RANCANGAN PROGRAM PENDIDIKAN KONSERVASI DI PESANTREN DARUL MUTTAQIEN BOGOR
SITI PRIHATIN
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
RINGKASAN SITI PRIHATIN. E34070124. Rancangan Program Pendidikan Konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor. Dibimbing oleh BURHANUDDIN MASY’UD dan RESTI MEILANI. Pendidikan konservasi merupakan sarana untuk membentuk karakter sumberdaya manusia yang memiliki pengetahuan, sikap, keterampilan, motivasi, dan komitmen untuk memecahkan masalah konservasi. Program pendidikan konservasi dapat dimanfaatkan untuk membentuk santri yang tidak hanya memiliki kemampuan dalam bidang agama Islam, namun juga memiliki kemampuan terkait lingkungan dan konservasi. Hal ini dibutuhkan mengingat bahwa santri lulusan pesantren ketika hidup bermasyarakat, dituntut untuk cepat tanggap dan mampu membantu menyelesaikan berbagai permasalahan di masyarakat, termasuk masalah lingkungan, sehingga santri perlu dibekali dengan ilmu-ilmu terkait lingkungan dan konservasi. Penelitian dilaksanakan di Pesantren Darul Muttaqien Bogor pada Agustus-Desember 2010. Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi (1) aspek biofisik dan sosekbud pesantren yang diperoleh melalui observasi lapang dan wawancara; (2) karakteristik warga pesantren (internal dan eksternal) yang diperoleh melalui wawancara dan kuesioner; (3) Program pendidikan kurikuler dan non kurikuler serta kurikulum yang diperoleh melalui observasi lapang, wawancara, dan telaah arsip/dokumen. Hasil menunjukkan bahwa pesantren memiliki potensi 99 jenis flora; 12 spesies fauna; program-program hubungan kolaboratif dan kemitraan dengan pihak luar; program-program pengembangan agribisnis berbasis pesantren; dan program-program pengembangan kebudayaan berbasis pesantren. Santri memiliki tingkat pengetahuan yang sedang (56,02%), tingkat sikap yang tinggi (80,63%), dan tingkat keterampilan yang sedang (75,39%) terkait permasalahan lingkungan. Guru memiliki tingkat pengetahuan yang sedang (54,55%), tingkat sikap yang sedang (77,27%), dan tingkat keterampilan yang rendah (50,00%) terkait pelaksanaan pendidikan konservasi. Hampir seluruh warga pesantren menyatakan persetujuannya terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi. Pesantren memiliki inisiatif untuk mengembangkan pengelolaan sumberdaya lahan dan air sebagai program non-kurikulernya. Selain itu, pesantren selama ini memiliki program kerjasama dengan pihak luar atas inisiatif pihak tersebut. Analisis dengan menggunakan pendekatan SWOT menghasilkan strategi pendidikan konservasi yang perlu dilakukan di Pesantren Darul Muttaqien Bogor adalah dengan mengembangkan program pendidikan konservasi berdasarkan tema “Mengembangkan Santri Pro Konservasi” meliputi: (1) integrasi materi konservasi melalui pengkayaan materi maupun penambahan kompetensi dasar pada mata ajaran biologi, sosiologi, bahasa Inggris, al-Qur‟an hadits, fiqih, aqidah akhlak, bahasa Arab, fiqih kitab kuning, tafsir kitab kuning, dan hadits kitab kuning, dan (2) menggunakan pendekatan ekstrakurikuler dengan membentuk klub baru di bawah OPDM (Organisasi Pelajar Darul Muttaqien) dengan nama “santri kader konservasi” Kata kunci : pendidikan konservasi, pesantren, eco-pesantren, darul muttaqien
SUMMARY SITI PRIHATIN. E34070124. Conservation Education Program Design for Darul Muttaqien Islamic Boarding School Bogor. Under Supervision of BURHANUDDIN MASY’UD and RESTI MEILANI. Conservation education is a mean to shape human resources with knowledge, attitude, skill, motivation, and commitment to solve conservation problems. Conservation education programs can promote Islamic boarding schools students to have the proficiency of both Islamic religion subjects and conservation-related subjects. It is needed, regarding that Islamic boarding school graduates are required to be responsive and able to solve various problems, including environmental issues, when they lived in a socieity. Therefore, students need to learn environmental and conservation-related subjects through conservation education programs, so that the students would be equipped with related environmental sciences and conservation capabilities. Research was held in Darul Muttaqien Islamic Boarding School Bogor on August-December 2010. Data and information included (1) Bio-physics and socio-cultural aspects of boarding school collected through field observation and interview; (2) The characteristics of internal and external member of boarding school, which gained from interview and questionnaire dissemination; (3) The school‟s curricular and non-curricular programs, and its curriculum, gathered through observation, interview and secondary documents review. Result showed that the boarding school had the potentials of 99 species of flora; 12 species of fauna, collaborative and partnership programs with other stakeholder, school-based agro-busines development programs and school based cultural development programs. In relation to conservation problems, the students had medium level of knowledge and skill, consecutively 56.02% and 75.39%, and they had high level of attitude (80.63%). Teachers had medium level of knowledge (54.55%) and attitude (77.27%), and low level of skill (50.00%) in relation to the implementation of conservation education. Almost all members of the school stated their agreement to the implementation of conservation education in the school. The school had initiative to develop land and water resources management programs as non-curricular programs, and it also had cooperation programs with other stakeholder, which would be potentials in developing conservation education. Analysis using the SWOT approach suggested that conservation education for Darul Muttaqien Boarding School Bogor should be developed based on the theme of “Developing Pro Conservation Students” which include: (1) integration of conservation-related subjects into the courses of biology, sociology, English, al-Quran hadits, fiqh, faith and morals, Arabic, fiqh of yellow book, interpretation of yellow book, and hadits of yellow book, through subjects enrichment and/or basic competence addition; and (2) development of new students club, the “cadre of conservation students” under the OPDM (Darul Muttaqien Student Organization). Keywords: conservation education, Islamic boarding school, eco-Islamic boarding school, darul muttaqien
Judul Skripsi
: Rancangan Program Pendidikan Konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor
Nama Mahasiswa
: Siti Prihatin
NIM
: E34070124
Menyetujui: Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr. Ir. Burhanuddin Masy‟ud, MS NIP. 19581121 198603 1 003
Resti Meilani, S.Hut, M.Si. NIP. 19770514 200501 2 001
Mengetahui, Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS. NIP. 19580915 198403 1 003
Tanggal Lulus :
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Rancangan Program Pendidikan Konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Semua sumber data informasi yang yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Juli 2011
Siti Prihatin NRP E34070124
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Pati, Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 5 Mei 1987. Penulis merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Bapak Suwarso (Alm) dan Ibu Sukini. Riwayat pendidikan penulis yaitu TK Pertiwi Kadilangu (1992-1994), TPQ Al-Ishlah Kadilangu (1993-1996), SD Negeri Kadilangu (1994-2000), MI Mansyaul Ulum Kadilangu (19952001), MTs Raudlatul Ulum Guyangan Pati (2001-2004), dan MA Raudlatul Ulum Guyangan Pati (2004-2007). Penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor lewat jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kementerian Agama RI pada tahun 2007. Praktek yang pernah diikuti penulis yaitu Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) jalur BKSDA Burangrang Kabupaten Purwakarta dan Cikeong Kabupaten Karawang pada tahun 2009, Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi pada tahun 2010, dan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Baluran Situbondo pada tahun 2011. Penulis
mengikuti
Eksplorasi
Flora
Fauna
dan
Ekowisata
Indonesia
(RAFFLESIA) di Cagar Alam Rawa Danau Banten dan Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) di Taman Nasional Manupeu Tanadaru Nusa Tenggara Timur pada tahun 2009. Penulis aktif di beberapa organisasi, baik sebagai pengurus maupun sebagai anggota. Penulis menjadi wakil ketua Ikatan Siswi Raudlatul Ulum (ISRU) dan raisah (ketua) Club bahasa Arab “TSUROYYA” (Tsubat Rofi’atil ‘Arobiyyah) Raudlatul ulum masa khidmah 2005-2006. Selama masa perkuliahan, penulis aktif di organisasi kemahasiswaan, baik internal maupun eksternal kampus. Organisasi internal kampus yang diikuti penulis yaitu Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) dan Kelompok Pemerhati Flora (KPF), sedangkan organisasi eksternal kampus yang diikuti penulis diantaranya Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs (CSS MoRA) IPB dan Nasional, Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) IPB, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) IPB, Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Bogor, Ikatan Keluarga Mahasiswa Pati (IKMP) IPB, dan Forum Mahasiswa Nahdlatul Ulama (Formanu) Indonesia. Penulis aktif di kepengurusan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dan Fatayat NU Kabupaten Pati, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PCNU Kabupaten Bogor, dan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kabupaten Bogor. Skripsi yang berjudul ”Rancangan Program Pendidikan Konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor” merupakan karya penulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana kehutanan, di bawah bimbingan Dr. Ir. Burhanuddin Masy‟ud, MS dan Resti Meilani, S.Hut, M.Si.
UCAPAN TERIMA KASIH Skripsi ini berhasil diselesaikan berkat bantuan dan kerjasama dengan berbagai pihak yang mendukung penulis selama menyusunnya. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. Ir. Burhanuddin Masy‟ud, MS selaku dosen pembimbing I dan Ibu Resti Meilani, S. Hut, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah mencurahkan segala sumberdaya untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama menjalani penelitian hingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.
2.
Ibu Ir. Emi Karminarsih, MS selaku dosen penguji yang telah menguji penulis pada ujian komprehensif tanggal 12 Juli 2011 dan membantu penyempurnaan penulisan skripsi.
3.
Bapak Prof. Dr. Ir. Ervizal A.M. Zuhud, MS selaku ketua sidang yang telah mendampingi sidang selama berlangsungnya ujian komprehensif pada tanggal 12 Juli 2011.
4.
Kementerian Agama RI yang telah memberikan beasiswa full studi melalui jalur PBSB (Program Beasiswa Santri Berprestasi) sehingga penulis dapat memperoleh kesempatan melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor, menjadi “mahasantri” sekaligus “mahasiswi”.
5.
Keluarga penulis, Ayahanda Alm. Suwarso dan Ibunda Sukini yang telah membimbing penulis sejak lahir sampai lebih dari umur baligh, Abang Suhardi, Mbak Narti, keponakan (Koko, Iza, Nurdin, Teguh, Yudi) yang senantiasa mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis, serta Bani Budiman dan Bani Sukarjan yang telah memberikan warna persaudaraan dan kekerabatan.
6.
Bapak KH. Abdul Muiz, paman sekaligus wali penulis yang telah mencurahkan segala bimbingan dan sumberdaya sehingga penulis dapat mempertahankan “ghiroh tholabul ‘ilmi” sampai jenjang perguruan tinggi.
7.
Bapak Drs. Dr. HM Amin Haedari (Kepala Puslitbang Diklat Kemenag RI), Bapak Drs. Choirul Fuad Yusuf (Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI), Bapak Drs. H. Khaeroni, M.Si. (Kasubdit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Kemenag RI), Bapak Drs. H. Imam Syafii, M.Pd (Kasubdit Pendidikan Pesantren Kemenag RI),
Bapak Ruchman Bashori, M.Ag (Kasi Kesantrian, Subdit Pendidikan Pesantren Kemenag RI), Bapak Moh Khoeron, MA (Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Balitbang Diklat Kemenag RI), dan para staf di Subdit Pendidikan Pesantren yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis menyadari substansi “santri berprestasi”. 8.
Bapak KH. Faruq Suyuthi, Bapak Drs. KH. Humam Suyuthi, M.HI (Alm), dan Bapak Drs. KH. Najib Suyuthi, M.Ag, selaku pengasuh Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan Trangkil Pati Jateng yang telah membimbing penulis selama nyantri di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Raudlatul Ulum.
9.
Bapak Drs. KH. Mad Rodja Sukarta, selaku Pimpinan Pesantren Darul Muttaqien, atas izin dan dukungan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Pesantren Darul Muttaqien Bogor.
10. Guru penulis meliputi guru TK Pertiwi Kadilangu, TPQ Al-Ishlah Kadilangu, SD Negeri Kadilangu, MI Mansyaul Ulum Kadilangu, MTs dan MA Raudlatul Ulum termasuk para mab’uts Syaikh Mesir (dosen Universitas AlAzhar Kairo Mesir yang diperuntukkan di Pesantren Raudlatul Ulum), dan dosen Institut Pertanian Bogor yang telah mentransfer ilmu mahdhah dan ilmu ghairu mahdhah sehingga penulis memiliki kelengkapan ilmu; ilmu agama dan ilmu umum. 11. Keluarga besar Community of Santri Schoolar of Ministry of Religious Affairs (CSS MoRA) di 13 PTN mitra Kementerian Agama RI, khususnya pengurus dan anggota di CSS MoRA Institut Pertanian Bogor atas kesolidan organisasi santri penerima beasiswa PBSB Kemenag RI, senasib dan seperjuangan “Santri Berprestasi”. 12. Keluarga Besar IKAMARU (Ikatan Alumni Madrasah Aliyah Raudlatul Ulum) cabang Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Mesir, Sudan, Yaman, Libya, dan regional lainnya yang telah memberikan rasa persaudaraan antar mutakhorrijin dan
mutakhorrijat
Pesantren Raudlatul Ulum, “Santri Kyai Suyuthi”. 13. Keluarga besar nahdliyin; Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) IPB, Forum Mahasiswa Nahdlatul Ulama (Formanu) Indonesia, IPNU-
IPPNU Kabupaten Pati, Fatayat NU Kabupaten Pati, Lakpesdam NU Kabupaten Bogor, Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kabupaten Bogor, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pati, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bogor, PBNU LPPNU, PMII IPB, dan PC PMII Kabupaten Bogor, atas mikul duwur mendem jero organisasi nahdliyin yang selama ini diberikan kepada penulis. 14. Prof. Dr. Ir. H. Khairil Anwar Notodiputro, MS, Prof. Dr. Ir. H. Cecep Kusmana, MS, Dr. Ir. H. Aji Hermawan, MM, Prof. Dr. Ir. Surjono Hadi Sutjahjo, MS, Ir. H. Ifan Haryanto, M.Sc, Ir. Ismatul Hakim, M.Sc, Prof. Dr. H. Maksum Mahfudz, Dr. Ir. Ahmad Dimyati, MS, dan Dr. H. Agus Zainal Arifin, S.Kom, M.Kom, yang merupakan para senior Nahdlatul Ulama, tempat penulis menggali ilmu, bimbingan, dan arahan sehingga penulis mampu mempertahankan tradisi ulama salaf tanpa me-nafi-kan kemajuan teknologi. 15. Gus Nailul Abror, Gus Firdaus Hamdani Akbar, dan Gus Gunaryo atas loyalitas dalam mempertahankan “kultur ijo” di kampus IPB. 16. Marwa Prinando, Novriyanti, dan Ririn Hasibuan atas kekompakannya saling “support” menaklukan S.Hut 4 tahun. 17. Keluarga BUD IPB Kemenag RI angkatan 44 (2007) yang telah menjadi spirit penulis; Dhila, Dewi, Naim, Leni, Umi, Nurus, Kholis, Linda, Petri, Elfa, Tika, Ana, Iwan, Asep, Hery, Eko, Bidin, Puying, Chirzin, dkk. 18. Keluarga besar Pesantren Mahasiswa Al-Ihya Dramaga Bogor, Ustadz Ece Hidayat, Ustadz Abdurrahman, dan santri-santriyat atas kebersamaan selama ini untuk menuju”sarjana yg ulama”. 19. Keluarga Besar LBSM (Lembaga Bina Santri Mandiri) Parung Bogor atas rasa kekeluargaan yang telah diberikan kepada penulis. 20. Keluarga Besar KSHE 44 “KOAK” atas persahabatan selama di bangku perkuliahan. 21. Keluarga besar IKMP (Ikatan Keluarga Mahasiswa Pati) atas kekeluargaan yang selama ini diberikan kepada penulis.
22. Keluarga besar Taman Nasional Baluran yang telah memberikan pengalaman dan ilmu yang luar biasa kepada penulis. 23. Keluarga Besar HR LOGAM Kadilangu yang telah memberikan pengalaman kerja yang luar biasa kepada penulis. 24. Semua pihak yang telah terlibat dan membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil „alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas hidayah, inayah, ma‟unah, rahman, rahim, dan taufiq-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi. Sholawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga dengan syafa‟atnya dapat menjadi washilah keberkahan dan kemanfaatan skripsi ini. Skripsi yang berjudul Rancangan Program Pendidikan Konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor merupakan laporan akhir dari penelitian yang dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Desember 2010, disusun sebagai syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Banyak pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan untuk perbaikan dan pengembangan karya ilmiah ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat.
Bogor, Juli 2011
Penulis
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ....................................................................................................
i
DAFTAR TABEL ............................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................
2
1.3 Kerangka Pemikiran ............................................................................
3
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................
4
1.5 Manfaat Penelitian ..............................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................
6
2.1 Pesantren .............................................................................................
6
2.2 Eco-Pesantren .....................................................................................
7
2.3 Pendidikan Konservasi........................................................................
9
2.3.1 Definisi dan Tujuan Pendidikan Konservasi.............................
9
2.3.2 Pelaksanaan Pendidikan Konservasi melalui Jalur Formal ..............................................................................
10
2.3.3 Perencanaan Program Pendidikan Konservasi..........................
12
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................
14
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................
14
3.2 Alat dan bahan ...................................................................................
14
3.3 Batasan Penelitian ..............................................................................
14
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................
15
3.5 Pemilihan Responden.........................................................................
17
3.6 Pengolahan dan Analisis Data ...........................................................
20
3.7 Penyusunan Program Pendidikan Konservasi ...................................
22
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN ....................................
23
4.1 Letak, Luas, dan Kondisi Geografis ..................................................
23
4.2 Sejarah Pesantren Darul Muttaqien Bogor ........................................
23
4.3 Visi Pesantren ....................................................................................
24
4.4 Misi Pesantren ....................................................................................
24
4.5 Program Utama Pesantren ..................................................................
25
4.6 Strategi Pesantren ...............................................................................
26
4.7 Tujuan Pesantren ................................................................................
26
4.8 Kurikulum Pesantren .........................................................................
27
4.9 Struktur Organisasi dan Sumberdaya Manusia ..................................
29
4.10 Sarana Prasarana ...............................................................................
31
4.11 Santri .................................................................................................
36
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................
37
5.1 Kondisi Sumberdaya dan Permasalahan Lingkungan di Pesantren ...........................................................................................
37
5.2 Kondisi Sumberdaya dan Permasalahan Lingkungan Di Desa Jabon Mekar .........................................................................
38
5.3 Karakteristik Umum Warga Internal Pesantren .................................
41
5.3.1 Guru ..........................................................................................
41
5.3.2 Santri .........................................................................................
46
5.4 Karakteristik Responden dari Luar Pesantren ....................................
55
5.4.1 Orang Tua/Wali Santri ..............................................................
55
5.4.2 Tokoh Masyarakat Sekitar Pesantren........................................
60
5.5 Persepsi Para Pihak tentang Pelaksanaan Pendidikan Konservasi di Pesantren ....................................................................
63
5.6 Program Non-Kurikuler yang Berkaitan dengan Lingkungan ............
66
5.6.1 Program Non-Kurikuler Inisiasi Internal Pesantren .................
67
5.6.1.1 Pengelolaan Sumberdaya Lahan ...................................
67
5.6.1.2 Pengelolaan Sumberdaya Air .......................................
69
5.6.2 Program Non-Kurikuler Inisiasi Eksternal Pesantren ...............
70
5.6.2.1 Kegiatan Penelitian Mahasiswa ....................................
70
5.6.2.2 Kunjungan ....................................................................
71
5.7 Program Kurikuler Pesantren yang Berkaitan dengan Lingkungan ........................................................................................
72
5.7.1 Kurikulum Kemendiknas RI .....................................................
72
5.7.2 Kurikulum Kemenag RI............................................................
73
5.7.3 Kurikulum Pesantren ................................................................
73
5.8 Penyelenggaraan Pendidikan Konservasi dalam Eco-Pesantren .......
73
5.9 Pendidikan Konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor ...........
74
5.9.1 Faktor Internal ...........................................................................
74
5.9.2 Faktor Eksternal ........................................................................
75
5.9 Program Pendidikan Konservasi .......................................................
80
5.9.1 Prinsip Implementasi Program Pendidkan Konservasi .............
80
5.9.2 Implementasi Program Pendidikan Konservasi dengan Pendekatan Integratif ...................................................
83
5.9.2 Implementasi Program Pendidikan Konservasi dengan Pendekatan Ekstrakurikuler ......................................... 109 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 116 6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 116 6.2 Saran .................................................................................................. 116 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 117 LAMPIRAN ..................................................................................................... 120 DAFTAR INDEKS .......................................................................................... 163
DAFTAR TABEL No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Halaman Jenis dan pengumpulan data ................................................................... 15 Matriks metode pengambilan data responden ......................................... 20 Matriks faktor internal dan eksternal . .................................................... 21 Data sumberdaya manusia MA Darul Muttaqien tahun ajaran 2010/2011 ........................................................................... 31 Jumlah santri MA Darul Muttaqien tahun ajaran 2010/2011 ................. 36 Tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan guru terkait dengan pendidikan konservasi .............................................................................. 42 Rata-rata persentase tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan guru terkait dengan pendidikan konservasi ...................................................... 42 Rata-rata persentase tingkat sikap guru untuk setiap aspek pelaksanaan pendidikan konservasi .............................................................................. 44 Rata-rata persentase tingkat keterampilan guru tentang konservasi ........ 45 Tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan santri terkait dengan permasalahan lingkungan ........................................................................ 49 Rata-rata persentase tingkat pengetahuan santri untuk setiap aspek pengetahuan konservasi ........................................................................... 50 Rata-rata persentase tingkat sikap santri untuk setiap aspek sikap konservasi ...................................................................................... 51 Rata-rata persentase tingkat keterampilan santri tentang konservasi ...... 52 Data pribadi responden orang tua/wali santri.......................................... 56 Data pribadi responden tokoh masyarakat sekitar pesantren ................ 60 Persepsi warga pesantren terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Madrasah Aliyah (MA) ........................... 63 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Biologi untuk kelas X Madrasah Aliyah (MA) ........................................................................... 85 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Biologi untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) ........................................................................... 85 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Sosiologi untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) ........................................................................... 86 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran bahasa Inggris untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) ...................................................................... 87 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Biologi untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) ........................................................................... 88 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Sosiologi untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) ........................................................................... 89 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Bahasa Inggris untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) ..................................................................... 90 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Al-Quran Hadits untuk kelas X Madrasah Aliyah (MA)........................................................................ 91 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Fiqih untuk kelas X Madrasah Aliyah (MA) ........................................................................... 92 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Aqidah Akhlak untuk kelas X Madrasah Aliyah (MA)........................................................................ 93
27. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Al-Quran Hadits untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) ...................................................................... 94 28. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Fiqih untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) ........................................................................... 95 29. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Akidah Akhlak untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) ...................................................................... 96 30. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Bahasa Arab untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) ........................................................................... 97 31. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Al-quran Hadits untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) ..................................................................... 98 32. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Fiqih untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) ........................................................................... 100 33. Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran bahasa Arab untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) ........................................................................... 101 34. Integrasi materi konservasi pada pelajaran fiqih kitab untuk kelas X Madrasah Aliyah (MA) ........................................................................... 102 35. Integrasi materi konservasi pada pelajaran fiqih kitab untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) ........................................................................... 103 36. Integrasi materi konservasi pada pelajaran fiqih kitab untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) ........................................................................... 104 37. Integrasi materi konservasi pada pelajaran hadits kitab untuk kelas X Madrasah Aliyah (MA) ........................................................................... 105 38. Integrasi materi konservasi pada pelajaran hadits kitab untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) ........................................................................... 106 39. Integrasi materi konservasi pada pelajaran hadits kitab untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) ........................................................................... 107 39. Integrasi materi konservasi pada pelajaran hadits kitab untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) ........................................................................... 107 40. Integrasi materi konservasi pada pelajaran tafsir untuk kelas X Madrasah Aliyah (MA) ............................................................................................ 108 41. Integrasi materi konservasi pada pelajaran tafsir untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) ............................................................................................ 108 42. Integrasi materi konservasi pada pelajaran tafsir untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) ............................................................................................ 108 43. Rancangan program pendidikan konservasi dalam kegiatan Konservasi Air ........................................................................................ 112 44. Rancangan program pendidikan konservasi dalam kegiatan 5 R............ 114 45. Rancangan program pendidikan konservasi dalam kegiatan Santripreunership) ................................................................................... 115
DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Bagan alir kerangka pemikiran penyusunan program pendidikan konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor............................................................ 4 2. Kerangka analisis menggunakan metode pendekatan SWOT ................ 21 3. Struktur organisasi Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor . ............ 29 4. Struktur organisasi Madrasah Aliyah Darul Muttaqien .......................... 30 5. Asrama santri putri .................................................................................. 31 6. Masjid santri putra................................................................................... 32 7. Perpustakaan Pesantren Darul Muttaqien ............................................... 33 8. Lapangan olahraga (a) lapangan voli (b) lapangan sepak bola ............... 33 9. Ruang kelas (a) kelas santri putra (b) kelas santri putri .......................... 33 10. Sarana kebersihan (a) gerobak sampah (b) tong sampah ........................ 35 11. Poliklinik Darul Muttaqien ...................................................................... 36 12. Kondisi tempat pembuangan sampah ...................................................... 38 13. Bunga bangkai (Amorphophallus oncophyllus) yang ditemukan di Desa Jabon Mekar ................................................................................ 39 14. Permasalahan sampah di Desa Jabon Mekar; (a) halaman rumah yang dijadikan tempat pembuangan sampah, (b) sungai yang menjadi tempat pembuangan sampah................................................................................ 40 15. Konversi lahan menjadi areal perumahan ................................................ 40 16. Sungai yang dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana untuk mencuci ... 41 17. Persentase distribusi umur santri MA ...................................................... 47 18. Persentase distribusi asal daerah santri .................................................... 48 19. Budidaya tanaman keras (a) Jati (Tectona grandis L.) umur 9 tahun yang ditanam pada tahun 2002 di lahan Pesantren Darul Muttaqien; (b) pembibitan sengon (Paraserienthas falcataria) ................................. 67 20. Budidaya tanaman non keras (a) Tanaman hias daun pucuk merah/oliana (Syzygium oleina) yang ditanam di lahan penanaman; (b) koleksi tanaman obat di Pesantren Darul Muttaqien .......................................................... 68 21. Empang ikan di lahan pesantren .............................................................. 69 22. Penadah air hujan di lahan Pesantren Darul Muttaqien ........................... 69 23. Air mentah melalui proses sterilisasi yang dapat dimanfaatkan langsung sebagai air minum .................................................................................... 70 24. Program kreativitas mahasiswa, Februari-Juni 2010 ............................... 71 25. Kunjungan peserta konferensi perubahan iklim (April 2010) ................. 71 26. Pemanfaatan sumberdaya lingkungan pesantren dalam kegiatan pembelajaran ............................................................................................ 72 27. Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats).... 78
DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Data keanekaragaman jenis flora Pesantren Darul Muttaqien tahun 2010 ................................................................................................ 121 2. Data keanekaragaman jenis flora Pesantren Darul Muttaqien tahun 2010 ................................................................................................ 126 3. Data keanekaragaman jenis flora Desa Jabon Mekar Parung Bogor tahun 2010 .................................................................................... 127 4. Data keanekaragaman jenis fauna Desa Jabon Mekar Parung Bogor tahun 2010 ..................................................................................... 129 5. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden santri terkait dengan permasalahan lingkungan......................................................................... 130 6. Distribusi frekuensi tingkat sikap responden santri terkait dengan permasalahan lingkungan......................................................................... 132 7. Distribusi frekuensi tingkat keterampilan responden santri terkait dengan permasalahan lingkungan......................................................................... 135 8. Distribusi frekuensi tingkat harapan responden santri terkait dengan permasalahan lingkungan......................................................................... 137 9. Jenis tanaman obat yang diketahui oleh santri ........................................ 138 10. Penghitungan selang karakteristik santri. ................................................ 139 11. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden guru tentang pendidikan konservasi ................................................................................................ 141 12. Distribusi frekuensi tingkat sikap responden guru tentang pendidikan konservasi ................................................................................................ 145 13. Distribusi frekuensi tingkat keterampilan responden guru tentang pendidikan konservasi ................................................................................................ 147 14. Penghitungan selang karakteristik guru ................................................... 148 15. Distribusi frekuensi tingkat pendapat responden orang tua/wali santri tentang pendidikan konservasi ................................................................. 150 16. Distribusi frekuensi tingkat sikap responden orang tua/wali santri tentang pendidikan konservasi ............................................................................. 151 17. Penghitungan selang karakteristik orang tua/wali santri ........................ 152 18. Panduan wawancara untuk Pimpinan Pesantren ..................................... 153 19. Panduan wawancara untuk Kepala MA................................................... 154 20. Panduan wawancara untuk tenaga administrasi dan karyawan .............. 155 21. Panduan wawancara untuk Tokoh Masyarakat ....................................... 156 22. Panduan wawancara untuk Pengambil Kebijakan dan Pakar .................. 157 23. Daftar nama guru di MA Darul Muttaqien tahun 2010 .......................... 158 24. Daftar nama tenaga administrasi di MA Darul Muttaqien tahun 2010 .. 159 25. Nama dan jumlah bangunan Pesantren Darul Muttaqien Bogor ............. 160 26. Denah lokasi Pesantren Darul Muttaqien Bogor ..................................... 161 23. Daftar nama pengambil kebijakan dan pakar .......................................... 162
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Permasalahan lingkungan, baik skala lokal maupun global tidak hanya terjadi karena sunnatullah (gejala alam) akan tetapi terdapat peran serta aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan. Permasalahan lingkungan menjadi tanggungjawab bersama terkait
dengan tugas manusia
di
bumi
yang
diperuntukkan sebagai khalifah (pemimpin) yang memiliki kewajiban menjaga kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam. Pesantren sebagai lembaga pendidikan berfungsi mencetak lulusan santri yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta memiliki keimanan dan ketakwaan sebagai komunitas pembangun masyarakat. Santri lulusan pesantren ketika hidup bermasyarakat, dituntut untuk cepat tanggap dan mampu membantu menyelesaikan berbagai permasalahan di masyarakat, termasuk masalah lingkungan. Dengan demikian, sudah seharusnya santri dibekali ilmu yang seimbang antara ilmu dunyawi (berorientasi pada kehidupan di dunia) dengan ilmu ukhrowi (berorientasi pada kehidupan di akhirat), sehingga dapat menyeimbangkan antara ibadah mahdhah (hubungan dengan Tuhan) dengan ibadah ghairu mahdhah (hubungan dengan makhluk: manusia dan alam) serta dapat menerapkan konsep Islam yang utuh, yaitu rahmatan lil’alamin (kesejahteraan bagi seluruh alam). Untuk itu, santri perlu dibekali dengan ilmuilmu kontekstual terkait lingkungan hidup dan konservasi melalui program pendidikan konservasi. Pendidikan konservasi merupakan sarana membentuk sumberdaya manusia yang memiliki pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi serta komitmen untuk ikut memecahkan masalah konservasi dan lingkungan hidup dan mencegah timbulnya permasalahan lingkungan. Pesantren Darul Muttaqien merupakan pesantren modern (khalaf) yang mampu mempertahankan kondisi lingkungan pesantren yang asri dan hijau, serta melaksanakan berbagai program lingkungan. Pesantren ini diarahkan menjadi model eco pesantren yang salah satu indikatornya yaitu pengembangan kurikulum lingkungan berbasis alam dan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler berbasis
tadabur alam, sehingga pengembangan dan pelaksanaan pendidikan konservasi merupakan komponen yang penting dalam mewujudkan program eco-pesantren. Pesantren Darul Muttaqien belum menerapkan pendidikan konservasi dalam kurikulumnya, sehingga perlu disusun rancangan program pendidikan konservasi di Pesantren Darul Muttaqien. 1.2 Perumusan Masalah Tuanaya et al. (2007) menyebutkan bahwa pesantren sebenarnya merupakan lembaga pendidikan yang bisa mendidik dan mencetak manusia seutuhnya, mampu merentangkan hubungan dengan Allah serta hubungan sesama manusia dan alam lingkungannya. Pesantren yang ideal adalah pesantren yang lahir dari masyarakat dan mendapat dukungan dari masyarakat, serta memberikan pelajaran yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat. Santri yang ideal adalah santri
yang
bisa
menjadi
teladan
masyarakatnya,
dengan
indikasi
bertanggungjawab, peka terhadap lingkungan, berkembang, dapat memberikan perhatian yang seimbang antara pribadi dan masyarakat, pewaris perjuangan, motivator, katalisator masyarakat, dan berilmu. Di satu sisi, lulusan pesantren telah memenuhi kebutuhan spiritual masyarakat, belum memenuhi kebutuhan teknologi dan ilmu umu. Oleh karena itu kurikulum dan metode pembelajaran di pesantren seharusnya mampu menjawab kebutuhan masyarakat setiap saat. Darul Muttaqien merupakan salah satu pesantren khalaf (modern) yang menerapkan beberapa bentuk program pendidikan, akan tetapi program lingkungan tersebut belum masuk dalam kurikulum pesantren. Pendidikan konservasi sebagai salah satu indikator program eco-pesantren yang dapat diterapkan oleh Pesantren Darul Muttaqien. Rancangan program pendidikan konservasi di Pesantren Darul Muttaqien akan disusun berdasarkan kurikulum, karakteristik lingkungan biofisik dan sosekbud di lingkungan pesantren. Berdasarkan keterangan di atas, perumusan masalah yang dapat diidentifikasi yaitu : 1. Bagaimana potensi biofisik dan sosekbud di lingkungan pesantren yang dapat dikembangkan sebagai sumber ajar dan media pembelajaran?
2. Bagaimana karakteristik warga pesantren dan pengetahuan serta keterampilan
yang
dimiliki
berkaitan
dengan
lingkungan
dan
permasalahannya? 3. Bagaimana persepsi para pihak tentang pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren? 4. Bagaimana program non-kurikuler dan kurikuler yang berkaitan dengan lingkungan hidup? 5. Bagaimana rancangan program pendidikan konservasi yang tepat diterapkan di Pesantren Darul Muttaqien? 1.3 Kerangka Pemikiran Rancangan program pendidikan konservasi diperlukan sebagai acuan pelaksanaan pendidikan konservasi. Berdasarkan pedoman pendidikan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, maka kegiatan rancangan program pendidikan konservasi di Pesantren Darul Muttaqien, diawali dengan melakukan beberapa tahapan. Data dikumpulkan dengan menggunakan berbagai metode. Data biofisik, sosekbud, kurikulum dan pelaksanaan program lingkungan, dan karakteristik warga pesantren dan para pihak lain dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara, pengisian kuesioner, dan telaah dokumen/arsip. Pengolahan dan analisis data dari output data yang dikumpulkan. Output data berupa potensi biofisik, peta potensi sosekbud, mata pelajaran yang dapat digunakan wadah integrasi pendidikan konservasi, program kegiatan belajar mengajar yang berhubungan dengan pendidikan konservasi, pengetahuan, pendapat, dan harapan warga masyarakat terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi, dan persepsi para pihak tentang pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren. Output yang ada akan menghasilkan manfaat, yaitu berupa materi dan media pembelajaran dan strategi pelaksanaan yang terdiri dari pendekatan pelaksanaan pendidikan konservasi, mata pelajaran yang tepat menjadi wadah integrasi pendidikan konservasi, dan kisi-kisi materi konservasi. Pengolahan dan analisis data akan menghasilkan draft rancangan program pendidikan konservasi. Draft ini akan disampaikan pada tahap lokakarya sebagai konfirmasi hasil dan untuk perumusan rekomendasi. Draft rancangan program
pendidikan konservasi yang telah dilokakaryakan akan menjadi rancangan program pendidikan konservasi. Tahap ini merupakan sintesis dan perumusan rekomendasi.
Koleksi data
Observasi Wawancara Kueisoner Dokumen/Arsip
Sintesis dan perumusan rekomendasi
Pengolahan dan analisis data
output
Biofisik
Peta Potensi Biofisik
Sosekbud
Peta Potensi
Manfaat
Lokakarya
Materi dan media pembelajaran
Draft Pendidikan Konservasi
Sosekbud Kurikulum dan pelaksanaan program lingkungan
Karakteristik warga pesantren
Program Mata pelajaran yang dapat digunakan wadah integrasi PK KBM yang berhubungan dengan PK
Strategi: Pendekatan pelaksanaan Mata pelajaran Kisi materi
Rancangan Program Pendidikan Konservasi
Pengetahuan Pendapat Harapan
Gambar 1 Bagan alir kerangka pemikiran penyusunan program pendidikan konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menyusun rancangan program pendidikan konservasi di Pesantren Darul Muttaqien.
Secara rinci, tujuan penelitian ini
adalah: 1.
Mengidentifikasi potensi biofisik dan sosekbud di lingkungan pesantren yang dapat dikembangkan sebagai sumber ajar dan media pembelajaran.
2.
Mengidentifikasi karakteristik warga pesantren dan pengetahuan serta keterampilan
yang
dimiliki
berkaitan
dengan
lingkungan
dan
permasalahannya. 3.
Mengkaji persepsi para pihak tentang pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren.
4.
Mengkaji program non kurikuler dan kurikuler pesantren yang berkaitan dengan lingkungan hidup di pesantren.
5.
Menyusun program pendidikan konservasi bagi santri berdasarkan kurikulum dan karakteristik lingkungan biofisik serta sosekbud di lingkungan pesantren.
1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai : 1. Dokumen rujukan dalam pelaksanaan Pendidikan Konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor. 2. Dokumen rujukan bagi pesantren lain untuk menerapkan program Pendidikan Konservasi. 3. Masukan bagi para praktisi pendidikan, peneliti, dan pemerintah (lokal dan pusat) mengenai program pendidikan konservasi di pesantren.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pesantren Istilah pesantren sering kali disebut dengan pondok saja atau kedua kata ini digabung menjadi pondok pesantren. Pesantren didefinisikan sebagai suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen (Tuanaya et al. 2007). Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan keagamaan yang berperan besar dalam pengembangan masyarakat (Depag 2003). Pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga berfungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran agama (Mastuhu 1994). Pesantren selain bergerak di bidang pendidikan agama juga bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat, terutama perekonomian dan sosial budaya (Depag 2003). Tujuan pendidikan di pesantren adalah untuk menumbuhkan dan mengembangkan kepribadian muslim, yakni kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat seperti halnya seorang Rasul, mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam keyakinan, menyebarkan agama Islam ke tengah-tengah masyarakat dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia (Mastuhu 1994). Dhofier (1994) dalam Qomar (2007) mengkategorikan pesantren secara dikotomis menjadi pesantren salaf dan pesantren khalaf. Pesantren salaf hanya mengajarkan kitab-kitab Islam klasik sebagai metode pengajaran kitab klasik, tanpa mengenalkan pengajaran pengetahuan umum. Sedangkan pesantren khalaf telah memasukkan pelajaran-pelajaran umum dalam madrasah-madrasah yang dikembangkan atau membuka tipe-tipe sekolah umum di dalam lingkungan pesantren. Model pendidikan di pesantren menurut Laela (1998) menggunakan pendekatan holistik. Artinya, para pengasuh pesantren memandang bahwa kegiatan belajar-mengajar merupakan kesatupaduan di dalam totalitas kegiatan hidup sehari-hari. Bagi warga pesantren, belajar pesantren tidak mengenal
perhitungan waktu, kapan harus mulai dan kapan harus selesai, serta target yang harus dicapai. Bagi dunia pesantren, hanya ilmu fardhu ain (agama) yang dipandang sakral, sedang ilmu fardhu kifayah (ilmu umum) dipandang tidak sakral. Sistem pendidikan yang diterapkan pesantren tradisional yaitu dalam bentuk sorogan, bandongan, halaqah, dan hafalan (Mastuhu 1994). Tuanaya et al. (2007) menyebutkan bahwa sistem pendidikan yang diterapkan di pesantren modern adalah menyangkut penerapan kurikulum dan metodologi. Modernisasi kurikulum diterapkan dengan cara tetap memberikan pengajaran agama Islam, sekaligus memasukkan mata pelajaran umum sebagai subtansi pendidikan. Pembaruan metodologi adalah dengan menerapkan sistem klasikal atau penjenjangan. Dengan demikian, bentuk lembaga pendidikan madrasah atau sekolah umum serta kelembagaan fasilitas-fasilitas bagi kepentingan pendidikan umum menjadi suatu kebutuhan. Metode pengajaran menggunakan berbagai metode yang diterapkan di sekolah umum seperti metode tanya jawab atau diskusi, penggunaan modul, serta metode evaluasinya. Hasil evaluasi biasanya dituangkan dalam bentuk angka untuk menentukan apakah seorang santri dapat lulus atau naik kelas ke jenjang yang lebih tinggi. Indikator lain yang menjadi acuan untuk suatu modernisasi dalam sistem pendidikan pesantren adalah aplikasi terhadap sistem informasi dan teknologi seperti jaringan internet dan lain sebagainya.
