CPI Food Processing Plant—Cikande
Qualitas
Media Komunikasi dan Informasi TQM
Dari Redaksi
Volume #3 May 2008 DAFTAR ISI • Dari Redaksi
1
• Management Corner
1
• Kata Pakar
2
• Insight
3
• Profil
4
• Mari Berhitung
6
• Whatzup!!
7
• Lomba Slogan
8
Pelindung/ Penasehat: ♦ Rusmin Ryadi, Sudirto Lim; Herman Pattioso; Hartono Wijaya; Syafri Afriansyah; Binarti D. Astuti Redaktur Pelaksana: ♦ Yustina Kurnia; Nadya Tatiana; Teguh Yoga; Naomi Lumbanbatu; Damiati Distribusi/ Sirkulasi: ♦ Abdul Ajid; Damiati
E-mail:
[email protected]
ALAMAT REDAKSI
B
ersakit-sakitlah dahulu, bersenangsenang kemudian...
Kok jadi ngomongin peribahasa sich!? Yes!! Teman. Tema bulletin kita kali ini memang akan sangat meng-Indonesia. Peribahasa, saat ini nampaknya sudah sering kita dilupakan. Peribahasa adalah sarana memotivasi, ajang senda-gurau, atau bahkan komunikasi sindiran. Terlepas semuanya itu, menggunakan peribahasa, yang notabene merupakan produk budaya, merupakan
salah satu wujud kecintaan kita terhadap tanah air. Trus, apakabarnya TQM kita? Jangan cuma ”Hangat-hangat tai ayam”. Selidik punya selidik, QIT memang sedang menjalankan berbagai tahapan PDCA . Jangan ”Belum merangkak sudah belajar lari”. Secara perlahan, tapi pasti, QIT berjuang menghasilkan berbagai improvement di lingkungan CPP Cikande. Pada perkembangan terakhir, kemajuan project dimonitor
Management Corner Berikut wawancara Redaksi dengan Ibu Sussy Dyah selaku Senior Manager PDQC & QA: Redaksi (Red) : Apa harapan Ibu terhadap implementasi TQM di CPI Cikande? Sussy (SDW) : Dengan penerapan TQM di Cikande diharapkan quality produk kita bisa konsisten dan sesuai dengan keinginan konsumen segala lapisan (enak, aman dan halal) sehingga penerimaan produk kita bisa berkembang di konsumen, yang pada gilirannya perusahaan juga akan makin berkembang dan karyawan juga akan ikut menikmati. Red: Apa sarannya agar TQM dapat dimengerti/dipahami seluruh karyawan? SDW: Sosialisasi pemahaman TQM dilakukan setiap saat di lapangan. Untuk implementasinya, perlu
Join our mailing list:
[email protected]
Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian dengan WAR (Weekly Activity Report). Proses asistensi yang dilakukan setiap bulan, diharapkan menjembatani gap permasalahan para QIT. Tim Human Capital juga senantiasa mendorong QIT agar tidak ”Malu bertanya—sesat di jalan”. ”Jauh di mata dekat di hati” Walau ’banyak’ terlambat, karena kendala sana-sini, mudah-mudahan Qualitas tetap menjadi penyemangat implementasi TQM kita. GO!!
Tajam pisau karena diasah
melibatkan semua jajaran, saat proses pemecahan masalah. Di samping itu, secara konsisten, perlu pula pemberian reward pada karyawan yang berkontribusi bagi pengembangan perusahaan. Red: Pendapat mengenai Stage Gate I? SDW : Pada stage I dapat dilihat bahwa semua tim harus bisa memberikan data-data yang akurat untuk bahan analisa sebagai dasar pemecahan masalah. Disini mulai timbul kesadaran bahwa data yang akurat itu penting sehingga ada usaha untuk pendataan lebih baik pada tugas yang dibebankan agar memudahkan untuk evaluasi. Red : Apa yang diharapkan pada proses berikutnya? SDW : Selanjutnya semua tim
diharapkan mulai menghitung nilai kerugian yang ditimbulkan pada suatu masalah, serta identifikasi besaran biaya (cost) yang dapat ditekan saat permasalahan teratasi. Adanya perhitungan nilai biaya tersebut merupakan langkah kita dalam tindakan pencegahan (preventive) sehingga kita bisa melakukan effisiensi. Red : Bagaimana agar QIT dapat menjalankan project-nya sesuai schedule dan dengan tetap semangat? SDW : Faktor Reward bisa saja sebagai penyemangat. Namun faktor lain yang juga penting adalah pemikiran bahwa saat QIT dapat menyelesaikan project sesuai schedule, maka terjadi peningkatan kualitas diri dalam time management dan problem solving. Bersambung ke halaman 5
Maspion Plaza lt. 10 | Jl. Gunung Sahari Kav. 18 | Jakarta 14420 | 021 6470 1272
Halaman 2
Kata Pakar
Esa Hilang ...
