4
8
APAKSINDO
46
2
1
48
1.222
121
4
1.347
Jumlah
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012
4.
Tim Pembina Jasa Konstruksi Provinsi Gorontalo Unit pembina Jasa Konstruksi Provinsi Gorontalo berupa UPTD Balai Jasa Konstruksi/Laboratorium Uji Material yang strukturnya melekat pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, sesuai Peraturan Gubernur Gorontalo No. 19 tahun 2008. Sedangkan untuk Tim pembina jasa konstruksi telah terbentuk dengan surat keputusan gubernur Gorontalo No. 44/13/V/2009 tertanggal 22 Mei tentang pembentukan tim pembina Jasa Konstruksi Provinsi Gorontalo. Dari data diatas dapat dilihat bahwa keterbatasan sumber daya manusia khususnya tenaga kerja sangat diperhitungkan dalam percepatan pembangunan. Hal ini dapat dilihat dari keterbatasan anggaran pelatihan & pembinaan pelaku Jasa Konstruksi. Persaingan mendapatkan Pasar Jasa Konstruksi Indonesia: saat ini 65% pasar jasa konstruksi dikuasai oleh pelaku usaha jasa konstruksi asing. Program percepatan dan pemerataan pembangunan oleh Pemerintah dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3I) menuntut kesiapan sektor jasa konstruksi beserta seluruh rantai pasok nya (sumber daya manusia, industri penunjang seperti semen, baja, aspal, peralatan konstruksi, dsb). Untuk itu pemerintah provinsi Gorontalo melalui tim Pembina jasa konstruksi melakukan pembinaan, sosialisasi peraturan, pelatihan/bimbingan teknis dan penyuluhan kepada masyarakat usaha jasa konstruksi.
2.3.1.4 Penataan ruang Penataan ruang menurut UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang merupakan rangkaian proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang atau dengan kata lain proses perencanaan kebijakan pembangunan daerah dalam bentuk spasial yang ditindaklanjuti dangan arahan
dan rumusan program dan rencana
pembangunan.
BAB II - 91
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Rencana tata ruang wilayah sebagai dokuman perencanaan pembangunan daerah yang berkekuatan hukum serta berfungsi utama sebagai arahan investasi pemerintah, swasta, dan masyarakat. Kenyataan selama ini yang terjadi, rencana tata ruang wilayah hanya digunakan sebagai media dan acuan koordinasi dan sinkronisasi pembangunan antara sektor dan wilayah. Dalam Perda nomor 4 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Gorontalo tujuan penataan ruang wilayah provinsi dirumuskan dalam perwujudan tatanan ruang wilayah provinsi yang memiliki keseimbangan ekonomi, ekologi dan sosial budaya, serta mendukung pertahanan dan keamanan nasional dalam rangka optimalisasi potensi sumber daya alam berbasis pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata dan pertambangan melalui inovasi dan pengembangan kualitas sumberdaya manusia demi kesejahteraan masyarakat menuju Gorontalo yang Majudan Mandiri. Sehingga untuk mengantisipasi pembangunan Gorontalo kedepan, perumusan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) menjadi syarat mutlak dalam penyusunan setiap kegiatan perencanaan pembangunan dengan memperhatikan aspek sosial, budaya, lingkungan, fisik, dan RTRW seluruh kabupaten dan kota, serta RTRW Nasional dan pulau Sulawesi. Agar tujuan penataan ruang wilayah Provinsi Gorontalo bisa tercapai maka Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi dilakukan dengan pengembangan struktur ruang, pola ruang dan pengembangan kawasan strategis wilayah. Kebijakan pengembangan struktur ruang dilaksanakan dengan meningkatkan akses pelayanan perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah berbasis keunggulan lokal yang merata dan berhierarki dan peningkatan
kualitas
dan
jangkauan
pelayanan
jaringan
prasarana
transportasi,
telekomunikasi, energi, dan sumberdaya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah provinsi. Kebijakan pengembangan pola ruang dilaksanakan dengan pengembangan kawasan
lindung
dan
pengembangan
kawasan
budidaya
sedangkan
Kebijakan
pengembangan kawasan strategis Provinsi Gorontalo dapat dilihat dari beberapa sudut kepentingan yaitu kepentingan pertumbuhan ekonomi, kepentingan sosial dan budaya, kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi, dan kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Rencana pola ruang yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang terkait dengan wilayah provinsi merupakan gambaran pemanfaatan ruang wilayah nasional, baik untuk pemanfaatan ruang yang berfungsi lindung maupun budi daya yang bersifat strategis nasional, yang ditinjau dari berbagai sudut pandang akan lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional. Sedangkan Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi merupakan gambaran pemanfaatan ruang wilayah provinsi, baik untuk pemanfaatan ruang yang berfungsi lindung maupun budi daya yang pengelolaannya memperhatikan pola ruang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi meliputi Rencana Pengembangan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Wilayah Provinsi. Kawasan Lindung Nasional yaitu kawasan yang tidak diperkenankan dan/atau dibatasi pemanfaatan ruangnya dengan fungsi utama BAB II - 92
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Sedangkan Kawasan Lindung Provinsi adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan satu ekosistem yang terletak lebih dari satu wilayah Kabupaten/Kota atau bernilai strategis provinsi pada beberapa kawasan lindung. Kawasan Lindung Nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi yaitu Cagar Alam (CA) Tanjung Panjang di Kabupaten Pohuwato, Cagar Alam (CA) Panua di Kabupaten Pohuwato, TN Bogani Nani Wartabone di Kabupaten Bone Bolango dan Taman Nasional Promosi (TNp) Nantu Boliohuto di Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo dan Kawasan Teluk Tomini. Kawasan Lindung Provinsi sebagaimana meliputi kawasan Hutan Lindung (HL) di Kabupaten-Kabupaten Gorontalo, Gorontalo Utara, Bone Bolango, Boalemo, Pohuwato dan Kota Gorontalo, Cagar Alam Mas Popaya Raja di Kabupaten Gorontalo Utara, Cagar Alam Tangale di Kabupaten Gorontalo, dan kawasan konservasi Laut Daerah (KKLD) Desa Olele di Kabupaten Bone Bolango dan Pulau Monduli di Kabupaten Boalemo. Hal lainnya dalam Rencana Tata Ruang adalah Pengembangan wilayah provinsi perbatasan Gorontalo dengan provinsi tetangga Sulawesi utara dan Sulawesi Tengah yang harus menjadi perhatian khusus dalam strategi pembangunan daerah Gorontalo di era globalisasi. Hal ini penting karena pada daerah perbatasan sebagian wilayah Gorontalo dikategorikan sebagai wilayah tertinggal atau terkebelakang khususnya pada daerah-daerah terpencil dan pulau-pulau kecil terluar yang terbatas aksesibilitas dan sarana prasarana transportasi, pendidikan dan kesehatan. Walaupun sebagian wilayah-wilayah tersebut menyimpan sumberdaya alam sangat potensial untuk dikembangkan. Pada sisi yang lain, terdapat juga wilayah-wilayah strategis cepat tumbuh (KSCT) yang didukung dengan ketersediaan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara optimal yaitu KSCT Gorontalo-Paguyaman-Kwandang (GOPANDANG) dan KSCT Marisa dan sekitarnya, serta KSCT daerah pesisir pengembangan bidang kelautan dan perikanan terpadu Teluk Tomini. Ketidakseimbangan pembangunan daerah direfleksikan juga oleh berkembangnya pembangunan wilayah perkotaan. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya beberapa pusat – pusat bisnis dan perdagangan di Kota Gorontalo dan sekitarnya. Semangat desentralisasi mendorong juga wilayah kota Gorontalo berkembang secara mandiri. Namun perkembangan Kota Gorontalo tidak dapat berkembang dengan baik tanpa didukung oleh wilayah hinterland (kabupaten) sekitarnya yaitu Kabupaten Gorontalo dan kabupaten Bone Bolango sebagai pemasok utama untuk hasil-hasil pertanian serta perikanan dan peternakan. Sebaliknya, wilayah perkotaan menjadi target utama untuk memasarkan produk-produk pertanian, perkebunan, dan perikanan dari wilayah kabupaten. Masing-masing wilayah antar kabupaten dan kota tidak dapat berkembang sendiri-sendiri, sebab masing-masing wilayah memiliki sumberdaya yang berbeda dan harus saling melengkapi. Namun dalam kenyataan, keterkaitan desa kota dan sebaliknya belum terjalin dengan baik. Tersedianya rencana tata ruang wilayah Provinsi sebagai acuan pengembangan wilayah, harus diikuti dengan BAB II - 93
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
tersedianya informasi dan pengelolaan pertanahan berdasarkan tata pemerintahan yang baik dan peraturan-peraturan yang berlaku. 2.3.1.5. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa a.
Pelaksanaan Aspek-Aspek Pemberdayaan Masyarakat Upaya Pemberdayaan Masyarakat desa dilaksanakan dalam dua cara yakni,
pemberdayaan bersifat integral (BPMD-PK) dan sektoral (masing-masing SKPD sektoral, seperti Dinas Pertanian, Perikanan,dll). Urusan pemberdayaan masyarakat desa sangat erat hubungannya dengan kondisi kemiskinan masyarakat. Urusan pemberdayaan masyarakat dan desa memiliki 9 aspek fungsi asli, yakni ; Partisipasi
Masyarakat,
Kelembagaan
Masyarakat,
Perencanaan
dari
Bawah,
Profil
Desa/Kelurahan, Pelatihan Masyarakat, Pemberdayaan Adat, Usaha Ekonomi Desa, Pelayanan Administrasi Pemerintahan Desa, ketentraman dan ketertiban. Tabel 2.81 Capaian Rata-Rata Pelaksanaan Fungsi Asli Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Di Provinsi Gorontalo Selang 2007-2011 NO
ASPEK FUNGSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
RATA-RATA CAPAIAN (2007-2011)
1.
Aspek Partisipasi Masyarakat
+ 50%
2.
Aspek Kelembagaan Masyarakat
+ 50%
3.
Aspek Perencanaan Dari Bawah
+ 90%
4.
Aspek Profil Desa/Kelurahan
+ 20%
5.
Aspek Pelatihan Masyarakat
+ 10%
6.
Aspek Pemberdayaan Adat
+ 30%
7.
Aspek Usaha Ekonomi Desa
+ 50%
8.
Aspek Pelayanan Administrasi Pemerintahan Desa/ Kelurahan
+ 50%
9.
Aspek Keamanan & Ketertiban
+ 50%
Sumber : BPMD-PK – 2012
Berdasarkan data pada tabel 2.80 terlihat bahwa fungsi pemberdayaan masyarakat dari aspek perencanaan dari bawah sangat berkembang baik mekanisme musrenbang (teknokratik) maupun dari sisi kebutuhan perencanaan lokal (partisipatoris) untuk kebutuhan perencanaan pemanfaatan Alokasi Dana Desa (ADD), PNPM maupun Pendapatan Asli Desa (PADes). Pemberdayaan masyarakat pada aspek lainnya seperti, partisipasi masyarakat, kelembagaan masyarakat, usaha ekonomi desa, pelayanan administrasi pemerintahan desa/kelurahan serta aspek keamanan dan ketertiban rata-rata mencapai 50% dari seluruh BAB II - 94
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
kelurahan dan desa yang ada di Provinsi Gorontalo. Hal tersebut menunjukan bahwa sendisendi keberdayaan masyarakat masih sangat lemah menjadi sumber daya pembangunan, sejak berdirinya Provinsi Gorontalo Tahun 2001 peran serta masyarakat masih lemah dan peran pemerintah masih mendominasi. Kondisi pemberdayaan masyarakat dari aspek pemberdayaan adat mencapai 30% dilaksanakan di seluruh kelurahan dan desa se-Provinsi Gorontalo. Demikian pula dengan ketersediaan data profil desa/kelurahan yang diamanatkan Permendagri 12 Tahun 2007 baru mencapai 20% dari jumlah desa/kelurahan seluruh provinsi Gorontalo. Kegiatankegiatan pelatihan masyarakat 10% dilaksanakan di tingkat desa. b. Koordinasi Program Berbagai Sektor Urusan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan secara sektoral oleh
SKPD
dikoordinasikan melalui SKPD Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) baik PMD ditingkat pusat, PMD provinsi, PMD kabupaten/kota, PMD kecamatan sampai PMD desa/kelurahan menjadi program pemberdayaan yang sifatnya integral ketika masuk di desa. Program-program sektoral yang dikoordinasikan melalui urusan PMD (tabel 2.82) adalah seluruh program dari berbagai sektor seperti: Pendidikan, Kesehatan, Pertanian dan Tanaman Pangan, Perkebunan, Perikanan, Peternakan, Kehutanan, Industri, Perdagangan, Infrastruktur. Tabel 2.82 Capaian Rata-Rata Pelaksanaan Fungsi Koordinasi Program Pemberdayaan Masyarakat Dan Penanggulangan Kemiskinan (Program PMPK) Yang Masuk Ke Desa Selang 2007-2011 NO
PROGRAM SEKTORAL
RATA-RATA TINGKAT CAPAIAN (2007-2011)
1.
Pendidikan
Cukup
2.
Kesehatan
Cukup
3.
Pertanian dan Tanaman Pangan
Kurang
4.
Perkebunan
Cukup
5.
Perikanan
Cukup
6.
Peternakan
Cukup
7.
Kehutanan
Cukup
8.
Industri
Cukup
9.
Perdagangan
Cukup
10.
Infrastruktur
Kurang
Sumber : BPMD-PK – 2012
BAB II - 95
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tingkat capaian diukur berdasarkan indikator jumlah rapat-rapat yang dilaksanakan SKPD terkait dan PMD dalam perencanaan program, penentuan calon penerima yang mengacu pada data base kemiskinan BPS. Indikator lain adalah jumlah program/kegiatan sektoral yang melaporkan kegiatannya pada pemerintah kecamatan dan kelurahan/desa. Sektor pendidikan dan kesehatan termasuk baik, dari sisi data penerima bantuan program/kegiatan yang sudah sinkron dengan data penerima kabupaten/kota. Hanya saja ada khusus program Jamkesmas data penerima lebih besar dari jumlah penduduk miskin yang seharusnya menerima Jamkesmas. Hal ini terjadi karena masih banyak kebocoran dalam pengurusan kartu Jamkesmas yang diusulkan dari tingkat desa. Pada sektor pendidikan juga terjadi beberapa miss coordination dilapangan (tingkat desa) antara program PNPM GSC (Generasi Sehat Cerdas) yang berbenturan dengan Program Nasional BOS (Biaya Operasional Sekolah) dan Program SBS (Semua Bisa Sekolah). Khusus untuk Pertanian dan tanaman pangan capaian tingkat koordinasi program termasuk kurang karena beberapa faktor antara lain karena banyaknya program/kegiatan yang masuk ke desa tumpang tindih dengan program yang dilaksanakan oleh kabupaten/kota, demikian pula dengan bidang infrastruktur yang capaian koordinasinya termasuk kurang dari seluruh program/kegiatan yang masuk ke desa. Hal-hal ini yang menyebabkan adanya miss communication antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Beberapa kasus yang sering terjadi misalnya beberapa program/kegiatan yang pada awalnya tidak dikoordinasikan dengan kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan, nanti
setelah
bermasalah
baru
diketahui
oleh
pemerintah
desa/kecamatan
dan
kabupaten/kota. c.
Koordinasi Penanganan Program Nasional di Daerah Beberapa program Nasional yang ditangani didaerah melalui urusan PMD lihat tabel
2.83 yaitu; Penanggulangan Kemiskinan, PNPM, Raskin, Unit Pengaduan Masyarakat dan Pemantauan BBM/Minyak Tanah Bersubsidi, TMMD (TNI Manunggal Masuk Desa), Kesatuan Gerak PKK, HIV AIDS, Pos Pelayanan Terpadu (Pos Yandu), Gelar TTG (Teknologi Tepat Guna), Pengelolaan Air Minum Dan Sanitasi Lingkungan, Lomba Desa Tingkat Nasional, Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat,dll.
BAB II - 96
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.83 Capaian Rata-Rata Pelaksanaan Koordinasi Penanganan Program Nasional Di Daerah 2007-2011 NO
PROGRAM SEKTORAL
SKPD TERKAIT
HASIL CAPAIAN KOORDINASI (2007-2011)
1.
Penanggulangan Kemiskinan
BAPPEDA dan BPMD-PK
Baik (penurunan angka kemiskinan menurun tiap tahun)
2.
PNPM
Diknas, PU, Bappeda, Kesehatan & BPMD-PK
Baik
3.
Program RASKIN
BULOG, Biro P2E Provinsi, Bagian Pembangunan Kab/Kota, Camat, Kades/Lurah
Baik
4.
Unit Pengaduan Masyarakat & Pemantauan BBM/ Minyak Tanah Bersubsidi
Hiswana Migas, Pertamina
Kurang
5.
TMMD
Kodim 1304, Pangdam VII Wirabuana
Cukup
6.
Kesatuan Gerak PKK
TP PKK prov dan Kab/Kota
7.
HIV AIDS
Dinas Kesehatan
Kurang
8.
Pos Yandu
Dinas Kesehatan
Baik
9.
Gelar TTG
Balihristi
Baik
10.
PAMSIMAS
PU Kimpraswil, Bappeda, Dinas Kesehatan
Baik
11.
Lomba Desa/Kelurahan
PKK, Kesbangpol, Biro Pemerintahan, Balihristi, Dikpora, Dinas Kesehatan.
Baik
12.
Bulan Bhakti Gotong Masyarakat
PKK, Kesbangpol, Dinas Sosial, Perpustakaan Biro Pemerintahan, BKKBN
Baik
Baik
Sumber : BPMD-PK – 2012
d. Tingkat Perkembangan Desa/Kelurahan Seiring dengan perkembangan wilayah administrasi di Provinsi Gorontalo, sampai dengan tahun 2011 telah terjadi penyesuaian data wilayah administrasi sehubungan dengan adanya pemekaran wilayah baik kabupaten/kota, kecamatan, dan Desa/kelurahan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.84.
BAB II - 97
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.84 Data Perkembangan Pemekaran Wilayah Administrasi Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Provinsi Gorontalo, 2007-2010 2007 No
Kabupaten/
Jlh
Kota
Kec.
2008
Jlh Desa /Kel
Jlh Kec.
2009
Jlh Desa /Kel
Jlh Kec.
2010
Jlh Desa / Kel
Jlh Kec.
Jlh Desa /Kel
1.
Kab.Boalemo
7
82
7
84
7
84
7
84
2.
Kab. Gorontalo
17
164
17
168
17
205
17
205
3.
Kab. Pohuwato
13
90
13
105
13
105
13
105
4.
Kab.
17
136
17
153
17
157
17
157
Bone
Bolango 5.
Kab. Gtlo Utara
5
56
5
56
6
56
6
56
6.
Kota Gorontalo
6
49
6
49
6
49
6
49
65
577
66
615
66
656
66
656
JUMLAH
Sumber: Gorontalo Dalam Angka, 2007 s/d 2011
Tabel 2.85 Rekapitulasi Status Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo Tahun 2011 Status Desa No.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Provinsi/Kabupaten
BOALEMO GORONTALO* POHUWATO BONE BOLANGO* KOTA GORONTALO GORONTALO UTARA JUMLAH
Jumlah Desa Sangat Maju
84 168 104 153 49 98 656
6 19 1 7 6 7 46
Maju
55 117 4 95 43 46 360
Jlh Desa Maju
61 136 5 102 49 53 406
Tertinggal
Sangat Tertinggal
20 31 35 43 0 27 156
3 1 64 8 0 18 94
Jlh Desa Tertinggal
23 32 99 51 0 45 250
Sumber : BPMD-PK – 2012
Catatan : Dari 50 Kabupaten di Indonesia yang berhasil dientaskan *) dari daerah tertinggal tahun
2009, dua diantaranya yaitu Kabupaten Gorontalo dan Kab. Bone Bolango.
Provinsi Gorontalo masih terdapat 94 desa sangat tertinggal dan 156 desa tertinggal, desa maju 360 dan sangat maju 46 desa, sebagaimana terlihat pada tabel 2.84.
BAB II - 98
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
e.
Perkembangan Program PNPM Mandiri
Pemberdayaan merupakan bagian dari paradigma pembangunan yang memfokuskan perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipil dari manusia dilingkungannya yakni mulai dari aspek intelektual ( sumber daya manusia ), aspek material dan fisik, sampai kepada aspek manajerial. Aspek – aspek tersebut lebih detail dikembangkan menjadi aspek social budaya, ekonomi, politik, keamanan dan lingkungan. Pemberdayaan masyarakat selaku subyek pembangunan dalam upaya untuk : 1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia sebagai modal utama membangun kemandirian masyarakat. 2. Membangun
kelembagaan
masyarakat
yang
berkaitan
dengan
proses
pemberdayaan ditingkat masyarakat. 3. Adanya wadah yang tepat untuk mengakumulasi dan mengartikulasikan sumber daya ( SDA, SDM, teknologi ) guna akselerasi pembangunan kehidupan yang serasi dan berkesinambungan. Sampai saat ini, animo masyarakat terhadap kegiatan PNPM sangat baik, hal ini terlihat adanya partisipasi masyarakat yang mendukung suksesnya program PNPM yang ada diwilayahnya. disisi lain juga adanya prgram PNPM melahirkan pengembangan dalam inovasi-inovasi kreatif pendekatan pembelajaran bagi masyarakat yang mampu menggalang pertisipasi sebagai modal menggerakkan pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan. Kesinambungan program khususnya terkait dengan pemantapan kualitas sumber daya aparatur pemerintahan desa / kelurahan, lembaga kemasyarakatan, unsure masyarakat dan lembaga usaha ekonomi masyarakat. Di Provinsi Gorontalo, kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan (PNPM MPd) pada tahun 2007 hanya dilaksanakan di 2 (dua) Kabupaten, yaitu Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango. Sejak tahun 2008 sampai sekarang, kegiatan PNPM meliputi seluruh kabupaten yang ada di Provinsi Gorontalo. Ada 3 kelompok kegiatan yang menjadi objek kegiatan dari pada PNPM itu sendiri, yaitu : 1. Kelompok Infrastruktur, terdiri atas kegiatan : Pembangunan Jalan, Jembatan, Irigasi, Pasar, listrik, dll. 2. Kelompok Sosial, terdiri atas kegiatan : Pembangunan gedung sekolah, Pengadaan air bersih, Pengadaan MCK, dll. 3. Kelompok SPKP/SPP, yaitu kelompok Simpan pinjam.
hanya untuk kegiatan
permodalan bagi kaum perempuan dalam mengembangkan usahanya. Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan 2007 s/d 2011 dapat dilihat pada tabel 2.86 dan 2.87.
BAB II - 99
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.86 Realisasi Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan 2007 s/d 2011 Bidang Infrastruktur Perdesaan
NO
1 2 3 4 5 6
NAMA KABUPATEN / KOTA Kabupaten Gorontalo Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Boalemo Kabupaten Pohuwato Kabupaten GORUT Provinsi Gorontalo
INFRASTRUKTUR PERDESAAN Jalan Jembatan Irigasi Panjang (M) Unit Pemanfaat Meter Unit Pemanfaat Panjang (M) Unit Pemanfaat 173.167 148 45.539 404 49 14.496 38.586 55 12.245 73.674 117 27.391 1.035 17 3.417 40.400 100 14.791 89.824 63 20.384 220 14 5.374 17.757 28 4.484 112.105 110 31.243 812 21 2.408 40.773 52 8.415 58.516 46 15.763 132 13 1.194 2.650 3 580 507.286 484 140.320 2.603 114 26.889 140.166 238 40.515 INFRASTRUKTUR PERDESAAN
NO
1 2 3 4 5 6
NAMA KABUPATEN / KOTA Kabupaten Gorontalo Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Boalemo Kabupaten Pohuwato Kabupaten GORUT Provinsi Gorontalo
Luas (M2) 846 381 595 729 2.551
Pasar Unit 6 6 1 6 19
Pemanfaat 2.319 523 100 1.834 4.776
Listrik Lain-lain Unit Pemanfaat (Unit) 7 1.215 143 12 4.161 57 3 466 13 36 11 2.852 72 33 8.694 321
Sumber : BPMD-PK – 2012 (data diolah)
Tabel 2.87 Realisasi Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan 2007 s/d 2011 Bidang Sosial dan Ekonomi Masyarakat Miskin Perdesaan NO
1 2 3 4 5 6
NAMA KABUPATEN / KOTA Kabupaten Gorontalo Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Boalemo Kabupaten Pohuwato Kabupaten GORUT Provinsi Gorontalo
(2) - SOSIAL Sekolah Luas (M) Unit Pemanfaat 6.787 100 5.974 13.991 135 9.049 724 21 1.507 7.964 73 10.857 6.188 54 3.949 35.654 383 31.336
Air Bersih Unit Pemanfaat Luas (M2) 226 11.427 598 54 8.530 368 5 505 1.265 3 220 2.598 33 4.034 90 321 24.716 4.919
(3) - SPP/SPKP MCK Unit Pemanfaat 429 15.745 161 8.430 262 15.153 317 14.713 79 3.931 1.248 57.972
Lain-lain (Unit) 11.457 21.979 4.742 5.125 6.525 49.828
Kelompok
Pemanfaat
933 1.081 585 1.868 443 4.910
Sumber : BPMD-PK – 2012 (data diolah)
BAB II - 100
11.020 11.393 6.499 8.753 5.034 42.699
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
f.
Perkembangan Pembangunan Rumah Layak Huni (Mahyani) Bagi Rumah Tangga Miskin Berdasarkan data pada tabel 2.88 dan 2.89 menunjukan jumlah rumah tidak layak
huni di Provinsi Gorontalo Tahun 2012 sebanyak 54.548 unit dan Realisasi Pembangunan Mahyani selang Tahun 2007 s/d 2011 sebanyak 610 unit dengan anggaran 9.477.500.000,Tabel 2.88 Rumah Tidak Layak Huni Provinsi Gorontalo Tahun 2012 JUMLAH RUMAH NO
NAMA KAB/KOTA
TIDAK LAYAK
KET
HUNI (UNIT) 1.
Kota Gorontalo
5.188
2.
Kabupaten Gorontalo
12.035
3.
Kabupaten Boalemo
5.346
4.
Kabupaten Pohuwato
12.294
5.
Kabupaten Bone Bolango
12.960
6.
Kabupaten Gorontalo Utara
6.725
Jumlah
54.548
Sumber : BPMD-PK, 2012 (data diolah)
Tabel 2.89 Realisasi Pembangunan Mahyani Model Swakelola – Pos Belanja Hibah Dan Belanja Barang Dan Jasa Melalui BPMD-PK Provinsi Gorontalo Tahun 2007-2011 NO
KEGIATAN
1.
BPMD-PK & TNI Manunggal Masuk Desa (Pengadaan Material Pihak III & Pekerjaan Fisik Swakelola) Pokja Pemprov Gorontalo/BPMD-PK, TNI, PU Kimpraswil, PKK, Camat & Kades (Belanja Hibah)
2.
3.
Pokja Pemprov Gorontalo/BPMD-PK, PU Kimpraswil, PKK, Camat & Kades (Belanja Hibah)
TAHUN PELAKSA VOLUME ANGGARAN (Rp) -NAAN
2007
25 Unit
125.000.000,-
2008 & 2009
117 Unit
1.989.000.000,-
2008 & 2009
18 Unit
306.000.000,-
LOKASI
Kec Bone, Bona Raya, Kabila Bone Kab. Bone Bolango
Kecamatan Anggrek Kab. Gorut Desa Lombongo Kec. Suwawa Tengah Kab. Bone Bolango
BAB II - 101
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
4.
Pokja Pemprov Gorontalo/BPMD-PK, PU Kimpraswil, Bappeda, Inspektorat Camat & Kades (Belanja Hibah) Pokja Pemprov Gorontalo/BPMD-PK dengan Kades/Lurah/ Perangkatnya (Belanja Hibah)
5.
Pembangunan Mahyani Bagi RTM Secara Swakelola (Belanja Barang & Jasa)
6.
2009
2010 2011– APBD Induk 2011 APBD-P
375.000.000,-
Kec. Popayato Timur, Popayato dan Popayato Barat Kab. Pohuwato
45 Unit
832.500.000,-
Kota Gtlo (2 unit), Kab. Gtlo (22 unit), Kab. Boalemo (5 Unit), Kab. Bone Bolango (16 Unit)
334 Unit
5.010.000.000,-
56 Unit
840.000.000,-
15 Unit
Kota Gtlo, Kab. Gtlo, Boalemo, Phwato & Bon Bol
JUMLAH
610 Unit 9.477.500.000 ,Sumber : BPMD-PK Provinsi Gorontalo 2011 (data diolah)
1.
Sejak tahun 2001 s/d 2007, Pola pengadaan oleh Penyedia Barang dan Jasa (Pihak III) Melalui Dinas PU Kimpraswil Provinsi Gorontalo dan TP-PKK Provinsi Gorontalo.
2.
sejak tahun 2001 s/d 2011, Pola BBR (Bahan Baku Rumah) yakni penggabungan penyediaan material oleh Pihak III dan pekerjaan dilaksanakan secara swadaya oleh masyarakat setempat, dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Gorontalo.
3.
Mulai tahun 2007 Pola Kerjasama Swakelola Pokja Pemprov dengan TNI, Camat, Kades – Pos Belanja Hibah pada Badan Keuangan Pemprov Gorontalo yang dikoordinasikan BPMD-PK.
4.
Tahun 2008 Pola Kerjasama Swakelola Pokja Pemprov dengan TNI yang terkonsentrasi di Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara sebagai model KITM (Kecamatan Inovasi Terpadu Mandiri) – Pos Belanja Hibah pada Badan Keuangan Pemprov Gorontalo yang dikoordinasikan BPMD-PK.
5.
Tahun 2009 Pola Kerja Sama Swakelola Pokja Pemprov dengan Camat – Pos Belanja Hibah pada Badan Keuangan Pemprov Gorontalo yang dikoordinasikan BPMD-PK terkonsentrasi di Kecamatan Popayato, Popayato Timur dan Popayato Barat yang mengalami bencana banjir.
6.
Tahun 2010 Pola Kerja Sama Swakelola
Pokja Pemprov dengan Kepala Desa
mengadopsi pola Pola PNPM – Pos Belanja Hibah Pemprov Gorontalo yang dikoordinasikan BPMD-PK dan Kades 7.
Tahun 2011 pola Kerjasa Sama Swakelola BPMD PK dengan Kelompok Masyarakat pelaksana swakelola yang dikoordinir Kepala Desa/ Lurah/Perangkat desa/kel, LPM/BPD/LSM dan Orsosmas tingkat desa/ kelurahan– Pos Belanja Barang dan Jasa pada BPMD-PK Prov Gtlo.
BAB II - 102
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
2.3.1.6. Perhubungan Pada prinsipnya pelayanan perhubungan di dasarkan pada 3 (tiga) komponen transportasi utama yaitu Perhubungan Darat dengan line sektor Terminal dan Pelabuhan Penyeberangan, Perhubungan Laut dengan line sektor Pelabuhan Laut, serta Perhubungan Udara dengan line sektor Bandar udara. Di Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir mengalami pertumbuhan jumlah sarana transportasi baik transportasi darat, laut maupun udara. Secara umum jumlah dan kondisi serta kecenderungan penumpang yang terjadi di Terminal, Pelabuhan maupun Bandara terlihat pada tabel 2.90, 2.91 dan 2.92. Tabel 2.90 Jumlah Terminal / Pelabuhan / Bandara di Provinsi Gorontalo Tahun 2007 - 2011 No 1 2 3 4
Uraian Jumlah pelabuhan laut Jumlah bandar udara Jumlah terminal Jumlah pelabuhan penyeberangan Jumlah
2007
2008
2009
2010
2011
4 1 17 1
4 1 19 1
5 1 19 2
5 1 19 2
5 1 19 2
23
25
27
27
27
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Prov. Gorontalo, 2012
Tabel 2.91 Jumlah Terminal / Pelabuhan / Bandara di Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 Pembagian per-Kab/Kota Jumlah No 1 2 3 4 5 6
Uraian Kabupaten Pohuwato Kabupaten Gorontalo Kabupaten Boalemo Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Gorut Kota Gorontalo
Pelabuhan Laut 1 1 2 1
Bandar Udara -
Terminal 1
-
5 4 3 2 2 3
Pelabuhan Penyeberangan 1 1
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Prov. Gorontalo, 2012
BAB II - 103
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.92 Jumlah Penumpang dan Barang Angkutan Umum di Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011
No
Uraian
Satuan 2007 2008 2009 2010 2011 Penumpang Barang Penumpang Barang Penumpang Barang Penumpang Barang Penumpang Barang Penumpang Barang Org Ton/M3 119.353 1.488.726 100.992 988.188 96.838 697.870 108.825 875.103 115.012 942.829 Org Kg 181.113 4.500.272 185.482 4.320.451 231.282 4.392.611 273.048 4.933.801 339.088 5.943.187 Org 878.117 497.711 479.871 316.084 455.732 Org Ton 8.051 4.455 86.535 17.513 75.014 26.183 63.253 13.235 96.276 18.057
1 Pelabuhan 2 Bandara 3 Terminal 4 Pelabuhan Penyeberangan Sumber : Dinas Perhubungan 2012 5 Kereta Api - dan Pariwisata -Prov. Gorontalo, Jumlah 1.186.634 5.993.453 870.720 5.326.152 883.005 5.116.664 a.
761.210 5.822.139
1.006.108 6.904.073
Perhubungan Darat Jalan Nasional maupun jalan Provinsi di Provinsi Gorontalo menempati posisi
strategis sebagai urat nadi pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya karena fungsinya menghubungkan wilayah daratan Gorontalo dengan wilayah daratan provinsi lainnya di pulau Sulawesi. Dalam perkembangan transportasi darat di Provinsi Gorontalo dalam kurun 5 (lima) tahun terakhir terlihat bahwa terjadi pertumbuhan kendaraan yang cukup signifikan terhadap panjang jalan seperti terlihat pada tabel 2.93. Tabel 2.93 Rasio Panjang Jalan terhadap Jumlah Kendaraan No 1 2 3 4 5 6 7
Uraian Panjang Jalan Nasional Panjang Jalan Provinsi Panjang Jalan Kabupaten Panjang Jalan Kota Total Panjang Jalan Jumlah kendaraan Rasio (1/5)
Satuan km km km km km unit
2007 616,24 408,26 1.000,51 41,19 2.066,20 73.847 0,0280 1: 36
2008 616,24 408,26 1.000,51 41,19 2.066,20 93.768 0,0220 1 : 45
2009 616,24 408,26 1.000,51 41,19 2.066,20 132.758 0,0156 1 : 64
2010 606,696 414,51 1.000,51 41,19 2.062,91 163.105 0,0126 1 : 79
2011 606,696 414,51 1.000,51 41,19 2.062,91 196.764 0,0105 1 : 95
Sumber : Dinas PU Prov. Gorontalo dan Badan Keuangan Daerah Prov. Gorontalo, 2012
Dari tabel 2.93 terlihat bahwa rasio panjang jalan (Jalan Nasional, Jalan Provinsi dan Jalan Kab/Kota) terhadap jumlah kendaraan cenderung meningkat dimana pada tahun 2010 perbandingannya adalah 1 km jalan berbanding 79 unit kendaraan, dan pada tahun 2011 perbandingannya meningkat menjadi 1 km jalan berbanding 95 unit kendaraan. Untuk dapat memberikan dan meningkatkan pelayanan angkutan darat yang lancar, tertib, dan aman di Provinsi Gorontalo tersedia 19 buah terminal seperti terlihat pada tabel 2.94.
BAB II - 104
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.94 Data Terminal di Provinsi Gorontalo, tahun 2012 No
Nama
Type
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Terminal Bus Isimu Terminal Bus 42 Andalas Terminal Leato Terminal Limboto Terminal Paguyaman Terminal Tilamuta Terminal Mananggu Terminal Marisa Terminal Pusat Kota Terminal Telaga Terminal Tapa Terminal Bongomeme Terminal Parungi Terminal Malingkopoto Terminal Atinggola Terminal Popayato Terminal Molosifat Terminal Randangan Terminal Lemito
A A B B B B B B C C C C C C C C C C C
Desa/Kel Kel. Datahu Kel. Tapa Kel. Leato Selatan Kel. Kayu Bulan Desa Tangkobu Desa Hungayona Desa Karuyen Desa Teratai Kel. Limba B Desa Bulila Desa Ayula Desa Kaliyoso Desa Parungi Desa Malingkopoto Desa Kota Jin Desa Popayato Desa Molosifat Desa Lemito Desa Lemito
Lokasi Kecamatan Kabupaten/Kota Kec. Tibawa Kab. Gorontalo Kec. Kota Utara Kota Gorontalo Kec. Kota Dumbo Raya Kota Gorontalo Kec. Limboto Kab. Gorontalo Kec. Paguyaman Kab. Boalemo Kec. Tilamuta Kab. Boalemo Kec. Mananggu Kab. Boalemo Kec. Marisa Kab. Pohuwato Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo Kec. Telaga Kab. Gorontalo Kec. Tapa Kab. Bone Bolango Kec. Bongomeme Kab. Bone Bolango Kec. Boliyuhuto Kab. Gorontalo Kec Anggrek Kab. Gorontalo Utara Kec. Atinggola Kab. Gorontalo Utara Kec. Popayato Kab. Pohuwato Kec. Popayato Kab. Pohuwato Kec. Popayato Kab. Pohuwato Kec. Popayato Kab. Pohuwato
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012
Untuk pelayanan angkutan umum khususnya Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) yang terjadi di Terminal di Provinsi Gorontalo selama 5 (lima) tahun terakhir terlihat pada Tabel 2.95. Tabel 2.95 Rasio Angkutan Darat (AKDP) Tahun 2007 - 2011
No
Uraian
1 Jumlah Angkutan Darat (AKDP) 2 Jumlah Angkutan Darat (AJAP) 3 Jumlah penumpang angkutan darat 3 Rasio (1/3)
2007 505 645.014 0,000783 1 : 1277
2008
2009
2010
2011
617 449.774 0,00137 1 : 730
711 298.950 0,00238 1 : 420
719 186.996 0,00385 1 : 260
561 10 302.034 0,00186 1 : 538
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012
Dari tabel 2.95 terlihat bahwa jumlah armada AKDP masih cukup memadai dibandingkan dengan jumlah penumpang, dimana pada tahun 2011 perbandingan jumlah angkutan terhadap jumlah penumpang adalah 1 kendaraan berbanding 538 penumpang. Untuk pengujian kendaraan bermotor terdapat 3 unit Balai Pengujian Kendaraan Bermotor secara mekanik yang berdomisili di Kota Gorontalo, Kab. Gorontalo, dan Kab. Gorontalo Utara, sedangkan di Kab. Boalemo dan Kab. Pohuwato masing- masing terdapat 1 (satu) unit Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Mobile.
BAB II - 105
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Sedangkan dalam upaya meningkatkan pelayanan angkutan transportasi darat khususnya daerah yang belum terjangkau oleh layanan transportasi umum terdapat 12 (dua belas) armada bus yang disubsidi oleh pemerintah untuk melayani daerah tersebut. Dalam mengurangi dan menimimalisir muatan berlebih dijalan raya maka diperlukan Jembatan Timbang sebagai sarana pengontrol tersebut. Unit Pelaksana Penimbangan (Jembatan Timbang) yang terdapat di Provinsi Gorontalo sebanyak 3 unit yaitu Jembatan timbang tersebut terletak di Isimu. (Kabupaten Gorontalo), Marisa (Kabupaten Pohuwato) dan Molotabu (Kabupaten Bone Bolango) seperti yang terlihat pada tabel 2.96. Tabel. 2.96 Data Jembatan Timbang di Provinsi Gorontalo, Tahun 2012 No Nama 1 Jembatan Timbang Isimu
2
3
Lokasi Kapasitas (Ton) Desa Isimu Utara 20 Kec. Tibawa Kab. Gorontalo Jembatan Timbang Marisa Desa : Teratai 40 Kec. : Marisa Kab/Kota : Pohuwato Jembatan Timbang Molotabu Desa : Botutonuo 40 Kec. : Kabila Bone Kab : Bone Bolango Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012
Dalam pelayanan transportasi darat terdapat beberapa pelayanan angkutan yang langsung berhubungan dengan masyarakat berupa pengurusan ijin trayek angkutan umum, dimana terlihat jumlah ijin trayek yang dibandingkan dengan rasio jumlah penduduk, dan rasio ijin trayek per-Kab/Kota tahun 2011 seperti terlihat pada tabel 2.97 dan 2.98. Tabel. 2.97 Rasio Ijin Trayek Tahun 2007 – 2011 No Uraian 1 Ijin trayek Antarkota antar Provinsi (AKAP) 2 Ijin Trayek Antarkota dalam Provinsi (AKDP) 3 Ijin Trayek Angkutan antar jemput antar Provinsi (AJAP) 4 Ijin trayek perkotaan 5 Ijin trayek perdesaan 6 Jumlah Ijin Trayek (1+2+3+4+5) 7 Jumlah penduduk 8 Rasio Ijin Trayek (6/7)
2007 505 -
2008 617 -
2009 711 -
2010 719 -
2011 561 10
505 460.335 0,00110
617 972.208 0,00063
711 483.952 0,00147
719 1.040.164 0,00069
17 618 1.206 1.040.164 0,00116
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012
BAB II - 106
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel. 2.98 Rasio Ijin Trayek menurut Kab/Kota Tahun 2011 Jumlah Izin Trayek
Jumlah No
Kabupaten/Kota
1
penduduk 3
2
1 2 3 4 5 6
Kabupaten Pohuwato Kabupaten Gorontalo Kabupaten Boalemo Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Gorut Kota Gorontalo
128.748 355.988 129.253 141.915 104.133 180.127
Total Jumlah Rasio Izin Trayek
Antar kota Perkotaan Perdesaan Ijin Trayek antar provinsi 4 5 6 7= 4+5+6
-
17
16 128 330 8 136 -
8= 7/3
16 128 330 8 136 17
0,00012 0,00036 0,00255 0,00006 0,00131 0,00009
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012
Dalam pelayanan transportasi darat yang menjadi salah satu pendukung pelayanan utama adalah perhatian terhadap sarana dan prasarana fasilitas keselamatan LLAJ baik di ruas jalan nasional maupun jalan provinsi, dimana pemasangan fasilitas keselamatan LLAJ merupakan salah satu penunjang dalam penurunan kecelakaan lalu lintas dijalan raya yang harus ditekan seminimalisir mungkin. Dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir terlihat beberapa kebutuhan dan jumlah fasilitas terpasang seperti terlihat pada tabel 2.99. Tabel 2.99 Jumlah Fasilitas Keselamatan LLAJ Tahun 2007 – 2011
No Fas. Keselamatan LLAJ Satuan 1 Rambu Lalu Lintas 2 Guardrail 3 Marka Jalan 4 APILL 5 Delineator
buah meter meter unit buah
Terpasang pada tahun 2007
2008
2009
2010
2011
200 500 10.000 150
252 3.500 40.000 600
285 2.150 65.450 1 800
310 1.800 55.000 1 -
410 2.328 20.000 4 540
Total terpasang (2001-2011)
Kebutuhan
Sisa yang belum terpasang
3.059 13.998 254.150 14 2.789
3.500 35.780 479.100 25 5.545
441 21.782 224.950 11 2.756
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012
Untuk angkutan penyeberangan, sampai saat ini telah memiliki 2 Pelabuhan Penyeberangan di Provinsi Gorontalo yakni Pelabuhan penyeberangan Gorontalo dan Bumbulan,
dimana
Pelabuhan
Penyeberangan
tersebut
untuk
melayani
lintas
penyeberangan Gorontalo – Sulawesi Tengah. Sampai tahun 2011 pelayanan jasa angkutan penyeberangan telah tersedia sarana angkutan penyeberangan sebanyak 3 unit Kapal Motor Penyeberangan (KMP), yaitu: 1. KMP. Baronang untuk melayani Lintas Penyeberangan Gorontalo – Pagimana ukuran 526 GRT, kapasitas muat penumpang 400 orang, kendaraan roda 4 sebanyak 21 unit. 2. KMP. Tuna Tomini untuk melayani lintas penyeberangan Gorontalo – Wakai - Ampana, ukuran 546 GRT penumpang 240 orang, kendaraan roda 4 sebanyak 14 unit. 3. KMP. Tanjung Api untuk melayani lintas penyeberangan Marisa – Dolong – Ampana, ukuran 500 GRT penumpang 250 orang, kendaraan roda 4 sebanyak 17 unit.
BAB II - 107
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Adapun Trend layanan di Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo dapat dilihat pada tabel 2.100. Tabel 2.100 Produktivitas Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo VOLUME ANGKUTAN NO TAHUN
PENUMPANG (Org)
TRIP
BARANG (Ton) TREND
NAIK
TURUN
JUMLAH
(%)
NAIK
-3,96
1
2007
224
5.323
2.728
8.051
2
2008
190
47.945
38.590
86.535
3
2009
217
39.285
35.729
4
2010
224
31.369
31.884
258
45.825
50.451
96.276
52,21
5
2011 Jumlah
1.113 169.747 159.382
KENDARAAN (Unit) TREND
TURUN JUMLAH
(%)
TREND
RODA 2 NAIK
TURUN
JUMLAH
TREND
≥ RODA 4 NAIK
TURUN
JUMLAH
(%)
4.366
89
4.455
-15,37
74,0
7,0
-25,00
3,0
-
3,0
-97,83
974,84 10.443
7.070
17.513
293,11
1.919
1.893
3.812 4.606,17
838
763
1.601
53.267
75.014
-13,31 10.330
15.853
26.183
49,51
1.747
2.080
3.827
0,39
1.481
1.364
2.845
77,70
63.253
-15,68
6.445
13.235
-49,45
1.677
2.030
3.707
-3,14
989
2.077
3.066
7,77
9.676
8.381
18.057
36,43
2.713
3.234
5.947
60,43
781
1.193
1.974
-35,62
41.605
37.838
8.130
9.244
4.092
5.397
6.790
81,0
(%)
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012
Gambar 2.28 Produktivitas Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo
BAB II - 108
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012
Berdasarkan Tabel 2.100 dan gambar 2.28 Produktivitas Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo 5 (lima) Tahun terakhir dapat dilihat bahwa arus turun naik penumpang, barang dan kendaraan cenderung mengalami pergerakan yang fluktuatif, dimana setiap tahun mengalami kenaikan maupun penurunan yang bervariasi, namun pada Tahun 2011 untuk kunjungan kapal sebanyak 258 trip, bila dibandingkan dengan 2010 mengalami peningkatan sebesar 15,18%, penumpang yang diangkut sebanyak 96.276 orang, jika dibandingkan dengan 2010 mengalami peningkatan sebesar 52,21%. Angkutan barang sebanyak 18.057 ton bila dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 36,43%. Untuk angkutan kendaraan roda 2 sebanyak 5.947 unit bila dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 60,43% dan roda 4 sebanyak 1.974 unit dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 35,62%. 2.3.1.7 Lingkungan Hidup Selama tahun 2007 – 2012, berbagai persoalan dan bencana lingkungan yang berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan terjadi disebagian besar wilayah Provinsi Gorontalo. Berbagai program dan kegiatan telah dilaksanakan sebagai upaya menangani permasalahan lingkungan pada kurun waktu tersebut yang diprioritaskan pada perbaikan pengelolaan sumberdaya alam dan perlindungan fungsi-fungsi lingkungan. Sebagian besar masalah lingkungan ini bersumber dari kegiatan domestik, industri agro, industri manufaktur, industri pertambangan, industri jasa, dari sektor tranportasi serta lemahnya law enforcement yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan kualitas lingkungan. Kedepan permasalahan lingkungan di Provinsi Gorontalo masih akan diperhadapkan pada permasalahan yang terjadi sampai saat ini seperti kerusakan Danau Limboto,
BAB II - 109
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
pencemaran air, udara, tanah, persampahan, dan limbah serta kerusakan lingkungan baik darat, pesisir, dan laut, seperti: 1. Kerusakan Danau Limboto, Pada saat ini kedalaman Danau Limboto tinggal rata-rata 2 meter dan luasnya sisa 2.537,5 Ha. Diproyeksikan bahwa Danau Limboto 5 tahun kedepan tingkat kedalamannya tinggal 1 meter dan luasnya sisa 1.500 Ha. 2. Penurunan Kualitas Air Danau Limboto, Saat ini kualitas air Danau Limboto mengalami penurunan akibat limbah domestik, aktivitas budidaya yang dilakukan di dalam danau, dan sedimentasi danau akibat erosi di daerah hulu sungai. Monitoring kualitas air danau menunjukkan beban pencemaran organik yang tinggi dari sumber aliran yang melalui kawasan perkotaan tersebut, seperti terlihat pada kandungan oksigen terlarut di Sungai Alo 0,77 mg/l, Sungai Biyonga 0,94 mg/l, dan kandungan total nitrogennya adalah 2,69 mg/l, sementara total fosfornya 1,44 mg/l. Akibat eutrofikasi berbagai tanaman pengganggu tumbuh subur yang banyak menyerap air dan dapat mempercepat pendangkalan danau. Eceng gondok di Danau Limboto tumbuh meluas. Luas sebaran eceng gondok mencapai sekitar 30 % dari luasan danau. 3. Pencemaran Air Sungai, Kualitas air di beberapa sungai di Provinsi Gorontalo rendah. Hasil pemantauan kualitas air sungai yang dilakukan oleh BALIHRISTI bekerjasama dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup serta Balai Teknologi Kesehatan Lingkungan (BTKL) Manado pada tahun 2011 menunjukkan beberapa parameter sudah melebih nilai ambang batas yang dipersyaratkan, seperti: Sungai Andagile secara umum tergolong BURUK atau CEMAR BERAT (Kelas D) dengan uraian bahwa di bagian hulu kisaran nilai skor – 29 (CEMAR SEDANG), bagian tengah kisaran nilai skor – 55 (CEMAR BERAT) dan di bagian
hilir
kisaran nilai skor – 71 (CEMAR BERAT). Di bagian hulu
terdapat tiga parameter yang menjadi polutan atau melebihi baku mutu, yaitu BOD, Coliform dan E.Coli, di bagian tengah terdapat tiga parameter yang menjadi polutan atau melebihi baku mutu yaitu BOD, Nitrit, dan Coliform, sedangkan di bagian hilir terdapat empat parameter yang menjadi polutan atau melebihi baku mutu, yaitu BOD, Nitrit, Coliform dan E.Coli, Sungai Paguyaman cemar RINGAN sampai cemar SEDANG, Sungai Bone masih tergolong cemar RINGAN, Sungai Taluduyunu cemar SEDANG, Sungai Buladu cemar RINGAN sampai cemar SEDANG, dan Sungai Biongan masih tergolong cemar RINGAN. Diproyeksikan untuk 5 tahun ke depan jumlah sungai yang akan menurun kualitasnya akan meningkat 75%. 4. Penurunan Kualitas Udara, berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara di Provinsi Gorontalo pada tahun 2007-2011 menunjukkan bahwa kualitas udara di Provinsi Gorontalo pada umumnya masih dalam kategori baik, namun mengalami penurunan kualitas dari tahun ketahun, kecuali beberapa lokasi yang sudah melebihi baku mutu seperti di depan hasrat Kota Gorontalo dan hasrat di Kabupaten Pohuwato. Hal tersebut disebabkan karena laju pertumbuhan kendaraan beroda empat maupun beroda dua dan pertumbuhan industri sangat cepat. Apabila hal tersebut tidak diantisipasi maka 5 (lima) tahun kedepan kualitas udara ambient akan mengalami penurunan sampai dibawah baku BAB II - 110
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
mutu yang dipersyaratkan. Dalam mencapai kualitas udara yang diinginkan, maka perlu dilakukan
upaya-upaya
pengendalian
pencemaran
udara.
Salah
satu
kegiatan
pengendalian pencemaran udara adalah pengukuran dan pemantauan terhadap kualitas udara tersebut. 5. Kerusakan Mangrove dan Terumbu Karang, salah satu potensi pesisir di Provinsi Gorontalo adalah terumbu karang dan hutan mangrove. Sumberdaya pesisir ini diperkirakan telah berada dalam ambang kerusakan. Tingkat kerusakan diperkirakan rata-rata mencapai 40-65%. Apabila tidak dilakukan tindakan konservasi secepatnya, maka 5 (lima) tahun ke depan kerusakan akan semakin meluas hingga mencapai 60-75 %. 6. Kerusakan DAS dan Banjir, Kejadian banjir di Provinsi Gorontalo terjadi hampir setiap tahun dan mengakibatkan kerusakan dan kerugian terhadap infrastruktur, seperti jalan, jembatan, sekolah,dan lain-lain. Jumlah kerugian akibat banjir di Provinsi Gorontalo, apabila di lakukan penanganan maka di proyeksikan untuk 5 tahun ke depan kerugian tersebut akan semakin meningkat hingga mencapai 40%. 7. Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI), Kegiatan pertambangan sangat potensial menimbulkan degradasi lingkungan hidup jika tidak dilakukan secara hati-hati. Kegiatan pertambangan emas di Provinsi Gorontalo tersebar di beberapa wilayah yaitu Wilayah Marisa Kabupaten Pohuwato, wilayah Pasolo Desa Buladu, Kecamatan Sumalata dan wilayah tambang Mopuya Desa Kaidundu, Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango, wilayah tersebar di Kabupaten Bone Bolango, dan wilayah Boliohuto Kabupaten Boalemo. Permasalahan yang terjadi akibat kegiatan pertambangan emas adalah pencemaran logam berat Hg pada badan air sungai. Kandungan merkuri pada air sungai tersebut kemudiaan akan mengalir menuju ke muara dan akhirnya akan masuk ke perairan laut. Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan Balihristi tahun 2010 menunjukkan bahwa penambangan emas di Desa Buladu dan Desa Kaidundu telah menyebabkan kandungan logam berat Hg (merkuri) pada badan air sungai Dubalango dan Sungai Mopuya telah melewati ambang batas baku mutu (0,001 mg/l). Kadar Hg pada badan air dan sedimen sungai dubalango (sungai sekitar penambangan pasolo) adalah masingmasing berkisar antara 0,0002 – 0,016038 mg/l dan 104,2172 – 927,2519 mg/l, sedang konsentrasi Hg pada badan air dan sedimen Sungai Mopuya (sungai sekitar penambangan Mopuya) adalah masing-masing berkisar antara 0,0002-0,2457 mg/l dan 22,7798 – 53,1579 mg/l. 8. Tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan masih rendah. Berdasarkan hasil pemantauan pada tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan baru mencapai 35%. Kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap perubahan kualitas lingkungan seperti perubahan kualitas air permukaan, perubahan kualitas udara, dan pencemaran tanah. 9. Kebersihan dan Kehijauan Kota (Clean and Green City), Perkembangan penduduk yang pesat terutama karena urbanisasi telah menimbulkan masalah meningkatnya jumlah BAB II - 111
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
sampah yang dihasilkan dan menyempitnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) akibat pesatnya pembangunan perumahan dan sarana umum lainnya. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor
yang
pesat,
meningkatkan
resiko
polusi
udara.
Pemerintah
Pusat
melaksanakan Program Adipura dalam upaya peningkatan kebersihan dan kehijauan kota. Masalah-masalah yang dihadapi dalam mewujudkan Clean and Green City adalah Kesenjangan antara jumlah sampah yang dihasilkan dan yang terangkut. Di Kota Gorontalo jumlah sampah sebanyak 683 m 3/hari, sedangkan yang terangkut hanya sebanyak 383 m3/hari atau 56 %. Hal ini disebabkan kurangnya prasarana dan sarana pengangkut. Selain itu, Tempat Pembuangan Akhir Sampah yang tersedia belum representatif,
Kurangnya
komitmen
pemerintah
kabupaten
dalam
pengelolaan
lingkungan umumnya dan dalam mewujudkan kebersihan dan kehijauan kota yang tercermin dari kesiapan institusi lingkungan hidup dan dana yang dialokasikan untuk pengelolaan
lingkungan
hidup,
dan
Rendahnya
kesadaran
masyarakat
dalam
pengelolaan lingkungan. Berdasarkan kondisi lingkungan tersebut, maka upaya-upaya yang harus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo, adalah pengendalian sumber-sumber pencemaran dan perusakan SDA, peningkatan kualitas lingkungan DAS, pengendalian kemerosotan KEHATI, peningkatan peran serta masyarakat serta menahan laju deforestasi. Beberapa target capaian dalam pelestarian lingkungan hidup di Provinsi Gorontalo sampai tahun 2017 adalah peningkatan ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan hidup sebesar 58%, peningkatan indeks kualitas lingkungan menjadi 90, tersedianya data dan informasi lingkungan yang berkualitas, terjadinya penurunan sedimentasi dan laju pertumbuhan eceng gondok di Danau Limboto. Pelayanan Penelitian Program pembangunan penelitian di Provinsi Gorontalo disesuaikan dengan program unggulan pemerintah daerah yakni (1) pertanian dan ketahanan pangan; (2). perikanan dan kelautan ; (3). pendidikan dan kesehatan; (4) ekonomi, social dan budaya dan (5). tata ruang, infrastruktur dan lingkungan hidup. Pembangunan Iptek ketahanan pangan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang cukup, bergizi, aman, sesuai selera, dan keyakinannya melalui peningkatan produktivitas, kualitas, dan efisiensi produksi pertanian, perikanan, dan kehutanan secara berkelanjutan, pengolahan hasil, dan penganekaragaman pangan. Prioritas utama adalah untuk mendukung terwujudnya kemandirian ketahanan pangan, revitalisasi nilai kearifan lokal, dan meningkatkan kemitraan antar-kelembagaan. Komoditas pangan yang menjadi prioritas diselaraskan dengan kebijakan revitalisasi pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan. Kerangka kebijakan Iptek ketahanan pangan adalah untuk meningkatkan daya dukung teknologi untuk mempertajam prioritas penelitian, memperkuat kapasitas kelembagaan, menciptakan iklim inovasi, dan membentuk SDM yang handal dalam pengelolaan pangan. BAB II - 112
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Pembangunan iptek perikanan dan kelautan diarahkan untuk mendukung kebijakan pembangunan perikanan berkelanjutan berwawasan lingkungan, peningkatan produksi perikanan,
konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil, memperkuat kelembagaan dan
jaringan, dan mendorong iklim yang kondusif untuk inovasi berbasis sumberdaya pesisir laut dan pulau-pulau kecil. Kerangka kebijakan mencakup pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan yang ramah lingkungan, efisien, ekonomis, sesuai sumberdaya lokal, dan berwawasan masa depan Otonomi dalam penyelenggaraan pendidikan memberikan implikasi terhadap masingmasing daerah untuk mengembangkan pendidikan sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Dalam hal ini, akan terdapat variasi baik pengelolaan maupun perolehan pendidikan pada masing-masing daerah. Pengembangan produk berkualitas yang kompetitif diperlukan sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang keahliannya relevan dengan potensi kawasan yang sedang dan akan dikembangkan. Pergeseran nilai paradigma pendidikan sebagai sebuah investasi terjadi. Banyak lulusan SD, SMP/MTs, SMA/MA/SMK yang tidak melanjutkan lagi ke jenjang pendidikan berikutnya sehingga lebih banyak menciptakan pengangguran. Demikian pula lulusan perguruan tinggi yang ada, belum mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Banyak anak DO yang tidak memiliki keterampilan. Dengan demikian untuk menciptakan SDM berkualitas yang memiliki keahlian sesuai potensi daerah tempat anak tersebut bermukim, diperlukan konsep dan paradigma pendidikan yang baik. Permasalahan utama dibidang kesehatan adalah masih tingginya angka kematian bayi, anak balita, dan ibu maternal, serta tingginya proporsi balita yang menderita gizi kurang; masih tingginya angka kematian akibat penyakit menular serta kecenderungan semakin meningkatnya penyakit tidak menular; kesenjangan kualitas kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu antar wilayah/daerah, gender, dan antar kelompok status sosial ekonomi; belum memadainya jumlah, penyebaran, komposisi, dan mutu tenaga kesehatan; serta terbatasnya sumber pembiayaan kesehatan dan belum optimalnya alokasi pembiayaan kesehatan. Dengan demikian untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan berkualitas, maka diperlukan konsep dan paradigma kesehatan yang baik Pengembangan pembangunan iptek ekonomi, sosial dan budaya mengarah pada peningkatan kemampuan Iptek menjawab masalah-masalah pengembangan suatu wilayah dan sosial-ekonomi-budaya masyarakat dan juga untuk meningkatkan kemampuan sarana dan prasarana dalam menunjang aktifitas eknomi dan sosial. Prioritas utama adalah untuk riset pengembangan ekonomi, social dan budaya adalah peningkatan penggunaan komponen lokal, dan efisiensi pada pembangunan di wilayah kota/kabupaten Gorontalo Pengembangan Tata ruang, infrastruktur dan lingkungan hidup diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan
tata
ruang,
menjaga
kelangsungan
lingkungan
hidup
dan
mempertajam prioritas penelitian, pengembangan, dan rekayasa Iptek yang diprioritaskan pada pencapaian kestabilan masing-masing ekosistem yang menopang kehidupan untuk mewujudkan kemandirian dalam penyediaan jasa-jasa lingkungan. BAB II - 113
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi Provinsi Gorontalo sejak tahun 2004-2011 telah melaksanakan beberapa kajian dibidang pertanian dan ketahanan pangan, perikanan dan kelautan, pendidikan dan kesehatan; ekonomi, sosial dan budaya maupun dibidang lingkungan hidup. Kajian yang telah dilaksanakan selama tahun 2004 s/d 2011 dapat dilihat pada tabel 2.101. Tabel 2.101 Penelitian Yang Telah Dilakukan Selang Tahun 2004 s/d 2012 No
Judul Penelitian
Tahun
1
Membangun Otonomi Daerah Melalui Peningkatan Kiknerja Aparatur Pemerintah di Provinsi Gorontalo Pengembangan Wirausaha Pupuk Organik (Bokashi) Berbasis Kotoran Kuda Persepsi dan Sikap Masyarakat Gorontalo Terhadap Program “ Etalase Perikanan” di Provinsi Gorontalo Kajian Pengembangan mutu Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Gorontalo.
2004
Kajian keberadaan Organisasi Pemerintah dalam Penerapan PP No.8 Tahun 2003 di Provinsi Gorontalo Kajian tentang Tarif Rasional Pelayanan Kesehatan di Provinsi Gorontalo Kajian Pengembangan Budidaya Rumput Laut di Provinsi Gorontalo
2005
Kajian Perencanaan dan Pengembangan Panti Pembenihan Udang dan ikan serta budi daya tambak berwawasan lingkungan di Provinsi Gorontalo Kajian Evaluasi DAS di Provinsi Gorontalo
2005
Penelitian Potensi Sumber Daya Perikanan Laut dan Perairan Teluk Tomini di Provinsi Gorontalo dalam mendukung pengembangan perikanan tangkap dan marine culture yang berkelanjutan (Ekspedisi Wallacea) Optimalisasi Kebutuhan Pemupukan Jagung di Provinsi Gorontalo
2005
Analisis Kesesuaian Lahan Pengembangan Jagung di Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo Optimalisasi Kebutuhan Pemupukan Jagung di Provinsi Gorontalo
2005
2006
17
Analisis Kesesuaian Lahan Pengembangan Jagung di Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo Efektivitas dan Efisiensi Pompa Air Energi Surya di Pertanaman Jagung Dampak agropolitan jagung terhadap pengurangan kemiskinan di Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato Kajian pengembangan kawasan Taman laut Olele
18
Studi Fishing Capacity Teluk Tomini dan Pantai Utara Gorontalo
2006
2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16
(Penelitian lanjutan)
2004 2004 2005
2005 2005
2005
2005
2006
2006 2006 2006
BAB II - 114
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
19
Evaluasi Policy Coherence Provinsi Gorontalo
2006
20 21
Peningkatan Kapasitas Pimpinan dan Anggota DPRD Kajian Pendidikan Bagi Keluarga Masyarakat berpenghasilan Rendah
2007 2007
22
Kajian tentang akar kemiskinan di Provinsi Gorontalo
2007
23
Pengembangan Model Revitalisai Desa Miskin
2007
24
2007
26
Dampak Reformasi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pembangunan Provinsi Gorontalo Kajian Peranan (Partisipasi) Masyarakat Dalam Pengendalian Kinerja Pendidikan Pengembangan Bahan Bakar Nabati Jarak Pagar dan Aren
27
Kajian Kawasan Pemetaan Budidaya Rumput Laut
2008
28
Penelitian dan Pemanfaatan Jagung Komposit dan TTG
2008
29 30 31
Evaluasi Kebijakan Agropolitan di Prov. Gorontalo. Pengembangan Energi Alternatif Bioethanol Dampak Implementasi Kebijkakan Pendidikan Berbasis Kawasan di Prov. Gorontalo. Ekspedisi Geografi Indonesia (EGI) Gorontalo (Kerjasama Pemrov dengan Bakosurtanal) Analisis Potensi Sumber Daerah dan Penyusunan Model SpasioEkologis Terhadap Problem Daerah Pengembangan Laborartorium dan Desa Mandiri Energi Studi Kelayakan Pengembangan Klaster Komoditas Rumput Laut di Provinsi Gorontalo Survei Opini Publik dan Perilaku Pemilih Dalam Pilkada di Provinsi Gorontalo Evaluasi Kinerja Aparatur Pemerintah Provinsi Gorontalo Pengembangan Desa Mandiri Energi di Kabupaten Boalemo Kajian Strategis Pemberdayaan Masyarakat Kampung Nelayan Strategi pengembangan Model Implementasi Pendidikan Gratis di Provinsi Gorontalo Studi Kelayakan Pengembangan Klaster UMKM berbasis Teknologi Tepat Guna Analisis dampak implementasi kebijakan pengembangan kawasan minapolitan terhadap nelayan tradisional
2009 2009 2009
25
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
2008 2008
2009 2010 2010 2010 2010 2010 2011 2012 2012 2012 2012
Sumber : Balihristi Prov. Gorontalo, 2012
2.3.1.8
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Tujuan ketiga dari Millenium Development Goals (MDGs) adalah mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan hingga tahun 2015. Hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia, baik laki-laki maupun perempuan dalam bidang pendidikan, ketenagakerjaan dan politik. Untuk mencapai tujuan tersebut dikeluarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional yang menyatakan bahwa seluruh departemen maupun lembaga pemerintah non departemen di pemerintahan nasional, provinsi, BAB II - 115
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
kabupaten/kota
harus
memasukkan
pengarusutamaan
gender
dalam
perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pada kebijakan program pembangunan. Upaya untuk mencapai pembangunan yang berwawasan gender memerlukan gambaran kondisi jumlah penduduk di Provinsi Gorontalo. Sensus penduduk Tahun 2010 oleh Badan Pusat Statistik jumlah penduduk di Provinsi Gorontalo tercatat ±1.040.164 jiwa dan 243.992 jumlah rumah tangga. Eksistensi perempuan pada lembaga pemerintah provinsi bahwa jumlah pegawai perempuan yang memegang jabatan strategis eselon IV A sampai eselon I B sejumlah 239 orang dan jumlah seluruh pegawai perempuan sebanyak 1.506 orang sebagaiman terihat pada tabel 2.102. Tabel 2.102 Eksistensi Perempuan pada Lembaga Pemerintah Provinsi ESELON NO 1
JENIS KELAMIN Perempuan
I.B
II.A
II.B
III.A
III.B
IV.A
1
1
1
44
2
190
NON ESELON
JUMLAH
1267
1506
Sumber : Badan Kepegawaian dan Pengembangan Aparatur Daerah Prov. Gorontalo, 2012
Menurut jenis kelamin penduduk di Provinsi Gorontalo terdiri dari laki-laki berjumlah 521.914 orang atau 50,18% sedangkan perempuan berjumlah 518.250 orang atau 49,82% dengan rasio jumlah penduduk laki-laki dan perempuan sebesar 100,71 atau masih terbilang berimbang. Namun dari segi kualitas kehidupan masih terjadi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam hal pendidikan, ketenagakerjaan dan kesehatan. Penyebabnya antara lain pembangunan belum mempertimbangkan manfaat pembangunan secara adil antara laki-laki dan perempuan. Hal ini berdampak pada timbulnya ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender yang terindikasi dalam persoalan marginalisasi, subordinasi, beban ganda, stereotipe, kekerasan, diskriminasi, dan kemiskinan. Selain itu dampak dari berbagai produk peraturan perundang-undangan, kebijakan, program, dan kegiatan bias gender turut memberi andil terpuruknya kualitas hidup kaum perempuan. Rendahnya kualitas hidup perempuan berimbas pada kesejahteraan dan perlindungan anak yang masih jauh dari harapan. Di bidang pendidikan, perempuan Provinsi Gorontalo masih tertinggal dari laki-laki, hal ini dapat dilihat dari rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan terhadap laki-laki di Provinsi Gorontalo pada tahun 2010. Rasio APM perempuan terhadap laki-laki pada jenjang SD adalah sebesar 101,85%,angka ini sudah cukup baik, namun pada jenjang SMP hanya sebesar 72,71% dan jenjang SMA hanya sebesar 46,31%. Angka ini memperlihatkan masih banyak perempuan usia sekolah di Provinsi Gorontalo yang kurang mendapatkan kesempatan untuk bersekolah sampai ke jenjang SMA. Di bidang ketenagakerjaan, ketimpangan gender juga masih terjadi. Tercatat jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja adalah sebesar 286.695 laki-laki dan
BAB II - 116
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
146.231 perempuan dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 84,1 laki-laki dan 44,9 perempuan serta tingkat pengangguran 3,38 laki-laki dan 8,48 perempuan. Namun di sisi lain Jumlah Pencari Kerja penduduk 15 tahun ke atas untuk laki-laki sebesar 10.478 orang sedangkan perempuan sebesar 13.970 orang. Dari sini terlihat masih ada kesenjangan kesempatan kerja terhadap perempuan dibandingkan terhadap laki-laki. Partisipasi perempuan di Provinsi Gorontalo pada lembaga politik Tahun 2009 sebesar 20%. Dari 45 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gorontalo sebanyak 9orang perempuan duduk sebagai anggota dewan. Di tingkat nasional partisipasi perempuan sebesar 30%,dari 3 orang utusan Provinsi Gorontalo di DPR RI, sebanyak 1 orang perempuan, sedangkan di lembaga DPD RI dari 4 orang anggota, 2 diantaranya adalah perempuan atau sebesar 50%. Sementara partisipasi politik perempuan di Provinsi Gorontalo berjumlah 32 orang atau 14,5% dari jumlah anggota Dewan secara keseluruhan di Provinsi Gorontalo. Hal ini menunjukkan partisipasi perempuan provinsi Gorontalo pada lembaga politik cukup signifikan sebagaimana terlihat pada tabel 2.103. Tabel 2.103 Eksistensi Perempuan Dalam Lembaga DPRD Prov dan Kab/Kota Periode 2009 s/d 2014 No. 1.
Prov,
Jumlah
Persentase
Kab/Kota
(org)
(%)
Prov. Gorontalo
9
20
Ket Partai Golkar (4), PAN (2), Hanura (2) dan PPRN (1)
2.
Kota Gorontalo
6
24
Partai Golkar (3), PAN (2) dan Demokrat (1)
3.
Kab. Gorontalo
6
24
Partai Golkar, PPP, PBB, PDIP, PBR dan PDK
4.
Kab. Boalemo
2
8
Partai PDIP dan Demokrat
5.
Kab. Pohuwato
6
24
Partai Golkar (2), PPP (1), PDK (1), Hanura (1), dan PKB (1)
6.
Kab. Bone
1
4
Partai PKNU
2
10
Partai Golkar
Bolango 7.
Kab. Gorontalo Utara
Sumber : Badan Kesbangpol Prov. Gorontalo, 2012
Data Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Gorontalo mencatat jumlah perempuan korban tindak kekerasan di Provinsi Gorontalo sebesar 152 orang. Selain itu jumlah anak korban tindak kekerasan di Provinsi Gorontalo tercatat sebesar 83 orang, dan 54 orang diantaranya adalah perempuan. Hal ini BAB II - 117
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
seharusnya menjadi perhatian pemerintah Provinsi Gorontalo melalui peningkatan programprogram yang Responsif Gender dan Anak. 2.3.1.9 Ketenagakerjaan Tahun 2010 jumlah tenaga kerja di seluruh sektor ekonomi sebanyak 432.926 orang kemudian meningkat menjadi 445.210 orang pada Tahun 2011. Struktur ketenagakerjaan Tahun 2011 memperlihatkan bahwa penduduk yang termasuk angkatan kerja sebesar 465.027 di mana masih lebih banyak dari bukan angkatan kerja sebesar 260.216. Penduduk yang bekerja sebesar 445.210. Selanjutnya, kelompok bukan angkatan kerja didominasi oleh penduduk yang mengurus rumah tangga, yaitu sebesar 171.804 serta yang bersekolah sebesar 33.142. Untuk penjaminan hak-hak tenaga kerja, setiap perusahaan di daerah Provinsi Gorontalo diwajibkan untuk mengikuti Asuransi Jamsostek, dan tunduk pada peraturan pemerintah daerah termasuk penentuan Upah Minimum Provinsi (UMP). Upah minimum provinsi adalah standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di Provinsi Gorontalo. Pada Tahun 2007 UMP Provinsi Gorontalo sebesar Rp.560.000,- yang meningkat menjadi Rp.762.500.,- pada Tahun 2011. Pada Tahun 2012 UMP dinaikkan menjadi Rp. 837.500,-. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.29. Gambar 2.29 Perkembangan UMP dan KHM / KHL Provinsi Gorontalo Tahun 2007 s/d 2012
1,000,000 500,000 UMP (Rp.) Kenaikan (%)
2007
2008
2009
2010
2011
2012
560,000
600,000
675,000
710,000
762,500
837,500
6.3
7.1
12.5
5.18
7.4
9.8
UMP (Rp.)
Kenaikan (%)
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo, 2012
Terkait dengan penerapan norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sejauh ini telah menjadi perhatian pemerintah daerah karena K3 ini merupakan instrumen untuk perlindungan terhadap keselamatan
pekerja. Data terakhir di tahun 2011 dari 1.100
BAB II - 118
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
perusahaan yang tercatat dalam bursa ketenagakerjaan baru 10 % atau 110 perusahaan yang telah menerapkan norma keselamatan dan kesehatan kerja (K3). 2.3.1.10 Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah, merupakan bagian dari kebijakan strategis untuk meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan lapangan kerja. Kegiatan koperasi dan UMKM mencakup hampir seluruh lapangan usaha dan tersebar di seluruh kecamatan dan desa, bahkan desa terpencil, memberi kesempatan bagi masyarakat untuk memperbaiki dan meningkatkan ekonomi. Oleh karena itu, keberadaan koperasi dan UMKM yang menyentuh kegiatan ekonomi sebagian besar masyarakat menjadi pilihan yang strategis dalam kerangka pembangunan daerah, distribusi pendapatan dan tenaga kerja serta memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Koperasi sebagai soko guru ekonomi terus ditingkatkan perannya dalam mendorong mobilitas ekonomi di Provinsi Gorontalo. Periode 2007 hingga 2011 jumlah koperasi di Provinsi Gorontalo terus meningkat. Pada tahun 2007 jumlah koperasi tercatat sebanyak 827 unit dan meningkat menjadi 986 unit Tahun 2011, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.104. Tabel 2.104 Perkembangan Jumlah Koperasi Per Kabupaten/Kota
NO
KAB / KOTA
1 KOTA GORONTALO 2 KAB. GORONTALO 3 KAB. BOALEMO 4 KAB. POHUWATO 5 KAB. BONE BOLANGO 6 KAB. GORONTALO UTARA 7 PROV. GORONTALO JUMLAH
2007
218 247 99 93 89 66 15 827
2008
230 257 103 99 91 70 15 865
2009
Sumber : Data olahan Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012
231 271 104 103 97 71 15 892
2010
230 309 104 103 106 79 19 950
2011
237 328 105 103 110 82 21 986
Dari total 986 koperasi tersebut, sebanyak 29 persennya atau 290 unit merupakan koperasi tidak aktif. Meskipun jumlah koperasi tidak aktif berada dibawah dari rata-rata nasional, namun kenyataan ini menunjukkan belum optimalnya pemberdayaan dan pembenahan koperasi di daerah.
BAB II - 119
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.105 Jumlah Koperasi Aktif dan Tidak Aktif Per Kabupaten/Kota
NO
KAB / KOTA
1 KOTA GORONTALO 2 KAB. GORONTALO 3 KAB. BOALEMO 4 KAB. POHUWATO 5 KAB. BONE BOLANGO 6 KAB. GORONTALO UTARA 7 PROV. GORONTALO JUMLAH
2010 2011 % KENAIKAN AKTIF TDK AKTIF AKTIF TDK AKTIF AKTIF TDK AKTIF 170 60 178 59 4.71 (1.67) 232 77 252 76 8.62 (1.30) 72 32 73 32 1.39 0.00 77 26 65 38 (15.58) 46.15 72 34 74 36 2.78 5.88 43 36 46 36 6.98 0.00 6 13 8 13 33.33 0.00 672 278 696 290 3.57 4.32
Sumber : Data olahan Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012
Peran koperasi terhadap pembangunan dan perekonomian daerah juga terlihat dari sisi jumlah anggota, perkembangan modal, asset, koperasi sebagaimana ditunjukkah oleh tabel 2.106. Tabel 2.106 Perkembangan Jumlah Anggota, Modal, Aset, Volume Usaha dan SHU Koperasi Indikator Jlh Anggota (orang) Modal Sendiri (Rp. 000) Modal Luar (Rp. 000) Asset (Rp.000) Volume Usaha (Rp. 000) SHU (Rp. 000)
2007 109.608
2008 120.532
2009 126.384
2010 125.745
2011 123.548
65.118.930
70.256.952
80.191.789
90.702.140
127.186.345
149.021.930
163.290.510
172.967.847
190.233.286
230.628.392
214.140.860
232.733.261
262.387.690
290.782.164
343.404.769
217.651.110
247.412.120
224.051.091
272.451.086
266.743.292
13.642.890
11.971.539
15.461.567
18.347.864
20.289.421
Sumber : Data olahan Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012
Data diatas menunjukkan perkembangan jumlah anggota, permodalan, asset, volume usaha dan Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi selang tahun 2007 – 2011 mengalami fluktuasi, namun secara umum semua indikator tersebut mengalami peningkatan. Selang tahun 2007 – 2011 jumlah anggota koperasi mengalami peningkatan dari 109.608 orang menjadi 123.548 orang, atau naik sebesar 12,7%. Demikian halnya dengan modal sendiri meningkat dari Rp. 65,12 milyar menjadi Rp. 127,2 milyar atau naik sebesar 95,3%, modal luar dari Rp. 149 milyar menjadi Rp. 230,6 milyar atau naik 54,8%, asset dari Rp. 214,1 milyar menjadi Rp. 343,4 milyar atau naik 60,4%, volume usaha dari Rp. 217,7 milyar menjadi Rp. 266,7 milyar atau naik 22,6%, dan total SHU mengalami kenaikan dari Rp. 13,6 milyar menjadi Rp. 20,3 milyar atau naik sebesar 48,7%.
BAB II - 120
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Disamping itu, selang tahun 2007 – 2011, Provinsi Gorontalo telah memiliki 3 koperasi berskala besar tingkat nasional sebagaimana terlihat pada tabel 2.107. Tabel 2.107 Koperasi Berskala Besar NO
NAMA KOPERASI
JUMLAH ANGGOTA
TOTAL ASSET (000)
1
KSU MEKAR JAYA KOTA GORONTALO KEC. KOTA TENGAH
293
Rp 13,362,415
KSU MULYA JAYA KAB. GORONTALO KEC. TELAGA JAYA
137
KOP. TEBU RAKYAT MITRA BANGKIT. KAB. BOALEMO KEC. PAGUYAMAN
2
3
JUMLAH
OMZET (000)
SHU (000)
Rp
5,673,870
Rp 211,785
Rp
8,638,336 Rp
9,501,635
Rp 478,799
174
Rp
7,762,125 Rp
9,250,000 Rp
604
Rp 16,400,461
Rp 18,751,635
13,295
Rp 492,094
Sumber : Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012
Sedangkan untuk perkembangan UMKM di Provinsi Gorontalo periode 2007-2011 jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2007 jumlah UMKM sebanyak 32.865 unit dan Tahun 2011 menjadi 60.378 unit, atau meningkat sebesar 84% selama 5 tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.108. Tabel 2.108 Jumlah UMKM Provinsi Gorontalo periode 2007 – 2011 UMKM
2007
2008
2009
2010
2011
Usaha Mikro
30,021
47,810
48,238
50,694
51,961
Usaha Kecil
2,660
3,303
7,431
7,901
8,099
184
219
222
310
318
32,865
51,332
55,891
58,905
60,378
Usaha Menengah Total
Sumber : Data Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012
Perkembangan jumlah UMKM tersebut merupakan akumulasi dari pertumbuhan UMKM di kabupaten/kota. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.109.
BAB II - 121
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.109 Perkembangan UMKM Per Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
2007
2008
2009
10.069
15.003
16.637
16.913
17.340
Kab. Gorontalo Utara
2.066
4.001
4.136
4.646
4.731
Kab. Boalemo
3.724
5.559
5.863
5.940
6.018
Kab. Pohuwato
4.414
7.432
7.714
8.078
8.341
Kab. Bone Bolango
5.865
8.348
10.527
11.338
11.608
Kota Gorontalo
6.727
10.989
11.014
11.989
12.340
32.865
51.332
55.891
58.905
60.378
Kab. Gorontalo
Provinsi Gorontalo
2010
2011*
Sumber : Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012 (*angka sangat sementara)
Tabel 2.109 menunjukkan tingkat pertumbuhan UMKM terbesar di Kabupaten Bone Bolango, dengan tingkat pertumbuhan dari tahun 2007 – 2011 mencapai 47,9%. Kemudian diikuti oleh Kabupaten Pohuwato sebesar 28%, Kabupaten Gorontalo Utara 23,9%, Kabupaten Gorontalo 22,9%, Kabupaten Boalemo 22,8% dan terakhir Kota Gorontalo 15,4%. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam 5 tahun terakhir pertumbuhan UMKM di Provinsi Gorontalo mencapai 83,7%, atau berkembang hampir 2 kali lipat jumlahnya. Namun demikian harus diakui bahwa perkembangan jumlah UMKM belum diikuti dengan peningkatan produktifitas, daya saing usaha, dan permodalan, sehingga UMKM di Gorontalo cenderung rentan dengan gejolak dan tekanan ekonomi, terlebih jika kebijakan pemerintah menaikkan BBM jadi diterapkan. Salah satu sarana penting dalam mendukung pengembangan usaha pelaku UMKM adalah ketersediaan infrastruktur distribusi barang dan jasa. Hingga tahun 2011, Pasar Tradisional berjumlah 49 unit dan Pasar Modern 12 unit dengan total jumlah sebanyak 61 unit. Jika dibandingkan dengan jumlah kecamatan di Provinsi Gorontalo tahun 2011 sebanyak 65 kecamatan, berarti rasio pasar terhadap jumlah kecamatan adalah 0,94, atau tidak semua kecamatan memiliki sarana pasar tradisional. Berikut data jumlah Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Provinsi Gorontalo tahun 2011.
BAB II - 122
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.110 Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kab./Kota
Pasar Tradisional
Jumlah
Pasar Modern
Kota Gorontalo
7 unit
10 unit
17 unit
Kab. Gorontalo
13 unit
2 unit
15 unit
Kab. Boalemo
4 unit
-
4 unit
Kab. Pohuwato
14 unit
-
14 unit
Kab. Bone Bolango
3 unit
-
3 unit
Kab. Gorontalo Utara
8 unit
-
8 unit
Provinsi Gorontalo
49 unit
12 unit
49 unit
Sumber : Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012
Disamping itu, peran pelaku UKM selaku sektor riil didaerah tercermin melalui aktifitas
perdagangan
Gorontalo baik
ekspor maupun
antar
pulau. Berikut data
perkembangan ekspor Gorontalo tahun 2007 – 2011. Tabel 2.111. Perkembangan Volume Ekspor Gorontalo
NO
2007
2008
2009
2010
2011
TOTAL
Volume (kg)
Volume (kg)
Volume (kg)
Volume (kg)
Volume (kg)
Volume (kg)
1,109,979
286,281
234,740
216,226
211,601
2,058,827
26,716,000
-
7,700,000
18,252,010
-
52,668,010
1,997,919
18,136,048
8,235,000
-
-
28,368,967
KOMODITI
1
KAYU
2
BUNGKIL KOPRA
3
MINYAK KELAPA KASAR
4
JAGUNG KUNING
83,448,000
81,030,000
43,763,460
41,299,275
6,600,000
256,140,735
5
TEPUNG KELAPA
862,500
-
766,000
-
-
1,628,500
6
GULA TETES
23,835,880
27,069,493
14,051,880
37,768,000
10,200,000
112,925,253
7
ROTAN POLIS
118,850
295,502
207,650
110,200
-
732,202
138,089,128
126,817,324
74,958,730
97,645,711
17,011,601
454,522,494
TOTAL
Sumber : Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012
BAB II - 123
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.112. Perkembangan Nilai Ekspor Gorontalo NO 1 2 3 4 5 6 7
KOMODITI
2007
2008
2009
2010
2011
TOTAL
Nilai (US$)
Nilai (US$)
Nilai (US$)
Nilai (US$)
Nilai (US$)
Nilai (US$)
KAYU
1,104,711
388,460
8,318,344
163,045
292,531
18,267,092
BUNGKIL KOPRA
2,804,140
-
847,400
2,007,721
-
5,659,261
MINYAK KELAPA KASAR
1,398,543
5,100,976
1,062,375
-
-
7,561,894
JAGUNG KUNING
15,062,550
16,276,350
7,488,730
8,893,909
1,735,440
49,456,979
TEPUNG KELAPA
655,000
-
592,332
-
-
1,247,332
10,730,000
1,995,520
1,597,988
5,931,463
846,600
21,101,571
129,213
336,393
250,573
132,888
-
849,066
31,884,157
32,097,699
20,157,742
17,129,026
2,874,571
104,143,195
GULA TETES ROTAN POLIS TOTAL
Sumber : Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012
Tabel 2.111 dan 2.112 menunjukkan adanya kecenderungan penurunan volume dan nilai ekspor Gorontalo selang tahun 2007 – 2011. Penurunan ini diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain penurunan permintaan negara importir, stok barang daerah, kebijakan ekspor nasional dan negara importir, dan membaiknya harga komoditi antar pulau sehingga pelaku usaha lebih memilih perdagangan antar pulau ketimbang ekspor. Komoditi ekspor terbesar Gorontalo adalah Jagung Kuning sebesar 256.141 ton dengan total nilai ekspor mencapai US$ 49.456.979. Kemudian diikuti oleh Gula Tetes sebesar 112.925 ton dengan nilai US$ 21.101.571, Bungkil Kopra sebesar 52.668 ton dengan nilai US$ 5.659.261, Minyak Kelapa Kasar 28.369 ton dengan nilai US$ 7.561.894, Kayu 2.059 ton dengan nilai US$ 18.267.092, Tepung Kelapa 1.629 ton dengan nilai US$ 1.628.500 dan terakhir Rotan Polis 732 ton dengan nilai US$ 849.066. Negara tujuan ekspor Gorontalo antara lain Singapura, Philipina, Vietnam, Korea, Thailand, Malaysia, China dan Jepang. Pada prinsipnya, perkembangan kuantitas KUMKM belum dibarengi dengan perkembangan kualitas yang dapat memberi nilai tambah yang besar bagi pelaku usaha. Hal ini disebabkan KUMKM Provinsi Gorontalo belum didukung sepenuhnya dengan permodalan yang memadai, teknologi tepat guna, dan promosi produk untuk pemasaran yang efektif serta belum didukung oleh kemitraan dalam bentuk inti-plasma, subkontrak, waralaba (franchise), distribusi dan keagenan, perdagangan umum, dan bentuk-bentuk kemitraan lainnya, seperti usaha patungan ( joint venture), bagi hasil, dan penyumberluaran (outsourcing). Fungsi
kelembagaan
KUMKM masih
belum
optimal
karena banyak
permasalahan internal. Salah satu upaya untuk mengembangkan perekonomian daerah adalah ekonomi kreatif yang sampai saat ini masih sangat terbatas pengembangannya.
BAB II - 124
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Lebih lanjut, untuk lembaga keuangan sesuai data yang ada pada Bank Indonesia terdapat 17 lembaga perbankan yang ada di Gorontalo baik perbankan nasional maupun swasta. Khusus untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang telah beroperasi sebanyak 4 BPR. Keempat BPR ini telah beroperasi di Kab/Kota kecuali di Bone Bolango dan Gorontalo Utara. Tabel 2.113 akan menggambarkan distribusi lembaga perbankan pemerintah dan swasta termasuk BPR di Kabupaten dan Kota. Tabel 2.113 Jumlah Bank Pemerintah dan Swasta di Provinsi Gorontalo NO
NAMA BANK
1
KOTA GORONTALO PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
Jl. H. Nani Wartabone (ex. Jl. A. Yani)
KC
D
Jl. H. Nani Wartabone No. 32 (ex. Jl. A. Yani No.32) Jl. H. Nani Wartabone No. 22 (ex. Jl. A. Yani No.22) Jl. M.T. Haryono No.18
KC
D
KC
D
4
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Sulut
KC
ND
5
PT. Bank Muamalat Indonesia
Jl. Raja Eyato No. 35A
KC
D
6
D
KC
D
KC
D
9
PT. Bank Syariah Mandiri
KC
D
10
PT. Bank Sinarmas
KC
D
11
PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk
KC
D
12
KCP
ND
KCP
ND
KCP
ND ND
KCP
ND
KCP
ND
KCP
ND
19
PT. Bank Sulut
KCP
ND
20
PT. Bank Central Asia, Tbk
Jl. H. Nani Wartabone No. 62 (ex. Jl. D.I. Panjaitan No.62) Kel. Limba U 1 UMK-Satya Praja Gtlo, Jl. Raya Eyato No. 36, Kel. Biawao, Kec. Kota Selatan Jl. Prof. Dr. H.B. Yasin (ex. Jl. K H Agus Salim) Kel. Paguyaman, Kec. Kota Utara Jl. Pasar Minggu No.20 Ds. Bube Kec. Suwawa Jl. Budi Utomo No. 209, Kel. Limba U-I, Kec. Kota Gorontalo Jl. H. Nani Wartabone No. 10 (ex. Jl. Ahmad Yani No. 10)
KCP
18
PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional PT. Bank Sulut
Jl. Prof. H.B. Yasin No.55, Limba U2,Kota Selatan Jl. H. Nani Wartabone No. 58 ( ex. Jl. A. Yani No.58) Jl. H. Nani Wartabone No. 139 (ex. Jl. Ahmad Yani No. 139) Gorontalo 96114 Jl. H. Nani Wartabone No. 127 (ex. Jl. Ahmad Yani No. 127) Jl. KH. Agus Salim (Basuki Rahmat) No. 11, Kel. Limba, Kec. Kota Selatan, Kota Gorontalo Jl. H. Nani Wartabone (d/h Jl. Ahmad Yani) No.32 B & 32 C, Kel. Biawao, Kec. Kota Selatan, Kota Gorontalo Jl. MT. Haryono No.62, Kel. Biawao, Kec. Kota Selatan Jl. Patimura No.22 Kel. Limba U 1, Kec. Kota Selatan Jl. Jend. Sudirman No.6 Kel. Wumialo
KC
8
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk PT. Bank Mega, Tbk
KCP
D
2 3
7
13 14 15 16 17
ALAMAT
STATUS
BAB II - 125
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Syariah Mega Indonesia PT. Bank Syariah Mega Indonesia PT. Bank Tabungan Negara (Persero) PT. Bank Tabungan Negara (Persero) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
37
PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk
38
PT. Bank Panin, Tbk
38
PT. BPR Mega Zanur
39
PT. BPR Paro Dana
40
PT. BPR Asparaga Adiguna Bersama PT. BPR Telaga Sinar Cahaya
41
Jl. Prof. Dr. H.B. Yasin (ex. Jl. Agus Salim)
KCP
D
KCP Sentral Gorontalo, Jl. Sam Ratulangi No.33, Kel. Limba U II, Kec. Kota Selatan KCP Satya Praja, Jl. KH. Agussalim No. 13, Kel. Limba B, Kec. Kota Selatan Jl. H. Nani Wartabone No. 16 (ex. Jl. Ahmad Yani No.16) KK SOPP Gorontalo-STKIP, Jl. Jend. Sudirman No. 6, Gorontalo KK BRI KPP Pratama
KCP
ND
KCP
ND
KK
ND
KK
ND
KK
ND
KK BRI Badan Keuangan Daerah (BKD) Provinsi Gorontalo Jl. H. Nani Wartabone (ex. Jl. D.I. Panjaitan) No. 74, Kel. Limba U, Kec. Kota Selatan Jl. Raja Eyato - Kota Barat
KK
ND
KK
ND
Unit
ND
Jl. Budi Utomo, Kota Utara
Unit
ND
Jl. Sultan Botutihe No. 168 (ex. Jl. Nani Wartabone No. 168, Kel. Oluhata, Kec. Kabila) Jl. Irigasi Kec. Tapa
Unit
ND
Unit
ND
Jl. Raja Eyato
Unit
ND
Jl. Sultan Botutihe (ex. Jl. Hi. Nani Wartabone, Kel. Paguyaman, Kec. Kota Tengah, Kota Gorontalo) Jl. Sam Ratulangi
Unit
ND
Unit
ND
Jl. Prof. Aloei Saboe
Unit
ND
Jl. Kartini No. 2 Kel. Limba U1, Kec. Kota Selatan Jl. Jend. Ahmad Yani, Biawao, Kota Selatan, Gorontalo Jl. H.B. Yasin No. 40, Kota Gorontalo
KC KC
D
KP
ND
Jl. Raya Limboto No. 40 KM 7, Desa Luhu, Kec. Telaga Jl. Prof. Dr. H.B. Yasin No. 67 (ex. Jl. Kartini No.67) Jl. MH Thamrin Kel. Limba UI Kec. Kota Selatan
KP
ND
KC
ND
KP
ND
KABUPATEN GORONTALO 1
PT. Bank Sulut
Jl. Mayor Dullah No.1
KC
ND
2
Jl. Jend. Sudirman No.269
KC
D
Jl. Jend. Sudirman No. 45, Kel. Kayubulan, Kec. Limboto Jl. Sudirman No.35
KCP
ND
4
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
KCP
ND
5
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
Jl. Raya Limboto, Kel. Bulila, Kec. Telaga
KF
ND
3
BAB II - 126
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
6
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
Jl. Isimu Raya No. 47, Kec. Tibawa
KF
ND
7
Jl. Mbui Bungale
KCP
ND
Jl. Trans Sulawesi, Desa Marisa Utara
KCP
ND ND
KCP
ND
KCP
ND
KCP
ND
KK
ND
14
PT. Bank Muamalat Indonesia
KK
ND
15
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. BPR Asparaga Adiguna Bersama PT. BPR Paro Dana
Jl. Jend. Sudirman, Kel. Kayubulan, Kec. Limboto, Kab. Gorontalo Jl. PT. Rajawali, Desa Sidomulyo, Kec. Biliyohuto, Kab. Gorontalo KCP Paguyaman, Jl. Rajawali Dusun IV, Desa Sidomulyo, Kec. Boliyohuto KCP Sentral Limboto, Jl. KH. Wahid Hasyim No.560A, Kel. Kayubulan, Kec. Limboto Jl. Raya Limboto, Kec. Telaga, Kab. Gorontalo Jl. Jend. Sudirman No.60 Kel. Kayubulan, Kec. Limboto, Kab. Gorontalo KK SOPP Limboto, Jl. Mayor Dullah No. 287, Limboto Kel. Isimu/Trans Sulawesi Kec. Tibawa
KCP
13
PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional PT. Bank Syariah Mega Indonesia PT. Bank Syariah Mega Indonesia PT. Bank Sulut
KK
ND
Unit
ND
Kel. Kayubulan, Kec. Limboto
Unit
ND
Desa Payunga, Kec. Batudaa
Unit
ND
Desa Hulawa, Kec. Telaga
Unit
ND
Jl. Trans Sulawesi, Desa Kotajin, Kec. Atinggola, Kab. Gorontalo Desa Bulila Kec. Telaga
Unit
ND
KP
ND
Desa Sidodadi, Kec. Boliyohuto, Kab. Gorontalo
KK
ND
8 9 10 11 12
16 17 18 19 20 21 22
KABUPATEN BOALEMO 1
PT. Bank Sulut
Jl. Trans Sulawesi, Kec. Tilamuta
KC
ND
2
PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia
Jl. Trans Sulawesi, Desa Hungayonaa, Kec. Tilamuta KK Boalemo, Jl. Husin Dj. Rahman, Desa Limbato, Kec. Tilamuta, Kab. Boalemo Desa Limbato, Kec. Tilamuta
KCP
ND
KK
ND
Unit
ND
Desa Sidomulyo, Kec. Boliyohuto
Unit
ND
Desa Bongo, Kec. Wonosari, Kab. Boalemo, Gorontalo Jl. Trans Sulawesi Desa Molombulahe , Kec. Paguyaman
Unit
ND
KC
ND
3 4 5 6 7
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. BPR Asparaga Adiguna Bersama KABUPATEN POHUWATO
1
PT. Bank Sulut
Jl. Trans Sulawesi No.117, Marisa
KC
ND
2
PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Negara Indonesia
Jl. Trans Sulawesi No.128, Kec. Marisa
KCP
D
Jl. Trans Sulawesi (Depan Lap. Ormas Marisa), Desa Marisa Utara, Kec. Marisa Jl. Trans Sulawesi, Kec. Marisa
KCP
ND
KCP
ND
3 4
BAB II - 127
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
(Persero) Tbk 5
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
Jl. Trans Sulawesi, Kec. Marisa
KCP
ND
6
PT. Bank Sulut
KCP
ND
7
PT. Bank Muamalat Indonesia
KK
ND
8
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Syariah Mega Indonesia PT. BPR Paro Dana
KCP Popayato, Jl. Raya Trans Sulawesi No. 188 Desa Maleo Kec. Popayato Timur, Kab. Pohuwato Jl. Trans Sulawesi Komp. Lapangan Ormas, Kec. Marisa KK SOPP Marisa, Jl. Batu Pasang, Marisa
KK
ND
Jl. Trans Sulawesi, Desa Buntulia Selatan, Kec. Marisa Jl. Trans Sulawesi Desa Motolohu Kec. Randangan, Kab. Puhowato KCP Pohuwato-Marisa, Jl. Batu Pasang, Kel. Marisa Utara Jl. Trans Sulawesi No. 132, Desa Buntulia Selatan, Kec. Duhiadaa, Kab. Pohuwato, Marisa
Unit
ND
Unit
ND
KCP
ND
KC
ND
Kompleks Perkantoran Desa Bube Kec. Suwawa Kab. Bone Bolango Kompleks Pasar Bilungala (Simpang Empat) Desa Bilungala Kec. Bone Pantai Kab. Bone Bolango
Unit
ND
Unit
ND
Jl. Trans Sulawesi, Ds. Pontolo, Kec. Kwandang Kel. Moluo, Kec. Kwandang, Kab. Gorontalo Utara BDI KCP Gorontalo Utara, Jl. Trans Sulawesi, Dusun Pasar Lama, Desa Moluo
KCP
ND
KCP
ND
KCP
ND
Jl. Trans Sulawesi Pelabuhan Anggrek Kwandang, Desa Pantolo, Kec. Anggrek, Kab. Gorontalo Utara (Kompleks Pasa Molingkapoto) KK Gorontalo Utara, Jl. Trans Sulawesi, Simpang Tiga, Polsek Kwandang, Desa Moluo KK SOPP Kwandang, Jl. Raya Trans Sulawesi No. 88, Gorontalo Desa Moluo, Kec. Kwandang
KCP
ND
KK
ND
KK
ND
Unit
ND
Unit
ND
9 10 11 12
1 2
KABUPATEN BONE BOLANGO PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
1
KABUPATEN GORONTALO UTARA PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
2
PT. Bank Sulut
3
PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk
4
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional
5
PT. Bank Muamalat Indonesia
6
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Trans Sulawesi Desa Bulontio Timur Kec. (Persero) Tbk Sumalata Kab. Gorontalo Utara Sumber : Bank Indonesia Gorontalo, 2012
7 8
Keberadaan perbankan di daerah diharapkan bisa memacu pertumbuhan ekonomi sebagai bentuk penguatan modal usaha melalui skim kredit. Salah satu skim yang sangat diminati adalah Kredit Usaha Rakyat disingkat KUR. KUR diarahkan untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memiliki kelayakan usaha namun tidak bankable dikarenakan
BAB II - 128
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
tidak adanya asset yang bisa dijadikan jaminan. Sejak diluncurkan pada tahun 2008 hingga 2011 penyaluran KUR di Gorontalo telah mencapai Rp. 279.102.820.500, yang disalurkan kepada 36.782 UMKM se Provinsi Gorontalo. 2.3.1.11 Kebudayaan Seperti umumnya masyarakat Indonesia, masyarakat Gorontalo dikenal dengan masyarakat yang terbuka (open minded). Mudah menerima dan menyapa siapa saja yang datang ke daerah. Di Gorontalo tidak mengenal perbedaan suku/etnik, dan agama, semua diperlakukan sama. Nilai-nilai adat dan budaya yang masih kuat dalam kehidupan bermasyarakat yang dimiliki Gorontalo, dijadikan kekayaan dan pemersatu yang tak ternilai dan modal dasar untuk membangun daerah kedepan yang lebih sejahtera. Selain itu, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Agama telah menempatkan Provinsi Gorontalo sebagai salah satu pusat pengembangan Kebudayaan Islam di Kawasan Timur Indonesia. Ini disebabkan karena masyarakat Gorontalo dipandang masih tetap memegang teguh adat dan budaya leluhur. Agama dan kebiasaan-kebiasaan adat/budaya dijalankan dalam falsafah hidup orang Gorontalo melalui “Adat bersendikan syara” dan “Syara
bersendikan
Kitabullah”.
Jadi
kehidupan
keseharian
masyarakat
Gorontalo,
telah
berkembang kedalam suatu suasana yang dinamis dan berdasarkan nilai-nilai religious tersebut. Dengan demikian kehidupan harmonis dan damai inilah yang dijadikan modal sosial untuk terus membangun daerah dalam mengejar ketertinggalannya dengan daerah lain. Bagi pelaku bisnis, investor, dan wisatawan, keamanan, dan kenyamanan menjadi syarat mutlak harus disiapkan daerah bagi mereka. Itulah yang menjadi pendorong bagi pemerintah daerah untuk tetap menciptakan daerah yang aman dan damai. Keamanan menjadi fokus utama bagi pemerintah daerah termasuk partisipasi aktif masyarakat untuk tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Kerjasama dan komunikasi yang dibangun oleh institusi terkait bidang kemasyarakatan dan keamanan, tokoh-tokoh adat serta tokoh agama menjadi kunci utama membangun perdamaian melalui dialog-dialog terbuka terkait masalah kebangsaan dan keagamaan antar institusi. 2.3.1.12 Kepemudaan dan Olah Raga Kepemudaan dan olahraga dilaksanakan dengan Visi Gorontalo Emas serta Misinya yaitu mewujudkan masyarakat gemar berolahraga, kreatif dan inovatif. Visi dan misi ini dilakukan melalui strategi: menata dan menyempurnakan sistem pembinaan dan pengembangan pemberdayaan olahraga, membangun keserasian dan keharmonisasian program, mekanisme dan hasil pembangunan keolahragaan kabupaten/kota, serta memfasilitasi dan mengembangkan jaringan serta akses kemitraan disektor olahraga tingkat provinsi sampai kabupaten/kota. Pembinaan pemuda selama ini sudah berjalan cukup baik. Banyak prestasi membanggakan diraih oleh pemuda baik di tingkat nasional maupun internasional, terutama terkait dengan bidang pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa kota Gorontalo memiliki potensi pemuda yang unggul. Namun yang masih perlu ditingkatkan BAB II - 129
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
adalah kemandirian sosial pemuda untuk bisa survive dalam arus globalisasi yang bisa berdampak negatif pada pola relasisosial, menipisnya semangat kebangsaan, dan gaya hidup hedonis. Semakin sempitnya lapangan kerja di sektor formal membutuhkan kemandirian pemuda untuk berwirausaha. Prestasi olahraga dalam berbagai event sudah cukup baik, namun masih perlu peningkatan kesadaran berolahraga di kalangan masyarakat luas, pembibitan olahraga dan peningkatan jumlah ruang publik untuk olahraga yang bisa dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan dan masyarakat luas. Diharapkan dengan peningkatan ruang publik untuk olahraga, pembibitan olahraga dan pemasyarakatan olahraga akan memudahkan pencarian dan penemuan bibit unggul daerah di bidang olahraga dan bisa membudayakan olahraga di masyarakat. Tabel 2.114 Daftar Perolehan Medali Kejuaraan Nasional dan Internasional No.
Kejuaraan
1
Sea Games
2
Asian Games
Cabang Olahraga Sepak Takraw
Tahun 2009
Jumlah Medali Perunggu 1
Perak -
Emas -
1
-
-
17
5
9
Sepak Takraw 2010 Atletik & Sepak 3 Kejurnas PPLP 2003 - 2010 Takraw Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2011
2.3.1.13 Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri Semangat demokrasi dalam kehidupan masyarakat telah membawa perubahan signifikan utamanya perubahan dalam paradigma pemerintahan, yaitu dari pola sentralisasi bergeser ke pola desentralisasi, yang berimplikasi pula pada perubahan peran pemerintah daerah yang harus makin responsive terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang makin demokratis. Perubahan tersebut setidaknya telah terinspirasi dibidang politik dan pemerintahan. Pendidikan politik kepada masyarakat selalu dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kedewasaan politik masyarakat dan partisipasi politik masyarakat. Hal ini tergambar pada pelaksanaan pemilihan Anggota Legislatif, Presiden/Wakil Presiden tahun 2009 yang tingkat partisipasi politik masyarakat mencapai 83 %. Sedangkan partisipasi masyarakat dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo periode tahun 20122017, dari jumlah DPT sebanyak 756.597 orang yang menggunakan hak pilih sebanyak 608.799 orang, dimana suara sah sebanyak 495.175 orang dan suara tidak sah sebanyak 113.624 orang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.115.
BAB II - 130
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.115 Hasil Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2011 A. NO
SUARA SAH PEROLEHAN SUARA SAH UNTUK SELURUH PASANGAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
NAMA PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
1
KOTA GORONTALO
KAB. GORONTALO
KAB. POHUWATO
KAB. BOALEMO
KAB. BONE BOLANGO
KAB. GORUT
3
4
5
6
7
8
2
JUMLAH AKHIR 9
1
Drs. H. RUSLI HABIBIE, MAP DR. Drs. H. IDRIS RAHIM, MM
44.150
60.449
29.390
35.923
45.978
48.121
264.011
2
DR. IR. H. GUSNAR ISMAIL, MM H. TONNY ULOLI, SE.MM
41.730
42.924
28.390
31.164
28.228
10.624
183.060
3
Drs. H. DAVID BOBIHOE AKIB, MM PROF.DR.IR.H.NELSON POMALINGO,M.Pd
14.879
-
10.712
9.356
10.095
3.062
48.104
68.492
76.443
84.301
61.807
495.175
JUMLAH PEROLEHAN SUARA SAH UNTUK SELURUH PASANGAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH B. NO
100.759
103.373
SUARA TIDAK SAH PEROLEHAN SUARA TIDAK SAH UNTUK SELURUH PASANGAN NAMA PASANGAN CALON KEPALA JUMLAH KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DAERAH AKHIR DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOTA GORONTALO KAB. GORONTALO KAB. POHUWATO KAB. BOALEMO KAB. BONE BOLANGO KAB. GORUT
1
2
1
SUARA TIDAK SAH
3
5
6
7
1.173
106.974
4
1.032
2.721
1.025
699
113.624
JUMLAH PEROLEHAN SUARA SAH + SUARA TIDAK SAH 101.932
210.347
69.524
79.164
85.326
62.506
608.799
JUMLAH DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT)
8
9
756.597
Sumber : Badan Kesbangpol Prov. Gorontalo,2012
Berdasarkan data yang terdaftar pada Badan Kesbangpol Provinsi Gorontalo sampai dengan tahun 2012 jumlah LSM sebanyak 69, Orkesmas sebanyak 74 dan yayasan sebanyak 19, demikian juga data kejadian unjuk rasa dan konflik yang menonjol sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 2.116, 2.117 dan 2.118. Tabel 2.116 Jumlah LSM/Orkemas, Yayasan Yang Terdaftar pada Badan Kesbang dan Politik No.
LSM/Orkemas
Jumlah
1.
LSM
69
2.
Orkemas
74
3.
Yayasan
19
Ket.
