REHABILITASI dan REKONSTRUKSI PULAU NIAS
1
3
REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PULAU NIAS Pengarah: Jan Weetjens, Natasha Hayward, Sentot Surya Satria Penanggungjawab: Festina Lavida Penyusun: - Suhadi Hadiwinoto - Catrini Pratihari Kubontubuh - Dennie Mamonto - Eka Hasfi Adha - Wawan Munawar Narasumber lapangan: - Marihot Sigalingging - Asafati Gea - Nagasakti Peranginangin - Maurista Manik
ISBN: 978-979-16876-4-5 Diterbitkan oleh World Bank Office Jakarta untuk Multi Donor Fund dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Copyright 2011 World Bank All right reserved Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit World Bank Office Jakarta Jalan Jenderal Sudirman 52 Jakarta, Indonesia www.worldbank.org
2
4
DAFTAR ISI Pengantar
4
NIAS PASC A BENCANA
7
PEMBANGUNAN RUMAH
21
PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH
35
PEMBANGUNAN BALAI DESA
53
PEMBANGUNAN PRASARANA
65
PELESTARIAN LINGKUNGAN
83
PENDIDIKAN BUDAYA
91
PEMBANGUNAN PARTISIPATIF
105
EPILOG
115
Ucapan terima kasih Kontributor foto
118 119
3
7
PENGANTAR
Gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Samudera Hindia pada Desember 2004 dan Maret 2005 telah menyebabkan kehilangan dan kerusakan yang luar biasa di Aceh dan kepulauan Nias. Perhatian dan solidaritas yang datang dari seluruh penjuru dunia pada saat itu sangatlah besar dan belum pernah terjadi sebelumnya. Komitmen untuk memberikan bantuan atas upaya pemulihan di wilayah yang terkena bencana mencapai USD 7 milyar. Multi Donor Fund untuk Aceh and Nias (MDF) didirikan untuk mendukung upaya rekonstruksi Pemerintah Indonesia. Melalui dana yang terhimpun sejumlah USD 678 juta, MDF telah berkontribusi atas 10% dari keseluruhan upaya rekonstruksi. Para donor MDF adalah Uni Eropa, Belanda, Inggris, Bank Dunia, Swedia, Denmark, Norwegia, Kanada, Bank Pembangunan Asia, Amerika Serikat, Jerman, Belgia, Finlandia, Selandia Baru dan Irlandia. Melalui ke-23 proyeknya, MDF mampu memberikan hasil yang berkualitas serta sejalan dengan prioritas Pemerintah Indonesia. Dalam hal ini adalah pada bidang pemulihan masyarakat, infrastruktur dan transportasi, tata kelola dan peningkatan kapasitas, peningkatan proses pemulihan secara keseluruhan, pelestarian lingkungan serta dukungan terhadap pembangunan perekonomian dan peningkatan mata pencaharian. Kontribusi MDF dalam merekonstruksi dan merehabilitasi kepulauan Nias mencapai 30% dari total kerusakan akibat gempa 2005. Lebih dari USD 115 juta telah dialokasikan melalui14 proyek untuk mendukung proses rekonstruksi di wilayah ini. Proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pulau Nias (R2PN) telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi pemulihan masyarakat di kepulauan Nias melalui pembangunan rumah dan infrastruktur desa.
4
5
Melalui pendekatan berbasis masyarakat, proyek ini telah berhasil membangun lebih dari 4.400 rumah dan ratusan bangunan dan infrastruktur desa seperti sekolah, balai desa, serta jalanan dan jembatan desa. Bahkan di dalam komponen rehabilitasi sekolah, proyek ini memasukkan komponen pendidikan pusaka budaya Nias yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap budaya asli Nias yang unik dan kaya. Meskipun dihadapkan pada posisi yang menantang, dikarenakan lokasi kepulauan Nias yang terpencil dan jauh dari Sumatera Utara, R2PN telah mencapai hasil yang gemilang. Buku ini merupakan wujud dari keberhasilan proyek dan didedikasikan untuk masyarakat kepulauan Nias yang telah memainkan peran kunci dalam proses pemulihan wilayahnya. Kami sangat bangga dengan kerjasama, dedikasi dan kerja keras berbagai pihak yang telah membantu membangun kembali kepulauan Nias yang lebih baik. Kami juga berterima kasih kepada seluruh mitra dan sahabat internasional atas segala dukungannya.
Shamima Khan Manager Multi Donor Fund for Aceh and Nias
6
5
6
NIAS PASCA BENCANA
79
NIAS
Nias, di jajaran pulau-pulau paling barat di Indonesia
10
8
Nias terletak di jajaran pulau-pulau paling barat di Indonesia, berjarak 120 kilometer di sebelah barat pantai Sibolga di Provinsi Sumatera Utara. Di samping pulau utama Nias terdapat beberapa pulau-pulau kecil seperti kepulauan Batu dan kepulauan Hinako. Luas Pulau Nias adalah 5.121 km2, sedikit lebih kecil dari pulau Bali yang luasnya 5.632 km2. Jumlah penduduk Nias pada tahun 2010 adalah 756.762 jiwa. Gempa dahsyat dengan kekuatan 8,9 skala Richter pada tanggal 26 Desember 2004 yang berpusat di dekat Simelue menyebabkan tsunami yang menghantam Aceh, Nias, dan negara tetangga seperti Thailand, Bangladesh, dan India. Tsunami tersebut menelan korban 170.000 jiwa di Aceh dan Nias, dan menyebabkan banyak kerusakan pada perumahan penduduk, prasarana dan sarana umum. Bencana tsunami itu tercatat dalam sejarah sebagai salah satu bencana terburuk di dunia. Tak lama kemudian pada tanggal 25 Maret 2005 terjadi gempa tektonik berkekuatan 8,7 skala Richter dengan episentrum di sebelah utara Nias. Gempa ini menambah derita akibat gempa dan tsunami tahun 2004. Gempa tahun 2005 merenggut korban jiwa lebih dari 700 orang di Nias dan merusak 10.000 sampai 12.000 rumah serta merubah muka tanah di pulau Nias, ada yang terangkat dan ada yang menurun.
911
Kedua bencana dahsyat tersebut sangat menyengsarakan masyarakat Nias. Di samping jumlah korban yang sangat banyak dan kerusakan rumah serta kehilangan harta masyarakat yang tak terhitung, berbagai kegiatan ekonomi lumpuh karena rusaknya prasarana dan sarana umum. Diperlukan rekonstruksi dan rehabilitasi besar-besaran untuk membantu masyarakat membangun kembali ribuan rumah, prasarana dan sarana pelayanan umum, merawat korban yang memerlukan pengobatan, memulihkan sistem pendidikan dan sebagainya. Banyak bangsa-bangsa di dunia yang turut prihatin atas penderitaan masyarakat Aceh dan Nias. Mereka ingin membantu upaya pemulihan kehidupan masyarakat korban bencana. MDF didirikan pada bulan April 2005 dan didukung oleh 15 donor yaitu Uni Eropa, Belanda, Inggris, Bank Dunia, Swedia, Denmark, Norwegia, Jerman, Kanada, Bank Pembangunan Asia, Amerika Serikat, Belgia, Finlandia, Selandia Baru dan Irlandia. MDF menggunakan pendekatan bertahap untuk rekonstruksi, diawali dengan pemenuhan kebutuhan mendesak untuk pemulihan masyarakat, kemudian diikuti dengan pembangunan infrastruktur besar, pelestarian lingkungan, serta pemulihan mata pembangunan kapasitas, pencaharian. KRRP (Kecamatan_based Reconstruction and Rehabilitation Planning Project in Nias Island) atau PNPM-R2PN (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Rekonstruksi dan Rehabilitasi Pulau Nias) selanjutnya disebut R2PN dalam tulisan ini, adalah satu dari proyek MDF di Aceh dan Nias dengan dana sebesar US$51,5 juta dimana 50% disediakan oleh MDF dan 50% disediakan oleh Pemerintah. Jumlah alokasi proyek pada awalnya meliputi 2 kabupaten, namun seiring dengan pemekaran wilayah
10
12
maka jumlah alokasi sekarang meliputi 4 kabupaten dan 1 kotamadya. Jumlah desa alokasi pada awal proyek adalah 66 dan pada saat pelaksanaannya yaitu 232 desa. Jumlah posisi fasilitator untuk kegiatan ini adalah 63 orang. Proyek ini telah membangun 4.491 rumah, 100 sekolah, 110 balai desa, 149 prasarana umum. Di samping membangun gedung sekolah telah diupayakan pula meningkatkan kualitas pendidikan melalui pemahaman pelestarian alam dan budaya lokal agar murid sekolah sebagai generasi penerus lebih mengenal lingkungan dan tradisi sosialnya. Dengan berbagai kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi prasarana dan sarana umum diharapkan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Nias dapat pulih kembali. Diharapkan luka-luka fisik, sosial, dan ekonomi dapat disembuhkan dan kemudian warga melangkah lebih kuat ke masa depan.
