RELOKASIPERMUKIMAN KUMUH DI KEBAYORAN LAMA
Dewi Hidayati, Michael Isnaeni D., R.D. Sumintardja
[email protected]
Abstract Every citizen has rights to own proper housing. For those who live in slum, they also have right to be relocated to a proper residential area. A slum at Simprug Golf 2 Street, North Grogol, Kebayoran Lama Subdistrict, South Jakarta, stands on road zone and it needs to be relocated to residential zone. Relocation should consider resident’s characteristic as shown in this research objective, which is designing flat by considering resident characteristic. Researcher applies qualitative method and collects data by conducting observation, interview, literary review and online research. The analysis is conducted to the people, the neighborhood and the building to understand the resident characters. The analysis result shows that each neighborhood has its own spesific activities. It means that the development of resident-based flat should separate the flat building based on each neighborhood. (DH).
Keywords: Relocation, Slum, Kebayoran Lama Abstrak Setiap warga negara memiliki hak untuk menempati rumah yang layak, sehingga permukiman kumuh perlu diremajakan. Permukiman kumuh yang berada di Jl. Simprug Golf 2, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan berada di atas zona jalan sehingga direlokasi ke zona hunian. Relokasi perlu memperhatikan karakteristik penduduk sehingga tujuan penelitian ini adalah mendesain rumah susun dengan memperhatikan karakteristik penduduk.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan cara observasi, wawancara, studi pustaka, online. Analisa
1
dilakukan pada manusia, lingkungan, dan bangunan untuk mengetahui karakteristik penduduk. Hasil dari analisa adalah tiap RT memiliki kegiatan masing-masing.Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa pembangunan rumah susun yang memperhatikan karakteristik penduduk adalah memisahkan bangunan rumah susun menjadi tiap RT. (DH).
Kata Kunci: Relokasi, Permukiman Kumuh, Kebayoran Lama
PENDAHULUAN Menurut Avelar et al dalam Gusmaini (2012) tentang kriteria permukiman kumuh, maka permukiman di Jl. Simprug Golf 2, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan ini masuk dalam kategori permukiman kumuh. Di mana menurut Undang – Undang Nomor 4 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman Bab III Pasal 5 Ayat 1 bahwa setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati/atau menikmati dan/atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur. Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRW) permukiman kumuh ini berdiri di lokasi di mana peruntukan sesungguhnya adalah untuk jalan raya. Upaya yang tepat untuk diterapkan pada permukiman kumuh di Kebayoran Lama yaitu relokasi.Banyak upaya pemerintah untuk meremajakan permukiman kumuh salah satunya dengan pembangunan rumah susun. Akan tetapi hal itu tidak terlalu efektif karena pemerintah tidak memperhatikan karakteristik penduduk permukiman kumuh yang akan dipindahkan. Oleh karena itu, perancangan rumah susun ini memperhatikan karakteristik penduduk permukiman kumuh tersebut. Lokasi tapak baru yang berjarak ± 800 m dari tapak lama berada di Jl. Teuku Nyak Arief, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Luas lokasi ± 1.07 Ha dengan wilayah tapak adalah R7 yang berarti zona rumah vertikal dengan KDB = 55, KLB = 3.00, KB = 8, KDH = 30. Relokasi adalah sebuah proses di mana permukiman masyarakat, aset dan infrastruktur publik dibangun kembali di lokasi lain (JHa et al, 2010). Sehingga dari definisi tersebut didapatkan bahwa penduduk, sarana dan prasarana yang ada di lokasi tapak lama dipindahkan ke tapak baru. Ridlo (2001) mengemukakan bahwa prosedur yang dapat ditempuh dalam pelaksanaan relokasi yaitu: a. Pendekatan yang interaktif pada masyarahat yang terkena relokasi dalam rangka menginformasikan rencana program relokasi tersebut b. Pembangunan forum diskusi warga sebagai wadah untuk menggali respon, aspirasi warga, dan peran serta masyarakat, dalam proyek peremajaan. Kegiatan forum diskusi ini dilakukan mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan program c. Penyusunan rencana penempatan lokasi rumah tinggal baru dengan memperhatikan aspirasi warga d. Setelah dilakukan pemindahan warga ke lokasi baru, perlu dilakukan bimbingan dan pembinaan kepada warga agar dapat menyesuaikan dengan lingkungan permukiman yang baru. Dari poin-poin di atas peneliti hanya mengambil beberapa point yang memiliki keterkaitan atau pun dapat memepengaruhi bentuk arsitektral yaitu, pembangunan forum diskusi warga sebagai wadah untuk menggali respon dan aspirasi warga, hal ini dilakukan untuk mengetahui ruang-ruang apa saja yang nantinya dibutuhkan oleh penduduk rumah susun tersebut.
