PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THE LEARNING CELL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas VIII SMP Negeri 3 Tangerang Selatan)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh:
Adelina Fitriyani NIM. 1112017000011
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
ABSTRAK
Adelina Fitriyani (1112017000011), Pengaruh Model Pembelajaran The Learning Cell terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran The Learning Cell dan pembelajaran konvensional serta menganalisis pengaruh penerapan model pembelajaran The Learning Cell terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP di Tangerang Selatan tahun ajaran 2016/2017. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian Two Group Randomized Subject Post-Test Only. Sampel penelitian sebanyak 87 siswa terdiri dari 44 siswa kelompok eksperimen dan 43 siswa kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data kemampuan komunikasi matematis siswa menggunakan instrumen tes. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran The Learning Cell lebih tinggi dibandingkan kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Indikator kemampuan komunikasi matematis pada penelitian ini adalah merepresentasikan benda nyata, gambar, diagram atau tabel dalam bentuk ide dan atau simbol matematika, kemudian menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar serta menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa . Kata Kunci:
Model Pembelajaran The Learning Cell, Kemampuan Komunikasi Matematis
i
ABSTRACT
ADELINA FITRIYANI (1112017000011), The Effect of The Learning Cell Model to Students’ Mathematical Communication Skills. Thesis Department of Mathematics Education, Faculty Of Tarbiya and Teachers Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. The purpose of this research are analyze students’ mathematical communication skills using The Learning Cell model and the conventional learning then analyze the effect of The Learning Cell model to students’ mathematical communication skills. This research conducted at one of junior high school in South Tangerang academic year 2016/2017. The method of the research was used a quasi experimental method with the research design by two group randomized subject post-test only. The samples are 87 students which 44 students in experimental group and 43 students in control group. The collecting data of the students’ mathematical communication skills was used test instrument. The result of this research indicates that students’ mathematical communication skills who are taught by The Learning Cell model is higher than students who are taught by conventional learning. Indicators of mathematical communication skills for this research are: (1) to represent real thing, picture, diagram, or table into ideas or symbols of mathematics, (2) to explain idea, situation, or relation of mathematics by written text using real thing, picture, diagram, or algebra expression, and (3) to declare daily phenomenon in language or symbol of mathematics or arrange mathematics’ model from a phenomenon .
Keywords:
The Learning Cell Model, Mathematical Communication Skills
ii
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang senantiasa memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, para tabi’in dan kepada seluruh umatnya. Selama penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sangat terbatas. Namun berkat kerja keras, usaha, do’a, dukungan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak yang sangat membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Dr. Kadir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan berbagai saran, masukan, serta banyak motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3.
Bapak Dr. Abdul Muin, S.Si., M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., sebagai dosen pembimbing akademik yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi selama penulisan skripsi ini.
5.
Ibu Gusni Satriawati, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan arahan dan masukan selama
proses
penulisan skripsi. 6.
Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah mendidik, mengajar, dan memberikan ilmunya selama
iv
penulis mengikuti perkuliahan. Semoga ilmu yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah di sisi Allah SWT. 7.
Ibu Sumarsih, M.Pd. selaku guru pamong, Bapak Sholeh Fathoni, S.Pd., dewan guru dan siswa-siswi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung.
8.
Teristimewa untuk ayahanda dan ibunda yang tiada hentinya memberikan banyak dukungan moril-materil, kasih sayang, nasihat, motivasi, bimbingan, arahan, sekaligus sebagai inspirator penulis. Adik-adik tercinta Elin Hasnatul Ulfiyah dan Alvin Anshor sebagai sumber semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9.
Keluarga besar Yayasan Pendidikan Islam Nurul Iman yang selalu memberikan banyak dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
10. Sahabat “Something”, Ai Nurjannah (Ay), Akma Munandra Rambe (Mae), dan Baqiyatussolihat (Kikay) sebagai sahabat dan partner terbaik selama penulis mengikuti perkuliahan di Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas dukungan dan motivasi yang telah diberikan selama penulisan skripsi serta kebersamaan dan canda tawa yang telah menghiasi hari-hari penulis selama menyelesaikan studi. 11. Untuk Yosi Ananda, ST yang telah sabar menemani, memberikan banyak semangat, pengertian dan dukungan yang tiada henti kepada penulis selama proses penyusunan skripsi hingga selesai. 12. Untuk Mariatul Qibtiyah, S.KM sebagai sahabat terbaik selama 8 tahun ini. Terima kasih atas dukungan dan kesabarannya. Semoga selalu dan tetap menjadi sahabat terbaik bagi penulis. 13. Kepada teman seperjuangan bimbingan skripsi Aal, Resti, Nila, dan Umi terima kasih atas dukungan dan semangat
kepada
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi. 14. Teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2012. Terima kasih atas kebersamaan yang telah kita lalui. Kebersamaan ini akan menjadi kenangan terindah untuk menggapai kesuksesan di masa yang akan datang.
v
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis cantumkan namanya satu per satu. Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis dapat dijadikan sebagai amal kebaikan oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, berbagai saran dan masukan yang membangun dari berbagai pihak sangat dibutuhkan demi kesempurnaan penulis di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Jakarta, Mei 2017
Penulis
DAFTAR ISI ABSTRAK .............................................................................................................. i ABSTRACT ........................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x DAFTAR DIAGRAM .......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii BAB I:
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5 C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 5 D. Perumusan Masalah ........................................................................ 6 E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6 F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7
BAB II:
DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Deskripsi Teoritik............................................................................ 8 1. Kemampuan Komunikasi Matematis ......................................... 8 a.
Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis ................ 8
b.
Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis ................. 10
2. Model Pembelajaran The Learning Cell ................................... 11 3. Pembelajaran Konvensional ..................................................... 17 B. Penelitian Relevan......................................................................... 19 C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 20 D. Hipotesis Penelitian....................................................................... 24 BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 25 B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 25
vi
1. Populasi..................................................................................... 25 2. Sampel ...................................................................................... 26 C. Metode dan Desain Penelitian ....................................................... 26 D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 27 1. Tahap Persiapan ........................................................................ 27 2. Tahap Pelaksanaan.................................................................... 28 3. Tahap Akhir .............................................................................. 28 E. Instrumen Penelitian...................................................................... 28 1. Validitas .................................................................................... 29 2. Reliabilitas ................................................................................ 32 3. Daya Pembeda .......................................................................... 33 4. Taraf Kesukaran ....................................................................... 34 F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 35 1. Uji Prasyarat Analisis ............................................................... 35 a.
Uji Normalitas ................................................................... 35
b.
Uji Homogenitas ............................................................... 36
2. Uji Hipotesis ............................................................................. 37 3. Menentukan Proporsi Varians (effect size) ............................... 39 G. Hipotesis Statistik.......................................................................... 40 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ............................................................................... 41 1. Kemampuan
Komunikasi
Matematis
Kelas
Eksperimen ................................................................................ 43 2. Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Kontrol ................. 45 B. Analisis Data ................................................................................. 46 1. Uji Normalitas ........................................................................... 47 2. Uji Homogenitas ....................................................................... 48 3. Uji Hipotesis ............................................................................. 49 4. Besar Pengaruh Perlakuan (effect size) .................................... 50 C. Pembahasan ................................................................................... 50
vii
1. Indikator Merepresentasikan benda nyata, gambar, diagram dalam bentuk ide dan atau simbol matematika............ 61 2. Indikator
menjelaskan
ide,
situasi
dan
relasi
matematika secara tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar ........................................... 63 3. Indikator menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa ....................................................... 66 D. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 68 BAB V:
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................... 69 B. Saran.............................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 71 LAMPIRAN .......................................................................................................... 74
viii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Agenda Penelitian .......................................................................
25
Tabel 3.2
Desain Penelitian ........................................................................
27
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ....... ..................................................................................
29
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Isi Kemampuan Komunikasi Matematis......
30
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Empiris Kemampuan Komunikasi Matematis....................................................................................
Tabel 3.6
Hasil
Uji
Reliabilitas
Instrumen
Tes
Kemampuan
Komunikasi Matematis ............................................................... Tabel 3.7
33
Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ...............................................................
Tabel 3.9
32
Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ...............................................................
Tabel 3.8
31
34
Hasil Rekapitulasi Perhitungan Uji Coba Instrumen Setelah Drop Soal Tidak Valid................................................................
35
Tabel 4.1
Profil Responden Penelitian........................................................
41
Tabel 4.2
Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ...........................................................................................
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Eksperimen ..........................................
Tabel 4.4
42
44
Distribusi Frekuensi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Kontrol ...................................................................
45
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas ...................................................................
48
Tabel 4.6
Hasil Uji Homogenitas................................................................
48
Tabel 4.7
Hasil Uji Hipotesis......................................................................
49
Tabel 4.8
Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .........................................
ix
51
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Prinsip Openness The Learning Cell...........................................
14
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir Peneliti..........................................................
24
Gambar 4.1
Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Openness .....................................
56
Gambar 4.2
Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Social ...........................................
57
Gambar 4.3
Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Evolvable & Context-Aware........
58
Gambar 4.4
Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Cohesive.. ....................................
59
Gambar 4.5
Kegiatan Belajar Siswa Kelas Eksperimen.. ...............................
60
Gambar 4.6
Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol pada Indikator (1) ................................................................................
Gambar 4.7
Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol pada Indikator (2) ................................................................................
Gambar 4.8
62
64
Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol pada Indikator (3) ................................................................................
x
67
DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Eksperimen ...... 44
Diagram 4.2
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Kontrol ............. 46
Diagram 4.3
Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................................ 52
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Pedoman Wawancara ............................................................
74
Lampiran 2
Hasil Wawancara ..................................................................
75
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ........
78
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol...............
118
Lampiran 5
Lembar Kerja Siswa (LKS) ...................................................
150
Lampiran 6
Lembar Kerja Siswa Rumah .................................................
198
Lampiran 7
Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (Sebelum Uji) ........................................................................
Lampiran 8
Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (Sebelum Uji) .......................................................
Lampiran 9
212
Pedoman
Penskoran
Tes
Kemampuan
215
Komunikasi
Matematis...............................................................................
225
Lampiran 10
Hasil Uji Validitas Soal..........................................................
226
Lampiran 11
Hasil Uji Reliabilitas Soal .....................................................
228
Lampiran 12
Hasil Uji taraf Kesukaran Soal...............................................
230
Lampiran 13
Hasil Uji Daya Pembeda Soal ................................................
232
Lampiran 14
Rekapitulasi Hasil Penelitian Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa dengan CVR .........................
234
Lampiran 15
Hasil Uji Validitas Isi dengan Metode CVR .........................
235
Lampiran 16
Rekapitulasi Analisis Butir Soal ...........................................
236
Lampiran 17
Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (Setelah Uji) ...........................................................................
Lampiran 18
Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis (Setelah Uji) .........................................................
Lampiran 19
Lampiran 21
239
Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Eksperimen...................................................................
Lampiran 20
237
246
Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Kontrol .........................................................................
248
Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen ................................
250
xii
Lampiran 22
Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol ......................................
251
Lampiran 23
Hasil Uji Homogenitas ..........................................................
252
Lampiran 24
Hasil Uji Hipotesis Statistik ..................................................
253
Lampiran 25
Hasil Effect Size......................................................................
255
Lampiran 26
Surat Keterangan Penelitian...................................................
256
Lampiran 27
Lembar Uji Referensi .............................................................
257
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Banyak hal yang menjadi acuan sebuah negara dapat dikatakan sebagai negara maju salah satunya adalah bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas menjadi salah satu tolak ukur kemajuan peradaban manusia pada suatu negara. Kemajuan peradaban manusia akan membuat negara tersebut memiliki kemajuan dalam berbagai bidang dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Kemajuan dalam pendidikan begitu dinamis mengikuti perkembangan zaman termasuk di Indonesia sehingga pendidikan di Indonesia pun harus dapat beradaptasi dengan segala perubahan yang ada supaya kegiatan dalam bidang pendidikan
tetap
relevan dalam kondisi sekarang atau bahkan sampai yang akan datang yang dapat menjawab tantangan zaman. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Menurut Ani belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Menurut Hamalik belajar bukan suatu tujuan, tetapi belajar merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan.1 Dalam proses pembelajaran di dalamnya
selain
mendengarkan
pengetahuan yang diberikan oleh pendidik, adapun kegiatan berdiskusi antara murid dengan guru atau murid dengan murid untuk memperoleh berbagai pengalaman dalam belajar sehingga dapat tercapainya tujuan
pembelajaran.
National Council of Teachers of Mathematics (NCTM), menyatakan bahwa standar matematika sekolah meliputi standar isi (mathematical content) dan standar proses (mathematical process). Menurut NCTM, standar proses meliputi pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), keterkaitan (connections), komunikasi (communication), dan representasi
1
CP Permata, dkk, “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII SMP Pada Model Pembelajaran TSTS Dengan Pendekatan Scientific”, Unnes Journal of Mathematics Education 4 (2) 2015, h.128.
2
(representation).2 Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah menurut Permendiknas No. 22 adalah mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 3 Guru dalam proses pembelajaran sebagai pengarah siswanya untuk mendapatkan pengalaman belajar, mengarahkan siswanya mengemukakan apa yang ia ketahui dari proses pembelajaran berdasarkan hasil pemikiran siswa itu sendiri dan dengan demikian siswa mampu melahirkan hasil pemikiran yang orisinil. Maka berdasarkan uraian tersebut dalam proses pembelajaran, komunikasi merupakan salah satu tujuan pembelajaran
dalam
matematika
sehingga
diperlukannya
kemampuan
berkomunikasi yang baik untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika. Pentingnya memiliki kemampuan berkomunikasi khususnya dalam pelajaran matematika diperkuat oleh pendapat para ahli. Prayitno menyatakan bahwa
komunikasi
matematis
diperlukan
oleh
orang-orang
untuk
mengkomunikasikan gagasan atau penyelesaian masalah matematika, baik secara lisan, tulisan, ataupun visual, baik dalam pembelajaran matematika ataupun di luar pembelajaran matematika.4 Menurut Polla komunikasi matematika adalah salah satu faktor yang penting dalam proses pembelajaran matematika di dalam atau di luar kelas. Komunikasi memegang peranan penting dalam matematika. Setiap orang yang berkepentingan dengan matematika akan memerlukan komunikasi dalam perbendaharaan informasi yang lebih banyak. 5 Namun
pada
kenyataannya
dalam
pembelajaran
matematika,
berkomunikasi dalam bahasa matematika malah menjadi salah satu persoalan hingga saat ini. Menurut pendapat guru matematika di sekolah SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, 2
siswa
tidak
terbiasa
menggunakan
soal-soal
yang
National Council of Teacher of Mathematics, Principle and Standard of School Mathematics, (Reston: NCTM, 2000), p.29. 3 Sri Wardani & Rumiyati, Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP: Belajar dari PISA dan TIMSS, (Yogyakarta: PPPPTK, 2011), h.12 4 S. Prayitno, dkk, “Komunikasi Matematis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berjenjang Ditinjau dari Perbedaan Gender”, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. 9 November 2013, h. 566. 5 Isrok’atun, Meningkatkan Komunikasi Matematik Siswa SMP melalui Realistic Mathematics Education (RME) dalam Rangka Menuju Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), Jurnal Pendidikan Dasar Nomor 11, 2009. h.8.
3
membutuhkan kemampuan komunikasi matematis dalam pembelajarannya sehingga
kebanyakan
siswa
masih
mengalami
kesulitan
dalam
mengkomunikasikan bahasa matematika yang kebanyakan menggunakan simbolsimbol dan menerjemahkannya serta mengembangkannya dalam bahasa seharihari atau sebaliknya, bagaimana persoalan sehari-hari mampu diterjemahkan ke dalam bahasa matematika sehingga persoalan tersebut dapat
diolah
secara
matematis dan mendapat jawaban dari persoalan yang ditemukan. Padahal sebelumnya
telah
dipaparkan
bahwa
kemampuan
berkomunikasi
dalam
matematika sangat diperlukan. Sebagian besar dari mereka masih belum mendapatkan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Kebanyakan pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah pembelajaran konvensional atau teacher centered dimana guru paling dominan dalam menjelaskan materi pelajaran di kelas sehingga siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuannya dalam mengkomunikasikan gagasan pada matematika.6 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh TIMSS tahun 2011 bahwa diantara 58 negara peserta TIMSS, peserta didik Indonesia berada pada urutan ke-38 dengan skor skala rata-rata kemampuan matematika siswa secara keseluruhan sebesar 386.7 Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa di Indonesia masih rendah. Banyak aspek penting yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematis. Menurut NCTM, membaca merupakan salah satu aspek kemampuan komunikasi matematis.8 Berdasarkan hasil survei tiga tahunan Program for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2010, skor rata-rata kemampuan membaca dan matematika siswa di Indonesia menduduki peringkat 55 dari 65 negara yang ikut serta. Skor membaca siswa di Indonesia adalah 402 dan berada pada peringkat 57 dan untuk matematika berada pada peringkat 5 6
Hasil Wawancara dengan Guru Bidang Studi Matematika SMPN 3 Tangerang Selatan, tanggal 5 September 2016 pukul 10.00 WIB. 7 Ina V.S. Mullis, et.al., TIMSS 2011 International Results in Mathematics, (USA: TIMSS & PIRLS International Study Center, 2012), p.144. 8 National Council of Teacher of Mathematics, Op.Cit., p.60.
4
terendah dengan skor 371.9 Lebih spesifik lagi untuk kemampuan komunikasi matematis, penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewanti Mustika Sari tahun 2015 menyatakan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional memperoleh nilai
sebesar
41,67.10 Selain itu penelitian serupa yang dilakukan oleh Amalia Syafitri tahun 2016 menyatakan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional yaitu sebesar 51,5. 11 Dari berbagai hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa Indonesia masih tergolong rendah dan belum terbiasa dengan soal-soal yang menuntut siswa untuk berpikir, bernalar, dan berkomunikasi matematis. Dengan berbagai hasil penelitian yang telah ada, Indonesia masih perlu memperbaiki pembelajaran matematika yang sudah ada. Memang kebanyakan siswa masih menganggap matematika adalah suatu disiplin ilmu yang tidak ada kaitannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka kesulitan dalam mempelajari bahasa atau simbol yang ada dalam
pelajaran
matematika.
Disamping itu pembelajaran yang digunakan di kelas pun tidak membuat siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga apa yang telah mereka pelajari belum tentu dapat dimengerti karena siswa masih pasif. Maka dari itu perlu diadakannya upaya-upaya dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan matematika dalam diri siswa agar tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran matematika dapat tercapai. Salah satu kemampuan matematika adalah kemampuan komunikasi matematis karena komunikasi merupakan alat untuk menyampaikan ide atau gagasan yang dimiliki siswa khususnya dalam matematika. Dari komunikasi tersebut dapat dilihat sejauh mana siswa tersebut memahami konten pembelajaran dalam matematika itu sendiri. 9 PISA 2010, [online], http://p4mri.net/new/?p=337, diakses tanggal 15 Oktober 2016 pukul 07.16 WIB 10 Dewanti Mustika Sari,”Pengaruh Pendekatan Concrete Representational Abstract (CRA) terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, h. 43, tidak dipublikasikan. 11 Amalia Syafitri, “Pengaruh Model Pembelajaran Do Talk Record terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016, h. 37, tidak dipublikasikan.
5
Dalam dunia pendidikan sudah banyak inovasi-inovasi yang diciptakan para ahli untuk menjadikan kegiatan pembelajaran lebih optimal dibandingkan dengan sebelumnya. Salah satunya adalah model pembelajaran The Learning Cell yang diciptakan oleh Goldschmid pada tahun 1976 dari Swiss kemudian dikembangkan lagi di China oleh Yu, Yang, dan Cheng tahun 2015. Model pembelajaran The Learning Cell adalah sebuah rangkaian aktivitas pembelajaran dimana pada setiap tahapan pembelajarannya menuntut siswanya secara aktif mengkomunikasikan gagasan, pendapat, hasil pemikiran dari siswa
tersebut
kepada siswa yang lainnya.12 Maka dari itu dengan penerapan
proses
pembelajaran seperti ini siswa mendapatkan kesempatan seluas-luasnya dalam mengekspresikan ide-ide matematika yang dimiliki, diungkapkan ataupun diklarifikasi jika terdapat kesalahan dalam mengungkapkan gagasannya
baik
secara lisan maupun tulisan. Berbagai penelitian telah dilakukan para ahli menggunakan model pembelajaran The Learning Cell dalam proses pembelajaran di sekolah. Maka dari itu muncul ide penulis untuk mengaitkan antara kemampuan komunikasi matematis dengan model pembelajaran berbasis The Learning Cell, apakah ada pengaruh antara penerapan model pembelajaran The Learning Cell dalam proses pembelajaran terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Dengan alasan tersebut penulis memilih judul “Pengaruh Model Pembelajaran The Learning Cell terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa” sebagai judul penelitian yang akan dilakukan oleh penulis.
B. Identifikasi Masalah Dari uraian diatas, maka masalah yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut: 1. Rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa. 2. Siswa tidak terbiasa menggunakan soal-soal yang membutuhkan kemampuan komunikasi matematis sehingga kemampuan komunikasi matematis siswa masih tergolong rendah. 12
Goldschmid, Peer Teaching in Higher Education: A Review, (Netherland, 1976), p.20.
6
3. Pembelajaran yang diterapkan di kelas belum dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. 4. Masih sedikit guru yang menerapkan model pembelajaran The Learning Cell di dalam kelas.
C. Pembatasan Masalah Melihat luasnya permasalahan yang diidentifikasi, maka dalam penelitian ini, permasalahan dibatasi pada: 1. Pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran The Learning Cell. 2. Kemampuan komunikasi matematis pada penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis dengan indikator: a. Merepresentasikan benda nyata, gambar, diagram atau tabel dalam bentuk ide dan atau simbol matematika b. Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa 3. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan kelas VIII semester genap tahun ajaran 2016/2017. 4. Pokok bahasan yang disampaikan adalah bangun ruang sisi datar.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, rumusan masalah yang diajukan adalah: 1. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran The Learning
Cell
dan
pembelajaran konvensional? 2. Apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran The Learning Cell lebih tinggi daripada
7
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain: 1. Menganalisis
kemampuan
komunikasi
matematis
siswa
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran The
yang
Learning
Cell dan model pembelajaran konvensional. 2. Menganalisis pengaruh penerapan model pembelajaran The Learning Cell terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.
F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini diantaranya: 1. Bagi peneliti, dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam mengenai penggunaan model pembelajaran The Learning Cell 2. Bagi siswa, mendapatkan pengalaman belajar matematika melalui model The Learning Cell yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP 3. Bagi guru, model The Learning Cell sebagai referensi model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa 4. Bagi peneliti lanjutan, dapat dijadikan rekomendasi agar penelitian pada penerapan model pembelajaran The Learning Cell terhadap kemampuan
komunikasi
matematis
siswa
dilakukan
terhadap
kemampuan matematika lainnya atau materi ajar yang lain. 5. Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penggunaan
model
pembelajaran
The
Learning
Cell
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP.
untuk
8
BAB II DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Deskripsi Teoritik Berikut adalah pembahasan mengenai beberapa kajian literatur terkait penelitian yakni: kemampuan komunikasi matematis dan model pembelajaran The Learning Cell. 1.
Kemampuan Komunikasi Matematis a.
Pengertian kemampuan komunikasi matematis Secara umum, komunikasi dapat diartikan sebagai proses
menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang lain baik secara langsung (lisan) ataupun tidak langsung (melalui media). 1 Melalui komunikasi ide dapat dicerminkan, diperbaiki, didiskusikan, dan dikembangkan. Proses komunikasi juga membantu membangun makna dan mempermanenkan ide serta proses komunikasi
juga
dapat
menjelaskan ide. Dalam pembelajaran matematika, komunikasi merupakan suatu cara berbagi ide dan mengklarifikasi pemahaman. Melalui komunikasi, ide-ide menjadi obyek refleksi, diskusi, dan pengembangan. Proses komunikasi juga membangun makna dan kekokohan ide. Ketika siswa ditantang
berfikir
dan
bernalar
tentang
matematika
dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada yang lain secara verbal ataupun tertulis, mereka belajar untuk menjadi lebih memahami dan lebih yakin. 2
1
Ayu Handayani, dkk, Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) Bagi Siswa Kelas VII MTsN Lubuk Buaya Padang Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 3 No. 2 part 1 hal 1-6 2014, h.3. 2 Hamdani, “Pengembangan Pembelajaran dengan Mathematical Discourse dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik pada Siswa Sekolah Menengah Pertama”, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. 5 Desember 2009. h. 164.
9
Menurut The Intended Learning Outcomes (ILOs), komunikasi matematis yaitu kemampuan untuk mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren kepada teman, guru, dan lainnya melalui bahasa lisan dan tulisan.
Melalui
memperdalam
keterampilan
ini
siswa
pemahaman matematika
mengembangkan
mereka
bila
dan
mereka
menggunakan bahasa matematika yang benar untuk berbicara
dan
menulis tentang apa yang mereka kerjakan. Bila siswa berbicara dan menulis tentang matematika, mereka mengklarifikasi ide-ide mereka dan belajar
bagaimana
membuat
argumen
yang
meyakinkan
dan
merepresentasikan ide-ide matematika secara verbal, gambar
dan
simbol.3 Jazuli mengemukakan bahwa
kemampuan
komunikasi
matematika merupakan kemampuan untuk menyatakan suatu ide matematika melalui tulisan, bahasa, gambar, grafik dan bentuk-bentuk visual lainnya sehingga mampu memberikan suatu argumentasi untuk pemecahan suatu masalah.4 Menurut Ayu Handayani dkk, kemampuan komunikasi yang bersifat matematika atau yang lebih dikenal dengan komunikasi matematis dapat diartikan sebagai kemampuan dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui dialog pembicaraan atau tulisan tentang apa yang mereka kerjakan, misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi
penyelesaian
masalah
dalam
matematika.
Kemampuan
komunikasi matematis tersebut merefleksikan pemahaman siswa dan guru bisa membimbing siswa dalam penemuan konsep serta mengetahui sejauh mana siswa mengerti tentang materi pelajaran matematika. 5
3
Armiati, “Komunikasi Matematis dan Kecerdasan Emosional”, dalam Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. 5 Desember 2009. h. 271-272. 4 Akhmad Jazuli, “Berfikir Kreatif dalam Kemampuan Komunikasi Matematika”, Jurnal Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009, h. 217. 5 Ayu Handayani dkk, Loc.Cit.
10
Dari berbagai uraian tersebut dapat
disimpulkan
bahwa
kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam matematika secara lisan maupun tulisan dalam mengekspresikan ide-ide matematika baik berupa bilangan, simbol, gambar, grafik atau bentuk visual lain. b. Indikator kemampuan komunikasi matematis Menurut NCTM, yang dimaksud kegiatan di dalam kemampuan komunikasi matematis mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah menengah keatas yaitu: (1) Menggabungkan dan membangun ide-ide
serta
pemahaman
matematika
melalui
komunikasi,
(2)
Menyampaikan dengan jelas ide-ide matematika yang telah dimiliki kepada teman kelas, guru, dan orang lain, (3) Menganalisis dan mengevaluasi ide-ide matematika teman sekelas atau orang lain yang disampaikan kepadanya, (4) Menggunakan bahasa matematika untuk memamparkan ide matematikanya secara tepat dan jelas. 6 Indikator kemampuan komunikasi matematis menurut Utari Sumarmo adalah sebagai berikut7: 1) Melukiskan atau merepresentasikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam bentuk dan atau simbol matematika 2) Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan dan tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, grafik, dan ekspresi aljabar 3) Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa 4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika 5) Membaca dengan pemahaman suatu representasi matematika 6) Membuat konjektur, merumuskan definisi, dan generalisasi
6
National Council of Teacher of Mathematics, Principle and Standard of School Mathematics, (Reston: NCTM, 2000), p.60. 7 Utari Sumarmo & Heris Hendriana, Penilaian Pembelajaran Matematika, (Bandung: Reflika Aditama, 2014), h.30.
11
7) Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraf matematika dalam bahasa sendiri Sedangkan indikator kemampuan komunikasi matematis menurut Gusni Satriawati adalah8: 1)
Written text, yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa sendiri, membuat model situasi atau persoalan menggunakan lisan, tulisan, konkrit, grafik, dan aljabar, menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari, mendengarkan, mendiskusikan, dan menulis tentang matematika,
membuat
konjektur, menyusun argumen dan generalisasi. 2)
Drawing, yaitu merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide-ide matematika.
3)
Mathematical Expression, yaitu
mengekspresikan
konsep
matematika dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika. Berdasarkan uraian diatas, indikator kemampuan komunikasi matematis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Merepresentasikan benda nyata, gambar, diagram atau tabel dalam bentuk ide dan atau simbol matematika 2) Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar 3) Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa
2.
Model pembelajaran The Learning Cell The Learning Cell adalah salah satu dari sekian banyak model yang
diciptakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih maksimal. Model ini mirip dengan metode Think Pair Share yang sebelumnya sudah banyak diterapkan oleh para pelaku pendidikan. Salah satu keunggulan yang dimiliki 8
Gusni Satriawati, “Pembelajaran Dengan Pendekatan Open Ended Untuk Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP”, dalam ALGORITMA, Vol. 1, No. 1, Tahun 2006, h. 111.
12
model pembelajaran The Learning Cell yaitu bersifat adaptif sehingga dapat menyesuaikan dengan pembelajaran di zaman sekarang atau pun dapat menyesuaikan dengan konten pelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga membuatnya mudah untuk digunakan. 9 Menurut Goldshcmid, The Learning Cell memiliki tahapan sebagai berikut10: 1)
Untuk dapat menggunakan pembelajaran ini, siswa terlebih dahulu membaca materi yang akan dipelajari, kemudian siswa menulis beberapa pertanyaan berdasarkan materi yang telah dibaca.
2)
Pada awal pertemuan, siswa dipasangkan secara acak kemudian masing-masing pasangan yaitu siswa (A) mulai menanyakan pertanyaan yang pertama yang sudah ditulis sebelumnya kepada pasangannya atau siswa (B).
3)
Kemudian setelah siswa A telah mendapatkan jawaban, siswa B yang kemudian menanyakan kepada siswa A pertanyaan yang telah ia buat, dan begitu seterusnya.
4)
Selama proses ini berjalan, guru mengawasi dari satu pasangan siswa ke pasangan siswa yang lain di kelas tersebut, memberikan saran, menanyakan atau menjawab pertanyaan. Variasi dari langkah-langkah ini adalah masing-masing
membaca (atau mempersiapkan) bahan bacaan yang berbeda.
siswa A
“mengajarkan” B esensi atau inti dari bacaannya, kemudian menanyakan pertanyaannya yang sudah disiapkan, dimana mereka berganti-ganti peran.11 Menurut Xu Bi, yang dimaksud pembelajaran dengan menggunakan model The Learning Cell adalah sebagai berikut12: 1) Sebelum kelas berlangsung, siswa dan guru sebelumnya dapat membuat sumber belajar bersama-sama, dan kemudian siswa belajar 9
Shengquan Yu, et. al, From Learning Object to Learning Cell: A Resource Organization Model for Ubiquitous Learning, (China, 2015), p.209. 10 Goldschmid, Peer Teaching in Higher Education: A Review, (Netherland, 1976), p.20. 11 Ibid. 12 Xu Bi, “Designing the Fliiped Classroom Model Based on The Learning Cell”, International Journal of Liberal Arts and Social Sciences Vol. 3 No. 9, December 2015, p. 65-66
13
secara signifikan dan mencatat poin-poin yang dianggap sulit. Dalam mendapat sumber belajar, proses pembelajaran dengan The Learning Cell bukan hanya guru sebagai seorang yang menemukan pengetahuan, tetapi siswa juga berkontribusi dalam mencari pengetahuan dari berbagai sumber belajar. Dalam kasus ini, siswa bertransformasi dari konsumen konten pembelajaran pembuat
konten
pembelajaran.
