Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
REGULASI TERKAIT KETENTUAN PENYUSUNAN DAFTAR INFORMASI DESAIN INSTALASI NUKLIR DI INDONESIA Suci Prihastuti, Yudi Pramono, Midiana Ariethia Direktorat Pengaturan Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir ABSTRAK REGULASI TERKAIT KETENTUAN PENYUSUNAN DAFTAR INFORMASI DESAIN INSTALASI NUKLIR DI INDONESIA. Daftar Informasi Desain (DID) merupakan suatu formulir isian yang dibuat oleh IAEA untuk mengetahui informasi mengenai bahan nuklir yang tunduk pada ketentuan seifgard menurut INFCIRC/153 dan gambaran fasilitas tentang seifgard bahan nuklirnya. Sesuai dengan Perjanjian Seifgard antara Republik Indonesia (RI) dan International Atomic Energy Agency (IAEA), Indonesia harus menyampaikan informasi desain ke IAEA dengan menggunakan standar format DID sebelum bahan nuklir masuk ke fasilitas nuklir. Untuk memberikan panduan yang baku dalam hal pembuatan informasi desain oleh fasilitas yang kemudian disampaikan kepada IAEA, maka diterbitkan peraturan yang jelas dan rinci tentang DID dengan Peraturan Kepala BAPETEN No.2 Tahun 2009. Makalah ini secara ringkas menyajikan tentang aspek regulasi/pengaturan terkait ketentuan penyusunan daftar informasi desain di Indonesia dan petunjuk teknis penyusunan informasi desain di instalasi nuklir. Kata Kunci: informasi desain, seifgard
ABSTRACT REGULATION RELATING TO PROVISION FOR DESIGN INFORMATION QUESTIONNAIRE PREPARATION OF NUCLEAR INSTALLATION IN INDONESIA. Design information questionnaire (DIQ) is a form is drafted by IAEA to find information on nuclear materials with is subjected to safeguards as INFCIRC/153 and overview of facilities connected to safeguard of its nuclear materials. In accordance with Safeguard Agreements between Republic of Indonesia (RI) and International Atomic Energy Agency (IAEA), Indonesia shall submit the design information to IAEA by using standard format of DIQ before nuclear materials put into nuclear facilities. To provide a standard guidance in case of preparing of design information done by facilities to be submitted to IAEA, detailed regulation on DIQ with Chairman of Bapeten Regulation Number 2 of 2009 was established. This paper brieftly presents the aspect of regulation related to design information questionnaire in Indonesia and technical guideline for completion of design information in facility. Keywords: design information, safeguard
1
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Indonesia telah menandatangani perjanjian NPT mengenai pencegahan penyebaran senjatasenjata nuklir (The Treaty on the Non Proliferation of Nuclear Weapons) pada tahun 1970, dan telah meratifikasinya dengan UndangUndang Nomor 8 tahun 1978. Berdasarkan amanat dari NPT, bahwa negara pihak yang telah meratifikasi NPT tersebut harus menyusun perjanjian seifgard berdasarkan INFCIRC 153 sehingga pada tanggal 14 Juli 1980 telah ditandatangani Agreement Between the Republic of Indonesia and the International Atomic Energy Agency for The Application of Safeguards in Connection With the Treaty on the Non Proliferation of Nuclear Weapons1). Berdasarkan salah satu isi dari perjanjian seifgard tersebut, Indonesia harus menyampaikan informasi desain dari instalasi nuklir kepada IAEA dengan menggunakan standar format DID sebelum bahan nuklir masuk ke instalasi nuklir. Saat ini Indonesia memiliki 3 reaktor penelitian, yaitu: RSG Siwabessy di Serpong, Reaktor TRIGA Mark II di Bandung dan Reaktor Kartini di Yogyakarta, dan 4 instalasi nuklir nonreaktor (INNR), yang meliputi: Instalasi Elemen Bakar Eksperimen, Instalasi Produksi Elemen Bakar Reaktor Riset, Kanal HubungInstalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Bekas, dan Instalasi Radiometalurgi. Dan untuk memperoleh izin tapak, konstruksi dan/atau operasi gabungan serta komisioning, Pemohon dari instalasi nuklir harus memenuhi persyaratan administrasi dan teknis. Salah satu persyaratan teknis yang harus dipenuhi adalah DID pendahuluan dan DID sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No.43 Tahun 2006 tentang Perizinan Reaktor Nuklir tepatnya Pasal 9 huruf c, Pasal 12 Ayat (2) huruf e, dan Pasal 21 ayat (4) huruf g dan dalam Peraturan Kepala BAPETEN No.3 Tahun 2006 tentang Perizinan Instalasi Nuklir Nonreaktor pada Pasal 14 ayat (2) huruf c. Sehingga dalam permohonan pengajuan izin pemanfaatan tenaga nuklir, instalasi yang ada di indonesia harus menyampaikan DID sesuai dengan jenis reaktor (Reaktor Daya dan Reaktor Nondaya) dan/atau instalasinya untuk INNR2,4).
