\
ISBN 978-979-799-448-8
/ PROSIDING ._
SEMI
R NASIONAL ETNOBOTANI IV
~ JID-
~ United NaIianI Educational, Scientific Md ~
Pusat Penelitian Biologi-LIPI
Perhimpunan Masyarakat
0rganizaIi0n
I Komite NasionaI 0 . . - •• Aft
•• """_ ••
JftMO
Komite Nasional Program
U. Putri, R. Lestari dan P. Aprilianti: Potensi NepheliHm spp., di Kebun Raya Bogor
Potensi Nephelium Spp.: studi kasus di Kebun Raya Bogor Winda Utami Putri, Reni Lestari dan Popi Aprilianti PusatKonservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor- UP!, Bogor
ABSTRACT There are 22 Nephelium species widespread in Asia, and 12 species of those are potential to be conswned. It can be used as fruit plants, building material, medicine, and cosmetics. This paper describes ethnobotany information of the Nephelium species. Besides that, the tree and fruit morphology ~haracteristics and preference test are elaborated on so~~ Nephelium s~~es collected. in Bogor Botaruc Garden that can be conswned. Based on the observatlon result,- the LUtts of Nephelillm are varied in appearance and taste. There are significant differences in all atribute from the tested Nepheliwn fruits except on few atributes such as fruit shape, sweetness of fruit, and on flavour - intensity. Keywords: Nephelium, ethnobotany, fruit, morphology, preference test
PENDAHULUAN Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman berpotensi, namun hingga saat ini baru sekitar 6000 jenis yang berhasil diketahui potensi dan manfaatnya sebagai bahan pangan, sandang, papan, dan industri. Hal ini terjadi karena keterbatasan pengetahuan tentang tumbuhan Indonesia (Sastrapradja et al, 1989). Salah satu potensi tanaman Indonesia yang dapat terus dikembangkan adalah tanaman buah. Pengembangannya di Indonesia belum optimal dan peluang komersialisasi belum dapat dimanfaatkan dengan baik. Nephelium atau rambutan merupakan salah satu jenis buah potensial yang dikonstuIlSi di beberapa negara, termasuk negara-negara di Asia, Australia, Eropa dan Amerika (¥orton, 1987; Verheij dan Coronel, 1992). Penyebaran Nephelium meliputi Benua Asia dari Yunnan dan Assam ke Hainan sampai wilayah Asia Tenggara. Genus ini memiliki anggota sebanyak 22 jenis, di antaranya 5 jenis terdapat di Thailand dan Indochina, 13 jenis di Semenanjung Malaysia dengan tiga jenis endemik, 16 jenis di Kalimantan dengan 8 jenis endemik, 4 jenis di Filipina, 3 jenis di Jawa Bagian Barat, dan 1 jenis di Sulawesi (Adema et ai, 1994) . Tanaman buah ini dapat tumbuh dengan baik di hutan hujan dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl dengan curah hujan 1500-3000 mm pertahun. Seoagian Desar tumbuh di tebing, punggung bukit, dan lereng. Budidaya tanaman ini banyak dilakukan di negara-negara tempat tanaman berasal dan di beberapa wilayah tropis seperti Filipina, Thailand, Burma, Indonesia, dan Australia 01erheij dan Coronel, 1992 ; Sutono, 2008). Perbanyakan tanaman dilakukan secara generatif dan vegetatif, yaitu dengan grafting, budding dan air layering. Nephelium termasuk buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Terdapat beberapa jenis rambutan yang biasa dikonswnsi, di antaranya adalah rambutan (Nephelium lappaceum L.), rambutan kabung (Nephelium cuspidatum Blume), ridan/penjaih (Nephelium maingayi Hiern.), kapulasan (Nephelill1ll ramboutan-ake (Labill.) Leenh.), dan namun (Nephelium uncinatum Radlk. ex Leenh.). Di antara jenis-jenis rambutan terse but, kapulasan (Nephelium ramboutan-ake) merupakan jenis yang paling potensial untuk dikembangkan karena memiliki karakteristik yang serupa dengan rambutan (Nephelium /appaCtU1II). Daging buah kapulasan teras a sedikit lebih manis dan berukuran lebih besar. Rambutan merupakan salah satu buah ekspor andalan Indonesia selain manggis, pisang, sawo, nenas, dan durian. Volume ekspor rambutan pada tahun 2006 mencapai 801.077 ton atau meningkat sekitar 18,58 % dari tahun sebelumnya (Badan Pusat Statistik, 2007) Pemanfaatan tanaman Nephelium yang utama adalah sebagai penghasil buah. Buah Nephelium selain dikonswnsi segar juga dapat diolah menjadi buah kaleng dan selai. 01erheij dan Coronel, 1992). Kegunaan lain dari tanaman ini adalah untuk kayu bakar, kayu pertukangan dan obat. Bagian yang dijadikan sebagai obat adalah buah, daun, kulit kayu, serta akar (Morton, 1987).
