Dokumen Rencana Proyek Kampanye Pride KKPD Teluk Mayalibit
Bertha Matatar, S.IK Conservation International Indonesia Raja Ampat Program Tahun 2013
Bagian 1. Deskripsi Situasional Kawasan Kerja dan Khalayak Target
1.1.
Analisis Data Kualitatif 1.1.1
Metode Pengumpulan Data Kualitatif
Pengumpulan data kualitatif yang dilakukan dilapangan adalah dengan cara observasi dan wawancara mendalam. •
Penelitian Observasi Teknik observasi ini dilakukan untuk melihat perilaku dan keseharian dari nelayan
lema yang ada di kampung target. Observasi telah dilakukan pada masa tugas pra kuliah, dimana penelitian ini dilakukan selama 1 hari penuh (24 jam) di Warsambin dan yang menjadi objek penelitian observasi ini adalah nelayan lema. •
Wawancara mendalam Wawancara mendalam adalah suatu teknik penelitian kualitatif yang meliputi
wawancara individu secara intensif, biasanya dengan jumlah responden yang sama dari setiap khalayak sasaran. Untuk mengeksplorasi perspektif mereka mengenai suatu gagasan, permasalahan, perilaku dan atau pemengaruh tertentu. Metode penelitian ini menggunakan serangkaian pertanyaan yang terstruktur untuk lebih memahami tantangantantangan yang dihadapi suatu khalayak sasaran dalam mengadopsi suatu perilaku, dan juga untuk mengidentifikasi pendorong-pendorong emosional yang menjadi dasar untuk halhal menjadi kepedulian mereka. Wawancara mendalam dilakukan kepada nelayan di 5 kampung dengan jumlah responden masing-masing kampung terdiri dari 4 nelayan, sehingga semua berjumlah 20 responden. Dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan dilapangan selama 3 hari, dari tanggal 10 – 12 September 2012, dengan jumlah pewawancara 1 orang adalah responden yang berhasil diwawancara berjumlah 17 orang, terdiri dari nelayan lema 8 orang dan nelayan non lema 9 orang. Teknik ini dilakukan karena, melihat kondisi dilapangan bahwa nelayan lema di kampung target agak sulit untuk dikumpulkan dalam satu moment, sehingga alangkah baiknya saya mendatangi langsung kepada nelayan target yang akan saya wawancara. 1.1.2
Analisis Hasil Penelitian Kualitatif
Dari hasil wawancara mendalam pada nelayan lema yang telah dilakukan dengan mengacu pada tujuh pertanyaan kualitatif, menunjukan bahwa : Mengapa mereka melakukan perilaku mereka sekarang ini ? Nelayan lema masih melakukan perilaku mereka sekarang, karena ini adalah mata pencaharian dan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dalam keluarga. Selain itu
tidak ada pekerjaan/usaha lain lagi yang mereka kerjakan selain dari menangkap/melobe ikan lema. Faktor lain adalah pengetahuan mereka yang sangat kurang sekali tentang biologi ikan lema. Ini terlihat dari semua responden menjawab bahwa mereka menangkap setiap bulan gelap karena tidak tahu tentang reproduksi, waktu matang gonad, kapan ikan lema bertelur serta siklus hidupnya. Karena ketidaktahuan ini, maka mereka tetap melakukan penangkapan disetiap musim, bahkan pada saat puncak ikan lema bertelur. Ada juga responden (Lopintol) menjawab kalau dulu itu waktu musim ikan lema naik, sangat banyak tetapi pada saat itu belum ada pembeli/penada. Sekarang sudah ada pembeli/penada yang siap untuk membeli/menampung ikan hasil tangkapan mereka, maka mereka semua rame-rame menangkap ikan lema pada musimnya. Bahkan ada juga ibu-ibu dan anak-anak yang mata pencahariannya sebagai nelayan lema dan hasil yang diperoleh dari menangkap ikan lema cukup banyak per malamnya. Apakah ada lebih dari satu khalayak yang perlu mengubah perilaku mereka? Responden (Lopintol dan Warsambin) menjawab kalau musim ikan lema naik, ada nelayan dari Kalitoko, Arway dan Yensner yang datang ke Warsambin dan Lopintol untuk datang menangkap ikan lema. Nelayan-nelayan ini datang pada saat musim lema saja, jika tidak musim, mereka tidak datang. Seperti yang dikatakan oleh seorang responden (Lopintol) bahwa saudaranya yang berasal dari Arway sering datang ke Lopintol dan tinggal disana untuk menangkap ikan lema, jika sudah selesai musim, dia akan kembali ke kampungnya. Sama halnya yang dikatakan oleh seorang responden di Warsambin bahwa pada musim lema, menantunya yang tinggal di Kalitoko, beliau akan datang untuk menangkap ikan lema di Warsambin. Apakah ada khalayak yang pengaruhnya besar terhadap khalayak utama Anda? Hampir semua responden menjawab mereka melobe ikan lema karena kemauan mereka sendiri dan tidak ada yang mempengaruhi/memberikan keputusan bagi mereka. Nelayan di Warsambin mengatakan bahwa, majelis jemaat (gereja) sering menghimbau kepada jemaatnya dalam ibadah pada setiap hari minggu, agar pada malam minggu tidak boleh keluar menangkap ikan lema. Himbauan gereja ini masih ditaati oleh nelayan di Warsambin, tetapi ada juga nelayan yang sering nakal untuk menangkap ikan lema pada malam minggu. Di Lopintol, mungkin belum ada aturan dari pihak agama dalam hal ini (Mesjid atau Haji) yang mengeluarkan semacam himbauan kepada nelayan untuk tidak mencari pada hari-hari tertentu seperti di Warsambin. Sehingga pada hari sabtu/malam minggu dan hari minggu pun nelayan Lopintol tetap melobe lema, sampai saat ini nelayan lema di Lopintol masih menangkap pada sabtu malam dan hari minggu.
Apa yang oleh khalayak Anda dianggap sebagai halangan untuk melakukan perilaku yang baru? Hampir semua responden menjawab bahwa Inilah mata pencaharian mereka dan tidak ada mata pencaharian lain, sehingga mereka harus pergi menangkap ikan lema. Mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak bisa beristirahat karena dari sinilah mereka makan, sehingga setiap musim mereka akan melobe/menangkap ikan lema. Responden lain menjawab, menangkap lema merupakan suatu tradisi/kebiasaan untuk dia sehingga setiap musim pasti melobe dan tidak bisa beristirahat untuk waktu yang lama (3-7 hari). Biasanya jika cape, beliau hanya istirahat/tidak melobe 1 hari, tidak bisa lebih. Selain itu juga dia terpengaruh dari teman-teman nelayan lainnya, dimana ketika tidak melobe dan pada saat yang sama, beliau melihat nelayan lain pergi melobe, maka beliau langsung bergegas pergi melobe. Apa yang oleh khalayak Anda dianggap sebagai manfaat dalam melakukan perilaku yang baru? Hampir semua responden menjawab kalau kita tidak menangkap saat ikan lema bertelur maka sudah memberikan waktu kepada ikan untuk bertelur. Telur-telur ini akan menetas dan berkembangbiak maka ikan lema di Teluk ini akan bertambah banyak, hasil yang akan diperoleh juga banyak. Sumber mana yang mereka cari kalau berkaitan dengan perilaku ini? (cara menangkap ikan, waktu penangkapan, dst) ? Informasi tentang cara menangkap lema diperoleh dari saudara dan orang tua mereka. Sedangkan informasi harga ikan diperoleh dari nelayan lain dan penada-penada lema di kampung, bahkan mereka juga biasanya menanyakan langsung informasi harga penjualan ikan lema ke pasar dan penadanya yang ada dipasar. Siapa yang mereka percaya sebagai sumber? (Pemerintah, LSM, Sektor Swasta, Orang-orang seperti mereka sendiri) Hampir semua responden manjawab bahwa orang yang mereka percaya sebagai sumber informasi didalam kampung adalah Pemerintah Kampung (Kepala Kampung dan Sekretaris Kampung), CI (Pa Bram dan beberapa staf), DKP Raja Ampat. Selain itu ada juga nelayan lain yang ada dikampung (Pa jufri, Pa basri, Pa kasian, inilah nelayan-nelayan yang dipercayai oleh nelayan lain di Lopintol) dan dari pihak Agama yaitu Pak Haji (Lopintol) dan pihak Gereja (Warsambin).
1.2.
Model Konsep Final
• Pengertian/definisi Model Konsep
Model Konsep adalah sebuah teknik yang biasa dipakai organisasi-organisasi dan para ilmuwan konservasi untuk mengidentifikasi ancaman langsung terhadap sasaran konservasi dan penyebab dasar untuk dari ancaman-ancaman tersebut (ancaman tidak langsung atau faktor penyumbang), (Modul Rare, 2012) • Bagan Model Konsep
Gambar Konsep Model Kampanye Pride KKPD Teluk Mayalibit Target konservasi yang ingin dicapai dalam kampanye pride di KKPD Teluk Mayalibit adalah Catch Per Unit Effort (CPUE) ikan lema tetap stabil dari data tahun 2013. Namun saat ini ancaman langsung yang akan disasar dalam kampanye pride ini adalah penangkapan berlebihan ikan lema oleh nelayan lema pada saat puncak pemijahan. Penangkapan pada puncak pemijahan ini terjadi karena nelayan lema menangkap pada setiap kesempatan. Nelayan menangkap pada setiap kesempatan disebabkan karena tidak ada pengawasan penagkapan ikan lema dan belum ada pengelolaan sumberdaya ikan lema. Tidak ada pengawasan penangkapan ikan lema disebabkan karena tidak ada aturan yang mengatur dan belum maksimalnya tim patroli dan pengawasan khusus yang mengawasi kegiatan penangkapan ikan lema. Belum ada pengelolaan sumberdaya ikan
lema disebabkan karena pengetahuan nelayan yang minim tentang dampak penangkapan berlebihan ikan lema pada saat puncak pemijahan dan biologi ikan lema (waktu puncak pemijahan ikan lema). Pengetahuan yang minim ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi dan informsi mengenai biologi ikan lema (kapan musim puncak pemijahan ikan lema). Kurangnya sosialisasi disebabkan karena belum ada ahli ikan lema yang memberi informasi mengenai ikan lema kepada nelayan lema. Belum ada pengelolaan (perkam) sumberdaya ikan lema juga disebabkan karena kurangnya pemahaman bahwa perkam penting untuk mengelola sumberdaya ikan lema. Kurangnya pemahaman pentingnya perkam ikan lema disebabkan karena pengetahuan yang minim tentang dampak penangkapan berlebihan ikan lema pada saat puncak pemijahan dan belum ada informasi tentang
pentingnya
pengelolaan
sumberdaya
ikan
lema.
Kurangnya
pemahaman
disebabkan karena kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lema. Selain itu tim patroli dan pengawasan juga belum maksimal mengawasi kegiatan penangkapan ikan lema, disebabkan karena belum ada SOP patroli dan pengawasan yang secara khusus mengenai perikanan ikan lema. Selain itu, ancaman langsung ini juga terjadi disebabkan karena pekerjaan mereka hanya sebagai nelayan lema dan ini terjadi karena menangkap ikan lema lebih cepat mendapatkan uang dibanding hasil lain yang menunggu beberapa waktu untuk mendapatkan uang. Ini terjadi karena disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan uang jauh lebih cepat dibandingkan hasil lain (waktunya lama), alat tangkap yang digunakan juga masih tradisional, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dulu ikan lema belum ada harga tetapi sekarang ikan lema sudah ada harga, sehingga memacu nelayan untuk terus menangkap ikan lema. faktor-faktor penyumbang inilah yang menyebabkan ancaman secara langsung dapat terjadi.
1.3.
Rantai Hasil Final untuk Setiap Khalayak Target Final
• Pengertian/definisi Rantai Hasil Sebuah Rantai Hasil adalah sebuah alat yang memperjelas asumsi-asumsi Anda tentang bagaimana strategi dan kegiatan-kegiatan konservasi Anda akan membantu mencapai sasaran-sasaran kampanye Pride. Sebuah Rantai Hasil adalah sebuah cara yang rinci dan singkat untuk menggambarkan dalam grafis Teori Perubahan Anda, termasuk bagaimana strategi-strategi penyingkiran halangan Anda akan menyebabkan perubahan yang akan berkontribusi pada pengurangan ancaman dan pencapaian target-target konservasi. Rantai Hasil membuat para Manajer Kampanye dapat semua elemen kampanye mereka saling bersesuaian, termasuk siapa sasaran mereka, pesan-pesan apa yang perlu mereka kembangkan untuk setiap khalayak sasaran, apa sasaran SMART mereka, pertanyaan/metrik apa saja
yang mereka perlukan untuk mengukur dampak kampanye pada obyektif tersebut, (Modul Rare, 2012). • Ilustrasi Bagan Rantai Hasil Final untuk Setiap Segmen Khalayak Target Final Sasaran konservasi setiap segmen khalayak target dapat tercapai bila ada pengurangan ancaman dan hasil pengurangan ancaman ini terjadi bila ada hasil perubahan perilaku dari khalayak target. Hasil Perubahan perilaku terjadi bila khalayak sudah berbicara diantara mereka, Ini dapat terjadi bila sikap khalayak target sudah setuju, khalayak setuju bila pengetahuan mereka sudah meningkat. Semua ini dapat dihasilkan melalui kegiatan pride yang akan dilakukan. • Segmentasi Khalayak Target yang akan Disasar Segmentasi khalayak sasaran dilakukan untuk mengelompokkan khalayakkhalayak target agar materi kampanye dan pesan-pesan kampanye yang akan disampaikan dapat menyasar langsung khalayak sasarannya. Dari hasil wawancara mendalam dan segmentasi khalayak yang sudah dilakukan maka yang menjadi khlayak target di kawasan Teluk Mayalibit hanya 1 khalayak yaitu nelayan lema. nelayan lema merupakan pengguna sumberdaya ikan lema yang secara langsung, karena yang lebih banyak dan secara langsung mengakses ke lokasi penangkapan adalah nelayan lema di kampung Warsambin dan Lopintol. • Narasi dan Kerangka Logis Rantai Hasil untuk Setiap Khalayak Target Capaian konservasi yang ingin dicapai dalam kampanye pride ini adalah nilai Catch Per Unit Effort (CPUE) ikan lema di Zona Pemanfatan Tradisional KKPD Teluk Mayalibit tetap stabil. Capaian konservasi ini dapat terjadi bila ada perubahan perilaku dari nelayan lema untuk mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan. Nelayan lema sudah mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan bila nelayan sudah mendiskusikan aturan yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema. Nelayan lema sudah mendiskusikan tentang aturan yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema, bila nelayan setuju untuk mengelola sumberdaya ikan lema. Nelayan lema setuju mengelola sumberdaya ikan lema, bila nelayan lema sudah mengetahui dan memahami pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lema. Nelayan lema sudah mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan bila nelayan sudah mendiskusikan dampak yang ditimbulkan oleh penangkapan berlebih ikan lema. Nelayan lema sudah mendiskusikan dampak yang
ditimbulkan oleh penangkapan berlebihan ikan lema, bila nelayan lema setuju kalau penangkapan berlebihan ikan lema pada saat pemijahan akan berdampak buruk pada kerberlanjutan generasi ikan lema. Nelayan lema setuju kalau penangkapan berlebihan ikan lema pada saat puncak pemijahan akan berdampak buruk terhadap keberlajutan generasi ikan lema, bila nelayan lema sudah tahu dampat penangkapan berlebihan pasa saat puncak pemijahan. Nelayan lema sudah mengurangi kegiatan penangkapan pada musim puncak pemijahan bila nelayan sudah mendiskusikan tentang pengurangan waktu penangkapan ikan lema saat puncak pemijahan. Nelayan lema sudah mendiskusikan tentang pengurangan waktu penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan bila nelayan lema setuju bila mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan. Nelayan lema setuju ntuk mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan bilan nelayan lema sudah mengetahui pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lema.
Gambar Bagan Rantai Hasil Untuk Nelayan Lema KKPD Teluk Mayalibit
Bagian 2. Memahami Kawasan Kerja, Khalayak Target, dan Menetapkan Target Sasaran Pride
2.1.