Dua Terbilang
Mengenal DR. W. Edwards Demming ... Dr. W Edwards Demming dikenal sebagai Bapak Kebangkitan setelah Perang Industri di Jepang dan dikenang sebagai Guru Kualitas di Amerika Serikat. Terlatih sebagai ahi statistik, Demming, selama Perang Dunia II membantu Amerika Serikat dalam meningkatkan kualitas peralatan perang yang mereka gunakan. Pada akhir Perang Dunia II, Demming diundang ke Jepang oleh para pengusaha dan insinyur Jepang. Mereka berharap dari Demming untuk merubah persepsi dunia: dari Jepang yang memproduksi barang imitasi yang tidak berkualitas dan murah , menuju persepsi baru, yakni Produk Jepang yang berkualitas dan inovatif.
“ We have learn to live in a world if mistakes and defective products as if the were necessary to life. It is time to adopt a new philosophy in America..”
Dr. Demming mengatakan, jika mereka mengikuti arahannya, maka mereka akan mencapainya dalam waktu 5 tahun. Tim Jepang setuju, dan saat itu pula mulai bekerja keras mengikuti arahan Demming. Lalu apa yang terjadi? “Mereka mengejutkan saya dengan melakukannya hanya dalam 4 tahun” kata Dr. Demming. Setelah itu, beberapa kali Demming diundang kembali ke Jepang sebagai penasehat ahli. Karena usahanya, dia dianugerahkan The Second Order of the Sacred Treasure oleh Kaisar Hirohito. Para Peneliti dan Insinyur Jepang mengambil namanya menjadi sebuah penghargaan yang terkenal yaitu Demming
Prize. Penghargaan ini diberikan kepada organisasi terbaik dalam penerapan dan peningkatan kualitas. Philisofi bisnis Demming selanjutnya dirangkum dalam “14 Demming’s Way” atau 14 Demming’s points . Point-point tersebut memberikan inspirasi terhadap beberapa perubahan besar dari banyak perusahaan besar di Amerika unggul dalam persaingan global. Ke-14 points tersebut juga memberikan tantangan kepada organisasi untuk mencari cara yang paling tepat dalam menerapkannya sehingga menghasilkan perbaikan berkelanjutan atau continues improvement. Karya Demming dituliskan dalam dua buku yang berjudul “Out of the Crisis” dan “The New Economis” .
I4 POINTS DR. DEMMING 1. CREATE CONSTANCY OF PURPOSE Ciptakan tujuan yang konstan melalui perbaikan berkelanjutan pada produk ataupun pelayanan agar selalu dapat besaing, tetap bertahan dalam bisnis dan memberikan lowongan kerja baru. 2. ADOPT THE NEW PHILOSOPHY Adopsi filosofi baru. Kita berada dalam era ekonomi baru. Kita tidak lagi bisa hidup dengan menerima keterlambatan, kesalahan, material rusak, dan etos kerja yang rendah. 3. CEASE DEPENDENCE IN MASS INSPECTION Hilangkan kebutuhan untuk inspeksi/cek kualitas diakhir proses untuk menemukan kerusakan produk. Mulailah membangun produk yang berkualitas sejak awal produk tersebut diproses. Gunakan alatalat statistik untuk membangun kualitas produk maupun proses pembeliannya. 4. END LOWEST TENDER CONTRACTS Hentikan kebiasaan memilih berdasarkan harga yang
termurah. Pertimbangkanlah aspek kualitas sejalan dengan harganya. Minimalkan total cost dengan membangung hubungan jangka panjang dengan supplier yang berbasis pada loyalitas dan kepercayaan. 5. IMPROVE EVERY PROCESS Perbaiki setiap proses dalam produksi secara terus menerus. Carilah masalah yanga ada untuk memperbaiki setiap aktifitas yang dilakukan perusahaan, untuk meningkatkan kualitas, produktifitas dan menurunkan cost/biaya. 6. INSTITUTE TRAINING ON THE JOB Buatlah metode training modern untuk seluruh organisasi termasuk tingkatan manajemen untuk meningkatkan kemampuan pekerja. Gunakan on the job training dan metode statisktik untuk menentukan apakah pekerja telah dilatih secara baik dan bisa melakukan tugasnya dengan baik. 7. INSTITUTE LEADERSHIP
Adopsi dan budayakan kepemimpinan untuk membantu pekerja agar bisa melakukan pekerjaan lebih baik. Tanggung jawab dari para Manager dan Supervisor harus diubah dari hanya menghitung angka-angka menjadi memikirkan kualitas. Peningkatan mutu akan secara otomatis meningkatkan produktititas. Manajemen harus segera bertindak setelah menerima laporan kondisi yang dapat menurunkan kualitias. 8. DRIVE OUT FEAR Ketakutan adalah hambatan dalam perbaikan. Ketakutan dapat berupa: ketakutan perubahan, ketakutan untuk belajar cara bekerja lebih baik, ketakutan posisi mereka akan direbut oleh orang lain. Dorong komunikasi dua arah yang efektif untuk menghilangkan ketakutan dalam organisasi sehingga semua orang bisa bekerja secara efektif dan lebih produktif untuk perusahaan. 9. BREAKDOWN BARRIERS Hilangkan penghalang antara departemen dan staff. Karyawan dari berbagai area/departemen Bersambung ke halaman 5
halaman 3
INSIGHT
Alah BISA Karena BIASA
Menuju terciptanya Learning Organization (2)
Pada edisi Qualitas sebelumnya,
