Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo
MENINGKATKAN KINERJA GURU PKN MELALUI SERTIFIKASI GURU I SMP NEGERI 1 BATUDAA KECAMATAN BATUDAA KABUPATEN GORONTALO Regita Rahmawati A. Djikilo, * Jusdin Puluhulawa,**Roni Lukum
[email protected]
ABSTRAK REGITA RAHMAWATI A. DJIKILO. 2015. “Meningkatkan Kinerja Guru PKn Melalui Sertifikasi Guru di SMP Negeri 1 Batudaa Kec. Batudaa Kab. Gorontalo” dengan Pembimbing I Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Pembimbing II Roni Lukum S.Pd M.Sc Skripsi. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mendapatkan gambaran mengenai meningkatkan kinerja guru Pkn dalam kaitannya dengan proses pembelajaran yang diharapkan di kelas, termasuk didalamnya kelengkapan administrasi perangkat pembelajaran. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh guru Pkn yang tersertifikasi dalam meningkatkan kinerjanya. Untuk mengetahui sejauh maana upaya yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan kinerja guru PKn yang tersertifikasi di SMP Negeri 1 Batudaa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat. Serta mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat, situasi-situasi tertentu, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, dan prosesproses yang sedang berlangsung dari suatu fenomena. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukan bahwa kinerja guru Pkn yang tersertifikasi belum berjalan dengan baik. Kendala yang dihadapi guru Pkn sebagai berikut : Kendala yang dihadapi guru Pkn dalam pemenuhan waktu 24 jam/minggu tatap muka sudah dapat dipenuhi kewajibannya sebagai guru yang professional didalam pengembangan kompetensi sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi guru melaksanakan tugas sesuai kemampuan serta memilih alat peraga sederhana dalam mengajar. Upaya yang dilakukan pihak sekolah di SMP Negeri 1 Batudaa dalam ketersediaan sarana yang memadai sudah dilakukan agar pembelajaran dikelas berjalan lancar dan guru pun mampu mengoperasikan komputer, LCD/Proyektor sejalan dengan peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Kata Kunci: Kinerja, Guru dan Sertifikasi Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab I, bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dari beberapa pengertian pendidikan diatas bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Investasi sumber daya manusia (SDM) bukan hanya tanggung jawab salah satu sektor pembangunan,
tetapi tanggung jawab multi sektor dalam suatu
kesatuan secara integral. Diantara sektor-sektor yang secara langsung memberi kontribusi terhadap pembangunan kualitas SDM dilakukan melalui Direktoral Pendidikan Dasar dan Menengah dengan jalan meningkatkan kualitas guru, agar kualitas pendidikan dapat dicapai sesuai standar mutu yang telah ditetapkan. Guru adalah elemen yang berpengaruh besar terhadap terciptanya proses dan hasil yang berkualitas. Dalam hal ini guru di tuntut untuk meningkatkan profesionalisme demi tercapainya tujuan pendidikan. Dalam rangka meningkatkan Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo
profesionalisme guru ini maka di perlukan sertifikasi sebagai peningkat mutu dan kualitas guru. Selain itu tujuan sertifikasi juga untuk meningkatkan kesejahteraan guru, dengan demikian diharapkan guru yang telah sertifikasi dapat terpacu untuk lebih meningkatkan profesionalisme dan mutu pendidikan. Selain itu di dalam UU No 14 Tahun 2005 Pasal 8 tentang Guru dan Dosen yang berisi Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Apalagi dengan adanya sertifikasi ini guru merasa terbantu karena bagi guru yang telah memiliki sertifikat dan persyaratan lain akan mendapatkan tunjangan profesi yang besarya sama dengan gaji satu bulan, dengan demikian di harapkan seorang guru dapat mengajar secara lancar tanpa terkendala masalah ekonomi. Dengan demikian sertifikasi adalah hal yang akan mendorong guru untuk senantiasa memperbaiki diri terutama dalam kinerjanya ketika mendidik. Pendidik atau guru adalah salah satu elemen dari ke enam elemen diatas yang menentukan kualitas mutu pendidikan, bahkan ada sebagian orang yang menganggap bahwa ditangan seorang gurulah keberhasilan sebuah pendidikan di tentukan. Dengan predikat inilah terkadang seorang guru menjadi kambing hitam dari kegagalan sebuah pendidikan. Contoh konkrit adalah kemunduran dunia pendidikan di negara kita adalah mutu para guru yang rendah. Untuk meningkatkan kualitas mutu para guru, maka pemerintah dengan gencar mengadakan berbagai kegiatan seperti seminar-seminar, workshop, pelatihanpelatihan