Dan
dengan
begitu
menjadi dapat
menstimulasi inisiatif siswa dalam memahami pengetahuan tersebut secara mendalam saat proses mengumpulkan informasi pengetahuan dari berbagai sumber belajar. 2) Di dalam kelas, mengintegrasikan konten dengan aktivitas The Learning Cell mendorong siswa berinteraksi secara mendalam dengan pengetahuan yang sedang dipelajari. Dan kemudian siswa dapat internalisasi pengetahuan tersebut. 3) Setelah pembelajaran dengan menggunakan The Learning Cell, beberapa siswa yang berpartisipasi dalam proses pembelajarannya meningkatkan refleksi siswa tersebut dan membentuk kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Menurut Yu, Yang, dan Cheng, yang dimaksud pembelajaran dengan The Learning Cell adalah13: 1) Openness Sumber belajar bukan hanya terbuka dalam aksesnya tetapi konten pembelajaran pun bersifat terbuka. Guru yang membuat sumber belajar namun sumber tersebut dapat berkembang sejalan dengan aktivitas pembelajaran peserta didik di kelas. Berikut struktur model terbuka dari The Learning Cell.
13
Shengquan Yu, et. al, Op.Cit., p. 212
14
Gambar 2.1 Prinsip Openness The Learning Cell Sumber belajar yang terbuka menurut gambar diatas berasal dari informasi yang generatif, alat belajar yang dapat mengakses secara terbuka konten pembelajaran, lingkungan yang menjadi ontologi dan kegiatan belajar di dalam kelas. Pendidik menyajikan suatu sumber belajar yang terbuka sehingga dapat memicu berbagai respon dari peserta didik yang dapat mengembangkan sumber belajar yang sudah ada.14 2) Evolvable Tidak seperti pembelajaran tradisional yang statis dan
sulit
diperbarui, The Learning Cell membuat konten pembelajaran dapat berevolusi (evolvable) yaitu dari konten yang terbaru yang berasal dari umpan balik yang diterima dari peserta didik. Konten pembelajaran yang terus diperbarui selama proses pembelajaran akan menjadi konten pembelajaran yang berkembang yang sesuai dengan pemahaman peserta didik.15
14 15
Ibid. Ibid., p. 212-213.
15
3) Cohesive The
Learning
Cell
bersifat
cohesive,
maksudnya
dengan
menggunakan pembelajaran ini dapat mengorganisir semua elemen dari proses pembelajaran menjadi menyeluruh. Mulai dari aktivitas, konten serta kesatuan pembelajaran.16 4) Social The Learning Cell menghubungkan setiap individu melalui konten pembelajaran dan menghasilkan jaringan pengetahuan sosial di dalam semesta pembelajaran. Melalui jaringan pengetahuan sosial tersebut, peserta didik tidak hanya mengakses sumber belajar, tetapi mereka juga dapat berelasi dengan individu lainnya. Contohnya, peserta didik dapat menemukan seorang ahli subjek atau materi terkait dan partner belajar melalui aktivitas pembelajaran dari sang ahli atau partner belajar lainnya.17 5) Context-Aware The Learning Cell memiliki prinsip konteks kesadaran dengan kata lain penggunaan pembelajaran ini dapat mempersepsikan permintaan pembelajar (peserta didik) menggunakan perangkat pembelajaran. Pembelajaran beradaptasi dengan perangkat pembelajaran yang mengakibatkan sumber belajar dapat berdapatasi dengan perangkat pembelajaran.18 Dari ketiga pendapat para ahli diatas, maka tahapan pembelajaran The Learning Cell dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Openness Guru memberikan permasalahan sehingga memicu respon yang beragam dari siswa mengenai permasalahan atau topik yang di angkat pada awal pembelajaran. Dari jawaban-jawaban yang diutarakan siswa kemudian diberikan kesimpulan yang masih bersifat tentatif atau sementara. Siswa mendaftar pertanyaan-pertanyaan yang muncul 16
Ibid., p. 214. Ibid. 18 Ibid., p. 215. 17
16
setelah melihat permasalahan yang dikemukakan guru yang nantinya pertanyaan tersebut dapat diajukan kepada kelompok lain untuk mendapatkan jawaban. 2) Social Kemudian guru membagi beberapa kelompok yang berjumlah genap. Siswa kelompok ganjil mempelajari tentang konten pelajaran A, sedangkan kelompok genap mempelajari konten pelajaran B. Kemudian setiap siswa dalam kelompok tersebut saling bertukar informasi mengenai konten pelajaran yang sedang dibahas. Setelah itu setiap kelompok tersebut harus membuat 2 pertanyaan, kelompok ganjil membuat pertanyaan materi B yaitu materi
yang
sedang
dibahas kelompok genap dan sebaliknya. 3) Evolvable & Context-Aware Setelah mempelajari konten pelajaran dan telah menyiapkan 2 pertanyaan, satu orang siswa perwakilan kelompok masing-masing akan dipasangkan. Perwakilan kelompok ganjil dipasangkan dengan perwakilan kelompok genap yang akan membentuk berpasangan (kelompok-kelompok kecil). Kegiatannya meliputi bertanya dan menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan. perwakilan siswa yang membahas materi A tersebut bertanya kepada siswa yang menjadi pasangannya yang membahas materi B,
setelah
mendapatkan
jawaban dari pasangannya, berganti siswa yang membahas materi B memberikan pertanyaan kepada siswa A. Selama proses ini, guru mengawasi dari pasangan satu ke pasangan siswa yang lain, memberikan konfirmasi atau umpan balik kepada siswanya. ContextAware adalah kesadaran konteks adalah ketika siswa menyadari apa yang sedang dipelajari atau yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut. Kesadaran konteks dapat dilihat dari pertanyaan siswa apakah ia benar-benar menyelidiki tentang materi dibahas atau dari jawaban siswa tersebut.
yang
sedang
17
4) Cohesive Semua siswa mengintegrasikan atau menyimpulkan materi sesuai dengan hasil tanya-jawab dengan temannya. Hasil kesimpulankesimpulan tersebut dirangkum untuk kemudian dijadikan sebagai sumber belajar yang terbaru yang berkembang sesuai dengan pemahaman peserta didik. Kesimpulan tersebut dipresentasikan oleh masing-masing perwakilan kelompok di depan kelas.
3.
Pembelajaran Konvensional Pembelajaran konvensional yang dimaksud pada penelitian ini adalah
pembelajaran ekspositori. Menurut Wina Sanjaya, model pembelajaran ekspositori
adalah
pembelajaran
yang
menekankan
kepada
proses
penyampaian materis secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Kellen (1998) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah pembelajaran langsung (direct instruction). Mengapa
demikian? Karena
dalam pembelajaran ini materi pelajaran disampaikan secara langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena itu pembelajaran ekspositori ini lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah “chalk and talk”.19 Pembelajaran
ekspositori
merupakan
bentuk
dari
pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran
secara
terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik.20
19
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2014), Cet. 11, h.179. 20 Ibid..
18
Langkah-langkah pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut 21: 1. Persiapan (preparation) 2. Penyajian (presentation) 3. Menghubungkan (correlation) 4. Menyimpulkan (generalization) 5. Penerapan (application) Uraian dari langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut. 1. Persiapan (preparation) Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunakan
strategi
ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan. 22 2. Penyajian (presentation) Langkah penyajian adalah langkah menyiapkan materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang dilakukan. Yang harus dipikirkan oleh setiap guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa.23 3. Menghubungkan (correlation) Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang dimilikinya.24 4. Menyimpulkan (generalization) Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam strategi ekspositori, 21 22 23 24
Ibid., h. 185. Ibid., h. 185. Ibid., h. 187. Ibid., h. 188.
19
sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.25 5. Mengaplikasikan (application) Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini diantaranya, pertama, dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan. Kedua, dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.26
B. Penelitian Relevan Penelitian yang relevan dalam penelitian ini diantaranya: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ali Awa, dkk (2013) dengan judul “Analisis Kemampuan Komunikasi
Matematik
Siswa
Memahami Volume Bangun Ruang Sisi Datar” yang
dalam
menyatakan
bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa tertinggi ada pada aspek menyatakan dan mengilustrasikan suatu model matematika ke dalam bentuk ide matematika yaitu sebesar 90,72%.27 2. Penelitian yang dilakukan oleh Rita P. Khotimah & Mukhafifah (2011) yang berjudul “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Metode Team Quiz dan The Learning Cell Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa” yang mengungkapkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara aktivitas belajar siswa dengan prestasi belajar matematika siswa.28 3. Penelitian yang dilakukan oleh Marta Cahyaningrum, dkk (2012) yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Aktif Strategi Learning Cell Menggunakan Kartu Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMKN 1 Jetis” 25
Ibid., h. 189. Ibid., h. 190. 27 Ali Awa, dkk, “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa dalam Memahami Volume Bangun Ruang Sisi Datar”, Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Negeri Gorontalo, tersedia di (http://kim.ung.ac.id diakses 2 Juni 2016) 28 Rita P. Khotimah & Mukhafifah, “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Metode Team Quiz dan The Learning Cell Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa”, Prosiding Seminar Nasional Matematika Prodi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011. 26
20
yang menunjukkan bahwa siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan The Learning Cell memiliki rata-rata hasil belajar 77,5 dibandingkan dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional yang memperoleh rata-rata hasil belajar hanya 72,9375.29
C. Kerangka Berpikir Pada proses pembelajaran, model pembelajaran The Learning Cell memiliki tahapan-tahapan khusus yang menjadi kelebihan dalam penerapannya pada proses pembelajaran, diantaranya: openness, social, evolvable, contextaware, and cohesive.30 Tidak semua pembelajaran memiliki prinsip-prinsip tersebut, maka berikut akan dipaparkan beberapa kelebihan yang berkaitan dengan The Learning Cell yang akan diterapkan dalam penelitian ini. Pada tahap awal pembelajaran yaitu openness atau keterbukaan, siswa dapat mengeksplorasi kemampuannya seluas-luasnya khususnya
dalam
menjelaskan ide-ide matematika yang ia peroleh dari pengalaman pembelajaran maupun lingkungan sekitar. Kelebihan pada tahapan ini sesuai dengan indikator yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu merepresentasikan benda nyata, gambar, diagram atau tabel dalam bentuk ide dan atau simbol matematika dan indikator menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa. Memasuki tahap Social di dalamnya terdapat interaksi sosial antar siswa yaitu saling berkomunikasi, bertukar informasi dan kesadaran siswa akan materi yang sedang dipelajari di kelas. Kegiatan ini dapat meningkatkan indikator dalam penelitian ini yaitu siswa dapat menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa, dan
29
Marta Cahyaningrum, dkk, “Pengaruh Pembelajaran Aktif Strategi Learning Cell Menggunakan Kartu Terhadap Hasil Belajar Siswa SMKN 1 Jetis”, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Vol. 1 No. 2, 2012, tersedia di (http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikanteknik-elektro/article/view/459 diakses 19 Juli 2016) 30 Shengquan Yu, et. al, Op.Cit, p.212.
21
indikator menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar. Pada tahap evolvable & context-aware siswa membuat pertanyaan atau menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman yang menjadi pasangannya. Pada proses membuat pertanyaan atau soal matematika dengan materi yang sudah ditentukan, siswa dilatih untuk mengembangkan ide-ide matematika yang sudah dipelajari sehingga siswa dapat membuat pertanyaan dengan ide matematika yang dimiliki dan kegiatan ini dapat meningkatkan indikator kemampuan komunikasi matematis siswa pada penelitian ini yaitu menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa dan indikator merepresentasikan benda nyata, gambar, diagram atau tabel dalam bentuk ide dan atau simbol matematika. Saat mengemukakan pertanyaan kepada temannya, siswa tersebut sedang berlatih untuk mengkomunikasikan ide-ide matematika yang sudah ia buat dalam format pertanyaan dan kegiatan ini sejalan dengan indikator kemampuan komunikasi matematis siswa dapat menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar. Selain kegiatan membuat pertanyaan dan mengemukakan pertanyaan yang dibuat, dalam proses pembelajaran menggunakan The Learning Cell siswa juga menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh teman yang menjadi pasangannya. Dalam menjawab pertanyaan, siswa juga berlatih untuk menulis langkah-langkah hasil perhitungan yang diperoleh dalam menyelesaikan soal matematika sehingga ia mendapatkan jawaban yang diinginkan, hal ini pun sejalan dengan indikator kemampuan komunikasi matematis yaitu siswa dapat menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa dan indikator merepresentasikan benda nyata, gambar, diagram atau tabel dalam bentuk ide dan atau simbol matematika dan ketika ia mengutarakan jawaban yang ia peroleh kepada temannya, maka siswa sedang berlatih mengekspresikan ide-ide matematika dengan menggunakan bahasa sendiri atau sejalan dengan indikator kemampuan komunikasi matematis yaitu
22
menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar. Selain dari aktivitas yang dinamis, dengan adanya The Learning Cell membuat konten pembelajaran pun menjadi evolvable sehingga konten pembelajaran mudah diperbarui berdasarkan informasi yang diterima peserta didik saat diterapkan The Learning Cell dalam
pembelajaran
karena
konten
pembelajaran tidak selamanya dikembangkan para ahli namun ia berkembang berdasarkan penggunanya.31 Kegiatan ini juga dapat membuat siswa
terlibat
secara aktif dalam pembelajaran karena mereka dapat mengungkapkan sendiri ideide yang mereka peroleh dengan temannya. Dengan demikian siswa dapat dengan bebas mengemukakan idenya mengenai kaitan konsep matematika yang diperoleh dengan kehidupan sehari-hari dimana kelebihan ini pula sejalan dengan salah satu indikator penelitian ini yaitu menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa. Tahap Context-Aware atau kesadaran konteks adalah tahap dimana siswa menyadari apa yang sedang dipelajari atau yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut. Kesadaran konteks dapat dilihat dari pertanyaan siswa apakah ia benar-benar menyelidiki tentang konsep yang sedang dibahas atau dari
jawaban siswa
mengenai materi yang sedang dipelajari. Kegiatan ini menurut asumsi peneliti dapat meningkatkan indikator dalam penelitian ini yaitu siswa dapat menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar. Tahap akhir pada pembelajaran ini yaitu tahap Cohesive dimana siswa menyimpulkan apa yang didapat dalam sebuah tulisan atau catatan yang menjadi sumber belajar terbaru. Dengan siswa menulis dan merangkum apa saja yang sudah diketahui, hal ini berarti siswa dapat merepresentasikan benda nyata, gambar, diagram atau tabel dalam bentuk ide dan atau simbol
matematika
sekaligus dapat menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar. Selain itu, kesimpulan yang mereka dapatkan berasal dari lingkungan sekitar sehingga tahap 31
Ibid, p.213.
23
ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada indikator menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa. Menurut LACOE, cara yang dipandang tepat untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematik siswa adalah berdiskusi kelompok. Dalam proses diskusi akan terjadi pertukaran ide dan pemikiran antarsiswa. Hal ini akan memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
membangun
pemahaman
matematiknya. Percakapan antar siswa dan guru juga akan mendorong atau memperkuat pemahaman yang mendalam akan konsep-konsep
matematika.
Ketika siswa berpikir, merespon, berdiskusi, mengelaborasi, menulis, membaca, mendengarkan, dan menemukan konsep-konsep matematika, mereka mempunyai berbagai keuntungan, yaitu berkomunikasi untuk belajar matematika dan belajar untuk berkomunikasi secara matematik.32 Sesuai dengan uraian diatas secara teoritis penerapan The Learning Cell dalam proses pembelajaran secara
teoritis
memiliki
pengaruh
terhadap
kemampuan komunikasi matematis siswa. Hal ini dapat dilihat dari kesesuaian antara indikator kemampuan komunikasi matematis dengan tahapan pembelajaran yang dimiliki oleh The Learning Cell. Selain itu diperkuat dengan pendapat para ahli yang menyatakan bahwa cara mengembangkan kemampuan komunikasi matematis adalah dengan mengadakan diskusi kelompok di dalam kelas, dan model pembelajaran The Learning Cell adalah proses pembelajaran yang didesain berpasang-pasangan dan dalam prosesnya siswa tersebut berdiskusi, bertanya, menjawab secara bergantian sehingga adanya proses komunikasi antarsiswa yang akan membangun pemahaman matematikanya.
32
Ali Mahmudi, “Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika”, Jurnal MIPA UNHALU Vol. 8 No.1, Februari 2009, ISSN 1412-2318, h. 4.
24
Dari uraian diatas, dibawah ini adalah gambar kerangka berpikir penelitian KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
THE LEARNING CELL
Openness
Menyatakan peristiwa seharihari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa
PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
Preparation
Presentation Social
Merepresentasikan benda nyata, gambar, diagram atau tabel dalam bentuk ide dan atau simbol matematika
Evolvable & Context Aware
Correlation
Generalization Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar
Cohesive
Application
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Peneliti D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan kajian
hasil
penelitian yang relevan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah “Kemampuan Komunikasi matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
The
Learning Cell
lebih tinggi
daripada siswa
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional”.
yang
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Jalan Ir. H. Juanda, Ciputat, Tangerang Selatan. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017 di kelas VIII pada bulan FebruariMaret. Tabel 3.1 Agenda Penelitian No.
Kegiatan
Okt
Nov-Jan
Feb
Mar
1
Persiapan dan Perencanaan
V
V
2
Observasi (Studi Lapangan)
3
Pelaksanaan Pembelajaran
V
V
4
Analisis Data
V
V
5
Laporan Penelitian
Apr
V
V
V
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya.1 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Tangerang Selatan yang terdiri dari 9 kelas dimana seluruh kelas tersebut terdiri dari siswa yang homogen dengan kata lain tidak ada kelas unggulan.
1
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 80.
26
2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.2 Sehingga apa yang dipelajari dari sampel tersebut, maka akan berlaku pada populasi. Oleh karena itu sampel yang diambil dari populasi tersebut harus benar-benar mewakili atau menggambarkan keadaan populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cluster random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan dengan merandom kelas. Dari 9 kelas yang memiliki karakteristik yang sama tersebut, selanjutnya dipilih 2 kelas secara random dan diperoleh sampel adalah kelas 8.4 sebagai kelompok eksperimen dan 8.3 sebagai kelompok kontrol.
C. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasieksperimen, yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap faktor lain yang memengaruhi variabel dan kondisi eksperimen. Pemilihan metode didasarkan pada keinginan peneliti untuk melihat pengaruh antara penerapan model pembelajaran The Learning Cell terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Sampel terdiri dari dua kelas yang berbeda yang mendapatkan pembelajaran dengan metode yang berbeda. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk Two Group Randomized Subject Post-Test Only. Dalam desain ini obyek yang ingin diteliti akan diberikan tes setelah kedua kelompok mendapatkan perlakuan seperti yang telah dipaparkan diatas. Desain penelitian ini dipilih peneliti karena dinilai efisien untuk jenis
penelitian
eksperimen seperti yang akan dilakukan peneliti kali ini. Desain
penelitian
tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2.3
2 3
Ibid, h. 81. Ibid, h. 112.
27
Tabel 3.2 Desain Penelitian Kelompok Kelas
Perlakuan
Post Test
R (Eksperimen)
X1
O
R (Kontrol)
–
O
Keterangan: R = Random Kelas O = Post Test X1 = perlakuan dengan model pembelajaran The Learning Cell
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan memberikan tes. Tes ini akan diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Soal yang diberikan berbentuk uraian yang disesuaikan dengan indikator kemampuan komunikasi matematis yang ingin diukur. 1.
Tahap Persiapan a. Observasi ke sekolah yang ingin diteliti mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa sekolah tersebut b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan bahan ajar pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Datar c. Menyusun instrumen penelitian d. Melakukan uji coba instrumen penelitian e. Menganalisis Instrumen penelitian f. Pemilihan kelas untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan teknik cluster random sampling (pengambilan sampel menurut kelompok).
2.
Tahap Pelaksanaan a. Menerapkan pembelajaran dengan menggunakan The Learning Cell kepada kelas eksperimen dan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional (ekspositori) kepada kelas kontrol.
28
b. Memberikan tes akhir kepada kedua kelompok tersebut setelah seluruh rangkaian tahap pembelajaran pada pokok bahasan persamaan linear dua variabel telah diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3.
Tahap Akhir a. Menganalisis data post test yang telah diberikan dengan menggunakan uji statistik b. Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil uji statistik
yang
telah
diperoleh
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen tes berupa tes untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa SMP. Instrumen yang dibuat terdiri dari 6 butir soal berbentuk uraian yang akan diberikan kepada kelompok eskperimen
dan
kelompok
kontrol
setelah
keduanya
selesai
memperoleh pembelajaran secara keseluruhan dengan pokok bahasan bangun ruang sisi datar. Instrumen yang diujikan kepada kedua kelompok tersebut sebelumnya telah dirancang oleh peneliti dengan membuat kisi-kisi soal mengenai pokok bahasan bangun ruang sisi datar yang desesuaikan dengan indikator kemampuan komunikasi matematis yang akan diukur. Setelah
itu,
peneliti
membuat pedoman penskoran untuk menilai jawaban siswa. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.4 Berdasarkan hal tersebut, penelitian perlu diuji coba sebelumnya untuk
dilakukan
analisis
instrumen validitas,
reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrumen penelitian yang ingin digunakan sehingga menjadi instrumen yang valid yang dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswas SMP. Berikut adalah
kisi-kisi
instrumen kemampuan komunikasi matematis sub pokok bangun ruang sisi datar.
4
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 348.
29
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SUB POKOK
INDIKATOR KEMAMPUAN
NOMOR JUMLAH
BAHASAN
KOMUNIKASI MATEMATIS
SOAL
Bangun Ruang Sisi Datar
Merepresentasikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam bentuk ide dan atau simbol matematika
6 9
SOAL
3
10 Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar
2
Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa
1
5
3
8
3
4
4 7
Jumlah Soal
1.
10
10
Validitas a.
Validitas Isi Validitas isi dilakukan dengan dengan memberikan form penilaian
instrumen tes penelitian kepada 2 dosen jurusan pendidikan matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2 guru bidang studi matematika di MTs Pembangunan UIN Jakarta, dan 8 guru bidang studi matematika di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Penilaian instrumen tes oleh para ahli dimaksudkan untuk memperoleh uji validitas isi instrumen tes kemampuan komunikasi matematis dengan menggunakan metode CVR (Content Validity Ratio). Rumus CVR yang digunakan adalah sebagai berikut:5
5
C.H.Lawshe, A quantitative approach to content validity, By Personnel Psychology, INC, 1975, h.567.
30
Keterangan: CVR : Konten validitas rasio (Content Validity Ratio) : Jumlah penilai yang menyatakan item soal esensial : Jumlah penilai Berikut hasil uji validitas isi dari 8 ahli disajian pada tabel Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Isi Kemampuan Komunikasi Matematis Butir soal
E
TE
TR
1
10
2
0
Nilai CVR N=8 0,67
2
10
2
0
3
11
1
4
10
5
Keterangan
Minimum Skor
Kriteria
0,56
Valid
Digunakan
0,67
0,56
Valid
Digunakan
0
0,83
0,56
Valid
Digunakan
2
0
0,67
0,56
Valid
Digunakan
12
0
0
1
0,56
Valid
Digunakan
6
9
3
0
0,50
0,56
Tidak Valid
7
10
1
1
0,67
0,56
Valid
8
8
3
1
0,33
0,56
Tidak Valid
9
11
1
0
0,83
0,56
Valid
Digunakan dengan perbaikan Digunakan
10
10
1
0
0,67
0,56
Valid
Digunakan
b.
Digunakan dengan perbaikan Digunakan
Validitas Empiris Untuk menguji validitas empiris tiap butir soal, skor-skor yang
telah diberikan pada tiap item tes dikorelasikan dengan skor total. Perhitungan validitas instrumen ini dilakukan dengan
menggunakan
rumus korelasi product moment yaitu6:
Keterangan: 6
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 87.
31
X
= skor butir soal
Y
= skor total
n
= jumlah responden Setelah diperoleh harga
, selanjutnya dibandingkan dengan
untuk dapat diputuskan instrumen tersebut valid atau tidak pada taraf signifikansi 5% dengan menetapkan degrees of freedom atau derajat kebebasan yaitu dk = n – 2. Soal dikatakan valid jika: butir soal valid butir soal tidak valid Peneliti membuat soal untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis. Jika soal yang diuji tersebut valid, artinya soal tersebut dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa. Rekapitulasi validitas empiris dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut. Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Empiris Kemampuan Komunikasi Matematis rhitung rtabel Nomor Soal Kriteria Keputusan 1 0,429 0,304 Valid Digunakan 2 0,534 0,304 Valid Digunakan 3 0,787 0,304 Valid Digunakan 4 0,639 0,304 Valid Tidak digunakan 5 0,726 0,304 Valid Digunakan 6 0,142 0,304 Tidak Valid Tidak digunakan 7 0,604 0,304 Valid Tidak digunakan 8 0,658 0,304 Valid Tidak digunakan 9 0,707 0,304 Valid Digunakan 10 0,381 0,304 Valid Digunakan 2.
Reliabilitas Uji reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui tingkat kepercayaaan hasil tes. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes yang berbentuk essay makaa menggunakan rumus Alpha Cronbach7:
7
Suharsimi Arikunto, Op.Cit, h. 122.
32
Dimana: = reliabilitas yang dicari = banyaknya butir skor soal (yang valid) = jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total Kriteria koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut: Derajat reliabilitas sangat baik Derajat reliabilitas baik Derajat reliabilitas cukup Derajat reliabilitas rendah Derajat reliabilitas sangat rendah Berikut
adalah
rekapitulasi
uji
kemampuan komunikasi matematis siswa.
reliabilitas
instrumen
tes
.
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Variabel Kemampuan komunikasi matematis siswa
3.
Hasil Uji
Keterangan
0,70
Derajat reliabilitas baik
Daya Pembeda Pengujian daya pembeda soal digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu soal dalam membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah. 8 Rumus yang digunakan untuk pengujian daya pembeda adalah:
8
Ibid, h. 228.
33
Dimana: = Indeks daya pembeda suatu butir soal = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar = Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar = Skor maksimum yang bisa diperoleh siswa kelompok atas = Skor maksimum yang bisa diperoleh siswa kelompok bawah Tolak ukur untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal digunakan kriteria sebagai berikut9: : jelek (poor) : cukup (satisfactory) : baik (good) : baik sekali (excellent) Berikut adalah rekapitulasi daya beda instrumen tes kemampuan komunikasi matematis. Tabel 3.7 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Butir Soal Daya Pembeda Keterangan 1 0,125 Jelek 2 0,227 Cukup 3 0,284 Cukup 4 0,239 Cukup 5 0,489 Baik 6 0,011 Jelek 7 0,136 Jelek 8 0,171 Jelek 9 0,216 Cukup 10 0,102 Jelek 4.
Taraf Kesukaran Uji taraf kesukaran dilakukan untuk mengetahui soal-soal yang sukar, sedang dan mudah. Bilangan yang menunjukkan sukar, sedang dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran dari tiap butir soal adalah10:
9
Ibid, h. 232. Ibid, h. 223
10
34
Dimana: = Indeks kesukaran = Jumlah skor yang diperoleh responden pada item ke-i = Jumlah skor maksimum item soal ke-i Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut11: : soal sukar : soal sedang : soal mudah Rekapitulasi hasil taraf kesukaran tiap-tiap soal dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut ini. Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Butir Soal Taraf Kesukaran Keterangan 1 0,38 Sedang 2 0,23 Sukar 3 0,34 Sedang 4 0,39 Sedang 5 0,43 Sedang 6 0,02 Sukar 7 0,13 Sukar 8 0,15 Sukar 9 0,14 Sukar 10 0,12 Sukar Adapun hasil perhitungan uji coba pada instrumen tes kemampuan komunikasi matematis siswa (Hasil rekapitulasi uji validitas, uji reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran dapat lampiran 16) sebagai berikut: 11
Ibid, h. 225
dilihat
pada
35
Tabel 3.9 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Uji Coba Instrumen Setelah Drop Soal Tidak Valid Nomor Reliabilitas Taraf Daya Validitas Keterangan Soal Kesukaran Pembeda 1 Valid Sedang Jelek Digunakan 2 Valid Sukar Cukup Digunakan 3 Valid Sedang Cukup Digunakan Tidak 4 Valid Sedang Cukup Digunakan 5 Valid Sedang Baik Digunakan Tinggi Tidak 7 Valid Sukar Jelek digunakan Tidak 8 Valid Sukar Jelek Digunakan 9 Valid Sukar Cukup Digunakan 10 Valid Sukar Jelek Digunakan
F. Teknik Analisis Data Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka dilakukan analisis dari data yang telah diperoleh untuk menjawab rumusan masalah dan megambil kesimpulan dari hipotesis penelitian yang telah ditetapkan dengan menggunakan uji-t. 1.
Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menegtahui apakah data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan uji Lilliefors. Pengujian normalitas data hasil penelitian menggunakan uji Lilliefors dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:12 1) Menentukan hipotesis
12
H0
: data berdistribusi normal
H1
: data berdistribusi tidak normal
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian Edisi Kedua, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 144-146
36
2) Menentukan L kritis untuk n > 30 dan taraf signifikansi 5% atau 0,05 dengan rumus berikut:
3) Menentukan L0 4) Kriteria pengujiannya adalah jika L0
L kritis maka tolak H0, artinya data berdistribusi tak normal. 5) Membandingkan L0 dengan L kritis. 6) Kesimpulan L0 < L kritis
: Data berdistribusi normal
L0 > L kritis
: Data berdistribusi tidak normal
b. Uji Kesamaan Dua Varians (Uji Homogenitas) Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok berasal memiliki kesamaan karakteristik (homogen) atau tidak. Uji homogenitas varians dua buah variabel independen dapat dilakukan dengan Uji F, adapun langkah-langkah statistik Uji F yang dimaksud diekspresikan sebagai berikut13: 1) Perumusan Hipotesis H0 : σ1 2 = σ2 2 Distribusi populasi kedua kelompok mempunyai varians yang sama H1 : σ1 2
σ2 2
Distribusi populasi kedua kelompok mempunyai varians yang tidak sama 2) Menghitung nilai F dengan rumus Fisher: F
S2
b
Sk
2
Keterangan:
13
Ibid, h.162.
37
2
Sb = varians terbesar 2
Sk = varians terkecil 3) Menentukan taraf signifikan α = 5 % 4) Menentukan Ftabel pada derajat bebas db1 = (n1 – 1) untuk pembilang dan db2 = (n2 – 1) untuk penyebut, dimana n adalah banyaknya anggota kelompok 5) Kriteria pengujian Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak 6) Kesimpulan Fhit ≤ Ftab : Distribusi populasi mempunyai varians yang sama homogen Fhit > Ftab : Distribusi populasi mempunyai varians yang tidak homogen 2.