2
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
Identifikasi Permasalahan Dalam hal penyusunan DID dalam Instalasi Nuklir di Indonesia, harus ada keseragaman format standar/baku yang diterbitkan oleh Badan Pengawas dalam rangka memberikan informasi desain instalasi nuklir ke IAEA, dan penyusunan DID melalui Perka BAPETEN merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah No.43 Tahun 2006. Tujuan dan Ruang lingkup Penyusunan makalah ini bertujuan memberikan informasi melalui regulasi/pengaturan yang jelas dan rinci dalam penyusunan DID Instalasi Nuklir. Makalah ini mencakup ketentuan penyusunan DID reaktor nuklir, instalasi nuklir nonreaktor, dan fasilitas penelitian dan pengembangan. Metodologi Dalam penyusunan makalah ini dilakukan dengan metode deskriptif melalui studi pustaka dengan tahapan langkah meliputi: pengumpulan literatur standar dan peraturan perundangundangan yang terkait, pengumpulan informasi pendukung, analisis, serta penyusunan laporan. TEORI Informasi desain adalah informasi tentang bahan nuklir dan fasilitasnya yang diawasi oleh IAEA berdasarkan perjanjian seifgard antara IAEA dengan suatu negara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.43 Tahun 2006 definisi seifgard adalah setiap tindakan yang ditujukan untuk memastikan bahwa tujuan pemanfaatan bahan nuklir hanya untuk maksud damai. Informasi desain yang disampaikan mencakup uraian fasilitas, bentuk, jumlah dan alur bahan nuklir yang digunakan, tata letak fasilitas dan pengungkung serta prosedur pengendalian dan pembukuan bahan nuklir. Informasi tersebut diperlukan untuk menentukan daerah neraca bahan nuklir (MBA) dan memilih titik pengukuran pokok (KMP), mengembangkan rencana verifikasi informasi desain dan penetapan daftar peralatan penting untuk seifgard2). Berdasarkan Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN No.2 Tahun 2005 yang dimaksud dengan MBA adalah daerah di dalam atau di luar fasilitas sedemikian sehingga dapat ditentukan jumlah setiap bahan nuklir yang masuk atau keluar pada setiap MBA dan inventori fisik bahan nuklir pada setiap MBA sesuai dengan prosedur; dan yang dimaksud
3
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
dengan KMP adalah tempat dimana bahan nuklir berada dalam bentuk yang dapat diukur untuk keperluan penentuan alur atau inventori bahan nuklir, yang meliputi, tetapi tidak terbatas pada penerimaan dan pengiriman (termasuk buangan yang terukur) dan tempat penyimpanan di MBA3).