Seminar Nasional Etnobotani IV, Cibinong Science Center-LIPI, 18 Mei 2009 _
483
W. LT Futri, R. Lestari dan P. Aprilianti: Potensi Nephelium spp., di Kebun Raya Bogor
Studi etnobotani menyajikan informasi mengenai penggunaan berbagai jenis tumbuhan oleh masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari. Kekayaan Indonesia akan sumberdaya alam hayati dan kebudayaan memungkinkan kajian etnobotani dapat terus berkembang (Walujo, 2000). Secara loka!, etnobotani berperan dalam mendapatkan informasi mengenai sumberdaya alam yang ada, mengembangkan metode produksi yang sesuai dengan kondisi lingkungan 1okal, konservasi terhadap pengetahuan loka~ dan konservasi terhadap jenis tumbuhan dan habitatnya (Cotton, 1996). Salah satu informasi yang dapat diperoleh dari kajian etnobotani adalah mengenai pemanfaatan tumbuhan buahbuahan oleh masyarakat lokaL Penelitian mengenai pemanfaatan tanaman Nephelium sebagai tanaman penghasil buah dan obat merupakan salah satu bentuk studi etnobotani. Kebun Raya Bogor sebagai lembaga yang menangani konservasi tumbuhan memiliki beberapa koleksi Nephelium. Terdapat lima jenis koleksi yang teridentiftkasi dari 29 nomor koleksi. Jenis yang ada meliputi Ncphe/ium cuspidqtum, Nephelium cuspidatum var. mopetalum, Nephelium juglandifolium, Nephelium lappaceum, Nephelium ram17utan-ake, dan Nephelium retiC1llatum. Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menggali potensi beberapa jenis Nephelium secara umum, terutama koleksi Kebun Raya Bogor sebagai tanaman penghasil buah serta pemanfaatan lainnya. Diharapkan Nephelium dapat terus dikembangkan dan dilestarikan sebagai salah satu tanaman buah asli Indonesia.
METODE PENELITIAN Pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran pustaka maupun pengukuran dan pengamatan pohon dan buah Nephelillm koleksi Kebun Raya Bogor yang berbuah cukup lebat pada awal tahun 2009. Koleksi yang diamati dan lokasinya di kebun adalah jenis Nephelium lappaaum (III.H.10), Nephelium juglandifolium (III.H.20), Nephelium ramboutan-ake (III.H.8A) dan Nephelillm lappaceum (III.H.6). Data mengenai koleksi yang lebih lengkap dan kondisi tempat tumbuhnya dapat dilihat pada tabel 1. Pengamatan dan pengukuran yang dilakukan beserta alat ukumya meliputi tinggi pohon (altimeter BL 6, Carl Leiss, Germany), diameter pohon (diameter tape 20 m x 5 m, Tool No. D-5M, YAMAYO, Japan), wama dan tekstur batang, lebar tajuk (meteran), kondisi dan bentuk tajuk, ukuran, wama dan bentuk daun. Sebanyak 30 sampel buah untuk masing-masing pohon diamati panjang, lebar; berat dan wama; tebal, berat dan prosentase kulit; panjang dan lebar buah yang sudah dikupas kulitnya; tebal dan prosentase daging buah; ukuran, berat dan prosentase biji serta kemanisan buah atau total padatan terlarut (tpt). Pengukuran panjang, lebar dan tebal bagian-bagian buah dilakukan dengan menggunakan digital caliper 200 mm (Mitutoyo CO., Japan), pengukuran berat dengan menggunakan timbangan analitik (AND GR 300), sedangkan tpt diukur dengan menggunakan digital refractometer (palette Series PR 101 IX, ATAGO CO., LTQ, Japan). Hasil pengamatan diolah dengan uji ANOVA (perbedaan signiftkan nilai rata-rata P .::; 0.05) dan uji lanjut Duncan dengan menggunakan program stattstika SPSS 15. T abel 1 D ata in . eli Vl.d U po hon NleplhellU111 No Parameter Nephtllu111/appactU111 1 2 3
