Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
UNIT 4 RANCANGAN PROGRAM PEMBELARAN & PENDEKATAN PEMBELAJARAN Pendahuluan Pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, seringkali berlangsung dengan menjenuhkan. Hal tersebut dapat diakibatkan banyak faktor, setidaknya konten materi yang diajarkan tidak sesuai dengan kebutuhan siswa, metode yang monoton, atau guru yang kurang menguasai akan materi yang diajarkan. Oleh karena itu, dalam unit ini akan digambarkan berbagai pendekatan dalam menyusun RPP sampai pada suasana kelas yang harus diamati oleh guru dalam proses pembelajaran. Kompetensi yang diharapkan setelah Anda mempelajari materi ini, sbb.: 1. Mampu mengembangkan RPP sesuai dengan konteks materi yang akan diajarkan 2. Mampu mengembangkan berbagai pendekatan dalam pembelajaran.
60
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Uraian Materi
Sub Unit 4.1
RANCANGAN PROGRAM PEMBELARAN
Pada saat proses pembuatan RPP, banyak para guru terjebak pada aspek pencapaian materi yang terdapat di dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang terdapat di dalam kurikulum persekolahan. Namun, jauh lebih mendalam dari itu apa yang harus dipersiapkan oleh seorang guru ialah sebagai berikut: a. Seorang guru hendaknya mendorong siswa agar lebih mengembangkan aspek sosial dan emosional pada saat proses pembelajaran. b. Guru harus melibatkan siswa secara aktif
humas.kutaikartanegarakab.go.id
dalam proses pembelajaran. c. Guru menerapka berbagai aktivitas pembelajaran pada setiap kondisi kelas yang beragam. d. Guru haruslah menjadi pembimbing yang baik di samping siswa dan juga berperan sebagai seseorang yang bijak yang berada di atas panggung kelas.
Untuk menjawab hal-hal diatas perlunya standarisasi yang dimiliki oleh seorang guru. Seperti halnya yang terdapat dalam Interstate New Teacher Assessment and support consortium (INSTASC) dibuat pada tahun 1987 bertujuan mengembangkan guru-guru profesional melalui usaha-usaha dukungan
61
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
dan penilaian koordinir. INSTASC mengembangkan sepuluh prinsip (Jacobsen dkk. 2009: 4), antara lain: 1. Guru memahami konsep-konsep inti, perangkat-oerangkat penelitian, dan struktur-struktur disiplin ilmu pengetahuan yang dia ajarkan. 2. Guru memahami bagaimana siswa belajar dan berkembang 3. Guru memahami bagaimana siswa memiliki pendekatan-pendekatan yang berbeda dalam pembelajaran. 4. Guru memahami dan menggunakan beragam strategi instruksional. 5. Guru menggunakan penggunaannya mengenai motivasi individu dan
matanews.com
kelompok. 6. Guru menggunakan pengetahuannya mengenai teknik verbal, teknik nonverbal, dan teknik media yang efektif. 7. Guru merencanakan pengajaran berdasarkan pada pengetahuan mengenai materi pelajaran. 8. Guru memahami dan menggunakan strategi-strategi penilaian formal dan informal. 9. Guru adalah praktisi yang reflektif. 10. Guru mengembangkan hubungan dengan rekan kerja, orang tua, dan wakil orang tua.