2.2 Eco-Pesantren Kementerian Lingkungan Hidup RI (2008) menyebutkan definisi ecopesantren adalah institusi pendidikan Islam yang mempunyai kepedulian pada aktivitas yang tanggap terhadap lingkungan hidup. Eco-pesantren memiliki beberapa tujuan (KLH 2008), diantaranya : 1. Meningkatkan kesadaran bahwa ajaran Islam menjadi pedoman yang sangat penting dalam berperilaku yang ramah lingkungan 2. Penerapan ajaran Islam dalam kegiatan sehari-hari 3. Sosialisasi materi lingkungan hidup dalam aktivitas pondok pesantren (pengajian, majlis ta‟lim, khutbah Jum‟at, dll)
4. Mewujudkan kawasan pondok pesantren yang baik, bersih, dan sehat 5. Memberdayakan komunitas pondok pesantren untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang Islami, berdasarkan al-Quran dan al-Sunnah 6. Meningkatkan aktivitas yang mempunyai nilai tambah baik nilai ekonomi, sosial, dan ekologi 7. Menjadikan pondok pesantren sebagai pusat pembelajaran (central of excellence) yang berwawasan lingkungan bagi komunitas pesantren dan masyarakat sekitar Program dan kegiatan yang dikembangkan dalam
eco-pesantren
berdasarkan al-Quran, al-Sunnah, dan kitab-kitab salaf antara lain berupa: kemaslahatan, kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian lingkungan hidup (KLH 2008). Keuntungan pondok pesantren dalam mengikuti program eco-pesantren menurut Kementerian Lingkungan Hidup RI (2008) meliputi: 1. Meningkatkan
efisiensi
pelaksanaan
kegiatan
operasional
pondok
pesantren dan penggunaan berbagai sumberdaya 2. Penghematan sumber dana melalui pengurangan konsumsi berbagai sumberdaya 3. Meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi warga pondok pesantren 4. Menciptakan kondisi kebersamaan bagi warga pondok pesantren, sekaligus meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan masyarakat sekitar 5. Menghindari berbagai resiko dampak lingkungan dengan meningkatkan aktivitas yang mempunyai nilai tambah bagi pondok pesantren 6. Menjadi tempat pembelajaran bagi generasi muda tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar Indikator program eco-pesantren menurut Kementerian Lingkungan Hidup RI (2008) meliputi : 1. Pengembangan kebijakan pondok pesantren ramah lingkungan 2. Pengembangan kurikulum lingkungan berbasis alam 3. Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler berbasis tadabbur alam
4. Pengembangan dan atau pengelolaan sarana dan prasarana pendukung pondok pesantren Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (BAPEDALDA) Provinsi DIY (2006) menyatakan bahwa penyelenggaraan pondok pesantren berwawasan lingkungan hidup secara garis besar terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek manajemen, aspek kondisi fisik pondok pesantren, dan aspek pemberdayaan warga pondok pesantren. Aspek manajemen meliputi kelembagaan, peraturan, program kerja, anggaran, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, kerjasama, unit-unit kegiatan pondok pesantren, monitoring dan evaluasi. Aspek kondisi fisik pondok pesantren meliputi kebersihan ruangan/kelas, kebersihan kamar tidur, kebersihan tempat ibadah, kebersihan tempat wudlu, air bersih, kebersihan dapur, kebersihan kamar mandi/wc, kebersihan dan pemanfaatan halaman, pengelolaan sampah,
pengelolaan
limbah
cair,
ruang
terbuka
hijau,
penghijauan
lingkungan/tata taman, efisiensi dan penghematan energi/sumberdaya/bahan baku. Aspek pemberdayaan pondok pesantren meliputi peningkatan kepedulian dan partisipasi pondok pesantren, serta penyediaan informasi dan sarananya.
2.3 Pendidikan Konservasi 2.3.1 Definisi dan Tujuan Pendidikan Konservasi Pendidikan Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya adalah suatu cara proses kegiatan dalam memberikan informasi dan penyadaran masyarakat terhadap konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya kepada ekosistemnya kepada masyarakat (Dephut 2007). Pendidikan konservasi adalah suatu usaha sadar yang dilakukan berulangulang/terus menerus yang bertujuan supaya masyarakat memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap konservasi sumberdaya alam dan segala permasalahannya yang memiliki pengetahuan, sikap, keahlian, motivasi, dan komitmen untuk ikut memecahkan masalah konservasi (Dephut 2007). Tujuan pendidikan konservasi (Dephut 2007) adalah : 1. Mengembangkan kepekaan individu dan kelompok komunitas dan bangsabangsa terhadap konservasi sumberdaya alam
2. Memberikan kesempatan kepada semua orang untuk mendapatkan kesadaran, pengetahuan, keahlian, dan komitmen untuk melakukan konservasi sumberdaya alam 3. Membentuk pola perilaku yang ramah terhadap sumberdaya alam 4. Mengembangkan etika konservasi 5. Memberantas buta konservasi 6. Meningkatkan kualitas sumberdaya alam
2.3.2 Pelaksanaan Pendidikan Konservasi melalui Jalur Formal Pelaksanaan pendidikan konservasi/pendidikan lingkungan hidup di sekolah menurut Masy‟ud (2001) dapat dilakukan dengan strategi dasar, sebagai berikut : 1. Pendekatan pembelajaran dapat ditempuh melalui pendekatan kurikuler dengan cara integrasi atau dikembangkan sebagai kajian khusus dengan pendekatan monolitik (MULOK), atau dikenal sebagai metode infuse dan block (Leksono 2008). 2. Pelaksanaannya di sekolah sebaiknya tetap menggunakan satuan organisasi pendidikan yang sudah ada dalam struktur. 3. Pengembangan PLH di sekolah dapat dilakukan baik level sekolah (program sekolah), juga perlu didorong pengembangannya pada level kelas atau bidang studi (mata pelajaran) dengan melibatkan sebanyak mungkin peran guru. 4. Untuk menjamin keberhasilannya, pelaksanaan PLH harus dilakukan secara berkelanjutan dan taat asas (konsisten), baik pada level sekolah, kelas, atau mata pelajaran. Dalam hal ini setiap sekolah dapat mengembangkan jaringan kemitraan dengan institutsi lain yang menaruh minat dan perhatian dalam bidang pendidikan dan/atau lingkungan. 5. Untuk mengukur keberhasilannya, perlu dilakukan kegiatan evaluasi dan pemantauan secara teratur dan berkesinambungan. 6. Penerapan prinsip “Reward and punishment” (penghargaan dan hukuman) kepada setiap pelaku (guru, sekolah maupun instansi pembina terkait)
penting dilakukan untuk mendorong perkembangan pelaksanaan PLH di sekolah-sekolah. Pelaksanaan kegiatan pendidikan konservasi melalui jalur sekolah (formal) maka unsur kunci yang harus diperhatikan adalah kurikulum sekolah, guru, sarana pendidikan yang tersedia serta siswa (latar belakang, sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan geografisnya (Muntasib 1998). Pengembangan pendidikan konservasi di lingkungan sekolah dapat dilakukan di di dalam kelas dan di luar kelas. Pelaksanaan di dalam kelas dapat dilakukan dengan berbagai cara (Rachmawati 2000), diantaranya : 1. Materi atau bahan mengenai pendidikan konservasi dimasukkan ke dalam setiap mata pelajaran yang ada. 2. Memadukan atau menyatukan materi pendidikan konservasi ke dalam materi bidang studi atau mata pelajaran tertentu. 3. Menyisipkan beberapa pokok bahasan di dalam pembahasan suatu mata pelajaran. 4. Membuat soal-soal mengenai pendidikan konservasi. Pelaksanaan pendidikan konservasi di luar kelas merupakan kelanjutan dari apa yang sudah diberikan di dalam kelas (Rachmawati 2000). Menurut Suyudi (2008), penerapan pendidikan konservasi/pendidikan lingkungan hidup dibutuhkan para pelatih atau guru yang diharapkan dapat menerapkan dan melanjutkan bahkan bila mampu mengembangkan program tersebut dari pengalaman yang diperoleh selama menjalankan programnya. Disamping itu, juga dibutuhkan persiapan lain mulai dari penyusunan silabus, pembuatan modul, penyiapan calon trainer dan fasilitator, penyiapan core team yang akan menjadi advisory sekaligus technical asistance bagi para guru dan pelatih, uji coba modul serta penyempurnaan modul dari proses uji coba. Melalui serangkaian kegiatan di atas, diharapkan modul pendidikan lingkungan hidup dapat diimplementasikan menjadi muatan lokal di sekolah tingkat dasar dan menengah sebagai langkah membangun kesadaran baru dalam melestarikan lingkungan hidup bagi kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang Metode
yang
dapat
digunakan
untuk
pelaksanaan
pendidikan
konservasi/pendidikan lingkungan hidup antara lain demonstrasi, percobaan
(eksperimen),
penyelidikan
(inquiry),
karyawisata/widyawisata
(fieldtrip),
pengajaran proyek, diskusi, studi kasus, bermain peran, simulasi, brainstorming, dan kontrak belajar (Masy‟ud 2001; Adisenjaja dan Romiah 2009).
2.3.3 Perencanaan Program Pendidikan Konservasi Salah satu komponen penting dalam proses pendidikan adalah kurikulum yang tepat dan relevan dengan dinamika kebutuhan masyarakat (Masy‟ud 2002). Kurikulum yang tepat dan relevan tersebut diharapkan dapat menghasilkan lulusan pendidikan yang bermutu sesuai standar mutu nasional maupun internasional, yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Kurikulum yang dikembangkan berbasis kompetensi, menetapkan apa yang diharapkan dapat dicapai siswa dalam setiap tingkatan belajar (pendidikan). Setiap kompetensi menggambarkan langkah kemajuan siswa menuju kompetensi (kemampuan) pada tingkat lebih tinggi. Suatu kompetensi adalah suatu pernyataan tentang apa yang sepantasnya dapat dilakukan siswa secara terus menerus (permanen) dalam suatu kajian atau mata pelajaran pada suatu tingkat tertentu. Pengembangan kurikulum ini menyangkut empat komponen kurikulum (Masy‟ud 2002), yaitu: 1. Menentukan Tujuan Rumusan tujuan disusun berdasarkan analisis terhadap berbagai tuntutan kebutuhan dan harapan masyarakat dengan memperhatikan filsafat, faktorfaktor kebutuhan masyarakat, maupun siswa, sesuai kondisi lingkungan yang ada seperti di perkotaan dan pedesaan. 2. Menetapkan Isi (bahan) Isi kurikulum menunjukkan materi yang diberikan kepada siswa selama mengikuti proses pendidikaan atau proses belajar mengajar. Rumusan materi yang akan diberikan dapat berupa masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan dan kondisi lingkungan fisik, biotik, dan sosial budaya yang dipelajari untuk mencapai tujuan.
3. Merumuskan Kegiatan Belajar Mengajar (Proses) Kegiatan belajar mengajar mencakup penentuan metode dan keseluruhan proses belajar mengajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Sehingga harus diarahkan pada cara belajar mandiri (CBM) dan sekolah berbasis manajemen (SBM). 4. Menentukan Evaluasi Evaluasi banyak bergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Hal ini sangat penting dalam rangka menghasilkan balikan (feedback) untuk mengadakan perbaikan. Oleh karena itu evaluasi harus dilakukan terus menerus baik terhadap hasil maupun proses belajar. Langkah-langkah dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun silabus kurikulum menurut Shaleh (2005) yaitu : a. Menelaah
standar
kompetensi
dasar
dan
hasil
belajar
dengan
mempertimbangkan ciri khas satuan pendidikan sosial keagamaan, sosial budaya, lingkungan setempat dan usia perkembangan anak. b. Menetapkan tujuan pembelajaran c. Menetapkan satuan bahan ajar yang dilengkapi dengan uraian/ruang lingkup masing-masing d. Mempertimbangkan bobot bahan ajar dan memantapkan alokasi waktu yang diperlukan e. Menetapkan sumber belajar utama yang akan dipergunakan siswa untuk mencapai kemampuan yang ditetapkan Aspek yang termasuk dalam kegiatan penyusunan silabus menurut Shaleh (2005) meliputi: menetapkan format dan isi silabus, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator kompetensi, materi pembelajaran, metode dan langkah pembelajaran, alokasi waktu dan tempat, sarana dan sumber belajar, dan penilaian.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pesantren Darul Muttaqien Parung di Desa Jabonmekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor, mulai bulan Agustus 2010 sampai Desember 2010. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera, alat perekam, alat tulis, dan sarana pengolah data (kalkulator dan komputer). Bahan yang digunakan yaitu panduan wawancara dan kuesioner. 3.3 Batasan Penelitian Penelitian ini, yang dimaksud dengan : 1. Pesantren kajian adalah Pesantren Darul Muttaqien Parung Bogor 2. Responden santri adalah santri Madrasah Aliyah (MA). Responden dipilih secara sengaja dikarenakan lulusan Madrasah Aliyah diharapkan menjadi alumni santri berpredikat unggulan yang memiliki tiga kriteria (paham terhadap agama, pengamalan agama, dan mandiri) yang akan menjadi mujahid muda, penerus ulama, dan siap mendidik serta membina masyarakat secara mandiri. Menurut Shaleh (2005), siswa pada tingkat SMA pada umumnya berada pada usia yang paling goncang (16 s/d 18 tahun). Pertumbuhan jasmani mereka sedang dalam pemantapan untuk tidak tumbuh lagi dan pertumbuhan kecerdasan dapat dikatakan selesai, maka yang masih terjadi adalah pertumbuhan kepribadian dan sosial. Hasil yang diharapkan dari pendidikan di SMA yaitu meningkatkan bekal pengetahuan, penghayatan, dan pengamalan agama dalam kehidupannya serta mampu mencari hubungan agama dengan ilmu pengetahuan dan dengan kepentingan masyarakat. 3. Responden yang berpengaruh (influencing person) di pesantren yaitu pimpinan pesantren (kyai), kepala Madrasah Aliyah (MA), staf guru, tenaga administrasi (staf TU), dan karyawan pesantren. 4. Responden pendukung adalah orang yang dipilih dan dipercaya dapat memberikan informasi (informan) sebagai penunjang data penelitian. Informan
yang dimaksud adalah tokoh masyarakat desa lingkar pesantren, baik formal maupun informal. Selain itu, orang tua/wali santri juga dilibatkan dalam penelitian sebagai responden pendukung. Pengambil kebijakan yaitu para pejabat yang ada di lingkungan Kementerian Agama RI, sedangkan pakar ahli yaitu pakar ahli bidang kepesantrenan, baik di lingkungan formal maupun non formal. 5.
Lingkungan eksternal pesantren adalah potensi biofisik dan sosekbud desa lingkar pesantren, yaitu Desa Jabonmekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan pengumpulan data, data yang dikumpulkan yaitu data tentang karakteristik internal dan eksternal pesantren. Data internal pesantren berupa karakteristik santri, Pimpinan Pesantren, Kepala Madrasah Aliyah, staf guru, staf TU, karyawan, biofisik dan sosekbud pesantren, serta kurikulum pesantren. Data eksternal pesantren berupa karakteristik orangtua/wali santri, tokoh masyarakat desa lingkar pesantren, pakar ahli, biofisik dan sosekbud secara umum desa lingkar pesantren. Jenis dan pengumpulan data dalam penelitian ini dijabarkan dalam tabel berikut : Tabel 1 Jenis dan Pengumpulan Data Jenis Data Potensi biofisik pesantren dan desa Potensi sosekbud pesantren dan desa Demografi, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan harapan santri Demografi, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan harapan guru Sikap dan pendapat Pimpinan Pesantren, Kepala MA, Tenaga Administrasi, Karyawan , Warga Desa, Pengambil Kebijakan, dan Pakar Ahli Sikap, pendapat, dan sosekbud orang tua/wali santri Kurikulum
Pengumpulan Data Arsip/dokumen, Observasi Observasi, Wawancara Kuesioner Kuesioner Wawancara
Kuesioner Arsip/dokumen
Teknik pengumpulan data, yaitu: 1. Studi Pustaka Cara ini dilakukan untuk mendapatkan data atau informasi tentang pendidikan konservasi, pandangan Islam tentang konservasi, pesantren, dan penerapan pendidikan konservasi di pesantren, dan data pendukung lainnya. Pustaka yang ditelaah berupa buku, laporan, jurnal, dsb.
2. Wawancara dengan panduan wawancara Wawancara dilakukan terhadap responden Pimpinan Pesantren dan kepala Madrasah Aliyah (MA) untuk mendapatkan data tentang karakteristik santri secara umum, pengetahuan responden terhadap kondisi pesantren, harapan dan pendapat, serta persepsi tentang adanya pendidikan konservasi yang diterapkan di pesantren. Wawancara juga dilakukan terhadap responden warga desa lingkar pesantren, yaitu tokoh masyarakat (formal dan informal). Wawancara juga dilakukan terhadap responden tenaga administrasi (staf TU) dan karyawan untuk mendapatkan data pendapat dan sikap terkait pelaksanaan pendidikan konservasi dari segi dukungan tenaga dan waktu serta penyediaan sarana dan prasarana. Wawancara terhadap tokoh masyarakat ini untuk mendapatkan data penunjang tentang karakteristik warga desa secara umum, permasalahan lingkungan yang ada di desa, pendapat dan harapan adanya pendidikan konservasi yang diterapkan di pesantren. Wawancara juga dilakukan terhadap responden pengambil kebijakan dan pakar ahli. Wawancara terhadap pengambil kebijakan dan pakar ahli untuk mendapatkan data penunjang tentang persepsi tentang pelaksanaan pendidikan konservasi ditinjau dari aspek karakteristik khas pesantren dan potensi pesantren, serta langkah implementasi program. 3. Kuesioner Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dari santri, guru, dan orang tua/wali santri. Data yang dikumpulkan dari santri meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki terkait dengan permasalahan lingkungan tertentu, serta harapan santri terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi, sedangkan data yang dikumpulkan dari guru berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan terkait peran guru untuk mentransfer informasi dan memberikan motivasi kepada santri dalam pelaksanaan pendidikan konservasi. Data yang dikumpulkan dari orang tua/wali santri meliputi sikap terkait dengan tanggapan adanya pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren. 4. Observasi/Pengamatan Lapang Pengamatan lapang dilakukan untuk mengidentifikasi potensi lingkungan, biologi, fisik, sosial, ekonomi, budaya pesantren dan desa lingkar pesantren dalam kaitannya dengan pendidikan konservasi.
5. Telaah Dokumen/Arsip Telaah dokumen/arsip dilakukan terhadap dokumen/arsip kurikulum yang digunakan oleh pesantren, meliputi mata ajaran yang ada di pesantren serta standar kompetensi dan kompetensi dasar. 6. Lokakarya Lokakarya dilakukan dengan cara mengajak sekelompok informan untuk menanggapi draft hasil penelitian berupa draft rancangan program pendidikan konservasi sehingga akan terjadi diskusi besar. Peserta lokakarya dalam penelitian ini yaitu Pimpinan Pesantren, Kepala MA, perwakilan guru, perwakilan TU, perwakilan santri, pengasuh asrama santri putri, pengasuh asrama santri putra, perwakilan organisasi santri, perwakilan tokoh masyarakat, perwakilan orang tua, kalangan akademisi, dan instansi pemerintah (Direktorat Jenderal Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI) dengan perkiraan jumlah peserta sebanyak 25 orang. Lokakarya dilakukan untuk konfirmasi hasil, perumusan rekomendasi dan penyempurnaan draft hasil penelitian sehingga hasilnya berupa rancangan program pendidikan konservasi. 3.5 Pemilihan Responden 1. Santri Teknik sensus digunakan untuk memperoleh data dari santri. Jumlah total responden santri sebanyak 191 orang dengan rincian sebagai berikut : kelas 1 MA berjumlah 79 santri, kelas 2 MA berjumlah 61 santri, dan kelas 3 MA berjumlah 51 santri. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. 2. Pengambil kebijakan pesantren Teknik sensus digunakan untuk memperoleh data dari pengambil kebijakan. Termasuk dalam kelompok ini adalah Pimpinan Pesantren dan Kepala Madrasah Aliyah. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan panduan wawancara. 3. Guru Teknik sensus digunakan untuk memperoleh data dari guru. Jumlah total responden guru sebanyak 22 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.
4. Tenaga Administrasi (staf TU) Teknik sensus digunakan untuk memperoleh data dari tenaga administrasi (staf TU). Tenaga administrasi sebanyak 6 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara. 5. Karyawan Teknik sensus digunakan untuk memperoleh data dari karyawan pesantren. Karyawan pesantren sebanyak satu orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara. 6. Orang Tua/Wali Santri Teknik sequential sampling digunakan untuk memperoleh data dari orang tua/wali santri. Responden diambil dari orang tua/ wali santri yang
sedang
menjenguk santri di pesantren. Jumlah total responden sampel yang diambil sebesar 20%, yaitu 39 orang, seperti yang diungkapkan Gay (1981) dalam Ruseefendi (1994) bahwa untuk penelitian metode deskriptif dengan populasi yang relatif kecil, pengambilan sampel sebesar 20 %. Sequential sampling mencoba menemukan data yang relevan sebanyak mungkin sampai waktu, biaya, dan tenaga habis atau sampai ada informasi baru dari data
yang terkumpul.
Prinsip sampling sekuensial yaitu mengumpulkan data-data sampai titik jenuh tercapai, yaitu peneliti terus mengumpulkan data sampai jumlah informasi baru atau keragaman data diisi (Neuman 2006). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. 7. Tokoh Masyarakat Wawancara untuk tokoh masyarakat baik formal maupun non formal didistribusikan dengan teknik purposive sampling. Tokoh masyarakat yang menjadi sampel adalah orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciriciri spesifik yang dimiliki oleh sampel, diantaranya berdasarkan pertimbangan kedekatan jarak dan interaksi dengan pesantren, tingkat pendidikan, dan ketokohan. Jumlah tokoh masyarakat yang menjadi sampel ditentukan melalui kecukupan dan keterwakilan informasi. 8. Pengambil Kebijakan Wawancara untuk pengambil kebijakan didistribusikan dengan teknik purposive sampling. Pakar ahli yang menjadi sampel adalah orang-orang yang
terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel, diantaranya berdasarkan pertimbangan lamanya menjabat di Kementerian Agama RI yang khusus membidangi kepesantrenan. Jumlah pengambil kebijakan yang menjadi sampel ditentukan melalui kecukupan dan keterwakilan informasi. 8. Pakar ahli Wawancara untuk pakar ahli didistribusikan dengan teknik purposive sampling. Pakar ahli yang menjadi sampel adalah orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel, diantaranya berdasarkan pertimbangan penelitian-penelitian yang telah dilakukan di Balitbang Kementerian Agama RI dan Balitbang Kehutanan RI. Pertimbangan lain yaitu peran keaktifan di organisasi nasional yang mewadahi perkumpulan pesantren seIndonesia. Jumlah pakar ahli yang menjadi sampel ditentukan melalui kecukupan dan keterwakilan informasi. Tabel 2 Matriks metode pengambilan data responden No
Kelompok Sasaran
1
Santri
2
Jumlah
a. Kelas 1 MA
79
b. Kelas 2 MA
61
c. Kelas 3 MA
51
Teknik Pengambilan Data Sensus
Sensus
Pengelola Pesantren a. Pimpinan Pesantren
1
b. Kepala MA
1
c. Guru
22
d. TU
6
e. Karyawan
1
3
Orangtua/Wali Santri
39
Sequential Sampling
4
Tokoh Masyarakat
Ditentukan berdasarkan
Purposive Sampling
keterwakilan dan kecukupan informasi (7 responden) 5
Pengambil Kebijakan
Ditentukan berdasarkan
Purposive Sampling
keterwakilan dan kecukupan informasi (3 responden)
5
Pakar Ahli
Ditentukan berdasarkan keterwakilan dan
Purposive Sampling
kecukupan informasi (4 responden) Total
275
3.6 Pengolahan dan Analisis Data Data kuantitatif berupa kuesioner diolah dan dianalisis melalui tiga kegiatan, yaitu editing, coding, dan tabulasi (Koentjaraningrat 1977). Pengolahan data dengan penentuan skor hasil jawaban dari kuesioner dengan menggunakan skala likert. Skor yang diberikan menyatakan relevansi jawaban, terkait dengan Pendidikan Konservasi dan dikelompokkan dalam tiga kategori skor : 1. Rendah
: jika skor jawaban responden berada pada selang bawah
2. Sedang
: jika skor jawaban responden berada pada selang tengah
3. Tinggi
: jika skor jawaban responden berada pada selang atas
Penentuan selang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
SA = nilai skor lebih besar dari ST sampai dengan sk max SB = nilai skor lebih kecil dari ST dengan sk min
Keterangan : ST = selang tengah Sk min = penjumlahan kuesioner terendah dari semua item jawaban kuesioner Sk max = penjumlahan kuesioner tertinggi dari semua item jawaban kuesioner SA = selang atas SB = selang bawah SD = standar deviasi = simpangan baku
Dimana, x = jumlah skor tiap responden n = jumlah responden
Hasil selang tinggi, sedang, dan rendah, persentasenya akan dirata-ratakan sesuai dengan pembagian kategori untuk mengetahui besar-kecilnya komponen yang mengisi pengetahuan, sikap, dan keterampilan: >50 %
= komponen pengisi tinggi
30% s/d 50% = komponen pengisi sedang <30%
= komponen pengisi rendah
Data kualitatif berupa hasil wawancara dan eksplorasi potensi biofisik. Pengolahan dan analisis data kualitatif secara deskriptif yang digunakan untuk menjelaskan gambaran dari setiap bentuk hubungan antara pertanyaan dan jawaban. Analisis kualitatif berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Uji statistik deskriptif menyajikan data secara ringkas dan jelas dengan tabel dan grafik diagram. Data kuantitatif dan kualitatif yang telah diolah juga dianalisis dengan pendekatan SWOT. Metode ini merupakan sebuah pendekatan untuk menganalisa hubungan antara faktor eksternal (EFAS) dan yang terdiri dari peluang dan tantangan, serta faktor internal (IFAS) yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan (Rangkuti 2005). Hasil analisis SWOT ini disajikan dalam bentuk matriks faktor internal dan eksternal, kemudian dianalisis secara deskriptif menghasilkan empat strategi (Gambar 2).
Potensi
Matriks faktor internal dan eksternal
Analisis deskriptif
Stategi Pendidikan Konservasi
Gambar 2 Kerangka analisis menggunakan metode pendekatan SWOT. Strategi yang dihasilkan dari pendekatan SWOT ini adalah berdasarkan pemetaan matriks faktor internal dan eksternal (Tabel 3).
Tabel 3 Matriks faktor internal dan eksternal EFAS Opportunities/ Peluang
IFAS
Strengths/ Kekuatan
Weakness/Kelemahan
Strategi SO (Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang)
Strategi WO (Minimalisir kelemahan untuk memanfaatkan peluang) Strategi WT (Minimalisasi kelemahan untuk mengatasi ancaman)
Strategi ST (Memaksimalkan kekuatan untuk mengatasi ancaman) Keterangan : EFAS = Eksternal Strategic Factor Analysis Summary IFAS = Internal Strategic Factor Analysis Summary Threats/ Ancaman
3.7 Penyusunan Program Pendidikan Konservasi Program pendidikan konservasi disusun dengan mempertimbangkan kurikulum pesantren, karakteristik warga pesantren, dan kondisi biofisik sosekbud lingkungan pesantren yang diuraikan dengan pendekatan SWOT. Program pendidikan konservasi dengan pendekatan kurikuler akan disusun menyesuaikan standar kompetensi dari kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional RI, Kurikulum Kementerian Agama RI, dan Kurikulum Pesantren. Program pendidikan konservasi dengan pendekatan ekstrakurikuler disusun dengan memasukkan komponen-komponen berikut: tujuan, indikator, materi, metode, sarana pendukung, dan perkiraan waktu pelaksanaan.
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1
Letak, Luas, dan Kondisi Geografis Pondok Pesantren Darul Muttaqien terletak di Jalan Raya Jakarta-Bogor
kilometer 41. Letak pesantren secara administratif pemerintahan termasuk ke dalam wilayah Desa Jabon Mekar, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi pesantren dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan umum. Pesantren Darul Muttaqien Bogor memiliki lahan seluas 14 hektar. Letak geografis pesantren yang ada di Kecamatan Parung terletak pada LS -60 25‟ - -60 12.2‟ dan BT 1060 43‟ - 1060 58.8‟ dengan ketinggian 111 mdpl (Badan Meteorologi dan Geofisika 2006). Hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor (2010), Pesantren Darul Muttaqien yang terletak di Kecamatan Parung Bogor memiliki temperatur rata-rata tahunan 25,80C, yaitu dengan rentang temperatur minimal 23,030C dan temperatur maksimal 31,60C, sedangkan curah hujan dari pos hujan Kemang sebesar 3.545 mm. 4.2
Sejarah Pesantren Darul Muttaqien Bogor Pondok Pesantren Darul Muttaqien berawal dari pemberian tanah wakaf
oleh H. Mohamad Nahar, wartawan senior Kantor Berita Antara seluas 1,8 hektar yang terletak di tepi Jalan Raya Jakarta Bogor kilometer 41. Tanah wakaf tersebut diperuntukkan untuk pendirian lembaga pendidikan Islam yang standar dari segi kualifikasi mutu lulusan, pelayanan, dan manajemen pengelolaannya. Pondok Pesantren Darul Muttaqien resmi didirikan pada tanggal 18 Juli 1988 dan resmi menjadi Yayasan Darul Muttaqien pada tanggal 29 Januari 1992 yang diketuai oleh H. Mohamad Nahar dan sejak tanggal 27 oktober 2002 Darul Muttaqien diketuai oleh M. Lutfi Nahar, S.E. Penamaan Darul Muttaqien diambil dari nama KH. Endang Zaenal Muttaqien (alm.), seorang ulama besar Jawa Barat yang meninggal bersamaan dengan pendirian Pesantren Darul Muttaqien. Pemberian nama tersebut sebagai rasa ta’dzim (hormat dan memuliakan) serta adanya harapan optimistis terkait
dengan cita-cita pesantren mencetak generasi yang berkualitas dari segi agama dan pengetahuan. Sejak berdirinya dari tahun dan Pondok Pesantren Darul Muttaqien telah mengalami kemajuan yang cukup signifikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Jenjang pendidikan yang dikembangkan Pesantren Darul Muttaqien meliputi: TK Islam (RA), Madrasah Diniyah, SD Islam Terpadu, SMP Islam Terpadu, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, dan Pesantren Salafiyah. 4.3
Visi Pesantren
a.Visi Pesantren Darul Muttaqien Visi Pesantren Darul Muttaqien yaitu menerapkan Pendidikan Islam terpadu dengan pendekatan “Learning Process” serta berkomunikasi dengan bahasa Arab dan bahasa Inggris melalui manajemen terpadu dan peningkatan hubungan kemitraan. b. Visi MA Darul Muttaqien 2010-2014 Visi Madrasah Aliyah tahun 2010-2014 menjadi MA berstandar nasional yang mampu mewujudkan generasi beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu menghadapi tantangan global. 4.4
Misi Pesantren
a. Misi Pesantren Darul Muttaqien 1. Menerapkan Manajemen Terpadu 2. Menerapkan Pendidikan Islam Terpadu 3. Menggunakan Bahasa Arab dan Inggris 4. Mengembangkan dan meningkatkan jaringan kerjasama 5. Meningkatkan hubungan kekeluargaan 6. Menerapkan “Learning Process” yang mendorong kreatifitas dan kemandirian 7. Mengembangkan potensi-potensi yang dapat digunakan sebagai sumber dana b. Misi MA Darul Muttaqien 1. Melaksanakan pendidikan berstandar nasional 2. Menyelenggarakan manajemen berbasis madrasah 3. Mengembangkan perilaku siswa yang berlandaskan pada syari‟at Islam
4. Meneguhkan aqidah shohihah dan mengamalkan akhlak karimah dalam kehidupan 5. Mewujudkan lingkungan, kondisi, dan proses pendidikan yang Islami 6. Menyelenggarakan pendidikan secara efektif 7. Menyelenggarakan pembelajaran dengan mengembangkan Contextual Teaching Learning/Student Center 8. Menyelenggarakan pengembangan diri yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan siswa tertentu 9. Menciptakan lingkungan berbahasa Arab dan Inggris 10. Menyelenggarakan pembelajaran berbahasa Arab atau Inggris pada mata pelajaran pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi pada pelajaran tertentu 11. Menyelenggarakan pengembangan diri yang sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakat siswa 4.5
Program Utama Pesantren
a. Pesantren Darul Muttaqien 1. Menerapkan Manajemen Terpadu 2. Menerapkan Pendidikan Islam Terpadu 3. Menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dalam Komunikasi 4. Mengembangkan dan Meningkatkan Hubungan Kerjasama (Net Working) 5. Meningkatkan Hubungan Kekeluargaan 6. Menerapkan Learning Process 7. Mengembangkan Potensi-potensi yang dapat Digunakan sebagai Sumber Pendanaan b. Program Utama TMI (MTs-MA) Pesantren Darul Muttaqien 1. Orientasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) 2. Pelatihan administrasi sekolah 3. Penyempurnaan struktur organisasi sekolah 4. Pembinaan aqidah dan akhlak secara intensif 5. Penciptaan suasana Islami di lingkungan pesantren 6. Pengembangan intelektualitas siswa 7. Pengembangan kemampuan berbahasa Arab dan Inggris
8. Pengembangan kurikulum 9. Peningkatan profesionalisme guru 4.6
Strategi Pesantren
a. Strategi Pesantren Darul Muttaqien 1. Mensosialisasikan perbaikan yang sudah ditetapkan 2. Membentuk tim yang akan menciptakan opini perubahan 3. Merancang program-program perubahan secara sistemik dan terus menerus 4. Meningkatkan penghargaan (reward) 5. Mewajibkan secara bertahap penggunaan bahasa Arab dan Inggris 6. Menginformasikan keunggulan kompetitif yang dimiliki 7. Melakukan pendekatan formal dan informal dalam membangun kerjasama dan hubungan kemitraan 8. Melakukan efisiensi kerja 9. Meningkatkan pelayanan kepada para pengguna 10. Mewajibkan setiap individu membuat kontrak perubahan 11. Merancang perubahan-perubahan bersama b. Strategi TMI (MTs-MA) Darul Muttaqien 1. Menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah 2. Menanamkan aqidah shohihah dan akhlakul karimah 3. Meningkatkan intelektualitas siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi 4. Meningkatkan kemampuan berbahasa Arab dan Inggris 5. Mengembangkan kurikulum 6. Melakukan standarisasi kompetensi guru 4.7
Tujuan Pesantren
a. Tujuan Pendidikan Pesantren Darul Muttaqien 1. Memiliki kemampuan hidup (skill how to live) adalah bahwa anak-anak dipersiapkan, dibimbing, dan dilatih untuk memiliki jiwa kemandiriankemauan menolong diri dan orang lain, memiliki jiwa keikhlasan, kesabaran, dan kesungguhan serta bekerja keras.
2. Memiliki kemampuan belajar (skill how to learn) adalah anak didik memiliki pengetahuan bahwa belajar sebagai proses melakukan perbaikan diri secara terus menerus, belajar adalah sepanjang hidup (long live education) dan pengetahuan cara belajar yang benar. 3. Memiliki kemampuan berkomunikasi (skill how to communicate) adalah anak didik memiliki ketrampilan interpersonal, mampu menyampaikan pikiran-pikirannya dengan baik dengan menjunjung tinggi semangat toleransi dan menghormati pendapat/pikiran orang lain. Tujuan pendidikan tersebut kemudian disarikan menjadi profil pribadi : “Berkepribadian Mandiri, Kreatif, dan Berwawasan”. b. Tujuan MA Darul Muttaqien (2010-2014) 1. Madrasah memenuhi kriteria sebagai madrasah berstandar nasional 2. Madrasah mampu melaksanakan manajemen berbasis madrasah 3. Madrasah mengembangkan berbagai program dan kegiatan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai Islam 4. Mampu mengantarkan peserta didik mencapai nilai rata-rata kelulusan 7,5 5. 50% lulusan madrasah diterima di PTN 6. Menjadi juara pertama debat bahasa Arab dan Inggris tingkat kabupaten 7. Madrasah memiliki tim inti ekskul yang berprestasi di tingkat kabupaten 8. Madrasah menyelenggarakan proses pembelajaran berbasis teknologi dan komunikasi pada semua mata pelajaran. 4.8
Kurikulum Pesantren Kurikulum Pesantren Darul Muttaqien adalah kurikulum yang dirancang
untuk mencapai tujuan pendidikan yang dicanangkan Pondok Pesantren Darul Muttaqien meliputi penyiapan dan perencanaan dari SDM, manajemen, pendekatan pembelajaran, muatan atau bahan ajar, dan kegiatan-kegiatan di luar sekolah. Hal itu dipertimbangkan secara komprehensif agar dapat menjadi kendaraan (vehicle) untuk mencapai tujuan yang sudah ada. Kurikulum terpadu Pesantren Darul Muttaqien dirancang dengan pertimbangan bahwa seluruh proses pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas didekati sebagai sebuah satu kesatuan yang padu (integrated) untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ada.
Kurikulum Terpadu Pondok Pesantren Darul Muttaqien juga meliputi perencanaan yang sistematis bahwa keseluruhan kegiatan yang ada telah dirancang demi mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dari bentuk kegiatan harian, mingguan, dan bulanan dalam sebuah master plan yang komprehensif dilengkapi dengan keseluruhan perangkat pendukung dan indikatornya. Kurikulum yang dikembangkan Pondok Pesantren Darul Muttaqien adalah Kurikulum Terpadu yaitu meliputi keterpaduan seluruh aspek dari materi bahan ajar kurikulum negara dan kurikulum pesantren, baik praktek maupun teori. Oleh karena itu, kurikulum TMI Darul Muttaqien (MTs-MA) merupakan sebuah kurikulum yang secara khusus didesain untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang telah dinyatakan dalam visi dan misi Darul Muttaqien yaitu : membentuk sebuah sosok pribadi yang berakhlak karimah, memiliki pengetahuan yang berimbang antara agama dan umum, kreatif, mandiri, dan berwawasan yang memiliki kemampuan berupa : 1. Keterampilan dan kemampuan bagaimana cara belajar yang benar serta pemahaman bahwa belajar adalah sebuah proses yang terus menerus 2. Keterampilan dan kemampuan bagaimana cara hidup yang benar 3. Keterampilan dan kemampuan berkomunikasi Pesantren Darul Muttaqien juga melakukan upaya peningkatan mutu sumber daya manusia, misalnya para guru mendapatkan perhatian khusus sebagai bagian yang sangat penting (cutting edge) yang harus terus mendapatkan upayaupaya pengembangan baik skill maupun wawasannya, diantaranya kuliah, seminar, workshop, dan lain-lain. Pesantren Darul Muttaqien menggunakan pendekatan “learning process” pada proses kegiatan belajar-mengajar. Penerapan model pendekatan ini diharapkan akan dapat memotivasi anak didik dan guru secara bersama-sama untuk terus belajar. Guru dan anak didik memiliki kesadaran bahwa belajar adalah bagian yang sangat signifikan dari proses hidup. Pendekatan ini juga akan merangsang tumbuhnya daya kreatifitas anak didik maupun guru sekaligus dalam proses pembelajaran. Pondok Pesantren Darul Muttaqien telah menerapkan “integrated management” dari aspek manajemen pendidikannya. Suatu pendekatan bahwa
keseluruhan model pengelolaan yang akan diterapkan harus dipertimbangkan sebagai kesatuan sistemik dan sistematis pada setiap level: TK Islam (RA), Madrasah Diniyah, SD Islam Terpadu, SMP Islam Terpadu, MTs, MA, Salafi, serta unit-unit pendukung (supporting units) jalannya proses pendidikan. 4.9
Struktur Organisasi dan Sumberdaya Manusia Pondok Pesantren Darul Muttaqien diketuai oleh ketua yayasan dan
dibantu oleh pimpinan pesantren. Ketua yayasan berperan sebagai tempat tembusan, tempat melapor, pemberi saran kepada pimpinan pesantren, mengontrol dan mengevaluasi kinerja pimpinan pesantren. Pimpinan pesantren sebagai pengambil kebijakan dan mengkoordinir segala sesuatu yang terkait dengan pesantren, baik secara kelembagaan maupun non kelembagaan (Gambar 3). Ketua Yayasan Pimpinan Pesantren Sekretaris
Bendahara
Tim Penilik
Humas & Kerjasama
Kepala MA
Kepala MTs
Kepala SMPIT
Kepala RTP
Kep. Dapur
Kep. Koperasi
Kepala SDIT
Kepala RA
Kepala
Kepala MM
Kep. Poliklinik
Kep. Lab/Perpus
Kep. Peng. Pa
Kep. Peng Pi
Tim TPA
Auditor Internal
Kep. Salafiyah
Keterangan
: Garis Instruksi : Garis Koordinasi
Gambar 3 Struktur organisasi Pondok Pesantren Darul Muttaqien.