Uji Hipotesis Setelah uji prasyarat analisis dilakukan, maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Pengujian ini
digunakan
untuk
mengetahui
perbedaan rata-rata variabel kedua kelompok, yaitu kelompok siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran
The
Learning Cell dengan siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional. Langkah-langkah pengujian hipotesis perbedaan
dua
rata-rata
adalah sebagai berikut14: a. Merumuskan hipotesis b. Menghitung harga “t” observasi atau “thitung” c. Menentukan harga “ttabel” berdasarkan derajat bebas tertentu (db), yaitu db = n1 + n2 – 2 d. Membandingkan harga thitung dan ttabel dengan 2 kriteria: Jika thit 14
Ibid, h. 296.
ttabel maka hipotesis nihil (H0) diterima
38
Jika thit
ttabel maka hipotesis nihil (H0) ditolak
e. Kesimpulan pengujian Jika H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan rata-rata antara variabel Jika H0 ditolak, berarti ada perbedaan rata-rata antara variabel Pengujian
menggunakan
taraf
,
pengolahan
data
dilakukan dengan ketentuan: a. Apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi homogen, maka dilakukan uji hipotesis dengan uji-t, dimana , dengan dan b. Apabila data populasi berdistribusi normal namun tidak homogen maka dilakukan uji hipotesis dengan uji-t sebagai berikut:15
Dengan kriteria pengujian: =
dengan
dan
Keterangan : = Rata-rata skor dari kelompok eksperimen = Rata-rata skor dari kelompok kontrol = Varians kelas eksperimen = Varians kelas kontrol = Simpangan baku gabungan kelas eksperimen dan kelas kontrol 15
Ibid, h. 306.
39
= Banyaknya siswa kelas eksperimen = Banyaknya siswa kelas kontrol c. Apabila data populasi tidak berdistribusi normal, maka tidak dilakukan uji
homogenitas. Uji
hipotesis dilakukan dengan
menggunakan uji Mann-Whitney untuk sampel besar dengan taraf signifikansi
. Jika dalam statistik uji-t untuk perbedaan dua
rata-rata sampel berdistribusi normal dan variansnya sama (homogen) maka pada uji Mann-Whitney asumsi normalitas dan homogenitas tidak diperlukan yang penting level pengukurannya minimal ordinal dan variabel kedua-duannya kontinu. Pengujian ini dilakukan dengan mengurutkan peringkat dari skor-skor kedua sampel pertama n1 dan sampel kedua n2, kemudian kelompok skor digabungkan dan diurutkan menurut peringkatnya. Adapun prosedur pengujian dengan menggunakan Uji Mann-Whitney adalah sebagai berikut16: 1) Merumuskan hipotesis statistik 2) Menentukan U kritis 3) Menentukan nilai statistik Man-Whitney (U), dengan langkahlangkah: Mengurutkan data tanpa memperhatikan sampelnya. Menjumlahkan urutan masing-masing sampel Menghitung statistik U melalui dua rumus: Pertama
Kedua
4) Membuat kesimpulan Tolak H0 jika statistik U
16
Ibid, h. 490-491
Ukritis dan terima H0 jika U
Ukritis
40
3.
Menentukan proporsi varians (effect size) Besarnya pengaruh perlakuan terhadap kriterium atau variabel tak bebas ditentukan oleh rumus:17
Dimana
adalah besar efek, adalah thitung dan db adalah derajat
bebas. Dengan kriteria dari Gravetter dan Wallnau (2004), sebagai berikut:18 Efek kecil : Efek sedang : Efek besar
:
G. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik untuk pengujian hipotesis menggunakan uji satu pihak adalah sebagai berikut: H0 : H1 : Keterangan: = rata-rata hasil kemampuan komunikasi matematis melalui pembelajaran menggunakan model pembelajaran The Learning Cell = rata-rata hasil kemampuan komunikasi matematis melalui model pembelajaran konvensional Taraf signifikansi yang diambil dalam penelitian ini adalah taraf kepercayaan
17 18
Ibid., h. 298 Ibid.
atau
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 3 Tangerang Selatan tepatnya di Jalan Ir. H. Juanda, Ciputat, Kota Tangerang Selatan dengan kelas VIII-4 terdiri dari 43 siswa yang dijadikan sebagai kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran The Learning Cell dan kelas VIII-3 terdiri dari 44 siswa sebagai kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. Berikut ini disajikan profil responden penelitian berdasarkan jenis kelamin (Gender).
Gender Laki-laki Perempuan Total
Tabel 4.1 Profil Responden Penelitian count Kelas Eksperimen Kontrol n % n % 14 32,56 24 54,55 29 67,44 20 45,45 43 100 44 100
Total n 38 49 87
% 43,68 56,32 100
Kelas eksperimen dan kelas kontrol melaksanakan pembelajaran sebanyak 8 pertemuan dengan materi yang dipilih sebagai bahan penelitian ini adalah materi bangun ruang sisi datar meliputi kubus, balok, prisma dan limas. Sebagaimana tujuan dari penelitian ini, yaitu menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa yang menggunakan
model
pembelajaran
The
Learning Cell dan menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. Untuk menganalisis dan mengetahui kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok setelah diberikan perlakuan yang berbeda, kedua kelompok tersebut diberikan tes yang sama yaitu post test setelah seluruh kegiatan pembelajaran selesai. Instrumen yang
42
diberikan terdiri dari 6 butir soal dalam bentuk uraian yang telah memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda soal kemampuan komunikasi matematis siswa. Berikut ini disajikan data hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa. Data pada penelitian ini adalah data yang terkumpul dari tes yang telah diberikan kepada kedua sampel penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Statistik Deskriptif Eksperimen
Kontrol
Rata-rata
66,96
54,07
Median
70,83
50
Modus
54,17
45,83
Simpangan Baku
18,84
19,47
Varians
354,99
379,11
Kurtosis
0,53
-1,19
Tingkat Kemiringan
-1,02
0,08
Jangkauan
70,83
66,67
Nilai Terendah
20,83
16,67
Nilai Tertinggi
91,67
83,33
Jumlah
2879,17
2379,17
Jumlah Data
43
44
Berdasarkan tabel 4.2 dapat terlihat adanya perbedaan hasil statistik deskriptif diantara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan selisih 12,89 (66,96 – 54,07), begitu pula dengan nilai median (Me) serta nilai modus (Mo), yaitu pada kelompok eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi
43
dibandingkan kelompok kontrol. Jika dilihat dari simpangan baku, simpangan baku kelas kontrol lebih besar daripada kelas eksperimen, ini menunjukkan bahwa sebaran pada kelas kontrol lebih heterogen. Artinya nilai kemampuan komunikasi matematis siswa di kelas kontrol lebih bervariasi dan menyebar terhadap rata-rata kelas, sedangkan kemampuan komunikasi matematis pada kelas eksperimen lebih mengelompok. Pada tingkat kemiringan di kelas eksperimen -1,02 dan pada kelas kontrol memperoleh 0,08. Pada kelas eksperimen karena sk < 0, maka kurva memiliki ekor memanjang ke kiri atau miring ke kiri, dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di atas rata-rata. Pada kelas kontrol karena sk 0, maka kurva memiliki ekor memanjang ke kanan atau miring ke kanan, dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di bawah rata-rata. Kurtosis kelas eksperimen memperoleh nilai 0,53 dan kelas kontrol memperoleh nilai -1,19. Menurut Diekhoff, jika nilai kurtosis kurang dari 3 maka kurva
berbentuk
platikurtik (mendatar).1 Sehingga kurva untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol berbentuk platikurtik (mendatar). Nilai terendah dan nilai tertinggi siswa kelas eksperimen berturut-turut yaitu 20,83 dan 91,67 sedangkan nilai terendah dan nilai tertinggi siswa kelas kontrol yaitu 16,67 dan 83,33. Dari uraian data hasil perhitungan statistik deskriptif tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol. 1.
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Eksperimen Data hasil tes instrumen kemampuan komunikasi matematis siswa
kelas eksperimen yang selama pembelajarannya menggunakan model pembelajaran The Learning Cell disajikan dalam bentuk tabel 4.3:
1
George Diekhoff, Statistics for The Social and Behavioral Sciences; Univariate, Bivariate, Multivariate, (USA: C. Brown Publishers), p. 60
44
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Eksperimen Frekuensi Frekuensi Kumulatif Interval Absolut Fk Fk (%) 20-31
4
4
9,30
32-43
1
5
11,63
44-55
6
11
25,58
56-67
10
21
48,84
68-79
6
27
62,79
80-91
16
43
100,00
Dari tabel 4.3 dengan memperhatikan frekuensi kumulatif dan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 66,96, jumlah siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata adalah 22 siswa atau sebesar 51,16% dan terdapat 21 siswa yang di bawah skor rata-rata atau sebesar 48,84%. Secara visual perbandingan persentase kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen dapat dilihat pada diagram berikut ini: 18 16
Frekuensi
14 12 10 8 6 4 2 0 20-31
32-43
44-55
56-67
68-79
80-91
Nilai Diagram 4.1 Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Eksperimen
45
Diagram 4.1 menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai kemampuan
komunikasi
matematis
di
atas
rata-rata
lebih
dibandingkan siswa yang memperoleh nilai kemampuan
banyak
komunikasi
matematis di bawah rata-rata.
2.
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Kontrol Data hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol
yang selama pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional disajikan dalam bentuk tabel 4.4: Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Kontrol
Interval
Frekuensi
Frekuensi Kumulatif
Absolut
Fk
Fk (%)
16-25
3
3
6,82
26-35
7
10
22,73
36-45
10
20
45,45
46-55
6
26
59,09
56-65
3
29
65,91
66-75
7
36
81,82
76-85
8
44
100,00
Dari tabel 4.4 dengan memperhatikan frekuensi kumulatif dan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 54,07, jumlah siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata adalah 15 siswa atau sebesar 34,09% dan terdapat 29 siswa yang di bawah skor rata-rata atau sebesar 65,91%. Secara visual perbandingan persentase kemampuan komunikasi matematis kelas kontrol dapat dilihat pada diagram berikut ini:
46
12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 0
16-25
26-35
36-45
46-55
56-65
66-75
76-85
Nilai Diagram 4.2 Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Kontrol Diagram 4.2 menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai kemampuan komunikasi matematis di atas rata-rata lebih dibandingkan siswa yang memperoleh nilai kemampuan
sedikit
komunikasi
matematis di bawah rata-rata.
B. Analisis Data Peneltian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik analisis yang penganalisisannya dilakukan dengan perhitungan matematis, karena berhubungan dengan angka, yaitu hasil tes kemampuan komunikasi matematis yang diberikan kepada siswa. Data yang telah terkumpul baik dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen diolah dan dianalisis untuk dapat menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Analisis data hasil penelitian dilakukan untuk membuktikan hipotesis penelitian yang telah diajukan, yaitu kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran The Learning Cell lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
47
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis. Pengujian prasyarat analisis yang digunakan
adalah
uji
normalitas dan homogenitas terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol.
1.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang diperoleh
dari kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Lilliefors. Hipotesis
yang
digunakan adalah sebagai berikut. H0
: Data berasal dari populasi berdistribusi normal
H1
: Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Kriteria pengujiannya adalah jika L0
data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Namun, jika L0 > Lkritis maka terima H1, artinya data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Uji normalitas pada kelas eksperimen dilakukan dengan menentukan Lkritis terlebih dahulu dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05 dan jumlah sampel 43 siswa, maka diperoleh Lkritis sebesar 0,135. Kemudian menentukan harga L0. Dari hasil uji normalitas pada kelas eksperimen diperoleh L0 = 0,095. Karena L0 < Lkritis maka kesimpulan yang dapat diambil adalah terima H0, dengan kata lain data berasal dari populasi yang berdistribusi normal untuk kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen. Uji normalitas pada kelas kontrol dilakukan dengan menentukan Lkritis terlebih dahulu dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05 dan jumlah sampel 44 siswa, maka diperoleh Lkritis sebesar 0,134. Kemudian menentukan harga L0. Dari hasil uji normalitas pada kelas kontrol diperoleh L0 = 0,128. Karena L0 < Lkritis maka kesimpulan yang dapat diambil adalah terima H0, dengan kata lain data berasal dari populasi yang berdistribusi normal untuk kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol. Hasil uji normalitas kelas eksperimen dan kontrol secara keseluruhan disajikan pada tabel 4.5 berikut.
48
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas L0 LKritis
Kelas
N
Eksperimen
43
0,095
0,135
Terima H0
Kontrol
44
0,128
0,134
Terima H0
2.
Kesimpulan
Uji Homogenitas Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok sampel berasal dari populasi yang sama (homogen) atau berbeda (heterogen). Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang digunakan adalah uji F. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelompok dikatakan homogen apabila F hitung ≤ F tabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. H0 : σ12 = σ22 H1 : σ12
σ22
Keterangan: H0
= Distribusi populasi kedua kelompok mempunyai varians yang homogen
H1
= Distribusi populasi kedua kelompok mempunyai varians yang tidak homogen Hasil perhitungan untuk kelompok eksperimen diperoleh varians =
354,99 dan untuk kelompok kontrol diperoleh varians = 379,11, sehingga diperoleh nilai Fhitung= 1,07. Dari tabel distribusi F dengan taraf signifikansi α = 5% dan dk pembilang = (44 – 1) = 43, dk penyebut = (43 – 1) = 42, diperoleh Ftabel=1,67. Karena (1,07 ≤ 1,67), maka H0 diterima atau distribusi populasi kedua kelompok mempuanyai varians yang homogen. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.6.
Kelas
N
Eksperimen
43
Kontrol
44
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Fhitung Ftabel 1,07
1,67
Kesimpulan Terima H0
49
3.
Uji Hipotesis Dari hasil perhitungan uji prasyarat menunjukan bahwa data
kemampuan komunikasi matematis siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan homogen. Untuk menguji perbedaan dua rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan uji t. Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: H0 : H1 : Keterangan: = rata-rata hasil kemampuan komunikasi matematis melalui model pembelajaran The Learning Cell = rata-rata hasil kemampuan komunikasi matematis melalui model pembelajaran konvensional Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan uji t maka diperoleh thitung = 3,138 menggunakan tabel distribusi t pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (db) = 85, diperoleh harga t tabel (α = 0.05) = 1,663. Hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Kelas
N
Eksperimen
43
Kontrol
44
thitung
3,138
ttabel (α=0.05)
Kesimpulan
1,663
Tolak H0
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa t hitung 3,138 dan merujuk pada ttabel dengan taraf signifikansi 95% dengan α = 0,05 dan df
,
diperoleh t tabel sebesar 1,663. Apabila dibandingkan thitung dengan ttabel, maka thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis nihil (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan model
50
pembelajaran The Learning Cell lebih tinggi daripada komunikasi
matematis
siswa
yang
diajarkan
dengan
kemampuan menggunakan
pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran The Learning Cell berpengaruh positif terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.
4.
Besar Pengaruh Perlakuan (Effect Size) Terhadap Kriterium Besarnya pengaruh perlakuan terhadap kriterium atau variabel tak bebas ditentukan oleh rumus:
Berdasarkan
perhitungan
tersebut,
diperoleh
nilai
.Menurut kriteria dari Gravetter dan Wallnau memiliki efek sedang. Jadi, pengaruh model pembelajaran terahadap kemampuan komunikasi matematis siswa sebesar 10,38% atau effect size tergolong sedang.
C. Pembahasan Pada pengujian hipotesis diperoleh bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang menyatakan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran The Learning Cell lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Berikut ini adalah perbandingan secara umum kemampuan komunikasi matematis pada kedua kelas.
51
Tabel 4.8 Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No.
Indikator
1.
Merepresentasikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam bentuk ide dan atau simbol matematika Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar Menyatakan peristiwa seharihari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa Rata-rata
2.
3.
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
%
%
2,24
56,10
1,74
43,47
2,50
62,50
2,06
51,42
3,29
82,27
2,69
67,33
2,68
66,96
2,16
54,07
Tabel 4.8 menyajikan perbandingan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan ketiga indikator yang ada. Persentase pencapaian hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas eksperimen adalah 66,96% sedangkan persentase kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol sebesar 54,07% atau dengan
kata
lain
presentase kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kemampuan komunikasi matematis siswa
kelas
kontrol.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi pada kelas kontrol. Indikator kemampuan komunikasi matematis pada kelompok eksperimen yang tertinggi adalah indikator 3 yaitu menyatakan peristiwa seharihari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa yang memperoleh persentase sebesar 82,27%, sedangkan pada indikator 2 yaitu menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar dengan
52
persentase 62,50%, dan persentase terendah adalah indikator 1 yaitu merepresentasikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam bentuk ide dan atau simbol matematika memperoleh persentase sebesar 56,10%. Hal ini dikarenakan pada proses pembelajaran The Learning Cell siswa banyak mengaitkan peristiwa sehari-hari pada Lembar Kerja Siswa yang mereka kerjakan sehingga siswa lebih terbiasa dalam mengerjakan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari khususnya materi bangun ruang sisi datar. Secara
visual
perbandingan
pencapaian
persentase
kemampuan
komunikasi matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut ini. 90 80
Persentase
70 60 50 40
Eksperimen
30
Kontrol
20 10 0 Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
Diagram 4.3 Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Diagram 4.3 memperlihatkan bahwa pada setiap indikator kemampuan komunikasi matematis yang digunakan pada penelitian ini, kelas eksperimen memperoleh persentase lebih tinggi dibandingan kelas kontrol. Dengan demikian kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran The Learning
53
Cell lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kemampuan komunikasi matematis siswa
yang pembelajarannya
menggunakan
konvensional. Temuan ini berarti bahwa proses
pembelajaran
pembelajaran
dengan
The
Learning Cell yang memuat tahap Social, Evolvable, dan Context-Aware ternyata dapat membantu siswa untuk lebih meningkatkan kemampuan
komunikasi
matematis dibandingkan dengan menerapkan pembelajaran konvensional. Temuan ini pun sejalan dengan pendapat LACOE yang mengemukakan bahwa cara yang dipandang tepat untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis adalah dengan cara berdiskusi kelompok.2 Hal ini pun sejalan dengan pendapat Goldschmid (1972) yang menyatakan bahwa pembelajaran The Learning Cell dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara signifikan saat diberikan “unannounced examination” dibandingkan dengan siswa yang yang menggunakan pembelajaran konvensional.3 Selain pendapat tersebut temuan penelitian ini pun bersesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh Marta Cahyaningrum, dkk (2012) menemukan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang
yang
pembelajarannya
menggunakan pembelajaran The Learning Cell lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. 4 Selama proses pembelajaran, siswa yang menggunakan pembelajaran The Learning Cell cenderung lebih aktif dalam menggali informasi dan pengetahuan yang belum dimiliki. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rita Khotimah & Mukhafifah (2011) yang menemukan bahwa adanya pengaruh aktifitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa. 5 Namun temuan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali Awa (2013) 2
Ali Mahmudi, “Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika”, Jurnal MIPA UNHALU Vol. 8 No.1, Februari 2009, ISSN 1412-2318, h. 4. 3 Goldschmid, Peer Teaching in Higher Education: A Review, (Netherland, 1976), p.20. 4 Marta Cahyaningrum, dkk, “Pengaruh Pembelajaran Aktif Strategi Learning Cell Menggunakan Kartu Terhadap Hasil Belajar Siswa SMKN 1 Jetis”, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Vol. 1 No. 2, 2012, tersedia di (http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikanteknik-elektro/article/view/459 diakses 19 Juli 2016) 5 Rita P. Khotimah & Mukhafifah, “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Metode Team Quiz dan The Learning Cell Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa”, Prosiding Seminar Nasional Matematika Prodi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011
54
yang menemukan bahwa indikator kemampuan komunikasi matematis siswa yang paling tinggi adalah menyatakan atau mengilustrasikan model matematika ke dalam bentuk ide matematika.6 Temuan penelitian ini juga mengungkapkan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen sebesar 66,96 dan kelas kontrol sebesar 54,07 dengan kata lain angka pencapaian tersebut masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu karena rata-rata UTS matematika tahun ajaran 2016/2017 semester genap di sekolah tersebut dibawah KKM. Faktor lainnya dikarenakan kemampuan komunikasi matematis siswa rendah berdasarkan wawancara dengan salah satu guru di sekolah tersebut sehingga
rata-rata
kemampuan komunikasi matematis kedua kelas tersebut masih berada dibawah KKM.7 Selama kegiatan penelitian, pada pertemuan pertama proses pembelajaran yang dilakukan dimulai dengan pengelompokan siswa secara heterogen, kemudian masing-masing kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa setiap pertemuan dan peneliti menjelaskan terlebih dahulu yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa. Tahap awal adalah tahap Openness dimana tahap ini sebagai tahap pengenalan siswa terhadap materi yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut. Pada proses ini siswa berlatih untuk mengkomunikasikan hal-hal yang berkaitan dengan materi yang sudah diajarkan. Kemudian pada tahap social yaitu semua anggota kelompok saling mendiskusikan permasalahan yang sedang diangkat sehingga ditemukan sebuah solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sekaligus menyiapkan pertanyaan yang ingin ditanyakan kepada kelompok lain. Pada proses ini, siswa dituntut untuk dapat menuangkan berbagai pemahaman matematika yang mereka miliki untuk disajikan ke dalam tulisan dengan berbagai ekspresi matematika yang telah dikuasai dengan merepresentasikannya ke dalam bentuk simbol, notasi, gambar, dan yang lainnya sehingga siswa dilatih untuk mengkomunikasikan
6
Ali Awa, dkk, “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa dalam Memahami Volume Bangun Ruang Sisi Datar”, Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Negeri Gorontalo, tersedia di (http://kim.ung.ac.id diakses 2 Juni 2016) 7 Hasil Wawancara dengan Guru Bidang Studi Matematika SMPN 3 Tangerang Selatan, tanggal 5 September 2016 pukul 10.00 WIB.
55
pemahaman matematikanya dalam bentuk tertulis dengan menggunakan bahasa matematika. Memasuki tahap evolvable & context-aware, siswa saling bertanya dan menjawab berdasarkan pertanyaan yang telah dibuat pada tahap social dimana pertanyaan tersebut telah diperiksa terlebih dahulu oleh guru agar pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibahas sehingga guru pun dapat memeriksa apakah siswa benar-benar menyadari apa yang sedang dipelajari
sehingga
pertanyaan ini dapat mengetes siswa. Proses tanya jawab yang dilakukan siswa tersebut
dapat
mengembangkan
kemampuan
mengkomunikasikan
ide,
pemahaman yang telah dimiliki baik secara lisan maupun tertulis. Dan pada tahap terakhir yaitu tahap Cohesive adalah tahap dimana seluruh kegiatan yang telah dilakukan
siswa
disimpulkan
oleh
masing-masing
kelompok
kemudian
dipresentasikan oleh perwakilan kelompok. Berdasarkan hasil kinerja siswa pada awal pertemuan,
siswa
masih
kesulitan dalam mengerjakan LKS yang diberikan karena siswa belum terbiasa dengan cara belajar menggunakan LKS berbasis The Learning Cell sehingga mereka belum dapat mencari sendiri informasi
untuk
menyelesaikan
permasalahan yang diberikan oleh guru dan belum terbiasa membuat pertanyaan sendiri dari permasalahan yang diberikan. Pada pertemuan pertama, tidak semua kelompok dapat membuat pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibahas sehingga masih perlu dibimbing untuk dapat membuat pertanyaan sesuai dengan pembahasan. Siswa pun masih banyak menanyakan tentang topik atau kegiatan yang sedang berlangsung. Kemudian pada tahap tanya jawab yaitu evolvable, siswa pun masih kesulitan karena mereka tidak terbiasa bertanya dan menjawab secara bergantian dengan waktu yang ditentukan kemudian mencatat jawaban yang telah diperoleh. Pada pertemuan berikutnya, terlihat siswa mulai terbiasa dengan kegiatan pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas. Siswa mulai mahir membuat pertanyaan sesuai pembahasan dan juga lebih efisien dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa dan efisien dalam menyelesaikan permasalahan yang disajikan pada LKS sehingga tidak membutuhkan waktu lama dibandingkan pada pertemuan awal. Peneliti hanya memberikan sedikit arahan. Selain itu, tidak banyak siswa
56
yang bertanya karena mereka sudah mulai memahami proses pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas. Pembelajaran pun tidak berpusat pada guru, melainkan siswa yang terus bereksplorasi, menggali informasi yang diperlukan untuk mendapatkan solusi dari soal-soal yang diberikan sehingga siswa menjadi lebih aktif selama pembelajaran. Secara lebih rinci, pada tahapan pertama yaitu Openness, siswa diberikan gambaran mengenai materi yang akan dibahas sebagai pengantar kepada pokok bahasan bangun ruang sisi datar. Berikut adalah contoh pekerjaan siswa pada tahap Openness.
Gambar 4.1 Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Openness
Tahap Openess adalah tahap dimana siswa dapat mengingat kembali pelajaran yang telah diberikan sebelumnya untuk mengantarkan mereka kepada materi yang akan dibahas. Seperti mengingat rumus mencari luas berbagai bangun datar yang kemudian nantinya akan digunakan saat mencari berbagai macam luas bangun ruang sisi datar.
57
Kemudian pada tahap selanjutnya yaitu Social, pokok bahasan dibagi menjadi dua yaitu kelompok ganjil dan kelompok genap. Kelompok ganjil mengerjakan bahasan kubus sedangkan kelompok genap mengerjakan tentang balok. Semua anggota kelompok berdiskusi berdasarkan permasalahan yang diberikan yang terdapat dalam Lembar Kerja Siswa. Berikut adalah hasil pengerjaaan siswa pada tahap Social saat membahas tentang volume kubus dan volume balok. Pada tahap Social ini, siswa dituntut untuk aktif mencari informasi agar menemukan solusi untuk permasalahan yang didapat masing-masing kelompok. Informasi yang didapat dari berbagai sumber, misal buku pegangan siswa atau buku-buku yang relevan yang ada di perpustakaan sekolah. Di dalam LKS, pada tahap ini siswa dibimbing untuk mengidentifikasi permasalahan serta dapat menemukan jawaban yang dibuat dengan memberikan argumen atau alasan yang tepat untuk menjawab permasalahan tersebut.
Gambar 4.2 Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Social
58
Kemudian setelah melewati tahap Social, mereka membuat pertanyaan agar pengetahuan mereka tentang bangun ruang lebih lengkap terutama materi yang tidak mereka pelajari. Kelompok ganjil yang membahas kubus membuat pertanyaan tentang materi balok karena mereka tidak memperlajari secara mendalam materi tersebut dan sebaliknya. Dan pertanyaan ini akan ditanyakan pada tahap pembelajaran berikutnya yaitu evolvable & context aware. Tidak lupa guru memeriksa setiap pertanyaan yang akan diajukan seluruh kelompok untuk mengetahui kesadaran konteks (Context-Aware) siswa
dalam
proses
pembelajaran. /
Gambar 4.3 Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Evolvable & Context Aware Tahap evolvable & context-aware adalah tahap dimana masing-masing perwakilan kelompok saling tanya jawab terkait materi yang telah dibahas pada tahap social. Seperti pada gambar 4.3 yaitu hasil pekerjaan siswa pada tahap evolvable & context-aware. Kelompok yang membahas unsur-unsur kubus pada tahap social membuat pertanyaan tentang unsur-unsur apa saja yang ada pada balok. Setelah kelompok tersebut mendapatkan jawaban, jawaban tersebut ditulis pada kolom yang telah disediakan.
59
Setelah tahap evolvable & context aware, semua kelompok memberikan kesimpulan dari apa yang telah didiskusikan, yang ditanyakan kepada kelompok lain sehingga menjadi kesatuan materi yang utuh. Berikut adalah contoh hasil pengerjaan siswa pada tahap Cohesive.
Gambar 4.4 Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Cohesive
Cohesive merupakan tahap akhir dimana semua kelompok membuat kesimpulan kemudian dipresentasikan di depan kelas. Gambar 4.4 adalah hasil pengerjaan siswa saat membahas materi unsur-unsur kubus dan balok. Setelah mengetahui
unsur-unsur
kubus
dan
balok,
siswa
mengintegrasikan
pengetahuannya yang telah dimiliki setelah mengikuti seluruh rangkaian model pembelajaran the learning cell dengan mengetahui kesamaan dan perbedaan diantara kedua bangun yang berbeda tersebut yang ditulis pada kolom Cohesive. Setelah selesai mengisi semua tahap pada LKS, perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan LKS yang telah mereka lengkapi di depan kelas. Kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran membantu siswa dalam memahami setiap materi atau indikator yang hendak dicapai dalam setiap pembelajaran. Mereka lebih aktif dalam mengeksplorasi pengetahuan yang mereka miliki atau yang ingin mereka ketahui sehingga pengetahuan matematika
60
siswa terus berkembang dengan dinamis sesuai dengan pengalaman belajar yang mereka alami masing-masing di dalam kelas. Berikut adalah contoh kegiatan belajar siswa kelas eksperimen.
Gambar 4.5 Kegiatan Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Setelah materi bangun ruang sisi datar telah selesai, mereka diberikan tes berupa soal-soal tentang bangun ruang sisi datar untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran The Learning Cell. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan pada kelompok kontrol, siswa tidak terlibat secara optimal dan cenderung pasif. Siswa tidak diberi kesempatan untuk bertukar pendapat dengan temannya dalam mengungkapkan ide dan gagasannya di dalam kelas. Karena tidak ada tanya jawab baik antar siswa
61
ataupun antara kelompok, maka pengetahuan siswa pun tidak berkembang karena mereka hanya diajarkan dengan sumber belajar atau media belajar yang terbatas. Dengan demikian, siswa belajar dengan cara menghapal. Namun kelebihan dari kelas kontrol ini adalah siswa dapat mengerjakan dengan lancar dan sistematis terhadap soal hampir mirip dengan yang telah dijelaskan oleh guru. Apabila soal yang dibuat berbeda dengan contoh yang dijelaskan, maka siswa mengalami kesulitan untuk menyelesaikannya. Setelah seluruh materi tentang bangun ruang sisi datar telah selesai, maka kelas kontrol pun diberikan tes yang sama yaitu post test berupa 6 butir soal uraian tentang bangun ruang sisi datar untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa. Berikut ini perbandingan cara menjawab siswa pada tes akhir kemampuan komunikasi matematis siswa pada indikator: (1) Merepresentasikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam bentuk ide dan atau simbol matematika, Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika
secara
tulisan
(2)
dengan
menggunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar, dan (3) Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa.
1.
Indikator Merepresentasikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam bentuk ide dan atau simbol matematika Indikator pertama ini diukur melalui dua soal, yaitu soal nomor 5 dan 6. Pertanyaan nomor 5 adalah sebagai berikut. Gambar di samping adalah gambar
prisma
ABCD
EFGH.
Dengan
ABFE
sejajar DCGH. Panjang AB = 4 cm, BC = 6 cm, AE = 8 cm,
dan
FB =
5 cm.
Tentukan luas permukaan prisma tersebut menggunakan bahasamu sendiri!
62
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Gambar 4.6 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol pada Indikator (1)
63
Pada soal nomor 5 tersebut, siswa ditugaskan untuk mencari luas permukaan bangun prisma yang telah disediakan. Siswa pada kelompok eksperimen menjelaskan terlebih dahulu informasi apa yang diperoleh pada soal, kemudian apa yang ditanyakan dan mulai menulis jawaban yang diperoleh sehingga jawaban siswa tersebut terlihat sangat sistematis dalam menjawab pertanyaan. Pada akhir jawaban yang diperoleh, siswa kelas eksperimen menyimpulkan hasil perhitungan yang telah di dapatkan sesuai dengan yang ditanyakan. Namun, berbeda dengan siswa pada kelas kontrol yang tidak terbiasa mengerjakan soal secara sistematis. Siswa tersebut langsung menjawab tanpa menunjukkan hal-hal yang
diketahui
berdasarkan soal. Ia pun menjawab soal tersebut tidak memberikan kesimpulan akhir sehingga jawaban masih kurang terlihat sempurna meskipun siswa tersebut sudah dijabarkan rumus untuk menghitung luas permukaan bangun tersebut. Perbedaan tersebut dikarenakan siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran The Learning Cell khususnya pada tahap Openness, Social, Evolvable & Context-Aware dan Cohesive menjadikan siswa terbiasa dalam merepresentasikan gambar ke dalam ide atau simbol matematika. Selain itu, mereka terbiasa mengerjakan permasalahan dengan sistematis selama kegiatan pembelajaran dan selalu menyimpulkan apa yang telah diselesaikan sehingga mereka dapat mengkomunikasikan ideide matematika dengan baik. Namun pada kelas kontrol, kegiatan tersebut jarang dilakukan.