dikupas beberapa hal yang melatar-belakangi pentingnya proses pembelajaran serta sedikit pengantar mengenai Learning Organization (L/O). Saat merefleksikannya dalam implementasi TQM kita, selanjutnya muncul pertanyaan nakal: kenapa kita repotrepot dengan L/O? Dapatkah kita menjalankan TQM tanpa L/O? Kenyataannya, kita bisa melaksanakan berbagai improvement tanpa L/O, seperti perbaikan proses bisnis, pengurangan waste, dan sebagainya. Jadi, why bother man? – begitu bahasa gaul-nya…
Well, jawabannya sangatlah sederhana. Entah disadari atau tidak, saat kita melaksanakan proses perbaikan, kita pun telah melaksanakan berbagai komponen dari proses pembelajaran. Pola berpikir kita mengarah untuk senantiasa mencari solusi dalam rangka proses kesempurnaan. Interaksi antar elemen organisasi, baik itu QIT maupun kelompok fungsional departemen terkait, banyak tercurah pada terbentuknya paradigma pembelajaran. Metodologi interaksinya pun beraneka ragam, dari hanya sebatas diskusi terbatas antar dua atau lebih anggota QIT, hingga fo-
rum formal stage gate untuk menguji kesahihan proposisi project maupun menggali berbagai masukan dari berbagai macam kelompok fungsional dan disiplin. Format interaksi, tidak saja melalui tatap muka, tetapi secara intensif juga melalui forum diskusi dalam milist, blog atau sekedar komunikasi lewat telpon. Seluruh energi yang tercurah tersebut, tentunya didedikasikan semata untuk terciptanya kualitas produk, proses, dan pelayanan yang lebih baik. Di sinilah esensi dari proses pembelajaran yang kita lakukan – seiring dengan pelaksanaan program TQM di Cikande.
Disiplin dalam Learning Organization (LO)
Untuk menjadikan suatu L/O, The 5th sejatinya suatu organisasi harus mengadopsi 5 disiplin sebagaiDiscipline of mana dikemukakan oleh penggaPeter Senge, dari Massaa Learning gasnya, chusetts Institute of Technology Organization sebagaimana berikut.
1
Personal Mastery
2
Mental Model
3
Shared Vision
4
Team Learning
5
System Thinking
Pertama, disiplin Penguasaan Pribadi (Personal Mastery), merupakan suatu budaya dan norma lembaga yang terdapat dalam organisasi yang diterapkan sebagai cara bagi semua individu dalam organisasi untuk bertindak dan melihat dirinya. Beberapa indikator perilakunya antara lain: menunjukkan kemampuan untuk senantiasa mengklarifikasi dan mendalami visi pribadi, memfokuskan energi, mengembangkan kesabaran, dan memandang realitas secara obyektif. Dengan penguasaan pribadi, diharapkan tercipta proses pembelajaran untuk meningkatkan kapasitas pribadi dalam rangka mencapai hasil yang diinginkan – baik secara individu maupun team/ organisasi. Disiplin kedua , Model Mental, merupakan prinsip dasar dari Organisasi Pembelajar. Organisasi atau individu melakukan aktivitas perenungan, secara terus menerus melakukan klarifikasi dan melakukan perbaikan atas gambaran internal tentang
peran individu dalam organisasi, untuk kemudian dapat melakukan pengambilan keputusan terbaiknya. Sementara itu, disiplin ketiga, visi bersama (shared vision) merupakan pandangan dan prinsip bersama organisasi untuk dicapai secara bersamasama di masa yang akan datang. Dengan kata lain, visi bersama merupakan komitmen dan penuntun setiap elemen dari organisasi dalam melakukan berbagai aktifitasnya. Pada disiplin keempat, pembelajaran umum/ kelompok, merupakan suatu kecakapan komunikasi dan berpikir secara kolektif dan terbuka dalam rangka pemecahan masalah dalam organisasi. Terakhir, pemikiran sistem (system thinking) merupakan kerangka kerja konseptual dalam menganalisis dan berpikir tentang suatu kesatuan dari keseluruhan prinsip-prinsip L/O. Tanpa kemampuan menganalisis dan mengintegrasikan seluruh disiplin, L/O tidak akan mungkin dapat tercapai (terbentuk). Disiplin ini membantu kita melihat bagaimana kita mengubah
sistem-sistem secara lebih efektif, dan bertindak lebih selaras dengan proses-proses yang lebih besar. Dari uraian di atas, nampak bahwa apa yang telah kita lakukan selama ini dengan proses TQM, arahnya sangatlah relevan dengan apa yang dikemukakan oleh Peter Senge. Proses dialog dan meeting antar anggota QIT, forum diskusi melalui milist, kegiatan training, Weekly Activity Report (WAR) hingga proses stage-gate adalah beberapa contoh aktifitas terkait dengan perjalanan kita dalam upaya menuju terciptanya L/O yang lebih baik. Berbagai kendala, seperti lemahnya koordinasi, sulitnya menemukan waktu team meeting, atau motivasi team yang senantiasa naikturun merupakan fenomena wajar yang dihadapi oleh suatu organisasi yang baru melakukan proses pembelajaran secara lebih terstruktur seperti di CPP Cikande ini. Ke depan, melalui tindakan nyata, secara kolektif kita berharap magnitude proses pembelajaran akan jauh lebih terarah dan secara efektif dapat lebih diandalkan dalam menunjang proram TQM kita. Go TQM Go..!!! (MSA).
