Menabur PTT, Menuai Swasembada Departemen Pertanian menggelar Jambore Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) di Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, beberapa waktu yang lalu. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
yang berkenan hadir di hari puncak Jambore optimistis kemandirian pangan dapat diraih jika semua petani telah menerapkan inovasi teknologi di lahan budi daya mereka.
uluhan ribu pengunjung memadati area Jambore SL-PTT di kompleks asrama haji dan sekitarnya di Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, pada 7-10 Juni 2009. Dihadiri oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, penyelenggaraan Jambore Nasional SL-PTT merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk melanjutkan upaya peningkatan produksi menuju kemandirian pangan. Petani dan kelompok tani yang hadir pada Jambore ini seakan berharap untuk mendapatkan sesuatu yang berguna bagi perbaikan kesejahteraan mereka.
P
Penyelenggaraan Jambore SL-PTT itu sendiri berawal dari keberhasilan Departemen Pertanian dalam mengimplementasikan program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Dalam hal ini, penerapan inovasi teknologi dengan pendekatan PTT menjadi bagian penting dari program P2BN yang mulai diimplementasikan sejak 2007.
Berita Puslitbangtan 42 •September 2009
Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr Gatot Irianto, menjelaskan keunggulan varietas kedelai yang baru dilepas kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan rombongan di lokasi Jambore SL-PTT di Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah.
1
GELAR TEKNOLOGI
pameran dan petak demonstrasi teknologi di lapangan. Presiden berkenan melakukan panen perdana varietas unggul baru padi dan palawija di petak demonstrasi teknologi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Jambore SL-PTT. Petak demonstrasi yang antara lain ditanami dengan varietas unggul padi, jagung, dan kedelai seakan menjadi saksi
bahwa inovasi teknologi sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi. Mengapa tidak, hampir semua varietas unggul yang dikembangkan di areal Jambore berbuah lebat. “Kalau teknologi di petak demonstrasi ini dikembangkan semua petani, swasembada pangan segera terwujud”, ujar seorang pejabat Departemen Pertanian. Masalahnya kini adalah bagaimana
membawa dan menerapkan inovasi teknologi tersebut ke lahan petani di semua pedesaan. Jambore Nasional SL-PTT terselenggara atas kerja sama berbagai pihak, antara lain Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Badan Litbang Pertanian, Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten di Jawa Tengah. (HMT)
Gelar Teknologi Aneka Kacang dan Ubi Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi) menyelenggarakan “Gelar Teknologi Aneka Kacang dan Ubi” pada 10-11 Juni 2009 di Malang. Acara ini mendapat renspon positif dari pengunjung yang datang dari beberapa daerah. erubahan iklim telah terasa dampaknya. Itu ditandai oleh meluasnya areal pertanaman yang menderita kekeringan pada musim kemarau dan kebanjiran pada musim hujan. Kalau tidak diantisipasi maka perubahan iklim akan menimbulkan berbagai masalah, di antaranya kekurangan pangan karena tanaman yang diusahakan tidak lagi mampu berproduksi optimal. Itulah antara lain yang melatarbelakangi diselenggarakannya Gelar Teknologi Aneka Kacang dan Ubi pada 10-11 Juni 2009 oleh Balitkabi di Malang.
P
Pada saat iklim normal pun produksi aneka kacang dan ubi seperti kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar belum optimal. Data statistik menunjukkan, produktivitas kedelai dewasa ini baru mencapai 1,3 t/ ha, kacang tanah 1,2 t/ha, kacang hijau 1,0 t/ha, ubi jalar 11,0 t/ha, dan ubi kayu 18,8 t/ha. Sementara di tingkat penelitian hasil kedelai dapat mencapai 2,0-2,5 t/ha,
Berita Puslitbangtan 42 •September 2009
kacang tanah 2,0-3,0 t/ha, kacang hijau 1,75 t/ha, ubi jalar 30 t/ha, dan ubi kayu 40 t/ha.
Penerapan inovasi teknologi varietas unggul, benih bermutu, dan budi daya spesifik lokasi merupakan
Gelar teknologi yang diselenggarakan oleh Balitkabi di Malang mencakup varietas unggul, mesin tanam, dan aneka produk makanan dari kacang dan ubi.
3
OPEN HOUSE
Menteri Pertanian dan Industri Azas Tani Malaysia, Dato Noh bin Haji Omar (kelima dari kiri), dan Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr Gatot Irianto (ketiga dari kanan) melakukan panen perdana padi unggul varietas Inpari 1 di Maros, 30 Juli 2009, dalam acara “Open House Balai Penelitian Tanaman Serealia”.