4
5 6 7
Ttnggi pohon (m) Diameter batang (m) Diameter tajuk Bentuk tajuk
Konelisi tajuk Letak percaJ>angan terendah (m) Wama kulit batang
8
Tekstur batang
9
Bentuk daun
-
kulit
(A)
Ntphtliu111 juglandiJolzum
Nephtlium rambou/analet
Ntphtlium IappactulII (B)
17 60
18.5 76.4
17.5 48.3
15 65.2
8.5 membulat tidak teratur
10.95 tidak teratur
Rimbun 3.25
Rimbun 4.1
Sedang
3
10.5 membulat, membentang tidak teratur Sedang 6.75
cokelat sedikit keabuan tidak berbanir, berpuru, berlekuk, berbenjol-benjol tlc1ak teratur majemuk berhadapan berseling,
cok.lat sedang
cok.lat keabuan
abu-abu kecok.latm
tidak berbanir, sedikit berbenjol, mengelupas sebagian kecil majemuk berhadapan berseling, halus berlapis lilin (daun
tidak berbanir, berpuru, berlekuk
tidak berbanir, berpuru
majemuk berhadapan berseling, lanset
majemuk, bulat telur, lanset
3.95 me~bulat
484 Seminar Nas~nal Etnobotani IV, Cibinong Science Center-LIPI, 18 Mei 2009
teratur
U. Putri, R. Lestari dan P. Aprilianti: Potensi Nephelium spp., eli Kehun Raya Bogor
10 11 12
13
bawah), Ian set
stipula,bulat te1ur, lanset HijauTua Hijau sedang
Wama claun Catas) Wama claun, (bawah) Panjang claun (em) Lebar daun (em)
Hijau Tua Hijau muda keperakan 3.8 - 7.4 8.9 - 24.6
3.1 -7.9 7.7 - 21.1
Hijau Tua Hijau sedang keperakan 1.6 - 4.4 4.6 -15.4
Hijau Tua Hijau sedang 4.2- 8.9 7.3-19.3
Uji kesukaan buah dilakukan oleh 30 responden dewasa yang terdiri dari 18 pria dan 12 wanita, yang melakukan penilaian terhadap atribut kualitas buah. Atribut tersebut me1iputi penampilan, ukuran, bentuk, wama kulit buah, kemudahan dikupas, penampilan dan wama sesudah kulit dikupas, tekstur daging buah (lembek atau tidak), kemudahan mengelupas daging buah, rasa serta aroma buah. sangat kurang menarik, 2 Responden menilai dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5 (1 kurang menarik, 3 = biasa/ sedang, 4 = menarik, 5 = sangat menarik) ellinek, 1985). Data hasil penilaian responden diolah dengan menggunakan uji non parametric Kruskal-Wallis menggunakan program statistika MINITAB 14. ".
=
=
a
HASIL DAN PEMBAHASAN Koleksi Nephelium Kebun Raya Bogor Kebun Raya Bogor memiliki lima jenis koleksi Nephelium yang sudah teridentifikasi dengan jumlah total koleksi mencapai 29 individu. Koleksi Nephelium merupakan hasil eksplorasi dari berba~ daerah di J awa, Sumatra, Kalimantan dan Papua. Koleksi paling tua yang tercatat adalah Nephelium juglandifolium asal Jawa yang ditanam pada tahun 1866. Data koleksi Nephelium di Kebun Raya Bogor disajikan pada tabel 2. I.