Sumber : Badan Kesbangpol Prov. Gorontalo, 2012
BAB II - 131
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.117 Jumlah Kejadian Unjuk Rasa di Provinsi Gorontalo Selang tahun 2008 s/ Mei 2012 Tahun
No.
Materi Unras
1
Masalah Kebijakan Pemerintah Korupsi, Kolusi dan Nepotisme Masalah PILKADA, PILEG Masalah tambang Masalah Penegakan Hukum
2 3 4 5
2008
2009
2010
2011
2012
8
8
18
22
3
1
11
11
8
3
18 2
4 5
2 1 17
2 2 3
1 1
Sumber : Intelkam POLDA Gorontalo & Badan KesbangPol Prov. Gorontalo
Tabel 2.118 Data Konflik Yang Menonjol Tahun 2012 No. 1.
Jenis Konflik Konflik Antar Lembaga
2.
Tawuran antar pelajar
Uraian Konflik antara BRIMOB dan KONSTRAD Tawuran antara SMK 1 & SMK 3
Sumber : Badan Kesbangpol Prov. Gorontalo, 2012
Jumlah Korban 1 (satu) Orang -
Ket Sudah diselesaikan oleh Instansi terkait Sudah diselesaikan oleh Pihak sekolah
2.3.1.14 Ketahanan Pangan a.
Perkembangan Ketersediaan Pangan Intervensi kebijakan dan program Ketahanan Pangan selama periode 2003-2011 telah menaikkan tingkat ketersediaan energy (kalori/kapita/hari) dan protein (gr/hari), seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.30 dan 2.31 walaupun fluktuatif.
Tetapi
ketersediaan lemak (gr/kapita/hari) cenderung menurun seperti yang ditujukkan pada Gambar 2.32. Penyebab utama berfluktuasinya ketersediaan tersebut, antara lain disebabkan oleh meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya secara arif dan adanya gangguan iklim, dan juga di pengaruhi oleh jumlah permintaan terhadap pangan yang merupakan dampak dari peningkatan pendapatan masyarakat. Terkait dengan penurunan ketersediaan lemak, antara lain disebabkan oleh produksi pangan hewani tidak mengalami peningkatan produksi yang cukup besar, serta pertambahan penduduk tiap tahun semakin bertambah.
BAB II - 132
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Gambar. 2.30
Sumber : Dinas Pertanian dan ketahanan pangan, 2012
Produksi pangan cenderung naik yang menunjukkan besarnya kecukupan penyediaan pangan yang dipenuhi dari produksi dalam negeri. Untuk ketersediaan energy pada tahun 2003-2007 cenderung naik, sedangkan periode tahun 2008-2010 kecenderungannya menurun. Hal ini dipengaruhi oleh semaikin bertambahnya jumlah penduduk sedangkan produksi stagnan. Akan tetapi secara nasional angka ketersediaan energy di Provinsi Gorontalo telah melebihi angka ketersediaan energy yang diamanatkan pada pertemuan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi IX Tahun 2008, bahwa tingkat ketersediaan energ di Indonesia adalah 2200 kkal. Gambar. 2.31
BAB II - 133
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Sumber : Dinas Pertanian dan ketahanan pangan, 2012
Sedangkan ketersediaan protein yang diamanatkan pada WNPG tahun 2008 adalah 57 gram/hari. Untuk kondisi di Provinsi Gorontalo, ketersediaan protein masih melebihi angka nasional yaitu berkisar 65,45-194,45 gram/hari atau 114,8% - 341% diatas angka nasional. Pada tahun 2003-2008 ketersediaan protein cenderung naik, akan tetapi pada tahun 2009-2010 ketersediaannya cenderung turun. hal ini dipengaruhi oleh produksi pangan hewani tidak mengalami peningkatan produksi yang cukup besar, apa bila dibandingkan dengan pertambahan penduduk setiap tahun. Gambar 2.32
Sumber : Dinas Pertanian dan ketahanan pangan, 2012
Ketersediaan lemak kecenderungannya turun, hal diakibatkan oleh produksi pangan hewani
tidak mengalami peningkatan produksi yang cukup besar, serta
pertambahan penduduk tiap tahun semakin bertambah. b.
Perkembangan PPH Ketersediaan dan Konsumsi Pola Pangan Harapan (PPH) adalah komposisi kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya. Apabila skor PPH tinggi, maka ketersediaan dan konsumsinya semakin beragam. PPH ketersediaan di Gorontalo, mengalami naik turun, kondisi ini diakibatkan oleh tidak dinamisnya peningkatan produksi. PPH ideal yang diharapkan pada tahun 2020 adalah 100, sedangkan PPH aktualnya berkisar antara 60,8-68,3 seperti ditunjukkan pada Gambar 2.33.
BAB II - 134
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Gambar 2.33
Sumber : Dinas Pertanian dan ketahanan pangan, 2012
Pada
Gambar
2.34,
performance
PPH
konsumsi
yang
menggambarkan
keberagaman tingkat konsumsi masyarakat selang 2004-2010 belum mencapai sasaran sampai pada angka 80,2. Ketidakberagaman ini disebabkan oleh dominannya tingkat konsumsi kelompok pangan padi-padian khususnya beras dan masih rendahnya konsumsi untuk kelompok pangan umbi-umbian, pangan hewani, kacang-kacangan serta sayur dan buah. Oleh karena itu telah dilakukan upaya penganekaragaman pola konsumsi pangan melalui program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dan kampanye “ One day no rice “. Gambar 2.34
Sumber : Dinas Pertanian dan ketahanan pangan, 2011
BAB II - 135
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Hasil analisis Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi tahun 2012, yang diolah berdasarkan data ketersediaan produksi pangan pokok (padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar) menunjukkan, bahwa wilayah Provinsi Gorontalo secara total berada pada status aman, kecuali wilayah Kota Gorontalo. Hal ini disebabkan karena lahan produktif sangat sedikit jumlahnya dan
pertambahan penduduk yang meningkat secara signifikan
sehingga
menjadikan wilayah Kota Gorontalo sebagai wilayah Rawan pangan secara Kualitatif. Selain itu, wilayah (desa, kecamatan, kabupaten) menjadi rawan pangan apabila terbatasnya sumberdaya pertanian, jumlah penduduk dan pertumbuhannya yang tinggi serta aksesibilitas pangan yang sulit untuk menjangkau wilayah-wilayah tersebut. Kestabilan distribusi pangan di Gorontalo terus terkendali, walaupun pada kondisikondisi tertentu misalnya menjelang hari-hari besar keagamaan dan musim paceklik sering terjadi lonjakan harga pangan pokok yang mempengaruhi aksesibilitas masyarakat terhadap pangan. Untuk itu telah dilakukan langkah-langkah yang terkait dengan stabilitasi harga, antara lain melalui kegiatan program penguatan lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (PLDPM), penyediaan cadangan pangan masyarakat melalui program lumbung pangan, dan pengembangan sistem informasi harga, pasokan dan akses pangan. Menjadi skala prioritas selain ketahanan pangan adalah keamanan pangan (food and
bio security) juga perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah, karena keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu industri pangan yang berperan sebagai pengedar pangan ke konsumen harus memenuhi standar mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Beberapa tahun terakhir ini keamanan pangan selalu menjadi pertimbangan pokok dalam perdagangan, baik perdagangan nasional maupun perdagangan internasional. Di seluruh dunia kesadaran dalam hal keamanan pangan semakin meningkat. Pangan semakin penting dan vital peranannya dalam perdagangan dunia. Berkaitan dengan keamanan pangan sampai saat ini belum ada sinergitas yang mantap antara pemerintah daerah dengan lembaga-lembaga internasional, regional, sub regional, dan antar daerah guna memperkuat ketahanan pangan serta masih terbatasnya pusat-pusat riset untuk mendukung food and bio-security.
BAB II - 136
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.119 Situasi Pangan dan Gizi Di Provinsi Gorontalo Tahun 2012
No
Kecamatan
Skor Ketersediaan Pangan
Skor Akses Pangan
Indeks Skor Skor Komposit Pemanfaatan Komposit Tahun 2012 Pangan (IKT)
1
KABUPATEN BOALEMO
1
3
1
5
3
2
KABUPATEN GORONTALO
1
3
1
5
3
3
KABUPATEN POHUWATO
1
3
1
5
3
4
KABUPATEN BONE BOLANGO
1
3
1
5
3
5
KABUPATEN GORONTALO UTARA
1
3
1
5
3
6
KOTA GORONTALO
3
2
1
6
3
Provinsi Gorontalo
1
3
1
5
3
Sumber data : Hasil Olahan Subdinas Ketahanan Pangan Tahun 2012 Keterangan :
Rasio 3≤r≤4 5≤r≤6 5≤r≤9
Skor 1 2 3
Warna Hijau Kuning Merah
* Tanpa ada Bobot 3 * Ada Bobot 3
Mengacu pada Tabel 2.118, hanya Kota Gorontalo yang skor ketersediaan pangannya dikategorikan rawan, sementara seluruh kabupaten dipandang relative aman, tetapi dari aspek skor akses pangan seluruh kabupaten dinilai rawan. Untuk skor pemanfaatan pangan seluruh kabupaten/kota dikategorikan aman dan indeks komposit
(IKT) seluruh wilayah
kabupaten/kota dinilai rawan. 2.3.1.15 Komunikasi dan Informatika Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang demikian pesat telah mendorong peran strategis informasi sebagai suatu modal dasar pembangunan. Berbagai potensi keunggulan daerah seperti keindahan alam, iklim, sumber daya hayati baik pertanian, perkebunan, perikanan dan kehutanan, sumber daya mineral dan pertambangan, bila dikemas sebagai suatu produk informasi yang tepat akan menjadi sumber kegiatan ekonomi yang tiada batasnya dan memiliki daya saing tinggi. Keunggulan khas tersebut, perlu digali dan dikembangkan menjadi Gorontalo Information Database, yang dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi pertumbuhan sektor-sektor yang lain dan pada akhirnya dapat memajukan kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo. Pembangunan Komunikasi dan Informatika Provinsi Gorontalo untuk tahun 20072012 difokuskan kepada tiga agenda utama, yaitu:
1. Terbangunnya koneksi data base antar seluruh unit kerja 2. Berkembangnya warung informasi di setiap kecamatan 3. Terwujudnya teknologi informasi yang dimanfaatkan secara efektif Terkait dengan agenda pembangunan Komunikasi dan Informatika sepanjang tahun 20072012 yang telah dicapai yaitu: BAB II - 137
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
1. Terbangunnya infrastruktur jaringan intranet dengan jumlah 60 titik sambungan jaringan yang terdiri atas 55 titik sambungan jaringan SKPD dan UPTD, 4 titik sambungan tempat umum dan 1 titik sambungan untuk asosiasi pengadaan barang dan jasa. 2. Kapasitas koneksi internet dengan kapasitas 12 Mbps untuk melayani 60 titik sambungan 3. Website dan portal Pemerintah Provinsi Gorontalo yang dapat diakses melalui www.gorontaloprov.go.id dan www.gorontalo.go.id 4. Webmail untuk seluruh SKPD, Kecamatan dan Desa dengan jumlah 3274 pengguna yang dapat diakses melalui http://mail.gorontaloprov.go.id 5. Pengembangan sistem informasi pendidikan dan sistem informasi perpustakaan digital dengan jumlah 7851 database dan dokumen digital 6. Pengembangan Sistem Informasi Hukum dan Perundang-undangan dengan jumlah 19.793 database hukum dan perundang-undangan dalam bentuk dokumen digital. 7. Tersedianya 72 Pusat Layanan Internet Kecamatan dan 182 Desa Dering untuk layanan komunikasi. Pembangunan telekomunikasi dalam kurun waktu 5 tahun di Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada tabel 2.120. Tabel 2.120 Jumlah BTS (Build Tower Station) dan Operator di Provinsi Gorontalo, 2011 No.
Kabupaten/Kota
Jumlah BTS
Jumlah Operator
1.
Kota Gorontalo
25
Telkomsel 15, Indosat 5, XL AXIATA 3, Telkom 2
2.
Kab. Gorontalo
46
Telkomsel 31, Indosat 6, XL AXIATA 5, Telkom 4
3.
Kab. Gorontalo Utara
19
Telkomsel 12, Indosat 3, XL AXIATA 2, Telkom 2
4.
Kab. Pohuwato
21
Telkomsel 13, Indosat 5, XL AXIATA 2, Telkom 1
5.
Kab. Boalemo
18
Telkomsel 11, Indosat 4, XL AXIATA 1, Telkom 2
6.
Kab. Bone Bolango
22
Telkomsel 14, Indosat 4, XL AXIATA 3, Telkom 1
151
151 Operator
Total
Sumber : Balihristi Provinsi Gorontalo, 2011.
Disamping pembangunan jaringan telekomunikasi seluler, untuk mendorong akses masyarakat terhadap informasi yang lebih luas, maka peran media elektronik dan cetak juga sangat dibutuhkan. Adapun lembaga media massa, cetak dan elektronik se- Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada tabel 2.121.
BAB II - 138
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.121 Lembaga Media Massa, Cetak dan Elektronik Se- Provinsi Gorontalo No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7
Nama Lembaga Media Massa, Cetak dan Elektronik Radio RRI Selebes FM M Radio Nada FM Civica FM SK FM Go Radio SMeK FM Poliyama FM Sajadah FM Fanua FM Star FM GSP Televisi GO TV TVRI Memoza Civika Cetak Gorontalo Post Radar Progresif Gema Hulondalo Warta Kesra Skandal Merdeka News
Lokasi Kota Gorontalo Kota Gorontalo Kota Gorontalo Kota Gorontalo Kota Gorontalo Kota Gorontalo Kota Gorontalo Kab. Gorontalo Kab. Gorontalo Kab. Bone Bolango Kab. Pohuwato Kab. Gorontalo Utara Kab. Boalemo Kota Kota Kota Kota
Gorontalo Gorontalo Gorontalo Gorontalo
Kota Kota Kota Kota Kota Kota Kota
Gorontalo Gorontalo Gorontalo Gorontalo Gorontalo Gorontalo Gorontalo
Sumber : Balihristi & Biro Umum dan Humas Prov. Gorontalo (diolah)
2.3.1.16 Perpustakaan Perpustakaan sebagai sarana pembelajaran dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun kepribadian melalui penyediaan bahan pustaka yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam pelaksanaan pembinaan perpustakaan telah terjadi peningkatan jumlah buku dan judul buku dari Tahun 2010-2011, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.122 dan 2.123.
BAB II - 139
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.122 Jumlah Buku dan Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Gorontalo, 2010-2011. Jumlah No.
Tahun.
Jumlah Buku
Perpustakaan Desa/Kel
Jumlah Pengunjung
1.
2010
20.837
87
6.717
2.
2011
21.039
145
8.009
Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, 2011.
Tabel 2.123 Daftar Jumlah Buku Pada Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Gorontalo Berdasarkan Klasifikasi NO
KLAS BUKU
RUMPUN BUKU
JUDUL
EKSAMPLAR
ILMU KOMPUTER, INFORMASI, KARYA UMUM
3.080
6.160
100 200
FILSAFAT, PSIKOLOGI ILMU AGAMA - Agama Islam - Agama Kristen
2.800 1.020 776 244
4.600 1.938 978 960
300
ILMU SOSIAL - Kepemimpinan - Pendidikan - Manajemen - Lingkungan - Kesehatan - Bank/Keuangan - Perpajakan - Koperasi - Organisasi - Publik - Administrasi - Hukum - Ekonomi - Komunikasi - Sosial Budaya, Otonomi, Statistik - Politik - Psikologi - Antropologi - Bisnis - Buku Rencana Kerja Perorangan
1.686 55 340 64 95 61 89 31 13 8 8 29 256 105 118 67 164 11 6 112 54
3.498 91 934 126 180 151 200 56 25 12 9 54 540 213 211 128 262 21 10 221 54
1
000
2 3
4
BAB II - 140
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
5 6
400 500
7 8 9
600 700 800 800 900 900
10
BAHASA ILMU MURNI - Matematika - Kimia - Fisika - Biologi TEKNOLIGI, ILMU TERAPAN KESENIAN, SENI DEKORASI KESUSASTRAAN FIKSI SEJARAH GEOGRAFI JUMLAH
2.600 252 58 63 68 63 3.421 2.050 161 488 160 160 17.878
Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, 2012
3.600 442 109 112 113 108 3.800 3.050 474 1.192 330 337 29.421
2.3.1.17 Kearsipan Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam pelaksanaan Pengeloaan Kearsipan telah terkumpul sejumlah arsip-arsip aktif dan inaktif dari setiap SKPD yang ada di Provinsi dan Kabupaten/Kota dari tahun 2010-2011, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.124. Tabel. 2.124 Jumlah ARSIP dan Jumlah Pengelola Kearsipan di Gorontalo, 2010-2011. No.
Tahun.
Jumlah Arsip
Jumlah
Jumlah
Pengelola
Layanan Sadar
Kearsipan
Arsip
1.
2010
1.817
60
300
2.
2011
1.849
120
324
Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, 2011.
2.3.1.18 Kepegawaian Daerah Berdasarkan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah melaksanakan pembinaan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam satu kesatuan penyelenggaraan manajemen Pegawai Negeri Sipil secara nasional, yang meliputi penetapan formasi, pengadaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, penetapan pensiun, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban kedudukan hukum, pengembangan kompetensi, dan pengendalian jumlah. Sebagai gambaran umum kondisi pengelolaan manajemen kepegawaian di Provinsi Gorontalo, pada bagian ini akan menjelaskan dari segi kelembagaan dan sumber daya Aparatur. BAB II - 141
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
1. Kelembagaan Penataan kelembagaan Pemerintah Provinsi Gorontalo berdasarkan Peraturan Daerah telah ditetapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah dengan nomenklatur yang berbeda yaitu Sekretariat Pemerintah Daerah dan Sekretariat DPRD diatur melalui Perda No. 5 Tahun 2007, Dinas-Dinas dengan Perda No.6 Tahun 2007, Lembaga-Lembaga Teknis Daerah diatur denganPerda No. 7 Tahun 2007, selain itupula ada beberapa unit kerja baru lainnya yang dibentuk karena tuntutan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Adapun susunan tingkat eselonering menurut nomenklatur unit kerja dapat dilihat pada tabel 2.125. Tabel 2.125 Data Unit Kerja dan Jabatan Struktural Provinsi Gorontalo Per Juni 2012 JUMLAH ESELONISASI NO. A 1 2 3 4 5 B 1
2
3 4 5 6 7
8
9 10 11 C 1 2 3 4 5 6 7
SKPD SEKRETARIAT Sekretariat Daerah Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Sekretariat Korps Pegawai Republik Indonesia Sekretariat Pelaksana Harian Badan Narkotika DINAS-DINAS Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga UPT Balai Pengembangan Kegiatan Belajar UPT Politeknik Gorontalo Dinas Kesehatan UPT Laboratorium Kesehatan UPT Balai Pelayanan Kesehatan Mandiri Dinas Pekerjaan Umum UPT Balai Jasa Konstruksi Dan Uji Material UPT Tempat Permrosesan Air Talumelito Dinas Perhubungan Dan Pariwisata Dinas Sosial Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan UPT Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura UPT Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura UPT Balai Perlindungan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Dinas Perikanan Dan Kelautan UPT Taksi Mina Bahari UPT Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan Dinas Koperasi, Perindustrian Dan Perdagangan UPT Balai Kemetrologian UPT Balai Standarisasi Mutu Barang Dinas Kehutanan Dan Pertambangan Dinas Perkebunan Dan Peternakan UPT Pengembangan Ternak Wonggahu BADAN DAN KANTOR Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Keuangan Daerah UPT Kota Gorontalo & Kabupaten Bone Bolango UPT Kabupaten Gorontalo & Gorontalo Utara UPT Kabupaten Boalemo & Pohuwato Badan Lingkungan Hidup, Riset Dan Teknologi Informasi Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Aparatur Daerah Widyaiswara Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Dan Penanggulangan Kemiskinan Inspektorat
I.B
II.A
II.B
III.A
III.B
IV.A
1 -
7 1 1 -
5 1 -
16 4 3 -
3 -
49 11 6 6
-
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
1 -
7 1 1 7 1 1 5 1 1 4 5 6 4 1 1 1 6 1 1 6 1 1 8 5 1
2 -
20 2 4 14 3 2 17 3 3 14 14 14 14 2 2 2 17 3 2 17 3 3 18 13 2
-
1 1 1 1 1 1 1
-
6 17 5 13 1 3 1 3 1 3 5 14 5 14 BAB II - 142 5 13 5 11 5 5
UPT Balai Perlindungan Tanaman Pangan Dan Hortikultura 1 2 Dinas Perikanan Dan Kelautan 1 6 17 8 UPT Taksi Mina Bahari 1 3 UPT Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan 1 2 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Dinas Koperasi, Perindustrian Dan Perdagangan 1 6 17 PROVINSI GORONTALO 2012-2017 9 UPT Balai Kemetrologian 1 3 UPT Balai Standarisasi Mutu Barang 1 3 JUMLAH ESELONISASI 10 Dinas Kehutanan Dan Pertambangan 1 8 18 NO. Dinas Perkebunan Dan Peternakan SKPD 13 I.B - II.A1 II.B- III.A5 III.B- IV.A 11 UPT Pengembangan Ternak Wonggahu 1 2 A SEKRETARIAT C BADAN DAN KANTOR Sekretariat Daerah Pembangunan Daerah 15166 49 11 Badan Perencanaan 17 -17 2 Badan Sekretariat DewanDaerah Perwakilan Rakyat Daerah 11 Keuangan -11 -54 -13 3 UPT Sekretariat Komisi Pemilihan Umum 1Kota Gorontalo & Kabupaten Bone Bolango --13 -36 24 Sekretariat Korps Pegawai Republik Indonesia --1363 UPT Kabupaten Gorontalo & Gorontalo Utara 15 Sekretariat Pelaksana Harian Badan Narkotika UPT Kabupaten Boalemo & Pohuwato 1 3 B 3 Badan Lingkungan Hidup, RisetDINAS-DINAS Dan Teknologi Informasi 1 5 14 Dinas Pemuda Dan Olahraga Aparatur Daerah -11 175 -20 BadanPendidikan, Kepegawaian Dan Pengembangan 14 41 UPT Balai Pengembangan Kegiatan Belajar 1 2Widyaiswara UPT Politeknik Gorontalo 1 2 5 Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik 1 5 134 Dinas Kesehatan 1 7 14 6 Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Dan Penanggulangan Kemiskinan 1 5 11 2 UPT Laboratorium Kesehatan 1 35 7 Inspektorat 1 5 UPT Balai Pelayanan Kesehatan Mandiri 1 8 Badan Investasi Daerah 1 1 5 142 Dinas Pekerjaan Umum 1 5 17 9 Badan Pusat Informasi Jagung 1 4 11 3 UPT Balai Jasa Konstruksi Dan Uji Material 1 3 10 Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan 1 4 9 UPT Tempat Permrosesan Air Talumelito 1 3 11 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 1 4 9 4 Dinas Perhubungan Dan Pariwisata 1 4 14 12 Kantor Perwakilan 1 4 5 Dinas Sosial 1 5 14 13 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Dan Perlindungan Masyarakat 1 4 6 Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi 1 6 14 14 Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah 1 3 Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan 1 4 14 JUMLAH 1 31 8 159 5 430 UPT Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura 1 2 7 Sumber: BKPAD Provinsi Gorontalo, Juni 2012 Sumber BKPAD Provinsi Gorontalo, 2012 UPT: Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura 1 2 UPT Balai Perlindungan Tanaman Pangan Dan Hortikultura 1 2 Dinas Perikanan Dan Kelautan 1 6 17 2.8 Sumber Daya Aparatur (PNS) UPT Taksi Mina Bahari 1 3 UPTBerdasarkan Laboratorium Pembinaan dan Pengujianterakhir Mutu Hasil Perikanan - jumlah 1PNS pada 2 kepegawaian pada awal tahun- 2012 Dinas Koperasi, Perindustrian Dan Perdagangan 1 6 17 Pemerintah Gorontalo berjumlah 3.237 Orang, yang terdiri dari PNS 9 UPT BalaiProvinsi Kemetrologian - Pria1 sebanyak 3 UPT Balai Standarisasi Mutu Barang 1 1731 Orang atau 53.48% dan PNS Wanita sebanyak 1506 Orang atau 46.52%. Dari segi 3 10 Dinas Kehutanan Dan Pertambangan 1 8 18 kuantitas saat ini dianggap cukup memadai dalam mendukung pelaksanaan Dinas jumlah Perkebunantersebut Dan Peternakan 1 5 13 11 Pengembangan Wonggahu 2 tugas UPTpokok dan Ternak fungsi Pemerintah Provinsi Gorontalo, -namun- dari- segi1 kualitas C BADAN DAN KANTOR berdasarkan tingkatan danDaerahlatar belakang pendidikan- formal 1 Badan Perencanaan Pembangunan 1 - serta6 dengan 17 Badan Keuangan Daerah 1 5 13 mempertimbangkan tuntutan kompetensi seorang pegawai dalam menangani bidang UPT Kota Gorontalo & Kabupaten Bone Bolango 1 3 2 tugasnya masih Gorontalo perlu ditingkatkan yang UPT Kabupaten & Gorontalo Utara baik melalui pendidikan lanjutan - pada - jurusan 1 3 UPT Kabupaten Boalemo & Pohuwato 1 masih langka terbatas atau melalui diklat-diklat teknis. Perbandingan Jumlah PNS 3 3 Badan Lingkungan Hidup, Riset Dan Teknologi Informasi 1 5 14 berdasarkan jenis kelamin digambarkan Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Aparaturpada Daerahtabel 2.126. 1 5 14 4 Widyaiswara 5 Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik 1 5 13 Tabel 2.126 6 Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Dan Penanggulangan Kemiskinan 1 5 11 7 Inspektorat 1 5 5 Data PNS Provinsi Gorontalo Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Golongan 8 Badan Investasi Daerah 1 1 5 14 Per Juni 2012 9 Badan Pusat Informasi Jagung 1 4 11 10 Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan 1 4 9 GOLONGAN NO JENIS KELAMIN JUMLAH 11 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 1 4 9 IV III II 12 Kantor Perwakilan - I 1 4 Laki-Laki 193 Masyarakat783 707 48 1731 131 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Dan Perlindungan 1 4 142 Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah 1 Perempuan 87 882 537 1506 3 JUMLAH 1 31 8 159 5 430 JUMLAH 280 1665 1244 48 3237 Sumber: BKPAD Provinsi Gorontalo, Juni 2012 Sumber: BKPAD Provinsi Gorontalo Sumber : BKPAD Provinsi Gorontalo, 2012
BAB II - 143
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
a) Keadaan PNS Provinsi Pemerintah Provinsi Gorontalo menurut Tingkat Pendidikan. Berdasarkan data awal tahun 2012 keadaan PNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo menurut tingkat pendidikan formal diketahui bahwa jumlah PNS pendidikan tingkat SD sebanyak 24 orang atau 0,74%, pendidikan tingkat SLTP sebanyak 41 orang atau 1,27%, tingkat SLTA sebanyak 1059 orang atau 32,80%, Diploma-I sebanyak 39 orang atau 1,21%, Diploma-II sebanyak 7 orang atau 0,19%, Diploma-III sebanyak 422 orang atau 13,04%, Diploma-IV sebanyak 13 orang atau 0,40%, Sarjana S.1 sebanyak 1299 orang atau 40,03%, S.2 sebanyak 326 orang atau 10,05%, dan S.3 sebanyak 7 orang atau 0,28%. Untuk lebih jelasnya perbandingan jumlah PNS Pemerintah Provinsi Gorontalo berdasarkan tingkatan pendidikan dapat dilihat pada pada tabel 2.127. Tabel 2.127 Data PNS Provinsi Gorontalo Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Pendidikan Per Juni 2012
Sumber : BKPAD Provinsi Gorontalo, 2012
b) Keadaan PNS Provinsi Pemerintah Provinsi Gorontalo menurut Golongan Ruang Berdasarkan Golongan ruang yang diperbandingkan dengan penyebaran dalam jabatan structural maupun jabatan fungsional diketahui bahwa kondisi Pegawai Negeri Sipil Provinsi Gorontalo dapat digambarkan dalam tabel 2.128.
BAB II - 144
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.128 Data PNS Provinsi Gorontalo Berdasarkan Golongan Ruang Per Juni 2012 NO
JABATAN
I. TENAGA STRUKTURAL 1 Eselon 2 Staf JUMLAH I. TENAGA FUNGSIONAL 1 WIDYAISWARA 2 PAMONG BELAJAR 3 PENGAWAS SEKOLAH 4 POPT 5 PBT 6 PUSTAKAWAN 7 PENYULUH PERTANIAN 8 AUDITOR 9 PENYULUH PERIKANAN JUMLAH TOTAL (I + ii)
I/a
I/b
8 8
12 12
I/c
16 16
I/d
II/a
II/b
II/c
GOLONGAN JUMLAH II/d III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e
4 56 212 159 90 81 12 426 387 295 130 673 403 89 36 20 25 12 426 387 295 130 677 459 301 195 110 106
1
1 3 2
8
12
16
5 3 1
4 1 2
3 4
3 7 8
2 1 2
14 6 20
9 6 15
1 1
626 2544 3170
1
10 18 12 10 5 2 1 5 4 67 3237
2 1
1
1 3 2 3 1 4 2 7 12 7 7 19 6 12 426 387 299 132 684 471 308 202 129 112
3 23
15
Sumber : BKPAD Provinsi Gorontalo, 2012
Berdasarkan tabel 2.128 dapat dilihat bahwa PNS Provinsi Gorontalo terdistribusi dalam berbagai golongan ruang dengan komposisi Golongan I total berjumlah 48 orang, golongan II berjumlah 1.244 orang, golongan III berjumlah 1.665 golongan IV berjumlah 280 orang. Dari perbandingan jumlah tersebut dapat disimpulkan bahwa PNS Provinsi Gorontalo terkonstrasi pada Golongan III dan Golongan II, selebihnya pada Golongan IV dan Golongan I. Selanjutnya berdasarkan data pada table di atas terlihat bahwa animo PNS untuk masuk dalam jabatan fungsional masih sangat rendah, terlihat dari data PNS dalam jabatan fungsional hanya sebanyak 67 orang atau sebesar 2,07% dari total PNS Provinsi Gorontalo, hal ini tentunya memerlukan perhatian serius dari Pemerintah PRovinsi Gorontalo untuk mengupayakan pendistribusian pegawai ke jabatan fungsional agar nantinya secara bertahap akan menyesuaikan dengan semangat reformasi birokrasi khususnya dalam penataan SDM aparatur menuju PNS yang professional.
c) Keadaan PNS Provinsi Pemerintah Provinsi Gorontalo menurut Jenis Kelamin dan Eselonering Selanjutnya untuk mengetahui tingkat sebaran PNS dalam jabatan Struktural berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 2.129.
BAB II - 145
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.129 Data PNS Provinsi Gorontalo Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Eselon Per Juni 2012 NO
ESELON
JENIS KELAMIN
1
Laki-Laki
2
Perempuan Jumlah
I.B II.A II.B III.A
NON III.B IV.A ESELON
JUMLAH
28
7
113
2
237
1344
1731
1
1
1
44
2
190
1267
1506
1
29
8
157
4
427
2611
3237
Sumber : BKPAD Prov. Gorontalo, 2012
Dari tabel 2.129 terlihat bahwa jumlah distribusi penempatan PNS dalam Jabatan Struktulal Eselon I di Provinsi Gorontalo di jabat oleh Perempuan, untuk Pejabat Eselon II yang notabene adalah pimpinan SKPD sebanyak 35 jabatan diduduki oleh PNS Laki-laki sendangkan 2 Jabatan diduduki oleh PNS perempuan, hal ini menggambarkan bahwa peran perempuan dalam mempimpin organisasi SKPD provinsi Gorontalo belum cukup signifikan dan masih didominasi oleh PNS Laki-laki.
d) Kondisi Jabatan Struktural PRovinsi Gorontalo dan Diklat Kepemimpinan Pejabat STruktural Berdasarkan data terakhir, kondisi jabatan struktural di Provinsi Gorontalo sebagian besar telah terisi, namun ada beberapa jabatan structural yang belum terisi atau lowong disebabkan PNS yang menduduki jabatan tersebut pension dan belum dilakukan pengisian. Jabatan lowong pada pemerintah Provinsi Gorontalo total berjumlah 8 jabatan yang terdiri dari Jabatan ESelon II-A sebanyak 2 orang, Eselon III yang lowong sebanyak 3 orang, dan Eselon IV yang lowong sebanyak 3 jabatan. Untuk lebih jelasnya kondisi jabatan structural di Provinsi Gorontalo dapat digambarkan dalam tabel 2.130.
BAB II - 146
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.130 Data Jabatan Struktural Eselon Pemerintah Provinsi Gorontalo Yang Terisi dan Lowong Per Juni 2012 NO 1 I-A
ESELON JUMLAH ESS. I
2 3 4 5 6 7
II-A II-B JUMLAH ESS. II III-A III-B JUMLAH ESS. III IV-A IV-B JUMLAH ESS. IV
TOTAL ESELON (II+III+IV)
JUMLAH 1 1 31 8 39 159 5 164 430 0 430
TERISI 1 1 29 8 37 157 4 161 427 0 427
LOWONG 0 0 2 0 2 2 1 3 3 0 3
634
626
8
Sumber: Gorontalo2012 Sumber :BKPAD BKPAD Provinsi Provinsi Gorontalo,
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 pasal 14 (empat belas) ayat 1 (satu) dikatakan bahwa peserta Diklat PIM adalah PNS yang akan atau telah menduduki jabatan struktural. Jika dilihat dari data pegawai berdasarkan jenjang Diklat Kepemimpinan (PIM), seperti terlihat pada tabel 2.131. Tabel 2.131 Data Pejabat Struktural Eselon Pemerintah Provinsi Gorontalo Berdasarkan Diklat Kepemimpinan Per Juni 2012 NO
NAMA DIKLAT
ESELON
1
DIKLATPIM TK. I
2
DIKLATPIM TK. II
3
DIKLATPIM TK. III
I.B II.A II.B III.A III.B IV.A
4
DIKLATPIM TK. IV JUMLAH Sumber: Sumber :BKPAD BKPADProvinsi ProvinsiGorontalo, Gorontalo,Juni 20122012
JUMLAH PEJABAT
SUDAH DIKLATPIM
BELUM DIKLATPIM
1 29 8 157 4 427 626
0 19 4 116 2 284 425
1 10 4 41 2 143 201
Dari tabel 2.131, terlihat bahwa masih banyak para pejabat struktural belum mengikuti amanah dari PP 101 Tahun 2000, sehingga standar kompetensi jabatan melalui diklat PIM belum menunjukkan perubahan dalam rangka peningkatan kapasitas sumber daya aparatur yang menduduki jabatan struktural. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama terutama pemerintah daerah dalam hal perencanaan dokumen anggaran, sekiranya kebijakan dalam rangka peningkatan kompetensi pejabat struktural melalui diklat PIM dapat BAB II - 147
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
menjadi program daerah secara terus menerus dan berkesinambungan, termasuk Diklat Teknis dan Diklat Fungsional sesuai dengan visi BKD-Diklat mewujudkan PNS Provinsi Gorontalo yang profesional, netral dan sejahtera berbasis kompetensi. 2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan 2.3.2.1 Pengembangan Kawasan Strategis Faktor utama yang berperan dalam menciptakan kemajuan ekonomi di Provinsi Gorontalo adalah adanya kejelasan tujuan ( goal clarity) dan kebijakan pembangunan yang fokus. Berdasarkan kriteria kawasan strategis dan potensi wilayah, maka ada beberapa kawasan strategis di Provinsi Gorontalo sebagai berikut: 1. Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo
Kawasan pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Gorontalo-PaguyamanKwandang dengan sektor unggulan agrobisnis dan agroindustri jagung dan perikanan..
Pengembangan kawasan pertanian berkelanjutan yang dipaduselaraskan dengan pengembangan irigasi teknis berupa KSP Randangan dan sekitarnya, KSP Wonosari dan sekitarnya;
Kota Gorontalo sebagai Ibukota provinsi dan juga merupakan KSP Gorontalo mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perputaran ekonomi di Provinsi Gorontalo. Kota Gorontalo dan sekitarnya diarahkan sebagi pusat pemerintahan dan jasa perdagangan di Provinsi Gorontalo, demikian juga halnya dengan KSP Marisa dan sekitarnya.
Kota Limboto diarahkan sebagai kawasan strategis untuk pertumbuhan jasa dan perdagangan. Untuk itu perlu pengembangan: kawasan terpadu industri, perdagangan dan simpul transportasi darat, udara dan kereta api
berupa KSP Isimu; Bandara
pengumpul Djalaluddin menjadi Bandar Kargo dan Embarkasi Antara; pengembangan Kawasan Industri Pengolahan Sampah Terpadu (KIPAST) di Talumelito Telaga Biru.
Pengembangan Kawasan terpadu pelabuhan, petikemas dan pergudangan KSP Anggrek
Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) daerah pesisir, pertanian dan perkebunan.
2. Strategis Kepentingan Sosial Budaya Kawasan strategis untuk pengembangan kepentingan sosial budaya terdapat di setiap kabupaten. Suku-suku yang bermukim di Kabupaten Boalemo, terdiri dari Suku Gorontalo, Jawa, Sunda, Madura, Bali, NTB. Selain itu terdapat suku Bajo yang hidup berkelompok di suatu perkampungan di Desa Bajo, Kecamatan Tilamuta dan Desa Torisiaje, Kecamatan Popayato. Mereka tinggal di laut dengan mendiami bangunan rumah di atas air. Di Desa Karengetan Kecamatan Paguat dan Desa Londoun Kecamatan Popayato terdapat perkampungan Suku Sangihe Talaud. Suku Minahasa dapat ditemukan di Desa Kaarwuyan, Kecamatan Paguat.
BAB II - 148
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Objek budaya dan peninggalan sejarah yang perlu dilindungi juga terdapat di Provinsi Gorontalo, dan karenanya perlu dikukuhkan sebagai bagian dari kawasan lindung (dalam hal ini cagar budaya) antara lain adalah: 1) Benteng Otanaha, Kelurahan Dembe, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo 2) Benteng Orange, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara 3) Kota Jin, Kecamatan Gentuma Raya, Kabupaten Gorontalo Utara 4) Taman Makam Ju Panggola, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo 5) Taman Makam Nani Wartabone, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango 6) Taman Makan Ta’ilayabe, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo 7) Museum Pendaratan Soekarno, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo 8) Rumah adat Gorontalo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo 9) Perkampungan Suku Bajo di Desa Torisiaje, Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato. 10) Desa Religius Bongo di Kecamatan Batudaa Pantai Berbagai potensi sosial yang disebutkan di atas tidak semuanya memiliki nilai strategis dalam konteks wilayah provinsi. Terdapat beberapa bagian yang memiliki nilai strategis Provinsi kepentingan sosial budaya sebagai berikut; 1) Kota pendidikan Gorontalo, Kawasan pendidikan Kabila-Suwawa di Kabupaten Bone Bolango dan kawasan pendidikan Limboto di Kabupaten Gorontalo 2) Kawasan wisata terpadu tirta, sejarah dan kerajinan tangan serta seni dan budaya Telaga-Gorontalo-Tapa. 3. Penentuan Kawasan Strategis Kepentingan Sumber Daya Alam (SDA) Keberlanjutan ragam hayati darat maupun laut diarahkan untuk dilindungi oleh kawasan-kawasan lindung strategisnya. Pemanfaatan SDA yang tak terbarukan diarahkan agar menghasilkan sumber pendapatan baru yang setara dan mengembalikan kualitas lingkungan hidup pasca eksploitasi. Kawasan Strategis Provinsi yang berhubungan dengan Sumber Daya Alam Tambang adalah Blok tambang emas Pohuwato, Blok tambang emas Pohuwato-Boalemo, Blok tambang emas Boalemo-Gorontalo, Blok tambang emas Gorontalo dan Blok tambang emas Bone Bolango. 4. Penentuan Kawasan Strategis Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung untuk Kawasan strategis Provinsi Kepentingan Daya Dukung Lingkungan, meliputi: 1) Kawasan strategis Danau Limboto 2) Suaka Margasatwa Nantu di Desa Mohiolo dan Desa Pangea, Kabupaten Gorontalo. 3) Cagar Alam Panua di Kelurahan Libuo Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwatu. 4) Cagar Alam Tanjung Panjang di Kabupaten Pohuwato 5) Taman Nasional Bogani Nani Wartabone di Kabupaten Bone Bolango. 6) Cagar Alam Tangale di Kabupaten Gorontalo
BAB II - 149
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
2.3.2.2 Pertanian Sektor pertanian menjadi leading sector pengembangan ekonomi lokal karena penyerapan tenaga kerja dan kontribusi PDRB masih sangat dominan. Dari aspek sumber daya lahan,
Provinsi Gorontalo memiliki potensi luas areal sawah sekitar 27.520 ha.
Kabupaten Gorontalo merupakan wilayah yang terluas areal penggunaannya yaitu 12.942 Ha (47%),
kemudian Kabupaten Gorontalo Utara 4.603 Ha (17%), Kabupaten Boalemo
4.537 Ha (16%), Kabupaten Pohuwato 2.681 Ha (10%), Kabupaten Bone Bolango 1.841 Ha (7%) dan Kota Gorontalo 916 Ha (3%) sebagaimana ditampilkan pada tabel 2.132. Tabel 2.132 Luas Lahan Sawah Serta Penggunaannya
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, 2011 (Diolah)
Luas lahan kering yang dapat diusahakan untuk pengembangan komoditas pangan lainnya dan hortikultura seluruhnya seluas 284.822 Ha. dimana tingkat penggunaannya di Kabupaten Gorontalo telah mencapai 79.531 Ha (28%), Kabupaten Pohuwato 71.791 Ha (25%), Kabupaten Boalemo 61.827 Ha (22%), Kabupaten Gorontalo Utara 46.898 Ha (16%), Kabupaten Bone Bolango 22.357 Ha (8%) serta Kota Gorontalo 2.418 Ha (1%) sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2.133.
BAB II - 150
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.133
Sumber data : Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, 2011 (Diolah)
Tabel 2.134 Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Gorontalo, 2007-2011 Luas Panen (Ha)
Komoditas
Produksi (Ton)
2007
2008
2009
2010
2011
2007
2008
2009
2010
2011
43.414
46.241
47.333
45.370
52.753
197.779
236.235
256.217
252.243
273.773
1.134
701
309
567
583
2.642
1.638
716
1.320
148
Jagung
119.027
156.436
124.798
143.833
135.754
572.785
753.598
569.110
679.168
605.781
Kedele
4.004
1.873
4.727
2.885
1.741
5.694
2.514
5.527
3.402
2.144
K. Tanah
2.591
1.878
1.646
1.873
955
3.336
1.849
1.655
2.262
982
K. Hijau
420
337
229
226
172
515
411
286
280
218
Ubi Kayu
642
771
601
512
474
7.432
9.214
7.117
6.171
5.779
Ubi Jalar
314
412
358
303
260
2.974
3.947
3.456
2.926
2.565
Padi Sawah Padi Ladang
Sumber: Data Angka Tetap (ATAP) Tahun 2007 – 2011 BPS dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo, 2012 (Diolah).
Komoditas tanaman pangan yang dikembangkan di Provinsi Gorontalo terdiri atas 7 (Tujuh) komoditi yaitu Padi (padi sawah dan ladang), Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu dan Ubi Jalar. Tabel 2.134 menunjukkan rata-rata peningkatan produksi padi sawah selang 2007 – 2011 jagung
pertahunnya meningkat 6,98 %. Pada periode yang sama produsi
meningkat 5,37%, sedangkan komoditi lainnya (kedelai, kacang tanah, kacang
hijau, ubikayu dan ubijalar)
mengalami penurunan.
Perincian data Luas Tanam, Luas
Panen, Produktivitas dan Produksi tanaman Padi, Jagung dan Kedelai pada masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 2.135.
BAB II - 151
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.135 Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditi Padi (Padi Sawah dan Ladang)
Sumber:
Data Angka Tetap (ATAP) Tahun 2007 – 2011 BPS dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo, 2012 (Diolah).
Berdasarkan tabel 2.135, dapat dilihat bahwa Kabupaten Gorontalo memiliki Luas Tanam padi yang terbesar yaitu 24,388 ha dengan produksi 117,377 ton/ha dan terkecil Kota Gorontalo dengan luas 2,024 dengan produksi 12,024 ton/ha.
BAB II - 152
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.136 Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditi Jagung
Sumber:
Data Angka Tetap (ATAP) Tahun 2007 – 2011 BPS dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo, 2012 (Diolah).
Berdasarkan tabel 2.136, dapat dilihat bahwa luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi jagung, kabupaten Pohuwato berada di peringkat tertinggi, yaitu 326,142 ton/ha, kemudian kabupaten Boalemo yaitu 140.653 ton/ha, kabupaten Gorontalo 96,563 ton/ha, Kabupaten Gorontalo utara 21.698 ton/ha, kabupaten Bone Bolango 20,420 ton/ha dan yang terakhir kota gorontalo dengan produksi 303 ton/ha.
BAB II - 153
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.137 Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditi Kedelai NO
URAIAN
2007
2008
1 Kab. Boalemo Luas Tanam 278 Luas Panen 215 Produktifitas 13,57 Produksi 292 2 Kab. Gorontalo Luas Tanam 167 Luas Panen 195 Produktifitas 14,99 Produksi 292 3 Kab. Pohuwato Luas Tanam 2.422 Luas Panen 3.473 Produktifitas 14,32 Produksi 4.973 4 Kab. Bone Bolango Luas Tanam 221 Luas Panen 121 Produktifitas 11,31 Produksi 137 5 Kota Gorontalo Luas Tanam Luas Panen Produktifitas Produksi 6 Kab. Gorontalo Utara Luas Tanam Luas Panen Produktifitas Produksi Provinsi Gorontalo 3.088 Luas Tanam 4.004 Luas Panen 14,22 Produktifitas 5.694 Produksi Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, 2012
2009
2010
2011
519 464 13,31 618
98 220 11,41 251
165 109 11,83 129
35 100 12,40 124
429 117 12,49 146
82 209 10,79 226
324 300 11,50 354
141 124 12,42 154
822 1.187 13,73 1.630
4.519 4.145 11,79 4.887
1.961 2.458 11,79 2.898
1.799 1.510 12,38 1.870
41 87 11,29 98
8 37 9,73 36
2 6 11,60 7
-
2 2 12,01 2
2 2 10,46 2
1 1 10,00 1
-
55
16 12,68 20
75 114 11,04 126
14 11 11,80 13
6 7 12,86 9
1.813 1.873 13,42 2.514
4.709 4.727 11,69 5.527
2.467 2.885 11,79 3.401
1.981 1.741 12,38 2.156
-
Berdasarkan Tabel 2.137, dapat dilihat bahwa komoditas kedelai belum berkembang karena luas arealnya relatif terbatas kecuali Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo. Dan luas tanam lebih terbesar ada diwilayah kabupaten Pohuwato yaitu 1,799 ha dengan produksi 1,870 ton/ha Selain komoditas tersebut diatas Gorontalo memiliki potensi hasil perkebunan. Saat ini luas areal perkebunan 360.376 Ha dan luas perkebunan yang termanfaatkan 118.063 Ha Peluang investasi masih terbuka di sektor perkebunan 242.313 Ha. Komoditas perkebunan yang dominan adalah
Kelapa dengan luas areal 68.248 Ha, Kakao 12.483 Ha, Cengkeh
8.280 Ha dan tebu 7.818 Ha. Produktivitas tanaman kelapa yang merupakan komoditi unggulan masyarakat dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan, baik dari BAB II - 154
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
segi luas tanam maupun produksi. terjadinya peningkatan produksi tanaman kelapa dari tahun 2007 sampai tahun 2012 sebesar 63.273 Ton. Produksi cengkeh juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2007 sebesar 554 Ton menjadi 910 Ton pada tahun 2012. Untuk peternakan yang prioritas adalah ternak sapi, saat ini jumlah populasi sapi 192.066 ekor sementara produksi daging sapi
3.984.995 kg/th. Selain Sapi, Provinsi
Gorontalo memiliki jenis ternak yang di kembangkan antara lain, kambing,babi,kuda,ayam kampung (buras), ayam ras (pedaging dan petelur), itik. Untuk tahun 2011 populasi ternak ayam kampung 964.000,- ekor, ternak ayam petelur 132.000 ekor, ternak ayam pedaging 240.000 ekor dan ternak itik berjumlah 56,907 ekor. Peran penyuluh tidak bisa diabaikan dalam suksesnya program. Penyuluh pada dasarnya
adalah
aparat
yang
membangun
pertanian,
perikanan
dan
kehutanan,
pendidik/penasehat yang mengabdikan dirinya untuk kepentingan para petani-nelayan beserta keluarganya .Pekerjaan seorang penyuluh tidak terbatas pada mengembangkan kemampuan, pengetahuan, sikap dan keterampilan tetapi juga memotivasi membimbing dan mendorong para petani-nelayan mengembangkan swadaya dan kemandiriannya dalam berusahatani yang lebih menguntungkan menuju hidup yang lebih bahagia dan sejahtera. Keberhasilan sektor pertanian, perikanan dan kehutanan mendapat kontribusi dari tugas penyuluh sebagai fasilitator bagi petani, peternak, dan nelayan. Jumlah penyuluh pertanian, perikanan, dan kehutanan yang ada di Gorontalo saat ini berjumlah 618 orang yang tersebar diseluruh kabupaten/kota, yang terdiri dari 518 orang penyuluh pertanian, perkebunan, dan peternakan; 68 orang penyuluh perikanan dan 32 orang penyuluh kehutanan. Dilihat dari jumlah desa yang ada di Gorontalo maka jumlah penyuluh masih kurang, karena sesuai dengan kebutuhan setiap desa seharusnya dilayani oleh satu orang penyuluh, sehingga idealnya jumlah penyuluh 729 orang pada 75 kecamatan. Selanjutnya untuk meningkatkan produktivitas, mutu, dan nilai tambah produk-produk pertanian, perikanan dan kehutanan maka perlu peningkatan mutu penyuluhan melalui ; perbaikan sistem penyelenggaraan penyuluhan, pengembangan SDM Penyuluh, pengembangan SDM Pelaku Utama dan Pelaku Usaha, penguatan kelembagaan penyuluhan, pengadaan sarana dan prasarana penyuluhan yang memadai, peningkatan kesejahteraan penyuluh serta lebih proaktif berkoordinasi dengan instansi terkait pusat maupun daerah . 2.3.2.3 Perikanan Provinsi Gorontalo mempunyai potensi perikanan tangkapnya yang besar dan dibagi berdasarkan wilayah pengelolaan dan pemanfaatan (WPP) yaitu WPP Teluk Tomini s/d Laut Seram potensinya mencapai 595.630 Ton/tahun dan WPP Laut Sulawesi sampai Samudra Pasifik potensinya mencapai 630.470 Ton/thn. Sedangkan untuk potensi perikanan budidaya mencakup budidaya perikanan laut, perikanan payau dan perikanan tawar, potensinya sebesar 339.268 ton per tahun.
BAB II - 155
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Dari potensi tersebut, realisasi capaian produksi perikanan baik produksi perikanan tangkap, maupun produksi perikanan budidaya mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 12,34
% atau mengalami kenaikan produksi dari 120.962 ton pada tahun 2007
naik menjadi 206.227 ton pada tahun 2011, hal ini dapat di lihat pada tabel 2.138. Tabel 2.138 Hubungan Target dan Realisasi Produksi Perikanan Gorontalo, 2007-2011 Perikanan Tangkap (dalam Ton) Tahun
Target
Realisasi
2007
53.035
49.962
2008
58.334
2009
%
Perikanan Budidaya (dalam Ton) %
Total Produksi
Realisasi
94,21
75.565
71.000
93,96
120.962
94,06
62.921
107,86
80.000
78.800
98,50
141.721
102,44
64.166
66.717
103,98
86.295
85.653
99,26
152.370
101,26
2010
70.597
72.325
102,45
101.775
93.659
92,03
165.984
96,29
2011
77.648
76.369
98,35
151.845
129.858
85,52
206.227
89,86
Capaian
Capaian
Realisasi
%
Target
Capaian
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo 2012
Tabel 2.139 Produksi Perikanan Tangkap Per Kabupaten/Kota , 2007-2011 Kabupaten/Kota
Realisasi Produksi Perikanan Tangkap Per Kab/Kota 2007
2008
2009
2010
2011
Kota Gorontalo
9,448
11,898
12,615.9
13,676.8
14,441.0
Kabupaten Gorontalo
6,578
8,284
8,784.1
9,522.1
10,055.0
Kabupaten Boalemo
6,634
8,354
8,857.7
9,602.8
10,139.0
Kabupaten Pohuwato
8,007
10,085
10,693.0
11,591.3
12,240.0
Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Gorontalo Utara
8,396
10,574
11,211.9
12,153.8
12,834.0
10,900
13,726
14,554.5
15,778.2
16,660.0
49,962.0
62,921.0
66,717.0 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, 2012
72,325.0
Total
76,369.0
BAB II - 156
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.140 Produksi Perikanan Budidaya Per Kabupaten/Kota , 2007-2011 Realisasi Produksi Budidaya Per Kab/Kota
Kabupaten/Kota
2007
2008
2009
2010
2011
Kota Gorontalo
1,379
1,530
1,663.5
1,819.0
2,522.2
Kabupaten Gorontalo
2,355
2,613
2,840.5
3,106.0
4,306.8
Kabupaten Boalemo
19,634
21,791
23,686.3
25,900.8
35,913.5
Kabupaten Pohuwato
37,325
41,425
45,028.2
49,236.0
68,262.1
281
312
339.2
370.9
514.2
10,026
11,128
12,095.4
13,226.2
18,339.2
Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Gorontalo Utara Total
71,000.0
78,800.0 85,653.0 93,659.0 129,858.0
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, 2012
Tabel 2.141 Produksi Tambak (Budidaya Air Payau) No.
Kab/Kota
Lahan
Produksi Tahun 2011 (ton)
Existing
Udang
Bandeng
313
31
87
1.
Gorontalo Utara
2.
Pohuwato
3.136
164
2.643
3.
Boalemo
136
-
287
3.585
195
3.017
Total
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelaitan Provinsi Gorontalo, 2012
Untuk tingkat konsumsi ikan masyarakat Gorontalo terhadap bahan pangan cukup tinggi yaitu dari 33 kg/kapita pada tahun 2007 naik menjadi 46,93 kg/kapita pada tahun 2011 atau mengalami kenaikan 8,39 % pertahunnya. Jika ditinjau dari angka kebutuhan konsumsi ikan minimum secara nasional atau berdasarkan sasaran nasional pada tahun 2011, maka tingkat konsumsi ikan Gorontalo melebihi dari target konsumsi ikan nasional, dimana target nasional hanya menargetkan 31,57 kg/kapita/thn.
BAB II - 157
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.142 Konsumsi Ikan Gorontalo Tahun 2007-2011 (Satuan : Kg/Kapita/Thn) Σ Produksi Tahun
Target
Realisasi
x
Ikan Target Daerah
100%
2007
35
33
94,29
%
2008
37
37
100
%
2009
39
41
105,13
%
2010
40,29
44,94
111,54
%
2011
41,91
46,93
111,98
%
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, 2012
Jumlah kelompok nelayan dan pembudidaya yang diintervensi oleh bantuan Pemerintah Provinsi, khususnya bantuan perikanan dan kelautan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 juga mengalami kenaikan. Dimana pada tahun 2007 jumlah kelompok yang diintervensi oleh bantuan perikanan dan kelautan hanya 211 kelompok
dan pada
tahun 2011 naik menjadi 415 kelompok seperti terlihat pada tabel 2.1423 Tabel 2.143 Jumlah Kelompok Nelayan dan Pembudidaya Yang Mendapatkan Bantuan Pemerintah Daerah Jumlah Kelompok
Jumlah Kelompok
Total
Pembudidaya
Nelayan
Kelompok
2007
73
138
211
2008
60
214
274
2009
50
272
322
2010
85
285
370
2011
128
287
415
Tahun
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, 2012
BAB II - 158
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.144 Distribusi Jumlah Kelompok Nelayan dan Pembudidaya Per Kab/Kota Yang Mendapatkan Bantuan Pemerintah Daerah Distribusi Jumlah Kelompok Perikanan (Nelayan dan Pembudidaya)
Kabupaten/Kota 2007
2008
2009
2010
2011
Kota Gorontalo
33
43
50
58
65
Kabupaten Gorontalo
26
34
40
45
51
Kabupaten Boalemo
37
48
57
65
73
Kabupaten Pohuwato
38
50
58
67
75
38
50
58
67
75
39
50
59
68
76
211
274
322
370
415
Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Gorontalo Utara Total
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, 2012.
Seiring dengan meningkatnya intervensi bantuan sarana produksi perikanan yang telah diterima oleh kelompok perikanan baik oleh nelayan maupun pembudidaya dari tahun 2007 – 2011, juga memberikan konstribusi yang signifikan terhadap peningkatan produksi perikanan. Dimana pada tahun 2007, konstribusi produksi perikanan yang dihasilkan oleh kelompok perikanan hanya sebesar 17,58 %, dan pada tahun 2011 naik menjadi 26,82 %. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.145. Tabel 2.145 Produksi Perikanan Kelompok Nelayan dan Pembudidaya di Gorontalo Total Jumlah Jumlah Produksi Ikan Tahun
Kelompok Nelayan dan Pembudidaya (Ton)
Produksi Perikanan Gorontalo
Σ Produksi Ikan Kelompok
(Tangkap dan
Σ Produksi Ikan Gorontalo
X 100%
Budidaya) (Ton)
2007
21,259
120,962
17.58
%
2008
25,686
141,721
18.12
%
2009
29,713
152,370
19.50
%
2010
40,786
165,984
24.57
%
26.82
%
2011
55,303 206,227 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo 2011.
BAB II - 159
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Produksi perikanan di Provinsi Gorontalo, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain untuk produksi perikanan tangkap dipengaruhi selain masalah musim juga dipengaruhi oleh Kenaikan harga bahan bakar minyak, dimana sangat berdampak bagi nelayan dan pembudidaya ikan karena biaya produksi semakin bertambah sedangkan harga ikan di pasar tetap.
Produksi perikanan tangkap juga dipengaruhi sarana produksi lainnya baik kapal
penangkap, alat tangkap dan biaya produksi. Sedangkan untuk produksi perikanan budidaya, dipengaruhi oleh ketersediaan benih ikan /bibit rumput laut, harga pakan dan pupuk serta sarana produksi lainnya. 2.3.2.4 Energi Dan Sumberdaya Mineral Kelistrikan Provinsi Gorontalo saat ini telah terinterkoneksi dengan jaringan transmisi 150 KVA antara Minahasa, Kotamobagu dan Gorontalo dengan total daya terpasang 430,69 MW dan beban puncak 266,40 MW. Untuk Provinsi Gorontalo sendiri daya terpasang saat ini sebesar 86,56 MW dan daya mampu 59,20 MW dan beban puncak 56,13 MW. Jumlah pelanggan listrik di Provinsi Gorontalo sebesar 129,270 pelanggan dengan tingkat pelanggan terbesar sektor rumah tangga sebesar 92,46 %. Pertumbuhan rata-rata konsumsi energi listrik pertahun sebesar 8,6 s/d 10 %. Ratioelektrifikasi saat ini sebesar 69,97 %. Kondisi jaringan listrik yang ada terdiri dari Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) sepanjang 1.700,6 Kms dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KVA 237 Kms dan jumlah Gardu sebanyak 1.555 buah dan Gardu induk sebanyak 4 buah. Wilayah Provinsi Gorontalo memiliki potensi sumberdaya energi baru terbarukan yang cukup besar untuk dapat dimanfaatkan memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, diantaranya potensi sumber daya air + 65,4 MW dan potensi panas bumi 110 MW. Total potensi energi terbarukan tersebut sebesar 175,4 MW dan yang baru termanfaatkan adalah potensi energi air sebesar 3,5 MW, sedangkan Potensi panas bumi Suwawa 110 mwe telah ditetapkan sebagai Wilayah Kuasa Pertambangan (WKP) dengan SK Menteri ESDM Nomor : 0025 K/30/MEM/2009 telah dilengkapi survey magnetotellurik sehingga siap dilelang. Potensi panasbumi pentadio dengan temperature 70°C telah dimanfaatkan sebagai lokasi wisata dan dalam waktu dekat akan ditetapkan sebagai WKP melalui SK Menteri ESDM. Potensi energi panas bumi lainnya yang belum dikembangkan tersebar di 4 (empat) kabupaten yakni Kecamatan Dengilo dengan temperature 50° C, Kecamatan Botumoito
dengan
temperature 42° C, Kecamatan Boliyohuto dengan temperature 62° C dan Kecamatan Kwandang dengan tempeartur 65° C. Dengan total sumberdaya diperkirakan sebesar 160° (MWe). Selain memiliki sumber daya energi, Gorontalo juga memiliki beberapa sumberdaya mineral yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, yaitu logam, non logam dan batuan. Bahan mineral logam terdiri dari emas, perak, tembaga dan mineral pengikutnya serta bahan mineral non logam terdiri dari batu andesit, granit, basal, batugamping, feldspar, lempung, pasir, batu dan sirtu, marmer, dan toseki.
BAB II - 160
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Saat ini jumlah perusahaan pertambangan di provinsi gorontalo adalah sebanyak 39 buah terdiri dari kontrak karya 2 buah dan IUP 37 buah. Pengendalian pemanfaatan sumberdaya
mineral lebih dititikberatkan pada tertib administrasi perizinan serta
pengelolaan mineral secara sustainable dan berwawasan lingkungan. 2.3.2.5 Kehutanan Gorontalo termasuk wilayah yang banyak dikelilingi oleh hutan. Sektor pertanian, perkebunan dan perikanan sangat bergantung pada kondisi hutan sebagai penyedia air dan penyangga kehidupan dalam mencegah bencana di masa depan. Isu kehutanan yang masih dihadapi saat ini adalah masih luasnya lahan kritis dalam kawasan, pemanfaatan/ penggunaan lahan untuk kepentingan non kehutanan secara illegal dalam kawasan hutan, perambahan dan pencurian kayu (illegal logging), alih fungsi kawasan hutan terkait tata ruang serta isu perubahan iklim terkait hutan. Luas lahan kritis Provinsi Gorontalo saat ini adalah 257.816 Ha. Berkaitan dengan hal tersebut telah dilakukan upaya rehabilitasi hutan lahan untuk pemulihan kondisi hutan dan lahan melalui penyadartahuan masyarakat yang berada disekitar hutan, pembangunan hutan rakyat dan kebun bibit, upaya penegakan hukum bagi para perusak dan pelaku pelanggaran kehutanan. Tabel 2.146 Rehabilitasi Hutan dan Lahan Per Kab/Kota s/d Tahun 2011 No.
Kab/Kota
Luas (Ha)
1.
Kota Gorontalo
350
2.
Kab. Gorontalo
19.750
3.
Kab. Boalemo
15.700
4.
Kab. Pohuwato
17.700
5.
Kab. Bone Bolango
13.700
6.
Kab. Gorontalo Utara
9.450
Total
76.650
Sumber : Dinas Kehutanan dan Pertambangan Provinsi Gorontalo
2.4 Aspek Daya Saing Daerah 2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah a. Nilai Tukar Petani Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat sejauhmana program pembangunan pertanian menunjukkan kinerja positif adalah Nilai Tukar Petani (NTP). Pada prinsipnya, Nilai Tukar Petani ini diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (dalam persentase). Dari sisi kegunaanya NTP merupakan instrumen untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan, disisi lain, NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. BAB II - 161
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Karena itu, semakin tinggi NTP, secara relatif menunjukkan semakin kuat kemampuan/daya beli petani. Sedangkan, kecenderungan rendahnya NTP akan dapat mengurangi insentif petani meningkatkan produktivitas pertanian secara optimal dalam jangka panjang. Kondisi demikian dapat mengurangi laju peningkatan produksi relatif terhadap laju peningkatan konsumsi dalam negeri, sehingga swasembada pangan terutama beras yang telah tercapai selama ini bisa terancam kelestariannya. NTP ditentukan oleh interaksi antara empat unsur harga yang terpisah, yaitu harga ouput pertanian, harga input pertanian, harga output sektor industri perkotaan (non pertanian) dan harga input sektor non-pertanian. Pemerintah dapat mempengaruhi keempat harga-harga diatas dengan tujuan yang sangat khusus. Kalau semua campur tangan pemerintah
ini
dikombinasikan,
maka
akan
terbentuklah
nilai
tukar
sektor
pertanian/pedesaan terhadap sektor perkotaan atau industri. Oleh karena itu, nilai ini dapat dipakai sebagai petunjuk tentang keuntungan disektor pertanian dan kemampuan daya beli barang dan jasa dari pendapatan petani. Seandainya campur tangan pemerintah ini tidak ada, maka nilai tukar akan ditentukan oleh kekuatan pasar. Gambar 2.35 Nilai Tukar Petani Provinsi Gorontalo Jan 2008-Desember 2012
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2011.
Gambar 2.35 menunjukkan bahwa pada periode Januari 2008-Februari 2012, NTP Provinsi Gorontalo tertinggi terjadi pada bulan September 2008 sebesar 108,43 dan NTP terendah terjadi pada bulan Februari 2008 sebesar 94,28. Melihat matriks di atas, sejak Mei 2009 NTP Provinsi Gorontalo menunjukkan grafik kenaikan. Kondisi NTP periode bulan september 2008 ini harus ditingkatkan, karena itu, butuh berbagai intervensi Pemerintah Daerah sehingga NTP Gorontalo bisa mencapai kembali posisi pada bulan September 2008.
BAB II - 162
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.147 Perkembangan Rata-rata Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Gorontalo Tahun 2007 -2012 TAHUN
NILAI TUKAR PETANI (NTP)
2008
102,43
2009
99,47
2010 2011
101,66 104,08
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo 2012 (diolah)
Perkembangan rata-rata nilai tukar petani tahunan terlihat bahwa NTP tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 104,08 dan NTP terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 99,47 sebagaimana terihat pada tabel 2.146. Jika diamati lebih jauh, khusus untuk sektor pertanian, terdapat 5 sub sektor yang memberi pengaruh NTP Gorontalo yaitu subsektor tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan subsektor perikanan serta holtikultura. Posisi bulan Februari 2012, 4 (empat) subsektor pertama mengalami penurunan dibanding bulan Januari 2012, masingmasing subsektor tersebut berturut-turut turun sebesar 1,26 persen, 0.34 persen, 0,44 persen dan 0,21 persen sedangkan subsektor terakhir yaitu holtikultura mengalami kenaikan sebesar 0,99 persen. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.148. Tabel 2.148 Perbandingan NTP Per Sektor Januari-Februari 2012 Bulan
Sub Sektor
Kenaikan/Penurunan
Januari
Februari
Tanaman Pangan
95.29
94,09
-1,26
Hortikultura
108,05
109,12
0,99
Tanaman
130,20
129,76
-0,34
Peternakan
92.77
92,36
-0,44
Perikanan
105,76
105,54
-0,21
Perkebunan
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2012
Melihat realitas di atas, butuh upaya yang lebih keras lagi melalui berbagai intervensi khususnya di sektor pertanian. Ada 2 (dua) aspek yang perlu mendapat perhatian yaitu dari sisi indeks yang diterima petani dan dari sisi indeks yang dibayarkan petani. Indeks yang diterima petani berarti produksi dan produktifitas sektor pertanian harus ditingkatkan, sedangkan
aspek
yang kedua intervensinya melalui
perbaikan
jalur
perdagangan barang dan jasa melalui peningkatan kualitas infrastruktur daerah.
BAB II - 163
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
b. Potensi Pertambangan Gorontalo memiliki daya saing yang cukup besar dari sisi sumber daya pertambangan. Beberapa potensi disektor pertambangan yang memiliki nilai ekonomi tinggi antara lain : pertambangan emas, perak, kandungan komposit batu-batuan dan marmer. Untuk kandungan batu-batuan yang dapat di investasikan adalah batu granit, tembaga dan batu andesit. Berikut ini ditampilkan potensi kandungan mineral, batuan dan lahan galian lainnya. Tabel 2.149 Jenis Mineral dan Besaran Potensi No.
Jenis Mineral
Volume (.000 ton)
1.
Emas
218.133.132.151
2.
Perak
217.463.591.226
3.
Tembaga
217.976.091.225
4.
Andesit
2.506,000
5.
Batu Granit
888.500,000
6.
Batu Dasit
1.776.125,000
7.
Batu Basal
1.000.000,000
8.
Batu Gamping
19.948.748,500
9.
Feldspar
2.500,000
10.
Lempung
750.000,000
11.
Pasir/Batu/Sirtu
282.250,000
12.
Marmer
18,869.96
13.
Toseki
51.247.569
Sumber : Dinas Kehutanan dan Pertambangan Provinsi Gorontalo
2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur a.
Wilayah Ekonomi Produktif Untuk
meningkatkan
ekonomi
daerah
Provinsi
Gorontalo,
maka
kawasan
pertumbuhan ekonomi produktif terbagi atas 9 Kawasan Strategis Provinsi yang diakomodir dalam Perda No. 4 Tahun 2011 tentang RTRWP Provinsi Gorontalo Tahun 2010-2030 yakni: (1) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Randangan; (2) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Pawonsari (Paguyaman-Wonosari); (3) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Sumatowa (Sumalata-Tolinggula-Anggrek); (4) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Kota Gorontalo; (5) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Marisa; (6) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Isimu; (7) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Anggrek; (8) Kawasan Ekonomi Strategis (KEK) Gopandang (Gorontalo-Paguyaman-Kwandang); dan (9) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Minapolitan.
BAB II - 164
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.150 Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo No.
Kawasan Strategis Provinsi (KSP)
Nama Kabupaten/Kota
1.
(KSP) Randangan
Kabupaten Pohuwato
2.
(KSP) Pawonsari (Paguyaman-Wonosari)
Kabupaten Boalemo
3.
(KSP) Sumatowa (Sumalata-Tolinggula-
Kabupaten Gorontalo Utara
Anggrek) 4.
(KSP) Kota Gorontalo
Kota Gorontalo
5.
(KSP) Marisa
Kabupaten Pohuwato
6.
(KSP) Isimu
Kabupaten Gorontalo
7.
(KSP) Anggrek
Kabupaten Gorontalo Utara
(KEK) Gopandang (Gorontalo-Paguyaman-
Kabupaten Gorontalo dan
Kwandang)
Kabupaten Gorontalo Utara
8.
Kabupaten Gorontalo Utara, 9.
(KSP) Minapolitan
Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato
Sumber: Perda RTRWP Provinsi Gorontalo Tahun 2010-2030.
b. Perkembangan Infrastruktur Jalan Pada Tahun 2011 tingkat pelayanan Jalan Provinsi sepanjang 414,51 Km adalah dengan kondisi jalan Baik 168,88 km, Sedang 30,04 km, Rusak Ringan 21,25 Km, Rusak Berat 91,99 km, Belum terbuka 93,75 Km. Sedangkan untuk tingkat pelayanan jalan nasional sepanjang 606.696 Km adalah dengan kondisi jalan Baik 486,09 km, Sedang 56,14 km, Rusak 23,36 Km, Rusak Berat 41,1 km. Perkembangan lima tahun terakhir ini dapat dilihat pada tabel 2.151 dan 2.152. Tabel 2.151 Perkembangan Jalan di Provinsi Gorontalo Lima Tahun Terakhir, 2006-2011 NO.
URAIAN
SAT
TAHUN 2006
2007
2008
2009
2010
2011
Status Jalan / Kewenangan 1.
Nasional
Km
616,24
616,24
616,24
616,24
606,696
606,696
2.
Propinsi
Km
408,26
408,26
408,26
408,26
414,51
414,51
3.
Kabupaten
Km
825,35
1.000,51
1.000,51
1.000,51
1.000,51
1.000,51
4.
Kota
Km
52,71
41,19
41,19
41,19
41,19
41,19
1.902,56
2.066,20
2.066,20
2.066,20
2.052,31
2.052,31
Total
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012
BAB II - 165
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.152 Perkembangan Kondisi Jalan di Provinsi Gorontalo Lima Tahun Terakhir, 2006-2011 NO.
URAIAN
TAHUN
SAT
2006
2007
2008
2009
2010
2011
STATUS JALAN NASIONAL 1.
Kondisi Baik
Km
179,729
230,457
222,60
455,30
491,48
486,09
Sedang
Km
366,931
264,713
318,03
107,91
75,59
56,14
Rusak
Km
25,139
46,64
39,92
32,19
20,31
23,36
Rusak Berat
Km
44,441
74,43
35,69
20,84
19,32
41,1
Belum terbuka
Km
-
-
-
-
-
-
Total
Km
616,24
616,24
616,24
616,24
606,696
606,696
Baik
Km
119,25
126,45
133,71
132,145
138,1
168,88
Sedang
Km
46,66
36,04
34,75
28,8
28,25
30,04
Rusak
Km
44,24
35,5
24,71
21,455
16,45
21,35
Rusak Berat
Km
104,36
116,52
121,34
132,11
127,36
100,49
Belum terbuka
Km
93,75
93,75
93,75
93,75
93,75
93,75
408,26
403,91
414,51
STATUS JALAN PROVINSI 2.
Kondisi
Total 408,26 408,26 408,26 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012
Tabel 2.153 Tabel Penanganan Ruas Jalan Nasional NAMA RUAS
KONDISI PERMUKAAN JALAN (KM) PANJANG BAIK SEDANG RR (KM)
RB
LINTAS BARAT ATINGGOLA (BTS. PROV. SULUT) – KWANDANG
40,218
37,42
1,20
0,20
1,40
KWANDANG – MALINGKAPUTO
11,000
10,70
0,30
0,00
0,00
MALINGKAPUTO – TOLANGO
24,000
24,00
0,00
0,00
0,00
KWANDANG - PELABUHAN KWANDANG
2,310
2,31
0,00
0,00
0,00
TOLANGO – BULINTIO
50,260
43,26
0,50
5,10
1,40
BULONTIO - TOLINGGULA (BTS. PROV. SULTENG)
53,650
45,25
3,60
2,50
2,30
BAB II - 166
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
LINTAS TENGAH JLN. JALALUDIN TANTU (GORONTALO)
0,710
0,41
0,30
0,00
0,00
68,320
50,92
9,70
2,40
5,30
7,357
5,76
1,20
0,20
0,20
JLN. BASUKI RACHMAT (GORONTALO)
0,565
0,47
0,10
0,00
0,00
JLN. AGUS SALIM (GORONTALO)
4,671
4,67
0,00
0,00
0,00
JLN. SUDIRMAN (LIMBOTO)
3,095
2,90
0,20
0,00
0,00
JLN. A. YANI (LIMBOTO)
0,865
0,87
0,00
0,00
0,00
BTS. KOTA LIMBOTO – ISIMU
6,199
6,20
0,00
0,00
0,00
JLN. RAYA LIMBOTO (LIMBOTO)
7,870
7,87
0,00
0,00
0,00
ISIMU – PAGUYAMAN
41,721
37,12
3,50
1,00
0,10
JLN. AKSES KE BANDARA JALALUDDIN
1,523
1,42
0,10
0,00
0,00
PAGUYAMAN – TABULO
63,080
55,58
5,20
1,40
0,90
TABULO – MARISA
28,000
20,20
2,60
2,90
2,30
MARISA – LEMITO
68,194
44,79
16,20
2,20
5,00
LEMITO - MOLOSIPAT (BTS. PROV. SULTENG)
33,312
23,21
6,90
0,30
2,90
SP. PELABUHAN ANGGREK - PELABUHAN ANGGREK
2,682
2,68
0,00
0,00
0,00
BTS. KOTA GORONTALO - BTS. KOTA LIMBOTO
7,242
6,90
0,34
0,00
0,00
MALINGKAPUTO – ISIMU
20,000
14,20
2,10
1,80
1,90
TOLANGO – PAGUYAMAN
59,157
36,30
2,10
3,36
17,40
23,36
41,10
TALUDAA (BTS. PROV. SULUT) - PEL. GORONT JLN. MAYOR DULLAH (GORONTALO)
LINTAS PENGHUBUNG
TOTAL 606,696 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012
486,09
56,14
Lintas Barat merupakan jalan yang menghubungkan ruas Atinggola hingga Tolinggula, lintas tengah merupakan jalan yang menghubungkan ruas jalan Taludaa hingga ruas jalan Molosipat sedangkan lintas penghubung yaitu jalan yang menghubungkan ruas jalan lintas Barat dan lintas tengah.
BAB II - 167
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.154 Tabel Penanganan Ruas Jalan Provinsi Kepmen No.
Nama Ruas
(Km)
Kondisi Permukaan Jalan Baik
Sedang
Jalan Belum Terbuka
Rusak Ringan Berat
KOTA GORONTALO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
0,18 0,05 Jl.Hasanudin (Gorontalo) 0,35 1,37 0,38 Jl. Raja Eyato (Gorontalo) 2,00 0,29 0,09 Jl. Cokroaminoto 0,60 3,44 1,04 Jl. Usman Ikhsan (Gorontalo) 6,90 0,60 0,18 Jl. Ahmad Dahlan 1,20 0,74 0,23 Jl. Pangeran Hidayat 1,74 0,99 0,30 Jl. Rusli Datau 1,98 0,45 0,14 Jl. Kamboja 0,91 1,00 0,30 Jl. Yos Sudarso 2,40 0,43 0,13 Jl. Kalengkongan 0,86 1,00 0,30 Jl. Botuliyodu 4,00 Gorontalo – Suwawa 1,50 3,50 Tulabolo KAB. GORONTALO 12,01 1,86 Isimu-Batudaa 14,38 5,11 Batudaa-Gorontalo 5,11 12,00 7,00 Biluhu Barat - Bilato 28,90 7,52 0,63 Bilato - Tangkobu 16,70 18,17 2,00 Gorontalo – Biluhu Barat 27,90 KAB. BOALEMO 15,30 3,75 Tangkobu - Pentadu 55,00 KAB. POHUWATO 8,16 2,64 Marisa - Tolinggula 80,00 13,69 1,06 Duhiyadaa - Imbodu 16,00 16,44 3,36 Motolohu – Marisa IV 35,00 KAB. BONE BOLANGO Gorontalo – Suwawa 18,18 2,04 23,48 Tulabolo 20,21 3,04 Tapa - Atinggola 45,00 Aladi - Tulabolo 30,00 9,50 Kabila- Tapa 9,50 0,6 0,5 Toto Utara 1,10 168,88 30,04 JUMLAH 414,51 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012
0,12 0,25 0,22 2,12 0,42 0,77 0,69 0,32 1,10 0,30 2,70 2,00
-
-
0,51 6,90 2,63
3,00 8,55 5,10
-
-
35,95
6,50
-
9,45 1,25 15,20
57,25 -
-
3,24
-
21,35
10,75 8,00 100,49
10,00 20,00 93,75
Jumlah jembatan di ruas jalan Provinsi adalah 51 buah dengan total panjang 551,80 meter sedangkan jumlah jembatan di ruas nasional adalah 265 buah dengan total panjang 4.797,62 Meter.
BAB II - 168
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Adapun data jumlah jembatan nasional dan provinsi untuk perkembangan 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2.155. Tabel 2.155 Data Kondisi Jembatan di Ruas Jalan Provinsi NO
RUAS JALAN
JUMLAH JEMBATAN (BH)
PANJANG TOTAL (M)
LEBAR RATARATA (M)
KONDISI RATARATA
1
ISIMU - BATUDAA
6
65,70
5,6
0&1
2
BATUDAA - GORONTALO
5
38,20
6,62
0&1
6
74,60
5,05
0&1
1
13,00
7
0
GORONTALO - SUWAWA TULABOLO GORONTALO - SUWAWA TULABOLO
3 4 5
TAPA - ATINGGOLA
3
31,90
5,33
0
6
GORONTALO - BILUHU BARAT
7
68,90
4,76
0
7
JL. BOTULIYODU
3
11,90
5,5
0
8
BILUHU BARAT - BILATO
3
33,70
5,53
0&1
9
TANGKOBU - PENTADU
2
26,50
4
0
10
MOTOLOHU - MARISA IV
12
159,00
4,425
0
11
DUHIYADAA - IMBODU
3
28,40
4,633
0
51
551,80
JUMLAH
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012
Kondisi Jembatan : 0 1 2 3 4
= = = = =
Baik Kerusakan Ringan Kerusakan Sedang Kerusakan Berat Kondisi Kritis
Data Panjang Jalan Nasional di Provinsi Gorontalo selang 2006 sampai dengan Desember 2009 sepanjang 616,24 Km, Sesuai SK Menteri Pekerjaan Umum Nomor 630/KPTS/M/2009 Tahun 2009 dan setelah dilakukan pengukuran kembali oleh Bipran Kementerian Pekerjaan Umum maka panjang jalan Nasional di Provinsi Gorontalo mengalami koreksi menjadi sepanjang 606,696 Km. Untuk Data Jalan Provinsi Gorontalo selang tahun 2006 sampai dengan Desember 2009 sepanjang 408,26 Km, Pada akhir 2009 terdapat 2 (Dua) Ruas jalan Provinsi yang dialihkan statusnya menjadi Jalan Nasional yaitu Ruas Ruas jalan A. Yani dan Ruas Jalan Ilangata-Pel. Anggrek (Sesuai SK Kemen PU Nomor 630/KPTS/M/2009). Sejak Desember 2009 serta Panjang jalan Provinsi adalah sepanjang
BAB II - 169
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
414 Km. Jumlah dan panjang jembatan provinsi yang berada diruas jalan provinsi yang telah dibangun sampai dengan tahun 2011 yaitu 51 buah dengan panjang 551,80 m serta jumlah dan panjang jembatan nasional yang berada diruas jalan nasional yang telah dibangun sampai dengan tahun 2011 yaitu 265 buah dengan total panjang 4.797,62 Meter Data jumlah kendaraan pada lima tahun terakhir mengalami peningkatan sangat tinggi dimana pada 2010 meningkat sebesar 15.26%. Dari perbandingan tersebut maka terlihat pertumbuhan jumlah kenderaan tidak sebanding dengan pertumbuhan panjang jalan dan jembatan. Untuk memenuhi kebutuhan ini upaya yang dilakukan antara lain; menambah pembangunan jalan dan jembatan baru, peningkatan kapasitas ruas jalan dan jembatan yang sudah ada, termasuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan. Guna menjawab hal tersebut diatas, beberapa Program kegiatan yang diprioritaskan untuk 5 (lima) Tahun Kedepan antara lain: b.
Penanganan Jalan Provinsi dalam kondisi rusak dan rusak berat sepanjang 121,84 Km dan pembukaan jalan yang belum terbuka sepanjang 93,75 Km. Dalam rangka meningkatkan aktivitas perputaran roda perekonomian rakyat Gorontalo, maka perlu adanya usaha memperlancar arus barang dan penumpang dengan cara meningkatkan kualitas fisik prasarana jalan dan kemudahan para pemakai jalan di Gorontalo. Peningkatan kualitas serta kemudahan yang akan diperoleh para pemakai
jalan
dianggap
penting
oleh
karena
itu
diusulkan
adanya
pemeliharaan/rehabiltasi dan pembangunan jalan yang belum terbuka. Sesuai Status adminsitrasi jalan maka penanganan ruas Jalan Provinsi akan dibiayai oleh pemerintah daerah. c.
Pembangunan Jalan Outer Ring Road sepanjang 59 Km. Pembangunan Jalan Gorontalo Outer Ring Road (New Gorontalo By Pass- Ruas Pauwo-Kabila - Tapa - Limboto – Isimu) dimaksudkan untuk menjawab kekhawatiran masyarakat Gorontalo terhadap pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat yang mengakibatkan pertumbuhan jumlah kendaraan di provinsi Gorontalo akan menumpuk pada jaringan jalan nasional terutama di ruas jalan Gorontalo-Limboto, Limboto- Isimu, sehingga sangat menganggu aksesibiltas lalu lintas kepusat-pusat jaringan jalan Nasional. Berikut data kepadatan lalu lintas harian kendaraan tertinggi tahunan pada ruas jalan Gorontalo-Limboto termuat dalam gambar 2.28.
BAB II - 170
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Gambar 2.36 Ruas Jalan BTS Kota Gorontalo – BTS Kota – Limboto BTS KOTA GORONTALO BTS. KOTA LIMBOTO 40.000 20.000 BTS KOTA GORONTALO BTS. KOTA LIMBOTO
2005
2010
15.947
28.773
2005
2010
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012
Dari gambar 2.36 menunjukan bahwa jumlah kepadatan lalu lintas kendaraan antara Kota dan Limboto (Kab. Gorontalo) sangat tinggi yaitu dalam waktu lima tahun meningkat hampir 100% atau rata-rata +16% per tahun. Diharapkan dengan program percepatan pembangunan ekonomi disegala bidang oleh pemerintahan saat ini akan menyembabkan peningkatan pertumbuhan sarana transportasi yang cukup besar. Dengan demikian yang perlu diantisipasi adalah ruas jalan Kota-Limboto (satu-satunya akses jalan menuju Limboto, Isimu dan kabupaten lainnya) akan mengalami kemacetan yang diakibatkan oleh kemampuan daya dukung jalan akibat peningkatan volume kendaraan. Untuk itu diperlukan jalan alternatif dari Isimu ke Kota Gorontalo yang dapat melayani arus kendaraan dari Kota langsung ke Bandara dan kabupaten lainnya dengan cepat. Oleh sebab itu pemerintah Provinsi Gorontalo merencanaan akan membangun jalan alternatif Gorontalo Outer Ring Road. Untuk Pembangunan Jalan Gorontalo Outer Ring Road ini dilaksanakan sharing penanganan dimana pemerintah daerah menfasilitasinya dengan menyiapkan Feasibility Study, master plan, Detail Engineering Design (DED), Pembebasan lahan dan untuk pekerjaan konstruksinya diharapkan dibiayai oleh pemerintah pusat. d.
Perubahan Status Jalan. Untuk menunjang interkoneksi perhubungan darat dan Pengembangan Kawasan Strategis dan Kawasan Andalan baik yang ada dalam Rencana Tata Ruang Nasional maupun yang ada dalam Rencana Tata Ruang Provinsi maka diupayakan perubahan beberapa status jalan baik dari jalan Kabupaten/Kota menjadi Jalan Provinsi, Jalan Provinsi menjadi jalan Strategis Nasional Rencana dan Jalan Strategis Nasional Rencana menjadi jalan nasional dengan tetap berpedoman pada Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan PP Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan. BAB II - 171
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
e.
Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Jalan Nasional Trans Sulawesi. Kelancaran arus angkutan penumpang dan barang, khususnya distribusi komoditas unggulan yang saling terkait di wilayah Sulawesi perlu didukung dengan peningkatan kualitas dan kapasitas jalan melalui program peningkatan jalan, rekonstruksi dan pelebaran jalan. Secara umum kondisi jalan nasional yang ada di provinsi gorontalo yang perlu di tingkatkan kualitasnya ada sebesar 31,08 % atau sepanjang 188,56 Km dengan kondisi lebar jalan nasional yang rata-rata 4,5 meter dan lebar bahu jalan kiri/kanan selebar masing-masing 1 m atau kurang dari standar Bina Marga yang disyaratkan. Kedepan akan ditingkatkan sesuai standar lebar jalan nasional yaitu 7 m badan jalan dengan bahu jalan kiri /kanan selebar masing-masing 2 m.
f.
Pembangunan Jembatan Provinsi dan Penggantian Jembatan Nasional. Untuk mendukung kegiatan pekerkonomian dan pengembangan sektor produksi dan jasa, serta pengembangan suatu wilayah sehingga terwujudkan keselarasan pembagian dan kesesuaian pertumbuhan wilayah regional, perkotaan dan pedesaan secara holistik, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan maka pembangunan jembatan provinsi dan penggantian jembatan yang ada pada ruas jalan nasional sangat di butuhkan. Dengan memperhatikan umur dan kondisi jembatan yang telah terbangun pada ruas jalan nasional dan provinsi.
c. Perkembangan Perhubungan Laut Dalam Tatanan Kepelabuhan Nasional di Provinsi Gorontalo mengacu pada Keputusan Menteri Perhubungan RI (KM) No. 53 Tahun 2002, namun pada tahun 2012 Tatanan Kepelabuhanan tersebut diusulkan untuk dilakukan perbaikan, dalam perbaikan tersebut Provinsi Gorontalo diusulkan 1 (satu) Pelabuhan Utama/Internasional yaitu Pelabuhan Anggrek, 3 (tiga) Pelabuhan Pengumpul/Nasional yaitu Pelabuhan Gorontalo, Pelabuhan Kwandang dan Pelabuhan Tilamuta, serta 1 (satu) Pelabuhan Pengumpan yaitu Pelabuhan Bumbulan. Adapun kecenderungan layanan kunjungan kapal di Pelabuhan se-Provinsi Gorontalo dapat dilihat dalam tabel 2.156. Tabel 2.156 Arus Kunjungan Kapal/Unit di Pelabuhan Se-Provinsi Gorontalo 2007
NO
PELABUHAN
2008 Trend Trend Tiba Berangkat Jumlah Pergerakan Tiba Berangkat Jumlah Pergerakan (%) (%)
1 PELABUHAN GORONTALO 513
2009
Tiba
2010 Trend Trend Berangkat Jumlah Pergerakan Tiba Berangkat Jumlah Pergerakan (%) (%)
2011 Tiba
Trend Berangkat Jumlah Pergerakan (%)
499
1.012
-2
440
435
875
-14
909
914
1.823
108
1.976
1.976
3.952
117
1.998
1.997
3.995
1
2 PELABUHAN ANGGREK
102
97
199
38
22
20
42
-79
68
70
138
229
94
93
187
36
73
73
146
-22
3 PELABUHAN KWANDANG
46
41
87
-83
195
202
397
356
185
181
366
-8
31
30
61
-83
878
878
1.756
2.779
4 PELABUHAN TILAMUTA
69
64
133
-57
-
-
-
-100
169
168
337
100
44
44
88
-74
343
343
686
680
1.331
1.333
2.145
2.143
3.292
3.291
JUMLAH TOTAL
730
701 1.431
657
657 1.314
2.664
4.288
6.583
Sumber : Pelabuhan Laut se-Provinsi Gorontalo, 2012
BAB II - 172
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Gambar. 2.37 Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Se-Provinsi Gorontalo
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012
Berdasarkan tabel 2.156 dan gambar 2.37 Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan SeProvinsi Gorontalo di atas, dapat dilihat bahwa Kunjungan kapal cenderung mengalami pengerakan yang fluktuatif, dimana setiap tahun mengalami kenaikan yang bervariasi namun kenaikan kunjungan kapal pada ke 4 pelabuhan meningkat tajam di tahun 2010. Tahun 2011 di 4 pelabuhan tersebut sebanyak 6.583 unit, bila dibandingkan dengan Tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 53,52%. Adapun layanan arus turun naik penumpang di Pelabuhan se-Provinsi Gorontalo dapat dilihat dalam tabel 2.157. Tabel 2.157 Arus Turun Naik Penumpang di Pelabuhan se-Provinsi Gorontalo 2007
NO
PELABUHAN
2008 2009 2010 2011 Trend Trend Trend Trend Trend TURUN NAIK Jumlah Pergerakan TURUN NAIK Jumlah Pergerakan TURUN NAIK Jumlah Pergerakan TURUN NAIK Jumlah Pergerakan TURUN NAIK Jumlah Pergerakan (%) (%) (%) (%) (%)
1 PELABUHAN GORONTALO 71.109 41.125 112.234 2 PELABUHAN ANGGREK 3 PELABUHAN KWANDANG 4 PELABUHAN TILAMUTA
-
-
0
2.837 4.282 7.119 -
-
0
69
49.403 51.589 100.992
-10
48.412 48.426 96.838
-4
55.719 53.106 108.825
12
58.639 55.515 114.154
5
-100
-
-
0
0
-
-
0
0
-
-
0
0
-
-
0
0
-8
-
-
0
-100
-
-
0
0
-
-
0
0
-
-
0
0
0
-
-
0
0
-
-
0
0
-
-
0
0
496
362
858
100
JUMLAH
73.946 45.407
49.403 51.589
48.412 48.426
55.719 53.106
59.135 55.877
TOTAL
119.353
100.992
96.838
108.825
115.012
Sumber : Pelabuhan Laut se-Provinsi Gorontalo, 2012
BAB II - 173
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Gambar 2.38 Arus Turun Naik Penumpang di Pelabuhan se-Provinsi Gorontalo
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012
Berdasarkan tabel 2.157 dan gambar 2.38 Arus Turun Naik Penumpang di Pelabuhan se-Provinsi Gorontalo terlihat bahwa sampai tahun 2011 yang melayani penumpang hanya Pelabuhan Gorontalo dan dimasuki oleh kapal PELNI KM. Tilong Kabila dengan frekuensi kurang lebih dua kali dalam sebulan (2 minggu 1 kali). Pergerakan penumpang Tahun 2011 terlihat bahwa jumlah yang diangkut pada Pelabuhan Gorontalo berjumlah 114.154 orang yang terdiri dari penumpang turun sebanyak 58.639 orang dan penumpang naik sebanyak 55.515 orang bila dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 5,68%. Untuk mengembangkan potensi ekonomi di Provinsi Gorontalo melalui Program Agropolitan dan Etalase Perikanan, Pelabuhan Anggrek akan dikembangkan sebagai Pelabuhan Utama/Internasional, disamping melayani penumpang juga melayani kontainer. Di pelabuhan ini akan melayani hasil ekspor/impor berbagai komoditas dari Provinsi Gorontalo. Pelabuhan Tilamuta di samping sebagai pelabuhan penumpang dan barang juga sebagai homebase angkutan perintis yang melayani Teluk Tomini, Pelabuhan Gorontalo sebagai Pelabuhan pengumpul dan pendistribusi di kawasan Teluk Tomini sedangkan Pelabuhan Kwandang sebagai pelabuhan pengumpul yang melayani angkutan barang dan ternak antar pulau di pesisir utara. Sedangkan kecenderungan layanan Bongkar Muat di Pelabuhan se-Provinsi Gorontalo dapat dilihat dalam Tabel 2.158.
BAB II - 174
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.158 Arus Bongkar Muat Barang (Ton/M3) di Pelabuhan Se-Provinsi Gorontalo 2007 NO
PELABUHAN
BKR
MUAT
2008
2009
2010
2011
Jumlah
Trend BKR MUAT Jumlah Trend BKR MUAT Jumlah Trend BKR MUAT Jumlah Trend BKR MUAT Jumlah Trend Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan (%) (%) (%) (%) (%) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3)
1 PELABUHAN GORONTALO 715.758 435.558 1.151.316
122,72
594.565 281.878 876.443
-23,87
473.371 128.199 601.570
-31,36
474.144 173.889 648.033
7,72
560.889 140.636 701.524
8,25
2 PELABUHAN ANGGREK
363,75
53.846 45.479 99.325
-66,52
44.249
30.013
74.262
-25,23
100.778 74.181 174.959
135,60
133.337 42.020 175.357
0,23
-52,36
32
106
138
-67,17
600
0
600
334,78
812
8
820
36,67
-69,92
1.800
20.100
21.900
82,50
11.503
40.008
51.511
135,21
23.108
42.020
65.128
26,44
162.068 134.562 296.630
3 PELABUHAN KWANDANG
149
734
883
101,03
-
4 PELABUHAN TILAMUTA
1.127
38.770
39.897
-3,95
0
420
420
12.000 12.000
JUMLAH
879.102 609.624
648.411 339.777
519.452 178.418
587.025 288.078
718.146 224.684
TOTAL
1.488.726
988.188
697.870
875.103
942.829
Sumber : Pelabuhan Laut Se-Provinsi Gorontalo, 2012
Gambar 2.39 Arus Bongkar Muat Barang (Ton/M3) di Pelabuhan Se-Provinsi Gorontalo
Sumber : Pelabuhan Laut se-Provinsi Gorontalo, 2012
Berdasarkan tabel 2.158 dan gambar 2.39 Arus Bongkar Muat Barang (Ton/M3) di Pelabuhan se-Provinsi Gorontalo terlihat bahwa arus bongkar muat cenderung mengalami pergerakan yang fluktuatif, dimana setiap tahun bervariasi presentase kenaikan, pada tahun 2011 di 4 (empat) pelabuhan adalah sebesar 942.829 ton/m3 yang terdiri dari volume bongkar 718.146 ton/m3 dan muat 224.684 ton/m3, mengalami peningkatan sebesar 7,74% dibandingkan tahun 2010. Dari data bongkar muat pada ke - 4 Pelabuhan Laut di Provinsi Gorontalo di atas, maka secara umum diinformasikan beberapa aktivitas bongkar muat komoditi unggulan di pelabuhan tersebut sebagaimana terlihat pada tabel 2.159, 2.160, 2.161 dan 2.162.
BAB II - 175
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.159 Bongkar Muat per-Komoditi di Pelabuhan Gorontalo NO TAHUN
PUPUK
SEMEN
BONGKAR MUAT
BONGKAR
JAGUNG
MUAT
BONGKAR
1
2007
2
2008
3
2009
11.840
105
-
4
2010
10.301
150
56.885
1.371
5
2011
15.694
-
63.157
92
TOTAL
37.835
255
120.042
1.542
ASPAL
GENCO
MUAT BONGKAR MUAT
BONGKAR
ROTAN
GULA/MOLASES
MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT
M. TANAH BONGKAR
PREMIUM
MUAT
BARANG LAINNYA
BONGKAR MUAT
BONGKAR
MUAT
715.758 435.558 53.037 79
1.371
10.064
61.262
-
594.565 218.777
96.427
10.707
6.196
1.455
32.483
73.677
257.573
48.395
585 104.987
71
111.145
19.668
4.172
2.292
32.174
82.937
180.047
41.250
416
80.842
194
145.149
13.471
771
2.355
31.113
91.859
213.307
43.105
2.371 300.128
265
352.721
43.846
6.102
95.770
-
-
21.203
-
* Ket : Untuk bongkaran komoditi jagung berasal dari antar pulau (Sulteng) Sumber : Pelabuhan Gorontalo, 2012
-
248.473
-
1.961.250 787.085
PREMIUM
BARANG LAINNYA
Tabel 2.160 Bongkar Muat per-Komoditi di Pelabuhan Anggrek NO TAHUN
PUPUK BONGKAR
SEMEN
MUAT
BONGKAR
JAGUNG
MUAT
BONGKAR
20.950
ASPAL
MUAT
1
2007
15.854
2
2008
18.524
3
2009
2.800
7.300
7.200
4
2010
14.850
37.800
27.691
5
2011
17.404
69.100
22.892
TOTAL
69.432
325
325
35.300
170.450
GENCO
BONGKAR MUAT
BONGKAR
ROTAN
GULA/MOLASES
28.321 50
50
22
14.900
44.915
22 131.019
M. TANAH
MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR
110.364 106.241
189
-
-
-
-
-
-
22.813
6.860
48.128
39.630
1.455
2.292
45.378
16.836
189 16.355
9.152
-
-
-
-
238.019 185.520
Tabel 2.161 Bongkar Muat per-Komoditi di Pelabuhan Kwandang
TAHUN
1 2 3 4 5
2007 2008 2009 2010 2011 TOTAL
HEWAN TERNAK BONGKAR MUAT 11.664 5.625 3.670 3.278 3.145 27.382
-
34.149
* Ket : Untuk bongkaran komoditi jagung berasal dari antar pulau Sumber : Pelabuhan Anggrek, 2012
NO
MUAT
BARANG LAINNYA BONGKAR
149 32 600 812 1.593
MUAT
734 420 106 8 1.268
* Ket : Untuk hewan ternak idak termasuk dalam barang Sumber : Pelabuhan Kwandang, 2012
BAB II - 176
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.162 Bongkar Muat per-Komoditi di Pelabuhan Tilamuta NO TAHUN 1. 2. 3. 4.
2008 2009 2010 2011
KOPRAH SEMEN MINYAK MENTAH MINYAK BUNGKIL BARANG LAINNYA BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT - 12.000 900 900 20.100 3.600 2.408 - 14.200 5.495 25.808 2.100 5.500 2.100 - 13.408 - 42.020 3.000
TOTAL
-
9.100
-
3.000
32.100
15.816
-
-
14.200
5.495
67.828
Sumber : Pelabuhan Tilamuta, 2012
d. Perkembangan Perhubungan Udara Dalam Tatanan Kebandarudaraan Nasional (Peraturan Menteri Perhubungan RI No. KM 11 Tahun 2010) Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo ditetapkan sebagai Bandara Domestik dengan hirarki Pengumpul Skala Sekunder, kini telah mampu di darati Pesawat Boeing 737 Seri 900-ER. Bandara ini merupakan unit Pelaksana Teknis Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI yang terletak di wilayah Kabupaten Gorontalo dan memiliki panjang landasan 2.500 m serta lebar 45 m. Sarana Fasilitas sisi darat bandar udara, fasilitas landasan, fasilitas bangunan operasional, fasilitas navigasi udara, fasilitas listrik, fasilitas komunikasi, dan fasilitas security
equipment dan audio visual telah tersedia dalam kondisi cukup memadai untuk menunjang operasional penerbangan, namun perlu penambahan dan peningkatan seiring dengan perkembangan ekonomi wilayah sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Adapun perusahaan angkutan udara yang beroperasi di Provinsi Gorontalo untuk melayani penerbangan dalam negeri adalah PT. Garuda Indonesia Airlines, PT. Lion Air, PT. Sriwijaya Air, dan PT. Wings Air. Dengan rute penerbangan Gorontalo – Makassar – Jakarta (PP) kecuali PT. Batavia Air dengan rute Gorontalo – Makasar – Surabaya – Jakarta dan PT. Wings Air dengan rute penerbangan Gorontalo – Manado (PP). Tabel 2.163 Layanan Penerbangan di Bandara Djalaluddin Gorontalo PESAWAT
PENUMPANG
NO
TAHUN
1
2007
1.103
1.102
2.205
2
2008
901
900
3
2009
1.011
4
2010
5
2011 Jumlah
Rata-rata per tahun Rata-rata per hari
Tiba
Brkt
Jumlah
Trend pergerakan (%)
Transit
BAGASI (Kg) Jumlah
Trend pergerakan (%)
Bongkar
Muat
Jumlah
Trend pergerakan (%)
Tiba
Brkt
6,47
89.811
89.238
2.064
181.113
10,57 1.427.764 1.315.504 2.743.268
19,58
1.801
-18,32
89.358
96.000
124
185.482
2,41 1.471.743 1.139.782 2.611.525
-4,80
1.069
2.080
15,49
115.889
115.292
101
231.282
24,69 1.631.888 1.253.580 2.885.468
10,49
1.286
1.284
2.570
23,56
135.596
137.288
164
273.048
18,06 1.646.537 1.332.475 2.979.012
3,24
1.524
1.526
3.050
18,68
168.397
170.691
339.088
24,19 1.999.001 1.611.639 3.610.640
21,20
5.825
5.881
599.051
608.509
2.453
8.176.933
6.652.980
1.165
1.176
119.810
121.702
491
1.635.387
1.330.596
3
3
328
333
1,34
4.481
3.645
BAB II - 177
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
CARGO (Kg)
POS (Kg) Trend
Trend
NO
TAHUN
1
2007
866.598
769.417
1.636.015
18,49
80.371
40.618
120.989
1.336,41
2
2008
1.004.290
682.004
1.686.294
3,07
9.813
12.819
22.632
-81,29
3
2009
962.586
539.023
1.501.609
-10,95
1.712
3.822
5.534
-75,55
4
2010
1.014.689
937.858
1.952.547
30,03
763
1.479
2.242
-59,49
5
2011
1.659.016
653.605
2.312.621
18,44
10.189
9.737
19.926
788,76
5.507.179
3.581.907
102.848
68.475
1.101.436
716.381
20.570
13.695
3.018
1.963
56
38
Jumlah Rata-rata per tahun Rata-rata per hari
Bongkar
Muat
Jumlah
pergerakan (%)
Bongkar
Muat
Jumlah
pergerakan (%)
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012
Gambar 2.40 Produktivitas di Bandara Djalaluddin Gorontalo
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012
BAB II - 178
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Berdasarkan Tabel 2.163 dan Gambar 2.40 kecenderungan layanan penerbangan di Bandara Djalaluddin Gorontalo, terlihat bahwa arus pesawat, penumpang, bagasi, cargo, dan pos selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir cenderung mengalami pengerakan yang fluktuatif, dimana setiap tahun mengalami kenaikan maupun penurunan yang bervariasi, namun pada tahun 2011 arus pesawat di Bandara Djalaluddin adalah sebanyak 3.050 pesawat, naik 18,68% dibandingkan tahun 2010. Penumpang pada tahun 2011 sebanyak 339.088 penumpang, mengalami peningkatan 24,19% dibandingkan tahun 2010 atau ratarata per hari 661 penumpang. Begitu juga dengan arus bagasi mengalami peningkatan 21,20% pada tahun 2011 dibanding tahun 2010. 2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi Salah satu pendorong terpenting dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi adalah masuknya modal asing (investasi) sebagai the first capital untuk memberdayakan perekonomian negara atau daerah yang bersangkutan. Penanaman modal asing dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka jaringan bisnis internasional dan membuka lapangan kerja bagi suatu daerah. Provinsi Gorontalo memiliki potensi investasi dibeberapa sektor diantaranya energi, pertambangan, pertanian dan peternakan, perikanan dan kelautan, pariwisata dan infrastrukur. Disektor energi, kita memiliki potensi panas bumi (Geothermal) di Suwawa, Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa di Isimu Selatan dan Pembangunan Pembangkit Listrik Mikro dan Mini Hydro di Kab. Gorontalo Utara dan Bone Bolango. Pada sektor pertambangan kita memiliki potensi di Kabupaten Pohuwato, Boalemo, Bone Bolango dan Gorontalo Utara. Sementara untuk sektor pertanian dan peternakan, terdapat potensi industri pengolahan aneka produk jagung dan pengembangan industri peternakan sapi dan penggemukan sapi. Untuk sektor perikanan dan kelautan terdapat potensi pengembangan industri rumput laut serta pengembangan produksi dan pengolahan ikan mutu ekspor. Di sektor pariwisata, Provinsi Gorontalo mempunyai potensi yang dapat dikembangkan seperti Taman Laut Olele, Pulau Saronde dan Wisata Religi di Bongo Kab. Gorontalo. Di bidang infrastruktur, saat ini sedang dilakukan pengembangan Bandara Jalaludin, rencana pembangunan Rumah Sakit Spesialis, Pengembangan Pelabuhan Anggrek dan Pelabuhan Gorontalo dan pembangunan KTM Paguyaman Wonosari. Dalam
upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif di Gorontalo,
telah
diterbitkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2004 tentang Kemudahan Investasi. Perda ini mengatur tentang kemudahan-kemudahan pelayanan terhadap investor terutama untuk masalah penyediaan lahan, proses perijinan dan pemberian insentif berupa keringanan pajak. Sejak tahun 2010 Pemerintah Provinsi Gorontalo telah menyusun Standar Operasional Prosedur untuk berbagai kegiatan pelayanan termasuk pelayanan perijinan. Dan pada tahun 2011 Gubernur Gorontalo telah melimpahkan wewenang perijinan usaha yang selama ini ditangani oleh SKPD lainnya ke Badan Investasi Daerah.
BAB II - 179
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Kabupaten dan kota adalah ujung tombak dari penyelenggaraan pelayanan perijinan investasi. Di Provinsi Gorontalo, Kabupaten/kota yang telah membentuk kantor pelayanan terpadu satu pintu adalah Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo Utara. Jumlah Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Provinsi Gorontalo adalah seperti yang terlihat dalam tabel 2.164 dan 2.165. Tabel 2.164 Penanaman Modal Asing (PMA) No 1
Nama Perusahaan
Negara Asal
PT. GORONTALO MINERALS PT. PEARLS MADOKA INDONESIA PT. MARIA SOUTHSEA PEARLS INDONESIA PT. PABRIK GULA GORONTALO PT. MULTI NABATI SULAWESI
Inggris
6
PT. EXPLORATION
Singapura
7
PT. HARIM
Korea Selatan
8
PT. SAUDI INDONESIA MULTI INVESTMENT PT. PANAH MAS
Arab Saudi
PT. MULTI MINERAL EXPLORASI PT. EXPLORASI INDONUSA JAYA PT. NYINYI INDONESIA MINNING INVESTMENT GROUP
Singapura
2 3 4 5
9 10 11 12
13.
