Rabak : Rajutan Asa di Pinggir Kota
Editor: Kusmana, MA Penulis: Murojab Nugraha, dkk
LEMBAR TIM PENYUSUN Rabak : Rajutan Asa di Pinggir Kota Buku ini adalah laporan hasil kegiatan kelompok KKN-PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016 di Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. ©BERKIBAR 2016_Kelompok KKN 117 ISBN Tim Penyusun Editor Penyunting Penulis Layout Design Cover Kontributor
Kusmana, MA Muhammad Syarif Nasution, SH.I Murojab Nugraha, dkk. Nadya Asanul Husna. Muhammad Aldy Rivai Ilham Octaviansyah, Muhammad Fadel Eldrid, Izzat Muttaqin, Cahyo Nugroho, Diah Ayuningtyas, Annisaul Khoeriyah, Anies Kurniasih, Tristianingsih Diterbitkan atas kerjasama Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan kelompok KKN BERKIBAR 2016
LEMBAR PENGESAHAAN Buku Laporan Hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa Kelompok KKN Nomor: 117 di Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor yang berjudul: Rabak : Rajutan Asa di Pinggir Kota telah diperiksa dan disahkan pada tanggal 07 Februari 2017.
Dosen Pembimbing
Koord. Program KKN PpMM
Kusmana, MA NIP. 19650424 199503 1 001
Eva Nugraha, M.Ag NIP. 19710217 199803 1 002
Megetahui, Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Djaka Badranaya, ME NIP. 19770530 200701 1 008
iii
iv
KATA PENGANTAR بسم هللا ا لرحمن ا لرحيم Alhamdulillah, puji dan syukur atas segala nikmat yang Allah Subhanahu wa Ta‘ala berikan. Segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan KKN dalam bentuk buku ini. Shalawat serta salam selalu kita limpah dan curahkan kepada junjungan baginda besar Nabi Muhammad Shallallah ‘Alayhi wa Sallam. Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
2.
3. 4. 5.
6.
7.
Kepala Desa, Bapak Suherman, karena telah banyak membantu baik mengenai masalah perizinan maupun dukungan moral sehingga program-program KKN BERKIBAR dapat terlaksana semua. Sekretaris Desa, Bapak Wawan Nurwandi, S.Ap , karena telah banyak membantu kami dalam pelaksanaan program-program KKN baik materil maupun moril. Tokoh agama, Bapak Abah Haji yang selalu mendukung kami, khususnya dalam program keagamaan. Bapak Mamat, sebagai RW 03 Kampung Lebak Salak yang sangat membantu kami ketika mengadakan acara di Kampung Lebak Salak. Bapak Djaka Badranaya, MA, sebagai kepala PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena telah memberikan kami pengetahuan yang luas mengenai Kuliah Kerja Nyata dan juga sebagai Penyunting. Bapak Eva Nugraha, M.Ag sebagai Koordinator KKN PpMM, yang telah mengunjungi kami di desa pengabdian dan membimbing kami dalam penyusunan buku laporan KKN. Bapak Kusmana, M.A sebagai Dosen Pembimbing yang selalu mendampingi dan membimbing kami baik sebelum, saat KKN maupun pada saat penyusunan laporan KKN.
v
8. 9. 10.
11. 12. 13.
14. 15. 16. 17.
18. 19.
Bapak Prof. Kamir R. Brata yang telah mendukung dan bekerja sama dalam program Biopori untuk Negeri di SDN 01 Rabak. Bapak Gatut Susanta sebagai Ketua Gerakan Biopori yang telah mensuport kami dalam acara Biopori untuk Negeri. Bapak Hazairin Sitepu sebagai Pimpinan Radar Bogor, yang telah mendukung dan bekerja sama dengan kami serta meliput kegiatan kami. Seluruh tim redaksi Radar Bogor yang telah meliput acara KKN BERKIBAR. Bapak Yaya Sulaiman sebagai kepala KUA Kecamatan Rumpin yang memberikan materi mengenai penyuluhan pernikahan. Bapak Wahyu sebagai Kepala Bagian Pengkaderan Posyandu yang telah membantu kami dalam program BPJS Gratis yang anggarannya dari APBD Bogor Ibu Nesih, S.Pd Sebagai kepala sekolah SDN 01 Rabak yang telah mengijinkan kelompok KKN BERKIBAR mengajar di sekolah tersebut. Mang Jaja sebagi kepala pemuda Rabak yang telah membantu dan menyatukan kami dengan para pemuda. Terima Kasih kepada FLP Ciputat yang telah memberikan kami bantuan buku. Seluruh warga Desa Rabak khususnya RW 03 yang telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan KKN yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat kami. Terima kasih kepada Bapak Lomri dan keluarga yang telah memberikan izin kepada kami untuk tinggal di rumahnya Terima kasih kepada kedua orang tua seluruh peserta KKN BERKIBAR atas do’a dan dukungannya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari kesempurnaan baik dari segi penyusunan, pembahasan atau pun penulisannya. Namun kami harap dengan adanya laporan ini dapat berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain di masa mendatang. Jakarta, 07 September 2016
Penulis vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... v DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xi TABEL IDENTITAS KELOMPOK ...............................................................xiii RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................. xv PROLOG ........................................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. B. C. D. E. F. G. H. I.
Dasar Pemikiran....................................................................................... 1 Kondisi Umum di Desa Rabak .............................................................2 Permasalahan ............................................................................................ 3 Kompetensi Anggota Kelompok dalam KKN-PpMM ....................5 Fokus atau Prioritas Program .............................................................. 9 Sasaran dan Target ................................................................................ 10 Jadwal Pelaksanaan Program .............................................................. 13 Pendanaan dan Sumbangan ................................................................ 14 Sistematika Penulisan........................................................................... 15
BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM......................................... 17 A. B.
Metode Intervensi Sosiaal ................................................................... 17 Pendekatan dan Pemberdayaan Masyarakat .................................. 18
BAB III KONDISI DESA RABAK .................................................................... 21 A. B. C. D.
Sejarah Singkat Desa Rabak ................................................................ 21 Letak Geografis ..................................................................................... 22 Struktur Penduduk .............................................................................. 24 Sarana dan Prasarana ........................................................................... 27
BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN... 29 A. B.
Kerangka Pemecahan Masalah .......................................................... 29 Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat ............. 41 vii
C. D.
Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat .... 65 Faktor-faktor Pencapaian Hasil ........................................................ 69
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ........................................... 73 A. B.
Kesimpulan ............................................................................................. 73 Rekomendasi .......................................................................................... 73
EPILOG ................................................................................................................ 77 A. B.
Kesan Masyarakat atas Pelaksanaan KKN ...................................... 77 Penggalan Kisah Inspiratif KKN........................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 187 BIOGRAFI SINGKAT ..................................................................................... 189 Lampiran-lampiran.......................................................................................... 197
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Prioritas Program dan Kegiatan ....................................................... 9 Tabel 1.2: Sasaran dan Target ............................................................................ 10 Tabel 1.3: Pra KKN PpMM 2016 ........................................................................ 13 Tabel 1.4: Pelaksanaan Program dilokasi KKN ............................................. 13 Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi ........................................................................ 14 Tabel 1.6: Pendanaan ........................................................................................... 14 Tabel 1.7: Sumbangan .......................................................................................... 14 Tabel 3.1: Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian ...................... 24 Tabel 3.2: Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ................. 26 Tabel 4.1: Matriks SWOT Bidang Pendidikan ............................................. 29 Table 4.2: Matriks SWOT Bidang Ekonomi ................................................. 32 Tabel 4.3: Matriks SWOT Bidang Seni dan Olahraga ................................ 34 Tabel 4.4: Matriks SWOT Bidang Insfrastruktur ....................................... 35 Tabel 4.5: Matriks SWOT Bidang Sosial ....................................................... 36 Tabel 4.6: Matriks SWOT Bidang Kesehatan .............................................. 38 Tabel 4.7: Matriks SWOT Bidang Pertanian ................................................ 40 Tabel 4.8: Mengajar di SDN 01 Rabak ............................................................. 41 Tabel 4.9: Mengajar di PAUD PERTIWI ...................................................... 43 Tabel 4.10: Bimbingan Belajar .......................................................................... 44 Tabel 4.11: Kelas Bahasa Arab dan Bahasa Inggris ....................................... 46 Tabel 4.12: Penyuluhan Pernikahan ................................................................ 47 Tabel 4.13: Gemar Membaca ............................................................................. 48 Tabel 4.14: Buta Aksara ...................................................................................... 50 Tabel 4.15: Berlatih Sepak Bola ......................................................................... 51 Tabel 4.16: Kelas Tari Tradisional ................................................................... 52 ix
Tabel 4.17: Kelas Shalawat ................................................................................. 53 Tabel 4.18: HUT RI .............................................................................................. 55 Tabel 4.19: Pembagian Buku ............................................................................. 56 Tabel 4.20: Pengobatan Gratis ……………………………………...………...............………… 57 Tabel 4.21: BPJS .................................................................................................... 59 Tabel 4.22: Pembuatan Akta ............................................................................ 60 Tabel 4.23: Biopori untuk Negeri …………………..……......………………………………….. 62 Tabel 4.24: Memelihara Ayam .......................................................................... 63 Tabel 4.25: Pelatihan Ekonomi Kreatif .......................................................... 65 Tabel 4.26: Pengadaan Papan Nama Jalan ……………………………….......……………. 66 Tabel 4.27: Pembangunan Jembatan …………………………...………………...........…… 67
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1: Logo Kelompok KKN BERKIBAR ..............................................5 Gambar 3.1: Peta Lokasi Desa Rabak dari UIN Jakarta ............................ 23 Gambar 3.2: Peta Lokasi Desa Rabak ............................................................ 23 Gambar 3.3: Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin ........................ 24 Gambar 3.4: Kantor Desa ................................................................................. 27 Gambar 3.5: Sarana Pendidikan ..................................................................... 27 Gambar 3.6: Sarana Kesehatan ....................................................................... 28 Gambar 3.7: Sarana Olahraga .......................................................................... 28 Gambar 4.1: Suasana Mengajar di SDN 01 Rabak ....................................... 43 Gambar 4.2: Suasana Mengajar di PAUD Pertiwi...................................... 44 Gambar 4.3: Suasana Bimbingan Belajar di Posko...................................... 45 Gambar 4.4: Kelas Bahasa Arab dan Bahasa Inggris .................................. 47 Gambar 4.5: Suasana Penyuluhan Pernikahan ............................................ 48 Gambar 4.6: Suasana Saat Baca....................................................................... 49 Gambar 4.7: Suasana Saat Mengajar Buta Aksara ....................................... 51 Gambar 4.8: Suasana Berlatih Sepak Bola .................................................... 52 Gambar 4.9: Suasana Kelas Menari Yapong ................................................ 53 Gambar 4.10: Suasana Saat Kelas Shalawat ................................................. 54 Gambar 4.11: Suasana Saat Lomba 17 Agustus ............................................. 56 Gambar 4.12: Suasana Saat Pembagian Buku ...............................................57 Gambar 4.13: Suasana Pengobatan Gratis .................................................... 59 Gambar 4.14: Suasana saat Bertembu Pak Wahyu ..................................... 60 Gambar 4.15: Pemberian Akta Kelahiran ..................................................... 62 Gambar 4.16: Suasana Pembuatan Lubang Biopori .................................... 63 Gambar 4.17: Suasana Memberi Makan Ayam ............................................ 65 Gambar 4.18: Suasana Ekonomi Kreatif........................................................ 66 Gambar 4.19: Simbolis Penyerahan Papan Nama Jalan ..............................67 Gambar 4.20: Penyerahan Simbolis Material Jembatan ........................... 68 xi
xii
TABEL IDENTITAS KELOMPOK Kode Desa Kelompok Dana J. Mhsw J. Keg Jumlah Pembangunan Fisik
: 01/Bogor/Rumpin/117 : Rabak [45] : KKN BERKIBAR 2016 : Rp16.769.000,: 11 orang : 18 kegiatan : 2 kegiatan: Pembangunan Jembatan dan Pembuatan Plang Nama Jalan
xiii
1.4.45. 117
xiv
RINGKASAN EKSEKUTIF Buku Rabak : Rajutan Asa di Pinggir Kota disusun berdasarkan hasil kegiatan KKN-PpMM di Desa Rabak selama 30 hari. Ada 11 orang mahasiswa yang terlibat dalam kelompok ini, yang berasal dari 7 Fakultas yang berbeda: Fakultas Ushuluddin, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Adab dan Humainora, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Positik, dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi. Kami namai kelompok ini dengan KKN BERKIBAR 2016 dengan nomor kelompok 117. Kami dibimbing oleh Bapak Kusmana, MA. Beliau adalah dosen Program Studi Tafsir Hadits di Fakultas Ushuluddin. Tidak kurang dari 18 kegiatan yang kami lakukan di Desa tersebut, yang sebagian besar merupakan pelayanan kepada masyarakat dan sebagian kecilnya adalah pemberdayaan. Dengan fokus pada 1 (satu) RW, kegiatan-kegiatan yang kami lakukan menghabiskan dana sekitar Rp16.769.000,-. Dana tersebut kami dapatkan dari iuran anggota kelompok KKN sebesar Rp1.000.000,- per mahasiswa, dana penyertaan Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Dosen (PpMD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rp5.000.000,- dan sumbangan sponsor Rp200.000,- serta hasil fund raising jualan es mambo Rp569.000,Dari hasil kegiatan yang kami lakukan, terdapat sejumlah keberhasilan yang telah kami raih yaitu: 1. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam program pembangunan di desa; 2. Bertambahnya jumlah masyarakat yang memiliki BPJS; 3. Bertambahnya motivasi peserta didik di SD, SMP untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi; 4. Bertambahnya pengetahuan masyarakat mengenai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 5. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam hal pentingnya membuat akta kelahiran; dan 6. Bertambahnya bangunan fisik atau rehab pembangunan, antara lain : Jembatan sebagai akses antar kampung dan plang jalan. xv
Saat merencanakan dan implementasi kegiatan, terdapat sejumlah kendala yang kami hadapi, antara lain: 1.
2. 3.
Kurangnya waktu untuk melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, baik internal anggota kelompok, dosen pembimbing, pihak sponsor, dan pihak desa; Kurangnya dana yang bisa terkumpul untuk memaksimalkan rencana kegiatan yang telah disusun; Terbatasnya kemampuan anggota KKN dalam berbahasa Sunda dalam menunjang interaksi dengan masyarakat Desa.
Namun, sekalipun demikian, kami pada akhirnya bisa merampungkan sebagian besar rencana kegiatan kami. Adapun kekurangan-kekurangannya adalah: 1. 2.
3.
Program yang dilaksanakan masih terbatas, dan belum menjangkau satu desa. Partisipasi warga dalam mengikuti program pembuatan akta kelahiran masih kurang, karena terkendala biaya untuk pembuatan akta kelahiran; Karena kekurangan waktu, program pembuatan buku nikah untuk Rabak belum dapat terlaksanakan.
Berdasarkan pengalaman kami, antusiasme warga dalam mengikuti kegiatan KKN, dan masih banyak yang perlu perhatian dan pembinaan, maka kami merekomendasikan bahwa Desa Rabak dan sekitarnya menjadi tempat KKN.
xvi
PROLOG Dilema Masyarakat Rabak:
Antara Memelihara Nilai-Nilai Traditional dan Menginternalisasi Nilai-Nilai Modern Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten, Bogor, Jawa Barat adalah protipe masyarakat desa yang mengalami dilemma, yaitu bagaimana memilih apa yang dianggap cocok dan meninggalkan apa yang dianggap tidak cocok buat realitas mereka. Pilihan yang benar diyakini bahwa mereka dapat melakukan perubahan ke keadaan yang lebih baik. Manusia hidup bersama didasarkan pada nilai dan praktek sosial yang diterima diantara mereka. Nilai dan praktek sosial yang diterima tersebut dapat berasal dari agama, ataupun budaya masyarakat itu sendiri. Nilai dan praktek sosial ini kemudian berinteraksi dengan nilai dan praktek sosial eksternal yang disampaikan melalui media cetak dan digital, maupun disampaikan oleh pemerintah melalui program dan kegiatan modernisasinya. Banyak dari nilai dan praktek sosial eksternal termasuk dari program modernisasi pemerintah berbeda dari nilai dan praktek sosial tradisioanal yang masih kuat dipegangi oleh masyarakat. Hal ini kemudian menimbulkan ketegangan, bahkan implikasi jauh seperti sulitnya melakukan perubahan ke arah yang lebih baik secara signifikan. Kesulitan masyarakat Rabak terlihat mencolok dalam realitas mereka saat ini yang masih tertinggal jauh dari banyak daerah lainnya. Secara umum, masyarakat Rabak dilihat dari kaca mata pembangunan masih memiliki banyak area untuk ditingkatkan, seperti pernikahan, pendidikan, dan fasilitas umum. DI bidang pernikahan misalnya, masih banyak orang tua yang menikahkan putra dan putrinya di bawah umur. Tradisi nikah muda ini memang merupakan salah satu problem mendasar yang dihadapi bangsa Indonesia, karena fenomenanya masih cukup kuat. Secara budaya termasuk di dalamnya pertimbangan agama, ukuran ideal seseorang boleh menikah berbeda dengan ukuran yang ditetapkan pemerintah. Kesulitan untuk mendamaikan perbedaan ukuran penetapan umur ideal pernikahan antara rumusan pemerintah dan nilai budaya yang dianut semakin bertambah sulit dalam konteks desa ini ketika digandengkan xvii
dengan faktor-faktor lain yang juga belum mendukung: anak-anak Desa Rabak secara umum lebih cepat memasuki fase kehidupan dewasa seperti bekerja dan berkeluarga, fasilitas umum seperti kondisi jalan desa yang perlu perbaikan besar, jumlah dan level sekolah yang tersedia masih terbatas, sekolah yang tersedia masih sampai SMP, SMA ada di desa tetangga yang masih sulit ditempuh dengan kondisi jalan rusak parah dan jarak yang cukup jauh ditempuh jalan kaki. Misalnya implikasi praktek nikah dini di Desa Rabak membawa sejumlah persoalan sosial dan kewarganegaraan yang pelik. Seperti di daerah lain, pasangan suami istri (pasutri) dari pernikahan dini mengalami persoalan kesiapan mental, pendidikan dan kesehatan anak. Satu sisi, berbagi dalam banyak hal dalam kehidupan berkeluarga tidaklah mudah, di sisi lain, mentalitas pasustri muda yang masih labil dan meledak-ledak seringkali berperan sebagai unsur yang memperumit suasana daripada memperingan. Belum lagi kalau keadaan berbeda jauh dari sisi usia dan umumnya yang jauh lebih muda adalah perempuan. Yang paling menderita dari gunung persoalan nikah dini, umumnya adalah perempuan. Dari sisi pendidikan, persoalan pertama, nikah dini biasanya karena pendidikan calon istri berpendidikan rendah seperti SMP atau bahkan SD, dan pasustri nikah dini banyak mengalami kesulitan dalam mendidik anak menjadi generasi muda yang lebih siap, karena ketidak tahuan dan juga kekurangan. Persoalan anak putus sekolah, anak bekerja di bawah umur dan kenakalan remaja banyak ditemukan di desa ini. Lebih pelik lagi kalau anakanak khususnya anak perempuan dari pasangan pasustri nikah dini mengalami pernikahan dini juga. Hal ini memperpanjang masalah yang ada. Dari sisi kewarganegaraan, pernikahan dini menimbulkan sejumlah persoalan pelik. Pertama, pernikahan dini tidak tercatat dalam arsip negara, artinya pernikahannya dikategorikan di bawah tangan atau illegal. Mereka hanya mendapat legalitas keagamaan. Sejatinya ajaran agama juga dapat menerima penundaan usia pernikahan sampai batas kematangan yang lebih baik, yaitu 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki, menurut UU Perkawinan 1974, atau sekitar 18/19 tahun perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki menurut kalangan masyarakat madani. Secara normatif, pemerintah hanya membolehkan mencatat pernikahan dengan usia pasangan memenuhi batas umur minimal, atau ada xviii
surat keputusan pengadilan agama yang membolehkan pernikahan tersebut. Kedua, secara normatif juga pasustri nikah dini akan mendapat kesulitan untuk mendapatkan akta kelahiran karena negara pada dasarnya hanya akan membuat akta kelahiran bagi anak yang telah memenuhi syarat. Hal ini dialami misalnya oleh Ibu Rohmah. Anaknya Rima dari pernikahan pertamanya kesulitan mendapatkan akta kelahiran karena negara mempersyaratkan legalitas pernikahan ibunya. Padahal akta kelahirana adalah salah satu syarat untuk berbagai urusan kewarganegaraan lainnya, seperti mengenyam pendidikan, melamar pekerjaan, dan banyak kesempatan lainnya. Artinya secara struktur, anak dari pasustri pernikahan dini termiskinkan dan apabila dia dari keluarga miskin, maka terbayanglah penderitaan yang akan dihadapinya, karena kehilangan banyak kesempatan dasar yang semestinya dia terima. Kebijakan UIN Syarif Hidayatullah dalam menunaikan Tridarma Perguruann Tingginya adalah mendorong peran aktif civitas akademikan untuk tidak hanya mengembangkan pendidikan tinggi dan penelitian, tapi juga berperan aktif di masyarakat, melalui kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan dan keagamaan atau melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN). Saya, dosen Fakultas Ushuluddin pada tahun 2016 ini berkesempatan ikut terlibat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan bersama 11 Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Rabak dari tanggal 27 Juli 2016 sampai dengan 25 Agustus 2016. Kesebelas mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah berasal dari Fakultas Ushuluddin, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Adab dan Humainora, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Positik: Murojab Nugraha, Nadya Asanul Husna, Annisaul Khoeriyah, Diah Ayuningtyas, Muhammad Fadel Eldrid, Izzat Muttaqin, Ilham Octaviansyah, Cahyo Nugroho, Tristianingsih, Anies Kurniasih, Muhammad Aldy Rivai. Kelompok ini dinamai dengan KKN BERKIBAR 2016 dengan nomor kelompok 117. Mereka mengembangkan sekitar 17 kegiatan mulai dari fundraising, pengajaran materi umum dan keagamaan, menjaga kelestarian alam sekitar melalui kegiatan pembuatan biopori, membantu masyarakat mengurus akta kelahiran dan kartu BPJS, membantu penyelesaian jembatan yang menghubungkan dua kampung, pelatihan ekonomi kreatif, penyambutan hari kemerdekaan RI, sampai penggemukkan ayam. xix
Kurang lebih satu bulan bersama masyarakat Desa Rabak, kami belajar memahami dilemma yang dihadapi mereka dalam upaya mereka untuk hidup di era globalisasi dan teknologi informasi dengan keadaan, masalah, dan harapan yang mereka miliki. Kami belajar bagaimana hubungan apa yang dianggap baik oleh masyarakat itu sendiri dan oleh pemerintah yang tidak selalu sejalan mempengaruhi realitas mereka. Apa yang kita lakukan bukanlah apa-apa dan tidak berpretensi dapat mengurai persoalan, dan berharap tidak juga menamnah persoalan. Yang jelas hidup selama satu bulan bersama masyarakat Rabak dan terlibat langsung dengan mereka dalam beberapa kegaiatan merupakan pelajaran berharga bagi kami dan unforgettable memory dari bagian kami belajar S1 di perguruan tinggi, dan bekal berharga bagi mahasiswa apa bila kelak mereka sendiri terjun langsung dan menjadi bagian dari masyarakat di tempatnya masing-masing.
Jakarta, 09 September 2016
Kusmana, MA Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
xx
BAB I PENDAHULUAN A.
Dasar Pemikiran
Menjadi negara yang gemah ripah loh jinawi dan sejahtera merupakan impian bangsa Indonesia. Segala cita-cita selalu berawal dari mimpi yang selalu mengusik setiap langkahnya. Mimpi Indonesia ingin masyarakatnya tumbuh subur seperti tanahnya, sejahtera menjulang ke atas seperti gununggunung serta jajaran bukit yang dimilikinya. Namun, semua itu belum sepenuhnya terwujud dan masih terbilang jauh dari kenyataan bahwa kita rakyat Indonesia sejahtera. Masyarakat pedesaan khususnya yang berada di pelosok belum merasakan hal yang demikian. Selama ini, yang terlihat hanya masyarakat yang berada di pinggir atau di tengah perkotaan, masyarakat yang letaknya jauh dari kota belum sepenuhnya mendapat perhatian. Sesungguhnya masyarakat pedesaan memiliki potensi yang dapat ditemukan, asalkan mau menggali lebih dalam dan mengembangkannya agar dapat dijadikan senjata Indonesia dalam menghadapi segala tantangan yang menjelang di depan. Mahasiswa sebagai pembawa perubahan merasa perlu untuk turut serta menggali potensi warga desa dan mewujudkan mimpi masyarkat desa agar mimpi tersebut tidak hanya menjadi kembang tidur di siang hari. Pengabdian kepada masyarakat menjadi pilihan mahasiswa sebagai jalan untuk masuk ke dalam seluk beluk masyarakat pedesaan. Mahasiswa menjadi penjembatan antara masyarakat desa dengan mimpi yang akan diwujudkan, membantu masyarakat desa memecahkan masalah menuju titik terang dengan ilmu yang telah dimiliki. Masalah di pedesaan tentunya tidak sedikit dan mahasiswa tidak sepenuhnya mampu memecahkan segala permasalahan yang berada di tengah masyarakat pedesaan. Namun, mahasiswa membantu masyarakat desa sepenuhnya untuk mengenal diri dan mengerti potensi masing-masing agar dapat mewujudkan mimpinya. Terkadang manusia tidak sadar akan kemampuan besar yang sebenarnya dimiliki, di sinilah mahasiswa merasa perlu untuk hadir sebagai sosok yang menyadarkan masyarakat desa bahwa masyarakat desa mampu untuk mewujudkan mimpi yang dimiliki. 1
Dalam mewujudkan hal tersebut, tentu saja mahasiswa harus menjadi contoh yang luhur dan harus mampu menjadi sosok yang dapat dijadikan panutan, mengingat mahasiswa adalah kaum yang memiliki pendidikan tinggi. Mahasiswa haruslah memiliki jiwa kepedulian sosial yang tinggi, berbagi ilmu pun harus sepenuhnya dilakukan, mulai dari ilmu sosial, budaya, politik, ekonomi, hingga teknologi harus tercakup dalam pengabdiannya kepada masyarakat. Sehingga ilmu yang diberikan tidak hanya sebatas umum saja tetapi lebih beragam, spesifik, dan rinci. Seluruh lapisan masyarakat desa dijadikan sasaran dalam pengabdian mahasiswa, namun perhatian lebih kepada tunas bangsa, yakni anak-anak serta remaja yang masih duduk di bangku sekolah untuk membentuk cikal bakal Sumber Daya Manusia (SDM) yang apik di Desa Rabak, Kec. Rumpin, Kab. Bogor. Tidak hanya itu, orang tua pun termasuk ke dalam sasaran dalam rangka peningkatan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa Rabak, kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Desa Rabak yang dijadikan lokasi pengabdian merupakan desa yang cukup memprihatinkan, sebab letak Desa Rabak sendiri tidak jauh jaraknya dari perkotaan, tidak jauh dari Parung Bogor. Namun, pembangunan infrastruktur dan akses jalan masih belum memadai. Bukan hanya itu, sarana dan prasarana dalam bidang pendidikan dapat dikatakan masih jauh dari apa yang masyarakat perkotaan miliki. Inilah yang membuat mahasiswa KKN BERKIBAR merasa perlu untuk datang ke Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupten Bogor untuk menyentuh dan melihat langsung kondisi serta keadaan masyarakat yang demikian. Sehingga, mahasiswa dapat membantu dengan berperan sebagai fasilitator masyarakat desa dalam memecahkan permasalahan yang ada di Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. B.
Kondisi Umum Desa Rabak1
Desa Rabak, Kecamatan Rumpin terletak di Kabupaten Bogor, dengan luas wilayah 1.555.550 Ha ini merupakan desa terluas sekecamatan Rumpin. Desa Rabak terbagi dalam empat dusun, enam Rukun Warga (RW), dan 43 Rukun Tetangga (RT). Berada 32 meter di atas permukaan laut. Jumlah penduduk data terakhir 12.987 jiwa. Desa Rabak berbatasan bagian utara 1Rencana Kerja Pembangunan Desa Rabak Tahun 2016, Dokumen tidak dipublikasikan. h. 23-24.
2 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
dengan Desa Kampung Sawah Kecamatan Rumpin, bagian timur dengan Desa Cibodas, bagian Selatan dengan Desa Gobang dan bagian barat dengan Desa Banyu Asih. Desa Rabak memiliki mayoritas masyarakat muslim. Kondisi ini juga didukung oleh sarana dan prasarana ibadah seperti mushalla 23 buah, masjid 15 buah dan majlis ta’lim 27 buah dan memiliki pondok pesantren 12 buah. Tingkat pendidikan di Desa Rabak ini masih mengikuti aturan wajib sekolah 9 tahun dengan didominasi oleh lulusan SD sebanyak 2499 orang dan lulusan SMP sebanyak 1024 orang. Sementara itu lulusan SMA sebanyak 462 orang. Lulusan akademi sebanyak 37 orang dan Perguruan Tinggi sebanyak 29 orang. Infrastruktur Desa Rabak terbilang belum baik. Hal ini terlihat dengan kondisi akses Jalan Raya Pemda yang melintasi Desa Rabak. Data-data kondisi wilayah KKN PPM akan kami sajikan lebih lengkap di Bab III. C.
Permasalahan
Berdasarkan observasi di Desa Rabak selama sebulan, kami menemukan beragam permasalahan yang terdapat di desa tersebut. Desa Rabak merupakan wilayah yang memiliki potensi ekonomi dan kekayaan alam yang melimpah. Namun, desa ini masih dihadapkan oleh beberapa masalah antara lain: 1.
Bidang Pendidikan
Terdapat 6 lembaga pendidikan formal. Kondisi kebersihan sekolah kurang baik. Minimnya tenaga pengajar dalam bidang pengetahuan umum menyebabkan siswa-siswi kurang memperdalam pelajarannya di sekolah. Masalah lain yang muncul yaitu masih ada anak usia sekolah yang tidak bisa melanjutkan pendidikan wajib belajar 9 tahun, karena orang tua tidak mampu membiayai pendidikan sekolah anaknya. Selain itu, di Desa Rabak masih banyak masyarakat yang belum mengenal baca tulis. 2.
Bidang Infrastruktur
Masih banyak sarana dan prasarana lingkungan yang sudah rusak, seperti jalan poros desa, saluran air, sarana kesehatan dan kebersihan, serta Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 3
sarana pendidikan. Masyarakat tidak mampu mendanai untuk rehabilitasi sarana dan prasarana tersebut. Dampak dari kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap kodisi sosial budaya masyarakat baik dalam sektor kesehatan, pendidikan maupun ekonomi. Seperti halnya fasilitas sekolah yang belum memadai seperti buku pelajaran. Minimnya plang jalan di setiap kampung sebagai identitas. Sehingga untuk mengetahui nama kampung dan lokasi kampung harus bertanya kepada warga. 3.
Bidang Kesehatan
Masih banyak warga yang menderita infeksi saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan penyakit kulit, tingkat kesehatan warga relatif masih rendah, karena dari segi lingkungan, Desa Rabak khususnya di Kampung Lebak Salak sangat kotor dan tercemar. Udara yang ada di sini telah tercemar disebabkan banyaknya PT. Ternak Ayam yang ada di desa ini. 4.
Bidang Ekonomi
Desa ini memiliki potensi untuk mengembangkan UKM-nya, tetapi pemasaran hasil produk yang kurang maksimal menjadi salah satu penghambat pengembangan UKM di desa ini. Kurangnya keterampilan masyarakat menjadi salah satu masalah di bidang ekonomi desa ini. Selain itu keterbatasan wawasan masyarakat terhadap management ekonomi dan masyarakat yang kurang mampu mengakses modal dari lembaga keuangan yang ada juga menjadi salah satu masalah desa ini. 5.
Bidang Sosial
Kondisi masyarakat di sebagian wilayah desa ini sangat memperihatinkan. Banyak remaja-remaja yang menikah dini seperti pada usia 12 hingga 15 tahun. Pernikahan di usia dini tersebut menyebabkan tingginya tingkat perceraian dan kekerasaan dalam rumah tangga yang terjadi di kalangan remaja. Banyak para orang tua yang memiliki banyak anak namun tidak dapat memberikan pendidikan yang layak pada anakanaknya, sehingga banyak anak-anak yang hanya menjadi buruh dan pesuruh.
4 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
6.
Bidang Seni dan Olahraga
Masih banyak kelompok kesenian, yaitu pandai bershalawat yang belum dikelola dengan baik. Kemudian, tidak adanya kesenian tari di sekolah-sekolah. Selain itu, desa ini memiliki tradisi unik yaitu ngeliwet. Dari usia anak-anak hingga dewasa sangat menyukai tradisi ini. 7.
Bidang Pertanian
Desa ini memiliki ladang dan sawah yang luas. Desa ini termasuk desa yang subur. Namun daripada itu, banyak bangunan dan jalanan yang sudah di beton berdampak pada pengairan yang terhambat. Hal ini menyebabkan menurunnya daya serap air pada tanah. Sehingga di saat musim kemarau, Desa Rabak sangat kesulitan mendapatkan air bersih dikarenakan sumber air seperti sumur dan mata air banyak yang kering. D.
Profil Kelompok KKN-PpMM 117
Kelompok KKN BERKIBAR merupakan salah satu kelompok KKN dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ada di Desa Rabak. Kami merancang berbagai macam kegiatan yang berdampak positif dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar desa. Semua program yang kami rancang telah terlaksana dengan baik dan juga mendapat respon positif dari masyarakat desa. Penamaan kelompok KKN BERKIBAR Gambar 1.1: Logo Kelompok KKN BERKIBAR merupakan kependekan dari Bersama Kita Bangun Rabak. Artinya kelompok kami siap untuk mengabdi kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Logo kelompok KKN kami sekilas menyerupai angsa yang memiliki kepala bendera Indonesia serta tangan yang selalu terbuka dengan paduan warna biru dan coklat. Arti bentuk menyerupai angsa adalah kelompok kami akan bersama-sama mengabdi di Desa Rabak dan kami akan selalu mengibarkan semangat merah putih sebagai lambing NKRI. Tangan yang Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 5
selalu terbuka adalah melambangkan kelompok kami akan membantu memberikan solusi untuk masyarakat Rabak. Sedangkan untuk warna berwarna biru muda pada badan angsa dalam ilmu psikologis artinya menenangkan emosi, mengisi kembali semangat, menyegarkan tingkat energi yang habis dan pikiran yang positif serta menginspirasi dan warna coklat melambangkan warna rata-rata kulit kelompok kami. Dalam melaksanakan seluruh rankaian kegiatan di Desa Rabak, kelompok KKN BERKIBAR terdiri dari 11 orang, yang berasal dari 7 fakultas. Di antaranya FSH, FISIP, FEB, FST, FU, FAH dan FDK. Dalam melaksanakan kegiatan, anggota kelompok ini mempunyai kompetensi yang menarik. Berikut penjabarannya: 1.
Murojab Nugraha - Fakultas Adab dan Humaniora Murojab memiliki kemampuan public speaking yang baik. Sifatnya yang sabar mampu meredam suasana panas dan amarah. Sikapnya yang ramah membantu membuka hubungan baik dengan pejabat desa dan tokoh masyarakat. Dalam bidang akademik, ia mampu dalam bidang ilmu Bahasa Arab dan Agama. Ia juga memiliki keterampilan dalam bidang desain dan bidang penerbitan. Hal ini sangat membantu berjalannya proses pengabdian. 2.
Nadya Asanul Husna - Fakultas Sains dan Teknologi Dalam bidang akademiknya, Nadya memiliki kemampuan dalam Matematika, sebagaimana dengan bidang yang dia geluti, yaitu berhitung dan menganalisis. Dia juga memiliki kemampuan kesekretariatan yang baik sehingga mampu membuat proposal, surat-menyurat dan lain-lain. Ia juga aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial di luar kampus, Nadya menjadi pengurus Teras Belajar Ebi di daerah Kedaung. Sehingga dia mampu melaksanakan proses pelaksanaan pengabdian. 3.
Annisaul Khoeriyah - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Annisaul Khoeriyah memiliki jiwa kewirausahaan sebagaimana dengan jurusan yang ia geluti, yaitu ekonomi dan bisnis. Ia juga memiliki kemampuan public speaking yang baik dan sikapnya yang sabar ia mampu meredamkan suasana amarah dan panas. Ia memiliki sikap membantu sesama yang sedang mengalami kesulitan baik dalam akademik maupun non akademik. Keahlian dalam bidang memasak di mana keahliannya, ia terapkan dalam dunia bisnis (kewirausahaan). Ia memiliki keahlian di 6 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
bidang IT di mana keahlian ini ia terapkan dalam pembuatan website dan aplikasi berbasis dekstop. Serta ia memiliki keahlian dalam bidang mengajar khususnya dalam ilmu matematika, kimia, dan fisika. 4.
Diah Ayuningtyas – Fakultas Adab dan Humaniora Dengan kepribadian yang semangat, ceria serta mudah bergaul membuat sosialisasi dengan masyarakat adalah perkara yang mudah baginya. Kecintaannya kepada anak-anak selalu ditunjukkannya ketika semasa pengabdian. Ia memiliki kemampuan akademis di bidang bahasa Inggris sesuai dengan bidang yang menjadi fokusnya, yakni Bahasa dan Sastra Inggris. Selain itu, kemampuan yang dimilikinya dalam bidang seni pun ditunjukkan dengan berbagi ilmu kepada warga mengenai cara membuat bros dari bahan bekas dalam pelatihan ekonomi kreatif. 5.
Cahyo Nugroho - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Cahyo Nugroho memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang berguna dalam mengajarkan anak-anak dan warga desa yang ingin belajar bahasa Inggris. Ia juga memiliki sifat yang bertanggung jawab, sehingga dapat membantu terselenggaranya rangkaian kegiatan selama KKN. Ia juga mampu berbaur dengan masyarakat Desa Rabak. Dengan hobi yang dimiliki yaitu jalan-jalan maka seringkali menjadi divisi akomodasi dan transportasi selama pelaksanaan KKN. 6.
Ilham Octaviansyah - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ilham berkompeten dalam bidang ekonomi. Public speaking yang baik dan sikapnya yang cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitar menjadi kelebihan tersendiri baginya, yang sangat membantu membuka hubungan dengan pejabat desa, tokoh-tokoh desa dan para tokoh masyarakat. Sifatnya yang lucu dan jenaka dapat meredamkan suasana. Dia juga memiliki kemampuan dalam hal memasak, karena di rumah suka membantu mamahnya ketika sedang memasak. Dia paling suka bermain bola dan memancing. Anak-anak suka mengajaknya untuk bermain bola di lapangan dan tak kadang bapak ketua RW yang suka memancing selalu mengajaknya memancing ketika tidak adanya kegiatan berlangsung yang dia lakukan.
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 7
7.
Tristianingsih - Fakultas Syariah dan Hukum Tristi memiliki kemampuan public speaking yang baik sehingga ia sering dijadikan master of ceremony. Tristi memiliki kemampuan dalam berbahasa Inggris. Dia juga memiliki kemampuan menari tradisional dan shalawat, sehingga dia mampu melatih dan mengajak adik-adik untuk menari. 8.
Muhammad Fadel Eldrid - Fakultas Ushuluddin Dalam bidang akademisnya, Fadel memiliki kemampuan dalam bermusik, yaitu bermain gitar. Selain itu Fadel memiliki keahlian dalam bidang fotografi sangat berguna untuk mendokumentasikan kegiatan kami selama KKN. 9.
Muhammad Aldy Rivai - Fakultas Sains dan Teknologi Aldy menguasai ilmu komputer dan hal-hal yang berhubungan dengan internet. Sehingga, seringkali dia mengajarkan anak-anak sekolah mengenai penggunaan pada komputer. Keahlian yang lain adalah dia pandai mendesain poster dan sertifikat. 10.
Izzat Muttaqin - Fakultas Syariah dan Hukum Izzat berkompeten dalam bidang politik. Izzat memiliki jaringan di partai politik yang luas, kemampuan komunikasi dan loby yang baik membuat Izzat memiliki kenalan DPRD Kabupaten Bogor. Izzat mampu membuat akta kelahiran dalam waktu 1 hari dengan dibantu oleh Bapak Egi Gunadhi salah satu anggota DPRD Kabupaten Bogor. Dengan demikian program pembuatan akta kelompok KKN BERKIBAR berjalan dengan baik dan warga dapat mendapatkan akta kelahiran untuk anak-anaknya. 11.
Anies Kurniasih - Fakultas Ilmu Adab dan Humaniora Anies sangat berkompeten dalam bidang bahasa Inggris dan bahasa Arab. Anies memiliki kemampuan memasak yang baik dan memiliki cita rasa yang tinggi. Anies mampu membuatkan makanan yang lezat ketika KKN.
8 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
E.
Fokus atau Prioritas Program
Setelah adanya hasil identifikasi masalah, Kelompok KKN BERKIBAR membuat prioritas program dan kegiatan untuk membantu masyarakat setidaknya mengurangi atau meminimalisir masalah di Desa Rabak. Dalam melaksanakan kegiatan KKN, kami telah membuat sejumlah kegiatan berdasarkan kondisi yang terjadi di Desa Rabak dan sesuai dengan potensi anggota KKN BERKIBAR. Adapun program-program sebagai bentuk pelayanan dan pemberdayaan masyarakat yang kami berikan, antara lain: Tabel 1.1: Prioritas Program dan Kegiatan Fokus Permasalahan Bidang Pendidikan
Bidang Ekonomi
Bidang Seni dan Olahraga
Bidang Infrastruktur
Prioritas Program dan Kegiatan Semangat Mengajar Rabak 1. Kegiatan Pelayanan Pendidikan di SDN 01 Rabak 2. Kegiatan Pelayanan Pendidikan di PAUD Pertiwi 3. Bimbingan Belajar KKN BERKIBAR 2016 4. Kegiatan Pelayanan Pendidikan Bahasa Rabak Gemar Membaca 1. Taman baca Posko KKN BERKIBAR 2016 Rabak Buta Aksara 1. Kegiatan Pelayanan Pendidikan Warga Buta Aksara Ekonomi Kreatif 1. Pelatihan Kerajinan Tangan dari Perca bekas Rabak Berbakat 1. Kelas Tari tradisional 2. Kelas Shalawat Ya Asyiqol Mustafa & Kisah Rasul 3. Bermain Sepak Bola BERKIBAR Membangun 1. Pembangunan Jembatan Batu Doyong 2. Pengadaan Papan Nama Jalan Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 9
3. Pemberian Buku Bidang Sosial
BERKIBAR PEDULI 1. Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia 2. Penyuluhan Pernikahan 3. Pembuatan Akta Kelahiran 4. Memelihara 5 ekor Ayam Rabak Sehat 1. Pengobatan Gratis 2. Pembuatan BPJS Biopori untuk Negeri 1. Pembuatan lubang resapan air di SDN 01 Rabak
Bidang Kesehatan
Bidang Pertanian
F.
Sasaran dan Target
Dalam menjalankan program-program yang telah kami buat untuk Desa Rabak, tentulah perlu adanya pemikiran dalam menentukan sasaran dan target apa yang hendak dicapai, berikut adalah penjabarannya: Tabel 1.2: Sasaran dan Target No.
Kegiatan
1.
Mengajar di SDN 01 Rabak
Sasaran
Target
Guru SDN 01 Rabak
6 guru terbantu terbantu dalam mengajar siswa/i 2 guru terbantu dalam kegiatan belajar mengajar di PAUD Pertiwi
2.
Mengajar di PAUD Pertiwi
Guru PAUD Pertiwi
3.
Bimbingan Belajar
Adik-adik RW 03 Desa Rabak
10 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
30 adik-adik mendapatkan meteri tambahan mata
pelajaran Matematika dan Agama
4.
Kelas Bahasa Arab dan Bahasa Inggris
5.
Penyuluhan Pernikahan
6.
Rabak Gemar Membaca
7.
Rabak Buta Aksara
8.
Berlatih Sepak Bola
Adik-adik Desa Rabak RW 03
Warga Desa Rabak RW 03
15 Adik-adik Desa Rabak RW 03 mendapatkan pelajaran materi tambahan Bahasa Inggris dan Arab. 50 warga Desa Rabak RW 03 mendapatkan informasi tentang pentingnya pencatatan pernikahan dan bahaya pergaulan bebas.
Adik-adik Desa Rabak RW 03
30 Adik-adik mendapatkan fasilitas buku bacaan
Ibu-ibu warga Desa Rabak
30 ibu-ibu Desa Rabak Kp. Palias dan Kp. Baru terbantu dalam belajar membaca dan berhitung.
Mahasiswa dan adik- Mahasiswa dan adikadik RW 03 Desa adik Desa Rabak lebih Rabak akrab.
9.
Kelas Tari Tradisional
Adik-adik Desa Rabak RW 03
10.
Kelas Shalawat
Adik-adik Desa Rabak RW 03
9 adik-adik Desa Rabak RW 03 mendapatkan pelatihan Tari Yapong 15 adik-adik Desa Rabak RW 03 mendapatkan pelatihan Shalawat Ya
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 11
Ashiqol Mustafa & Kisah Rasul. 150 Warga Desa Rabak terbantu dalam perayaan HUT RI ke70 4 Sekolah yang terletak di Desa Rabak RW 03 mendapat tambahan buku bacaan dan pelajaran sekolah.
11
Peringatan 17 Agustus
Warga Desa Rabak RW 03
12
BERKIBAR PEDULI
Sekolah di RW 03.
13.
Pengobatan Gratis
Warga Desa Rabak
120 Warga Desa Rabak mendapatkan pengobatan gratis.
Pembuatan BPJS
Warga Desa Rabak RW 03
80 Warga Desa Rabak terbantu dalam proses pembuatan kartu BPJS.
14.
15.
Pembuatan Akta
16.
Biopori untuk negeri
17.
Memelihara Ayam
50 Warga Desa Rabak Warga Desa Rabak terbantu dalam RW 03 pembuatan akta kelahiran. 11 guru dan 90 murid SDN 01 rabak ikut Guru dan murid SDN berpartisipasi dalam 01 Rabak membuat 50 lubang Biopori. 11 anggota KKN BERKIBAR 2016 dapt Anggota KKN belajar memelihara BERKIBAR 2016 dan ayam dan warga Desa warga Desa Rabak Rabak RW 03 RW 03. mendapatkan hidangan daging ayam
12 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
pada malam penutupan. 18.
Pelatihan Ekonomi Kreatif
Ibu-ibu Desa Rabak Kp. Baru.
19.
Pengadaan Papan Nama Jalan
Jalan utama di Desa Rabak RW 03
20.
Pembangunan Jembatan Batu Doyong
Jembatan Batu Doyong
G.
20 ibu-ibu Desa Rabak Kp. Baru mendapatkan pelatihan ekonomi kreatif. 4 lokasi jalan utama di Desa Rabak RW 03 terpasang papan nama jalan Satu jembatan mendapat bantuan dalam pembangunan berupa meterial dan tenaga
Jadwal Pelaksanaan Program
Pelaksanaan program KKN-PpMM Rabak ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu yang pertama: Pra-KKN-PpMM, kedua: Implementasi Program di Lokasi KKN Desa Puraseda, ketiga: Laporan dan Evaluasi Program. 1.
Pra KKN PpMM 2016 (Mei-Juli 2016)
Tabel 1.3: Pra KKN PpMM 2016 No. Uraian Kegiatan Waktu 1. Pembekalan Calon Peserta KKN-PpMM 08-21 April 2016 Penetapan Kelompok dan DosPem 2. 22-26 April 2016 KKN-PpMM 3. Pembuatan Proposal 27 April – 14 Mei 2016 30 April 2016 4. Survey 12 Mei 2016 5. Pelepasan KKN 25 Juli 2016 2.
Pelaksanaan Program di Lokasi KKN Desa Rabak (25 Juli-26 Agustus 2016) Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 13
Tabel 1.4: Pelaksanaan Program dilokasi KKN No. Uraian Kegiatan Waktu 1. Pembukaan di Lokasi KKN 26 Juli 2016 2. Pengenalan Lokasi dan Masyarakat 26 Juli 2016 3. Implementasi Program 30 Juli 2016 4. Penutupan 24 Agustus 2016 Kunjungan Dosen Pembimbing 26 Juli 2016 5. 12 Agustus 2016 24 Agustus 2016 3. No. 1. 2. 3. 4.
Laporan dan Evaluasi Program (September 2016 ̶ November 2016) Tabel 1.5: Laporan dan Evaluasi Uraian Kegiatan Waktu Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN- 1 September – 9 PpMM September 2016 Penyelesaian dan Pengunggahan Film 30 Oktober 2016 Dokumenter Pengesahan dan Penertiban Buku 07 Februari 2017 Laporan Pengiriman Buku Laporan Hasil KKN07 Februari 2017 PpMM
H.