TheI2 D ata koe Ik·N a t 'um Kebun Raya Bogor SI leplhli No Asal Yak Jenis 1 Ntphtlillm OII!pidatllm Kab. Rejang Lebong IIIJ·118
2 3
Ntphtlillm illglandzJolillm Ntphtlillm /appactllm
-
3
N tphtlillm IappaCtllm
4
Nephelillm ramboutanalet
~
~
5
Ntphelium rrticulatllm
Tanggal tanam 16 J. ni 1993
XXIV.A.137
Kab. Kutai, Kalimantan
7 Januari 1997
111.1.123 IIIH.20
Raja Ampat. Papua (78 m dpl) Gunung Salak, Jawa Barat
17 Desember 2008
III.H.ll
Jawa
1866
111.1.77 III.I.77a III.H.6 III.H.32 I1J.H.32a III.H.35 III.H.33 III.H.33a III.H.33b III.K.64a III.H.33e III.K.64 II I. H. 34 III .H.34a III.F.33 III.F.33a III.H.S III.H.Sa III.H.24 III.H.24a XIX.E.101 II.M.3a
Bangka Bangka Jawa Kab.Barito Utara, Kalteng 120 m dpl Kab.Barito Utara, Kalteng 120 m dpl Kab.Barito Utara, Kalteng 120 m dpl Kab.Barito Utara, Kalteng 120 m dpl Kab.Barito Utara, Kalteng 120 m dpl Kab.Barito Utara, Kalteng 120 m dpl Kab.Barito Utara, Kalteng (120 m dpl Kab.Barito Utara, Kalteng (120 m dpl Kab.Barito Utara, Kalteng 120 m dpl Kab. Barito, kalteng Kab. Barito, kalteng Bangka, Sumatera Bangka, Sumatera Psugug, Palembang, Sumatera Psugug, Palembang, Sumatera Jawa Jawa Popayato, Gorontalo, Sulut CA. Panua, Kec. Paguat dan Marissa, Prop.Gorontalo, Kab. Boalemo, T NBH Wartabone, Ds. Lombongo, Kec. Sawawa, Kab. Gorontalo (50 m dpl)
20 Desember 1970 20 Desember 1970
Seminar Nasional Etnohotani IV, Cihinong Science Center-LIPI, 18 Mei 2009
17 Maret 200S 17 Maret 200S 27 Nopember 2008 27 Nopember 2008 27 Nopember 2008 27 Nopember 2008 17 Maret 200S 27 Nopember 2008 17 Maret 200S 27 Nopember 2008 27 Nopember 2008
4 Januari 1975 24 Pebruari 1998 21 Maret 2005
485
w. U.
-i, R. Lestari dan P. Aprilianti: Potensi Nephe/ium spp., ill Kebun Raya Bogor
II.M.5 II.M.ll 6
Nepheliul1I spp.
XIX.F.98 II.M.22 II.M.24
TNRA W H. Tatange, Sultra CA. Panua, Kec. Paguat, Kab,. Boalemo, Prop. Gorontalo (50 m dpl) Bukit Tapan, Kec. Air Hangat, Kerinci,Jambi (855 m dpl) ( TN. Bukit Duabelas, Sic;iomukti, Air Hitam, Jambi, Sumatera (100 m dpll Hutan Lindung Renggiang, Kec. Kampit, Bangka Belitung, Sumatera (20 m dpl)
21 Maret 2005 11 Oktober 2006 25 Oktober 1995 12 Mei 2005 12 Mei 2007
Pada penelitian kali ini, jenis yang diamati adalah Nephelium lappaceum, Nephelium juglandifolium, dan .Nephelium ramboutan-ake. Ketiga jenis tersebut merupakan jenis yang memiliki potensi utama sebagai tanaman buah. Berdasarkan hasil pengamatan, masing-masing jenis Nephelium merniliki karakteristik buah yang berbeda. Karakter dari masing-masing bu~ yang diamati disajikan pada tabel3. Seluruh karakter yang diamati pada keempat buah Nephelium menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf uji ANOVA P ~ 0.05. Pada pengamatan tersebut terdapat 2 sampel buah (A dan B) yang berasal dari dua pohon jenis N. lappaceum. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa meskipun satu jenis, variasi karakter buahnya cukup luas,yang meliputi ukuran, bentuk, dan berat buah; prosentase kulit, daging buah dan biji; ukuran dan berat biji; serta rasa manis buahnya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan secara nyata untuk karakter-karakter tersebut pada N. lappaceum A dan B. T abel 3. Karakter buah dati beberapa jenis Nepheliul1I koleksi Kebun Raya Bogar. No Nrpheliul1I Komponen/Karakter Nepheliul1I Iappaceul1I A juglandiJoliul1I 1 Berat buah (mg)* 23,745 b 17,385 a 2 Panjang buah (mm)* 39,204 b 37,664 a 3 28,514 a Lebar buah (mm)* 36,760 c 4 5,154 b Tebal kulit (mm)* 3,803 a 72,099 d 5 Prosentase kulit(%)* 54,217 b 6 Panjang buah dikupas (mm)* 26,277 a 25,262 a 7 Lebar buah kupas (mm)* 16,918 a 22,727 b Prosentase daging buah (%)* 38,171 c 21,385 a 8 9 Tebal daging buah (mm)* 2,150 a 4,641 c 10 Total padatan terlarut fBrix)* 23,278 c 16,450 a 11 Berat biji (mg)* 1,129 a 1,806 b Panjang biji (mm)* 22,397 b 12 19,877 a 13 Lebar biji (mm)* 10,541 a 16,844 d »6,506 a . 14 Prosentase biji (%)* 7,611 b
Nrpheliul1I Trll1Ibou/an-alee 29,805 d 51,534 d 39,953 d 5,383 b 66,822 c 32,231 c 23,206 b 25,581 b 3,218 b 23,811 c 2,253 c 23,221 b 15,758c 7,597 b
Nepheliul1I lappaceu", B 27,413 c 46,945 c 35,867 b 3,843 a 51,501 a 35,964 d 24,675 c 40,197 d 5,542 d 18,356 b 2,253 c 26,093 c 13,429 b 8,302 c
Catatan: (1). Tanda* pada komponenl karakter menun;ukkan lerdopal perbedaan nyala dzanlara sampe/; (2). HI/rulyang berbeda di samping angka rala-rata pada k%m menunjukkan perbedaanyang nyala pada tarafP s..O,05
Jenis N. ramboutan-ake mempunyai buah dengan berat dan ukuran yang lebih besar dibanding Nephelium lainnya, sedangkan yang paling kecil adalah N juglandifolium (tabel 3). Tebal dan prosentase kulit buah pada jenis N. juglandtfolium dan N. ramboutan-ake lebih besar dibandingkan jenis N. lappaaum baik yang sampel A atauupun B. Sebaliknya hasil pengamatan untuk karakter tebal dan prosentase daging buah serta berat, ukuran dan prosentase biji menunjukkan bahwa jenis N. lappaceum sampel A dan B lebih besar dibandingkan jenis N. ramboutan-ake dan N. juglandifolium. Kemanisan buah atau total padatan terlarut buah yang tertinggi adalah N. lappaceum sampel A dan N. ramboutan-ake, kemudian diikuti oleh N lappaceum sampel B dan N. juglandifolium. Kedua jenis N. lappaceum sampel A dan N. ramboutan-ake, tersebut tidak menunjukkan perbedaan nyata untuk rasa manis buah, namun berbeda nyata jika dibancliiigkan dengan dengan N . juglandifolium dan N . lappa,-eum B.
II. Potensi Nephelium Nephelium merupakan jenis tanaman yang telah dimanfaatkan secara luas baik sebagai tanaman buah, obat, kayu pertukangan, maupun bentuk pemanfaatan lain seperti pewama alami. Berbagai bentuk pemanfaatan ini menunjukkan bahwa Nepkelium merupakan tana~an potensial yang dapat terus dikembangkan pemanfaatannya. Pengembangan pemanfaatan N8phelium terutama harus dilakukan pada jenis-jenis yang belum banyak diketahui informasi pemanfaatannya. Nlanfaat dari beberapa jenis Nephelium tercantum pada tabel4. 486 Seminar Nasional Etnobotani IV, Cibinong Science Center-kIPI, 18 Mei 2009
_U. Putri, R.