Menteri Pertanian Malaysia Panen Padi Unggul di Sulawesi Selatan Kedatangan Menteri Pertanian Malaysia, Dato Noh bin Haji Omar, ke Maros, Sulawesi Selatan, pada 30 Juli 2009 bertujuan untuk mengunjungi Open House Balitsereal 2009. Hal ini tentu membawa arti tersendiri bagi Badan Litbang Pertanian, karena Dato Noh tertarik dengan inovasi teknologi hasil penelitian, baik yang ditampilkan pada petak demonstrasi di lapangan maupun di pameran inovasi teknologi. Menurut Dato Noh, Pemerintah Malaysia siap mengimpor beras dan jagung dari Indonesia, termasuk dari Sulawesi Selatan. Berita Puslitbangtan 42 •September 2009
pen House Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) yang diselenggarakan pada 28-30 Juli 2009 di Maros, Sulawesi Selatan, ternyata menarik perhatian banyak pihak, termasuk dari negeri jiran Malaysia. Cuaca terik pun tidak menyurutkan minat Menteri Pertanian Malaysia beserta rombongan untuk melihat langsung pertumbuhan varietas unggul tanaman pangan yang digelar di Kebun Percobaan Balitsereal di Maros. Sang Menteri pun tertarik melihat penampilan tanaman, termasuk jagung. Itulah sebabnya Dato Noh atas nama Pemerintah Malaysia berniat membangun industri pakan ternak berbasis jagung di Sulawesi Selatan. “Pakan yang dihasilkan dikirim ke Malaysia”, ujarnya.
O
5
OPEN HOUSE
Temu Bisnis dan Pelatihan bagi Pelaku Agribisnis Untuk mempercepat penyebaran inovasi teknologi, Puslitbangtan menyelenggarakan Temu Bisnis dan Pelatihan bagi para pelaku agribisnis jagung dan padi hibrida di Maros, Sulawesi Selatan. Acara ini merupakan bagian dari Open House Balitsereal 2009. sai menerima kunjungan Menteri Pertanian dan Industri Azas Tani Malaysia, Dato Noh bin Haji Omar dan rombongan di acara “Open House Balitsereal 2009”, Kepala Badan Litbang Pertanian Dr Gatot Irianto membuka Temu Bisnis dan Training of Trainer (TOT) Teknik Dasar Pemuliaan serta Teknologi Benih Jagung dan Padi Hibrida di Balitsereal, Maros, Sulawesi Selatan, pada 30 Juli 2009. Dalam hal ini Kepala Badan Litbang Pertanian didampingi oleh Kepala Puslitbangtan, Prof Dr Suyamto, dan Kepala Balitsereal, Dr Muhammad Yasin. Temu bisnis berlangsung satu hari di Maros, sementara Training of Trainer berlangsung sejak 30 Juli hingga 3 Agustus 2009 di Makassar.
U
Sebagai nara sumber dalam pelatihan tersebut adalah Prof Dr Jajah Koswara, Dr Hajrial Aswidi Nor, dan Dr M. Syukur dari Institut Pertanian Bogor; Prof Dr Suyamto, Kepala Puslitbangtan; Dr Satoto dari BB Padi; Dr Muhammad Yasin, Kepala Balitsereal; Prof Dr Sania Saenong, Dr Mappaganggang, S. Pabbage, Dr Muhammad Azrai, dan Ir Zubachtiroddin, MS dari Balitsereal. Pelatihan ini diikuti oleh sejumlah pengusaha agribisnis nasional di bidang jagung dan padi hibrida. Dalam acara pembukaan, Kepala Badan Litbang Pertanian mencontohkan salah satu model bisnis, yaitu warung Padang. “Pelayanannya bagus”, ujar Ka Badan. Saat ini Badan Litbang
Didampingi oleh Kapuslitbang Tanaman Pangan, Prof Dr Suyamto (kiri) dan Kepala Balitsereal, Dr Muhammad Yasin (kanan), Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr Gatot Irianto, membuka acara temu bisnis dan pelatihan Teknik Dasar Pemuliaan serta Teknologi Benih Jagung dan Padi Hibrida di Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros Sulawesi Selatan, pada 30 Juli 2009.