13
11
Agar bantuan dari berbagai sumber tadi tidak tumpang tindih dan saling bertabrakan satu sama lain, maka BRR mengkoordinasikan lokasi kerja berbagai lembaga donor tersebut. Proyek R2PN mendapat alokasi 9 kecamatan di 2 kabupaten untuk digarap. Banyak lokasi yang relatif sulit untuk digarap. Bangunan dan prasarana yang rusak tidak semua terkumpul di satu lokasi yang berdekatan. Lokasinya tersebar di berbagai desa. Banyak diantaranya terletak di pedalaman yang sulit dicapai, yang belum terjangkau oleh prasarana transportasi. Kadang-kadang bahan bangunan harus diseberangkan melalui sungai yang belum mempunyai jembatan dan masih harus dipikul sambil berjalan kaki mencapai jarak 3 sampai 4 kilometer. Banyak kelambatan pelaksanaan pembangunan disebabkan oleh kelambatan proses penyelesaian penentuan penerima manfaat rumah, sulitnya akses dan kurangnya tenaga tukang berpengalaman pada saat itu karena kebutuhan pembangunan meningkat pesat di seluruh penjuru pulau ini. Demikian pula staf teknis berpengalaman menjadi rebutan berbagai proyek yang sedang berjalan dan tingkat perpindahan antar proyek cukup tinggi. Harga bahan bangunan meningkat tajam sehingga berbagai perhitungan harus disesuaikan kembali. Iklim setempat juga banyak menghambat. Musim hujan di Nias yang relatif panjang banyak memperlambat pelaksanaan proyek. Karena berbagai hal tersebut penyelesaian proyek tertunda dari tanggal 30 Desember 2009 menjadi 30 Juni 2011. Meskipun mengalami beberapa hambatan disana-sini tetapi proyek R2PN telah berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik. Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari berbagai kegiatan tersebut yang dapat dimanfaatkan dalam program penanggulangan bencana di berbagai daerah di Indonesia.
12
14
Teluk Dalam
Lolowau
Lahusa
Amandraya
Tuhemberua
Satuan
Namohalu Esiwa
Gido
Idanogawo
Lolofitu Moi
Pembangunan yang sudah diselesaikan R2PN yang tersebar di 9 kecamatan.
Rumah *
Unit
404
485
479
297
361
744
423
425
415
Sekolah
Unit
12
9
9
10
16
9
12
13
10
Balai Desa
Unit
-
-
-
-
-
31
7
41
31
Jalan
M'
18,380
13,577
17,088
13,106
10,401
10,700
14,450
18,178
12,257
Jembatan
Unit
-
-
2
3
3
1
1
-
-
Gorong-gorong
Unit
-
-
-
-
-
46
7
51
22
Saluran air
M'
-
-
-
-
462
-
800
-
3,104
Saluran irigasi Tembok penahan tanah dan bronjong
M'
-
-
-
-
-
-
650
-
-
M'
-
-
-
100
-
990
163
1,485
649
Sumur gali Perpipaan air bersih
Unit
-
-
3
-
-
3
-
14
-
1,227
1,501
-
-
1.728
5,983
-
1,400
-
MCK
Unit
2
1
8
-
8
-
Hidran umum
Unit
-
-
-
-
1
-
-
-
-
Poskesdes
Unit
-
1
-
-
-
-
-
-
-
Pasar desa
Unit
-
-
-
2
-
-
-
-
-
Kelas sekolah Fasilitas pendukung endidikan
Ruang
-
;-
7
-
3
4
-
-
-
Paket
-
-
-
-
-
1
-
-
-
M'
2
* 458 unit rumah dibangun oleh BRR dengan menggunakan dana R2PN di Kabupaten Nias. 15
13
14
16
Kerusakan rumah, balai desa, sekolah, rumah sakit, jalan, jembatan, saluran terjadi dimana-mana, di kota-kota maupun perdesaan. Korban jiwa sanak famili dan handai taulan meninggalkan trauma yang sangat mendalam. Pemulihannya ke arah kehidupan normal bukanlah sesuatu hal yang sederhana.
15 17
Masyarakat berusaha segera memulihkan kegiatan ekonomi, membuka warung, bengkel sepeda dan sebagainya
16 18
17 19
Meniti jembatan yang rapuh atau menapak tebing yang terjal menuju lokasi proyek terpencil di pedalaman.
18 20
Membawa bahan bangunan menyusuri sungai atau mendaki bukit-bukit tidak menjadi halangan
19 21
20
PEMBANGUNAN RUMAH
23
21
Ketika gempa menghancurkan ribuan rumah di Nias, mereka kehilangan tempat berteduh, tempat kembali dan istirahat setelah bekerja, tempat berlabuh di saat badai, tempat membina keluarga menuju masa depan yang lebih baik. Tanpa rumah, seluruh proses kehidupan keluarga terganggu, karena itu pembangunan rumah menjadi prioritas rehabilitasi dan rekonstruksi pulau Nias.
22 24
Pembangunan perumahan merupakan kebutuhan mendesak yang harus segera ditangani. Semula direncanakan untuk membangun 5000 unit rumah dengan standar luas 36 m2 dengan harga rata-rata US$ 6000 per unit. Dengan padatnya kesibukan pembangunan di seluruh Nias maka bahan bangunan menjadi langka dan harganya melonjak tinggi. Proyek ini menyelesaikan 4491 rumah standar dalam beberapa versi yang boleh dipilih oleh warga. Dinding dibuat dengan pasangan bata lega yang diplester. Atap seng gelombang yang didukung oleh rangka atap dari baja ringan.
23
Prinsip dasar proyek ini adalah transparansi dan partisipasi di mana seluruh warga diajak untuk merencanakan bersama, mengambil keputusan bersama, dan membangun bersama secara terbuka. Diusahakan untuk menyerap pandangan dari seluruh lapisan masyarakat dan mencegah dominasi dari kelompok atau tokoh tertentu. Diusahakan pula untuk mendorong kaum perempuan aktif dalam proses ini. Pengambilan keputusan dalam proyek ini dilakukan melalui musyawarah desa khusus perempuan agar mereka bebas menyatakan pendapat. Dalam tradisi lama kaum perempuan tidak terlibat dalam musyawarah adat dan pengambilan keputusan komunitas, karena itu untuk memasyarakatkan peran serta perempuan diperlukan proses dan waktu yang cukup lama. Peran serta perempuan dalam proses pembangunan rumah sangat penting karena merekalah yang akan paling lama tinggal di rumah, merekalah yang menggunakan, merawat, dan memelihara rumah itu. Oleh sebab itu dalam proyek ini perempuan yang berperan aktif dalam pengambilan keputusan di desanya.
