KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR KOTA BUKITTINGGI
RENCANA KONTIJENSI MENGHADAPI PEMILU 2009 POLRESTA BUKITTINGGI TAHUN 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.
Umum a.
Pemilihan Umum atau Pemilu adalah merupakan sarana untuk mewujudkan
Kedaulatan
Rakyat
dalam
Negara
Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b.
Perkembangan situasi Kamtibmas di Polresta Bukittinggi Tahun 2008
dalam
kondisi
yang
cukup
kondusif,
namun
perlu
diwaspadai hal-hal yang tidak diinginkan agar tidak mengganggu pelaksanaan Pemilu tahun 2009 yang akan datang.
c.
Sesuai
dengan
tuntutan
dan
perkembangan
dinamika
masyarakat sebagaimana dituangkan dalam perubahan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Pemilu
=2= diselenggarakan untuk memilih anggota DPR, DPD dan DPRD serta memilih Presiden dan Wakil Presiden 5 (lima) tahun kedepan, untuk itu Pemilu tahun 2009 perlu diselenggarakan secara lebih berkualitas dengan partisipasi rakyat seluas-luasnya dan dilaksanakan secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil.
d.
Adanya perbedaan yang menonjol untuk bahwa Pemilu tahun 2009 ini akan diikuti dengan calon-calon independen, yang akan membuat calon Presiden dan Wakil Presiden semakin banyak dan beragam, namun hingga saat ini belum ada peraturan yang jelas dengan calon independen ini, sehingga apabila hal ini tidak terakomodir
diprediksikan
dapat
menimbulkan
kerawanan
tersendiri dan Pemilu tahun 2009 ini.
e.
Dalam
setiap
pentahapan
Pemilu
sejak
tahap
pertama
pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih khususnya
pada tahap kampanye sampai dengan pelantikan
Presiden dan Wakil Presiden, diprediksikan akan banyak dijumpai pelanggaran-pelanggaran Pemilu maupun upaya-upaya untuk menggagalkan Pemilu termasuk penghambatan penyaluran kotak suara,
manipulasi
perhitungan
suara,
pemalsuan
serta
pelanggaran administratif lainnya.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=3= f.
Didalam upaya mengembangkan sistem penyelenggaraan Pemilu yang demokratis dan senantiasa menghormati keberagaman aspirasi politik serta menjunjung tinggi Supremasi Hukum dan Hak Azasi Manusia, maka Polri mempunyai kewajiban untuk mengamankan Pemilu yang akan datang sehingga mampu mengantarkan masyarakat Kota Bukittinggi untuk memilih dan menentukan pemimpinnya secara demokratis.
2.
Dasar a.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
b.
Juklak Kapolri No. Pol. : Juklak/05/IV/1984 tanggal 23 April 1984 tentang Penerapan dan Taktik Penanggulangan Unjuk Rasa dan Huru-hara oleh Satuan PHH Polri.
c.
Juknis Kapolri No. Pol. : Juknis/07IV/1994 tanggal 23 April 1994 tentang Prosedur Teknik dan Taktik Penanggulangan Huru-hara oleh Satuan PHH Polri.
d.
Juknis Kapolri No. Pol. : Juknis/08/IV/1994 tanggal 23 April 1994 tentang Pengorganisasian Satgas PHH.
e.
Telegram Kapolri No Pol : TR/5/I/2009 tanggal 6 Januari 2009 tentang Menyiapkan Rencana Kontijensi Tahun 2009.
f.
Telegram Kapolda Sumbar No Pol : TR/25/I/2009 tanggal 13 Januari 2009 tentang Rencana Kontijensi Tahun 2009.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=4= 3.
Maksud dan Tujuan a.
Maksud Maksud dari pembuatan rencana tindakan menghadapi kontijensi ini adalah sebagai pedoman serta memberikan petunjuk tentang pokok-pokok dan urutan tindakan dalam rangka mengantisipasi Kontijensi
Pemilu
Tahun
2009
di
wilayah
hukum
Polresta
Bukittinggi serta sebagai bahan acuan dalam rangka melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
b.
Tujuan Tujuan agar koordinasi dalam rangka penyiapan dan pelaksanaan tindakan menghadapi kontijensi Pemilu Tahun 2009 dapat berhasil lebih efektif serta tercapainya persamaan persepsi dan persamaan tindakan sehingga dalam pelaksanaannya dapat memperhitungkan resiko kerugian sekecil mungkin.
4.
Ruang Lingkup Ruang
lingkup
dalam
pembuatan
rencana
tindakan
menghadapi
kontijensi Pemilu 2009 ini meliputi analisa perkembangan situasi Kamtibmas di wilayah hukum Polresta Bukittinggi dari aspek Geografis, Demografi dan Ipoleksosbud Hankam serta perkiraan bentuk dan macam kontijensi dan upaya penanggulangannya.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=5= 5.
Tata Urut I.
PENDAHULUAN
II.
ANALISA KONTIJENSI
III.
PRA ANGGAPAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
IV.
UPAYA PENANGGULANGAN KONTIJENSI
V.
KOMANDO DAN PENGENDALIAN
VI.
ADMINISTRASI
VII.
INSTRUKSI DAN KOORDINASI
VIII. KONSIGNES IX.
PENUTUP
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=6= BAB – II ANALISA KONTIJENSI 6.
Perkembangan situasi wilayah hukum Polresta Bukittinggi a.
Geografi Posisi geografi wilayah hukum Polresta Bukittinggi terletak antara 00 19 LU dan 100 21 BT Luas wilayah hukum Polresta Bukittinggi 816.334 KM² yang terbagi atas 2 wilayah yaitu :
1)
Kota Bukittinggi 25.239 KM² Kota Bukittinggi terdiri dari 3 Kecamatan dengan 24 kelurahan dan 1 Polsekta
2)
Kabupaten Agam (Agam Timur) 74.195 KM² Kabupaten Agam (Agam Timur) terdiri dari 9 Kecamatan dan 6 Polsek
3)
Batas wilayah b)
Sebelah Utara dengan Kabupaten Pasaman
c)
Sebelah
Selatan
dengan
Kabupaten
Agam
dan
Kab.Tanah Datar d)
Sebelah Timur dengan Kabupaten 50 Kota
e)
Sebelah Barat dengan Kabupaten Agam
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=7= 4)
Kondisi wilayah a)
Dataran
tinggi
dan
pegunungan
bukit
barisan
(Gunung Merapi dan Gunung Singgalang) b)
Medannya berbukit-bukit/gunung dan bergelombang, hutan dan belukar.
c)
d)
e)
Sungai-sungai : (1)
Kec. Baso
: 2 buah
(2)
Kec. Tilkam
: 2 buah
(3)
Kec. Banuhampu Sei Puar
: 2 buah
(4)
Kec. IV Angkek Candung
: 2 buah
(5)
Kec. IV Koto
: 2 buah
(6)
Kec. Palupuh
: 2 buah
Telaga (1)
Telaga Sungai Tanang
(2)
Telaga Sungai Jernih
Ngalau dan Ngarai (1)
Ngarai Sianok
(2)
Ngalau Kamang
(3)
Ngalau Baso
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=8= Kota Bukittinggi merupakan pusat perdagangan dan pusat gorsir terbesar di Sumatera Barat dan tidak memiliki Hutan baik Hutan produksi maupun Hutan lindung, sedangkan Kabupaten Agam (Agam Timur) memiliki hutan dan pegunungan serta adanya pembangunan perluasan jalan alternatif Sicincin-Malalak. Dari analisa Geografi ini wilayah hukum Polresta Bukittinggi akan rentan dengan rawannya letak TPS yang satu lokasi dengan lokasi lainnya berjauhan maupun pengamanan kotak suara baik pada
saat
pendistribusian
maupun
saat
pengumpulan/
penyerahan.
b.