OXINDO
Jepang
Pertambangan Emas & Mineral Budidaya Mutiara
Jepang
Budidaya Mutiara
Inggris/ Indonesia Singapura
Industri Gula
Singapura
Singapura/Ind onesia RRC
PT. Gunung Mulia Mineral JUMLAH
Bidang Usaha
Sumber: Badan Investasi Daerah, 2012
Industri Minyak Kasar (minyak nabati) Jasa Penunjang Pertambangan Umum Industri Pengeringan Jagung Pertanian Peternakan Pertambangan Tembaga Pertambangan Tembaga Pertambangan Tembaga Jasa Pertambangan Perdagangan Besar Pertambangan Tembaga
&
&
Lokasi Proyek Bone Bolango Gorontalo Utara Pohuwato
Rencana Investasi ($) 250,000
Realisasi Investasi ($) 20.101.763
250,000
50,000
3,000,000
6,000,000
Kab. Gorontalo Pohuwato
60,000,000
60.000.000
3,300,000
18.038.194
1,000,000
-
Pohuwato
300,000
3.781.896
Gorontalo Utara Bone Bolango Kab. Gorontalo Bone Bolango Kab. Gorontalo
339,000,000
Bone Bolango
25,100,000
24.000.000.000
592.761
24,000,000,000
599.261
24,000,000,000
597.750
15.000,000
-
24.000.000.000
592.761
96.422.100.000
135.454.386
BAB II - 180
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 2.165 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) No
Nama Perusahaan
1
PT.
GORONTALO
Negara Asal Indonesia
ENERGI 2
PT.
ANEKA
GAS
Indonesia
INDUSTRI
Bidang Usaha
Lokasi
Rencana
Realisasi
Proyek
Investasi (Rp)
Investasi (Rp)
Pembangiktan
Bone
Tenaga Listrik
Bolango
Industri
Kota
Dasar
Kimia Organik
207,755,000,000
51,841,088,211
46,944,000,000
-
110,000,000,000
5,000,000,000
364,699,000,000
56,841,088,211
Gorontalo
Gas Industri 3
PT.
TENAGA
Indonesia
PLTU 11 MW
Bone
LISTRIK
Bolango
GORONTALO JUMLAH
Sumber : Badan Investasi Daerah Provinsi Gorontalo, 2012
Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA) Rendahnya realisasi investasi di Provinsi Gorontalo disebabkan oleh 7 (tujuh) faktor utama yaitu (1) kurangnya insentif bagi investor dalam melakukan investasi, (2) ketersediaan lahan usaha, (3) lamanya proses perijinan, (4) kesiapan obyek investasi, (5) tingkat pungutan liar, (6) kemudahan akses informasi, (7) kualitas SDM birokrasi bidang pelayanan investasi. Namun demikian menunjukan perkembangan investasi baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Provinsi Gorontalo dimulai dai tahun 2007 sampai dengan 2011 dapat dilihat pada tabel 2.166. Tabel 2.166 Perkembangan Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA) No.
Keterangan
1
Penanaman
T a h u n (Rp) 2007
2008
2009
2010
2011
571,419,785,300
753,520,596,000
566,372,007,600
226,865,017,200
1.015.260.348.075
-
-
-
56,841,088,211
56,841,088,211
162,136,245,000
176,906,535,452
396,194,587,185
397,092,196,685
400,357,196,685
-
-
-
-
1.400.000.000.000
733,556,030,300
930,427,131,452
962,566,594,785
680,788,302,096
2.872.458.632.971
Modal Asing (PMA) 2
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
3.
Swasta Murni
4.
Investasi Masyarakat
JUMLAH
Sumber : Badan Investasi Daerah Provinsi Gorontalo, 2012
BAB II - 181
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia 2.4.4.1 Angka Pendidikan yang ditamatkan Angka
partisipasi
sekolah
menurut
tingkat
pendidikan
yang
ditamatkan
menunjukkan bahwa tahun 2011, anak didik pada tingkat kelompok umur 7 – 12 tahun (sekolah dasar) yang masih sekolah dan menamatkan SD adalah sebanyak 99,60% yang artinya tahun 2011 ada anak didik SD sebesar 0,4% yang tidak tamat SD. Di tingkat SMP, tahun 2011 jumlah siswa yang sekolah dan menamatkan tingkat pendidikan SMP atau kelompok umur 13 – 15 tahun adalah sebanyak 96,91%, artinya masih ada 0,09% siswa SMP yang tidak tamat SMP. Untuk tingkat SMA, pada tahun 2011 jumlah siswa SMA atau pada kelompok 16 – 18 tahun tercatat sebanyak 93,74% yang lulus, dan masih ada 6,26% yang tidak dapat menamatkan tingkat pendidikan SMA (Sumber : Dikpora Prov, 2011). Peningkatan akses pendidikan tidak hanya dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal tetapi juga dilaksanakan melalui jalur pendidikan non formal. Wujud konkritnya adalah penuntasan buta aksara melalui jalur formal maupun informal. Selaras dengan kebijakan pendidikan nasional maka pemerintah Provinsi Gorontalo melaksanakan beberapa kegiatan diantaranya penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pemberian bantuan kepada siswa sekolah, pemberian beasiswa, pemberian dana bantuan operasional sekolah rintisan wajar 12 tahun, serta merehabilitasi gedung sekolah.
BAB II - 182
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu Untuk mewujudkan suatu keadaan yang membawa kepada adanya biaya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah (baik pusat maupun daerah), tidak lain ditujukan untuk membawa masyarakat pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut, mau tidak mau perlu didukung dengan ketersediaan dana yang cukup. Pajak dan retribusi merupakan salah satu sumber penerimaan yang penting disamping sumber-sumber penerimaan lainnya yang lebih mencerminkan kekuatan ekonomi masyarakat dan sekaligus tingkat kepatuhan/kepedulian masyarakat dalam pembangunan negara. Memang sumber penerimaan dapat berasal dari pemanfaatan sumber daya alam, optimalisasi asset atau’ melalui pinjaman, namun semua hal tersebut memiliki keterbatasan karena sumber daya alam dapat habis, optimalisasi asset tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik oleh masing-masing daerah (mengingat manajemen asset belum sepenuhnya berjalan dengan baik), apalagi jika mengandalkan dari pinjaman. Oleh karena itu jika pemerintah ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka perlu adanya upaya untuk mendorong optimalisasi pajak melalui kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi. Ekstensifikasi pajak yang dimaksud antara lain melalui perluasan basis pajak yang ada. Dengan istilah lain ekstensifikasi dilakukan untuk “mencari yang hilang” sedangkan intensifikasi diilakukan untuk “menggali yang tersembunyi”. Namun ada suatu kondisi atau syarat tertentu dalam pemungutan pajak yang baik, yaitu tidak menyebabkan biaya tinggi, efektif dan efisien dan tidak mengganggu perekonomian (mobilitas penduduk, lalu lintas barang/jasa antar daerah dan kegiatan perdagangan internasional). Sementara itu dengan berlakunya Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 sebagai perubahan atas Undang - Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah setidaknya akan lebih mendorong agar penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang selama ini belum memadai dan memiliki peran yang relative kecil dapat lebih dioptimalkan dan dapat memberikan kontribusi kepada pendapatan daerah yang lebih tinggi. Hal ini Nampak dari munculnya beberapa jenis pajak baru yang sebelumnya merupakan pajak pusat dan saat ini beralih menjadi pajak yang dipungut dan di kelola oleh Kabupaten/Kota, yaitu Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan (sektor SKB) dan Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan. Disamping itu perkembangan realisasi pendapatan daerah berhubungan dengan perkembangan realisasi Pendapatan Negara dalam periode 2005-2008 pendapatan negara
BAB III - 1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
menunjukan adanya trend kenaikan dengan rata-rata pertumbuhan sebasar 25,6 persen. Pertumbuhan tersebut terjadi baik pada penerimaan dalam negeri maupun hibah yang masing masing rata- rata tumbuh sebesar 25,6 persen dan 20, 9 persen. Secara lebih rinci dalam periode 2005 – 2008, pertumbuhan penerimaan dalam negeri didukung oleh pertumbuhan penerimaan perpajakan yang rata - rata tumbuh sebesar 23,8 persen dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 29,7 persen. Peningkatan realisasi pendapatan negara dan hibah tersebut sangat di pengaruhi oleh perkembangan kondisi makro ekonomi, faktor eksternal, dan pelaksanaan kebijakan pemerintah selama periode 2005-2010. Pendapatan negara mempunyai peran yang sangat penting sebagai sumber pendanaan belanja negara dan pembangunan negara untuk pembangunan nasional. Realisasi pendapatan negara dan hibah dalam tahun 2009 mencapai Rp 869,6 triliun. Dari pencapaian tersebut 73,8 persen diantaranya bersumber dari penerimaan perpajakan. Kontribusi tersebut lebih besar apabila di bandingkan dengan perannya di tahun 2008 sebesar 67,1 persen. Namun demikian secara nominal penerimaan perpajakan tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 2,6 persen dibandikan dengan realisasi tahun 2008. Penurunan penerimaan perpajakan tersebut terutama di sebabkan oleh terjadinya perlambatan kegiatan perekonomian sebagai dampak dari krisis ekonomi dunia. Penurunan penerimaan perpajakan dalam tahun 2009 terutama berasal dari penurunan penerimaan pajak perdagangan internasional sebesar 48,6 persen. Hal ini disebabkan oleh terjadinya penurunan kegiatan ekspor dan import sebesar 9,7 persen dan 15 persen akibat krisis keuangan global. Di samping itu, krisis keuangan global juga sejalan dengan penurunan harga minyak di pasar internasional, yang pada gilirannya menyebabkan penurunan penerimaan PPh migas sebesar 35 persen, sebaliknya penerimaan perpajakan non migas
tahun 2009
mengalami kenaikan sebesar 4,4 persen. Peningkatan tersebut didukung oleh kebijakan administrasi perpajakan, langkah- langkah intensifikasi dan eksentifikasi perpajakan yang berkelanjutan. Sejalan dengan perkiraan mulai meningkatnya aktivitas perdagangan dunia di tahun 2011 ini, pemerintah memutuskan untuk terus melanjutkan kebijakan pemberian insentif perpajakan bagi industri di dalam negeri. Insentif perpajakan tersebut diberikan dalam bentuk penurunan tarif PPh Badan dari 28 persen menjadi 25 persen; pemberiaan fasilitas penurunan tarif PPh Badan sebesar 5 persen dari tarif normal untuk perusahan masuk bursa yang minimal 40 persen sahamnya dimiliki publik; pemberian pajak ditanggung pemerintah dalam bentuk subsidi pajak PPN dan bea masuk sector tertentu; serta terus melanjutkan reformasi administrasi perpajakan. Sedangkan insentif di bidang kepabeanan diberikan dalam bentuk perbaikan fasilitas kepabeanan, insentif untuk perdagangan dan industri, serta fasilitas keringanan bea masuk. Selain itu juga dilakukan kebijakan kenaikan tarif cukai yang di ikuti penyederhanaan tarif cukai, serta peningkatan pengawasan peredaran barang kena cukai.
BAB III - 2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD Sesuai
dengan
pembaharuan
arah
kebijakan
kebijakan fiskal
dan
yang
dilakukan
pengelolaan
pemerintah
keuangan
pusat
daerah
langkah-langkah dilakukan
secara
berkesinambungan. Dalam beberapa tahun terakhir, strategi kebijakan fiskal masih tetap konsisten diarahkan untuk melanjutkan dan memantapkan langkah-langkah konsolidasi
fiskal, terutama meningkatkan PAD menciptakan ketahanan fiskal yang
dan penyehatan APBD dalam rangka berkelanjutan. Kebijakan yang ditempuh,
sebagaimana yang dituangkan dalam RPJMD 2007-2012 yaitu : 1) PAD diharapkan mampu mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat dengan ratio terhadap PDRB mencapai 2% pada akhir tahun 2012 2) Meningkatkan PAD dengan menumbuhkan kesadaran dan kebanggaan membayar pajak daerah dan rasa memiliki pajak daerah oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan menurunkan tunggakan pajak hingga 10% dari total tagihan pada akhir masa RPJMD 20072012. Realisasi sampai tahun 2011 hanya sebesar 4 persen dari total potensi penerimaan pajak daerah. Sebagaimana yang tertuang dalam RPJMD tersebut, maka upaya penatausahaan dan optimalisasi sumber PAD dimaksukan untuk meningkatkan rasio PAD terhadap PDRB ADHB hingga ke kondisi ideal 2 persen. Pada tahun 2009 rasio PAD telah mencapai 1,92 % terhadap PDRB, tahun 2010 dengan meningkatnya PDRB ADHB berdasarkan data statistik yaitu 8.056,51 Trillyun sehingga persentase terhadap PDRB ADHB menjadi 1,81%. Tahun 2011 rasio PAD terhadap PDRB ADHB sebesar 1,73% dan tahun 2012 diprediksi sebesar 1,77% terhadap PDRB ADHB. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan menerapkan teknologi informasi dalam pelayanan pemungutan perpajakan dan penerapan sistem pelayanan pajak yang memungkinkan pelayanan pembayaran pajak cepat dan tepat di kantor SAMSAT utama di Kota Gorontalo dan Kota Limboto yaitu sistem samsat dellivery dan samsat drive true. Sementara itu, dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas belanja daerah, fokus kebijakan diarahkan untuk berpijak pada 6 prinsip pengarusutamaan yang tercantum dalam RKPD 2012 yaitu: 1)
Pengarusutamaan inovasi pembangunan
2)
Pengarusutamaan partisipasi masyarakat
3)
Pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan
4)
Pengarusutamaan tata pengelolaan yang baik (good governance)
5)
Pengarusutamaan pengurangan kesenjangan antar wilayah
6)
Pengarusutamaan peningkatan kinerja. Di bidang penerimaan pembiayaan, selama tiga tahun terakhir investasi jangka pendek
Pemerintah Provinsi Gorontalo khususnya dengan pengembangan manajemen kas telah
BAB III - 3
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
memberikan peningkatan hasil pendapatan. Pada tahun 2004 jumlah pendapatan dari bunga deposito/jasa giro masih sekitar Rp1,5 Millyar dan pada tahun 2008 telah mencapai Rp7,84 milyar, tahun 2009 mencapai sebesar Rp.10,55 millyar, tahun 2010 sebesar Rp.7,30 Millyar. Untuk tahun 2011 sebesar Rp8,22 Millyar dan tahun 2012 diprediksi sebesar Rp6,12 millyar. Fluktuasi penerimaan dari jasa giro/deposito sangat tergantung dari realisasi pelaksanaan proyek. Dalam arti bahwa jika proyek/kegiatan cepat dilaksanakan maka dana idle yang ada dikas daerah semakin berkurang sehingga berpengaruh terhadap penerimaan dari jasa giro dan deposito, selain itu penerimaan jasa giro juga sangat dipengaruhi oleh fluktuasi suku bunga yang dikeluarkan oleh Bank, sesuai dengan kebijakan Bank Indonesia dalam penerapan Suku Bunga SBI. Investasi jangka panjang pada PT Gorontalo Fitrah Mandiri dinilai belum sampai pada kondisi yang menggembirakan. Lambatnya pertumbuhan kontribusi lebih disebabkan karena pada akhir tahun anggaran 2008 terjadi persoalan Likuiditas keuangan pada PT. Gorontalo Fitra Mandiri dan investasi sedang memasuki pada tahap awal dari penanaman modal pada mesin/peralatan pertanian. Pada Investasi jangka panjang PT. Gorontalo Wisata Mandiri tengah dilakukan restrukturisasi permodalan agar perusahaan mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerjanya, sehingga berdasarkan hasil evaluasi APBD Provinsi Gorontalo tahun 2011 oleh Departemen Dalam Negeri, tidak lagi dianggarkan sebagai sumber pendapatan asli daerah Provinsi Gorontalo. 3.1.1.1 Perkembangan Pendapatan Daerah Pada tahun 2011 pendapatan daerah sebesar Rp697, 57 milyar, yang terdiri dari PAD sebesar Rp133,12 milyar, dana perimbangan sebesar Rp438,41 milyar yang terdiri dari Dana Bagi hasil Pajak Rp26,76 milyar, Dana Alokasi Umum Rp400,75 milyar dan Daana Alokasi Khusu (DAK) sebesar Rp.10,73 milyar. Komponen pendapatan daerah lainnya yaitu bersumber dari Lain-lain Pendapatan yang sah sebesar Rp21,84 milyar. Perkembangan pendapatan APBD Pemerintah Provinsi untuk kurun waktu 2007 sampai dengan 2011 telah meningkat secara bertahap. Realisasi pendapatan daerah
tahun 2007
sebesar Rp.521,58 milyar, atau meningkat 13,19% dari tahun sebelumnya. Tahun 2008 realisasi sebesar meningkat sebesar Rp537,16 millyar atau meningkat 2,95% pada tahun 2009 realisasi sebesar Rp.561,18 Millyar atau 4,47%. Tahun 2010 realisasi sebesar Rp593.39 Millyar atau 5,73%. Perkembangan pendapatan daerah dari PAD, Dana Perimbangan dapat diuraikan pada bagian berikut. Tingkat pertumbuhan rata-rata pendapatan daerah adalah 7,32% dan sangat dipengaruhi oleh pendapatan dari dana perimbangan.
Dari jumlah pendapatan daerah peran PAD
Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu 2007-2011 rata-rata sebesar 18,90% dari
BAB III - 4
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
total pendapatan daerah. Tingkat pertumbuhan rata-rata PAD adalah antara 22,79 persen dan berada di atas
pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo rata-rata 5% – 7,6%.
Pengaruh
terbesar pertumbuhan PAD adalah berasal dari pajak daerah. Peran pajak daerah dari tahun 2007-2011 rata-rata 88,33% terhadap PAD atau sebesar 16,68 persen dari PendapatanDaerah. Tabel 3.1 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2007 S/D 2011 2007 NO
Uraian
1
PENDAPATAN
1.1
PAD
1.1.1
Pajak Daerah
1.1.2
Retribusi Daerah
2008
2009
2010
2011
Rata-rata Pertumbuhan
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
521,584,139,993
537,168,541,439
561,186,326,559
593,392,627,943
697.576.031.227
70,078,989,232
95,106,219,346
102,626,018,112
133,124,917,186
158.083.317.775
59,221,753,094
82,572,430,960
86,443,156,011
120,748,491,227
144,751.936.385
25.92
-
-
-
-
-
-
5,000,000
163,912,259
-
-
-
3,178.24
10,852,236,138
12,369,876,127
16,182,862,101
12,376,425,959
13.331.381.390
4.77
308,900,309,305
413,118,212,093
458,560,308,447
438,419,685,757
515,369,176,652
17,506,309,305
19,106,216,093
18,889,052,447
26,933,965,757
26,066.408.886
14.47
(%) 7.32
22.79
Hasil Pengelolaan Keuangan Daerah yg 1.1.3
dipisahkan
1.1.4
Lain-lain PAD yang sah
1.2
Dana Perimbangan
14,47
Dana Bagi Hasil Pajak / 1.2.1
bagi hasil bukan pajak
1.2.2
DAU
291,394,000,000
368,637,996,000
388,325,256,000
400,750,820,000
461,118,102,000
12.53
1.2.3
DAK
-
25,374,000,000
51,346,000,000
10,734,900,000
28,057,200,000
61.54
142,604,841,455
28,944,110,000
-
21,848,025,000
18,900,000,000
-39.24
-
-
5,223.536.800
-
Lain-lain Pendapatan 1.3
Daerah yg Sah
1.3.1
Hibah
40,000,000,000
Dana penyesuaian dan 1.3.2
otonomi khusus
99,996,500,000
8,944,110,000
-
-
18,900,000,000
-10.12
-
-
-
-
-
-
-
-
-
21,765,000,000
-
-
-
-
-
83,025,000
-
-
2,608,341,455
20,000,000,000
-
-
-
666.77
Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemda 1.3.3
Lainnya Dana penguatan infrastruktur dan
1.3.4
prasana daerah Dana tambahan penghasilan bagi GURU
1.3.5
PNSD Pendapatan dana
1.3.6
darurat
Sumber : Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo
BAB III - 5
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Berdasarkan tabel diatas dari jumlah pendapatan daerah sampai tahun 2011 kontribusi terbesar penerimaan adalah berasal dari dana perimbangan atau transfer dari pemerintah yakni berkisar 84%-86%. Rata-rata pertumbuhan dana perimbangan 14,47% dengan kecenderungan pendapatan dari DAU meningkat, sementara pendapatan dari DAK cenderung berfluktuasi. Dana perimbangan terbesar bersumber dari transfer pemerintah dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU). Kontribusi DAU terhadap pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Gorontalo berkisar antara 80%– 85% dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 12,53%. Kenaikan Dana perimbangan akan mengalami kecenderungan menurun sesuai dengan perbaikan celah fiskal. Perkembangan dana transfer dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2011 digambarkan dalam grafik berikut ini. Gambar 3.1
Sumber : Nota Keuangan APBN 2012 Untuk mengurangi ketergantungan terhadap Dana Perimbangan, maka Kebijakan pemerintah pusat untuk meningkatkan PAD yaitu dengan mengeluarkan Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yaitu dengan: 1. Memperluas objek 2. Menambah jenis 3. Menaikkan tarif maksimum 4. Diskresi penetapan tarif Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tersebut setidaknya akan lebih mendorong agar penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang selama ini belum memadai dan memiliki peran yang relatif kecil dapat lebih dioptimalkan dan dapat memberikan kontribusi kepada pendapatan daerah yang lebih tinggi.
Hal ini Nampak dari munculnya
beberapa jenis pajak baru yang sebelumnya merupakan pajak pusat dan saat ini beralih menjadi BAB III - 6
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
pajak yang dipungut dan dikelola oleh Kabupaten/Kota, yaitu Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan (sektor SKB) dan Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan. Untuk Provinsi Gorontalo yang terdiri dari enam kabupaten/kota, maka pendapatan dari pajak kendaraan bermotor perbandingnnya adalah 70% pendapatan menjadi hak provinsi dan 30% menjadi hak kabupaten/kota secara proporsional. Dari porsi 70% dan 30% ini, masingmasing wajib disisihkan untuk pembangunan jalan dan pengadaan transportasi umum", sedangkan kebijakan pajak progresif kendaraan bermotor ini diharapkan
akan meningkatkan
proporsi pendapatan asli daerah terhadap anggaran pendapatan daerah. Pajak daerah lain yang diandalkan adalah pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBB-KB). PBB-KB pemungutannya dilakukan oleh Pertamina sehingga pemerintah daerah hanya menerima hasil yang komposisi pembagianya
30%
maenjadi
bagian
provinsi
dan
70%
menjadi
bagian
pemerintah
kabupaten/kota secara proporsional. 3.1.1.2 Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Pada
tahun
2007
realisasi
belanja
Pemerintah
Provinsi
Gorontalo
mencapai
Rp459.239.655.980,51 atau 84,90% dari anggaran yang tersedia. Ditahun 2011, realisasi belanja menjadi Rp.724.528.423.115,00 atau 94,30% dari anggaran. Selama 5 (lima) tahun terakhir yakni dari tahun 2007 sampai dengan 2011, rata-rata realisasi belanja terhadap total anggaran belanja Pemerintah Provinsi Gorontalo adalah sebesar 88,71%. Realisasi belanja terhadap anggaran selama 5 (lima) tahun dapat dilihat pada tabel 3.2
BAB III - 7
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 3.2 Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja Pemerintah Daerah No
Uraian
Belanja
2007
%
2008
%
2009
%
2010
%
2011
%
459,239,655,981
84.90
537,723,502,671
83.05
619,327,894,227
91.59
567,079,522,671
90.61
724.528.423.115
94.30
1
Belanja Pegawai
87,875,482,583
87.37
117,134,597,794
93.11
136,588,902,386
90.48
165,232,594,521
95.07
187,796,432.272
92.07
2
Belanja Subsidi
2,526,987,000
84.23
3,731,875,000
99.78
8,755,602,250
61.31
1,928,000,000
70.66
1.662.443.865
66.50
3
Belanja Hibah
3,213,000,000
58.71
14,500,850,000
85.63
14,694,719,000
94.09
16,142,400,000
98.64
66,763.215.789
91.78
4,709,933,500
98.74
5,701,080,000
86.78
2,992,239,648
89.10
4,266,797,209
87.70
6,965,536,209
87.07
19,401,357,273
77.61
33,587,580,340
86.44
38,157,153,046
96.50
39,430,332,880
99.70
51,024,380,307
99.91
10,177,240,716
88.50
9,692,195,300
98.39
8,554,797,400
96.77
30,930,988,075
96.46
8,098,192,000
99.98
200,000,000
66.67
50,000,000
4.32
250,000,000
100.00
152,356,577
10.27
1,669,799,875
44.52
331,135,654,908
84.84
353,325,324,237
79.48
409,334,480,497
92.32
308,996,053,409
87.04
393,936,017,084
94.2
49,462,296,949
88.20
27,641,145,929
88.39
24,664,746,145
89.67
21,769,939,447
90.92
27,894.842.745
90.55
dan Jasa
118,824,647,516
86.91
168,726,203,548
90.90
206,395,927,826
94.06
178,230,007,850
93.03
225.445.500.999
94,17
Belanja Modal
162,848,710,443
82.45
156,957,974,761
68.93
178,273,806,526
90.76
108,996,106,112
78.14
147.208.079.054
99,46
Belanja Bantuan 4
Sosial Belanja Bagi Hasil Kpd Propinsi/Kab/Kota
5
& Pemdes Belanja Bantuan
6
Keuangan kepada Propinsi/Kab/Kota & Pemdes Belanja Tak
7
Terduga
B.
Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang
Sumber: Lampiran Ranperda Pertanggungjawaban APBD 2007-2010, SIMDA 2007-2011, data diolah
Dari tabel 3.2 dapat dilihat bahwa dari tahun 2007 hingga 2011 realisasi belanja terhadap anggaran rata-rata diatas 80%. Pada tahun 2008 dan 2010, dilihat dari presentase terdapat penurunan realisasi belanja dibanding pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 realisasi belanja terhadap anggaran sebesar 84,90%, sedangkan pada tahun 2008 menjadi 83,05% sehingga terlihat ada penurunan realisasi sebesar 1,85%. Demikian pula dengan perbandingan antara realisasi belanja tahun 2009 dan tahun 2010, dari sisi presentase terhadap anggaran terdapat penurunan sebesar 0,98%. Pada pos belanja tidak langsung untuk tahun 2007 sampai 2011, realisasi belanja terbesar adalah belanja pegawai. Pada pos ini terjadi peningkatan realisasi dari tahun ketahun. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah pegawai provinsi dari tahun 2007 hingga 2011 karena adanya pengangkatan pegawai CPNS. Pada pos belanja langsung untuk
BAB III - 8
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
tahun 2007 hingga 2011, realisasi belanja terbesar adalah belanja modal. Secara keseluruhan, realisasi belanja langsung lebih besar dari belanja tidak langsung. 3.1.2
Belanja Menurut Klasifikasi Ekonomi
3.1.2.1 Provinsi Belanja menurut klasifikasi ekonomi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yakni dari tahun 2007 sampai dengan 2011 menunjukkan peningkatan dimana tahun 2007 total belanja menurut klasifikasi ekonomi baru sebesar Rp439,63 milyar tahun 2011 telah meningkat menjadi Rp588,34 milyar atau mengalami peningkatan sebesar 33,82%. Jika dilihat dari jenis belanja menurut klasifikasi ekonomi, maka ada kecendrungan perubahan dalam kompisisi belanja dimana pada tahun 2007 masih didominasi belanja modal yaitu sebesar Rp.162,84 milyar atau 37,04%, namun pada tahun 2011 terjadi perubahan dimana belanja pegawai telah mencapai Rp215,69 atau 36,66%. Terjadinya perubahan komposisi belanja disebabkan oleh meningkatnya jumlah pegawai di Provinsi Gorontalo serta adanya perubahan penganggaran pada jenis belanja modal dimana belanja modal yang akan diserahkan pada pihak ketiga atau masyarakat jenis belanjanya berubah menjadi belanja barang dan jasa. Ini terlihat dari meningkatnya jenis belanja barang dan jasa dari Rp.118,82 milyar pada tahun 2007, meningkat menjadi Rp225,44milyar pada tahun 2011. Belanja menurut klasifikasi ekonomi Provinsi Gorontalo tahun 2007 - 2011 dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut : Tabel 3.3 Belanja Menurut Klasifikasi Ekonomi, Provinsi Gorontalo, 2007-2011 Tahun
2007
2008
2009
2010
2011
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Propinsi Pegawai
137,337,779,532.74
144,775,743,722.64
161,253,648,531.18
187,002,533,968.00
215.691.275.017,00
Barang dan Jasa
118,824,647,516.11
168,726,203,548.00
206,395,927,826.00
178,230,007,850.00
225.445.500.999
Modal
162,848,710,422.66
156,957,974,760.66
178,273,806,526.00
108,996,106,112.00
147.208.079.054
20,627,161,216.00
33,626,000,300.00
34,997,358,298.00
53,268,185,284.00
83,489,387,863.00
439,638,298,687.51
504,085,922,331.30
580,920,741,181.18
527,496,833,214.00
588.344.855.070
Lain-lain Total
Sumber : Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo
BAB III - 9
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
3.1.2.2 Kabupaten/Kota Perkembangan Belanja Daerah per Kabupaten/Kota, 2007-2011 Perkembangan belanja daerah menurut Kabupaten Kota Tahun 2007 – 2011 disajikan pada tabel 3.4 berikut : Tabel 3.4 Total Belanja Pemerintah untuk seluruh Kab/Kota, 2007-2011 Kota Gorontalo Pegawai
2007
2008
2009
2010
2011
Keterangan
184,108,136,509
222,208,323,445
269,022,847,862
327,735,923,150
363,422,506,754
Barang & Jasa
72,913,866,852
84,925,683,068
82,447,004,079
87,153,629,545
70,187,028,621
Modal
66,741,927,625
89,838,154,838
144,153,254,288
119,083,134,818
112,369,376,199
Lain-lain
16,640,221,550
21,920,739,500
13,940,500,000
14,268,386,761
10,837,500,000
Kab. Gorontalo Pegawai Barang & Jasa Modal Lain-lain Kab. Boalemo Pegawai Barang & Jasa Modal Lain-lain Kab. Pohuwato Pegawai Barang & Jasa Modal Lain-lain Kab.Bone Bolango Pegawai Barang & Jasa Modal Lain-lain
2007
2008
2009
2010
2011
216,088,459,666
251,515,977,772
285,478,789,217
359,488,439,978
405,805,865,444
67,511,977,568
47,818,361,552
65,659,996,627
54,532,470,709
46,507,134,049
123,603,285,281
164,701,853,325
166,754,709,688
128,370,317,183
107,591,984,073
77,954,751,367
36,827,607,695
50,941,362,284
50,461,793,902
31,921,532,902
2007
2008
2009
2010
2011
124,861,221,411
150,490,178,792
149,496,549,751
192,045,015,353
212,177,943,333
56,908,513,905
65,764,339,788
64,631,312,108
47,027,768,888
53,953,009,091
121,693,369,634
143,994,978,115
110,862,517,624
105,866,199,946
85,798,248,413
10,638,231,956
21,709,713,231
22,792,965,400
24,940,972,191
27,770,956,237
2007
2008
2009
2010
2011
108,679,973,953
133,162,931,075
166,838,311,969
189,582,039,220
205,905,945,368
53,511,194,138
68,202,867,730
67,173,693,375
72,065,481,262
75,410,264,227
126,621,678,616
153,679,395,772
139,866,475,688
112,453,636,680
95,193,286,100
23,386,473,153
16,930,001,505
29,690,850,163
44,256,425,646
39,100,969,960
2,007
2,008
2,009
2,010
2,011
108,844,407,501
131,245,642,177
161,808,138,188
193,643,106,409
204,811,731,488
56,691,167,504
62,663,426,442
59,594,961,106
51,313,201,374
59,003,620,172
109,507,113,875
125,744,718,280
95,007,895,243
75,464,165,072
102,813,681,427
5,824,441,846
37,034,454,000
24,126,118,000
28,354,529,241
26,929,860,000
B. Subsidi, Hibah, Bansos, Bankeu Keterangan B. Langsung + B. Tdk Langsung
B. Subsidi, Hibah, Bansos, Bankeu Keterangan B. Langsung + B. Tdk Langsung
B. Subsidi, Hibah, Bansos, Bankeu Keterangan B. Langsung + B. Tdk Langsung
B. Subsidi, Hibah, Bansos, Bankeu Keterangan B. Langsung + B. Tdk Langsung
B. Subsidi, Hibah, Bansos, Bankeu
BAB III - 10
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Kabupaten Gorontalo Utara
2007
2008
2009
2010
2011
Pegawai
21,912,490,454
66,053,991,440
83,641,758,071
117,758,753,041
139,633,253,878
Barang & Jasa
10,980,230,642
30,912,690,536
60,735,089,551
54,570,029,622
60,162,864,523
3,345,900,000
42,077,365,095
156,614,944,764
168,267,740,176
175,398,213,176
996,764,000
15,165,000,000
13,674,500,000
24,936,525,000
16,725,000,000
Modal Lain-lain
Total Kabupaten/Kota
2007
2008
Pegawai
764.494.689.494,30
1.531.757.246.265,00
1.116.286.395.058,59
Barang & Jasa
318.516.950.608,50
365.223.920.683,00
400.242.056.846,12
Modal
551.513.275.030,20
679.164.789.387,61
813.259.797.295,00
Lain-lain
135.440.883.872,00
153.285.819.099,00
155.166.295.846,50
2.729.431.775.434,61
2.484.954.545.046,21
1.769.965.799.005,00
2009
2010
2011
1.380.253.277.151,00 366.662.581.400,00 709.505.193.875,00 187.218.632.741,00 2.643.639.685.167,00
Keterangan B. Langsung + B. Tdk Langsung
B. Subsidi, Hibah, Bansos, Bankeu
Jumlah
1.531.757.246.265,00
5.747.468.652.669,73
365.223.920.683,00
1.810.932.878.653,60
679.164.789.387,61
3.473.479.521.012,93
153.285.819.099,00
780.699.147.489,35
2.729.431.775.434,61
11.812.580.199.825,60
Sumber : Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo Perkembangan belanja Kabupaten/Kota se-Provinsi Gorontalo dapat dilihat dari struktur belanja berdasarkan jenis belanja yaitu belanja pegawai, barang dan jasa serta belanja modal dan belanja lainnya. Berdasarkan tabel diatas pada tahun 2007 total belanja mencapai Rp.1,76 Trilyun, dimana sebesar 43,19 persen merupakan belanja pegawai. Tahun 2011 total belanja mencapai Rp11,81 trilyun, dengan struktur belanja relatif tidak mengalami perubahan dimana masih didominasi belanja pegawai yaitu Rp.2,72 Trilyun atau
56,10%. Tingginya belanja
pegawai pada pemerintah Kabupaten/kota tidak lepas dari besarnya jumlah pegawai yang harus dibiayai terutama belanja pegawai untuk tenaga kependidikan dan tenaga medis yang pada umumnya mendominasi jumlah pegawai di Kabupaten Kota. Perkembangan belanja daerah Kabupaten/ Kota, Dari sisi realisasi belanja, kontribusinya mengalami fluktuasi dalam prosentase kenaikan yaitu dari 23,43 persen tahun 2008 menjadi 13,75 persen tahun 2009, tahun 2010 naik sebesar 6,39 persen dan tahun 2011 hanya naik sebesar 3,25 persen dibanding tahun 2010. Kenaikan belanja ini terutama didorong oleh kenaikan dan penurunan belanja modal yang juga berfluktuasi yaitu tahun 2008 naik sebesar 30,56 persen kemudian sebesar 12,95 persen tahun 2009 namun tahun 2010 menurun sebesar 12,76 persen dan turun sebesar 4,28 persen pada tahun 2011. Begitu pula untuk belanja barang dan jasa yang berfluktuasi dari tahun 2008 naik sebesar 13,11 tahun 2009 sebesar 11,09 persen tahun 2010 turun sebesar 8,39 persen sedangkan tahun 2011 turun sebesar 0,39 persen . Pada sisi belanja pegawai prosentasenya cenderung meningkat yaitu dari tahun 2008 naik sebesar 24,88 persen, 2009 naik sebesar 16,93 persen, tahun 2010 naik sebesar 23,65 persen dan tahun 2011 naik sebesar 10,98 persen atau secara rata-rata belanja pegawai naik
BAB III - 11
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
sebesar 19,11 persen. Bila dijumlahkan kenaikan belanja pegawai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 mencapai 100,36 persen atau sebesar Rp767.26 milyar. Hal ini menunjukkan dari sisi realisasi belanja pada Kabupaten Kota, komponen dari belanja pegawai relatif lebih besar dibanding belanja barang dan jasa, belanja modal dan belanja lain lain. Oleh karena itu kinerja APBD Kabupaten/Kota yang ada dalam wilayah Provinsi Gorontalo selama tahun 20072011 dari sisi realisasi belanja belum menunjukkan fokus pemerintah terhadap peningkatan pelayanan dasar sesuai dengan UU No.32 tahun 2004. 3.1.3 Pengeluaran Menurut Sektor 3.1.3.1 Provinsi Tabel 3.5 Pengeluaran Menurut Sektor, 2007-2011 2007
2008
2009
2010
2011
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
152,406,269,570
173,456,268,789
182,636,617,924
217,377,169,283
309,144,404,264
-
-
-
-
-
Pendidikan
37,874,296,388
48,277,865,106
55,877,726,921
48,772,502,599
66,428,675,269
Kesehatan
8,550,773,891
12,240,441,047
23,854,726,595
19,052,136,769
21,453,122,470
Pertanian
30,386,877,849
37,151,416,146
37,661,205,276
37,750,047,472
53,010,105,768
Kelautan
7,261,483,991
11,889,360,179
12,604,159,981
11,617,932,560
18,649,949,641
Kehutanan
8,057,657,804
8,114,412,338
9,726,323,671
10,361,206,534
11,177,139,966
Sosial
3,269,365,738
5,492,971,828
7,431,953,667
11,766,863,116
14,078,443,647
-
-
-
-
-
Koperasi, Perindag
7,256,922,581
9,354,469,873
9,726,468,249
11,746,616,275
13,057,103,447
Ketenagakerjaan
3,559,882,485
6,691,546,556
9,513,310,807
9,148,128,353
12,601,269,761
Kependudukan
-
-
-
-
-
Transmigrasi
-
-
-
-
-
Urusan
Pemerintahan Umum Infrastruktur
Pemberdayaan Perempuan
BAB III - 12
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Pariwisata
-
-
-
-
-
Energi dan SDM
-
-
-
-
-
Lingkungan Hidup
6,323,369,234
6,699,142,083
6,943,861,124
7,732,267,751
7,582,076,552
Penanaman Modal
2,322,365,093
6,186,628,973
6,391,155,850
6,578,522,586
6,341,671,641
Perumahan
-
-
-
-
-
Pemuda dan Olahraga
-
-
-
-
-
Penataan Ruang
-
-
-
-
-
Pertahanan
-
-
-
-
-
267,269,264,624
325,554,522,918
362,367,510,065
391,903,393,298
533,523,962,426
Total
Sumber: SIMDA 2007-2011.
Dilihat dari pengeluaran menurut sektor untuk Provinsi Gorontalo terdapat peningkatan yang cukup signifikan untuk pada tahun 2011. Kenaikan belanja pada tahun 2011 dibanding tahun 2007 adalah sebesar 99,62 %. Dari total belanja sebesar 533,52 Milyar pada tahun 2011, sebesar 12,45 % untuk sektor pendidikan. Kontribusi sektor yang terbesar adalah berasal dari sektor pemerintahan umum yakni sebesar 309,14 Milyar atau sebesar 57,94 % dari total belanja. Sektor Pertanian dan Kelautan memberikan kontribusi yang cukup besar masing-masing sebesar 9,93 % dan 3,49 %. Hal ini mengingat sektor tersebut merupakan sektor unggulan Pemerintah Provinsi Gorontalo. 3.1.3.2 Kabupaten / Kota 3.1.3.2 Pengeluaran Kabupaten/Kota per Sektor Pengeluaran Kabupaten Kota menurut sektor tahun 2007 -2011 disajikan pada tabel 3.6 dibawah ini :
BAB III - 13
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 3.6 Pengeluaran Menurut Sektor Kabupaten / Kota, 2007-2011 KABUPATEN/KOTA Pemerintahan Umum Infrastruktur Pendidikan Kesehatan Pertanian Kelautan dan Perikanan Kehutanan Sosial dan Pemberdayaan Perempuan Perindustrian dan Perdagangan Ketenagakerjaan Kependudukan dan Transmigrasi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pariwisata Energi dan Sumberdaya Mineral Lingkungan Hidup Penanaman Modal Perumahan Pemuda dan Olahraga Penataan Ruang Pertanahan Total
2007 Rp. 17.286.474.946 412.095.720 13.729.639.637 1.479.250.923 582.076.290 258.378.270 673.847.140 62.895.000 33.250.000 228.415.180 49.350.000 288.168.200 180.279.160 35.264.120.466
2008 Rp. 58.034.434.284 23.175.569.088 41.043.673.341 5.591.825.119 2.671.397.852 1.978.627.537 1.083.200.000 2.024.356.905 282.000.000 50.000.000 458.127.000 914.449.832 485.425.000 1.065.001.169 808.784.528 80.950.000 62.585.000 1.538.073.650 1.150.000.000 142.498.480.305
2009 Rp. 76.126.373.190 95.832.559.147 61.191.314.823 28.846.021.856 12.615.154.733 6.617.243.290 2.123.463.881 4.294.719.347 1.074.675.000 207.350.000 2.415.983.996 1.434.042.470 921.095.000 439.309.000 2.031.269.493 314.112.000 1.560.423.000 3.200.000.000 301.245.110.226
2010 Rp. 119.487.666.711 39.592.711.671 65.339.184.910 20.692.460.666 9.988.632.002 4.914.212.235 3.323.291.954 3.661.920.802 857.965.000 1.193.630.000 1.446.943.470 1.198.699.635 539.900.000 310.581.500 2.474.828.714 1.513.234.918 417.000.000 1.690.000.000 278.642.864.188
2011 Rp. 86.868.506.975 96.773.778.849 106.947.498.108 29.927.435.752 15.082.248.389 6.188.592.935 3.612.372.076 9.617.600.427 144.150.000 1.454.551.227 1.524.669.053 2.798.233.680 1.070.973.000 50.545.000 3.306.074.035 2.563.010.823 200.000.000 4.624.682.500 372.754.922.829
sumber : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Sistem Informasi Keuangan Daerah Dilihat dari pengeluaran belanja menurut sektor ada perubahan dari komposisi belanja dimana pada tahun 2007 total belanja menurut sektor sebesar Rp. 35,26 milyar dimana sektor pemerintahan masih mendominasi belanja menurut sektor, namun tahun 2011 terjadi perubahan struktur belanja dimana pengeluaran belanja untuk sektor pendidikan meningkat secara siginifikan yaitu mencapai Rp105,94 milyar atau 28,69% dari total belanja sektor tahun 2011. Kondisi ini merupakan konsekuensi dari amanat undang-undang yang dan peraturan Menteri Keuangan No 86 Tahun 2009 yang mengamanatkan komposisi belanja untuk sektor pendidikan minimal 20 persen dari total APBD. Secara umum Kabupaten Kota di Provinsi Gorontalo dalam pengeluaran belanja untuk sektor pendidikan telah melampaui ketentuan tersebut, karena adanya Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan. Sektor lain yang juga mengalami peningkatan dalam belanja menurut sektor adalah infrastruktur dimana pada tahun 2007 belanja sektor infrastruktur baru mencapai 1,17 persen dari total belanja, sedangkan tahun 2011 telah mencapai 25,96 persen dari total belanja sebesar Rp. 372.75. Secara umum pengeluaran menurut sektor pada Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Gorontalo, dari seluruh sektor yang ada dalam kurun waktu 2007 s/d 2011 naik sebesar Rp337.49 milyar, atau dari hanya Rp35.26 milyar menjadi Rp372.75 milyar pada tahun 2011.
BAB III - 14
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Sektor Pemerintahan Umum merupakan sektor yang terbesar pengeluarannya dengan total Rp. 357.80 milyar, kemudian disusul oleh sektor Pendidikan sebesar Rp. 288.25 milyar dan sektor Infrastruktur sebesar Rp255.78 milyar, sedangkan yang terkecil pengeluarannya adalah pada sektor Penanaman Modal yang hanya berjumlah sebesar Rp80.95 milyar. Berdasarkan tabel 3.6, terlihat bahwa belanja menurut sektor antara sektor satu dengan sektor lainnya relatif tidak berimbang dimana ada sektor yang kurang mendapat anggaran. Terjadinya perbedaan tersebut selain karena memenuhi amanat ketentuan perundang-undangan seperti belanja untuk sektor pendidikan, belanja untuk sektor juga sangat dipengaruhi oleh prioritas dan kebijakan masing-masing Kabupaten kota sesuai dengan arah kebijakan dalam RPJMD masing-masing Kabupaten Kota. 3.1.4
Faktor Penyebab Timbulnya Masalah dalam Pelaksanaan APBD
Secara garis besar timbulnya masalah dalam pelaksanaan APBD pada sisi pendapatan daerah adalah belum adanya kepastian pagu anggaran dana yang bersumber dari Pemerintah Pusat, belum optimalnya peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam memberikan konstribusi terhadap PAD. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam mengalokasikan belanja, khususnya belanja adalah sebagai berikut :
Adanya keharusan bagi pemerintah Provinsi untuk mengalokasikan dana bagi hasil pajak kendaraan bermotor sebesar 30% dan 70% PBB-KB bagi pemerintah kabupaten/kota, sehingga mempengaruhi kemampuan pemerintah Provinsi untuk mengalokasikan belanja.
Gaji PNS mengalami kenaikan nominal 10%, berkala 2,5%, jumlah CPNS bertambah, sehingga jumlah keseluruhan diprediksi sebanyak 3.600 Orang.
Adanya keharusan untuk mengalokasikan belanja bantuan sosial, hibah dan subsidi.
Belanja pegawai dan belanja barang dan jasa cenderung mengalami kenaikan yang tinggi dibandingkan dengan belanja modal.
Proses pengadaan barang dan jasa memerlukan waktu yang relatif lama mengakibatkan penyerapan anggaran menjadi rendah.
Terlalu seringnya terjadi pergeseran anggaran sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi tertunda, sehingga penyerapan anggaran menjadi rendah. Selain permasalahan diatas, permasalahan yang lain dalam mengalokasikan belanja adalah
kewajiban mengalokasikan anggaran pendidikan minimal 20% dari APBD. Jika dilihat dari anggaran transfer pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang dialokasikan sebesar Rp394.1 Trillyun untuk dana perimbangan tahun 2012, didalamnya telah diperhitungkan kewajiban untuk anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN. Kemudian dana perimbangan tersebut masuk ke APBD menjadi pendapatan. Secara implisit pada belanja APBD dikenakan lagi kewajiban untuk mengalokasikan anggaran pendidikan minimal sebesar 20%.
BAB III - 15
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Untuk Provinsi Gorontalo pada tahun 2012 belanja tidak langsung mencapai 49% dari total belanja daerah. Maka sisa untuk belanja langsung adalah sebesar 51%. Jika dikurangi dengan anggaran untuk sektor pendidikan sebesar 20%, maka anggaran untuk belanja langsung hanya tinggal 31 %. Jumlah tersebut tidak memadai untuk menjalankan 33 urusan pemerintah lainnya. Pada tahun anggaran 2012 alokasi anggaran untuk fungsi pendidikan telah mencapai 24,52% (Rp.223.89 Milyar) dari total belanja daerah Rp.913.40 Milyar, yang disebabkan adanya pengalihan anggaran belanja Bantuan Operasional Sekolah (BOS) menjadi anggaran transfer APBD Provinsi, sehingga ketentuan tentang belanja untuk pendidikan minimal 20% telah terpenuhi. 3.1.5
Potensi dan Tantangan Perkembangan ke Depan Ditinjau dari Perspektif Regional dan Nasional Sebagai Negara dengan perekonomian terbuka (open economy), perkembangan dan
dinamika perekonomian Indonesia tidak bisa lepas dari setiap pergerakan ekonomi global. Hal yang sama juga berlaku pada skala regional khususnya provinsi Gorontalo yang dipengaruhi oleh pergerakan ekonomi Nasional. Pada paruh pertama 2011, ditengah melambatnya kondisi ekonomi global, perekonomian indonesia justru cenderung terus berakselerasi. Pada kuartal I tahun 2011, kinerja ekonomi mampu berekspansi sebesar 6,5% (y-o-y), jauh meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 5,6% (y-oy). Pertumbuhan tersebut didukung secara proporsional oleh semua sektor pendukungnya. Pada triwulan pertama tahun 2012, perkembangan berbagai faktor eksternal seperti pertumbuhan ekonomi global dan harga minyak mentah di pasar internasional, telah menyebabkan beberapa indikator ekonomi makro terutama harga minyak mentah Indonesia (ICP) dan nilai tukar rupiah berfluktuasi cukup signifikan dari asumsi yang digunakan dalam APBN 2012. Berbagai perkembangan tersebut diperkirakan memberikan tekanan yang sangat berat terhadap pelaksanaan APBN 2012. Tahun 2012 sebagai tahun keempat pasca krisis global 2008, Indonesia diperkirakan akan mampu membukukan pertumbuhan ekonomi pada level yang sama dengan pertumbuhan ekonomi yang pernah dicapai sebelum krisis ekonomi 1997/1998. Pengalaman penanganan krisis 2008-2009 menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya mampu bertahan dari krisis, namun juga ikut memberikan alternatif solusi bagi berbagai krisis ekonomi dunia. Kekuatan ekonomi Indonesia terbukti stabil dan lebih kuat menghadapi dampak krisis 2008 jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Kinerja ekonomi nasional tersebut merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap dinamika perekonomian Gorontalo, dimana pada Tahun 2012 kinerja perekonomian
BAB III - 16
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Gorontalo triwulan I-2012 tumbuh 8,47% (y.o.y) melambat dibandingkan triwulan IV tahun 2011 sebesar 8,91% (y.o.y). Angka pertumbuhan ekonomi dimaksud sesuai perkiraan Bank Indonesia sebelumnya yang berada pada kisaran 8,0-8,5% (y.o.y). Di sisi permintaan, stagnasi konsumsi rumah tangga mengakibatkan tertahannya pertumbuhan ekonomi selama triwulan laporan. Sementara pertumbuhan komponen konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor-impor lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Dampak melemahnya kinerja sektor pertanian menurunkan daya beli masyarakat kelompok petani, hal tersebut dikonfirmasi oleh Nilai Tukar Petani yang terus melemah sejak Januari 2012. Disisi penawaran, perlambatan ekonomi terutama didorong oleh melemahnya kinerja sektor pertanian, sektor listrik-gas-air bersih serta sektor pengangkutan & komunikasi. Sektor pertanian pada triwulan I-2012 mengalami produksi panen yang cukup baik, namun secara besaran pertumbuhan relatif lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2011. Meskipun memasuki panen raya namun produksi jagung dan padi relatif menurun dibandingkan panen raya tahun 2011 hal ini terkendala cuaca yang kurang kondusif. Sementara itu penurunan sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan laporan dirasakan pada sub sektor angkutan darat dan sub sektor angkutan udara. Hal tersebut dikonfirmasi oleh hasil laporan dealer tentang penjualan mobil yang menunjukkan bahwa angka penjualan rata-rata mengalami penurunan. Melemahnya kinerja sub sektor angkutan darat diperkirakan juga sebagai dampak dari kelangkaan BBM yang terjadi pada triwulan laporan di Gorontalo. Sementara itu melemahnya sub sektor angkutan udara diperkirakan dampak dari rusaknya runway Bandara Jalaluddin. Berdasarkan potensi dan perkembangan tersebut, kedepan Provinsi Gorontalo diperkirakan masih mampu berkembang sesuai dengan trend yang terjadi pada tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya. 3.1.6 Neraca Pemerintah Daerah Perkembangan neraca Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam tahun 2007 sampai 2010 dapat dilihat pada tabel 3.7.
BAB III - 17
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 3.7 Perkembangan Neraca Keuangan Pemerintah Provinsi Gorontalo 2007 – 2010 Rata-rata No.
Uraian
2007
2008
2009
2010
Pertumbuhan (%)
1
Aset
885,602,898,683.68
1,048,897,809,518.02
1,159,447,579,520.49
1,251,730,011,904.69
12.31%
1.1
Aset Lancar
164,828,369,813.28
146,634,377,564.00
80,214,687,026.53
109,640,011,032.76
-6.55%
1.1.1
Kas
133,452,962,548.28
125,211,945,047.00
66,693,018,739.94
91,613,625,626.76
-5.18%
1.1.2
Piutang
12,587,843,883.00
14,752,773,128.00
12,509,278,960.59
16,258,361,016.00
10.65%
1.1.3
Persediaan
18,787,563,382.00
6,669,659,389.00
1,012,389,326.00
1,768,024,390.00
-24.89%
37,097,361,511.00
32,793,005,356.57
34,127,039,276.51
32,659,031,237.52
-3.95%
-
-
-
-
37,097,361,511.00
32,793,005,356.57
34,127,039,276.51
32,659,031,237.52
-3.95%
674,710,990,675.79
862,132,107,105.45
1,028,507,925,011.45
1,098,076,890,630.45
17.95%
Investasi Jangka 1.2
Panjang
1.2.1
Investasi non permanen
1.2.2
Investasi permanen
1.3
Aset Tetap
1.3.1
Tanah
43,528,277,116.21
63,922,736,372.87
78,811,108,583.87
97,011,465,285.87
31.08%
1.3.2
Peralatan dan mesin
95,736,843,325.33
114,434,938,217.33
120,487,329,686.33
106,896,234,487.33
4.51%
1.3.3
Gedung dan bangunan
184,339,041,660.80
208,430,692,389.80
233,036,876,369.80
241,413,229,902.80
9.49%
296,662,315,642.45
395,068,813,178.45
566,699,859,718.45
612,925,127,171.45
28.26%
14,715,214,971.00
15,727,572,371.00
16,053,011,371.00
10,849,938,112.00
-7.82%
39,729,297,960.00
64,547,354,576.00
13,419,739,282.00
28,980,895,671.00
33.07%
8,966,176,683.61
7,338,319,492.00
16,597,928,206.00
11,354,079,003.96
25.48%
-
-
-
-
2,211,522,737.61
91,371,463.00
5,081,442,781.00
648,347,661.96
6,754,653,946.00
7,246,948,029.00
11,516,485,425.00
10,705,731,342.00
19.72%
885,602,898,683.68
1,048,897,809,518.02
1,159,447,579,520.49
1,251,730,011,904.69
12.31%
24,200,113,860.05
36,654,936,992.00
6,607,260,360.00
7,248,709,933.40
-6.93%
24,200,113,860.05
36,654,936,992.00
6,607,260,360.00
7,248,709,933.40
-6.93%
6,473,322,908.05
866,144,563.00
1,555,738,884.00
210,241,166.00
-31.16%
17,726,790,952.00
35,788,792,429.00
5,051,521,476.00
7,038,468,767.40
18.45%
Jalan, irigasi dan 1.3.4
jaringan
1.3.5
Aset tetap lainnya Konstruksi dalam
1.3.6
pengerjaan
1.4
Aset Lainnya Tagihan penjualan
1.4.1
angsuran
1.4.2
Tagihan tuntutan ganti
1759.40%
kerugian daerah 1.4.5
Aset lainnya Kewajiban dan Ekuitas Dana
2
Kewajiban Kewajiban Jangka
2.1
Pendek Utang perhitungan
2.1.6
pihak ke3 Utang jangka pendek lainnya
BAB III - 18
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
3
Ekuitas Dana
861,402,784,823.63
1,012,242,872,526.02
1,152,840,319,160.49
1,244,481,301,971.29
13.12%
3.1
Ekuitas Dana Lancar
140,628,255,953.23
109,979,440,572.00
73,607,426,666.53
102,391,301,099.36
-5.25%
3.1.1
SILPA
126,979,639,640.23
124,191,650,760.00
65,070,533,863.94
91,371,905,511.01
-3.13%
3.1.2
Cadangan Piutang
12,587,843,883.00
14,752,773,128.00
12,509,278,960.59
16,258,361,016.00
10.65%
3.1.3
Cadangan Persediaan
18,787,563,382.00
6,669,659,389.00
1,012,389,326.00
1,768,024,390.00
-24.89%
(17,726,790,952.00)
(35,788,792,429.00)
(5,051,521,476.00)
(7,038,468,767.40)
18.45%
-
154,149,724.00
66,745,992.00
31,478,949.75
-54.77%
720,774,528,870.40
902,263,431,954.02
1,079,232,892,493.96
1,142,090,000,871.93
39.48%
37,097,361,511.00
32,793,005,356.57
34,127,039,276.51
32,659,031,237.52
-3.95%
674,710,990,675.79
862,132,107,105.45
1,028,507,925,011.45
1,098,076,890,630.45
17.95%
8,966,176,683.61
7,338,319,492.00
16,597,928,206.00
11,354,079,003.96
25.48%
Dana yang harus 3.1.4
disediakan untuk pembayaran hutang Pendapatan yang
3.1.5
ditangguhkan Ekuitas Dana
3.2
Investasi Diinvestasikan dalam
3.2.1
investasi jangka panjang Diinvestasikan dalam
3.2.2
aset tetap Diinvestasikan dalam
3.2.3
asset lainnya
Sumber : Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo Berdasarkan tabel diatas jumlah aset untuk tahun 2007 sebesar Rp885,60 milyar dan pada tahun 2010 sudah mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp1,25 trilyun. Pertumbuhan rata-rata aset untuk periode 2007 sampai 2010 sebesar 12,31% dan dari total aset tahun 2010 sebagian besar merupakan aset tetap sebesar Rp1,09 trilyun. Jumlah kewajiban tahun 2007 sebesar Rp24,20 milyar dan pada tahun 2010 sudah mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp7,24 milyar. Pertumbuhan rata-rata kewajiban untuk periode 2007 sampai 2010 sebesar -6,93% dan dari total kewajiban tahun 2010 semuanya merupakan kewajiban jangka pendek. Jumlah ekuitas dana tahun 2007 sebesar Rp861,40 milyar dan pada tahun 2010 sudah mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp1,24 trilyun. Pertumbuhan rata-rata ekuitas dana untuk periode 2007 sampai 2010 sebesar 13,12%.
BAB III - 19
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 3.8 Perkembangan Neraca Keuangan Pemerintah Provinsi Gorontalo 2010 – 2011
Uraian
Ref.
ASET ASET LANCAR Kas Kas di Kas Daerah Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan Kas di BLUD Investasi Jangka Pendek Investasi dalam Saham Investasi dalam Obligasi Piutang Piutang Pajak Daerah Piutang Lain-lain Piutang Bagian Lancar Penjualan Angsuran Piutang Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi
5.2.A
A.1) A.2) A.3) A.4)
A.5 A.6) A.7)
Piutang Bagi Hasil Laba Usaha Perusahaan Daerah
Piutang Lainnya Persediaan Persediaan Jumlah Aset Lancar INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Nonpermanen Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Investasi Nonpermanen Lainnya Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Investasi Permanen Lainnya Jumlah Investasi Jangka Panjang ASET TETAP Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan
A.8) A.9)
A.10)
A.11) A.12) A.13)
2011
2 0 1 0 *)
66.021.098.841,64 65.741.874.593,64 38.791.530,00 0,00 240.432.718,00 0,00 0,00 0,00 7.210.435.156,00 7.210.435.156,00 12.798.946.311,23 82.000.000,00 4.603.071.946,07 0,00 8.113.874.365,16 1.526.954.093,00 1.526.954.093,00 87.557.434.401,87
91.613.625.626,76 91.005.218.012,01 269.160.758,75 0,00 339.246.856,00 0,00 0,00 0,00 3.890.045.189,00 3.890.045.189,00 12.368.315.827,00 85.900.000,00 4.565.095.207,00 0,00 7.717.320.620,00 1.768.024.390,00 1.768.024.390,00 109.640.011.032,76
0,00 0,00 0,00 25.281.425.651,01 25.281.425.651,01 0,00 25.281.425.651,01
0,00 0,00 0,00 32.659.031.236,52 32.659.031.236,52 0,00 32.659.031.236,52
111.402.828.827,87 113.938.457.844,33 268.143.466.112,80
97.011.465.285,87 106.896.234.487,33 241.413.229.902,80
BAB III - 20
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya Konstruksi Dalam Pengerjaan Akumulasi Penyusutan Jumlah Aset Tetap
A.14) A.15) A.16)
DANA CADANGAN Dana Cadangan Jumlah Dana Cadangan ASET LAINNYA Tagihan Penjualan Angsuran Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Kemitraan dengan Pihak Ketiga Aset Tak Berwujud Aset Lain-Lain Jumlah Aset Lainnya JUMLAH ASET KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) Utang Bunga Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Utang Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota Utang Jangka Pendek Lainnya Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
A.17) A.18) A.19) A.20)
718.099.396.717,45 6.269.067.290,68 13.722.348.541,00 0,00 1.231.575.565.334,13
612.925.127.171,45 10.849.938.112,00 28.980.895.671,00 0,00 1.098.076.890.630,45
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 618.402.958,89 250.186.000,00 5.053.571.043,00 7.383.574.121,00 13.305.734.122,89 1.357.720.159.509,90
0,00 648.347.661,96 0,00 2.343.810.000,00 8.361.921.342,00 11.354.079.003,96 1.251.730.011.903,69
1.762.321.802,72 0,00 0,00 8.656.199.654,00 230.628.690,40 10.649.150.147,12
210.241.166,00 0,00 0,00 6.807.840.077,00 230.628.690,40 7.248.709.933,40
0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00
10.649.150.147,12
7.248.709.933,40
64.258.435.220,92 20.009.381.467,23 1.526.954.093,00
91.371.905.511,01 16.258.361.016,00 1.768.024.390,00
(8.886.828.344,40) 341.818,00 76.908.284.254,75
(7.038.468.767,40) 31.478.949,75 102.391.301.099,36
5.2.B B.1)
B.2) B.3)
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri Utang Luar Negeri Utang Jangka Panjang Lainnya Jumlah Kewajiban Jangka Panjang JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS DANA 5.2.C EKUITAS DANA LANCAR C.1) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran ( SiLPA ) Cadangan Piutang Cadangan Persediaan Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek Pendapatan yang Ditangguhkan Jumlah Ekuitas Dana Lancar
BAB III - 21
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
EKUITAS DANA INVESTASI C.2) Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Aset Tetap Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang Jumlah Ekuitas Dana Investasi
25.281.425.651,01 1.231.575.565.334,13 13.305.734.122,89
32.659.031.236,52 1.098.076.890.630,45 11.354.079.003,96
0,00 1.270.162.725.108,03
0,00 1.142.090.000.870,93
0,00 0,00
0,00 0,00
1.347.071.009.362,78 1.357.720.159.509,90
1.244.481.301.970,29 1.251.730.011.903,69
EKUITAS DANA CADANGAN Diinvestasikan dalam Dana Cadangan Jumlah Ekuitas Dana Cadangan JUMLAH EKUITAS DANA JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
Analisis rasio likuiditas dan solvabilitas dapat dilihat dalam analisa current ratio yaitu perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek menunjukkan ratio 7,97 : 1, artinya apabila kewajiban jangka pendek tersebut akan segera dilunasi tersedia dana Rp 7,97 untuk setiap Rp 1,00 Kewajiban Jangka Pendek. Sedangkan berdasarkan Quick Ratio yaitu perbandingan antara saldo kas dengan kewajiban jangka Pendek menunjukkan ratio 5,96 : 1 yang artinya apabila kewajiban jangka pendek tersebut akan segera dilunasi tersedia dana Rp 5,96 untuk setiap Rp 1,00 kewajiban jangka pendek. Kondisi tersebut menunjukkan tingkat likuiditas keuangan pemerintah daerah Provinsi Gorontalo sangat baik, atau dengan kata lain kemampuan untuk melunasi utang jangka pendek tersedia cukup dana dari aset lancar bahkan dari saldo kas atau SiLPA sekalipun. Analisis rasio solvabilitas adalah untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang. Yang pertama dengan cara melihat total hutang sebesar Rp10,64 miliar dibagi total aset sebesar Rp1,35 trilyun diperoleh presentase sebesar 0,78%. Yang kedua menganalisis rasio hutang terhadap modal dengan membagi total hutang yang bejumlah sebesar Rp10,64 miliar dibagi total ekuitas sebesar Rp1,35 trilyun diperoleh prosentase 0,78%. Hasil tersebut dalam ukuran umum yang dipakai adalah 200% atau 2:1 yang berarti dua kali dari total utang dikatakan solvabel bila rasionya kurang dari 200%. Dengan demikian
berdasarkan analisis solvabilitas Pemerintah Provinsi Gorontalo mampu
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang. 3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu Kebijakan Pengelolaan keuangan daerah yang tergambar dalam pelaksanaan APBD yang merupakan instrumen dalam menjamin terciptanya disiplin dalam proses pengambilan keputusan yang terkait dengan kebijakan pendapatan maupun belanja daerah yang mengacu pada aturan
BAB III - 22
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
yang melandasinya, baik Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah maupun Peraturan Kepala Daerah. Anggaran pemerintah daerah yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana kerja keuangan tahunan pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun yang disusun secara jelas dan spesifik serta merupakan desain teknis pelaksanaan strategi untuk mencapai tujuan daerah dalam bentuk alokasi dana. Dalam Perda Nomor 4 tahun 2007 tentang RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2012 Pemerintah Provinsi Gorontalo menetapkan target pendapatan daerah yaitu pada Tahun 2006 sebesar Rp.442,22 milyar dan pada Tahun 2012 sebesar Rp.503,31 milyar. Pada tahun 2008 realisasi pendapatan daerah adalah sebesar Rp.537.004 milyar atau telah melampaui target RPJMD Tahun Anggaran 2012 (103.53%). Tingkat pertumbuhan PAD didalam RPJMD 2007-2012, periode 2007-2008 sebesar 12%, berdasarkan realisasi tingkat pertumbuhan PAD pada periode tersebut sebesar 38,60%. Tingkat pertumbuhan PAD dipengaruhi oleh pajak daerah yang diprediksi tumbuh dua kali dari tingkat pertumbuhan ekonomi tahunan. Pada tahun 2010 tingkat pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 7,50-8% sehingga PAD ditargetkan tumbuh sebesar 11%. Realisasi tahun 2010 menunjukkan target tersebut telah melampaui yaitu sebesar 29,72%. Pelampauan pertumbuhan PAD melebihi tingkat pertumbuhan ekonomi tahunan disebabkan efektivitas pemungutan pajak yang merupakan komponen terbesar dalam penerimaan PAD telah menggunakan sistem informasi pajak kendaraan bermotor (SI-PAMOR) pada 3 unit UPTB/Samsat Badan Keuangan Daerah yang terdiri dari UPTB/Samsat Kota Gorontalo-Kab.Bone Bolango, UPTB/Samsat Kab. Gorontalo serta UPTB/Samsat Kab. Boalemo-Kab. Pohuwato. Pada sisi belanja terdapat dua priode rencana belanja daerah yaitu pada APBD induk dan APBD Perubahan. Kebijakan belanja daerah adalah berimbang antara pendapatan dengan belanja. Selisih antara pendapatan dengan belanja ditutup dengan pembiayaan. Pada tahun anggaran 2007 ratio belanja terhadap PDRB sebesar 12,48% dan pada tahun 2011 sebesar 11,77% terhadap PDRB dan pada tahun anggaran 2012 rasio belanja terhadap PDRB ADHB diprediksi sebesar 10,89%. 3.2.1
Proporsi Penggunaan Anggaran Proporsi Rasio Belanja Tidak Langsung dibandingkan Belanja Langsung sulit dipertahankan.
Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam tahun 2011 menganut kebijakan ratio perbandingan antara BTL dengan BL 50,88% berbanding 49,12%. Pada tahun 2012 diprediksi 48,91% berbanding 51,09% yang diakibatkan oleh tingkat pertumbuhan jumlah PNSD per tahun mencapai 20 – 25% dan tingkat pertumbuhan skema gaji/tunjangan PNSD mencapai 14,19%. Selain itu, naiknya proporsi belanja tidak langsung dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah pusat yang mengalihkan anggaran bantuan operasional sekolah (BOS) menjadi dana transfer melalui APBD Provinsi.
BAB III - 23
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Kecenderungan mengalokasikan anggaran dalam bentuk bantuan sosial dan hibah juga mengakibatkan porsi belanja langsung menjadi berkurang, sebaliknya besaran belanja tidak langsung akan menjadi lebih besar. Belanja untuk kegiatan pelayanan publik tidak lagi dilihat dari besarnya proporsi belanja langsung dan belanja tidak langsung melainkan
lebih kepada sasaran penggunaan belanja.
Analisis Proporsi Penggunaan Anggaran untuk belanja menunjukkan bahwa pengeluaran belanja untuk aparatur proporsinya dari tahun 2009-2011 menujukkan peningkatan dengan prosentase tahun 2009 sebesar 22,89%, dan pada tahun 2011 proporsi belanja aparatur telah meningkat menjadi 30,55%. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.9. Tabel 3.9 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Provinsi Gorontalo, 2009-2011 (Dalam Rp. Juta) Total Total Belanja untuk No.
Uraian
Pemenuhan Kebutuhan Aparatur (Rp)
Pengeluaran (Belanja + Pembiayaan
Prosentase (%)
Pengeluaran) (Rp.)
(a)
(b)
(a) / (b) x 100
1
Tahun Anggaran 2009
161,25
704,38
22,89
2
Tahun Anggaran 2010
187,00
632,14
29,58
3
Tahun Anggaran 2011
221,07
723,64
30,55
3.2.2
Analisis Pembiayaan Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk ”menutup defisit” atau ”memanfaatkan surplus” anggaran. Pembiayaan untuk menutup defisit anggaran sering disebut sebagai penerimaan pembiayaan. Sebaliknya, pembiayaan yang dilakukan untuk memanfaatkan surplus disebut dengan pengeluaran pembiayaan. Dengan kata lain pembiayaan menunjukkan penerimaan maupun pengeluaran kas yang akan dibayar kembali atau diterima kembali. Dalam kondisi terjadi surplus maupun defisit sebagai hasil perhitungan total pendapatan dibandingkan dengan total belanja maka pemerintah akan dihadapkan pada kebijakan:
BAB III - 24
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
1. untuk memanfaatkan surplus dalam pengeluaran pembiayaan untuk menghasilkan manfaat yang optimal dan atau 2. untuk mencarikan sumber penerimaan pembiayaan untuk menutupi defisit. Dalam keadaan suplus kebijakan pengeluaran pembiayaan yang ditempuh dapat berupa : 1. Pembentukan dana cadangan; 2. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah; 3. Pembayaran pokok utang; dan 4. Pemberian pinjamaan daerah. Pada situasi defisit maka kebijakan penerimaan pembiayaan yang ditempuh dapat berupa: 1. Penggunaan silpa; 2. Pencairan dana cadangan; 3. Hasil penjualan kekayaan negara yang dipisahkan; 4. Penerimaan pinjaman daerah; dan 5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman. Pada tahun 2012 diproyeksikan struktur APBD pada pembiayaan dianggarkan penerimaan pembiayaan sebesar Rp.25.00 Millyar yang terdiri dari penerimaan pembiayaan dari penerimaan kembali investasi jangka pendek (deposito) dan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp.25.00 Millyar untuk investasi jangka pendek (deposito) dan Rp11 milyar untuk penyertaan modal pada PT.Bank Sulut. Didalam Permendagri 22 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2012 yaitu, Pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh. Penyebab utama terjadinya defisit anggaran adalah adanya kebutuhan pembangunan daerah yang semakin meningkat. Kebijakan
Pembiayaan
Daerah
terdiri
dari
penerimaan
pembiayaan
dan
pengeluaran
pembiayaan. a. Penerimaan Pembiayaan 1) Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) dihitung berdasarkan perkiraan yang rasional dengan mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran yang tercantum dalam APBD Tahun Anggaran 2011. 2) Dalam menetapkan anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber dari pencairan dana cadangan, waktu pencairan dan besarannya sesuai Peraturan Daerah tentang Pembentukan Dana Cadangan. 3) Penerimaan kembali dana bergulir dianggarkan dalam APBD pada akun pembiayaan, kelompok
penerimaan
pembiayaan
daerah, jenis
penerimaan
kembali
investasi
BAB III - 25
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima. 4) Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman daerah berdasarkan peraturan perundangundangan di bidang pinjaman daerah. b. Pengeluaran Pembiayaan 1) Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, pemerintah daerah dapat menganggarkan investasi jangka panjang non permanen dalam bentuk dana bergulir sesuai Pasal 118 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Penganggaran dana bergulir dalam APBD pada akun pembiayaan, kelompok pengeluaran pembiayaan daerah, jenis penyertaan modal/investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek dana bergulir kepada kelompok masyarakat penerima. 2) Penyertaan modal pemerintah daerah pada badan usaha milik negara/daerah dan/atau badan usaha lainnya ditetapkan dengan peraturan daerah tentang penyertaan modal. Penyertaan modal dalam rangka pemenuhan kewajiban yang telah tercantum dalam peraturan daerah penyertaan modal pada tahun sebelumnya, tidak perlu diterbitkan peraturan daerah tersendiri sepanjang jumlah anggaran penyertaan modal tersebut belum melebihi jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan pada peraturan daerah tentang penyertaan modal. Dalam hal pemerintah daerah akan menambah jumlah penyertaan modal melebihi jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang penyertaan modal, pemerintah daerah melakukan perubahan peraturan daerah tentang penyertaan modal tersebut. 3) Pemerintah daerah dapat menambah modal yang disetor dan/atau melakukan penambahan penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk memperkuat struktur permodalan, sehingga BUMD dimaksud dapat lebih berkompetisi, tumbuh dan berkembang. Khusus untuk BUMD sektor perbankan, pemerintah daerah dapat melakukan penambahan penyertaan modal dimaksud guna memenuhi Capital
Adequacy Ratio (CAR) sebagaimana dipersyaratkan oleh Bank Indonesia. 4) Untuk menganggarkan dana cadangan, pemerintah daerah harus menetapkan terlebih dahulu peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan yang mengatur: tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahun dana cadangan yang harus dianggarkan. 5) Dalam rangka meningkatkan akses pembiayaan bagi Usaha Masyarakat Kecil dan Menengah (UMKM), pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal kepada bank
BAB III - 26
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
perkreditan rakyat milik pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan. 6) Dalam rangka penguatan struktur permodalan PDAM, pemerintah daerah dapat melakukan penambahan penyertaan modal guna meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kapasitas pelayanan air minum kepada masyarakat, agar percepatan pemenuhan target pelayanan air perpipaan di wilayah perkotaan sebanyak 80% dan wilayah pedesaan sebanyak 60% sesuai target Millenium Development Goal’s (MDG’s) tahun 2015 dapat segera tercapai. 7) Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit anggaran sebagaimana diamanatkan Pasal 28 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 dan Pasal 61 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. c. Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) Tahun Berjalan Dalam hal perhitungan penyusunan Rancangan APBD menghasilkan SILPA Tahun Berjalan positif, pemerintah daerah harus memanfaatkannya untuk penambahan program dan kegiatan prioritas yang dibutuhkan, volume program dan kegiatan yang telah dianggarkan, dan/atau pengeluaran pembiayaan. Dalam hal perhitungan SILPA Tahun Berjalan negatif, pemerintah daerah melakukan pengurangan bahkan penghapusan pengeluaran pembiayaan yang bukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan program dan kegiatan yang kurang prioritas dan/atau pengurangan volume program dan kegiatannya. Dalam rangka optimalisasi APBD melalui anggaran pembiayaan maka, Pemerintah Provinsi Gorontalo akan memanfaatkan penerimaan dan pembiayaan untuk penyertaan modal pada PT.Bank Sulut yang akan diinvestasikan melalui anggaran pengeluaran pembiayaan. Investasi pemerintah melalui sarana penyertaan modal tersebut selain dalam rangka penguatan PAD, juga untuk menunjang perkembangan ekonomi daerah. 3.3. Kerangka Pendanaan Untuk mewujudkan suatu keadaan yang membawa kepada adanya biaya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah (baik pusat maupun daerah), tidak lain ditujukan untuk membawa masyarakat pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut, mau tidak mau perlu didukung dengan ketersediaan dana yang cukup. Pajak dan retribusi merupakan salah satu sumber penerimaan yang penting disamping sumber-sumber penerimaan lainnya yang lebih mencerminkan kekuatan ekonomi masyarakat dan sekaligus tingkat kepatuhan/kepedulian masyarakat dalam pembangunan negara. Memang sumber
BAB III - 27
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
penerimaan dapat berasal dari pemanfaatan sumber daya alam, optimalisasi asset atau’ melalui pinjaman, namun semua hal tersebut memiliki keterbatasan karena sumber daya alam dapat habis, optimalisasi asset tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik oleh masing-masing daerah (mengingat manajemen asset belum sepenuhnya berjalan dengan baik), apalagi jika mengandalkan dari pinjaman. Oleh karena itu jika pemerintah ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka perlu adanya upaya untuk mendorong optimalisasi pajak melalui kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi. Ekstensifikasi pajak yang dimaksud antara lain melalui perluasan basis pajak yang ada. Dengan istilah lain ekstensifikasi dilakukan untuk “mencari yang hilang” sedangkan intensifikasi diilakukan untuk “menggali yang tersembunyi”. Namun ada suatu kondisi atau syarat tertentu dalam pemungutan pajak yang baik, yaitu tidak menyebabkan biaya tinggi, efektif dan efisien dan tidak mengganggu perekonomian (mobilitas penduduk, lalu lintas barang/jasa antar daerah dan kegiatan perdagangan internasional). Sementara itu dengan berlakunya Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 sebagai perubahan atas Undang - Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah setidaknya akan lebih mendorong agar penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang selama ini belum memadai dan memiliki peran yang relative kecil dapat lebih dioptimalkan dan dapat memberikan kontribusi kepada pendapatan daerah yang lebih tinggi. Hal ini Nampak dari munculnya beberapa jenis pajak baru yang sebelumnya merupakan pajak pusat dan saat ini beralih menjadi pajak yang dipungut dan di kelola oleh Kabupaten/Kota, yaitu Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan (sektor SKB) dan Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan. Disamping
itu
perkembangan
realisasi
pendapatan
daerah
berhubungan
dengan
perkembangan realisasi Pendapatan Negara dalam periode 2005-2008 pendapatan negara menunjukan adanya trend kenaikan dengan rata-rata pertumbuhan sebasar 25,6 persen. Pertumbuhan tersebut terjadi baik pada penerimaan dalam negeri maupun hibah yang masing masing rata- rata tumbuh sebesar 25,6 persen dan 20, 9 persen. Secara lebih rinci dalam periode 2005 – 2008, pertumbuhan penerimaan dalam negeri didukung oleh pertumbuhan penerimaan perpajakan yang rata - rata tumbuh sebesar 23,8 persen dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 29,7 persen. Peningkatan realisasi pendapatan negara dan hibah tersebut sangat di pengaruhi oleh perkembangan kondisi makro ekonomi, faktor eksternal, dan pelaksanaan kebijakan pemerintah selama periode 2005-2010. Pendapatan negara mempunyai peran yang sangat penting sebagai sumber pendanaan belanja negara dan pembangunan negara untuk pembangunan nasional. Realisasi pendapatan negara dan hibah dalam tahun 2009 mencapai Rp 869,6 triliun. Dari pencapaian tersebut 73,8 persen diantaranya bersumber dari penerimaan perpajakan. Kontribusi tersebut lebih besar
BAB III - 28
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
apabila di bandingkan dengan perannya di tahun 2008 sebesar 67,1 persen. Namun demikian secara nominal penerimaan perpajakan tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 2,6 persen dibandikan dengan realisasi tahun 2008. Penurunan penerimaan perpajakan tersebut terutama di sebabkan oleh terjadinya perlambatan kegiatan perekonomian sebagai dampak dari krisis ekonomi dunia. Penurunan penerimaan perpajakan dalam tahun 2009 terutama berasal dari penurunan penerimaan pajak perdagangan internasional sebesar 48,6 persen. Hal ini disebabkan oleh terjadinya penurunan kegiatan ekspor dan import sebesar 9,7 persen dan 15 persen akibat krisis keuangan global. Di samping itu, krisis keuangan global juga sejalan dengan penurunan harga minyak di pasar internasional, yang pada gilirannya menyebabkan penurunan penerimaan PPh migas sebesar 35 persen, sebaliknya penerimaan perpajakan non migas
tahun 2009
mengalami kenaikan sebesar 4,4 persen. Peningkatan tersebut didukung oleh kebijakan administrasi perpajakan, langkah- langkah intensifikasi dan eksentifikasi perpajakan yang berkelanjutan 3.3.1 Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama Anggaran belanja merupakan salah satu instrument kebijakan fiskal dan memainkan peranan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan nasional maupun daerah, terutama dalam meningkatkan dan memelihara kesejahteraan rakyat. Hal ini terutama karena besaran dan komposisi anggaran belanja pemerintah, dalam operasi fiskal pemerintah, mempunyai dampak yang signifikan pada permintaan agregat dan output nasional maupun daerah, serta mempengaruhi alokasi sumber daya dalam perekonomian. Selain itu, peranan penting anggaran belanja pemerintah dalam perekonomian, sebagai salah satu perangkat kebijakan fiskal, juga berkaitan dengan ketiga fungsi utama anggaran belanja pemerintah, yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi. Melalui pelaksanaan ketiga fungsi utama kebijakan fiskal tersebut, perencanaan dan pengelolaan anggaran belanja pemerintah memainkan peranan yang sangat strategis dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja ekonomi makro, serta mengatasi berbagai masalahmasalah fundamental dalam perekonomian, seperti mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan; mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi khususnya stabilitas harga; menciptakan
dan
memperluas
lapangan
kerja
produktif
untuk
menurunkan
tingkat
pengangguran; serta memperbaiki distribusi pendapatan dan mengatasi kemiskinan. Untuk itu maka belanja daerah disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. sehingga dalam penyusunan APBD TA 2012 lebih mengutamakan pada pencapaian hasil melalui Belanja Langsung (program dan kegiatan) dari pada Belanja Tidak Langsung.
BAB III - 29
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Terdapat dua periode rencana belanja daerah yaitu pada saat penyusunan APBD induk dan penyusunan APBD Perubahan. Peningkatan volume anggaran belanja daerah, selain berkaitan dengan perkembangan berbagai indikator ekonomi makro, seperti volume ekspor yang terus meningkat juga disebabkan karena meningkatnya investasi yang masuk ke Provinsi Gorontalo. 3.3.2 Penghitungan Kerangka Pendanaan Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undangundang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, keuangan daerah harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundangundangan dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Prinsip pengelolaan ini tercermin pada proses penyusunan anggaran daerah, struktur pendapatan dan struktur belanja daerah. Pada bagian ini akan dikemukakan kerangka pendanaan untuk menentukan arah kebijakan umum pendapatan dan belanja daerah anggaran lima tahun yang akan datang.
BAB III - 30
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 3.10 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Provinsi Gorontalo 2013-2017 Proyeksi (Rp. Milyar) No
Uraian
1
Pendapatan
2
Pencairan Dana Cadangan (sesuai Perda)
3
Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran Total Penerimaan
4
5
6
7
2012
2013
2014
2015
2016
2017
913,4
938,78
1.007,57
1.076,36
1.145,14
1.213,93
-
-
-
-
-
-
65,05
68,12
68,06
57,59
51,39
49,53
978,45
1006,9
1075,63
1133,95
1196,53
1263,46
Dikurangi
761,02
794,70
859,05
914,01
972,41
1035,34
Belanja Tdk Langsung Periodik yang Wajib dan mengikat Serta Prioritas Utama a.Gaji Pegawai
315,44
325,93
350,99
374,09
403,07
426,78
246,56
253,52
271,63
289,74
307,85
325,96
b.Belanja Bagi Hasil Kab/Kota c.Belanja Bantuan Keuangan ke Kab/Kota
53,67
55,71
61,83
65,95
70,08
74,2
15,21
16,7
17,53
18,4
25,14
26,62
434,58
448,77
488,06
514,92
544,34
558,56
223,89
228,37
246,13
262,54
278,95
284,83
120,52
127,57
145,83
153,12
163,84
168,43
c.Kesehatan
13,23
14,16
15,15
15,86
16,81
17,65
d. Ekonomi Kerakyatan
76,94
78,67
80,95
83,4
84,74
87,65
Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat
11,00
20,00
20,00
25,00
25,00
50,00
Penyertaan Modal/Investasi Kapasitas Riil
11,00
20,00
20,00
25,00
25,00
50,00
217,43
212,20
216,58
219,94
224,12
228,12
Belanja Langsung Periodik yang Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama a.Sektor Pendidikan (Pemuda olahraga, kebudayaan) b.Infrastruktur
Sumber : Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo 2011
Pada kerangka pendanaan APBD Provinsi Gorontalo Tahun 2012, pendapatan daerah diperkirakan sebesar Rp913.40 milyar dan pada tahun 2017 diharapkan mencapai Rp1.213,93 Milyar, pendapatan ini akan digunakan untuk gaji pegawai, belanja bagi hasil kabupaten/kota dan belanja bantuan keuangan kabupaten/kota.
Semua belanja di atas merupakan Belanja
BAB III - 31
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tidak Langsung Periodik yang wajib dan mengikat. Pada sisi Belanja langsung Periodik yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama dialokasikan pada sektor Pendidikan, Kesehatan, Infrastruktur, dan Ekonomi Kerakyatan. Berkenaan dengan itu progam tersebut merupakan program prioritas dan utama yang akan dilaksanakan 5 tahun kedepan. Belanja Pegawai pada tahun 2012 di prediksi sebesar Rp246,56 Milyar dan diharapkan pada tahun 2017 diproyeksikan menjadi sebesar Rp325,96 Milyar. Belanja bagi hasil ke Kabupaten Kota pada tahun 2012 sebesar Rp 54.67 Milyar menjadi Rp74.20 Milyar pada tahun 2017, sedangkan belanja bantuan keuangan pada tahun 2012 diprediksi sebesar Rp15.21 Milyar diproyeksikan menjadi 26.62 Milyar pada tahun 2017. Belanja langsung yang merupakan prioritas dan wajib adalah belanja pendidikan pada tahun 2012 sebesar Rp223,89 dan pada tahun 2017 diproyeksikan sebesar Rp.284,83. Belanja infrastruktur tahun 2012 sebesar Rp120.52 dan pada tahun 2017 diproyeksikan sebesar Rp168,43. Belanja kesehatan tahun 2012 sebesar Rp13,23 dan pada tahun 2017 diproyeksikan sebesar Rp17,65. Terakhir biaya ekonomi kerakyatan pada tahun 2012 sebesar Rp76,94 dan pada tahun 2017 diproyeksikan sebesar Rp87,65. Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah adalah pendapatan daerah ditambah pencairan dana cadangan dan sisa lebih riil perhitungan anggaran yang menjadi total penerimaan kemudian dikurangi dengan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama. Kapasitas riil tersebut akan diperuntukkan untuk menunjang lain diluar program wajib dan program prioritas, namun merupakan urusan wajib dan pilihan selama tahun 20122017 mendatang.
BAB III - 32
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 3.11 Rencana penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan keuangan Daerah Provinsi Gorontalo, 2012-2017 Proyeksi No I
Uraian
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Kapasitas riil kemampuan keuangan Rencana alokasi prioritas I
217,43
212,2
216,58
219,94
224,12
II.a
Belanja Langsung
616,43
623,62
665,43
693,69
725,24
II.b
Pembentukan Dana Cadangan
0
0
0
0
0
228,12 741,3 0
Dikurangi : II.c
Belanja Langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama II.d Pengeluaran Pembiayaan yang wajib mengikat serta prioritas utama III Total Rencana Pengeluaran Prioritas I (II.a+II.b-II.c-II.d) Sisa Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah setelah menghitung pengeluaran prioritas I (I-II) Rencana alokasi pengeluaran prioritas II III.a Belanja Tdk langsung
434,58
448,77
488,06
514,92
544,34
558,56
11
20
20
25
25
50
170,85
154,85
157,37
153,77
155,9
132,74
46,58
57,35
59,21
66,17
68,22
95,38
351,02
363,28
390,20
415,26
446,29
472,16
Belanja Pegawai :
246,56
253,52
271,63
289,74
307,85
325,96
- Gaji
176,00
180,50
198,61
206,27
218,15
231,06
-Tambahan Penghasilan
70,56
73,02
73,02
83,47
89,7
94,9
-Belanja Bagi Hasil
53,67
55,71
61,83
65,95
70,08
74,2
-Bel. Bantuan Keuangan
15,21
16,7
17,53
18,4
25,14
26,62
-Bel Hibah,Bansos,Subsidi,Tak Terduga
35,58
37,35
39,21
41,17
43,22
45,38
315,44
325,93
350,99
374,09
403,07
426,78
176,00
180,50
198,61
206,27
218,15
231,06
-Tambahan Penghasilan
70,56
73,02
73,02
83,47
89,7
94,9
-Belanja Bagi Hasil
53,67
55,71
61,83
65,95
70,08
74,2
-Bel. Bantuan Keuangan
15,21
16,7
17,53
18,4
25,14
26,62
Total rencana pengeluaran prioritas II (III.a-III.b) surplus anggaran lebih
35,58
37,35
39,21
41,17
43,22
45,38
Dikurangi : III.b Belanja Tdk langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama - Gaji
III
11
20
20
25
25
50
Sumber : Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo
BAB III - 33
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Dengan proyeksi kenaikan rata-rata sebesar Rp2,14 miliar atau 0,98 persen, penggunaan kapasitas rill kemampuan keuangan Provinsi Gorontalo relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan Provinsi lain, baik secara regional maupun Nasional, Namun dalam kerangka pendanaan tersebut yang paling utama adalah sejauh mana kapasitas riil tersebut mampu menggerakkan sektor-sektor penunjang pertumbuhan ekonomi daerah dan menggali seluruh sumber daya yang ada di Provinsi Gorontalo sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo. Kapasitas rill kemampuan keuangan Provinsi Gorontalo Tahun 2012 diprediksi sebesar Rp.217,43 miliar, Tahun 2013 sebesar Rp212,2 miliar atau turun sebesar Rp5,23 miliar (2,41%) yang disebabkan oleh rencana Pemerintah Provinsi untuk melakukan investasi berupa penyertaan modal kepada Bank Sulut dan prediksi adanya kenaikan Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran berdasarkan laporan keuangan tahun 2011 sebesar Rp64,17 milyar. Pada Tahun 2014 kapasitas riil kemampuan keuangan Provinsi Gorontalo diprediksi sebesar Rp216,58 miliar, Tahun 2015 sebesar Rp219,94 miliar, Tahun 2016 sebesar Rp224,12 miliar dan Tahun 2017 sebesar Rp228,12 miliar. Kapasitas rill kemampuan keuangan merupakan hasil dari total rencana penerimaan dikurangi dengan belanja tidak langsung periodik yang wajib mengikat serta prioritas utama, belanja langsung yang wajib mengikat serta prioritas utama kemudian pengeluaran pembiayaan yang wajib mengikat serta prioritas utama. Untuk belanja langsung (termasuk belanja untuk urusan pendidikan yaitu dana BOS atau Bantuan Operasional Sekolah). Belanja langsung tersebut kemudian dikurangi dengan belanja langsung yang mengikat serta prioritas utama, pengeluaran pembiayaan yang wajibs serta prioritas utama, sehingga menghasilkan total rencana pengeluaran prioritas utama I, sedangkan sisa kapasitas rill kemampuan keuangan adalah total kapasitas rill dikurangi dengan total rencana prioritas I. Pada rencana alokasi pengeluaran prioritas II, untuk belanja tidak langsung (diluar prioritas bidang pendidikan) dikurangi dengan belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama sehingga menghasilkan total rencana pengeluaran prioritas II. Sedangkan untuk melihat surplus anggaran lebih atau berimbang dilakukan dengan menjumlahkan sisa kapasitas rill kemampuan keuangan dikurangi dengan total rencana pengeluaran prioritas II. Surplus tersebut nantinya, dalam struktur APBD dimasukkan pada jenis penerimaan pembiayaan daerah. BAB III - 34
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo, dipergunakan untuk belanja langsung dan belanja tidak langsung, jika dilihat pada tabel 3.10 Proyeksi
kapasitas
rill
keuangan
daerah
mengalami
kenaikan,
tetapi
harus
tetap
memprioritaskan terlebih dahulu pos belanja yang wajib dikeluarkan, antara lain belanja pegawai, belanja bunga dan pembayaran pokok pinjaman, belanja subsidi, belanja bagi hasil, serta belanja barang dan jasa yang wajib dikeluarkan pada tahun yang bersangkutan. Selisih antara perkiraan dana yang tersedia dengan jumlah belanja yang wajib dikeluarkan merupakan potensi dana yang dapat dialokasikan untuk pagu indikatif bagi belanja langsung setiap SKPD. Dalam menentukan besaran belanja yang dianggarkan senantiasa akan berlandaskan pada prinsip disiplin anggaran, yaitu prinsip kemandirian yang selalu mengupayakan peningkatan sumber-sumber pendapatan sesuai dengan potensi daerah, prinsip prioritas yang diartikan bahwa pelaksanaan anggaran selalu mengacu pada prioritas utama pembangunan daerah, prinsip efisiensi dan efektifitas anggaran yang mengarahkan bahwa penyediaan anggaran dan penghematan sesuai dengan skala prioritas. Agar pemanfaatan dana efisien dan efektif, dalam perencanaan anggaran perlu memperhatikan dua hal yaitu : (1) tujuan, sasaran, hasil, manfaat dan indikator kinerja perlu ditetapkan secara jelas, (2) Penetapan prioritas kegiatan, perhitungan beban kerja dan penetapan harga satuan harus dilakukan secara efektif.
BAB III - 35
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
BAB IV ANALISA ISU – ISU STRATEGIS 4.1. Permasalahan Pembangunan Perencanaan pembangunan di Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 merupakan keberlanjutan dari pembangunan tahun-tahun sebelumnya, sehingga dalam merumuskan arah kebijakan dan strategi pembangunan kedepan tidak lepas dari kondisi riil capaian pembangunan tahun sebelumnya. Lima tahun pertama RPJPD Provinsi Gorontalo telah menghasilkan berbagai kemajuan yang cukup berarti namun masih menyisahkan berbagai permasalahan pembangunan daerah yang merupakan kesenjangan antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan yang bermuara pada
tercapainya
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat.
Potensi
permasalahan
pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi. Untuk mendapatkan gambaran awal bagaimana permasalahan daerah dipecahkan, tiap-tiap permasalahan juga diidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilannya dimasa datang. Faktor-faktor penentu keberhasilan adalah faktor kritis, hasil kinerja, dan faktor-faktor lainnya yang memiliki daya ungkit yang tinggi dalam memecahkan permasalahan pembangunan atau dalam mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan urusan pemerintahan. Pada bagian ini, akan diuraikan permasalahan, diuraikan permasalahan yang paling krusial tentang layanan dasar di tingkat SKPD sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing melalui penilaian terhadap capaian kinerja yang masih jauh dari harapan atau belum mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD Tahun 2007-2012. Permasalahan akan diuraikan untuk mengetahui faktor-faktor, baik secara internal maupun eksternal, yang menjadi pendorong munculnya permasalahan tersebut. Identifikasi permasalahan pada tiap urusan dilakukan dengan memperhatikan capaian indikator kinerja pembangunan dan hasil evaluasi pembangunan lima tahun terakhir sebagai berikut : 4.1.1 Urusan Pendidikan 1. Keterbatasan akses pendidikan dasar di daerah terpencil 2. Rendahnya Angka Partisipasi Sekolah di Jenjang SMP, SM dan PT 3. Masih tingginya angka putus sekolah 4. Kinerja dan kualifikasi Guru yang masih rendah di semua jenjang 5. Keterbatasan bantuan pendidikan untuk lembaga pendidikan yang dikelola masyarakat 6. Minimnya layanan penyelengaraan parenting education dan homeschooling serta jaminan atas kualitas hasilnya BAB IV -
1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
7. Belum efektifnya pelaksanaan Standard Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan oleh pemerintah Kab/Kota 8. Belum selarasnya lulusan SMK dengan dunia kerja 9. Rendahnya konstribusi dunia usaha dan dunia industri dalam pengembangan pendidikan dan penelitian 10. Belum
Maksimalnya
program
beasiswa
pendidikan
bagi
masyarakat
berpendapatan rendah 11. Belum optimalnya Program Wajib Belajar Pendidikan Menengah 12 tahun 12. Belum semua sekolah mengembangkan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 13. Rendahnya akuntabilitas penyelenggaraan layanan pendidikan dan pencitraan publik 14. Minimnya prestasi siswa dalam olahraga dan kesenian 15. Belum semua memiliki fasilitas olahraga yang memadai 16. Kearifan lokal dan warisan budaya yang semakin hilang 17. Rendahnya kemampuan dan pemanfaatan TIK dalam bidang pendidikan 18. Minimnya peran masyarakat dalam pendidikan 19. Masih lemahnya sistem pendataan pendidikan yang mudah di akses, akuntabel dan berkelanjutan. Praktek kecurangan dalam pendidikan (ujian nasional, penerimaan siswa baru dll) masih sering terjadi 20. Pengembangan Poligon yang belum maksimal 21. Terbatasnya sarana dan prasarana. 4.1.2. Urusan Kesehatan 1. Terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, terutama pada kelompok rentan seperti penduduk miskin, daerah tertinggal dan terpencil. 2. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai standar masih terbatas. 3. Belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh. 4. Masih tingginya kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular. 5. Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap beban pembiayaan kesehatan. 6. Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas serta penyebaran sumberdaya manusia kesehatan, dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi ketenagaan kesehatan. 7. Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat esensial, penggunaan
obat
yang
tidak
rasional,
dan
penyelenggaraan
pelayanan
kefarmasian yang berkualitas BAB IV -
2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
8. Masih terbatasnya kemampuan manajemen dan informasi kesehatan, meliputi pengelolaan administrasi dan hukum kesehatan. 9. Permasalahan manajerial dalam sinkronisasi perencanaan kebijakan, program dan anggaran serta masih terbatasnya koordinasi dan integrasi lintas sektor 10. Disparitas antar wilayah 11. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum dilakukan secara optimal 12. Belum tersedianya biaya operasional yang memadai di Puskesmas 13. Sistem rujukan belum berjalan dengan baik 14. Kualitas pelayanan di rumah sakit belum maksimal 15. Minimnya perlilaku masyarakat terhadap makanan tradisional Gorontalo 4.1.3. Urusan Pekerjaan Umum 1. Perluasan jangkauan layanan irigasi pada lahan potensi pertanian serta mempertahankan tingkat pelayanan irigasi baik bendung maupun jaringan irigasi untuk mendukung KSP (Kawasan Strategis Provinsi) Pertanian berkelanjutan di Provinsi Gorontalo. 2. Terhindarnya kawasan permukiman dan sarana prasarana umum dari ancaman banjir dan abrasi pantai. 3. Optimalisasi kelembagaan pengelolaan sumber daya air. 4. Kebutuhan alternatif ruas jalan/jembatan baru serta pelebaran jalan/jembatan untuk mengantisipasi kawasan-kawasan yang memiliki tingkat kepadatan arus lalu lintas yang tinggi dalam rangka menunjang pergerakan arus barang dan jasa. 5. Kondisi jalan/jembatan yang rusak berat dan belum terbuka masih tinggi terutama jalan yang menghubungkan kawasan andalan, kawasan strategis dan pusat-pusat distribusi yang menjadi kewenangan Provinsi. 6. Kecenderungan penurunan kualitas dan tingkat pelayanan jalan/jembatan. 7. Belum terpenuhinya akses pelayanan air bersih (26 %) dari target MDG’s (68,87%) dan belum terlayani akses sanitasi (16 %) dari target MDG’s 67 % 8. Rawan banjir/ genangan air terutama kawasan perkotaan. 9. Belum optimalnya sarana dan prasarana infrastruktur dasar permukiman di kawasan perkotaan, kawasan perdesaan (desa potensial), kawasan nelayan dan kawasan agropolitan. 10. Kondisi bangunan gedung yang belum memenuhi persyaratan kehandalan bangunan gedung. 11. Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait termasuk pemkot/pemkab dalam mekanisme penyusunan program infrastruktur ke-PU-an . 12. Belum optimalnya pelaksanaan evaluasi dan pengendalian kegiatan bidang ke-PUan. BAB IV -
3
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
13. Kurangnya data dan informasi bidang ke-PU-an dalam menunjang penyusunan infrastruktur ke-PU-an 14. Tuntutan manajerial terhadap optimalisasi tugas dan fungsi serta kompetensi personil dengan jumlah yang cukup besar dalam menangani kompleksitas kegiatan di dinas pekerjaan umum 15. Kebutuhan sarana prasarana penunjang serta oprasional dan pemeliharaannya pada dinas pekerjaan umum. 16. Belum terbangunnya tempat pemprosesan sampah secara keseluruhan maupun belum optimalnya pemanfaatan TPA yang sudah terbangun. 17. Tertib pelaksanaan usaha jasa konstruksi. 18. Kurangnya tenaga kerja jasa konstruksi yang bersertifikasi dan terakreditasi. 4.1.4 Urusan Penataan Ruang 1. Belum optimalnya fungsi dan peran dari Badan Koordinasi penataan ruang daerah (BKPRD) 2. Kurangnya SDM Penataan Ruang Daerah 3. Konflik penggunaan lahan pada daerah yang berbatasan 4. singkronisasi RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten/kota 5. Tumpang tindih peruntukan kawasan 6. Belum adanya pejabat PPNS Bidang Penataan Ruang 4.1.5. Urusan Perencanaan Pembangunan 1. Dukungan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan perencanaan pembangunan daerah masih terbatas. 2. Kemampuan sumberdaya manusia (tenaga perencana) masih terbatas kualitas dan kuantitasnya. 3. Kemampuan perencanaan kelembagaan pemerintah daerah masih terbatas. 4. Kurang mantapnya perencanaan interkoneksitas antar daerah dan Regional Sulawesi, sehingga lebih memerlukan komitmen bersama antar pelaku perencana baik antar regional Sulawesi maupun dengan pusat. 5. Belum ada pemetaan ruang partisipasi secara terpilah (bedasarkan gender) dalam perencanaan pembangunan 6. Belum ada design kota layak anak yang memberikan ruang perlindungan bagi anak di Provinsi Gorontalo 7. Kurang ketersediaan database sektor dan perlunya penguatan statistik daerah 8. Belum optimalnya fungsi dan peran Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD)
BAB IV -
4
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
4.1.6. Urusan Perhubungan a. Isu Strategis Bidang Perhubungan Darat Pengusaha angkutan antar jemput antar Provinsi (AJAP) belum seluruhnya memiliki izin usaha angkutan (izin trayek/izin operasional) Masih tingginya angka kecelakaan angkutan umum Kapasitas alat timbang sudah tidak memadai Terdapat jalan Provinsi yang belum memiliki fasilitas keselamatan LLAJ Belum adanya penetapan status terminal tipe B di Kab/Kota Belum adanya angkutan pemadu moda di pelabuhan dan bandara Belum adanya prototipe bentor yang memenuhi syarat kelaikan operasi Masih adanya daerah yang belum terjangkau oleh layanan transportasi umum b. Isu Strategis Bidang Perhubungan Laut, Udara dan Postel Produktivitas bongkar muat yang masih rendah di Pelabuhan Produktivitas bongkar muat yang masih rendah di Bandara Struktur landasan yang ada tidak mampu melayani pesawat yang beroperasi saat ini (pesawat berbadan lebar) Kapasitas terminal penumpang di Bandara Djalaluddin sudah tidak memadai Kapasitas layanan kapal di Pelabuhan Anggrek belum memenuhi syarat sebagai pelabuhan barang level internasional Belum tertibnya pengusaha jasa titipan 4.1.7. Urusan Lingkungan Hidup 1. Belum optimalnya kapasitas kelembagaan pengelolaan Lingkungan Hidup dan Komisi AMDAL 2. Kerusakan Danau Limboto 3. Penurunan kualitas air sungai dan Danau 4. Penurunan kualitas udara dan tanah 5. Berkurangnya daya dukung lingkungan dan daya tampung lingkungan. 6. Kerusakan wilayah pesisir dan laut 7. Masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. 8. Masih kurangnya tingkat Ketaatan Pemrakarsa Kegiatan dalam Pengelolaan Lingkungan 9. Kebersihan dan Kehijauan Kota (Clean and Green City) 10. Belum
optimalnya
penyelenggaraan
Sistem
Informasi
Lingkungan
(SIL),
pengelolaan dan analisis data informasi lingkungan; 11. Rendahnya penegakkan hukum lingkungan
BAB IV -
5
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
4.1.8. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1. Rendahnya produktivitas Perepmpuan 2. Tingginya Kasus Kekerasan dan Diskriminasi terhadap Perempuan dan Anak 3. Rendahnya kreativitas anak 4. Partisipasi angkatan kerja perempuan yang belum optimal 4.1.9. Urusan Sosial 1. Masih tingginya populasi penyandang masalah kesejahteraan sosial (ketelantaran, kecacatan, ketunaan, korban bencana alam, korban bencana sosial, kemiskinan, dll) 2. Masih
kurangnya
kepedulian
masyarakat
termasuk
dunia
usaha
dalam
memberikan perlindungan dan jaminan sosial terhadap masyarakat yang rentan (Lansia Terlantar dan Anak Cacat) 3. Kurangnya lembaga masyarakat yang peduli pada masalah kerawanan sosial 4.1.10. Urusan Tenaga Kerja 1. Peningkatan jumlah angkatan kerja yang tinggi tidak diikuti dengan ketersediaan lapangan kerja yang memadai 2. Minimnya informasi kesempatan kerja bagi pencari kerja 3. Rendahnya tingkat partisipasi kerja terutama perempuan 4. Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka 5. Rendahnya tingkat produktivitas pekerja 6. Masih tingginya pekerja sektor informal 7. Rendahnya keterampilan tenaga kerja 8. Rendahnya pertumbuhan kesempatan kerja 9. Ketimpangan pertumbuhan kesempatan kerja sektoral dan regional 10. Meningkatnya tingkat pengangguran terdidik 11. Rendahnya tingkat produktivitas pekerja 12. Produktivitas pekerja yang timpang baik sektoral maupun regional 13. Meningkatnya pekerja sektor informal 14. Rendahnya tingkat pendapatan pekerja 15. Kesenjangan upah/pendapatan pekerja baik sektoral maupun regional serta antar gender 16. Tidak adanya fasilitasi penyediaan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan; 4.1.11. Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 1. Masih kurangnya koperasi yang memiliki manajemen yang baik dan kompetitif 2. Masih terbatasnya modal Koperasi dan UKM
BAB IV -
6
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
3. Masih kurangnya kuantitas UKM dan UMKM yang berkontribusi pada peningkatan ekonomi 4. Masih rendahnya tingkat pertumbuhan dan perluasan usaha koperasi dan UKM 5. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk berkoperasi. 6. Rendahnya kualitas pengelolaan, keterampilan dan kewirausahaan KUMKM. 7. Rendahnya produktivitas, kualitas kelembagaan akses permodalan dan pemasaran produk KUMKM 8. Belum berkembangnya iklim usaha yang lebih berpihak kepada Koperasi dan UMKM. 4.1.12. Urusan Penanaman Modal 1. Masih kurangnya sarana dan prasarana dalam menunjang investasi di daerah 2. Rendahnya minat investor untuk menanamkan modal 3. Regulasi yang belum memihak pada para pelaku bisnis dan kepentingan daerah yang lebih spesifik. 4. Kurang terinformasinya peluang usaha dan potensi investasi 5. Pelayanan perizinan yang berbelit-belit serta masih adanya indikasi pungutan tidak dari resmi dari oknum tertentu mengakibatkan ekonomi biaya tinggi bagi investor. 6. Ketidaksiapan beberapa objek investasi untuk ditawarkan kepada investor; 7. Potensi investasi di Provinsi Gorontalo belum banyak dikenal oleh investor dalam dan luar negeri; 8. Tindaklanjut Memorandum of Understanding (MoU) yang berjalan lambat 9. Keterbatasan lahan usaha dan proses pembebasan lahan yang berlarut-larut; 10. Keterbatasan dalam mengakses informasi investasi; 4.1.13. Urusan Kebudayaan 1. Lunturnya nilai-nilai kebudayaan daerah karena derasnya kebudayaan dari luar akibat peningkatan teknologi informasi 2. Rendahnya apresiasi warga masyarakat dalam mengangkat nilai-nilai kebudayaan daerah 3. Masih kurangnya informasi dan pelestarian nilai-nilai budaya serta peninggalan sejarah 4.1.14. Urusan Pemuda dan Olahraga 1. Sarana dan prasarana olahraga belum tersedia secara memadai. 2. Institusi-institusi yang membawahi cabang-cabang olahraga belum ditangani dengan baik.
