Annual Report 2009 PT BARITO PACIFIC Tbk
REGENERATING GROWTH AND MOMENTUM
Da f ta r i s i
CONTENTS Mendapatkan Lagi Pertumbuhan dan Momentum Regenerating Growth and Momentum 1
Hubungan Investor Investor Relations 38
Nilai-Nilai Dasar Core Values 2
Tinjauan Operational Operational Review 40
Visi dan Misi Vision and Mission 2
Petrokimia Petrochemical PT Chandra Asri PT Tri Polyta Indonesia Tbk PT Styrindo Mono Indonesia Perkayuan Timber Properti Property
Pertumbuhan Kami Our Growth 3 Struktur Grup Perseroan Group Corporate Structure 4 Peristiwa-Peristiwa Penting Significant Events 6 Ikhtisar Keuangan Financial Highlights 8 Ikhtisar Saham Share Highlights 10 Sambutan Presiden Komisaris Message From President Commissioner 13 Laporan Direksi Director’s Report 19 Komisaris dan Direksi Board of Commissioners and Board of Directors 24 Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance 28 Manajemen Risiko Risk Management 32
42 47 50 54 56 60
Sumber Daya Manusia Human Resources 62 Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility 64 Analisis dan Pembahasan Manajemen Management’s Discussion and Analysis 68 Tanggung Jawab Laporan Tahunan Responsibility for The Annual Reporting 75 Laporan Keuangan Konsolidasi Consolidated Financial Statements 77 Data Perusahaan Corporate Data 79 Struktur Organisasi Organisation Structure 80 Pejabat Senior Senior Officers 81 Informasi Perseroan Corporate Information 82
Annual Report 2009 PT BARITO PACIFIC Tbk
REGENERATING GROWTH AND MOMENTUM
Tahun 2009 merupakan tahun yang menguntungkan bagi Barito Pacific karena mendapatkan lagi pertumbuhan dan momentum untuk ekspansi di masa depan. Barito Pacific bukan hanya berhasil membukukan keuntungan yang cukup signifikan tetapi juga tetap berada dalam jalur transformasi menjadi perusahaan yang berbasis sumber daya yang sepenuhnya terdiversifikasi.
Year 2009 was a truly watershed year for Barito Pacific as we regenerated both our growth and momentum for future expansion. Not only did Barito Pacific gain significant profit in this year 2009,but more importantly, we were able to get back on track in our transformation to becoming a truly diversified resource-based company .
M enda patka n lagi pe rtumbuhan dan momentum
REGENERATING GROWTH AND MOMENTUM
Bahkan saat memasuki tahun 2009 dengan penuh ketidakpastian mengenai arah krisis keuangan global dan bagaimana hal itu akan berdampak lebih jauh terhadap industri plastik, kami cukup yakin, setidaknya untuk PT Chandra Asri dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk, dua andalan kami dalam bisnis petrokimia, efek negatif krisis global ini hanya akan bersifat sementara dan untuk selanjutnya pasar serta harga segera menyesuaikan diri dengan keseimbangan baru yang terjadi.
Even as we entered the year 2009 with great uncertainties over the course of the global financial crisis, and how it would further impact the plastics industry, we were quite certain that at least for PT Chandra Asri and PT Tri Polyta Indonesia Tbk, our two mainstay petrochemical businesses, the adverse effects of the global crisis would be temporary and that markets and prices would quickly adjust to their new equilibrium.
Seperti yang telah diperkirakan, di kuartal kedua tahun 2009, margin laba bisnis petrokimia kami meningkat signifikan dan Barito Pacific kembali lagi berada dalam keadaan yang menguntungkan. Bukan hanya karena pada tahun tersebut meraih keuntungan yang cukup signifikan, tetapi yang lebih penting adalah Perseroan mampu kembali berada dalam jalur transformasi untuk berubah menjadi perusahaan yang berbasis sumber daya yang sepenuhnya terdiversifikasi- hal ini membuat tahun 2009 benar-benar tahun yang menguntungkan untuk Barito Pacific karena mendapatkan lagi pertumbuhan dan momentum untuk ekspansi di masa depan.
As events transpired, we were not far off in our assessment. By the second quarter of 2009, as profit margins improved significantly in our petrochemical businesses, Barito Pacific found itself once again in greener pastures. Not only did the company gain significant profits for the year under review, but more importantly, we were able to get back on track in our transformation to becoming a truly diversified resource-based company - thus making 2009 a truly watershed year for Barito Pacific as we regenerate both our growth and momentum for future expansion.
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
As we recall, the year 2008 was an extremely difficult and challenging year for the plastics resin manufacturing industry as a result of global crisis that had exposed PT Barito Pacific Tbk (“Barito Pacific” or the Company”) to unprecedented losses of significant amounts. Nevertheless, throughout that challenging period, the Company had remained staunchly confident of its long-term growth prospects, and was determined to ride out the storm that came from the global financial crisis of that year.
1
Tahun 2008 merupakan tahun yang sangat sulit dan menantang bagi industri manufaktur plastik resin sebagai akibat dari krisis global sehingga menyebabkan PT Barito Pacific Tbk (“Barito Pacific” atau “Perseroan”) mengalami kerugian signifikan yang belum pernah dialami Perseroan sebelumnya. Namun demikian, selama periode tersebut Perseroan tetap sepenuhnya yakin akan prospek pertumbuhan jangka panjang industri ini dan bertekad untuk melalui badai krisis keuangan global yang terjadi saat itu.
N i l a i - n i l a i Da sa r
Core Values Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Good Corporate Governance Tranparansi Transparency Akuntabilitas Accountability Tanggung Jawab Responsibility Kemandirian Independence Kewajaran Fairness
Vi s i da n Mi si
Vision and Mission VISI/ VISION
Menjadi sebuah perusahaan sumber daya yang terdiversifikasi dan terintegrasi yang dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan dalam jangka panjang untuk memberikan nilai tambah kepada pemangku kepentingan. To become a diversified and integrated resource based company that is able to grow and to develop continuously over the long term in order to provide added value to the stakeholders.
2 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
MISI/Mission
Memantapkan pijakan di sektor-sektor industri yang terbarukan dan berorientasikan sumber daya yang memiliki pertumbuhan dari hulu ke hilir dengan melakukan diversifikasi dan integrasi usaha ke bidang industri sumber daya yang memberi arus pendapatan yang kuat untuk pertumbuhan dan perkembangan di masa datang To establish footholds in the industry sectors that are renewable and resource oriented with significant growth from upstream to downstream through business diversification and integration into resource-based industry that provide a strong revenue stream for the growth and development in the future.
P e r tu mb uha n ka mi
Our growth 1979 Established in South Kalimantan; an Indonesian-based integrated wood company. 1993 Listed its shares in Jakarta and Surabaya Stock Exchange. 2007 Changed name from PT Barito Pacific Timber Tbk to PT Barito Pacific Tbk.
1979 Didirikan 1979 di Kalimantan Selatan, sebagai suatu perusahaan perkayuan terintegrasi.
1993 Mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. 2007 Berubah nama dari PT Barito Pacific Timber Tbk menjadi PT Barito Pacific Tbk.
2007 Menyelesaikan proses akuisisi PT Chandra Asri dan anak perusahaannya, PT Styrindo Mono Indonesia.
2007 Completed the acquisition of PT Chandra Asri and its subsidiary, PT Styrindo Mono Indonesia. 2008 Completed the acquisition of PT Tri Polyta Indonesia Tbk.
2008 Menyelesaikan akuisisi PT Tri Polyta Indonesia Tbk
3 Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
S t r u kt u r gr u p pe r ser oa n
Group Corporate structure
An ak P e r u s ah aan
Subsidiary Companies
PT TUNGGAL AGATHIS INDAH WOOD INDUSTRIES (Logging and Timber Manufacturing) PT Tunggal Agathis Indah Wood Industries (“TAIWI”) berdiri pada tahun 1980. Perusahaan ini bergerak dalam pengusahaan hutan dan industri pengolahan kayu. PT Tunggal Agathis Indah Wood Industries (“TAIWI”) was established in 1980, engaged in logging and timber manufacturing business.
PT MANGOLE TIMBER PRODUCER (Logging and Timber Manufacturing) PT Mangole Timber Producer (“MTP”) didirikan pada tahun 1970. MTP bergerak di bidang pengusahaan hutan dan industri pengolahan kayu. PT Mangole Timber Producer (“MTP”) was established in 1970. MTP engaged in logging and timber manufacturing business. PT KALPIKA WANATAMA (Industrial Timber Plantation) PT Kalpika Wanatama (“KW”) yang didirikan pada tahun 1992 ini mengembangkan dan meningkatkan industri hasil hutan dan produktivitas lahan serta kualitas lingkungan hidup. PT Kalpika Wanatama (“KW”) was established in 1992 to engage in the development of timber industrial estates as well as in related activities that enhance the productivity of the estates as well as to preserve the natural environment within and surrounding those estates.
PT KIRANA CAKRAWALA (Industrial Timber Plantation) PT Kirana Cakrawala (“KC”) berdiri tahun 1992 dan bergerak di bidang pengelolaan hutan tanaman industri. PT Kirana Cakrawala (“KC”) was established in 1992 to engage in the management of an Industrial Timber Plantation.
4 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
99.99% 99.99%
PT TUNGGAL AGATHIS INDAH WOOD INDUSTRIES
60.00% 60.00%
PT KIRANA CAKRAWALA
PT MANGOLE TIMBER PRODUCER
99.98%
PT KALPIKA WANATAMA
99.97%
PT WIRANUSA TRI SATRYA
99.99% PT GRIYA IDOLA
PT BINAJAYA RODA KARYA
60.00%
PT RIMBA EQUATOR PERMAI
PT GRIYA IDOLA (Property) PT Griya Idola (“GI”) yang dahulu bernama PT Griya Idola Real Estate didirikan pada 1989. Perusahaan ini memfokuskan pada bidang properti. Saat ini GI merupakana pemilik dan pengelola kompleks perkantoran menara kembar Wisma Barito Pacific, Jakarta. GI memiliki tanah seluas 13.582 meter persegi di wilayah strategis Jakarta. PT Griya Idola (“GI”) was established in 1989, originally under the name of PT Griya Idola Real Estate. It is now the owner and operator of the Barito Pacific twin towers office complex in Jakarta. GI has a land bank totalling 13,582 sqm in a prime district of Jakarta. PT CHANDRA ASRI (Petrochemical) Didirikan pada tahun 1991, PT Chandra Asri (”Chandra Asri” atau “CA”) adalah produsen utama petrokimia di Indonesia. Sejak tahun 2005 kapasitas produksi terpakai CA mencapai 100%. CA menguasai pangsa pasar olefin di atas 50% yang sebagian besar produksinya diserap oleh konsumen dalam negeri. Founded in 1991, PT Chandra Asri (“Chandra Asri” or “CA”) is the leading petrochemicals producer in Indonesia. Since 2005 the overall utilisation rate has reached 100%. It has a dominant market position with over 50% share of the olefins market, with strong local customer base.
PT STYRINDO MONO INDONESIA (Petrochemical) CA mengakuisisi PT Styrindo Mono Indonesia (“Styrindo Mono Indonesia” atau “SMI”) pada April 2007. SMI yang merupakan satu-satunya produsen styrene di Indonesia menguasai pasar hingga 80%. SMI juga mengekspor produknya ke China dan sejumlah negara di Asia Tenggara. Acquired by CA in April 2007, PT Styrindo Mono Indonesia (“Styrindo Mono Indonesia” or “SMI”) is the only local producer of styrene monomer, mostly sold to domestic market with a total market share of 80%. SMI exported its remaining products to China and other Southeast Asian countries. PT TRI POLYTA INDONESIA Tbk (Petrochemical) Barito Pacific mendapatkan posisi pengendali PT Tri Polyta Indonesia Tbk (“Tri Polyta” atau “TPIA”) pada bulan Juni 2008. Perusahaan ini menghasilkan polypropylene, termasuk homopolymer, random copolymer, dan impact copolymer yang merupakan bahan-bahan yang biasanya digunakan untuk kemasan makanan dan peralatan plastik. Penyedia bahan baku utama untuk TPIA adalah CA. Barito Pacific acquired a controlling interest of PT Tri Polyta Indonesia Tbk (“Tri Polyta” or “TPIA”) in June 2008. The company produces polypropylene, including homopolymer, random copolymer, and impact copolymer materials which are commonly used food packaging and plastic utensils. The main raw material provider for TPIA is CA. MARIGOLD RESOURCES Pte. Ltd (Holding Company) Marigold Resources Pte. Ltd. (“MR”) berkedudukan di Singapura. Keseluruhan saham MR dimiliki oleh Barito Pacific. Marigold Resources Pte. Ltd. (“MR”) is located in Singapore. 100% of MR’s shares are owned by Barito Pacific.
5
77.93%
100.00% PT CHANDRA ASRI
7.24%
PT TRI POLYTA INDONESIA Tbk
99.99%
PT STYRINDO MONO INDONESIA
MARIGOLD RESOURCES Pte. Ltd.
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
62.76%
per i st i wa - pe r i st i wa penti ng
significant events
01.06.2009
01.06.2009
01.06.2009
Kunjungan bersama dengan sejumlah wartawan dan analis ke pabrik Chandra Asri dan Tri Polyta Indonesia di Cilegon.
Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Public Expose di Ruang Serba Guna Gedung Bursa Efek Indonesia.
Melakukan perubahan susunan pengurus Perseroan melalui RUPST, yaitu: 1. Memberhentikan dengan hormat Bpk. Didi Andries, Bpk. FX. Soedibyo, dan Bpk. Antonius BS Hudyana dari jabatannya sebagai anggota Komisaris Perseroan 2. Mengangkat Bpk. F. Parno Isworo dan Bpk. Rifqi Musharnanto sebagai Komisaris Independen.
Rapat Dewan Komisaris Perseroan, memutuskan bahwa Komite Audit Barito Pacific adalah sebagai berikut: • Ketua : Bpk. F. Parno Isworo • Anggota : Bpk. Rifqi Musharnanto • Anggota : Ibu Tita Serena K. Ferdinandus
Site visit for journalists and analysts to Chandra Asri and Tri Polyta Indonesia plants at Cilegon.
Held a General Meeting of Shareholders (AGM) and held Public Expose at Ruang Serba Guna, Indonesian Stock Exchange.
Changed in management structure of the Company through the AGM : 1. To discharge with honor Mr. Didi Andries, Mr. FX. Soedibyo, and Mr. Antonius BS Hudyana from their post as Commissioners 2. To appoint Mr. F. Parno Isworo and Mr. Rifqi Musharnanto Independent Commissioners.
Meeting of the Board of Commissioners to appoint members of the audit committee of the Company, as follows: • Chairman: Mr. F. Parno Isworo • Member: Mr. Rifqi Musharnanto • Member: Ms. Tita K. Serena Ferdinandus
6
13.05.2009
L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
05.08.2009
25.11.2009
15.12.2009
Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan acara persetujuan perubahan Anggaran Dasar dalam rangka penyesuaian dengan Peraturan No IX. J. I Lampiran Keputusan Ketua Bapepam LK No Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008.
Kunjungan bersama investor pasar modal ke pabrik Chandra Asri dan Tri Polyta Indonesia di Cilegon.
Kunjungan bersama investor pasar modal dan analis ke pabrik Chandra Asri dan Tri Polyta Indonesia di Cilegon.
Menandatangani Perjanjian Penjaminan dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sehubungan dengan pemberian Corporate Guarantee oleh Perseroan kepada BNI sebesar 70% dari batas maksimum cover pembukaan LC/SBLC dan SKBDN sebesar US$15,000,000.- yang diberikan BNI kepada Chandra Asri.
Held the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGM), to seek an approval on the changes of the Article of Association (AoA) in relations with the Regulation No. IX.J.I, Bapepam-LK No. Kep179/BL/2008 dated 14 may 2008.
Site visit for capital market investors to Chandra Asri and Tri Polyta Indonesia plants at Cilegon.
Site visit for capital market investors and analysts to Chandra Asri and Tri Polyta Indonesia plants at Cilegon.
Signed a Guarantee Agreement with PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk in connection with the provision of Corporate Guarantee by the company to BNI for 70% of the maximum opening cover of LC /SBLC and SKBDN amounted US$15,000,000.-given to Chandra Asri.
7
23.07.2009
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Ikht i s a r Keua nga n
Financial Highlights NERACA (dalam juta Rp) Aset Aset Lancar Piutang Hubungan Istimewa Aset Pajak Tangguhan-Bersih Penyertaan Saham Hutan Tanaman Industri (HTI) Aset Tetap-Bersih Aset Lain-lain Jumlah Aset
2009
2008
2007
2006
2005
2004
6,122,175 1,820 7,404 207,584 79,227 9,817,446 139,630 16,375,286
5,129,286 902 7,681 131,969 83,800 11,807,631 82,452 17,243,721
4,813,153 1,749 17,254 155,164 102,400 10,049,373 1,773,026 16,912,119
525,252 730,079 15,564 110,580 107,316 236,096 14,253 1,739,140
1,005,516 664,341 25,109 114,601 149,249 314,736 16,738 2,290,291
482,297 892,662 158,988 477,028 149,868 371,698 815,845 3,348,386
2,832,156 4,741,834 7,573,990 2,333,878
2,324,998 5,984,299 8,309,297 2,109,433
2,379,186 2,968,366 5,347,552 2,244,740
500,341 176,944 677,285 0
855,707 379,400 1,235,106 520
1,660,942 2,270,945 3,931,887 1,493
Kewajiban dan Ekuitas Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak Lancar Jumlah Kewajiban Hak Minoritas atas Aset Bersih anak Perusahaan Ekuitas (Defisiensi Modal)-Bersih Jumlah Kewajiban & Ekuitas Saham Beredar (Satuan Saham)
6,467,418 16,375,286 6,979,892,784
6,824,991 9,319,827 1,061,855 1,054,664 (584,994) 17,243,721 16,912,119 1,739,140 2,290,291 3,348,386 6,979,892,784 6,979,892,784 2,617,459,794 2,617,459,794 2,617,459,794
LAPORAN LABA RUGI (dalam juta Rp) 18,322,898 (1,054,740) (1,841,708)
336,850 84,928 (41,884)
465,455 (8,074) (191,819)
818,030 9,851 (199,777)
1,278,060 241,150 39,849
1,132,984 547,265 161
(4,520,204) (3,399,758) (264)
48,051 44,533 (14)
16,520 7,191 (73)
355,163 686,842 (76)
(161,161) (154,874) 15
Laba (Rugi) Bersih per Saham
78
(487)
15
3
262
(59)
3,290,019
2,804,288
2,515,953
26,056
149,810
(1,178,645)
21.45 160.94 116.12 -5.04 -5.24
5,339.48 (4,297.16) (7,534.24) 1.96 (26.77)
(27.63) (78.16) 519.29 872.44 777.69
(43.10) (3.98) (98.95) (24.06) 0.68
(35.99) (601.34) (543.48) (31.60) (280.29)
(31.70) (113.85) (167.46) 0.92 36.01
Modal
L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
14,392,940 1,752,507 1,122,271
8
Pendapatan Bersih Laba (Rugi) Kotor Laba (Rugi) Usaha Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan Laba (Rugi) Bersih Laba (Rugi) Usaha per Saham
Modal Kerja Bersih Pertumbuhan (%) Pendapatan Bersih Laba (Rugi) Usaha Laba (Rugi) Bersih Jumlah Aset Ekuitas
Balance sheet (in million Rp) 2003
2002
516,804 819,631 151,615 485,816 153,135 408,505 782,262 3,317,768
1,152,767 939,589 222,908 673,545 528,811 542,871 2,723,391 6,783,881
2001 815,337 790,096 6,645 699,017 143,486 462,804 3,602,891 6,520,276
2000 747,957 759,309 191,518 1,067,136 38,891 497,627 3,386,346 6,688,784
Financial Report Current Assets Due from Related Parties Deferred Tax Assets-Net Investment in Shares of Stocks Industrial Timber Plantation Property, Plant & Equipment-Net Other Assets Total Assets Liabilities & Stockholders’ Equity
1,505,789 2,238,705 3,744,495 3,394 (430,120) 3,317,768 2,617,459,794
7,497,985 136,383 7,634,368 7,324
6,261,591 39,812 6,301,403 2
1,226,949 (1,121,416) 6,783,881 6,520,276 2,577,988,115 1,400,000,000
387,378 6,688,784 1,400,000,000
3,578,041 1,973,167 5,551,208 5,724
Current Liabilities Non Current Liabilities Total Liabilities Minority Interest in Net Assets of Subsidiary Stockholder’s Equity Total Liabilities & Stockholders’ Equity Listed Shares (in share unit)
Jumlah aset Total Asset in billion Rp
20,000 18,000 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0 05
06
07
08
09
INCOME STATEMENT (in million Rp) 1,871,209 (20,778) (287,641)
2,259,386 187,951 (75,707)
1,600,691 64,886 (146,380)
1,410,630 79,279 (100,837)
104,805 229,581 (110)
(573,576) 244,469 (29)
(1,251,978) (1,508,794) (105)
(1,007,222) (1,024,335) (72)
88
173
(1,078)
(732)
Net Revenues Gross Profit (Loss) Income (Loss) from Operations Income (Loss) before Tax Net Income (Loss) Income (Loss) from Operations per Share (in Rupiah) Net Income (Loss) per Share (in Rupiah) Capital
PENJUALAN BERSIH Net Sales in billion Rp
20,000
(2,425,274)
(6,682,648)
(5,513,634)
Net Working Capital
9
18,000
(988,985)
16,000
Growth (%) (17.18) 279.94 (6.09) (51.09) (135.06)
41.15 (48.28) (116.20) 4.04 (209.41)
13.47 45.16 47.29 (2.52) (389.49)
(11.56) (170.56) 891.00 15.51 (72.56)
Net Revenues Income (Loss) from Operations Net Income (Loss) Total Assets Stockholder’s Equity
12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0 05
06
07
08
09
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
14,000
Ikht i s a r S AHAM
SHARE Highlights
Kinerja Harga Saham Share Price Performance
JUTA LEMBAR (Million Shares)
HARGA SAHAM Rp (Share Price Rp)
200
2,000
180
1,800
160
1,600
140
1,400
120
1,200
100
1,000
80
800
60
600
40
400
20
200
0
0
Jan Feb
Mar Apr
May
Jun
Jul Aug
Sep
Oct
Volume Transaksi Transaction Volume
Nov
Dec
Harga Penutupan Closing Price
10 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Harga Saham (Rp) Share Prices 2008
2009
2008
Tertinggi
2009
2008
Terendah
Highest
2009 Penutupan
Lowest
2008
2009
Rata-rata Volume Transaksi
Closing
Average Transaction Volume
1st Q
2,925
660
1,140
450
1,540
530
23,250,215
10,203.695
2nd Q
2,475
1,400
1,280
540
1,910
1,250
33,674,532
30,999,798
3 Q
2,000
1,710
770
1,180
990
1,530
11,749,087
34,974,839
4th Q
900
1,580
360
1,210
600
1,330
10,051,179
14,949,598
rd
Statistik perdagangan Trading Statistics
Komposisi PEMEGANG SAHAM (%) Shareholding Composition (%) 30 Desember 2009
Harga/Price (Dec 30, 2009) Rp1,330 Jumlah Saham/ No of Shares Outstanding 6,979,892,784 Kapitalisasi Pasar (Rp) Market Capitalisation 9,283,257,402,720 Publik (kurang dari 5%) Public (less than 5%) 27.38%
78.52% Foreign Investors
11.36% Local Institutional Investor
STRUKTUR PEMEGANG SAHAM (%) Shareholding Structure (%) 30 Desember 2009
27.38% Public (less than 5%)
7.88% Commerzbank (Sea) Ltd.
4.76% Whistler Petrochemical Corp.
3.66% PT Barito Pacific Lumber
3.53% PT Tunggal Setia Pratama
0.43% Prajogo Pangestu
0.23% PT Muktilestari Kencana
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Magna Resources Corporation
Local Individual Investor
11
52.13%
10.12%
12 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Kemajuan yang sejauh ini telah dicapai Barito Pacific - dalam HAL perolehan aset, peningkatan produktivitas, perbaikan sumber daya manusia, dan pencapaian keuangan - telah menempatkan Perseroan dalam posisi yang benarbenar strategis untuk melanjutkan secara agresif ekspansi bisnis Perseroan. Bahkan, Perseroan dalam keadaan siap untuk melakukan aksi korporasi strategis yang akan meningkatkan posisi pasarnya di masa depan.
The advances that have been made by Barito Pacific thus far - in terms of assets acquirement, productivity improvement, human capital enhancement, and bottom-line achievement - have placed the company in a truly strategic position to proceed aggressively with the company business expansion. Indeed, the company is primed to undertake strategic corporate actions that would further boost market standings in the future.
S a mbuta n Pr esi den Komisaris
Message from President Commissioner
Dua hal yang perlu kami garis bawahi atas kesuksesan di tahun 2009 yakni, pertama, situasi pasar plastik resin yang mampu dengan cepat berbalik arah. Kedua, Barito Pacific menjalankan manajemen biaya yang penuh perhitungan di saat pasar mengalami kelesuan sehingga dapat muncul kembali dengan posisi yang kuat ketika pasar pulih kembali.
Two things underscored our successful turnaround in 2009. First, the market for plastic resins rebounded strongly; and secondly, Barito Pacific exercised prudent cost management throughout the lean market period to reemerge in a strong position when markets recovered.
Tahun 2008 merupakan tahun yang sulit dan penuh tantangan bagi industri plastik resin sebagai akibat dari krisis global, sehingga Barito Pacific mengalami kerugian yang belum pernah dialami sebelumnya. Meskipun demikian, sepanjang periode tersebut Perseroan tetap yakin terhadap prospek jangka panjang industri ini, dan bertekad untuk keluar dari badai krisis keuangan global yang terjadi di tahun tersebut.
As we recall, the year 2008 was an extremely difficult and challenging year for the plastics resin manufacturing industry as result of global crisis, which exposed the Barito Pacific to unprecedented losses of significant amounts. Nevertheless, throughout this challenging period, the company remained staunchly confident of its long-term prospects, and was determined to ride out the storm that came from the global financial crisis of that year.
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
It is with great pleasure that I take this opportunity to share with you some of the highlights of the achievements of Barito Pacific for the year ending December 31, 2009. Barito Pacific achieved record earnings in 2009, partly offsetting the loss in 2008 and placing the Company firmly on a momentum of growth today and in the foreseeable future. Barito Pacific earned a net profit of Rp547.27 billion on total consolidated sales of Rp14.39 trillion during the year under review. This gives you, our valued shareholder, net earnings per share of Rp78, for a return on equity and return on employed assets of 8.46% and 3.34%, respectively, in 2009.
13
Melalui kesempatan ini saya menyampaikan beberapa pencapaian Barito Pacific untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2009. Di tahun 2009 Barito Pacific berhasil mencatat pendapatan yang sebagian besar dapat digunakan untuk mengompensasi kerugian tahun 2008 dan menjadikan Perseroan kokoh dalam momentum pertumbuhan saat ini dan masa mendatang. Barito Pacific mencatat laba sebesar Rp547,27 miliar dari total penjualan konsolidasi sebesar Rp14,39 triliun selama tahun 2009. Sementara itu laba bersih per lembar saham sebesar Rp78, dan return on equity dan return on employed assets masing-masing sebesar 8,46% dan 3,34% di tahun 2009
14
L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Prajogo Pangestu Presiden Komisaris President Commissioner
Seperti yang telah diperkirakan, pada kuartal kedua tahun 2009, sejalan dengan margin keuntungan dalam bisnis petrokimia yang meningkat secara signifikan, Barito Pacific berhasil mencatat laba.
As events transpired, the company was not far off in those assessments. By the second quarter of 2009, as profit margins improved significantly in our petrochemical businesses, Barito Pacific became once again profitable.
Perseroan tidak hanya mencatat perolehan laba yang signifikan di tahun 2009, tetapi lebih penting lagi, mampu kembali berada dalam jalur transformasi untuk berubah menjadi perusahaan berbasis sumber daya terdiversifikasi - sehingga membuat tahun 2009 benar-benar menjadi tahun yang menguntungkan untuk Barito Pacific karena memperoleh kembali pertumbuhan serta momentum untuk meneruskan transformasi yang berkelanjutan.
Not only did the company gained significant profits for the year under review, it was able to get back on track in the transformation to becoming a truly diversified resource-based company thus making 2009 a truly watershed year for Barito Pacific as it regenerated both growth and momentum for continuing transformation.
Jika diingat kembali, transformasi telah menjadi inti dari inisiatif strategis Barito Pacific selama beberapa tahun ini, saat Perseroan berusaha untuk melakukan perubahan portofolio bisnis Perseroan, dari sebagian besar berbasis industri perkayuan menjadi kelompok usaha berbasis sumber daya terdiversifikasi yang akan mencakup kehutanan, perkebunan, petrokimia, minyak bumi dan gas serta energi terbarukan.
If you recall as well, transformation has been at the heart of Barito Pacific’s strategic initiatives over the past several years, as the Company seek to implement changes to it’s business portfolio from a predominantly wood based industry into a more diversified resource based business groupings that would include forestry, plantation, petrochemicals, oil and gas and renewable energy.
Langkah-langkah Perseroan di petrokimia sempat terhambat oleh anjloknya harga minyak di paruh kedua tahun 2008, yang diikuti oleh jatuhnya pasar petrokimia. Tetapi karena kondisi tersebut sebagian besar telah pulih kembali di tahun 2009, maka kini Perseroan berada dalam posisi yang lebih kokoh untuk mencapai tujuan transformasi dengan lebih bersungguh-sungguh dibanding sebelumnya.
Needless to say, the Company’s strides in petrochemicals were hindered by the oil price crash in the second half of 2008, and subsequent collapse of the petrochemicals market. But as these markets have in large part recovered in 2009, the Company now finds itself in a stronger position to pursue the transformation goals more earnestly than ever.
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Even as we entered the year 2009 with great uncertainties over the course of the global financial crisis, and how it would further impact the plastics industry, the company was quite certain that at least for Chandra Asri and Tri Polyta , the Company two mainstay petrochemical businesses, the adverse effects of the global crisis would only be temporary and that markets and prices would quickly adjust to their new equilibrium.
15
Bahkan saat memasuki tahun 2009 yang penuh dengan ketidakpastian mengenai arah krisis keuangan global dan bagaimana hal itu akan berdampak lebih jauh terhadap industri plastik, kami cukup yakin, setidaknya untuk Chandra Asri dan Tri Polyta , dua perusahaan andalan kami dalam bisnis petrokimia, efek negatif krisis global ini hanya akan bersifat sementara dan untuk selanjutnya pasar serta harga akan segera menyesuaikan diri dengan keseimbangan baru yang terjadi.
16 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Telah ada dalam perencanaan, namun saat ini sedang dipertimbangkan oleh Perseroan kapan peluang dan waktu tepatnya, untuk melakukan ekspansi ke dalam sektor energi. Ekspansi ini tidak hanya akan memperluas lingkup industri berbasis sumber daya Barito Pacific namun juga akan menjadi pelengkap di hulu bisnis petrokimia Perseroan. Sehubungan dengan hal tersebut, saya ingin menyampaikan keyakinan kami bahwa Dewan Komisaris akan terus mengawasi pengelolaan Perseroan. Menurut pendapat kami, Dewan Direksi telah melakukan tugas-tugasnya dengan baik dan telah mampu mencapai tujuantujuan Perseroan secara konsisten sesuai strategi dan arah yang sebelumnya telah ditetapkan oleh Manajemen dan disetujui oleh Dewan Komisaris
Already in the advance planning stage, the Company is weighing the right opportunity and time for it to expand into the energy sector. Such an expansion will not only broaden the scope of Barito Pacific’s resource-based industries, but could also provide an upstream complement to the Company’s petrochemicals businesses. In that regard, I would like to convey the confidence that the Board of Commissioners continues to place on the way your the Company is being managed. In our opinion, the Board of Directors has carried out its duties exemplary and has been able to pursue the Company’s goals in a manner that is consistent with the strategy and direction set forth by Management and approved by the Board of Commissioners.
Kemajuan yang sejauh ini telah dicapai Barito Pacific - dalam kaitannya dengan perolehan aset, peningkatan produktivitas, perbaikan sumber daya manusia, dan pencapaian keuangan - telah menempatkan Perseroan dalam posisi yang benar-benar strategis untuk dapat melanjutkan secara agresif ekspansi bisnis Perseroan. Bahkan, Perseroan dalam keadaan siap untuk melakukan aksi korporasi strategis yang akan meningkatkan posisi pasar di masa depan.
The advances that have been made by Barito Pacific thus far - in terms of assets acquirement, productivity improvement, human capital enhancement, and bottom-line achievement - have placed the company in a truly strategic position to proceed aggressively with the company business expansion. Indeed, the company is primed to undertake strategic corporate actions that would further boost market standings in the future.
Namun demikian, hal tersebut harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan penuh pertimbangan. Hal yang dapat dipelajari dari krisis keuangan global yang baru terjadi adalah kita harus mempertimbangkan saat aksi korporasi strategis dengan sangat hati-hati. Waktu yang tepat adalah kuncinya. Namun yang lebih penting dari itu adalah bahwa apapun yang akan dilakukan, aksi tersebut tidak boleh mengorbankan para pemegang saham Perseroan.
However, we must do so with extreme caution and deliberation. If anything, the lessons learned from the most recent global financial crisis are that we must consider the timing of our strategic corporate actions very carefully. Timing is key. But even more important than timing itself is that, whatever we do, those actions should never be at the expense of our shareholders.
Dengan adanya pemikiran tersebut, maka Barito Pacific telah menerapkan pedoman baru untuk kebijakan dan tindakan investasi yang bertujuan untuk memberikan perlindungan lebih terhadap kepentingan para pemegang saham. Tidak akan ada aksi korporasi dilakukan Perseroan jika ada sedikit keraguan bahwa hasil dari aksi tersebut mungkin memiliki dampak negatif terhadap pendapatan Perseroan, laba yang dihasilkan Perseroan, dan kepemilikan para pemegang saham.
With that in mind, Barito Pacific has attached new guidelines to its investment policies and practices that essentially aim to provide greater protection to shareholders’ interest. No corporate action will be undertaken by the Company when there is even the slightest doubt that the outcome of such an action may have an adverse impact on the Company’s earnings, its bottom-line results and, thereby, stockholders’ equity.
Prakarsa ini merupakan bagian tak terpisahkan dari kerangka tata kelola perusahaan Barito Pacific yang terus ditingkatkan dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh di segenap lapisan Perseroan. Barito Pacific telah lama berpegang pada prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang meliputi transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian dan kewajaran, tetapi halhal tersebut saat ini mewakili momen-momen besar dari peluang dan tantangan yang dihadapi Perseroan, dan dalam keadaan inilah kami merasakan manfaat dari tata kelola perusahaan yang baik tersebut.
It goes without saying that this initiative forms part and parcel of Barito Pacific’s corporate governance framework that continues to enhance and implement vigorously across the Company. Barito Pacific has long held to the principles of Good Corporate Governance encompassing transparency, accountability, responsibility, independence and fairness; but these times represent great moments of opportunities and challenges for the Company, and it is in such times that we will especially benefit from good corporate governance.
Dewan Komisaris juga sangat berterima kasih atas semua kontribusi Manajemen dan karyawan Barito Pacific, tanpa dedikasi dan keyakinan yang dimiliki mereka Perseroan tidak akan mampu mengubah tantangan menjadi peluang – sehingga memungkinkan Barito Pacific untuk mendapatkan kembali pertumbuhan maupun momentum untuk mempertahankan pertumbuhan tersebut.
As always, the Board of Commissioners is immensely grateful for the contribution of the Management and employees of Barito Pacific, without whose dedication and conviction the Company would not have been able to turn our challenges into opportunities -thus enabling Barito Pacific to regenerate both growth and the momentum for sustained growth.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atas pandangan ke depan yang tajam serta dukungannya untuk tidak hanya mempertahankan kelangsungan hidup tetapi juga memastikan kelanjutan pertumbuhan jangka panjang industri resin plastik dan turunannya, demi jutaan pekerja dan konsumen serta perekonomian yang dihasilkan industri ini.
We also thank the Government and the House of Representative of the Republic of Indonesia for their keen foresight as well as guidance to not only preserve the viability of the plastic resins and downstream industries, but also ensure their sustainable long-term growth for the benefit of millions of workers and consumers, and the economies that these industries generate.
Untuk semua pemangku kepentingan lainnya, termasuk para pemegang saham, kami ucapkan terima kasih atas dukungan yang luar biasa. Semoga kita semua memiliki lebih banyak alasan untuk bersyukur di tahun 2010.
To all other stakeholders, including our valued shareholders, thank you for your wonderful support. May we all have even more reasons to be grateful for in 2010.
17
Presiden Komisaris President Commissioner
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Prajogo Pangestu
Pada saat kembali memperoleh momentum pertumbuhan, kami fokus secara penuh untuk mempertahankan momentum pertumbuhan ini, serta memastikan bahwa kami dapat memanfaatkan sepenuhnya prospek pertumbuhan jangka panjang industri petrokimia.
18 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
As we regain our growth momentum, we will focus intensely on sustaining this growth momentum, and ensuring that we capitalise fully on the long-term growth prospects of the petrochemicals industry.
LApo r a n di r eksi
director’s report
Tidak ada yang dapat mengetahui dengan pasti bahwa beberapa bulan setelah kami memasuki industri tersebut akan terjadi krisis keuangan global yang terburuk sejak peristiwa Great Depression di masa lalu. Dengan terjadinya resesi ekonomi tersebut, harga minyak mentah turun drastis, dan karenanya pasar sebagian besar komoditas lain termasuk plastik resin juga mengalami kesulitan.
Obviously, no one could have known with certainty the global financial crisis that would ensue the following months, leading to the worst economic recession the world has known since the Great Depression. With this economic recession, the price of crude oil nosedived, and with it, markets for most other commodities including plastic resins all but collapse in their seams.
Seiring turunnya permintaan dan makin menurunnya harga pasar di sepanjang paruh kedua 2008, perusahaan petrokimia kami mengalami kerugian sebagai akibat terjadinya margin negatif yang berasal dari persediaan bahan baku yang telah dibeli sebelumnya di harga yang jauh lebih tinggi. Hal ini memiliki andil terhadap kerugian operasional Barito Pacific yang cukup besar pada tahun 2008, yang sebagian besar berasal dari kegiatan operasional petrokimia yang menyumbang kurang lebih 99% total penjualan Perseroan di tahun tersebut.
As demands retreated and market prices fell further throughout the second half of 2008, our petrochemicals businesses suffered as a result of negative margins from feedstock inventories that had been purchased previously at much higher prices. This contributed to the considerable operating loss that Barito Pacific had incurred in 2008, stemming largely from our petrochemicals operations which accounted roughly for 99% of the company’s total turnover during the year.
Hasil usaha kami selama tahun 2008 sangat mengecewakan. Hal Ini menggiring kita untuk berpendapat bahwa kami terlalu terburu-buru masuk ke sektor petrokimia, atau setidaknya, kami melakukannya di saat yang sangat tidak tepat.
Our results of operations for the year 2008 was deeply discouraging. It led us to believe that we had been too hasty in entering the petrochemicals sector; or that, at the very least, we had done so at the worst possible time.
Walaupun ada pandangan seperti itu, kami tahu bahwa langkah kami ke dalam bisnis petrokimia bukanlah sesuatu yang didorong oleh hasil pemikiran jangka pendek atau bahkan jangka menengah. Kami akan ada dalam industri ini untuk jangka panjang. Dan oleh karena itu, kami tetap sangat yakin bahwa dalam jangka panjang prospek pertumbuhan sektor petrokimia di Indonesia, terutama di segmen hulu dan midstream dimana Barito Pacific memiliki pangsa pasar terbesar saat ini dan masa mendatang. Saat keadaan membaik di tahun 2009, pasar
Having said that, we also knew that our move into the petrochemicals business is not something that is motivated by short-term or even medium term horizons. We are in it for the long haul. And in that respect, we remain staunchly confident of the long-term growth prospects of the petrochemicals sector in Indonesia, especially in the up-stream and mid-stream segments in which Barito Pacific commands the largest shares of the market today, and in the foreseeable future.
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
When Barito Pacific entered into the petrochemicals industry in late 2007 and early 2008, we did so with the understanding that the manufacture of plastic resins holds truly promising prospects for the long term future.
19
Saat Barito Pacific memasuki industri petrokimia di akhir 2007 dan awal 2008, kami melakukannya dengan pemahaman bahwa pengolahan plastik resin benar-benar memiliki prospek yang menjanjikan untuk jangka panjang.
20
L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Loeki S. Putera Presiden Direktur President Director
Menggapai Kembali Momentum Ketika kami mengambil alih Chandra Asri dan anak perusahaannya, Styrindo Mono Indonesia, dan kemudian Tri Polyta , industri petrokimia global dan Indonesia sedang tumbuh dengan cepat. Hal ini sejalan dengan perekonomian global yang kuat saat itu – yang ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi yang cepat dari negaranegara seperti Brazil, Rusia, India dan Cina - dan harga-harga komoditas yang kuat yang mencakup juga peningkatan harga minyak ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kami memperkirakan pertumbuhan Barito Pacific akan mengikuti laju pertumbuhan yang cepat tersebut.
Regaining Momentum When we took over Chandra Asri with its whollyowned subsidiary, Styrindo MonoIndonesia, and subsequently Tri Polyta, the petrochemicals industries globally and in Indonesia were growing at brisk paces. This was in line with the robust global economy at the time - epitomised by the rapid economic growth of such countries of Brazil, Russia, India and China - and strong commodity prices that include the rise of oil price to unprecedented heights. We envisioned the growth of Barito Pacific, therefore, to follow this brisk pace of growth.
Ternyata di tahun 2008 pertumbuhan tidak pernah terjadi. Bahkan sebaliknya, kamipun agak tertunda dari rencana kami semula untuk mempercepat pertumbuhan.
As it turned out, growth never transpired in 2008. Instead, we were thrown somewhat off-track in our quest for accelerated growth.
Namun demikian, kami laporkan bahwa kondisi telah berubah menjadi lebih baik pada tahun 2009. Perseroan membukukan total pendapatan konsolidasi sebesar Rp14,39 triliun pada tahun 2009, turun 21,45% dibanding tahun 2008 sebesar Rp18.32 triliun. Tapi di sisi lain, kami membukukan total laba bersih sebesar Rp547,27 miliar pada tahun 2009, terutama karena hasil yang baik dari bisnis petrokimia kami. Kami percaya bahwa pasar produk petrokimia kami belum pulih sepenuhnya pada tahun 2009. Mengingat ekonomi global yang akan terus semakin membaik dalam beberapa tahun ke depan, industri petrokimia akan memperoleh kembali momentum pertumbuhan seperti periode sebelum terjadinya krisis.
However, we are pleased to report that events and conditions have changed for the better in 2009. The Company posted total consolidated revenues of Rp14.39 trillion in 2009, down by 21.45% from Rp18.32 trillion in 2008. We booked total net profit of Rp547.27 billion in 2009, mainly on the strong showings of our petrochemicals businesses. We believe that the markets of our petrochemicals products have not rebounded in full in 2009 and that, given the continuing recovery of the global economy over the next several years, the petrochemicals industry will regain its growth momentum to that of the pre-crisis period.
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
As events unfolded in 2009, the markets for plastic resin products quickly adjusted to their new equilibriums, bringing the cost of feedstock in line with the market prices of our end products, and thereby restoring our profitability margins. Subsequently, as market prices improved further over time, so did the profit margins of our petrochemicals businesses which today comprise of the ethylene, propylene, and polyethylene manufacturer, Chandra Asri; the styrene monomer producer, Styrindo Mono Indonesia; and the polypropylene maker, Tri Polyta .
21
produk plastik resin dengan cepat menyesuaikan diri dengan keseimbangan baru mereka, sehingga biaya bahan baku sesuai dengan harga pasar dari produk akhir sehingga mengembalikan lagi margin keuntungan kami. Selanjutnya, saat harga pasar meningkat sejalan dengan berjalannya waktu, margin keuntungan bisnis petrokimia kami yang saat ini terdiri dari penghasil ethylene, propylene, dan polyethylene, Chandra Asri; penghasil monomer styrene, Styrindo MonoIndonesia; dan penghasil polypropylene, Tri Polyta .
22 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Kita juga tidak boleh lupa bahwa tahun 2008 kerugian Perseroan menjadi bertambah oleh keputusan hati-hati untuk sepenuhnya menghapuskan goodwil sebesar Rp1,56 triliun yang terjadi karena proses akuisisi Chandra Asri. Cukup untuk mengatakan bahwa dengan momentum tumbuh, kami harapkan di tahun 2010 Barito Pacific akan mampu meng-offset kerugian yang terjadi di beberapa tahun sebelumnya.
Also, we should not forget that 2008’s loss was compounded by our prudent decision to fully impair the goodwill associated with the acquisition of Chandra Asri’s assets, amounting to Rp1.56 trillion alone. Suffice to say that with growing momentum on our side, we are cautiously optimistic that Barito Pacific would be able to offset its earlier loss by 2010.
Tetap Waspada Sayangnya kabar baik pada bisnis petrokimia kami tak terjadi dalam bisnis kehutanan kami. Dalam usaha kehutanan dan berbasis perkayuan, Barito Pacific mengalami kerugian operasional sebesar Rp53,35miliar di tahun 2009, dibandingkan kerugian sebesar Rp98,58 miliar di tahun 2008. Namun demikian, kami berhasil mengurangi kerugian kegiatan kehutanan kami pada tahun 2009.
Continued Vigilance With good tidings coming to our petrochemicals business, unfortunately we cannot say the same for our timber operations. In our timber and wood-based business, Barito Pacific incurred an operating loss of Rp53,35 billion from its timber operations in 2009, compared to a loss of Rp99,58 billion in 2008. Nevertheless, we succeeded in reducing the stench of loss from our timber operations in 2009.
Inti usaha kami untuk membuat seluruh operasi menguntungkan adalah disiplin yang kami terapkan berkaitan dengan efisiensi biaya, mitigasi risiko dan keunggulan operasional. Dalam bisnis petrokimia, misalnya, meskipun margin telah kembali disertai keuntungan yang meyakinkan, kami tetap waspada terhadap anomali pasar yang potensial terjadi. Kami juga tetap mempertahankan ketersediaan bahan baku secara konservatif untuk memenuhi jadwal produksi sesuai dengan permintaan pembeli.
At the heart of our efforts to make our entire operations profitable is the discipline that we impose with regard to cost efficiency, risk mitigation and operational excellence. In the petrochemicals business, for instance, despite the re-surging margins and re-assuring profits, we remain vigilant to potential market anomalies, and maintain feedstock inventory conservatively at just the right amount to meet production schedule in line with buyer’s intake.
Permintaan produk petrokimia kami pada tahun 2009 telah pulih kembali. Hal itu membuat mesin kami beroperasi mendekati kapasitas penuh pada semester kedua tahun 2009. Untungnya kami telah memanfaatkan waktu mematikan mesin dan melakukan perawatan pada tahun 2008, sehingga mesin-mesin tersebut siap untuk bekerja dengan beban yang semakin berat. Jika tren pertumbuhan terus berlanjut pada 2010, kami berharap pabrik kami akan beroperasi dengan kapasitas penuh.