halaman 4
PROFIL
Jerih menentang laba
“Jika orang mau bersusah payah terlebih dahulu, pasti ada imbalan yang akan diraih …”
Baru-baru ini , Management
SUHADRIL Dumai, 16 Nov 1972 Engineering STT Padang Teknik Elektro Mulai bekerja : 5 Aug 96
ADITYA TAUFIQ WIBOWO Yogyakarta, 5 Nov 1981 Sausage Plant Univ Gadjah Mada Teknologi Pangan Mulai bekerja : 8 Nov 05
Food Business memberikan penghargaan kepada 2 personil CPI Cikande atas inisiatif perbaikan yang mereka lakukan. Penerima penghargaan tersebut adalah adalah Pak Suhadril (Engineering) dan Pak Aditya Taufiq Wibowo (Sausage Plant dept). Kira-kira inisiatif perbaikan apa sih yang mereka lakukan? Kita tanyakan pula pendapat mereka mengenai implementasi TQM yang tengah bergulir di CPI Cikande beserta harapan-harapannya? Yuk, kita simak petikan wawancaranya. Permasalahan apa yang ditemukan untuk diperbaiki waktu itu? Waktu itu kami menghadapi permasalahan mengenai ruang ABF (Air Blast Freezer) di Sausage plant. Prinsip kerja ABF adalah membuat udara dingin kemudian ditiupkan ke product terus menerus, sehingga akhirnya dingin & membeku. Awalnya, waktu yang dibutuhkan untuk proses pembekuan product cukup lama berkisar antara 6 – 8 jam. Saat itu, ekanan udara di ruang ABF di sausage plant agak lemah dibanding ruang ABF di slaughter house. Padahal kita tahu bahwa sausage plant itu relatif baru, dibangun tahun 2006. Perbaikan apa yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut? Bulan September 2007 kami mengundang beberapa vendor untuk membuat ruang ABF baru untuk sausage plant dengan kapasitas 22 ton/ hari. Berdasar data teknis yang kami dapat, kami coba review data equipment ABF yang sudah ada. Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa selain temperatur ruangan, yang paling berpengaruh untuk durasi pembekuan product ada 3 hal lain, yakni: kecepatan angin berputar
(meter/ detik), pressure (pascall) dan volume (ton/hari). Selanjutnya, kami coba menggambar skets troli ABF dan kami menata ulang susunan produknya untuk memperlancar sirkulasi udara. Setelah mendapat ijin dari pimpinan Sausage Plant, kami mulai melakukan percobaan dengan mengubah susunan product (sosis) pada troli ABF, ½ dengan posisi biasa yaitu tegak (vertikal), ½ dengan posisi percobaan yaitu tidur (horisontal). Ternyata memang benar, yang posisi horisontal itu yang lebih cepat beku karena ruang antar rak menjadi longgar dan peredaran angin menjadi lebih merata. Hasilnya, freezing time yang lebih cepat hampir 2 kali lipat. Selama ini untuk membekukan 2.5 ton sosis Champ diperlukan waktu 1 cycle 8 jam. Setelah perbaikan, 1 cycle hanya perlu waktu 4 jam. Dengan penyusunan sosis yang horisontal ternyata juga memuat lebih banyak dibanding posisi berdiri. Produktivitasnya menjadi berlipat ganda. Namun ada kendala lagi dimana produk yang dibekukan dalam ABF sebagian warnanya menjadi agak memutih. Maka kami cari lagi solusinya, yaitu menggunakan alas berupa sponge tipis. Walaupun agak sulit menemukannya, akhirnya operator kami mendapatkannya dari salah satu pabrik di kawasan industri Cikande. Apakah ada kendala ketika melakukan perbaikan tersebut? Kendala terjadi di awal yaitu untuk meyakinkan bahwa ide kami ini layak dicoba. Ide kami sempat ditolak karena berdasar pengalaman sebelumnya usulan perbaikan pernah dilakukan tetapi gagal. Namun kami yakin akan ide perbaikan ini, jadi kami maju terus, setidaknya untuk dicoba.