Pendanaan dan Sumbangan
1.
Pendanaan
Tabel 1.6: Pendanaan No. Uraian Asal Dana Jumlah Kontribusi mahasiswa anggota 1. Rp11.000.000,kelompok @Rp. 1.000.000,Dana penyertaan Program 2. Pengabdian Masyarakat oleh Dosen Rp500.000,(PpMD 2015) 3. Rp569.000,Hasil Fund Raising Total Rp16.769.000,14 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
2.
Sumbangan Table 1.7: Sumbangan No. Uraian Asal Sumbangan Jumlah 1. Dompet Dhu’afa Rp200.000,Total Rp200.000,-
I.
Sitematika Penulisan
Buku ini disusun dalam tujuh bagian. Bagian 1 adalah Prolog berisi refleksi Dosen Pembimbing selaku editor buku dalam melihat pelaksanaan KKN-PpMM 2016. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan masukan bagi pihak terkait agar program KKN selanjutnya menjadi lebih baik. Bagian berikutnya adalah Bab I, Pendahuluan. Berisi gambaran umum tentang pelaksanaan KKN-PpMM dari kelompok 117 yang bertujuan untuk mengetahui gambaran umum desa. Bagian berikutnya adalah Bab II, Metode Pelaksanaan Program, Pada bab ini dijelaskan tentang metode intervensi sosial, pendekatan dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan sebagai pedoman pelaksanaan pengabdian. Bagian selanjutnya adalah Bab III, Kondisi Desa Rabak. Pada bagian ini, berisi tentang sejarah singkat Desa Rabak, letak geografis, struktur penduduk, sarana dan prasarana. Bagian selanjutnya adalah Bab IV, Deskripsi Hasil Pelayanan dan Pemberdayaan di Desa Rabak, bagian ini berisi tentang kerangka pemecahan masalah, bentuk dan hasil kegiatan, dan faktor-faktor pemecahan hasil. Bagian berikutnya adalh Bab V, Kesimpulan dan Rekomendasi, bagian ini menerangkan kesimpulan hasil pelaksanaan KKN-PpMM dan rekomendasi keberbagai pihak agar desa tersebut layak diajukan sebagai desa pengabdian KKN-PpMM. Pada bagian akhir, terdapat Epilog yaitu penggalan kisan dari anggota KKN, selama menjalani pengabdian KKN-PpMM. Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 15
“Pasti ada jalan bagi orang yang menuntut ilmu” -Murojab N-
16 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
BAB II METODE PELAKSANAAN PROGRAM
A.
Metode Intervensi Sosial
Metode yang dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat sangatlah beragam. Secara umum, community development didefiniskan sebagai kegiatan pengembangan masyarakat yang diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih baik apabila dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan pembangunan. Meskipun pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan terhadap semua kelompok atau kelas masyarakat, namun pada umumnya pemberdayaan dilakukan terhadap kelompok masyarakat yang dianggap lemah atau kurang berdaya yang memiliki karakteristik lemah atau rentan dalam hal atau aspek2: 1. Fisik: orang dengan kecacatan dan kemampuan khusus 2. Psikologis: orang yang mengalami masalah personal dan penyesuaian diri 3. Finansial: orang yang tidak memiliki pekerjaan, pendapatan, modal dan aset yang mampu menopang kehidupannya 4. Struktural: orang yang mengalami diskriminasi dikarenakan status sosialnya, gender, etnis, orientasi seksual, pilihan politiknya. Selanjutnya, melalui program-program pelatihan, pemberian modal usaha, perluasan akses terhadap pelayanan sosial, dan peningkatan kemandirian, proses pemberdayaan diarahkan agar kelompok lemah tersebut memiliki kemampuan atau keberdayaan. Keberdayaan di sini bukan saja dalam arti fisik dan ekonomi, melainkan pula dalam arti psikologis dan sosial, seperti: 1.
Memiliki sumber pendapatan yang dapat menopang kebutuhan diri dan keluarganya
2Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial 2nd (ed) (Bandung: Refika Aditama Press, 2006), h. 46.
17
2. 3. 4. 5.
Mampu mengemukakan gagasan di dalam keluarga maupun di depan umum Memiliki mobilitas yang cukup luas: pergi keluar rumah atau wilayah tempat tinggalnya Berpartisipasi dalam kehidupan sosial Mampu membuat keputusan dan menentukan pilihan-pilihan hidupnya
Proses pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dari menentukan populasi atau kelompok sasaran; mengidentifikasi masalah dan kebutuhan kelompok sasaran; merancang program kegiatan dan cara-cara pelaksanaanya; menentukan sumber pendanaan; menentukan dan mengajak pihak-pihak yang akan dilibatkan; melaksanakan kegiatan atau mengimplementasikan program; hingga memonitor dan mengevaluasi kegiatan.3 B.
Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat Berbagai pendekatan dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat di lokasi KKN, salah satunya pendekatan pemecahan masalah atau yang disebut dengan problem solving approach. Metode ini merupakan metode yang potensial untuk melatih peserta didik berfikir kreatif dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi secara individu maupun kelompok.4 Suatu kesuksesan dalam memecahkan masalah melalui pendekatan problem solving sulit untuk dilupakan. Adapun prosedur pelaksanaan problem solving, yaitu: 1. Mengidentifikasi penyebab masalah 2. Mengkaji teori untuk menemukan solusi 3. Memilih dan menetapan solusi yang tepat 4. Menyusun prosedur mengatasi masalah 5. Melaksanakan solusi 6. Melaporkan hasil tugas
Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial 2nd (ed) (Bandung: Refika Aditama Press, 2006), h.52. 4S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara Press, 2010), h. 140. 3Edi
18 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Sedangkan menurut Eva Nugraha dalam pembekalan KKN PpMM 2016 UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) menekankan pada tiga elemen penting, yaitu: kolektivitas masyarakat, letak geografis, dan pelembagaan yang memberikan identitas khusus pada komunitas. 5Tahapan- tahapan pendekatan6: 1.
Identifikasi masalah Untuk mengidentifikasikan masalah, perlu diajukan empat pertanyaan: Apa masalahnya? Bermasalah menurut siapa? Apa konteksnya sehingga dianggap masalah? Dalam perspektif apa? 2.
Menggerakkan sumber daya yang ada (SDA dan SDM) Yang dimaksud dengan menggerakkan sumber daya yang ada adalah menjalankan pendekatan dengan menggunakan fasilitas berupa manusia sesuai dengan keahliannya dan juga sumber daya berupa hasil alam itu sendiri. Sehingga peranan keduanya bekerjasama dan mendukung satu sama lain. 3.
Merencanakan program Apabila sudah ditemukan masalah, yang harus dilakukan adalah merencanakan program- program yang dianggap mampu menyelesaikan masalah. 4.
Pemecahan masalah Pemecahan masalah adalah tindakan nyata dari perencanaan program, dalam hal ini perencanaan diimplementasikan langsung pada tempat sasaran. 5.
Evaluasi Evaluasi dilakukan guna mempertimbangkan apakah tujuan sudah terlaksana ddengan baik, atau diperlukannya perubahan sehingga tercapainya tujuan.
5 Eva Nugraha, Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN PpMM 2016, (Ciputat: PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 8. 6 Eva Nugraha, Panduan Penyusunan ..., h. 9.
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 19
“Keajaiban, Percaya, dan Dapatkan” -Nadya Asanul Husna-
20 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
BAB III KONDISI DESA RABAK A.
Sejarah Singkat Desa Rabak7
Pada zaman dahulu kala, zaman kolonial Belanda perkampungan Rabak masih hutan belantara, terdapat persawahan yang sangat luas membentanng. Banyak hewan berkeliaran terutama babi hutan yang sering masuk perkampungan karena banyaknya makanan terutama ubi jalar, ubi butun, kacang-kacangan, belitung, dan talas. Tak heran pada masa itu masyarakat gemar berburu babi hutan, mencak, dan landak yang suka merusak tanaman warga. Berburu merupakan salah satu kegiatan warga yang sudah baku dijadwalkan satu minggu sekali, tepatnya pada hari Sabtu. Pada saat berburu, dipimpin oleh seorang pawang yang konon kabarnya sangat mengerti dan paham dalam strategi berburu. Sebelum berburu, pawang mengadakan upacara atau ritual agar mendapat hasil yang memuaskan. Akhirnya pun mereka membawa hasil buruan yang memuaskan. Misalnya babi hutan, mencak, landak peucang (kancil). Setelah itu, mereka berkumpul di suatu tempat yaitu Kampung Rabak. Perkampungan Rabak sangatlah luas. Di situ ada guha (lubang buatan) yang Negla, Lega (Luas) dari beberapa kampung seperti kampung Sampay, kampung Cisirung, kampung Dukuh Malang, kampung Leuwikampaan, kampung Baru, dan Tanjakan Batu. Pada zaman itu disebut Kampung Rabak sambil menikmati hasil buruan sambil berdiskusi di lubang besar tersebut. Untuk menghindari dari kejaran para tentara Nika Belanda. Mereka bermusyawarah membuat gubug kecil yang ada di pematang tanah dengan istilah Rabak. Rabak (Ra artinya rakyat dan Bak artinya tempat) dengan artian tempat rakyat berkumpul dari kejaran tentara Nika. Orang dahulu pada masa peperangan menyebut Nika (Nipon) Rabak artinya Rakyat Teu Ka Cabak yang artinya “rakyat tidak terjamah tentara nika” Setelah dijajah selama beberapa abad oleh tentara Belanda, bangsa Indonesia sangat menderita bahkan ketika menjadi budak Nika rakyat dipaksa agar membayar upeti kepada Nika. 7Rencana Kerja Pembangunan Desa Rabak Tahun 2016, Dokumen tidak dipublikasikan. h. 19-22.
21
Tentara Nika berkeliaran di mana-mana mencari para tokoh masyarakat yang berpengaruh untuk dijadikan lurah atau kuwu Nika, dengan tujuan untuk mempermudah pengambilan upeti yang disetor dari wilayah binaannya masing-masing. Ada untungnya di suatu tempat di Desa Rabak ada lubang buatan manusia mereka bisa berkumpul menghindari kejaran tentara Nika Belanda. Dengan gigih dan semangat para tokoh yang tak pernah kenal putus asa, para pemuda pemberani muncul dari berbagai penjuru agar wilayah dusun-dusun dipersatukan menjadi satu desa. Dari gagasan para tokoh dan pemuda yang pemberani mereka sempat bermusyawarah untuk berkumpul di lubah buatan dekat kali Ciguha tepatnya di kampung Rabak di situlah mereka bersepakat memberi nama Desa Rabak. Kuwu atau lurah pasca kemerdekaan adalah sebagai berikut: 1. Mukri, juru tulis Muhamad Sampay 2. Anam dengan juru tulis Bading dibantu Ata 3. Gufroni dengan juru tulis bading 4. Isak dengan juru tulis U. Sumarna 5. Ujang Turyana dengan juru tulis U. Sumarna
1. 2. 3. 4.
Kuwu atau lurah pasca kemerdekaan adalah sebagai berikut: Dadang Damayanti dengan sekretaris Abdul Mukti Abdul Mukti dengan sekretaris Wawan Wurwandi Suherman dengan sekretaris Wawan Nurwandi (2007-2013) Suherman dengan sekretaris H. Wawan Nurwandi S.Ap (2013sekarang)
B.
Letak Geografis
Desa Rabak merupakan satu desa di kecamatan Rumpin, kabupaten Bogor memiliki luas wilayah ± 𝟏𝟓𝟓, 𝟓𝟓𝟎 𝑯𝒂. Wilayah desa ini terdiri dari: 4 (empat) Empat dusun 6 (enam) Rukun Warga (RW) 43 (empat puluh tiga) Rukun Tetangga (RT). Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Kampung Sawah, sebelah timur berbatasan dengan Desa Cibodas, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Gobang, sebelah barat berbatasan dengan desa Banyu Asih kecamatan Cigudeg. 1. 2. 3.
22 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Jarak tempuh dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ke Desa Rabak, kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, denan menggunakan kendaraan roda empat sekitar 33 Km. Dengan lama perjalanan 1 Jam 30 menit. Berikut adalah peta lokasinya.
Gambar 3.1: Peta Lokasi Desa Rabak dari UIN Jakarta8
Gambar 3.2: Peta Lokasi Desa Rabak
8“Rabak, Rumpin Bogor” diakses pada 7 Februari 2017 dari: https://www.google.com/maps/dir/Universitas+Islam+Negeri+Syarif+Hidayatullah++Kampus+1,+Jalan+Ir.+Haji+Juanda+No.+95,+Ciputat,+Cempaka+Putih,+Ciputat+Timur,+ Kota+Tangerang+Selatan,+Banten+15412,+Indonesia/Rabak,+Rumpin,+Bogor,+Jawa+Barat, +Indonesia/@6.3868124,106.6273389,12z/data=!3m1!4b1!4m14!4m13!1m5!1m1!1s0x2e69efda2b18eeb1:0xe3b ea9346241f122!2m2!1d106.7561595!2d6.3067127!1m5!1m1!1s0x2e69de0a6d69480f:0xed49b06c494fd768!2m2!1d106.635025!2d6.4847737!3e0.
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 23
C.
Struktur Penduduk
Penduduk Desa Rabak berdasarkan data terakhir hasil Sensus Penduduk Tahun 2015 tercatat sebanyak 12.987 jiwa, terdiri dari laki-laki : 6.791 jiwa dan perempuan : 6.196 jiwa dan jumlah Kepala Keluarga : 3.247 Kepala Keluarga. 1.
Keadaan Penduduk menurut Jenis Kelamin Keadaan Penduduk menurut Jenis Kelamin
7000 6800 6600 Laki-Laki
6400
Perempuan
6200 6000 5800
Gambar 3.3: Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin 2.
Keadaan Penduduk menurut Agama Mayoritas masyarakat Desa Rabak menganut agama Islam. Masyarakat menggali ilmu agama di pesantren yang ada di desa. Setiap minggunya terdapat pengajian rutin baik untuk ibu-ibu maupun bapakbapak. Biasanya, pengajian dan tahlilan bapak-bapak dilakukan pada malam hari sedangkan pengajian majlis ibu-ibu dilakukan pagi hingga siang hari. 3.
Keadaan Penduduk menurut Mata Pencaharian
Tabel 3.1: Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah Belum/tidak bekerja 3.274 1 Mengurus rumah tangga 3.240 2 Pelajar/mahasiswa 1.000 3 24 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Pensiunan PNS POLRI TNI Pedagang Petani Peternak Nelayan Industri Konstruksi Transportasi Karyawan swasta Karyawan BUMN Karyawan BUMD Karyawan honorer Buruh harian lepas Buruh tani Buruh peternak Pembantu rumah tangga Tukang cukur Tukang listrik Tukang batu Tukang kayu Tukang sol sepatu Tukang las Penjahit Tata rias Mekanik Paraji Imam masjid Wartawan Ustad/muballig Juru masak Guru Sopir
8 59 4 5 452 1.978 121 224 5 312 943 2 5 15 2.365 998 1.248 59 50 75 30 152 2 27 464 3 5 25 50 1 60 10 22 58 Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 25
39 40 41 42 43 44
Bidan Pedagang Perangkat desa Kepala desa Wiraswasta Lain-lain
1 452 8 1 943 500
Dari data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk Desa Rabak berprofesi sebagai buruh harian sebesar 2365 orang disusul profesi sebagai buruh tani yakni 1978 orang. Namun data tersebut berbeda jauh dengan penduduk Desa Rabak. Bahkan warga yang tidak bekerja atau pengangguran menduduki angka tertinggi yaitu 3274 orang. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa dilihat dari profesi yang ditekuni oleh penduduk Desa Rabak sebagian besar berada pada tingkat masyarakat menengah ke bawah. 4.
Keadaan Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Table 3.2: Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Penduduk Jumlah Belum/tidak sekolah Tidak tamat SD 1597 Tamat SD 2499 Tidak tamat SLTP 500 Tamat SLTP 10.024 Tidak tamat SLTA 450 Tamat SLTA 462 D-1 24 D-2 3 D-3 10 S1 22 S2 7 S3 Total 6598
26 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Data Penduduk Desa Rabak berdasarkan profesi yang ditekuni semakin dikuatkan dengan keadaan penduduk menurut tingkat pendidikannya. Sebagian besar pendudduk Desa Rabak hanya mengenyam pendidikan sampai tamatan SLTP yaitu 10.024 orang. Angka tersebut semakin mengecil pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan untuk penduduk yang menamatkan pendidikan hingga Strata Satu (S1) hanya berjumlah 22 orang. Sementara itu terdapat juga warga yang tidak sampai menamatkan pendidikan pada jenjang SD, yakni sebanyak 1597 orang. D.
Sarana dan Prasarana
1.
Sarana pemerintahan a. Gedung kantor desa : 1 Unit b. Pos kamling :c. Pos kamdes :-
Gambar 3.4: Kantor Desa 2.
Sarana pendidikan a. Gedung PAUD/TK : 2 Unit b. Gedung SD : 4 Unit
Gambar 3.5: Sarana pendidikan
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 27
3.
Sarana kesehatan a. Pustu b. Posyandu c. Klinik d. Dukun bayi terlatih
: 1 Unit : 14 Unit : 1 Unit : 12
Gambar 3.6: Sarana Kesehatan 4.
5.
Sarana peribadahan a. Masjid b. Musholla c. Majlis taklim d. Pondok pesantren
: 15 : 23 : 27 : 12
Sarana olahraga a. Lapangan sepak bola
:1
Gambar 3.7: Sarana Olahraga 28 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
BAB IV DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN DI DESA RABAK A.
Kerangka Pemecahan Masalah
Dalam mempermudah analisis terhadap satu per satu permasalahan desa dapat dilakukan dengan menggunakan metode analisis SWOT (STRENGTHs, Weakness, Opportunities, and Threats). Metode analisis SWOT adalah metode praktis yang digunakan untuk mencari tahu kekuatan, kelemahan, kesempatan dan hambatan dari setiap permasalahan. Dalam suatu permasalahan, dapat digali kekuatan atau potensi yang memang sudah dimiliki, kemudian dicari tahu kelemahan yang ada sehingga hal tersebut menjadi suatu permasalahan. Lebih jauh lagi, upaya pemecahan masalah digali melalui kesempatan atau dukungan suportif yang dimiliki serta meluruskan hambatan yang ada. Penjelasan permasalahan desa melalui metode analisis SWOT adalah sebagai berikut: Tabel 4.1: Matriks SWOT Bidang Pendidikan Matrik SWOT 01. BIDANG PENDIDIKAN Internal
STRENGTH (s) Telah tersedia 6 Sekolah Dasar di Desa Rabak. Minat siswa yang tinggi dalam mengikuti bimbingan belajar. Sekolah mengizinkan untuk melaksanakan KBM dari KKN BERKIBAR.
29
WEAKNESS (w) Pengetahuan bahasa asing masih kurang di kalangan masyarakat Desa Rabak. Masih banyak anakanak SD dan warga yang belum bisa membaca, menulis, dan berhitung dengan baik. Kurangnya tenaga pengajar. Masih kurang kesadaran orang tua
Eksternal
OPPORTUNITIES (o) Pemerintah memiliki program pemberian buku bacaan untuk lembaga/ desa yang membutuhkan. Beberapa anggota KKN BERKIBAR 2016 ahli dalam berbahasa asing (bahasa Arab dan bahasa Ingris). Adanya lembaga yang dapat memberikan pembelajaran untuk buta aksara
tentang pentingnya Tingginya minat pendidikan. baca dan menulis ibu-ibu Desa Masih kurangnya Rabak. sarana belajar, seperti buku bacaan. Banyak orang tua yang dahulunya tidak mengenyam pendidikan. Lokasi sekolah yang jauh STRATEGI (SO)
STRATEGI (WO)
Mengajukan Anggota KKN proposal kepada Memberikan bantuan instansi yang pengajaran kepada memberikan buku anak atau menjadi untuk asisten pengajar atau disumbangkan. pengajar tambahan. Memberikan kesan Anggota KKN pembelajaran yang memberikan asik dan bimbingan belajar menyenangkan. matematika, bahasa Inggris, mengaji, Membantu menari, agama,dll. di melengkapi waktu luang anakkebutuhan anak. pembelajaran sehingga proses Memberikan belajar mengajar sumbangan koleksi lebih efektif. buku ke SD dan SMP. Mengajar anak dengan ikhlas dan dapat membuat anak nyaman dalam pembelajaran.
30 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
THREATS (T) Lambatnya informasi yang masuk di Desa Rabak. Modernisasi yang sangat pesat.
Pihak sekolah maupun pihak desa bisa mencari informasi mengenai program yang ada di pemerintah, seperti program bahasa asing untuk desa ataupun program pembelajaran lainnya. Memberikan sumbangan koleksi buku yang menarik. STRATEGI (ST) Perlu adanya pemahaman kepada setiap orang tua untuk selalu memperhatikan pergaulan anakanaknya. Perlu adanya diskusi dengan guru dan orang tua murid mengenai pentingnya pembagian waktu belajar dan bermain kepada anak-anak Memberikan pemahaman kepada orang tua
STRATEGI (WT) Memberikan bimbingan belajar di luar waktu sekolah anak sehingga anakanak termotivasi untuk belajar lebih giat lagi. Memberikan apresiasi yang baik kepada anak dalam proses belajar mengajar Memberikan sumbangan koleksi buku. Memberikan bimbingan membaca, menulis, dan berhitung untuk ibu-ibu pada waktu luang.
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 31
dan guru megenai akhlak anak-anak. Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun program pendidikan sebagai berikut : 1. Semangat Mengajar Rabak a. Kegiatan Belajar Mengajar di SDN 01 Rabak b. Kegiatan Belajar Mengajar di PAUD Pertiwi c. Bimbingan belajar di posko KKN BERKIBAR d. Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa 2. Rabak Gemar Membaca 3. Rabak Buta Aksara
Tabel 4.2: Matriks SWOT Bidang Ekonomi Matrik SWOT 02. BIDANG EKONOMI Internal
Eksternal
STRENGTH (s) WEAKNESS (w) Sebagian besar masyarakat Kurangnya Desa Rabak terbuka dan keahlian dalam ramah. kreatifitas membangun Suka dengan hal yang baru. usaha. Masyarakat yang berminat untuk mengikuti seminar Kurangnya pengetahuan entrepreneur. masyarakat Pihak desa yang mengenai mendukung UMKM dan cara penyelenggaraan seminar memasarkan entrepreneur. produk. Adanya fasilitas yang mendukung untuk Lahan usaha yang kurang memadai. penyelenggaraan seminar.
32 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
OPPORTUNITIES STRATEGI (SO) STRATEGI (WO) (o) Adanya Mengundang narasumber Mengundang anggota KKN yang berpengalaman dan narasumber yang menggunakan fasilitas yang untuk menambah memiliki ada untuk meningkatkan pengetahuan kemampuan antusias warga mengikuti masyarakat dalam seminar. mengenai mengolah UMKM. Mengundang staf desa kain perca dalam kegiatan seminar. bekas menjadi bros. STRATEGI (ST) STRATEGI (WT) THREATS (T) SDM yang Tetap gunakan produk Mencari kurang dari dalam negeri. informasi pemerintah mengenai Mencari ide kreatif untuk untuk perkembangan berinovasi dengan modal melakukan terbaru yang yang terjangkau. seminar atau Menggunakan lahan yang diminati warga. penyuluhan sama ada (rumah) untuk Kerja serupa dengan pihak berjualan desa untuk melakukan penyuluhan atau melaksanakan seminar serupa dengan rutin Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun program ekonomi sebagai berikut : 1. Pelatihan Kerajinan Tangan dari Perca Bekas
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 33
Tabel 4.3: Matriks SWOT Bidang Seni dan Olahraga Matrik SWOT 03. BIDANG SENI DAN OLAHRAGA Internal
STRENGTH (s) WEAKNESS (w) Masyarakat Desa Kurangnya tenaga Rabak khususnya pengajar. RW 03 sangat Sarana dan prasarana ramah dan yang masih belum menyambut mencukupi. kedatangan mahasiswa dengan terbuka.
Eksternal OPPORTUNITIES STRATEGI (SO) STRATEGI (WO) (o) Adanya Dibuat agenda Pihak sekolah anggota KKN untuk anak-anak menyediakan tutor yang memiliki yaitu pelatihan khusus mengajarkan bakat seni dan menari yapong. kesenian tari olahraga. tradisional dan olahraga. THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT) Tidak ada Perlu diadakan Pihak desa mendukung fasilitas untuk festival sekolah membuat kelanjutan kebudayaan desa. pelajaran tambahan program tari Untuk tetap terkait pelestarian tradisional. menjaga kebudayaan Indonesia. kebudayaan. Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun program seni dan olahraga sebagai berikut : 1. Bermain Sepak Bola 2. Kelas Tari Tradisional 3. Kelas Shalawat Ya Asyiqol Mustafa & Kisah Rasul
34 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Tabel 4.4: Matriks SWOT Bidang Infrastruktur Matrik SWOT 04. BIDANG INFRASTRUKTUR Internal
Eksternal
OPPORTUNITIES (o) Keberadaan mahasiswa yang dapat membantu pembangunan. Kelompok KKN mendapatkan banyak sumbangan
STRENGTH (s) Antusiasme warga dalam gotong royong sangat besar dan kekeluargaan. Mudah nya mencari pasir di kali. Dukungan dari pihak RW. Mudahnya mencari kayu dan bambu. Banyaknya donatur yang memberikan buku baru dan bekas.
STRATEGI (SO)
WEAKNESS (w) Kondisi jembatan yang tidak layak. Tidak tersedia petunjuk jalan. Kurangnya fasilitas Kurangnya dana yang dimiliki desa Lokasi yang terpencil sehingga sulit diakses oleh mobil toko bangunan Distribusi sumbangan yang sulit, karena harus melewati sekolah yang berada di gunung. Biaya yang minimum. STRATEGI (WO)
Mengadakan Membuat jembatan, musyawarah dan membuat dengan RT 008 petunjuk jalan. dan warga setempat untuk pembuatan jembatan Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 35
donasi berupa buku dan papan tulis STRATEGI (ST) STRATEGI (WT) THREATS (T) Kurangnya Mengajukan Bermusyawarah informasi terhadap proposal kepada dengan masyarakat Bantuan pihak-pihak terkait bahan-bahan Operasional terkait. material yang harus Sekolah. dilengkapi sehingga memenuhi pembangunan jembatan dan semuanya harus dikerjakan secara gotong royong. Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun program infrastruktur sebagai berikut : 1. Pembangunan Jembatan Batu Doyong 2. Pengadaan Papan Nama Jalan 3. Pemberian Buku
Tabel 4.5: Matriks SWOT Bidang Sosial Matrik SWOT 05. BIDANG SOSIAL Internal
STRENGTH (s) WEAKNESS (w) Dukungan Masyarakat Kampung masyarakat Lebak Salak selalu keseluruhan. ricuh setiap setelah mengadakan lomba 17 Adanya lahan Agustus untuk mengadakan Tidak semua warga lomba 17 Agustus. ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan Warga sangat Kurangnya suka ngeliwet. pemahaman mengenai pernikahan di usia dini.
36 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Eksternal
OPPORTUNITIES (o) Adanya anggota KKN yang mampu membangun komunikasi dengan pejabat desa. Kelompok KKN siap memfasilitasi acara peringatan 17 Agustus. Adanya lembaga yang dapat memberikan penyuluhan mengenai pernikahan. Adanya anggota KKN yang memiliki kenalan di Penduduk Catatan Sipil.
Masyarakat Adanya denda dalam terbuka dengan pembuatan akta kondisi kelahiran. administrasi yang Sikap acuh masyarakat belum lengkap terhadap administrasi (Seperti : belum mempunyai buku nikah dan akta kelahiran) STRATEGI (SO)
STRATEGI (WO)
Sebelum Pendekatan mengadakan personal kegiatan masyarakat. mahasiswa dan perwakilan warga bermusyawarah dengan tokoh dan pemuda setempat. Sebelum melakukan pendistribusian sumbangan mahasiswa menghubungi pihak yang akan diberikan sumbangan. Sosialisasi mengenai pentingnya memiliki akta kelahiran.
secara kepada
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 37
STRATEGI (ST) STRATEGI (WT) THREATS (T) Kurangnya dana KKN Berkomunikasi aktif untuk BERKIBAR 2016 dengan tokoh dan penyelenggaraan memberikan pemuda setempat perayaan HUT bantuan untuk 17 dalam persiapan RI ke – 71 Agustus. memperingati 17 Agustus Banyak warga yang tidak mampu membayar denda pembuatan akta kelahiran Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun program sosial sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia Sumbangan buku ke sekolah-sekolah di RW 03 Penyuluhan Pernikahan Memelihara 5 ekor ayam Membuat Akta Kelahiran
Tabel 4.6: Matriks SWOT Bidang Kesehatan Matrik SWOT 06. BIDANG KESEHATAN Internal
Eksternal OPPORTUNITIES (o) Pemerintah memiliki program BPJS kesehatan
WEAKNESS (w) STRENGTH (s) Masyarakat Kurangnya memerlukan sosialisasi secara pengobatan gratis. menyeluruh desa. Warga banyak Sedikitnya kuota yang terkena ISPA. yang diberikan untuk masyarakat STRATEGI (SO) STRATEGI (WO) Sebelum Dilakukan mengadakan pendekatan secara kegiatan personal kepada
38 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
gratis baik dari pusat maupun pemda. Adanya bantuan dari pihak kecamatan rumpin terutama bagian kesikesra dan ketua posyandu seluruh rumpin. Adanya anggota KKN yang mampu membangun komunikasi dengan pejabat BPJS. Adanya lembaga yang ingin memberikan pengobatan gratis.
mahasiswa dan perwakilan warga bermusyawarah dengan RW dan RT setempat untuk membicarakan banyaknya warga yang membutuhkan pengobatan.
THREATS (T) Kekhawatiran kuota tidak diberikan kepada warga yang benarbenar membutuhkan. Kesulitan mendata warga yang jarang mempunyai Kartu Keluarga (KK) Setiap anggota yang sudah terdaftar KIS (Kartu Indonesia Sehat) tidak dapat mendaftarkan untuk program
STRATEGI (ST)
para warga yang mebutuhkan jaminan kesehatan. Membagikan kupon kepada setiap warga yang berhak menerima pengobatan gratis.
STRATEGI (WT)
Berkomunikasi Berkomunikasi dengan aparat aktif dengan desa, masyarakat masyarakat, dan tokoh pemerintah desa masyarakat dan aparat desa tentang untuk pentingnya bekerjasama menjaga dalam programkesehatan. program kesehatan.
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 39
BPJS Kesehatan dikarenakan memiliki fungsi yang sama. Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun program kesehatan sebagai berikut : 1. Pengobatan gratis 2. Pembuatan BPJS
Tabel 4.7: Matriks SWOT Bidang Pertanian Matrik SWOT 07. BIDANG PERTANIAN Internal
Eksternal OPPORTUNITIES (o) Adanya anggota KKN yang mampu membangun komunikasi dengan penemu Biopori.
STRENGTH (s) WEAKNESS (w) Desa Rabak Kurangnya resapan merupakan desa air di Desa Rabak. yang memiliki Banyak daerah kekayaan pertanian resapan yang sudah terbesar di rumpin di aspal dan di beton. STRATEGI (SO)
STRATEGI (WO)
Sebelum Dilakukan mengadakan pendekatan secara kegiatan mahasiswa personal kepada dan pengurus para warga sekolah melakukan pentingnya lubang diskusi mengenai resapan pembuatan lubang dilingkungan. biopori. Mengajak masyarakat untuk bergerak bersama membuat lubang resapan (Biopori).
40 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
STRATEGI (ST) STRATEGI (WT) THREATS (T) Banyaknya Berkomunikasi Berkomunikasi perusahaan asing dengan aparat desa, aktif dengan yang mendirikan masyarakat dan masyarakat, bangunan pabrik tokoh masyarakat pemerintah desa dan peternakan di tentang pentingnya dan aparat desa Desa Rabak. pembuatan lobang untuk bekerjaresapan biopori sama dalam program Anggota KKN ikut pertanian. serta pembuatan lobang resapan Berkomunikasi dengan KKN BERKIBAR masyarakat dan memberikan memberikan bantuan alat pengertian bahwa pembuat lobang banyaknya lubang resapan. resapan air akan mempermudah pengairan di sawah. Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun program pertanian sebagai berikut: 1. Biopori untuk Negeri
B.
Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat
Tabel 4.8: Mengajar di SDN 01 Rabak Bidang Pendidikan Program Pelayanan Masyarakat Nomor Kegiatan 01 Nama Kegiatan Kegiatan Belajar Mengajar di SDN Rabak 01 Tempat, Tanggal Di SDN 01 Rabak, 1-20 Agustus 2016 Lama Pelaksanaan 20 hari
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 41
Tim Pelaksana Tujuan Sasaran Target Deskripsi Kegiatan
Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program
Nadya, Ayu, Annisaul, Tristi, Anies, Murojab, dan Aldy Membantu guru SDN 01 Rabak dalam kegiatan belajar mengajar. Guru SDN 01 Rabak Enam guru terbantu dalam kegiatan mengajar siswa/i. Kegiatan mengajar di Sekolah Dasar (SD) Negeri Rabak 01 dilaksanakan selama 20 hari, yakni mulai tanggal 01 Agustus 2016 sampai dengan tanggal 20 Agustus 2016. Kegiatan dilaksanakan pada hari Senin hingga jum'at, pukul 08.00 - 12.00 WIB. Setiap mahasiswa mengajar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Kelas yang diajar oleh anggota tim KKN BERKIBAR adalah kelas 4, 5 dan 6, di mana masing-masing kelas terbagi lagi menjadi kelas A dan B, total ada 6 kelas. Mata pelajaran yang diajarkan antara lain Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, IPS, Agama dan SBK. Dalam mengajar, mahasiswa mengikuti program serta kurikulum yang telah digunakan oleh pihak SD Negeri Rabak 01. Pada hari terakhir kegiatan mengajar, tim KKN BERKIBAR mengadakan upacara perpisahan di sekolah dengan Ibu Nesih, S.Pd selaku Kepala Sekolah, segenap Guru SD Negeri 01 Rabak dan para murid kelas 4, 5, dan 6. Upacara perpisahan diikuti dengan pemberian Cinderamata berupa Foto Tim KKN BERKIBAR dan 3 dus buku bacaan untuk melengkapi koleksi perpustakaan. 13 orang guru terbantu dalam proses belajar mengajar siswa/i SDN 01 Rabak. Tidak berlanjut.
42 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Gambar 4.1: Suasana Mengajar di SDN 01 Rabak
Tabel 4.9: Mengajar di PAUD Pertiwi Bidang Pendidikan Program Pelayanan Masyarakat Nomor Kegiatan 02 Nama Kegiatan Kegiatan Belajar Mengajar di PAUD Pertiwi Tempat, Tanggal PAUD Pertiwi, 24 Agustus 2016 Lama Pelaksanaan 1 hari Tim Pelaksana Nadya, Ayu, Annisaul, Tristi, dan Anies Tujuan Membantu guru PAUD Pertiwi mengajar. Sasaran Guru PAUD Pertiwi Target 2 guru terbantu dalam kegiatan belajar-mengajar di PAUD Pertiwi. Deskripsi Kegiatan Kegiatan belajar-mengajar di PAUD Pertiwi diadakan setiap hari Senin sampai Sabtu, di mana KBM dilaksanakan selama tiga jam setiap hari, yakni mulai dari pukul 08.00 sampai pukul 11.00. Kegiatan yang dilakukan selama KBM adalah belajar membaca, menulis, berhitung, menggambar, dan mewarnai. Setiap murid PAUD Pertiwi tampak senang dan antusias terhadap kedatangan kakak-kakak pengajar yang datang dari Tim KKN BERKIBAR. Sehingga semangat belajar murid-murid semakin meningkat. Di saat Tim KKN BERKIBAR mengajar, guru PAUD Pertiwi ikut mendampingi kegiatan belajar mengajar. Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 43
Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program
Di akhir pertemuan, Tim KKN BERKIBAR memberikan bantuan berupa buku bacaan anak yang didapat dari sumbangan Rabit Hole. Dengan adanya bantuan buku tersebut mereka sangat senang. 2 guru terbantu dalam kegiatan belajar-mengajar di PAUD Pertiwi. Tidak berlanjut.
Gambar 4.2: Suasana Mengajar di PAUD Pertiwi Tabel 4.10: Bimbingan Belajar Bidang Pendidikan Program Pelayanan Masyarakat Nomor Kegiatan 03 Nama Kegiatan Bimbingan Belajar Tempat, Tanggal Posko KKN BERKIBAR, 26 Juli-22 Agustus 2016 Lama Pelaksanaan 26 hari Tim Pelaksana Nadya, Ayu, Annisaul, Tristi, Anies, Murojab, Fadel, Izzat, Cahyo, Ilham, dan Aldy Tujuan Memberikan materi tambahan mata pelajaran Matematika dan Agama. Sasaran Adik-adik Desa Rabak RW 03 Target 30 Adik-adik Desa Rabak RW 03 mendapatkan materi tambahan mata pelajaran Matematika dan Agama Deskripsi Kegiatan Kegiatan mengajar di Posko KKN BERKIBAR dilaksanakan 2 sesi, yakni sesi pertama pada 44 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
pukul 16.00-17.00 dan sesi kedua pada pukul 19.00-21.00. Setiap pembelajaran adik-adik diwajibkan melaksanakan shalat Ashar dan Isya terlebih dahulu. Setiap adik perempuan yang mengikuti bimbingan, diwajibkan mengenakan kerudung. Adik-adik sangat antusias dalam hadir di bimbingan belajar yang kami buat. Pelajaran yang kami berikan adalah membaca, menulis, menghitung, belajar komputer, agama, kisah motivasi, dll. Beberapa adik-adik juga bertanya mengenai PR yang diberikan sekolah yang mereka tidak tahu cara menyelesaikan atau mengerjakannya. Sebelum pulang mereka diwajibkan menyetorkan hafalan perkalian dan kosakata Bahasa Inggris. Sebagai persyaratan pulang, mereka harus membaca do’a terlebih dahulu. Menjawab kuis adalah sebagai syarat yang mau pulang duluan. 45 adik-adik Desa Rabak RW 03 mendapatkan materi tambahan mata pelajaran Matematika dan Agama. Tidak Berlanjut
Gambar 4.3: Suasana Bimbingan Belajar di Posko Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 45
Table 4.11: Kelas Bahasa Arab dan Bahasa Inggris Bidang Pendidikan Program Pelayanan Masyarakat Nomor Kegiatan 04 Nama Kegiatan Kelas Bahasa Arab dan Bahasa Inggris Tempat, Tanggal Posko KKN BERKIBAR, 1-20 Agustus 2016 Lama Pelaksanaan 20 hari Tim Pelaksana Tristianingsih dan Annies Tujuan Memberikan materi tambahan mata pelajaran Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Sasaran Adik-adik Desa Rabak RW 03 Target 15 adik-adik Desa Rabak RW 03 mendapatkan pelajaran materi tambahan Bahasa Inggris dan Arab. Deskripsi Kegiatan Kelas bahasa Arab dan bahasa Inggris dilaksanakan di Posko KKN BERKIBAR 2016. Kelas berlangsung selama 2 jam. Setiap pembelajaran adik-adik diwajibkan melaksanakan shalat Ashar dan Isya terlebih dahulu. Setiap adik perempuan yang mengikuti bimbingan, diwajibkan mengenakan kerudung. Adik-adik diperkenalkan mengenai abjad dalam bahasa Inggris. Adik-adik juga diajarkan cara memperkenalkan diri dan beberapa percakapan dengan bahasa Arab dan bahasa Inggris. Selama pembelajaran, adik-adik sangat antusias dan senang karena mendapatkan ilmu baru tentang bahasa asing. Sebelum pulang mereka diwajibkan menyetorkan hafalan perkalian dan kosakata Bahasa Inggris. Sebagai persyaratan pulang, mereka harus membaca do’a terlebih dahulu. Menjawab kuis adalah sebagai syarat yang mau pulang duluan. Hasil Pelayanan 15 Adik-adik Desa Rabak RW 03 mendapatkan pelajaran materi tambahan Bahasa Inggris dan Arab. Keberlanjutan Tidak Berlanjut Program 46 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Gambar 4.4: Suasana Kelas Bahasa Arab dan Bahasa Inggris Tabel 4.12: Penyuluhan Pernikahan Bidang Sosial Program Pelayanan Masyarakat Nomor Kegiatan 05 Nama Kegiatan Penyuluhan Pernikahan Tempat, Tanggal Kediaman ketua RT 001, 30 Juli 2016 Lama 3 jam Pelaksanaan Tim Pelaksana Tristianingsih Tujuan Memberikan informasi bagi warga Desa Rabak RW 03 mengenai pentingnya pencatatan pernikahan dan bahaya pergaulan bebas. Sasaran Warga Desa Rabak RW 03 Target 50 Warga Desa Rabak RW 03 mendapatkan informasi tentang pentingnya pencatatan pernikahan dan bahaya pergaulan bebas. Deskripsi Pada minggu pertama keberadaan KKN BERKIBAR Kegiatan di Desa Rabak, Tim KKN BERKIBAR mengadakan kegiatan penyuluhan pernikahan. Penyuluhan Fiqh Munakahat yang dilaksanakan bertempat di rumah bapak RT 01 Kampung Lebak Salak, sekitar 70 orang mengikuti penyuluhan yang berlangsung khidmat dari pukul 19.30 WIB hingga pukul 23,30 WIB. Materi pertama disampaikan oleh Kepala KUA Rumpin, Bapak Yaya Sulaiman menyampaikan materi tentang administrasi pernikahan dan pentingnya memiliki buku nikah. Materi kedua disampaikan oleh Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 47
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
Bang Bugis yang menyampaikan materi mengenai bahayanarkoba dan pergaulan bebas. Acara ini sengaja diselenggarakan untuk mengantisipasi dan mengurangi adanya pernikahan dini, kekerasan dalam rumah tangga, bahaya narkoba, dan pergaulan bebas pemuda. 70 Warga Desa Rabak RW 03 mendapatkan informasi tentang pentingnya pencatatan pernikahan dan bahaya pergaulan bebas. Program tidak berlanjut.
Gambar 4.5: Suasana Penyuluhan Pernikahan Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan Sasaran
Tabel 4.13: Gemar Membaca Pendidikan Pelayanan Masyarakat 06 Rabak Gemar Membaca Posko KKN BERKIBAR, 26 Juli-22 Agustus 2016 27 Hari Nadya, Ayu, Tristi, Annisaul, Anies Menyediakan buku bacaan untuk adik-adik Desa Rabak Adik-adik Desa Rabak RW 03
48 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Target Deskripsi Kegiatan
Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program
30 adik-adik mendapatkan fasilitas buku bacaan. Pada tanggal 26 Juli 2016 taman baca BERKIBAR resmi dibuka. Kami membuat taman baca semipermanen di Posko KKN BERKIBAR. Kegiatan taman baca tersebut adalah bermain puzzle, bermain uno stacko, dan membaca buku cerita. Setiap selesai membaca buku, adik-adik menceritakan hasil bacaannya kepada Tim KKN BERKIBAR. Dan adik-adik diperbolehkan untuk meminjam buku-buku yang ada. Banyak dari mereka yang meminjam dan mengembalikan buku setiap harinya. Setiap selesai membaca, mereka merapihkan kembali buku-buku yang ada ke dalam rak atau dus buku. Pada tanggal 22 Agustus 2016 taman baca resmi ditutup. Buku-buku dan permainan yang ada di taman baca kami sumbangkan untuk adik-adik Desa Rabak yang rajin datang ke taman baca. 30 adik-adik mendapatkan fasilitas buku bacaan. Tidak berlanjut. Buku-buku di taman baca diberikan kepada semua adik-adik.
Gambar 4.6: Suasana Saat Membaca Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 49
Table 4.14: Buta Aksara Bidang Pendidikan Program Pelayanan Masyarakat Nomor Kegiatan 07 Nama Kegiatan Rabak Buta Aksara Tempat, Tanggal Kp. Palias dan Kp. Baru, 3-4 Agustus 2016 Lama Pelaksanaan 2 Hari Tim Pelaksana Nadya, Ayu, Tristi, Annisaul Tujuan Membantu mengajar membaca, menulis, dan berhitung untuk ibu-ibu buta Aksara Sasaran Ibu-ibu Desa Rabak Target 30 Ibu-ibu Desa Rabak, Kp. Palias dan Kp. Baru terbantu dalam belajar membaca dan berhitung. Deskripsi Kegiatan Pada hari Rabu, 3 Agustus 2016 di daerah Kampung Baru tepatnya di RW 01 Desa Rabak terdapat perkumpulan ibu-ibu buta aksara. Program tersebut baru berjalan sekitar 2 bulan yang lalu. Antusias ibu-ibu dalam belajar membaca sangatlah besar. Mereka tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga, tapi tetap menyempatkan waktunya untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung. Pada hari Kamis, 4 Agustus 2016 di daerah Kampung Palias tepatnya di RW 02 terdapat perkumpulan ibu-ibu buta aksara. Semua ibuibu sangatlah bersemangat dalam belajar. Sosok yang sangat berarti dalam semangat ibu-ibu ini adalah sosok Ibu Aminah, beliau adalah pengajar buta aksara di Desa Rabak. Hasil Pelayanan 30 Ibu-ibu Desa Rabak, Kp. Palias dan Kp. Baru terbantu dalam belajar membaca dan berhitung. Keberlanjutan Program Tidak berlanjut. Program di lanjutkan oleh Ibu Aminah sendiri.
50 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Gambar 4.7: Suasana Saat Mengajar Buta Aksara Tabel 4.15: Berlatih Sepak Bola Bidang Seni dan Olahraga Program Pelayanan Masyarakat Nomor Kegiatan 08 Nama Kegiatan Berlatih Sepak Bola Tempat, Tanggal Lapangan Bambu, 29 Agustus 2016 Lama Pelaksanaan 1 jam Tim Pelaksana Izzat, Fadel, Aldy, Ilham, Cahyo Tujuan Mengakrabkan mahasiswa dan adik-adik Desa Rabak RW 03 Sasaran Mahasiswa dan adik-adik Desa Rabak RW 03 Target Mahasiswa dan adik-adik Desa Rabak lebih akrab. Deskripsi Kegiatan Jumat, 29 Agustus 2016 adik-adik dan mahasiswa anggota KKN BERKIBAR bermain sepak bola. Bermain sepak bola di lapangan. Lapangan sepak bola ini berada di belakang rumah warga. Terdapat lahan kosong yang dijadikan lapangan bermain sepak bola oleh anak-anak Desa Rabak khususnya anak-anak Kampung Lebak Salak. Akses menuju lapangan itu melalui kebun singkang dan pohon bambu. Kakak Mahasiswa memberikan arahan bermain bola kepada adik-adik Desa Rabak. Selanjutnya, adik-adik dan kakak-kakak mahasiswa bermain sepak bola bersama. Kakak-kakak yang tidak ikut bertanding sepak bola bermain Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 51
Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program
bersama anak-anak di kebun singkong. Selain itu, lapangan tempat kami bermain bola cukup sejuk karena berada di bawah pohon bambu yang rimbun. Di dekat lapangan tersebut ada kebun singkong yang ditanam warga. Sore itu, Tim KKN BERKIBAR sangat bahagia karena dapat menghibur adik-adik Desa Rabak meski dengan cara yang murah dan sederhana. Mahasiswa dan adik-adik Desa Rabak lebih akrab. Program tidak berlanjut
Gambar 4.8: Suasana Berlatih Sepak Bola
Table 4.16: Kelas Tari Tradisional Bidang Seni dan Olahraga Program Pelayanan Masyarakat Nomor Kegiatan 09 Nama Kegiatan Kelas Tari Tradisional Tempat, Tanggal Posko KKN BERKIBAR, 29 Agustus 2016 Lama Pelaksanaan 3 jam Tim Pelaksana Tristianingsih Tujuan Memberikan pelatihan Tari Yapong kepada adik-adik Desa Rabak RW 03. Sasaran Adik-adik Desa Rabak RW 03 Target 9 adik-adik Desa Rabak mendapatkan pelatihan Tari Yapong. 52 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Deskripsi Kegiatan
Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program
Pelatihan seni tari oleh Tim KKN BERKIBAR diadakan di ruang tengah posko KKN BERKIBAR. Terdapat 9 (sembilan) orang anak yang ikut berlatih sesuai jadwal yang telah ditetapkan, yaitu setiap hari Selasa dan Sabtu. Tari yang diajarkan adalah tari tradisional, salah satunya tari Yapong yang berasal dari Jakarta. Menari merupakan hobi salah satu anggota Tim KKN BERKIBAR, Tristianingsih, dan Tristi sangat ingin mengembangkan minat bakat anak-anak Kampung Lebak Salak serta menularkan rasa cintanya akan tari tradisional. Sebagai generasi bangsa Indonesia, kita semua harus melestarikan budaya Indonesia, khususnya tari daerah, karna indonesia memiliki banyak ragam tari daerah dan itu merupakan kebanggaan kita sebagai orang Indonesia. 9 adik-adik Desa Rabak mendapatkan pelatihan Tari Yapong. Program tidak berlanjut.