METODE PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.Penelitian kualitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena.. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cendrung menggunakan analisa.Landasan teori dimanfaatkan sebabagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.
2
Data Jumlah penduduk Jumlah KK Jumlah anggota keluarga per-KK Jenis pekerjaan penduduk Kegiatan penduduk
Aktivitas yang di sekitarnya lokasi pemuiman kumuh Aktivitas yang di sekitarnya lokasi yang baru Sarana dan prasarana
Rencana tata ruang kota Analisa tapak Karakteristik penduduk
Relokasi
Rumah susun
Tabel 1 Data dan Teknik Pengumpulan Data Tujuan Sumber Teknik Menentukan besar bangunan Warga Wawancara setempat Menentukan banyaknya unit Warga Wawancara hunian setempat Menentukan tipe unit hunian Warga Wawancara setempat Menentukan ruang-ruang yang Warga Wawancara dibutuhkan dalam bangunan setempat Menentukan ruang-ruang yang Warga Observasi, dibutuhkan dalam bangunan setempat, wawancara dan lingkungan kawasan permukiman kumuh Mengidentifikasi hal-hal yang Lokasi lama Observasi mempengaruhi aktifitas di dan permukiman kumuh wawancara Mengidentifikasi hal-hal yang Lokasi baru Observasi mempengaruhi aktifitas di dan lokasi yang baru wawancara Mengetahui sarana dan Kawasan Observasi, prasarana apa saja yang permukiman studi pustaka penduduk butuhkan kumuh, teori terkait Mengetahui peruntukan lokasi Dinas Tata Online Kota DKI research Jakarta Untuk menentukan zonasi Tapak Observasi Menentukan ruang-ruang yang Kawasan Observasi, dibutuhkan dalam bangunan permukiman wawancara, dan lingkungan kumuh, jurnal studi pustaka terkait Mengetahui standar-standar Teori terkait Online dalam relokasipermukiman dan jurnal research dan kumuh terkait studi pustaka Mengetahui standar-standar SNI, jurnal Online dalam pendesainan rumah terkait research dan susun studi pustaka Sumber: Hasil Olah Pribadi
Jenis Data Primer Primer Primer Primer Primer
Primer
Primer
Primer dan skunder
Skunder
Primer Primer dan skunder
Skunder
Skunder
HASIL DAN BAHASAN Hasil dan bahasan akan menjelaskan analisa terhadap karakteristik penduduk, lingkungan dan bangunan. Di mana dalam permukiman kumuh ini terdapat tiga RT yaitu RT 08, 09, 10.
Gambar 1 Wilayah RT pada Tapak Sumber: Hasil Olah Pribadi
3
1.
Analisa Karakteristik Penduduk Analisa karakteristik penduduk dilakukan untuk membawa karakteristik penduduk permukiman di kawasan yang lama ke kawasan yang baru.Ada beberapa hal yang harus diidentifikasi untuk mengetahui karakteritik penduduk. 1.1 Kepadatan Penduduk Dari data yang didapat dari ketiga RT, telihat bahwa RT terpadat adalah RT 08, kemudian RT 09, dan RT 10. Tabel 2 Kepadatan Penduduk RT 08
Sumber: Hasil Olah Pribadi
Tabel 3 Kepadatan Penduduk RT 09
Sumber: Hasil Olah Pribadi
Tabel 4 Kepadatan Penduduk RT 10
Sumber: Hasil Olah Pribadi Jenis unit dikelompokkan menjadi beberapa unit hunian rumah susun dengan pertimbangan standar luasan unit rumah susun dan ruang yang dibutuhkan tiap jiwa dalam satu kelurga.Dari hasil analisa kepadatan penduduk didapatkan jumlah unit.