Market demand for our petrochemical products in 2009 have rebounded sufficiently to make our production trains running at near capacity in the second half of 2009. It is fortunate that we made use of unscheduled downtimes in 2008 to carry out repairs and maintenance works on our machines, thus priming them up for the increasingly heavy work loads. If the growth trend continues in 2010, we will expect to be running at full capacity by then.
Mempertahankan Pertumbuhan Kami Karena kerugian yang terjadi pada tahun 2008, maka nilai ekuitas para pemegang saham kami belum kembali ke tingkat sebelum terjadinya krisis. Itulah sebabnya mengapa kami harus tetap fokus pada peningkatan profitabilitas bisnis petrokimia kami sekaligus juga melakukan setiap usaha untuk menghentikan kerugian dari operasi kayu kami. Hal yang sama terjadi dalam bisnis properti kami yang juga menghasilkan laba bersih dari kegiatan operasi pada tahun 2009, walaupun tidak besar.
Sustaining Our Growth Because of our loss in 2008, the value of our stockholders’ equity has not returned to the precrisis level. That is why we have remained focused on growing the profitability of our petrochemicals business, while making every effort to stop the loss from our timber operations. It is just as well that our property business showed a net profit from operations in 2009, however small.
Pada saat kembali memperoleh momentum pertumbuhan kami, kami fokus secara penuh untuk mempertahankan momentum pertumbuhan ini, dan memastikan bahwa kami dapat memanfaatkan sepenuhnya prospek pertumbuhan jangka panjang industri petrokimia. Chandra Asri merupakan satu-satunya pengurai olefin di negeri ini. Styrindo Mono Indonesia adalah satu-satunya produsen styrene monomer, sedangkan Tri Polyta adalah produsen polypropylene terbesar di Indonesia. Hal ini merupakan gambaran dari prospek pertumbuhan riil Barito Pacific dalam sektor petrokimia Indonesia dalam beberapa tahun, dan mungkin, bahkan puluhan tahun ke depan.
As we regain our growth momentum, we will focus intensely on sustaining this growth momentum, and ensuring that we capitalise fully on the long-term growth prospects of the petrochemicals industry. Chandra Asri is the sole olefin cracker in the country today. Styrindo MonoIndonesia is the only styrene monomer producer, while Tri Polyta is of the largest manufacturer of polypropylene in Indonesia. This represents real growth prospects for Barito Pacific within the Indonesian petrochemicals sector over the next several years, and perhaps, even decades.
Atas nama Manajemen Barito Pacific, saya menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada seluruh pelanggan kami yang telah menghadapi kondisi menantang tahun 2008, dan bertahan bersama kami serta bangkit saat keadaan menjadi lebih baik di tahun 2009. Penghargaan juga kami sampaikan kepada pihak berwenang baik di pusat maupun daerah di Indonesia atas bimbingan dan dukungan yang telah diberikan.
On behalf of the Management of Barito Pacific, I would like to express our heartfelt gratitude to all our customers who braved the challenging conditions in 2008, and persevered with us to emerge in 2009 under much better circumstances. Our appreciation also goes to the authorities in both the central and provincial governments of Indonesia for their guidance and support.
Akhir kata kami juga berutang rasa terima kasih yang besar kepada seluruh staf, karyawan dan pekerja Barito Pacific, tanpa komitmen dan dedikasi mereka, Perseroan tidak akan mendapatkan kembali pertumbuhan dan momentum dengan begitu cepat, dan begitu menjanjikan.
Last but not least, we owe a big debt of gratitude to the staff, employees and workers throughout the Barito Pacific, without whose commitment and dedication the Company would not have regained its growth and momentum so soon, and so promisingly.
23
Presiden Direktur President Director
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Loeki S. Putera
komi s a r i s da n di r eksi
board of commissioners and board of directors
24 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
10 9 6 7 8 5 4 1 2 3
25
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
1
2
3
4
5
26 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Prajogo Pangestu Komisaris Utama President Commissioner
Harlina Tjandinegara Komisaris Commissioner
Didi Achdijat Komisaris Commissioner
Rifqi Musharnanto Komisaris Commissioner
F. Parno Isworo Komisaris Commissioner
Prajogo Pangestu, pendiri Barito Pacific, menjabat sebagai Presiden Komisaris Barito Pacific sejak tahun 1993. Saat ini beliau juga menjadi Presiden Komisaris Tri polyta. Beliau pernah menjadi Komisaris PT Astra International mulai 1993-1998, Presiden Direktur Chandra Asri pada 1990-1999, Direktur Djajanti Timber Group di tahun 1969-1976 dan Direktur Utama Perseroan tahun 1977-1993.
Harlina Tjandinegara menjabat sebagai Komisaris Barito Pacific sejak Juni 1993. Beliau memulai karirnya sebagai Komisaris PT Barito Pacific Lumber pada tahun 1976.
Didi Achdijat menjadi Komisaris Barito Pacific sejak Juni 2000. Beliau pernah menjadi Komisaris di PT Plaza Indonesia Realty pada tahun 19941997 dan Direktur PT Taspen di tahun 1990-2002.
Rifqi Musharnantto sebelumnya mengawali karirnya sebagai banker di beberapa bank nasional dan kemudian bergabung dengan BPPN sebagai Team Leader of AMC Loan Workout pada tahun 2000-2002. Menjabat sebagai Audit & Administration Director di Chandra Asri dari tahun 2002 sampai bulan Juni 2008.
F. Parno Isworo sebelumnya berkarir di di PT. PLN (Persero) sebagai Chief Financial Officer dari tahun 1998 – 2008 dan sebagai Senior Advisor – Power Sector Specialist di PA Consultant bekerja untuk BAPPENAS pada Public Private Partnership Central Unit project – Geothermal Power Project Support di tahun 2008
Prajogo Pangestu, founder of Barito Pacific, has served as President Commissioner of Barito Pacific since 1993. Currently, he also serves as President Commissioner of Tri Polyta . Previously he served on the Board of Commissioners of PT Astra International from 1993 to 1998, President Director of Chandra Asri from 1990 to 1999, Director of the Djajanti Timber Group from 1969 to 1976, and President Director of the Company from 1977 to 1993.
Harlina Tjandinegara was appointed as Commissioner of Barito Pacific in June 1993. She began her career as a Commissioner of PT Barito Pacific Lumber in 1976.
Didi Achdijat has served as Commissioner of Barito Pacific since June 2000. Previously he served as Commissioner of PT Plaza Indonesia Realty from 1994 to 1997, and Director of PT Taspen from 1990 to 2002.
Rifqi Musharnanto started his career as a banker in several private banks and then has joined IBRA as a Team Leader of AMC IBRA Loan Workout in 2000-2002. Served as Audit & Administration Director of Chandra Asri .
F. Parno Isworo previously had served as a Chief Financial Officer in PT. PLN (Persero) from 1998 -2008 and a Senior Advisor - Power Sector Specialist in the PA Consultant, worked for BAPPENAS on Public Private Partnership Central Unit project Geothermal Power Project Support in 2008.
6
7
8
9
10
Henky Susanto Direktur Director
Salwati Agustina Direktur Director
Simon Simansjah Direktur Director
Loeki S. Putera menyelesaikan pendidikannya di Universitas Indonesia. Sejak tahun 1977-1998, beliau bekerja di sejumlah bank di Indonesia, pada berbagai posisi eksekutif senior. Bergabung dengan Barito Pacific pada tahun 1998 dan pada tahun 2002 Beliau diangkat sebagai Presiden Direktur Chandra Asri. Beliau menjabat Presiden Direktur Barito Pacific sejak Desember 2007.
Agus Salim Pangestu menyelesaikan pendidikannya di Boston College, Amerika Serikat, pada tahun 1994. Beliau memulai karirnya di Linkage Human Resource Management tahun 1993. Beliau juga pernah bekerja sebagai Analis Keuangan di Merrill Lynch, Amerika Serikat, tahun 1995. Bergabung dengan Barito Pacific pada bulan Juli 1997. Beliau dipercaya sebagai Direktur Barito Pacific pada Juni 1998 dan menjadi Wakil Presiden Direktur Perseroan sejak Juni 2002.
Henky Susanto mengawali karirnya pada tahun 1977 di PT Dresser Magcobar Indonesia dengan jabatan terakhir Chief Accountant. Beliau bergabung dengan Barito Pacific pada tahun 1991 sebagai Finance General Manager dan diangkat sebagai Direktur Perseroan pada Juni 2003.
Salwati Agustina bergabung dengan Barito Pacificsejak 1988 dengan jabatan terakhir sebagai General Manager di Legal Department. Beliau diangkat sebagai Direktur Barito Pacific pada tahun 2003.
Simon Simansjah merupakan alumnus the Institute of Information System, Montreal, Canada dengan gelar Bachelor in Computer Science. Beliau mengawali karirnya di Barito Pacificpada tahun 1986 sebagai Marketing Staff dan kemudian dipercaya sebagai General Manager pada tahun 1995. Beliau menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak Juni 2002.
Loeki S. Putera graduated from the University of Indonesia. From 1977 to 1998, she worked with several banks in Indonesia, in various senior executive positions. She joined Barito Pacific in August 1998 and in August 2002 was appointed President Director of Chandra Asri. She became the President Director of Barito Pacific in December 2007.
Agus Salim Pangestu graduated from Boston College, United States of America, with a Bachelor’s degree in Economics Science and Business Administration in 1994. He began his career in 1993 at Linkage Human Resources Management. He was employed by Merrill Lynch, USA, as a Financial Analyst in 1995 before joining Barito Pacific in July 1997. Agus was appointed Director of Barito Pacific in June 1998 and he has been the Vice President Director of the Company since June 2002.
Henky Susanto began his career in 1977 at PT Dresser Magcobar Indonesia with latest position as Chief Accountant. In 1991, he joined Barito Pacific as a General Manager of Finance. Henky was appointed as Director of the Company in June 2003.
Salwati joined Barito Pacific in 1988 with the latest position as a General Manager of the Legal Department. She was then appointed Director of the Company in 2003.
Simon Simansjah graduated from the Institute of Information System in Montreal, Canada with a Bachelor’s degree in Computer Science. He began his career at Barito Pacific in 1986 as a Marketing Staff, and was appointed General Manager of Marketing in 1995. He has been a Director of the Company since June 2002.
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Agus Salim Pangestu Wakil Presiden Direktur Vice President Director
27
Loeki S.Putera Presiden Direktur President Director
TATA K E LO LA PE RUSAHAAN
CORPORATE GOVERNANCE
28 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Barito Pacific telah mengembangkan kodet etik Perseroan sebagai elemen kunci dalam pelaksanaan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance /GCG). Kebijakan tata kelola perusahaan kami pada gilirannya akan menjadi dasar usaha kami untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan. Pada tahun 2009, Barito Pacific terus meningkatkan pelaksanaan GCG yang melibatkan semua aspek kegiatan Perseroan. Prinsip-prinsip GCG tersebut meliputi antara lain hak para pemegang saham, peran para pemangku kepentingan, masalah pengungkapan dan transparansi, serta tanggung jawab para Komisaris dan Direksi.
Good Corporate Governance (GCG) Barito Pacific has developed its corporate code of conduct as a key element in the implementation of the principles of Good Corporate Governance. Our corporate governance policies in turn form the corner stone of our efforts to ensure sustainable long term growth. In 2009, Barito Pacific continued to enhance the implementation of GCG involving all aspects of the Company’s activities. These GCG principles include among other things the rights of shareholders, the roles of stakeholders, disclosure and transparency issues, and the responsibilities of the Commissioners and Directors.
Barito Pacific telah mengembangkan kode etik Perseroan dan manual kebijakan yang sesuai dengan praktik terbaik internasional. Kode etik dan pedoman kebijakan tersebut dirancang dapat menjadi kerangka setiap personil Perseroan dalam melaksanakan tugas-tugas mereka berdasar integritas dan moral yang baik, dan untuk mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku. Kode etik ini juga digunakan untuk memastikan bahwa Perseroan melakukan semua kegiatannya dengan didasarkan pada prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan keadilan.
Barito Pacific has developed its corporate code of conduct and policy manuals in line with international best practices. The code of conduct and policy manual are designed to provide the framework for each and every personnel of the Company to undertake their duties with integrity and good moral grounds, and to comply with all prevailing rules and regulation. These code of conduct also ensures that the Company undertakes all of its activities based on the principles of transparency, accountability, responsibility, independency and fairness.
Barito Pacific percaya bahwa GCG adalah dinamis dan sistem yang berkembang tidak hanya perlu diterapkan secara konsisten, tetapi juga harus disesuaikan dengan perubahan zaman dan kondisi.
Barito Pacific believes that GCG is a dynamic and evolving system that not only needs to be implemented consistently, but also adapted to changing times and conditions.
Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ tertinggi dalam struktur perseroan. Di dalam RUPS para pemgang saham memiliki kewenangan untuk, antara lain, mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi, menyetujui perubahan pada pasal-pasal Anggaran Dasar
General Meeting of Shareholders The General Meeting of Shareholders (GMS) represents the highest organ within the corporate structure. The GMS has the authority to, among other things, appoint and dismiss members of the Board of Commissioners (BOC) and the Board of Directors (BOD), approve changes to the Articles of Association to the Company’s articles of
Sepanjang 2009, Perseroan telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa.
Throughout 2009, the Company convened an annual General Meeting of Shareholders and an Extraordinary General Meeting of Shareholders.
Dewan Komisaris Dewan Komisaris mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengawasi dan memberikan nasihat kepada para Direksi mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan kebijakan Perseroan. Dewan Komisaris secara terus menerus memantau efektivitas kebijakan Perseroan dan proses pengambilan keputusan oleh Dewan Direksi, termasuk pelaksanaan dari strategi untuk dapat memenuhi harapan para pemangku kepentingan.
The Board of Commissioners The Board of Commissioners has the duties and responsibilities of overseeing and advising the Directors on matters of corporate policies. The Board of Commissioners continuously monitors the effectiveness of the Company’s policy and decision making process by the Board of Directors, including the execution of strategy to meet stakeholders’ expectations.
Anggota Dewan Komisaris Pada akhir tahun 2009, para anggota Dewan Komisaris terdiri dari lima Komisaris termasuk Presiden Komisaris dan tiga Komisaris Independen. komposisi Komisaris Independen Ini telah memenuhi syarat yang terdapat dalam Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK No Kep29/PM/2004 dan Peraturan Pasar Modal yang mengharuskan perusahaan publik untuk memiliki sekurang-kurangnya 30% Komisaris Independen dalam Dewan Komisaris.
Members of the BOC As at year-end 2009, the members of the BOC comprised of five Commissioners including the President Commissioner and three Independent Commissioners. This composition of Independent Commissioner has complied with the Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. Kep-29/ PM/2004 and Capital Market regulation that require a publicly listed company to have at least 30% Independent Commissioners within its BOC. Duties and Responsibilities of the BOC
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Association, endorse its Annual Report, approve plans to obtain and use proceeds from funding activities, appoint the independent auditors, and determine remunerations for members of BOC and BOD.
29
Perusahaan, menyetujui laporan tahunan, menyetujui rencana untuk mendapatkan dana dan menggunakan perolehan dari kegiatan pendanaan tersebut, menunjuk auditor independen, dan menentukan imbalan bagi para anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Tugas dan tanggung jawab umum Dewan Komisaris telah diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan. Adapun tugas dan kewajiban utamanya adalah sebagai berikut: • Memberikan pendapat dan saran kepada Direksi berkaitan dengan laporan keuangan tahunan, rencana pengembangan Perseroan dan hal-hal penting lainnya. • Mengikuti perkembangan Perseroan, dan jika Perseroan mengalami permasalahan, dapat segera memberi saran mengenai langkahlangkah perbaikan yang sesuai harus diambil. • Memberikan pendapat dan saran kepada Dewan Direksi mengenai hal-hal lain yang dianggap penting dalam pengelolaan Perseroan.
The broad duties and responsibilities of the Board of Commissioners Set forth in the Company’s Articles of Association. The main ones are as follows: • Provide opinion and advice to the Board of Directors in regards with the annual financial statements, the development plan of the Company and other important matters. • Follow the development of the Company, and in the case that the Company should experience a downturn, to immediately advise on the appropriate remedial measures to be taken. • Provide opinion and advise to the Board of Directors on other issues deemed necessary for the management of the Company.
30 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Rapat Dewan Komisaris Dewan Komisaris melakukan rapat secara berkala untuk mengevaluasi pencapaian sasaran bisnis dan mendiskusikan semua hal yang berkaitan dengan perkembangan Perusahaan.
Meetings of the BOC The Board of Commissioners conducts periodical meetings to evaluate the attainment of business targets and to discuss all matters pertaining to the development of the Company.
Direksi Direksi bertanggung jawab sepenuhnya atas pengelolaan Perseroan secara berhati-hati sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk kepentingan perseroan, dan untuk mencapai tujuan perusahaan. Direksi, baik secara individu maupun kolektif harus bertindak dengan tepat, bijak, dan mempertimbangkan segala aspek dalam melaksanakan tugas mereka, sambil menghindari keadaan dimana konflik kepentingan dapat timbul.
The Board of Directors The Board of Directors is fully responsible for the prudent management of the Company in line with prevailing regulations, in the interest of the Company, and within the objectives of the Company. The Directors whether individually or collectively must act with precision, prudence, and consider all aspects of a situation in carrying out their duties, while avoiding situations where conflicts of interests may arise.
Anggota Direksi Pada akhir tahun 2009, para anggota Direksi terdiri dari lima anggota, termasuk Presiden Direktur. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, anggota Direksi dipilih untuk jangka waktu tiga tahun dan dapat diganti sebelum berakhirnya masa tugas mereka.
Members of the BOD As at year-end 2009, the members of the BOD comprised of five members, including the President Director. In accordance with the Company’s Articles of Association, the members of the BOD are elected for a period of three years and can be replaced before the expiry of their tenures.
Rapat Direksi Direksi secara berkala mengadakan rapat, atau kapan saja yang dianggap perlu, untuk mengevaluasi sasaran bisnis dan untuk membahas segala hal yang berkaitan dengan pengembangan Perusahaan.
Meetings of the BOD The BOD conducts periodical meetings, or at anytime that is deemed necessary, to evaluate business targets and to discuss all matters pertaining to the development of the Company.
Komite Audit Komite Audit diangkat oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Tugas utama Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam mengawasi pengelolaan Perseroan; memonitor dan mengevaluasi laporan keuangan, mengawasi pelaksanaan pengelolaan risiko dan pengendalian internal, pelaksanaan audit, dan implementasi tata kelola perusahaan yang baik dalam Perseroan. Pada akhir tahun 2009, para anggota Komite Audit adalah sebagai berikut: Ketua : F. Parno Isworo Anggota : Rifqi Musharnanto Tita Serena K. Ferdinandus
Audit Committee The Audit Committee is appointed by and is responsible to the Board of Commissioners. The primary duties of the Audit Committee are to assist the BOC in supervising the management of the Company; to monitor and evaluate its financial reporting; to supervise the implementation of risk management and internal control, audit works, and the implementation of good corporate governance within the Company. As at year-end 2009, the members of the Audit Committee were as follows: Chairman : F. Parno Isworo Member : Rifqi Musharnanto Tita Serena K. Ferdinandus
Sekretaris Perusahaan Posisi Sekretaris Perusahaan saat ini diadakan oleh Direktur Perseroan, yaitu Salwati Agustina. Sekretaris Perusahaan bekerja sama dengan otoritas Pasar Modal dan mengelola komunikasi Perseroan dengan para pemangku kepentingan lain. Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan Perseroan dengan semua hukum dan peraturan yang berlaku. Resume Sekretaris Perusahaan disajikan bersama-sama dengan Direksi yang lain pada halaman 26-27.
Corporate Secretary The position of the Corporate Secretary is currently held by a Director of the Company, namely Salwati Agustina. The Corporate Secretary liaises with the Capital Market authorities and manages the Company’s communications with others stakeholders. The Corporate Secretary is also responsible for ensuring the Company’s compliance with all prevailing laws and regulations. The resume of the Corporate Secretary is presented together with that of the other Directors on page 26-27.
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Duties and Responsibilities of the BOD The broad duties and responsibilities of the BOD are stipulated in the Articles of Association, the main ones of which are: • to determine the policies with respect to governance and management of the Company. • to set the Company’s strategies and budgetary plans periodically, and measure operating results based on comparison of performances against objectives, strategies and plans. • to undertake other activities, in accordance with the Company’s Articles of Association and other relevant regulations.
31
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Tugas yang dan tanggung jawab Direksi ditetapkan dalam Anggaran Dasar, yang utama di antaranya adalah: • menentukan kebijakan yang berkaitan dengan tata kelola dan manajemen Perseroan. • mengatur strategi Perusahaan dan rencana anggaran secara berkala, dan mengukur hasil operasi berdasarkan perbandingan kinerja terhadap tujuan, strategi dan rencana. • melakukan kegiatan lain, sesuai dengan Perusahaan Anggaran Dasar dan peraturan lainnya yang relevan.
M A N A J EM EN RISIKO
RISK MANAGEMENT
32 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Barito Pacific memberikan penekanan yang kuat pada pengembangan kemampuan penilaian risiko, mulai dari mengidentifikasi dan memetakan berbagai risiko operasional sebagai risiko tinggi, sedang, atau rendah, sampai dengan menerapkan sistem peringatan dini untuk mengambil tindakan perbaikan yang tepat sesuai dengan prosedur operasi standar.
Barito Pacific places a strong emphasis on building risk assessment capabilities, starting from identifying and mapping various operational risks as high, medium or low risk, and implementing an early warning system to taking appropriate remedial actions in line with standard operating procedures.
Untuk mencapai hal tersebut, Perseroan telah membentuk Analysis, Control, and Risk Assessment untuk mendukung Perseroan mencapai tujuannya dan membangun pijakan di sektor industri yang terbarukan dan berbasis sumber daya yang memiliki peluang pertumbuhan dari hulu ke hilir
In order to achieve that, the Company has formed the Analysis, Control and Risk Assessment Unit to support the Company in achieving its mission, and establishing footholds in the industry sectors that are evergreen and resource-based, with significant upstream and downstream growth opportunities.
Oleh karena itu, Divisi Manajemen Risiko kami merupakan pelengkap terhadap efektivitas Satuan Pengendali Internal dan praktek tata kelola perusahaan, yang semuanya bertujuan untuk memastikan tercapainya tujuan jangka panjang Perseroan dalam memaksimalkan keuntungan pemegang saham serta perlindungan dan pelestarian aset Perseroan.
Thus, our Risk Management Division complements the effectiveness of the Company internal control systems and good corporate governance, all of which aim to ensure achievement of the Company long term goals of maximising shareholder returns as well as the protection and preservation of Company assets.
Kerangka Kerja Manajemen Risiko Kerangka kerja manajemen risiko Barito Pacific mencakup semua aktivitas manajemen risiko yang dilaksanakan di Perseroan seperti formulasi kebijakan risiko, pengidentifikasian risiko, pengukuran risiko, toleransi risiko, sistem peringatan dini risiko, dan tanggapan risiko.
Risk Management Framework Barito Pacific’s risk management framework comprises all of the risk management activities undertaken by the the Company, namely the formulation of the risk policy, risk identification, risk measurement, risk tolerance, risk early warning system and risk responses.
Kerangka kerja tersebut juga mencakup pengembangan kegiatan pengendalian risiko, pengelolaan informasi risiko, dan evaluasi risiko.
In addition, the framework also includes the development of risk control activities, risk information management activities, and risk evaluations.
Dalam pelaksanaannya, semua karyawan Perseroan harus menyadari risiko yang terkait dengan kegiatan mereka sehari-hari. Pada setiap tingkatan organisasi – terutama di tingkat pengambil keputusan – harus mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul dari hasil keputusan dan tindakan mereka yang ujungnya berdampak pada kemampuan Barito Pacific mencapai tujuannya.
In practice, all personnel of the Company must be aware of risks associated with their daily activities. At every level of organisation – especially decision makers – must consider risks that may arise from their decisions and actions and eventually their impacts on Barito Pacific’s ability to achieve its corporate objectives.
Risiko Investasi Perusahaan Induk Sebagai perusahaan induk yang sebagian besar kegiatannya melakukan investasi, dan sedikit kegiatan operasional langsung berskala kecil di bidang kehutanan, Barito Pacific tidak secara langsung terekspos berbagai risiko operasional dan risiko lain yang terdapat pada tingkatan operasional. Risiko-risiko operasional tersebut lebih terkait dengan bidang usaha petrokimia dalam group Perseroan.
Investment Holding Company Risk As a largely investment holding company, with direct operational responsibilities that are limited to a small number of small-scale timber operations, Barito Pacific is not directly exposed to many of the operational risks that exist at the operational level. These operational risks relate mainly to its petrochemicals businesses.
Dalam tingkatan induk perusahaan, profil manajemen risiko Barito Pacific terutama terkait dengan identifikasi dan mitigasi risiko yang berkaitan dengan strategi akuisisi, strategi pengembangan, dan strategi keuangan sehubungan dengan struktur dan tujuan Grup.
At holding level, the Company risk management profiles mainly involve the identification and mitigation of risks related to acquisition strategy, development strategy, and financial strategy with respect to Group holding structure and objectives.
Karena itu, cakupan risiko Perseroan terutama adalah:
As such, the Company risk exposures are primarily:
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
• Risks related to the strategic integration of companies and businesses within the Company. • Risks related to equity investments in operating subsidiary companies. • Risks related to unsuccessful acquisition attempt or lack of synergy between parties following an acquisition. • Risks related to possible financing failure to fully execute a take-over bid. • Risks related to differing points of views with minority shareholders of operating subsidiary companies. • Risks related to country and political turmoil. • Risks related to macro-economic instability. • Risks related to specific industries to which the Company operating subsidiaries belong.
33
• Risiko yang berkaitan dengan integrasi strategis anak-anak perusahaan dan kegiatan-kegiatan usaha dalam lingkungan Perseroan. • Risiko yang berkaitan dengan investasi saham pada perusahaan anak. • Risiko yang berkaitan dengan usaha akuisisi yang tidak berhasil atau kurangnya sinergi antar berbagai pihak setelah suatu akuisisi dilakukan. • Risiko yang berkaitan dengan kemungkinan kegagalan pembiayaan dalam penyelesaian take over. • Risiko yang berkaitan dengan perbedaan sudut pandang dengan pemegang saham minoritas anak perusahaan. • Risiko yang berhubungan dengan kekacauan negara dan politik. • Risiko yang berhubungan dengan ketidakstabilan ekonomi makro. • Risiko yang berhubungan dengan industri tertentu dimana anak perusahaan Perseroan beroperasi.
34 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Selain risiko-risiko di tingkat holding tersebut, Barito Pacific baik secara langsung maupun tidak langsung juga terkena risiko yang berasal dari anak perusahaan. Risiko ini terutama dihadapi anak usaha operasional Barito Pacific, dan merupakan risiko yang pada umumnya dihadapi perusahaan. Risiko-risiko tersebut terdiri dari risiko strategis, risiko operasional, risiko harga pasar, risiko negara dan situasi politik, dan risiko sosial dan lingkungan.
In addition to these risks at the holding level, Barito Pacific is either directly or indirectly exposed to risks assumed by its operating subsidiaries. These risks are mainly assumed by Barito Pacific’s operating subsidiaries, and are faced by businesses in general. They comprise of strategic risks, operational risks, market price risks, country and political risks, and social and environmental risks.
Risiko Operasional Seperti perusahaan manufaktur lainnya, kelangsungan proses produksi sangat penting bagi setiap usaha petrokimia. Semua fasilitas produksi anak usaha petrokimia Perseroan beroperasi 7 hari seminggu dan 24 jam sehari dalam tiga shift.
Operational Risks Like all manufacturing businesses, the continuity of production is critical to any petrochemicals operation. All of the Company petrochemicals production facilities operate on a 7/24 basis with production runs in three shifts.
a. Pasokan Listrik yang Dapat Diandalkan. Pasokan listrik terus menerus dan dapat diandalkan dari PLN sangat penting untuk operasional petrokimia Perseroan. Untuk mengurangi risiko terjadinya gangguan listrik, Chandra Asri telah membangun sendiri fasilitas generator listrik, sedangkan Tri Polyta dapat memperoleh akses terhadap listrik tersebut selama terjadi gangguan listrik dari PLN.
a. Reliable Power Supply. A continuous and reliable power supply from the state power company, PLN, is critical to the Company petrochemicals operations. In order to mitigate the risk of power interruption, Chandra Asri has developed its own power generation facilities, while Tri Polyta could have access to Chandra Asri’s power supply during power outages.
b. Penerimaan Nafta Tepat Waktu. Nafta adalah bahan baku utama Chandra Asri untuk menghasilkan ethylene, polyethylene dan propylene. Tepat waktunya diterimanya Nafta penting untuk kelangsungan proses produksi. Untuk mengurangi risiko gangguan pasokan, Chandra Asri menyimpan nafta dalam jumlah yang memadai dalam tangki persediaan untuk memastikan kelangsungan produksi.
b. Timely Naphta Delivery. This is the main raw material for Chandra Asri’s ethylene, polyethylene and propylene production. Timely delivery of naphta is crucial to production continuity. In order to reduce risk of supply interruption, Chandra Asri maintains a certain amount of naphta inventory in reserved tanks which is deemed sufficient to insure continuity of production.
c. Dermaga dan infrastruktur jaringan pipa Fasilitas dermaga dan jaringan diperlukan untuk mengirim dan menerima barang dari dan ke Chandra Asri dan Tri Polyta. Karena itu, integritas infrastruktur ini sangat penting untuk produksi arus dan kontinuitas
c. Jetty and Pipeline Infrastructures Jetty facilities and pipelines deliver and receive goods in and out of Chandra Asri and Tri Polyta. Thus, the structural integrity of these infrastructures are important to smooth production flow and continuity.
Dalam skala yang lebih kecil, Barito Pacific juga menghadapi risiko harga pasar dari operasional bidang kehutanan.
To a lesser extent, Barito Pacific faces market price risks associated with its timber operations.
Volatilitas Harga Produk Petrokimia Bahan baku utama Chandra Asri, nafta, sangat terpengaruh oleh volatilitas harga minyak mentah. Sementara produk turunan yang dihasilkan oleh Chandra Asri maupun Tri Polyta dijual dengan harga pasar berdasarkan permintaan dan penawaran.
Petrochemicals Price Volatility Chandra Asri’s main raw material, naphta, is highly exposed to volatilities in crude oil price, while its derivative products that are produced by both Chandra Asri and PT Tri Polyta are sold at market prices on the basis of supply and demand.
Pada tahun 2009, harga minyak mentah berkisar antara US$34 per barrel sampai US$81 per barel, jauh lebih stabil dibandingkan tahun 2008 yang sebesar US$40 dan US$147 per barel. Harga minyak mentah yang relatif lebih stabil juga menyebabkan harga nafta menjadi relatif stabil, dan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk produksi dan profitabilitas Chandra Asri dan Tri Polyta .
In 2009, the price of crude oil ranged between US$34 a barrel to US$81 a barrel, far less volatile than the trough and peak of 2008 of US$40 and US$147 a barrel. The relatively more stable crude oil price also brought relative stability to the price of naphtha, thereby creating a more conducive environment for both Chandra Asri’s and Tri Polyta’s production and profitability.
Risiko Negara, Politik dan Persaingan Berbagai kebijakan dan tindakan yang dapat dilakukan oleh Pemerintah akan mempengaruhi usaha Perseroan. Termasuk juga ketidakpastian mengenai tarif ekspor impor, kebijakan perpajakan, pembatasan penggunaan valuta asing, perubahan kondisi politik dan kontrol terhadap mata uang. Perubahan besar kemungkinan akan terjadi dalam industri petrokimia di Indonesia dengan dilaksanakannya ASEAN–China Free Trade Agreement yang efektif pada tanggal 1 Januari 2010. Perseroan yakin bahwa penghapusan total tarif impor sesuai dengan perjanjian perdagangan bebas akan meningkatkan risiko kompetitif dari meningkatnya persaingan yang berasal dari propylene resin dan produk-produk polypropylene yang akan membanjiri pasar Indonesia.
Country, Political and Competitive Risks Various actions and policies that may be undertaken by the Government affect the Company businesses. These include uncertainties regarding the imports and exports tariff regulations, taxation policies, foreign exchange restrictions, changing political conditions, and currency controls. A major change is likely to befall the petrochemicals industry in Indonesia with the implementation of the ASEAN-ChinaFree Trade Agreement that becomes effective on 1 January 2010. The Company believes that the total elimination of import tariffs in line with the free trade agreement will increase competitive risks from increased competition from imported polypropylene resins and propylene products that might flood the Indonesian market.
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Market Price Risks The Company petrochemical products are subject to the risk of market price volatilities. This can be volatilities in the price of raw materials such as naphtha, or in the market selling price of the finished goods that are derived from naphtha and its derivatives.
35
Risiko Harga Pasar Produk-produk petrokimia Perseroan tergantung dari risiko fluktuasi harga pasar. Risiko ini dapat berupa fluktuasi dari harga bahan baku seperti nafta, atau dari harga jual barang jadi yang berasal dari nafta dan turunannya.
36 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Risiko Sosial dan Lingkungan Unit usaha Perseroan diatur oleh berbagai undang-undang dan peraturan yang berkaitan dengan dampak lingkungan dari industri petrokimia dan kehutanan. Pembuangan limbah dan proses produksi memiliki potensi untuk menjadi polusi bagi udara, tanah, dan air. Potensi bahaya lingkungan tersebut dapat membahayakan keamanan masyarakat dan kerusakan lingkungan yang menyebabkan Perseroan dapat dituntut secara hukum jika hal tersebut terjadi.
Social and Environmental Risks The Company business units are governed by several laws and regulations which relate to the social and environmental impact of the petrochemicals and timber industries. Waste disposal and production process may potentially pollute the air, land and water. The potential environmental hazard may jeopardise public safety or cause environmental harm, which could result in considerable liability claims against the Company.
Barito Pacific memastikan bahwa anak perusahaannya melaksanakan praktek terbaik internasional untuk standar lingkungan dan fasilitas pengelolaan limbah, yang sesuai dengan atau melebihi ketentuan dan peraturan pemerintah yang ada.
Barito Pacific ensures that its operating subsidiaries carry out international best practice on environmental safety standards and waste treatment facilities that comply with or exceed government requirements and regulations.
Perlindungan Asuransi Berkaitan dengan penilaian risiko yang telah dilakukan, Barito Pacific sedapat mungkin melakukan pembelian polis asuransi untuk melindungi aset utama dan fasilitas operasional Perseroan.
Insurance Coverage Following the assessments of those risks, Barito Pacific, where possible, purchases insurance policies to cover the Company major assets and operating facilities.
Dalam tahun 2009, senilai total US$2.086 juta dan Rp43 miliar aset dan fasilitas produksi telah diasuransikan terhadap kehilangan atau kerusakan akibat bencana, baik dari bencana alam maupun akaibat perbuatan manusia, termasuk terhadap risiko dari kebakaran dan ledakan, rusaknya peralatan dan bencana alam.
In 2009, a total of US$2,086 million and Rp43 billion in Group assets and facilities were insured against loss or destruction from catastrophic events either natural or man made, including such risks as fire and explosion, equipment breakdown, and natural disasters.
Melindungi dan Meningkatkan Nilai Para Pemangku Kepentingan Cepatnya perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis menyebabkan Perseroan terus menerus melakukan pengkajian terhadap proses bisnis yang dilakukan serta integrasi antara Perseroan dan anak perusahaan yang dimilikinya. Perseroan melakukan identifikasi pihak-pihak yang dapat bertanggung jawab untuk menyelaraskan dan meningkatkan proses operasional dan juga akan melaksanakan suatu Program Manajemen Terpadu.
Protect and Grow Stakeholder Value Given the rapid changes of the business environment, the Company constantly reviews its business processes, and the integration between the Company and its operating subsidiaries. It identifies the parties who are both responsible and accountable for process improvements. The company has also implemented an Integrated Program Management exercise to bring more integration and harmony between and among the its businesses.
Barito Pacific memanfaatkan keahlian dan pengalaman yang ada untuk mendukung semua proyek pengembangan yang penting. Akan ada lebih banyak ketidakpastian ke depannya karena harga minyak yang terus berfluktuasi. Resesi ekonomi global yang terjadi juga lebih memperburuk kondisi pasar di seluruh dunia.
Barito Pacific utilises its existing expertise and experience to support all key development projects. There will be more uncertainties ahead as the price of oil continues to fluctuate, and global economic recession further compromises markets around the world.
Barito Pacific yakin bahwa dengan memperkokoh budaya korporasi dan mengembangkan kemampuan manajemen risiko, Perseroan akan dapat secara efektif memantau dan mengurangi risiko yang terkait dengan semua aspek operasi Perseroan.
Barito Pacific is confident that by strengthening the company corporate culture and building capabilities in risk management, it will be able to effectively monitor and mitigate risks associated with all aspects of operations.
Hal ini pada akhirnya akan melindungi dan menumbuhkan nilai pemangku kepentingan dalam jangka panjang.
This will ultimately protect and grow stakeholder value in the long run.
37 Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Hu b u nga n i nvestor
Investor relations
38 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Barito Pacific memberikan penekanan yang kuat pada transparansi, keterbukaan, dan komunikasi dengan para pemangku kepentingan
Barito Pacific places a strong emphasis on transparency, disclosure, and communications with stakeholders.
Untuk menjadi perusahaan yang kredibel diperlukan komunikasi yang baik antara perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Salah satu dari pemangku kepentingan utama Perseroan adalah para pemegang saham yang ada di pasar modal. Di Barito Pacific, komunikasi dengan pemegang saham tersebut dilakukan oleh Divisi Hubungan Investor.
To become a credible company requires good communications between the company and its stakeholders that are carried out regularly and continuously. One of the company’s primary stakeholders is the shareholders in the capital markets. At Barito Pacific, communications with shareholders are undertaken by the Investor Relations Division.
Dalam struktur organisasi Perseroan, Divisi Hubungan Investor langsung berada di bawah Presiden Direktur. Divisi ini bekerja sama dengan erat dengan Dewan Direksi dan semua unit bisnis. Sinergi antara Divisi Hubungan Investor dan unit bisnis lainnya dalam Perseroan sangat penting untuk memahami fakta-fakta yang terdapat dalam Perseroan untuk kemudian disebarluaskan kepada publik yang memerlukan. Barito Pacific memahami bahwa tanpa keterbukaan internal yang baik, tidak akan pernah memiliki keterbukaan eksternal yang baik.
Within the Company’s organisational structure, the Investor Relations Division reports directly to the President Director. The Division works closely with Board of Directors and all business units. The synergies between the Investor Relations Division and other business units of the Company are critical to understanding the facts of the Company in order to disseminate information to the interested public. Barito Pacific understands that without good internal transparency there can never be a good external transparency.
Seperti telah diketahui, 2008 bukan merupakan tahun yang kondusif bagi Perseroan sehingga timbul kerugian sebesar Rp3,39 triliun yang berasal dari kerugian kegiatan operasional petrokimia dan kehutanan serta penghapusbukuan goodwill dari akuisisi Chandra Asri. Karena itu, di awal 2009 kegiatan utama Hubungan Investor difokuskan pada upaya mengkomunikasikan kepada para pemegang saham di pasar modal kondisi Perseroan secara objektif dan terbuka serta optimisme Manajemen bahwa Perseroan mampu untuk keluar dari situasi yang tidak menguntungkan tersebut.
As we all know, the year 2008 was not a conducive year for the Company that incurred a loss of Rp3.39 trillion arising from losses in the Company’s petrochemicals and timber operations, as well as the full amortisation of goodwill resulting from the Chandra Asri acquisition. As a result, in early 2009 the main focus of our investor relations program was to communicate to the shareholders and investment communities of the condition of Barito Pacific in an open and objective manner, as well as to convey the optimism of Management that the Company would be able to extricate itself from the unfavorable conditions.
Setelah kondisi Perseroan mulai membaik, ditandai dengan kembalinya margin keuntungan Perseroan, kegiatan Hubungan Investor diarahkan pada upaya menginformasikan perkembangan yang menggembirakan ini dan rencana-rencana manajemen untuk memanfaatkan momentum pertumbuhan, mengintensifikan kegiatan one-on-one, non-deal roadshow, dan terlibat dalam konferensi berskala nasional maupun internasional.
Once conditions improved, marked by the return of a healthy profit margin for the Company, the activities of Investor Relations were then directed towards informing shareholders and investors of these encouraging developments, and the plans of Management to capitalise on the growth momentum, among other things by intensifying one-on-one meetings with investors, non-deal roadshows, and being actively involved in various national and international conferences.
Tinjauan Pasar Modal Tahun 2009 adalah tahun yang membesarkan hati untuk Bursa Efek Indonesia. Perkembangan yang menggembirakan ini sangat kontras dengan kondisi tahun sebelumnya, saat Bursa Efek Indonesia bersama dengan bursa-bursa ternama lain di dunia dihadapkan pada tantangan, yang terjadi akibat adanya krisis global yang dimulai dari krisis subprime mortgage di Amerika Serikat dan menyebar luas ke dunia keuangan internasional, termasuk juga Indonesia.
Dibandingkan tahun sebelumnya, di tahun 2009 IHSG meningkat sebesar 1.178,95 poin atau 86,98%, dari 1.355,41 menjadi 2.534,36. Di Asia Tenggara, kinerja pasar modal Indonesia ini menempati peringkat pertama, diikuti oleh Thailand, Filipina, Singapura dan Malaysia. Sedangkan untuk tingkat Asia, Indonesia berada di peringkat kedua setelah Shenzhen Stock Market.
30,000
3,000
25,000
2,500
Selama 2009, titik terendah IHSG terjadi 2 Maret 2009, pada level 1.256,11 poin, turun 181,23 poin dari posisi awal tahun yang sebesar 1.437,34 poin. Setelah itu, secara bertahap IHSG terus mengalami peningkatan dan mencapai puncaknya 30 Desember 2009 di level 2.534,36 poin. Dari sisi kapitalisasi, di akhir 2009 juga terjadi peningkatan sebesar 87,59%, dari Rp1.076 triliun di akhir 2008 menjadi 2.019 triliun di akhir 2009.
IHSG
Jakarta Composite Index 20,000
2,000
15,000
1,500
10,000
1000
5,000
500
Volume Volume
0
0 Jan Feb
Mar Apr
May
Jun
Jul Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Compared to the previous year, in 2009 the IDX composite index rose by 1,178.95 points, or 86.98%, from 1,355.41 to 2,534.36. In South-East Asia, the performance of Indonesia’s capital markets ranked highest, followed by those of Thailand, the Philippines, Singapore and Malaysia. While for the whole of Asia, Indonesia ranked second behind the Shenzhen Stock Market of China.
Throughout 2009, the lowest composite index was reached on 2 March 2009, at a level of 1,256.11, a declined of 181.23 points from the year-start level of 1,437.34. Thereafter, the composite index gradually increased and reached its peak on December 30, 2009 at a level of 2,534.36. In terms of market capitalisation, the closing year figure showed an increase of 87.59% from Rp1,076 trillion at year-end 2008 to Rp2,019 trillion at year-end 2009.
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
The year 2009 was an encouraging one for the Indonesian Stock Exchange. The encouraging development was in stark contrast to the conditions of the previous year, when the exchange along with other stock markets around the world were put to extreme challenges arising from the global financial crisis that had begun with the sub-prime mortgage crisis in the USA and had subsequently spread throughout the world’s financial markets, including those of Indonesia’s.
39
Capital Market Overview
t i nja u a n oper a si on a l
operational review
40 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Masuknya kami ke sektor petrokimia merupakan investasi jangka panjang yang melihat arah prospek pertumbuhan jangka panjang sektor ini, adanya sifat strategis industri ini serta meningkatnya permintaan berbagai produk konsumsi dan industri yang berasal dari olefin, ethylene, propylene, polyethylene, polypropylene dan styrene monomer, yang semuanya itu merupakan bahan baku yang berasal dari proses petrokimia.
Our entry into the petrochemicals sector represent long-term investments with a view towards its long-term growth prospects, arising from the strategic nature of the industry as well as the growing demand for the wide range of consumer and industrial products that are derived from olefin, ethylene, propylene,polyethylene, polypropylene and styrene monomer, all of which are feed-stocks products that are derived from petrochemical processes.
Di sektor perkayuan, di mana Barito Pacific memiliki tradisi panjang, kami terus melakukan pengurangaran kegiatan agar dapat meminimalkan dampak kerugian akibat lingkungan industri yang tidak menguntungkan dalam sektor ini.
In the timber sector, of which Barito Pacific has had a long tradition, we continued to reduce our operations in order to minimise our exposure to unfavorable industry environment within the sector.
Walau tidak banyak kemajuan yang dapat disajikan dari bisnis perkayuan kami, namun demikian tahun 2009 merupakan tahun yang penting bagi bisnis petrokimia kami, tidak hanya dalam hal keuntungan mereka pada tahun tersebut, tetapi juga dalam hal prospek pertumbuhan bisnis petrokimia yang akan kami capai di masa depan.
Although there is not much improvement to report on our timber business, the year 2009 was a significant year for our petrochemical businesses, not only in terms of their bottom line results for the year in review, but also in terms of the growing prospects that our petrochemical businesses will entail in future.
Pada tahun 2009, semua bisnis petrokimia kami berhasil membukukan laba bersih yang cukup besar, berbeda dengan hasil operasional mereka tahun sebelumnya, saat pasar dan bisnis mengalami gejolak luar biasa akibat dari krisis perbankan dan pasar modal global. Pada tahun 2009 permintaan produk-produk petrokimia kami, dari ethylene sampai dengan styrene monomer, meningkat signifikan, demikian juga harga pasarnya, sehingga mengubah secara drastis bisnis petrokimia kami di tahun 2009, sesuai dengan antisipasi kami.
In 2009, all of our petrochemical businesses posted considerable net profits, which was in marked contrast to their operating results in the previous year, when markets and businesses were under exceptional turmoil from the global banking and capital market crisis. Demands for our petrochemical products from ethylene to styrene monomer increased significantly, as did their market prices, in 2009, resulting in the complete turn-around of our petrochemicals businesses in 2009, just as we had anticipated it.
Karena itu, kami menjadi lebih optimis dan antusias terhadap prospek bisnis jangka panjang Perseroan, terutama dengan adanya transformasi yang berkelanjutan untuk menjadi perusahaan yang sepenuhnya terdiversifikasi namun berbasis sumber daya terpadu yang memiliki peluang pertumbuhan yang signifikan.
Because of this, we are even more optimistic and enthusiastic about the Company’s longterm business prospects, especially with our continuing transformation into a fully diversified yet integrated resource based company with significant growth opportunities.