BAB IV -
7
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
3. Belum optimalnya lembaga-lembaga kepemudaan yang menjadi wadah aktivitas kepemudaan 4. Minimnya prestasi siswa dalam olah raga dan kesenian 4.1.15. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri 1. Masih ditemuinya konflik dan kasus kekerasan. 2. Belum optimalnya pengintegrasian nilai-nilai kebangsaan dan bhineka tunggal ika (prinsip keberagaman) dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara. 3. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap pendidikan demokrasi 4. Kurangnya sosialisasi budaya dan etika politik 5. Kurangnya peran aktif kelembagaan masyarakat dalam pembelajaran wawasan kebangsaan kepada masyarakat 6. Belum optimalnya penegakan hukum terhadap kerawanan sosial kemasyarakatan 4.1.16. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1. Masih kurangnya koordinasi dalam penyelenggaran urusan pemerintahan daerah 2. Belum harmonisnya hubungan pemerintahan antara Provinsi dan Kabupaten/Kota 3. Efesiensi kelembagaan perangkat pemerintahan daerah masih perlu ditingkatkan. 4. Prinsip pelayanan prima dalam bentuk pelayanan yang lebih berkualitas masih perlu diperbaiki. 5. Evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah belum optimal. 6. Masih rendahnya kualitas penyusunan Peraturan Daerah 7. Pengelolaan aset daerah belum tertata dengan baik 8. Belum optimalnya pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan. 9. Belum optimalnya pengelolaan keuangan daerah 10. Belum tertatanya organisasi perangkat daerah 11. Masih kurangnya penelitian dan diseminasi hasil-hasil kajian yang berkontribusi pada pembangunan daerah 12. Kualitas aparatur daerah belum memadai 13. Belum optimalnya manajemen kepegawaian daerah 14. Tindak lanjut perjanjian kerjasama belum optimal 15. Jumlah peneliti belum memadai 16. Prasarana dan sarana penelitian belum memadai 17. Tenaga fungsional belum ada 18. Standar pelayanan minimal bidang riset belum tersedia 19. Perubahan political will pemerintah terhadap penelitian 20. Hasil-hasil penelitian yang lebih berkualitas dihasilkan oleh lembaga-lembaga penelitian lainnya BAB IV -
8
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
4.1.17. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 1. Tingginya angka kemiskinan, khususnya kebutuhan dasar (perumahan yang layak, pendidikan dan kesehatan gratis). 2. Kurangnya keterpaduan dalam percepatan pembangunan Infrastruktur dasar Perdesaan. 3. Rendahnya semangat gotong – royong, huyula dalam membangun desa. 4. Kurangnya peran aktif kelembagaan masyarakat dalam membangun desa. 5. Pentingnya keberpihakan kepada pengembangan Ekonomi kerakyatan desa. 4.1.18. Urusan Kearsipan 1. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan kearsipan masih terbatas. 2. Terbatasnya sarana layanan informasi arsip, sehingga pelayanan informasi kearsipan kepada masyarakat belum optimal. 3. Budaya menempatkan kearsipan sebagai bagian dari tata kelola dokumen yang bernilai strategis dari sisi hukum dan nilai historis masih rendah. 4.1.19. Komunikasi dan Informatika 1. Kesenjangan antara mereka yang dapat mengakses dunia digital dan teknologi informasi dengan mereka yang terbatas aksesnya atau tidak memiliki akses sama sekali masih sangat tinggi 2. Infrastruktur akses informasi lemah yang ditandai belum optimalnya tingkat pemanfaatan informasi yang di antaranya terlihat dari masih terbatasnya penggunaan TIK dalam kegiatan perekonomian masyarakat yang menghasilkan
real economic value dan meningkatnya penyalahgunaan (misuse dan abuse) penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. 3. Keterbatasan
kemampuan
pembiayaan
di
bidang
infrastruktur,
sehingga
diperlukan sumber pembiayaan lain di luar pemerintah untuk mendanai pembangunan infrastruktur bidang komunikasi dan informatika. 4. Pembangunan e-Government belum merata terutama di kabupaten/kota sehinga sumber informasi dari pemerintah belum terintegrasi dan bahkan di skala yang lebih kecil masih banyak kabupaten/kota belum mengenal istilah dan apa serta bagaimana e-Government. 5. Komitmen dan leadership untuk penerapan e-government baik pada pemerintah Provinsi maupun kabupaten/kota masih sangat rendah 6. Sumber daya manusia aparatur pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi masih sangat kurang 7. Penggunaan software illegal masih sangat tinggi 8. Pembangunan sistem informasi dan aplikasi untuk mengolah data secara on-line, terpusat dan terintegrasi antar SKPD, Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah BAB IV -
9
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Kab/Kota masih sangat kurang dan pembangunannya pada masing-masing SKPD dilakukan secara parsial dan tidak terkoordinasi 9. Belum
optimalnya
upaya
pelayanan
informasi
publik
untuk
mengatasi
kesenjangan kemampuan masyarakat terhadap informasi publik mengakibatkan adanya kesenjangan kemampuan akses masyarakat terhadap informasi, sehingga menimbulkan
permasalahan
dalam
hal
keadilan
dan
kesempatan
untuk
mengembangkan potensi masyarakat secara individual. 4.1.20. Urusan Keperpustakaan 1. Masih kurangnya minat membaca masyarakat 2. Belum memadainya Koleksi judul buku terbitan Daerah serta buku yang bersesuaian dengan disiplin ilmu di perpustakaan 3. Sarana dan prasarana pendukung perpustakaan masih terbatas. 4. Masih terbatasnya Tenaga Pustakawan dan Tenaga Teknis Perpustakaan 5. Masih terdapatnya perpustakaan yang mempergunakan Teknologi Informasi Perpuatakaan yang berbasis Digitalisasi (E-Library) 4.1.21. Urusan Pertanian 1. Meningkatnya alih fungsi lahan dari pertanian ke pemukiman 2. Kurang tersedianya informasi pasar atas hasil produksi petani 3. Tingkat produktivitas masih rendah 4. Rendahnya pengetahuan dan keterampilan petani 5. Kurangnya sarana dan prasarana pertanian 6. Produksi dan mutu hasil perkebunan belum optimal 7. Produksi peternakan masih rendah 8. Belum optimalnya penjaminan produk peternakan yag Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) 9. Kesadaran masyarakat akan penanganan Penyakit Hewan Menular Strategis belum optimal 10. Tata niaga ternak masih belum optimal 11. Dinamika kelompok peternak dan pekebun masih rendah dalam memanfaatkan teknologi tepat guna seoptimal mungkin. 12. Masih Kurangnya ragam informasi dan teknologi jagung/komoditi unggulan yang disajikan berbasis IT 13. Masih Kurangnya koleksi plasma Nutfah/varietas jagung unggul 14. Masih terbatasnya ketersediaan sarana prasarana penunjang pelatihan dan pembelajaran 15. Masih terbatasnya siswa, mahasiswa dan masyarakat yang memperoleh informasi, pelatihan dan pembelajaran jagung/komoditi unggulan BAB IV -
10
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
16. Penyelenggaraan Penyuluhan PPK 17. Peningkatan SDM Penyuluh 18. Kelembagaan Penyuluhan 19. Sarana dan Prasarana Penyuluhan 20. Kesejahteraan Penyuluh 21. Belum mantapnya ketahanan pangan 22. Permintaan pangan khususnya beras meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk 23. Perlu adanya diversifikasi bahan pangan 4.1.22. Urusan Kehutanan 1. Maraknya pencurian kayu dihutan Negara, khususnya pada areal Kawasan Hutan dan HPH yang ditinggalkan 2. Alih fungsi kawasan hutan masih terjadi untuk kepentingan lain yang dilakukan secara ilegal. 3. Pemberdayaan masyarakat yang bermukim sekitar hutan masih kurang. 4. Masih kurangnya penegakan perlindungan hutan dan konservasi sumber daya alam 5. Pengelolaan dan Pemanfaatan
kawasan yang melebihi daya dukung SDH
menyebabkan terjadinya degradasi dan deforestasi. 6. Menurunnya kepastian kawasan terhadap
status, letak serta batas Kawasan
Hutan menyebabkan ancaman kerusakan hutan. 7. Meningkatnya Tingkat Pembalakan hutan (Illegal logging) dan penyelundupan kayu menyebabkan terjadinya Degradasi dan Deforestasi didalam kawasan dan luar kawasan. 8. Rendahnya nilai hasil hutan non kayu yang sebenarnya berpotensi untuk meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat sekitar kawasan hutan. 4.1.23. Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral 1. Pengelolaan sumberdaya mineral belum dilakukan secara optimal sehingga belum memberikan dampak berarti bagi perekonomian. 2. Pengelolaan sumberdaya mineral belum memperhatikan kepentingan lingkungan hidup. 3. Semakin meningkatnya kebutuhan listrik masyarakat yang tidak dibarengi dengan peningkatan kapasitas sumber-sumber pembangkit listrik yang ada sehingga mengakibatkan krisis listrik. 4. Belum optimalnya pengembangan dan pemanfaatan energy baru terbarukan (non fosil) sebagai sumber energy alternative selain bahan bakar minyak
BAB IV -
11
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
5. Masih rendahnya Investasi disektor pertambangan dan energy 6. Belum optimalnya system informasi geologi dan pertambangan 7. Belum terpenuhinya kebutuhan air bersih didaerah sulit air 8. Isu pencemaran Lingkungan akibat kegiatan pertambangan 9. Belum memadainya mitigasi terhadap bencana alam geologi 10. Maraknya kegiatan Penambangan Tanpa Izin (PETI). 4.1.24. Urusan Pariwisata 1. Fasilitas penunjang di obyek wisata masih belum mamadai 2. Belum adanya sarana informasi bagi wisatawan mengenai obyek wisata dan sarana penunjang wisata 3. Masyarakat belum berperan dalam pengembangan dan pengelolaan obyek wisata 4. Desa wisata belum seluruhnya memiliki kelompok masyarakat sadar wisata sebagai wadah pemberdayaan masyarakat lokal 5. Perlunya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di obyek wisata agar terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat 6. Lama Tinggal Wisatawan di Provinsi Gorontalo masih rendah. 4.1.25. Urusan Kelautan dan Perikanan 1. Masih tingginya harga pakan ikan yang mengakibatkan meningkatnya biaya operasional sehingga margin keuntungan pembudidaya menurun. 2. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan nelayan, pembudidaya, dan pengolah ikan 3. Tekhnologi yang diterapkan masih sederhana sehingga produksi
tingkat
produktifitas cenderung rendah. 4. Kelembagaan nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan yang kurang optimal. 5. Kurangnya akses terhadap permodalan, lembaga keuangan dan perbankan. 6. Terbatasnya sarana produksi seperti induk dan benih unggul, pakan, pupuk dan obat-obatan yang sytandar. 7. Terbatasnya prasarana produksi yang memadai seperti jalan produksi. Jaringan irigasi tambak, sarana PPI/TPI, mekanisme nelayan kecil, rumpon. 8. Tingginya kerusakan ekosistem Mangrove dan terumbu karang sebagai habitat vital untuk tempat pemijahan ikan laut di berbagai kawasan di Gorontalo. 9. Lemahnya data sistem informasi sumber daya kelautan yang akurat dan mudah diakses masyarakat. 10. Penangkapan ikan secara ilegal (Illegal fishing) masih sering terjadi. 11. Penggunaan teknologi perikanan tangkap dan budidaya (darat dan laut) masih sangat terbatas. 12. Pemanfaatan daerah-daerah pesisir untuk kegiatan budidaya belum optimal. BAB IV -
12
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
13. Kawasan Konservasi Laut Daerah belum dikelola secara optimal. 14. Pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil belum optimal. 15. Produksi dan pendapatan rata-rata nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan, dan pedagang ikan masih relatif rendah. 16. Efektivitas penyelenggaraan pelayanan Balai Benih Ikan Sentral (BBIS), Balai Benih Ikan Pantai (BBIP), Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP), Unit Pengolahan Ikan (UPI), dan Taksi Mina Bahari (TMB) belum optimal. 17. Kualitas lingkungan perairan (mangrove, terumbu karang, sungai, danau) di beberapa lokasi telah terjadi penurunan. 4.1.26. Urusan Perdagangan 1. Belum baiknya system distribusi barang dan jasa serta masih rendahnya akses pasar luar negeri. 2. Masih panjangnya rantai distribusi barang, tingginya disparitas harga antar wilayah dan fluktuasi harga di tingkat konsumen dalam kondisi tertentu seperti pada saat hari besar keagamaan. 3. Terbatasnya sarana distribusi dan infrastruktur transportasi. 4. Belum transparannya ketersediaan pasokan di tingkat distributor dan agen. 5. Terbatasnya sarana penyimpanan (pergudangan, silo, pendingin) di tingkat produksi. 6. Kebijakan perdagangan antar pulau untuk mendukung peningkatan transaksi antar pulau yang belum sinergi baik pusat, antar provinsi maupun antar kawasan strategis di Sulawesi. 7. Masih lemahnya pengamanan pasar dalam negeri, yang ditandai oleh lemahnya pengawasan barang beredar dan perlindungan konsumen. 8. Rendahnya kemampuan pelaku usaha dalam mengakses pasar luar negeri, baik dari sisi kuantitas dan kualitas produk, promosi dan pemasaran (termasuk market
intelegent),
kapasitas
usaha,
dan
permodalan
sehingga
belum
mampu
mengakselerasi peningkatan ekspor komoditi unggulan daerah. 4.1.27. Urusan Perindustrian 1. Kulitas SDM industri relatif masih rendah, khususnya pengrajin industri kecil sehingga kurang tanggap terhadap perubahan yang datang dari luar seperti teknis produksi, desain dan selera konsumen. 2. Kemampuan manajemen dan semangat kewiraswastawan pengusaha/ pengrajin relatif masih kurang 3. Pemasaran hasil industri masih bersifat lokal BAB IV -
13
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
4. Peralatan dan cara kerja masih sederhana, sehingga kuantitas dan kualitas produksi yang dihasilkan rendah. 5. Keterbatasan bahan baku industri kecil khususnya industri sulaman Karawo. 6. Kawasan industri belum berjalan sebagaimana yang diharapkan untuk menjadi salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi daerah. 7. Agroindustri yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi komoditaskomoditas unggulan belum berkembang sebagaimana yang diharapkan. 8. Industri pengolahan yang ada belum variatif dan inovatif. 9. Investor belum ada yang serius untuk membuka suatu kawasan industri pengolahan 10. Masih rendahnya kualitas manajemen pengelolaan industri kecil menengah di daerah. 11. Masih rendahnya kualitas SDM industri kecil menengah dalam hal skill, manajemen usaha dan akses terhadap permodalan. 12. Rendahnya produktivitas dan pemasaran produk IKM, baik pasar lokal, regional, nasional dan internasional. 13. Belum
berkembangnya
sentra
dan
kluster
industri
di
daerah,
yang
mengakibatkan jumlah dan investasi dibidang industri rendah. 4.1.28. Urusan Ketransmigrasian 1. Adanya kesenjangan antara permukiman transmigrasi dengan permukiman masyarakat sekitar 2. Rendahnya pemberdayaan masyarakat akibat ketersediaan kualitas dan kuantitas sarana dan prasaran yang berada di kawasan transmigrasi 3. Permukiman transmigrasi dan masyarakat sekitarnya belum terstuktur dalam sistem pengembangan kawasan permukiman 4. Belum adanya perencanaan penempatan transmigrasi yang serasi dan seimbang dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan; 5. Belum terintegrasi dan terkoordinasikannya program-program antar sektor dalam pembangunan kawasan transmigrasi khususnya pengembangan Kawasan Terpadu Mandiri Paguyaman- Wonosari 6. Kurangnya pengelolaan transmigrasi melalui pola kerjasama dengan pemerintah daerah Pengirim dan Penerima sesuai dengan syarat dan tatacara penetapan sebagai transmigrasi; 7. Meningkatan kelengkapan sarana dan prasarana untuk mendukung aktivitas masyarakat transmigrasi di lokasi pemukiman transmigrasi;
BAB IV -
14
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
4.2. Isu-Isu Strategis Pembangunan Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis lingkungan eksternal terhadap hasil capaian pembangunan selama 5 (lima) tahun terakhir, serta permasalahan yang masih dihadapi kedepan dengan mengidentifikasi kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. 4.2.1. Kerjasama
Sebagaimana diamanatkan dalam UU 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah dimana setiap daerah dapat melakukan kerja sama baik itu kerjasama antar daerah, regional dan internasional dalam penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan maupun dalam pembangunan daerah. Menyikapi hal ini, Pemerintah Provinsi Gorontalo terus berupaya mendorong dan mengembangkan berbagai kerjasama dengan berbagai pemerintahan daerah maupun pihak ketiga termasuk dengan lembaga perwakilan donor. Kerjasama pembangunan ini diharapkan memberikan multiplier effect terhadap gerak dan pertumbuhan ekonomi Gorontalo. 4.2.1.1. Kerjasama Antar Daerah Kerja sama daerah merupakan sarana untuk lebih memantapkan hubungan dan keterikatan daerah yang satu dengan daerah yang lain dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, menyerasikan pembangunan daerah serta mensinergikan potensi antar daerah. Melalui kerja sama daerah diharapkan dapat mengurangi kesenjangan daerah dalam penyediaan pelayanan umum khususnya yang ada di wilayah terpencil, perbatasan antar daerah dan daerah tertinggal. Objek yang dapat dikerjasamakan meliputi seluruh urusan yang menjadi kewenangan daerah otonom, aset daerah dan potensi daerah serta penyediaan pelayanan umum. Pelaksanaan kerja sama harus berpegang pada prinsip
efisiensi,
efektivitas,
sinergi,
saling
menguntungkan,
kesepakatan
bersama, itikad baik, mengutamakan kepentingan nasional dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, persamaan kedudukan, transparansi, keadilan dan kepastian hukum.
BAB IV -
15
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Dalam kurun waktu tahun 2007-2011, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah melakukan beberapa kerjasama dengan Provinsi lain antar lain : MoU Pemerintah Gorontalo dengan Pemerintah D.I Yogyakarta, Pemerintah Jawa Timur dan Pemerintah
NTB
transmigrasi;
MoU
No.18/HKM-NK/XI/2007
mengenai
04/HKM-NK/V/2007/014/MoU
dengan
penyelenggaraan Pemerintah
Kota
Surabaya mengenai pelaksanaan dan pengembangan Implementasi sistem EGovemment ; MoU Pemerintah Provinsi dengan Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo,
Kabupaten
Bone
Bolango
dan
Kabupaten
Pohuwato
No.
10,11,12,13,/HKM-NK/VII/2007 mengenai Pengelolaan dana penguatan modal lembaga usaha ekonomi pedesaan untuk pengendalian harga gabah/beras/jagung di tingkat Provinsi. 4.2.1.2. Kerjasama Teluk Tomini Teluk Tomini merupakan salah satu teluk terbesar di Indonesia dengan luas kurang lebih 6 juta hektar dengan potensi sumberdaya alam yang kaya dan unik, perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar. Dalam pembagian kawasan keanekaragaman hayati, kawasan ini berada di zona Wallacea, yang dalam sejarahnya merupakan kawasan terpisah dari Benua Asia maupun Australia. Teluk Tomini tergolong perairan semi tertutup (semi enclosed) yang bersinggungan langsung dengan tiga provinsi (Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo) dengan 14 kabupaten/kota serta 23 muara daerah aliran sungai (DAS). Kawasan Teluk Tomini merupakan kawasan yang mempunyai nilai ekonomi, sosial, dan ekologis/lingkungan yang sangat berarti bagi kelangsungan penghidupan masyarakat. Teluk Tomini merupakan kawasan andalan nasional, tetapi juga menjadi perhatian dunia internasional karena tipe ekosistem khas yang beranekaragaman, seperti mangrove, padang lamun, rumput laut, estuaria, delta, dan rawa pantai non bakau. Ekosistem-ekosistem tersebut sebagai penyangga kehidupan yang perlu dilindungi. Selain itu, ekosistem terumbu karang yang ada di Teluk Tomini merupakan bagian dari “Segitiga Terumbu Karang” (Coral Triangle) yang memiliki keragaman karang tertinggi di dunia. Laut Tomini dan sekitarnya telah ditetapkan sebagai kawasan budidaya ruang darat maupun laut yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut (PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN).
Dalam kawasan Teluk Tomini, juga terdapat satu pelabuhan
internasional yaitu pelabuhan Bitung dan satu pelabuhan nasional
yaitu
pelabuhan Gorontalo (PP No. 26 Tahun 2008), dan 13 kawasan lindung nasional BAB IV -
16
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
yang terdiri dari satu kawasan suaka alam laut, tiga suaka margasatwa, tujuh cagar dan satu taman nasional serta satu taman nasional laut (PP No. 26 Tahun 2008). Perairan Teluk Tomini di Provinsi Gorontalo memiliki panjang garis pantai sepanjang 438,1 km dengan potensi sumberdaya perikanan tangkap WPP RI Teluk Tomini s/d Laut Seram mencapai 595.630 Ton/tahun. Dan berdasarkan 11 lokasi yang menjadi pusat pengembangan ekonomi kelautan, perairan teluk tomini menjadi pusat pengembangan aquaculture/pengembangan budidaya perikanan, (sumber : KKP-RI tahun 2011) Pada tahun 2007-2008 dilakukan pemantauan kualitas lingkungan pesisir laut bersama tiga pusat lingkungan (UNSRAT, UNG dan UNTAD) di sekitar pelabuhan, wisata bahari, terumbu karang, mangrove dan padang lamun serta pada kondisi lahan daratan yang mempengaruhi teluk yakni kondisi tutupan lahan di daerah aliran sungai (DAS). Hasilnya menunjukkan bahwa kondisi dan aset kawasan Teluk Tomini telah rusak dan tercemar kecuali yang masih cukup terjaga adalah kawasan laut Gorontalo.
Berdasarkan Kesepakatan Bersama
antara 3 (tiga) Gubernur dengan Nomor : 660/05/BLHD-G-ST/2009, Nomor 100/1186/SEKR-BLH, dan Nomor 06/HKM-NK/V/2009 Tanggal 13 Mei 2009, dimana menyepakati 4 (empat) kesepakatan pengelolaan kawasan Teluk Tomini yaitu: 1.
Rencana strategis pengelolaan Teluk Tomini secara terpadu dan berkelanjutan sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah.
2.
Pelaksanaan pengelolaan Teluk Tomini secara terpadu dan berkelanjutan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan menerapkan strategi pengelolaan secara konsisten dan konsekuen.
3.
Pelaksanaan pengelolaan Teluk Tomini secara terpadu dan berkelanjutan untuk melaksanakan koordinasi, integrasi, sinergitas program/kegiatan, dan evaluasi bersama.
4.
Peningkatan alokasi anggaran untuk pengelolaan Teluk Tomini secara terpadu dan berkelanjutan melalui APBD ketiga provinsi, APBD kabupaten/kota, dukungan APBN, penganggaran dunia usaha, masyarakat serta kerjasama internasional.
5.
Hal-hal yang lebih teknis akan disusun kesepakatan bersama oleh badan/dinas terkait dan perguruan tinggi di ketiga provinsi.
Dari 5 butir kesepakatan pengelolaan Teluk Tomini, maka objek kerjasama pengelolaan Teluk Tomini meliputi : kegiatan pengawasan dan pengendalian ; penelitian dan pengembangan; pemanfaatan dan pelestarian; pengembangan
BAB IV -
17
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
kerjasama ekonomi regional dan/atau internasional dan aspek Lingkup kerjasama dalam pengelolaan Teluk Tomini ini meliputi: a. Kelautan dan Perikanan b. Lingkungan Hidup c. Pariwisata d. Infrastruktur e. Ekonomi, Sosial dan Budaya. Tindak lanjut dari kesepakatan diatas, maka Kementerian Negara Lingkungan Hidup bekerjasama dengan Balihristi Provinsi Gorontalo tahun 2010 melakukan pemantauan kualitas air laut diwilayah Teluk Tomini di Provinsi Gorontalo. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa jumlah Coliform total untuk lokasi Pelabuhan Kota Gorontalo sebesar 2500 MPN/100 mL, nilai tersebut melebihi baku mutu KepMen LH No. 51 tahun 2004 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut untuk kualitas air laut untuk perairan pelabuhan yaitu 1000 MPN/100 mL, konsentrasi DO
(disolved oxygen) di lokasi Muara Sungai Bone, daerah wisata Olele dan di muara Sungai Paguyaman yaitu masing-masing 4,8 mg/L, 4,5 mg/L dan 4,5 mg/L, tidak memenuhi baku mutu Kep Men LH No. 51 tahun 2004 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut untuk kualitas air laut untuk wisata bahari yaitu > 5 mg/L, sedangkan konsentrasi BOD (biological oxygen demand) di masing-masing lokasi tersebut adalah 11,5 mg/L, 12,5 mg/L dan 10,5 mg/L, dimana nilai-nilai tersebut diatas baku mutu Kep Men LH No. 51 tahun 2004 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut untuk kualitas air laut untuk wisata bahari yaitu 10 mg/L. Kadar pH, warna, kekeruhan dan TSS untuk semua lokasi terdeteksi, dimana nilai pH berkisar 7,5 – 7,8, warna 5,5 – 16,7, kekeruhan 2,5 – 3,8 dan TSS 17,5 – 19,5 mg/L, tetapi nilai-nilai tersebut masih dibawah baku mutu yang dipersyaratkan (pH=6,5 – 8,5, warna = 30 mg/L, kekeruhan = 5 dan TSS = 5 mg/L). Nilai TSS erat kaitannya dengan kekeruhan, untuk lokasi titik 5 yang mempunyai nilai TSS tinggi (19,5 mg/L) ternyata mempunyai nilai kekeruhan 3,8 NTU. Konsentrasi DO dan BOD di semua lokasi di daerah wisata bahari terdeteksi. Kadar DO terendah dan BOD 5 tertinggi adalah di lokasi titik 3, 4 dan 5 dengan kadar DO berkisar antara 4.5 mg/L sampai 4.8 mg/L dan kadar BOD 5 berkisar antara 10.5 mg/L sampai 12.5 mg/L. Konsentrasi DO untuk lokasi tersebut tidak memenuhi persyaratan baku mutu yaitu > 5 mg/L dan konsentrasi BOD untuk ke 3 lokasi tersebut diatas baku mutu yang dipersyaratkan yaitu 10 mg/L.
BAB IV -
18
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
4.2.1.3. Kerjasama Internasional Kerjasama Selatan-Selatan dengan Provinsi Gorontalo dan Provinsi Selatan Srilanka Perjanjian Kerjasama (LoI) ditandatangani oleh Gubernur Gorontalo, Indonesia dan Provinsi Selatan Srilanka. Perjanjian ini atas insiatif dari ART-Gold UNDP, menginisiasi kerjasama selatan-selatan antara Provinsi Selatan Srilanka dan Provinsi Gorontalo untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman terbaik sesuai dengan arah pembangunan kedua wilayah. Inisiatif Kerjasama SelatanSelatan saat ini telah sampai pada aksi dan kegiatan nyata dimana kedua pihak dapat bekerja bersama dengan patner internasional menuju pembangunan daerah untuk mencapai keuntungan bersama (win-win solution). Sebagai hasil dari misi, telah diidentifikasi ide ide project yang akan dikembangkan berdasarkan perjanjian kerjasama diantarnya : 1. Dalam bidang Pertanian, adapun beberapa hal yang menjadi kesepakatan diantarnya : - Delegasi Srilanka telah mengidentifikasi bidang yang menjadi pembelajaran dari Provinsi Gorontalo dengan referensi terhadap cultivasi jagung. Kedua pihak sepakat untuk mengirimkan sekurang-kurangnya 2 tenaga ahli Srilanka pada pekerjaan lanjutan dan tenaga ahli peneliti untuk pengembangan teknik survey pada identifikasi lahan dan peta produksi. Kegiatan ini dilakukan pada awal maret 2009. Berdasarkan road map yang akan dikembangkan, pertanian (khususnya jagung) tenaga ahli Gorontalo akan diundang oleh Srilanka untuk mentransfer pengetahuan kepada tenaga peneliti Srilanka. - Pertukaran plasma germ di kedua provinsi berdasarkan aturan karantina dan regulasi negara - Pertukaran
pengalaman
dalam
pembuatan
kebijakan
dan
pengaturan
pengembangan manajerial pertanian (jagung) yang berbasis territorial.
2. Dalam bidang Kesehatan, adapun beberapa hal yang menjadi kesepakatan diantarnya : - Misi tenaga kesehatan ke Provinsi Selatan Sri Lanka. Untuk belajar skema system kesehatan : ilmu tradisional dan modern. - Pertukaran tenaga ahli untuk mengelaborasi survei lebih mendalam pada kebutuhan provinsi Gorontalo saat ini. - Project Cold Chain Maintenance - Pertukaran pengetahuan dan pengalaman terbaik untuk Gorontalo pada beberapa subyek berbeda : obat-obatan, spesialisasi, perawatan penyakit umum diantara kedua wilayah provinsi
BAB IV -
19
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
- Menciptakan hubungan kerjasama melalui project yang berkenaan dengan pusat akademi obat-obatan antara kedua provinsi.
3. Dalam bidang Pendidikan, adapun beberapa hal yang menjadi kesepakatan diantarnya : - Mengadakan Training of Trainer (ToT) untuk manajemen sekolah (SD hingga SMU) - Pelatihan bagi para guru oleh tenaga ahli dari Provinsi Selatan Srilanka untuk mengembangkan proses pengajaran dan pembelajaran di Gorontalo (siswa tidak mampu, manajemen TK, dll). Pertukaran ini juga akan berhubungan dengan pembangunan kurikulum berbasis kawasan.
4.2.1.4. Kerjasama Regional
a. Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines Growth Area (BIMP-EAGA)
East
ASEAN
Kerja sama Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) dibentuk secara resmi pada Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) ke-1 di Davao City, Filipina pada Tanggal 26 Maret 1994. BIMPEAGA adalah kerjasama sub-regional yang bertujuan untuk meningkatkan Trade Tourism and Investment (TTI).
Pertemuan tertinggi BIMP-EAGA adalah
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kemudian Pertemuan Tingkat Menteri, Pertemuan Tingkat Pejabat Senior, dan pertemuan teknis di bawah SOM. Pertemuan teknis di bawah SOM terdiri atas cluster dan task force, yaitu: (a) Cluster on Natural Resources Development, diketuai oleh Indonesia (b) Cluster on Transport, Infrastructure, and Information, Communication, and Technology Development (TIICTD), diketuai oleh Brunei Darussalam (c) Cluster on Joint Tourism Development (JTD), diketuai Malaysia (d) Cluster on Small and Medium Enterprises Development (SMED), diketuai oleh Filipina. (e) Task Force on Customs, Immigration, Quarantine, and Security, diketuai oleh Filipina. b. Coral Triangle Initiative (CTI) CTI merupakan tindak lanjut dari gagasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang disampaikan di sela-sela Convention on Biological Diversity (CBD) ke-8 di Brazil Tahun 2006 didasari kenyataan bahwa perairan Indonesia dan kawasan di sekitarnya merupakan habitat bagi highest level of coral diversity (setidaknya terdapat 5000 lebih jenis coral), sehingga dengan sendirinya memiliki kekayaan sumber daya hayati yang besar. CTI dikembangkan untuk membentuk mekanisme kerjasama antar negara-negara yang memiliki tujuan dan pandangan yang sama mengenai pengelolaan lingkungan hidup dan mempertahankan BAB IV -
20
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
kesinambungan sumberdaya alam laut di kawasan Coral Triangle yang mencakup 6 negara: Indonesia, Filipina, Malaysia, Timor Leste, PNG, dan Kepulauan Solomon. c. Program Building Better Budget For Women and The Poor (B3WP) Program Building Better Budget for Women and the Poor (B3WP) beroperasi di Wilayah Pemerintahan Kabupaten Gorontalo dan Pemerintahan Provinsi Gorontalo selama 4 tahun dari Tahun 2011 s/d 2014 yang bertujuan agar Pemerintah Daerah di Provinsi dan Kab Gorontalo melaksanakan perubahan kebijakan dan meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran yang responsif gender dan pro poor, sehingga dapat meningkatan kapasitas koalisi ormas dan pemerintah daerah serta DPRD Provinsi & Kab Gorontalo
secara
berkelanjutan mewujudkan pelaksanaan kebijakan perencanaan & penganggaran yang responsif gender dan pro poor. Kerjasama
pembangunan
dengan
pemerintah
daerah
lainnya
menunjukkan kinerja yang berbeda-beda. Selang tahun 2009 s/d 2010, kerjasama dengan
Pemerintah
pembangunan
yang
Provinsi
Lainnya
ditandatangani
sebagian
telah
besar
inisiatif
diimplementasikan
kerjasama
di
lapangan
sebagaimana tabel 4.1 dan 4.2. Tabel 4.1 Realisasi Kerjasama Pembangunan antar Daerah Tahun 2009 Jlh No.
Pemprov/Pemkab/Pemkot
MoU
Status Kerjasama Pembangunan Sdh Ada Realisasi
%
Dalam Proses
%
Pending
%
1
Pemrov Sulawesi Tengah
1
1
100
0
0
0
0
2
Pemrov Sulawesi Utara
1
1
100
0
0
0
0
3
Pemrov Jawa Tengah
1
1
100
0
0
0
0
4
Pemrov Jawa Barat
1
1
100
0
0
0
0
5
Pemrov Bali
1
0
0
0
0
1
100
6
Pemkab Pohuwato
1
1
100
0
0
0
0
6
6
100
0
0
0
0
12
11
91,67
0
-
1
8,33
7
Prov. Gorontalo, Kab/Kota SeProvinsi Gorontalo TOTAL
Sumber : Data LKPJ Lima Tahunan 2007-2011 (Diolah)
BAB IV -
21
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Tabel 4.2 Realisasi Kerjasama Pembangunan antar Daerah Tahun 2010 No.
Status Kerjasama Pembangunan
Pemprov/Pemkab/
Jlh
Pemkot
MoU
Sdh Ada Realisasi
%
Dalam Proses
%
Pending
%
PemKot/PemKab 1
Gorontalo
2
2
100
0
0
0
0
2
Provinsi Banten
1
1
100
0
0
0
0
3
Pemrov Jawa Barat
1
1
100
0
0
0
0
4
Pemrov Jawa Tengah
1
1
100
0
0
0
0
5
Pemrov Jawa Timur
1
0
0
1
100
0
0
6
Provinsi DIY
1
0
0
1
100
0
0
7
Provinsi Bali
1
0
0
1
100
0
0
8
Provinsi NTB
1
1
100
0
0
0
0
9
Pemkab Pohuwato
5
5
100
0
0
0
0
10
Pemkab Bone Bolango
5
5
100
0
0
0
0
19
16
84,21
3
15,79
0
0
TOTAL
Sumber : Data LKPJ Lima Tahunan 2007-2011 (Diolah)
Perumusan isu-isu strategis dilakukan dengan menganalisis berbagai fakta dan informasi yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis serta melakukan telaahan terhadap visi, misi dan program kepala daerah terpilih, dan RPJMN sehingga rumusan isu yang dihasilkan selaras dengan cita-cita dan harapan masyarakat terhadap kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih serta kebijakan pemerintah dalam jangka menengah. 4.2.2 Isu-isu Strategis 4.2.2.1 Isu Strategis Global dan Nasional 1. Pencapaian Milenium Development Goals (MDGs) Tujuan
pembangunan
Milenium
yang
terdiri
dari
8
(delapan)
tujuan
pembangunan manusia yang secara langsung dapat memberikan dampak bagi pengentasan kemiskinan ekstrim, yang harus dicapai pada tahun 2015 oleh 189 Negara yang menandatangani rumusan Deklarasi Milenium pada September tahun 2000 termasuk Indonesia. Untuk mencapai tujuan MDGs tahun 2015 diperlukan koordinasi, kerjasama serta komitmen dari seluruh pemangku kepentingan terutama pemerintah dan masyarakat (nasional dan daerah) untuk bersama-sama memastikan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai telah dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia dan Gorontalo pada khususnya.
BAB IV -
22
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
2. Pemanasan Global (Global Warning). Peningkatan suhu rata-rata di permukaan bumi merupakan ancaman yang serius bagi planet bumi dan seluruh mahluk di dalamnya, sehingga perlu langkah terpadu yang di penanggulangan dan pencegahan serta pengawasan sebab dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan global tersebut, yang salah satu penyebabnya adalah pembentukan beberapa jenis gas rumah kaca yang dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar foisl pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, serta pembangkit tenaga listrik dan lainnya. 3. Globalisasi Informasi Peningkatan teknologi informasi menuntut kemampuan lebih untuk dapat mengambil manfaat dari derasnya arus globalisasi sehingga diperlukan mutu modal manusia. Disisi lain diperlukan filterisasi dari setiap pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma sehingga dapat mencegah pengaruh negative dari globalisasi informasi. 4. Otonomi Daerah dari Sentralistik menuju Desentralistik Berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang diubah dengan Undang– Undang Nomor 32 Tahun 2004 menuntut daerah untuk lebih mandiri dalam pengelolaan kekayaan dan pemerintahan daerahnya masing-masing. Untuk itu diperlukan pelaksanaan pembangunan daerah yang terintegrasi, bersinergi, efisien dan menjamin terkelolanya sumberdaya alam secara maksimal dalam rangka pemerataan, keadilan sosial yang memperkuat sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara dalam NKRI. 5. Fluktuasi Harga Minyak Dunia BBM adalah suatu variabel yang sangat penting dari ukuran sebuah kesejahteraan rakyat. Kebijakan terkait BBM adalah sebuah kebijakan yang luar biasa penting dan bias berefek domino apabila tidak ditimbang dengan sebaik-baiknya. Dinamika atau fluktuasi harga minyak dunia yang kemudian berimbas pada harga BBM domestic. Atas dasar itu, aspek sosial dan sosiologis kemudian menjadi hal yang patut dipertimbangkan atas kenaikan harga BBM. Aspek sosial dan sosiologis menyangkut ranah masyarakat secara luas dengan tanpa menafikan aspek-aspek minoritas dari masyarakat itu sendiri. Melihat dampak kenaikan harga BBM dari perspektif ekonomi, kita akan berhadapan dengan ekonomi makro dan ekonomi mikro. Dari ekonomi makro, kenaikan harga BBM ini akan menyebabkan inflasi yang memicu penurunan nilai tukar rupiah. Penurunan riil ini akan menyebabkan daya beli masyarakat berkurang, terutama masyarakat kelas bawah. Golongan ini akan sangat kesulitan dalam menghadapi kenaikan BBM, terutama atas dampak langsungnya terhadap kebutuhan pokok. BAB IV -
23
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
4.2.2.2 Isu Regional Sulawesi Sesuai
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2010–2014 pembangunan wilayah Sulawesi diarahkan untuk menjadi salah satu lumbung pangan nasional dengan meningkatkan produktifitas dan nilai tambah pertanian tanaman pangan, perkebunan dan perikanan, mengembangkan
bio-energi serta meningkatkan
dan memperluas perdagangan, jasa dan pariwisata bertaraf internasional. Beberapa isu strategis di wilayah Sulawesi, yaitu sebagai berikut: 1.
Optimalisasi pengembangan sektor unggulan yang berdaya saing tinggi di wilayah Sulawesi; Dominasi
sektor-sektor
primer
dalam
perekonomian
wilayah
Sulawesi
menunjukkan belum optimalnya peningkatan nilai tambah sektor dan komoditas unggulan. Sementara keragaman komoditas unggulan antar daerah memungkinkan dikembangkannya gugus (cluster) industri unggulan secara simultan. 2. Interkonektivitas domestik intrawilayah; Integrasi
jaringan
transportasi
domestik
sangat
strategis
dalam
mendukung penguatan ketahanan perekonomian domestik. Di samping itu, posisi
strategis wilayah Sulawesi memainkan peranan penting bagi penguatan
integrasi perekonomian KBI dan KTI. 3. Kualitas sumberdaya manusia dan tingkat kemiskinan; Rendahnya kualitas sumber daya manusia ditunjukkan oleh peringkat IPM provinsi-provinsi di Sulawesi yang berada di bawah 20, kecuali Sulawesi Utara. Tingkat
kemiskinan
relatif
tinggi
ditemui
di
Gorontalo,
Sulawesi
Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat. 4. Kapasitas energi listrik; Ketersediaan
energi
listrik
pertumbuhan permintaan
baik
saat dalam
ini
tidak
jangka
mampu
pendek
mengimbangi
maupun
panjang.
Peningkatan kapasitas energi listrik sangat strategis dalam menunjang arah pengembangan gugus industri unggulan di wilayah Sulawesi. 5. Revitalisasi modal sosial; Peningkatan
rasa
saling
percaya
di
antara
masyarakat
dan
antara
masyarakat dan pemerintah berperan penting dalam meningkatkan efektivitas program-program
pembangunan. Meningkatnya rasa saling percaya juga berperan
memperlancar kerja sama produktif, mengurangi biaya transaksi, dan memperkuat ketahanan social masyarakat dalam menghadapi isu-isu sensitif. 6. Reformasi birokrasi dan tata kelola; Aparat pemerintah
daerah yang profesional disertai
pelayanan
publik
yang prima berpotensi meningkatkan daya tarik daerah di mata investor, baik lokal maupun asing. Selanjutnya, meningkatnya investasi akan
meningkatkan
penyerapan tenaga kerja. Pelayanan publik yang efisien juga mengurangi beban BAB IV -
24
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
pengeluaran rumah tangga miskin. 7. Konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup serta mitigasi bencana; Wilayah Sulawesi dikaruniai keragaman hayati yang cukup tinggi dan unik yang berbeda
dengan
Pemanfaatan sumber mengancam
flora daya
dan alam
potensi tersebut.
fauna dan
baik
di
lingkungan
Asia yang
maupun
Australia.
berlebihan
dapat
Di sisi lain, wilayah ini memiliki kerawanan
bencana terkait aktivitas gunung berapi dan pergerakan lempeng bumi. 4.2.2.3 Isu Internal Provinsi Gorontalo 1. Kualitas
dan Daya
Saing
Sumber Daya
Manusia
(Pendidikan
Dan
Kesehatan) Kondisi ini ditandai dengan rendahnya Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Gorontalo di Indonesia tahun 2011 sebesar 70,28 poin yang masih dibawah rata-rata nasional berada pada peringkat ke 24 Ini menunjukkan bahwa pembangunan manusia di Provinsi Gorontalo hingga tahun 2011 masih jauh tertinggal dibanding pembangunan manusia di sebagian besar provinsi se-Indonesia. Pada tataran Regional Sulawesi, IPM Gorontalo menempati urutan ke-4 setelah Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. Dalam konteks Provinsi Gorontalo, angka IPM kabupaten dan kota ternyata tidak satupun yang masuk dalam kategori tinggi menurut skala internasional (IPM lebih dari 80). Untuk daerah kabupaten dan kota, tahun 2011 pada umumnya termasuk dalam tingkat pembangunan manusia menengah ke atas. Kota Gorontalo tercatat sebagai penyumbang IPM tertinggi yang mencapai 73,08 pada tahun 2011. Kemudian diikuti oleh Kabupaten Bone Bolango sebesar 71,71 dan berikutnya secara berturut-turut adalah Kabupaten Gorontalo (70,07), Kabupaten Pohuwato (69,77), Kabupaten Gorontalo Utara (68,81), dan terakhir Kabupaten Boalemo (68,69). Dilihat dari pencapaiannya, ternyata peningkatan tertinggi dicapai pada indeks pendidikan, diikuti indeks daya beli dan kesehatan. Dari indikator (indeks) tersebut menjelaskan telah terjadi perbaikan besar-besaran pada aspek pendidikan dan ekonomi di kabupaten/kota maupun lingkup Provinsi Gorontalo.
Meskipun demikian, terkait
dengan akses, partisipasi, kontrol serta manfaat masih ditemui gap atau kesenjangan yang cukup jauh antara perempuan dal laki-laki. Hal ini bisa terlihat dari Indikator Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Jender (IPJ) masih cukup jauh tertinggal dari nilai rata-rata Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Karena itu masih dibutuhkan upaya pembangunan yang serius dan konsisten di bidang kesehatan, peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat serta perbaikan bidang pendidikan agar kualitas sumberdaya manusia Provinsi Gorontalo dapat sejajar dan
BAB IV -
25
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
bahkan melebihi daerah lainnya, tentunya dengan tidak melupakan aspek gender dalam setiap proses pembangunan sebagaimana dimaksud diatas. Kondisi lainnya adalah jumlah masyarakat miskin masih tinggi, masih berada di atas rata-rata nasional. Pada tahun 2010 sebaran kemiskinan menurut kabupaten/kota, menurut jumlah penduduk miskin terbanyak berada di Kabupaten Gorontalo sebesar 66.939 jiwa atau sebesar 31,89 persen sedangkan jumlah penduduk miskin yang terendah berada di Kota Gorontalo sebanyak 9.883 jiwa atau sebesar 4,70 persen dari total penduduk miskin yang ada di Provinsi Gorontalo. Jumlah penduduk miskin terakhir pada kondisi Desember 2010 berjumlah
209.886 jiwa
(23,19 persen) dari seluruh
jumlah penduduk Gorontalo pada tahun yang sama sebesar 1,040,164 Jiwa. 2. Pertumbuhan Ekonomi Melalui Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Belum Optimal Upaya pengembangan Ekonomi masyarakat perlu terus ditingkatkan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka peningkatan daya saing serta untuk memeratakan pembangunan ekonomi antar daerah Kabupaten/ Kota secara berkeadilan. Walaupun pertumbuhan ekonomi Gorontalo diatas rata-rata nasional namun masih bertumpu pada sektor primer pertanian yang walaupun pertumbuhannya tinggi namun relative belum memberi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat secara langsung, sehingga diharapkan kedepan berangsur – angsur beralih kesektor sekunder Industri, perdagangan dan jasa. Rendahnya nilai tambah dari produktivitas perekonomian masyarakat sebagai akibat dari rendahnya penguasaan teknologi dan keterampilan terutama teknologi tepat guna, kurangnya permodalan, serta akses pasar yang kurang, sehingga ekspor keluar daerah masih berupa bahan mentah. Pengembangan wilayah berdasarkan kompetensi inti atau berbasis komuditas unggulan menjadi isu yang mengemuka didalam pengembangan wilayah kabupaten/Kota dimasa yang akan datang. Hasil pembangunan selama ini masih dirasakan belum cukup memadai untuk mengatasi kesenjangan kesejehteraan di berbagai wilayah dan kelompok masyarakat. Ketersediaan sumber daya alam yang melimpah belum bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat
yang
memadai.
Guna
mengatasi
kesenjangan
dan
mempercepat
pembangunan perekonomian daerah, terutama untuk mendorong penyebaran industri ke daerah, maka salah satu langkah terobosan yang akan dilakukan adalah pengembangan kawasan industri yang berbasis pada kompetensi inti daerah. Kawasan industri terpadu Gorontalo yang berada pada Kawasan Strategis Provinsi akan didorong menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gorontalo-PaguyamanKwandang
(Gopandang).
Pertimbangan
dalam
mengembangkan
KEK
adalah
menyediakan suatu kawasan yang memiliki fungsi ekonomi dimana salah satu fungsi BAB IV -
26
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
ekonomi tersebut adalah zona industri yang menghasilkan produk-produk akhir berkualitas ekspor.
Kawasan Industri Terpadu Gorontalo yang diarahkan pada KEK,
sesuai dengan arah kebijakan industri nasional dan Masterplan Perluasan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang diharapkan menjadi engine of growth ekonomi daerah. Juga pada sektor industri ekonomi Gorontalo selama ini masih di dominasi oleh industri rumah tangga, industri kecil dan menengah. Potensi sumber daya alam lainnya berupa bahan mineral serta potensi perikanan dan kelautan belum memberi manfaat ekonomis kepada masyarakat dan daerah secara penuh. 3. Pembangunan Infrastruktur Belum Memadai. Kondisi wilayah geografis Gorontalo yang luas dan tidak meratanya penyebaran penduduk terutama pada daerah – daerah wilayah perdesaan, daerah perdalaman dan terpencil sekaligus sebagian dari penyebab terjadinya kesenjangan pembangunan dan belum memadainya aksesibilitas dan jangkauan pelayanan terhadap sarana dan prasarana infrastruktur antardaerah seperti transportasi, irigasi, perumahan dan pemukinan, telekomunikasi serta kelistrikan. Secara fungsional kondisi jalan di Gorontalo sampai dengan tahun 2011 adalah : jalan nasional sepanjang 606,696 Km dengan kondisi jalan Baik 486,09 km (80,12 persen), Sedang 56,14 km (9,25 persen), Rusak 23,36 Km (3,83 persen), Rusak Berat 41,1 km (6,77 persen), Jalan provinsi dengan panjang 414,51 Km dengan kondisi jalan Baik 168,88 km (40,74 persen), Sedang 30,04 km (7,25 persen), Rusak Ringan 21,25 Km (5,12 persen) , Rusak Berat 91,99 km (22,19 persen), Belum terbuka 93,75 Km (22,62 persen). Dari data ini kondisi jalan provinsi hampir setengahnya masih tidak mantap, hal ini sebagai akibat dari rendahnya fiscal daerah dalam mendanai program kegiatan infrstruktur. Seiring dengan peningkatan arus pergerakan manusia, barang dan jasa dari dan ke Provinsi Gorontalo melalui Bandar Udara Djalaluddin yang saat ini memiliki landasan pacu 2.500 m serta lebar 45 m sehingga bisa didarati oleh pesawat jenis Boeing 737 – 900ER, keberadaan semakin menuntut peningkatan baik sarana dan prasarana sisi darat maupun udara serta keselamatan. Kedepan Bandar Udara Djalaludin Gorontalo akan dikembangkan menuju Bandara Internasional. Selain transportasi udara, Provinsi Gorontalo juga memiliki 5 pelabuhan laut yang terletak di pesisir utara dan selatan. Di pesisir utara terdapat pelabuhan anggrek dikhususkan untuk melayani barang secara cargo dan petikemas baik pelayaran dalam negeri maupun internasional, serta pelabuhan kwandang digunakan untuk pelayaran rakyat ke buol dan toli-toli Sulawesi tengah. Kedepan pelabuhan kwandang akan dikembangkan menjadi pelabuhan yang melayani rute pelayaran antara Gorontalo sampai Balikpapan Kalimantan Timur dan daerah sekitar. Sedangkan dipesisir selatan terdapat BAB IV -
27
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
pelabuhan Gorontalo, pelabuhan Tilamuta dan pelabuhan Bumbulan yang berfungsi sebagai pelabuhan pengumpul dan pendistribusi di daerah kawasan Teluk Tomini. Seiring dengan pengembangan dinamika pembangunan Provinsi Gorontalo kedepan kondisi 5 pelabuhan laut ini perlu ditingkatkan untuk mengimbangi tingginya permintaan arus barang dan penumpang. 4. Reformasi Birokrasi, Penegakkan Supremasi Hukum dan HAM belum Optimal. Upaya mewujudkan pemerintahan yang efektif, efesien dan akuntabel masih menghadapi beberapa permasalahan dan diperlukan penanganan secara mendasar, terencana dan sistematis, saat ini kelembagaan pemerintah daerah baik dari aspek struktur maupung fungsi kelembagaan belum efektif dan efesien sehingga kualitas pelayanan publik belum optimal, disamping itu rendahnya citra dan kinerja aparatur pemerintah daerah dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang didasari filossofi good governance, hal ini akibat penerapan ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan belum professional dan belum memiliki indicator dan pola yang jelas. Dari sisi hukum masih dirasakan budaya hukum masyarakat masih rendah sebagai akibat dari rendahnya pemahaman, kesadaran dan ketaatan hukum masyarakat serta kepastian dan keadilan hukum masih rendah dan belum merata, selain itu masih dirasakan kurangnya system koordinasi dan kerjasama fungsional penegakkan serta penyerasian tugas-tugas antara semua unsure aparatur pemerintah daerah dibidang pembinaan tertib hukum dalam rangka usaha terselenggaranya ketertiban dan kepastian hukum masyarakat. Adanya aspirasi rakyat yang berkembang berkaitan dengan rentang kendali pemerintahan khususnya pemekaran wilayah kabupaten menyangkut situasi dan kondisi empiris dari geografis, ekonomis dan sosial politis Kabupaten/Kota yang ingin memekarkan diri. Adapun isu pemekaran wilayah yang mengemuka di sejumlah kabupaten khususnya menyangkut usulan pemekaran wilayah yang akan diusulkan yaitu Usulan Kabupaten Gorontalo terbagi tiga menjadi kabupaten Gorontalo,
Kabupaten
Panipi Raya dan Kabupaten Boliyohuto. Terkait dengan pemekaran wilayah diatas, pemerintah propinsi akan menempuh kebijakan mendorong pemekaran wilayah Kabupaten/Kota sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, mendekatkan pelayanan (aksesibility) dan percepatan pembangunan daerah. Pembentukan daerah atau wilayah yang mengalami pemekaran sebagaimana disebutkan diatas menjadi isu strategis pemerintah dimasa yang akan datang sekaligus pemerintah daerah menempuh kebijakan dapat mendukung sepanjang telah memenuhi syarat administratif, teknis, dan fisik kewilayahan. Sebagaimana diamanatkan undangBAB IV -
28
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
undang tujuan pemekaran daerah yakni untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui:
Peningkatan pelayanan kepada masyarakat;
Percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi;
Percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah;
Percepatan pengelolaan potensi daerah;
Peningkatan keamanan dan ketertiban; dan
Peningkatan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah.
5.
Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Lingkungan dan Berkelanjutan Belum Optimal Permasalahan pemanfaatan sumberdaya alam hingga saat ini yang tidak
memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup mengakibatkan daya dukung lingkungan menurun dan ketersediaan sumberdaya alam semakin menipis. Penurunan kualitas sumberdaya alam ditunjukan dengan tingkat eksploitasi hutan yang semakin marak, akibat terjasinya pembalakan liar, penambangan liar, rusaknya wilayah laut akibat penangkapan ikan yang melanggar dan merusak, selain itu meningkatnya konservasi hutan alam dan meluasnya alih fungsi lahan pertanian dan tambak untuk kegiatan ekonomi lainnya dan perumahan. Permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan sumberdaya alam untuk mendukung pembangunan ekonomi adalah masih belum optimalnya pemanfafatan sumberdaya alam untuk pembangunan. Hal ini ditandai dengan tingginya tingkat eksploitasi sumberdaya hutan dan energy untuk pembangunan, masih rendahnya pemanfaatan sumberdaya perikanan dibanding potensinya.
BAB IV -
29
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi dan Misi dalam RPJMD Provinsi Gorontalo tahun 2012 – 2017 harus sejalan dengan Visi dan Misi yang disampaikan pada saat kampanye Pemilihan Kepala Daerah. Visi dan Misi tersebut akan menjadi dasar penyusunan kebijakan dan program kegiatan pembangunan untuk periode 2012-2017. Untuk itu Gubenrur dan Wakil Gubenrur terpilih menetapkan Visi Pembanguan Daerah Provinsi Gorontalo sebagai berikut ”Terwujudnya Percepatan
Pembangunan
Berbagai
Bidang
serta
Peningkatan
Ekonomi
Masyarakat yang Berkeadilan di Provinsi Gorontalo”. Visi ini menjadi bingkai utama atau frame strategis seluruh stakeholder dalam akselerasi pembangunan di Gorontalo 5 tahun ke depan sebagai amanah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pernyataan visi di atas mengandung 2 (dua) unsur penting yaitu pertama, ”Mewujudkan Percepatan Pembangunan di berbagai bidang“. Aspek ini merupakan target kinerja aksi pemerintah daerah untuk melaksanakan pembangunan daerah dalam konteks pemerataan melalui optimalisasi segala sumber daya yang ada. Artinya, semua pihak
harus
lebih
berinovasi,
sekaligus
membangun
sinkronisasi
antar
daerah
Kabupaten/Kota untuk mendorong akselerasi pembangunan daerah. Kedua, “Peningkatan Ekonomi
Masyarakat
Yang
Berkeadilan“.
Merupakan
suatu
tindakan
yang
mengedepankan produktivitas dan nilai tambah bagi masyarakat, dengan menyediakan tuntutan kebutuhan dasar, membangkitkan etos kerja wirausaha, meningkatkan kinerja sektor unggulan daerah, meningkatkan laju investasi, mengurangi pengangguran, serta peningkatan infrastruktur ekonomi. Semua ini diharapkan akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo. Perwujudan visi RPJMD adalah : 1. Peningkatan Angka IPM (HDI) 2. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi 3. Pemerataan Pendapatan (Indeks Gini) 4. Penurunan Angka Kemiskinan 5. Peningkatan Kualitas Pelayanan SKPD dan Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan (Good Governance) Seluruh perwujudan visi tersebut dijabarkan didalam penetapan indikator kinerja di RPJMD serta Renstra SKPD.
BAB V - 1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
5.2. Misi Untuk pencapaian visi daerah selang 5 tahun ke depan, maka misi yang diemban pemerintah daerah adalah : a. Memfokuskan peningkatan ekonomi atas dasar optimalisasi pemanfaatan potensi kewilayahan, mendorong laju investasi, percepatan pembangunan infrastruktur pedesaan, sekaligus mengembangkan potensi unggulan dengan mengakselerasi secara cerdas terhadap pencapaian kesejahteraan rakyat. b. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendekatan kesesuaian keahlian serta pemenuhan mutu kualitas penyelenggaraan Pendidikan dan Kesehatan. c. Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi sumber daya Perikanan dan Kelautan, Pertanian, Peternakan, kehutanan, Perkebunan dan Pariwisata yang lebih baik, saling terintegrasi serta lestari demi kepentingan kemakmuran masyarakat serta memelihara dan melestarikan danau limboto sebagai sumber persediaan air bersih, untuk pengembangan perikanan air tawar dan daerah pariwisata dan meningkatkan pengelolaan DAS sebagai wujud memelihara linkungan (pro Green). d. mengembangkan nilai-nilai religi, dalam kehidupan bermasyarakat yang rukun penuh kesejukan sekaligus memelihara dan melestarikan keragaman budaya dan adat istiadat. Serta memperkuat peran Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan terhadap anak, termasuk issue kesetaraan Gender dalam Pembangunan. e. Menciptakan
sinergitas
Kabupaten/Kota meningkatkan
di
diantara
Gorontalo
kinerja
Pemerintah
dalam
pelayanan
kaidah
Provinsi
otonomi
public, menurunkan
dengan
daerah angka
Pemerintah
sekaligus
untuk
kemiskinan
serta
menjalankan sistem tata pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi.
Misi Pertama diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dalam hal peningkatan pertumbuhan ekonomi (pro-growth) pencapaian peningkatan produktivitas ekonomi masyarakats serta laju investasi yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerak Kabupaten/Kota sehingga rakyat Provinsi Gorontalo lebih cepat keluar dari belenggu kemiskinan, pengangguran, minimnya sandang, pangan dan papan, sekaligus pemenuhan keterbatsan infrastruktur dasar Jalan, Jembatan, Air Bersih, Listrik yang selama nini dikeluhkan oleh khususnya masyarakat pedesaan. Misi pertama ini juga termasuk menindaklanjuti agenda sektor unggulan daerah berupa
Konsep
Agropolitan
dimana
jagung
sebagai
“Branding
Gorontalo”
yang
diintegrasikan melalui Pengelolaan Peternakan Sapi, sekaligus meningkatkan manajemen Pertanian dan Perkebunan dengan pola One Village One Production, serta pengembangan intergrate farming sehingga secara nyata dapat meningkatkan kemakmuran rakyat. Disamping itu hal yang didorong berupa membangkitkan industri dan usaha kecil menengah, koperasi, kepariwisataan dan kemudahan dalam akses permodalan diantaranya melalui Kredit Usaha Rakyat yang mudah serta tidak berbelit-belit (pro-poor).
BAB V - 2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Misi Kedua ditargetkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia dengan tingkat kualitas siap pakai, sekaligus bertujuan memberikan jaminan yang memadai melalui layanan “Gratis” terhadap penyelenggaraan pendidikan dasar hingga menengah, termasuk dibidang kesehatan melalui pola insentif yang diistilahkan Universal Total Coverage. Hal ini menjadi peran strategis unutk memastikan pemerintah daerah menciptakan sistem yang berkeadilan dari akses maupun mutu layanan yang baik khususnya bagi warga miskin (pro-poor).
Misi Ketiga diarahkan untuk meningkatkan produktivitas terhadap potensi sumber daya alam Kelautan, Pertanian, Peternakan, Kehutanan, perkebunan dan pariwisata. Perairan umum daratan (danau, sungai, waduk), danau limboto, wilayah pesisir, daerah aliran sungai (DAS) serta waduk harus dimanfaatkan dan dikelola secara terpadu dan berkesinambungan tanpa merusak daya dukung lingkungannya (pro-green).
Misi Keempat diarahkan untuk pengembangan kemandirian dengan menumbuh kembangkan semangat partisipasi dan gotong royong, pencerahan terhadap nilai-nilai Agama, sekaligus mempertahankan nilai-nilai Adat Istiadat, serta melakukan pemberdayaan perempuan termasuk perlindungan anak dan kesetaraan gender.
Misi Kelima diarahkan untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam perspektif otonomi daerah dan Good Governance termasuk mendorong penguatan kerjasama daerah dan membangun koordinasi provinsi dan kab/kota untuk mendorong pencapaian target pembangunan daerah. 5.3. Tujuan dan Sasaran Sesuai arahan visi dan misi di atas, maka tujuan dan sasaran untuk pencapaian keberhasilan pembangunan daerah adalah sebagai berikut : 5.3.1.Tujuan Pembangunan Daerah Berdasarkan rumusan Visi dan Misi dan mengacu serta selaras dengan arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2010 – 2014 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Gorontalo Tahun 2007 - 2025, maka kedepan tujuan pembangunan daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan 5 (lima) tahun ke depan adalah : 1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah 2. Menyediakan infrastruktur untuk percepatan pembangunan daerah 3. Meningkatkan Kualitas Pendidikan 4. Meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat 5. Mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk kemakmuran masyarakat 6. Peningkatan Kesejahteraan Sosial Masyarakat khususnya
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS). 7. Memelihara keragaman Agama dan Budaya 8. Meningkatkan peran perempuan dan kualitas hidup anak
BAB V - 3
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
9. Mengembangkan Good Governance dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah 10. Pengentasan Kemiskinan Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Provinsi Gorontalo Visi : ”Terwujudnya Percepatan Pembangunan Berbagai Bidang serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat yang Berkeadilan di Provinsi Gorontalo” Misi 1. Memfokuskan Peningkatan
Tujuan
Sasaran
1. Meningkatkan
1. Peningkatan pertumbuhan
Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi
pertumbuhan
ekonomi dan daya saing
Potensi Kewilayahan, Mendorong
ekonomi daerah
daerah
Laju Investasi, Percepatan
2. Peningkatan Pendapatan
Pembangunan Infrastruktur
Perkapita Masyarakat yang
Pedesaan Sekaligus
berkeadilan
Mengembangkan Potensi
3. Peningkatan Laju Investasi
Unggulan Dengan Mengakselerasi
4. Peningkatan pertumbuhan
Secara Cerdas Terhadap
Usaha Koperasi dan UKM
Pencapaian Kesejahteraan
5. Peningkatan Kinerja Ekspor Komoditi Unggulan Daerah dan Diservikasi Komoditi lainnya. 6. Peningkatan lapangan kerja 2. Menyediakan
7. Peningkatan Infrastruktur
infrastruktur untuk
Daerah
percepatan
8. Peningkatan Jalan Akses ke
pembangunan
pusat-pusat produksi.
daerah 9. Terwujudnya Kemandirian Desa 10. Peningkatan Infrastruktur Desa 2. Meningkatkan kualitas
1. Meningkatkan
1. Peningkatan kualitas
sumberdaya manusia melalui
Kualitas
pendidikan
pendekatan kesesuaian keahlian
Pendidikan
2. Perluasan Akses PAUD
serta pemenuhan mutu kwalitas
3. Perluasan Akses Wajar 12
penyelenggaraan pendidikan dan
Tahun dan Paket A, B dan C
kesehatan
4. Perluasan Pendidikan Non Formal
BAB V - 4
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
2. Meningkatkan
5. Terwujudnya peningkatan
derajat Kesehatan
kualitas kesehatan masyarakat
masyarakat
6. Terbangunnya infrastruktur kesehatan sampai ke tingkat desa 7. Terwujudnya akses layanan kesehatan masyarakat melalui Jamkesda dan Jamkesmas
3. Mengembangkan manajemen
Mengelola sumber
1. Peningkatan pengelolaan
pengelolaan potensi sumberdaya
daya alam dan
sumber daya alam
kelautan, pertanian, peternakan,
lingkungan hidup
2. Terwujudnya Kawaasan
kehutanan, danau limboto dan
untuk kemakmuran
Strategis Cepat Tumbuh
potensi lingkungan lainnya yang
masyarakat
(KSCT) Bidang Pertanian dan
lebih baik, saling terintegrasi
Perikanan
serta lestari demi kepentingan
3. Terwujudnya Kawasan
kemakmuran rakyat.
Ekonomi Khusus (KEK) 4. Peningkatan produktivitas hasil pertanian dan perikanan 5. Terwujudnya pengelolaan lingkungan hidup 6. Peningkatan pengelolaan Sisa Hasil Pertanian (Zero
Waste) untuk produk-produk yang mempunyai nilai tambah tinggi 7. Peningkatan pemeliharaan obyek-obyek wisata Peningkatan
1. Peningkatan kemauan dan
dalam kehidupan beragama yang
Kesejahteraan Sosial
kemampuan individu, keluarga,
rukun penuh kesejukan sekaligus
Masyarakat
kelompok dan masyarakat
khususnya
khususnya PMKS dalam
Penyandang Masalah
memenuhi kebutuhan
Kesejahteraan Sosial
dasarnya.
(PMKS).
2. Peningkatan pembangunan
4. Mengembangkan nilai-nilai religi,
memelihara keragaman budaya. Serta memperkuat peran pemberdayaan perempuan, perlindungan terhadap anak, termasuk issue kesetaraan gender dalam pembangunan
yang responsip terhadap PMKS
BAB V - 5
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
Memelihara
3. Peningkatan kesejahteran
keragaman Agama
dan pelayanan serta
dan Budaya
Pembinaan pengembangan nilai – nilai agama, adat dan budaya serta peran pemuda dalam pembangunan. 4. Peningkatan kerukunan beragama 5. Peningkatan pelestarian budaya daerah
Meningkatkan peran
6. Peningkatan indikator
perempuan dan
kualitas hidup perempuan
kualitas hidup anak
7. Peningkatan peran perempuan di parlemen dan birokrasi. 8. Menurunnya angka tindak kekerasan dan diskriminasi terhadap Perempuan dan Anak
5. Menciptakan sinergitas diantara
Mengembangkan
1. Peningkatan
pemerintah provinsi dengan
Good Governance
Penyelenggaraan Pemerintahan
pemerintah kabupaten/kota di
dalam
yang baik dalam pelayanan
gorontalo dalam kaidah otonomi
penyelenggaraan
pada masyarakat
daerah sekaligus untuk
pemerintahan daerah
2. Terwujudnya sinergitas
meningkatkan kinerja pelayanan
pembangunan antara provinsi
publik, menurunkan angka
dan kabupaten/kota
kemiskinan serta menjalankan
3. Tercapainya reformasi
sistem tata pemerintahan yan
birokrasi di Provinsi Gorontalo Pengentasan
4. Berkurangnya persentase
Kemiskinan
masyarakat miskin 5. Terwujudnya peningkatan ekonomi masyarakat miskin
BAB V - 6
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
5.3.2.Sasaran Pembangunan Dalam mewujudkan tujuan pembangunan, Provinsi Gorontalo menetapkan sasaransasaran pokok pembangunan berdasarkan pada kebutuhan untuk dilaksanakan dalam bentuk : 1. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah 2. Meningkatnya Pendapatan Perkapita masyarakat yang berkeadilan 3. Terciptanya Laju Investasi 4. Terwujudnya pertumbuhan Usaha Koperasi dan UKM 5. Meningkatnya Kinerja Ekspor Komoditi Unggulan Daerah dan Diversikasi Komoditi lainnya. 6. Tersedianya lapangan pekerjaan 7. Meningkatnya Infrastruktur Daerah 8. Meningkat dan berkembangnya Jalan Akses ke pusat-pusat produksi pertanian. 9. Membangun Kemandirian Desa 10. Meningkat dan berkembangnya Infrastruktur Desa 11. Meningkatnya kualitas pendidikan 12. Memfasilitasi PAUD bagi seluruh Anak Usia Dini 13. Memfasilitasi Wajib Belajar (WAJAR) 12 Tahun dan Paket A, B dan C 14. Mengembangkan Pendidikan Non Formal 15. Terwujudnya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat 16. Terbangunnya infrastruktur kesehatan sampai ke tingkat desa 17. Terwujudnya
akses
layanan
kesehatan
masyarakat
melalui
Jamkesda
dan
Jamkesmas 18. Peningkatan pengelolaan sumber daya alam 19. Terwujudnya Kawaasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) Bidang Pertanian dan Perikanan 20. Terwujudnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 21. Meningkatnya produktivitas hasil pertanian dan perikanan 22. Terwujudnya pengelolaan lingkungan hidup 23. Peningkatan pengelolaan Sisa Hasil Pertanian ( Zero Waste) untuk produk-produk yang mempunyai nilai tambah tinggi 24. Peningkatan fasilitas dan pengembangan obyek-obyek wisata 25. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat khususnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. 26. Meningkatkan pembangunan yang responsip terhadap PMKS 27. Peningkatan kesejahteran dan pelayanan serta Pembinaan pengembangan nilai-nilai agama, adat dan budaya serta peran pemuda dalam pembangunan. 28. Terciptanya kerukunan beragama
BAB V - 7
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
29. Meningkatnya upaya pelestarian budaya daerah 30. Meningkatnya nilai indikator kualitas hidup perempuan 31. Peningkatan peran perempuan di parlemen dan birokrasi 32. Menurunnya angka tindak kekerasan dan diskriminasi terhadap Perempuan dan Anak 33. Peningkatan Penyelenggaraan Pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat 34. Terwujudnya sinergitas pembangunan antara provinsi dan kabupaten/kota 35. Tercapainya reformasi birokrasi di Provinsi Gorontalo 36. Berkurangnya persentase masyarakat miskin 37. Terwujudnya peningkatan ekonomi masyarakat miskin 5.4. Prioritas Pembangunan Daerah Visi dan misi menjadi sumber inspirasi dan memotivasi sekaligus menjadi acuan utama pembangunan daerah selama 5 (lima) tahun mendatang. Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 ini perlu dirumuskan dan dijabarkan lebih operasional ke
dalam
sejumlah
prioritas
pemba
ngunan
daerah
diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya.
sehingga
lebih
mudah
Prioritas Pembangunan Daerah
bertujuan untuk memberikan arah dan fokus pembagunan pada lima tahun mendatang, juga menjawab sejumlah tantangan yang dihadapi oleh Pemerintah dan masyarakat Provinsi Gorontalo saat ini dan di masa mendatang. Prioritas pembangunan daerah yang akan diakselerasi hingga tahun 2017 masih difokuskan pada substansi mendasar dari pembangunan untuk menciptakan kesejahteraan rakyat, yaitu: 1. Pendidikan Dengan memprioritaskan pada peningkatan pelayanan pendidikan dasar, menengah dan atas, serta memberikan subsidi pendidikan untuk memastikan anak usia sekolah dapat melanjutkan pendidikannya dan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan di seluruh Desa dengan fasilitas dan jumlah guru yang memadai juga diutamakan pada pembangunan infrastruktur dan mutu pendidikan, serta pencapaian MDGs. 2. Kesehatan Dengan
memprioritaskan
pada pemberian
jaminan
pelayanan
kesehatan
bagi
masyarakat miskin, peningkatan pelayanan pos pelayanan terpadu, pusat kesehatan masyarakat pembantu, dan pusat kesehatan masyarakat di tingkat kabupaten dan kota, serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam peningkatan pelayanan pos kesehatan di tingkat Desa. 3. Percepatan pembangunan infrastruktur, Diarahkan pada pembangunan infrastruktur dasar, dukungan pelayanan transportasi terpadu, energi, penataan permukiman, air bersih dan sanitasi melalui pendekatan kawasan dan Kecamatan ber-IPM dibawah rata-rata IPM Provinsi.
BAB V - 8
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
4.
Pengembangan Ekonomi Kerakyatan. Membangun ekonomi kerakyatan diarahkan pada pengembangan sektor pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, peternakan, Koperasi dan UMKM serta pariwisata melalui pemberdayaan kelompok usaha petani, peternak, nelayan, perdagangan, serta usaha mikro dan kecil serta fasiliitasi terhadap akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk melembagakan kegiatan produktif dan meningkatkan pendapatan warga di tingkat Desa.
BAB V - 9
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam sebuah perencanaan pembangunan yang efektif dan komprehensif strategi dan arah kebijakan merupakan pijakan dalam merumuskan langkah – langkah yang akan dilakukan kedepan. Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2012-2017 Provinsi Gorontalo telah ditetapkan Visi Pemerintah Provinsi Gorontalo “Terwujudnya Percepatan
Pembangunan Berbagai Bidang Serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat Yang Berkeadilan Di Provinsi Gorontalo” Arah diprioritaskan
kebijakan untuk
pembangunan
peningkatan
Provinsi
kesejahteraan
Gorontalo rakyat
untuk dengan
lima
tahun
kedepan
menitikberatkan
pada
penyediaan layanan dasar yang memadai dengan menggratiskan biaya kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat miskin, menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan dan pemerataan pembangunan dengan mempertimbangkan sumberdaya alam yang tersedia dan lingkungan, menyelenggarakan reformasi birokrasi, berdasarkan prinsip Good governance dan clean governance, melaksanakan upaya percepatan pembangunan melalui pengembangan sektor riil, mendorong percepatan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, listrik, irigasi (Waduk), dan air bersih, menciptakan harmonisasi pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan dengan membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Arah Kebijakan pembangunan Provinsi Gorontalo juga
merupakan derivasi dari arah kebijakan pembangunan nasional RPJM 2010-2014 dengan tetap mempertimbangkan potensi sumberdaya di daerah. Berdasarkan visi, misi, serta tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan strategi dan arah kebijakan. Strategi dan arah kebijakan berdasarkan masing-masing misi sebagaimana terlihat pada tabel 6.1
BAB VI - 1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
BAB VI -
2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Nasional Kebijakan
Umum
merupakan
kebijakan
pemerintah
daerah
secara
umum.
Penyusunan Kebijakan Umum diperlukan untuk menyelaraskan perencanaan daerah dengan potensi sumber daya yang ada, sehingga akan terwujud pembangunan yang efisien, efektif dan berhasil guna. Kebijakan umum disusun sebagai bagian dari strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam mewujudkan Visi dan Misi daerah guna meningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang berdaya saing, peningkatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan infrastruktur yang memadai dan mempercepat reformasi birokrasi dan supremasi hukum serta melakukan pengelolaan sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan sebagaimana amanat otonomi daerah. Sebelum menentukan Kebijakan Umum Pembangunan Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017, perlu memperhatikan amanat RPJM Nasional Tahun 2010 - 2014, RPJPD Provinsi Gorontalo Tahun 2007 - 2025 dan Peraturan Daerah RTRW Provinsi Gorontalo Tahun 2010-2030. 7.2. Kebijakan RPJM Nasional Tahun 2010-2014 RPJM Nasional telah dituangkan dalam Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Nasional
Tahun
2010-2014.
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 merupakan tahap kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007. RPJMN Tahun 2010-2014 ini selanjutnya menjadi pedoman bagi kementerian/lembaga dalam menyusun Rencana Strategis kementerian/lembaga (Renstra-KL) dan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam menyusun/menyesuaikan rencana pembangunan daerahnya masing-masing
dalam
rangka
pencapaian
sasaran
pembangunan
nasional.
Untuk
pelaksanaan lebih lanjut, RPJMN akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang akan menjadi pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN). Agar dapat memenuhi amanat ini, RPJMN Tahun 2010-2014 disusun dalam tiga buku yang merupakan satu kesatuan yang utuh dengan masing-masing memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Buku I memuat strategi, kebijakan umum, dan kerangka ekonomi makro yang merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Aksi serta sebelas prioritas pembangunan nasional dari Presiden-Wakil Presiden, Susilo Bambang YudhoyonoBoediono dengan visi: “Terwujudnya Indonesia Yang Sejahtera, Demokratis,
Dan Berkeadilan.”
BAB VII - 1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
2. Buku II memuat rencana pembangunan yang mencakup bidang-bidang kehidupan masyarakat sebagaimana yang tertuang dalam RPJPN Tahun 2005 - 2025 dengan tema: “Memperkuat Sinergi Antar Bidang Pembangunan” dalam rangka mewujudkan visi pembangunan nasional yang tercantum dalam Buku I. 3. Buku III memuat rencana pembangunan kewilayahan yang disusun dengan tema: “Memperkuat Sinergi Antara Pusat Dan Daerah Dan Antar Daerah ” dalam rangka mewujudkan visi pembangunan nasional yang tercantum dalam Buku I. Dengan demikian, RPJMN Tahun 2010 - 2014 adalah pedoman bagi Pemerintah Pusat /Daerah, masyarakat, dan dunia usaha dalam melaksanakan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan bernegara yang tercantum dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 7.3. Kebijkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2025 Berdasarkan
Peraturan
Daerah
Nomor
03
Tahun
2009
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Gorontalo tahun 2007 – 2025 disebutkan bahwa visi Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut : “GORONTALO MAJU
DAN MANDIRI”. Visi ini pada dasarnya meletakkan kemajuan dan kemandirian daerah sebagai indikator kesuksesan pembangunan yang menjamin terjadinya pertumbuhan ekonomi berkualitas dan berkelanjutan (quality-sustainable growth). Gorontalo Maju, mengindikasikan kehendak pemerintah daerah dan masyarakat untuk mewujudkan Gorontalo sebagai propinsi yang memiliki ekonomi yang handal, sumberdaya manusia yang berkualitas yang didukung dengan sistem hukum dan pemerintahan yang memiliki integritas. Gorontalo Mandiri, menunjukkan kehendak pemerintah daerah untuk membangun masyarakat dan pemerintahan yang memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan mengandalkan sumberdaya yang dimiliki, kapasitas dalam mengendalikan dinamika lingkungan strategis, serta keotonomian dalam pengambilan keputusan dan tindakan untuk semata-mata kepentingan masyarakat, daerah dan bangsa. A. Misi Provinsi Gorontalo Tahun 2007 - 2025 Guna mewujudkan visi pembangunan Provinsi Gorontalo 2007 – 2025 di atas, maka ditempuh 3 (tiga) misi pembangunan daerah sebagai berikut : 1. Mewujudkan
Ketahanan
Ekonomi
Gorontalo
yang
Handal ,
adalah
mewujudkan perekonomian daerah berbasis keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa. Pilar pembangunan ekonomi Gorontalo diletakkan pada kompetensi inti daerah, yakni pertanian (pertanian, perikanan, BAB VII - 2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
peternakan, perkebunan, dan kehutanan), industri pengolahan, pariwisata, serta pertambangan dan energi, secara berkesinambungan, berwawasan lingkungan dan berdaya saing. Selain itu, pembangunan ekonomi Gorontalo juga diarahkan untuk meningkatkan peran kelembagaan ekonomi masyarakat (koperasi dan usaha kecil menengah), optimalisasi perlindungan sumberdaya produktif daerah, peningkatan kualitas SDM di sektor inti daerah, penyederhanaan sistem, prosedur dan birokrasi dibidang ekonomi, peningkatan konektivitas ekonomi Gorontalo dengan jejaring ekonomi Teluk Tomini, Celebes Incorporated, serta jejaring ekonomi nasional dan internasional. Penguatan perekonomian daerah harus dapat menjamin bahwa prinsip-prinsip
non-diskriminatif
dan
keseimbangan
pemanfaatan
ruang
dan
sumberdaya alam tetap terjaga. 2. Mewujudkan
Sumberdaya
Manusia
Gorontalo
yang
Handal,
adalah
pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing yang meliputi peningkatan, perluasan dan pemerataan akses pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat, peningkatan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan, peningkatan kesadaran emosional dan spritual, peningkatan kualitas peran masyarakat di bidang keagamaan, seni, sosial budaya, adat, olahraga, politik, dan keamanan, serta pembangunan infrastruktur dan suprastruktur pendukung yang relevan dan berkualitas. 3. Mewujudkan Pemerintahan Daerah Gorontalo yang Amanah, adalah pemantapan penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi dan kabupaten/kota, peningkatan pelaksanaan,
kualitas
pelayanan
pengendalian
dan
publik, evaluasi
peningkatan program
kualitas
perencanaan,
pembangunan
daerah,
pengembangan kapasitas manajemen pemerintah daerah melalui reformasi birokrasi, peningkatan kualitas SDM aparatur, right-sizing OTK dan pengelolaan keuangan daerah, peningkatan kualitas peran DPRD, peningkatan relevansi dan kualitas sarana dan
prasarana
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah,
peningkatan
peran
masyarakat dalam pengambilan keputusan kebijakan publik, serta peningkatan penyeberluasan informasi dan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada publik. 7.4. Kebijakan Umum Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, berdasarkan Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2011 tentang RTRW Provinsi Gorontalo Tahun 2010–2030 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo Tujuan penataan ruang wilayah provinsi adalah mewujudkan tatanan ruang wilayah provinsi yang memiliki keseimbangan ekonomi, ekologi dan sosial budaya, serta mendukung BAB VII - 3
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
pertahanan dan keamanan nasional dalam rangka optimalisasi potensi sumber daya alam berbasis pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata dan pertambangan melalui inovasi dan pengembangan kualitas sumber daya manusia demi kesejahteraan masyarakat menuju Gorontalo yang Maju dan Mandiri. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang maka kebijakan penataan ruang wilayah Provinsi Gorontalo, meliputi : 1. Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi a) peningkatan
akses
pelayanan
perkotaan
dan
pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah berbasis keunggulan lokal yang merata dan berhierarki; dan b) peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah provinsi. 2. Kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputi: a) pemulihan, peningkatan dan pemeliharaan sistem ekologi wilayah, termasuk ekohidrolika DAS, wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. b) pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, terutama sektor kehutanan, pertambangan, kelautan dan perikanan; dan 3. Kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi: a) perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya; dan b) pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan. 4. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis Provinsi Gorontalo yang meliputi beberapa sudut kepentingan sebagai berikut: a) kepentingan pertumbuhan ekonomi; b) kepentingan sosial dan budaya; c) kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi; dan d) kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi 1. Pola Pengembangan Struktur Ruang a) Strategi peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah meliputi: -
meningkatkan keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara PKN, PKW, PKWp dan PKL;
-
mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang potensil dan belum BAB VII - 4
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
terlayani oleh pusat pertumbuhan yang ada; -
mengendalikan perkembangan kota-kota pantai; dan
-
mendorong kawasan perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan agar lebih produktif, kompetitif
dan lebih
livable, serta berdaya dorong terhadap
pengembangan wilayah sekitarnya. b) Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana meliputi: -
meningkatkan
kualitas
jaringan
prasarana
transportasi
dan
mewujudkan
keterpaduan pelayanan transportasi inter moda, baik darat, laut maupun udara; -
mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan terisolasi;
-
meningkatkan jaringan energi secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik ke seluruh pusat-pusat kegiatan dan kawasan permukiman;
-
meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air; dan
-
meningkatkan jaringan distribusi minyak dan gas bumi yang terpadu dalam sistem tatanan Nasional secara optimal.
2. Pola Pengembangan Kawasan Lindung a) Strategi pemulihan, peningkatan dan pemeliharaan fungsi pelestarian sistem ekologi wilayah, meliputi: -
menetapkan kawasan lindung di ruang darat maupun laut;
-
mewujudkan kawasan hutan sesuai dengan kondisi ekosistemnya dengan luas paling sedikit 30% dari DAS; dan
-
mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah, khususnya DAS kritis.
-
mewujudkan
ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai dengan kondisi
ekosistemnya yang meliputi ekosistem terumbu karang, padang lamun, dan hutan bakau 30% (tiga puluh persen) dari ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil; dan -
Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah, khususnya terumbu karang, padang lamun, dan hutan bakau kritis.
b) Strategi pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, terutama sektor kehutanan, pertambangan, kelautan dan perikanan, meliputi: -
menyelenggarakan upaya terpadu pelestarian fungsi sistem ekologi wilayah;
BAB VII - 5
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau
-
dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya; melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menetralisir, menyerap zat,
-
energi, dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya; mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung
-
menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan; mengendalikan pemanfaatan sumberdaya alam secara bijak untuk menjamin
-
kepentingan generasi masa kini maupun generasi masa depan; mengelola sumberdaya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya
-
secara bijaksana, termasuk revitalisasi fungsi sistem ekologi lokal serta pembangunan sumberdaya baru untuk diwariskan kepada generasi penerus, dan menjaga kelestarian lingkungan; mengutamakan pengelolaan sumberdaya alam yang terbarukan untuk menjamin
-
kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya; dan mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya antisipatif dan
-
adaptasi bencana di kawasan rawan bencana. 3.
Kebijakan pengembangan kawasan budidaya a) Strategi perwujudan dan peningkatan serta keterkaitan antar kegiatan budidaya meliputi: -
menetapkan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis Provinsi untuk memanfaatkan sumberdaya alam di ruang darat, laut dan udara, termasuk ruang di dalam bumi secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah;
-
mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalam kawasan beserta prasarana secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian kawasan, termasuk laut dan pulau-pulau kecil dengan pendekatan gugus pulau untuk meningkatkan daya saing dan mewujudkan pengembangan ekonomi setempat;
-
mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian dan perikanan untuk mewujudkan ketahanan pangan Provinsi, sebagai daerah pendukung lahan pertanian pangan berkelanjutan;
-
mengembangkan dan melestarikan budidaya perkebunan terutama yang sesuai dengan teknokultur masyarakat lokal;
-
mengembangkan kawasan pertambangan yang berwawasan lingkungan dan mempertimbangkan kepentingan generasi mendatang; dan BAB VII - 6
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
-
mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek politik, pertahanan dan keamanan, sosial, budaya serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
b) Strategi pengendalian perkembangan dan keterpaduan kegiatan budidaya, meliputi: -
membatasi perkembangan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana alam untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana;
-
memanfaatkan ruang pusat kota, terutama kota besar, dengan mengoptimalkan pembangunan gedung secara vertikal, dengan mempertimbangkan kerawanan terhadap gempa, agar terwujud kota taman yang kompak, di daerah perkotaan yang aman terhadap resiko bencana alam;
-
mengembangkan
agropolitan
yang
memadukan
agroindustri,
agrobisnis,
agrowisata di Kawasan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang tersebar di seluruh kabupaten/kota se-Provinsi Gorontalo; dan -
strategi
pengembangan
kawasan
minapolitan
yang
tersebar
di
seluruh
kabupaten/kota se-Provinsi Gorontalo dengan prioritas pengembangan di Kabupaten Gorontalo Utara, Boalemo dan Pohuwato. 4. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis a) Strategi pengembangan kawasan strategis kepentingan pertumbuhan ekonomi terkait peningkatan produktivitas sentra-sentra produksi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, serta agro industri dan agrobisnis meliputi: -
mengembangkan dan meningkatkan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian provinsi yang produktif, efisien,
dan mampu bersaing dalam
perekonomian nasional atau internasional; -
mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumberdaya alam dan kegiatan budidaya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah;
-
menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat; dan
-
mengelola dampak negatif kegiatan budidaya agar tidak menurunkan kualitas sosial ekonomi budaya masyarakat dan lingkungan hidup kawasan.
b) Kepentingan pertumbuhan ekonomi terkait pembangunan prasarana wilayah pendukung kegiatan produktif meliputi : -
meningkatkan prasarana jalan untuk angkutan komoditi dari sentra - sentra produksi serta angkutan sarana produksi seperti pupuk, peralatan pertanian dan sebagainya ke sentra – sentra produksi;
-
mengembangkan kawasan industri pengolahan komoditi dan pergudangan; dan
-
mengembangkan prasarana wilayah lainnya seperti irigasi, jaringan listrik, telekomunikasi, air bersih dan sebagainya, sebagai pendukung kegiatan usaha pertanian hulu – hilir. BAB VII - 7
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
c) Kawasan pendidikan dan pelestarian kearifan lokal, warisan sejarah dan budaya, meliputi: -
meningkatkan
dan mengoptimalkan fungsi kawasan
pendidikan di
Kota
Gorontalo, Kota Kabila-Suwawa serta Kota Limboto dan sekitarnya untuk mendorong tumbuhnya Gorontalo sebagai pusat kawasan pendidikan dan budaya di bagian utara Sulawesi melalui pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta seni; -
menumbuhkembangkan nilai budaya lokal yang luhur dalam kehidupan masyarakat, melalui pelestarian situs warisan budaya komunitas lokal yang beragam; dan
-
melestarikan seni dan budaya Gorontalo seperti musik, lagu dan tarian tradisional Gorontalo, menyajikan makanan dan minuman tradisional Gorontalo, juga seni kerajinan kain kerawang Gorontalo.
d) Strategi pengembangan prasarana wilayah pendukung kawasan strategis sosial budaya, meliputi : -
mengembangkan prasarana wilayah pendukung kawasan strategis sosial budaya seperti : jalan, drainase, air bersih, jaringan listrik dan telekomunikasi; dan
-
mengembangkan kampus – kampus perguruan tinggi serta sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama.
e) Strategi pengembangan kawasan strategis kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi ramah lingkungan provinsi terkait budidaya pertambangan yang berwawasan lingkungan, meliputi: -
mengembangkan
kegiatan
penunjang
dan/atau
kegiatan
turunan
dari
pemanfaatan sumberdaya dan atau teknologi tinggi; -
meningkatkan keterkaitan pemanfaatan sumberdaya dan/atau teknologi tinggi dengan kegiatan penunjang dan/atau turunannya; dan
-
mencegah dampak negatif pemanfaatan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi terhadap fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat.
f) Pengembangan sumberdaya baru pengganti bahan tambang yang akan habis adalah mengembangkan keuntungan
kawasan
usaha
budidaya
pertambangan,
baru, yang
dengan
menggunakan
memproduksi
lapangan
sebagian kerja
dan
pendapatan bagi generasi penerus meliputi: -
penyiapan konsep subdisi silang antara kegiatan pertambangan dengan kegiatan pengembangan sumber penghasilan baru; dan
-
penyiapan konsep kontrak karya pertambangan yang mengakomodir lapangan kerja dan kebutuhan masyarakat lokal.
g) Strategi pengembangan kawasan strategis kepentingan daya dukung lingkungan provinsi terkait pelestarian ekologi wilayah terutama di kawasan hutan konservasi seperti taman nasional dan hutan lindung meliputi: BAB VII - 8
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
-
menetapkan kawasan strategis provinsi berfungsi lindung; dan
-
merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang mengalami penurunan kualitas lingkungan.
h) Strategi pengembangan kawasan strategis kepentingan daya dukung lingkungan provinsi terkait Penataan ruang wilayah yang tidak menganggu fungsi kawasan lindung meliputi: -
mencegah dan membatasi pemanfaatan ruang yang berpotensi mengurangi daya lindung kawasan; dan
-
mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan lindung yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budidaya terbangun.
Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo Rencana Pola ruang provinsi yang termuat dalam Draft Raperda RTRW Gorontalo Tahun
2010–2030 telah memperhatikan pola ruang yang telah ditetapkan dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional. Rencana Pola Ruang tersebut terdiri atas : Rencana pola ruang wilayah provinsi terdiri atas : a. Kawasan lindung nasional dan provinsi 1) Kawasan Lindung Nasional yaitu kawasan yang tidak diperkenankan dan/atau dibatasi pemanfaatan ruangnya dengan fungsi utama untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan, terdiri dari : a) Cagar Alam (CA) Tanjung Panjang di Kabupaten Pohuwato; b) Cagar Alam (CA) Panua di Kabupaten Pohuwato; c) TN Bogani Nani Wartabone di Kabupaten Bone Bolango; dan, d) Taman Nasional Promosi (TNp) Nantu Boliohuto di Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo. e) Kawasan Teluk Tomini. 2) Kawasan Lindung Provinsi adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan satu ekosistem yang terletak lebih dari satu wilayah Kabupaten/Kota atau bernilai strategis provinsi pada beberapa kawasan lindung, terdiri dari : a) kawasan Hutan Lindung (HL) di Kabupaten-Kabupaten Gorontalo, Gorontalo Utara, Bone Bolango, Boalemo, Pohuwato dan Kota Gorontalo; b) CA Mas Popaya Raja di Kabupaten Gorontalo Utara; c) CA Tangale di Kabupaten Gorontalo; dan d) kawasan konservasi Laut Daerah (KKLD) Desa Olele di Kabupaten Bone Bolango dan Pulau Monduli di Kabupaten Boalemo.
BAB VII - 9
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
b. Kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis. 1) Kawasan Budidaya Nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi adalah: -
kawasan Andalan Gorontalo
dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan,
perikanan dan pertambangan; -
kawasan Andalan Marisa dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan dan perikanan;
-
kawasan Andalan Teluk Tomini dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata;
2) Kawasan Budidaya Provinsi meliputi kawasan budidaya yang bernilai strategis provinsi, baik di darat maupun laut, yang meliputi : a) Kawasan peruntukan hutan produksi, terdiri dari : -
hutan produksi, yang meliputi wilayah Kab. Bone Bolango, Kab. Gorontalo Utara, Boalemo, Kab. Gorontalo, dan Kab. Pohuwato.
-
hutan produksi terbatas, yang meliputi wilayah Kab. Bone Bolango, Kab. Gorontalo Utara, Boalemo, Kab. Gorontalo, dan Kab. Pohuwato.
-
hutan produksi konversi, yang meliputi wilayah Kab. Gorontalo Utara, Boalemo, Kab. Gorontalo, dan Kab. Pohuwato.
b) Kawasan peruntukan hutan rakyat beberapa lahan milik masyarakat yang digunakan secara sadar untuk tanaman kehutanan dibeberapa tempat yang tersebar di Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara dan Kabupaten Bone.; c) Kawasan peruntukan pertanian (1) Kawasan peruntukan pertanian komoditas tanaman pangan dan hortikultura sebagaimana berupa budidaya unggulan provinsi, yang lokasinya sebagai berikut: -
Kecamatan-Kecamatan:
Mananggu,
Botumoito,
Dulupi,
Paguyaman,
Paguyaman Pantai, Tilamuta dan Wonosari di Kabupaten Boalemo; -
Kecamatan-Kecamatan: Kabila, Suwawa dan Tapa di Kabupaten Bone Bolango;
-
Kecamatan-Kecamatan: Batudaa, Bongomeme, Limboto, Limboto Barat, Mootilango, Telaga, Telaga Biru, Tibawa dan Tolangohula di Kabupaten Gorontalo;
-
Kecamatan-Kecamatan: Anggrek, Atinggola, Kwandang, Sumalata, dan Tolinggula di Kabupaten Gorontalo Utara;
-
Kecamatan-Kecamatan: Marisa, lemito, Paguat, Patilanggio, Randangan, Popayato dan Taluditi di Kabupaten Pohuwato; dan
-
Kecamatan-Kecamatan: Kota Utara dan Kota Tengah di Kota Gorontalo.
BAB VII - 10
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
(2) Kawasan peruntukan pertanian komoditas tanaman pangan dan hortikultura sebagaimana berupa budidaya unggulan provinsi, yang lokasinya sebagai berikut: -
Kecamatan-Kecamatan Randangan dan Taluditi di Kabupaten Pohuwato;
-
Kecamatan-Kecamatan Wonosari dan Paguyaman di Kabupaten Boalemo;
-
Kecamatan-Kecamatan Mootilango, Boliyohuto, Pulubala, Tibawa dan Bongomeme di Kabupaten Gorontalo;
-
Kecamatan-Kecamatan Anggrek, Kwandang, dan Atinggola di Kabupaten Gorontalo Utara; dan
-
Kecamatan-Kecamatan Tilong Kabila dan Bolango Utara di kabupaten Bone Bolango.
(3) Kawasan peruntukan pertanian, komoditas perkebunan berupa budidaya unggulan provinsi yang lokasinya sebagai berikut: a. Kecamatan-kecamatan:
Botumoito,
Dulupi,
Mananggu,
Paguyaman,
Paguyaman Pantai, Tilamuta dan Wonosari di Kabupaten Boalemo; b. Kecamatan-kecamatan: Boliyohuto, Bongomeme, Mootilango, Pulubala, Tibawa, Asparaga, Telaga, Telaga Biru, Limboto, dan Tolangohula di Kabupaten Gorontalo; c. Kecamatan-kecamatan: Anggrek, Kwandang, Sumalata, Gentuma Raya dan Tolinggula di Kabupaten Gorontalo Utara; d. Kecamatan-kecamatan: Taluditi,
Lemito, Popayato,
Popayato Barat,
Popayato Timur, Wonggarasi, Dengilo, Patilanggio, Randangan, Duhiadaa dan Marisa, di Kabupaten Pohuwato; dan; e. Kecamatan-kecamatan: Suwawa, Suwawa Timur, Suwawa Selatan, Tapa, Bulango Utara, Bulango Ulu, Tilongkabila, Kabila Bone, Botupingge, Bone Pantai, Bone Raya, dan Bone di Kabupaten Bone Bolango. d) Kawasan peruntukan perikanan, meliputi : (1) kawasan perikanan air tawar, lokasinya meliputi : -
Kecamatan-kecamatan: Kwandang, Atinggola, Sumalata, Tolinggula, Gentuma dan Anggrek di Kabupaten Gorontalo Utara;
-
Kecamatan-kecamatan:
Wonggarasi
Timur,
Wonggarasi
Barat,
Randangan, dengilo,paguat, patilanggio dan Marisa di Kabupaten Pohuwato; -
Kecamatan-kecamatan: suwawa,kabila, bolango, bolango selatan di kabupaten Bone Bolango;
-
Kecamatan-kecamatan:
telaga,
telaga
biru,
limboto,
batudaa,
bongomeme, mootilango di kabupaten Gorontalo; dan -
Kecamatan-kecamatan: wonosari, managgu, paguyaman di kabupaten Boalemo. BAB VII - 11
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
(2) Kawasan budidaya tambak -
pesisir selatan Kabupaten-kabupaten Pohuwato, Boalemo, Gorontalo dan Bone Bolango;
-
pesisir utara kabupaten Gorontalo Utara.
(3) Kawasan budidaya perikanan laut -
budidaya perikanan laut yang lokasinya berada di Kabupaten Boalemo, Kabupaten
Bone
Bolango,
Kabupaten
Gorontalo
dan
Kabupaten
Pohuwato; -
budidaya Rumput laut yang lokasinya berada di Kabupaten Boalemo, Kabupaten
Bone
Bolango,
Kabupaten
Gorontalo
dan
Kabupaten
Pohuwato. e) Kawasan
peruntukan
pertambangan
lokasinya
di
kabupaten-kabupaten
Pohuwato, Boalemo, Gorontalo, dan Bone Bolango.; f) Kawasan peruntukan industri merupakan kawasan yang potensil dimanfaatkan untuk kegiatan industri yang meliputi: -
kawasan industri skala besar direncanakan pengembangannya di Kawasan kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Gorontalo Utara;
-
kawasan ekonomi strategis meliputi kabupaten Pohuwato, Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Bone Bolango, dan Kabupaten Gorontalo;
-
kawasan industri skala kecil dan menengah, yang bersifat strategis dalam skala kabupaten atau kota lokasi dan jenis komoditasnya akan ditentukan lebih rinci dalam RTRW Kabupaten dan RTRW Kota.
g) Kawasan peruntukan pariwisata, merupakan kawasan strategis pariwisata yang dapat di kembangkan meliputi: -
Wisata Tradisional Torosiaje Kecamatan Popayato
-
Pantai Libuo Kecamatan Paguat;
-
Pantai Bolihutuo Kecamatan Botumoito;
-
Air Terjun Ayuhulalo Kecamatan Tilamuta;
-
Pentadio Resort Kecamatan Telaga Biru;
-
Pantai Bilato Kecamatan Boliohutuo;
-
Pulau Saronde Kecamatan Kwandang;
-
Pantai Wanano Kecamatan Gentuma;
-
Wisata Alam Lombongo Kecamatan Suwawa;
-
Wisata Bahari Olele Kecamatan Bilongala;
-
Benteng Otanaha Kecamatan Kota Barat
-
Wisata Pantai Pohe Kecamatan Kota Selatan;
BAB VII - 12
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
h) Kawasan peruntukan permukiman (1) Kawasan permukiman perkotaan : -
kawasan
permukiman
perkotaan
merupakan
tatanan
kawasan
permukiman yang terdiri atas sumberdaya buatan seperti perumahan, fasilitas sosial, fasilitas umum, prasarana dan sarana perkotaan; -
bangunan permukiman di tengah kota terutama di PKN dan PKW yang padat penduduknya diarahkan pembangunan perumahannya vertikal (rumah susun);
-
pola permukiman perkotaan yang paling rawan terhadap bencana alam seperti banjir, gempa dan tsunami harus menyediakan tempat evakuasi pengungsi bencana alam baik berupa lapangan terbuka di tempat ketinggian paling rendah 30 (tiga puluh)Meter di atas permukaan laut atau berupa bukit penyelamatan.
(2) Kawasan permukiman pedesaan : -
Didominasi oleh kegiatan agraris dengan kondisi kepadatan bangunan, penduduk serta prasarana dan sarana perkotaan yang rendah, dan kurang intensif dalam pemanfaatan lahan untuk keperluan non agraris, termasuk permukiman transmigrasi di Kabupaten Pohuwato, Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara dan Kabupaten Bone Bolango;
-
Bangunan-bangunan perumahan diarahkan menggunakan nilai kearifan budaya lokal seperti pola rumah kebun dengan bangunan berlantai panggung.
i)
Kawasan peruntukan lainnya, dikhususkan pada kawasan pertahanan dan keamanan, yang meliputi : -
TNI Angkatan Darat di Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo Utara;
-
TNI Angkatan Laut di Kota Gorontalo; dan
-
TNI Angkatan Udara di Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo Utara.
7.5 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah Berdasarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan pembangunan Provinsi Gorontalo, maka kebijakan umum dan Program Pembangunan Daerah Provinsi Gorontalo mengacu pada sasaran pembangunan yang selanjutnya diuraikan dengan strategi dan arah kebijakan serta Program Pembangunan Daerah yang disajikan pada Tabel 7.1.
BAB VII - 13
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VIII - 1
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VIII - 2
TABEL 8.2 INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PROVINSI GORONTALO
No. Kode
1 1
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
2
PENDIDIKAN
1.1.01
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1.1.03
1.1.04
1.1.05
1.1.06
3
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
Rp.
2013 Target
5
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
SKPD Penanggung Jawab
15
16
URUSAN WAJIB
1.1.
1.1.02
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran (UPTD BPKB) Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran Politeknik Gorontalo
Program Peningkatan Sarana Peningkatan Sarana dan dan Prasarana Aparatur Prasarana Perkantoran
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Pendidikan Menengah
Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran (UPTD BPKB) Peningkatan Sarana dan Prasarana Politeknik Gorontalo Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur (Pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis dan Sosialisasi) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur (Pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis dan Sosialisasi) pada UPTD BPKB Penyusunan Anggaran dan Laporan Keuangan SKPD
190 Org
4.717
5.188
190 Org
5.707
190 Org
6.279
190 Org
7.220
8.303
Dikpora
3.377
Dikpora
702
Dikpora
1 Kegiatan
242
Dikpora
160 PAUD
1.141
Dikpora
190 Org
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Paket
1 Paket
1 Paket
1 Paket
1 Paket
1 Paket
1 Kegiatan
1.679
1 Kegiatan
1.930
1 Kegiatan
2220
1 Kegiatan
2.553
1 Kegiatan
2.936
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Paket
1 Paket
1 Paket
1 Paket
1 Paket
1 Paket
24 Org
435
24 Org
150
Pendampingan Program PAUD
120 PAUD
708
Publikasi dan Sosialisasi HAN
1 Kegiatan 4 Paket 10 Org
29 Org
479
29 Org
1 Kegiatan
Penyediaan Sarana Belajar SMA/MA dan SMK Olimpiade Sains Lomba Cerdas Cermat UUD 1945 Beasiswa Gorontalo Siap Olimpiade Sains Terapan Lomba Keterampilan Siswa SMK Pelatihan asesor dan penyelenggaraan akreditasi sekolah
190 Org
1 Kegiatan
165
125 PAUD
779
4 Paket 10 Org
527
34 Org
1 Kegiatan 3.472
34 Org
1 Kegiatan
181
130 PAUD
857
4 Paket 10 Org
580
39 Org
1 Kegiatan 4.166
39 Org
1 Kegiatan
200
135 PAUD
943
4 Paket 10 Org
638
44 Org
1 Kegiatan 4791
44 Org
49 Org
1 Kegiatan
220
140 PAUD
1.037
1 Kegiatan 5.510
4 Paket 10 Org
49 Org
1 Kegiatan 6.337
4 Paket
10 Org
10 Org
10 Org
10 Org
10 Org
10 Org
101 Org 5 Org
101 Org 5 Org
101 Org 5 Org
101 Org 5 Org
101 Org 5 Org
101 Org 5 Org
12 Org
12 Org
12 Org
12 Org
12 Org
12 Org
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
Olimpiade olahraga SMA/SMK
33 Org
33 Org
33 Org
33 Org
33 Org
33 Org
Festival seni SMA/SMK Insentif Guru Produktif
28 Org 60 Org
28 Org 60 Org
28 Org 60 Org
28 Org 60 Org
28 Org 60 Org
28 Org 60 Org
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
7287
Dikpora
10 Org
Bab VIII - 3
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.1.07
1.1.08
1.1.09
1.1.10
1.1.11
1.1.12 1.1.13 1.1.14
Program Mutu URUSANPeningkatan WAJIB Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pelaksanaan uji kompotensi pendidik dan tenaga kependidikan Pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standar kualifikasi Pengembangan Sistem Penghargaan dan Perlindungan Terhadap Profesi Pendidik Penilaian daftar usul angka kredit untuk penetapan tenaga fungsional Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan(KTSP) Program Manajemen Pelaksanaan Evaluasi Hasil Pelayanan Pendidikan Kinerja Bidang Pendidikan Pelaksanaan Kerjasama Secara Kelembagaan Di Bidang Pendidikan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Peningkatan Kapasitas Program Kepengawasan Kepengawasan Program Pendidikan Pendidikan Pembinaan kegiatan kemahasiswaan dan Program Pendidikan Tinggi kerjasama stakeholder pendidikan Penyediaan Sarana PT Daerah Beasiswa Gorontalo Unggul Beasiswa Jenjang Pendidikan Tinggi Bimbingan Teknis Peningkatan Mutu PTK - PNF Administrasi dan (UPTD BPKB) Kelembagaan Pendidikan dan Latihan Tutor dan Pengelola PAUD Pemberdayaan keaksaraan keluarga keterampilan usaha mandiri Kursus wirausaha desa keterampilan kriya meubileir ukir kayu Uji kompotensi instruktur tata busana Program Pengembangan dan Seminar dan Lokakarya Penelitian Pendidikan Pendidikan Program Pengelolaan Ujian Penyediaan Ujian Nasional Nasional dan Diklat Mata Pelajaran Ujian Nasional Publikasi dan Sosialisasi PNF Program PNF (UPTD BPKB) (Jambore PTK-PNF) Model pembuatan alat permainan edukatif (APE) dalam PAUD
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
14 Org
2013 Target
Rp.
5
4.825
14 Org
Rp.
6
5.307
2014 Target
7
14 Org
Rp.
8
5838
2015 Target
9
14 Org
Rp.
10
6.714
2016 Target
11
14 Org
Rp.
12
7.385
2017 Target
13
14 Org
1241 Org
1241 Org
1241 Org
1241 Org
1241 Org
1241 Org
120 Org
120 Org
120 Org
120 Org
120 Org
120 Org
2500 Org
2500 Org
2500 Org
2500 Org
2500 Org
2500 Org
2 Kegiatan
2 Kegiatan
2 Kegiatan
2 Kegiatan
2 Kegiatan
2 Kegiatan
1 Dok
786
1 Dok
904
1 Dok
994
1 Dok
1.144
1 Dok
1.258
1 Dok
350 Org
350 Org
350 Org
350 Org
350 Org
350 Org
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
Rp.