24
26
Pembangunan rumah diawali dengan penetapan siapa saja yang berhak mendapat rumah baru melalui musyawarah warga yang memastikan bahwa penerima bantuan rumah memang hanya mereka yang berhak dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Kadang-kadang muncul sengketa antara para ahli waris yang berselisih. Proses penyelesaian sengketa ini kadang-kadang harus melalui perdebatan panjang sehingga memerlukan waktu satu atau dua bulan, yang pada gilirannya sangat memperlambat penyelesaian proyek.
Setiap penerima bantuan dipotret dan direkam
Untuk mencegah manipulasi dan duplikasi dalam penetapan kelompok sasaran maka setiap penerima bantuan dipotret di depan rumah atau lokasinya. Penetapan penerima bantuan dilakukan dalam musyawarah terbuka yang dihadiri oleh warga desa tersebut dan diumumkan pada papan pengumuman di depan Balai Desa. Terdapat masa tenggang satu bulan bagi warga untuk menyampaikan sanggahannya sehingga diperlukan waktu tambahan untuk mengklarifikasi dan menyelesaikan sanggahan yang sering memperlambat penyelesaian proyek. 27
25
Dalam pembanguan rumah diusahakan menggunakan bahan yang tersedia atau mudah didapat di lapangan. Dinding dibangun dengan bata lega yang dibuat oleh warga sendiri. Semen, kaca, atap seng gelombang, engsel, serta instalasi listrik dan air didatangkan dari luar. Kalau rangka atap menggunakan kuda-kuda kayu dikhawatirkan bahwa kebutuhan kayu yang sangat banyak untuk membangun ribuan rumah akan mengancam kelestarian hutan di Nias. Karena itu diputuskan untuk menggunakan rangka atap dari konstruksi baja ringan, meskipun ini akan menyulitkan karena harus didatangkan dari Sumatera.
Dalam penggunaan kayu untuk berbagai kebutuhan harus dipastikan bahwa itu berupa kayu sederhana yang didapat di kampung dan tidak dari menebang hutan yang harus dilestarikan. Sikap dasar penghematan kayu dan penyelamatan hutan perlu dibina dan dikembangkan sejak dini.
26
28
Ada juga sebagian warga yang masih terbiasa buang air di sungai. Mereka tidak suka ada WC di dalam rumah karena dianggap kotor. Pada kelompok ini perlu diadakan pendekatan lebih dahulu. Pada akhirnya mereka dapat juga diajak menggunakan WC yang ditempatkan di bagian belakang rumah. WC itu dilengkapi dengan septic tank. Disediakan juga tangki air untuk menampung air hujan dari cucuran atap.
27
Salah satu penerima bantuan rumah adalah keluarga Ibu Kasih Riang Gulo di desa Lasara Idanoi. Mereka mempunyai dua anak yang sudah tumbuh dewasa. Di samping pendapatan suaminya yang bekerja sebagai pegawai negeri, mereka mengusahakan kebun bibit di halaman rumah yang menghasilkan pendapatan cukup lumayan. Dengan maraknya kegiatan perkebunan, penghijauan dan penghutanan kembali maka usaha pembibitan juga semakin berkembang.
28
30
Penerima lain adalah keluarga Alvizatulo Zelava yang mempunyai 12 orang anak dari satu orang isteri. Sebagian anak-anak sudah berkeluarga, tetapi yang lain masih tinggal satu rumah disini. Bahkan seorang bibi juga tinggal disini. Keluarga ini menambah luas rumahnya ke belakang. Ruang dalam terlihat rapih. mereka suka mencat rumahnya dengan warna hijau.
Pak Alvizatulo dan si bungsu dimuka rumah hijau
29 31
Bapak Emanueli Zelava mempunyai kebun setengah hektar yang ditanami kakao yang diselingi dengan tanaman sayuran. Ia tekun menggarap kebunnya dan pendapatannya cukup. Mereka bersyukur bahwa rumah yang rusak akibat gempa telah diganti dengan rumah baru yang memadai. Meskipun banyak masalah berat yang harus dihadapi tetapi mereka optimis melihat ke masa depan.
Pada dasarnya rumah 36 m2 cukup untuk keluarga dengan dua orang anak, tetapi banyak juga keluarga dengan lebih dari dua anak, bahkan ada keluarga besar yang turut bertempat tinggal di rumah itu, seperti kakek, nenek, bibi dsb. Ada yang memaksakan diri tinggal dalam rumah berkamar dua itu, ada pula yang menambah luas rumah ke samping atau ke belakang. Beberapa keluarga yang cukup berada memperbaiki ruang dalam rumahnya, memasang ubin keramik, menambah serambi depan dan sebagainya, tetapi sebagian besar tetap dalam susunan rumah aslinya. Pada umumnya penerima manfaat rumah R2PN cukup senang dengan rumahnya. Ada beberapa keluhan dari mereka yang pada waktu sebelum gempa mempunyai rumah yang lebih besar.
30
32
31 33
Berangkat dari satu desain standar mereka mengembangkan berbagai variasi
Rumah disesuaikan dengan keadaan lapangan, kebutuhan, dan selera masing-masing
32 34
Kamar mandi & WC
Rumah merangkap warung
Tangki air
Septic tank
33 35
kamar mandi dan wc tangki air Rumah di tepi hutan
34
PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH
37
35
SD Tuhemberua
36 38
Proyek R2PN telah berhasil membangun 100 gedung sekolah di 9 kecamatan, diantaranya ada 6 gedung bertingkat karena luas lahan yang tersedia di lokasi tersebut kurang mencukupi. Lokasi sekolah yang dibangun adalah 12 unit di Gido, 9 di Idanogawo, 9 di Lolofitu Moi, 10 di Namohalu, 16 di Tuhemberua, 9 di Amandraya, 12 di Lahusa, 13 di Lolowau, 10 di Teluk Dalam. Pada umumnya gedung sekolah dibangun di lokasi lama dari sekolah yang rusak sehingga kebanyakan tidak memerlukan pembebasan tanah tambahan. Namun dalam beberapa kasus yang memerlukan pengadaan tanah tambahan, maka dapat dilakukan dengan sumbangan dari masyarakat setempat atau kompensasi ganti rugi. Dalam hal ini kompensasi ganti rugi tidak dapat didanai oleh proyek, sehingga pengadaan tanah di sini lebih banyak dari sumbangan masyarakat. Terkadang ada gugatan oleh ahli waris yang merasa tidak dilibatkan pada waktu tanah dihibahkan untuk bangunan sekolah. Proses penyelesaian sengketa tanah bisa memakan waktu yang cukup lama.
39
37
Jalan Masuk ke Sekolah
Halaman tempat bermain
SD Turumbaho, desa Botolakha, kecamatan Tuhemberua beruntung karena ada dermawan lokal yang meyumbangkan tanahnya untuk SD tersebut dan sekolah kejuruan di dekatnya. Lebih jauh ke belakang ada dua sekolah kejuruan. Lokasi tanah itu sangat baik, di dekat jalan raya di belakang gereja. Sekolah ini mempunyai 6 ruang kelas, ruang guru dan kepala sekolah, serta satu ruang perpustakaan. Sekolah yang baru saja selesai dibangun itu sudah mulai dipergunakan. Ruang perpustakaan juga sudah diisi dengan buku-buku dan beberapa alat peraga. Para guru menyarankan agar ada seorang tenaga ahli yang khusus mengelola perpustakaan. Para guru juga mengusulkan agar lebih sering diadakan pelatihan untuk peningkatan kualitas guru. Sekolah ini belum menggunakan komputer karena belum tersambung ke jaringan listrik. Ada generator tetapi hanya digunakan untuk keadaan darurat. Tegangan voltasenya yang naik-turun juga kurang baik untuk peralatan elektronik.