62
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Selain itu, ada juga pengembangan yang berfokus pada profesional guruguru berpengalaman, yaitu apa yang dirancang oleh National Board for Professional Teaching Standars (NBPTS). Didirikan pada tahun 1987 sebagai tindak lanjut dari laporan Forum Carnegie, A National Prepared: Teachers for the 21st Century, seperti tabel di bawah ini: No RANCANGAN DESKRIPSI Guru berkomitmen pada 1 a. Guru yang terampil percaya bahwa siswa (pola) belajar mereka semua siswa dapat belajar, dan mereka memperlakukan siswa secara adil. b. Guru yang terampil memahami bagaimana siswa berkembang, dan mereka menggunakan teori pembelajaran terpercaya sebagai basis pengajaran mereka. c. Guru yang terampil menyadari pengaruh konteks dan kebudayaan terhadap perilaku siswa, dan mereka mendidik harga diri, motivasi, dan karakter siswa. Guru memahami materi 2 a. Guru yang terampil memiliki pelajaran yang dia ajarkan pemahaman yang luas mengenai dan bagaimana pelajaran yang mereka ajarkan, dan mengajarkan pelajaran mereka mengetahui bagaimana tersebut pada siswa pengetahuan dalam pelajaran mereka dberhubungan dengan disiplin ilmu lain dan diterapkan dalam setting dunianyata. b. Guru yang terampil mengetahui bagaimana membuat materi pelajaran dapat dipahami (understandable) oleh siswa, dan mereka mampu memodifikasi pengajaran mereka saat ada kesulitankesulitan yang muncul. c. Guru yang terampil memperagakan kemampuan-kemampuan kritis dan analitis dalam pengajaran mereka, dan mereka mengembangkan kapasitaskapasitas ini pada siswa-siswa nyata. Guru bertanggung jawab 3 a. Guru yang terampil menangkakp dan dalam mengatur dan mempertahankan minat siswa-siswa mengawasi pembelajaran mereka dan menggunakan waktu mereka siswa. secara efektif. 63
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
4
Guru berpikir secara sistematis mengenai praktik mereka dan belajar dari pengalaman.
5
Guru merupakan anggota komutas pembelajaran
b. Guru yang terampil mampu menggunakan beragam teknik-teknik instruksional/pengajaran efektif, dan mereka menggunakan teknik-teknik tersbut dengan tepat. c. Guru yang terampil dapat menggunakan metode-metode berganda (multiple methods) dalam menilai kemajuan siswa, dan mereka mampu mengkomunikasikan secara efektif kemajuan tersebut pada orang tua. a. Guru yang terampil adalah teladan dalam “keajaiban” intelektual, dan mereka menunjukkan kebaikan-kebaikan seperti kejujuran, keadilan, dan pengargaan atas perbedaan yang diupayakan untuk mereka inspirasikan pada siswa. b. Guru yang terampil menggunakan pemahaman mereka mengenai siswa, pembelajaran, dan pengajaran untuk mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip yang ada mengenai praktik yang sehat, dan mereka adalah para pembelajar seumur hidup. c. Guru yang terampil menelaah secara kritis praktis mereka, dan mereka berusaha melakukan pengembangan profesional terus menerus. a. Guru yang terampil berkontribusi pada efektivitas sekolah, dan mereka bekerja secara kolaboratif dengan rekanrekannya. b. Guru yang terampil mengevaluasi kemajuan sekolah, dan mereka menggunakan sumber daya komunikasi/masyarakat. c. Guru yang terampil bekerja secara kolaboratif dengan orang tua, dan mereka melibatkan orang tua dalam kegiatankegiatan sekolah
Sumber: NBPTS
64
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Selain apa yang di utarakan oleh NBPTS. National Council for Accreditation of Teacher Education (NCATE) juga mengharuskan institusiinstitusi pendidikan guruini untuk mengidentifikasi watak-watak guru, contoh dari watak-watak tersebut dapat meliputi hal-hal berikut ini (Adam State College, 2002); a. Kepercayaan bahwa semua siswa dapat belajar. b. Visi terhadap standar-standar yang tinggi dan menantang. c. Komitmen pada pengembangan profesional pribadi dan pada lingkungan pembelajaran yang aman dan sportif. d. Kemampuan untuk memikul tanggung jawab. e. Pemahaman mengenai tata laksana sekolah sebagai bagian integral dari komunitas yang lebih besar. f. Penerimaan pada keluarga sebagai partner dalam pendidikan anak-anak mereka. g. Dedikasi untuk membawa prinsip-prinsip etis ke dalam proses pengambilan keputusan.
