Rencana Operasional penyingkiran Halangan Kampanye Pride DPL Pulau Wangi‐Wangi
Milawati Ode (Manajer Kampanye Pride) Dinas kelautan dan Perikanan Kabupaten Wakatobi Tahun 2013
Bagian 1 Deskripsi Situasional Kawasan Kerja dan Khalayak Target 1.1.
Analisis Data Kualitatif 1.1.1
Metode Pengumpulan Data Kualitatif
Penelitian Kualitatif dilakukan pada tahap awal perencanaan Lapangan. Penelitian ini akan dilakukan di 4 (empat) Desa dalam DPL Pulau Wangi-Wangi yakni Desa Sombu, Waha Waelumu, dan Waetuno. Pulau Wangi-wangi sosiologis
untuk
Walaupun idealnya ada lokasi pembanding untuk DPL
ini, namun jarak komunitas pulau yang sebanding membuat survei menentukan
dampak
Pride
yang
sesungguhnya
tidak
mungkin
diselenggarakan. Studi mengenai nelayan akan dilakukan di setiap desa untuk membantu agar lebih memahami apa saja yang mungkin merupakan kebutuhan mereka yang nyata maupun yang dianggap ada.
Memahami apa yang akan mendorong khalayak sasaran
untuk peduli dan mendukung perubahan perilaku yang memerlukan, mendengarkan sisi – sisi emosional maupun rasional masalah konservasi. Semua data kualitatif akan direkam dengan alat perekam, catatan yang komprehensif dan observasi eksternal, setelah meminta izin kepada mereka yang diwawancarai. Beberapa metode penelitian Kualitatif yang dilakukan adalah diantaranya adalah Wawancara mendalam dan focus group discussion. Wawancara mendalam adalah suatu teknik penelitian kualitatif yang meliputi wawancara individu secara intensif, biasanya dengan jumlah responden yang sama dengan jumlah orang dalam diskusi kelompok terarah (FGD), untuk mengeksplorasi perspektif mereka mengenai suatu gagasan, permasalahan, perilaku atau pengaruh tertentu. Metode penelitian ini menggunakan serangkaian pertanyaan yang terstruktur untuk lebih memahami tantangan – tantangan yang dihadapi suatu khalayak sasaran dalam mengadopsi suatu perilaku, dan juga untuk mengidentifikasi pendorong – pendorong emosional yang menjadi dasar untuk hal – hal yang menjadi kepedulian mereka. Wawancara mendalam pada tahap perencanaan lapangan ini jumlahnya paling kurang 5 s/d 10 orang nelayan perdesa. Wawancara ini dilakukan secara tertutup dan tidak ada gangguan atau interupsi dari orang lain. Wawancara – wawancara ini juga melibatkan beragam individu yang berbeda – beda dalam hal usia, gender dan bukan bekerja sebagai nelayan/tokoh kunci. Pelaksanan wawancara mendalam ini di mulai pada tanggal 07 s/d 11 November 2012. Diskusi Kelompok Terarah merupakan suatu metode wawancara kelompok dimana interaksi antara fasilitator dan kelompok serta interaksi diantara para anggota kelompok menjadi sarana untuk memunculkan informasi dan wawasan dengan menanggapi pertanyaan – pertanyaan yang telah dirancang dengan seksama. Sifat dinamis pertanyaan
yang diajukan oleh Fasilitator dan kelompok menghasilkan tingkat wawasan yang jarang diperoleh dari alat pengumpulan informasi “satu arah” seperti observasi, survei dan teknikteknik wawancara dengan interaksi yang lebih sedikit. Percakapan – percakapan ini akan membantu membangun potret komposit para Nelayan serta memberikan informasi yang diperlukan untuk memahami pertukaran manfaat yang mungkin diperlukan untuk menghasilkan perubahan perilaku yang dapat dipertahankan. Percakapan – percakapan ini juga akan membantu menyempurnakan rantai hasil dan survei kuantitatif saya (survei kuisioner) yang berkaitan, yang akan digunakan untuk melakukan sampel kelompok yang lebih besar. Kelompok terarah pada tahap perencana lapangan dilakukan
untuk setiap desa
target. Dalam setiap desa dilakukan sebanyak 2 kali FGD/kelompok terarah dan jumlah FGD dari semua desa sebanyak 6 kali dengan jumlah peserta nelayan sebanyak 5 s/d 10 orang. Setiap diskusi kelompok terarah akan memerlukan waktu sekurang-kurangnya 60 – 90 menit. Saya akan menjadi fasilitator setiap kelompok dan akan memastikan bahwa ada 1 orang relawan sebagai notulen/pembuat catatan yang terampil, sehingga saya dapat memfokuskan diri mengarahkan percakapan. Petugas yang akan membantu pada kegiatan FGD adalah 2 (Dua) orang outrace (TNC-WWF) yaitu : 1. Syarudin Usmi, 2. Rahman Shaadikin, S. Pi. Tabel dibawah ini adalah peralatan dan bahan yang digunakan selama penelitian. Pelaksaan FGD dimulai pada tanggal 22 Oktober s/d 06 November 2012.
1.1.2
Analisis Hasil Penelitian Kualitatif
Hasil dari kegiatan Penelitin Kualitatif pada tahap perencanaan lapangan menyebutkan bahwa kondisi prilaku masyarakat di DPL 4 desa yaitu Sombu, Waha, Waelumu dan waetuno Pulau Wangi-wangi saat ini. Bahwa mereka masih masuknya menangkap ikan di DPL karena menurut mereka lebih mudah dalam arti bahwa menangkap ikan dekat dari kampung/Desa, mengunakan alat tangkap seadanya yaitu bisa jaring, bubu, panah
(praktis) dan ekonomis,
disini mereka tidak memerlukan bahan bakar untuk
menujang aktivitas mereka menangkap ikan. Rendahnya Informasi yang mereka terima atau dapat untuk lebih mempertimbangkan apakah yang mereka lakukan saat ini sudah tepat buat mereka dan demi keberlangsungan aktivitas mereka ke depan terkait. Informasi tambahan yang lain adalah bahwa di Desa Waelumu aktivitas mereka tidak berasal dari orang tua melainkan beragam, ada dari teman, tetangga. Khalayak sasaran juga walaupun mempunyai aktivitas mata pencarian lain. Anggapan mereka bahwa aktivitas yang sangat mendukung adalah masih masuknya mereka menangkap ikan di daerah DPL.
Masih adanya khalayak lain yang perlu mengubah prilakunya selain khalayak target yaitu nelayan panah, jaring, Bubu, Tonda ternyata ada nelayan lain yang perlu di ubah perilakunya yaitu nelayan luar Bungis dan Kendari karena mereka masih masuk ke dalam DPL. Juga yang paling penting untuk di ubah yaitu ibu nelayan yang menyuluh mencari kerang-kerang, gurita dan lain-lainnya terdapat pada 3 desa target sedangkan untuk informasi tambahan
yaitu di Satu Desa target
di Desa Waha aktivitas menyuluh atau
mencari kerang-kerang dan lain-lain tidak berlangsung hal ini di disebabkan karena letak tipografi desa dengan pesisir yang ada musim2 tertentu surut tertinggi dan kadang kalah sebaliknya. Hubungan yang memiliki pengaruh besar terhadap khalayak utama masyarakat di DPL Pulau Wangi-Wangi sehingga prilaku mereka mau berubah sebagai tokoh yang berpengaruh/kunci yaitu di Ketiga Desa target pada umumnya lebih percaya pada sesama nelayan karena intensitas kedekatan dan komunikasi di antara sesama di banding dengan tokoh adat, tokoh agama dan tokoh adat dan lain-lain bukan dalam arti bahwa mereka tidak percaya pada pemerintah atau tokoh - tokoh lainnya. Sedangkan Informasi tambahan Yaitu pada Desa Sombu yang para Nelayan lebih mengambil keputusan sendiri dan jarang berdiskusi dengan tokoh adat, agama dan pemerintah desa. Hal ini di sebabkan karena lunturnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa yang selalu mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan masyarakat khususnya Nelayan (Ada Rasa Nepotismen ). Halangan untuk memulai prilaku baru oleh khalayak sasaran saat ini untuk Semua Desa Target pada umumnya mengatakan bahwa dengan adanya DPL dan Daerah Tabungan ikan akan merugikan dan mengurangi aktivifitas mereka menangkap ikan dan akan semakin jauh, belum adanya sangsi atau PERDA yang mengikat sehingga Khalayak target tidak melarang siappun yang msuk ke dalam DPL terkecuali membom dan bius karena menurut mereka rumah ikan akan rusak sedangkan untuk informasi tambahan yaitu ada salah satu nelayan di Desa Waha yang melakukan aktivitas menangkap ikan di daerah DPL karena Hobby dan merupakan kesenangan menurutnya. Manfaat untuk melaksanakan perilaku baru oleh khalayak sasaran saat ini yaitu ada 2 hal yang menurut mereka bermanfaat di lihat dari sektor penangkapan dan pariwisata, bahwa nelayan sudah melihat manfaat melindungi terumbu karang dan mereka percaya ikan akan banyak, hasil tangkapan akan meningkat untuk keberlangsungan anak cucu mereka, sedangkan untuk manfaat pariwisata dengan bagusnya terumbu karang akan menciptakan diveing spot. Sumber informasi mana yang dicari khalayak sasaran untuk memperoleh informasi mengenai perilaku sasaran, yaitu di semua Desa target pada umumnya Nelayan
lebih menyukai TV karena umumnya mereka mudah menonton dan kengemaran menonton acara Bola dan acara Mancing Mania. DKP wakatobi perna menyebarkan poster tentang manfaat terumbu coremap di pasang di pondok informasi tiap desa. Sedangkan untuk informasi tambahan Ada satu Desa target yaitu Desa Sombu yang salah satu nelayannya menyukai membaca koran. Koran yang biasa dibaca adalah koran Kendari Pos, dibaca ketika ada sanak saudara atau teman yang membawa koran. Dalam sebulan bisa 1-2 kali saja. Siapa yang di percaya khalayak sasaran sebagai sumber informasi Yaitu Nelayan setiap Desa target sangat membutuhkan informasi seputar profesi sebagai seorang nelayan. Orang yang mereka percaya sebagai sumber informasi untuk desa target adalah Pemerintah Desa/Pak Desa, LSM (TNC-WWF, SINTESA), tokoh adat (La bolong,Ibrahim, Laode Ijo dan La Tanda), Tokoh masyarakat (La mani,Laode Alia, Lasaima dan Laungga D), Penyuluh perikanan atau orang yang bisa memberikan Pemahaman akan arti penting dari DPL dan Daerah Tabungan Ikan, POKMASWAS. Sedangkan untuk sumber informasi tambahan Yaitu Ada seorang nelayan muda di desa Waha yang memperoleh informasi dari lingkungan keluarga yakni dari Ayah dan saudara-saudaranya. Dalam FGD juga ditanyakan media apa yang biasa digunakan responden untuk mencari hiburan. Sebagain besar responden memilih TV sebagai media hiburan sedangkan untuk sisanya ada juga yang respon memilih radio sebagai media hiburan. Responden yang menggunakan media TV sebagai media hiburan, sebagian besar menggunakannya dengaan frekuensi yang tidak menentu karena aktifitas mereka melaut yang tidak menentu jam pulang. Kegiatan favorit responden dengan TV adalah menonton acara sepak bola bersama keluarga atau teman-teman di desa. Respon yang menggunkan Radio sebagian media hiburan menggunakan frekuensi lokal seperti coremap reef radio, dan lain-lain. Kegiatan favorit respon dengan Radio adalah mendengarkan lagu-lagu dangdut. 1.2.
Model Konsep Final Pengertian model dapat dipandang dari tiga jenis kata. Sebagai kata benda, model
berarti (gambaran, perwakilan, atau perlambangan), misalnya miniature pesawat terbang N250 adalah model dari pesawat yang sebenarnya. Sebagai kata sifat berarti ideal (idaman, teladan, contoh, atau cita-cita), misalnya Dermawan adalah model mahasiswa teknik masa kini. Model sebagai kata kerja berarti memperagakan, mempertunjukan (demontrasi), atau memamerkan, misalnya pasangan itu memamerkan gaun pengantin budaya Sunda. Ketiga arti model ini dipakai dalam proses pemodelan, model dirancang sebagai penggambaran operasi suatu sistem nyata secara ideal guna menjelaskan atau menunjukan hubunganhubungan penting yang terlibat. Sumber Ackoff, et al. (1962)
Model konsep merupakan gambaran permasalahan pada tahap perencanaan lapangan untuk DPL pulau Wangi-Wangi, khususnya di Desa Sombu, Waha, Waelumu dan Waetuno. Beberapa target konservasi yang telah diidentifikasikan di DPL Pulau WangiWangi diantaranya, kondisi terumbu karang dan resous monitoring user dalam hal ini logbook. Target konservasi yang diharapkan adalah bahwa terumbu karang stabil/tidak menurun dan masyarakat tidak masuk menangkap ikan/beraktivitas di DPL Pulau WangiWangi. Ancaman langsung penangkapan berlebih di DPL Pulau Wangi-Wangi adalah masih masuknya nelayan lokal yaitu Panah, Pancing dasar, Pancing tonda, bubu, jaring insang , akar tuba dan meti2/kerang-kerang yang beraktivitas di DPL (untuk memenuhi kebutuhan hidupnya) yang sudah merupakan kebiasan mereka sejak dulu . Ancaman langsung lainnya adalah masih masuknya nelayan luar ke DPL , secara umum ancaman yang terjadi di DPL Pulau Wangi-Wangi terjadi karena kurangnya akses informasi mengenai aturan alat tangkap dan masih lemahnya penengakan hukum, sehingga diharapkan keberadaan kampanye pride di DPL Pulau Wangi-wangi bisa memberikan dampak perubahan prilaku yang lebih baik dan tidak masuk menangkap ikan di DPL Pulau Wangi-Wangi. Faktor-faktor yang mempengaruhi ancaman langsung adalah Masyarakat khalayak target masih belum mengetahui lokasi DPL sebagai daerah tabungan ikan untuk generasi anak cucu mereka, belum adanya tanda batas yang memberi tanda bahwa kawasan DPL , belum adanya partisifasi masyarakat khalayak target untuk melindungi kawasanya sehingga di harapkan dapat membentuk POKMASWAS/kelompok masyarakat pengawasan.
1.3.