Selanjutnya, kami menggambarkan usulan penyusunan produk berikut skets troli-nya dan mengirimkannya via email kepada Dept head & pimpinan CPI Cikande. Ternyata kami dapat dukungan dan berhasil membuktikan ide kami ternyata benar. Kami memperoleh penghargaan 1 minggu setelah awal trial dilakukan. Bagaimana perasaan BapakBapak menerima penghargaan dari manajemen atas perbaikan yang dilakukan? Kami terkejut, senang dan bangga menerima penghargaan dari Manajemen. Terkejut karena belum pernah ada penghargaan seperti ini di Cikande, dan ini baru pertama kalinya. Senang karena manajemen aware terhadap semua pencapaian yang kita raih dan bangga karena apa yang kami lakukan dianggap sebagai suatu prestasi yang patut dihargai oleh manajemen. Kami berterimakasih sekali atas penghargaan ini, bukan karena nominal hadiah yang diberikan, namun karena perhatian yang kami terima dari manajemen. Menurut Bapak-Bapak, apa dampak dari implementasi TQM yang saat ini tengah dijalankan di CPI Cikande? Sebenarnya improvement sudah merupakan bagian dari tugas pekerjaan keseharian kita; selalu mencari cara bagaimana bisa meningkatkan produktivitas. Ada atau tidaknya implementasi TQM (atau apapun namanya), improvement harus tetap ada. TQM membantu mempertajam & memberikan guidence proses improvement, sehingga lebih terarah. Berbeda dengan sebelumnya, perbaikan berjalan secara sendiri-sendiri. Ke halaman berikutnya ...
Sekali Tepuk…
DUA LALAT
halaman 5
PROFIL Tidak ada monitor, tools ataupun guidence yang terstruktur. Dengan TQM, karyawan semakin peduli pada masalah kualitas di lingkungan kerjanya, dan manajemen semakin peduli & membuka mata pada ide-ide kreatif perbaikan kualitas dari karyawan. Apa masukan anda berdua tentang TQM di Cikande? Kami berharap TQM tetap berjalan, karena dampaknya besar sekali, walapun dengan berbagai kendala seperti waktu pertemuan yang sulit karena tim terdiri dari beberapa shift
Sambungan dari halaman 4
dan pekerjaan sehari-hari yang menumpuk. Kami juga berha-rap agar TQM lebih banyak lagi melibatkan teman-teman operator & worker. Sehingga jangan sampai TQM ini menjadi ekslusif untuk kalangan tertentu saja. Dengan penghargaan yang diterima, adakah saran dan harapan untuk ke depannya? Menurut kami banyak sekali ide-ide perbaikan yang masih bisa dilakukan di Cikande asalkan kita mau peduli/ tidak cuek dan mau berpikir/
mencari cara bagaimana mengatasinya. Kami berharap penghargaan yang kami terima ini menjadi pemacu semangat teman-teman yang lain dalam membuat perbaikan. Di kemudian hari, agar tidak salah sasaran dalam memberikan penghargaan serupa, sebaiknya ada tim verifikasi dari manajemen yang melihat dan menilai inisiatif perbaikan dari karyawan. Niat baik manajemen dilengkapi dengan penilaian yang jelas dan fair akan memacu karyawan mencari perbaikan di tempat kerja masing-masing. (YK)
Kata Pakar seperti R&D, Sales, Administrasi dan Produksi harus berkerja dalam tim untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemui dalam produk maupun pelayanan. 10. ELIMINATE EXHORTATIONS Hapuskan penggunaan slogan, poster maupun tuntutan kepada karyawan untuk meningkatkan produktifitas tanpa menyediakan metoda untuk mencapainya. Tuntutan seperti itu hanya akan menciptakan hubungan yang tidak harmonis. 11. ELIMINATE ARBITRARY NUMERICAL TARGETS Hapuskan standar kerja yang berdasarkan pada quota kepada para pekerja dan target numeris bagi manajemen yang sering disebut dengan management by fear. Ganti
“saat QIT dapat menyelesaikan project sesuai schedule, maka terjadi peningkatan kualitas diri dalam time management dan problem solving ...”