38 40
Bermain di halaman sekolah
Serambi depan kelas
Bapak Zai menyumbang tanah
Sekolah Dasar Lolofitu Moi terletak pada dua sisi jalan kecil di lereng bukit. Ada jembatan gantung kecil yang menuju ke sekolah itu. Murid-murid datang dari desa sekitarnya yang berjarak 1-2 kilometer. Pada waktu hujan perjalanan itu tidak begitu mudah. Jumlah guru cukup memadai tetapi sebagian masih berstatus sebagai tenaga honorer. Diharapkan bahwa tenagatenaga honorer ini dapat segera ditetapkan sebagai PNS. Keadaan ruang kelas dan halaman terpelihara dengan baik.
Salah satu SD yang dibangun di Kecamatan Lolofitu Moi
41
39
Murid-murid bersemangat dan belajar dengan ceria
40 42
Mereka sangat menikmati suasana di sekolah
41 43
42 44
Jembatan gantung menuju sekolah, agak berbahaya untuk anak kecil
45
43
Ini adalah salah satu gedung Sekolah Dasar yang dibangun bertingkat karena luas tanahnya kurang mencukupi. Di SD ini tiga ruang kelas terletak di lantai dasar dan tiga kelas lagi diatasnya. Ruang guru dan perpustakaan dibangun pada bagian lain yang agak tinggi.
44 46
Permainan tradisional dan pelajaran menyanyi sangat disukai anak-anak disamping matematika dan ilmu pengetahuan sosial. Disini tampak seorang anak mengajak teman sekelasnya bergembira dan bernyanyi bersama. Beberapa sekolah beruntung mempunyai halaman yang luas dan hijau untuk murid bermain dan berolahraga.
45 47
Beragam situasi dan warna sekolah
46 48
SD Hiliweto
Meskipun bangunan sekolah bertingkat masih merupakan sesuatu yang relatif baru, tetapi anak-anak di perdesaan sudah menyesuaikan diri dan tidak mengalami kesulitan apapun. Memang, kesulitan mendapatkan tanah tambahan telah mendorong pembangunan sekolah bertingkat. Kesulitan mendapat lahan akan lebih banyak dihadapi di daerah yang padat. SD Saewe
SD Sihare’o
47 49
Ketika banyak gedung sekolah rusak akibat gempa banyak anak-anak harus bersekolah di bangunan darurat agar kegiatan belajar tidak terhenti. Dengan sarana seadanya murid dan guru terus melanjutkan kegiatan dengan semangat tinggi. Tentu saja mereka berharap bahwa keadaan darurat itu dapat segera diatasi.
48 50
Lingkungan sekolah dengan banyak kawan-kawan dan berbagai kegiatan yang menarik merupakan dunia anak yang sangat menyenangkan. Bapak dan Ibu Guru membimbing lingkungan sekolah dapat memperkuat potensi positif pada anak-anak dan menyiapkan pembekalannya ke masa depan.
49 51
Gambar perspektif gedung sekolah.
Pemetaan desa oleh warga
50 52
Bangku murid disiapkan
Perpustakaan
Alat olahraga
Alat musik
51 53
52
PEMBANGUNAN BALAI DESA
55
53
Balai Desa di Hilindrasoniha, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan Balai Desa di Hilindrasoniha, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan
Balai Desa merupakan sarana yang penting untuk meBalai Desa merupakan sarana yang penting untuk mengembangkan interaksi sosial diantara sesama warga agar ngembangkan interaksi sosial diantara sesama warga agar dapat lebih akrab dan aktif bersama membangun desanya. dapat lebih akrab dan aktif bersama membangun desanya. Pola kegiatan gotong royong sesama warga perlu terus Pola kegiatan gotong royong sesama warga perlu terus didorong dan dirangsang agar tidak susut dan hilang. Di didorong dan dirangsang agar tidak susut dan hilang. Di beberapa desa pola ini terasa sudah menipis dan perlu beberapa desa pola ini terasa sudah menipis dan perlu diperkuat lagi agar dapat menjadi modal dasar yang kuat diperkuat lagi agar dapat menjadi modal dasar yang kuat ke masa depan. ke masa depan. Mengingat proyek R2PN berbasis komunitas, maka peran Mengingat proyekvital R2PN berbasis komunitas, maka peran Balai desa sangat karena musyawarah warga untuk Balai desa sangat vital karena warga dari untuk mencapai konsensus adalah musyawarah bagian utama mencapai konsensus adalah bagian utama dari keseluruhan proses. Mulai dari pemahaman masalah keseluruhan proses. potensi, Mulai pengkajian dari pemahaman masalah bersama, pengenalan alternatif, dan bersama, pengenalan potensi, alternatif, dan pengambilan keputusan haruspengkajian melalui musyawarah pengambilan keputusan harus melalui musyawarah warga. Demikian pula kesepakatan siapa yang akan warga. Demikian siapa dan yangsiapa akan menerima bantuan, pula siapa kesepakatan yang lebih dahulu menerima bantuan, yang lebih dahulu selanjutnya, ditetapkansiapa melalui musyawarah desa.dan siapa selanjutnya, ditetapkan melalui musyawarah desa.
54
56
56
Balai Desa merupakan ruang pelatihan untuk memperjuangkan aspirasi warga sambil menghargai hak dan pendapat orang lain. Di sini dikembangkan kemampuan berorganisasi, kemampuan mengenali masalah, dan mencari solusi bersama. Balai desa juga merupakan ruang pelatihan untuk mempelajari pendekatan dan teknologi baru serta mencoba mengembangkan inovasi lokal yang kreatif. Dari Balai Desa berkembang proses dinamisasi dan demokratisasi yang nyata. Semula anggaran ini disediakan untuk kantor pemerintahan seperti kantor camat dan sebagainya, tetapi pada awal pelaksanaan PMD menegaskan kebijakan pemerintah bahwa kantor Kecamatan tidak dapat dibiayai dengan anggaran proyek yang disalurkan sebagai anggaran Pemerintah Pusat. Karena itu disepakati untuk membangun kantor desa yang dilengkapi dengan ruang untuk pertemuan komunitas dan berbagai kegiatan warga lainnya. Karena Bupati Nias tidak menyetujui ketentuan ini maka pembangunan Balai Desa digeser ke Nias Selatan yaitu sejumlah 110 unit. Balai desa dibangun dengan atap tinggi mengikuti bangunan tradisional Nias. Atap itu menggunakan seng gelombang dengan rangka kayu. Balai Desa merupakan bangunan berstruktur beton bertulang dengan dinding rendah disekelilingnya. Dinding bagian atasnya terbuka. Ada beberapa desa yang ingin lebih menampilkan karakter bangunan Nias dengan menambahkan beberapa ornamen dan patung seperti yang banyak terdapat pada bangunan tradisional Nias. Di bagian belakang terdapat ruang tertutup yang dapat dipakai sebagai kantor, gudang dan WC. Balai Desa dibangun di atas tanah komunitas atau tanah sumbangan yang diusahakan dekat ke pusat desa sehingga mudah dicapai warga dari berbagai penjuru.
57
55
Balai Desa bernuansa Nias dengan 2 lasara di halaman depan dan ornamen di tiang ujung
56 58
Beberapa variasi balai desa berangkat dari satu standar desain yang sama
Masyarakat banyak bermain dengan beragam warna dan detail bangunan.