Demografi 1)
Kota Bukittinggi : a)
Jumlah penduduk 109.376 jiwa
b)
Kepadatan penduduk rata-rata 3.512 jiwa\KM²
c)
Tingkat pertambahan penduduk rata-rata 2 % per tahun
2)
Kabupaten Agam (Agam Timur) a)
Jumlah penduduk 267.847 jiwa
b)
Kepadatan penduduk rata-rata 410.02 jiwa\KM²
c)
Tingkat pertambahan penduduk rata-rata 2 % per tahun
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=9= 3)
Jumlah Pers Pam TPS, Jumlah TPS, dan Jumlah Pemilih a)
Jumlah Personil TPS (1)
Polri
(2)
TNI
(3)
Linmas
423 orang 85 orang 2.028 orang
JUMLAH b) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
c)
2.536 orang
Jumlah TPS KECAMATAN
TPS
GUGUK PANJANG MANDIANGIN KOTO SELAYAN AUR BIRUGO TIGO BALEH IV KOTO BANUHAMPU IV ANGKAT BASO TILATANG KAMANG PALUPUH SEI. PUAR CANDUNG KAMANG MAGEK MALALAK JUMLAH
KET
66 64 35 59 86 99 85 83 43 55 65 63 26 829
Jumlah Pemilih
NO
KECAMATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
GUGUK PANJANG MANDIANGIN KOTO SELAYAN AUR BIRUGO TIGO BALEH IV KOTO BANUHAMPU IV ANGKAT BASO TILATANG KAMANG PALUPUH SEI. PUAR CANDUNG KAMANG MAGEK MALALAK JUMLAH
PEMILIH (DPT) LAKI PR 14.408 14.458 7.241 7.345 10.115 13.429 10.236 10.852 4.922 6.957 6.930 6.795 2.620 116.308
JUMLAH
14.645 14.759 7.809 8.907 11.567 14.473 11.328 11.950 4.742 7.892 7.658 7.699 3.072 126.501
29.053 29.217 15.050 16.252 21.682 27.902 21.564 22.802 9.664 14.849 14.588 14.494 5.692 242.809
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=10= 7.
Dari analisa aspek Demografi ini, wilayah hukum Polresta Bukittinggi akan rentan terhadap unjuk rasa, demonstrasi dari warga masyarakat yang menuntut haknya sebagai pemilih namun tidak terdaftar di Panitia Pemilihan serta terjadinya perkelahian dari para pendukung dari masingmasing parpol yang ikut dalam Pemilu 2009.
a.
Sumber Daya Alam Sumber daya alam yang ada di wilayah Kabupaten Agam (Agam Timur) hanyalah pertambangan dan industri kecil yakni berupa pertambangan batu kapur dan galian ’C’ seperti di Kec Palupuh dan Kamang. Posisi Kota Bukittinggi yang terletak antara dua gunung, memberikan
panorama
yang
indah
dan
banyak
terdapat
bangunan bersejarah, menjadikan Kota Bukittinggi memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan asing maupun lokal. Ngalau Baso
yang
terletak
di
Sei.Jernih
dan
Koto
Tuo
Terusan
Kecamatan Baso yang memiliki potensi dihuni oleh burung wallet sehingga
menghasilkan
sarang
burung
wallet
yang
cukup
memberikan potensi bagi ekonomi rakyat, namun dari aspek analisa, ini sangat menimbulkan kontijensi ’cakak banyak’ antar kelompok, karena dalam pengelolaannya masih tumpang tindih antara PT. TWS, PT CBT dan juga persatuan anak nagari.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=11= b.
Idiologi Politik Dalam kehidupan bermasyarakat dan berpolitik di wilayah hukum
Polresta
Bukittinggi
dapat
memberikan
keutuhan
berbangsa dan bernegara kesatuan Republik Indonesia. Namun sangat perlu mewaspadai ancaman yang berpotensi bangkitnya Komunisme melalui sisa-sisa G 30 S PKI serta adanya Yayasan Korban Orde Baru. Banyaknya jumlah Parpol yang akan ikut dalam Pemilu 2009 menimbulkan persoalan baru bagi para pendukungnya maupun masyarakat yang akan menentukan pilihannya. Tidak tertutup kemungkinan terjadi Politik Uang (Money Politic) dari para
calon-calon
anggota
legislatif
maupun
parpol
yang
melegalkan segala cara, apalaga saat sekarang ini untuk Pemilu 2009 ditentukan dengan suara terbanyak.
Parpol yang Lulus Verifikasi Pemilu 2009 :
1.
Partai Hanura
2.
Partai Karya Peduli Bangsa
3.
Partai Pengusaha Pekerja Indonesia
4.
Partai Peduli Rakyat Nasional
5.
Partai Gerindra
6.
Partai Barisan Nasional
7.
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=12= 8.
Partai Keadilan Sejahtera
9.
Partai Amanat Nasional
10.
Partai Perjuangan Indonesia Baru
11.
Partai Kebangkitan Bangsa
12.
Partai Nasional Indonesia Marhaenisme
13.
Partai Matahari Bangsa
14.
Partai Penegak Demokrasi Indonesia
15.
Partai Demokrasi Kebangsaan
16.
Partai Republika Nusantara
17.
Partai Golongan Karya
18.
Partai Persatuan Pembangunan
19.
Partai Damai Sejahtera
20.
Partai Nasional Banteng Kerakyatan
21.
Partai Bulan Bintang
22.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
23.
Partai Bintang Reformasi
24.
Partai Demokrat
25.
Partai Kedaulatan
26.
Partai Persatuan Daerah
27.
Partai Pemuda Indonesia
28.
Partai Demokrasi Pembaharuan
29.
Partai Karya Perjuangan
30.
Partai Pelopor
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=13=
c.
31.
Partai Patriot
32.
Partai Kasih Demokrasi Indonesia
33.
Partai Indonesia Sejahtera
34.
Partai Kebangkitan Nasional Ulama
Ekonomi Masih
rendahnya
tingkat
ekonomi
masyarakat
Kota
Bukittinggi dan masih adanya kesenjangan sosial taraf hidup kelompok-kelompok
masyarakat
tertentu
yang
dapat
menimbulkan kecemburuan. Sektor pertanian banyak terdapat diwilayah Kabupaten Agam (Agam Timur) seperti persawahan, perikanan darat dan lainnya yang tidak menutup kemungkinan terjadinya ’cakak banyak’ akibat perebutan air untuk pertanian. Sektor perdagangan dalam beberapa tahun ini terjadi peningkatan perdagangan di Kota Bukittinggi yang terasa sangat pesat. Sektor Home Industri dimana banyak terdapat industri bordir, kerajinan perak, pandai sikek dan lain-lain. d.
Sosial Budaya Masih
kuatnya
pengaruh
adat,
budaya,
agama
yang
dijadikan benteng ketahanan masyarakat Kota Bukittinggi (adat basandai sara’ syara’ basandi kitabullah), namun karena Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam sebagai daerah tujuan wisata Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=14= akan tetap berpengaruh terhadap sendi adat dan budaya generasi muda. Pengangkatan gelar Datuk atau penghulu adat, memicu keributan massa sehubungan dengan perebutan harta pusako tinggi/tanah ulayat dan sako/gelar.