Sedangkan TEAC (2004), memiliki tiga prinsip kualitas yang dengannya, fakultas pendidikan guru (teacher education faculty) bisa berhasil mempersiapkan para pendidik profesional yang kompeten, peduli, dan qualified. Tiga prinsip tersebut adalah sebagai berikut; a. Petunjuk pembelajaran siswa, yang meliputi pengetahuan materi pelajaran, pengetahuan pedagogis, dan keterampilan pengajaran yang cermat.
65
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
b. Penilaian yang valid terhadap pembelajaran siswa. c. Pembelajaran institusional, yang meliputi keputusan-keputusan dan perencanaan program yang berdasarkan pada petunjuk dan sistem kontrol mutu yang berpengaruh.
Jacobsen (2003) mengemukakan bahwa, pengetahuan menetap hanya dalam dalam diri pembelajar dan bahwa kita tidak dapat mengajar representasi yang akurat mengenaki “kebenaran”. Kita hanya dapat menegosiasikan makna-makna bersama (shared meaning) dengan para siswa dan memberikan mereka kesempatan-kesempatan untuk membangun pemahaman yang bermakna saat mereka terlibat dalam ativitas yang dilakukan dengan sengaja. Meyakini bahwa para pembelajar membangun daripada sekedar mencatat/merekam pemahaman memiliki implikasi yang penting pada cara-cara kita mengajar. Selain beberapa peringatan yang telah dirinci sebelumnya, sebagai para pendidik, kita seharusnya melakukan hal-hal berikut ini (Enggen & Kauchak, 2007): a. Menyediakan beragam contoh dan representasi materi pelajaran pada para pembelajar. b. Mendorong tingkat interaksi yang tinggi dalam pengajaran kita. c. Menghubungkan materi pelajaran dengan dunia nyata.
suaramerdeka.com
66
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Meskipun tidak ada satu pun teori konstruktivis yang merinci hal-hal berikut ini, banyak pendekatan konstruktivitas yang merekomendasikannya pada kita (Ormrod, 2000): a. Lingkungan-lingkungan pembelajaran yang menanatang dan rumit, dan tugastugas yang autentik. b. Negosiasi sosial dan tanggung jawab bersama (shared responsibility) sebagai bagian dari pembelajaran. c. Representasi-representasi materi pembelajaran berganda. d. Pemahaman
bahwa
pengetahuan
(dapat) di bangun. e. Pengajaran yang berpusat pada siswa. sdntamanagung.wordpress.com
Peran guru yang tidak kalah pentingnya ialah bagaimana seorang guru dapat meningkatkan keinginan siswa atau motivasi untuk belajar. Untuk memotivasi siswa, guru terlebih dahulu harus mengenal dan memahami siswa-siswi dengan baik. Sehingga guru dapa menyediakan berbagai pengalaman pembelajran, yang akan menjadikan siswa dapat menemukan sesuatu yang menarik, bernilai, dan secara intrinsik memotivasi, menantang, dan berguna bagi mereka (Kellough, 200). Semakin baik anda memahami siswa anda, memahami minat-minat meraka, dan menilai tingkat keterampilan mereka, maka semakin efektif Anda bisa menjangkau dan mengajari mereka. Untuk memperoleh informasi mengenai siswa-siswa Anda, beberapa pertanyaan yang dapat Anda ajukan pada mereka adalah sebagai berikut (McCarty & Siccone, 2001):
67
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
a. Menuntut anda, hal-hal apa saja yang harus diketahui oleh orang “dewasa cerdas”? b. Apa minat, hobi, dan cara-cara favorit yang anda gunakan untuk menghabiskan waktu anda? c. Skill, bakat, aktivitas, atau sesuatu apa yang membuat anda menikmatinya? d. Apa yang sangat anda sukai? e. Apa yang paling anda takuti?