Gambar 4.9: Suasana Kelas Menari Yapong Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan
Tabel 4.17: Kelas Shalawat Seni dan Olahraga Pelayanan Masyarakat 10 Kelas Shalawat Ya Asyiqol Mustafa & Kisah Rasul Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 53
Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan
Sasaran Target
Deskripsi Kegiatan
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
Posko KKN BERKIBAR, 1-20 Agustus 2016 1 jam Tristianingsih Memberikan pelatihan Shalawat Ya Asyiqal Mustafa & Kisah Rasul kepada adik-adik Desa Rabak RW 03. Adik-adik Desa Rabak RW 03 15 adik-adik Desa Rabak RW mendapatkan pelatihan Shalawat Ya Asyiqal Mustafa & Kisah Rasul. Dalam kegiatan ini, Tim KKN BERKIBAR melatih shalawat bagi anak-anak usia remaja. Ada sekitar 15 (lima belas) orang anak yang ikut berlatih, shalawat yang diajarkan adalah shalawat Ya Asyiqol Mustafa dan shalawat Kisah Rasul pada anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Tim KKN BERKIBAR melatih anak-anak di ruang tengah posko KKN BERKIBAR. Di ruangan yang cukup luas itu, Tim KKN BERKIBAR dan anak-anak berlatih shalawat bersama sesuai jadwal kelas, yakni jam 4 sore sampai jam 7 malam. Tim KKN BERKIBAR sangat bahagia ketika mendengar anak-anak mensyairkan shalawat-shalawat yang diajarkan ketika mereka berjalan menuju sekolah atau menuju tempat mereka mengaji. 15 adik-adik Desa Rabak RW mendapatkan pelatihan Shalawat Ya Asyiqal Mustafa & Kisah Rasul. Program tidak berlanjut
54 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Gambar 4.10: Suasana Saat Kelas Shalawat Table 4.18: HUT RI Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan Sasaran Target Deskripsi Kegiatan
Sosial Pelayanan Masyarakat 11 Peringatan 17 Agustus Rumah Pak Amsar, 18 Agustus 2016 1 hari Cahyo Nugroho Membantu warga dalam penyelenggaraan perlombaan HUT RI ke 71 Warga Desa Rabak RW 03 150 warga Desa Rabak RW 03 terbantu dalam perayaan HUT RI ke 71. Lomba 17-an perlombaan yang diikuti oleh anak-anak dan pemuda. Perlombaan terbagi menjadi 2 tempat yaitu di Kampung Kadusewu dan Kampung Lebak Salak. Jenis lomba yang dilaksanakan di kampung Kadusewu adalah lomba pancat pinang yang dilaksanakan Rabu, 17 Agustus 2016 Jenis lomba untuk anak-anak diantaranya Balap Karung, Balap Kelereng, Cari Pasangan, Masukin paku dalam botol, Pecah Air, Lomba makan kerupuk Lomba-lomba tersebut dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Agustus 2016. Bertempat di halaman rumah bapak Amsar Kampung Lebak Salak Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 55
Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program
Pelaksanaan Upacara Bendera Pelaksanaan Upacara Bendera dilaksanakan di kecamatan Rumpin tepat pada tanggal 17 Agustus 2016 yang diikuti beberapa perwakilan dari masing-masing kelompok yang dekat dengan kecamatan Rumpin. 150 warga Desa Rabak RW 03 terbantu dalam perayaan HUT RI ke 71. Tidak Berlanjut
Gambar 4.11: Suasana Saat perlombaan 17 Agustus Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan
Sasaran Target
Deskripsi Kegiatan
Tabel 4.19: Pembagian Buku Sosial Pelayanan Masyarakat 12 BERKIBAR PEDULI SDN 01 Rabak, SMP Terbuka, Kelas Haniwung, PAUD Pertiwi, 23 Agustus 2016 1 hari Murojab dan Aldy Memberikan tambahan buku bacaan dan pelajaran sekolah untuk sekolah-sekolah di Desa Rabak. Sekolah di RW 03 4 sekolah yang terletak di Desa Rabak RW 03 mendapatkan tambahan buku bacaan dan pelajaran sekolah. Pada hari Selasa 23 Agustus 2016 Kami mendistribusikan sumbangan yang telah kami
56 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program
kumpulkan selama persiapan KKN. Tempattempat yang kami tuju adalah sekolah-sekolah yang berada di Desa Rabak khususnya RW 03. Kami memberikan bantuan berupa buku-buku pelajaran dan beberapa seragam sekolah. Pertama kami memberikannya ke SDN 01 Rabak. Di sana kami memberikan buku-buku pelajaran untuk anak-anak SD. Setelah itu kami menuju ke PAUD Pertiwi untuk memberikan buku-buku bacaan yang sesuai dengan anak-anak PAUD. Selanjutnya kami memberikan bantuan ke Kelas Haniwung yang terletak diatas perbukitan. Kami memberikan buku bacaan, buku tulis, dan beberapa seragam sekolah. Dan yang terakhir, kami memberikannya kepada SMP Terbuka. SMP Terbuka ini bukan seperti sekolah pada umumnya, tetapi hanya terdiri dari satu ruangan di salah satu rumah warga. Kami memberikan buku pelajaran SMP dan beberapa ada buku pelajaran SMA. 4 sekolah yang terletak di RW 03 mendapatkan tambahan buku bacaan dan pelajaran sekolah. Program Tidak Berlanjut.
Gambar 4.12: Pembagian Buku Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 57
Tabel 4.20: Pengobatan Gratis Bidang Kesehatan Program Pelayanan Masyarakat Nomor Kegiatan 13 Nama Kegiatan Pengobatan Gratis Tempat, Tanggal Kantor Desa, 15 Agustus 2016 Lama Pelaksanaan 1 hari Tim Pelaksana Kelompok 117, 118, dan 119 Tujuan Memberikan pengobatan gratis kepada warga Desa Rabak Sasaran Warga Desa Rabak Target 120 Warga Desa Rabak mendapatkan pengobatan gratis. Deskripsi Kegiatan Senin, 15 Agustus 2016 dilaksanakan pengobatan gratis. Program kerja ini dilaksanakan oleh tiga kelompok di Desa Rabak. Pada pukul 08.00 sebelum dimulai registrasi, warga Desa Rabak berdatangan ke kantor Desa untuk melakukan pendaftaran ulang kupon yang telah mereka dapat. Pengobatan gratis dimulai pukul jam 11.00 – 13.00. Program ini didukung oleh BAZNAS. Acara ini terbilang sukses, karena mendapatkan antusias warga, bahkan perangkat desa juga memanfaatkan acara ini sebagai sarana untuk memeriksakan diri mereka. Selain itu, jumlah peserta melebihi dari batas peserta yang disediakan oleh pihak penyelenggara. Kami sebagai penyelenggara juga menyediakan konsumsi, berupa kacang hijau dan peserta pengobatan gratis mendapatkan obat yang bisa mereka bawa pulang. Hasil Pelayanan 120 Warga Desa Rabak mendapatkan pengobatan gratis Keberlanjutan Program Program tidak dilanjutkan.
58 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Gambar 4.13: Suasana Pengobatan gratis Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan Sasaran Target Deskripsi Kegiatan
Tabel 4.21: BPJS Kesehatan Pelayanan Masyarakat 14 Pembuatan BPJS Desa Rabak, 1-8 Agustus 2016 8 hari Ilham Octaviansyah Membantu warga dalam proses pembuatan kartu BPJS Warga Desa Rabak RW 03 80 Warga Desa Rabak terbantu dalam proses pembuatan kartu BPJS Program BPJS kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat khususnya di daerah pedesaan. Tidak diperhatikan oleh pemerintah menjadi hal yang sangat luput dari pemberitaan di era modern sekarang. Minimnya dokter, kurangnya tenaga medis, dan minimnya sarana kesehatan yang layak pakai. Pengadaan program BPJS kesehatan gratis merupakan hal yang penting karena dapat memudahkan masyarakat terutama kalangan masyarakat tingkat bawah untuk memperoleh kesehatan yang lebih layak dari sebelumnya. Pemda Kab. Bogor telah memberikan program BPJS Kesehatan gratis kepada masyarakat yang Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 59
Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program
kurang mampu. Dengan kuota yang hanya sekitar 10.000 BPJS per-Kepala Keluarga menjadi peluang bagi masyarakat yang minim pemasukan ketimbang besarnya pengeluaran untuk menyambung kebutuhan hidup. Dengan mendapatkan amanah untuk mendatakan masyarakat di tempat kami tinggal dan dibatasi dengan kuota sekurang-kurangnya hanya 80 BPJS per-Kepala Keluarga. Dengan dibantu oleh ketua RT, kami berhasil mengumpulkan setidaknya 47 Kartu Keluarga (KK) untuk diserahkan kepada Ketua POSYANDU Kecamatan Rumpin untuk di tindak lanjuti lebih jauh. Hal yang dicapai masyarakat mendapatkan apa yang menjadi hak untuk mereka. Dengan adanya program BPJS kesehatan gratis setidaknya mengurangi sedikitnya beban masyarakat yang mengeluh tentang biaya pengobatan. 80 Warga Desa Rabak terbantu dalam proses pembuatan kartu BPJS Tidak Berlanjut
Gambar 4.14: Bertemu dengan Pak Wahyu 60 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal
Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan Sasaran Target Deskripsi Kegiatan
Hasil Pelayanan
Table 4.22: Pembuatan Akta Sosial Pelayanan Masyarakat 15 Pembuatan Akta Kelahiran Posko KKN BERKIBAR (Pendaftaran), 1-13 Agustus 2016 Kantor Kependudukan dan Pencatatan Sipil 13 hari Izzat Muttaqin Membantu warga dalam pembuatan akta kelahiran Warga Desa Rabak RW 03 50 Warga Desa Rabak terbantu dalam pembuatan akta kelahiran. Akta kelahiran sangatlah penting untuk dimiliki oleh seorang anak. Permasalahan yang ada di Desa Rabak adalah banyaknya anakanak yang tidak memiliki akta kelahiran. Dengan ini, beberapa anak mengalami kesulitan saat ingin mendaftarkan diri ke sekolah yang lebih tinggi. Terdapat seorang anak juga yang tidak dapat mengikuti perlombaan tingkat kabupaten padahal ia berprestasi, karena salah satu persyaratannya adalah memiliki akta kelahiran. Oleh sebab itu, KKN BERKIBAR memberikan tawaran kepada pihak desa mengenai pembuatan akta kelahiran. Kami membuka pendaftaran dengan mengumpulan syarat-syarat kelengkapan administrasi akta kelahiran dari tanggal 1-13 Agustus 2016. Setelah itu kami mendatangi kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk mengurus berkas-berkas warga yang mendaftarkan pembuatan akta kelahiran. 22 warga Desa Rabak terbantu dalam pembuatan akta kelahiran. Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 61
Keberlanjutan Program
Program tidak dilanjutkan.
Gambar 4.15: Pemberian Akta Kelahiran Tabel 4.23: Biopori untuk Negeri Bidang Pertanian Program Pelayanan Masyarakat Nomor Kegiatan 16 Nama Kegiatan Biopori untuk Negri Tempat, Tanggal SDN 01 Rabak, 13 Agustus 2016 Lama Pelaksanaan 1 hari Tim Pelaksana Muhammad Fadel Eldrid Tujuan Mengajak murid dan guru untuk membuat lubang Biopori di sekolah. Sasaran Guru dan murid SDN 01 Rabak Target 11 guru dan 90 murid SDN 01 Rabak berpartisipasi dalam membuat 50 lubang Biopori di sekolahnya. Deskripsi Kegiatan Tanah merupakan media penyimpan air untuk kebutuhan manusia sehari-hari. Di Desa Rabak, terdapat satu permasalahan, yaitu apabila musim kemarau tiba, maka Desa Rabak mengalami kekeringan. Masyarakat sulit untuk mendapatkan sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan fenomena ini, terdapat satu penemuan baru. Cara membuat lubang-lubang resapan air ke dalam tanah guna menjadikan tanah sebagai resapan langsung terhadap air hujan yang 62 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
turun ketika musim hujan tiba. Tehnik ini dinamakan Biopori. Terdapat Pada hari Sabtu, 13 Agustus 2016 Kami melaksanakan kegiatan pembuatan lubang resapan Biopori di SDN 01 Rabak. Acara tersebut dihadiri oleh Prof. Kamir selaku penemu Biopori. Acara ini diliput oleh Media Radar Bogor. Murid-murid dan guru-guru SDN 01 Rabak sangat antusias dalam pembuatan lubang Biopori. 11 guru dan 90 murid SDN 01 Rabak berpartisipasi dalam membuat 50 lubang Biopori di sekolahnya. Program tidak berlanjut
Gambar 4.16: Suasana Pembuatan Lubang Biopori Bidang Program Nomor Kegiatan Nama Kegiatan Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan
Table 4.24: Memelihara ayam Sosial Pelayanan Masyarakat 17 Memelihara Ayam Posko KKN BERKIBAR, 28 Juli – 23 Agustus 2016 27 hari Izzat Muttaqin Belajar memelihara ayam dan ayam akan dihidangkan pada malam penutupan.
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 63
Sasaran Target
Deskripsi Kegiatan
Hasil Pelayanan
Keberlanjutan Program
Anggota KKN BERKIBAR 2016 dan Warga Desa Rabak 11 anggota KKN BERKIBAR 2016 dapat belajar memelihara ayam dan warga Desa Rabak RW 03 mendapat hidangan daging ayam pada malam penutupan. Memelihara dan menjaga hewan adalah salah satu amanah yang besar. Berawal dari silaturahmi ke rumah-rumah warga sekitar Posko KKN, cerita dan sharing sampailah ke pembahasan memelihara ayam. Kami memiliki ide untuk memelihara ayam selama masa KKN. Yang rencananya jika waktu penutupan KKN tiba, dapat dimanfaatkan untuk acara makanmakan bersama warga desa. Dan akhirnya kami pun membeli enam ekor ayam putih yang masih kecil. Mulai tanggal 28 Agustus kami memelihara 6 ekor ayam yang kami rawat selama 27 hari. Setiap pagi dan sore kami memberi makan, air minum, dan memberikan vitamin. Ketika malam penutupan dengan warga dengan berat hati kami harus menyembelih ayam ini. Warga Desa Rabak khususnya RW 03 dapat menyantap ayam. 11 anggota KKN BERKIBAR 2016 dapat belajar memelihara ayam dan warga Desa Rabak RW 03 mendapat hidangan daging ayam pada malam penutupan. Program tidak berlanjut.
64 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Gambar 4.17: Suasana memberi makan ayam
C.
Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat
Table 4.25: Pelatihan Ekonomi Kreatif Bidang Ekonomi Program Pemberdayaan Masyarakat Nomor Kegiatan 18 Nama Kegiatan Pelatihan Ekonomi Kreatif Tempat, Tanggal Kampung Baru, 10 Agustus 2016 Lama Pelaksanaan 2 Jam Tim Pelaksana Murojab, Izzat, Ilham, Aldy, Nadya, Ayu, Tristi, Annisaul, Annies. Tujuan Memberikan pelatihan ekonomi kretif kepada warga Desa Rabak, Kp. Baru. Sasaran Ibu-ibu Desa Rabak, Kp. Baru. Target 20 Ibu-ibu Desa Rabak, Kp. Baru mendapatkan pelatihan ekonomi kreatif. Deskripsi Pengetahuan yang minim akan kebermanfaatan Kegiatan barang-barang bekas untuk dijadikan satu karya yang bermanfaat untuk masyarakat Desa Rabak membuat kami tertarik untuk membuat satu pelatihan mengenai ekonomi kreatif. Akhirnya terlaksanalah pelatihan itu pada tanggal 10 Agustus 2016, acara dimulai pukul 14.00 sampai 16.00 WIB. Berlangsung di salah satu rumah warga di Kampung Baru. Peserta untuk kali ini adalah Ibu-ibu buta aksara Desa Rabak sebanyak 20 orang. Fasilitator dalam acara pelatihan Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 65
Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program
kerajinan tangan dari kain perca oleh Diah, salah satu anggota KKN BERKIBAR 2016. Penggalian peluang ekonomi kreatif bekerjasama dengan ibu-ibu buta aksara Desa Rabak dengan memberikan kreatifitas dari kain perca yang bernilai ekonomis seperti bros. 20 Ibu-ibu Desa Rabak, Kp. Baru mendapatkan pelatihan ekonomi kreatif. Tidak berlanjut. Alat bahan pelatihan diberikan kepada ibu-ibu buta aksara. Seperti gunting, lem tembak, kain, dll.
Gambar 4.18: Suasana ekonomi kreatif Table 4.26: Pengadaan Papan Nama Jalan Bidang Pembangunan Program Pemberdayaan Masyarakat Nomor Kegiatan 19 Nama Kegiatan Pengadaan Papan Nama Jalan Tempat, Tanggal Desa Rabak, 23 Agustus 2016 Lama Pelaksanaan 1 Hari Tim Pelaksana Ilham Octaviansyah Tujuan Mengadakan papan nama jalan di beberapa kampung di Desa Rabak RW 03. Sasaran Jalan utama di Desa Rabak RW 03. Target 4 lokasi jalan utama di Desa Rabak RW 03 terpasang papan nama jalan.
66 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Deskripsi Kegiatan
Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program
Program ini dilaksanakan pada Selasa, 23 Agustus 2016. Pengadaan petunjuk jalan merupakan hal yang penting karena untuk memudahkan para pendatang dalam mencari lokasi yang dituju. Petunjuk jalan yang kami buat sebanyak 4 buah. Keempat plang jalan itu di letakkan di empat kampung. YaituKampung Lebak Salak, Kampung Kadusewu, Kampung Cipayung, dan Kampung Haniwung. Pemasangan plang jalan ini ditancapkan di setiap jalan menuju setiap kampung tersebut. Kemudian, dalam hal pemasangan petunjuk jalan kami dibantu oleh masyarakat sekitar. Hal yang dicapai adalah desa terbantu karena dengan adaya petunjuk jalan para pendatang dengan mudah mencari lokasi yang diinginkan. Karena tanpa plang jalan tersebut, orang yang baru masuk lokasi tersebut tidak mengetahui nama daerah yang dijajaki. 4 lokasi jalan utama di Desa Rabak RW 03 terpasang papan nama jalan. Tidak berlanjut
Gambar 4.19: Simbolis Penyerahan Papan Nama Jalan ke Pihak RW Tabel 4.27: Pembangunan Jembatan Bidang Pembangunan Program Pemberdayaan Masyarakat Nomor Kegiatan 20 Nama Kegiatan Pembangunan Jembatan Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 67
Tempat, Tanggal Lama Pelaksanaan Tim Pelaksana Tujuan
Sasaran Target Deskripsi Kegiatan
Hasil Pelayanan Keberlanjutan Program
Kp. Cipayung RW 03, 20 Agustus 2016 1 hari Muhammad Aldy Rivai Membantu dalam pembangunan jembatan sebagai penghubung Kp. Kadusewu dan Kp. Cipayung Desa Rabak. Jembatan Batu Doyong 1 jembatan mendapatkan bantuan dalam pembangunan berupa material dan tenaga. Jembatan yang terletak antara Kampung Kadusewu dan Kampung Cipayung dalam keadaan sudah tidak baik. Jembatan yang hanya dapat dilalui sepeda motor ini awalnya terbuat dari rakitan bambu. Padahal jembatan tersbut adalah penghubung antar kampung dan menjadi akses anak-anak pergi ke sekolah. Selain itu juga jalur ini sangat dibutuhkan untuk jalur ekonomi dan menjalankan hubungan setiap hari antara kedua kampung tersebut. Di samping jembatan dari rakitan bamboo itu, terdapat bangunan jembatan baru dari beton yang baru tergarap 50 % . kegiatan pembangunan jembatan ini beberapa kali terhenti karena kendala biaya dan bahan material yang kurang. Maka dari itu, kami KKN BERKIBAR dan semua masyarakat sekitar bergotong royong untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Pelaksanaan pembangunan jembatan ini tanggal 20 Agustus 2016. Semua anggota KKN BERKIBAR ikut serta dalam gotongroyong dan memberikan bantuan berupa material dan bahan bangunan. 1 jembatan mendapatkan bantuan dalam pembangunan berupa material dan tenaga. Tidak berlanjut
68 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Gambar 4.20: Penyerahan Simbolis Matrial Jembatan
D.
Faktor-faktor Pencapaian Hasil
1.
Faktor Pendorong Program kerja KKN BERKIBAR 2016 dapat dilaksanakan dengan lancar karen adanya sinergi dan kekompakan yang terbangun antar individu. Keberhasilan yang kami capai dikarenakan hal-hal berikut ini ada di dalam tim: a.
Koordinasi Kerjasama antar individu di Kelompok KKN BERKIBAR 2016 dipimpin oleh seorang ketua umum yang membawahi beberapa divisi. Masing-masing divisi tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Setiap divisi dipimpin oleh seorang kepala divisi yang bertanggung jawab atas divisinya. Dalam menjalankan tugasnya setiap divisi dan ketua umum selalu berkomunikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kesalahan. b.
Keunikan serta kompetensi yang dimiliki setiap anggota KKN Setiap anggota KKN BERKIBAR 2016 memiliki keunikan serta kompetensi yang berbeda, diantaranya keterampilan Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Matematika, Public Speaking, kesenian (Musik dan Tari), Sosialisasi, Komedi, dan Memasak. Dengan adanya kemampuan yang berbeda-beda, kami dapat mengetahui karakter serta kepribadian masing-masing individu. Kemampuan tersebut juga kami gunakan untuk diaplikasikan dalam menjalankan program kerja.
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 69
c.
Kekompakan KKN BERKIBAR 2016 memiliki anggota berjumlah 11 (sebelas) orang yang terdiri dari 7 fakultas. Selama pengabdian berlangsung, kami tidak menemukan permasalahan yang dapat merenggangkan hubungan antar anggota. Kekompakkan ini dapat terlihat ketika melaksanakan kegiatan piket harian, di mana setiap anggota harus saling membantu menjaga dan merawat kebersihan rumah. d.
Keaktifan dan keikhlasan Tanpa ada unsur paksaan dalam bekerja, semua anggota dapat melaksanakan tugas dengan penuh keikhlasan. Tugas-tugas yang diberikan sudah tercantum dalam jadwal piket harian, jadwal pembagian divisi dan jadwal jam kerja. Apabila ada jadwal yang bentrok, setiap anggota langsung aktif untuk menggeser jadwal atau mengganti giliran karena memprioritaskan kegiatan yang lebih penting. Setiap anggota tidak pernah mengeluh dalam mengerjakan tugasnya, semua menerima dan menjalankan dengan senang hati. e.
Sosialisasi
Tidak mungkin kegiatan ini dapat berjalan tanpa adanya dukungan dari masyarakat. Tim KKN BERKIBAR berjalan dengan dukungan penuh dari masyarakat yang memiliki antusias yang tinggi. Bahkan ketika kami berpamitan, suasana haru dan sedih menyelimuti seluruh lapisan masyarakat seolah-olah kami merupakan bagian dari mereka, banyak masyarakat yang memohon kepada kami untuk memperpanjang masa kegiatan pengabdian kami. f.
Evaluasi Dalam setiap kegiatan pastilah tak pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan. Maka dari itu perlu adanya evaluasi dalam setiap kegiatan yang kita lakukan. Setiap hari selama kegiatan KKN, setelah kegiatan seharian penuh, kami mengadakan evaluasi pada malam hari, agar kinerja kami dari hari ke hari selalu bagus dan terarah. 2.
Faktor Penghambat Dalam melakukan suatu kegiatan tentu tidak selalu berjalan lancar, pasti ada faktor penghambatan ataupun masalah yang hadir dalam setiap kesempatan. Terbatasnya dana merupakan faktor penghambat utama, 70 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
mengingat program kerja kami yang banyak membutuhkan dana yang tentu tidak sedikit. Namun, kami mengoptimalkan anggaran dana agar dapat mencakup keseluruhan program sehingga semua program bisa terlaksana. Masalah lain yang muncul yakni terkadang sulit mensosialisasikan program kerja kepada masyarakat karena sebagian masyarakat memiliki karakter yang tertutup. Hambatan lain yang kami hadapi adalah budaya desa setempat yang membatasi ruang gerak kami dalam menjalankan program kerja. Solusi yang kami lakukan adalah tetap menghargai tradisi dan budaya setempat dengan merubah haluan dan memilih opsi lain dalam menjalankan suatu kegiatan.
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 71
“Saling menolonglah kalian dalam hal kebaikan ” -Tristianingsih-
72 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.
Kesimpulan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) PpMM BERKIBAR 2016 merupakan bentuk pengabdian yang dilakukan oleh mahasiswa kepada masyarakat. KKN PpMM BERKIBAR telah terlaksana di Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Kegiatan ini memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat dan mahasiswa sebagai pelaksana di mana ada hubungan timbal balik diantara keduanya. Kegiatan akhirnya menyelesaikan beberapa masalah yang telah diidentifikasi. Program-program yang telah dilaksanakan merupakan kegiatan yang berdasarkan temuan survey atas potensi dan permasalahan yang ada di lokasi KKN. Program-program tersebut berkontribusi aktif dalam penyelesaian masalah desa mencakup upaya peningkatan mutu belajar (pendidikan), peningkatan dalam mengatasi genangan air dan melestarikan keberadaan air bersih (biopori), peningkatan kesadaran akan kebersihan dan kesehatan, peningkatan dalam membuat karya seni bagi masayarakat (ekonomi kreatif). Masalah yang dimiliki oleh Desa tersebut yaitu tidak adanya papan nama jalan, banyaknya masyarakat yang tidak mempunyai akte kelahiran sehingga menjadi penghambat anak-anak Desa Rabak dalam meneruskan pendidikan dan prestasi yang dimilikinya, minimnya bukubuku yang ada di sekolah, dan membangun jembatan penghubung dua kampung yaitu Kampung Cipayung dan Kampung Kadusewu. Hal ini menjadi bukti fisik berlangsungnya kegiatan KKN-PpMM B.
Rekomendasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan pengabdian yang dilaksanakan oleh mahasiswa dan mahasiswi kepada masyarakat dengan terjun secara langsung turun di tengah-tengah masyarakat di sebuah desa. Dalam melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, tentu tidak semua kegiatan KKN BERKIBAR berjalan dengan sempurna. Oleh karena itu, KKN BERKIBAR 2016 ingin memberikan saran kepada beberapa pihak terkait. Saran yang diberikan diharap dapat menjadi masukan dan evaluasi bagi kegiatan Kuliah Kerja 73
Nyata (KKN) yang lebih baik kedepannya. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Aparatur Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. KKN BERKIBAR 2016 ingin mengucapkan terima kasih kepada aparatur Desa Rabak yang telah mendukung serta membantu segala kegiatan kami selama pengabdian di Desa Rabak. Kami berharap pemerinta setempat dapat lebih mendukung kegiatan-kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Rabak kedepannya, sehingga program kerja yang akan dilaksanakan oleh tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) akan terealisasi dengan baik. Ditambah lagi, keterbukaan dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Rabak sangat dibutuhkan demi kemajuan Desa Rabak. Turun langsung untuk mendengar apresiasi masyarakat juga sangat diharapkan oleh warga, sehingga pemerintah setempat lebih memperhatikan masalah sekaligus potensi-potensi yang terdapat di Desa Rabak. 2.
Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diharapkan dapat lebih jelas dalam menyampaikan informasi yang terkait dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Penyampaian informasi yang jelas kepada mahasiswa, dosen pembimbing, serta staf PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sangat diharapkan, sehingga informasi yang didapat tidak hanya berupa kabar burung atau simpang siur. Terutama informasi mengenai pendanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) serta informasi terkait kunjungan tim PPM ke setiap lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN), sehingga persiapan yang dilakukan mahasiswa dan mahasiswi lebih matang dan mampu menjalankan program kerja dengan baik. 3.
Pemangku Jabatan di Tingkat Kecamatan dan Kabupaten. Aparat pemerintahan di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor siharapkan mempu memberikan proses perizinan yang lebih mudah dalam hal urusan adminstrasi dalam rangka kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dukungan dari pihak Kecamatan dan Kabupaten sangat diharapkan demi terlaksananya program kerja yang dijalankan oleh Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN).
74 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
4.
Tim KKN-PpMM yang Akan Melaksanakan KKN-PpMM di Desa Rabak pada Masa yang Akan Datang. Pemberdayaan ibu-ibu, pemuda dan pemudi sebaiknya menjadi fokus bagi tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Rabak pada masa yang akan datang. Semangat Ibu-Ibu sangat tinggi serta memiliki potensi yang baik dalam melakukan segala kegiatan yang sifatnya untuk kemajuan Desa Rabak. Disamping itu, Potensi yang dimiliki pemuda dan pemudi Desa Rabak pun tidak kalah dalam hal kratifitasnya, namun diperlukan pendekatan yang lebih untuk mengajak kerjasama dalam menjalankan program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dalam menjalankan program kerja di bidang pendidikan, sebaiknya tim KKN berikutnya menyebarkan tenaga pengajar sehingga mencakup semua sekolah, lebih bagus jika tenaga pengajar sampai sekolah yang berada di Kampung Haniwung. Perbaikan sarana dan prasarana sekolah pun sebaiknya dilakukan. Selanjutnya, kami berharap tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Rabak dapat mendirikan taman baca yang terprogram untuk meningkatkan semangat baca anak-anak Desa Rabak yang pada dasarnya sudah sangat tinggi. Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) berikutnya diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan hasil dari program kerja fisik kami yang telah terwujud, seperti papan nama kampung dan pembangunan Jembatan Batu Doyong.
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 75
“Jagalah negerimu sebagaimana kau menjaga dirimu” - M. Fadel Eldrid -
76 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
EPILOG
A. Kesan Masyarakat atas Pelaksanaan KKN Suherman, Kepala Desa Rabak Kesan saya kalau secara pribadi, KKN BERKIBAR sudah memberikan kesan baik di Desa Rabak ini. Mayarakat pun yang saya perhatikan dari mulai datang hari pertama mereka merespon dengan baik. Ketika penutupan hampir semua yang hadir merasa sedih, karena salah satu yang menjadi alasan sedihnya adalah kehilangan akan silaturahminya dan keakrabannya. Banyak masyarakat yang sudah akrab, sudah senang dengan mahasiswa namun waktu pengabdian sudah selesai, mahasiswa harus balik ke daerahnya masing-masing. Dalam hal kegiatan, kegiatannya bagus-bagus.
Ibu Aminah, Kepala Sekolah PAUD Pertiwi dan Guru Buta Aksara Ibu senang anak-anak mahasiswa mau singgah di PAUD milik ibu walaupun PAUD milik ibu jauh di pelosok desa. Terimakasih sudah mau bantu ibu dalam mengajar ibu-ibu buta aksara. Jangan pernah lupa sama orang-orang yang ada di sini seringsering berkunjung dan main.
77
“Terus berusaha dan berdo’a untuk mencapai sebuah impian” -Annisaul Khoeriyah-
78 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
B. Penggalan Kisah Inspiratif KKN SEKOLAH DI UJUNG GUNUNG Oleh : Murojab Nugraha
Desa Rabak terdiri dari enam RW, saya mendapatkan tugas mengabdi di RW 03. Di RW 03 sendiri terdiri dari 10 RT yang melingkupi empat kampung. Keempat kampung itu adalah Kampung Lebak Salak, kampung Kadusewu, kampung Cipayung, dan kampung Haniwung. Di sini saya akan lebih detail menjelaskan kampung Haniwung. Kampung ini dulunya terdiri dari lima rumah penduduk. Konon kampung Haniwung ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Penduduk asal kampung ini rajin menanam pohon buah-buahan, sehingga di kampung ini jika musim buah telah tiba, buahbuahan sangat melimpah. Kini kampung ini terdiri dari 72 kartu keluarga (KK) dan 332 orang jumlah penduduk. Mayoritas penduduknya beragama Islam. Mereka memenuhi kebutuhan hidupnya dengan penghasilan bertani. Pertanian di kampung Haniwung yang sangat menguntungkan adalah perkebunan buahbuahan. Seperti buah durian, pisang, petai, cengeh, mangga, rambutan, duku, dan buah-buahan lainnya. Suhu dan cuaca desa di atas pegunungan ini yang membuat wilayah ini cocok untuk ladang perkebunan buah. Beberapa kali saya bertemu dengan Pak Suherman selaku Kepala Desa Rabak dan juga ketua RW 03. Setiap kali bertemu, pasti disarankan dan di ajak untuk naik ke kampung Haniwung. Juga setiap kali ke sekolah SDN Rabak 01 selalu diajak untuk mengunjungi kampung Haniwung ini. Beberapa cerita tentang kampung ini telah terdengar di telinga saya. Yang katanya kampung tertinggal, akses jalan yang susah, adanya RT teladan, sekolah jarak jauh, dan masih banyak cerita-cerita lain yang saya dengar. Dengan cerita-cerita tersebut, saya semakin penasaran dengan kampung Haniwung ini. Pada hari Kamis, 11 Agustus 2016 saya dan teman-teman saya akhirnya mengunjungi kampung Haniwung. Saya berangkat pada jam 11: 00 siang, yang sebelumnya saya ke sekolah SDN Rabak 01 terlebih dahulu, untuk 79
meminta pemandu pergi ke desa ini. Saya dan teman-teman saya akhirnya mendapatkan teman pemandu untuk ke kampung haniwung. Namaya pak Iwan. Pak Iwan merupakan salah satu guru di SDN Rabak 01. Beliau berumur 30 tahun. Semangatnya sangat tinggi, terlebih dalam membantu dan melayani keberadaan kami di Desa Rabak. kami berencana mendaki ke kampung Haniwung ini dengan berjalan kaki. Meskipun katanya sudah bisa dilalui dengan sepeda motor. Sinar mata hari mulai terik. Panasnya mulai membakar kulit ini. Memang saya terlalu siang untuk mendaki ke kampung Haniwung. Untuk sampai ke kampung Haniwung, kita harus melalui tiga kampung terlebih dahulu. Yaitu Kampung Lebak Salak, Kampung Kadusewu, Kampung Cipayung, dan kampung Haniwung. Setapak demi setapak saya lalui. Perjalanan empat kilo meter menuju kampung itu. Dibalik sinar mata hari yang dilindungi oleh dedaunan pohon bambu. Saya berjalan menyusuri jalan-jalan becek dengan sandal kulit saya. Setiap kali bertemu warga saya menyapanya. Baik berpapasan di jalan maupun warga yang sedang berada di teras rumah-rumah mereka. Empat ratus meter telah saya jajaki, sampailah saya di SDN Rabak 01. Saya menunggu beberapa menit di sini, menunggu Pak Iwan selaku pemandu saya. Setelah pak Iwan datang menghampiri saya, beliau telah berpakaian trining dan bertopi, siap untuk mendaki. Mulailah kami berjalan menuju kampung Haniwung. Lima puluh meter setelah sekolah itu, terdapat toko yang biasa warga di sini menyebutnya dengan nama warung agen. Di warung ini saya singgah. Saya membeli air minum untuk persediaan di jalan. Belilah saya dua botol air mineral. Yang satu botol besar berukuran 1.500 ml, yang satu lagi botol kecil berukuran 600 ml. Kampung haniwung berada di balik Gunung Suling. Untuk sampai ke kampung haniwung kita harus mendaki melalui gunung itu terlebi dahulu. Setapak demi setapak saya melangkahkan kaki saya yang semakin lama semakin menanjak. Beberapa ratus meter lagi kempung Kadusewu akan 80 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
segera terlalui. Kami melewati perkampungan padat penduduk. Setiap orang yang melihat saya, menanyakan perihal tujuan kami mau ke mana. Saya pun menjawab, “mau ke Haniwung”. “jauh sekali”, ungkapnya. Saling sapa dan tersenyum saat bertemu dengan seseorang, adalah satu tradisi orang Indonesia yang masih terjaga dengan baik di kampung-kampung ini. Saya terus melangkah menyusuri jalan setapak kampung ini. Sampailah kami di kampung Cipayung. “Kita istirahat dulu di sini” kata pak Iwan, pemandu kami. Sambil mengelap keringatnya dengan handuk kecil yang ia kalungkan di lehernya duduk di pinggir jalan, kelelahan. Diminumlah air yang saya belikan di warung pertama tadi. Teman teman yang lain juga terlihat kelelahan. Keringat terlihat mengalir di sekujur tubuhnya. Sampai membasahi pakaian-pakaian mereka. Saya pun juga seperti itu. Terasa lutut ini seperti mau copot karena perjalanan selalu menanjak, mendaki pegunungan. Minuman yang saya beli tadi nyaris habis. Diminum oleh sebelas orang yang kehausan. Semuanya kebagian minum, hanya beberapa mili yang tersisa. “Ini adalah toko terakhir kita” kata beliau. “Belilah makanan dan minuman untuk di perjalanan sampai kampung Haniwung”, tambahnya sambil menunjukkan toko kecil penjual sembako dan makanan. Masuklah saya ke dalam toko tersebut. Saya membeli minuman lagi untuk saya dan teman-teman saya serta pemandu saya. Saya juga membeli dua biskuit. Saya buka dan bagikan kepada teman-teman. Setelah beberapa menit bersitirahat, kami pun melanjutkan perjalanan. Semakin lama semakin mendaki. Semakin jauh semakin terasa lutut ini. Semakin saya berjalan, semakin bercucuran keringat ini. Terus dan terus melangkah ke depan. Teman-teman saya yang perempuan tertinggal beberapa meter di belakang. Saya menunggu mereka sejenak agar bisa berjalan beriringan. Jalan ini sangat sepi, dihiasi pohon-pohon tinggi. Pohon durian, pohon mangga, ladang pisang, dan pepohonan buah lainnya. Tanpa satu pun rumah penduduk. Tiga kilo meter harus melewati jalan sepi ini. Di kanan tebing dan di kirinya jurang. Beberapa sepeda motor melintas menuju kampung Haniwung. Kami pun menepi ke pinggir jalan agar tidak tertabrak. Agar pengendara sepeda motor itu bisa lewat. Karena keadaan jalan yang memang sempit. Hanya jalan setapak. Jalan selebar satu meter yang sudah dicor oleh semen dan licin bila terkena air hujan. Sampailah kami di atas Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 81
gunung Suling. Subhanallah pemandangan yang menakjubkan terlihat dari atas gunung ini. Dataran luas terpampang di kejauhan. Kokohnya pengunungan tertancap dan terhampar luas. Sejenak saya bersyukur dan takjub atas keindahan ciptaan Tuhan ini. Istirahatlah kami di situ. Minum air lagi. Untung saya membawa persediaan air. Sambil memandangi keindahan alam ini sambil berfoto ria tak terasa beberapa menit waktu telah terlewati. Saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan. Tiga jam perjalanan sudah saya lalui. Terlihatlah beberapa atap rumah warga dari kejauhan. Mungkin sekitar tiga ratus meter lagi. “Apa kita hampir sampai Pak? Apa itu rumah warga?” tanyaku kepada pak Iwan. “Ya. Kita hampir sampai”, jawab beliau. Rasa senang muncul dari benak saya karena perjalanan yang melelahkan ini akan segera usai. Beberapa menit kemudian sampailah saya di kampung Haniwung. Anak-anak kecil berlarian menghampiri kami. Gembiranya mereka dikunjungi kami. Sebelumnya mereka mengetahui akan kedatangan saya dan teman-teman saya dari guru SDN Rabak 01 yang memberi kabar kepada guru dan RT Haniwung. Rupanya mereka telah menantikan kedatangan saya dn teman-teman. Rasa lelah pun hilang ketika melihat anak-anak desa yang riang gembira menghampiri saya. Sampailah saya di desa itu. Rumah pertama yang kami singgahi adalah warung pertama di kampung ini. Kebetulan warung ini merupakan rumah pertama dari arah datangnya saya. Tepatnya di sebelah kanan jalan. Air mineral, roti, biskuit, dan makanan ringan saya beli untuk melegakan dahaga ini karena perjalanan kaki yang meliku dan mendaki. Saya duduk di teras warung itu untuk beristirahat, mengurangi rasa lelah sambil menikmati minuman dingin dari lemari es warung itu. Beberapa teman ada juga yang memesan kopi. Beberapa saat sebelum makanan dan minuman saya habiskan, datanglah lelaki setengah baya dengan perawakan gemuk memakai sarung, baju putih dan peci menghampiri saya. Dari kejauhan senyumnya terpancar dari wajahnya. Sontak saya langsung berdiri menjabat tangannya. "Sudah 82 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
lama sampai sini?" Tanya beliau. "Belum Pak, baru saja sampai." Terang saya. Ayo main ke rumah" ajak beliau. “Iya Pak.” Jawab saya. Saya dan teman teman pun langsung membayar belanjaan kami di warung itu dan segera beranjak ke rumah beliau. Usut punya usut ternyata beliau adalah ketua RT kampung Haniwung. Beliau adalah orang yang diagung agungkan oleh warga Desa Rabak karena beliau merupakan ketua RT teladan. Pak RT Dedi sangat ramah. Saya dan teman-teman dijamu dengan senang. Rumahnya belum rampung digarap. Terlihat kuli bangunan sedang bekerja di bagian depan rumahnya. Saya masuk ke rumah itu. Lantai rumahnya telah digelar tikar di atasnya. Pak RT masuk ke dalam rumahnya. Beberapa saat kemudian beliau keluar sambil membawa hidangan air putih yang ditaruh di atas nampan. Pak RT membagikan kepada kami. Sesaat saya berbincang mengenai dari mana saya berasal dan apa tujuan saya datang ke sini. Jam menunjukkan pukul dua siang. Saya meminta izin untuk sholat Dzuhur. Pak RT mempersilahkan saya untuk ke dalam ruang kamar mandinya dan menunjukkan ruang solat. Saya pun beranjak mengambil air wudhu. Kamar mandinya sangat sederhana. Dalam kamar mandi itu terdapat sebuah gayung dan ember kosong. Di bagian kanannya lagi, masih di dalam ruang kamar mandi itu, ada sebuah sumur yang ditembok semen melingkar setinggi setengah meter. Saya timba air dari sumur itu dengan katrol di atasnya itu. Satu timba aku tarik sampai di atas. Saya berdua dengan teman saya. Saya meminta tolong kepadanya untuk menuangkan air itu sedikit demi sedikit untuk saya berwudhu. Selesailah kami berwudhu. Saya menuju sebuah kamar yang telah dihamparkan sajadah. Mungkin ini memang ruangan tempat sholat. Beberapa sajadah terlipat di lemari kecil di samping kanan dekat pintu. Mukena biru tergantung di dinding bagian belakangnya. Saya dan teman saya mendirikan sholat berjamaah. Setelah itu, saya melanjutkan perbincangan dengan pak RT di ruang tamu. Saya pun menjelaskan tentang adanya pembuatan BPJS, Akte Kelahiran, dan Surat Nikah. Pak RT segera mengambil data masyarakat di dalam ruangannya lalu kembali lagi. Pak RT mengeluarkan fotokopi-an KK warganya. Memilih dan memilah sebanyak delapan lembar sesuai yang kami minta. Karena kuota Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 83
tiap RT dalam pembuatan BPJS adalah delapan KK. Dapatlah terpilih delapan KK yang memang layak untuk mendapatkan kartu BPJS gratis. Perjalanan yang melelahkan membuat saya butuh istirahat. Mata pun mulai terasa berat. Setelah berbincang-bincang, pak RT mempersilahkan istirahat, baring-baring untuk menenangkan badan. Saya pun baring dan akhirnya saya tertidur lelap. Jam setengah empat sore sudah. Saya dibangunkan oleh teman saya. Saya pun terbangun. Setelah itu saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan. Saya mengunjungi sekolah yang katanya sekolah jarak jauh dan merupakan sekolah yang menginduk kepada SDN Rabak 01. Saya dan teman-teman menuju sekolah itu. Sebelum sampai di sekolah, saya menjumpai sebuah bangunan masjid. Di desa ini berdiri satu bangunan masjid yang murni dibangun atas swadaya masyarakat kampung Haniwung. Dari hasil iuran warga yang dikumpulkan setiap KK, dan atas gotong royong warga, masjid ini berhasil dibangun tepat di tengah-tengah kampung ini. Saya pun singgah ke masjid itu. Mengambil wudhu dan mendirikan sholat Ashar berjamaah dengan teman-teman. Setelah itu saya melanjutkan perjalanan ke sekolah. Perjalanan ini sangat mengesankan. Saya diarak oleh anak-anak kecil menuju sekolahannya. Mereka terlihat sangat ceria dan gembira dengan kedatangan saya dan teman-teman KKN UIN Jakarta. Mereka sangat membutuhkan adanya prongram KKN seperti saya ini. Berbicara mengenai sekolah di kampung ini, di kampung Haniwung ini banyak anak-anak usia sekolah yang tidak bisa mengenyam pendidikan formal karena jauhnya jarak ke sekolah SD, transportasi yang minim, dan akses jalan yang sangat sulit. Dengan fenomena ini, mulailah warga mengajukan adanya sekolah di kampung ini. Beberapa tahun kemudian, akhirnya pada bulan Agustus tahun 2015 dibukalah sekolah SD jarak jauh di kampung Haniwung ini. Sekolah ini merupakan sekolah jarak jauh yang menginduk ke sekolah SD Rabak 01 yang bertepat di Desa Rabak kampung kadusewu. Sekolah jarak jauh sengaja didirikan untuk mewadahi anak-anak di kampung jauh yaitu kampung Haniwung yang tidak bisa untuk turun gunung mengenyam pendidikan. Sekolah ini memiliki siswa berjumlah 44 siswa. Dengan presentase kelas satu 8 siswa, kelas dua 35 siswa, dan kelas tiga 1 siswa.