Pesantren
Darul Muttaqien dipimpin oleh seorang kyai dengan latar
belakang pendidikan sarjana. Pimpinan Pesantren dalam pelaksanaannya, dibantu oleh sekretaris, bendahara, kepala masing-masing lembaga pendidikan, bagian administratif, dan bagian pendukung lainnya. Masing-masing lembaga pendidikan di bawah pesantren memiliki struktur organisasi tersendiri, termasuk Madrasah Aliyah (Gambar 4). Semua bagian dari organisasi yang ada di Pesantren Darul
Muttaqien mengikuti garis instruksi dan garis koordinasi. Hal ini menunjukkan bahwa Pesantren Darul Muttaqien telah memiliki manajemen organisasi dan pembagian tugas yang jelas di bawah koordinasi Pimpinan Pesantren. Sumberdaya manusia Madrasah Aliyah Darul Muttaqien meliputi kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, dan karyawan. Kepala Madrasah bertugas mengkoordinir jalannya proses pembelajaran di Madrasah Aliyah. Kepala MA dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh guru, tenaga administrasi, dan karyaawan. Di samping itu, Madrasah Aliyah memiliki lembaga yang sifatnya koordinatif, yaitu komite sekolah.
Kepala Madrasah
Komite Madrasah
Kepala Tata Usaha
PKM. Bid. Kurikulum
PKM. Bid. Kesiswaan
Guru
Siswa
Keterangan
: Garis Instruksi : Garis Koordinasi
Gambar 4 Struktur organisasi MA Darul Muttaqien. Struktur organisasi Madrasah Aliyah yang memiliki garis instruksi dan koordinasi yang telah ditetapkan memperlihatkan bahwa Madrasah Aliyah Darul Muttaqien telah memiliki manajemen organisasi dan pembagian tugas yang jelas di bawah koordinasi Kepala Madrasah. serta didukung adanya sumberdaya manusia yang ada di Madrasah Aliyah (Tabel 4).
Tabel 4 Data sumberdaya manusia MA Darul Muttaqien Bogor tahun ajaran 2010/2011 Bidang Tugas
Jenjang Pendidikan SMA Diploma sederajat -
Jumlah
Pimpinan Pesantren
-
SMP sederajat -
1
-
-
1
Kepala MA
-
-
-
-
1
-
-
1
-
-
-
-
12
2
1
15
-
-
-
-
2
-
-
2
-
-
3
-
2
-
-
5
-
-
-
1
SD
S1
S2
S3
Guru a.
Pelajaran Umum
b.
Pelajaran Agama Kemenag RI c. Pelajaran Agama kepesantrenan (kitab salaf) Tenaga Administrasi a.
Kepala Tata Usaha
-
-
1
-
b.
Bagian Keuangan
-
-
1
-
-
-
-
1
c.
Bagian Pendataan
-
-
-
-
3
-
-
3
d.
Bagian Perlengkapan
-
-
1
-
-
-
-
1
Karyawan
-
1
-
-
-
-
-
1
Jumlah Total
-
1
6
-
21
2
1
31
4.10
Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana Pesantren Darul Muttaqien yang dapat digunakan
untuk menunjang proses belajar mengajar antara lain berupa bangunan/ruangan, lapangan, dan lahan praktik. Asrama santri terbagi menjadi dua bangunan, yaitu asrama santri putra dan asrama santri putri yang dilengkapi dengan kamar mandi dan WC. Asrama santri putri berjumlah 2 lokal yang terdiri dari Gedung Umul Qura dan Gedung Al-azhar. Asrama santri putra sebanyak tiga lokal yang terdiri dari Gedung Indonesia, Gedung Istiqlal, dan Gedung Qohiroh. Ruang tamu ada di asrama santri putra yang terletak di pojok gedung, sedangkan asrama santri putri belum ada ruangan khusus untuk tamu. Tiap kamar dapat menampung santri sebanyak 16 orang.
Gambar 5 Asrama santri putri.
Pesantren menyediakan rumah untuk guru, sebanyak 12 rumah yaitu enam rumah di dalam lingkungan pesantren dan enam rumah di luar lingkungan pesantren. Disediakan pula enam lokal asrama pembina putra di lingkungan asrama putra dan dua lokal asrama pembina putri di lingkungan asrama putri. Lokal asrama buat pembina ini dikhususkan bagi pembina santri yang belum berkeluarga. Pondok Pesantren Darul Muttaqien memiliki dua bangunan masjid, yaitu masjid untuk santri putra dan masjid untuk santri putri. Masjid pesantren tidak hanya digunakan untuk sholat berjama‟ah, tetapi juga digunakan untuk pelaksanaan kegiatan kepesantrenan dan bahkan digunakan sebagai tempat pertemuan serta acara ketika ada kunjungan tamu dari luar.
Gambar 6 Masjid santri putra. Pesantren memiliki gedung perpustakaan dengan katalog digital yang memiliki daya tampung 100 santri. Buku koleksi perpustakaan meliputi buku umum, kitab kuning, majalah, koran, laporan kegiatan santri, dan album foto kegiatan pesantren. Jumlah buku bacaan yang terdapat di perpustakaan pesantren sebanyak 2053 buah. Pembagian ruang perpustakaan meliputi ruang koleksi, ruang baca, ruang sirkulasi, dan ruang multimedia. Fasilitas ruang perpustakaan meliputi meja dan kursi sebanyak 20 pasang, 7 buah meja lesehan, dan 12 meja penelusuran buku yang dilengkapi dengan sistem digital dengan memakai software komputer.
Gambar 7 Perpustakaan Pesantren Darul Muttaqien. Pesantren memiliki sarana dan prasarana olahraga. Terdapat satu lapangan sepak bola, dua lapangan basket, dua lapangan bulu tangkis, dua lapangan bola voli, dua lapangan tenis meja, dan satu lapangan khusus santri putri.
Gambar 8 Lapangan olahraga (a) lapangan voli (b) lapangan sepak bola. Pondok Pesantren Darul Muttaqien memiliki 60 ruang belajar yang diperuntukkan untuk TK, TPA, Madin (Madrasah Diniyah), SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu), SMPIT (Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu), MTs (Madrasah Tsanawiyah), dan MA (Madrasah Aliyah). Ruang belajar untuk MA sebanyak 12 ruang, yaitu Gedung Andalusia yang terdiri 6 ruang untuk santri putra (kelas XA, XB, XI IPA, XI IPS, XII IPA, dan XII IPS) dan Gedung Mesir yang terdiri 6 ruang untuk santri putri (kelas XC, XD, XI IPA, XI IPS, XII IPA, dan XII IPS).
Gambar 9 Ruang kelas (a) kelas santri putra (b) kelas santri putri.
Pesantren memiliki ruang untuk menunjang pelayanan santri. Ruang guru sebanyak 5 lokal, ruang kepala sekolah, ruang kepala kurikulum, ruang organisasi santri, ruang pimpinan, ruang rapat, dan ruang aula. Pesantren memiliki laboratorium yang menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar. Laboratorium yang ada di pesantren meliputi laboratorium IPA/biologi, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, laboratorium multimedia, dan laboratorium PAI (Pendidikan Agama Islam). Pesantren memiliki sarana perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan warga pesantren, antara lain toko pelajar, minimarket, cafetaria, dan wartel. Toko pelajar menyediakan alat-alat tulis dan kebutuhan akademik. Cafetaria menyediakan makanan cepat saji dan minimarket menyediakan makanan ringan dan kebutuhan pokok sehari-hari. Pesantren juga memiliki TPUS (Tempat Pengembangan Usaha Santri) yang dibangun dari bantuan Departemen Koperasi RI pada tahun ajaran 2007/2008 sebesar 200 juta rupiah untuk pembangunan gedung dan pembelian alat jahit. TPUS ini melayani pembuatan sablon, tas, jas, topi, dan produk konveksi lainnya. Seragam santri juga diproduksi oleh TPUS yang sebagian besar dikerjakan oleh para santri yang menggeluti bidang konveksi. Pesantren memiliki lahan yang dipergunakan untuk tempat praktek santri, baik berupa lahan kosong maupun lahan yang sudah termanfaatkan seperti empang dan kebun pembibitan tanaman. Lahan pesantren ada yang berada di dalam lingkungan pesantren maupun di luar lingkungan pesantren. Sarana kebersihan yang dimiliki pesantren meliputi gerobak sampah, sapu, keranjang sampah, tong sampah, tempat pembuangan sampah akhir, gudang peralatan kebersihan, mesin pemotong rumput, dan mobil pengangkut sampah. Setiap lokal dan gedung memiliki petugas kebersihan. Tong sampah diletakkan di setiap depan ruangan dan di jalan lingkungan pesantren dengan jarak antar tong sampah 5 meter. Jumlah tong sampah mencukupi luas areal pesantren dan kondisi tong sampah baik dan terawat. Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari dengan pengambilan sampah pada jam-jam tertentu dan memakai alat yang disesuaikan. Pada jam 05.00 pagi, sampah diangkut dengan mobil pick up, antara jam 08.00 sampai 09.00 sampah diangkut dengan gerobak sampah, dan jam 17.30 sampah diangkut dengan gerobak sampah.
Gambar 10 Sarana kebersihan (a) gerobak sampah (b) tong sampah Pesantren memiliki dua dapur untuk memasak. Satu dapur untuk memasak nasi dengan memakai bahan bakar kayu, sedangkan dapur yang satunya untuk memasak sayur, lauk, dan air dengan memakai bahan bakar gas. Setiap hari kedua dapur ini digunakan untuk penyediaan makan bagi santri MTs dan MA, dan warga pesantren lainnya. Pesantren memiliki sumber air berupa sumur bor. Sumur bor yang dimiliki pesantren sebanyak 10 buah dengan kedalaman yang beragam, antara 10 meter sampai 15 meter. Sumber air di pesantren mampu mencukupi kebutuhan air sebanyak 600 sampai 700 orang. Sungai bawah tanah yang sering disebut cerug (sungai bawah tanah) terdapat di sekitar pesantren yang keberadaannya mempengaruhi persediaan air sumur bor. Pesantren memiliki sarana pelayanan sosial, yaitu poliklinik, BMT (Baitul Mal Wat-Tamwil), dan koperasi. Poliklinik pesantren buka setiap hari dan diperuntukkan untuk warga internal pesantren maupun masyarakat umum. Santri memiliki waktu khusus pemeriksaan maupun pengobatan. Bagi santri putra, waktu periksa di poliklinik yaitu sore sampai malam, sedangkan santri putri yaitu pagi sampai siang. BMT pesantren merupakan unit simpan pinjam yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan uang santri dan tempat pengambilan syahriyah (gaji bulanan) guru. Sistem keuangan yang digunakan di BMT pesantren berdasarkan ekonomi syari’ah, yaitu sistem bagi hasil. Kantor koperasi merupakan unit usaha pesantren yang berfungsi sebagai pengatur semua transaksi ekonomi di lingkungan pesantren, meliputi BMT, toko pelajar, cafetaria, minimarket, dan TPUS.
Gambar 11 Poliklinik Darul Muttaqien. 4.11 Santri Madrasah Aliyah (MA) Pesantren Darul Muttaqien ‘am dirosy (tahun ajaran) 2010/2011 memiliki 191 santri. Kelas Madrasah Aliyah terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelas IPA dan kelas IPS dan berlaku ketika santri naik ke jenjang kelas dua aliyah (Tabel 5). Tabel 5 Jumlah santri MA Darul Muttaqien tahun ajaran 2010/2011 Data Siswa No
Program
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
Putra
Putri
Putra
Putri
Putra
Putri
35
44
-
-
-
-
1.
Umum
2.
IPA
-
-
11
18
8
11
3.
IPS
-
-
19
13
19
13
35
44
30
31
27
24
Jumlah
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1
Kondisi Sumberdaya dan Permasalahan Lingkungan Pesantren Hasil observasi lapang menunjukkan bahwa pesantren memiliki potensi
sumberdaya fisik dan biologi yang dapat digunakan sebagai sumber belajar baik sebagai materi ataupun media pembelajaran pendidikan konservasi. Potensi sumberdaya fisik yang ditemukan berupa lahan luas, instalasi penadah air hujan, instalasi sterilisasi air. Selainitu juga terdapat Laboratorium IPA yang dilengkapi dengan alat-alat praktek, Laboratorium PAI (Pendidikan Agama Islam), perpustakaan dengan katalog digital yang dilengkapi dengan buku-buku tentang lingkungan dan hasil-hasil karya santri dari barang bekas, dan ruang multi media dengan fasilitas LCD dan proyektor. Adapun potensi sumberdaya biologi berupa flora yang ditemukan di dalam lingkungan Pesantren Darul Muttaqien sekitar 99 jenis flora yang termasuk ke dalam 55 famili (Lampiran 1), baik dari jenis liar maupun budidaya. Diantara tumbuhan liar (yakni tumbuhan yang tumbuh secara alami tanpa sengaja dibudidayakan) adalah dari kelompok rumput-rumputan. Tanaman budidaya yang dominan yaitu tanaman keras seperti sengon (Paraserienthes falcataria) yang sengaja dibudidayakan di lahan pesantren baik untuk kebutuhan bibit internal pesantren maupun untuk dijual. Secara keseluruhan keanekaragaman jenis flora yang ada di lingkungan pesantren meliputi tanaman lindung, tanaman industri, tanaman obat, tanaman kayu, tanaman buah, tanaman pangan, tanaman hias, tanaman sayur, dan tanaman pakan ternak (Lampiran 1). Untuk keanekaragaman jenis fauna, jumlah jenis yang ditemukan sebanyak 12 jenis meliputi jenis burung, reptilia, mamalia, amphibia, rodentia, dan molusca (Lampiran 2). Fauna yang ditemukan di pesantren sebagian besar dari jenis satwaliar dan sebagian kecil satwa domestikasi. Terkait dengan permasalahan lingkungan hidup di dalam lingkungan pesantren Darul Muttaqin, hasil observasi lapang diketahui bahwa masalah utama adalah penanganan sampah dan limbah (Gambar 12). Setiap hari terlihat sampah organik dan non organik terkumpul dalam jumlah yang banyak di satu tempat pembuangan sampah akhir. Pengelolaan sampah dilakuan hanya dengan cara
dibakar. Sampah belum dikelola dan ditangani secara baik dan dapat dikembangkan pemanfaatannya menjadi sesuatu yang berguna. Limbah pesantren juga belum dikelola dengan baik. Air limbah dari kamar mandi hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan untuk pengaliran air kolam ikan, sedangkan selebihnya dibiarkan mengalir tanpa pengelolaan dan pemanfaatan yang optimal. Limbah dari asrama dan bangunan gedung lainnya pun belum termanfaatkan secara optimal.
Gambar 12 Kondisi tempat pembuangan sampah. Kondisi permasalahan lingkungan tersebut pada prinsipnya juga dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran pendidikan konservasi atau pendidikan lingkungan hidup. Secara spesifik permasalahan lingkungan pesantren terebut dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran yang terkait dengan materi ajar tentang pengenalan jenis atau kategori sampah (organik dan non-organik) dan limbah (limbah domestik – rumah tangga dan limbah industri) serta pengenalan teknik pengolahan sampah dan limbah untuk pengembangan keterampilan santri di dalam pengolahan pemanfaatan sampah dan limbah menjadi sesuatu barang yang berguna.
5.2 Kondisi Sumberdaya dan Permasalahan Lingkungan Desa Sekitar Pesantren Hasil observasi lapang di Desa Jabon Mekar sebagai salah satu desa contoh yang terdekat letaknya dengan pesantren
menunjukkan bahwa desa
tersebut memiliki potensi sumberdaya fisik (tanah dan air), biologi (flora dan fauna) serta permasalahan lingkungan hidup yang dapat digunakan sebagai sumber materi dan/atau media dalam proses pembelajaran pendidikan konservasi.
Diantara potensi sumberdaya fisik tersebut adalah lahan luas yang ditumbuhi dengan aneka jenis tanaman budidaya, sungai yang airnya mengalir sepanjang musim, dan mata air. Selain itu terdapat beberapa fasilitas desa seperti Balai Desa yang dikelilingi banguan gedung SD dan SMP, dan bangunan masjid sebagai sarana ibadah umat Islam. Adapun potensi biologi berupa flora jenis ditemukan sebanyak 29 spesies yang termasuk kedalam 23 famili (Lampiran 3). Salah satu jenis yang tergolong langka yaitu bunga bangkai (Amorphophallus oncophyllus) dari famili Areceae yang ditemukan di sungai tempat pembuangan sampah (Gambar 13). Sebagian besar jenis tanaman yang ada di Desa Jabon Mekar merupakan tanaman buah dan tanaman hias. Sedangkan untuk keanekaragaman jenis fauna, ditemukan sebanyak 5 jenis meliputi jenis burung, reptilia, amphibia, dan mamalia; sebagian besar termasuk ke dalam jenis-jenis satwaliar dan hanya sebagian kecil termasuk satwa domestikasi seperti kelelawar (Hipposideros larvatus).
Gambar 13 Bunga bangkai (Amorphophallus oncophyllus) yang ditemukan di Desa Jabon Mekar. Hasil identifikasi permasalahan lingkungan hidup di desa Jabon Mekar paling tidak terdapat empat kelompok masalah utama, yakni berupa (1) pengelolaan sampah, (2) perubahan fungsi lahan, (3) ketersediaan air bersih, (4) buruknya kondisi sanitasi lingkungan. Pengelolaan sampah belum dilakukan secara baik. Meskipun pengelolaan sampah telah dilakukan melalui pemerintah desa dibantu Dinas Kebersihan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, namun pada kenyataannya masih belum tertangani secara optimal. Sampah masih sering terlihat ditumpuk di halaman rumah, bahkan sebagian warga masyarakat menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah akhir (Gambar 14). Akibatnya tumpukan sampah sering terlihat di sungai dan menyebabkan terhambatnya aliran air sungai. Membuang
sampah ke sungai bahkan dapat dinyatakan telah menjadi kebiasaan warga desa yang sulit dihilangkan.
Gambar 14 Permasalahan sampah di Desa Jabon Mekar; (a) halaman rumah yang dijadikan tempat pembuangan sampah, (b) sungai yang menjadi tempat pembuangan sampah. Permasalahan lingkungan lainnya yang penting diperhatikan adalah perubahan fungsi lahan, yakni dari lahan perkebunan menjadi areal perumahan (Gambar 15). Diantara permasalahan yang terkait dengan perubahan fungsi lahan adalah peluang hilangnya sumber mata air yang terdapat di kawasan itu, disamping berkurangnya luas tutupan lahan oleh tenaman yang berfungsi sebagai pelindung, penyimpan air
dan/atau pengatur/penghasil
udara bersih, serta
longsor. Secara ekonomi, perubahan fungsi lahan menjadi pemukiman atau perumahan yang diharapkan warga adalah peluang usaha informal (dagang) yang dilakukan oleh warga masyarakat desa di sekitar perumahan tersebut.
Gambar 15 Konversi lahan menjadi areal perumahan.
Permasalahan lingkungan lain yang ada di Desa Jabon Mekar yaitu ketersedian air bersih dan buruknya sanitasi. Sumber air bersih masih terbatas, akibatnya masyarakat banyak yang memanfaatkan air sungai untuk memenuhi
mandi dan cuci (Gambar 16). Pada saat yang bersamaan sungai masih sering dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah, sehingga kebersihan air sungai terkontaminasi oleh sampah organik maupun anorganik. Sebagai contoh, sepanjang aliran sungai masih sering ditemukan banyak sampah plastik dari bungkus deterjen dan pasta gigi. Pemanfaatan air sungai yang terkontaminasi tersebut oleh masyarakat untuk mandi dan cuci tentu dapat berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat. Dari segi sanitasi lingkungan juga dapat dikatakan buruk, karena terlihat pembuangan limbah rumah tangga masih dilakukan secara terbuka dan tergenang. Dari segi estetika pun tidak nyaman dilihat. Dampak yang paling dikhawatirkan yaitu, tempat pembuangan limbah rumah tangga ini akan menjadi tempat bersarangnya nyamuk, sehingga akan menjadi sumber berkembang dan penyebaran berbagai penyakit.
Gambar 16 Sungai yang dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana untuk mencuci.
5.3
Karakteristik Umum Warga Internal Pesantren Warga internal pesantren adalah semua individu yang berada di
lingkungan pesantren yang melakukan aktivitas sehari-hari, saling berinteraksi dan membentuk suasana dan perilaku kehidupan masyarakat pesantren. Warga internal yang dikaji secara khusus dalam penelitian ini adalah guru dan santri.
5.3.1
Guru Karakteristik umum guru yang diteliti mencakup tingkat pengetahuan,
sikap, dan
keterampilan yang terkait dengan pendidikan konservasi. Hasil
penelitian tentang karakteristik umum guru disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6
Tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan guru terkait dengan pendidikan konservasi
No 1. 2. 3.
Rendah
Uraian
Sedang
Tinggi
N
%
n
%
n
%
Pengetahuan (Kognitif)
4
18,18
12
54,55
6
27,27
Sikap (Afektif)
0
0,00
17
77,27
5
22,73
Keterampilan (Psikomotorik)
11
50,00
9
40,91
2
9,09
a. Pengetahuan Pengetahuan guru yang diukur berkaitan dengan pendidikan konservasi dan pelaksanaannya. Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner yang disebarkan kepada guru diketahui bahwa secara umum rata-rata tingkat pengetahuan guru sebagian besar termasuk kategori sedang (54,55%), sebagian lain kategori tinggi (27,27%) dan kategori rendah (18,18 %). Ada tujuh pertanyaan yang terkait tingkat pengetahuan yang ditanyakan kepada guru (Lampiran 11). Ketujuh pertanyaan ini dikelompokkan menjadi tiga kelompok pertanyaan yakni terkait dengan penguasaan tentang : (1) konsep pendidikan konservasi (PK), (2) Materi yang telah diikitui dan diajarkan, dan (3) teknis pelaksanaan pendidikan konservasi. Hasil perhitungan rata-rata tingkat pengetahuan guru untuk ketiga kelompok pertanyaan tersebut seperti disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 No. 1. 2. 3.
Rata-rata persentase tingkat pengetahuan guru untuk setiap aspek pengetahuan pendidikan konservasi Aspek Konsep pendidikan konservasi Penguasaan materi Teknis pelaksanaan pendidikan konservasi Jumlah
Rataan (%) 39,42 15,33 45,25 100
Hasil analisis kuesioner ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pengetahuan guru yang termasuk kategori sedang tersebut mencakup ketiga aspek pengetahuan di atas, yakni baik terkait dengan konsep pendidikan konservasi (PK) dan materi PK bahkan untuk aspek teknis pelaksanaan PK cenderung termasuk kategori kurang. Aspek teknis pelaksanaan pendidikan konservasi tersebut meliputi penguasaan materi yang akan disampaikan, media, metode, model evaluasi, dan pendekatan pelaksanaan program. Kondisi tingkat pengetahuan guru yang termasuk kategori rendah sampai sedang tersebut dapat dimengerti karena sebagian besar guru memiliki latar
belakang pendidikan agama, dan hanya sebagian kecil yang berasal dari pendidikan umum. Hal ini tentu berpengaruh terhadap penguasaan pengetahuan guru tentang pendidikan konservasi, dan pada akhirnya dapat berpengaruh pada kemampuan penguasaan materi ajar dan penyampaiannya kepada santri sebagai sasaran belajar. Untuk itu, diperlukan peningkatan kompetensi guru terkait dengan pelaksanaan pendidikan konservasi agar pelaksanaan pendidikan konservasi dapat efektif dan berhasil. Peningkatan kompetensi guru sangat penting, terutama pada pelaksanaan pendidikan konservasi dengan pendekatan integratif. Terkait dengan pelaksanaan pendidikan konservasi, hasil kuesioner juga menunjukkan ada beberapa saran yang disampaikan guru, sebagai berikut: 1.
Materi pendidikan konservasi, ditekankan pada pengetahuan tentang alam dan lingkungan hidup.
2.
Metode pembelajaran, ditekankan metode learning by doing (belajar sambil bekerja) dan doing by learning (bekerja dari belajar).
3.
Media pembelajaran, disarankan memanfaatkan audio-visual, buku teks ataupun potensi sumberdaya alam/lingkungan yang terdapat di dalam maupun di sekitar pesantren.
4.
Pendekatan
pembelajaran,
lebih
ditekankan
melalui
ekstrakurikuler
mengingat padatnya jam belajar santri, disamping juga dipandang lebih menyenangkan karena santri lebih banyak berinteraksi dengan suasana alami. 5.
Sistem evaluasi hasil pembelajaran, dapat dilakukan baik secara tertulis maupun non-tertulis (lisan dan observasi).
b. Sikap Sikap guru terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi (PK) di pesantren menunjukkan bahwa sebagian besar termasuk kedalam kategori sedang (77,27%), sebagian lain kategori tinggi (22,73%) dan tidak ada (0 %) yang termasuk kategori rendah. Artinya secara umum semua guru memberikan respon yang positif terhadap perlunya pemberian materi pendidikan konservasi di pesantren. Secara keseluruhan ada delapan pertanyaan yang terkait dengan sikap (respon) guru terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi (Lampiran 12), yang dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yakni: (1) respon terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren, (2) respon terhadap upaya
peningkatan kemampuan guru, dan (3) respon terhadap partisipasi guru dalam pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren. Hasil analisis rata-rata persentase sikap guru dari kuesioner yang disebarkan kepada guru dari ketiga kategori pertanyaan tersebut ditunjukkan pada Tabel 8. Tabel 8 Rata-rata persentase sikap guru untuk setiap aspek pelaksanaan pendidikan konservasi No. 1. 2. 3.
Aspek Respon pelaksanaan pendidikan konservasi Respon upaya peningkatan kemampuan guru Respon partisipasi guru Jumlah
Rataan (%) 12,5 41,0 46,5 100
Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa pada dasarnya guru menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren yang ditunjukkan dengan pernyataan kesediaan mengajar atau memasukkan materi pendidikan konservasi pada mata ajaran yang diajarkan, juga kesediaan mengikuti pelatihan untuk meningkatan kompetensi guru terkait pendidikan konservasi dan kerelaan berpartisipasi baik waktu, tenaga, pikiran, dan biaya di dalam pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren (Lampiran 12). Semua guru baik yang berlatar belakang pendidikan umum maupun pendidikan agama menyatakan sikap positif tentang pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren. Guru menunjukkan sikap antusias untuk mengikuti pelatihan maupun training dalam rangka peningkatan kompetensi untuk pembelajaran pendidikan konservasi. Hal ini dapat dinyatakan bahwa hampir semua guru juga menyatakan bersedia mengajar dan memasukkan materi konservasi pada mata ajaran yang diampunya, baik
guru yang mengajar mata pelajaran umum, mata pelajaran
agama menurut kurikulum Kemenag RI, maupun guru mata pelajaran agama berdasarkan kurikulum pesantren. Fakta ini menunjukkan bahwa guru memiliki keinginan yang kuat untuk mendapatkan penambahan kompetensi agar lebih optimal dalam menyampaikan bahan ajar kepada santri. Oleh karena secara umum kategori sikap guru masih tergolong sedang, maka untuk lebih memungkinkan pelaksanaan PK di pesantren berjalan lebih baik dengan keterlibatan partisipasi guru secara maksimal, maka masih diperlukan upaya pelatihan (training) dan/atau sosialisasi pendidikan konservasi sehingga
guru semakin memiliki sikap lebih positif dengan kerelaan yang tinggi untuk berpartisipasi aktif didalam pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren. c.
Keterampilan Hasil analisis kuesioner tentang keterampilan guru terkait pelaksanaan
pendidikan konservasi di pesantren menunjukkan bahwa sebagian (50 %) guru memiliki tingkat keterampilan guru dalam kategori rendah sebesar 50%, kategori sedang 40,91% dan kategori tinggi sebesar 9,09%. Dengan kalimat lain sebagian besar guru memiliki tingkat keterampilan dalam kategori sedang sampai rendah (90,91 %) dan hanya sebagian kecil (9,09 %) termasuk kategori tinggi. Ada lima pertanyaan terkait keterampilan yang diukur (Lampiran 13) yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok pertanyaan, yakni : (1) kompetensi keterampilan mengajar, (2) keterampilan pemanfaatan sumberdaya alam, dan (3) keterampilan pengelolaan limbah. Hasil perhitungan rata-rata persentase tingkat keterampilan untuk masing-masing kelompok pertanyaan tersebut ditunjukkan pada Tabel 9. Tabel 9 Rata-rata persentase tingkat keterampilan guru tentang konservasi No. 1. 2. 3.
Aspek Kompetensi mengajar Pemanfaatan sumberdaya alam Pengelolaan limbah Jumlah
Rataan (%) 23,64 70,91 13,64 100
Maksud dari kompetensi mengajar guru adalah kecukupan kompetensi yang dimiliki guru untuk dapat mengajar pendidikan konservasi. Adapun tentang keterampilan pemanfaatan sumberdaya alam adalah keterampilan guru di dalam pemanfaatan sumberdaya alam sebagai bahan dan media belajar, sedangkan keterampilan yang terkait pengelolaan limbah adalah keterampilan didalam membuat produk dari limbah melalui penerapan prinsip 4 R (reduce, reuse, recycle, dan replanting) (Lampiran 12). Dilihat dari masing-masing kelompok pertanyaan tersebut di atas, maka hasil kuesioner menunjukkan bahwa sebagian besar (59,09%) guru tidak memiliki kompetensi yang dibutuhkan sebagai guru pendidikan konservasi, karena sebagian besar guru di pesantren memiliki latar belakang pendidikan agama dan tidak disiapkan secara khusus untuk pengajaran pendidikan konservasi. Meskipun
demikian, ada beberapa guru yang diketahui memiliki keahlian (pengetahuan dan keterampilan) dalam bidang konservasi. Sebagian besar (81,82%) guru mampu memanfaatkan sumberdaya alam pesantren sebagai bahan ajar. Namun, masih ada sebagian (18,18%) tidak mampu memanfaatkan sumberdaya alam pesantren sebagai bahan ajar. Sebagian besar (68,18%) guru mampu memanfaatkan sumberdaya alam pesantren sebagai media belajar, tetapi guru sebanyak 31,82% tidak mampu memanfaatkan sumberdaya alam pesantren sebagai media belajar. Sebagian besar (72,73%) guru tidak memiliki keterampilan membuat produk dari sumberdaya alam, tetapi masih ada (27,27%) guru yang memiliki keterampilan membuat produk dari sumberdaya alam. Produk yang dapat dibuat oleh sebagian guru yaitu pupuk organik dari sampah organik, minyak kelapa dari kelapa, obat dari bunga rosela, mainan dari kayu bekas, dan baju anak dari potongan-potongan kain. Sebagian besar (86,36%) guru tidak memiliki keterampilan terkait dengan reduce, reuse, recycle, dan replanting. Hanya sebagian kecil (13,64%) guru yang memiliki keterampilan terkait dengan reduce, reuse, recycle, dan replanting. Keterampilan yang dimiliki yaitu hanya sebatas memanfaatkan barang-barang bekas menjadi produk baru. Rekapitulasi jawaban dari kuesioner menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil guru yang memiliki keterampilan terkait dengan lingkungan dan konservasi. Guru membutuhkan peningkatan keterampilan yang dapat diperoleh melalui pendidikan formal, kerjasama, ataupun pelatihan. Jika guru memiliki berbagai keterampilan terkait dengan lingkungan dan konservasi, maka akan memudahkan seorang guru memberikan bekal keterampilan kepada santri.
5.3.2
Santri
a. Karakteristik umum Karakteristik santri yang diidentifikasi meliputi jenis kelamin, umur, alamat asal, sekolah asal, lama mukim di pesantren, keanggotaan dalam organisasi, dan aktivitas ekstrakurikuler. Total jumlah santri Madrasah Aliyah tahun ajaran 2010-2011 yang menjadi subyek penelitian sebanyak 191 orang,
terdiri dari
92 santri laki-laki (48,17%) dan 99 santri perempuan (51,83%).
Jumlah santri perempuan relatif lebih banyak dibanding santri perempuan. Umur santri Madrasah Aliyah rentang 14-21 tahun, dengan jumlah terbanyak berumur 15 tahun (62 santri) (Gambar 17). Adapun santri yang berumur di atas 18 tahun merupakan santri kelas 3 MA yang sebelum naik ke tingkat MA terlebih dahulu mengikuti program kelas intensif, dan melakukan pengabdian (program salafy), sehingga saat memasuki jenjang MA usianya lebih tua daripada rata-rata usia santri lainnya.
Gambar 17 Persentase distribusi umur santri MA. Dilihat dari daerah asalnya, maka santri berasal dari berbagai daerah, dengan jumlah terbesar berasal dari Jabodetabek (81,68 %). Secara umum sebagian besar santri berasal dari pulau Jawa (Gambar 18). Kondisi daerah asal santri ini menggambarkan bahwa santri memiliki latar belakang sosial budaya yang beragam, sehingga apabila dikaitkan dengan pembelajaran pendidikan konservasi maka materi pendidikan konservasi yang akan diajarkan dapat memuat materi berskala lokal maupun nasional. Dilihat dari asal sekolah, maka sebagian besar santri Madrasah Aliyah Darul Muttaqien berasal dari MTs (88,48%), sisanya berasal dari SMP (11,52%). Hal ini menunjukkan bahwa santri madrasah aliyah sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan tingkat pertama di MTs, khususnya berkaitan dengan bekal pengetahuan agama yang cukup.
Gambar 18 Persentase distribusi asal daerah santri Rata-rata lama bermukim santri di Pesantren Darul Muttaqien berkisar 1 tahun sampai lebih dari 3 tahun. Lamanya mukim di pesantren menjadikan santri terbiasa dan tidak canggung dengan kehidupan pesantren, terutama yang menekankan perilaku baik. Kepengurusan Organisasi Pelajar Darul Muttaqien (OPDM) sepenuhnya dipegang oleh kelas 2 MA, sedangkan kelas 1 MA dan 3 MA keaktifan di organisasi hanya pada tingkat kepengurusan kelas. Kelas 1 MA merupakan kelas adaptasi, sehingga santri kelas 1 MA belum diperkenankan terlibat aktif di kepengurusan organisasi kesantrian, sedangkan kelas 3 MA tidak dilibatkan lagi secara aktif di kepengurusan OPDM karena kelas 3 MA difokuskan untuk persiapan Ujian Nasional dan Program Pengabdian Masyarakat sebagai laporan ilmiah syarat kelulusan dari MA. Peningkatan kompetensi pengurus OPDM dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan mengikutsertakan pada pelatihan, seminar, dan magang di instansi pendidikan, instansi pemerintahan, maupun instansi swasta. Santri MA Darul Muttaqien mayoritas (82,19%) mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler di Pesantren Darul Muttaqien meliputi ekstrakuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan. Ekstrakurikuler wajib merupakan kompetensi atau keterampilan yang harus dikuasai oleh semua santri tanpa terkecuali, sedangkan ekstrakurikuler pilihan hanya bersifat menampung serta mengembangkan bakat dan minat santri terhadap keterampilan tertentu sesuai pilihan santri, yakni satu atau lebih. Ekstrakurikuler wajib mencakup dua kegiatan utama yakni muhadhoroh (pidato) dan pramuka. Adapun ekstrakurikuler pilihan,
meliputi paskibra, pasus pramuka, seni beladiri (karate, wushu, dan tapak suci), kesenian (marawis, qosidah, nasyid, band, dan angklung), dan olahraga (sepak bola, basket, bulu tangkis, tenis meja, bola volly, dan kasti). Terkait dengan kemungkinan pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren, maka kebijakan tentang kegiatan ekstrakurikuler pilihan ini memberi peluang bagi santri Kelas 1 sampai Kelas 3 MA untuk memilih aktif di dalam kegiatan pendidikan . b. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan santri terkait permasalahan lingkungan Secara umum, santri memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan konservasi (Tabel 10). Tabel 10 Tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan santri terkait dengan permasalahan lingkungan No
Uraian
Rendah
Sedang
Tinggi
N
%
n
%
n
%
1
Pengetahuan (Kognitif)
12
6,3
107
56
72
37,7
2
Sikap (Afektif)
0
0
37
19,4
154
80,6
3
Keterampilan (Psikomotorik)
28
14,7
144
75,4
19
9,9
b.1 Pengetahuan Pengetahuan santri yang diukur berkaitan dengan lingkungan hidup dan permasalahannya. Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner yang disebarkan kepada santri diketahui bahwa secara umum rata-rata tingkat pengetahuan santri sebagian besar termasuk kategori sedang (56%), sebagian lain kategori tinggi (37,7%) dan kategori rendah (6,3%). Ada empat belas pertanyaan yang terkait tingkat pengetahuan yang ditanyakan kepada santri (Lampiran 5), yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok pertanyaan yakni terkait dengan penguasaan tentang: (1) konsep konservasi (6 pertanyaan), (2) jenis dan penyebab permasalahan lingkungan (4 pertanyaan), dan (3) pemanfaatan sumberdaya hayati (4 pertanyaan). Hasil perhitungan rata-rata tingkat pengetahuan santri untuk ketiga kelompok pertanyaan tersebut seperti disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11 Rata-rata persentase tingkat pengetahuan santri untuk setiap aspek pengetahuan konservasi No. 1. 2. 3.
Aspek Konsep konservasi Jenis dan penyebab permasalahan lingkungan Pemanfaatan sumberdaya hayati Jumlah
Rataan (%) 33,44 35,27 31,29 100
Hasil analisis kuesioner ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pengetahuan santri yang termasuk kategori sedang tersebut mencakup ketiga aspek pengetahuan di atas, yakni baik terkait dengan konsep konservasi (PK), jenis dan penyebab permasalahan lingkungan, dan pemanfaatan sumberdaya alam cenderung termasuk kategori kurang. Aspek teknis pelaksanaan pendidikan konservasi tersebut meliputi penguasaan materi yang akan disampaikan, media, metode, model evaluasi, dan pendekatan pelaksanaan program. Kondisi tingkat pengetahuan santri yang termasuk kategori rendah sampai sedang tersebut dapat dimengerti karena tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal santri sendiri, akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal. Peran guru sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat pengetahuan santri. Guru yang memiliki tingkat pengetahuan rendah sampai sedang terkait pendidikan konservasi, akan berpengaruh pada tingkat pengetahuan santri. Di samping itu, pendidikan guru yang sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan agama akan mempengaruhi penyampaian materi kepada santri. Hasil dari rekapitulasi jawaban kuesioner menggambarkan bahwa tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh santri terkait dengan konservasi, lingkungan hidup, dan masalah lingkungan hidup masih bervariasi dan cenderung kurang. Fakta di atas menunjukkan bahwa upaya untuk memberikan pengetahuan yang benar tentang konservasi melalui pendidikan konservasi sangat diperlukan dengan komponen materi yang sesuai. b.2 Sikap Sikap santri yang diukur berkaitan dengan konservasi dan permasalahan lingkungan hidup. Sebagian besar santri (80,63%) telah memiliki sikap yang tinggi terkait dengan lingkungan dan konservasi. Sebanyak 19,37% responden santri masuk dalam kategori sedang dan tidak ada responden santri (0,00%) yang
masuk dalam kategori rendah. Artinya secara umum semua santri memberikan respon yang positif terhadap pengelolaan lingkungan hidup. Secara keseluruhan ada delapan pertanyaan yang terkait dengan sikap (respon) santri terhadap konservasi dan permasalahan lingkungan (Lampiran 6), yang dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yakni: (1) tanggungjawab, (2) prinsip diri, dan (3) kebiasaan sehari-hari. Hasil analisis rata-rata persentase sikap santri dari kuesioner yang disebarkan kepada santri dari ketiga kategori pertanyaan tersebut ditunjukkan pada Tabel 12. Tabel 12 Rata-rata persentase tingkat sikap santri untuk setiap aspek sikap konservasi No. 1. 2. 3.