No 1
2
3
Tabel 5 Ukuran, Jenis, Jumlah Unit Jumlah Jiwa Ukuran Unit Per-keluarga Unit 1 dan 2 21 m² Tipe 1: 1 kamar Toilet Dapur Ruang cuci Ruang keluarga/tamu 3 dan 4 30 m² Tipe 2: 2 kamar Toilet Dapur Ruang cuci Ruang keluarga/tamu 5, 6, 7 50 m² Tipe 3: 3 kamar
Jumlah Unit 88
183
52
4
Toilet Dapur Ruang cuci Ruang keluarga/tamu Sumber: Hasil Olah Pribadi 1.2 Kegiatan Penduduk • Antar penduduk RT lain tidak saling mencampuri urusan masing-masing sehingga rumah susun dibuat per-RT. • Anak-anak memiliki kegiatan bersekolah dan bermain, di mana tempat bermain tidak tersedia di sini. Sehingga, dibutuhkan fasilitas tempat bermain anak.
Gambar 2 Kegiatan Anak-anak Sumber: Hasil Olah Peneliti • Ibu-ibu memiliki kegiatan di rumah dan bila sore hari sering berkumpul di tempat seadanya. Sehingga, dibutuhkan ruang berkumpul.
Gambar 3 Kegiatan Ibu-ibu Sumber: Hasil Olah Pribadi • Bapak-bapak di daerah ini tidak ada kehiatan khusus karena waktu mereka lebih banyak di luar rumah karena bekerja. 1.3 Pekerjaan Penduduk Banyak penduduk yang berkecimpung di jenis pekerjaan informal.Diantara pekerjaan informal tersebut pekerjaan pedagang dan tukang parkirlah yang paling mempengaruhi lingkungan permukiman kumuh tersbut.Pekerjaan mereka yang informal menyebabkan dibutuhkannya ruangruang yang menunjang pekerjaan mereka.Seperti ruang tempat meletakkan gerobak, ruang berjualan, dan ruang untuk menyewakan parkir.
5
Gambar 4 Pekerjaan Penduduk Sumber: Hasil Olah Pribadi Tabel 6 Fasilitas Penunjang Pekerjaan No Fasilitas Penunjang Pekerjaan 1 Ruang Gerobak 2 Ruang Berjualan 3 Ruang Parkir Sumber: Hasil Olah Pribadi 2. Analisa Lingkungan Analisa lingkungan dilakukan untuk mengetahui zoning di permukiman tersebut dan untuk mengetahui fasilitas apa saja yang akan direlokasi. 2.1 Lingkungan Tapak Lama Tapak permukiman kumuh ini berada di di Jl. Simprug Golf 2, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.Jumlah penduduk yang bertempat tinggal di permukiman kumuh ini adalah sebanyak 1.073 jiwa dalam luas wilayah ± 1.6 ha. A. Sirkulasi Tapak
Gambar 5 Peta Sirkulasi Tapak Lama Sumber: Hasil Olah Pribadi Sirkulasi pada tapak berdampak pada zoning permukiman kumuh ini di mana bagian pinggir jalan utama banyak dijadikan area usaha seperti warung makan, warung sembako, beberapa ruko, dan area yang diubah menjadi parkiran liar. B. Kegiatan dan Bangunan Sekitar Tapak Lokasi permukiman kumuh ini dekat dengan Mall Senayan City, Universitas Moestopo, dan Pertamina Learning Center.Di mana Mall Senayan City mempengaruhi kegiatan penduduk di permukiman kumuh ini.Banyak tempat dijadikan lahan parkir dan tempat makan karena banyak pegawai mall lebih memilih parkir dan makan di luar dari pada di dalam mall yang relatif mahal.