Rantai Hasil Final Untuk Setiap Khalayak Target Final
Rantai hasil merupakan
Bagian 2. Memahami Kawasan Kerja, Khalayak Target, dan Menetapkan Target Sasaran Pride 2.1. Analisis Data Kuantitatif 2.2.1 Metode Pengumpulan Data Kuantitatif Pengambilan data kuantitatif pada DPL Pulau Wangi-Wangi digunakan untuk mendapatkan data dasar tentang kondisi masyarakat targetdi 4 desa yaitu Sombu, Waha, Waelumu dan Waetuno. Metode yang digunakan adalah survey KAP (knowledge, attitude, practice) secara sensus untuk mendapatkan data dasar tingkat pengetahuan, sikap, perilaku serta pengurangan ancaman pada target konservasi. Survei pra kampanye ini akan diselenggarakan dari tanggal 26 s/d 30 Desember 2012, di 4 desa target selama 5 hari kemudian para enumerator mengembalikan Quesener kepada Manajer kampanye untuk di mengimput data selama 1 minggu
dengan besarnya sampel ditentukan berdasarkan
persebaran nelayan dalam komunitas dan menggunakan (1) tingkat keyakinan 95% (2) interval
keyakinan
5
pp,
dan
(3)
penghitung
besar
sampel
online
di
http://www.surveysystem.com/sscalc.htm (dapat dilihat pada tabel 4). Perkiraan populasi untuk populasi orang dewasa didasarkan pada data kependudukan yang dikeluarkan BPS Kabupaten Wakatobi tahun 2012. Perkiraan populasi untuk nelayan untuk tiap desa juga berasal dari data Desa Lokasi Penelitian. dan Kerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wakatobi tahun 2009 yang selama ini menggunakan DPL Pulau Wangi-wangi sebagai daerah tangkapannya. %
Jumlah
Total TA 1
Target
Jumlah Populasi
Orang
Orang Dewasa
DewasaTA 1
Sombu
310
59
21 %
51
Waha
628
100
34 %
77
Waelumu
671
70
25%
59
Waetuno
583
71
20 %
48
2.192
300
100 %
235
Desa
Total
Sample TA 1
Sumber data (Diolah) : Berdasarkan data BPS dan data Desa Lokasi Penelitian Tahun 2012
Untuk mencapai desain yang acak dan representatif, survei akan diselenggarakan dari rumah ke rumah dengan menggunakan 08(Delapan) enumerator yang terlatih diambil dari Dinas Kelautan dan Perikanan juga relawan di desa, yaitu: 1.) Syahbuddin, S. Pi, 2.) Harianto, S. Pi, 3.) Muh.Rifai, S. Pi, 4.) ST. Kamriah, S. Pi, 5.) Hidayat, 6.) Baharudin Ode Maharumun, S.Pi, 7.) Osaka, 8.) Rahman Shaadikin, S.Pi . Masing-masing enumerator akan memperoleh peta wilayah survei sasaran mereka dan akan menyasar setiap nelayan yang
ditemui sampai sampel selesai di sasar. Para pelaksana survei akan mencoba sebaikbaiknya untuk bekerja pada waktu-waktu yang berbeda agar dapat memastikan tingkat respon yang tinggi dan beragam. Tingkat respon akan di catat untuk setiap survei untuk memahami beberapa tingkat penolakan dan apakah khalayaknya spesifik (misalnya semua perempuan). Wilayah sasaran survei akan memiliki 2 komponen: 1) Nelayan pada keempat Desa 2) Istri Nelayan yang bekerja sebagai Surabi/menyulu (misalnya pencari bulu babi, kerang-kerang)
yang berpengaruh terhadap kesuksesan kampanye DPL Pulau Wangi-
Wangi, Kab.Wakatobi. Hal ini akan membuat teknik sampling dapat dilaksanakan secara lebih spesifik pada khalayak sasaran, dengan masih mempertahankan kekokohan statistik. 2.1.2 Analisis Hasil Penelitian Kuantitatif Hasil analisis penelitian kuantitatif jejak pendapat pada survey KAP di DPL Pulau Wangi-Wangi di peroleh pada: Tingkat pendidikan. Grafik 1. Gambaran demografi Desa Sombu untuk tingkat pendidikan
Grafik 1
menunjukkan data demografi dan social ekonomi responden di Desa sombu.
Mayoritas responden yang diwawancara dari tingkat pendidikan sangat rendah sebesar (21.4%) karena sebagian besar responden hanya pernah di bangku SD atau tidak bersekolah sama sekali. Dari keempat desa target, desa sombu yang tidak memiliki fasilitas sekolah yang lengkap dan guru memadai. Pekerjaan utama sebagian besar masyarakat di desa target adalah nelayan atau berkebun serta ada juga menjadi buru bangunan dan merantau. Meskipun sebagian masyarakat bekerja di kebun, mereka tetap pergi ke laut untuk mencari ikan sebagai lauk. Hal inilah yang menyebabkan tingkat pendidikan di desa sombu sangat rendah.
Grafik 2. Gambaran demografi Desa Waha untuk tingkat pendidikan
Grafik 2
menunjukkan data demografi dan social ekonomi responden di Desa Waha.
Mayoritas responden yang diwawancara dari tingkat pendidikan sangat rendah sebesar (32,3%) karena sebagian besar responden hanya pernah di bangku SMP dan tidak lulus SMU . Dari keempat desa target, Desa Waha yang memiliki fasilitas sekolah yang lengkap dan guru memadai. Sehingga dari keempat desa target tingkat % yag berpendidikan cukup besar di banding desa lain. Pekerjaan utama sebagian besar masyarakat di desa target adalah Buru Bagunan,berkebun serta ada juga menjadi pegawai negri. Meskipun sebagian masyarakat bekerja di
campuran , tetapi sebagian yang pekerjaan nelayan masih
mengantungkan hidup dilaut untuk mencari makan. Grafik 3. Gambaran demografi Desa Waelumu untuk tingkat pendidikan
Grafik 3 menunjukkan data demografi dan social ekonomi responden di Desa Waelumu. Mayoritas responden yang diwawancara dari tingkat pendidikan sangat rendah sebesar
(23,3%) karena sebagian besar responden yang tinggi hanya pernah di bangku SD dan tidak lulus SD . Dari keempat desa target, Desa Waelumu yang tidak memiliki fasilitas sekolah yang lengkap dan guru memadai. Sehingga dari keempat desa target tingkat % yag tidak tamat berpendidikan cukup besar. Pekerjaan utama sebagian besar masyarakat di desa target adalah Nelayan,berkebun serta ada juga menjadi buru bangunan. Meskipun sebagian masyarakat bekerja campuran , tetapi sebagian yang pekerjaan nelayan masih mengantungkan hidup dilaut untuk mencari makan. Hal inilah yang menyebabkan mengapa pendidikan bukan menjadi faktor utama masyarakat target untuk kelangsungan hidup mereka. Grafik 4. Gambaran demografi Desa Waetuno untuk tingkat pendidikan
Grafik 4 menunjukkan data demografi dan social ekonomi responden di Desa Waetuno. Mayoritas responden yang diwawancara dari tingkat pendidikan sangat rendah sebesar (23,0%) karena sebagian besar responden yang tinggi hanya pernah di bangku SD dan tidak lulus SMU . Dari keempat desa target, Desa Waetuno yang memiliki fasilitas sekolah yang lengkap dan guru memadai. Sehingga dari keempat desa target tingkat % yag tidak tamat berpendidikan cukup besar. Pekerjaan utama sebagian besar masyarakat di desa target adalah Nelayan,berkebun serta ada juga menjadi buru bangunan. Meskipun sebagian masyarakat bekerja campuran , tetapi sebagian yang pekerjaan nelayan masih mengantungkan hidup dilaut untuk mencari makan. Hal inilah yang menyebabkan mengapa pendidikan bukan menjadi faktor utama masyarakat target untuk kelangsungan hidup mereka. Tingkat Usia. Grafik 5. Gambaran demografi Desa Sombu untuk Tingkat Usia
Grafik 5. Menunjukkan data demografi dan sisoal ekomomi di Desa sombu. Pada tingkat usia mayoritas responden yang di wawancara berusia dari 15 tahun s/d 55 tahun ke atas dan dalam rentang usia tersebut masyarakat masih aktif menggunakan sumber daya laut, usia paling tinggi untuk masyarakat nelayan Desa Sombu adalah berumur 36 tahun s/d 45 tahun kenaikan persentasinya adalah 30,5 % di banding pada umur tertentu. Grafik 6 Gambaran demogragfi Desa Waha untuk tingkat usia
Grafik 6. Menunjukkan data demografi dan social ekonomi di Desa Waha. Pada tingkat usia mayoritas responden yang di wawancara berusia 15 tahun s/d 55 tahun ke atas dan dalam rentang usia tersebut masyarakat masih aktif menggunakan sumber daya laut, usia paling tinggi untuk masyarakat nelayan Desa waha ada 3 kategori umur yaitu katogori pertama adalah berumur 26 tahun s/d 35 tahun kenaikan persentasinya adalah 30,3 %, kategori kedua pada umur 36 tahun s/d 45 tahun kenaikan persentasinya adalah 30,1 % dan kategori ke tiga pada usia 46 tahun s/d 55 tahun kenaikan persentasinya adalah 20, 5 % di banding pada umur tertentu.
Grafik 7. Gambaran demografi Desa Waelumu untuk tingkat usia
Grafik 7. Menunjukkan data demografi dan social ekonomi di Desa Waelumu. Pada tingkat usia mayoritas responden yang di wawancara berusia 15 tahun s/d 55 tahun ke atas dan dalam rentang usia tersebut masyarakat masih aktif menggunakan sumber daya laut, usia paling tinggi untuk masyarakat nelayan Desa Waelumu yaitu pada umur 36 tahun s/d 45 tahun kenaikan persentasinya tertinggi adalah 30,3 % dan pada umur 15 tahun s/d 25 tahun masyarakat di desa waelumu tidak ada yang menjadi nelayan di bandingkan pada kategori umur lainnya. Grafik 8. Gambaran demografi Desa Waetuno untuk tingkat Usia
Grafik 8. Menunjukkan data demografi dan sosial ekonomi di Desa Waetuno. Pada tingkat usia mayoritas responden yang di wawancara berusia 15 tahun s/d 55 tahun ke atas dan dalam rentang usia tersebut masyarakat masih aktif menggunakan sumber daya laut, usia paling tinggi untuk masyarakat nelayan Desa Waetuno di antara 4 desa target lainnya yaitu pada umur 26 tahun s/d 35 tahun kenaikan persentasinya tertinggi adalah 30,8% dan pada umur 55 tahun ke atas masyarakat di desa waetuno masih ada menggunaakan sumber daya laut/nelayan sebesar 20,5% di bandingkan pada kategori umur lainnya
Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Komunikasi Interpersonal (K, A, IC) Grafik 9. Gambaran Kuantitatif untuk komponen Pengetahuan (K) di DPL Pulau Wangi-Wangi
Dalam jejak pendapat Survey KAP untuk DPL Pulau Wangi-Wangi , data responden pengetahuan yang dikumpulkan adalah pengetahuan tentang lokasi DPL, manfaat DPL, fungsi tanda batas, manfaat POKMASWAS dalam DPL Pulau Wangi-Wangi. Objektif yang diharapkan dalam kampanye ini adalah peningkatan pengetahuan masyarakat target mengenai lokasi DPL, manfaat DPL, fungsi tanda batas dan manfaat POKMASWAS. Sebagai data dasar, 37.1% s/d 38.7%. Pada akhir kampanye, diharapakan ada peningkatan menjadi 50 % responden mengetahui lokasi DPL, manfaat DPL, Fungsi tanda batas dan manfaat POKMASWAS di DPL Pulau Wangi-Wangi Tabel. 1. Hasil survey tentang pengetahuan tentang Lokasi DPL, manfaat DPL, fungsi tanda batas dan manfaat POKMASWAS.
Respons
Persentasi (%)
Benar
37.1%
Q 15. Manfaat DPL Pulau Wangi-Wangi
Benar
38.3%
Q 16. Fungsi tanda batas di DPL Pulau Wangi-wangi
Benar
38.7%
Q 17. Manfaat POKMASWAS di DPL Pulau Wangi-Wangi
Benar
37.7%
Pertanyaan Survey Q 14. Pada Peta menunjukkan Lokasi DPL
Grafik 10. Gambaran Kuantitatif untuk Sikap di DPL Pulau Wangi-Wangi
Hasil survey mengenai sikap responden di desa target bahwa masyarakat mendukung DPL sebagai daerah tabungan ikan memberikan manfaat, keberadaan tanda batas di DPL dan pembentukan POKMASWAS hal-hal tersebut cukup tinggi. Objektif yang diharapkan dalam kampanye ini adalah peningkatan masyarakat mendukung DPL, Keberadaan tanda batas dan pembentukan POKMASWAS Sebagai data dasar, 62.3% s/d 70.9%. Pada akhir kampanye, diharapakan ada peningkatan menjadi 25 % responden mendukung keberadaan dari DPL, tanda batas dan pembentukkan POKMASWAS di DPL Pulau Wangi-Wangi Tabel. 2. Hasil survey tentang sikap Masyarakat mendukung DPL , keberadaan tanda batas dan Pembentukkan POKMASWAS di DPL
Respons
Persentasi (%)
Percaya
70.9%
Q 20. Bagaimana sikap Bapak/Ibu terhadap keberadaan tanda batas
Setuju
60.2%
Q 22. Bagaimanan sikap Bapak/Ibu terhadap pembentukan POKMASWAS
Setuju
62.3%
Pertanyaan Survey Q 18. manfaat
Apakah Bapak/Ibu percaya DPL memberikan
Grafik 11. Kuantitatif untuk Komunikasi interpersonal (IC) di DPl Pulau Wangi-Wangi
Hasil survey mengenai komunikasi interpersonal di desa target bahwa masyarakat masih belum banyak membicarakan mengenai manfaat DPL, fungsi tanda batas dan fungsi POKMASWAS, hal ini terlihat pada grafik 11 menunjukkan frekuensi tiap-tiap isu dibicarakan oleh responden. Dari semua isu utama yang diangkat dalam kampanye pride 72.2% s/d 78,0% respon menyatakan tidak pernah membicarakannya. Pasca kampanye pride, angka tersebut di harapakan turun sekitar 50% respon yang tidak perna berbicara di DPL Pulau Wangi-Wangi Tabel. 3. Hasil survey tentang Interpersonal manfaat DPL , fungsi tanda batas dan fungsi POKMASWAS di DPL
Pertanyaan Survey
Respons
Persentasi (%)
Q24. Dalam 3 bulan, pernahkah Bapak/Ibu berdiskusi manfaat DPL
Pernah
19.5%
Q25. Dalam 3 bulan, Pernahkan Bapak/Ibu berdiskusi fungsi tanda batas
Pernah
14.7%
Q26. Dalam 3 bulan, pernahkan Bapak/ibu berdiskusi fungsi POKMASWAS
Pernah
17.6%
Tingkat Perubahan Prilaku (BC) Grafik 12. kuantitatif untuk perubahan prilaku (BC)
Hasil survey KAP mengenai perubahan prilaku masyarakat target pada grafik 12. bahwa responden masih banyak yang masuk di daerah DPL yaitu sebesar 48.9% sedangkan yang sudah menangkap di luar DPL sebesar 51.1%. pasca kampanye diharapkan responden bisa turunkan sebanyak 20% pada akhir kampanye pride. Tabel. 4. Hasil survey perubahan prilaku masyarakat target di DPL Pulau Wangi-Wangi
Pertanyaan Survey
Q27. Dalam 3 bulan, dimanakah Bapak/Ibu menangkap ikan
Respons
Persentasi (%)
Di luar DPL
51.1%
Di Dalam DPL
48.9%
2.2. Status Khalayak Target pada Kontinum Perubahan Perilaku, untuk Setiap Khalayak Target Hasil survey tentang kontinum perubahan perilaku menunjukkan responden berada pada tahap yang berbeda untuk tiap isu utama yang akan dikampanyekan. Untuk isu pengetahuan penangkapan berlebih, sebagian besar responden berada pada tahap antara kontemplasi (38.7%). Pada sikap terhadap DPL, tanda batas dan POKMASWAS, responden tersebar pada tahap kontemplasi (70,9 %). Pertanyaan tentang komunikasi antara mereka di desa menunjukkan responden berada pada pada tahap pra kontemplasi (19,5%). Hal ini sesuai dengan kondisi di lapangan dimana masyarakat di kampung target sudah menginginkan terbentuknya aturan PERDES tingkat daerah dan desa, pemasangan tanda
batas dan POKMASWAS di tiap-tiap desa target.