Analisis Data Kuantitatif 2.1.1
Metode Pengumpulan Data Kuantitatif Setelah menyelenggarakan penelitian kualitatif, kami juga menyelenggarakan
penelitian kuantitatif terhadap nelayan lema yang tinggal di 3 kampung (Warsambin, Lopintol dan Kalitoko) Teluk Mayalibit. Mengapa hanya dilakukan penelitian kuantitatif di 3 kampung? Dikarenakan akses sumberdaya ikan lema dan secara langsung memanfaatkan sumberdaya ini adalah nelayan lema di 3 kampung ini. Survei pra-kampanye ini sudah dilaksanakan pada bulan November 2012 - Januari 2013 dengan besarnya sampel ditentukan berdasarkan persebaran nelayan lema dalam komunitas dan menggunakan 1) tingkat keyakinan 95 %, 2) interval keyakinan 5%,
dan
3)
penghitung
besar
sampel
online
di http://www.surveysystem.com/sscalc.htm. Tabel Rangkuman Desain Sampling untuk Setiap Khalayak Sasaran Kita (KS/TA = Target Audience) Kampung
Jumlah Populasi
Orang Dewasa TA
% Total
Jumlah Target
Orang Dewasa
1 (Nelayan Ikan
TA 1
Sampel TA 1
Lema) Warsambin
244
42
17.21
42
Lopintol
114
40
35.09
40
Kalitoko
153
3
0.65
1
Total
731
83
83
Pengambilan data kuantitatif dilakukan dua (2) kali, yaitu pada saat awal kampanye dan akhir kampanye dimana data awal kampanye akan di gabungkan dengan data dasar untuk dijadikan panduan untuk melaksanakan kampanye dan data akhirnya akan dikumpulkan dan dianalisis. Pada saat akhir kampanye akan dilakukan suatu survei kuantitatif, dimana akan dikumpulkan data hasil tangkapan ikan lema per malam oleh nelayan ikan lema, data nelayan ikan lema dan waktu tangkapan nelayan. Data hasil tangkapan nelayan ini akan dianalisis untuk mengetahui jumlah tangkapan per malam untuk menghitung nilai Catch Per Unit Effort (CPUE) ikan lema di Teluk Mayalibit dan akan menjelaskan dampak dari kampanye pride ini berhasil atau tidak.
Tabel Tabel Pelaksanaan Survei di Lapangan Total jumlah sampel Waktu
bagi
91
enumerator
untuk 30 Menit
mengerjakan satu survei Jumlah jam enumerator bekerja per 8 Jam hari Jumlah survei yang dapat dikerjakan 8 Kuisioner satu enumerator per hari Jumlah enumerator yang ada
5 enumerator
Jumlah survey yang dapat dikejakan 40 Kuisioner per hari oleh jumlah total enumerator Jumlah hari yang diperlukan untuk 3 Hari mengerjakan survei Jumlah hari tambahan yang diperlukan 2 - 4 Hari untuk perjalanan-kalau ada Tanggal-tanggal pelatihan enumerator 23 – 24 November & testing survei final Tanggal mulai dan selesai survei
26 November – 1 Desember 2012 12 – 17 Desember 2012 6 – 12 Januari 2013
Jumlah
orang
yang
ada
untuk 2 Orang
memasukkan data Tanggal mulai memasukkan data
9 Januari 2013
Tanggal selesai memasukan data
12 Januari 2013
2.1.2
Analisis Hasil Penelitian Kuantitatif Survey KAP ini dilakukan dalam 3 kali trip, (November 2012, Desember 2012,
Januari 2013), dikarenakan ketika tim survey ke kampung, banyak nelayan yang tidak ada di kampung. Ada nelayan yang ke kota sorong, waisai dan ada yang tinggal dihutan sehingga kami tidak bisa meawancara dan bulan berikut kami kembali untuk melakukan survey lanjutan. Namun pada bulan ketiga (Januari 2013) tim kesulitan mendapatkan responden untuk memenuhi target, dikarenakan ada beberapa responden tidak bersedia untuk diwawancara (dapat dilihat pada grafik di bawah ini). Dari hasil survey di lapangan juga ditemukan bahwa nelayan lema di di Teluk mayalibit bertambah menjadi 91 nelayan, yang semula data awalnya 83
nelayan lema. Dari 91 nelayan lema ini, yang bisa diwawancara oleh enumarator berjumlah 72 nelayan (1 kuisoiner merupakan kesalahan wawancara) dan 18 responden tidak bersedia diwawancara (grafik dapat dilihat dibawah ini).
Gambar Grafik Nelayan yang tidak Bersedia dan Bersedia Diwawancara •
Gambaran demografi dari setiap khalayak target (tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, asal desa). Dari hasil survey kuantitatif yang dilakukan, tingkat pendidikan nelayan lema di kawasan target cukup rendah, ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Grafik tingkat pendidikan nelayan lema di KKPD Teluk Mayalibit Dari grafik diatas terlihat jelas bahwa tingkat pendidikan nelayan lema cukup rendah, dimana tingkat SD lebih tinggi dibanding dengan yang tingkat pendidikannya SMP dan SMA. Tingkat pendidikan nelayan lema yang SD 55,6 %, SMP 20,8 %, SMA 19,4 % dan yang tidak sekolah 4,2 %. Dari hasil ini sudah sangat jelas bahwa tingkat pendidikan nelayan lema masih sangat rendah dan
jika tingkat pendidikan nelayan lema rendah maka pengetahuan dan pemahaman mereka pun akan kurang.
Tingkat pendidikan yang rendah ini kemungkinan
besar disebabkan karena akses ke lokasi dulunya sangat sulit, sehingga aspek pendidikan kurang terjangkau disana.
Grafik Tingkat Usia Nelayan Lema
Tingkat usia nelayan lema di Teluk Mayalibit didominasi oleh remaja 15 – 20 tahun (Warsambin) dan diatas 45 tahun, sedangkan untuk kampung lopintol didominasi oleh nelayan lema yang berumur 45 tahun ke atas dan usia 26 – 35 tahun. Hal ini menjelaskan bahwa nelayan lema di Teluk Mayalibit yang sering mengakses
dan menangkap
ikan
lema
lebih
banyak
didominasi
oleh
remaja/pemuda 15 – 20 tahun (Warsambin) dan pemuda 26 – 35 tahun (Lopintol). Tingkat usia nelayan lema di masing-masing kampung dapat dilihat pada grafik diatas ini.
Grafik tingkatan jenis kelamin nelayan lema
Nelayan lema di Teluk Mayalibit terdiri dari laki-laki dan perempuan, dimana dari kedua kampung ini, yang lebih banyak mengakses sumberdaya ikan lema adalah nelayan laki-laki 87,7 % dibanding perempuan 12,3 %. Namun di kampung lopintol terlihat bahwa yang menjadi nelayan lema lebih banyak didominasi oleh perempuan di banding kampung warsambin.
Grafik Kampung Asal Nelayan Lema
Grafik ini menjelaskan bahwa nelayan lema yang lebih banyak mengakses sumberdaya ikan lema adalah nelayan dari kampung warsambin di banding lopintol dan kalitoko. Ini terlihat bahwa jumlah nelayan lema di kampung warsambin lebih banyak dari kampung lopintol dan kalitoko.
•
Gambaran kuantitatif untuk komponen K, A, IC dari masing-masing khalayak target beserta grafiknya Tabel Tingkat pengetahuan nelayan lema Pertanyaan pengetahuan dalam survey
Respon
Persentase (%)
Menurut Bapak/Ibu kapan masa yang penting dalam
Benar
18,1 %
Benar
77,8 %
Benar
18,1 %
Benar
59, 7 %
Benar
27,8 %
Benar
8,3 %
masa pertumbuhan ikan lema ? Menurut Bapak/Ibu bagaimana ciri-ciri ikan lema yang siap untuk bertelur ? Menurut Bapak/Ibu kapan Ikan Lema memasuki masa untuk siap bertelur? ( Catatan : Jawaban pertanyaan ini tidak disebutkan oleh enumerator tapi diisi sesuai dengan jawaban responden) Menurut Bapak/Ibu bagaimana dampak penangkapan ikan lema yang dilakukan secara banyak di saat bulan September - November ? ( Catatan : Jawaban pertanyaan ini tidak disebutkan oleh enumerator tapi diisi sesuai dengan jawaban responden) Menurut Bapak/Ibu, mengapa penting bagi kita untuk mengelola sumberdaya ikan lema ? Menurut Bapak/Ibu, kapan musim puncak ikan lema bertelur? ( Catatan : Jawaban pertanyaan ini tidak disebutkan oleh enumerator tapi diisi sesuai dengan jawaban responden)
Dari tabel ini menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan nelayan tentang ikan lema dan dampak penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan masih sangat kurang. Ini terlihat dari salah satu grafik tingkat pengetahuan nelayan lema dibawah ini.
Grafik pengetahuan nelayan lema mengenai kapan musim puncak pemijahan ikan lema
Grafik ini menjelaskan bahwa, pengetahuan nelayan lema di kampung warsambin dan lopintol masih sangat minim tentang ikan lema, dalam hal ini adalah pengetahuan mereka tentang kapan waktu puncak pemijahan ikan lema. ini terlihat sekali bahwa nelayan lema yang tahu kapan puncak pemijahan ikan lema itu hanya 8,3 %. Sangat jelas sekali bahwa tingkat pengetahuan mereka kurang. Karena pengetahuan nelayan lema yang kurang mengenai kapan waktu puncak pemijahan ikan lema, maka mereka terus melakukan penangkapan ikan lema di setiap musim, bahkan pada saat ikan lema bertelur. Walaupun pengetahuan nelayan lema minim mengenai ikan lema, dalam hal ini kapan waktu puncak pemijahan ikan lema, tetapi sikap mereka terhadap sumberdaya ini postif. Dimana dari hasil surveynya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel Tingkatan Sikap Nelayan Lema Pertanyaan Sikap dalam survey
Respon
Persentase (%)
Bagaimana sikap Bapak/Ibu, mengenai beberapa pernyataan yang akan saya bacakan berikut ini : a. Penangkapan ikan lema secara berlebihan
Setuju
63,9 %
akan berdampak buruk terhadap perikanan berkelanjutan ? b. Kegiatan penangkapan ikan lema pada saat
Setuju
65,3 %
Setuju
69,4 %
Ya,
86,1 %
puncak ikan lema bertelur akan berdampak buruk terhadap keberlanjutan generasi ikan lema c. Mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat ikan lema bertelur ? Menurut
Bapak/Ibu,
masyarakat
perlu
membuat
atau
tidak
Peraturan
perlu
Kampung
Perlu
(PERKAM) tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema
Dari tabel diatas terlihat bahwa sikap nelayan lema setuju mengenai penangkapan ikan lema secara berlebihan pada musim puncak pemijahan akan berdampak buruk terhadap perikanan berkelanjutan, dan juga akan berdampak pada keberlanjutan generasi ikan lema.
Selain itu mereka juga setuju untuk mengurangi penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan, walaupun pengetahuan mereka masih minim. Tetapi untuk keberlanjutan generasi ikan lema dan ikan lema bertambah banyak di teluk mayalibit maka mereka setuju untuk mengurangi penangkapan. Selain itu juga mereka merasa perlu untuk membuat aturan kampung tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema. Grafik sikap nelayan lema tentang pengurangan penangkapan dapat dilihat diatas.
Pengetahuan nelayan lema masih minim, tetapi sikap mereka tinggi juga berpengaruh
terhadap
interpersonal
komunikasi
antar
mereka,
dimana
komunikasi diantara mereka masih sangat kurang. Ini terlihat dialam tabel dibawah ini. Tabel tingkatan Interpersonal Comunication nelayan lema Pertanyaan Komunikasi Interpersonal dalam survey
Respon
Persentase (%)
Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau
Pernah
33,3 %
Pernah
36,1 %
Pernah
34,7 %
Pernah
22,2 %
tidak pernah, ada orang lain yang mendiskusikan dengan Bapak/Ibu tentang manfaat tidak menangkap ikan lema pada bulan September - November ? Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau tidak pernah,
ada orang lain yang mendiskusikan
mengenai ? a. Aturan yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema b. Pengurangan waktu penangkapan ikan lema pada saat puncak ikan lema bertelur c. Pembentukan
tim
pengawasan
terhadap
penangkapan ikan lema pada musim puncak ikan lema bertelur
Tabel ini terlihat jelas bahwa nelayan lema selama ini belum berkomunikasi dengan baik diantara mereka. Kemungkinan rendahnya komunikasi anatr nelayan ini tidak terjadi karena kurangnay pemahaman dianatar nelayan lema tentang ikan lema dan pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lema. lebih jelasnya akan dijelaskan salah satu contoh diskusi antar nelayan lema di kampung (Gambar dibawah ini).
Grafik komunikasi antar sesama nelayan lema di teluk mayalibit. Grafik ini menjelaskan bahwa nelayan lema di kampung warsambin dan lopintol ini masih kurang berbicara/berdiskusi diantara mereka mengenai waktu pengurangan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan. Terlihat bahwa yang sudah pernah berdiskusi hanya 34,7 % dibanding yang belum pernah melakukan diskusi antar nelayan sebesar 65,3 %. Kurangnya komunikasi ini disebabkan karena pengetahuan mereka yang minim diantara mereka, walaupun persentasi sikap mereka tinggi. •
Gambaran kuantitatif untuk komponen BC dari masing-masing khalayak target beserta grafiknya
Tabel Tingkatan Perubahan Perilaku Nelayan Lema Pertanyaan Perubahan Perilaku dalam survey
Respon
Persentase (%)
Pada bulan September sampai November yang
< or = 4
baru lalu, berapa kali rata-rata dalam setiap
kali per
bulannya Bapak/Ibu pergi menangkap ikan lema ?
minggu
Tabel ini
37,5 %
memperlihatkan bahwa pada musim puncak pemijahan ikan
lema, nelayan lema yang sudah mengurangi kegiatan penangkapan pada musim tersebut persentasinya hanya 37,5 % saja. ini terlihat bahwa masih banyak nelayan lema yang melakukan penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Grafik Rata-rata penangkapan Pada Musim Pemijahan Ikan Lema
Grafik diatas menjelaskan bahwa nelayan lema di kampung Teluk Mayalibit, masih melakukan penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan. Ini terlihat jelas bahwa nelayan yang mencari pada musim puncak lebih banyak di dominasi oleh nelayan yang mencari lebih dari 4 kali per minggunya. Musim ikan lema dalam sebualan, ada 2 minggu musim. Dalam dua minggu ini, nelayan lema masih terus menangkap ikan lema. Mereka masih menangkap ikan lema pada musim puncak pemijahan disebabkan karena pengetahuan nelayan lema yang minim mengenai kapan waktu puncak pemijahan ikan lema, sehingga mereka terus melakukan penangkapan ikan lema. untuk itu pengetahuan ini sangat penting bagi nelayan lema, karena dengan nelayan lema tahu kapan msuim puncak pemijahan, maka mereka akan tahu dan mau berubah dan timbah lagi diskusi-diskusi yang dilakukan diantara para nelayan lema.
2.2.
Status Khalayak Target pada Kontinuum Perubahan Perilaku, untuk Setiap Khalayak Target Perubahan perilaku yang diharapakan terjadi diakhir kampanye pride di Teluk Mayalibit adalah, nelayan lema sudah mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan/bertelur. Bila perubahan perilaku ini dapat terjadi, maka capaian konservasi yang ingin di capai di teluk mayalibit akan tercapai. Dimana capaian konservasi yang ingin dicapai adalah nilai Catch Per Unit Effort (CPUE) ikan lema di cona pemanfaatna tradisional Kampung Warsambin dan Lopintol dapat tetap stabil. Diharapkan ketika kampanye pride yang dilakukan telah berakhir, maka perubahan perilaku dari nelayan lema yang diharapkan dapat terjadi adalah nelayan sudah mengurangi penangkapan pada musim pemijahan, dan sudah mulai
memberikan pemahaman kepada nelayan lema yang lain untuk mengikuti perilaku yang baru. Sehingga nelayan lema yang lain juga dapat memahami dan dapat mengurangi kegiatan penagkapan ikan lema pada saat mucim puncak pemijahan. Saat ini khalayak sasaran di Teluk Mayalibit masih dalam tahap kontemplasi, dimana terlihat bahwa pengetahuan nelayan lema masih sangat kurang sehingga perlu ditingkatkan lagi. Pengetahuan nelayan mengenai ikan lema dan kapan musim puncak pemijahan perlu ditngkatkan lagi, sehingga nelayan lema bisa paham dan mengetahuinya. Yang berikutnya mengapa dikatakan masih dalam tahap kontemplasi karena, komunikasi antar nelayan lema juga masih sangat kurang sehingga perlu di tingkatkan juga, walaupun terlihat di grafik sikap bahwa sikap nelayan lema sudah cukup tinggi. Tetapi ketika dilihat kembali bahwa pengetahuan mereka sangat kurang dan komunikasi antar mereka juga masih sangat rendah, sehingga dikatakan bahwa khalayak sasaran ini masih dalam tahap kontemplasi.
2.3.
Analisis Data Ekologi (500-1.000 kata)
Bagian ini memuat penjelasan singkat mengenai target konservasi yang akan disasar, serta pengurangan ancaman yang diharapkan terjadi. Isi dari bagian ini adalah: •
Hasil konservasi yang akan dicapai? Hasil konservasi yang ingin dicapai dalam kampanye pride ini adalah pada akhir kampanye 2014, nilai Cacth Per Unit Effort (CPUE) ikan lema di zona pemanfaatan tradisional kampung Warsambin dan Lopintol KKPD Teluk Mayalibit tetap sabil dari data tahun 2013. Data Conservation Result telah diperoleh dari lapangan, dan data yang digunakan untuk menghasilkan nilai CPUE ini adalah data pada bulan Desember 2012 – Maret 2013 dan nilai CPUE ini diperoleh dari hasil perhitungan jumlah tangkapan nelayan.