6
Gambar 6 Zoning Tapak Lama Sumber: Hasil Olah Pribadi C. Fasilitas di Dalam dan Sekitar Tapak Menurut JHa et al (2010) relokasi adalah sebuah proses di mana permukiman masyarakat, aset dan infrastruktur publik dibangun kembali di lokasi lain. Sehingga dari definisi tersebut didapatkan bahwa penduduk, sarana dan prasarana yang ada di lokasi tapak lama dipindahkan ke tapak baru. Tabel 7 Fasilitas Dipindahkan No Fasilitas 1 Lapangan 2 Posyandu 3 Paud 4 Musholla 5 Pos keamanan 6 Penghijauan Sumber: Hasil Olah Pribadi
SIMPULAN DAN SARAN Permukiman di Jl. Simprug Golf 2, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan ini masuk dalam kategori permukiman kumuh dan berada lokasi yang peruntukannya bukan untuk hunian. Sehingga permukiman dilakukan relokasi ke Jl. Teuku Nyak Arief, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Luas lokasi ± 1.07 dengan wilayah tapak adalah R7 yang berarti zona rumah vertikal dengan KDB = 55, KLB = 3.00, KB = 8, KDH = 30. Banyak upaya pemerintah untuk meremajakan permukiman kumuh salah satunya dengan pembangunan rumah susun. Akan tetapi hal itu tidak terlalu efektif karena pemerintah tidak memperhatikan karakteristik penduduk permukiman kumuh yang akan dipindahkan. Oleh karena itu, perancangan rumah susun ini memperhatikan karakteristik penduduk permukiman kumuh tersebut. Analisa karakteristik penduduk dilakukan untuk mengetahui kegiatan dan fasilitas apa saja yang dibutuhkan penduduk. Dari hasil analisa kepadatan penduduk didapatkan jumlah unit. Dari hasil analisa kegiatan penduduk dan pekerjaan penduduk di dapatkan bahwa pola hidup penduduk yang tidak mencampuri kehidupan masing-masing antar RT membuat pola hunian dikelompokkan berdasarkan RT. Sedangkan bapak, ibu, dan anak memiliki kegiatan yang berbeda di mana bapak-bapak tidak membutuhkan ruang khusus dalam kegiatannya, ibu-ibu membutuhkan ruang berkumpul dan anak-anak membutuhkan tempat bermain. Pekerjaan mereka yang informal menyebabkan
7
dibutuhkannya ruang-ruang yang menunjang pekerjaan mereka.Seperti ruang tempat meletakkan gerobak, ruang berjualan, dan ruang untuk menyewakan parkir. Untuk relokasi permukiman kumuh dibutuhkan menganalisa lingkungan tapak lama untuk mengetahui zoning di permukiman tersebut dan untuk mengetahui fasilitas apa saja yang akan direlokasi. Dari analisa tapak lama didaptkan zoning bangunan yang dapat diterapkan pada tapak baru.Zoning terbagi menjadi dua yaitu hunian bercampur dengan usaha, dan hunian saja.Hal ini dikarenakan letak tapak yang berada di pinggir jalan dan berdekahtan dengan mall.
Gambar 7 Zoning Tapak Lama Sumber: Hasil Olah Pribadi Dari hasil analisa terdapat fasilitas bangunan dan ruang luar yang akan dipindahkan, yaitu: Tabel 8 Fasilitas No Fasilitas 1 Lapangan 2 Posyandu 3 Paud 4 Musholla 5 Pos keamanan 6 Penghijauan Sumber: Hasil Olah Pribadi Menurut Bapak Djauhari Sumintardja, desain relokasi permukiman haruslah memiliki kelebihan dibanding dengan pemuiman sebelumya, agar kualitas hidupan penduduk permukiman kumuh tersebut meningkat sesuai dengan Undang – Undang Nomor 4 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman Bab III Pasal 5 Ayat 1 bahwa setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati/atau menikmati dan/atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur.