Pada pasca kampanye pride di
harapkanan masyrakat di DPL Pulau wangi-Wangi tidak lagi masuk ke DPL dan sudah mengetahui manfaat akan arti penting tabungan ikan dan selalu mendukung dan percaya manfaat dari DPL dan ikut bersama-sama menjaga DPL dengan bergabung dalam pembentukkan POKMASWAS. Faktor kunci untuk membuat orang-orang mengubah perilaku mereka adalah membuat mereka memahami manfaat-manfaat potensial dari perilaku baru yang diusulkan dan menyetujui bahwa manfaat-manfaat tersebut lebih besar dari kerugian-kerugian apapun yang harus mereka keluarkan dalam memulai perilaku baru itu. Manfaat utama daerah tabungan ikan akan diberikan pada ekosistem dan perikanan. Dengan melindungi ikan dalam wilayah memadai yang terdiri dari habitat-habitat kritikal (30% dari total kawasan), sejumlah besar ikan dan organisme-organisme laut lainnya dimungkinkan tumbuh hingga masak dan bereproduksi. Karena ikan bereproduksi dalam jumlah besar, mestinya akan terjadi limpahan ikan dari kawasan larang-tangkap ke kawasan sekitarnya di mana penangkapan ikan diperbolehkan. Dengan demikian, baik sumber daya / ekosistem dan khalayak target akan mendapatkan manfaat dari waktu ke waktu. 2.3. Analisis Data Ekologi Pada tahap pra kampanye pride pengurangan ancaraman yang di lakukan di DPL Pulau Wangi-Wangi
ada dua dilihat secara TR dan CR. Pengurangan ancaman TR
mengunakan metode monitoring yaitu Resources Manajeman (Log Book) yang bertujuan untuk melihat berapa banyak masyarakat yang masuk ke daerah perlindungan Laut. Membentuk tim relawan yang sudah tahu akan konservasi dan DPL di lokasi yaitu Desa Sombu, Waha, Waelumu, dan Waetuno, kemudian mengadakan trening/pelatihan untuk cara mengisi Log Book, Tim yang akan di bentuk sebanyak 4 orang pertiap desa yang akan mencatat siapa saja yang akan masuk ke Daerah Perlindungan Laut, mereka mengamati pada tiap bulan yaitu 3 hari di bulan terang dan 3 hari di bulan gelap
kemudian data
tersebut tiap 3 bulannya di serahkan ke manajer kampanye yang akan digunakan sebagai bahan perbandingan untuk menganalisa data kualitatif. Tim yang terlibat adalah masyarakat lokal yang ada di kawasan target yang mendukung kampanye/Motivator Desa, waktu pelaksanaan februari sampai berakhirnya kampanye pride tahun 2014 dengan dukungan biaya dari Dinas Perikanan dan Kelautan atau mencari dana tambahan jika tidak tersedia. Hasil konservasi yang diharapkan adalah Pada akhir kampanye tahun 2014, jumlah nelayan yang melakukan kegiatan menangkap Ikan di DPL Desa Sombu, Waetuno, Waha dan Waelumu berkurang sebanyak X% dari data monitoring tahun 2013. Sehingga kesadaran masyarakat akan DPL sangat tinggi untuk melindungi kawasannya dan akan memberikan manfaat yang luar biasa untuk 5 tahun mendatang dan masyarakat mau menjaga bersama kawasan yang ditetapkan sebagai daerah perlindungan laut.
Pengurangan Ancaman CR mengunakan metode monitoring yaitu PIT ( Point Line transect) di lokasi target yaitu Desa Sombu, Waha, Waelumu, dan Waetuno. Peneliti akan bekerjasama dengan teman dari coremap dalam pengambilan data melibatkan 5 orang yang sudah terlatih dan ahli dalam pengambilan data monitoring kesehatan karang. Tugas mereka adalah 1 orang yang memasang transek dan 3 orang yang mencatat dengan sabak kondisi karang, bentos dan ikan karang dan 1 orang lagi mengdokumentasikan kegiatan monitoring yang dilakukan. Kegiatan ini dilakukan selama
1 minggu termasuk
dengan
analisa data persen tutupan terumbu karang dan data tersebut akan diberikan ke manajer kampanye sebagai bahan analisis, prasaran dan saran yang akan dibutuhkan semua di tanggung oleh Dinas kelautan dan perikanan, pengambilan data ini dilakukan awal Desember dan sebelum turun lapangan diadakan pertemuan apa saja prosuder yang akan dilakukan diharapkan dengan monitoring ini dapat membandingkan dengan data kualitatif terhadap Daerah Perlindungan Ikan. Hasil konservasi yang diharapkan adalah Pada akhir kampanye tahun 2014, Tutupan karang keras hidup di 4 DPL target tetap Stabil, berdasarkan data dasar 2011 untuk Waha (51%) & Sombu (50%); dan data dasar 2012 untuk
Waelumu
(52%)&
Waetuno
(62%).
Jika
kondisi
tersebut
tidak
bisa
di
pertahankan/stabil dan rusak oleh akibat langsung (ulah manusia) maupun tidak langsung (faktor alam) maka kesempatan ikan untuk memijah dan bertambah banyak akan berkurang dan masyarakat tidak akan merasakan manfaat dari Daerah perlindungan Laut. Antara data TR dan CR sangat
besar pengaruh yang akan dilihat dalam perbandingan data dasar
terhadap kampanye pride di DPL Pulau Wangi-Wangi yang sebagai salah satu kabupaten konservasi daerah. Harapkan masyarakat target mengerti akan arti penting dari selalu melindungi setiap DPL yang telah disepakati. 2.4. Rencana penyingkiran Halangan DPL Pulau Wangi-Wangi telah terbentuk sejak tahun 2006, namun belum banyak kegiatan pengelolaan yang dilakukan. Disisi lain, aktivitas penangkapan terus meningkat. Peningkatan aktivitas nelayan dipicu dengan seringnya masuk masyarakat kedalam kawasan DPL Desa Sombu, Waha, Waelumu dan Waetuno. Indikasi penangkapan ikan berlebih telah dirasakan oleh masyarakat dengan makin berkurangnya jumlah tangkapan, jauhnya lokasi penangkapan dan waktu mencari yang semakin lama. Permasalahan lain yang terjadi adalah banyaknya pelanggaran daerah tangkapan yang dilakukan oleh masih adanya nelayan panah dan pancing. Semua ini terjadi oleh karena belum dijankannya peraturan Desa (Perdes) yang telah diseakati oleh masyrakat, Kelompok masyarakat pengawasn belum dapat melaksanakan patroli secara rutin untuk mengawasasi kawasan DPL serta minimnya pengetahuan masyarakat nelayan akan fungsi DPL serta peraturan desa yang menikat masyarakat
setempat. Dengan permasalahan yang disebutkan diatas, strategi penyingkiran halangan yang akan diimplementasikan adalah membuat Revisi Perdes yang akan di perkuat di biro hukum agar Perdes ini diharapkan menjadi kesepakatan formal antara masyarakat dan pemerintah daerah, Pengefektifan POKMASWAS diharapkan masyarakat tidak lagi masuk mengambil ikan di DPL dan sadar juga mau ikut mengawasi dan mencatat pelanggaran yang terjadi di daerah tabungan ikan. Pemasangan Tanda Batas diharapkan masyarakat desa sadar dan tahu batasan dari DPL juga ikut dalam membuat tanda batas, menjaga dan memelihara tanda batas tersebut. Kesepakatan awal untuk revisi PERDES diharapakan bisa dilaksanakan pada fase triwulan I dan II . Proses. revisi perdes ini memerlukan waktu yang cukup lama oleh karena perlu Koordinasi dan Konsultasi terhadap kesamaan persepsi dan pendapat terkait isi dan tata bahasa serta sistematika penulisan oleh instansi teknis terutama biro hukum dan DKP, Sedangkan komponen baku seperti sangsi dan sistem pengelolaanya tetap mengacu pada kesepakatan desa. Draft perdes adalah media utama dalam kegiatan kampanye ini ( untuk pengembangan K, A dan IC) sehingga diharapakan masyarakat dapat mengetahui Perdes yang akan diterapkan di DPL yang selanjutnya akan diawasi oleh pokwasmas. Pengefektifan POKMASWAS dalam kegiatan ini akan dilaksanakan pada pada triwulan II seiring dengan proses revisi perdes itu sendiri. oleh karena komponen pokwasmas adalah bagiam yang tidak terpisahkan dari implementasi perdes. Peningkatan kapasitas pokmaswas melalui pelatihan dan simulasi siswasmas merupakan media kampanye yang perlu dilaksanakan sehingga diharapkan pokwasmas secara professional dapat menegakan perdes ( untuk pengembangan TR),Pemasangan Tapal batas adalah proses akhir yang akan dilaksanakan pada triwulan III. Pemilihan waktu yang tepat terutama kondisi cuaca mendapat perhatian penting sehingga tapal batas aman untuk dipasang. Pada kegiatan ini pelibatan langsung massyarakat dalam hal pemasangan tapal batas DPL melalui prosesi adat dan lomba dayung lintas DPL merupakan salah satu
media yang tepat untuk
mensosialisasikan tapal batas DPL kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga diharapakan masyarakat dapat mengetahui dengan tepat luasan, batas dan titik koordinat DPL yang telah di sepakati ( untuk pengebangan K, A, dan IC) sehingga dengan demikian masyarakat dapat melakukan kegiatan diluar kawasan DPL. Revisi perdes merupakan halangan utama dalam perubahan perilaku masyarakat nelayan yang melakukan aktivitas yang tidak ramah lingkungan. Peraturan desa sebagai bentuk regulasi tingkat desa ini merupakan hal utama untuk bisa merubah perilaku masyarakat yang masih melakukan aktivitas illegal dikawasan DPL, sehingga dengan adanya perdes ini perubahan sikap, perilaku untuk kelestarian ekosistem DPL tetap lestari
dan diharapakan dapat memberikan kontribusi pada kawasan diluar DPl denga bertambahnya jumlah populasi ikandi luar kawasan DPL. Penguatan kapasitas pokwasmas melalui kegiatan training siswasmas diharpkan mampu meningkatkan pengetahuan pokwasmas dalam penanganan kasus kasus dikawasan DPL. Pengetahuan Pokwasmas dalam pengawaman kawasan DPL, sikap dan perilaku dalam menegur masyarakat, serta sistem penangnan kasus adalah keterampilan yang mutlak dimiliki oleh pokwasmas. Pokwasmas ini diharapkan berasaal dari masayarakat nelayan aktif yang sering melintasi kawasan DPL serta memiliki pengetahuan yang cukup tentang konservasi. Sistem kerja yang sistematis, koordinasi dan komunikasi yang baik dengan petugas funsional pengawasan serta komunikasi aktif dengan nelayan lain harus terus ditingkatkan oleh petugas pokwasmas sehingga setiap terjadi pelanggaran pada kawasan DPL dapat segera diselesaikan. Pengaturan jadwal patroli, pengintaian terhadap nelayan yang melanggar dikawasan DPL, seta strategi penangnan harus dapat dikomunikasikan dengan baik diantara pokwasmas untuk menghindari konflik intern anatara sesame masyarakat nelayan. Halangan lainnya adalah sosialisasi tapal batas DPL kepada masyarakat dan pemangku kepentingan untuk memmastikan luas kawasan DPL sehingga tidak ada lagi masyarakat yang belum memahami dan tahu tentang DPL. Pendekatan prosesi adat dan tehnik bermain peran melalui kegiatan lomba dayung lintas DPL adalah stategi pemasaran soaial yang sangat efektif untuk memperkenalkan tapal batas DPl kepada masyarakat umum. Pendekatan adat sebagai bentuk pengakuan akan kesepakan desa yang akan mengikat seluruh masyarakat nelayan di kawasan DPL dan umumnya ini sangat tegas di masyarakat, serta bermain melalui lomba dayung lintas DPL yang melibatkan anak-anak dan mayarakat umum diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya. DKP sebagai Instansi Teknis pada kegiatan Konservasi yang telah bekerja sejak DPL Pulau Wangi-Wangi
di deklarasikan akan bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan
strategi penyingkiran halangan. DKP Wakatobi sebagai pemegang otorisasi pengelolaan DPL Pulau Wangi-Wangi tentu akan dilibatkan dalam setiap proses yang dijalankan. Harapannya, bukan Cuma DKP Wakatobi mau melanjutkan proses yang telah dirintis untuk jangka panjang.TNW dan TNC-WWF ikut serta dalam kegiatan konservasi ini untuk masyarakat Wakatobi. Strategi penyingkiran halangan ini juga akan melibatkan masyarakat target sebagai pelaku utama, terutama pada proses Pengefektifan POKMAWSAS dan Pemasangan Tanda Batas. 2.5. Sasaran SMART Final
TOC
K
A
SASARAN SMART Persentase Nelayan lokal di DPL 4 site(Desa Sombu, Desa Waha, Desa Waelumu, dan Desa Waetuno) yang mengetahui lokasi DPL sebagai Daerah Tabungan Ikan akan meningkat dari 26,1% di awal kampanye menjadi Y% pada akhir kampanye tahun 2014 Persentase Nelayan Lokal di DPL 4 site(Desa Sombu, Desa Waha, Desa Waelumu, dan Desa Waetuno) yang mengetahui Manfaat DPL sebagai Daerah Tabungan Ikan akan meningkat dari 21,6% di awal kampanye menjadi Y% pada akhir kampanye tahun 2014 Persentase Nelayan lokal di DPL 4 site(Desa Sombu, Desa Waha, Desa Waelumu, dan Desa Waetuno) yang mengetahui fungsi Tanda batas DPL meningkat dari 21,6% di awal kampanye menjadi Y % pada akhir kampanye tahun 2014 Persentase Nelayan lokal di DPL 4 site(Desa Sombu, Desa Waha, Desa Waelumu, dan Desa Waetuno) yang mengetahui manfaat POKMASWAS di DPL meningkat dari 24,2% di awal kampanye menjadi Y% pada akhir kampanye tahun 2014 Persentase Nelayan lokal di DPL 4 site(Desa Sombu, Desa Waha, Desa Waelumu, dan Desa Waetuno) yang setuju bahwa DPL memberikan manfaat meningkat dari 58,2% di awal kampanye menjadi Y% pada akhir kampanye tahun 2014 Persentase Nelayan Lokal di DPL 4 site (Desa Sombu, Desa Waha, Desa Waelumu dan Desa Waetuno) yang mendukung keberadaan tanda batas DPL meningkat dari 47,1% di awal kampanye menjadi Y% pada akhir kampanye tahun 2014 Persentase Nelayan lokal di DPL 4 site(Desa Sombu, Desa Waha, Desa Waelumu, dan Desa Waetuno) yang setuju terhadap keberadaan POKMASWAS meningkat dari 49,7% di awal kampanye menjadi Y% pada akhir kampanye tahun 2014 Dalam 3 Bulan terakhir Persentase Lokal di DPL 4 site(Desa Sombu, Desa Waha,
Pertanyaan Kuesioner yang digunakan untuk mengukur capaian SMART Pada peta yang saya perlihatkan ini, tunjukkan lokasi DPL pulau WangiWangi yang Bapak/Ibu ketahui (enumerator menunjukkan peta tanpa nama kemudian mencatatrespon responden) ? Tolong sebutkan manfaat DPL Pulau Wangi-Wangi yang bapak /ibu ketahui?