57 59
Balai Desa merupakan tempat masyarakat bermusyawarah membangun konsensus menyepakati pembangunan untuk masa depan bersama. Perempuan aktif berperan dalam pengambilan keputusan.
58 60
Balai Desa dapat juga menjadi tempat belajar dan berkesenian. Disamping para tetua adat dan masyarakat dewasa, kelompok muda-mudi juga memerlukan ruang untuk berkegiatan Pada dasarnya balai desa harus dapat memberi manfaat pada seluruh lapisan masyarakat, tua-muda, kaya-miskin, pria-wanita, pegawai, pedagang, petani, dan siapapun warga desa itu.
59 61
Gambar perspektif rancangan Balai Desa
Balai Desa ditepi pantai
60
62
Balai Desa di kebun kelapa
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pulau Nias merupakan hasil koordinasi bersama antara Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) Kementerian Dalam Negeri, Multi Donor Fund, PNPM Mandiri, BRR, dan Pemerintah Kabupaten didukung oleh berbagai organisasi masyarakat dan komunitas warga setempat. Di sini terlihat bahwa dengan semangat kebersamaan telah berhasil dilaksanakan tugas berat membangun kembali Nias pasca tsunami 2004 dan gempa 2005. Berbagai liku-liku kerumitan prosedural telah berhasil diatasi dan dilalui dengan baik.
61
Proses konstruksi fondasi, kolom, dan dinding telah selesai.
struktur beton di ruang dalam
dan rangka atap mulai terpasang
64
Tampak muka dan denah Balai Desa
65
63
64
PEMBANGUNAN PRASARANA
67
65
Pembangunan prasarana dapat mencakup menu yang luas seperti jalan, jembatan, gorong-gorong, saluran air, saluran irigasi, tembok penahan tanah, sumur gali, perpipaan air bersih, Mandi Cuci Kakus (MCK), hidran umum, Pos Kesehatan Desa, pasar desa dan sebagainya. Disini diutamakan prasarana lokal berskala desa.
66
Prasarana jalan yang sudah mulus
Akses yang belum tergarap
67
Mereka yang menyeberang harus sangat berhati-hati
Bersama kita bisa
Bekerja di pedalaman dengan tenaga dan peralatan sederhana menjadi tantangan utama yang harus dihadapi. Mereka bekerja dengan semangat tinggi, menyadari bahwa tugas yang diemban sangat penting bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Semua bekerja keras
68 70
Pria dan wanita sama-sama bekerja keras
69 71
Semangat dan dedikasi
70 72
Harus cermat dan tepat
71
Pengawasan Teknis
Jalan di dalam desa dan jalan antar desa sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat. Diusahakan perencanaan lokasi dan desain yang efektif dan efisien disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anggaran yang tersedia. Ada tiga tipe jalan yang dibangun: (a) jalan setapak yang dapat digunakan untuk kendaraan beroda dua, (b) dua lajur jalan kendaraan beroda dua yang dapat dipakai untuk kendaraan beroda empat, (c) jalan kendaraan beroda empat dalam ukuran minimum untuk jalan desa. Untuk pejalan kaki atau kendaraan roda dua Jalan kendaraan roda 4
72
Dua lajur jalan kendaraan roda dua
74
Jalan antar desa semakin baik dan terhubung satu sama lain
73 75
Warga di beberapa desa membangun jembatan yang beratap supaya jembatan itu lebih tahan lama. Dibangun juga beronjong batu untuk menahan tepi sungai supaya tidak tergerus erosi. Upaya-upaya tersebut akan membantu terpeliharanya prasarana dan lingkungannya.
74 76
Saluran air melintasi kebun
Saluran air melintasi kebun dan sawah.
75
77 Saluran irigasi
Bak penampungan dibangun untuk menyimpan air bersih dan menyalurkannya kepada warga di sekitarnya melalui jaringan pipa. Pipa itu menuju hidran yang terpasang di dekat kelompok rumah penduduk. Warga yang memerlukan dapat mengambil air bersih dari sini.
76 78
Pos Kesehatan Desa memberikan pelayanan kesehatan kepada warga di perdesaan sehingga mereka dapat menangani masalah kesehatan dengan cepat dan mudah tanpa harus membawa pasien ke kota. Pos Kesehatan Desa dilayani dokter dan tenaga paramedis yang siap dengan pelayanan dasar termasuk persediaan obat generik untuk menanggulangi masalah kesehatan yang sederhana. Masalah kesehatan yang lebih kompleks dirujuk pada pelayanan di tingkat Kecamatan atau Kabupaten/Kota. Fasilitas ini dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat perdesaan. 79
77
Pasar desa sangat diperlukan sebagai tempat untuk jualbeli berbagai barang kebutuhan masyarakat. Para petani, pengrajin, dan pengusaha industri kecil dapat memasarkan produknya. Konsumen dapat membeli bahan makanan, pakaian, alat-alat dan berbagai kebutuhan lainnya. Pasar desa memutar roda ekonomi desa dan menjamin pasokan kebutuhan masyarakat. Pasar yang lama kebanyakan berlokasi di tepi jalan raya dan sering mengganggu kelancaran lalu lintas antar kota. Pembangunan pasar desa pada lokasi yang baik dan benar sangat dibutuhkan untuk mengatasi gangguan kelancaran dan keselamatan lalu lintas. Pembangunan pasar desa perlu dikedepankan sebelum menjadi masalah krusial yang sulit diatasi.
78 80
Pasar yang baru selesai dibangun sudah aktif dimanfaatkan. Dalam waktu singkat pasar sudah mulai hidup dan berkembang
Pembeli dan penjual merasa lebih nyaman. Pasar dapat dikelola dengan efisien
Pasar yang baru lebih lapang, bersih, teratur, dan tidak mengganggu arus lalu lintas
79 81
Jaringan jalan yang semakin baik dan mulus mendorong banyak kegiatan masyarakat dalam industri kecil, perdagangan, pariwisata dan banyak kegiatan lainnya. Perkembangan ini dapat lebih dipercepat dan lebih bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat jika dipacu dengan berbagai bimbingan dan promosi. Jalan yang mulus juga merangsang pengendara memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Kesadaran tertib berlalulintas dan keselamatan berkendara sangat perlu ditingkatkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
80 82
Dengan terbukanya akses, terbuka pula kesempatan untuk kreativitas dan inovasi pengembangan usaha
81 83
82
PELESTARIAN LINGKUNGAN
85
83
Dengan adanya begitu banyak bangunan yang harus dibangun kembali setelah gempa, kebutuhan bahan bangunan kayu melonjak dengan sangat drastis dan dikhawatirkan akan mengancam kelestarian hutan di Pulau Nias. Upaya mendatangkan kayu dari pulau-pulau kecil di sekitarnya juga akan mengancam membahayakan kelestarian hutan di pulau kecil tersebut, sementara mendatangkan kayu dari daratan Sumatera akan sulit dan mahal karena harus menyeberangi laut dengan jarak yang cukup jauh. Karena itu diusahakan untuk mengurangi jumlah kebutuhan dan penggunaan kayu antara lain dengan cara: (i) menggunakan baja ringan untuk rangka atap rumah dan sekolah, (ii) menggunakan kayu secara berulang, misalnya pada bekisting, (iii) menggunakan perancah dari bambu atau dahan kayu, dan (iv) Pemantauan penggunaan kayu secara rutin Selain itu dikembangkan upaya untuk legislasi kayu serta memastikan bahwa kayu yang digunakan berasal dari hutan rakyat melalui verifikasi oleh konsultan lapangan. Proyek R2PN mengadakan pelatihan pengenalan dan pengukuran jenis kayu untuk 60 Kepala Desa, serta mendorong Pemerintah Daerah untuk menerbitkan SK Bupati untuk penetapan Kepala Desa tersebut selaku Pejabat Pembuat SKAU (Surat Keterangan Asal Usul Kayu Rakyat).