Konflik batas nagari dibeberapa daerah juga dapat memicu kerusuhan massa, budaya ’cakak banyak’ disebabkan oleh minuman pertunjukan
keras,
orgen
randai/rabab,
tunggal,
pertunjukan
perselisihan
paham,
saluang, perkelahian
perorangan yang berkembang menjadi pertikaian kelompok desa atau nagari.
e.
Keamanan Masih adanya terjadi perselisihan paham karena jiwa Korps yang dangkal antara personil TNI dan Polri mengakibatkan serint terjadinya perkelahian. Kota Bukittinggi yang merupakan kota wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan maupun Korps TNI dari satuan wilayah lain, hal ini yang menimbulkan kesalah pahaman di lapangan. Masih
ditemukannya
anggota
Polri
yang
melakukan
pelanggaran disiplin dan tindak pidana yang akhirnya akan berdampak terhadap menurunnya citra Polri di mata masyarakat dalam melaksanakan tugas, bahkan atas tindakan arogan yang
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=15= dilakukan oleh oknum anggota Polri didalam melaksanakan tugas bisa berakibat timbulnya reaksi dari masyarakat berupa unjuk rasa/rusuh massa ke kesatuan Polri.
8.
Analisa Kecendrungan Perkembangan Situasi a.
Aksi unjuk rasa Berdasarkan
perkembangan
situasi
dan
perkembangan
Kamtibmas di wilayah hukum Polresta Bukittinggi serta didukung dengan fakta-fakta di lapangan dari aspek Demografi, Geografi, Ipoleksosbud Hankam, maka kecenderungan kontijensi aksi unjuk rasa/russuh massa akan dipicu oleh karena masih belum tuntasnya masalah daftar pemilih yang mempunyai hak untuk ikut dalam Pemilu 2009 serta lokasi-lokasi TPS yang akan dijadikan sebagai tempat Pemungutan Suara, unjuk rasa yang akan timbul diperkirakan dari :
1)
Warga Masyarakat yang tidak terdaftar sebagai pemilih yang
didata
oleh
Panitia
Kelurahan
maupun
PPS
di
Kecamatannya masing-masing.
2)
Para calon-calong anggota legislatif yang merasa dirugikan di
dalam
pelaksanaan
kampanye
maupun
waktu
pemungutan suara.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=16= 3)
Partai-partai Politik yang merasa dirugikan parpolnya di dalam rangkaian pelaksanaan Pemilu 2009.
4)
Protes-protes daripada pendukung masing-masing calon yang ikut dalam Pemilu 2009 terhadap penyelenggara Pemilu 2009.
b.
Aksi teror dan sabotase Berdasarkan
perkembangan
situasi
politik
di
wilayah
hukum Polresta Bukittinggi, kecenderungan aksi teror/sabotase akan terjadi antara para pendukung dari masing-masing calon anggota legislatif maupun pendukung parpol-parpol pada Pemilu 2009. Kemungkinan sabotase lainnya bisa cenderung dilakukan terhadap obyek vital dan proyek vital yang ada diwilayah hukum Polresta Bukittinggi, namun hal tersebut sangat kecil sekali akan adanya aksi teror dan sabotase dimaksud.
c.
Kriminalitas berpotensi kontijensi Terjadinya penculikan terhadap para calon-calon anggota legislatif maupun terhadap para pejabat-pejabat baik dari Unsur Pemerintah maupun terhadap para penyelenggara Pemilu 2009.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=17= Terjadinya
pengembosan/hasutan
terhadap
pendukung
partai-partai politik maupun terhadap pendukung para calegcaleg
yang
akan
berjuang
untuk
mendukung
salah
satu
calon/jagoannya. Terjadinya aksi penembakan, penganiayaan, pengancaman dll terhadap calon legislatif, calon Presiden/Wapres maupun terhadap panitia Pemilu 2009.
d.
Bencana Alam Berdasarkan posisi geografi wilayah hukum Polresta Bukittinggi yang berbukit-bukit dan diapit oleh dua buah gunung (Gunung Merapi dan Gunung Singgalang) serta adanya Ngarai Sianok, disamping jalannya yang berliku-liku, bertebing terutama arah Kecamatan Palupuh menuju ke Kabupaten Pasaman, Padang Luar menuju ke Maninjau Kabupaten Agam serta Malalak. Maka hal ini sangat rentan dan berpotensi sekali terjadinya hambatan maupun kendala dalam pendistribusian logistik Pemilu 2009.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=18= 9.
Perkiraan Bentuk dan Macam Kontijensi
a.
Kontijensi aksi unjuk rasa/kerusuhan massal 1)
Indikator
a)
Cara berfikir yang sempit dalam masyarakat dengan latar belakang pendidikannya yang rendah, dimana masyarakat mudah sekali tersinggung, terprovokasi pihak lain, terpancing untuk ikut serta walaupun tidak tahu akar permasalahannya yang sebenarnya.
b)
Masih adanya instabilitas di bidang Ipoleksosbud dan Hankam.
c)
Adanya kelompok tertentu yang membangkitkan/ menyulut aksi sehingga eskalasi meningkat menuju arah kerusuhan massal yang dapat menganggu kelancaran pelaksanaan Pemilu 2009.
d)
Adanya rasa ketidak puasan dari para masyarakat maupun
para
pendukung
dari
masing-masing
kontestan Pemilu 2009 terhadap kinerja maupun keputusan dari panitia penyelenggara Pemilu 2009, sehingga akan memicu tindakan anarkis dari pada pendukung dari masing-masing kontestan tersebut.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=19= 2)
Bentuk Ancaman Faktual (AF) a)
Perkelahian antar kelompok masyarakat/nagari satu suku dan agama (Sara)
b)
Bentrokan/perkelahian antar pendukung partai politik maupun pendukung calon-calong anggota legislatif pada saat pelaksanaan kampanye.
b.
c)
Pengrusakan / pembakaran akibat kekecewaan.
d)
Pencurian saran dan logistik Pemilu 2009.
e)
Pengrusakan daerah dan adanya pemekaran wilayah
Kontijensi aksi teror / sabotase 1)
Indikator a)
Adanya ketidak puasan suatu golongan / kelompok masyarakat
tertentu
terhadap
sistem/kebijakan
pemerintah. b)
Adanya ketidak puasan kelompok/golongan yang sudah menjurus kearah pengrusakan.
c)
Adanya usaha terencana dari kelompok tertentu untuk
menghambat
kebijaksanaan ketidakpuasan maupun
berfungsinya
dalam
rangka
masyarakat
terhadap
kinerja
menimbulkan
terhadap KPU
sistem/
pemerintah
sebagai
badan
penyelenggaran Pemilu 2009.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=20= 2)
Bentuk Ancaman Faktual (AF)
a)
Sabotase terhadap suatu mekanisme atau suatu sistem
pada
berkaitan
obyek
dengan
maupun hajat
proyek
hidup
vital
orang
yang
banyak/
masyarakat.
b)
Teror
bom
pada
tempat-tempat
ibadah,
pusat
perbelanjaan/keramaian maupun terhadap lokasilokasi
yang
dijadikan
sebagai
tempat
untuk
dilaksanakannya pemungutan suara.
c)
Ancaman
pengeboman
terhadap
kantor-kantor
sekretariat parpol peserta pemilu 2009 maupun kantor KPU Kota/Kabupaten, Kecamatan maupun Keluarahan/Nagari yang dilakukan oleh orang-orang atau kelompok yang tidak puas ataupun tidak lulus dalam verifikasi partai politik maupun calon legislatif.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=21= c.