Tolong sebutkan fungsi tanda batas di DPL Pulau Wangi-Wangi? (Enumerator sudah harus paham fungsi tanda baatas DPL dan mendengarkan jawaban responden kemudian mencatat responnya) Tolong sebutkan manfaat POKMASWAS dalam pengelolaan DPL di Pulau Wangi-Wangi? (Enumerator sudah harus paham manfaat POKMASWAS dan mendengarkan jawaban responden kemudian mencatat responnya) Apakah Bapak/Ibu percaya DPL sebagai Daerah Tabungan Ikan, dapat memberi manfaat?
Bagaimana sikap bapak/Ibu terhadap keberadaan tanda batas di DPL?
Bagaimana sikap bapak/Ibu terhadap mengenai POKMASWAS?
Dalam 3 Bulan terakhir, pernahkah ada orang lain yang berdiskusi dengan
IC
BC
Desa Waelumu, Desa Waetuno) yang berdiskusi mengenai manfaat DPL sebagai daerah tabungan ikan meningkat dari 13,1% di awal kampanye menjadi Y% pada akhir kampanye tahun 2014 Dalam 3 Bulan terakhir Persentase Nelayan pancing dan panah di DPL 4 site(Desa Sombu, Desa Waha, Desa Waelumu, Desa Waetuno) yang berdiskusi fungsi tanda batas meningkat dari 11,1% di awal kampanye menjadi Y% pada akhir kampanye tahun 2014 Dalam 3 Bulan terakhir Persentase Nelayan pancing dan panah di DPL 4 site(Desa Sombu, Desa Waha, Desa Waelumu, dan Desa Waetuno) nelayan berdiskusi tentang fungsi POKMASWAS meningkat dari 13,1% di awal kampanye menjadi Y% pada akhir kampanye tahun 2014 Persentase Nelayan lokal pancing dan panah dari 4 desa target (Desa Sombu, Desa Waha, Desa Waelumu, dan Desa Waetuno) yang menangkap ikan di dalam 4 DPL menurun dari 48,9% di awal kampanye menjadi Y % pada akhir kampanye tahun 2014
Bapak/Ibu mengenai manfaat DPL pulau Wangi-Wangi?
Dalam 3 Bulan terakhir, pernahkah ada orang lain yang berdiskusi dengan Bapak/Ibu mengenai fungsi tanda batas DPL pulau Wangi-Wangi?
Dalam 3 Bulan terakhir, pernahkah ada orang lain yang berdiskusi dengan Bapak/Ibu mengenai fungsi POKASWAS di DPL pulau WangiWangi?
Dalam 3 bulan terakhir dimanakah Bapak/Ibu menangkap ikan? (enumerator menunjukkan peta kosong kepada responden dan mencatat responnya responden)
2.6 Teori perubahan Final NARASI TOC DKP. KAB. WAKATOBI : Di akhir kampanye Pada tahun 2014 tutupan terumbu karang tetap di banding data dasar pada bulan September 2011, hasil konsevasi tersebut dapat di capai apabila kegiatan menangkap ikan di Desa Waelumu, Kel. Waetuno, Desa Patuno, Desa Longa dan Desa Matahora berhenti. Agar Nelayan tidak lagi menangkap ikan di DPL maka perlu didorong agar nelayan mau berperan aktif dalam POKMASWAS di DPL . Perilaku nelayan tersebut dapat di capai melalui beberapa tahap yaitu pemasangan tanda batas
DPL,
Penetapan/Sosialisasi PERDES ke kawasan target, serta mengefektifkan POKWASWAS oleh nelayan lokal untuk mendukung tahapan pengurangan ancaman diatas. Penyingkiran halangan tersebut dapat dicapai dengan terjadinya diskusi di nelayan tentang ikan akan habis jika terumbu karang rusak, manfaat DPL sebagai “Tabungan Ikan, DPL perlu di awasi oleh POKWASMAS Sehingga nelayan setuju akan arti penting dari DPL serta Nelayan mendukung adanya tanda batas DPL dan ikut terlibat dalam POKMASWAS DPL. Tabel Teori Perubahan : Komponen Teori Perubahan Pengetahuan
Uraian Meningkatnya pemahaman Nelayan tentang arti penting dari DPL, batas dari DPL, pentingnya POKMASWAS oleh nelayan lokal terhadap DPL
Sikap
Nelayan setuju tidak menangkap ikan di DPL, mendukung adanya tanda batas DPL, mendukung adanya POKMASWAS
Komunikasi Interpersonal
Meningkatkannya diskusi mengenai ikan akan habis jika terumbu karang rusak, Manfaat DPL sebagai Tabungan Ikan (DTI), DPL perlu di awasi oleh POKMASWAS
Penyingkiran Halangan
Pemasangan
Tanda/pelampung
Batas,
Penetapan/Sosialisasi Revisi PERDES di kawasan target, Mengefektifkan POKMASWAS Perubahan Perilaku
Nelayan tidak lagi menangkap ikan di DPL
dan nelayan
berperan aktif dalam POKMASWAS di DPL Pengurangan Ancaman
Kegiatan penangkapan ikan di 4 lokasi target berhenti
Target Konservasi
Pada tahun 2014, tutupan terumbu karang di 4 lokasi target (Desa Sombu, Waha Waelumu, Desa Waetuno) Stabil/tetap
Bagian 3 Lampiran : Lampiran A: Tabel Tabel Rangkuman – Analisis Data Kualitatif NO
PERTANYAAN KUALITATIF
1
Mengapa Khalayak sasaran melakukan prilaku mereka saat ini ?
2
Apakah ada lebih dari satu khalayak yang perlu mengubah perilaku mereka?
3
Apakah ada khalayak yang memiliki pengaruh besar terhadap khalayak utama anda (misalnya Pengaruh Kunci)?
INTERPERTASI KUALITATIF KHALAYAK TARGET Prilaku Khalayak Sasaran yaitu masih masuknya menangkap ikan di DPL karena menurut mereka lebih mudah dalam arti bahwa menangkap ikan dekat dari kampung/Desa, mengunakan alat tangkap seadanya yaitu bisa jaring, bubu, panah (praktis) dan ekonomis disini mereka tidak memerlukan bahan bakar untuk menujang aktivitas mereka menangkap ikan. Rendahnya Informasi yang mereka terima atau dapat untuk lebih mempertimbangkan apakah yang mereka lakukan saat ini sudah tepat buat mereka dan demi keberlangsungan aktivitas mereka ke depan terkait. Informasi tambahan yang lain adalah bahwa di Desa Waelumu aktivitas mereka tidak berasal dari orang tua melainkan beragam, ada dari teman, tetangga. Khalayak sasaran juga walaupun mempunyai aktivitas mata pencarian lain. Anggapan mereka bahwa aktivitas yang sangat mendukung adalah masih masuknya mereka menangkap ikan di daerah DPL. Ya ada, selain khalayak target yaitu nelayan panah, jaring, Bubu, Tonda masih ada nelayan lain yang perlu di ubah perilakunya yaitu nelayan luar Bungis dan Kendari karena mereka masih masuk ke dalam DPL. Juga yang paling penting untuk di ubah yaitu ibu nelayan yang menyuluh mencari kerang-kerang, gurita dan lain-lainnya terdapat pada 3 desa target sedangkan untuk informasi tambahan yaitu di Satu Desa target di Desa Waha aktivitas menyuluh atau mencari kerangkerang dan lain-lain tidak berlangsung hal ini di disebabkan karena letak tipografi desa dengan pesisir yang ada musim2 tertentu surut tertinggi dan kadang kalah sebaliknya. yaitu di Ketiga Desa target pada umumnya lebih percaya pada sesama nelayan karena intensitas kedekatan dan komunikasi di antara sesama di banding dengan tokoh adat, tokoh agama dan tokoh adat dan lain-lain bukan dalam arti bahwa mereka tidak percaya pada pemerintah atau tokoh - tokoh lainnya. Sedangkan Informasi tambahan Yaitu pada Desa Sombu yang para Nelayan lebih mengambil keputusan sendiri dan jarang berdiskusi dengan tokoh adat, agama dan pemerintah desa. Hal ini di sebabkan karena lunturnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa yang selalu mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan masyarakat khususnya Nelayan (Ada Rasa Nepotismen ).
4
Apakah yang Oleh khalayak Sasaran dianggap sebagai Halangan untuk memulai perilaku baru ?
5
Apakah yang dianggap oleh khalayak sasaran anda sebagai manfaat untuk melaksanakan perilaku yang baru?
6
Sumber informasi mana yang dicari khalayak sasaran untuk memperoleh informasi mengenai perilaku sasaran?
7
Siapa yang di percaya khalayak sasaran sebagai sumber informasi?
yaitu di Semua Desa Target pada umumnya mengatakan bahwa dengan adanya DPL dan Daerah Tabungan ikan akan merugikan dan mengurangi aktivifitas mereka menangkap ikan dan akan semakin jauh, belum adanya sangsi atau PERDA yang mengikat sehingga Khalayak target tidak melarang siapapun yang msuk ke dalam DPL terkecuali membom dan bius karena menurut mereka rumah ikan akan rusak sedangkan untuk informasi tambahan yaitu ada salah satu nelayan di Desa Waha yang melakukan aktivitas menangkap ikan di daerah DPL karena Hobby dan merupakan kesenangan menurutnya. yaitu ada 2 hal yang menurut mereka bermanfaat di lihat dari sektor penangkapan dan pariwisata, bahwa nelayan sudah melihat manfaat melindungi terumbu karang dan mereka percaya ikan akan banyak, hasil tangkapan akan meningkat untuk keberlangsungan anak cucu mereka, sedangkan untuk manfaat pariwisata dengan bagusnya terumbu karang akan menciptakan diveing spot. yaitu di semua Desa target pada umumnya Nelayan lebih menyukai TV karena umumnya mereka mudah menonton dan kengemaran menonton acara Bola dan acara Mancing Mania. DKP wakatobi perna menyebarkan poster tentang manfaat terumbu coremap di pasang di pondok informasi tiap desa. Sedangkan untuk informasi tambahan Ada satu Desa target yaitu Desa Sombu yang salah satu nelayannya menyukai membaca koran. Koran yang biasa dibaca adalah koran Kendari Pos, dibaca ketika ada sanak saudara atau teman yang membawa koran. Dalam sebulan bisa 1-2 kali saja. Yaitu Nelayan setiap Desa target sangat membutuhkan informasi seputar profesi sebagai seorang nelayan. Orang yang mereka percaya sebagai sumber informasi untuk desa target adalah Pemerintah Desa/Pak Desa, LSM (TNCWWF, SINTESA), tokoh adat (La bolong,Ibrahim, Laode Ijo dan La Tanda), Tokoh masyarakat (La mani,Laode Alia, Lasaima dan Laungga D), Penyuluh perikanan atau orang yang bisa memberikan Pemahaman akan arti penting dari DPL dan Daerah Tabungan Ikan, POKMASWAS. Sedangkan untuk sumber informasi tambahan Yaitu Ada seorang nelayan muda di desa Waha yang memperoleh informasi dari lingkungan keluarga yakni dari Ayah dan saudara-saudaranya.
Lampiran B: Kuesioner Survei Final & Hasil Survei Kuantitatif, dalam bentuk tabel untuk setiap khalayak target JEJAK PENDAPAT DENGAN MASYARAKAT PENGGUNA SUMBERDAYA LAUT DI DAERAH PERLINDUNGAN LAUT PULAU WANGI-WANGI KABUPATEN WAKATOBI
Nomor Kuesioner : ________________
Tanggal Pelaksanaan : ________________
Kode Enumerator : ________________
Lokasi Survey : [ ] Desa Sombu
[ ] Desa Waha [ ] Desa Waelumu
[ ] Desa Waetuno
Assalamualaikum perkenalkan nama saya .................. saya sedang melakukan survey mengenai kondisi perikanan yang ada di kawasan pulau Wangi-wangi. Survey ini saya lakukan untuk memahami hal-hal terkait pemanfaatan dan penyelamatan sumberdaya laut dan perikanan. Tujuan survey ini adalah untuk mempelajari dan mendapatkan masukan mengenai kondisi perikanan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. mengingat pentingnya hasil survey ini, kami berharap Bapak/Ibu bersedia meluangkan waktu menjawab pertanyaan ini, memakan waktu selama 15-30 menit. Partisipasi Bapak/Ibu adalah sukarela anda bisa memilih untuk tidak menjawab seluruh pertanyaan, selain itu Bapak/Ibu tidak perlu menyebutkan nama karena jawaban anda akan aku gabungkan dengan jawaban lainnya yang bersifat rahasia. Hasil dari wawancara ini hanya untuk tujuan survey dan tidak untuk tujuan lain. ________________
Apakah anda sudah pernah diwawancara sebelumnya?