41
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Pet r oki m i a
petroche
42 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
setelah mengakuisisi Chandra Asri dan anak perusahaannya, Styrindo Mono Indonesia serta Tri Polyta, Di tahun 2009 Barito Pacific mulai mendapatkan hasil dari sektor petrokimia, ketiga komponen petrokimia Barito Pacific tersebut menyumbang hampir seluruh (99%) total pendapatan Perseroan. Having acquired Chandra Asri with its subsidiary, Styrindo MonoIndonesia, and Tri Polyta, in 2009 Barito Pacific began to reap the fruits of its entry into the petrochemicals sector, the three components of the Barito Pacific’s petrochemical interests accounted for virtually all (99%) of the total revenues of the Company.
t inja u an operasion al operational review
micals
43
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
44 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Petrokimia tetap menjadi sesuatu yang tak terhindarkan dalam dunia industri saat ini. Sebagian besar zat turunan proses petrokimia yang dihasilkan kompleks petrokimia raksasa pada akhirnya akan menjadi berbagai jenis produk rumah tangga, bahan insulasi industri, dan suku cadang manufaktur. Dari plastik kemasan sampai pipa dan serat polyester; polyurethane di sofa ruang tamu kita, polypropylene agar tas kita kokoh dan tahan lama, dan polyurethane untuk membuat clear folder perkantoran. Produk petrokimia sudah diaplikasikan ke berbagai barang sehingga sukar untuk membayangkan dunia kita tanpa pabrik petrokimia. Jika dapat terjadi , maka dunia yang kita kenal akan hanya terdiri dari barang-barang dari kayu, daun dan tanah liat dalam bentuknya yang paling sederhana.
Petrochemicals remain the linchpin of today’s highly industrialised world. Most of the petro-derived chemical substances that are produced in giant petrochemical complexes will find their way to all kinds of household products, industrial insulations, and manufacturing parts. From plastics to packaging to pipings and polyester fibers; polyurethane foam that goes into our living room sofas, polypropylene linings that make our bags sturdy and durable, and polyurethane films that are used to make clear folders in our offices, the application of petrochemical products are just too broad to contemplate a world without petrochemical plants. If there were so, our world would only be made up of wood, leaves and clay in their most basic forms.
Olefin adalah turunan pertama nafta, yang pada sebenarnya berasal dari minyak mentah. Dari nafta, komponen hidrokarbon cair yang sangat mudah terbakar ini diuraikan sehingga menghasilkan bahan baku bensin dan olefin. Bensin digunakan terutama sebagai bahan bakar mesin mobil kita. Sedang olefin merupakan bahan dasar bagi semua plastik manufaktur, home sidings, serat sintetis, resin, film, lem, bahan pelapis, isolator, cat, bahan pewarna, foam, deterjen, komponen elektronik dan otomotif, serat ban. Daftar ini akan sangat panjang jika harus dituliskan semuanya.
Olefin is the first-tier derivative of naphtha, which in turn is derived from crude oil. From naphtha, the hydrocarbon component of this highly flammable liquid is “cracked” to produce the raw materials for petrol and olefin. Petrol is used mainly to fuel our cars and engines. While olefin is the basic building block for all manufactured plastics, home sidings, synthetic fibers, resins, films, adhesives, coating materials, insulators, paints, dyestuffs, foams, detergents, automative and electronic components, tire cords, the list is endless.
t inja u an operasion al operational review
Nafta diubah menjadi olefin baik dalam bentuk ethylene maupun propylene, dan produk sampingan py-gas dan mixed-C4. Keempat bahan kimia ini merupakan bahan baku sekitar 18 produk petrokimia yang pada akhirnya menjadi bahan baku di berbagai perusahaan manufaktur yang produknya mengandalkan pada satu atau lebih elemen petrokimia.
Naphtha is converted into olefin in the form of either ethylene or propylene, and into the byproducts of py-gas and mixed C4. Altogether, these four chemical substances are the raw materials for some 18 intermediate petrochemical products that in turn are the raw materials for the various manufacturing companies whose products rely on one or more petrochemical elements.
Di tahun 2009, Barito Pacific mulai mendapatkan hasil dari sektor petrokimia yang dimasuki pada tahun 2007. Setelah akuisisi Chandra Asri dan anak perusahaannya, Styrindo Mono Indonesia bulan Desember 2007, yang diikuti dengan Tri Polyta Indonesia pada Juni 2008, ketiga komponen petrokimia Barito Pacific ini merupakan penyumbang hampir seluruh (99%) total pendapatan Perseroan pada tahun 2009.
In 2009, Barito Pacific began to reap the fruits of its entry into the petrochemicals sector in 2007. Having acquired Chandra Asri along with its subsidiary, Styrindo Mono Indonesia in December 2007, and followed up with the acquisition of Tri Polyta Indonesia in June 2008, these three components of the Barito Pacific’s petrochemical interests accounted for virtually all (99%) of the total revenues of the Company in 2009.
Aset petrokimia Barito Pacific merupakan salah satu dari aset paling produktif dan strategis di Indonesia saat ini dan di masa mendatang.
The Barito Pacific petrochemical assets constitute some of the most productive and strategic assets in Indonesia today and in the foreseeable future.
45 Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
REfININg
CRUDE OIL
NAPhThA
UPsTREAm
PRODUCT E X P L O R AT I O N
a lu r P r OD uKSi PE T rOKiM i a P r O D u CTiON flOW CHa r T P ETrOCH EM iCal
EThyLENE
DIEsEL fUEL
gAsOLINE
kEROsENE
LPg
Py-gAs
mI D D L E s T R E A m
bENzENE
mIXED C4
mIXED XILENE
PROPyLENE
TOLUENE
sTyRENE mONOmER POLysTyRENE
EXPANDAbLE POLysTyRENE
sTyRENE ACRyLONITRILE
sTyRENE bUTANDIENE RUbbER
sTyRENE bUTADIENE LATE
UNsATURATED POLyEsTER REsIN
46 D Ow N s T RE A m
l a P O r a N Ta H u N a N 2 0 0 9 P T B a r i TO PaC i f i C T B K
POLyPROPyLENE
POLyEThyLENE
hDPE
hIgh DENsITy POLyEThyLENE
LLDPE
LINEAR LOw DENsITy POLyEThyLENE
LDPE
LOw DENsITy POLyEThyLENE
hOmOPOLymER INJECTION mOLDINg gRADEs
RANDOm COPOLymER gRADEs
hOmOPOLymER yARN gRADEs
ImPACT COPOLymER gRADEs
hOmOPOLymER ThERmOfORmImg gRADEs
hOmOPOLymER fILm gRADEs
t inja u an operasion al operational review
P T CHA ND RA ASRI ( “CA”)
Chandra Asri’s position in the Indonesian petrochemicals market is unique in that it is the only manufacturer of olefin in Indonesia that is further cracked into ethylene, propylene, py-gas, and mixed C4. Chandra Asri thereby enjoys as strategic foothold, at the very top of the petrochemicals supply chain for a whole range of manufacturing industries in Indonesia. Downstream, CA has long-established ties with manufacturers of products that are derived from Ethylene and Propylene, including manufacturing plants that are directly linked with CA through a network of distribution pipelines.
Pada tahun 2009 harga nafta yang secara rata-rata lebih rendah dan relatif stabil dibandingkan dengan harga tahun 2008 telah memberikan kontribusi signifikan terhadap yang sebanding terhadap hasil operasi CA. Walaupun mangalami penurunan Penjualan bersih dalam setahun dari US$1.624,71 juta pada 2008 menjadi US$1.119,08 juta pada tahun 2009 namun CA membukukan laba bersih sebesar US$46,19 juta pada tahun 2009, dibandingkan dengan kerugian bersih sebesar US$151,95 juta di tahun 2008.CA menghasilkan total 454.579 metrik ton ethylene dan 237.125 metrik ton propylene pada tahun 2009, dibandingkan dengan 487.723 metrik ton dan 261.160 metrik ton, pada tahun 2008.
In 2009 the price of naphtha, which on average was lower and relatively stable compared to that of 2008, contributed to an equally significant results of operations for CA. Although net sales in a year declined from US$1,624.71 million in 2008 to US$1,119.08 million in 2009 but CA recorded a net profit of US$46.19 million in 2009, compared to a net loss of US$151.95 million in 2008. It produced a total of 454,579 metric tons of ethylene and 237,125 metric tons of propylene in 2009, compared to 487,723 metric tons and 261,160 metric tons, respectively, in 2008.
47
Chandra Asri memiliki posisi yang unik dalam pasar petrokimia di Indonesia karena merupakan satu-satunya produsen olefin di Indonesia yang kemudian diolah lebih lanjut menjadi ethylene, propylene, py-gas, dan mixed C4. Chandra Asri memiliki pijakan strategis, di posisi paling hulu dari supply chain petrokimia untuk berbagai industri manufaktur di Indonesia. Ke hilirnya, CA telah lama memiliki hubungan baik dengan produsen produk-produk turunan ethylene dan propylene, termasuk beberapa pabrik pengolahan yang secara langsung terhubung dengan CA melalui jaringan pipa distribusi.
(dalam juta US$)
(in million US$)
2009
2008
2007
2006
2005
Ethylene
171.32
279.14
284.42
200.75
195.68
Propylene
207.72
331.48
317.99
249.64
251.02
97.19
151.42
128.68
94.95
116.51
368.44
452.45
409.16
357.77
335.61
83.32
164.16
113.99
75.49
73.03
873.56
1,323.75
1,219.85
1,133.29
971.85
Py Gas PE C4 & Others Total
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
URAIAN PENJUALAN Sales Breakdown
IKHTISAR RUGI LABA Income Statement Highlights (dalam juta US$)
(in million US$)
2009
2008
2007
2006
2005
Penjualan Bersih
1,119.08
1,624.71
1,409.83
978.60
971.85
Net Sales
Beban Pokok Penjualan
1,035.91
1,736.40
1,304.77
881.17
827.00
Cost of Good Sold
Laba (Rugi) Kotor
83.17
(111.69)
105.06
97.43
144.86
Gross Profit (Loss)
Laba (Rugi) sebelum Pajak
63.64
(140.22)
67.94
82.32
91.90
Income (Loss) Before Tax
(17.45)
66.35
(46.78)
(15.12)
(5.38)
Income Tax
46.19
(151.95)
21.16
67.20
86.52
Income (Loss) from Ordinary Activities
-
-
-
57.58
-
Extraordinary Item
46.19
(151.95)
21.16
124.78
86.52
Net Income (Loss)
Pajak Penghasilan Laba (Rugi) dari Aktivitas Normal Pos Luar Biasa Laba (Rugi) Bersih
48 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Seperti telah kami sebutkan dalam dalam Laporan Tahunan sebelumnya, pemilihan waktu akuisisi CA oleh Barito Pacific yang kurang menguntungkan di akhir tahun 2007, sebelum terjadinya gejolak keuangan global dan kehancuran pasar komoditas di tahun berikutnya, telah mengakibatkan timbulnya kerugian besar yang harus ditanggung Perseroan dari usaha petrokimianya. Namun, kami yakin bahwa keadaan akan berubah menjadi lebih baik jika harga telah mencapai titik keseimbangan yang baru dan pasar kemudian menyesuaikan.
As we had referred to in our last Annual Report, the unfortunate timing of the CA acquisition by Barito Pacific in late 2007, coming as it were just prior to the global financial turmoil and commodities market collapse of the following year, had resulted in a stupendous loss that the Company had had to incur from its petrochemicals interest. However, we were confident that events would turn for the better once prices found their new equilibriums and markets would adjust accordingly.
Perkiraan ini terwujud sepenuhnya pada tahun 2009, CA dan anak perusahaan petrokimia lainnya kembali memperoleh keuntungan dalam tahun tersebut, ditambah dengan prospek pertumbuhan di tahun 2010 dan seterusnya.
This scenario fully materialised in 2009, returning CA and the other petrochemical subsidiaries of the Company into profitability during the year, with growing prospects in 2010 and beyond.
Sepanjang tahun yang penuh tantangan di 2008, CA telah berhasil meminimalkan kerugian yang timbul dengan mengoptimalkan kegiatan operasional, mengelola pasokan bahan baku secara efektif, dan menerapkan pengetatan secara disiplin. Selain itu, CA juga
Throughout the challenging conditions of 2008, CA succeeded in minimising its loses by optimising operations, managing feedstock intakes effectively, and applying rigorous cost discipline. In addition, CA also used the better part of downtime production to carry-out
PolyEthylene Production
Sales
(MT) 300,000 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 0 05
06
07
08
09
propylene Production
Sales
(MT) 300,000 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 0 05
06
07
08
09
t inja u an operasion al operational review
berhasil memanfaatkan saat terjadinya down-time produksi untuk melakukan pemeliharaan fasilitas utama pabrik di awal 2009. Ketika pasar berbalik arah sejak kuartal kedua 2009, CA berada di posisi yang sangat baik untuk mulai menuai keuntungan dari bergairahnya pasar.
maintenance works on its major plant facilities in early 2009. With the rebounding markets in the second quarter of 2009 onwards, CA was thus in an excellent position to reap the benefits of a bullish market.
Adanya hasil finansial CA di tahun 2009 yang memberikan harapan, menjadikan petrokimia tetap menjadi andalan Barito Pacific dalam tujuannya untuk menjadi perusahaan berbasis sumber daya yang terintegrasi. Dalam waktu dekat, kegiatan operasi CA akan lebih ditingkatkan lagi dengan adanya rencana akuisisi Barito Pacific atas perusahaan energi yang memiliki kegiatan signifikan di bidang minyak dan gas yang menyediakan bahan baku nafta CA.
With the encouraging financial results of CA in 2009, petrochemicals remained to be the mainstay of Barito’s Pacific’s aim in becoming a fully integrated resource-based enterprise. In the near future, CA’s operations will be further enhanced with the planned acquisition by Barito Pacific of an energy company that has significant interest in oil and gas. This will eventually provide a potential source for the supply of naphtha raw material to CA.
Di saat yang sama, Barito Pacific akan melihat peluang potensial ke arah hilir untuk memperkuat rantai nilai hulu-hilir.
At the same time, Barito Pacific will look further into potential downstream opportunities in order to strengthen the Group’s upstream-downstream value chain development.
Ethylene Production
Sales
(MT) 600,000 500,000 400,000 300,000 200,000 100,000 0 06
07
08
09
Production
Sales
(MT) 300,000 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 0 05
06
07
08
09
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Pygas
49
05
P T T RI P O LYTA IN D ON E SIA T B K (“TPIA”)
50 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Tri Polyta didirikan pada tahun 1988 dan saat ini merupakan produsen polypropylene resin terbesar di Indonesia. Polypropylene resin diproduksi dalam bentuk homopolymer random copolymer dan impact co-polymer, termasuk di dalamnya film dan benang resin yang secara luas digunakan dalam pembuatan kemasan makanan, pakaian dan tas kain, bungkus tembakau, kertas laminasi, kain karung dan banyak lainnya. Aplikasi utama lainnya termasuk komponen plastik rumah tangga, suku cadang otomotif, dan furnitur. Produk TPIA dipasarkan terutama di pasar Indonesia dengan merek dagang “Trilene”.
Tri Polyta was established in 1988 and is currently the largest manufacturer of polypropylene resins in Indonesia. Polypropylene resins are produced in the forms of homopolymer, random copolymer and impact copolymer, including film and yarn resins, all of which are widely used for the manufacturing of food packagings, garments and fabric bags, tobacco wraps, paper laminations, woven sacks and many others. Other major applications include the plastic components of home appliances, automotive parts, and furnitures. The TPIA products are marketed under the trademark of “Trilene”, primarily for the Indonesian market.
t inja u an operasion al operational review
IKHTISAR RUGI LABA Income Statement Highlights (dalam miliar Rp)
(in billion Rp)
2009
2008
2007
2006
2005
Penjualan Bersih
4,740
4,988
4,306
3,627
3,342
Net Sales
Beban Pokok Penjualan
3,799
4,786
3,829
3,496
3,201
Cost of Good Sold
Laba (Rugi) Kotor
940
202
477
131
141
Gross Profit (Loss)
Laba (Rugi) Sebelum Pajak
634
(15)
375
131
(498)
Income (Loss) Before tax
(151)
1
(80)
46
0
Income Tax
483
(14)
295
177
(498)
Income (Loss) from Ordinary Activities
-
-
190
-
2,203
Extraordinary Item
483
(14)
486
177
1,705
Net Income (Loss)
Pajak Penghasilan Laba (Rugi) dari Aktivitas Normal Pos Luar Biasa Laba (Rugi) Bersih
In 2009 TPIA recorded a net sales amounted to Rp4,740 billion, a decline compared to Rp 4,988 billion in the previous year. Although the polypropylene sales volume increased, the net sales amount declined as a result of the lower average selling price in 2009.
Harga jual rata-rata produk TPIA adalah US$1.168 per metrik ton, lebih rendah dibandingkan dengan harga rata-rata tahun 2008 sebesar US$1.543 per metrik ton.
In 2009, the Company’s average selling price was US$1,168 per metric ton, lower than that of US$1,543 per metric ton in 2008.
51
Pada tahun 2009 TPIA mencatat penjualan bersih sebesar Rp4.740 miliar, menurun dibandingkan dengan penjualan bersih sebesar Rp4.988 miliar di tahun sebelumnya. Walaupun volume penjualan polypropylene meningkat, nilai penjualan bersih mengalami penurunan karena lebih rendahnya rata-rata harga jual pada tahun 2009.
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Polypropylene Production
Sales
(MT) 360,000 300,000 240,000 180,000 120,000 60,000 0 05
06
07
08
09
52 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Walaupun demikian, setelah menyentuh titik terendah pada sekitar US$650 per metrik ton pada triwulan keempat tahun 2008, harga polypropylene regional berbalik arah dan terus meningkat dengan cepat hingga mencapai di atas US$1.100 per metrik ton pada pertengahan tahun 2009. Secara rata-rata, harga polypropylene spot CFR Asia Tenggara mengalami penurunan menjadi US$1.066 per metrik ton pada tahun 2009 dari US$1.468 per metrik ton pada tahun 2008.
However, after reaching the bottom at around US$650 per metric ton in the fourth quarter of 2008, the regional price of polypropylene rebounded and rose quickly to above US$1,100 per metric ton by mid 2009. On average, the South East Asia CFR spot price of polypropylene declined to US$1,066 per metric ton in 2009 from US$1,468 per metric ton in 2008.
Pada tahun 2009, TPIA mencatat volume penjualan sebesar 385.716 ton, meningkat dibanding tahun 2008 sebesar 330.503 ton. Dikarenakan kebutuhan polypropylene dalam negeri belum dapat terpenuhi oleh produsen polypropylene lokal yang ada, maka TPIA memfokuskan penjualannya pada pasar domestik seraya tetap melihat peluang pasar luar negeri. TPIA menjual produknya dalam US$ dan melakukan pencatatan dalam Rupiah.
TPIA recorded a sales volume of 385,716 tons in 2009, an increase compared to 330,503 tons in 2008. Since polypropylene demand in Indonesia could not be served entirely by domestic production, the Company focused its sales on the domestic market while also looking towards opportunities for export sales. TPIA sells its products in US$ and uses Rupiah as its reporting currency.
Walaupun volume produksi meningkat di tahun 2009, namun harga pokok penjualan mengalami penurunan dari Rp4.786 di tahun 2008 menjadi Rp3.799 miliar di tahun 2009. Hal ini terjadi terutama karena faktor lebih rendahnya biaya pemakaian propylene yang merupakan bahan baku utama untuk menghasilkan polypropylene. Selain itu biaya konversi, yaitu biaya dikeluarkan untuk mengubah propylene menjadi polypropylene, juga mengalami penurunan karena TPIA mampu melakukan efisiensi biaya yang lebih baik.
While the production volume increased in 2009, the cost of goods sold decreased from Rp3,799 billion in 2008 to Rp4,786 in 2009, mainly due to lower costs of propylene, the main raw material of TPIA. Moreover, the cost of conversion, costs incurred in the convertion process of propylene into polypropylene, also decreased due to a better cost efficiency .
Nasib baik yang dialami TPIA ini sangat menyerupai CA dalam arti bahwa fluktuasi harga minyak mentah termasuk juga nafta dan turunannya telah manjadi penyangga besar terhadap kinerja keuangan Perseroan. Jatuhnya harga pasar di tahun 2008 telah berakibat buruk terhadap kegiatan operasional TPIA seperti halnya CA, sehingga mengakibatkan terjadinya kerugian bersih baik untuk CA maupun TPIA di tahun 2008. Namun demikian, karena sejalan dengan harga pasar yang telah pulih dan terus membaik sepanjang 2009, TPIA dapat memulihkan kembali baik penjualannya maupun profitabilitasnya.
The fortune of TPIA closely resembles that of CA’s in that fluctuations in the price of crude oil and thereby of naphtha and its derivatives have a major bearings on the financial performance of the company. The market price collapse of 2008 had adversely affected the results of operations of TPIA, just as it had for CA, resulting in net losses for both CA and TPIA in 2008. However, as market prices had rebounded and steadily improved throughout 2009, TPIA most able to recover its sales and profitability as well.
Ke depannya, TPIA akan memainkan peran yang semakin penting dalam rencana Barito Pacific untuk lebih lanjut mengintegrasikan bisnis petrokimia hulu dan hilir yang dimilikinya. Permintaan terhadap produk polypropylene akan terus meningkat di Indonesia sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi, dan juga pertumbuhan jutaan konsumen di Indonesia yang akan akan membeli baik barang-barang konsumen maupun suku cadang untuk memproduksi barangbarang tersebut.
Going forward, TPIA will play an increasingly important role in the plan of Barito Pacific to seek further integration in its upstream-and-downstream petrochemical businesses. The demand for polypropylene products will continue to grow in Indonesia as the nation’s economy expands further, and with it also the growth of millions of consumers in Indonesia who will stoke the demands for everything from consumer goods to industrial parts that manufacture these goods.
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
TPIA recorded a net profit of Rp483 billion in 2009 an increase of 3,550.11% compared to a net loss of Rp14 billion in 2008.
53
Sepanjang tahun 2009 TPIA mencatat laba bersih sebesar Rp483 miliar naik 3.550,11% dibandingkan dengan rugi bersih sebesar Rp14 miliar di tahun 2008.
P T S T YRIN D O MON O IN D ON E SIA (“S MI”)
54 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Didirikan pada tahun 1992, SMI adalah satu-satunya produsen styrene monomer, yang merupakan bahan baku industri manufaktur hilir seperti PS (Polystyrene), EPS (Expanded Polystyrene), SAN (Styrene Acrylonitrile), ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene), SBR (Styrene Butadiene Rubber), SBL (Styrene Butadiene Latex) dan UPR (Unsaturated Polyester Resin).
Established in 1992, SMI is Indonesia’s only manufacturer of styrene monomer, a raw material for downstream industries manufacturing PS (Polystyrene), EPS (Expanded Polystyrene), SAN (Styrene Acrylonitrile), ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene), SBR (Styrene Butadiene Rubber), SBL (Styrene Butadiene Latex) and UPR (Unsaturated Polyester Resin).
SMI menguasai 80% pangsa pasar styrene monomer di dalam negeri dan juga merupakan salah satu pemain kunci di pasar ekspor ke Cina dan Asia Tenggara. SMI memainkan peran penting dalam tujuan Perseroan menjadi perusahaan berbasis sumber daya yang terintegrasi sepenuhnya.
SMI maintains a market share of approximately 80% of the domestic market for styrene monomers and is a key player in export markets of China and Southeast Asia. The company plays an important role in Barito Pacific’s goal to become a fully integrated resource based company.
t inja u an operasion al operational review
URAIAN penjualan Sales Breakdown (dalam juta US$)
(in million US$)
2009
2008
2007
2006
2005
Domestic Styrene Monomer
134.5
197.0
190.1
42.9
174.3
Ethyl Benzene
0.1
0.3
0.2
0.02
0.2
Toluene
3.7
4.9
3.2
0.7
4.5
BTM
0.1
0.0
0.5
0.2
0.5
107.1
98.8
7.2
5.5
170.1
245.51
301.0
201.2
49.3
349.6
Export Styrene Monomer Total
Pada tahun 2009 SMI membukukan penjualan bersih sebesar US$245.51 juta turun dibanding tahun sebelumnya yang sebesar US$301 juta. Turunnya penjualan ini terjadi karena turunnya harga jual rata-rata styrene monomer di tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008.
In 2009 SMI posted net sales of US$245.51 million, compared to US$301 million of net sales in the previous year. The decrease in sales revenues was due to the lower average sales price of styrene monomer in 2009 compared to that of 2008.
SMI menjual 255.580 metrik ton styrene monomer di tahun 2009, meningkat sebesar 18% dibandingkan dengan 216.505 metrik ton di tahun 2008.
SMI sold 255,580 metric tons of styrene monomer in 2009, which was an increase of 18% from 216,505 metric tons in 2008.
SMI mencata laba bersih sebesar US$17 juta di tahun 2009 naik 172.03% dibandingkan dengan rugi bersih sebesar US$23,6 juta di tahun 2008.
SMI recorded net profit of US$17 million for 2009, an increase of 172.03% compared to net loss of US$23.6 million in 2008.
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
To produce its steyrene monomers, SMI uses ethylene as the main raw materials. Approximately 60% of its raw material is supplied from CA. Current SMI installed capacity is 340,000 MTPA of Styrene Monomer and 6,200 MTPA of Toluen. In the coming years it expects to expand production to include Ethylene and Benzene.
55
Dalam memproduksi styrene monomer, SMI menggunakan ethylene sebagai bahan baku utamanya. Sekitar 60% dari bahan baku tersebut di pasok oleh CA. Saat ini kapasitas terpasang SMI menghasilkan 340.000 MTPA styrene monomer dan 6.200 MTPA toluene. Di masa depan SMI akan memperluas produksinya dengan menyertakan ethylene dan benzene.
P ER K AYUAN
TIMBER
56 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Dengan sekitar 94 ribu hektar hutan tanaman industri yang ada dalam portofolio saat ini dan juga dan memiliki lebih dari 375 ribu hektar hak pengusahaan hutan, Barito Pacific berada di posisi yang tepat untuk memanfaatkan segenap potensi yang dimilikinya guna meraih kesempatan yang ada di sektor kehutanan. With about 94 thousand ha of industrial timber plantation in its current portfolio and a further holding more than 375 thousand ha forest concession right, Barito Pacific is well positioned to harness the full potential of new opportunities available in the forestry sector.
t inja u an operasion al operational review
Product
Meskipun demikian Perseroan tetap mempertahankan pengelolaan hak pengusahaan hutan yang cukup besar, walaupun industri perkayuan saat ini tidak kondusif sehingga menyulitkan bagi Perseroan untuk mengalokasikan investasi atau usahanya di bidang ini. Hal tersebut ditambah lagi dengan banyaknya peluang yang dihadapi bisnis petrokimia yang merupakan kontributor utama pendapatan Perseroan.
Although the Company still retains sizable forest concession rights, the current in-conducive timber industry made it difficult for the Company to allocate major investments or undertakings in the field, especially with the challenging conditions that had faced the petrochemicals businesses, which are by large the Company’s main revenue contributor.
Installed
in m
2009
3 (1)
Realised
2008
(%)
(2)
Realised
2007 (%)
2006
2005
(2)
Realised
(%)
Realised
(%)
Realised
(%)(2)
(2)
(2)
Barito
Plywood & Blockboard
402,000
56,998
14.18
55,757
13.87
33,588
8
28,502
20
111,608
28
Tunggal Agathis Indah Wood Industries
Plywood & Blockboard
324,000
0
0
10,097
3.12
75,666
23
80,857
25
78,514
24
Mangole Timber Producers
Plywood & Blockboard
368,000
0
0
0
0
5,141
1
36,978
10
38,551
10
Note Catatan (1) Kapasitas Capacity (2) Utilisasi Rate Utilisation Rate
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Facility
In 2009, Barito Pacific did not have major activities in its timber operations, mainly as a reflection of the Company’s continuing transformation into a diversified holding company of petrochemicals, energy, agroindustry and other resourcebased industries.
57
fasilitas produksi Production Facilities
Di tahun 2009, Barito Pacific tidak melakukan banyak kegiatan dalam bidang perkayuan, hal ini merupakan akibat dari transformasi yang dilakukan Perseroan untuk menjadi suatu perusahaan induk yang terdiversifikasi dalam industri petrokimia, energi, agroindustri, dan industri berbasis sumber daya lainnya.
Dengan penutupan dua pabrik pengolahan kayu di Maluku Utara, Barito Pacific telah efektif mengurangi eksposur terhadap industri kayunya. Pada tahun 2009, pendapatan dari operasi kayu turun sebesar 39,24% menjadi Rp78,07 miliar, dari Rp128,51 miliar pada tahun 2008. Pendapatan sektor perkayuan di tahun 2009 hanya menyumbang 0,54% dari total pendapatan operasional Perseroan, dan tidak mungkin untuk tumbuh secara signifikan dalam waktu dekat.
By reducing the scale of its timber operations with the closure of two woodworking mills in North Maluku, Barito Pacific has effectively reduced its exposure to the timber industry to virtually non-existent. In 2009, revenues from timber operations fell by 39.24% to Rp78.07 billion, from Rp128.51 billion in 2008. Timber revenues in 2009 accounted for a mere 0.54% of the Company’s total operations, and its not likely to grow significantly in the near future.
Namun, Barito Pacific tetap akan berhati-hati dalam mempelajari semua peluang yang ada dalam industri perkayuan, seperti halnya berupa pemanfaatan konsesi kehutanan yang cukup besar untuk kembali melakukan kegiatan produksi
However, Barito Pacific will carefully review its options in the timber industry, whether to parlay its still substantial forestry concessions to return to timber productivity in a significant way, maintain activities at the current small scale, or convert its timber
pengelolaan lahan Land Management Ownership Barito Tunggal Agathis Indah Wood Mangole Timber Producers
Description of the land
Location
Unit HPH II
Central Kalimantan
Period (years)
Expiration
Virgin (Ha)
64,000
20
2012
39,337
Area (Ha)
Unit HPH II
North Maluku
42,300
20
2012
26,234
Unit HPH III
Gorontalo
55,000
20
2011
21,409
Unit HPH I*)
North Maluku
46,066
20
2011
16,800
Unit HPH II
Maluku
101,800
20
2010
61,553
Unit HPH V
Maluku
66,600
20
2013
Total
375,766
34,566 199,899
Note Catatan *) Dalam proses penyerahan kembali kepada pemerintah *) In the process of returning back to the goverment
58 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
hutan tanaman industri Industrial Forest Concessions Ownership Barito Pacific
Location East Kalimantan
Area (Ha) 18,045
Period (years)
Expiration
60
2069
Rimba Equator Permai
West Kalimatan
17,068
47
2039
Mangole Timber Producers
North Maluku
14,581
45
2043
Kirana Cakrawala
North Maluku
21,265
50
2042
Kalpika Wanatama
North Maluku
23,022
45 & 60
2037 & 2069
Total
93,981
t inja u an operasion al operational review
secara signifikan, menjaga kegiatan operasional pada skala kecil seperti saat ini, atau mengkonversi kegiatan operasional tersebut dan mengembangkan industri berbasis sumber daya berorientasi masa depan dengan memasuki sektorsektor seperti agroindustri yang menghasilkan sumber energi terbarukan.
operations to developing more future-oriented resource-based industries such as entering into the agroindustrial sector to produce renewable sources of energy.
Dengan sekitar 94 ribu hektar hutan tanaman industri yang ada dalam portofolio saat ini dan juga dan memiliki lebih dari 375 ribu hektar hak pengusahaan hutan, Barito Pacific berada di posisi yang tepat untuk memanfaatkan segenap potensi yang dimilikinya guna meraih kesempatan yang ada di sektor kehutanan. Apapun peluang yang dipilih, Barito Pacific dapat memanfaatkan pengalaman dan keahlian yang dimilikinya sebagai salah satu kekuatan utama dalam merintis pengelolaan hutan tanaman industri berkelanjutan berdasar sistem rotasi pembibitan, penanaman dan pemanenan hutan tanaman industri.
With about 94 thousand ha of industrial timber plantation in its current portfolio and a further holding more than 375 thousand ha forest concession right, Barito Pacific is well positioned to harness the full potential of new opportunities available in the forestry sector. Whatever the final decision would be, Barito Pacific can also rely on its exemplary past as one of the leading and pioneering force in the management of sustainable Industrial Timber Estates that is based on the rotational system of seedling, planting and harvesting of industrial timber plants.
Di masa depan, aset kehutanan Perseroan serta keahlian utamanya dalam pengelolaan konsesi kehutanan secara komersial akan terus berperan penting sebagai bagian dari perkembangan Barito Pacific sebagai perusahaan berbasis sumber daya yang terdiversifikasi.
In the future, the Company’s forestry assets and its core competency in managing forestry concessions on a commercial basis will continue to play an important part in the growing status of Barito Pacific as a fully diversified resource-based company.
59
URAIAN PENJUALAN Sales Breakdown (in m3)
2009
2008
2007
2006
2005 236,926
Export 1,765
-
67,740
100,674
Woodworking
Plywood
-
-
-
36
640
Particle board
-
-
-
-
375
Total
-
-
67,740
100,710
237,941
Domestic Log
-
-
-
-
1,044
Plywood
-
-
16,022
37,358
28,843
Woodworking
-
-
-
-
4,270
Particle board
52,484
53,658
33,748
6,831
40,919
Total
54,249
53,658
49,770
44,189
76,327
Total Sales
54,249
53,658
117,510
144,899
313,017
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
(dalam m3)
PR O P E R T I
PROPERTY
60 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Perusahaan ini diberi tanggung jawab untuk mengelola sektor properti Barito Pacific, yang saat ini terdiri dari menara kembar Wisma Barito Pacific dan kepemilikan tanah di beberapa wilayah utama di Jakarta. The Company is entrusted with the responsibility of managing property interests of Barito Pacific, which currently comprises of the twin towers of Wisma Barito Pacific, and several land holdings in some of Jakarta’s prime office districts.
t inja u an operasion al operational review
P T G r i ya Ido la ( “GI”)
Sejak berdiri pada tahun 1990, GI mampu mempertahankan catatan yang kokoh dalam kinerja dan penghasilan yang didapatnya. Perusahaan ini diberi tanggung jawab untuk mengelola sektor properti Barito Pacific, yang saat ini terdiri dari menara kembar Wisma Barito Pacific dan kepemilikan tanah di beberapa wilayah utama di Jakarta. Di tahun 2009, pendapatan dari sektor properti Perseroan sebesar Rp21,66 miliar (sebelum konsolidasi), meningkat 10.43% dari Rp19,40 miliar di tahun 2008.
Since its establishment in 1990, GI has maintained a solid track record for performance and revenue generation. The Company is entrusted with the responsibility of managing property interests of Barito Pacific, which currently comprises of the twin towers of Wisma Barito Pacific, and several land holdings in some of Jakarta’s prime office districts. In 2009, revenues from the Company’s property business amounted to Rp21.66 billion, a growth of 10.43% from Rp19.40 billion in 2008.
Dengan jumlah personil 99 orang pada akhir tahun 2009, GI dapat menghasilkan pendapatan sewa dan jasa perkantoran yang stabil dan berkembang, dan berada di posisi yang menguntungkan untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan masa depan melalui pengembangan lahan seluas 5.290 meter persegi tepat di sebelah menara kembar Wisma Barito Pacific.
With a total number of personnel of 99 people as at a year-end 2009, GI generates stable and growing office rental and services revenues, and is well-positioned to capitalise on future growth opportunities by developing the nearby 5,290 sqm lot right next to the Wisma Barito Pacific Twin Towers.
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
PT Griya Idola continues to contribute steady income and revenue growth in 2009, despite very few investment undertakings by Barito Pacific in its property business during the year.
61
PT Griya Idola terus memberikan kontribusi pendapatan yang stabil dan pertumbuhan pendapatan pada tahun 2009, meskipun investasi baru yang ditanamkan Barito Pacific sangat sedikit dalam sektor properti selama tahun tersebut.
sU M B E R DAYA MAN USIA
HUMAN RESOURCES
62 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Keberhasilan Perseroan dalam meraih prestasi mewujudkan visinya melalui misi yang telah ditetapkan, tidak terlepas dari tersedianya para karyawan yang “mampu dan mau” serta sistem penunjang pengelolaan SDM yang memadai. Karyawan yang kompeten, memiliki komitmen, dedikasi, loyalitas dan motivasi yang tinggi serta ditunjang dengan sistem pengelolaan SDM yang memadai, merupakan faktor penting dalam mewujudkan visi Perseroan melalui misi yang dilandasi oleh keyakinan dasar dan nilai-nilai dasar bersama.
The success of the Company in achieving its vision through a predetermined mission, not irrespective from the availability of the “able and willing” employees as well as adequate human resource management system. Employees that are competent, committed, dedicated, loyal and highly motivated, supported by adequate human resources management systems, is an important factor in the process of realising the vision of the Company through its mission which is based on the basic beliefs and values.
Oleh karena itu, Perseroan berkomitmen untuk secara berkesinambungan menyediakan dan menyiapkan para karyawan melalui program magang, pengerahan dan rangkain rencana, melakukan pengembangan dan meningkatkan kemampuan para karyawan melalui program pendidikan dan pelatihan, baik di bidang teknis operasional maupun keterampilan lainnya, termasuk pengembangan kepribadian, kesadaran berkualitas, serta meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan guna mengoptimalkan potensi yang mereka miliki, sehingga kinerja Perseroan dapat lebih ditingkatkan dan dikembangkan untuk menyongsong masa depan. Disamping itu, Perseroan juga berkomitmen untuk meningkatkan motivasi dan kinerja para karyawan melalui sosialisasi visi, misi, keyakinan dasar dan nilai dasar, melalui sistem pengelolaan
Therefore, the Company is committed to continuously provide and prepare their employees through internship programs, recruitment and succession planning, promoting and improving employees abilities through educational training programs and the technical field of operational and other skills, including the development of personality, quality awareness, and increasing environment awareness in order to optimise their potential, so that the Company’s performance can be further improved and developed for the future. In addition, the Company also committed to improve employee motivation and performance through socialisation of vision, mission, basic beliefs and values, through a human resources management system which is in accordance with the development of technology and the latest human resource management as well as
t inja u an operasion al operational review
implementing that system consistently. As an effort to provide and prepare the employee, to increase their competence and motivation, and to develop human resources management system in accordance with the development of adequate technologically, the Company, among others carry out the following activities:
1. Melaksanakan program magang secara berkesinambungan terutama untuk bidang pekerjaan teknis operasional dan melakukan proses recruitment sesuai dengan standar dan prosedur. 2. Menyiapkan dan mengembangkan caloncalon pengganti untuk posisi yang lebih tinggi (succession planning). 3. Mengimplementasikan sistem informasi SDM (Human Resource Information System) untuk dapat menyediakan data karyawan secara lengkap, cepat dan akurat. 4. Meningkatkan kemampuan karyawan di bidang teknis dan non-teknis operasional dengan menyelenggarakan “in house training” maupun mengirimkan karyawan ke tempat-tempat pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan pengembangan mereka. 5. Mensosialisasikan visi, misi, keyakinan dasar dan nilai-nilai dasar Perseroan. 6. Mengupayakan pelaksanaan sitem kompensasi yang “internally equitable, externally competitive, pay for competence and reward for performance”. 7. Mengimplementasikan sistem pengelolaan kinerja (Performance Management System) dengan “reward program” yang dirancang untuk semakin meningkatkan kinerja karyawan dan Perseroan.
1. Conducting on-going Internship programs, especially for technical operational jobs, and performing recruitment process which is in accordance with the standards and procedures. 2. Preparing and developing candidates for higher positions (succession planning). 3. Implementing HR information system which is able to provide complete, fast and accurate employee’s data. 4. Improving the ability of the employees in technical and non technical operations by conducting “in-house training” or sending them to training places, according to their needs and development plans. 5. Socialising vision, mission, basic beliefs and basic values of the Company. 6. Implementing the “internally equitable, externally competitive, pay for competence and rewards for performance” compensation system. 7. Implementing Performance Management System with a “rewards program” designed to further improvement of the employee and the Company’s performances.
Perseroan mempunyai banyak karyawan yang masa kerjanya cukup lama, sehingga timbul rasa kebersamaan dan ikatan batin yang kuat antara sesama karyawan, keluarganya dan Perseroan. Kekompakan, kebersamaan dan keanekaragaman karyawan yang ahli di bidang mereka masingmasing namun disatukan dalam suatu visi, misi, keyakinan dasar dan nilai-nilai dasar yang sama, merupakan salah satu modal utama Perseroan dalam mencapai keberhasilan dan kesuksesan serta merupakan kekuatan daya saing untuk menyongsong masa depan.
Many employees in the company have been with the company long enough, therefore the sense of togetherness among them, their families, and the company are strong. Solidarity, togetherness and diversity among competent employees in their field of works are bonded by the same vision, mission, basic principles and values which are the main assets of the Company in achieving success and competitive edge in the future.
63
SDM yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan perkembangan pengelolaan SDM masa kini serta mengimplementasikan sistem tersebut secara konsisten. Dalam usaha menyediakan dan menyiapkan karyawan, meningkatkan kompetensi dan motivasi mereka serta mengembangkan sistem pengelolaan SDM yang memadai sesuai dengan perkembangan teknologi, Perseroan antara lain melakukan hal-hal berikut:
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
TA N G G U N G JAWAB SOSIAL
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
64 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Dalam tahun 2009, Perseroan berupaya melanjutkan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut demi menjaga kesinambungan program yang manfaatnya telah dirasakan masyarakat. Namun demikian, Perseroan juga melakukan improvisasi program serta mengkreasi program baru agar semakin banyak masyarakat yang terlibat serta agar keberadaan Perseroan semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dari waktu ke waktu.
In 2009, the Company continued with the Corporate Social Responsibility (CSR) programs that it had carried out in previous years in order to maintain program continuity, which has largely benefited the community. However, the Company also undertook several improvements to its existing programs while also creating new programs with the objective to increase the involvement of the communities while at the same time project a stronger presence of the Company in the hearts and minds of the communities.
Bila dikelompokkan, program CSR Perseroan terdiri dari enam aktivitas yakni pendidikan, kesehatan masyarakat, solidaritas sosial, infrastruktur, pemberdayaan ekonomi, keselamatan kerja, dan lingkungan hidup.
The Company’s existing CSR programs encompass six areas of activities, namely education, public health, social solidarity, infrastructure, economic empowerment, safety, and the environment.
Perseroan melalui anak usahanya yang juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Cilegon dan Surya Institute mendirikan Klub Sains untuk tingkat SLTP. Sebanyak 10 Klub Sains telah terbentuk di 10 SLTP di Cilegon.
The Company through its subsidiary, collaborated with the Ministry of Education in Cilegon and Surya Institute to form a Science Club for junior high school students. So far, as many as 10 of these clubs have been formed in10 junior high schools in Cilegon.
Dengan adanya pelatihan guru matematika dan pendirian Klub Sains itu serta gigihnya para siswa-siswi di Cilegon, pada 2009 sebanyak 18 siswa-siswi di Cilegon berhasil menjadi juara pertama , kedua, dan ketiga Olimpiade Sains Nasional tingkat Provinsi dalam cabang Fisika, Matematika, dan Kimia. Tak hanya itu, 2 siswasiswi menjadi juara 1 dan 2 Penelitian Ilmiah Remaja Tingkat Nasional.
The training for the mathematics teachers combined with the establishment of the science clubs and the enthusiasm of the students in Cilegon, brought 18 students into the first, second and third-rank winner of the provinciallevel National Science Olympics for Physics, Mathematics, and Chemistry in 2009. Not only that, two students won first and second place in the Young Scientific Research competition at the national level.
Setiap tahun Perseroan juga selalu membuka peluang bagi para lulusan Strata-1 (S1) maupun Sekolah Menengah Umum untuk melakukan praktek kerja lapangan atau magang di anak usaha Perseroan. Di akhir program, bila Perseroan membutuhkan tenaga kerja baru, maka para peserta akan direkrut menjadi karyawan setelah diseleksi terlebih dahulu. Yang terpenting dari program magang ini adalah tersedianya tempat bagi generasi muda untuk mengaplikasikan ilmu dan teorinya yang telah didapat sehingga memiliki bekal pengalaman guna bersaing di bursa tenaga kerja.
Each year the Company also provides the opportunity for Strata-1 (S1) and high school graduates for apprenticeship and fieldwork experience in the Company’s subsidiaries. At the end of the program, if there is a need for a new employee, participants can be selected for recruitment by the Company. The most important part of this apprenticeship program is the opportunity for young people to apply their knowledge and get first-hand experience to be able to compete in the job market.
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Education Program In 2009, the Company once again organised the mathematics and physics training for senior high school teachers in Cilegon, Banten. A total of 80 teachers participated in the training program which was a joint undertaking between the Company, the Ministry of Education in Cilegon, and Surya Institute in Jakarta. For two consecutive years, as many as 330 teachers had attended this program, which was considered useful by the teachers to help them improved their teaching skills. Based on the data from the Ministry of Education in Cilegon, the passing rate of students taking state exams in 2009 had increased from 97.58% in 2008 to 99.54% in 2009.
65
Program Pendidikan Tahun 2009, Perseroan kembali menyelenggarakan Pelatihan Guru Matematika dan Fisika tingkat SLTA se-Kota Cilegon. Sebanyak 80 guru matematika dan fisika ikut serta dalam pelatihan yang merupakan kerjasama Perseroan dengan Dinas Pendidikan Kota Cilegon dan Surya Institute, Jakarta. Dengan demikian selama dua tahun berturut-turut, sebanyak 330 guru telah mengikuti pelatihan ini. Program ini dirasakan cukup bermanfaat bagi para guru dalam transfer ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Nasional Kota Cilegon, tingkat kelulusan ujian negara tahun 2009 meningkat menjadi 99,54% dari 97,58% pada tahun 2008.
66 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Kesehatan Masyarakat Secara rutin Perseroan membantu ketersediaan makanan tambahan bergizi bagi 14 Posyandu di wilayah Anyer. Sejak diluncurkannya program ini pada tahun 2008, keanggotaan balita di posyandu tersebut melonjak hampir 600 persen menjadi sekitar 1.600 balita. Berdasarkan data, sebanyak 66,3% balita yang rutin datang ke posyandu mengalami peningkatan berat badannya.
Public Health The Company has a program to provide nutritious food supplements for 14 public health clinics in Anyer, Banten. Since the launch of this program in 2008, the membership of toddlers (children under five years old) in those clinics jumped by nearly 600% to about 1,600 toddlers. Based on the available data, 66.3% of these toddlers who routinely visit the clinics have increased their weights.
Perseroan juga fokus untuk menangani masalah gizi buruk yang menimpa tiga balita yakni Saptiah (1 tahun), Maisah (2), dan Adnan (3). Program ini juga merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya dimana pada tahun 2008 Perseroan berhasil memperbaiki gizi buruk yang menimpa dua balita di sekitar Perseroan beroperasi.
The Company also addressed the problem of malnutrition affecting three toddlers, namely Saptiah (1 year-old), Maisah (2), and Adnan (3). This program was also a continuation of a similar program in 2008 when the Company successfully treated malnutrition affecting two toddlers in its surrounding areas.