BAB II PEMBAHASAN
Indonesia telah menandatangani perjanjian NPT mengenai pencegahan penyebaran senjatasenjata nuklir (The Treaty on the Non Proliferation of Nuclear Weapons) pada tahun 1970, dan telah meratifikasinya dengan UndangUndang Nomor 8 tahun 1978. Dengan demikian sebagai Negara peserta NPT, Indonesia terikat untuk tidak menggunakan bahan nuklir yang dimilikinya untuk membuat atau memiliki senjata nuklir tetapi hanya digunakan untuk maksud damai. Berdasarkan amanat dari NPT, bahwa negara pihak yang telah meratifikasi NPT tersebut harus menyusun perjanjian seifgard berdasarkan INFCIRC 153 sehingga pada tanggal 14 Juli 1980 telah ditandatangani Agreement Between the Republic of Indonesia and the International Atomic Energy Agency for The Application of Safeguards in Connection With the Treaty on the Non Proliferation of Nuclear Weapons (INFCIRC 283). Berdasarkan salah satu isi dari perjanjian seifgard tersebut, Indonesia harus menyampaikan informasi desain dari instalasi nuklir kepada IAEA dengan menggunakan standar format DID sebelum bahan nuklir masuk ke instalasi nuklir1,3). Informasi desain yang disampaikan dalam DID mencakup: 1. Identifikasi fasilitas, yang memberikan informasi umum, tujuan fasilitas, kapasitas, lokasi geografis dan alamat fasilitas. 2. uraian umum fasilitas, bentuk, lokasi dan aliran bahan nuklir, peralatan yang digunakan untuk memproduksi dan memproses bahan nuklir 3. uraian ciri fasilitas dihubungkan dengan akuntansi bahan nuklir, pengungkung dan surveilen 4. Prosedur Sistem Pertanggungjawaban dan Pengendalian Bahan Nuklir (SPPBN).
4
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
Dalam perjanjian seifgard ditegaskan pula bahwa informasi desain disampaikan ke IAEA saat suatu negara sudah memutuskan membangun fasilitas nuklir (mulai dari tahap tapak, desain, konstruksi, komisioning dan operasi). DID yang disampaikan ke IAEA melalui BAPETEN akan memberikan informasi tentang kegiatan pada instalasi tersebut dan IAEA dapat menentukan bagaimana cara pengawasannya. Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No.43 Tahun 2006 tentang Perizinan Reaktor Nuklir pada Pasal 9 huruf c, Pasal 12 Ayat (2) huruf e, dan Pasal 21 ayat (4) huruf g menyatakan pemohon harus mengajukan permohonan untuk memperoleh izin tapak, konstruksi dan/atau operasi gabungan serta komisioning kepada Kepala BAPETEN dengan melampirkan dokumen persyaratan administrasi dan persyaratan teknis yaitu daftar informasi desain pendahuluan dan daftar informasi desain2). Selain itu juga telah diterbitkan Peraturan Kepala BAPETEN No.3 Tahun 2006 tentang Perizinan Instalasi Nuklir Nonreaktor yang mengatur tentang kewajiban pemohon instalasi nuklir non reaktor (INNR) untuk menyampaikan DID sebagai persyaratan izin. Untuk mendapatkan Izin Tapak, pemohon harus mengajukan permohonan kepada Kepala BAPETEN dengan melampirkan dokumen persyaratan umum dan dokumen persyaratan khusus yaitu DID pendahuluan. Dalam hal pemohon mengajukan permohonan izin konstruksi kepada Kepala BAPETEN, pemohon harus melampirkan dokumen persyaratan umum dan dokumen persyaratan khusus, yaitu DID yang menguraikan tata letak instalasi. Dan dalam Pasal 14 ayat (2) huruf c Perka BAPETEN tersebut, apabila pemohon mengajukan permohonan izin komisioning kepada Kepala BAPETEN harus melampirkan dokumen persyaratan umum dan dokumen persyaratan khusus, yaitu DID sesuai dengan gambar terbangun4). Perka BAPETEN No.02 Tahun 2005 menyatakan bahwa “Setiap fasilitas harus memenuhi persyaratan administratif mempunyai MBA yang terdiri atas beberapa KMP sesuai dengan DID yang telah dibuatnya. Dan Setiap MBA dari setiap fasilitas harus memiliki Lampiran Fasilitas”. Dalam hal membuat Lampiran Fasilitas untuk MBA, Pengusaha Instalasi Nuklir (PIN) harus menyampaikan kepada BAPETEN informasi desain pendahuluan segera setelah pengambilan keputusan untuk membangun fasilitas. Informasi desain lanjutan segera setelah desain dikembangkan, DID lengkap paling singkat 9 (sembilan) bulan sebelum pembangunan fasilitas dimulai dikirim ke IAEA melalui instansi yang berwenang (BAPETEN) 3).