Orang tua dan guru mendorong memotivasi siswa dengan berbagai cara. Contoh, sebagian besar orang tua memperkuat (reinforce) dan menghadiahi anakanak mereka dengan mekatakan kata-kata seperti “silakan/tolong’ dan “terima kasih.” Hal ini dapat diterapkan secara efektif melalui modeling apabila orang tua menggunakan istilah-istilah ini dan secara personal mengilustrasikan daya tarik perilaku-perilaku sosial tersebut pada anak-anak mereka. Memotivasi awal pada anak-anak dalam proses ini mungkin melibatkan konsep tentang nilai ekstrinsik. Ketika
menggunakan
“silakan/tolong”
dan
“terima
kasih,”
anak-anak
mendapatkan apa yang mereka inginkan sekaligus berusaha menyenangkan orang tua mereka dengan proses ini pula. Namun, orang tua bukan berarti langsung mengajarkan proses tersebut pada anak-anak mereka; mereka hanya mempasilitasi kemampuan anak-anak untuk mengenali nilai ekstrinsik dengan menggunakan istilah-istilah ini dalam percakapan sehari-hari mereka. Selain memberikan motivasi guru pun harus memberikan penghargaan bagi perilaku-perilaku yang ditampilkan oleh anak dengan baik. Selain menawarkan
68
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
reward untuk perilaku yang baik dan bagus, para guru seharusnya menekankan nilai atas aktivitas pembelajaran tertentu dan mendesain aktivitas ini dengan caracara yang membuat semua siswa yakin bahwa mereka kan suskses (Parson & Brown, 2002). Contoh; seorang guru memberikan sebuah pinsil atau sebuah coklat kepada siswa yang berhasil memperoleh skor nilai paling tinggi, hal tersebut dapat memperkuat siswa bahwa ia mampu mengerjakan soal dengan baik dang mengungguli teman-teman sekelasnya. Memberikan pinsil atau coklat bukan menitik beratkan pada pinsil dan coklatnya, melainkan pada motivasi intrinsik bahwa siswa dapat menyadari akan potensi yang dimilikinya. Kesalahan-kesalahan merupakan bagian alamiah dari pembelajaran dan merupakan bagian dari proses tantangan. Rudolph Dreikurs (1968) memberikan contoh yang klasik mengenai hal ini. Ketika anak-anak belajar mengendarai sepeda, mereka seringkali lebih memilih untuk menuruni jalan. Jika ada batu di tengah jalan, mereka berusaha menghantam/menabraknya karena mereka ingin mengeksperimentasi, ingin mengalami/mengetahui apa yang akan terjadi jika mereka menghatam batu ketika belajar berkendaraan. Tantangan dan kesalahankesalahan yang ada di dalam proses tersebut merupakan hal penting dalam pembelajaran. Sepanjang sejarah, para guru handal telah memfasilitasi apa saja yang dipikirkan dan dilakukan siswa, dan nilai seorang pendidik dapat kita temukan dari usahanya untuk membuka jalan perpindahan siswa; dari apa yang mereka lakukan menuju apa yang mereka ketahui dan inginkan.
69
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Uraian Materi
Sub Unit 4.2
PENDEKATAN PENGAJARAN TIGA TAHAP
Mengembangkan pendidikan juga dapat ditingkatkan melalui aplikasi pendekatan sistematis dalam pengajaran.