ataupun
pembentukan
kumpulan
guru-guru
seperti
MGMP
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran) ataupun KKG (Kelompok Kerja Guru) adalah sebagian usaha yang dilakukan oleh pihak pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu guru. Sertifikasi guru memiliki hubungan erat dengan beban kerja 24 jam karena beban kerja 24 jam menjadi salah satu syarat seorang guru professional mendapatkan tunjungan profesi bahkan bisa dikatakan bahwa beban kerja 24 jam mengajar menjadi salah satu ciri khas guru profesional. Sekalipun telah lulus sertifikasi dan mendapatkan sertifikat pendidik profesional namun jika ia belum memenuhi beban kerja 24 jam maka mereka tidak akan mendapatkan haknya Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo
sebagai guru profesional. Hambatan-hambatan guru tersertifikasi dalam peningkatan pembelajaran harus diketahui oleh para guru untuk mewujudkan citacita menjadi guru profesional. Kinerja guru akan bermakna bila dibarengi dengan hati yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan berupaya untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Kinerja yang dilakukan hari ini akan lebih baik dari kinerja hari kemarin, dan tentunya kinerja masa depan lebih baik dari kinerja hari ini. Berdasarkan kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa peningkatan kinerja guru Pkn di SMP Negeri 1 Batudaa dalam pemenuhan standar tersebut belum memiliki kemampuan yang memadai dalam hal mengaktualisasikan pelaksanaan pembelajaran disekolah, dimana sarana berupa LCD belum lengkap dan guru kurang menguasai teknologi sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan sehingga pembelajaran belum sesuai yang diharapkan. Upaya yang dilakukan pihak sekolah di SMP Negeri 1 Batudaa dalam peningkatan kinerja guru yang telah tersertifikasi dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada guru menyusun RPP, penilaian dalam kelas, workhsop di kabupaten, provinsi dan nasional dan sarana berupa LCD yang dapat mempengaruhi guru dalam mengajar sehingga proses belajar lancar dan sesuai diinginkan. Keberhasilan dalam peningkatan kinerja guru Pkn
dalam pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat
melalui pemahaman guru secara mendalam terhadap peserta didik, merancang pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan pemenuhan beban kerja 24 jam sebagai guru yang profesional. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kinerja Guru Pkn Melalui Sertifikasi Guru di Smp Negeri 1 Batudaa Kec. Batudaa Kab. Gorontalo” PENGERTIAN KINERJA GURU Kinerja atau unjuk kerja dalam konteks profesi guru adalah kegiatan yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan melakukan penilaian hasil belajar. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia pengertian kinerja Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo
yaitu sinonim dari kata prestasi kerja (performance). Agar guru dapat menunjukan kinerjanya yang tinggi paling tidak guru tersebut harus memiliki penguasaan terhadap materi apa yang akan diajarkan dan bagaimana mengajarkannya agar pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien serta komitmen untuk menjalankan tugas tugas tersebut. Menurut Widodo (2008:8) kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan penyempurnaan sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil yang diharapkan. Hasil kerja yang diharapkan
berdasarkan kualitas yang
dicapai. Menurut Mangkunegara (2000:67) kinerja adalah hasil kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Sulistiyani (2003:223) kinerja adalah seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Hasil kerja sesuai kecakapan dan pengalaman kerja INDIKATOR KINERJA GURU Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru. Georgia Departemen of Education telah mengembangkan teacher performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru, meliputi : Perencanaan
Program
Kegiatan
Pembelajaran,
Pelaksanaan
Kegiatan
Pembelajaran, dan Evaluasi/Penilaian Pembelajaran. SERTIFIKASI GURU Sertifikasi guru merupakan hal yang baru di indonesia. Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesi guru. Sertifikat adalah dokumen resmi yang menyatakan informasi di dalam dokumen itu adalah benar adannya. Sertifikasi adalah proses pembuatan dan pemberian dokumen tersebut. Guru yang telah mendapat sertifikat berarti telah mempunyai kualifikasi mengajar seperti yang dijelaskan di dalam sertifikat itu. Menurut Suyatno (2008:2) bahwa sertifikasi dilakukan dengan mendata semua yang dimiliki tiap guru data tersebut dapat Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo
berupa ijazah, diploma,tanda lulus kursus,tanda mengikuti pelatihan. Data juga dapat berupa hasil karya ilmiah atau kepesertaan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Guru yang banyak kegiatan dan rajin menyimpan dokumen kegiatan akan mudah mengikuti proses sertifikasi. Menurut Mulyasa (2007:10) bahwa istilah sertifikasi dalam makna kamus berati surat keterangan (sertifikat) dari lembaga berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaligus pernyataan (lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas. Sertifikat pendidik tersebut diberikan kepada guru dan dosen yang telah memenuhi persyaratan. Menurut Mulyasa Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi bagi calon guru atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan atau meningkatkan
kompetensi
sesuai
profesi
yang
dipilihnya.
Representasi
pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi guru adalah sertifikat kompetensi pendidik. KENDALA- KENDALA PEMENUHAN WAKTU 24 JAM/MINGGU Sertifikasi guru memiliki hubungan erat dengan beban kerja 24 jam karena beban kerja 24 jam menjadi salah satu syarat seorang guru profesional mendapatkan tunjungan profesi bahkan bisa dikatakan bahwa beban kerja 24 jam mengajar menjadi salah satu ciri khas guru profesional. Sekalipun telah lulus sertifikasi dan mendapatkan sertifikat pendidik profesional namun jika ia belum memenuhi beban kerja 24 jam maka mereka tidak akan mendapatkan haknya sebagai guru profesional. Hambatan-hambatan guru tersertifikasi dalam peningkatan pembelajaran harus diketahui oleh para guru untuk mewujudkan citacita menjadi guru profesional. METODE PENELITIAN Dalam penelitian
ini
metode yang akan dilakukan melalui metode
kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian ini, adalah ingin menggambarkan dan mengungkap, serta menjelaskan realita empirik dibalik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Penggunaan metode kualitatif ini adalah dengan mencocokan realita Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo
empirik
dengan
teori
yang
berlaku
dengan
menggunakan
pendekatan
deskriptif.Pendekatan kualitatif merupakan suatu metode penelitian yang diarahkan pada memahami fenomena sosial dari prespektif partisipan. Penelitian kualititatif
menggunakan strategi multi metode yakni dengan wawancara,
observasi dan dokumenter. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menyatu dengan situasi yang diteliti. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode dekriptif adalah pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat. Serta mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat, situasi-situasi tertentu, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, dan proses-proses yang sedang berlangsung dari suatu fenomena. Menurut Sugiyono (2012:15) bahwa dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama atau alat penelitian untuk mengumpulkan data adalah peneliti itu sendiri atau human instrumen yang berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya. Dengan demikian pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, hal ini didasarkan pada prosedur penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif berupa fakta-fakta tertulis atau lisan dari tingkah laku yang diamati. Hal ini memudahkan peneliti untuk merinci kronologis penelitian keberbagai pihak yang berkepentingan dalam upaya perumusan kebijakan pendidikan tentang kompetensi guru yang sudah tersertifikasi di SMP Negeri 1 Batudaa HASIL DAN PEMBAHASAN KINERJA
GURU
PKN
YANG
TERSERTIFIKASI
DALAM
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN a. Pemahaman secara mendalam terhadap peserta didik Guru yang profesional adalah kemampuan yang dimiliki guru dalam proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu guru di tuntut mampu menyampaikan bahan pelajaran. Guru harus mengenal dan memahami secara Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo
mendalam terhadap peserta didiknya agar
tahu bagaimana seharusnya yang