Aspek Tanggungjawab Prinsip diri Kebiasaan sehari-hari Jumlah
Rataan (%) 46,32 27,88 25,80 100
Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa pada dasarnya santri menunjukkan sikap positif terhadap pengelolaan lingkungan hidup yang ditunjukkan dengan pernyataan sikap positif terhadap pernyataan aspek konsep konservasi yaitu konservasi dalam teologi umum dan teologi Islam, pernyataan prinsip diri terdiri dari pernyataan yang mengandung keyakinan tentang sikap konservasi, dan pernyataan aspek kebiasaan sehari-hari meliputi sikap yang berhubungan dengan sampah baik organik maupun non organik, serta penggunaan sumberdaya. Sikap positif santri didukung adanya kehidupan pesantren yang selalu mendorong untuk selalu menjaga keseimbangan antara hubungan manusia dengan Tuhan (hablum minallah) merupakan hubungan yang bersifat vertikal yang terangkum dalam pengamalam aqidah dan syari’ah, dan hubungan manusia dengan sesama manusia dan alam merupakan penjabaran dari pengamalan syari’ah dan tasawuf yang dalam kehidupan sehari-hari teraplikasi dalam wujud fiqih dan akhlaq. Sikap santri tergolong tinggi merupakan kekuatan dalam penyelenggaraan pendidikan konservasi. Maka untuk lebih memungkinkan munculnya perilaku positif yang masuk kategori tinggi, perlu dilakukan upaya-upaya pemberian materi yang praktis dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adanya sikap positif diharapkan akan terbentuk perilaku positif yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari dan dapat mempengaruhi masyarakat untuk turut serta berperilaku positif selaras dengan lingkungan dan konservasi. b.3 Keterampilan Hasil analisis kuesioner tentang keterampilan santri terkait dengan konservasi dan lingkungan hidup pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren menunjukkan bahwa mayoritas masuk kategori sedang dengan persentase 75,39%. Sebanyak 9,95% responden santri kategori tinggi dan bahkan responden sebanyak 14,66% masih memiliki tingkat keterampilan dalam kategori rendah. Dengan kalimat lain sebagian besar santri memiliki tingkat keterampilan dalam kategori sedang sampai rendah (90,05%) dan hanya sebagian kecil (9,95 %) termasuk kategori tinggi. Ada sepuluh pertanyaan terkait keterampilan yang diukur (Lampiran 13) yang dikelompokkan menjadi empat kelompok pertanyaan, yakni: (1) pemanfaatan sumberdaya alam, (2) pengelolaan sampah dan limbah, (3) penanaman, dan (4) pemeliharaan satwa. Hasil perhitungan rata-rata persentase tingkat keterampilan untuk masing-masing kelompok pertanyaan tersebut ditunjukkan pada Tabel 13. Tabel 13 Rata-rata persentase tingkat keterampilan santri tentang konservasi No. 1. 2. 3. 4.
Aspek Pemanfaatan sumberdaya alam Pengelolaan sampah dan limbah Penanaman Pemeliharaan satwa Jumlah
Rataan (%) 41,23 31,78 15,50 11,49 100
Dilihat dari masing-masing kelompok pertanyaan tersebut di atas, maka hasil kuesioner menunjukkan bahwa sebagian besar (90,05%) santri tidak memiliki kompetensi terkait pemanfaatan sumberdaya alam dan pengolahan limbah dan sampah, karena sistem pendidikan di pesantren cenderung pada pembelajaran yang tekstual dan teroritis dengan indikasi banyaknya mata ajaran yang disampaikan, sempitnya jam pelajaran, dan adanya keterampilan guru yang cenderung kurang. Meskipun demikian, ada beberapa santri yang diketahui memiliki keahlian (pengetahuan dan keterampilan) dalam bidang pengolahan limbah. Maksud dari kompetensi santri adalah kecukupan kompetensi terkait pemanfaatan sumberdaya alam, pengolahan sampah dan limbah, penanaman, dan
perawatan satwa. Keterampilan dalam memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki santri sejauh mana dapat memanfaatkan sumberdaya alam menjadi sebuah produk baru. Keterampilan terkait dengan pengolahan sampah dan limbah yaitu keterampilan santri dalam pemanfaatan sampah organik maupun non organik menjadi produk baru, sedangkan pengolahan limbah terkait dengan keterampilan didalam membuat produk dari limbah melalui penerapan prinsip 4 R (reduce, reuse, recycle, dan replanting). Adapun penanaman terdiri dari keahlian santri bercocok tanam, sedangkan pemeliharaan satwa merupakan tips yang dimiliki santri dalam memelihara satwa (Lampiran 7). Hanya sebagian kecil santri yang memiliki keterampilan dalam memanfaatkan sumberdaya alam.
Sebagian santri
(79,06%) dapat membuat
berbagai jenis obat-obatan dari tumbuhan, hal ini berdasarkan pengalaman santri di lingkungan keluarganya, bahkan mereka pernah mengonsumsi beberapa jenis obat alami dari tumbuhan (Lampiran 9). Sebagian besar (72,25%) tidak dapat membuat obat-obatan dari satwa, hal ini dikarenakan santri sebagian besar memiliki latar belakang keluarga ekonomi menengah ke atas, sehingga ketika sakit lebih menyukai untuk mengonsumsi obat-obatan generik, karena dinilai lebih efektif dan efisien. Bahkan hanya 35,6% santri yang memiliki keterampilan membuat produk dari sumberdaya alam. Keterampilan santri terhadap pemanfaatan sumberdaya alam tergolong sedang dikarenakan lingkungan rumah dan lingkungan pesantren tidak mendukung pengembangan keterampilan santri. Padatnya jam pelajaran yang ada di pesantren serta sistim penyampaian materi cenderung lebih teoritis, menjadi latar belakang tingkat sedangnya keterampilan santri. Santri memiliki keterampilan dalam mengelola sampah dan limbah. Santri secara keseluruhan santri (95,81%) mengaku dapat membedakan antara sampah organik maupun non organik, akan tetapi berdasarkan pengamatan lapang, para santri mencampur sampah organik dengan non organik pada satu tempat dikarenakan tempat sampah yang disediakan memang tidak dikhususkan untuk masing-masing jenis sampah. Beberapa jenis kerajinan tangan dapat dihasilkan oleh santri, diantaranya pupuk kompos dari daun dan ranting tanaman, anyaman dari bambu, tas dari daun tanaman, dan kompos dari kotoran hewan. Hanya
sebagian kecil santri yang dapat membuat produk dari sampah non organik, seperti tempat alat tulis, vas bunga, tas, tikar, lampion, mainan anak-anak, bunga, dan bingkai poto. Responden santri mayoritas (79,06%) tidak dapat mengolah limbah air, bahkan hanya 47,64% santri yang memiliki keterampilan yang berkaitan dengan reduce, reuse, recycle, dan replanting. Rendahnya keterampilan santri pada aspek pengelolaan sampah dan limbah disamping karena pengetahuan santri yang kurang memadai, sarana prasarana pesantren yang kurang mendukung, dan tidak adanya fasilitator yang membimbing untuk pengembangan keterampilan santri. Bercocok tanam dapat dilakukan oleh sebagian besar santri (91,1%) baik santri yang memiliki asal pedesaan maupun perkotaan. Pesantren memiliki program untuk menjaga kondisi lingkungan, salah satunya dengan menanam pohon. Penanaman pohon di lahan pesantren juga melibatkan santri. Selain itu, program penelitian dari mahasiswa salah satunya juga menanam tanaman obat yang dalam praktiknya melibatkan peran santri. Peran santri yang selalu dilibatkan dalam kegiatan penanaman melatarbelakangi mahirnya santri dalam bercocok tanam. Santri sebesar 67,54% memiliki kiat dalam memelihara satwa. Satwa yang mereka pelihara di rumah berupa satwa domestikasi seperti kucing dan burung. Kiat memelihara satwa umumnya yang mereka lakukan yaitu dengan pemberian pakan dan minum, pembersihan kandang, dan perawatan kesehatan. Pada dasarnya santri menguasai teknis umum dalam pengelolaan satwa, meski baru sebatas satwa domestikasi, akan tetapi ke depannya dapat dikembangkan terhadap pengelolaan pada satwaliar. Keterampilan santri sangat beragam dan sebagian besar cenderung belum menguasai keterampilan di bidang lingkungan hidup dan konservasi. Hal ini menunjukkan perlu diberikan pemberian materi yang lebih menekankan pada aspek keterampilan. Materi yang lebih menekankan softskill santri yang akan meningkatkan minat, bakat, dan kreativitas santri untuk dapat membuat produk dan memanfaatkan jasa sebagai life skill yang akan menjadi bekal santri ketika hidup di tengah-tengah masyarakat. Pelatihan dan pendampingan membutuhkan
fasilitator yang profesional di bidang ini. Pelatihan keterampilan akan meningkatkan b.4 Harapan Terkait dengan pelaksanaan pendidikan konservasi, hasil kuesioner juga menunjukkan ada beberapa harapan yang disampaikan santri, sebagai berikut: 1.
Metode pembelajaran, menekankan pada praktek.
2.
Media pembelajaran, menggunakan audio-visual, buku teks ataupun lingkungan yang terdapat di dalam maupun di sekitar pesantren, serta kesenian (musik).
3.
Pendekatan
pembelajaran,
lebih
ditekankan
melalui
ekstrakurikuler
mengingat padatnya jam belajar, disamping juga dipandang lebih menyenangkan karena santri lebih banyak berinteraksi dengan suasana alami. 4.
Sistem evaluasi hasil pembelajaran, dapat dilakukan baik secara tertulis maupun non-tertulis (lisan dan observasi).
5.4
Karakteristik Responden dari Luar Pesantren Responden dari luar lingkungan pesantren yang diteliti karakteristiknya
adalah orang tua/wali santri dan warga masyarakat sekitar pesantren. Data orang tua/wali santri yang dikaji yaitu berkaitan dengan dukungan terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi. Data warga masyarakat sekitar pesantren yang dikaji yaitu terkait harapan adanya pelaksanaan pendidikan konservasi dalam upaya turut serta menyelesaikan permasalahan lingkungan di masyarakat. 5.4.1
Orang Tua/Wali Santri
a. Karakteristik Secara Umum Data pribadi responden orang tua/wali santri meliputi jenis kelamin, umur, alamat asal, tingkat pendidikan terakhir, jumlah anggota keluarga, keanggotaan di organisasi, hubungan dengan santri, pekerjaan, dan penghasilan rata-rata perbulan (Tabel 14). Orang tua yang mengunjungi santri sebagian besar ibu, sebagian lain ayah, dan sebagian lain ayah dan ibu. Responden orang tua/wali santri sebanyak 39 orang dengan komposisi pria (48,72%) dan perempuan (51,28%).
Tabel 14 Data pribadi responden orang tua/wali santri No
Karakteristik Responden
1.
Umur
2.
Jumlah (n)
Persentase (%)
<22 tahun
1
2,56
22-50 tahun
37
94,87
>50 tahun
1
2,56
Jabodetabek
36
92,31
Banten
1
2,56
Alamat
Jawa Barat selain Bogor
0,00
Jawa Tengah
0,00
Jawa Timur
0,00
Luar Jawa 3.
2
Pendidikan Terakhir Magister (S2)
3
7,69
Sarjana (S1)
10
25,64
Diploma III (D3)
3
7,69
Diploma II (D2)
0,00
Diploma I (D1)
1
2,56
SMA Sederajat
21
53,85
SMP Sederajat Sekolah Dasar (SD) 4.
0,00 1
2,56
Wiraswasta
13
33,33
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
12
30,77
Pegawai swasta
9
23,08
Jenis Pekerjaan
Petani
5.
5,13
0,00
Buruh
1
2,56
Lainnya
4
10,26
<1.000.000
1
2,56
1.000.000 s/d 2.000.000
6
15,38
2.000.001 s/d 3.000.000
5
12,82
3.000.001 s/d 4.000.000
7
17,95
>4.000.001
16
41,03
Tidak berpenghasilan
4
10,26
Pendapatan Rata-Rata Perbulan
Umur responden orang tua/wali santri bervariasi. Umur responden sebagian besar di atas 22 tahun sampai 50 tahun sebanyak 94,87% menunjukkan bahwa orang tua/wali santri mayoritas masuk kategori umur produktif. Umur produktif akan menghasilkan pemasukan keluarga secara optimal sehingga akan
berimplikasi terhadap kemampuan orang tua atau wali atas pemenuhan keperluan biaya proses belajar mengajar. Daerah asal orang tua atau wali santri mayoritas berasal dari wilayah Jabodetabek (92,31%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua/wali berdomisili dalam adat sunda. Jarak alamat rumah orang tua dengan pesantren berpengaruh terhadap intensitas tatap muka dengan santri di pesantren. Semakin dekat jarak rumah, maka intensitas menjenguk santri akan lebih intensif. Umumnya, orang tua atau wali santri menjenguk santri pada hari Jum‟at, Sabtu, dan Minggu. Tingkat pendidikan responden orangtua atau wali santri, memberikan pengaruh positif terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi. Berdasarkan pengisian kuesioner dan wawancara tidak terstrukur, semakin tinggi pendidikan responden, semakin banyak memberikan pendapat terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi. Meski sebagian besar lulusan SMA sederajat (53,85%), namun mereka memiliki pengetahuan yang cukup bahkan memiliki harapan yang tinggi terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi bagi santri. Jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan orang tua atau wali santri sebagian besar (61,54%) lebih dari dua orang. Banyak sedikitnya tanggungan keluarga, tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap dukungan finansial untuk pelaksanaan pendidikan konservasi bagi santri. Keaktifan di organisasi responden orangtua atau wali santri, memberikan pengaruh positif terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi. Responden sebanyak 41,03% terlibat aktif di kepengurusan maupun keanggotaan organisasi. Organisasi yang diikuti ada yang di tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan nasional. Berdasarkan pengisian kuesioner dan wawancara tidak terstrukur, semakin aktif dan semakin tinggi posisi orang tua atau wali santri di kepengurusan atau keanggotaan organisasi, maka semakin tinggi tingkat partisipasi terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi. Hubungan responden terhadap santri sebagian besar (94,87%) adalah anak dan sebagian lain yaitu cucu (2,56%) serta saudara kandung (2,56%). Persentase ini menunjukkan bahwa orang tua lebih banyak berperan dibandingkan dengan wali. Wali menggantikan peran orang tua ketika orang tua santri jaraknya jauh
dengan pesantren sehingga kontak fisik dengan santri relatif terbatas. Orang tua maupun wali sama-sama memberikan dukungan yang positif terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi. Pekerjaan orang tua/wali santri sebagian besar (33,33%) yaitu wiraswasta. dan Pegawai Negeri Sipil (30,77%) Berdasarkan tabulasi silang antara jenis pekerjaan dengan pendapat terkait pelaksanaan pendidikan konservasi, tidak berpengaruh antara jenis pekerjaan dengan partisipasi dukungan pelaksanaan pendidikan konservasi. Apapun jenis pekerjaanya, orang tua atau wali santri tetap mendukung adanya pelaksanaan pendidikan konservasi. Tingkat penghasilan orang tua atau wali santri tidak memberikan pengaruh terhadap partisipasi responden terkait dukungan finansial dalam pelaksanaan pendidikan konservasi. Umumnya mereka siap membayar jika ada kebutuhan dana yang harus dipenuhi terkait pelaksanaan pendidikan konservasi dengan syarat dana yang harus dipenuhi disesuaikan dengan kemampuan orang tua atau wali santri. Orang tua atau wali santri sebagian besar (41,03%) berpenghasilan di atas empat juta dan terdapat 10,26% responden yang tidak berpenghasilan. Responden yang tidak berpenghasilan dari kalangan ibu rumah tangga dan mahasiswa yang menjadi wali santri. Namun, meskipun mereka tidak memiliki penghasilan sendiri mereka menyatakan akan tetap berpartisipasi secara finansial. Bagi ibu rumah tangga yang suaminya bekerja, akan menggunakan uang dari suami berdasarkan kesepakatan diantara keduanya, sedangkan bagi wali santri dari kalangan mahasiswa, responden akan mengkomunikasikan kepada orang tua mereka terkait pembiayaan pada pelaksanaan pendidikan konservasi. Orang tua atau wali santri memiliki latar belakang yang bervariasi, akan tetapi hal itu tidak mempengaruhi tingkat partisipasi dan dukungan terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi. Jenis kelamin, umur, daerah asal, tingkat pendidikan terakhir, jumlah anggota keluarga, keanggotaan di organisasi, hubungan dengan santri, pekerjaan, dan penghasilan rata-rata perbulan orang tua atau wali santri tidak memiliki efek yang siginifikan terhadap upaya dukungan orang tua atau wali santri terkait pelaksanaan pendidikan konservasi. Apapun program yang dibentuk oleh pesantren, asal dapat memberikan manfaat kepada santri maka orang tua atau wali santri akan siap mendukung.
b.Karakteristik Berdasarkan Kuesioner b.1. Pendapat Responden orang tua/wali santri secara keseluruhan (100%) menyatakan persetujuannya bahwa santri harus menguasai ilmu agama, ilmu umum, dan keterampilan.
Responden
menjelaskan
bahwa
santri
membutuhkan
tiga
penguasaan bidang ilmu tersebut agar bahagia di dunia dan akhirat. Ilmu agama dengan prinsip tafaqquh fiddin (penguasaan dan pengamalan agama) untuk kepentingan komunikasi secara vertikal (Tuhan), sedangkan ilmu umum dan keterampilan untuk komunikasi secara horizontal (manusia dan alam). Responden secara keseluruhan (100%) menyatakan persetujuannya jika santri mendapatkan materi tentang konservasi atau lingkungan hidup. Hal ini didukung pendapat orang tua yang menyetujui adanya penambahan jam pelajaran terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi, bahkan orang tua/wali santri menyatakan kesediaannya berpartisipasi secara moril dan materil. Hasil analisis kuesioner menunjukkan bahwa responden orang tua atau wali santri memiliki pendapat yang positif dalam pelaksanaan pendidikan konservasi. Apa yang disampaikan orang tua atau wali santri akan menjadi masukan bagi pesantren dalam membuat konsep pendidikan yang ideal dengan terus melibatkan peran orang tua. Shaleh (2005) menyatakan bahwa istilah tri pusat pendidikan (tiga macam lingkungan pendidikan) yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat harus saling memberikan pengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam upaya mencapai kedewasaannya. Orang tua menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak dalam perkembangan masyarakat modern karena tidak semua tugas pendidikan dapat dilaksanakan oleh orang tua. Pendidikan di lingkungan keluarga dengan pendidikan di sekolah keduanya harus bekerja sama (Shaleh 2005). b.2. Sikap Sikap orang tua atau wali santri berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan konservasi sebagian besar masuk kategori tinggi (92,31%), sebanyak 7,69% kategori sedang, dan tidak ada responden yang masuk dalam kategori rendah (0%).
Sebanyak 94,66% orang tua atau wali santri percaya penuh bahwa pesantren dapat mencetak kepribadian santri yang unggul. Responden yang menyetujui berdasarkan fakta yang selama ini diketahui bahwa lulusan pesantren memiliki akhlak dan kepribadian yang lebih baik, serta memiliki pengetahuan dan pengamalan ibadah yang lebih baik jika dibanding dengan lulusan sekolah umum. Hasil analisis menunjukkan bahwa orang tua/wali santri mendukung pelaksanaan pendidikan konservasi. Hal ini ditunjukkan adanya orang tua/wali santri sebesar 94,88% mengizinkan santri praktek di luar lingkungan pesantren. Selain itu, orang tua/wali santri bersedia mengeluarkan tambahan dana untuk kebutuhan pelaksanaan pendidikan konservasi. Bahkan orang tua/wali santri bersedia berpartisipasi aktif secara moril dan materil untuk mendukung pelaksanaan pendidikan konservasi bagi santri 5.4.2
Tokoh masyarakat sekitar pesantren Data pribadi responden tokoh masyarakat sekitar meliputi umur,
pekerjaan, dan pendidikan (Tabel 15). Tabel 15 Data pribadi responden tokoh masyarakat sekitar pesantren No
Karakteristik Responden
1.
Umur :
2.
3.
Jumlah (n)
Persentase (%)
25 - 39 tahun
2
28,57
40 - 49 tahun
2
28,57
50 tahun ke atas Jenis Pekerjaan :
3
42,86
Perangkat Desa
1
14,29
PNS
5
71,43
Petani Pendidikan Terakhir :
1
14,29
Sekolah Dasar (SD)
1
14,29
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
0,00
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
1
14,29
Sarjana (S1)
5
71,43
Tokoh masyarakat desa lingkar pesantren yaitu tokoh masyarakat yang ada di Desa Jabon Mekar, baik formal maupun non formal. Tokoh masyarakat secara formal meliputi meliputi keperangkatan desa, sedangkan tokoh masyarakat secara non formal pemuka agama dan aktivis organisasi di desa.
Responden tokoh masyarakat yang tinggal di sekitar pesantren, pada umumnya berumur di atas 50 tahun (42,86%). Pada dasarnya, seseorang yang ditunjuk menjadi tokoh masyarakat tidak dibatasi oleh umur. Muda maupun tua, keduanya memiliki peluang yang sama menjadi tokoh masyarakat. Sebagian besar (71,43%) responden tokoh masyarakat memiliki mata pencaharian sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Jenis pekerjaan yang dimiliki responden menunjukkan bahwa tokoh masyarakat memiliki jenis pekerjaan yang bervariasi. Pekerjaan tokoh masyarakat yang beragam ini menunjukkan bahwa seseorang yang ditunjuk menjadi tokoh masyarakat tidak dibatasi oleh jenis pekerjaan apapun. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh tokoh masyarakat sebagian besar adalah sarjana (S1) yaitu sebanyak 71,43%. Persentase ini menunjukkan bahwa tokoh masyarakat yang tinggal di sekitar pesantren umumnya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Meskipun begitu, tinggi rendahnya pendidikan tidak menjadi kendala seseorang untuk ditunjuk sebagai tokoh masyarakat. Serendah apapun tingkat pendidikannya, jika mampu menggerakkan masyarakat, maka orang tersebut yang akan lebih diikuti oleh masyarakat. Hasil wawancara menunjukkan seluruh responden menyatakan keberadaan Pesantren Darul Muttaqien memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Adapun bentuk manfaat yang dapat dirasakan oleh warga meliputi manfaat ekologi, ekonomi, sosial, dan budaya. Manfaat ekologi pesantren yang dinyatakan oleh tokoh masyarakat, yaitu adanya iklim mikro di sekitar pesantren yang sejuk dengan adanya penanaman pohon lindung di sekitar. Masyarakat mengikuti cara pesantren untuk menanam pohon agar memperoleh manfaat lingkungan yang lebih besar, salah satunya untuk mengurangi panas di sekitar rumah. Manfaat ekonomi yang dirasakan masyarakat dengan keberadaan pesantren adalah peningkatan pendapatan sebagian warga masyarakat sekitar pesantren dengan adanya penyerapan tenaga kerja. Manfaat sosial yaitu tersedianya lembaga pendidikan bagi warga masyarakat sekitar, dan adanya fasilitas kesehatan. Manfaat budaya yang dirasakan oleh warga masyarakat yaitu terpeliharanya budaya-budaya Islam.
Sekolah dengan masyarakat terdapat hubungan erat dan saling mempengaruhi satu sama lainnya (Hasbullah 2006). Diantara beberapa pengaruh yang dapat diperankan oleh sekolah terhadap perkembangan masyarakat di lingkungannya yaitu: 1.
Mencerdaskan kehidupan masyarakat
2.
Membawa bibit pembaharuan bagi perkembangan masyarakat
3.
Menciptakan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat
4.
Memunculkan sikap-sikap positif dan konstruktif bagi masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat Masyarakat dengan segala atribut dan identitasnya yang memiliki
dinamika
ini,
secara
langsung
akan
berpengaruh
terhadap
pendidikan
persekolahan. Pengaruh-pengaruh teratur yaitu (1) terhadap orientasi dan tujuan pendidikan, dan (2) terhadap proses pendidikan di sekolah (Hasbullah 2006). Lingkungan masyarakat menurut Shaleh (2005) juga mempunyai pengaruh pendidikan anak di sekolah yaitu terhadap pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah, sekolah dan masyarakat mempunyai hubungan timbal balik, sekolah menerima pengaruh masyarakat, dan masyarakat dipengaruhi oleh hasil pendidikan sekolah. Salah satu tugas sekolah yaitu mengenalkan anak agar belajar hidup di masyarakat belajar memahaminya dan mengenal baik buruknya. Dengan demikian,
diharapkan
agar
anak
memahami
dan
menghargai
suasana
masyarakatnya. Tokoh masyarakat yang tinggal di sekitar pesantren adalah orang-orang yang memiliki pengaruh besar di masyarakat tanpa dibatasi umur, pendidikan, maupun pekerjaan.Tokoh masyarakat menilai pesantren memiliki multi fungsi dan multi peran bagi perkembangan masyarakat, sehingga keberadaan pesantren sangat penting. Tokoh masyarakat juga memiliki harapan yang besar adanya penyelenggaraan pendidikan konservasi bagi santri, sehingga dapat membantu menyelesaikan permasalahan lingkungan.
5.5
Persepsi Para Pihak tentang Pelaksanaan Pendidikan Konservasi di Pesantren Persepsi para pihak terkait pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren
menunjukkan setuju tidaknya terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren (Tabel 16). Pelaksanaan pendidikan konservasi disetujui oleh para pihak dengan berbagai alasan. Pendidikan konservasi dianggap sangat penting karena sebagai sarana pembekalan santri untuk dapat turut serta menyelesaikan permasalahan lingkungan. Selain itu, pendidikan konservasi juga merupakan komponen penerapan program eco-pesantren dengan menghubungkan ajaranajaran agama menjadi motivasi untuk mewujudkan santri dan pesantren berwawasan lingkungan. Tabe l6 Persepsi warga pesantren terhadap pelaksanaan pendidikan konservasi di Pesantren Darul Muttaqien No.
Responden
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Santri Guru Pimpinan Pesantren Kepala Madrasah Tenaga Administrasi Karyawan Orang tua/wali Santri Tokoh Masyarakat Pengambil Kebijakan Pakar Jumlah
Jumlah (n) 191 22 1 1 6 1 39 7 3 2 273
Setuju n 191 18 1 1 6 1 39 7 3 2 268
Tidak Setuju % 100 81,82 100 100 100 100 100 100 100 100 98,53
n 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 4
% 0 18,18 0 0 0 0 0 0 0 0 1,47
Pelaksanaan pendidikan konservasi disetujui oleh pihak internal pesantren. Secara kelembagaan, Pimpinan Pesantren dan Kepala Madrasah Aliyah menyetujui pelaksanaan pendidikan konservasi bagi santri. Tenaga administrasi dan karyawan juga menyetujuinya bahkan mereka berkomitmen untuk terlibat aktif untuk keberhasilan program pendidikan konservasi. Santri secara keseluruhan menyatakan persetujuannya, bahkan santri terlihat sangat antusias untuk mengikuti program pendidikan konservasi. Hampir keseluruhan guru menyatakan persetujuannya, hanya sebagian kecil yang tidak menyetujuinya. Alasan guru yang tidak menyetujuinya dikarenakan beberapa hal: (1) jadwal pesantren yang sudah terlalu padat, sehingga pelaksanaan pendidikan konservasi akan menambah beban mata ajaran bagi santri, selain juga menambah beban bagi
guru, dan (2) tidak terdapat ujian tertulis pada pendidikan konservasi, sehingga pelaksanaannya dinilai belum terlalu penting. Pihak eksternal pesantren juga menyetujui pelaksanaan program pendidikan konservasi. Tokoh masyarakat desa sekitar pesantren, orang tua/wali santri, pengambil kebijakan, dan pakar menyetujui pelaksanaannya. Adapun pengambil kebijakan dan pakar ahli juga memberikan pendapat terkait dengan pendekatan, media, metode, materi, dan evaluasi pelaksanaan program pendidikan konservasi. Pendekatan pelaksanaan pendidikan konservasi berdasarkan persepsi berbagai pihak, yaitu pendekatan kurikuler dan non kurikuler. Pendekatan kurikuler dengan cara integratif, memasukkan materi konservasi ke dalam mata ajaran yang sudah ada, baik mata ajaran umum maupun agama, misalnya IPA, IPS, tafsir, dan hadits. Pendekatan non kurikuler dengan cara ekstrakurikuler karena mengingat kondisi sistem pembelajaran pesantren dengan jadwal yang sangat padat. Media yang dapat digunakan yaitu dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Lingkungan merupakan prioritas utama yang disarankan oleh para pihak sebagai media pembelajaran. Selain itu, media yang dapat digunakan yaitu audio-visual dan textbook. Menurut pengambil kebijakan, untuk lebih mudah diterima oleh komunitas, maka media yang digunakan yaitu buku-buku lingkungan maupun kitab tentang lingkungan dengan menggunakan bahasa Arab, misalnya fiqih lingkungan. Media yang dipilih menunjukkan bahwa responden menginginkan inovasi dan kombinasi media pembelajaran untuk mengefektifkan pelaksanaan pendidikan konservasi. Proses pembelajaran dapat lebih menarik dan diminati dengan menggunakan dan membuat media pembelajaran yang lebih bervariatif, juga dengan menggunakan media baru seperti audio visual tanpa menghilangkan media lama seperti hand out. Hamalik
(1994)
dalam
Arsyad
(2009) menyatakan media merupakan alat komunikasi guna meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar. Gerlach dan Ely (1971) dalam Arsyad (2009) menyatakan bahwa media secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Gerlach dan Ely (1971) dalam Arsyad (2009) lebih
lanjut menyatakan, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media, bahkan media dalam proses belajar mengajar secara lebih khusus diartikan sebagai alat-alat geografis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Metode pembelajaran pendidikan konservasi yang diinginkan responden hampir merata. Metode pembelajaran yang diinginkan yaitu seimbang antara pemberian teori dan praktek dengan cara eksperimen, diskusi, karyawisata (fieldtrip), observasi, bermain peran (role playing), dan pengajaran proyek. Pengambil kebijakan menjelaskan bahwa konservasi lingkungan melalui tiga hal, yaitu: (1) gerakan pencerahan atau pengembangan wawasan di bidang lingkungan terhadap warga pesantren dengan sistim contoh yang baik (uswatun hasanah), (2) gerakan penyadaran melalui pelatihan dan dialog, dan (3) gerakan advokasi atau pendampingan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa responden menginginkan adanya variasi, inovasi dan kombinasi metode pembelajaran dalam proses pelaksanaan pendidikan konservasi. Shaleh (2005) menyatakan bahwa banyak metode belajar-mengajar yang telah dikenal guru, akan tetapi bagaimana menggunakan suatu metode dengan pendekatan keterampilan agar menunjang siswa belajar aktif masih menjadi problem, sehingga hal ini akan mejadi titik tolak uraian dalam peninjauan diagram yang menggambarkan hubungan antara beberapa metode yang dianggap cukup penting dalam pengaturan cara belajar. Beberapa metode belajar yang dianggap cukup penting dalam pengaturan cara belajar, yaitu (1) metode pemberian tugas, (2) metode demonstrasi dan eksperimen, (3) metode proyek, (4) metode diskusi, (5) metode karyawisata, (6) metode tanya jawab, (7) metode sosiodrama dan bermain peran, (8) metode bercerita, (9) metode latihan, dan (10) metode ceramah (Shaleh 2005). Dale (1969) dalam Arsyad (2009) menyatakan pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, karena melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba yang dikenal dengan istilah learning by doing (belajar dari bekerja). Evaluasi yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan konservasi yaitu evaluasi tertulis maupun non tertulis. Evaluasi tertulis melalui tes dan pengisian
kuesioner, sedangkan non tertulis melalui lisan (tanya jawab maupun diskusi) dan observasi. Menurut Shaleh (2005), alat penilaian ada yang berbentuk tes dan ada yang berbentuk non-tes. Alat penilaian berbentuk tes merupakan semua alat penilaian yang hasilnya dapat dikategorikan menjadi benar dan salah, misalnya penilaian untuk mengungkapkan aspek kognitif dan psikomotorik. Alat penilaian non-tes hasilnya tidak dapat dikategorikan benar salah, dan umumnya dipakai untuk mengungkapkan aspek afektif. Materi yang diusulkan yaitu skala lokal, nasional, dan global. Diantaranya: (1) pengelolaan lingkungan hidup dan alam berdasarkan teologi umum dan teologi Islam, (2) penanaman, (3) daur ulang sampah dan limbah, dan (4) konservasi tanah dan air. Hal ini menunjukkan bahwa guru telah memiliki harapan yang cukup besar terhadap pemberian materi pendidikan konservasi yang dipenuhi dengan materi tentang peranan lingkungan hidup dan alam sekitar untuk kesejahteraan manusia. Persepsi para pihak yang menyetujui pelaksanaan pendidikan konservasi merupakan kekuatan dan peluang untuk keberhasilan pelaksanaan pendidikan konservasi. Persetujuan dari pihak internal pesantren merupakan kekuatan, sehingga para pelaku dan sasaran program dapat mengikuti program dengan baik. Adapun persetujuan dari pihak eksternal kampus merupakan peluang untuk mengakses dukungan positif, baik dukungan moril maupun materil. Dukungan yang positif dari pihak eksternal dapat menjadi embrio adanya kerjasama untuk mengakses program, baik di instansi pemerintah maupun swasta sehingga keberhasilan program pendidikan lingkungan didukung oleh multi pihak dan para stakeholder.
5.6 Program Non Kurikuler Pesantren yang Berkaitan dengan Lingkungan Pondok Pesantren Darul Muttaqien telah berupaya melakukan programprogram non kurikuler yang berkaitan dengan lingkungan. Kebijakan pesantren yang berhubungan dengan lingkungan ini ditempuh melalui kegiatan programprogram untuk menciptakan kehidupan pesantren berwawasan lingkungan, baik secara formal maupun non formal. Kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup berupa aktivitas yang sifatnya gerakan dan praktek serta tidak masuk dalam
kurikulum. Bukti nyata bahwa pesantren telah melaksanakan program ini adalah diraihnya predikat juara pertama Penataan Lingkungan Kategori Pondok Pesantren se-Jawa Barat pada tahun 2000. Hasil pengamatan di lapangan memperlihatkan bahwa secara fisik Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bogor memiliki lingkungan pesantren yang bersih, indah, tertata rapi, dan tampak hijau. Program pesantren yang terkait dengan lingkungan dicanangkan dalam rencana strategis Pesantren Darul Muttaqien. Pesantren Darul Muttaqien telah melakukan beberapa program berkaitan dengan upaya menciptakan lingkungan pesantren yang asri dan nyaman. Program tersebut diantaranya pengelolaan sumberdaya lahan, pengelolaan sumberdaya air, dan peningkatan hubungan sosial kerja sama yang dijabarkan menjadi berbagai bentuk kegiatan. 5.6.1 Program non-kurikuler inisiasi internal pesantren 5.6.1.1 Pengelolaan sumberdaya lahan a. Penghijauan lingkungan pesantren Program penghijauan melibatkan seluruh warga pesantren dan telah dilaksanakan secara berkelanjutan sejak tahun 1980an. Jenis tanaman yang telah ditanam berupa tanaman keras, diantaranya yaitu jati (Tectona grandis L.), trembesi (Samanea saman), mahoni (Swetenia macrophylla), bintaro (Cerbera manghas), butun (Barringtonia asiatica), dan sengon (Paraserienthas falcataria) (Gambar 19).
Gambar 19 Budidaya tanaman keras (a) Jati (Tectona grandis L.) umur 9 tahun yang ditanam pada tahun 2002 di lahan Pesantren Darul Muttaqien; (b) pembibitan sengon (Paraserienthas falcataria) Pesantren selain membudidayakan tanaman keras, juga membudidayakan tanaman hias seperti oliana (Syzygium oleina) (Gambar 20a) dan mengoleksi beberapa tanaman obat (Gambar 20 b). Tanaman hias ini dibudidayakan untuk dijual kepada para pengoleksi tanaman. Tanaman obat yang dikoleksi pesantren
diantaranya kumis kucing (Orthosiphon stamineus), kayu urip (Euphorbia tirucali L.), nanas kerang (Rhoeo discolor (L.Her) Hance.), lidah buaya (Aloe vera L.), pecah beling (Sericocalyx crispus (L.) Bremek.), daun jinten (Coleus amboinicus Lour.), pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis L.Vahl.), jengger ayam (Celosia cristata L.), sambang getih (Hemigraphis colorata Hall f.), dan jenis tanaman obat lainnya (Gambar 20 b). Koleksi tanaman obat ini sebagai percontohan tanaman obat keluarga (TOGA) dan untuk mensosialisasikan pemanfaatan alam sebagai upaya kemandirian pengobatan secara tradisional dengan prinsip back to nature. Pesantren juga memanfaatkan lahan untuk membudidayakan tanaman buah yaitu pisang (Musa paradisiaca Linn.) dan pepaya (Carica papaya L.), serta tanaman pakan yaitu sente (Alocasia macrorrhiza). Tanaman buah diperuntukkan untuk konsumsi warga pesantren, sedangkan tanaman pakan dimanfaatkan sebagai pakan ikan.
Gambar 20 Budidaya tanaman non keras (a) Tanaman hias daun pucuk merah/oliana (Syzygium oleina) yang ditanam di lahan penanaman; (b) koleksi tanaman obat di Pesantren Darul Muttaqien. b. Budidaya ikan Kolam-kolam ikan atau empang dibangun di beberapa lokasi di lingkungan pesantren sebagai tempat budidaya ikan patin, ikan gurami, dan ikan lele (Gambar 21). Ikan hasil budidaya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani di lingkungan pesantren maupun untuk dijual.
Gambar 21 Empang ikan di lahan pesantren. 5.6.1.2 Pengelolaan sumberdaya air a.
Pemanfaatan air limbah Air limbah kamar mandi dibuang ke kolam pemeliharaan ikan, sehingga
air limbah dapat dimanfaatkan sebagai sumber air untuk kolam tersebut. Hal ini menunjukkan upaya pesantren untuk memanfaatkan air limbah secara optimal b.
Pemantauan kualitas air pesantren Sumber air di pesantren yaitu air sumur bor yang berlokasi di sekitar
pesantren. Jumlah sumur bor yang ada di pesantren sebanyak 10 sumur. Pada bulan November 2010, pesantren melakukan analisis air sumur dengan menggunakan jasa perusahaan konsultan lingkungan dan kimia. Pengukuran analisis kualitas air secara berkala dilakukan pihak pesantren agar penggunaan air dapat terkontrol dan dapat dipastikan keamanan penggunaannya. c.
Penyediaan air dengan membuat penadah air hujan Penadah air hujan ini berfungsi sebagai penyedia air sepanjang musim
sehingga pesantren dapat terhindar dari kekurangan air (Gambar 22). Penadah air hujan ini berfungsi sebagai daerah tangkapan dan resapan air, yang berfungsi untuk persediaan air bagi pesantren di sepanjang musim.
Gambar 22 Penadah air hujan di lahan Pesantren Darul Muttaqien.
d.
Sterilisasi air minum Pesantren telah mengupayakan pemanfaatan sumberdaya air secara
optimal dengan menggunakan sebagai air minum tanpa direbus terlebih dahulu (Gambar 23). Air minum ini merupakan air mentah yang berasal dari air pompa yang diberi alat sterilisasi sehingga dapat diminum secara langsung tanpa perlu dimasak terlebih dahulu. Proses sterilisasi ini menunjukkan bahwa pesantren telah berusaha menerapkan prinsip efektif dan efisiensi dalam pemanfaatan sumberdaya alam.
Gambar 23 Air mentah melalui proses sterilisasi yang dapat dimanfaatkan langsung sebagai air minum. e.