Langkah-langkah dasar
dalam
pendekatan pengajaran tiga-tahap adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan (Planning); perencanaan yang penting adalah perencanaan untuk menentukan aturan-aturan ruang kelas, dan dukungan-dukungan penelitian yang melibatkan siswa dalam proses ini (Emmer dkk. 2006) ruang kelas konstruktivis menekankan adanya pembuatan aturan-aturan ruang kelas oleh guru bersama dengan para siswa sebagai pengalaman pembelajaran yang berharga, dengan pedoman pada hal-hal berikut ini (Castle, 1993): a. Keterlibatan aktif b. Refeksi c. Hubungan-hubungan yang penting d. Hormat pada aturan-aturan e. Rasa kebersamaan (komunitas) f. Pemecahan masalah mengenai negosiasi g. Kerja sama h. Skill-skill berpikir yang tinggi i. kepemilikan
70
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
2. Penerapan
(Implementing);
keberhasilan
tahap
implementasi
sangat
bergantung pada tujuan-tujuan yang jelas. Menariknya, banyak para guru melakukan aktivitas dengan sedikit memikirkan tujuan yang sedang mereka coba untuk diraih. Pertanyaan utama yang harus diajukan guru dalam aktivitasaktivitas pelaksanaan (implementing) adalah, bagaimana saya akan membantu siswa meraih tujuan? Jawaban atas pertanyaan ini akan menjadi prosedur, atau strategi, pengajaran yang akan digunakan. Memilih metode yang paling sesuai sangat tergantung pada tujuan, latar belakang dan kebutuhan siswa, materimateri yang tersedia, dan kepridadian, kekuatan, dan gaya guru. 3. Penilaian (Assessing); pada tahap ini guru berusaha mengumpulkan informasi untuk menentukan jenis pembelajaran apa yang muncul. Hal ini dapat dilaksanakan dengan banyak cara, termasuk mengelola tes-tes atau kuis-kuis, mengevaluasi
sdn02bunijaya.blogspot.com
PR, atau memerhatikan tanggapan-tanggapan siswa atas pertanyaan atau komentar. Guru menggunakan tiap-tiap metode ini untuk mengambil keputusan yang menyangkut apakah tujuan yang telah ditentukan dalam tahap perencanaan (planning) telah dicapai atau tidak. Selama tahap ini, guru bertanya, bagaimana saya akan bisa tahu bahwa siswa sudah mengetahui, memahami atau mencapai tujuan yang telah saya identifikasi sebelumnya? Jawaban atas pertanyaan ini menyarankan cara-cara bahwa pemahaman siswa di nilai melalui penggunaan intrumen pengukuran yang berbeda. Berikut ini contoh pendekatan tiga tahap;
71
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Perencanaan Perencanaan: Ibu Shafe ingin siswasiswanya mengetahui bagaimana gaya hidup dan geografi berhubungan.
Pelaksanaan Pelaksanaan: meminta siswa mengamati gambar-gambar dan meneliti hubungan.
Perencanaan: ingin siswasiswanya mengembangkan skill-skill menipulatif. Menentukan praktik. Menentukan untuk menggunakan boneka Perencanaan: Ibu Tyler ingin siswasiswanya belajar bekerja dalam bentuk kelompokkelompok. Memiliki masalah yang dilematis untuk didiskusikan Sumber: (David A. dkk, 2009: 23)
Pelaksanan: meminta siswa berlatih melalui boneka tersebut.
Pak Adams
Pelaksanaan: meminta siswasiswanya mendiskusikan dilema tersebut dan menyampaikan keputusan kelompoknya.
Penilain Penilaian: memberikan paragraf pada siswa dan meminta mereka mengidentifikasi ilustrasi-ilustrasi di dalamnya. Penilaian: mengamati siswa dan mengecek nama-nama mereka pada daftar nama.
Penilaian: mengamati siswasiswanya yang bekerja dalam kelompok selama tahun sekolah.
Beberapa hubungan yang tampak dalam tabel tampak mudah, sedangkan beberapa yang lain membutuhkan pembahasan yang lebih lanjut. Pengaruh tujuantujuan terhadap strategi-strategi implementasi dan prosedur-prosedur penilaian tampak dalam hal bahwa tujuan yang diajarkan tersebut mempengaruhi tujuan yang dipilih dan prosedur-prosedur implementatif yang digunakan. Banyak hal yang bisa menimbulkan proses pembelajaran di kelas menjadi tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan, misalnya karena faktor perencanaan yang terlalu
72
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
ambisius, perencanaan tidak sesuai dengan kondisi siswa, atau alat evaluasi yang tiak valid dengan perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan tahapan kegagalan dalam proses pembelajaran guru dapat merefleksikan kembali atas apa yang telah direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi menjadi pengalaman pembelajaran seutuhnya. Agar tidak terulang kegagalan dalam proses pembelajaran, sebelum melakukan
keputusan
dalam
perencanaan,
pelaksanaan.