dilakukan oleh peserta didik dalam belajar. Guru PKn mamahami secara mendalam peserta didik dalam pembelajaran dalam awal materi yang akan ajarkan, hal ini seperti hasil wawancara yang diperoleh menyatakan bahwa guruguru PKn di SMP Negeri 1 Batudaa memahami perkembangan peserta didik dengan
memanfaatkan
prinsip-prinsip
perkembangan
kognitif
melalui
pembelajaran tes awal materi yang akan diajarkan, mampu memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip kepribadian siswa dan mengidentifikasi bekal ajar awal kepada peserta didik. Para guru idealnya selalu tampil secara profesional dengan
tugas
utamanya
adalah
mendidik,
membimbing,
melatih
dan
mengembangkan kurikulum sebagaimana bunyi prinsip seorang guru bila didepan memberikan suri teladan (contoh), ditengah memberikan prakarsa dan dibelakang memberikan dorongan atau motivasi. Sehingga kemampuan guru didalam pengelolaan peserta didik melalui pemahaman pembelajaran berdasarkan strategi, metode dan teknik pembelajaran yang mendidik. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarno (2013:58) bahwa: Kemampuan guru dalam pengelolaan peserta didik meliputi (1) pemahaman mengenai berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran PKn. (2) pengetahuan dan keterampilan yang memadai mengenai pendekatan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran PKn. (3) pemahaman yang baik mengenai tujuan pembelajaran PKn. (4) pengetahuan dan keterampilan yang benar dalam hal pemilihan dan penataan materi PKn di sekolah. (5) pemahaman yang baik mengenai media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan untuk PKn. (6)pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar bidang PKn (7) pengetahuan dan keterampian dalam penelitian tindakan kelas bidang PKn. b. Kinerja guru PKn dalam merancang pembelajaran Rancangan pembelajaran adalah memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran memahami landasan kependidikan,, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo
karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih. Kinerja guru PKn dalam merancang pembelajaran menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, hal ini sesuai dengan pernyataan Guru PKn di SMP Negeri 1 Batudaa. Guru PKn sudah menyusun rencana pembelajaran dengan menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik. Karakteristik peserta didik dalam konteks pedagogik harus dipahami guru, karena tiap peserta didik memiliki karakter yang berbeda-beda. Pendidikan karakter dilihat dari karakter tiap siswa dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran berhubungan dengan materi ajar sedangkan materi ajar berhubungan dengan kompetensi dasar yang di ajarkan yaitu sesuai dengan silabus. Hal ini sesuai dengan pendapat Rusman (2010:87) bahwa
: Kegiatan
pembelajaran guru terlebih dahulu membuat perencanaan, baik itu berupa silabus maupun RPP. Didalam kegiatan pembelajaran terdapat tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam pelaksanaanya semua kegiatan tersebut memerlukan keterampilan menjelaskan dari seorang guru. Oleh karena itu, penjelasan yang dilakukan guru perlu direncanakan dengan baik, terutama berkenaan dengan isi materi dan aktivitas siswa itu sendiri. c. Pelaksanaan pembelajaran Dalam pelaksanaan pembelajaran keaktifan siswa harus selalu diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat, guru menciptakan suasana yang dapat mendorong siswa untuk bertanya, mengamati, serta menemukan fakta dan konsep yang benar, oleh karena itu guru harus melakukan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sehingga terjadi suasana belajar yang kondusif, Karena dengan cara seperti itulah murid dapat memahami hal-hal yang diajarkan. Para guru PKn di SMP Negeri 1 Batudaa melaksanakan pembelajaran dengan suasana yang kondusif Seperti yang diungkapkan dalam wawancara
dikatakan bahwa Pembelajaran menciptakan
suasana yang kondusif dengan menata seting pembelajaran yang menyenangkan Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo
dengan lingkungan yang nyaman, sehingga peserta didik dalam belajar tidak merasa bosan. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2010:326) bahwa : Cara untuk menerapkan pembelajaran yang menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya terdapatsuatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan. Guru memosisikan diri sebagai mitra belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari siswanya. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis dan tidak ada beban, baik guru maupun siswa dalam melakukan proses
pembelajaran.