~s~ari
dan P:. Aprilianti: Potensi Nephelillmspp., eli Kebun .Raya Bogor
Tbel a 4. Manfaat tanaman Nephelilllll. No 1
Jenis
Nepheli1l1ll/oppactll1ll
-
2 3 4 5 6 7 8 9 10
NepheliulII ramboutan-a/ee NepheliulII }uglandtJoliulII Nephtliulll alJpidatulII N epheliulII lIIaing,!]i NepheliulIIlIIedJiJeulII NepheliulIIlIIelanolll;sallII NepheliulII retiallatulII NephtliulII uncinatulII NepheliulII a&Ukatulll .,
Manfaat Semua bagian dari tanaman ini, c4ri kulit, daun, biji, sampai akar, dapat berfungsi sebagai obat. Buah dimakan segar dan dapat diolah menjadi bahan makanan lain sepecti setai. Minyak biji digunakan dalam pembuatan sabun dan lilin. Kulit buah dapat digunakan untuk mengatasi disentri dan demam. Kulit kayu digunakan untuk mengatasi sariawan. Sedangkan daun digunakan untuk mengatasi sakit kepala, diare dan menghitamkan rambut. Akar digunakan untuk mengatasi demam dan biji digunakan untuk mengatasi kencing manis. Penghasil kayu, bahan obat, zat pewama dan buah dapat dimakan segar. Buah dimakan segar. Penghasil kayu dan bahan obat, buah dimakan segar. Buah dimakan segar. Sebagai bahan/material pemuliaan sambungan, pecsilangan, dlI). Sebagai bahan/material pemuliaan sambungan, pecsilangan, dlI). Sebagai bahan/material pemuliaan sambungan, pecsilangan, dlI) . l Buah dimakan segar. _.Buah dimakan segar.
Sumber : UJt, 2004; Verhetj dan Coronel, 1992
III. Tingkat kesukaan terhadap beberapa Nephelium koleksi Kebun Raya Bogor Jenis Nephelium yang paling dikenal pemanfaatannya sebagai tanaman buah adalah Nephelium lappaaum. Dengan karakteristik buah yang asam hingga manis, buah ini telah banyak dikonsumsi secara segar. Uji kesukaan dilakukan dengan menggunakan beberapa karakter buah untuk menentukan penilaiannya. Hasil uji kesukaan terhadap buah dati 4 individu Nephelium koleksi Kebun Raya Bogor disajikan pada tabel 5. Hasil uji kesukaan menunjukkan adanya perbedaan nyata untuk semua kriteria/komponen keempat buah Nephelium, kecuali pada kriteria bentuk buah, kemanisan rasa dan ketajaman aroma. Berdasarkan hasil uji kesukaan untuk kriteria penampilan luar, ukuran dan warna kulit buah, jenis Nephelium juglandifolium kurang disukai responden dibandingkan tiga buah Nephelium lain: Jenis ini juga secara nyata lebih sulit dikupas kulit buahnya dibandingkan dengan 3 buah Nephelium lainnya. Jenis Nephelium lappaceum sampel A dinilai paling menarik dibanding buah Nephelium lain untuk kriteria rasa, penampilan buah dikupas kulitnya, tekstur daging buah, kemudahan dikelupas daging buahnya dan kandungan air. Kedua jenis sampel dari jenis Nephelium Iappacellm lebih diminati untuk kriteria intensitas rasa dan aroma buahnya dibandingkan kedua jenis Nephelium JlIglandifolium dan Nephelium ramboutan-ake. ~ Tbl5H · atel'but kesu kaan teehadap beberapajems ' Nhli lep, t 11111 klk 0 e SI' Kb e un Raya Bogor. a e asit penilalan No NtpheliulII Atribut Nephtlium NephtliulII ramboutan-ake lappactllm (A) J1IglandtJok1l111 1 3b 4b 2a J>enam~ilan * 2 Ukuran* 3b 4b 3a 3 Bentuk 4b 3b 3,5 b 4 4c Warn a kulit * 4b 2a 4c 4c 2a 5 Kemudahan dikupas* 6 4c 3b 3b Penampilan buah dikupas* 7 2b 4c 3b Kandungan air buah* 2b 8 Tekstuc da~g* 4c 2b 9 2a 1a Kemudahan mengelupas daging* 5c 2b 10 Kemanisan rasa 2,5 b 2b 3a 11 4c 3b Kesukatn rasa* 2a 12 Intensitas rasa* 4c 2a 2a 13 2a 4c Kesukaan intensitas rasa* 14 2,5 b 2b Ketajaman aroma 2,5 b 2a 15 Kesukaan aroma* 3a 4c ~:
Nephelium (BO
Iop~ceum
4b 4b 4b 4b 4b 3b 3b 2a 2b 3b 3b 4c 4c 3b 3,5 c
(1). * menllnjllkkan terdapat perbedaan nyata dlantara sampelllntllk learakter/ komponen tersebllt,· (2). HlIrufyang berbeda pada anglea disamping nih; median di kolom menunjuklean ptrbedaanyang nyata pada tarafP s..O,OS -
Seminar Nasional Etnobotani IV, Cibinong Science Center-LIPI, 18 Mei 2009
487
W. T Putri, R. Lestari dan P. Aprilianti: Potensi Nephtlium spp., ill Kebun Raya Bogor
KESIMPULAN Kebun Raya Bogor memiliki lima jenis koleksi Nephelium yang dengan jumlah total koleksi mencapai 29 individu. Koleksi berasal dari Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Papua. Nephelium dimanfaatkan sebagai tanaman buah, obat, dan penghasil kayU. Koleksi Nephelium di Kebun Raya Bogor sebagian besar berpotensi sebagai tanaman buan. J enis Nephel1um berpotensi yang belum dimiliki oleh Kebun Raya Bogor adalah Nephelium maingqyi, Nephelium aculeatum Nephelium uncinatum, Nephelium melonomiscum, dan Nephelium meduseum. Hasil pengamatan pada karakter buah menunjukkan terdapat perbedaan pada keempat buah Nephelium. Perbedaan karakter mulai dari buah hingga biji ditunjukkan pada masing-masing buah dari jenis berbeda maupun pada jenis yang sama seperti pada Nephelium lappaceum A dan B. Vji kesukaan buah Nephelium juga menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata pada semua kriteria/komponen yang diuji. Jenis Nephelium lappaceum sampel A dinilai paling menarik ,dibanding buah Nephelium lain, sedangkan Nephelium juglandifolium kurang disukai responden diban
DAFTAR PUSTAKA Adema, F., P. W. Leenhouts, dan P. C. van Welzen. 1994. Flora Malesiana Senes I Spermatopf?yta Vol 11 part 3 Sapindaceae. Foundation Flora Malesiana. Badan Pusat Statistik. 2007. Produk.fi Komoditas Buah-buahan di Indonesia Tahun 2002-2006. www.deptan.go.id/infoeksekutif/horti/EIS07/Prod_Buah-buahan3.htm. Diakses Tanggal 6 April 2009. Cotton, C. M. 1996. Erhnobotany Principles and Applications. J ahn Wiley and Sons. England. Jellinek, G. 1985. Sensory evaluation offood, theory and practice. Ellis Horwood Ltd., Chichester, England. Fruits of lParm Climates Rombutan. www. Morton, J. 1987. hort.purdue.edu/newcrop/morton/rambutan.html. (Diakses Tangga124 April 2009). Sastrapradja, D. S., K Adisoemarto, K. Kartawinata, dan M.A. Rivai. 1989. Keanekaragaman Hqyati Untuk Kelangsungan Hidup Bangsa. Puslitbang Bioteknologi-LIPI. Bogor. Sutono, S. 2008. Budidaya Tanaman Rambutan (N. lappaceum). Balai Penelitian Tanah. Bogor. Vji, T. 2001. Keaflekaragaman ]enis Buah-buahan Hutan di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Sulawesi Utara. Prosiding Seminar Menggali Potensi dan Meningkatkan Prospek Tanaman Holtikultura Menuju Ketahanan Pangan. PKT Kebun Raya Bogor-LIPI. Vji, T. 2004. Keanekaragaman lenis, Plasma Nutfoh, dan Potensi Buah-buahan Asli Kolimantan. Biosmart Vol. 6 No.2. http://www.scribd.com/doc/13097518/b060210. Diakses Tangga127 April 2009. Verheij, E. W. M. and R E. Coronel (Eds.). 1992. Plant Resources of South East Asia 2 Edible Fmits adn Nuts. PROSEA. Walujo, E. B. 2000. Etnobotani, Metode Penelitian Bam Penggabungan Antara Konsep dan IImu Sosial dan IImu Biologi. Prosiding Seminar nasional Etnobotani III. Lab Etnobotani, Balitbang Botani Puslitbang Biologi-LIPI.
488 Seminar Nasional Etnobotani IV, Cibinong Science Center-LIPI, 18 Mei 2009