2. Indikator menjelaskan ide, situasi dan relasi
matematika
secara
tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar Indikator yang kedua diukur dengan dua soal uraian, yaitu soal nomor 2 dan nomor 4. Berikut adalah pertanyaan nomor 4.
64
Gambar disamping akan dibentuk menjadi kubus sempurna. Ilustrasikan gambar kubus sempurna yang dimaksud kemudian hitung berapa banyak kubus yang ditambahkan untuk membuat susunan tersebut berbentuk kubus!
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Gambar 4.7 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol pada Indikator (2)
65
Pada soal nomor 4, terlihat perbedaan antara jawaban siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol. Siswa pada kelas eksperimen memberikan argumen terlebih dahulu berupa banyaknya kubus yang sudah ada. Kemudian siswa tersebut merumuskan yang harus dijawab, kemudian menjawab dengan penjelasan sesuai dengan pemahaman yang diketahui. Pada gambar ilustrasi yang dibuat terlihat sempurna. Berbeda dengan siswa kelas kontrol yang menjawab tanpa ada argumen yang kuat, siswa tersebut hanya menjawab tanpa ada penjelasan yang detail
dari
jawabannya dan ilustrasi gambar yang dibuat belum terlihat sempurna. Jawaban antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut berbeda karena pada proses pembelajaran pada kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran The Learning Cell khususnya pada tahap Social, Evolvable & Context-Aware dan Cohesive ada kegiatan dimana siswa diberikan berbagai informasi terkait materi bangun ruang sisi datar baik berupa pernyataan yang berkaitan dengan
peristiwa
sehari-hari
maupun deskripsi gambar, kemudian siswa dilatih mengerjakannya dengan menuliskan terlebih dahulu informasi apa saja yang terdapat pada soal sehingga siswa dapat menggunakan informasi-informasi yang ada untuk menjawab soal tersebut. Mereka terbiasa untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan bahasa mereka sendiri dan terbiasa menjelaskan jawaban
dengan
gambar
atau
diagram
jika
diperlukan
mengkomunikasikan pemahaman dan ide-ide matematikanya
untuk kepada
teman sekelasnya. Berbeda dengan kelas kontrol dalam pembelajarannya tidak melibatkan cara mengkomunikasikan ide matematika
dengan
gambar, diagram maupun tabel sehingga siswa sedikit kesulitan saat menemukan soal yang ditugaskan untuk mengilustrasikan dalam bentuk gambar, diagram, tabel, atau ekspresi aljabar akibatnya gambar dibuat belum terlihat sempurna.
yang
66
3. Indikator menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa Indikator yang ketiga terdapat pada soal 1 dan 3. Pertanyaan nomor 3 adalah sebagai berikut.
Perhatikan kolam renang yang terisi air di bawah ini!
Buatlah model matematika untuk menghitung banyaknya air pada kolam di atas! Kelas Eksperimen
67
Kelas Kontrol
Gambar 4.8 Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol pada Indikator (3) Pada indikator yang ketiga, tetap terlihat perbedaan cara menjawab siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Siswa kelas eksperimen menulis informasi yang diperoleh dari soal kemudian mengubah bangun tersebut menjadi bangun yang dapat dihitung volumenya yaitu volume balok dan prisma. Kemudian siswa tersebut membuat informasi sendiri untuk menghitung kedua bangun tersebut untuk dapat memperoleh keseluruhan volume sehingga di dapat jawaban yang benar. Lain halnya dengan siswa kelas kontrol yang hanya menjawab tanpa menjelaskan mengapa bisa demikian sehingga siswa tersebut belum dapat mengkomunikasikan ide matematika yang dimiliki ke dalam bahasa sendiri. Perbedaan ini dikarenakan siswa kelas eksperimen khususnya pada tahap Openness, Social, Evolvable & Context-Aware dan Cohesive sudah terbiasa dengan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat menyelesaikan soal yang berkaitan dengan permasalahan sehari-hari atau situasi matematika kemudian menyelesaikannya dengan bahasa matematika atau menyusun model matematika untuk menyelesakan suatu permasalahan. Sedangkan siswa kelas kontrol dalam proses pembelajarannya hanya menekankan pada rumus-rumus yang harus diketahui untuk menyelesaikan permasalahan sehingga siswa kelas kontrol belum mampu menyatakan suatu situasi matematika khususnya dalam kehidupan sehari-hari kemudian diselesaikan menurut jawaban sendiri.
68
D. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari penelitian ini belum sepenuhnya sempurna meskipun berbagai upaya telah dilakukan agar diperoleh hasil yang optimal. Ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya: 1. Penelitian ini hanya meneliti pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Datar, sehingga belum dapat digeneralisasikan pada pokok bahasan yang lainnya. 2. Penelitian ini hanya membatasi variabel kontrol berupa pembelajaran yang dilakukan tanpa mempertimbangkan variabel lain seperti motivasi intrinsik siswa, sarana dan prasarana yang tersedia, suhu, tingkat kelembaban, dan variabel lainnya. 3. Siswa belum terbiasa membuat pertanyaan sesuai pokok bahasan yaitu pada tahap Social, dan melakukan kegiatan tanya jawab secara bergantian tepatnya pada tahap evolvable sehingga model pembelajaran The Learning Cell belum dapat diterapkan secara optimal. 4. Penelitian berlangsung relatif singkat yang menyebabkan kurang maksimalnya pengaruh model pembelajaran The Learning Cell terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. 5. Instrumen tes yang digunakan belum sepenuhnya dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa.
69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran the learning cell terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran the learning cell sudah tergolong baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Pencapaian tertinggi sampai terendah dari indikator kemampuan komunikasi matematis kedua pembelajaran tersebut sama. Pencapaian tertinggi diperoleh pada indikator menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa, kemudian indikator menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar serta merepresentasikan benda nyata, gambar, diagram atau tabel dalam bentuk ide dan atau simbol matematika. 2. Model pembelajaran The Learning Cell berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran the learning cell lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran the learning cell lebih efekif meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, terdapat beberapa saran penulis terkait penelitian ini diantaranya:
70
1. Bagi sekolah dan pihak guru khususnya guru bidang studi matematika, model pembelajaran the learning cell dapat dijadikan salah satu alternatif dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. 2. Penelitian ini hanya ditunjukan pada mata pelajaran matematika pada materi Bangun Ruang Sisi Datar, oleh karena itu sebaiknya penelitian juga dilakukan pada pokok bahasan materi matematika lainnya. 3. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya pada kemampuan komunikasi matematis, sedangkan aspek lain tidak dikontrol. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya melihat pengaruh penggunaan model pembelajaran the learning cell terhadap kemampuan matematis lainnya. 4. Penelitian ini hanya menyediakan kondisi model pembelajaran
the
learning cell untuk tipe post test, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji seberapa besar pengaruh model pembelajaran the learning cell pada tipe yang lainnya (pre test dan within test) terhadap masing-masing indikator kemampuan komunikasi matematis siswa.
71
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Armiati. Komunikasi Matematis dan Kecerdasan Emosional. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 2009. Awa, Ali dkk. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa dalam Memahami Volume Bangun Ruang Sisi Datar. Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Negeri Gorontalo, 2013. Bi, Xu. Designing the Flipped Classroom Model Based on The Learning Cell. International Journal of Liberal Arts and Social Sciences Vol. 3 No. 9, 2015. Cahyaningrum, Marta dkk. Pengaruh Pembelajaran Aktif Strategi Learning Cell Menggunakan Kartu Terhadap Hasil Belajar Siswa SMKN 1 Jetis. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Vol. 1 No. 2, 2012. Diekhoff, George. Statistics for The Social and Behavioral Sciences; Univariate, Bivariate, Multivariate. USA: C. Brown Publishers, 1992. Goldschmid. Peer Teaching in Higher Education: A Review. Netherland, 1976. Hamdani. Pengembangan Pembelajaran dengan Mathematical Discourse dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA
UNY,
2009. Handayani, Ayu dkk. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) Bagi Siswa Kelas VII
72
MTsN Lubuk Buaya Padang Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 3 No. 2 part 1, 2014. Isrok’atun. Meningkatkan Komunikasi Matematik Siswa SMP melalui Realistic Mathematics Education (RME) dalam Rangka Menuju Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Jurnal Pendidikan Dasar Nomor 11, 2009. Jazuli, Akhmad. Berfikir Kreatif dalam Kemampuan Komunikasi Matematika. Jurnal Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 2009. Kadir. Statistika Terapan: Konsep, Contoh, dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers, 2015. Khotimah, Rita P., & Mukhafifah. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Metode Team Quiz dan The Learning Cell Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa. Prosiding Seminar Nasional Matematika Prodi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011. Lawshe, C.H. A Quantitative Approach to
Content
Validity.
Personnel
Psychology, INC, 1975. Mulis, Ina V.S., et.al. TIMSS 2011 International Results in Mathematics. USA: TIMSS & PIRLS International Study Center, 2012. National Council of Teacher of Mathematics. Principle and Standard of School Mathematics. Reston: NCTM, 2000. Permata, CP., dkk. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII SMP Pada Model Pembelajaran TSTS Dengan Pendekatan Scientific. Unnes Journal of Mathematics Education 4 (2), 2015. PISA 2010. [online], http://p4mri.net/new/?p=337, diakses: 15 Oktober 2016. Prayitno, S. dkk. Komunikasi Matematis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berjenjang Ditinjau dari Perbedaan Gender. Prosiding
73
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 2013. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2014. Satriawati, Gusni. Pembelajaran Dengan Pendekatan Open Ended Untuk Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP. JURNAL ALGORITMA, Vol. 1, No. 1, 2006. Sumarmo, Utari & Heris Hendriana. Penilaian Pembelajaran Matematika. Bandung: Reflika Aditama, 2014. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2010. ------, Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2013. Wardani, Sri & Rumiyati. Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP: Belajar dari PISA dan TIMSS. Yogyakarta: PPPPTK, 2011. Yu, Shengquan et. al,. From Learning Object to Learning Cell: A Resource Organization Model for Ubiquitous Learning. China, 2015.
74
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
Nama sekolah : Nara Sumber :
1.
Bagaimana situasi di dalam kelas saat pembelajaran matematika berlangsung?
2.
Bagaimana respon siswa ketika Bapak/Ibu bertanya kepada siswa atau ketika siswa diberi permasalahan matematika?
3.
Apakah siswa mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan atau menyelesaikan permasalahan dalam matematika?
4.
Model pembelajaran apakah yang biasa digunakan Bapak/Ibu dalam pembelajaran matematika?
5.
Bagaimana kemampuan komunikasi siswa terutama dalam pembelajaran matematika?
6.
Apakah kebanyakan siswa sudah dapat menggunakan komunikasi matematis selama pembelajaran matematika berlangsung?
7.
Apakah siswa sudah terbiasa menggunakan soal kemampuan komunikasi matematis dalam pembelajaran matematika?
8.
Menurut Bapak/Ibu, seberapa penting komunikasi matematis dimiliki oleh siswa?
9.
Apakah soal-soal yang diberikan kepada siswa sudah dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa?
10. Berapa rata-rata nilai UTS matematika siswa kelas VIII di sekolah untuk semester genap tahun ajaran 2016/2017? 11. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan saat mengajak siswa menggunakan komunikasi matematis selama pembelajaran matematika berlangsung?
75
Lampiran 2
HASIL WAWANCARA
Nama sekolah : SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Nara Sumber : Sumarsih, M.Pd
1.
Bagaimana situasi di dalam kelas saat pembelajaran matematika berlangsung? Jawaban: Kalau siswa sedang fokus dan siap menerima pelajaran, situasinya efektif untuk melangsungkan pembelajaran sehingga saya sendiri sebagai pengajar bisa menyampaikan materinya bisa lebih maksimal. Tetapi, adakalanya siswa juga tidak bisa fokus saat jam pelajaran khususnya saya sebagai guru bidang studi matematika. Kalau di sekolahnya ada kegiatan yang mengalihkan fokus siswa, kemungkinan kegiatan pembelajaran menjadi tidak efektif dan masih banyak faktor x lainnya yang bisa memengaruhi fokus siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
2.
Bagaimana respon siswa ketika Bapak/Ibu bertanya kepada siswa atau ketika siswa diberi permasalahan matematika? Jawaban: Sebagian siswa antusias
kalau
memang
mereka
bisa
menyelesaikan masalah matematika yang diberikan. Atau mereka tidak bisa menjawab sama sekali kalau persoalan matematikanya terlalu sulit untuk mereka selesaikan sehingga mereka tidak bisa mencapai kompetensi pembelajaran yang diinginkan. 3.
Apakah siswa mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan atau menyelesaikan permasalahan dalam matematika? Jawaban: banyak siswa yang mengalami kendala kalau
mereka
ingin
menjawab soal matematika meskipun sebenarnya ada sebagian siswa yang bisa menyelesaikannya. Mereka sering mengalami kesulitan jika soal yang telah diberikan sedikit modifikasi atau agak berbeda berbeda dengan yang
76
dicontohkan sehingga mereka tidak bisa menjawab soal tersebut dengan sempurna. 4.
Model pembelajaran apakah yang biasa digunakan Bapak/Ibu dalam pembelajaran matematika? Jawaban: pembelajaran yang digunakan oleh saya dan guru-guru lain di sekolah ini masih ceramah dan tanya jawab sampai saat ini.
5.
Bagaimana kemampuan komunikasi siswa terutama dalam pembelajaran matematika? Jawaban: kalau untuk kemampuan komunikasi siswa sebagian aktif bertanya atau menjawab pertanyaan yang saya lontarkan. Tetapi siswa kebanyakan lebih memilih diam saat saya memberikan kesempatan untuk bertanya atau saya sendiri membuat pertanyaan.
6.
Apakah kebanyakan siswa sudah dapat menggunakan komunikasi matematis selama pembelajaran matematika berlangsung? Jawaban: Siswa masih belum banyak yang bisa memakainya. Saat menjawab soal yang saya berikan terkadang tidak dapat dijawab apalagi selama pembelajaran siswa menggunakan kemampuan komunikasi terutama dalam pembelajaran matematika.
7.
Apakah siswa sudah terbiasa menggunakan soal kemampuan komunikasi matematis dalam pembelajaran matematika? Jawaban: karena mereka tidak bisa menggunakan bahasa matematika, mereka jadi tidak terbiasa untuk menerapkan kemampuan komunikasi matematika. Mereka lebih sering mengungkapkan sesuai yang mereka pahami seperti bahasa mereka sehari-hari tapi masih
belum
bisa
dikatakan
komunikasi secara matematika. 8.
Menurut Bapak/Ibu, seberapa penting komunikasi matematis dimiliki oleh siswa? Jawaban: Sangat penting. Mengingat pelajaran matematika kebanyakan menggunakan simbol, notasi, angka, rumus, indeks dan semacamnya. Agar siswa mengerti, kemampuan komunikasi matematis tersebut memang diperlukan tapi sayangnya siswa banyak yang tidak bisa mengungkapkan ide
77
mereka untuk menjelaskan konsep matematika. Misalnya rumus yang saya berikan saja dan sudah saya jelaskan arti dari simbolnya, siswa masih kebingungan untuk mengulang kembali penjelasan saya mengenai rumus itu. 9.
Apakah soal-soal yang diberikan kepada siswa sudah dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa? Jawaban: Belum. Soal-soal yang dipakai di sekolah masih soal yang biasa (rutin) dan tidak dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa dan kemampuan matematika lainnya.
10. Berapa rata-rata nilai UTS matematika siswa kelas VIII di sekolah untuk semester genap tahun ajaran 2016/2017? Jawaban: 11. Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan saat mengajak siswa menggunakan komunikasi matematis selama pembelajaran matematika berlangsung? Jawaban: Ya, sangat sulit. Membuat mereka mengerti materi yang saya ajarkan saja sudah susah apalagi untuk mengajak siswa menggunakan bahasabahasa matematika dalam mengkomunikasikannya. Saya rasa itu perlu treatment khusus supaya siswa bisa menggunakan kemampuan komunikasi matematika selama pembelajaran berlangsung. Dengan begitu, mungkin siswa akan lebih memahami berbagai materi matematika yang diajarkan.
78
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN-1 KELAS EKSPERIMEN Sekolah
: SMPN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Materi
: Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu
: 2x40 menit (1 Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam
jangkauan
pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR: 3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. INDIKATOR 3.9.1 Dapat menentukan rusuk, titik sudut, bidang, diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari suatu kubus. 3.9.2 Dapat menentukan rusuk, titik sudut, bidang, diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari suatu balok.
79
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Menentukan unsur-unsur kubus dan balok
2.
Mendata sifat-sifat kubus dan balok
E. MATERI AJAR Sifat-sifat bangun ruang sisi datar kubus dan balok F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model pembelajaran The Learning Cell G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Alokasi
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1.
Waktu 10 menit
Kegiatan Pendahuluan a. Guru memberikan salam pembuka kepada peserta didik untuk membuka pelajaran. b. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa demi kelancaran KBM di kelas c. Guru
menanyakan
keadaan siswa
dan
mengecek
kehadiran siswa. d. Guru menanyakan kesiapan siswa untuk belajar e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang ingin dicapai. 2.
Kegiatan Inti a. Openness -
Guru memberikan sedikit gambaran mengenai apa yang akan dibahas selama beberapa pertemuan ke depan dan apa saja yang akan dilakukan.
-
Guru mengingatkan kembali ingatan siswa mengenai macam-macam bangun datar yang pernah dipelajari.
-
Siswa diminta untuk memahami definisi-definisi unsur-unsur bangun ruang.
b. Social
60 menit
80
-
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok 1 sampai 4. Masing-masing kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa berbasis
The
Learning Cell. Kelompok 1 dan 3 membahas tentang sifat-sifat kubus, kelompok 2 dan
4
membahas
tentang sifat-sifat balok. -
Setiap kelompok dibimbing oleh guru untuk membuat 2 pertanyaan, yang membahas materi sifatsifat kubus membuat pertanyaan tentang materi sifatsifat balok dan sebaliknya.
-
Selama proses diskusi, guru membimbing jalannya diskusi dari satu kelompok ke kelompok lainnya, memberikan jawaban jika ada hal-hal yang perlu ditanyakan kepada guru.
c. Evolvable -
2 orang siswa diambil dari tiap-tiap kelompok yang akan menjadi perwakilan. Perwakilan kelompok 1 dipasangkan dengan perwakilan kelompok 2, dan perwakilan
kelompok
3
dipasangkan
dengan
perwakilan kelompok 4. -
Guru memberikan contoh bagaimana melakukan tanya
jawab
yang
benar
dalam
proses
ini.
Kegiatannya meliputi bertanya dan menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan. -
Perwakilan siswa yang membahas materi sifat-sifat kubus tersebut bertanya kepada siswa yang menjadi pasangannya yang membahas materi
sifat-sifat
balok. -
Setelah mendapatkan jawaban dari pasangannya, berganti siswa yang membahas materi sifat-sifat balok memberikan pertanyaan kepada siswa yang
81
membahas materi sifat-sifat kubus. - Guru mengawasi dari pasangan satu ke pasangan siswa yang lain selama proses tanya jawab tersebut, memberikan konfirmasi atau umpan balik kepada siswanya. d. Context-Aware -
Guru melihat pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat siswa apakah siswa
benar-benar
ingin
mencari tahu materi yang sedang dibahas. -
Guru menyampaikan beberapa materi
tambahan
yang ingin disempurnakan. e. Cohesive -
Perwakilan
siswa
menyimpulkan
dari
materi
tiap-tiap yang
telah
kelompok dibahas
berdasarkan hasil diskusi kelompok dan jawabanjawaban dari beberapa pertanyaan yang diajukan dan memberikan
latihan
soal
sebagai
evaluasi
pembelajaran. 3. Kegiatan Penutup a. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah sebagai pematangan konsep yang sudah dipelajari. b. Guru memberitahu siswa mengenai materi pelajaran selanjutnya yaitu membuat jaring-jaring kubus dan balok. c. Guru bersama-sama dengan siswa mengakhiri kegiatan belajar dengan mengucap lafadz hamdallah. d. Guru mengucapkan salam untuk menutup kegiatan pembelajaran.
10 menit
82
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR Alat
: Papan tulis, spidol, penggaris dan penghapus
Sumber
:
-
Buku Paket: 1. Matematika Kelas VIII Semester Genap Kurikulum 2013 2. Referensi lain yang berkaitan dengan materi yang diberikan
Bahan : Lembar Kerja Siswa 1
I.
PENILAIAN Aspek Penilaian Pengetahuan 3.9.1 Dapat rusuk,
Teknik
Bentuk
Instrumen
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Tertulis
Uraian
Terlampir
menentukan titik
sudut,
bidang, diagonal bidang, diagonal bidang
ruang,
dan
diagonal
dari
suatu kubus. 3.9.2
Dapat rusuk,
menentukan titik
sudut,
bidang, diagonal bidang, diagonal bidang
ruang,
dan
diagonal
dari
suatu balok.
Tangerang, Peneliti
(Adelina Fitriyani) 1112017000011
2017
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN-2 KELAS EKSPERIMEN Sekolah
: SMPN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Materi
: Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu
: 2x40 menit (1 Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR: 3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. INDIKATOR 3.9.3
Dapat membuat jaring-jaring suatu kubus.
3.9.4
Dapat membuat jaring-jaring suatu balok.
3.9.5
Dapat membedakan jaring-jaring kubus dan balok
84
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Membuat jaring-jaring kubus
2.
Membuat jaring-jaring balok
3.
Membedakan jaring-jaring pada kubus dan balok
E. MATERI AJAR Membuat jaring-jaring kubus dan balok F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model pembelajaran The Learning Cell G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1.
Kegiatan Pendahuluan
Alokasi Waktu 10 menit
a. Guru memberikan salam kepada peserta didik untuk mengawali kegiatan pembelajaran. b. Guru mempersilahkan salah satu siswa untuk memimpin doa demi kelancaran KBM di kelas c. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa. d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut.
2.
Kegiatan Inti a. Openness -
Guru memberikan permasalahan mengenai apa yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya untuk mengingatkan bagaimana bentuk kubus dan balok.
-
Siswa diminta memberikan contoh-contoh bangun ruang sisi datar yang berbentuk kubus dan balok yang bisa ditemukan di lingkungan sekitar.
b. Social -
Siswa berkumpul sesuai dengan kelompok yang
60 menit
85
pada pertemuan sebelumnya sudah ditentukan. -
Guru membagikan LKS berbasis The Learning Cell kepada setiap kelompok.
-
Kelompok ganjil mengerjakan nomor ganjil dan kelompok genap mengerjakan nomor genap.
-
Setiap kelompok menyiapkan 2 pertanyaan yang akan diajukan kepada kelompok lain
-
Selama diskusi
berlangsung,
guru
tetap
membimbing siswa jika ada yang perlu ditanyakan karena ada hal-hal yang belum jelas atau belum dimengerti oleh siswa. -
Saat diskusi kelompok telah selesai, yang membahas cara
membuat
jaring-jaring
kubus
membuat
pertanyaan tentang materi cara membuat jaringjaring balok dan sebaliknya. c. Evolvable -
Perwakilan
kelompok
1
dipasangkan
dengan
perwakilan kelompok 2, dan perwakilan kelompok 3 dipasangkan dengan perwakilan kelompok 4. -
Siswa tersebut bertanya dan menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan secara bergantian.
-
Perwakilan siswa yang membahas materi cara membuat jaring-jaring kubus menanyakan tentang materi cara membuat jaring-jaring balok.
-
Setelah mendapatkan jawaban dari pasangannya, berganti siswa yang membahas cara membuat jaringjaring
balok
memberikan
pertanyaan
kepada
perwakilan siswa yang membahas cara membuat jaring-jaring kubus. -
Guru mengawasi dari pasangan satu ke pasangan siswa yang lain saat tanya-jawab berlangsung,
86
memberikan konfirmasi atau umpan balik kepada siswa. d. Context-Aware -
Guru melihat pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat siswa apakah siswa
benar-benar
ingin
mencari tahu cara membuat jarring-jaring kubus dan balok. -
Guru memberikan materi tambahan jika ada yang ingin disempurnakan.
e. Cohesive -
Guru
memberi
kesempatan
kepada
beberapa
perwakilan siswa untuk mempresentasikan dan menyimpulkan
materi
yang
telah
dibahas
berdasarkan hasil diskusi kelompok dan jawabanjawaban dari beberapa pertanyaan yang diajukan 3. Kegiatan Penutup
10 menit
a. Guru memberikan tes evaluasi berupa soal individu mengenai jaring-jaring kubus dan balok sebagai tugas untuk dikerjakan di rumah dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. b. Guru memberitahu gambaran awal mengenai materi pelajaran selanjutnya yaitu menghitung luas permukaan kubus dan luas permukaan balok. c. Guru bersama-sama dengan siswa mengakhiri kegiatan belajar dengan mengucap lafadz hamdallah. d. Guru mengucapkan salam penutup untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR Alat
: Kubus, balok, papan tulis, penghapus, spidol, dan gunting.
Sumber
:
87
-
Buku Paket: 1. Matematika Kelas VIII Semester Genap Kurikulum 2013 2. Referensi lain yang berkaitan dengan materi yang diberikan
Bahan : Lembar Kerja Siswa-2 I.
PENILAIAN Aspek Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrumen
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Tertulis
Uraian
Terlampir
Pengetahuan 3.9.3 Dapat membuat jaringjaring suatu kubus 3.9.4
Dapat membuat jaringjaring suatu balok.
3.9.5
Dapat
membedakan
jaring-jaring kubus dan balok
Tangerang, Peneliti
(Adelina Fitriyani) 1112017000011
2017
88
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN-3 KELAS EKSPERIMEN Sekolah
: SMPN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Materi
: Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu
: 2x40 menit (1 Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR: 3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. INDIKATOR 3.9.6
Dapat menghitung luas permukaan kubus dan balok.
3.9.7
Dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung luas permukaan kubus dan balok.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Menghitung luas permukaan kubus
89
2.
Menghitung luas permukaan balok
3.
Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung luas permukaan kubus dan balok
E. MATERI AJAR Menghitung luas permukaan kubus dan balok F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model pembelajaran The Learning Cell G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Alokasi
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1.
Waktu 10 menit
Kegiatan Pendahuluan a. Guru
mengawali
kegiatan
pembelajaran
dengan
mengucap salam kepada siswa. b. Salah satu siswa untuk memimpin doa demi kelancaran kegiatan pembelajaran di kelas c. Guru mengecek kehadiran siswa. d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut.
2.
Kegiatan Inti a. Openness -
Guru mengingatkan kembali kepada siswa bentuk jaring-jaring kubus dan jaring-jaring balok yang pernah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
-
Siswa diminta untuk mengingat kembali bagaimana cara menghitung bangun datar yang terdapat pada jaring-jaring kubus dan balok tersebut
b. Social -
Siswa berkumpul dengan teman kelompoknya.
-
Guru memberikan LKS berbasis The Learning Cell
60 menit
90
pada tiap-tiap kelompok. -
Di dalam LKS disajikan permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa dan teman sekelompoknya yaitu yang berkaitan dengan menghitung luas permukaan kubus dan balok.
-
Kelompok ganjil mengerjakan permasalahan tentang menghitung luas permukaan kubus dan kelompok genap
mengerjakan
tentang
menghitung
luas
permukaan balok. -
Setelah diskusi selesai, setiap kelompok harus membuat 2 pertanyaan tentang materi lawannya, yang
menemukan
permukaan
kubus
rumus
menghitung
membuat
pertanyaan
luas yang
berkaitan dengan luas permukaan balok, begitupun sebaliknya. -
Guru mengawasi jalannya diskusi semua kelompok tersebut.
c. Evolvable -
Perwakilan
kelompok
1
perwakilan
kelompok
2,
dipasangkan dan
dengan
kelompok
3
dipasangkan dengan perwakilan kelompok 4. -
Perwakilan
siswa
yang
menemukan
rumus
menghitung luas permukaan kubus menanyakan tentang rumus menghitung luas permukaaan balok -
setelah mendapatkan jawaban dari pasangannya, berganti perwakilan siswa yang menemukan rumus menghitung luas permukaan balok memberikan pertanyaan
kepada
perwakilan
siswa
yang
menemukan rumus menghitung luas permukaan kubus. -
Guru mengawasi dari pasangan satu ke pasangan
91
siswa yang lain, memberikan konfirmasi atau umpan balik kepada siswanya. d. Context-Aware -
Guru mencermati pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat siswa apakah siswa
benar-benar
ingin
mencari tahu rumus menghitung luas permukaan kubus dan balok. -
Guru memberikan informasi tambahan jika ada yang ingin disampaikan kepada siswa.
e. Cohesive -
Beberapa perwakilan siswa mempresentasikan dan menyimpulkan
materi
yang
telah
dibahas
berdasarkan hasil diskusi kelompok dan jawabanjawaban dari beberapa pertanyaan yang diajukan. 10 menit
3. Kegiatan Penutup a. Guru memberikan tes evaluasi berupa soal individu mengenai menghitung luas permukaan kubus dan balok sebagai tugas untuk dikerjakan di rumah
dan
dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. b. Guru memberitahu gambaran awal mengenai materi pelajaran selanjutnya yaitu menghitung volume kubus dan volume balok. c. Guru dan siswa mengakhiri kegiatan belajar dengan mengucap lafadz hamdallah. d. Guru mengucapkan salam penutup. H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR Alat
: Jaring-jaring kubus, jaring-jaring balok, papan tulis, spidol,
penggaris. Sumber -
:
Buku Paket: 1. Matematika Kelas VIII Semester Genap Kurikulum 2013
92
2. Referensi lain yang berkaitan dengan materi yang diberikan Bahan : Lembar Kerja Siswa-3
I.
PENILAIAN Aspek Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrumen
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Tertulis
Uraian
Terlampir
Pengetahuan 3.9.6 Dapat menghitung luas permukaan kubus dan balok 3.9.7
Dapat
menyelesaikan
masalah sehari-hari yang berkaitan menghitung permukaan
dengan luas kubus dan
balok
Tangerang, Peneliti
(Adelina Fitriyani) 1112017000011
2017
93
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN-4 KELAS EKSPERIMEN Sekolah
: SMPN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Materi
: Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu
: 2x40 menit (1 Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR: 3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. INDIKATOR 3.9.8 Dapat menghitung volume kubus dan balok. 3.9.9 Dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung volume kubus dan balok.
94
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Menghitung volume kubus
2.
Menghitung volume balok
3.
Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung volume kubus dan balok
E. MATERI AJAR Menghitung volume kubus dan balok F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model pembelajaran The Learning Cell G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1.
Alokasi Waktu 10 menit
Kegiatan Pendahuluan a. Guru mengucap salam pembuka kepada siswa untuk memulai kegiatan pembelajaran. b. Salah satu siswa untuk memimpin doa demi kelancaran kegiatan pembelajaran di kelas. c. Guru mengecek kehadiran siswa. d. Guru menyampaikan hasil belajar yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut.
2.
Kegiatan Inti 60 menit
a. Openness -
Siswa
sudah berkumpul
dengan kelompoknya
masing-masing -
Guru mengingatkan kembali kepada siswa bentuk kubus dan balok yang pernah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
-
Guru memberikan pemahaman awal tentang volume seperti air yang mengisi bangun ruang kubus dan
95
balok tersebut -
Siswa mulai mengisi LKS tahap Openness.
b. Social -
Siswa
mulai
mendiskusikan
dan
mengerjakan
permasalahan yang disediakan pada LKS
tahap
Social -
Kelompok ganjil mengerjakan tentang permasalahan yang berkaitan dengan menghitung volume kubus dan kelompok genap mengerjakan permasalahan yang berkaitan dengan menghitung volume balok.