Sambungan dari halaman 2 dengan sistem kepemimpinan yang baik dan saling membantu untuk mencapai perbaikan terus menerus bagi kualitas dan produktifitas. 12. PERMIT PRIDE OF WORKMANSHIP Hilangkan penghalang yang mengambil hak para pekerja untuk bangga terhadap hasil pekerjaan mereka. Hentikan cara pandang bahwa buruh hanya sebagai komoditas. 13. ENCOURAGE EDUCATION Dirikan program pendidikan yang efektif dan mendorong peningkatan diri bagi setiap orang. Organisasi tidak hanya membutuhkan orang-orang yang baik, namun orangorang yang suka mengembangkan diri melalui pendidikan.
Management Corner Red : Pesan untuk QIT? SDW : Jangan bosan untuk belajar pada tugas yang kita hadapi. Karena hal sekecil apapun akan memberikan pengetahuan. Ini menjadikan kita mengetahui dengan baik apa yang menjadi tugas kita, sehingga kalau ada masalah
14. TOP MANAGEMENT COMMITMENT AND ACTION Komitmen dari Manajemen Puncak untuk selalu meningkatkan kualitas dan produktifitas dengan kewajiban mengimplementasikan prinsip-prinsip di atas harus didefinisikan jelas. Ciptakan struktur mulai dari manajemen puncak yang akan mendorong penerapan 13 point di atas dalam keseharian dan bertindak untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Dukungan tidak cukup, yang dibutuhkan tindakan. (NT) Sumber : - http://www.lii.net - http://1000ventures.com - http://www.1000advices.com
Hidup berakal, Mati beriman
(sambungan dari hal 1)
akan cepat teratasi dan dengan selalu belajar kita akan memperbaiki pengetahuan dan juga sikap kita. Hal ini akan memberikan nilai lebih. Red : Bagaimana keterkaitan TQM dengan Quality System lainnya ?. SDW : Keterkaitan TQM dengan
QMS lainnya, seperti ISO 9001:2000, HACCP dan Sistem Jaminan Halal yang sudah diterapkan di Cikande sangat erat. Dengan TQM diharapkan Quality Management System bisa teraplikasi dengan baik, karena ada perbaikan yang berkelanjutan. (DM)
halaman 6
Statistic Process Control
Mari
B
erhitung
kan pusat perhatian dan faktor yang paling penting dari proses yang diamati.
3. Flow Chart Diagram alur merupakan teknik penampilan grafis, untuk dasar kuantitatif ini hanya sebamenggambarkan langkah gai sarana untuk mengingatkan utama dalam proses. Masingkembali apa yang telah kita pelamasing langkah dihubungkan jari bersama dalam training TQM. satu dengan yang lain sesuai Statistic Process Control (SPC) alur prosesnya. Flow Chart adalah alat yang digunakan undapat digunakan untuk mentuk memonitor, mengontrol, dan gidentifikasi sumber dari kemeningkatkan kualitas/ kinerja salahan, sehingga dengan musuatu sistem dan proses. Untuk dah dan cememahaminya tidak lah sesulit pat kita dapat kita harus mendalami ilmu stamemperbaiki tistic. Dengan pemahaman stakesalahan tistic dasar yang sederhana kita proses yang dapat menghitung, melukiskan sering terjadi. dan menggambarkan sebuah kumpulan data untuk di analisis 4. Cause-effect Diagram korelasinya satu sama lain. Cause & Effect diagram disebut juga Fishbone diagram Ketujuh metode SPC diurakain atau Ishikawa diagram dipakai sebagaimana berikut: untuk menganalisis suatu 1. Check List proses atau situasi dan meneMetode sederhana mengenai mukan kemungkinan penyebab bagaimana merekam data. Lem- suatu persoalan atau masalah bar check list dan survey sederyang sedang terjadi. Proses hana adalah metode yang efekidentifikasi dan iterasi perlu tif, mudah mendesign dan mendilakukan untuk secara akurat gimplementasikannya baik semenemukan penyebab permacara individu maupun secara salahan yang ada. kelompok. Metode ini memberiCause Cause kan gambaran singkat mengenai proses yang sedang diamati dan dengan mudah memperlihatkan EFFECT pola meliputi jumlah kejadian maupun aktifitas, biasanya Cause hasil ini dituCause Cause angkan pada tabel pareto. FLOWCHART
Tulisan mengenai 7 metode
“ Sebanyak 95% masalah yang berhubungan dengan kualitas .. dapat diselesaikan dengan 7 metode dasar kuantitatif “
Dr. Kaoru Ishikawa
2. Pareto Chart
Merupakan alat (bar-chart) untuk mengurutkan faktor penyebab dari beberapa data yang paling dominant (tinggi) ke yang kurang dominant (lebih rendah). Pareto Chart secara cepat memperlihat-
Start
Process Step
Decision
Stop
5. Histogram Histogram merupakan diagram batang yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai variasi dalam suatu proses dan membantu pengambilan keputusan dengan memusatkan perhatian pada upaya perbaikan.
6. Scatter Chart Scatter Chart merupakan cara sederhana untuk menentukan apakah suatu sebab akibat terjadi diantara dua variable. Scatter chart juga membantu memeriksa korelasi dari penyebab yang kontinyu terhadap suatu karakteristik mutu.