•
Ancaman yang akan dikurangi?, Ancaman secara langsung yang akan dikurangi dalam kampanye pride ini adalah, pengurangan kegiatan penangkapan oleh nelayan lema pada saat musim puncak pemijahan ikan lema.
2.4.
Rencana Penyingkiran Halangan Halangan kunci untuk implementasi pengurangan kegiatan penangkapan ikan
lema pada waktu puncak pemijahan/bertelur di Zona Pemanfaatan Tradisional Kampung Warsambin dan Lopintol Teluk Mayalibit diidentifikasi sebagai berikut : •
Belum ada pengelolaan sumberdaya ikan lema (PERKAM) yang mengatur kegiatan penangkapan ikan lema
•
Sudah ada tim patroli tetapi Belum ada SOP yang dibuat secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema
Oleh karena itu, strategi penyingkiran halangan kami adalah : •
Pembentukan peraturan kampung (PERKAM) yang mengatur tentang waktu penangkapan dan jumlah nelayan yang beroperasi pada waktu puncak pemijahan ikan lema.
•
Memaksimalkan tim patroli dan membuat SOP yang secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema
Waktu dan Proses Pelaksanaan -
Pembentukan PERKAM direncanakan pada pertengahan fase pelaksanaan (Triwulan 1 dan 2), dan mengenai sosialisasi pentingnya pengelolaan (PERKAM) akan dimulai di awal fase pelaksanaan (Triwulan 1) sehingga pada masa akhir kampanye PERKAM ini sudah dibentuk.
-
Memaksimalkan tim patroli dan membuat SOP yang secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema (triwulan 1).
Pentingnya Pelaksanaan BR PERKAM penting dibuat untuk mengatur kegiatan penangkapan ikan lema oleh nelayan lema di Kampung Warsambin dan Lopintol. Dimana akan diatur, kapan waktu nelayan melakukan penangkapan dan kapan waktu nelayan harus mengurangi waktu penangkapan (Musim Puncak Pemijahan Ikan Lema). Dengan pengaturan waktu penangkapan dan jumlah nelayan yang beroperasi pada saat puncak pemijahan ini, maka nelayan lema akan memberikan waktu bagi ikan lema untuk melakukan pemijahan atau bertelur. Dengan demikian maka akan ada keberlanjutan regenerasi dari ikan lema. Tetapi ketika tidak ada aturan (PERKAM) yang mengatur waktu penangkapan ikan lema, maka nelayan akan melakukan
penangkapan ikan lema setiap musim bahkan pada saat ikan lema hendak bertelur pun mereka akan menangkapnya tanpa memberi waktu kepada ikan lema untuk memijah/bertelur. Ketika hal ini terjadi maka tidak akan ada lagi keberlanjutan generasi dari ikan lema. Untuk itu penting sekali untuk dibuat suatu aturan yang mengatur penangkapan ikan lema di KKPD Teluk Mayalibit secara khusus di Kampung Warsambin dan Lopintol. Halangan lain terhadap perubahan perilaku adalah sudah ada tim pengawasan belum ada SOP yang dibuat secara khusus untuk mengawasi kegiatan penangkapan ikan lema. SOP ini memberikan panduan teknis untuk melakukan patroli dan pengawasan perikanan lema. Penting sekali dilakukan patroli dan pengawasan, untuk menegakan aturan atau kesepakatan tentang pengelolaan ikan lema yang disepakati bersama. Tim Pelaksana BR Kegiatan pembuatan Perkam ini akan difasilitasi oleh Lembaga CI dan bekerja sama dengan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) DKP Raja Ampat dan yang akan terlibat dalam pembuatan PERKAM ini adalah pemerintah kampung, Narasumber (Kabag Hukum Daerah Raja Ampat), Anggota KPKK (Kelompok Penggiat Konservasi Kampung), Tokoh Adat, Perempuan, Pemuda, mKaum Bapa, Kepala Distrik (Teluk Mayalibit) dan Nelayan Lema (Warsambin, Lopintol dan Kalitoko).
2.5.
Sasaran SMART Final •
Tabel Sasaran SMART Final per komponen Teori Perubahan untuk setiap khalayak target
Khalayak target : Nelayan Lema Komponen
Sasaran SMART
Pertanyaan Kuesioner yang digunakan untuk mengukur
TOC
capaian SMART Persentase
nelayan
mengetahui
Biologi
lema
di
Ikan
Teluk Lema
Mayalibit (waktu
yang Menurut Bapak/Ibu, kapan musim puncak ikan lema bertelur puncak ?
pemijahan/bertelur) meningkat dari 8,3 % pada tahun 2012 menjadi 38,3 % pada tahun 2014. Persentase
nelayan
lema
di
Teluk
Mayalibit
yang Menurut Bapak/Ibu bagaimana dampak penangkapan ikan
mengetahui dampak penangkapan berlebih ikan lema pada lema yang dilakukan secara banyak di saat bulan saat puncak pemijahan terhadap keberlanjutan regenerasi September - November ? (Catatan : Jawaban pertanyaan K
ikan lema, meningkat dari 59,7 % pada tahun 2012 menjadi ini tidak disebutkan oleh enumerator tapi diisi sesuai 79,7 % pada tahun 2014. Persentase
nelayan
lema
dengan jawaban responden ) di
Teluk
Mayalibit
yang Menurut Bapak/Ibu, mengapa penting bagi kita untuk
mengetahui pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan mengelola sumberdaya ikan lema ? lema, meningkat dari 27,8 % pada tahun 2012 menjadi 47,8 % pada tahun 2014 Persentase nelayan lema di Teluk Mayalibit yang setuju Bagaimana
sikap
Bapak/Ibu
mengenai
beberapa
kalau penangkapan ikan lema pada saat pemijahan akan pernyataan yang akan saya bacakan berikut ini : berdampak buruk terhadap keberlanjutan regenerasi ikan b. Kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak ikan lema,
meningkat dari 65,3 % pada tahun 2012 menjadi lema
75,3 % pada tahun 2014. A
bertelur
akan
berdampak
buruk
terhadap
keberlanjutan generasi ikan lema ?
Persentase nelayan lema di Teluk Mayalibit yang setuju Bagaimana
sikap
Bapak/Ibu
mengenai
kalau penangkapan ikan lema secara berlebihan akan pernyataan yang akan saya bacakan berikut ini :
beberapa
berdampak
buruk
terhadap
perikanan
berkelanjutan a. Penangkapan ikan lema secara berlebihan akan
meningkat dari 63,9 % pada tahun 2012 menjadi 73,9 % berdampak buruk terhadap perikanan berkelanjutan ? pada tahun 2014. Pada tahun 2014, nelayan lema yang setuju adanya
Menurut Bapak/Ibu, perlu atau tidak perlu masyarakat
PERKAM tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema di membuat
Peraturan
Kampung
(PERKAM)
tentang
Teluk Mayalibit meningkat dari 86,1 % berdasarkan data pengelolaan sumberdaya ikan lema ? tahun 2012 menjadi 91,1 %. Pada tahun 2014, nelayan lema di Teluk Mayalibit yang Bagaimana
sikap
Bapak/Ibu
mengenai
beberapa
setuju untuk mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pernyataan yang akan saya bacakan berikut ini : pada saat puncak pemijahan meningkat dari 69,4 % (d) Mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat berdasarkan data tahun 2012 menjadi 79,4 %.
ikan lema bertelur ?
Pada tahun 2014, nelayan lema yang sudah mendiskusikan Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau tidak manfaat tidak menangkap ikan lema pada saat pemijahan, pernah, ada orang lain yang mendiskusikan dengan di Teluk Mayalibit meningkat dari 53,3 % data tahun 2012 Bapak/Ibu tentang manfaat tidak menangkap ikan lema menjadi Y %.
pada bulan September - November ?
Pada tahun 2014, nelayan lema yang sudah mendiskusikan Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau tidak aturan yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya pernah, ada orang lain yang mendiskusikan mengenai ? ikan Lema di Teluk Mayalibit
meningkat dari 56,1 % (c) Aturan yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya
beradasarkan data tahun 2012 menjadi Y %. IC
ikan lema ?
Pada tahun 2014, nelayan lema yang sudah mendiskusikan Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau tidak tentang pengurangan waktu penangkapan ikan lema pada pernah, ada orang lain yang mendiskusikan mengenai ? saat puncak pemijahan meningkat dari 54,7 % berdasakan (d) Pengurangan waktu penangkapan ikan lema pada saat data tahun 2012 menjadi Y %.
puncak ikan lema bertelur ?
Pada tahun 2014, nelayan lema yang sudah mendiskusikan Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau tidak tentang
pembentukan
tim
pengawasan
terhadap pernah, ada orang lain yang mendiskusikan mengenai ?
penangkapan ikan lema pada musim puncak pemijahan di (e) Pembentukan tim pengawasan terhadap penangkapan Teluk Mayalibit, meningkat dari 42,2 % berdasarkan data ikan lema pada musim puncak ikan lema bertelur ? tahun 2012 menjadi Y %. Pada tahun 2014, telah terbentuk PERKAM yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema. BR
Pada tahun 2014, telah terbentuk SOP patroli perikanan ikan lema dan kegiatan patroli dan pengawasan perikanan ikan lema sudah dijalankan. Pada tahun 2014, nelayan lema di Teluk Mayalibit yang Pada bulan September sampai November yang baru lalu,
BC
melakukan kegiatan penangkapan pada saat puncak berapa kali rata-rata dalam setiap bulannya Bapak/Ibu pergi pemijahan menurun dari 62,5 % berdasarkan data tahun menangkap ikan lema ? 2012 menjadi 52,5 %. Nelayan lema di Teluk Mayalibit yang melakukan kegiatan penangkapan
TR
pemijahan
ikan
ikan
lema
lema
pada
saat
berkurang
musim
sebanyak
puncak 20
%
berdasarkan data tahun 2012 X nelayan menjadi Y nelayan pada Tahun 2013. Pada tahun 2014, nilai Catch Unit Per Effort (CPUE) ikan lema (Rastrelliger spp) di Zona Pemanfaatan Tradisional CR
Kampung Warsambin dan Lopintol di KKPD Teluk Mayalibit tetap stabil X berdasarkan nilai CPUE data tahun 2013.
2.6.
Teori Perubahan Final •
Narasi singkat Teori Perubahan Di akhir kampanye Tahun 2014, nilai CPUE (Catch Per Unit Effort) ikan lema (Rastrelliger spp) di Zona Pemanfaatan Tradisional Kampung Warsambin dan Lopintol di KKPD Telma tetap stabil berdasarkan data Tahun 2011. Ini dapat terjadi bila ancaman seperti kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan dikurangi. Pengurangan ancaman, terjadi bila kita dapat mengubah perilaku nelayan lema agar mengurangi penangkapan pada waktu puncak pemijahan. Untuk mengubah perilaku tersebut, perlu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang biologi ikan lema (Reproduksi, siklus hidup, waktu pemijahan ikan), dampak penangkapan berlebih. Dengan pengetahuan ini, didukung dengan sikap masyarakat yang setuju mengurangi penangkapan pada saat puncak pemijahan, taat pada aturan yang disepakati dan melakukan komunikasi dengan mereka tentang dampak penangkapan pada saat pemijahan bagi keberlanjutan generasi
ikan lema dan pentingnya PERKAM. Kita juga perlu
melakukan strategi penyingkiran halangan yang akan menghalangi proses perubahan perilaku ini dengan membuat Perkam sumberdaya ikan lema membuat SOP dan memaksimalkan tim patroli. •
Tabel Teori Perubahan Final
Tabel Teori Perubahan Kampanye Pride KKPD Teluk Mayalibit Final Komponen
Uraian
Teori Perubahan Pengetahuan
- Meningkatkan
Pengetahuan
nelayan
lema
Kampung
Warsambin, Lopintol dan Kalitoko KKPD Teluk Mayalibit mengenai biologi ikan lema Rastrilliger spp (Baik Biologi Reproduksi, siklus hidup dan waktu matang gonad, waktu pemijahan/bertelur) - Memberikan Pengetahuan kepada nelayan lema mengenai dampak penangkapan berlebih pada saat pemijahan terhadap keberlangsungan generasi ikan lema - Memberikan pengetahuan mengenai pentignya pengelolaan sumberdaya ikan lema
Sikap
- Nelayan lema setuju kalau penangkapan berlebihan ikan lema pada saat permijahan akan berdampak buruk terhadap keberlangsungan generasi ikan lema - Nelayan lema setuju untuk mengelola sumberdaya ikan lema - Nelayan
lema
setuju
untuk
mengurangi
kegiatan
penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan Komunikasi
-
Interpersonal
Nelayan lema mendiskusikan aturan yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema
-
Masyarakat dan Nelayan mendiskusikan Dampak yang ditimbulkan oleh penangkapan berlebih ikan lema pada saat puncak pemijahan
-
Nelayan lema mendiskusikan tentang pembentukan tim pengawsan terhadap penangkapan ikan lema
-
Nelayan lema mendiskusikan tentang pengurangan waktu penangkapan ikan lema pada saat puncak pemijahan.
Penyingkiran - Membuat Peraturan Kampung (Perkam) mengenai ikan Halangan
lema yang mengatur tentang waktu penangkapan dan jumlha
nelayan
yang
beroperasi
pada
saat
puncak
pemijahan. Sanksi bagi yang melanggar Perkam - Memaksimalkan tim patroli dan membuat SOP yang secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema Perubahan Perilaku
- Nelayan lema di Kampung Warsambin dan Lopintol sudah mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema (Rastrilliger spp) pada saat puncak pemijahan.
Pengurangan Pada akhir kampanye Tahun 2014 kegiatan penangkapan ikan Ancaman
lema (Rastrelliger spp di zona pemanfaatan tradisional Kampung Warsambin dan Lopintol pada saat puncak masa pemijahan ikan lema (September – November) berkurang sebanyak 20 % dari data Tahun 2012 X nelayan menjadi Y nelayan pada Tahun 2014.
Target
Pada akhir kampanye Tahun 2014, nilai Catch Per Unit Effort
Konservasi
(CPUE) ikan lema (Rastrelliger spp) di Zona Pemanfaatan
Tradisional Kampung Warsambin dan Lopintol di KKPD Teluk Mayalibit tetap stabil berdasarkan nilai CPUE data tahun 2012.
Bagian 3. Lampiran Lampiran A: Tabel Rangkuman – Analisis Data Kualitatif
Ringkasan Wawancara Mendalam Khalayak Target di KKPD yang Diselenggarakan Tanggal wawancara
Nama perkiraan responden
dan Responden berasal dari segmen khalayak Siapa usia yang mana? melaksanakan wawancara?
10 September 2012 (Kalitoko)
Narber, 30an
Nelayan setempat, nelayan Non Lema
Bertha M
10 September 2012 (Kalitoko)
N.Dailom, 30an
Nelayan setempat, nelayan Non Lema
Bertha M
10 September 2012 (Kalitoko)
50an
Nelayan setempat, nelayan Non Lema
Bertha M
10 September 2012 (Kalitoko)
Nock, 50an
Nelayan setempat, nelayan Non Lema
Bertha M
10 September 2012 (Waifoi)
Yakomina M, 40an
Nelayan setempat, nelayan Non Lema
Bertha M
10 September 2012 (Waifoi)
Manasye G, 50an
Nelayan Setempat, Nelayan Non Lema
Bertha M
11 September 2012 (Lopintol)
Fatimah, 30an
Neleyan Setempat, Nelayan Ikan Lema
Bertha M
yang Bagaimana direkam? dokumenter, dst.) Catatan didukung oleh Foto Catatan didukung oleh Foto Catatan didukung oleh Foto Catatan didukung oleh Foto Catatan didukung oleh Foto Catatan didukung oleh Foto Catatan didukung oleh
data (misalnya foto-foto; dengan audio dan dengan audio dan dengan audio dan dengan audio dan dengan audio dan dengan audio dan dengan audio dan
11 September 2012 (Lopintol)
Basri, 30an
Neleyan Setempat, Nelayan Ikan Lema
Bertha M
11 September 2012 (Lopintol)
Abu B, 30 Tahun
Neleyan Setempat, Nelayan Ikan Lema
Bertha M
11 September 2012 (Lopintol)
Hakim, 30an
Nelayan Setempat, Nelayan Ikan Lema
Bertha M
11 September 2012 (Warsambin)
Dortheus Tahun
27 Nelayan Setempat, Nelayan Ikan Lema
Bertha M
11 September 2012 (Warsambin)
Eli W, 32 Tahun
Nelayan Setempat, Nelayan Ikan Lema
Bertha M
11 September 2012 (Warsambin)
Efraim W, 40an
Nelayan Setempat, Nelayan Ikan Lema
Bertha M
11 September 2012 (Warsambin)
Sepi R, 27 Tahun
Nelayan Setempat, Nelayan Ikan Lema
Bertha M
12 September 2012 (Yensner)
B. Inggabo, Tahun
52 Nelayan Setempat, Nelayan Non Lema
Bertha M
12 September 2012 (Yensner)
A.Sangaji, Tahun
34 Nelayan Setempat, Nelayan Non Lema
Bertha M
12 September 2012 (Yensner)
S.Mambrasar, Tahun
32 Nelayan Setempat, Nelayan Non Lema
Bertha M
D,
Foto Catatan didukung Foto Catatan didukung Foto Catatan didukung Foto Catatan didukung Foto Catatan didukung Foto Catatan didukung Foto Catatan didukung Foto Catatan didukung Foto Catatan didukung Foto Catatan didukung
dengan oleh audio dan dengan oleh audio dan dengan oleh audio dan dengan oleh audio dan dengan oleh audio dan dengan oleh audio dan dengan oleh audio dan dengan oleh audio dan dengan oleh audio dan dengan oleh audio dan
Foto
Formulir Data Gabungan Hasil Wawancara Mendalam Khalayak Target KKPD Teluk Mayalibit Pertanyaan penelitian kualitatif Mengapa mereka melakukan perilaku mereka sekarang ini?