-
Setiap kelompok membuat 2 pertanyaan
tentang
materi lawannya, yang membahas cara menghitung volume
kubus
membuat
pertanyaan
rumus
menghitung volume balok, dan sebaliknya. c. Evolvable -
Setelah diskusi selesai, perwakilan kelompok 1 dipasangkan dengan perwakilan kelompok 2, dan kelompok
3
dipasangkan
dengan
perwakilan
kelompok 4. -
Siswa yang berpasangan mulai melakukan tanya jawab secara bergantian
-
Guru mengawasi dari pasangan satu ke pasangan siswa yang lain yang sedang bertanya dan menjawab secara bergantian tersebut, memberikan konfirmasi atau umpan balik kepada siswanya jika dibutuhkan.
d. Context-Aware -
Pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat siswa diamati oleh guru apakah siswa benar-benar ingin mencari tahu rumus menghitung volume kubus dan balok.
-
Guru memberikan informasi tambahan jika ada yang
96
ingin disampaikan kepada siswa. e. Cohesive - Beberapa perwakilan siswa mempresentasikan dan menyimpulkan materi tentang menghitung volume kubus dan volume balok yang telah didiskusikan dengan anggota kelompoknya dan hasil jawabanjawaban
dari
beberapa
pertanyaan
yang telah
dirangkum. 10 menit
3. Kegiatan Penutup a. Guru memberikan tes evaluasi berupa soal individu mengenai menghitung volume kubus dan balok sebagai tugas untuk dikerjakan siswa di rumah masing-masing. b. Guru
memberitahu
materi
yang
akan
dipelajari
selanjutnya yaitu bangun ruang prisma dan limas agar siswa membaca terlebih dahulu materi tersebut. c. Guru dan siswa mengakhiri kegiatan belajar dengan mengucap lafadz hamdallah. d. Guru mengucapkan salam penutup.
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR Alat
: Kubus dan balok, papan tulis, spidol, penggaris.
Sumber
:
-
Buku Paket: 1. Matematika Kelas VIII Semester Genap Kurikulum 2013 2. Referensi lain yang berkaitan dengan materi yang diberikan
Bahan : Lembar Kerja Siswa-4
97
I.
PENILAIAN Aspek Penilaian Pengetahuan 3.9.8 Dapat
Teknik
Bentuk
Instrumen
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Tertulis
Uraian
Terlampir
menghitung
volume kubus dan balok 3.9.9
Menyelesaikan masalah sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
menghitung
volume
kubus dan balok
Tangerang, Peneliti
(Adelina Fitriyani) 1112017000011
2017
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN-5 KELAS EKSPERIMEN Sekolah
: SMPN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Materi
: Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu
: 2x40 menit (1 Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR: 3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. INDIKATOR 3.9.10 Dapat menentukan rusuk, sudut, bidang, diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari suatu prisma. 3.9.11 Dapat menentukan rusuk, sudut, bidang, diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari suatu limas.
99
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Mendata sifat-sifat prisma dan limas.
2.
Menentukan unsur-unsur prisma dan limas.
3.
Membedakan kedudukan rusuk pada prisma dan limas.
4.
Membedakan kedudukan titik sudut pada prisma dan limas.
E. MATERI AJAR Sifat-sifat bangun ruang prisma dan limas F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model pembelajaran The Learning Cell G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Alokasi
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1.
Waktu 10 menit
Kegiatan Pendahuluan a. Guru mengucap salam pembuka kepada siswa untuk memulai kegiatan pembelajaran. b. Salah satu siswa memimpin doa demi kelancaran kegiatan pembelajaran di kelas. c. Setelah berdoa, guru mengecek kehadiran siswa. d. Sebelum memasuki kegiatan inti, guru sedikit games yang dapat meningkatkan
memberikan konsentrasi
siswa selama proses pembelajaran nanti. e. Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
pada
pertemuan tersebut kepada siswa. 2.
Kegiatan Inti a. Openness -
Guru mengingatkan kembali kepada siswa yang telah mempelajari sifat dan unsur dari bangun ruang kubus dan balok yang pernah dipelajari pada pertemuan sebelumnya
-
Guru memberikan apersepsi mengenai beberapa
60 menit
100
bangun yang berbentuk prisma dan limas kepada siswa - Siswa memberikan respon berupa jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh guru bangun ruang prisma dan limas. b. Social -
Guru membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok.
-
Siswa
kelompok
ganjil
berdiskusi
untuk
mengidentifikasi sifat-sifat prisma dan kelompok genap mengidentifikasi sifat-sifat limas. -
Semua
kelompok
menyiapkan
2
pertanyaan,
kelompok yang mengidentifikasi bangun ruang prisma membuat pertanyaan yang berkaitan dengan bangun ruang limas, dan sebaliknya. c. Evolvable -
Perwakilan
kelompok
1
perwakilan
kelompok
2,
dipasangkan dan
dengan
kelompok
3
dipasangkan dengan perwakilan kelompok 4. -
Siswa tersebut saling tanya jawab dalam waktu yang ditentukan.
-
Jawaban yang diperoleh di catat siswa untuk kemudian di tulis pada LKS.
-
Guru mengawasi dari pasangan satu ke pasangan siswa yang lain yang sedang bertanya dan menjawab secara bergantian tersebut, memberikan konfirmasi jika diperlukan atau memberikan umpan
balik
kepada siswa. d. Context-Aware -
Pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat siswa diamati oleh guru apakah siswa benar-benar ingin mencari tahu cara mengidentifikasi bangun ruang
101
prisma dan limas. - Guru memberikan informasi tambahan jika ada yang ingin disampaikan kepada siswa mengenai cara mengidentifikasi bangun ruang prisma dan limas. e. Cohesive - Beberapa perwakilan kelompok mempresentasikan dan menyimpulkan hasil diskusi dan jawaban yang telah mereka dapatkan tentang mengidentifikasi bangun ruang prisma dan limas. 3. Kegiatan Penutup a. Guru memberikan tes evaluasi berupa soal individu mengenai sifat dan unsur dari prisma dan limas. b. Guru memberitahu gambaran awal mengenai materi pelajaran selanjutnya yaitu bangun cara membuat jaringjaring prisma dan limas, dan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat jaring-jaring tersebut. c. Guru dan siswa mengakhiri kegiatan belajar dengan mengucap lafadz hamdallah. d. Guru mengucapkan salam penutup.
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR Alat
: Prisma, limas, papan tulis, spidol, penggaris.
Sumber
:
-
Buku Paket: 1. Matematika Kelas VIII Semester Genap Kurikulum 2013 2. Referensi lain yang berkaitan dengan materi yang diberikan
Bahan : Lembar Kerja Siswa 5
10 menit
102
I.
PENILAIAN Aspek Penilaian Pengetahuan 3.9.10 Dapat rusuk,
sudut,
ruang,
dan
diagonal
dari
Dapat
Instrumen
Penilaian
Tertulis
Uraian
Terlampir
menentukan sudut,
diagonal
bidang, bidang,
diagonal bidang
Penilaian
bidang,
suatu prisma.
rusuk,
Instrumen
bidang,
diagonal
3.9.11
Bentuk
menentukan
diagonal
bidang
Teknik
ruang,
dan
diagonal
dari
suatu limas
Tangerang, Peneliti
(Adelina Fitriyani) 1112017000011
2017
103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN-6 KELAS EKSPERIMEN Sekolah
: SMPN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Materi
: Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu
: 2x40 menit (1 Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR: 3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. INDIKATOR 3.9.12 Dapat membuat jaring-jaring prisma 3.9.13 Dapat membuat jaring-jaring limas. 3.9.14 Dapat membedakan jaring-jaring prisma dan limas.
104
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Membuat jaring-jaring prisma.
2.
Membuat jaring-jaring limas.
3.
Membedakan jaring-jaring prisma dan limas
E. MATERI AJAR Membuat jaring-jaring prisma dan limas F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model pembelajaran The Learning Cell G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Alokasi
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1.
Waktu 10 menit
Kegiatan Pendahuluan a. Guru
mengawali
kegiatan
pembelajaran
dengan
mengucap salam kepada siswa b. Siswa berdoa terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai. c. Guru menanyakan kabar siswa dan kesiapan siswa untuk belajar. d. Guru mengecek kehadiran siswa. e. Guru menyampaikan hasil pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut. 2.
Kegiatan Inti a. Openness -
Siswa sudah berkumpul dengan kelompoknya masing-masing
-
Guru membagikan LKS
-
Guru mengingatkan kembali yang telah mempelajari oleh siswa cara membuat jaring-jaring kubus dan balok dan bentuk-bentuk dari prisma dan limas.
-
Guru memberikan kesempatan kepada siswa atau
60 menit
105
kelompok untuk memberikan contoh bangun yang serupa dengan prisma dan limas yang
bisa
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. b. Social -
Siswa diberikan langkah-langkah yang harus diikuti untuk membuat jaring-jaring prisma dan limas
-
Kelompok ganjil membuat jaring-jaring prisma dan kelompok genap membuat jaring-jaring limas.
-
Setelah diskusi selesai, setiap kelompok menyiapkan 2 pertanyaan, kelompok yang membuat jaring-jaring prisma membuat pertanyaan yang berkaitan dengan membuat jaring-jaring limas, dan sebaliknya
-
Guru membimbing dan
mengawasi
jalannya
kegiatan diskusi semua kelompok. c. Evolvable -
Perwakilan
kelompok
1
perwakilan
kelompok
2,
dipasangkan dan
dengan
kelompok
3
dipasangkan dengan perwakilan kelompok 4 -
Pertanyaan yang telah dibuat diajukan kepada pasangannya untuk kemudian mendapatkan jawaban
-
Jawaban yang diperoleh tersebut di catat di dalam kolom LKS yang telah disediakan.
-
Selama siswa bertanya dan menjawab secara bergantian, guru mengawasi dari pasangan satu ke pasangan siswa yang lain, memberikan konfirmasi atau umpan balik kepada siswa.
d. Context-Aware -
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dilihat dan diamati oleh guru apakah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sesuai dengan topik yang dibahas dan siswa benar-benar ingin mencari tahu
cara membuat
106
jaring-jaring prisma dan limas. - Guru memberikan tambahan atau sanggahan jika ada yang ingin disampaikan kepada siswa. e. Cohesive -
Perwakilan
kelompok
mempresentasikan
menyimpulkan tentang membuat
dan
jaring-jaring
prisma dan limas dari hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan dan jawaban-jawaban yang didapat dari beberapa pertanyaan yang diajukan kepada kelompok lain. 10 menit
3. Kegiatan Penutup a. Guru memberikan tes evaluasi berupa soal
individu
tentang jaring-jaring prisma dan limas. b. Guru memberitahu gambaran awal mengenai materi pelajaran selanjutnya yaitu menghitung luas permukaan prisma dan limas. c. Guru mengucap lafadz hamdallah dan salam penutup untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR Alat
: Prisma dan limas dari karton, papan tulis, spidol, penghapus,
penggaris, gunting. Sumber -
:
Buku Paket: 1. Matematika Kelas VIII Semester Genap Kurikulum 2013 2. Referensi lain yang berkaitan dengan materi yang diberikan
Bahan : Lembar Kerja Siswa-6
107
I.
PENILAIAN Aspek Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrumen
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Tertulis
Uraian
Terlampir
Pengetahuan 3.9.12 Dapat membuat jaringjaring prisma 3.9.13 Dapat membuat jaringjaring limas. 3.9.14 Dapat
membedakan
jaring-jaring prisma dan limas.
Tangerang, Peneliti
(Adelina Fitriyani) 1112017000011
2017
108
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN-7 KELAS EKSPERIMEN Sekolah
: SMPN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Materi
: Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu
: 2x40 menit (1 Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR: 3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. INDIKATOR 3.9.15 Dapat menghitung luas permukaan prisma dan limas. 3.9.16 Dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung luas permukaan prisma dan limas.
109
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Menghitung luas permukaan prisma.
2.
Menghitung luas permukaan limas.
3.
Menyelesaikan
permasalahan
sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
menghitung luas permukaan prisma dan limas E. MATERI AJAR Menghitung luas permukaan prisma dan limas F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model pembelajaran The Learning Cell G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1.
Alokasi Waktu 10 menit
Kegiatan Pendahuluan a. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam pembuka kepada siswa b. Siswa berdoa terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai. c. Guru mengecek kehadiran siswa. d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut kepada siswa.
2.
Kegiatan Inti 60 menit
a. Openness -
Siswa
sudah
berkumpul
dengan
kelompoknya
masing-masing -
Siswa yang telah mempelajari rumus menghitung luas permukaan kubus dan balok pada pertemuan yang sebelumnya diberikan stimulus oleh guru untuk mengingatnya kembali.
-
Guru menanyakan bentuk seperti apa saja jaring-
110
jaring prisma dan limas yang telah dibuat sebelumnya. b. Social -
Siswa mulai mendiskusikan LKS yang telah dibagikan tepatnya pada tahap Social
-
Di dalam LKS diberikan langkah-langkah
yang
harus diikuti untuk mendapatkan rumus menghitung luas permukaan prisma dan limas -
Kelompok ganjil menghitung luas permukaan prisma dan kelompok genap menghitung luas permukaan limas.
-
Setiap kelompok menyiapkan
2
pertanyaan,
kelompok yang menghitung luas permukaan prisma membuat
pertanyaan
yang
berkaitan
dengan
menghitung luas permukaan limas, dan sebaliknya. -
Guru memberikan informasi jika ada yang perlu ditambahkan, memberikan kesempatan jika
ada
siswa yang ingin menanyakan tentang materi yang sedang didiskusikan. c. Evolvable -
Perwakilan
kelompok
1
perwakilan
kelompok
2,
dipasangkan dan
dengan
kelompok
3
dipasangkan dengan perwakilan kelompok 4. -
Pertanyaan yang telah dibuat diajukan kepada pasangannya untuk kemudian mendapatkan jawaban,
-
Jawaban yang diperoleh tersebut di catat di dalam LKS.
-
Guru mengawasi dari pasangan satu ke pasangan siswa yang lain yang sedang bertanya dan menjawab secara bergantian tersebut.
d. Context-Aware -
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dilihat dan diamati
111
oleh guru apakah siswa benar-benar ingin mencari tahu rumus menghitung luas permukaan prisma dan limas. - Guru memberikan informasi tambahan jika ada yang ingin disampaikan kepada siswa. e. Cohesive -
Perwakilan
kelompok
mempresentasikan
dan
menyimpulkan tentang menghitung luas permukaan bangun ruang prisma dan limas berdasarkan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan dan jawabanjawaban dari beberapa pertanyaan yang diajukan. 10 menit
3. Kegiatan Penutup a. Guru memberikan tes evaluasi berupa soal
individu
tentang menghitung luas permukaan prisma dan limas. b. Guru memberitahu gambaran awal mengenai materi pelajaran selanjutnya yaitu menghitung volume prisma dan limas. c. Guru mengucap lafadz hamdallah untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. d. Guru mengucapkan salam penutup.
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR Alat
: jaring-jaring prisma, jaring-jaring limas, papan tulis, spidol,
penggaris. Sumber -
:
Buku Paket: 1. Matematika Kelas VIII Semester Genap Kurikulum 2013 2. Referensi lain yang berkaitan dengan materi yang diberikan
Bahan : Lembar Kerja Siswa 7
112
I.
PENILAIAN Aspek Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrumen
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Tertulis
Uraian
Terlampir
Pengetahuan 3.9.15 Dapat menghitung luas permukaan prisma dan limas. 3.9.16 Dapat
menyelesaikan
permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung
luas
permukaan prisma dan limas
Tangerang, Peneliti
(Adelina Fitriyani) 1112017000011
2017
113
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN-8 KELAS EKSPERIMEN Sekolah
: SMPN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Materi
: Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu
: 2x40 menit (1 Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR: 3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. INDIKATOR 3.9.17 Dapat menghitung volume prisma dan limas. 3.9.18 Dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung luas permukaan prisma dan limas.
114
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Menghitung volume prisma.
2.
Menghitung volume limas.
3.
Menyelesaikan
permasalahan
sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
menghitung volume prisma dan limas E. MATERI AJAR Menghitung volume prisma dan limas F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model pembelajaran The Learning Cell G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Alokasi
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1.
Waktu 10 menit
Kegiatan Pendahuluan a. Guru memberikan salam untuk mengawali kegiatan pembelajaran b. Seluruh
siswa
berdoa
terlebih
dahulu
sebelum
pembelajaran dimulai. c. Guru mengecek kehadiran siswa dan melihat kesiapan siswa untuk belajar. d. Guru menyampaikan hasil pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut. 2.
Kegiatan Inti a. Openness -
Siswa sudah berkumpul dengan kelompoknya masing-masing
-
Guru membagikan LKS berbasis The Learning Cell untuk pertemuan 8
-
Guru memberi apersepsi mengenai cara menghitung volume prisma dan limas dengan cara mengingatkan materi yang telah dipelajari yaitu mencari volume
60 menit
115
kubus dan balok pada pertemuan yang sebelumnya. -
Guru menanyakan bentuk seperti apa saja prisma dan limas yang telah dibuat sebelumnya.
-
Kemudian siswa mulai mengisi LKS pada tahap Openness
b. Social -
Masing-masing
kelompok
mendiskusikan
permasalahan yang diberikan pada tahap Social di dalam LKS yang telah dibagikan. -
Kelompok ganjil menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan volume prisma dan
kelompok
genap menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan volume limas. -
Setiap kelompok membuat 2 pertanyaan untuk diajukan kepada kelompok lain, kelompok yang menghitung
luas
permukaan
prisma
membuat
pertanyaan yang berkaitan dengan menghitung luas permukaan limas, dan sebaliknya. -
Guru
sebagai
pembimbing
atau
memberikan
keterangan jika ada yang ditanyakan oleh siswa selama diskusi berlangsung. c. Evolvable -
Perwakilan
kelompok
1
perwakilan
kelompok
2,
dipasangkan dan
dengan
kelompok
3
dipasangkan dengan perwakilan kelompok 4. -
Pertanyaan yang telah dibuat diajukan kepada pasangannya untuk kemudian mendapatkan jawaban
-
Jawaban tersebut di catat di dalam kolom yang telah di sediakan di LKS
-
Guru mengawasi dari pasangan satu ke pasangan siswa yang lain yang sedang bertanya dan menjawab
116
secara bergantian tersebut, memberikan konfirmasi atau umpan balik kepada siswa. d. Context-Aware -
Pertanyaan-pertanyaan tersebut diperiksa oleh guru apakah pertanyaan yang diajukan sesuai dengan topik pembahasan dan siswa benar-benar ingin mencari tahu cara menghitung volume prisma dan limas.
-
Guru memberikan beberapa tambahan jika ada yang perlu disampaikan kepada siswa.
e. Cohesive -
Perwakilan
kelompok
menyimpulkan
tentang
menghitung volume bangun ruang prisma dan limas berdasarkan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan dan jawaban-jawaban dari beberapa pertanyaan yang diajukan kepada kelompok lain. -
Guru mempersilahkan siswa jika ada yang ingin ditanyakan kembali mengenai materi-materi yang telah dibahas. 10 menit
3. Kegiatan Penutup a. Guru memberikan tes evaluasi berupa soal
individu
tentang menghitung volume prisma dan limas. b. Guru memberikan informasi kepada siswa untuk mempersiapkan diri karena pertemuan berikutnya akan diadakan tes kemampuan komunikasi matematis pada bab bangun ruang sisi datar. c. Guru bersama dengan siswa mengucap lafadz hamdallah. d. Guru mengucapkan salam penutup untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
117
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR Alat
: prisma, limas, papan tulis, spidol, penggaris.
Sumber
:
-
Buku Paket: 1. Matematika Kelas VIII Semester Genap Kurikulum 2013 2. Referensi lain yang berkaitan dengan materi yang diberikan
Bahan : Lembar Kerja Siswa-8
I.
PENILAIAN Aspek Penilaian Pengetahuan 3.9.17 Dapat volume
Teknik
Bentuk
Instrumen
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Tertulis
Uraian
Terlampir
menghitung prisma
dan
limas. 3.9.18 Dapat
menyelesaikan
permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung
volume
prisma dan limas
Tangerang, Peneliti
(Adelina Fitriyani) 1112017000011
2017
118
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN-1 KELAS KONTROL Sekolah
: SMPN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Materi
: Bangun Ruang Sisi Datar
AlokasiWaktu
: 2x40 menit (1Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam
jangkauan
pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR: 3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. INDIKATOR 3.9.1 Dapat menentukan rusuk, titik sudut, bidang, diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari suatu kubus. 3.9.2 Dapat menentukan rusuk, titik sudut, bidang, diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari suatu balok.
119
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Menentukan unsur-unsur kubus dan balok
2.
Mendata sifat-sifat kubus dan balok
E. MATERI AJAR Sifat-sifat bangun ruang sisi datar kubus dan balok F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model pembelajaran konvensional (ekspositori) G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Alokasi
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1.
Waktu 10 menit
Kegiatan Pendahuluan a. Guru memberikan salam kepada peserta didik untuk membuka pelajaran. b. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa demi kelancaran KBM di kelas c. Guru
menanyakan
keadaan siswa
dan
mengecek
kehadiran siswa. d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang ingin dicapai. 2.
Kegiatan Inti a. Guru mulai membagi siswa menjadi beberapa kelompok heterogen b. Siswa berkumpul dengan anggota kelompoknya masingmasing c. Guru memberikan beberapa contoh bangun ruang kepada siswa. d. Siswa
mengamati
setiap
bangun
ruang
tersebut
diantaranya bangun ruang kubus dan balok. e. Siswa dipersilahkan bertanya jika ada hal-hal yang ingin diperjelas oleh guru berkaitan dengan materi yang
60 menit
120
sedang dibahas yaitu bangun ruang kubus dan balok. f.
Masing-masing kelompok mulai berdiskusi tentang materi yang sedang dibahas
g. Selama proses diskusi ini guru membimbing siswa dalam mengkaji materi ataupun hal-hal yang ingin ditanyakan h. Beberapa perwakilan siswa maju mempresentasikan hasil diskusi tentang bangun ruang kubus dan balok yang telah dilakukan bersama dengan teman-teman sekelompoknya. 10 menit
3. Kegiatan Penutup a. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dibahas b. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah c. Guru memberitahu siswa mengenai materi pelajaran selanjutnya yaitu membuat jarring-jaring
kubus
dan
balok. d. Guru bersama-sama dengan siswa mengakhiri kegiatan belajar dengan mengucap lafadz hamdallah. e. Guru mengucapkan salam untuk menutup kegiatan pembelajaran. H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR Alat
: Papan tulis, spidol, penggaris dan penghapus
Sumber
:
-
BukuPaket: 1. Matematika Kelas VIII Semester Genap Kurikulum 2013 2. Referensi lain yang berkaitan dengan materi yang diberikan
121
I.
PENILAIAN Aspek Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrumen
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Tertulis
Uraian
Terlampir
Pengetahuan 3.9.1 Dapat menentukan rusuk, titik
sudut,
bidang,
diagonal bidang, diagonal ruang,
dan
bidang
diagonal dari suatu kubus. 3.9.2 Dapat menentukan rusuk, titik
sudut,
bidang,
diagonal bidang, diagonal ruang,
dan
bidang
diagonal dari suatu balok.
Tangerang, 2017 Peneliti
(Adelina Fitriyani) 1112017000011
122
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN-2 KELAS KONTROL Sekolah
: SMPN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Materi
: Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu
: 2x40 menit (1 Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR: 3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. INDIKATOR 1.
Dapat membuat jaring-jaring suatu kubus.
2.
Dapat membuat jaring-jaring suatu balok.
3.
Dapat membedakan jaring-jaring kubus dan balok
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Membuat jaring-jaring kubus
123
2.
Membuat jaring-jaring balok
3.
Membedakan jaring-jaring pada kubus dan balok
E. MATERI AJAR Membuat jaring-jaring kubus dan balok F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model pembelajaran konvensional (ekspositori) G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Alokasi
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1.
Waktu 10 menit
Kegiatan Pendahuluan a. Guru memberikan salam pembuka kepada peserta didik untuk mengawali kegiatan pembelajaran. b. Guru mempersilahkan salah satu siswa untuk memimpin doa demi kelancaran KBM di kelas c. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa. d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut.
2.
Kegiatan Inti a. Guru mengingatkan kembali
materi
pelajaran 60 menit
sebelumnya tentang unsur-unsur kubus dan balok kepada siswa b. Guru memberikan contoh jaring-jaring kubus dan balok. c. Siswa
diberikan
kesempatan
oleh
guru
untuk
menanyakan terkait materi jaring-jaring kubus dan balok. d. Siswa berkumpul sesuai dengan kelompok yang pada pertemuan sebelumnya sudah ditentukan. e. Setiap kelompok berdiskusi mengenai bagaimana bentuk jaring-jaring kubus dan balok selain bentuk yang telah dicontohkan oleh guru.
124
f.
Selama proses diskusi ini, guru mengawasi dari satu kelompok ke kelompok yang lain dan memberikan tambahan informasi jika diperlukan.
g. Kegiatan diskusi meliputi tanya jawab dan mencari informasi dari berbagai sumber terkait
materi
yang
sedang dibahas. h. Beberapa perwakilan siswa
maju ke depan untuk
mempresentasikan dan menyimpulkan materi yang telah dibahas berdasarkan hasil diskusi kelompok. 3. Kegiatan Penutup
10 menit
a. Guru dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas. b. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah c. Guru memberitahu materi pelajaran selanjutnya yaitu menghitung luas permukaan kubus dan luas permukaan balok. d. Guru bersama-sama dengan siswa mengakhiri kegiatan belajar dengan mengucap lafadz hamdallah. e. Guru mengucapkan salam penutup untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR Alat
: Jaring-jaring kubus, jaring-jaring balok, papan tulis, penghapus,
spidol. Sumber -
:
Buku Paket: 1. Matematika Kelas VIII Semester Genap Kurikulum 2013 2. Referensi lain yang berkaitan dengan materi yang diberikan
125
I.
PENILAIAN Aspek Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrumen
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Tertulis
Uraian
Terlampir
Pengetahuan 3.9.3 Dapat membuat jaringjaring suatu kubus 3.9.4 Dapat membuat jaringjaring suatu balok 3.9.5 Dapat
membedakan
jaring-jaring kubus dan jaring-jaring balok
Tangerang, Peneliti
(Adelina Fitriyani) 1112017000011
2017
126
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN-3 KELAS KONTROL Sekolah
: SMPN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Materi
: Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu
: 2x40 menit (1 Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR: 3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. INDIKATOR 3.9.6
Dapat menghitung luas permukaan kubus dan balok.
3.9.7
Dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung luas permukaan kubus dan balok.
127
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Menghitung luas permukaan kubus
2.
Menghitung luas permukaan balok
3.
Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung luas permukaan kubus dan balok
E. MATERI AJAR Menghitung luas permukaan kubus dan balok F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model Pembelajaran Konvensional (Ekspositori) G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Alokasi
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1.
Waktu 10 menit
Kegiatan Pendahuluan a. Guru
mengawali
kegiatan
pembelajaran
dengan
mengucap salam kepada siswa. b. Salah satu siswa untuk memimpin doa demi kelancaran kegiatan pembelajaran di kelas c. Guru mengecek kehadiran siswa. d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut.
2.
Kegiatan Inti a. Guru mengingatkan kembali kepada siswa bentuk jaring- 60 menit jaring kubus dan jaring-jaring balok yang pernah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. b. Guru menanyakan bagaimana menghitung luas semua bidang dari jaring-jaring kubus dan atau balok yang terbentuk. c. Siswa diperbolehkan bertanya kepada guru untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana menghitung
128
luas permukaan bangun ruang kubus dan balok. d. Siswa
membentuk
kelompok
untuk
berdiskusi
kegiatannya meliputi diskusi atau tanya jawab untuk mencari informasi tentang menghitung luas permukaan kubus dan balok. e. Selama proses diskusi, guru mengawasi dari satu kelompok ke kelompok lain untuk memberikan jawaban jika ada hal-hal yang perlu ditanyakan atau kurang jelas. f.
Setelah
diskusi
selesai,
masing-masing
kelompok
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas sekaligus menyimpulkan
apa
yang telah
di dapat
setelah
berdiskusi. 3. Kegiatan Penutup. a. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah b. Guru memberitahu materi selanjutnya yaitu menghitung volume kubus dan volume balok. c. Guru dan siswa mengakhiri kegiatan belajar dengan mengucap lafadz hamdallah. d. Guru mengucapkan salam penutup.
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR Alat
: Papan tulis, spidol, penggaris.
Sumber
:
-
Buku Paket: 1. Matematika Kelas VIII Semester Genap Kurikulum 2013 2. Referensi lain yang berkaitan dengan materi yang diberikan
10 menit
129
I.
PENILAIAN Aspek Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrumen
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Tertulis
Uraian
Terlampir
Pengetahuan 3.9.6 Dapat menghitung luas permukaan
kubus
dan
balok 3.9.7 Dapat
menyelesaikan
masalah sehari-hari yang berkaitan
dengan
menghitung permukaan
luas kubus
dan
balok
Tangerang, Peneliti
(Adelina Fitriyani) 1112017000011
2017
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN-4 KELAS KONTROL Sekolah
: SMPN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Materi
: Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu
: 2x40 menit (1 Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR: 3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. INDIKATOR 3.9.8 Dapat menghitung volume kubus dan balok. 3.9.9 Dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung volume kubus dan balok.
131
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Menghitung volume kubus
2.
Menghitung volume balok
3.
Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung volume kubus dan balok
E. MATERI AJAR Menghitung volume kubus dan balok F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model pembelajaran konvensional (ekspositori) G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Alokasi
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1.
Waktu 10 menit
Kegiatan Pendahuluan a. Guru mengucap salam pembuka kepada siswa untuk memulai kegiatan pembelajaran. b. Salah satu siswa untuk memimpin doa demi kelancaran kegiatan pembelajaran di kelas. c. Guru mengecek kehadiran siswa. d. Guru menyampaikan hasil belajar yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut.
2.
Kegiatan Inti a. Guru mengingatkan kembali kepada siswa bentuk kubus 60 menit dan balok yang pernah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. b. Siswa diberikan kesempatan untuk menanya
dan
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru c. Siswa mulai mendiskusikan materi yang diberikan oleh guru pada awal pembelajaran yaitu tentang menghitung volume kubus dan volume balok
132
d. Guru mengawasi jalannya diskusi setiap kelompok e. Beberapa
perwakilan
siswa
mempresentasikan
dan
menyimpulkan materi tentang menghitung volume kubus dan volume balok yang telah didiskusikan dengan anggota kelompoknya. 3. Kegiatan Penutup a. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah b. Guru memberitahu gambaran awal mengenai materi pelajaran selanjutnya yaitu bangun ruang prisma dan limas agar siswa membaca terlebih dahulu materi tersebut. c. Guru dan siswa mengakhiri kegiatan belajar dengan mengucap lafadz hamdallah. d. Guru mengucapkan salam penutup.
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR Alat
: Kubus dan balok, papan tulis, spidol, penggaris.
Sumber
:
-
Buku Paket: 1. Matematika Kelas VIII Semester Genap Kurikulum 2013 2. Referensi lain yang berkaitan dengan materi yang diberikan
10 menit
133
I.