5
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
Dalam rangka memberikan ketentuan kepada Pengusaha Instalasi Nuklir untuk menyusun dokumen DID dalam pelaksanaan pembangunan dan pengoperasian instalasi nuklir dan memastikan pemanfaatan bahan nuklir hanya untuk maksud damai sesuai dengan format baku yang ditetapkan oleh Badan Pengawas, maka diterbitkanlah Peraturan Kepala BAPETEN No. 2 Tahun 2009 tentang Ketentuan Penyusunan Daftar Informasi Desain. Ruang lingkup yang diatur dari Perka BAPETEN tentang DID berlaku untuk reaktor nuklir dan instalasi nuklir nonreaktor termasuk instalasi radiometalurgi. Sehingga dengan diterbitkannya Perka BAPETEN tentang DID ini memberikan kemudahan panduan bagi PIN reaktor nondaya dan/atau PIN INNR yang ada sekarang untuk menyusun dan/atau merevisi DID instalasinya. Pengaturan berdasarkan Perka
DID pendahuluan untuk reaktor
BAPETEN No.2 Tahun 2009, DID untuk
daya, reaktor nondaya, dan INNR
instalasi nuklir meliputi DID
memuat informasi umum yang sama,
pendahuluan dan DID.
berisi 12 informasi (No.112), dan dalam
DID pendahuluan disampaikan
Perka BAPETEN tentang DID tersebut,
oleh PIN kepada Kepala BAPETEN
PIN paling sedikit mengisi tentang uraian
untuk memperoleh izin tapak. Dan DID
fasilitas (fitur utama), tujuan fasilitas,
disampaikan kepada Kepala BAPETEN
dan garis besar tata letak fasilitas pada
untuk memperoleh izin konstruksi atau
tapak5). Contoh Informasi desain yang
izin operasi gabungan reaktor nuklir, atau
telah diisi untuk DID pendahuluan
izin konstruksi dan izin komisioning
diberikan dalam Tabel.1.
instalasi nuklir nonreaktor.
Tabel 1. Contoh Isian Daftar Informasi Desain untuk Reaktor I. Informasi Umum I. General Information Name of the Facility (Nama Fasilitas)
Pusat Reaktor Penelitian Teknologi Nuklir Lanjut
Location and Postal Address (Alamat Lengkap Fasilitas)
Kawasan Penelitian Teknologi, Jl. Neutron No.8, Blok K, Jawa Barat, 51000
Owner (Pengusaha Instalasi Nuklir)
Dr. Midiana Ariethia, M. Eng Nuclear Technology Institute (NTI)
6
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
Operator (Organisasi Pengoperasi)
Dr. Suci Prihastuti, M. Eng Head of Nuclear Energy Study Center
Description (Uraian/Fitur Utama)
Light water moderated and cooled, Pool reactor Permitted range of Power: 1015MWth Normal Operating Power: 12 MWth
Purpose (Tujuan/Kegunaan Fasilitas)
Material irradiation and research, activation analysis
Status (Tahapan)
In operation First fuel delivered : April 1981 First criticality: July 1981
Construction Schedule Dates (Jadwal Pembangunan dan Pengoperasian)
Start of Construction
Comissioning
Januari 1977
May 1981
Normal Operating Modes (Moda Operasi Normal)
Three shift operation/day Operates 300 days/annum
Facility Layout (Tata Letak Fasilitas)
see attachment 101
Site Layout (Tata Letak Tapak)
see attachment 111
Operation
September 1981
Names and/or title and address of Dr. Efa Aunurrofiq, M.Eng responsible officers. Head of Nuclear Material Accounting and Control (Nama, jabatan, alamat penanggung Division jawab dan pengendali bahan nuklir) Kawasan Penelitian Teknologi, Jl. Neutron No.8, Blok K, Jawa Barat, 51000 Organization chart are shown on the attachment 121 Informasi
desain
yang
dan proteksi fisik (No.5354), sistem
disampaikan dalam DID untuk reaktor
pertanggungjawaban dan pengendalian
terdiri dari 9 kategori data, yaitu: DID
bahan nuklir (No.5557) dan Informasi
pendahuluan yang berisi informasi umum
tambahan (No.58) 5). Di dalam informasi
(No.112), data umum reaktor nuklir
desain tersebut juga dilampirkan gambar/
(No.1321), uraian bahan nuklir (No.22
diagram yang harus dilampirkan untuk
32), aliran bahan nuklir (No.3339),
DID reaktor nuklir. Gambar/diagram
penanganan bahan nuklir (No.4051),
Informasi desain untuk reaktor daya
data pendingin (No.52), upaya
diberikan dalam Tabel.2.