7. Control Chart Control Chart digunakan untuk menganalisis suatu proses dengan tujuan melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap mutu. Chart ini dapat digunakan untuk mendeteksi abnormalitas suatu proses dengan bantuan grafik garis. Untuk hal yang terkait dengan proses analisis, pengujian hipotesis dan lain–lain, proses perbaikan dapat dilakukan dengan mencoba beberapa metode yang dianggap cukup untuk menarik
kesimpulan permasalahan. Selamat mencoba …salam pembelajar learn action and success (TY) sumber : Brenda J. Barnes and Dr. James W. Van Wormer (Quality Facilitator), modul 3 Training TQM
Galilah ilmu ...
hingga ke negeri China
halaman 7
whatZUP!! Training SALES PFI BATCH 2
Rajin Pangkal Pandai
“Are you ready..?! YEEESS!!!” Wah, pada ngapain yah orangorang kok semangat betul teriaknya.. Oh ternyata suara teriakan itu berasal dari para Sales yang sedang mengikuti training Selling Power..! Ya, tanggal 14-16 Maret lalu, Primafood & HC kembali mengadakan Sales Training batch 2. Training kali ini difasilitasi oleh Master Training Consultant, pimpinan Bambang Bhakti. Panitia maupun peserta sangat antusias menyambut training ini karena sang trainer
ternyata seorang praktisi yang sudah berpengalaman puluhan tahun di bidang Sales & Marketing. Konon, beliau juga di nominasikan sebagai 10 Best CEO 2008 oleh majalah SWA. Rangkaian training, diawali dengan sesi identifikasi karakteristik perilaku—MBTI oleh PakTeguh. Hari kedua dilanjutkan dengan training Selling Power yang diikuti oleh Sales dari Medan, Palembang, Jabodetabek, Bandung dan Semarang. Para peserta, sekitar 25 orang, terlihat sangat antusias.
Pada hari ketiga, giliran para Supervisor dan Management level yang mendapatkan training Leadership. Sesi ini mengambil tema ‘Lead to HiGrowth’, de-ngan tujuan memberikan pembekalan bagi para atasan untuk melakukan pengendalian bagi para bawahannya. Mudah-mdahan peserta mendapatkan manfaat maksimal dari training ini dan secara konsisten diimplementasikan di lapangan.
(2) Mengumpulkan dan menganalisa data; (3) Mencari akar penyebab yang dominan. Penilaian mencakup: Isi materi project (75%); yang terdiri atas orisinalitas ide dan kompleksitas masalah, ketepatan penggunaan tools statistika, potensi dampak cost saving/ productivity/ quality improvement bagi perusahaan, realisasi rencana VS aktual proyek. Aspek lain yang dinilai adalah keterampilan presentasi (25%); terdiri atas manajemen waktu, kemampuan menyampaikan presentasi dan kesesuaian jawaban dengan pertanyaan, kerjasama dan keaktifan tim, serta penyajian materi presentasi. Sungguh membanggakan, lho, melihat antusiasme para peserta, yang sebagian besar adalah teman-teman dari semua
lini. Akhirnya terlihat juga bibitbibit unggul CPI Cikande karena inisiatif TQM ini! Melalui perjuangan yang alot dan proses penilaian yang ketat, akhirnya juara Stage Gate 1 kali ini diraih oleh tim Smart dengan proyek inisiatif perbaikan, ”Optimalisasi Proses Produksi Karage untuk Pencapaian Standard Yield 72%” . Sebagai fasilitator sekaligus sponsor adalah Pak Meiriyanto dan Pak Abdul Rahman. Hadiah berupa tiket liburan bersama seluruh anggota tim dan fasilitator ke Dufan memang pantas mereka nikmati. Selamat yaaa! Buat tim lain: Ayo, maju terus dan tetap semangat!!! Ketemu lagi di Stage Gate berikutnya. (NLB)
Go Sales Primafood!! (NLB)
TQM—STAGE GATE I
Selasa, 12 Februari 2008 lalu,
Pikir Itu ...