Rencana pembangunan danau buatan pesantren Pimpinan pesantren berencana membuat danau buatan di atas tanah yang
sudah dibeli oleh pesantren. Biaya yang dibutuhkan terkait pembuatan danau buatan ini diperkirakan sekitar 1 sampai 1,5 milyar rupiah. Danau buatan ini diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat umum. Masyarakat diizinkan untuk mengambil air sebanyak-banyaknya dengan syarat harus tetap menjaga air danau dari pencemaran. 5.6.2
Program non-kurikuler inisiasi eksternal pesantren
5.6.2.1 Kegiatan penelitian mahasiswa Pesantren menjalin kerjasama baik secara formal maupun non formal dalam bidang lingkungan hidup. Kerjasama dimaksudkan untuk dapat memperlancar program-program lingkungan yang dicanangkan oleh pihak pesantren yang tujuannya tidak hanya untuk kepentingan lingkungan pesantren, tetapi juga kepentingan lingkungan secara luas.
Pesantren sering menjadi lokasi penelitian dari kalangan mahasiswa perguruan tinggi. Kajian penelitian terkait dengan lingkungan yaitu program kreativitas mahasiswa bidang pengabdian (PKMM) (Gambar 24). PKMM yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2010 ini, kegiatannya berupa penanaman tanaman obat yaitu kumis kucing (Orthosiphon stamineus), pegagan (Centella asiatica L. Urban), dan rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.) serta pembuatan keterampilan dari barang-barang bekas.
Gambar 24 Program kreativitas mahasiswa (Februari-Juni 2010). 5.6.2.2 Kunjungan Pada bulan April 2010, pesantren menerima kunjungan dari peserta Konferensi Internasional Perubahan Iklim dari 14 negara (Gambar 25). Konferensi ini digagas oleh Kota Bogor sebagai upaya membangun kota hijau masa depan dan sekaligus untuk mendeklarasikan Kota Bogor sebagai Green City. Pada kunjungan tersebut, peserta konferensi diberi kesempatan menanam pohon sawo (Chrysophyllum cainito) di halaman asrama putri.
Gambar 25 Kunjungan peserta konferensi perubahan iklim (April 2010). Pesantren juga menerima kunjungan ecostudy dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Garut pada bulan Desember 2010. Kunjungan ini dalam rangka pengenalan pengelolaan lingkungan di dalam lingkungan sekolah dan pondok pesantren. Hal ini menunjukkan bahwa Pesantren Darul Muttaqien
telah dikenal di berbagai kalangan instansi pemerintahan terkait dengan peran lembaga pendidikan yang dapat menjadi lokasi penelitian dan study banding dalam mengembangkan sekolah berbudaya lingkungan. Kondisi lingkungan pesantren dan beberapa program yang telah dilaksanakan pesantren merupakan kekuatan dan peluang untuk menerapkan pendidikan konservasi. Potensi sumberdaya yang ada di pesantren dan programprogram pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilakukan oleh pesantren dapat dikembangkan sebagai sumber pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, tempat pembelajaran, dan tujuan pembelajaran, sehingga dapat menjadi pesantren berbudaya lingkungan (Gambar 26).
Gambar 26 Pemanfaatan sumberdaya lingkungan pesantren dalam kegiatan pembelajaran.
5.7
Program Kurikuler Pesantren yang Berkaitan dengan Lingkungan Pesantren
Darul
Muttaqien
menggunakan
tiga
kurikulum
dalam
pelaksanaan program pendidikan, yaitu kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional RI, kurikulum Kementerian Agama RI, dan kurikulum pesantren. 5.7.1 Kurikulum Kemendiknas RI Mata ajaran yang mengacu pada kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional RI yang dapat dijadikan menjadi wadah integrasi materi konservasi yaitu mata ajaran biologi, sosiologi, dan bahasa Inggris. Mata ajaran biologi menjadi wadah integrasi materi konservasi yang diperuntukkan kelas X, XI IPA, dan XII IPA. Mata ajaran sosiologi menjadi wadah integrasi materi konservasi yang diperuntukkan untuk kelas XI IPS dan XII IPS, sedangkan mata ajaran bahasa Inggris diperuntukkan kelas XI Bahasa dan kelas XII Bahasa. Materi konservasi yang disisipkan disesuaikan dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan
oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, serta disesuaikan dengan pokok bahasan pada buku pegangan Pesantren Darul Muttaqien, yaitu buku terbitan Departemen Pendidikan Nasional. 5.7.2 Kurikulum Kemenag RI Mata ajaran
kurikulum Kementerian Agama RI yang dapat dijadikan
wadah integrasi materi konservasi yaitu mata ajaran fiqih, aqidah akhlak, alqur‟an hadits, dan bahasa Arab. Mata ajaran fiqih dan al-qur‟an hadits diperuntukkan semua tingkat kelas dan semua program jurusan, mata ajaran aqidah akhlak diperuntukkan semua program jurusan dan selain tingkat kelas XII MA, sedangkan mata ajaran bahasa Arab diperuntukkan kelas XI Bahasa dan XII Bahasa. Materi konservasi yang disisipkan disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah, serta disesuaikan dengan pokok bahasan pada buku pegangan Pesantren Darul Muttaqien, yaitu buku terbitan Karya Thoha Putra Semarang. 5.7.3 Kurikulum Pesantren Mata ajaran kurikulum pesantren yang dapat dijadikan menjadi wadah integrasi materi konservasi yaitu mata ajaran fiqih, tafsir, dan hadits. Mata ajaran fiqih, tafsir, dan hadits diperuntukkan semua tingkat kelas dan semua program jurusan. Materi konservasi yang disisipkan disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan oleh pesantren sesuai dengan kitab salaf atau kitab kuning yang digunakan sesuai dengan kebijakan pimpinan pesantren.
5.8 Penyelenggaraan Pendidikan Konservasi dalam Eco-Pesantren Pendidikan konservasi merupakan salah satu komponen penting dalam penyelenggaraan eco-pesantren. Pendidikan konservasi untuk santri di pesantren sebagai wujud aplikasi proses belajar mengajar materi konservasi dan lingkungan hidup berdasarkan ajaran Islam dan wujud partisipasi pelestarian lingkungan
hidup di pondok pesantren dan sekitarnya. Penyampaian materi konservasi dalam bentuk pendidikan konservasi menjadi bekal bagi santri sebagai generasi penerus bangsa yang islami, yang akan menjadi anggota masyarakat, pengambil keputusan, dan pelaku lingkungan. Penyampaian materi konservasi untuk santri dapat dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi maupun berupa kegiatan ekstrakurikuler. Kementerian Lingkungan Hidup RI (2008) menyatakan bahwa model pembelajaran dan metode belajar yang bervariasi dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada santri tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Kegiatan ekstrakurikuler di pondok pesantren salah satunya dengan memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di pondok pesantren. Bapedalda DIY (2006) menyatakan bahwa mewujudkan pondok pesantren berwawasan
lingkungan
hidup
adalah
kegiatan
yang
strategis
untuk
menumbuhkembangkan kesadaran dan kearifan lingkungan melalui penghayatan oleh seluruh warga pondok pesantren, terutama santri. Sub unit pengelolaan kegiatan belajar mengajar berwawasan lingkungan hidup dengan menyusun materi wawasan lingkungan hidup yang diberikan kepada santri sebagai pedoman, yang disusun dalam bentuk tulisan (buku, leaflet, brosur, dll) atau disampaikan langsung dalam program ekstrakurikuler yang dapat dikerjasamakan dengan lembaga/instansi terkait. Kegiatan belajar mengajar berwawasan lingkungan hidup juga dapat berupa pelaksanaan kegiatan cinta lingkungan melalui program kegiatan santri dan atau kegiatan sosial lain yang diprakarsai oleh pondok pesantren (Bapedalda DIY 2006). 5.9 Pendidikan Konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor Strategi pendidikan konservasi di Pesantren Darul Muttaqien disusun dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal pesantren sebagai berikut: 5.9.1 Faktor Internal a. Kekuatan (Strengths) 1. Kebijakan Pimpinan Pesantren dan Kepala Madrasah Aliyah yang mendorong adanya pendidikan konservasi.
2. Secara umum, guru bersedia mengintegrasikan materi pendidikan konservasi pada mata pelajaran yang diajarkan. 3. Adanya keinginan yang kuat dari mayoritas warga pesantren untuk mewujudkan suasana kehidupan pesantren yang berwawasan lingkungan. 4. Adanya keinginan kuat dari keseluruhan santri untuk mengikuti penyelenggaraan pendidikan konservasi. 5. Memiliki lahan yang luas dan prasarana fisik lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang penyelenggaraan program pendidikan konservasi. 6. Memiliki keanekaragaman hayati flora dan fauna di lingkungan pesantren yang dapat dikembangkan sebagai sumber pembelajaran. 7. Memiliki program-program lingkungan yang telah dan akan dilaksanakan oleh pesantren. 8. Memiliki keberagaman mata ajaran yang dapat menjadi wadah integrasi materi konservasi. 9. Adanya kemungkinan pengembangan berbagai kegiatan ekstrakurikuler di bawah OPDM (Organisasi Pelajar Darul Muttaqien). b. Kelemahan (Weaknesses) 1. Sebagian besar guru belum memiliki kompetensi mengajar pendidikan konservasi. 2. Ada sebagian kecil guru yang belum bersedia mengintegrasikan materi pendidikan konservasi pada mata ajaran yang diasuhnya. 3. Ketersediaan sarana/peralatan laboratorium masih kurang. 4. Beban mata ajaran yang ada sudah padat, sehingga tidak memungkinkan untuk penambahan mata ajaran baru. 5.9.2 Faktor Eksternal a. Peluang (Opportunities) 1. Adanya kesepakatan antara Kementerian Agama RI dengan Kementerian Lingkungan Hidup terkait dengan pelaksanaan teknis pengembangan ecopesantren. 2. Adanya kerjasama organisasi Islam besar di Indonesia (Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah) dengan Kementerian Lingkungan Hidup RI dan
Kementerian Kehutanan RI terkait pelaksanaan pendidikan konservasi melalui jalur pendidikan formal pesantren. 3. Dukungan dari stakeholder (masyarakat sekitar pesantren, dunia usaha, orang tua/wali santri, instansi pemerintah, dan peneliti). 4. Adanya potensi sumberdaya alam, sosial, dan budaya di luar pesantren menunjang pelaksanaan pendidikan konservasi. b. Ancaman (Threats) 1. Pesimisme warga terhadap keberhasilan program pendidikan konservasi karena output yang dihasilkan tidak secara instan dan butuh waktu yang relatif tidak singkat.
Strengths - S 10. Kebijakan Pimpinan Pesantren dan Kepala Madrasah Aliyah yang mendorong adanya pendidikan konservasi. 11. Secara umum, guru bersedia mengintegrasikan materi pendidikan konservasi pada mata pelajaran yang diajarkan. 12. Adanya keinginan yang kuat dari mayoritas warga pesantren untuk mewujudkan suasana kehidupan pesantren yang berwawasan lingkungan. 13. Adanya keinginan kuat dari keseluruhan santri untuk mengikuti penyelenggaraan pendidikan konservasi. 14. Memiliki lahan yang luas dan prasarana fisik lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang penyelenggaraan program pendidikan konservasi. 15. Memiliki keanekaragaman hayati flora dan fauna di lingkungan pesantren yang dapat dikembangkan sebagai sumber pembelajaran. 16. Memiliki program-program lingkungan yang telah dan akan dilaksanakan oleh pesantren. 17. Memiliki keberagaman mata ajaran yang dapat menjadi wadah integrasi materi konservasi. 18. Adanya kemungkinan pengembangan berbagai kegiatan ekstrakurikuler di bawah OPDM (Organisasi Pelajar Darul Muttaqien).
Opportunities – O 5.
6.
7.
8.
9.
Adanya kesepakatan antara Kementerian Agama RI dengan Kementerian Lingkungan Hidup terkait dengan pelaksanaan teknis pengembangan ecopesantren. Adanya kerjasama organisasi Islam besar di Indonesia (Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah) dengan Kementerian Lingkungan Hidup RI dan Kementerian Kehutanan RI terkait pelaksanaan pendidikan konservasi melalui jalur pendidikan formal pesantren. Dibutuhkannya santri lulusan pesantren yang memiliki keimanan dan ketaqwaan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, sikap ramah lingkungan dan dapat membantu menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup di masyarakat. Dukungan dari stakeholder (masyarakat sekitar pesantren, dunia usaha, orang tua/wali santri, instansi pemerintah, dan peneliti). Adanya potensi sumberdaya alam, sosial, dan budaya di luar pesantren menunjang pelaksanaan
5. 6.
7. 8.
Weaknesses - W Sebagian besar guru belum memiliki kompetensi mengajar pendidikan konservasi. Ada sebagian kecil guru yang belum bersedia mengintegrasikan materi pendidikan konservasi pada mata ajaran yang diasuhnya. Ketersediaan sarana/peralatan laboratorium masih kurang. Beban mata ajaran yang ada sudah padat, sehingga tidak memungkinkan untuk penambahan mata ajaran baru.
Strategi S – O
Strategi W - O
1. Menyingkronkan kebijakan Pimpinan Pesantren dan Kepala Madrasah Aliyah untuk menentukan pendekatan pelaksanaan pendidikan konservasi dengan kebijakan pemerintah (S1, O1, O2) 2. Meningkatkan kualitas guru untuk pelaksanaan pendidikan konservasi (S2, S3, O1, O2, O4) 3. Memanfaatkan potensi pesantren dan sekitar untuk mewujudkan karakter santri berbudaya lingkungan dan kehidupan pesantren berbudaya lingkungan (S3, S7, S8, S9, O3, O5) 4. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai instansi (S1, O1, O2, O4)
1. Meningkatkan kompetensi guru dengan memberdayakan para stakeholders yang ada (W2, O1, O2, O4) 2. Meningkatkan motivasi para guru untuk mengintegrasikan materi pendidikan konservasi pada kegiatan pembelajaran (W3, O3, O4) 3. Meningkatkan sarana pesantren dengan mengakses kemitraan pihak luar (W1, O1, O2, O4)
pendidikan konservasi.
Threats - T 2.
Pesimisme warga terhadap keberhasilan program pendidikan konservasi karena output yang dihasilkan tidak secara instan dan butuh waktu yang relatif tidak singkat.
Strategi S – T
Strategi W – T
1. Memanfaatkan semua sumberdaya pesantren dan sekitar untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan keterampilan santri terkait dengan konservasi (S5, S6, T1) 2. Meningkatkan peran serta warga masyarakat terhadap pendidikan konservasi (S7, T1) 3. Mentargetkan kualitas santri yang dapat memberi teladan dan memotivasi masyarakat untuk turut serta memecahkan masalah lingkungan (S3, S4, T1) 4. Mengimplementasikan secara praktis hasil pembelajaran program pendidikan konservasi untuk meningkatkan kepercayaan dan menumbuhkan dukungan/partisipasi dari masyarakat, institusi pemerintahan dan lembaga sumber dana (S3, S4, T1)
1. Menyusun program pendidikan konservasi bagi santri dengan memperhatikan karakteristik santri, potensi biofisik-sosekbud, dan kurikulum yang ada di pesantren dan sekitar pesantren (W3, T1) 2. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan warga sekitar pesantren untuk menyukseskan program pendidikan konservasi serta untuk menciptakan desa yang ramah lingkungan (W4, T1)
Gambar 27 Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats).
Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan maka strategi prioritas yang harus dilakukan oleh Pesantren Darul Muttaqien Bogor dalam rangka membuat rancangan program pendidikan konservasi adalah : 1.
Tema pendidikan konservasi yang diangkat yaitu“Mengembangkan Santri Pro Konservasi.”
2.
Pendidikan konservasi dilaksanakan dengan pendekatan integrasi melalui pengkayaan materi maupun penambahan kompetensi dasar pada mata ajaran biologi, sosiologi, bahasa Inggris, al-Qur‟an hadits, fiqih, aqidah akhlak, bahasa Arab, fiqih kitab kuning, tafsir kitab kuning, dan hadits kitab kuning, dan pendekatan ekstrakurikuler dengan membentuk klub baru di bawah OPDM (Organisasi Pelajar Darul Muttaqien) dengan nama “Kader Konservasi”.
3.
Pengembangan program pendidikan konservasi dengan memanfaatkan potensi pesantren dan sekitar yang dapat digunakan untuk penyampaian materi, media, dan metode. Hasil analisis SWOT juga menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang
harus
dipenuhi
untuk
pendidikan konservasi di
meningkatkan
peluang
keberhasilan
pelaksanaan
Pesantren Darul Muttaqien.. Hal-hal yang harus
dipenuhi diantaranya yaitu: 1. Sosialisasi kepada guru tentang pelaksanaan pendidikan konservasi dengan pendekatan integratif 2. Meningkatkan
kompetensi
guru
dalam
mengintegrasikan
materi
pendidikan konservasi pada pelaksanaan pendidikan konservasi. 3. Meningkatkan sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan pendidikan konservasi. 4. Pembuatan program detail dalam GBPP 5. Monitoring dan evaluasi untuk perbaikan dan kedinamisan program. 6. Meningkatkan kerjasama dengan stakeholder untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yaitu dapat berupa peningkatan kualitas guru, bantuan pendanaan maupun sarana prasarana
5.9
Program Pendidikan Konservasi
5.9.1 Prinsip Implementasi Program Pendidikan Konservasi Program pendidikan konservasi disusun berdasarkan strategi prioritas yang diperoleh dari analisis dengan pendekatan SWOT. Program ini terdiri dari tema yang akan dijabarkan menjadi beberapa kegiatan yang merupakan gabungan beberapa materi. Program ini bertujuan untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik santri. Program pendidikan konservasi di Pesantren Darul Muttaqien disusun sebagai berikut: A. Tema Program Program ini diberi tema “Mengembangkan Santri Pro Konservasi”. Santri pro konservasi yaitu santri yang memiliki kemampuan dan komitmen untuk melakukan upaya konservasi. Santri pro konservasi sangat diperlukan untuk turut serta membantu menyelesaikan permasalahan lingkungan dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk itu, diperlukan program pendidikan konservasi bagi santri. B. Tujuan Tujuannya adalah menjadi program unggulan pesantren yang mampu mewujudkan lulusan santri yang beriman dan bertaqwa serta membentuk santri agar memiliki pengetahuan dan wawasan terhadap konservasi, sehingga akan muncul sikap pro konservasi yang pada akhirnya nanti akan muncul perilaku dan mampu menerapkan keterampilan-keterampilan pemanfaatan sumberdaya serta mampu menyebarluaskan konsep dan teknis konservasi kepada masyarakat. C. Kelompok Sasaran Kelompok sasaran program meliputi santri Madrasah Aliyah Pesantren Darul Muttaqien. D. Pelaksana D.1 Kurikuler Pelaksana program ini yaitu yaitu guru dengan pendekatan integratif dan OPDM (Organisasi Pelajar Darul Muttaqien) dengan pendekatan ekstrakurikuler. Pendekatan
integratif
perlu
adanya
kesediaan
guru
untuk
mengintegrasikan materi konservasi pada mata ajaran yang diampunya.
Persyaratan lain yaitu guru harus memiliki kompetensi yang memadai sehingga dapat menyampaikan materi konservasi dengan maksimal tanpa harus mengurangi atau mengubah kandungan asli mata ajaran yang menjadi wadah materi konservasi. Apabila materi konservasi yang disisipkan bersifat menambah kompetensi dasar, maka konsekuensi harus ada penambahan jam pelajaran, akan tetapi apabila materi konservasi
yang disisipkan hanya berupa pengkayaam
materi dengan memperbanyak contoh-contoh dan studi kasus maka tidak perlu menambah jam pelajaran. D.2 Ekstrakurikuler Pendidikan konservasi di Pesantren Darul Muttaqien dapat dilaksanakan dengan pendekatan ekstrakurikuler dengan membentuk klub baru “kader konservasi” di bawah Organisasi Pelajar Darul Muttaqien (OPDM). Kegiatan ekstrakurikuler di Pesantren Darul Muttaqien dapat berupa ekstrakurikuler wajib maupun pilihan. E. Materi Pengajaran Materi pengajaran pada program pendidikan konservasi dikelompokkan ke dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik berdasarkan kajian karakteristik bio-fisik dan sosekbud lingkungan pesantren, serta disesuaikan dengan isu permasalahan lingkungan aktual tingkat lokal, nasional, maupun global. F. Metode Pelaksanaan Program Program akan dilaksanakan melalui pemberian teori dan praktek, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Metode pembelajaran meliputi kombinasi dari berbagai metode dengan tujuan untuk menghindari kejenuhan santri terhadap materi yang disampaikan, yaitu meliputi diskusi, bermain peran (role playing), percobaan
(eksperimen),
karyawisata
(fieldtrip),
pengamatan
langsung
(observasi), penyelidikan (inquiry), dan pengajaran proyek. Shaleh (2005) mengemukakan bahwa banyak metode belajar-mengajar yang telah dikenal guru, akan tetapi, bagaimana menggunakan suatu metode dengan pendekatan keterampilan agar dapat menunjang siswa belajar aktif masih menjadi problem. Hal ini akan menjadi titik tolak uraian dalam peninjauan diagram yang menggambarkan hubungan antara beberapa metode yang dianggap
cukup penting dalam pengaturan cara belajar, yaitu: metode pemberian tugas, metode demonstrasi dan eksperimen, metode proyek, metode diskusi, metode karyawisata, metode tanya jawab, metode sosiodrama dan bermain peran, metode bercerita, metode latihan, dan metode ceramah (Shaleh 2005). G. Media Pembelajaran Media pembelajaran berdasarkan taksonomi Leshin et al. (1992) dalam Arsyad (2009) ada beberapa tingkatan. Pertama, media berbasis manusia yang terdiri dari guru, tutor, instruktur, main peran, kegiatan kelompok, dll. Kedua, media berbasis cetakan yang terdiri dari buku, penuntun, buku kerja/latihan, dan lembaran lepas. Ketiga, Media berbasis visual yang terdiri dari buku, charts, grafik, peta, figur/gambar, transparansi, dan film bingkai atau slide. Keempat, media berbasis audio-visual yang terdiri dari video, film, slide bersama tape, dan televisi. Kelima, media berbasis komputer yang terdiri dari pengajaran dengan bantuan komputer dan video interaktif Media yang digunakan meliputi media cetak, media elektronik, dan lingkungan. Hamalik (1986) dalam Arsyad (2009) menyatakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Arsyad (2009) menyatakan bahwa media disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, serta siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, perlu dirancang dan dikembangkan lingkungan pembelajaran yang interaktif yang dapat menjawab dan kebutuhan belajar perorangan dengan menyiapkan kegiatan pembelajaran dengan medianya yang efektif guna menjamin terjadinya pembelajaran.
Oleh
karena
itu, media yang akan digunakan yaitu media pembelajaran konvensional dengan metode modern. H. Alokasi Waktu Program pendidikan konservasi dengan pendekatan integratif dilaksanakan dengan menyesuaikan alokasi waktu standar kompetensi mata ajaran yang
menjadi wadah integrasi yaitu 40 menit/jam pelajaran. Waktu penyampaian materi disesuaikan dengan waktu penyampaian pokok pelajaran. Program pendidikan konservasi dengan pendekatan ekstrakurikuler dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun dengan waktu pertemuan satu kali dalam seminggu, pada hari Jumat. Waktu setiap kali pertemuan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Satu pertemuan minimal dalam durasi waktu selama 40 menit. Antara satu materi dengan materi lain tidak sama penggunaan alokasi waktu, tergantung dengan banyak sedikitnya materi yang akan disampaikan dan praktek yang akan dilaksanakan. I. Evaluasi Alat penilaian menurut Shaleh (2005) ada yang berbentuk tes dan ada yang berbentuk non-tes. Alat penilaian berbentuk tes merupakan semua alat penilaian yang hasilnya dapat dikategorikan menjadi benar dan salah, misalnya penilaian untuk mengungkapkan aspek kognitif dan psikomotorik. Alat penilaian non-tes hasilnya tidak dapat dikategorikan benar salah, dan umumnya dipakai untuk mengungkapkan aspek afektif. Evaluasi dalam program pendidikan konservasi ini dilakukan dengan tertulis dan non tertulis. Tertulis dilakukan dengan tes maupun kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan dan keterampilan santri, sedangkan non tertulis dilakukan dengan diskusi, pengamatan sikap dan hasil karya untuk mengukur tingkat sikap dan juga keterampilan santri. J.
Rincian Program Pembelajaran pendidikan konservasi menggunakan pendekatan kurikuler
dan nonkurikuler. Pendekatan kurikuler dengan cara integratif, sedangkan pendekatan non-kurikuler dalam bentuk ekstrakurikuler dengan membentuk club baru. 5.9.2 Implementasi Program Pendidikan Konservasi dengan Pendekatan Integratif a.
Mata Pelajaran Wadah Integrasi Pelaksanaan pendidikan konservasi dengan pendekatan integratif yaitu
dengan menyisipkan materi konservasi pada mata ajaran yang sudah ada. Mata
pelajaran yang menjadi wadah integrasi merupakan mata ajaran yang memiliki daya serap baik oleh santri dan juga mata pelajaran yang memiliki muatan materi yang berkaitan dengan materi konservasi. Pendekatan integratif akan menyisipkan pesan konservasi pada mata ajaran yang telah ditetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya per pokok bahasan pada tiap jenjang kelas dan program . Mata ajaran yang mengacu pada kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yaitu mata ajaran biologi, sosiologi, bahasa Inggris (tabel 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23). Mata pelajaran yang mengacu pada kurikulum Kementerian Agama RI sesuai dengan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah yaitu mata ajaran al-qur‟an hadits, fiqih, aqidah akhlak, dan bahasa Arab (tabel 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33). Mata pelajaran yang mengacu pada kurikulum pesantren yang sifatnya lokal sesuai dengan kebijakan pesantren yaitu fiqih kitab kuning, tafsir kitab kuning, dan hadits kitab kuning (Tabel 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42). b.
Materi Pendidikan Konservasi yang diintegrasikan
Materi pendidikan konservasi yang diintegrasikan meliputi: 1. Penanaman 2. Konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya 3. Konvensi nasional dan internasional tentang keanekaragaman hayati 4. Perubahan iklim 5. Pengelolaan sampah dan limbah 6. Islam dan lingkungan
Tabel 17 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Biologi untuk kelas X Madrasah Aliyah (MA) Kelas
X
Mata Ajaran Wadah Integrasi PK Biologi
Semester
Pokok Bahasan
2
Klasifikasi Makhluk Hidup (Bab II)
Standar Kompetensi*
Memahami keanekaragaman hayati dan klasifikasinya, peranan keanekaragaman hayati bagi kehidupan dan pelestariannya
Kompetensi Dasar**
Santri mampu mengelompokkan makhluk hidup sehingga lebih mudah mempelajari makhluk hidup yang beraneka ragam. Santri dapat mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup
Materi Konservasi
Berdasarkan penambahan kompetensi dasar, meliputi : 1. Santri mampu menjelaskan keanekaragaman hayati tingkat gen 2. Santri mampu menjelaskan keanekaragaman hayati tingkat spesies 3. Santri mampu menjelaskan keanekaragaman hayati tingkat ekosistem 4. Santri mampu menjelaskan peranan keanekaragaman hayati secara ekologis dan ekonomis 5. Santri mampu menjelaskan pelestarian keanekaragaman hayati secara berkelanjutan dengan prinsip konservasi 3 P (Perlindungan, Pengawetan, dan Pemanfaatan secara Berkelanjutan)
Keterangan* : Permendiknas No.23 Tahun 2006 ** : Berdasarkan buku sumber Buku Sumber : Biologi;Makhluk Hidup dan Lingkungan, karangan Idun Kistinnah dan Endang Sri Lestari, diterbitkan di Jakarta oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2009.
Tabel 18 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Biologi untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) Kelas
XI
Mata Ajaran Wadah Integrasi PK Biologi
Semester
Pokok Bahasan
1
Sel (Bab I)
Standar Kompetensi*
Kompetensi Dasar**
Memahami konsep sel dan jaringan, keterkaitan antara struktur dan fungsi organ, kelainan dan penyakit yang mungkin terjadi pada sistem organ, serta implikasinya pada sanis, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
Santri dapat menjelaskan makhluk hidup menjalankan prosesproses hidupnya dengan sel melalui peran organela-organela yang terdapat di dalamnya serta proses-proses lain yang terkait dengan sel Santri dapat mengidentifikasi jaringan tumbuhan dan membudidayakan tumbuhan melalui metode kultur jaringan Santri dapat mendeskripsikan jaringan organ yang digunakan hewan vertebrata untuk kelangsungan hidupnya
Materi Konservasi
Berdasarkan penambahan kompetensi dasar, meliputi : 1. Santri mampu menguasai teknik kultur jaringan dengan metode konvensional dan metode modern
Keterangan* : Permendiknas No.23 Tahun 2006 ** : Berdasarkan buku sumber Buku Sumber : Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA dan MA Kelas XI karangan Suwarno diterbitkan di Jakarta oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2009
Tabel 19 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Sosiologi untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) Kelas
XI
Mata Ajaran Wadah Integrasi PK Sosiologi
Semester
Pokok Bahasan
1
Bentukbentuk Struktur Sosial (Bab I)
Standar Kompetensi*
Memahami sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji hubungan masyarakat dan lingkungan Memahami proses interaksi sosial di dalam masyarakat dan norma yang mengatur hubungan tersebut serta kaitannya dengan dinamika kehidupan sosial Mengidentifikasi kegiatan bersosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian Mengidentifikasi sebagai perilaku menyimpang dan anti sosial dalam masyarakat Menganalisis hubungan antara struktur dan mobilitas sosial dalam kaitannya dengan konflik sosial Mendiskripsikan berbagai bentuk kelompok sosial dan perkembangannya dalam masyarakat yang multikultural
Kompetensi Dasar**
Santri mampu : Mendeskripsikan struktur sosial Mendeskripsikan diferensial sosial Mendeskripsikan stratifikasi sosial Mendeskripsikan pengertian dan bentuk-bentuk konflik sosial dan integrasi sosial Memahami berbagai faktor penyebab konflik sosial dan integrasi sosial Menganalisisis faktor-faktor penyebab konflik sosial dan integritas sosial Membedakan jenis-jenis mobilitas sosial Mendeskripsikan proses terjadinya mobilitas sosial Mengidentifikasi dampak mobilitas sosial Mendeskripsikan faktor terbentuknya masyarakat multikultural Mendeskripsikan macam-macam multikultural Menentukan sikap yang kritis terhadap hubungan dan keanekaragaman dan perubahan kebudayaan Mengembangkan sikap toleransi dan empati sosial terhadap hubungan kenekaragaman dan perubahan kebudayaan Mendeskripsikan akibat keberagaman Mendeskripsikan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh keanekaragaman dan perubahan kebudayaan Mendeskripsikan pemecahan persoalan akibat kemajemukan masyarakat Mengembangkan sikap toleransi dan empati terhadap kemajemukan
Materi Konservasi
Berdasarkan pengkayaan materi, meliputi : 1. Pemerintah, LSM, dan masyarakat memiliki tanggungjawab yang sama untuk pengelolaan lingkungan 2. Konvensi tentang lingkunganhidup dan konservasi memiliki stratifikasi, dari nasional hingga internasional, misalnya: CITES, IUCN, REDD, REDD plus. 3. Kearifan lokal dapat menjadi kekuatan untuk konservasi, misalnya : hukum adat istiadat, hukum sosial 4. Kebudayaan masyarakat sekitar dan di dalam hutan sangat berperan dalam upaya pelestarian hutan,misal : Suku Baduy, Suku Anak Dalam Jambi, Suku Dayak, Suku Samin, dll.
Keterangan* : Permendiknas No.23 Tahun 2006 ** : Berdasarkan buku sumber Buku Sumber : Sosiologi Untuk SMA dan MA Kelas XI karangan Budiyono di terbitkan di Jakarta oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2009
Tabel 20 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran bahasa Inggris untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) Kelas
XI
Mata Ajaran Wadah Integrasi PK Bahasa Inggris
Semester
Pokok Bahasan
1
Saving Energy Can Reduce Global Warming (Unit III)
Standar Kompetensi*
Berbicara (mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana berbentuk paparan dan dialog sederhana tentang identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, hobi, wisata, layanan umum, dan pekerjaan) dalam bahasa Arab, bahasa Jerman, bahasa Perancis, bahasa Jepang, bahasa Mandarin, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar**
Santri dapat menganalisis artikel dari internet, koran, atau majalah tentang isu global warming (dalam unit III: Saving energy can reduce global warming)
Materi Konservasi
Berdasarkan pengkayaan materi, meliputi : 1. Perubahan iklim, mitigasi, adaptasi, harus sesegera mungkin dicarikan solusinya 2. Hal-hal yang dapat mengurangi efek global warming, misalnya reuse, recycle, reduce, repair, dan replanting 3. Pelaksanaan konvensi nasional dan internasional yang berhubungan dengan penurunan emisi dan perdagangan stock karbon, misalnya : realisasi REDD dan REDD plus di Indonesia
Keterangan* : Permendiknas No.23 Tahun 2006 ** : Berdasarkan buku sumber Buku Sumber : Interlanguage:English For Senior High School Students XI Karangan Joko Priyana, Riandi, dan Anita Prasetyo Mumpuni diterbitkan di Jakarta oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2008
Tabel 21 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Biologi untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) Kelas
XII
Mata Ajaran Wadah Integrasi PK Biologi
Semester
Pokok Bahasan
2
Evolusi (Bab VII) dan Bioteknologi (Bab VIII)
Standar Kompetensi*
Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, proses metabolisme dan hereditas, evolusi dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Memahami prinsipprinsip dasar bioteknologi serta implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
Kompetensi Dasar**
Santri mampu mengetahui faktor-faktor yang berpengariuh dan proses yang terjadi pada pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan melalui kegiatan percobaan dan mampu mengkomunikasikan hasil percobaan Santri mampu mendeskripsikan fungsi, proses, dan keterkaitan yang terjadi dalam proses metabolisme Santri mampu mempelajari konsep dasar genetika dan mengetahui penerapannya dalam kehidupan Santri mampu mengetahui dan memahami proses yang terjadi pada pembelahan sel dan mengetahui perwujudannya dalam kehidupan Santri mampu mendeskripsikan proses dan hasil pewarisan sifat serta mengetahui penerapannya dalam kehidupan Santri mampu mengetahui proses terjadinya mutasi dan sebabsebabnya sehingga mampu mengetahui perwujudannya dalam kehidupan Santri memahami teori evolusi serta mengetahui implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat Santri dapat memahami arti, prinsip-prinsip dasar, serta peranan bioteknologi dalam kehidupan dan mamapu mengimplikasikannya
Materi Konservasi
Berdasarkan pengkayaan materi, meliputi : 1. Konservasi eksitu dan insitu satwaliar dan tumbuhan langka 2. Budidaya tanaman obat keluarga dan pangan untuk diversifikasi kesehatandan pangan keluarga 3. Back to nature 4. Produk Eco-label
Keterangan* : Permendiknas No.23 Tahun 2006 ** : Berdasarkan buku sumber Buku Sumber : Biologi;makhluk Hidup dan Lingkungannya;SMA/MA Untuk Kelas XII karangan Idun Kistinah dan Endang Sri Lestari diterbitkan di Jakarta oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2009
Tabel 22 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Sosiologi untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) Kelas
XII
Mata Ajaran Wadah Integrasi PK Sosiologi
Semester
1
Pokok Bahasan
Perubahan Sosial (Bab I)
Standar Kompetensi*
Menjelaskan proses perubahan sosial pada masyarakat dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat Menjelaskan hakikat dan tipe-tipe lembaga sosial dan fungsinya dalam masyarakat Melakukan penelitian sosial secara sederhana dan mengkomunikasikan hasilnya dalam tulisan dan lisan
Kompetensi Dasar**
Santri dapat memahami hakikat perubahan sosial, menjelaskan proses perubahan sosial, mendeskripsikan bentuk-bentuk perubahan sosial, dan menyebutkan faktor-faktor penyebab atau pendorong perubahan sosial Santri dapat memahami hakikat modernisasi dan globalisasi, mendeskripsikan pengaruh modernisasi dan globalisasi dalam kehidupan sehari-hari, mendeskripsikan dampak perubahan sosial secara umum, dan memberikan contoh setiap pengaruh perubahan sosial terhadap kehidupan Santri dapat memahami hakikat lembaga sosial, menyebutkan unsur-unsur lembaga sosial, menjelaskan proses pelembagaan, dan menjelaskan dinamika lembaga sosial dan penyebabnya Santri dapat mengklasifikasi beberapa lembaga sosial yang ada di masyarakat, menjelaskan hakikat lembaga keluarga dan fungsinya, lembaga agama dan fungsinya, lembaga pemerintahan dan fungsinya, lembaga ekonomi dan fungsinya, dan lembaga pendidikan dan fungsinya Santri dapat memahami hakikat penelitian sosial, menentukan metode dan teknik penelitian sosial, dan membuat sebuah rancangan penelitian Santri dapat menyusun instrumen penelitian, menentukan dan memanfaatkan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data, mengolah data hasil penelitian dengan metode yang tepat, dan merumuskan hasil penelitian dan melaporkannya secara tertulis
Materi Konservasi
Berdasarkan pengkayaan materi, meliputi : 1. Gap antar berbagai pemangku kepentingan dalam pemanfaatan sumberdaya alam, meliputi pemerintah dan masyarakat 2. Berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang konservasi dan lingkungan berperan membantu pemerintah dalam upaya pengelolaan lingkungan dan konservasi, misalnya : CIFOR, International Conservation, dll.
Keterangan* : Permendiknas No.23 Tahun 2006 ** : Berdasarkan buku sumber Buku Sumber: Sosiologi 3 untuk SMA/MA Kelas XII Program IPS karangan Suhardi dan Sri Sunarti diterbitkan di Jakarta oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2009
Tabel 23 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Bahasa Inggris untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) Kelas
XII
Mata Ajaran Wadah Integrasi PK Bahasa Inggris
Semester
1
Pokok Bahasan
The Impact of Global Warming Could be Devestating (Unit III)
Standar Kompetensi*
Kesustraan (menguasai komponen kesustraan, genre sastra dan perkembangannya untuk mengapresiasi karya sastra berbentuk puisi, prosa, dan drama)
Kompetensi Dasar**
Santri dapat menjelaskan global warming dari artikel global warming Santri dapat membuat karangan tentang global warming (Unit III:The Impact of Global Warming Could be Devastating)
Materi Konservasi
Berdasarkan pengkayaan materi, meliputi : 1. Efek global warming; cairnya es di kutub utara, tidak teraturnya pergantian musim, hujan asam 2. Lirik lagu dan musik dengan syair konservasi
Keterangan* : Permendiknas No.23 Tahun 2006 ** : Berdasarkan buku sumber Buku Sumber: Interlanguage:English for Senior High School Students XII karangan Joko Priyana, Triyani Retno Putri Saridevi, dan Yuliyanti Rahayu diterbitkan di Jakarta oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2008.
Tabel 24 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Al-Quran Hadits untuk kelas X Madrasah Aliyah (MA) Kelas X
Mata Ajaran AlQur‟an Hadits
Semester
Pokok Bahasan
1
Manusia dan Tugasnya sebagai Hamba Allah dan Khalifah di Bumi (Bab V)
2
Keikhlasan dalam Beribadah (Bab XI)
Standar Kompetensi * Memahami ayat-ayat al-Qur‟an tentang manusia dan tugasnya sebagai hamba Allah dan khalifah di bumi
Memahami ayat-ayat al-Qur'an tentang keikhlasan dalam beribadah
Kompetensi Dasar* Mengartikan,Menjelaskan kandungan, menerapkan perilaku sebagai hamba Allah dan khalifah di bumi seperti terkandung dalam QS al-Mu’minuun:12-14; QS an-Nahl:78; QSalBaqarah:30 dan QS adzDzaariyat: 56
Mengartikan,menjelaskan, menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan, dan menampilkan perilaku ikhlas dalam beribadah seperti yang terkandung dalam QS al-An’aam: 162-163 ; QS al-Bayyinah: 5 dan hadis tentang keikhlasan dalam beribadah
Indikator Pencapaian Keberhasilan** Membaca ayat tentang manusia sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi Menulis/menyalin ayat tentang manusia sebagai hamba Allah dan khalifah d muka bumi Menerjemahkan ayat tenrtang manusia sebagai hamba allah dan khalifah di muka bumi dengan benar Menyimpulkan isi kandungan ayat tentang manusia sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi dengan benar Menerapkan perilaku sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi dengan benar Menerapkan perilaku sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi seperti yang terkandung dalam ayat Membaca ayat dan hadits tentang keikhlasan dalam beribadah Menulis ataumenyalin ayat dan hadits tentang keikhlasan dalam beribadah Menerjemahkan ayat dan hadits tentang keikhlasan dalam beribadah dengan benar Menyimpulkan isi kandungan ayat dan hadits tentang keikhlasan dalam beribadah dengan benar Menerapkan sikap keikhlasan dalam beribadah menurut Al-Quran dan hadits dalam praktik kehidupan berbangsa dan bermasyarakat
Materi Konservasi Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Membuang sampah pada tempatnya tanpa disuruh, menyingkirkan plastik yang ada di tengah jalan tanpa riya, merupakan salah satu contoh perilaku pemimpin dengan memberikan contoh yang dimulai dari diri sendiri. 2. Ketika melihat sesorang yang melakukan tinakan tidak ramah lingkungan maka menegur dengan bijak tapi tetap ramah dan tidak menggunakan emosi merupakan salah satu contoh sikap arif dan bijaksana sosok pemimpin.
Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Cinta kebersihan harus diniati untuk mendapatkan ridho Allah SWT 2. Menanam pohon dengan harapan dapat menjadi tempat sarang burung
Keterangan* : Permenag No. 2 tahun 2008 ** : Berdasarkan buku sumber Buku Sumber: Pendidikan Agama Islam Al-Qur‟an Hadits Kurikulum 2008 Madrasah Aliyah Kelas X (sesuai dengan Permenag RI No.2 Tahun 2008), Karangan Prof. Dr. H. Moh. Matsna, MA, diterbitkan di Semarang oleh PT. Karya Thoha Putra Semarang tahun 2010.
Tabel 25 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Fiqih untuk kelas X Madrasah Aliyah (MA) Kelas
Mata Ajaran
Semester
Pokok Bahasan
X
Fiqih
1
Prinsipprinsip Ibadah dan Syari‟at Islam dalam Islam (Bab I)
2
Kepemilika n dalam Islam (Bab VI)
Standar Kompetensi * Memahami prinsipprinsip ibadah dan syari‟at dalam Islam
Memahami hukum Islam tentang kepemilika n
Kompetensi Dasar*
Indikator Pencapaian Keberhasilan**
Materi Konservasi
Mengidentifikasi prinsipprinsip ibadah dalam Islam Menjelaskan tujuan (maqashid) syari‟at Islam Menunjukkan perilaku orang yang berpegang pada prinsip-prinsip dan tujuan ibadah dan syariah Menerapkan cara berpegang pada prinsipprinsip dan tujuan ibadah dan syariah.
Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Boros air hukumnya makruh 2. Memanfaatkan air musta’mal hukumnya sunnah 3. Buang sampah sembarangan termasuk menzinai lingkungan 4. Menanam pohon untuk tujuan ekonomi dan ekologi merupakan prinsip “amal jariyah” yang pahalanya akan selalu mengalir karena nilai ekologi pohon dapat dimanfaatkan oleh banyak orang
Mengidentifikasi aturan Islam tentang kepemilikan Menjelaskan ketentuan Islam tentang akad Memperagakan aturan Islam tentang kepemilikan dan akad
Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Hutan negara, hutan rakyat, hutan kemasyarakatan, memiliki proses penunjukan dan pengukuhan sesuai dengan peraturan negara 2. Penggunaan kepentingan jenis hutan disesuaikan dengan tipe hutannya 3. Hutan konservasi, hutan lindung, taman hutan raya, taman buru, suaka margasatwa, cagar alam memiliki fungsi yang berbeda dibawah naungan Direktorat jenderal PHKA Kementerian Kehutanan RI 4. Hutan produksi dan hutan perhutani diperuntukkan untuk kepentingan kontinuitas kebutuhan hasil hutan
Keterangan* : Permenag No. 2 tahun 2008 ** : Berdasarkan buku sumber Buku Sumber: Pendidikan Agama Islam Fikih Kurikulum 2008 Madrasah Aliyah Kelas X (sesuai dengan Permenag RI No.2 Tahun 2008), Karangan Drs. H. Mundzier Suparta, MA. diterbitkan di Semarang oleh PT. Karya Thoha Putra Semarang tahun 2009.
Tabel 26 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Aqidah Akhlak untuk kelas X Madrasah Aliyah (MA) Kelas X
Mata Ajaran Aqidah Akhlak
Semester
Pokok Bahasan
1
Hakikat Akhlak (Bab IV)
2
Perilaku Terpuji:Hus nuz-zan dan Bertobat (Bab VI)
Standar Kompetensi * Memahami masalah akhlak dan metode peningkata n kualitas akhlak
Membiasak an perilaku terpuji
Kompetensi Dasar*
Indikator Pencapaian Keberhasilan**
Materi Konservasi
Menjelaskan pengertian akhlak Menjelaskan induk-induk akhlak terpuji dan indukinduk akhlak tercela Menjelaskan macammacam metode peningkatan kualitas akhlak Menerapkan metodemetode peningkatan kualitas akhlak dalam kehidupan
Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Ramah lingkungan merupakan bagian dari akhlak mahmudah 2. Akhlak terpuji dimulai dari diri sendiri, orang lain, dan masyarakat serta lingkungan merupakan akhlak yang berorientasi muamalah
Menjelaskan pengertian dan pentingnya husnuzhzhan dan bertaubat Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perilaku husnuzh-zhan dan bertaubat Menunjukkan nilai-nilai positif dari husnuzh-zhan dan bertaubat dalam fenomena kehidupan Membiasakan perilaku husnuzh-zhan dan bertaubat
Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Menghindari penggundulan hutan agar tidak terjadi bencana longsor dan banjir, meningkatkan kualitas air untuk menghindari kegersangan tanah 2. Jika menebang satu pohon untuk kepentingan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka harus mengganti dengan menamam lagi minimal satu pohon (replanting). Hal ini merupakan implementasi taubat, mengiringi penebangan pohon dengan penanaman.
Keterangan* : Permenag No. 2 tahun 2008 ** : Berdasarkan buku sumber Buku Sumber: Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak Kurikulum 2008 Madrasah Aliyah Kelas X (sesuai dengan Permenag RI No.2 Tahun 2008), Karangan Drs. H. Thoyib Sah Saputra, M.Pd dan Drs. H. Wahyudin, M.Pd Prof. Dr. H. Moh. Matsna, MA, diterbitkan di Semarang oleh PT. Karya Thoha Putra Semarang tahun 2009.
Tabel 27 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Al-Quran Hadits untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI
Standar Kompetensi * Memahami ayat-ayat al-Qur'an tentang perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup
Mata Ajaran
Sem ester
Pokok Bahasan
AlQur‟an Hadits
1
Menjaga Kelestarian Lingkungan (Bab II)
2
Pola Hidup Sederhana (Bab III)
Memahami ayat-ayat al-Qur'an tentang pola hidup sederhana dan menyantuni para dhuafa
Mengartikan, menjelaskan kandungan, mengidentifikasi perilaku orang – orang yang mengamalkan, menerapkan prilaku hidup sederhana dan menyantuni kaum dhuafa QS al-Qashash: 7982; QS al-Israa’: 26-27, 29-30, QS al-Baqarah : 177 dan hadis tentang hidup sederhana dan perintah menyantuni para dhuafa
Amar Makruf Nahi Munkar (Bab V)
Memahami ayat-ayat al-Qur'an dan hadis tentang amar ma'ruf nahi munkar
Mengartikan, menjelaskan kandungan, menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan , melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar seperti terkandung dalam QS Ali Imraan : 104 dan hadis tentang amar ma'ruf nahi munkar dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar* Mengartikan, menjelaskan kandungan, menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan, menerapkan perilaku menjaga kelestarian lingkungan hidup sebagaimana terkandung dalam QS ar-Ruum: 41-42, QS al-A’raaf: 5658 dan QS Shad:27, QS alFurqaan: 45-50 dan QS alBaqarah: 204-206.
Indikator Pencapaian Keberhasilan** Membaca ayat Al-quran dan hadits Nabi tentang pelestarian lingkungan Menulis/menyalin ayat Al-Quran dan hadits nabi tentang pelestarian lingkungan Menerjemahkan ayat Al-Quran dan hadits nabi tentang pelestarian lingkungan Menyimpulkan isi kandungan ayat AlQuran dan hadits Nabi tentang pelestarian lingkungan Menunjukkan perilaku yang mencerminkan pendayagunaan sumberdaya alam Membaca ayat Al-quran dan hadits Nabi tentang pola hidup sederhana Menulis/menyalin ayat Al-Quran dan hadits nabi tentang pola hidup sederhana Menerjemahkan ayat Al-Quran dan hadits nabi tentang pola hidup sederhana Menyimpulkan isi kandungan ayat AlQuran dan hadits Nabi tentang pola hidup sederhana Menunjukkan perilaku yang tidak berlebih-lebihan dalam kehidupan seharihari Menunjukkan perilaku menjauhi sifat boros Membaca ayat Al-quran dan hadits Nabi tentang amar makruf nahi mungkar Menulis/menyalin ayat Al-Quran dan hadits nabi tentang amar makruf nahi mungkar Menerjemahkan ayat Al-Quran dan hadits nabi tentang amar makruf nahi mungkar Menyimpulkan isi kandungan ayat AlQuran dan hadits Nabi tentang amar makruf nahi mungkar Menunjukkan perilaku amar makruf nahi mungkar dalam kehidupan sehari-hari
Materi Konservasi Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Lahan kritis, matinya karang karena pencemaran air laut merupakan beberapa contoh kerusakan lingkungan 2. Indonesia memiliki tingkat biodiversitas tinggi 3. Teknik konservasi air dapat dilakukan dengan cara konvensional, misalnya penanaman 4. Banyak kerugian yang harus ditanggung manusia akibat bencana alam dan kerusakan lingkungan Berdasarkan pengkayaan materi, meliputi : 1. Sumberdaya alam tidak semata-mata untuk kepentingan pengembangan ekonomi 2. Pemanfaatan kekayaan alam harus sesuai dengan kapasitas, kuantitas, dan sesuai dengan kajian AMDAL 3. Memberikan hak-hak pemerataan kesejahteraan masyarakat dari hasil kekayaan sumberdaya alam yang telah dikelola negara
Berdasarkan pengkayaan materi, yaitu: 1. Sosialisasi dan menyebarluaskan pesan konservasi dengan berbagai metode pendekatan dan teknik 2. Demo, simulasi tentang konservasi dan lingkungan hidup 3. Pelatihan kader konservasi
Keterangan* : Permenag No. 2 tahun 2008 ** : Berdasarkan buku sumber Buku Sumber: Pendidikan Agama Islam Al-Qur‟an Hadits Kurikulum 2008 Madrasah Aliyah Kelas XI (sesuai dengan Permenag RI No.2 Tahun 2008), Karangan Prof. Dr. H. Moh. Matsna, MA, diterbitkan PT. Karya Thoha Putra Semarang tahun 2010.
Tabel 28 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Fiqih untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) Kelas
Mata Ajaran
Semester
X
Fiqih
1
Pokok Bahasan Huudud dan Hikmahnya (Bab II)
Standar Kompetensi * Memahami ketentuan Islam tentang Huudud dan hikmahnya
Kompetensi Dasar* Menjelaskan ketentuan hukum Islam tentang mencuri, menyamun dan merampok beserta hikmahnya Menjelaskan ketentuan hukum Islam tentang bughat beserta hikmahnya
Indikator Pencapaian Keberhasilan**
Materi Konservasi Berdasarkan pengkayaan materi, yaitu : 1. Illegal loging, perburuan liar, pengambilan sumberdaya lahan, penambangan liar, termasuk pencurian, penyamunan, dan perampokan yang dimurkai oleh Allah SWT, karena perbuatan itu merugikan banyak pihak
Keterangan* : Permenag No. 2 tahun 2008 ** : Berdasarkan buku sumber Buku Sumber: Pendidikan Agama Islam Fikih Kurikulum 2008 Madrasah Aliyah Kelas XII (sesuai dengan Permenag RI No.2 Tahun 2008), Karangan Drs. H. Djedjen Zainuddin, MA dan Dr. H. Mundzier Suparta, MA di Semarang oleh PT. Karya Thoha Putra tahun 2010.
Tabel 29 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Akidah Akhlak untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI
Mata Ajaran Aqidah Akhlak
Semester
Pokok Bahasan
1
Ilmu Kalam (Bab I)
2
Tasawuf dalam Islam (Bab V)
Standar Kompetensi * Memahami ilmu kalam
Memahami tasawuf
Kompetensi Dasar* Menjelaskan pengertian dan fungsi ilmu kalam Menjelaskan hubungan ilmu kalam dengan ilmu lainnya. Menerapkan ilmu kalam dalam mempertahankan akidah Menjelaskan pengertian, asal usul, dan istilah-istilah dalam tasawuf Menjelaskan fungsi dan peranan tasawuf dalam kehidupan modern Menunjukkan contoh-contoh perilaku bertasawuf Menerapkan tasawuf dalam kehidupan modern
Indikator Pencapaian Keberhasilan**
Materi Konservasi Berdasarkan pengkayaan materi, meliputi : 1. Tadabbur alam merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan manusia 2. Gejala-gejala alam sebagai bukti wujud dan kekuasaan allah SWT. Berdasarkan pengkayaan materi, meliputi : 1. Eksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan merupakan perbuatan yang melanggar konsep tasawuf 2. Penghematan pemanfaatan sumberdaya alam untuk kebutuhan generasi yang akan datang 3. Kekayaan alam bukan warisan generasi terdahulu, akan tetapi titipan generasi yang akan datang
Keterangan* : Permenag No. 2 tahun 2008 ** : Berdasarkan buku sumber Buku Sumber: Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak Kurikulum 2008 Madrasah Aliyah Kelas XII (sesuai dengan Permenag RI No.2 Tahun 2008), Karangan Toto Edidarmo, MA dan Drs. Mulyadi diterbitkan di Semarang oleh PT. Karya Thoha Putra tahun 2010.
Tabel 30 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Bahasa Arab untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI
Mata Ajaran Bahasa Arab
Semester 1
2
Pokok Bahasan Kebersihan dalam Islam (Bab III)
Pengertian karakter (Bab IV)
Standar Kompetensi *
Kompetensi Dasar*
Indikator Pencapaian Keberhasilan**
Materi Konservasi
Mengungkapkan informasi secara lisan berbentuk paparan atau dialog dan mengungkapkan informasi secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang
Menyampaikan gagasan atau pendapat secara lisan dengan lafal yang tepat Melakukan dialog sesuai konteks dengan tepat dan lancar Menulis kata, frasa,dan kalimat dengan huruf, ejaan dan tanda baca yang tepat Mengungkapkan gagasan atau pendapat secara tertulis dalam kalimat dengan menggunakan kata, frasa, dan struktur yang benar
Santri dapat melakukan tanya jawab dengan menggunakan kata tanya yang disediakan, struktur kalimat yang diprogramkan, ungkapan komunikatif yang diprogramkan, dan mampu mendeskripsikan gambar yang disediakan dengan menggunakan struktur kalimat yang diprogramkan (hiwar-kalam) Santri mampu menyusun kata-kata/ungkapan acak menjadi kalimat, kalimat acak mejadi paragraf, menjawab pertanyaan untuk menyusun paragraf dengan struktur kalimat yang diprogramkan, menyesuaikan paragraf yang disediakan dengan beberapa pelaku dhamir yang diprogramkan, melengkapi kalimat dengan ungkapan yang tepat
Berdasarkan pengkayaan materi, meliputi : 1. Bersih hati, bersih pikiran, bersih badan, bersih lingkungan; kompleksitas kebersihan sebagian dari iman
Mengungkapkan informasi secara lisan berbentuk paparan atau dialog dan mengungkapkan informasi secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang
Menyampaikan gagasan atau pendapat secara lisan dengan lafal yang tepat Melakukan dialog sesuai konteks dengan tepat dan lancar Menulis kata, frasa,dan kalimat dengan huruf, ejaan dan tanda baca yang tepat Mengungkapkan gagasan atau pendapat secara tertulis dalam kalimat dengan menggunakan kata, frasa, dan struktur yang benar
Santri dapat melakukan tanya jawab dengan menggunakan kata tanya yang disediakan, struktur kalimat yang diprogramkan, ungkapan komunikatif yang diprogramkan, dan mampu mendeskripsikan gambar yang disediakan dengan menggunakan struktur kalimat yang diprogramkan (hiwar-kalam) Santri mampu menyusun kata-kata/ungkapan acak menjadi kalimat, kalimat acak mejadi paragraf, menjawab pertanyaan untuk menyusun paragraf dengan struktur kalimat yang diprogramkan, menyesuaikan paragraf yang disediakan dengan beberapa pelaku dhamir yang diprogramkan, melengkapi kalimat dengan ungkapan yang tepat
Berdasarkan pengkayaan materi, meliputi : 1. Rajin ibadah, bersikap baik kepada sesama manusia, sayang hewan dan tanaman serta alam; satu kesatupaduan karakter seorang muslim yang rahmatan lil‟alamin
Keterangan* : Permenag No. 2 tahun 2008 ** : Berdasarkan buku sumber Buku Sumber: Pendidikan Agama Islam Bahasa Arab Kurikulum 2008 Madrasah Aliyah Kelas XI (sesuai dengan Permenag RI No.2 Tahun 2008), Karangan DR. D. Hidayat diterbitkan di Semarang oleh PT. Karya Thoha Putra Semarang tahun 2010.
Tabel 31 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Al-quran Hadits untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) Kelas XII
Mata Ajaran AlQur‟an Hadits
Semester 1
Pokok Bahasan Kewajiban Berdakwah (Bab I)
Tanggungja wab Manusia (Bab II)
Standar Kompetensi * Memahami ayat-ayat al-Qur'an dan alhadis tentang kewajiban berdakwah.
Memahami ayat-ayat al-Qur'an dan alhadis tentang tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat
Kompetensi Dasar*
Indikator Pencapaian Keberhasilan**
Materi Konservasi
Mengartikan, menjelaskan kandungan,, menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan, menerapkan strategi berdakwah seperti yang terkandung dalam QS an-Nahl: 125; QS asySyu’araa: 214-216, al-Hijr: 94-96; dan Hadis tentang berdakwah dalam kehidupan sehari-hari.
Membaca ayat Al-quran dan hadits Nabi dengan fasih Menerjemahkan ayat dan hadits dengan benar Menjelaskan perbedaab dakwah pada masa Nabi SAW dan sesudahnya Menyimpulkan isi kandungan ayat dan hadits Mencari atau menyalin ayat dan hadits dengan benar Menunjukkan perilaku yang mencerminkan isi ayat dan hadits
Berdasarkan pengkayaan materi, yaitu : 1. Sosialisasi tentang konservasi dan lingkungan hidup melalui media elektronik dan cetak 2. Poster, spanduk, leaftlet, brosur dan pembuatan buletin konservasi sebagai media cetak sosialisasi konservasi dan lingkungan hidup
Mengartikan, menjelaskan kandungan, mengidentifikasi perilaku orang yang mengamalkan, dan menerapkan tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat seperti yang terkandung dalam QS at-Tahriim: 6, QS Thaha: 132;QS al-An’aam: 70;QSan-Nisaa’ :36 dan QS Huud:117119 dan hadis tentang tanggung jawab manusia dalam kehidupan sehari-hari
Membaca ayat dan hadits dengan fasih Menerjemahkan ayat dan hadits dengan benar Mencari dan menyalin ayat dan hadits dengan benar Menunjukkan perilaku yang mencerminkan tanggungjawab terhadap diri sendiri, keluarga, dan masyarakat
Berdasarkan pengkayaan materi, yaitu : 1. Mengelola lingkungan tidak hanya sekedar fardhu kifayah seperti mengurusi mayit, tetapi lebih cenderung fardhu „ain, karena dampak tidak mengelola lingkungan dengan baik akan dirasakan oleh banyak orang, misalnya: adanya banjir yang diakibatkan penggundulan hutan, tersumbatnya aliran air sungai dikarenakan membuang sampah di sungai 2. Sosialisasi konservasi dan lingkungan hidup dapat menggunakan sarana di organisasi tingkat bawah, misalnya di acara RT-nan, RWnan, majlis ta‟lim, PKK
3.
2
Etos Kerja (Bab V)
Memahami ayat-ayat al-Qur'an tentang ilmu pengetahua n dan teknologi
Menerjemahkan, menjelaskan kandungan, menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan, melakukan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti terkandung dalam QS al-‘Alaq: 1-5, QS Yuunus: 101; QS alBaqarah: 164.
Membaca ayat dan hadits dengan fasih Menerjemahkan ayat dan hadits dengan benar Mencari dan menyalin ayat dan hadits dengan benar Menunjukkan perilaku yang mencerminkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Seminar, lokakarya, workshop konservasi dan lingkungan hidup untuk membumikan sadar lingkungan Berdasarkan pengkayaan materi, yaitu : 1. Fiqih lingkungan, tafsir ayat-ayat hijau
Keterangan* : Permenag No. 2 tahun 2008 ** : Berdasarkan buku sumber Buku Sumber: Pendidikan Agama Islam Al-Qur‟an Hadits Kurikulum 2008 Madrasah Aliyah Kelas XII (sesuai dengan Permenag RI No.2 Tahun 2008), Karangan Prof. Dr. H. Moh. Matsna, MA, diterbitkan PT. Karya Thoha Putra Semarang tahun 2010
Tabel 32 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran Fiqih untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) Kelas
Mata Ajaran
Semester
XII
Fiqih
1
2
Siyasah Syari‟ah (Bab I)
Standar Kompetensi * Memahami ketentuan Islam tentang siyasah syar’iyah
Sumber Hukum Islam (Bab II)
Kaidahkaidah Ushul Fiqih (Bab IV)
Pokok Bahasan
Kompetensi Dasar*
Indikator Pencapaian Keberhasilan**
Materi Konservasi
Menjelaskan ketentuan Islam tentang pemerintahan (khilaafah) Menjelaskan majelis syura dalam Islam
Berdasarkan pengkayaan materi, yaitu : 1. Implementasi UUD 45 pasal 33 ayat 3 yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar besarnya untuk kemakmuran rakyat” 2. Konsep dan teknis pemanfaatan sumberdaya alam diatur dengan peraturan yang sah, misal : Permenhut No.5 Tahun 1990
Memahami sumber hukum Islam
Menjelaskan sumber hukum yang disepakati dan yang tidak disepakati ulama Menunjukkan penerapan sumber hukum yang disepakati dan yang tidak disepakati ulama Menjelaskan pengertian, fungsi, dan kedudukan ijtihad
Memahami kaidahkaidah usul fikih
Menjelaskan macammacam kaidah usul fikih Menerapkan macammacam kaidah usul fikih
Berdasarkan pengkayaan materi, yaitu : 1. Fiqih lingkungan dibuat dalam upaya pengelolaan lingkungan berbasis spiritualitasi bersumber pada alquran, hadits, ijma‟, dan qiyas 2. Pahala menyirami dan memupuk tanaman sama halnya dengan pahala memberi minum dan vitamin pada hewan peliharaan (Qiyas) 3. Dosa menebang pohon tanpa alasan jelas sama dengan dosa membunuh hewan dengan sengaja 4. Membiarkan sampah berserakan seperti membiarkan setan berkeliaran karena setan itu menyukai hal-hal kotor seperti sampah Berdasarkan pengkayaan materi, yaitu : 1. Hukum lingkungan muncul sebagai tanggapan ulama‟ terhadap banyaknya permasalahan lingkungan yang muncul 2. Merusak lingkungan tidak diperbolehkan, begitu juga dengan melakukan hal-hal yang menyebabkan kerusakan lingkungan, misalnya: membakar hutan itu tidak diperbolehkan, jadi bermain-main api di sekitar hutan juga tidak diperbolehkan karena dikhawatirkan akan menyebabkan kebakaran hutan
Keterangan* : Permenag No. 2 tahun 2008 ** : Berdasarkan buku sumber Buku Sumber: Pendidikan Agama Islam Fikih Kurikulum 2008 Madrasah Aliyah Kelas XII (sesuai dengan Permenag RI No.2 Tahun 2008), Karangan Dr. H. Mundzier Suparta, MA dan Drs. H. Djedjen Zainuddin, MA diterbitkan di Semarang oleh PT. Karya Thoha Putra tahun 2010.
Tabel 33 Integrasi materi konservasi pada mata pelajaran bahasa Arab untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) Kelas XII
Mata Ajaran Bahasa Arab
Semester 1
2
Pokok Bahasan Musyawarah (Bab IV)
Ketuhanan (Bab VI)
Standar Kompetensi * Mengungkapkan informasi secara lisan berbentuk paparan atau dialog dan mengungkapkan informasi secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang
Mengungkapkan informasi secara lisan berbentuk paparan atau dialog dan mengungkapkan informasi secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang
Kompetensi Dasar* Menyampaikan gagasan atau pendapat secara lisan dengan lafal yang tepat Melakukan dialog sesuai konteks dengan tepat dan lancar Menulis kata, frasa,dan kalimat dengan huruf, ejaan dan tanda baca yang tepat Mengungkapkan gagasan atau pendapat secara tertulis dalam kalimat dengan menggunakan kata, frasa, dan struktur yang benar Menyampaikan gagasan atau pendapat secara lisan dengan lafal yang tepat Melakukan dialog sesuai konteks dengan tepat dan lancar Menulis kata, frasa,dan kalimat dengan huruf, ejaan dan tanda baca yang tepat Mengungkapkan gagasan atau pendapat secara tertulis dalam kalimat dengan menggunakan kata, frasa, dan struktur yang benar
Indikator Pencapaian Keberhasilan**
Materi Konservasi
Santri dapat melakukan tanya jawab dengan menggunakan kata tanya yang disediakan, struktur kalimat yang diprogramkan, ungkapan komunikatif yang diprogramkan, dan mampu mendeskripsikan gambar yang disediakan dengan menggunakan struktur kalimat yang diprogramkan (hiwar-kalam) Santri mampu menyusun kata-kata/ungkapan acak menjadi kalimat, kalimat acak mejadi paragraf, menjawab pertanyaan untuk menyusun paragraf dengan struktur kalimat yang diprogramkan, menyesuaikan paragraf yang disediakan dengan beberapa pelaku dhamir yang diprogramkan, melengkapi kalimat dengan ungkapan yang tepat
Berdasarkan pengkayaan materi, meliputi : 1. Islam, agama sempurna, agama damai, agama cinta lingkungan
Santri dapat melakukan tanya jawab dengan menggunakan kata tanya yang disediakan, struktur kalimat yang diprogramkan, ungkapan komunikatif yang diprogramkan, dan mampu mendeskripsikan gambar yang disediakan dengan menggunakan struktur kalimat yang diprogramkan (hiwar-kalam) Santri mampu menyusun kata-kata/ungkapan acak menjadi kalimat, kalimat acak mejadi paragraf, menjawab pertanyaan untuk menyusun paragraf dengan struktur kalimat yang diprogramkan, menyesuaikan paragraf yang disediakan dengan beberapa pelaku dhamir yang diprogramkan, melengkapi kalimat dengan ungkapan yang tepat
Berdasarkan pengkayaan materi, meliputi : 1. Pada alam, terdapat tandatanda kekuasaan Allah SWT 2. Tsunami, gunung meletus, gempa bumi sebagai peringatan dari allah SWT agar manusia lebih bisa bersahabat dengan alam
Keterangan* : Permenag No. 2 tahun 2008 ** : Berdasarkan buku sumber Buku Sumber: Pendidikan Agama Islam Bahasa Arab Kurikulum 2008 Madrasah Aliyah Kelas XII (sesuai dengan Permenag RI No.2 Tahun 2008), Karangan DR. D. Hidayat diterbitkan di Semarang oleh PT. Karya Thoha Putra tahun 2010.
Tabel 34 Integrasi materi konservasi pada pelajaran fiqih kitab untuk kelas X Madrasah Aliyah (MA) Kelas X
Mata Ajaran Fiqih (Syarah “Fathul Qorib” karangan Syaikh Muhammad bin Qosim Al-ghozi)
Semester 1
2
Pokok Bahasan Bersuci
SK
KD
Materi Konservasi*
Memahami matan dan syarah tentang thoharoh (bersuci)
Mengartikan, menjelaskan, dan memahami bab air, bab wudhu, bab membuang air (istinja‟), bab mandi dan jinabat, bab tayamum,
Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Peranan air dalam aktivitas beribadah 2. Pentingnya menjaga kondisi air untuk meningkatkan keafdholan thoharoh 3. Konservasi air untuk menunjang kontinuitas thoharoh 4. Upaya-upaya untuk mengkonservasikan air, misalnya penanaman pohon
Sholat
Memahami matan dan syarah tentang kitab sholat
Mengartikan, menjelaskan, dan memahami bab sholat istisqo (memohon hujan), bab sholat kusuf (gerhana matahari), dan bab sholat khusuf (gerhana bulan)
Zakat
Memahami matan dan syarah tentang kitab zakat
Mengartikan, menjelaskan, dan memahami bab zakat hasil pertanian
Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Hujan, air, dan ibadah 2. Pentingnya menjaga kestabilan hujan untuk stock air 3. Air sebagai penunjang utama aktivitas ibadah 4. Upaya-upaya untuk menjaga kestabilan turunnya air hujan, misalnya dengan pengurangan emisi 5. Gejala alam seperti gerhana merupakan sunnatullah (ketentuan allah) dan sebagai sarana untuk muhasabah (introspeksi) diri Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Peranan air hujan menentukan besar sedikitnya persentase zakat pertanian yang harus dikeluarkan 2. Pentingnya menjaga kestabilan hujan 3. Air sebagai penunjang utama aktivitas zakat hasil pertanian 4. Upaya-upaya untuk menjaga kestabilan air hujan, misalnya dengan pengurangan emisi
Keterangan* : Disesuaikan dengan buku sumber SK : Standar Kompetensi KD : Kompetensi Dasar Buku Sumber: Konservasi Tanah dan Air karangan Sitanala Arsyad diterbitkan Anugerah Media Ilmu tahun 2010. .
Tabel 35 Integrasi materi konservasi pada pelajaran fiqih kitab untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) Kelas X
Mata Ajaran Fiqih (Syarah “Fathul Qorib” karangan Syaikh Muhammad bin Qosim Al-ghozi)
Semester 1
Pokok Bahasan Haji
Jual-beli
2
Warisan
SK
KD
Materi Konservasi*
Memahami matan dan syarah kitab haji
Mengartikan, menjelaskan, dan memahami bab dam (denda) dan bab muharromat (hal-hal yang diharamkan selama ibadah haji)
Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Satwa (domestikasi dan liar) tidak boleh dibunuh tanpa ada alasan yang jelas 2. Pentingnya manajemen pengelolaan satwa (domestikasi dan liar) 3. Upaya-upaya untuk konservasi satwa (domestikasi dan liar)
Memahami matan dan syarah kitab buyu’ (jual beli) dan mu’amalah (hal-hal yang berhubungan dengan interaksi manusia) Memahami matan dan syarah kitab faroidh (pembagian warisan) dan wasiat
Mengartikan, menjelaskan, dan memahami bab jual beli, bab riba, bab shuluh (perdamaian), bab dhoman (tanggungan harta benda) , bab kafalah (tanggungan selain harta benda),bab syirkah (kerjasama), bab ghosob (mengambil sesuatu tanpa seizin pemiliknya), bab waqaf (pemberian sesuatu kepada orang lain untuk dikelola dengan baik, misal tanah)
Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Perdagangan satwa liar dan tumbuhan yang dilindungi dengan prosedur yang telah ditentukan oleh hukum 2. Satwa dan tumbuhan yang diperjual belikan harus sesuai dengan kuota dan batas standar yang telah ditentukan 3. Perdagangan karbon melalui REDD dan REDD plus 4. Kepemilikan sumberdaya alam diatur oleh negara
Mengartikan, menjelaskan, dan memahami bab pewaris dan perhitungan warisan serta bab wasiat
Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Sumberdaya alam merupakan kekayaan yang harus diserah terimakan kepada generasi selanjutnya 2. Warisan sumberdaya alam ada perhitungan antara generasi dahulu, generasi sekarang, dan generasi yang akan datang 3. Pesan konservasi perlu disebarluaskan kepada masyarakat sebagai wasiat yang bernilai positif melalui berbagai media baik media cetak maupun media non cetak
Keterangan* : Disesuaikan dengan buku sumber SK : Standar Kompetensi KD : Kompetensi Dasar Buku Sumber: 1. Teknik Pengelolaan Satwaliar karangan Hadi S. Alikodra diterbitkan oleh IPB Press tahun 2002; 2. UU No 5 tahun 1990 Tentang Perdagangan satwa dan tumbuhan 3. UUD1945 pasal 33 ayat 3; 4. Simply RED: CIFOR‟s guide to forest, climate change and REDD Realising REDD+: National strategy and policy options karangan Maria Brockhaus et all diterbitkan oleh CIFOR tahun 2009 .
Tabel 36 Integrasi materi konservasi pada pelajaran fiqih kitab untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) Kelas X
Mata Ajaran Fiqih (Syarah “Fathul Qorib” karangan Syaikh Muhammad bin Qosim Al-ghozi)
Semester 1
Pokok Bahasan Pidana
SK
KD
Materi Konservasi*
Memahami matan dan syarah kitab jinayat (urusan pidana)
Mengartikan, menjelaskan, dan memahami bab pembunuhan, bab diyat (denda karena pembunuhan),
Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Pembunuhan kepada satwa secara illegal termasuk perbuatan yang dilarang dan melanggar hukum
Hukuman
Memahami matan dan syarah kibab hudud (hukuman)
Mengartikan, menjelaskan, dan memahami bab zina, bab menyamun, dan bab mencuri
Jihad
Memahami matan dan syarah kitab jihad
Mengartikan, menjelaskan, dan memahami bab perang, bab pembagian ghanimah (harta rampasan perang), bab fai’ (harta rampasan tanpa peperangan), bab jizyah (pajak)
Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Hukuman bagi orang yang melakukan tindakan melanggar aturan terhadap sumberdaya alam dan lingkungan 2. Membunuh satwa secara illegal perlu ditindak lanjuti dan diproses secara hukum yang berlaku 3. Mencuri dan memburu satwa termasuk perbuatan yang dapat dikenakan sangsi 4. Merusak alam merupakan menzinahi alam Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Menjaga kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam termasuk jihad 2. Membumikan pesan-pesan konservasi, baik secara teoritis maupun praktis merupakan sebuah jihad 3. Pembagian lahan dan hutan disesuaiakan dengan aturan dengan tetap memperhatikan aspek ekologi dan ekonomi
Keterangan* : Disesuaikan dengan buku sumber SK : Standar Kompetensi KD : Kompetensi Dasar Buku Sumber: 1. Teknik Pengelolaan Satwaliar karangan Hadi S. Alikodra diterbitkan oleh IPB Press tahun 2002; 2. UU No. 5 tahun 1990
Tabel 37 Integrasi materi konservasi pada pelajaran hadits kitab untuk kelas X Madrasah Aliyah (MA) Kelas
Mata Ajaran
Semester
X
Hadits(Kitab “Bulughul Marom” karangan Ibnu Hajar Atsqalami)
1
2
Pokok Bahasan Bersuci
SK
KD
Materi Konservasi*
Memahami kitab bersuci
Mengartikan, menjelaskan, dan memahami bab air, bab menghilangkan najis, bab bejana, bab menghilangkan najis dan penjelasannya, bab wudhu, bab tatacara membuang air, bab mandi dan hukum jinabat, bab tayamum Mengartikan, menjelaskan, dan memahami bab sholat istisqo (memohon hujan), bab sholat kusuf (gerhana matahari), dan sholat khusuf (gerhana rembulan)
Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Peranan air dan tanah dalam aktivitas beribadah 2. Pentingnya menjaga kondisi air untuk meningkatkan keafdholan thoharoh 3. Konservasi air untuk menunjang kontinuitas thoharoh 4. Upaya-upaya untuk mengkonservasikan air, misalnya penanaman pohon
Sholat
Memahami kitab sholat
Zakat
Memahami kitab zakat
Mengartikan, menjelaskan, dan memahami bab zakat fitrah, bab zakat sunah, dan bab pembagian zakat
Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Hujan, air, dan ibadah 2. Pentingnya menjaga kestabilan hujan untuk stock air 3. Air sebagai penunjang utama aktivitas ibadah 4. Upaya-upaya untuk menjaga kestabilan air hujan, misalnya dengan pengurangan emisi 5. Gejala alam seperti gerhana merupakan sunnatullah (ketentuan allah) dan sebagai lahan untuk muhasabah (introspeksi) diri Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Peranan air hujan menentukan besar sedikitnya persentase zakat hasil pertanian yang harus dikeluarkan 2. Pentingnya menjaga kestabilan hujan untuk meningkatkan hasi pertanian 3. Air sebagai penunjang utama aktivitas zakat hasil pertanian 4. Upaya-upaya untuk menjaga kestabilan air hujan, misalnya dengan pengurangan emisi
Keterangan* : Disesuaikan dengan buku sumber SK : Standar Kompetensi KD : Kompetensi Dasar Buku Sumber: 1. Konservasi Tanah dan Air karangan Sitanala Arsyad diterbitkan oleh Anugerah Media Ilmu tahun 2010; 2. Air hujan dan kita : pemanfaatan air hujan karangan Witono Basuki diterbitkan oleh Gramedia Kompas tahun 2009
Tabel 38 Integrasi materi konservasi pada pelajaran hadits kitab untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) Kelas
Mata Ajaran
Semester
XI
Hadits(Kitab “Bulughul Marom” karangan Ibnu Hajar Atsqalami)
1
2
Pokok Bahasan Jual beli
SK
KD
Materi Konservasi*
Memahami kitab jual beli
Mengartikan, menjelaskan, dan memahami bab syarat-syarat dan hak-hak yang dilarang, bab ghasab (mengambil hak orang lain), bab menghidupkan tanah yang mati,dan bab waqaf
Nikah
Memahami kitab nikah
Mengartikan, menjelaskan, dan memahami bab mas kawin
Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Perdagangan satwa liar dan tumbuhan yang dilindungi dengan prosedur yang telah ditentukan oleh hukum 2. Satwa dan tumbuhan yang diperjual belikan harus sesuai dengan kuota dan batas standar yang telah ditentukan 3. Perdagangan karbon melalui REDD dan REDD plus 4. Kepemilikan sumberdaya alam diatur oleh negara 5. Pengelolaan lahan yang terlebih dahulu dilakukan kajian AMDAL Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Pohon dapat digunakan sebagai media mas kawin atau mahar
Pidana
Memahami kitab urusan pidana
Mengartikan, menjelaskan, dan memahami tentang bab denda
Keterangan* : Disesuaikan dengan buku sumber SK : Standar Kompetensi KD : Kompetensi Dasar Buku Sumber: 1. Teknik Pengelolaan Satwaliar karangan Hadi S. Alikodra diterbitkan oleh IPB Press tahun 2002; 2. UU No. 5 tahun 1990
Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Pelaku illegal logging, pembakaran hutan, membunuh satwa secara illegal dan perusak lingkungan perlu ditindak lanjuti dan diproses secara hukum yang berlaku
Tabel 39 Integrasi materi konservasi pada pelajaran hadits kitab untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) Kelas
Mata Ajaran
Semester
XII
Hadits(Kitab “Bulughul Marom” karangan Ibnu Hajar Atsqalami)
1
2
Pokok Bahasan Hukuman
SK
KD
Materi Konservasi*
Memahami kitab hukuman
Mengartikan, menjelaskan, dan memahami bab hukuman pencurian, bab ta‟zir dan hukum penjahat
Makanan
Memahami kitab makanan
Mengartikan, menjelaskan, dan memahami bab binatang buruan dan sembelihan, bab kurban, dan bab aqiqah
Pergaulan
Memahami kitab jami’
Mengartikan, menjelaskan, dan memahami bab kesopanan, bab kebaikan dan silaturahmi, bab zuhud dan wara‟, bab peringatan untuk menghindari kejelekan akhlak, bab mendorong untuk berakhlak mulia, dan bab dzikir dan doa
Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Hukuman bagi orang yang melakukan tindakan melanggar aturan terhadap sumberdaya alam dan lingkungan 2. Pelaku illegal logging, pembakaran hutan, membunuh satwa secara illegal dan perusak lingkungan harus diberikan hukuman yang setimpal sesuai dengan undang-undang yang berlaku Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Perburuan terkendali di taman buru 2. Binatang-binatang yang haram dikonsumsi oleh warga muslim (bertaring, berkuku, hidup di dua alam) sebagain besar adalah satwa yang dilindungi keberadaannya, misal : binatang bertaring macan, singa;binatang berkuku:burung gagak;binatang hidup di dua alam:katak Berdasarkan pengkayaan materi : 1. Ramah lingkungan merupakan sebuah kesopanan berhubungan dengan alam 2. Tidak berlebih-lebihan dalam mendayagunakan sumberdaya alam 3. Hemat energi
Keterangan* : Disesuaikan dengan buku sumber SK : Standar Kompetensi KD : Kompetensi Dasar Buku Sumber: 1. Teknik Pengelolaan Satwaliar karangan Hadi S. Alikodra diterbitkan oleh IPB Press tahun 2002; 2. UU No. 5 tahun 1990
Tabel 40 Integrasi materi konservasi pada pelajaran tafsir untuk kelas X Madrasah Aliyah (MA) Kelas X
Mata Ajaran Tafsir (Kitab Jalalain)
Semester 1 dan 2
Pokok Bahasan SK KD Materi Konservasi* Kepemimpinan Memahami Isi Mengartikan,menjelaskan, menunjukkan perilaku Berdasarkan pengkayaan materi, yaitu : Kekayaan sumberdaya kandungan QS orang yang mengamalkan, dan menampilkan perilaku 1. Konservasi vs modernisasi alam al-Baqarah ikhlas dalam beribadah seperti yang terkandung dalam 2. Ekonomi vs ekologi Kerusakan lingkungan QS al-Baqarah 3. Bencana alam;cobaan dan musibah Keterangan* : Disesuaikan dengan buku sumber SK : Standar Kompetensi KD : Kompetensi Dasar Buku Sumber: Pengantar Ilmu Teknik Lingkungan karangan Dr. Ir. Soekmana Soma, M.S.P, M. Eng diterbitkan oleh Anugerah Media Ilmu tahun 2010
Tabel 41 Integrasi materi konservasi pada pelajaran tafsir untuk kelas XI Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI
Mata Ajaran
Semester
Tafsir (Kitab Jalalain)
1 dan 2
Pokok Bahasan Warisan Pengelolaan lingkungan
SK
KD
Materi Konservasi*
Memahami Isi kandungan QS an-Nisa
Mengartikan,menjelaskan, menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan, dan menampilkan perilaku ikhlas dalam beribadah seperti yang terkandung dalam QS an-Nisa
Berdasarkan pengkayaan materi, yaitu : 1. Peran manusia dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup 2. Kerugian-kerugian akibat dari perusakan lingkungan 3. Kekayaan sumberdaya alam merupakan warisan untuk generasi mendatang, bukan sisa untuk generasi mendatang
Keterangan* : Disesuaikan dengan buku sumber SK : Standar Kompetensi KD : Kompetensi Dasar Buku Sumber: Ekologi Manusia karangan Drs. Sofyan Anwar Mufid, M.S. diterbitkan oleh Remaja Rosdakarya tahun 2010
Tabel 42 Integrasi materi konservasi pada pelajaran tafsir untuk kelas XII Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI
Mata Ajaran
Semester
Tafsir (Kitab Jalalain)
1 dan 2
Pokok Bahasan Amar ma‟ruf nahi munkar
SK
KD
Materi Konservasi*
Memahami Isi kandungan QS al-Imran
Mengartikan,menjelaskan, menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan, dan menampilkan perilaku ikhlas dalam beribadah seperti yang terkandung dalam QS al-Imran
Berdasarkan pengkayaan materi, yaitu : 1. Sosialiasasi tentang konservasi merupakan sebuah kewajiban bagi semua orang
Keterangan* : Disesuaikan dengan buku sumber SK : Standar Kompetensi KD : Kompetensi Dasar Buku Sumber: Ekologi Manusia karangan Drs. Sofyan Anwar Mufid, M.S. diterbitkan oleh Remaja Rosdakarya tahun 2010
5.9.3
Implementasi Program Pendidikan Konservasi dengan Pendekatan Ekstrakurikuler Pendidikan konservasi di Pesantren Darul Muttaqien dapat dilaksanakan
dengan pendekatan ekstrakurikuler dengan membentuk klub baru “kader konservasi” di bawah Organisasi Pelajar Darul Muttaqien (OPDM). Kegiatan ekstrakurikuler di Pesantren Darul Muttaqien dapat berupa ekstrakurikuler wajib maupun pilihan. Kementerian Lingkungan Hidup (2008) menyatakan bahwa indikator dan kriteria program eco-pesantren salah satunya dengan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler berbasis tadabbur alam. Warga pondok pesantren perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup untuk mewujudkan pondok pesantren yang ramah lingkungan. Pondok pesantren juga perlu melibatkan masyarakat di sekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat bagi warga pondok pesantren dan masyarakat. Kegiatankegiatan ekstrakurikuler di pondok pesantren antara lain: 1. Mengadakan kegiatan tadabbur alam 2. Berperan aktif dalam kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh berbagai pihak 3. Membangun jejaring dan kemitraan dengan lembaga terkait 4. Memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di pondok pesantren Program ekstrakurikuler menurut Shaleh (2005) merupakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan, pengembangan, bimbingan, dan pembiasaan siswa agar memiliki kemampuan dasar penunjang. Kegiatan-kegiatan dalam program ekstrakurikuler diarahkan kepada upaya memantapkan pembentukan kepribadian siswa. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran yang materinya tidak terdapat dalam uraian kompetensi dasar atau silabus pendidikan mata pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah dengan maksud memperluas pengetahuan dan wawasan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah secara umum dapat dilakukan dalam berbagai bentuk dan jenis, meliputi (Shaleh 2005): a.