Untuk
mewujudkan
proses
pembelajaran
yang
menyenangkan, guru harus mampu merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan siswa secara optimal. d. Rancangan dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran Dalam hal evaluasi secara teori dan praktik, guru dapat melaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar harus benar dan tepat, diharapkan para guru menyusun item secara benar, lebih jauh agar tes yang digunakan harus dapat memotivasi siswa belajar. Evaluasi hasil belajar adalah tindakan suatu proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar peserta didik setelah di mengalami proses belajar satu periode tertentu. Evaluasi juga dapat di artikan sebagai kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasil yang dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan para guru Pkn dalam merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar berkesinambungan dengan melakukan tahap evaluasi pada terakhir yaitu penilaian setelah dilakukan pembelajaran. Prinsip penilaian dalam evaluasi pembelajaran yang terpenting adalah akurat. Hal ini sesuai dengan pendapat Menurut Kusnandar (2009:380) bahwa : Prinsip penilaian yang penting adalah akurat. Akurat berarti hasil penilaian mengandung kesalahan sekecil mungkin, ekonomis berarti sistem penilaian mudah dilakukan Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo
dan murah, sistem yang digunakan harus mendorong peningkatan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu sistem penilaian yang baik akan mendorong sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sistem penilaian yang digunakan di setiap lembaga pendidikan harus memberi informasi yang akurat, mendorong peserta didik belajar, memotivasi tenaga pendidik mengajar, meningkatkan kinerja lembaga, dan meningkatkan kualitas pendidikan. e. Penguasaan Sistem informasi
Seiring dengan perkembangan zaman maka perkembangan informasi dan teknologi ini dapat dibendung, akses informasi terbuka begitu luas sehingga memudahkan seseorang untuk bertukar informasi dengan yang lainnya dalam waktu yang singkat dengan tempat yang berbeda. Perkembangan teknologi mengubah peran guru bukan hanya pengajar yang bertugas menyampaikan materi pembelajaran tetapi juga menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensional dalam bidangnya. Kemampuan profesional guru adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing para peserta didik serta dibarengi penguasaan sistem informasi sehingga guru tidak dipandang sebelah mata oleh yang lain. Para guru PKn di SMP Negeri 1 Batudaa menjelaskan mereka mampu mengoperasikan komputer tetapi masih jarang menggunakan komputer/LCD dan hanya mengajar secara manual. Penguasaan sistem informasi terhadap guru PKn berdasarkan semua sumber media yang memadai disekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutabri (2005:36) bahwa : Penguasaan sistem
informasi
merupakan
pernguasaan
guru
terhadap
sistem
untuk
mengumpulkan informasi dari semua sumber dan menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi dari orang, hardware (perangkat keras), software (perangkat lunak), dan computer network. f. Penguasaan Materi
Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo
Guru adalah orang yang memegang peran penting dalam merancang strategi pembelajaran yang akan dilakukan. Keberhasilan proses pembelajaran sangat tergantung pada penampilan guru dalam mengajar dan kegiatan mengajar dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh seseorang yang telah melewati pendidikan tertentu yang memang dirancang untuk mempersiapkan sebagai seorang guru. Pernyataan tersebut mengantarkan kepada pengertian bahwa mengajar adalah suatu profesi, dan pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional. Setiap