[ ] sudah (Akhiri wawancara dan Ucapkan terimakasih)
[ ] belum (Lanjutkan wawancara)
Apakah Anda bersedia untuk diwawancarai ? [ ] Bersedia (lanjutkan Wawancara) [ ] Tidak bersedia (akhiri wawancara dan ucapkan terimakasih)
Priode Survey ? [ ] Pra-Kampanye
[ ] Paska-Kampanye
BAGIAN 1 SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI
(1) Jenis kelamin responden? (Diisi langsung oleh Enumerator) [ ] Pria [ ] Wanita
(2) Berapa Usia Bapak/Ibu saat ini? [ ] < 15 Tahun (Ucapkan terimakasih dan akhiri wawancara) [ ] 15 - 25 Tahun 26 - 35 Tahun [ ] 36 - 45 Tahun [ ] 46 - 55 Tahun [ ] > 55 Tahun
[
]
(3) Apa pendidikan terakhir Bapak/Ibu? [ ] Lulus SD/Sederajat [ ] Tidak Lulus SD [ ] Lulus SMP/Sederajat [ ] Tidak lulus SMP [ ] Lulus SMU/Sederajat [ ] Tidak Lulus SMU [ ] Sempat Kuliah di Perguruan Tinggi [ ] Lulus Perguruan Tinggi [ ] Tidak Bersekolah
(4) Apakah pekerjaan utama Bapak/ibu? (Jawaban bisa lebih dari Satu) [ ] Nelayan [ ] Petani [ ] Berkebun [ ] Nelayan untuk dimakan sendiri Rumah Tangga [ ] PNS [ ] Sedang mencari pekerjaan (Menganggur [ ________________
[ ]
]
Ibu Other
(5) Alat tangkap apa yang Bapak/Ibu gunakan pada saat menangkap ikan? jawaban bisa lebih dari satu [ ] Panah [ ] Jaring Insang [ ] Pancing Dasar Bubu [ ] Bius [ ] Bom [ ] Pukat cincin (Purse Seine)
[ ] Pancing Tonda [ ] Sero [ [ ] Other ________________
]
BAGIAN II PENGETAHUAN MASYARAKAT
(6) Pada Peta yang saya akan perlihatkan ini, tunjukkan lokasi DPL Pulau Wangi-Wangi yang Bapak/Ibu ketahui ? (Enumerator menunjukkan peta tanpa nama kemudian mencatat respon responden) [ ] Respon menyebutkan semua lokasi DPL dengan benar [ ] Respon Salah menyebutkan Lokasi DPL [ ] Respon Tidak Tahu
(7) Tolong Sebutkan manfaat DPL Pulau wangi-Wangi yang Bapak/Ibu tahu? (Enumerator sudah harus paham manfaat DPL dan mendengarkan jawaban responden kemudian mencatat responnya) [ ] Responden menjawab benar tahu
[ ] Responden menjawab salah
[ ] Respon tidak
(8) Tolong sebutkan fungsi tanda batas di DPL Pulau Wangi-Wangi? (Enumerator sudah harus paham fungsi tanda baatas DPL dan mendengarkan jawaban responden kemudian mencatat responnya) [ ] Responden menjawab benar tahu
[ ] Responden menjawab salah
[ ] Respon tidak
(9) Tolong sebutkan manfaat POKMASWAS dalam pengelolaan DPL di Pulau WangiWangi? (Enumerator sudah harus paham manfaat POKMASWAS dan mendengarkan jawaban responden kemudian mencatat responnya) [ ] Responden menjawab benar tahu
[ ] Responden menjawab salah
[ ] Respon tidak
BAGIAN III SIKAP MASYARAKAT MENGENAI DPL DI PULAU WANGI-WANGI
(10) Apakah Bapak/Ibu percaya DPL sebagai Daerah Tabungan Ikan, dapat memberi manfaat? [ ] Sangat Percaya [ ] Percaya Tidak Tahu [ ] Netral
[ ] Tidak Percaya
[ ] Sangat tidak percaya
[
]
(11) (Untuk responden yang menjawab netral, tidak percaya, dan Sangat tidak percaya) Apa alasan Bapak/Ibu terhadap sikap tersebut ? (terkait jawaban soal nomor 10) (Enumerator mendengarkan jawaban responden kemudian mencatat responnya) [ ] Karena saya tidak mau ada DPL diperairan Desa/kampung [ ] karena kami tidak mau dilarang untuk menangkap ikan di daerah DPL [ ] Karena tidak tahu manfaat tentang DPL [ ] Ikan selalu berpindah tempat mengikuti arus yang membawa zat-zat makanan [ ] karena meskipun ada DPL ikan di desa kami tidak bertambah malah makin sedikit
(12) Bagaimana sikap bapak/Ibu terhadap keberadaan tanda batas di DPL? [ ] Sangat Setuju Tahu [ ] netral
[ ] Setuju
[ ] Tidak Setuju
[ ] Sangat tidak setuju [
]
Tidak
(13) (Untuk Respon yang menjawab netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju) Apa alasan anda terhadap sikap tersebut? (terkait jawaban soal nomor 12)
(Enumerator mendengarkan jawaban respon kemudian mencatat responnya) [ ] Karena dapat menghambat alur pelayaran [ ] Tergantung kesepakatan masyarkat desa, kalau masyarakat desa sepakat/setuju maka saya akan ikut dan sebaliknya. [ ] saya tidak mau dilarang menangkap ikan yang masih diperairan wilayah Desa/Kampung kami [ ] Tidak usah ada tanda batas karena membatasi daerah penangkapan ikan saya [ ] Tidak tahu manfaat untuk apa tanda batas tersebut [ ] Bisa saja ada pelarangan tetapi pemerintah harus mencarikan alternatif solusi atas pelarangan tersebut [ ] membatasi mata pencarian nelayan
(14) Bagaimana sikap Bapak/Ibu terhadap pembentukan POKMASWAS? [ ] Sangat Setuju Tahu [ ] netral
[ ] Setuju
[ ] Tidak Setuju
[ ] Sangat tidak setuju [
]
Tidak
(15) (Untuk Respon yang menjawab netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju) Apa alasan anda terhadap sikap tersebut? (terkait jawaban soal nomor 14)
(Enumerator mendengarkan jawaban respon kemudian mencatat responnya) [ ] Karena pembentukan POKMASWAS sebelumnya tidak melibatkan semua masyarakat (orang tertentu saja) [ ] Karena ikan sudah tidak ada lagi dan POKMASWAS yang dibentuk adalah orang yang kami tidak kenal di Desa [ ] Tidak ada manfaat untuk desa kami [ ] Hanya akan melarang kami menangkap ikan di perairan Desa/ kampung kami dan kami tidak mau diawasi [ ] Saya ikut apapun keputusan/kesepakatan masyarakat desa
BAGIAN IV KOMUNIKASI INTERPERSONAL MENGENAI DPL PULAU WANGI-WANGI
(16) Dalam 3 Bulan terakhir, pernahkah ada orang lain yang berdiskusi dengan Bapak/Ibu mengenai manfaat DPL pulau Wangi-Wangi? [ ] Pernah
[ ] tidak pernah
[ ] tidak ingat
(17) Dalam 3 Bulan terakhir, pernahkah ada orang lain yang berdiskusi dengan Bapak/Ibu mengenai fungsi tanda batas DPL pulau Wangi-Wangi? [ ] Pernah
[ ] tidak pernah
[ ] tidak ingat
(18) Dalam 3 Bulan terakhir, pernahkah ada orang lain yang berdiskusi dengan Bapak/Ibu mengenai fungsi POKASWAS di DPL pulau Wangi-Wangi? [ ] Pernah
[ ] tidak pernah
[ ] tidak ingat
BAB V TAHAPAN PERUBAHAN PERILAKU DI DPL PULAU WANGI-WANGI
(19) Dalam 3 bulan terakhr dimanakah Bapak/Ibu menangkap ikan? (enumerator menunjukkan peta kosong kepada responden dan mencatat responnya responden) [ ] Di dalam DPL
[ ] Di luar DPL [ ] Di dalam dan diLuar DPL [ ] Tidak Tahu
(20) Mengapa Bapak/Ibu menangkap ikan di kawasan yang Bapak/Ibu tunjuk tersebut? [ ] Karena disana Banyak Ikan [ ] Sebagai Bank Ikan [ ] Sebagai tempat bertelurnya Ikan [ ] Karena DPL itu Tempatnya Ikan berkembang biak [ ] Karena DPL itu tempatnya ikan berlindung [ ] Jagan sampai merusak kawasan DPL [ ] Tergantung cuaca, kalau kondisi cuaca berombak maka kami menangkap ikan di DPL untuk memenuhi kebutuhan hidup dan apabila cuaca tenang kami menangkap ikan di laut dalam krn lebih menguntungkan [ ] karena saya menggunakan pancing biasa maka saya dapat menangkap ikan di bagian perairan Desa/Kampung kami dan hasil tangkapan saya banyak [ ] Karena hasil tangkapan banyak dan dekat dari kampung/Desa [ ] Letak Rumpon di luar DPL dan di larang menangkap ikan di DPL [ ] Karena Ikan selalu berpindah tempat [ ] Ada rumpon dan banyak ikannya [ ] Menangkap Ikan Tuna lebih menguntungkan
(21) Saya akan membacakan beberapa pernyataan, manakah yang akan menjadi perilaku Bapak/Ibu jika ada seseorang meminta Bapak/Ibu untuk berhenti menangkap ikan di DPL? [ ] Saya tidak pernah mempertimbangkan untuk berhenti menangkap ikan di DPL [ ] Saya sedang mempertimbangkan untuk berhenti menangkap ikan di DPL [ ] saya berencana untuk berhenti menangkap ikan di DPL, tetapi belum membicarakannya kepada siapapun [ ] Saya sudah berbicara kepada seseorang untuk berhenti menangkap di DPL [ ] Saya sudah mulai menyakinkan orang lain untuk berhenti menangkap ikan di DPL [ ] Tidak tahu
Pertanyaan dari saya cukup sampai disini, terimakasih atas waktu dan kesempatan yang sudah Bapak/Ibu berikan untuk Survey ini semoga dapat memberi manfaat untuk kita bersama. Apabila ada kata dan sikap dari saya yang kurang berkenang di hati Bapak/Ibu mohon dimaafkan
Wassalamualaikum, Wr. Wb
Lampiran C: Dokumen lengkap BROP
Rencana Operasional Penyingkiran Halangan untuk Daerah Perlindungan Laut (DPL) Pulau Wangi-Wangi
Milawati Ode (Manajer Kampanye Pride) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wakatobi
RENCANA OPERASIONAL PENYINGKIRAN HALANGAN (BROP)
Bagian 1 – Ringkasan Eksekutif Apa: DPL Pulau Wangi-Wangi telah terbentuk sejak tahun 2006, namun belum banyak kegiatan pengelolaan yang dilakukan. Disisi lain, aktivitas penangkapan terus meningkat. Peningkatan aktivitas nelayan dipicu dengan seringnya masuk masyarakat kedalam kawasan DPL Desa Sombu, Waha, Waelumu dan Waetuno. Indikasi penangkapan ikan berlebih telah dirasakan oleh masyarakat dengan makin berkurangnya jumlah tangkapan, jauhnya lokasi penangkapan dan waktu mencari yang semakin lama. Permasalahan lain yang terjadi adalah banyaknya pelanggaran daerah tangkapan yang dilakukan oleh masih adanya nelayan panah dan pancing. Semua ini terjadi oleh karena belum dijankannya peraturan Desa (Perdes) yang telah diseakati oleh masyrakat, Kelompok masyarakat pengawasn belum dapat melaksanakan patroli secara rutin untuk mengawasasi kawasan DPL serta minimnya pengetahuan masyarakat nelayan akan fungsi DPL serta peraturan desa yang menikat masyarakat setempat. Dengan permasalahan yang disebutkan diatas, strategi penyingkiran halangan yang akan diimplementasikan adalah membuat Revisi Perdes yang akan di perkuat di biro hukum agar Perdes ini diharapkan menjadi kesepakatan formal antara masyarakat dan pemerintah daerah, Pengefektifan POKMASWAS diharapkan masyarakat tidak lagi masuk mengambil ikan di DPL dan sadar juga mau ikut mengawasi dan mencatat pelanggaran yang terjadi di daerah tabungan ikan. Pemasangan Tanda Batas diharapkan masyarakat desa sadar dan tahu batasan dari DPL juga ikut dalam membuat tanda batas, menjaga dan memelihara tanda batas tersebut.
Kapan: Kesepakatan awal untuk revisi PERDES diharapakan bisa dilaksanakan pada fase triwulan I dan II . Proses. revisi perdes ini memerlukan waktu yang cukup lama oleh karena perlu Koordinasi dan Konsultasi terhadap kesamaan persepsi dan pendapat terkait isi dan tata bahasa serta sistematika penulisan oleh instansi teknis terutama biro hukum dan DKP, Sedangkan komponen baku seperti sangsi dan sistem pengelolaanya tetap mengacu pada kesepakatan desa. Draft perdes adalah media utama dalam kegiatan kampanye ini ( untuk
pengembangan K, A dan IC) sehingga diharapakan masyarakat dapat mengetahui Perdes yang akan diterapkan di DPL yang selanjutnya akan diawasi oleh pokwasmas.
Pengefektifan POKMASWAS dalam kegiatan ini akan dilaksanakan pada pada triwulan II seiring dengan proses revisi perdes itu sendiri. oleh karena komponen pokwasmas adalah bagiam yang tidak terpisahkan dari implementasi perdes. Peningkatan kapasitas pokmaswas melalui pelatihan dan simulasi siswasmas merupakan media kampanye yang perlu dilaksanakan sehingga diharapkan pokwasmas secara professional dapat menegakan perdes ( untuk pengembangan TR),
Pemasangan Tapal batas adalah proses akhir yang akan dilaksanakan pada triwulan III. Pemilihan waktu yang tepat terutama kondisi cuaca mendapat perhatian penting sehingga tapal batas aman untuk dipasang. Pada kegiatan ini pelibatan langsung massyarakat dalam hal pemasangan tapal batas DPL melalui prosesi adat dan lomba dayung lintas DPL merupakan salah satu media yang tepat untuk mensosialisasikan tapal batas DPL kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga diharapakan masyarakat dapat mengetahui dengan tepat luasan, batas dan titik koordinat DPL yang telah di sepakati ( untuk pengebangan K, A, dan IC) sehingga dengan demikian masyarakat dapat melakukan kegiatan diluar kawasan DPL,
Mengapa:
Revisi perdes meruapkan halangan utama dalam perubahan perilaku masyarakat nelayan yang melakukan aktivitas yang tidak ramah lingkungan. Peraturan desa sebagai bentuk regulasi tingkat desa ini merupakan hal utama untuk bisa merubah perilaku masyarakat yang masih melakukan aktivitas illegal dikawasan DPL, sehingga dengan adanya perdes ini perubahan sikap, perilaku untuk kelestarian ekosistem DPL tetap lestari dan diharapakan dapat memberikan kontribusi pada kawasan diluar DPl denga bertambahnya jumlah populasi ikandi luar kawasan DPL.