Pembinaan keimanan dan ketakwaan
b.
Pembinaan berbangsa dan bernegara
c.
Pembinaan kepribadian dan akhlak mulia
d.
Pembinaan berorganisasi dan kepemimpinan
e.
Pembinaan keterampilan dan kewiraswastaan
f.
Pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi
g.
Pembinaan persepsi, apresiasi, dan kreasi seni Shaleh (2005) menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler dapat
terlaksana dengan baik dan memperoleh hasil serta manfaat yang optimal, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1.
Adanya program kerja atau kerangka acuan untuk masing-masing kegiatan ekstrakurikuler
2.
Kegiatan ekstrakurikuler hendaknya diadakan di luar jam belajar efektif, yaitu pada waktu liburan. Rancangan kegiatan ini dimasukkan dalam RAPBS (Rencana Anggaran Pendanaan dan Belanja Sekolah).
3.
Jenis program kegiatan ekstrakurikuler yang akan dilaksanakan oleh sekolah hendaknya diprioritaskan pada : a. Kegiatan yang banyak diminati siswa b. Ketersediaan
pembina/instruktur
yang
mempunyai
kemampuan,
keterampilan, dan wawasan untuk kegiatan tersebut c. Ketersediaan sarana dan prasarana serta dana yang mendukung 4.
Kegiatan ekstrakurikuler tersebut mendapat dukungan orang tua siswa Rancangan
program
pendidikan
konservasi
dengan
pendekatan
ekstrakurikuler dilakukan menggunakan media elektronik, cetak, dan lingkungan. Sumber pustaka yang digunakan yaitu Al-Quran, Hadits, kitab kuning, dan buku teks, sedangkan metode evaluasi yang digunakan yaitu tertulis, non tertulis, dan observasi.
Program pendidikan konservasi berupa kegiatan ekstrakurikuler ini disusun sebagai berikut: K. Nama Club Club ini diberi nama “Santri Kader Konservasi”. Santri kader konservasi yaitu santri pilihan yang diharapkan akan menjadi pemimpin yang memiliki kemampuan
sebagai penggerak masyarakat untuk mengupayakan kepedulian
terhadap konservasi dan lingkungan hidup. Untuk itu, diperlukan wadah khusus untuk menampung bakat dan minat santri terkait dengan konservasi. L. Tujuan Tujuan club ini adalah membentuk santri pilihan agar memiliki pengetahuan dan wawasan terhadap konservasi sehingga akan muncul sikap dan perilaku yang pro konservasi yang pada akhirnya nanti mampu menerapkan keterampilan-keterampilan
pemanfaatan
sumberdaya
dan
mampu
menyebarluaskan konsep dan teknis konservasi kepada masyarakat. M.
Kelompok Sasaran Sasarannya meliputi santri Madrasah Aliyah Pesantren Darul Muttaqien
perwakilan masing-masing kelas. N. Pelaksana Pelaksana club ini yaitu OPDM (Organisasi Pelajar Darul Muttaqien). O. Rincian Program Pelaksanaan pendidikan konservasi dengan pendekatan ekstrakurikuler dengan membentuk klub baru “Kader Konservasi” di bawah OPDM (Organisasi Pelajar Darul Muttaqien) yang dilaksanakan selama satu tahun dengan jadwal kegiatan satu kali dalam seminggu yaitu hari Jumat. Program disusun berdasarkan pengembangan kumpulan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, dengan kegiatan: 1. Konservasi Air Konservasi Air merupakan program terkait air dan yang berhubungan dengan konservasi air berdasarkan teologi Islam dan teologi umum. Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan terkait dengan konservasi air pada santri agar mampu memberikan solusi terhadap permasalahan
konservasi air yang ada di tengah-tengah masyarakat. Aspek pengembangan program pada kegiatan ini adalah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Semua program memuat tujuan, indikator, materi, metode, sarana pendukung, dan buku sumber (Tabel 43). Tabel 43 Tujuan 1. Santri memiliki pengetahuan tentang konservasi air dan hal yang terkait dengan konservasi air 2. Santri memiliki sikap dan motivasi untuk melaksanak an konservasi air dan hal yang terkait dengan konservasi air 3. Santri memiliki keterampila n dalam konservasi air dan hal yang terkait dengan konservasi air
Rancangan program Konservasi Air Indikator 1. Santri mampu menjelaskan tentang konservasi air dan hal yang terkait dengan konservasi air 2. Santri mengaplikasik an teknik konservasi air dalam kehidupan sehari-hari 3. Santri memiliki keterampilan dalam bidang konservasi air dan hal yang terkait dengan konservasi
pendidikan
konservasi
Materi 1. Konservasi tanah dan air, serta klimatologi a. Pengenalan teknik konservasi air (pengukuran keasaman, kejernihan, dan debit air) b. Pengenalan teknik konservasi tanah (identifikasi jenis tanah, pengukuran horizon tanah/ukuran tebal solum, warna tanah, dan tekstur tanah) c. Pengenalan klimatologi (pengukuran suhu dan kelembaban di lahan terbuka dan tertutup) d. Pengelolaan penadah air hujan e. Pengenalan sterilisasi air minum f. Pelatihan pembuatan biopori 2 . Penanaman a. Seleksi benih dan persemaian b. Pembibitan benih c. Belajar menanam pohon (One santri one tree) d. Penanaman pohon dalam rangka pembuatan arboretum hutan mini pesantren e. Pemeliharaan tanaman f. Penanaman tanaman obat dalam rangka pembuatan arboretum tanaman obat g. Pemberian papan interpretasi pohon dan tanaman obat h. Budidaya tanaman (tanaman keras, tanaman buah, tanaman obat) i. Koleksi tanaman 3. Pengenalan flora dan fauna a. Identifikasi jenis-jenis flora dan fauna b. Pengenalan teknik eksplorasi flora dan fauna c. Pengenalan teknik analisis vegetasi d. Pengenalan teknik penghitungan karbon tersimpan 4. Ekosistem pesantren a. Pembuatan arboretum hutan mini pesantren b. Pembuatan petak tanaman obat keluarga c. Pembuatan fieldguide flora dan fauna d. Pembuatan rumah kaca
Metode Diskusi Observasi (pengamatan langsung) Percobaan (eksperimen) Penyelidikan (Inquiry) Pengajaran Proyek
dalam
kegiatan
Sarana Pendukung Perlengkapan menulis bagi tutor (spidol, kapur, penghapus), LCD, laptop, papan tulis, perlengkapan praktek yang dibutuhkan sesuai materi, dan lokasi praktek
Beberapa buku sumber yang dapat digunakan untuk pelaksanaan program Konservasi Air, diantaranya: 1. Konservasi Tanah dan Air karangan Sitanala Arsyad
diterbitkan
Anugerah Media Ilmu tahun 2010 2. Teknologi Penyediaan Air Bersih karangan Teti Suryati diterbitkan Agromedia Pustaka tahun 2010 3. Lubang Resapan Biopori karangan Amir Raziudin diterbitkan oleh Niaga Swadaya tahun 2007 4. Air Hujan dan Kita:Pemanfaatan Air Hujan karangan Witono Basuki diterbitkan oleh Gramedia Kompas tahun 2009 5. Hidup, Hirau, Hijau karangan Ahmad Arief dkk diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia tahun 2009; Tata Ruang Air karangan Robert J. Kodoatie dan Roestam Sjarief diterbitkan ANDI OFFSET tahun 2010
2. Reduce, Reuse, Recycle, Replant, Repair (5 R) Lima R merupakan program terkait penghematan sumberdaya alam dan pengurangan limbah pesantren. Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan terkait dengan pengolahan limbah, penghematan sumberdaya alam, pengurangan emisi agar santri mampu memberikan solusi terhadap permasalahan limbah yang ada di tengah-tengah masyarakat. Aspek pengembangan program pada kegiatan ini adalah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Program memuat tujuan, indikator, materi, metode, sarana pendukung, dan buku sumber (Tabel 38). Beberapa buku sumber yang dapat digunakan untuk pelaksanaan program 5 R, diantaranya: 1. Penanganan dan Pengolahan Sampah karangan TIM PS diterbitkan oleh Niaga Swadaya tahun 2007 2. Memanen Sampah karangan Basriyanto diterbitkan oleh Gerin Jaya tahun 2007
3. Mengelola Sampah Kota karangan Sudrajat diterbitkan oleh Niaga Swadaya tahun 2009 4. Pengolahan Limbah Got sebagai Peluang Usaha
karangan Mutawakil
diterbitkan oleh Niaga Swadaya tahun 2007 Tabel 44 Rancangan program pendidikan konservasi dalam kegiatan 5 R Tujuan 1. Santri memiliki pengetahu an tentang Reduce, Reuse, Recycle, Replant, dan Repair. 2. Santri memiliki sikap dan motivasi untuk melakuka n Reduce, Reuse, Recycle, Replant, dan Repair. 3. Santri memiliki keterampi lan Reduce, Reuse, Recycle, Replant, dan Repair.
Indikator 1.Santri dapat menjelaska n Reduce, Reuse, Recycle, Replant, dan Repair. 2.Santri dapat menerapka n Reduce, Reuse, Recycle, Replant, dan Repair 3.Santri dapat memprodu ksi barang dari proses Reduce, Reuse, Recycle, Replant, dan Repair
Materi 1. 5 R a. Mempelajari konsep 5 R b. Mengetahui contohcontoh 5 R c. Mempelajari cara mengurangi permasalahan lingkungan di pesantren 2. Sampah dan pengelolaannya a. Mempelajari cara pengolahan sampah organik dan non organik b. Pelatihan daur ulang kertas c. Membiasakan pemakaian kertas bekas di lingkungan pesantren d. Pengurangan pemakaian kantong plastik 3. Limbah pesantren dan pengelolaannya a. Mempelajari pengolahan limbah air musta’mal b. Mempelajari pengolahan limbah kotoran manusia untuk biogas 4. Sumberdaya dan pemanfaatannya a. Mempelajari pemanfaatan air hujan b. Mempelajari cara sterilisasi air minum
Metode Diskusi Observasi (pengamatan langsung) Percobaan (eksperimen) Penyelidikan (Inquiry) Pengajaran Proyek
Sarana Pendukung Perlengkapan menulis bagi tutor (spidol, kapur, penghapus), LCD, laptop, papan tulis, perlengkapan praktek yang dibutuhkan, dan lokasi praktek.
3. Santripreunership Santripreunership merupakan program terkait dengan jiwa kemandirian dan kewirausahaan santri di bidang pembuatan produk dari sumberdaya alam dan pemasaran produk ramah lingkungan. Program ini bertujuan untuk memberikan bekal softskill terkait dengan jiwa bisnis agar santri mampu mensosialisasikan produk hasil olahan santri dari limbah maupun sumberdaya alam. Aspek menyebarluaskan mbangan program pada kegiatan ini adalah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Program memuat tujuan, indikator, materi, metode, sarana pendukung, dan buku sumber (Tabel 39). Beberapa buku sumber yang dapat digunakan untuk pelaksanaan program Santripreunership, diantaranya:
1. Mengelola Usaha dengan Tepat karangan Jackie Ambadar, Miranty Abidin dan Yanti Isa diterbitkan Yayasan Bina Karsa Mandiri tahun 2006 2. Marketing Revolution karangan Tung Desem diterbitkan Gramedia Pustaka tahun 2010 3. Sukses Meraih Bisnis Meniru Cara Pintar Jadi Follower karangan Yusuf Ck Arianto diterbitkan oleh Bhuana Ilmu Populer tahun 2008 4. Boost Your Profit karangan Helen Wilkie diterbitkan Bhuana Ilmu Populer tahun 2003 5. Studi Kelayakan Usaha karangan Zalmi Zubir diterbitkan FKUI tahun 2005 Tabel 45 Tujuan 1. Santri memiliki pengetahua n terkait santripreun ership 2. Santri memiliki sikap dan motivasi untuk melakukan konsep santripreun ership 3. Santri memiliki keterampil an terkait dengan santripreun ership 4. Santri mampu memasarka n produk dan memiliki jaringan yang luas
Rancangan program Santripreunership Indikator 1. Santri dapat menjelaskan konsep santripreunership 2. Santri menerapkan konsep santripreunership dalam kehidupan sehari-hari 3. Terlaksananya musabaqoh antar santri 4. Produk santripreunership memiliki kualitas yang baik dan memiliki nilai jual 5. Adanya kerjasama dengan stakeholder dan perusahaan
pendidikan
konservasi
dalam
Materi 1. Pembekalan santripreunership a. Workshop produk hasil olahan sumberdaya alam b. Workshop wirausaha santri (santri mandiri) c. Pelatihan manajemen marketing d. Khithobah berwawasan lingkungan e. Tilawatil qur’an ayat-ayat hijau f. Nasyid dan marawis dengan syi’ir tentang konservasi dan lingkungan hidup g. Insya’ (karya tulis berbahasa Arab) dengan tema konservasi dan lingkungan hidup h. Fieldtrip dan study banding 2. Implementasi santripreunership a. Pembuatan proposal bisnis plan b. Pembuatan produk bisnis plan c. Musabaqoh tilawatil qur’an, nasyid, marawis, dan insyak d. Pembuatan kaset CD rekaman dan video klip tim nasyid dan marawis e. Outlet“eco-santri” 3. Sosialisasi produk santripreurship a. Pemasaran produk bisnis plan b. Sosialisasi produk saat PPM (Praktek Pengabdian Masyarakat) c. Expo eco-santri dan eco-pesantren di acara Pospenas (Pekan Olahraga dan Seni Antar Pesantren Nasional), Perkemahan Bumi Santri Nusantara, MTQ (Musabaqoh Tilawatil Qur’an), MTK (Musabaqoh Tilawatil Kutub), dan Pembinaan-Pengabdian Peserta Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kementerian Agama RI
kegiatan
Metode Seminar Percobaan (eksperimen) Penyelidikan (Inquiry) Pengajaran Proyek
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Pesantren memiliki potensi biofisik dan sosekbud yang potensial untuk menunjang pelaksanaan pendidikan konservasi yang didukung oleh persetujuan (99%) oleh para pihak, baik internal maupun eksternal pesantren. 2. Warga pesantren memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan terkait lingkungan yang beragam, namun cenderung kurang sehingga perlu diberikan pendidikan konservasi. 3. Program non kurikuler pesantren yang berkaitan dengan lingkungan yaitu inisiasi internal pesantren yang meliputi pengelolaan sumberdaya lahan dan sumberdaya air; dan inisiasi dari ekternal pesantren berupa kerjasama. 4. Program kurikuler pesantren yang berkaitan dengan lingkungan yaitu Biologi, Sosiologi, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Fiqih, Aqidah Akhlak, Al-Quran Hadits, Fiqih Kitab, Tafsir, dan Hadits. 5. Pendidikan konservasi di pesantren dapat dilaksanakan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan kurikuler berupa integratif pada mata ajaran tersebut dengan penambahan kompetensi dasar maupun pengkayaan materi; dan pendekatan non kurikuler berupa ekstrakurikuler dengan membentuk klub baru di bawah OPDM (Organisasi Pelajar Darul Muttaqien).
6.2 Saran 1. Sosialisasi kepada guru tentang pelaksanaan pendidikan konservasi dengan pendekatan integratif 2. Perlu ada program detail dalam GBPP 3. Perlu ada modul pendidikan konservasi 4. Meningkatkan hubungan kemitraan dengan stakeholder untuk peningkatan mutu pembelajaran (peningkatan kapasitas guru, bantuan pendanaan, dan bantuan sarana-prasarana) 5. Kegiatan monitoring dan evaluasi perlu diupayakan dalam rangka menentukan perbaikan program pendidikan konservasi lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA Adisenjaja YH dan Romiah O. 2009. Pembelajaran Pendidikan lingkungan Hidup : Belajar dari Pengalaman dan Belajar dari Alam. Makalah disampaikan pada acara seminar nasional pendidikan lingkungan hidup Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Universitas Pendidikan Bandung; Bandung 2009. Arsyad A. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. [Bapedalda] Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Provinsi DIY. 2006. Pedoman Penyelenggaraan Pondok Pesantren Berwawasan Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Provinsi DIY. [BMG] Badan Meteorologi dan Geofisika. 2006. Pemetaan Jaringan UPT BMG dan Kerja Sama Provinsi Jawa Barat. Jakarta : Pusat Sistem Jaringan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika. [Depag] Departemen Agama. 2003. Pola Pemberdayaan Masyarakat melalui Pondok Pesantren. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren Departemen Agama RI. [Dephut] Departemen Kehutanan. 2007. Buku Pegangan Bina Cinta Alam. Bogor : Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam. .2007. Pedoman Pendidikan Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Bogor: Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam. Hasbullah. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Jannah NRM. 2007. Perkembangan Pendidikan Lingkungan Hidup di Indonesia. Kulit Pisang (04): 36-51. [KLH] Kementerian Lingkungan Hidup. 2008. Eco-Pesantren. Jakarta: Deputi Kementerian Lingkungan Hidup Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat. Koenjaraningrat. 1977. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia.
Laela FN. 1998. Persepsi Santri terhadap Kemampuan Pendidik dalam Mengajar Pendidikan Agama di Pesantren (Kasus di Pesantren Darul Ulum Jombang) [tesis]. Bogor: Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Leksono
SM. 2008. Pengembangan Kurikulum Pengajaran Konservasi, Lingkungan Hidup, dan Mitigasi Bencana Alam (Sebagai Upaya Pencegahan Kerusakan Lingkungan Hidup dan Mengatasai Bencana secara Global). Banten: Program Studi Pendidikan biologi FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten.
Mastuhu. 1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian tentang Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS. Masy‟ud B. 2001. Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) bagi Anak di Sekolah. Makalah disampaikan pada pertemuan para Pembina pramuka SD di Jakarta; Jakarta 26 Juli 2001. .2002. Peran PLH dalam Menghadapi Masalah Lingkungan dan Orientasi Pendidikan Berbasis Kompetensi. Makalah disampaikan pada pelatihan pendidikan hutan dan lingkungan hidup bagi guru taman kanakkanak; Madiun 28-31 Oktober 2002. Muntasib EKSH. 1998. Ekoturisme yang Mendukung Pendidikan Konservasi di Taman Nasional. Makalah disampaikan pada seminar dalam rangka pelatihan konservasi sumberdaya alam tingkat ahli/spesialis angkatan 16. Bogor: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan. .2002. Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) sebagai Program Pendidikan. Makalah disampaikan pada pelatihan pendidikan hutan dan lingkungan hidup bagi guru taman kanak-kanak; Madiun 28-31 Oktober 2002. Neuman WL. 2006. Social Research Methods, Qualitative and Quantitative Approuches (Sixth edition). USA : Pearson Education, lnc. [Permenag] Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah. [Permendiknas] Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. [Permendiknas] Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
[Permendiknas] Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 tahun 2009 tentang Standar Kompetensi Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah (MAK). Purwoko D. 2009. Hubungan Karakteristik Santri dengan Persepsi Mereka tentang Kemandirian Santri di Pondok Pesantren [Disertasi]. Bogor : Sekolah Pascasarjana IPB. Qomar
M. 2007. Pesantren: dari Transformaasi Demokratisasi. Jakarta: Erlangga.
Metodologi
Menuju
Rachmawati E. 2000. Pendidikan Konservasi di Taman Nasional Gunung Halimun [skripsi]. Bogor : Jurusan Konsevasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Ruseefendi. 1994. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-eksakta Lainnya. Semarang : IKIP Semarang Press. Shaleh AR. 2005. Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Suyudi I. 2008. Final Report Lokakarya Penyusunan Silabus dan RPP Modul Pendidikan Lingkungan Hidup Tingkat SMP. Jambi : Mitra Aksi Foundation. Tuanaya AMMT, Farida A, Ali H, Habibah N, dan Marfuah. 2007. Modernisasi Pesantren. Jakarta : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Departemen Agama RI. Widaningsih, L. 2009. Pendidikan Lingkungan Hidup : Membelajarkan Anak pada Kearipan Alam. Makalah disampaikan pada acara seminar nasional pendidikan lingkungan hidup Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Universitas Pendidikan Bandung; Bandung 2009.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data keanekaragaman jenis flora Pesantren Darul Muttaqien tahun 2010 No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Famili
Habitus
Pemanfaatan
Status TO
TI
TH
TK
v
v
v
1.
Jati
Tectona grandis L.f.
Verbenaceae
Pohon
Budidaya
2.
Melinjo
Gnetum gneman L.
Gnetaceae
Pohon
Budidaya
v
v
3.
Kecapi
Sandoricum koetjape (Burm F.) Merr.
Meliaceae
Pohon
Budidaya
v
v
4.
Jengkol
Pithocolobium lobatum Benth.
Mimosaceae
Pohon
Budidaya
5.
Beringin
Ficus Benjamina Linn.
Moraceae
Pohon
Budidaya
6.
Sengon
Paraserianthes falcataria (L.) N.
Mimosaceae
Pohon
Budidaya
7.
Benda
Artocarpus elasticus
Moraceae
Pohon
8.
Randu
Ceiba pentandra Gaert.
Bombaceae
9.
Cemara
Casuarina junghuniana
Casuarinaceae
10.
Angsana
Pterocarpus indica Wild.
11.
Palem raja
12. 13.
TS
TB
TL
TP
v v v
v
v
v
v
v
v
v
Budidaya
v
v
v
Pohon
Budidaya
v
Pohon
Budidaya
v
Papilionaceae
Pohon
Budidaya
v
Roystone regia
Palmae
Pohon
Budidaya
v
Palem merah
Cyrtostachys lakka Becc.
Palmae
Pohon
Budidaya
v
Kedondong
Spondias pinnata (L.F.)Kurz
Anacardiacea
Pohon
Budidaya
14.
Singkong
Manihot uttilisima Grantz
Euphorbiaceae
Pohon
Budidaya
v
15.
Sente
Alocasia macrorrhiza
Araceae
Perdu
Budidaya
v
16.
Kelapa
Cocos nutifera Linn.
Arecaeae
Pohon
Budidaya
v
17.
Pepaya
Carica papaya L.
Caricaceae
Semak
Budidaya
v
18.
Sukun
Artocarpus altilis (parkins) Fasb.
Moraceae
Pohon
Budidaya
19.
Nangka
Artocarpus heterophyllus Limk.
Moraceae
Pohon
Budidaya
20.
Durian
Durio zibethinus
Bombacacea
Pohon
Budidaya
v
v
21.
Mangga
Mangifera indica
Anacardiaceae
Pohon
Budidaya
v
v
22.
Pisang
Musa paradisiaca Linn.
Musaceae
Semak
Budidaya
v
23.
Kersen
Muntingia calabura L.
Muntingiaceae
Pohon
Budidaya
v
24.
Rambutan
Nephelium lappaceum L.
Sapindaceae
Pohon
Budidaya
v v
v v v v v
v
v v v v
v
v
v v
v
v
PT
Lanjutan No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Famili
Habitus
Pemanfaatan
Status TO
TI
TH
TK
25.
Sawo
Chrysophyllum cainito
Sapotaceae
Pohon
Budidaya
26.
Matoa
Pometia pinnata
Sapindaceae
Pohon
Budidaya
27.
Jambu biji
Psidium guajava
Myrtaceae
Pohon
Budidaya
v
28.
Jambu air
Eugenia aquea
Myrtaceae
Pohon
Budidaya
v
29.
Sereh
Cymbopogon nardus Rendl.
Poaceae
Semak
Budidaya
v
v
v
30.
Sirih
Piper betle Linn.
piperaceae
Herba
Budidaya
v
v
v
31.
Cabai rawit
Capsicum frutescens Linn.
Solanaceae
Semak
Budidaya
v
v
v
v
32.
Suji
Pleomele angustifolia
Ruscaceae
Semak
Budidaya
v
v
v
v
33.
Jeruk nipis
Citrus aurantifolia
Rutaceae
Perdu
Budidaya
v
v
34.
Belimbing wuluh
Averrhoa bilimbi
Oxadaliaceae
Herba
Budidaya
v
v
35.
Kumis kucing
Orthosiphon stamineus
Lamiaceae
Herba
Budidaya
v
v
36.
Mangkokan
Nothopanax scutellarium (Burm.f)
Araliaceac
Perdu
Budidaya
v
37.
Mengkudu
Morinda citrifolia
Rubiaceae
Perdu
Budidaya
v
38.
Kayu manis
Cinnamomum burmanni
Lauraceae
Pohon
Budidaya
39.
Rosela
Malvaceae
Herba
40.
Mahkota dewa
Hibiscus sabdariffa Linn. Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.
Thymelaeaceae
41.
Mahoni
Swetenia macrophylla
42.
Glodogan tiang
Polyathia longifolia
43.
Lidah buaya
44.
v
TS
v
v
v
v
v
v
v
TL
v v
v
v
v
v
v
v
v
v
Budidaya
v
v
Perdu
Budidaya
v
v
Meliaceae
Pohon
Budidaya
v
v
Annonaceae
Pohon
Budidaya
Aloe vera L.
Asphodelaceae
Herba
Budidaya
Gelombang cinta
Anthurium Plowmanii Croat.
Araceae
Semak
Budidaya
45.
Sirsak
Annona muricata
Annonaceae
Pohon
Budidaya
v
46.
Benalu
Loranthus parasiticus (L) Merr.
Euphorbiaceae
Semak
Liar
v
47.
Mawar
Rosa hibryda Hort.
Rosaceae
Perdu
Budidaya
v
v
v
48.
Melati
Jasminum sambac ( L.) Ait.
Oleaceae
Perdu
Budidaya
v
v
v
v
v v
v v
TB
v
v
v
v
v
v v
v
v
TP
PT
Lanjutan No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Famili
Habitus
Pemanfaatan
Status TO
TI
TH
v
v v
TK
TS
TB
TL
49.
Anggrek
Cerataphis oxhidiarum (West).
Orchidaceae
Semak
Budidaya
50.
Pandan wangi
Pandanus amaryllifolius Roxb.
Pandanaceae
Semak
Budidaya
v
v
51.
Bambu apus
Gigantochloa apus
Poaceae
Bambu
Budidaya
v
v
52.
Albasia
Albazia Falcataria
Mimosaceae
Pohon
Budidaya
53.
Keladi tikus
Typhonium flagelliforme Blume.
Araceae
Semak
Liar
v
54.
Opiopogon
Opipogon japanicus L.F.
Ruscaceae
Herba
Budidaya
v
v
55.
Pinang
Areca catechu L.
Arecaceae
Pohon
Budidaya
v
v
56.
Sambang getih
Hemigraphis colorata Hall f.
Acanthaceae
Semak
Budidaya
v
v
57.
Sosor bebek
Kalanchoe pinnata (Lmk) Pers.
Crassulaceae
Semak
Budidaya
v
v
58.
Jukut bau
Ageratum conyzoides L.
Asteraceae
Semak
Liar
59.
Manggis
Garcinia mangostana
Guttiferae
Pohon
Budidaya
60.
Bintaro
Cerbera manghas
Apocynaceae.
Pohon
Budidaya
v
61.
Trembesi
Samanea Saman
Fabaceae
Pohon
Budidaya
v
v
62.
Butun
Barringtonia asiatica
Lecythidaceae
Pohon
Budidaya
v
v
63.
Andong jawa
Cordyline fruticosa L.
Agavaceae
Semak
Budidaya
64.
Kayu urip
Euphorbia tirucali L.
Euphorbiaceae
Herba
Budidaya
65.
Srikaya
Annona squamosa
Annonaceae
Pohon
Budidaya
66.
Nanas kerang
Rhoeo discolor (L.Her) Hance.
Commelinaceae
Herba
Budidaya
v
67.
Pecah beling
Sericocalyx crispus (L.) Bremek.
Acanthaceae
Herba
Budidaya
v
68.
Daun jinten
Coleus amboinicus Lour.
Lamiaceae
Herba
Budidaya
v
69.
Pecut kuda
Stachytarpheta jamaicensis L.Vahl.
Verbenaceae
Herba
Budidaya
v
v
70.
Jengger ayam
Celosia cristata L.
Amaranthaceae
Semak
Budidaya
v
v
71.
Jukut pendul
Kyllinga brevifolia Rottb.
Cyperaceae
Semak
Liar
TP
PT
v v
v
v
v v v
v
v v
v v
v
v v
v
Lanjutan No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Famili
Habitus
Pemanfaatan
Status TO
TI v
TH
TK
TS
TB
TL
TP
PT
72.
Jarak pagar
Jatropa curcas Linn.
Euphorbiaceae
Semak
Budidaya
v
73.
Bunga pukul empat
Mirabilis jalappa L.
Nyctaginaceae
Semak
Budidaya
v
74.
Putri malu
Mimosa pudica L.
Mimosaceae
Semak
Liar
75.
Lidah mertua
Sansevieria Trispasciata Prain.
Liliaceae
Semak
Budidaya
v
v
76.
Pacar air
Impatiens balsamina Linn.
Balsaminaceae
Semak
Budidaya
v
v
77.
Glodogan biasa
Polyathia sp.
Annonaceae
Pohon
Budidaya
78.
Sisik naga
Dyrmoglossum piloselloides L.Presl.
polypodiaceae
Herba
Liar
79.
Babandotan
Ageratum conyzoides L.
Asteraceae
Herba
Liar
v
80.
Rumput teki
Cyperus rotundus L.
Cyperaceae
Semak
Liar
v
81.
Surukan
Peperomia pellucida L.
Piperaceae
Semak
Liar
v
82.
Palem merah
Cyatostachys lakka
Arecaceae
Pohon
Budidaya
v
83.
Tomat
Solanum lycopersicum Linn.
Solanaceae
Semak
Liar
v
84.
Sangketan
Heliotropium indicum L.
Boraginaceae
Semak
Liar
85.
Pule
Alstonia scholaris R.Br.
Apocynaceae
Semak
Budidaya
v
86.
Daun andong merah
Cordyline rubra L.
Agavaceae
Semak
Liar
v
87.
Bayam kremah
Althernanthera sessillis R. Br.
Amaranthaceae
Semak
Liar
v
88.
Bayam duri
Amaranthus spinosus Linn.
Amaranthaceae
Semak
Liar
v
89.
Rumput teki badot
Cyperus kyllingia
Cyperaceae
Semak
Liar
v
90.
Tapak lambah
Curculigo villosa
Hypoxidaceae
Semak
Liar
v
91.
Patah kemudi
Emilia sonchifolia
Asteraceae
Semak
Liar
v
92.
Maman ungu
Cleome rutidosperma
Capparaceae
Semak
Liar
v
93.
Jukut sauheum
Setaria palmifolia
Poaceae
Semak
Liar
v
94.
Rumput mentebung
Brachiaria milliformis
Poaceae
Semak
Liar
v
v v
v
v
v
v v v v v
Lanjutan No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Famili
Habitus
Pemanfaatan
Status TO
TI
TH
TK
TS
TB
TL
TP
PT
95.
Rumput pahit
Cyrtococcum accrescens
Poaceae
Semak
Liar
v
96.
rumput rotan beras
Cyrtococcum oxyphyllum
Poaceae
Semak
Liar
v
97.
Rumput belulang
Eleusine indica
Poaceae
Semak
Liar
v
98.
Jukut pahit
Axonopsus compressus
Poaceae
Semak
Liar
v
Keterangan
: TO = Tumbuhan obat, TI = Tanaman Industri, TH = Tanaman Hias, TK = Tanaman Kayu, TS = Tanaman Sayur, TB = Tanaman Buah, TL = Tanaman Lindung, TP = Tanaman Pangan, PT = Pakan Ternak Pohon = Tumbuhan berkayu tinggi lebih dari 2 meter, Perdu = Tumbuhan berkayu dengan diameter lebih dari 2 cm dan tinggi kurang dari 2 meter, Semak = tumbuhan tidak berkayu dengan diameter kurang dari 2 cm dan tinggi kurang dari 2 meter, Herba = Rumput-rumputan, paku-pakuan, liana, dan anggrek.
Sumber data
: Hasil Survey Lapangan, Desember 2010
Lampiran 2 Data keanekaragaman jenis fauna Pesantren Darul Muttaqien tahun 2010 No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili A. Jenis Burung 1. Burung Perkutut Geopelia Striata Columbidae 2. Burung Gereja Passer montanus Ploceidae 3. Burung Puyuh Coturnix japonica Phasianidae 4. Burung Kutilang Pycnonotus aurigaster Pycnonotidae B. 1.
Jenis Amphibia Katak pohon
Hyla lucophyllata
Hylidae
C. 1. 2. 3.
Jenis Reptilia Kadal Tokek Cicak
Mabuya multifasciata Gekko gecko Linnaeus Hemidactylus frenatus
Scincidae Gekkonidae Gekkonidae
D. 1. 2.
Jenis Mamalia Kelelawar Kucing
Hipposideros larvatus Felis domestica
Hiposideridae Felidae
E. 1.
Rodentia Tikus
Rattus rattus
Muridae
F. 1.
Molusca Bekicot
Achatina fulica
Achatinidae
Sumber data
: Hasil Survey Lapangan, Desember 2010
Lampiran 3 Data keanekaragaman jenis flora Desa Jabon Mekar Parung Bogor tahun 2010 No
Nama Lokal
Nama Ilmiah
Famili
Habitus
Pemanfaatan
Status TO
TI
TH
TK
TS
TB
TL
1.
Acacia
Acacia sieberianaDC.
Fabaceae
Pohon
Budidaya
v
v
v
2.
Merak
Caesalpinia pulcherrima
Caesalpiniaceae
Pohon
Budidaya
v
v
v
3.
Trembesi
Pithecellobium saman (Jacq.)
Fabaceae
Pohon
Budidaya
v
4.
Ketapang kencana
Terminalia mantaly
Combretaceae
Pohon
Budidaya
v
5.
Pucuk merah
Syzygium oleina
Myrtaceae
Pohon
Budidaya
v
6.
Kayu manis
Cinnamomum burmanii
Lauraceae
Pohon
Budidaya
v
v
v
7.
Kupu-kupu
Bauhinia purpurea
Fabaceae
Pohon
Budidaya
v
v
v
8.
Soka
Ixora coccinea L.
Rubiaceae
Pohon
Budidaya
9.
Aralia
Aralia dasyphuylla Miq.
Araliaceae
Pohon
Budidaya
10.
Sambang darah
Excoecaria cochinchinensis Lour.
Euphorbiaceae
Herba
Budidaya
v
11.
Melati
Jasminum sambac
Oleaceae
Perdu
Budidaya
v
12.
Cemara udang
Casuarina equisetifolia
Casuarinae
Pohon
Budidaya
v
13.
Puring teri
Thymus vulgaris L.
Lamiaceae
Pohon
Budidaya
v
14.
Kucai
Allium schoenoprasum
Umbelliferae
Herba
Budidaya
15.
Durian
Durio zibethinus
Malvaceae
Pohon
Budidaya
16.
Rambutan
Nephelium lappaceum L.
Sapindaceae
Pohon
Budidaya
v
17.
Melinjo
Gnetum gnemon
Gnetaceae
Pohon
Budidaya
v
v
18.
Pepaya
Carica papaya
Caricaceae
Herba
Budidaya
v
v
20.
Jambu biji
Psidium Guajava
Myrtaceae
Pohon
Budidaya
v
v
v
21.
Mangga
Mangifera indica L.
Anacardiaceae
Pohon
Budidaya
v
v
v
22.
Nangka
Artocarpus heterophyllus
Moraceae
Pohon
Budidaya
v
v
v
23.