84 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Bangunan sekolahnya sangat sederhana. Hanya satu lokal. Bangunannya persis seperti gubuk. Tak layak untuk dikatakan sebagai bangunan sekolah. Terdapat papantulis yang tergantung miring di atas dinding kelas itu. Dinding bambu. Ada beberapa tempelan poster gambar buah-buahan, perkalian, dan foto presiden dan wakil presiden RI. Ada dua tenaga pengajar yaitu pak Dedi dan pak Mullat. Pak Dedi ini guru kelas satu. Dan pak Mullat adalah guru kelas dua. “kelas satu saya ajar di luar kelas. Papantulis kecil saya gantung di atas batang pohon duku” ungkap beliau. “kadang kalau hujan, atap sekolah kami pada bocor. Kegiatan belajar mengajar kami pindah ke rumah warga”. Jelasnya lagi. Beginilah keadaan sekolah jarak jauh. Dulu, sebelum jalan ke kampung diperbaiki, pak Dedi setiap malamnya memikirkan bagaimana perjalanan besok. Perjalanan yang menyeramkan. Perjalanan yang membutuhkan perjuangan yang luar biasa akan ia lalui esok pagi. Kini jalan menuju kampung ini sudah terbilang bagus. Meskipun bagi saya jalan di sini masih sangat sulit dilalui. Bagi orang yang belum terbiasa melalui jalan ini, bisa jatuh berulang kali. Apa lagi jika musim hujan tiba, jalan yang dicor dengan lebar satu meter ini sangat licin. Di sebelah kanan jalan ini adalah tebing dan sebelah kirinya adalah jurang. Karena jalan ini berada di lereng gunung Suling. “Biasanya kalau musim duren, di sini puas makan duren” ungkap pak Dedi, guru sekolah ini. “bayangkan saja kalau satu murid memberikan dua buah duren. Ada 88 buah yang harus saya bawa pulang. Waktu itu pernah saya menyewa ojek untuk membawa duren itu turun ke rumah” jelas beliau. Kebiasaan warga kampung Haniwung jika musim buah durian tiba adalah membawakan buah durian untuk seorang guru sebagai tanda terima kasih karena anaknya telah dididik dan diajari di sekolah. Berfoto dengan murid-murid sekolah itu, mendokumentasikan suasana sekolah di pedalaman itu. Lalu kami beranjak pulang karena waktu sudah semakin sore. ***#***
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 85
Kini kedua kalinya saya pergi ke kampung Haniwung. Kali ini saya ke sana untuk memberikan bantuan berupa buku dan papan tulis. Sebelumnya saya sudah mendapatkan kontak telepon pak Dedi. Pak Dedi selaku guru pengajar di kampung itu. Saya memberi kabar bahwa saya hari ini, 22 Agustus 2016 ingin mengunjungi sekolah jarak jauh itu. Juga tak lupa saya memberi kabar kepada pak RT Dedi. Nama keduanya memang sama. Samasama bernama pak Dedi. Namun yang satu pak Dedi selaku guru sekolah dan yang satu lagi pak Dedi selaku ketua RT di Desa Haniwung tersebut. Matahari mulai meninggi. Sekitar jam 09:30 pak RT Dedi dengan rekannya datang ke POSKO KKN saya. Buku-buku yang telah kami packing di dalam kardus dibawa oleh rekan pak RT Dedi di belakang motor yang telah diberi dudukan keranjang khusus untuk mengangkut barang. Empat kardus buku dibawanya. Saya dan satu teman saya lagi berencana mengendarai motor berdua, namun kata pak RT Dedi salah satu ada yang ikut beliau. Akhirnya saya dan pak RT berboncengan sambil membawa papan tulis. Dan teman saya mengendarai motor sendiri di belakang kami. Tiga motor beriringan mendaki gunung Suling. Teriakan motor saling bersaut-sautan terdengar di lereng-lereng gunung itu. Jalan becek dan berlumpur kami terjang. Sempat beberapa kali amblas dan tak mau jalan. Roda berputar di tempat yang sama. Beberapa menit baru bisa lolos dari jebakan itu. Teman saya yang satu tertinggal jauh di belakang, karena dia belum terbiasa melewati jalan itu. akhirnya tembuslah kami di jalan yang berliku. Satu meter memanjang dan berliku seperti ular. Beberapa jalan dilapisi lumut hijau. Keadaannya sangat licin. Membuat para pengendara harus lebih berhati-hati. Apalagi jika berpapasan dengan orang yang turun dari arah kampung Haniwung, salah satu dari kami harus turun dari jalan itu dan mempersilahkan salah satu untuk lewat, lalu naik ke jalan lagi dan meneruskan perjalanan. Rasanya sudah tengah hari. Matahari tepat di atas kepala saya. Alhamdulillah saya sampai di kampung ini lagi untuk yang kedua kalinya. Keadaan anak sekolah sudah pulang. Saya langsung dibawa ke rumah beliau, pak RT Dedi. Pak Dedi, guru SD sudah menunggu kedatangan saya. Saya masuk ke rumah pak RT Dedi. Banyak hal yang kami bincangkan. Pak Dedi mencurhatkan tentang perjuangannya selama mengajar di sekolah jarak jauh ini. “satu tahun sudah saya mengajar di sini. 86 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Terkadang berfikir dan berencana untuk berhenti mengajar di sini”. Ungkapnya, mencurhatkan keluh kesahnya. “Namun kalau saya berhenti siapa yang akan menggantikan saya, kalau bukan saya siapa lagi” tambahnya, meyakinkan dalam hati dan memantapkan niat perjuangannya. Setelah berbincang-bincang, saya, pak RT Dedi, dan pak Dedi berfoto bersama sebagai bukti secara simbolis telah memberikan sumbangan buku dan papan tulis ke SD jarak jauh tersebut. Setelah itu, saya megunjungi sekolah itu lagi. Letaknya tak jauh dari rumah pak RT. Sekitar dua ratus meter saya tempuh dengan berjalan kaki. Sambil membawa papan tulis saya pergi ke sekolah itu lagi. Lagi-lagi anak-anak kampung ini sudah berkumpul dan menemani saya jalan menuju sekolah. Papan tulis yang saya bawa spontan diminta oleh dua anak kecil, memohon agar papan tulis itu mereka yang membawa. Saya berikan lah papan tulis itu. Saya bersama rombongan menuju sekolah itu. tak begitu lama, beberapa menit saya sudah sampai di sekolah ini. Kedua kalinya melihat sekolah seperti ini. Baru kali ini dalam hidup saya meliahat sekolah yang seperti ini. Layak untuk dibantu dan memang harus dibantu. Setelah itu saya berfoto bersama anak-anak. Mengambil momen berharga bisa bertemu dengan mereka. Mereka juga sangat bergembira atas kedatangan saya dan teman saya. Setelah itu saya langsung beranjak pulang. Anak-anak mengantar saya sampai ujung kampung itu. Rasa senang bercampur haru saya rasakan kala itu. terakhir melihat mereka di pojok desa. ***#***
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 87
“Proses tidak akan menghianati hasil” -Anies Kurniasih-
88 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
SENGSARA MENJADI CINTA Oleh : Nadya Asanul Husna
Sebulan yang lalu, tepatnya jatuh pada tanggal 25 Juli 2016. Pada hari itu jantung saya berdetak lebih cepat dari biasanya. Darah saya terasa mengalir lebih cepat menuju nadi-nadi ditubuh saya. Saya tersadar ternyata hari itu adalah hari Senin merupakan hari keberangkatan saya menuju Desa Rabak yang berada di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Ya! Saya tersadar, hari itu telah tiba, saya akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN), Ya! Sudah tiba. Hari di mana saya akan berangkat mengabdi selama satu bulan di Desa Rabak. Desa Rabak adalah desa terluas yang berada di Kecamatan Rumpin dan di dalamnya memiliki banyak kelebihan yaitu kekayaan alam yang begitu banyak seperti perternakan dan pertanian. Saya bergegas pamit kepada kedua orang tua saya. Hati ini tak sabar ingin sampai ke Desa Rabak, namun hati ini pun tak sanggup pamit kepada kedua orang tua saya, karena saya belum pernah berpisah selama satu bulan penuh dengan orang tua. Saya bergegas pamit kepada ayah dan ibu untuk pergi ke kampus. Diperjalanan menuju kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saya teringat kejadian dua bulan lalu. Pikiran saya sudah tak karuan, saya teringat akan keindahan alam yang dimiliki desa tersebut. Desa yang saya akan huni selama satu bulan memiliki keindahan alam yang sangat menakjubkan, dikelilingi bukit-bukit dan sawah-sawah hijau. Akan tetapi saya amat terenyuh dan sedih ketika saya mengingat perjalanan menuju desa saya. Desa yang saya tuju memiliki akses jalan yang sangat tidak manusiawi. Bayangkan akses jalan utama menuju desa itu banyak lubang-lubang dan jalanan itu belum di aspal halus. Ingin sekali saya meneteskan air mata, dipinggiran ibu kota masih terdapat akses jalan yang tidak manusiawi dan yang lebih parahnya adalah ketika saya pulang survey dan hari itu mulai gelap di desa tersebut minim penerangan jalan. Abang ojeg online menegur saya yang sedang terdiam, “neng, sudah sampai kampus nih” ucap abang ojeg online. Saya tiba di kampus tercinta. Saya melihat sudah banyak mahasiswa yang menempati sekitaran Student Center (SC). Saya mencari ketua KKN BERKIBAR 2016, karena Kami akan baris bersama mahasiswa-mahasiswa 89
yang akan mengikuti Pelepasan Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2016. Pelepasan dihadiri oleh Rektorat dan jajarannya. Setelah acara pelepasan saya meminta izin kepada ketua KKN saya untuk berkumpul dengan sahabat-sahabat saya untuk berpamitan dengan mereka, setelah itu saya berkumpul dengan teman-teman kelompok saya. Kaki ini berjalan lambat tak biasanya, saya berkumpul dengan sahabatsahabat saya. Kita saling menguatkan karena kita akan berpisah di Desa masing-masing dan berjuang bersama teman-teman baru dalam kelompok KKN masing-masing. Pikiran ini mulai mengingat kejadian pertama kali saya bertemu dengan teman-teman tim Kuliah Kerja Nyata. Pada hari Jumaat tepatnya tanggal 15 April 2016 adalah hari pembekalan peserta KKN 2016 di Audiotorium Harun Nasution. Pembentukan kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2016 berbeda dengan tahun sebelumnya. Kami dibentuk kelompok oleh sistem baru yang disusun oleh PPM. Awalnya saya sangat kecewa dengan sistem ini. Karena saya sudah membentuk kelompok KKN sendiri dengan teman-teman SMA Saya. Namun, apalah daya peraturan adalah peraturan. Pada hari itu Saya datang pagi-pagi sekali ke Audit. Di sana telah berjajar bangku-bangku merah dan telah di tuliskan nomor yang telah ditentukan. 117 adalah nomor yang saya dapat dan ternyata nomor tersebut adalah nomor kelompok Kuliah Kerja Nyata. Bangku-bangku merah terisi penuh di Audit. Saya mulai berkenalan dengan teman sebaris saya. PPM memberi waktu kepada kelompok untuk saling berkenalan. Satu demi satu Saya melihat wajah teman-teman baru saya. Mereka berasal dari fakultas yang berbeda-beda. 5 wanita dan 6 lakilaki komposisi yang sangat baik. Kita menentukan ketua kelompok dan nama kelompok Kuliah Kerja Nyata. Tercetuslah Murojab Nugraha sebagai ketua kelompok dan BERKIBAR sebagai nama kelompok kami. “Selamat tinggal gengsss, Saya balik ke kelompok Saya dulu ya” ucap salam perpisahan saya dengan sahabat-sahabat saya. Saya pun bertemu dengan teman-teman kelompok KKN BERKIBAR 2016 saya yang sudah lama menunggu di lobby Fakultas Tarbiyah UIN Jakarta. Saya dan teman-teman KKN BERKIBAR 2016 menyiapkan keberangkatan Kami ke Desa Rabak. Kami membawa barang-barang yang akan digunakan selama Kami tinggal di desa. Sesampainya di desa, tepat pukul 19.17 kami sudah kedatangan warga-warga setempat. Kami tinggal di 90 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
rumah kediaman Bapak Lomri, beliau menyewakan rumahnya untuk kami selama satu bulan. Warga banyak berdatangan di rumah yang kami sewa. Anak-anak kecilpun turut senang dengan kehadiran Kami. Malam pertama di sana membuat hati ini bahagia. Sambutan hangat mereka membuat kesan pertama yang baik untuk saya. Malampun mulai larut, akhirnya saya dan teman-teman saya tidur. Dirumah tersebut terdapat tiga ruangan. Kamar depan digunakan untuk tempat tidur perempuan, kamar tengah digunakan untuk tempat tidur laki-laki, dan kamar terakhir digunakan untuk gudang. Keesokannya harinya saya mulai mengobservasi daerah yang saya tinggali. Didepan rumah saya terdapat rumah warga yang berbeda dengan rumah warga pada umumnya. Pemilik rumah tersebut akrab disapa bang Ceret. Desa Rabak khususnya Kampung Lebak Salak adalah desa yang masih kental dengan tradisi luhurnya. Di sana terkenal dengan daerah aspek atau anti speaker. Namun, jika saya melihat rumah beliau, di depan rumahnya terpasang sound besar tiga tingkat dan beliau suka memutar lagu dangdut setiap pagi dan menjelang sore. Menurut saya, orang awam yang hanya mengenal Desa Rabak sebagai desa aspek akan mengira bahwa beliau adalah orang yang berani menentang adat dan tidak peduli lingkungan sekitar. Tapi jika kita selidiki lebih dalam alasan beliau menggunakan pengeras suara adalah mengenalkan perkembangan terbaru yang sudah ada pada abad ini. Alat yang dapat meningkatkan level suara sehingga orang sekitar dapat mendengarkan dengan bersama. Setiap pagi ibu-ibu yang tinggal di dekat posko KKN BERKIBAR selalu menyapa saya. Sikap ramah dan perhatiannya membuat saya semakin menyukai daerah ini. Mata pencaharian ibu-ibu disekitar rumah Saya adalah bekerja di PT ayam sebagai pengambil telur. Ibu-ibu itu selalu menawarkan saya, jika nanti hendak membeli telur panggil mereka saja agar mendapatkan harga yang murah. Sikap hangat yang ditunjukan ibu-ibu kepada saya membuat saya teringat ibu saya. Pada suatu ketika, ibu-ibu menawarkan saya metis buah Mangga tanpa berfikir lama saya mengiyakan ajakan ibu-ibu itu. Selama metis ibu-ibu secara spontan menceritttakan kondisi keluarganya, keluhan yang mereka alami, dan saran yang mereka inginkan. Saya sangat beruntung, Saya bisa mendapatkan informasi-informasi yang belum saya ketahui. Mereka menceritakan di sini hampir semua warga putus sekolah. Banyak warga yang belum bisa membaca. Mereka berharap walaupun mereka putus sekolah namun mereka menggantungkan harapan Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 91
besar kepada anak-anak mereka. Ibu-ibu itu kadang sedih ketika anakanaknya minta diajarkan membaca, menulis, dan berhitung di rumah. Karena kebanyakan dari mereka belum lancar dalam membaca. Pada tanggal 1 Agustus 2016 tepatnya hari Senin. Saya dan temanteman KKN BERKIBAR pertama kalinya menginjkakkan kaki di SDN 01 Rabak. Saya memakai almamater UIN Syarif Hidayatullah dengan rasa bangga Saya masuk ke dalam gerbang SDN 01 Rabak. Dari depan gerbang murid-murid SDN 01 Rabak datang menghampiri saya. Mereka menjabat tangan saya dan menciumnya. Murid-murid itu berebutan ingin salam kepada mahasiswa. Fenomena yang jarang saya temukan di sekolah-sekolah ibu kota. Kesan saya pertama kali menginjakkan kaki di sini adalah saya sedih dengan kondisi adik-adik di sini. Banyak murid-murid yang tidak menggunakan seragam yang sama. Ada yang pada hari Selasa menggunakan baju merah putih dan ada juga mereka yang menggunakan batik sekolahnya. Sebelum saya masuk kedalam kelas. Saya dan teman-teman KKN BERKIBAR berdiskusi dengan ibu dan bapak guru mengenai kegiatan belajar mengajar di sekolah ini. Di sekolah ini menuntut guru-gurunya bisa mengajar apa saja. Jumlah sarjana di sekolah ini bisa dihitung oleh jari. Jadwal mata pelajaran untuk semua tingkat sama. Saya dan teman-teman KKN BERKIBAR mengambil 3 lokal saja yaitu kelas 4, 5, dan 6 SD. Konsep yang Saya tawarkan kepada sekolah adalah perbidang mata pelajaran. Karena kami melihat kemampuan yang dimiliki oleh temanteman KKN BERKIBAR. Setelah Saya menawarkan konsep tersebut Ibu Nesih selaku kepala sekolah menantang kami untuk mengambil borongan pelajaran. Kami pun terkejut dengan tantangan itu. Setelah saya membaca jadwal mata pelajaran ternyata memang tidak cocok konsep yang saya dan teman-teman KKN BERKIBAR tawarkan. Karena kelas 4, 5, dan 6 SD memiliki jadwal yang sama pada waktu yang bersamaan namun guru yang mengajarkan berbeda. Di sekolah ini wali kelas yang berperan penuh. Wali kelas dapat mengajarkan Matematika, PKN, Bahasa, dll. Akhirnya saya dan teman-teman KKN BERKIBAR menyanggupi tantangan dari ibu kepala sekolah. Kami mengajar seminggu tiga kali, yaitu pada hari Senin, Selasa, dan Kamis. Sepulang Kami dari sekolah, saya dan teman-teman KKN BERKIBAR mengunjungi PAUD Pertiwi. Kami di sana bertemu dengan Ibu Aminah. 92 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Beliau adalah kepala sekolah PAUD Pertiwi. Kami banyak diberikan masukan oleh beliau mengenai Desa Rabak. Ibu Aminah bercerita banyak sekali di sini warga yang buta aksara. Beliau adalah pejuang ibu-ibu di Desa Rabak. Disela-sela kesibukkan beliau masih sempat mengajarkan baca, tulis, dan hitung untuk ibu-ibu Desa Rabak. Di Desa Rabak terdapat 3 titik mengajar buta aksara yaitu di Kampung Palias, Kampung Baru, dan Kampung Cipayung. Beliau mengajak saya dan teman-teman KKN BERKIBAR untuk ikut serta dalam pengajaran buta aksara. Kami menerima tawaran yang diberikan oleh Ibu Aminah. Melihat semangat beliau saya bangga sekali bisa bertemu dengan beliau. Rabu, 3 Agustus 2016 hari pertama kami keliling Desa Rabak bersama Ibu Aminah. Saya dan teman-teman KKN BERKIBAR diajak pergi ke Kampung Baru. Lokasi buta aksara di Kampung Baru dekat dengan Posko KKN BERKIBAR. Rasa senang dan tidak sabar menyelimuti jiwa raga ini. Entah harus bagaimana saya menuangkan dalam tulisan ini. Mungkin saya norak karena selama di Posko belum jalan-jalan mengeksplor desa ini. Ibu Aminah pun datang dan menjemput Kami di Posko. Perjalanan dari Posko ke Kampung Baru kami tempuh selama 30 menit. Di sepanjang jalan saya melihat banyak pohon bambu yang dikelilingi oleh ilalang-ilalang. Memasuki Kampung Baru jalanannya rusak dan berbatu. Sawahsawah hijau luas terbentang. Saya semakin teringat akan kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sampailah saya di sebuah rumah, namun rumah itu bukan rumah yang kami tuju. Di sana kami hanya numpang parkir motor. Ibu Aminah dan kami turun dari motor dan menuju rumah ibu kader buta aksara. Sesampainya kami di sana, saya dan teman-teman KKN BERKIBAR disabut meriah oleh ibu-ibu buta aksara. Saya sangat terkesan karena ibuibu di sini sangatlah menghargai waktu dan janji. Ketika kita sudah berjanji untuk datang pada pukul 14.00 maka pada waktu itulah kita harus bertemu. Fenomena yang berbeda di ibu kota. Saya sangat malu ketika saya datang telat dari jam janji kehadiran. Di sinilah dan bersama warga Desa Rabak Saya belajar menghargai waktu dan arti menunggu. Pelajaranpun dimulai. Banyak ibu-ibu yang datang membawa anaknya yang masih kecil. Ternyata tidak hanya ibu-ibu yang semangat belajar. Saya melihat ada beberapa ibu-ibu lanjut usia. Walaupun mereka sudah lanjut usia mereka masih mau untuk belajar baca, tulis, dan hitung. Waktupun menunjukkan pukul 16.00 tandanya pembelajaran sudah berakhir. Tuan rumah menyiapkan makanan Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 93
khas Kampung Baru, yaitu singkong yang merupakan hasil panen pribadi. Saya dan teman-teman KKN BERKIBAR sangatlah senang dengan jamuan dan hidangan yang diberikan oleh ibu-ibu Kampung Baru. Keesokan harinya pada hari Kamis, 4 Agustus 2016 Saya dan temanteman KKN melanjutkan misi selanjutnya. Kami mengelilingi Desa Rabak untuk mencari lagi kampung-kampung ibu-ibu buta aksara. Target Kami adalah Kampung Palias. Menurut Ibu Aminah jalan menuju kampung tersebut melewati jalanan yang curam dan di kanan dan kiri jalan terdapat kali-kali. Wow! Saya dan teman-teman KKN BERKIBAR sangat terkejut mendengar argumen Ibu Aminah. Perjalanan Saya mulai pukul 13.00 selama perjalanan saya bisa melihat lebih dekat keindahan alam di Rabak. Karena perjalanan menuju Kampung Palias dilalui oleh sawah-sawah hijau, gununggunung, dan bukit-bukit. Di sepanjang jalan terdapat kali-kali yang sangat besar dan luas dikelilingi oleh batu-batu yang besar. Fenomena yang unik yang baru saya temui adalah banyak warga yang mencuci sepeda motor di tengah-tengah kali. Saya berfikir keras bagaimana motor itu bisa sampai ditengah-tengah kali. Selain itu, bukan hanya motor yang bisa mandi dikali, ternyata wargapun juga mandi dikali tersebut. Saya sangat kaget ketika melihat warga yang tidak menggunakan busana mandi di kali tersebut dan dikali tersebut tidak terdapat sekat atau penutup. Kampung Palias adalah kampung perbatasan Desa Rabak dengan Desa Kampung Sawah. Akhirnya saya sampai di lokasi perkumpulan ibu-ibu buta aksara. Sesampainya saya di Kampung Palias hal yang saya inginkan adalah meng-update kejadian di sini. Saya pun bergegas mengambil handphone Saya. Ya Allah! Ternyata tidak ada sinyal sama sekali. Ibu Aminah tertawa melihat kelakuan saya. Ibu Aminah memberitahu saya bahwa di Kampung Palias akan sulit mendapatkan sinyal. Beliaupun sulit menghubungi ibu-ibu Kampung Palias jika beliau berhalangan hadir. Saya sangat malu dan akhirnya tidak jadi update. Ketika saya dan teman-teman KKN BERKIBAR sampai di Kampung Palias ibu-ibu sudah memulai pelajarannya. Saya langsung menempatkan diri di ibu-ibu yang duduknya paling belakang. Saya berkenalan dengan empat ibu-ibu yaitu Ibu Eis, Ibu Yul, Ibu Onah, dan Ibu Iyah. Ibu-ibu di Kampung Palias menurut saya belum begitu lancar menulis, membaca, dan berhitung dibandingkan ibu-ibu di Kampung Baru. Di sini saya harus lebih ekstra mengajar ibu-ibu. Ketika saya bertanya kepada ibuibu mengenai program buta aksara mereka sangat senang dengan 94 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
terlaksananya program ini. Banyak diantara ibu-ibu yang mengalami putus sekolah. Mereka sewaktu kecil tidak dapat merasakan bangku sekolah karena dahulu sekolah dasar sangat jauh dari tempat tinggal. Sekarang sekolah dasar sudah mulai dibangun disekitaran Kampung Palias. Mereka berharap anak-anak mereka bisa merasakan sekolah dasar dan menempuh pendidikan yang tinggi. Kegiatan bersama ibu-ibu buta aksara berakhir. Program tersebut dilanjutkan oleh Ibu Aminah. Saya sangat bersyukur dapat bertemu dengan ibu-ibu Kampung Baru dan ibu-ibu Kampung Palias. Saya melanjutkan harihari saya dengan program-program yang lain dan berbeda. Selain saya mengajar ibu buta aksara, saya mengajar di SDN 01 Rabak. SDN 01 Rabak dipimpin oleh Ibu Nesih sangat membutuhkan guru yang kompeten dan professional dibidangnya, hanya ada beberapa guru yang bergelar sarjana pendidikan, dan yang lebih parahnya pelajaran bahasa ingris tidak diajarkan sesuai kurikulum yang berlaku, karna kurangnya tenaga pengajar, begitu juga dengan jumlah ruang kelas yang tidak sesuai dengan jumlah murid menyebabkan murid-murid harus bergantian masuk sekolah. Lokal kelas dibagi dua yaitu kelas pagi dan kelas siang. Fenomena ini menurut saya membuat pembelajaran yang kurang kondusif. Saya sangat terkejut ketika mengetahui jadwal mengajar di SDN 01 Rabak, karena waktu belajar yang sempit harus mengejar mata pelajaran yang banyak. Setiap pagi sebelum saya memulai aktivitas saya selalu mandi di sebuah pesantren kecil. Saya dan teman-teman lebih sering mandi dan mencuci pakaian Kami di sumber mata air tersebut walaupun jaraknya cukup lumayan jauh dari rumah, dan yang uniknya adalah setiap kita ke pesantren kecil saya dan teman-teman akan disambut oleh soang yang menjaga jalan, tak jarang saya dan teman-teman teriak histeris ketakutan karena kami takut di sosor oleh soang. Saya harus berlari menghindari kejaran soang. Saya dan teman-teman pernah ditawarkan menumpang mandi di rumah warga, namun air yang digunakan warga di kamar mandinya adalah menggunakan kaporit untuk menjadikan air saringan bening, akibatnya setelah saya mandi badan saya terasa lengket. Asam manis rintangan menjadi penguat rasa dalam pengabdian saya dan teman-teman KKN BERKIBAR selama satu bulan tinggal di Desa Rabak, bahagia, sedih, dan amarah menjadi bumbu yang mewarnai rumah yang kami Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 95
tinggali. Awalnya, saya berpikir akan sulit menyatukan 11 kepala dan kami akan tinggal satu rumah dengan orang yang baru saling kenal dua bulan lamanya, kami pun terbentuk bukan karena keinginan kami, namun kami terbentuk karena takdir dan garis perjalanan hidup yang telah ditentukan Sang Pencipta. Canda yang berlebihan, rasa egois, dan sikap kekanakkanakan menjadi cara Kami untuk saling mendekatkan diri satu sama lain. Kebersamaan dan rasa saling melindungi selalu terasa dalam rumah yang kami tinggali. Bersama-sama saya dan teman-teman mencoba kibarkan semangat pengabdian. Karena kami adalah BERKIBAR, Bersatu Kita Bangun Rabak. Tak terasa satu bulan berlalu, saya merasa masih banyak permasalahan yang belum sempat saya dan teman-teman KKN BERKIBAR selesaikan. Saya berharap setelah pergi meninggalkan desa ini saya dapat kembali lagi dan melihat banyak perubahan positif. Saya juga berharap penuh kepada Bapak/Ibu dosen dan PPM untuk mempertimbangkan Desa Rabak menjadi desa pengabdian di tahun-tahun berikutnya.
96 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
PATOK NAMA JALAN YANG MEMBAWA PERUBAHAN BAIK UNTUK DESA RABAK Oleh : Annisaul Khoeriyah
Pada tanggal 25 Juli tepatnya hari Senin merupakan hari keberangkatan saya dalam menempuh pengabdian saya di Desa Rabak wilayah Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Desa Rabak merupakan desa terluas yang berada di wilayah Kecamatan Rumpin di mana Desa Rabak ini memiliki banyak kelebihan yaitu kekayaan alam yang begitu banyak baik dari peternakan dan pertanian, Desa Rabak memiliki keindahan alam yang tersembunyi tanpa banyak orang yang mengetahuinya serta Desa Rabak juga memiliki penduduk yang masih kental akan nuansa islam. Akan tetapi Desa Rabak juga memiliki beberapa kendala yaitu dari akses jalan yang sangat rusak, minimnya penerangan jalan menuju Desa Rabak wilayah Rumpin, sarana juga prasana yang susah untuk dijangkau dari masyarakat desa tersebut, serta tidak adanya petunjuk jalan atau nama jalan sehingga membuat orang-orang asing kesulitan untuk mengetahui jalan yang ada di Desa Rabak wilayah Rumpin dan kendala lainnya yang terpenting bagi saya adalah adat istiadat Desa Rabak yang sebelumya tak pernah saya bayangkan dan gimana saya dituntut untuk bisa beradaptasi, menerima dan mengikuti aturan adat istiadat yang ada di Desa ini, maka itulah persyaratan dari Ketua RW 03 yang bernama Pak Mamat yang harus saya jalani dan itu merupakan sebuah tantangan yang harus saya lewati selama mengabdi di Desa Rabak. Sebelum keberangkatan saya menuju lokasi, saya mengikuti Pelepasan KKN 2016 yang beralokasikan di Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah. Setelah selesai melaksanakan upacara Pelepasan KKN 2016, barulah saya berkumpul bersama dengan kelompok saya di Fakultas Tarbiyah untuk merundingkan tentang apa saja keperluan-keperluan yang dibutuhkan selama menjalani KKN sebulan penuh, berdasarkan dari apa yang saya dan teman-teman rundingkan di situ saya mengetahui bahwasannya masih ada sebagian kebutuhan yang belum terpenuhi. Dan di situ, saya memberi usulan kepada teman-teman untuk membagi tugas kepada masing-masing perorangan, di mana saya mendapatkan tugas untuk membeli beberapa bahan-bahan makanan, karena di sini saya sebagai 97
bendahara sehingga saya yang mengatur keuangan selama KKN. Sepulangnya dari saya membeli kebutuhan KKN tepatnya pukul 17.30, saya memutuskan untuk menginap semalam di rumah teman sekelompok KKN saya yang bernama Anis Kurniasih dikarenakan berbagai macam faktor; yang pertama karena kendala akses jalan menuju Desa Rabak Rumpin yang minim akan penerangan jalan, di mana sangat berbahaya sekali jika saya dengan Anis Kurniasih memutuskan untuk berangkat malam ini, kendala kedua adalah karena masih ada barang-barang yang sebagian belum disiapkan sehingga saya dengan kelompok saya memutuskan untuk membawa besok ketika semua persiapan telah lengkap. Keesokan harinya tepatnya ba’da shubuh, saya bersama Anis Kurniasih menyiapkan kebutuhan konsumsi yang sudah saya beli untuk di bawa ke acara Opening KKN 2016 yang diadakan di Kantor Desa Rabak. Setelah semua persiapan konsumsi di packing tepatnya pada pukul 07.00 pagi barulah saya berangkat menuju lokasi, setibanya diposko saya pada pukul 08.30 yang berada di Kampung Lebak Salak RW 03 tepatnya berada di belakang peternakan ayam saya langsung mempersiapkan konsumsi untuk acaranya Opening KKN 2016, setelah semuanya siap barulah saya pergi ke Kantor Desa Rabak untuk mengikuti acara Opening KKN 2016 yang di mulai pada pukul 09.00 WIB. Selesainya acara Opening KKN 2016 saya mengabadikan moment ini dengan berfoto bersama para aparat desa, dosen, serta warga penduduk Desa Rabak. Di minggu pertama ini, saya dengan teman-teman mendapat sambutan hangat dari para warga serta adik-adik Desa Rabak khususnya RW 03, di mana sambutan hangat mereka menjadi sebuah penyemangat bagi saya dan teman-teman dalam melaksanakan tugas untuk mengabdi di Desa Rabak ini yang khususnya RW 03. Dan saya merasa terharu ketika adik-adik warga sini sangat antusias untuk datang ke posko dengan tujuan untuk bekenalan dengan kakak-kakak semuanya dan belajar, lalu saya pun tidak melewatkan kesempatan moment ini untuk memberikan sebagian ilmu dan pengalaman saya kepada adik-adik serta meminjamkan buku-buku bacaan kepada adikadik. Masih minggu pertama tepatnya pada hari Rabu tanggal 27 Juli saya beserta teman-teman cewek lainnya mendapat undangan dari ibu-ibu untuk mengahadiri pengajian rutin yang diselenggarakan tiap hari Rabu, dan dari 98 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
pengajian inilah saya mendapatkan banyak manfaat salah satunya bisa menjalin silaturahmi dan keakraban dengan warga Kampung Lebak Salak dan juga saya bisa mengenal warga diluar Kampung Lebak Salak. Sepulangnya dari pengajian saya pun membantu teman saya memasak untuk makan siang, selesainya masak dan makan bersama saya langsung siap-siap untuk mandi, dan untuk kali ini saya tidak lagi mandi di kamar mandi yang tersedia di posko dikarenakan sumur yang berada di kamar mandi posko saya mengalami kekeringan. Oleh karena itu, warga menyarankan saya untuk mandi di sebuah kamar mandi kecil yang berbentuk gubuk yang hanya dilapisi oleh kain terpal, beberapa karung goni, dan kayu-kayu, di mana kamar mandi ini beralokasikan di lingkungan pesantren sehingga cukup aman bagi saya untuk mandi di dalamnya meskipun hanya berbentuk gubuk kecil. Akan tetapi, saya sangat senang karena airnya sangat jernih dan tempat inilah saya menyuci pakaian-pakaian saya. Kamar mandi inilah yang menjadi saksi bisu atas perjuangan saya naik turun hanya sekedar untuk mandi dan mencuci pakaian-pakaian dan itu adalah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan. Pada pukul 14.00 siang menjelang sore saya dengan yang lainnya pergi menuju ke rumah Kepala Sekolah SDN 01 Rabak yang bernama Ibu Nesih, S.pd di mana saya juga mengajak adik-adik untuk menuntun saya ke rumah kepala sekolah. Tujuan saya dan teman-teman tidak lain untuk bersilaturahmi ke kepala sekolah dan meminta izin untuk menyumbangkan tenaga, pikiran, serta pengalaman saya dan teman-teman dalam mengajar di SDN 01 Rabak. Pada tanggal 29 Juli, saya dan teman-teman cewek pergi ke kediaman Kepala Sekolah PAUD yang bernama Ibu Aminah tidak lain untuk silaturahmi dan meminta izin mengajar di PAUD, akan tetapi kepala sekolah memberikan kesempatan atau peluang besar kepada saya dan teman-teman untuk mengajar ibu-ibu buta aksara yang berada di Kampung Baru dan di Kampung Palias. Di minggu kedua ini, tepatnya pada tanggal 03 Agustus, saya menuju ke SD 01 Rabak untuk menyerahkan tentang agenda kegiatan apa saja yang akan di dilakukan oleh saya dengan teman-teman untuk SDN 01 Rabak. Masih di minggu kedua pada tanggal 07 Agustus saya dengan kelompok saya pergi ke situs Gunung Munara dengan tujuan untuk refreshing sejenak, Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 99
menyegarkan pikiran dan otak saya mengenai beberapa proker yang belum terlaksanakan. Sesampainya di lokasi saya dengan yang lainnya membeli air dan makanan untuk di jalan menuju Gunung Munara, banyak rintangan yang saya dengan lainnya alami sebelum tiba di Puncak Gunung Munara. Dari sinilah saya melihat akan kebersamaan yang terjalin di antara saya dengan yang lainnya dalam menhadapi beberapa rintangan. Setibanya di Puncak Gunung Munara saya disuguhkan oleh pemandangan Desa ini yang begitu indah dari atas puncak gunung munara. Di mana saya tersanjung akan keindahan desa ini, saya hanya terdiam dan termenung tanpa kata yang ada hanyalah ucapan “Subhanallah” di dalam hati atas kebesaran dan kekuasaan Allah yang menciptakan dunia ini dengan begitu indahnya. Pada tanggal 11 Agustus tepatnya pada pukul 11.00 siang saya dengan yang lainnya pergi ke Kampung Haniwung dengan tujuan untuk bersilaturrahmi kepada para warga yang berada di kampung tersebut. Dan setibanya di sana kedatangan saya dan teman-teman di sambut hangat oleh Pak RT, para warga khusunya adik-adik Kampung Haniwung. Setelah itu, saya dengan teman-teman di undang oleh pak RT untuk bersilaturrahmi ke kediamannya. Kampung Haniwung adalah kampung yang paling jauh lokasinya diantara beberapa kampung lainnya di Desa Rabak RW 03. Kampung Haniwung lokasinya terletak di atas gunung dan saya beserta teman-teman pun mengunjungi beberapa rumah warga yang berada di kampung haniwung ini untuk bersilaturrahmi dan juga saya mengunjungi sekolah yang ada di desa ini. Di mana saya tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwasannya di zaman yang sudah maju ini dan dengan penuh kecanggihan teknologi ini ternyata masih ada sekolah yang berada di atas gunung yang besarnya hanya beberapa meter dan berdindingkan bilik-bilik bambu, beralaskan kayu beratapkan genteng yang sudah rapuh, meja belajar yang terbat dari kayu pohon yang berbeda dengan meja belajar pada umumnya, serta papan tulis yang seadanya. Akan tetapi, meskipun kondisi sekolah serta fasilitas sarana belajar mengajar yang sangat tidak memadai bukan berarti bisa mematahkan semangat anak-anak untuk menntut ilmu, melainkan sebaliknya di mana saya sangat kagum akan antusias serta semangat adik-adik di desa ini untuk menuntut ilmu dan tak pandang bagaimana kondisi sekolah mereka, yang mereka lakukan hanyalah belajar dan belajar.
100 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Keesokan harinya saya mendapat undangan dari warga untuk makan bersama di mana tradisi acara makan bersama di desa ini disebut juga dengan istilah ngeliwet. Selesainya acara makan bersama saya tidak langsung pulang ke posko melainkan masih mengobrol dan berbincang-bincang bersama warga mengenai keseharian tentang penduduk-penduduk di desa ini khususnya RW 03. Pada hari Jum’at tepatnya pada tanggal 19 Agustus, di mana pada hari ini saya memiliki agenda kegiatan untuk memilah-milah buku yang akan di sumbangkan kepada SDN 01 Rabak, SD Haniwung, SMP Rabak, dan SMA Rabak. Selagi memilah-milah buku yang masih bagus dan layak untuk disumbangkan, saya dan teman-teman cewek sambil makan bakso untuk mengganjal perut yang kosong serta diselingi dengan lagu kesukaan saya dan teman-teman yang sering diputar berulang-berulang untuk menghilangkan rasa lelah dan rasa jenuh. Disamping saya dan teman-teman cewek memilahmilah buku untuk disumbangkan temen-temen cowok kelompok saya pun mendapat bagian tugas untuk pergi ke DUKCAPIL dengan tujuan mengurus akte para warga khususnya RW 03. Setelah kegiatan proker-proker lain terlaksana, barulah saya melaksanakan program kerja patok nama jalan di mana saya menjadi penanggung jawab atas program kerja ini. Tujuan diadakannya program kerja patok nama jalan ini adalah tidak lain untuk menunjukkan arah jalan menuju kampung-kampung yang ada di Desa Rabak sebagaimana yang telah saya jelaskan diatas akan kondisi atau kendala tidak adanya petunjuk jalan atau nama jalan sehingga membuat saya atau orang-orang asing kesulitan untuk mengetahui jalan yang ada di Desa Rabak wilayah Rumpin. Untuk melaksanakan program kerja ini saya merundingkan bersama teman-teman kelompok saya untuk saling berbagi dan menuangkan ide atau saran untuk kelancaran acara ini. Setelah selesainya saya dan teman-teman rapatkan dan menghasilkan kesepakatan di mana program kerja ini akan kami selesaikan selama sehari. Keesokan harinya saya dan teman-teman pergi ke kediaman Pak RW untuk meminta izin akan program kerja saya dan teman-teman dalam membuat patok nama jalan untuk kepentingan warga Desa Rabak khususnya RW 03 yang alhamdulillah Pak RW pun menyetujui akan program kerja saya dan teman-teman, Pak RW pun memberikan usulan Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 101
kepada saya dan teman-teman untuk mengganti yang awalnya nama jalan diganti menjadi nama kampung dikarenakan di Desa Rabak ini tidak memiliki nama jalan akan tetapi memiliki nama kampung khusunya RW 03, dan di RW 03 ini hanya memiliki 4 kampung yaitu Kampung Lebak Salak, Kampung Haniwung, Kampung Cipayung dan Kampung Kadusewu sehingga saya dan teman-teman memutuskan untuk membuat patok jalan yang sesuai dengan 4 nama kampung tersebut. Setelah saya dan temanteman mendapat persetujuan dari Pak RW atas program kerja saya dan teman-teman, saya pun langsung memulai program kerja ini. Sebelum memulai proses pembuatan, di sini saya akan menguraikan tentang bahanbahan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan patok nama jalan yaitu; kayu yang berukuran kurang lebih 60 cm, kayu berukuran 1 meter yang akan dijadikan sebagai pegangan papan nama kampung, palu, kuas, gunting, kertas, cuter, doubletip, cat, pilok dan paku secukupnya. Setelah saya menguraikan tentang bahan-bahan pembuatan patok nama jalan barulah saya memulai proses pembuatannya. Di mana langkah pertama; yang harus saya mulai dalam pembuatan patok nama jalan adalah mengecat kayu dengan warna hijau dan kayu tersebut sudah saya dan teman-teman siapkan dari Jakarta di mana kayu itu berukuran kurang lebih 60 cm dan membawanya dalam keadaan sudah dipotong menjadi 20 kayu untuk nama-nama jalan yang akan dibuat, langkah kedua; yaitu menyiapkan pegangan untuk nama kampung yang berukuran 1 meter, dan pegangan tersebut juga dicat berwana hijau sama dengan kayu yang akan dinamai dengan nama kampung, langkah ketiga; yaitu membuat desain nama yang akan menjadi ceplakan nama kampung, langkah keempat; yaitu memotong kertas yang dijadikan sebagai desain nama untuk dicetak ke kayu dengan menggunakan gunting dan cuter, langkah kelima; yaitu menempelkan nama-nama kampung tersebut dengan doubletip pada kayu yang sudah disipakan dengan rapi, langkah keenam; yaitu di pilok kayu yang sudah ditempelkan dengan nama-nama kampung, langkah ketujuh; yaitu setelah di pilok kayunya maka dikeringkan kayu tersebut agar hasilnya bagus, langkah kedelapan; yaitu setelah membuat nama-nama kampung pada kayu maka membuat nama “KKN BERKIBAR UIN JKT” yang mana cara membuatnya sama persis dengan membuat namanama kampung dan langkah terakhir; yaitu menggabungkan antara papan nama kampung dan papan nama “KKN BERKIBAR UIN JKT” dengan kayu 102 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
yang dijadikan sebagai pegangan papan nama yang berukuran 1 meter yang menggunakan paku, di mana posisi papan nama kampung di letakkan di atas papan nama “KKN BERKIBAR UIN JKT”. Pada langkah terakhir ini, setelah proses pembuatan semua patok nama jalan selesai. Barulah saya dan temanteman melakukan pemasangan patok nama jalan di area-area yang sudah ditentukan. Pada program kerja pembuatan nama patok jalan ini, sebenarnya telah berjalan dengan lancar namun karena adanya berbagai macam kendala sehingga membuat waktu yang diperlukan dalam program kerja ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan yang di mana pada awalnya berdasarkan yang telah saya dan teman-teman rapatkan, saya menargetkan program kerja ini selesai dalam waktu 1 hari namun faktanya berbeda yaitu saya dan temanteman baru bisa menyelesaikan program kerja ini dalam waktu 3 hari dengan perincian proses pengerjaan sebagai berikut; yang pertama saya dan temanteman membutuhkan waktu selama 2 hari untuk pembuatan patok nama jalan dan yang terakhir saya membutuhkan selama satu hari untuk proses pemasangan patok nama jalan di area-area yang sudah ditentukan. Saya sangat bersyukur akan berjalannya program kerja saya dan temanteman ini, meskipun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dalam proses waktu pembuatannya namun program kerja saya dan teman-teman ini alhamdulillah telah berjalan dengan lancar. Saya sangat terkesan dengan antusias warga yang setuju dan senang akan program kerja saya dan temanteman serta saya sangat berharap semoga program kerja saya dan temanteman ini bisa berguna dan bermanfaat bagi orang banyak khususnya RW 03. Setelah saya melalui hari demi hari dalam menjalankan tugas KKN saya untuk mengabdi di desa ini, dan kini telah tiba saatnya untuk berpisah di mana saya dan teman-teman akan mengadakan perpisahan bersama warga RW 03 yang diadakan di posko saya dan teman-teman sebagai bentuk penghormatan sebelum saya meninggalkan desa ini. Pada acara perpisahan ini saya dan teman-teman membagi tugas perorangan di mana dalam acara perpisahan ini saya mendapat bagian tugas untuk mempersiapkan konsumsi yakni saya dengan teman saya yang bernama Anis Kurniasih pergi ke Pasar Gobang untuk belanja keperluan makanan yang akan disiapkan di acara perpisahan, sepulangnya dari pasar saya dan Anis Kurniasih pergi ke Posko Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 103
KKN yang lain untuk meminjam infokus dikarenkan kelompok KKN saya tidak mempunyai infokus. Setibanya di posko barulah saya dengan temanteman cewek lainnya memulai untuk memasak yang di bantu oleh para ibuibu warga sini, setelah selesai masak dan semuanya siap barulah saya dan teman-teman menyiapkan makanan sebagai suguhan untuk para warga dalam acara perpisahan ini yang akan di mulai pada pukul 19.00 malam. Pada acara perpisahan KKN ini saya akan menguraikan beberapa susunan acaranya yaitu pada awal acara dimulai dengan acara pembukaan, kemudian acara selanjutnya tahlil bersama, setelah itu barulah sambutansambutan yang disampaikan oleh Bapak Lurah yang bernama Pak Suherman, sambutan kedua oleh Bapak RW 03 yang bernama Pak Mamat, sambutan yang ketiga oleh Ketua KKN BERKIBAR, selesainya sambutan-sambutan barulah tiba saatnya yang saya dan teman-teman tunggu-tunggu yaitu makan bersama dengan warga, setelah makan barulah acara perpisahan ini ditutup dengan do’a dan salam, selesainya acara perpisahan ada beberapa warga dan adik-adik yang berada di posko dan saya dan teman-teman tidak melewatkan kesempatan ini di mana saya dan teman-teman memutarkan film dokumenter ini di mana saya dan teman-teman memutarkan film dokumenter tentang keseharian saya dan teman-teman. Selama saya tinggal di Desa Rabak khususnya RW 03 banyak kenangan yang tidak akan terlupakan. Baik dari makan bersama, masak bersama, menghadapi masalah bersama-sama dan melakukan kegiatankegiatan atau program kerja lainnya dengan bersama-sama, sehingga diantara saya dengan yang lainnya bisa mengetahui berbagai macam karakter dari masing-masing. Yang di mana pada awal pertemuan masih canggung, malu dan belum mengetahui karakter masing-masing, akan tetapi dalam sebulan ini saya dan teman-teman sudah mulai nyaman dan tidak canggung lagi. Bersenda gurau dengan yang lain membuat KKN ini semakin menyenangkan dalam menjalaninya. Serta tak lupa pula proses pengadaptasian saya dengan lingkungan, warga, dan adat istiadat yang ada di Desa Rabak telah mengajarkan banyak pengalaman dan manfaat bagi saya, meskipun pada awalnya saya ragu untuk bisa beradaptasi dengan adat istiadat di Desa Rabak seperti halnya tidak diperbolehkannya menggunakan alat pengeras suara atau speaker dalam berbagai macam kegiatan tanpa terkecuali, tidak diperbolehkannya bagi kaum wanita dewasa maupun anak kecil untuk sholat berjamaah di masjid dan lain sebgainya. di mana sangat 104 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
berbeda sekali dengan adat istiadat yang telah saya jalani selama bertahuntahun di tempat tinggal saya. Namun dengan seiring berjalannya waktu lambat laun hari demi hari saya lalui hingga pada akhirnya saya bisa beradaptasi dengan adat istiadat dan tradisi sekitar yang mana adat istiadat ini sangat asing bagi saya. Bercengkerama dengan warga sekitar, belajar dan bermain dengan adik-adik merupakan sesuatu yang akan selalu dikenang dan tidak akan terlupakan. Para tetangga di sekitar rumah merasa senang dengan keberadaan saya dan teman-teman di sana di mana pada awal kedatangan saya dan teman-teman di sambut dengan hangat serta senyuman yang sangat ramah, kemudian di akhir perpisahan, tetesan air mata menjadi saksi bahwa saya dan teman-teman diterima baik oleh warga lingungan sekitar. Terima kasih kepada warga dan adik-adik Desa Rabak khususnya RW 03 yang sudah menerima saya dan teman-teman dengan baik dan terima kasih pada teman-teman KKN BERKIBAR atas kerjasama, tawa-candanya, dan kekompakannya. Saya dan teman-teman melakukan semua kegiatan ini dengan hati yang ikhlas dalam mengorbankan waktu, tenaga serta pikiran saya dan teman-teman untuk mengabdi di Desa Rabak ini. Meskipun saya dengan anggota KKN BERKIBAR tidak sesempurna yang diharapkan, dikarenakan berbagai macam faktor seperti minimnya tenaga kerja yang hanya berjumlah 11 orang serta penentuan waktu yang relatif singkat bagi saya dengan anggota KKN BERKIBAR sehingga belum bisa membuat perubahan yang maksimal pada Desa Rabak. Oleh karena itu, saya memohon kepada PPM untuk meneruskan perjuangan saya dengan anggota KKN BERKIBAR kepada generasi berikutnya dengan diadakannya KKN di tahuntahun mendatang pada Desa Rabak, demi perubahan baik untuk Desa Rabak kedepannya.