14
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
SKPD Penanggung Jawab
15
16
8124
Dikpora
1384
Dikpora
150 Org
217
150 Org
240
150 Org
263
150 Org
290
150 Org
318
150 Org
351
Dikpora
56 Kelompok
3.043
56 Kelompok
3.651
56 Kelompok
4200
56 Kelompok
4.829
56 Kelompok
5.554
56 Kelompok
6387
Dikpora
589
Dikpora
5 PT Swasta
5 PT Swasta
5 PT Swasta
5 PT Swasta
5 PT Swasta
113 Org
113 Org
113 Org
113 Org
113 Org
113 Org
844 Mahasiswa
844 Mahasiswa
844 Mahasiswa
844 Mahasiswa
844 Mahasiswa
844 Mahasiswa
245 PTK
365
245 PTK
402
245 PTK
442
245 PTK
486
245 PTK
5 PT Swasta
535
245 PTK
60 Org
60 Org
60 Org
60 Org
60 Org
60 Org
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
92
1 Kegiatan
101
1 Kegiatan
111
1 Kegiatan
122
1 Kegiatan
134
1 Kegiatan
147
Dikpora
100%
494
100%
568
100%
625
100%
687
100%
756
100%
832
Dikpora
14 Lomba
479
14 Lomba
527
14 Lomba
580
14 Lomba
638
14 Lomba
701
14 Lomba
772
Dikpora
1 Model
1 Model
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
1 Model
1 Model
1 Model
1 Model
Bab VIII - 4
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
URUSAN WAJIB
1.1.15
1.1.16
1.1.17
1.1.18
1.1.19
Pengembangan model pendidikan keaksaraan dengan menggunakan pendekatan tutor bale bolay Model manajemen PKBM
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
1 Model
1 Model
1 Model
1 Model
1 Kegiatan
40 Org
165
150 Org 1000 Org
40 Org
182
150 Org 776
1000 Org
854
6 Kab/Kota 45.186
1 Kegiatan
40 Org
200
150 Org 1000 Org
940
6 Kab/Kota 49.704
1 Kegiatan
40 Org
220
150 Org 1000 Org
1.034
6 Kab/Kota 57.160
1 Kegiatan
40 Org
242
150 Org 1000 Org
1.137
6 Kab/Kota 65.735
1 Kegiatan
40 Org
1000 Org
75.594
1 Kegiatan
24900 siswa
24900 siswa
24900 siswa
24900 siswa
24900 siswa
16650 siswa
16650 siswa
16650 siswa
16650 siswa
16650 siswa
13 RKB
13 RKB
13 RKB
13 RKB
13 RKB
13 RKB
405 Guru
405 Guru
405 Guru
405 Guru
405 Guru
405 Guru
1 Paket
Kerjasama kelembagaan Rencana Bisnis anggaran Politeknik Gorontalo Pembinaan Minat, Bakat dan Kreativitas siswa PK/PLK Penyediaan sarana pendidikan RSBI Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dasar
1 Paket
446 org 1.167
446 org 1.285
1 Paket
1 Paket 3 Keg
1 Paket
3 Keg
446 org 1.413
1 Paket
1 Paket 3.634
1 Paket
3 Keg
446 org 1.554
1 Paket
1 Paket 3.997
1 Paket
3 Keg
3 Keg
1 Paket
3 Keg
8 Sekolah
8 Sekolah
8 Sekolah
8 Sekolah
8 Sekolah
4 Sekolah
4 Sekolah
4 Sekolah
4 Sekolah
4 Sekolah
4 Sekolah
103 Siswa
103 Siswa
103 Siswa
103 Siswa
103 Siswa
103 Siswa
33 Siswa
33 Siswa
33 Siswa
33 Siswa
33 Siswa
33 Siswa
16 Siswa
16 Siswa
16 Siswa
16 Siswa
16 Siswa
16 Siswa
2 Kegiatan
2 Kegiatan
2 Kegiatan
2 Kegiatan
2 Kegiatan
2 Kegiatan
350
1 Kegiatan
72.740
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
385 80.814
1 Kegiatan
424 91.870
1 Kegiatan
466 104.821
1 Kegiatan
267
Dikpora
1251
Dikpora
86.934
Dikpora
1.881
Dikpora
5.853
Dikpora
564
Dikpora
1 Paket 5.320
8 Sekolah
1 Kegiatan
16
1 Paket
1 Paket 4.837
15
446 org 1.710
1 Paket
1 Paket 4.397
1 Paket
14
SKPD Penanggung Jawab
6 Kab/Kota
16650 siswa
446 org
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
150 Org
24900 siswa
Pengembangan akademik
Manajemen BOS Provinsi
10
2016 Target
1 Model
6 Kab/Kota
JUMLAH URUSAN PENDIDIKAN (1.01)
9
Rp.
1 Model
Manajemen Layanan standar pendidikan untuk semua
Program Manajemen BOS Provinsi
8
2015 Target
1 Model
Program Layanan Standar Pendidikan untuk Semua
Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SD dan SMP Olimpiade sains nasional (OSN) SD dan SMP Peningkatan mutu warga belajar
7
Rp.
1 Model
Pengembangan Pendidikan Life Skill
Program Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar
6
2014 Target
1 Model
Penuntasan Buta Aksara
Program Pengembangan Politeknik Gorontalo
5
Rp.
1 Model
Program Pendidkan Non Formal
Biaya Operasional Sekolah jenjang SMA Biaya Operasional Sekolah jenjang SMK Penyediaan sarana RKB SMA/SMK Peningkatan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan Insentif Tenaga Pendidik PAUD
2013 Target
1 Model
Rakor PTK-PNF Posyandu Terintegrasi PAUD
Rp.
1 Model
Program Pengembangan Kebijakan Pendidikan Non Formal (UPTD BPKB)
Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SD dan SMP
1.1.20
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
512 119.544
1 Kegiatan
136.388
Bab VIII - 5
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.2.
URUSAN WAJIB KESEHATAN
1.2.01
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
1.2.02
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Persentase Ketersediaan Obat
48%
Persentase Instalasi Farmasi RS Yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar Persentase PKM Perawatan Yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar Persentase Penurunan Penggunaan Antibiotika Dan Injeksi pada 3 Penyakit Insdikator Jumlah Kelurahan/ Desa yang dilayani pasca bencana
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
48%
2013 Target
Rp.
5
105
Tersedianya Peralatan & perbekalan kesehatan untuk pemeriksaan laboratorium bidang mikrobiologi dan media sesuai standar
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
SKPD Penanggung Jawab
15
16
60%
110
75%
116
80%
122
90%
128
96%
134
96%
Dinas Kesehatan
40%
50%
54
60%
54
70%
50
80%
75
90%
75
90%
Dinas Kesehatan
48%
60%
60
75%
60
80%
60
85%
90
90%
90
90%
Dinas Kesehatan
87%
80%
80
75%
80
70%
80
65%
100
50%
100
50%
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan 90%
80%
157
85%
165
90%
173
90%
182
95%
191
95%
200
95%
25%
100
30%
100
40%
100
50%
100
60%
100
60%
85%
115
85%
115
90%
115
90%
115
90%
115
90%
85%
90
85%
90
85%
90
85%
90
90%
90
90%
95%
66
85%
66
85%
66
95%
67
100%
68
100%
40%
60
50%
60
60%
65
70%
60
80%
60
80%
50%
90
60%
90
70%
90
80%
90
90%
90
90%
50%
100
60%
100
70%
100
80%
100
90%
100
90%
Dinas Kesehatan
Jumlah Kab/ Kota dalam Pelayanan Dan Panggulangan Kesehatan di DBK Jumlah Kegiatan P3K di setiap Upacara Dan Kegiatan Kemasyarakatan jumlah pemeliharaan ambulans untuk pelayanan kesehatan Terevaluasinya seluruh kegiatan program yankesdas dan rujukan Terlaksananya Kegiatan dan Monev Program Pelayanan Kesehatan Kerja Terlaksananya Kegiatan dan Monev Program Pelayanan Kesehatan Jiwa Terlaksananya Kegiatan dan Monev Program Pelayanan Kesehatan Tradisional Terpilihnya Tenaga Kesehatan Teladan di Puskesmas Persentase Layanan laboratorium Kesehatan Provinsi Tersedianya Peralatan & perbekalan Kesehatan untuk pemeriksaan laboratorium bidang patologi klinik sesuai standar
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan 90%
90%
30%
30%
40%
40%
87
95
40%
100%
100%
98
100%
100
100%
100
100%
100
100%
100
100%
100
100%
5%
10%
173
15%
182
20%
191
40%
200
60%
210
80%
221
80%
5%
20%
100
40%
100
60%
100
80%
100
100%
100
100%
0%
20%
110
40%
110
60
110
80%
110
100%
110
100%
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Bab VIII - 6
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
4
Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi PNS di poliklinik kantor gubernur Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di Puskesmas dan Jaringannya Peningkatan Pengendalian dan Pengawasan sarana produksi dan distribusi produk Obat, makanan dan bahan berbahaya di masyarakat dan kalangan pelajar/mahasiswa Meningkatnya pemberdayaan konsumen/masyarakat dibidang obat dan makanan
889
1 pt
50%
20 desa terpencil
URUSAN WAJIB
1.2.03
1.2.04
Program Pengawasan Obat dan Makanan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
2013 Target
Rp.
5
Program Pembinaan Gizi Masyarakat
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
15
16
66
1100
73
1200
72
1300
72
1400
75
1500
78
1500
135
60%
135
70%
142
80%
149
90%
156
100%
164
100%
30 srn
60
60 srn
63
90 srn
66
120 srn
69
150 srn
73
150 sarana
240 org
124
480 org
124
720 org
124
960 org
124
960 org
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan 100%
100
Terlaksananya Survey PHBS di Provinsi Gorontalo
1.2.05
6
2014 Target
SKPD Penanggung Jawab
Dinas Kesehatan
Program Promosi Kesehatan Tersebarnya Promosi dan dan Pemberdayaan Informasi Sadar Hidup Sehat Masyarakat Melalui Media elektronik dan Terlaksananya Kampanye Kesehatan (Penyuluhan Massa) Masyarakat Pola Meningkatnya Keaktifan Pelayanan Kesehatan dan Peningkatan Pemanfaatan Meningkatnya Keterampilan Tenaga Penyuluh Promosi Kesehatan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan Terlaksananya Monev & Pelaporan Kegiatan Promosi di Kab/Kota Cakupan balita gizi buruk dan ibu hamil KEK/Anemia yang mendapat perawatan Jumlah PKM dan RSUD dengan tenaga terlatih tata laksana gizi buruk Persentase RT yang kekurangan konsumsi Garam beryodium
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
100%
105
100%
110
100%
116
100%
122
100%
128
100%
100%
90
100%
95
100%
99
100%
104
100%
109
100%
100%
80
100%
84
100%
88
100%
93
100%
97
100%
6 Kab/Kota
120
6 Kab/Kota
126
6 Kab/Kota
132
6 Kab/Kota
139
6 Kab/Kota
146
6 Kab/Kota
6 Kab/Kota
100
6 Kab/Kota
105
6 Kab/Kota
110
6 Kab/Kota
116
6 Kab/Kota
122
6 Kab/Kota
100%
100
100%
105
100%
110
100%
116
100%
122
100%
100%
291
100%
175
100%
184
100%
193
100%
203
100%
213
100%
100%
226
100%
175
100%
184
100%
193
100%
203
100%
213
100%
5 RSUD 25 PKM
6 RSUD 37 PKM
110
7 RSUD 49 PKM
116
8 RSUD 61 PKM
121
8 RSUD 73 PKM
127
8 RSUD 86 PKM
134
8 RSUD 86 PKM
6 Kab./Kota
6 Kab./Kota
120
6 Kab./Kota
126
6 Kab./Kota
132
6 Kab./Kota
139
6 Kab./Kota
146 6 Kab./Kota
Jumlah tenaga penyuluh pemberian ASI Eksklusif yang berasal dari kader kesehatan dan PKK di 6 kab/kota
6 Kab./Kota
6 Kab./Kota
50
6 Kab./Kota
53
6 Kab./Kota
55
6 Kab./Kota
58
6 Kab./Kota
61 6 Kab./Kota
Persentase balita gizi kurang
17,05%
16,0%
130
15,5%
137
15,0%
143
14,5%
150
14,0%
158
14,0%
Persentase balita gizi buruk
4,49%
4,03%
50
3,80%
53
3,57%
55
3,34%
58
3,11%
61
3,11%
100%
17,05%
240
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Bab VIII - 7
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.2.06
Program URUSANPengembangan WAJIB Lingkungan Sehat
Persentase Akses Air Bersih Persentasi Penduduk Dengan Akses Sanitasi Dsar Layak
1.2.07
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Persentase Rumah Sehat Persemtase Desa STBM Persentasi TTU / Institusi yang dibina Terlaksananya monev & pelaporan program pengembangan lingkungan sehat di Kab/Kota Persentase Penemuan kasus baru BTA positif (CDR) Persentase Kesembuhan kasus baru BTA positif yang ditemukan Persentase ODHA dengan terapi ARV Persentasi Penduduk usia 1524 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS Persentase penggunaan kondom pada kelompok resiko tinggi persentase cacat tk II pada kasus kusta Persentasi Kasus kusta pada anak Persentase cakupan penemuan kasus Ispa/pneumonia Prevalensi kasus diare per 1000 penduduk *) Angka Annual Paracite Incidence (API) per 1000 penduduk*) Insiden Rate (IR) DBD per 100.000 penduduk*) Persentase CFR pada saat KLB DBD Pesrsentase kasus GHPR yang ditangani sesuai standar Angka Mikrofilaria Rate (Mfr) kasus filariasis*)
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
2013 Target
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
15
67
209
74
219
80
230
87
242
87
55
58
110
61
116
64
121
67
127
70
134
70
50 20
60 25
10 36
65 30
11 38
70 35
11 40
75 45
12 42
80 50
12 44
80 50
45
50
15
55
16
60
17
65
17
75
18
75
1
1
50
1
53
1
55
1
58
1
61
1
79
80
32
82
34
85
35
90
37
95
39
95
91
92
80
93
84
94
88
95
93
98
97
98
17
20
50
30
53
40
55
50
58
70
61
70
NA
30
65
40
65
50
65
60
65
70
65
70
NA
30
65
40
65
50
65
60
65
70
65
70
10
8
70
7
70
6
70
5
70
4
70
<5
8.7
7
50
6
51
5
51
4
51
4
50
<5
15
20
48
30
48
40
48
50
48
70
48
70
29
20
40
15
40
10
40
10
40
10
40
<10
1.8
1.6
18
1.4
18
1.2
18
1
18
<1
18
<1
25
22
16
20
16
15
16
10
16
<10
16
<10
6
32
5
32
3
32
2
32
<1
32
<1
80
85
25
90
25
95
25
95
25
100
25
100
2
1
15
<1
15
<1
15
<1
15
<1
15
<1
234
7
Rp.
199
6 Kab./Kota
6
2014 Target
60
53
5
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
SKPD Penanggung Jawab
16
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
223
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
8
63
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Bab VIII - 8
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
URUSAN WAJIB
1.2.08
1.2.09
1.2.10
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit ParuParu/Rumah Sakit Mata
Persentase Cakupan Imunisasi Dasar lengkap Persentase desa UCI Persentase imunisasi aanak sekolah (BIAS) Persentase puskesmas dengan pengelolaan cold chain yang sesuai standar Persentase KLB yang ditangani < 24 jam Angka AFP (Acute Flaccid Paralysis) rate Persentase puskesmas yang melaksanakan SE, deteksi dini dan KIE PTM Persentase Kab/kota dengan Perda KTR Paket kegiatan Monev & Pelaporan Program pencegahan & Penanggulangan Penyakit Menular & Tidak Menular Teridentifikasinya permasalahan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan di provinsi Gorontalo Tersusunnya RENJA SKPD Kesehatan 2013 Sinkronisasi program pembangunan kesehatan di Provinsi Gorontalo Meningkatnya koordinasi pelaksanaan program pembangunan kesehatan Optimalisasi penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan Meningkatnya manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdaya guna dan berhasilguna Terevaluasinya seluruh kegiatan program Meningkatnya Derajat kesehatan Masyarakat Meningkatnya Pelayanan Sunatan Massal pada anak laki-laki Gakin Tersedianya bangunan Rumah Sakit provinsi
Tersedianya alat medis dan non medis Rumah Sakit provinsi
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
2013 Target
Rp.
5
90 62 220
85 55 80
207
17 60
39
20
Rp.
14
15
46
95
46
95
70
65
75
65
80
65
90
65
100
65
100
89
65
91
65
92
65
93
65
95
65
95
60
50
70
50
80
50
90
50
100
50
100
85
150
90
150
95
150
100
150
100
150
100
>2
35
>2
35
>2
35
>2
36
>2
35
>2
30
30
40
30
50
30
60
47
30
13
Rp.
94
95
12
2017 Target
46
45
11
Rp.
93
90
10
2016 Target
46
43
9
Rp.
92
80
8
2015 Target
46
41
7
Rp.
91
70
6
2014 Target
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
100 70
50
30
SKPD Penanggung Jawab
16
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
100
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
70
Dinas Kesehatan 1
1
50
1
50
1
50
1
50
1
50
1
100%
100%
75
100%
75
100%
75
100%
75
100%
75
100%
1 Keg
125
1 keg
125
1 keg
125
1 keg
125
1 keg
125
1 keg
1 Keg
1 Keg
97
1 Keg
97
1 Keg
97
1 Keg
97
1 Keg
97
1 Keg
1 Keg
1 Keg
60
1 Keg
60
1 Keg
60
1 Keg
60
1 Keg
60
1 Keg
1 pt
1 pt
75
1 pt
75
1 pt
75
1 pt
75
1 pt
75
1 pt
1 pt
1 pt
59
1 pt
59
1 pt
59
1 pt
60
1 pt
60
1 pt
0%
80%
105
85%
105
90%
105
95%
105
98%
105
98%
1 Keg
1 Keg
313
2943
3.000
179
4000
188
6750
197
8100
207
9720
218
11664
228
11664
394
300
88
420
92
588
97
705
102
846
107
1016
112
1016
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan 50%
1.500
65%
2.397
75%
2.597
85%
3.035
95%
3.534
95%
50%
500
65%
500
75%
790
85%
991
95%
1.078
95%
Dinas Kesehatan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VIII - 9
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.2.11
1.2.11
1.2.12
Program pemeliharaan URUSAN WAJIB sarana dan prasarana rumah Terselenggaranya sakit/rumah sakit jiwa/rumah Pemeliharaan rutin/berkala sakit paru-paru/rumah sakit Rumah sakit mata Terselenggaranya Pemeliharaan rutin/berkala Polilinik Program Kemitraan Jumlah rumah sakit yang Peningkatan Pelayanan memiliki dr. spesialis dan sub Kesehatan spesialis Jumlah tenaga RS yang memiliki ketrampilan sesuai standar meningkatnya pelayanan rujukan keluar daerah bagi keluarga miskin Program Peningkatan Meningkatnya kualitas dan Pelayanan Kesehatan Anak akses pelayanan kesehatan Balita bagi bayi baru lahir, bayi dan anak balita Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan bayi dan balita dengan pencegahan komplikasi Peningkatan kemitraan dengan stake holder dan pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam perawatan dan pengenalan tanda bahaya pada bayi baru lahir, bayi dan anak balita
1.2.13
1.2.14
Peningkatan partisipasi aktif anak usia sekolah , remaja dan anak dengan kebutuhan khusus dalam meningkatkan kesehatannya Terlaksananya kegiatan dan monev program pelayanan kesehatan Bayi baru lahir, bayi dan balita Program Peningkatan % Puskesmas yang melayani Pelayanan Kesehatan Lansia kesehatan tradisional, kerja dan usia lanjut Program Peningkatan %cakupan dan kualitas Keselamatan Ibu Melahirkan yankes maternal dengan dan Anak pencegahan komplikasi %cakupan dan kualitas pertolongan persalinan dan nifas pada bumil dan bufas % cakupan kualitas pelayanan antenatal oleh nakes % cakupan pelayanan KB sesuai standar
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
2013 Target
Rp.
5
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
SKPD Penanggung Jawab
14
15
16
Rp.
85%
100
85%
100
85%
100
85%
100
85%
85%
50
85%
50
85%
50
85%
50
85% Dinas Kesehatan
14
10
667
30%
125
35%
150
40%
180
50%
216
75%
259
75%
30%
120
35%
125
40%
125
50%
125
75%
125
75%
21
700
29
35 120 82
84%
86% 51
50%
78
90%
42 120 86
96%
50 120 90
100%
50 120 95
100%
Dinas Kesehatan 100%
54 50%
Dinas Kesehatan 55%
78
60%
172
78
70%
181
70%
78
80%
190
80%
78
80%
199
90%
Dinas Kesehatan
40%
50%
164
60%
90%
90%
95%
135
100%
164
100%
164
100%
164
100%
164
100%
30%
40%
110
50%
135
60%
135
70%
135
80%
135
80%
30%
40%
60
50%
110
60%
110
70%
110
80%
110
80%
67,91%
60
71,05%
60
74,19%
60
77,30%
60
77,30%
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
164 61,63%
191
64,77%
165
165 100%
165 100%
Dinas Kesehatan
165 100%
Dinas Kesehatan
93,50%
96%
95
98,50%
100%
94%
96%
70
98%
95
99%
95
100%
95
100%
95
100%
85,00%
87,50%
94
90,00%
70
93%
70
95,00%
70
97,50%
70
97,50%
Dinas Kesehatan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Dinas Kesehatan
Bab VIII - 10
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
akurasi dan ketepatan diagnostik penyebab kematian ibu dan balita % pelaksanaan monev program pelayanan kesehatan KIA % Kompetensi Bidan dalam memberikan APN sesuai standar Program Penganekaragaman Terselengaranya Pemberian Makanan Khas Daerah Informasi Penganekaragamam Makanan Khas Daerah Gorontalo di Masyarakat Meningkatnya pengetahuan siswa SD, SMP, SMA dan Kader tentang gizi dan kesehatan makanan khas daerah Gorontalo Meningkatnya keterampilan siswa SD, SMP, SMA dan Kader tentang gizi dan kesehatan makanan khas daerah Gorontalo Tersedianya kurikulum mulok Gizi berbasis makanan khas daerah Gorontalo URUSAN WAJIB
1.2.15
1.2.16
1.2.17
Adanya Perda tentang Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah Gorontalo Meningkatnya pengetahuan tenaga pendidik mulok Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah Gorontalo % Cakupan kegiatan Program Bina Gizi Program Jaminan Kesehatan Tercapainya Kepesertaan semesta ( JAMKESTA) Semesta Bagi Seluruh Masyarakat di Provinsi Gorontalo ( Universal Coverage) sebanyak 358.000 Jiwa Program Penempatan Meningkatnya kualitas Tenaga Kesehatan pelayanan kesehatan dr/drg dan Bidan PTT Pusat di daerah terpencil dan sangat terpencil Terpenuhinya kebutuhan dokter spesialis dasar (Obgin, Anak, Bedah & Interna) di RS Prov. Kab/Kota melalui penberian beasisiwa PPSD Peningkatan Kompetensi Keilmuan dan keterampilan teknis tenaga kesehatan melalui pemberian beasisiwa tugas belajar.
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
Rp.
2013 Target
5
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
SKPD Penanggung Jawab
15
16
AKI 230
210
50
189
94
159
94
128
94
102
94
102
30%
40%
90
50%
50
60%
50
70%
50
80%
50
80%
100%
100%
80
100%
90
100%
90
100%
90
100%
90
100%
100%
80
100%
80
100%
80
100%
80
100%
6 Kab./Kota
6 Kab./Kota
85
6 Kab./Kota
85
6 Kab./Kota
85
6 Kab./Kota
85
6 Kab./Kota
85 6 Kab./Kota
6 Kab./Kota
6 Kab./Kota
85
6 Kab./Kota
85
6 Kab./Kota
85
6 Kab./Kota
85
6 Kab./Kota
85 6 Kab./Kota
SD, SMP dan SMA
1 Pkt
100 SD, SMP dan SMA
100
100
100
100
175
175
175
175
175
1 Pkt
148 6 Kab./Kota
6 Kab./Kota
141
6 Kab./Kota
155 6 Kab./Kota
163 6 Kab./Kota
171 6 Kab./Kota
179 6 Kab./Kota
6 Kab./Kota
100%
50
100%
50
100%
50
100%
50
100%
50
100%
100%
25.845
100%
25.854
100%
25.854
100%
25.854
100%
23%
6.880
100%
25.854
75%
242
95%
254
267 95%
280 95%
294 95%
309 95%
95%
-
3
600
4
600
5
600
6
600
7
600
7
-
30
95
30
95
30
95
30
95
30
95
30
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VIII - 11
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
URUSAN WAJIB
1.2.18
1.2.19
Pelayanan Admistrasi Perkantoran
Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
Meningkatnya kualitas penanganan masalah gizi di daerah rawan gizi Meningkatnya kemampuan TIM Penilai Angka Kredit Jafung kesehatan dlm memberikan penilaian butirbutir kegiatan pejabat fungsional kesehatan Teridentifikasinya permasalahan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan di provinsi gorontalo Teridentifikasinya permasalahan dalam pelaksanaan sertifikasi dan standarisasi tenaga kesehatan di Provinsi Gorontalo Meningkatnya pemahaman dan pengetahuan profesi tenaga kesehatan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru dalam penanggulangan masalah kesehatan Meningkatkan kemampuan tenaga didik pada Poltekkes Gorontalo dalam mengikuti uji kompetensi dan registrasi serta sertfifikasi tenaga kesehatan Terlaksananya administrasi perkantoran Terlaksananya administrasi perkantoran UPTD bapelkesman Terpenuhinya peningkatan sarana dan prasarana perkantoran Prosentase Sarana Penunjang (Pembangunan R.administrasi & Perkantoran, R.Lab & sarana Penunjang laboratorium) Tersedianya Sarana Penunjang Perkantoran (Administrasi dan sarana pendukung lab.) Terpenuhinya peningkatan sarana dan prasarana perkantoran UPTD Bapelkesman
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
2013 Target
Rp.
5
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
SKPD Penanggung Jawab
14
15
16
Rp.
-
20
72
25
72
30
72
35
72
40
72
40
-
80%
90
85%
90
90%
90
95%
90
100%
90
100%
-
80%
75
80%
75
85%
75
90%
75
95%
75
100%
-
50%
150
75%
150
80%
150
90%
150
95%
150
100%
-
50%
150
75%
150
80%
150
90%
150
95%
150
100%
-
50%
75
75%
75
80%
75
90%
75
95%
75
100%
89%
901
90%
903
93%
903
95%
903
95%
903
96%
903
98%
80%
194
150,4%
195
100%
195
100%
195
100%
195
100%
195
100%
90%
530
93%
125
95%
125
95%
125
95%
125
96%
125
98%
16%
20%
225
25%
225
60%
225
80%
225
100%
225
100%
5%
20%
150
40%
150
60%
150
80%
150
100%
150
100%
116,79%
100
100%
100
100%
100
100%
100
100%
100
100%
80%
46
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan
Bab VIII - 12
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
4
1.2.20
Peningkatan Kapasitas SDM URUSAN WAJIB Aparatur Peningkatan Dan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan
Meningkatnya SDM Aparatur
0%
Tersedianya Laporan Capaian Kineja dan Laporan Realisasi keuangan
83%
Terlaksananya pengawasan pelaksanaan anggaran
94%
1.2.21
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
2013 Target
5
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
9
Rp.
11
Rp.
13
Rp.
15
16
80
85%
80
90%
80
95%
80
95%
Dinas Kesehatan
150
85%
150
90%
150
90%
150
95%
150
98%
150
98%
Dinas Kesehatan
145
95%
150
95%
150
95%
150
95%
150
98%
150
98%
41.714
12
2017 Target
83%
40.995
10
2016 Target
80
40.014
8
2015 Target
42.664
14
SKPD Penanggung Jawab
80%
13.477
JUMLAH URUSAN KESEHATAN (1.02) 1.3.
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
43.504
PEKERJAAN UMUM
1.03.01 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian kinerja dan keuangan 1.03.02 Program pelayanan administrasi perkantoran
Meningkatnya Pelaporan dan capaian Kinerja Adimistrasi Keuangan
Terwujudnya optimalisasi pelayanan dan manejerial pada dinas PU 1.03.03 Program peningkatan sarana Terwujudnya kegiatan dan prasarana aparatur optimalisasi kegiatan pada dinas PU melalui dukungan pengadaan dahn pemeliharaan sarana dan prasarana 1.03.04 Program peningkatan Terwujudnya optimalisasi kapasitas sumber daya kegiatan pada dinas PU aparatur melalui peningkatan kapasitas dan kompotensi SDM 1.03.05 Program Pembangunan Jalan Tersedianya Dokumen dan jembatan Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan Jalan dan jembatan Baru Terwujudnya Fasilitasi pengembangan jaringan jalan Tersedianya jalan provinsi yang menghubungkan pusatpusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota Tersedianya jalan strategis provinsi yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota Tersedianya jembatan diruas jalan provinsi yang menghubungkan pusat-pusat Tersedianya jembatan Stategis provinsi yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota
DINAS PU
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1Keg
150
1 Keg
150
1 Keg
200
1 Keg
250
1 Keg
250
1 Keg
250
6 Keg
2.200
6 Keg
DINAS PU
1.335
1Keg
1.300
1Keg
1.400
1Keg
1.500
1Keg
2.200
1Keg
DINAS PU
1 Keg
1Keg
838
1 Keg
850
1 Keg
1.000
1 Keg
1.200
1 Keg
1.950
1 Keg
1.800
6 keg
DINAS PU
1 Keg
1Keg
670
1 Keg
700
1 Keg
800
1 Keg
900
1 Keg
1.200
1 Keg
1.200
6 keg
-
5 Dok
675
7 Dok
700
7 Dok
700
7 Dok
700
7 Dok
900
6 Dok
700
39 Dokumen
-
-
-
1 Keg
250
1 Keg
250
1 Keg
250
1 Keg
400
1 Keg
450
6 keg
301,66 Km
-
-
10 Km
6.000
12 Km
6.500
15 Km
8.000
12 Km
7.500
15 Km
10.000
65 Km
2,5 Km
10 Km
12.000
5 Km
5.000
5 Km
5.000
5 Km
5.000
5 Km
10.000
5 Km
10.000
25 Km
51 Buah
2 Bh
9.000
2 Bh
9.000
2 Bh
9.000
2 Bh
9.000
2 Bh
10.000
2 Bh
10.000
12 bh
DINAS PU
DINAS PU
DINAS PU
DINAS PU
DINAS PU
DINAS PU
-
4 Bh
9.000
2 Bh
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
9.000
2 Bh
9.000
2 Bh
9.000
2 Bh
10.000
2 Bh
10.000
14 bh
Bab VIII - 13
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.03.06 Program URUSANRehabilitasi/ WAJIB pemeliharaan Jalan dan jembatan
Tersedianya Dokumen Perencanaan dan pengawasan peningkatan/ rehab berkala Jalan dan jembatan Terlaksananya pemeliharaan berkala jalan Provinsi yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota Terlaksananya pemeliharaan rutin jalan Provinsi yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat Terpeliharanya jembatan diruas jalan provinsi yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat
1.03.07 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
Terwujudnya fasilitasi perluasan Jaringan irigasi Randangan, Dumbaya Bulan dan irigasi baru lainnya. Tersedianya Informasi data base SDA dan Dokumen Perencanaan dan pengawasan tahunan. Terwujudnya fasilitasi revitalisasi danau Limboto Meningkatnya layanan Jaringan Irigasi guna Tersedianya air untuk pertanian pada sistem irigasi yang sudah ada. Terpeliharanya Infrastruktur Irigasi sehingga dapat memperpanjang umur Tersedianya Kebijakankebijakan serta Peraturan peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Provinsi Gorontalo dalam pengelolaan Sumber Daya Air dimana akan di implementasikan ke dalam program-program kegiatan strategis di bidang sumberdaya air secara lintas sektoral , bersinergi, dan berwawasan lingkungan.
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
Rp.
2013 Target
5
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) 2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
SKPD Penanggung Jawab
15
16 DINAS PU
-
-
-
2 Dok
500
2 Dok
500
2 Dok
500
2 Dok
600
2 Dok
600
10 Dokumen
DINAS PU
301,66 Km
7 Km
301,66 Km
-
17.081
10 Km
10.000
47 Km
500
10 Km
10.000
10 Km
10.000
10 Km
15.000
10 Km
15.000
50 Km
DINAS PU
-
50,67 Km
1.000
50,67 Km
1.000
50,67 Km
2.000
50,67 km
2.093
301,66 Km
DINAS PU
51 bh (306 M)
-
-
60 Meter
750
66 Meter
-
-
-
3 Kegiatan
500
3 Kegiatan
5 Dok
-
-
10 Dok
-
-
-
1 keg
1.000
60 Meter
1.000
60 Meter
1.500
60 Meter
3.000
306 Meter
DINAS PU
750
3 Kegiatan
750
3 Kegiatan
900
3 Kegiatan
900
15 Kegiatan DINAS PU
1.000
150
10 Dok
1 keg
1.500
250
10 Dok
1 keg
1.500
300
10 Dok
1 keg
2.000
500
10 Dok
1 keg
2.200
500
50 Dok
5 keg
DINAS PU DINAS PU
18.043 Ha
100 Ha
18.043 Ha
18.043 Ha
10.000
7.000
100 Ha
18.043 Ha
10.000
7.000
100 Ha
18.143 Ha
10.000
8.000
100 Ha
18.243 Ha
10.000
9.000
100 Ha
12.000
100 Ha
12.100
18.543 Ha
18.343 Ha
12.000
18.443 Ha
14.000
Pemeliharaan Sebanyak 32 DI
DINAS PU
DINAS PU
-
1 Keg
200
3 Keg
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
450
3 Keg
500
3 Keg
500
3 Keg
700
3 Keg
700
16 Kegaitan
Bab VIII - 14
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.03.08 Program URUSANPengendali WAJIB Banjir
Terkendalinya erosi dan sedimentasi pada tebingtebing dan badan sungai Tersedianya infrastruktur yang menahan limpasan air sungai ke areal pertanian, persawahan dan permukiman, serta mencegah terjadinya longsoran pada bantaran sungai Terpeliharanya Infrastruktur Pengendalian Banjir sehingga dapat memperpanjang umur rencana dari bangunan-2 pengendalian banjir tsb. (Operasi dan Pemeliharan) Terbangunnnya Tanggul pengaman pantai bagi masyarakat pesisir Terpeliharanya Infrastruktur Pengamanan Pantai sehingga dapat memperpanjang umur rencana dari bangunan-2 pengamanan pantai tsb. (Operasi dan Pemeliharaan)
1.03.09 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
1.03.10 Program Pengembangan Wilayah Strategis dan cepat tumbuh
Tersedianya dokumen kelayakan dan perencanaan kegiatan sistem penyediaan Air minum terpadu. (SPAM Terpadu) , Rencana Induk Sistem SPAM dan DED IPLT Perkotaan Tersedianya akses air minum yang aman melalui fasilitasi dan sistem penyediaan air minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 Liter/org/hari, Terlaksananya fasilitasi dan penyediaan sanitasi setempat yang memadai Tersedianya Prasarana dan Sarana Gedung Perkantoran (13 Kantor dalam 1 kawasan) Terlaksananya pembangunan/ peningkatan infrastruktur permukiman kumuh di kawasan perkotaan Tersedia Sarana dan Prasarana fasilitas layanan umum
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
Rp.
2013 Target
5
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) 2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
SKPD Penanggung Jawab
15
16 DINAS PU
-
1,15 Km
9.738
1 Km
5.000
1,5 Km
6.000
2 Km
7.500
2,5 Km
9.000
3 Km
9.000
10 Km DINAS PU
270 Meter
-
-
300 Meter
300
400 Meter
400
450 Meter
420
500 Meter
750
500 Meter
750
2,15 Km
DINAS PU
500 Meter
-
2,7 Km
250 M
-
500 M
150
500 M
250
500 M
350
500 M
500
500 M
550
2,5 Km
3.580
500 M
3.620
400 M
3.600
600 M
4.500
600 M
6.000
400 M
5.500
2,5 Km
DINAS PU
DINAS PU
100 M
-
-
150 M
250
150 meter
300
200 Meter
500
150 Meter
450
200 M
600
850 Meter
DINAS PU
-
-
-
5 Dok
100
5 Dok
1.250
-
-
-
-
-
-
10 Dokumen
DINAS PU
46,00%
1500 KK
3.000
4.000 KK
3.500
7.000 KK
8.680
6.000 KK
51,00%
40 unit
6.000
40 Unit
6.000
40 Unit
6.000
40 Unit
1 Dok perencanaan
-
10.000
5.000 KK
10.000
5.000 KK
10.000
100,00%
7.000
100,00%
DINAS PU
6.000
40 Unit
7.000
40 Unit
DINAS PU
-
65 % fisik
20.000
16,25 % Fisik
18.000
18,75 % Fisik
19.000
-
-
-
-
100 % Fisik DINAS PU
-
10Kws
3.000
1 Dok perencanaan
1 Kws
25.000
12 Kwsn
2.000
10 Kwsn
1.800
10 Kwsn
2.000
12 Kwsn
3.590
11 Kwsn
3.000
100,00%
DINAS PU
2 Kawasan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
25.000
2 Kawasan
28.000
2 Kawasan
28.000
2 Kawasan
28.000
2 Kawasan
28.000
Bab VIII - 15
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.03.11 Program URUSANPembangunan WAJIB Infrastruktur Perdesaan
Terlaksananya fasilitasi dan stimulasi infrastruktur perdesaan, desa potensial dan kawasan agropolitan 1.03.12 Program sarana dan Tersedianya sarana dan prasarana untuk menunjang prasarana laboratorium untuk kinerja masyarakat jasa menunjang mutu kualitas konstruksi bagi masyarakat pengguna jasa konstruksi Terakreditasi KAN (ISO 9000) laboratorium uji material 1.03.13 Program Peningkatan masyarakat jasa konstruksi
Tersedianya Tenaga Kerja konstruksi yang berkualitas untuk menunjang kegiatan bagi masyarakat jasa konstruksi Tersedianya badan usaha dan lembaga jasa konstruksi yang berkualitas untuk menunjang kegiatan bagi masyarakat.
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
-
2014 Target
6
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
15
16
4 Kws
1.000
8 Kawasan
1.100
8 Kawasan
2.000
8 Kawasan
2.000
8 Kawasan
3.000
7 Kawasan
2.800
39 Kawasan DINAS PU
-
1 Paket
-
-
1.000
1 Paket
1.000
1 Paket
1.000
1 Paket
1.000
1 Paket
2.000
1 Paket
2.000
6 Paket
DINAS PU
-
1 Kegiatan
150
1 Kegiatan
200
1 Kegiatan
300
1 Kegiatan
300
1 Kegiatan
300
5 Kegiatan DINAS PU
-
-
-
3 Kegiatan
300
3 Kegiatan
500
3 Kegiatan
600
3 Kegiatan
900
3 Kegiatan
900
16 Kegiatan
DINAS PU
-
1.4.
PENATAAN RUANG
1.4.01
Program Perencanaan Tata Terlaksananya proses 1 Dok Ruang penyusunan kebijakan penataan ruang berupa penyusunan RTRW, RDTR, dan Peraturan Zonasi, melalui penjaringan aspirasi masyarakat dalam forum konsultasi publik, sosialisasi, workshop, Focus Group Duscussion (FGD), bimbingan teknis yang memenuhi syarat inklusif, dan meningkatnya tingkat pengetahuan aparatur penataan ruang Tersusunnya Masterplan Infrastruktur Terlaksananya proses Program Pemanfaatan Ruang 6 Kegiatan sinkronisasi kebijakan, (Kab/Kota) rencana dan program pemanfaatan ruang RTRW, RDTR, dan peraturan Zonasi, Kawasan Startegis Provinsi dan Kawasan-kawasan lainnya JUMLAH URUSAN PENATAAN RUANG (1.04)
5
Rp.
SKPD Penanggung Jawab
DINAS PU
1 Keg
250
3 Kegiatan
120.517
JUMLAH URUSAN PEKERJAAN UMUM (1.03)
1.4.02
2013 Target
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
300
3 Kegiatan
132.570
500
3 Kegiatan
145.830
600
3 Kegiatan
153.120
750
3 Kegiatan
163.840
750
19 Kegiatan
168.843
2 Dok
-
-
1.000
1 Dok
250
6 Kegiatan (Kab/Kota)
300
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
1.550
1 Dok
6 Kegiatan (Kab/Kota)
500
1 Dok
400
6 Kegiatan (Kab/Kota)
-
-
900
500
1 Dok
400
6 Kegiatan (Kab/Kota)
-
-
900
500
1 Dok
400
6 Kegiatan (Kab/Kota)
-
-
900
500
7 Dok
Dinas PU/BAPPEDA
1 Dok
BAPPEDA
400
36 Kegiatan (6 Kab/Kota)
BAPPEDA
-
900
Bab VIII - 16
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.5.
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Tercapainya Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran
1.5.02 Program peningkatan sarana Tercapainya Peningkatan dan prasarana aparatur Sarana dan Prasarana Perkantoran Tersedianya Pemeliharaan Gedung Kantor 1.5.03 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Tercapainya Peningkatan Kemampuan Teknis Aparatur Perencana Lingkup BAPPEDA
1.5.04
Penyusunan Anggaran dan Laporan Keuangan SKPD
1.5.06
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capain Kinerja dan Keuangan Program Pengembangan Data dan Informasi
Program Pembangunan
Tersedianya Data Base 2 Dok Perencanaan Pembangunan Provinsi Gorontalo Tersedianya SDM Pengelola Data dan Informasi
Tersedianya Website dan Aplikasi Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Gorontalo Kerjasama Usulan Program Kemitraan Pemerintah dan Swasta serta Lembaga Donor Koordinasi Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi Koordinasi Kerjasama Pembangunan Provinsi Fasilitasi Kerjasama Pembangunan dengan Dunia Usaha/Donor/Lembaga
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah 1.5.07
2012 Target
2013 Target
Rp.
5
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
SKPD Penanggung Jawab
15
16
URUSAN WAJIB PEMBANGUNAN PERENCANAAN
1.5.01 Program pelayanan administrasi perkantoran
1.5.05
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Pengembangan Lembaga Perencanaan Pembangunan Daerah
Fasilitasi Pengembangan MP3EI Provinsi Gorontalo (Koridor IV Sulawesi) Fasilitasi DED FS dan Amdal Kawasan Industri Provinsi Gorontalo Penyusunan Laporan Evaluasi Per Triwulan, RENSTRA, LAKIP dan Laporan Pelaksanaan Lingkup BAPPEDA Pengembangan Lembaga Perencanaan Pembangunan Daerah Sosialisasi dokumen Sisdur Perencanaan untuk lingkup SKPD Provinsi dan Kab./Kota
1 Kegiatan
1 Kegiatan
688
1 Kegiatan
160
1 Kegiatan
200
1 Kegiatan
250
1 Kegiatan
280
1 Kegiatan
280
1 Kegiatan
BAPPEDA
1 Kegiatan
1 Kegiatan
5.147
1 Kegiatan
225
1 Kegiatan
250
1 Kegiatan
300
1 Kegiatan
300
1 Kegiatan
300
1 Kegiatan
BAPPEDA
-
-
-
1 Paket
100
1 Paket
120
1 Paket
125
1 Paket
125
1 Paket
100
1 Kegiatan
-
-
-
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
120
1 Kegiatan
120
1 Kegiatan
120
1 Kegiatan
120
1 Kegiatan
BAPPEDA
1 Kegiatan
1 Kegiatan
84
1 Kegiatan
90
1 Kegiatan
110
1 Kegiatan
110
1 Kegiatan
125
1 Kegiatan
125
1 Kegiatan
BAPPEDA
BAPPEDA
-
-
2 Dok
50
2 Dok
60
2 Dok
70
2 Dok
80
2 Dok
90
2 Dok
-
-
-
1 Orang
30
2 Orang
60
1 Orang
50
1 Orang
50
1 Orang
50
6 Orang
-
-
-
1 Unit
60
1 Unit
60
1 Unit
60
1 Unit
65
1 Unit
80
1 Unit
-
-
-
7 Kegiatan Kemitraan
100
7 Kegiatan Kemitraan
100
7 Kegiatan Kemitraan
150
7 Kegiatan Kemitraan
160
7 Kegiatan Kemitraan
100 7 Kegiatan Kemitraan
-
-
-
2 Kegiatan
100
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
120
1 Kegiatan
100
-
-
150 1 Kegiatan / Tahun
6 Kerjasama
-
-
1 Kegiatan
6 Kegiatan
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
120
1 Kegiatan
150
1 Kegiatan
180
1 Kegiatan
6 Kerjasama
256
6 Kerjasama
120
6 Kerjasama
150
6 Kerjasama
175
6 Kerjasama
200
6 Kerjasama
175
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
60
1 Kegiatan
60
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan / Tahun
1 Kegiatan
75
1 Kegiatan
75
1 Kegiatan
90
1 Kegiatan
110
1 Kegiatan
90
1 Kegiatan / Tahun
1 Kegiatan
150
1 Kegiatan
-
-
1 Kegiatan
150
-
-
-
-
-
-
-
-
6 Kerjasama
-
-
-
1 Kegiatan
60
1 Kegiatan
60
1 Kegiatan
60
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
60
1 Kegiatan / Tahun
-
-
-
1 Kegiatan
65
1 Kegiatan
65
1 Kegiatan
65
1 Kegiatan
85
1 Kegiatan
65
1 Kegiatan / Tahun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VIII - 17
BAPPEDA
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
4
Peningkatan Kompetensi Tenaga Perencana yang berkualitas dan handal di SKPD Provinsi Fasilitasi Kerjasama Bappeda dengan BPKP terkait Tersedianya Dokumen Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Pengembangan Kota - Kota menengah di Gorontalo Koordinasi dan Sosialisasi air Minum dan Pengelolaan Pengembangan lembaga perencanaan pembangunan Review RPJPD Provinsi Gorontalo Midterm Review RPJMD Provinsi Gorontalo Buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2015-2020
-
-
URUSAN WAJIB
1.5.08
1.5.09
1.5.10 1.5.11
Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Program Perencanaan Pengembangan kota-kota
Program Pengembangan kapasitas kelembagaan Program Perencanaan Pembangunan Daerah
Sosialisasi dan Diseminasi RPJMD Provinsi Gorontalo 2012-2017 Buku Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tersusunnya KUA/PPAS Provinsi Gorontalo Tersusunnya KUA/PPAS Perubahan Provinsi Gorontalo
1.5.12
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
-
1 Kegiatan
50
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
90
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan / Tahun
-
-
1 Kegiatan
65
1 Kegiatan
65
1 Kegiatan
65
1 Kegiatan
85
1 Kegiatan
65
1 Kegiatan / Tahun
1 Dok
55
1 Dok
55
1 Dok
55
1 Dok
60
1 Dok
55
6 Kab/Kota
60
6 Kab/Kota
60
6 Kab/Kota
60
6 Kab/Kota
70
6 Kab/Kota
60
6 Kab./Kota
120
6 Kab./Kota
150
6 Kab./Kota
150
6 Kab./Kota
180
6 Kab./Kota
1 Program
65
1 Program
70
1 Program
70
1 Program
70
1 Kegiatan
1 Kegiatan
50
1 Kegiatan
60
1 Kegiatan
60
1 Kegiatan
1 Kegiatan
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
100
1 Dok
150
1 Dok
150
1 Dok
150
6 Kab/Kota
240
1 Dok
1 Dok
100
1 Dok
100
1 Dok
100
1 Dok
110
1 Dok
110
1 Dok / Tahun
1 Dok
1 Dok
70
1 Dok
70
1 Dok
70
1 Dok
85
1 Dok
85
1 Dok / Tahun
1 Dok
1 Dok
50
1 Dok
50
1 Dok
50
1 Dok
65
1 Dok
65
1 Dok / Tahun
1 Dok
50
1 Dok
50
1 Dok
70
1 Dok
85
1 Dok
85
1 Dok / Tahun
1 Dok
75
1 Dok
75
1 Dok
100
1 Dok
100
1 Dok
100
1 Dok / Tahun
-
6 Kab/Kota 6 Kab/Kota
-
-
6 Kab./Kota
150
1 Dok
1 Kegiatan
Tersusunnya Rancangan 1 Dok APBD Provinsi Gorontalo Tersusunnya Rancangan 1 Dok APBD Perubahan Provinsi Gorontalo Evaluasi Kinerja 3 Dokumen Pembangunan Daerah Diseminasi Perencanaan Pembangunan Daerah Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan RKTL hasil Rakordal Penyusunan Renstra BAPPEDA Penyusunan RPJMD Penyusunan Renstra SKPD Koordinasi Perencanaan 1 Kegiatan Pembangunan Tahunan Daerah Program Perencanaan Kajian KEK 1 Dok Pembangunan Ekonomi Kajian Koridor Ekonomi 1 Dok Gorontalo Koordinasi Perencanaan 1 Kegiatan Pembangunan Lintas Ekonomi
-
-
1 Dokumen
350
3 Dokumen
150
-
6
-
7
-
8
-
-
9
-
-
Rp.
10
11
-
-
Rp.
12
Rp.
13
14
1 Dokumen/ Tahun
BAPPEDA
1 Kegiatan
70
1 Kegiatan
60 1 Kegiatan / Tahun
BAPPEDA
1 Kegiatan
110
1 Kegiatan
100 1 Kegiatan / Tahun
1 Dok
150
1 Dok
-
-
-
-
150
-
-
6 Kab./Kota
-
1 Dokumen
3 Dok
75
3 Dok
75
3 Dok
75
3 Dok
80
3 Dok
80
1 Dok
-
1 Kegiatan
90
1 Kegiatan
90
1 Kegiatan
90
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
-
-
1 Kegiatan
50
1 Kegiatan
50
1 Kegiatan
50
1 Kegiatan
75
1 Kegiatan
75
1 Kegiatan
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
120
1 Dok 1 Dok 1 Kegiatan
400 200 120
440
1 Kegiatan
666
1 Dok 1 Dok 1 Kegiatan / Tahun
-
-
1 Dok
50
1 Dok
50
-
-
-
-
-
-
2 Dok
-
-
1 Dok
75
1 Dok
75
-
-
-
-
-
-
2 Dok
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
150
1 Kegiatan
1 Kegiatan
274
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
BAPPEDA
1 Dok / Tahun
-
1 Kegiatan
BAPPEDA
6 Kab/Kota per tahun 150 6 Kab/Kota per tahun 70 1 Kegiatan / Tahun
-
-
2017 Target
16
-
5
2016 Target
15
2013 Target
Rp.
2015 Target
SKPD Penanggung Jawab
Rp.
Rp.
2014 Target
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
125 1 Kegiatan / Tahun
Bab VIII - 18
BAPPEDA
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
URUSAN WAJIB
1.5.13
1.5.14
1.5.15
1.5.16
Ministrial Meeting kerjasama Luar Negeri dalam Peningkatan Ketahanan Pangan (Industri Jagung)
Fasilitasi Pengembangan Kawasan Ekonomi Strategis Workshop Strategis Perencanaan Ekonomi Provinsi Gorontalo Implementasi RAD Pangan dan Gizi (PG) Sosialisasi Perencanaan Membangun Desa dari Gorontalo Program Perencanaan Sosial Implementasi RAD MDGs dan Budaya Provinsi Gorontalo RAD Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Kajian Pembangunan Kesejahteraan Rakyat Koordinasi, Sinkronisasi dan Konsolidasi Program dengan Departemen/Lembaga Bidang Sosial Budaya Sosialisasi, sinkronisasi dan Koordinasi Perencanaan Pembangunan berbasis IPM Pendampingan Program Pos Daya Program Perencanaan RAD Adaptasi dan Mitigasi prasarana wilayah dan Climate Change sumberdaya alam RP4D (Rencana Pembangunan Perumahan dan Prasarana Permukiman Daerah) Kajian Sistem Transportasi Perkotaan Pemetaan Kawasan Tujuan Wisata RAD Gas Rumah Kaca (GRK) Program Perencanaan Master Plan Pembangunan pembangunan daerah rawan Daerah Rawan Bencana bencana Sosialisasi Master Plan Pembangunan Daerah Rawan Bencana Fasilitasi pembangunan Terbentuknya forum kawasan perkotaan koordinasi pembangunan perkotaan di tingkat Provinsi Tersusunnya pedoman peran PKL dan peremajaan kawasan kumuh perkotaan dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan di perkotaan
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4 1 Kegiatan
1 Kegiatan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
2013 Target
Rp.
5
Rp.
2014 Target
6
7
Rp.
2015 Target
8
9
2016 Target
Rp.
10
11
2017 Target
Rp.
12
Rp.
13
14
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
SKPD Penanggung Jawab
15
16
1 Kegiatan
376
1 Kegiatan
75
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
120
1 Kegiatan
100 1 Kegiatan / Tahun
1 Kegiatan
144
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
90
1 Kegiatan
80 1 Kegiatan / Tahun
1 Kegiatan
75
1 Kegiatan
60
1 Kegiatan
75
1 Kegiatan
75
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
75 1 Kegiatan / Tahun
-
-
-
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
120
1 Kegiatan
100 1 Kegiatan / Tahun
-
-
-
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
120
1 Kegiatan
100 1 Kegiatan / Tahun
1 Kegiatan
1 Kegiatan
85
1 Kegiatan
85
1 Kegiatan
85
1 Kegiatan
85
1 Kegiatan
85 1 Kegiatan / Tahun
-
1 Kegiatan -
-
250
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
80 1 Kegiatan / Tahun
-
-
-
1 Dokumen
65
1 Dokumen
65
1 Dokumen
65
1 Dokumen
70
1 Dokumen
65
1 Dokumen
1 Kegiatan
1 Kegiatan
453
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan / Tahun
1 Kegiatan
1 Kegiatan
325
1 Kegiatan
75
1 Kegiatan
75
1 Kegiatan
85
1 Kegiatan
90
1 Kegiatan
85
1 Kegiatan / Tahun
-
1 Kegiatan
60
1 Kegiatan
60
1 Kegiatan
90
1 Kegiatan
90
1 Kegiatan
90
1 Kegiatan / Tahun
1 Kegiatan
-
-
-
-
1 Dok
50
1 Dok
50
1 Dok
80
1 Dok
80
1 Dok
80
1 Dok / Tahun
-
-
-
1 Dok
60
1 Dok
60
1 Dok
90
1 Dok
90
1 Dok
90
1 Dok / Tahun
-
-
-
1 Dok
60
1 Dok
60
-
100
-
-
-
-
-
-
-
1 Dok
60
-
-
-
1 Keg 1 Dok
60 60
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 Dok
60 -
-
100 -
-
-
-
-
1 Dok
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 Kegiatan
200
-
-
-
-
-
-
1 kegiatan
1 Kegiatan
60
1 Kegiatan
60
1 Kegiatan
150
1 Kegiatan
150
1 Kegiatan
1 Dok
50
-
-
-
-
-
-
-
150 1 Kegiatan / Tahun
-
BAPPEDA
1 Dok
2 Kegiatan 1 Dok
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
-
BAPPEDA
1 Dok
Bab VIII - 19
BAPPEDA
BAPPEDA
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Terbangunnya sistem informasi dan data base perkotaan yang terintegrasi mulai dari kab/kota, provinsi dan pusat. Terfasilitasi dan tersupervisinya penyelenggaraan penyerahan aset PSU dari pengembang ke Pemda 1.5.17 Fasilitasi Pengembangan Terlaksananya koordinasi Wilayah Terpadu pengelolaan dan pengembangan kawasan 1.5.18 Program Pengembangan Pengembangan Kebijakan Perumahan dan Permukiman dan Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Perumahan dan Permukiman 1.5.19 Program Perencanaan Koordinasi perencanaan Penataan Ruang Penataan Ruang Pengembangan Kawasan Andalan Koordinasi dan Fasilitasi, 1 Kegiatan Kegiatan Tata Ruang, Infrastruktur, Perhubungan dan Lingkungan Hidup Optimalisasi Peran BKPRD 1.6.15 Program perencanaan Terlaksananya koordinasi dan 4 Keg Pembangunan Daerah sinkronisasi proram pembangunan infrastruktur Terlaksananya penyusunan 3 Keg proram infrastruktur kePUan tahunan Terlaksananya evaluasi dan 1 Keg pengendalian program kegiatan bidang kePUan Tersedianya Data dan informasi bidang kePUan 1 Keg dalam menunjang penyusunan program Terlaksananya studi dan perencanaan umum bidang infrastruktur kePUan dalam menunjang penyusunan program JUMLAH URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (1.05) URUSAN WAJIB
1.6.
PERHUBUNGAN
1.6.01
Program peningkatan pelayanan angkutan
Tersedianya fasilitas penunjang di terminal type B Tersedianya sarana layanan pemadu moda Tersedianya angkutan perintis lintas kab/kota Peningkatan kapasitas alat timbang pada jembatan timbang Tersedianya prototipe bentor yang legitimate
-
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target -
2013 Target
Rp.
5
-
Rp.
1 Unit Sistem Informasi dan Database
6 100
2014 Target
7
1 Unit Sistem Informasi dan Database
Rp.
8
2015 Target
9
2016 Target
Rp.
10
11
2017 Target
Rp.
12
Rp.
13
14
300
-
-
-
-
-
-
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
SKPD Penanggung Jawab
15
16
2 Unit
1 Keg
50
1 Keg
50
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
125
1 Kegiatan
100 1 Kegiatan / Tahun
-
-
1 Keg
90
1 Keg
90
1 Kegiatan
120
1 Kegiatan
150
1 Kegiatan
120 1 Kegiatan / Tahun
BAPPEDA
-
-
1 Keg
80
1 Keg
80
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
125
1 Kegiatan
100 1 Kegiatan / Tahun
BAPPEDA
1 Keg
75
1 Keg
75
1 Kegiatan
90
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
90 1 Kegiatan / Tahun
BAPPEDA
1 Keg
500
-
-
-
-
-
500
-
-
-
-
1 Kegiatan
1 Keg
278
1 Keg
80
1 Keg
80
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan / Tahun
1 Keg
350
1 Keg
80
1 Keg
80
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan
100
1 Kegiatan / Tahun
4 Keg
75
4 Keg
75
4 Keg
90
4 Keg
100
4 Keg
90
24 Keg
3 Keg
75
3 Keg
75
3 Keg
90
3 Keg
100
3 Keg
90
18 Keg
1 Keg
60
1 Keg
60
1 Keg
80
1 Keg
90
1 Keg
80
6 Keg
3 Keg
120
3 Keg
120
3 Keg
150
3 Keg
150
3 Keg
150
16 Keg
2 Dok
100
2 Dok
100
2 Dok
120
2 Dok
130
2 Dok
120
10 Dok
Dinas PU
10.706
-
-
5.600
2 terminal tipe B
400
6.440
2 terminal tipe B
400
6.630
2 terminal tipe B
400
6.630
-
-
6.830
-
-
6 terminal tipe B
-
-
-
2 unit (subsidi)
350
-
1 unit
700
1 unit
700
1 unit
700
-
-
-
-
-
-
3 unit
2 Unit
-
-
1 unit
150
1 unit
150
-
-
-
-
-
-
2 unit
Dinas Perhub & Pariwisata
-
-
-
1 unit
150
-
-
-
-
-
-
-
-
1 unit
Dinas Perhub & Pariwisata
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
350
1 unit (Pengadaan Bus)
500
-
-
-
-
2 unit
Dinas Perhub & Pariwisata
1 unit (Pengadaan Bus)
Dinas Perhub & Pariwisata Dinas Perhub & Pariwisata
Bab VIII - 20
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
URUSAN WAJIB
1.6.02
1.6.03
1.6.04 1.6.05 1.6.06 1.6.07 1.6.08
Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan
Program Peningkatan Sumber daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Program pelayanan administrasi perkantoran Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas
Peningkatan pelayanan perizinan angkutan umum (izin trayek/izin operasional) Penurunan laka lantas angkutan umum Peningkatan pelayanan angkutan darat perintis Tersedianya fasilitas keselamatan LLAJ di ruas jalan provinsi Terjaganya kondisi fasilitas keselamatan LLAJ Terbangunnya fasilitas penunjang talud di pelabuhan Gorontalo Peningkatan produktivitas bongkar muat di pelabuhan se-provinsi Gorontalo Peningkatan produktivitas bongkar muat di bandara Peningkatan kapasitas layanan kapal di pelabuhan Anggrek Pembangunan terminal baru untuk penumpang bandara Djalaluddin
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
2013 Target
Rp.
5
Rp.
2014 Target
6
7
Rp.
2015 Target
8
9
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) 2016 Target
Rp.
10
11
2017 Target
Rp.
12
Rp.
13
14
SKPD Penanggung Jawab
15
16
10 Kendaraan
25 kendaraan
509
30 Kendaraan
550
35 Kendaraan
550
35 Kendaraan
600
35 Kendaraan
800
30 Kendaraan
800
258 kejadian
255 kejadian
509
253 kejadian
600
247 kejadian
600
242 kejadian
650
237 kejadian
900
232 kejadian
900
232 kejadian
Dinas Perhub & Pariwisata
3 lintasan
250
3 lintasan
250
4 lintasan
250
4 lintasan
300
5 lintasan
500
5 lintasan
500
5 lintasan
Dinas Perhub & Pariwisata
-
WL = 1 unit
800
1 ruas jalan
850
1 ruas jalan
850
1 ruas jalan
987
1 ruas jalan
1.250
1 ruas jalan
1.250
5 ruas jalan
Dinas Perhub & Pariwisata
-
1 paket
125
250 APILL 4 unit, WL 1 unit
250
APILL 4 unit
100
APILL 2 unit
250
APILL 2 unit
250
APILL 16 unit, WL 3 unit
Dinas Perhub & Pariwisata
-
80 m
796
80 m
Dinas Perhub & Pariwisata
3000 ton/hari
Dinas Perhub & Pariwisata
3 lintasan
2500 ton/hari 90 menit 5000 DWT
APILL 4 unit, WL 2 unit -
-
-
-
-
-
-
-
-
2500 ton/hari
2600 ton/hari
2700 ton/hari
2800 ton/hari
2900 ton/hari
3000 ton/hari
90 menit
80 menit
80 menit
70 menit
70 menit
60 menit
5000 DWT
400
5000 DWT
400
7500 DWT
400
9000 DWT
400
10000 DWT
400
12000 DWT
190 Kendaraan
Dinas Perhub & Pariwisata
-
60 menit
400
Dinas Perhub & Pariwisata Dinas Perhub & Pariwisata
12000 DWT
1708m2
-
perluasan
perluasan
4896 m2
4896 m2
4896 m2
4896 m2
Dinas Perhub & Pariwisata
Pembangunan apron baru
-
-
perluasan
perluasan
120x200 m2
120x200 m2
120x200 m2
120x200 m2
Dinas Perhub & Pariwisata
Pembangunan Taxiway baru
-
-
perluasan
perluasan
30 x 187 m2
30 x 187 m2
30 x 187 m2
30 x 187 m2
Dinas Perhub & Pariwisata
Diklat, Bimtek dan Sosialisasi Penyusunan Anggaran dan Laporan Keuangan SKPD Pelayanan jasa administrasi perkantoran Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Koordinasi dalam pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan
25%
40%
300
50%
350
60%
350
70%
300
80%
450
90%
650
90%
Dinas Perhub & Pariwisata
90%
95%
150
100%
250
100%
250
100%
100
100%
250
100%
350
100%
Dinas Perhub & Pariwisata
80%
82%
100%
100%
80%
90%
1.7.01
Program peningkatan Persentase peningkatan pengelolaan lingkungan bagi tingkat ketaatan pemrakarsa usaha atau kegiatan terhadap pelaksanaan dokumen lingkungan Jumlah pemrakarsa kegiatan yang memahami tentang upaya-upaya pengelolaan lingkungan
50
650
86%
700 100%
612
JUMLAH URUSAN PERHUBUNGAN (1.06) LINGKUNGAN HIDUP
84%
600
Rembuk SKPD
1.7.
600
50
88%
700 100%
750 100%
650
50
90%
504 100%
750 100%
600
50
90%
700 100%
700 100%
700
50
90%
Dinas Perhub & Pariwisata
100%
Dinas Perhub & Pariwisata
100%
Dinas Perhub & Pariwisata
900 100%
850 100%
850
50 1.000
100%
-
292
292
200
450
500
6.401
7.692
7.542
6.391
7.550
8.400
Balihristi
35%
Naik 5% dari tahun 2011
125
Naik 5% dari tahun 2012
125
Naik 5% dari tahun 2012
125
Naik 5% dari tahun 2012
125
Naik 5% dari tahun 2012
140
Naik 5% dari tahun 2012
140
216 Perusahaan (66 %)
50 orang
50
50 orang
50
50 orang
50
50 orang
50
50 orang
50
50 orang
75
300 0rang
Balihristi
100 orang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VIII - 21
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
URUSAN WAJIB
1.7.02
Program pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
Jumlah usaha atau kegiatan yang dilakukan pengawasan dan pembinaan
1.7.04
1.7.05
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Program Peningkatan data dan Informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup
Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya aparatur dlm pengelolaan lingkungan hidup
Jumlah Kab/Kota yang mendapatkan ADIPURA Tersedianya model pengelolaan lingkungan diwilayah pesisir dan laut Jumlah masyarakat yang terlatih dalam pemanfaatan eceng gondok menjadi kerajinan tangan, kompos dan biogas Jumlah sungai yang dilakukan pemantauan kualitas airnya sebanyak 5 sungai setiap tahun Jumlah titik sampel yang dilakukan pemantauan diwilayah badan air Danau Limboto sebanyak 12 titik sampel setiap tahun Jumlah titik sampel yang dilakukan pemantauan diwilayah Teluk Tomini dan Laut sulawesi sebesar 18 titik sampel setiap tahun Jumlah titik sampel yang dilakukan pemantauan kualitas udara ambient perkotaan sebesar 24 titik sampel setiap tahun Jumlah industri yang dilakukan pemantauan kualitas air limbahnya Tersedianya data dan informasi lingkungan yang berkualitas Jumlah sekolah yang akan dilakukan penilaian berdasarkan usulan Kab/Kota
Jumlah orang yang terampil dalam melakukan penilaian dan pemantauan lingkungan Jumlah orang yang terampil dlm melakukan pengawasan pencemaran lingkungan sebesar 60 org JUMLAH URUSAN LINGKUNGAN HIDUP (1.07)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
4
2013 Target
Rp.
5
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) 2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
SKPD Penanggung Jawab
15
16 Balihristi
18 kegiatan
18 kegiatan
75
20 kegiatan
75
20 kegiatan
75
26 kegiatan
75
30 kegiatan
90
33 kegiatan
100
33 kegiatan Balihristi
Meningkatnya indeks kualitas lingkungan Jumlah sungai yang ditetapkan kelasnya Jumlah lokasi kegiatan PETI yang dilakukan pengawasan
1.7.03
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
76 0
76
200
77
250
79
270
80
275
82
275
82
300
90
100
1 sungai
100
1 sungai
100
1 sungai
100
5 sungai
6 lokasi PETI
60
6 lokasi PETI
60
6 lokasi PETI
120
6 lokasi PETI
0
-
1 sungai
100
1 sungai
6 lokasi PETI
0
-
6 lokasi PETI
60
0
20 % dan 13 Kec.
3 Kab/Kota
100
3 Kab/Kota
100
3 Kab/Kota
100
3 Kab/Kota
100
4 Kab/Kota
150
5 Kab/Kota
150
5 Kab/Kota
1 model
90
2 Model
90
2 Model
100
2 Model
100
2 Model
100
2 Model
100
11 model
80
650 orang
Balihristi Balihristi
-
Balihristi Balihristi
3 Model
Balihristi
100 orang
150 orang
75
150 orang
75
150 orang
75
150 orang
75
150 orang
Balihristi
5 sungai
5 sungai
110
5 sungai
110
5 sungai
110
5 sungai
110
5 sungai
110
5 sungai
120
5 sungai Balihristi
12 titik sampel
0
- 12 titik sampel
50
12 titik sampel
50
12 titik sampel
50 12 titik sampel
50
12 titik sampel
75
12 titik sampel
Balihristi
18 titik sampel
18 titik sampel
60 18 titik sampel
65
18 titik sampel
65
18 titik sampel
65 18 titik sampel
65
18 titik sampel
65
18 titik sampel
24 titik sampel
24 titik sampel
60 24 titik sampel
65
24 titik sampel
65
24 titik sampel
65 24 titik sampel
65
24 titik sampel
70
24 titik sampel
50
50
24 kegiatan
50
24 kegiatan
50
50
24 kegiatan
50
24 kegiatan
Balihristi
Balihristi
0
24 kegiatan
24 kegiatan
24 kegiatan
Balihristi
24 kegiatan
3 dok
100
3 dok
105
3 dok
110
3 dok
110
3 dok
110
3 dok
125
3 dok
18 sekolah
18 sekolah
100
18 sekolah
100
18 sekolah
100
18 sekolah
100
18 sekolah
100
18 sekolah
180
18 sekolah
40 orang
40 orang
209
0
-
0
-
50 orang
100
50 orang
100
50 orang
150
190 orang
5 orang
0
-
0
-
30 orang
90
30 orang
90
0
Balihristi
Balihristi
Balihristi
1.329
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
1.470
1.535
1.700
0 1.690
0
0
60 orang
2.000
Bab VIII - 22
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.8.
URUSAN WAJIB PERTANAHAN
1.8.01
Penataan tanah-tanah milik Pemerintah Provinsi Penegasan batas antar Kab/Kota
1.8.02
1.8.03
Program Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Terlaksananya kepastian 51 Sertifikat hukum atas tanah milik Terlaksananya Penegasan dan Pemasangan Pilar Batas 101 Pilar Antar Daerah dan Daerah Otonom Baru Terlaksananya koordinasi dan Fasilitasi Penetapan Tapal Batas antar Daerah Pendataan dan Penamaan Rupabumi (Toponimi) Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tersedianya Tanah untuk Pembangunan Infrastruktur di Provinsi Gorontalo : - Pembebasan tanah untuk pengembangan Bandara Djalaludin Gorontalo - Pembebasan tanah untuk Jalan Lingkar GorontaloPaguyaman-Kwandang (GOPANDANG) - Pembebasan tanah untuk Pembangunan Perkantoran dan City Center - Pembebasan tanah untuk Pembangunan Irigasi - Pembebasan tanah untuk By Pass - Pembebasan tanah untuk Pembangunan Kanal
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
6 Sertifikat
5
146 6 Sertifikat
6
2014 Target
7
85 6 Sertifikat
Rp.
2015 Target
8
9
85 6 Sertifikat
Rp.
10
2016 Target
11
85 6 Sertifikat
2017 Target
Rp.
12
13
85 6 Sertifikat
Rp.
14
15
16
85 126 Sertifikat
Biro Pemerintahan
11 Pilar
175
158 6 Kali Rakor
122
1 Dok Peta Batas Laut
175
12 Pilar
264
11 Pilar
270
24 Pilar
275
159 Pilar Biro Pemerintahan
6 Kali Rakor
6 Kali Rakor
55 85 Biro Pemerintahan
-
137 Ha
740
0
0
Rp.
SKPD Penanggung Jawab
Biro Pemerintahan
165
18,4 Ha
14.550
0
50 Ha
2.000
40 Ha
6.900
40 Ha
6.800
40 Ha
6.362
50 Ha
6.652
357 Ha
58 Ha
2.000
58 Ha
6.969
58 Ha
6.491
58 Ha
6.000
58 Ha
6.402
290 Ha
27,6 Ha
9.447
46 Ha
16,8 Ha
2.000
16,8 Ha
1.935 235
JUMLAH URUSAN PERTANAHAN (1.08) 1.9.
2013 Target
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
18.069
15.829
14.129
13.640
12.717
13.414
KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
1.9.01 Program Optimalisasi Administrasi Kependudukan
Tersedianya blanko KTP untuk 6 Kab/Kota Tersedianya blanko Kartu Keluarga untuk 6 Kab/Kota Terlaksananya monitoring dan evaluasi program Administrasi kependudukan Tersedianya SIAK dan fasilitasi database kependudukan Terlaksananya Koordinasi bidang kependudukan dan catatan sipil 1.9.02 Program Peningkatan Persentase Peningkatan Kualitas Perencanaan Bagian koordinasi dan sinkronisasi Kependudukan Terlaksananya Koordinasi Program dengan Pemerintah Pusat
0 0 12 kali
12 kali
120
0
1 keg
140
0
4 kali rapat
116
2 kali rapat
9 kali
20.000 lbr
200
20.000 lbr
250 20.000 lbr
300 20.000 lbr
310 20.000 lbr
325
20.000 lbr
Biro Pemerintahan
39.000 lbr
197 40.000 lbr
200 40.500 lbr
202 41.000 lbr
205
41.000 lbr
Biro Pemerintahan
120
120
120
120
12 kali
Biro Pemerintahan
175
39.500 lbr
12 kali
120
12 kali
2 kali rapat
30
2 kali rapat
72
6 kali
6 kali
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
12 kali
12 kali
12 kali
30 2 kali rapat
30 2 kali rapat
30 2 kali rapat
30
2 kali rapat
Biro Pemerintahan
72
72
72
72
6 kali
Biro Pemerintahan
6 kali
6 kali
6 kali
Bab VIII - 23
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
4
1.9.03 Program Meningkatnya Kapasitas URUSANPeningkatan WAJIB Kapasitas Sumber Daya Sumber Daya Aparatur Aparatur Kependudukan dan Kependudukan dan Catatan Catatan Sipil Sipil
0
3 kali bimtek dan diklat
JUMLAH URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CAPIL (1.09) 1.10.
2013 Target
Rp.
5
297 3 kali bimtek dan diklat
Rp.
6
150
673
2014 Target
7
3 kali bimtek dan diklat
525
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) 2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
SKPD Penanggung Jawab
14
15
16
150 3 kali bimtek dan diklat
150 3 kali bimtek dan diklat
150 3 kali bimtek dan diklat
150
3 kali bimtek dan diklat
Biro Pemerintahan
597
650
662
680
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
1.10.01 Perlindungan Perempuan, Kesejahteraan dan Perlindungan Anak
1.10.02 Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender
Menekan tindak kekerasan 17 Kasus terhadap Perempuan dan anak Rasio Kasus KDRT Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan 25 Kasus anak dari tindakan kekerasan Peningkatan Fasilitas dan Pengembangan P2TP2A Provinsi Gorontalo Pemenuhan Hak Partisipasi Anak Penguatan PUG dan Focal Point
152
140
127
10 Kasus
10 Kasus
133 173
35 Kasus 92 10 Kasus
337 146 190
35 Kasus 57 10 Kasus
371
30 Kasus
161
27
209
10 Kasus
408 177 230
10 Kasus 17 10 Kasus
449
10 Kasus
195 253
Biro PP Kesra Biro PP Kesra
50 Kasus
1 Unit
306
2 keg
263
1 Kali
38
4 Kali
43
5 Kali
47
5 Kali
52
5 Kali
57
3 Kali
63
25 Kali
12 Kelompok
140
12 Kelompok
155
12 Kelompok
171
12 Kelompok
188
12 Kelompok
206
12 Kelompok
227
12 Kelompok
1357
140
1657
Biro PP Kesra Biro PP Kesra
3 Kali
Peran Perempuan dan 12 Kelompok Pengembangan Usaha (Pengrajin Wanita) Jumlah partisipasi perempuan 1207 di lembaga pemerintah
Jumlah kader parpol perempuan yang mendapatkan pendidikan politik Jumlah SKPD Provinsi yang sudah menerapkan Renstra responsif gender Jumlah Sekolah Responsif Gender Advokasi Desa Prima dan 1 Keg PPEP Penunjang P2WKSS kegiatan 1 Keg Hari Ibu Jumlah kegiatan keagamaan dan sarana ibadah prasarana untuk lembaga pengembangan tilawatil qur’an di 6 Kab/Kota
132
306
Biro PP Kesra
Partisipasi angkatan kerja perempuan Ketersediaan data terpilah yang up date Indeks Pemberdayaan Gender Indeks Pembangunan Gender
1.10.03 Program Peningkatan Pelayanan Kegiatan Keagamaan Adat Dan Budaya.
Biro PP Kesra
25 Kasus
Biro PP Kesra
Biro PP Kesra
36,50%
102
39,02%
11
11
140
11
1822
112
40,97% 111
11
2004
123
41,20% 122
11
2204
136
42,11% 134
11
2424
149
43,00% 148
11
2644 43,00%
163
11
55,63%
56,02%
57,55%
58,08%
59,72%
60,10%
60,10%
61,08%
62,41%
64,35%
65,10%
67,02%
68,05%
68,05%
32
40
131
45
144
50
159
55
174
60
192
60
15
16
237
18
249
20
261
25
274
32
288
32
2
4
100
6
110
8
121
10
133
12
146
12
Biro PP Kesra Biro PP Kesra Biro PP Kesra Biro PP Kesra Biro PP Kesra
Biro PP Kesra
1 Keg
152 1 Keg
167 1 Keg
184 1 Keg
202 1 Keg
223 1 Keg
245
6
1 Keg
200 1 Keg
220 1 Keg
242 1 Keg
266 1 Keg
293 1 Keg
322
6
Biro PP Kesra Biro PP Kesra Biro PP Kesra Biro PP Kesra
245
245
746
245
612
300
750
500
1.250
800
2.000
184
460
2274
6
6
71
6
65
6
65
6
65
6
65
6
65
6
Biro PP Kesra
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VIII - 24
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
4
Prestasi MTQ di tingkat 3 Cabang nasional Terpeliharanya adat dan 1 Keg budaya Prov. Gorontalo Koordinasi dan Monev 1 Keg kegiatan kesra 1.10.04 Program Pelayanan Terciptanya penataan Administrasi Perkantoran administrasi serta peningkatan SDM bagi Aparatur 1.10.05 Program Peningkatan Sarana Tersedianya sarana dan dan Prasarana Aparatur prasarana yang representatif URUSAN WAJIB
3 Cabang
5
342
3 Cabang
Rp.
2014 Target
6
7
415
4 Cabang
Rp.
2015 Target
8
9
457
5 Cabang
2016 Target
Rp.
10
11
502
6 Cabang
2017 Target
Rp.
12
Rp.
13
552
7 Cabang
14
15
608
7 Cabang
1 Keg
200 1 Keg
220 1 Keg
242 1 Keg
266 1 Keg
293 1 Keg
322
6
1 Keg
187 1 Keg
206 1 Keg
226 1 Keg
249 1 Keg
274 1 Keg
301
6
SKPD Penanggung Jawab
16 Biro PP Kesra Biro PP Kesra Biro PP Kesra Biro PP Kesra
0
20%
287
20%
300
20%
330
20%
363
20%
399
20%
439
100%
0
20%
216
20%
250
20%
275
20%
303
20%
333
20%
366
100%
Biro PP Kesra
JUMLAH URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK (1.10) 1.11.
2013 Target
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
3.568
3.396
3.794
4.580
5.643
4.447
SOSIAL
1.11.01 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
1.109 KK
50
871
50
800
60
800
70
800
75
800
80
800
1.448 orang
Dinas Sosial
111 KK
10
250
10
265
15
265
15
265
20
280
25
350
196 KK
Dinas Sosial
17.960 KK
60
561
100
600
150
600
150
600
200
600
200
620
18.760 KK
Dinas Sosial
1
240
0
-
0
-
0
-
0
-
0
-
13 lokasi
Dinas Sosial
1.847 anak
25
174
30
190
30
200
30
250
30
270
30
320
1.997 anak
Dinas Sosial
405 orang
20
232
30
250
35
270
35
295
40
350
45
350
590 orang
Dinas Sosial
Meningkatnya jumlah lanjut usia yang mendapat pelayanan melalui panti dan non panti Meningkatnya jumlah tuna sosial yang memperoleh pelayanan sosial. Terlaksananya Rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan Napza 1.11.04 Program pelayanan Terlaksananya Pelayanan administrasi perkantoran Administrasi Perkantoran 1.11.05 Program Peningkatan Sarana Tersedianya Sarana dan dan Prasarana Aparatur Prasarana yang memadai
1.093 orang
20
178
50
265
50
280
75
320
90
400
90
450
1.448 orang
Dinas Sosial
369 orang
30
77
35
150
35
165
40
170
40
250
45
280
564 orang
Dinas Sosial
42
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.11.06 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
1.11.02 Program Pemberdayaan Sosial
1.11.03 Program Rehabilitasi Sosial
Jumlah Korban bencana alam yang berhasil dibantu dan dilayani Jumlah Korban bencana sosial yang berhasil dibantu dan dilayani Meningkatnya aksesibilitas keluarga fakir miskin terhadap pelayanan sosial dasar. Meningkatnya prosentase jumlah warga KAT yang ditangani melalui pemberdayaan KAT Meningkatnya jumlah anak bermasalah sosial yang telah mendapat pelayanan dan perlindungan sosial Meningkatnya jumlah penyandang cacat yang memperoleh pelayanan sosial
Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur
5 lokasi
-
1 keg
100%
100%
357 100%
400 100%
420 100%
420 100%
450 100%
500
100%
Dinas Sosial
100%
100%
501 100%
520 100%
520 100%
520 100%
550 100%
580
100%
Dinas Sosial
2 keg
2 Keg
238 2 Keg
300 2 Keg
300 2 Keg
300 2 Keg
320 2 Keg
370
14 Keg
Dinas Sosial
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Dinas Sosial
Bab VIII - 25
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.11.07 Program URUSANPeningkatan WAJIB Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Terlaksananya Pengelolaan Keuangan SKPD
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
4 100%
100%
JUMLAH URUSAN SOSIAL (1.11) 1.12.
2013 Target
Rp.
5
90
100%
3.811
Rp.
6
2014 Target
7
150
100%
3.890
Rp.
2015 Target
8
9
150
100%
3.970
Rp.
10
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) 2016 Target
11
150
100%
4.090
Rp.
12
2017 Target
13
150
100%
4.420
Rp.
14
SKPD Penanggung Jawab
15
150
16
100%
Dinas Sosial
4.770
TENAGA KERJA
1.12.01 Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja
Jumlah Tenaga Kerja yang dilatih Jumlah peserta pemagangan dalam dan luar negeri
280 orang
Jumlah instruktur dan tenaga kepelatihan yang ditingkatkan kompetensinya Jumlah Lembaga Pelatihan yang dibangun dan tingkatkan kualitas serta kapasitasnya Jumlah Desa Produktif yang 4 Desa dikembangkan 1.12.02 Program Penempatan dan Jumlah pendamping Perluasan Kesempatan Kerja wirausaha baru (petugas lapangan padat karya, petugas lapangan TTG, pemandu wirausaha baru, tenaga penggerak perluasan kesempatan Jumlah penempatan tenaga kerja dan tenaga sukarela yang melakukan program pendampingan pelaksanaan pembangunan antar sektor Informasi pasar kerja dan bursa kerja Pembinaan tenaga kerja ke luar negeri dan pengendalian tenaga kerja asing
1.12.03 Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Rencana tenaga kerja yang akan diserap per sektor Jumlah PP dan PKB yang disahkan/didaftarkan Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek aktif Penetapan UMP melalui Peraturan Gubernur Jumlah rekomendasi kebijakan ketenagakerjaan Rasio Penyelesaian Kasus
0
200 Org
930,7 300 orang 0
0
0
0 2 Org
0
0 1 lembaga
400 300 orang 0
400 340 orang 0
80 4 Org
400 380 orang
10 Org
60 4 Org
850 1 lembaga
850 1 lembaga
600 440 orang
650
1.760
60 15 Org
60 20 Org
65 20 Org
50 4 Org
50 4 Org
50 18 Org
850 1 lembaga
850 1 lembaga
900 1 Lmbga
4 Desa
269,5 6 Desa
260 8 Desa
260 10 Desa
260 12 Desa
270 14 Desa
280 50 desa
80 Org
874,1 80 Org
200 80 Org
200 80 Org
200 80 Org
200 80 Org
220 80 Org
500 480 orang
500 540 orang
500 550 orang
500 560 orang
500 560 orang
0
0 420 orang
0
0 1 Keg
75 1 Keg
75 1 Keg
75 1 Keg
75 1 Keg
75 1 Keg
0
0 2 Keg
75 2 Keg
75 2 Keg
75 2 Keg
75 2 Keg
75
346,9 1 Keg
100 1 Keg
100 1 Keg
100 1 Keg
110 1 Keg
0
0
0
0 300 Org
1
300
10
50
15
150 400 Org
1
325
50
20
150 800 Org
1
325
50
25
150 1100 Org
1
325
60
250
30
60
150
4100 orang
1
250 120 17 Rekomendasi
0
0
0
1
120
2
120
4
120
4
120
6
85%
85%
75
85%
75
85%
75
85%
75
85%
75
85%
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Disnakertrans
120 1 Keg
150 1500 Org
1
Disnakertrans
75
Disnakertrans
1
85%
Bab VIII - 26
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.12.04 Program URUSANPerlindungan WAJIB Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
Besaran Perusahaan yang menerapkan Norma Kerja dan Norma K3
Naik 10 %
2013 Target
Rp.
5
203 Naik 10 %
2014 Target
6
7
225 Naik 10 %
Rp.
2015 Target
8
9
225 Naik 10 %
Rp.
10
2016 Target
11
225 Naik 10 %
2017 Target
Rp.
12
13
225 Naik 10 %
Rp.
14
16 Disnakertrans
55
25%
55
30%
60
35%
50
40%
50
40%
0%
80%
50
82%
50
85%
50
90%
80
95%
80
95%
0
0 20 Org
125 20 Org
0
0
1.500
138
120
150
150
125
125
320 1 Keg
350 1 Keg
250 1 Keg
300 1 Keg
300
100 1 DPA, 1 dok lap keu, 12 lap realisasi
120 1 DPA, 1 dok lap keu, 12 lap realisasi
120 1 DPA, 1 dok lap keu, 12 lap realisasi
120 1 DPA, 1 dok lap keu, 12 lap realisasi
120
165
160
180
160
165
Laporan Keuangan SKPD
150
Bimtek, pelatihan, sosialisasi, seminar dan workshop
169,9
2 dok
330,5 2 Keg,
0 26 lap
2 dok
50 20 Org
1 gedung lanjutan
140 2 Keg,
2 dok
1.075
50 20 Org
1 gedung lanjutan
160 2 Keg,
2 dok
1.100
50 20 Org
1 gedung lanjutan
160 2 Keg, dok
2
50 40 orang
500
-
160 2 Keg,
2 dok
-
160
0 2 Dok
120 2 Dok
150 2 Dok
150 2 Dok
150 3 Dok
150
284,7 26 lap
160 26 lap
200 26 lap
200 26 lap
200 26 lap
200
4.858
6.340
5.985
5.985
SKPD Penanggung Jawab
15
225 Naik 10 %
20%
785,7 1 Keg
2 Keg,
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
20%
0
Rapat koordinasi dan sinkronisasi program dan kegiatan, rapat dan konsolidasi pelaporan, LAKIP, LPPD Rentra, Renja dan Rencana Tenaga Kerja (RTK) Laporan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, laporan Pengendalian Program dan Kegiatan JUMLAH URUSAN TENAGA KERJA (1.12)
1.13
2012 Target
4
Presentase perusahaan yang memenuhi norma kerja perempuan dan anak Perusahaan yang menerapkan pengupahan berdasarkan UMP Peningkatan kualitas dan kuantitas pengawas ketenagakerjaan 1.12.05 Program Peningkatan Sarana Terbangunnya gedung kantor dan Prasarana Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo Tersedianya sarana dan prasarana perkantoran 1.12.06 Program Pelayanan Jasa Terselenggaranya pelayanan Administrasi administrasi perkantoran 1.12.07 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 1.12.08 Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur 1.12.09 Program Peningkatan Koordinasi Perencanaan Program
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
5.565
5.215
KOPERASI DAN UMKM
1.13.01 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan
Meningkatnya jumlah koperasi Koperasi Berkualitas
986 koperasi
986 koperasi
88
1011 koperasi
90
1036 koperasi
90
1061 koperasi
10 koperasi
10 koperasi
196
15 koperasi
175
15 koperasi
175
20 koperasi
200
Koperasi berskla besar
3 koperasi
3 koperasi
-
5 koperasi
50
6 koperasi
50
7 koperasi
50
Koperasi Modern
2 koperasi
2 koperasi
-
10 koperasi
100
15 koperasi
100
15 koperasi
Sosialisasi Gemaskop
40 KUMKM
40 KUMKM
Meningkatnya jumlah penyaluran KUR (Rp. Milyar)
Rp. 100 Milyar
Rp. 100 Milyar
50
300 KUMKM
50
400 KUMKM
60
500 KUMKM
204
Rp. 100 Milyar
200
Rp. 100 Milyar
200
Rp. 100 Milyar
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
90 1086 koperasi
100
1112 koperasi
100
1112 koperasi
20 koperasi
200
30 koperasi
220
Dinas Koperindag
8 koperasi
75
9 koperasi
75
Dinas Koperindag
100
20 koperasi
120
20 koperasi
75
600 KUMKM
80
600 KUMKM
80
2.440 KUMKM
Dinas Koperindag
200 Rp. 100 Milyar
200
Rp. 100 Milyar
200
Rp. 580 Milyar
Dinas Koperindag
110 koperasi berkualitas 9 koperasi skala besar 120 82 koperasi modern
Dinas Koperindag
Dinas Koperindag
Bab VIII - 27
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.13.02 Program URUSANPengembangan WAJIB Akses & Kelembagaan KUMKM 1.13.03 Program Penciptaan Wira Usaha Baru (WUB)
1.13.04 Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi KUMKM
Meningkatnya jumlah UMKM (unit)
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
4 60.378 UMKM
61.887 UMKM
2013 Target
Rp.
5
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
130
63.434 UMKM
125
65.020 UMKM
125
66.646 UMKM
Rp.
10
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) 2016 Target
11
125 68.312 UMKM
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
SKPD Penanggung Jawab
15
16
150
70.020 UMKM
160
70.020 UMKM
Dinas Koperindag
Tersedianya data base KUKM 2 database
2 database
50
2 database
50
2 database
50
2 database
50
2 database
50
2 database
50
2 database
Dinas Koperindag
Jumlah Wira Usaha Baru 300 UMKM (WUB) KK Miskin yang difasilitasi modal usaha Jumlah Wira Usaha Baru (WUB) UMKM Potensial yang difasilitasi modal usaha Jumlah Wira Usaha Baru 30 UMKM (WUB) Mahasiswa yang difasilitasi modal usaha Meningkatnya transaksi bisnis 6 UMKM KUMKM melalui promosi produk Meningkatnya jaminan usaha bagi KUKM atas tersedianya Sertifikat Hak Atas Tanah
300 UMKM
1.500
200 UMKM
300
200 UMKM
300
200 UMKM
320
200 UMKM
320
200 UMKM
350
1.300 UMKM
Dinas Koperindag
200 UMKM
300
300 UMKM
600
300 UMKM
600
300 UMKM
600
400 UMKM
600
1.500 UMKM
Dinas Koperindag
0
0
30 UMKM
214
50 UMKM
200
50 UMKM
200
50 UMKM
200
50 UMKM
200
50 UMKM
200
280 UMKM
Dinas Koperindag
6 UMKM
217
12 KUMKM
200
12 KUMKM
200
12 KUMKM
200
12 KUMKM
200
12 KUMKM
200
66 KUMKM
Dinas Koperindag
0
700 UMKM
70
700 UMKM
70
700 UMKM
70
700 UMKM
100
700 UMKM
100
3.500 UMKM
Dinas Koperindag
0
5 orang
50
5 orang
50
5 orang
50
5 orang
50
5 orang
50
25 orang
Dinas Koperindag
35
24 kali monev
50
24 kali monev
50
24 kali monev
50 24 kali monev
80
24 kali monev
130
24 kali monev
Dinas Koperindag
325
85%
400
90%
340
100%
420
100%
Dinas Koperindag
0
Tersedianya tenaga Pembina dan pengelola koperasi termasuk UMKM yang mengikuti diklat ketrampilan teknis dan manajerial
0
0 0 orang
Terlaksananya monitoring 12 kali monev dan evaluasi program KUMKM
0
12 kali monev
1.13.05 Program Peningkatan Persentase peningkatan Kualitas Perencanaan Bidang koordinasi & sinkronisasi Koperindag program KUMKM lintas Pusat, provinsi dan Kab/Kota, lintas sektor dan lintas pelaku
75% 75%
324
80%
Persentase ketersediaan dokumen perencanaan dan evaluasi program Koperindag 1.13.06 Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa Administrasi Perkantoran administrasi perkantoran 1.13.07 Program Peningkatan Sarana Persentase ketersediaan dan Prasarana Aparatur sarana prasarana SKPD
85% 85%
100
90%
100
95%
100
100%
100
100%
100
100%
100
100%
Dinas Koperindag
85% 85%
350
90%
350
95%
350
100%
340
100%
340
100%
400
100%
Dinas Koperindag
100%
Dinas Koperindag
1.13.08 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
90% 90%
100%
Dinas Koperindag
Persentase pelayanan dan akuntabilitas keuangan SKPD
JUMLAH URUSAN KOPERASI DAN UMKM (1.13)
75% 75%
657
150
85%
90%
4.265
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
650
150
3.585
100%
100%
800
150
4.120
100%
100%
450
800
150
4.220
95%
100%
100%
700
150
4.155
100%
100%
800
150
4.505
Bab VIII - 28
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.14
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
4
2013 Target
Rp.
5
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
SKPD Penanggung Jawab
15
16
URUSAN WAJIB PENANAMAN MODAL
1.14.01 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi
1.14.02 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Penyelenggaraan Pelayanan perizinan dan non perizinan Laporan pemantauan terhadap 23 PMA dan minimal 13 PMDN dalam bentuk LKPM (Laporan Kegiatan Penanaman Modal)
Penyelenggaraan pelayanaan 3 Laporan pemantauan terhadap 13 PMA/Tahun dan 3 PMDN/Tahun dalam bentuk LKPM (Laporan Kegiatan Penanaman Modal) 35 kali bimbingan pelaksnaan 1 kali bimbingan penanaman modal pelaksnaan penanaman modal
Penyelenggaraan pelayanaan 3 15 LKPM PMA dan 5 LKPM PMDN
Dukungan Kab/kota dalam bentuk regulasi/kebijakan untuk penciptaan iklim investasi yang kondusif 5 Seri Status investasi Daerah 2 Seri Status investasi Daerah
-
1 Seri Status investasi Daerah
200
1 Seri Status investasi Daerah
10 kerjasama investasi PMA, 13 kerjasama dan 13 PMDN investasi PMA, dan 3 PMDN 1) 5.000 Booklet, 5.000 5.000 Booklet, leaflet, 5.000 CD Profil 5.000 leaflet, 200 investasi, 2.500 buku potensi CD Profil investasi investasi, 200 buku potensi investasi
2 kerjasama investasi PMA, dan 2 PMDN 5.000 Booklet, 5.000 leaflet, 200 CD Profil investasi, 200 buku potensi investasi
300
2 kerjasama investasi PMA, dan 2 PMDN 1.000 Booklet, 1.000 leaflet, 1.000 CD Profil investasi, 500 buku potensi investasi
2 kerjasama investasi PMA, dan 2 PMDN 200 1.000 Booklet, 1.000 leaflet, 1.000 CD Profil investasi, 500 buku potensi investasi
2) Touch Screen Informasi Investasi dan Billboard di hotel dan bandara
-
-
-
Pengadaan 2 Touch Screen dan 2 Billboard
Maintenance dan Update Data
Maintenance dan Update Data
Maintenance dan Update Data
3) 360 berita investasi di media cetak dan elektronik
52 berita 72 berita investasi di investasi di media cetak dan media cetak dan elektronik elektronik -
72 berita investasi di media cetak dan elektronik 1 profil investasi pada majalah nasional dan internasional
Pengadaan 1 Touch Screen, Maintance dan Update data 72 berita investasi di media cetak dan elektronik
72 berita investasi di media cetak dan elektronik
72 berita investasi di media cetak dan elektronik
1 profil investasi pada majalah nasional dan internasional
1 profil investasi pada majalah nasional dan internasional
5) 520 kali update website promosi investasi (2 kali seminggu)
240 kali update website promosi investasi
104 kali update website promosi investasi
104 kali update website promosi investasi
104 kali update website promosi investasi
104 kali update website promosi investasi
6) Operasionalisasi SPIPISE dan SIPID
Penyiapan Sistem Penyiapan Sistem dan Infrastruktur dan Infrastruktur penunjang penunjang
Penyiapan Sistem dan Infrastruktur penunjang
Operasionalisasi SPIPISE dan SIPID
Operasionalisasi SPIPISE dan SIPID
72 berita investasi di media cetak dan elektronik 1 profil investasi pada majalah nasional dan internasional 104 kali update website promosi investasi Operasionalisa si SPIPISE dan SIPID
4) 5 profil investasi pada majalah nasional dan internasional
1 kali bimbingan pelaksnaan penanaman modal
215 75
-
Penetapan Ranperda dan 15 LKPM PMA dan 5 LKPM PMDN
150
Sosialisasi dan Implementasi 50 17 LKPM PMA dan 7 LKPM PMDN
7 kali bimbingan pelaksnaan penanaman modal -
1 Kabupaten
200
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
150 Implementasi Perda PTSP Penanaman 50 19 LKPM PMA dan 9 LKPM PMDN
7 kali bimbingan pelaksnaan penanaman modal 75 1 Kabupaten
200
1 Seri Status investasi Daerah
250
7 kali bimbingan pelaksnaan penanaman modal 100 1 Kabupaten
200
255
200
1 Seri Status investasi Daerah 2 kerjasama investasi PMA, dan 2 PMDN 1.000 Booklet, 1.000 leaflet, 1.000 CD Profil investasi, 500 buku potensi investasi
150 50
Implementasi PTSP 21 LKPM PMA dan 11 LKPM PMDN
7 kali bimbingan pelaksnaan penanaman modal 100 2 Kabupaten
200
1 Seri Status investasi Daerah 255 2 kerjasama investasi PMA, dan 2 PMDN 200 1.000 Booklet, 1.000 leaflet, 1.000 CD Profil investasi, 500 buku potensi investasi
150 50
Sintesa PTSP Penanaman Modal 23 LKPM PMA dan 13 LKPM PMDN
150 Implementasi PTSP Penanaman Modal 50 23 LKPM PMA dan 13 LKPM PMDN
7 kali bimbingan pelaksnaan penanaman modal 100 1 Kota
200
255
200
1 Seri Status investasi Daerah 2 kerjasama investasi PMA, dan 2 PMDN 1.000 Booklet, 1.000 leaflet, 1.000 CD Profil investasi, 500 buku potensi investasi
BID
35 kali bimbingan pelaksnaan penanaman modal 100 6 Kabupaten/kota
200
BID
5 Seri Status investasi Daerah
255
23 kerjasama investasi PMA, dan 13 PMDN 200 5.000 Booklet, 5.000 leaflet, 5.000 CD Profil investasi, 2.500 buku potensi investasi Touch Screen Informasi Investasi dan Billboard di bandara 270 berita investasi di media cetak dan elektronik
1 profil investasi pada majalah nasional dan internasional
5 profil investasi pada majalah nasional dan internasional
104 kali update website promosi investasi
520 kali update website promosi investasi
Operasionalisasi SPIPISE dan SIPID
BID
Operasionalisasi SPIPISE dan SIPID
Bab VIII - 29
BID
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
URUSAN WAJIB
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
4
Sewa Tempat pemasangan bilboard di Bandara Internasional
-
-
30 kali berpartisipasi pada pameran Dalam Negeri, 10 kali pameran luar negeri dan 5 kali pelaksana GPID
8 kali berpartisipasi pada pameran DN dan 2 Kali pada pameran LN
6 kali berpartisipasi pameran DN, 2 kali LN dan 1 kali pelaksana GPID Tingkat Nasional
Kemitraan 5 investor dan UMKM
-
-
5 dokumen perencanaan BID 1 dokumen 1 dokumen perencanaan BID perencanaan BID 5 LAKIP 1 Renstra 2012-2017 5 Renja 5 laporan Tahunan 5 LKPJ 5 LPPD 60 Laporan Bulanan
1 LAKIP 12 Laporan Bulanan 1 Renja 1 laporan Tahunan 1 LKPJ 5 LPPD
5 kali Forum SKPD Kab/Kota Bid. PM
1 LAKIP 12 Laporan Bulanan 1 Renja 1 laporan Tahunan 1 LKPJ 5 LPPD 12 Laporan Bulanan 5 kali Forum SKPD Kab/Kota Bid. PM 1 Renstra BID
5 kali marketing intelijen
Sistem Informasi Kegiatan Internal
1)60 aparat kab/kota terlatih 19 aparat Prov. dalam pelayanan investasi Terlatih dlm bidang investasi 2) 35 aparat Prov. Terlatih dlm bidang investasi
19 aparat Prov. Terlatih dlm bidang investasi
26 orang S2 dan 1 org S3
Rp. -
-
2013 Target
5
Sewa Tempat pemasangan bilboard di Bandara Internasional 430 6 kali berpartisipasi pameran DN, 2 kali LN dan 1 kali pelaksana GPID Tingkat Nasional Kemitraan 1 investor dan UMKM 350 1 dokumen perencanaan BID 1 LAKIP
Rp.
6
2014 Target
7
350 Sewa Tempat pemasangan bilboard di Bandara Internasional 280 6 kali berpartisipasi pameran DN, 2 kali LN dan 1 kali pelaksana GPID 125
250
Kemitraan 1 investor dan UMKM 1 dokumen perencanaan BID
Perda tentang Kemudahan Investasi di Provinsi Gorontalo yang telah direvisi, Pergub tentang kemudahan investasi dan 10 rumusan sintesis kebijakan investasi
8
2015 Target
9
350 Sewa Tempat pemasangan bilboard di Bandara Internasional 280 6 kali berpartisipasi pameran DN, 2 kali LN dan 1 kali pelaksana GPID
125
Kemitraan 1 investor dan UMKM
250
1 dokumen perencanaan BID
1 Renja 1 laporan Tahunan 1 LKPJ 5 LPPD 12 Laporan Bulanan
1 LAKIP 12 Laporan Bulanan 1 Renja 1 laporan Tahunan 1 LKPJ 5 LPPD 12 kali Forum SKPD Kab/Kota
1 LKPJ 5 LPPD 12 kali Forum SKPD Kab/Kota
1 kali Forum SKPD Kab/Kota
1 kali Forum SKPD Kab/Kota
1 kali Forum SKPD Kab/Kota
1 kali marketing intelijen
1 kali marketing intelijen
1 kali marketing intelijen
Penyiapan Sistem Informasi Kegiatan Internal 100 12 aparat kab/kota terlatih dalam pelayanan investasi 10 aparat Prov. Terlatih dlm bidang investasi
Implementasi Sistem Informasi Kegiatan Internal
Implementasi Sistem Informasi Kegiatan Internal
12 aparat kab/kota terlatih dalam pelayanan investasi
100 12 aparat kab/kota terlatih dalam pelayanan investasi
10 aparat Prov. Terlatih dlm bidang investasi
5 aparat Prov. Terlatih dlm bidang investasi
Sosialisasi dan Implementasi Perda Kemudahan Investasi dan 2 rumusan kebijakan investasi
100 Implementasi Perda Kemudahan Investasi dan 2 rumusan kebijakan investasi
100
3) 30 pelaku UMKM 1.14.03 Program Penyiapan Sumber Daya Investasi
Rp.
1 LAKIP 12 Laporan Bulanan 1 Renja 1 laporan Tahunan
10 pelaku UMKM Perda No.2 Tahun 2004 Tentang Kemudahan Investasi di Provinsi Gorontalo
Rumusan 2 kebijakan investasi
132 Penetapan revisi perda dan Pergub Kemudahan Investasi & 2 rumusan Kebijakan Investasi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
100
Rp.
10
2016 Target
11
360 Sewa Tempat pemasangan bilboard di Bandara Internasional 300 6 kali berpartisipasi pameran DN, 2 kali LN dan 1 kali pelaksana GPID 125
Kemitraan 1 investor dan UMKM 250 1 dokumen perencanaan BID 1 LAKIP 12 Laporan Bulanan 1 Renja 1 laporan Tahunan 1 LKPJ 5 LPPD 12 kali Forum SKPD Kab/Kota 1 kali Forum SKPD Kab/Kota 1 kali marketing intelijen Implementasi Sistem Informasi Kegiatan Internal 100 12 aparat kab/kota terlatih dalam pelayanan investasi 5 aparat Prov. Terlatih dlm bidang investasi 10 pelaku UMKM 100 Implementasi Perda Kemudahan Investasi dan 2 rumusan kebijakan investasi
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
SKPD Penanggung Jawab
15
16
360 Sewa Tempat pemasangan bilboard di Bandara Internasional
360 Sewa Tempat pemasangan bilboard di Bandara Internasional
300 6 kali berpartisipasi pameran DN, 2 kali LN dan 1 kali pelaksana GPID
320 30 kali berpartisipasi pada pameran DN, 10 kali pameran LN dan 5 kali pelaksana GPID
125
Kemitraan 1 investor dan UMKM
125 Kemitraan 5 investor dan UMKM
250
1 dokumen perencanaan BID
250
5 dokumen perencanaan BID
1 LAKIP 12 Laporan Bulanan 1 Renja 1 laporan Tahunan
5 LAKIP 1 Renstra 2012-2016
1 LKPJ 5 LPPD 12 kali Forum SKPD Kab/Kota
5 LKPJ 5 LPPD 60 Laporan Bulanan
5 Renja 5 laporan Tahunan
1 kali marketing intelijen
5 kali Forum SKPD Kab/Kota
1 kali marketing intelijen
5 kali marketing intelijen
Implementasi Sistem Informasi Kegiatan Internal
Implementasi Sistem Informasi Kegiatan Internal
100 12 aparat kab/kota terlatih dalam pelayanan investasi
100 1)60 aparat kab/kota terlatih dalam pelayanan investasi
5 aparat Prov. Terlatih dlm bidang investasi 10 Pelaku UMKM 100
Sintesa Perda Kemudahan Investasi
2) 35 aparat Prov. Terlatih dlm bidang investasi 3) 30 pelaku UMKM 100 Implementasi Perda Kemudahan Investasi dan rumusan 10 kebijakan investasi
Bab VIII - 30
BID
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
URUSAN WAJIB
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
Perda dan Pergub tentang Draft Ranperda PTSP, serta UPT PTSP dan Pergub PTSP Provinsi Gorontalo beroperasi Prov. Gorontalo secara otonom 6 Kawasan Invesmas di kab/kota
1 Kabupaten
30 Feasibility Study Potensi investasi Daerah dan 5 FS objek investasi besar
2 Feasibility 1 Feasibility Study Potensi Study Potensi investasi Daerah investasi Daerah
1.14.04 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan dan Capaian Kinerja dan Keuangan
1) 5 RKA dan 5 DPA, 60 laporan bulanan, 10 kali laporan semesteran, 5 Laporan Tahunan Keuangan
1 RKA dan 1 DPA, 12 laporan bulanan, 2 kali laporan semesteran, 1 Laporan Tahunan Keuangan
1 RKA dan 1 DPA, 12 laporan bulanan, 2 kali laporan semesteran, 1 Laporan Tahunan Keuangan
1.16.05 Program Pelayanan Jasa administrasi Perkantoran
Terselenggaranya administrasi perkantoran secara efektif dan efisien
Penyelenggaraan administrasi perkantoran secara efektif dan efisien
Penyelenggaraan administrasi perkantoran secara efektif dan efisien
1.14.06 Program Peningkatan Sarana Penyediaan sarana dan Penyediaan dan Prasarana Perkantoran prasarana perkantoran secara sarana dan efektif dan efisien prasarana perkantoran secara efektif dan efisien JUMLAH URUSAN PENANAMAN MODAL (1.14) 1.15.
1 Kabupaten
Penyediaan sarana dan prasarana perkantoran secara efektif dan efisien
2013 Target
Rp.
5
Penetapan Ranperda dan Ranpergub PTSP Provinsi Gorontalo 220 1 Kawasan Invesmas di kab/kota 245 6 Feasibility Study Potensi investasi masyarakat dan 1 FS Objek investasi besar 84
1 RKA dan 1 DPA, 12 laporan bulanan, 2 kali laporan semesteran, 1 Laporan Tahunan Keuangan
250 Penyelenggaraa n administrasi perkantoran secara efektif dan efisien 355 Penyediaan sarana dan prasarana perkantoran secara efektif dan efisien 3.156
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
Sosialisasi dan Implementasi PTSP Penanaman Modal 200
225
85
2015 Target
9
10
Implementasi Perda PTSP Penanaman Modal
1 Kawasan Invesmas di kab/kota 6 Feasibility Study Potensi investasi masyarakat dan 1 FS Objek investasi besar
200
1 RKA dan 1 DPA, 12 laporan bulanan, 2 kali laporan semesteran, 1 Laporan Tahunan Keuangan
85
225
200
1 RKA dan 1 DPA, 12 laporan bulanan, 2 kali laporan semesteran, 1 Laporan Tahunan Keuangan
85
250 Penyelenggaraan administrasi perkantoran secara efektif dan efisien
300 Penyediaan sarana dan prasarana perkantoran secara efektif dan efisien
300 Penyediaan sarana dan prasarana perkantoran secara efektif dan efisien
3.220
2016 Target
11
Rp.
12
Implementasi PTSP Penanaman Modal
1 Kawasan Invesmas di kab/kota 6 Feasibility Study Potensi investasi masyarakat dan 1 FS Objek investasi besar
250 Penyelenggaraan administrasi perkantoran secara efektif dan efisien
3.190
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
1 Kawasan Invesmas di kab/kota 225 6 Feasibility Study Potensi investasi masyarakat dan 1 FS Objek investasi besar 1 RKA dan 1 DPA, 12 laporan bulanan, 2 kali laporan semesteran, 1 Laporan Tahunan Keuangan 250 Penyelenggara an administrasi perkantoran secara efektif dan efisien 300 Penyediaan sarana dan prasarana perkantoran secara efektif dan efisien 3.250
2017 Target
13
Rp.