Kontijensi Kriminalitas Berpotensi Kontijensi 1)
Indikator a)
Cara berfikir yang sempit dalam masyarakat dengan latar belakang pendidikannya yang rendah dimana masyarakat mudah sekali terprovokasi pihak lain : terpancing untuk ikut-ikutan walau tidak mengetahui akar permasalahan yang sebenarnya.
b)
Masih
adanya
instabilitas
dibidang
Ipoleksosbud
Hankam c)
Kuatnya
tali
persahabatan
antara
kelompok
pendukung. d)
Tidak
taat
kepada
hukum
karena
keterbatasan
pengetahuan dan rendahnya pendidikan. e)
Merasa
lebih
berani
(istilahnya
orang
’bagak’)
sehingga tidak peduli dengan masalah hukum f)
Tidak selesainya suatu kasus/masalah
g)
Sifat
arogan
menimbulkan
dari
oknum
antipati
dari
aparat
yang
masyarakat
dapat
terhadap
oknum aparat itu sendiri.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=22= 2)
Bentuk Ancaman Faktual (AF) a)
Terjadinya ’cakak banyak’ antar kelompok karena merasa
dirugikan
oleh
salah
satu
kelompok
kontestan. b)
Terjadinya penyerangan/unjuk rasa ke Kantor Polisi (Polsek atau Polres) karena tidak puas dengan penangkapan
dan
penahanan
penyerangan
secara
seseorang
pendukungnya. c)
Terjadinya
bersama-sama
terhadap aparat yang sedang melaksanakan tugas di lapangan.
d.
Kontijensi Bencana Alam 1)
Indikator a)
Letak Geografis wilayah hukum Polresta Bukittinggi yang
berbukit-bukit
dengan
jurang
yang
curam/ngarai. b)
Struktur tanah yang labil
c)
Curah hujan yang berlebihan dan iklim yang tidak menentu
d)
Pengrusakan
lingkungan
hutan,
sungai
yang
berlebihan dan tidak terkendali.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=23= 2)
10.
Bentuk Ancaman Faktual (AF) a)
Tanah longsor
b)
Banjir
c)
Kebakaran
d)
Gempa Bumi
e)
Gunung Api Meletus
Perkiraan Kemampuan Kekuatan Lawan a.
Aksi unjuk rasa/kerusuhan massal Secara kualitas, ancaman yang akan dihadapi juga semakin meningkat, semakin komplek dan juga melibatkan massa dalam jumlah yang besar yang diwarnai dengan ancaman-ancaman. Hal tersebut juga disebabkan keterlibatan pihak-pihak yang tidak menginginkan kondisi Kamtibmas yang kondusif di wilayah hukum Polresta Bukittinggi.
b.
Aksi teror / sabotase Berdasarkan pertimbangan situasi dan eskalasi kamtibmas, kemampuan masyarakat untuk melakukan aksi teror/sabotase sangat kecil sekali disebabkan di wilayah hukum Polresta Bukittinggi potensi konflik yang menjurus ke arah perbuatan teror/sabotase sampai saat ini belum ada indikasi ke arah tersebut, kecuali adanya pihak-pihak tertentu terutama dari luar
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=24= Wilayah
Hukum
yang
sengaja
datang
untuk
melakukan
teror/sabotase diwilayah hukum Polresta Bukittinggi.
c.
Kriminalitas yang berpotensi Kontijensi Kemampuan
kekuatan
lawan
dan
kasus
kriminalitas
yang
berpotensi kontijensi diwilayah hukum Polresta Bukittinggi tidak begitu banyak kualitasnya, namun tidak tertutup kemungkinan terjadinya eskalasi yang meningkat menjelang pelaksanaan rangkaian pemilu 2009. Secara kwantitatif massa yang bisa digerakan juga tidak terlalu banyak yaitu hitungan puluhan sampai ratusan, namun apabila melihat pada kekuatan aparat yang cukup banyak dan siaga maka
mereka
dengan
sendirinya
tidak
berani
melakukan
aksinya.
d.
Bencana Alam 1)
Kuantitas ancaman antara lain : Tanah longsor, bajir, kebakaran, gempa bumi dan gunung api meletus.
2)
Mampu menghasut massa untuk melakukan pengancaman dan pengrusakan apabila terjadi unjuk rasa terhadap hasil penyelenggaraan pemilu 2009.
3)
Mampu
memimpin
dan
mengarahkan
massa
secara
terkoordinir dalam waktu yang relatif singkat.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=25= 4)
Para tokohnya mampu memotivasi dan menghilangkan jejak serta mampu mengendalikan aksi dari luar daerah atau wilayahnya untuk membangkitkan kerusuhan.
11.
Perkiraan Yang Menjadi Sasaran Kontijensi a.
Aksi unjuk rasa/kerusuhan massal, antara lain : 1)
Anggota Parpol peserta Pemilu 2009 yang akan melakukan unjuk
rasa
ke
DPRD
maupun
ke
kantor
KPU
Kota/Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan/Nagari. 2)
Ketidak
puasan
daripada
masing-masing
pendukung
kontestan yang ikut dalam Pemilu 2009 terhadap putusanputusan
dari
Komisi
Pemilihan
Umum
tentang
hasil
pelaksanaan Pemilu 2009. 3)
Tidak terdaftarnya beberapa masyarakat sebagai calon pemilih di daerahnya yang merasa marah kepada panitia penyelenggara Pemilu 2009.
b.
Aksi teror / sabotase Aksi teror yang diperkirakan terjadi dan telah terjadi di wilayah hukum Polresta Bukittinggi masih sebatas isu teror bom melalui telepon gelap yang ditujukan kepada penyelenggaran Pemilu maupun pimpinan partai politik, hal ini dilakukan oleh individu yang mempunyai kontradiksi dengan instansi tersebut.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=26=
c.
Kriminalitas yang berpotensi Kontijensi Masyarakat yang berebut pada saat penyaluran hak politiknya di lokasi TPS yang tidak mau untuk diatur/antrian serta terjadinya penyabotan, pengrusakan terhadap sarana dan prasarana logistik Pemilu
2009
maupun
penganiayaan/penyanderaan
terhadap
pantia Pemilu 2009.
d.
Bencana Alam Berdasarkan Geografi wilayah hukum Polresta Bukittinggi, maka yg menjadi sasaran kontijensi dalam menghambat jalanya pemilu 2009 adalah :
12.
1)
Tanah Longsor
2)
Banjir
3)
Kebakaran
4)
Gempa Bumi
5)
Gunung Api Meletus
Daerah/lokasi yang Rawan terjadinya Kontijensi a.
Kecamatan Banuhampu
b.
Kecamatan Sungai puar
c.
Kecamatan Baso
d.
Kecamatan Palupuh
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=27= BAB – III PRA ANGGAPAN & FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI
13.
Pra Anggapan a.
Pemilihan Umum adalah salah satu sarana untuk menyalurkan aspirasi politik daripada masyarakat untuk menentukan para wakil-wakilnya yang akan duduk di Legislatif maupun yang akan menjadi pemimpinnya.
b.
