arsitektur.net
2012 vol. 6 no. 2
Re-inventing Method Nadhila Adelina Cokelat merupakan hasil olahan makanan yang diolah dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu substansi penyusunnya, kadar air di dalam dan di sekeliling proses pembuatannya, temperatur, dan juga elemen lain yang diolah bersamanya. Dalam proyek re-inventing method ini, saya akan menggunakan memiliki dua bagian utama, ganache (campuran cokelat dan krim susu) sebagai dan terfokus pada permainan temperatur, kelembapan, dan waktu. Beberapa proses, seperti fusion, chopping, dan shaping juga dilakukan agar kedua elemen utama mengalami percampuran dan juga sebagai tindakan yang menyertai permainan pada tiga fokus utama sebelumnya. Berikut adalah beberapa proses yang dilakukan pada masing-masing elemen terdiri dari breaking into pieces, heating, fusion, dan shaping. Sedangkan untuk stirring, cooling, dan covering. Beberapa proses tersebut juga memperhatikan keunikan dari substansi penyusun cokelat, yaitu sifat substansi (kepekaan terhadap temperatur), tekstur, kepekaan terhadap kelembapan, perubahan bentuk dan sifat substansi. Berdasarkan urutan proses, faktor penentu, dan karakter dari substansi dalam method dengan objek yang memiliki karakter mirip dengan cokelat, yaitu lilin. Objek tersebut merupakan objek yang dipilih dari lima objek yang saya usulkan (tanah liat, lilin, jelly, lem, sabun) karena memiliki kepekaan yang paling tinggi terhadap temperatur dan kelembapan, serta memiliki tekstur yang halus seperti cokelat. Sebagai elemen tambahan saya menggunakan beberapa jenis objek, yaitu serbuk gergaji (menggantikan pasir yang memiliki karakter butiran kecil juga), plastisin, kerikil, sabun cair, dan daun. Pemilihan beberapa jenis objek ini didorong oleh rasa ingin tahu saya, akan menjadi apakah benda-benda yang memiliki surface berbeda ini apabila diberi permainan temperatur dan kelembapan, serta bagaimanakah objek-objek ini akan berubah jika dicampur atau diolah bersama objek lain. Objek/Medium
:
Lilin
Elemen Tambahan
:
Serbuk gergaji & kerikil
20
arsitektur.net
2012 vol. 6 no. 2
Plastisin & Daun
Sabun Cair
Proses pengolahan objek lilin dengan elemen lain yang berkaitan dengan permainan temperatur, kelembapan, bentuk, dan substansi merupakan sebuah eksperimen yang melibatkan medium, surface, dan substance. Medium merupakan elemen utama yang menjadi tempat terjadinya segala kejadian, atau dapat disebut juga sesuatu yang diberikan aksi. Substance merupakan elemen di luar medium dan tidak memiliki koneksi apapun ke medium kecuali yang dihubungkan dengan surface. Dalam proyek ini, lilin adalah medium yang akan diberikan aksi dan akan diintervensi oleh elemen lain yang berlaku sebagai substance. Surface sebagai “jendela” untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam medium merupakan wujud visual medium lilin ketika diberikan aksi, diintervensi elemen lain, dan setelah mengalami beberapa rangkaian proses. Oleh karena itu dalam proyek ini terdapat beberapa varian yang harus diperhatikan, yaitu: • Kondisi medium Apakah medium dalam kondisi padat atau cair, apakah jumlahnya banyak atau sedikit merupakan poin-poin yang akan menentukan variasi-variasi yang terjadi setelahnya. • Kondisi substance Substansi apa yang digunakan, karakter dari substansi tersebut, dan berapa jumlah dari substansi yang digunakan merupakan beberapa poin yang akan saya perhatikan dalam pelaksanaan proyek. Kemudian, saya juga memperhatikan aksi apa yang dapat digunakan di substansi elemen lain yang berbeda. • Aksi yang dilakukan Permainan temperatur dan karakter objek akan menjadi dasar aksi yang saya lakukan. Selain itu, seperti yang disebutkan sebelumnya, kondisi substansi elemen lain akan menjadi faktor yang mempengaruhi aksi yang dilakukan. • Surface Bagaimana surface ketika aksi dilakukan ke medium, ketika medium diintervensi oleh elemen lain, dan ketika dua aksi dilakukan terhadap medium menjadi beberapa hal yang akan saya perhatikan, khususnya pada kondisi setelahnya dan perubahan yang terjadi. • Tekstur Dalam tekstur, hal-hal penting yang perlu di perhatikan diantaranya, tekstur awal medium dan elemen lain serta tekstur seperti apa yang dihasilkan setelah aksi-aksi tersebut. 21
arsitektur.net
2012 vol. 6 no. 2
• Warna Saya akan memperhatikan warna awal, warna saat pemberian aksi, dan warna setelah aksi dari medium dan elemen lain. • Bentuk Bentuk awal medium dan elemen lain, bentuk saat pemberian aksi, bentuk setelah pemberian aksi, dan bentuk yang mempengaruhi satu dengan lainnya menjadi poin-poin menarik dalam eksplorasi ini. • Karakter akhir substansi Poin terakhir yang menjadi penting adalah bagaimanakah karakter akhir campuran dari medium dan elemen lain, apakah padat, cair, lentur, dan sebagainya, serta apa saja struktur zat penyusunnya. Berdasarkan varian tersebut saya melakukan urutan eksplorasi sebagai berikut:
Pada rangkaian 1 medium lebih dominan dibanding, elemen tambahan, Awalnya medium dipanaskan.Setelah itu, medium dicampur dengan elemen lain. Hasil dari percampuran itu akan diberi aksi pendinginan.