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 105
“Berhenti berharap, mulailah bertindak” -M. Aldy Rivai-
106 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
INDAHNYA BERGOTONG-ROYONG MEMBANGUN JEMBATAN BATU DOYONG Oleh : Muhammad Aldy Rivai
Kuliah Kerja Nyata atau yang biasa disebut “KKN” merupakan salah satu mata kuliah yang harus diambil setiap mahasiswa/i Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, namun ada beberapa fakultas yang tidak ada mata kuliah ini. Saat liburan semester 6 mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan melakukan KKN ini. Pada akhir semester 6 saya pun mulai sibuk mencari anggota kelompok KKN seperti halnya mahasiswa/i lain yang juga sudah bersiap-siap mencari kelompok untuk kegiatan KKN ini. Saya pun sudah mendapatkan kelompok yang kebanyakan berisi teman-teman saya sendiri yang sudah lama saya kenal. Namun ternyata, pada tahun ini PpMM selaku pengurus kegiatan KKN ini menerapkan sistem baru, yaitu setiap kelompok beserta anggotanya sudah ditentukan sendiri oleh pihak kampus, jadi kami para mahasiswa tinggal menerima saja kelompok yang sudah ditentukan. Kelompok yang ditentukan oleh PpMM memiliki anggota sebanyak 11 orang, yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 5 orang perempuan yang berasal dari beberapa fakultas yang berbeda, jadi awalnya saya tidak mengenal satu orang pun anggota kelompok ini. Saya pun sempat kecewa karena saya sudah mencari kelompok sendiri dengan teman-teman saya. Tetapi bagaimanapun saya harus bisa menerimanya dan mencoba untuk menjalaninya saja. Hari-hari terus berganti, tibalah saat saya dipertemukan dengan kelompok KKN yang telah ditentukan pihak kampus ini. Saya dan teman-teman kelompok yang telah ditentukan oleh kampus ini dikumpulkan di Auditorium Harun Nasution. Pada awalnya kami semua merasa canggung, tapi menurut saya hal ini ya wajar saja karena memang kami belum mengenal satu sama lain. Saat itulah saya mulai berkenalan dengan anggota yang lain dan bercerita tentang kepribadian masing-masing. Seiring berjalannya waktu, saya dan teman-teman sudah tidak merasa canggung lagi, karena kami sudah sering bertemu pada saat rapat rutin setiap minggunya. Dan kami juga berunding masalah nama kelompok ini, dari sekian banyak nama yang diajukan, akhirnya terpilihlah nama 107
“BERKIBAR” yang merupakan kepanjangan dari “Bersatu Kita Bareng”. Awalnya kepanjangan nama kelompok ini memang sedikit lucu, tetapi saya dan teman-teman tidak terlalu memikirkannya dan memang sudah menjadi keputusan bersama. Kemudian tibalah hari di mana PpMM akan memberitahukan lokasi KKN setiap kelompoknya. Jadi pada tahun ini kelompok KKN ini akan disebar di dua kota, yaitu Tangerang Selatan dan Bogor. Dan ternyata kelompok kami mendapat tempat KKN di daerah Bogor, tepatnya di Desa Rabak kecamatan Rumpin. Saya merasa senang mendapat tempat dibogor ini, karena menurut saya kalau di Kota Tangerang Selatan itu tempatnya terlalu dekat dan juga mungkin warganya tidak terlalu tertinggal. Sejak mengetahui lokasi KKN kami yaitu di Desa Rabak, akhirnya kami pun memutuskan untuk mengubah kepanjangan nama kelompok kami, yang tadinya “Bersatu Kita Bareng” menjadi “Bersatu Kita Bangun Rabak”. Sebelum KKN saya sempat membayangkan bagaimana nantinya saya di sana, apakah saya bisa berbaur dengan masyarakat sekitar, apakah saya akan nyaman tinggal di sana, mengingat lokasi KKN ini di pedesaan. Saya juga membayangkan apakah nantinya akan mendapatkan tempat tinggal yang nyaman dan aman. Saya membayangkan bagaimana hidup di suatu desa yang jauh dari keramaian. Semua bayangan tersebut selalu muncul di kepala saya sebelum KKN ini dimulai. Tibalah hari di mana kami melakukan survey lokasi sebelum melakukan kegiatan KKN ini. Pada saat itu tidak semua anggota kelompok bisa ikut survey, dikarenakan padatnya jadwal masing-masing. Kelompok kami melakukan survey kurang lebih sebanyak 4 kali, tetapi saya hanya ikut 2 kali, kalau tidak salah pada survey pertama dan ketiga saya tidak bisa ikut karena saat itu sedang ada urusan penting yang tak bisa ditinggalkan. Pada survey kedua saya bisa ikut kelokasi KKN bersama teman-teman kelompok dan juga kelompok lain yang satu desa dengan kami. Kami survey ke lokasi menggunakan sepeda motor. Untuk menuju lokasi saya dan teman-teman melewati Pasar Parung, kemudian menuju Ciseeng, sampai di sini perjalanan masih terasa nyaman. Tetapi saat memasuki wilayah Rumpin, perjalanan mulai tak nyaman karena jalanannya rusak parah serta banyak sekali debu beterbangan disepanjang jalan. Banyak sekali truk-truk pengangkut pasir dan batu yang melintas didaerah ini. Ternyata di Rumpin ini banyak tempat penambangan pasir dan batu-batu besar, jelas saja jalan di sini rusak parah. 108 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Saya pun sangat berhati-hati mengendarai sepeda motor melintasi jalan tersebut. Perjalanan dari kampus UIN menuju lokasi KKN di Desa Rabak kurang lebih selama 1-1.5 Jam. Setelah sampai di lokasi tentunya kami terlebih dahulu menuju kantor kepala desa. Namun pada saat itu bapak kepala desa sedang tidak ada di tempat, tetapi kami bertemu dengan Bapak Sekretaris Desa, yaitu Pak Wawan. Di situlah saya dan teman-teman bertanya mengenai beberapa hal terkait keadaan umum desa saat ini. Pak Wawan sangat ramah dan baik kepada kami. Beliau dengan sabarnya menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kami, sampai beliau pun meminjamkan buku tentang profil desa secara lengkap kepada kami, dan akhirnya buku tersebut kami fotokopi. Dari situlah saya mulai mengetahui bagaimana keadaan umum Desa Rabak ini. Survey pun berlanjut sampai kurang lebih 4 kali kami kesana. Sampai kami diberikan rekomendasi oleh Bapak Sekdes untuk melakukan kegiatan KKN ini diwilayah RW 01, 02, dan 03 karena menurut beliau RW tersebut cocok untuk dijadikan tempat pengabdian. Karena di Desa Rabak ini terdapat 3 kelompok KKN, akhirnya kami melakukan undian untuk menentukan RW mana yang akan ditempati. Setelah diundi akhirnya kelompok kami mendapat tempat di wilayah RW 03. Dan pada tanggal 25 Juli 2016, kami semua mengikuti acara pelepasan KKN yang dihadiri langsung oleh rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Setelah itu saya pun bersiap-siap untuk menuju lokasi KKN, dan di sinilah perjalanan KKN selama sebulan penuh akan dimulai. Perjalanan yang memberikan saya banyak cerita, pengalaman, serta pelajaran yang tidak akan kita dapatkan dilingkungan kampus. Saya belajar banyak tentang arti kebersamaan, kekeluargaan, kekompakan, dan juga solidaritas. Belajar langsung menghadapi masyarakat yang memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda-beda, belajar bagaimana menghadapai masalah yang ada di masyarakat, belajar bertanggung jawab dalam suatu hal, belajar dewasa dan menjadi orang yang berguna bagi masyarakat, dan masih banyak hal lainnya yang dapat saya pelajari dari kegiatan KKN ini. Pada tanggal 25 Juli 2016 sekitar jam 7 malam, kami sampai di lokasi KKN, di Desa Rabak tepatnya di Kampung Lebak Salak RW 03, tetapi pada hari itu baru 5 orang yang sampai kelokasi termasuk saya. Sisanya masih di Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 109
Ciputat karena masih banyak barang yang belum terangkut dan baru bisa dibawa esok hari. Saya sangat tidak menyangka, di hari pertama sampai di sana, saat sedang menurunkan barang-barang dari mobil, ternyata tetangga sekitar ada yang datang dan membantu kami menurunkan barang-barang. Ternyata warga di sini sangat ramah dan “welcome” sekali, tidak seperti yang saya bayangkan selama ini. Saya juga tidak menyangka dihari pertama kedatanganpun, anak-anak kecil di sekitar kontrakan kami sudah banyak yang berdatangan, seakan-akan menyambut kedatangan kami ini. Rasa lelah selama perjalanan yang saya rasakan pun seakan-akan hilang melihat wajahwajah ceria anak-anak kecil Kampung Lebak Salak ini. Dan semua bayangan negatif saya tentang masyarakat desa yang mungkin sulit atau bahkan tidak bisa menerima pendatangan baru adalah salah, mereka justru sangat ramah kepada kami tidak seperti apa yang saya bayangkan sebelumnya. Desa Rabak ini merupakan sebuah desa yang indah. Suasana desa yang tenang dan jauh dari kebisingan, serta masih banyaknya pepohonan yang rindang membuat suasana menjadi lebih nyaman. Belum lagi hamparan sawah hijau dan luas yang sangat memanjakan mata, membuat diri saya seolah-olah tidak mau beranjak pergi dari tempat tersebut. Suasana yang seperti ini tidak pernah saya rasakan sebelumnya di daerah perkotaan. Selama minggu pertama tinggal di Kampung Lebak Salak ini, saya dan teman-teman mencoba untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar untuk mengetahui kebiasaan serta adat istiadat Kampung Lebak Salak ini agar nantinya saya bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar. Selain itu juga saya berkeliling di RW 03 tempat di mana kami melakukan pengabdian ini. RW 03 tempat kami mengabdi ini terdiri dari 10 RT, di mana 10 RT tersebut terdiri dari beberapa kampung, yaitu Lebak Salak, Kadusewu, Cipayung, Haniwung, dan ada beberapa kampung kecil lagi, namun tidak begitu dikenal. Saat mengunjungi kampung Kadusewu, saya melihat sebuah jembatan kecil yang hanya bisa dilalui 1 motor saja dan terbuat dari kayu dan bambu yang selama ini digunakan masyarakat untuk menyeberangi sungai kecil yang memisahkan kampung Kadusewu dengan Cipayung. Jembatan bambu tersebut merupakan satu-satunya akses yang biasa dilalui warga kampung Cipayung menuju kampung Kadusewu ataupun sebaliknya. Dikarenakan jembatan bambu tersebut kurang aman, tidak terdapat pengaman ataupun 110 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
pegangan di sampingnya, apalagi banyak anak sekolah yang melintas di jembatan tersebut maka masyarakat sekitar berinisiatif untuk membangun jembatan baru yang lebih kokoh dan aman. Akhirnya warga memutuskan untuk membangun sebuah jembatan baru di samping jembatan yang lama. Pada saat pertama kali saya datang kelokasi, pembangunan jembatan tersebut belum selesai, baru sekitar 70% saja. Jembatan tersebut sudah bisa dilewati, tetapi tidak ada pegangan di sisi sampingnya. Saat saya bertanya ke warga sekitar mengenai jembatan tersebut, ternyata pembangunannya sedang terhenti dikarenakan kurangnya bahan-bahan untuk pembangunannya seperti semen, pasir, besi, dan sebagainya. Mengetahui hal tersebut, saya dan teman-teman kelompok memutuskan untuk membantu pembangunan jembatan ini, mengingat jembatan ini merupakan suatu hal yang bisa dibilang cukup vital bagi masyarakat. Saya dan ketua kelompok KKN BERKIBAR yaitu Murojab Nugraha, memutuskan untuk bertemu dengan ketua RT tempat lokasi pembangunan jembatan tersebut untuk membicarakan perihal apa saja yang dapat kami bantu untuk pembangunan jembatan tersebut. Pertama saya mengunjungi rumah ketua RT 07 yaitu di Kampung Kadusewu, tetapi saat ke sana beliau tidak terdapat dilokasi karena sedang bekerja di peternakan ayam. Kemudian kami datang kerumah ketua RT 08 yang terletak di kampung Cipayung yang berseberangan dengan kampung Kadusewu. Setelah berbincang-bincang dengan Bapak ketua RT 08, ternyata yang membangun jembatan tersebut hanya masyarakat Cipayung saja, sementara warga Kadusewu sama sekali tidak membantu. Mungkin warga Kadusewu merasa tidak begitu membutuhkan jembatan tersebut, karena memang yang lebih membutuhkan adalah warga Cipayung, agar bisa menyeberangi sungai menuju kampung Kadusewu. Setelah berbincang dengan bapak ketua RT 08, dan mengetahui pembangunan jembatan ini sempat terhenti karena kekurangan bahanbahan akhirnya kelompok kami berniat untuk menyumbang beberapa bahan pembangunan jembatan ini, seperti pipa besi yang berukuran 2 inchi, semen, dan juga pasir. Walaupun bantuan yang kami berikan tidak banyak, tetapi warga Kampung Cipayung sangat-sangat berterima kasih kepada kami.
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 111
Mereka sangat senang karena dengan sumbangan dari kami maka pembangunan jembatan cipayung yang sempat terhenti ini bisa dilanjutkan. Pembangunan jembatan ini dilakukan secara gotong royong oleh warga Kampung Cipayung. Biasanya, gotong royong pembangunannya dilakukan hari Sabtu dan minggu, karena dihari lain warganya banyak yang sibuk bekerja. Kebanyakan warga Kampung Cipayung bekerja di perusahaan peternak ayam dan sebagian bekerja sebagai petani ataupun berkebun. Memang di Desa Rabak ini banyak sekali perusahaan ternak ayam dan bahkan ada perusahaan ternak sapi. Saya sangat salut dengan sikap gotong royong warga Cipayung ini. Mereka sangat bersemangat membangun jembatan ini, mulai dari anak-anak muda, orang tua bahkan hingga kakekkakek sekalipun ikut serta bergotong royong membangun jembatan ini. Gotong royong memang suatu hal yang sudah biasa di desa ini. Berbeda dengan daerah perkotaan di mana kegiatan gotong royong ini sudah mulai berkurang, bahkan mungkin sudah tidak ada. Karena dana KKN yang diberikan kampus melalui dosen pembimbing belum diterima oleh kelompok kami, saya dan salah satu teman yang bernama Annisaul Khoeriyah, datang ke kampus untuk menemui dosen pembimbing dan menanyakan perihal dana KKN tersebut. Ternyata dana KKN dari kampus belum sampai ke tangan dosen pembimbing kami. Setelah kami menceritakan tentang pembangunan jembatan di Desa Cipayung, alhamdulillah dosen pembimbing kami yaitu Pak Kusmana, mau memberikan talangan dana menggunakan uang pribadinya. Saya sangat bersyukur, karena uang kas kelompok kami pun tidak cukup jika harus digunakan untuk membeli bahan-bahan pembangunan jembatan tersebut. Setelah dana dari kampus telah kami dapatkan, tepatnya pada seminggu terakhir KKN, akhirnya saya dan teman-teman bisa pergi untuk membeli bahan-bahan pembangunan jembatan. Saya pergi dengan 3 orang teman. Kami harus keluar dari Desa Rabak untuk mencari bahan bangunan tersebut, karena di Desa Rabak sendiri jarang sekali ada toko bangunan, kalaupun ada pasti harganya jauh lebih mahal. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk membelinya di daerah Ciseeng. Pertama-tama saya dan teman-teman mencari pipa besi yang berukuran 2 inchi yang nantinya akan digunakan sebagai pegangan jembatan. Namun pipa besi tersebut agak sulit dicari, disetiap toko 112 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
bangunan yang kami kunjungi disepanjang jalan Ciseeng, tidak ada satu toko pun yang menjual pipa besi tersebut. Sampai akhirnya saya dan teman-teman pergi ke daerah Parung dan di sana pipa besi yang kita cari pun ada. Selain membeli pipa besi, kami membeli beberapa sak semen. Kemudian bahanbahan bangunan yang sudah dibeli tersebut diantarkan dengan mobil bak. Saya pun ikut ke mobil bak tersebut untuk menunjukkan jalan menuju lokasi jembatan tempat di mana bahan-bahan tersebut diturunkan dan 3 teman saya yang lain lebih dahulu jalan ke lokasi untuk memberitahu warga agar siap untuk stand by di lokasi untuk membantu menurunkan bahanbahan tersebut dari mobil karena memang jarak tempat mobil menurunkan barang dengan jembatan cukup jauh. Sebab, mobil tidak bisa masuk ke dekat jembatan karena medan yang tidak memungkinkan. Setelah perjalanan sekitar 30 menit dari toko bangunan di daerah Parung, sampailah saya di dekat jembatan. Di sana saya sudah ditunggu oleh warga yang akan membantu menurunkan barang dari mobil bak dan membawanya ke jembatan. Padahal kondisi pada saat itu sedang hujan ringan, namun warga dengan sigap tetap membantu. Karena kondisi sedang hujan, maka pipa besi dan semen tersebut dititipkan di rumah ketua RT 07, baru kemudian akan digunakan nanti pada hari Sabtu untuk pembangunan jembatannya. Pada tanggal 20 Agustus 2016 tepatnya pada pagi hari, saya dan semua teman-teman kelompok KKN BERKIBAR ikut serta dalam gotong royong pembangunan jembatan ini. Saat kami datang, sudah ada beberapa warga yang datang ke lokasi, tetapi gotong royong belum dilakukan. Sekitar setengah jam kemudian, banyak warga yang berdatangan dan dimulailah gotong royong pembangunan jembatan ini. Pertama-tama kami beserta warga turun ke sungai yang terdapat dibawah jembatan tersebut untuk mengambil pasir. Ini merupakan pengalaman pertama saya, karena sebelumnya saya tidak pernah menambang pasir di sungai, hanya sekedar melihat dari TV saja. Kondisi sungai saat itu juga sedang surut, jadi memungkinkan kita untuk mengambil pasir. Cara pengambilan pasirnya sangat sederhana, cukup dengan menggunakan tangan kita tanpa bantuan alat apapun. Jadi saya dan anggota kelompok yang laki-laki ikut warga untuk turun ke sungai. Sementara itu anggota kelompok yang perempuan pergi untuk membantu memasak dengan ibu-ibu setempat, menyiapkan konsumsi makan siang nantinya. Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 113
Saat sudah turun ke sungai, kami semua jongkok di sepanjang pinggiran sungai kemudian dengan menggunakan tangan kami semua mengeruk-ngeruk dasar sungai untuk mendapatkan pasirnya. Tetapi hal itu tak semudah yang saya bayangkan. Pasalnya disaat kita mengeruk dasar sungai menggunakan tangan, banyak sekali bebatuan yang besar dan tajam. Jadi saya harus membuang terlebih dahulu batu-batu tersebut sebelum dapat mengambil pasir yang ada di dasar sungai. Belum lagi banyak terdapat pecahan-pecahan kaca yang dapat melukai tangan kita. Setelah batu-batu disingkirkan, barulah kita dapat mengambil pasir di dasar sungainya. Dengan hanya menggunakan tangan, sedikit demi sedikit pasir saya kumpulkan ke sebuah ember yang sudah disediakan. Jadi setiap dua sampai tiga orang disediakan satu ember untuk menampung pasirnya. Pasir yang dikumpulkan pun, kalau bisa jangan sampai tercampur dengan batu-batu kecil. Saat saya dan teman-teman kelompok mencobanya, masih banyak bebatuan kecil yang ikut tercampur, tetapi warga memakluminya karena memang kami baru pertama kali melakukannya. Kami pun untuk mengisi 1 ember penuh saja cukup lama, berbeda dengan warga Cipayung yang sudah biasa sehingga 1 ember penuh hanya berkisar 10 menit saja. Kemudian ketika ember tersebut sudah penuh, maka ember berisi pasir tersebut diangkut ke samping jembatan untuk dikumpulkan serta untuk memisahkan dengan batuan-batuan yang tercampur. Selain itu saya juga ikut merasakan bagaimana menggotong batu-batu besar dari sungai yang akan digunakan nantinya. Batu-batu pun didapatkan dari sungai, dikumpulkan sedikit demi sedikit. Proses pengumpulan pasir dan batu memakan waktu cukup lama. Dari mulai gotong royong sekitar pukul 9 pagi hingga selesai pada jam 1 siang. Ibarat peribahasa yang berbunyi “Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit”. Pasir dan batu yang dikumpulkan sedikit demi sedikit tersebut, lama-lama menjadi banyak dan siap untuk digunakan. Setelah selesai kami semua beristirahat untuk makan siang yang sudah disiapkan oleh ibu-ibu yang dibantu oleh teman kelompok kami yang perempuan. Walaupun lauknya sangat sederhana, tetapi sangat terasa nikmat karena sedang lapar-laparnya dan juga lelah sehabis bergotong royong mengumpulkan pasir dan batu. Ditambah lagi makannya pun bersama-sama dengan para warga, rasa ke-keluargaan-nya sangat kental terasa. Saya sangat senang bisa ikut membantu di tengah-tengah masyarakat ini. 114 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Setelah selesai beristirahat, gotong royong pun dilanjutkan. Sekarang saatnya membuat adukan semen dan pasir, yang akan digunakan untuk pondasi pegangan jembatan. Perlahan tapi pasti, bagian-bagian jembatan yang tadinya belum ada pun menjadi ada dan bahkan sudah hampir selesai. Saat itu kami berbincang dengan warga, membicarakan tentang prasasti yang terbuat dari keramik yang bertuliskan nama jembatan dan lokasi jembatan yang nantinya akan diletakkan di jembatan tersebut, sebagai kenang-kenangan bahwa KKN BERKIBAR pernah ikut serta membantu pembangunan jembatan ini. Tetapi sempat terjadi sedikit ketegangan, karena prasasti yang sudah kami buat itu tertulis lokasi jembatan di kampung Kadusewu, secara lokasi memang sudah benar, dan kami pun sebelumnya sudah berkoordinasi dengan ketua RT terkait penulisan prasasti ini. Namun warga Cipayung yang melakukan gotong royong ini tidak bisa menerimanya, mereka ingin yang tertulis adalah kampung Cipayung, bukan Kadusewu. Karena jembatan ini bisa dibangun atas swadaya masyarakat Cipayung itu sendiri tanpa bantuan warga Kadusewu. Akhirnya, saya dan teman-teman pun memutuskan untuk mengganti prasasti tersebut dengan prasasti baru, di mana jembatan tersebut akhirnya dinamakan “ Jembatan Batu Doyong ” karena memang bawah jembatan tersebut terdapat sebuah batu besar yang sedikit miring. Dan tulisan lokasi diprasastinya pun diubah yang tadinya kampung Kadusewu menjadi kampung Cipayung. Warga pun bisa menerimanya dan sekarang prasasti tersebut sudah terpasang ditugu yang terdapat pada jembatan tersebut, yang nantinya saya berharap akan selalu dikenang oleh masyarakat sekitar bahwa KKN BERKIBAR UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pernah mengadakan pengabdian di tempat tersebut dan terjun langsung membantu masyarakat. Selama sebulan KKN di Desa Rabak, selain ikut serta bergotong royong membangun jembatan batu doyong, sudah banyak program kerja yang dilakukan oleh kelompok KKN BERKIBAR seperti sosialisasi pernikahan, kegiatan mengajar di SD dan di posko tempat tinggal kami, kegiatan biopori, kegiatan ekonomi kreatif untuk masyarakat yang buta aksara, membantu pembuatan akta kelahiran di lingkungan RW 03, membantu sekolah di Haniwung, merupakan kampung yang bangunan sekolahnya agak tertinggal dan akses jalannya agak sulit, membantu warga dalam sosialisasi dan pembuatan BPJS, mengadakan gotong royong dan patok jalan, serta membuat acara 17 Agustus di Desa Rabak. Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 115
Terdapat beberapa kendala selama KKN di Desa Rabak ini, terutama masyarakatnya yang anti speaker, jadi adat Desa Rabak ini tidak memperbolehkan warganya untuk menggunakan pengeras suara. Ini merupakan kendala terberat kami, karena kebanyakan acara yang kami adakan itu membutuhkan pengeras suara. Tetapi kami akhirnya mengikuti saja adat yang ada di desa tersebut, karena memang sudah tradisi turun temurun dari nenek moyang mereka dan kami pun tidak berhak untuk menggusur tradisi tersebut. Selama sebulan mengabdi di Desa Rabak ini, banyak sekali pelajaran yang dapat saya ambil. Kita harus bisa menghargai perbedaan yang ada, karena perbedaan itu bukan suatu hal yang harus kita benci, justru perbedaan adalah suatu hal yang harus disyukuri, karena melalui perbedaanperbedaan itu kita bisa melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Saya juga belajar bahwa kita harus banyak bersyukur, karena dengan bersyukur akan menjadikan hidup kita lebih bahagia. Dan juga harus bisa lebih sabar dan dewasa dalam menghadapi setiap masalah yang ada. Banyak sekali kisah, cerita, dan kenangan yang saya dapatkan dari KKN di Desa Rabak ini. Saya sendiri mengakui masih banyak hal-hal dalam kehidupan bermasyarakat yang belum saya alami dan rasakan. Semoga semua kisah ini dapat selalu dikenang dan dapat menjadi bekal bagi saya dalam menghadapi kehidupan di masyarakat nanti.
116 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
SEMANGAT WIRAUSAHA KAMPUNG BUTA AKSARA Oleh : Diah Ayuningtyas Mengurus rumah tangga adalah pekerjaan pokok sebagian besar ibuibu di Desa Rabak, Kamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci piring dan baju, memasak, menyetrika baju, serta mengurus anak merupakan kewajiban bagi ibu-ibu Desa Rabak. Sementara sang suami pergi bekerja di peternakan ayam yang jaraknya tak jauh dari kediaman mereka, ibu-ibu di desa ini sudah siap memulai pekerjaannya, yakni merapikan rumah sekaligus menjaga segala isi yang berada di dalamnya. Namun, ada pula beberapa ibu di Desa Rabak yang membantu menopang ekonomi keluarga dengan bekerja dari pagi hingga sore hari di perusahaan peternakan ayam milik pendatang. Anak-anak kecil berseragam merah putih berpamitan kepada Ibu mereka masing-masing dan siap berjalan kaki menuju Sekolah Dasar yang jarak tempuhnya lumayan membuat dahaga. Setelah ayah dan anak pergi, sang ibu kembali fokus pada kesibukannya. Itulah pemandangan yang nampak di pelupuk mata saya setiap pagi, tepat ketika saya membuka pintu rumah yang saya huni selama sebulan mengabdi di Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Rumah yang cukup lebar dengan lingkungan yang asri ditambah tetangga yang ramah, sungguh membuat saya merasa betah, setelah sekian lama berada di tengah hiruk pikuk kota dengan makhluk yang bersikap saling acuh tak acuh. Hanya saja, bau menyengat kotoran ayam yang datangnya dari peternakan ayam yang temboknya menempel dengan dinding rumah sering mengganggu indera penciuman saya. Namun, semakin lama saya tak menghiraukan hal itu, semakin lama saya semakin terbiasa dengan keadaan lingkungan di Desa Rabak. Lingkungan yang asri dengan jajaran bukit dan gunung yang hijau di Desa Rabak ini tentunya tak selalu tampak sempurna. Segala keindahan alam dan ciptaan yang Kuasa itu tertutup oleh akses jalan yang berlubang dengan bebatuan terjal, itu yang saya rasakan selama kurang lebih 2 jam perjalanan menuju Desa Rabak, kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Kondisi jalan tidak layak rupanya akibat kendaraan besar yang setiap hari melintas dan menggilas aspal hitam yang telah hancur. Kendaraan besar itu 117
membawa muatan batu, pasir dan besi, namun ada pula beberapa kendaraan yang berasal dari perusahaan peternakan ayam yang letaknya di Desa Rabak. Tak heran jika jalan desa sehancur ini, ditambah lagi melihat lokasi desa yang berdekatan dengan kota, sungguh ironi. Lebak Salak, itulah nama kampung yang menjadi tempat saya mengabdi selama satu bulan. Warga di desa ini sangat terbuka dan menerima kedatangan saya dan Tim KKN BERKIBAR. Pertama kali saya menginjakkan kaki di kampung ini pukul 18.30 WIB, disambut oleh udara malam yang dingin serta suasana pedesaan yang hening sekaligus sepi karena penduduknya berdiam diri dalam rumah mereka masing-masing. Namun, beberapa saat kemudian, banyak warga yang berdatangan membantu saya dan tim untuk menurunkan barang bawaan yang tak terhitung jumlahnya dalam mobil. Kehangatan warga Kampung Lebak Salak langsung menyelimuti saya, meyakinkan diri saya bahwa saya akan merasa betah mengabdi di Kampung Lebak Salak ini. Seluruh lapisan warga menyambut kami dengan antusias yang tinggi, mulai dari orang tua, remaja, hingga anak-anak semua menerima keberadaan kami. Setiap hari, posko tidak pernah sepi dari warga yang ada keperluan atau hanya sekedar singgah untuk melihat kegiatan yang saya dan tim KKN BERKIBAR lakukan. Yang paling sering datang ke posko kami adalah tunastunas bangsa, yakni anak-anak kecil yang dengan semangatnya membaca buku bacaan yang sudah kami sediakan, buku yang kami bawa dari Jakarta hasil sumbangan dari banyak pihak. Buku yang kami dapatkan dari sumbangan sangat beragam, mulai dari buku cerita, buku pintar, atlas, komik, serta novel. Antusias membaca anak-anak di Kampung Lebak Salak patut diacungi jempol. Perkenalan dengan Kepala Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pertiwi, Ibu Siti Aminah, membuka jalan bagi saya dan teman-teman untuk mengenal Ibu-Ibu di Kampung Baru. Masih berada di wilayah Desa Rabak yang jaraknya tak terlalu jauh dari Posko KKN BERKIBAR, dari Kampung Lebak Salak. Awalnya, saya datang ke rumah sekaligus PAUD Ibu Aminah hanya sebatas meminta izin untuk mengajar di PAUD yang Ibu Aminah bina. Namun, perbincangan semakin jauh, Ibu yang akrab disapa Bunda Min ini memberitahukan bahwa beliau sedang menjalankan program belajar mengajar bagi Ibu-Ibu yang Buta Aksara di Kampung Baru RW 01 Desa 118 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Rabak. Buta aksara adalah ketidakmampuan seseorang dalam membaca, menulis, dan berhitung sedangkan sudah menginjak usia lanjut. Tanpa basa-basi, langsung saja Bunda Min menawarkan saya dan tim KKN BERKIBAR untuk turut mengajar. Sontak saya dan teman-teman bahagia bukan main dan kami mengambil kesempatan ini. Di Desa Rabak masih besar jumlah ibu-ibu yang belum mampu membaca, menulis dan berhitung, mengingat sulitnya mendapat pendidikan yang layak semasa dulu karena keterbatasan biaya dan kondisi ekonomi yang serba kekurangan. Selain di Kampung Baru, Kampung Palias dan Kampung Cipayung merupakan kampung yang menjadi tempat program pengajaran bagi buta Aksara. Sosok Ibu Siti Aminah adalah salah satu yang menginspirasi saya karena kegigihan dan keikhlasan beliau untuk membantu sesama, khususnya dalam bidang pendidikan. Saya datang ke rumah Bunda Min hari Selasa (02 Agustus 2016), program mengajar di Kampung Baru biasa diadakan setiap hari Rabu pukul 14.00 WIB. Oleh karena itu, saya membuat janji dengan Bunda Min untuk ikut mengajar di Kampung Baru keesokan harinya. Saya dan teman-teman dihampiri oleh Bunda Min kira-kira pukul setengah dua siang dan langsung kami bergegas ke Kampung Baru yang jaraknya tidak terlalu jauh dari posko KKN BERKIBAR, kira-kira menempuh waktu 15 menit perjalanan. Anggota KKN yang ikut hanyalah anggota perempuan. Kampung Baru termasuk kampung yang masih sangat menjaga tradisi, kampung itu hening belum tersentuh pengeras suara dan tidak ada televisi di setiap rumah. Sungguh berbeda dengan suasana di Jakarta yang ramai dan pikuk dengan pengeras suara dan suara berisik bersumber dari benda-benda elektronik. Kira-kira berjumlah tiga puluh orang, ibu-ibu menyambut kami dengan wajah berseri. Saya langsung saja berkenalan dengan ibu-ibu dan menjelaskan apa dan bagaimana maksud kedatangan saya dan teman-teman ke Kampung Baru. Kegiatan belajar mengajar ini berlangsung di kediaman Ibu Ocang, begitu sapaan ibu-ibu kepada sang tuan rumah, saya tidak tahu persis nama aslinya. Sudah tiga bulan lamanya ibu-ibu kampung baru belajar di kediaman Ibu Ocang yang ikhlas menjadikan rumahnya menjadi sekolah darurat. Ditengah keterbatasan, ibu-ibu masih giat belajar meski warna rambut sudah mulai memudar dari warna hitam hampir menjadi putih, bahkan ada Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 119
yang sudah putih seluruhnya. Menggendong anak ketika belajar menjadi pemandangan biasa saat saya mengajar ibu-ibu yang mengenakan jilbab dengan gaya yang khas. Tangisan anak kecil yang sudah lelah atau jenuh karena tak dihiraukan sang ibu yang asik mengerjakan soal pun riuh terdengar, tentu saja dengan segala strategi saya harus segera mencari cara untuk meredakan tangisan anak kecil itu. Meskipun dengan keadaan yang demikian, tak ada satupun ibu yang mengeluh kelelahan sepanjang kegiatan belajar mengajar, ibu-ibu antusias mengerjakan soal yang diberikan oleh Bunda Min. Dengan bantuan buku panduan, ibu-ibu mengerjakan soal yang masih terbilang sangat mudah bagi kita yang sudah mampu membaca, menulis, dan menghitung. Namun, bagi ibu-ibu ini tentu saja sulit karena belum mengerti dan masih harus belajar. Tak jarang, tampak raut wajah senang nan bahagia dari wajah ibu-ibu ketika soal di buku panduan sudah selesai dikerjakan lalu dikumpulkan kepada Bunda Min dan ibu-ibu mendapat nilai dari hasil usahanya. Hampir dua jam lamanya kegiatan belajar mengajar berlangsung sersan, serius tapi santai, tak jarang ibu-ibu bercanda ria untuk melepas penat ketika mengerjakan soal yang diberikan sang tutor, Ibu Siti Aminah. Bahkan, saya mengajar sambil menyantap makanan khas sunda yang disuguhi oleh ibu-ibu, seperti ketimus, singkong rebus lengkap dengan gulanya, dan kerupuk yang terbuat dari beras yang saya tidak ingat namanya. Bahagia saya bisa membimbing ibu-ibu yang semangatnya tinggi dan membuat saya berkaca kepada diri saya yang tak jarang dihantui rasa malas dalam belajar, sementara ibu-ibu ini masih ingin belajar meskipun usia mereka sudah terbilang tidak muda lagi. Seperti yang sudah saya tulis di awal cerita saya bahwa mengurus rumah tangga adalah pekerjaan sebagian besar ibu-ibu di Desa Rabak. Begitu pula di Kampung Baru, ketika itu saya sedang mengajar ibu-ibu buta aksara dan ingin menumpang sholat dzuhur di salah satu rumah warga yang letaknya tidak jauh dari rumah tempat saya mengajar buta aksara. Saya melihat ibu-ibu yang sedang berbincang di teras rumah. Siang hari adalah waktu luang bagi ibu-ibu karena tidak ada kegiatan yang dikerjakan, pekerjaan rumah rata-rata sudah beres dan tinggal menanti sang suami pulang dari tempatnya mencari nafkah. Melihat keadaan yang demikian, 120 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
sayang jika waktu luang ibu-ibu tidak diisi dengan kegiatan yang produktif. Dari situ, muncullah ide untuk memberikan kegiatan pelatihan yang bermanfaat bagi ibu-ibu di Kampung Baru, Desa Rabak. Ekonomi kreatif, kegiatan yang satu ini merupakan suatu hal yang dapat menjadi peluang usaha bagi ibu-ibu di Kampung Baru, Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Salah satu program kerja KKN BERKIBAR di bidang ekonomi, ekonomi kreatif memperkenalkan kepada ibu-ibu bahwa setiap orang memiliki jiwa seni dan mampu menciptakan barang baru dengan kreasi sendiri. Dengan kreatifitas yang ibu-ibu punya, barang-barang yang sudah tak terpakai atau bekas sekalipun bisa memiliki nilai ekonomi. Dari kain bekas yang sudah tidak lagi digunakan, kancing yang sudah terlepas dari benangnya, semua memiliki nilai jual asalkan kita mampu mengolah bahan-bahan tersebut menjadi sebuah barang yang bisa memiliki harga jual. Saya penanggung jawab program kerja pelatihan ekonomi kreatif, menjadikan Kampung Baru sebagai tempat pelatihan ekonomi kreatif datang sejak saya diajak ke tempat mengajar ibu buta aksara, saya sudah meminta izin kepada Bunda Min dan beliau setuju dengan ide yang saya berikan. Saya berdiskusi dengan teman-teman mengenai hal ini, dan semua anggota setuju. Di hari pertama saya dan teman-teman mengajar buat aksara, sebelum menutup kegiatan belajar mengajar, saya mengumumkan kepada ibu-ibu bahwa kegiatan belajar mengajar buta aksara untuk minggu selanjutnya sementara ditiadakan. Raut wajah ibu-ibu mendadak berubah sedih, namun saya langsung menjelaskan bahwa ditiadakan karena akan diganti dengan kegiatan pelatihan ekonomi kreatif. Langsung terlihat wajah ibu-ibu yang murung menjadi sumringah sekaligus senang dan mau mengikuti pelatihan ekonomi kreatif yang akan kami adakan. Diantara satu minggu menuju pelatihan ekonomi kreatif, saya gunakan satu hari kembali ke Jakarta untuk membeli alat dan bahan untuk pelatihan ekonomi kreatif. Sampainya di Jakarta, saya bergegas ke pasar Cipadu untuk membeli kain perca yang masih layak pakai, kancing, benang, jarum, peniti bros dan lem tembak. Kembali ke Desa pada malam harinya, saya menyiapkan kain bekas yang sudah saya beli dengan menggambar pola dan digunting dengan ukuran yang sama. Sekitar 100 lembar kain sudah digunting dan siap untuk dibuat menjadi bros cantik. Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 121
Hari Rabu (10 Agustus 2016), sekitar jam 2 siang saat matahari sedang cantik, Ibu-ibu di Kampung Baru sudah hadir dan berkumpul di kediaman Ibu Ocang, menunggu saya dan teman-teman hadir. Sebagian teman saya sudah bersiap sejak siang hari memasang banner yang bertuliskan Ekonomi Kreatif “Menumbuhkan Semangat Wirausaha Masyarakat” itulah tema yang diangkat. Saya berharap dengan adanya pelatihan ekonomi kreatif ini, kesadaran masyarakat akan sebuah peluang usaha dapat tumbuh dan semangat masyarakat untuk berwirausaha menjadi lebih tinggi. Pelatihan dibuka dengan sambutan sepatah dua patah kata dari Ketua KKN BERKIBAR, Murojab Nugraha, sayangnya Ibu Aminah tidak dapat hadir karena ada rapat, begitu pula Pak Lurah Desa Rabak, Bapak Suherman, beliau pun tidak dapat hadir. Namun, semangat ibu-ibu tidak turun, dengan antusias mengikuti segala rangkaian acara. Membuat bros jilbab cantik, itulah yang saya dan ibu-ibu lakukan pada hari pelatihan ekonomi kreatif. Mengapa bros jilbab? Di Desa Rabak, hampir seluruh perempuan khususnya ibu-ibu menutup aurat dan menutup kepala dengan jilbab yang dalam bahasa Sunda disebut tiung. Inilah salah satu alasan saya melatih ibu-ibu untuk membuat bros, selain untuk memperkenalkan peluang usaha kepada ibu-ibu tetapi nantinya bros tersebut dapat dikenakan oleh ibu-ibu sendiri. Tidaklah mahal untuk membuat satu buah bros cantik kreasi sendiri, hanya membutuhkan kain bekas yang masih bersih, benang beserta jarum dan juga lem tembak. Taruh kancing bekas yang sudah lepas dari baju dibagian tengah bros agar semakin cantik, namun tak perlu khawatir jika tak ada kancing dapat pula menggunakan biji-bijian yang bisa didapat disekitar rumah. Sengaja saya mencari bahan yang mudah didapat, mengingat jarak pasar yang jauh dari rumah warga serta kondisi jalan yang rusak. Dengan bahan yang ada disekitar, dapat menjadi peluang bagi pemanfaatan barangbarang yang sudah tidak lagi terpakai, daripada dibuang begitu saja lebih baik dijadikan barang yang bernilai ekonomi. Dibagi menjadi empat kelompok, setiap kelompok ibu-ibu dibimbing oleh seorang mahasiswa, kain yang sudah digunting oleh saya dan temanteman dibagikan kepada ibu-ibu yang tampaknya sudah tak sabar untuk mencoba membuat bros seperti yang saya kenakan. Ibu-ibu sangat cekatan dalam membuat bros, tangan yang lincah menggunting pola dan menjahit kain menjadi pemandangan di pelatihan ekonomi kreatif sore itu. Bahkan 122 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
ibu-ibu tanpa malu bertanya jika ada yang belum paham dan mengerti bagaimana cara membuat bros tersebut. Dalam membuat bros, ada satu alat yang ibu-ibu tidak mahir benar cara menggunakannya, lilin panas yang meleleh dari lem tembak. Setelah bros sudah berbentuk bunga, sebagai sentuhan terakhir, digunakan lem tembak untuk menempelkan kancing di bagian depan dan peniti bros di bagian belakang. Awalnya, banyak yang takut menggunakan lem ini, tapi lama kelamaan ibu-ibu dapat terbiasa. Sekitar dua jam pelatihan ekonomi kreatif berlangsung, akhirnya semua kain sudah selesai dibuat menjadi bros bunga cantik yang memiliki nilai ekonomi. Kami semua berfoto bersama dan tak lupa saya dan temanteman memberi cinderamata untuk ibu-ibu di Kampung Baru ini. Alat dan bahan untuk kegiatan ekonomi kreatif kami serahkan kepada ibu-ibu kampung Baru agar kegiatan yang dapat menjadi peluang usaha ini tidak hanya terputus sampai di sini saja. Dua buah lem tembak beserta lilinnya, kain perca, benang, jarum, peniti bros dan kancing diserahkan secara simbolis kepada perwakilan Ibu-ibu di Kampung Baru, Ibu Ocang. Pemberian cinderamata disertai dengan harapan agar ibu-ibu Kampung Baru dapat mengisi waktu luang dengan kegiatan yang lebih produktif, yakni dengan membuat bros bunga atau kerajinan tangan lain yang dapat dijadikan usaha untuk menopang ekonomi keluarga. Setelah berfoto, saya bersalaman dan saling mengucap terima kasih karena telah diberi kesempatan untuk membagi ilmu yang saya dan tim KKN BERKIBAR miliki. Raut bahagia sekaligus senang nampak di setiap wajah ibu-ibu yang tangannya menggenggam 2-3 buah bros bunga cantik kreasi sendiri untuk dibawa pulang sebagai kenang-kenangan. Suka duka menjadi penghias pengabdian saya dan Tim KKN BERKIBAR selama satu bulan lamanya di Desa Rabak, canda tawa dan amarah silih berganti mewarnai rumah yang kami tinggali. Awalnya, saya berpikir akan sulit tinggal satu rumah dengan orang yang boleh dikatakan asing dan baru saya kenal, karena KKN tahun ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya. Terkadang rasa egois pun membunuh diri kami masing-masing, beradu argumen sering terjadi dalam rapat yang kami adakan setiap malam hari seusai kegiatan seharian penuh. Namun, kebersamaan selalu terasa dalam rumah kami, emosi menjadi bumbu yang justru mengeratkan kami satu sama lain. Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 123
Menghadapi masalah merupakan salah satu yang menjadi penguat antara saya dengan anggota yang lain, banyak masalah yang datang bertubi menghadang kami selama pengabdian di Desa Rabak, khususnya di Kampung Lebak Salak RT 01/RW 03. Tak pernah terbayang sebelumnya bahwa desa yang dipilihkan oleh PpM akan sesulit ini, keadaan desa yang masih kental dengan tradisi dan adat setempat menyulitkan ruang gerak kami ketika ingin mengadakan kegiatan. Sejak survey pertama Pak Mamat, Bapak RW 03, sudah mengingatkan kami untuk ikut mengalir dan melebur dengan tradisi dan adat di Desa Rabak. Tak pernah terbesit dalam benak saya nantinya di desa akan ada aturan, adat, atau tradisi yang kuat. Yang ada dibenak saya ketika berangkat menuju Desa Rabak adalah nanti saya di desa akan menjaga tata krama, selalu bilang ‘punten’ ketika berpapasan dengan warga, menjaga etika. Memang ekspektasi tidak sesuai dengan realita, terkadang yang kita ingini tidak sama dengan kenyataan yang dihadapi. Kondisi dilapangan tidak sama seperti yang ada dibayangan, malah jauh berbeda dari pandangan mata. Larangan sholat di masjid bagi wanita, itulah aturan pertama yang baru saya tahu setelah saya tinggal di Kampung Lebak Salak. Ketika survey KKN bersama tim KKN BERKIBAR, saya pernah sekali sholat di masjid Kampung Lebak Salak. Sore itu sudah masuk waktu sholat Ashar, Pak Mamat (Ketua RW 03) mengarahkan kami untuk sholat di musholla, tidak jauh dari rumah Pak Mamat. Musholla itu hening sepi, warga di sekitar musholla pun tidak ada yang keluar rumah. Saya terheran, tidak ada kamar mandi, yang ada hanya kolam besar seperti bak mandi. Langsung saja saya berwudhu dengan air di kolam besar itu dan bergegas sholat di dalam masjid, setelahnya kami beranjak pulang. Tak ada yang aneh di musholla itu, namun ternyata tempat ibadah itu disebut masjid. Setelah tinggal di Kampung Lebak Salak, ternyata musholla ada khusus wanita dan laki-laki tidak boleh ikut masuk sama halnya seperti di masjid. Jadi sewaktu survey itu, saya dan teman-teman sholat di masjid yang khusus diperuntukkan bagi laki-laki. Untung saja saya dan temanteman tidak dilihat oleh warga ketika sholat di masjid itu. Ya, inilah Desa Rabak, desa yang masih kental dengan adat, bahkan masih ada lagi tradisi yang lebih dari sekedar larangan sholat di masjid bagi wanita 124 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Anti-speaker, boleh disebut begitu, adat Desa Rabak tidak memperbolehkan warganya untuk menggunakan pengeras suara, bahkan televisi pun tak ada. Memang cukup aneh rasanya ketika saya tidak mendengar suara panggilan untuk sholat seperti di Jakarta, saya hanya memperhatikan jam sebagai patokan untuk waktu sholat. Namun, di Kampung Lebak Salak bisa dibilang tidak terlalu patuh kepada adat, di depan rumah yang Tim KKN BERKIBAR jadikan posko, ada warga yang setiap hari setiap pagi menyetel lagu dangdut. Bang Ceret, warga menyapanya, bapak berputra dua ini tidak peduli dengan adat setempat yang anti-speaker, justru beberapa buah speaker aktif berukuran besar ia biarkan berdiri di teras rumahnya. Pak Mamat, Ketua RW 03 mengaku sudah beberapa datang ke rumah Bang Ceret untuk menegur. Namun ia tetap saja begitu, selama yang disetel bukan yang menyinggung agama jadi tidak apa, ujarnya. Ada sesepuh Desa Rabak yang tinggal di Kampung Lebak Salak, akrab disapa Ba Haji katanya berusia 120 tahun, anehnya jika Ba Haji lewat depan rumah Bang Ceret, dangdut yang volume-nya super kencang langsung kecil seketika. Walaupun Bang Ceret melanggar aturan, tetapi ia masih tetap menghargai keberadaan sesepuh desa. Anti-speaker merupakan kendala utama yang saya dan teman-teman rasakan, terutama ketika ingin mengadakan penutupan KKN (24 Agustus 2016). Rencana membuat panggung gembira kecil-kecilan dengan menampilkan bakat anak-anak Kampung Lebak Salak, semua gagal karena terbentur tradisi. Sudah izin kesana kemari tetapi tetap tidak bisa kami mengadakan panggung gembira, alhasil kami mengubah haluan mengikuti aturan, acara menjadi syukuran dilanjut dengan ngeliwet bersama warga dan menonton bareng film perjuangan bersama anak-anak karena masih dalam suasana kemerdekaan. Meskipun tidak ada panggung gembira, justru saya bahagia bisa merasakan kebersamaan dengan warga khususnya ibu-ibu Kampung Lebak Salak yang membantu kami ngeliwet dan memasak sedari siang hingga malam menjelang. Acara penutupan yang sederhana justru membuat saya dan teman-teman lebih merasa berkesan, daripada memaksakan acara panggung tetapi memancing keributan. Lebih senangnya lagi, semua lapisan warga turut membantu dan mendukung acara penutupan pengabdian kami, aparat Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 125
dan sesepuh desa pun turut hadir, seperti Bapak Suherman (Kepala Desa Rabak), Ba Haji (Sesepuh Desa Rabak), Pak Mamat (Ketua RW 03), dan seluruh warga Kampung Lebak Salak. Menyelesaikan berbagai masalah di sebuah desa dalam kurun waktu satu bulan tidaklah cukup, waktu yang sebentar itu hanyalah menjadi dialog antara saya dan masyarakat mengenai kehidupan. Saya dan tim KKN BERKIBAR menjadi sebuah jembatan kokoh antara warga dengan masalah sehingga terwujud jalan perdamaian diantara keduanya. Berada di tengah masyarakat Desa Rabak selama satu bulan mengabdi membuat saya lebih mengerti bahwa dalam hidup kita ada saat di mana kita harus berbagi dengan sesama. Mengalami sendiri bagaimana kehidupan masyarakat desa membuat saya lebih bersyukur dalam hidup karena belum tentu orang lain punya apa yang telah kita punya. Konteks berbagi tidak hanya berupa materi, tetapi dapat berupa ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang kita bagi akan terus dikenang dan mengalir hingga nanti kita kembali berjumpa dengan orang yang kita beri, karena dalam pertemuan tidaklah ada perpisahan, yang ada hanyalah sama-sama berjalan tetapi di ruang dan waktu yang berbeda. Pengabdian dalam jangka waktu yang tidak lama ini dapat menjadi pembelajaran serta menjadi kepingan pengalaman sebelum saya dan teman-teman terjun langsung meghadapi masyarakat yang sebenarnya di kehidupan kami kelak. Lantunan kata terima kasih tidak berhenti terucap dari bibir saya, begitu saya berpisah dengan warga Desa Rabak, khususnya Kampung Lebak Salak RW 03 yang sudah mau membantu dan mendukung saya dan Tim KKN BERKIBAR. Seperti keluarga sendiri, begitulah masyarakat Desa Rabak memperlakukan kami. Membantu kami ketika kami kesulitan, memberi solusi jika kami sedang kebingungan, dan menasehati ketika kami salah mengambil langkah. Saya berjanji pada diri saya, suatu saat saya akan kembali ke Desa Rabak untuk menggali semua kenangan yang telah saya alami dan dapati di Desa Rabak. Meski sudah bekerja keras selama satu bulan, masih banyak isu sosial dan permasalahan yang belum terselesaikan oleh saya dan Tim KKN BERKIBAR. Waktu yang tidak cukup serta tenaga 11 (sebelas) orang yang terbatas tidak mampu mencakup kesemuanya. Oleh karena itu, saya 126 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
memohon kepada pihak PPM untuk menjadikan Desa Rabak sebagai lokasi pengabdian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di tahun-tahun berikutnya.