Kegiatan separatis yang masih merupakan ancaman dan bahaya laten
dimana
kegiatan-kegiatannya
akan
senantiasa
memanfaatkan setiap kerawanan yang timbul dalam masyarakat dan selalu mengikuti situasi yang berkembang dengan jalan memperbesar issu masalah kecemburuan sosial dan agama. c.
Perkembangan masyarakat, Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
berpengaruh
terhadap
peningkatan
kwalitas
dan
kuantitas gangguan kamtibmas. d.
Rasa bangga yang berlebihan terhadap suku/etnis, agama, ras dan golongan yang didasari atas rasa kesetiakawanan yang telah terjadi di beberapa daerah tidak menutup kemungkinan juga terjadi di wilayah hukum Polresta Bukittinggi.
e.
Terganggunya ekosistem alam dan tidak menentunya iklim yang akan berdampak terhadap terjadinya Bencana Alam yang dapat mengganggu jalanya Pemilu 2009.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=28=
f.
Ketidakpuasan
kelompok
pemerintah/Komisi
Pemilihan
tertentu Umum
terhadap Kota
kebijakan
Bukittinggi
dan
Kabupaten Agam (Agam Timur) akan berdampak pada unjuk rasa,
teror
dan
sabotase
yang
dapat
merugikan
dan
menimbulkan keresahan dimasyarakat selama masa pelaksanaan Pemilu 2009.
14.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi a.
Faktor Kendala 1)
Melemahnya kegiatan deteksi dini sehingga kejadian kecil yang dapat menimbulkan kontijensi tidak dapat segera dilakukan langkah-langkah antisipasi/ pencegahan.
2)
Minimnya jaringan informasi atau jaringan informasi yang ada
tidak
dapat
terbina
dengan
baik
yang
dapat
menyebabkan minimnya informasi yang diperoleh. 3)
Masih adanya sikap arogansi oknum aparat baik dalam tingkah laku sehari-hari maupun dalam penangganan kerusuhan yang berakibat dapat meluasnya kerusuhan.
4)
Kurangnya kesiap-siagaan kesatuan didalam menghadapi kejadian-kejadian yang bersifat mendadak/kontijensi.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=29= 5)
Kemungkinan terjadinya konsentrasi kekuatan ekonomi pada golongan tertentu, sehingga menimbulkan etatisme atas kepentingan modal kuat terhadap modal lemah.
6)
Kemungkinan
timbulnya
kecemburuan
sosial
akibat
kesenjangan kehidupan sosial yang dapat mengakibatkan kurangnya kesetiakawanan sosial. 7)
Kemungkinan
aksi-aksi
dari
separatis
dalam
usaha
mencapai aspirasi politiknya dengan melakukan sabotase terhadap
proyek
vital,
tindakan
pengancaman
dalam
masyarakat, aksi teror dan infiltrasi. 8)
Meningkatnya
kerusuhan
massal,
pencurian
sumber
kekayaan alam dan gangguan kamtibmas yang semakin berkembang baik kwalitas maupun kuantitasnya sebagai akibat kerawanan sosial dalam masyarakat dan semakin berkembangnya tehnologi yang semakin canggih yang mendukung ke arah tersebut.
b.
Faktor Pendukung 1)
Secara umum masyarakat Bukittinggi dan Agam Timur telah menerima Pancasila sebagai idiologi negara dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara.
2)
Tingkat kehidupan sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=30= 3)
Rasa persatuan dan kesatuan masih tetap merupakan ciri masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.
4)
Tujuan pelaksanaan Pemilu 2009 adalah mencari wakilwakil rakyat yang handal didalam menyampaikan aspirasi politiknya serta mencari dan menentukan pemimpin negara di masa 5 tahun mendatang.
5)
Kondisi
disiplin
personil
Polresta
Bukittinggi
dan
kemanunggalan serta koordinasi dengan TNI/Polri dengan rakyat tetap baik dan terpelihara.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=31= BAB- IV UPAYA PENANGGULANGAN / KONTIJENSI
15.
Pola Antisipasi menghadapi Kontijensi a.
Konsep Strategi Untuk mengamati permasalahan yang bisa menjurus kearah terjadinya rusuh massal, perkelahian antar pendukung kontestan Pemilu 2009 dapat dirumuskan dalam eskalasi bahaya yang dimulai dari tingkat keadaan aman, rawan, gawat dan kritis. 1)
Keadaan Aman Pada keadaan aman, situasi terkendali, adapun indikator keadaan aman adalah : a)
Pelaksanaan
tahapan-tahapan
maupun
pendistribusian logistik dalam rangkaian Pemilu 2009 berjalan dengan lancar mulai dari tingkat pusat sampai dengan daerah yang terpencil sekalipun. b)
Administrasi Komisi Pemilihan Umum dapat berjalan dan berfungsi dengan normal.
c)
Tidak
adanya
komplain
dari
Parpol,
calon
independen, calon legislatif dan masyarakat tentang pelaksanaan pemilu 2009. d)
Pemerintah sipil, TNI, Polri mampu melayani dan mengayomi masyarakat.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=32= 2)
Keadaan Rawan Sumber ketegangan sosial mulai meninggalkan Stadium Laten dengan indikator sebagai berikut :
a)
Banyak terjadi kecurangan di dalam pelaksanaan Pemilu 2009 dan terjadinya rusuh massa serta tindakan
lainnya
sehingga
masyarakat
merasa
gelisah dan tidak tentram.
b)
Kurang
tanggap
Pemilihan
Umum
dan
kurang
dalam
pekanya
menanggapi
Komisi aspirasi
daripada Parpol peserta Pemilu dan masyarakat yang hendak menyalurkan aspirasi politiknya.
c)
Kurangnya peran aktif dari aparat pemerintah dalam menghadapi masalah dan belum berhasilnya usahausaha
pemerintah
untuk
menangani
masalah
tersebut.
d)
Pemberitaan media massa baik media cetak maupun elektornika yang cenderung memanaskan situasi dimasyarakat.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=33= 3)
Keadaan Gawat Keresahan
sosial
yang
diakibatkan
dari
persaingan
daripada para parpol, calon legislatif yang kurang sehat dan tidak dapat dinetralisir, sehingga berkembang menjadi ketegangan sosial dalam bentuk frustasi dan keresahan yang berlanjut dengan tindakan kerusuhan massa, dengan indikator sebagai berikut : a)
Sering timbulnya aksi-aksi sepihak oleh golongangolongan
tertentu
untuk
menimbulkan
situasi
kekacauan. b)
Timbulnya ketegangan sosial antar kelompok dalam masyarakat maupun antar para pendukung partai politik di dalam masa rangkaian pemilihan umum.
c)
Timbulnya keberingasan sosial, dimana tata krama, sopan santun, adat istiadat, peraturan perundangundangan sudah diabaikan.
4)
Keadaan Kritis Pada keadaan kritis dimana kasus berkembang dengan cepat hal ini didukung oleh simpati masyarakat dengan indikator sebagai berikut : a)
Timbul beberapa kontijensi secara mendadak, rusuh massa maupun aksi teror.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=34= b)
Kekecewaan dan kerusuhan yang ditimbulkan akibat dari pergesekan diantara para pendukung parpol, calon
legislatif
maupun
calon
Presiden/Wakil
Presiden. c)
Kekuatan pengamanan yang terdapat pada Polri dan jajaran tidak cukup jumlahnya untuk mengatasi secara keseluruhan kejadian diseluruh wilayah.
d)
Melaporkan dan meminta bantuan kepada satuan atas serta aparat teritorial.