14
Sintesa PTSP Penanaman Modal
200
225
85
2 Kawasan Invesmas di kab/kota 6 Feasibility Study Potensi investasi masyarakat dan 1 FS Objek investasi besar
1 RKA dan 1 DPA, 12 laporan bulanan, 2 kali laporan semesteran, 1 Laporan Tahunan Keuangan
15
16
Implementasi PTSP Penanaman Modal
BID
200 6 Kawasan Invesmas Kab/kota di kab/kota 235
30 Feasibility Study Prov. Gorontalo Potensi investasi masyarakat dan 1 FS objek investasi besar
85 1) 5 RKA dan 5 DPA, Prov. Gorontalo 60 laporan bulanan, 10 kali laporan semesteran, 5 Laporan Tahunan Keuangan
250 Penyelenggaraan administrasi perkantoran secara efektif dan efisien
250 Terselenggaranya administrasi perkantoran secara efektif dan efisien
300 Penyediaan sarana dan prasarana perkantoran secara efektif dan efisien
300 Penyediaan sarana dan prasarana perkantoran secara efektif dan efisien
3.250
SKPD Penanggung Jawab
3.280
KEBUDAYAAN
1.15.01 Program Pengembangan Nilai Budaya 1.15.02 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah Pendukungan Pengelolaan Museum dan Taman Budaya Di Daerah 1.15.03 Program Pengembangan Membangun kemitraan Kerjasama Pengelolaan pengelolaan kebudayaan Kekayaan Budaya antar daerah 1.15.04 Program Pengelolaan Pengembangan Kesenian dan Keragaman Budaya Kebudayaan Daerah JUMLAH URUSAN KEBUDAYAAN (1.15)
1 Kegiatan
66
1 Kegiatan
73
1 Kegiatan
80
1 Kegiatan
88
1 Kegiatan
97
1 Kegiatan
106
Dikpora
40 Org
838
40 Org
922
40 Org
1014
40 Org
1.115
40 Org
1.227
40 Org
1350
Dikpora
2 Kegiatan
29
2 Kegiatan
32
2 Kegiatan
35
2 Kegiatan
39
2 Kegiatan
42
2 Kegiatan
47
Dikpora
4 Kegiatan
563
4 Kegiatan
620
4 Kegiatan
681
4 Kegiatan
750
4 Kegiatan
825
4 Kegiatan
907
Dikpora
1.496
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
1.647
1.810
1.992
2.191
2.410
Bab VIII - 31
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.16.
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
5
Rp.
2014 Target
6
7
Rp.
2015 Target
8
9
2016 Target
Rp.
10
11
2017 Target
Rp.
12
Rp.
13
14
SKPD Penanggung Jawab
15
16
URUSAN WAJIB PEMUDA DAN OLAHRAGA
1.16.01 Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda 1.16.02 Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olah Raga 1.16.03 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga 1.16.04 Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
Dikpora
Pembinaan Organisasi Kepemudaan
160 org
70 Org
654
70 Org
719
70 Org
791
70 Org
870
70 Org
958
70 Org
1.053
Penyelenggaraan Olahraga Masyarakat
100 org
180 Org
243
180 Org
267
180 Org
294
180 Org
323
180 Org
355
180 Org
391
Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga
1 KEG
415 Org
1.566
415 Org
1.722
415 Org
1.894
415 Org
2.084
415 Org
2.292
415 Org
2.521
Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kepemimpinan
1 KEG
219 Org
1.219
219 Org
1.341
219 Org
1.476
219 Org
1.624
219 Org
1.786
219 Org
1.965
1 KEG
62 Atlet
722
62 Atlet
794
62 Atlet
873
62 Atlet
960
62 Atlet
1.056
62 Atlet
1.162
1.16.05 Program Pembinaan dan Pembinaan Cabang Olahraga Pemasyarakatan Olah Prestasi Di Tingkat Daerah Raga
Dikpora
Dikpora
Dikpora
Dikpora
JUMLAH URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA (1.16) 1.17.
2013 Target
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
4.404
4.843
5.328
5.861
6.447
7.092
KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI
1.17.01 Pendidikan Politik Masyarakat 1.17.02 Peningkatan Wawasan Kebangsaan / Peningkatan Pemantapan 4 Pilar Negara (Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI
Terlaksananya Penyuluhan Kepada Masyarakat dalam Meningkatnya sikap dan karakter masyarakat yang berwawasan kebangsaan dalam membangun kehidupan demokrasi yang didasarkan pada nilai-nilai dan semangat kebangsaan serta konstiusi nasional Meningkatnya pemantapan pembauran bangsa, ketahanan bangsa serta wawasan kebangsaan dan demokrasi 1.17.03 Peningkatan Toleransi dan Terlaksananya penguatan Kerukunan dalam Kehidupan kerukunan umat beragama Beragama masyarakat melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) 1.17.04 Peningkatan Keamanan dan Meningkatnya Stabilitas Kenyamanan Lingkungan Keamanan Daerah dan Pemantapan Fungsi KOMINDA Meningkatnya peran masyarakat dalam menjaga keamanan melalui FKDM (Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat) Terlaksananya LSM/Ormas yang mendapat penguatan dan pendataan LSM/Ormas Terlaksananya Pemantauan Orang Asing Terlaksanaya Pembinaan Terhadap FKDM dlm Menunjang Stabilitas Daerah
550 Orang
450 Orang
925
400 Orang
850
450 Orang
850
250 Orang
850
250 Orang
925
200 Orang
850
1.550 Orang
Kesbangpol
100 Orang
100 orang
135
200 Orang
225
300 Orang
230
300 Orang
230
200 Orang
275
200 Orang
230
1.200 Orang
Kesbangpol
100 Orang
100 orang
130
100 Orang
100
125 Orang
100
100 Orang
100
100 Orang
100
100 Orang
100
525 Orang
Kesbangpol
100 Orang
100
125 Orang
100
125 Orang
100
125 Orang
100
125 Orang
100
600 Orang
Kesbangpol
73%
325
75%
75%
Kesbangpol
Kesbangpol
100 Orang
70%
200 Orang
100 LSM/ Ormas
70%
270
70%
305
70%
300
72%
300
300
200 Orang
185
200 Orang
200
250 Orang
200
200 Orang
200
200 Orang
225
200 Orang
200
1.050 Orang
110 LSM/ Ormas
89
110 LSM/ Ormas
100
140 LSM/ Ormas
110
160 LSM/ Ormas
110
180 LSM/ Ormas
120
200 LSM/ Ormas
110
200 LSM/ Ormas
20 Kali
-
4 Kali
50
4 Kali
50
4 Kali
50
4 Kali
50
4 Kali
50
4 Kali
50
-
3 Kali
269
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Kesbangpol Kesbangpol
Bab VIII - 32
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.17.05 Peningkatan pemberantasan Meningkatnya pemahaman URUSAN WAJIB penyakit masyarakat masyarakat tentang penyakit masyarakat 1.17.06 Peningkatan Pemberdayaan Meningkatnya pemahaman Masyarakat masyarakat tentang ketahanan ekonomi dalam menunjang stabilitas daerah Meningkatnya Koordinasi dan Komunikasi Ba Kesbang se Prov. Gtlo dalam rangka Stabilitas Keamanan Daerah 1.17.07 Peningkatan Kapasitas Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur sumber daya aparatur Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
4
2013 Target
Rp.
5
-
100 Orang
4 Kali
16 Orang
1.17.08 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
SKPD Penanggung Jawab
15
16
300 orang
210
300 orang
220
250 Orang
220
250 Orang
240
250 Orang
220
1.350 Orang
Kesbangpol
100 orang
122
200 orang
200
250 Orang
210
250 Orang
210
250 Orang
225
250 Orang
210
1.200 Orang
Kesbangpol
4 Kali
92
4 Kali
150
4 Kali
150
4 Kali
150
4 Kali
150
4 Kali
150
20 Kali
Kesbangpol
330
18 Orang
200
18 Orang
200
20 Orang
200
20 Orang
210
20 Orang
200
25 Orang
Kesbangpol
16 org
Terlaksananya Sistem Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.17.09 Program Peningkatan Sarana Meningkatnya sarana dan dan Prasarana Aparatur prasarana yang representatif
0
20%
463
20%
470
20%
470
20%
470
20%
480
20%
470
Kesbangpol
0
20%
263
20%
120
20%
120
20%
120
20%
120
20%
120
Kesbangpol
1.17.10 Program Peningkatan Terlaksananya Pengelolaan Pengembangan Sistem Keuangan Badan Kesbang & Pelaporan Capaian Kinerja Politik Yang Akuntabel dan Keuangan JUMLAH URUSAN KESBANG & POLITIK DALAM NEGERI (1.17)
0 3 dok
120
Kesbangpol
1.18
47 3 dok
120 3 dok
3.370
120 3 dok
3.400
120 3 dok
3.430
125 3 dok
3.430
3.670
3.430
OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
1.18.01 Legislasi rancangan peraturan perundang undangan
1.18.02 Publikasi peraturan perundang undangan
Tersusunnya produk hukum daerah :
Biro Hukum dan Organisasi
- Rancangan Peraturan Daerah - Keputusan Kepala Daerah - Peraturan Gubernur Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat dan aparatur pemerintah - Tesedianya : » Himpunan Lembaran Daerah » Himpunan Berita Daerah » Himpunan Keputusan Gubernur » Katalog Keputusan/ Peraturan Gubernur Tersedianya SDM bidang hukum yang berkualitas Koordinasi dan kerjasama SJDIH Rapat koordinasi dengan instansi bid. Hukum terkait pusat dan daerah Meningkatnya pemahaman aparat mengenai peraturan perundang-undangan
3 223 21
10 270 30
195 67 118
10 270 30
250 100 120
10 300 25
250 100 120
10 300 25
250 22 30
10 300 25
250 22 30
10 300 25
270 26 30
50 1470 130 Biro Hukum dan Organisasi
4 2
100
13
100
20
2
20
100
24
100
24
100
26
402
50
8
50
10
50
10
50
8
50
8
50
10
250
100
15
100
20
100
20
100
16
100
15
100
16
500
50
7
50
8
50
8
50
8
50
8
50
10
250
3
24
3
30
3
30
3
24
3
24
3
24
15
2
17
2
35
2
35
2
17
2
18
2
20
10
3
105
17
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VIII - 33
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.18.03 Koordinasi kerjasama dan URUSAN WAJIB Pendampingan Advokasi Hukum
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
Terlaksananya penyelesaian penanganan kasus di Badan peradilan Terlaksananya Koordinasi Penyelesaian Masalah Hukum
1.18.07
1.18.08
2
9
9
15
15
2013 Target
Rp.
5
Terpenuhinya dokumen perencanaan anggaran, Laporan keuangan dan LAKIP
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
16 Biro Hukum dan Organisasi
3
340
4
340
3
340
3
350
5
370
18
10
12
35
10
35
8
40
10
40
12
40
52
17
35
10
35
15
45
16
45
14
45
72
85
240
97
240
100
250
115
250
120
310
517
35
SKPD Penanggung Jawab
15
140
80
125
1
100
1
150
1
150
1
200
1
200
1
244
5
150
41
150
100
150
100
150
100
150
100
150
150
750
4
80
4
100
4
100
4
100
4
100
20
4
80
4
90
4
40
4
40
4
40
20
8
350
5
350
5
300
5
300
5
300
28
6
200
6
250
6
250
6
250
6
250
30
1
186
1
186
1
186
1
186
1
186
5
384
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
0 1 dok
148
Biro Hukum dan Organisasi
20%
264
20%
341
20%
351
20%
350
20%
350
20%
350
100%
Biro Hukum dan Organisasi
0
20%
216
20%
380
20%
380
20%
300
20%
300
20%
300
100%
Biro Hukum dan Organisasi
150
3 dok
0 3 dok
141 3 dok
1 Buku
2 Paket
Biro Hukum dan Organisasi
0
150 3 dok
2.190 Tersedianya Buku Standar Satuan harga Terlaksananya pengembangan sistim informasi terhadap layanan publik melalui penerapan egovernment (e-proc, ereport, e-economic, serta emonev) Terlaksananya Pelatihan sistem-e procurement / LPSE Provinsi Gorontalo untuk panitia dan PPK Terlaksananya Pelatihan sistem-e procurement / LPSE Provinsi Gorontalo untuk Penyedia Jasa/Vendor LPSE
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
1
Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat dan aparatur pemerintah tentang HAM Tersedianya SDM bidang HAM yang profesional Koordinasi penyelesaian pelanggaran HAM Peningkatan Kapasitas Tertatanya organisasi Kelembagaan perangkat daerah Tersusunnya sistem dan prosedur pelayanan (SOP) Tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Penataan Daerah Otonomi Fasilitasi Pemantapan SOTK Baru Pemerintah Daerah Otonom Baru Program Pelayanan Terpenuhinya pelayanan Administrasi Perkantoran administrasi perkantoran di Biro Hukum dan Organisasi Program Peningkatan Sarana Meningkatnya sarana dan dan Prasarana Aparatur prasarana yang representatif
1.18.09 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Total Biro Hukum 1.18.10 Pengembangan Pengelolaan Keuangan 1.18.11 Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi untuk pelayanan publik
4
73
1.18.04 Perlindungan dan Penegakan Tersedianya data pemenuhan HAM dan pelanggaran HAM
1.18.06
2012 Target
4
Tersusunnya tata perjanjian kerjasama Terevaluasinya Kinerja PPNS
1.18.05
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
3.260 1 Buku
4 Paket
346
150 3 dok
69
150 3 dok
3.350 1 Buku
74
150 3 dok
3.050 1 Buku
80
3.060 1 Buku
86
Biro Hukum dan Organisasi
3.267 1 Buku
92
1 Buku
Badan Kuangan Daerah
4 Paket
301
4 Paket
320
4 Paket
320
4 Paket
320
4 Paket
350
4 Paket
Biro P2E
20 Kali
22 Kali
125
24 Kali
185
24 Kali
185
26 Kali
185
27 Kali
195
30 Kali
Biro P2E
5 Kali
10 Kali
100
12 Kali
125
12 Kali
125
14 Kali
125
14 Kali
125
15 Kali
Biro P2E
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VIII - 34
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
URUSAN WAJIB
1.18.12 Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
1.18.13 Program Pengendalian Pembangunan Ekonomi
Peningkatan Kapasitas SDM pengolah LPSE Fasilitasi Pembentukan Unit Pelayanan Pengadaan (ULP) di Provinsi Gorontalo / Kab./Kota Terlayaninya paket pengadaan melalui ULP Terlaksananya monitoring proyek Pembangunan pada Kab/Kota
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
4
5
Rp.
6
2014 Target
7
8
9
14 org
Rp.
10 120
2016 Target
11
16 org
Rp.
12 120
2017 Target
13
18 org
Rp.
14 120
15
16
18 org
Biro P2E
80
1 Unit
1 Unit
180
Diperkirakan Telah Bediri Sendiri Dalam Satu OTK yang dibentuk melalui PERDA
Biro P2E
300 Paket
100
Diperkirakan ULP Telah Bediri Sendiri Dalam Satu OTK yang dibentuk melalui PERDA
Biro P2E
290 Proyek yang termonitor
120
2015 Target
10 org
290 Paket
12 org
Rp.
SKPD Penanggung Jawab
5 orang
100 Paket yang termonitor
264
300 Paket yang termonitor
270
350 Proyek termonitor
350
400 Proyek termonitor
356
500 Proyek termonitor
307
750 Proyek termonitor
360
750 Proyek termonitor
Biro P2E
4 kali
124
4 kali
124
4 kali
180
4 kali
124
4 kali
124
4 kali
125
4 kali
Biro P2E
2 kali
80
4 kali
100
6 kali
150
6 kali
150
6 kali
150
6 kali
Biro P2E
1 Kali
6 Kali
360
6 Kali
365
6 Kali
285
6 Kali
245
6 Kali
290
6 Kali
Biro P2E
1 Kali
12 Kali
120
12 Kali
125
12 Kali
100
12 Kali
100
12 Kali
100
12 Kali
Biro P2E
Terlaksananya Rakorev 4 kali Pembangunan antar SKPD Terlaksananya Rakorev Mobile Kegiatan 0 kali Pembangunan pada Kab/Kota Terlaksananya Bimtek Pengisian Format Kendali Penyerapan Anggaran Dan Sosialisasi Inpres No. 3 Tahun 2010 pada Kab/Kota Terlaksananya percepatan penyerapan anggaran APBD melalui Pra Rapim dan Rapim SKPD Tersedianya data peningkatan indikator Ekonomi Makro daerah Gorontalo Terlaksananya Konsultasi dan Evaluasi pembangunan antar pemerintah daerah maupun pusat pada sektor perekonomian Terlaksananya Koordinasi dan Kosultasi pengendalian inflasi daerah melalui TPIPED
2013 Target
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
1 Dok
1 Dok
64
1 Dok
65
1 Dok
85
1 Dok
90
1 Dok
90
1 Dok
90
1 Dok
Biro P2E
2 Kali
4 kali
100
5 kali
100
5 kali
125
5 kali
125
5 kali
125
5 kali
125
5 kali
Biro P2E
1 Kali
4 Kali
100
4 Kali
100
6 Kali
125
6 Kali
100
6 Kali
100
6 Kali
100
6 Kali
Biro P2E
2 kali
64
2 kali
65
2 kali
85
2 kali
85
2 kali
85
2 kali
85
2 kali
Biro P2E
6 Kali
150
8 Kali
175
10 Kali
175
12 Kali
175
14 Kali
175
14 Kali
Biro P2E
4 kali
100
6 kali
120
8 kali
120
10 kali
120
12 kali
150
12 kali
Biro P2E
Terlaksananya Rakorev pada bidang perkekonomian Pengembangan SDM pada Bidang Perekonomian Masyarakat Terlaksananya Koordinasi pada 6 Kab/Kota mengenai Produksi Daerah pada sektor pertanian,perikanan, Perindustrian Perdagangan, 2 kali Transportasi dan Pariwisata sebagai bahan Kebijakan dan untuk meningkatkan Investasi Daerah. 1.18.14 Program Pelayanan Terpenuhinya Pelayanan Administrasi Perkantoran Administrasi Perkantoran 1.18.15 Program Peningkatan Sarana Meningkatnya Pelayanan dan Prasarana Aparatur Sarana dan prasarana Perkantoran Total Biro P2E
0
20%
532
20%
200
20%
215
20%
180
20%
180
20%
190
100%
Biro P2E
0
20%
452
20%
180
20%
200
20%
160
20%
160
20%
170
100%
Biro P2E
2.046
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
2.800
3.000
2.800
2.711
2.900
Bab VIII - 35
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.18.16 Peningkatan Kapasitas Jumlah Pembahasan URUSAN WAJIB Lembaga Perwakilan Rakyat Ranperda yang difasilitasi Daerah Sekretariat DPRD Jumlah Hearing/Dialog dan Koordinasi yang difasilitasi Sekretariat DPRD Rapat Paripurna yang difasilitasi Sekretariat DPRD kegiatan Reses yang difasilitasi Sekretariat DPRD Tenaga Ahli, Kelompok Pakar, Tim Ahli yang disiapkan oleh Sekretariat DPRD Rapat-rapat Alat Kelengkapan Dewan yang difasilitasi Sekretariat DPRD Kunjungan Kerja Pimpinan dan Anggota DPRD yang difasilitasi Sekretariat DPRD Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan yang difasilitasi Sekretariat DPRD
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
1 Perda
6 Peraturan Daerah
2013 Target
Rp.
5
6.688
Rp.
2014 Target
6
7
6 Peraturan Daerah
6.688
6 Peraturan Daerah
Rp.
2015 Target
8
9
6.688 6 Peraturan Daerah
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) 2016 Target
Rp.
10
11
6.688
6 Peraturan Daerah
2017 Target
Rp.
12
13
6.848 6 Peraturan Daerah
Rp.
14
15
16
7.008
Sekretariat DPRD
14 kali kegiatan
40 kali kegiatan
285 40 kali kegiatan
300
40 kali kegiatan
281
40 kali kegiatan
281
40 kali kegiatan
281
40 kali kegiatan
281
Sekretariat DPRD
14 kali kegiatan
40 kali kegiatan
40 kali kegiatan 3 kali Reses
1.601
40 kali kegiatan
1.601
Sekretariat DPRD
1.761
3 kali Reses
1.761
Sekretariat DPRD
10.737 Dapat menyediakan 7 orang kelompok pakar/tim ahi/staf ahli 862 84 kali kegiatan
10.737
Sekretariat DPRD
862
Sekretariat DPRD
1 kali Kegiatan Reses -
44 kali kegiatan
1.601 40 kali kegiatan
1.601
40 kali kegiatan
1.601
40 kali kegiatan
1.601
3 kali Reses
1.761
3 kali Reses
1.761
3 kali Reses
1.761
3 kali Reses
1.761
Dapat menyediakan 7 orang kelompok 84 kalipakar/tim kegiatan
10.737
Dapat menyediakan 7 orang kelompok 865 84 kalipakar/tim kegiatan
10.737
10.737 Dapat menyediakan 7 orang kelompok pakar/tim ahi/staf ahli 862 84 kali kegiatan
10.737
Dapat menyediakan 7 orang kelompok ahi/staf 869 pakar/tim 84 kali kegiatan
862
Dapat menyediakan 7 orang kelompok 84 kali kegiatan
34 kali kegiatan kunjungan
96 kali kegiatan kunjungan
152 kali Media 365 kali Media Cetak dan 20 kali Cetak dan 50 kali Media Elektronik Media Elektronik
1.18.17 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Terpenuhinya pelayanan administrasi perkantoran di Sekretariat DPRD 1.18.18 Program Peningkatan Sarana Meningkatnya sarana dan dan Prasarana Aparatur prasarana yang representatif
12 kali
12 kali
1.18.19 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Total Sekretariat DPRD 1.18.20 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
3 dok
Terpenuhinya dokumen perencanaan anggaran, Laporan keuangan dan LAKIP
3.344 96 kali kegiatan kunjungan
3.344
96 kali kegiatan kunjungan
3.344
96 kali kegiatan kunjungan
1.100
1.210
365 kali Media Cetak dan 50 kali Media Elektronik
1.046
365 kali Media Cetak dan 50 kali Media Elektronik
365 kali Media Cetak dan 50 kali Media Elektronik 932 12 kali
3.344
96 kali kegiatan kunjungan 1.046 365 kali Media Cetak dan 50 kali Media Elektronik 950 12 kali
3.344
96 kali kegiatan kunjungan
3.344
Sekretariat DPRD
1.046
365 kali Media Cetak dan 50 kali Media Elektronik
1.046
Sekretariat DPRD
950 12 kali
950
Sekretariat DPRD
950 12 kali
950 12 kali
3.337 12 kali
3.500 12 kali
4.000 12 kali
4.000 12 kali
4.000 12 kali
4.000
Sekretariat DPRD
150 3 dok
150 3 dok
150 3 dok
150 3 dok
150 3 dok
150
Sekretariat DPRD
30.800
31.110
31.420
31.420
31.580
31.740
Terlaksananya pengawasan/ pemeriksaan internal secara berkala Jumlah Laporan Hasil pemeriksaan Reguler Jumlah Kasus Pengaduan Masyarakat yang ditangani dan dibuatkan laporan Jumlah SKTJM Hasil Pemeriksaan Thn 2002-2011 yang dibuat % Jumlah SKTJM Hasil Pemeriksaan 2012-2017 yang dibuat Frekwensi Pelaksanaan Sidang MP-TP/TGR Jumlah Laporan Pemutakhiran Data TLHP Tkt Nasional tahun 2012 Frekwensi Pelaksanaan Koordinasi Pengawasan Tk. Prov, Reg. dan Nas.
SKPD Penanggung Jawab
Inspektorat
57 LHP Reg 28 LHPK
135
975
143
1.050
143
1.140
143
1.140
143
1.140
143
1.150
907 LHP Reg
Inspektorat
30
383
34
400
38
421
42
421
46
421
46
425
264 LHPK
Inspektorat
5 Dok. TLHP, 42 5 Dok. TLHP, 300 SKTJM tahun SKTJM 2002-2011 100% SKTJM
0 0 laporan
3 Kali Sid MPTPTGR 1 laporan
18 kali koordinasi 24 kali koordinasi
400 5 Dok. TLHP, 317 SKTJM
500
250
300 5 Dok. TLHP, 0 SKTJM
300 5 Dok. TLHP, 0 SKTJM
300 5 Dok. TLHP, 0 SKTJM
300 5 Dok. TLHP, 0 SKTJM
100 % SKTJM Thn 2013
100 % SKTJM Thn 2014
100 % SKTJM Thn 2015
100 % SKTJM Thn 2016
100 % SKTJM Thn 2017
3 Kali Sid MPTPTGR 0
4 Kali Sid MPTPTGR 0
4 Kali Sid MPTPTGR
4 Kali Sid MPTPTGR 0
4 Kali Sid MPTPTGR
24 kali koordinasi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
-
250 24 kali koordinasi
-
0
250 24 kali koordinasi
-
250
24 kali koordinasi
-
0
250 24 kali koordinasi
300 35 Dok. TLHP, 659 SKTJM
Inspektorat
Inspektorat
-
250
22 Sidang MPTPTGR
Inspektorat
1 laporan
Inspektorat
162 kali koordinasi
Inspektorat
Bab VIII - 36
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
4
Jumlah Laporan Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pengawasan yang dibuat Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Kab/Kota yang dibuat Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan akhir masa jabatan yang dibuat Jumlah Laporan Hasil Diagnostic Asessment SPIP pada SKPD Laporan Hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Kab/Kota dan Evaluasi Draft LPPD Provinsi Jumlah Laporan Pelaksanaan Pembinaan Jumlah Program Kerja dan Peta Pengawasan Tahunan dan Laporan Kinerja
0
0 Lap. Evaluasi berkala
6 LHP
4 LHP
0 LHP
URUSAN WAJIB
1.18.21 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.18.22 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1.18.23 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 1.18.24 Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
Tersedianya pelayanan administrasi perkantoran Tersedianya sarana dan prasarana penunjang operasional kantor Tersusunnya anggaran dan laporan keuangan SKPD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
2013 Target
Rp.
5
-
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
15
16
30 Laporan
Inspektorat
5 LHP
340
5 LHP
340
5 LHP
340
34 LHP
Inspektorat
80
1 LHP
80
1 LHP
80
1 LHP
80
8 LHP
Inspektorat
7 Lap DA SPIP
225
8 Lap DA SPIP
225 9 Lap DA SPIP
225
9 Lap DA SPIP
225
39 Lap DA SPIP
Inspektorat
6 LHE LPPD
254
6 LHE LPPD
254
254
6 LHE LPPD
254
42 LHE LPPD
Inspektorat
150
4 Lap Pembinaan
150
20 Lap Pembinaan
Inspektorat
6 Lap. Evaluasi berkala
308
5 LHP
340
4 LHP
340
2 LHP
70
1 LHP
70
2 LHP
1 Lap DA SPIP
3 Lap DA SPIP
158
5 Lap DA SPIP
225
6 LHE LPPD
6 LHE LPPD
243
6 LHE LPPD
250
1 PKPT, 7 Peta Pengawasan, 1 Laporan
1 PKPT, 7 Peta Pengawasan, 1 Laporan
-
4 Lap Pembinaan 1 PKPT, 7 Peta Pengawasan, 1 Laporan
-
100 4 Lap Pembinaan
150 4 Lap Pembinaan
6 LHE LPPD
150
175 1 PKPT, 7 Peta Pengawasan, 1 Laporan
175 1 PKPT, 7 Peta Pengawasan, 1 Laporan
4 Lap Pembinaan 175 1 PKPT, 7 Peta Pengawasan, 1 Laporan
13
Rp.
150
150
12
2017 Target 6 Lap. Evaluasi berkala
6 Lap. Evaluasi berkala
11
Rp.
150
150
10
2016 Target
14
SKPD Penanggung Jawab
150 6 Lap. Evaluasi berkala
6 Lap. Evaluasi berkala
0 Lap Pembinaan 0 Lap Pembinaan
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
175 1 PKPT, 7 Peta Pengawasan, 1 Laporan
175 6 PKPT, 42 Peta Pengawasan, 6 Laporan
Inspektorat
Inspektorat
100%
100%
428
100%
450
100%
500
100%
530
100%
530
100%
565
100%
100%
612
100%
400
100%
200
100%
200
100%
200
100%
200
Inspektorat
150 21 Dok penganggaran, 14 lap. keuangan
Inspektorat
3 Dok 3 Dok penganggaran, 2 penganggaran, 2 lap. keuangan lap. keuangan
80 3 Dok penganggaran, 2 lap. keuangan
150 3 Dok penganggaran, 2 lap. keuangan
150 3 Dok penganggaran, 2 lap. keuangan
Keikutsertaan PNS pada kegiatan Bimtek/Diklat dalam dan Luar Daerah Pemeriksa yang kompoten dalam Teknis Pemeriksaan Calon Pejabat Fungsional Auditor yang kompeten dalam melaksanakan pemeriksaan Calon Pejabat Fungsional yang mengikuti Ujian Sertifikasi Calon Pejabat Fungsional P2UPD yang kompeten dalam melaksanakan pemeriksaan
7 Orang
15
223
20
7 Orang
10
250
10
7 Orang
20
20
20
20
20
0 Orang
10
10
10
10
10
Aparatur Pengawas Inspektorat di Kab/Kota yang kompeten di Bidang Pengawasan
35 Orang
30
100
150
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
235 280
125
25 10
150
240 300
125
25
150 3 Dok penganggaran , 2 lap. keuangan
10
150
240 300
125
25 10
150
150 3 Dok penganggaran, 2 lap. keuangan
100%
Inspektorat
240 300
125
25
142 Orang
Inspektorat
67 Orang
Inspektorat
20
127 Orang
Inspektorat
10
60 Orang
Inspektorat
815 Orang
Inspektorat
10
150
241 300
125
Bab VIII - 37
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.18.25 Program URUSANPenataan WAJIB dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan
Terwujudnya penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan yang efektif Jumlah SOP Pengawasan yang dibuat dan dilaksanakan
1.18.26 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
Meningkatnya Sistem Informasi Pengawasan dalam rangka Keterbukaan Informasi Publik dan Peningkatan Pelayanan Publik Media Informasi Pengawasan Untuk Publik yang dapat diakses (Web Site dan Media Cetak Pengawasan)
Total inspektorat 1.18.27 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
4
Terfasilitasinya Pemerintah Daerah dengan Pusat dan Pemerintah Daerah Lainnya
4 SOP
2012 Target
0
-
1 Paket Media Informasi
1 Paket Media Informasi
2013 Target
5
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
SKPD Penanggung Jawab
15
16
2 SOP
80
2 SOP
80
2 SOP
80
2 SOP
80
2 SOP
80
14 SOP
Inspektorat
150
1 Paket Media Informasi
150
1 Paket Media Informasi
150
1 Paket Media Informasi
150 1 Paket Media Informasi
150
1 Paket Media Informasi
150
7 Paket Media Informasi
Inspektorat
100%
100%
5.130 598
100%
5.180 603
100%
5.230 608
100%
5.260 608
100%
5.260 613
100%
5.310 618
100%
Kantor Perwakilan Jakarta
100%
100%
548
100%
552
100%
557
100%
557
100%
561
100%
566
100%
Kantor Perwakilan Jakarta
6 keg
Kantor Perwakilan Jakarta
1 Keg
1 keg
194
1 keg
196
1 keg
197
1 keg
197
1 keg
199
1 keg
200
-
30 keg
1.057
32 keg
1.075
35 keg
1.094
35 keg
1.094
37 keg
1.111
37 keg
1.100
206 keg
Kantor Perwakilan Jakarta
50 keg
103
50 keg
104
50 keg
105
50 keg
105
50 keg
106
50 keg
107
300 keg
Kantor Perwakilan Jakarta
6 Bidang & 3 UPTB
6 Bidang & 3 UPTB
2.500 1.076 6 Bidang & 3 UPTB
2.530 1.155 6 Bidang & 3 UPTB
2.560 1.200 6 Bidang & 3 UPTB
2.561 1.215 6 Bidang & 3 UPTB
2.590 1.225 6 Bidang & 3 UPTB
2.591 1.300 6 Bidang & 3 UPTB
6 Bidang & 3 UPTB
6 Bidang & 3 UPTB
5.464 6 Bidang & 3 UPTB
5.852 6 Bidang & 3 UPTB
5.860 6 Bidang & 3 UPTB
5.900 6 Bidang & 3 UPTB
5.941 6 Bidang & 3 UPTB
6.000 6 Bidang & 3 UPTB
42 orang
42 orang
1.18.35 Peningkatan Dan Perda Pergub APBD & APBD- Perda, Pergub Pengembangan Pengelolaan P serta Dokumen Laporan dan Dokumen Keuangan Daerah Keuangan Seluruh SKPD Laporan Keuangan, Jaringan SIMDA dan Data Aset
Perda, Pergub dan Dokumen Laporan Keuangan, Jaringan SIMDA dan Data Aset
1.18.36 Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kab/Kota
6 SK Kepala Daerah
Terlaksananya Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kab/Kota
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
Inspektorat
Terfasilitasinya Promosi Program Inovasi Pemprov di Jakarta atau Sebaliknya
Total Kantor Perwakilan Jakarta 1.18.32 Pelayanan Administrasi Meningkatnya Pelayanan Perkantoran Administrasi Perkantoran terhadap sub-sub bidang 1.18.33 Peningkatan Sarana dan Meningkatnya Pelayanan Prasarana Aparatur Sarpras Perkantoran Terhadap Sub-sub Bidang 1.18.34 Peningkatan Kapasitas Meningkatkannya Kualitas SD Sumber Daya Aparatur Aparatur yang mengikuti Diklat/ Bimtek dan Sosialisasi Pengelolaan Keuangan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Inspektorat
Tersedianya pelayanan administrasi perkantoran
1.18.28 Program Peningkatan Sarana Tersedianya sarana dan dan Prasarana Aparatur prasarana penunjang operasional kantor 1.18.29 Program pengembangan Terfasilitasinya Pgelaran Seni pemasaran pariwisata Budaya Gorontalo Di Jakarta 1.18.30 Program peningkatan pelayanan kedinasan Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah 1.18.31 Program Kerjasama Informasi dengan Mas Media
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
6 SK Kepala Daerah
474 42 orang
2.849 Perda, Pergub dan Dokumen Laporan Keuangan, Jaringan SIMDA dan Data Aset 221 6 SK Kepala Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
508 42 orang
2.556 Perda, Pergub dan Dokumen Laporan Keuangan, Jaringan SIMDA dan Data Aset 235 6 SK Kepala Daerah
510 42 orang
2.579 Perda, Pergub dan Dokumen Laporan Keuangan, Jaringan SIMDA dan Data Aset 245 6 SK Kepala Daerah
515 42 orang
2.500 Perda, Pergub dan Dokumen Laporan Keuangan, Jaringan SIMDA dan Data Aset 250 6 SK Kepala Daerah
518 42 orang
520 42 orang
Badan Keuangan Daerah Badan Keuangan Daerah Badan Keuangan Daerah
2.510 Perda, Pergub dan Dokumen Laporan Keuangan, Jaringan SIMDA dan Data Aset
2.600 Perda, Pergub dan Dokumen Laporan Keuangan, Jaringan SIMDA dan Data Aset
Badan Keuangan Daerah
260 6 SK Kepala Daerah
262 6 SK Kepala Daerah
Badan Keuangan Daerah
Bab VIII - 38
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
4
1.18.37 Intensifikasi dan Terealisasinya target PKB dan Terealisasinya URUSAN WAJIB Ekstensifikasi SumberBBN-KB, Pajak dan Dana target pajak. Sumber Pendapatan Daerah Perimbangan serta sinkronisasi aturan Pemerintah Pusat dan Daerah Total Badan Keuangan 1.18.38 Pelayanan Administrasi Perkantoran
1.18.39
1.18.40
1.18.41
1.18.42
1.18.43
Terpenuhinya pelayanan umum dan ketatausahaan di BKPAD Terselengaranya koordinasi kepegawaian dan kediklatan Peningkatan sarana dan Tersedianya sarana dan prasarana perkantoran prasarana kantor yang representatif Terpenuhinya sarana dan prasarana diklat Peningkatan kapasitas Adanya Pejabat pengelola sumber daya aparatur kepegawaian SKPD yang memahami peraturan perundang-undangan dibidang kepegawaian Tersedianya Tenaga Pengajar/WI yang memiliki sertifikasi komepetensi Peningkatan pengembangan Terpenuhinya dokumen sistem pelaporan capaian perencanaan anggaran, kinerja dan keuangan Laporan keuangan dan LAKIP SKPD Pembinaan dan Terpenuhinya pengisian Pengembangan Aparatur formasi lowong PNS yang telah ditetapkan Terpenuhinya pelayanan Kenaikan Gaji Berkala dan Penanganan Kasus-kasus pelanggaran disiplin PNS Terselengaranya pemberian penghargaan kepada PNS yang berprestasi Pembinaan dan Terselenggaranya Pengembangan Aparatur Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural dan Fungsional di Provinsi Gorontalo Tersedianya dokumen analisis jabatan Tesedinya dokumen analisis beban kerja Tersedianya dokumen kebutuhan pegawai Tersedianya dokumen standar kompetensi jabatan Tersedianya dokumen inventarisasi jabatan Tersedianya dokumen evaluasi jabatan Terselenggaranya Ujian Dinas dan Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat PNS
Terealisasinya target pajak.
0%
0 kali
20%
1 kali 0%
2013 Target
Rp.
5
2.716 Terealisasinya target pajak.
12.800 860
20%
175 1 kali 20%
20%
100% 80
350
0 dok
3 dok
2014 Target
6
7
2.525 Terealisasinya target pajak.
12.831 410
20%
90 3 dok
150
Rp.
8
2015 Target
9
2.592 Terealisasinya target pajak.
85 1 kali
369
0 orang
Rp.
12.986 451
165
2016 Target
Rp.
10
11
2.600 Terealisasinya target pajak.
20%
135 1 kali 20%
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
12.980 460
20%
140 1 kali 20%
170
2017 Target
Rp.
12
13
2.650 Terealisasinya target pajak.
13.104 476
20%
175
14
15
2.676 Terealisasinya target pajak.
142 1 kali 20%
Rp.
20%
SKPD Penanggung Jawab
16 Badan Keuangan Daerah
13.358 486 100%
BKPAD
156 100%
BKPAD
180 100%
BKPAD
BKPAD
14 100 80
135 80
149 80
152 80
167 100%
250
300
280
285
290
100 3 dok
110 3 dok
112 3 dok
120 3 dok
132 100%
BKPAD
0%
20%
125 20%
138 20%
140 20%
154 20%
160 100%
BKPAD
0%
20%
120 20%
132 20%
135 20%
149 20%
150 100%
BKPAD
0%
20%
250 20%
100 20%
110 20%
121 20%
133 20%
146 100%
0%
20%
165 20%
120 20%
132 20%
120 20%
132 20%
140 100%
BKPAD
1 dokumen
1 dokumen
194
1 dokumen
125
100%
BKPAD
1 dokumen
40 100%
BKPAD
133 1 dokumen
138 100%
BKPAD
1 dokumen
1 dokumen
100
1 dokumen
1 dokumen
100 1 dokumen
0
1 dokumen
100
BKPAD
0
1 dokumen
100
BKPAD
0 1 paket
1 dokumen 1 paket
130 1 paket
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
110 1 paket
110 1 dokumen
121 1 dokumen
350 121 1 paket
125 1 paket
138 1 paket
100%
BKPAD
140 100%
BKPAD
Bab VIII - 39
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
4
Tersedianya dokumen AKD Terselengaranya pengukuran 1 paket kompetensi PNS
0 1 kali 1 paket
Tersedianya dokumen pola karier PNS Terlaksananya seleksi capra 2 kali IPDN dan seleksi pendidikan formal lainnya Terselenggaranya pemberian 4 orang tugas PNS ke perguruan tinggi luar daerah
0
Terselenggaranya pendidikan kerja sama dengan perguruan tinggi negeri di daerah Terselenggaranya pemberian 50 orang bantuan penyelesaian akhir studi PNS
0
1.18.44 Pendidikan Kedinasan
Peserta Kursus LEMHANAS
0
1.18.45 Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
Peserta diklatpim Tk I luar daerah Peserta diklatpim Tk II luar daerah Terselengaranya Diklatpim Tk. IV Terselenggaranya Diklatpim Tk. III Tersedianya PNS yang telah lulus seleksi diklatpim Terselenggaranya diklat prajabatan
URUSAN WAJIB
1.18.46 Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Total BKPAD
2013 Target
5
5 1 dokumen 525 1 paket
1 dokumen
Rp.
6
2014 Target
7
100 1 dokumen 450 1 paket
Rp.
2015 Target
8
9
110 1 dokumen 495 1 paket
Rp.
10
2016 Target
11
121 1 dokumen 436 1 paket
Rp.
12
2017 Target
13
133 1 dokumen 480 1 paket
Rp.
14
SKPD Penanggung Jawab
15
140 100% 485 100%
16 BKPAD BKPAD
50
BKPAD
1 kali
175 2 kali
125 2 kali
138 2 kali
140 2 kali
154 2 kali
160 100%
BKPAD
4 orang
292 4 orang
125 4 orang
138 4 orang
140 4 orang
154 4 orang
160 100%
BKPAD
100%
BKPAD
150 100%
BKPAD
100%
BKPAD
100%
BKPAD
40 orang
434
50 orang
125 50 orang
1 orang
150
40 orang
138 50 orang
1 orang
450
130 50 orang
143 50 orang
125
1 orang
1 orang
65 1 orang
2 orang
2 orang
127 3 orang
160 4 orang
160 3 orang
153 3 orang
168 100%
BKPAD
950 40 orang
520 40 orang
600 40 orang
550 40 orang
605 40 orang
610 100%
BKPAD
40 orang
400 40 orang
450 40 orang
400 40 orang
440 40 orang
450 100%
BKPAD
1 kali
125 1 kali
138 1 kali
140 1 kali
154 1 kali
160 100%
BKPAD
225 150 orang
318 150 orang
320 150 orang
352 150 orang
360 100%
BKPAD
125 1 paket
138 1 paket
145 1 paket
160 1 paket
175 100%
BKPAD
250 20%
250 20%
275 20%
280 20%
308 20%
310 100%
BKPAD
20%
110 20%
121 20%
125 20%
138 20%
151 100%
BKPAD
20%
75 20%
83 20%
85 20%
94 20%
103 100%
BKPAD
182 100%
BKPAD
40 orang
40 orang 0 0
Terselenggarany 196 orang a diklat prajabatan 1 paket
Tersedianya dukungan teknologi sistem informasi dalam pelayanan kepegawaian Terlaksananya pengelolaan 25% arsip induk kepegawaian berkesinambungan Terwujudnya Situs Web Site 0% BKPAD yang up to date Terselenggaranya 0% Sinkronisasi data kepegawaian kabupaten/kota se-provinsi Gorontalo Terselenggaranya pelayanan Kenaikan Pangkat dan Pensun PNS
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
1 paket
1 paket
1850 berkas
720 150 orang
1 paket
240 1 paket
5.740
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
125 1 paket
5.790
85
138 1 paket
5.910
1 orang
150 1 paket
5.970
86
165 1 paket
6.030
6.090
Bab VIII - 40
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.18.47 PENGUATAN PERATURAN URUSAN WAJIB PERUNDANGAN DAN KAPASITAS KELEMBAGAAN
1.18.48 PERENCANAAN PENANGGULANGAN BENCANA
1.18.49 PENELITIAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Koordinasi Antar BPBD Kab./Kota Se Gorontalo
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
2013 Target
5
Terbentuk unsur pengarah dari instansi pemerintah di BPBD Provinsi Gorontalo dan BPBD Kabupaten/Kota Adanya Peraturan Gubernur Penganggaran tentang Mekanisme Anggaran tanggap Darurat Penyelenggaraan belum masuk Penanggulangan Bencana dalam usulan RAPBD tahunan
1 BPBD per tahun sesuai kesiapan pendanaan APBD
100 1 BPBD per tahun sesuai kesiapan pendanaan APBD
Pergub Dana Tanggap Darurat
75 Pergub Dana Tanggap Darurat
Adanya Peraturan Gubernur tentang Zona Prioritas Penanggulangan Bencana berdasarkan kajian risiko di Provinsi Gorontalo 2012 – 2017 Melakukan analisis risiko bencana dengan penyusunan konsep tata ruang berbasis bencana
Penetapan zona prioritas PB belum dilaksanakan
Identifikasi bersama pemerintah Kabupaten Kota
25 Identifikasi bersama pemerintah Kabupaten Kota
Belum tersedianya analisis resiko bencana
Dokumen DMS (disaster Management Sistem) 100%
50 Dokumen DMS (disaster Management Sistem) 100%
Penyusunan dokumen RPB , RAD dan Perda PB
Tersusunya Paket Sosialisasi RPB Di Regulasi kab/ Kota Penanggulangan Bencana Di Provinsi Gorontalo
Pengembangan budaya sadar Keterbatasan bencana Dana Publikasi media Pemantauan penggunaan belum adanya teknologi yang berpotensi peran dunia menjadi sumber bencana usaha dalam PB
SPOT RADIO/IKLAN/LI FLET Sosialisasi PB Untuk Dunia Usaha
Penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan 1.18.50 PENCEGAHAN DAN MITIGASI BENCANA
Rp.
100 Sosialisasi RPB Di kab/ Kota
50 SPOT RADIO/IKLAN/L IFLET 40 Sosialisasi PB Untuk Dunia Usaha
Rp.
6
2014 Target
7
100 1 BPBD per tahun sesuai kesiapan pendanaan APBD Tingkat II
100
25 Identifikasi bersama pemerintah Kabupaten Kota 50 updeting Dokumen DMS (disaster Management Sistem) 100% 100 Dokumen RPB menjadi RAD
50 SPOT RADIO/IKLAN/LIF LET 40 Sosialisasi PB Untuk Dunia Usaha
40 Dana sering DIKLAT Manajemen / Teknis PB 50 6 Peta resiko bencana sesuai zona Prioritas bencana
40 Dana sering DIKLAT Manajemen / Teknis PB 50 -
Melakukan kontrol terhadap penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam yang berpotensi menimbulkan bencana
25 Data Base penguasaan dan SDA melalui forum kerja lintas SKPD tentang
25
Data Base penguasaan dan SDA melalui forum kerja lintas SKPD tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
8
-
2015 Target
9
Rp.
10
100 1 BPBD per tahun sesuai kesiapan pendanaan APBD Tingkat II
-
Kerjasama Dana sering dengan DIKLAT PUSDIKLAT BNPB Manajemen / Teknis PB Pengenalan dan pemantauan Tindak lanjut 6 Peta resiko risiko bencana serta pembuatan peta bencana sesuai pembuatan peta risiko Rawan Bencana zona Prioritas bencana bencana Belum adanya data penguasaan lahan dan Sumber daya alam
Rp.
-
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) 2016 Target
11
Rp.
12
100 1 BPBD per tahun sesuai kesiapan pendanaan APBD Tingkat II -
-
2017 Target
13
Rp.
14
100 1 BPBD per tahun sesuai kesiapan pendanaan APBD Tingkat II
-
-
15
100 Terwujudnya BPBD Yang tangguh dari Provinsi sampai dengan Kabupaten/Kota
-
SKPD Penanggung Jawab
Fasilitas pembiayaan Tanggab Darurat dapat di akses melalui APBD tiap tahun anggaran
16 Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
25 Identifikasi bersama pemerintah Kabupaten Kota
25 Identifikasi bersama pemerintah Kabupaten Kota
25 Identifikasi bersama pemerintah Kabupaten Kota
25 Komitmen bersama dalam penetapan zona prioritas PB
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
50 Dokumen DMS (disaster Management Sistem) 100%
50 Dokumen DMS (disaster Management Sistem) 100%
25 Dokumen DMS (disaster Mangemen Sistem) 100%
25 Tersedianya Dokumen DMS (disaster Management Sistem)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Tersedianya Peraturan Daerah Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Di daerah Provinsi Gorontalo 50 Spontanitas dalam budaya sadar bencana 40 Terwujudnya peningkatan Peran Dunia Usaha masyarakat dalam Penanggulangan Bencana 50 Tersedianya aparatur yang handal dan tangguh dalam PB
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
100 Dokumen RAD menjadi Perda Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
100 Updating RAD 2 Tahunan
50
-
50 SPOT RADIO/IKLAN/LIFL ET 40 Sosialisasi PB Untuk Dunia Usaha
50 SPOT RADIO/IKLAN/ LIFLET 40 Sosialisasi PB Untuk Dunia Usaha
50 SPOT RADIO/IKLAN/LIFL ET 40 Sosialisasi PB Untuk Dunia Usaha
40 Dana sering DIKLAT Manajemen / Teknis PB
40 Dana sering DIKLAT Manajemen / Teknis PB 25 -
40 Dana sering DIKLAT Manajemen / Teknis PB
- Updating 6 Peta resiko bencana sesuai zona Prioritas bencana -
-
-
-
-
-
-
Updating 6 Peta resiko bencana sesuai zona Prioritas bencana -
-
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Badan 25 Terwujudnya Penanggulangan Kemudahan dalam Bencana Daerah pengambilan tindakan penyelenggaraan PB Badan terpenuhinya Penanggulangan database penguasaan dan SDA Bencana Daerah sebagai kontrol pengendalian dalam pengurangan resiko bencana
Bab VIII - 41
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
4
Pengamatan gejala bencana dan sumber daya serta pembangunan Pusdalops bencana di Provinsi Gorontalo dan posko-posko
Belum sepenuhnya dukungan peralatan untuk analisis resiko bencana
1.18.51 PERINGATAN DINI URUSAN WAJIB
Melakukan analisis hasil pengamatan gejala bencana
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
peralatan dukungan teknolog Informasi dankomuinikasi dari dan ke kabupaten kota se provinsi gorontalo tahap 1 Pusdalops belum Fungsi Pusdalops sepenuhnya Optimal berfungsi
Identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana 1.18.52 PENINGKATAN PARTISIPASI Identifikasi tindakan DAN PEMBERDAYAAN pengurangan risiko bencana MASYARAKAT DALAM PRB di Gorontalo
Tambahan alat deteksi bencana
Sarana dan Prasarana
Belum Adanya Desa Tangguh dalam penanggulangan Bencana
pembentukan Desa-desa tangguh sesuai zona Prioritas di kabupaten/Kota
1.18.53 KESIAPSIAGAAN
Belum semua Kab/Kota memiliki dokumen Rencana Kontijensi Gladi TTX
1 dokumen Renkon PB sesuai zona prioritas bencana
Penyusunan Dokumen RENCANA KONTIJENSI per jenis bencana
Perencanaan Pelaksanaan tindakan terhadap ancaman bencana (gladi)
1.18.54 PENANGANAN DARURAT BENCANA
1.18.55 PEMULIHAN PASCA BENCANA
2013 Target
Rp.
5
100 -
50 Fungsi Pusdalops Optimal
50 Survei Lokasi tempat EWS, kerjasama tim ahli 100 pembentukan Desa-desa tangguh sesuai zona Prioritas di kabupaten/Kota 75 1 dokumen Renkon PB sesuai zona prioritas bencana
Rp.
6
2014 Target
7
- peralatan dukungan teknolog Informasi dankomuinikasi dari dan ke kabupaten kota se provinsi gorontalo tahap 1 50 Fungsi Pusdalops Optimal
82 Sarana dan Prasarana 100 pembentukan Desa-desa tangguh sesuai zona Prioritas di kabupaten/Kota 75 1 dokumen Renkon PB sesuai zona prioritas bencana
8
100
2015 Target
9 -
Rp.
10
-
2016 Target
11
peralatan dukungan komuinikasi dari dan ke kabupaten kota se provinsi gorontalo tahap 2
Rp.
12 150
2017 Target
13 -
50 Fungsi Pusdalops Optimal
50 Fungsi Pusdalops Optimal
50 Fungsi Pusdalops Optimal
150 Tambahan Sarana dan prasarana
185 Tambahan Sarana dan prasarana
150 Tambahan Sarana dan prasarana
100 pembentukan Desa-desa tangguh sesuai zona Prioritas di kabupaten/Kota
100 pembentukan Desa-desa tangguh sesuai zona Prioritas di kabupaten/Kot a 75 1 dokumen Renkon PB sesuai zona prioritas bencana
100 pembentukan Desa-desa tangguh sesuai zona Prioritas di kabupaten/Kota
150 Gladi Peralatan Posko
150
75 1 dokumen Renkon PB sesuai zona prioritas bencana
160
Gladi Peralatan Posko
70 1 dokumen Renkon PB sesuai zona prioritas bencana
Gladi Peralatan Posko
Rp.
14
-
SKPD Penanggung Jawab
15
16
Badan Tersedianya Dukungan Teknologi Penanggulangan Bencana Daerah Informasi Komunikasi melalui 2 meterband dapt diakses ke sebagian besar daerah di Provinsi Gorontalo
50 Terbentuknya Pusdalops ( Pusat Pengendali Operasional) PB sebagai wadah pengendali penyelenggara PB di daerah 250 Tersedianya alat deteksi dini bahaya bencana
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
100 Terbentuknya Desadesa tangguh sesuai zona Prioritas di kabupaten/Kota
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
100 Terpenuhinya 5 Daerah yang memiliki dokumen RENKON
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
160 Tingkat pengetahuan SDM Pengedali POSKO dan pemanfaatan peralatan lebih memadai 150 5 kabupaten (Lokasi Bencana)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Gladi Peralatan Posko
120 Gladi Peralatan Posko
150
Tanggap Darurat di daerah terkena bencana
6 kab/kota Lokasi Bencana (Lokasi Bencana)
145 Lokasi Bencana
150 Lokasi Bencana
150 Lokasi Bencana
150 Lokasi Bencana
150 Lokasi Bencana
Kaji Cepat bencana
Belum dilaksanakan
Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 6 kab/kota (Lokasi Bencana)
Pencarian,Peyelamatan dan evakuasi
6 kab/kota Lokasi Bencana (Lokasi Bencana)
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 6 kab/kota (Lokasi Bencana)
Pemulihan Darurat Fungsi prasarana dan sarana vital
6 kab/kota Lokasi Bencana (Lokasi Bencana)
125 Lokasi Bencana
103 Lokasi Bencana
105 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
125 6 kab/kota (Lokasi Bencana)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Pengkajian kerusakan dan kerugian
6 kab/kota Lokasi Bencana (Lokasi Bencana)
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 6 kab/kota (Lokasi Bencana)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Penyusunan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi
6 kab/kota Lokasi Bencana (Lokasi Bencana)
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 6 kab/kota (Lokasi Bencana)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Gladi Peralatan Posko
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Bab VIII - 42
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
URUSAN WAJIB
1.18.56 1.18.57
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1.18.58 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Total BPBD 1.18.59 Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
1.18.60 1.18.61
1.18.62
1.18.63 1.18.64
1.18.65
Pemulihan sarana dan prasarana publik & rekonstruksi rumah warga korban bencana Pemulihan kondisi kesehatan,sosial ekonomi,dan psikologis Terpenuhinya pelayanan umum dan ketatausahaan
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
2012 Target
2013 Target
Rp.
5
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
2015 Target
8
9
Rp.
10
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) 2016 Target
11
2017 Target
Rp.
12
13
Rp.
14
SKPD Penanggung Jawab
15
16
6 kab/kota Lokasi Bencana (Lokasi Bencana)
300 Lokasi Bencana
350 Lokasi Bencana
400 Lokasi Bencana
480 Lokasi Bencana
500 Lokasi Bencana
520 6 kab/kota (Lokasi Bencana)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
6 kab/kota Lokasi Bencana (Lokasi Bencana)
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 Lokasi Bencana
100 6 kab/kota (Lokasi Bencana)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
0%
Tersedianya sarana dan 0 kali prasarana yang representatif Terpenuhinya dokumen perencanaan anggaran, Laporan keuangan dan LAKIP SKPD
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
20% 1 kali
0%
240
20%
180 1 kali
20%
Persentase PNS dalam 20% Pembinaan Olah raga, Seni Budaya Budaya, Mental Rohani Jumlah Lembaga/Unit 0 10 Organisasi yang meningkat Lembaga/Unit kapasitas kelembagannya Organisasi Persentase PNS yang 20% mendapatkan Bantuan Hukum Program Pelayanan Terpenuhinya pelayanan 0% 20% Administrasi Perkantoran umum dan ketatausahaan Program Peningkatan Sarana Tersedianya sarana dan 0% 20% dan Prasarana Aparatur prasarana kantor yang representatif Program Peningkatan Terpenuhinya dokumen 0 dok 3 dok Pengembangan Sistem perencanaan anggaran, Pelaporan Capaian Kinerja Laporan keuangan dan LAKIP dan Keuangan SKPD Total Sek. Korpri Peningkatan kapasitas Pendidikan dan pelatihan 1 Keg. 1 Keg. sumber daya aparatur formal Peningkatan keamanan dan Pengendalian keamanan 6 Kab./Kota 6 Kab./Kota kenyamanan lingkungan lingkungan Monitoring, evaluasi dan pelaporan Program Perlindungan Pendataan anggota hansip masyarakat kabupaten / kota Bimtek Satlinmas tingkat Provinsi dan Kabupaten / Kota Pembinaan Satlinmas kecamatan dan desa/ kelurahan Diklat Satlinmas
180
20%
180 1 kali
20%
2.720 30%
600
250
10 Lembaga/Unit Organisasi 30%
180
2.750 200
225
20%
180 1 kali
20%
20%
180
20%
180 1 kali
20%
2.780 202
200
20%
240 10 Lembaga/Unit Organisasi
243
10 Lembaga/Unit Organisasi
280
20%
285
180
20%
180 1 kali
20%
2.780 202
200
20%
243
180
2.810 207
210
100%
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah
100%
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
180
20%
180
10%
2.840 210
248
10 Lembaga/Unit Organisasi
250
20%
10 Lembaga/Unit Organisasi 285 20%
295
10%
310
Sekretariat Korpri
200
20%
150
20%
150
20%
150
20%
150
20%
150
Sekretariat Korpri
30
20%
50
20%
50
20%
50
20%
50
20%
50
Sekretariat Korpri
90
Sekretariat Korpri
80 3 dok
90 3 dok
90 3 dok
90 3 dok
90 3 dok
910 26
1 Keg.
1.010 25
1 Keg.
1.020 25
1 Keg.
1.020 25
1 Keg.
1.040 35
1 Keg.
1.060 35
165
6 Kab./Kota
165
6 Kab./Kota
167
6 Kab./Kota
167
6 Kab./Kota
167
6 Kab./Kota
1 Dok
40
1 Dok
40
1 Dok
40
1 Dok
40
1 Dok
40
1 Dok
40
1 Dok
40
1 Dok
40
6 Kab./Kota
150
6 Kab./Kota
150
6 Kab./Kota
150
6 Kab./Kota
6 Kab./Kota
150
6 Kab./Kota
153
6 Kab./Kota
153
1 Keg.
150
1 Keg.
155
1 Keg.
155
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
5 Kegiatan
Satpol PP
167
30 Kab./Kota
Satpol PP
1 Dok
40
5 Dok
Satpol PP
1 Dok
40
5 Dok
Satpol PP
150
6 Kab./Kota
150
30 Kab./Kota
Satpol PP
6 Kab./Kota
153
6 Kab./Kota
153
30 Kab./Kota
Satpol PP
1 Keg.
155
1 Keg.
155
5 Kegiatan
Satpol PP
Bab VIII - 43
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.18.66 Pemeliharaan kantrantibmas Pengawasan pengendalian URUSAN WAJIB dan pencegahan tindak dan evaluasi kegiatan polisi kriminal pamong praja Pelayanan dan Pengamanan Pejabat di Wilayah Provinsi Gorontalo Peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan kejahatan Kerjasama pengembangan kemampuan aparat polisi pamong praja dengan TNI/ Polri dan kejaksaan Monitoring, evaluasi dan pelaporan 1.18.67 Peningkatan Kapasitas Fasilitasi Peningkatan PPNS dalam Penegakkan Kapasitas PPNS dalam Perda.Pergub Penegakkan Perda/Pergub 1.18.68 Peningkatan Kinerja PPNS Koordinasi dan Evaluasi Kinerja PPNS Monitoring, evaluasi dan pelaporan 1.18.69 Pelayanan Administrasi Terpenuhinya pelayanan Perkantoran umum dan ketatausahaan 1.18.70 Peningkatan sarana dan Tersedianya sarana dan prasarana perkantoran prasarana kantor yang representatif Total Satpol PP Jumlah kajian tentang 1.18.71 Program Perlindungan dan keanekaragaman fauna khas Konservasi Sumber Daya di Provinsi Gorontalo Alam Jumlah model desa yang dikembangkan TTG 1.18.72 Pengembangan kualitas Jumlah rekomendasi dalam sumber Daya Manusia pengembangan SDM dan IPTEK untuk mendukung Sistim Inovasi Daerah (SIDA) di Provinsi Gorontalo 1.18.73 Program Pengembangan Jumlah kegiatan Kerjasama Penelitian pengembangan kreatifitas ilmiah yang dilaksanakan 1.18.74 Pengembangan peran Jumlah laporan hasil evaluasi Dewan Riset Daerah (DRD) dan rekomendasi kegiatan pembangunan kepada pemerintah 1.18.75 Program pengembangan Jumlah rekomendasi ekonomi kerakyatan pengembangan ekonomi kerakyatan di Provinsi Gorontalo Jumlah rekomendasi kebijakan strategis pemberdayaan masyarakat diwilayah pesisir dan laut
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
2013 Target
Rp.
5
100
6
2014 Target
7
8
2015 Target
9
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
15
16
100
100
100
100
1.000
1.020
1.020
1.030
1.030
100
100
100
100
100
100
Satpol PP
92
100
100
100
100
100
Satpol PP
134
Satpol PP
1 Dok
50
1 Dok
50
1 Dok
50
1 Dok
50
1 Dok
50
5 Dok
Satpol PP
2 Keg.
100
1 Keg.
100
2 Keg.
100
1 Keg.
100
2 Keg.
100
8 Keg.
Satpol PP
130 1 Dok
130
50
1 Dok
130
50
1 Dok
50
130 1 Dok
130
50
1 Dok
Satpol PP
50
5 Dok
Satpol PP
0%
20%
120
20%
150
20%
150
20%
150
20%
150
20%
150 100%
Satpol PP
0%
20%
1.263
20%
500
20%
500
20%
500
20%
500
20%
500 100%
Satpol PP
3.000 1 Dok
Rp.
SKPD Penanggung Jawab
100
1.000
1 keg
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
3.000
3.030
-
60
1 Dok
1 Model
100
1 Model
100
1 Model
100
1 Model
2 rekom
250
2 rekom
250
2 rekom
250
7 Kegiatan
2 kegiatan
175
2 Kegiatan
100
2 Kegiatan
3 laporan
0
-
1 laporan
50
5 rekom
4 rekom
250
2 rekom
2 rekom
2 rekom
300
1 Rekom
1 Model
4 rekom
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
60
3.030
1 Dok
0
3.050
3.050
1 Dok
90
1 Dok
100
1 Model
100
1 Model
3 rekom
250
3 rekom
250
0
100
2 Kegiatan
100
2 Kegiatan
100
0
-
17 kegiatan
Balihristi
1 laporan
50
1 laporan
50
1 laporan
50
1 laporan
60
5 laporan
Balihristi
125
2 rekom
110
2 rekom
110
2 rekom
110
2 rekom
120
14 rekom
Balihristi
125
1 Rekom
110
1 Rekom
110
1 Rekom
110
1 Rekom
7 rekom
Balihristi
0
0
90 100
0
5 Dok
Balihristi
6 model
Balihristi
16 rekom
120
Bab VIII - 44
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
1.18.76 Program URUSANPengembangan WAJIB kualitas sumber Daya Manusia
Jumlah rekomendasi dalam pengembangan SDM dan IPTEK dalam menunjang 4 rekom Sistim Inovasi Daerah (SIDA) di Provinsi Gorontalo
1.18.77 Program Peningkatan perencanaan, monitoring dan evaluasi
Jumlah dokumen perencanaan (Renstra 20122017, Renja) dan Dokumen Evaluasi (Lakip, LPPD, LKPJ) Tertibnya administrasi perkantoran
1.18.78 Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.18.79 Program peningkatan sarana Tersedianya sarana dan dan Prasarana Perkantoran prasarana perkantoran dalam mendukung pelaksanaan kegiatan setiap tahun 1.18.80 Program Kegiatan Pelayanan Tertibnya administrasi administrasi keuangan keuangan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
5
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
16
16 rekom
Balihristi
2 rekom
250
2 rekom
200
3 rekom
210
3 rekom
210
0
5 Dok
5 Dok
189
5 Dok
189
4 Dok
100
4 Dok
100
4 Dok
100
4 Dok
200
26 dok
Balihristi
1 laporan
1 laporan
300
1 laporan
300
1 laporan
300
1 laporan
300
1 laporan
300
1 laporan
300
6 laporan
Balihristi
1 laporan
1 laporan
300
1 laporan
300
1 laporan
300
1 laporan
280
1 laporan
300
1 laporan
300
6 laporan
Balihristi
1 laporan
1 laporan
90
1 laporan
100
1 laporan
100
1 laporan
90
1 laporan
100
1 laporan
150
6 laporan
Balihristi
Perawatan gedung secara menyeluruh Kualitas perlengkapan kantor meningkat
Tersedianya kendaraan Tersedianya dinas/operasional kendaraan yang dapat dinas/operasional menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Pelayanan penunjang operasional
Pelayanan penunjang operasional yang profesional
2.204
1.949
1.780
1.700
1.820
1.440
Perawatan 1.250 gedung secara menyeluruh
Perawatan gedung 1.500 secara menyeluruh
Perawatan gedung 1.600 secara menyeluruh
Perawatan 1.600 gedung secara menyeluruh
Perawatan gedung 1.600 secara menyeluruh
1.600
Kualitas 500 perlengkapan kantor meningkat
Kualitas 500 perlengkapan kantor meningkat
Tersedianya kendaraan dinas/operasional 1.850 yang dapat menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi
Tersedianya kendaraan dinas/operasional 750 yang dapat menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi
Kualitas perlengkapan kantor meningkat Tersedianya kendaraan dinas/operasion al yang dapat 4.000 menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi 500
Pelayanan penunjang 500 operasional yang profesional
Pelayanan penunjang 500 operasional yang profesional
Kualitas perlengkapan kantor meningkat Tersedianya kendaraan dinas/operasio nal yang dapat 750 menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi 500
Pelayanan penunjang 500 operasional yang profesional
Pelayanan penunjang 500 operasional yang profesional 4
Tercapainya pelayanan dalam Pelayanan rangka kunjungan kerja pelayanan untuk kunjungan kepala daerah/wakil kepala kedinasan Kepala kedinasan Kepala daerah Daerah/Wakil Daerah/Wakil Kepala Daerah Kepala Daearah dilaksanakan yang Profesional
0
15
250
Terselenggaranya perawatan Perawatan gedung kantor gedung kantor yang belum maksimal Meningkatnya pemanfaatan Kualitas perlengkapan kantor secara perlengkapan memadai kantor belum memadai 1.18.82 Pemeliharaan rutin/berkala Tersedianya bahan kendaraan dinas/operasional penunjang operasional
1.18.83 Kunjungan kerja/inspeksi kepala daerah/wakil kepala daerah
Rp.
SKPD Penanggung Jawab
2 rekom
Total Balihristi 1.18.81 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
Meningkatnya pelayanan Penunjang operasional
2013 Target
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
Pelayanan kunjungan kedinasan 11.500 Kepala Daerah/Wakil Kepala Daearah yang Profesional
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Pelayanan kunjungan kedinasan Kepala 5.250 Daerah/Wakil Kepala Daearah yang Profesional
Pelayanan kunjungan kedinasan Kepala 6.400 Daerah/Wakil Kepala Daearah yang Profesional
Kualitas 500 perlengkapan kantor meningkat
Tersedianya bahan penunjang operasional
Tersedianya kendaraan dinas/operasional 750 yang dapat menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi
750
Pelayanan penunjang 500 operasional yang profesional
Pelayanan penunjang 500 operasional yang profesional
4 Pelayanan kunjungan kedinasan 6.400 Kepala Daerah/Wakil Kepala Daearah yang Profesional
Terselenggaranya perawatan gedung kantor yang efektif dan efisien pemanfaatan perlengkapan kantor 500 secara menyeluruh
4 Pelayanan kunjungan kedinasan Kepala 6.400 Daerah/Wakil Kepala Daeaah yang Profesional
Pelayanan kunjungan kedinasan Kepala 6.400 Daerah/Wakil Kepala Daeaah sudah Profesional
Biro Umum & Humas
Biro Umum & Humas
Biro Umum & Humas
Biro Umum & Humas
Biro Umum & Humas Biro Umum & Humas
Bab VIII - 45
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.18.84 Pelayanan keprotokoleran URUSAN WAJIB
Terlaksananya pelayanan umum keprotokoleran
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4 Pelayanan umum keprotokoleran sudah sesuai standar
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
2013 Target
Rp.
5
Pelayanan umum keprotokoleran yang profesional dalam setiap kegiatan kedinasan 722
Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah 1.18.85 Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur (Pendidikan dan Pelatihan, Bimbingan Teknis & Sosialisasi)
Terlaksananya bimbingan teknis aparatur
Bimbingan teknis yang diikuti sebagian besar belum dilaksanakan oleh lembaga diklat yang profesional
Pelayanan umum keprotokoleran yang profesional dalam setiap kegiatan kedinasan
15.538
6
2014 Target
7
Rp.
8
Pelayanan umum keprotokoleran yang profesional dalam setiap kegiatan kedinasan
2015 Target
9
Pelayanan umum keprotokoleran yang profesional dalam setiap kegiatan kedinasan
600
600
20.000
20.000
Rp.
10
Mengikuti bimbingan teknis yang diselenggaraka 250 n oleh lembaga resmi dan profesional Peningkatan ketrampilan & pengetahuan aparatur bid Administrasi, Kepegawaian, 300 Keuangan, Kehumasan dan Keprotokolera n sebanyak 90% dari jumlah pegawai Pelaksanaan
Peningkatan ketrampilan & pengetahuan Meningkatnya ketrampilan aparatur bid Ketrampilan dan dan pengetahuan aparatur di Administrasi, pengetahuan Bidang Administrasi, Kepegawaian, aparatur masih Kpegawaian, Keuangan, Keuangan, perlu Kehumasan dan Kehumasan dan peningkatan Keprotokoleran Keprotokoleran sebanyak 50% dari jumlah pegawai
Peningkatan ketrampilan & pengetahuan aparatur bid Administrasi, Kepegawaian, 350 Keuangan, Kehumasan dan Keprotokoleran sebanyak 50% dari jumlah pegawai
Peningkatan ketrampilan & pengetahuan aparatur bid Administrasi, Kepegawaian, 300 Keuangan, Kehumasan dan Keprotokoleran sebanyak 60% dari jumlah pegawai
Peningkatan ketrampilan & pengetahuan aparatur bid Administrasi, 300 Kepegawaian, Keuangan, Kehumasan dan Keprotokoleran sebanyak 75% dari jumlah pegawai
1.18.86 Koordinasi/konsultasi penyelenggaraan pemerintahan dengan pemerintah pusat dan daerah lainnya
Terwujudnya pelayanan kedinasan Kepala daerah/Wakil Kepala Daerah
Pelaksanaan pelayanan kedinasan kepala daerah /wakil kepala daerah sesuai standar
Pelaksanaan pelayanan kedinasan kepala daerah /wakil kepala daerah yang profesional
Pelaksanaan pelayanan kedinasan kepala 250 daerah /wakil kepala daerah yang profesional
Pelaksanaan pelayanan kedinasan kepala 250 daerah /wakil kepala daerah yang profesional
1.18.87 Monitoring Aset
Terlaksananya pengawasan Pengawasan aset terhadap aset milik Pemprov yang dilakukan Gorontalo belum menyeluruh
Pengawasan aset dilakukan dengan detail dan terprogram
Pelaksanaan pelayanan kedinasan 250 kepala daerah /wakil kepala daerah yang profesional 100 Pengawasan aset dilakukan dengan detail dan terprogram
100 Pengawasan aset dilakukan dengan detail dan terprogram
100 Pengawasan aset dilakukan dengan detail dan terprogram
100
Pemantauan aset Adanya database masih bersifat aset yang seadanya lengkap dan ter up date
50 Adanya database aset yang lengkap dan ter up date
50 Adanya database aset yang lengkap dan ter up date
50 Adanya database aset yang lengkap dan ter up date
50
terinformasinya pelaksanaan pembangunan 1.990 daerah ke seluruh lapisan masyarakat
terinformasinya pelaksanaan pembangunan 2.000 daerah ke seluruh lapisan masyarakat
1.18.88 Penyebarluasan informasi Meningkatnya penyebaran penyelenggaraan pemerintah informasi melalui mass media Terselenggarany a kerjasama daerah tentang penyelenggaraan dengan media pemerintah daerah massa daerah dan nasional
terinformasinya pelaksanaan pembangunan daerah ke seluruh lapisan masyarakat
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
terinformasinya pelaksanaan 2.000 pembangunan daerah ke seluruh lapisan masyarakat
11
20.000
Mengikuti bimbingan teknis yang 250 diselenggarakan oleh lembaga resmi dan profesional
Mengikuti bimbingan teknis 250 yang diselenggarakan oleh lembaga resmi dan profesional
2016 Target
Pelayanan umum keprotokoleran yang profesional dalam setiap kegiatan 600 kedinasan
Mengikuti bimbingan teknis yang 250 diselenggarakan oleh lembaga resmi dan profesional
Terpantaunya kondisi aset pemerintah Provinsi Gorontalo
Mengikuti bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh lembaga resmi dan profesional
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
250
2.000
pelayanan kedinasan kepala daerah /wakil kepala daerah yang profesional Pengawasan aset dilakukan dengan detail dan terprogram Adanya database aset yang lengkap dan ter up date terinformasiny a pelaksanaan pembangunan daerah ke seluruh lapisan masyarakat
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
Pelayanan umum keprotokoleran yang profesional dalam setiap kegiatan kedinasan 600
600
20.000
20.000
Mengikuti bimbingan teknis 250 yang diselenggarakan oleh lembaga resmi dan profesional
SKPD Penanggung Jawab
15
16
Pelayanan umum keprotokoleran yang profesional dalam setiap kegiatan kedinasan
Biro Umum & Humas
Pendidikan dan diklat yang diikuti dilaksanakan oleh 250 lembaga resmi dan profesional
Seluruh aparatur pada bid administrasi, kepegawaian, keuangan, 300 kehumasan dan keprotokoleran kompoten pada setiap bidang tugasnya
Seluruh aparatur pada bid administrasi, kepegawaian, keuangan, 300 kehumasan dan keprotokoleran kompoten pada setiap bidang tugasnya
Pelaksanaan pelayanan kedinasan kepala 250 daerah /wakil kepala daerah yang profesional
Pelaksanaan pelayanan kedinasan 250 kepala daerah /wakil kepala daerah yang profesional
Biro Umum & Humas
Biro Umum & Humas
Biro Umum & Humas
100 Pengawasan aset dilakukan dengan detail dan terprogram
100 Pengawasan aset dilakukan dengan detail dan terprogram
Biro Umum & Humas
50 Adanya database aset yang lengkap dan ter up date
50 Adanya database aset yang lengkap dan ter up date
Biro Umum & Humas
terinformasinya pelaksanaan 2.100 pembangunan daerah ke seluruh lapisan masyarakat
2.100
terinformasinya pelaksanaan pembangunan daerah ke seluruh lapisan masyarakat
Biro Umum & Humas
Bab VIII - 46
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.18.89 Program URUSANPelayanan WAJIB Administrasi Perkantoran
Meningkatnya pelayanan Administrasi Perkantoran
1.18.90 Program Peningkatan Sarana Meningkatnya Sarana dan dan Prasarana Aparatur Prasarana Aparatur Total Biro Umum & Humas 1.18.91 Peningkatan Pelayanan Terlaksananya Koordinasi Kedinasan Kepala dengan Pemerintah Pusat Daerah/Wakil Kepala Daerah dan Pemerintah Daerah Lainnya Terlaksananya Rapat Koordinasi Pejabat Pemerintah Daerah Prov. Gorontalo Tersusunnya Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Goorntalo Terlaksananya Fasilitasi terhadap kunjungan kerja pejabat pemerintah pusat/studi banding ke Provinsi Gorontalo Pembinaan terhadap Daerah Otonom Baru (DOB) 1.18.92 Dukungan Pembentukan Terselenggaranya Fasilitasi Daerah Otonom Baru terbentuknya Daerah Otonom Baru (DOB) 1.18.93 Peningkatan Kapasitas Terlaksannya Bimbingan Pemerintah Kecamatan Teknis Aparat Kecamatan Terlaksannya Forum PIKA seProvinsi Gorotalo Terlaksanannya Lomba Kecamatan Tingkat Provinsi 1.18.94 Program Pelayanan Meningkatnya pelayanan Administrasi Perkantoran Administrasi Perkantoran Total Biro Pemerintahan
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
5
Terpenuhinya pelayanan 600 umum dan ketatausahaan Sarana dan 6.700 Prasarana yang memadai
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
600
Terpenuhinya pelayanan umum dan ketatausahaan
5.250
Sarana dan Prasarana yang memadai
5.250
Sarana dan Prasarana yang memadai
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
Tersedianya Sarana dan Prasarana Perkantoran
Sarana dan Prasarana yang memadai
180 Kali Koordinasi
36 Kali Koordinasi
240
36 Kali Koordinasi
240
36 Kali Koordinasi
250
36 Kali Koordinasi
250
36 Kali Koordinasi
250
36 Kali Koordinasi
250
360 Kali Koordinasi
20 Kali Koordinasi
4 Kali Koordinasi
100
4 Kali Koordinasi
100
4 Kali Koordinasi
100
4 Kali Koordinasi
100
4 Kali Koordinasi
100
4 Kali Koordinasi
100
40 Kali Koordinasi
5 Dok LPPD
1 Dok LPPD
125
1 Dok LPPD
120
1 Dok LPPD
180
1 Dok LPPD
200
1 Dok LPPD
200
1 Dok LPPD
235
1 0 Dok LPPD
96 Kali Kunjungan
24 Kali Kunjungan
100
24 Kali Kunjungan
175
24 Kali Kunjungan
175
216 Kali Kunjungan
1 Kab
1 Kab
75
1 Kab
75
2 Kab
225
4 Kab/Kota
275
4 Kab/Kota
Dukungan Dana 1 Kab
750
Dukungan dana dan Pemilukada 1 Kab
2.000
5 Kab/ Kota
1 kali Bimtek
90
1 kali Bimtek
150
1 kali Bimtek
150
1 kali Bimtek
150
1 kali Bimtek
150
10 kali Bimtek
10 PIKA
2 kali PIKA
120
2 kali PIKA
120
2 kali PIKA
120
2 kali PIKA
200
2 kali PIKA
200
20 kali PIKA
1 Kali Lomba
1 Kali Lomba
125
1 Kali Lomba
125
1 Kali Lomba
125
1 Kali Lomba
200
1 Kali Lomba
200
6 Kali Lomba
20%
310
20%
310
20%
310
20%
320
20%
325
100%
39.000
39.150
Terpenuhinya pelayanan 600 umum dan ketatausahaan
600
Terpenuhinya pelayanan umum dan ketatausahaan
600
Terpenuhinya pelayanan umum dan ketatausahaan
Sarana dan Prasarana yang memadai
5.250
Sarana dan Prasarana yang memadai
5.250
Sarana dan Prasarana yang memadai
5.250 39.150
39.250
SKPD Penanggung Jawab
15
Terpenuhinya pelayanan umum dan ketatausahaan
44.300
600
Terpenuhinya pelayanan umum dan ketatausahaan
Rp.
Tersedianya Pelayanan Administrasi Perkantoran
16 Biro Umum & Humas
Biro Umum & Humas
39.250 Biro Pemerintahan
Biro Pemerintahan
Biro Pemerintahan
Biro Pemerintahan
1 Kab 5 kali Bimtek
0%
1 kali Bimtek
20%
JUMLAH OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN (1.18) 1.19
2013 Target
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
70
305 1.015
115 24 Kali Kunjungan
2.045
115.355
113.324
120
24 Kali Kunjungan
175
24 Kali Kunjungan
150
3 Kab
225
3 Kab
2.000
Dukungan Dana 1 Kab
3.505 115.795
2.000
Pemilukada 1 Kab
3.655 115.456
2.000
Dukungan dana 1 Kota
3.820 116.211
Biro Pemerintahan Biro Pemerintahan
Biro Pemerintahan Biro Pemerintahan Biro Pemerintahan Biro Pemerintahan
3.910 116.898
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
1.19.01 Program Peningkatan Keberdayaan masyarakat
Bulan Bhakti Gotong Royong Kegiatan 50 desa/kel Tahunan & Workshop gerakan Pelibatan membangun Desa Kades,Lurah & 50 desa/kel Camat pada kegiatan level Prov Bimbingan Teknis Jumlah Desa Penyusunan Perdes "Gerbang terus bertambah 50 desa/kel Desa" saat ini 734 Desa & 75 Kec
250
50 desa/kel
65 50 desa/kel
250 60 desa/kel
275 70 desa/kel
300 80 desa/kel
320 90 desa/kel
385 350 desa/kel
65 60 desa/kel
75 70 desa/kel
85 80 desa/kel
90 90 desa/kel
120 350 desa/kel BPMD-PK
120 50 desa/kel
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
120 60 desa/kel
140 70 desa/kel
160 80 desa/kel
165 90 desa/kel
170 350 desa/kel
Bab VIII - 47
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
URUSAN WAJIB
1.19.02 Program Pengembangan lembaga ekonomi pedesaan
Kampanye & diseminasi Gerbang Desa
Capacity building For comunity Fasilitator Gerbang Desa Pelatihan Manajemen Usaha bagi Perempuan di pedesaan Peningkatan Keberdayaan Usaha Ekonomi Desa
1.19.03 Program Koordinasi & fasilitasi Pembangunan Infrastruktur & energi Pedesaan
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
Penerbitan Serial Jurnal Membangun Gorontalo dari 3000 exp/ 3 bln Desa
Social Preparation paket bantuan penguatan ekonomi bagi 100.000 KK miskin
1.19.04 Program Kolobarasi Rapat Koordinasi Tim Penanggulangan Kemiskinan penanggulangan kemiskinan daerah
9 3000 exp/ 3 bln
2014 Target
6
7
9 6000 exp/3 bln
Rp.
2015 Target
8
9
18 7000 exp/3 bln
Rp.
10
2016 Target
11
21 9000 exp/3 bln
2017 Target
Rp.
12
13
25 12000 exp/3 bln
15
16
Rp.
14
LITAS WILAYAH : BPMD-PK, PMD Kab/Kota, Camat, kades/Lurah
30 20 edisi
120
30 org
120
30 org
120
30 org
120
30 org
120
30 org
120
150 org
30 desa/kel
50
30 desa/kel
50
40 desa/kel
60
50 desa/kel
80
60 desa/kel
90
70 desa/kel
100
250 Desa/kel
30 desa/kel
100 desa
Pilot Project pengembangan Konsep model energi terbarukan pedesaan pengembangan melalui pola Corporate social CSR Responsibility
5
Rp.
SKPD Penanggung Jawab
30 org
Pelatihan Manajemen swadiri 40 orang & swadana bagi Pok Usaha Pendamping Masy Desa Usaha Kelompok Masyarakat 30 desa/kel Miskin Pemberdayaan Lumbung base on 415 desa pangan masy desa pertanian, 111 desa perikanan & 30 Desa 46 desa peternakan Koordinasi lintas sector terbangunnya Percepatan pembangunan 615 unit mahyani infrastruktur Pedesaan melalui fasilitasi BPMD PK & 1096 4 kali/thn uni PU Prov & Fasilitasi Pembangunan Kab Kota serta Mahyani bagi RTM PKK 300 unit
Penunjang kegiatan Pamsimas & Sanitasi Link
2013 Target
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
3 desa
Pelaksanaan secara periodik koordinasi, sinkronisasi dan evaluasi program 6 kali pemberdayaan masyarakat desa dan penanggulangan kemiskinan
450 30 desa/kel
50
30 desa/kel
300 30 Desa
80
4 kali/thn
450 40 desa/kel
50
40 desa/kel
300 40 desa/kel
80
4 kali/thn
500 50 desa/kel
60
50 desa/kel
400 50 desa/kel
80
4 kali/thn
550 60 desa/kel
70
60 desa/kel
450 60 desa/kel
80
4 kali/thn
600 70 desa/kel
80
70 desa/kel
500 70 desa/kel
80
4 kali/thn
650 250 Desa/kel
LINTAS WILAYAH : BPMD-PK, PMD KAB/KOTA
250 Desa/kel
LINTAS WILAYAH : BPMD-PK, PMD KAB/KOTA
550 250 Desa/kel
LINTAS WILAYAH : BPMD-PK, PMD KAB/KOTA, BALAI PMD MALANG
90
80
4 kali/thn
LINTAS SKPD : BPMD-PK, BALIHRISTI, PERINDAG, BAPPEDA LINTAS SEKTOR; BPMD-PK, Investor Swasta, BID, STKSS Bandung, Perindagkop
4.500 300 unit
3.000 600 unit
4.967 600 unit
5.029 700 unit
5.065 700 unit
5.200 2900 unit
2.000 100 desa
1.636 100 desa
2.000 100 desa
2.000 100 desa
2.000 150 desa
2.000 550 desa
LINTAS SEKTOR/WILAYAH : BPMD-PK, DINAS PASAR KAB/KOTA
150 3 desa
150 5 desa
250 6 desa
300 8 desa
350 9 desa
400 31 desa
LINTAS SEKTOR/WILAYAH : BPMD-PK, DINAS PASAR KAB/KOTA
20 6 kali
20 6 kali
20 6 kali
20 6 kali
20 6 kali
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
20 6 kali/thn
LINTAS SEKTORAL BPMD-PK, DINAS PERTANIAN, BAKORLUH
Bab VIII - 48
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
URUSAN WAJIB
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Realisasi capaian Kinerja PNPM serta Monev intensif Pengembangan data Data based KK informasi KK Miskin dan Profil miskin dan Desa Indikator Lokal Kemiskinan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
2013 Target
Rp.
5
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) 2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
15
16
Penunjang Program PNPM
1.19.05 Program Peningkatan Pembinaan kades lurah & kapasitas & kinerja aparatur Camat Se Prov Gtlo pemdes/Kel & Kec Pelatihan Manajemen Sumber daya pedesaan
Terkendalinya kebijakan program/kegiata n penguatan kelembagaan 1.19.06 Program Peningkatan Kinerja Penyusunan Renja, Pelaporan Fasilitasi Kantor Sekretariat, Manajemen Kegiatan dan Lakip dalam tahap Aparatur & Sarana Prasarana pengembangan Kantor serta pengendalian atas peningkatan kwalitas mutu Pelayanan Adminis-trasi layanan kinerja Perkantoran aparatur BPMDPK Prov Gorontalo
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
12 bulan
300
12 bulan
280
12 bulan
300
12 bulan
300
12 bulan
300
12 bulan
300
147 Desa
175
147 Desa
150
147 Desa
175
147 Desa
175
147 Desa
175
147 Desa
175
734 desa/kel & 75 Kec
734 desa/kel & 75 Kec
147 Desa
250 147 Desa
Masing-masing 1 doc
150
Mutu Layanan
1 unit kantor
Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur
1.250
2 kegiatan
Masing-masing 1 doc
533 Mutu Layanan
1.927
1 unit kantor representasi
1.000
734 desa/kel & 75 Kec
180 147 Desa
100
Masing-masing 1 doc
550 Mutu Layanan
1.000
734 desa/kel & 75 Kec
250 147 Desa
100
Masing-masing 1 doc
600 Mutu Layanan
1.000
734 desa/kel & 75 Kec
250 147 Desa
100
Masing-masing 1 doc
650 Mutu Layanan
1.000
734 desa/kel & 75 Kec
250 146 Desa
100
Masing-masing 1 doc
650 Mutu Layanan
1.100 250
100
12 bln/thn
LINTAS SEKTOR : BPMD-PK, PERINDAGKOP LINTAS SEKTOR : 734 desa/kel & 75 BPMD-PK, Kec PERINDAGKOP LINTAS SEKTOR/LINTAS WILAYAH : BPMDMasing-masing 1 doc PK, PMD Kab/Kota dan Unsur SKPD Terkait sbg Tim Penilai
734 desa/kel & 75 Kec
1 unit kantor representasi
150 2 kegiatan
150 2 kegiatan
150 2 kegiatan
150 2 kegiatan
150 2 kegiatan
150 10 kegiatan
2 kegiatan
150 2 kegiatan
150 2 kegiatan
150 2 kegiatan
150 2 kegiatan
150
1.20
12.899
11.360
11.690
12.040
12.280
12.890
LINTAS SEKTOR/LINTAS WILAYAH : BPMDPK, PMD Kab/Kota dan Unsur SKPD Terkait sbg Tim Penilai LINTAS SEKTOR : BPMD-PK , Balihristi, Perindag, Perguruan Tinggi LINTAS SEKTOR : BPMD-PK , Balihristi, Perindag, Perguruan Tinggi LINTAS SEKTOR : BPMD-PK , Balihristi, Dinas Kehutanan, Dinas Perikanan, Dinas Perkebunan dan Peternakan, Dinas Pertanian, Bakorluh
Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-Undangan
JUMLAH URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA (1.19)
LINTAS SEKTOR: BPMD-PK, PERINDAGKOP LINTAS SEKTOR : BPMD-PK, DINAS PERTANIAN DAN BAKORLUH
750 Mutu Layanan
2.500
SKPD Penanggung Jawab
60.260
STATISTIK
1.20.01 Program pengembangan Tersusunnya Dokumen data/informasi/statistik Data/Informasi, potensi JUMLAH URUSAN STATISTIK(1.20)
1 Kegiatan
1 Kegiatan
350
1 Kegiatan
350
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
350 350
1 Kegiatan
350 350
1 Kegiatan
350 350
1 Kegiatan
350 350
1 Kegiatan
350 1 Kegiatan / Tahun 350
Bab VIII - 49
BAPPEDA
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.21
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
4
2013 Target
Rp.
5
Rp.
2014 Target
6
URUSAN WAJIB KEARSIPAN
7
Rp.
2015 Target
8
9
Rp.
10
2016 Target
11
2017 Target
Rp.
12
13
Rp.
14
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
SKPD Penanggung Jawab
15
16
-
1.21.01 Program Pengkajian Sistem Administrasi Kearsipan
Tersedianya data Base dan 1.850 Arsip Aktif Hasil kajian Administrasi Arsip & Inaktif
1.21.02 Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah 1.21.03 Program Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan 1.21.04 Program Pengembangan Arsiparis dan Tenaga Teknis Kearsipan 1.21.05 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi
Penyelamatan & Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah Terpeliharanya Sarana dan Prasarana Kearsipan
Tersedianya Tenaga Fungsional Arsiparis & Tenaga Teknis Kearsipan Terwujudnya sistim pelayanan informasi kearsipan 1.21.06 Program Pelayanan Meningkatnya Pelayanan Administrasi Perkantoran Administrasi Perkantoran terhadap sub-sub bidang 1.21.07 Program Peningkatan Sarana Tersedianya Sarana dan dan Prasarana Aparatur Prasarana Perkantoran yang representatif 1.21.08 Program Peningkatan Tersedianya laporan Pengembangan Sistem keuangan yang akuntabel Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan JUMLAH URUSAN KEARSIPAN (1.21) 1.22
KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
1.22.1
Program Peningkatan Kapasitas SDM dalam pengembangan Teknologi Informasi
1.22.2
Jumlah tenaga sandi yang profesional dalam menjalankan tugasnya sebesar 21 orang Jumlah SDM aparatur teknis Bidang TIK sebesar 150 orang Jumlah sambungan jaringan e-government (SKPD, UPTD, Program Pengembangan asosiasi, tempat-tempat Komunikasi dan Media Massa umum, kabupaten/kota) yang terlayani di Provinsi Gorontalo Jumlah kapasitas akses internet dan intranet jaringan E-Government Jumlah website dan aplikasi Sistem Informasi Manajemen yang dikembangkan di Provinsi Gorontalo
1865 Arsip Aktif dan Inaktif
100
1.883 Arsip Aktif & Inaktif
100
1.921 Arsip Aktif & Inaktif
100
1.956 Arsip Aktif & Inaktif
100
1.994 Arsip Aktif & Inaktif
100
3,034 Arsip Aktif & Inaktif
100
3,034 Arsip Aktif & Inaktif
Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah
1.850 Arsip Aktif & Inaktif
1865 Arsip Aktif dan Inaktif
125
1.883 Arsip Aktif & Inaktif
125
1.921 Arsip Aktif & Inaktif
125
1.956 Arsip Aktif & Inaktif
125
1.994 Arsip Aktif & Inaktif
125
3,034 Arsip Aktif & Inaktif
125
3,034 Arsip Aktif & Inaktif
Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah
1.850 Arsip Aktif & Inaktif
1865 Arsip Aktif dan Inaktif
110
1.883 Arsip Aktif & Inaktif
110
1.921 Arsip Aktif & Inaktif
110
1.956 Arsip Aktif & Inaktif
110
1.994 Arsip Aktif & Inaktif
110
3,034 Arsip Aktif & Inaktif
110
3,034 Arsip Aktif & Inaktif
Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah
100
180 org
100
260 org
100
300 org
100
330 org
105
360 org
110
360 org
Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah
50
3 keg
Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah
180 org
180 org
3 Keg
3 Keg
50 3 Keg
50 3 Keg
50 3 Keg
50 3 Keg
50 3 Keg
0%
20%
231
20%
240
20%
245
20%
250
20%
250
20%
250
100%
Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah
0%
20%
150
20%
150
20%
150
20%
150
20%
150
20%
150
100%
Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah
120
3 Dokumen
Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah
0 dok
3 dok
120 3 dok 986
Jumlah kelompok wira usaha yang terampil memanfaatkan Teknologi Informasi untuk meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat.
0
120 3 dok
120 3 dok
995
120 3 dok
1.000
1.005
120 3 dok 1.010
1.015
0
-
50 Kelompok
50
50 Kelompok
75
50 Kelompok
75
50 Kelompok
75
50 Kelompok
120
250 Kelompok
Balihristi
1 orang
1 orang
65
5 orang
70
5 orang
70
5 orang
70
5 orang
70
5 orang
90
26 orang
Balihristi
5 orang
5 orang
150
30 orang
180
35 orang
190
40 orang
200
45 orang
200
45 orang
220
205 orang
Balihristi
105 sambungan
375 105 sambungan
400 105 sambungan
Balihristi
710 100 Mbps
710 100 Mbps
Balihristi
60 sambungan
65 sambungan
300 75 sambungan
320 85 sambungan
350 95 sambungan
375
30 Mbps
30 Mbps
650 50 Mbps
650 80 Mbps
700 100 Mbps
710 100 Mbps
3 Aplikasi 3 Website
3 Aplikasi, Website
3
200
4 Aplikasi, 4 Website
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
311
5 Aplikasi, Website
5
400
6 Aplikasi, Website
6
410
7 Aplikasi, 7 Website
410
8 Aplikasi, Website
8
450
33 Aplikasi, Website
33
Bab VIII - 50
Balihristi
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.22.3
Program URUSAN Kerjasama WAJIB Informasi dengan Media Massa
Terpublikasikannya kegiatan pembangunan di Provinsi Gorontalo ke publik
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
4 1 kegiatan
1 kegiatan
6
150
1.515
Terwujudnya Pengembangan Budaya dan Kegemaran Tersedianya buku Terbitan Daerah Tersedianya jasa layanan Perpustakaan yang berbasis Digital (E-Library) Tersedianya Tenaga Fungsional Pustakawan & Tenaga Teknis Perpustakaan
4,830 org/ 195 perpust.
6.075 org / 255 Perpust.
5%
50 Judul
3 lbg
16 lbg
124 org
90 org
JUMLAH URUSAN PERPUSTAKAAN (1.23)
2014 Target
7
1 kegiatan
Rp.
8
150
1.731
2015 Target
9
1 kegiatan
Rp.
10
120
1.935
2016 Target
11
1 kegiatan
Rp.
12
120
1.960
2017 Target
13
1 kegiatan
1.960
14
15
16
150
1 kegiatan
Balihristi
Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah Kantor
Rp.
2.140
125
7.320 org/ 320 Perpust.
125
8.565 org/ 395 Perpust.
125
9.810 Org/ 480 Perpust.
125
9,810 org/ 480 perpust.
125
11,055 org/575 perpust.
125
11,055 org/575 perpust.
110
50 Judul
110
50 Judul
110
50 Judul
110
50 Judul
110
50 Judul
110
90%
63
16 lbg
70
16 lbg
70
16 lbg
70
16 lbg
70
16 lbg
70
83 lbg
65
180 org
70
260 org
75
320 org
80
390 org
85
440 org
90
480 org
363
375
380
385
390
Perpustakaan & Arsip Daerah Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah
395
URUSAN PILIHAN
2.1.
PERTANIAN
2.1.01
Tanaman Pangan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Produk
2.1.02
1 kegiatan
Rp.
SKPD Penanggung Jawab
PERPUSTAKAAN
1.23.01 Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan 1.23.02 Program Pengelolaan Deposit Terbitan Daerah 1.23.03 Program Pengembangan Layanan Jasa Perpustakaan dan Informasi 1.23.04 Program Pengembangan Pustakawan dan Tenaga Teknis Perpustakaan
2
5
150
JUMLAH URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (1.22) 1.23
2013 Target
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
Hortikultura Peningkatan Produksi dan Produktivitas Produk Hortikultura
Peningkatan Produksi padi 3% per tahun dan Peningkatan produksi jagung 9,29 % per tahun dan bertambahnya Produktivitas jagung sebesar 2,66% per tahun Peningkatan produksi kedelei 3 % per tahun
produksi 273.921 ton produksi 605.781 ton produktivitas 44.62 ku/ha produksi 2.156 ton dan produktivitas sebesar 12,38 ku/ha
689.754 ton 48,24 ku/ha
Peningkatan Produksi (ton) dan Produktivitas Cabe (ton/ha)
produksi Cabe 10.869 ton produktivitas 53.43 ku/ha
12.500 ton 54.47 ku/ha
Peningkatan produksi Buahbuahan 2% per tahun - Mangga - Pisang - Jeruk siam Peningkatan produksi Sayuran 2 % per tahun Peningkatan produksi Bunga Pot dan Taman 5,38% per tahun Peningkatan produksi Tanaman Obat 3,90% per tahun
3.728 290.588 ton
6252
3.914
2.337 ton 12,78 ku/ha
2.247 ton 12,53 ku/ha
4420 4190 1170
299.363 ton 54,56 ku/ha 755.819 ton 50,20 ku/ha
350
1
4.110
2.407 ton 13,03 ku/ha
-
368 14.375 ton 55,00 ku/ha
3.571 4.190 591 6.380
308.896 ton 55,63 ku/ha 829.284 ton 51,67 ku/ha
-
318.614 ton 56,70 ku/ha 901.590 ton 52,65 ku/ha
4.316
2.454 ton 13,15 ku/ha
-
386 16.531 ton 56,10 ku/ha
-
328.521 ton 57,77 ku/ha 983.468 ton 53,78 ku/ha
4.316
2.502 ton 13,27 ku/ha
-
405 19.011 ton 57,30 ku/ha
-
338.620 ton 58,84 ku/ha 1.075.240 ton 55.00 ku/ha
2.550 ton 13,40 ku/ha
405 21.863 ton 58,80 ku/ha
4.532 -
-
Dinas Pertanian dan KP 338.620 ton Dinas Pertanian 58,84 ku/ha dan KP 1.075.240 ton 55.00 ku/ha
2.550 ton 13,40 ku/ha
446 25.142 ton 60,00 ku/ha
3.642 4.274 603 6.508
3.715 4.359 615 6.638
3.790 4.446 627 6.771
3.865 4.535 640 6.906
3.943 4.626 653 7.044
1
1.5
2
3
3.5
176.356
179.002
181.687
184.412
187.178
25.142 ton
60,00 ku/ha
1 173.750
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VIII - 51
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
2.1.03
2.1.04
Program URUSANPeningkatan WAJIB Produksi Pertanian Pengembangan Sistem - Menekan Luasan yang Pengamatan, Peramalan dan Terserang OPT dan DPI Pengendalian OPT maksimal 5 % dari luas tanam Pengembangan Bibit Unggul Tersedianya benih sumber Pertanian unggul bersertifikat komoditi - Padi sawah BD - Padi sawah BP - Padi sawah BR - Jagung BD (Komposit) - Jagung BP - Jagung BR - Kedelai BD - Kedelai BP - Kedelai BR - Cabe BD - Cabe BP - Cabe BS Pengawasan Mutu dan - Tersertifikasinya Benih Sertifikasi Benih Pertanian Unggul yang Bermutu Padi Sawah (Ha) Jagung (Ha) Kedelei (ha) Cabe (ha) - Penggunaan dan peredaran benih unggul bersertifikat {%} - Terawasinya Peredaran Benih di tingkat Petani {%} peredaran benih unggul bersertifikat {%} - Terawasinya Peredaran Benih di tingkat Petani {%} - Pengembangan jaringan Pengelolaan Lahan dan Air irigasi (Ha) - Pengembangan konservasi air (Unit) - Pembinaan kelembagaan P3A (Unit) - Pengelolaan Irigasi Partisipatif (Unit)
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
Peningkatan Nilai Tambah dan Daya Saing Hasil Pertanian
2012 Target
4
4%
3,9%
5
489
4,9%
Rp.
2014 Target
6
7
513
4,7%
Rp.
2015 Target
8
9
539
4,4 %
2016 Target
Rp.
10
11
566
4,27 %
2017 Target
Rp.
12
13
566
4%
SKPD Penanggung Jawab
14
15
16
594
4%
Rp.
-
675 Ha 6,5 Ha 70,5 Ha 5 Ha 70%
650 Ha 5,5 Ha 50 Ha 10 Ha 73%
750 Ha 10 Ha 45 ha 25 Ha 75%
850 Ha 20 Ha 65 Ha 35 Ha 76%
1000 Ha 25 Ha 75 Ha 45 Ha 77%
1250 Ha 35 Ha 100 Ha 50 Ha 78%
1500 Ha 50 Ha 125 Ha 60 Ha 80%
1500 Ha 50 Ha 125 Ha 60 Ha 80%
73%
75%
76%
77%
78%
79%
80%
80%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
3272 Ha 8 unit
3000 Kg
2013 Target
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
2,500 Kg 5,875 kg 1,450 Kg 2550 Kg 1,800 kg 5000 Kg -
4000 Ha 10 Unit 5 unit
8 unit
- Perluasan Areal Sawah (ha) 1,300 Ha - Optimasi Lahan Kering(ha) 150 Ha
2.1.05
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
- Optimasi Lahan Sawah (ha) 100 Ha - Jalan Usaha Tani (ha) - Pengembangan Pengolahan 1 Kel Hasil Pertanian (Kelompok binaan) - Penerapan Jaminan Mutu dan Standarisasi Pertanian (Pelaku Usaha) - Pengembangan Pelayanan 36 Komoditi Informasi Pasar (PIP) Agribisnis (jlh komoditi)
5 unit 700 Ha 1200 Ha 400 Ha 100 Kel
2 8
36 Komoditi
509 171.4 Kg 13.715 Kg 1.371.492 Kg 674.2 Kg 26.969 Kg 1.618.120 Kg 381.2 Kg 8.578 Kg 214.445 Kg 0.0004 Kg 1 Kg 741 Kg
534 173 Kg 13.838 Kg 1.383.834 Kg 680,9 Kg 27.238 Kg 1.634.254 Kg 384,9 Kg 8.661 Kg 216.526 Kg 0,0004 Kg 1 Kg 741 Kg
561 174,5 Kg 13.963 Kg 1.396.329 Kg 687,7 Kg 27.509 Kg 1.650.549 Kg 388,6 Kg 8.744 Kg 218,606 Kg 0,0004 Kg 1 Kg 741 Kg
589 176,1 Kg 14.090 Kg 1.408.977 Kg 694,6 Kg 27,783 Kg 1.667.004 Kg 392,6 Kg 8,832 Kg 220,810 Kg 0,0004 Kg 1 Kg 741 Kg
589 177,7 Kg 14.218 Kg 1.421.753 Kg 701,5 Kg 28,061 Kg 1.683.635 Kg 396,5 Kg 8,921 Kg 223,013 Kg 0,0004 Kg 1 Kg 741 Kg
619 177,7 Kg 14.218 Kg 1.421.753 Kg 701,5 Kg 28,061 Kg 1.683.635 Kg 396,5 Kg 8,921 Kg 223,013 Kg 0,0004 Kg 1 Kg 741 Kg
352
370
388
407
407
428
334 4000 Ha
367 4000 Ha
404 4000 Ha
424 4000 Ha
424 4000 Ha
100 446 4000 Ha
10 Unit
10 Unit
10 Unit
10 Unit
10 Unit
10 Unit
45 Unit
42 Unit
35 Unit
30 Unit
27 Unit
27 Unit
5 Unit
5 Unit
5 Unit
5 Unit
5 Unit
5 Unit
374 1000 Ha 1200 Ha 201 400 Ha 30 Ha 4.343 100 Kel
411 1000 Ha 2000 Ha 221 400 Ha 30 Ha 4.560 150 Kel
453 1100 Ha 2000 Ha 243 400 Ha 30 Ha 4.788 200 Kel
475 912 Ha 2000 Ha 263 400 Ha 30 Ha 4.932 250 Kel
475 900 Ha 2000 Ha 263 400 Ha 30 Ha 4.932 300 Kel
499 900 Ha 2000 Ha 289 400 Ha 30 Ha 5.178 300 Kel
8
10
15
20
30
30
36 Komoditi
36 Komoditi
36 Komoditi
36 Komoditi
40 Komoditi
40 Komoditi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VIII - 52
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
URUSAN WAJIB
2.1.06
2.1.07
2.1.08
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
4
Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Pertanian
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran
Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran (UPTD BPTPH) Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran (UPTD BBTPH)
Terlaksananya penyediaan administrasi dan operasional perkantoran di UPTD BBTPH
5
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
2015 Target
8
9
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
SKPD Penanggung Jawab
15
16
Rp.
14
20 Kel
20 Kel
50 Kel
75 Kel
100Kel
150 Kel
150 Kel
48 Unit
100 Unit
100 Unit
200 Unit
300 Unit
400 Unit
500 Unit
500 Unit
2%
2%
2%
- Tersedianya Gedung kantor 10 Paket dan sarana prasarana Pengadaan perkantoran yang baik dan memadai - Bertambahnya jumlah aparatur yang mengikuti 10 aparatur diklat struktural dan diklat teknis pertahunnya
Terlaksananya penyediaan administrasi dan operasional perkantoran Terlaksananya penyediaan administrasi dan operasional perkantoran di UPTD BPSBTPH Terlaksananya penyediaan administrasi dan operasional perkantoran di UPTD BPTPH
2013 Target
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
20 Kel
Ketahanan Pangan Peningkatan diversifikasi dan Peningkatan ketersediaan 252,40% 252,40% ketahanan pangan dan penanganan kerawanan masyarakat pangan Pengembangan sistem 73% 73% distribusi dan stabilitas harga pangan Pengembangan 95.4 95.4 penganekaragaman konsumsi Kg/Kapita/Tahun Kg/Kapita/Tahun pangan dan peningktan keamanan pangan, dengan indikator penurunan angka konsumsi beras
Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran (UPTD BPSBTPH)
2.1.09
- Pengembangan Usaha tani dan Investasi (Kelompok Binaan) - Penyediaan Sarana Pengolahan Hasil Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Unit) - Penyediaan Sarana Pupuk dan Pestisida (Peningkatan Produksi %)
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
12 Paket Pengadaan
5%
7%
10%
15%
15%
297
221,92%
312
191,44%
327
160,96%
344
130,48%
344
100%
361
100%
188
78,40%
197
83,80%
207
89,20%
218
94,60%
218
100%
229
100%
292
93.9 Kg/kapita/Thn
307
92.4 Kg/Kapita/Thn
322
90.9 Kg/Kapita/Thn
338
89.4 Kg/Kapita/Thn
338
87.9 Kg/Kapita/Thn
355
87.9 Dinas Pertanian Kg/Kapita/Thn dan KP
905
15 Paket Pengadaan
950
50 aparatur
133
20 Paket Pengadaan
998
24 Paket Pengadaan
1.028
27 Paket Pengadaan
1.028
30 Paket Pengadaan
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan KP
1.079 1 Paket
127 15 aparatur
70 aparatur
140 80 aparatur
147 95 aparatur
147 100 aparatur
154 100 aparatur
100%
100%
725
100%
747
100%
769
100%
785
100%
785
100%
808
100%
100%
100%
317
100%
327
100%
336
100%
343
100%
343
100%
353
100%
100%
100%
241
100%
248
100%
256
100%
261
100%
261
100%
269
100%
100%
100%
324
100%
334
100%
344
100%
354
100%
354
100%
365
100%
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VIII - 53
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
penyusunan Anggaran dan URUSAN WAJIB Laporan keuangan SKPD
2.1.10
Program Peningkatan Ketahanan Pangan Perencanaan Program - Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Penyusunan Data Statistik Pertanian
TOTAL PERTANIAN 2.1.11 2.1.12 2.1.13 2.1.14
2.1.15
2.1.16
2.1.17
2.1.18
Program Pengembangan Informasi dan Kerjasama Program Pelatihan dan Pembelajaran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
- Tersedianya dokumen pelaksanaan anggaran, penatausahaan keuangan dan dokumen laporan keuangan tahunan Tersedianya dokumen perencanaan Terlaksananya monitoring dan evaluasi program dan kegiatan - Tersinkronisasinya angka produksi tanaman pangan dan hortikultura, Tersedianya data statistik pertanian
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
1 Dokumen
3 Dokumen
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
2013 Target
Rp.