Solidaritas Sosial Sepanjang 2009, Indonesia diguncang setidaknya dua gempa yang cukup besar yakni di Tasikmalaya, Jawa Barat dan Padang, Sumatera Barat. Terhadap dua bencana nasional itu, Perseroan memberikan bantuan untuk memperingan penderitaan para korban. Bantuan itu berupa tenda peleton, kebutuhan pokok, dan pompa mesin untuk air bersih.
Social Solidarity Throughout 2009, Indonesia was shaken by at least two major earthquakes in Tasikmalaya, West Java, and Padang, West Sumatra. The Company provided assistance to lessen the sufferings of victims by sending in tents, basic needs, and water pumps.
Saat hari raya Idul Adha tiba, Perseroan secara rutin menyembelih hewan kurban dimana dagingnya diberikan kepada masyarakat sekitar sebagai bagian dari solidaritas sosial seperti diajarkan oleh Nabi Ibrahim. Tahun 2009, Perseroan sedikitnya berkurban 57 ekor kambing, 5 sapi, dan 1 kerbau.
On Idhul Adha, the Company routinely donates livestock that provides meat to needy communities as part of the social solidarity that is the spirit behind the Idhul Adha celebration. In 2009, the Company donated 57 goats, 5 cattle and 1 buffalo for this celebration.
Secara rutin pula Perseroan selalu menyelenggarakan program donor darah sebanyak 4 kali dalam setiap tahunnya yang bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta. Sekitar 300 orang pendonor terlibat dalam aksi sosial yang sangat bermanfaat ini.
The Company also regularly organised blood donor activities four times annually, in cooperation with the Indonesian Red Cross (PMI) in Jakarta. Each activity usually attracts around 300 blood donors.
Perseroan juga menyambangi Rumah Singgah bagi anak-anak dari kaum yang kurang beruntung di wilayah Cilincing, Jakarta Utara. Program ini lebih ditekankan untuk memberi semangat dan menghibur bagi anak-anak. Aneka buku dan alat tulis lengkap dengan tas dibagikan kepada anak-anak itu agar semangat belajar senantiasa terpelihara.
In 2009, the Company also paid a visit to shelter homes for the less fortunate children in Cilincing, North Jakarta. This program aims to entertain the children, encouraging them to study and learn by providing them with basic education tools such as books, stationeries, and school bags.
Infrastruktur Perseroan berupaya membantu perbaikan jalan di sekeliling fasilitas yang dimilikinya agar lalu lintas dapat kembali normal dan masyarakat dapat melakukan aktivitasnya kembali dengan lancar.
Infrastructure The Company helped repair roads and other public infrastructures in surrounding communities providing access to transportation means and economic activities.
Perseroan juga memberikan pinjaman tanpa bunga kepada sejumlah perajin tas anyaman. Program ini selain membantu perekonomian masyarakat juga merupakan usaha yang ramah lingkungan dikarenakan bahan baku tas merupakan limbah pabrik yang sudah tak terpakai.
The Company also provided interest-free loans for a number of woven bag crafters. Not only does this program help empower local economies, but it also supports an environmentally friendly-business since the raw materials used in the production of the woven bags are made of factory wastes.
Bagi masyarakat pesisir, Perseroan melanjutkan program untuk kembali memberi bantuan perahu lengkap beserta motor tempel dan peralatan untuk menjala bagi para nelayan. Program ini juga dilaksanakan secara bergulir dengan harapan akan semakin luas masyarakat yang dapat menikmati program ini.
For coastal communities, the Company continued with the program to help local fishermen with fishing boats that are equipped with motors.This program is implemented on an interest-free, revolving basis among the communities, seeking to benefit the most number of participants.
Dalam operasional sehari-hari, Perseroan menjalin kerjasama dengan sejumlah unit usaha kecil dan menengah. Kerjasama itu diantaranya meliputi penyediaan jasa catering, cleaning service, dan servis sepeda yang digunakan sehari-hari oleh personil Perseroan di lingkungan Perseroan.
In its daily operations, the Company also collaborates with a number of small and mediumsized businesses that provide catering services, cleaning services, and bicycle services to the Company.
Keselamatan Kerja Dalam melaksanakan operasionalnya, Perseroan senantiasa mengimplementasi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dengan disiplin tinggi. Jutaan jam kerja tanpa kecelakaan yang berbuah dianugerahinya Perseroan berupa Zero Accident Award dari Departemen tenaga Kerja RI merupakan bukti atas komitmen Perseroan menjaga keselamatan kerja, sekaligus menjadi pemacu agar hal ini terus dipertahankan di masa yang akan datang. Bagi Perseroan, K3 senantiasa diimplementasikan dari waktu ke waktu.
Safety The Company always implements K3 (Health and Safety). Millions of work hours without accident have earned the Company several zero-accident awards from the Ministry of Manpower of the Republic of Indonesia. This speaks volume of the Company’s commitment to maintaining a safe and healthy working environment, and motivates the Company to uphold such a reputation in the future.
Lingkungan Hidup Perseroan senantiasa memeriksa dan menjaga kualitas udara, tanah, dan air tanah agar semuanya diyakini aman bagi mahluk hidup dan juga bumi . Dalam operasionalnya, Perseroan juga selalu mengacu pada Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001. Di masa depan, Perseroan berusaha meningkatkan kategori “Hijau” menjadi “Emas” dalam Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Proper) oleh Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
Environment The Company continues to monitor and maintain the quality of air, soil, and groundwater in order to ensure the safety of Earth and its ecosystem. Operationally, the Company adheres to the ISO14001 standards on environmental Management System. The Company also seeks to enhance its performance Rating for Environmental Management (also known as “Proper”), under the auspices of the Ministry of Environment of the Republic of Indonesia, from “Green” to “Gold”.
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Economic Empowerment In 2009, the Company provided revolving loans to small businesses to help them grow their businesses. This program is a continuation of a similar program in the previous year. In 2008, 39 small businesses entered into the program, while in 2009, the number had increased by 53.85% to 60 small businesses. This increase underscored the viability of the program.
67
Pemberdayaan Ekonomi Pada tahun 2009, Perseroan memberikan pinjaman bergulir kepada usaha kecil agar kelangsungan usahanya dapat meningkat. Program ini merupakan lanjutan dari tahun sebelumnya. Bila di tahun 2008 program ini melibatkan 39 usaha kecil maka pada tahun 2009 jumlahnya meningkat 53,85 persen menjadi 60 usaha kecil. Peningkatan ini membuktikan bila program tersebut benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sehingga keikutsertaannya bertambah.
A NALI S I S DAN PE MB AHASAN MANA JEMEN
MANAGEMENT’S DISCUSSION AND ANALYSIS
68 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
PT Barito Pacific Tbk didirikan pada 1977, bermula sebagai suatu perusahaan berbasis perkayuan yang terintegrasi di Kalimantan Selatan.
PT Barito Pacific Tbk incorporated in 1977, started out as an integrated timber company based in South Kalimantan.
Pada tahun 1993, Barito Pacific mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (yang kemudian digabung menjadi Bursa Efek Indonesia). Hasil penjualan saham terutama digunakan Perseroan untuk memperluas usaha industri kehutanan dan menjamin kesinambungan pasokan kayu bahan baku pabrik kayu olahan. Saat kegiatan operasional kehutanan berada pada puncaknya, Perseroan memiliki lima pabrik pengolahan kayu yang menghasilkan plywoods, block board, particle board dan woodworking products untuk ekspor ke Eropa, Asia dan Amerika.
In 1993, Barito Pacific listed its shares on the Jakarta and Surabaya bourses that were recently merged to become the Indonesia Stock Exchange (IDX). Proceeds of the IPO were mainly used by the Company to embark on a massive industrial forest plantation development and secure continuity of log feedstock for its sawmills. At the height of its timber operations, the Company had five large sawmills altogether, producing plywoods, block boards, particle boards and woodworking products for exports to Europe, Asia and America.
Iklim tak kondusif yang menyelimuti industri kehutanan di Indonesia, setelah terjadinya krisis keuangan yang melanda Asia di tahun 1997-1998, telah memaksa Barito Pacific untuk menutup beberapa pabrik yang dimilikinya pada kurun waktu 2004 hingga 2008. Selain itu Perseroan juga memutuskan untuk bergerak dalam bidang usaha yang lebih luas yaitu kehutanan, petrokimia, dan properti serta akan mengembangkan beberapa lini usaha lain seperti perkebunan, pertambangan, dan energi sehingga menjadi sebuah perusahaan sumber daya yang terdiversifikasi.
Following the Asian financial crisis of 19971998, an inconducive climate had pervaded over the timber industry in Indonesia, forcing Barito Pacific to close its plywood and woodwork factories in the period between 2004 until 2008. The Company also decided to move into a wider field of business, namely forestry, petrochemicals and property, and aims to develop several other business lines such as plantations, mines and energy to become a fully diversified resourcebased Company.
Di tahun 2008, keadaan perekonomian dunia yang sangat berat juga dialami industri petrokimia yang merupakan sumber utama penghasilan Perseroan. Fluktuasi harga minyak dunia telah memberikan tekanan yang besar terhadap anak usaha petrokimia Perseroan. Laporan keuangan Konsolidasi Perseroan tahun tersebut merupakan cerminan tidak kondusifnya keadaan pada saat itu.
In 2008, challenging global economic condition also affected the petrochemicals industry, which is now the main source income for the Company. The volatility of crude oil prices resulted in tremendous pressure on the petrochemicals business of the Company’s subsidiaries. The consolidated financial statements of the Company for the financial year 2008 reflected the adverse financial conditions at that moment.
Membaiknya kondisi perekonomian global tersebut berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Walaupun nilai ekspor tahunan mengalami penurunan namun juga terjadi penurunan nilai impor lebih besar dalam margin yang signifikan, sehingga di tahun 2009 Indonesia mengalami surplus neraca pembayaran. Harga-harga komoditas utama secara bertahap juga mengalami peningkatan, hal ini juga memperkuat posisi komoditas utama indonesia seperti minyak sawit, kakao, karet, batu bara, dan timah. Di pasar dalam negeri, meskipun menunjukkan trend yang menurun, namun tingkat konsumsi dan investasi masih meningkat dibandingkan dengan tahun 2008. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa perekonomian Indonesia tetap dapat menjaga tingkat pertumbuhannya selama krisis perekonomian terjadi. Hal ini merupakan prestasi tersendiri mengingat sebagian besar negara di dunia mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif.
This development had a positive impact on the Indonesian economy. Although exports decreased year-on-year, imports declined even further by a significant margin, resulting in a surplus balance of payment for Indonesia in 2009. The prices of leading commodities improved gradually, thereby also strengthening Indonesia’s position on some of its key commodities such as palm oil, cocoa, rubber, coal, and tin. In the domestic market, despite a declining trend, both the levels of consumption and investment still increased over those of 2008. Hence, the Indonesian economy maintained its growth throughout the global economic crisis. This was a remarkable achievement considering that most countries in the world experienced a negative economic growth.
Kinerja neraca pembayaran yang membaik dan faktor sentimen pasar keuangan global yang positif juga mendorong terjadinya penguatan nilai tukar Rupiah yang diikuti dengan semakin turunnya volatilitas. Penguatan Rupiah tersebut terjadi karena adanya aliran masuk modal asing sejalan dengan membaiknya minat investor untuk menanamkan dana di pasar keuangan negara-
Improvements in the balance of payment and the positive sentiment of global financial market also contributed to an appreciation of the Rupiah and declining volatility. The strengthening Rupiah was driven by the influx of foreign capital into the domestic market, especially due to the bullish attitude of global investors towards capital markets in emerging countries, including
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Since the second quarter of 2009, however, the world economy has shown a strong recovery. In developed countries, realisation that conditions were not as bad as initially perceived had raised optimism that recovery was in progress. The same development also occurred in emerging markets such as China, India and South Korea. The economic performances of these countries were able to withstand global economic recession. Entering the third quarter of 2009, global economic recovery continued to gain momentum and spread to more countries. Euphoria over the global recovery was reflected on the rebounding performance of financial markets around the world as well as improved real sector indicators.
69
Sejak triwulan dua tahun 2009, perekonomian dunia menunjukkan pemulihan yang kuat. Di negara maju, pendapat bahwa keadaan yang terjadi tidaklah seburuk yang disangka membangkitkan optimisme bahwa proses pemulihan sedang terjadi. Hal yang sama juga terjadi di emerging market sepert Cina, India, dan Korea Selatan. Kinerja ekonomi negaranegara tersebut ternyata mampu menahan resesi ekonomi global. Memasuki triwulan ketiga tahun 2009, proses pemulihan ekonomi global semakin menguat dan menyebar ke berbagai negara. Optimisme terhadap pemulihan global tercermin dari kinerja pasar keuangan dan indikator sektor riil global yang semakin membaik.
Tingkat Pertumbuhan Tahunan Majemuk Compounded Annual Growth Rate (CAGR)
Produk/Product
2006-2011
2001-2005
Ethylene
4.3
3.8
Propylene
4.9
4.9
LD Polyethylene
2.4
1.9
LLD Polyethylene
5.9
6.1
HD Polyethylene
5.7
4.8
Polypropylene
5.5
5.9
70 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
negara emerging market, termasuk Indonesia. Aliran modal ini juga terjadi karena kondisi sosial politik Indonesia yang relatif stabil walaupun terjadi Pemilu. Pada akhir 2009 Rupiah ditutup di level Rp9.400 per US$ atau menguat 14,15% dibandingkan tahun sebelumnya.
Indonesia’s. These capital flows also materialised as a result of stable socio-political condition in Indonesia, mainly stemming from a peaceful general election. At the end of 2009, the Rupiah closed at Rp9,400 to the US Dollar, appreciating by 14.15% from a year ago.
Tekanan inflasi selama 2009 juga menurun. Hal ini didorong adanya ekspektasi inflasi yang semakin membaik, nilai tukar Rupiah yang menguat, dan perkembangan harga komoditas global yang masih rendah. Selain itu, pasokan bahan pangan yang melimpah juga turut mengurangi tekanan terhadap harga. Dengan keadaan tersebut, inflasi pada akhir 2009 mencapai 2,78%, jauh lebih kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 11,06%.
Inflationary pressures during 2009 were almost non-existent. This was prompted by improvements in the inflation expectations, a stronger Rupiah value, and the relatively weak price of global commodities. In addition, abundant food supplies also reduced pressure on prices. The annual inflation rate as at year-end 2009 was 2.78%, the lowest in decades, and much lower than 11.06% of the previous year.
Berbagai perkembangan global dan indikator makro ekonomi domestik yang kondusif memberikan dampak positif terhadap industri Petrokimia dan kinerja Perseroan di tahun 2009.
The gradual global economic recovery and conducive macroeconomic condition domestically had a positive influence on the petrochemicals industry as well as on the performance of the Company in financial year 2009.
INDUSTRI PETROKIMIA Industri petrokimia di Indonesia masih berumur relatif muda dan secara historis industri ini tumbuh lebih cepat dari rata-rata pertumbuhan ekonomi global. Dalam beberapa tahun terakhir, industri petrokimia global berkembang dengan cepat, didorong oleh peningkatan konsumsi global produk-produk petrokimia. Namun demikian, karena pada dasarnya merupakan industri turunan dari sektor minyak dan gas, bisnis petrokimia sangat rentan terhadap gejolak harga minyak mentah.
PETROCHEMICALS INDUSTRY Indonesia’s petrochemicals industry is relatively young and, historically, the industry has grown faster than average global economic growth. In recent years, the global petrochemicals industry has reinvented itself vigorously, driven by increasing global consumption of petrochemical products. However, being essentially the downstream industry of the oil and gas sector, the petrochemicals business is highly vulnerable to crude oil price volatility.
Hal inilah yang terjadi pada industri petrokimia di Indonesia secara umum mendekati akhir tahun 2008. Memasuki tahun 2009, harga olefin dan produk turunannya mulai kembali ke ekuilibrium. Harga nafta terus menurun seiring dengan penurunan harga minyak mentah dari titik tertinggi US$147 per barel pada pertengahan 2008, sedangkan harga olefin dan produk derivatif secara bertahap juga meningkat seiring dengan peningkatan ekonomi.
This was what happened to the petrochemicals industry in Indonesia in general, as we approached the end of 2008. As we entered 2009, prices for olefin and its derivative products began to return to equilibrium. The price of naphtha continued to decline along with the declining crude oil price from its record height of US$147 per barrel in mid 2008, while the prices for olefin and its derivative products gradually rose in tandem with the improving economy.
Kondisi ini menyebabkan terjadinya peningkatan marjin operasi sebagian besar perusahaan di sektor petrokimia di Indonesia pada tahun 2009. Namun, kenaikan harga pasar produk petrokimia sepanjang tahun ini belum sebanding dengan tingginya harga pasar di tahun 2008 ketika harga minyak mentah di atas US$100 per barel. Akibatnya, dari sisi total penjualan sebagian besar produk yang dihasilkan anak perusahaan petrokimia Perseroan mengalami penurunan meskipun secara volume di tahun 2009 penjualan lebih besar dibandingkan dengan tahun 2008.
This condition led to the improvement of operating margins of most companies in the petrochemicals sector in Indonesia throughout 2009. However, the rise in market prices of petrochemical products during the year could not match the height of the market in 2008 when crude oil price was above US$100 per barrel. As a result, most resin producing companies such as the Company’s petrochemical subsidiaries experienced a decline in total sales revenue, despite higher sales volume in 2009 compared to 2008.
Kondisi di atas dialami oleh Chandra Asri, Tri Polyta, dan Styrindo Mono Indonesia, tiga anak perusahaan petrokimia Perseroan
The above conditions hold thru for Chandra Asri, Tri Polyta, and Styrindo Mono Indonesia, the Company’s three petrochemical subsidiaries.
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
In 2008, the extreme volatility of crude oil price proved detrimental to the petrochemicals sector in Indonesia. The extraordinary rise in the price of naphtha, the main feedstock for the the production of plastic resins that are produced by the Company’s petrochemicals subsidiaries, had thrown the market for olefin and its derivative products in total disarray in 2008. Finished goods had to be sold at prices lower than the cost of goods sold. When, on the other hand, the price of naphtha plummeted as a result of falling crude oil price, large inventories of feedstock had to be unloaded at prices that were less than their cost a few months ago.
71
Pada tahun 2008, fluktuasi harga minyak mentah yang besar terbukti sangat merugikan sektor petrokimia di Indonesia. Kenaikan luar biasa dari harga nafta, yang merupakan bahan baku utama produk plastik resin yang dihasilkan anak perusahaan petrokimia Perseroan, telah meluluhlantakkan pasar olefin dan produk derivatifnya di tahun 2008. Saat itu, hasil produksi harus dijual dengan harga lebih rendah dari harga pokok penjualan. Di sisi lain, harga nafta mengalami penurunan yang drastis akibat anjloknya harga minyak mentah dan sejumlah besar persediaan harus digunakan pada nilai yang lebih rendah dari harga perolehannya beberapa bulan yang lalu.
72 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
KINERJA OPERASIONAL Hasil operasional Perseroan 2009 terutama diperoleh dari penjualan produk petrokimia yang menyumbang 99,17% sedangkan sisanya sebesar 0,83% merupakan kontribusi dari industri kehutanan dan properti.
RESULTS OF OPERATIONS
The Company’s results of operations in 2009 were primarily driven by the sales of petrochemical products, which accounted for 99.17% of total sales, while the remaining 0.83% came from the forestry industry and property.
Pendapatan dari Petrokimia Total penjualan bersih Perseroan dari anak perusahaan di bidang petrokimia, yang merupakan bagian terbesar dari pendapatan Perseroan sebesar Rp14,33 triliun untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009. Turun 21,19% atau Rp3,93 triliun dibandingkan dengan 2008. Faktor utama di balik penurunan ini adalah harga jual yang belum sepenuhnya pulih meskipun volume produk yang dijual telah melebihi tahun sebelumnya
Revenue from Petrochemicals
Total net sales of the Company’s operating subsidiaries in petrochemicals, which accounted for the bulk of the Company’s total revenues, amounting to Rp14.33 trillion for the year ending December 31, 2009. This was 21.19% less than Rp3.93 trillion of total revenues in 2008. The main factor behind this decline was the sale price has not fully recovered even though the volume of the products sold exceeded that of the previous year.
Pendapatan dari Industri Kehutanan dan Properti Penjualan bersih konsolidasi industri kehutanan dan properti tahun 2009 sebesar Rp 59,31 miliar, turun 75,08% atau Rp178,69 miliar dibandingkan dengan 2008. Faktor utama di balik penurunan ini karena anak usaha Perseroan, PT TAIWI, yang berhenti berproduksi di tahun 2008 dan dieliminasinya penghasilan sewa ruang kantor di gedung Wisma Barito Pacific dari Tri Polyta sejak paruh kedua 2008 karena termasuk anak perusahaan afiliasi.
Revenue from Forestry and Property The consolidated net sales from the Company’s operating and subsidiary forestry and property businesses in 2009 amounted to Rp59.31 billion, a decline of 75.08%, or Rp178.69 billion, from that of 2008. The main factor behind this decline was due to the decision of PT TAIWI, a subsidiary of the Company to stop production of its timber operations in 2008. In addition, the Company had to forgo its consolidated rental income on the lease of its office premises at the Wisma Barito Pacific building from Tri Polyta, which became another subsidiary of the Company starting in mid 2008.
Beban Pokok Penjualan Beban pokok penjualan konsolidasi berjumlah Rp12,64 triliun pada 2009, merupakan jumlah yang secara signifikan lebih rendah dari tahun 2008. Perbedaan sebesar 34,77% atau Rp6,74 triliun terjadi terutama karena harga nafta, bahan baku utama produk-produk petrokimia Perseroan yang turun secara signifikan di tahun 2009.
Cost of Goods Sold
The Company’s consolidated cost of goods sold amounted to Rp12.64 trillion in 2009, significantly lower than that of 2008. The difference amounted to 34.77% or Rp6.74 trillion which was mainly attributed to the cost of naphtha, which declined significantly in the year 2009.
Harga rata-rata nafta sepanjang 2009 berada di posisi US$540 per metrik ton. Sedangkan pada tahun 2008, harga rata-rata nafta mencapai sebesar US$832 per metrik ton.
The average price of naphtha during 2009 was US$540 per metric ton, compared to US$832 per metric ton in 2008.
Beban Usaha Beban usaha konsolidasi pada 2009 sebesar Rp630,24 miliar, turun 19,92%, atau Rp156,73 miliar, dari Rp786,97 miliar pada 2008. Penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya biaya umum dan administrasi sebesar 20,60% atau Rp118,19 miliar dan juga penurunan biaya penjualan sebesar 18,07%, atau Rp38,54 miliar sepanjang tahun 2009.
Operating Expenses
Consolidated operating expenses in 2009 amounted to Rp630.24 billion, down by 19.92% or Rp156.73 billion, from Rp786.97 billion in 2008. This decrease was mainly due to lower general and administrative expenses by 20.60%, or Rp118.19 billion, as well as a decrease in selling expenses by 18.07%, or Rp38.54 billion, in 2009 compared to that of 2008.
Laba Usaha Akibat keadaan yang telah disebutkan di atas, pada tahun 2009 Perseroan berhasil memperoleh keuntungan konsolidasi yang berasal dari kegiatan operasi sebesar Rp1,12 triliun, meningkat secara signifikan dibandingkan dengan rugi usaha konsolidasi yang diderita Perseroan di tahun 2008 sebesar Rp1,84 triliun.
Operating Profit
As a result of the above, the Company generated a consolidated operating profit of Rp1.12 trillion in 2009, a significant improvement from the consolidated operating loss amounting to Rp1.84 trillion in 2008.
Penghasilan Lain-lain Pada 2009, Perseroan membukukan penghasilan lain-lain bersih konsolidasi sebesar Rp10,71 miliar, meningkat 100,40% atau Rp2,69 miliar dibandingkan tahun 2008 yang membukukan biaya lain-lain bersih konsolidasi sebesar Rp2,68 miliar. Penghasilan lain-lain konsolidasi pada 2009 terutama berasal dari keuntungan bersih valuta asing sebesar Rp254 miliar dan lain-lain bersih sebesar Rp45 miliar.
Other Income
In 2009, the Company recorded a consolidated net other income of Rp10.71 billion, an improvement of 100.40%, or Rp2,69 billion, from the consolidated net other expense of Rp2,68 billion in 2008. Consolidated other income in 2009 was mainly derived from the net gains on foreign exchange translation amounting to Rp254 billion and other net gains of Rp45 billion.
Laba Bersih Keadaan yang telah disebutkan di atas memberikan dampak positif pada kinerja Perseroan. Tahun 2009 Perseroan mencatat keuntungan bersih sebesar Rp547, 26 miliar,mengalami perbaikan signifikan dibandingkan dengan kerugian bersih sebesar Rp3.399,76 miliar pada tahun 2008.
Net Income
The above mentioned condition provided a positive impact to the Company’s performance. The Company recorded a consolidated net profit of Rp547.26 billion in 2009, a significant improvement to the consolidated net loss of Rp3,399.76 billion in 2008.
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Gross Profit
The Company recorded a consolidated gross profit of Rp1.75 trillion in 2009, compared to a consolidated gross loss of Rp1.05 trillion in 2008. Despite the decline in consolidated net sales, the company recorded a consolidated profit margin of 3.80% in 2009 compared to a consolidated loss margin of 18.55% in 2008.
73
Laba Kotor Perusahaan membukukan laba kotor konsolidasi sebesar Rp1,75 triliun pada 2009, dibandingkan dengan rugi kotor sebesar Rp1,05 triliun pada 2008. Walaupun terjadi penurunan dalam nilai penjualan bersih konsolidasi, Perseroan mencatat profit margin konsolidasi sebesar 3,80% pada 2009 dibandingkan dengan loss margin konsolidasi sebesar 18,55% pada 2008.
Aset Total aset konsolidasi Perseroan dan anak perusahaan pada 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebesar Rp16,37 triliun dan Rp17,24 triliun. Untuk total aset lancar, kontribusi terutama berasal dari kas dan setara kas sebesar Rp1,87 triliun di tahun 2009 dan Rp1,57 triliun di tahun 2008 serta persedian CA dan TPIA yang berjumlah sekitar Rp1,82 triliun di tahun 2009 dan Rp1,75 triliun di tahun 2008.
Assets
Total consolidated assets of the Company and subsidiaries as at December 31, 2009 and 2008 were Rp16.37 trillion and Rp17.24 trillion, respectively. For total consolidated current assets, the main contribution came from cash and cash equivalents, which amounted to Rp1.87 trillion in 2009 and Rp1.57 trillion in 2008; and the combined inventories of CA and TPIA, which were Rp1.82 trillion in 2009 and Rp1.75 trillion in 2008.
Sedangkan kontribusi terbesar dari total aset tidak lancar berasal dari aset tetap CA dan TPIA yang setelah dipotong akumulasi penyusutan berjumlah sebesar Rp11,81 triliun pada tahun 2008 dan Rp9,81 triliun pada tahun 2009.
While the largest contribution to total noncurrent assets, was fixed assets derived from CA and TPIA, which after deduction of accumulated depreciation, amounted to Rp11.81 trillion in 2008 and Rp9.81 trillion in 2009.
Kewajiban Kewajiban konsolidasi Perseroan dan anak perusahaannya per 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebesar Rp7,57 triliun dan Rp8,31 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya kewajiban tidak lancar dari Rp5.98 triliun di tahun 2008 menjadi Rp4,74 triliun di tahun 2009, turun Rp1.24triliun atau 20,73% yang diimbangi dengan naiknya kewajiban lancar dari Rp 2,32 triliun di tahun 2008 menjadi Rp2.83 triliun di tahun 2009, atau naik sebesar Rp0,5 triliun atau 21,55%.
Liabilities
The total consolidated liabilities of the Company and its subsidiaries as of December 31, 2009 and 2008 were Rp7.57 trillion and Rp8.31 trillion, respectively. The declined was due to the declined of non current liabilities from Rp5.98 Trillion in the year 2008 to Rp.4.74 Trillion in the year 2009, a dropped by Rp.1.24 Trillion or 20.73% which was in the same time the total current liabilities was increased from Rp.2.32 Trillion in the year 2008 to Rp,2.83 Trillion in the year 2009, or an increased by Rp.0.5 Trillion or 21.55%
Ekuitas Total ekuitas konsolidasi pada 31 Desember 2009 berjumlah Rp6,47 triliun, dibandingkan dengan Rp6,83 triliun pada tahun sebelumnya. Penurunan ini terutama disebabkan turunnya defisit yang belum ditentukan penggunaannya sekitar Rp547,27 miliar.
Equity
Total consolidated equity of the Company as at December 31, 2009 amounted to Rp6.47 trillion, compared to Rp6.83 trillion a year earlier. The decrease was primarily due to lower deficits in unappropriated translation adjustments deficit of about Rp547.27 billion.
74 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
ta ngg u ng jawa b la poran tahunan
responsibility for the annual reporting Manajemen Barito Pacific bertanggung jawab atas Laporan Tahunan ini, berikut laporan keuangan dan informasi lain yang terkait, yang telah disetujui oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan membubuhkan tandatangannya masing-masing di bawah ini.
The Management of Barito Pacific is responsible for this Annual Report including the accompanying financial statements and related financial information which have been approved by members of the Board of Commissioners and the Board of Directors whose signatures appear belows.
DEWAN KO M I SAR I S Board of Commissioners
Prajogo Pangestu PRESIDEN KOMISARIS PRESIDENT COMMISSIONER
Harlina Tjandinegara
K omisaris COMMISSIONER
Didi Achdijat
F. Parno Isworo
K omisaris COMMISSIONER
K omisaris COMMISSIONER
Rifqi Musharnanto K omisaris COMMISSIONER
75
direksi Board of Directors
Agus Salim Pangestu WAKIL PRESIDEN DIREKTUR VICE PRESIDENT DIRECTOR
Salwati Agustina DIREKTUR DIRECTOR
Simon Simansjah
Henky Susanto
DIREKTUR DIRECTOR
DIREKTUR DIRECTOR
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Loeki S. Putera PRESIDEN DIREKTUR PRESIDENT DIRECTOR
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
76 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
L a por a n Keua nga n Konso l idasi
Consolidated Financial Statements 77 Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI/ CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008/ FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2009 AND 2008 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/ AND INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES TABLE OF CONTENTS Halaman/ Page
SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
DIRECTORS’ STATEMENT LETTER 1
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2009 and 2008 and for the years then ended
Neraca Konsolidasi
3
Consolidated Balance Sheets
Laporan Laba Rugi Konsolidasi
5
Consolidated Statements of Operations
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi
6
Consolidated Statements of Changes in Equity
Laporan Arus Kas Konsolidasi
7
Consolidated Statements of Cash Flows
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
8
Notes to Consolidated Financial Statements
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2009 AND 2008
2009 Rp Juta/ Rp Million
Catatan/ Notes
2008 Rp Juta/ Rp Million
ASET
ASSETS
ASET LANCAR Kas dan setara kas Investasi sementara Piutang usaha kepada pihak ketiga setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 13.294 juta tahun 2009 dan Rp 13.068 juta tahun 2008 Piutang lain-lain - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 1.125 juta tahun 2009 dan Rp 11.047 juta tahun 2008 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 16.219 juta tahun 2009 dan Rp 16.172 juta tahun 2008 Uang muka Biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Jumlah Aset Lancar
6.122.175
ASET TIDAK LANCAR Piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Aset pajak tangguhan – bersih Investasi saham Hutan tanaman industri - setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 19.405 juta tahun 2009 dan Rp 16.487 juta tahun 2008 Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 13.006 juta tahun 2009 dan Rp 12.338 juta tahun 2008 Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 8.848.649 juta tahun 2009 dan Rp 9.701.193 juta tahun 2008 Biaya pengelolaan hak pengusahaan hutan - bersih Lain-lain - bersih
1.868.490 92.258
2h,3 2i,4
1.570.267 -
CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Temporary investments
2j,5 2j
677.200
71 96.188
2f,33
816 22.976
1.821.082 173.712 22.274 906.413
2k,6
1.746.179 102.400 29.778 979.670
Trade accounts receivable from third parties - net of allowance for doubtful accounts of Rp 13,294 million in 2009 and Rp 13,068 million in 2008 Other accounts receivable - net of allowance for doubtful accounts of Rp 1,125 million in 2009 and Rp 11,047 million in 2008 Related parties Third parties Inventories - net of allowance for decline in value of Rp 16,219 million in 2009 and Rp 16,172 million in 2008 Advances Prepaid expenses Prepaid taxes
5.129.286
Total Current Assets
1.141.687
2l 2w,7
1.820 7.404 207.584
2f,33 2w,29 2i,8
902 7.681 131.969
79.227
2m,2q,9
83.800
8.104
2n,2q,10
8.519
9.809.342 881 138.749
2o,2q,2r,11 2p,12
11.807.631 2.796 71.137
NON-CURRENT ASSETS Accounts receivable from related parties Deferred tax assets - net Investments in shares of stock Industrial timber plantations - net of accumulated amortization of Rp 19,405 million in 2009 and Rp 16,487 million 2008 Investment properties - net of accumulated depreciation of Rp 13,006 million in 2009 and Rp 12,338 million in 2008 Property, plant and equipment net of accumulated depreciation of Rp 8,848,649 million in 2009 and Rp 9,701,193 million in 2008 Deferred charges on forest concession rights - net Others - net
Jumlah Aset Tidak Lancar
10.253.111
12.114.435
Total Non-Current Assets
JUMLAH ASET
16.375.286
17.243.721
TOTAL ASSETS
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-3-
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Lanjutan)
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 (Continued) Catatan/ Notes
2009 Rp Juta/ Rp Million
2008 Rp Juta/ Rp Million
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang bank Hutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Hutang lain-lain dan uang muka yang diterima Biaya yang masih harus dibayar Hutang pajak Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun: Hutang jangka panjang Kewajiban pembayaran di masa depan atas pinjaman yang direstrukturisasi Obligasi konversi Kewajiban sewa pembiayaan Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Instrumen keuangan derivatif Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun: Hutang jangka panjang Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Kewajiban pembayaran di masa depan atas pinjaman yang direstrukturisasi Obligasi konversi Kewajiban sewa pembiayaan Kewajiban pajak tangguhan - bersih Kewajiban imbalan pasca kerja Estimasi biaya pembongkaran aset tetap
LIABILITIES AND EQUITY -
769 1.895.683
2w,15
597.522
16
579.210
193 1.321 184
591 158 2.324.998
CURRENT LIABILITIES Bank loans Trade accounts payable Related party Third parties Other accounts payable and advance payments received Accrued expenses Taxes payable Current maturities of long-term liabilities: Long-term loans Future obligations on restructured loans Convertible bonds Finance lease obligation Total Current Liabilities NON-CURRENT LIABILITIES Derivative financial instruments
50.056
2x,32
71.482
896
2f,33
277
Accounts payable to related parties Long-term liabilities - net of current maturities: Long-term loans
2.292.245
16
3.323.472
1.410.000
2f,17,33
1.642.500
135.712 26.320 19.744 698.410 94.409 14.042
2.333.878
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
2t,18 19 2r,20
2.832.156
HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN
Jumlah Ekuitas
404 1.356.827 89.906 165.578 77.574
4.741.834
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Laba (rugi) yang belum direalisasi dari pemilikan efek Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Defisit Sudah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
2f,33
54.750
52.690 207.810 75.984
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 1.000 per saham Modal dasar - 27.900.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor 6.979.892.784 saham Tambahan modal disetor - bersih Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi
13 14
6.979.893 5.908.786
2t,18 19 2r,20 2w,29 2s,21 2o
2b,22
1c,23 1c,2u,24
158.339 32.200 23.214 636.726 80.379 15.710 5.984.299
Total Non-current Liabilities
2.109.433
MINORITY INTEREST IN NET ASSETS OF SUBSIDIARIES
6.979.893 5.908.786
(41.052)
2i,8
(41.052)
(929.999)
2b,2d,31
(929.999)
1.628
2i,4,8
(134.117)
(4.796)
2e
1.035.787
40.000 (5.487.042)
40.000 (6.034.307)
6.467.418
6.824.991
16.375.286
17.243.721
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
Loan from related party Future obligations on restructured loans Convertible bonds Finance lease obligation Deferred tax liabilities - net Post-employment benefits obligation Decommisioning cost
EQUITY Capital stock - par value of Rp 1,000 per share Authorized - 27,900,000,000 shares Issued and fully paid - 6,979,892,784 shares Additional paid-in capital - net Difference due to change of equity in associate Difference in value of restructuring transaction between entities under common control Unrealized gain (loss) on available for sale investment Translation adjustment Deficit Appropriated Unappropriated Total Equity TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-4-
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF OPERATIONS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2009 AND 2008
2009 Rp Juta/ Rp Million
Catatan/ Notes
2008 Rp Juta/ Rp Million
PENDAPATAN BERSIH
14.392.940
2f,2v,25,33
18.322.898
NET REVENUES
BEBAN POKOK PENJUALAN
12.640.433
2v,26
19.377.638
COST OF SALES
(1.054.740)
GROSS PROFIT (LOSS)
LABA (RUGI) KOTOR
1.752.507
BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi
174.791 455.445
213.329 573.639
OPERATING EXPENSES Selling General and administrative
Jumlah Beban Usaha
630.236
786.968
Total Operating Expenses
LABA (RUGI) USAHA
1.122.271
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih Penghasilan bunga Kerugian yang direalisasi dari pemilikan efek yang tersedia untuk dijual Beban keuangan Penurunan atas nilai realisasi bersih persediaan Beban penurunan nilai goodwill Lain-lain - bersih Penghasilan (beban) lain-lain - bersih LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK MANFAAT (BEBAN) PAJAK LABA (RUGI) SEBELUM HAK MINORITAS HAK MINORITAS ATAS RUGI (LABA) BERSIH ANAK PERUSAHAAN LABA (RUGI) BERSIH LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR (dalam rupiah penuh)
2v,27
(1.841.708) 2v
INCOME (LOSS) FROM OPERATIONS
254.383 30.202
2e
(440.812) 29.317
(54.531) (265.035)
8 28
(321.751)
45.694
26 31
(376.733) (1.561.890) (6.627)
OTHER INCOME (EXPENSES) Gain (loss) on foreign exchange - net Interest income Realized loss on available-for-sale investments Financial charges Write down of inventories to net realizable value Impairment of goodwill Others - net
10.713
(2.678.496)
Other income (expense) - net
1.132.984
(4.520.204)
INCOME (LOSS) BEFORE TAX
(335.060)
2w,29
797.924
644.469
(3.875.735)
(250.659)
2b,22
547.265
475.977 (3.399.758)
78
2y,30
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-5-
(487)
TAX BENEFIT (EXPENSE) INCOME (LOSS) BEFORE MINORITY INTEREST MINORITY INTERESTS IN NET LOSS (INCOME) OF SUBSIDIARIES NET INCOME (LOSS) BASIC EARNINGS (LOSS) PER SHARE (in full amount)
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
Modal disetor/ Paid in capital Rp Juta/ Rp Million
Tambahan modal disetor - bersih/ Additional paid in capital - net Rp Juta/ Rp Million
Selisih penilaian kembali aset tetap/ Revaluation increment in property, plant and equipment Rp Juta/ Rp Million
6.979.893
5.908.786
944
2o
-
-
31
-
-
2i,8
-
Catatan/ Notes
Saldo per 1 Januari 2008 Reklasifikasi selisih penilaian kembali aset tetap akibat penerapan PSAK 16 (Revisi 2007) Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Rugi yang belum direalisasi dari pemilikan efek Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Rugi bersih tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2008 Perubahan nilai wajar dari pemilikan efek tersedia untuk dijual Penurunan nilai dari pemilikan efek yang tersedia untuk dijual Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Laba bersih tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2009
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2009 AND 2008
(944)
Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi/ Difference due to change of equity in associate Rp Juta/ Rp Million (41.052)
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali/ Difference in value of restructuring transaction between entities under common control Rp Juta/ Rp Million
Rugi yang belum direalisasi dari pemilikan efek/ Unrealized loss on available for sale investments Rp Juta/ Rp Million
(933.251)
-
-
40.000
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan/ Translation adjustment Rp Juta/ Rp Million
Defisit/Deficit Ditentukan Tidak ditentukan penggunaannya/ penggunaannya/ Appropriated Unappropriated Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million (2.635.493)
Jumlah ekuitas/ Total equity Rp Juta/ Rp Million 9.319.827
-
-
-
-
-
944
-
-
-
3.252
-
-
-
-
3.252
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.035.787 -
-
(3.399.758)
1.035.787 (3.399.758)
6.979.893
5.908.786
-
1.035.787
40.000
(6.034.307)
6.824.991
2i,4,8
-
-
-
-
-
81.214
-
-
-
81.214
2i,8
-
-
-
-
-
54.531
-
-
-
54.531
-
-
-
-
-
-
(1.040.583) -
-
547.265
6.979.893
5.908.786
-
1.628
(4.796)
40.000
(41.052)
(41.052)
(134.117) -
(929.999)
(134.117)
(929.999)
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
(5.487.042)
(134.117)
(1.040.583) 547.265 6.467.418
Balance as of January 1, 2008 Reclassification on revaluation increment in property, plant and equipment as the effect of PSAK 16 (Revised 2007) Difference in value of restructuring transactions between entities under common control Unrealized loss on available for sale investments Translation adjustment Net loss for the year Balance as of December 31, 2008 Change in fair value of availablefor-sale investments Impairment of availablefor-sale investments Translation adjustment Net income for the year Balance as of December 31, 2009
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-6-
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2009 AND 2008 2009 Rp Juta/ Rp Million
2008 Rp Juta/ Rp Million
13.928.228
18.509.738
(12.528.868)
(18.821.248)
Kas dihasilkan dari (digunakan untuk) operasi Penerimaan restitusi pajak Pembayaran beban bunga Pembayaran pajak penghasilan
1.399.360 248.153 (214.014) (399.237)
(311.510) (259.698) (278.257)
Cash generated from (used in) operations Tax restitution received Payments of interest expense Payments of income taxes
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi
1.034.262
(849.465)
Net Cash Provided by (Used in) Operating Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan efek Hasil penjualan efek Penerimaan bunga
(165.880) 76.826 30.202
29.317
Hasil penjualan aset tetap Penerimaan deviden tunai Perolehan properti investasi Perolehan aset tetap
6.056 4.117 (253) (142.932)
13.100 11.593 (38) (93.392)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran hutang bank Pembayaran hutang jangka panjang Penerimaan dari surat hutang tanpa jaminan - bersih Perolehan hutang jangka panjang Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
Payments to suppliers and employees
12.000 (566.835) (32.878)
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Acquisition of marketable securities Proceeds from sale of marketable securities Interest received Proceeds from sale of property, plant and equipment Cash dividend received Acquisition of investment property Acquisition of property, plant and equipment Proceeds from sale of investment in shares of stock Acquisition of subsidiary (Note 31) Purchase of additional subsidiary's stock
(191.864)
(627.133)
Net Cash Used in Investing Activities
(51.990) (492.185)
(273.189) (86.007)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Payment of bank loans Payment of long-term loans
Hasil penjualan investasi saham Perolehan anak perusahaan (Catatan 31) Pembelian tambahan saham anak perusahaan Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Receipts from customers
-
(544.175)
1.394.280 975.675
Proceeds from unsecured notes - net Proceeds from long-term loans
2.010.759
Net Cash Provided by (Used in) Financing Activities NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
298.223
534.161
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
1.570.267
1.036.106
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
1.868.490
1.570.267
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-7-
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
1. UMUM
1. GENERAL
a. Pendirian Dan Informasi Umum
a.
Establishment and General Information
PT Barito Pacific Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 berdasarkan akta Notaris Kartini Muljadi, SH No. 8 tanggal 4 April 1979 dengan nama PT Bumi Raya Pura Mas Kalimantan. Anggaran dasar Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. J.A.5/195/8 tanggal 23 Juli 1979 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 84, Tambahan No. 24 tanggal 19 Oktober 1979. Berdasarkan akta notaris Benny Kristianto SH No. 33 tanggal 29 Agustus 2007, Perusahaan melakukan perubahan nama menjadi PT Barito Pacific Tbk. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 19 tanggal 12 Desember 2007 dari Benny Kristianto SH, notaris di Jakarta mengenai perubahan seluruh anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-07834 HT.01.04-TH.2007 tanggal 28 Desember 2007.
PT Barito Pacific Tbk (the Company) was established within the framework of the Domestic Capital Investment Law No. 6, year 1968 based on notarial deed No. 8 of Kartini Muljadi, SH dated April 4, 1979 under the name of PT Bumi Raya Pura Mas Kalimantan. The Company’s Articles of Association was approved by the Ministry of Justice sin its Decision Letter No. J.A.5/195/8 dated July 23, 1979 and was published in State Gazette No. 84, Supplement No. 24 dated October 19, 1979. Based on notarial deed No. 33 of Benny Kristianto SH dated August 29, 2007 the Company changed its name to PT Barito Pacific Tbk. The Company’s Articles of Association has been amended several times, most recently by notarial deed No. 19 dated December 12, 2007 of Benny Kristianto, SH, notary in Jakarta, to conform with law No. 40 year 2007 on Limited Liability Company. The amendment deed was approved by the Ministry of Justice and Human Rights in its Decision Letter No. C-07834 HT.01.04-TH.2007 dated December 28, 2007.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1983. Perusahaan berdomisili di Banjarmasin dengan pabrik berlokasi di Jelapat, Banjarmasin. Kantor di Jakarta beralamat di Wisma Barito Pacific, Jl. Letjen S. Parman Kav. 62-63 Jakarta.
The Company started its commercial operations in 1983. The Company is domiciled in Banjarmasin and its plants are located in Jelapat, Banjarmasin. The Company’s office in Jakarta is located at Wisma Barito Pacific, Jl. Letjen S. Parman Kav. 62-63 Jakarta.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan bergerak dalam bidang kehutanan, perkebunan, pertambangan, industri, properti dan perdagangan. Jumlah karyawan tetap Perusahaan dan anak perusahaan sebanyak 1.686 karyawan pada tahun 2009 dan 2.060 karyawan pada tahun 2008.
According to article 3 of the Company’s Articles of Association, the Company’s scope of business activities comprises of forestry related business, agriculture, mining, industry, real estate and trading. The Company and its subsidiaries had permanent employees of 1,686 in 2009 and 2,060 in 2008.
Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
The Company’s management as of December 31, 2009 consisted of the following:
Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
Dewan Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur
Prajogo Pangestu Harlina Tjandinegara F. Parno Isworo Didi Achdijat Rifqi Musharnanto
Loeki Sundjaja Putera Agus Salim Pangestu Salwati Agustina Simon Nurgiri Simansjah Henky Susanto
-8-
Board of Commissioners President Commissioner Commissioner Independent Commissioners
Board of Directors President Director Vice President Director Directors
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Komite Audit Ketua Anggota
F. Parno Isworo Rifqi Musharnanto Serena Karlita Ferdinandus
Jumlah remunerasi bruto untuk anggota komisaris dan direksi Perusahaan adalah sebesar Rp 11,25 miliar dan Rp 12,59 miliar masing-masing untuk tahun 2009 dan 2008.
Gross remuneration Company’s Board Directors amounted Rp 12.59 billion respectively.
b. Anak Perusahaan
b.
Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham anak perusahaan, dan/atau memiliki pengendalian atas manajemen anak perusahaan berikut ini:
Anak Perusahaan/Subsidiaries
for the members of the of Commissioners and to Rp 11.25 billion and in 2009 and 2008,
Subsidiaries The Company has direct or indirect ownership interest of more than 50% in, and/or have control over the management of, the following subsidiaries:
Domisili/ Domicile
Persentase Pemilikan/ Percentage of ownership
(%) 2009
Petrokimia/Petrochemical PT Chandra Asri ("CA") Pemilikan/Ownership: Langsung/Direct Tidak langsung melalui MG, anak perusahaan/ Indirect through MG, subsidiary PT Styrindo Mono Indonesia ("SMI") Pemilikan tidak langsung melalui CA, anak perusahaan/ Indirect ownership through CA, subsidiary PT Tri Polyta Indonesia Tbk ("TPI") Pemilikan langsung/Direct ownership Pengusahaan hutan dan industri pengolahan kayu/logging and timber manufacturing PT Tunggal Agathis Indah W ood Industries ("TAIW I") Pemilikan/Ownership: Langsung/Direct Tidak langsung melalui MTP, anak perusahaan/ Indirect through MTP, subsidiary PT Mangole Timber Producers ("MTP") Pemilikan/Ownership: Langsung/Direct Tidak langsung melalui TAIW I, anak perusahaan/ Indirect through TAIWI, subsidiary PT Barito Kencanamahardika ("BKM") * Pemilikan langsung/Direct ownership
Audit Committee Chairman Members
2008
Jakarta 62,76
62,76
7,24
7,24
Jakarta
69,99
69,99
77,93
77,93
Jakarta
Ternate
99,99
99,99
0,01
0,01
Ambon 99,99
99,99
0,01
0,01
51,00
51,00
Jakarta
-9-
Tahun Operasi Komersial/ Start of commercial operations
Jumlah aset sebelum eliminasi 31 Desember 2009/ Total assets before elimination as of December 31, 2009 Rp Juta/ Rp Million
1995
11.248.412
1993
2.135.688
1993
2.747.915
1986
84.587
1983
172.847
Tahap pengembangan/ Development stage
45.875
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Anak Perusahaan/Subsidiaries
Domisili/ Domicile
Persentase Pemilikan/ Percentage of ownership
(%) 2009
Hutan tanaman industri/Industrial timber platations PT Kirana Cakrawala ("KC") Ternate Pemilikan tidak langsung melalui TAIWI, anak perusahaan/ Indirect ownership through TAIW I, subsidiary PT Kalpika Wanatama ("KW ") Ambon Pemilikan tidak langsung melalui MTP, anak perusahaan/ Indirect ownership through MTP, subsidiary PT Rimba Equator Permai ("REP") Pontianak Pemilikan langsung/Direct ownership Lem (perekat)/Glue PT Binajaya Rodakarya ("BJRK") Banjarmasin Pemilikan/Ownership: Langsung/Direct Tidak langsung melalui WT, anak perusahaan/ Indirect through W T, subsidiary PT W iranusa Trisatrya ("W T") Ambon Pemilikan/Ownership: Langsung/Direct Tidak langsung melalui BJRK, anak perusahaan/ Indirect through BJRK, subsidiary Properti/Property PT Griya Idola ("GI") Jakarta Pemilikan langsung/Direct ownership Perkebunan/Plantation PT Agropratama Subur Lestari ("ASL") * Jakarta Pemilikan langsung/Direct ownership PT W ahanaguna Margapratama ("WM") * Jakarta Pemilikan langsung/Direct ownership Lain-lain/Others Marigold Resources Pte. Ltd. ("MG") Singapura/ Pemilikan langsung/Direct ownership Singapore Altus Capital Pte., Ltd. ("AC") Singapura/ Pemilikan tidak langsung melalui CA, Singapore anak perusahaan/ Indirect ownership through CA, subsidiary PT W iradaya Lintas Sukses ("WLS") * Jakarta Pemilikan langsung/Direct ownership PT Barito W ahana Lestari ("BW L") * Jakarta Pemilikan/Ownership: Langsung/Direct Tidak langsung melalui TAIW I, anak perusahaan/ Indirect through TAIWI, subsidiary
*
60,00
Tahun Operasi Komersial/ Start of commercial operations
2008
Jumlah aset sebelum eliminasi 31 Desember 2009/ Total assets before elimination as of December 31, 2009 Rp Juta/ Rp Million
2003
23.888
2003
35.682
60,00
60,00
60,00
60,00
60,00
99,97
99,97
0,03
0,03
99,98
99,98
0,02
0,02
99,99
99,99
60,00
60,00
60,00
60,00
100,00
100,00
100,00
-
98,00
98,00
Tahap pengembangan/ Development stage 1992
146.165
1991
180.191
1991
84.675
Perusahaan tidak aktif/ Dormant Company Perusahaan tidak aktif/ Dormant Company
99,00
1,00
1,00
-
2005
160.099
2009
-
1998
6.296
Tahap pengembangan/ Development stage 99,00
249
-
Tidak dikonsolidasi (Catatan 8)/Unconsolidated (Note 8).
Perusahaan membeli 75,95% saham milik TPI yang efektif terjadi pada tanggal 27 Juni 2008 (Catatan 31).
The Company bought 75.95% shares ownership in TPI effective June 27, 2008 (Note 31).
Pada tanggal 5 Agustus 2008, Perusahaan membeli 14.363.750 lembar saham TPI dari pasar sekunder sehingga penyertaan Perusahaan menjadi sebesar 77,93%.
On August 5, 2008, the Company bought 14,363,750 TPI’s shares through the secondary market, so the Company’s ownership in TPI increased to 77.93%.
Perusahaan membeli 70% saham milik CA yang efektif terjadi pada tanggal 13 Desember 2007 (Catatan 31).
The Company bought 70% shares ownership in CA shares which was effective on December 13, 2007 (Note 31).
- 10 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
c. Penawaran Umum Saham Perusahaan dan Anak Perusahaan
c.
Public Offering of the Company and its Subsidiary’s Shares
Perusahaan
The Company
Perusahaan telah mendapatkan pernyataan efektif dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam-LK) dengan Surat No. S-1319/PM/1993 pada tanggal 11 Agustus 1993 untuk melakukan penawaran umum atas 85.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham kepada masyarakat dengan harga penawaran sebesar Rp 7.200 per saham. Pada bulan Oktober 1994, Perusahaan menerbitkan saham bonus sebanyak satu (1) saham untuk setiap saham yang dimiliki melalui kapitalisasi agio saham dengan jumlah keseluruhan 700.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham. Selanjutnya, pada bulan Desember 2002, Januari dan Agustus 2003, Perusahaan telah mencatatkan tambahan masing-masing 1.177.988.116 saham, 35.524.510 saham dan 3.947.168 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham sehubungan dengan restrukturisasi pinjaman Perusahaan (Catatan 16).
Based on the Capital Market Supervisory Board (currently Bapepam-LK) Letter No. S-1319/PM/1993 dated August 11, 1993, the Company obtained the notice of effectivity from Chairman of Bapepam (currently Bapepam-LK) for the public offering of 85,000,000 shares with offering price with par value of Rp 1,000 at Rp 7,200 per share. In October 1994, the Company issued bonus shares of one (1) share for every outstanding share totaling 700,000,000 shares with a par value of Rp 1,000 per share. Furthermore, in December 2002, January and August 2003, the Company issued additional shares of 1,177,988,116 shares, 35,524,510 shares and 3,947,168 shares, with a par value of Rp 1,000 per share, respectively, in connection with the Company’s loan restructuring scheme (Note 16).
Pada tanggal 14 Nopember 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam-LK dengan suratnya No. S-5268/BL/2007 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 4.362.432.990 saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia).
On November 14, 2007, the Company obtained the notice of effectivity from the Chairman of Bapepam-LK in his letter No. S-5268/BL/2007 for its limited offering of 4,362,432,990 shares through Pre-emptive Rights Issue I to stockholders. These shares were listed on the Jakarta and Surabaya Stock Exchange (currently Indonesia Stock Exchange).
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 6.979.892.784 lembar saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
As of December 31, 2009 and 2008, all of the Company’s outstanding shares totalling 6,979,892,784 shares have been listed on the Indonesia Stock Exchange.
PT Tri Polyta Indonesia Tbk
PT Tri Polyta Indonesia Tbk
Pada tanggal 25 Juli 1994, TPI melakukan penawaran umum atas 6.500.000 American Depository Shares (ADS), yang mewakili 65.000.000 saham TPI kepada pemodal asing dan dilaksanakan di luar Indonesia. Satu ADS mewakili 10 lembar saham biasa dengan nilai nominal sebesar Rp 1.000 per lembar saham dan ditawarkan dengan harga USD 21 per ADS. Sehubungan dengan penawaran umum ADS tersebut, TPI memberikan hak opsi greenshoe kepada penjamin emisi, yang sepenuhnya telah digunakan, sehingga seluruh jumlah ADS menjadi 7.475.000 (setara dengan 74.750.000 lembar saham). ADS tersebut tercatat di National Association of Securities Dealer Automated Quotation (NASDAQ). Pada tanggal 14 Maret 1996, pencatatan ADS Perusahaan dipindahkan dari NASDAQ ke New York Stock Exchange (NYSE).
On July 25, 1994, TPI made a public offering of 6,500,000 American Depository Shares (ADS), representing 65,000,000 shares of common stock of TPI to foreign investors and was made outside Indonesia. One ADS represent 10 shares of common stock with a nominal value of Rp 1,000 per share and was offered at a price of USD 21 per ADS. In relation to the ADS offering, TPI granted the underwriters a “greenshoe” option which was fully exercised, so that the total number of ADS increased to 7,475,000 (equal to 74,750,000 shares). The ADS were listed on the National Association of Securities Dealer Automated Quotation (NASDAQ). On March 14, 1996, the ADS’s listing was transferred from NASDAQ to the New York Stock Exchange (NYSE).
- 11 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Pada tanggal 6 Mei 1996, para pemegang saham pendiri TPI menjual sebagian sahamnya dengan harga Rp 2.840 per lembar, berdasarkan harga ADS Perusahaan di NYSE pada tanggal 3 Mei 1996 sebesar USD 12.125 (USD 1 = Rp 2.343), kepada 400 karyawan. Setiap karyawan membeli paling sedikit 500 lembar saham yang jumlah seluruhnya adalah 200.000 lembar saham.
On May 6, 1996, the founding stockholders of TPI sold half of their shares at a price of Rp 2,840 per share, based on the TPI’s ADS price at NYSE on May 3, 1996 of USD 12,125 (USD 1 = Rp 2,343) to 400 employees. Each employee purchased at least 500 shares totaling 200,000 shares.
Perdagangan saham TPI di NYSE dihentikan sejak tanggal 23 Maret 2000.
telah
Trading of TPI’s common stock on the NYSE was suspended effective on March 23, 2000.
TPI memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam-LK) dengan surat No. S-977/PM/1996 tanggal 14 Juni 1996 untuk melakukan pencatatan pada Bursa Efek Jakarta atas seluruh sahamnya, yang telah ditempatkan dan disetor penuh, sejumlah 257.500.000 lembar dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembar. Perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta ini dihentikan mulai tanggal 3 Pebruari 2003. Pada tanggal 22 Mei 2008 TPI melakukan pencatatan kembali (relisting) atas seluruh sahamnya yang telah ditempatkan dan disetor penuh sejumlah 728.401.000 lembar dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembar di Bursa Efek Indonesia.
By virtue of Bapepam (currently Bapepam-LK) letter No. S-977/PM/1996 dated June 14, 1996, TPI’s registration statement as a public company was declared effective. TPI listed its entire capital stock comprising 257,500,000 shares with nominal value of Rp 1,000 per share on Jakarta Stock Exchange. This trade on Jakarta Stock Exchange was suspended on February 3, 2003. On May 22, 2008, TPI relisted its entire capital stock comprising 728,401,000 shares, issued and fully paid, with nominal value of Rp 1,000 in Indonesia Stock Exchange.
d. Informasi Mengenai Hak Pengusahaan Hutan
d.
Pada tanggal 31 Desember 2009, luas areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) milik Perusahaan dan anak perusahaan yang belum berakhir masa konsesinya adalah 375.766 hektar, sedangkan luas areal hutan yang belum dikelola selama sisa manfaat HPH (virgin forest) adalah 199.899 hektar. Rincian luas areal HPH Perusahaan dan anak perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
No. dan Tanggal SK HPH
Lokasi/ Location
Information on Forest Concession Rights As of December 31, 2009, the Company and its subsidiaries have total remaining concession area of 375,766 hectares and virgin forest area of 199,899 hectares. The details of the concession area of the Company and its subsidiaries are as follows:
Luas/ Area Hektar/
Masa HPH/ Forest Concession Rights Tahun/
Hectares
Years
Sisa masa HPH/ Remaining concession period
Hutan primer/ Virgin forest Hektar/ Hectares
Perusahaan: W ilayah Banjarmasin Unit HPH II SK No. 818/Kpts-II/1992 19 Agustus 1992
No. and Date of Decision Letter Covering the Forest Concession Rights
Company: Kalimantan tengah/ Central Kalimantan 64.000
20
2 tahun/years, dan/and 7 bulan/months
39.337
Anak Perusahaan:
Banjarmasin Area Unit HPH II SK No. 818/Kpts-II/1992 August 19, 1992 Subsidiaries:
- TAIWI
-
Unit HPH II SK No. 394/Kpts-II/1992 22 April 1992 (Addendum)
Maluku Utara/ North Maluku
Unit HPH III SK No. 929/Kpts-II/1991 17 Desember 1991
Gorontalo
42.300
20
2 tahun/years, dan/and 4 bulan/months
26.234
Unit HPH II SK No. 394/Kpts-II/1992 April 22, 1992 (Addendum)
21.409
Unit HPH III SK No. 929/Kpts-II/1991 December 17, 1991
2 tahun/years 55.000
20
- 12 -
TAIWI
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Lokasi/ Location
No. dan Tanggal SK HPH
-
Hectares
Years
Hutan primer/ Virgin forest Hektar/
No. and Date of Decision Letter Covering the Forest Concession Rights
Hectares -
Unit HPH I SK No. 192/Kpts-II/1998 27 Pebruari 1998
Maluku Utara/ North Maluku
Unit HPH II SK No. 599/Kpts-II/1990 6 Oktober 1990
Maluku
Unit HPH V SK No. 30/Kpts-II/1997 13 Januari 1997 (Addendum)
Maluku
46.066 *)
20
101.800
66.600
2 tahun/years, dan/and 3 bulan/months
20
9 bulan/months
20
3 tahun/years, dan/and 3 bulan/months
375.766
Dalam proses penyerahan kembali kepada pemerintah.
*)
KEBIJAKAN AKUNTANSI
16.800
61.553
Unit HPH II SK No. 599/Kpts-II/1990 October 6, 1990
34.566
Unit HPH V SK No. 30/Kpts-II/1997 January 13, 1997 (Addendum) Total
In the process of returning back to the government.
MTP has submitted letters to the Government seeking approval to return their forest concession rights with total area of 46,066 hectares, in response to the claim of the communities in such concession areas.
2.
a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
MTP Unit HPH I SK No. 192/Kpts-II/1998 February 27, 1998
199.899
MTP telah mengajukan permohonan kepada Pemerintah untuk menyerahkan kembali areal HPH yang dimiliki dengan luas 46.066 hektar, untuk memenuhi kepentingan masyarakat atas lahan dalam areal HPH tersebut.
2.
Sisa masa HPH/ Remaining concession period
MTP
Jumlah
*)
Luas/ Area Hektar/
Masa HPH/ Forest Concession Rights Tahun/
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES a. Consolidated Financial Statement Presentation
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
The consolidated financial statements have been prepared using accounting principles and reporting practices generally accepted in Indonesia. Such consolidated financial statements are not intended to present the financial position and results of operations, changes in equity, and cash flows in accordance with accounting principles and reporting practices generally accepted in other countries and jurisdictions.
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah. Laporan keuangan konsolidasi tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masingmasing akun tersebut.
The consolidated financial statements, except for the consolidated statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The reporting currency used in the preparation of the consolidated financial statements is the Indonesian Rupiah, while the measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies.
- 13 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. b. Prinsip Konsolidasi
The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities. b. Principles of Consolidation
Laporan keuangan konsolidasi mencakup laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan. Pengendalian ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan keuangan dan operasi perusahaan tersebut sehingga memperoleh manfaat dari aktivitas perusahaan tersebut. Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara.
The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and entities controlled by the Company. Control is achieved when the Company has the power to govern the financial and operating policies of the investee entity so as to obtain benefits from its activities. Control is presumed to exist when the Company owns directly or indirectly through subsidiaries, more than 50% of the voting rights.
Hak pemegang saham minoritas dinyatakan sebesar bagian minoritas dari biaya perolehan historis aset bersih. Hak minoritas akan disesuaikan untuk bagian minoritas dari perubahan ekuitas. Kerugian yang menjadi bagian minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.
The interest of the minority shareholders is stated at the minority’s proportion of the historical cost of the net assets. The minority interest is subsequently adjusted for the minority's share of movements in equity. Any losses applicable to the minority interest in excess of the minority interest are allocated against the interests of the parent.
Hasil akuisisi atau penjualan anak perusahaan selama tahun berjalan dari tanggal efektif akuisisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi.
The results of subsidiaries acquired or disposed of during the year are included in the consolidated statement of operations from the effective date of acquisition or up to the effective date of disposal, as appropriate.
Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.
Where necessary, adjustments are made to the financial statements of the subsidiaries to bring the accounting policies used in line with those used by the Company.
Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi.
All intra-group transactions, balances, income and expenses are eliminated on consolidation.
c. Penggabungan usaha
c. Business Combinations
Akuisisi anak perusahaan dicatat dengan menggunakan metode pembelian (purchase method). Biaya penggabungan usaha adalah keseluruhan nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, kewajiban yang terjadi atau yang diasumsikan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai penggantian atas pengendalian dari perolehan ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada penggabungan usaha tersebut.
- 14 -
Acquisitions of subsidiaries and businesses are accounted for using the purchase method. The cost of the business combination is the aggregate of the fair value (at the date of exchange) of assets given, liabilities incurred or assumed, and equity instruments issued in exchange for control of the acquire, plus any costs directly attributable to the business combination.
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Pada saat akuisisi, aset dan kewajiban anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 tahun. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal akuisisi (diskon atas akuisisi), maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proposional, sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi.
On acquisition, the assets and liabilities of the subsidiary are measured at their fair values at the date of acquisition. Any excess of the cost of acquisition over the fair values of the identifiable net assets acquired is recognized as goodwill and amortized using the straight-line method over 20 years. When the cost of acquisition is less than the interest in the fair values of the identifiable assets and liabilities acquired as at the date of acquisition (i.e. discount on acquisition), the fair values of the acquired non-monetary assets are reduced proportionately until all the excess is eliminated.
Kepemilikan pemegang saham minoritas dicatat sebagai bagian dari minoritas atas biaya historis dari aset bersih.
The interest of the minority shareholders is stated at the minority’s proportion of the historical cost of the net assets.
d. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
d. Difference in Value of Restructuring Transactions Between Entities Under Common Control
Selisih antara harga pengalihan yang timbul dari pengalihan aset, hutang, saham atau bentuk instrumen kepemilikan lainnya dengan nilai buku transaksi dalam rangka restrukturisasi antara entitas sepengendali diakui sebagai “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” dan disajikan sebagai unsur ekuitas. e. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing
The difference between the transfer price and book value of assets, liabilities, shares or other forms of ownership instruments in a restructuring transaction between entities under common control is recorded as “Difference in value of restructuring transactions between entities under common control” and presented as part of equity. e. Foreign Currency Transactions and Translation
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali CA, SMI dan MG, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.
The books of accounts of the Company and its subsidiaries, except for CA, SMI and MG, are maintained in Indonesian Rupiah. Transactions during the year involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the rates of exchange prevailing at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to current operations.
Pembukuan CA, SMI dan MG, diselenggarakan dalam Dollar Amerika Serikat. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasi, aset dan kewajiban anak perusahaan pada tanggal neraca dijabarkan masing-masing dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, sedangkan pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs ratarata. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan”.
The books of accounts of CA, SMI and MG are maintained in US Dollars. For consolidation purposes, assets and liabilities of these subsidiaries at balance sheet date are translated into Rupiah using the exchange rates at balance sheet date, while revenues and expenses are translated at the average rates of exchange for the year. The resulting translation adjustment is shown in equity as “Translation adjustment”.
- 15 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
f. Transaksi Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang istimewa adalah:
mempunyai
f. Transactions With Related Parties hubungan
Related parties consist of the following:
1)
perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
1)
companies that directly, or indirectly through one or more intermediaries, control, or are controlled by, or are under common control with, the Company (including holding companies, subsidiaries and fellow subsidiaries);
2)
perusahaan asosiasi;
2)
associates;
3)
perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);
3)
individuals owning, directly or indirectly, an interest in the voting power of the Company that gives them significant influence over the Company, and close members of the family of any such individuals (close members of the family are those who can influence or can be influenced by such individuals in their transactions with the Company);
4)
karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
4)
key management personnel who have the authority and responsibility for planning, directing and controlling the Company’s activities, including commissioners, directors and managers of the Company and close members of their families; and
5)
perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.
5)
companies in which a substantial interest in the voting power is owned, directly or indirectly, by any person described in (3) or (4) or over which such a person is able to exercise significant influence. This includes companies owned by commissioners, directors or major stockholders of the Company and companies which have a common key member of management as the Company.
Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi. g. Penggunaan Estimasi
All transactions with related parties, whether or not made at similar terms and conditions as those done with third parties, are disclosed in the consolidated financial statements.
g. Use of Estimates
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontijensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
- 16 -
The preparation of consolidated financial statements in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results could be different from these estimates.
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
h. Kas dan Setara Kas
h. Cash and Cash Equivalents
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. i. Investasi
Cash and cash equivalents consist of cash on hand and in banks and all unrestricted investments with maturities of three months or less from the dates of placement.
i. Investments
Investasi efek ekuitas yang nilai wajarnya tersedia dan efek hutang
Investments in equity securities with readily determinable fair values and debt securities
Investasi efek yang diperdagangkan disajikan sebesar nilai wajarnya. Laba dan rugi yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajarnya disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.
Investments in trading securities are stated at fair value. Unrealized gains or losses from the increase or decrease in fair value are reflected in the current operations.
Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui langsung dalam ekuitas sampai pada saat efek tersebut dijual atau telah terjadi penurunan nilai, pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas dibebankan dalam laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
Investments in available-for-sale securities are stated at fair value. Gains and losses arising from the changes in the fair value are recognized directly in equity, until the security is disposed of or is determined to be impaired, at which time the cumulative gain or loss previously recognized in equity is included in the current operations.
Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan sebesar biaya perolehannya yang disesuaikan dengan amortisasi premi atau diskonto yang belum diamortisasi. Kerugian atas penurunan nilai efek diakui dalam laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
Investments in debt securities held to maturity are stated at cost, adjusted for the unamortized premium or discount. A loss is recognized in the current operations for the impairment in the carrying amount of the security.
Efek yang tersedia untuk dijual yang dimiliki sementara dan efek hutang yang dimiliki hingga jatuh tempo yang jatuh temponya kurang dari satu tahun disajikan sebagai investasi sementara.
Securities available for sale held temporarily and debt securities held to maturity with terms of less than one year are presented as temporary investments.
Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang.
Cost of securities sold is determined using the weighted average method.
Investasi pada perusahaan asosiasi
Investments in associates
Perusahaan asosiasi adalah suatu perusahaan dimana induk Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee.
An associate is an entity over which the Company is in a position to exercise significant influence, but not control or joint control, through participation in the financial and operating policy decisions of the investee.
- 17 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Penghasilan dan aset dan kewajiban dari perusahaan asosiasi dicatat dalam laporan keuangan konsolidasi dengan mengunakan metode ekuitas. Investasi pada perusahaan asosiasi dicatat di neraca konsolidasi sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan atas aset bersih perusahaan asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Perusahaan atas kerugian perusahaan asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi tidak diakui kecuali jika Perusahaan mempunyai kewajiban atau melakukan pembayaran kewajiban perusahaan asosiasi yang dijaminnya, dalam hal demikian, tambahan kerugian diakui sebesar kewajiban atau pembayaran tersebut.
The results and assets and liabilities of associates are incorporated in these consolidated financial statements using the equity method of accounting. Investments in associates are carried in the consolidated balance sheet at cost as adjusted by postacquisition changes in the Company’s share of the net assets of the associate, less any impairment in the value of the individual investments. Losses of the associates in excess of the Company’s interest in those associates are not recognized except if the Company has incurred obligations or made payments on behalf of the associates to satisfy obligations of the associates that the Company has guaranteed, in which case, additional losses are recognized to the extent of such obligations or payments.
Goodwill dan goodwill negatif dari investasi pada perusahaan asosiasi diakui dan diamortisasi dengan cara yang sama dengan akuisisi dari entitas yang dikendalikan (Catatan 2c). Amortisasi goodwill dan goodwill negatif termasuk dalam bagian Perusahaan atas laba perusahaan asosiasi.
Goodwill and negative goodwill from investments in associates are included in the carrying amount of the investment and measured and amortized in the same manner as that for acquisition of controlled entities (Note 2c). The amortization of goodwill and negative goodwill is included in the Company’s share in the results of the associates.
Investasi lainnya
Other investments
Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
Investments in shares of stock with ownership interest of less than 20% that do not have readily determinable fair values and are intended for long-term investments are stated at cost. The carrying amount of the investments is written down to recognize a permanent decline in the value of the individual investments. Any such write-down is charged directly to current operations.
Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi
Change of Equity in Associates
Perubahan nilai investasi yang disebabkan terjadinya perubahan nilai ekuitas perusahaan asosiasi yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan perusahaan asosiasi diakui sebagai bagian dari ekuitas dengan akun Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Perusahaan Asosiasi, dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan.
Changes in value of investment due to change in the equity of the associate arising from capital transactions of such associate with other parties is recognized in equity as Difference Due to Change of Equity in Associate and recognized as income or expense in the year the investment is disposed off.
j. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
j. Allowance for Doubtful Accounts
Piutang dinyatakan sebesar jumlah nominal setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu.
Receivables are stated at their nominal amounts net of allowance for doubtful accounts.
Penyisihan piutang ragu-ragu diestimasi berdasarkan penelaahan terhadap masingmasing akun piutang pada akhir periode.
Allowance for doubtful accounts is provided based on a review of the status of the individual receivable accounts at the end of the period.
- 18 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
k. Persediaan
k. Inventories
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya termasuk didalamnya biaya tetap dan biaya variabel, dialokasikan ke dalam nilai persediaan dengan cara yang paling sesuai dengan jenis tersebut, dimana mayoritas persediaan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi bersih menunjukkan perkiraan harga penjualan persediaan dikurangi dengan jumlah perkiraan biaya dalam proses pembuatan dan seluruh biaya penjualan.
Inventories are stated at the lower of cost and net realizable value. Costs, including an appropriate portion of fixed and variable overhead expenses, are assigned to inventories by the method most appropriate to the particular class of inventory, with the majority being valued on a weighted average cost basis. Net realizable value represents the estimated selling price for inventories less all estimated costs of completion and costs necessary to make the sale.
l. Biaya Dibayar Dimuka
l. Prepaid Expenses
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.
m. Hutan Tanaman Industri (HTI)
m. Industrial Timber Plantations (ITP)
Biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan pengembangan HTI, seperti penanaman, pemeliharaan, bunga pinjaman dana reboisasi, kecuali beban umum dan administrasi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut dikapitalisasi. Pada saat areal HTI menghasilkan/siap ditebang, akumulasi biaya tersebut diamortisasi berdasarkan sisa masa manfaat hak pengusahaan HTI dengan menggunakan metode garis lurus.
Cost and expenses incurred in connection with the development of ITP such as plantation, cultivation, interest on reforestation loan, except for non-related general and administrative expenses, are capitalized. When the ITP area becomes commercially productive, the accumulated costs and expenses are amortized based on the remaining term of the concession right of the ITP using the straight-line method.
Beban bunga yang terjadi dari pinjaman dana reboisasi yang diperoleh untuk mendanai proyek HTI dikapitalisasi. Kapitalisasi bunga dihentikan pada saat HTI siap menghasilkan.
Interest expense on the reforestation loan to finance the ITP project are capitalized. Capitalization of interest is discontinued when the ITP become commercially productive.
n. Properti Investasi
n. Investment Properties
Properti investasi yang merupakan tanah atau bangunan yang dikelola untuk kepentingan disewakan untuk memperoleh pendapatan sewa jangka panjang dan/atau untuk apresiasi modal, diukur sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan (depreciated cost).
Investment properties which represent land or buildings held to earn rentals or for capital appreciation or both are measured at cost less accumulated depreciation.
Properti investasi kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis properti investasi sebagai berikut:
Investment properties, except for land, is depreciated using the straight-line method based on the estimated useful lives of the assets as follows:
Tahun/Years Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan listrik Tanah dinyatakan berdasarkan perolehan dan tidak disusutkan.
5 – 30 4 – 30 biaya
- 19 -
Buildings and infrastructures Machinery and electrical equipment Land is stated at cost and is not depreciated.
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
o. Aset Tetap
o. Property, Plant and Equipment
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Property, plant and equipment held for use in the production or supply of goods or services, or for administrative purposes, are stated at cost, less accumulated depreciation and any accumulated impairment.
Aset tertentu telah dinilai kembali pada tahuntahun sebelumnya berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh penilai independen sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Untuk tujuan penerapan awal PSAK 16 (Revisi 2007), nilai aset tertentu yang direvaluasi pada periode sebelumnya sesuai dengan standar sebelumnya dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost).
In previous years, the Company revalued certain property, plant and equipment in accordance with government regulation. In line with the initial adoption of PSAK 16 (Revised 2007), the previous revalued amount of certain assets under the previous standard is considered as deemed cost.
Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Property, plant and equipment, except land, are depreciated using the straight-line method based on the estimated useful lives of the assets as follows:
Tahun/Years Bangunan dan prasarana Mesin, peralatan dan alat-alat berat Peralatan pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Tanah dinyatakan berdasarkan perolehan dan tidak disusutkan.
20 - 30 30 5 5 biaya
Buildings and infrastructures Machinery, utilities and heavy equipment Transportation equipment Furniture, fixture and office equipment Land is stated at cost and is not depreciated.
Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset yang dimiliki atau selama periode masa sewa, yang mana lebih pendek.
Assets held under finance leases are depreciated over their expected useful lives on the same basis as owned assets or over the lease period whichever is shorter.
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
The estimated useful lives, residual values and depreciation method are reviewed at each year end, with the effect of any changes in estimate accounted for on a prospective basis.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Biaya berkala untuk overhaul mesin dan peralatan yang menyebabkan pembaharuan dan perbaikan secara siginifikan dikapitalisasi dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama periode berlaku sampai overhaul berikutnya.
The cost of maintenance and repairs is charged to operations as incurred. Other costs incurred subsequently to add, to replace part of, or service an item of property, plant and equipment, are recognized as asset if, and only if it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the entity and the cost of the item can be measured reliably. The cost of major periodical overhauls of machinery and equipment providing significant renewals and betterment is capitalized and amortized using the straight line method over the period to the next overhaul.
- 20 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan.
When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying amount is removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in the current operations.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
Construction in progress is stated at cost and transferred to the respective property, plant and equipment account when completed and ready for use.
Nilai sebuah aset termasuk estimasi awal biaya pembongkaran, pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban yang timbul atas estimasi tersebut dicatat sebagai ”Estimasi biaya pembongkaran aset tetap”.
The cost of an asset include the initial estimate of the cost of dismantling and removing the item and restoring the site on which is located. Liabilities resulting from such estimation were recorded as “Decommisioning Cost”.
p. Biaya Pengelolaan Hak Pengusahaan Hutan
p. Deferred Charges on Forest Concession Rights
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pengelolaan hak pengusahaan hutan yang memiliki manfaat jangka panjang ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa umur masing-masing HPH yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus. q. Penurunan Nilai Aset
Costs and expenses incurred in obtaining forest concession rights, which have longterm benefits, were deferred and amortized on a straight-line basis, over the economic lives of the respective concession rights. q. Impairment of an Asset
Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tercatat tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara nilai jual bersih dan nilai pakai. r. Sewa
When the carrying amount of an asset exceeds its estimated recoverable amount, the asset is written down to its estimated recoverable amount, which is determined as the higher of net selling price or value in use.
r. Lease
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Leases are classified as finance leases whenever the terms of the lease transfer substantially all the risks and rewards of ownership to the lessee. All other leases are classified as operating leases.
Aset pada sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Perusahaan dan anak perusahaan yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Kewajiban kepada lessor disajikan di dalam neraca konsolidasi sebagai kewajiban sewa pembiayaan.
Assets held under finance leases are initially recognized as assets of the Company and subsidiaries at their fair value at the inception of the lease or, if lower, at the present value of the minimum lease payments. The corresponding liability to the lessor is included in the consolidated balance sheet as a finance lease obligation.
Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari kewajiban sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan atas saldo kewajiban. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya.
Lease payments are apportioned between finance charges and reduction of the lease obligation so as to achieve a constant rate of interest on the remaining balance of the liability. Contingent rentals are recognized as expenses in the periods in which they are incurred.
- 21 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontinjen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya. s. Imbalan Pasca Kerja
Operating lease payments are recognized as an expense on a straight-line basis over the lease term, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed. Contingent rentals arising under operating leases are recognized as an expense in the period in which they are incurred. s. Post Employment Benefits
Program Pensiun Iuran Pasti
Defined Contribution Pension Plan
TPI menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetapnya. Iuran yang ditanggung TPI diakui sebagai beban pada periode berjalan.
TPI established a defined contributory plan covering all of its permanent employees. Contributions funded by TPI were charged to current operations.
Imbalan Pasca Kerja Lainnya
Other Post-employment Benefits
Perusahaan dan anak perusahaan menghitung dan mencatat imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.
The Company and its subsidiaries calculate and record defined post-employment benefits to employees in accordance with Labor Law No. 13/2003.
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
The cost of providing post-employment benefits is determined using the Projected Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceed 10% of the greater of the present value of the Company’s defined benefit obligation and the fair value of plan assets are recognized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested.
Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasca kerja di neraca konsolidasi merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aset program.
The post-employment benefits obligation recognized in the consolidated balance sheets represent the present value of the defined benefit obligation, as adjusted for unrecognized actuarial gains and losses and unrecognized past service cost.
t. Restrukturisasi Hutang Bermasalah
t. Troubled Debt Restructuring
Selisih lebih nilai tercatat pinjaman (termasuk bunga, denda yang berhubungan) di atas jumlah pembayaran kas atau pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru hutang dalam restrukturisasi hutang bermasalah langsung diakui sebagai keuntungan hasil restrukturisasi (setelah dikurangi dengan biaya terkait) yang disajikan sebagai pos luar biasa. Setelah restrukturisasi, jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dikurangkan dari nilai tercatat hutang dan tidak ada beban bunga yang diakui hingga jatuh tempo hutang tersebut.
- 22 -
The excess of the carrying amount of the loan and related accounts over the total future cash payments specified by the new terms of the loan in a troubled debt restructuring (after deduction of related expenses) is recognized immediately as restructuring gain which is recorded as extraordinary item. After the restructuring, all cash payments under the terms of the loan are deducted from the carrying amount of the loan and related accounts, and no interest expense is recognized on such loan until maturity.
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Jika nilai tercatat pinjaman kurang dari jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru hutang dalam restrukturisasi hutang bermasalah maka tidak ada keuntungan ataupun kerugian hasil restrukturisasi yang diakui. Setelah restrukturisasi, beban bunga dihitung dengan menggunakan tingkat bunga efektif konstan dikalikan dengan nilai tercatat hutang pada awal setiap periode sampai dengan jatuh temponya. u. Biaya Emisi Saham
If the carrying amount of the loan and related accounts is less than the total future cash payments specified by the new terms of the loan in a troubled debt restructuring, no restructuring gain or loss is recognized. After the restructuring, interest expense is computed by applying a constant effective interest rate to the carrying amount of the loan and related accounts at the beginning of each period until maturity. u. Issuance Costs of Shares
Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi. v. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Share issuance costs are deducted from additional paid-in capital and are not amortized. v. Revenue and Expense Recognition
Penjualan Barang
Sale of Goods
Pendapatan dari penjualan barang diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi:
Revenue from sales of goods is recognized when all of the following conditions are satisfied:
Perusahaan dan anak perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;
The Company and its subsidiaries have transferred to the buyer the significant risks and rewards of ownership of the goods;
Perusahaan dan anak perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;
The Company and its subsidiaries retain neither continuing managerial involvement to the degree usually associated with ownership nor effective control over the goods sold;
Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan handal;
The amount of measured reliably;
Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada Perusahaan dan anak perusahaan tersebut; dan
It is probable that the economic benefits associated with the transaction will flow to the company and its subsidiaries; and
Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur dengan handal.
The cost incurred or to be incurred in respect of the transaction can be measured reliably.
revenue
can
be
Pendapatan Sewa dan Jasa
Rendering of Services
Pendapatan sewa dan jasa yang diperoleh anak perusahaan diakui berdasarkan metode akrual sesuai dengan masa sewa, sedangkan pendapatan sewa dan jasa yang diterima di muka namun belum jatuh tempo dikelompokkan sebagai pendapatan yang ditangguhkan dan disajikan dalam akun “Hutang Lain-Lain dan Uang Muka yang Diterima”.
Income from rental and related services of a subsidiary is recognized over the terms of the lease contract. Payments for rental and related services received in advance are recorded as deferred income and presented as part of “Other Accounts Payable and Advance Payments Received”.
Pendapatan Dividen
Dividend Revenue
Pendapatan dividen dari investasi diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.
Dividend revenue from investments is recognized when the shareholders rights to receive payment has been established.
- 23 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Pendapatan bunga
Interest Revenue
Pendapatan bunga diakui berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terhutang dan tingkat bunga yang sesuai.
Interest revenue is accrued on time basis, by reference to the principal outstanding and at the applicable interest rate.
Beban
Expenses
Beban diakui pada saat terjadinya.
Expenses are recognized when incurred.
w. Pajak Penghasilan
w. Income Tax
Pajak Penghasilan Tidak Final
Non-final Income Tax
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Current tax expense is determined based on the taxable income for the year computed using prevailing tax rates.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan konsolidasi dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the consolidated financial statement carrying amounts of assets and liabilities and their respective tax bases. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences to the extent that it is probable that taxable income will be available in future periods against which the deductible temporary differences can be utilized.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted as of the balance sheet date. Deferred tax is charged or credited in the consolidated statement of operations, except when it relates to items charged or credited directly to equity, in which case the deferred tax is also charged or credited directly to equity.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan bersih di neraca konsolidasi, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
Deferred tax assets and liabilities are offset in the consolidated balance sheets, except if these are for different legal entities, in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.
Pajak Penghasilan Final
Final Income Tax
Atas penghasilan sewa, jasa pelayanan dan pemeliharaan yang dikenakan pajak penghasilan final, beban pajak diakui proposional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi konsolidasi diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau hutang pajak. Akun pajak penghasilan final dibayar dimuka disajikan terpisah dari hutang pajak penghasilan final.
Final income tax on rental income, service charges and maintenance is recognized proportionately to revenue in the current period. The difference between final income tax paid over current tax expense in the consolidated statements of operations is recognized as prepaid tax or tax payable. The prepaid tax account is separately presented from final income tax payable.
- 24 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Aset atau kewajiban yang timbul dan berhubungan dengan pajak penghasilan final tidak di akui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan. x. Instrumen Keuangan Derivatif
Deferred tax assets or liabilities are not recognized on the temporary differences on assets or liabilities if the related income is subject to final income tax. x. Derivative Financial Instruments
Instrumen keuangan derivatif dinilai berdasarkan nilai wajar pada saat tanggal kontrak dibuat, dan selanjutnya dinilai kembali berdasarkan nilai wajar pada tanggal laporan keuangan konsolidasi.
Derivative financial instruments are initially measured at fair value on the contract date, and are subequently measured to their fair value at each consolidated balance sheet date.
Instrumen keuangan derivatif ini digunakan untuk mengelola risiko yang berkaitan erat dengan fluktuasi mata uang asing. Tetapi akuntansi lindung nilai tidak diperlakukan karena identifikasi lindung nilai dan dokumentasi yang diperlukan sesuai dengan standar akuntansi belum dipenuhi. Dengan demikian, keuntungan atau kerugian dari instrumen derivatif tersebut diakui pada laporan laba rugi konsolidasi.
These derivative financial instruments are used to manage exposure to foreign currency fluctuation. However, hedge accounting is not applied as the hedging designation and documentation required by accounting standards have not been met. Accordingly, gains or losses on derivative financial instruments are recognized in the consolidated statement of operations.
Perusahaan dan anak perusahaan tidak menggunakan instrumen keuangan derivatif untuk tujuan spekulasi.
The Company and its subsidiaries do not use derivative financial instruments for speculative purposes.
y. Laba/Rugi Per Saham
y. Earnings/Loss Per Share
Laba/rugi per saham dasar dihitung dengan membagi laba/rugi bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan. z. Informasi Segmen
Basic earnings/loss per share is computed by dividing net earnings/loss by the weighted average number of shares outstanding during the period. z. Segment Information
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.
Segment information is prepared using the accounting policies adopted for preparing and presenting the consolidated financial statements. The primary format in reporting segment information is based on business segment, while secondary segment information is based on geographical segment.
Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
A business segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing an individual product or service or a group of related products or services and that is subject to risks and returns that are different from those of other business segments.
Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
A geographical segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing products or services within a particular economic environment and that is subject to risks and returns that are different from those components operating in other economic environments.
- 25 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
3.
(Continued)
KAS DAN SETARA KAS
3. 2009 Rp Juta/ Rp Million
Kas Bank Rupiah Bank Mandiri Bank Central Asia Bank Pan Indonesia Bank DBS Indonesia Standard Chartered Bank, Jakarta Bank Danamon Indonesia Bank Negara Indonesia Dollar Amerika Serikat Standard Chartered Bank, Jakarta Bank Danamon Indonesia Bank Central Asia Bank Negara Indonesia Bank Mandiri Bank DBS Indonesia Bank Pan Indonesia Commerzbank (South East Asia) Ltd,. Singapura Lain-lain Yen Jepang Bank Pan Indonesia Lain-lain Euro Bank Pan Indonesia Bank DBS Indonesia Lain-lain Deposito berjangka Rupiah Bank Mandiri Bank Negara Indonesia Bank Central Asia Standard Chartered Bank, Jakarta Bank Pan Indonesia Dollar Amerika Serikat Bank Central Asia Bank Negara Indonesia UBS AG - Singapura Commerzbank (South East Asia) Ltd,. Singapura Bank Mandiri Bank DBS Indonesia Jumlah Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah Dollar Amerika Serikat
CASH AND CASH EQUIVALENTS
2008 Rp Juta/ Rp Million
1.413
3.847
107.767 17.526 13.815 12.678 4.932 4.648 1.752
39.301 32.112 14.692 30.242 5.462 21.862 3.511
792.036 162.512 138.421 56.223 51.486 47.169 41.624
52.022 81.649 144.224 73.697 113.453 158.856 38.806
55 796
23.974 827
41.727 14
8
21.418 56 -
1.302 13
16.500 2.000 -
19.063 2.000 15.000 125.000 20.000
205.287 94.000 18.188
97.656
7.397 7.050 -
8.213 443.475
1.868.490
1.570.267
5,50% - 13,00% 6,25% - 12,50% 0,40% - 4,25% 0,23% - 4,25%
- 26 -
Cash on hand Cash in bank Rupiah Bank Mandiri Bank Central Asia Bank Pan Indonesia Bank DBS Indonesia Standard Chartered Bank, Jakarta Bank Danamon Indonesia Bank Negara Indonesia U.S. Dollar Standard Chartered Bank, Jakarta Bank Danamon Indonesia Bank Central Asia Bank Negara Indonesia Bank Mandiri Bank DBS Indonesia Bank Pan Indonesia Commerzbank (South East Asia) Ltd,. Singapore Others Japanese Yen Bank Pan Indonesia Others Euro Bank Pan Indonesia Bank DBS Indonesia Others Time deposits Rupiah Bank Mandiri Bank Negara Indonesia Bank Central Asia Standard Chartered Bank, Jakarta Bank Pan Indonesia U.S. Dollar Bank Central Asia Bank Negara Indonesia UBS AG - Singapore Commerzbank (South East Asia) Ltd,. Singapore Bank Mandiri Bank DBS Indonesia Total Interest rates per annum on time deposits Rupiah U.S. Dollar
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan) 4.
(Continued)
INVESTASI SEMENTARA
4.
TEMPORARY INVESTMENTS
2009 Rp Juta/ Rp Million
5.
Biaya perolehan Euro Bond - Majapahit Holding B.V. Euro Bond - Republik Indonesia USD Bond - Republik Indonesia USD Bond - PT PLN
45.682 17.878 18.902 9.543
Acquisition cost Euro Bond - Majapahit Holding B.V. Euro Bond - Republic of Indonesia USD Bond - Republic of Indonesia USD Bond - PT PLN
Jumlah Laba yang belum direalisasi
92.005 253
Total Unrealized gain
Nilai wajar
92.258
Fair value
PIUTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA
5.
2009 Rp Juta/ Rp Million a. Berdasarkan pelanggan Pihak ketiga Ekspor Lokal
TRADE ACCOUNTS RECEIVABLE FROM THIRD PARTIES
2008 Rp Juta/ Rp Million a. By Debtors Third parties Export Local
245.087 909.894
126.423 563.845
1.154.981 (13.294)
690.268 (13.068)
1.141.687
677.200
1.016.096
579.942
133.176 3.437 567 1.705
82.312 26.323 1.691
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
1.154.981 (13.294)
690.268 (13.068)
Total Allowance for doubtful accounts
Bersih
1.141.687
677.200
Net
206.308 948.673
67.068 623.200
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
1.154.981 (13.294)
690.268 (13.068)
Total Allowance for doubtful accounts
Bersih
1.141.687
677.200
Net
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah Piutang Usaha - Bersih b. Berdasarkan Umur Belum jatuh tempo Sudah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari
c. Berdasarkan Mata Uang Rupiah Dollar Amerika Serikat
- 27 -
Total Allowance for doubtful accounts Trade Receivables - Net b. By Age Category Not yet due Past due 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days More than 90 days
c. By Currency Rupiah U.S. Dollar
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued) 2009 Rp Juta/ Rp Million
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut: Saldo awal Penyisihan piutang ragu-ragu TPI yang diakuisisi di tahun 2008 Penghapusan Penambahan selama tahun berjalan Pengaruh perubahan kurs mata uang asing Saldo akhir
6.
2008 Rp Juta/ Rp Million
13.068
1.972
(191) 600
11.491 (1.176) 600
(183)
181
13.294
Changes in the allowance for doubtful accounts are as follows: Beginning balance Balance of TPI which was acquired in 2008 Write off Provision during the year Effect of foreign exchange fluctuation
13.068
Ending balance
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang usaha adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.