5)
Pada Tahap Rehabilitasi Pada tahap rehabilitasi sudah dapat diantisipasi sehingga keadaan menjadi normal. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan tindakan yang diperlukan dalam tahap ini, adalah sebagai berikut : a)
Bila
timbul
korban
kerugian-kerugian
manusia
penanganan
diperlukan
sampai
tuntas
materiil
rehabilitasi sampai
maupun dengan
pada
akar
permasalahannya. b)
Bila
masyarakat
sebagian
masih
sudah
merasa
aman
walaupun
trauma
akibat
adanya
musibah
maupun kejadian tersebut maka perlu diadakan pembinaan, penerangan dan penyuluhan.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=35= c)
Perlu diupayakan
secara terus menerus adakan
pendekatan, pembinaan dan penggalangan terhadap masyarakat guna mencegah adanya kemungkinan ketidakpuasan dari sebagian masyarakat maupun partai politik dengan hasil dari Pemilu 2009. d)
Bila timbul sikap apatis dari sebagian masyarakat, partai politik maupun para caleg yang tidak terpilih dalam Pemilu 2009 dan perlu diadakan upaya terus menerus
untuk
memberikan
pengertian
dan
pendekatan sehingga mereka dapat menerima hasil dari Pemilu 2009 dan dapat mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah.
b.
Kegiatan Antisipasi Dalam
rangka
melakukan
mengantisipasi
langkah-langkah
terjadinya
antisipasi
kontijensi
dengan
giat
perlu
sebagai
berikut :
1)
Untuk Kepala Bagian Operasi Polresta Bukittinggi Mempersiapkan
rencana
operasi
kontijensi
yang
terkoordinasi dengan Polsek/ta untuk mengamankan dan melakukan tindakan sesuai prosedur dan mempersiapkan kuat BKO yang sewaktu-waktu diperlukan.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=36= 2)
Untuk Kepala Bagian Binamitra Polresta Bukittinggi Melaksanakan Binluh kepada masyarakat untuk ikut secara bersama-sama menanggulangi situasi kamtibmas yang berpotensi kepada kontijensi, serta membentuk mitra kerja dengan FKPM untuk menanggulangi permasalahan.
3)
Untuk Para Kapolsek/ta Melakukan giat sebagai berikut : a)
Invetarisir daerah-daerah yang dianggap rawan agar mendapat prioritas perhatian.
b)
Koordinasi dengan instansi terkait khususnya yang membidangi/menguasai hal yang dimaksud dalam mengambil langkah-langkah antisipasi.
c)
Koordinasi dengan para Tokoh Masyarakat untuk memberikan pengertian kepada penduduk setempat yang
berada
melakukan
di
daerah
langkah
rawan
antisipasi
dan dan
diupayakan pengamanan
terhadap masyarakat.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=37= 16.
Pola Penanggulangan Terjadinya Kontijensi a.
Konsep Strategis 1)
Tindakan umum a)
Meneruskan tanda bahaya/alarm kesemua unsur yang
terlibat
kejadian
agar
untuk
segera
mendatangi
melakukan
tempat
antisipasi
dan
memberikan pertolongan. b)
Mendirikan
poskotis
untuk
pengamanan
dan
penjagaan selama daerah tersebut dianggap rawan. c)
Melakukan pengamanan dan penjagaan termasuk pengaturan lalu lintas.
d)
Memberikan bantuan penyelamatan terhadap korban termasuk
menginventarisir
masyarakat,
harta
benda
dan
mengamankan
dan
mengevakuasi
ketempat aman. e)
Memanfaatkan
bantuan
Potensi
Masyarakat
dan
Satpam setempat untuk memberikan bantuan. f)
Inventarisir dan evakuasi korban, termasuk harta benda
g)
Melakukan penelitian dan penilaian daerah-daerah yang dianggap rawan.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=38= 2)
Hal-hal yang perlu diperhatikan : a)
Tetap
memperhatikan
penanggulangan
keselamatan
diri
dalam
dan mengatasi kejadian rusuh
massal. b)
Gunakan kemampuan satwa anjing pelacak dalam pencarian
korban
maupun
pendeteksian
bahan-
bahan peledak/senjata tajam yang digunakan oleh para pelaku. c)
Waspadai timbulnya bahaya lain yang berasal dari situasi ditempat kejadian, sedapat mungkin sumber timbulnya bahaya dinetralisir terlebih dahulu.
d)
Mencari saksi, barang bukti serta para pelaku/aktor utama kerusuhan.
e)
Koordinasi
dan
keterpaduan
antar
lintas
fungsi
operasional. f)
Penugasan Satuan Brimob atas permintaan dan bersifat Back Up, Kodal berada dibawah kendali Kapolresta Bukittinggi.
g)
Sebelum dan sesudah penugasan melaporkan kepada Kapolresta Bukittinggi.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=39= b.
Cara Bertindak (CB)
1)
Tindakan terhadap aksi unjuk rasa/kerusuhan massal dalam pelaksanaan Pemilu 2009. a)
Lakukan pemblokadean massa agar tidak langsung kepada sasaran.
b)
Lakukan negosiasi yang motori negosiator agar bisa disalurkan kepada sasaran yang dikehendaki para pengunjuk rasa.
c)
Ajak
untuk
bermusyawarah
dengan
mengutus
pimpinan massa dan beberapa orang lainnya yang dianggap dipercayai sebagai utusan/perwakilan. d)
Perkuat blokade massa dengan Dalmas dan dengan menerapkan
cara
penanggulangan
massa
atau
Dalmas gaya baru. e)
Berikan
pengertian
dengan
penyuluhan
melalui
pengeras suara agar massa tidak anarkhis. f)
Pada eskalasi massa tidak bisa dikendalikan minta bantuan Back Up tambahan kekuatan.
g)
Lakukan
penindakan
dengan
mendorong
massa
untuk bisa bubar.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=40= h)
Lakukan
penangkapan
terhadap
Agitator
dan
Provokator massa yang didahului dengan lidik dan pengamatan yang tajam dari Intel. i)
Lakukan tindak tegas dan keras sesuai prosedur hukum yang berlaku serta urut-urutan tindakan Dalmas
dalam
membubarkan
unjuk
rasa/rusuh
massal.
2)
Tindakan terhadap aksi teror/sabotase a)
Pengamanan
pada
lokasi/tempat
yang
dilakukan
sabotase/ancaman (teror bom). b)
Melakukan
deteksi/penyisiran
dan
penjinakan
Handak/ Bom dilokasi terjadinya teror bom oleh Jihandak
Brimobda
Sumbar
(jika
Bom
belum
meledak). c)
Pelaksanaan pengaturan arus lalu lintas disekitar lokasi teror Bom.
d)
Memberikan peringatan kepada masyarakat untuk keluar
dari
bangunan/gedung
yang
mendapat
ancaman teror Bom dan mengarahkan ke tempat yang aman. e)
Menghubungi
pemadam
kebakaran
untuk
memadamkan api.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=41= f)
Evakuasi terhadap korban dan harta benda/barang berharga.
g)
Menghubungi Dinas Kesehatan/Rumah Sakit untuk mengirimkan tenaga medis dan ambulance untuk memberikan pertolongan terhadap korban.
h)
Menghubungi Jihandak (Gegana) dan Labfor untuk mencari dan menemukan serta menentukan bahan peledak yang digunakan.