Rangkaian 2 memiliki dengan rangkaian 1, namun di rangkaian ini elemen tambahan lebih dominan dibanding medium.
Eksplorasi dengan medium lebih dominan dibanding elemen tambahan (Rangkaian 1):
22
arsitektur.net
2012 vol. 6 no. 2
Ketika serbuk gergaji diberi lelehan lilin dan diaduk, elemen tersebut saling menempel satu sama lain, dan menjadi kental namun kasar, tidak ada perubahan warna. Setelah didinginkan terbentuklah butiran padat keras yang kasar dan rapuh. Saat kerikil diberi lelehan lilin, kedua elemen tersebut juga saling menempel dan kental, warnanya memudar. Ketika didinginkan objek menjadi kaku, pudar, rapuh, dan kasar. Campuran antara plastisin dan lilin menjadi cairan yang lengket, kental dan kasar. Ketika didinginkan, campuran menjadi sangat kental, kasar, lengket, dan memudar warnanya. Semakin lama dibiarkan, campuran menjadi padat, lentur, kasar, dan lebih lengket. Pada eksperimen ini hampir terjadi campuran sempurna (tidak dapat dibedakan setiap elemennya lagi).
Ketika daun diberi lelehan lilin, kondisi daun menjadi lemas, dan tidak tercampur sempurna dengan lilin. Hasil campuran ini bertekstur kasar. Setelah didinginkan, campuran menjadi lentur, kasar, dan memiliki warna yang memudar. Eksplorasi paling menarik adalah pada elemen sabun cair. Ketika diberi lelehan lilin, campuran menjadi lebih cair dan berwarna lebih bening dan lengket. Semakin lama, cairan yang dihasilkan menjadi berbusa. Ketika didinginkan, campuran menjadi kental, berbusa, dan kasar. Eksplorasi dengan medium lebih dominan dibanding elemen tambahan (Rangkaian 2):
23
arsitektur.net
2012 vol. 6 no. 2
Campuran serbuk gergaji dengan lilin menjadi kasar dan menghitam, setelah melalui proses pendinginan menjadi kaku, gelap, dan kasar. Kerikil masih dapat dibedakan dengan lilin, dan ketika didinginkan menjadi kaku, kasar, namun tidak mengalami perubahan warna. Plastisin mencair dan bercampur dengan lilin ketika dipanaskan. Terjadi perubahan warna dan cairan lelehan menjadi kental. Ketika didinginkan, lelehan menjadi padat, halus, dan warnanya memudar. Daun menjadi lemas, dan tidak bercampur dengan sempurna dengan lilin. Ketika didinginkan, warnanya menjadi gelap dan daun menjadi kaku dan kasar.
Lelehan lilin yang dicampur dengan sabun cair menjadi berbusa dan kasar karena serpihan lilin. Campuran menjadi kental dan memudar warnanya. Setelah didinginkan, campuran menjadi lebih mengental dan berbusa serta lengket. Dari hasil eksplorasi ini, saya mendapat banyak temuan berkaitan dengan perubahan surface. Ternyata permainan temperatur mempengaruhi bagaimana benda berubah wujud. Objek berubah bentuk berdasarkan force yang dialaminya. Karakter zat juga mempengaruhi bagaimana zat itu berubah bentuk. Dalam hal ini, sebuah objek yang memiliki kepekaan tinggi terhadap force tersebut, yaitu lilin mengalami perubahan wujud sampai tiga tahap. Pencampurannya dengan elemen lain membuat perubahan surface sampai menciptakan banyak variasi. Pencampuran ini membuktikan bahwa hybrid membawa sifat elemen orangtua ke objek yang dihasilkan. Dari varian tersebut dan aksi-aksi yang dilakukan serta karakter dari hasil saya membuat diagram yang menunjukkan hasil dari rangkaian proses tersebut. Diagram ini menunjukkan perubahan berdasarkan aksi-aksi yang dilakukan. Dari diagram ini dapat ditemukan apa yang akan terjadi jika medium lilin dicampurkan dengan elemen lain yang memiliki karakter sama dengan elemen yang sudah didaftar di diagram.
24
arsitektur.net
2012 vol. 6 no. 2
Referensi [1] Gibson, J. J., 1986. The Ecological Approach to Visual Perception. New Jersey: Lawrence Erlbaum
25