Dalam
tahap
perencanaan, guru tidak boleh hanya mempertimbangkan tujuan-tujuan, tetapi juga perlu merancang aktivitas-aktivitas pembelajaran yang akan membantu siswa mencapai
tujuan-tujuan
tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan
yang
perlu
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan meliputi hal-hal berikut ini: 1. Bagaimana seharusnya saya menjelaskan gagasan atau konsep yang ada? 2. Bagaimana seharusnya saya menghubungkan topik tersebut dengan materi yang telah kita pelajari sebelumnya? 3. Bagaimana
saya
dapat
menggunakan
contoh-contoh
konkret
untuk
mengilustrasikan topik tersebut? 4. Jenis tugas pembelajaran apa saja yang dapat saya rancang untuk mendorong pembelajaran yang bermakna?
Pada tahap kedua, pelaksanaan guru tidak terlibat dalam pengambilan keputusan lanjutan. Guru yang efektif perlu mengetahui seni mengajukan pertanyaan (art of asking questions) dan bagaimana menggunakan bentuk-bentuk pertanyaan yang berbeda-beda, pertanyaan fakta, pertanyaan proses, pertanyaan
73
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
konvergen, dan pertanyaan divergen untuk mendorong pembelajaran (Good & Broophy,
2008).
Selama
tahap
ini,
pengambilan
keputusan
perlu
mempertimbangkan hal-hal berikut: 1. Jenis pertanyaan apa saja yang akan mendorong pemikiran siswa dan juga memungkinkan saya untuk mengukur pemahaman-pemahaman mereka? 2. Apakah pertanyaan-pertanyaan seharusnya di tujukan pada siswa secara kolektif atau siswa secara individual? 3. Seberapa lama seharusnya seseorang guru menunggu respons siswa? 4. Apa yang seharusnya dilakukan guru jika ada respons siswa yang tidak atau kurang tepa? Apakah saya seharusnya mendorong mereka, menyediakan jawaban, atau justru beralih mengunjungi siswa yang lain?
Tahap ketiga penilaian, juga mengharuskan guru mengambil keputusan. Guru biasanya bertanya pada diri mereka sendiri apakah siswa memahami gagasan-gagasan baru dan apakah modifikasi perlu dibuat untu mendorong pembelajaran siswa. Pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keputusankeputusan untuk melakukan penilaian meliputi hal-hal berikut ini: 1. Jenis penilaian apa saja yang dapat digunakan untuk menentukan apakah siswa memahami topik yang diajarkan? 2. Aspek materi apa saja yang dapat dipahami secara jelas oleh siswa, dan aspekaspek apa pula yang membutuhkan pengajaran tambahan? 3. Siswa-siswa mana saja yang membutuhkan bantuan tambahan, dan siapa saja yang tidak?
74
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
4. Dalam hal apa saja hasil penilaian dapat dikomunikasikan pada siswa, orang tua, dan para profesional lain berkaitan dengan kebutuhan atas informasi ini?
Ketika masalah-masalah yang membingungkan dan ambigu muncul, guru harus mencari cara kerja yang sesuai dari pada sekedar mencari resolusi-resolusi. Bahkan, pada waktu terbaik pun, para guru mungkin harus memilih antara beberapa alternatif yang kurang lebih bagus, dan ada beberapa masalah instruksional yang memang tidak dapat dipecahkan seluruhnya (Wassermann, 1999).