5
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
SKPD Penanggung Jawab
15
16
1 Dokumen
150 1 Dokumen
150 1 Dokumen
150 1 Dokumen
150 1 Dokumen
150 1 Dokumen
150 1 Dokumen
3 Dokumen
436 3 Dokumen
458 3 Dokumen
481 3 Dokumen
505 3 Dokumen
505 3 Dokumen
530 3 Dokumen
4 Dokumen
481 4 Dokumen
505 4 Dokumen
520 4 Dokumen
536 4 Dokumen
536 4 Dokumen
563 4 Dokumen
1 Dokumen
421 1 Dokumen
442 1 Dokumen
464 1 Dokumen
487 1 Dokumen
487 1 Dokumen
521 1 Dokumen
4 Dokumen
1 Dokumen 15.584
Penyebaran informasi inovasi 80 ragam teknologi jagung informasi Jumlah pelatihan dan 3 kali diklat pembelajaran Terwujudnya pengelolaan 100% Administrasi Perkantoran
30 ragam informasi
1.443
16.369 40 ragam informasi
1.454
17.187 45 ragam informasi
1.450
17.872 45 ragam informasi
1.475
17.872 50 ragam informasi
18.767
1.480 50 ragam informasi
1.485
BPIJ
50 ragam informasi
732
3 kali diklat
735
3 kali diklat
740
3 kali diklat
750
3 kali diklat
760
3 kali diklat
795
3 kali diklat
BPIJ
100 %
561
100 %
565
100 %
570
100 %
585
100 %
590
100 %
600
100%
BPIJ
Program Peningkatan Sarana Tersedianya sarana prasarana dan Prasarana Aparatur perkantoran
45%
55%
49
60%
50
70%
60
80%
65
90%
70
100%
70
100%
BPIJ
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Persentase pelayanan dan akuntabilitas keuangan SKPD
100%
100 %
78
100 %
80
100 %
85
100 %
90
100 %
90
100 %
100
100%
BPIJ
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Tersedianya aparatur yang kompeten di bidang informasi dan pembelajaran jagung
3,70%
7,41%
-
25,93%
25
44,44%
45
62,96%
50
81,48%
50
100,00%
50
100%
BPIJ
Tersedianya Dokumen perencanaan, Data dan evaluasi
1 Dokumen
1 Dokumen
1 dokumen
420
1 Dokumen
1 Dokumen
450
1 Dokumen
1 Dokumen
BPIJ
Program Peningkatan perencanaan, monitoring dan evaluasi TOTAL BPIJ
419 3.282
Peternakan Mendukung swasembada Peningkatan produksi daging daging sapi nasional dan sapi 4% per tahun (kg) komoditi peternakan lainnya
3.329
440
1 Dokumen
3.390
445 3.460
3.490
460 3.560
3.984.995
4.144.395
4.351
4.310.171
4.400
4.482.577
4.450
4.661.881
4.500
4.848.356
4.450
5.042.290
4.500
5.042.290
Peningkatan produksi daging Kambing 6% per tahun (kg)
173.346
183.747
550
194.772
565
206.458
570
218.845
580
231.976
590
245.895
600
245.895
Peningkatan produksi daging Ayam Buras 17% per tahun (kg) Peningkatan produksi daging Itik 9% per tahun (kg)
1.416.594
1.657.415
935
1.939.176
900
2.268.835
950
2.654.537
985
3.105.809
999
3.633.796
1.000
3.633.796
51.502
56.137
100
61.190
110
66.697
120
72.699
132
79.242
135
86.374
145
86.374
80%
320
70%
325
60%
330
40%
350
20%
360
Pengendalian dan pencegahan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS)
85%
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
0%
370
0%
Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan
Bab VIII - 54
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
URUSAN WAJIB
2.1.19
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Penjaminan Produk peternakan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH)
Cengkeh (1%) kg/ha/thn
kakao (1%) kg/ha/thn pengendalian OPT tanaman perkebunan
5
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan penyusunan Anggaran dan Laporan keuangan SKPD
Program Peningkatan Ketahanan Pangan Perencanaan Program
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
565
30%
570
40%
580
60%
600
80%
610
2017 Target
13
100%
Rp.
14 625
Terlaksananya pengelolaan administrasi perkantoran yang akuntabel
15
16
Dinas Peternakan & Perkebunan
1.442
300
1.456
330
1.471
340
1.486
350
1.501
360
1.516
375
1.516
4.482
4.496
120
4.541
132
4.586
148
4.632
163
4.679
165
4.725
170
4.725
351
365
175
369
193
372
200
376
220
380
230
384
240
384
831
845
512
853
563
862
570
871
580
879
595
888
600
888
85%
80%
75
70%
83
60%
100
40%
110
20%
121
0%
130
0%
100%
100%
785
100%
- Tersedianya dokumen pelaksanaan anggaran, penatausahaan keuangan dan dokumen laporan keuangan tahunan
Dokumen
Tersedianya dokumen perencanaan
Dokumen
470
100%
480
100%
490
100%
500
100%
SKPD Penanggung Jawab
100%
1.428
550
100%
Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan
Terlaksananya monitoring Dokumen dan evaluasi program dan kegiatan Penyusunan Data Statistik - Tersinkronisasinya angka Perkebunan dan peternakan produksi hasil perkebunan dan peternakan, - Dokumen Tersedianya data statistik perkebunan dan peternakan Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
Dokumen
78 Dokumen
- Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
2.1.23
Rp.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran
2.1.22
20%
2013 Target
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
Pengembangan Perkebunan peningkatan produktifitas perkebunan
Tebu (1%) kg/ha/thn
2.1.21
2012 Target
20%
Kelapa dalam (1%) kg/ha/thn
2.1.20
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Dokumen
262
90 Dokumen
110 Dokumen
150 Dokumen
150 Dokumen
150 Dokumen
Dokumen
125 Dokumen
125 Dokumen
125 Dokumen
135 Dokumen
135 Dokumen
Dokumen
150 Dokumen
150 Dokumen
150 Dokumen
150 Dokumen
150 Dokumen
Dokumen
265 Dokumen
292 Dokumen
300 Dokumen
315 Dokumen
300 Dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan
Bab VIII - 55
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
2.1.24
2.1.25
2.1.26
2.1.27
2.1.28
2.1.29
2.1.30
Peningkatan Kapasitas URUSAN WAJIB Sumberdaya Aparatur Pertanian
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
- Tersedianya Gedung kantor dan sarana prasarana Paket perkantoran yang baik dan memadai - Bertambahnya jumlah aparatur yang mengikuti aparatur diklat struktural dan diklat teknis pertahunnya
Program peningkatan Pemasaran Hasil produksi pertanian/perkebunan dan peternakan Promosi atas hasill produksi terlaksananya promosi perkebunan dan peternakan unggulan perkebunan dan peternakan SUB TOTAL DINAS PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN Penyediaan Data Base Dokumen data base penyuluh, pelaku utama dan penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha Pertanian, pelaku usaha Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Perikanan dan Kehutanan Pengembangan kualitas Meningkatnya mutu sumber daya penyuluhan penyelenggaraan penyuluhan pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan - Fasilitasi Demplot BP3K - Fasilisilasi Demplot Penyuluh - Dokumen Program Penyuluhan Peningkatan Kompetensi Penyuluh, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha : - Diklat Fungsional - Diklat Teknis Penyuluh - Peningkatan Kinerja Penyuluh - Diklat Teknis Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Fasilitasi Peningkatan Kelas Kemampuan Kelompok : - Pemula - Lanjut - Madya - Utama Penguatan Kelembagaan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha - Pekan Nasional Tani Nelayan Andalan Peningkatan Koordinasi Terselenggaranya koordinasi Perencanaan dan Program yang lebih komprehensif Monitoring dan Evaluasi Terlaksananya Monitoring Evaluasi dan pelaporan kegiatan Program Pelayanan Terselenggaranya Administrasi Perkantoran pengelolaan administrasi perkantoran
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
Paket
2013 Target
Rp.
5
362 Paket
aparatur
300
aparatur
Rp.
2014 Target
6
7
Rp.
2015 Target
8
9
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) 2016 Target
Rp.
10
11
2017 Target
Rp.
12
Rp.
13
14
15
400 Paket
450 Paket
475 Paket
500 Paket
650 Paket
310
320
340
340
340
aparatur
aparatur
aparatur
aparatur
SKPD Penanggung Jawab
16
Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan
aparatur
Dinas Peternakan & Perkebunan 100%
100%
312
100%
320
10.102
100%
325
10.300 1 Dokumen
150
100%
330
10.610 1 Dokumen
135
100%
335
10.930 1 Dokumen
150
100%
340
11.040 1 Dokumen
150
100%
Dinas Peternakan & Perkebunan
1 Dokumen
Bakorluh
11.370 1 Dokumen
150
Bakorluh
6 Unit -
124 unit
1 dokumen
20 Dokumen
668
14 Unit 124 unit
140 670
13 unit 124 unit
130 430
13 unit 123 unit
145 430
14 unit 178 unit
140 587
15 unit 179 unit
140 350
137
82 Dokumen
150
82 Dokumen
150
82 Dokumen
150
82 Dokumen
150
82 Dokumen
125
75 unit 729 unit
Bakorluh Bakorluh
82 Dokumen
Bakorluh Bakorluh
125 org 161 org
75 org
75 org
24 org
335
30 Org 125 org 618 org
244 340 650
30 Org 125 org 729 org
191 185 650
30 org 125 org 729 org
200 185 650
30 org 125 org 729 org
200 190 650
30 org 104 org 729 org
165 190 370
56
75 org
60
75 org
60
100 org
75
100 org
75
125 org
60
150 org 729 Org 729 org
Bakorluh Bakorluh Bakorluh
550 org
Bakorluh Bakorluh
28 Klpk -
60 klpk
205
100%
157
-
100%
32 Klpk 60 klpk -
100 210 -
30 klpk 60 klpk 6 klpk -
100 160 84
30 klpk 80 klpk 6 klpk -
100 160 90
-
-
-
-
-
24 80 6 6
klpk klpk klpk klpk
80 200 110 108
-
-
22 110 8 6
klpk klpk klpk klpk
80 110 90 90
-
1 Keg
750
166 klpk 390 klpk 26 klpk 12 klpk
Bakorluh Bakorluh Bakorluh Bakorluh Bakorluh
1 Keg
Bakorluh
3 Keg
262
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Bakorluh
1 Keg
140
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Bakorluh
456
100%
100%
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
460
100%
295
100%
295
100%
300
100%
280
100%
Bab VIII - 56
Bakorluh
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
2012 Target
2013 Target
Rp.
14
15
16
100%
180
100%
180
100%
150
100%
Bakorluh
2.1.32
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan SUB TOTAL BAKURLUH
Terfasilitasinya aparatur dalam mengikuti diklat
100%
100%
70
100%
70
100%
80
100%
80
100%
90
100%
90
100%
Bakorluh
Terselenggaranya Pengelolaan Keuangan Bakorluh
100%
100%
78
100%
80
100%
90
100%
90
100%
100
100%
100
100%
Bakorluh
Penyertaan Diklat Wasganis
Peningkatan Kualitas Aparatur Kehutanan
2.808
3.570
2.920
2.980
3.310
3.290
31.776
33.568
34.106
35.242
35.712
36.987
450
1 dokumen
1 dokumen 37 IUIPHHK & 2 IUIPHHBK
37 IUIPHHK & 2 IUIPHHBK 1 KPH
1 KPH
tersedianya petugas Wasganis PHPL
1 dokumen
500 37 IUIPHHK & 2 IUIPHHBK
250 500
1 KPH
250 500
37 IUIPHHK & 2 IUIPHHBK 2 KPH
37 IUIPHHK & 2 IUIPHHBK
250 500
300 Km
300
300 Km
300
300 Km
300
8 kelompok
122
7 kelompok
250
8 kelompok
275
7 kelompok
300
2 kelompok
283
2 kelompok
350
2 kelompok
375
2 kelompok
400
250
1 bimtek & diknis
300
1 bimtek & diknis
350
250
1 bimtek & diknis
300
1 bimtek & diknis
350
1 Angkatan (30 Org)
150
2 Angkatan (1 Angk.Polhut & 1 Angk. Pamswakarsa)
300
2 Angkatan (1 Angk.Polhut & 1 Angk. Pamswakarsa)
1 Angkatan (30 Org)
250
1 Angkatan (30 Org)
250
1 Angkatan (30 Org)
1 bimtek & diknis 1 bimtek & diknis Meningkatnya Kapasitas POLHUT & Masyarakat
13
Rp.
180
5 kelompok
12
2017 Target
100%
2.2.02
11
Rp.
246
1 keg
10
2016 Target
100%
Pemanfaatan potensi sumberdaya hutan Masterplan penataan hutan Tersedianya masterplan penataan hutan tingkat tk provinsi 2012-2016 Teridentifikasinya permasalahan penataan kawasan hutan Tersedianya dokumen Penyusunan RKTP Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi tahun 2013 - 2017 Monitoring & evaluasi Terlaksananya monev IUIPHHK terhadap 37 IUIPHHK/BK Terlaksananya penataan 7 Penataan KPH KPH Pemeliharaan tata batas Penyelesaian Tata Batas kawasan hutan sepanjang 1200 km Fasilitasi penerbitan IUPHHKFasilitasi Pembinaan & pembentukan kelembagaan HTR , pemantapan kelembagaan 30 kelompok HTR tani HTR Peningkatan Usaha Masyarakat Sekitar Hutan Terfasilitasinya 15 Kelompok Produksi Tani PUMSHP Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Penyertaan Diklat Teknis Meningkatnya kemampuan Sumberdaya Mineral aparat dalam bidang Sumber Daya Mineral Penyertaan Diklat Teknis Meningkatnya kemampuan Energi aparat dalam bidang energi Penyertaan Diklat POLHUT Penyegaran & Pembentukan POLHUT & Masyarakat
9
Rp.
244
2.2.01
8
2015 Target
100%
JUMLAH URUSAN PERTANIAN (02.1)
7
Rp.
100%
KEHUTANAN
6
2014 Target
SKPD Penanggung Jawab
Program Sarana Tersedianya sarana dan URUSANPeningkatan WAJIB dan Prasarana Aparatur prasarana perkantoran
2.2
5
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
2.1.31
2.1.33
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
2 KPH
300 Km
37 IUIPHHK & 2 IUIPHHBK
250 500
1 KPH
250 500
300
37 IUIPHHK & 2 IUIPHHBK 7 KPH
1200 km
30 Kelompok
425
2 kelompok
450
400
1 bimtek & diknis
450
400
1 bimtek & diknis
450
2 Angkatan (1 Angk.Polhut & 1 Angk. 300 Pamswakarsa)
300
1 Angkatan (30 Org)
500
9 Angkatan
1 Angkatan (30 Org)
250
1 Angkatan (30 Org)
250
5 Angkatan
250
2 kelompok
1 bimtek & diknis 1 bimtek & diknis
15 kelompok
Bab VIII - 57
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
4
Terlaksananya Operasi Gabungan & Fungsional di 5 kab Terlaksananya kegiatan deteksi dini illegal logging di 5 kab Terkendalinya karhut di 5 kab
8 ops fungsional & gab
2.2.03
Perlindungan & URUSAN WAJIB Konservasi SDH Pengamanan Hutan
Pengendalian Karhut Penyelesaian Kasus Tipihut 2.2.04
Rehabilitasi hutan & lahan Peran serta masyarakat dalam gerakan RHL
Terselesainya 10 kasus tindak pidana kehutanan
identifikasi perambahan di 5 kab
JUMLAH URUSAN KEHUTANAN (2.02)
2012 Target
8 ops fungsional & gab
2013 Target
Rp.
5
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
SKPD Penanggung Jawab
15
16
Rp.
14
800
8 ops fungsional & gab
850
8 ops fungsional & gab
900
1 keg
700
1 keg
750
1 keg
800
200
1 keg
250
1 keg
300
1 keg
350
1 keg
2 Kasus
250
2 Kasus
250
2 Kasus
300
2 Kasus
350
10 Kasus
400
150.000
500
170.000
600
200.000
850
500.000 bibit
8 ops fungsional 550 & gab
8 ops fungsional & 700 gab
8 ops fungsional & 750 gab
400
1 keg
600
1 keg
650
1 keg
150
1 keg
2 Kasus
250
8 ops fungsional & gab 1 keg
1 keg
2 kasus
Bantuan 500.000 Bibit 70,000 btg Kemasyarakat dan Kelompok Tani Fasilitasi Kelembagaan Peningkatan peran Forum DAS Provinsi kelembagaan forum DAS, Kabupaten/Kota Penanaman & pemeliharaan Penghijauan pada jalan 10 km turus jalan nasional/provinsi protokol Provinsi/Nasional 37,000 sepanjang 85 km Gerakan penanaman pohon Bantuan 1.000.000 Bibit 92.850 mendukung Program OBIT Pembuatan areal model Terlaksananya pembuatan usaha tani konservasi model usaha tani konservasi di 5 kab 2.2.05 Peningkatan Koordinasi Perencanaan dan Program Monitoring & Evaluasi Terlaksananya Perencanaan Koordinasi perencanaan dan program/kegiatan pengendalian bidang Terlaksananya Evaluasi kehutanan pelaksanaan program/kegiatan 2.2.06 Program Peningkatan Sarana & Prasarana Perkantoran Peningkatan Sarana & 3 unit bangunan Prasarana Perkantoran 2.2.07 Program Pelayanan administrasi perkantoran Pelayanan jasa administrasi perkantoran 2.2.08 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Penyusunan Laporan Keuangan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
50.000 btg
300
100,000 btg
300
120,000 btg
1 keg
150
1 keg
10 km 30,000
240
15 km 40,000
70.000
291
100.000
400
125.000
50 ha
500
1 keg
1 keg
475
150
1 keg
150
1 keg
50,000
400
15 km 60,000
450
200.000
500
250.000
50 ha
500
50 ha
500
150
1 keg
150
1 keg
1 keg
250
1 keg
250
250 15 km
45,000
300 15 km
150
500 15 km
1 keg
65,000
750
550
300.000
650
300.000
50 ha
500
50 ha
500
250 ha
175
1 keg
175
1 keg
200
5 keg
1 keg
300
1 keg
300
1 keg
350
5 keg
1 keg
965
1 keg
500
1 keg
500
1 keg
200
1 keg
200
1 keg
200
1 keg
585
1 keg
500
1 keg
550
1 keg
600
1 keg
650
1 keg
700
150
1 keg
150 7.900
1 keg
200 8.150
1 keg
200 8.525
1 keg
250 8.900
1 keg
250 9.850
1 keg
4.811
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
5 Keg
150
35 km
65,000
Bab VIII - 58
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
2.3.
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
4
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
2013 Target
Rp.
5
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Rp.
14
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
SKPD Penanggung Jawab
15
16
URUSANENERGI WAJIB DAN SUMBERDAYA MINERAL
2.3.01
Program Pembinaan dan Terlaksananya pembinaan & Pengawasan Bidang pengawasan terhadap 37 IUP Terdatanya Penambangan Tanpa Izin (PETI) di 5 Tersusunnya Naskah Akademik PERDA bidang pertamb mineral dan Panas Bumi Survey Potensi Mineral Tersedianya 16 laporan survey mineral Pemetaan Daerah Rawan Tersedianya data kawasan Bencana Geologi rawan bencana geologi di 6 kab/kota Tersedianya data potensi air tanah sejumlah 10 laporan Survey Potensi Air Tanah Pemanfaatan potensi air Tersedianya air bersih di 24 tanah daerah sulit air Pengembangan & Terbitnya Izin usaha Panas Pengawasan Potensi bumi Panasbumi 2.3.02 Koordinasi perencanaan Terlaksananya Perencanaan dan pengendalian bidang program/kegiatan Terlaksananya Evaluasi pertambangan pelaksanaan program/kegiatan 2.3.03 Pembinaan dan Pengembangan Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Pengembangan energi Pemeliharaan 3040 unit PLTS alternatif
37 IUP logam , 2 KK, 29 IUP Luas PETI 743,5 ha -
10 lap survey
1 keg
1 lap survey
183
200
4 lap
200
1 keg
250
1 keg
275
1 keg
300
1 keg
1 kab
200
1 kab
250
1 kab
300
1 kab
325
1 kab
1 keg 1 laporan survey
200
1 keg
200
250
1 laporan survey
300
1 laporan survey
350
1 laporan survey
400
1 laporan survey
450
1 kab
250
1 kab
300
1 kab
350
1 kab
400
2 kab/kota
450
CAT 13 lokasi
1 lap
200
1 lap
250
1 lap
300
1 lap
350
1 lap
400
1 lap
450
1 lokasi
150
2 lokasi
200
2 lokasi
250
2 lokasi
300
2 lokasi
350
2 lokasi
400
350 1 lap pengawasan
400
1 lap pengawasan
450
1 lap pengawasan
500
1 lap pengawasan
550
1 izin pabum
1 keg
150
1 keg
150
1 keg
175
1 keg
175
1 keg
200
5 keg
1 keg
250
1 keg
250
1 keg
300
1 keg
300
1 keg
350
5 keg
250 Unit
500 Jt
300 Unit
600 Jt
300 Unit
600 Jt
300 Unit
600 Jt
300 Unit
600 Jt
3040 Unit PLTS
1 Unit
250 Jt
1 Unit
250 Jt
1 Unit
250 Jt
1 Unit
250 Jt
1 Unit
250 Jt
10 Unit PLTMH
6 kab/kota
300
6 kab/kota
350
6 kab/kota
400
6 kab/kota
450
lelang wkp
1 lap
1520 Unit PLTS 5 Unit PLTMH
Pengawasan distribusi bbm & elpiji
Terlaksananya pengawasan distribusi bbm dan elpiji di 6 kab/kota
sosialiasasi konversi energi
Terselenggarnya Konversi minyak tanah ke elpiji di 2kab
16 SPBU, 1 AMPS, 1 AMT, 5 Agen Elpiji, 271 PMT Bersubsidi 3 kab/kota
16 laporan hasil survey 5 kab/kota
6 lap
5
Pemeliharaan 10 unit PLTMH
70 unit
260,00
6 kab/kota
150
6 kab/kota
250
3 kab/kota
332
2 kab
200
2 Lokasi
200 Jt
2 Lokasi
500
Rued
Study Kelayakan PLTMH
Tersedianya 10 data lokasi studi Kelayakan PLTMH Penyusunan Rencana Umum Tersusunnya RUED 5 tahunan Energi Daerah (RUED) JUMLAH URUSAN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL (2.03)
37 IUP logam , 2 350 KK, 29 IUP Batuan, 1 5 kab/kota 350 2 Naskah akademik ranperda
1 keg
Rued 1.475
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
3.250
24 lokasi
6 kab/kota
6 kab/kota 200 Jt
2 Lokasi
100
Rued
3.050
200 Jt
2 Lokasi
100
Rued
3.300
200 Jt
2 Lokasi
100
Rued
3.650
200 Jt 100
10 lokasi FS Rued
4.100
Bab VIII - 59
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
2.4.
URUSAN WAJIB PARIWISATA
2.4.01
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
Tersedianya fasilitas penunjang obyek wisata Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di 8 Pengelolaan obyek wisata oleh masyarakat lokal
2.4.02
Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
2.4.03
Program Pengembangan seni budaya daerah
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
4
8 obyek wisata
-
91.665 orang
100.000 orang
-
-
100.000 orang 1 obyek wisata
3 hari
3 hari
URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Program Pengembangan - peningkatan SDM Kelautan dan Perikanan Pengetahuan dan Keterampilan Pelaku usaha Perikanan (orang) Program- Produksi Perikanan Produksi Perikanan Peningkatan Budidaya PeningkatanBudidaya (ton) Program Pengembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Pengelolaan Perikanan (ton) Tangkap Program Peningkatan Daya - Jumlah Unit Pengolahan Saing Produk Perikanan Bersertifikat SKP (Sertifikat Kelayakan Pengolahan)
Rp.
6
550
100
2014 Target
7
2 obyek 150.000 orang 1 obyek wisata
900 3 hari
596
2.5.
2.5.04
-
2 obyek
1.200 Peningkatan lama tinggal
2.5.01
2.5.03
5
1.520
3.316
JUMLAH URUSAN PARIWISATA (2.04)
2.5.02
2013 Target
Rp.
Rp.
8
1.210
100
2015 Target
9
2 obyek 175.000 orang 1 obyek wisata
900 4 hari
Rp.
10
2.800
2016 Target
11
1 obyek 200.000 orang
100 1 obyek wisata 1.000
4 hari
Rp.
12
2.321
100
2017 Target
Rp.
13
14
1 obyek 250.000 orang -
1.000 4 hari
2.5.05
Program Pengelolaan - Luas Kawasan Konservasi Sumber Daya Laut, Pesisir & Laut dan Pulau-Pulau Kecil Perairan (Ha)
968
968
2.518
3.178
4.868
4.389
4.260
200
125
129.858
158.271
2.900
171.351
3.100
76.369
88.567
3.500
94.549
3.600
300
187.219 101.876
135
3.200 3.650
400
206.427 110.790
225
3.300 3.750
500
229.671 121.593
250
1.5.07
Program Pengawasan SDKP
Penyediaan Data Base Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Presentase wilayah perairan bebas ilegal fishing dan kegiatan yang merusak SDKP (%) Rekaman Data Base Kelautan dan Perikanan
600
250
3.350
269.732
3.400
3.780
133.726
3.800
2
3
434
4
450
5
500
6
600
7
600
8
600
46,93
46,93
380
49
400
51
420
53
450
55
450
58.1
450
184
7.3
350
11.6
380
14.9
370
18.2
385
21.5
390
24.8
321 Ha
321 Ha
242
296,7 Ha
250
200 Ha
150
323,32 Ha
150
75 Ha
150
250 Ha
150
-
6 Desa
3.023
10
3.250
15
3.300
20
3.350
25
3.400
30
3.450
75%
77.23%
299
78.23%
300
79.23%
350
80.23%
350
81.23%
350
82.23%
4 Janis Data Base
620
650
4 Jenis Database
650
4 Jenis Database
650
4 Jenis Database
650
4 Jenis Database
4 Janis Data Base
4 Jenis Database
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
16
8 obyek wisata
Dinas Perhubungan & Dinas Perhubungan & Pariwisata Dinas
4 obyek wisata
5 hari
968
102
15
1.000
968
100
- Desa Nelayan/Psisir yang Menjadi Desa Tangguh (PDNT) 2.5.06
-
968
300
SKPD Penanggung Jawab
250.000 orang
5 hari
- Konsumsi Ikan (Kg/Kap/Th)
- Nilai ekspor hasil perikanan (Rp. Milyar)
2.292
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
600 Orang
Perhubungan & Pariwisata Dinas Perhubungan & Pariwisata Dinas Perhubungan & Pariwisata
Dinas Perikanan dan Kelautan
Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Perikanan 133.726 dan Kelautan 269.732
8 (Rata2 Peningkatan Dinas Perikanan Pertahun Sebesar 19 dan Kelautan %)
58,1 (Rata2 Peningkatan Pertahun Sebesar 3 %) 24,8 (Rata2 390 Pening//tahun Sebesar 21 %) 250 Ha (Kawasan Konservasi Laut Daerah)
Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan
106 Desa Dinas Perikanan nelayan/pesisir yang dan Kelautan menjadi desa tangguh Dinas Perikanan dan Kelautan 350 82.23%
650
4 Jenis Database
Dinas Perikanan & Kelautan
Bab VIII - 60
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
1.5.08
Pengembangan Pengelolaan Sinergitas Pengelolaan URUSAN WAJIB Konservasi Laut dan Perairan Konservasi Laut dan Perairan Perda Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
4 1 Kawasan Konservasi Laut Daerah
2.5.11
2.5.12
2.5.13
2.5.14
Program pengembangan Jumlah kawasan perikanan wilayah strategis dan cepat yang terbangun (budidaya tumbuh perikanan payau dan laut) dan kawasan industri di Teluk Tomini (kawasan)
Program Pengembangan Pengkayaan dan pemulihan Sumberdaya Perikanan dan sumberdaya ikan di Teluk Kelautan Teluk Tomini Tomini (ha) Program Pelayanan Tersedianya pelayanan Administrasi Perkantoran administrasi dan ketatausahaan Terselenggaranya Sistem Perencanaan, Monitoring dan 0 keg Evaluasi Program Peningkatan Sarana Tersedianya Sarana dan dan Prasarana Aparatur Prasarana yang representatif Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
PERDAGANGAN
2.6.1
Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
2.6.2
Koordinasi pengembangan ekspor dgn instansi terkait/ asosiasi/pengusaha Program Peningkatan Informasi harga dan stok Efisiensi Perdagangan Dalam barang strategis Negeri Ketersediaan sarana distribusi barang dan jasa
2 (dua) Penataan Ruang dan Perencanaan Pengelolaan WP3K (Bimtek Penataan Ruang WP3K dan Tindak Lanjut RZWP3K)
250
7
1 Kawasan Konservasi Laut Daerah
1 (satu) Kegiatan Kajian Akademis terhadap 200 Dokumen Penataan Ruang WP3K
Rp.
8
2015 Target
9
250
1 Kawasan Konservasi Laut Daerah
200
Konsultasi Publik terhadap Naskah Akademis sebanyak 2(dua) kali
Rp.
10
2016 Target
11
1 Kawasan 250 Konservasi Laut Daerah Penyu. Ranperda tataruang laut, Pesisir & PPK dan konsultasi publik 200 terhadap ranperda tsb (1 Dok. ranperda, & 1 kali konsultasi publik)
Rp.
12
2017 Target
13
1 Kawasan 250 Konservasi Laut Daerah Finalisasi Ranperda tata ruang laut pesisir dan PPK ( 1 dokumen Perda Tata ruang Laut Pesisir dan PPK 200
1.730
7
1.790
8
1.800
9
1.820
10
2
800
6
850
8
860
10
860
12
16
14
6 Kawasan Dinas Perikanan 250 Konserfasi Laut & Kelautan Daerah (KKLD) Tersedianya 1 Dinas Perikanan Dokumen Perda Tata & Kelautan Ruang Laut, Pesisir dan PPKProvinsi Gorontalo 200
10 kawasan Dinas Perikanan perikanan yang dan Kelautan terbangun (budidaya perikanan 1.850 payau dan laut) dan kawasan industri di Teluk Tomini (kawasan) 12 ha lokasi Dinas Perikanan Pengkayaan dan dan Kelautan 890 pemulihan sumberdaya ikan di Teluk Tomini Dinas Perikanan 750 100% dan Kelautan
-
0%
20%
730
20%
750
20%
750
20%
750
20%
750
20%
1 keg
361
1 keg
370
1 keg
370
1 keg
370
1 keg
370
1 keg
370 6 keg
Dinas Perikanan dan Kelautan
20%
1.348
20%
15
20%
15
20%
20
20%
20
20%
20 100%
Dinas Perikanan dan Kelautan
3 dok
90
3 dok
100
3 dok
100
3 dok
100
3 dok
100
3 dok
100 3 dok
-
6
15
Rp.
1
0%
1.525
6
2014 Target
4
Terpenuhinya dokumen perencanaan anggaran, 0 dok Laporan keuangan dan LAKIP SKPD
Peningkatan daya saing komoditi ekspor & promosi Laporan realisasi ekspor
1 Kawasan 650 Konservasi Laut Daerah
Rp.
SKPD Penanggung Jawab
2
JUMLAH URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN (2.05) 2,6
5
4 (empat) Dokumen hirarkis Pengelolaan Pesisir dan PPK(RSWP3K,RZ WP3K, RPWP3K, dan RAWP3K)
-
2.5.10
1 Kawasan Konservasi Laut Daerah
2013 Target
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
16.554
16.720
17.050
17.560
17.740
Dinas Perikanan dan Kelautan
17.920
2 komoditi
2 komoditi
40
4 komoditi
40
6 komoditi
60
6 komoditi
60
6 komoditi
60
6 komoditi
60
6 komoditi
Dinas Koperindag
12 bulan
12 bulan
10
12 bulan
15
12 bulan
15
12 bulan
15
12 bulan
15
12 bulan
15
12 bulan
Dinas Koperindag
1 kegiatan
1 kegiatan
62
2 kegiatan
65
2 kegiatan
65
4 kegiatan
80
5 kegiatan
1.000
5 kegiatan
1.000
4 kegiatan
Dinas Koperindag
365 hari (12 komoditi)
365 hari (12 komoditi)
181
365 hari (12 komoditi)
180
365 hari (12 komoditi)
180
365 hari (12 komoditi)
180
365 hari (12 komoditi)
180
365 hari (12 komoditi)
180
365 hari (12 komoditi)
Dinas Koperindag
49 pasar tradisional
1 pasar tradisional
600
4 pasar tradisional & 2 pasar percontohan
800 2 pasar tradisional & 2 pasar percontohan
400
2 pasar tradisional dan 2 pasar percontohan
400
2 pasar tradisional & 2 pasar percontohan
250
2 pasar tradisional & 2 pasar percontohan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
250 62 pasar tradisional & 10 pasar percontohan
Dinas Koperindag
Bab VIII - 61
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
4
Sistem Resi Gudang (SRG) 1 kali PL dan Pasar Lelang (PL) Beroperasinya Kantor 1 KPD Perwakilan Dagang (KPD) Gorontalo Terlaksananya Temu Usaha 1 kali/thn dan Misi Dagang Jumlah UMKM yang difasilitasi tempat berusaha Perlindungan Konsumen dan Sosialisasi "Konsumen Pengamanan Perdagangan Cerdas" dalam hal pemahaman undang-undang perlindungan konsumen
1 kali PL
URUSAN WAJIB
2.6.3
Pengawasan peredaran barang dan UTTP Persentase penyelesaian pengaduan konsumen Tera/Tera Ulang UTTP Pasar Tertib Ukur 2.6.4
Program Peningkatan Pengujian dan sertifikasi Standarisasi Barang Eksport - mutu barang Import
2,7
INDUSTRI Program Pengembangan Industri Kecil Menengah
2.7.2
2.7.3
Program Peningkatan Produktivitas dan Promosi Produk IKM
Program Pengembangan Kawasan Industri Gorontalo
Meningkatnya jumlah IKM dan Sentra IKM di 6 kab/ kota Berkembangnya One Village One Product (OVOP) Terbentuknya 1 kluster industri unggulan daerah di provinsi Gorontalo Pemberdayaan IKM melalui Dekranasda Provinsi Gorontalo
15
16
2 kali/thn
150
2 kali/thn
150
2 kali/thn
Dinas Koperindag
-
50 UMKM
100
50 UMKM
100
50 UMKM
100
50 UMKM
100
50 UMKM
100
250 UMKM
Dinas Koperindag
6 kegiatan
60
6 kegiatan
60
6 kegiatan
60
6 kegiatan
60
6 kegiatan
60
6 kegiatan
Dinas Koperindag
180
3 kab/kota
180
6 kab/kota
180
6 kab/kota
180
6 kab/kota
180
6 kab/kota
180
6 kab/kota
Dinas Koperindag
48
90%
50
100%
50
100%
50
100%
Dinas Koperindag
13.500 UTTP 6 pasar tertib ukur 400 Pengujian 200 kali & sertifikasi 12 kali 2.755
720 60
13.800 UTTP 6 pasar tertib ukur
750 13.800 UTTP 80 22 pasar tertib ukur
250
Pengujian 200 kali & sertifikasi 12 kali
270 Pengujian 200 kali & Dinas Koperindag sertifikasi 12 kali
678 -
12.400 UTTP 2 pasar tertib ukur 395 Pengujian 200 kali & sertifikasi 12 kali
2.618
11.718 IKM dan 272 Sentra
400
100%
50
100%
50
700 12.750 UTTP 50 2 pasar tertib ukur
710 50
13.100 UTTP 6 pasar tertib ukur
720 60
400 Pengujian 200 kali & sertifikasi 12 kali
400
Pengujian 200 kali & sertifikasi 12 kali
3.080
12.596 IKM & 280 sentra
150
4 kali PL & 2 keg SRG 2 KPD
14
250
80%
150
3 kali PL & 2 keg SRG 2 KPD
Rp.
2 kali/thn
12.000 UTTP 0 0 pasar tertib ukur Pengujian 150 Pengujian 150 kali & sertifikasi kali & sertifikasi 12 kali 12 kali
2.710
400 13.542 IKM & 289 sentra
50
13
250
3.275
80 15 kali PL & 10 kali keg SRG 150 2 KPD
Dinas Koperindag Dinas Koperindag
Dinas Koperindag Dinas Koperindag
3.375
400
14.561 IKM & 297 sentra
450
15.660 IKM & 312 sentra
500
16.844 IKM & 321 sentra
550
16.844 IKM & 321 sentra
Dinas Koperindag
0
0
-
4 Kab/ Kota
80
6 Kab/ Kota
80
6 Kab/ Kota
80
6 Kab/ Kota
80
6 Kab/ Kota
80
6 Kab/ Kota
Dinas Koperindag
0
0
-
1 kluster
120
1 kluster
120
1 kluster
120
1 kluster
120
1 kluster
150
1 kluster industri
Dinas Koperindag
375
1 kegiatan
350
1 kegiatan
350
1 kegiatan
350
1 kegiatan
350
1 kegiatan
370
1 kegiatan
Dinas Koperindag
208
7,8%
210
7,8%
210
7,9%
225
8%
250
8%
250
8%
Dinas Koperindag
428
4 Pameran/ Expo
445
5 Pameran/ Expo
450
6 Pameran/ Expo
500
6 Pameran/ Expo
500
6 Pameran/ Expo
500
30 Pameran/ Expo
Dinas Koperindag
200 1 kawasan industri
200
1 kawasan industri
200 1 kawasan industri
220
1 kawasan industri
Dinas Koperindag
1 kegiatan
Meningkatnya kontribusi 7,7% 4,85% sektor industri terhadap PDRB dalam rangka mendukung kapasitas & daya saing industri. Terlaksananya promosi 3 Pameran/ Expo 3 Pameran/ Expo produk IKM dalam dan luar negeri Tersedianya 1 Kawasan 0 0 Industri (KI) dlm mendukung terwujudnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
JUMLAH URUSAN INDUSTRI (2.07)
12
2017 Target
2 kali/thn
80%
50
11
Rp.
250
2 kab/kota
150
3 kali PL & 2 keg SRG 2 KPD
10
2016 Target
1 kali/thn
0
40
9
Rp.
234
0
150
2 kali PL & 2 keg SRG 2 KPD
8
2015 Target
1 kali/thn
0
40
7
Rp.
150
12.000 UTTP
1 kegiatan
6
2014 Target
1 KPD
0
11.718 IKM dan 272 Sentra
Rp.
SKPD Penanggung Jawab
2 kali PL & 2 keg SRG 1 KPD
JUMLAH URUSAN PERDAGANGAN (2.06)
2.7.1
5
40
0
2 kab/kota
2013 Target
Rp.
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
0
1 kawasan industri
1.411
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
200 1 kawasan industri
1.805
1.810
1.925
2.000
2.120
Bab VIII - 62
No. Kode
Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan
Indikator Kinerja Program (Outcome)
1
2
3
2.8.
URUSAN WAJIB TRANSMIGRASI
2.8.1
Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi
2.8.2
Program pengembangan masyarakat di kawasan
Jumlah paket Sarana dan Prasarana yang dibangun Dokumen Perencanaan Kawasan Transmigrasi Pembinaan dan pelatihan masyarakat transmigrasi Terlaksananya penempatan masyarakat transmigrasi lokal Pembinaan aparatur UPT
JUMLAH URUSAN KETRANSMIGRASIAN (2.08)
Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011)
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2012 Target
4
7 Paket
2013 Target
Rp.
5
4.932,1 5 Paket 0
0 1 Doc
Rp.
6
2014 Target
7
Rp.
8
2015 Target
9
Rp.
10
2016 Target
11
Rp.
12
2017 Target
13
Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017)
SKPD Penanggung Jawab
15
16
Rp.
14
3.275 5 Paket
3.045 5 Paket
3.000 5 Paket
3.375 5 Paket
3.575
150 1 Doc
180 1 Doc
300 1 Doc
400 1 Doc
500
125 100 KK
130 100 KK
250 100 KK
250 100 KK
250 500 KK
750 50 KK
755 50 KK
800 50 KK
100 5 orang
100 5 orang
100 5 orang
950 200 KK transmigrasi lokal 100 25 orang
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan
0
0
0
- 50 KK 100 5 orang 4.932
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
3.650
4.205
4.405
4.925
Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan
Dinas Tenaga Kerja dan
5.375
Bab VIII - 63
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Dalam pelaksanaan pembangunan ada dua komponen urusan yang menjadi tanggungjawab Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yaitu urusan wajib dan urusan pilihan. Berikut ini diuraikan pembagian urusan beserta SKPD penanggungjawabnya dan indikasi rencana program disertai kebutuhan pendanaan hingga tahun 2017. Tabel 8.1 Keterkaitan Bidang urusan dan SKPD Penanggungjawab NO
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN
I.
Urusan Wajib
1
Pendidikan
SKPD PENANGGUNG JAWAB Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
2
Kesehatan
Dinas Kesehatan
3
Pekerjaan Umum
Dinas Pekerjaan Umum
4
Perumahan
Dinas Pekerjaan Umum
5
Penataan Ruang
Bappeda
6
Perencanaan Pembangunan
Bappeda
7
Perhubungan
Dinas Perhubungan dan Pariwisata
8
Lingkungan Hidup
BALIHRISTI
9
Pertanahan
Biro Pemerintah
10
Kependudukan dan Catatan Sipil
Biro Pemerintahan
11
Pemberdayaan Perempuan dan
Biro Pemberdayaan Perempuan & Kesra
Perlindungan Anak
dan Dinas Sosial
12
Sosial
Dinas Sosial
13
Tenaga Kerja
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
14
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Dinas Kopersi, Perindustrian dan Perdagangan
15
Penanaman Modal
Badan Investasi Daerah
16
Kebudayaan
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga/ Biro PP Kesra
17
Pemuda dan Olah raga
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
18
Kesatuan Bangsa dan Politik
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
BAB VIII - 1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
NO 19.
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
SKPD PENANGGUNG JAWAB 1. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 2. Sekretariat Daerah 3. Sekretariat DPRD 4. Badan Keuangan Daerah 5. BALIHRISTI 6. Inspektorat Daerah 7. Kantor Perwakilan 8. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas 9. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Aparatur Daerah. 10. Badan Investasi Daerah 11. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 12. Sekretariat KORPRI
20
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Penanggulangan Kemiskinan
21
Kearsipan
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
22
Komunikasi dan Informatika
BALIHRISTI
23
Perpustakaan
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
24
Ketahanan Pangan
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan/ BPIJ / Bakorluh/ Dinas Peternakan & perkebunan
II. 1
Urusan Pilihan Pertanian
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan / BPIJ / Bakorluh / Peternakan & perkebunan
2
Kehutanan
Dinas Kehutanan dan Pertambangan
3
Energi dan Sumber Daya Mineral
Dinas Kehutanan dan Pertambangan / Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi
4
Pariwisata
Dinas Perhubungan dan Pariwisata
5
Kelautan dan Perikanan
Dinas Kelautan dan Perikanan
6
Perdagangan
Dinas Kopersi, Perindustrian dan Perdagangan
7
Industri
Dinas Kopersi, Perindustrian dan Perdagangan
8
Ketransmigrasian
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
BAB VIII - 2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
BAB VIII - 3
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan dengan mudah, cepat, tepat dan akurat jika terlebih dahulu ditetapkan indikator kinerja yang telah disepakati bersama. Penetapan indikator kinerja merupakan syarat penting untuk menetapkan rencana kinerja sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Hal ini mengingat rencana kinerja akan merupakan gambaran sosok tampilan organisasi di masa yang akan datang. Indikator kinerja daerah sebagai alat untuk menilai keberhasilan pembangunan secara kuantitatif maupun kualitatif, merupakan gambaran yang mencerminkan capaian indikator kinerja program (outcomes/ hasil) dari kegiatan (output/ keluaran). Indikator kinerja program adalah sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Pengukuran indikator hasil lebih utama daripada sekedar keluaran, karena hasil (outcomes) menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin mencakup kepentingan banyak pihak. Indikator kinerja akan dapat dijadikan sebagai media perantara untuk memberi gambaran tentang prestasi organisasi yang diharapkan di masa mendatang. Dalam hal ini, untuk melihat kinerja daerah pada dasarnya digambarkan melalui tingkat capaian sasaran dan tingkat efisiensi dan efektivitas pencapaian sasaran dimaksud. Dengan demikian, indikator kinerja yang diharapkan dapat menggambarkan tingkat pencapaian
kinerja
pemerintah
haruslah
ditetapkan
secara
benar
dan
dapat
menggambarkan keadaan untuk kerja secara riil. Berdasarkan uraian makna penetapan kinerja pemerintah tersebut maka untuk dapat mengukur tingkat capaian kinerja pelaksanaan pembangunan daerah diperlukan penetapan indikator kinerja daerah dalam bentuk penetapan indikator kinerja program pembangunan daerah sebagai indikator kinerja utama. Sebagaimana lazimnya sebuah alat ukur untuk mengukur kinerja suatu organisasi, maka indikator kinerja program pembangunan daerah ditetapkan dengan memenuhi kriteria sebagai berikut : (1) terkait dengan upaya pencapaian sasaran pembangunan daerah, (2) menggambarkan
hasil
pencapaian
program
pembangunan
yang
diharapkan,
(3)
memfokuskan pada hal-hal utama, penting dan merupakan prioritas program pembangunan daerah, dan (4) terkait dengan pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan daerah. Penetapan indikator kinerja daerah sebagai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Gubernur Gorontalo dan Wakil Gubernur Gorontalo pada akhir periode masa jabatan sebagaimana terlihat pada tabel 9.1.
BAB IX - 1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Tahun 20122017 merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Gorontalo Tahun 2007-2025, RPJMD adalah penjabaran dari RPJPD yang memuat Visi, Misi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih. A. Pedoman Transisi Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan rencana pembangunan Provinsi Gorontalo Tahun 2017 yaitu Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2017 sebagai pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2017 serta mengingat waktu bagi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih hasil Pemilukada Tahun 2016 untuk menyusun RPJMD Tahun 2017-2022 serta RKPD Provinsi Gorontalo Tahun 2017, maka RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 dapat menjadi dasar dalam penyelenggaran pembangunan khususnya pada program-program pembangunan yang relatif strategis dan membawa kesejahteraan serta kemaslahatan masyarakat sampai dengan tersusunnya kembali RPJMD untuk periode berikutnya. B. Kaidah Pelaksanaan RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Agenda Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih yang akan menjadi pedoman bagi SKPD dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD, RKPD Tahunan dan perencanaan penganggaran. RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 selanjutnya menjadi acuan pedoman bagi penyusunan RKPD Provinsi Gorontalo untuk 5 (lima) tahun kedepan. Sehubungan dengan hal tersebut, ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut: 1. SKPD
lingkup
Provinsi
Gorontalo
dan
masyarakat
termasuk
dunia
usaha,
berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam RPJMD Tahun 20122017 dengan sebaik-baiknya; 2. Gubernur
dan
Wakil
Gubernur
dalam
menjalankan
tugas
Penyelenggaran
Pemerintahan Daerah berkewajiban untuk mengarahkan pelaksanaan RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 dengan mengerahkan semua potensi dan kekuatan daerah; 3. SKPD Provinsi Gorontalo berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis yang memuat visi, misi, tujuan dan sasaran, strategis dan kebijakan, rencana program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang disusun dengan berpedoman pada RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 yang
BAB X - 1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
nantinya menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) Provinsi Gorontalo serta menjamin konsistensinya; 4. Dalam
penyusunan
KUA-PPAS
berpedoman
pada
RKPD
sebagai
landasan
penyusunan RAPBD setiap tahun anggaran. 5. Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017, Bappeda Provinsi Gorontalo berkewajiban untuk melakukan pemantauan, fasilitasi dan mediasi terhadap penjabaran RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 kedalam Renstra-SKPD Provinsi; 6. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD Provinsi Gorontalo tahun 2012-2017 perlu dilaksanakan evaluasi yang dimulai pada tahun ke-2 (dua) sampai tahun ke-5 (lima) penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan, dalam rangka menganalisa terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD ini. Untuk melihat konsistensi pelaksanaan perencanaan dalam dokumen RPJMD ini, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada, maka Bappeda Provinsi Gorontalo berkewajiban untuk melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan perencanaan dimaksud. 7. Dalam pelaksaaan RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 perlu mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Gorontalo agar terwujud keselarasan dan kesinambungan pembangunan daerah; Acuan dan arahan bagi penentu kebijakan program dan pembangunan serta dalam pengambilan keputusan bagi penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 sangat tergantung dari komitmen bersama antara pemerintah, dan stakeholders dan seluruh lapisan masyarakat Provinsi Gorontalo. Untuk itu RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2017 dapat dijadikan pedoman dan arahan bagi seluruh pemangku kepentingan pembangunan dan penyelenggraan pemerintah di Provinsi Gorontalo serta terintegrasi dengan arah pembangunan nasional selama kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan.
BAB X - 2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO 2012-2017
BAB XI PENUTUP
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017 merupakan pedoman dan arahan bersama bagi seluruh pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Provinsi Gorontalo, serta terpadu dan searah dengan pembangunan nasional selama lima tahun mendatang. Keberhasilan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah
(RPJMD) Provinsi Gorontalo tentunya akan dapat diwujudkan dengan dukungan yang seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo, kerjasama yang kuat antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, komitmen dan dukungan DPRD Provinsi Gorontalo, serta kerjasama dengan perguruan tinggi dan masyarakat sipil. Pelaksanaan RPJMD Provinsi Gorontalo juga ditentukan kemitraan dengan pihak swasta.
BAB XI - 1
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VI - 1
Visi :
Terwujudnya Percepatan Pembangunan Berbagai Bidang Serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat Yang Berkeadilan Di Provinsi Gorontalo
NO.
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
1
2
2
3
4
Misi I : 1.
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah
1. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi 1. Meningkatkan Kerjasama investasi dan daya saing daerah 2. Meningkatnya Pendapatan Perkapita masyarakat yang berkeadilan 3. Terciptanya Laju Investasi 4. Terwujudnya pertumbuhan Usaha Koperasi dan UKM 5. Meningkatnya Kinerja Ekspor Komoditi Unggulan Daerah dan Diversikasi Komoditi lainnya.
- Mendorong kerjasama yang konkrit dalam meningkatkan investasi.
- Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana yang meningkatkan minat investasi. - Meningkatkan koordinasi dalam pengembangan investasi baik ditingkat regional dan nasional. 2. Peningkatan realisasi investasi baik PMDN, PMA - Menciptakan sistem kemudahan investasi dan Swasta murni 3. Perdagangan Antar Pulau 4. Menekan Laju Inflasi 5. Meningkatkan pembiayaan pembangunan daerah 6. Mengembangkan Pariwisata Daerah
6. Meningkatnya lapangan kerja
- Mengupayakan iklim investasi yang kondusif
- Mendorong peningkatan perdagangan barang dan jasa antar pulau dan ekspor - Meningkatkan kelancaran arus dan distribusi barang/jasa di daerah - Mendorong peningkatan APBD - Mengembangkan 8 obyek wisata unggulan
7. Mengembangkan IKM, UMKM dan Koperasi
- Mendorong berkembangnya IKM, UMKM dan Koperasi
8. Peningkatan Keterampilan dan Produktivitas Tenaga kerja
- Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana pengembangan SDM - Meningkatkan koordinasi dalam pengembangan investasi baik ditingkat regional dan nasional. - Mendorong peningkatan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja. - Mengupayakan peningkatan lapangan kerja baru - Mendorong peningkatan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja.
1. Menurunkan angka pengangguran terbuka 2. Peningkatan Keterampilan dan Produktivitas Tenaga kerja
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VI - 2
NO.
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
1
2
2
3
4
2
Menyediakan infrastruktur untuk 7. Meningkatnya Infrastruktur Daerah percepatan pembangunan daerah
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur darat, laut dan udara
8. Meningkat dan berkembangnya Jalan Akses ke pusat-pusat produksi pertanian
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan transportasi darat, laut dan udara - Mendorong pengembangan infrastruktur Bandara Djalaluddin menuju bandara Internasional Regional 2. Mengingkatkan Infrastruktur Perdesaan
9. Membangun Kemandirian Desa
- Membangun Jalan, Jembatan, Irigasi, Waduk
3. Mengingkatkan Pengembangan Kawasan Strategis Percepatan Pembangunan Daerah berbasis Desa
- Pengembangan Infrastruktur Dasar Perdesaan - Pengembangan Infrastruktur Penujang Perdesaan - Mengupayakan pengembangan wilayah dan kawasan strategis cepat tumbuh. - Memfasilitasi Percepatan Pembangunan di desa
10. Meningkat dan berkembangnya Infrastruktur Desa
Misi II : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendekatan kesesuaian keahlian serta pemenuhan mutu kwalitas penyelenggaraan pendidikan dan kesehatan 1.
Meningkatkan Kualitas Pendidikan
1. Meningkatnya kualitas pendidikan
Peningkatan kualitas pendidikan
- Mengupayakan pendidikan gratis
2. Memfasilitasi PAUD bagi seluruh Anak Usia Dini 3. Memfasilitasi Wajib Belajar (WAJAR) 12 Tahun dan Paket A, B dan C
- Memperluas akses pendidikan
4. Mengembangkan Pendidikan Non Formal
- Mendorong peningkatan pendidikan luar sekolah (pendidikan informal) - Mengembangkan pendidikan berbasis kawasan. - Meningkatkan pemerataan dan mutu serta pemerataan akses penyelenggaraan PAUD.
- Mendorong peningkatan mutu Pendidikan
Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan sistem pembelajaran PAUD TK/TKLB berkualitas Penyediaan manajemen PAUD berkompeten yang merata meliputi pemenuhan kepala satuan pendidikan, pengawas, dan tenaga administrasi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
- Meningkatkan kapasitas dan aksesibilitas infrastuktur dalam pelayanan publik
Bab VI - 3
NO.
TUJUAN
SASARAN
1
2
2
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
3
4
Penyediaan dan pengembangan - Meningkatkan pemerataan, mutu, sistem pembelajaran, data dan relevansi dan daya saing serta informasi berbasis riset, dan standar perluasan akses penyelenggaraan mutu PAUD, serta keterlaksanaan pendidikan dasar. akreditasi PAUD; Penyediaan pendidik PAUD - Meningkatkan pemerataan dan berkompeten yang merata yang mutu serta pemerataan akses meliputi pemenuhan guru TK/TKLB penyelenggaraan PAUD. berkompeten dan penyediaan tutor PAUD nonformal berkompeten; Penyediaan subsidi untuk - Terjaminnya kepastian memperoleh layanan meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan dasar dan berkesataraan di semua pendidikan TK/TKLB berkualitas kab./Kota Penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem pembelajaran PAUD Non Formal yang berkualitas Pengembangan dan Penataan Kelembagaan PAUD Tersedianya sistem tata kelola yang handal dalam menjamin terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional Meningkatkan daya tampung dengan Penambahan - Mendorong Peningkatan sarana prasaran USB dan RKB pendidikan Meningkatkan Kompetensi guru - Peningkatan Mutu Pendidikan kelas awal Penambahan USB dan RKB, Penerapan - Perluasan Akses Pendidikan SMP/MTs/Paket B Pembelajaran atraktif, komunikatif, efisien dan menyenangkan Penambahan USB dan RKB, Pelaksanaan - Peningkatan sarana prasaran Manajemen Berbasis pendidikan Sekolah APS Kelompok Usia 13- Pembiayaan pendidikan 15 Tahun Peningkatan Kompetensi Guru - Tata Kelola tenaga pendidik Insentif kelas Guru di daerah terpencil Peningkatan kuantitas dan kualitas - Peningkatan Mutu pendidikan dan Daya saing sumber dan media belajar - Peningkatan mutu pengelolaan KBM di sekolah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VI - 4
NO.
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
1
2
2
3
Peningkatan mutu pendidikan untuk mencapai standar nasional dan internasional Peningkatan kualitas dan profesionalisme pendidik, tenaga kependidikan dan lembaga pendidikan yang mampu meningkatkan wawasan, keterbukaan dan toleransi Pemberian bantuan sarana prasarana sekolah Pemberian Bea siswa untuk anak yang berasal dari Keluarga Miskin Pendampingan atas implementasi KTSP Perluasan lembaga pendidikan formal dan non formal serta pendidikan informal yang bermutu di berbagai daerah dibarengi dengan perluasan subsidi pendidikan bagi seluruh peserta didik dalam usia wajib belajar Peningkatan peranserta lembaga pendidikan dan masyarakat dalam pemasyarakatan dan peningkatan prestasi olahraga
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
ARAH KEBIJAKAN
4 - Peningkatan Efektifitas dan efesiensi Sumber Daya Pendidikan - Peningkatan akses dan pemerataan Kualitas Pendidikan - Meningkatkan pemerataan, mutu, relevansi dan daya saing serta perluasan akses penyelenggaraan pendidikan menengah - Meningkatkan standar mutu kurikulum pendidikan yang terkini, berbudaya, agamis dan anti narkoba dalam rangka membentuk SDM berkarakter unggul. - Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga pendidik bersertifikasi - Menyelenggarakan dan meningkatkan pembelajraan berbasis penelitian pada semua jenjang pendidikan - Meningkatkan kapasitas lembaga pendidikan dalam mengembangkan proses belajar mengajar berbasis multikultur dan nilai-nilai budaya luhur. - Meningkatkan pemerataan, mutu, relevansi dan daya saing serta perluasan akses penyelenggaraan pendidikan non formal dan informal - Meningkatkan pemerataan, mutu, relevansi dan daya saing serta perluasan akses penyelenggaraan pendidikan khusus. - Meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan formal dan non formal - Meningkatkan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik dalam penyelenggaraan pendidikan.
Bab VI - 5
NO.
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
1
2
2
3
ARAH KEBIJAKAN
4 - Meningkatkan standar manajemen mutu lembaga pendidikan dan kualitas tenaga pendidik secara merata - Meningkatkan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dengan semua pihak - Meningkatkan wawasan kebangsaan, kearifan lokal dan kesetaraan gender dalam penyelenggaraan pendidikan - Meningkatkan fasilitasi penyelenggaraan pendidikan tinggi - Mengembangkan kerjasama dan jejaring dengan pendidikan tinggi, lembaga-lembaga riset, dunia usaha dan pemerintah pusat untuk memwujudkan berdirinya pusat teknologi dan industri (TechnoIndustrial Park). - Mendorong kegiatan olahraga andalan daerah yang disertai peningkatan kualitas dan kuantitas sarana olaharaga serta peningkatan peran pemuda dalam pembangunan.
Meningkatkan kualitas aparatur pendidikan untuk mewujudkan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) di bidang pendidikan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
- Meningkatkan iklim usaha yang mendukung Gorontalo sebagai daerah pendidikan. - Menfasilitasi model pelatihan ketrampilan dan keahlian kepada pemuda. - Membangun sistem informasi yang mudah diakses oleh stakeholder dan masyarakat secara luas
Bab VI - 6
NO.
TUJUAN
SASARAN
1
2
2
STRATEGI
3 Memantapkan komitmen dan sinergitas melalui koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi pembangunan pendidikan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Membangun kemitraan dan kerjasama dengan stakeholder guna menjamin relevansi dan daya saing pendidikan Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan Melengkapi infrastuktur (gedung BKM, jalan lingkar kampus dan Rusun nawa) Meningkatkan kualifikasi akreditasi program study Mengembangkan kualifikasi dosen Menyiapkan surat hibah tanah dan bangunan ke kemdibud Melaksanakan kompetisi o2sn ditingkat kab/kota dan provinsi Melengkapi fasilitas olahraga seperti peralatan olahraga dan gedung olahraga di sekolah Mengadakan penjaringan dan pembinaan khusus bagi atlit-atlit berbakat Meningkatkan kapasitas pelatih olahraga Membangun Museum Gorontalo Mengumpulkan benda-benda bersejarah asli gorontalo
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
ARAH KEBIJAKAN
4 - Meningkatkan sarana dan prasarana daerah untuk meningkatkan pelayanan publik secara berkesinambungan. - Terjaminnya kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar dan berkesataraan di semua kab./Kota - Terjangkaunya layanan pendidikan yang bermutu yang merata di kab./kota - Mendorong percepatan alih status penegerian melalui pemenuhan sarana prasarana, kualifikasi dosen, dan layanan akademik - Meningkatnya akses dan mutu pada layanan pendidikan dan meningkatnya relevansinya terhadap dunia kerja - Tersedianya sistem tata kelola yang handal dalam menjamin terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional - terlaksananya kegiatan pembangunan yang sesuai dengan arahan pemanfaatan berdasarkan prinsip keberlanjutan - Mendorong pelaksanaan kompetisi/lomba secara berjenjang - Mengoptimalkan peran PPLP/Training center - Meningkatkan kinerja aparatur khususnya pelatih - Meningkatkan akses layanan kepada masyarakat agar bisa berolahraga dengan baik dan terarah - Mendorong upaya melestarikan budaya gorontalo melalui pembangunan museum dan pembinaan seni budaya - Memprioritaskan pada pelestarian nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal masyarakat gorontalo
Bab VI - 7
NO.
1 2
TUJUAN
SASARAN
2
2
Meningkatkan derajat Kesehatan 5. Terwujudnya peningkatan kualitas masyarakat kesehatan masyarakat
STRATEGI
3 Peningkatan kualitas layanan kesehatan masyarakat
6. Terbangunnya infrastruktur kesehatan sampai ke tingkat desa 7. Terwujudnya akses layanan kesehatan masyarakat melalui Jamkesda dan Jamkesmas
ARAH KEBIJAKAN
4 - Mendorong peningkatan layanan kesehatan dengan jaminan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin (SEMESTA) - Menyiapkan sarana dan prasaran kesehatan - Mengupayakan peningkatan kapasitas SDM kesehatan - Mengembangkan manajemen sistem layanan kesehatan - Mengembangkan Pola Hidup Bersih dan Sehat - Mengembangkan budaya daerah melalui makanan khas daerah Gorontalo
Misi III : Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi sumberdaya kelautan, pertanian, peternakan, kehutanan, danau limboto dan potensi lingkungan lainnya yang lebih baik, saling terintegrasi serta lestari demi kepentingan kemakmuran rakyat. 1.
Mengelola sumber daya alam dan 1. Peningkatan pengelolaan sumber Peningkatan pengelolaan sumberdaya alam lingkungan hidup untuk daya alam kemakmuran masyarakat 2. Terwujudnya Kawaasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) Bidang Pertanian dan Perikanan 3. Terwujudnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 4. Meningkatnya produktivitas hasil pertanian dan perikanan 5. Terwujudnya pengelolaan Peningkatan pengelolaan lingkungan hidup lingkungan hidup 6. Peningkatan pengelolaan Sisa Hasil Peningkatan penyediaan air bersih dan sanitasi Pertanian (Zero Waste ) untuk produkproduk yang mempunyai nilai tambah tinggi 7. Peningkatan fasilitas dan pengembangan obyek-obyek wisata
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
- Mendorong peningkatan produksi dan produktifitas perikanan dan kelautan, Pertanian, Peternakan & Perkebunan dan Kehutanan - Mendorong Peningkatan Pengelolaan Energi - Penyediaan Data Base penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha Pertanian, Perikanan dan Kehutanan - Meningkatkan kapasitas SDM pada sektor pertanian, perikanan dan Kehutanan. - Melakukan upaya untuk mengurangi pengrusakan kawasan hutan. - Mengupayakan penyelamatan danau limboto.
- Meningkatnya ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan - Terjadinya peningkatan kapasitas pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan - Terbangunnya ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan limbah B3
Bab VI - 8
NO.
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
1
2
2
3
ARAH KEBIJAKAN
4 - Meningkatnya indeks kualitas lingkungan - Meningkatnya kontrol terhadap pengelolaan air sungai - Terbangunnya upaya pengelololaan lingkungan oleh kegiatan PETI - Meningkatnya partisipasi masyarakat dan pemerintah dalam pengelolaan LH - Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pelestarian wilayah pesisir dan laut - Meningkatnya kapasitas masyarakat diwilayah pesisir Danau Limboto dalam pelestarian lingkungan - Peningkatan akses informasi (status mutu air dan ISPU dan indeks) lingkungan hidup - Meningkatnya kualitas air sungai - Meningkatnya kualitas air danau limboto - Meningkatnya kualitas air laut diwilayah Teluk Tomini dan laut sulawesi - Meningkatnya kualitas udara perkotaan - Meningkatnya kualitas emisi yang di hasilkan oleh industri - Meningkatnya kualitas air limbah yang dihasilkan oleh industri - Meningkatnya kualitas data dan informasi lingkungan hidup sebagai bagian dari sistem pelaporan publik serta sebagai bentuk dari akuntabilitas publik - Meningkatnya kapasitas aparatur dalam pengendalian pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan - Meningkatnya sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan - Meningkatnya kemampuan aparatur Provinsi dan Kab/Kota dalam melakukan penilaian dan pemantauan lingkungan - Mendorong ketersediaan air bersih dan sanitasi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VI - 9
NO.
1 Misi IV : 1.
2.
3.
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
2 2 3 4 Mengembangkan nilai-nilai religi, dalam kehidupan beragama yang rukun penuh kesejukan sekaligus memelihara keragaman budaya. Serta memperkuat peran pemberdayaan perempuan, perlindungan terhadap anak, termasuk issue kesetaraan gender dalam pembangunan Peningkatan Kesejahteraan Sosial Masyarakat khususnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Memelihara keragaman Agama dan Budaya
Meningkatkan peran perempuan dan kualitas hidup anak
1. Meningkatnya kemauan dan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat khususnya PMKS dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. 2. Meningkatkan pembangunan yang responsip terhadap PMKS
Pemberdayaan sosial, kemitraan sosial, partispipasi sosial, jaminan sosial dan advokasi sosial
3. Peningkatan kesejahteran dan pelayanan serta Pembinaan pengembangan nilai – nilai agama, adat dan budaya serta peran pemuda dalam pembangunan. 4. Terciptanya kerukunan beragama 5. Meningkatnya Upaya pelestarian budaya daerah
Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana untuk sarana ibadah
- Meningkatkan pelayanan sosial khususnya bagi PMKS secara adil dan merata.
- Mendorong peningkatan dan pengembangan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. - Meningkatkan profesionalisme SDM kesejahteraan sosial berbasis pekerjaan sosial. - Memantapkan manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial. - Meningkatkan penyelenggaraan, pelayanan, Pembinaan dan pengembangan nilai – nilai agama, adat, budaya dan peran pemuda dalam pembangunan
Meningkatkan pelestarian nilai-nilai budaya daerah - Meningkatkan pagelaran-pagelaran seni budaya daerah, mengembangkan sanggar-sanggar seni serta komunitas adat untuk melestarikan budaya lokal.
6. Meningkatnya nilai indikator kualitas Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan hidup perempuan memberdayakan SDM perempuan 7. Peningkatan peran perempuan di parlemen dan birokrasi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
- Mengembangkan dan mempertahankan tradisi dan budaya religi. - Meningkatkan partisipasi perempuan dalam dalam membagun daerah melalui bidang Pemerintahan dan Politik dalam pengambilan keputusan - Meningkatkan taraf pendidikan dan kesehatan serta bidang Pembangunan lainnya utk mempertinggi kualitas hidup dan sumber daya kaum perempuan
Bab VI - 10
NO.
TUJUAN
1
2
SASARAN
STRATEGI
2
3
8. Menurunnya angka tindak kekerasan Menurunkan Tindak Kekerasan Terhadap dan diskriminasi terhadap Perempuan Perempuan dan Anak dan Anak
Misi V : 1.
ARAH KEBIJAKAN
4 - Meningkatkan gerakan anti kekerasan terhadap perempuan dan anak dan Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak - Menyempurnakan perangkat hukum yg lebih lengkap dalam melindungi individu dari berbagai tindak kekerasan, eksploitasi, diskriminasi termasuk KDRT
Menciptakan sinergitas diantara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota di gorontalo dalam kaidah otonomi daerah sekaligus untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik, menurunkan angka kemiskinan serta menjalankan sistem tata pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi Mengembangkan Good Governance dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
1. Peningkatan Penyelenggaraan Pemerintahan yang baik dalam pelayanan pada masyarakat
Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance)
2. Terwujudnya sinergitas pembangunan antara provinsi dan kabupaten/kota 3. Tercapainya reformasi birokrasi di Provinsi Gorontalo
- Mendorong peningkatan pengelolaan keuangan daerah. - Mengupayakan efektivitas pengelolaan asset daerah. - Melakukan pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara serta cinta tanah air - Memfasilitasi Pendidikan Politik kepada masyarakat - Memfasilitasi penguatan peran LSM/Ormas - Meningkatkan pemahaman masyarakat akan bahaya penyakit masyarakat dan kesenjangan sosial - Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi yang menangani masalah keamanan dan wilayah perbatasan(POLDA, KODIM, KEJATI, BIN) - Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ketahanan ekonomi, seni dan budaya - Meningkatkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama - Mengefektifkan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pembangunan. - Mengembangkan Sistem Komunikasi dan Informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah - Mengupayakan tersedianya bahan bacaan yang berkualitas bagi masyarakat
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VI - 11
NO.
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
1
2
2
3
ARAH KEBIJAKAN
4 - Mengembangkan SDM aparatur Bidang Komunikasi dan Informasi - Meningkatkan Layanan Informasi Publik - Mengupayakan peningkatan kualitas aparatur daerah.
2.
Pengentasan Kemiskinan
4. Berkurangnya persentase masyarakat miskin 5. Terwujudnya peningkatan ekonomi masyarakat miskin
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
- Fasilitasi proses pengadaan barang/jasa pemerintah melalui sistim e-procurement dan atau Unit Layanan Pengadaan (ULP) - Mengefektifkan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan pembangunan. - Memotivasi percepatan penyerapan anggaran APBD maupun APBN - Pengendalian Pembangunan Pada Sektor Perekonomian - Mengupayakan tersedianya bahan bacaan yang berkualitas bagi masyarakat - Mendorong dilakukannya riset dan kajian yang berguna bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah - Mengupayakan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat miskin - Mendorong peningkatan ekonomi masyarakat miskin
Bab VI - 12
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VII - 1
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VII - 2
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VII - 3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VII - 4
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VII - 5
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VII - 6
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VII - 7
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VII - 8
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VII - 9
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VII - 10
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VII - 11
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VII - 12
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VII - 13
TABEL VII.1 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO
TARGET NO.
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Misi I : Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat. 1.
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah
2.
Meningkatnya Pendapatan Perkapita masyarakat yang berkeadilan Terciptanya Laju Investasi
- Mendorong kerjasama yang konkrit dalam meningkatkan investasi. - Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana yang meningkatkan minat investasi.
Jumlah kerjasama yang sudah terlaksana untuk meningkatkan investasi Jumlah sarana dan prasarana yang disediakan
4.
Terwujudnya pertumbuhan Usaha Koperasi dan UKM
Tersedianya informasi peluang usaha sektor unggulan
5.
Meningkatnya Kinerja Ekspor 2. Peningkatan realisasi Komoditi Unggulan Daerah investasi baik PMDN, PMA dan Diversikasi Komoditi dan Swasta murni lainnya.
- Meningkatkan koordinasi dalam pengembangan investasi baik ditingkat regional dan nasional. - Menciptakan sistem kemudahan investasi
3.
1. Meningkatkan Kerjasama investasi
- Mengupayakan iklim investasi Jumlah kesepakatan yang kondusif kerjasama investasi
2
5
1 sektor unggulan
5 sektor unggulan
Program Peningkatan Wajib-Penanaman BID Promosi dan Kerjasama Modal Investasi
Realisasi investasi PMA, PMDN dan Swasta Murni
2.872 Trilyun
5.3 Trilyun
Program Peningkatan Wajib-Penanaman BID Promosi dan Kerjasama Modal Investasi
Jumlah Realisasi PMDN, PMA dan Swasta Murni
2.872 Trilyun
5.3 Trilyun
Wajib-Penanaman BID Modal
- Mendorong peningkatan Jumlah perdagangan antar perdagangan barang dan jasa pulau antar pulau dan ekspor Jumlah ekspor - Meningkatkan kelancaran arus Jumlah sarana distribusi dan distribusi barang/jasa di barang/jasa yang dibangun daerah Informasi harga dan stok barang strategis Persentase inflasi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Wajib-Penanaman BID Modal
24
Jumlah kebijakan teknis pro investasi
4. Menekan laju inflasi
10 PMA dan 10 PMDN Program Peningkatan Iklim dan Realisasi Investasi
4
Jumlah regulasi/kebijakan
3. Perdagangan Antar Pulau
2 PMA dan 2 PMDN
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi 1 2 Program Peningkatan Iklim dan Realisasi Investasi 2 12 Program Peningkatan Iklim dan Realisasi Investasi 701453 ton 1129797 ton Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri 17.012 ton 105.826 ton Program peningkatan dan pengembangan ekspor 49 pasar tradisional 62 pasar tradisional & Program peningkatan 10 pasar percontohan efisiensi perdagangan dalam negeri 365 hari 365 hari Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri 4,08% 4 - 9% dibawah 2 Program peningkatan digit efisiensi perdagangan dalam negeri
Wajib-Penanaman BID Modal Wajib-Penanaman BID Modal
Wajib-Penanaman BID Modal Wajib-Penanaman BID Modal PilihanPerdagangan PilihanPerdagangan PilihanPerdagangan PilihanPerdagangan PilihanPerdagangan
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan, BI
Bab VII - 14
TARGET NO.
1
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Kontribusi sektor 16,3%Pembangunan Infrastruktur 17% Program peningkatan PilihanDinas Koperasi, Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.perdagangan terhadap PDRB efisiensi perdagangan Perdagangan Perindustrian dan 5. Meningkatkan pembiayaan pembangunan daerah 6. Mengembangkan Pariwisata Daerah
- Mendorong peningkatan APBD Jumlah APBD - Mengembangkan 8 obyek wisata unggulan
- Mendorong berkembangnya IKM, UMKM dan Koperasi
91.665 orang 3 hari
Pilihan-Pariwisata
Perdagangan Badan Keuangan Dinas Perhubungan dan Pariwisata
5 hari
Jumlah UMKM
60.378 UMKM
70.020 UMKM
11.718 IKM
16844 IKM
68.648 orang
85.070 orang
Tersedianya Balai Diklat KUMKM
0 unit
1 unit
Jumlah Sentra Industri
272 sentra
321 sentra
25%
75%
330 UMKM
3.080 UMKM
3 MoU
6 MoU
Persentase penerapan teknologi dalam proses produksi UMKM Jumlah Wirausaha baru yang difasilitasi modal usaha
Wajib-Otda
250.000 orang
1112
Jumlah kerjasama yang sudah terlaksana untuk pemasaran hasil UMKM
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
-
986 koperasi
Jumlah tenaga kerja KUMKM
- Meningkatkan koordinasi dalam pengembangan investasi baik ditingkat regional dan nasional. - Mendorong peningkatan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja.
-
Jumlah Koperasi
Jumlah IKM
8. Peningkatan Keterampilan - Mengupayakan tersedianya dan Produktivitas Tenaga sarana dan prasarana kerja pengembangan SDM
dalam negeri Program Peningkatan Anggaran Pembangunan Daerah 4 obyek wisata Program Pengembangan 8 obyek wisata Pariwisata Daerah
1.263,46
Pengelolaan obyek wisata oleh masyarakat lokal Tersedianya fasilitas penunjang obyek wisata unggulan di kabupaten/kota Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di 8 obyek wisata unggulan Peningkatan lama tinggal
7. Mengembangkan IKM, UMKM dan Koperasi
978,45
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan KUMKM Program Penciptaan WUB Program Pengembangan IKM Program Pengembangan IKM, UMKM dan Koperasi Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan KUMKM Program Pengembangan IKM Program Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM Program Penciptaan WUB
Wajib-Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Wajib-Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Pilihan-Industri
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Wajib-Koperasi dan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Perindustrian dan Menengah Perdagangan Wajib-Koperasi dan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Perindustrian dan Menengah Perdagangan Wajib-Koperasi dan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Perindustrian dan Menengah Perdagangan
Wajib-Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Wajib-Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Program Wajib-Koperasi dan Pengembangan Akses Usaha Kecil dan & Kelembagaan UMKM Menengah
Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
Bab VII - 15
TARGET NO.
1 6.
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
2
3
4
5
8.
TAHUN AKHIR 2017
6
7
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
8
9
10
Memfokuskan Peningkatan Atasangka Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Laju pengguran Investasi, Percepatan InfrastrukturProgram Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Meningkatnya lapangan kerja 1.Ekonomi Menurunkan - Mengupayakan peningkatan Mendorong Persentase angka 4,81%Pembangunan 3,50% Perluasan Wajib-Tenaga Dinas Tenaga Kerja Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Kesejahteraan pengangguran terbuka Pencapaian lapangan kerja baru Rakyat.terbuka Lapangan Kerja Kerja dan Transmigrasi
2. Peningkatan Keterampilan - Mendorong peningkatan dan Produktivitas Tenaga keterampilan dan kerja produktivitas tenaga kerja. 7.
TAHUN AWAL 2012
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
Meningkatnya Infrastruktur Daerah
Meningkat dan berkembangnya Jalan Akses ke pusat-pusat produksi pertanian
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Produktivitas Tenaga Kerja
1. Meningkatkan kualitas dan - Membangun Jalan, Jembatan, Tersedianya Dokumen kuantitas infrastruktur darat, Irigasi, Waduk Perencanaan dan laut dan udara Pengawasan Pembangunan Jalan dan jembatan Baru Terwujudnya Fasilitasi pengembangan jaringan jalan Tersedianya jalan provinsi yang menghubungkan pusatpusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota Tersedianya jalan strategis provinsi yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota Tersedianya jembatan diruas jalan provinsi yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota Terlaksanannya fasilitasi penyediaan dokumen masterplan Drainase perkotaan dan perencanaan penanganan kawasan rawan banjir Tersedianya Dokumen Perencanaan dan pengawasan peningkatan/ rehab berkala Jalan dan jembatan Terlaksananya pemeliharaan berkala jalan Provinsi yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
64,36%
66,21%
Rp. 6.739.006
Rp. 7.500.000
1 Dok
31 Dokumen
-
6 keg
301,66 Km
65 Km
2,5 Km
25 Km
51 Buah
10 bh
-
5 kegiatan
1 Dok
6 Dokumen
301,66 Km
50 Km
Program Peningkatan Keterampilan dan Produktivitas Tenaga Kerja Program Peningkatan Infrastruktur Daerah
Wajib-Tenaga Kerja
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Wajib-Pekerjaan Umum, Perhubungan
Dinas Pekerjaan Umum & Dinas Perhubungan dan Pariwisata
Bab VII - 16
TARGET NO.
1
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Terlaksananya pemeliharaan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.rutin jalan Provinsi yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat
301,66 Km
301,66 Km
Terpeliharanya jembatan diruas jalan provinsi yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat
51 bh (306 M)
306 M
Terwujudnya fasilitasi perluasan Jaringan irigasi Randangan, Dumbaya Bulan dan irigasi baru lainnya.
-
15 Kegiatan
5 Dok
19 Paket
-
5 keg
18.043 Ha
18.543 Ha
18.043 Ha
Pemeliharaan Sebanyak 32 DI
1,15 Km
10 Km
270 Meter
2,15 Km
Tersedianya Informasi data base SDA dan Dokumen Perencanaan dan pengawasan tahunan. Terwujudnya fasilitasi revitalisasi danau Limboto Meningkatnya layanan Jaringan Irigasi guna Tersedianya air untuk pertanian pada sistem irigasi yang sudah ada. Terpeliharanya Infrastruktur Irigasi sehingga dapat memperpanjang umur rencana dari bangunan Irigasi tsb. (Operasi dan Pemeliharaan) Terkendalinya erosi dan sedimentasi pada tebingtebing dan badan sungai Tersedianya infrastruktur yang menahan limpasan air sungai ke areal pertanian, persawahan dan permukiman, serta mencegah terjadinya longsoran pada bantaran
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab VII - 17
TARGET NO.
1
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Terpeliharanya Infrastruktur Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.Pengendalian Banjir sehingga dapat memperpanjang umur rencana dari bangunan-2 pengendalian banjir tsb. (Operasi dan Pemeliharan) Terbangunnnya Tanggul pengaman pantai bagi masyarakat pesisir Terpeliharanya Infrastruktur Pengamanan Pantai sehingga dapat memperpanjang umur rencana dari bangunan-2 pengamanan pantai tsb. (Operasi dan Pemeliharaan) Tersedianya dokumen kelayakan dan perencanaan kegiatan sistem penyediaan Air minum terpadu. (SPAM Terpadu) , Rencana Induk Sistem SPAM dan DED IPLT Perkotaan Tersedianya akses air minum yang aman melalui fasilitasi dan sistem penyediaan air minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 Liter/org/hari, Terlaksananya fasilitasi dan penyediaan sanitasi setempat yang memadai Tersedianya stimulasi pembangunan saluran drainase perkotaan Tersedianya Prasarana dan Sarana Gedung Perkantoran (13 Kantor dalam 1 kawasan)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
500 Meter
2,5 Km
2,7 Km
2,5 Km
100 M
850 Meter
-
10 Dokumen
46,00%
100,00%
51,00%
100,00%
-
12 Kawasan
1 Dok perencanaan
100 % Fisik
Bab VII - 18
TARGET NO.
1
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Terlaksananya Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.pembangunan/ peningkatan infrastruktur permukiman kumuh di kawasan perkotaan
-
100,00%
Tersedia Sarana dan Prasarana fasilitas layanan umum 1 Dok perencanaan
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan transportasi darat, laut dan udara
Terlaksananya fasilitasi dan stimulasi infrastruktur perdesaan, desa potensial dan kawasan agropolitan Tersedianya fasilitas penunjang di terminal type B Tersedianya sarana layanan pemadu moda Tersedianya angkutan perintis lintas kab/kota Tersedianya fasilitas keselamatan LLAJ di ruas jalan provinsi Terbangunnya fasilitas penunjang talud di pelabuhan Gorontalo Peningkatan produktivitas bongkar muat di pelabuhan se-provinsi Gorontalo Peningkatan produktivitas bongkar muat di bandara Peningkatan kapasitas layanan kapal di pelabuhan Anggrek
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
-
39 Kawasan
-
6 terminal Program peningkatan pelayanan angkutan
Wajib, Perhubungan
Dinas Perhubungan dan Pariwisata
-
2 unit Program peningkatan pelayanan angkutan 3 unit Program peningkatan pelayanan angkutan 5 ruas jalan Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas
Wajib, Perhubungan Wajib, Perhubungan Wajib, Perhubungan
Dinas Perhubungan dan Pariwisata Dinas Perhubungan dan Pariwisata Dinas Perhubungan dan Pariwisata
80 meter
80 meter Program pembangunan Wajib, sarana dan prasarana Perhubungan perhubungan
Dinas Perhubungan dan Pariwisata
2500 ton/hari
3000/ton/hari Program pembangunan Wajib, sarana dan prasarana Perhubungan perhubungan
Dinas Perhubungan dan Pariwisata
90 menit
60 menit Program pembangunan Wajib, sarana dan prasarana Perhubungan perhubungan
Dinas Perhubungan dan Pariwisata
5000 DWT
12.000 DWT Program pembangunan Wajib, sarana dan prasarana Perhubungan perhubungan
Dinas Perhubungan dan Pariwisata
1 unit -
Bab VII - 19
TARGET NO.
1
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Terjaganya kondisi fasilitas APILL 16 Unit Program pengendalian Wajib, Dinas Perhubungan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.keselamatan LLAJ dan pengamanan lalu Perhubungan dan Pariwisata WL 1 unit
Terjaganya kondisi Jembatan Timbang Peningkatan kapasitas alat timbang pada jembatan timbang Tersedianya prototipe bentor yang legitimate Peningkatan pelayanan perizinan angkutan umum (izin trayek/izin operasional)
- Mendorong pengembangan infrastruktur Bandara Djalaluddin menuju bandara Internasional Regional
2. Mengingkatkan Pengembangan Kawasan Strategis
- Mengupayakan pengembangan wilayah dan kawasan strategis cepat tumbuh
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Penurunan laka lantas angkutan umum Peningkatan pelayanan angkutan darat perintis Pembangunan terminal baru untuk penumpang bandara Djalaluddin
WL 3 unit lintas
3 unit Program peningkatan pelayanan angkutan 2 unit Program peningkatan pelayanan angkutan
Wajib, Perhubungan Wajib, Perhubungan Wajib, Perhubungan
Dinas Perhubungan dan Pariwisata Dinas Perhubungan dan Pariwisata Dinas Perhubungan dan Pariwisata
1 unit Program peningkatan pelayanan angkutan 190 kendaraan Program peningkatan pelayanan angkutan
Wajib, Perhubungan Wajib, Perhubungan
Dinas Perhubungan dan Pariwisata Dinas Perhubungan dan Pariwisata
Wajib, Perhubungan Wajib, Perhubungan Wajib, Perhubungan
Dinas Perhubungan dan Pariwisata Dinas Perhubungan dan Pariwisata Dinas Perhubungan dan Pariwisata
25 kendaraan
255 kejadian 3 lintasan -
232 kejadian Program peningkatan pelayanan angkutan 5 lintasan Program peningkatan pelayanan angkutan 4.896 m2 Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan
Pembangunan apron baru
-
120 x 200 m Program pembangunan Wajib, sarana dan prasarana Perhubungan perhubungan
Dinas Perhubungan dan Pariwisata
Pembangunan Taxiway baru
-
30 x 187 m Program pembangunan Wajib, sarana dan prasarana Perhubungan perhubungan
Dinas Perhubungan dan Pariwisata
Terbitnya Kepres KEK
0
1 SK
Jumlah Kawasan Strategi Cepat Tumbuh yang terbangun
0 kawasan
1 kawasan
Jumlah Sarana dan Prasarana Perikanan yang terbangun dikawasan Teluk Tomini
0 kawasan
1 kawasan
Program Wajib-Perencanaan Bappeda, Dinas pengembangan wilayah Daerah Perikanan & Kelautan, strategis dan cepat Dinas Koperasi, tumbuh Perindustrian & Perdagangan dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Program Wajib-Perencanaan Bappeda pengembangan wilayah Daerah strategis dan cepat tumbuh Program Pilihan-Perikanan Dinas Perikanan dan pengembangan wilayah Kelautan strategis dan cepat tumbuh
Bab VII - 20
TARGET NO.
1
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Unggulan Peningkatan produksi - Pembangunan Infrastruktur Program Pilihan-Perikanan Potensi Dinas Perikanan dan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.perikanan tangkap dan Pengembangan Kelautan budidaya dikawasan Teluk Tomini
Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Teluk Tomini
Jumlah Kawasan Industri
9.
Membangun Kemandirian Desa
10.
Meningkat dan berkembangnya Infrastruktur Desa
Percepatan Pembangunan Daerah berbasis Desa
- Memfasilitasi Percepatan Pembangunan di desa
Jumlah Kecamatan yang mengalami kenaikan IPM di atas rata-rata IPM Provinsi
0 kawasan
1 kawasan
Program Revitalisasi dan Penumbuhan IKM
Pilihan-Industri
0 Kecamatan
12 Kecamatan
Program Gerakan membangun Desa dari Gorontalo
Wajib & PilihanSeluruh SKPD
Bappeda, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Seluruh SKPD
Misi II : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendekatan kesesuaian keahlian serta pemenuhan mutu kwalitas penyelenggaraan pendidikan dan kesehatan 1.
Meningkatnya kualitas pendidikan
2.
Memfasilitasi PAUD bagi seluruh Anak Usia Dini
3.
Memfasilitasi Wajib Belajar (WAJAR) 12 Tahun dan Paket A, B dan C Mengembangkan Pendidikan Non Formal
4.
Peningkatan kualitas pendidikan
- Mengupayakan pendidikan gratis
APM : - TK/PAUD - SD/SDLB/MI (Paket A) - SMP/MTs (Paket B) -SMU/MA (Paket C)
APM : - :- : 98.38 - : 76.28 -: 56.40
APM : - :- : 100 - : 95 -: 78.35
- Memperluas akses pendidikan APK : - TK/PAUD - SD/SDLB/MI (Paket A) - SMP/MTs (Paket B) -SMU/MA (Paket C) - Mendorong peningkatan Angka Melek Huruf mutu Pendidikan
APK : - 53.56 - 129.23 - 102.99 -77.07 8,971
APK : - 80 - 160.45 - 127.2 - 96.60 0
- Mendorong peningkatan pendidikan luar sekolah (pendidikan informal) - Mengembangkan pendidikan berbasis kawasan.
APS : - SD/SDLB/MI - SMP/MTs Angka Putus Sekolah : - SD - SMP - SMU
APS : APS : - 94.82 - 100 - 90.92 - 99 Angka Putus Sekolah Angka Putus Sekolah - 2.70 - 3.00 - 0,70 - 0.86 - 0.36
Jumlah Lulusan pendidikan informal Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Angka Kelulusan: - TK/PAUD - SD/SDLB/MI (Paket A) - SMP/MTs (Paket B) - SMU/MA (Paket C)
-
-
13,367
2,673
AK : -- 100 - 99.88 -91.92
AK : -- 100 - 99.94 -99
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Program Pengembangan Pendidikan
Wajib-Pendidikan
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Bab VII - 21
TARGET NO.
1
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan PeningkatanPenyediaan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, pendidik PAUD - Meningkatkan pemerataan Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian berkompeten yang merata dan Kesejahteraan Rakyat. yang mutu serta pemerataan akses meliputi pemenuhan guru penyelenggaraan PAUD. TK/TKLB berkompeten dan penyediaan tutor PAUD nonformal berkompeten; Penyediaan manajemen - Meningkatkan kapasitas dan PAUD aksesibilitas infrastuktur berkompeten yang merata dalam meliputi pelayanan publik pemenuhan kepala satuan pendidikan, pengawas, dan tenaga administrasi Penyediaan dan - Meningkatkan pemerataan, pengembangan mutu, sistem pembelajaran, data relevansi dan daya saing serta dan perluasan akses informasi berbasis riset, dan penyelenggaraan standar pendidikan dasar. mutu PAUD, serta keterlaksanaan akreditasi PAUD; Penyediaan dan peningkatan - Melestarikan penuntasan sarana dan prasarana untuk wajib penerapan sistem belajar 9 tahun dan pembelajaran mengembangkan TK/TKLB berkualitas wajib belajar 12 tahun secara merata terutama di wilayah pedesaan dan perbatasan dengan daerah lain Penyediaan subsidi untuk meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan TK/TKLB Terjaminnya kepastian berkualitas memperoleh layanan Penyediaan subsidi pendidikan dasar dan pembiayaan untuk berkesataraan di semua penerapan sistem kab./Kota pembelajaran PAUD Non Formal yang berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Program Pengembangan Pendidikan
APM :
-
- TK/PAUD
APK PAUD
Penuntasan Buta Aksara
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
-
47,06
8.971
Wajib-Pendidikan
Orang
60,04
Tuntas Buta Aksara
Pengembangan Life skill
220 Orang
250 Org
Kelembagaan BAN PNF Pengarusutamaan Gender Pemberian Insentif Guru Paud/TK
1 Keg 1 Keg 446 Orang
2 Ket 3 Keg 700 Org
Bab VII - 22
TARGET NO.
1
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan PeningkatanMeningkatkan Ekonomi Atas Dasar anak Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan kesiapan 93,76 99,95 Dengan Mengakselerasi Secara SD/MICerdas melaui Terhadap TK/TA/BA Pencapaian Kesejahteraan Rakyat. - SD/SDLB/MI (Paket A) Penerapan Pembelajaran - Peningkatan sarana prasaran APK SMP/MTs Paket B atraktif, pendidikan komunikatif, efisien dan menyenangkan Pelaksanaan Manajemen - Peningkatan status sekolan - APM SMP/MTs (Paket B) Berbasis (SSN, Sekolah SBI dan ISO 9000) Peningkatan mutu - Meningkatkan pemerataan, APK SMA/MA Paket C pendidikan mutu, untuk mencapai standar relevansi dan daya saing serta nasional dan perluasan akses internasional penyelenggaraan pendidikan menengah Peningkatan kualitas dan profesionalisme pendidik, tenaga kependidikan dan lembaga pendidikan yang mampu meningkatkan wawasan, keterbukaan dan toleransi Pemberian bantuan sarana prasarana sekolah Pemberian Bea siswa untuk anak yang berasal dari Keluarga Miskin Melengkapi infrastuktur (gedung BKM, jalan lingkar kampus dan Rusun nawa)
Meningkatkan kualifikasi akreditasi program study Mengembangkan kualifikasi dosen Melaksanakan kompetisi o2sn ditingkat kab/kota dan provinsi
102,99
127,2
80,49
100
77,07 96,60
- Meningkatkan standar mutu kurikulum pendidikan yang terkini, berbudaya, agamis dan anti narkoba dalam rangka membentuk SDM berkarakter unggul. - Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga pendidik bersertifikasi - Menyelenggarakan dan meningkatkan pembelajraan berbasis penelitian pada semua jenjang pendidikan - Mendorong percepatan alih status penegerian melalui pemenuhan sarana prasarana, kualifikasi dosen, dan layanan akademik
APM SMA/MA Paket A
Terbangunnya Gedung BKM, jalan lingkar kampus dan Rusun nawa
10%
100%
-
Semua prodi akreditasi B
50%
100%
Semua dosen Kualifikasi S2
20%
100%
Terlasananya O2SN secara berjenjang
100%
100%
- Mendorong pelaksanaan kompetisi/lomba secara berjenjang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
56,40 78,35
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
13.367
2.673
Kesejahteraan Guru Non PNS
8.329
7.829
Bab VII - 23
TARGET NO.
1
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan PeningkatanMelengkapi Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur fasilitas olahraga - Mengoptimalkan peran Terbangunnya lapangan 0 100% Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Kesejahteraan seperti peralatan olahragaPencapaian PPLP/Training center Rakyat.futsal di kab/kota dan gedung olahraga di sekolah Membangun Museum Gorontalo
5.
Terwujudnya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat
6.
Terbangunnya infrastruktur kesehatan sampai ke tingkat desa Terwujudnya akses layanan kesehatan masyarakat melalui Jamkesda dan Jamkesmas
7.
INDIKATOR KINERJA
- Mendorong upaya melestarikan budaya gorontalo melalui pembangunan museum dan pembinaan seni budaya Peningkatan kualitas layanan - Mendorong peningkatan kesehatan masyarakat layanan kesehatan dengan jaminan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin (SEMESTA)
Terbangunya gedung museum yang representatif
Angka Kematian IBU/100.000
- Menyiapkan sarana dan prasaran kesehatan
Angka Kematian Bayi/1.000 Kelahiran Hidup
- Mengupayakan peningkatan kapasitas SDM kesehatan
Angka Kematian Balita/1.000 Kelahiran Hidup
75%
249,7
100%
102,0 Program Peningkatan Kesehatan Masyarakat
15,3
12,3
18
15,0
- Mengembangkan manajemen Gizi Buruk sistem layanan kesehatan
4,26
3,34
- Mengembangkan Pola Hidup Bersih dan Sehat - Mengembangkan budaya daerah melalui makanan khas daerah Gorontalo
16,5
14,5
11,07
12,5
0,08
0,10
0,24
0,27
0,007
0,007
0,02
0,04
8,7
6,3
0,04
0,07
0,25
0,30
1,14
1,58
0,57
1,00
0,25
0,35
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Prevalensi kekurangan gizi (standar WHO, 2005) Rasio Posyandu/Satuan Balita Rasio Puskes/Satuan Penduduk Rasio Pustu/Satuan Penduduk Rasio Rumah Sakit/Satuan Penduduk Rasio Dokter Gigi/Satuan Penduduk Angka kematian neonatal/1.000 kelahiran hidup Rasio Dokter spesialis/satuan penduduk Rasio Dokter Umum/ satuan penduduk Rasio perawat/satuan penduduk Rasio bidan/satuan penduduk Rasio nutrisionist /satuan penduduk
Wajib-Kesehatan
Dinas Kesehatan
Bab VII - 24
TARGET NO.
1
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Rasio Apoteker/satuan 0,06 0,09 Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.penduduk Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
53,47
77,30
91
100
Cakupan kunjungan Bumil K4
94,25
99,50
Persentase KB Aktif
88,07 58,2
97,00 76,0
100
100
100
100
100
100
1,04
2,50
75,9 1230
97,0 1562
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan kunjungan bayi Jumlah Posyandu
Misi III : Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi sumberdaya kelautan, pertanian, peternakan, kehutanan, danau limboto dan potensi lingkungan lainnya yang lebih baik, saling terintegrasi serta lestari demi kepentingan kemakmuran rakyat. 1.
Peningkatan pengelolaan sumber daya alam
2.
3. 4.
Peningkatan pengelolaan sumberdaya alam
- Mendorong peningkatan produksi dan produktifitas perikanan dan kelautan, Pertanian, Peternakan & Perkebunan dan Kehutanan
Produksi dan Produktivitas Jagung
605.781 ton 44,62 ku/ha
1.075.240 ton 55,00 ku/ha
Terwujudnya Kawaasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) Bidang Pertanian dan Perikanan Terwujudnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Produksi dan Produktivitas Padi
273.921 ton 51,87 ku/ha
338.620 ton 58,84 ku/ha
88.567 ton
123.820 ton (2016
Meningkatnya produktivitas hasil pertanian dan perikanan
Produksi Perikanan Budidaya 15.071 Ton Ikan
44.919 Ton (2016)
Produksi Perikanan Budidaya Rumput Laut Pendapatan Nelayan Pendapatan Pembudidaya Tingkat Konsumsi Ikan
143.200 Ton
334.278 ton 2016
Rp. 1.945.558/bln Rp. 1.662.465/bln 47 kg/kapita/thn
Rp. 2.868.150/bln Rp. 2.255.343/bln 53 kg/kapita/thn
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Produksi Perikanan Tangkap
Program Peningkatan Pilihan-Pertanian Produksi dan Produktivitas Pertanian
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Program Peningkatan Pilihan-Kelautan Produksi Perikanan dan dan Perikanan Kelautan
Dinas Perikanan dan Kelautan
Bab VII - 25
TARGET NO.
1
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Pembangunan Persentase Jumlah Desa 6Percepatan Desa 25 DesaInfrastruktur (2016) (80,9 Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.Nelayan menuju desa %) mandiri Produksi Tebu (ton) Produksi Cengkih (Ton) Produksi Kelapa Dalam (Ton) Produksi Kakao (Ton) Jumlah Populasi Sapi (Ekor)
- Mendorong Peningkatan Pengelolaan Energi - Penyediaan Data Base penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha Pertanian, Perikanan dan Kehutanan - Meningkatkan kapasitas SDM pada sektor pertanian, perikanan dan Kehutanan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
29.926 901
40.775 Program Peningkatan 956 Produksi Perkebunan
62.338 3.884
68.163 5.205
192.066
250.000
Pilihan-Pertanian
Dinas Peternakan dan
Program Peningkatan Pilihan-Pertanian Produksi Peternakan
Dinas Peternakan dan Perkebunan
Jumlah Populasi Kambing 110.752 82.645 (Ekor) Jumlah Populasi Ayam Buras 2.222.266 960.747 (Ekor) Cakupan Bina Kelompok 3.881 3.250 Peternakan (Kelompok) Jumlah Konsumsi Daging 4,00 2,50 (Sapi) (kg/kapita/th) penyebaran informasi inovasi 80 ragam informasi 230 ragam informasi Program Pengemb. teknologi jagung Informasi dan Kerjasama Jumlah pelatihan dan Program Pelatihan dan 3 kali diklat 15 kali diklat pembelajaran Pembelajaran Produksi hasil hutan Program Peningkatan Produksi Kehutanan Dokumen data base 1 dok 1 dok penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Meningkatnya Mutu Program Peningkatan Penyelenggaraan Kapasitas Aparatur Penyuluhan Penyuluh Pertanian, Perikanan & Kelautan - Fasilitasi Demplot BP3K 6 Unit 75 Unit - Fasilisilasi Demplot 729 Unit Penyuluh - Dokumen Programa 1 dok 82 dok Penyuluhan - Diklat Fungsional 150 org - Diklat Teknis Penyuluh 125 org 729 org - Peningkatan kinerja 161 org 729 org penyuluh - Diklat Teknis Pelaku Utama 75 org 550 org dan Pelaku Usaha Fasilitasi Peningkatan Kelas Kemampuan Kelompok : - Pemula 28 klpk 166 klpk - Lanjut 390 klpk - Madya 26 klpk - Utama 12 klpk
Pilihan-Pertanian
BPIJ
Pilihan-Pertanian
BPIJ
Pilihan-Kehutanan
Dinas Kehutanan dan Pertambangan Bakorluh
Pilihan-Pertnaian, Perikanan & Kelautan dan Kehutanan Pilihan-Pertnaian, Perikanan & Kelautan dan Kehutanan
Bakorluh
Bab VII - 26
TARGET NO.
1
SASARAN
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Penguatan Kelembagaan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.Pelaku Utama dan Pelaku
5.
Terwujudnya pengelolaan lingkungan hidup
6.
Peningkatan pengelolaan Sisa Hasil Pertanian (Zero Waste ) untuk produk-produk yang mempunyai nilai tambah tinggi Peningkatan fasilitas dan pengembangan obyek-obyek wisata
7.
STRATEGI
Peningkatan pengelolaan lingkungan hidup
- Melakukan upaya untuk mengurangi pengrusakan kawasan hutan.
Usaha - Pekan Nasional Tani Nelayan Andalan Persentase pengurangan lahan kritis
Menurunnya Persentase Ilegal Loging
1 keg
2 keg
30%
70%
40%
10%
- Mengupayakan penyelamatan Persentase tindak lanjut 5% danau limboto. arahan Perda Danau Limboto
- Meningkatnya ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan
Persentase peningkatan tingkat ketaatan pemrakarsa terhadap pelaksanaan dokumen lingkungan
- Terjadinya peningkatan kapasitas pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan - Terbangunnya ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan limbah B3
Jumlah pemrakarsa kegiatan yang memahami tentang upaya-upaya pengelolaan lingkungan Jumlah usaha atau kegiatan yang dilakukan pengawasan dan pembinaan
30%
35%
58%
100 orang
250 0rang
18 kegiatan
33 kegiatan
76
90
0
5 sungai
6 lokasi PETI
6 lokasi PETI
20 % dan 13 Kec.
20 % dan 13 Kec.
3 Model
10 Model
- Meningkatnya indeks kualitas Meningkatnya indeks kualitas lingkungan lingkungan - Meningkatnya kontrol terhadap pengelolaan air sungai - Terbangunnya upaya pengelololaan lingkungan oleh kegiatan PETI - Meningkatnya partisipasi masyarakat dan pemerintah dalam pengelolaan LH
Jumlah sungai yang ditetapkan kelasnya Jumlah lokasi kegiatan PETI yang dilakukan pengawasan Tersedianya fasilitas umum dan RTH di Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo
- Meningkatnya peran serta Tersedianya model masyarakat dalam pelestarian pengelolaan lingkungan wilayah pesisir dan laut diwilayah pesisir dan laut
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Program Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pilihan-Kehutanan, Wajib-Lingkungan Hidup, Pekerjaan Umum
Dinas Kehutanan dan Pertambangan, Balihristi dan Dinas Pekerjaan Umum
Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan
Wajib-Pekerjaan Umum, Kesehatan, Pilihan-Energi dan SDM
Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan dan Dinas Kehutanan dan Pertambangan
Program peningkatan Urusan Wajib pengelolaan lingkungan Lingkungan Hidup bagi usaha atau kegiatan
Program pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
Urusan Wajib Lingkungan Hidup
Balihristi
Balihristi
Bab VII - 27
TARGET NO.
1
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi kapasitas Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan InfrastrukturProgram Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan - Meningkatnya Jumlah masyarakat yang Perlindungan Urusan Wajib Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.terlatih dalam pemanfaatan masyarakat diwilayah pesisir dan Konservasi Sumber Lingkungan Hidup Danau Limboto dalam pelestarian lingkungan - Peningkatan akses informasi (status mutu air dan ISPU dan indeks) lingkungan hidup - Meningkatnya kualitas air sungai - Meningkatnya kualitas air danau limboto - Meningkatnya kualitas air laut diwilayah Teluk Tomini dan laut sulawesi - Meningkatnya kualitas udara perkotaan - Meningkatnya kualitas emisi yang di hasilkan oleh industri
eceng gondok menjadi kerajinan tangan, kompos dan biogas Tersedianya data dan informasi lingkungan yang berkualitas Jumlah sungai yang dilakukan pemantauan kualitas airnya Jumlah titik sampel yang dilakukan pemantauan diwilayah badan air Danau Limboto Jumlah titik sampel yang dilakukan pemantauan diwilayah Teluk Tomini dan Laut sulawesi Jumlah titik sampel yang dilakukan pemantauan kualitas udara ambient perkotaan Jumlah industri yang dilakukan pemantauan kualitas emisi industri Jumlah industri yang dilakukan pemantauan kualitas air limbahnya Jumlah dokumen informasi lingkungn yang dihasilkan setiap tahun adalah 3 dokuemn yang terdiri dari SLHD, IKLH dan SPM
- Meningkatnya kualitas air limbah yang dihasilkan oleh industri - Meningkatnya kualitas data dan informasi lingkungan hidup sebagai bagian dari sistem pelaporan publik serta sebagai bentuk dari akuntabilitas publik - Meningkatnya kapasitas Jumlah sekolah yang akan aparatur dalam pengendalian dilakukan penilaian pencemaran lingkungan dan berdasarkan usulan Kab/Kota kerusakan lingkungan - Meningkatnya sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan
Jumlah orang yang terampil dalam melakukan penilaian dan pemantauan lingkungan
- Meningkatnya kemampuan aparatur Provinsi dan Kab/Kota dalam melakukan penilaian dan pemantauan lingkungan
Jumlah orang yang terampil dalam melakukan pengawasan pencemaran lingkungan sebesar 60 orang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
100 orang
650 orang
3 dok
3 dok
5 sungai
5 sungai
12 titik sampel
12 titik sampel
18 titik sampel
18 titik sampel
24 titik sampel
24 titik sampel
0
3 Kegiatan
24 kegiatan
24 kegiatan
3 dok
3 dok
18 sekolah
18 sekolah
40 orang
150 orang
0
60 orang
Daya Alam
Program Peningkatan Urusan Wajib data dan Informasi Lingkungan Hidup sumber daya alam dan lingkungan hidup
Program Peningkatan Urusan Wajib Kapasitas Sumberdaya Lingkungan Hidup aparatur dalam pengelolaan lingkungan hidup
Balihristi
Balihristi
Balihristi
Bab VII - 28
TARGET NO.
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Peningkatan Ataskehidupan Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Misi IV : Memfokuskan Mengembangkan nilai-nilaiEkonomi religi, dalam beragama yang rukun penuh kesejukan sekaligus memelihara keragaman budaya. Serta memperkuat peran pemberdayaan perempuan, perlindungan Dengan Mengakselerasi Cerdas Terhadap Kesejahteraan Rakyat. terhadap anak, termasukSecara issue kesetaraan genderPencapaian dalam pembangunan 1.
Meningkatnya kemauan dan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat khususnya PMKS dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
2.
Meningkatkan pembangunan yang responsip terhadap PMKS
3.
Peningkatan kesejahteran dan pelayanan serta Pembinaan pengembangan nilai – nilai agama, adat dan budaya serta peran pemuda dalam pembangunan.
4.
Terciptanya kerukunan beragama
Pemberdayaan sosial, Kemitraan Sosial, Partisipasi Sosial, Jaminan Sosial dan Advokasi Sosial.
Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana untuk sarana ibadah
- Meningkatkan pelayanan sosial khususnya bagi PMKS secara adil dan merata.
Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yg memperoleh bantuan sosial :
- Mendorong peningkatan dan pengembangan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
- Korban Bencana Sosial
Dinas Sosial
Wajib-Sosial
Dinas Sosial
Wajib-Sosial
Dinas Sosial
111 KK
196 KK
- Meningkatkan profesionalisme - Korban Bencana Alam SDM kesejahteraan sosial berbasis pekerjaan sosial.