86
84
Nias hijau yang terancam kelestariannya
Diusahakan untuk menggiatkan penghutanan kembali dan penanaman pohon di pekarangan dan jalan desa. Setiap penerima manfaat rumah R2PN diwajibkan menanam minimal 12 pohon, setiap pembangunan sekolah dan Balai Desa masing-masing diwajibkan menanam 60 pohon. Sampai dengan bulan Juni 2011 telah ditanam 117.000 pohon mahoni oleh penerima manfaat. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari jumlah yang semula direncanakan. Selain itu diadakan pelatihan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) bagi penerima manfaat rumah, balai desa, sekolah, serta prasarana dan sarana desa. Beberapa masalah yang dihadapi antara lain kurangnya pemahaman masyarakat dan konsultan lapangan, serta masih belum optimalnya kegiatan supervisi dan respon aparat. Untuk mensukseskan program ini diusulkan untuk menambah jumlah bibit, mendorong keterlibatan pemerintah lokal, meningkatkan kemampuan kosultan melalui pelatihan, memaksimalkan supervisi pada tingkat kabupaten dan kecamatan, serta meningkatkan kepedulian masyarakat melalui media informasi.
85 87
Pembibitan
Pengiriman bibit ke lokasi penghijauan
Penanaman
86 88
Anak-anak belajar mengenal dan mencintai pohon, menanam dan memeliharanya
87 89
Identifikasi jenis kayu
Mengukur kayu
Anak-anak akrab dengan lingkungannya
88 90
89 91
Seorang guru menanam pohon dihalaman sekolah yang sedang dibangun
90
PENDIDIKAN BUDAYA
93
91
Disamping pemenuhan kebutuhan dasar secara fisik, Proyek R2PN bermaksud mendukung penguatan pemahaman budaya local dan pelestariannya melalui Program Pendidikan Budaya sebagai bagian dari Peningkatan Mutu Sekolah / School Improvement. Istilah heritage dalam bahasa Indonesia diterjemahkan secara bervariasi. Secara harfiah seringkali masih dipadankan dengan istilah “Warisan Budaya” yang lazim dipakai di negara serumpun seperti Malaysia. Namun setelah melalui serangkaian diskusi panjang di Yogya, Jakarta, Kaliurang dan Ciloto, Jaringan Pelestarian Pusaka Indonesia bersama-sama organisasi pelestarian dari berbagai daerah di Indonesia, kalangan perguruan tinggi, dan instansi pemerintah terkait meluncurkan istilah “Pusaka” sebagai terjemahan dari kata heritage (JPPI, 2003). Pusaka Indonesia meliputi pusaka alam, pusaka budaya dan pusaka saujana. Pusaka alam adalah bentukan alam yang istimewa. Pusaka budaya adalah hasil cipta, rasa, karsa dan karya yang istimewa dari lebih 500 suku bangsa di Indonesia, secara sendiri-sendiri, sebagai kesatuan bangsa Indonesia, dan dalam interaksinya dengan budaya lain sepanjang sejarah keberadaannya. Pusaka Saujana adalah gabungan pusaka alam dan pusaka budaya dalam kesatuan ruang dan waktu (Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia, 2003). Sekolah diyakini merupakan salah satu sarana pendidikan formal yang tepat sebagai wadah pembinaan generasi muda untuk tongkat estafet pembangunan di masa depan. Di samping keilmuan dasar maka sangat tepat apabila sekolah juga menjadi wadah pembelajaran, penemukenalan dalam pemahaman kekayaan pusaka yang dimiliki oleh suatu daerah. Target utama program secara langsung adalah murid sekolah dan guru, serta secara tidak langsung adalah masyarakat Pulau Nias khususnya orangtua/wali murid. Pendidikan Pusaka merupakan salah satu strategi peningkatan pemahaman dan apresiasi terhadap budaya lokal, yang diyakini di banyak tempat di dunia sangat tepat dimulai dari lingkungan sekolah (Kajian Unesco, 2007).
92
94
Penguatan dan peningkatan pendidikan budaya Pulau Nias dimaksudkan untuk melakukan upaya-upaya penguatan kegiatan baik yang secara sederhana telah dilakukan oleh masyarakat sendiri, berbagai peningkatan kegiatan positif yang sudah mulai dilaksanakan oleh berbagai organisasi budaya lokal dalam cakupan yang lebih luas, serta berbagai inovasi pendidikan budaya dalam kerangka cultural heritage program. Bagian Pertama program ini adalah ”Pengembangan Museum di Nias. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai penguatan pemahaman tentang pelestarian budaya Pulau Nias melalui peningkatan aktivitas museum secara optimal. Pelaksanaan pengembangan museum Pulau Nias terdiri dari (i) Kunjungan murid ke museum, (ii) Pelatihan budaya untuk guru, (iii) Program inventory budaya Pulau Nias, (iv) Ensiklopedia budaya Pulau Nias untuk anak sekolah, (v) Penerbitan kembali buku budaya Nias yang terdiri dari Kumpulan artikel dari newsletter Media Warisan Nias dan buku budaya karya Pastor Johannes Hammerle-misionaris sekaligus antropolog yang bermukim di Nias lebih dari 30 tahun, (vi) Optimalisasi museum sebagai sarana pendidikan budaya yaitu meliputi inventarisasi koleksi dan pembuatan katalog museum, perancangan kembali tata pamer dan tata letak, peningkatan media promosi cetak atau brosur dan media promosi elektronik atau website, (v) pelatihan peningkatan kapasitas untuk karyawan museum. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Yayasan Pusaka Nias yang mengelola Museum Pusaka Nias di Gunungsitoli. Dalam kegiatan pengembangannya dilakukan upaya penyempurnaan penyajian koleksi museum sehingga
95
93
dapat memotivasi kepedulian masyarakat terutama guru dan murid sekolah terhadap pelestarian budaya Nias. Museum Pusaka Nias merupakan salah satu museum terbaik yang menyajikan sejarah dan budaya Nias. Museum ni banyak dikunjungi oleh murid sekolah, para peneliti, dan masyarakat pada umumnya. Murid-murid yang diajak berkunjung ke museum ini merasa senang dan tertarik pada peninggalan sejarah yang biasanya kurang mereka perhatikan. Berbagai artefak disajikan dengan apik dan sistematis. Tersedia pemandu yang dapat menjelaskan koleksi museum secara terperinci. Museum ini mempunyai perpustakaan yang menyimpan banyak buku-buku tentang sejarah dan budaya Nias. Para peneliti dapat duduk di ruang bacanya menyerap berbagai informasi. Disamping artefak dan buku-buku, museum ini juga menyajikan koleksi flora dan fauna yang khas dari Nias. Adanya semacam kebun binatang kecil disini sangat berguna untuk memperkenalkan kepada murid-murid berbagai flora dan fauna endemik dalam bentuk hidup. Sajian ini sangat menarik bagi pengunjung tua dan muda. Para pengunjung dapat juga menikmati pantai yang indah dan warung makan tradisional di belakang museum sebagai daya tarik lain dari museum.