PENILAIAN Aspek Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrumen
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Tertulis
Uraian
Terlampir
Pengetahuan 3.9.8 Dapat menghitung volume kubus dan balok 3.9.9
Menyelesaikan
masalah
sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung volume kubus dan balok
Tangerang, Peneliti
(Adelina Fitriyani) 1112017000011
2017
134
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN-5 KELAS KONTROL Sekolah
: SMPN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Materi
: Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu
: 2x40 menit (1 Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR: 3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. INDIKATOR 3.9.10 Dapat menentukan rusuk, sudut, bidang, diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari suatu prisma. 3.9.11 Dapat menentukan rusuk, sudut, bidang, diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal dari suatu limas.
135
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Mendata sifat-sifat prisma dan limas.
2.
Menentukan unsur-unsur prisma dan limas.
3.
Membedakan kedudukan rusuk pada prisma dan limas.
4.
Membedakan kedudukan titik sudut pada prisma dan limas.
E. MATERI AJAR Sifat-sifat bangun ruang prisma dan limas F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model pembelajaran konvensional (ekspositori) G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Alokasi
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1.
Waktu 10 menit
Kegiatan Pendahuluan a. Guru mengucap salam pembuka kepada siswa untuk memulai kegiatan pembelajaran. b. Salah satu siswa memimpin doa demi kelancaran kegiatan pembelajaran di kelas. c. Setelah berdoa, guru mengecek kehadiran siswa. d. Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
pada
pertemuan tersebut kepada siswa.
2.
Kegiatan Inti a. Siswa berkumpul sesuai dengan kelompok yang pada 60 menit pertemuan sebelumnya sudah ditentukan b. Guru mengingatkan kembali kepada siswa yang telah mempelajari sifat dan unsur dari bangun ruang kubus dan balok yang pernah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. c. Guru memberikan apersepsi mengenai beberapa bangun yang berbentuk prisma dan limas kepada siswa sebagai
136
pengetahuan awal siswa untuk mengenal lebih jauh bangun ruang prisma dan limas. d. Siswa diberikan kesempatan
oleh
guru
untuk
menanyakan terkait materi yang sedang dibahas e. Setiap kelompok berdiskusi mengenai bagaimana bentuk prisma dan limas selain bentuk yang telah dicontohkan oleh guru. f. Selama proses diskusi ini, guru mengawasi dari satu kelompok ke kelompok yang lain dan memberikan tambahan informasi jika diperlukan. g. Kegiatan diskusi meliputi tanya jawab dan mencari informasi dari berbagai sumber terkait materi yang sedang dibahas. h. Beberapa perwakilan siswa dari tiap kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan dan menyimpulkan materi yang telah dibahas berdasarkan hasil diskusi kelompok. 3. Kegiatan Penutup a. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah b. Guru memberitahu gambaran awal mengenai materi pelajaran selanjutnya yaitu bangun cara membuat jaringjaring prisma dan limas, dan peralatan yang dibutuhkan untuk membuat jaring-jaring tersebut. c. Guru dan siswa mengakhiri kegiatan belajar dengan mengucap lafadz hamdallah. d. Guru mengucapkan salam penutup.
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR Alat
: Prisma, limas, papan tulis, spidol, penggaris.
Sumber
:
-
Buku Paket:
10 menit
137
1. Matematika Kelas VIII Semester Genap Kurikulum 2013 2. Referensi lain yang berkaitan dengan materi yang diberikan
I.
PENILAIAN Aspek Penilaian Pengetahuan 3.9.10 Dapat
Teknik
Bentuk
Instrumen
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Tertulis
Uraian
Terlampir
menentukan
rusuk, sudut, bidang, diagonal
bidang,
diagonal ruang, dan bidang diagonal dari suatu prisma. 3.9.11
Dapat
menentukan
rusuk, sudut, bidang, diagonal
bidang,
diagonal ruang, dan bidang diagonal dari suatu limas.
Tangerang, Peneliti
(Adelina Fitriyani) 1112017000011
2017
138
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN-6 KELAS KONTROL Sekolah
: SMPN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Materi
: Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu
: 2x40 menit (1 Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR: 3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. INDIKATOR 3.9.12 Dapat membuat jaring-jaring prisma 3.9.13 Dapat membuat jaring-jaring limas. 3.9.14 Dapat membedakan jaring-jaring prisma dan limas.
139
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Membuat jaring-jaring prisma.
2.
Membuat jaring-jaring limas.
3.
Membedakan jaring-jaring prisma dan limas
E. MATERI AJAR Membuat jaring-jaring prisma dan limas F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model Pembelajaran Konvensional (Ekspositori) G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Alokasi
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1.
Waktu 10 menit
Kegiatan Pendahuluan a. Guru
mengawali
kegiatan
pembelajaran
dengan
mengucap salam kepada siswa b. Siswa berdoa terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai. c. Guru mengecek kehadiran siswa. d. Guru menyampaikan hasil pembelaajran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut.
2.
Kegiatan Inti a. Guru menginstruksikan siswa agar berkumpul dengan 60 menit kelompok masing-masing b. Guru mengingatkan kembali kepada siswa yang telah mempelajari cara membuat jaring-jaring kubus dan balok dan bentuk-bentuk dari prisma dan limas. c. Guru Menanyakan kepada siswa bangun yang serupa dengan prisma dan limas yang bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. d. Semua kelompok mulai mendiskusikan tentang bentuk
140
jaring-jaring prisma dan limas e.
Setelah
diskusi
selesai,
perwakilan
siswa
mempresentasikan dan menyimpulkan tentang membuat jaring-jaring prisma dan limas dari hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan 10 menit
3. Kegiatan Penutup a. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah b. Guru memberitahu gambaran awal mengenai materi pelajaran selanjutnya yaitu menghitung luas permukaan prisma dan limas. c. Guru mengucap lafadz hamdallah dan salam penutup untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR Alat
: Prisma dan limas dari karton, papan tulis, spidol, penghapus,
penggaris, gunting. Sumber -
:
Buku Paket: 1. Matematika Kelas VIII Semester Genap Kurikulum 2013 2. Referensi lain yang berkaitan dengan materi yang diberikan
I.
PENILAIAN Aspek Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrumen
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Tertulis
Uraian
Terlampir
Pengetahuan 3.9.12 Dapat membuat jaring-jaring prisma 3.9.13 Dapat membuat jaring-jaring limas. 3.9.14 Dapat membedakan jaringjaring prisma dan limas.
141
Tangerang, Peneliti
(Adelina Fitriyani) 1112017000011
2017
142
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN-7 KELAS KONTROL Sekolah
: SMPN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Materi
: Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu
: 2x40 menit (1 Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR: 3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. INDIKATOR 3.9.15 Dapat menghitung luas permukaan prisma dan limas. 3.9.16 Dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung luas permukaan prisma dan limas.
143
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Menghitung luas permukaan prisma.
2.
Menghitung luas permukaan limas.
3.
Menyelesaikan
permasalahan
sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
menghitung luas permukaan prisma dan limas E. MATERI AJAR Menghitung luas permukaan prisma dan limas F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model Pembelajaran Konvensional (Ekspositori) G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1.
Alokasi Waktu 10 menit
Kegiatan Pendahuluan a. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam pembuka kepada siswa b. Siswa berdoa terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai. c. Guru mengecek kehadiran siswa. d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut kepada siswa.
2.
Kegiatan Inti a. Siswa mulai berkumpul dengan kelompok masing- 60 menit masing b. Guru mengingatkan kembali kepada siswa yang telah mempelajari rumus menghitung luas permukaan kubus dan balok pada pertemuan yang sebelumnya. c. Guru menanyakan kembali bentuk seperti apa saja jaring-jaring prisma sebelumnya.
dan
limas
yang telah dibuat
144
d. Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan tentang materi yang akan dibahas. e. Seluruh
kelompok
mendiskusikan
tentang
cara
menghitung luas permukaan prisma dan limas. f. Guru mengawasi jalannya diskusi dari kelompok satu ke kelompok lain. g. Setelah diskusi selesai, beberapa perwakilan siswa mempresentasikan
dan
menyimpulkan
tentang
menghitung luas permukaan bangun ruang prisma dan limas berdasarkan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan 3. Kegiatan Penutup
10 menit
a. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah b. Guru memberitahu gambaran awal mengenai materi pelajaran selanjutnya yaitu menghitung volume prisma dan limas. c. Guru mengucap lafadz hamdallah untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. d. Guru mengucapkan salam penutup. H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR Alat
: jaring-jaring prisma, jaring-jaring limas, papan tulis, spidol,
penggaris. Sumber -
:
Buku Paket: 1. Matematika Kelas VIII Semester Genap Kurikulum 2013 2. Referensi lain yang berkaitan dengan materi yang diberikan
145
I.
PENILAIAN Aspek Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrumen
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Tertulis
Uraian
Terlampir
Pengetahuan 3.9.15 Dapat menghitung luas permukaan prisma dan limas. 3.9.16 Dapat
menyelesaikan
permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung
luas
permukaan prisma dan limas
Tangerang, Peneliti
(Adelina Fitriyani) 1112017000011
2017
146
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN-8 KELAS KONTROL Sekolah
: SMPN 3 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/Genap
Materi
: Bangun Ruang Sisi Datar
Alokasi Waktu
: 2x40 menit (1 Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR: 3.9 Menentukan luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. INDIKATOR 3.9.17 Dapat menghitung volume prisma dan limas. 3.9.18 Dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung luas permukaan prisma dan limas.
147
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Menghitung volume prisma.
2.
Menghitung volume limas.
3.
Menyelesaikan
permasalahan
sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
menghitung volume prisma dan limas E. MATERI AJAR Menghitung volume prisma dan limas F. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Model Pembelajaran Konvensional (Ekspositori) G. KEGIATAN PEMBELAJARAN Alokasi
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1.
Waktu 10 menit
Kegiatan Pendahuluan a. Guru memberikan salam untuk mengawali kegiatan pembelajaran b. Seluruh
siswa
berdoa
terlebih
dahulu
sebelum
pembelajaran dimulai. c. Guru mengecek kehadiran siswa. d. Guru menyampaikan hasil pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut.
2.
Kegiatan Inti a. Siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing b. Guru memberi apersepsi mengenai cara menghitung volume prisma dan limas dengan cara mengingatkan materi yang telah dipelajari yaitu mencari volume kubus dan balok pada pertemuan yang sebelumnya. c. Guru menanyakan kembali bentuk seperti apa saja prisma dan limas yang telah dibuat sebelumnya. d. Beberapa siswa menjawab pertanyaan yang diajukan
60 menit
148
guru e. Setiap kelompok mulai berdiskusi tentang menghitung volume prisma dan limas f. Guru mengawasi jalannya diskusi kelompok g. Setelah diskusi kelompok selesai, beberapa perwakilan siswa mempresentasikan dan menyimpulkan tentang menghitung volume bangun ruang prisma dan limas berdasarkan hasil diskusi kelompok yang
telah
dilakukan h. Guru mempersilahkan siswa jika ada yang ingin ditanyakan kembali mengenai materi-materi yang telah dibahas. 10 menit
3. Kegiatan Penutup a. Guru memberikan informasi mengenai ulangan harian tentang bab bangun ruang sisi datar dan memberikan informasi
mengenai
tes
kemampuan
komunikasi
matematik siswa pada bab bangun ruang sisi datar pada pertemuan berikutnya. b. Guru bersama dengan siswa mengucap lafadz hamdallah. c. Guru mengucapkan salam penutup untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
H. ALAT DAN SUMBER BELAJAR Alat
: prisma, limas, papan tulis, spidol, penggaris.
Sumber
:
-
Buku Paket: 1. Matematika Kelas VIII Semester Genap Kurikulum 2013 2. Referensi lain yang berkaitan dengan materi yang diberikan
149
I.
PENILAIAN Aspek Penilaian Pengetahuan 3.9.17 Dapat volume
Teknik
Bentuk
Instrumen
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Tertulis
Uraian
Terlampir
menghitung prisma
dan
limas. 3.9.18 Dapat
menyelesaikan
permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung
volume
prisma dan limas
Tangerang, Peneliti
(Adelina Fitriyani) 1112017000011
2017
150
Lampiran 5
LEMBAR KERJA SISWA-1 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester : VIII / Genap Materi Pokok
: Bangun Ruang Sisi Datar
Tujuan Pembelajaran:
Setelah pembelajaran selesai, siswa diharapkan mampu: 1.
Menentukan unsur-unsur kubus dan balok
2.
Mendata sifat-sifat kubus dan balok
Petunjuk diskusi :
a. Duduklah sesuai dengan kelompokmu! b. Isilah nama anggota kelompok pada kolom dibawah ini! c. Baca dan pahami LKS yang dibagikan! d. Kerjakan dan lengkapi LKS dengan tertib dan tenang! e. Jika ada hal-hal yang kurang jelas silahkan tanyakan kepada gurumu!
Kelompok : Anggota : 1.
5.
2.
6.
3.
7.
4.
8.
Selamat mengerjakan!
151
Openness (10 menit) Dalam kehidupan sehari-Isilah kita sering menemukan berbagai bentuk yang dimiliki oleh setiap benda nyata. Coba kerjakan tabel di bawah ini sesuai dengan yang telah dicontohkan! Tabel 1 Bangun Ruang
Bangun Ruang
Nama Bangun
Informal
Formal
Ruang
…………….
Balok
………..
………….
152
………..
Social (30 menit) Bersama dengan teman kelompok kalian, coba carilah padanan kata-kata berikut ini! Tabel 2 Unsur-unsur
Padanan Kata
Bangun Ruang Rusuk
Rusuk adalah
Titik Sudut
Bidang
Diagonal Bidang
Bidang Diagonal
Diagonal Ruang
Setelah mengetahui padanan kata dari dari unsur-unsur bangun ruang, sebutkan komponen dari unsur-unsur bangun ruang berikut berdasarkan padanan kata yang telah kalian cari tahu sebelumnya.
153
Kelompok bernomor ganjil mengerjakan tugas 1 dan kelompok ber nomor genap mengerjakan tugas 2. Tabel 3
TUGAS 1
Gambar 1 (kubus)
TUGAS 2
Gambar 2 (Balok)
Pada gambar 1 yang merupakan rusuk pada kubus ABCD.EFGH diantaranya:
Pada gambar 2 yang merupakan rusuk pada balok ABCD.EFGH diantaranya:
Titik sudut kubus ABCD.EFGH diantaranya:
Titik sudut balok ABCD.EFGH diantaranya:
Bidang kubus ABCD.EFGH yaitu:
Bidang balok ABCD.EFGH yaitu:
diagonal bidang kubus ABCD.EFGH yaitu:
Diagonal bidang balok ABCD.EFGH yaitu:
Bidang diagonal kubus ABCD.EFGH adalah:
Bidang diagonal balok ABCD.EFGH adalah:
154
Diagonal ruang kubus ABCD.EFGH adalah:
Diagonal ruang balok ABCD.EFGH adalah:
Evolvable, Context Aware (10 menit) Tulislah dua pertanyaan di kolom yang telah disediakan yang ingin kalian ajukan kepada kelompok lain. Kelompok yang membahas kubus menulis pada kolom pertanyaan kelompok kubus begitupun dengan kelompok yang membahas tentang balok. Kemudian tulis jawaban pada kolom jawaban.
Pertanyaan kubus: 1................................................................................................... ..................................................................................................... 2................................................................................................... .....................................................................................................
Jawaban: 1................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... 2................................................................................................... ..................................................................................................... .....................................................................................................
155
Pertanyaan balok: 1................................................................................................... ..................................................................................................... 2................................................................................................... .....................................................................................................
Jawaban: 1................................................................................................... ..................................................................................................... ..................................................................................................... 2................................................................................................... ..................................................................................................... .....................................................................................................
Cohesive (10 menit) Dari hasil diskusi kelompok dan tanya jawab yang kalian lakukan, mengetahui bahwa:
maka kalian telah
Kubus memiliki:
Balok memiliki:
a. ............ rusuk
a. ............ rusuk
b. ............ titik sudut
b. ............ titik sudut
c. ............ sisi/bidang
c. ............ sisi/bidang
d. ............ diagonal bidang
d. ............ diagonal bidang
e. ............ diagonal ruang
e. ............ diagonal ruang
f.
f. ............ bidang diagonal
............ bidang diagonal
156
Setelah melakukan berbagai kegiatan, isilah tabel dibawah ini. Tabel 4 Bangung Ruang
Kubus dan Balok
Kesamaan 1. Memiliki 12 rusuk 2. 3.
Perbedaan 1. ……………………. 2.
4. 3. 4.
Presentasikanlah hasil diskusi kelompok kalian!
157
LEMBAR KERJA SISWA-2 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester : VIII / Genap Materi Pokok
: Bangun Ruang Sisi Datar
Tujuan Pembelajaran:
Setelah pembelajaran selesai, siswa diharapkan mampu: 1.
Membuat jaring-jaring kubus
2.
Membuat jaring-jaring balok
3.
Membedakan jaring-jaring kubus dan balok
Petunjuk diskusi :
a. Duduklah sesuai dengan kelompokmu! b. Isilah nama anggota kelompok pada kolom dibawah ini! c. Baca dan pahami LKS yang dibagikan! d. Kerjakan dan lengkapi LKS dengan tertib dan tenang! e. Jika ada hal-hal yang kurang jelas silahkan tanyakan kepada gurumu!
Kelompok : Anggota : 1.
5.
2.
6.
3.
7.
4.
8.
Selamat mengerjakan!
158
Openness (10 menit) Pada pertemuan sebelumnya, kalian telah mempelajari sifat-sifat dan unsur-unsur kubus dan balok. Dengan demikian kalian sudah mengetahui bagaimana bentuk kubus dan balok. Dapatkah kalian menyebutkan contoh-contoh bangun kubus dan balok yang ada di lingkungan sekolah?
Social (30 menit) Duduklah bersama teman kelompok kalian. Dan diskusikanlah hal-hal berikut:
Disajikan gambar berikut ini:
Gambar 1 Jaring-jaring pada gambar 1 bukan merupakan jaring-jaring kubus karena tidak dapat dilipat untuk membentuk kubus. Kita ingin mencari semua jaring-jaring kubus. Diskusikan dengan teman sekeompokmu bagaimana jaring-jaring tersebut dapat membentuk kubus yang utuh dengan mengikuti langkah langkah berikut:
159
Dengan menggunakan alat peraga yang telah kalian bawa, cobalah buat jaring-jaring kubus sebanyak mungkin Kumpulkan ke dalam amplop jaring-jaring kubus yang berbeda Kemudian coba kalian gambarkan tiga jaring-jaring kubus yang berbeda di kolom yang telah disediakan berikut ini.
Disajikan gambar berikut ini:
Gambar 2
160
Jaring-jaring pada gambar 2 tersebut bukan merupakan jaringjaring balok karena tidak dapat dilipat untuk membentuk balok. Jika ingin mencari semua jaring-jaring balok, diskusikan dengan teman sekelompokmu bagaimana jaring-jaring tersebut dapat membentuk balok yang utuh dengan mengikuti langkah langkah berikut: Dengan menggunakan alat peraga yang telah kalian bawa, cobalah buat jaring-jaring balok sebanyak mungkin Kumpulkan ke dalam amplop jaring-jaring balok yang berbeda Kemudian coba kalian gambarkan tiga jaring-jaring balok yang berbeda di kolom yang telah disediakan berikut ini.
Evolvable, Context Aware (15 menit) Buatlah 2 pertanyaan yang ingin diajukan kepada kelompok
lain:
1.……………………………………………………………………………… ………………… ………………………………………………………………………………… ………………… ………………………………………………………………………………… ………………… 2………………………………………………………………………………… ……………… ………………………………………………………………………………… ………………… ………………………………………………………………………………… …………………
161
Jawaban: 1.……………………………………………………………………………… ………………… ………………………………………………………………………………… ………………… ………………………………………………………………………………… ………………… 2………………………………………………………………………………… ……………… ………………………………………………………………………………… Cohesive (10 menit) ………………… ………………………………………………………………………………… Kesimpulan apa yang dapat kalian ambil dari penyelesaian permasalahan di atas? …………………
162
Apakah masih ada bentuk jaring-jaring kubus lainnya? Jika ada, gambarkan jaringjaring tersebut!
Apakah masih ada bentuk jaring-jaring balok lainnya? Jika ada, gambarkan jaringjaring tersebut!
//
Setelah selesai mengerjakan LKS, presentasikanlah hasil diskusi kelompok yang telah kalian lakukan!
163
LEMBAR KERJA SISWA-3 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester : VIII / Genap Materi Pokok
: Bangun Ruang Sisi Datar
Tujuan Pembelajaran:
Setelah pembelajaran selesai, siswa diharapkan mampu: 1.
Menghitung luas permukaan kubus dan balok
2.
Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung luas permukaan kubus dan balok
Petunjuk diskusi :
a. Duduklah sesuai dengan kelompokmu! b. Isilah nama anggota kelompok pada kolom dibawah ini! c. Baca dan pahami LKS yang dibagikan! d. Kerjakan dan lengkapi LKS dengan tertib dan tenang! e. Jika ada hal-hal yang kurang jelas silahkan tanyakan kepada gurumu!
Kelompok : Anggota : 1.
5.
2.
6.
3.
7.
4.
8.
Selamat mengerjakan!
164
Openness (10 menit) Ingatkah kalian tentang bangun datar yang pernah kalian pelajari? Bagaimana cara menghitung luas bangun datar tersebut? Tuliskan di bawah ini! Nama Bangun Datar Persegi
Rumus Luas Bangun Datar ………………………………… ……
………………………………
PxL
………………………………
………………………………… ……
……………………………….
………………………………… ……
………………………………
………………………………… ……
……………………………….
………………………………… ……
Social (30 menit) Pada pertemuan sebelumnya, kalian telah mengetahui bentuk jaringjaring kubus dan balok. Jawablah pertanyaan berikut yang berkaitan dengan bentuk jaring-jaring kubus dan balok yang telah kalian ketahui.
165
Tugas 1 (Luas Permukaan Kubus) Irma ingin meletakkan hadiah yang telah ia beli ke dalam sebuah kotak berbentuk kubus yang rusuknya berukuran 60 cm. Hadiah tersebut ingin diberikan kepada temannya yang sedang berulang tahun. Ia ingin membungkus kotak hadiah tersebut dengan kertas kado. Berapa luas kertas kado minimal yang harus dibeli oleh Irma untuk membungkus kotak kado miliknya? Diskusikan dengan teman sekelompokmu kemudian tulislah hasil diskusi kalian untuk menyelesaikan permasalahan 1!
Tugas 2 (Luas Permukaan Balok)
Suatu hari Akma membeli sebuah karton berukuran 0,5 m × 1 m. Karton tersebut akan dibuat untuk membungkus kado yang berukuran 2 cm × 3 cm × 5 cm. Jika kado yang akan dibuat Akma sebanyak 500 buah, maka berapa banyak karton minimal yang dibutuhkan untuk membungkus kado-kado tersebut? Diskusikanlah penyelesaiannya dengan teman kelompokmu!
166
Apakah ada alternatif lain dalam menghitung luas permukaan kubus atau balok? Jelaskan!
Evolvable & Context Aware (10 menit) Tulislah dua pertanyaan yang telah kalian siapkan dibawah ini. Kelompok ganjil membuat tentang pertanyaan luas permukaan balok sedangkan kelompok genap membuat pertanyaan tentang luas permukaan kubus kemudian tulislah jawaban yang kalian dapatkan pada kolom jawaban. Kelompok ganjil menulis pada kolom pertanyaan dan jawaban balok, kelompok genap menulis pada kolom pertanyaan dan jawaban kubus. Pertanyaan Kubus:
1………………………………………………………………………………… …………… ………………………………………………………………………………… ……………… 2………………………………………………………………………………… …………… ………………………………………………………………………………… ………………
167
Jawaban Kubus: 1……………………………………………………………………………… ……………… ………………………………………………………………………………… ……………… ………………………………………………………………………………… ……………… 2……………………………………………………………………………… ……………… ………………………………………………………………………………… ……………… ………………………………………………………………………………… Pertanyaan Balok ……………… 1………………………………………………………………………………… …………… ………………………………………………………………………………… ……………… 2………………………………………………………………………………… …………… ………………………………………………………………………………… ……………… Jawaban Balok 1……………………………………………………………………………… ……………… ………………………………………………………………………………… ……………… ………………………………………………………………………………… ……………… 2……………………………………………………………………………… ……………… ………………………………………………………………………………… ……………… ………………………………………………………………………………… ………………
168
Cohesive (10 menit) Setelah menyelesaikan permasalahan di atas dengan teman- teman sekelompok dan telah mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang dibuat, maka kalian dapat mencatat hal-hal penting yang telah diketahui bahwa: Rumus untuk menghitung luas permukaan kubus adalah:
Rumus menghitung luas permukaan balok adalah:
Kemudian, presentasikanlah hasil diskusi kelompok kalian!
169
LEMBAR KERJA SISWA-4 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester : VIII / Genap Materi Pokok
: Bangun Ruang Sisi Datar
Tujuan Pembelajaran:
Setelah pembelajaran selesai, siswa diharapkan mampu: 1.
Menghitung volume kubus
2.
Menghitung balok
3.
Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung volume kubus dan balok
Petunjuk diskusi :
a. Duduklah sesuai dengan kelompokmu! b. Isilah nama anggota kelompok pada kolom dibawah ini! c. Baca dan pahami LKS yang dibagikan! d. Kerjakan dan lengkapi LKS dengan tertib dan tenang! e. Jika ada hal-hal yang kurang jelas silahkan tanyakan kepada gurumu!
Kelompok : Anggota : 1.
5.
2.
6.
3.
7.
4.
8.
Selamat mengerjakan!
170
Openness (10 menit) Hitunglah banyaknya kubus satuan pada tabel berikut ini!
No
Gambar
Banyaknya Kubus Satuan (Volume)
1. 3 kubus satuan
2.
...... kubus satuan
3. ...... kubus satuan
4.
...... kubus satuan
5.
...... kubus satuan
6. …… kubus satuan
171
7.
...... kubus satuan
8. ...... kubus satuan
9. ...... kubus satuan
Social (30 menit) Diskusikanlah bersama dengan teman kelompokmu tugas di bawah ini. Tugas 1 untuk kelompok kubus dan Tugas 2 untuk kelompok balok.
Volume Kubus Tugas 1 Nabila mempunyai beberapa koin yang ingin disusun
ke
dalam kotak berbentuk kubus. Diameter koin yang dimiliki Nabila yaitu 2 cm dengan tinggi 0,5 cm, sedangkan panjang rusuk kotak kubus tersebut memiliki ukuran 30
cm.
Hitunglah berapa banyak koin yang dapat Nabila simpan di dalam kotak tersebut?
172
Volume Balok Tugas 2 Alvin memiliki mainan kotak kubus yang dapat disusun dengan berbagai bentuk seperti gambar disamping. Namun kali ini Alvin ingin menyusun kotak-kotak kubus tersebut menjadi balok. Maka tentukanlah: (a) berapa banyak kubus yang tersusun pada gambar tersebut? (b) berapa jumlah kubus yang harus ditambahkan Alvin agar bangun ruang disamping menjadi balok sempurna dengan panjang, lebar dan tinggi masing-masing 3 kubus satuan, 5 kubus satuan, dan 3 kubus satuan?
Evolvable & Context Aware (10 menit) Tulislah dua pertanyaan di kolom pertanyaan yang telah kalian siapkan. Kelompok ganjil membuat pertanyaan tentang
volume
balok
sedangkan
kelompok genap membuat pertanyaan tentang volume kubus. Kelompok ganjil mengisi di kolom pertanyaan dan jawaban balok, kelompok genap mengisi di kolom pertanyaan dan jawaban kubus.
173
Pertanyaan Kubus
1:…………………………………… … ……………………………………… …… ……………………………………… …… ……………………………………… …… ……………………………………… ….. 2:…………………………………… … ……………………………………… …… ……………………………………… …… ……………………………………… …… ……………………………………… Pertanyaan Balok ….. 1:…………………………………… … ……………………………………… …… ……………………………………… …… ……………………………………… …… ……………………………………… ….. 2:…………………………………… … ……………………………………… …… ……………………………………… …… ……………………………………… …… ……………………………………… …..
Jawaban Kubus
1:…………………………………… … ……………………………………… …… ……………………………………… …… ……………………………………… …… ……………………………………… …… 2:…………………………………… … ……………………………………… …… ……………………………………… …… ……………………………………… …… Jawaban Balok ……………………………………… …… 1:…………………………………… … ……………………………………… …… ……………………………………… …… ……………………………………… …… ……………………………………… …… 2:…………………………………… … ……………………………………… …… ……………………………………… …… ……………………………………… …… ……………………………………… ……
174
Cohesive (10 menit) Setelah melakukan kegiatan di atas, maka hari ini kalian telah mengetahui bahwa:
Volume Kubus:
Volume Balok:
Setelah selesai mengerjakan LKS-4, presentasikanlah hasil diskusi di depan kelas!
175
LEMBAR KERJA SISWA-5 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester : VIII / Genap Materi Pokok
: Bangun Ruang Sisi Datar
Tujuan Pembelajaran:
Setelah pembelajaran selesai, siswa diharapkan mampu: 1.
Mendata sifat-sifat prisma dan limas.
2.
Menentukan unsur-unsur prisma dan limas.
Petunjuk diskusi :
a. Duduklah sesuai dengan kelompokmu! b. Isilah nama anggota kelompok pada kolom dibawah ini! c. Baca dan pahami LKS yang dibagikan! d. Kerjakan dan lengkapi LKS dengan tertib dan tenang! e. Jika ada hal-hal yang kurang jelas silahkan tanyakan kepada gurumu!
Kelompok : Anggota : 1.
5.
2.
6.
3.
7.
4.
8.
Selamat mengerjakan!
176
Openness (10 menit) Sebelumnya kalian telah mengidentifikasi bangun ruang kubus dan balok. Kali ini yang akan kalian identifikasi adalah bangun ruang prisma dan limas. Coba perhatikan contoh-contoh berikut dan tentukanlah menyerupai bangun ruang apa saja gambar nyata berikut ini! Tabel 1
Bangun Ruang Informal
Bangun Ruang Formal
Nama Bangun Ruang
Prisma
............
............
............
177
............
Social (30 menit) Pada pertemuan awal kalian telah mengetahui padanan kata dari unsur-unsur bangun ruang. Tentukanlah komponen dari unsur-unsur prisma atau limas berikut ini. Tugas dikerjakan oleh kelompok ganjil dan tugas 2 dikerjakan oleh kelompok genap.
Tabel 2 TUGAS 1
Gambar 1 (Prisma)
TUGAS 2
Gambar 2 (Limas)
Pada gambar 1 yang merupakan rusuk pada prisma ABC.DEF diantaranya:
Pada gambar 2 yang merupakan rusuk pada limas ABCDE diantaranya:
Titik sudut prisma ABC.DEF diantaranya:
Titik sudut limas ABCDE diantaranya:
178
Bidang prisma ABC.DEF yaitu:
Bidang limas ABCDE yaitu:
diagonal bidang prisma ABC.DEF yaitu:
Diagonal bidang limas ABCDE yaitu:
Bidang diagonal prisma ABC.DEF adalah:
Bidang diagonal limas ABCDE adalah:
Diagonal ruang prisma ABC.DEF adalah:
Diagonal ruang limas ABCDE adalah:
Evolvable & Context Aware (10 menit) Buatlah 2 pertanyaan untuk diajukan kepada kelompok lain dan tulislah jawaban di kolom yang disediakan! Kelompok ganjil menulis pertanyaan dan jawaban Limas sedangkan kelompok genap menulis pertanyaan dan jawaban Prisma.