Berita Puslitbangtan 42 •September 2009
Pertanian memiliki cukup banyak iptek pertanian yang layak dikembangkan, baik oleh para pebisnis, stakeholder, maupun petani. “Hasil penelitian Badan Litbang Pertanian yang telah digunakan dan kalau ada yang baik, tolong sampaikan kepada temannya, dan kalau jelek tolong juga sampaikan kepada saya” kata Kepala Badan mencontohkan gaya promosi masakan padang. Usai membuka Temu Bisnis dan TOT, kepala Badan Litbang Pertanian harus segera kembali ke Jakarta, sehingga penutupan “Open House Balitsereal 2009” dipercayakan kepada Kepala Puslitbangtan, Prof Dr Suyamto. Salah satu acara yang merupakan bagian dari Open House adalah “Padu Padan” yang merupakan forum komunikasi antara Balai Penelitian lingkup Puslitbangtan dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) serta Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura se-Indonesia. Padu Padan ini dilaksanakan dalam upaya mensinergikan dukungan terhadap program SL-PTT padi, jagung, dan kedelai antarUK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian dengan Direktorat Budi Daya Serealia, Direktorat Budi Daya Kabi, dan Dinas Pertanian. Di akhir sambutannya Kepala Puslitbangtan mengatakan bahwa apa yang telah dibahas dan disepakati bersama dalam acara “Padu Padan” ini kiranya betul-betul dapat dioperasionalkan agar program SL-PTT padi, jagung, dan kedelai dapat terlaksana dengan baik, sehingga sasaran produksi dapat tercapai. (M. Arsyad Biba, Balitsereal)
7
SUMBER DAYA MANUSIA
Dua Doktor Baru Tanaman Pangan Dua peneliti Puslitbangtan telah menyelesaikan program S3 di Institut Pertanian Bogor pada pertengahan tahun 2009. Mereka adalah Dr Yusmani Prayogo dari Balitkabi dan Dr Andi Takdir Makkulawu dari Balitsereal.
Dr Yusmani Prayogo Dalam ujian terbuka program doktor di kampus IPB pada 22 Mei 2009, Dr Yusmani mengungkapkan hasil penelitiannya tentang potensi cendawan entomopatogen Lecanicillium lecanii dalam menekan perkembangan telur Riportus linearis yang merupakan hama penting kedelai. Menurut Dr Yusmani, efektivitas cendawan ini dalam mengendalikan hama pengisap polong kedelai antara lain dipengaruhi oleh virulensi antarisolat. Melalui penelitiannya, Dr Yusmani berhasil memperoleh empat isolat L. lecanii yang virulen terhadap telur R. linearis. Bahan pelindung isolat dari minyak nabati kacang tanah, kedelai, dan kelapa mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan L. lecanii pada uji in vitro. Di antara ketiga bahan pelindung tersebut, minyak kacang tanah lebih baik digunakan sebagai adjuvant dalam formulasi L. lecanii. Dilahirkan di Tulungagung, Jawa Timur, pada 3 Maret 1971, Dr Yusmani adalah staf peneliti hama dan penyakit di Balitkabi. Ia terlahir sebagai anak kelima dari pasangan Pak Piranata dan Bu Jumiana. Memperoleh gelar Insinyur Pertanian dari Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang pada
Berita Puslitbangtan 42 •September 2009
tahun 1994, Dr Yusmani yang termasuk peneliti muda produktif mendapat kepercayaan melanjutkan pendidikan pada program S2 di IPB pada tahun 2002 dan dalam tempo dua tahun memperoleh gelar Magister Sains. Pada tahun 2006, yang bersangkutan mendapat kepercayaan pula untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi yang sama. Dalam waktu yang relatif singkat, pria kritis yang rendah hati ini akhirnya berhasil mewujudkan impiannya menjadi seorang Doktor Pertanian, setelah menjalani ujian di kampus IPB pada 22 Mei 2009. Pemuda yang hobi bermain tenis ini menikah dengan drg. Lenny Mas’ Udah pada tahun 1997 dan mereka kini telah dikaruniai seorang putri yang diberi nama Shashabilla Ajeng Prayogo dan seorang putra bernama Muhammad Pandhu Prayogo, masing-masing berumur 11 tahun dan 3 tahun. Selamat Pak Yusmani...