i)
Melaksanakan penyelidikan dan penyidikan secara tuntas dalam mengungkap kasus teror Bom tersebut.
j)
Penyelidikan
terhadap
sasaran
sabotase,
berkoordinasi dengan ahli yang menguasai bentuk sabotase yang dilakukan guna penangganannya. k)
Melakukan antisipasi pengamanan terhadap sistem yang
ada
diberbagai
proyek/obyek
vital
untuk
menghindari sabotase yang lain. l)
Penyidikan secara tuntas terhadap kasus sabotase yang terjadi dengan berkoordinasi dengan instansi terkait dan para ahli yang berkaitan dengan bentuk sabotase yang terjadi.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=42= 3)
Tindakan terhadap aksi kriminalitas berpotensi kontijensi a)
Melakukan pembatasan/penyekatan terhadap kedua kelompok yang bertikai.
b)
Melakukan
pendekatan
sekaligus
melakukan
negosiasi dan himbauan terhadap Tokoh Parpol, Tokoh Adat, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat untuk dapat membantu menenangkan kelompoknya masing-masing. c)
Meminta penambahan kekuatan dari kesatuan atas/ melakukan pergeseran pasukan untuk memberikan Back Up.
d)
Melakukan
penyelidikan
untuk
menemukan
akar
permasalahan sekaligus mencari pelaku dan tokoh penggeraknya. e)
Mendokumentasikan dengan menggunakan kamera (tustel, digital) dan Handycam guna mendukung proses penyelidikan dan penyidikan.
f)
Melakukan pengaturan dan pengalihan arus lalu lintas di sekitar lokasi kejadian.
g)
Mengadakan pertemuan antara kedua kelompok yang bermasalah dengan mengikut sertakan Tokoh Parpol, Tokoh Adat, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat untuk mencegah meluasnya permasalahan.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=43= h)
Menginformasikan kepada seluruh jajaran satuan wilayah untuk melakukan antisipasi diwilayahnya masing-masing.
i)
Melakukan penyidikan secara tuntas.
j)
Melakukan pengamanan dan penjagaan di lokasi kejadian sampai situasi aman.
c.
Pelibatan Personil Kekuatan aktif : 1)
Personil Polri gabungan Staf Polresta Bukittinggi dan jajaran 2/3 kekuatan sebagai berikut : a)
Sat Reskrim
:
31 personil
b)
Sat Lantas
:
53 personil
c)
Sat Intelkam
:
17 personil
d)
Sat Samapta
:
38 personil
e)
Sat Narkoba
:
8 personil
f)
Bag Binamitra
:
5 personil
g)
Staf Polresta Bukittinggi
:
39 personil
h)
Polsekta Bukittinggi
:
53 personil
i)
Polsek Banuhampu Sei Puar
:
21 personil
j)
Polsek Tilatang Kamang
:
21 personil
k)
Polsek IV Angkek Candung
:
20 personil
l)
Polsek Baso
:
18 personil
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=44=
2)
d.
m)
Polsek IV Koto
:
15 personil
m)
Polsek Palupuh
:
15 personil
Jumlah
: 373 personil
Personil satuan samping a)
Kodim 0304/Agam
: 150 personil
b)
Pom TNI
:
c)
Satpol PP Kota Bukittinggi
: 40 personil
d)
Satpol PP Kab. Agam
: 20 personil
e)
Kesbang Linmas Kota Bkt
: 15 personil
f)
Kesbang Linmas Kab.Agam
: 10 personil
g)
DLLAJ Kota Bukittinggi
: 20 personil
h)
DLLAJ Kabupaten Agam
: 12 personil
i)
Pemadam Kebakaran Kota Bkt
: 20 personil
j)
Pemadam Kebakaran Kab. Agam
: 10 personil
Jumlah
: 302 personil
5 personil
Rencana Kebutuhan (materil dan logistik) 1)
Adapun
kebutuhan
materil
yang
mendukung
situasi
kontijensi dalam Pemilu tahun 2009 di wilayah hukum Polresta Bukittinggi berdasarkan materil dan kelengkapan yang ada antara lain :
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=45= a)
b)
c)
Ranmor (1)
Ranmor R6
=
3 unit
(2)
Ranmor R4
= 14 unit
(3)
Ranmor R2
= 91 unit
Senpi (1) Revolver
= 305 pucuk Amunisi
= 2.000 btr
(2) SV2
=
9 pucuk Amunisi
= 2.000 btr
(3) SKS
= 29 pucuk Amunisi
= 3.780 btr
(4) Ruger Mini
= 12 pucuk Amunisi
= 2.810 btr
(5) Bren MK 3
= 11 pucuk Amunisi
= 3.455 btr
Alut (1)
Borgol
= 30 unit
(2)
Tongkat T
= 120 unit
(3)
Tongkat Ruyung/karet = 40 unit
(4)
Tongkat Dalmas
= 100 unit
(5)
Helm Dalmas
= 170 unit
(6)
Tameng Fiber Glass
= 170 unit
(7)
Tamen Rotan
= 80 unit
(8)
Rompi Anti Peluru
=
(9)
Rompi Dalmas
= 170 unit
(10) Megaphone
2 unit
= 30 unit
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=46=
d)
2)
(11) Handycame
=
3 unit
(12) Police Line
= 10 unit
(13) Tustel Fujica
=
2 unit
Sarana Komlek (1)
Radio SSB
= 1 unit
(2)
Pesawat Telephone
= 10 unit
(3)
Telephone SLJJ
= 4 unit
(4)
Pesawat Kachina
= 11 unit
(5)
HT Motorolla
= 43 unit
(6)
HT Kenwood
= 25 unit
(7)
HT Alinko
= 10 unit
(8)
Internet
=
1 unit
Pada prinsipnya semua kegiatan dalam penanggulangan kontijensi akan dipenuhi menurut prioritas yang tertinggi sesuai dengan alokasi DIPA tahun 2009.
3)
Fungsi Logistik yang menonjol dalam rangka mendukung dalam menghadapi giat kontijensi ini adalah perbekalan, angkutan, kesehatan dan alkomlek.
4)
Kegiatan Logistik yang direncanakan untuk mendukung semua kegiatan dalam menghadapi setiap kontijensi yang dihadapi.
5)
Dukungan Logistik yang bersifat khusus diajukan sendiri.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=47= BAB-V KOMANDO DAN PENGENDALIAN 17.
Komando a.
Komando operasi dalam rangka menghadapi kontijensi berada pada Kapolresta Bukittinggi yang berkedudukan di Mapolresta Bukittinggi dengan No. Telp. (0752)-22530 dan penjagaan Polresta Bukittinggi (0752)-31110.
b.
Komando Taktis diadakan oleh Kapolsek/ta sesuai kepentingan.
c.
Kodal ditangani oleh Kapolresta Bukittinggi dan berkoordinasi dengan Dandim 0304/Agam, Walikota Bukittinggi dan Bupati Agam.
d.
Untuk menghadapi kontijensi disiapkan Posko gabungan yang terdiri dari unsur-unsur pimpinan TNI/Polri, Pemda, Pemko,CJS, guna akurasi dan kecepatan pengambilan keputusan, penilaian situasi serta kebutuhan pelibatan kekuatan TNI dan polri.
18.
Pengendalian a.
Dalam pengendalian operasional dengan menggunakan prosedur Komlek Polresta Bukittinggi dan alat perhubunganyang ada.
b.