Pertanyaan Prisma
1 _ 2
179
Jawaban Prisma
1
2
Pertanyaan Limas
1 1 2 2
Jawaban Limas
180
Cohesive (10 menit) Setelah berdiskusi dengan teman kelompok, kalian telah mengetahui bahwa: Prisma tegak segitiga memiliki:
Limas segiempat memiliki:
1. ………………… rusuk
1. ………………… rusuk
2. ………………… Titik sudut
2. ………………… Titik sudut
3. ………………… bidang
3. ………………… bidang
4. ………………… diagonal bidang
4. ………………… diagonal bidang
5. ………………… diagonal ruang
5. ………………… diagonal ruang
6. ………………… bidang diagonal
6. ………………… bidang diagonal
Tabel 3 Bangung Ruang
Prisma dan Limas
Kesamaan
Perbedaan
1. ……………………
1. ……………………
2. ……………………
2. ……………………
3. ……………………
3. ……………………
4. ……………………
4. ……………………
Presentasikanlah hasil diskusi kelompok kalian!
181
LEMBAR KERJA SISWA-6 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester : VIII / Genap Materi Pokok
: Bangun Ruang Sisi Datar
Tujuan Pembelajaran:
Setelah pembelajaran selesai, siswa diharapkan mampu: 1.
Membuat jaring-jaring prisma.
2.
Membuat jaring-jaring limas.
3.
Membedakan jaring-jaring prisma dan limas.
Petunjuk diskusi :
a. Duduklah sesuai dengan kelompokmu! b. Isilah nama anggota kelompok pada kolom di bawah ini! c. Baca dan pahami LKS yang dibagikan! d. Kerjakan dan lengkapi LKS dengan tertib dan tenang! e. Jika ada hal-hal yang kurang jelas silahkan tanyakan kepada gurumu!
Kelompok : Anggota : 1.
5.
2.
6.
3.
7.
4.
8.
Selamat mengerjakan!
182
Openness (10 menit) Pada pertemuan sebelumnya, kalian telah mengidentifikasi bangun ruang prisma dan limas. Dapatkah kalian temukan benda-benda yang berbentuk prisma dan atau limas yang ada di lingkungan rumah kalian?
Bersama dengan teman kelompok kalian, ikutilah langkah-langkah yang ada dibawah ini untuk mengetahui bentuk jaring-jaring dari bangun ruang prisma dan limas. Social (30 menit) Perhatikan gambar jaring-jaring berikut ini!
Gambar 1 Jaring-jaring pada gambar 1 bukan merupakan jaring-jaring prisma segitiga karena tidak dapat dilipat untuk membentuk prisma segitiga. Kita ingin mencari berbagai bentuk prisma segitiga. Diskusikan dengan teman sekelompokmu bagaimana jaring-jaring tersebut dapat membentuk prisma segitiga yang utuh dengan mengikuti langkah langkah berikut:
183
Dengan menggunakan alat peraga dan karton yang telah kalian bawa, cobalah buat jaring-jaring prisma segitiga sebanyak mungkin Kumpulkan ke dalam amplop jaring-jaring prisma segitiga yang berbeda Kemudian coba kalian gambarkan tiga jaring-jaring prisma segitiga yang berbeda di kolom yang telah disediakan berikut ini.
Jaring-jaring Limas Perhatikan gambar jaring-jaring berikut ini!
Gambar 2
184
Jaring-jaring pada gambar 2 bukan merupakan jaring-jaring Limas Segiempat karena tidak dapat dilipat untuk membentuk limas segiempat. Kita ingin mencari berbagai bentuk limas segiempat. Diskusikan dengan teman sekelompokmu bagaimana jaring-jaring tersebut dapat membentuk limas segiempat yang utuh dengan mengikuti langkah langkah berikut: Dengan menggunakan alat peraga dan karton yang telah kalian bawa, cobalah buat jaring-jaring limas segiempat sebanyak mungkin Kumpulkan ke dalam amplop jaring-jaring limas segiempat yang berbeda Kemudian coba kalian gambarkan tiga jaring-jaring limas segiempat yang berbeda di kolom yang telah disediakan berikut ini.
Evolvable & Context Aware (15 menit) Setelah diskusi dengan teman kelompok, buatlah dua pertanyaan yang ingin kalian tanyakan kepada kelompok lainnya. Pertanyaan dan jawaban prisma ditulis oleh kelompok genap, pertanyaan dan jawaban limas ditulis oleh kelompok ganjil.
185
Pertanyaan Prisma: 1
2
Jawaban Prisma: 1
2 _
_
_
_
Pertanyaan Limas: 1
2
Jawaban Limas: 1
2
_
186
Cohesive (10 menit) Setelah melakukan serangkaian kegiatan diatas, maka kalian telah mengetahui bahwa: Bentuk jaring-jaring prisma
Bentuk jaring-jaring Limas
Perbedaan jaring-jaring prisma dan limas adalah:
187
LEMBAR KERJA SISWA-7 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester : VIII / Genap Materi Pokok
: Bangun Ruang Sisi Datar
Tujuan Pembelajaran:
Setelah pembelajaran selesai, siswa diharapkan mampu: 1.
Menghitung luas permukaan prisma.
2.
Menghitung luas permukaan limas.
3.
Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung luas permukaan prisma dan limas.
Petunjuk diskusi :
a. Duduklah sesuai dengan kelompokmu! b. Isilah nama anggota kelompok pada kolom di bawah ini! c. Baca dan pahami LKS yang dibagikan! d. Kerjakan dan lengkapi LKS dengan tertib dan tenang! e. Jika ada hal-hal yang kurang jelas silahkan tanyakan kepada gurumu!
Kelompok : Anggota : 1.
5.
2.
6.
3.
7.
4.
8.
Selamat mengerjakan!
188
Openness (10 menit) Pada tabel 1 di bawah ini, sebutkan nama bangun datar yang terdapat pada bangun ruang prisma dan limas segiempat dan rumus mencari luas bangun datar tersebut! Tabel 1 Nama Bangun Datar Persegi
………………………………
Rumus Luas Bangun Datar ………………………………… …… ½ (d1 x d2)
………………………………
…………………………………… …
……………………………….
…………………………………… …
………………………………
…………………………………… …
……………………………….
…………………………………… …
Social (30 menit) Kerjakan bersama teman sekelompokmu tugas berikut ini. Tugas 1 dikerjakan oleh kelompok ganjil sedangkan tugas 2 dikerjakan oleh kelompok genap.
189
Tugas 1 Nisa ingin membuat tenda yang berbentuk prisma segitiga dengan panjang sisi alas 2 m, tinggi alas atau tinggi tenda tersebut 2 m, sedangkan panjang tenda 5 m. Berapa luas kain minimal yang diperlukan Nisa untuk membuat sebuah tenda tersebut?
Tugas 2 Lia mempunyai satu permen coklat yang berbentuk limas dengan alas persegi, panjang sisi alasnya 10 cm dan tinggi kardus permen coklat adalah 12 cm, akan dibungkus dengan kertas. Berapa luas kertas pembungkus minimal yang diperlukan Lia untuk membungkus sebuah permen coklat tersebut?
190
Evolvable & Context Aware (15 menit) Tulislah dua pertanyaan yang telah kalian siapkan dibawah ini. Kelompok ganjil membuat pertanyaan pertanyaan luas permukaan limas sedangkan kelompok genap membuat pertanyaan tentang luas permukaan prisma, kemudian tulislah jawaban yang kalian dapatkan pada kolom jawaban. Kelompok ganjil menulis pada kolom pertanyaan dan jawaban limas, kelompok genap menulis pada kolom pertanyaan dan jawaban prisma.
Pertanyaan Prisma 1………………………………………………………………………………… …………… ………………………………………………………………………………… ……………… 2………………………………………………………………………………… …………… ………………………………………………………………………………… ……………… Jawaban Prisma 1……………………………………………………………………………… ……………… ………………………………………………………………………………… ……………… ………………………………………………………………………………… ……………… 2……………………………………………………………………………… ……………… ………………………………………………………………………………… ……………… ………………………………………………………………………………… Pertanyaan Limas ……………… 1………………………………………………………………………………… …………… ………………………………………………………………………………… ……………… 2………………………………………………………………………………… …………… ………………………………………………………………………………… ………………
191
Jawaban Limas 1……………………………………………………………………………… ……………… ………………………………………………………………………………… ……………… ………………………………………………………………………………… ……………… 2……………………………………………………………………………… ……………… ………………………………………………………………………………… ……………… ………………………………………………………………………………… ……………… Cohesive (10 menit) Setelah melakukan serangkaian kegiatan diatas, maka kalian telah mengetahui bahwa:
Rumus menghitung luas permukaan prisma:
Rumus menghitung luas permukaan limas:
192
LEMBAR KERJA SISWA-8 Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester : VIII / Genap MateriPokok
: Bangun Ruang Sisi Datar
TujuanPembelajaran:
Setelah pembelajaran selesai, siswa diharapkan mampu: 1.
Menghitung volume prisma
2.
Menghitung volume limas
3.
Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan menghitung volume prisma dan limas
Petunjuk diskusi :
a. Duduklah sesuai dengan kelompokmu! b. Isilah nama anggota kelompok pada kolom di bawah ini! c. Baca dan pahami LKS yang dibagikan! d. Kerjakan dan lengkapi LKS dengan tertib dan tenang! e. Jika ada hal-hal yang kurang jelas silahkan tanyakan kepada gurumu!
Kelompok : Anggota : 1.
5.
2.
6.
3.
7.
4.
8.
Selamatmengerjakan!
193
Openness (10 menit) Hitunglah banyaknya kubus satuan pada gambar di bawah ini!
No
Gambar
Banyaknya Kubus Satuan (Volume)
1.
7 kubus satuan
2.
...... kubus satuan
3.
...... kubus satuan
4.
…… kubus satuan
5.
...... kubus satuan
194
6.
...... kubus satuan
7.
...... kubus satuan
Social (30 menit) Bersama dengan teman sekelompokmu, selesaikan tugas berikut ini. Kelompok ganjil mengerjakan tugas 1 dan kelompok genap mengerjakan tugas 2.
Tugas 1
Pak Anshor ingin menyusun
kardus-kardus
yang
berada di gudang miliknya ke dalam kotak berbentuk prisma dengan alas persegi seperti gambar
di
samping agar gudangnya terlihat lebih rapi. Berapa banyak maksimal kardus yang dapat
ditambahkan
jika pak Anshor sudah menyusun beberapa kardus seperti gambar disamping? Jawab:
195
Tugas 2 Olivia menumpuk jeruk yang dimilikinya menjadi berbentuk piramida segitiga. Piramida jeruk yang dibuat Olivia memiliki 6 level. Jika
ada
satu jeruk pada level atas, tiga jeruk pada level setelahnya,
dan
enam
jeruk
pada
level
selanjutnya, berapa jumlah jeruk keseluruhan pada piramida jeruk Olivia tersebut? Jawab:
Evolvable & Context Aware (15 menit) Tulis pertanyaan yang telah disiapkan serta jawaban di kolom berikut. Kelompok ganjil menulis di kolom pertanyaan dan jawaban prisma, dan kelompok genap menulis di kolom pertanyaan dan jawaban limas. Pertanyaan Prisma
1 2
196
Jawaban Prisma
1
2
Pertanyaan Limas
1 2
Jawaban Limas
1
2
197
Cohesive (10 menit) Setelah mengikuti langkah-langkah yang diberikan dalam lembar kerja, kalian telah mengetahui bahwa:
Rumus volume prisma =
Rumus volume limas =
Presentasikanlah hasil diskusi kelompokmu di depan kelas!
198
Lampiran 6 LEMBAR KERJA SISWA RUMAH PERTEMUAN 1
1.
Nama
:
Kelas
:
Perhatikan kubus berikut!
Dari gambar tersebut tentukanlah: a. Titik sudut yang berhadapan yang terletak pada bidang yang sama? b. Rusuk-rusuk yang sejajar dan terletak pada bidang yang sama? c. Diagonal bidang pada sisi KLMN? d. Diagonal ruang? e. Bidang diagonal?
199
2.
Perhatikan balok berikut! Z W
Y X U
V S
T
Dari gambar tersebut tentukanlah: a. Titik sudut yang berhadapan namun tidak terletak pada bidang yang sama? b. Rusuk yang sejajar dan terletak pada bidang yang sama? c. Diagonal bidang pada sisi WXYZ? d. Diagonal ruang? e. Bidang diagonal?
200
LEMBAR KERJA SISWA RUMAH PERTEMUAN 2
1.
Nama
:
Kelas
:
Perhatikan jaring-jaring di bawah ini.
Manakah yang merupakan jaring-jaring kubus?
201
2.
Perhatikan jaring-jaring di bawah ini:
Manakah yang merupakan jaring-jaring balok?
3.
Buatlah 2 macam jaring-jaring: a. Kubus b. Balok
202
LEMBAR KERJA SISWA RUMAH PERTEMUAN 3
Nama
:
Kelas
:
1. Diketahui bangun ruang sebagai berikut: a. kubus tanpa tutup jika panjang rusuknya 15 cm b. balok dengan masing-masing panjang, lebar dan tingginya adalah 10 dm, 12 dm, dan 15 dm Apakah cara yang dilakukan olehmu dalam menentukan luas permukaan masing-masing kedua bangun ruang diatas? Berikan jawabanmu!
2.
Sebuah aula berbentuk balok dengan ukuran panjang 9 meter, lebar 7 meter, dan tingginya 4 meter. Dinding bagian dalamnya akan dicat dengan biaya Rp.50.000,00/m2. Tentukanlah: a. Bagaimana kamu menghitung luas permukaan dinding yang akan dicat tersebut? b. Berapa biaya keseluruhan untuk mengecat dinding aula tersebut? Berikan interpretasimu!
203
204
LEMBAR KERJA SISWA RUMAH PERTEMUAN 4 Nama
:
Kelas
:
1. Hitunglah volume dari: a. Kubus dengan panjang rusuk 20 dm b. Balok dengan panjang, lebar dan tinggi masing-masing 5 m, 7 m, dan 12 m.
2.
Selesaikan permasalahan berikut: a. Sebuah bak mandi berbentuk kubus dengan panjang rusuknya 1,6 meter. Hitunglah volume air yang dibutuhkan untuk mengisi bak mandi tersebut hingga penuh! b. Sebuah akuarium berbentuk balok memilik ukuran panjang 74 cm dan tinggi 42 cm. jika volume air di dalam akuarium tersebut adalah 31.080 cm3, tentukan lebar akuarium tersebut!
205
206
LEMBAR KERJA SISWA RUMAH PERTEMUAN 5 Nama
:
Kelas
:
1. Perhatikan prisma berikut ini.
Berdasarkan gambar tersebut, tentukanlah: a. Titik sudut prisma? b. Rusuk prisma ABCD.EFGH? c. Bidang prisma? d. Diagonal ruang? e. Bidang diagonal?
207
2. Perhatikan limas berikut ini.
Berdasarkan gambar tersebut, tentukanlah: a. Titik sudut limas? b. Rusuk limas? c. Bidang limas? d. Diagonal bidang e. Diagonal ruang
208
LEMBAR KERJA SISWA RUMAH PERTEMUAN 6 Nama
:
Kelas
:
1. Perhatikan jaring-jaring di bawah ini!
Manakah yang merupakan jaring-jaring prisma?
209
2. Perhatikan jaring-jaring di bawah ini!
Manakah yang merupakan jaring-jaring limas? 3.
Buatlah 2 macam jaring-jaring: a. Prisma segiempat b. Limas Segitiga
210
LEMBAR KERJA SISWA RUMAH PERTEMUAN 7 Nama
:
Kelas
:
1. Hitunglah luas permukaan: a. Prisma segiempat dengan alas yang berukuran 15 cm x 8 cm dan tinggi prisma tersebut 16 cm b. Limas segiempat dengan alas persegi berukuran 9 cm x 9 cm dan tinggi limas 17 cm
2. Sebuah tenda berbentuk prisma tegak segitiga. Panjang tenda 4 m, lebarnya 2,5 m dan tingginya 2 m. hitunglah berapa m 2 minimal kain untuk membuat tenda tersebut!
211
LEMBAR KERJA SISWA RUMAH PERTEMUAN 8 Nama
:
Kelas
:
1. Hitunglah volume: a. Prisma segitiga dengan ukuran panjang 15 cm, lebar 21 cm, dan tinggi 12 cm b. Limas persegi T.ABCD dengan ukuran alas 20 m, dan tinggi limas 35 m
2. Sebuah kaleng berbentuk balok berukuran 10 dm × 8 dm × 6 dm berisi air penuh. Bila air itu dituangkan pada kaleng lain berbentuk prisma yang luas alasnya 96 dm2 dan tingginya 9 dm. Berapa dm tinggi air pada kaleng berbentuk prisma?
212
Lampiran 7 INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
1. Kiki membuat kerangka kubus berukuran 30 cm yang akan diselimuti karton namun ia ingin bagian atas kubus tetap terbuka karena nantinya kubus tersebut ingin dijadikan tempat menyimpan berbagai benda. Buatlah model ukuran karton minimal yang dapat digunakan Kiki dan hitunglah ukuran karton yang telah kamu buat! 2. Sebatang kawat baja yang panjangnya 72 cm dibagi menjadi 3 bagian sama panjang. Dari bagian kawat tadi dijadikan alas kubus, limas segitiga beraturan dan prisma segitiga beraturan yang tingginya masing-masing sama. Ilustrasikanlah ketiga bangun ruang tersebut kemudian tentukan bangun mana yang mempunyai volum terkecil! 3. Perhatikan kolam renang yang terisi air di bawah ini!
Buatlah model matematika untuk menghitung banyaknya air pada kolam di atas! 4. Nia dan Vika ingin memindahkan air yang sudah terisi penuh yang ada di sebuah kaleng berbentuk balok berukuran 10 dm x 8 dm x 6 dm ke dalam kaleng lain yang berbentuk prisma dengan luas alas 96 dm 2 dan tinggi 9 dm. Buatlah model matematika untuk mengetahui berapa tinggi air yang telah
213
dipindahkan Nia dan Vika ke dalam kaleng prisma tersebut
kemudian
selesaikan menurut jawabanmu! 5. Gambar disamping akan dibentuk menjadi kubus sempurna. Ilustrasikan gambar kubus
sempurna
yang dimaksud kemudian hitung berapa banyak kubus yang ditambahkan untuk membuat susunan tersebut berbentuk kubus!
6. Amati gambar berikut ini!
Perhatikan gambar (a) sebagai kubus sempurna dan dan gambar (b) merupakan kubus yang sama dengan gambar (a) dengan salah satu bagian sudut dipotong dengan potongan berbentuk limas. Jika panjang rusuk kubus 30 cm, representasikan ide yang kamu dapat dari persoalan tersebut kemudian hitunglah volume kubus yang telah terpotong pada gambar (b)! 7.
Perhatikan gambar sebuah ruangan di bawah ini!
214
Jika bagian dalam dinding ruangan tersebut akan di cat yang membutuhkan 1 ember cat per 75 m2, buatlah model matematika untuk menghitung berapa banyak ember cat yang dibutuhkan untuk mengecat seluruh dinding di dalam ruangan tersebut kemudian selesaikan menurut jawabanmu! 8. Perhatikan kubus-kubus dibawah ini!
Ilustrasikan susunan kubus pada k4 kemudian hitunglah berapa jumlah kubus yang tersusun pada k4? Jelaskan menurut jawabanmu! 9. Gambar di samping adalah gambar prisma ABCD.EFGH. Dengan
ABFE
sejajar
DCGH. Panjang AB = 4 cm, BC = 6 cm, AE = 8 cm, dan FB = 5 cm. Hitunglah luas permukaan prisma tersebut menggunakan bahasamu sendiri! 10. Diberikan tabel berikut ini: Nomor
Ukuran Panjang Rusuk Kubus (cm)
Luas Selimut Kubus (cm2)
1.
2
20
2.
3
54
3.
4
80
4.
5
150
5.
6
......
6.
......
......
7.
......
......
Isilah bagian tabel yang kosong di atas dan jelaskan jawaban yang telah kamu peroleh!
215
Lampiran 8 KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
1. Diketahui: Ukuran kerangka kubus = 30 cm Ditanya: Berapa ukuran karton minimal yang dibeli Kiki= …? Jawab: Untuk menyelimuti kerangka kubus yang dimiliki Kiki, dapat menggunakan berbagai jaring-jaring kubus berikut ini (satu siswa diminta hanya membuat satu jaring-jaring kubus tanpa tutup): a. 90 cm
30 cm
30 cm Alas
60 cm
30 cm 60 cm Sehingga berdasarkan jaring-jaring yang dibuat, ukuran karton minimal yang diperlukan Kiki untuk menutupi kerangka tersebut berukuran 120 cm x 60 cm (panjang = 120 cm, lebar = 60 cm) b. Jika Kiki membuat jaring-jaring seperti berikut: 30 cm Alas
30 cm 60 cm
60 cm
216
Sehingga berdasarkan jaring-jaring yang dibuat, ukuran karton minimal yang diperlukan Kiki untuk menutupi kerangka tersebut berukuran 90 cm x 90 cm (panjang = 90 cm, lebar = 90 cm) c. Jika Kiki membuat jaring-jaring seperti berikut: 30 cm
Alas
30 cm
30 cm Sehingga berdasarkan jaring-jaring yang dibuat, ukuran karton minimal yang diperlukan Kiki untuk menutupi kerangka tersebut berukuran 90 cm x 90 cm (panjang = 90 cm, lebar = 90 cm) d. Jika Kiki membuat jaring-jaring seperti berikut: 30 cm Alas
60 cm
120 cm Sehingga berdasarkan jaring-jaring yang dibuat, ukuran karton minimal yang diperlukan Kiki untuk menutupi kerangka tersebut berukuran 120 cm x 60 cm (panjang = 120 cm, lebar = 60 cm) (catatan: Di atas adalah sebagian kemungkinan jaring-jaring kubus tanpa tutup yang dapat dibuat siswa. Selain bentuk jaring-jaring diatas, masih banyak lagi kemungkinan jawaban siswa dalam membuat jaring-jaring kubus tanpa tutup.)
217
2. Diketahui: Panjang kawat = 72 cm Kawat akan di jadikan alas bangun ruang Dimana bangun ruangnya adalah: - Kubus (alas berbentuk persegi) - Prisma segitiga beraturan (alas berbentuk segitiga sama sisi) dengan alas yang berbentuk - Limas segiempat beraturan (alas berbentuk persegi) Tinggi kubus = tinggi prisma = tinggi limas: Ditanya: Ilustrasikan ketiga gambar dan pilih volum terkecil? Jawab: Ketiga gambar tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Kubus
Prisma Segitiga beraturan
Limas Segiempat Beraturan
Jika kawat tersebut dibagi tiga = 72 : 3 = 24 cm Sehingga keliling masing-masing alas ketiga bangun ruang tersebut adalah 24 cm Untuk alas yang berbentuk persegi maka setiap panjang sisi persegi = 24 : 4 = 6 cm Untuk alas yang berbentuk segitiga sams sisi maka panjang sisi segitiga sama sisi = 24 : 3 = 8 cm Jika ketiga bangun ruang tersebut memiliki tinggi yang sama, misal 6 cm (didapat dari panjang kubus yang panjang sisi alasnya 6 cm sehingga ukuran tingginya pun sama). Sehingga kita dapat menghitung masing-masing volume bangun ruang tersebut dengan cara sebagai berikut: Volume kubus = s3 = 63 = 216 cm3 Volume limas = 1/3 (6 x 6) x 6 = 72 cm3 Volume prisma segitiga = ½ (Luas alas) x 6 =
218
Mencari tinggi segitiga: A Panjang AC = 8 cm Panjang OC = ½ AC = ½ x 8 = 4 cm Panjang OA = Tinggi = = = O
C
=
cm
Sehingga volume prisma segitiga = ½ x 8 x =
x6
cm3
Sehingga dapat disimpulkan volume terkecil dari ketiga bangun ruang yang memiliki keliling yang sama adalah bangun ruang limas. 3. Diketahui ukuran kolam renang sebagai berikut: Panjang kolam = 30 m Lebar kolam = 10 m Tinggi bagian kanan = 3 m Tinggi bagian kiri =5m Ditanya: Volume air yang terdapat di dalam kolam renang = …? Jawab: Untuk memudahkan perhitungan, bangun tersebut dapat dibuat menjadi 2 bangun ruang sisi datar yaitu balok dan limas.
Diatas garis bayangan yang telah dibuat tersebut merupakan bangun ruang berbentuk balok, dan di bawah garis tersebut merupakan sebuah bangun ruang berbentuk prisma segitiga. Sehingga untuk menghitung volume air keseluruhan yaitu: Volume air
= Volume balok + volume prisma segitiga
219
-
Volume balok
=pxlxt = 30 x 10 x 3
Panjang = 30 m Lebar = 10 m Tinggi = 3 m
= 900 m3 -
Volume prisma
= Luas alas x tinggi = ½ x 2 x 30 x 10 = 300 m3
Luas alas = Luas segitiga Luas alas = ½ x a x t. alas = ½ x 2 x 30 Tinggi = 10 m
Sehingga volume air dalam kolam renang tersebut = volume balok + volume prisma = 900 m3 + 300 m3 = 1200 m3 4. Diketahui: Kaleng berbentuk balok berukuran = 10 dm x 8 dm x 6 dm Kaleng berbentuk prisma dengan ukuran: Luas alas = 96 dm2 Tinggi = 9 dm Ditanya: Berapa tinggi air setelah dipindahkan ke dalam kaleng berbentuk prisma? Jawab: Untuk mengetahui banyaknya air yang dituangkan Nia dan Vika dengan menghitung volume kaleng berbentuk balok tersebut Volume air pada balok =pxlxt = 10 dm x 8 dm x 6 dm = 480 dm3 Jika air tersebut dituangkan ke dalam prisma, maka dapat kita cari tinggi air pada prisma tersebut dengan cara menghitung volume prisma. Volume air pada prisma = volume air pada balok Luas alas x tinggi = 480 dm3 96 dm2 x tinggi = 480 dm3 Tinggi = 480 dm3 : 96 dm2 Tinggi = 5 dm Jadi, tinggi air yang dipindahkan Nia dan Vika ke dalam kaleng berbentuk prisma tersebut setinggi 5 dm.
220
5. Ilustrasi bentuk kubus sempurna yang dapat dibuat dari gambar diatas adalah sebagai berikut:
Banyaknya kubus yang ditambahkan adalah: = banyaknya kubus kecil pada kubus sempurna – banyaknya kubus kecil pada kubus tidak sempurna = 64 – 20 = 44 kubus kecil Sehingga banyaknya kubus kecil yang ditambahkan untuk menjadi sesuai ilustrasi tersebut adalah 44 buah kubus kecil. 6. Diketahui: Panjang rusuk kubus = 30 cm Limas yang terpotong pada kubus tersebut berbentuk alas segitiga yang berukuran: Panjang alas = 30 cm Tinggi alas = 30 cm Tinggi limas = 30 cm Ditanya: Volume kubus pada gambar (b) = …? Jawab: Volume kubus gambar (b) = volume kubus gambar (a) – Volume Limas - Volume kubus (a) = S3 = (30 cm)3 = 27000 cm3 - Volume limas = 1/3 x Luas alas x tinggi limas = 1/3 ( ½ x 30 x 30 ) x 30 = 4500 cm3 Sehingga, Volume kubus pada gambar (b)
= Volume kubus (a) – volume limas = 27000 – 4500 = 22500 cm3
221
Jadi, volume kubus yang telah terpotong pada gambar (b) adalah 22500 cm3 7. Diketahui: - Ruangan tersebut adalah ruangan berbentuk balok dengan ukuran 7 m x5mx8m - Ukuran pintu depan ruangan = 2 m x 1 m - Ukuran kedua jendela ruangan = 3 x 1 m - 75 m2 menghabiskan 1 ember cat Ditanya: Berapa banyak ember cat yang dibutuhkan jika seluruh dinding akan di cat? Jawab: Untuk mengetahui berapa banyak cat yang dihabiskan untuk mengecat seluruh dinding ruangan tersebut, maka terlebih dahulu menghitung luas permukaan dinding yang akan di cat. Untuk menghitung luas Seluruh dinding pada rumah tersebut, maka -
-
Luas ketiga dinding yang tidak memiliki pintu dan jendela = 2 ( 5 x 8) + (7 x 8) = 136 m2 Luas dinding yang terdapat pintu dan jendela yaitu = luas dinding – (luas pintu + luas jendela) = ( 7 x 8) – ( (2 x 1) + (3 x 1)) = 56 – 5 = 51 m2
Sehingga luas seluruh permukaan dinding yang akan di cat = 136 + 51 = 187 m2 Karena setiap 75 m2 membutuhkan 1 ember cat, untuk mengecat seluruh bagian dinding ruangan tersebut membutuhkan 3 ember cat. 8. Diketahui: Banyaknya kubus pada k1 = 6 Banyaknya kubus pada k2 = 12 Banyaknya kubus pada k3 = 28 Ditanya: Banyaknya kubus yang tersusun pada k4 = ...? Jawab: Berdasarkan yang diketahui, di dapat pola sebagai berikut: K1 = 6 = (1 x 4) + 2 = 6
222
K2 = 12 = (1 x 4) + (2 x 4) + 3 = 12 K3 = 28 = ( 1 x 4) + (2 x 4) + (3 x 4) + 4 = 28 Sehingga dapat dihitung jumlah kubus pada k4 adalah: K4 = (1 x 4) + (2 x 4) + (3 x 4) + (4 x 4) + 5 = 45 Dengan demikian banyaknya kubus pada k4 adalah 45 buah kubus. Berikut adalah ilustrasi gambar untuk k4
9. Diketahui: ABFE sejajar DCGH AB = 4 cm BC = 6 cm AE = 8 cm FB = 5 cm Ditanya: Luas permukaan prisma ABCD.EFGH = ...? Jawab: Untuk menghitung luas permukaan prisma ABCD.EFGH tersebut adalah Luas Permukaan Prisma = Bidang ABCD + Bidang EFGH + Bidang BCGF + Bidang ADHE + Bidang ABFE + Bidang DCGH Dengan demikian, perhitungan luas masing-masing bidang adalah sebagai berikut. Bidang ABCD = AB x BC = 4 x 6 = 24 cm2 Bidang BCGF = BC x FB = 6 x 5 = 30 cm2 Bidang ADHE = AD x AE = 6 x 8 = 48 cm2 Bidang EFGH = EF x FG - EF dicari menggunakan dalil Phytagoras: Asumsikan terdapat titik O pada garis AE sedemikian sehingga panjang OF = AB dan panjang OA = FB Dengan demikian OE = AE – OA = 8 – 5 = 3 cm - Sehingga EF2 = OE2 + OF2
223
= 32 + 4 2 = 9 + 16 = 25 Maka EF = 5 cm Bidang EFGH = 5 x 6 = 30 cm2 Bidang ABFE = Bidang DCGH Cara menghitung bidang ABFE adalah sebagai berikut: = Luas ABFO + Luas FOE = (4 x 5) + (1/2 x 4 x 3) = 20 + 6 = 26 cm2 Maka, Luas Permukaan Prisma
= Bidang ABCD + Bidang EFGH + Bidang BCGF + Bidang ADHE + Bidang ABFE + Bidang DCGH = 24 + 30 + 30 + 48 + 26 + 26 = 184 cm2 Jadi luas permukaan prisma ABCD.EFGH tersebut adalah 184 cm 2 10. Diketahui: 1. Panjang rusuk kubus = 2 cm, luas selimut = 20 cm2 2. Panjang rusuk kubus = 3 cm, luas selimut = 54 cm2 3. Panjang rusuk kubus = 4 cm, luas selimut = 60 cm2 4. Panjang rusuk kubus = 5 cm, luas selimut = 150 cm2 Jawab: Berikut adalah jawaban untuk melengkapi bagian kosong pada tabel: Nomor
Ukuran Panjang Rusuk Kubus (cm)
Luas Selimut Kubus (cm2)
1.
2
20
2.
3
54
3.
4
80
4.