PELITA HATI
terjadi keriuhan yang menghangatkan ruangan meeting CPI Cikande. Ada apa sih? Oow… di sana sedang digelar Stage Gate 1—tahapan pertama TQM, yakni ’Plan’. Para QIT melakukan presentasi usulan inisiatif improvement di Plant Cikande. Di samping QIT, hadir pula pembahas, terdiri dari para Departemen Head, dan para Juri dari jajaran pimpinan CPP Cikande. Hadir pula perwakilan dari Poultry Breeder dan Feed Production (CPI Balaraja) yang tertarik untuk mengimplementasikan TQM di lingkungan kerja masingmasing. Masing-masing tim mempresentasikan 3 langkah, yaitu: (1) Menentukan tema dan judul;
Training: Presentation Skills , Time Management & Effective Meeting Selasa, 11 Maret 2008, yang diputar kembali dalam kelas Berdasarkan pengalaman di Stage Gate 1, diusulkan untuk membekali para anggota QIT dengan berbagai ketrampilan yang dibutuhkan dalam menunjang project TQM. Untuk itu, selama beberapa bulan terakhir, setiap bulannya para wakil QIT (2-3 orang) diundang untuk mengikuti berbagai training dimaksud. Training pertama, Presentation Skills, dilaksanakan pada
dihadiri 14 peserta. Sesi training dibagi menjadi 2, yakni: bagaimana menyusun presentasi (membuat logika horizontal & vertikal, bekerja dengan Microsoft Power Point) dan proses Presentasinya itu sendiri. Pak Anggana dan Pak Novi dari HC, berkesempatan memberikan pembekalan tersebut. Proses presentasi direkam oleh kamera, untuk selanjutnya
untuk diskusi. Pada pertengahan April lalu, kembali dilaksanakan training tentang time management dan effective meeting. Dari masukan yang ada, nampak bahwa peserta sangat apresiatif terhadap program ini. Ke depan, training juga akan menghadirkan program-program lain yang lebih menarik dan peserta yang lebih luas. (NLB)
halaman 8
Lomba Slogan Slogan adalah barisan kata yang mengajarkan kita sesuatu, menumbuhkan semangat dan memotivasi diri. Perhatikan berbagai slogan berikut: • Kualitas berasal dari saya • Kerja keras hari ini, keluarga bahagia di hari depan • Lebih baik rajin bekerja dari pada rajin mencari pekerjaan • Ringkas dan Resik adalah awal keberhasilan Lalu apa hubungannya dengan kita!?. Yaa, terkait dengan program TQM, slogan akan segera kita hadirkan di lingkungan pabrik kita.
Takkan Lari GUNUNG Dikerjar
Ide dan penggagasnya tentu dari kita juga. Caranya? Ikuti tantangan untuk berinovasi menggali kreatifitas kita untuk
BERHA
menciptakan (atau mengusulkan) slogan-slogan di lingkungan kerja kita, baik terkait dengan produktifitas, kebersihan, kepemimpinan, manajerial, maupun nilai-nilai positif perusahaan. Lomba dapat diikuti oleh seluruh karyawan di lingkungan pabrik. Peserta dapat mengirimkan slogan sebanyak-banyaknya. Satu slogan HANYA ditulis dalam satu kertas (A4). Penilaian dilakukan oleh tim manajemen Cikande. Tersedia 10 hadiah untuk 10 pemenang berbeda. Ayo, kirimkan slogan anda melalui KOTAK TQM dengan mencantumkan nama dan departemen. Kami tunggu paling lambat 30 Mei 2008.
FACTORY VISIT TO BATTERY ABC
P
DIAH
ada hari Rabu, 9 April 2008 lalu, beberapa staf CPI Cikande berkesempatan mengikuti Factory Visit ke Pabrik Batu Baterai ABC di Jl. Daan Mogot. Acara setengah hari itu dimulai dengan paparan selayang pandang mengenai produk batu baterai ABC. Setelah itu peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengikuti plant tour dan menyaksikan bagaimana proses produksi batu baterai ABC zinc carbon dan batu baterai ABC alkaline. Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab. Beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari plant tour ini dikemukakan sebagai berikut. Pertama, walau pun termasuk kategori dirty industry dan usia plant yang cukup lama (1970), lingkungan pabrik dirasakan sangat bersih, terpelihara, rapi dan teratur, ditunjang oleh penghijauan yang cukup ekstensif di seluruh pelosok lingkungan pabrik. Kedua, selama berkeliling pabrik, terdapat banyak slogan-slogan motivasi, K3, spesifikasi produk maupun SOP proses ditempelkan di dinding pabrik. Hal itu menjadi kekaguman tersendiri bagi seluruh peserta. Menurut Bp. Cornellius (GM Produksi) hal itu tercapai karena komitmen bersama seluruh pihak menerapkan budaya 5S. Wah, kalau yang ini rasanya patut juga ditiru ... Semoga kunjungan ini dapat dilanjutkan ke pabrik lainnya, dan kita dapat memetik berbagai pelajaran berharga darinya. (YK)
Jawaban TTS
Qualitas #2 1. Audit ; 2. Demming; 3. PPIC; 4. Broccoli 5. Vision; 6. Evaluate; 7.Cermate; 8. McKinsey; 9. Electric; 10. Dinamis; 11. QIT ——————————————————— Pemenang TTS vol #2, January 2008 : 1. Rakhmad Fauzi (PPIC) ; 2. Edi (Warehouse); 3. Eni (Slaughter House). Selamat kepada pemenang!! kertas A4 Nama: _______ Departemen: _____ USULAN SLOGAN:
Tak Kenal
maka
TAK SAYANG