Jawaban atas pertanyaan seperti yang ditemukan dalam wawancara mendalam dan/ atau kelompok terarah Respon yang serupa Respon unik/berbeda Hampir semua responden yang ada di Salah seorang responden (Kampung Lopintol) kampung warsambin dan lopintol manjawab bahwa anak-anaknya semuanya sekolah menjawab Karena menangkap/melobe dan dialah yang membiayai anak-anaknya untuk ikan lema merupakan mata pencaharian sekolah dan membiayai kehidupan dan kebutuhan mereka dan itulah kehidupan mereka, dalam keluarganya, dikarenakan suaminya telah dan mereka melobe ikan lema untuk tiada jadi ibu ini merupakan tulang punggung memenuhi kebutuhan hidup mereka dalam keluarganya. Sedikit berbeda dengan sehari-hari dalam keluarga. Tidak ada nelayan lain yang didalam keluarganya ada pekerjaan/usaha lain lagi yang mereka beberapa yang juga mata pencahariannya sebagai kerjakan selain dari menangkap/melobe nelayan lema. sehingga mereka bisa sama-sama ikan lema. saling membantu untuk memenuhi kebutuhan Mereka masih melakukan kegiatan ini keluarganya. Jadi jika ibu ini tidak pergi menangkap juga dikarenakan pengetahuan mereka ikan lema, maka siapa yang akan memberi nafkah yang sangat kurang sekali tentang ikan kepada mereka dan membiayayi sekolah anaklema baik reproduksinya, waktu matang anaknya (jawaban yang dikatakan oleh responden). gonad/siap untuk bertelur dan siklus Karena nelayan lema merupakan pekerjaan dan hidup ikan lema. Ini terlihat dari semua kehidupannya dan tidak ada pekerjaan lain lagi. responden yang menjawab bahwa Sehingga dia harus tetap melaut untuk menangkap mereka melakukan kegiatan ikan lema. (tidak ada pekerjaan lain karena penangkapan setiap bulan gelap untuk memang itulah kehidupannya dan sumber setiap bulan karena mereka tidak tahu penghasilannya, dan kemungkinan tidak ada
Sikap tubuh, nada bicara & catatan khusus Hampir semua responden yang diwawancarai nampak nyaman dan santai dalam menjawab pertanyaan, namun ada beberapa yang malu dan takut serta diam pada saat ditanyai. Suaranya pun enak untuk didengar, dan tidak kasar.
tentang reproduksi, waktu matang gonad, kapan ikan lema mau bertelur serta siklus hidupnya ikan lema. Karena ketidak tahuan mereka ini tentang biologi reproduksi ikan lema, kapan ikan lema bertelur maka mereka tetap melakukan penangkapan disetiap bulan gelap pada saat musim ikan naik dan bahkan pada saat ikan lema mau bertelur. (yang berbeda itu ada disebelah kolom jawaban unik/berbeda)
keahlian lain yang dimiliki oleh beliau) Ada juga responden (Kampung Lopintol) yang menjawab kalau dulu itu waktu musim ikan lema naik, dan ikan lema sangat banyak bahkan mereka bisa menangkap 10.000 ekor per malam, bahkan bisa sampai 15000 ekor per malam, itu sekitar tahun 2000, jadi 12 tahun yang lalu, dan pada saat itu belum ada pembeli/penada yang datang ke kampung untuk membeli ikan lema, sehingga biasa mereka menangkap untuk makan, tetapi sekarang ikan sudah sangat berkurang dan sudah ada pembeli dan penada yang siap untuk membeli ikan lema ini, maka mereka semua rame-rame menangkap ikan lema pada musim gelap. Dan saat ini sudah banyak nelayan ikan lema bahkan hampir semua orang yang ada di kampung mereka pekerjaannya adalah sebagai nelayan ikan lema, bahkan ada juga ibu-ibu dan anak-anak yang mata pencahariannya sebagai nelayan ikan lema. ibu-ibu dan anak-anak juga ikut mencari karena dikampung sudah ada pembeli dan penampung ikan lema yang siap menampung ikan hasil tangkapan mereka dan mereka juga mencari karena hasil yang diperoleh dari menangkap ikan lema juga cukup banyak per malamnya. Berbeda dengan waktu dulu yang tidak ada penada ikan dan pembeli ikan sehingga orang hana cari untuk makan saja, bahkan hanya bapabapa yang mencari. Tetapi sekarang sudah ada pembeli ikan yang siap untuk membeli ikan mereka, maka dengan demikian akan memaksa
Apakah ada lebih dari satu khalayak yang perlu mengubah perilaku mereka?
Hampir semua responden menjawab bahwa hampir semua masyarakat didalam 2 kampung (Lopintol dan Warsambin) mereka bermata pencaharian sebagai nelayan ikan lema dan ada juga sebagai nelayan pancing (non lema) , dan tidak ada usaha lain bahkan ibu-ibu pun yang ada di kampung juga bermata pencaharian sebagai nelayan ikan lema (Kampung Lopintol) dan nelayan non lema seperti di kampung waifoi, tetapi nelayan-nelayan ini biasa memancing ikan lema didepan kampungnya. Jika dibandingkan dengan nelayan non lema, maka nelayan yang hanya khusus menangkap ikan lema pada malam hari itu jumlahnya lebih sedikit dibanding nelayan non lema. Hampir semua responden di 2 kampung ini menjawab bahwa nelayan lema di kampung mereka masing-masing itu
ibu-ibu dan anak-anak juga turun untuk mencari ikan lema. Ada juga responden (Kampung Lopintol) yang menjawab karena ini mata pencaharian, malam minggu pun keluar mencari, dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pencaharian itu sudah, ya karena setiap hari saya juga merokok dan juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari jadi harus pergi mencari saja. Ada beberapa nelayan yang mengatakan bahwa selain mereka menjadi nelayan ikan lema, mereka juga memancing ikan lain pada siang hari untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Ada juga responden (Lopintol dan Warsambin) yang menjawab kalau pada bulan gelap di musim ikan lema naik, ada nelayan yang datang dari Kampung Kalitoko, Arway dan Yensner ke Kampung Warsambin untuk datang menangkap ikan lema pada saat musim ikan lema naik. nelayan-nelayan ini datang pada saat musim ikan lema saja, kalau tidak musim lema mereka tidak datang. Seperti yang di katakan oleh seorang responden (Lopintol) bahwa saudaranya yang berasal dari kampung Arway sering datang ke kampung lopintol dan tinggal di lopintol untuk menangkap ikan lema, jika sudah selesai musim ikan lema, maka dia akan balik ke kampungnya di Arway. Sama halnya yang dikatakan oleh seorang responden di kampung warsambin bahwa pada musim ikan lema, menantunya yang tinggal di kampung kalitoko
Hampir semua responden yang diwawancarai nampak nyaman dan santai dalam menjawab pertanyaan ini. Suaranya pun enak untuk didengar, namun ada seorang nelayan yang suaranya keras.
mencapai sekitar 50 orang. Jadi jika digabungkan nelayan lema di 2 kampung ini (Warsambin dan Lopintol) maka jumlahnya mencapai 100 orang lebih. Dan semua nelayan ikan lema yang menangkap ikan lema adalah nelayan yang berasal dari 2 kampung ini (Lopintol, da Warsambin). jika dibandingkan antara nelayan lema dan non lema, nelayan non lema Semua masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan ikan lema didalam kampung terdiri dari bapabapa, ibu-ibu bahkan anak-anak merekapun bermata pencaharian sebagai nelayan lema.
setiap kali musim ikan lema beliau akan datang untuk menangkap ikan lema di kampung warsambin. dan beliau juga mengatakan bahwa ada juga nelayan dari kampung yensner yang datang ke warsambin untuk menangkap ikan lema, tetapi hanya sesekali saja beliau datang. Nelayan yang datang dari kampung Arway hanya 1 nelayan saja sesuai dengan ceritanya responden dari kampung (Lopintol) dan nelayan yang datang kalitoko ada 2 nelayan dan dari kampung Yensner ada 1 nelayan. Nelayan-nelayan yang datang dari kampung Arway, Kalitoko dan Yensner itu mereka datang menangkap ikan lema tidak menggunakan surat ijin. Karena yang ada di kampung lopintol dan warsambin adalah saudara mereka. Seperti nelayan yang dari kampung Arway itu beliau punya saudara di kampung Lopintol jadi pada saat musim lema nelayan ini datang untuk menangkap ikan lema, itu tidak dipermasalahkan oleh masyarakat lopintol karena mereka adalah saudara. Begitu juga nelayan yang berasal dari kampung kalitoko dan yensner yang datang ke kampung warsambin. mereka semua bersaudara masyarakat di kampung warsambin tidak mempermasalahkan mereka, sehingga mereka boleh datang untuk menangkap ikan lema pada musim lema. Jadi karena ada hubungan kekerabatan antara kampung warsambin, lopintol, Arway, kalitoko dan yensner maka mereka tidak mempermasalahkan kalau ada saudara mereka dari kampung lain yang datang ke
kampung mereka untuk menangkap lema.
Apakah ada khalayak yang pengaruhnya besar terhadap khalayak utama Anda?
Hampir semua responden menjawab tidak ada orang lain yang mempengaruhi mereka dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan lema, mereka pergi melobe atau menangkap ikan lema itu karena kemauan mereka sendiri dan tidak ada yang mempengaruhi mereka atau memberikan keputusan bagi mereka. Mereka mengatakan bahwa inilah pekerjaan mereka, jika mereka tidak pergi melobe ikan lema maka siapa yang akan memberikan makan kepada kita. Dan siapa yang akan memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Nelayan dikampung warsambin mengatakan bahwa ada himbauan dari majelis jemaat dalam hal ini pihak gereja yang sering menghimbau kepada jemaatnya dalam ibadah pada setiap hari minggu, dimana pihak gereja menghimbau agar pada malam minggu tepatnya hari sabtu, nelayan tidak boleh keluar mencari (menangkap ikan lema), ini ditetapkan karena pada besoknya adalah hari minggu, dimana hari sabtu dikhususkan untuk persiapan untuk
Ada salah seorang responden (Mama Fatimah) dari kampung Lopintol yang menjawab bahwa ada yang punya pengaruh terhadap dia dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan lema atau tidak menangkap, yaitu anaknya. Dimana ketika bulan gelap tiba dan musim ikan lema naik, anaknya selalu melihat jika mamanya tidak menangkap ikan lema dan pada waktu yang sama, nelayan-nelayan lain dikampungnya sudah pergi melobe/menangkap ikan lema kemudian pulang dengan membawa hasil ikan lema, dan pada saat malam yang sama mamanya tidak pergi melobe/menangkap ikan lema maka anaknya langsung mengatakan kepada mamanya agar besok mama harus segera pergi kelaut untuk menangkap ikan lema, karena nelayan yang lain sudah kelaut dan pulang membawa hasil ikan lema. Sehingga keesokan harinya ibu ini pergi kelaut untuk melobe/menangkap ikan lema.
Hampir semua responden yang diwawancarai nampak nyaman dan santai dalam menjawab pertanyaan ini. Suaranya halus dan tidak kasar.
Apa yang oleh khalayak Anda dianggap sebagai halangan untuk melakukan perilaku yang baru?
memuji Tuhan. Sehingga aturan dari gereja ini masih ditaati oleh nelayan warsambin. tetapi ada juga nelayan yang sering nakal untuk menangkap ikan lema pada malam minggu. Di Kampung Lopintol, mungkin belum ada aturan dari pihak agama dalam hal ini (Mesjid atau Haji) yang mengeluarkan semacam himbauan kepada masyarakat lopintol untuk tidak mencari pada harihari tertentu seperti malam jumat atau hari sabtu seperti di kampung warsambin, sehingga pada hari sabtu/malam minggu dan hari minggu pun nelayan dikampung lopintol mereka tetap mencari ikan lema sampai dengan saat ini nelayan lema di kampung lopintol masih menangkap pada malam sabtu dan hari minggu. Hampir semua responden menjawab bahwa Ini adalah mata pencaharian mereka dan tidak ada mata pencaharian lain. Sehingga mau tidak mau mereka harus pergi melobe untuk menangkap ikan lema. Karena kalau tidak menangkap ikan lema maka kita dapat uang dari mana untuk membayar biaya sekolah anak dan untuk kebutuhan makan. Mata pencaharian ini untuk menghidupi dan memenuhi
Ada responden yang menjawab bahwa menangkap ikan lema sudah merupakan suatu tradisi/kebiasaan untuk dia. Sehingga setiap bulan gelap pasti dia melobe. Dan responden ini mengatakan bahwa dia tidak bisa istirahat untuk waktu yang lama (3-7 hari). Biasanya kalau dia cape maka dia hanya istirahat dan tidak melobe hanya 1 hari, tidak bisa lebih. Selain itu juga dia terpengaruh dari teman-teman nelayan yang lain, dimana ketika dia tidak melobe dan pada saat yang sama, dia melihat nelayan yang
Hampir semua responden yang diwawancarai nampak nyaman dan santai dalam menjawab pertanyaan, namun ada beberapa yang malu serta diam pada saat ditanyai.
Apa yang oleh khalayak Anda dianggap sebagai manfaat dalam
kebutuhan keluarga mereka. Mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak bisa istirahat karena dari sinilah mereka makan, sehingga setiap bulan gelap mereka akan melobe dan menangkap ikan lema. Kemungkinan perilaku ini masih dilakukan oleh mereka karena kurangnya kapasitas mereka dibidang lain selain menjadi nelayan lema. Memang ada beberapa nelayan yang mencari pada malam hari tetapi pada siang hari pun mereka mencari/mancing biasa. Seperti di kampung lopintol, dimana pada malam hari ada beberapa nelayan ibuibu yang pergi mencari ikan lema tetapi pada siang hari mereka juga pergi mancing biasa. Kemungkinana nelayannelayan lain yang tidak mencari ikan lain pada siang hari itu disebabkan karena adanya faktor malas dari si nelayan. Karena pada saat kami tim patroli telma patroli nelayan di sekitar kampung lopintol, lebih banyak kami temui adalah ibu-ibu yang sedang mancing dibandingkan bapa-bapa. Hampir semua responden menjawab kalau kita tidak melakukan kegiatan penangkapan pada saat ikan lema mau bertelur maka kita sudah memberikan
lain pergi melobe, maka dia langsung bergegas pergi melobe. Ada seorang responden yang lainnya menjawab bahwa dia tidak tahu. Ada beberapa responden juga yang menjawab bahwa mereka mau saja untuk beristirahat dalam beberapa hari untuk tidak melobe/melakukan penangkapn ikan lema, tetapi apakah temanteman nelayan yang lain mereka mau atau tidak untuk istriahat dan tidak menangkap ikan lema?
Salah seorang responden menjawab dia tidak tahu apakah ada manfaat yang di peroleh atau tidak dari pengurangan kegiatan penangkapan ikan lema pada saat ikan mau bertelur.
Hampir semua responden yang diwawancarai nampak nyaman dan santai dalam menjawab
melakukan waktu kepada ikan lema untuk bertelur, perilaku yang dan telur-telur ini akan menetas dan baru? berkembang maka ikan lema di Teluk ini akan dapat bertambah banyak. Dan hasil yang akan diperoleh juga banyak. Sehingga kita perlu untuk memberikan waktu bagi ikan-ikan lema ini untuk bertelur.
Sumber mana yang mereka cari kalau berkaitan dengan perilaku ini? (cara menangkap ikan, waktu penangkapan, dst) ?