Penguatan kapasitas pokwasmas melalui kegiatan training siswasmas diharpkan mampu meningkatkan pengetahuan pokwasmas dalam penanganan kasus kasus dikawasan DPL. Pengetahuan Pokwasmas dalam pengawaman kawasan DPL, sikap dan perilaku dalam menegur masyarakat, serta sistem penangnan kasus adalah keterampilan yang mutlak
dimiliki oleh pokwasmas. Pokwasmas ini diharapkan berasaal dari masayarakat nelayan aktif yang sering melintasi kawasan DPL serta memiliki pengetahuan yang cukup tentang konservasi. Sistem kerja yang sistematis, koordinasi dan komunikasi yang baik dengan petugas funsional pengawasan serta komunikasi aktif dengan nelayan lain harus terus ditingkatkan oleh petugas pokwasmas sehingga setiap terjadi pelanggaran pada kawasan DPL dapat segera diselesaikan. Pengaturan jadwal patroli, pengintaian terhadap nelayan yang melanggar dikawasan DPL, seta strategi penangnan harus dapat dikomunikasikan dengan baik diantara pokwasmas untuk menghindari konflik intern anatara sesame masyarakat nelayan.
Halangan lainny adalah sosialisasi tapal batas DPL kepada masyarakat dan pemangku kepentingan untuk memmastikan luas kawasan DPL sehingga tidak ada lagi masyarakat yang belum memahami dan tahu tentang DPL. Pendekatan prosesi adat dan tehnik bermain peran melalui kegiatan lomba dayung lintas DPL adalah stategi pemasaran soaial yang sangat efektif untuk memperkenalkan tapal batas DPl kepada masyarakat umum. Pendekatan adat sebagai bentuk pengakuan akan kesepakan desa yang akan mengikat seluruh masyarakat nelayan di kawasan DPL dan umumnya ini sangat tegas di masyarakat, serta bermain melalui lomba dayung lintas DPL yang melibatkan anak-anak dan mayarakat umum diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya.
Siapa:
DKP sebagai Instansi Teknis pada kegiatan Konservasi yang telah bekerja sejak DPL Pulau Wangi-Wangi
di deklarasikan akan bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan strategi
penyingkiran halangan. DKP Wakatobi sebagai pemegang otorisasi pengelolaan DPL Pulau Wangi-Wangi tentu akan dilibatkan dalam setiap proses yang dijalankan. Harapannya, bukan Cuma DKP Wakatobi mau melanjutkan proses yang telah dirintis untuk jangka panjang.TNW dan TNC-WWF ikut serta dalam kegiatan konservasi ini untuk masyarakat Wakatobi. Strategi penyingkiran halangan ini juga akan melibatkan masyarakat target sebagai
pelaku
utama,
Pemasangan Tanda Batas.
terutama
pada
proses
Pengefektifan
POKMAWSAS
dan
Bagian 2 – Analisis Tim Penyingkiran Halangan dan Pemangku Kepentingan
2.1. Tim Proyek Utama Penyingkiran Halangan Revisi PERDES DPL Pulau Wangi-Wangi
Ketua Tim - Drs. La ode Hajifu, M.Si, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
Pelibatan Masyarakat dan Penghubung – Milawati Ode, Manajer Kampanye
Ketua Instansi Teknis – Syahbuddin, S.Pi dan Umar, SH
Pengefektifan POKMASWAS
Ketua Tim – Irmanto Lantele, S.Pi
Koordinator Traaining- La Ode Badarudin, S.Pi
Pelibatan Masyarakat dan pengembangan hotline – Milawati Ode, Manajer Kampanye.
Operasional Hotline –Bahrun Ode Maharumu
Pemasangan Tapal Batas
Ketua Tim - La ode Agusrianto
Pelibatan Masyarakat dan Penghubung – Milawati Ode, Manajer Kampanye
Koordinator Tim: Ketua Pokwasmas Desa Waha, Ketua Pokwasmas Desa Sombu, Ketua Pokwasmas Waelumu, Ketua Pokwasmas waetuno,-
2.2. Pemangku Kepentingan Kunci dan Peran mereka Dalam suatu perubahan perilaku pemangku kepentingan sangat berperan dalam perubahan perilaku terutama dalam upaya pencapaian tujuan. Pelibatan pemangku kepentinga ini kemudian berupaya untuk menyapaikan kepada masayarakat atau kelompok lain untuk ikut dan mau mengikuti apa yang disampaiak sehingga perlu strategi untuk mengkomunikasikan kepada pemangku kepentingan ini sehingga dapat bersama-sama mewujudkan tujuan yang lebih baik. Dalam kegiatan kampanye pride ini pimpinan insitusi sangat perperan dalam memberika
dukungan tenihs terkait susksesnya kegiatan kampanye ini sehingga tujuan dari kampanye ini dapat dicapai. Tim kerja secara teknis harus mampu untuk melaksanakan semua komponen kegiatan yang terdapat dalam dokumen brop sehingga tujuan dapat dicapai. Masyarakat adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, pokwasmas serta masyarakat nelayan adalah komponen utama dalam perubahan perilaku sehingga komponen ini harus betulbetul diharapkan menjadi penggerak utama dalam kegiatan kampanye pride ini. Tabel: Pemangku Kepentingan Kunci yang akan terlibat secara langsung dengan proyek Pemimpin, Posisi, Organisasi Drs. La Ode Hajifu. M. Si
Informasi Kontak
Latar Belakang Informasi
Peran Dalam Penyingkiran Halangan
Kemungkinan Masalah
0811405225
Memiliki wewenang dalam mengalokasikan dana patroli dari DKP Wakatobi
Diharapkan mau mengalokasikan sebagian dana patroli untuk DPL Pulau Wangi‐Wangi
Tidak mau mengalokasikan dana untuk patroli dengan alasan anggaran terbatas
081341713073
Memiliki pengatahuan tentang dasar hukum pelaksanaan patroli laut
Membagi pengatahuan tentang dasar hukum pelaksanaan patroli laut dan ikut terlibat dalam pelatihan tim POKMASWAS
Konflik tentang siapa yang seharusnya melakukan patroli (aparat atau masyarakat)
082345158323
Secara resmi ditunjuk untuk mewakili kepentingan dalam Revisi Perdes dalam proses dengan Biro Hukum, dan punya bergabung dalam tim penyusunan PERDES di coremap. Pada umumnya mendukung, tetapi selalu khawatir mengenai koordinasi dengan Biro hukum.
Membantu mendorong dan mempercepat biro Hukum untuk segera memproses Revisi Perdes
Sibuk dengan rutinitas lembaga sehingga mungkin kurang mampu seaktif yang diperlukan.
085395234985
Secara resmi ditunjuk untuk mewakili kepentingan dalam Tapal Batas dan punya pengalaman dalam kegiatan pemasangan tanda batas di coremap
Membantu melaksanakan kegiatan kampanye pride dalam pemasangan tanda batas
Sibuk dengan rutinitas lembaga sehingga mungkin kurang mampu seaktif yang diperlukan
Kepala dinas Kelautan dan perikanan La Ode badarudin Kepala Seksi Pengawasan
Syabuddin Kepala Seksi Penangkapan
Laode Agusrianto Kepala Seksi Bina usaha dan pemasaran
Umar, SH
Secara resmuntuk ditunjuk mewakili kepentingan dalam mempercepat Revisi Perdes di Bagian Biro Hukum
Membantu melaksanakan kegiatan kampanye pride dalam Revisi Perdes
Ketidak bersediaan dan bergabung dengan setengah hati dalam kegiatan kampanye pride.
Sangat antusias dengan program DPL Pulau Wangi‐Wangi dan bersedia terlibat dalam setiap kegiatan
Mempengaruhi anggota tim Kerja DPL Pulau Wangi‐ Wangi yang lain agar mau terlibat dalam penyingkiran halangan
Tidak memiliki cukup banyak waktu untuk terlibat dalam penyingkiran halangan
Mendukung program DPL Pulau Wangi‐Wangidan bersedia terlibat dalam setiap kegiatan
Mengorganisir masyarakat di Desa untuk terlibat dalam penyingkiran halangan
Belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang DPL Pulau Wangi‐Wangi
Mendukung program DPL Pulau Wangi‐Wangi dan tim patroli/POKMASWAS segera efektif kembali
Mempengaruhi masyarakat di desa untuk terlibat dalam penyingkiran halangan
Memiliki pengetahuan yang cukup tentang DPL Pulau wangi‐Wangi tetapi tidak memiliki banyak waktu terlibat dalam penyingkiran halangan
Mendukung program DPL Pulau Wangi‐Wangi dan POKMASWAs segera diefektifkan kembali
Mengorganisir masyarakat di desa untuk terlibat dalam penyingkiran halangan
Belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang DPL Pulau Wangi‐Wangi dan POKMASWAS lebih berorientasi pada uang
Aparat desa yang cukup didengar masyarakat di sombu
Mengorganisir masyarakat di desa untuk terlibat dalam penyingkiran halangan
Belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang DPL. PERDES dan POKMASWAS
Sebagian Masyarakat desa mendengarkan untuk Desa Sombu
Mengorganisasikan masyarakat di desa untuk terlibat dalam penyingkiran Halangan
Belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang DPL. PERDES dan POKMASWAS
SebagianMasyarakat desa mendengar untuk Desa Waha. Posisi dalam Program DPL belum di ketahui mendukung atau tidak
Mengajak masyarakat terlibat dalam program DPL termasuk POKMASWAS DI Desa
Belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang DPL dan POKMASWAS
Kasi.Bagian Biro Hukum
Alimasi Kepala Desa Sombu
Laode Tarasudin Kepala Desa Waha Kadir Kepala Desa Waetuno
Laode Halim Kepala Desa Waelumu
La Bolong Tokoh Agama La Mani Tokoh Adat Ibrahim Tokoh Agama
Laode Alia
Tokoh adat di Desa WahaPosisi dalam program DPL belum diketahui mendukung atau tidak.
Mengajak masyarakat terlibat dalam program DPL termasuk POKMASWAS di Desa
Belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang DPL dan POKMASWAS
Tokoh agama di Desa Waelumu Posisi dalam program DPL belum diketahui mendukung atau tidak.
Mengajak masyarakat terlibat dalam program DPL termasuk POKMASWAS di Desa
Belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang DPL dan POKMASWAS
Tokoh adat di Desa Waelumu Posisi dalam program DPL belum diketahui mendukung atau tidak.
Mengajak masyarakat terlibat dalam program DPL termasuk POKMASWAS di Desa
Belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang DPL dan POKMASWAS
Tokoh agama di Desa Waetuno Posisi dalam program DPL belum diketahui mendukung atau tidak.
Mengajak masyarakat terlibat dalam program DPL termasuk POKMASWAS di Desa
Belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang DPL dan POKMASWAS
Tokoh adat di Desa Waetuno Posisi dalam program DPL belum diketahui mendukung atau tidak.
Mengajak masyarakat terlibat dalam program DPL termasuk POKMASWAS di Desa
Belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang DPL dan POKMASWAS
Selalu dilibatkan dalam kegiatan DPL, namun masih berfikiran bahwa DPL mengancam kelangsungan perusahaan ikan mereka
Membantu menyadarkan masyarakat desa sombu akan arti penting dari DPL dan POKMASWAS
Tidak mau mendukung program DPL termasuk POKMASWAS an
Mendukung program DPL dan mau terlibat dalam setiap kegiatan yang dijalankan
Memberi masukan jika terjadi masalah berkaitan dengan adat
Tidak banyak turun ke masyarakat, sehingga tidak didengar oleh masyarakat di desa
Mendukung program DPL dan mau terlibat dalam setiap kegiatan yang dijalankan
Memberi masukan jika terjadi masalah berkaitan dengan adat
Tidak banyak turun ke masyarakat, sehingga tidak didengar oleh masyarakat di desa
Tokoh Adat
Laode Ijo Tokoh Agama
La Saimana Tokoh Adat
La ode Tanda Tokoh Agama
Laungga D Tokoh Adat
La Ede Ketua LPSTK Desa Sombu
La Yima Ketua LPSTK Desa Waelumu Tarasudin Ketua LPSTK Desa Waetuno
Bagian 3 – Tujuan, kegiatan dan tanggung jawab proyek
3.1. Tujuan dan kegiatan proyek STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 1: Revisi PERDES DPL Pulau Wangi‐Wangi SASARAN : Pada Akhir Juni 2013 telah tercapai kesepakatan masyarakat Desa mengenai peraturan desa/PERDES dalam terbentuknya Daerah Perlindungan Laut/DPL Pulau Wangi‐Wangi di 4 Desa yaitu Desa Sombu, Waha, Waelumu dan Waetuno. Tabel: Strategi Penyingkiran Halangan 1, Sasaran 1
Fase Pelaksanaan Kampanye
Kegiatan
T1*
T2
T3
T4
Koordinasi Tim Tekhnis
X
X
Konsultasi Tim Tehnis Ke Biro Hukum
X
X
Verifikasi Data Perdes
X
X
Penyusuan Perdes Hasil Verifikasi
X
X
Penggandaan Pedes
X
X
Pertemuan Stekholder/Pemangku Kepentingan Tingkat Desa
X
X
Penadatangan Berita Acara Perdes Hasil Verifikasi
X
X
Tabel: Strategi Penyingkiran Halangan 1, Sasaran 2
Kegiatan
Petemuan Koordinasi Dengan Tokoh Adat, Agama dan Pemerintah Desa
Fase Pelaksanaan Kampanye T1*
T2
T3
T4
X
Petemuan Koordinasi Nelayan Yang Berkepentingan dengan DPL
X
Pertemuan Koordinasi Dengan Tokoh Generasi Muda
X
Pertemuan Koordinasi Dengan Semuan Komponen Teknis
X
Tindakan paska‐proyek untuk memastikan keberlanjutan:
Selalu memberikan informasi terbaru kepada masyarakat mengenai PERDES DPL tentang perkembangan kampanye Pride dalam sosialisasi.
STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 2 : Pengeefektifan POKMASWAS di DPL Pulau Wangi‐Wangi SASARAN : Pada September 2013, Peefektifaan POKMASWAS telah disepakati dan disetujui oleh semua masyarakat di Desa Sombu, Waha, Waelumu dan Waetuno Tabel: Strategi Penyingkiran Halangan 2, Sasaran 1
Fase Pelaksanaan Kampanye
Kegiatan
T1*
T2
T3
T4
Analisis efektifitas Pokwasmas Desa
X
Veifikasi Kepengurusan Pokmaswas
X
Penyusunan Kepengurusan Pokmaswas
X
Pembuatan SK Kepengurusan Pokmaswas Baru
X
Tabel: Strategi Penyingkiran Halangan 2, Sasaran 2
Kegiatan Pelatihan Peningkatan kapasitas Pokmaswas ( Siswasmas)
Fase Pelaksanaan Kampanye T1*
T2
T3
T4
X
X
X
X
Pelatihan Tekhnik Pengisian Loogbook Pengawasan Pelaksanaan Pengawasan Pokmaswas
Tindakan‐tindakan paska‐proyek untuk memastikan keberlanjutan:
Melakukan Pengeefektifan ulang POKMASWAS dan menyebarluaskan ke masyarakat desa arti penting dari POKMASWAS
Melakukan pengecekan logbook secara berkala, setidaknya satu kali sebulan.
Melakukan pendampingan meskipun kampanye Pride telah berhenti
Memastikan publikasi di media tentang temuan‐temuan tim nelayan.
STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 3: Pemasangan Tanda Batas SASARAN : Pada Oktober 2013, Pemasangan tanda batas di 4 Desa target di sepakati oleh Masyarakat di DesaSombu, Waha, Waetuno dan Waelumu. Tabel: Strategi Penyingkiran Halangan 3 Tahapan 1
Fase Pelaksanaan Kampanye
Kegiatan
T1*
T2*
T3 *
T4*
Pengumbulan Bahan Tapal Batas DPL
X
Pembuatan Tapal Batas DPL
X
Mobilisasi Tapal Batas DPL
X
Tabel: Strategi Penyingkiran Halangan 3 Tahapan 2
Fase Pelaksanaan Kampanye
Kegiatan
T1*
T2*
T3 *
T4*
Prosesi adat Lifo‐lifo dan helulutaa Oleh Tokoh Adat
X
Pembacaan Doa Tolak Bala
X
Pemasangan Tapal Batas DPL
X
Tabel: Strategi Penyingkiran Halangan 3 Tahapan 3
Fase Pelaksanaan Kampanye
Kegiatan
T1*
T2*
T3 *
T4*
Lomba Dayung Lintas Kawasan DPL
X
Rembuk Desa ( Pemutaran Film Dokumenter DPL )
X
Tindakan paska‐proyek untuk memastikan keberlanjutannya:
Menyebarkan informasi ke khalayak yang lebih luas yaitu nelayan luar yang sering menangkap ikan di Desa target, mengenai pemasangan Tanda Batas dan manfaat dari pemasangan tersebut melalui kampanye Pride
3.2 Tanggung jawab Proyek
Guna efektifnya pelaksanaan kegiatan kampanye pride dan tercapainya tujuan dari kegiatan ini maka, tanggungjawab dari semua komponen yang terlibat dalam kegiatan ini mutlak dibutuhkingkronisasan sehingga dapat mengetahui apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Singkronisasi anatra penanggungjawab mutlak dibutuhkan oleh karena setiap komponen saling berkaita guna tercapainya tujuan kegiatan.
R – Responsible ‐ Bertanggung jawab : Mereka yang melakukan pekerjaan tersebut atau menyediakan sumberdaya untuk melaksanakan tugas itu
A – Accountable/Approver‐ Penanggung jawab (Juga pemberi persetujuan) Paling bertanggung jawab atas penyelesaian tugas secara benar dan menyeluruh. Mengawasi atau menandatangani pekerjaan yang diselesaikan oleh R.
C – Consulted ‐ Konsultasi : mereka yang pendapatnya diperlukan untuk menangani tugas
I – Informed ‐ Informasi: Mereka yang mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangan tugas
Milawati Ode,
Kepala Dinas Irmanto lantele
Syabuddin
Laode Agusrianto
Laode Badaruddin Umar, SH
POKMASWA S
R
A
R
C
C
C
C
I
Pertemuan untuk Revisi PERDES
R
A
C
C
Pertemuan dan Sosialisasi PERDES di 4 Desa Target
R
R
C
C
I
C
PROYEK INDUK Strategi Penyingkiran Halangan 1, Sasaran 1
Strategi Penyingkiran Halangan 2, Sasaran 2 Identifikasi anggota POKMASWAS yang masih aktif dan pembentukan Ulang
R
R
POKMASWAS Pelatihan pengawasan DPL dan Penguatan Kelembagaan POKMASWAS
R
R
C
I
Pelatihan tim patroli nelayan/POKMASWAS yang akan mengisi logbook patroli.
R
R
C
I
Operasional POKMASWAS bagi nelayan yang konsisten mengisi logbook
R
C
I
C
I
Strategi Penyingkiran Halangan 3, Sasaran 3 Pengadaan pembuatan tanda batas
R
Pemasangan tanda batas oleh POKMASWAS serta pemangku kepentingan di tiap Desa target
R
A
R
C
I
Sosialisasi Tanda batas di tiap Desa target
R
A
R
C
C
C
C
I
Bagian 4 – Monitoring
SASARAN SMART Strategi Penyingkiran Halangan 1, Sasaran 1: Pada Akhir juni 2013 telah tercapai kesepakatan Revisi PERDES mengenai DPL di Pulau Wangi‐Wangi di 4 Desa Target
KEGIATAN Pertemuan PERDES
INDIKATOR untuk
Revisi
Pertemuan sosialisasi PERDES Daftar absen pertemuan, di 4 Desa target notulensi pertemuan, foto pertemuan dan nama tim kerja dan para masyarakat di desa
Strategi Penyingkiran Halangan 2, Tujuan 1: Pada Akhir juli 2013 Pegeefektifan POKMASWAS kembali di jalankan dan dibuat oleh masyarakat di DPL Pulau Wangi‐Wangiyang telah disepakati dan disetujui oleh semua masyarakat di Desa Sombu, Waha, Waelumu dan Waetuno.
Kumpulan materi Revisi PERDES, foto kegiatan pertemuan, absensi pertemuan dan masukan selama pertemuan. Dokumen kesepakatan terakhir Revisi PERDES ditandatangani Kabag Hukum di Sekretariat Daerah.
Identifikasi anggota POKMASWAS yang masih aktif dan pembentukan Ulang POKMASWAS
Kumpulan nama-nama POKMASWAS yang masih aktif, foto Kegiatan, absensi dan masukan selama kegiatan.
Pelatihan pengawasan DPL dan Penguatan Kelembagaan POKMASWAS
Dokumen Pengukuhan untuk kelompok POKMASWAS secara Sah yang di saksikan oleh pemangku kepentingan, Dokumentasi pengukuhan, absensi
PENANGGUNG JAWAB
Pemeriksaan Kemajuan
Pemeriksaan Penyelesaian
Kepala Dinas
T1
T2
Syabuddin
T1
Milawati Ode Irmanto lantele
T2
T2
T2
T2
Badaruddin
SASARAN SMART
Pemeriksaan Kemajuan
Pemeriksaan Penyelesaian
Daftar absen pelatihan, notulensi pelatihan, foto pelatihan, Badaruddin pembuatan dan cara mengisi LogBook
T2
T2
Rekapitulasi data logbook, 8 Milawati Ode nama nelayan yang akan Irmanto lantele menerima insentif
T2
T2
T3
T3
Mengumpulkan tim POKMASWAS yang akan siap membantu memasang Tanda batas di tiap DPL, acara baca doa yang Laode disaksikan oleh para tokoh Agusrianto adat,tokoh agama dan lain‐lain di tiap desa
T3
T3
Daftar absen pertemuan, notulensi pertemuan, foto Milawati Ode pertemuan dan mendengarkan Laode Saran dari setiap Warga Desa di 4 Agusrianto
T3
T3
KEGIATAN
INDIKATOR
Pelatihan tim patroli nelayan/POKMASWAS yang akan mengisi logbook patroli.
Operasional POKMASWAS bagi nelayan yang konsisten mengisi logbook
PENANGGUNG JAWAB
Strategi Penyingkiran Halangan 3, Tujuan 3: Pada Desember 2011, telah terpasang tanda –tanda batas DPL yang di lakukan oleh POKMASWAS dan telah di setujui oleh Masyarakat di Tiap Desa Sombu, Waha, Waelumu dan Waetuno.
Pengadaan pembuatan tanda Tersedianya ALat atau perangkat Milawati Ode batas tanda batas DPL Laode Agusrianto Pemasangan tanda batas oleh POKMASWAS serta pemangku kepentingan di tiap Desa target
Sosialisasi Tanda batas di tiap Desa target
SASARAN SMART
KEGIATAN
INDIKATOR desa target
PENANGGUNG JAWAB
Pemeriksaan Kemajuan
Pemeriksaan Penyelesaian
Bagian 5 ‐ Penilaian Resiko Tabel: Penilaian risiko untuk strategi penyingkiran halangan Strategi Penyingkiran Halangan
Risiko
Rencana
Apa yang Terjadi kalau Tidak Diselesaikan
Revisi PERDES
Masih adanya masyarakat yang pro dan kontrak dengan adanya PERDES
Melibatkan tokoh-tokoh berpengaruh di khalayak target dalam pertemuan atau pelatihan/sosialisasi.
Masih banyak masyarakat yang tidak mengerti akan arti penting dari DPL dan nelayan luar akan tetap menangkap di DPL di Tiap Desa Target, akibatnya stok ikan di tiap desa akan terus berkurang. Hal lain yang akan terjadi adalah kampanye Pride tidak berjalan dengan sukses
Melibatkan khalayak target dalam setiap kegiatan yang menyangkut PERDES
Pengeefektifan POKMASWAS
Masyarakat di desa akan banyak yang tidak setuju dengan pengeefektifan POKMASWAS Tidak ada yang cukup untuk melanjutkan Patroli Nelayan yang akan dijalankan
Pemasangan Tanda Batas
Masih adanya konflik dalam pemasangan tanda batas DPL di Tiap desa target yaitu Desa Sombu, Waha, Waelumu dan Waetuno
Proses Identifikasi dan pengukuhan POKMASWAS dilakukan dalam pertemuan desa yang dihadari Oleh masyarakat di tiap desa target Melibatkan DKP dan pemangku kepentingan dalam setiap kegiatankegiatan BROP sehingga muncul rasa memiliki dan bertanggungjawab atas kelangsungan program patroli di tiap desa target
Melibatkan Tokoh-tokoh berpengaruh di khalayak target dalam pertemuan dan Sosialisasi. Melibatkan khalayak target dalam setiap kegiatan yang menyangkut PERDES
Muncul konflik baru di khalayak target karena semua orang ingin terlibat dalam tim patroli nelayan dan Peraturan yang dibuat hanya akan menjadi formalitas dan tidak dipatuhi oleh khalayak yang lebih luas di DPL Pulau WangiWangi Patroli yang dijalankan hanya beberapa bulan saja, sehingga target konservasi yang diinginkan tidak tercapai Karena masih banyak nelayan luar yang beroperasi di daerah tabungan ikan
Masih banyak yang belum mengetahui Batas DPL dan masih beraktifitas di DPL maupun Nelayan luar.
Bagian 6 – Kerangka Waktu Proyek
SASARAN & KEGIATAN
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
T1
2011 Agus
Sep
Okt
T2
Nov
Des
Jan
T3
2012 Feb
T4
Strategi Penyingkiran Halangan 1, Sasaran 1 Revisi PERDES Pertemuan untuk Revisi PERDES
Pertemuan sosialisasi PERDES di 4 Desa target
Strategi Penyingkiran Halangan 2, Sasaran 2 Pengeefektifan POKMASWAS Identifikasi anggota POKMASWAS yang masih aktif dan pembentukan Ulang POKMASWAS
Pelatihan pengawasan DPL dan Penguatan Kelembagaan POKMASWAS Pelatihan tim patroli nelayan/POKMASWAS yang akan mengisi logbook patroli
Operasional POKMASWAS bagi nelayan yang konsisten mengisi logbook
Strategi Penyingkiran Halangan 3, Sasaran 3 Pemasangan Tapal Batas Pengadaan pembuatan tanda batas
SASARAN & KEGIATAN
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
T1
Sosialisasi Tanda batas di tiap Desa target
Sep
Okt
T2
Pemasangan tanda batas oleh POKMASWAS serta pemangku kepentingan di tiap Desa target
2011 Agus
Nov
Des
Jan
T3
2012 Feb
T4
Bagian 7 – Anggaran BROP
7.1 Anggaran Keseluruhan Tabel: Rincian anggaran untuk kegiatan penyingkiran halangan Jumlah
Biaya per unit
Unit
DKP
RARE
Total
Revisi PERDES
Pertemuan untuk Revisi PERDES ATK dan Komputer Suplay Biaya Transportasi /BBM) Tim (3 orang x 5 kali PP) Biaya Makan untuk 3 orang x 5 hari Biaya cetak PERDES hasil revisi (4 buah x 4 rangkap)
1 Paket
200.000
200.000
30 Rp/liter 15 Orang/hari
7,000 25,000
210,000 250,000
210,000 250,000
16 Paket
20,000
320,000 980.000
320,000 980,000
Total
Pertemuan sosialisasi PERDES di 4 Desa target Biaya Transportasi /BBM) Tim (3 orng x 16 kali PP) Biaya Makan untuk 15 orang x 4 kali x 4 Desa Penggadaan dokumen revisi Perdes
200.000
128 Rp/liter 240 Orang/hari 2,400 Rp/lembar
7,000
-
896.000
25,000 250
-
6.000,000 600.000 7.496.000 -
Total Pengeefektifan POKMASWAS Identifikasi anggota POKMASWAS yang masih aktif dan pembentukan Ulang POKMASWAS
-
896,000 6.000,000 600,000 7.496.000
ATK dan Komputer Suplay BBM untuk mengirim undangan ke 4 Desa target
Biaya Transportasi /BBM) Tim (3 orng x 8 kali PP) Biaya Makan untuk 10 orang x 4 Desa
1 Paket 20 Rp/liter 64 Rp/liter 40 Orang/hari
200.000 7,000 7,000 25,000
Biaya Makan untuk 30 orang Peserta dan Tim
ATK dan Komputer Suplay Biaya untuk peserta (30 orang ) Biaya Sewa Peralatan Simulasi
64 30 1 30 4
Rp/liter Orang/hari Paket orang Paket
448,000 1.000,000
448,000 1.000,000
1.788,000,-
1.788.000,-
7,000
140,000
140,000
7,000 25,000 200.000 100,000 2.000.000
448,000 750,000 200.000 3.000,000 8.000,000 12.538.000
448,000 750,000 200.000 3.000,000 8.000,000 12.538.000
750,000 200.000 3.000,000 250.000 224.000 4.424.000
750,000 200.000 3.000,000 250,000 224,000 4.424.000
Total
PelatihanTehnik Pengisian logbook patroli Pengawasan DPL 30 Orang/hari Biaya Makan untuk 30 orang Peserta & Tim ATK dan Komputer Suplay 1 Paket 30 orang Biaya untuk peserta (30 orang ) Penggadaan dokumen (logbook) 1000 Rp/lembar Biaya Transportasi (BBM) Tim 3 Orang 32 Rp/liter
200.000 140,000
Total Pelatihan Pokwasmas dan Pengukuhan Kelembagaan POKMASWAS 20 Rp/liter BBM untuk mengirim undangan ke 4 Desa target
Biaya Transportasi /BBM Tim (3 orng x 8 kali PP)
200.000 140,000
25,000 200.000 100,000 250 7,000
-
Total
Operasional POKMASWAS bagi nelayan yang konsisten mengisi logbook Biaya BBM untuk memantau & mengambil logbook
1440 Rp/liter
7,000
10.080.000 Total 10.080.000-
Pemasangan Tanda Batas
10.080.000 10.080.000
Pengadaan/pembuatan tanda batas Pengadaan/pembuatan Pelampung, jangkar/pemberat,tali dsb. di 4 DPL
4
Paket
5,000,000
-
Total
-
20,000,000 20,000,000
Pemasangan tanda batas oleh POKMASWAS serta pemangku kepentingan di tiap Desa target Sewa kapal pengankut bahan tanda batas 4 Paket 500,000 2,000,000 Pengadaan Liwo-liwo (konsumsi) pada upacara (doa) Adat pemasangan tanda batas di 4 DPL 4 Paket 3,500,000 14,000,000 BBM untuk koordinasi & menyebarkan undangan 50 Rp/liter 7,000 350.000 Biaya Tenaga Kerja 4 Desa 4 Paket 1.500.000 6,000,000 Sewa Alat Scuba ( 4 Set x 4 kali ) 16 Paket 350.000 5.600.000 20.350.000 Total 7.600.000 Sosialisasi Tanda batas di tiap Desa target Biaya Transportasi /BBM) Tim (3 orng x 12 kali PP) 96 Rp/liter 7,000 672,000 Biaya Konsumsi/Snack untuk 20 orang x 4 kali 80 Orang/hari 25,000 2.000.000 Biaya Lomba Dayung Mengelilingi DPL x 4 Desa 4 Desa 2.500.000 10,000,000 Sewa sound System dan Lifee screem 4 Kali 2.500.000 10.000.000 Perlengkapan Lomba 4 Desa 1.000.000 4.000.000 Operasional Lainnya (mengantisipasi kenaikan Harga/ dana talangan) 4.000.000 Total 26.672.000 21.680.000 94.248.000 Total Penyingkiran Halangan
7.2 Sumber Pendapatan Seperti yang terlihat dalam anggaran di atas, sumber-sumber pendapatan adalah sebagai berikut:
20,000,000 2,000,000
14,000,000 350,000 6,000,000 5.600.000 27,950,000
672,000 2,000,000 10,000,000 10.000.000 4.000.000 4.000.000 26.672.000 115.928.000
DKP akan menyediakan Rp. 21.680.000 Rare akan menyediakan Rp. 94.248.000 dari dana penyingkiran halangan kampanye Rare.