pekerjaan
profesional
dipersyaratkan
memiliki
kemampuan
atau
kompetensi tertentu agar yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas-tugas profesionalnnya. Para guru PKn didalam pelaksanaan penguasaan materi guru mampu menguasai bahan ajar untuk mencapai keberhasilan pengajaran, bahan ajar secara sistematis, relevan dengan tujuan, selaras dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penguasaan bahan ajar oleh guru PKn melalui kecakapan kerja dan mutu penguasaan bahan ajar sangat menentukan keberhasilan guru dalam proses pembelajaran dikelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Samana (1994: 61) bahwa : Penguasaan bahan ajar oleh seorang guru untuk mencapai keberhasilan pengajaran. Guru harus membantu siswa dalam akalnya (bidang ilmu pengetahuan) dan membantu agar siswa menguasai kecakapan kerja tertentu (selaras dengan tuntutan teknologi), sehingga mutu penguasaan bahan ajar para guru sangat menentukan keberhasilan pengajaran yang dilakukan. KENDALA-KENDALA
YANG
DIHADAPI
OLEH
GURU
YANG
TERSERTIFIKASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA Sertifikasi guru memiliki hubungan erat dengan beban kerja 24 jam karena beban kerja 24 jam menjadi salah satu syarat seorang guru professional mendapatkan tunjungan profesi bahkan bisa dikatakan bahwa beban kerja 24 jam mengajar menjadi salah satu ciri khas guru professional. Sekalipun telah lulus sertifikasi dan mendapatkan sertifikat pendidik professional namun jika ia belum memenuhi beban kerja 24 jam maka mereka tidak akan mendapatkan haknya sebagai guru professional. Hambatan-hambatan guru tersertifikasi dalam Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo
peningkatan pembelajaran harus diketahui oleh para guru untuk mewujudkan citacita menjadi guru profesional yang menjadi kendala dalam pemenuhan beban mengajar 24 jam perminggu adalah banyaknya jumlah guru mata pelajaran yang tidak sesuai dengan jumlah rombongan belajar, tetapi yang terjadi pada guru PKn di smp negeri 1 batudaa sudah memenuhi waktu 24 jam perminggu sesuai dengan beban kerja selaku guru yang profesional. Dalam UU RI No.14/2005 pasal 20 tentang guru dan dosen, kewajiban guru dalam pembelajaran dengan jumlah jam minimal 24 jam tatap muka perminggu dan maksimal 40 jam tatap muka perminggu di dukung dengan melaksanakan kegiatan pokok : a) merencanakan pembelajaran yang menjadi tanggung jawab dan beban kerja guru, b) melaksanakan pembelajaran dengan beban kerja guru, c) membimbing dan melatih peserta didik dengan beban kerja guru, d) melaksanakan tugas tambahan yang nelekat padapelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru. Uraian diatas sama halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Batudaa ditemukan bahwa para guru PKn di SMP Negeri 1 Batudaa sudah
memenuhi
kewajibannya
sebagai
guru
yang
profesional
dalam
pembelajaran dengan jumlah jam minimal 24 jam tatap muka sebagai dalam perminggu dan maksimal 40 jam tatap muka perminggu. UPAYA
YANG
DILAKUKAN
PIHAK
SEKOLAH
DALAM
MENINGKATKAN KINERJA GURU YANG TERSERTIFIKASI a. Guru mengikuti workshop/pelatihan Upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan yang dimaksud dengan pengembangan profesionalitas guru adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi dalam mengembangkan profesionalitass guru. Sumber daya manusia adalah kesiapan masyarakat untuk mengkontribusikan kesamaan kehendak guna mencapai tujuan yang sama. Oleh karena itu sumber daya manusia dalam suatu organisasi termasuk organisasi pendidikan memerlukan pengelolaan dan pengembangan Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo
yang baik dalam upaya meningkatkan kinerja mereka agar dapat memberi sumbangan bagi pencapaian tujuan. Profesi keguruan mempunyai tugas utama melayani masyarakat dalam dunia pendidikan. Profesionalisasi dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang akan diberikan kepada masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini, maka profesionalisasi guru merupakan suatu keharusan. Pengembangan profesionalitas guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu hasil belajar siswa. Upaya yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan kinerja sebagai educator, dengan memberikan kesempatan kepada guru untuk meningkatkan pengetahuan lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2013:25) bahwa : Upaya-upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerjanya sebagai educator, khususnya dalam peningkatan kinerja tenaga kependidikan adalah mengikut sertakan guru-guru dalam penataran-penataran untuk menambah wawasan para guru. Kepala sekolah harus memberikan kesempatan kepada guruguru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Uraian diatas sama halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Batudaa ditemukan bahwa upaya yang dilakukan pihak sekolah dengan memberikan kesempatan kepada guru dengan mengikuti workshop, menyusun RPP, dan menyusun format penilaian sehingga keterampilan guru meningkat b. Ketersediaan sarana yang memadai Sarana merupakan perlengkapan yang sifatnya dapat digunakan secara langsung. Sarana dan prasarana dapat digambarkan seperti sebuah ruang kelas, didalamnya terdapat guru, siswa papan tulis, meja, kursi, LCD/Proyektor, dsb. Perlengkapan atau sarana pendidikan yang paling mendukung dikelas dalam proses pembelajaran adalah LCD/Proyektor. Berbagai upaya yang dilakukan Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo
pihak sekolah dalam menyediakan sarana yang memadai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan agar kinerja guru tersebut bisa meningkat terutama dalam proses pembelajaran di kelas. Menurut Kepala sekolah di SMP Negeri 1 Batudaa didalam penyediaan sarana pihak sekolah sudah menyediakan sarana berupa buku siswa dan buku guru. Didalam ruangan kelas perlu tersedianya LCD sebagai alat prosesbelajar namun di SMP Negeri 1 Batudaa hanya beberapa saja yang digunakan oleh guru yang tersertifikasi dan masih terbatas hanya beberapa ruangan saja. Sehingga penggunaan media berupa LCD/proyektor belum efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Sadiman (2010:71) bahwa : Hal yang mempengaruhi dalam pengguanaan media belum efektifnya dalam pembelajaran dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan layanan pembelajaran sangat penting dalam setiap organisasi. Sarana ini meliputi peralatan, perlengkapan, alat bantu dan fasilitas yang melengkapi seperti fasilitas komunikasi agar tercipta apa yang diinginkan terutama dalam pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah faktor penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Uraian diatas sama halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Batudaa ditemukan bahwa upaya yang dilakukan sekolah dalam penyediaan sarana yang memadai sudah dilakukan namun masih memiliki kekurangan dalam penyediaan sarana berupa media LCD/Proyektor sehingga pembelajaran dikelas berjalan secara efektif dan lancar.
Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo
PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan fokus penelitian, paparan data dan temuan penelitian serta pembahasan temuan hasil penelitian, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kinerja guru PKn yang tersertifikasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran Secara umum kinerja guru PKn di SMP Negeri 1 Batudaa dalam pelaksaanaan proses pembelajaran sudah dapat dikatakan bagus sebagaimana dilakukan oleh para guru PKn diantaranya guru mampu memahami secara mendalam terhadap peserta didik dengan memanfaatkan prinsip perkembangan kognitif melalui pembelajaran tes awal materi yang akan diajarkan kepada peserta didik, merancang pembelajaran berdasrkan strategi pembelajaran berdasarkan silabus dan RPP, didalam pelaksanaan pembelajaran guru PKn melaksanakan pembelajaran yang kondusif, rancangan pembelajaran dan pelaksanaan evaluasi guru PKn dengan melakukan proses dan hasil belajar yang berkesinambungan dengan tahap evaluasi akhir, namun didalam penguasaan sistem informasi guru masih jarang menggunakan media berupa LCD/Proyektor dan hanya mengajar manual. 2. Kendala-kendala yang dihadapi guru PKn yang terserttifikasi dalam meningkatkan kinerja Kendala yang dihadapi guru Pkn dalam pemenuhan waktu 24 jam/minggu tatap muka sudah dapat dipenuhi kewajibannya sebagai guru yang profesional. Didalam pengembangan kompetensi sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi guru melaksanakan tugas sesuai kempuan serta memilih alat peraga sederhana dalam mengajar. 3. Upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam peningkatan kinerja guru yang tersertifikasi di SMP Negeri 1 Batudaa Berbagai Upaya yang dilakukan pihak sekolah sudah dilakukan dengan mengikut sertakan guru yang tersertiikasi mengikuti Workshop di kabupaten, Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo
provinsi dan nasional, menyusun RPP, dan menyusun penilaian dalam kelas. Tetapi, dalam ketersediaan sarana yang memadai di sekolah di SMP Negeri 1 Batudaa belum maksimal sebab masih memiliki kekurangan dalam penyediaan sarana berpa media LCD/Proyektor di setiap kelas sehingga pembelajaran belum berjalan dengan baik sejalan peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Kepala sekolah perlu membimbing para guru yang tersertifikasi 2. Guru perlu memahami perkembangan IPTEK sejalan dengan kemajuan pengetahuan saat ini. Bagi peneliti yang lain disarankan agar memahami permasalahan mengenai Meningkatkan Kinerja Guru PKn yang tersertifikasi agar guru PKn menyadari dan menggunakan potensi mereka sepenuhnya dalam menjalankan tugas.
Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo
REFERENSI Bungin Burhan.2007.Analisis Data Penelitian Kualitatif.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Hasibuan,Melayu S.P.2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta:CV Haji Mas Agung. Joko widodo.2008.Birokrasi Berbasis Kinerja. Malang : BayumediaPublishing Kusnandar.2009.Guru Profesional,Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses Sertifikasi Guru. Rajawali Pers : Jakarta Mangkunegara. Mulyasa.2010.Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru.Bandung: PT Remaja Ronda Karya. Mulyasa.2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Ronda Karya. Mustafa Bisri.2009. Teknik Menulis Karya Ilmiah Menghadapi Sertifikasi. Semarang: CV Ghiyas Putra Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Nurdin, Syafruddin. 2005. Guru Profesional & Implementasi Kurikulum. Jakarta:Quantum Teaching. Rusman.2010.Model-model Pembelajaran.Bandung : Rajawali Pers Sanjaya, Wina. 2005.Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Prenada Media. Sardiman,2000.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sadiman, Arief S. 2010. Media Pendidikan : Pengertian, pengembangan, dan pemanfaatanya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono.2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung.Alabeta Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung. Alfabeta. Sukadi.2006.Guru Pawerful, Guru Masa Depan. Bandung: Kolbu Suyatno.2008.Panduan Sertifikasi Guru.Jakarta : PT Indeks Anggota IKAPISariyama.2008.Menjadi Guru Profesional.Bandung: PT Remaja Rosda Karya Susilana Rudi Drs, Cepi Riyana.2007. Media Pembelajaran; Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. CV: Wacana Primai Bandung Tata Sutabri.2005.Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta: PT Elex Media Komptindo Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Jakarta: Sinar Grafika Undang-undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru & Dosen. Jakarta: Sinar Grafika Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo
Winarno. 2013.Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta:PT Bumi Aksara Woolfolk, Anita E. Educational Psychology for Teachers. Bost on: All yn and Bacon. 1984.
Regita Rahmawati A. Djikilo Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo Dr. Jusdin Puluhulawa M.Si dan Roni Lukum S.Pd M.Sc dosen di Jurusan Ilmu Hukm dan Kemasyarakatan Universitas Negeri Gorontalo