Management believes that the allowance for doubtful accounts on trade accounts receivable is adequate to cover possible losses on uncollectible accounts.
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga.
Management also believes that there are no significant concentrations of credit risk in third parties receivables.
Piutang usaha CA dan SMI digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 13).
Trade accounts receivable of CA and SMI are used as collateral for bank loans (Note 13).
PERSEDIAAN
6. 2009 Rp Juta/ Rp Million
Petrokimia Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku Suku cadang dan perlengkapan Kayu olahan dan pendukungnya Barang jadi Kayu lapis Kayu gergaji/wood works Particle board dan laminated board Barang dalam proses Bahan baku Bahan pembantu, suku cadang dan perlengkapan Barang dalam perjalanan
INVENTORIES
2008 Rp Juta/ Rp Million
576.360 93.495 726.967 393.809
701.690 47.541 498.071 455.294
1.867 674
4.031 1.550
369 5.814 5.552
1.340 7.011 11.547
31.856 538
32.414 1.862
Petrochemical Finished goods Work in process Raw materials Sparepart and supplies Processed wood and associated products Finished goods Plywood Sawn timber/woodworks Particle and laminated board Work in process Raw materials Other materials, sparepart and supplies Materials-in-transit
Jumlah Penyisihan penurunan nilai persediaan
1.837.301 (16.219)
1.762.351 (16.172)
Total Allowance for decline in value of inventories
Bersih
1.821.082
1.746.179
Net
Mutasi penyisihan penurunan nilai persediaan: Saldo awal tahun Penyisihan tahun berjalan Penurunan nilai persediaan Pengaruh perubahan kurs mata uang asing Saldo akhir tahun
16.172 1.081 -
9.578 382.157 (376.733)
(1.034)
1.170
16.219
16.172
- 28 -
The changes in allowance for decline in value of inventories are as follows: Balance at beginning of year Provision during the year Write down of inventories Effect of foreign exchange fluctuation Ending balance
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
7.
(Continued)
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan tersebut adalah cukup.
Management believes that the allowance for decline in value of inventories is adequate.
Persediaan CA dan SMI digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 13).
Inventories of CA and SMI are used as collateral for bank loans (Note 13).
Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya bersamaan dengan aset tetap (Catatan 11).
All inventories were insured against fire, theft and other risk along with property, plant and equipment (Note 11).
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul.
Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses.
PAJAK DIBAYAR DIMUKA
7. 2009 Rp Juta/ Rp Million
8.
PREPAID TAXES
2008 Rp Juta/ Rp Million
Paj ak penghasilan Pasal 28A (anak perusahaan) Paj ak pertambahan nilai - bersih
411.788 494.625
346.980 632.690
Income tax Article 28A (subsidiaries) Value added tax - net
Jumlah
906.413
979.670
Total
INVESTASI SAHAM
Perusahaan
Metode ekuitas PT Redeco Petrolin Utama Anak perusahaan yang tidak dikonsolidasikan Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) Metode biaya Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) Tersedia untuk dijual PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk PT Gozco Plantation Tbk Jumlah
8. 2009 Akumulasi bagian laba (rugi) bersih dan akumulasi amortisasi goodwill/ Accumulated equity on net Persentase Biaya income (loss) and pemilikan/ perolehan/ accumulated Percentage Acquisition amortization of of ownership Cost goodwill % Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million
INVESTMENTS IN SHARES OF STOCK
Laba yang belum direalisasi/ Unrealized gain Rp Juta/ Rp Million
Rugi yang direalisasi/ Realized loss Rp Juta/ Rp Million
Nilai tercatat/ Carrying value Rp Juta/ Rp Million
Companies
34
55.478
(6.771)
-
-
48.707
Equity Method PT Redeco Petrolin Utama
51-98
14.001
8.869
-
-
22.870
Unconsolidated subsidiaries
500
-
-
-
500
-
Others (each below Rp 1 billion) Cost method
-
3,61 10,00
3.754
-
-
71.284 113.625
-
1.375
(54.531) -
16.753 115.000
Available for sale PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk PT Gozco Plantation Tbk
258.642
2.098
1.375
(54.531)
207.584
Total
- 29 -
-
3.754
Others (each below Rp 1 billion)
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Perusahaan
2008 Akumulasi bagian laba (rugi) bersih dan akumulasi amortisasi goodwill/ Accumulated equity on net Persentase Biaya income (loss) and pemilikan/ perolehan/ accumulated Percentage Acquisition amortization of of ownership Cost goodwill % Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million
Metode ekuitas PT Redeco Petrolin Utama Anak perusahaan yang tidak dikonsolidasikan Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) Metode biaya Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 1 miliar) Tersedia untuk dijual PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk PT Gozco Plantation Tbk Jumlah
Rugi yang belum direalisasi/ Unrealized loss Rp Juta/ Rp Million
Nilai tercatat/ Carrying value Rp Juta/ Rp Million
Companies
34
55.478
(1.639)
-
53.839
Equity Method PT Redeco Petrolin Utama
51 - 98
14.001
10.331
-
24.332
Unconsolidated subsidiaries
500
-
-
500
-
Others (each below Rp 1 billion) Cost method
-
3,61 10,00
2.506
-
71.284 113.625
-
257.394
8.692
-
2.506
Others (each below Rp 1 billion)
(62.992) (71.125)
8.292 42.500
Available for sale PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk PT Gozco Plantation Tbk
(134.117)
131.969
Total
PT Redeco Petrolin Utama (RPU) bergerak dalam usaha penyewaan tanki (Catatan 33).
PT Redeco Petrolin Utama (RPU) is engaged in tank rental (Note 33).
Kegiatan usaha utama anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi tersebut adalah sebagai berikut:
Main business activities of the unconsolidated subsidiaries are as follows:
Perusahaan/Company
Kegiatan usaha utama/ Main business activity
PT Barito Kencanamahardika (BKM)
Pengusahaan hutan dan industri pengolahan kayu/ Logging and timber manufacturing PT Wiradaya Lintas Sukses (WLS) Kontruksi dan pengangkutan/ Construction and transportation PT Agropratama Subur Lestari (ASL) Perkebunan/Plantation PT Wahanaguna Margapratama (WM) Perkebunan/Plantation PT Barito Wahana Lestari (BWL) Perkebunan/Plantation
Tahun beroperasi secara komersial/ Tempat kedudukan/ Start of commercial Location operations
Jumlah aset/ Total assets Rp Milliar/Rp Billion 2009 2008
Jakarta
*)
46
46
Jakarta
1998
6
7
Jakarta Jakarta Jakarta
**) **) *)
-
-
*) Masih dalam tahap pengembangan/In development stage **) Perusahaan tidak aktif/Dormant company
Penyertaan saham pada BKM, WLS, ASL, WM dan BWL walaupun memiliki persentase pemilikan lebih dari 50% tidak dikonsolidasikan karena jumlahnya tidak material terhadap laporan keuangan konsolidasi.
Investments in BKM, WLS, ASL, WM and BWL were not consolidated into the financial statements although the percentage of ownership in those entities were more than 50% because they are not material to the consolidated financial statements.
Bagian rugi bersih anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi untuk tahun 2009 dan 2008 masingmasing sebesar Rp 1.073 juta dan Rp 1.803 juta.
The equity in net loss of unconsolidated subsidiaries in 2009 and 2008 amounted to Rp 1,073 million and Rp 1,803 million, respectively.
- 30 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk (SLJ), berkedudukan di Kalimantan Timur dan bergerak di bidang pengusahaan hutan dan pengolahan kayu. Nilai tercatat investasi saham pada SLJ telah diturunkan sebagai dampak perubahan ekuitas dari SLJ sebesar Rp 41.052 juta akibat terjadinya perubahan ekuitas dari SLJ sehubungan dengan penawaran umum perdana pada tahun 1994 dan penawaran umum terbatas I pada tahun 1998. Perubahan jumlah tercatat investasi saham Perusahaan dalam SLJ akibat dilusi pemilikan saham tersebut, disajikan dalam bagian Ekuitas sebagai “Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi”. Sejak tahun 2004, persentase kepemilikan Perusahaan di SLJ terus mengalami penurunan akibat perubahan struktur permodalan yang terjadi di SLJ. Sehingga sejak tahun 1998 dicatat dengan menggunakan metode biaya (cost method). Mulai tahun 2008, investasi dalam SLJ dikategorikan sebagai investasi tersedia untuk dijual.
9.
HUTAN TANAMAN INDUSTRI (HTI) - BERSIH
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk (SLJ) is domiciled in East Kalimantan and has business activities in logging and timber manufacturing. The carrying value of investment in SLJ includes the effect of the Rp 41,052 million net decrease in the Company’s share in equity in connection with the initial public offering of SLJ’s shares in 1994 and Rights Issue I in 1998. The changes in the Company’s carrying value of investment in SLJ, caused by the aforementioned dilutions are presented under Equity as “Difference due to change of equity in associate”. Since 2004, the percentage of the Company’s ownership in SLJ decreased further due to changes in SLJ’s capital structure. As a result, since 1998 the investment in SLJ is accounted for using the cost method. Starting 2008 the investment in SLJ was categorized as available-for-sale.
9.
Rincian jumlah tercatat HTI adalah sebagai berikut: 2009 Rp Juta/ Rp Million
INDUSTRIAL TIMBER PLANTATIONS (ITP) NET The details in industrial timber plantations are as follows:
2008 Rp Juta/ Rp Million
Biaya perolehan Saldo awal Penambahan Pengurangan
100.287 30.655 (32.310)
116.000 1.648 (17.361)
Acquisition Cost Beginning balance Additions Deductions
Saldo akhir
98.632
100.287
Ending balance
16.487 2.918
13.600 2.887
19.405
16.487
79.227
83.800
Akumulasi amortisasi Saldo awal Amortisasi tahun berjalan Saldo akhir Bersih
Accumulated amortization Beginning balance Amortization during the year Ending balance Net
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari HTI tersebut di atas dapat dipulihkan seluruhnya.
Management believes that the net book value of the above ITP can be fully recovered.
HTI digunakan sebagai jaminan atas pinjaman dana reboisasi yang diperoleh (Catatan 16).
The ITP are pledged as collateral in relation to the reforestation loans (Note 16).
- 31 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan) 10.
(Continued)
PROPERTI INVESTASI
10. INVESTMENT PROPERTIES 1 Januari 2009/ January 1, 2009 Rp Juta/ Rp Million
Penambahan/ Additions Rp Juta/ Rp Million
31 Desember 2009/ December 31, 2009 Rp Juta/ Rp Million
Biaya perolehan: Tanah Bangunan dan prasarana
6.469 8.845
-
6.469 8.845
Mesin dan peralatan listrik
5.543
253
5.796
20.857
253
21.110
Akumulasi Penyusutan: Bangunan dan prasarana
7.921
488
8.409
Mesin dan peralatan listrik
4.417
180
4.597
12.338
668
13.006
Jumlah
Jumlah Jumlah Tercatat
8.519 1 Januari 2008/ January 1, 2008 Rp Juta/ Rp Million
Biaya perolehan: Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan listrik Jumlah Akumulasi Penyusutan: Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan listrik Jumlah Jumlah Tercatat
8.104
Cost: Land Buildings and infrastructures Machinery and electrical equipment Total Accumulated depreciation: Buildings and infrastructures Machinery and electrical equipment Total Carrying Value
Penambahan/ 31 Desember 2008/ Additions December 31, 2008 Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million
6.469 8.845
-
6.469 8.845
5.505
38
5.543
20.819
38
20.857
7.495
426
7.921
4.239
178
4.417
11.734
604
12.338
9.085
8.519
Cost: Land Buildings and infrastructures Machinery and electrical equipment Total Accumulated depreciation: Buildings and infrastructures Machinery and electrical equipment Total Carrying Value
Beban penyusutan sebesar Rp 668 juta dan Rp 604 juta masing-masing untuk tahun 2009 dan 2008 dicatat sebagai beban usaha.
Depreciation amounting to Rp 668 million and Rp 604 million in 2009 and 2008, respectively, were charged to operating expense.
Nilai wajar properti pada tanggal 31 Desember 2009 and 2008 adalah sebesar Rp 238.283 juta. Penilaian dilakukan oleh penilai independen berdasarkan metode biaya dan pendapatan di tahun 2008. Berdasarkan penilaian manajemen tidak terdapat perbedaan nilai wajar properti di tahun 2009.
The fair value of the properties amounted to Rp 238,283 million as of December 31, 2009 and 2008. The valuation was determined by independent valuers in 2008 using the cost and income approach. Based on the management assessment there’s no difference on the fair value of the properties in 2009.
Pendapatan sewa dari properti investasi sebesar Rp 10.255 juta dan Rp 4.227 juta masing-masing untuk tahun 2009 dan 2008.
Rental revenue from investment properties amounted to Rp 10,255 million and Rp 4,227 million in 2009 and 2008, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, properti investasi telah diasuransikan bersamaan dengan aset tetap (Catatan 11).
As of December 31, 2009 and 2008, the investment properties were insured along with property, plant and equipment (Note 11).
- 32 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan) 11.
(Continued)
ASET TETAP
11. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT
1 Januari 2009/ January 1, 2009 Rp Juta/ Rp Million Biaya perolehan: Pengusahaan Hutan Tanah Bangunan dan prasarana Mesin, peralatan dan alat-alat berat Peralatan pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Jumlah Industri Pengolahan kayu dan Properti Tanah Bangunan dan prasarana Mesin, peralatan dan alat-alat Berat Peralatan pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Aset dalam penyelesaian Mesin, peralatan dan alat-alat berat Jumlah Petrokimia Tanah Bangunan dan prasarana Mesin, peralatan dan alat-alat berat Peralatan pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Aset dalam penyelesaian Mesin, peralatan dan alat-alat berat Aset sewa pembiayaan Prasarana Jumlah Jumlah Biaya Perolehan Akumulasi Penyusutan: Pengusahaan Hutan Bangunan dan prasarana Mesin, peralatan dan alat-alat berat Peralatan pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Jumlah Industri Pengolahan Kayu dan Properti Bangunan dan prasarana Mesin, peralatan dan alat-alat berat Peralatan pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Jumlah
Selisih kurs penjabaran mata uang asing/ Translation Penambahan/ adjustment Additions Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million
Pengurangan/ Deductions Rp Juta/ Rp Million
Reklasifikasi/ Reclassifications Rp Juta/ Rp Million
31 Desember 2009/ December 31, 2009 Rp Juta/ Rp Million
714 52.343
-
42
1.258
(12.503)
714 38.624
75.567 66.357
-
9
216 -
(35.364) (52.294)
39.987 14.072
1.998
-
29
160
1.873
3.740
196.979
-
80
1.634
(98.288)
97.137
30.365 131.902
-
-
-
(1.438) (55.881)
28.927 76.021
508.462 28.646
-
1.315 2.277
5 -
(301.691) (13.451)
208.081 17.472
17.218
-
283
-
(3.050)
14.451
194
-
-
194
716.787
-
3.875
199
(375.511)
344.952
642.357
(77.602)
144
3.440
-
561.459
1.537.995
(200.865)
4.598
23.790
2.602
1.320.540
18.093.719 34.408
(2.179.463) (2.833)
111.237 4.121
537
120.185 -
16.145.678 35.159
115.930
(15.591)
2.688
538
-
102.489
147.094
(10.140)
16.189
-
(122.787)
30.356
Cost: Logging Land Buildings and infrastructures Machinery, utilities and heavy equipment Transportation equipment Furniture, fixtures and office equipment Total Timber Manufacturing and Property Land Buildings and infrastructures Machinery, utilities and heavy equipment Transportation equipment Furniture, fixtures and office equipment Construction in progress Machinery, utilities and heavy equipment Total Petrochemical Land Buildings and infrastructures Machinery, utilities and heavy equipment Transportation equipment Office equipment Construction in progress Machinery, utilities and heavy equipment Assets under finance lease Infrastructures
23.555
(3.334)
-
-
-
20.221
20.595.058
(2.489.828)
138.977
28.305
-
18.215.902
Total
21.508.824
(2.489.828)
142.932
30.138
18.657.991
Total Cost
(473.799)
40.079
-
1.644
91
(12.503)
29.129
75.113 64.708
-
1.480 308
216 -
(35.565) (51.035)
40.812 13.981
2.031
-
40
160
181.931
-
3.472
467
863 (98.240)
2.774 86.696
107.715
-
9.472
-
(49.478)
67.709
412.286 20.546
-
7.377 970
-
(243.290) (12.168)
176.373 9.348
17.119
-
423
-
(3.039)
14.503
557.666
-
18.242
-
(307.975)
267.933
- 33 -
Accumulated depreciation: Logging Buildings and infrastructures Machinery, utilities and heavy equipment Transportation equipment Furniture, fixtures and office equipment Total Timber Manufacturing and Property Buildings and infrastructures Machinery, utilities and heavy equipment Transportation equipment Furniture, fixtures and office equipment Total
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued) 1 Januari 2009/ January 1, 2009 Rp Juta/ Rp Million
Petrokimia Bangunan dan prasarana Mesin, peralatan dan alat-alat berat Peralatan pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Aset sewa pembiayaan Prasarana Jumlah Jumlah Akumulasi Penyusutan Jumlah Tercatat
Jumlah Industri Pengolahan kayu dan Properti Tanah Bangunan dan prasarana Mesin, peralatan dan alat-alat Berat Peralatan pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Aset dalam penyelesaian Mesin, peralatan dan alat-alat berat Jumlah Petrokimia Tanah Bangunan dan prasarana Mesin, peralatan dan alat-alat berat Peralatan pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Aset dalam penyelesaian Mesin, peralatan dan alat-alat berat Aset sewa pembiayaan Prasarana Jumlah Jumlah Biaya Perolehan
Penambahan/ Additions Rp Juta/ Rp Million
Pengurangan/ Deductions Rp Juta/ Rp Million
Reklasifikasi/ Reclassifications Rp Juta/ Rp Million
31 Desember 2009/ December 31, 2009 Rp Juta/ Rp Million
756.624
(108.145)
50.204
14.575
-
684.108
8.086.141 24.920
(1.164.230) (2.738)
745.773 31.772
327
-
7.667.684 53.627
91.116
(13.097)
7.349
537
-
84.831
2.795
(541)
1.516
-
-
3.770
8.961.596
(1.288.751)
836.614
15.439
-
8.494.020
9.701.193
(1.288.751)
858.328
15.906
(406.215)
11.807.631
1 Januari 2008/ January 1, 2008 Rp Juta/ Rp Million Biaya perolehan: Pengusahaan Hutan Tanah Bangunan dan prasarana Mesin, peralatan dan alat-alat berat Peralatan pengangkutan Perabot dan peralatan kantor
Translation adjustment Rp Juta/ Rp Million
Selisih kurs penjabaran mata uang asing/ Translation Penambahan/ adjustment Additions Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million
Pengurangan/ Deductions Rp Juta/ Rp Million
Reklasifikasi/ Reclassifications Rp Juta/ Rp Million
Office equipment Assets under finance lease Infrastructure Total
8.848.649
Total Accumulated depreciation
9.809.342
Carrying Value
31 Desember 2008/ December 31, 2008 Rp Juta/ Rp Million
714 52.055
-
288
-
-
714 52.343
75.567 66.337
-
20
-
-
75.567 66.357
1.987
-
11
-
-
1.998
196.660
-
319
-
-
196.979
Total Timber Manufacturing and Property Land Buildings and infrastructures Machinery, utilities and heavy equipment Transportation equipment Furniture, fixtures and office equipment Construction in progress Machinery, utilities and heavy equipment
-
1.775
-
509.730 28.508
-
1.145 122
2.305 92
16.716
-
502
-
-
17.218
185
-
9
-
-
194
715.631
-
3.553
2.397
-
716.787
492.786
76.661
73.970
1.060
-
642.357
1.289.710
201.439
88.054
41.208
-
1.537.995
14.098.291 19.484
2.738.001 2.754
1.043.671 14.247
11.964 2.077
225.720 -
18.093.719 34.408
89.737
15.106
8.786
11.205
13.506
115.930
287.008
26.321
75.769
2.778
(239.226)
147.094
-
2.567
20.988
-
-
23.555
16.277.016
3.062.849
1.325.485
70.292
-
20.595.058
Total
17.189.307
3.062.849
1.329.357
72.689
-
21.508.824
Total Cost
(108) 108
30.365 131.902
Cost: Logging Land Buildings and infrastructures Machinery, utilities and heavy equipment Transportation equipment Furniture, fixtures and office equipment
30.365 130.127
- 34 -
-
Petrochemical Buildings and infrastructures Machinery, utilities and heavy equipment Transportation equipment
508.462 28.646
Total Petrochemical Land Buildings and infrastructures Machinery, utilities and heavy equipment Transportation equipment Office equipment Construction in progress Machinery, utilities and heavy equipment Assets under finance lease Infrastructures
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
1 Januari 2008/ January 1, 2008 Rp Juta/ Rp Million Akumulasi Penyusutan: Pengusahaan Hutan Bangunan dan prasarana Mesin, peralatan dan alat-alat berat Peralatan pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Jumlah Industri Pengolahan Kayu dan Properti Bangunan dan prasarana Mesin, peralatan dan alat-alat berat Peralatan pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Jumlah Petrokimia Bangunan dan prasarana Mesin, peralatan dan alat-alat berat Peralatan pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Aset sewa pembiayaan Prasarana Jumlah Jumlah Akumulasi Penyusutan Jumlah Tercatat
Selisih kurs penjabaran mata uang asing/ Translation Penambahan/ adjustment Additions Rp Juta/ Rp Juta/ Rp Million Rp Million
Pengurangan/ Deductions Rp Juta/ Rp Million
Reklasifikasi/ Reclassifications Rp Juta/ Rp Million
31 Desember 2008/ December 31, 2008 Rp Juta/ Rp Million
38.018
-
2.061
-
-
40.079
74.804 64.192
-
309 516
-
-
75.113 64.708
1.963
-
68
-
-
2.031
178.977
-
2.954
-
-
181.931
102.702
-
5.013
-
-
396.738 19.182
-
17.609 1.516
2.121 92
16.593
-
526
-
-
17.119
535.215
-
24.664
2.213
-
557.666
628.862
103.641
52.356
28.235
-
756.624
5.698.055 17.539
1.712.951 2.678
675.135 6.337
1.634
-
8.086.141 24.920
81.286
12.553
8.472
11.195
-
91.116
-
305
2.490
-
-
2.795
6.425.742
1.832.128
744.790
41.064
-
8.961.596
7.139.934
1.832.128
772.408
43.277
-
9.701.193
60 (60)
10.049.373
107.715 412.286 20.546
11.807.631
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
Accumulated depreciation: Logging Building and infrastructures Machinery, utilities and heavy equipment Transportation equipment Furniture, fixtures and office equipment Total Timber Manufacturing and Property Building and infrastructures Machinery, utilities and heavy equipment Transportation equipment Furniture, fixtures and office equipment Total Petrochemical Building and infrastructures Machinery, utilities and heavy equipment Transportation equipment Office equipment Assets under finance lease Infrastructures Total Total Accumulated depreciation Carrying Value
Depreciation expense was allocated to the following:
2009 Rp Juta/ Rp Million
2008 Rp Juta/ Rp Million
Biaya pabrikasi Beban usaha Beban lain-lain
701.330 144.968 12.030
505.281 162.758 8.156
Manufacturing cost Operating expenses Other charges
Jumlah
858.328
676.195
Total
Penambahan aset tetap dalam segmen petrokimia pada tahun 2008 termasuk penambahan saldo aset tetap milik TPI yang diakuisisi Perusahaan pada tanggal 27 Juni 2008 (Catatan 31).
- 35 -
The 2008 addition of property, plant and equipment on the petrochemical segment includes TPI’s property, plant and equipment which was acquired by the Company on June 27, 2008 (Note 31).
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
12.
(Continued)
Perusahaan mengalokasikan sebagian beban penyusutan aset tetap ke beban lain-lain untuk tahun 2009 dan 2008 karena kapasitas aktual yang digunakan dibawah kapasitas normal.
A portion of the Company’s depreciation expense in 2009 and 2008, was allocated to other expense because the actual capacity used was lower than the normal capacity.
Aset tetap digunakan sebagai jaminan hutang jangka panjang (Catatan 16).
Property, plant and equipment are pledged as collateral for long-term loans (Note 16).
Aset tetap dan properti investasi, kecuali tanah, serta persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya, dengan jumlah pertanggungan sebesar USD 2.086 juta dan Rp 43.000 juta pada tanggal 31 Desember 2009 dan USD 1.476 juta dan Rp 43.000 juta pada tanggal 31 Desember 2008. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang dialami Perusahaan dan anak perusahaan.
Property, plant and equipment and investment properties, excluding land, along with inventories are insured against fire and other possible risks, for USD 2,086 million and Rp 43,000 million as of December 31, 2009 and for USD 1,476 million and Rp 43,000 million as of December 31, 2008. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses to the Company and its subsidiaries.
Pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan dan anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) seluas 6.823.257 meter persegi. HGB tersebut berjangka waktu 20 - 30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2010 sampai 2035. Manajemen Perusahaan dan anak perusahaan berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
As of December 31, 2009, the Company and its subsidiaries own several pieces of land with Building Use Rights (Hak Guna Bangunan or HGB) measuring 6,823,257 square meters. The periods of HGBs are 20 to 30 years until 2010 to 2035. The Company and its subsidiaries’ management believes that there will be no difficulty in the extension of the landrights since all the land were acquired legally and supported by sufficient evidence of ownership.
BIAYA PENGELOLAAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN
12. DEFERRED CHARGES ON FOREST CONCESSION RIGHTS
2009 Rp Juta/ Rp Million
2008 Rp Juta/ Rp Million
Biaya perolehan Saldo awal Penambahan Pengurangan
33.124 -
41.665 68 (8.609)
Acquisition Cost Beginning balance Additions Deduction
Saldo akhir
33.124
33.124
Ending balance
Akumulasi amortisasi Saldo awal Penambahan Pengurangan
30.328 1.915 -
37.575 1.020 (8.267)
Accumulated amortization Beginning balance Additions Deduction
Saldo akhir
32.243
30.328
Ending balance
881
2.796
Bersih
- 36 -
Net
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
13.
(Continued)
Akun ini terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan, antara lain, untuk biaya foto udara, pembuatan jalan hutan, analisa dampak lingkungan, studi evaluasi lingkungan dan biaya survei.
This account consists mainly of costs and expenses incurred for aerial photography, forest road construction, environmental study and analysis, and survey expenses.
Manajemen berpendapat bahwa nilai bersih biaya pengelolaan hak pengusahaan hutan dapat dipulihkan, sehingga tidak diperlukan adanya penurunan nilai.
Management believes that the net amount of deferred charges on forest concession rights can be recovered, and hence, no impairment was necessary.
HUTANG BANK
13. BANK LOANS
Pada bulan April 2006, CA memperoleh Revolving Credit Facility dari Bank DBS Indonesia (DBS), dengan maksimum kredit sebesar USD 30 juta dengan tingkat bunga 2% diatas SIBOR per tahun.
In April 2006, CA received a Revolving Credit Facility from Bank DBS Indonesia (DBS), with maximum credit of USD 30 million. The loan bears interest at 2% above SIBOR per annum.
Pada bulan Agustus 2007, ditandatangani perjanjian tambahan antara CA, SMI dan DBS dimana SMI ikut dapat menggunakan fasilitas diatas dengan batas maksimum USD 10 juta.
In August 2007 CA, SMI and DBS signed a supplemental agreement which stated that SMI may use the facility with maximum credit limit amounting to USD 10 million.
Pada tanggal 25 Agustus 2008, ditandatangani perjanjian tambahan, DBS Bank, Singapura (DBS) menyediakan fasilitas kredit dengan jumlah keseluruhan sebesar USD 250 juta yang terdiri dari:
On August 25, 2008, another supplemental agreement was signed whereby, DBS Bank, Singapore (DBS) provides credit facilities in aggregate of up to USD 250 million which consist of:
Fasilitas trade finance untuk mendanai pembelian barang impor sampai sejumlah USD 240 juta diberikan kepada CA dan SMI dengan tingkat bunga 1,5% diatas SIBOR per tahun.
Trade finance facility to finance the import of goods up to USD 240 million made available to CA and SMI, bearing an interest at 1.5% above SIBOR per annum.
Fasilitas standby letter of credit untuk pembayaran jaminan sampai sejumlah USD 5 juta diberikan kepada CA, dengan tingkat bunga 1,5% per tahun.
Standby letter of credit facility to guarantee payments up to USD 5 million thousand made available to CA, bearing an interest at 1.5% per annum.
Fasilitas pinjaman jangka pendek untuk mendanai modal kerja sampai sejumlah USD 5 juta diberikan kepada CA dan SMI, dengan tingkat bunga 2% diatas USD Cost of Funds per tahun.
Short-term loan facility to fund working capital up to USD 5 million made available to CA and SMI, bearing an interest at 2% above USD Cost of Funds per annum.
Fasilitas kredit tersebut dijaminkan dengan jaminan fidusia atas persediaan dan piutang milik CA dan SMI dan perjanjian pembagian jaminan.
The facilities are secured by the fiduciary securities over inventories and receivables of CA and SMI and security sharing agreement.
Pada tanggal 31 Desember 2008, fasilitas yang telah dicairkan oleh SMI sebesar USD 5 juta (setara dengan Rp 54.750 juta).
As of December 31, 2008, SMI has drawn down USD 5 million (equivalent to Rp 54,750 million), from this facility.
Hutang DBS berjangka waktu 2 sampai 3 bulan.
The loan from DBS has a term of 2 to 3 months.
- 37 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan) 14.
(Continued)
HUTANG USAHA
14. TRADE ACCOUNTS PAYABLE
2009 Rp Juta/ Rp Million a. Berdasarkan Pemasok Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Redeco Petrolin Utama Pihak ketiga Pemasok dalam negeri Pemasok luar negeri Jumlah Jumlah b. Berdasarkan Umur Belum jatuh tempo Sudah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari Jumlah c. Berdasarkan mata uang Dollar Amerika Serikat Rupiah Lainnya Jumlah
15.
2008 Rp Juta/ Rp Million a. By Supplier
769
404
194.919 1.700.764
193.605 1.163.222
1.895.683
1.356.827
1.896.452
1.357.231
1.778.598
651.614
104.678 1.609 1.345 10.222
79.588 597.782 1.994 26.253
1.896.452
1.357.231
1.847.695 47.498 1.259
1.309.071 42.483 5.677
1.896.452
1.357.231
HUTANG PAJAK
Related party PT Redeco Petrolin Utama Third parties Local suppliers Foreign suppliers Subtotal Total b. By Age Category Not yet due Past due 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days More than 90 days Total c. By Currency U.S. Dollar Rupiah Others Total
15. TAXES PAYABLE
2009 Rp Juta/ Rp Million
2008 Rp Juta/ Rp Million
Pajak penghasilan badan Pajak penghasilan: Pasal 4 (2) Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Pajak pertambahan nilai - bersih
18.744
7.274
244 1.886 23.536 20.109 2.952 8.513
144 8.403 34.943 26.810
Corporate income tax Income taxes: Article 4(2) Article 21 Article 23 Article 25 Article 26 Value added tax - net
Jumlah
75.984
77.574
Total
- 38 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan) 16.
(Continued)
HUTANG JANGKA PANJANG
16. LONG-TERM LIABILITIES
2009 Rp Juta/ Rp Million Rupiah Pinjaman Dana Reboisasi Dollar Amerika Serikat Pihak ketiga Term Loan (USD 156,68 juta tahun 2009 dan USD 200 juta tahun 2008) Strategic Investment Holding (USD 82,5 juta tahun 2009 dan 2008) Hutang Sindikasi (USD 49,5 juta tahun 2009 dan USD 55 juta tahun 2008) Bank Mandiri (USD 15,825 juta tahun 2009 dan USD 16,825 juta tahun 2008) Senior Amortizing Loan (USD 0,6 juta tahun 2009 dan USD 0,9 juta tahun 2008)
30.231
2008 Rp Juta/ Rp Million
30.231
1.472.792
2.190.000
775.500
903.375
465.300
602.250
148.755
184.234
5.923
10.350
Jumlah Dikurangi: Biaya perolehan pinjaman yang belum diamortisasi
2.898.501
3.920.440
Jumlah kewajiban jangka panjang Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
2.889.767
Bagian Jangka Panjang
2.292.245
(8.734)
(597.522)
(17.758) 3.902.682
Rupiah Reforestation Loans U.S. Dollar Third parties Term Loan (USD 156.68 million in 2009 and USD 200 million in 2008) Strategic Investment Holding (USD 82.5 million in 2009 and 2008) Syndicate Loan (USD 49.5 million in 2009 and USD 55 million 2008) Bank Mandiri (USD 15.825 million in 2009 and USD 16.825 million in 2008) Senior Amortizing Loan (USD 0.6 million in 2009 and USD 0.9 million in 2008) Sub-total Less: Unamortized transaction cost Total long-term liabilities
(579.210)
Current maturities
3.323.472
Long-term portion
Pinjaman Dana Reboisasi
Reforestation Loans
Pinjaman dana reboisasi merupakan pinjaman yang diperoleh anak perusahaan yaitu, REP, KC dan KW dari Departemen Kehutanan Republik Indonesia yang berasal dari dana reboisasi (DR) dan disalurkan melalui Bank Mandiri untuk membiayai pengembangan hutan tanaman industri anak perusahaan tersebut. Perjanjian pinjaman DR tersebut juga menyebutkan adanya batasanbatasan seperti yang umumnya terdapat dalam suatu perjanjian kredit. Pinjaman DR tanpa bunga dibayar dengan angsuran setengah tahunan dan jatuh tempo pada berbagai tanggal dari tahun 2001 sampai dengan 2009. Pinjaman ini dijamin dengan alat berat, hutan tanaman industri, persediaan, piutang anak perusahaan tersebut dan jaminan perusahaan oleh Perusahaan dan anak perusahaan tertentu. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, REP, KC dan KW belum dapat memenuhi kewajiban pembayaran angsuran pinjaman DR yang telah jatuh tempo. Sehubungan dengan hal tersebut, anak perusahaan telah memperoleh persetujuan restrukturisasi pinjaman DR tersebut dari Departemen Kehutanan Republik Indonesia.
Reforestation loans represent reforestation fund obtained by the subsidiaries namely, REP, KC and KW from the Ministry of Forestry of the Republic of Indonesia through Bank Mandiri, to finance the development of the Industrial Timber Plantations of the said subsidiaries. The reforestation loan agreements also include certain covenants, which are normally required for such credit facilities. The non-interest bearing reforestation loans, which are repayable in semiannual installments and maturing on various dates in 2001 to 2009, are collateralized by heavy equipment, industrial timber plantation, inventories and receivables of the said subsidiaries, and are secured by a corporate guarantee issued by the Company and certain subsidiaries. Until the issuance of the financial statements, REP, KC and KW were not able to fulfill their obligations with respect to the installment payments of the reforestation loans that were already due. In this regard, the said subsidiaries have obtained approval for the restructuring of their reforestation loans from the Ministry of Forestry of the Republic of Indonesia.
- 39 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Sesuai dengan perjanjian pinjaman, kegagalan dalam memenuhi persyaratan pinjaman tersebut dapat mengakibatkan pinjaman DR tersebut, sewaktu-waktu dapat dimintakan pembayarannya sekaligus oleh pihak pemberi pinjaman tanpa memperhatikan jadual yang telah disepakati sebelumnya, oleh karena itu seluruh pinjaman DR diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun.
Under the loan agreements, this payment default makes the subsidiaries reforestation loans callable and, therefore, the loans were all classified in full as current maturities of longterm liabilities.
Term Loan
Term Loan
Pada tanggal 13 Maret 2007, CA menandatangani Term Facility Agreement (TFA) sebesar USD 200 juta dengan DBS Bank Limited, Standard Chartered Bank dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation, cabang Singapura. Fasilitas ini dijamin dengan tanah, mesin dan peralatan milik CA dengan tingkat bunga sebesar 2,75% diatas SIBOR per tahun dengan jadwal pembayaran sebagai berikut:
On March 13, 2007, CA entered into a USD 200 million Term Facility Agreement (TFA) with DBS Bank Limited, Standard Chartered Bank and Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapore branch. The facility is secured by land, machinery and equipment of CA and bears annual interest of 2.75% above SIBOR and is repayable as follows:
Tanggal pembayaran (Bulan setelah tanggal TFA)/ Repayment date (Months after the date of TFA)
Persentase Cicilan/ Installment Percentage
24 30 36 42 48 54 60
10,83% 10,83% 10,83% 10,83% 10,83% 10,83% 35,02%
Jumlah/Total
100,00%
TFA juga mensyaratkan CA untuk mematuhi beberapa batasan di bidang finansial dan negative covenants tertentu. Sehubungan dengan TFA ini, CA juga diharuskan untuk membayar beberapa macam biaya, yang dicatat sebagai biaya perolehan pinjaman dan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
The TFA also requires CA to comply with, among other things, certain financial and negative covenants. In connection with the TFA, CA is also required to pay various fees which were recorded as transaction cost and amortized using the effective interest rate.
Pada tanggal 31 Desember 2008, CA tidak dapat memenuhi batasan di bidang keuangan seperti yang disyaratkan dalam perjanjian. Pada tanggal 30 Januari 2009, CA mengirimkan surat kepada Standard Chartered Bank (SCB) selaku agent dari hutang bank agar diberikan pengecualian atas pelanggaran batasan di bidang keuangan tersebut. Pada tanggal 16 Pebruari 2009, CA menerima surat dari SCB yang menyatakan bahwa mereka telah mengirimkan surat permohonan pengecualian atas pelanggaran tersebut kepada pihak pemberi pinjaman.
As of December 31, 2008, CA failed to meet certain financial covenants required. On January 30, 2009, CA has sent a letter to Standard Chartered Bank (SCB) acting as the loan agent for a waiver of financial covenants breach. On February 16, 2009, CA received the letter from SCB stating that they have delivered the waiver request to the Lenders.
- 40 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Pada tanggal 26 Agustus 2009, CA menerima surat dari SCB yang menyatakan bahwa permintaan penangguhan disetujui berdasarkan syarat dan ketentuan sebagai berikut:
On August 26, 2009, CA received the letter from SCB stating that the waiver request was granted, subject to certain terms and conditions, among others:
1.
CA harus memenuhi pembayaran kewajiban cicilan dan bunga yang jatuh tempo pada tanggal 13 September 2009.
1.
CA has to fullfilled its obligation for installment repayment and any interest due on September 13, 2009.
2.
Priority Agreement harus diperbaharui tidak lebih dari tanggal 30 September 2009 dengan memenuhi kepentingan SCB sebagai agent, antara lain:
2.
The Priority Agreement shall be amended to the satisfaction of SCB as agent by no later than September 30, 2009, such that:
3.
Pembayaran kepada SIHL ditunda sampai tanggal yang tidak lebih awal dari tanggal jatuh tempo TFA atau tanggaltanggal yang disetujui oleh pemberi pinjaman.
Any payments to SIHL are postponed to a date which is no earlier than the termination date of TFA or such earlier date acceptable to the lenders.
Pembayaran kepada SIHL hanya diperbolehkan jika CA tidak lagi melanggar batasan-batasan di bidang keuangan dan tidak ada event of default yang berkelanjutan.
Any payments to SIHL shall only be permitted if CA is no longer in breach of financial convenants of the TFA and there are no other event of default which is continuing.
CA akan membuka debt service reserve account pada bank yang bersangkutan tidak lebih dari tanggal 30 September 2009.
3.
CA shall open a debt service reserve account with the account bank by no later than September 30, 2009.
CA telah melengkapi persyaratan dan ketentuan tersebut.
CA had complied with the aforementioned terms and conditions.
Strategic Investment Holdings Limited (SIHL)
Strategic Investment Holdings Limited (SIHL)
Merupakan sisa sustainable debt CA yang direstrukturisasi tahun 2006. Jumlah pokok pinjaman pada tahun 2009 dan 2008 masingmasing sebesar USD 82,5 juta. Pinjaman ini dijamin dengan seluruh aset berwujud milik CA.
This represents the remaining sustainable debt obtained by CA which has been restructured in 2006. Outstanding balance in 2009 and 2008 amounted to USD 82.5 million, respectively. This loan is secured with all tangible assets of CA.
Dalam membukukan restrukturisasi, komponen kas masa depan atas bunga dari pinjaman yang baru disajikan sebagai kewajiban pembayaran di masa depan atas pinjaman yang direstrukturisasi (Catatan 18).
In accounting for the restructuring, the component of the future cash flow of the new loan representing interest is presented as future obligations on restructured loans (Note 18).
Berdasarkan surat tanggal 4 Juni 2008, 15 Agustus 2008 dan 5 Desember 2008, CA telah memperoleh persetujuan dari SIHL untuk menunda pembayaran cicilan pokok pinjaman dan bunga untuk periode Juni, September dan Desember 2008 sebesar USD 28 juta sampai dengan 31 Maret 2009.
Based on the letters dated June 4, 2008, August 15, 2008 and December 5, 2008, CA acquired SIHL approval to postpone the installment and interest payments for the June, September and December 2008 period amounting to USD 28 million until March 31, 2009.
Pada tanggal 5 Januari 2009 CA menerima Standstill Agreement dari SIHL atas penjadualan ulang pembayaran seluruh pokok pinjaman dan bunga yang telah jatuh tempo di tahun 2009 ke tahun 2010.
On January 5, 2009 CA has obtained a Standstill Agreement from SIHL to reschedule all the outstanding loan principal and interest repayments due in 2009 into 2010.
- 41 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Pada tanggal 27 April 2009 CA menerima persetujuan dari SIHL untuk memperpanjang periode berakhir dari perjanjian restrukturisasi sampai kewajiban CA atas TFA sepenuhnya dibayarkan, atau sampai dengan tanggal yang disetujui oleh pemberi pinjaman.
On April 27, 2009 CA has obtained an approval from SIHL to extend the expiration of the restructuring agreement until CA’s obligation under the TFA has been fully repaid, or at an earlier date acceptable to the lenders.
Pada tanggal 17 September 2009, sebagai bagian dari persyaratan penangguhan yang tercantum dalam surat dari SCB tanggal 26 Agustus 2009, CA menerima persetujuan dari SIHL untuk memperpanjang jadual pembayaran pokok pinjaman dan bunga, pembayaran dilakukan secara triwulanan mulai 30 Maret 2011 sampai dengan 31 Desember 2013 dengan total nilai USD 100.773.483.
On September 17, 2009, as part of the waiver of default requirement stated in the letter dated August 26, 2009 from SCB, CA has obtained an approval from SIHL to extend the principal and interest payment schedule, with quarterly repayments commencing on March 30, 2011 until December 31, 2013 for a total amount USD 100,773,483.
Hutang Sindikasi
Syndicate Loan
Pada tanggal 10 Oktober 2007, TPI memperoleh fasilitas hutang sindikasi dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) masingmasing sebesar USD 39 juta dan USD 16 juta. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan bangunan dan prasarana, tanah dan nilai jaminan sebesar USD 82,5 juta dari tagihan atau tuntutan atau klaim asuransi yang sekarang maupun di kemudian hari diterima oleh TPI sehubungan dengan penjaminan aset tetap milik TPI.
On October 10, 2007, TPI obtained Syndicate Loan from PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) and PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) each amounting to USD 39 million and USD 16 milion. Loan facilities are secured by buildings and infrastructures, landrights and insurance claim of USD 82.5 million to be received in connection with the pledge of TPI’s property, plant and equipment as collateral.
Perjanjian ini mensyaratkan TPI untuk mematuhi beberapa batasan di bidang finansial dan covenants tertentu.
The term of the agreement requires TPI to comply, among other things, certain financial covenants.
Jadual pembayaran sisa hutang sindikasi pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
The remaining syndicate loan repayment schedule as of December 31, 2009 are as follows:
Tahun setelah tanggal pencairan pinjaman/ Years after drawndown
Pelunasan Pokok Pinjaman/ Installment USD
2010 2011 2012
15.400.000 13.200.000 20.900.000 49.500.000
Hutang sindikasi memiliki tingkat bunga per tahun sebesar 3,75% diatas SIBOR 3 bulan. Pembayaran bunga dilaksanakan secara triwulanan yang dimulai pada tanggal 10 Januari 2008.
- 42 -
Syndicate loan bears annual interest at 3.75% above 3-months SIBOR. Interest is payable quarterly starting on January 10, 2008.
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Bank Mandiri
Bank Mandiri
Pada bulan Nopember 1997, Perusahaan menandatangani perjanjian kredit dengan Bank Mandiri sebesar USD 22 juta, yang jatuh tempo pada bulan Nopember 1998. Pinjaman ini direstrukturisasi pada tanggal 27 September 2000, yang antara lain menyetujui perpanjangan jangka waktu pinjaman sejak tanggal 1 Desember 1999 sampai dengan tanggal 31 Desember 2006.
In November 1997, the Company entered into a credit agreement with Bank Mandiri in the amount of USD 22 million, which originally matured in November 1998. The loan was restructured on September 27, 2000, which approved, among other things, the rescheduling of the loan payment from December 1, 1999 to December 31, 2006.
Pada tanggal 30 Oktober 2007, Perusahaan menandatangani perubahan perjanjian modal kerja dengan Bank Mandiri yang menyatakan:
On October 30, 2007, the Company signed the credit agreement addendum with Bank Mandiri, which stated among others:
1. Penurunan limit kredit dari USD 22 juta menjadi USD 19.825 juta. 2. Jangka waktu perjanjian sampai dengan 31 Desember 2016. 3. Suku bunga pinjaman sebesar 7,44% per tahun. 4. Perusahaan juga diharuskan untuk membayar initial payment sebesar USD 1.000.000 dan cicilan pokok sebesar USD 1.000.000. Perusahaan telah melakukan pembayaran atas ketentuan di atas.
1. Decrease in credit limit from USD 22 million to USD 19,825 million. 2. The maturity of the facility is December 31, 2016. 3. The interest on the facility will be 7.44% per annum. 4. The Company also had to make an initial payment amounting to USD 1,000,000 and installment amounting to USD 1,000,000. The Company has paid the requirement.
Jadual pelunasan pokok pinjaman pertahun pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:
The principal repayment schedule December 31, 2009 is as follows:
Tahun/ Year
as
of
Pembayaran pokok pinjaman/ Installment USD
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1.000.000 2.000.000 2.000.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 3.325.000 15.825.000
Senior Amortizing Loan
Senior Amortizing Loan
Senior Amortizing Loan berasal dari tranche B, yang diterbitkan sehubungan dengan perjanjian restrukturisasi pinjaman Perusahaan pada bulan Desember 2002 yang disepakati dan ditandatangani oleh Perusahaan, para pihak kreditur tertentu serta Commerzbank International Trust (Singapore) Ltd., (CITS) sebagai agen.
The Senior Amortizing Loan came from tranche B, which was issued as a result of the Company’s debt restructuring in December 2002 which was agreed and signed by the Company, certain creditors and Commerzbank International Trust (Singapore) Ltd., (CITS) as an agent.