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 127
“Teruslah berusaha sampai kau bisa mendapatkan keinginanmu” -Cahyo Nugroho-
128 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
DESA RABAK, 1 DESA 1 BULAN 1000 CERITA Oleh: Cahyo Nugroho
A.
Persepsi mengenai lokasi KKN dan Kendala
Setelah satu bulan menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN ) maka yang terbesit di pikiran saya adalah ucapan rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena berkat rahmat dan petunjuk-Nya saya mampu menyelesaikan program KKN, tanpa adanya banyak kendala di dalam pelaksanaannya. Selain itu untuk kedua orang tua yang memberikan dukungan baik materi dan moral dan teman-teman kelompok 117 / KKN BERKIBAR yang selalu kompak dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dan menjalankan program kerja selama pelaksanaan KKN. Program KKN awalnya merupakan sesuatu yang menganggu pikiran saya. Karena yang terbesit di dalam pikiran saya KKN merupakan suatu kegiatan yang berada di dalam suatu desa dan lebih banyak bersinggungan langsung dengan masyarakat yang memiliki budaya yang berbeda-beda, adapun tujuannya untuk mengenal masyarakat dan dinamika yang ada di dalam kehidupan sehari-hari dari sudut pandang yang berbeda. Apabila setiap hari saya lebih terbiasa dengan kehidupan di Ciputat, namun selama KKN saya terbayang dengan kehidupan desa dan yang menjadi permasalahan utama adalah jangka waktu yang tidak sebentar serta temanteman yang belum saya kenal sebelumnya. Selain itu pelaksanaan KKN ini juga mengurangi waktu libur saya, karena mau tidak mau saya harus menjalankan kegiatan ini selama satu bulan penuh, dan selesainya kegiatan ini saya langsung dihadapkan dengan rutinitas kuliah dan harus disibukan dengan tugas-tugas kuliah yang tidak kunjung berhenti. Selain itu saya juga memiliki kecenderungan sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, maka yang saya khawatirkan adalah saya tidak mampu berbaur dengan masyarakat yang ada di lokasi KKN saya nanti. Saya juga berpikir mengenai apa yang akan saya perbuat selama KKN berlangsung. Mungkin fakultas saya cocok untuk bersinggungan dengan masyarakat, namun jurusan perkuliahan yang saya ambil yaitu Ilmu 129
Hubungan Internasional yang menjadikan kendala sekaligus tantangan tersendiri. Selain itu KKN juga merupakan bentuk pengabdian yang mana tindakan pengabdian tersebut sesuai dengan tri-dharma perguruan tinggi. Berbeda dengan magang yang mana keilmuan saya dapat diaplikasikan langsung dengan situasi lapangan, namun semasa KKN berbeda dengan situasi magang, tetapi menurut saya pengabdian kepada masyarakat bentuknya berbeda-beda tidak harus KKN di desa, dengan magang yang saya lakukan di BNP2TKI (Badan Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia) juga merupakan pengabdian. Sehingga hal yang muncul dipikiran saya adalah bagaimana saya dengan cepat melewati KKN dan mendapatkan nilai, karena KKN merupakan salah satu mata kuliah prasyarat untuk mengajukan skripsi. B.
Persepsi kelompok
Sebelum adanya kabar beredar mengenai pembagian kelompok ditentukan oleh PPM, saya dan teman-teman baik yang berasal dari SMA yang sama dengan saya maupun teman-teman di fakultas lain dan saya sudah merencanakan untuk membentuk sebuah kelompok KKN. Memang rencana tersebut belum terealisasi, ada informasi dari PPM mengenai kelompok sudah ditentukan dari kampus. Sehingga saya merasa kecewa dan khawatir akan mendapatkan teman yang tidak sesuai yang berdampak pada kurang maksimalnya pelaksanaan KKN. Selain itu apabila kelompok bentukan PPM yang saya khawatirkan adanya perbedaan pendapat atau konflik internal yang dapat memecah belah kelompok, karena satu sama lain belum saling mengenal dan berasal dari latar belakang yang berbeda. Acara pembekalan dari PPM merupakan awal dari bertemu dan terbentuknya kelompok 117. Karena belum saling mengenal maka awal pertemuan tersebut tidak berjalan akrab dan banyak diantara anggota kelompok yang memilih untuk diam. Seiring berjalannya waktu, kelompok ini semakin akrab dan semakin harmonis. Namun ada satu kendala yang tidak dapat hilang dari kelompok ini, yaitu budaya tidak tepat waktu termasuk saya juga demikian. Tetapi meskipun adanya hal buruk tersebut saya merasa kelompok ini sangat kompak dan seluruh anggota kelihatannya terbiasa bekerja secara tim. Pengamatan saya terbukti ketika pembagian kerja sebelum keberangkatan sangat terstruktur dan tidak saling tumpang tindih. 130 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Setelah ditentukannya penempatan desa oleh pihak PPM, kami mendapatkan lokasi di Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Setelah itu kami memutuskan untuk survey bersama-sama. Kebetulan kami mendapatkan lokasi yang tidak terlalu jauh dari Ciputat, sekitar satu setengah jam dengan menggunakan sepeda motor. Namun lokasi dekat bukan berarti tidak ada permasalahan, kendala yang muncul di lokasi berupa akses jalan yang sangat tidak baik, dan debu ketika panas yang berterbangan. Sedangkan ketika hujan banyak lubang jalanan yang tertutup air dan lumpur sehingga membahayakan pengguna jalan, dan jalanan banyak dilewati oleh truk-truk pasir dan ternak. Sesampainya di desa kami mengunjungi kantor desa bersama dua kelompok lain, dan meminta info desa dan lokasi yang akan dijadikan tempat KKN. Setelah itu disepakati lokasi KKN di RW 01, 02 dan 03. Setelah melakukan perundingan akhirnya kami mendapatkan lokasi di RW 03. Beberapa hari kemudian kami melakukan survey lagi dengan mengunjungi ketua RW 03 yang bernama Bapak Mamat untuk memberi informasi bahwa kami akan melaksanakan KKN selama satu bulan di RW 03 dan beliau bersedia membantu kami untuk mencarikan tempat tinggal selama KKN di Desa Rabak. Dan berkat bantuan beliau, saya dan kelompok 117 mendapatkan tempat tinggal di rumah Bapak Lomri. Tanggal 25 Agustus setelah dilakukannya pelepasan oleh pihak kampus. Maka kelompok kami memutuskan untuk mengambil sebagian barang yang akan dibawa. Saya selaku divisi akomodasi bertugas untuk memikirkan bagaimana urusan keberangkatan kelompok dari kampus ke lokasi KKN, sehingga saya mencarikan kendaraan untuk membawa barang dan perlengkapan selama KKN. Sesampainya di sana pada malam hari, kami langsung memutuskan untuk menurunkan barang-barang. Ternyata kekhawatiran saya mengenai warga desa, seketika hilang ketika kami datang, banyak warga yang antusias untuk membantu kami menurunkan barang-barang kami, bahkan ada beberapa anak SD yang berkunjung, nampaknya mereka tertarik dengan keberadaan kami di lingkungan mereka. Keesokan harinya, saya berupaya mengambil kekurangan barang dan membantu persiapan untuk acara pembukaan pada tanggal 26 Agustus. Pembukaan tersebut berlangsung lancar dengan dihadiri
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 131
oleh para aparat desa, yang menandakan kami sudah resmi untuk mengabdi di Desa Rabak RW 03. Sebulan bersama kelompok 117, menjadikan saya dan anggota kelompok seperti saudara sendiri. Apabila ada masalah atau kesulitan, kami selalu bersama-sama berupaya mencari jalan keluar atas permasalahan tersebut. Hal tersebut terbukti dari banyaknya Program Kerja ( proker ) yang dilakukan, dan sampai saat pulang semua proker dapat di selesaikan. Bahkan ada beberapa proker yang menarik, seperti membantu warga dalam membuat akta kelahiran, dan kegiatan Biopori yang mana kelompok kami dimuat oleh salah satu koran lokal yaitu Radar Bogor. Saya juga cukup senang selama KKN, karena kelompok 117 memiliki anggota yang cukup dewasa dalam pola pemikiranya. Terbukti ketika terdapat perbedaan pendapat anggota yang lain cukup menerima dengan lapang dada dan saling mendukung antara anggota yang satu dengan lainnya. Alhamdullilah selama KKN tidak ada konflik internal yang menyebabkan perpecahan sehingga membuat KKN semakin berat untuk di jalani. C.
Persepsi Desa dan Masyarakat
Kata desa memang sudah tidak asing bagi saya, karena setiap tahunnya saya juga pergi mengunjungi desa tanah kelahiran orang tua saya. Namun yang membedakan desa tanah kelahiran orang tua saya dengan desa KKN adalah, apabila di desa tanah kelahiran orang tua, saya memiliki banyak kenalan dan teman. Sedangkan di desa KKN, yaitu Desa Rabak RW 03 saya tidak mengenal siapa-siapa, jadi saya khawatir akan merasa kesulitan apabila memerlukan sesuatu. Selain itu saya juga khawatir masyarakatnya tidak ramah karena tidak semua masyarakat dapat membuka diri dengan kehadiran pendatang baru. Lokasi Desa Rabak memang tidak terlalu jauh dari Ciputat, sekitar 30 kilometer. Kesan saya selama tinggal di Desa Rabak cukup nyaman, karena wilayahnya di dekat-dekat perbukitan yang membuat suasananya agak sejuk. Tetapi kesan pertama saya ketika datang ke Desa Rabak tidak hilang, di mana akses jalan yang sangat membahayakan pengguna motor karena banyaknya lubang yang sangat besar. Selain itu dimalam hari kurangnya lampu penerangan, karena banyak daerah yang masih berupa kebun dan lahan kosong. Termasuk di lokasi rumah tinggal kelompok kami, di belakang 132 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
rumah kami terdapat banyak kebun dengan pohon yang lebat yang apabila malam jalanan di perkebunan tersebut sangat gelap, sehingga membatasi aktivitas saya hanya pada siang hari. Desa Rabak, khususnya di Kp. Lebak Salak juga terdapat banyak peternakan seperti peternakan sapi, ayam yang membuat lingkungan sekitar peternakan tersebut banyak lalat. Tidak hanya lalat, peternakan tersebut juga menimbulkan bau yang terkadang menganggu warga sekitar. Tetapi adanya beberapa peternakan besar mampu menjadi salah satu mata pencaharian warga sekitar. Selain itu di di wilayah Kp. Cipayung juga terdapat perusahaan batu yang suatu saat akan merusak alam di lingkungan itu. Menurut warga sekitar yang berbincang dengan saya truk-truk perusahaan batu dan truk-truk peternakan merupakan salah satu penyebab rusaknya jalan di Desa Rabak. Meskipun akses jalan yang kurang baik, kondisi alam di Desa Rabak dapat dikategorikan cukup indah. Saya masih bisa melihat hamparan sawah yang cukup luas, bahkan terkadang masih banyak kabut yang menambah indah pemandangan di desa ini. Pemandangan lain di desa ini juga adanya deretan perbukitan yang masih cukup indah di pandang. Bahkan akses ke perbukitan tersebut masih sulit, terlebih ketika hujan jalanan ke atas bukit tersebut sangat licin karena masih banyak tanah. Masyarakat di Desa Rabak sebenarnya cukup ramah, berbeda dengan kekhawatiran saya yang takut mereka akan tertutup dengan hadirnya pendatang baru. Setelah mereka membantu kami ketika menurunkan barang saat kedatangan kami. Minggu-minggu awal juga kami banyak kedatangan anak-anak kecil yang ingin belajar di rumah singgah kami. Saya juga di undang oleh bapak-bapak untuk beraktivitas bersama mereka, seperti mengikuti pengajian. Mereka juga sangat antusias dengan kehadiran kelompok 117 untuk membawa sesuatu yang positif di lingkungan mereka. Saya juga sering diajak berkumpul dengan warga desa dan mereka juga mengajak bermain bola bersama, sehingga saya dan kelompok mengetahui permasalahan yang ada di desa tersebut, seperti permasalahan akta, kurangnya tenaga pengajar di SD dan pelaksanaan 17 Agustusan di desa ini yang jarang dilakukan. Namun, selama kami melaksanakan KKN di Desa Rabak terdapat beberapa kendala yang muncul seperti sulitnya merangkul pemuda di wilayah Kp. Lebak Salak, karena mereka menutup diri dan malu untuk berinteraksi dengan kami. Sedangkan di Kp. Kadusewu dan Kp. Cipayung Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 133
respon mereka sangat berbeda dengan pemuda yang berada di Kp. Lebak Salak, mereka lebih terbuka dan sering mengajak ngumpul untuk sekedar ngopi ataupun berbincang-bincang. Berbeda dengan pemudanya, pemudi Kp.Lebak Salak cenderung lebih mudah berinteraksi dengan kami. Mereka sering membantu kelompok untuk memasak bersama, dan membantu saya dalam mempersiapkan lomba-lomba 17 Agustusan. Selain itu, munculnya permasalahan berupa protes warga mengenai tempat tinggal kami yang memang satu rumah antara laki-laki dan perempuan. Protes tersebut muncul dari salah satu tokoh masyarakat, maksud tokoh masyarakat tersebut baik, untuk mengurangi fitnah di kemudian hari. Tetapi kami di dukung oleh warga sekitar dan aparat desa sehingga terjadilah musyawarah antara warga desa. Kemudian permasalahan tersebut dapat di selesaikan secara musyawarah mufakat, dan hasilnya kami di izinkan untuk tetap tinggal satu rumah sampai KKN berakhir. Selama KKN sebulan, tentunya menimbulkan hal-hal yang berkesan di dalam kelompok ini. Saya dan anggota kelompok mengalami kesulitan air, karena debit sumur tidak terlalu besar sementara pemakaian air terus menerus sehingga kami harus mengirit air dan setiap sore saya selalu menimba air untuk keperluan kelompok di malam hari. Ketika waktunya mandi kami harus turun ke sebuah pesantren yang di mana pesantren tersebut terdapat kubangan besar yang mana didalam kubangan tersebut terdapat ikan lele kecil dan beberapa kepiting. Karena tidak adanya bilikbilik kamar mandi jadi kami harus mandi bergantian menggunakan sumber air tersebut, hal ini merupakan pengalaman pertama kali saya melakukan aktifitas mandi dengan keadaan seperti itu, namun kegiatan ini merupakan pengalaman baru. Kemudian, hal berkesan lainnya ketika saya dan kelompok sedang berkumpul dengan beberapa bapak-bapak, dikagetkan dengan suara teriakan orang yang melihat ular jenis sanca yang memiliki diameter kurang lebih sebesar kaki orang dewasa dan panjang sekitar 4 meter lebih. Selain itu ada yang berbeda ketika adzan, jika di wilayah rumah saya adzan dapat dikumandangkan secara lantang dengan pengeras suara, di Desa Rabak tepatnya di Kampung Lebak Salak tidak terdengar suara Adzan, karena pengeras suara tidak diperbolehkan di lingkungan tersebut. Ada yang berbeda lagi mengenai pelaksanaan Shalat Jum’at, di lingkungan ini menggunakan Do’a Kunut, hal ini merupakan sesuatu yang baru yang sebelumnya belum pernah saya temukan. 134 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Tidak hanya itu, karena di lingkungan yang baru dan cukup sepi saya sendiri terkadang sering mendengar suara-suara yang tidak diketahui asalnya, tetapi untuk menjaga agar situasi kelompok tetap kondusif saya tidak menceritakan kepada siapa-siapa. Saya juga pertama kali memelihara ayam hidup, dan terkadang memberi makan ayam tersebut. Tujuan kelompok kami memelihara ayam tersebut untuk sebagai tambahan logistik apabila kelompok kami kekurangan makanan dan rencananya akan digunakan pada waktu bakar-bakar bersama warga agar lebih saling mengenal. Saya juga sering memancing bersama teman-teman saya, dari memancing saya juga lebih mengenal warga. Untuk pertama kalinya juga saya membawa mobil bak milik pak RW yang kondisinya kurang baik, terbukti mobil bak tersebut mogok ketika saya dan teman-teman akan pulang dari Bogor dan kemudi mobil tersebut sangat berat sehingga sangat sulit di kendalikan, tetapi untungnya saya dan temanteman dapat pulang ke Desa Rabak dengan selamat. Pernah pada suatu malam dapur rumah kami hampir terbakar, dikarenakan salah satu anggota kelompok kami lupa untuk mematikan kompor yang di gunakan untuk menyalakan lilin karena situasi pada saat itu sedang mati lampu dan diatasnya terdapat penggorengan berserta minyaknya yang membuat api semakin besar dan kami berupaya untuk memadamkan api tersebut. D.
Apa yang sudah saya lakukan untuk Desa Rabak?
Sebelumnya saya masih bingung apa yang akan saya lakukan di Desa Rabak, namun berkat bantuan kelompok 117 yang solid dan kompak. Saya dan kelompok berhasil membuat berapa program kerja. Seperti kegiatan, sosialisasi pernikahan, kegiatan mengajar di SD dan di posko tempat tinggal kami, kegiatan biopori, kegiatan ekonomi kreatif untuk masyarakat yang buta aksara, membantu pembuatan akta kelahiran di lingkungan RW 03, membantu sekolah di Kampung Haniwung, merupakan kampung yang bangunan sekolahnya agak tertinggal dan akses jalannya agak sulit, membantu warga dalam sosialisasi dan pembuatan BPJS, mengadakan gotong royong dan patok jalan serta membantu warga juga dalam membangun jembatan batu doyong yang merupakan penghubung antara Kampung Cipayung dan Kampung Haniwung dan membuat acara untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus di Desa Rabak. Saya diberikan kepercayaan oleh kelompok 117 untuk menjadi Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 135
penanggung jawab acara tersebut di RW 03 Desa Rabak dan pengobatan gratis yang merupakan program kerja bersama. Saya berusaha sebisa mungkin membantu teman-teman dalam menyelesaikan program kerja yang sudah di sepakati bersama oleh kelompok 117. Karena melihat antusiasme warga ketika kami melakukan suatu kegiatan mereka selalu ingin membantu dan turut serta berpartisipasi. Seperti dalam acara penyuluhan nikah, yang mendapat sambutan positif dari warga. Selain itu kelompok kami juga berupaya menanamkan kecintaan terhadap lingkungan dan membantu persoalan warga apabila musim kemarau air sulit di dapat. Padahal wilayah tersebut masih wilayah perbukitan, maka program biopori yang dilaksanakan di sekolah diharapkan mampu mengatasi permasalahan warga. Tidak berhenti sampai di situ, di lingkungan Desa Rabak ternyata masih banyak yang mengalami permasalahan buta aksara, karena banyak dari mereka yang tidak bersekolah. Kami berupaya untuk membantu mereka dengan membuat mereka terus berkarya, karena tidak bersekolah bukan berarti tidak dapat berkarya. Menanggapi keluhan masyarakat bahwa banyaknya warga yang tidak memiliki akta kelahiran dan BPJS maka kelompok kami berupaya mengambil inisiatif untuk membantu untuk mensosialisasikan BPJS dan membantu membuatkan akta kelahiran. Karena Desa Rabak RW 03 tidak memiliki batas desa dan nama kampung, maka kami berupaya membuatkan patok jalan sebagai penanda. Untuk membantu dibidang pendidikan, kelompok 117 berupaya membagikan buku dan papan tulis untuk sekolah di Kampung Haniwung dan SD 01 Rabak. Tidak hanya membagikan kelompok 117 juga membantu dalam mengajar, karena di sekolah SD 01 Rabak kekurangan tenaga pengajar. Selain itu kelompok 117 juga membantu percepatan penyelesaian jembatan agar lebih memudahkan warga sekitar untuk beraktifitas. Karena kelompok 117 sudah memberikan kepercayaan kepada saya untuk melaksanakan bermacam-macam lomba untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia, maka saya dibantu oleh seluruh anggota kelompok dan beberapa warga Desa Rabak RT 01 RW 03 memikirkan konsep untuk acara peringatan hari kemerdekaan di Kp. Lebak Salak dan Kp. Haniwung. Karena terbatasnya waktu dan anggaran jadi saya mengupayakan acara tetap berlangsung, yang terpenting adalah adanya semangat dan antusiasme warga dengan perlombaan yang akan kami buat. 136 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Rencana perlombaan memperingati 17-an, seperti lomba panjat pinang yang di ikuti oleh pemuda-pemuda. Sedangkan untuk anak kecil seumuran SD sampai SMP, saya memutuskan untuk membuat lomba-lomba yang sering diperlombakan, seperti balap karung, lomba makan kerupuk, lomba ambil uang koin didalam buah, lomba pecah air menggunakan paku, lomba memasukan paku kedalam botol. Ketika mempersiapkan lomba-lomba tersebut saya mendapatkan kesulitan karena banyaknya anggota kelompok yang memang sedang dalam keadaan yang kurang sehat dan lokasi perlombaan yang belum diketahui. Selain itu permasalahan lain yang muncul sulitnya berkomunikasi dengan para perserta lomba karena tidak diizinkan menggunakan pengeras suara. Setelah melakukan rapat akhirnya disepakati bahwa lomba dilakukan di halaman rumah salah satu warga desa dan saya juga di izinkan untuk menggunakan pengeras suara. Setelah semua rencana sudah matang, barulah saya dan kelompok membeli perlengkapan lomba seperti hadiah untuk lomba panjat pinang, dan perlombaan anak-anak. Untuk lomba panjat pinang saya dan kelompok hanya membantu untuk mendirikan pinang dan mengatur jalannya lomba, saya dan kelompok tidak ikut bermain panjat pinang. Hadiah yang di dapat memang bukanlah barang-barang mewah, tetapi mereka lebih senang dengan kebersamaannya. Karena lomba panjat pinang tidak dapat dilakukan sendirian, jadi mereka harus saling membantu satu sama lain. Sama dengan halnya di jaman penjajahan apabila ingin mengusir Belanda dan Jepang tidak dapat dilakukan secara sendirian tetapi secara bersama sama. Ketika sampai di puncak barulah mereka mendapatkan kemenangan. Lomba panjat pinang ternyata mendapatkan respon yang positif dari para pemuda, yang sebelumnya banyak pemuda yang sulit untuk sekedar diajak ngobrol, pasca lomba tersebut banyak diantara mereka yang mengajak kami untuk ngumpul bersama. Lomba yang selanjutnya adalah lomba-lomba untuk anak-anak yang dilakukan keesokan harinya, yaitu tanggal 18 Agustus. Saya dan kelompok mempersiapkan peralatan lomba. Saya juga di bantu beberapa pemuda dalam menyiapkan lomba untuk anak-anak dan berharap mereka sangat antusias. Karena menurut para pemuda Kp. Lebak Salak jarang melaksanakan lomba 17 Agustusan. Ternyata dugaan saya benar, ketika persiapan lomba belum selesai, banyak anak-anak yang berupaya untuk datang dan mendaftar lomba. Akhirnya saya memutuskan untuk membagi Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 137
tugas, sebagian menyelesaikan dan sebagian menerima dan mencatat nama anak-anak yang akan ikut lomba. Ketika lomba berlangsung, warga sangat antusias datang ke tempat diadakannya acara perlombaan, baik yang mau mengikuti perlombaan, ataupun yang datang hanya untuk menyaksikan perlombaan. Bahkan ada anak-anak yang ikut di lebih dari satu lomba. Anak-anak tersebut juga kelihatannya tidak terlalu tertarik dengan hadiahnya, karena mereka menginginkan suasana lomba dan kebersamaannya. Terlebih lagi di kampung tersebut baru pertama kali melaksanakan acara seperti itu. Saya pun merasa senang karena acara lomba sudah berjalan dengan lancar. Dan akhir acara saya dan kelompok memutuskan untuk berfoto bareng dengan panitia lomba sebagai dokumentasi. Setelah itu malam harinya kami memutuskan untuk makan bersama di rumah singgah atau posko kami. Sebenarnya masih banyak cerita yang dapat di ceritakan selama KKN di Desa Rabak. Karena ketika kepulangan kami banyak anak-anak dan orang dewasa yang merasa sedih. Termasuk saya yang sebelumnya menganggap KKN itu hal yang menyusahkan, tapi ternyata tidak. Senang rasanya menjadi orang yang dibutuhkan masyarakat luas terutama, masyarakat Desa Rabak. Karena banyak masyarakat terutama anak-anak Desa Rabak menginginkan kami untuk tinggal lebih lama, tetapi karena saya harus kembali menjalani rutinitas saya sebagai mahasiswa maka saya harus kembali ke rumah dan bersiap-siap untuk berkuliah. Tidak hanya itu banyak warga desa yang mengharapkan komunikasi jangan pernah putus antara kami dan masyarakat Rabak RW 03. Pelaksanaan KKN di Desa Rabak, meninggalkan banyak kesan dan cerita yang berakhir manis dan mendapatkan banyak pesan berharga dari kehidupan masyarakat Desa Rabak.
138 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
BIOPORI SELAMATKAN NEGERI Oleh : Muhammad Fadel Eldrid
A.
Pengantar
Awal saya mengetahui kegiatan yang diadakan pada setiap tahun oleh Universitas ini, saya berpandangan bahwa KKN adalah suatu hal yang mungkin saja penuh makna dan sudah sepantasnya dilakukan oleh setiap mahasiswa. Dalam KKN ini seorang mahasiswa dapat belajar langsung bagaimana memahami keadaan masyarakat di Indonesia dan apa saja kiranya yang dapat mereka bantu untuk masyarakat dengan segala bentuk pengetahuan mereka selama mereka menempuh pendidikan. Seorang mahasiswa diharuskan terjun langsung ke lapangan dengan di bekali beberapa pengetahuan mereka yang telah mereka dapat selama ini. Namun ketika seorang mahasiswa di tempatkan langsung di suatu desa atau suatu tempat yang di mana biasanya tempat itu bisa dikatakan sangat tertinggal ataupun jauh sekali dari kata modern, mereka pasti akan menemukan suatu masalah atau hal sulit yang harus mereka selesaikan dengan baik. Beberapa masalah yang mungkin akan mereka hadapi nantinya seperti sulitnya mereka dalam bersosialisasi dengan masyarakat setempat, menjadi penengah dalam pertikaian yang terjadi di suatu kelompok masyarakat, beradaptasi dengan adat istiadat yang ada, dan membaca apa yang tidak disukai oleh masyarakat dalam desa tersebut. Semua itu yang mungkin akan mereka alami di desa nanti selama sebulan penuh. B.
Kelompok
Ketika pertama kali pihak ppm kampus membuatkan kelompok untuk mahasiswa-mahasiswa yang mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini, saya berada di salah satu kelompok yang diamana di berikan nomor 117 yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Saya berfikir pada saat itu, orang-orang yang ada di dalam kelompok ini yang nantinya akan berkerjasama dan tinggal satu rumah bersama saya selama sebulan di desa nanti. 139
Singkat cerita, ketika di dalam Auditorium saya melihat tingkah laku beberapa teman-teman saya yang mungkin masih mempunyai sifat canggung satu sama lain karena pada hari ini kami baru saling mengenal. Pada perkenalan awal pertama saya dengan teman-teman, saya lebih diam karena mungkin saya masih baru mengenal mereka. Lanjutlah pada sekmen pemilihan ketua kelompok. Ada satu hal yang sangat saya bingungkan, karena pada sekmen ini saya bingung mengapa teman-teman saya memilih saya untuk menjadi ketua kelompok yang padahal awalnya kami semua membicara tentang bagaiman buruknya diri kami semua, dan saya rasa saya tidak pantas untuk mengemban jabatan ini. Setelah selama seminggu kami tidak bertemu dan mengadakan rapat perdana kelompok kami, di sini saya memutuskan untuk mengundurkan diri dengan digantikan oleh teman saya yang bernama Murojab Nugraha mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora. Awal rapat pertama kami ini masih membicarakan profil diri kami masing-masing. Setelah beberapa minggu, akhirnya saya dan teman teman mendapatkan nama desa yang nantinya akan kami tempati selama sebulan penuh. Desa yang kami dapati bernama Desa Rabak yang terletak di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Di sini kami juga di bimbing oleh salah satu dosen Fakultas Ushuluddin yang bernama bapak Kusmana, MA dan beliau adalah dosen saya sendiri. Setelah kami mendapatkan lokasi yang akan kami tempati nanti, kami akhirnya membuat nama kelompok ini dengan nama BERKIBAR. Kami memberi nama kelompok ini dengan nama KKN BERKIBAR karena mempunyai kepanjangan yaitu Bersatu Kita Bangun Rabak desa tempat kami tinggal nanti. Selama sebulan saya melaksanakan kegiatan KKN ini, pandangan saya terhadap kelompok saya sendiri, mereka adalah teman yang sangat baik, bahkan bisa dibilang menjadi keluarga yang baik bagi saya selama sebulan penuh di KKN ini. Selama perjalanan saya selama sebulan bersama mereka, saya tidak menemukan adanya konflik besar yang saya alami dengan mereka. Kelompok ini sangat harmonis bahkan beberapa orang di dalamnya sangat humoris dan selalu membuat hati saya senang bersama dengan mereka. Tidak hanya harmonis dan humoris saja, bagi saya mereka mempunyai sifat saling pengertian, sifat perhatian kepada teman teman mereka sendiri bahkan terhadap masyarakat. 140 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Saya sangat bersyukur mempunyai teman satu kelompok seperti mereka, walau kami semua berbeda asal atau berbeda daerah, itu tidak menjadi perbedaan diantara kami. Saya senang bisa mengenal mereka, kepribadian mereka bahkan kesulitan-kesulitan yang mereka alami dalam hidupnya masing-masing. Selama KKN, saya dan teman-teman saling melengkapi satu sama lain. Ketika beberapa orang teman saya sakit atau saya sendiri yang sakit, saya melihat begitu besar perhatian teman saya yang lainnya terhadap saya, bahkan ketika saya mendapat suatu musibah, mereka tidak sungkan sungkan untuk membantu dan menghibur saya. Suka-duka yang saya alami dengan mereka akan menjadi satu cerita bagi kehidupan saya, semua terekam dalam memori otak saya di mana tangis, canda,dan tawa bersama mereka tidak bisa dibayar dengan selembar mata uang apapun. C.
Desa dan Masyarakat
Sarana jalan yang sangat buruk, transportasi yang sangat sulit, dan bahkan polusi udara yang sangat bahaya untuk kesehatan, itulah yang pertama kali saya rasakan saat menjajakan kaki di Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor ini. Desa Rabak ini adalah salah satu desa terbaik yang menghasilkan hasil pertanian di seluruh kecamatan Rumpin. Awal kedatangan saya di desa ini, saya sempat berfikir apa yang menjadi penyebab utam jalan di desa ini menjadi hancur dan bahkan di beberapa titik terdapat lubang yang sangat lebar. Secara kasat mata memang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penyebab utama dari kerusakan jalan ini ialah beberapa truk yang lalu lalang membawa tumpukan batu dan pasir yang dibawa dari dalam desa. Di Desa Rabak ini tanaman-tanaman tumbuh subur seperti durian, singkong, jagung dan masih banyak lagi. pekerjaan rata-rata penduduk Desa Rabak ini adalah petani dan peternak. Pada Desa Rabak RW 03 ini terdapat 10 RT dan 4 kampung , yaitu Kampung Lebak Salak, Kadusewu, Cipayung, dan Haniwung. Kampung Haniwung adalah kampung yang sangat jauh dari kemajuan. Untuk menempuh kampung ini, kita diharuskan mendaki bukit selama waktu 2 jam lamanya. Kampug ini berada diatas bukit dan hanya bisa Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 141
menggunakan transportasi motor jika cuaca tidak sedang hujan. Satu hal yang dapat saya pelajari adalah semangat anak-anak Kampung Haniwung dalam menempuh pendidikan. Karena tidak mudah bagi mereka yang ingin berangkat menuju sekolahnya yang terletak di Desa Kadusewu. Mereka harus menuruni bukit dan kembali mendaki bukit untuk menuju rumah dalam kesehariannya. Hal yang paling sulit mereka alami adalah jika cuaca sedang hujan, jalanan yang licin bisa menjadi berbahaya bagi mereka, karena jalan menuju sekolah mereka hanya setapak dan dekat sekali dengan jurang. Ada satu hal yang di larang di desa ini, yaitu mengaktifkan speaker atau pengeras suara, apalagi di masjid ataupun mushola. Mengenai tempat beribadah, masyarakat di sini dalam membangun tempat beribadah tidak mau menerima bantuan dari pemertintah baik materi maupun non materi. Karena dari apa yang saya telusuri di desa ini, banyak keluh kesah masyarakat terhadap pemerintah yang ada. Keberagamaan di desa ini masih sangatlah kental. Selama saya berada di desa ini, dalam waktu seminggu banyak sekali pengajian-pengajian yang dilaksanakan serentak oleh masyarakat. Pengajian rutin yang dilakukan oleh masyarakat di desa ini dipisah baik laki-laki maupun perempuan dan juga pengajian rutin anak-anak. Selama saya di desa ini, saya sempat berbincang dengan beberapa masyarakat tentang keluh kesah mereka terhadap hal lain. Di sini saya menemukan suatu hal yang mungkin bisa dibilang berdampak buruk untuk masyarakat itu sendiri. Masyarakat di Desa Rabak ini banyak yang tidak mempunyai akta kelahiran dan buku nikah. Terbukti hal itu ketika saya berbicara oleh salah seorang warga yang di mana anaknya tidak dapat melanjutkan prestasi sampai tingkat kabupaten dikarenakan tidak memiliki identitas diri atau akta kelahirannya.
142 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
D.
Biopori Selamatkan Negeri
Pada hari pertama pelaksanaan KKN ini, saya dan beberapa teman saya bergegas menuju kantor desa untuk mengikuti acara pembukaan. Acara pembukaan ini di hadiri seluruh aparat desa beserta sesepuh-sesepuh desa. Namun ada yang sangat di sayangkan pada acara ini, karena menurut saya acara pembukaan ini kurang persiapan yang matang dan terlalu tergesa-gesa, mungkin dapat dimaklumi karena acara pembukaan ini adalah acara pertama yang dijalankan oleh tiga kelompok KKN di desa ini. Ketika acara pembukaan telah selesai, saya dan teman-teman kelompok bergegas menuju rumah kediaman. Satu hal yang sangat kami senang di Desa Rabak ini khususnya di RW 03, kedatangan kami di sini disambut hangat oleh penduduk desa terutama anak-anak. Baru saja kami sampai di rumah kediaman, anak-anak segera menghampiri kami meminta untuk berkenalan dan bahkan langsung meminta kami untuk mengajar mereka di sana. Ketika beberapa teman perempuan menemani adik-adik yang berdatangan, saya langsung merapihkan barang-barang yang ada di dalam rumah, dan keluar untuk membeli beberapa kebutuhan kami di sana bersama teman saya. Pada malam hari kami melakukan rapat evaluasi kelompok, dan membicarakan apa yang akan kita kerjakan selama satu bulan ke depan. Keesokan harinya saya dan tiga orang teman saya menuju peternakan ayam yang ada di desa ini. Saya membeli beberapa ekor ayam yang nantinya akan di pelihara dan di sembelih untuk acara makan bersama, atau yang biasa disebut orang di sana dengan kata “ngeliwet”. Pada malam hari saya menuju warung yang tidak jauh dari tempat tinggal, kebetulan sekali di sana sedang ada beberapa pemuda dan juga bapak-bapak yang sedang bersantai sambil minum kopi. Singkat cerita saya memanggil teman saya untuk ikut berbincang. Dalam perbincangan kami, salah seorang bapak yang mempunyai anak bernama Nadya, sedikit bercerita tentang keluhannya. Dari perbincangan saya dengan beliau, beliau berkata bahwa banyak masyarakat di sini banyak yang belum mempunyai akta kelahiran terutama anaknya. Nadya adalah salah satu siswi di SMP Assyuhada di Desa Rabak, Nadya adalah salah satu siswi berprestasi dalam Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 143
bidang olah raga, bahkan prestasi Nadya mencapai tingkat Kabupaten Bogor. Namun sayang sekali, bapak Nadya berkata kepada saya bahwa Nadya tidak dapat melanjutkan prestasinya karena Nadya tidak mempunyai akta kelahiran. Maka dari itu saya dan teman-teman berfikir untuk membantu mereka dalam membuat akta kelahiran secara kolektif. Selain akta kelahiran, ternyata banyak juga warga di desa ini yang tidak mempunyai buku nikah karena kurangnya pengetahuan mereka akan pentingnya buku nikah, apalagi sebagai salah satu syarat untuk membuat akta kelahiran anaknya. Keesokan harinya saya dengan teman-teman saya bergegas menuju kantor kecamatan Rumpin untuk membicarakan perihal advokasi mengenai pembuatan akta kelahiran dan buku nikah. Ketika saya dan teman-teman sampai di sana, saya dan teman-teman disambut oleh bapak Hasan Shaleh. Beliau adalah kepala SATPOL PP Kecamatan Rumpin. Kami berbincang dengan beliau tentang kegiatan apa yang akan kami lakukan di Desa Rabak kecamatan Rumpin ini. Setelah berbicara dengan beliau, kami diantarkan menuju ruang kepala KUA Kecamatan Rumpin. Di sini kami berkenalan dengan bapak Yaya yang baru saja berpindah tugas, dan bertugas sebagai kepala KUA Kecamatan Rumpin saat ini. Kebetulan sekali ketika saya berbicara dengan beliau, ternyata anak beliau juga adalah salah satu mahasiswa UIN Fakultas Ushuluddin. Kedatangan saya dan teman-teman disambut baik oleh beliau, bahkan beliau mau menjadi narasumber di acara pertama kami nanti. Selesai kami berbincang dengan bapak Yaya, kami keluar untuk mencari informasi mengenai pendaftaran BPJS, namun sayang orang yang kami cari bapak Wahyu yang bertugas mengurus BPJS di Kecamatan Rumpin ini sedang bertugas di luar. Selanjutnya kami bergegas pulang menuju rumah tempat kami tinggal. Pada malam harinya saya dan beberapa teman saya menghadiri acara tahlilan di rumah bapak kediaman bapak Amsal. Setelah tahlilan berakhir saya berbincang dengan warga yang mengikuti tahlilan mengenai keadaan desa, adat istiadat mereka, dan juga mendengarkan keluh kesah mereka di desa ini. 144 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Keesokan harinya adalah pertama kali saya melakukan Shalat Jumat berjamaah di desa ini. Adat yang terdapat di desa ini adalah dilarangnya memakai pengeras suara pada masjid atau acara-acara besar maupun kecil. Awalnya kami agak canggung, namun dapat kami terima dengan positif karena ada manfaat baik dari diberlakukannya hal ini, yaitu warga jadi selalu tepat waktu untuk berbondong-bondong datang ke masjid walau tidak terdengarnya suara adzan dari kejauhan. Di malam harinya saya dengan beberapa teman saya berjalan mengelilingi kampung untuk menyebarkan surat undangan acara program kerja kami yang pertama sekaligus pembukaan KKN yang akan dilaksanakan esok hari. Pagi hari setelah saya dan teman-teman menyebarkan undangan, saya bergegas menuju pasar yang tidak jauh dari daerah kami tinggal. Setelah sampai di pasar yang dinamakan Pasar Gobang ini, saya dan teman-teman yang di tenamani oleh pemilik rumah tempat kami tinggal yaitu teh Wiwi mencari segala kebutuhan untuk persiapan acara malam ini. Ketika siang harinya, saya dan kelompok mengalami suatu masalah yaitu rusaknya pompa air di rumah ini. Pada akhirnya saya dan beberapa teman laki-laki menimba air di sumur untuk kebutuhan kami seperti mandi, mencuci, dan memasak. Tibalah pada malam hari di acara pertama kami, saya di sini bertugas mengatur tamu-tamu undangan serta menyiapkan konsumsi yang akan di berikan kepada mereka. Acara pertama kami ini berbentuk penyuluhan tentang penyuluhan pernikahan, dan juga bahaya narkoba bagi masyarakat. Acara kami ini dinarasumberi oleh kepala KUA Kecamatan Rumpin dan salah satu mahasiswa lulusan Fakultas Syariah UIN. Antusias warga dalam menghadiri acara ini sangat baik, bukan hanya warga di tempat kami tinggal yaitu Kampung Lebak Salak, namun beberapa warga yang bertempat tinggal di Kampung Kadusewu, Cipayung, bahkan warga kampung Haniwung yang letak kampungnya berada diatas bukitpun turut hadir dalam acara kami. Keesokan paginya kami kedatangan beberapa warga yang ingin dibuatkan akta kelahiran anaknya serta mendaftarkan dirinya untuk Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 145
mengikuti BPJS yang akan kami advokasikan. Setelah selama sehari penuh kami mengurus data beberapa warga yang ingin kami bantu, pada malam harinya kami bergegas menuju kediaman bapak RT 02 yaitu bapak Dedy, untuk menghadiri acara pengajian rutin dirumahnya. Setelah pengajian selesai, saya berbincang dengan bapak RW 03 dan beliau mengatakan beberapa hal kepada saya yang di mana hal itu saya serap sebagai penyesalan dan harapan beliau terhadap desa ini. Desa Rabak ini merupakan desa yang paling besar menghasilkan kekayaan alamnya di kecamatan Rumpin kabupaten Bogor ini. Namun ada yang sangat disayangi, pada musim kemarau di desa ini, masyarakat sulit untuk mendapatkan air. Setelah saya melihat fenomena yang ada di desa ini, saya berfikir untuk mencari solusi agar ketika musim kemarau tiba nantinya, desa ini tidak mengalami kesulitan air lagi. Maka dari itu saya mengadakan program kerja yang bernama biopori selamatkan negeri. Biopori atau yang orang kenal dengan kata lubang resapan Biopori ini adalah suatu solusi untuk menanggulangi kekeringan di suatu lingkungan, dan menjadi solusi untuk mengurangi sampah yang ada pada suatu lingkungan. Biopori ditemukan oleh seorang guru besar Institut Pertanian Bogor. Prof. Kamir Raziudin Brata adalah penemu teknik Lubang Resapan Biopori. Dalam program kerja ini, saya bekerjasama dengan tim gerakan 5 juta lubang Bipori yang dipimpin oleh Bapak Gatut Susanta, dan juga Prof. Kamir R Brata sebagai penemu Biopori ini juga dengan media Radar Bogor yang dipimpin oleh Bapak Hazairin. Pada tanggal 11 Agustus 2016, saya menuju SDN 01 Rabak untuk menemui ibu kepala sekolah untuk membicarakan kegiatan Biopori yang nantinya akan kami laksanakan di sekitaran sekolah ini. Ibu Nesih sebagai kepala sekolah menanggapi kegiatan ini dengan baik, beliau setuju jika diadakannya kegiatan ini. menurut beliau hal ini sangat bermanfaat bagi anak-anak sebagai pelajaran baru dan berharga bagi mereka. Dan saya menyebarkan surat undangan untuk kegiatan acara ini. Pada tanggal 12 Agustus 2016, saya menuju kantor Radar Bogor untuk membicarakan kegiatan Biopori yang akan kami laksanakan esok hari baik 146 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
dari tempat dan persiapan yang harus kami siapkan nantinya. Siang harinya saya dan teman saya menyiapkan alat alat yang akan digunakan untuk kegiatan ini nanti. Pada tanggal 13 Agustus 2016 pukul 08:00 kami memulai kegiatan ini. Dalam acara ini, narasumber yang berbicara adalah Prof. Kamir R Brata sebagai penemu Biopori. Dalam acara ini prof kamir menyampaikan kapada seluruh masyarakat Desa Rabak RW 03 dan kelompok KKN BERKIBAR tentang pentingnya lubang resapan Biopori ini. Lubang yang dibuat sedalam 1 meter dengan alat yang ditemukan oleh Prof. Kamir ini nantinya diisi sampah organik yang bertujuan sebagai makanan makhluk di dalam tanah, sehingga makhluk makhluk yang menuju lubang itu akan membuat jalur air yang nantinya untuk menyimpan cadangan air di dalam tanah ketika musim hujan tiba. Saya senang sekali karena dalam acara ini, banyak tokoh-tokoh masyarakat yang hadir dan ikut serta dalam mebuat lubang resapan biopori ini, seperti Pak Lurah, RW, dan RT-RT setempat dan kegiatan ini pun diliput langsung oleh Tim Redaksi Radar Bogor.