75
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
LATIHAN SOAL 1. Seorang guru harus mampu mendorong pertumbuhan emosional siswa dan pertumbuhan .... siswa a. Intelektual b. Spiritual c. Sosial d. Skill 2. Pada saat proses pembelajaran guru berperan sebagai sage on the stage ialah .... a. Berpusat pada siswa b. Berpusat pada guru c. Seorang yang bijak diatas panggung d. Seorang pembimbing disamping siswa 3. Pada saat proses pembelajaran guru berperan sebagai guide on the side ialah .... a. Berpusat pada siswa b. Berpusat pada guru c. Seorang yang bijak diatas panggung d. Seorang pembimbing disamping siswa 4. Siswa dalam proses pembelajaran harus dilibatkan oleh guru secara .... a. Aktif b. Pasif c. Inisiatif d. Kolaboratif 5. Guru memotivasi siswa agar siswa memahami kemampuan yang dimiliki oleh diri sendiri, dinamakan motivasi .... a. Ekstrinsik b. Intrinsik c. Emosional d. Pembelajaran 6. Guru memotivasi siswa agar siswa peduli pada orang lain, dinamakan motivasi .... a. Ekstrinsik b. Intrinsik c. Emosional d. Pembelajaran 7. Berikut ini ialah watak guru yang tidak termasuk kedalam kategori Adams ialah .... a. Kepercayaan bahawa semua siswa dapat belajar b. Kepercayaan bahwa semua siswa memiliki prestasi belajar c. Visi terhadap standar yang tinggi dan menantang d. Kemampuan untuk memikul tanggung jawab 8. Berikut ini ialah tiga prinsip kualitas bisa mempersiapkan para guru yang profesional kecuali .... a. Petunjuk pembelajaran siswa b. Petunjuk pengajaran guru c. Penilaian yang valid d. Pembelajaran institusional
76
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
9. Pengetahuan materi pelajaran, pengetahuan pedagogis, dan keterampilan pengajaran yang cermat. Termasuk kedalam kategori .... a. Petunjuk pembelajaran siswa b. Petunjuk pengajaran guru c. Penilaian yang valid d. Pembelajaran institusional 10. Berikut ini yang tidak termasuk kedalam langkah-langkah dasar dalam pendekatan pengajaran tiga tahap ini adalah .... a. Perencanaan b. Penerapan c. Penilaian d. Rafleksi
GLOSARIUM Perencanaan (Planning)
Penerapan (Implementing) Penilaian (Assessing)
; perencanaan yang penting adalah perencanaan untuk menentukan aturan-aturan ruang kelas, dan dukungan-dukungan penelitian yang melibatkan siswa dalam proses di ruang kelas. ;keberhasilan tahap implementasi sangat bergantung pada tujuan-tujuan yang jelas. ; pada tahap ini guru berusaha mengumpulkan informasi untuk menentukan jenis pembelajaran apa yang muncul.
DAFTAR PUSTAKA Adams State College Conceptual Framework (2002). Akamosa, CO: Adams State College. Castle, K. (1993). Rule-Creating in a Constructivist Classroom Community. Childhood Education, 70(2),77. David A dkk. 2009. Methods for Teaching: Metode-metode Pengajaran Meningkatkan belajar siswa TK-SMA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Emmer, E., Evertson, C., & Worsham, M. (2006). Classroom Management for Secondary Teachers (7th ed). Boston: Allyn & Bacon. Enggen, P., & Kauchak, D. (2007). Educational Psychology: Windows on Classrooms (7th ed). Upper Saddle River, NJ. Pearson.
77
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Good, T., & Brophy, J. (2008). Looking ini Classroom (10th ed.). New York: Logman. McCarty, H., & Siccone, F. (2001). Motivating your Students. Bostons: Allyn and Bacon. Jacobsen, D. (2002b). Philosophy in Classroom Teaching: Bridging the Gap (2nd ed). Upper Saddle River, NJ: Pearson Education. Ormrod, J. (2000). Educational Psychology. Columbus, OH: Merrill/Prentice Hall. Parson, R.,& Brown, K. (2002). Teacher as Reflective Practitioner and Action Researcher. Belmont, CA: Wadsworth. Wassermann, S. (1999). Shazam! You’re a Teacher Facing The Illusory Quest For Certainty in Classroom Practice. Phi Delta Kappan, 80(6), 262.
78