Restrukturisasi pinjaman pada tahun 2002 tersebut dilakukan dengan penerbitan Senior Amortizing Loan, Obligasi Konversi Tanpa Kupon (Zero Coupon Redeemable Convertible Bonds) (Catatan 19), pembelian kembali hutang dan penerbitan saham Perusahaan serta penerbitan saham baru Perusahaan (Catatan 1c).
The debt restructuring in 2002 resulted to the issuance Senior Amortiizing Loan, Zero Coupon Redeemable Convertible Bonds (Note 19), a repurchase program through auction, the issuance of the Company’s shares and the issuance of additional new shares of the Company (Note 1c).
- 43 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Pemegang Senior Amortizing Loan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
USD
JG Summit Holdings Inc, Filipina Banc of America Securities Ltd., London Bank Austria - Creditanstalt AG, Austria ING Asia Private Limited, Singapura Credit Industriel et Commercial, Singapura Jumlah
2009 Setara Rp/ Equivalent Rp Rp Juta/ Rp Million
: :
USD
2008 Setara Rp/ Equivalent Rp Rp Juta/ Rp Million
280.053
2.633
420.080
4.600
140.027
1.316
210.040
2.300
70.013
658
105.020
1.150
70.013
658
105.020
1.150
70.013
658
105.020
1.150
630.119
5.923
945.180
10.350
Ringkasan syarat dan ketentuan dari Senior Amortizing Loan tersebut adalah sebagai berikut: Jangka waktu Jatuh tempo
The details of Senior Amortizing Loan as of December 31, 2009 and 2008 are as follows:
8 tahun 31 Desember 2010
Pembayaran kembali pokok pinjaman: Setiap 6 (enam) bulan, dimulai tanggal 30 Juni 2005, dengan rincian sebagai berikut:
JG Summit Holdings Inc, Philippines Banc of America Securities Ltd., London Bank Austria - Creditanstalt AG, Austria ING Asia Private Limited, Singapore Credit Industriel et Commercial, Singapore Total
The summary of the terms and conditions of the above Senior Amortizing Loan is as follows: Tenor Maturity date
: :
8 years December 31, 2010
Loan principal repayment: Every 6 (six) months, starting on June 30, 2005, with details as follows :
Cicilan ke-1 dan ke-2
:
masing-masing 5% dari pokok pinjaman
1st and 2nd : installments
each at principal
Cicilan ke-3 hingga ke 10
:
3rd to 10th : installments
each at 7.5% of loan principal
Cicilan ke-11 dan ke-12
:
Tingkat suku bunga
:
masing-masing 7,5% dari pokok pinjaman masing-masing 15% dari pokok pinjaman Tahun 2003 s/d 2005 : SIBOR + 2,5% Tahun 2007 : SIBOR + 3,5% Tahun 2008 s/d 2010 : SIBOR + 4,0%
11th and 12th : installments Interest rates :
each at 15% of loan principal Years 2003 to 2005 : SIBOR + 2.5%
Per kuartalan, dimulai pada tanggal 31 Maret 2003 dimana perhitungan bunga akan dimulai sejak tanggal efektifnya restrukturisasi hutang
Interest payment schedule
Jadual pembayaran bunga
:
- 44 -
5%
of
loan
Year 2007 : SIBOR + 3.5% Years 2008 to 2010 : SIBOR + 4.0%
:
Quarterly, starting on March 31, 2003 in which the interest computation will begin from the effective date of the debt restructuring
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan) 17.
18.
(Continued)
HUTANG KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA JANGKA PANJANG
17. LONG-TERM LOAN TO RELATED PARTY
Pada tanggal 16 Mei 2008, Perusahaan menerima penawaran untuk menerbitkan surat hutang tanpa jaminan (unsecured notes) melalui UBS AG Singapura sebagai arranger dengan maksimum sebesar USD 200 juta dengan tingkat bunga 11% per tahun dimana pembayaran bunga dilakukan setiap enam bulan. Pembayaran pokok akan dilakukan sekaligus pada saat jatuh tempo tahun 2011, namun Perusahaan memiliki opsi untuk melunasi setiap saat tanpa denda.
On May 16, 2008, the Company received an offer to issue unsecured notes through UBS AG - Singapore as arranger, with maximum credit of USD 200 million and interest rate at 11% per annum, payable every six months. The principal will mature in year 2011. However, the Company has an option to pay all outstanding principal at any time without penalty.
Sehubungan dengan akuisisi TPI oleh Perusahaan (Catatan 31), Perusahaan hanya mencairkan USD 180 juta dari fasilitas ini. Pada tanggal 30 Mei 2008, Magna Resources Corporation Pte. Ltd. (MRC), pemegang saham mayoritas Perusahaan, telah menyetujui untuk membeli seluruh surat hutang tanpa jaminan tersebut. Pada bulan Agustus 2008 Perusahaan telah melakukan pembayaran sebesar USD 30 juta. Saldo terhutang pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 sebesar USD 150 juta.
The Company drawn down USD 180 million from this facility in connection with the acquisition of TPI (Note 31). On May 30, 2008, Magna Resources Corporation Pte. Ltd. (MRC), the Company’s majority stockholder, agreed to buy all this unsecured notes. In August 2008, the Company had paid USD 30 million. The outstanding balance of the notes as of December 31, 2009 and 2008 amounted to USD 150 million.
Pada tanggal 12 Januari 2009 MRC menandatangani persetujuan (consent) atas perjanjian tambahan surat hutang tanpa jaminan, dimana MRC menyetujui penurunan suku bunga dari 11% per tahun menjadi 3% per tahun untuk periode 23 Desember 2008 sampai dengan 23 Juni 2011.
On January 12, 2009 MRC signed a consent letter regarding the unsecured notes addendum agreement whereby MRC approved among other things, the decrease in interest rate from 11% per annum to 3% per annum for period December 23, 2008 to June 23, 2011.
KEWAJIBAN PEMBAYARAN DI MASA DEPAN ATAS PINJAMAN YANG DIRESTRUKTURISASI
18. FUTURE OBLIGATIONS ON RESTRUCTURED LOANS
Merupakan komponen kas masa depan atas bunga yang ditangguhkan dari pinjaman Perusahaan dan CA yang telah direstrukturisasi (Catatan 16) dan akan diamortisasi selama periode perjanjian yang baru dengan menggunakan tingkat bunga efektif, dengan perincian sebagai berikut:
This represents the interest payable component of the future cash flow of the Company and CA’s restructured loans (Note 16) which will be amortized over the new term of the loans using the effective interest rate with details as follows:
2009 Rp Juta/ Rp Million Perusahaan (USD 2.222.160 tahun 2009 dan USD 2.278.289 tahun 2008) PT Chandra Asri (USD 12.235.870 tahun 2009 dan 2008)
2008 Rp Juta/ Rp Million
20.888
24.947
115.017
133.983
The Company (USD 2,222,160 million in 2009 and USD 2,278,289 in 2008) PT Chandra Asri (USD 12,235,870 in 2009 and 2008)
Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun (USD 20.575 tahun 2009 dan USD 54.005 tahun 2008)
135.905
158.930
Sub total
Bagian Jangka Panjang
135.712
(193)
- 45 -
(591) 158.339
Less current maturities (USD 20,575 in 2009 and USD 54,005 in 2008) Long-term Portion
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Beban amortisasi untuk tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar USD 56.129 dan USD 3.545.242. 19.
OBLIGASI KONVERSI TANPA KUPON (ZERO COUPON REDEEMABLE CONVERTIBLE BOND)
Amortization expense in 2009 and 2008 amounted to USD 56,129 and USD 3,545,242, respectively. 19. ZERO COUPON REDEEMABLE CONVERTIBLE BONDS
Obligasi Konversi Tanpa Kupon diterbitkan sehubungan dengan restrukturisasi perjanjian pinjaman Perusahaan (Catatan 16).
Zero Coupon Redeemable Convertible Bonds were issued as a result of the Company’s debt restructuring (Note 16).
Jumlah pinjaman yang termasuk dalam Tranche C dari pinjaman yang telah direstrukturisasi adalah USD 57.420.949. Jumlah Obligasi Konversi Tanpa Kupon yang diterbitkan sehubungan dengan restrukturisasi adalah sebesar USD 57 juta. Selisih saldo pinjaman yang tersisa, yaitu sebesar USD 320.949 merupakan selisih karena denominasi obligasi konversi yang diterbitkan dan akan jatuh tempo pada tahun 2010.
The loans included in Tranche C of the Restructured loan amounted to USD 57,420,949. The Company has issued Zero Coupon Redeemable Convertible Bonds amounting to USD 57 million. The balance of the remaining loan, amounting to USD 320,949, represents the difference in denomination used in the issuance of the convertible bonds that will be mature in 2010.
Obligasi Konversi Tanpa Kupon tersebut memiliki ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
The Zero Coupon Redeemable Convertible Bonds have terms as follows:
Jangka waktu Jatuh tempo Denominasi
Premi pelunasan
10 tahun/10 years 31 Desember 2012/ December 31, 2012 USD 100.000 per 1 lembar obligasi/ USD 100,000 per bond 78% pro rata terhadap nilai pokok/ 78% pro-rated against the principal value
Tenor Maturity date Denomination
Final redemption premium
Jika terjadi kelebihan kas setelah tanggal 1 Januari 2003, Perusahaan memiliki hak untuk melunasi lebih awal obligasi konversi yang diterbitkan, setelah dilakukan pemberitahuan kepada kreditur 30 hari sebelumnya. Pelunasan lebih awal obligasi oleh Perusahaan dilakukan dengan memperhitungkan nilai pokok konversi obligasi ditambah dengan premi sebesar 5,96% per tahun.
Subject to the availability of the excess cash after January 1, 2003, the Company may call the bonds from the creditors upon giving 30 days prior notice. The call price will be computed at principal face value plus a premium of 5.96% per annum.
Jika Perusahaan tidak dapat melakukan pelunasan pada saat jatuh tempo karena kurangnya dana Perusahaan, maka obligasi konversi ini dikonversikan menjadi saham Perusahaan pada nilai pokok obligasi ditambah premi pelunasan. Nilai kurs yang digunakan untuk pengkonversian obligasi ini ditetapkan sebesar Rp 9.450 per USD 1. Sedangkan harga konversi ditentukan berdasarkan ratarata harian atas harga penutupan saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) selama tiga bulan sebelum tanggal konversi dilakukan dengan maksimum tambahan ekuitas sebesar 25% dari modal Perusahaan setelah memperhitungkan konversi obligasi tersebut (expanded capital).
If the Company cannot redeem the convertible bond on maturity date because of insufficiency of funds, the convertible bond will be converted to the Company’s shares at outstanding face value plus the redemption premium. The exchange rate to be used for the conversion of the bond is fixed at Rp 9,450 per USD 1. The prevailing conversion price is based on the three months average daily closing price of the Company’s shares on the Indonesia Stock Exchange (formerly Jakarta Stock Exchange) prior to the conversion date, subject to a maximum incremental equity of 25% of the expanded capital base of the Company.
- 46 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Pada tanggal 31 Maret 2005, sehubungan dengan perjanjian restrukturisasi pinjaman yang telah disepakati oleh Perusahaan dan CITS, CITS mengambil alih kewajiban Obligasi Konversi Tanpa Kupon (Zero Coupon Redeemable Convertible Bond) Perusahaan sebesar USD 54,3 juta dan sebagai penggantinya Perusahaan menerbitkan Exchange Bond Seri A. Exchange Bond Seri A tersebut telah diselesaikan pada tanggal 12 Oktober 2005.
On March 31, 2005, based on the debt restructuring agreement, which was agreed by the Company and CITS, CITS take over the Company’s Zero Coupon Redeemable Bond amounting to USD 54.3 million and as compensation the Company issued Exchange Bond Class A to CITS. Exchange Bond Class A was settled on October 12, 2005.
Perincian Obligasi Konversi Tanpa Kupon dan selisih saldo denominasi obligasi konversi pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
The details of Zero Coupon Redeemable Convertible Bonds and the remaining difference in denomination used in the issuance of the convertible bonds as of December 31, 2009 and 2008 are as follows:
Obligasi konversi tanpa kupon/ Zero coupon
JG Summit Holdings Inc., Filipina
2009
2008
redeemable
Lainnya/
Setara Rp/
Setara Rp/
convertible bond
Others
Equivalent Rp
Equivalent Rp
USD
USD
Rp Juta/
Rp Juta/
Rp Million
Rp Million
1.300.000
6.914
12.285
14.311
600.000
53.456
6.143
7.155
Banc of America Securities Ltd., London
Banc of America Securities Ltd.,
Bank Austria - Creditanstalt AG, Austria
300.000
26.729
3.071
3.578
Jumlah
Austria ING Asia Private Limited,
300.000
26.729
3.071
3.578
Credit Industriel et Commercial, Singapura
London Bank Austria - Creditanstalt AG,
ING Asia Private Limited, Singapura
JG Summit Holdings Inc., Philippines
Singapore Credit Industriel et Commercial,
300.000
26.729
3.071
3.578
2.800.000
140.557
27.641
32.200
1.321
-
26.320
32.200
Singapore Total
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian Jangka panjang
20.
KEWAJIBAN SEWA PEMBIAYAAN
Less current maturities Long-term Portion
20. FINANCE LEASE OBLIGATION
SMI menyewa tanki sesuai perjanjian Tank Lease and Jetty and Pipe Lease dengan RPU untuk kurun waktu hingga tahun 2021 (Catatan 35g). Sewa tanki tersebut diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.
- 47 -
SMI leases tanks under Tank Lease and Jetty Pipe Lease Agreement with RPU for a period until 2021 (Note 35g). These tank leases are classified as finance leases.
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Pembayaran dan beban minimum sewa adalah sebagai berikut:
lease payments and
2009 Rp Juta/ Rp Million
2008 Rp Juta/ Rp Million
Kurang dari satu tahun Antara satu dan dua tahun Lebih dari dua tahun
5.832 6.892 63.619
6.792 8.029 81.521
Not later than one year Between one and two years Later than two years
Jumlah pembayaran minimum sewa Dikurangi: jumlah yang merupakan beban bunga
76.343
96.342
56.415
72.970
Total minimum lease payments Less: amount representing future interest charges
19.928
23.372
Net present value of minimum lease payments
184
158
19.744
23.214
Nilai sekarang pembayaran minimum sewa pembiayaan Dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang
21.
The future minimum charges are as follows:
KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA a.
b.
21.
Dana Pensiun
Less current maturities Long-term portion
POST-EMPLOYMENT BENEFITS OBLIGATION a.
Pension Fund
Program Pensiun Iuran Pasti
Contributory Pension
TPI menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti untuk seluruh karyawan tetap yang dikelola oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Iuran ini berasal dari 4% gaji pokok yang dibayarkan karyawan, sedangkan sisanya sebesar 7,5% dibayarkan oleh TPI untuk gaji pokok maksimum Rp 5 juta.
TPI provides Contributory Pension Plan for all permanent employees which is managed by PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Trustee-Administrated Fund. Contribution to the pension plan consist of a payment of 4% of basic salary paid by the employee, and 7.5% contributed by TPI for the maximum basic salary of Rp 5 million.
Imbalan Pasca Kerja
b.
Post-Employment Benefits
Perusahaan dan anak perusahaan menghitung dan membukukan estimasi imbalan pasca kerja untuk seluruh karyawannya yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan UU Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut adalah 1.686 karyawan dan 1.764 karyawan masing-masing pada tahun 2009 dan 2008.
The Company and its subsidiaries calculate and record post-employment benefits obligation based on Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003. The number of employees entitled to benefits is 1,686 and 1,764 in 2009 and 2008, respectively.
Sejak tahun 2005, TPI membentuk aset program, Program Pesangon Plus, yang dikelola oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia untuk mendanai kewajiban imbalan pasca kerja untuk karyawannya.
Since 2005, TPI established a plan asset, Program Pesangon Plus, managed by PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia to fund the post-employment benefits of its employees.
- 48 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi konsolidasi adalah:
Amounts recognized in income in respect of post-employment benefits are as follows:
2009 Rp Juta/ Rp Million Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu Kurtailmen dan kerugian (keuntungan) aktuarial - bersih Hasil yang diharapkan dari aset program Kerugian aktuarial - bersih
9.331 11.977 1.005
Jumlah
21.024
476
(3.827) 4.146
14.724
Current service cost Interest cost Past service cost Curtailment and actuarial loss (gain) - net Expected return on plan asset Actuarial loss - net Total
The amounts included in the consolidated balance sheets in respect of these defined post-employment benefits are as follows:
2009 Rp Juta/ Rp Million
Kewajiban bersih
7.314 6.934 -
(1.608)
Kewajiban imbalan pasca kerja yang termasuk dalam neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:
Nilai kini kewajiban yang tidak didanai Nilai wajar aset program manfaat karyawan Keuntungan (kerugian) bersih aktuarial yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
2008 Rp Juta/ Rp Million
114.985 (20.271) 10.024 (10.327) (2) 94.409
Mutasi kewajiban bersih di neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:
2008 Rp Juta/ Rp Million
82.819 (1.728) (8.365) 7.653 80.379
Present value of unfunded obligations Fair value of plan assets Unrecognized actuarial gain (loss) - net Unrecognized past service cost Translation adjustment Net liability
Movements in the net liability recognized in the consolidated balance sheets are as follows:
2009 Rp Juta/ Rp Million
2008 Rp Juta/ Rp Million
Saldo awal Saldo TPI yang diakuisisi pada tahun 2008 Beban tahun berjalan Pembayaran manfaat Kontribusi Perusahaan Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
80.379
78.007
21.024 (3.291) (3.700)
4.595 14.724 (17.907) -
Saldo akhir
94.409
(3)
- 49 -
960 80.379
Beginning balance Balance from TPI which was acquired in 2008 Amount charged to income Benefits paid Company contribution Translation adjustment End of the year
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen PT Dian Arthatama, PT Eldridge Gunaprima, dan PT Rileos Pratama untuk tahun 2009 dan 2008. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuarial adalah sebagai berikut:
2009 Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan gaji per tahun Tingkat pensiun normal
22.
2008
10% - 11% 10% - 12% 7% - 12% 8% - 12% 55 tahun/years 55 tahun/years
HAK MINORITAS a. Hak minoritas perusahaan
The cost of providing post-employment benefits is calculated by independent actuaries PT Dian Arthatama, PT Eldridge Gunaprima, and PT Rileos Pratama in 2009 and 2008. The actuarial valuation was carried out using the following key assumptions:
Discount rate per annum Salary increment rate per annum Normal retirement rate
22. MINORITY INTEREST atas
aset
bersih
anak
2009 Rp Juta/ Rp Million
a. Minority interest in net assets of subsidiaries
2008 Rp Juta/ Rp Million
CA TPI
1.941.962 391.916
1.799.970 309.463
CA TPI
Jumlah
2.333.878
2.109.433
Total
b. Hak minoritas atas rugi (laba) bersih anak perusahaan
2009 Rp Juta/ Rp Million
b. Minority interest in net loss (income) of subsidiaries
2008 Rp Juta/ Rp Million
CA TPI
(144.086) (106.573)
444.770 31.207
CA TPI
Jumlah
(250.659)
475.977
Total
- 50 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan) 23.
(Continued)
MODAL SAHAM
23. CAPITAL STOCK
Sesuai dengan daftar pemegang saham yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi Efek Perusahaan, PT Sirca Datapro Perdana, pemegang saham Perusahaan adalah sebagai berikut:
Nama Pemegang Saham
Jumlah Saham/ Number of Shares
Based on the stockholders list issued by Administration Office of Listed Shares of the Company, PT Sirca Datapro Perdana, the stockholders of the Company are as follows:
2009 Persentase Pemilikan/ Percentage of Ownership %
Jumlah Modal Disetor/ Total Paid-up Capital Rp Juta/ Rp Million
Magna Resources Corporation Pte. Ltd. Commerzbank (SEA) Ltd, Singapura Whistler Petrochemical Corporation PT Barito Pacific Lumber PT Tunggal Setia Pratama Prajogo Pangestu (Komisaris Utama) PT Muktilestari Kencana Koperasi-Koperasi Agus Salim Pangestu (Wakil Direktur Utama) Lain-lain (masing-masing dengan pemilikan di bawah 5%)
3.638.494.330 549.713.623 332.247.971 255.702.400 246.060.000
52,13 7,88 4,76 3,66 3,53
3.638.494 549.715 332.248 255.702 246.060
29.935.150 16.207.800 735.000
0,43 0,23 0,01
29.935 16.208 735
37.333
0,00
37
1.910.759.177
27,37
1.910.759
Jumlah
6.979.892.784
100,00
Nama Pemegang Saham
Jumlah Saham/ Number of Shares
2008 Persentase Pemilikan/ Percentage of Ownership %
Magna Resources Corporation Pte. Ltd. Commerzbank (SEA) Ltd, Singapore Whistler Petrochemical Corporation PT Barito Pacific Lumber PT Tunggal Setia Pratama Prajogo Pangestu (President Commissioner) PT Muktilestari Kencana Cooperatives Agus Salim Pangestu (Vice President Director) Others (less than 5% equity for each shareholder)
6.979.893 Total
Jumlah Modal Disetor/ Total Paid-up Capital Rp Juta/ Rp Million
Magna Resources Corporation Pte. Ltd. Commerzbank (SEA) Ltd, Singapura Whistler Petrochemical Corporation PT Barito Pacific Lumber PT Tunggal Setia Pratama Prajogo Pangestu (Komisaris Utama) PT Muktilestari Kencana Koperasi-Koperasi Agus Salim Pangestu (Wakil Direktur Utama) Lain-lain (masing-masing dengan pemilikan di bawah 5%)
3.638.494.330 549.713.623 332.247.971 255.702.400 246.060.000
52,13 7,88 4,76 3,66 3,53
3.638.494 549.715 332.248 255.702 246.060
29.635.150 16.207.800 895.000
0,42 0,23 0,01
29.635 16.208 895
37.333
0,00
37
1.910.899.177
27,38
1.910.899
Jumlah
6.979.892.784
100,00
- 51 -
Name of Stockholders
Name of Stockholders
Magna Resources Corporation Pte. Ltd. Commerzbank (SEA) Ltd, Singapore Whistler Petrochemical Corporation PT Barito Pacific Lumber PT Tunggal Setia Pratama Prajogo Pangestu (President Commissioner) PT Muktilestari Kencana Cooperatives Agus Salim Pangestu (Vice President Director) Others (less than 5% equity for each shareholder)
6.979.893 Total
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan) 24.
(Continued)
TAMBAHAN MODAL DISETOR
24. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL
Akun ini merupakan agio saham dengan perincian sebagai berikut:
This account represents additional paid-in capital with details as follows:
Rp Juta/ Rp Million Penawaran umum saham Perusahaan kepada masyarakat tahun 1993 sebesar 85.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham yang ditawarkan Rp 7.200 per saham Penerbitan 125.000.000 saham kepada PT Taspen (Persero) di tahun 1993 dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham yang ditawarkan Rp 3.000 per saham Penerbitan 523.764.351 saham tahun 2002 sehubungan dengan restrukturisasi pinjaman dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham
250.000
Issuance of 125,000,000 shares to PT Taspen (Persero) in 1993 with par value of Rp 1,000 per share at Rp 3,000 per share
1.047.529
Issuance of 523,764,351 shares in connection with loan restructuring in 2002 with par value of Rp 1,000 per share
4.798.676 (14.419)
Limited Public Offering I with Pre-emptive Rights in 2007 of 4,362,432,990 shares with par value of Rp 1,000 per share at Rp 2,100 per share Less: Stock issuance cost
Jumlah Dikurangi dengan pembagian saham bonus di tahun 1994
6.608.786
Total
Saldo tambahan modal disetor
5.908.786
Penawaran Umum Saham Terbatas I dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu tahun 2007 4.362.432.990 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham yang ditawarkan Rp 2.100 per saham Dikurangi: Biaya emisi saham
25.
527.000
Initial public offering in 1993 of 85,000,000 shares with par value of Rp 1,000 per share at Rp 7,200 per share
(700.000)
PENDAPATAN BERSIH
Jumlah Lokal Petrokimia Industri pengolahan kayu Jumlah Pendapatan sewa dan lainnya Jumlah
Balance of additional paid-in capital
25. NET REVENUES
2009 Rp Juta/ Rp Million Ekspor Petrokimia Industri pengolahan kayu
Less bonus share in 1994
2008 Rp Juta/ Rp Million
3.896.035 4.275
4.462.665 32.845
3.900.310
4.495.510
10.376.147 73.790
13.622.234 95.667
10.449.937
13.717.901
42.693
109.487
14.392.940
18.322.898
- 52 -
Export Petrochemical Woodworking industry Total Local Petrochemical Woodworking industry Total Rental income and others Total
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
10,82% dari jumlah pendapatan bersih dilakukan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, PT Tri Polyta Indonesia Tbk pada tahun 2008 sampai dengan tanggal akuisisi, yang menurut manajemen dilakukan dengan harga, syarat dan kondisi normal sebagaimana halnya bila dilakukan pada pihak ketiga (Catatan 33).
26.
BEBAN POKOK PENJUALAN
10.82% of total net revenues, were made to related party, PT Tri Polyta Indonesia Tbk in 2008 up to acquisition date, which according to management, were made at similar prices, terms and conditions as those done with third parties (Note 33).
26. COST OF SALES
2009 Rp Juta/ Rp Million
2008 Rp Juta/ Rp Million
Petrokimia Pemakaian bahan baku Tenaga kerja langsung Biaya pabrikasi
9.934.354 146.321 2.250.402
17.354.349 123.894 1.984.046
Petrochemical Materials used Direct labor Factory overhead
Jumlah Biaya Produksi
12.331.077
19.462.289
Total Manufacturing Cost
47.541
126.247
(93.495)
9.461 (47.541)
Persediaan barang dalam proses Awal tahun Persediaan TPI yang diakuisisi pada tahun 2008 Akhir tahun Biaya Pokok Produksi Persediaan barang jadi Awal tahun Persediaan TPI yang diakuisisi pada tahun 2008 Pembelian barang jadi Penurunan atas nilai realisasi bersih persediaan Akhir tahun Beban Pokok Penjualan Petrokimia
Beban Pokok Industri Pengolahan Kayu Jumlah Beban Pokok Penjualan
12.285.123
19.550.456
701.690
757.374
162.994
19.920 6.503
(576.360)
(376.733) (701.690)
Work in process At beginning of year Inventories of TPI which was acquired in 2008 At end of year Cost of Goods Manufactured Finished goods At beginning of year Inventories of TPI which was acquired in 2008 Purchase of finished goods Write down of inventories to net realizable value At end of year
12.573.447
19.255.830
Cost of Sales of Petrochemical
66.986
121.808
Cost of Sales of Woodworking Industry
12.640.433
19.377.638
Tidak terdapat pembelian yang dilakukan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 33).
- 53 -
Total Cost of Sales
No purchase of raw materials were made from related party (Note 33).
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Berikut ini adalah rincian pembelian bahan baku yang melebihi 10% dari jumlah pembelian bersih pada tahun 2009 dan 2008:
2009 Rp Juta/ Rp Million
27.
Purchases of raw materials in 2009 and 2008 include purchases from the following suppliers which represents more than 10% of the total purchases:
2008 Rp Juta/ Rp Million
Shell International Eastern Trading Company Petronas Trading Corporation Sdn. Bhd. Gold Manor International Ltd. Hanwha Corporation Marubeni Petroleum Co. Ltd
1.799.003 1.610.174 1.025.113 833.318 -
3.508.484 3.074.678 1.253.171 2.451.615
Jumlah
5.267.608
10.287.948
BEBAN USAHA
Shell International Eastern Trading Company Petronas Trading Corporation Sdn. Bhd. Gold Manor International Ltd. Hanwha Corporation Marubeni Petroleum Co. Ltd Total
27. OPERATING EXPENSES
Beban Penjualan
Selling Expenses 2009 Rp Juta/ Rp Million
2008 Rp Juta/ Rp Million
Pengangkutan dan asuransi Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Suku cadang dan perlengkapan Lain-lain
143.413
185.568
11.919 1.922 17.537
8.092 111 19.558
Jumlah
174.791
213.329
Beban Umum dan Administrasi
Freight and insurance Salaries, wages and employees benefits Spareparts and supplies Others Total
General and Administrative Expense
2009 Rp Juta/ Rp Million
2008 Rp Juta/ Rp Million
Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Penyusutan Jasa profesional Kantor Representasi Transportasi dan perjalanan dinas Perbaikan dan pemeliharaan Suku cadang dan perlengkapan Lain-lain
176.594 146.496 14.753 13.737 10.705 9.652 8.409 1.339 73.760
187.179 163.025 32.746 14.202 12.812 14.487 9.239 4.491 135.458
Salaries, wages and employees benefits Depreciation Professional fees Office Representation Transportation and travelling Repairs and maintenance Spareparts and supplies Others
Jumlah
455.445
573.639
Total
- 54 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan) 28.
(Continued)
BEBAN KEUANGAN
28. FINANCIAL CHARGES
2009 Rp Juta/ Rp Million
29.
2008 Rp Juta/ Rp Million
Bunga pinjaman Lain-lain
221.368 43.667
269.092 52.659
Interest on loans Others
Jumlah
265.035
321.751
Total
PAJAK PENGHASILAN
29. INCOME TAX
Beban (manfaat) pajak Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari:
2009 Rp Juta/ Rp Million
Tax expense (benefit) of the Company and its subsidiaries, consists of the following:
2008 Rp Juta/ Rp Million
Pajak kini Anak perusahaan Final Non final
1.735 177.088
3.172 6.552
Current tax Subsidiaries Final Non final
Jumlah beban pajak kini
178.823
9.724
Total current tax
Pajak tangguhan Perusahaan Anak perusahaan
177 156.060
192 (654.385)
Deferred tax The Company Subsidiaries
Jumlah beban (manfaat) pajak tangguhan - bersih
156.237
(654.193)
Total deferred tax expense (benefit) - net
Jumlah beban (manfaat) pajak - net
335.060
(644.469)
Total tax expense (benefit) - net
Pajak kini
Current tax
Pajak Penghasilan Final
Final Income Tax
Merupakan pajak penghasilan final milik GI atas sewa ruangan kantor dan lainnya.
Represents final income tax of GI on office rent and others.
- 55 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Pajak Penghasilan Non Final
Non Final Income Tax
Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan laba kena pajak (rugi fiskal) Perusahaan adalah sebagai berikut:
A reconciliation between income (loss) before tax per consolidated statements of operations and taxable income (fiscal loss) of the Company is as follows:
2009 Rp Juta/ Rp Million Laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Rugi (laba) sebelum pajak anak perusahaan dan penyesuaian di level konsolidasi Laba (rugi) sebelum pajak Perusahaan Perbedaan temporer: Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal Imbalan pasca kerja Amortisasi (pembayaran) premi atas hutang yang direstrukturisasi - bersih
1.132.984
(4.520.204)
(1.047.758)
4.080.357
85.226
1.890 1.808
288 57 2.686
(361)
3.031
7.159
7.941
1.073
1.803
(4.165)
(8.435)
4.067
1.309
Jumlah Laba kena pajak (rugi fiskal) Perusahaan periode berjalan
(439.847)
(4.059)
Jumlah Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal: Sumbangan dan representasi Bagian atas rugi bersih anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi - bersih Penghasilan bunga yang telah dikenakan pajak final
2008 Rp Juta/ Rp Million Income (loss) before tax per consolidated statements of operations Loss (income) before tax of subsidiaries and adjustment at consolidation level Income (loss) before tax The Company Temporary differences: Difference between commercial and fiscal depreciation Post-employment benefits Amortization (payment) of premium on restructured loan - net Total Nondeductible expenses (nontaxable income) Donation and representation Equity in net loss of unconsolidated subsidiaries - net Interest income subjected to final tax Total
88.932
(435.507)
Total Company's taxable income (fiscal loss) for the period
Rugi fiskal tahun-tahun lalu yang belum dikompensasikan
(812.872)
(377.365)
Prior years' fiscal loss carryforward
Rugi Fiskal Perusahaan
(723.940)
(812.872)
The Company's fiscal loss
Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa rugi fiskal sampai dengan 31 Desember 2009 tidak dapat dimanfaatkan dimasa mendatang sehingga rugi fiskal tersebut tidak diakui sebagai aset pajak tangguhan.
- 56 -
Management believes that the Company’s fiscal losses up to December 31, 2009 that are not expected to be utilized against future taxable income thus the Company did not recognize deferred tax asset arising from fiscal loss.
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Aset Pajak Tangguhan
Deferred Tax Assets
Aset pajak tangguhan merupakan jumlah bersih setelah diperhitungkan dengan kewajiban pajak tangguhan dari masing-masing entitas usaha dengan rincian sebagai berikut: 2009 Rp Juta/ Rp Million Perusahaan Premi atas pinjaman yang di restrukturisasi 5.222
This account represents deferred tax assets after deducting the deferred tax liabilities of the same business entity as follows:
2008 Rp Juta/ Rp Million The Company 6.237
Penyusutan aset tetap Kewajiban imbalan pasca kerja Amortisasi biaya ditangguhkan
107 -
Anak Perusahaan Kewajiban imbalan pasca kerja
1.082
-
842 151
65
-
1.261
-
847 2
7.404
7.681
Penyusutan aset tetap Amortisasi biaya ditangguhkan Penyisihan penurunan nilai persediaan Penyisihan penurunan nilai aset tetap Penyisihan piutang ragu-ragu Aset pajak tangguhan - bersih
(366) 1.954 (2.319)
Premium on restructured loan Depreciation of property, plant and equipment Post-employment benefits obligation Amortization of deferred changes Subsidiaries Post-employment benefits obligation Depreciation of property, plant and equipment Amortization deferred charges Allowance for decline in value of inventories Allowance for decline in value of property, plant and equipment Allowance for doubtful accounts Deferred tax assets - net
Kewajiban Pajak Tangguhan
Deferred Tax Liabilities
Akun ini merupakan kewajiban pajak tangguhan anak perusahaan setelah diperhitungkan dengan aset pajak tangguhan dari masing-masing entitas usaha dengan rincian sebagai berikut:
This account represents deferred tax liabilities after deducting the deferred tax asset of each same business entity as follows:
2009 Rp Juta/ Rp Million Anak perusahaan Rugi fiskal Premi atas pinjaman yang direstrukturisasi Kewajiban imbalan pasca kerja Beban sewa guna usaha Amortisasi biaya ditangguhkan Penyertaan saham Perbedaan pengakuan atas biaya perolehan pinjaman Penyusutan aset tetap Penyisihan penurunan nilai persediaan Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan bonus Lain-lain Kewajiban pajak tangguhan bersih
716.693
2008 Rp Juta/ Rp Million 829.141
28.754 19.849 869 (347) (1.126)
33.496 17.653 610 (46) -
(2.184)
(4.440)
(1.447.687)
(1.550.710)
(13.231)
51.311 3.298 839 (17.878)
(698.410)
(636.726)
- 57 -
Subsidiaries Fiscal loss Premium on restructured loans Post-employment benefits obligation Lease expenses Amortization deferred charges Investment in share of stock Difference in recognition of transaction cost on loan Depreciation of property, plant and equipment Allowance for decline in value of inventories Allowance for doubtful accounts Provision for bonus Others Deferred Tax Liabilities - net
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Rekonsiliasi antara beban (manfaat) pajak dengan hasil perkalian laba (rugi) akuntansi sebelum pajak dengan tarif yang berlaku adalah sebagai berikut:
The reconciliation between the total tax expense (benefit) and the amounts computed by applying the effective tax rates to income (loss) before tax are as follows:
2009 Rp Juta/ Rp Million Laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Rugi (laba) sebelum pajak anak perusahaan dan penyesuaian di level konsolidasi
2008 Rp Juta/ Rp Million
1.132.984
(4.520.204)
(1.047.758)
4.080.357
Income (loss) before tax per consolidated statements of operations Loss (income) before tax of subsidiaries and adjustment at consolidated level
Laba (rugi) sebelum pajak Perusahaan
85.226
(439.847)
Income (loss) before tax - The Company
Beban (manfaat) pajak sesuai dengan tarif yang berlaku
21.307
(131.954)
Tax expense (benefit) at effective tax rate
Pengaruh pajak atas beban yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Rugi fiskal yang dapat direalisasi Penyesuaian kompensasi rugi fiskal yang tidak dapat dimanfaatkan dimasa mendatang Penyesuaian karena pengurangan tarif pajak di masa mendatang Koreksi dasar pengenaan pajak Beban pajak - Perusahaan
1.017 (22.233)
393 -
-
130.652
86
1.101 -
177
192
Beban (manfaat) pajak - anak perusahaan Pajak kini Pajak tangguhan
178.823 156.060
9.724 (654.385)
Jumlah Beban (Manfaat) Pajak
335.060
(644.469)
Tax effect of nondeductible expense Realized fiscal loss
Uncompensated fiscal loss Adjustment due to reduction of tax rate Correction of tax base Tax expense - the Company Tax expense (benefit) - subsidiaries
Berdasarkan Undang-undang Pajak Penghasilan No.36 tahun 2008 pengganti UU pajak No.7/1983, tarif pajak badan adalah sebesar 28% yang berlaku efektif 1 Januari 2009 dan sebesar 25% yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan kewajiban diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang akan ditetapkan.
- 58 -
Current tax Deferred tax Total Tax Expense (Benefit)
Based on law No. 36/2008 the amendment of tax law No. 7/1983 on Income Taxes, the new corporate tax rate is set at flat rate of 28% effective January 1, 2009 and 25% effective from January 1, 2010. Accordingly, deferred tax assets and liabilities has been adjusted to the enacted tax rates at balance sheet date that are expected to apply in the period when the asset is realized or liability is settled.
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan) 30.
(Continued)
LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR
30. BASIC EARNINGS (LOSS) PER SHARE
Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba (rugi) bersih per saham dasar:
The computation of basic earnings (loss) per share is based on the following data:
2009 Rp Juta/ Rp Million Laba (rugi) bersih
Jumlah rata-rata tertimbang saham
2008 Rp Juta/ Rp Million
547.265
(3.399.758)
Lembar/ shares
Lembar/ shares
6.979.892.784
6.979.892.784
Pada tanggal neraca Perusahaan tidak memiliki efek berpotensi saham biasa yang dilutif. 31.
Net income (loss)
Weighted average number of ordinary shares
At balance sheet dates, the Company does not have dilutive potential ordinary shares.
GOODWILL, AKUISISI ANAK PERUSAHAAN DAN SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI
31. GOODWILL, ACQUISITION OF SUBSIDIARIES AND DIFFERENCE IN VALUE OF RESTRUCTURING TRANSACTION BETWEEN ENTITIES UNDER COMMON CONTROL
Goodwill – Bersih
Goodwill - Net
Akun ini merupakan selisih antara biaya akuisisi dengan nilai wajar aset bersih yang diperoleh atas akuisisi CA dengan rincian sebagai berikut:
This account represents the difference between the fair value of net asset acquired and the acquisition cost of CA, as follows:
2008 Rp Juta/ Rp Million Biaya perolehan Akumulasi amortisasi Penurunan nilai goodwill yang tidak dapat dipulihkan
1.644.387 (82.497) (1.561.890)
Jumlah tercatat
-
Cost Accumulated amortization Impairment of goodwill Carrying Amount
Beban amortisasi pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 82.497 juta.
Amortization expense in 2008 amounted to Rp 82,497 million.
Pengukuran Penurunan Goodwill
Goodwill Impairment Testing
Perusahaan melakukan pengukuran atas penurunan goodwill secara tahunan atau lebih sering, jika terdapat indikasi penurunan nilai goodwill. Pada saat pengukuran penurunan nilai goodwill, goodwill dialokasikan pada unit penghasil kas yang terendah yang diharapkan dapat memberikan manfaat atas penggabungan usaha, yang ditentukan oleh Perusahaan.
The Company test goodwill annually for impairment, or more frequently if there are indications that goodwill might be impaired. For impairment testing purposes, goodwill has been allocated principally to the lowest level of cash generating units determined by the Company that is expected to benefit from the business combination.
- 59 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Jumlah yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas ditentukan berdasarkan perhitungan nilai pakainya. Asumsi utama terhadap perhitungan nilai pakai adalah tingkat diskonto, tingkat pertumbuhan, perubahan terhadap nilai jual yang diharapkan serta beban langsung selama tahun berjalan. Manajemen mengestimasi tingkat diskonto yang merefleksikan penilaian pasar saat ini atas nilai waktu daripada uang dan risiko-risiko spesifik atas unit penghasil kas. Tingkat pertumbuhan berdasarkan pada perkiraan tingkat pertumbuhan industri. Perubahan atas nilai jual dan beban langsung didasarkan pada praktekpraktek masa lalu dan ekspektasi dari perubahan pasar di masa yang akan datang.
The recoverable amounts of the cash-generating units are determined in references to value in use calculations. The key assumptions for the value in use calculations are those regarding the discount rate, growth rates and expected changes to selling prices and direct costs during the year. Management estimates the discount rates that reflect current market assessments of the time value of money and the risks specific to the cash-generating units. The growth rates are based on industry growth forecasts. Changes in selling prices and direct costs are based on past practices and expectations of future changes in the market.
Perusahaan dan anak perusahaan mengakui penurunan nilai goodwill sebesar Rp 1.561.890 juta pada tanggal 31 Desember 2008.
The Company and its subsidiaries recorded an impairment of goodwill amounting to Rp 1,561,890 million on December 31, 2008.
Akuisisi PT Tri Polyta Indonesia Tbk
Acquisition of PT Tri Polyta Indonesia Tbk
Pada tanggal 19 Mei 2008, Perusahaan menandatangani akta pengalihan hak atas saham yang tujuannya untuk membeli 64,65% saham TPI yang dimiliki oleh Newport Global Investment Ltd. (NGI) dan 11,3% saham TPI yang dimiliki oleh PP, pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
On May 19, 2008, the Company signed a sales and purchase agreement to buy 64.65% TPI shares, owned by Newport Global Investment Ltd. (NGI) and 11.3% TPI shares, owned by PP, a related party.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 19 Juni 2008, sebagaimana yang tercantum dalam akta No. 72 dari Benny Kristianto, SH, notaris di Jakarta, para pemegang saham menyetujui untuk melakukan akuisisi/ pembelian TPI.
At the Extraordinary General Meeting of Stockholders on June 19, 2008 as stated in notarial deed No. 72 of Benny Kristianto, SH, notary in Jakarta, the stockholders approved to acquired TPI.
Pada tanggal 27 Juni 2008 transaksi tersebut telah efektif.
As of June 27, 2008, the above transaction, become effective.
Pada tanggal akuisisi, Perusahaan mengakui aset dan kewajiban TPI yang dibeli dari NGI dengan menggunakan nilai wajar, sedangkan yang dibeli dari PP yang merupakan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Perusahaan dicatat sebesar nilai buku.
At the acquisition date, the Company recognized the assets and liabilities of TPI purchased directly from NGI at fair values, however the portion bought from PP, which is a related party, was recorded using book values.
Aset dan kewajiban TPI pada tanggal akuisisi adalah sebagai berikut:
At the acquisition date, the assets and liabilities of TPI are as follows:
Nilai wajar/ Fair value Rp Juta/ Rp Milion Aset Kas Piutang Persediaan Biaya dibayar dimuka dan aset lancar lain-lain Aset tetap - bersih Aset tidak lancar lain-lain Jumlah
Nilai buku sebelum diakuisisi/ Book value prior to acquisition Rp Juta/ Rp Milion
701.342 503.506 401.810
701.342 503.506 401.810
53.136 1.164.968 2.166
53.136 1.041.177 2.166
2.826.928
2.703.137
- 60 -
Assets Cash Receivables Inventories Prepaid expense and other current assets Property, plant and equipment - net Other non-current asset Total
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Nilai buku sebelum diakuisisi/ Book value prior to acquisition Rp Juta/ Rp Milion
Nilai wajar/ Fair value Rp Juta/ Rp Milion Kewajiban Hutang usaha Hutang jangka panjang Kewajiban lain-lain
Liabilities Trade payables Long-term loans Other liabilities
320.497 623.292 60.283
320.497 623.292 60.283
Jumlah
1.004.072
1.004.072
Total
Aset bersih
1.822.856
1.699.065
Net Assets
Perusahaan mengakui aset dan kewajiban TPI sebagai berikut:
The Company recognized TPI’s assets and liabilities as follows: Rp Juta/ Rp Million
Pemilikan melalui pembelian saham milik pihak ketiga sebesar 64,65% Aset bersih yang diakuisisi (berdasarkan nilai wajar) Pemilikan melalui pembelian saham pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar 11,3% (berdasarkan nilai buku) Goodwill negatif pada saat akuisisi
1.178.524
191.995 (99.090)
Selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali pada saat akuisisi
(3.252)
Biaya perolehan akuisisi
1.268.177
Ownership through purchase of 64.65% shares owned by third parties Net assets acquired (using fair values) Ownership through purchase of 11.3% shares owned by related party (using book value) Negative goodwill on acquisition Difference in value of restructuring transaction between entities under common control on acquisition Acquisition cost
Goodwill negatif tersebut dieliminasi dengan mengurangi secara proporsional nilai wajar dari persediaan dan aset tetap yang diakuisisi.
The negative goodwill was eliminated by reducing proportionately the fair values of the acquired inventories and property, plant and equipment.
Harga perolehan akuisisi di atas termasuk biayabiaya yang timbul dalam rangka akuisisi dan setelah diperhitungkan dividen yang diterima dari TPI. Arus kas keluar bersih pada saat akuisisi sebesar Rp 566.835 juta (harga perolehan yang dibayar secara tunai dikurangi kas yang diperoleh sebesar Rp 701.342 juta).
The acquisition cost includes, among others, directly attributable costs incurred after calculating the dividends received from TPI. The net cash out flow on acquisition amounted to Rp 566,835 million (acquisition cost paid with cash less cash acquired of Rp 701,342 million).
Harga perolehan dibayar dengan menggunakan penerimaan dari surat hutang tanpa jaminan (unsecured notes) (Catatan 17).
The acquisition cost was paid by using the unsecured notes (Note 17).
- 61 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
Selisih Nilai Transaksi Entitas Sepengendali
Difference in Value of Restructuring Transaction between Entities Under Common Control
Merupakan selisih nilai transaksi dengan nilai buku atas perolehan saham CA dari PT Inter Petrindo Inti Citra (IPIC) dan saham TPI dari Prajogo Pangestu (PP).
This account represents the difference between the book value and the acquisition cost of shares of CA from PT Inter Petrindo Inti Citra (IPIC) and TPI from Prajogo Pangestu (PP).
Perolehan tersebut didasarkan pada aset bersih CA pada tanggal 13 Desember 2007 dan aset bersih TPI pada tanggal 27 Juni 2008, sebagai berikut:
The acquisition was based on CA’s net assets on December 13, 2007 and TPI’s net asset on June 27, 2008, as follows:
CA Rp Juta/ Rp Million Bagian Perusahaan atas aset bersih Harga perolehan Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
32.