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 147
“Mengambil satu langkah lebih jauh dari rumah adalah cara untuk mengetahui makna rumah sebenarnya” -Diah Ayuningtyas-
148 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
PEMBUATAN BPJS BAGI WARGA YANG KURANG MAMPU Oleh : Ilham Octaviansyah
Masalah kesehatan menjadi masalah yang cukup serius bagi pemerintah. Begitu banyak program yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah seperti, Jamkesmas, KIS, dan sekarang BPJS. Tetapi, belum meratanya penyebaran program tersebut kepelosok desa bahkan kepelosok negeri masih belum sempat merasakan manisnya berobat secara gratis dari program pemerintah. Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah seharusnya bisa bekerja sama untuk bekerja sama saling berkolaborasi dalam menciptakan program kesehatan yang tentunya layak bagi rakyat miskin. Pada bulan Maret 2016 pemerintah melakukan kebijakan program BPJS secara gratis bagi setiap warga yang kurang mampu, tidak dipungut biaya perbulan dan ditanggung oleh pemerintah. Program tersebut berlangsung selama 4 bulan, pada bulan Maret sampai akhir bulan Juli 2016. Program tersebut dibatasi dengan jumlah kouta sebesar 100.000 BPJS per kepala keluarga per setiap kota atau daerah. Setelah program dari pemerintah telah selesai, maka pemda atau pemerintah daerah kabupaten bogor khususnya menerapkan program yang sama BPJS gratis untuk masyarakat di daerah terpencil atau yang kurang tersentuh oleh pemerintah. Tetapi program tersebut dibatasi dengan kouta sebesar 10.000 BPJS per kepala keluarga. Program tersebut berlangsung selama 5 bulan, pada bulan Agustus sampai akhir bulan Januari 2017. Program BPJS gratis dari pemda atau pemerintah daerah bogor yang menginspirasi saya dalam pembuatan BPJS gratis yang menjadi tugas utama saya dalam pengabdian program KKN di Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Desa tersebut merupakan desa yang terkenal dengan sektor pertaniannya di Kecamatan Rumpin. Desa Rabak yang dikelilingi oleh beberapa bukit serta gunung, merupakan desa yang sangat asri nan indah serta dikelilingi oleh hijaunya pepohonan dan banyaknya persawahan serta tak jarang perkebunan menjadi tempat wisata bagi masyarakat khususnya di daerah Bogor. Kurang bagusnya akses jalan menuju Desa Rabak menjadi kendala bagi masyarakat sekitar. Jalan yang berlubang, tanah merah dan pasir terkadang menutupi sebagian jalan serta ditambahnya mobil truk 149
pengangkut pasir dan bebatuan menambah ciri khas desa tersebut. Terkadang ketika musim kemarau debu-debu dijalan bertebangan menutupi seluruh jalan dan tak kala musim penghujan, hanya lumpur dan becek yang menutupi jalan. Sungguh ironis ketika pemerintah menghiraukan tuntutan warga sekitar terutama daerah Rumpin dan sekitarnya. Serta minimnya pengetahuan warga di Desa Rabak dikarenakan banyak warganya yang hanya tamatan sekolah dasar menjadi dasar masalah pada bidang perekonomian di desa tersebut. Itulah gambaran tentang Desa Rabak yang akan saya jejaki untuk program KKN bersama teman-teman saya. Lebak salak yang bertepat di Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Merupakan nama perkampungan yang berada di Desa Rabak, khususnya berada di RW 03. Saya bersama teman-teman sekelompok KKN saya yang bernama “KKN BERKIBAR”, kata BERKIBAR di ambil dari beberapa kata-kata yang disatukan menjadi satu kata yaitu BERKIBAR (Bersatu Kita Bangun Rabak). Lebak salak merupakan nama perkampungan di mana saya dan teman-teman sekelompok KKN saya tinggal, sebuah rumah warga menjadi tempat tinggal sementara kami di desa tersebut. Pada hari pertama berlangsungnya kegiatan KKN di desa tersebut kami mengadakan opening atau pembukaan KKN di balai desa yang dihadiri oleh Kepala Desa beserta Sekertaris Desa dan para staf serta jajaran perangkat desa lainnya. Para warga semua berkumpul dan hadir menyaksikan acara opening berlangsung. Tiga kelompok yang berada di satu tempat daerah di Desa Rabak berkumpul untuk melaksanakan acara opening. Kelompok saya 117, dua kelompok lain yaitu 118, dan 119 telah mempersiapkan dengan matang untuk acara opening. Acara tersebut dihadiri juga oleh para dosen pembimbing masing-masing setiap kelompok. Acara tersebut berlangsung dengan khidmat dan khusyu’ serta mendapatkan respons baik dari warga sekitar dan dari kepala desa setempat. Acara pembukaan tersebut akhirnya berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan. Pada hari kedua berada di Desa Rabak, kami melakukan pendekatan kepada masyarakat sekitar daerah tempat kami. Bertemu dengan para Rt, dengan Rw, serta parah tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk saling 150 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
mengenal baik wilayah atau daerah tempat kami tinggal. Warga sekitar sangat ramah dan baik kepada kami. Terkadang kendala bahasa juga sangat mempengaruhi pendekatan atau sosialisai dengan warga setempat. Setidaknya, ada teman saya yang bisa berbahasa sunda tak jarang dia yang sangat kami andalkan ketika bersosialisasi dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat karena sebagian dari tokoh agama dan tokoh masyarakat masih belum fasih berbahasa Indonesia dan masih sangat kental dengan bahasa sunda tanah kelahiran mereka. Pada hari ketiga, saya masih menikmati suasana desa dengan berkeliling jalan-jalan sebentar untuk menyapa warga sekitar. Dikarenakan kedatangan saya dan teman-teman saya yang masih baru dan masih belum mengenal lingkungan di sana. Mingu-minggu pertama kami yaitu tahap untuk bersosialisasi dengan warga setempat guna untuk tidak adanya miss communication di antara kami dan warga sekitar. Warga di sana sangat ramah dan sangat senang mengobrol atau berbincang-bincang dengan kami. Bersharing ilmu dan bertukar pikiran serta pengalaman begitu banyak di dapat dari warga sekitar. Disekitar tempat kami tinggal terdapat PT ternak ayam. Saya berinisiatif untuk membeli beberapa ekor ayam untuk dipelihara selama proses kegiatan KKN berlangsung guna diakhir kegiatan KKN kami mengadakan acara ngeliwet bareng atau makan makan bersama warga sekitar dan para pemuda serta pemudi sekitar. Dan ada sebagian dari kelompok kami yang bertemu dengan kepala sekolah SDN 01 Rabak guna untuk meminta jadwal atau meminta izin untuk mengajar di sekolah tersebut dikarenakan program dari KKN termasuk kedalam belajar mengajar dengan salah satu sekolah di daerah tempat berlangsungnya kegiatan KKN. Siang hariya sepulang sekolah banyak anak-anak yang datang menghampiri posko atau rumah kami tinggal. Mereka sangat antusias untuk belajar serta membaca buku atau sekedar hanya bercanda dan bermain dengan kami. Keesokan harinya, saya dan beserta teman-teman saya yang cowok pergi ke kecamatan daerah rumpin untuk menanyakan tentang proses pembuatan akta kalahiran. Pembuatan akte kelahiran juga proker mendadak yang didapat dari bersosialisasi dengan masyarakat sekitar tempat kami tinggal. Setibanya kami di kantor kecamatan rumpin kami bertemu dengan kepala SATPOL PP (Satuan Polisi Pamong Praja) daerah Rumpin Pak Hasan. Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 151
Beliau sangat memberikan saran serta sangat asyik dalam berbincangbincang. Saran beliau yang saya ingat yaitu ketika ada program BPJS gratis dari pemda bogor untuk wilayah Kabupaten Bogor. awal mula dari pogram kerja BPJS gratis untuk masyarakat khususnya di daerah tempat kami tinggal. Setelah selesai berbincang-bincang dengan pak hasan, setelah itu saya dan teman-teman saya bertemu dengan kepala KUA rumpin pak yahya untuk menanyakan proses pembuatan akta kelahiran. Program BPJS adalah badan hukum public yang bertanggung jawab kepada presiden dan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia. Tujuan mengambil program BPJS untuk membantu masyarakat dalam melakukan pengobatan secara gratis dan mempermudah masyarakat terutama dalam bidang kesehatan. Kendala yang dihadapi saat mengerjakan program BPJS kepada masyarakat Desa Rabak adalah soal jangka waktu pengambilan kartu BPJS yang sangat lama sekitar 5 (lima) sampai 6 (enam) bulan. Ada juga masyarakat yang masih tidak mempunyai kartu keluarga (KK) menjadi kendala yang utama untuk mendaftarkan program BPJS gratis program pemerintah Kabupaten Bogor atau Pemda Bogor. Kurang sesuainya nama di Buku Nikah dengan di KTP (Kartu Tanda Penduduk) menjadi factor yang menghambat dalam proses pendataan program BPJS. Tapi, dengan kerjama sama tim yang kompak dan saling membantu satu sama lain. Kendala tersebut akhirnya bisa diselesaikan. Dengan hadirnya seorang Pak Wahyu seorang ketua posyandu se-Kecamatan Rumpin. Berkat beliau lah program BPJS kesehatan terlaksana dengan baik dan sesuai dengan rencana kami. Berkat beliau pula kami jadi tahu banyak tentang masalah kesehatan terutama di daerah rumpin yang dikenal dengan penyakit ISPA (Infeksei Saluran Pernapasan Akut) terbesar di kabupaten bogor. Saya bernama Ilham Octaviansyah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen. Menurut saya program KKN sangat menantang bagi mahasiswa terutama untuk menyatukan beberapa ego dan pendapat, mencari permasalahan di lingkungan masyarakat dan mencari jalan keluar dari masalah tersebut merupakan tugas yang kami lakukan di mana setiap desa KKN harus membantu desa tersebut menjadi lebih baik dari sebelumnya. Mendekati masyarakat sekitar memang tak mudah, perlu 152 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
waktu dan perlu proses. Minggu pertama minggu yang dimanfaatkan waktu untuk bersosialisasi dengan warga sekitar dan lingkungan sekitar. Keakraban dan keharmonisan mulai terasa ketika kita sudah akrab dengan masyarakat sekitar dan mempermudah proses dalam melaksanakan kegiatan atau program-program yang sudah direncanakan oleh individu maupun kelompok. Sasaran kami dalam proses pendekatan dan sosialiasi dimulai dengan tahap remaja yaitu anak-anak dan para pemuda serta pemudi di lingkungan desa. Anak-anak di Desa Rabak terutama di tempat kami tinggal mereka sangat antusias akan kedatangan kami di sana. Sangat ramah dan sangat sopan serta mengasyikan bermain bersama anak-anak di sana. Sungguh menjadi pengalaman yang luar biasa yang tak akan saya lupakan ketika keceriaan anak-anak jadi pengobat lelah kami ketika begitu banyak tugas yang kami hadapi. Setiap pagi mereka datang ke tempat persinggahan kami sementara di sana, menggetok-getok pintu setiap pagi hari merupakan kejadian yang sudah biasa menurut saya. Mereka datang hanya sekedar untuk membaca maupun meminjam buku yang sudah kami bawa untuk dipinjamkan ke anak-anak yang gemar membaca. Ketika jadwal sekolah tiba, mereka lekas kembali ke rumah masing-masing untuk siap bergegas berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Terkadang, mereka mereka melewati posko kami hanya untuk menyapa dan tak kadang pula hanya untuk bersalim dan lalu pergi ke sekolah. Setiap pulang sekolah, sesudah ganti pakaian mereka lantas untuk tidur siang dan sorenya bergegas untuk mengaji di sebuah pesantren kecil atau tepatnya di sana disebut kobong. Sebuah tempat di mana anak-anak kecil maupun yang sudah dewasa untuk menuntut ilmu agama, baik belajar mengaji dan belajar menulis alQur’an. Ketika selesai mengaji di sana anak-anak tak lupa untuk berkunjung ke tempat posko kami. Karena ketika ke kobong mereka melewati posko kami dan ketika pulang mereka selalu menyempatkan untuk ke rumah dan belajar kembali untuk pelajaran sekolah. Para bapak dan ibu di sana sangat baik dan menerima kami dengan baik juga. Kami selalu di ajak untuk pergi mengikuti acara pengajian rutin bapak-bapak setiap malam kamis dan malam jum’at di lokasi yang berbeda. Terkadang rasa tidak enak saya rasakan ketika kami diajak untuk mengikuti pengajian dan kami merasa sangat perlu istirahat dan sangat lelah ketika Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 153
selesai menunaikan pekerjaan kami. Ketika kami sedang di rumah tidak sedang dalam kegiatan, kami selalu di ajak untuk makan bareng atau istilahnya ngeliwet bareng bersama-sama. Selalu diajak untuk memancing bersama Pak RW Pak Mamat dan selalu diajak ketempat yang belum kami pernah singgahi hanya untuk melihat suasana di sekitar sana. Terkadang saya merasa terkesan dengan warga di sana, walaupun hidup terkadang kekurangan mereka tak lupa untuk saling berbagi dan memberi. Selama saya dan teman-teman saya tinggal di sana tak jarang kami di bawakan buah nangka serta telur untuk kebutuhan sehari-hari kami di sana. Warga di sana sangat baik dan ramah terhadap kami, itulah kesan-kesan yang tak akan saya lupakan tentang warga Desa Rabak yang tak pernah kenal kata menyerah meskipun kondisi ekonominya yang tidak begitu menguntungkan demi kehidupan yang lebih baik. Banyak kegiatan yang berjalan dengan sukses dan sesuai dengan harapan kami. Ketika saya menjadi bagian penduduk walaupun hanya sebulan saya tinggal di sana. Tetapi, saya mendapatkan banyak pengalaman yang sudah saya dapatkan dari banyak bersosialisasi dengan wasyarakat dan warga di sana. Bertukar pikiran dan bertukar pengalaman menjadi tahap proses pendekatan kepada masyarakat sekitar. Tidak begitu banyak yang saya lakukan untuk memperdayakan masyarakat sekitar dikarenakan waktu yang sangat singkat hanya sebulan dan itu pun kurang cukup untuk dipakai bersosialisasi dikarenakan desa kami memiliki banyak perkampungan dan banyak warga yang tinggal di pelosok desa. Tugas individu saya mengerjakan program BPJS gratis kepada masyarakat sekitar yang sangat membutuhkan pengobatan dan yang jauh dari kata layak hidup berkecukupan. Tugas lainnya yaitu mengajarkan anak-anak dalam pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) baik tingkat sekolah dasar (SD) ataupun tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Saya mengajar di posko atau rumah persinggahan sementara kami. Membantu warga dalam hal mengurus akte kelahiran yang sangat menjadi kendala di desa tersebut. Warga sangat antusias ketika kami ada program pengurusan akta kelahiran karena banyak anak-anak di sana yang tidak mempunyai akta kelahiran karena akta kelahiran sangat berguna untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Banyak anak-anak di sana sangar berprestasi dalam hal olahraga dan menjadi kendala ketika sedang ikut perlombaan ke tingkat provinsi dikarenakan tidak mempunyai 154 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
akte kalahiran. Sungguh sangat disayangkan ketika banyak bibit atau penerus bangsa yang mempunyai prestasi yang sangat bagus tetapi terkendala ke jenjang yang lebih tinggi dikarenakan tidak mempunyai akta kelahiran. Akta kelahiran juga sekarang sangat penting untuk melamar pekerjaan. Program kerja seperti itulah yang saya dedikasikan untuk warga di Desa Rabak dan alhamdulillah semua lancer dan berjalan sesuai dengan rencana dan harapan. Program KKN tahun ini oleh PPM-UIN Jakarta, merubah sistem KKN. Terutama dalam anggota atau mahasiswa yang ikut melaksanakan kegiatan program KKN dipilih oleh pihak PPM-UIN Jakarta sesuai dengan kuotanya yaitu sekitar 11 (sebelas) sampai 12 (dua belas) orang per satu kelompok. Aturan baru ini diterapkan oleh pihak PPM pada tahun ini. Dengan 7 fakultas yang masing-masing setiap fakultas terdiri dari 1 (satu) sampai 2 (dua) orang. Kelompok kami berjumlah 11 (sebelas) orang dengan 6 (enam) orang laki-laki dan 5 (lima) orang perempuan. Kelompok KKN kamu bernama KKN BERKIBAR (Bersatu Kita Bangun Rabak) usulan tersebut disetujui oleh setiap anggota dan juga oleh ketua kami. KKN kami berlokasi di Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Saya bergabung bersama kelompok KKN BERKIBAR (Bersatu Kita Bangun Rabak). Ya, nama itu dipilih karena dedikasi kami untuk membangun lokasi tempat KKN kami menjadi lebih baik dari sebelumnya. Begitu banyak kesan-kesan yang saya lakukan bersama kelompok saya. Entah mungkin karena kami begitu berbeda dari mulai jurusan, fakultas, dan dari tempat tinggal yang berbeda. Begitu banyak rintangan dan kesulitan yang udah pernah kami lewati bersama-sama. Kegembiraan, kesenangan, kesedihan serta kekurangan dan kelebihan udah pernah kami lewati samasama dalam waktu sebulan lamanya. Teringat ketika kami meluangkan waktu istirahat kami hanya untuk bersenang-senang dan merileksasikan bersama untuk menaiki Gunung Munara di dekat lokasi KKN kami, begitu sangat terkenang ketika kami selalu bersama-sama membantu dan menyelesaikan tugas bersama-sama yang membuat kelompok kami jadi solid dan jadi kompak, dan diantara tugas KKN yang begitu banyak dan menumpuk serta jadwal yang sangat padat. Tertawa bersama, selalu bercanda di setiap harinya menjadi kecerian kami tersendiri. Saya bersyukur mempunyai teman-teman kelompok yang sangat tak pernah kenal lelah dalam bekerja untuk membantu proker yang lain. Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 155
Tak pernah kenal kata capek atau lelah walaupun seharian selalu ada kegiatan yang kami lakukan. Tak pernah ada raut wajah kecewa ketika kami belum mendapatkan tambahan dana dari sponsor yang sudah kami kirim. Tak lupa saya mengucapkan terimakasih banyak teman-teman yang sudah menyukseskan program KKN ini selama satu bulan lamanya tidak akan pernah saya lupakan kenangan bersama kalian, wahai teman seperjuangan. Penutupan kami pada tanggal 23 Agustus 2016 berlokasi di tempat posko kami atau berada di rumah tempat kami tinggal. Kami menggelar syukuran ketika semua kegiatan terlaksana dengan baik dan sesuai rencana kami. Kami mengajak para warga, kepala desa, tokoh masyarakat dan para anak-anak serta pemuda dan pemudi untuk ikut berpatisipasi dalam acara penutupan kami. Proses sambutan dari ketua RW 03, kepada kepala desa, dan ketua kelompok kami mewakili kelompok kami. Semua berjalan dengan lancar. Kemudian, dilanjutkan dengan pembacaan do’a dan syukuran. Setelah pembacaan do’a dan syukuran selesai dilanjutkan dengan makan bersama-sama atau ngeliwet. Pada acara makan-makan bersama dilanjutkan dengan menonton film dokumenter tentang kegiatan apa saja yang sudah kami kerjakan hampir selama satu bulan tersebut di desa mereka dan kemudian dilanjutkan dengan menonton film tentang pendidikan bersama anak-anak dan para warga sekitar. Keesokan harinya, kami menggelar syukuran bersama anak-anak yang sudah sangat mengenal kami dan sering mengunjungi posko kami atau tempat tinggal kami. Pada saat itu kami pun menyampaikan ucapan terimakasih dan pesan kepada adik-adik di Desa Rabak tersebut. Raut wajah adik-adik yang tadinya sangat gembira dan semangat kini suasana berubah menjadi kesedihan yang mendalam dirasakan oleh mereka maupun juga kami sebagai pembimbing dan yang mengajarkan mereka dalam hal belajar. Begitu sedih dan menjadi kenangan tersendiri selama di KKN. Saya ingin rasanya menambah beberapa hari lagi untuk tinggal di sana sementara tetapi waktu kuliah yang tinggal sebentar lagi masuk menjadi renungan saya untuk mengubah niat saya. Terimakasih kepada warga Desa Rabak, terutama warga RW 03 di mana tempat kami tinggal, terimakasih kepada adik-adik serta pemuda dan pemudi di Desa Rabak, yang sudah sangat mengenal baik kami. Terimakasih kepada bapak-bapak dan ibu-ibu di Desa Rabak, yang sudah membantu kami, memberikan saran serta kritik selama adanya kami di sana. Terimaksih juga kepada kepala Desa Rabak, yang sudah memberikan izin kepada kami 156 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
untuk setidaknya memberikan pengalaman kepada masyarakat di Desa Rabak dalam membangun desa menjadi yang lebih baik. Terimakasih kepada dosen pembimbing kami yang sudah memberikan arahan serta petunjuk jalannya kegiatan program KKN. Dan terimakasih juga kepada kelompok KKN BERKIBAR yang sudah sangat membantu menjalankan program KKN berjalan lancar dan menjadi pengalaman tersendiri bagi saya.
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 157
“Kebahagiaan itu adalah ketika melihat anak-anak Desa Rabak tersenyum” -Izzat Muttaqin-
158 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
MENYELAMATKAN MUTIARA YANG TERPENDAM DI KAMPUNG LEBAK SALAK Oleh: Tristianingsih
Alhamdulillah sebulan sudah saya mengabdi di Bogor, tepatnya di RW 03 Kampung Lebak Salak Desa Rabak Rumpin Bogor, betapa banyak pengalaman dan pembelajaran yang saya dapatkan selama KKN (Kuliah Kerja Nyata). Awal saya menginjakan kaki di Desa Lebak Salak terfikir untuk memberikan sedikit pengetahuan saya seputar fiqh munakahat (fiqh pernikahan), mengapa saya mengambil aspek pernikahan dalam salah satu program individu saya, walaupun saya bukan mahasiswi akhwalu sakhsiyah atau hukum keluarga islam, namun setelah mendengar cerita dari ketua Rw setempat bahwa banyak dari masyarakat yang melakukan pernikahan tidak sesuai dengan ketentuan dalam segi usia, sehingga tidak memahami tujuan dari pernikahan serta hak kewajiban suami istri yang berakhir pada tingginya angka perceraian dan perekonomian keluarga yang tidak baik. Tidak hanya mengenai pernikahan di usia muda, tingginya angka perceraian serta tumpang tindih hak kewajiban suami istri, poligami merupakan suatu yang lumrah dilakukan di Desa Rabak. Setelah beberapa hari tinggal di Kampung Lebak Salak ini, saya dan teman-teman mulai mengenal warga tidak hanya dari satu kalangan, tetapi di semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua. Bahkan dari 24 jam kegiatan saya,saya habiskan bersama anak-anak Kampung Lebak Salak selama seminggu pertama, berbagai kegiatan saya lakukan bersama mereka, banyak yang saya ajarkan pada mereka, begitu juga banyak yang mereka ajarkan pada saya. Mendengar berbagai kisah dan curahan hati warga, saya juga ingin memberikan sedikit ilmu melalui penyuluhan tentang bagaimana bahaya narkoba serta minuman keras bagi kesehatan, karna tidak sedikit pemuda yang menenggak minuman keras di Desa ini, begitu juga dengan pergaulan bebas, sehingga menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan. Selama satu minggu saya berada di Kampung Lebak Salak ini, saya merasa berada di himpitan Kampung yang modern, di mana terlihat jelas dari tingkah laku masyarakat yang memodernisasikankan diri, seperti pembangunan fisik berupa rumah yang menggunakan arsitek-arsitek kota, 159
penggunaan alat-alat elektronik serta penampilan, namun ada beberapa bidang yang tidak dimodernisasikan, seperti halnya dalam bidang pendidikan terutama, lalu bidang kesehatan. Dilihat dari bidang pendidikan, sangat jauh dari kata modernisasi, modernisasi sendiri adalah proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini. Begitu juga dalam bidang kesehatan, tidaklah sesuai dengan kehidupan yang dijalani masyarakat Desa Rabak, Kampung Lebak Salak khususnya, pemukiman penduduk yang berdekatan bahkan menempel dengan peternakan ayam mengakibatkan ketidak sesuaian hidup modernisasi yaitu hidup sehat dan hidup layak. Saat saya bangun di pagi hari, semerbak menyengat bau khas yang hanya bisa ditemukan di Kampung Lebak Salak, yaitu bau ayam ternak, ternak ayam yang dibuka oleh pengusaha bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan yaitu telur di masyarakat, namun, disatu sisi, kebutuhan sehat masyarakat terabaikan, tidak sedikit warga yang mengalami sakit pada saluran pernafasan, namun acuh tak acuh dari pihak perusahaan maupun pemerintah setempat. Berangkat dari masalah kesehatan, saya dan teman-teman berinisiatif untuk mendata warga yang belum terdaftar BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) serta mendaftarkannya. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi warga untuk mengatasi resiko social ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi sosial. Syukur Alhamdulillah saya masuk di kelompok 117, kelompok yang penuh dengan berbagai karakter dan sifat manusia, tidak jarang saya berbeda pendapat dengan teman saya yang lain, entah dalam hal kepentingan kelompok atau seputar kegiatan program kerja. Saya sangat senang mengenal mereka, berangkat dari berbagai fakultas kami dipertemukan menjadi kelompok 117, saya mendapat teman-teman baru yang berjumlah 10 orang, ada Murojab Nugraha sebagai ketua, Nadya Asanul Husna sebagai sekretaris di kelompok saya, dan Annisaul Khoeriyah sebagai bendahara, dengan anggota Diah Ayuningtyas, Anis Kurniasih, Cahyo Nugroho, M. Aldy Rivai, M. Fadel Eldrid, dan dua orang teman saya yang selalu membuat posko KKN BERKIBAR penuh dengan tawa yaitu Ilham Octaviansyah dan Izzat Muttaqin. 160 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Dalam kehidupan saya selama satu bulan, berbagai masalah saya dan teman-teaman hadapi bersama, di minggu pertama kedatangan saya dan teman-teman, saya disuguhi permasalahan yang penting, yaitu ada salah satu warga yang mempertanyakan keberadaan saya dan teman-teman yang tinggal di satu rumah, dan meminta saya dan teman-teman untuk pisah rumah. Dengan berbagai opsi dan solusi, saya dan teman-teman membahas masalah ini hingga pukul 02.30 dini hari, dan disepakati untuk membahas masalah ini bersama ketua RW, ketua RT, para tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat. Akhirnya beliau semua mendukung akan programprogram kerja saya dan teman-teman dan bersedia menjadi pembimbing selama kegiatan KKN. Di minggu kedua, saya dan teman-teman dikagetkan dengan sejumlah gangguan-gangguan yang entah darimana datangnya, mulai dari suara-suara aneh seperti orang tertawa, lalu ketukan pintu, suara orang berjalan, alat mandi yang berjatuhan di kamar mandi. Di minggu ketiga beberapa anggota mengalami kecelakaan kecil, seperti M. Fadel Eldrid dan Cahyo Nugroho yang terjatuh dari motor tepatnya dikebun karet yang jauh dari penduduk setelah pulang dari menunaikan tugas mengkonfirmasi acara biopori, Murojab Nugraha dan M. Aldy Rivai yang terguling dari motor ketika hendak menyalip mobil di depannya yang pada saat itu membawa galon air minum untuk kebutuhan saya dan teman-teman, begitu juga dialami oleh Ilham Octaviansyah dan Izzat Muttaqin yang motornya terpeleset ketika hendak menjemput pemateri penyuluhan fiqh munakahat di minggu pertama. Saya dan temanteman wanita lainnya bertindak sebagai dokter dan suster yang merawat teman-teman saya yang sedang sakit. Sebulan hidup bersama dengan berbagai macam lika-liku kehidupan membuat saya dan teman-teman merasa menjadi keluarga. Kekeluargaan yang terbangun membuat saya dan teman-teman merasa telah lama mengenal. Di desa ini air yang digunakan adalah air saringan dari sungai yang diberi kaporit, namun ada juga sumber mata air yang alami dan terletak di sebuah pesantren kecil. Saya dan teman-teman lebih suka mandi atau mencuci di sumber mata air tersebut walaupun jaraknya cukup lumayan jauh dari rumah, dan jalan yang terjal serta harus menghadapi soang yang menjaga jalan, tak jarang saya dan teman-teman harus berlari menghindari kejaran soang dan membuat baju yang sudah dicuci terjatuh. Beberapa kali saya dan teman-teman menumpang mandi dirumah warga, hasil yang saya Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 161
temukan adalah para warga menggunakan kaporit untuk menjadikan air saringan bening, namun air yang digunakan untuk mandi terasa lengket, ketika saya tanyakan mengapa tidak mencari sumber mata air, banyak warga yang menjawab “kami sudah terbiasa menggunakan air seperti ini, dan ini bukan masalah buat kami”. Banyak sekali permasalahan yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah untuk menjadikan masyarakatnya masyarakat yang makmur dan sejahtera, keberadaan saya dan teman-teman selama sebulan mengabdi, melayani, dan menginspirasi masyarakat hanya membantu sedikit dari banyaknya permasalahan yang ada serta memberikan pelayanan advokasi atau sebagai jembatan interaksi serta aspirasi masyarakat pada pemerintah. Salah satu program yang saya dan teman-teman adakan adalah pembuatan akte kelahiran, di mana akte kelahiran sangat lah penting karna merupakan identitas seorang anak yang baru lahir. Sesuai dengan program studi saya yaitu hukum tata Negara, saya mempelajari tentang pencatatan kependudukan warga, seorang warga berhak memiliki perwujudan konvensi hak anak (KHA) dan UU No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, seorang anak harus mendapat pengakuan Negara atas status keperdataan seseorang, berbagai permasalahan akan timbul jika seorng anak tidak memiliki akte kelahiran atau tidak terdaftar identitasnya, salah satu contoh masalah yang dihadapi warga Kampung Lebak Salak yang anaknya tidak memilik akte kelahiran adalah sulitnya mengikuti ajang perlombaan tingkat tinggi atau provinsi. Kebetulan warga yang memiliki anak berprestasi ini belum mendaftarkan identitas anaknya ketika lahir, sehingga mempersulit sang anak untuk maju ke perlombaaan tingkat yang lebih tinggi. Tepat di hari Sabtu tanggal 1 Agustus 2016 saya dan teman-teman mengadakan penyuluhan yang bertemakan “Membangun Karakter Bangsa Melalui Generasi Muda Yang Berakhlakul Karimah” mengapa saya mengambil tema seluas ini, karna di dalamnya saya masukan berbagai bidang pembahasan, diantaranya membahas tentang pentingnya pencatatan pernikahan, karna banyak warga yang melakukan pernikahan dibawah tangan sehingga tidak memiliki buku nikah dan berakibat pada tidak adanya identitas anak, pada materi ini dibahas langsung oleh ketua KUA (kantor urusan agama) yaitu bapak Yaya Sulaiman dilanjut dengan materi bahaya 162 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
narkoba dan minuman keras, serta pergaulan bebas di masyarakat yang disampaikan oleh Bapak Abdurrahman saleh bugis S.Sy SH yang merupakan salah satu staff pengadilan agama di Jakarta Timur. Acara yang sudah saya persiapkan sebelum KKN dimulai ini dihadiri oleh Kepala Desa Rabak yang diwakili stafnya, ketua RW 03, para ketua RT dari RT 01 sampai 10, para tokoh agama dan masyarakat, serta warga baik wanita maupun laki-laki hingga anak-anak. Seperti di awal cerita saya, bahwa penyuluhan ini saya masukan dalam salah satu program KKN setelah saya mendengar keluh kesah warga bahkan ketua RW 03 sendiri menjadi kakek sebelum waktunya, anaknya yang masih duduk dibangku SMA memintanya untuk segera menjadi wali nikah, dengan segala pertimbangan, maka dinikahkanlah sang anak sebelum dapat menyelesaikan belajarnya di jenjang SMA, dan saat ini, telah memiliki satu cucu, perekonomian sang anak yang belum terpenuhi, menjadi tanggung jawabnya, sehingga beban hidupnya bukan makin berkurang setelah pernikahan sang anak, malah semakin bertambah, ini merupakan salah satu akibat dari tidak pahamnya calon mempelai pengantin akan tujuan dan hikmah menikah, serta hak dan tanggung jawab suami istri. Acara penyuluhan pertama yang saya adakan ini disambut meriah oleh para warga, hanya saja ada beberapa kendala yang kami temukan dalam persiapan acara ini, di Desa Rabak tidak diperkenankan untuk menggunakan pengeras suara atau speaker, sehingga membuat saya bingung untuk menjadikan acara ini sebagai penyalur pengetahuan bagi warga, jumlah warga yang banyak dan tempat yang terbagi menjadi dua, maksudnya antara pria dan wanita haruslah duduk terpisah tidak di satu tempat. Ini yang membuat saya bingung, akan kah bisa menyampaikan materi dengan jumlah warga yang banyak dan tempat yang luas. Dengan penuh keyakinan, saya dan teman-teman menggunakan pengeras suara yang sebelumnya diizinkan oleh Bapak Kepala Desa. Saat acara akan berlangsung salah satu warga menyarankan agar tidak menggunakan pengeras suara, dan jika tetap digunakan, acara tidak akan berjalan lancar, maka diputuskan tidak menggunakan pengeras suara untuk menghormati adat setempat. Acara yang sudah saya sosialisasikan kepada warga baik dalam setiap kali mengobrol dengan tetangga, ketika pengajian rutin bersama ibu-ibu Kampung Lebak Salak, dan kepada para remaja khususnya ketika bertamu kerumah-rumah atau ketika bermain bersama. Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 163
Penyuluhan ini dimulai kira-kira pukul 19.30 WIB acara dimulai, saya dan teman-teman sudah membagi tugas, setiap dari kami mempunyai tugas masing-masing, saya sendiri sebagai koordinator acara bertugas untuk memastikan pembicara hadir dan memenuhi kelengkapan acara serta materi yang disiapkan oleh pembicara, dalam kesempatan ini, walaupun saya sebagai koordinator acara, namun ketika acara berlangsung saya tidak bisa terjun langsung karna wanita hanya boleh mempersiapkan acara dari dalam rumah, saya dan teman-teman wanita lain berkomunikasi dengan temanteman laki-laki melalui via whatsapp (Grup KKN BERKIBAR) acara dibuka oleh teman saya Izzat Muttaqin selaku pembawa acara dan dilanjut pembacaan ayat suci al-Qur’an oleh Murojab Nugraha yang sekaligus memberi sambutan dan memberi tahu kepada warga maksud kedatangan kami (taaruf) di Kampung Lebak Salak, Alhamdulillah acara pembukaan berlangsung lancar, materi pertama yang disampaikan oleh Bapak Yaya Sulaiman selaku Ketua KUA Rumpin disambut hangat dan antusias, Bapak Yaya Sulaiman memberikan pemaparan yang singkat jelas padat dan gurih seputar fiqh munakahat, pembawaan Bapak Yaya Sulaiman yang tegas namun humoris menambah suasana menjadi lebih hidup tanpa kantuk. Pemaparan panjang lebar dari Bapak Yaya Sulaiman tentang ketentuan usia menikah seseorang membuat warga menyadari betapa banyak anak-anak usia sekolah yang seharusnya belum boleh menikah tetapi sudah menikah sehingga tidak paham akan arti tujuan dan hikmah menikah, Bapak Yaya Sulaiman menyarankan kepada para orang tua agara dapat memberi pengertian pada putra-putrinya mengenai pernikahan, karna sesungguhnya menikah itu tidaklah main-main, jika seseorang menikah tanpa diberikan pemahaman, maka akan berakibat buruk pada banyak bidang, seperti kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Sambil menikmati hidangan yang saya dan teman-teman sediakan, walaupun tidaklah mewah dan dapat dikatakan sederhana, para warga dengan lahap memakan bolu dan makanan ringan yang diatur di piring-piring. Dilanjut dengan pembahasan mengenai pentingnya pencatatan pernikahan, banyak warga yang tidak mencatatkan pernikahannya sehingga sulit ketika akan membuat administrasi kependudukan, tidak tercatatnya pernikahan juga mengakibatkan perempuan tidak memiliki kekuatan hukum dalam hak status pengasuhan anak, hak waris dan hak-hak lainnya. pencatatan pernikahan juga merupakan upaya perlindungan terhadap istri maupun anak dalam memperoleh hak-hak keluarga seperti hak waris dan lain-lain. 164 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Dengan dipaparkannya manfaat pentingnya pencatatan pernikahan oleh Bapak Ketua KUA Rumpin, yaitu, mendapat perlindungan hukum khususnya bagi kaum wanita, memudahkan urusan perbuatan hukum lain yang terkait dengan pernikahan, sebagai legalitas formal pernikahan dihadapan hukum lalu terjaminnya keamanan, maka sadarlah masyarakat akan pentingnya akta otentik dalam pernikahan. Tidak kalah menarik pembahasan mengenai poligami yang banyak terjadi di daerah Rabak, Bapak Yaya Sulaiman mengatakan bahwa poligami itu tidaklah mudah, dalam Islam, poligami diatur sangat ketat, sehingga pria yang ingin menjalani itu tidak bisa sembarangan, dan yang lebih penting adalah, izin dari orang yang bersangkutan, yaitu istri pertama kedua atau ketiga tegas Bapak Yayan. Dalam UU Perkawinan pasal 3 ayat (2) yang mana pengadilan dapat memberi izin kepada seorang suami untuk beristri lebih dari seorang apabila dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Banyak kasus yang terjadi, poligami tanpa izin dari orang-orang yang bersangkutan atau menikah secara diam-diam, yang menimbulkan permasalahan baru, tingginya tingkat perceraian atau kasus KDRT (kekerasan dalam rumah tangga). Setelah pembahasan yang begitu menarik, banyak pertanyaanpertanyaan yang muncul dan juga keluh kesah warga yang ingin disampaikan secara langsung pada Bapak Yaya Sulaiman. Walaupun hari semakin malam, namun antusias dan semangat warga akan pengetahuan akan fiqh munakahat melawan rasa kantuk dan dingin yang menyelimuti. Beberapa warga yang mengajukan pertanyaan dan keluh kesahnya dapat disolusikan dan materi seputar pernikahan berakhir dengan pesan Bapak Yaya Sulaiman selaku Ketua KUA Rumpin, agar dapat memberi pengertian lebih mengenai pernikahan kepada putra-putrinya agar tidak terjadi pernikahan muda atau dini, yang seharusnya usia sekolah, arahkan untuk belajar dan meraih cita-citanya, dan untuk yang sudah cukup usia, agar mencatatkan pernikahannya dan tidak hanya menikah dibawah tangan, dan yang terakhir, jika ada yang ingin melakukan poligami haruslah mampu berbuat adil, adil dalam nafkah lahir dan bathin, tidak melalaikan ibadah dan dapat menjaga agama serta kehormatan istri, karna poligami itu bukanlah hal yang mudah dan jika ingin melakukan poligami haruslah dipikir matang. Materi kedua yang disampaikan oleh Bapak Abdurrahman Saleh Bugis mengenai bahaya narkoba, minuman keras dan pergaulan bebas menambah Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 165
hidup suasana penyuluhan di malam itu, warga yang resah dengan masuknya minuman keras dan narkoba ke daerah mereka membuat para orang tua khawatir akan putra-putrinya, ditemukan beberapa kasus yang bersumber pada minuman keras, walaupun kejadian itu tidak sering terjadi, tetapi para orang tua menjadi lebih waspada akan pergaulan anak-anaknya. Bermula dari duduk bareng atau lebih dikenal dengan nongkrong, lalu merokok sambil minum kopi, anak-anak mulai mengenal minuman keras dan narkoba, Bapak Abdurrahman Saleh Bugis memulai pembahasan dengan memperkenalkan golongan-golongan minuman beralkohol, pertama golongan A yaitu minuman keras yang berkadar alkohol 1%-5% contohnya: bir, kedua golongan B yaitu minuman keras yang berkadar alkohol 5%-20% contohnya: anggur/wine, ketiga golongan C yaitu minuman keras yang berkadar alkohol 20%-45% contohnya: arak, wiski, vodka. Dengan mengetahui kadar-kadar alcohol pada minuman memberi harapan agar para pemuda-pemudi bisa menghindari minuman-minuman berbahaya tersebut, Bapak Abdurrahman menekankan bahwa minuman keras atau minuman beralkohol apalagi berkadar tinggi dapat menekan aktivitas otak bagian atas, sehingga menghilangkan kesadaran. Pemakaian alkohol dalam jangka waktu yang lama juga dapat menginduksi dan meningkatkan metabolism obatobatan, mengurangi timbunan vitamin A dalam hati, meningkatkan aktivitas zat-zat racun yang terdapat pada hati, menimbulkan kanker dan menyebabkan gangguan fungsi hati. Dalam sesi ini, para pemuda-pemudi sangat antusias dengan bertanya seputar macam minuman dan efek dari meminum minuman tersebut. Staff Pengadilan Agama Jakarta Timur ini berharap agar pemuda-pemudi di Desa Rabak, Kampung Lebak Salak khususnya dapat menjadi generasi bangsa,dapat memajukan desanya, kampungnya, karna masa depan ada ditangan pemuda-pemudi. Pembentukan karakter bangsa diawali dari pemuda kampung, desa dan kota. Tentang penggunaan narkoba memang tidak setenar minuman keras, namun sudah ditemukan beberapa kasus penggunaan narkoba atau narkotika oleh pemuda. Narkoba atau narkotika merupakan wabah paling berbahaya yang menjangkiti manusia terutama pemuda-pemudi.sama halnya seperti minuman keras, narkoba juga memiliki berbagai macam jenis, ada yang dikenal dengan opium, yaitu jenis narkotika yang paling berbahaya, dikonsumsi dengan cara ditelan langsung atau diminum bersama teh, kopi atau minuman lainnya, dapat juga dihisap melalui rokok. Morphine, obat 166 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
yang apabila seseorang telah mengkonsumsinya akan merasa segar dan bugar sehingga menimbulkan ekstase atau kenikmatan, morphine akan menyebabkan kelemahan pada tubuh, gangguan memahami sesuatu dan kekeringan mulut, frustasi pada pernafasan dan penurunan pada tekanan darah. Heroin, bahan narkotika yang berbentuk bubuk Kristal berwarna putih paling berbahaya bagi kesehatan secara umum. Codeine, senyawa yang mengandung opium dalam kadar yang sedikit namun menimbulkan kecanduan. Kokain, dikonsumsi dengan cara dihirup, sehingga terserap ke dalam selaput-selaput lendir hidung kemudian langsung menuju darah. Penggunaan kokain terus-menerus atau dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kejang-kejang di mana pecandu merasakan ada serangga yang merayap di bawah kulitnya, pencernaan terganggu, tekanan darah naik bahkan terkadang bisa menyebabkan kematian mendadak. Amfitamine, merupakan obat yang menyebabkan degup jantung mengencang dan ketidakmampuan berelaksasi. Ganja, sering didengar karna jenis ini yang paling mudah didapat, ganja akan menyebabkan kesulitan mengenali bentuk dan ukuran benda pada pecandu, pecandu juga akan merasa bahwa waktu berjalan begitu lambat, kian hari, pecandu akan menjadi orang yang malas, bodoh, dan tidak bergairah untuk hidup dan terdorong untuk melakukan kejahatan. Sangat ditekankan oleh Bapak Abdurrahman bahwa jangan sekali-kali mencoba macam-macam minuman keras dan narkoba, karna keduanya dapat menimbulkan ketagihan dan ketergantungan, minuman keras dan narkoba adalah pembobrok bangsa. Begitu seru dan semangat warga dalam berdiskusi mengenai bahaya narkoba dan minuman keras, dilanjut dengan pencegahan seks bebas, menambah para pemuda-pemudi ingin lebih tahu bagaimana menjadi generasi bangsa yang berkarakter dan berakhlakul karimah, menjadi generasi yang mengukir prestasi dan mengharumkan nama bangsa dan kampungnya. Waktu telah menunjukkan pukul 23.30 WIB, waktu menjelang tengah malam, namun terasa pagi karna diskusi yang mengasyikan membuat warga tak menyadari bahwa tubuhnya perlu beristirahat mempersiapkan energy untuk beraktifitas esok hari. Saya merasa bahagia ketika para warga pulang dengan membawa berjuta bahkan milyar dan triliun ilmu pengetahuan baru, mereka tak terlihat lelah atau mengantuk, bahkan mereka berharap agar saya Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 167
dan teman-teman mengadakan diskusi rutin. Satu minggu saya berada di Kampung Lebak Salak, Kampung yang banyak dipenuhi pohon bambu, pohon singkong, dan pohon pisang, Kampung ini tidak seperti kampungkampung lain yang masih dikelilingi sawah, saya tidak melihat sawah dikampung ini,saya melihat asbes-asbes lebar yang ditopang dindingdinding tembok mengitari lahan yang sangat luas, sehingga hampir kampung ini tak terlihat berpenduduk padat, ada satu ke khasan di kampung ini, yaitu bau semerbak menyengat yang membuat setiap orang yang melewatinya akan segera menutup hidungnya, perusahaan ternak ayam adalah sumber bau khas kampung ini. Di kampung ini saya mengenal orang-orang hebat bak super hero, salah satunya Ibu Siti Aminah yang akrab dipanggil Bunda Min, beliau adalah Kepala PAUD Pertiwi, beliau juga mengajar disekolah buta aksara bagi ibuibu dengan bayaran yang jauh dari kata cukup. Saya dan teman-teman mendapat kesempatan mengajar disekolah buta aksara yang berada di Kampung Baru dan Kampung Palias. Kampung baru letaknya tidak begitu jauh dari kampung tempat kami tinggal, pada hari Selasa kami belajar calistung (membaca menulis dan berhitung) bersama para ibu-ibu, dengan semangat yang membara dan tak mengenal usia, para ibu-ibu mengikuti metode yang diajarkan, saya dan teman-teman pun menyebar ke tengah para ibu ketika pembelajaran dimulai, dan sekali-kali kami mengajar di depan, saya merasa kagum pada para ibu yang masih meluangkan waktunya untuk belajar membaca, menulis dan berhitung (calistung), pekerjaan di sawah dan mengurus rumah tangga bukanlah suatu alasan bagi para ibu untuk berangkat ke sekolah, bahkan ketika belajar dan menuliskan kalimat ke papan tulis, tak sedikit ibu yang menyambi dengan menggendong anaknya, begitu juga di kampung palias, kampung yang jaraknya sangat jauh dari kampung yang saya tinggali, akses jalan menuju palias juga sangat sulit, jalan yang rusak ditambah tanjakan serta turunan yang curam mengharuskan setiap orang mengecek rem kendaraannnya terlebih dahulu sebelum melalui Kampung Palias, kebetulan program mengajar para ibu buta aksara hanya dilaksanakan oleh anggota wanita, sedangkan para anggota laki-laki memiliki program lain, dengan mengendarai motor, kami menuju Kampung Palias, sungguh indah pemandangan di sana, disepanjang jalan yang saya lalui terbentang sawah yang luas disertai bukit-bukit indah dari munara dan lainnya, setelah melewati sawah yang cukup luas, saya melalui jalan yang 168 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
hanya satu jalur, itupun kecil, disamping kanan saya pepohonan yang rimbun tetapi dengan dataran yang lebih tinggi dari jalan yang saya lalui, di samping kiri saya, sungai dengan bebatuan besar, dengan dataran yang sangat rendah dari jalan yang kami lalui, udara terasa begitu beda dengan kampung yang saya tinggali, di Kampung Palias udara lebih sejuk dibanding udara di Kampung Lebak Salak, karena termasuk daerah pedalaman, di Kampung Palias ini saya tidak mendapat signal, dan para warga di sini pun sulit untuk berkomunikasi dengan warga di lain kampung. Berbagai latar belakang para ibu mengapa tidak sekolah di usia muda, salah satunya adalah keterbatasan biayaa, menjadi penghalang untuk bisa bersekolah, di sini saya merasa sangat bersyukur atas nikmat yang Allah Subhanahu wa Ta‘ala berikan, betapa besar nikmat yang Allah berikan kepada saya harus saya pergunakan dengan sebaik mungkin. Selain mengajar di sekolah buta aksara, saya juga mengajar di SDN 01 Rabak, sekolah yang dikepalai oleh seorang ibu yang saya kisarkan berusia 50 tahun itu sangat membutuhkan guru yang kompeten dan professional di bidangnya, hanya ada beberapa guru yang bergelar sarjana pendidikan, dan yang lebih parahnya, disekolah ini pelajaran bahasa Inggris tidak diajarkan dengan maksimal, karna kurangnya sumber daya manusia, begitu juga dengan ruang kelas yang tidak sesuai dengan jumlah murid, membuat muridmurid harus bergantian menggunakan kelas, membuat system pembelajaran tidaklah kondusif. Saya termasuk orang yang bingung akan jadwal mengajar di SDN 01 Rabak, karna dengan waktu yang sempit harus mengejar mata pelajaran yang banyak, sungguh nikmat Tuhan yang manakah yang bisa saya dustakan, kembali saya mengucap syukur atas nikmat yang Allah berikan pada saya. Tidak hanya di sekolah, saya pun mengajar di rumah, memang karna saya dan teman-teman membuka kelas sore dan melam dirumah. Saya diberi kesempatan untuk membagi sedikit pengetahuan saya tentang kesenian, yaitu shalawat dan tari daerah, dikelas sore dan malam saya bergerak dibidang seni, saya merupakan anggota UKM (unit kegiatan mahasiswa) Himpunan Qori’ Qori’ah Mahasiswa (HIQMA) maka saya ingin menjadikan Kampung Lebak Salak kampung shalawat. Begitu juga dengan tari daerah, saya mengajarkan mereka tidak hanya untuk persipan malam puncak 17 Agustus, tetapi untuk menumbuhkan rasa cinta pada seni tari daerah. Kegiatan demi kegiatan saya dan temanteman lakukan di Kampung Lebak Salak ini, walaupun saya juga baru mengenal mereka, dan tidak ada Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 169
satupun yang saya kenal sebelumnya, tetapi saya sudah merasa seperti keluarga, sering terjadi konflik dan intrik dalam internal kelompok saya, namun, itu merupakan bumbu kehidupan selama pengabdian. Saya sendiri mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum Program Studi Hukum Tata Negara Islam dan Kelembagaan Negara kebetulan saya mengambil dua jurusan untuk melengkapi ilmu keislaman dan pengetahuan konvensional saya. Sejak sekolah dasar saya sangat menyukai mata pelajaran IPS (ilmu pengetahuan sosial) membahsa mengenai negara, tetapi berbeda ketika saya menginjak SMP dan SMA, Alhamdulillah saya bersekolah di Darussalam Gontor Putri 1, saya tidak menyukai pelajaran tata negara karena hanya menimbulkan kantuk. Ketertarikan saya dengan hukum tata Negara muncul kembali ketika saya akan masuk ke perguruan tinggi, sehingga saya menjadi mahasiswi Hukum Tata Negara. Enam semester sudah saya menimba ilmu di Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan kegiatan KKN ini mulai tumbuh inspirasi baru untuk menyelesaikan program strata satu yaitu skripsi, karna banyak hal yang perlu digali dan diteliti di desa ini.