Hampir semua responden menjawab, bahwa mereka biasanya menanyakan hal tersebut ke saudara mereka, nelayan yang lain, orang tua, ke penada ikan lema di pasar dan penada ikan lema dikampung mereka. Informasi tentang cara menangkap itu mereka peroleh dari saudara mereka dan orang tua mereka. Sedangkan informasi tentang harga ikan mereka peroleh dari nelayan lain dan penada-penada ikan lema di kampung mereka bahkan mereka
Ada beberapa responden (3 Orang) dari kampung Lopintol yang menjawab bahwa selain manfaat yang di peroleh ada juga kerugian yang di dapat yaitu penghasilan mereka berkurang karena tidak melobe. Jika tidak melobe maka tidak ada hasil yang akan dijual sehingga penghasilan merekapun berkurang dan bahkan tidak ada. Dan ada salah seorang responden lopintol yang menjawab kalau umpama seperti tiap malam kita keluar terus tidak dapat, mungkin ikan kurang kh jadi kitong istirahat saja, pas sementara ikan naik baru kita tidak keluar itu rasa kesal (Jawaban responden tersebut) dan ada juga seorang responden dari kampung lopintol yang mengatakan kalau dia tidak menangkap ikan lema, dia tidak merasa rugi karena (selain cari ikan kita kan bisa cari teripang juga. Mancing-mancing ikan-ikan batu : ini adalah jawaban dari responden tersebut) Ada seorang responden yang manjwab bahwa dia mengetahui cara mengakap ikan lema karena ikut saudaranya melobe/menangkap ikan lema. dan setelah dia ikut saudaranya melobe beberapa kali, dia sudah mempelajari caranya dan sekarang dia mulai melobe/menangkap ikan lema sendiri.
pertanyaan, namun ada beberapa yang malu dan serta diam pada saat ditanyai.
Hampir semua responden yang diwawancarai nampak nyaman dan santai dalam menjawab pertanyaan, namun ada beberapa yang diam pada saat ditanyai.
juga biasanya menanyakan langsung informasi harga penjualan ikan lema ke pasar dan penadanya yang ada dipasar. Penada-penada ikan lema yang ada di kampung warsambin itu berjumlah 3 orang (sesuai dengan hasil wawancara dengan salah seorang responden di kampung warsambin). penada – penada ini kata nelayan, mereka berasal dari waisai. Dimana penada – penada ini akan datang dari waisai pada musim ikan lema. jadi setiap bulan gelap musim ikan lema, penada-penada ini akan datang ke masing-masing nelayan yang sudah kerja sama dengannya untuk mencari dan menyetor ikan lema hasil tangkapnya ke penada tersebut. Masing-masing penada mempunyia beberapa nelayan yang sudah siap bekerjasama dengannya. Terkadang nelayan mengambil minyak tanah dari penada tersebut, untuk melobe ikan lema. nelayan ikan lema akan menjual ikan lema kepada penada yang datang ke warsambin dengan harga Rp. 1000,- per ekor. Sedangkan untuk kampung lopintol, penada ikan lema itu berasal dari kampung lopintol itu sendiri. Dimana ada nelayan lopintol yang selain menangkap ikan lema, dia juga sebagai penada ikan lema (Membeli ikan lema
Siapa yang mereka percaya sebagai sumber? (Pemerintah, LSM, Sektor Swasta, Orangorang seperti mereka sendiri)
hasil tangkapan teman-teman nelayan lainnya). jumlah penada yang ada di kampung lopintol itu berjumlah 5 orang, dan masing-masing penada mempunya nelayannya masing-masing yang sudah sama-sama sepakat untuk menyetor ikan hasil tangkapannya kepada si penada. Pada saat ikan lema ditangkap oleh nelayan, hasil tangkannya akan diserahkan kepada penadanya dan penada dikampung akan menjualnya kepada penada di waisai. Harga jual yang di tentukan oleh penada di kampung lopintol adalah Rp. 800 ,- per ekor. Dan si penada akan menjualnya ke penada di waisai dengan harga Rp. 1000,- per ekor. Jika ikan lema naik banyak/banjir ikan lema, maka harga jualnya akan turun sampai Rp. 700,- per ekor. Hampir semua responden manjawab bahwa orang yang mereka percaya sebagai sumber informasi didalam kampung mereka adalah Kepala Kampung (Pemerintah Kampung), Sekretaris Kampung (Pemerintah Kampung), LSM CI (Pa Bram dan beberapa staf CI), nelayan lain yang ada dikampung (pa jufri, pa basri, pa kasian, ini adalah nelayan-nelayan yang dipercayai oleh nelayan lain di kampung
Salah seorang responden (Kampung Lopintol) menjawab kalau dia memperoleh informasi dari LSM CI (Pa Salmon) seperti informasi tetang laut dan kegiatan-kegiatan lain yang akan di lakukan di kampung, informasi larangan tentang penggunaan bom, potasiun dan alat-alat yang rusak. Informasi ini diberikan lewat sosialisasi, baliho, poster dan film-film konservasi dan lingkungan hidup dan juga lewat pertemuan-pertemuan.kegiatan-kegiatan yang dilakukan di POS telma dan di kampungkampung.
Hampir semua responden yang diwawancarai nampak nyaman dan santai dalam menjawab pertanyaan, namun ada beberapa yang malu serta diam pada saat ditanyai.
lopintol), dari pihak Agama yaitu Pak Haji di kampung lopintol dan dari pihak Gereja (Majelis jemaat di kampung warsambin). Jenis informasi yang di peroleh dari Kepala Kampung yaitu: Kegiatan sosial yang ada dalam kampung, seperti pembuatan jalan di kampung, pembangunan perumahan bagi masyarakat dan pembangunan jembatan dikampung, serta dana-dana yang di terima oleh kampung untuk pembangunan kampung. Sedangkan untuk jenis informasi seperti harga ikan lema, penampungan ikan lema, lokasi penangkapan ikan lema itu mereka peroleh dari nelayan ikan lema yang ada di kampung, dan penada ikan lema yang ada di kampung, bahkan informasi ini juga mereka peroleh dari kepala kampung.
Dan seorang responden kampung lopintol juga mengatakan bahwa dia juga pernah mendapatkan informasi dari dinas perikanan dan kelautan mengenai perikanan. (Tidak disebutkan nama dari dinas perikanan tersebut) tetapi responden ini mengatakan bahwa orang dinas perikanan pernah 1 kali datang ke kampung lopintol untuk meberikan informasi mengenai perikanan lewat pemutaran film-film kepada semua masyarakat.
Lampiran B: Kuesioner Survei Final & Hasil Survei Kuantitatif, dalam bentuk tabel untuk setiap khalayak target Kuisioner Survey Final No. Kuisioner : ________________ Periode Survey ( ) Awal Kampanye Pride ( ) Pasca Kampanye Pride Jajak Pendapat Nelayan lema untuk mengetahui kondisi kawasan dan kondisi nelayan lema yang ada di Kawasan Konservasi Perairan Daerah Teluk Mayalibit
Tanggal Survey : ________________ Nama Enumerator : ________________ Nama Kampung : [ ] Warsambin
[ ] Lopintol
[ ] Kalitoko
Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam Bapak/Ibu................... (Bacakan sesuai waktu dilakukannya wawancara) Mohon maaf bila kedatangan saya mengganggu waktu istirahat Bapak/Ibu Perkenalkan Nama Saya : ........................................... Saat ini Saya sedang membantu Conservation International Raja Ampat Program, melakukan survei mengenai kondisi perikanan lema yang ada di kawasan KKPD Teluk Mayalibit. Tujuan survey ini adalah untuk mengetahui kondisi nelayan lema dan faktor - faktor yang mempengaruhinya. Mengingat pentingnya hasil dari survei ini, kami berharap Bapak/Ibu/Sdr/Sdri bersedia meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan berikut ini. Tidak ada jawaban yang benar atau pun salah. Kejujuran dan keterbukaan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri dalam memberikan jawaban sangat penting dan sangat kami hargai. Partisipasi dalam survei ini adalah sukarela dan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri bisa memilih untuk tidak menjawab seluruh pertanyaan, selain itu Bapak/Ibu juga tidak perlu menyebutkan nama, karena jawaban Bapak/Ibu akan kami gabungkan dengan jawaban lainnya. Hasil dari wawancara ini juga hanya akan digunakan untuk tujuan dari survei ini dan tidak untuk kepentingan lainnya.
Apakah Bapak/Ibu sudah pernah diwawancara sebelumnya ? [ ] Sudah (Akhiri wawancara dan ucapkan terima kasih) [ ] Belum (Lanjutkan wawancara) Apakah Bapak/Ibu bersedia untuk diwawancara ? [ ] Ya (Lanjutkan wawancara) [ ] Tidak ( Hentikan wawancara, ucapkan terima kasih dan cari orang lain)
Bagian 1 Sosial, Ekonomi dan Demografis
(1) Jenis kelamin responden? (Diisi langsung oleh enumerator) [ ] Laki-laki
[ ] Perempuan
(2) Berapakah Usia Anda? [ ] 15 - 20 [ ] 21 - 25 [ ] 41 - 45 [ ] > 45 wawancara)
[ ] 26 - 30 [ ] 31 - 35 [ ] 36 - 40 [ ] < 15 (Ucapkan terima kasih dan akhiri
(3) Apa tingkat pendidikan terakhir Anda? [ ] SD [ ] SMP [ ] SMA [ ] D1 - D3 kuliah di perguruan tinggi [ ] Tidak sekolah
[ ] Sarjana
[ ] Sempat
(4) Apa pekerjaan utama Anda? [ ] Pegawai Negeri [ ] Swasta [ ] Nelayan Ikan Lema [ ] Nelayan Non Ikan Lema [ ] Buruh [ ] TNI/POLRI [ ] Petani [ ] Ibu Rumah Tangga [ ] Sedang mencari pekerjaan (Menganggur) [ ] Lain-lain, sebutkan ________________ (5) Apa pekerjaan lain Anda selain pekerjaan utama? [ ] Pegawai Negeri [ ] Swasta [ ] Nelayan [ ] Petani [ ] Buruh TNI/POLRI [ ] LSM [ ] Lain-lain, sebutkan ________________
[ ]
(6) Dalam waktu satu bulan terakhir, berapa kali rata-rata Bapak/Ibu pergi ke kawasan perairan Kampung Warsambin dan Lopintol untuk melobe ikan lema? [ ] 1 - 3 kali seminggu [ ] 4 - 5 kali seminggu [ ] 6 - 7 kali seminggu [ ] lebih dari 7 kali [ ] tidak tentu [ ] tidak pernah
Bagian 2 Mengukur Indikator - Indikator Pengetahuan Khalayak Sasaran (Knowledge)
(7) Menurut Bapak/Ibu kapan masa yang penting dalam masa pertumbuhan ikan lema ? [ ] Ketika masih berukuran kecil (kurang dari 10 cm) [ ] Masa berenang bebas [ ] Ketika ikan penuh dengan telur dan siap kawin [ ] Waktu ukurannya sudah lebih besar dari 30 cm [ ] Tidak punya pendapat (8) Menurut Bapak/Ibu bagaimana ciri-ciri ikan lema yang siap untuk bertelur ? [ ] Ketika Panjang ikan lema 1 - 5 cm [ ] Telurnya sudah keluar dari perutnya [ ] Perut ikan lema sedikit membesar dan penuh dengan telur [ ] Perut ikan lema kecil dan tidak ada telur didalamnya [ ] Tidak punya pendapat (9) Menurut Bapak/Ibu bagaimana dampak penangkapan ikan lema yang dilakukan secara banyak di saat bulan September - November ? ( Catatan : Jawaban pertanyaan ini tidak disebutkan oleh enumerator tapi diisi sesuai dengan jawaban responden)
[ ] Tidak ada dampak/ ikan lema akan tetap ada [ ] Lama - lama ikan lema akan menjadi berkurang [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain, sebutkan ________________ (10) Menurut Bapak/Ibu kapan Ikan Lema memasuki masa untuk siap bertelur? ( Catatan : Jawaban pertanyaan ini tidak disebutkan oleh enumerator tapi diisi sesuai dengan jawaban responden) [ ] Setiap bulan [ ] Setiap minggu Agustus [ ] September - Desember ________________
[ ] Bulan January - April [ ] Mei [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain, sebutkan
(11) Menurut Bapak/Ibu kapan Ikan Lema melepaskan telurnya? ( Catatan : Jawaban pertanyaan ini tidak disebutkan oleh enumerator tapi diisi sesuai dengan jawaban responden) [ ] Pada saat Bulan terang [ ] Pada saat Bulan gelap [ ] Pada saat Bulan Juli - September [ ] Pada bulan Januari - April [ ] Pada bulan Oktober Desember [ ] Tidak yakin [ ] Tidak tahu (12) Menurut Bapak/Ibu, kapan musim puncak ikan lema bertelur? ( Catatan : Jawaban pertanyaan ini tidak disebutkan oleh enumerator tapi diisi sesuai dengan jawaban responden) [ ] Bulan Januari - April [ ] Bulan Mei - Agustus [ ] Bulan September November [ ] Bulan Desember [ ] Setiap bulan [ ] Tidak punya pendapat [ ] Tidak tahu (13) Dimana lokasi-lokasi ikan lema melepaskan telurnya? ( Catatan : Jawaban pertanyaan ini tidak disebutkan oleh enumerator tapi diisi sesuai dengan jawaban responden) [ ] Di dalam Teluk Mayalibit [ ] Di muara Teluk Mayalibit daerah Teluk Mayalibit [ ] Tidak Yakin [ ] Tidak tahu
[ ] DI semua
(14) Menurut Bapak/Ibu, mengapa penting bagi kita untuk mengelola sumberdaya ikan lema ? [ ] Agar ikan lema dapat tetap ditangkap oleh generasi yang akan datang [ ] Agar masyarakat dapat tetap hidup dsini [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain, sebutkan ________________
Bagian 3 Mengukur Indikator-Indikator Sikap (Attitude)
(15) Bagaimana sikap Bapak/Ibu, mengenai beberapa pernyataan yang akan saya bacakan berikut ini : Penangkapan ikan lema secara berlebihan akan berdampak buruk terhadap perikanan berkelanjutan ? [ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Ragu - ragu [ ] Tidak tahu/Tidak punya pendapat Kegiatan penangkapan ikan lema pada saat puncak ikan lema bertelur akan berdampak buruk terhadap keberlanjutan generasi ikan lema ? [ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Ragu - ragu [ ] Tidak tahu/Tidak punya pendapat
Bahwa suatu saat nanti ikan lema di Teluk Mayalibit akan habis ? [ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Ragu - ragu [ ] Tidak tahu/Tidak punya pendapat Mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada saat ikan lema bertelur ? [ ] Setuju [ ] Tidak setuju [ ] Ragu - ragu [ ] Tidak tahu/Tidak punya pendapat (16) Menurut Bapak/Ibu, perlu atau tidak perlu masyarakat membuat Peraturan Kampung (PERKAM) tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema ? [ ] Ya, perlu [ ] Tidak perlu [ ] Ragu - ragu [ ] Tidak tahu/Tidak punya pendapat
Bagian 4 Mengukur Indikator-Indikator Komunikasi Antarpersonal (Interpersonal Comunication)
(17) Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau tidak pernah, ada orang lain yang mendiskusikan dengan Bapak/Ibu tentang manfaat tidak menangkap ikan lema pada bulan September - November ? [ ] Tidak pernah [ ] Pernah [ ] Tidak ingat (18) Dalam 6 bulan terakhir apakah Bapak/Ibu pernah atau tidak pernah, lain yang mendiskusikan mengenai ?
ada orang
Masa pertumbuhan Ikan lema dari kecil - besar [ ] Tidak pernah [ ] Pernah [ ] Tidak ingat Masa ikan lema siap untuk bertelur [ ] Tidak pernah [ ] Pernah [ ] Tidak ingat Aturan yang mengatur tentang pengelolaan sumberdaya ikan lema [ ] Tidak pernah [ ] Pernah [ ] Tidak ingat Pengurangan waktu penangkapan ikan lema pada saat puncak ikan lema bertelur [ ] Tidak pernah [ ] Pernah [ ] Tidak ingat Pembentukan tim pengawasan terhadap penangkapan ikan lema pada musim puncak ikan lema bertelur [ ] Tidak pernah [ ] Pernah [ ] Tidak ingat
Bagian 5 Mengukur Indikator-Indikator Perubahan Perilaku (Behavior Change)
(19) Pada bulan September sampai November yang baru lalu, berapa kali rata-rata dalam setiap bulannya Bapak/Ibu pergi menangkap ikan lema ? ________________ (20) Berapa jumlah rata-rata ikan lema yang Bapak/Ibu tangkap setiap malam di bulan September - November ?