Dr Andi Takdir Makkulawu Dr Andi Takdir adalah pemulia tanaman pada Balitsereal di Maros, Sulawesi Selatan. Dalam ujian terbuka program doktor di IPB pada pertengahan Agustus 2009, yang bersangkutan memper-
tahankan hasil penelitian disertasinya di hadapan para penguji. Menurut Dr Andi, penelitian ini bertujuan untuk menentukan metode seleksi yang dapat mengelompokkan toleransi galur murni jagung pulut (waxy corn) toleran kekeringan dan marka SSRs (Simple Sequence Repeats) yang sesuai untuk introgresi gen opaque 2 (oo) ke dalan jagung pulut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa marka SSR spesifik phi057 efektif dan eifisien digunakan untuk seleksi galur-galur progeni yang telah diintrogesikan dengan gen homosigot resesif opaque 2 (oo). Seleksi menggunakan alat bantu maker assited selection (MAS) cenderung mengikuti nisbah segregasi pada setiap generasi silang dalam (selfing). Dari hasil penelitiannya itu Dr Andi menyimpulkan genotipe PTBC4-17-1-B (P3) memiliki daya gabung umum yang baik untuk bobot biji dan anthesis silking interval pada kondisi normal dan tercekam kekeringan. Sementara hasil persilangan P1/P8, P2/P4, P3/P8, P4/P10, P5/P8 memiliki daya gabung khusus yang tinggi untuk karakter bobot biji pada lingkungan normal dan tercekam kekeringan. Dilahirkan di Wajo, Sulawesi Selatan, 38 tahun yang lalu, Dr Andi Takdir mulai meniti kariernya sebagai pemulia tanaman di Balitsereal pada tahun 1995. Hingga saat ini yang bersangkutan telah berkontribusi dalam perakitan beberapa varietas unggul jagung, antara lain Bima 2, Bima 3, Bima 4, Bima 5, dan Bima 6. (HMT)
9
SOSIAL KEAGAMAAN
Pionir “Kultum” di Bulan Ramadhan Dalam bulan suci Ramadhan 1430 H, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Nurul ’Ilmi Puslitbangtan menginisiasi penyelenggaraan kultum (kuliah tujuh menit) bagi para jamaah setelah sholat zuhur. Ini kemajuan DKM yang patut diacungi jempol. eberapa waktu yang lalu beberapa jamaah mengkritisi kinerja Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Nurul ’Ilmi yang dinilai kurang kreatif. “Masjid ini seakan kering” ujar seorang jamaah saat itu. Kritik membangun ini seyogianya tidak membuat panas kuping pengurus DKM, tapi mengintrospeksi diri dan sekaligus berupaya menjadikan masjid yang terletak di lingkungan kantor Puslitbangtan ini sebagai tempat ibadah yang lebih menyenangkan dan memberikan wawasan tersendiri bagi jamaah.
B
Alhamdulillah, gayung bersambut. Dalam bulan suci Ramadhan 1430 H, DKM Nurul ’Ilmi yang diketuai oleh Drs H. Unang G. Kartasasmita, MS menginisiasi penyelenggaraan kultum bagi para jamaah setelah sholat zuhur. Para jamaah yang umumnya pegawai Puslitbangtan diminta untuk “berani” berpartisipasi memberikan kultum. “Cara ini dapat mendorong jamaah untuk belajar lebih banyak tentang Al Quran, Hadist, dan agama Islam pada umumnya” komentar seorang jamaah. Bukankah umat Islam diwajibkan untuk memahami substansi Al Quran dan Hadist? Prof Dr H. Sumarno, Drs H. Mahyuddin Syam MPS, dan Prof Dr H. A.
Berita Puslitbangtan 42 •September 2009
Karim Makarim adalah jamaah yang menjadi pionir kultum dalam sholat berjamaah di Masjid Nurul ’Ilmi, selain Drs H. Unang G. Kartasasmita MS dan Drs H. Lukman Hakim sebagai pengurus DKM. Meskipun tidak semahir kebanyakan ustad, para “pionir” ini berupaya menyampaikan materi kultum sebaik mungkin dengan catatan yang telah dipersiapkan sebelumnya, sehingga dapat dimengerti dan dipahami jamaah.
Bagaimana dengan jamaah yang lain? Akankah mereka bersedia dan berupaya belajar untuk tampil sebagai “pengkultum” di Masjid Nurul ’Ilmi? Hal yang utama tentu niat, selain berupaya memahami Al Quran, Hadist, dan banyak membaca buku-buku agama Islam. Pada bulan Ramadhan tahun depan, insya-Allah, diharapkan akan banyak jamaah yang memberanikan diri sebagai “pengkultum” di Masjid Nurul ’Ilmi. (HMT)
Pimpinan Beserta Seluruh Karyawan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Mengucapkan
Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1430 H
Minal Aidin wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Bathin
11