1.148 KK
1.483 KK
- Memantapkan manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
- Keluarga Fakir Miskin
17.960 KK
18.760 KK
Program Pemberdayaan Wajib-Sosial Sosial
Dinas Sosial
- Anak terlantar
1.847 anak
1.997 anak
Wajib-Sosial
Dinas Sosial
- Penyandang cacat - Lanjut Usia
405 orang 1.093 orang
590 orang 1.448 orang
Program Rehabilitasi Sosial
Wajib-Sosial Wajib-Sosial
Dinas Sosial Dinas Sosial
Wajib-Sosial Wajib-Sosial
Dinas Sosial Dinas Sosial
- Tuna Sosial 369 orang - Komunitas Adat Terpencil 5 lokasi (KAT) - Meningkatkan Jumlah kegiatan keagamaan penyelenggaraan, pelayanan, dan sarana ibadah Pembinaan dan pengembangan nilai – nilai agama, adat, budaya dan peran pemuda dalam pembangunan prasarana untuk lembaga pengembangan tilawatil Prestasi MTQ di tingkat 2 Cabang nasional
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Program Perlindungan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial
Wajib-Sosial
564 orang 13 lokasi 245
2274 Program Peningkatan Pelayanan Kegiatan Keagamaan Adat Dan Budaya.
Urusan Wajib Bidang Kesra
Biro PP & Kesra
6
6 Program Peningkatan Pelayanan Kegiatan Program Peningkatan Pelayanan Kegiatan Keagamaan Adat Dan Budaya.
Urusan Wajib Bidang Kesra Urusan Wajib Bidang Kesra
Biro PP & Kesra
7 Cabang
Biro PP & Kesra
Bab VII - 29
TARGET NO.
1 5.
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
2
3
4
5
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
6
7
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
8
9
10
Memfokuskan PeningkatanMeningkatkan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi pagelaranKewilayahan, Mendorong Laju Investasi, 15% Percepatan Pembangunan Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Unggulan Meningkatnya Upaya pelestarian - Meningkatkan Persentase situs cagar 20% InfrastrukturProgram Wajib-Kebudayaan, Potensi Dinas Pendidikan, Dengan Mengakselerasi Cerdas Terhadap Kesejahteraan pelestarian budaya daerah Secara nilai-nilai budaya daerah Pencapaian pagelaran seni budaya Rakyat.budaya yang terpelihara Pengembangan NilaiOtonomi Daerah, Pemuda dan daerah, mengembangkan nilai Budaya Daerah Pemerintahan Olahraga, Kantor sanggar-sanggar seni serta Umum, Perpustakaan dan komunitas adat untuk Administrasi Arsip dan Biro PP melestarikan budaya lokal. Keuangan Daerah, Kesra Perangkat Daerah, Kepegawaian & Persandian dan Kearsipan
- Mengembangkan dan mempertahankan tradisi dan budaya religi. 6.
Meningkatnya nilai indikator kualitas hidup perempuan
7.
Peningkatan peran perempuan di parlemen dan birokrasi
Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan memberdayakan SDM perempuan
- Meningkatkan partisipasi perempuan dalam dalam membagun daerah melalui bidang Pemerintahan dan Politik dalam pengambilan keputusan - Meningkatkan taraf pendidikan dan kesehatan serta bidang Pembangunan lainnya utk mempertinggi kualitas hidup dan sumber daya kaum perempuan
Jumlah Pagelaran Budaya
5
10
Jumlah Museum yang terbangun Jumlah perempuan di lembaga pemerintahan dan partai politik
1
1
32 Orang
282 Orang
Jumlah kelompok perempuan 12 Kelompok produktif
Jumlah partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Partisipasi angkatan kerja perempuan Jumlah Perempuan yang mendapat program pemberdayaan ekonomi Ketersediaan data terpilah yang up date Indeks Pemberdayaan Gender Indeks Pembangunan Gender Jumlah kader parpol perempuan yang mendapatkan pendidikan politik
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender
60 Kelompok
1207
2424
36,50%
40%
120
120
11
11
55,63%
60%
61,08%
68%
32
60
Urusan Wajib Bidang Pemberdayaan Perempuan
Biro PP & Kesra
Urusan Wajib Bidang Pemberdayaan Perempuan
Biro PP & Kesra
Bab VII - 30
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
TARGET NO.
1
8.
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Jumlah SKPDLaju Provinsi yang 15 32 Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.sudah menerapkan Renstra
Menurunnya angka tindak kekerasan dan diskriminasi terhadap Perempuan dan Anak
Menurunkan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
- Meningkatkan gerakan anti kekerasan terhadap perempuan dan anak dan Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak - Menyempurnakan perangkat hukum yg lebih lengkap dalam melindungi individu dari berbagai tindak kekerasan, eksploitasi, diskriminasi termasuk KDRT
Misi V :
INDIKATOR KINERJA
responsif gender Jumlah Sekolah Responsif Gender Persentase penurunan angka 10 Kasus tindak kekerasan
Persentase Koordinasi dengan lembaga Hukum terkait
2
12 50 Kasus
30%
Rasio KDRT Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
152 25 Kasus
Terwujudnya peningkatan adm. Pengelolaan keuangan mencakup pengelolaan/penatausahaan penerimaan PAD, penataanusahaan belanja : Aset/Barang Inventaris, serta tersedianya Perda ttg pengelolaan pajak dan retribusi daerah
1 Perda, Pergub, 1 Dokumen Lap. Keuangan, Lap. Inventarisasi, Dokumen KUAPPAS
Perlindungan Perempuan, Kesejahteraan dan Perlindungan Anak
Urusan Wajib Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak
Biro PP & Kesra
100% Perlindungan Perempuan, Kesejahteraan dan Perlindungan Anak
Urusan Wajib Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak
Biro PP & Kesra
17 50 Kasus
Menciptakan sinergitas diantara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota di gorontalo dalam kaidah otonomi daerah sekaligus untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik, menurunkan angka kemiskinan serta menjalankan sistem tata pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi.
1.
Meningkatnya Penyelenggaraan Pemerintahan yang baik dalam pelayanan pada masyarakat
2.
Terwujudnya sinergitas pembangunan antara provinsi dan kabupaten/kota
Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance)
- Mendorong peningkatan pengelolaan keuangan daerah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Persentase peningkatan PAD yang signifikan
100%
1 Perda, Pergub, 1 Dokumen Lap. Keuangan, Lap. Inventarisasi, Dokumen KUAPPAS
Program Peningkatan Wajib-Otonomi Badan Keuangan Pengelolaan Keuangan Daerah, Daerah Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
100% Program Peningkatan Pendapatan Daerah
Wajib-Otonomi Badan Keuangan Daerah, Daerah Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
Bab VII - 31
TARGET NO.
1 3.
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
2
3
4
5
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
6
7
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
8
9
10
Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Lajutahun Investasi, Opini Percepatan InfrastrukturProgram Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Tercapainya reformasi - Mengupayakan efektivitas Opini WTP setiap WTP Pembangunan Opini WTP Peningkatan Wajib-Otonomi Badan Keuangan Dengan di Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat. birokrasi Provinsi pengelolaan asset daerah. Pengelolaan Keuangan Daerah, Daerah Gorontalo Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian - Melakukan pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara serta cinta tanah air - Memfasilitasi Pendidikan Politik kepada masyarakat
- Memfasilitasi penguatan peran LSM/Ormas
Jumlah masyarakat yang memperoleh pembinaan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air - Jumlah masyarakat yang memperoleh pendidikan politik - Indeks Demokrasi Indonesia Jumlah LSM aktif yang mendapat pembinaan
- Meningkatkan pemahaman masyarakat akan bahaya penyakit masyarakat dan kesenjangan sosial
Jumlah masyarakat yang 100 Orang memperoleh pengetahuan tentang penyakit masyarakat dan kesenjangan sosial
Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi yang menangani masalah keamanan dan wilayah perbatasan(POLDA, KODIM, KEJATI, BIN) Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ketahanan ekonomi, seni dan budaya Meningkatkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Terdeteksinya masalah aktual diProvinsi Gorontalo
Jumlah masyarakat yg memperoleh pengetahuan tentang ketahanan ekonomi, seni dan budaya Penguatan Peran Forum Kerukunan Umat Beragama
400 Orang
1200 Orang
Program Pembinaan Wawasan Kebangsaan
Wajib-Kesatuan Badan Kebangpol Bangsa dan Politik
550 Orang
1.550 Orang
Program Pendidikan Politik Masyarakat
Wajib-Kesatuan Badan Kebangpol Bangsa dan Politik
73,5
75
100 LSM/ Ormas
70%
100 Orang
1 Kali
200 LSM/ Ormas
350 Orang
75%
300 Orang
6 Kali
Wajib-Kesatuan Badan Kebangpol Bangsa dan Politik Program Pemberdayaan Wajib-Kesatuan Badan Kebangpol Masyarakat dalam Bangsa dan Politik menjaga keamanan dan ketertiban Program Peningkatan Masyarakat terhadap Penyakit Masyarakat
Wajib-Kesatuan Badan Kebangpol Bangsa dan Politik
Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
Wajib-Kesatuan Badan Kebangpol Bangsa dan Politik
Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat
Wajib-Kesatuan Badan Kebangpol Bangsa dan Politik
Program Pemberdayaan Wajib-Kesatuan Badan Kebangpol Masyarakat dalam Bangsa dan Politik menjaga keamanan dan ketertiban
Bab VII - 32
TARGET NO.
1
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Laju Investasi, 125 Percepatan Pembangunan Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan - Mengefektifkan pengawasan Mendorong Tersedianya data LHP Reg 28 LHPK 212 LHPInfrastruktur Reg dan 46 Program Peningkatan Wajib-Otonomi Inspektorat Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan terhadap pelaksanaan Rakyat.pembangunan yang up date LHPK Pengawasan, Daerah, kegiatan pembangunan.
Pengendalian dan Pemerintahan Evaluasi Pembangunan Umum, Daerah Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Persentase berkurangnya temuan
75%
Persentase tindak lanjut TGR berdasarkan jumlah SKTJM Hasil Pemeriksaan
75%
Berfungsinya Majelis TGR
3 Kali Sidang MP TPTGR
Julmlah Laporan inventarisasi asset Provinsi/Tahun
0 LHIA
Frekwensi pengawasan asset 1 Kali Provinsi/Tahun
- Mengembangkan Sistem Komunikasi dan Informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Jumlah sambungan jaringan 60 titik sambungan e-government (SKPD, UPTD, asosiasi, tempat-tempat umum, kabupaten/kota) yang terlayani di Provinsi Gorontalo
90% Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Wajib-Otonomi Inspektorat Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
95% Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH 4 Kali Sidang MP Peningkatan Sistem TPTGR Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH 29 LHIA Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH 2 Kali Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH 105 titik sambungan Program Wajib- Komunikasi Pengembangan dan Informatika Komunikasi, Informasi dan Media masa
Inspektorat
Inspektorat
Inspektorat
Inspektorat
Balihristi
Bab VII - 33
TARGET NO.
1
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Lajuakses Investasi, 30 Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Jumlah kapasitas Mbps 100 Mbps Wajib- Komunikasi Potensi BalihristiUnggulan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.internet dan intranet dan Informatika jaringan E-Government Jumlah website dan aplikasi 3 Aplikasi 3 Website Sistem Informasi Manajemen yang dikembangkan di Provinsi Gorontalo - Mengupayakan tersedianya bahan bacaan yang berkualitas bagi masyarakat - Mengembangkan SDM aparatur Bidang Komunikasi dan Informasi
- Meningkatkan Layanan Informasi Publik - Mengupayakan peningkatan kualitas aparatur daerah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
33 Aplikasi 33 Website
Wajib- Komunikasi Balihristi dan Informatika
6000 Doc
Wajib- Komunikasi Balihristi dan Informatika
Jumlah SDM aparatur teknis 1 orang Bidang TIK
25 orang
Jumlah tenaga sandi yang 5 orang profesional dalam menjalankan tugasnya Jumlah masyarakat 0 (kelompok wira usaha) terampil memanfaatkan Teknologi Informasi Jumlah kegiatan kerjasama 1 Kegiatan informasi dengan media massa dan publikasi pembangunan Persentase penempatan pejabat fungsional dan pejabat struktural yang sesuai kompetensi Adanya dokumen perencanaan dan pengembangan Sumber daya aparatur yang valid Prosentase tingkat pemenuhan pelayanan mutasi kepegawaian dan kesejahteraan pegawai kepada PNS yang memenuhi syarat Adanya simpeng/SAPK yang 0 SKPD menjangkau seluruh SKPD
195 orang
Program fasilitasi Wajib- Komunikasi Balihristi Peningkatan SDM dan Informatika bidang komunikasi dan informasi Wajib- Komunikasi Balihristi dan Informatika
Jumlah database bacaan dalam bentuk elekotronik
1500 Doc
250 kelompok wira usaha 1 Kegiatan
Wajib- Komunikasi Balihristi dan Informatika Program Kerjasama Informasi dengan Media Massa
60%
100% Program Pengembangan Aparatur Daerah
25%
100%
0%
100%
Wajib- Komunikasi Balihristi dan Informatika Wajib-Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
BKPAD
32 SKPD
Bab VII - 34
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
TARGET NO.
1
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur PedesaanKedinasan Sekaligus Mengembangkan Potensi Jumlah aparatur yang 0% 100% Pendidikan Wajib-Otonomi BKPAD Unggulan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.mengikuti kursus LEMHANAS Daerah, 2 orang (L=1, P=1), diklatpim tk. I 3 orang (L=2, P=1), diklatpim tk. II 15 orang (L=10, P=5) Prosentase CPNS yang mengikuti diklat prajabatan
0%
100%
Jumlah angkatan penyelenggaraan diklatpim tk. III dan IV Jumlah diklat teknis yang diselenggarakan
0
8
0 orang
5 diklat
Jumlah PNS yang mengkuti 10 orang diklat teknis diluar daerah Jumlah aparatur yang 0 orang ditugasbelajarkan ke perguruan tinggi luar daerah
75 orang
Jumlah aparatur yang mengikuti program pendidikan kerja sama
80 orang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
20 orang
0 orang
Frekuensi penerimaan 0 kali CAPRA IPDN dan seleksi pendidikan formal lainnya Jumlah PNS izin belajar yang 0 orang memperoleh bantuan penyelesaian akhir studi Jumlah kurikulum dan modul diklat teknis yang dihasilkan Sarana dan prasarana diklat 1 kelas yang memadai untuk penyelenggaraan diklat secara pararel
Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
Wajib-Otonomi BKPAD Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
10 kali 100 orang 0
10 3 kelas pararel
Peningkatan sarana dan Wajib-Otonomi BKPAD prasarana aparatur Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
Bab VII - 35
TARGET NO.
1
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaanadministrasi Sekaligus Mengembangkan Potensi TerpenuhinyaLaju pelayanan 0% 100% Pelayanan Wajib-Otonomi BKPAD Unggulan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.ketatausahaan di BKPAD perkantoran Daerah, Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian kinerja keuangan
Adanya rapat koordinasi 0 kali kepegawaian dan kediklatan
5 kali
Jumlah PNS di provinsi Gorontalo - Fasilitasi proses pengadaan barang/jasa pemerintah melalui sistim e-procurement dan atau Unit Layanan Pengadaan (ULP)
Terlaksananya Pelelangan Paket Kegiatan Pembangunan di Provinsi Gorontalo
- Mengefektifkan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan pembangunan.
Tersedianya data identifikasi kegiatan pembangunan yang up to date
- Memotivasi percepatan penyerapan anggaran APBD maupun APBN
Terlaksananya percepatan persentase penyerapan anggaran APBD/APBN melalui sistim evaluasi pengendalian anggaran berbasis teknologi informasi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
3235
165 Paket Kegiatan Pembangunan
165 Paket Kegiatan Pembangunan
1 Kali
750 Paket Kegiatan Pembangunan
750 Paket Kegiatan Pembangunan
6 Kali
Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
Pelayanan administrasi perkantoran
BKPAD
3558 Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Program Peningkatan Pengawasan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
BKPAD Wajib-Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
Biro P2E
Program Peningkatan Pengawasan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Wajib-Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
Biro P2E
Program Peningkatan Pengawasan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Wajib-Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
Biro P2E
Bab VII - 36
TARGET NO.
1
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan InfrastrukturProgram Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Tersedianya sistem monev Peningkatan Wajib-Otonomi Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.terpadu Pengawasan, Daerah,
1 sistim
1 sistim
Tersedianya data realisasi program dan kegiatan yang up to date 1 Dokumen
1 Dokumen
Terdistribusinya data alokasi kegiatan di Kab/Kota yang tepat waktu 6 Kab/Kota
6 Kab/Kota
Jumlah Paket Kegiatan pembangunan yang di lelang sesuai Perpres 54 2010 165
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Paket
750
Paket
Pengendalian dan Pemerintahan Evaluasi Pembangunan Umum, Daerah Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Program Peningkatan Pengawasan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Wajib-Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
Program Peningkatan Pengawasan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Wajib-Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
Program Peningkatan Pengawasan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Wajib-Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
BP2E
BP2E
BP2E
BP2E
Bab VII - 37
TARGET NO.
1
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Persentase Jumlah PNS yang Percepatan Pembangunan InfrastrukturProgram Peningkatan Wajib-Otonomi Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.mengikuti Bimtek Perpres Pengawasan, Daerah, 54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa 160 Org
- Pengendalian Pembangunan Pada Sektor Perekonomian
- Mengupayakan tersedianya bahan bacaan yang berkualitas bagi masyarakat
Tersedianya data indikator ekonomi makro Prov.Gorontalo serta Pengendalian pada bidang sarana perkonomian, produksi daerah serta kerjasama kemitraan dan kelembagaan
Meningkatnya jumlah buku bacaan Persentase ketersediaan jenis buku terbitan Daerah. Jumlah lembaga perpustakaan yang memiliki sistim layanan Perpustakaan berbasis Digital (E-Library) Jumlah Tenaga Pustakawan dan Tenaga Teknis Perpustakaan Se Provinsi Gorontalo Jumlah Arsip Aktif dan Inaktif dari setiap SKPD Se Provinsi Gorontalo Peningkatan SDM & pengelola kearsipan
- Mendorong dilakukannya riset Jumlah kajian tperlindungan dan kajian yang berguna bagi dan konservasi SDA penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
1000 Org
1 Dokumen
Jumlah pengunjung ke Perpustakaan
Pengendalian dan Pemerintahan Evaluasi Pembangunan Umum, Daerah Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Program Peningkatan Pengawasan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
4 Dokumen
8.009
Program 15.761 Pengembangan Perpustakaan Daerah
21,303
23,403
Wajib-Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian WajibPerpustakaan & Perpustakaan
Biro P2E
Perpustakaan & Arsip Daerah Perpustakaan & Arsip Daerah Perpustakaan & Arsip Daerah Perpustakaan & Arsip Daerah
5%
90%
3
83
122
480
1.817
3.034
Perpustakaan & Arsip Daerah
120
360
Perpustakaan & Arsip Daerah
Perpustakaan & Arsip Daerah
Wajib : Riset 2 Dok
BP2E
5 Dok
Balihristi
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Bab VII - 38
TARGET NO.
1
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
INDIKATOR KINERJA
TAHUN AWAL 2012
TAHUN AKHIR 2017
PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BIDANG URUSAN SKPD
SKPD PENANGGUNG JAWAB
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Jumlah modelLaju desaInvestasi, yang Wajib : Riset BalihristiUnggulan 1 Model 5 Model Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat.dikembangkan TTG Jumlah kegiatan pengembangan kreatifitas ilmiah yang dilaksanakan Jumlah laporan hasil evaluasi dan rekomendasi kegiatan pembangunan kepada pemerintah Jumlah rekomendasi pengembangan ekonomi kerakyatan di Provinsi Gorontalo Jumlah rekomendasi kebijakan strategis pemberdayaan masyarakat diwilayah pesisir dan laut Jumlah rekomendasi dalam pengembangan SDM dan IPTEK dalam menunjang Sistim Inovasi Daerah (SIDA) di Provinsi Gorontalo
4.
Berkurangnya persentase masyarakat miskin
5.
Terwujudnya peningkatan ekonomi masyarakat miskin
Meningkatkan kesejahteraan - Mengupayakan pemenuhan Jumlah Rumah Layak Huni masyarakat miskin kebutuhan pokok masyarakat yang dibangun miskin Jumlah penerima beasiswa miskin
Jumlah masyarakat miskin yang mendapat pelayanan kesehatan gratis
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
5 Kegiatan
15 kegiatan
3 laporan
5 laporan
5 rekom
11 Rekom
2 rekom
Program Pengembangan Kerjasama Penelitian Pengembangan peran Dewan Riset Daerah (DRD)
Wajib : Riset
Balihristi
Wajib : Riset
Balihristi
Program pengembangan ekonomi kerakyatan
Wajib : Riset
Balihristi
Wajib : Riset
Balihristi
Wajib : Riset
Balihristi
5 Rekom
4 rekom
14 rekom
415 Unit
10. 000 Unit
4,834
Program Pengemb. kualitas sumber Daya Manusia
Pembangunan Mahyani WajibRTM Secara Swakelola Pemberdayaan Masyarakat Desa, Ketahanan Pangan, 7,382 PNPM-GSC, Rasupede/Gerbang Pro- Pekerjaan Umum, Sosial, Pendidikan, Desa Kesehatan, KAT & BBR Dinsos Perhubungan, Ketenagakerjaan BOS dan SBS dan Pilihan-ESDM, Kelautan dan Perikanan, Pertanian, Kehutanan
BPMD-PK, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Pertanian & KP, Dinas Peternakan dan Perkebunan, Dinas Kehutanan dan Pertambangan, Dinas Koperindag, Dinas Sosial, Dinas PU, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Dinas Nakertrans, Dinas Perhubungan dan Pariwisata
400.000 KK termasuk 400.000 KK termasuk Jamkemas 18,75 % RTM 18,75 % RTM memperoleh Jaminan memperoleh Jaminan Jamkesda dan Layanan dan Layanan Kesehatan Gratis Kesehatan Gratis
Bab VII - 39
NO.
1
PROGRAM SKPD TARGET BIDANG 400.000 KK termasuk 400.000 KK termasuk PEMBANGUNAN PENANGGUNG URUSAN SKPD TAHUN TAHUN 18,75 %AWAL RTM 18,75 %AKHIR RTM DAERAH JAWAB 2012Jaminan memperoleh 2017Jaminan memperoleh 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dan Layanan dan Layanan Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Asuransi Kesehatan Kesehatan Gratis Kesehatan Gratis Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat. Penduduk Miskin SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
- Mendorong peningkatan ekonomi masyarakat miskin
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Jumlah masyarakat miskin INDIKATOR KINERJA yang mendapat pelayanan kesehatan gratis
Jumlah wirausaha baru dari 300 KK (UMKM) kelompok masyarakat miskin
1.300 KK (UMKM)
Program Penciptaan Wajib-Koperasi & Wira Usaha Baru (WUB) UMKM
Dinas Koperindag
Bab VII - 40
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab IX - 1
Tabel 9.1. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Gorontalo
No.
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Tahun Terakhir RPJMD 2007 - 2012
1
2
3
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2012
4
Target Capaian Setiap Tahun
2013
5
2014
6
2015
2016
7
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1. Otonomi Daerah. Pemerintahan Umum. Administrasi Keuangan Umum. Perangkat Daerah. Kepegawaian dan Persandian 7,68 7,80 7,91 8,03 8,15 1,1 Pertumbuhan Ekonomi % 70,28 71,26 71,76 72,26 72,76 1,2 IPM 4,08 4,08 4-7 4-7 4-7 1,3 Laju inflasi provinsi (%) 8.612.114 9.309.103 10.109.103 10.909.103 11.709.103 1,4 PDRB per kapita AHB (juta Rp) 0,32 0,32 0,33 0,33 0,34 1,5 Indeks Gini 18,75 18,5 - 17 17 - 16 16 - 15 15,5 - 14 1,6 Persentase penduduk miskin (%) 52 Pilar 60 Pilar 8 Pilar 7 Pilar 15 Pilar 1,7 Penegasan batas wilayah Kabupaten/Kota Pensertifikatan tanah milik Pemerintah Provinsi 45 Sertifikat 51 Sertifikat 6 Sertifikat 6 Sertifikat 6 Sertifikat 1,8 1,9
Terbentuknya Daerah Otonom Baru (DOB)
Fokus Kesejahteraan Sosial 1. Pendidikan 1,1 Angka melek huruf 1,2 Angka rata-rata lama sekolah (Belajar) - SD/MI - SMP/MTs - SM+MA 1,3 Angka partisipasi kasar : - Angka Partisipasi Kasar (APK) TK/PAUD - Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI - Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs - Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK 1,4 Angka Partisipasi Murni : - Angka Partisipasi Murni (APM) TK/PAUD - Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A - Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B - Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK/Paket C
1.5
Jumlah penerima beasiswa miskin
1 Kab
11.971
0
1 Kab
8.971
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
5.471
1 Kab
1.471
1 Kab
2017
8
9
8,27 73,26 4-7 12.509.103 0,33 14,5 - 12 8 Pilar 6 Sertifikat 0
-
10
8,40 73,76 4-7 13.309.103 0,32 13-10 10 Pilar 6 Sertifikat 1 Kota
8,40 73,76 4-7 13.309.103 0,32 13-10 108 Pilar 126 Sertifikat 3 Kab dan 1 Kota
0
0
0
19,25 10,10 10,33
19,25 10,10 10,33
19,25 10,10 10,33
19,25 10,10 10,33
19,25 10,10 10,33
19,25 10,10 10,33
19,25 10,10 10,33
19,25 10,10 10,33
28,00 124,77 99,63 73,15
53,56 129,23 102,99 77,07
69,92 134,62 106,49 81,03
70,90 140,00 110,00 85,00
72,10 147,00 115,5 89,05
73,10 154,35 121,2 93,32
75,00 160,45 127,2 96,60
75,00 160,45 127,2 96,60
98,27 76,28
98,38 80,49
98,69 85,49
99,00 90,50
99,75 92,25
99,99 94,40
100,00 95,00
100,00 95,00
52,59
56,40
60,70
65,00
68,50
73,40
78,35
78,35
4.620
4.834
5.334
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
5.834
6.334
1.870
7.382 Bab IX - 2
7.382
No.
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Tahun Terakhir RPJMD 2007 - 2012
1
2
3
2. 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13 2.14 2.15 2.16 2.17 2.18 2.19 2.20 2.21 2.22 2.23 2.24 2.25 2.26 2.27
Kesehatan Rasio posyandu per satuan balita Rasio puskesmas. per satuan penduduk Rasio Pustu per satuan penduduk Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk Rasio Dokter gigi per satuan penduduk Rasio Dokter spesialis per satuan penduduk Rasio Dokter Umum per satuan penduduk Rasio tenaga medis (perawat) persatuan penduduk Rasio tenaga medis (bidan) per satuan penduduk Rasio tenaga nutritionist per satuan penduduk Rasio tenaga apoteker per satuan penduduk Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA Positif Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan kunjungan bayi Jumlah Posyandu Angka Kematian Ibu/100.000 Angka Kematian Bayi/1.000 Kelahiran Hidup Angka Kematian Balita/1.000 Kelahiran Hidup Prevalensi kekurangan gizi (standar WHO, 2005) Angka kematian neonatal/1.000 kelahiran hidup Persentase penduduk dengan akses sanitasi dasar yang layak Persentase penduduk yang mendapat sosialisasi hidup sehat dan bersih
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2012
4
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
2013
2014
5
2015
6
2016
7
2017
8
9
10
11,27 0,08 0,24 0,007 0,01 0,03 0,24 1,05 0,49 0,23 0,04 58,49 91,00
11,46 0,08 0,24 0,007 0,02 0,04 0,25 1,14 0,57 0,25 0,05 61,63 93,5
11,65 0,08 0,24 0,007 0,02 0,05 0,26 1,23 0,66 0,27 0,06 64,77 96
11,85 0,09 0,25 0,007 0,03 0,05 0,27 1,32 0,74 0,29 0,07 67,91 98,5
12,06 0,09 0,25 0,007 0,03 0,06 0,28 1,40 0,83 0,31 0,07 71,05 100
12,28 0,09 0,26 0,007 0,04 0,06 0,29 1,49 0,91 0,33 0,08 74,19 100
12,50 0,10 0,27 0,007 0,04 0,07 0,30 1,58 1,00 0,35 0,09 77,30 100
12,50 0,10 0,27 0,007 0,04 0,07 0,30 1,58 1,00 0,35 0,09 77,30 100,00
68,2
73,5
78,8
84,1
89,4
94,7
100
100,00
100
100
100
100
100
100
100
100,00
100
100
100
100
100
100
100
100,00
100
100
100
100
100
100
100
100,00
100
100
100
100
100
100
100
100,00
75,9 1230 249,7 15,3 18 17,05 8,7
80,68 1279 219,5 14,8 17,5 16,5 8,3
85,45 1330 189,3 14,3 17,0 16,0 7,9
90,23 1384 159,1 13,8 16,5 15,5 7,5
95,00 1440 128,9 13,3 16,0 15,0 7,1
99,78 1500 102,0 12,8 15,5 14,5 6,7
100 1562 102,0 12,3 15,0 14,0 6,3
100,00 1562 102,0 12,3 15,0 14,0 6,3
52,0
55,0
58,0
61,0
64,0
67,0
70,0
70,0
36,0
45,0
50,0
55,0
60,0
65,0
75,0
75,0
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab IX - 3
No.
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Tahun Terakhir RPJMD 2007 - 2012
1
2
3
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2012
4
2.28
Persentase rumah tangga pengguna air bersih yang 53,0 53,0 sehat 2.29 Jumlah masyarakat miskin yang mendapat pelayanan 199.477 185.310 kesehatan gratis 66,8 67,16 2.30 Angka usia harapan hidup 4,49 4,26 2.31 Persentase balita gizi buruk Fokus Seni Budaya dan Olahraga 1. Kebudayaan 50% 50% 1.1 Persentase situs cagar budaya yang terpelihara 5 Pagelaran 5 1.2 Jumlah Pagelaran Budaya 1000 Keping CD1000 Keping CD 1.3 Jumlah Arsip Budaya yang terpelihara 1 Gedung 1 Gedung 1.4 Jumlah Museum yang terbangun 2. Pemuda dan Olahraga 1 1 2.1 a. Jumlah gedung olahraga/10.000 penduduk ASPEK PELAYANAN UMUM Pelayanan Urusan Wajib 1. Pendidikan 1.1. Pendidikan dasar : 1.1. Pendidikan dasar : 1.1.1 Angka partisipasi sekolah : 94,82 94,82 - Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI 90,92 90,92 - Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMP/MTs 1.1.2 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah :
1.1.3 1.1.4 1.2. 1.2.1
- SD/MI - SMP/MTs Rasio murid terhadap guru - SD/MI - SMP/MTs Rasio guru/murid per kelas rata-rata - SD/MI - SMP/MTs Pendidikan menengah: Angka partisipasi sekolah : - Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMA/MA/SMK
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
2013
2014
5
2015
6
60,0 170.392
2016
7
67,0 154.698
2017
8
74,0 138.199
9
80,0 120.868
10 87,0
102.675
87,0 102.675
67,52 4,03
67,88 3,80
68,24 3,57
68,6 3,34
68,96 3,11
68,96 3,11
60% 7 1500 0
70% 10 2000 0
80% 15 2500 0
90% 20 3000 0
100% 25 3500 0
100% 25 3500 1
2
2
95,80 91,90
97,00 93,10
98,00 94,10
99,90 96,00
100,00 99,00
100,00 99,00
1;155 1;152
1;155 1;152
1;155 1;152
1;155 1;152
1;155 1;152
1;155 1;152
1;155 1;152
1;155 1;152
1:20 1:32
1:20 1:32
1:20 1:32
1:20 1:32
1:20 1:32
1:20 1:32
1:20 1:32
1:20 1:32
1;1 1;32
1;1 1;32
1;1 1;32
1;1 1;32
1;1 1;32
1;1 1;32
1;1 1;32
1;1 1;32
37,17
37,17
42,29
48,73
53,62
58,12
63,29
63,29
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab IX - 4
No.
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Tahun Terakhir RPJMD 2007 - 2012
1
2
3
1.2.2
Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah :
1.2.3
- SMA/MA/SMK Rasio murid terhadap guru SMA/MA/SMK
1.2.4
Penuntasan Buta Aksara
1.3. 1.3.1 1.3.2
Fasilitas Pendidikan: Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik Sekolah pendidikan SMP/MTs. SMA/MA dan SMK kondisi bangunan baik : - SMP/MTs - SMA/MA - SMK Angka Putus Sekolah : - Angka Putus Sekolah SD/MI - Angka Putus Sekolah SMP/MTs - Angka Putus Sekolah SMA/MA/SMK Angka Kelulusan: - Angka Kelulusan (AL) SD/MI - Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs - Angka Kelulusan (AL) SMA/MA/SMK Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Jumlah Lulusan pendidikan informal Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Guru Non PNS Pekerjaan Umum Tersedianya Dokumen Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan Jalan dan jembatan Baru
1.4
1.5
1.6 1.7 1.8 1.9 3. 3.1 3.2
Tersedianya jalan provinsi yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota
3.3
Tersedianya jalan strategis provinsi yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2012
4
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
2013
2014
5
2015
6
2016
7
2017
8
9
10
46,50
46,50
51,12
56,27
61,27
66,34
71,28
71,28
1:17
1:17
1:17
1:17
1:17
1:17
1:17
1:17 Tuntas Buta Aksara
11.971
8.971
6.971
4.971
3.221
1.471
-
4.602
4.602
4.702
4.802
4.902
5.002
5.102
5.102
1.254 5.129 3.570
1.254 5.129 3.570
1.354 5.627 4.028
1.454 6.238 4.517
1.554 6.828 5.127
1.654 7.419 5.772
1.754 8.027 6.934
1.754 8.027 6.934
2,70 3,00 0,86
2,70 3,00 0,86
2,00 2,00 0,76
1,90 2,40 0,66
1,00 1,40 0,56
0,70 1,00 0,46
0,12 0,22 0,36
0,70 1,00 0,36
100 100 99,88 99,88 91,92 91,92 94,59 94,59 PENDIDIKAN KELUARGA 13.367 13.367 8.329 8.329
100 99,90 92,90 91,92 2.673 8.229
100 99,91 94,10 92,9 2.673 8.129
100 99,92 95,10 94,10 2.673 8.029
100 99,93 97,00 95,1 2.673 7.929
100 99,94 99,00 100,00 2.673 7.829
98% 95% 99,00 99,00 0 0
-
5 Dok
7 Dok
7 Dok
7 Dok
7 Dok
6 Dok
39 Dokumen
301,66 Km
-
10 Km
12 Km
15 Km
12 Km
15 Km
65 Km
2,5 Km
-
5 Km
5 Km
5 Km
5 Km
5 Km
25 Km
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab IX - 5
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2012
2013
2014
2015
2016
2017
9
10
51 Buah
2 Bh
2 Bh
2 Bh
2 Bh
2 Bh
2 Bh
12 bh
-
4 Bh
2 Bh
2 Bh
2 Bh
2 Bh
2 Bh
14 bh
-
-
2 Dok
2 Dok
2 Dok
2 Dok
2 Dok
10 Dokumen
7 Km
10 Km
10 Km
10 Km
10 Km
10 Km
50 Km
-
47 Km
50,67 Km
50,67 Km
50,67 Km
50,67 km
301,66 Km
-
60 Meter
66 Meter
60 Meter
60 Meter
60 Meter
306 Meter
-
10 Dok
10 Dok
10 Dok
10 Dok
10 Dok
50 Dok
-
100 Ha
100 Ha
100 Ha
100 Ha
100 Ha
18.543 Ha
18.043 Ha
18.043 Ha
18.143 Ha
18.243 Ha
18.343 Ha
18.443 Ha
Pemeliharaan Sebanyak 32 DI
1,15 Km
1 Km
1,5 Km
2 Km
2,5 Km
3 Km
10 Km
-
300 Meter
400 Meter
450 Meter
500 Meter
500 Meter
2,15 Km
-
500 M
500 M
500 M
500 M
500 M
2,5 Km
No.
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Tahun Terakhir RPJMD 2007 - 2012
1
2
3
3.4
3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 3.11 3.12 3.13 3.14
3.15
Tersedianya jembatan diruas jalan provinsi yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota Tersedianya jembatan Stategis provinsi yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota Tersedianya Dokumen Perencanaan dan pengawasan peningkatan/ rehab berkala Jalan dan jembatan
Terlaksananya pemeliharaan berkala jalan Provinsi 301,66 Km yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota Terlaksananya pemeliharaan rutin jalan Provinsi yang 301,66 Km menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat Terpeliharanya jembatan diruas jalan provinsi yang 51 bh (306 M) menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat Tersedianya Informasi data base SDA dan Dokumen 5 Dok Perencanaan dan pengawasan tahunan. Meningkatnya layanan Jaringan Irigasi guna 18.043 Ha Tersedianya air untuk pertanian pada sistem irigasi yang sudah ada. Terpeliharanya Infrastruktur Irigasi sehingga dapat 18.043 Ha memperpanjang umur rencana dari bangunan Irigasi tsb. (Operasi dan Pemeliharaan) Terkendalinya erosi dan sedimentasi pada tebingtebing dan badan sungai Tersedianya infrastruktur yang menahan limpasan air sungai ke areal pertanian, persawahan dan 270 Meter permukiman, serta mencegah terjadinya longsoran pada bantaran sungai Terpeliharanya Infrastruktur Pengendalian Banjir sehingga dapat memperpanjang umur rencana dari 500 Meter bangunan-2 pengendalian banjir tsb. (Operasi dan Pemeliharan)
4
Target Capaian Setiap Tahun
5
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
6
7
8
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Bab IX - 6
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2012
2013
2014
2015
2016
2017
9
10
2,7 Km
250 M
500 M
400 M
600 M
600 M
400 M
2,5 Km
100 M
-
150 M
150 meter
200 Meter
150 Meter
200 M
850 Meter
-
-
5 Dok
5 Dok
-
-
-
10 Dokumen
46,00%
1500 KK
4.000 KK
7.000 KK
6.000 KK
5.000 KK
5.000 KK
100%
51,00%
40 unit
40 Unit
40 Unit
40 Unit
40 Unit
40 Unit
100%
1 Dok perencanaan
-
65 % fisik
16,25 % Fisik
18,75 % Fisik
-
-
100 % Fisik
-
10Kws
12 Kwsn
10 Kwsn
10 Kwsn
12 Kwsn
11 Kwsn
1 Dok perencanaan
1 Kws
2 Kawasan
2 Kawasan
2 Kawasan
2 Kawasan
2 Kawasan
-
4 Kws
8 Kawasan
8 Kawasan
8 Kawasan
8 Kawasan
7 Kawasan
No.
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Tahun Terakhir RPJMD 2007 - 2012
1
2
3
3.16 3.17
3.18
3.19
3.20 3.21 3.22 3.23 3.24 4. 4.1 5.
Terbangunnnya Tanggul pengaman pantai bagi masyarakat pesisir Terpeliharanya Infrastruktur Pengamanan Pantai sehingga dapat memperpanjang umur rencana dari bangunan-2 pengamanan pantai tsb. (Operasi dan Pemeliharaan) Tersedianya dokumen kelayakan dan perencanaan kegiatan sistem penyediaan Air minum terpadu. (SPAM Terpadu) , Rencana Induk Sistem SPAM dan DED IPLT Perkotaan Tersedianya akses air minum yang aman melalui fasilitasi dan sistem penyediaan air minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 Liter/org/hari, Terlaksananya fasilitasi dan penyediaan sanitasi setempat yang memadai Tersedianya Prasarana dan Sarana Gedung Perkantoran (13 Kantor dalam 1 kawasan) Terlaksananya pembangunan/ peningkatan infrastruktur permukiman kumuh di kawasan perkotaan Tersedia Sarana dan Prasarana fasilitas layanan umum Terlaksananya fasilitasi dan stimulasi infrastruktur perdesaan, desa potensial dan kawasan agropolitan Penataan Ruang Persentase implementasi arahan RTRW yang telah dilaksanakan Perencanaan Pembangunan Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah diperdakan Tersedianya dokumen perencanaan RPKD yang telah ditetapkan dengan Pergub Tersedianya dokumen perencanaan Renja yang telah ditetapkan dengan SK Kepala Daerah
4
0%
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
5
0%
6
30%
7
45%
8
60%
75%
39 Kawasan
100%
100%
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
ada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab IX - 7
No.
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Tahun Terakhir RPJMD 2007 - 2012
1
2
3
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2012
2013
2014
2015
2016
2017
9
10
2 terminal B 1 unit (pengadaan bus) 4 lintasan -
-
-
6 terminal
-
-
2 unit
5 lintasan -
5 lintasan -
5 lintasan 3 unit
4
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
5
6
7
8
6. 6.1 6.2
Perhubungan Tersedianya fasilitas penunjang di terminal type B
-
-
2 terminal B
Tersedianya sarana layanan pemadu moda
-
-
2 unit (subsidi)
6.3 6.4 6.5
Peningkatan pelayanan angkutan darat perintis Tersedianya angkutan perintis lintas kab/kota Tersedianya fasilitas keselamatan LLAJ di ruas jalan provinsi Terbangunnya fasilitas penunjang talud di pelabuhan Gorontalo Peningkatan produktivitas bongkar muat di pelabuhan se-provinsi Gorontalo Peningkatan produktivitas bongkar muat di bandara Peningkatan kapasitas layanan kapal di pelabuhan Anggrek Terjaganya kondisi fasilitas keselamatan LLAJ
-
3 lintasan 1 unit
3 lintasan 1 unit
2 terminal B 1 unit (pengadaan bus) 4 lintasan 1 unit
-
-
1 ruas jalan prov
1 ruas jalan prov
1 ruas jalan prov
1 ruas jalan prov
1 ruas jalan prov
5 ruas jalan prov
-
80 m
-
-
-
-
-
80 m
2500 ton/hr
2500 ton/hr
2600 ton/hr
2700 ton/hr
2800 ton/hr
2900 ton/hr
3000 ton/hr
3000 ton/hr
90 menit
90 menit
80 menit
80 menit
70 menit
70 menit
60 menit
60 menit
5.000 DWT
5.000 DWT
5.000 DWT
7.500 DWT
9.000 DWT
10.000 DWT
12.000 DWT
12.000 DWT
-
WL 1 unit -
APILL 4 unit WL 2 unit 3 unit
APILL 4 unit WL 1 unit 3 unit
APILL 4 unit 3 unit
APILL 2 unit 3 unit
APILL 2 unit 3 unit
APILL 16 unit WL 3 unit 3 unit
2 unit
-
1 unit
1 unit
-
-
-
2 unit
-
-
1 unit
-
-
-
-
1 unit
10 kendaraan 25 kendaraan
30 kendaraan
35 kendaraan
35 kendaraan
35 kendaraan
30 kendaraan
190 Kendaraan
258 kejadian
255 kejadian
253 kejadian
247 kejadian
242 kejadian
237 kejadian
232 kejadian
232 kejadian
1.708 m2
-
perluasan
perluasan
4.896 m2
4.896 m2
4.896 m2
4.896 m2
-
-
perluasan perluasan
perluasan perluasan
120 x 200 m 30 x 187 m
120 x 200 m 30 x 187 m
120 x 200 m 30 x 187 m
120 x 200 m 30 x 187 m
Naik 5% dari tahun 2011
Naik 5% dari tahun 2012
Naik 5% dari tahun 2013
Naik 5% dari tahun 2014
Naik 5% dari tahun 2015
Naik 5% dari tahun 2016
216 Perusahaan (66 %)
76 0 sungai
77 1 sungai
79 1 sungai
80 1 sungai
82 1 sungai
82 1 sungai
90 5 sungai
6.6 6.7 6.8 6.9 6.10 6,11 6,12 6,13 6,14 6,15 6,16 6,17 6,18 7. 7.1 7.2 7.3
Terjaganya kondisi Jembatan Timbang Peningkatan kapasitas alat timbang pada jembatan timbang Tersedianya prototipe bentor yang legitimate Peningkatan pelayanan perizinan angkutan umum (izin trayek/izin operasional) Penurunan laka lantas angkutan umum Pembangunan terminal baru untuk penumpang bandara Djalaluddin Pembangunan apron baru Pembangunan Taxiway baru Lingkungan Hidup Persentase peningkatan tingkat ketaatan pemrakarsa terhadap pelaksanaan dokumen lingkungan (327 perusahaan) Meningkatnya indeks kualitas lingkungan Jumlah sungai yang ditetapkan kelasnya
114 perusahaan (35%) 76 0 sungai
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab IX - 8
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2012
2013
2014
2015
2016
2017
9
10
1207
1657
1822
2004
2204
2424
2424
152 Kasus
127 Kasus
92 Kasus
57 Kasus
27 Kasus
17 Kasus
17 Kasus
36,50%
36,50%
39,02%
40,97%
41,20%
42,11%
43,00%
43,00%
120 11 SKPD 55,63% 61,08%
120 11 SKPD 55,63% 61,08%
120 11 SKPD 56,02% 62,41%
120 11 SKPD 57,55% 64,35%
120 11 SKPD 58,08% 65,10%
120 11 SKPD 59,72% 67,02%
120 11 SKPD 60,10% 68,05%
120 11 SKPD 60,10% 68,05%
32 5%
32 5%
32 10%
32 15%
32 20%
32 25%
32 30%
32 30%
25%
25%
25%
25%
25%
25%
25%
25%
5% 1 Kab/Kota 1 Kab/Kota
5% 1 Kab/Kota 1 Kab/Kota
5% 2 Kab/Kota 2 Kab/Kota
5% 3 Kab/Kota 3 Kab/Kota
5% 4 Kab/Kota 4 Kab/Kota
5% 5 Kab/Kota 5 Kab/Kota
5% 6 Kab/Kota 6 Kab/Kota
5% 6 Kab/Kota 6 Kab/Kota
No.
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Tahun Terakhir RPJMD 2007 - 2012
1
2
3
8. 8.1 8.2 8.3 8.4 8.5 8.6 8.7 8.8 8.9 8.10 8.11 8.12 8.13 9. 9.1 9.2
10. 10.1 10.2 10.3
4
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Jumlah partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 1207 Rasio KDRT 152 Kasus Tenaga kerja wanita yang berkualitas (Partisipasi angkatan kerja perempuan) Jumlah Perempuan yang mendapat program pemberdayaan ekonomi Ketersediaan data terpilah yang up date Indeks Pemberdayaan Gender Indeks Pembangunan Gender Jumlah kader parpol perempuan yang mendapatkan pendidikan politik Jumlah pemimpin perempuan disemua tingkatan Alokasi Anggaran yang responsif gender pada Provinsi dan Kab/Kota Pelecehan Seksual terhadap perempuan dan anak menurun Adanya rumah aman dan rumah singgah Adanya Kota Layak Anak Sosial Sarana sosial seperti panti asuhan. panti jompo dan panti rehabilitasi PMKS yg memperoleh bantuan sosial : - Keluarga Fakir Miskin - Anak bermasalah sosial - Penyandang cacat - Lanjut Usia - Tuna Sosial - Korban Bencana Alam - Korban Bencana Sosial Ketenagakerjaan Angka pengangguran terbuka (%) Jumlah tenaga kerja yang ditempatkan Jumlah perusahaan yang menerapkan Norma Kerja dan Norma K3 (%)
13.900 KK 1.687 anak 315 orang 953 orang 359 orang 1.109 KK 111 KK
17.960 KK 1.847 anak 405 orang 1.093 orang 369 orang 1.148 KK 24 KK
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
5
6
7
8
100 30 30 50 35 50 10 KK
150 30 35 50 35 60 15 KK
150 30 35 75 40 70 15 KK
200 30 40 90 40 75 20 KK
200 30 45 90 45 80 25 KK
18.760 KK 1.997 anak 590 orang 1.448 orang 564 orang 1.483 KK 196 KK
4,26%
4,81%
4,50% 400 Orang
4,25% 450 Orang
4,00% 500 Orang
3,75% 500 Orang
3,50% 500 Orang
3,50% 2450 Orang
naik 10 %
naik 10 %
naik 10 %
naik 10 %
naik 10 %
naik 10 %
naik 10 %
60%
-
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab IX - 9
No.
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Tahun Terakhir RPJMD 2007 - 2012
1
2
3
10.4 10.5 10.6 11. 11.1
JumlahTenaga Kerja yang Dilatih Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Rasio Penyelesaian Kasus Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
11.2 11.3 11.4 11.5
Jumlah Koperasi Berkualitas (unit) Penyaluran KUR (Rp. Milyar) Jumlah UMKM (unit) Jumlah Wirausaha Baru (WUB) yg difasilitasi modal usaha (UMKM) Penanaman Modal Jumlah investor berskala nasional PMA dan PMDN
12. 12.1 12.2 12.3 12.4 12.5 12.6 13. 13.1 13.2 13.3 13.4 14. 14.1 14.2 14.3 14.4 14.5 14.6
Jumlah Koperasi (unit)
Jumlah nilai investasi berskala nasional PMDN dan PMA (Rp.) Rasio daya serap tenaga kerja Jumlah kebijakan teknis pro investasi Presentase realisasi PMDN, PMA dan Swasta Murni Jumlah Kerjasama yang sudah terlaksana untuk meningkatkan investasi Kebudayaan Penyelenggaraan festival seni dan budaya Sarana penyelenggaraan seni dan budaya Jumlah Pagelaran Budaya Benda. Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan Kepemudaan dan Olahraga Jumlah organisasi pemuda Jumlah organisasi olahraga Jumlah kegiatan kepemudaan Jumlah kegiatan olahraga Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) Lapangan olahraga
63,90% 0,00%
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2012
4
1.011 koperasi 15 Koperasi 15 Koperasi Rp. 125,15 M Rp. 100 M 60.378 UMKM 61.887 UMKM
13 PMA, 3 PMDN
2.872 Trilyun
Target Capaian Setiap Tahun
2013
5
2014
6
2015
7
2016
8
2017
9
10
300 Orang 300 Orang 340 Orang 380 Orang 440 Orang 1760 Orang 64,36% 64,82% 65,15% 65,44% 65,77% 66,21% 66,21% 80,00% 85,00% 85,00% 85,00% 85,00% 85,00% 85,00%
986 Koperasi
300 UMKM
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
330 UMKM 13 PMA, 3 PMDN
2.872 Trilyun
1.036 koperasi
1.061 koperasi
1.086 koperasi 1.112 koperasi 1.137 koperasi 1.137 koperasi
15 koperasi Rp. 100 M 65.020 UMKM
15 koperasi Rp. 100 M 66.646 UMKM
20 koperasi Rp. 100 M 68.312 UMKM
20 koperasi Rp. 100 M 70.020 UMKM
30 koperasi Rp. 100 M 70.020 UMKM
100 koperasi Rp. 500 M 70.020 UMKM
330 UMKM
450 UMKM
550 UMKM
550 UMKM
650 UMKM
2.560 UMKM
2 PMA, 2 PMDN 3,8 Trilyun
2 PMA, 2 PMDN 4,3 Trilyun
2 PMA, 2 PMDN 4,8 Trilyun
2 PMA, 2 PMDN 5,3 Trilyun
23 PMA, 13 PMDN 5,3 Trilyun
2 PMA, 2 PMDN 3,3 Trilyun
7.714 7.714 9.114 10.514 11.914 13.314 14.656 14.656 2 2 2 2 2 2 2 12 2.872 trilyun 2.872 trilyun Naik 18 % Naik 18 % Naik 18 % Naik 18 % Naik 18 % 5,3 trilyun 13 PMA, 3 13 PMA, 3 2 PMA, 2 2 PMA, 2 2 PMA, 2 2 PMA, 2 2 PMA, 2 23 PMA, 13 PMDN PMDN PMDN PMDN PMDN PMDN PMDN PMDN 3 2 5 Pagelaran 15
3 2 5 15
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
8 7 10 20
26 23 8 19 2 6
26 23 8 19 2 6
26 23 8 19 1 1
26 23 8 19 1 1
26 23 8 19 1 1
26 23 8 19 1 1
26 23 8 19 1 1
26 23 8 19 7 11
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab IX - 10
No.
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Tahun Terakhir RPJMD 2007 - 2012
1
2
3
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2012
4
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
2013
2014
2015
2016
2017
9
10
15.375 Orang
15.350 Orang
15.300 Orang
15.450 Orang
15.400 Orang
107.660 Orang
5
6
7
8
15. 15.1
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Terlaksananya penyuluhan kepada masyarakat dalam 15.100 Orang 15.685 Orang rangka peningkatan kesadaran dan partisipasi politik baik PILEG, PILPRES maupun PILKADA
15.2
Meningkatnya sikap dan karakter masyarakat yang berwawasan kebangsaan dalam membangun kehidupan demokrasi yang didasarkan pada nilai-nilai dan semangat kebangsaan serta konstitusi nasional
200 Orang
100 Orang
200 Orang
100 Orang
100 Orang
200 Orang
100 Orang
1.000 Orang
15.3
Meningkatnya pemantapan pembauran bangsa dan ketahanan bangsa Terlaksananya penguatan kerukunan umat beragama masyarakat melalui Forum Kerukunan Umat Beragama Meningkatnya stabilitas keamanan daerah dan pemantapan fungsi KOMINDA melalui rapat-rapat KOMINDA Meningkatnya peran masyarakat dalam menjaga keamanan melalui FKDM (Forum Kewaspadaan DIni Masyarakat) Terlaksananya LSM/Ormas yang mendapat penguatan dan pendataan LSM/Ormas
1O o rang
100 Orang
150 Orang
150 Orang
150 Orang
150 Orang
150 Orang
860 Orang
75 Orang
100 Orang
100 Orang
100 Orang
100 Orang
100 Orang
100 Orang
675 Orang
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100 Orang
200 Orang
75 Orang
75 Orang
75 Orang
75 Orang
75 Orang
675 Orang
100 LSM/Ormas
200 LSM/Ormas
-
-
-
100 Orang
15.4 15.5 15.6 15.7 15.8 15.9 15.10
Terlaksananya pemantauan orang asing Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang penyakit masyarakat Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang ketahanan ekonomi dalam menunjang stabilitas daerah
100 LSM/Ormas 100 LSM/Ormas 106 LSM/Ormas 100 & 1 Database & 1 Database & 1 Database LSM/Ormas & 1 Database 6 Kali 6 Kali 6 Kali 6 Kali 150 Orang 200 rang 200 Orang 150 Orang 75 Orang & 40 Orang & Pemantauan 6 Pemantauan 6 Kab/Kota Kab/Kota
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
75 Orang & Pemantauan 6 Kab/Kota
100 200 LSM/Ormas LSM/Ormas & & 1 Data Base 1 Database 6 Kali 30 Kali 190 Orang 890 Orang
75 Orang & 75 Orang & Pemantauan 6 Pemantauan 6 Kab/Kota Kab/Kota
440 Orang & Pemantauan 6 Kab/Kota
Bab IX - 11
No.
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Tahun Terakhir RPJMD 2007 - 2012
1
2
3
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2012
4
Target Capaian Setiap Tahun
2013
5
2014
2015
6
7
Otonomi Daerah. Pemerintahan Umum. Administrasi Keuangan Daerah. Perangkat Daerah. Kepegawaian dan Persandian
16.1
Jumlah Kajian untuk mendukung percepatan pembangunan daerah Tersusunnya produk hukum daerah Jumlah SKPD yang telah menerapkan SPM (Standar Pelayanan Minimal) dan SKP Standar Kinerja Pelayanan) SAKIP terlembagakan di SKPD Setiap kasus hukum terkait pemerintahan terfasilitasi
16.4 16.5 16.6 16.7 16.8 16.9 16.10 16.11 16.12 16.13 16.14 16.15 16.16
2016
2017
9
10
8
16.
16.2 16.3
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
11 Kajian
6 Kajian
7 Kajian
9 Kajian
11 Kajian
13 Kajian
15 Kajian
61 Kajian
0
0
300
300
300
300
300
1500
0
0
9
6
6
6
6
33
0
0
9
6
6
6
6
33
0
0
17
15
13
11
10
66
95% 70% 6 Sertifikat
95% 90% 6 Sertifikat 12 Pilar
95% 100% 6 Sertifikat 11 Pilar
100% 100% 6 Sertifikat 24 Pilar
100% 100% 81 Sertifikat 159 Pilar
60%
75%
80%
85%
> 85 %
70%
80%
90%
100%
100%
70%
80%
90%
100%
100%
Persentase Publikasi Informasi Kegiatan 80% 80% 90% Rasio Aduan yang terselesaikan 70% Legalisasi Tanah 51 Sertifikat 51 Sertifikat 6 Sertifikat Kepastian Batas Wilayah 101 Pilar 101 Pilar 11 Pilar Peningkatan Indeks Kepuasan Pelayanan 0 0 50% Kepegawaian (IKPK) Jumlah/Rasio PNS Profesional tiap SKPD 50% 50% 55% Persentase PNS yang menempati Jabatan sesuai 50% 50% 55% Standar Kompetensi Jabatan Persentese ketepatan jumlah kebutuhan pegawai 0 75% 80% dengan beban kerja Terlaksananya diklat PNS tepat syarat. 0 50% 55% Baperjakat yang independen dan berorientasi kinerja 0 50% 75% (kajian penempatan PNS dalam jabatan berdasarkan profiling) Lembaga diklat yang terakreditas Belum Belum Akreditas: terakreditasi terakreditasi (Ket: - Prajabtan “B” Sebelumya ada tapi sudah dicabut) - Diklatpim IV “C” - Diklatpim III “C” Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
80%
90%
90%
100%
100%
70% 80%
80% 85%
90% 90%
100% 90%
100% 90%
Akreditas:
Akreditas:
Akreditas:
Akreditas:
Akreditas:
- Prajabtan “B”
- Prajabtan “A”
- Prajabtan “A”
- Prajabtan “A”
- Prajabtan “A”
- Diklatpim IV - Diklatpim IV - Diklatpim IV - Diklatpim IV - Diklatpim IV “C” “B” “B” “A” “A” - Diklatpim III - Diklatpim III - Diklatpim III - Diklatpim III - Diklatpim III “C” “B” “B” “B” “B” Bab IX - 12
No.
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Tahun Terakhir RPJMD 2007 - 2012
1
2
3
Opini WTP Koordinasi dan Evaluasi Kinerja PPNS (orang) Peningkatan kapasitas SDM pengelola LPSE Ketahanan Pangan Peningkatan ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan Pengembangan sistem distribusi dan stabilitas harga pangan Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan dan peningkatan keamanan pangan, dengan indikator penurunan angka konsumsi beras Pemberdayaan Masyarakat dan Desa prosentasi Rumah Layak Huni Yang dibangun Bagi RTM secara swakelola Peningkatan peran LSM/Ormas dan Trantib Perdesaan Peningkatan penguatan peran perempuan di perdesaan Gerbang Pro Desa : - Pemenuhan Kebutuhan Dasar RTM - Penguatan Lembaga Ekonomi Masyarakat Miskin - Tersedianya Infrastruktur Perdesaan Kearsipan Peningkatan SDM & pengelola kearsipan Komunikasi dan Informatika Jumlah pusat layanan Internet di Kecamatan
WDP 0 0
16.17 16.18 16.19 17. 17.1 17.2 17.3 18. 18.1 18.2 18.3 18.4
19. 19.1 20. 20.1 20.2 20.3 20.4
Jumlah desa yang mendapatkan layanan telekomunikasi Jumlah SKPD Provinsi dan Kab/Kota yang menerapkan E-Goverment Jumlah kelompok wira usaha yang terampil memanfaatkan Teknologi Informasi
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2012
2013
2014
2015
2016
2017
9
10
WDP 20 5 Org
WTP 40 10 Org
WTP 40 12 Org
WTP 60 14 Org
WTP 60 16 Org
WTP 100 18 Org
WTP 30000% 18 Org
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
4
5
6
7
8
252,40%
252,40%
221,92%
191,44%
160,96%
130,48%
100%
100%
73%
73%
78,40%
83,80%
89,20%
94,60%
100%
100%
95.4 95.4 Kg/Kapita/Thn Kg/Kapita /Thn
93.9 Kg/Kapita/Thn
92.4 Kg/Kapita/Thn
90.9 Kg/Kapita/Thn
89.4 87.9 87.9 Kg/Kapita/Thn Kg/Kapita/Thn Kg/Kapita/Thn
610 unit dari 54.548 unit
2000 Unit
2000 Unit
2000 Unit
2000 Unit
2000 Unit
2000 Unit
415 unit 0
0 12 Lembaga
12 Lembaga
12 Lembaga
12 Lembaga
12 Lembaga
12 Lembaga
0
0 30 Lembaga
30 Lembaga
30 Lembaga
30 Lembaga
30 Lembaga
30 Lembaga
0 0 0
0 6 Kecamatan 0 6 Kecamatan 0 6 Kecamatan
12 Kecamatan 12 Kecamatan 12 Kecamatan
24 Kecamatan 24 Kecamatan 24 Kecamatan
48 Kecamatan 60 Kecamatan 48 Kecamatan 60 Kecamatan 48 Kecamatan 60 Kecamatan
120
180
260
300
330
72
122
160
210
270
350
182
182
240
300
400
520
46 SKPD 0
120
60 SKPD 0
75 SKPD 50 Kelompok
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
85 SKPD 50 Kelompok
95 SKPD 50 Kelompok
105 SKPD 50 Kelompok
60 Kecamatan 60 Kecamatan 60 Kecamatan
360
360
460 460 Pusat Layanan 675 675 Desa 105 SKPD
105 SKPD
50 Kelompok
250 Kelompok
Bab IX - 13
No.
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Tahun Terakhir RPJMD 2007 - 2012
1
2
3
21. 21.1 21.2 21.3
Perpustakaan Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun Meningkatnya Jumlah Buku dan Judul Bacaan Ketersediaan jenis buku dan judul terbitan daerah
21.4
Jumlah Pustakawan dan Tenaga Teknis Perpustakaan
22. Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jumlah blanko KTP untuk 6 Kab/Kota 22.1 Jumlah blanko Kartu Keluarga untuk 6 Kab/Kota 22.2 Pelayanan Urusan Pilihan 1. Pertanian - Pengembangan jaringan irigasi (Ha) 1.1 - Pengembangan konservasi air (Unit) 1.2 - Pembinaan kelembagaan P3A (Unit) 1.3 - Pengelolaan Irigasi Partisipatif (Unit) 1.4 - Perluasan Areal Sawah (ha) 1.5 - Optimasi Lahan Kering(ha) 1.6 - Optimasi Lahan Sawah (ha) 1.7 - Jalan Usaha Tani (ha) 1.8 Komoditi Tanaman Pangan : 1.9 - Peningkatan produksi padi 3% per tahun (ton) - Peningkatan produktivitas padi sebesar 4,72 % per tahun (ku/ha) - Peningkatan Produksi Jagung sebesar 9,29%per tahun (ton) - Peningkatan Produktivitas Jagung Sebesar 2,66% per tahun (ku/ha) - Peningkatan Produksi Kedelai 3% per thn (Ton) - Peningkatan Produktivitas Kedelai 1.19 ku/ha per thn Komoditi Hortikultura : 1.10 - Peningkatan Produksi Cabe (Ton) - Peningkatan Produktivitas Cabe (ku/ha)
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2012
4
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
2013
2014
5
2015
6
2016
7
2017
8
9
10
3,585 org 3.125 65
3,152 Org 5.080 100
3,152 Org 5.080 100
3,152 Org 5.080 100
3,152 Org 5.080 100
3,152 Org 5.080 100
3,152 Org 5.080 100
122
96
96
96
96
96
96
0 0
0 0 2000 10 45 8 1300 1300 300 0
273.921 51,87 605.781
4.000 10 45 5 1.000 1.200 400 30 290.588 53,49 689.754
44,62 2.156
48,24 2.247
12,38
12,53
10.869 53,4
12.500 54,47
20,000 Lbr 39,000 Lbr
20,000 Lbr 39,500 Lbr
20,000 Lbr 40,000 Lbr
20,000 Lbr 40,500 Lbr
20,000 Lbr 41,000 Lbr
15,760 Org 25.400 500 480 100,000 Lbr 200,000 Lbr
3.950 45 700 1.200 550 30
4.000 10 42 5 1.000 2.000 400 30
4.000 10 35 5 1.100 2.000 400 30
4.000 10 30 5 912 2.000 400 30
4.000 10 27 5 900 2.000 400 30
4.000 10 27 5 900 2.000 400 30
299.363
308.896
318.614
328.521
338.620
338.620
54,56
55,63
56,70
57,77
58,84
5,88
755.819
829.284
901.590
983.468
1.075.240
1.075.240
50,20
51,67
52,65
53,78
55,00
55,00
2.337
2.407
2.454
2.502
2.550
2.550
12,78
13,03
13,15
13,27
13,40
13,40
14.375 55,00
16.531 56,10
19.011 57,30
21.863 58,80
25.142 60,00
25.142 60,00
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab IX - 14
No.
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Tahun Terakhir RPJMD 2007 - 2012
1
2
3
1.11 1.12 1.13 1.14 1.15 1.16 1.17 1.18 1.19 1.20 1.21 1.22 1.23 1.24
- Peningkatan Produksi Buah-Buahan 2% per thn *Mangga (Ton) *Pisang (Ton) *Jeruk Siam (Ton) Peningkatan Produksi Sayuran 2 % per tahun (Ton)
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2012
4
4.420 4.190 1.170
3.571 4.190 591 6.380
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
2013
5
3.642 4.274 603 6.508
2014
6
3.715 4.359 615 6.638
2015
7
3.790 4.446 627 6.771
2016
8
3.865 4.535 640 6.906
2017
9
10
3.943 4.626 653 7.044
3.943 4.626 653 7.044
5.875 Peningkatan Produksi Bunga Pot dan Taman 5,38% 1 2 2 3 4 4 1 1 per thn Peningkatan Produksi Tanaman Obat 3,90% per 173.750 173.750 176.356 179.002 181.687 184.412 187.178 187.178 tahun Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian 100 100 150 200 250 300 300 (Kelompok binaan) Penerapan Jaminan Mutu dan Standardisasi Pertanian 8 8 10 15 20 30 30 (Pelaku Usaha) 4 Pengembangan Pelayanan Informasi Pasar (PIP) 36 36 36 36 36 40 40 Agribisnis (jlh komoditi) 46 Pengembangan Usahatani dan Investasi (Kelompok 20 20 50 75 100 150 150 Binaan) Penyediaan Sarana Pengolahan Hasil Pertanian 100 100 200 300 400 500 500 Tanaman Pangan dan Hortikultura (Unit) 44 Penyediaan Sarana Pupuk dan Pestisida (Peningkatan 2 2 5 7 10 15 15 Produksi %) 1 Pengembangan sistem distribusi dan stabilisasi harga 57,77% 73% 78,40% 83,80% 89,20% 94,60% 100% 100% pangan Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan 89.7 95,4 93,9 92,4 90,9 89,4 87,9 87,9 dan peningkatan keamanan pangan segar dengan Kg/Kapita/Thn Kg/Kapita/Thn Kg/Kapita/Thn Kg/Kapita/Thn Kg/Kapita/Thn Kg/Kapita/Thn Kg/Kapita/Thn Kg/Kapita/Thn indikator penurunan angka konsumsi beras Peningkatan ketersediaan dan penanganan 236% 252,40% 221,92% 191,44% 160,96% 130,48% 100% 100% kerawanan pangan Meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP) - Subsektor Tanaman Pangan 94,28 95,23 96,18 97,14 98,11 99,09 99,09 - Subsektor Hortikultura 115,30 116,45 117,62 118,80 119,98 121,18 121,18 80 ragam 80 ragam 40 ragam 45 ragam 45 ragam 50 ragam 50 ragam 50 ragam Jumlah ragam informasi jagung berbasis teknologi informasi informasi informasi informasi informasi informasi informasi informasi informasi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab IX - 15
No.
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Tahun Terakhir RPJMD 2007 - 2012
1
2
3
1.25
Jumlah koleksi plasma nutfah dikebun percobaan/show window BPIJ Kab/kota
1.26
Meningkatnya kerjasama kelembagaan nasional dan internasional Penyediaan Data Base Penyuluh serta Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Peningkatan Mutu Penyelenggaraan Penyuluhan : - Demplot BP3K - Demplot Penyuluh - Dokumen Programa Penyuluhan Peningkatan Kompetensi Penyuluh, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha - Diklat Fungsional - Diklat Teknis Penyuluh - Peningkatan Kinerja Penyuluh - Diklat Teknis Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Fasilitasi Peningkatan Kelas Kemampuan Kelompok - Pemula - Lanjut - Madya - Utama Penguatan Kelembagaan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha - Pekan Nasional Tani Nelayan Andalan Kehutanan Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (Ha) Kerusakan Kawasan Hutan (Ha) Produksi hasil hutan a. Kayu Bulat (m3) b. Kayu Gergajian (m3) c. Non Kayu (ton)
1.27 1.28
1.29
1.30
1.31 2. 2.1 2.2 2.3
41 galur, 19 hibrida, 10 komposit, 3 lokal 7 mou
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2012
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
2013
4
5
41 galur, 19 53 galur, 22 hibrida, 10 hibrida, 13 komposit, 3 komposit, 6 lokal lokal 4 MoU
7 mou
2014
2015
2016
2017
9
10
63 galur, 34 hibrida, 16 komposit, 9 lokal
70 galur, 19 hibrida, 18 komposit, 12 lokal
73 galur, 20hibrida, 12 komposit, 15 lokal
80 galur, 23 hibrida, 25 komposit, 16 lokal
80 galur, 23 hibrida, 25 komposit, 16 lokal
3 MoU
3 MoU
3 MoU
3 MoU
3 MoU
6
7
8
1 dok
-
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 dok
1 Dok
6 unit 1 Dok
14 unit 124 unit 82 Dok
13 unit 124 unit 82 Dok
13 unit 124 unit 82 Dok
14 unit 178 unit 82 Dok
15 unit 179 unit 82 Dok
75 unit 729 unit 82 Dok
30 org 161 org -
125 org 618 org 75 org
30 125 729 75
30 klpk -
28 klpk -
30 klpk 60 klpk -
30 klpk 60 klpk 4 klpk -
30 klpk 80 klpk 6 klpk -
1 keg
-
1 keg
-
-
org org org org
30 125 729 75
org org org org
30 125 729 100
org org org org
30 125 729 100 24 80 6 6
org org org org
klpk klpk klpk klpk -
30 104 729 125 22 110 8 6
org org org org
150 729 729 550
org org org org
klpk klpk klpk klpk
164 klpk 390 klpk 24 klpk 12 klpk
1 keg
2 keg
76.650 257.816
14.700 243.116
15.000 228.116
15.300 212.816
15.600 197.216
15.900 181.316
16.200 165.116
169.350 165.116
5.523,58 2.077,14 3785,593
75.000 2.596,43 6200,000
150.000 2.621,43 6200,000
200.000 2.646,43 6200,000
200.000 2.671,43 6200,000
200.000 2.696,43 6200,000
200.000 2.721,43 6200,000
200.000 2.721,43 6200,000
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab IX - 16
No.
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Tahun Terakhir RPJMD 2007 - 2012
1
2
3
3. 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 4. 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 5. 5,1 5,2 6. 6.1 6.2 6.3 6.4
Perkebunan Nilai Tukar Petani Kebun Produksi Tebu (Ton) Produksi Cengkih (Ton) Produksi Kelapa Dalam (Ton) Produksi Kakao (Ton) Peternakan Jumlah Populasi Ternak Sapi (Ekor) Jumlah Populasi Kambing (Ekor) Jumlah Populasi Ayam Buras (Ekor) Jumlah Populasi Itik (Ekor) Produksi Daging Sapi (Kg) Produksi Daging Kambing (Kg) Produksi Daging Ayam Buras (Kg) Produksi Daging Itik (Kg) Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) Penjaminan Produksi Peternakan yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) Cakupan Bina Kelompok Ternak Sapi Cakupan Bina Kelompok Ternak Kambing dan Ayam Buras Jumlah Konsumsi Daging (kg/kapita/th) Energi dan Sumber Daya Mineral Ratio Elektrifikasi Pertambangan Tanpa Izin yang dibina Pariwisata Pengelolaan obyek wisata oleh masyarakat lokal Tersedianya fasilitas penunjang obyek wisata unggulan di kabupaten/kota Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di 8 obyek wisata unggulan Peningkatan lama tinggal
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2012
4
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
2013
2014
5
2015
6
2016
7
2017
8
9
10
126,13 29.926 901 62.338 3.884
130,20 37.850 910 63.273 4.078
131,50 38.418 919 64.222 4.282
132,82 38.994 928 65.185 4.496
134,15 39.579 938 66.163 4.721
135,49 40.173 947 67.156 4.957
136,84 40.775 956 68.163 5.205
136,84 40.775 956 68.163 5.205
192.066 82.645 960.747 56.750 3.984.995 173.346 1.416.594 51.502
199.749 86.777 1.104.859 60.723 4.114.395 183.747 1.657.415 56.137
207.739 91.116 1.270.588 64.973 4.310.171 194.772 1.939.176 61.190
216.048 95.672 1.461.176 69.521 4.482.577 206.458 2.268.835 66.697
224.690 100.456 1.680.353 74.388 4.661.881 218.845 2.265.537 72.699
233.678 105.478 1.932.405 79.595 4.848.356 231.976 3.105.809 79.242
250.000 110.752 2.222.266 85.166 5.042.290 245.895 3.633.796 86.374
250.000 110.752 2.222.266 85.166 5.042.290 245.895 3.633.796 86.374
85%
80%
70%
60%
40%
20%
0%
0%
20% 3.250
20% 3.348
30% 3.448
40% 3.551
60% 3.658
80% 3.768
100% 3.881
100% 3.881
35 Kelompok 2,50 67.97 % 12,78%
40 Kelompok 2,71 67.97 % 16,81%
45 Kelompok 2,93
50Kelompok 3,17
55 Kelompok 3,43
60 Kelompok 3,71
65 Kelompok 4,00
65 Kelompok 4,00
71.50 % 20,85%
72.27 % 24,88%
73.03 % 28,92%
73.80 % 32,95%
74.56 % 36,99%
74.56 % 36,99%
-
-
1 obyek wisata
1 obyek wisata 1 obyek wisata 1 obyek wisata
-
-
2 obyek wisata
2 obyek wisata 2 obyek wisata 1 obyek wisata 1 obyek wisata 8 obyek wisata
91.665 orang 100.000 orang 100.000 orang 3 hari
3 hari
3 hari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
150.000 orang 4 hari
-
4 obyek wisata
175.000 orang 200.000 orang 250.000 orang 250.000 orang 4 hari
4 hari
5 hari
5 hari
Bab IX - 17
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2012
2013
2014
2015
2016
2017
9
10
76.369 129.858 206.227
88.567 158.271 246.838
94.549 171.351 265.900
101.876 187.219 289.095
110.790 206.427 317.217
121.593 229.671 351.264
133.726 269.732 403.458
133.726 269.732 403.458
55.303 46,9
75.700 46,93
82.133 49
89.935 51
99.379 53
110.807 55
131.627 58,1
131.627 58,1
415
430
467
511
565
630
750
750
1.776.914 1.533.200
1.945.558 1.662.465
2.074.539 1.773.855
2.234.901 1.910.442
2.413.693 2.076.650
2.648.545 2.278.085
2.910.225 2.500.000
2.910.225 2.500.000
-
6
15 106,45
20 107,42
25 108,41
30 109,42
106 110,50
No.
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Tahun Terakhir RPJMD 2007 - 2012
1
2
3
7. 7.1 7.2 7,3 7,4 7,5 7,6 7,7 7,8 7,9 8. 8,1
8,2 8,3 8,4 8,5 8,6 8,7 8,8 8,9 8,1 9. 9,1 9,3 9,4 10. 10.1
Kelautan dan Perikanan Produksi perikanan Tangkap (ton) Produksi Perikanan Budidaya (ton) Total Produksi (Tangkap + Budidaya) (Ton) Produksi Perikanan Kelompok Nelayan/ pembudidaya (Ton) Konsumsi ikan (kg/kap/thn) Cakupan bina kelompok nelayan/budidaya (kelompok) Pendapatan Nelayan (Rp/bln) Pendapatan pembudidaya (Rp/bn) Desa Nelayan/PEsisir yang Menjadi Desa Tangguh /PDNT (Desa Nelayan/Pesisir) Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya (NTN-P) Perdagangan Jumlah sarana distribusi barang/jasa yang dibangun
Jumlah perdagangan antar pulau (ton) Informasi harga dan stok barang strategis Penanganan kasus pengaduan konsumen Jumlah Tera dan Tera Ulang alat UTTP Pasar Tertib Ukur Fasilitasi penerbitan SKA untuk komoditi ekspor daerah Perkembangan ekspor Pengujian komoditi Penerbitan sertifikat mutu Perindustrian Jumlah IKM (unit) Jumlah Sentra IKM (unit) Berkembangnya kluster industri Ketransmigrasian Jumlah Permukiman Trnasmigrasi yang Mandiri
4
105
105
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
5
10 105,50
6
7
8
49 Pasar Tradisional
1 pasar tradisional
1 pasar tradisional
701.453 ton 365 hari 100% 12.000 UTTP 0 pasar
701.453 ton 365 hari 100% 12.000 UTTP 0 pasar
754.062 ton 365 hari 100% 12.000 UTTP 1 pasar
4 pasar tradisional dan 2 pasar percontohan 810.617 ton 365 hari 100% 12.400 UTTP 2 pasar
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
17.012 ton 150 kali 4 kali
17.012 ton 150 kali 4 kali
68.046 ton 200 kali 12 kali
102.070 ton 200 kali 12 kali
142.897 ton 200 kali 12 kali
200.056 ton 200 kali 12 kali
240.068 ton 200 kali 12 kali
240.068 ton 200 kali 12 kali
11.718 IKM 272 sentra 0 kluster
12.596 IKM 280 sentra 1 kluster
13.542 IKM 289 sentra 1 kluster
14.561 IKM 297 sentra 2 kluster
15.660 IKM 312 sentra 2 kluster
16.844 IKM 321 sentra 2 kluster
16.844 IKM 321 sentra 2 kluster
11.718 IKM 272 sentra 0 kluster 1 Kimtras
1 Kimtras
1 Kimtras
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
1 Kimtras
4 pasar 4 pasar 4 pasar 13 pasar tradisional dan tradisional dan tradisional dan Tradisional dan 2 pasar 2 pasar 2 pasar 10 pasar percontohan percontohan percontohan Percontohan 871.413 ton 936.769 ton 1.007.026 ton 1.007.026 ton 365 hari 365 hari 365 hari 365 hari 100% 100% 100% 100% 12.750 UTTP 13.100 UTTP 13.500 UTTP 13.500 UTTP 2 pasar 6 pasar 6 pasar 17 pasar
1 Kimtras
1 Kimtras
1 Kimtras
6 Kimtras Bab IX - 18
No.
Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Kondisi Tahun Terakhir RPJMD 2007 - 2012
1
2
3
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD 2012
Target Capaian Setiap Tahun
2013
4
2014
5
2015
6
2016
7
2017
8
9
ASPEK DAYA SAING DAERAH Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur 1. Penataan Ruang 1 Kawasan 2 Kawasan 1 Kawasan 1.1 Jumlah Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Fokus Iklim Berinvestasi 1. Otonomi Daerah. Pemerintahan Umum. Administrasi Keuangan Daerah. Perangkat Daerah. Kepegawaian dan Persandian 1,1
Jumlah dan macam pajak daerah - Pajak Kenderaan Bermotor - Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor - Pajak Rokok - Pajak Air Permukaan - Pajak Bahan Bakar Kenderaan Bermotor Fokus Sumber Daya Manusia
1 1,1
Ketenagakerjaan Rasio ketergantungan
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD
10
4 Kawasan
4 Kawasan
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
61,27%
61,27%
62
63
63,5
64
64,5
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017
Bab IX - 19
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1.1
: Bagan Hubungan Antar Dokumen Perencanaan..............
Bab I-5
Gambar 2.1
: Peta Provinsi Gorontalo, 2011 .......................................
Bab II-1
Gambar 2.2
: Peta Rawan Bencana Gempa Bumi ................................
Bab II-25
Gambar 2.3
: Peta Kawasan Rawan Longsor ......................................
Bab II-27
Gambar 2.4
: Peta Kawasan Rawan Tsunami .....................................
Bab II-28
Gambar 2.5
: Peta Kawasan Rawan Banjir .........................................
Bab II-29
Gambar 2.6
: Presentase Penduduk Miskin di Provinsi Gorontalo, 2007-2011 ..................................................................
Gambar 2.7
Bab II-39
: Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Gorontalo, 2007–2011..................................................................
Gambar 2.8
: Kondisi Infrastruktur Pendidikan Menurut Jenjang Pendidikan Prov. Gorontalo Tahun 2008 dan 2011..........
Gambar 2.9
Bab II-40 Bab II-57
: Rasio Dokter Umum Per Satuan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Se-Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 ..................................................
Bab II-63
Gambar 2.10 : Rasio Dokter Spesialis Per Satuan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 ..................................................
Bab II-64
Gambar 2.11 : Rasio Dokter Gigi Per Satuan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 ..................................................
Bab II-65
Gambar 2.12 : Rasio Perawat per satuan penduduk menurut Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 ..................................................
Bab II-66
Gambar 2.13 : Rasio Bidan per satuan penduduk menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 ..................................................
Bab II-67
Gambar 2.14 : Rasio Puskesmas per satuan penduduk menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 ..................................................
Bab II-68
Gambar 2.15 : Rasio Posyandu Per Satuan Balita menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 ..................................................
Bab II-69
Gamber 2.16 : Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 ..................................................
Bab II-70
xii
Gambar 2.17 : Angka Kematian Ibu menurut Kabupaten/Kota Se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 ..................
Bab II-71
Gambar 2.18 : Angka Kematian Bayi menurut Kabupaten/Kota Se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 ..................
Bab II-73
Gambar 2.19 : Angka Kematian Balita menurut Kabupaten/Kota Se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 ..................
Bab II-73
Gambar 2.20 : Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih menurut Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 ..................
Bab II-74
Gambar 2.21 : Cakupan Pelayanan Antenatal (K1) Ibu Hamil menurut Kabupaten/Kota Se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 ..................................................
Bab II-75
Gambar 2.22 : Cakupan Pelayanan Antenatal (K4) Ibu Hamil menurut Kabupaten/Kota Se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 ..................................................
Bab II-76
Gambar 2.23 : Angka Kesakitan Penyakit Malaria, DBD Dan Diare Di Kabupaten / Kota Tahun 2011 ..................................
Bab II-77
Gambar 2.24 : Jumlah Penderita HIV/AIDS Kabupaten/Kota Se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 ..................
Bab II-78
Gambar 2.25 : Kekurangan Gizi Balita menurut Kabupaten/Kota Se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 ..................
Bab II-79
Gambar 2.26 : Cakupan Desa/Kelurahan dengan Universal Child
Immunization (UCI) Menurut Kabupaten/Kota Se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 ..................
Bab II-80
Gambar 2.27 : Persentase Capaian Keluarga Dengan Rumah, Jamban, Tempat Sampah, Pengelolaan Air Limbah dan Pengguna Air Bersih Yang Sehat menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2011 ...............................
Bab II-82
Gambar 2.28 : Produktivitas Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo.................................................................... Bab II-108 Gambar 2.29 : Perkembangan UMP dan KHM / KHL Provinsi Gorontalo Tahun 2007 s/d 2012 ....................... Bab II-118 Gambar 2.30 : Perkembangan Ketersediaan Energi (Kal/Kap/Hari) Di Provinsi Gorontalo Tahun 2003-2010......................... Bab II-133 Gambar 2.31 : Ketersediaan Protein (Gram/Kap/Hari) Di Provinsi Gorontalo Tahun 2003-2010......................... Bab II-133 Gambar 2.32 : Ketersediaan Lemak (Gram/Kapita/Hari) Di Provinsi Gorontalo Tahun 2003-2010......................... Bab II-134 Gambar 2.33 : Grafik Perkembangan dan Sasaran PPH Di Provinsi Gorontalo Tahun 2004 – 2010 ..................... Bab II-135
xiii
Gambar 2.34 : Grafik Perkembangan dan Sasaran PPH Konsumsi Di Provinsi Gorontalo Tahun 2005 – 2010 ..................... Bab II-135 Gambar 2.35 : Nilai Tukar Petani Provinsi Gorontalo Jan 2008-Desember 2011............................................. Bab II-162 Gambar 2.36 : Ruas Jalan BTS Kota Gorontalo – BTS Kota – Limboto dan Ruas Jalan BTS Kota Limboto – Isimu ..................... Bab II-171 Gambar 2.37 : Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Se-Provinsi Gorontalo................................................... Bab II-173 Gambar 2.38 : Arus Turun Naik Penumpang di Pelabuhan Se-Provinsi Gorontalo................................................... Bab II-174 Gambar 2.39 : Arus Bongkar Muat Barang (Ton/M3) di Pelabuhan Se-Provinsi Gorontalo................................................... Bab II-175 Gambar 2.40 : Produktivitas di Bandara Djalaluddin Gorontalo .............. Bab II-178 Gambar 3.1
: Tren Transfer ke Daerah (Dana Perimbangan dan Dana Otsus dan Penyesuaian) Tahun 2005-2011............
Bab III-6
xiv
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ...................................................................................................
Hal i
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ..........................................................................................
I-1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan ..........................................................................
I-2
1.3. Hubungan Antara Dokumen……………………………………………..........................
I-3
1.4. Sistematika Penulisan .................................................................................
I-5
1.5. Maksud dan Tujuan ...................................................................................
I-5
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi ....................................................................
II-1
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ...............................................................
II-34
2.3. Aspek Pelayanan Umum ............................................................................
II-46
2.4. Aspek Daya Saing Daerah.......................................................................... II-161 BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu .....................................................................
III-1
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu................................................. III-22 3.3. Kerangka Pendanaan ................................................................................. III-27 BAB IV ANALISA ISU STRATEGIS 4.1. Permasalahan Pembangunan .....................................................................
IV-1
4.2. Isu-isu Strategis .......................................................................................
IV-15
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi............................................................................................................
V-1
5.2. Misi ...........................................................................................................
V-2
5.3. Tujuan dan Sasaran ...................................................................................
V-3
5.4. Prioritas Pembangunan Daerah....................................................................
V-8
i
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN……. BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH ….
VI-1 VII-1
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN .......................................................... VIII-1 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH .................................. BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN …. BAB XI PENUTUP ….
IX-1 X-1 XI-1
ii
DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1
: Luas Wilayah Provinsi Gorontalo dan Kabupaten/Kota .........
Bab II-2
Tabel 2.2
: Kelas Kemiringan Lereng Provinsi Gorontalo .......................
Bab II-4
Tabel 2.3
: Data Klimatologi Provinsi Gorontalo 2007 – 2011 ................
Bab II-9
Tabel 2.4
: Luas Kawasan Hutan dan APL ........................................... Bab II-10
Tabel 2.5
: Kawasan Pariwisata.......................................................... Bab II-12
Tabel 2.6
: Potensi Perikanan Budidaya Di Provinsi Gorontalo Berdasarkan Komoditi Per Kab/Kota................................... Bab II-13
Tabel 2.7
: Luas Lahan Sawah Menurut Indeks Pertanaman (IP) Di Provinsi Gorontalo ........................................................ Bab II-14
Tabel 2.8
: Lahan Kritis Per Kabupaten/Kota sampai dengan 2011 ........ Bab II-15
Tabel 2.9
: Data Potensi Lahan Perkebunan 2007 – 2011 ..................... Bab II-16
Tabel 2.10
: Peningkatan Luas Areal Sesuai Komoditi Unggulan Tahun 2007-2011 ............................................. Bab II-16
Tabel 2.11
: Peningkatan Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan Tahun 2007-2011 .......................................... Bab II-17
Tabel 2.12
: Peningkatan Produktivitas Komoditi Unggulan Perkebunan Tahun 2007-2011 .......................................... Bab II-17
Tabel 2.13
: Populasi Ternak (Ekor) Menurut Kab/Kota Di Provinsi Gorontalo Tahun 2011...................................... Bab II-19
Tabel 2.14
: Daftar Obyek Daya Tarik Wisata Di Provinsi Gorontalo ........ Bab II-21
Tabel 2.15
: Data Kunjungan Wisatawan Di Provinsi Gorontalo ............... Bab II-24
Tabel 2.16
: Lama Tinggal Wisatawan di Provinsi Gorontalo ................... Bab II-24
Tabel 2.17
: Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo, 2006-2010 ................ Bab II-30
Tabel 2.18
: Jumlah Penduduk Gorontalo Berdasarkan Sex Ratio, 2010 ... Bab II-30
Tabel 2.19
: Data Penganut Agama Provinsi Gorontalo Tahun 2010 ........ Bab II-31
Tabel 2.20
: Penduduk Berumur 5 Tahun Keatas Menurut Wilayah dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan ......................... Bab II-31
Tabel 2.21
: Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Gorontalo ............................................................ Bab II-32
Tabel 2.22
: Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama Provinsi Gorontalo .................................... Bab II-32
Tabel 2.23
: Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 ............................................................ Bab II-34
Tabel 2.24
: Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2011 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Provinsi Gorontalo (dalam jutaan rupiah) ........................... Bab II-35
iii
Tabel 2.25
: Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2011 Atas Dasar Harga Berlaku Provinsi Gorontalo (dalam jutaan) ................................................................. Bab II-36
Tabel 2.26
: Inflasi Provinsi Provinsi Gorontalo, 2006-2011 .................... Bab II-36
Tabel 2.27
: Pertambahan Nilai Investasi Provinsi Gorontalo, 2006 – 2011 .................................................................... Bab II-37
Tabel 2.28
: Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo, 2007-2011......... Bab II-38
Tabel 2.29
: Indikator Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009-2011 ............................................................ Bab II-39
Tabel 2.30
: Komponen Penyusun IPM Gorontalo, 2010 ......................... Bab II-41
Tabel 2.31
: Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Selang Tahun 2007 – 2011 ...................................... Bab II-42
Tabel 2.32
: Penanganan Sumber Kesejahteraan Sosial Selang Tahun 2007 – 2011 ............................................... Bab II-43
Tabel 2.33
: Jumlah Lapangan Olahraga Tingkat Sekolah Per Kabupaten/Kota ......................................................... Bab II-45
Tabel 2.34
: Jumlah Induk Organisasi Olahraga di Provinsi Gorontalo ........................................................ Bab II-46
Tabel 2.35
: Perkembangan APK SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 (%) ........................ Bab II-48
Tabel 2.36
: Perkembangan APK SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA Per Kabupaten/Kota Tahun 2011 ....................................... Bab II-48
Tabel 2.37
: Perkembangan APM SD/MI (7-12 tahun), SMP/MTs, SMA/SMK/MA Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 .......... Bab II-49
Tabel 2.38
: Perkembangan APM SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA Per Kabupaten/Kota Tahun 2011 ....................................... Bab II-50
Tabel 2.39
: Jumlah Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMP/MTs Tahun 2011 ..................................................................... Bab II-51
Tabel 2.40
: Jumlah Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMA/MA Tahun 2011 ..................................................................... Bab II-52
Tabel 2.41
: Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Pendidikan Dasar ............................................................. Bab II-52
Tabel 2.42
: Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Pendidikan Menengah ...................................................... Bab II-53
Tabel 2.43
: Rasio Murid terhadap Guru pada SMP/MTs ......................... Bab II-53
Tabel 2.44
: Angka Putus Sekolah Tahun 2011...................................... Bab II-53
Tabel 2.45
: Jumlah APK PT Sampai Dengan Tahun 2011 ...................... Bab II-54
Tabel 2.46
: Data Perguruan Tinggi Se-Provinsi Gorontalo, Jumlah Mahasiswa Dan Dosen .......................................... Bab II-54
Tabel 2.47
: Angka Buta Aksara Provinsi Gorontalo................................ Bab II-56
iv
Tabel 2.48
: Data Prediksi Angka Buta Aksara Per Kabupaten/Kota Tahun 2011-2015 ............................................................ Bab II-56
Tabel 2.49
: Sekolah, Guru, Rombel, Siswa Tahun 2011 ........................ Bab II-57
Tabel 2.50
: Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Kabupaten/Kota,2011 ....................................................... Bab II-58
Tabel 2.51
: Rekap Guru PNS dan Non PNS Tahun 2011 ........................ Bab II-58
Tabel 2.52
: Kondisi Infrastruktur SD dan MI per Kab/Kota .................... Bab II-59
Tabel 2.53
: Kondisi Infrastruktur SMP dan MTs per Kab/Kota ................ Bab II-60
Tabel 2.54
: Kondisi Infrastruktur SMA, MA dan SMK per Kab/Kota ......... Bab II-61
Tabel 2.55
: Penerima Bantuan Penyelenggara Program Pendidikan Gratis Bagi Sekolah Jenjang Menengah Provinsi Gorontalo Tahun 2012 ..................................................................... Bab II-62
Tabel 2.56
: Daftar Sekolah di Daerah Terpencil Se Provinsi Gorontalo Tahun 2012 ..................................... Bab II-62
Tabel 2.57
: Perkembangan Rasio Dokter Umum Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 ............... Bab II-63
Tabel 2.58
: Perkembangan Rasio Dokter Spesialis Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 ............... Bab II-64
Tabel 2.59
: Perkembangan Rasio Dokter Gigi Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 ............... Bab II-65
Tabel 2.60
: Perkembangan Rasio Perawat Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011............................... Bab II-66
Tabel 2.61
: Perkembangan Rasio Bidan Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011............................... Bab II-67
Tabel 2.62
: Perkembangan Rasio Puskesmas Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 ............... Bab II-68
Tabel 2.63
: Perkembangan Rasio Posyandu Per Satuan Balita Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011............................... Bab II-69
Tabel 2.64
: Perkembangan Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 .......................................................... Bab II-70
Tabel 2.65
: Perkembangan Pencapaian Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Gorontalo Per 100.000 Kelahiran Hidup, Tahun 2007 – 2011 .......................................................... Bab II-71
Tabel 2.66
: Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) Provinsi Gorontalo, Tahun2007-2011.............................................................. Bab II-72
v
Tabel 2.67
: Perkembangan Persentase Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih (%), Tahun 2007-2011 ............................................................ Bab II-74
Tabel 2.68
: Cakupan Pelayanan Antenatal Tahun 2007-2011................. Bab II-75
Tabel 2.69
: Perkembangan Balita yang Mengalami Kekurangan Gizi (%) di Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2010 ............. Bab II-78
Tabel 2.70
: Jumlah Kunjungan Masyarakat Miskin (Jamkesmas dan Jamkesda) ............................................. Bab II-79
Tabel 2.71
: Perkembangan Kondisi Irigasi sampai dengan Tahun 2011 .................................................................
Bab II-83
Tabel 2.72
: Data Sungai Induk Provinsi Gorontalo ............................
Bab II-84
Tabel 2.73
: Data Pantai Provinsi Gorontalo ......................................
Bab II-86
Tabel 2.74
: Data Umum Air minum Tahun 2011 ...............................
Bab II-87
Tabel 2.75
: Jumlah MCK Yang Dibangun di Kabupaten/Kota..............
Bab II-87
Tabel 2.76
: Jenis Lapangan Usaha Utama Penduduk ........................
Bab II-89
Tabel 2.77
: Sertifikat Tenaga Ahli menurut Kab/Kota & Kualifikasi .....
Bab II-90
Tabel 2.78
: Setifikat Tenaga Terampil Daftar Menurut Kabupaaten/Kota dan Kualifikasi .....................
Tabel 2.79
: Badan Usaha Konsultan Daftar Menurut Asosiasi Dan Golongan ..............................................................
Tabel 2.80
Bab II-90
: Badan Usaha Kontraktor Daftar Menurut Asosiasi Dan Golongan ..............................................................
Tabel 2.81
Bab II-90
Bab II-91
: Capaian Rata-Rata Pelaksanaan Fungsi Asli Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Di Provinsi Gorontalo Selang 2007-2011 ........................................................
Tabel 2.82
Bab II-94
: Capaian Rata-Rata Pelaksanaan Fungsi Koordinasi Program Pemberdayaan Masyarakat Dan Penanggulangan Kemiskinan (Program PMPK) Yang Masuk Ke Desa Selang 2007-2011 .........................
Tabel 2.83
: Capaian Rata-Rata Pelaksanaan Koordinasi Penanganan Program Nasional Di Daerah 2007-2011 ........................
Tabel 2.84
Bab II-95 Bab II-97
: Data Perkembangan Pemekaran Wilayah Administrasi Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Provinsi Gorontalo, 2007 – 2010 ................................................................
Tabel 2.85
: Rekapitulasi Status Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo Tahun 2011......................................
Tabel 2.86
Bab II-98 Bab II-98
: Realisasi Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan 2007 s/d 2011 Bidang Infrastruktur Perdesaan ...............
Bab II-99
vi
Tabel 2.87
: Realisasi Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan 2007 s/d 2011 Bidang Sosial dan Ekonomi Masyarakat Miskin Perdesaan ........................................
Tabel 2.88
: Rumah Tidak Layak Huni Provinsi Gorontalo Tahun 2012 .................................................................
Tabel 2.89
Bab II-99 Bab II-101
: Realisasi Pembangunan Mahyani Model Swakelola – Pos Belanja Hibah Dan Belanja Barang Dan Jasa Melalui BPMD-PK Prov. Gorontalo Tahun 2007-2011........
Tabel 2.90
: Jumlah Terminal / Pelabuhan / Bandara di Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 .......................
Tabel 2.91
Bab II-101 Bab II-103
: Jumlah Terminal / Pelabuhan / Bandara di Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 Pembagian per-Kab/Kota ..............................................
Tabel 2.92
Bab II-103
: Jumlah Penumpang dan Barang Angkutan Umum di Provinsi Gorontalo Tahun 2007 – 2011 .......................
Bab II-104
Tabel 2.93
: Rasio Panjang Jalan terhadap Jumlah Kendaraan ............
Bab II-104
Tabel 2.94
: Data Terminal di Provinsi Gorontalo, tahun 2012 ............
Bab II-105
Tabel 2.95
: Rasio Angkutan Darat (AKDP) Tahun 2007 – 2011 ..........
Bab II-105
Tabel 2.96
: Data Jembatan Timbang di Provinsi Gorontalo, Tahun 2011 .................................................................
Bab II-106
Tabel 2.97
: Rasio Ijin Trayek Tahun 2007 – 2011.............................
Bab II-106
Tabel 2.98
: Rasio Ijin Trayek menurut Kab/Kota Tahun 2011 ............
Bab II-107
Tabel 2.99
: Jumlah Fasilitas Keselamatan LLAJ Tahun 2007 – 2011 ...
Bab II-107
Tabel 2.100 : Produktivitas Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo .........
Bab II-108
Tabel 2.101 : Penelitian Yang Telah Dilakukan Selang Tahun 2004 s/d 2012 ........................................
Bab II-114
Tabel 2.102 : Eksistensi Perempuan pada Lembaga Pemerintah Provinsi......................................................
Bab II-116
Tabe 2.103 : Eksistensi Perempuan Dalam Lembaga DPRD Prov dan Kab/Kota Periode 2009 s/d 2014 .............................
Bab II-117
Tabel 2.104 : Perkembangan Jumlah Koperasi Per Kabupaten/Kota ......
Bab II-119
Tabel 2.105 : Jumlah Koperasi Aktif dan Tidak Aktif Per Kabupaten/Kota .....................................................
Bab II-120
Tabel 2.106 : Perkembangan Jumlah Anggota, Modal, Aset, Volume Usaha dan SHU Koperasi ..............................................
Bab II-120
Tabel 2.107 : Koperasi Berskala Besar................................................
Bab II-121
Tabel 2.108 : Jumlah UMKM Provinsi Gorontalo Periode 2007 – 2011 ....................................................
Bab II-121
Tabel 2.109 : Perkembangan UMKM Per Kabupaten/Kota ....................
Bab II-122
Tabel 2.110 : Pasar Tradisional dan Pasar Modern ..............................
Bab II-123
vii
Tabel 2.111 : Perkembangan Volume Ekspor Gorontalo .......................
Bab II-123
Tabel 2.112 : Perkembangan Nilai Ekspor Gorontalo............................
Bab II-124
Tabel 2.113 : Jumlah Bank Pemerintah dan Swasta di Provinsi Gorontalo ....................................................
Bab II-125
Tabel 2.114 : Daftar Perolehan Medali Kejuaraan Nasional dan Internasional ...............................................................
Bab II-130
Tabel 2.115 : Hasil Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2011....................................... Bab II-131 Tabel 2.116 : Jumlah LSM/ Orkemas, Yayasan Yang Terdaftar pada Badan Kesbang dan Politik ..................................... Bab II-131 Tabel 2.117 : Jumlah Kejadian Unjuk Rasa di Provinsi Gorontalo Selang tahun 2008 s/ Mei 2012 ..................................... Bab II-132 Tabel 2.118 : Data Konflik Yang Menonjol Tahun 2012 ......................... Bab II-132 Tabel 2.119 : Situasi Pangan dan Gizi di Provinsi Gorontalo Tahun 2012 .................................................................. Bab II-137 Tabel 2.120 : Jumlah BTS dan Operator di Provinsi Gorontalo, 2011 ...... Bab II-138 Tabel 2.121 : Lembaga Media Massa, Cetak dan Elektronik Se- Provinsi Gorontalo ................................................... Bab II-139 Tabel 2.122 : Jumlah Buku dan Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Gorontalo, 2010-2011........................ Bab II-140 Tabel 2.123 : Daftar Jumlah Buku Pada Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Gorontalo Berdasarkan Klasifikasi .............................................. Bab II-140 Tabel 2.124 : Jumlah ARSIP dan Jumlah Pengelola Kearsipan di Gorontalo, 2010-2011 ........................................... Bab II-141 Tabel 2.125 : Data Unit Kerja dan Jabatan Struktural Provinsi Gorontalo Per Juni 2012 .................................... Bab II-142 Tabel 2.126 : Data PNS Provinsi GorontaloBerdasarkan Jenis Kelamin Menurut Golongan Per Juni 2012 .................................... Bab II-143 Tabel 2.127 : Data PNS Provinsi Gorontalo Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Pendidikan Per Juni 2012 .................................. Bab II-144 Tabel 2.128 : Data PNS Provinsi Gorontalo Berdasarkan Golongan Ruang Per Juni 2012.................... Bab II-145 Tabel 2.129 : Data PNS Provinsi Gorontalo Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Eselon Per Juni 2012 ........................................ Bab II-146 Tabel 2.130 : Data Jabatan Struktural Eselon Pemerintah Provinsi Gorontalo Yang Terisi dan Lowong Per Juni 2012 ............................................................... Bab II-147
viii
Tabel 2.131 : Data Pejabat Struktural Eselon Pemerintah Provinsi Gorontalo Berdasarkan Diklat Kepemimpinan Per Juni 2012 ............................................................... Bab II-147 Tabel 2.132 : Luas Lahan Sawah dan Penggunaannya .......................... Bab II-150 Tabel 2.133 : Luas Lahan Kering dan Penggunaannya .......................... Bab II-151 Tabel 2.134 : Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Gorontalo, 2007-2011 ......................................................................... Bab II-151 Tabel 2.135 : Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditi Padi (Padi Sawah dan Ladang) ............ Bab II-152 Tabel 2.136 : Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditi Jagung .............................................. Bab II-153 Tabel 2.137 : Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditi Kedelai ............................................. Bab II-154 Tabel 2.138 : Hubungan Target dan Realisasi Produksi Perikanan Gorontalo, 2007-2011.................................................... Bab II-156 Tabel 2.139 : Produksi Perikanan Tangkap Per Kabupaten/Kota , 2007-2011.................................................................... Bab II-156 Tabel 2.140 : Produksi Perikanan Budidaya Per Kabupaten/Kota , 2007-2011.................................................................... Bab II-157 Tabel 2.141 : Produksi Tambak (Budidaya Air Payau) ........................... Bab II-157 Tabel 2.142 : Konsumsi Ikan Gorontalo Tahun 2007-2011 (Satuan : Kg/Kapita/Thn)............................................... Bab II-158 Tabel 2.143 : Jumlah Kelompok Nelayan dan Pembudidaya Yang Mendapatkan Bantuan Pemerintah Daerah.............. Bab II-158 Tabel 2.144 : Distribusi Jumlah Kelompok Nelayan dan Pembudidaya Per Kab/Kota Yang Mendapatkan Bantuan Pemerintah Daerah ......................................................................... Bab II-159 Tabel 2.145 : Produksi Perikanan Kelompok Nelayan dan Pembudidaya di Gorontalo ............................................. Bab II-159 Tabel 2.146 : Rehabilitasi Hutan dan Lahan Per Kabupaten/Kota, Sampai dengan Tahun 2011........................................... Bab II-161 Tabel 2.147 : Perkembangan Rata-rata Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Gorontalo Tahun 2007 -2012 ............................. Bab II-163 Tabel 2.148 : Perbandingan NTP Per Sektor Januari-Februari 2012 ........ Bab II-163 Tabel 2.149 : Jenis Mineral dan Besaran Potensi .................................. Bab II-164 Tabel 2.150 : Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo ......... Bab II-165 Tabel 2.151 : Perkembangan Jalan di Provinsi Gorontalo Lima Tahun Terakhir, 2006-2011................................... Bab II-165 Tabel 2.152 : Perkembangan Kondisi Jalan di Provinsi Gorontalo Lima Tahun Terakhir, 2006-2011...................................
Bab II-166
ix
Tabel 2.153 : Tabel Penanganan Ruas Jalan Nasional ..........................
Bab II-166
Tabel 2.154 : Tabel Penanganan Ruas Jalan Provinsi ...........................
Bab II-168
Tabel 2.155 : Data Kondisi Jembatan di Ruas Jalan Provinsi .................
Bab II-169
Tabel 2.156 : Arus Kunjungan Kapal/Unit di Pelabuhan Se-Provinsi Gorontalo ...................................................
Bab II-172
Tabel 2.157 : Arus Turun Naik Penumpang di Pelabuhan Se-Provinsi Gorontalo ...................................................
Bab II-173
Tabel 2.158 : Arus Bongkar Muat Barang (Ton/M3) di Pelabuhan Se-Provinsi Gorontalo ...................................................
Bab II-175
Tabel 2.159 : Bongkar Muat per-Komoditi di Pelabuhan Gorontalo ........
Bab II-176
Tabel 2.160 : Bongkar Muat per-Komoditi di Pelabuhan Anggrek ..........
Bab II-176
Tabel 2.161 : Bongkar Muat per-Komoditi di Pelabuhan Kwandang .......
Bab II-176
Tabel 2.162 : Bongkar Muat per-Komoditi di Pelabuhan Tilamuta .........
Bab II-177
Tabel 2.163 : Layanan Penerbangan di Bandara Djalaluddin Gorontalo ....................................................................
Bab II-177
Tabel 2.164 : Penanaman Modal Asing (PMA) ...................................... Bab II-180 Tabel 2.165 : Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ........................ Bab II-181 Tabel 2.166 : Perkembangan Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA) ................................................................ Bab II-181 Tabel 3.1
: Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2007 S/D 2011 ...................................................
Tabel 3.2
: Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja Pemerintah Daerah .......................................................
Tabel 3.3
Bab III-8
: Belanja Menurut Klasifikasi Ekonomi, Provinsi Gorontalo, 2007-2011....................................................................
Tabel 3.4
Bab III-5
Bab III-9
: Total Belanja Pemerintah untuk seluruh Kab/Kota, 2007-2011....................................................................
Bab III-10
Tabel 3.5
: Pengeluaran Menurut Sektor, 2007-2011 ........................
Bab III-12
Tabel 3.6
: Pengeluaran Sektor Kabupaten / Kota, 2007-2011 ...........
Bab III-14
Tabel 3.7
: Perkembangan Neraca Keuangan Pemerintah Provinsi Gorontalo 2007-2010 ........................................
Tabel 3.8
: Perkembangan Neraca Keuangan Pemerintah Provinsi Gorontalo 2010-2011 ........................................
Tabel 3.9
Bab III-20
: Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Provinsi Gorontalo, 2009-2011 ..........................
Tabel 3.10
Bab III-18
Bab III-24
: Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Provinsi Gorontalo 2013-2017 ........................................
Tabel 3.11
Bab III-31
: Rencana penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo, 2012-2017.............
Bab III-33
x
Tabel 4.1
: Realisasi Kerjasama Pembangunan antar Daerah Tahun 2009 ..................................................................... Bab IV-21
Tabel 4.2
: Realisasi Kerjasama Pembangunan antar Daerah Tahun 2010 ..................................................................... Bab IV-22
Tabel 5.1
: Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Provinsi Gorontalo .........................................................
Bab V-4
Tabel 6.1
: Strategi dan Arah Kebijakan ...........................................
Bab VI-2
Tabel 7.1
: Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan Daerah Provinsi Gorontalo ......................................................... Bab VII-14
Tabel 8.1
: Keterkaitan Bidang urusan dan SKPD Penanggungjawab......................................................... Bab VIII-1
Tabel 8.2
: Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan................................................... Bab VIII-3
Tabel 9.1
: Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Gorontalo ....................................
Bab IX-2
xi