keselamatan
7
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
Tabel.2 Gambar/Diagram yang harus Dilampirkan pada DID No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Gambar/diagram yang harus Dilampirkan pada DID Tata letak fasilitas Tata letak tapak Diagram alir pendingin Tata letak reaktor Gambar perangkat bahan bakar nuklir Gambar elemen/batang bahan nuklir Diagram alir bahan nuklir Tata letak gudang bahan bakar nuklir Gambar daerah persiapan dan loading reaktor Gambar alat pemindah bahan nuklir Gambar bejana reaktor Diagram teras reaktor Tata letak gudang bahan bakar bekas Cash pengiriman bahan nuklir Daerah uji bahan nuklir Diagram alir pendingin
Nomor DID 10 11 13 26, 29 27 33 40 40 41 43 44 48 48 51 52
Petunjuk Teknis Pengisian Daftar
Bagian ini berisi informasi
Informasi Desain Reaktor terdiri atas
mengenai jenis bahan bakar segar,
Petunjuk Umum dan Khusus. Petunjuk
pengayaan bahan bakar segar,
Khusus yang harus diberikan dalam DID
berat
reaktor setelah informasi umum (No.1
elemen/perangkat bahan bakar,
12) meliputi:
bentuk fisik dan kimia bahan
II.
Data Umum Reaktor
bakar segar, perangkat reaktor,
Bagian ini berisi informasi
uraian bahan bakar segar, uraian
mengenai data umum reaktor
pertukaran bahan bakar dalam
yaitu, uraian fasilitas, tingkat daya
setiap jenis perangkat, sistem
termal, tingkat daya listrik,
akuntansi operasional, jenis lain
jumlah unit dan tata letak reaktor,
sistem akuntansi, peralatan
jenis reaktor, cara penggantian
identifikasi bahan nuklir,bahan
bahan bakar, rentang pengayaan
nuklir lain dalam fasilitas . IV.
teras dan konsentrasi Pu,
III.
nominal
dari
Aliran Bahan Nuklir
moderator, pendingin, blanket dan
Bagian ini berisi informasi
reflektor.
mengenai: diagram alir; inventori;
Uraian Bahan Nuklir
faktor beban (untuk reaktor daya); 8
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
V.
pemuatan di teras reaktor; uraian
peraturan keselamatan dan
penggantian bahan bakar; fraksi
kesehatan khusus.
bakar; dan keterangan apakah
VIII. Sistem Pertanggungjawaban
bahan bakar bekas disimpan atau
dan Pengendalian Bahan
diolah.
Nuklir.
Penanganan Bahan Nuklir
Bagian SPPBN ini berisi
Bagian ini berisi informasi
informasi mengenai uraian sistem,
mengenai uraian: bahan bakar
fitur yang berhubungan dengan
segar; Peralatan Pemindah Bahan
pengungkung dan tindakan
Bakar; Jalur Bahan Nuklir;
surveilan, dan identifikasi bahan
Bejana Reaktor; Diagram Teras
nuklir untuk tiap KMP.
Reaktor; Jumlah dan Ukuran
VI.
VII.
VIII. Informasi Tambahan
Kanal Bahan Bakar dan Batang
Diisi
Kendali dalam Teras; Fluks
tambahan lain yang terkait dengan
Neutron Ratarata dalam Teras;
seifgard fasilitas (bila ada).