7.3 Aliran Kas Aliran kas untuk dana ini adalah sebagai berikut:
Dana yang diperoleh DKP akan dibayarkan secara penuh pada setiap tahapan dimana diperlukan pendanaan dari DKP sesuai tahapan dalam penyingkiran halangan
Dana Rare akan diberikan pada akhir fase universitas yang kedua, sebelum fase pelaksanaan dimulai
7.4 Keberlanjutan Finansial Untuk dapat melanjutkan strategi penyingkiran halangan ini secara berkelanjutan, anggaran tahunan sebesar 50 juta untuk kegiatan‐kegiatan yang sedang berlangsung. Dana ini diharapkan dapat diperoleh dari 100% anggaran tahunan DKP sebagai bagian dari pengembangan program Pokmaswas.
Lampiran D: Tabel Lengkap Saluran Komunikasi dan Pemilihan Media/Kegiatan di Kawasan Kerja Lembar Kerja Observasi Pilihan Media & Saluran Komunikasi No.
Poin Pengamatan Tempat‐tempat orang kampung ramai berkumpul:
Hasil Pengamatan Secara Observasi Desa Sombu Desa Waha Desa Waelumu Semua orang pada Berativitas Semua orang pada Berativitas Semua orang pada Berativitas masing2 jadi sangat sunyi dan jarang masing2 jadi sangat sunyi dan masing2 jadi sangat sunyi dan berkumpul di kampung jarang berkumpul di kampung jarang berkumpul di kampung
Desa Waetuno Semua orang pada Berativitas masing2 jadi sangat sunyi dan jarang berkumpul di kampung
Pagi 1
Di Bantea/ Balai2 di tepi pantai or Siang depan rumah warga Di Bantea/ Balai2 di tepi pantai or Sore/Malam depan rumah warga
2
Sepanjang hari/waktu tidak tentu nama (pemilik) warung/toko yang sering dikunjungi/ramai Iklan produk komersial yang terlihat di kampung: Jenis /merek Produk Bentuk iklan
Ada perlombaan2 baik dari desa ataupun bukan dari desa dalam rangka perlombaan2 di balai Desa Wa saria, Toko Baju keliling di Bantea Sombu
Di Bantea/ Balai2 di tepi pantai or depan rumah warga
Di Bantea/ Balai2 di tepi pantai Di Bantea/ Balai2 di tepi pantai or depan rumah warga or depan rumah warga Di Bantea/ Balai2 di tepi pantai or depan rumah warga
Acara sepakbola di lapangan
Acara sepakbola di lapangan
Adanya acara Hekbatu, luluta, joget di salah satu rumah warga Desa La Ane, tempat menjual Bensin di pondok‐pondok
Adanya acara Hekbatu, luluta, joget di salah satu rumah warga Desa PEMDA WAKATOBI, Pasar Malam di Pinggir Jalan Waelumu
Adanya acara Hekbatu, luluta, joget di salah satu rumah warga Desa Di Bantaei tepi pantai
Ada
Ada
Ada
Belum ada iklam atau apapun produk di Desa Sombu
‐
Spanduk, Poster, Stiker
Poster, Stiker
Spanduk
(contoh: stiker, spanduk, poster, dsb) Tempat pemasangan iklan (contoh: warung, dermaga, kantor kepala desa) Desain iklan (apa pilihan warnanya? Bentuknya? Penggunaan kata‐ kata?)
3
4
‐
‐
Kata‐kata pergaulan/sosialisasi yang sering terdengar dalam percakapan sehari‐ Ai Kua, Ka'kuaka 'Ka Beaka hari (contoh: itu sudah/yoi/mantab/s ip/itu lagi) Kegiatan‐kegiatan perayaan yang diikuti orang ramai: Acara 17 Agustus, Pertandingan/Lomba2 di balai Desa, (contoh: ulang Duta Karang,Pernikahan, Kabunggan tahun dan Karia (Acara Adat ) distrik/perayaan 17 Agustus/Lebaran/pe rnikahan)
Di pondok Informasi Coremap Warnanya Putih dan biru, Persegi Panjang, Jelas dan Singkat Contoh: "Terumbu Karang Sehat Ikan berlimpah Masyarakat Sejahtera"
Ai Kua, Ka'kuaka 'Ka Beaka
Acara 17 Agustus, Pertandingan/Lomba2 di balai Desa, Duta Karang,Pernikahan, Kabunggan dan Karia (Acara Adat )
Di Pondok Informasi Coremap Warna Putih dan Biru, persegi Empat, Jelas dan Singkat Contoh : " Ambil Sebagian dan Manfaatkan dengan maksimal Agar Laut kita lestari"
Di Depan jalan Warna Kuning, Persegi Empat, Jelas dan Singkat Contoh: " Sukseskan PILKADA Gubernur agar SULTRA menuju Masyarakat Sejahtera"
Ai Kua, Ka'kuaka 'Ka Beaka
Ai Kua, Ka'kuaka 'Ka Beaka
Acara 17 Agustus, Acara 17 Agustus, Pertandingan/Lomba2 di balai Pertandingan/Lomba2 di balai Desa, Duta Karang,Pernikahan, Desa, Duta Karang,Pernikahan, Kabunggan dan Karia (Acara Kabunggan dan Karia (Acara Adat ) Adat )
5
Jenis irama lagu yang sering terdengar di kampung/pesta/ker amaian
6
nama penyanyi/grup musik lokal Jenis hiburan non televisi yang tersedia di kampung nama kelompok kesenian lokal nama seniman lokal kesenian daerah yang disukai
7
8
9
Dangdud dan Rege Disco, Pop
Dangdud dan Rege Disco, Pop
Dangdud dan Rege Disco, Pop
Juliani, Kamaludin, Laode Abdul Rajab, Laode Marsudin
Juliani, Kamaludin, Laode Abdul Rajab, Laode Marsudin
Juliani, Kamaludin, Laode Abdul Rajab, Laode Marsudin
Mangsaa moane, Elenkton Raisi, Lariangi/Pajoget
Mangsaa moane, Elenkton Raisi
Mangsaa moane, Elenkton Raisi
Mangsaa moane, Elenkton Raisi
La Kamalu
La Kamalu
La Kamalu
La Kamalu
Mangsaa /Pancat silat, Joget,Posepa Liya, Kabuenggan, Larianggi, kenta‐ kenta
Mangsaa /Pancat silat, Joget
Mangsaa /Pancat silat, Joget
Mangsaa /Pancat silat, Joget
Juliani, Kamaludin, Laode Abdul Rajab, Laode Marsudin
Dangdud dan Rege Disco, Pop
Jenis olahraga yang disukai dan ditonton Sepak Bola dan Sepak Bola dan Mansaa/Pancat Silat, Sepak Bola dan Mansaa/Pancat orang banyak di Mansaa/Pancat Silat, Voly, Voly, Dayung, Perahu Naga Silat, Voly, Dayung, Perahu Naga kampung Dayng, Perahu Naga Jenis & waktu kegiatan keagamaan sholat Jumat sholat Jumat dan Pengajiian sholat Jumat dan Pengajiian yang rutin dilakukan Bahasa Daerah Wanci, Mandati atau Bahasa Daerah Wanci, Mandati Bahasa Daerah Wanci, Jika jarang Mola atau Mola Mandati atau Mola menggunakan
Sepak Bola dan Mansaa/Pancat Silat, Voly, Dayung, Perahu Naga
Sholat Jumat Bahasa Daerah Wanci, Mandati atau Mola
bahasa Indonesia, bahasa apa saja yang digunakan? Sinyal handphone di wilayah kerja: Telkomsel dan Mentari Telkomsel provider yang jangkauannya luas merek/jenis handphone yang Nokia dan HP Cina (Cross, Mito) Nokia dan HP Cina (Cross, Mito) 10 banyak digunakan pemakaian handphone selain Dengar Musik, Dokumentasi utk menelpon/sms Dengar Musik, Dokumentasi Gambar Gambar (contoh: dengar lagu, rekam gambar, dsb)
Telkomsel dan Mentari
Nokia dan HP Cina (Cross, Mito)
Dengar Musik, Dokumentasi Gambar
Telkomsel dan Mentari
Nokia dan HP Cina (Cross, Mito)
Dengar Musik, Dokumentasi Gambar
Lembar Kerja ‐ Pertanyaan untuk FGD/In‐depth interview Pilihan Media & Saluran Komunikasi
No.
Daftar Pertanyaan
1
Media informasi seperti apa yang digemari? Bacaan: lebih banyak tulisan daripada gambar? Bacaan: lebih banyak gambar daripada tulisan? Media yang didengarkan? Media yang ditonton?
2
Saluran radio mana yang banyak didengarkan oleh orang‐orang di sini? Program radio apa yang disukai Siapa penyiar radio yang disukai Alat apa yang digunakan untuk mendengarkan radio? (contoh: radio kecil, hp, radio di rumah, dsb) Jam berapa orang sering mendengarkan radio aim
3 Lokasi menonton filem di kampung
Tabulasi Data Desa Sombu Dari 2 Responden ‐ Labih banyak gambar Radio TV
Desa Waha Dari 2 Responden
Desa Waelumu Dari 2 Responden
Desa Waetuno Dari 2 Responden
Tulisan
Tulisan
‐
‐
Radio TV
Lebih banyak Gambar ‐ TV
TV
Regues Lagu Bojes
Dangdud mania la Udin
Karena Signal tidak menjangkau Tidak perna Tidak perna
Karena Signal tidak menjangkau Tidak Perna Tidak Perna
Hp
Hp
Tidak perna
Tidak Perna
13.00 or 17.00
17.00
Tidak perna
Tidak Perna
Layar tancap Di Balai Desa, di lapangan Bola
Nonton Bareng Bola Nonton Bareng Bola Di Balai pondok Di Balai Pondok Informasi Coremap Informasi Coremap, Di Alun2 Pasar malam
‐
Nonton Bareng Bola Di Balai Desa dan Lapangan Bola
4
5
Artis sinetron favorit Nama tokoh agama yang dihormati di kampung Kegiatan‐kegiatan perayaan yang diikuti orang ramai:
Manohara
Nadine chanrawinata
La Bolong La Mani
Ibrahim Laode Alia
Laode Ijo Lasaima
Laode Tanda Laungga D
(contoh: ulang tahun distrik/perayaan 17 Agustus/Lebaran/pernikahan)
Mansaa, Karia, Kabuengan, Joget, 17 Agusutus
Mansaa, Karia, Kabuengan, Joget, 17 Agusutus
Mansaa, Karia, Kabuengan, Joget, 17 Agusutus
Mansaa, Karia, Kabuengan, Joget, 17 Agusutus
Jenis irama lagu yang sering terdengar di kampung/pesta/keramaian 6
7
Pop dan Dangdud
Juliani, Kamaludin, Laode nama penyanyi/grup musik lokal Abdul Rajab, Laode Marsudin Warna‐warna apa yang memiliki asosiasi dengan: ‐ kebahagiaan ‐ kesejahteraan ‐ penyakit/malapetaka/membawa sial ‐ rejeki Leja praktek adat sehari‐hari kebudayaan lokal (bisa dilihat dari warna yg dominan pada ukiran, tenunan kain, dsb)
Riani jangkaru
Arif Wibowo (Mancing Mania)
Pop dan Dangdud
Pop dan Dangdud
Pop dan Dangdud
Juliani, Kamaludin, Laode Abdul Rajab, Laode Marsudin
Juliani, Kamaludin, Laode Abdul Rajab, Laode Marsudin
Juliani, Kamaludin, Laode Abdul Rajab, Laode Marsudin
‐ ‐ ‐ ‐ Leja
‐ ‐ ‐ ‐ Leja
‐ ‐ ‐ ‐ Leja
Lampiran E: Dokumentasi foto pelaksanaan
Kegiatan Perencanaan Di Lapangan ‐
Foto FGD di Desa target
Kljvkj xcj fdfjldj
‐
Foto Pelatihan enumerator dan Survey KAP
‐
Monitoring TR dan CR ‐