1.106.192 2.039.443
(933.251)
INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF
TPI Rp Juta/ Rp Million 191.995 188.743
The Company's portion of net assets Acquisition cost
3.252
Difference in value of restructuring transaction between entities under common control
32. DERIVATIVE FINANCIAL INSTRUMENTS
Pada tanggal 10 Oktober 2007, TPI menandatangani perjanjian swap tingkat bunga (interest rate swap) dengan Danamon yang akan jatuh tempo pada tahun 2012 dengan nilai nosional sebesar 30% dari pokok pinjaman sindikasi (Catatan 16).
On October 10, 2007, TPI and Danamon entered into an interest rate swap agreement with notional amount, of 30% of the syndicate loan principal, which will expire in 2012 (Note 16).
Pada tanggal 25 Mei 2007, CA menandatangani perjanjian swap tingkat bunga (interest rate swap) dengan Standard Chartered Bank, Jakarta (SCB) dan DBS Bank Ltd., Singapura (DBS) yang efektif pada tanggal 11 September 2007 hingga 13 Maret 2012 dengan nilai nosional masing-masing sebesar USD 20 juta.
On May 25, 2007, CA, Standard Chartered Bank, Jakarta (SCB) and DBS Bank, Ltd., Singapore (DBS) entered into an interest rate swap agreement with notional amount of USD 20 million each, which was effective on September 11, 2007 and will expire on March 13, 2012.
Pada tanggal 3 April 2008, CA menandatangani perjanjian tambahan swap tingkat bunga (interest rate swap) dengan DBS yang efektif pada tanggal 5 April 2008 hingga 13 Maret 2012 dengan nilai nosional USD 12 juta.
On April 3, 2008, CA and DBS entered into an interest rate swap agreement with notional amount of USD 12 million, which was effective on April 5, 2008 and will expire on March 13, 2012.
Pada tanggal 15 April 2008, CA menandatangani perjanjian tambahan swap tingkat bunga (interest rate swap) dengan SCB yang efektif pada tanggal 11 Juni 2008 hingga 13 Maret 2012 dengan nilai nosional USD 10 juta; dan perjanjian tambahan swap tingkat bunga (interest rate swap) yang efektif pada tanggal 6 Oktober 2008 hingga 13 Maret 2012 dengan nilai nosional USD 3 juta.
On April 15, 2008, CA and SCB entered into an interest rate swap agreement with notional amount of USD 10 million which was effective on June 11, 2008 and will expire on March 13, 2012; and interest rate swap supplement agreement with notional amount of USD 3 million which was effective on October 6, 2008 and will expire on March 13, 2012.
- 62 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
33.
(Continued)
Pada tanggal 6 Nopember 2008, CA manandatangani perjanjian tambahan swap tingkat bunga (interest rate swap) dengan DBS yang efektif pada tanggal 28 Nopember 2008 hingga 13 Maret 2012 dengan nilai nosional USD 17,5 juta.
On November 6, 2008, CA and DBS entered into an interest rate swap supplement agreements with the notional amount of USD 17.5 million, which were effective on November 28, 2008 and will expire on March 13, 2012.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, instrumen keuangan derivatif memiliki nilai wajar masing-masing sebesar Rp 50.056 juta dan Rp 71.482 juta yang disajikan sebagai kewajiban tidak lancar.
As of December 31, 2009 and 2008, the fair value of the derivative financial instrument amounting to Rp 50,056 and Rp 71,482 million, respectively, were presented as non-current liabilities.
Keuntungan atau kerugian instrumen keuangan derivatif disajikan sebagai bagian dari beban keuangan.
The gain or loss on these derivatives are presented as part of financial charges.
SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA
33. NATURE OF RELATIONSHIP AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Sifat Hubungan Istimewa
Nature of Relationship
a.
PT Redeco Petrolin Utama (RPU) merupakan perusahaan asosiasi SMI.
a.
PT Redeco Petrolin Utama (RPU) associate of SMI.
b.
Magna Resources Corporation Pte. Ltd. (MRC) merupakan pemegang saham Perusahaan.
b.
Magna Resources Corporation Pte. Ltd. (MRC) is the stockholder of the Company.
is an
Transaksi Hubungan Istimewa
Transactions with Related Parties
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang meliputi antara lain:
In the normal course of business, the Company and its subsidiaries entered into certain transactions with related parties, including the following:
a.
10,82% dari jumlah pendapatan bersih konsolidasi tahun 2008 merupakan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang berasal dari penjualan CA kepada TPI sampai dengan tanggal akuisisi dimana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat bunga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga.
a.
10.82% of total consolidated net revenues in 2008 was made to related party, as a result of CA’s sales to TPI up to acquisition date which according to management, were made at similar terms and conditions as those done with third parties.
b.
CA menyewa fasilitas jetty milik TPI. Jumlah biaya sewa sampai dengan tanggal akuisisi sebesar Rp 5.835 juta.
b.
In 2008, CA leased TPI’s jetty facility. The lease expense up to the acquisition date amounted to Rp 5,835 million.
c.
SMI menyewa fasilitas jetty milik RPU (Catatan 35g). Hutang kepada RPU yang berasal dari transaksi tersebut dicatat sebagai bagian dari hutang usaha kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
c.
SMI rents RPU’s jetty facilities (Note 35g). The liability arising from that transaction was recorded as trade accounts payable to related parties.
d.
Perusahaan menerbitkan Surat Hutang Tanpa Jaminan ke MRC (Catatan 17).
d.
The Company issued Unsecured Notes to MRC (Note 17).
- 63 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan) 34.
(Continued)
INFORMASI SEGMEN
34. SEGMENT INFORMATION
Segmen Usaha
Business Segment
Perusahaan dan anak perusahaan melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:
The Company and its subsidiaries are presently engaged in the following businesses:
1. 2. 3. 4. 5.
1. 2. 3. 4. 5.
Petrokimia Industri pengolahan kayu Pengusahaan hutan Perekat Pembangunan dan pengelolaan (properti)
gedung
Berikut adalah informasi segmen berdasarkan segemen usaha:
Petrochemical Wood manufacturing Logging Glue Property
The following are segment information based on the business segments: 2009
Industri Pengolahan Kayu/
Pengusahaan
Petrokimia/
Wood
Hutan/
Perekat/
Properti/
Eliminasi/
Konsolidasi/
Petrochemical
Manufacturing
Logging
Glue
Property
Elimination
Consolidated
Rp Juta/
Rp Juta/
Rp Juta/
Rp Juta/
Rp Juta/
Rp Juta/
Rp Juta/
Rp Million
Rp Million
Rp Million
Rp Million
Rp Million
Rp Million
Rp Million
LAPORAN LABA RUGI
STATEMENTS OF OPERATIONS
PENDAPATAN Penjualan ekstemal Penjualan antar segmen Jumlah pendapatan
REVENUES 14.272.182
76.518
1.547
-
42.693
-
2.042.232
-
-
27.098
40.416
2.109.746
16.314.414
76.518
1.547
27.098
83.109
1.743.776
13.289
(2.578)
369
83.109
14.392.940 -
Inter-segment sales
14.392.940
HASIL Hasil segmen
External sales
Total revenues RESULT
(85.458)
Tidak dapat dialokasikan
1.752.507 (630.236)
Laba Usaha
1.122.271
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Segment Result Unallocated Income from operations OTHER INCOME (EXPENSE)
Keuntungan kurs mata uang asing - bersih
254.383
Penghasilan bunga
30.202
Kerugian yang direalisasi dari pemilikan
Gain on foreign exchange - net Interest Income Realized loss on securities
efek yang tersedia untuk dijual
(54.531)
Beban keuangan
(265.035)
Lain-lain - bersih
45.694
Laba sebelum pajak
1.132.984
available-for-sale Financial charges Others - net Income before tax
Beban pajak
(335.060)
Tax expense
Laba sebelum hak minoritas
797.924
Income before minority interest
Hak minoritas atas laba bersih
Minority interest in net income
anak perusahaan
(250.659)
Laba bersih
547.265
NERACA
ASSETS 12.453.998
672.485
34.412
326.356
58.279
(862.076)
Aset yang tidak dapat dialokasikan
12.683.454 3.691.832
Jumlah Aset Konsolidasi
16.375.286
KEWAJIBAN Kewajiban segmen
Net income BALANCE SHEETS
ASET Aset segmen
of subsidiaries
Segment assets Unallocated assets Consolidated total assets LIABILITIES
2.300.747
354.295
107.027
8.606
17.988
(862.076)
1.926.587
Segment liabilities
Kewajiban yang tidak dapat dialokasikan
5.647.403
Unallocated liabilities
Jumlah Kewajiban Konsolidasi
7.573.990
Consolidated total liabilities
INFORMASI LAINNYA
OTHER INFORMATION
Pengeluaran modal
138.977
3.349
80
-
779
-
143.185
Capital expenditure
Penyusutan
836.614
16.353
3.472
500
2.057
-
858.996
Depreciation
- 64 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued) 2008
Petrokimia/ Petrochemical Rp Juta/ Rp Million
Industri Pengolahan Kayu/ Wood Manufacturing Rp Juta/ Rp Million
Pengusahaan Hutan/ Logging Rp Juta/ Rp Million
Perekat/ Glue Rp Juta/ Rp Million
Properti/ Property Rp Juta/ Rp Million
Eliminasi/ Elimination Rp Juta/ Rp Million
Konsolidasi/ Consolidated Rp Juta/ Rp Million
LAPORAN LABA RUGI
STATEMENTS OF OPERATIONS
PENDAPATAN Penjualan ekstemal Penjualan antar segmen Jumlah pendapatan
REVENUES 15.085.215
128.512
-
-
7.989
-
15.221.716
3.116.799
-
2.861
29.285
11.415
59.178
3.101.182
18.202.014
128.512
2.861
29.285
19.404
(1.068.641)
18.629
(12.060)
264
19.404
Total revenues
(1.054.740)
Segment Result
RESULT (12.336)
Tidak dapat dialokasikan
(786.968)
Rugi Usaha
(1.841.708)
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN (440.812)
Penghasilan bunga
29.317
Beban keuangan
(321.751)
Penurunan atas nilai realisasi
Loss from operations
Loss on foreign exchange - net Interest Income Financial charges Write down of inventories to
bersih persediaan
(376.733)
Beban penurunan nilai goodwill
(1.561.890)
Lain-lain - bersih
(6.627)
Rugi sebelum pajak
(4.520.204)
Manfaat pajak
644.469
Rugi sebelum hak minoritas
(3.875.735)
Hak minoritas atas rugi bersih
net realizable value Impairment of goodwill Others - net Loss before tax Tax benefit Loss before minority interest Minority interest in net loss
anak perusahaan
475.977
Rugi bersih
(3.399.758)
NERACA
of subsidiaries Net loss BALANCE SHEETS
ASET
ASSETS 14.763.573
603.210
73.310
333.298
75.453
(729.178)
Aset yang tidak dapat dialokasikan
15.119.666 2.124.055
Jumlah Aset Konsolidasi
17.243.721
KEWAJIBAN Kewajiban segmen
Unallocated
OTHER INCOME (EXPENSE)
Kerugian kurs mata uang asing - bersih
Aset segmen
Inter-segment sales
18.322.898
HASIL Hasil segmen
External sales
Segment assets Unallocated assets Consolidated total assets LIABILITIES
586.324
243.833
34.409
15.542
21.879
(729.178)
172.809
Segment liabilities
Kewajiban yang tidak dapat dialokasikan
8.136.488
Unallocated liabilities
Jumlah Kewajiban Konsolidasi
8.309.297
Consolidated total liabilities
INFORMASI LAINNYA
OTHER INFORMATION
Pengeluaran modal Penyusutan
89.520
1.969
319
-
1.622
-
93.430
648.577
22.521
2.954
612
2.135
-
676.799
Capital expenditure Depreciation
Segmen Geografis
Geographical Segment
Analisis pendapatan bersih berdasarkan wilayah pemasaran Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
Net revenue analysis based on market areas of the Company and its subsidiaries are as follows:
Penjualan bersih Lokal (Indonesia) Ekspor Asia Amerika Eropa Timur Tengah Lain-lain Jumlah Penjualan Bersih Pendapatan sewa dan lain-lain Lokal (Indonesia) Jumlah Pendapatan Bersih
2009 Rp Juta/ Rp Million
2008 Rp Juta/ Rp Million
10.449.937
13.716.491
3.598.768 232.531 64.921 4.090
4.246.880 172.481 16.328 61.231
14.350.247
18.213.411
42.693
109.487
14.392.940
18.322.898
- 65 -
Net sales Local (Indonesia) Export Asia America Europe Middle East Others Total Net Sales Rental income and others Local (Indonesia) Total Net Revenues
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan) 35.
(Continued)
PERJANJIAN, KOMITMEN DAN KONTIJENSI PENTING a.
b.
Pada tanggal 23 Januari 2006, Perusahaan menghadapi gugatan yang diajukan oleh PT Resource Alam Indonesia (RAI) melalui Pengadilan Negeri Jakarta Barat (PNJB) berkenaan dengan posisi Perusahaan sebagai induk perusahaan PT Tunggal Yudi Sawmill Plywood (TYSP), anak perusahaan yang telah dijual pada tanggal 24 Mei 2006, yang lalai membayar kewajibannya kepada RAI sebesar USD 0,4 juta dan Rp 278 juta.
35. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES a.
On January 23, 2006, the Company was facing a legal claim from PT Resource Alam Indonesia (RAI) through Jakarta Barat District Court (PNJB), regarding the Company’s position as the shareholder of PT Tunggal Yudi Sawmill Plywood (TYSP), subsidiary which was sold on May 24, 2006. TYSP had failed to pay its liabilities to RAI amounting to USD 0.4 million and Rp 278 million.
PNJB telah memutuskan untuk mengabulkan gugatan RAI untuk sebagian dan mengharuskan Perusahaan dan TYSP untuk secara tanggung renteng membayar kewajibannya kepada RAI.
PNJB had decided to grant portion of RAI’s claim and held the Company and TYSP responsible to pay the liabilities to RAI together.
Pada tahun yang sama, Perusahaan mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi Jakarta (PTJ).
On the same year, the Company submitted an appeal against the decision to Jakarta High Court (PTJ).
Berdasarkan putusan PTJ No. 487/PDT/2007/ PT.DKI tanggal 26 Pebruari 2008, PTJ menerima eksepsi Perusahaan dan membebaskan Perusahaan dari segala gugatan.
Based on the Decision of PTJ No. 487/PDT/2007/PT.DKI dated February 26, 2008, PTJ accepted the Company’s exception and discharge the Company from all suits.
Terhadap putusan PTJ tersebut RAI mengajukan Memori Kasasi kepada Mahkamah Agung RI pada tanggal 23 Mei 2008. Pemberitahuan kasasi disampaikan oleh juru sita PNJB pada 23 Juni 2008.
On that PTJ decision RAI submitted a Cassation Memory to The Supreme Court of Republic of Indonesia on May 23, 2008. The cassation letter was submitted by the bailiff of PNJB on June 23, 2008.
Pada tanggal 31 Juli 2008, Perusahaan telah mengajukan Kontra Memori Kasasi kepada Mahkamah Agung RI. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi ini, perkara tersebut di atas masih dalam proses.
On July 31, 2008, the Company Cubmitted a Contra Cassation Memory to The Supreme Court of Republic of Indonesia. Up to the issuance date of the consolidated financial statements, the above mentioned case is still in the examination process.
Pada bulan Maret 1994, CA mengadakan Perjanjian Nitrogen Supply dengan PT Air Liquide Indonesia. Perjanjian ini berlaku selama sepuluh tahun dari tanggal perjanjian. Pada tanggal 3 Juni 2005 perjanjian tersebut telah diperpanjang sampai dengan tanggal 1 Juni 2010 dengan syarat dan kondisi yang sama. Perjanjian tersebut mengharuskan CA untuk membeli nitrogen dengan minimum pembelian sebanyak 1,85 juta normal meter kubik setiap bulan sesuai dengan harga yang disepakati ditambah faktor eskalasi tahunan atau membayar USD 30 ribu per bulan ditambah dengan eskalasi tahunan, apabila pembelian CA dibawah 1,85 juta normal meter kubik setiap bulan. Pembelian untuk tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 29.614 juta dan Rp 23.773 juta.
- 66 -
b.
In March 1994, CA entered into a Nitrogen Supply Agreement with PT Air Liquide Indonesia. The agreement is valid for ten years from the agreement date. On June 3, 2005, the agreement was extended until June 1, 2010 with the same terms and conditions. The agreement requires CA to purchase a minimum of 1.85 million normal cubic meters of nitrogen each month at a negotiated price plus annual escalation factors or pay USD 30 thousand per month, subject to escalation, whenever CA’s purchases are below 1.85 million normal cubic meters per month. The total purchases amounted to Rp 29,614 million and Rp 23,773 million in 2009 and 2008, respectively.
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan) c.
(Continued)
CA mengadakan perjanjian lisensi dengan Union Carbide Corporation pada tanggal 25 Pebruari 1993, untuk penggunaan manufacturing technology of high and linear low-density polyethylene. Hutang royalti ini berlaku selama 60 periode triwulanan (15 tahun) dengan syarat CA telah menjual atau memakai paling sedikit 20.000 metrik ton resin setiap triwulan atau 20 tahun sejak tanggal perjanjian, mana yang tercapai terlebih dahulu.
c.
CA entered into a licensing agreement dated February 25, 1993, with Union Carbide Corporation for the use of manufacturing technology of high and linear low-density polyethylene. The royalty payable is valid through the earlier of the 60th quarter (15 years), in each of which CA has sold or used at least 20,000 per quarter metric tons of resin, or twenty years from the agreement date.
Perjanjian ini telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir pada tanggal 24 Juni 2005 sehubungan dengan perubahan tarif royalti dan penyelesaian periode royalti pada tanggal 30 September 2010 atas pemenuhan kewajiban Perusahaan terhadap perjanjian tersebut.
This agreement has been amended several times, the latest was on June 24, 2005, concerning the royalty rate modification and completion of the royalty term on September 30, 2010 upon the Company’s fulfillment of the obligation under the amendment.
Sehubungan dengan perjanjian lisensi ini, CA diharuskan membayar royalti berdasarkan jumlah ton yang diproduksi dan dijual oleh CA. Beban royalti untuk tahun 2009 and 2008 masing-masing sebesar Rp 64.728 juta dan Rp 50.417 juta dicatat sebagai beban pokok penjualan.
In accordance with the licensing agreement, CA is required to pay royalties based on the number of tons manufactured and sold by CA. Royalty expense amounting to Rp 64,728 million and Rp 50,417 million in 2009 and 2008, respectively, was recorded as cost of goods sold.
d.
Pada tanggal 7 Mei 1993, CA mengadakan perjanjian lisensi dengan Showa Denko K.K. atas penggunaan manufacturing technology of single mode and two-stage mode grade polyethylene. Sehubungan dengan perjanjian ini, CA diharuskan membayar royalti sesuai dengan jumlah ton yang diproduksi dan dijual CA. Beban royalti untuk tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 22.948 juta dan Rp 22.236 juta dicatat sebagai beban pokok penjualan.
d.
CA also entered into a licensing agreement dated May 7, 1993, with Showa Denko K.K for the use of manufacturing technology of single mode and two-stage mode grade polyethylene. In accordance with the agreement, CA is required to pay royalties based on the number of tons manufactured and sold by CA. Royalty expense amounting to Rp 22,948 million and Rp 22,236 million in 2009 and 2008, respectively, was recorded as cost of goods sold.
e.
CA mengadakan perjanjian jasa logistik dengan PT Ceva Logistik Indonesia (CVI) untuk mengatur dan menyediakan jasa transportasi dan pergudangan untuk finished goods-polyethylene. Perjanjian ini berlaku dari tanggal 1 Juni 2005 sampai dengan 31 Mei 2008, dan telah diperpanjang sampai dengan 31 Mei 2011. Biaya transportasi dan pergudangan untuk tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 55.026 juta dan Rp 40.364 juta dicatat sebagai beban penjualan.
e.
CA entered into a Logistic Services Agreement with PT Ceva Logistik Indonesia (CVI) to manage and provide transport and warehousing services for finished goods-polyethylene. The agreement is valid from June 1, 2005 until May 31, 2008, and had been extended until May 31, 2011. Transportation and warehouse expenses amounted to Rp 55,026 million and Rp 40,364 million in 2009 and 2008, respectively, was recorded as selling expenses.
f.
Dalam rangka proyek perluasan dan ekspansi, Pada tanggal 24 Nopember 2006, CA mengadakan perjanjian License, Basic Engineering, and Technical Services dengan GTC Technology, Inc. atas penggunaan teknologinya untuk hydrotreat dan purify benzene, toluene, and mixed xylenes dari pyrolisis gasoline. Sehubungan dengan perjanjian ini, CA diharuskan membayar license fee dan basic engineering fee masingmasing sebesar USD 0,5 juta. Proyek tersebut ditunda sehubungan dengan krisis ekonomi global.
f.
In connection with the revamping and expansion projects, in November 24, 2006 CA entered into a License, Basic Engineering, and Technical Services Agreement with GTC Technology Inc. for the use of its technology to hydrotreat and purify benzene, toluene, and mixed xylenes from pyrolisis gasoline. In accordance with the agreement, CA is required to pay license fee and basic engineering fee amounting to USD 0.5 million each. The project has been placed on hold in view of current global economic crisis.
- 67 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan) g.
(Continued)
SMI mengadakan perjanjian Tank Lease and Jetty and Pipe Lease dengan RPU. Berdasarkan perjanjian ini, RPU menyetujui untuk menyewakan tanki, jasa dermaga dan pipa untuk benzene kepada SMI. Perjanjian ini akan berakhir pada bulan Desember 2021.
g.
SMI entered into a Tank Lease and Jetty and Pipe Lease agreement with RPU. Under this agreement, RPU agreed to provide tank lease, jetty and pipe lease services for benzene to SMI. This agreement will expire in December 2021. SMI also entered into a Jetty and Pipe Lease Agreement and Facilities Placement agreement with RPU, pursuant to which RPU agreed to provide jetty and pipe lease services for styrene monomer and ethylene to SMI and to provide placement facilities to SMI inside RPU’s terminal. This agreement will expire in December 2021.
SMI juga mengadakan perjanjian Jetty and Pipe Lease dan Facilities Placement dengan RPU, yang menyatakan bahwa RPU menyetujui untuk menyediakan jasa dermaga dan pipa untuk styrene monomer dan ethylene kepada SMI dan menyediakan fasilitas penyimpanan atas peralatan SMI di dalam terminal milik RPU. Perjanjian ini akan berakhir pada bulan Desember 2021. h.
SMI dan PT Sulfindo Adiusaha (SAU) mengadakan perjanjian Ethylene Tank Utilization untuk periode yang tidak terbatas atau sampai dengan kedua belah pihak sepakat untuk mengakhiri perjanjian ini.
h.
SMI and PT Sulfindo Adiusaha (SAU) entered into an Ethylene Tank Utilization Agreement for an unlimited period or until such time that both parties agree to terminate this agreement.
i.
Pada tanggal 17 Desember 2007, SMI mengadakan perjanjian jual beli gas dengan PT Gas Negara (Persero) Tbk (PGN), di mana PGN menyetujui penyaluran gas kepada SMI dengan pemakaian maksimum 5.407.200 meter kubik per bulan. Perjanjian ini berlaku selama 2 tahun dan 2 bulan dihitung sejak 1 Januari 2008. Berdasarkan revisi perjanjian pada tanggal 28 Nopember 2008, pemakaian maksimum diturunkan menjadi 840.000 meter kubik per bulan untuk bulan Desember 2008 dan 4.320.000 meter kubik per bulan untuk bulan Januari 2009 hingga Pebruari 2010.
i.
On December 17, 2007, SMI entered into sales and purchase agreement for gas with PT Gas Negara (Persero) Tbk (PGN), whereby PGN agreed to distribute gas to SMI’s plant on a maximum consumption of 5,407,200 cubic metre per month. This agreement is valid for 2 years and 2 months, effective from January 1, 2008. Based on revised agreement dated November 28, 2008, the maximum consumption was decreased into 840,000 cubic metre per month for December 2008 and 4,320,000 cubic metre per month from January 2009 through February 2010.
Biaya pembelian gas yang dibebankan pada beban pokok penjualan masing-masing sebesar Rp 123.611 juta dan Rp 100.578 juta untuk tahun 2009 dan 2008.
The gas consumption charged to cost of goods sold amounted to Rp 123,611 million and Rp 100,578 million in 2009 and 2008, respectively.
j.
Pada tanggal 8 Agustus 1995, TPI menandatangani suatu perjanjian usaha patungan dengan cara membeli 33% saham PT Maharani Praxair Cilegon (MPC) sebesar Rp 1.139 juta. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, TPI belum melaksanakan investasinya pada perusahaan patungan tersebut. Sejak 1999, MPC telah berhenti beroperasi dan TPI sedang bernegosiasi untuk menghentikan perjanjian usaha patungan tersebut.
j.
On August 8, 1995, TPI entered into a joint venture agreement to acquire 33% interest in PT Maharani Praxair Cilegon (MPC) for Rp 1,139 million. As of December 31, 2009, TPI has no investment in MPC. Since 1999, MPC has been non-operating and TPI is negotiating to terminate the joint venture agreement.
k.
TPI telah menandatangani suatu perjanjian dengan PT Nippon Shokubai Indonesia (NSI) untuk menyediakan jetty, fasilitas tanki penampungan, penggunaan fasilitas penyimpanan propylene, penyediaan air laut dan peralatan udara, dan jasa pipa penyambungan sampai tanggal 1 Juli 2010.
k.
TPI has entered into an agreement with PT Nippon Shokubai Indonesia (NSI) to provide jetty utilization, buffer tank facilities, propylene storage facilities utilization, supply of sea water and instrument air, and pipe line services through July 1, 2010.
- 68 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan) l.
(Continued)
Pada tanggal 17 Maret 2008 TPI memperoleh fasilitas Letter of Credit (L/C) Impor yang meliputi Sight L/C, Usance L/C dan Trust L/C dari BNI dengan maksimum pinjaman sebesar USD 15 juta. Fasilitas ini dijamin dengan persediaan dan piutang usaha yang diperoleh dengan fasilitas ini, secara pari pasu dengan fasilitas L/C dari Bank Danamon, serta akan jatuh tempo pada tanggal 16 Maret 2009. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, fasilitas ini masih dalam proses perpanjangan.
l.
On March 27, 2008 TPI obtained import Letter of Credit (L/C) facility from BNI consisting of Sight L/C, Usance L/C and Trust L/C, with maximum credit limit of USD 15 million. This facility is secured with TPI’s inventories and receivables obtained by this facility, in pari passu with the L/C facility from Bank Danamon, which expired on March 16, 2009. Up to the date of the issuance of the consolidated financial statements, this facility is still in the process of extension.
m. Pada tanggal 28 Agustus 2008, TPI memperoleh fasilitas dari Danamon yakni fasilitas Letter of Credit (L/C) Impor yang meliputi Sight L/C, Usance L/C, Loan Against Trust Receipt dan Open Account Financing dengan batas maksimum masing-masing sebesar USD 13.9 juta dan USD 20 juta pada tahun 2009 dan 2008. Fasilitas ini telah diperpanjang sampai dengan tanggal 30 Agustus 2010.
m. On August 28, 2008, TPI obtained Letter of Credit (L/C) Import facility from Danamon Bank, consisting of Sight L/C, Usance L/C, Loan Against Trust Receipt and Open Account Financing with maximum limit of USD 13,9 million and USD 20 million in 2009 and 2008, respectively. This facility has been extended until August 30, 2010.
n.
Pada tanggal 28 Oktober 2009, TPI memperoleh fasilitas dari DBS berupa fasilitas Letter of Credit (L/C) Impor yang meliputi Sight L/C dan Usance L/C dengan sub-fasilitas uncommitted usance letter of credit payable at sight dengan maksimum sebesar USD 25 juta. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 28 Oktober 2010.
n.
On October 28, 2009, TPI obtained Letter of Credit (L/C) Import facility from DBS which consists of Sight L/C and Usance L/C with sub-facility of uncommitted usance letter of credit payable at sight with maximum limit of USD 25 million. This facility will expire on October 28, 2010.
o.
Dalam rangka peningkatan kapasitas produksi (debottlenecking), TPI menandatangi perjanjian antara lain dengan: Kobe Steel, Ltd. Jepang, tertanggal 16 Mei 2009, Coperion Pte. Ltd., tertanggal 10 Agustus 2009, dan PT Satyamitra Surya Perkasa tertanggal 16 Desember 2009.
o.
Related to the debottlenecking project, TPI entered into several agreements among others: Kobe Steel, Ltd. Japan, dated May 16, 2009, Coperion Pte. Ltd., dated August 10, 2009 and PT Satyamitra Surya Perkasa dated December 16, 2009.
p.
Pada bulan Juni 2007, CA memperoleh Revolving Credit Facility dari Standard Chartered Bank dengan maksimum kredit sebesar USD 15 juta. Pinjaman ini memiliki tingkat bunga 2% diatas SIBOR per tahun.
p.
In June 2007, CA received a Revolving Credit Facility from Standard Chartered Bank with maximum credit of USD 15 million. The loan bears interest at 2% above SIBOR per annum.
Hutang Standard Chartered Bank Jakarta berjangka waktu 2 sampai dengan 3 bulan dan dijaminkan dengan jaminan fidusia atas persediaan dan piutang milik CA dan SMI dan perjanjian pembagian jaminan.
The loan from Standard Chartered Bank, Jakarta has a term of 2 to 3 months and is secured by the fiduciary security over inventories and receivables of CA and the SMI and security sharing agreement.
q.
Pada tanggal 4 Desember 2009, CA memperoleh fasilitas letter of credit/standby letter of credit (L/C/SBL/C) dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) dari Bank Negara Indonesia (BNI) dengan batas maksimum kredit sebesar USD 15 juta. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan perusahaan (Corporate Guarantee) dari Perusahaan dengan nilai jaminan sebesar 70% dari fasilitas L/C yang diberikan BNI kepada CA.
q.
On December 4, 2009, CA entered into a letter of credit/standby Letter of Credit (L/C/SBL/C) and local letter of credit (SKBDN) with a maximum credit limit of USD 15 million with Bank Negara Indonesia (BNI). This facility is secured by the Corporate Guarantee from the Company for 70% of the total L/C facility given by BNI to CA.
r.
Pada bulan Desember 2004, CA memperoleh fasilitas letter of credit dari Bank Central Asia, sampai sejumlah USD 26 juta. Fasilitas ini dijaminkan dengan piutang dan persediaan tertentu milik CA.
r.
In December 2004, CA entered into a USD 26 million letter of credit facility with Bank Central Asia. This facility is secured by receivables and certain inventories of CA.
- 69 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan) 36.
(Continued)
ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING
36. ASSETS AND LIABILITIES IN FOREIGN CURRENCY
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali CA, SMI dan MG, mempunyai aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
As of December 31, 2009 and 2008, the Company and its subsidiaries, except CA, SMI and MG, had monetary assets and liabilities in foreign currencies as follows:
2009 Mata Uang Asing/ Foreign currency
Aset Kas dan setara kas
Investasi sementara Piutang usaha Piutang lain-lain Lain-lain - bersih
USD EURO JPY Lainnya/ Others USD USD USD USD Lainnya/ Others
Hutang lain-lain
Biaya yang masih harus dibayar Hutang jangka panjang Surat hutang tanpa jaminan Kewajiban pembayaran di masa depan atas pinjaman yang direstrukturisasi Obligasi konversi Instrument keuangan derivatif Jumlah Kewajiban Kewajiban - Bersih
1 USD 1 EURO 1 JPY
Ekuivalen Rupiah/ Equivalent in Rupiah Rp Juta/ Rp Million
603.977 21.430 41.739
52.028.872 1.920 20.000
569.716 28 2
9.814.652 30.816.706 43.320 168.672
18 92.258 289.677 406 1.586
29.178.399 188.134 -
16 319.504 2.060 -
-
-
-
15
1.051.091
USD EURO USD Lainnya/ Others
891.341
10.841.913 11.035 356.423
101.914 149 3.349
7.788.763 8.812 2.541.000
85.276 136 27.823
-
5
-
-
USD USD USD
3.858.912 65.955.119 150.000.000
36.273 619.978 1.410.000
3.234.000 72.770.000 150.000.000
35.411 796.834 1.642.500
USD USD
2.222.160 2.940.557
20.888 27.641
2.278.289 2.940.557
24.947 32.200
USD
1.846.197
17.354
2.305.023
2.237.551
- 70 -
Assets Cash and cash equivalents
Marketable securities Trade accounts receivable Other accounts receiveble Others - net
Total Assets Liabilities Trade accounts payables Other accounts payable
Accrued expenses Long-term liabilities Unsecured note
Future obligations on restructured loan Convertible bond Derivative financial instrument Total Liabilities
(1.779.026) Net Liabilities
The conversion rates used by the Company and its subsidiaries on December 31, 2009 and 2008 were as follows:
31 Desember/December 31, 2009 2008 Rp Rp 9.400 13.510 102
25.240 2.670.367
(1.186.460)
Pada tanggal 31 Desember 2009 and 2008, kurs konversi yang digunakan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
Mata uang
Mata Uang Asing/ Foreign currency
64.252.907 1.586.296 410.385.554
Jumlah Aset Kewajiban Hutang usaha
2008 Ekuivalen Rupiah/ Equivalent in Rupiah Rp Juta/ Rp Million
10.950 15.432 121
Foreign currency USD 1 EURO 1 JPY 1
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan) 37.
(Continued)
KEADAAN INDUSTRI
37. INDUSTRY CONDITION
Siklus dan ketidakstabilan industri petrokimia dapat terus mempengaruhi hasil kegiatan usaha anak perusahaan yang bergerak dalam industri petrokimia. Kondisi pasar yang tidak sehat pada tahun 2008 sangat dipengaruhi oleh ketidakstabilan harga minyak di pasar dunia yang mempengaruhi harga naphtha dan benzene yang merupakan bahan baku utama anak perusahaan dan pengaruh krisis keuangan global menyebabkan pengurangan permintaan konsumen dan juga mempengaruhi harga produk petrokimia. Perusahaan dan anak perusahaan menghentikan beberapa kegiatan unit operasi pengelolaan kayu yang dimilikinya.
The cyclicality and volatility of the petrochemical industry may continue to affect the future operating results of the subsidiaries which operates in the petrochemical industry. Unhealthy market conditions in 2008 were highly influenced by the volatility of oil prices in the world market which affected the subsidiaries main feed stock of naphtha and benzene. The impact of global economic crisis dampened customer’s demand and affected petrochemical product prices. These circumstances caused the Company and its subsidiaries management to discontinue several of their operations in logging.
Namun demikian, di tahun 2009 posisi kas Perusahaan didukung dengan stabilnya penerimaan kas dari anak perusahaan yang bergerak dalam industri petrokimia memberikan sumber keuangan yang cukup untuk memenuhi komitmen pengeluaran modal dan penyelesaian kewajiban.
Nevertheless, in 2009 the Company’s cash position together with the relatively stable recurring cash flows from its subsidiaries which operates in petrochemical industry, provide considerable financial resources to meet its capital expenditure commitments and to service its debts.
Dalam menghadapi kondisi tersebut, manajemen tetap berhati-hati (prudent) dalam mengelola dan menjalankan operasi Perusahaan dan anak perusahaan dengan mengambil langkah-langkah berikut:
In response to these conditions, the Company and its subsidiaries continue to be prudent in their management and operations, by implementing the following measures:
a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi di segala bidang; b. Mencari peluang untuk melakukan diversifikasi usaha; c. Mencapai tingkat produksi yang optimal sebagai respon terhadap keadaan pasar dan kondisi perekonomian melalui penerapan metode produksi yang aman dan efisien; d. Meningkatkan pangsa pasar domestik dan ekspor melalui pengembangan pelanggan baru; e. Menurunkan biaya bahan baku utama dengan mencari sumber alternatif bahan baku, jika memungkinkan, dan memelihara hubungan yang lebih luas dengan pemasok bahan baku; f. Secara berkesinambungan menerapkan program efisiensi yang berhubungan dengan pengurangan pemakaian energi; g. Secara berkesinambungan menerapkan program penghematan biaya, yang meliputi pengurangan beban operasi yang tidak mendasar.
a. Increase the effectivity and efficiency in all sectors; b. Seek opportunities for diversification;
- 71 -
c. Achieve optimum production levels in response to market condition and economic condition by applying safe and efficient production methods; d. Increase domestic and export market share by developing new customers; e. Lower feedstock costs by sourcing alternative feedstock, where possible, and maintaining a broader base of raw material suppliers; f. Continuously implement plant operation improvements relating to yield, energy and efficiency initiative; g. Continuously implement cost-cutting programs, which include reduction of nonessential operating expenses.
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan) 38.
39.
(Continued)
PERISTIWA PENTING SETELAH TANGGAL NERACA
38. SUBSEQUENT EVENT
Pada tanggal 10 Pebruari 2010, AC (anak perusahaan CA) menerbitkan Senior Secured Guarantee Notes sebesar USD 230 juta dengan tingkat bunga tetap 12,875% per tahun yang dibayar tiap 6 bulan di muka mulai 10 Pebruari 2010. Wesel bayar tersebut berjangka waktu 5 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 10 Pebruari 2015. Harga jual wesel bayar pada saat penawaran adalah sebesar 97,942% dan tercatat di Singapore Exchange Securities Trading Limited. Wesel bayar tersebut dijamin oleh CA dan SMI. Jaminan tersebut tanpa syarat dan tidak dapat dibatalkan.
On February 10, 2010, AC (CA’s subsidiary) issued Senior Secured Guaranteed Notes amounting to USD 230 million with fixed interest of 12.875% per annum payable every six months in arrears commencing on February 10, 2010. The notes have a term of five years and are due on February 10, 2015. The notes were offered at 97.942% and are listed on the Singapore Exchange Securities Trading Limited. The notes payable are unconditionally and irrecoverably guaranteed by CA and SMI.
Penerimaan dari penerbitan wesel bayar tersebut digunakan oleh CA untuk melunasi hutang jangka panjang kepada SIHL dan fasilitas Term Loan (Catatan 16).
The proceeds from the notes issuance was used by CA to settle the long-term loans of SIHL and Term Loan facility (Note 16).
39. ADOPTION OF REVISED STATEMENTS AND INTERPRETATIONS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (PSAK AND ISAK)
PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN REVISI (PSAK DAN ISAK)
a.
a.
Standar revisi yang berlaku efektif pada tahun berjalan
Revised standards effective in the current year
Pada tahun 2009, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan standar akuntansi revisi untuk persediaan, yang menggantikan PSAK 14, Persediaan.
In 2009, the Company and its subsidiaries adopted the revised accounting standard for inventories, which supersedes PSAK 14, Inventories.
Perubahan mendasar pada standar ini termasuk antara lain entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama, dan pembelian persediaan dengan persyaratan penyelesaian tangguhan (deferred settlement terms), perbedaan antara harga beli untuk persyaratan kredit normal dan jumlah yang dibayarkan diakui sebagai beban bunga selama periode pembiayaan.
The principal changes to the standard include among other things the requirement to use the same cost formula for all inventories having similar nature and use to the entity, and for purchase of inventories with deferred settlement terms, the difference between the purchase price for normal credit terms and the amount paid is recognized over the period of financing.
Penerapan awal ini tidak mempunyai pengaruh signifikan pada laporan keuangan konsolidasi tetapi dapat mempengaruhi akuntansi untuk transaksi atau perjanjian yang akan datang.
The initial adoption has no significant effect on the consolidated financial statements but may affect the accounting for future transactions or arrangements.
- 72 -
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan) b.
(Continued)
Standar revisi yang telah diterbitkan tetapi belum berlaku efektif i.
b.
Standar yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010:
i.
PSAK 26 (revisi 2008), Biaya Pinjaman PSAK 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan PSAK 55 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
Penyajian
PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi
PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang telah diterbitkan tetapi belum berlaku efektif
c.
ISAK berikut ini berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011: ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purna-operasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa - 73 -
PSAK 26 (revised 2008), Borrowing Costs PSAK 50 (revised 2006), Financial Instruments: Presentation and Disclosures PSAK 55 (revised 2006), Financial Instruments: Recognition and Measurement
Standards effective for financial statements beginning on or after January 1, 2011:
PSAK 1 (revisi 2009), Laporan Keuangan
ii.
Standards effective for financial statements beginning on or after January 1, 2010:
ii. Standar yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:
c.
Revised standards in issue not yet effective
PSAK 1 (revised 2009), Presentation of Financial Statements PSAK 2 (revised 2009), Statements of Cash Flows PSAK 4 (revised 2009), Consolidated and Separate Financial Statements PSAK 5 (revised 2009), Operating Segments PSAK 12 (revised 2009), Financial Reporting of Interest in Joint Ventures PSAK 15 (revised 2009), Accounting for Investments in Associates PSAK 25 (revised 2009), Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors PSAK 48 (revised 2009), Impairment of Assets PSAK 57 (revised 2009), Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets PSAK 58 (revised 2009), Noncurrent Assets Held for Sale and Discontinued Operations
Interpretation of Financial Acconting Standards (ISAK) in issue not yet effective The following ISAKs which are effective for financial statements beginning on or after January 1, 2011:
ISAK 7 (revised 2009), Consolidation: Special Purpose Entities ISAK 9, Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilites
PT BARITO PACIFIC Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 SERTA UNTUK TAHUNTAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
PT BARITO PACIFIC Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2009 AND 2008 AND FOR THE YEARS THEN ENDED
(Lanjutan)
(Continued)
ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan
ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontibusi Nonmoneter oleh Venturer
Manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi ini terhadap laporan keuangan konsolidasi.
40.
PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
ISAK 10, Customer Loyalty Programmes ISAK 11, Distribution of Non-Cash Assets to Owners ISAK 12, Jointly Controlled Entities: Non-monetary Contributions by Venturers
Management is evaluating the effect of these standards and interpretation on the consolidated financial statements.
40. APPROVAL OF THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Laporan keuangan konsolidasi dari halaman 3 sampai dengan 74 telah disetujui oleh Direksi Perusahaan untuk diterbitkan pada tanggal 22 Maret 2010.
- 74 -
The consolidated financial statements on pages 3 to 74 were approved and authorized for issue by the Company’s Directors on March 22, 2010.
DATA PE RU SAHAAN
CORPORATE DATA
79
Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
S t r u kt u r Or ga ni sa si
OrganiSation Structure KOMISARIS COMMISSIONER
KOMITE AUDIT AUDIT COMMITTEE
PRESIDEN DIREKTUR
MANAJEMEN RISIKO
PRESIDENT DIRECTOR
RISK MANAGEMENT
CORPORATE FINANCE CORPORATE FINANCE
HUBUNGAN INVESTOR INVESTOR RELATIONS
80 L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
WAKIL PRESIDEN DIREKTUR
SATUAN PENGAWAS INTERN (SPI)
VICE PRESIDENT DIRECTOR
INTERNAL AUDIT
DIREKTUR OPERASIONAL
DIREKTUR KEUANGAN
OPERATIONAL DIRECTOR
FINANCE DIRECTOR
DIREKTUR LEGAL dan SEKRETARIS PERUSAHAAN LEGAL DIRECTOR AND CORPORATE SECRETARY
DIVISI PERIJINAN DAN PENGEMBANGAN USAHA
DIVISI OPERASIONAL INDUSTRI KAYU
DIVISI OPERASIONAL HPH DAN HTI
DIVISI AKUNTING
DIVISI KEUANGAN
DIVISI PEMBELIAN
DIVISI SDM & UMUM
DIVISI HUKUM
SEKRETARIS PERUSAHAAN
LICENSE AND BUSINESS DEVELOPMENT DIVISION
WOODWORKING OPERATIONAL DIVISION
HPH AND HTI OPERATIONAL DIVISION
ACCOUNTING DIVISION
FINANCE DIVISION
PURCHASING DIVISION
HR AND GENERAL SERVICE DIVISION
LEGAL DIVISION
CORPORATE SECRETARY
P eja bat Seni or
Senior Officers Komite Audit Audit Committee : F. Parno Isworo Rifqi Musharnanto Tita Serena K. Ferdinandus Manajemen Risiko Risk Management : Yolanda Watulo Keuangan Perusahaan Corporate Finance
:
Hubungan Investor Investor Relations
: Agustino Sudjono
Satuan Pengawasan Intern Internal Audit
:
Erwin Haris
Divisi Perijinan & Pengembangan Usaha License & Business Development Division
:
Narmodo R.
Divisi Operasional Industri Kayu Woodworking Operational Division
: Fenny
Divisi Operasional HPH dan HTI HPH & HTI Operational Division
: Inge Tjandra
Divisi Akunting Accounting Division
: Antoni Indra
Divisi Finance Finance Division
: FX. Gunawan H.
Divisi SDM & Umum HR & General Administration Division
:
S. Widiharta
Divisi Hukum Legal Division
:
Hendra Muliana
:
Salwati Agustina
81 Ann u a l r epo r t 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
Jonny Karli
In fo r m a s i Per ser oa n
Corporate Information KANTOR PUSAT HEAD OFFICE
AKUNTAN PUBLIK PUBLIC ACCOUNTANT
PT BARITO PACIFIC Tbk Wisma Barito Pacific Tower B, Lt.8 Jl. Let.Jend. S. Parman Kav. 62-63 Jakarta 11410 Tel. 6221 5306711 Fax. 6221 5306680 www.barito-pacific.com
Osman Bing Satrio & Rekan Register Public Accountant License No. KMK No 758/KM.1/2007 Wisma Antara, Lt. 12 Jl. Medan Merdeka Selatan No.17 Jakarta 10110, Indonesia Tel. 6221 231 2879, 231 2955 231 2381 Fax. 6221 384 0387, 231 3325 email:
[email protected] www.deloitte.com
SEKRETARIS PERUSAHAAN CORPORATE SECRETARY
BIRO ADMINISTRASI EFEK SHARE REGISTRAR
Salwati Agustina PT BARITO PACIFIC Tbk Wisma Barito Pacific Tower B, Lt.8 Jl. Let.Jend. S. Parman Kav. 62-63 Jakarta 11410 Tel. 6221 5306711 Fax. 6221 5306680 www.barito-pacific.com email:
[email protected]
PT Sirca Datapro Perdana STTD No. 92/KMK.010/1990 Wisma Sirca Jl. Johar No.18, Menteng Jakarta Pusat 10340 Tel. 6221 3140032, 3905920, 3900645 Fax. 6221 3900671, 3900652
82
HUBUNGAN INVESTOR INVESTOR RELATIONS
L a po r a n Ta h u n a n 2 0 0 9 P T B a r i to Pac i f i c T b K
Agustino Sudjono PT BARITO PACIFIC Tbk Wisma Barito Pacific Tower B, Lt.8 Jl. Let.Jend. S. Parman Kav. 62-63 Jakarta 11410 Tel. 6221 5306711 Fax. 6221 5306680 www.barito-pacific.com email:
[email protected]
PT BARITO PACIFIC Tbk Wisma Barito Pacific Tower B, lt.8 Jl. Let. Jend. S. Parman Kav. 62-63 Jakarta 11410 Tel. 6221 5306711 Fax. 6221 5306680 www.barito-pacific.com