Instrumentasi untuk Pengukuran
Berdasarkan Perka No.2 Tahun
Fluks Neutron dan Paparan
2009, DID instalasi nuklir
Gamma; Bahan Bakar Bekas;
nonreaktor berisikan 7 kategori data,
Aktivitas Maksimum Bahan
yaitu DID pendahuluan yang berisi
Bakar/Blanket
setelah
informasi umum (No.112), parameter
Penggantian; Metode dan
proses keseluruhan (N0.1317), uraian
Peralatan untuk Penanganan
dan aliran bahan nuklir (No.1826),
Bahan Bakar Bekas; dan Daerah
penanganan bahan nuklir untuk setiap
Pengujian Bahan Nuklir.
MBA (No.2731), upaya keselamatan dan
Data Pendingin
tindakan proteksi (No.3233), sistem
Bagian ini berisi uraian diagram
pertanggungjawaban dan pengendalian
alir Sistem Pendingin.
bahan nuklir (No.3437) dan informasi
Upaya Keselamatan dan
tambahan bila ada. Formulir dan
Proteksi Fisik
dengan
keterangan
Petunjuk Pengisian DID INNR serta
Bagian ini berisi tindakan dasar
Formulir dan petunjuk pengisian DID
proteksi fisik bahan nuklir dan
Fasilitas Penelitian dan Pengembangan diberikan secara rinci dan lengkap dalam
9
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
Perka BAPETEN No.2 Tahun 20095).
daya listrik, jumlah unit dan tata letak
Persamaan dalam informasi
reaktor (daya), jenis reaktor, cara
desain yang diuraikan pada DID reaktor,
penggantian bahan bakar, rentang
INNR dan fasilitas penelitian dan
pengayaan teras dan konsentrasi Pu,
pengembangan adalah DID pendahuluan
moderator, pendingin, blanket dan
yang berisi informasi umum, Upaya
reflektor; dan data pendingin beserta
Keselamatan dan Tindakan Proteksi
diagram alirnya. Kedua data tersebut
Fisik, SPPBN, dan informasi tambahan
bukan merupakan informasi yang harus
terkait seifgard (bila ada).
diberikan dalam DID untuk INNR dan
Perbedaan DID Reaktor dan
fasilitas Penelitian dan Pengembangan.
INNR yang utama adalah dalam DID
Selengkapnya tentang Perbandingan
untuk Reaktor, PIN harus mengisi: data
antara DID Reaktor, INNR dan Fasilitas
umum reaktor yang meliputi uraian
Penelitian dan Pengembangan diuraikan
fasilitas, tingkat daya termal dan tingkat
dalam Tabel.3
Tabel. 3 Perbandingan antara DID untuk Reaktor, INNR, dan Fasilitas Penelitian dan Pengembangan berdasarkan Perka BAPETEN No.2 Tahun 2009 DID UNTUK REAKTOR
DID Pendahuluan Bagian ini berisi informasi umum Data Umum Reaktor. Bagian ini berisi uraian fasilitas, tingkat daya termal dan tingkat daya listrik, jumlah unit dan tata letak reaktor (daya), jenis reaktor, cara penggantian bahan bakar, rentang pengayaan teras dan konsentrasi pu, moderator, pendingin, blanket dan reflektor
DID UNTUK INNR
DID Pendahuluan Parameter proses keseluruhan. Bagian ini berisi informasi mengenai parameter proses secara keseluruhan, yaitu: uraian fasilitas, uraian proses, kapasitas desain, keluaran tahunan yang diperkirakan, dan materi penting lainnya dari penggunaan peralatan, produksi atau proses bahan nuklir (bila ada).