5
150
5.
6
180
6.
7
294
7.
8
320
Penjelasannya adalah sebagai berikut.
224
Untuk mengisi nomor 5 dan nomor 6, dapat dilihat pola yang terjadi pada nomor 1 sampai nomor 4 yaitu sebagai berikut: 1. Panjang rusuk kubus = 2 cm, luas selimut = 20 cm2 = 5 x 2 x 2 2. Panjang rusuk kubus = 3 cm, luas selimut = 54 cm2 = 6 x 3 x 3 3. Panjang rusuk kubus = 4 cm, luas selimut = 60 cm2 = 5 x 4 x 4 4. Panjang rusuk kubus = 5 cm, luas selimut = 150 cm2 = 6 x 5 x 5 Sehingga dapat disimpulkan luas selimut kubus pada nomor ganjil adalah luas permukaan kubus tanpa tutup (satu bidang kubus tidak memiliki selimut), sedangkan luas selimut pada nomor genap adalah luas selimut kubus yang sama dengan luas seluruh permukaan kubus. Sehingga untuk menjawab nomor 5-7 adalah sebagai berikut: 5. Panjang rusuk kubus = 6 cm, luas selimut = 5 x 6 x 6 = 180 cm2 6. Panjang rusuk kubus = 7 cm, luas selimut = 6 x 7 x 7 = 294 cm2 7. Panjang rusuk kubus = 8 cm, luas selimut = 5 x 8 x 8 = 320 cm2
225
Lampiran 9 PEDOMAN PENSKORAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP
S K O R
4
3
2
1
0
INDIKATOR KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS 1
2
3
Mampu merepresentasikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam bentuk ide dan atau simbol matematika yang masuk akal, lengkap dan benar
Mampu menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar dengan lengkap dan benar Mampu menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar namun ada sedikit kesalahan Mampu menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tulisan dengan menggunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar namun namun hanya sebagian yang benar Belum mampu menjelaskan ide, situasi dan relasi matematika secara tulisan dengan meng-gunakan benda nyata, gambar, dan ekspresi aljabar
Mampu menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa dengan lengkap dan benar Mampu menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa namun ada sedikit kesalahan Mampu menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa namun hanya sebagian yang benar
Mampu merepresentasikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam bentuk ide dan atau simbol matematika yang masuk akal namun ada sedikit kesalahan Mampu merepresentasikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam bentuk ide dan atau simbol matematika yang masuk akal namun hanya sebagian yang benar
Belum mampu merepresentasikan benda nyata, gambar, dan diagram dalam bentuk ide dan atau simbol matematika yang masuk akal
Tidak ada jawaban
Belum mampu menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa
226
Lampiran 10 HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE
1
2
3
Butir Soal 4 5 6
4 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 4 3 2 1 1 1 0 1 2 1 1 2 1 1
1 2 0 0 2 2 1 0 2 1 0 0 0 1 0 0 0 3 0 0 0 1 0 0 0 1 2 3 1 0 0
2 2 1 1 1 0 0 0 0 2 1 2 0 0 1 1 1 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 1 1 2 1
2 2 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 1
2 1 2 3 2 0 0 0 0 0 0 3 0 0 2 0 0 0 0 0 3 3 2 3 2 2 2 3 0 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7
8
9
10
1 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1
1 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1
1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 2 0 2 0 1 0
0 2 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0
Y 14 18 8 9 12 3 3 2 4 7 4 12 2 3 8 4 4 16 5 4 10 12 8 5 9 13 10 14 4 11 7
227
2 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 21
rtabel
0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0.380606
1 0 1 0 1 0 0 2 0 2 1 1 2 25 0.707347
1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 27 0.657927
1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 22 0.604255
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3 0.142329
3 3 1 0 2 3 2 4 4 3 3 4 4 75 0.725726
1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 69 0.638583
1 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 59
Valid
rhitung
2 1 0 0 2 1 1 1 1 2 1 2 1 38
0.786568
∑
1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 67
0.533771
FF GG HH II JJ KK LL MM NN OO PP QQ RR
0.429065
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
13 11 9 3 14 11 9 14 14 15 15 17 16 406
228
Lampiran 11 HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN Butir Soal No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD
Y 1
2
3
4
5
7
8
9
10
4 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 4 3 2 1 1 1 0 1 2 1 1 2 1
1 2 0 0 2 2 1 0 2 1 0 0 0 1 0 0 0 3 0 0 0 1 0 0 0 1 2 3 1 0
2 2 1 1 1 0 0 0 0 2 1 2 0 0 1 1 1 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 1 1 2
2 2 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2
2 1 2 3 2 0 0 0 0 0 0 3 0 0 2 0 0 0 0 0 3 3 2 3 2 2 2 3 0 2
1 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1
1 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1
1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 2 0 2 0 1
0 2 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1
14 18 8 9 12 3 3 2 4 6 4 12 2 3 8 4 4 16 5 4 10 12 8 5 9 13 10 14 4 11
229
1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 67
0 2 1 0 0 2 1 1 1 1 2 1 2 1 38
1 1 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 59
1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 69
2 3 3 1 0 2 3 2 4 4 3 3 4 4 75
1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 22
1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 27
0 1 0 1 0 1 0 0 2 0 2 1 1 2 25
0 2 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 21
7 13 10 9 3 14 11 9 14 14 15 15 16 16 403
Si2
0,818
0,742
0,902
1,980
0,302
0,336
0,577
0,395
21,718
EE FF GG HH II JJ KK LL MM NN OO PP QQ RR
0,767
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
∑Si2
6,819
St2
21,718 0,702
∑
rhitung
230
Lampiran 12 HASIL UJI TARAF KESUKARAN No. Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE
1
2
3
4
4 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 4 3 2 1 1 1 0 1 2 1 1 2 1 1
1 2 0 0 2 2 1 0 2 1 0 0 0 1 0 0 0 3 0 0 0 1 0 0 0 1 2 3 1 0 0
2 2 1 1 1 0 0 0 0 2 1 2 0 0 1 1 1 2 0 0 2 2 2 0 2 2 2 1 1 2 1
2 2 2 2 2 0 0 0 0 2 2 2 0 0 2 2 2 0 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 1
Butir Soal 5 6 2 1 2 3 2 0 0 0 0 0 0 3 0 0 2 0 0 0 0 0 3 3 2 3 2 2 2 3 0 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7
8
9
10
1 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1
1 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1
1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 2 0 2 0 1 0
0 2 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0
231
3 3 1 0 2 3 2 4 4 3 3 4 4 75
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3
1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 22
1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 27
1 0 1 0 1 0 0 2 0 2 1 1 2 25
Sukar
Sukar
Sukar
Sukar
0,38 0,23 0,34 0,39 0,43 0,02 0,13 0,15 0,14
2 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 21 0,12
Sukar
1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 69
Sedang
Kriteria
1 2 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 59
Sedang
p
2 1 0 0 2 1 1 1 1 2 1 2 1 38
Sedang
∑
1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 67
Sukar
FF GG HH II JJ KK LL MM NN OO PP QQ RR
Sedang
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
232
Lampiran 13 HASIL UJI DAYA PEMBEDA
KELOMPOK ATAS
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nama B QQ R RR OO PP A BB JJ MM NN Z FF E L V DD GG KK U AA D JUMLAH
1
2
3
Butir Soal 4 5 6 7
4 2 4 2 2 2 4 1 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 39
2 2 3 1 2 1 1 3 2 1 1 1 2 2 0 1 0 1 1 0 2 0 29
2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 42
2 3 0 3 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 45
1 4 0 4 3 3 2 3 2 4 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 59
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2
2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 17
8
9
10
2 1 2 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 21
1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 0 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 22
2 0 2 0 0 1 0 1 0 1 1 0 2 1 0 1 1 1 1 0 0 0 15
Y 18 17 16 16 15 15 14 14 14 14 14 13 13 12 12 12 11 11 11 10 10 9 291
1 1 2 1 1 1 1 1 3 0 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 28
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 0 1 2 1 1 0 0 0 9
2 1 2 1 1 2 2 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 17
2 2 2 2 2 2 2 1 0 2 0 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 24
2 1 2 2 2 2 0 2 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5
1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 6
0 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 6
0,284
0,239
0,489
0,011
0,136
0,171
0,216
0,102
Cukup
Baik
Jelek
Jelek
Jelek
Cukup
Jelek
DP
3
Cukup
JUMLAH
2
0,227
Y HH LL C O W J EE S X I K P Q T CC F G N II H M
1
Butir Soal 4 5 6
Cukup
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nama
0,125
KELOMPOK BAWAH
No.
Jelek
233
Kriteria
7
8
9
10
Y 9 9 9 8 8 8 7 7 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 115
234
Lampiran 14 REKAPITULASI HASIL PENILAIAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII DENGAN METODE CONTENT VALIDITY RATIO (CVR) MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR Penilai
Nomor Soal 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
TE
E
E
E
E
E
E
TE
E
E
B
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
C
E
TE
E
E
E
E
E
E
E
TE
D
TE
E
TE
TE
E
TE
TE
TE
TE
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
F
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
G
E
E
E
TE
E
TE
E
E
E
E
H
E
E
E
E
E
E
TR
TR
E
TR
I
E
E
E
E
E
E
E
TE
E
E
J
E
TE
E
E
E
E
E
E
E
E
K
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
L
E
E
E
E
E
E
E
E
E
E
235
Lampiran 15 PERHITUNGAN UJI VALIDITAS CVR
Nomor
E
TE
TR
N
Ne
N/2
(Ne-N/2)
1
10
2
-
12
10
6
2
10
2
-
12
10
3
11
1
-
12
4
10
2
-
5
12
-
6
9
7
Soal
(Ne-N/2) / Minimum
CVR
Kriteria
N/2
Skor
Soal
4
0,67
0,56
1
Valid
6
4
0,67
0,56
1
Valid
11
6
5
0,83
0,56
1
Valid
12
10
6
4
0,67
0,56
1
Valid
-
12
12
6
6
1,00
0,56
1
Valid
3
-
12
9
6
3
0,50
0,56
0
Invalid
10
1
1
12
10
6
4
0,67
0,56
1
Valid
8
8
3
1
12
8
6
2
0,33
0,56
0
Invalid
9
11
1
-
12
11
6
5
0,83
0,56
1
Valid
10
10
1
1
12
10
6
4
0,67
0,56
1
Valid
236
Lampiran 16 REKAPITULASI ANALISIS BUTIR SOAL
Nomor Soal 1 2 3
Valid Valid Valid
Taraf Kesukaran Sedang Sukar Sedang
Daya Pembeda Jelek Cukup Cukup
4
Valid
Sedang
Cukup
5
Valid
Sedang
Baik
7
Valid
Sukar
Jelek
8
Valid
Sukar
Jelek
9 10
Valid Valid
Sukar Sukar
Cukup Jelek
Validitas
Reliabilitas
Tinggi
Keterangan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak Digunakan Digunakan Tidak digunakan Tidak Digunakan Digunakan Digunakan
237
Lampiran 17 INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
1. Kiki membuat kerangka kubus berukuran 30 cm yang akan diselimuti karton namun ia ingin bagian atas kubus tetap terbuka karena
nantinya
dijadikan benda.
tempat
Buatlah
kubus
tersebut
menyimpan model
ukuran
ingin
berbagai karton
minimal yang dapat digunakan Kiki dan hitunglah ukuran karton yang telah kamu buat! 2. Sebatang kawat baja yang panjangnya 72 cm dibagi menjadi 3 bagian sama panjang. Dari bagian kawat tadi dijadikan alas kubus, limas segitiga beraturan dan prisma segitiga beraturan yang tingginya masing-masing sama. Ilustrasikanlah ketiga bangun ruang tersebut kemudian tentukan bangun mana yang mempunyai volum terkecil! 3. Perhatikan kolam renang yang terisi air di bawah ini!
Buatlah model matematika untuk menghitung banyaknya air pada kolam di atas!
238
4. Gambar disamping akan dibentuk menjadi kubus sempurna. Ilustrasikan gambar kubus sempurna yang dimaksud kemudian hitung berapa banyak kubus yang ditambahkan untuk membuat susunan tersebut berbentuk kubus! 5. Gambar
di
samping
adalah
gambar prisma ABCD.EFGH. Dengan ABFE sejajar DCGH. Panjang AB = 4 cm, BC = 6 cm, AE = 8 cm, dan FB = 5 cm. Hitunglah
luas
permukaan
prisma tersebut menggunakan bahasamu sendiri! 6. Diberikan tabel berikut ini: Nomor
Ukuran Panjang Rusuk Kubus (cm)
Luas Selimut Kubus (cm2)
1.
2
20
2.
3
54
3.
4
80
4.
5
150
5.
6
......
6.
......
......
7.
......
......
Isilah bagian tabel yang kosong di atas dan jelaskan jawaban yang telah kamu peroleh!
239
Lampiran 18 KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS 1. Diketahui: Ukuran kerangka kubus = 30 cm Ditanya: Berapa ukuran karton minimal yang dibeli Kiki= …? Jawab: Untuk menyelimuti kerangka kubus yang dimiliki Kiki, dapat menggunakan berbagai jaring-jaring kubus berikut ini (satu siswa diminta hanya membuat satu jaring-jaring kubus tanpa tutup): a. 90 cm
30 cm
30 cm Alas
60 cm
30 cm 60 cm Sehingga berdasarkan jaring-jaring yang dibuat, ukuran karton minimal yang diperlukan Kiki untuk menutupi kerangka tersebut berukuran 120 cm x 60 cm (panjang = 120 cm, lebar = 60 cm) b. Jika Kiki membuat jaring-jaring seperti berikut: 30 cm Alas
30 cm 60 cm
60 cm
240
Sehingga berdasarkan jaring-jaring yang dibuat, ukuran karton minimal yang diperlukan Kiki untuk menutupi kerangka tersebut berukuran 90 cm x 90 cm (panjang = 90 cm, lebar = 90 cm) c. Jika Kiki membuat jaring-jaring seperti berikut: 30 cm
Alas
30 cm
30 cm Sehingga berdasarkan jaring-jaring yang dibuat, ukuran karton minimal yang diperlukan Kiki untuk menutupi kerangka tersebut berukuran 90 cm x 90 cm (panjang = 90 cm, lebar = 90 cm) d. Jika Kiki membuat jaring-jaring seperti berikut: 30 cm Alas
60 cm
120 cm Sehingga berdasarkan jaring-jaring yang dibuat, ukuran karton minimal yang diperlukan Kiki untuk menutupi kerangka tersebut berukuran 120 cm x 60 cm (panjang = 120 cm, lebar = 60 cm) (catatan: Di atas adalah sebagian kemungkinan jaring-jaring kubus tanpa tutup yang dapat dibuat siswa. Selain bentuk jaring-jaring diatas, masih banyak lagi kemungkinan jawaban siswa dalam membuat jaring-jaring kubus tanpa tutup.)
241
2. Diketahui: Panjang kawat = 72 cm Kawat akan di jadikan alas bangun ruang Dimana bangun ruangnya adalah: - Kubus (alas berbentuk persegi) - Prisma segitiga beraturan (alas berbentuk segitiga sama sisi) dengan alas yang berbentuk - Limas segiempat beraturan (alas berbentuk persegi) Tinggi kubus = tinggi prisma = tinggi limas: Ditanya: Ilustrasikan ketiga gambar dan pilih volum terkecil? Jawab: Ketiga gambar tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Kubus
Prisma Segitiga beraturan
Limas Segiempat Beraturan
Jika kawat tersebut dibagi tiga = 72 : 3 = 24 cm Sehingga keliling masing-masing alas ketiga bangun ruang tersebut adalah 24 cm Untuk alas yang berbentuk persegi maka setiap panjang sisi persegi = 24 : 4 = 6 cm Untuk alas yang berbentuk segitiga sams sisi maka panjang sisi segitiga sama sisi = 24 : 3 = 8 cm Jika ketiga bangun ruang tersebut memiliki tinggi yang sama, misal 6 cm (didapat dari panjang kubus yang panjang sisi alasnya 6 cm sehingga ukuran tingginya pun sama). Sehingga kita dapat menghitung masing-masing volume bangun ruang tersebut dengan cara sebagai berikut: Volume kubus = s3 = 63 = 216 cm3 Volume limas = 1/3 (6 x 6) x 6 = 72 cm3 Volume prisma segitiga = ½ (Luas alas) x 6 = ?
242
Mencari tinggi segitiga: A Panjang AC = 8 cm Panjang OC = ½ AC = ½ x 8 = 4 cm Panjang OA = Tinggi = √ =√ =√ O
C
= √ cm
Sehingga volume prisma segitiga = ½ x 8 x
√ x6
= 96√ cm3 Sehingga dapat disimpulkan volume terkecil dari ketiga bangun ruang yang memiliki keliling yang sama adalah bangun ruang limas. 3. Diketahui ukuran kolam renang sebagai berikut: Panjang kolam = 30 m Lebar kolam = 10 m Tinggi bagian kanan = 3 m Tinggi bagian kiri =5m Ditanya: Volume air yang terdapat di dalam kolam renang = …? Jawab: Untuk memudahkan perhitungan, bangun tersebut dapat dibuat menjadi 2 bangun ruang sisi datar yaitu balok dan limas.
Diatas garis bayangan yang telah dibuat tersebut merupakan bangun ruang berbentuk balok, dan di bawah garis tersebut merupakan sebuah bangun ruang berbentuk prisma segitiga. Sehingga untuk menghitung volume air keseluruhan yaitu: Volume air
= Volume balok + volume prisma segitiga
243
-
Volume balok
=pxlxt = 30 x 10 x 3
Panjang = 30 m Lebar = 10 m Tinggi = 3 m
= 900 m3 -
Volume prisma
= Luas alas x tinggi = ½ x 2 x 30 x 10 = 300 m3
Luas alas = Luas segitiga Luas alas = ½ x a x t. alas = ½ x 2 x 30 Tinggi = 10 m
Sehingga volume air dalam kolam renang tersebut = volume balok + volume prisma = 900 m3 + 300 m3 = 1200 m3 4. Ilustrasi bentuk kubus sempurna yang dapat dibuat dari gambar diatas adalah sebagai berikut:
Banyaknya kubus yang ditambahkan adalah: = banyaknya kubus kecil pada kubus sempurna – banyaknya kubus kecil pada kubus tidak sempurna = 64 – 20 = 44 kubus kecil Sehingga banyaknya kubus kecil yang ditambahkan untuk menjadi sesuai ilustrasi tersebut adalah 44 buah kubus kecil. 5. Diketahui: ABFE sejajar DCGH AB = 4 cm BC = 6 cm AE = 8 cm FB = 5 cm Ditanya: Luas permukaan prisma ABCD.EFGH = ...?
244
Jawab: Untuk menghitung luas permukaan prisma ABCD.EFGH tersebut adalah Luas Permukaan Prisma = Bidang ABCD + Bidang EFGH + Bidang BCGF + Bidang ADHE + Bidang ABFE + Bidang DCGH Dengan demikian, perhitungan luas masing-masing bidang adalah sebagai berikut. Bidang ABCD = AB x BC = 4 x 6 = 24 cm2 Bidang BCGF = BC x FB = 6 x 5 = 30 cm2 Bidang ADHE = AD x AE = 6 x 8 = 48 cm2 Bidang EFGH = EF x FG - EF dicari menggunakan dalil Phytagoras: Asumsikan terdapat titik O pada garis AE sedemikian sehingga panjang OF = AB dan panjang OA = FB Dengan demikian OE = AE – OA = 8 – 5 = 3 cm - Sehingga EF2 = OE2 + OF2 = 32 + 4 2 = 9 + 16 = 25 Maka EF = 5 cm Bidang EFGH = 5 x 6 = 30 cm2 Bidang ABFE = Bidang DCGH Cara menghitung bidang ABFE adalah sebagai berikut: = Luas ABFO + Luas FOE = (4 x 5) + (1/2 x 4 x 3) = 20 + 6 = 26 cm2 Maka, Luas Permukaan Prisma
= Bidang ABCD + Bidang EFGH + Bidang BCGF + Bidang ADHE + Bidang ABFE + Bidang DCGH = 24 + 30 + 30 + 48 + 26 + 26 = 184 cm2 Jadi luas permukaan prisma ABCD.EFGH tersebut adalah 184 cm 2 6. Diketahui: 1. Panjang rusuk kubus = 2 cm, luas selimut = 20 cm2 2. Panjang rusuk kubus = 3 cm, luas selimut = 54 cm2 3. Panjang rusuk kubus = 4 cm, luas selimut = 60 cm2
245
4. Panjang rusuk kubus = 5 cm, luas selimut = 150 cm2 Jawab: Berikut adalah jawaban untuk melengkapi bagian kosong pada tabel: Nomor
Ukuran Panjang Rusuk Kubus (cm)
Luas Selimut Kubus (cm2)
1.
2
20
2.
3
54
3.
4
80
4.
5
150
5.
6
180
6.
7
294
7.
8
320
Penjelasannya adalah sebagai berikut. Untuk mengisi nomor 5 dan nomor 6, dapat dilihat pola yang terjadi pada nomor 1 sampai nomor 4 yaitu sebagai berikut: 1. Panjang rusuk kubus = 2 cm, luas selimut = 20 cm2 = 5 x 2 x 2 2. Panjang rusuk kubus = 3 cm, luas selimut = 54 cm2 = 6 x 3 x 3 3. Panjang rusuk kubus = 4 cm, luas selimut = 60 cm2 = 5 x 4 x 4 4. Panjang rusuk kubus = 5 cm, luas selimut = 150 cm2 = 6 x 5 x 5 Sehingga dapat disimpulkan luas selimut kubus pada nomor ganjil adalah luas permukaan kubus tanpa tutup (satu bidang kubus tidak memiliki selimut), sedangkan luas selimut pada nomor genap adalah luas selimut kubus yang sama dengan luas seluruh permukaan kubus. Sehingga untuk menjawab nomor 5-7 adalah sebagai berikut: 5. Panjang rusuk kubus = 6 cm, luas selimut = 5 x 6 x 6 = 180 cm2 6. Panjang rusuk kubus = 7 cm, luas selimut = 6 x 7 x 7 = 294 cm2 7. Panjang rusuk kubus = 8 cm, luas selimut = 5 x 8 x 8 = 320 cm2
246
Lampiran 19 HASIL TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS EKSPERIMEN RESPONDEN SOAL1 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 A31 A32 A33 A34 A35
4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 2 1 4 4 3 2 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3
SOAL2
SOAL3
2 3 3 4 2 3 2 1 3 2 2 3 2 4 2 4 0 2 0 4 2 3 3 1 2 2 4 3 4 2 3 3 4 4 3
3 4 3 4 3 0 4 3 4 3 4 3 2 4 4 3 1 1 4 4 0 4 4 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4
SOAL4 SOAL5 1 2 1 3 1 4 1 3 3 2 3 3 0 3 1 4 2 1 2 3 0 3 1 1 3 4 3 4 3 4 1 1 4 4 2
0 3 3 3 1 3 3 0 3 3 3 2 1 3 2 3 0 2 3 3 0 3 3 0 3 2 3 2 3 3 0 3 3 3 0
SOAL6
TOTAL
NILAI
3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 0 3 2 3 0 3 3 4 0 3 3 3 2 3 3 3 3 3 0 2 3 3 3
13 19 16 21 13 15 16 13 19 17 18 15 6 21 15 20 5 13 16 22 5 19 18 9 17 18 20 19 20 20 11 16 22 21 15
54.17 79.17 66.67 87.5 54.17 62.5 66.67 54.17 79.17 70.83 75 62.5 25 87.5 62.5 83.33 20.83 54.17 66.67 91.67 20.83 79.17 75 37.5 70.83 75 83.33 79.17 83.33 83.33 45.83 66.67 91.67 87.5 62.5
247
A36 A37 A38 A39 A40 A41 A42 A43
4 4 2 3 3 4 3 2
4 3 3 2 3 2 2 1
4 3 3 4 4 4 4 3
3 4 3 1 4 3 4 1
3 2 2 2 3 0 1 0
3 3 3 1 3 2 3 0
21 19 16 13 20 15 17 7
Rata-rata
87.5 79.17 66.67 54.17 83.33 62.5 70.83 29.17 66.96
Nilai Maksimum
91.67
Nilai Minimum
20.83
Varians
354.99
Simpangan Baku
18.84
Median
70.83
Modus
54.17
248
Lampiran 20 HASIL TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS KONTROL RESPONDEN SOAL1 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35
4 4 2 4 2 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 2 3 4 2 4 4 3 2 4 4 4 3
SOAL2
SOAL3
SOAL4
3 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 3 2 4 1 1 1 2 3
2 1 1 3 1 1 3 1 3 4 2 1 2 1 1 3 2 2 3 1 1 2 1 1 1 2 2 3 3 2 1 2 2 3 4
2 1 0 3 1 1 3 2 3 3 0 1 2 2 1 2 2 4 4 1 1 1 1 2 1 1 2 2 3 3 1 1 3 2 3
SOAL5 SOAL6 2 1 0 3 1 0 2 2 2 3 2 1 1 2 0 1 1 3 2 0 2 2 1 2 3 0 0 2 2 2 0 2 2 1 3
4 2 0 4 0 1 4 1 3 4 1 0 1 1 0 3 0 4 4 0 2 0 0 0 1 0 1 4 4 1 1 0 3 1 4
TOTAL
NILAI
17 11 4 20 7 8 17 10 17 20 10 8 12 13 7 14 11 19 19 8 11 11 6 8 11 9 8 18 18 15 6 10 15 13 20
70.83 45.83 16.67 83.33 29.17 33.33 70.83 41.67 70.83 83.33 41.67 33.33 50 54.17 29.17 58.33 45.83 79.17 79.17 33.33 45.83 45.83 25 33.33 45.83 37.5 33.33 75 75 62.5 25 41.67 62.5 54.17 83.33
249
B36 B37 B38 B39 B40 B41 B42 B43 B44
4 3 3 4 3 4 4 4 4
3 2 1 3 3 3 3 3 2
2 2 2 2 3 2 3 3 2
2 2 1 3 3 3 4 2 2
1 1 2 3 2 4 2 2 1
0 1 3 4 3 4 4 3 1
12 11 12 19 17 20 20 17 12
Rata-rata
50 45.83 50 79.17 70.83 83.33 83.33 70.83 50 54.07
Nilai Maksimum
83.33
Nilai Minimum
16.67
Varians
379.12
Simpangan Baku
19.47
Median
50
Modus
45.83
250
Lampiran 21 UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN 1. Hipotesis: H0
: data berasal dari populasi berdistribusi normal
H1
: data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2. Menentukan L0 xi 20,83 25 29,17 37,5 45,83 54,17 62,5 66,67 70,83 75 79,17 83,33 87,5 91,67
fi 2 1 1 1 1 5 5 5 3 3 5 5 4 2
zi -2,44822 -2,2269 -2,00557 -1,56346 -1,12134 -0,67869 -0,23658 -0,01525 0,205541 0,426865 0,648189 0,868982 1,090306 1,31163
f(zi) 0,007178 0,012977 0,022451 0,058973 0,131071 0,248666 0,406493 0,493916 0,581425 0,665261 0,741569 0,807572 0,862211 0,905177
s(zi) 0,046512 0,069767 0,09 0,116279 0,139535 0,255814 0,372093 0,488372 0,55814 0,627907 0,744186 0,860465 0,953488 1 Rata-rata Simpangan Baku L0
|f(zi)-s(zi)| 0,039333477 0,056790412 0,070572429 0,057306569 0,008463427 0,007147698 0,034399917 0,005543499 0,023285804 0,037354218 0,002617421 0,052893584 0,091277568 0,09482253 66,96 18,84 0,948
3. Menentukan Lkritis Untuk n > 30 dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05 digunakan Lkritis sebagai berikut: √
√
4. Kesimpulan Karena L0 < Lkritis maka H0 diterima artinya data berasal dari populasi berdistribusi normal.
251
Lampiran 22 UJI NORMALITAS KELAS KONTROL 1. Hipotesis: H0
: data berasal dari populasi berdistribusi normal
H1
: data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2. Menentukan L0 Xi 16.67 25 29,17 33,33 37,5 41,67 45,83 50 54,17 58,33 62,5 70,83 75 79,17 83,33
Fi 1 2 2 5 1 3 6 4 2 1 2 5 2 3 5
Zi -1.9209 -1.49307 -1,27889 -1,06523 -0,85105 -0,63688 -0,42322 -0,20904 0,005136 0,218798 0,432974 0,860812 1,074987 1,289163 1,502825
F(Zi) 0.027372 0.06771 0,100468 0,143386 0,19737 0,262102 0,336069 0,417209 0,502049 0,586596 0,667483 0,805329 0,85881 0,901329 0,933558
S(Zi) 0.022727 0.068182 0,113636 0,227273 0,25 0,318182 0,454545 0,545455 0,590909 0,613636 0,659091 0,772727 0,818182 0,886364 1 Rata-rata Simpangan Baku L0
|F(Zi)-S(Zi)| 0.004644636 0.000471896 0,013168572 0,08388647 0,052630017 0,056079416 0,118476327 0,128245863 0,08886009 0,027040007 0,008392191 0,032601794 0,040627943 0,014965619 0,066442107 54,07 19,47 0,128
3. Menentukan Lkritis Untuk n > 30 dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05 digunakan Lkritis sebagai berikut: √
√
4. Kesimpulan Karena L0 < Lkritis maka H0 diterima artinya data berasal dari populasi berdistribusi normal.
252
Lampiran 23 UJI HOMOGENITAS 1. Hipotesis: H0 : σ1 2 = σ2 2 Distribusi populasi kedua kelompok mempunyai varians yang sama H1 : σ1 2
σ2 2
Distribusi populasi kedua kelompok mempunyai varians yang tidak sama 2. Menghitung nilai F atau Fhitung dengan rumus Fisher: 2 Sb 379,11 F 1,07 2 354,99 Sk Keterangan: 2
Sb = varians terbesar 2
Sk = varians terkecil 3. Menentukan taraf signifikan α = 5 % 4. Menentukan Ftabel pada derajat bebas db1 = (n1 – 1) untuk pembilang dan db2 = (n2 – 1) untuk penyebut, dimana n adalah banyaknya anggota kelompok. Didapat Ftabel = 1,68 5. Kesimpulan Karena Fhitung < Ftabel maka H0 diterima artinya distribusi populasi kedua kelompok mempunyai varians yang sama (homogen).
253
Lampiran 24 UJI HIPOTESIS 1. Hipotesis: H0
:
H1 : Keterangan: = rata-rata hasil kemampuan komunikasi matematis dengan model pembelajaran The Learning Cell = rata-rata hasil kemampuan komunikasi matematis melalui model pembelajaran konvensional 2. Menghitung harga “t” observasi atau “thitung”
Keterangan: = Rata-rata skor dari kelompok eksperimen = Rata-rata skor dari kelompok kontrol = Simpangan baku gabungan kelas eksperimen dan kelas kontrol Dimana: (
√
(
)(
)(∑ )(
∑
∑
∑
∑
)
∑
)
(∑ )
(
)
(∑ )
(
)
Sehingga: √
√
(
)( (
(
)(
) )(
)( (
) )(
)
)
254
√ √
Maka, diperoleh thitung:
3. Menentukan taraf signifikan α = 5 %, diperoleh
4. Kesimpulan Karena thitung > ttabel maka H0 ditolak artinya rata-rata hasil kemampuan komunikasi matematis melalui model pembelajaran The Learning Cell lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil kemampuan komunikasi melalui model pembelajaran konvensional
matematis
255
Lampiran 25
BESAR PENGARUH PERLAKUAN (EFFECT SIZE) TERHADAP KRITERIUM
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh nilai
. Menurut
kriteriadari Gravetter dan Wallnau perlakuan yang diterapkan memiliki efek sedang.