[ ] < 500 ekor [ ] 501 - 1000 ekor ekor [ ] > 2000 ekor
[ ] 1001 - 1500 ekor
[ ] 1501 - 2000
(21) Menurut Bapak/Ibu, bagaimana cara untuk memastikan Ikan Lema selalu ada? ( Catatan : Jawaban pertanyaan ini tidak disebutkan oleh enumerator tapi diisi sesuai dengan jawaban responden) [ ] Mengatur jumlah ikan lema yang boleh ditangkap melalui Peraturan Kampung [ ] Mengatur musim yang diperbolehkan untuk menangkap Ikan Lema melalui Peraturan Kampung [ ] Mengatur alat tangkap yang diperbolehkan untuk menangkap ikan Lema melalui Peraturan Kampung [ ] Membatasi jumlah nelayan yang diperbolehkan untuk menangkap ikan Lema [ ] Melarang semua nelayan menangkap Ikan Lema kapan saja [ ] Tidak tahu [ ] Lain-lain, sebutkan ________________ (22) Saya akan membacakan beberapa pernyataan, manakah yang akan menjadi perilaku Bapak/Ibu jika ada seseorang meminta Bapak/Ibu untuk mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada waktu puncak ikan bertelur? [ ] Saya tidak pernah mempertimbangkan untuk mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada waktu puncak ikan bertelur [ ] Saya sedang mempertimbangkan untuk mengurangi kegiatan penangkapan ikan pada waktu puncak ikan bertelur [ ] Saya berencana untuk mengurangi kegiatan penangkapan pada musim puncak ikan bertelur, tetapi belum membicarakannya kepada siapapun [ ] Saya sudah berbicara kepada seseorang mengenai pengurangan kegiatan penangkapan pada puncak ikan bertelur [ ] Saya telah mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada waktu puncak ikan bertelur [ ] Saya selalu meyakinkan orang lain untuk ikut mengurangi kegiatan penangkapan ikan lema pada waktu puncak ikan lema bertelur [ ] Tidak tahu
PENUTUP Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu berbicang-bincang dengan saya, mungkin kita akan bertemu di lain waktu lagi. Sekali lagi terima kasih.
Hasil Survei Kuantitatif
Lampiran C: Dokumen lengkap BROP
Rencana Operasional Penyingkiran Halangan Kawasan Konservasi Perairan Daerah Teluk Mayalibit Kabupaten Raja Ampat
Bertha Matatar, S.IK (Manajer Kampanye Pride) Conservation International (CI ) Raja Ampat Program
RENCANA OPERASIONAL PENYINGKIRAN HALANGAN (BROP)
Bagian 1 – Ringkasan Eksekutif Latar Belakang :
Kawasan Konservasi Teluk Mayalibit merupakan salah satu kawasan konservasi yang sangat unik dengan alam dan sumberdayanya yang ada di Kabupaten Raja Ampat dengan luas kawasan mencapai 53.100 ha. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh CI, TNC dan UNIPA bahwa daerah ini adalah salah satu lokasi SPAGs Ikan Lema (Rastrilliger spp). Meskipun demikian, ancaman akan sumberdaya ikan lema yang ada di kawasan ini cukup besar. Dimana nelayan masih menangkap ikan lema secara berlebihan dan nelayan juga masih menangkap ikan lema pada saat puncak pemijahan ikan lema. Halangan kunci untuk implementasi pengurangan kegiatan penangkapan ikan lema pada waktu puncak pemijahan/bertelur di Zona Pemanfaatan Tradisional Kampung Warsambin dan Lopintol Teluk Mayalibit diidentifikasi sebagai berikut : •
Belum ada pengelolaan sumberdaya ikan lema (PERKAM) yang mengatur kegiatan penangkapan ikan lema
•
Sudah ada tim patroli tetapi Belum ada SOP yang dibuat secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema
Oleh karena itu, strategi penyingkiran halangan kami adalah : • Pembentukan peraturan kampung (PERKAM) yang mengatur tentang waktu penangkapan dan jumlah nelayan yang beroperasi pada waktu puncak pemijahan ikan lema. • Memaksimalkan tim patroli dan membuat SOP yang secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema Waktu dan Proses Pelaksanaan -
Pembentukan peraturan kampung (PERKAM) untuk mengatur sumberdaya ikan lema ini direncanakan pada pertengahan fase pelaksanaan (Triwulan 1 dan 2), dan mengenai sosialisasi pentingnya pengelolaan (PERKAM) akan dimulai di awal fase pelaksanaan (Triwulan 1) sehingga pada masa akhir kampanye PERKAM ini sudah dibentuk. Perkam dibentuk di akhir pelaksanaan karena akan melalui beberapa proses yaitu, -
Peningkatan pengetahuan nelayan lema tentang biologi ikan lema
-
Sosialisasi pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lema (PERKAM)
-
Pertemuan awal antara pemerintah kampung dan tokoh adat dan stakholder kampung lainnya untuk membicarakan konsep awal PERKAM Pertemuan lanjutan dan Penyusunan draft PERKAM Sosialisasi PERKAM kepada masyarakat di kampung Warsambin dan Lopintol
-
Dalam pembuatan Perkam ikan lema ini dimulai dari beberapa proses yaitu mulai dari peningkatan pengetahuan nelayan lema dan sosialisasi pentingnya pengelolaan akan dilakukan dengan cara membuat baliho, poster dan kaos yang berisi pesan-pesan mengenai pentingnya pengelolaan ikan lema bagi keberlanjutan generasi ikan lema. Dan juga akan dibuat sebuah buku cerita yang akan dibagikan kepada setiap nelayan lema di kampung Warsambin, Lopintol dan Kalitoko), dimana buku ini akan menjadi suatu panduan pembelajaran bagi setiap nelayan lema yang ada di kampung. Buku ini berjudl “Potensi Perikanan
Lema di Teluk Mayalibit dimana di dalam buku ini akan berisi poin-poin mengenai potensi Ikan Lema di Teluk Mayalibit, biologi ikan lema, pentingnya mengelola sumberdaya ikan lema di Teluk Mayalibit.
Setelah perkam ini dibentuk maka akan disosialisasi lagi kepada nelayan dan masyarakat setempat agar mereka tahu mengenai perkam tersebut dan perkam ini akan dibuat dalam bentuk papan pengumuman (Baliho) dan dipasang di kampung. Sehingga setiap nelayan dan masyarakat bisa sama-sama mengetahui dan bisa menerapkannya. -
Memaksimalkan tim patroli dan membuat SOP yang secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema (Pembuatan SOP dan memaksimalkan kegiatan patroli dan pengawasan khusus perikanan lema Pelaksanaan tim patroli dan pengawasan ini akan termasuk pengadaan nama-nama yang dapat dihubungi masyarakat untuk melaporkan pelanggaran yang dilakukan sehingga dapat dikenakan sanksi.
Pentingnya Pelaksanaan BR Suatu halangan kunci terhadap perubahan perilaku yang diidentifikasi adalah belum ada aturan yang mengatur tentang sumberdaya ikan lema. PERKAM ini penting dibuat karena untuk mengatur kegiatan penangkapan ikan lema oleh nelayan lema di Kampung Warsambin dan Lopintol. Dimana akan diatur, kapan waktu nelayan melakukan penangkapan dan kapan waktu nelayan harus mengurangi waktu penangkapan (Musim Puncak Pemijahan Ikan Lema). Dengan pengaturan waktu penangkapan dan jumlah nelayan yang beroperasi pada saat puncak pemijahan ini, maka nelayan lema akan memberikan waktu bagi ikan lema untuk melakukan pemijahan atau bertelur. Dengan demikian maka akan ada keberlanjutan regenerasi dari ikan lema. Tetapi ketika tidak ada aturan (PERKAM) yang mengatur waktu penangkapan ikan lema, maka nelayan akan melakukan penangkapan ikan lema setiap musim bahkan pada saat ikan lema hendak bertelur pun mereka akan menangkapnya tanpa memberi waktu kepada ikan lema untuk memijah/bertelur. Ketika hal ini terjadi maka tidak akan ada lagi keberlanjutan generasi dari ikan lema. Untuk itu penting sekali untuk dibuat suatu aturan yang mengatur penangkapan ikan lema di KKPD Teluk Mayalibit secara khusus di Kampung Warsambin dan Lopintol. Halangan lain terhadap perubahan perilaku adalah sudah ada tim pengawasan tetapi belum ada SOP yang dibuat secara khusus untuk mengawasi kegiatan penangkapan ikan lema. SOP ini memberikan panduan teknis untuk melakukan patroli dan pengawasan perikanan lema. Penting sekali dilakukan patroli dan pengawasan, untuk menegakan aturan atau kesepakatan tentang pengelolaan ikan lema yang disepakati bersama.
Tim Pelaksana BR Kegiatan pembuatan Perkam ini akan difasilitasi oleh Lembaga CI dan bekerja sama dengan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) DKP Raja Ampat dan yang akan terlibat dalam pembuatan PERKAM ini adalah :
-
Pemerintah Kampung UPTD DKP Raja Ampat Narasumber (Kabag Hukum Daerah Raja Ampat) Anggota KPKK (Kelompok Penggiat Konservasi Kampung) Tokoh Adat Tokoh Perempuan Tokoh Pemuda Kaum Bapa Kepala Distrik (Teluk Mayalibit)
-
Nelayan Lema (Warsambin, Lopintol dan Kalitoko)
Bagian 2 – Analisis Tim Penyingkiran Halangan dan Pemangku Kepentingan
2.1. Tim Proyek Utama Penyingkiran Halangan Tim Proyek akan dibuat untuk setiap strategi BR dan akan terdiri dari orang-orang kunci sebagai berikut. 1. PERKAM : Pembentukan peraturan kampung (PERKAM) yang mengatur tentang waktu penangkapan dan jumlah nelayan yang beroperasi pada waktu puncak pemijahan ikan lema. • Ketua Tim – Ibu Meity Mongdong, beliau adalah staf CI yang bertanggung jawab sebagai Manager Capacity Building • Team Telma - Krist Thebu - beliau adalah staf CI yang bertanggung jawab sebagai Leader 4 KKPD di Raja Ampat - Wida S – Supervisor Kampanye Pride Telma - Bertha Matatar – Assistance Outreach MPA Telma (Campaing Manager) - Salmon Weyai – Satgas P2L (Koordinator Komunikasi KKPD Telma) - Dortheus Ansan –Ketua Monitoring Satgas P2L UPTD (KKPD Teluk Mayalibit) - Niko Rumbino – Ketua Patroli Satgas P2L UPTD (KKPD Teluk Mayalibit) • Syafrudin Sabonnama – Beliau adalah staf CI yang bertanggung jawab untuk urusan kebijakan dan hukum 2. Memaksimalkan tim patroli dan membuat SOP yang secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema • Ketua Tim – Ismu Hidayat, Koordinator Monitoring CI • Bertha Matatar – Assistance Outreach MPA Telma (Campaing Manager) • Niko Rumbino – Ketua Patroli Satgas P2L UPTD (KKPD Teluk Mayalibit) • Pelibatan Masyarakat dan Penghubung – Salmon Weyai, Koordinator Outreach • Kelompok Penggiat Konservasi – Septinus Mambrasar (Ketua KPKK Kampung Warsambin) dan Nurdin Dailom (Ketua KPKK Kampung Lopintol)
2.2. Pemangku Kepentingan Kunci dan Peran mereka Tabel : Pemangku Kepentingan Kunci yang akan terlibat secara langsung dengan proyek Pemimpin, Posisi, Organisasi
Informasi Kontak
Latar Belakang Informasi
Peran Dalam Penyingkiran Halangan
Kemungkinan Masalah
Aparat Kampung dan Tokoh Masyarakat yang Berada di 3 Kampung Warsambin dan Lopintol : Kepala Kampung Warsambin Bpk. Yakob Daam
Dapat langsung ke kampung, (beliau tidak memiliki No Kontak)
Merupakan kepala kampung yang tunjuk oleh masyarakat kampung warsambin dan juga disegani di dalam kampung. Beliau juga Sangat mendukung
Membantu memberikan saran yang membangun seperti memberikan pemahaman mengenai pentingnya PERKAM, dan bertanggung jawab
Jika tidak dilibatkan, maka akan berpengaruh dalam pelaksanaan strategi BR nantinya dan bisa terhambat pelaksanaan strategi BR nya.
Kepala Kampung Lopintol Bpk. S. Dailom
Kepala Kampung Kalitoko Bpk. Wolter Lapon
Bpk. Efraim Wawiyai Perwakilan Nelayan lema Kampung Warsambin
Bpk. Jufri Perwakilan Nelayan Lema Kampung Lopintol
kegiatan – kegiatan konservasi
untuk mengarahkan masyarakat dan nelayan lema untuk pembuatan perkam
Dapat langsung ke kampung, (beliau tidak memiliki No Kontak)
Merupakan kepala kampung yang tunjuk oleh masyarakat kampung Lopintol dan juga disegani di dalam kampung. Beliau juga Sangat mendukung kegiatan – kegiatan konservasi
Membantu memberikan saran yang membangun dan bertanggung jawab untuk mengarahkan masyarakat dan nelayan lema untuk pembuatan perkam
Jika tidak dilibatkan, maka akan berpengaruh dalam pelaksanaan strategi BR nantinya dan bisa terhambat pelaksanaan strategi BR nya.
Dapat langsung ke kampung, (beliau tidak memiliki No Kontak)
Merupakan kepala kampung yang tunjuk oleh masyarakat kampung Kalitoko dan juga disegani di dalam kampung. Beliau juga Sangat mendukung kegiatan – kegiatan konservasi
Membantu memberikan saran yang membangun dan bertanggung jawab untuk mengarahkan masyarakat dan nelayan lema untuk pembuatan perkam
Jika tidak dilibatkan, maka akan berpengaruh dalam pelaksanaan strategi BR nantinya dan bisa terhambat pelaksanaan strategi BR nya.
Dapat langsung ke kampung, (beliau tidak memiliki No Kontak)
Beliau adalah salah satu nelayan lema di kampung warsambin, dan beliau juga mendukung kegiatan-kegiatan konservasi
Membantu mengkoordinir nelayan lema di kampung warsambin
Jika tidak dilibatkan, maka akan mempengaruhi nelayan lema yang lainnya untuk tidak terlibat dalam kegiatan konservasi
Dapat langsung ke kampung, (beliau tidak memiliki No Kontak)
Beliau adalah salah satu nelayan lema di kampung Lopintol, dan beliau juga mendukung kegiatan-kegiatan
Membantu mengkoordinir nelayan lema di kampung Lopintol
Jika tidak dilibatkan, maka akan mempengaruhi nelayan lema yang lainnya untuk tidak terlibat dalam kegiatan
konservasi Oktovina Ansan Dapat langsung ke Tokoh kampung Perempuan Kampung Warsambin
Apisa Ansan Tokoh Perempuan
Dapat langsung ke kampung
Kampung Lopintol
konservasi
Beliau adalah salah satu tokoh perempuan yang ada di kampung warsambin, dan beliau biasanya terlibat dalam kegiatan konservasi yang dilakakukan di kampung dan juga mendukung kegiatan-kegiatan konservasi di kampung
Membantu mengkoordinir dan memberi pemahaman kepada kaum ibuibu di kampung untuk sama-sama mendukung program pembentukan perkam
Jika tidak dilibatkan maka informasi tidak tersampaikan kepada kaum perempuan
Beliau adalah salah satu tokoh perempuan yang ada di kampung lopintol, dan beliau biasanya terlibat dalam kegiatan konservasi yang dilakakukan di kampung dan juga mendukung kegiatan-kegiatan konservasi di kampung
Membantu mengkoordinir dan memberi pemahaman kepada kaum ibuibu di kampung untuk sama-sama mendukung program pembentukan perkam
Jika tidak dilibatkan maka informasi tidak tersampaikan kepada kaum perempuan
Membantu memberikan saran yang membangun dan bertanggung jawab untuk mengarahkan masyarakat di Teluk Mayalibit dan nelayan lema untuk bersamasama mengelola sumberdaya ikan lema yang ada disana.
Jika tidak dilibatkan maka kerja sama antara DKP, CI, Distrik dan Kampung tidak akan terjalin baik, dan tidak ada dukungan yang baik dari Dinas terhadap kegiatan-kegiatan konservasi nantinya kedepan di Teluk Mayalibit
Para pemangku kepentingan tidak langsung yang lain Bp Immanuel Urbinas Kepala Dinas DKP Raja Ampat
Langsung ke kantor DKP Raja Ampat di Waisai
Beliau adalah seorang Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Raja Ampat yang juga mendukung kegiatan-kegiatan konservasi di Raja Ampat
Felix Urbata Kepala UPTD UPTD Raja AMpat
Langsung ke kantor DKP Raja Ampat
Beliau adalah seorang Kepala UPTD DKP Raja Ampat yang juga mendukung kegiatan-kegiatan konservasi di Raja Ampat
Membantu memberikan saran yang membangun dan bertanggung jawab untuk mengarahkan masyarakat di Teluk Mayalibit dan nelayan lema untuk bersamasama mengelola sumberdaya ikan lema yang ada disana.