Pisang kipas
Ravenala madagascariensis
Musaceae
Herba
Budidaya
24.
Kelapa
Cocos nucifera
Arecaceae
Pohon
Budidaya
TP
v v
v
v
v v v
v
v
v
v v
v
v
v
Damar
Agathis dammara
Araucariacea
Pohon
Budidaya
v
v
Bintaro
Cerbera manghas
Apocynaceae.
Pohon
Budidaya
v
v
v
v
v v
v
25.
v v
v
26.
v
v
v v v
v
v
v v
PT
27.
Belimbing
Averrhoa carambola
Oxalidaceae
Pohon
Budidaya
v
v
28.
Mahkota dewa
Phaleria macrocarpa
Thymelaeaceae
Perdu
Budidaya
v
v
29.
Bunga bangkai
Amorphophallus oncophyllus
Araceae
Herba
Liar
v
v
v
Keterangan
: TO = Tumbuhan obat, TI = Tanaman Industri, TH = Tanaman Hias, TK = Tanaman Kayu, TS = Tanaman Sayur, TB = Tanaman Buah, TL = Tanaman Lindung, TP = Tanaman Pangan, PT = Pakan Ternak Pohon = Tumbuhan berkayu tinggi lebih dari 2 meter, Perdu = Tumbuhan berkayu dengan diameter lebih dari 2 cm dan tinggi kurang dari 2 meter, Semak = tumbuhan tidak berkayu dengan diameter kurang dari 2 cm dan tinggi kurang dari 2 meter, Herba = Rumput-rumputan, paku-pakuan, liana, dan anggrek.
Sumber data
: Hasil Survey Lapangan, Desember 2010
Lampiran 4 Data keanekaragaman jenis fauna Desa Jabon Mekar tahun 2010 No Nama Lokal Nama Ilmiah 1) Famili 1) A. Jenis Burung 1. Burung Tekukur Streptopelia chinensis Columbidae B. 1.
Jenis Amphibia Kodok sawah
Fejervarya cancrivora
Ranidae
C. 1. 2.
Jenis Reptilia Ular Tanah Kadal
Angkistrodon rhodostima Mabuya multifasciata
Gekkonidae Scincidae
D. 1.
Mamalia Kelelawar
Hipposideros larvatus
Hiposideridae
Sumber data
: Hasil Survey Lapangan, Desember 2010
Lampiran 5 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden santri terkait dengan permasalahan lingkungan No
Pengetahuan
1.
Apa arti konservasi menurut Saudara/i?
2.
Total %
100
Perlindungan sumberdaya alam
33
17,28
b.
Pengawetan sumberdaya alam
2
1,05
c.
Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam
13
6,81
d.
Perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam
143
74,87
12
6,28
b. Sesuatu yang bersifat biotik dan abiotik d. Keterbatasan sumber air bersih c. Sesuatu yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia
12 84 10
6,28 12,59 5,24
d. Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia dan makhluk lain.
157
82,20
Global warming
185
20,09
b.
Hujan asam
88
9,55
c.
Emisi Gas
52
5,65
d.
Penipisan lapisan ozon
159
17,26
e.
Hilangnya keanekaragaman hayati
95
10,31
f.
Polusi tanah, air, dan udara
150
16,29
g.
Perubahan iklim
119
12,92
h.
Krisis energi
61
6,62
i.
Jawaban lain……………………………………………………………………………………………..
12
1,30
Apa arti lingkungan hidup menurut Saudara/i? Sesuatu yang hidup yang ada di sekitar manusia
100
Apa saja permasalahan lingkungan hidup skala global yang Saudara/i ketahui?(Jawaban boleh lebih dari satu). a.
4.
%
a.
a.
3.
∑
100
Apa saja permasalahan lingkungan di Indonesia yang sedang menjadi topik perbincangan di berbagai media saat ini?(Jawaban boleh lebih dari satu) a. Deforestasi
27
4,05
b. Hilangnya keanekaragaman hayati
67
10,04
c. Bencana alam (gunung meletus,banjir, tsunami, tanah longsor, dan gempa)
182
27,29
100
e. Musim tak teratur
111
16,64
f. Polusi tanah, air, dan udara
112
16,79
g. Konversi lahan
39
5,85
h. Krisis energi
45
6,75
a. Tidak ada hubungan, saling berdiri sendiri
1
0,52
b.
Lingkungan hidup bergantung kepada manusia
3
1,57
c.
Manusia bergantung kepada lingkungan hidup
17
8,90
d.
Saling bergantung dan saling mempengaruhi
170
89,01
i. Jawaban lain……………………………………………………………………………………………... 5.
6.
7.
8.
9.
Bagaimana hubungan manusia dengan lingkungan hidup? 100
Antara kepentingan ekologi dan kepentingan ekonomi a.
Kepentingan ekologi harus lebih diutamakan
16
8,38
b.
Kepentingan ekonomi harus lebih diutamakan
17
8,90
c.
Kepentingan ekonomi dan ekologi tidak ada yang diutamakan
2
1,05
d.
Kepentingan ekonomi dan ekologi diutamakan dua-duanya secara seimbang
156
81,68
2
1,05
100
Pola hubungan komponen biotik dan abiotik a.
Kerugian
b.
Kemanfaatan
168
87,96
c.
Tidak ada kerugian dan tidak ada kemanfaatan
21
10,99
100
Ekologi manusia berhubungan dengan…………… a.
Ekologi daratan
12
6,28
b.
Ekologi perairan
4
2,09
c.
Ekologi daratan dan ekologi perairan
164
85,86
d.
Jawaban lain………………………………………………………………………………………………..
11
5,76
100
Permintaan terhadap sumberdaya alam akan………………… seiring dengan pertambahan jumlah penduduk a.
Tetap
6
3,14
b.
Menurun
38
19,90
c.
Meningkat
147
76,96
100
10.
11.
12.
13.
14.
Pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk kesejahteraan manusia………. a.
Generasi sekarang
5
2,62
b.
Generasi yang akan datang
13
6,81
c.
Generasi sekarang dan yang akan datang
173
90,58
11
5,76
100
Idealnya, pemanfaatan keanekaragaman hayati harus diikuti dengan upaya………….. a.
Pengolahan
b.
Perusakan
c.
Pelestarian
d.
Jawaban lain……………………………………………………………………………………………….
3
1,57
171
89,53
6
3,14
100
Faktor penyebab terjadinya bencana alam yaitu a.
Faktor alam
1
0,52
b.
Faktor manusia
67
35,08
c.
Faktor alam dan manusia
123
64,40
100
Permasalahan lingkungan hidup merupakan tanggungjawab a.
Pemerintah
b.
Ahli lingkungan
5
2,62
c.
Para pendidik
1
0,52
d.
Semua warga masyarakat
185
96,86
e.
Jawaban lain……………………………………………………………………………………………….
100
Aturan hukum yang harus diterapkan secara tegas terkait sumberdaya alam hayati yaitu a.
Hukum adat
12
6,28
b.
Hukum negara
37
19,37
c.
Hukum adat dan hukum negara
121
63,35
d.
Jawaban lain………………………………………………………………………………………………
21
10,99
100
Lampiran 6 Distribusi frekuensi tingkat sikap responden santri terkait dengan permasalahan lingkungan No. 1.
Sikap (Afektif)
∑
%
Total %
Bagi saya, menjaga fungsi lingkungan hidup merupakan bagian dari ibadah a. Sangat tidak setuju
100
b. Tidak setuju
2.
c. Setuju
67
35,08
d. Sangat setuju
124
64,92
Manusia memiliki 3 jenis hubungan, yaitu hubungan kepada Tuhan, hubungan kepada manusia, dan hubungan kepada alam a. Sangat tidak setuju
3.
100
b. Tidak setuju
6
3,14
c. Setuju
86
45,03
d. Sangat setuju
99
51,83
3
1,57
c. Setuju
125
65,45
d. Sangat setuju
63
32,98
Saya memiliki tanggungjawab terhadap kondisi dan kualitas lingkungan hidup a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju
4.
100
Saya cinta lingkungan a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju
5.
6.
100 2
1,05
c. Setuju
109
57,07
d. Sangat setuju
80
41,88
a. Sangat tidak setuju
1
0,52
b. Tidak setuju
4
2,09
c. Setuju
82
42,93
d. Sangat setuju
104
54,45
Cinta lingkungan dimulai dari diri saya pribadi
Saya akan mengajak orang lain untuk cinta lingkungan
100
a. Sangat tidak setuju b. Tidak setuju
7.
8.
9.
10.
11.
100 7
3,66
c. Setuju
121
63,35
d. Sangat setuju
63
32,98
a. Sangat tidak setuju
27
14,14
b. Tidak setuju
69
36,13
c. Setuju
84
43,98
d. Sangat setuju
11
5,76
a. Sangat tidak setuju
20
10,47
b. Tidak setuju
52
27,23
c. Setuju
101
52,88
d. Sangat setuju
18
9,42
a. Sangat tidak setuju
41
21,47
b. Tidak setuju
100
52,36
c. Setuju
48
25,13
d. Sangat setuju
2
1,05
a. Sangat tidak setuju
61
31,94
b. Tidak setuju
104
54,45
c. Setuju
25
13,09
d. Sangat setuju
1
0,52
a. Sangat tidak setuju
87
45,55
b. Tidak setuju
77
40,31
c. Setuju
20
10,47
Saya masih sering membuang sampah sembarangan 100
Saya mencampur antara sampah organik dan sampah non organik 100
Ketika saya melihat daun berserakan di atas tanah, saya hanya membiarkannya 100
Saya sering melihat plastikberserakan di lingkungan pesantren dan saya biarkan saja 100
Bagi Saya, sekali sampah tetap sampah dan tidak selayaknya diolah lagi 100
d. Sangat setuju 12.
13.
14.
15.
16.
7
3,66
Bagi Saya, tidak menjadi masalah menggunakan air sebanyak-banyaknya karena air merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui a. Sangat tidak setuju
77
40,31
b. Tidak setuju
92
48,17
c. Setuju
20
10,47
d. Sangat setuju
2
1,05
a. Sangat tidak setuju
4
2,09
b. Tidak setuju
8
4,19
c. Setuju
52
27,23
d. Sangat setuju
127
66,49
a. Sangat tidak setuju
52
27,23
b. Tidak setuju
118
61,78
c. Setuju
18
9,42
d. Sangat setuju
3
1,57
a. Sangat tidak setuju
58
30,37
b. Tidak setuju
97
50,79
c. Setuju
32
16,75
100
Bagi Saya, perlu adanya penghijauan pada semua tipe pemukiman, baik di kota maupun di desa 100
Bagi Saya, rumput adalah gulma yang selalu merugikan manusia 100
Satwa hanya diperuntukkan untuk dikonsumsi manusia dan sumber penghasilan ekonomi 100
d. Sangat setuju 4 2,09 Bagi Saya, satwa yang tidak memiliki nilai jual ekonomi tinggi merupakan satwa yang tidak dapat memberikan manfaat kepada manusia sehingga tidak perlu merawat dan melestarikannya a. Sangat tidak setuju
97
50,79
b. Tidak setuju
79
41,36
c. Setuju
11
5,76
d. Sangat setuju
4
2,09
100
Lampiran 7 Distribusi frekuensi tingkat keterampilan responden santri terkait dengan permasalahan lingkungan No. 1.
∑
%
Total %
183
95,81
100
8
4,19
a. Ya
98
51,31
b. Tidak
93
48,69
a. Ya
79
41,36
b. Tidak
112
58,64
a. Ya
40
20,94
b. Tidak
151
79,06
a. Ya
174
91,10
b. Tidak
17
8,90
a. Ya
151
79,06
b. Tidak
40
20,94
a. Ya
129
67,54
b. Tidak
62
32,46
a. Ya
53
27,75
b. Tidak
138
72,25
68
35,60
Keterampilan Saya dapat membedakan antara sampah organik dan sampah non-organik a. Ya b. Tidak
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Saya dapat mengolah sampah organik menjadi produk baru 100
Saya dapat mengolah sampah non organik menjadi produk baru 100
Saya dapat mengolah limbah air 100
Saya dapat bercocok tanam 100
Saya dapat membuat obat-obatan dari tumbuhan 100
Saya memiliki tips dalam memelihara satwa 100
Saya dapat membuat obat-obatan dari satwa 100
Saya memiliki keterampilan membuat produk dari sumberdaya alam a. Ya
100
b. Tidak 10.
123
64,40
a. Ya
91
47,64
Reduce
45
21,63
Reuse
35
16,83
Recycle
62
29,81
Replanting
66
31,73
b. Tidak
100
52,36
Saya memiliki keterampilan 100
Lampiran 8 Distribusi frekuensi tingkat harapan responden santri terkait dengan permasalahan lingkungan No. 1.
2.
∑
%
Total %
a. Pendidikan konservasi sebagai mata ajaran tersendiri
23
12,04
100
b. Materi-materi pendidikan konservasi disisipkan dalam mata ajararan yang sudah ada
36
18,85
c. Pendidikan konservasi diberikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler
122
63,87
d. Jawaban lain.....................................................................
10
5,24
Harapan Pendekatan pelaksanaan pendidikan konservasi/pendidikan lingkungan hidup yang saya inginkan
Metode pembelajaran pendidikan konservasi/pendidikan lingkungan hidup yang saya inginkan (jawaban boleh lebih dari satu) a. Diskusi
116
20,94
b. Bermain peran (role playing)
74
13,36
c.Eksperimen
157
28,34
d. Karyawisata
110
19,86
e. Observasi
97
17,51
100
f. Jawaban lain................................................ 3.
Media pembelajaran pendidikan konservasi/pendidikan lingkungan hidup yang saya inginkan (jawaban boleh lebih dari satu) a. Hand out
78
15,85
b. Poster
56
11,38
c. Audio visual
143
29,07
d. Buku bergambar
58
11,79
e. Lingkungan
155
31,50
2
0,41
f. Jawaban lain................................................
100
Lampiran 9 Jenis tanaman obat yang dapat diketahui manfaatnya oleh santri (nama lokal dan ilmiah) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
sirih (Piper betle Linn), ginseng (Talinum paniculatum (JACQ) Gaertn), jambu biji (Psidium guajava Linn), jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle), sambiloto (Andrographis paniculata (Burm f.) Nees), saga (Abrus precatorius L.), rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.), jati belanda (Guazuma tomentosa Schum), jahe (Zingiber officinale Rosc.), kunyit (Curcuma domestica Val.), kencur (Kaempferia galanga L.), temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), singkong (Manihot utilissima Grantz.), mengkudu (Morinda citrifolia L.), kumis kucing (Orthosiphon grandiflorus Bold.), mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.), lidah buaya (Aloe vera L.), pegagan (Centella asiatica L. Urban.), kayu putih (Melaleuca leucadendra L.), suji (Pleomele angustifolia), angsana (Pterocarpus indicus), pisang (Musa paradisiaca Linn.), jukut bau (Ageratum conyzoides L), mentimun (Cucumis sativum Linn.), tomat (Solanum lycopersicum Linn.), kelapa (Cocos nucifera L.).
Lampiran 10 Penghitungan selang karakteristik santri a. Pengetahuan = 2.302,460733 SD
= 3,47199773 = 28 ± 3,47
Selang Tengah = 24,53 s/d 31,47 = 25 s/d 31 Selang Atas
= 31,48 s/d 42 = 32 s/d 42
Selang Bawah = 14 s/d 24,52 = 12 s/d 24 b. Sikap = 6.274, 586387 SD
= 5,731599919 = 40 ± 5,7
Selang Tengah = 34,3 s/d 45,7 = 34 s/d 46 Selang Atas
= 45,8 s/d 64 = 47 s/d 64
Selang Bawah = 16 s/d 34,2 = 16 s/d 33 c. Keterampilan = 1.689, 790576
SD
= 2,974402642 = 3 = 17 ± 3
Selang Tengah = 14 s/d 20 Selang Atas
= 21 s/d 24
Selang Bawah = 10 s/d 13
Lanjutan d. Rekapitulasi selang Pengetahuan
Sikap
Keterampilan
n
%
n
%
n
%
SB
12
6
0
0
28
15
ST
107
56
37
19
144
75
SA
72
38
154
81
19
10
Jumlah
191
100
191
100
191
100
Keterangan : SB=selang bawah, ST=selang tengah, SA = selang atas, n = jumlah santri
Lampiran 11 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden guru tentang pendidikan konservasi No 1.
2.
Pengetahuan
Jumlah
%
Memberi jawaban
18
81,82
Pendidikan tentang lingkungan hidup
4
Proses pendidikan yang metode dan medianya bersumber pada sumberdaya alam
1
Pengetahuan tentang pelestarian alam /lingkungan agar supaya terhindar dari bencana/kerusakan alam
1
Pendidikan tentang pelestarian
1
Perlindungan/pemeliharaan flora atau fauna
1
Pelestarian lingkungan hidup
2
Pemeliharaan alam
3
Kemampuan sesorang mengelola lingkungan hidup dengan baik sehingga menjadi bermanfaat
1
Pendidikan peduli dan menjaga lingkungan
1
Pengajaran dan pembinaan pola pengelolaan dan dan pemanfaatan lingkungan dan SDA yang etis dan ilmiah
1
Pendidikan mengenai pemeliharaan, pemberdayaan sumberdaya alam yang berada di lingkungan terdekat maupun terjauh
1
Pendidikan yang berkonsentrasi pada pengembangan lingkungan
1
Tidak menjawab
4
18,18
a. Ya, materinya :
7
31,82
Global warming
1
Workshop
1
Fiqih konservasi alam
1
Game tentang konservasi
1
Potensi hutan di Indonesia dan pola pengelolaannya berdasarkan ajaran Islam
1
Pembibitan trembesi
1
World green
1
Reboisasi
1
Efek rumah kaca
1
Total %
Apa pengertian pendidikan konservasi menurut Bapak/Ibu? 100
Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti sosialisasi pendidikan konservasi? 100
Penggunaan tanah 15
68,18
Memberi jawaban
12
54,55
Praktek penanaman pohon/bercocok tanam/penghijauan
3
Pemeliharaan kebersihan lingkungan
2
Manfaat pohon untuk kehidupan manusia
2
Pentingnya menjaga alam
1
Bahayanya hutan gundul
1
Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan
5
Daur ulang sampah
2
Kaitan dalil dengan pemeliharaan alam
1
Perencanaan pengelolaan lingkungan hidup
1
Pola perawatan dan pemanfaatan
1
Filosofi alam dan kehidupan manusia
1
Pemeliharaan tanaman
1
Penghematan air
2
Pemanfaatan lahan kosong
1
Pelestarian lingkungan hidup
1
Alam dan sekitar
1
Tidak memberi jawaban
10
45,45
Memberi jawaban
10
45,45
Multi media
1
Lahan pertanian
1
Audio visual
2
Lapangan
1
Buket
1
b. Tidak 3.
4.
Materi apa saja yang dapat diberikan kepada santri dalam pendidikan konservasi? 100
Media apa yang dapat digunakan untuk mengajar pendidikan konservasi? 100
5.
6.
Alam sekitar yang rindang dengan pepohonan
2
Alam
5
Alqur'an dan hadits
1
CD
1
Lingkungan
4
Laboratorium
1
Sampah
1
Tidak memberi jawaban
12
54,55
Memberi jawaban
14
63,64
Praktik langsung/Direct metode
11
Diskusi
1
Keteladanan
1
Ceramah
1
Penugasan (CTL)
1
Ilmiah (rasional dan empiris)
1
Alamiah (observasi lapangan)
1
Ilahiyah (etika)
1
Amaliyah (praktek dalam kehidupan)
1
Inquiry
1
Tidak memberi jawaban
8
36,36
Memberi jawaban
14
63,64
Sikap (afektif)
8
Hasil praktek lapang
7
Perilaku
1
Psikomotorik
1
Tidak memberi jawaban
8
Metode apa yang dapat digunakan untuk mengajar pendidikan konservasi? 100
Model evaluasi apa yang paling efektif untuk mengevaluasi pendidikan konservasi?
36,36
100
7.
Menurut Bapak/Ibu, pendekatan apa yang paing ideal untuk implementasi pendidikan konservasi di pesantren ini? a. Pendidikan konservasi sebagai mata ajaran tersendiri
3
13,64
b. Materi-materi tentang konservasi disisipkan dalam mata ajaran yang sudah ada
2
9,09
c. Pendidikan konservasi diberikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler
12
54,55
d. Jawaban lain
4
18,18
e. Tidak tahu
1
4,55
100
Lampiran 12 Distribusi frekuensi tingkat sikap responden guru tentang pendidikan konservasi No. 1.
2.
Sikap
Jumlah
%
Total %
Sangat tidak setuju
2
9,09
100
Tidak setuju
2
9,09
Setuju
10
45,45
Sangat setuju
8
36,36
2
9,09
Tidak setuju
3
13,64
Setuju
11
50,00
Sangat setuju
6
27,27
Sangat tidak setuju
1
4,55
Tidak setuju
2
9,09
Setuju
13
59,09
Sangat setuju
6
27,27
Sangat tidak setuju
1
4,55
Tidak setuju
2
9,09
Setuju
11
50,00
Sangat setuju
8
36,36
Sangat tidak setuju
1
4,55
Tidak setuju
4
18,18
Setuju
11
50,00
sangat setuju
6
27,27
Pendidikan konservasi perlu diberikan kepada santri
Saya bersedia mengajar pendidikan konservasi Sangat tidak setuju
3.
4.
5.
6.
100
Saya bersedia memasukkan materi pendidikan konservasi pada pelajaran yang saya ajarkan 100
Saya bersedia mengikuti pelatihan peningkatan kompetensi guru terkait pelaksanaan pendidikan konservasi 100
Saya bersedia meluangkan waktu untuk pelaksanaan pendidikan konservasi
Saya bersedia meluangkan tenaga untuk pelaksanaan pendidikan konservasi
100
7.
Sangat tidak setuju
1
4,55
Tidak setuju
3
13,64
Setuju
12
54,55
Sangat setuju
6
27,27
Saya bersedia meluangkan pikiran untuk pelaksanaan pendidikan konservasi Sangat tidak setuju
8.
100
0,00
Tidak setuju
3
13,64
Setuju
12
54,55
Sangat setuju
6
27,27
100
Saya bersedia mengeluarkan biaya untuk pelaksanaan pendidikan konservasi Sangat tidak setuju
2
9,09
Tidak setuju
6
27,27
Setuju
9
40,91
Sangat setuju
5
22,73
100
Lampiran 13 Distribusi frekuensi tingkat keterampilan responden guru tentang pendidikan konservasi No 1.
2.
3.
4.
5.
Keterampilan
Jumlah
%
Total %
a. Ya
9
40,91
100
b. Tidak
13
59,09
a. Ya
18
81,82
b. Tidak
4
18,18
a. Ya
15
68,18
b. Tidak
7
31,82
a. Ya
6
27,27
b. Tidak
16
72,73
a. Ya
3
13,64
Reduce
1
Saya memiliki komptensi yang dibutuhkan sebagai guru pendidikan konservasi
Saya mampu memanfaatkan sumberdaya alam pesantren sebagai bahan ajar 100
Saya mampu memanfaatkan sumberdaya alam pesantren sebagai media belajar 100
Saya memiliki keterampilan membuat produk sumberdaya alam 100
Saya memiliki keterampilan
Reuse Recycle
1
Replanting
1
b. Tidak
19
86,36
100
Lampiran 14 Penghitungan selang karakteristik guru a. Pengetahuan = 2.406, 909091 SD
= 2,6 = 10,5 ± 2,6
Selang Tengah = 8 s/d 13 Selang Atas = 14 Selang Bawah = 7 b. Sikap = 644,3181818 SD
= 5,4 = 20 ± 5,4
Selang Tengah = 15 s/d 25 Selang Atas = 26 s/d 32 Selang Bawah = 8 s/d 14 c. Keterampilan = 914,22722
SD
= 1,37 = 1,4 = 9,5 ± 1,4
Selang Tengah = 8 s/d 11 Selang Atas = 12 s/d 14 Selang Bawah = 5 s/d 7 d. Rekapitulasi selang Pengetahuan Sikap n % n % 4 18,18 0 0 SB 12 54,55 17 77,27 ST 6 27,27 5 22,73 SA 22 100 22 100 Jumlah Keterangan : SB=selang bawah, ST=selang tengah, SA = selang atas, n = jumlah guru
Keterampilan n 11 9 2 22
% 50,00 40,91 9,09 100
Lampiran 15 Distribusi frekuensi tingkat pendapat responden orang tua/wali santri tentang pendidikan konservasi No
Pendapat
1.
Santri harus menguasai ilmu agama, ilmu umum, dan ketrampilan
Jumlah
%
Total % 100
Sangat tidak setuju Tidak setuju
2.
Setuju
4
10,26
Sangat setuju
35
89,74 100
Santri mendapatkan materi tentang konservasi/lingkungan hidup Sangat tidak setuju Tidak setuju
3.
Setuju
23
58,97
Sangat setuju
16
41,03 100
Penambahan jam pelajaran terkait penerapan pendidikan konservasi/pendidikan lingkungan hidup Sangat tidak setuju Tidak setuju
4.
Setuju
24
61,54
Sangat setuju
15
38,46 100
Peran orang tua/wali santri mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan pendidikan konservasi/pendidikan lingkungan hidup Sangat tidak setuju Tidak setuju
1
2,56
Setuju
27
69,23
Sangat setuju
11
28,21
Lampiran 16 Distribusi frekuensi tingkat sikap responden orang tua/wali santri tentang pendidikan konservasi No. 1.
Sikap
Frekuensi
%
Total % 100
Saya percaya penuh bahwa pesantren dapat mencetak kepribadian santri yang unggul Sangat tidak setuju
2.
Tidak setuju
2
5,13
Setuju
13
33,33
Sangat setuju
24
61,54 100
Saya mengizinkan santri (anak saya/anak asuh saya) mengikuti praktik di luar lingkungan pesantren Sangat tidak setuju
3.
Tidak setuju
2
5,13
Setuju
33
84,62
Sangat setuju
4
10,26 100
Saya bersedia mengeluarkan biaya tambahan terkait pelaksanaan pendidikan konservasi/pendidikan lingkungan hidup Sangat tidak setuju Tidak setuju
4.
Setuju
37
94,87
Sangat setuju
2
5,13 100
Saya berpartisipasi aktif secara moril dan materiil untuk mendukung pelaksanaan pendidikan konservasi/pendidikan lingkungan hidup Sangat tidak setuju Tidak setuju Setuju
34
87,18
Sangat setuju
5
12,82
Lampiran 17 Penghitungan selang karakteristik orang tua/wali santri e. Pendapat = 44,35897436 SD
= 1,066494069 = 10 ± 1
Selang Tengah = 9 s/d 11 Selang Atas = 12 s/d 16 Selang Bawah = 4 s/d 8 f. Sikap = 34,35897436 SD
=1 = 10 ± 1
Selang Tengah = 9 s/d 11 Selang Atas = 12 s/d 16 Selang Bawah = 4 s/d 8 g. Rekapitulasi selang Pendapat Sikap n % n % 0 0 0 0 SB 0 0 3 8 ST 39 100 36 92 SA 39 100 39 100 Jumlah Keterangan : SB=selang bawah, ST=selang tengah, SA = selang atas, n = jumlah orang tua/wali
Lampiran 18 Panduan wawancara untuk Pimpinan Pesantren PANDUAN WAWANCARA (Untuk Pimpinan Pesantren)
Rancangan Program Pendidikan Konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor Siti Prihatin Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Nama Jenis Kelamin Umur Tingkat pendidikan terakhir Pekerjaan Alamat
: …………………………………………………………...... : ………………………………………………………..…… : ………………………………..…………………………… : …………………………..………………………………. : ……………………………………….……………………. : ………………………………………………………………
1. Bagaimana karakteristik warga pesantren (jumlah warga pesantren, rasio kelamin, distribusi umur, asal daerah, latar belakang keluarga) di lingkungan pesantren yang Kyai pimpin? 2. Bagaimana karakteristik santri (jumlah santri, rasio kelamin, distribusi umur, asal, latar belakang keluarga, kondisi perekonomian keluarga)di pesantren yang Kyai pimpin? 3. Bagaimana kepedulian warga pesantren terhadap lingkungan? 4. Bagaimana kepedulian santri terhadap lingkungan? 5. Bagaimana kondisi lingkungan pesantren menurut Kyai? 6. Apa saja potensi sumberdaya alam (SDA) di pesantren ini yang potensial namun belum dimanfaatkan oleh warga pesantren? Apa saja kelebihan dari pesantren yang Kyai pimpin? 7. Adakah pranata sosial/adat istiadat di pesantren terkait dengan lingkungan hidup?Kalau ada, seperti apa bentuknya? 8. Menurut Kyai, bagaimana cara pendekatan yang tepat jika kita ingin mengubah sikap, pengetahuan, dan perilaku masyarakat? 9. Siapakah tokoh yang berpengaruh yang paling potensial dilibatkan untuk mengubah perilaku masyarakat? 10. Apa harapan Bapak terhadap santri-santri lulusan pesantren yang Kyai pimpin? 11. Bagaimana pendapat Kyai jika diadakan program Pendidikan Konservasi/Pendidikan Lingkungan Hidup bagi santri MA? 12. Menurut Kyai, pendekatan, metode, media, dan evaluasi apa yang paling tepat dalam pelaksanaan Pendidikan Konservasi/Pendidikan Lingkungan Hidup di pesantren yang Kyai pimpin?
Lampiran 19 Panduan wawancara untuk Kepala MA PANDUAN WAWANCARA (Untuk Kepala MA)
Rancangan Program Pendidikan Konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor Siti Prihatin Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Nama Jenis Kelamin Umur Tingkat pendidikan terakhir Pekerjaan Alamat
: …………………………………………………………...... : ………………………………………………………..…… : …………………………………………………………… :……………………………………………………………. :……………………………………………………………. : ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ………………………………………………………………
1. Bagaimana karakteristik santri (aspek sosekbud; jumlah santri, rasio kelamin, distribusi umur, asal, latar belakang keluarga, kondisi perekonomian keluarga) Madrasah Aliyah yang Bapak pimpin? 2. Bagaimana kepedulian santri Madrasah Aliyah terhadap lingkungan? 3. Bagaimana kondisi lingkungan pesantren dan madrasah menurut Bapak? 4. Apa saja potensi sumberdaya alam (SDA) di pesantren dan madrasah ini yang potensial namun belum dimanfaatkan oleh warga pesantren? Menurut Bapak, Apa saja kelebihan dari pesantren ini? 5. Adakah pranata sosial/adat istiadat di pesantren terkait dengan lingkungan hidup?Kalau ada, seperti apa bentuknya? 6. Menurut Bapak, bagaimana cara pendekatan yang tepat jika kita ingin mengubah pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat? 7. Siapakah tokoh yang berpengaruh yang paling potensial dilibatkan untuk mengubah perilaku masyarakat? 8. Apa harapan Bapak terhadap santri-santri lulusan Madrasah Aliyah yang Bapak pimpin? 9. Bagaimana pendapat Bapak jika diadakan program Pendidikan Konservasi/Pendidikan Lingkungan Hidup bagi santri MA? 10. Menurut Bapak, pendekatan, metode, media, dan evaluasi apa yang paling tepat dalam pelaksanaan Pendidikan Konservasi/Pendidikan lingkungan hidup di MA yang Bapak pimpin?
Lampiran 20 Panduan wawancara untuk tenaga administrasi dan karyawan PANDUAN WAWANCARA (Untuk Tenaga Administrasi dan Karyawan) Rancangan Program Pendidikan Konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor Siti Prihatin Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Nomor Urut Nama Jenis Kelamin Umur Alamat asal
:……………………………………………………... : ……………………………………………………… : ……………………………………………………… : ……………………………………………………… : ……………………………………………………… ……………………………………………………… ……………………………………………………… ……………………………………………………… ……………………………………………………… ……………………………………………………… ……………………………………………………… ……………………………………… : …………………………..………………...…tahun
Lama mengajar di pesantren Status mukim di pesantren a. Ya,sejak bulan…………………………………………..…..tahun…………………...………….. b. Tidak Tingkat pendidikan terakhir : ………………………..……......…………………. Bagian administrasi : ……………………..…………………….................
1. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu terkait pelaksanaan pendidikan konservasi/pendidikan lingkungan hidup bagi santri di Pesantren Darul Muttaqien? 2. Siapa sajakah yang perlu dilibatkan untuk keberhasilan pelaksanaan pendidikan konservasi/pendidikan lingkungan hidup? 3. Apa saja peran Bapak/Ibu terkait pelaksanaan pendidikan konservasi/pendidikan lingkungan hidup di pesantren?
Lampiran 21 Panduan wawancara untuk Tokoh Masyarakat PANDUAN WAWANCARA (Untuk Tokoh Masyarakat)
Rancangan Program Pendidikan Konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor Siti Prihatin Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Nama Jenis Kelamin Umur Tingkat pendidikan terakhir Pekerjaan Alamat
: …………………………………………………………….. : …………………………………………………………… : ………………………………………………..…………… : …………………………………………..………………… : ………………………………………..…………………… :
1. Bagaimana karakteristik warga (kepadatan, jumlah penduduk, rasio kelamin, distribusi umur, keberagaman agama, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat penghasilan) di lingkungan desa Bapak/Ibu? 2. Bagaimana kondisi lingkungan desa menurut Bapak/Ibu? 3. Bagaimana kondisi lingkungan sekitar pesantren dan madrasah menurut Bapak/Ibu? 4. Apa permasalahan lingkungan yang ada di desa Bapak/Ibu? 5. Bagaimana kepedulian masyarakat desa Bapak/Ibu terhadap lingkungan? 6. Apa saja potensi sumberdaya alam (SDA) di desa Bapak/Ibu? 7. Apa saja potensi sumberdaya alam (SDA) di desa ini yang potensial namun belum dimanfaatkan oleh masyarakat? Menurut Bapak, Apa saja kelebihan dari desa Bapak/Ibu? 8. Adakah pranata sosial/adat istiadat desa yang berkaitan dengan lingkungan hidup?kalau ada, seperti apa bentuknya? 9. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana cara pendekatan yang tepat jika kita ingin mengubah pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat? 10. Siapakah tokoh yang berpengaruh yang paling potensial dilibatkan untuk mengubah perilaku masyarakat? 11. Apa harapan Bapak/Ibu terhadap santri lulusan pesantren? 12. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu jika diadakan program Pendidikan Konservasi/Pendidikan Lingkungan Hidup bagi santri pesantren? 13. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana peran pesantren terhadap upaya penyelamatan alam dan lingkungan?
Lampiran 22 Panduan wawancara untuk Pengambil Kebijakan dan Pakar PANDUAN WAWANCARA (Untuk Pengambil Kebijakan dan Pakar Ahli)
Rancangan Program Pendidikan Konservasi di Pesantren Darul Muttaqien Bogor Siti Prihatin Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
: …………………………………………………………….. : ………………………………………………………..…… : ………………………………………………..…………… :……………………………………………………………. :……………………………………………………………. : ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… Jabatan:..................................................................................................................... .. Nama Jenis Kelamin Umur Tingkat pendidikan terakhir Pekerjaan Alamat
1.
Bagaimana pesantren ideal menurut Bapak?
2.
Bagaimana pendapat Bapak terhadap pernyataan bahwa pembelajaran di pesantren yang sifatnya masih tekstual?
3.
Apakah perlu diintegrasikan pembelajaran yang sifatnya kontekstual?
4.
Bagaimana pendapat Bapak jika di pesantren diterapkan pendidikan konservasi?
5.
Menurut Bapak, bagaimana pendekatan, metode, media, evaluasi, dan materi yang tepat untuk pelaksanaan pendidikan konservasi di pesantren?
Lampiran 23 Daftar nama guru di MA Darul Muttaqien tahun 2010 No
Nama
1.
Ahmad Suwardi
L/P L
Guru Bidang Studi Sosiologi
2.
Ahmad, S.Sos. I
L
Bahasa Indonesia
3.
Asnawi MA, S.Ag.
L
Bahasa Arab, Balaghah
4.
Barkatin, S.Pi
P
Kimia
5.
Drs. Aqshodi, M.Ag.
L
Bahasa Arab, Tarbiyah
6.
Drs. Syarif Hidayatullah, M. Kom
L
Fisika, Matematika
7.
Endang Iriawan, M.Si.
L
Fisika
8.
H. Iwan Dahwani
L
Ushul Fiqih
9.
Hendrizal Rasyid, S.S
L
Bahasa Inggris
10.
Iyus Yusriyanti, SE.
P
Ekonomi
11.
M. Abdil Fathir, S.Pd.
L
Bahasa Arab
12.
M. Hasyim, S.Pd.
L
Nahwu, Faroidh
13.
Martini, S. Ag.
P
Akuntansi
14.
Muhammad Jajang Abdullah
L
Aqidah Akhlaq, Tafsir
15.
Sriyono
L
Komputer
16.
Suprayitno, ST.
L
Matematika
17.
Yasin, SE.
L
Ekonomi
18.
Yudo Hariyanto, S.Ag.
L
Sejarah Kebudayaan Islam
19.
Zuhria Wahidah, S.P.
P
Biologi
20.
Aos Abdul Gaos
L
Bahasa Inggris
21.
Iskandar Zulkarnaen, S.PdI.
L
Bahasa Arab
22.
Niken Puji Lestari, S.Pd.
P
Bahasa Indonesia
Lampiran 24 Daftar nama tenaga administrasi di MA Darul Muttaqien tahun 2010 L/P
Umur (tahun)
Pendidikan
Narwati
P
19
2.
M. Fahrul U, S. Kom
L
3.
Komarudin
4. 5. 6.
No
Nama
Asal
Bagian
1.
MA
Bogor
Keuangan
27
S1
Bogor
Pendataan
L
36
MA
Karawang
Pendataan
Darojat
L
31
SLTA
Bogor
Kepala TU
Heri Hasary, S.PdI.
L
33
S1
Jakarta
Pendataan
Syamsuddin
L
30
MA
NTT
Perlengkapan
Lampiran 25 Nama dan jumlah bangunan Pesantren Darul Muttaqien Bogor No. Nama Bangunan/Ruang Jumlah 1. Masjid 2 2. Asrama santri putra 2 3. Asrama santri putri 2 4. Ruang belajar 60 5. Wartel 1 6. Toko pelajar 1 7. Cafetaria 1 8. BMT (Unit Simpan Pinjam) 1 9. Kantor koperasi 1 10. Perpustakaan 1 11. Lab IPA/Biologi 1 12. Lab Bahasa 1 13. Lab Komputer 1 14. Lab Audio Visual 1 15. Lab PAI 1 16. Ruang pertemuan 1 17. Asrama guru 12 18. Ruang perkantoran 6 19. Ruang guru dan wali kelas 6 20. Ruang kepala sekolah 6 21. Ruang organisasi santri 1 22. Poliklinik 1 23. Lapangan sepak bola 1 24. Lapangan basket 2 25. Lapangan bulu tangkis 2 26. Lapangan voli 2 27. Lapangan tenis meja 2 28. Lapangan putri 1 29. Dapur 2 30. Sumur bor 10 31. Kamar mandi/WC 9
Lampiran 26 Denah lokasi Pesantren Darul Muttaqien Bogor
Utara
Darul Muttaqien
Lampiran 27 Data Pengambil Kebijakan dan Pakar Ahli No Nama Jabatan 1. Drs. Imam Syafi‟i, Kasubdit Pendidikan Pesantren, M.Pd Kemenag RI 2. Drs. Khaeroni. M.Si Kasubdit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Kemenag RI 3. Ruchman Bashori, Kasi Kesantrian Subdit M.Ag. Pendidikan Pesantren, Kemenag RI 4. Dr. HM Amin Haedari Kepala Puslitbang Diklat Kementerian Agama RI, ketua Rabithah Ma’had Islamy (RMI) PBNU, mantan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren 5. Dr. Ir. Tachrir Fathoni, Kepala Badan Pengembangan M.Sc dan Penelitian (Balitbang) Kementerian Kehutanan RI 6. Prof. Dr. Khairil Anwar Kepala Badan Penelitian dan Notodiputro, MS. Pengembangan (Balitbang), Kementerian Pendidikan Nasional RI 7. Dr. Ir. Ahmad Dimyati, Mantan Dirjen Agronomi dan MS. Hortikultura Kementerian Pertanian RI, ketua LPPNU (Lembaga Pengembangan dan Pertanian Nahdlatul Ulama) PBNU
Posisi Pengambil Kebijakan Pengambil Kebijakan Pengambil Kebijakan Pakar Ahli
Pakar Ahli
Pakar Ahli
Pakar Ahli