94 96
95 97
Mengenal kembali permainan tradisional
Bagian Kedua dari Program Pendidikan Budaya adalah Pendidikan Pusaka di sekolah/Heritage Education. Pendidikan Pusaka di sekolah adalah kegiatan penyusunan materi pendidikan budaya sebagai pelengkap kurikulum yang ada serta memfasilitasi praktik pelatihan kesenian di sekolah. Aktivitasnya antara lain adalah (i) Survey dan inventarisasi kekayaan pusaka Pulau Nias oleh masing-masing sekolah percontohan, (ii) Penyusunan modul pusaka untuk guru oleh tim modul yang terdiri dari ahli terkait, perwakilan guru dan anggota komite sekolah, (iii) Workshop dan Pelatihan (TOT) penerapan modul pusaka untuk guru, (iv) Penyusunan modul pusaka untuk murid oleh masing-masing guru di sekolah percontohan, (v) Uji coba penerapan modul pusaka untuk murid di masingmasing sekolah contoh termasuk kegiatan fasilitasi kesenian di masing-masing sekolah tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Yayasan Bamper Madani yang berpusat di Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan. Melalui kegiatan pendidikan pusaka ini, telah dikembangkan berbagai kegiatan di sekolah yang mengarah kepada peningkatan kepedulian akan pusaka serta mendorong aktualisasinya dalam kegiatan keseharian baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
96 98
97 99
Anak-anak diajak mengenal dan mengenakan pakaian tradisional, belajar memainkan permainan tradisional dan menikmati musik tradisional. Berangkat dari pengenalan dan pemahaman maka akan tumbuh apresiasi kecintaan pada budaya lokal.
100
Agar murid-murid dapat mengenal kekayaan budaya yang begitu kaya dan beragam di daerahnya, maka disediakan modul pendidikan pusaka untuk anak yang berbentuk komik atau buku bacaan anak. Buku-buku ini disusun sedemikian rupa sehingga menarik dan mudah dibaca serta dimengerti oleh anak-anak. Kalimat-kalimat yang dipakai pendek-pendek dan sederhana, dihiasi dengan banyak ilustrasi visual yang menarik bagi anakanak. Buku-buku ini merangsang anak-anak untuk gemar membaca dan mengembangkan rasa ingin tahu yang sangat berguna untuk perkembangan anak selanjutnya. Dengan mengenal dan memahami kekayaan dan keragaman budayanya, maka anak-anak akan menghargai kehidupan multi kultural, belajar menghormati budaya dan pandangan orang lain sehingga dapat hidup berdampingan saling mengisi dan saling menolong. Anak-anak sebagai generasi penerus diharapkan menjadi tulang punggung kegiatan pelestarian budayanya di masa depan.
101
99
Berjalan-jalan menikmati suasana desa tradisional dan mencoba memahami sejarahnya.
Bagian Ketiga dari Program Pendidikan Budaya adalah Studi Jelajah Pusaka ke desa tradisional / Field Study Program. Studi Jelajah Pusaka ke desa tradisional adalah upaya-upaya penguatan pemahaman tentang pelestarian pusaka Pulau Nias melalui kunjungan murid sekolah dan guru ke desa-desa tradisional di Pulau Nias untuk melakukan pengenalan budaya dan lingkungan secara langsung. Aktivitasnya terdiri dari (i) Kunjungan ke desadesa tradisional dengan peserta para murid dari sekolah percontohan, diutamakan sekolah yang menjadi sasaran R2PN selama ini. (ii) Lomba karya tulis tentang desa tradisional yang diikuti oleh murid sekolah seusai melakukan kunjungan ke desa tradisional, dan (iii) Penyusunan komik dengan ilustrasi yang mudah dimengerti anak berdasarkan rangkuman pemenang karya tulis yang dilombakan.
100 102
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Yayasan Badan Pemberdayaan dan Warisan Budaya Kepulauan Nias (BPWN) yang beralamat di Gunungsitoli. Dalam studi jelajah pusaka ini, berbagai kegiatan yang mengarah kepada peningkatan kepedulian pusaka serta mendorong aktualisasinya dalam kegiatan keseharian masyarakat telah dilakukan melalui pengamatan langsung di luar murid sekolah sekolah. Pengalaman langsung mengunjungi desa tradisional di daerahnya merupakan salah satu metoda yang diyakini efektif untuk memberikan pemahaman-pemahaman tersebut.
Murid-murid mengamati rumah tradisional dan memperhatikan keunikan desain dan konstruksinya
103
101
Mempelajari bagaimana caranya orang zaman dahulu membuat api
“Tak kenal maka tak sayang. Banyak anak-anak dan masyarakat umum sekarang tidak menghargai tradisi dan budayanya karena mereka tidak mengenalnya, karena tidak ada yang mengajak mereka memahami dan menjelaskan latar belakang perkembangannya. Karena itu langkah penting yang perlu segera dikembangkan adalah proses memperkenalkan anak-anak dan masyarakat umum pada sejarah dan budayanya. Belajar memainkan alat musik tradisional ternyata sangat menarik dan menyenangkan
102
104
Mempelajari gerak dasar tari tradisional
Anak-anak senang sekali mencoba. Jika mereka diperkenalkan dengan permainan, tari, atau musik tradisional, mereka akan tertarik untuk mencoba, mempelajari, dan mempraktekkannya. Karena itu penting sekali untuk memperkenalkan murid-murid pada musik dan tari tradisional, masakan khas dan budaya daerah, serta kearifan lokal, dengan cara pembelajaran yang menarik dan sesuai untuk anak-anak. Demikian juga sanggar, klub, dan kelompok-kelompok seni tradisional perlu terus dikembangkan di berbagai lingkungan, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Langkah-langkah yang diawali oleh R2PN perlu diteruskan dan lebih dikembangkan lagi. Masakan tradisional yang lezat
Menyiapkan sirih untuk upacara
103 105
104
PEMBANGUNAN PARTISIPATIF
107
105
Prinsip dasar yang dikembangkan dalam R2PN adalah pembangunan yang partisipatif dan transparan. Masyarakat diajak untuk aktif dalam proses mulai dari pengenalan masalah dan potensi, pemilihan alternatif perencanaan, menetapkan prioritas, menyusun anggaran, mengelola dan mengawasi pelaksanaan, sampai dengan evaluasi hasil pembangunan. Sebetulnya di Nias sudah ada tradisi musyawarah adat, tetapi dalam musyawarah adat dimasa yang lalu, yang lebih terdengar adalah suara tokoh senior dan ketua adat. Melalui R2PN, semua warga dari segala lapisan aktif berpartisipasi, termasuk juga kelompok muda dan mereka yang kurang kuat ekonominya. Demikian juga kaum perempuan yang dalam tradisi lama kurang terlibat, sekarang didorong untuk turut aktif dalam pengambilan keputusan. Perubahan ini tidak selalu mudah dan lancar. Para fasilitator atau pendamping harus bekerja keras, sabar dan telaten dalam mengajak masyarakat pada pola baru ini. Diadakan workshop dan pelatihan fasilitator yang memperkuat pemahaman teknis pelaksanaan dan manajemen proyek serta pendekatan komunikasi dan pengembangan konsensus. Diadakan juga workshop untuk evaluasi bersama apa yang sudah dapat dicapai. Pelatihan masyarakat untuk perencanaan kawasan dan pembangunan perdesaan sangat menarik karena proses ini jarang dilakukan, dan bahkan ada juga desa yang belum pernah mengalaminya. Desa yang pernah mendapat program PPK atau PNPM sudah mengenal proses ini, tetapi bagi yang belum mengalaminya hal ini harus dirintis mulai dari pemahaman awalnya. Yang agak rumit biasanya adalah penyertaan kelompok muda, miskin, dan perempuan yang dahulu tidak disertakan.
106
108
Lebih dahulu diadakan pelatihan fasilitator kabupaten dan kecamatan untuk pengorganisasian dan manajemen pembangunan agar semuanya dapat berjalan sinkron dan lancar. Di tingkat desa diadakan pelatihan untuk para kader lokal.
109
107
Dalam berbagai musyawarah desa, kaum perempuan mulai aktif berperan.