Jika tidak dilibatkan maka kerja sama antara DKP, CI, Distrik dan Kampung tidak akan terjalin baik, dan tidak ada dukungan yang baik dari UPTD DKP terhadap kegiatankegiatan konservasi nantinya kedepan di Teluk Mayalibit
Bagian 3 – Tujuan, kegiatan dan tanggung jawab proyek 3.1. Tujuan dan kegiatan proyek STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 1: Membuat Peraturan Kampung (PERKAM) yang mengatur tentang waktu penangkapan dan jumlah nelayan yang beroperasi pada waktu puncak pemijahan ikan lema. SASARAN SMART 1: Pembuatan PERKAM pengelolaan sumberdaya ikan lema oleh nelayan kampung warsambin, lopintol dan kalitoko sudah dibentuk paling lambat bulan Agustus 2013 Tabel : Strategi Penyingkiran Halangan 1, Sasaran 1 Fase Pelaksanaan Kampanye Kegiatan
T1*
T2
Identifikasi masalah/isu Pertemuan dengan nelayan lema di kampung warsambin, lopintol dan kalitoko untuk penyampaian informasi tentang pengelolaan sumber daya ikan lema dan Mendapatkan masukan tentang isu atau masalah yang dihadapi masyarakat nelayan di Teluk Mayalibit
x
Identifikasi kebutuhan Pertemuan dengan nelayan lema kampung warsambin, lopintol dan kalitoko untuk menggali informasi tentang apa yang perlu dilakukan, apa yang diperbolehkan dan apa yang dilarang dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan di Teluk Mayalibit
x
Formulasi kedalam bahasa hukum Pembuatan draft perkam atau formulasi kedalam bahasa hukum (legal drafting) perkam sumberdaya ikan lema
x
Sosialisasi Rancangan Perkam dalam musyawarah Bamuskam dan penetapan Perkam Hasil dari drafting perkam, disosialisasikan ke masyarakat untuk diperiksa atau di revisi
x
Setelah direvisi dalam musyawarah, ditetapkan/disahkan oleh Bamuskam dan Kepala Kampung Pengundangan dalam lembaran daerah dan Sosialisasi Pengundangan dalam lembaran daerah dan Sosialisasi perkam ikan lema kepada masyarakat dan nelayan lema di 3 kampung (Warsambin, Lopintol dan Kalitoko)
x
T3
T4
Sosialisasi Perkam di 12 kampung di dalam Teluk Mayalibit (Road show) x
x
x
* Triwulan di sini merujuk pada periode fase pelaksanaan
Tindakan paska-proyek untuk memastikan keberlanjutan: •
Secara terus menerus memonitor pelaksanaan PERKAM ikan lema di 2 kampung (Warsambin, Lopintol) untuk memastikan apakah PERKAM yang sudah dibuat ini dijalankan sesuai kesepakatan atau tidak
•
Terus mensosialisasikan PERKAM sumberdaya ikan lema ini dan kaitannya dengan pesan kampanye pride di 3 kampung (Warsambin, Lopintol dan Kalitoko) agar nelayan lema tahu dan paham serta mau untuk mengelola perikanan lema di kawasan mereka.
•
Mensosialisasi Perkam perikanan ikan lema di 8 kampung lainnya yang ada di Teluk Mayalibit agar masyarakat di 8 kampung lainnya juga bisa tahu dan memahami mengenai pengelolaan perikanan lema yang ada di Teluk Mayalibit
STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 2 : Memaksimalkan tim patroli dan membuat SOP yang secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema SASARAN 1 – Membuat SOP yang secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema diperlengkapi paling lambat Agustus 2013. Memaksimalkan tim patroli dan pengawasan perikanan lema sudah dimulai paling lambat September 2013. Tabel : Strategi Penyingkiran Halangan 2, Sasaran 1 Fase Pelaksanaan Kampanye Kegiatan Penyusunan SOP Patroli dan pengawasan perikanan ikan lema
T1*
T2
T3
T4
x
x
x
Training of trainers
x
Pengadaan peralatan untuk mendukung operasi pengawasan masyarakat terhadap nelayan ikan lema dalam 3 kampung.
x
Pengawasan masyarakat dan operasi penegakan peraturan dimulai, dan dimonitor untuk efektivitasnya
x
* Triwulan di sini merujuk pada periode fase pelaksanaan
Tindakan-tindakan paska-proyek untuk memastikan keberlanjutan:
CI dan Tim Patroli KKPD Telma akan terus memonitor dengan cermat proses pelaksanaan Pengawasan oleh Tim Pengawasan terhadap nelayan lema.
Para anggota tim pengawasan secara aktif melobi pihak CI untuk mengembangkan program ini.
Meningkatkan peran serta aktif masyarakat dan nelayan lema untuk berpartisipasi dalam mengawasi kegiatan penangkapan ikan lema
3.2 Tanggung jawab Proyek R – Responsible - Bertanggung jawab : Mereka yang melakukan pekerjaan tersebut atau menyediakan sumberdaya untuk melaksanakan tugas itu A – Accountable/Approver - Penanggung jawab (Juga pemberi persetujuan) Paling bertanggung jawab atas penyelesaian tugas secara benar dan menyeluruh. Mengawasi atau menandatangani pekerjaan yang diselesaikan oleh R. C – Consulted - Konsultasi : mereka yang pendapatnya diperlukan untuk menangani tugas
Bertha Matatar
Wida Sulistyaningrum (Supervisor)
Safrudin Sabonama
Nur Ismu H (Tim Monitoring CI)
Salmon W (Koordinator Outreach Telma)
Krist Thebu Tim Manajemen CI)
Meyti M (Tim Manajemen CI)
Alberth N. (Tim Manajemen CI)
Polair
DKP Raja Ampat
Tokoh Adat (3 Kampung Target)
Kepala Distrik (Teluk Mayalibit)
Kepala Kampung (Warsambin, Lopintol, dan Kalitoko)
I – Informed - Informasi: Mereka yang mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangan tugas
PROYEK INDUK Strategi Penyingkiran Halangan 1, Sasaran 1 : Pembuatan PERKAM pengelolaan sumberdaya ikan lema oleh nelayan kampung warsambin, lopintol dan kalitoko sudah dibentuk paling lambat bulan Agustus 2013 Identifikasi masalah/isu
C
I
C
I
I
A
A
A
C
C
C
C
R
Identifikasi kebutuhan
C
I
C
I
I
A
A
A
C
C
C
C
R
Formulasi kedalam bahasa hukum
I
I
I
I
I
A
C
C
I
I
R
I
I
Sosialisasi Rancangan Perkam dalam musyawarah Bamuskam dan penetapan Perkam
C
C
C
C
I
A
C
C
I
I
R
I
I
Pengundangan dalam lembaran daerah dan Sosialisasi
I
I
I
I
I
A
A
I
I
I
R
I
I
Sosialisasi perkam ikan lema kepada masyarakat dan nelayan lema di 3 kampung
C
I
I
I
I
A
A
C
R
C
C
C
C
(Warsambin, Lopintol dan Kalitoko) Sosialisasi Perkam di 12 kampung di dalam teluk mayalibit (Road show)
I
I
I
I
I
A
A
C
R
I
I
I
I
Strategi Penyingkiran Halangan 2, Sasaran 1 : Memaksimalkan tim patroli dan membuat SOP yang secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema Penyusunan SOP Patroli dan pengawasan perikanan ikan lema
I
I
I
I
I
A
A
C
I
R
C
I
R
Training of trainers
I
I
I
I
I
A
C
C
C
R
C
I
I
Pengadaan peralatan untuk mendukung operasi pengawasan
I
I
I
I
I
A
A
A
I
C
I
C
R
Pengawasan masyarakat dan operasi penegakan peraturan dimulai, dan dimonitor untuk efektivitasnya
C
I
I
I
I
A
A
A
R
C
C
C
C
Bagian 4 – Monitoring
SASARAN SMART
Strategi Penyingkiran Halangan 1, Sasaran 1:
Pembuatan PERKAM pengelolaan sumberdaya ikan lema oleh nelayan kampung warsambin, lopintol dan kalitoko sudah dibentuk paling lambat bulan Agustus 2013
KEGIATAN Identifikasi masalah/isu Pertemuan dengan nelayan lema di kampung warsambin, lopintol dan kalitoko untuk penyampaian informasi tentang pengelolaan sumber daya ikan lema dan Mendapatkan masukan tentang isu atau masalah yang dihadapi masyarakat nelayan di Teluk Mayalibit Identifikasi kebutuhan Pertemuan dengan nelayan lema kampung warsambin, lopintol dan kalitoko untuk menggali informasi tentang apa
INDIKATOR
PENANGGUN GJAWAB
Pemeriksaan Kemajuan
Pemeriksaan Penyelesaian
Bertha M
T1
T1
Bertha M
T1
T1
- Dokumentasi Pertemuan nelayan lema dan adanya pengetahuan dan nelayan sudah paham mengenai pengelolaan sumberdaya ikan lema - Rekaman suara kegiatan - List masukan isu atau masalah yang dihadapi
- Dokumentasi Pertemuan nelayan lema dan adanya pengetahuan dan nelayan sudah paham mengenai pengelolaan sumberdaya ikan lema - Rekaman suara
SASARAN SMART
KEGIATAN yang perlu dilakukan, apa yang diperbolehkan dan apa yang dilarang dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan di Teluk Mayalibit
INDIKATOR
Formulasi kedalam bahasa hukum
- Sudah ada Draf atau formulasi kedalam bahasa hukum
Hasil dari drafting perkam, disosialisasikan ke masyarakat untuk
Pemeriksaan Kemajuan
Pemeriksaan Penyelesaian
Syafruddin Sabonnama
T1
T1
Syafruddin Sabonnama
T1
T1
kegiatan - List masukan isu atau masalah yang dihadapi
Pembuatan draft perkam atau formulasi kedalam bahasa hukum (legal drafting) perkam sumberdaya ikan lema Sosialisasi Rancangan Perkam dalam musyawarah Bamuskam dan penetapan Perkam
PENANGGUN GJAWAB
- Sudah ada draf PERKAM yang akan direvisi
SASARAN SMART
KEGIATAN INDIKATOR diperiksa atau di revisi
PENANGGUN GJAWAB
Pemeriksaan Kemajuan
Pemeriksaan Penyelesaian
Syafruddin Sabonnama
T1
T1
Salmon Weyai
T2
T2
Setelah direvisi dalam musyawarah, ditetapkan/disahkan oleh Bamuskam dan Kepala Kampung Pengundangan dalam lembaran daerah dan Sosialisasi
Perkam sudah diundangkan
Pengundangan dalam lembaran daerah
Strategi Penyingkiran
Sosialisasi perkam ikan lema kepada masyarakat dan nelayan lema di 3 kampung (Warsambin, Lopintol dan Kalitoko)
- Dokumentasi kegiatan - Nelayan di 3 kampung sudah memahami PERKAM pengelolaan sumberdaya ikan lema - Materi sosialisasi - Rekaman suara
Sosialisasi Perkam di 12 kampung di dalam Teluk Mayalibit (Road show)
- Dokumentasi Kegiatan - Materi Sosialisasi - Rekaman Suara
Salmon Weyai
T2
T2
Penyusunan SOP Patroli dan
- Dokumentasi hasil
Bertha + Ismu
T1
T1
PENANGGUN GJAWAB
Pemeriksaan Kemajuan
Pemeriksaan Penyelesaian
- Dokumentasi kegiatan - Absensi - Materi training
Bertha, Nur Ismu Hidayat
T2
T2
untuk mendukung operasi pengawasan masyarakat terhadap nelayan ikan lema dalam 3 kampung.
Barang telah dibeli dan ada di pos/kantor Lapangan KKPD Telma diserta dengan Tanda terima pembelian
Bertha
T2
T2
Pengawasan masyarakat dan operasi penegakan peraturan dimulai, dan dimonitor untuk efektivitasnya
Sistem operasional dan memenuhi jadwal yang telah dibuat. Buku log mengenai data monitoring nelayan lema dan hasil tangkapan, frekuensi nelayan yang beroperasi pada musim puncak pemijahan dan frekuensi pelanggaran yang dilakukan
Bertha, Niko Rumbino,
T2
T3
SASARAN SMART
KEGIATAN Halangan 2, Sasaran 1: pengawasan Memaksimalkan tim perikanan ikan lema
INDIKATOR
patroli dan membuat SOP yang secara khusus mengenai Training of trainers patroli dan pengawasan perikanan Pengadaan peralatan ikan lema
- Rekaman suara
pertemuan - Absensi - SOP sudah ada
Dokumentasi patroli
Bagian 5 - Penilaian Resiko Tabel: Penilaian risiko untuk strategi penyingkiran halangan Strategi Penyingkiran Halangan
Risiko
Rencana
Apa yang Terjadi kalau Tidak Diselesaikan
Sosialisasi akan terus dilakukan, mengenai Pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lema bagi keberlanjutan generasi ikan lema dan manfaat yang diperoleh ketika sumberdaya ikan lema ini dapat dikelola dengan baik.
Jika nelayan tidak setuju maka PERKAM pengelolaan sumberdaya ikan lema ini tidak terbentuk dan tidak akan dijalankan. Maka tidak akan ada keberlanjutan dari sumberdaya ikan lema kedepan.
Pelanggaran yang dilakukan oleh nelayan yang tidak setuju mengenai PERKAM
Sosialisasi mengenai PERKAM lewat Kampanye Pride akan terus dilakukan, PERKAM akan terus di lakukan dan kalau ada yang melanggar PERKAM yang sudah dibentuk maka akan dilaporkan kepada Kepala Kampung, Tokoh Adat untuk ditindaklanjuti.
Kurangnya penegakan hukum dan tidak ditindaklanjuti pelanggaran tersebut maka akan ada pelanggaran-pelanggaran yang sama yang dilakukan oleh nelayan-nelayan lema yang lain. Karena nelayan yang lain akan berpikir bahwa pelanggaran tersebut tidak dilanjuti maka mereka akan terus melakukan pelanggaran tersebut
Tidak banyak masyarakat yang mau ikut serta dalam mengawasi penangkapan ikan lema. dikarenakan waktu kerjanya yang dilakukan pada malam hari
Kampanye Pride akan berusaha keras untuk membangun pemahaman mengenai pentingnya pengelolaan sumberdaya ikan lema (PERKAM) untuk keberlanjutan perikanan lokal dan perlu adanya pengawasan yang terus berlanjut agar tidak
Nelayan lema setempat terus menangkap ikan lema pada saat puncak pemijahan. Tidak ada kegiatan pengawasan pada saat puncak pemijahan ikan lema.
Ada nelayan yang tidak setuju mengenai pembentukan PERKAM ikan lema dikarenakan akan Membuat Peraturan Kampung mengurangi waktu kerja mereka (PERKAM) yang mengatur dan mengurangi penghasilan tentang waktu penangkapan dan mereka.
STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 1:
jumlah nelayan yang beroperasi pada waktu puncak pemijahan ikan lema.
STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN 2: Memaksimalkan tim patroli dan membuat SOP yang secara khusus mengenai patroli dan pengawasan
Strategi Penyingkiran Halangan perikanan ikan lema
Risiko
Rencana
Apa yang Terjadi kalau Tidak Diselesaikan
terjadi pelanggaran oleh nelayan lema
Pelanggaran oleh nelayan akan terus terjadi
Terus melakukan kegiatan patroli dan pengawasan oleh Tim patroli Telma
Bagian 6 – Kerangka Waktu Proyek
SASARAN & KEGIATAN
Strategi Penyingkiran Halangan 1, Sasaran 1 Pertemuan dengan nelayan lema di kampung warsambin, lopintol dan kalitoko Identifikasi kebutuhan Pertemuan dengan nelayan lema kampung warsambin, lopintol dan kalitoko untuk menggali informasi tentang apa yang perlu dilakukan, apa yang diperbolehkan dan apa yang dilarang dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan di Teluk Mayalibit Formulasi kedalam bahasa hukum Pembuatan draft perkam atau formulasi kedalam bahasa hukum (legal drafting) perkam sumberdaya ikan lema Sosialisasi Rancangan Perkam dalam musyawarah Bamuskam dan penetapan Perkam Hasil dari drafting perkam, disosialisasikan ke masyarakat untuk diperiksa atau di revisi Setelah direvisi dalam musyawarah, ditetapkan/disahkan oleh Bamuskam dan Kepala Kampung Pengundangan dalam lembaran daerah dan Sosialisasi
Mar
Apr T1
Mei
Jun
Jul T2
2013 Agus
Sep
Okt T3
Nov
Des
Jan T4
2014 Feb
SASARAN & KEGIATAN Pengundangan dalam lembaran daerah Sosialisasi perkam ikan lema kepada masyarakat dan nelayan lema di 3 kampung (Warsambin, Lopintol dan Kalitoko) Sosialisasi Perkam di 12 kampung di dalam Teluk Mayalibit (Road show) Strategi Penyingkiran Halangan 2, Sasaran 1 Penyusunan SOP Patroli dan pengawasan perikanan ikan lema Training off trainers Pengadaan peralatan untuk mendukung operasi pengawasan masyarakat terhadap nelayan ikan lema dalam 3 kampung Pengawasan masyarakat dan operasi penegakan peraturan dimulai dan dimonitor untuk efektivitasnya
Mar
Apr T1
Mei
Jun
2013 Jul Agus T2
Sep
Okt T3
Nov
Des
2014 Jan Feb T4
Bagian 7 – Anggaran BROP 7.1 Anggaran Keseluruhan Angka-angka di bawah ini merupakan perkiraan paling baik pada waktu penyusunan BROP ini. Angka-angka ini telah didiskusikan secara ekstensif dengan para mitra terkait dan juga diperiksa dengan cermat oleh akuntan senior Conservation Intrenational Indonesia (Ibu Paulona Jacobs dan Edy Sahputra), yang telah menandatangani anggaran ini.