170 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
AKTA KELAHIRAN ANAK ADALAH MASA DEPAN BANGSA Oleh : Izzat Muttaqin
Saya atas nama Izzat Muttaqin KKN saya bernama BERKIBAR, tepatnya saya di tempatkan oleh universitas di kelompok 117 yang bertepat di RW 03 Rabak, Rumpin, Bogor tempat tinggal saya dikelilingi oleh orangorang baik dan sangat antusias dengan kedatangan saya dan teman-teman, KKN adalah suatu bentuk pengabdian sosial kepada masyarakat bukan hanya pengabdian interaksi atau komunikasi yang baik dengan masyarakat akan tetapi harus mempunyai hasil yang nyata kepada masyarakat, karena saya berfikir seperti di awal kedatangan saya ditempat KKN, saya mulai berfikir untuk interaksi langsung dengan masyarakat, mendengarkan aspirasi masyarakat dan keluhan-keluhan mereka, suatu hari tepatnya pada malam hari saya nongkrong di warung kopi dekat dengan tempat tinggal saya jaraknya sekitar 7 M dari kediaman saya. Setelah memesan segelas kopi ada satu bapak-bapak berdiskusi dengan saya ternyata keluhannya dia mempunyai seorang putri yang berprestasi di bidang “lari maraton” tapi sungguh ironis nasib dari seorang anak ini, putri si bapak tersebut ternyata delegasi lari maraton ke Jawa Barat untuk mewakili Kab. Bogor tapi sungguh ironis harapan seorang anak ini ternyata dia tidak mempunyai Akta Kelahiran sehingga yang seharusnya mewakili Kab. Bogor dan mengharumkan nama kedua orang tuanya harus terhambat bahkan gagal untuk melanjutkan lomba lari maraton ke Jawa Barat sungguh ironis nasib anak ini. Dari keluahan warga tadi akhirnya saya mengajukan subuah program tentang pembuatan akta kelahiran, karena mengingat pentingnya akta kelahiran dan akhirnya kesepakatan antara saya selaku penanggung jawabnya dan teman Tim KKN. Pada ke esokan harinya saya pergi ke kecamatan untuk menanyakan prosedur pembuatan akta kelahiran, setalah mendapatkan jawaban dari pihak pejabat kecamatan untuk lebih memastikannya saya berangkat ke DISDUKCAPIL. Di DISDUKCAPIL saya bertamu langsung dengan bapak Heri beliau adalah sekertaris bagian pembuatan akta kelahiran, saya langsung menanyakan kepada beliau tentang prosedur pembuatan akta kelahiran. 171
Kurangnya kesadaran hukum masyarakat dalam pentingnya memiliki akta kelahiran dan kurangnya pengetahuan mengenai prosedur pembuatan akta kelahiran, sehingga saya harus menjalaskan terlebih dahulu kepada warga akta kelahiran seorang anak itu sangat penting karena sebagai identitas dari seorang anak, terlebih sekarang dijaman era modern akta kelahiran sangat diperlukan untuk melanjutkan jenjang pendidikan dan untuk melamar kerja akta kelahiran sangat dibutuhkan. Program ini dilaksankan agar warga RW 03 Desa Rabak Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor mengetahui pentingnya membuat akta kelahiran, prosedur pembutan akta kelahiran, dan kegunaannya. Selain itu melatih saya juga bagaimana cara yang baik berinteraksi dengan warga, cara melayani warga, dan memberikan pemahaman ketika ada prosedur warga tidak sesuai yang telah ditentukan oleh pihak DISDUKCAPIL. Program ini dilaksanakan dengan metode “door to door” ketiap rumah warga, dan dengan mengumpulkan para RT di RW 03 untuk memberikan pemahaman kepada para Rt agar warganya lebih peduli kepada nasib anaknya. Dilakukan secara door to door karena adanya kendala sulitnya mengumpulkan warga disebabkan para warga sibuk dengan kerjaannya, dan dilakukan dengan mengumpulkan para RT di RW 03 agar para RT mensosialisasikan kepada warganya masing-masing. Program ini mendapatkan respon positif bagi warga Desa Rabak karena mereka merasa terbantu dengan adanya program pembuatan akta kelahiran. Dalam proses pembuatan akta kelahiran ini, saya selaku yang bertanggung jawab telah berkomunikasi dengan salah satu anggota DPRD Kab. Bogor, karena pada kesempatan beliau RESES di Kecamatan Rumpin saya di SMS langsung oleh beliau untuk menghadiri acara RESES tersebut sekalian saya menyampaikan program, pembuatan akta kelahiran. Respon dari beliau sangat positif. Di lain kesempatan saya diundang lagi ke Stadion Pekansari Kab. Bogor. Saya berdiskusi kembali dengan beliau bahwa saya meminta tolong beliau agar membantu memperceppat jadinya akta kelahiran, beliau menyanggupi dan akan membantu saya mempercepat proses jadinya akta kelahiran. Pada minggu keempat tepatnya saya melakukan pendaftaran ke DISDUKCAPIL beliau mengutus staf ahlinya untuk menemani saya bertemu langsung dengan sekertaris DISDUKCAPIL, saya dan stafnya akhirnya menemui langsung sekertaris DISDUKCAPIL menyampaikan tujuan saya bahwa tujuan saya mempercepat proses jadinya akta kelahiran karena waktu 172 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
KKN sudah hampir selesai dengan pertimbangan skertaris DISDUKCAPIL memutuskan bahwa sekertaris DISDUKCAPIL akan membantu saya, hasilnya berkas warga Desa Rabak langsung didisposisi oleh sekretaris DISDUKCAPIL, dengan ucapakn terima kasih saya sampaikan kepada sekretaris DISDUKCAPIL karena akta kelahiran berhasil jadi dalam waktu satu hari. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini adalah adanya persyartan-persyaratan yang dimiliki warga untuk membuat akta kelahiran. Dalam proses ini saya harus mengembalikan berkas warga yang kurang lengkap, semacam nama orang tua di KK, KTP, dan buku nikah tidak sesuai itu harus dilengkapi atau di perbaiki buku nikahnya, bisa juga dengan dilampirkannya ijazah orang tua sebagai penguat buku nikah. Saya memberikan arahan-arahan kepada warga agar berkas yang kurang lengkap untuk dilengkapi kembali, disamping itu saya memberikan arahan bahwa nama yang tercantum di KK, KTP, dan buku nikah itu sangat penting karena nama seseorang adalah identitas. Persyartan sekarang sangat ketat karena banyaknya teroris. Jumlah akta kelahiran yang terkumpul pertama kali berjumlah 34 akta kelahiran, karena prosedur akta kelahiran sangat ketat akhirnya yang tidak lolos dalam pengoreksian berkas berjumlah 12 akta kelahiran, yang lolos dan akta kelahirannya jadi berjumlah 22 akta kelahiran. Dalam proses program ini saya mendapatkan pelajaran yang begitu berharga ada salah satu warga yang bermasalah nama anaknya Rima, Rima lahir pada tahun 1997 sedangkan ayah dan ibunya menikah pada tahun 1999 ternyata setelah saya tanya orang tuanya ternyata Rima bukan anak kandung dari pasangan ibu Rohmah dan bapak Soleh, ternyata ibunya pernah menikah dua kali karena pada waktu bayi Rima sudah ditinggal ayahnya pada umur 40 hari, ibu Rohmah tidak mau Rima dibuatkan akta kelahiran dengan menyantumkan nama ayahnya di dalam akta kelahiran tersebut. Lebih ironisnya Rima tidak mengetahui bahwa dia bukan anak kandung dari ibu Rohmah dan bapak Soleh. Kasus perdata tidak boleh diikutkan kepada ayah yang buakan ayah kandungnya. Dalam UU Adminduk pasal 34 ayat 1 menyebutkan bahwa pasangan tidak sah adalah julukan yang diberikan negara pada pasangan yang perkawinannya tidak dicatatkan di KCS (untuk non-muslim) atau Kantor Urusan Agama (KUA) bagi pasangan muslim dalam kurun waktu 60 (enam puluh) hari sejak diberlangsungkannya tanggal perkawinan. Tetapi sebenarnya secara hukum pasangan ini sah-sah saja karena telah Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 173
melangsungkan perkawinan sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP) pasal 5 poin a, menyatakan bahwa anak sah dan juga anak tak sah tetapi yang diakui ayahnya, menyandang nama keturunan ayahnya. Ini artinya, meski ia adalah seorang anak yang dilahirkan dari pasangan tidak sah (baca: perkawinannya tidak tercatat di KCS atau KUA) tetapi jika ayahnya mengakuinya, ia tetap berhak menyandang nama ayahnya dan berhak pula mencantumkan nama ayahnya. Jadi sebenarnya tidak ada masalah bagi pasangan ini untuk mengajukan pembuatan akta kelahiran bagi anaknya, asalkan si ayah mengakui anak tersebut (misalnya dengan membuat surat pengakuan), sehingga pada akhirnya si anak dapat melakukan segala hal yang bersifat administratif tadi. Selain itu ketentuan ini juga akan sangat membantu menguatkan kedudukan perempuan dalam perkawinan tersebut karena meski perkawinannya tak tercatat dan dianggap tidak sah, paling tidak anaknya tetap akan mendapatkan hak anak yang seharusnya seperti hak waris. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, perkawinan secara agama walaupun sah tetapi tidak dilakukan pencatatan secara sah berdasarkan undang-undang yang berlaku mengakibatkan perkawinan tersebut tidak memiliki kekuatan hukum dan karenanya dianggap tidak pernah ada dalam catatan negara atau dengan kata lain perkawinan tersebut tidak diakui oleh negara. Konsekuensinya, anak yang lahir dari perkawinan siri itu merupakan anak luar kawin. Akibatnya, anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan laki-laki sebagai ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya. Implikasinya berkaitan dengan status hukum dan pembuktian asal usul anak luar kawin. Hubungannya dengan akta kelahiran adalah karena 174 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
pembuktian asal-usul anak hanya dapat dilakukan dengan akta kelahiran otentik yang dikeluarkan oleh pejabat berwenang. Keterlambatan pelaporan kelahiran atau pembuatan akta kelahiran mungkin saja terjadi. Bahkan tidak jarang ditemui adanya kasus seseorang bertanya tentang pembuatan akta kelahiran setelah dia sudah berumur cukup tua. Lalu bagaimana prosedur pembuatan akta kelahiran jika sudah melewati batas waktu yang ditentukan? Apa saja persyaratan yang diperlukan? Berapa biayanya? Jika anda berada pada posisi ini, jangan khawatir kami akan memberikan penjelasannya secara detail. Sebenarnya Anda tetap bisa membuat akta kelahiran, hanya saja prosesnya lebih lama. Pertama yang anda lakukan adalah cukup meminta keputusan tertulis kepada dinas kependudukan dan catatan sipil setempat. Yang pasti, setelah anda mendapatkan keputusan tersebut, proses selanjutnya adalah mengikuti prosedur dan syarat pembuatan akta kelahiran sesuai dengan kebijakan daerah domisili masing-masing. Keterlambatan dalam mengurus Akta Kelahiran bisa saja dikenakan denda. Dalam praktiknya di lapangan, mengenai besaran denda administratif tentang keterlambatan ini secara khusus diatur dalam Perda masing-masing daerah. Ada beberapa daerah yang menerapkan denda administratif maksimal Rp 1.000.000,- dan ada juga yang menerapkan bebas denda. Seperti halnya daerah Kab. Bogor . Sebagaimana peraturan denda administratif, prosedur dan syarat mengurus akta kelahiran baru jika terlambat melaporkan maka kembali lagi pada kebijakan masing-masing daerah. Namun prinsipnya hampir sama yaitu mengikuti prosedur dan memenuhi syarat membuat akta kelahiran sebagaimana telah dijelaskan di atas. Selain sebagai wujud pengakuan negara mengenai status individu, status perdata, dan status kewarganegaraan seseorang, akta kelahiran memiliki manfaat yang sangat besar, karena hampir semua urusan akan membutuhkan akta tersebut. Seperti untuk mengajukan kredit ke bank, pembuatan paspor, dan lain sebagainya. Demikian ulasan kami mengenai cara, syarat, dan biaya dalam mengurus akta kelahiran baru. Pada prinsipnya, akta kelahiran hanyalah sebuah catatan administratif. Dianggap penting karena data yang ada dalam akta kelahiran dapat digunakan sebagai bukti jati diri bagi si anak, sehubungan dengan hak waris atau klaim asuransi dan pengurusan hal-hal administratif lainnya seperti Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 175
tunjangan keluarga, paspor, KTP, SIM, pengurusan perkawinan, perijinan, mengurus beasiswa dan lain-lain. Dengan adanya data di KCS, secara administratif negara berkewajiban memberi perlindungan terhadap anak dari segala bentuk kekerasan fisik, mental, penyanderaan, penganiayaan, penelantaran, eksploitasi termasuk penganiayaan seksual dan perdagangan anak (pasal 19 ayat 1 Konvensi Hak Anak). Untuk itu pihak berwenang dapat menjerat pelaku dengan ketentuan kejahatan Berdasarkan Undang-undang Administrasi Kependudukan No 23 Tahun 2006, pada Pasal 27 ayat 1 dan 2 di jelaskan bahwa Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi Pelaksana di tempat terjadinya peristiwa kelahiran paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak kelahiran. dan Berdasarkan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran. Artinya, kepemilikan Akta Kelahiran adalah hak setiap warganegara dan negara melalui pegawai catatan sipilnya berkewajiban menjamin terlaksananya hak tersebut. Ini sesuai dengan yang ditetapkan dalam Konvensi Hak Anak yang telah diratifikasi negara kita pada tahun 1990 melalui Keputusan Presiden nomor 36, dalam pasal 7 dinyatakan bahwa anak akan didaftarkan segera setelah kelahiran dan sejak lahir berhak atas sebuah nama, berhak memperoleh kewarganegaraan dan sejauh memungkinkan, berhak mengetahui dan dipelihara oleh orangtuanya. Merupakan kewajiban negaralah untuk menjamin pelaksanaan hak-hak ini sesuai dengan hukum nasional.laporan tersebut, Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kelahiran. Pada kesempatan malam yang berbahagia ini izinkanlah saya mewakili rekan-rekan mahasiswa KKN BERKIBAR menyampaikan ucapan terima kasih dibuku laporan ini. Sebelumnya saya mengucapkan ribuan terima kasih kepada bapak Kusmana selaku dospem saya yang telah membantu sya dalam hal kegiatan KKN baik berupa ilmu maupun materi, bapak bapak Egi Gunadhi selaku DPRD kab Bogor yang telah membantu saya mempercepat proses jadinya akta kelahiran, bapak camat Rumpin yang telah membimbing kami dan menasihati saya tentang karakter warga Rumpin, terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak Kepala Desa Rabak yang telah mengizinkan saya 176 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
mengabdi didesanya, terima kasih juga kepada seluruh lapisan tokoh ulama, dan warga masyarakat RW 03 yang telah mereshpon saya dengan positif. Selama satu bulan kegiatan KKN saya di Desa Rabak ini yaitu dari tanggal 25 juli s.d. 25 Agustus 2016 nanti, kami menyadari, bahwa kehadiran saya di sini belumlah dapat memberikan sumbangsih yang besar terhadap kelurahan ini, tapi mudah-mudahan KKN saya kali ini dapat memberi sedikit perubahan dan warna bila di banding tahun-tahun sebelumnya. saya sudah berusaha semampu saya, semaksimal mungkin mengerahkan materi, tenaga dan pikiran saya demi Desa Rabak tercinta, saya mohon maaf apabila selama 1 bulan saya di Desa Rabak ada tingkah laku saya yang kurang sopan ataupun kegiatan saya yang kurang berkenan di hati, sekali lagi saya mohon maaf. Selanjutnya saya tuliskan, setelah acara perpisahan ini mudahmudahan tali persaudaraan, persahabatan kita semua masih terjaga dan terjalin dengan baik, bukan berarti KKN selesai tali persaudaraan kita putus akan tetapi awal mula dari kegiatan KKN ini adalah awal mula kita membangun Desa Rabak untuk menjadi desa yang lebih baik. Kel. Rabak sebagai lokasi KKN, memberikan kesan yang baik kepada saya dan menyenangkan bagi saya, masyarakatnya ramah tamah, rukun dan damai dengan berbagai macam suku bangsa yang saling bekerjasama. Bertani, pegawai PT Ternak, sapi, ayam, dan buruh kayu sebagai mayoritas mata pencaharian penduduk merupakan ciri masyarakat yang bekerja keras, giat dan tekun demi kemakmuran dan kesejahteraan warga Desa Rabak. Pesan saya mahasiswa KKN BERKIBAR kepada masyarakat Desa Rabak untuk tetap terus meningkatkan situasi dan kondisi kearah yang lebih baik agar Desa Rabak semakin jaya dikemudian hari. Pesan saya untuk pemuda dan pemudi Desa Rabak pereratlah hubungan persaudaraan dan jagalah kekompakan, saya melihat bakat-bakat olahragawan yang sangat terampil dimiliki pemuda pemudi di kelurahan ini, teruslah pertahankan dan tingkatkan. Pesan adik-adik untuk adik-adik tersayang, rajin-rajinlah belajar, kejar cita-cita tertinggi, dan teruslah bersekolah hingga jenjang yang lebih tinggi karena adik-adik semua adalah penerus saya, penerus generasi bangsa ini. Kebersamaan dengan kalian, adik-adiku sayang, baik sewaktu bimbingan belajar, belajar mengaji di POSKO KKN saya dan kegiatan yang lain, sangat begitu indah dan tak kan pernah kakak lupakan. Kalian semua adalah sahabat kecil saya yang senantiasa menghibur saya di Desa Rabak. Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 177
Tanggal 17 dan 18 Agustus 2016 kemarin, kami mahasiswa KKN menyelenggarakan berbagai lomba dari melai lomba para remaja yaitu panjat pinang yang saya lakukan di dua titik dikampung kadusewu, dan kampong lebak salak. Di Desa Rabak sebagai salah satu rangkaian kegiatan HUT RI dan alhamdulillah kegiatan ini berjalan lancar berkat dukungan semua pihak terutama warga. Dan saya ucapkan terima kasih pula kepada seluruh warga Desa Rabak yang telah membantu dan merespon saya dalam program akta kelahiran. Kepada para pihak DISDUKCAPIL, dan pemerintahan Kab. Bogor saya berterima kasih sekian tulisan ini saya buat mudah-mudahan banyak manfaatnya.
178 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
JURU MASAK KKN BERKIBAR Oleh: Anies Kurniasih
A.
Rabak Gemar Membaca Dasar pemikiran saya mengenai Desa Rabak ialah desa yang penuh cerita yang mengupas tuntas tentang permasalahan ekonomi, pendidikan, maupun keagamaan. Awal pandangan saya ketika menginjakan kaki di Desa Rabak yaitu desa yang amat fanatik dengan nilai keagamaan, kampung yang penuh cerita mistis dan kesantunan warganya. Kp. Lebak Salak RT.01 RW 03 yang kami jadikan sebagai tempat tinggal kita di pengabdian KKN ini. Menurut masyarakat memang kampung itu terkenal dengan kefanatikannya seperti ASPEK (Anti Speaker), dari laporan yang saya dengar, itulah yang menjadi kendala bagi saya untuk menjalani pengabdian kepada masyarakat sekitar Desa Rabak, Wajib belajar sembilan tahun tentu saja berlaku di Desa Rabak, Kec. Rumpin, Kab. Bogor. Jarak tempuh sekolah yang jauh dari tempat tinggal, kondisi sekolah yang jauh dari layak tidak menyurutkan semangat anakanak di Desa Rabak yang saya jadikan tempat mengabdi selama satu bulan bersama Tim KKN BERKIBAR. Saya bangga sekali dengan mereka yang sangat gemar membaca, buku pelajaran apapun akan selalu mereka baca setelah mereka pulang sekolah, begitu pula dengan mengaji, sesudah sholat dzuhur mereka bergegas ke tempat pengajian mereka yang biasa disebut dengan Kobong. Mereka pergi bersama-sama dengan penuh semangat menuju Kobong. Saya lihat dari raut wajah mereka yang penuh semangat tanpa lelah untuk belajar, saya pernah bertanya kepada salah satu anak warga yang rumahnya tidak berjauhan dengan kami yaitu bernama Nadya. Saya bertanya: “Ade, kamu kenapa semangat sekali untuk belajar dan mengaji? Sedangkan buku pun kurang memadai? Dan dia pun menjawab, “aku semangat berkat orang tuaku yang tidak pernah lelah untuk mencari uang buat aku menjadi pintar”, saat itu aku terdiam dan tersenyum karena bangga dengannya. Begitulah kebiasaan anak Desa Rabak yang tak ada kata berhenti untuk belajar. Walaupun sebagian besar pekerjaan kedua orang tuanya itu menjadi tani dan buruh pabrik peternakan ayam, tetapi mereka tidak pernah mengeluh untuk belajar, dan jarak antara sekolah dengan rumah mereka 179
sangatlah jauh, butuh waktu 30 menit dengan berjalan kaki untuk sampai di sana tetapi tiada kata mengeluh dan malas untuk mereka. Bahkan mereka sangat bersyukur karena masih ada pemerintah yang peduli dengan pendidikan. Mereka mendapatkan dana BOS atau bisa disebut sekolah gratis bayaran SPP, jadi walaupun kedua orangnya tidak mampu untuk membiayai sekolah, tetapi mereka masih bisa sekolah. Masih membahas tentang pendidikan disekolah SDN 01 Rabak, sarana dan prasarana alhamdulillah di sana masih terbilang memadai, di sekolah itu masih mempunyai perpustakaan yang bagus dengan tertata rapi dan bersih, menjadikan siswa-siswi betah dan nyaman untuk berlama lama membaca buku di sana ketika istirahat. Karena minat membaca anak Desa Rabak itu sangat tinggi, ketika waktu istirahat mereka meramaikan perpustakan itu, saya bangga dengan mereka, walaupun buku-buku yang perpustakaan itu kurang tersedia, mereka tetap gemar membaca buku sekolah dengan cara bergantian. Saya pun menyediakan berbagai buku bacaan di Posko KKN untuk mereka, buku yang kami dapat ini berasal dari berbagai donatur yang suka rela memberikan buku sekolahan untuk disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan. Mereka setelah pulang mengaji dari Kobong biasanya mereka langsung ke Posko KKN kami untuk belajar. Pengabdian saya pun dalam pendidikan telah diterapkan dalam sekolah SDN 01 Rabak. Para guru tiada rasa keluh kesah dalam mengajar siswa-siswinya. Mereka sangat bersemangat sekali. Begitupula dengan saya, dengan semangat yang tinggi dari anak-anak, saya pun bahagia mengamalkan ilmu yang saya punya kepada mereka, saya mengajar bahasa inggris di kelas 4, 5, dan 6. Antusias mereka yang saya kagumi dalam mempelajari bahasa Inggris, karena mereka merasa senang dengan adanya pelajaran bahasa inggris disekolahnya, karena kurangnya SDM dari Guruguru maka mereka jarang sekali belajar bahasa Inggris, jadi sekalinya belajar bahasa mereka sangat senang. Bukan hanya itu mereka pun sangat rajin sekali, tidak ada kata untuk malas belajar, pukul 06.30 mereka sudah rapi menunngu bel masuk sekolah. Siswa yang rumahnya jauh sekali harus berjalan kaki 5 km dari lokasi sekolah, saya sangat bangga dengan mereka, jarak antara sekolah sudah tidak lagi mereka pikirkan selain mereka bisa belajar dengan baik. Di sekolah lah tempat yang nyaman untuk menuntut ilmu dan bermain dengan teman-temannya. Kantin yang luas berada di belakang sekolah dengan pemandangan sawah nan indah itu menjadi lokasi yang bagus buat para ibu rumah tangga 180 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
berjualan. beberapa tukang mainan dan jajan lah salah satunya sarana mereka nyaman disekolah, tukang bakso ikan yang enak, dan lezat, penjual nasi uduk yang enak dengan harga terjangkau untuk anak sekolah, dan juga penjual minuman es. Pedagang jajanan sekolah pun merasa senang, mereka bisa mengadu nasib di sana, dengan banyaknya pembeli dari anak-anak, maka mereka pun untung berjualan di arena sekolah. Ada juga pedagang yang mempunyai anak yang sekolahnya di situ juga. Lapangan yang bersih mempunyai luas 15 x 8 m dan tingginya tiang bendera yang menghiasi lapangan menjadi itu tempat siswa-siswi melaksanakan upacara dan juga hiasan tumbuhan hijau di keliling lapangan dan depan kelas, menjadikan sekolah itu tampak indah dan sejuk dipandang dengan mata. Mungkin kekurangan dari sekolah itu hanya letak sekolahnya yang agak menjorok ke bawah, menjadikan sekolah itu permukaannya rendah dari jalan. Kemudian, letak parkir motor yang berada didepan gerbang sekolah pun salah satunya menjadi kendala bagi sekolah, karena posisinya sangat tinggi dari permukaan sekolah dan tidak adanya pagar yang akan membahayakan siswa-siswi apabila ada motor atau mobil yang parkir di sana. Ada musibah kejadian siswa tertimpa sepeda motor yang sedang parkir di tempat parkiran, dan siswa tersebut sedang duduk-duduk ketika istirahat di area parkiran motor yang letaknya dibawah parkiran. Menurut saya, ini sangat membahayakan seluruh siswa-siswi sekolah, dan pihak sekolah yaitu kepala sekolah maupun guru-guru pun tidak bertindak tegas dalam menanggulanginya agar kejadian ini tidak terulang kembali. Karena kasihan juga dengan para pelajar yang tidak tahu. Ini juga salah satu sebab kelalaian dari pihak sekolah. B.
Kelezatan Sebuah Masakan
Pagi ketika ayam berkokok udara pun masih terasa sejuk, di sanalah saya bersemangat dan bergegas pergi ke pasar untuk membeli sayuran, seberapa jauh jarak yang harus ditempuh dan seberapa besar lika-liku perjalanan yang harus dihadapi tetapi bukan itulah yang menjadi sebuah rintangan untuk saya dalam menjalani pengabdia saya selama ini, tetapi yang saya rasakan besarnya kepedulian yang saya tanamkan kepada kelompok saya ini, tetapi memang sudah kesenanganlah yang membuat saya dalam menjalani pengabdian ini.
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 181
Menurut saya memasak adalah suatu hal yang bisa dibilang gampanggampang susah, kita harus memiliki ilmu dan skill dalam memasak. Jika kita memasak tanpa adanya skill maka masakan yang dimasak tidak akan menjadi suatu masakan yang enak dimakan. Dalam KKN ini banyak sekali ilmu yang saya dapatkan salah satunya yaitu dalam hal masak-memasak, posko KKN BERKIBAR yang letaknya di Kp. Lebak Salak RT 01 RW. 003 menjadi saksi di mana saya melatih diri dalam hal membuat masakan untuk kelompok KKN saya. Rasa senang tentunya saya rasakan ketika saya dapat membuat suatu masakan yang tentunya mereka suka dari masakan saya. Memang saya akui, dalam satu bulan ini selain pengabdian kepada masyarakat yaitu di sebuah lembaga pendidikan seperti sekolahan, saya pun menghabiskan waktu KKN saya lebih banyak ke dunia masakan, karena itulah sudah menjadi kegemaran saya dalam membuat sebuah masakan, disamping itu tidak selamanya dalam kegemaran memasakan itu banyak suka cita, tetapi banyak pula dukanya. Suka cita dalam memasak saya dapat rasakan ketika belanja sayuran di pasar, keramaian di pasar keseruan ketika membeli perlengkapan memasak seperti membeli cabai, bawang merah, bawang putih, kangkung, tempe, sayur sop, dll. Semua perlengkapan memasak harus terpenuhi dan saya mencari-cari yang menjual semua itu, selain itu ketika memasak pun saya senang. Dalam catatan ini saya akan memberikan cara memasak dan juga bahan masakan yang pernah saya alami selama KKN di Kp. Lebak Salak. Dari memasak sayur yang meliputi sayur sop ayam, sop bakso, sayur asem, sayur bayam, tahu dan tempe lumpia, semur tahu, tumis kangkung, tumis tauge, ayam goreng, tumis daun singkong, udang rebon, dan masih banyak lagi. 1.
TAHU DAN TEMPE LUMPIA
Hari Rabu tepatnya pukul 14.00 siang saya memasak tahu lumpia, dengan kreasi saya sendiri saya bisa membuat tahu lumpia dan tempe lumpia dengan berbahan dasar : tahu, telur, kulit lumpia, daun bawang, dan cabai. Gorengan lumpia adalah salah satu menu masakan favorit kelompok saya. Apa lagi ditambah dengan saos cabai yang membuat enak. Cara membuat gorengan tahu lumpia pun sangat praktis, pertama, tahu dihaluskan dengan campuran 1 telur, lalu ditambah Royco sebagai penyedap masakan dan membuat tahu pun mempunyai rasa yang enak, 182 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
kemudian ditambahkan irisan cabai rawit hijau, dan ditambahkan daun bawang sebagai pelengkap tahu dan telor agar terlihat menarik tahunya. Cara menggoreng cukup dengan api sedang, tidak terlalu besar karena tahu lumpia itu cepat sekali matang, jadi cukup dengan api sedang agar isi tahunya matang menyeluruh. Apabila sudah terlihat kuning kecoklatan segera angkat dan tiriskan. Lalu tahu lumpia pun siap dihidangkan. Selain itu saya juga mempunyai resep tempe lumpia yang tidak kalah menarik dan lezat juga, dari bahannya sama saja, tetapi yang beda ialah hanya, tempe itu harus di goreng dulu tidak terlalu matang hanya kecoklatan saja, sesudah itu haluskan tempe yang sudah digoreng tidak terlalu matang sampai halus, lalu dicampurkan bahan yang sama seperti membuat tahu lumpia. Rasanya pun tidak kalah enak dan lezatnya dengan tahu lumpia. 2.
SAYUR SOP
Sayur sop adalah sayur yang paling disukai oleh kelompok KKN saya, karena selain rasanya enak dan bergizi juga, saya suka masak sayur sop ketika dipagi hari, karena mereka ingin beraktivitas dengan makan makanan yang bergizi dan enak di pagi hari, dengan lauk pelengkap seperti tempe goreng, sambal terasi dan ikan asin sebagai menu yang mantap. Bahan-bahan dari sayur sop tentunya saya harus membeli sayur sop ditukang sayuran yang isinya ada daun kol, wortel, buncis, daun seledri, kentang, dan tentunya ayam atau bakso sebagai pelengkap sayur sop. Selain itu tidak lupa dengan bumbu dasar sayuran sop itu Lada, Bawang Putih, Bawang Merah, Biji Pala, dan Jahe. Cara Membuat bahan dasar kita haluskan atau ulek seperti Bawang putih Bawang Merah, Lada, dan biji pala, Jahe hanya ditumbuk tidak halus, kemudian bumbu yang sudah dihaluskan masukan kedalam panci berisi air yang sudah mendidih, lalu masukan daging ayam yang sudah dipotongpotong kecil, tunggu sampai ayam benar-benar matang lalu masukan sayuran sop yang sudah dipotong-potong kedalam panci. Kemudian berikan secukupnya Royco rasa ayam dan garam sampai rasanya enak dan pas. Lalu sayur sop pun siap dihidangkan.
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 183
3.
SAYUR ASEM Sayur asem juga salah satu sayur yang disukai teman-teman, selain rasanya nikmat bila dicampur dengan ikan asin, sambal terasi sebagai pelengkap makan kita, saya suka juga dengan sayur asem, sampai saya membeli sayur asem 2 bungkus, karena jika saya membeli 1 bungus sayur asem, maka akan kurang. Karena kenikmatan sayur asemlah yang membuat saya suka memasak sayur itu. Bahan Dasar tentunya siapkan cabai merah cukup lima buah, bawang merah 5 buah, terasi sedikit, daun salam 3 lembar, asem matang atau asam mentah secukupnya, dan lengkuas. Cara membuatnya Ulek semua bawang merah, cabai, terasi sampai halus. Kemudian siapkan air didalam panci atau wadah, lalu ketika air sudah mendidih masukan semua bumbu yang sudah dihaluskan, daun dalam dan lengkuas cukup digeprek saja masukan bersama bumbu yang sudah halus kedalam air mendidih. Kemudian masukan sayur asem yang sudah diolah rapi dan dipotong-potong kedalam air mendidih, jangan lupa masukan garam secukupnya sampai rasanya enak dan tidak terlalu asin, dan penyedap masakan seperti sasa atau mecin, masukan asem matang atau asam mentah 3 buah. Tunggu sampai semua sayuran matang,apabila sudah matang lalu siap dihidangkan. 4.
TUMIS KANGKUNG Tumis kangkung adalah lauk kesukaan atau favoritnya Muhammad Fadel Eldrid yang biasa kita sapa dengan Fadel, dia bilang kangkung adalah makanan kebanggaan dalam hidupnya, dia akan bersemangat makan bila lauk yang satu ini selalu ada, tetapi bukan hanya dia, semua teman-teman KKN saya juga suka dengan tumis kangkung buatan saya, sampai mereka bilang bahwa masakan kangkung saya sudah bisa mengalahi masakan ibunya dirumah, saya hanya tersenyum ketika mereka selalu memuji masakan saya. Bahan Bumbu siapkan cabai merah atau cabai rawit (sesuai selera) secukupnya, bawang merah, bawang putih, tomat sedikit, dan terasi sebagai penyedap. Cara membuatnya masak semua bumbu yang sudah dihaluskan kedalam penggorengan yang ada minyak panasnya. Jika sudah terasa harum bumbunya masukan kangkung yang sudah diolah atau dipotong-potong, kemudian aduk sampai matang tambahkan bumbu penyedap dan garam bila 184 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
kurang. Letakan ke wadah yang sudah disiapkan, tumis kangkung siap di hidangkan. 5.
TUMIS TAUGE Tumis tauge selain rasanya mantap, lauk ini juga bisa terbilang lauk yang sederhana, enak dan murah meriah. Kenapa bisa dibilang seperti itu? Karena lauk yang gampang dicari di pasar penjual tempe atau sayuran. Saya membeli tauge satu kilogram yang harganya 8000/kg pun itu cukup 3 kali masak dengan porsi 11 orang. Bisa dibilang bahwa lauk ini terjangkau. Tetapi salah satu teman KKN saya yang bernama Ilham Octaviansyah, dia tidak suka dengan lauk ini, karena mungkin itu sesuai selera masing-masing. Sampai saya dimarahi bila saya memasak sayur ini. Bahan-bahan siapkan cabai merah atau rawit hijau secukupnya, bawang merah 5 buah, bawah putih 2 buah, daun bawang, seledri secukupnya. Semua bahan-bahan ini diiris-iris halus, atau boleh diulek sesuai selera. Cara Menumis masukan semua bumbu yang sudah diiris atau di ulek ke dalam minyak yang sudah dipanaskan di wajan. Jika sudah harum bumbunya, masukan tauge dan daun bawang masak hingga matang. Tumis tauge siap dihindangkan. 6.
SAMBAL TERASI Sambal terasi adalah sebagai penyempurna lauk, biasanya makan tanpa sambal seperti hidup tanpa nafas. Begitulah ungkapan teman-teman saya yang suka sekali dengan sambal, mau itu sambal terasi, sambal goreng, atau sambal geprok, yang pada intinya tidak bisa makan tanpa sambal. Jadi saya sebagai pemasak makanan, saya harus menyiapkan sebuah sambal setiap kita makan bersama. Karena itu saya jika membeli sayuran di pasar, hal pertama yang harus saya perhatikan yaitu cabai apalagi bila harga cabai di pasar naik, pasti jadi pengaruh dalam memasak. Awalnya saya membuat sambal dengan porsi banyak, jadi saya minimalkan karena cabainya mahal dan dapatnya sedikit, karena saya harus mengimbangkan dengan bumbu untuk masakan. Bahan-bahan dalam membuat sambal bahan yang harus disiapkan hanyalah cabai rawit merah secukupnya, tomat, dan bawang merah sedikit saja.
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 185
Cara membuat masukan cabai, bawang, dan tomat ke dalam wadah lalu rebus hingga matang, setelah itu tiriskan airnya, kemudian ulek semua bahannya sampai halus, jangan lupa beri sedikit terasi, garam, dan beri sedikit gula jeruk limau agar rasanya enak dan segar. Sambal terasi siap dihidangkan. 7.
TEMPE GORENG Kata teman-teman KKN saya, tidak mantap jika tidak membeli tempe, maka saya jika ke pasar membeli sayuran pasti tidak lupa membeli tempe. Karena tempe bdapat dijadikan berbagai macam masakan, misalnya, tempe orek dikecapin, tempe orek balado, semur tempe, dan terakhir gorengan tempe. Saya juga suka sekali dengan tempe, apalagi tempe hanya digoreng, tetapi tetap memakai bumbu juga. Bumbu Tempe Goreng Ketumbar, dan Bawang Putih. Cara Memasak ketumbar dan bawang putih di haluskan lalu beri sedikit garam agar terasa asin dan beri sedikit royco. Kemudian campurkanlah bumbu yang tadi kedalam sebuah wadah yang berisi air, lalu rendam lah tempe dengan air bumbu kira-kira 5 menit sampai bumbunya meresap ke tempe. Lalu masaklah tempe di minyak panas sampai tempe tersebut kuning kecoklatan. Jangan sampai hangus, karena jika hangus, rasanya pun menjadi tidak enak. Jika sudah matang, letakan tempe yang sudah matang ke wadah yang sudah disiapkan. Tempe siap dihidangkan. Tetapi ada catatan, saya jika memasak tempe biasanya diakhir semua masakan, jika sudah memasak lauk-lauk lain, baru saya masak tempe, karena tempe goreng jika disajikan dalam keadaan dingin, rasanya pun menjadi kurang nikmat, maka dari itu makan tempe goreng sebaiknya disantap dalam keadaan hangat-hangat. Dan saya paling suka jika makan tempe goreng dengan sambal terasi, rasanya itu lebih nikmat.
186 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, S. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Press. 2010. Nugraha, Eva. Farid Hamzah. Pedoman Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat oleh Mahasiswa. Jakarta: PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013. Nugraha, Eva. Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2016. Jakarta: PPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016. Peta “Rabak, Rumpin Bogor” diakses pada 7 Februari 2017 dari: https://www.google.com/maps/dir/Universitas+Islam+Negeri+Syarif+ Hidayatullah++Kampus+1,+Jalan+Ir.+Haji+Juanda+No.+95,+Ciputat,+Cempaka+Puti h,+Ciputat+Timur,+Kota+Tangerang+Selatan,+Banten+15412,+Indone sia/Rabak,+Rumpin,+Bogor,+Jawa+Barat,+Indonesia/@6.3868124,106.6273389,12z/data=!3m1!4b1!4m14!4m13!1m5!1m1!1s0x2e6 9efda2b18eeb1:0xe3bea9346241f122!2m2!1d106.7561595!2d6.3067127!1m5!1m1!1s0x2e69de0a6d69480f:0xed49b06c494fd768!2m2! 1d106.635025!2d-6.4847737!3e0. RKPDes (Rencana Kerja Pembangunan Desa) Desa Rabak Tahun 2015. Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial 2nd (ed). Bandung: Refika Aditama Press. 2006.
187
188 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
BIOGRAFI SINGKAT
Kusmana adalah dosen tetap Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lulus program S1 tahun 1995 di IAIN Jakarta dan meraih MA.-nya di Institute for Islamic Studies Universitas McGill, tahun 2000, dia aktif mengajar metodologi tafsir dan aktif di LPM (Lembaga Penjaminan Mutu) sebagai sekertaris. Disertasinya yang akan dipertahankannya berjudul “Contemporary Interpretation of Kodrat Perempuan: Local Discourse of Muslim Women’s Leadership in Indonesia,” yang Insya Allah akan dipertahankan di Universitas Erasmus, Rotterdam, Belanda. Dia bisa dikontak di
[email protected] .
Murojab Nugraha (21 tahun) adalah mahasiswa Jurusan Tarjamah, Fakultas Adab dan Humaniora. Pria kelahiran Pekalongan, 20 Mei 1995 ini menyelesaikan pendidikan tingkat SD dan MTs di Berau, KALTIM. Kedua orang tuanya bertransmigrasi ke KALTIM saat Murojab Nugraha berumur satu tahun. Dan hingga kini ia merupakan penduduk berdomisili KALTIM. Semangatnya dalam menuntut ilmu, menghantarkan ia hingga lulus di MA Nurusholah Pamekasan, Madura, JATIM. Keterbatasan finansial tak menghalanginya untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan. Ia aktif pada organisasi intra dan ekstra kampus. Ia merupakan pendiri dan ketua kegiatan diskusi di jurusannya yaitu RIDISTA (Riungan Diskusi Kita). Saat ini, ia tinggal di
189
Pondok Pesantren UICCI Sulaimaniyah Ciputat. Ia juga aktif dalam kepengurusan di pesantren tersebut yaitu sebagai Ketua Pembersihan.
Nadya Asanul Husna atau sering disapa Nadya berusia 21 tahun. Nadya adalah mahasiswi jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Nadya menempuh pendidikan menengah pertama dan menengah akhir di Ciputat, tepatnya di Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Nadya sangat hobby berpetualang. Selama hidupnya Nadya selalu mencoba hal-hal yang baru. Semenjak duduk di bangku MTs, Nadya sudah tergabung dalam Palang Merah Remaja dan terdaftar sebagai volunteer cilik situ gintung. Setelah lulus dari menengah akhir Nadya sering mengikuti volunteering dalam kegiatan sosial. Gadis berdarah minang ini sangat mencintai Matematika dan memiliki motto hidup: miracle, believe, get.
Annisaul Khoeriyah (20 tahun) adalah mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Pada saat di MTs Al MARDLIYYAH yang di mana MTs tersebut berada di lingkungan pesantren, ia pernah menjabat sebagai pengurus pondok dan ia pernah menjabat sebagai anggota OSIS. Dan di MAN 22 JAKARTA BARAT, ia pernah mengikuti ekstrakulikuler Pramuka dan ia sendiri yang menjadi Ketua Pradaninya. Ia adalah mahasiswi program kerjasama UI dengan UIN yang di mana ia kuliah di UI 190 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
selama 2 tahun untuk gelar D2 dan di UIN selama 2 tahun untuk mendapatkan gelar S1. Pada saat di UIN ia pernah mendapatkan kesempatan untuk menjadi panitia dalam acara Ultah HMJ Manajemen dan ia aktif dalam mengikuti UKM Kopma UIN Syarif Hidayatullah.
Diah Ayuningtyas (21 Tahun) adalah mahasiswi Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Adab dan Humaniora. Wanita yang akrab disapa Ayu ini pernah aktif berorganisasi dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Bahasa dan Sastra Inggris Periode 2014-2015 menjabat sebagai Anggota Divisi Penelitian dan Pengembangan. Memiliki kecintaan yang besar terhadap musik, ia pun pernah menjabat sebagai Ketua Lembaga Semi Otonom (LSO) bidang musik yang bernama Music of English Letters milik Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris periode 2015-2016. Selain musik, Menulis puisi, membaca buku dan novel adalah hal lain yang Ia gemari. Kegemarannya akan sastra pernah menjadikan dirinya sebagai Panitia volunteer di rangkaian acara ASEAN Literary Festival 2015.
Cahyo Nugroho (21 Tahun) merupakan mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Selama kuliah ia aktif di dalam organisasi ekstra kampus dan pernah aktif di dalam kepengurusan Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, di Bidang Biro Antar Lembaga dan Pemberdayaan Eksternal. Di sela-sela kuliah ia juga pernah bekerja menjadi surveyor di beberapa
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 191
lembaga survey dan memiliki hobi bermain game dan jalan-jalan. Muhammad Fadel Eldrid (21 tahun) adalah seorang mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ushuluddin, Program Studi Tafsir Hadits. Fadel adalah lulusan MAN 4 Jakarta Selatan. Pada tahun 2012 ia sempat berkuliah di perguruan tinggi swasta yaitu Universitas Budi Luhur. Pada tahun 2013 ia perna menjadi panitia pada acara Sampoerna Soundsation Tangerang Selatan. Fadel adalah salah satu mahasiswa yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Fadel mempunyai hobi yang mungkin tidak semua orang suka, hobinya ini adalah mendaki gunung. Bagi fadel, terdapat kepuasan sendiri jika dapat mencapai puncak suatu gunung. Ia juga hobi dalam bidang olah raga dan seni. Sedangkan dalam bidang akademisnya saat ini, iya berkata bahwa ia belum mempunyai bekal ilmu yang cukup dan masih terus menempuh proses pembelajaran.
Muhammad Aldy Rivai, lahir di Kota Jakarta, 13 Januari 1996 adalah seorang mahasiswa Jurusan Sistem Informasi di Fakultas Sains dan Teknologi. Memulai pendidikan dasarnya di MI Nurul Huda Jakarta, setelah menempuh pendidikan di sana, melanjutkan tingkat pertama di SMPN 226 Jakarta dan pendidikan menengahnya ia lalui di SMAN 97 Jakarta. Diluar kampus, ia aktif dalam organisasi Karang Taruna dan Remaja Masjid. Aldy sangat menyukai hal-hal yang terkait dengan komputer dan juga musik.
192 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Ilham Octaviansyah (20 tahun) adalah seorang mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Pada saat di SMP Al-Fityan Tangerang, ia pernah mengikuti ektrakulikuler taekwondo sampe tingkat kejuaraan antar daerah. Ia adalah mahasiswa program dari kerjasama UI-UIN. Kuliah di UI selama 2 tahun untuk gelar D2 dan melanjutkan di UIN selama 2 tahun untuk mendapatkan gelar S1. Di UI ia aktif berorganisasi bernama CCIT Squad. Pada saat di UIN dia mendapatkan kesempatan untuk menjadi panitia dalam acara Economy Expo 2015, acara pertama terbesar di Fakultas Ekonomi dan Eisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Izzat Muttaqin (22 tahun) adalah seorang mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum. Memulai pendidikan dasarnya di SDN 01 Pilangsari, setelah menempuh pendidikan di sana, melanjutkan tingkat pertama di MTsN Ciwaringin Cirebon dan pendidikan menengahnya ia lalui di MA Amanatul Ummah Surabaya. Izzat sangat aktif berorganisasi, ketika Izzat di pesantren ia pernah menjadi ketua kepesantrenan periode 2011-2012. Setelah ia lulus sekolah menengah atas, Izzat pun aktif dalam organisasi di kampus. Izzat pernah tercacat dalam pengurusan HMPS Hukum Keluarga Departemen Kemahasiswaan 2014-2015. Selain organisasi kampus, Izzat aktif dalam kepengurusan komisariat PMII cabang Ciputat, Biro Aksi dan Advokasi 2015-2016. Saat ini Izzat aktif menjadi ketua Biro Politik Mahasiswa Komisariat FSH PMII cabang Ciputat 2016-2017. Selain Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 193
berorganisasi Izzat juga berprestasi dalam bidang menulis dan public speaking, ia pernah menjuarai lomba synopsis se-kabupaten Majalengka dan pernah menjuarai lomba ceramah sepesantren ciwaringin Cirebon.
Anies kurniasih (22 tahun) adalah mahasiswi Jurusan Manajemen Dakwah Haji dan Umroh Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, ia bergabung dalam Ikatan Alumni dan Keluarga Besar Pondok Modern Ummul Quro Al-Islami (IKAPMI UIN JAKARTA) dan juga bergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bahasa FLAT UIN JAKARTA angkatan 2013 dan menduduki jabatan sebagai Anggota Muda selama 2 tahun. Organisasi yang ia ikuti diluar kampus yaitu PMII cabang Ciputat, dan sebagai sekretaris Karang Taruna Palapa Jaya-Serua, dan selain organisasi kampus, ia juga tergabung dalam Forum Guru Ngaji (FGN) Kota Tangerang Selatan angkatan 2014 sampai sekarang. Selain berorganiasasi, kesehariannya pun sebagai Guru Bahasa Inggris di sekolah MTs dan MA Yayasan Pesantren Yatim Al-Hanif di Bukit, Serua.
Tristianingsih (22 tahun) adalah mahasiswi Jurusan Hukum Tata Negara Islam atau dapat juga dikenal dengan Politik Islam di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia menempuh pendidikan menengah pertama dan menengah akhir di jawa timur, tepatnya di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1, seusai menjalani pengabdian di pondok, ia melanjutkan menimba ilmu di Ibukota 194 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Jakarta seperti ketika sekolah dasar. Mencintai al-Qur’an membawanya menjadi anggota dan pengurus di Unit Kegiatan Mahasiswa HIQMA (Himpunan Qori’ Qoriah Mahasiswa). Ia sangat suka berorganisasi karna dapat bersosialisasi dan berkomunikasi pada banyak orang sehingga ia aktif menjadi BPH (Badan Pengurus Harian) di Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum. Mengikuti program Double Degree membuatnya harus lebih banyak membaca buku walaupun hobinya bukanlah membaca melainkan bergerak di bidang seni tari.
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 195
“Don’t forget to be awsome” -Ilham Octaviansyah-
196 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
LAMPIRAN-LAMPIRAN
197
198 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
A. KKN BERKIBAR MENGAJAR PAUD
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 199
200 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
B.
KKN BERKIBAR MASUK KORAN
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 201
C.
SERIFIKAT PEMATERI
202 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
D. KKN MEMBANGUN
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 203
E.
KKN MENGAJAR SD
204 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota
Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota | 205
206 | Rabak: Rajutan Asa di Pinggir Kota