108 110
Musyawarah dilakukan di berbagai tingkatan : di tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa, masingmasing dengan cara yang sesuai dengan kelompok sasarannya
109 111
Pengalaman di Indonesia dan di seluruh dunia menunjukkan bahwa pendekatan pemulihan pascabencana berbasis komunitas akan lebih mungkin menghasilkan solusi yang berkelanjutan jika dibandingkan dengan strategi top-down. Pendekatan berbasis komunitas juga biasanya lebih mampu menghasilkan solusi lokal atas konflik sosial yang timbul. Konflik sering timbul pada kegiatan rekonstruksi dimana perbedaan tingkat kerusakan diterjemahkan kedalam perbedaan besarnya bantuan. Pengalaman menunjukkan bahwa negosiasi lokal dapat mengatasinya. Pendekatan rekonstruksi berbasis komunitas ternyata sesuai untuk kondisi masyarakat dengan struktur sosial masih kuat sementara kemampuan teknis lemah dan akses ke pasar masih sulit. Mereka mampu membangun kembali rumahnya dengan budaya gotong royong dan saling membantu dalam kebersamaan, namun tetap memerlukan pendampingan untuk fasilitasi teknis dan penguatan konstruksi yang tahan gempa. Kelompok sasaran utama proyek ini adalah: (i) penerima manfaat rumah yang dibangun, (ii) murid dan guru yang sekolahnya diperbaiki, (iii) komunitas yang mendapat balai desa dan berbagai prasarana. Diharapkan pula bahwa masyarakat dan personil yang terlibat dalam proses ini mendapat manfaat pengalaman dan pengetahuan. Pada tahun pertama terjadi kelambatan karena masyarakat dan pengelola proyek belum sepenuhnya siap. Banyak posisi fasilitator yang belum terisi sehingga pendampingan masyarakat belum terlaksana dengan sempurna. Pentingnya persiapan awal sangat perlu diperhatikan dalam berbagai proyek yang akan datang. Kesiapan komunitas dan organisasi lokal sangat menentukan kelancaran pelaksanaan proyek.
110
112
Musyawarah warga juga berlangsung di lapangan dan di lokasi proyek
111 113
Diskusi publik bekerjasama dengan radio dan media cetak
Serah terima dokumen alih kelola R2PN dari Ditjen PMD kepada Pemerintah Provinsi Sumut, Kabupaten Nias dan Nias Selatan
Disamping pengawasan internal oleh proyek, berbagai kegiatan pelaksanaan juga dipantau oleh lembaga donor untuk memastikan bahwa segala sesuatu berjalan lancar sesuai rencana dan ketentuan yang berlaku. Demikian juga pengamatan oleh komunitas dan berbagai organisasi masyarakat turut memperkuat sistem pengawasan yang terbuka
Dukungan masyarakat sangat mempengaruhi keberhasilan proyek. Partisipasi dalam bentuk tenaga, fikiran, waktu, dana dan tanah dari berbagai fihak. Para guru, wali murid, warga penyumbang tanah, dan staf pengelola proyek di SD Turumbaho, desa Botolakha berpose bersama dimuka sekolah yang selesai dibangun Kunjungan berkala untuk menyerasikan pelaksanaan
112 114
Komunikasi dengan penerima manfaat pembangunan sekolah
Disamping kegiatan yang langsung di dalam proyek R2PN terdapat begitu banyak kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat yang bergerak dan berkembang memanfaatkan berbagai kemudahan hasil pelaksanaan proyek
Inovasi dan kreativitas mereka turut menentukan seberapa jauh investasi proyek membawa hasil nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Motivasi ini perlu didorong agar manfaat proyek berkembang lebih luas .
113 115
114
EPILOG
117
115
116
Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Pulau Nias telah berlangsung enam tahun. Telah banyak yang dilaksanakan, berbagai kebutuhan pokok telah digarap, meskipun tentu saja masih ada hal-hal yang perlu dituntaskan lebih lanjut oleh pemerintah dan masyarakat Nias sendiri. Beberapa kegiatan penting yang sangat perlu mendapat perhatian adalah pemeliharaan dari begitu banyak prasarana dan sarana yang telah dibangun. Siapnya pasarana dan sarana utama membuka peluang pengembangan ekonomi dan kehidupan sosial budaya. Manfaat ini belum tercapai dengan optimal saat ini. Berbagai kreativitas dan inovasi diharapkan terus berkembang untuk dapat merealisasikan berbagai potensi yang tersedia menjadi kekuatan nyata mensejahterakan masyarakat. Kreativitas dan inovasi membutuhkan dorongan motivasi dan semangat yang berkelanjutan. Banyak pelajaran yang dapat diraih dari kerja 6 tahun itu. Koordinasi dan sinkronisasi merupakan kata sakti yang sering dicanangkan tetapi amat sulit dilaksanakan. Terutama koordinasi yang berbasis pada kesetaraaan dan tidak terlalu mengandalkan instruksi vertikal sangat perlu dikembangkan. Koordinasi horizontal ini sangat cocok dengan semangat egaliter yang sedang dibangun dalam era pembaharuan sekarang ini. Peluang terbuka yang sangat luas perlu ditanggapi dengan positif melalui pembangunan sumber daya manusia dan kerangka manajemen yang handal untuk menggarapnya. Nias bukanlah daerah gersang yang tidak punya masa depan. Nias punya potensi yang cukup kuat, yang menunggu garapan yang tepat. Generasi tua dan generasi muda perlu terhubung oleh cita-cita pembangunan bersama yang menyatukan berbagai lapisan masyarakat menjadi satu kekuatan yang kokoh..
119
117
118
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan R2PN yaitu Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kementrian Dalam Negeri RI, Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias, serta Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kecamatan yang telah membantu terlaksananya penerbitan ini. Terima kasih kepada masyarakat Pulau Nias serta berbagai organisasi masyarakat yang terlibat atas bantuan dan kerjasamanya. Terimakasih kepada Scott Guggenheim dan John Victor Bottini yang telah memberi banyak masukan dan bimbingan, serta terima kasih kepada seluruh anggota tim persiapan, pelaksanaan, dan pengawasan proyek ini yang telah menyediakan data, foto, masukan dan berbagi catatan-catatan pengalamannya. Semoga penerbitan buku ini bermanfaat untuk bahan pelajaran dan menjadi pijakan berharga bagi penerapan yang sesuai di masa depan, serta menjadi masukan untuk kelanjutan pembangunan di Pulau Nias dalam berbagai aspek.
120
119
KONTRIBUTOR FOTO :
Catrini Pratihari K. halaman 37, 48 a-b-c-d-e, 50 b, 54, 67, 87 a-b-c, 88 e, 99 a-b-c, 112 d
Dennie Mamonto halaman 24 a-b, 36 b, 45 b, 49 b, 57 a-b-c-d-e, 68 b, 69 a 73 a 74 a-b-c, 75 b, 86 d-e, 87 e-f, 88 a-b-c-d, 112 e-f
Melkhior Duha halaman 59 a-b-c, 100, 101, 102 a-b-c, 103 a-c.
Suhadi Hadiwinoto halaman 9, 17, 27 b, 28 a-b-c-d, 29 a-b-c-d, 39, 40 a-b, 41 a-b, 42, 44 a-b, 45 a, 56 a-b, 60 b, 66 a-b, 78 b, 80 a-bc-d, 81 a-b, 84, 85 b, 92, 93 a-b-c, 95, 96, 97 a-b-c, 98 a-b-c-d-e, 103 b, 113 a-b-c-d-e-f. Foto-foto lainnya kontribusi dari Festina Lavida, Eka Hasfiadha, Nagasakti Peranginangin, Maurista Manik, Marihot Sigalingging, Gea Asavati, serta arsip World Bank dan tim lapangan R2PN. Sampul muka : diolah dari dokumentasi BRR.
121
120