Tabel: Rincian anggaran untuk kegiatan penyingkiran halangan Catatan: semua jumlah dalam jutaan Rupiah, nilai tukar RP 9.800 = US$1, Rp 1 juta = $98 Biaya
Jumlah
Unit
Biaya per unit
CII
Rare
Total
Strategi Penyingkiran Halangan 1 - Membuat Peraturan Kampung (PERKAM) yang mengatur tentang waktu penangkapan dan jumlah nelayan yang beroperasi pada waktu puncak pemijahan ikan lema. Pertemuan dengan nelayan lema di kampung warsambin, lopintol dan kalitoko (1 kali pertemuan di tiap kampung)
BBM perjalanan PP Sorong - Telma Oli Mesin BBM Perjalanan ke 4 kampung BBM Murni Untuk jengset (4 Kampung) Logistik untuk sosialisasi di 4 kampung Biaya penginapan di 4 kampung (4 hari) Biaya mama masak (4 kampung) Lokal transport support staf kampung (4 kampung)
200
Liter
8.000
1.600.000
1.600.000
6
Liter
35.000
210.000
210.000
100
Liter
8.000
800.000
800.000
60
Liter
8.000
480.000
480.000
4
Paket
2.000.000
8.000.000
8.000.000
4
Paket
100.000
400.000
400.000
4
Paket
200.000
800.000
800.000
4
Orang
50.000
200.000
200.000
1.400.000
12.490.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
TOTAL
11.090.000
Pembuatan draft perkam atau formulasi kedalam bahasa hukum (legal drafting) perkam sumberdaya ikan lema
Logistik dan lainnya
1
Paket
1.500.000
TOTAL
0
Sosialisasi Rancangan Perkam dalam musyawarah Bamuskam dan penetapan Perkam (Diharapkan yang hadir 100 orang) BBM perjalanan Sorong - Telma
200
Liter
8000
1.600.000
1.600.000
BBM antar undangan ke 3 kampung Logistik dan bahan makanan Pengganti BBM peserta
100
Liter
8.000
800.000
800.000
1
paket
3.500.000
3.500.000
3.500.000
200
Liter
8.000
1.600.000
1.600.000
1
Buah
250.000
250.000
250.000
120
Buah
80.000
9.600.000
9.600.000
100
eks
50.000
5.000.000
5.000.000
100
Orang
50.000
5.000.000
5.000.000
6
orang
100.000
600.000
600.000
2
Orang
500.000
1.000.000
1.000.000
Spanduk Selamat Datang Peserta Rancangan dan Penetapan Perkam Kaos Rancangan dan penetapan Perkam Materi Drafing Perkam dan ATK Pengganti Lokal Transport Peserta (1 hari) Mama masak Nara sumber
TOTAL
7.500.000
21.450.000
28.950.000
500.000
500.000
Pengundangan dalam lembaran daerah dan Sosialisasi Administrasi
1
paket
500000
500.000 TOTAL Pengundangan dalam lembaran daerah dan Sosialisasi perkam ikan lema kepada masyarakat dan nelayan lema di 3 kampung (Warsambin, Lopintol dan Kalitoko) 200 Liter 8.000 1.600.000 1.600.000 BBM PP Sorong - Telma 0
BBM antar undangan ke 3 kampung Logistik dan bahan makanan Transportasi antar undangan ke Pemda (PP Telma Waisai) Pengganti BBM peserta Spanduk Selamat Datang Peserta sosialisasi Penetapan Perkam Materi Drafing Perkam dan ATK Pengganti Lokal Transport Peserta (1 hari) Pengganti lokal Transport Undangan (1 hari) Mama masak Nara sumber
500.000
100
Liter
8.000
800.000
800.000
1
Paket
3.500.000
3.500.000
3.500.000
1
Orang
100.000
100.000
100.000
200
Liter
8.000
1.600.000
1.600.000
1
Buah
150.000
150.000
150.000
100
eks
50.000
5.000.000
5.000.000
100
Orang
50.000
5.000.000
5.000.000
5
Orang
150.000
750.000
750.000
6
orang
100.000
600.000
600.000
2
Orang
500.000
TOTAL
7.600.000
1.000.000
1.000.000
12.500.000
20.100.000
Sosialisasi Perkam di 12 kampung di dalam Teluk Mayalibit (Road show) BBM perjalanan Sorong - Telma (PP)
200
Liter
8000
1.600.000
1.600.000
BBM ke 12 kampung BBM untuk jengset di kampung Logistik dan bahan makanan di 12 kampung Mama masak di kampung Penginapan di kampung
800
Liter
8.000
6.400.000
6.400.000
120
Liter
8.000
960.000
960.000
12
paket
1.000.000
12.000.000
12.000.000
12
Paket
100.000
1.200.000
1.200.000
12
paket
100.000
1.200.000
1.200.000
23.360.000 0 23.360.000 TOTAL Strategi Penyingkiran Halangan 2 : Memaksimalkan tim patroli dan membuat SOP yang secara khusus mengenai patroli dan pengawasan perikanan ikan lema Penyusunan SOP Patroli dan pengawasan perikanan ikan lema Transportasi Tim (PP Sorong - Waisai)
6
Orang
300000
1800000
1.800.000
Transportasi sewa Mobil Waisai - Telma (PP)
Logistik dan bahan makanan (3 hari)
1
Paket
800000
800000
800.000
12
Paket
50.000
600.000
600.000
TOTAL
3.200.000
0
3.200.000
Training of trainers (Tim patroli 4 Orang, UPTD 5, DKP 1, Perwakilan nelayan 6, penada 2) BBM Kegiatan
Logistik dan bahan makanan ATK pelatihan Dan Materi Pengganti lokal transport peserta traning (18 Orang x 3 hari) Nara sumber Peserta Undangan (Aparat Kampung) (3 hari) Kaos Training SOP Patroli dan pengawasan perikanan ikan lema Mama masak
200
liter
8000
1.600.000
1.600.000
54
orang hari
110.000
5.940.000
5.940.000
1
paket
3.000.000
3000000
3.000.000
18
orang hari
150.000
2.700.000
2.700.000
4
orang hari
300.000
1.200.000
1.200.000
3
orang hari
150.000
450.000
450.000
30
Buah
80.000
2.400.000
2.400.000
3
orang hari
300.000
900.000
900.000
10.650.000
18.190.000
1.500.000
4.500.000
4.500.000
TOTAL
7.540.000
Pengadaan peralatan untuk mendukung operasi pengawasan masyarakat 3 buah Kamera digital
Jaket Patroli lema Senter Tim patroli Buku saku pengelolaan perikanan lema ATK (WaterProof, alat tulis, kertas HVS, Tas Patroli untuk mengisi data, Tinta Printer) dan Log Book (log book pencatatan ikan lema akan dibuat untuk tiap orang dan akan digunakan dalam pencatatan setiap musim lema dalam 1 Tahun)
10
Buah
300000
3.000.000
3.000.000
10
buah
75000
750.000
750.000
10
eks
100.000
1.000.000
1.000.000
1
paket
6.000.000
6.000.000
6.000.000
15.250.000
15.250.000
TOTAL
0
Pengawasan masyarakat dan operasi penegakan peraturan dimulai, dan dimonitor untuk efektivitasnya
BBM patroli dan pengawasan perikanan lema (1 tahun) Logistik kegiatan (bahan makanan) untuk Tim patroli dan pengawasan perikanan lema (1 Tahun) Total
GRAND TOTAL
5200
Liter
8.000
12
Bulan
2.500.000
41.600.000
41.600.000 30.000.000
30.000.000
41.600.000
30.000.000
71.600.000
101.890.000
93.250.000
195.140.000
7.2 Sumber Pendapatan Seperti yang terlihat dalam anggaran di atas, sumber-sumber pendapatan adalah sebagai berikut: • CII akan menyediakan Rp. 101.890.000. Penanggung jawab: Meity Mongdong, Manager Capacity Building, CI Raja Ampat Program. • Rare diharapkan akan menyediakan Rp. 93.250.000, dari dana penyingkiran halangan kampanye Rare. Penanggung jawab: Rudyanto - Rare. Dengan demikian Jumlah total dana yang dibutuhkan dalam menjalankan program ini adalah Rp. 195.140.000,- (Seratus sembilan puluh lima juta seratus empat puluh ribu rupiah). 7.3 Aliran Kas Dana yang diperoleh dari CII bisa di terima per kegiatan melalui pengambilan advance kegiatan dan dana yang diperoleh dari RARE akan dibayarkan setiap termin, dan untuk tahap awal dana RARE akan diserahkan sebelum dimulainya fase implementasi. 7.4 Keberlanjutan Finansial Pengawasan dan patroli perikanan lema di Teluk Mayalibit secara berkelanjutan harus terus dilakukan agar dapat mengawasi dan memonitor penerapan Perkam oleh masyarakat dan nelayan lema. Untuk itu, akan diupayakan agar anggaran program dapat disediakan oleh Pemda Raja Ampat dalam hal ini adalah UPTD DKP Raja Ampat dan CI Raja Ampat Program.
Lampiran D: Tabel Lengkap Saluran Komunikasi dan Pemilihan Media/Kegiatan di Kawasan Kerja Lembar Kerja Observasi Pilihan Media & Saluran Komunikasi No.
Poin Pengamatan Kampung A (Warsambin)
1
2
Tempat-tempat orang kampung ramai berkumpul: Pagi Siang Sore/Malam Sepanjang hari/waktu tidak tentu nama (pemilik) warung/toko yang sering dikunjungi/ramai
Jembatan Pelabuhan Jembatan Pelabuhan Jembatan Pelabuhan Gereja dan Jembatan Pelabuhan Mantri Rumbiak
Iklan produk komersial yang Tidak ada terlihat di kampung: Jenis /merek Produk Bentuk iklan (contoh: stiker, spanduk, poster, dsb) Tempat pemasangan iklan (contoh: warung, dermaga, kantor kepala desa) Desain iklan (apa pilihan warnanya? Bentuknya? Penggunaan kata-kata?)
Kampung B (Lopintol)
Pa haji Tidak ada
Hasil Pengamatan Kampung C(Kalitoko)
Depan sekolah Depan sekolah Depan sekolah Depan sekolah dan rumah kepala kampung
Tidak ada
Kampung D
3
Kata-kata pergaulan/sosialisasi Yoi, itu lagi, ko mantap, yang sering terdengar dalam tra kosong, ko tra kosong, percakapan sehari-hari halo mace, halo pace, sipsip, itu sudah, ko andalan (contoh: miapah?/mantab/sip/itu lagi)
4
Kegiatan-kegiatan perayaan yang diikuti orang ramai: (contoh: ulang tahun distrik/perayaan 17 Agustus/Lebaran/pernikahan)
5
Jenis irama lagu yang sering terdengar di kampung/pesta/keramaian nama penyanyi/grup musik lokal
6
Jenis hiburan non televisi yang tersedia di kampung nama kelompok kesenian lokal nama seniman lokal (seperti: Mr. Chiko, dll) kesenian daerah yang disukai
iyo, mantap, sip-sip, itu lagi, itu sudah
iyo, itu lagi, ko mantap, tra kosong, ko tra kosong, halo mace, halo pace, sipsip, itu sudah, ko andalan
Perayaan 17 Agustus, HUT GKI 26 Okt, Perayaan Natal di kampung, pernikahan, Festival Bahari di waisai, ulang tahun distrik
Perayaan 17 Agustus, pernikahan, Festival Bahari di waisai, ulang tahun distrik
Perayaan 17 Agustus, HUT GKI 26 Okt, Perayaan natal di kampung, pernikahan, festival bahari di waisai. Ulang tahun distrik
Lagu daerah (Biak, raja ampat), lagu-lagu pop papua, pop rohani papua, pop indonesia, dangdut, lagu ambon
Lagu bernuansa muslim, lagu daerah halmahera, dangdut, musik joget.
Lagu daerah (biak dan raja ampat), lagu pop rohani papua, lagu pop papua, lagu pop indonesia, dangdut, musik joget
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Suling tambur
Tari Lalayon
Suling tambur, melukis gambar papua,
7
Jenis olahraga yang disukai dan ditonton orang banyak di kampung
Bola kaki, Bola voli
_
Bola kaki, bola voli
8
Jenis & waktu kegiatan keagamaan yang rutin dilakukan
HUT GKI 26 Okt, HUT Injil masuk di papua 5 Februari, Perayaan Natal di kampung, HUT Gereja di Kampung, perayaan perayaan gereja lainnya.
Ibadah solat di masjid, Perayaan lebaran, Halal Bi Halal
HUT GKI 26 Okt, HUT Injil masuk di papua 5 Februari, Perayaan Natal di kampung, HUT Gereja di Kampung. Perayaan-perayaan gereja lainnya
9
Jika jarang menggunakan bahasa Indonesia, bahasa apa saja yang digunakan?
bahasa lokal (Bahasa teluk) dan bahasa betew (biak beser)
Bahasa lokal (teluk)
bahasa lokal (Bahasa teluk) dan bahasa betew
10
Sinyal handphone di wilayah kerja: provider yang jangkauannya luas merek/jenis handphone yang banyak digunakan pemakaian handphone selain utk menelpon/sms (contoh: dengar lagu, rekam gambar, dsb)
Tidak ada signal
Tidak ada signal
Tidak ada signal
mito, nokia,
mito, nokia
nokia
dengar lagu dan rekam gambar (foto), rekam video
dengar lagu, rekam foto
dengar lagu, rekam foto
Lembar Kerja - Pertanyaan untuk FGD/In-depth interview Pilihan Media & Saluran Komunikasi No.
Daftar Pertanyaan
Tabulasi Data B(Lopintol) Baliho, Poster, Spanduk
C(Kalitoko) Baliho, Poster, Spanduk
Tidak
Tidak
Ya Radio Televisi
Ya Radio Televisi
RRI RRI (Programa 1) Om Bos (Berita Opini sore)
RRI RRI (Programa 1)
Alat apa yang digunakan untuk mendengarkan radio? (contoh: radio kecil, hp, radio di rumah, dsb) Radio Tape recorder
Radio Tape recorder
Radio Tape recorder
06.00 - 08.00 Pagi Jam berapa orang sering mendengarkan radio 17.00 - Selesai
06.00 - 08.00 Pagi 17.00 - Selesai
06.00 - 08.00 Pagi 17.00 - Selesai
Sinetron, Action, Berita
Sinetron, Action, Berita
Rumah dan tetangga
Rumah, tetangga dan Pondok nonton
A(Warsambin) Baliho, Poster, Spanduk 1 Media informasi seperti apa yang digemari? Bacaan: lebih banyak tulisan daripada Tidak gambar? Bacaan: lebih banyak gambar daripada Ya tulisan? Media yang didengarkan? Radio Media yang ditonton? Televisi Saluran radio mana yang banyak didengarkan 2 oleh orang-orang di sini? RRI Program radio apa yang disukai RRI (Programa 1) Siapa penyiar radio yang disukai Om Bos (Berita Opini sore),
3 Jenis filem apa yang disukai?
Sinetron, Action, Berita
Lokasi menonton filem di kampung Rumah dan tetangga Artis sinetron favorit
Om Bos (Berita Opini sore)
Nama tokoh agama yang dihormati di 4 kampung
Ibu. Pdt. Novi. Souisa, Bpk. Y. Mampioper,
Bpk. Hj. Daam
Ibu. Pdt. Novi
Nuansa muslim, halmahera, musik joget
Pop Papua, Pop Rohani papua, Pop indo, dangdut,
_
Hijau
Putih
Hitam
_
_
Tamborin
Suling tambur
Kegiatan-kegiatan perayaan yang diikuti orang 5 ramai: (contoh: ulang tahun distrik/perayaan 17 Agustus/Lebaran/pernikahan)
Kegiatan keagamaan, 17 Agustus,Nikah,
Jenis irama lagu yang sering terdengar di Regge, Pop Papua, Pop Rohani 6 kampung/pesta/keramaian papua, Pop indo, dangdut, nama penyanyi/grup musik lokal Warna-warna apa yang memiliki asosiasi 7 dengan: kebahagiaan Hijau kesejahteraan penyakit/malapetaka/membawa sial Hitam rejeki praktek adat sehari-hari _ kebudayaan lokal (bisa dilihat dari warna yg dominan pada ukiran, tenunan kain, dsb) Suling tambur
Lampiran E: Dokumentasi Foto Pelaksanaan Kegiatan Perencanaan di Lapangan
Presentasi Kampanye Pride Kepada Lembaga (CI)
Presentasi Kampanye Pride kepada Lembaga (CI)
Presentasi Kampanye Pride kepada DKP Raja Ampat
Sosialisasi Kampanye Pride Kepada Kepala Kampung Warsambin
Wawancara Mendalam Nelayan Lema Kampung Lopintol
Survey KAP Nelayan Lema di Kampung Warsambin
Training Enumerator Survey KAP