DID UNTUK FASILITAS PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DID Pendahuluan
Data fasilitas Umum. Bagian ini berisi informasi mengenai parameter proses secara keseluruhan, yaitu: uraian fasilitas, inventori normal, keluaran tahunan yang diperkirakan, uraian bahan nuklir yang di gunakan dan materi penting lainnya dari penggunaan peralatan, produksi atau proses bahan nuklir (bila ada). Uraian Bahan Nuklir. Uraian dan Aliran Bahan Uraian Bahan Nuklir. Bagian ini berisi informasi Nuklir. Bagian ini berisi informasi mengenai jenis bahan bakar mengenai jenis utama serta 10
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
segar, pengayaan bahan bakar segar, berat nominal dari elemen/perangkat bahan bakar, bentuk fisik dan kimia bahan bakar segar, perangkat reaktor, uraian bahan bakar segar, uraian pertukaran bahan bakar dalam setiap jenis perangkat, sistem akuntansi operasional, jenis lain sistem akuntansi, peralatan identifikasi bahan nuklir, bahan nuklir lain dalam fasilitas . Aliran Bahan Nuklir. bagian ini berisi: diagram alir bahan nuklir, inventori, faktor beban (untuk reaktor daya), pemuatan (loading) teras reaktor, uraian penggantian bahan bakar, fraksi bakar, apakah bahan bakar bekas disimpan atau diolah ulang. Penanganan Bahan Nuklir. Bagian ini meliputi: bahan bakar segar, peralatan pemindah bahan bakar, jalur bahan nuklir, bejana reaktor, diagram teras reaktor, jumlah dan ukuran kanal untuk bahan bakar dan batang kendali dalam teras, fluks neutron ratarata dalam teras, instrumentasi untuk pengukuran fluks neutron dan paparan gamma, bahan bakar bekas, aktivitas maksimum bahan bakar/blanket setelah penggantian, metode dan peralatan untuk penanganan bahan bakar bekas, daerah pengujian bahan nuklir. Data Pendingin beserta diagram alirnya
Bagian ini berisi informasi mengenai uraian bahan nuklir utama, bahan sisa proses, limbah bahan nuklir, sistem pengolahan limbah bahan nuklir, bila ada bahan nuklir lain di dalam fasilitas dan lokasinya, diagram alir bahan nuklir; jenis, bentuk, rentang pengayaan, kandungan Pu, rentang jumlah aliran bahan nuklir untuk setiap lokasi KMP, proses daur ulang, dan inventori.
berat bahan nuklir, uraian bahan nuklir tiap MBA, limbah bahan nuklir, bahan nuklir lain di dalam fasilitas dan tingkat radiasi dilokasi bahan nuklir.
Aliran Bahan Nuklir Bagian ini berisi informasi mengenai diagram alir bahan nuklir; jenis, bentuk, dan rentang kuantitas bahan nuklir untuk tiap bahan nuklir.
Penanganan Bahan Nuklir untuk setiap MBA. Berisi informasi mengenai: uraian kontener, pembungkus dan daerah penyimpanan, metode dan cara pemindahan bahan nuklir, penahan radiasi, perawatan, dekontaminasi, dan cleanout.
Penanganan Bahan Nuklir untuk setiap MBA. Bagian ini berisi informasi mengenai penyimpanan bahan nuklir, jumlah maksimum bahan nuklir, modifikasi bentuk fisik dan kimia selama operasi, perpindahan bahan nuklir, frekuensi penerimaan dan pengiriman; peralatan untuk pemindahan bahan nuklir, uraian kontener; jalur pemindahan bahan nuklir.
11
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
Upaya Keselamatan dan Tindakan Proteksi Fisik SPPBN Informasi Tambahan terkait seifgard (bila ada)
Upaya Keselamatan dan Tindakan Proteksi Fisik SPPBN Informasi Tambahan terkait seifgard (bila ada)
Upaya Keselamatan dan Tindakan Proteksi Fisik SPPBN Informasi Tambahan terkait seifgard (bila ada)
Dalam hal terjadi perubahan data
melaksanakan kegiatan terkait bahan
dalam dokumen DID selama tahap
nuklir yang menjadi subyek seifgard
pembangunan dan/atau pengoperasian
sesuai dengan deklarasi di dalam DID
pada reaktor nuklir dan/atau instalasi
yang disampaikan kepada IAEA melalui
nuklir nonreaktor, Pengusaha Instalasi
BAPETEN. Oleh karena itu BAPETEN
Nuklir
menyampaikan
sebagai badan pengawas di Indonesia
pemutakhiran data dalam dokumen DID
akan melaksanakan inspeksi safeguards
kepada Kepala BAPETEN. Dalam hal
di instalasi nuklir, dengan tujuan untuk
terjadi revisi pemutakhiran data terhadap
memverifikasi informasi desain dan data
informasi desain lengkap berdasarkan
dalam instruksi tertulis tentang
desain terbangun tersebut, revisinya harus
penggunaan bahan nuklir sesuai dengan
disampaikan ke IAEA melalui
DID yang telah dibuat instalasi.
harus
BAPETEN paling singkat 9 (sembilan) bulan sebelum penerimaan bahan nuklir
BAB III
yang pertama di fasilitas.