8
Tabel 9 Perbandingan Permukiman Lama dengan Permukiman Baru No
Keadaan Permukiman Lama
Keadaan Permukiman Baru
1
Terdapat 1.078 jiwa dalam luas wilayah ± 1.6 ha.Hal ini mengakibatkan padatnya permukiman dan ukuran rumah yang sempit.
Merupakan lahan kosong dengan luas wilayah ± 1.07 ha.Agar tidak terjadi kepadatan yang tinggi, maka dibuat hunian vertikal sesuai dengan ketentuan SNI.
2
Tidak adanya fasilitas penunjang untuk usaha
Terdapat fasilitas penunjang untuk usaha
3
Hanya ada jalur kendaraan, tidak terdapat pedestrian
Jalur pedestrian dibedakan dengan jalur kendaraan
4
Tidak adanya ruang terbuka hijau hanya ada sedikit penghijauan
Terdapat ruang terbuka hijau yang dapat digunakan menjadi taman.
5
Tidak adanya tempat bermain bersama untuk anak
Terdapat tempat bermain bersama untuk anak
6
Tidak adanya tempat berkumpul untuk ibuibu
Terdapat tempat berkumpul untuk ibu-ibu
7
MCK umum
Kamar mandi dalam tiap hunian Sumber: Hasil Olah Pribadi
Saran untuk peneliti selanjutnya, pengetahuan tentang karakteristik masyarakat harus bisa lebih diperdalam, karena bentuk bangunan dan kebutuhan ruang yang ada harus sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.
REFERENSI Buku: JHa, A. K., Barenstein, J. D., Phelps, P. M., Pittet, D., & Sena, S. (2010). Safer Homes, Stronger Communities: A Handbook for Reconstructing After Natural Disasters: World Bank Publications. Purnomo, Adi. (2005). Relativitas. Jakarta: Burneo Publication Ridlo, Mohammad Agung. (2001). Kemiskinan di Perkotaan. Semarang: Unissula Press Jurnal: Dharma, Agus.Peremajaan Permukiman Kumuh di DKI Jakarta. Hariyanto, Asep. (2007). Strategi Penanganan Kawasan Kumuh Sebagai Upaya Menciptakan Lingkungan Perumahan dan Permukiman yang Sehat.Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 7, No. 2. Suartika, Gusti Ayu Made. (2009). Re-housing Slum Dwellers: A Conceptional Approach of Homes. Informal Settlement and Affordable Housing Vol 1-3, Hal. 11-23. Sueyosi, Shujiet al. (2010).Growth and Residential Conditions of A Slum Lanka.Human Ercology Vol. 28, No. 1-2, Hal.55-58, Tahun 2010.
Community In Colombo, Sri
Yadav, C. S. Comparing Urban Revitaliza-tion In The United States and West Gemany.Slum, Urban Decline, and RevitalizationVol. 7, Hal.83-94. Lembaga: Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan (2014)
9
Badan Pusat Statistik (BPS) International Finance Carporation (IFC) Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Badan Standarisasi Nasional (BNS) Peraturan Pemerintah: SNI 03-1733-2004 Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRW) DKI Jakarta Undang Undang No. 16 Tahun 1985 Tentang : Rumah Susun Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 Thesis: Gusmaini.(2012). Identifikasi Karakteristik Permukiman Kumuh (Studi Kasus Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur).IPB. Bogor. Suetiani, Eny Endang. (2006). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terciptanya Kawasan Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota (Studi Kasus: Kawasan Pancuran, Salatiga). Universitas Diponegoro. Semarang. Soegiarto.(2005). Analisis yang Mempengaruhui Keputusan Partisipan Masyarakat Dalam Kegiatan Relokasi Permikiman Kumuh di Kelurahan Kauman Kabupaten Jepara.Universitas Diponegoro. Semarang.
Website: https://annisamuawanah.wordpress.com/2013/07/31/hakikat-perumahan-bagi-mbr/ http://www.maps.google.com/maps http://www.sosialisasirdtrdkijakarta.com/ http://news.detik.com/read/2015/02/24/110852/2841241/10/diresmikan-hari-ini-rusunawa-jatinegarakaum-belum-sepenuhnya-selesai http://www.jakarta.go.id
10