Menggunakan
sistem
komunikasi
kewilayahan
yang
telah
tergelar.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=48= BAB-VI ADMINISTRASI
19.
Personil a.
Polresta
Bukittinggi
memberikan
bantuan
personil
kepada
kesatuan Kewilayahan/Polsek yang dianggap memerlukan dan dalam situasi tertentu Polresta Bukittinggi dapat melakukan pergeseran pasukan. b.
Pembinaan personil dilaksanakan berdasarkan prosedur yang berlaku guna mencapai kesiagaan yang optimal dan setiap waktu dapat dipergunakan.
c.
Pembinaan dan pemeliharaan disiplin hukum dan tata tertib merupakan tanggung jawab satuan yang digerakkan dan satuansatuan operasi dalam penyusunan rencana tindakan menghadapi kontijensi
mempedomani
keputusan
Kapolri
No.
Pol.
:
Kep/12/VI/2001 tanggal 22 Juni 2001 tentang Sisrenstra Polri dan Telegram Kapolri No Pol : TR/5/I/2009 tanggal 6 Januari 2009 tentang Menyiapkan Rencana Kontijensi Tahun 2009, Telegram Kapolda Sumbar No Pol : TR/25/I/2009 tanggal 13 Januari 2009 tentang Rencana Kontijensi Tahun.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=49= 20.
Logistik a.
b.
Bekal 1)
Bekal kelas I
(Pangan)
2)
Bekal kelas II
(Kaporlap)
3)
Bekal kelas III
(BMP)
4)
Bekal kelas IV
(Alkap)
5)
Bekal kelas V
(Amunisi)
Angkutan Kebutuhan Angkutan disiapkan Kapolresta Bukittinggi sesuai angkutan
yang
tersedia.
Jika
membutuhkan
penambahan
angkutan dan dipenuhi oleh kesatuan atas (Polda) dan bantuan Pemerintah Daerah.
c.
Dukungan Kesehatan 1)
Dukungan kesehatan diarahkan untuk kesiapan satuan, pertolongan gawat darurat dan evakuasi.
2)
Dalam kasus berat dirujuk ke RS Polri atau RS TNI dan RS Pemerintah/Swasta.
21.
Anggaran Segala
kegiatan
kontijensi
yang
diwilayah
berkaitan
hukum
dengan
Polresta
tindakan
Bukittinggi
menghadapi menggunakan
anggaran DIPA Kontijensi TA.2009 Polresta Bukittinggi. Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=50= 22.
Pelaporan a.
Dalam menghadapi kegiatan kontijensi yang memerlukan Alkom dapat menggunakan semua alkom yang dimiliki dengan sistem pelaporan jaringan Siskomwil yang tersedia.
b.
Dapat menerima bantuan Orari setempat.
c.
Pelaporan secara tertulis ditandatangani oleh penanggung jawab Kodal Operasi : Kapolresta Bukittinggi secara berjenjang.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=51= BAB-VII INSTRUKSI DAN KOORDINASI
23.
Instruksi a.
Hari ”H” jam ”J” pelaksanaan operasi menghadapi kontijensi ditetapkan/ditentukan kemudian oleh Kapolresta Bukittinggi.
b.
Kepala Bagian Operasi selaku Kaset Ops dan pelaksanaan dilapangan membuat Sprint pelaksanaan operasi menghadapi kontijensi dalam rangka Pemilu tahun 2009 dan menunjuk personil pelaksana operasi serta berkoordinasi dengan Kapolresta Bukittinggi selaku Penanggung Jawab Operasi, meminta petunjuk untuk kegiatan yang akan dilaksanakan.
c.
Kabag Ops dengan dibantu para Kabag lainnya dan para Kasatfung serta Kapolsek agar mengendalikan pelaksanaan operasi menghadapi kontijensi sehingga tercapai hasil yang optimal.
24.
Koordinasi a.
Adakan koordinasi dan kerjasama dengan Dinas/Instansi terkait terutama TNI dan Mitra Kamtibmas lainnya untuk suksesnya pelaksanaan tugas di lapangan.
b.
Perhatikan pengamanan dalam pelaksanaan tugas, baik personil, materiil maupun bahan keterangan.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=52= c.
Hindari penggunaan kekerasan dan senjata api dan apabila diperlukan penggunaan senpi harus sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=53= BAB-VIII KONSIGNES
25.
Upaya Penanggulangan a.
Mengelimir akar permasalahan dalam kerusuhan massa dalam Pemilu
tahun 2009
dan menanggani permasalahan
secara
terkoordinasi dengan kesatuan samping, instansi terkait dan potensi masyarakat. b.
Menggunakan kekuatan personil, materil dan perlengkapan All Out Force (Maksimal) dan menyiapkan kekuatan personil, materil dan perlengkapan yang sewaktu-waktu dapat digerakkan.
c.
Memberikan
arahan
kepada
seluruh
personil
agar
tidak
melakukan tindakan yang dapat menimbulkan permasalahan baru dan tetap mempedomani petunjuk yang ada.
26.
Analisa Resiko Kegagalan Dengan
mempelajari
perkembangan
kekuatan
dan
kemampuan
Polresta Bukittinggi serta kemungkinan Kontijensi yang akan terjadi, resiko kegagalan yang diperkirakan timbul dalam penangganannya adalah sebagai berikut : a.
Stabilitas keamanan akan terganggu apabila kerusuhan massal makin meluas.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=54= b.
Korban akan berjatuhan baik dipihak pelaku maupun di pihak masyarakat bahkan petugas serta kehancuran sarana dan prasarana lainnya.
c.
Kerusakan obyek vital dan proyek vital serta sarana dan prasarana lainnya yang menyangkut kepentingan orang banyak.
d.
Timbulnya korban dikalangan masyarakat dan petugas.
Dalam penanggulangan kejadian agar tidak mengganggu kelancaran pembangunan di daerah yang sudah terprogram, dengan melibatkan instansi terkait baik Pemda maupun TNI/Polri.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=55= BAB IX PENUTUP
Demikianlah rencana tindakan menghadapi kontijensi dalam Pemilu tahun 2009 Polresta Bukittinggi ini disusun untuk dapat dipergunkan sebagai pedoman didalam menghadapi Kontijensi yang diperkirakan akan timbul dan sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan di dalam menyusun rencana strategi Polri di masa mendatang.
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=56= KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR KOTA BUKITTINGGI
RENCANA KONTIJENSI MENGHADAPI PEMILU TH 2009 POLRESTA BUKITTINGGI TAHUN 2009
Bukittinggi,
Januari 2009 Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=57= KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESORT KOTA BUKITTINGGI Jl.Jend. Sudirman No. 23 Bukittinggi No.Pol. Klasifikasi
:B/ / I / 2009 :BIASA
Bukittinggi,
Januari 2009
Kepada Yth.
KEPALA KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA BARAT di Padang
SURAT – PENGANTAR Up. Karo Ops Polda Sumbar NO
ISI-SURAT
BANYAKNYA
KETERANGAN
1.
Rencana Kontijensi Menghadapi Pemilihan Umum Tahun 2009 di Wilayah Hukum Polresta Bukittinggi
1 (Satu) Rangkap
Bersama ini dikirimkan kepada KA untuk menjadi periksa.
Tembusan : 1. Kapolda Sumbar 2. Irwasda Polda Sumbar 3. Dir Opsnal Polda Sumbar Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009
=58=
Bag Ops Polresta Bukittinggi Januari 2009