KESIMPULAN
Berdasarkan DID lengkap yang telah diajukan oleh PIN kepada BAPETEN dan IAEA menurut peraturan
1. Berdasarkan peraturan perundangan
yang berlaku, maka IAEA akan
terkait perizinan untuk Instalasi
menerbitkan Lampiran fasilitas/ Facility Attachment (FA) ketentuanketentuan
Nuklir, PIN harus menyampaikan
yang berisikan
yang
informasi desain dari instalasi nuklir
harus
sebagai persyaratan teknis dalam
dilaksanakan dalam pengawasan bahan
mengajukan permohonan izin terkait
nuklir.
pembangunan dan pengoperasian
DID yang disampaikan oleh PIN
Instalasi Nuklir. Informasi desain
perlu diverifikasi untuk memastikan
tersebut disusun berdasarkan format
bahwa PIN selama umur instalasi nuklir
penyusunan dokumen DID dalam
12
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
pelaksanaan pembangunan dan
nuklir, dan penanganan bahan nuklir
pengoperasian instalasi nuklir, sesuai
untuk setiap MBA; DID fasilitas
dengan format standar yang
penelitian dan pengembangan terdiri
ditetapkan oleh Badan Pengawas
dari data fasilitas umum, uraian bahan
melalui Peraturan Kepala BAPETEN
nuklir, aliran bahan nuklir, dan
No. 2 Tahun 2009 tentang
penanganan bahan nuklir untuk setiap
Penyusunan Daftar Informasi Desain.
MBA .
2. Dalam mengisi DID untuk instalasi nuklir terbagi menjadi tahapan:
DAFTAR PUSTAKA
a. DID pendahuluan yang berisi informasi umum (No.112) untuk
1. Modul Pelatihan Penyegaran
reaktor, INNR dan fasilitas
Pengawas dan Pengurus Bahan
penelitian dan pengembangan;
Nuklir, Daftar Informasi Desain,
dan
Pusdiklat BATAN, 2009.
b. DID yang berisi informasi desain
2. Peraturan Pemerintah No.43 Tahun
No.1358 untuk reaktor, DID
2006 tentang Perizinan Reaktor
yang berisi informasi desain
Nuklir.
No.1338 untuk INNR, dan DID
3. Peraturan Kepala BAPETEN No.5
yang berisi informasi desain No.1340
untuk
Tahun 2006 tentang SPPBN
fasilitas
4. Peraturan Kepala BAPETEN No.3
penelitian dan pengembangan.
Tahun
3. Dalam format standar pengisian DID,
2006 tentang Perizinan
Instalasi Nuklir Non Reaktor.
PIN harus membedakan antara format
5. Peraturan Kepala BAPETEN No.2
DID reaktor, INNR, dan fasilitas
Tahun 2009 tentang Penyusunan
penelitian dan pengembangan.
Daftar Informasi Desain.
Perbedaan tersebut antara lain: DID
6. IAEA, Department of Safeguards and
reaktor terdiri dari data umum
Inspection,
reaktor, uraian bahan nuklir, aliran
Design Information
Questionnaire, n71, n71, n73, and
bahan nuklir, penanganan bahan
n92
nuklir dan data pendingin; DID INNR
7. IAEA, The Structure and Content of
terdiri dari parameter proses
Agreements Between the Agency and
keseluruhan, uraian dan aliran bahan
the State Required in Connection 13
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 5 – 6 Agustus 2009
with The Treaty on the Non Proliferation of Nuclear Weapons, INFCIRC 153, Austria, 1972
14