Kajian Kapsul Herbal Kombinasi Jahe Merah (Zingiber officinale) Dan Buah Cabe Jawa (Piper retrofractum) Terhadap Bioavaibilitas Pada Pengobatan Gangguan Seksual Dengan Teknik Pengujian Menggunakan Mencit Putih Galur Wistard Pudi Astuti RSP , Ilham Kuncahyo Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi
Abstrak Masyarakat khususnya kaum pria banyak yang menggunakan obat tradisional yang mengandung bahan afrodisiak untuk meningkatkan gairah seksual atau mengobati gangguan seksual, diantaranya adalah cabe jawa (Piper retrofractum), dan jahe merah (Zingiber officinale). Untuk tujuan tersebut, telah dilakukan pembuatan formula kapsul campuran bahan alami ekstrak Jahe Merah Dan Buah Cabe Jawa dengan variasi konsentrasi bahan pengikat madu dan bahan pengisi laktosa. Kombinasi bahan madu dan laktosa akan menentukan terhadap mutu fisik sediaan kapsul dan keefektifannya dalam mengobati gangguan seksual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa FI dengan bahan pengikat madu 0,5% memberikan waktu alir yang paling cepat yaitu 5,99 detik, sedangkan FII (madu 1%) sebesar 6,45 detik dan FIII (madu 2%) sebesar 6,69 detik. Pengujian terhadap daya serap air menunjukkan bahwa FIII dengan bahan pengikat madu 2% memberikan jumlah air yang diserap paling besar yaitu 0,062 gram/menit dibandingkan FI (madu0,5%) sebesar 0,040 gram/menit dan FII (madu 2%) sebesar 0,055. Pengujian terhadap mutu fisik kapsul menunjukkan bahwa ketiga formula memberikan bobot yang seragam yang ditunjukkan dengan nilai CV dibawah 5%. Untuk pengujian terhadap waktu hancur kapsul menunjukkan bahwa FI dengan bahan pengikat madu 0,5% memberikan waktu hancur yang paling cepat yaitu sebesar 454,17 detik dibandingkan dengan FII (madu 1%) sebesar 660,37 dan FIII (madu 2%) sebesar 806,82. Dari ketiga formula yang paling memberikan efek yang paling baik diberikan pada FI dengan pengikat madu 0,5%. HALAMAN SAMPUL
PENDAHULUAN Disfungsi ereksi diyakini merupakan kata yang lebih komunikatif dan tepat untuk menerangkan ketidakmampuan penis berereksi. Angka kejadian disfungsi ereksi meningkat sesuai pertambahan umur. Prevalensinya beragam dari 30% - 40% pada umur 40 tahun, sampai 70% pada umur 70 atau lebih. Pasien muda memiliki angka kejadian gangguan ereksi lebih rendah sementara pasien tua memiliki disfungsi ereksi lebih berat (Anonim, 2005). Peningkatan angka kejadian gangguan seksual ini diperparah pula karena efek pemakaian obat bagi penderita penyakit degeneratif seperti diabetes (penyakit gula), kelenjar prostat, darah tinggi (hipertensi), dan kolesterol (Krisnatuti, 2005). Penggunaan obat-obat kimia (sintetis) seperti viagra atau sidenafil sitrat untuk memperbaiki gangguan seksual tersebut mempunyai efek samping yang berat bahkan sampai dapat menimbulkan kematian. Pada umumnya efek samping yang timbul meliputi henti jantung, pendarahan, hipertensi dan gannguan penglihatan (ISO, 2009). Pengobatan gangguan seksual dengan menggunakan ramuan tanaman obat herbal, saat ini tengah marak. Hal ini lantaran tanaman obat herbal terbukti lebih aman terhadap efek samping serta adanya kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature). Menurut Tjokronegoro (2003), menunjukkan bahwa tumbuhan kelompok afrodisiak mengandung zat-zat kimia yang mampu merangsang gairah seks. Beberapa penelitian awal pun menunjukkan bahwa tumbuhan afrodisiak mengandung senyawa-senyawa turunan saponin, alkaloid, tannin dan senyawa-senyawa lain yang secara fisiologis dapat melancarkan sirkulasi atau peredaran darah pada sistem saraf pusat (serebral) atau sirkulasi darah tepi (perifer) (Hidayat, 2005).
Masyarakat
khususnya kaum pria banyak yang menggunakan obat tradisional yang mengandung bahan afrodisiak ini untuk meningkatkan gairah seksual atau mengobati gangguan seksual, diantaranya adalah cabe jawa (Piper retrofractum), dan jahe merah (Zingiber officinale) (Anonim, 2002). Penggunaan simplisia cabe jawa atau jahe merah secara tunggal mempunyai beberapa kelemahan, antara lain timbulnya rasa pedas atau rasa pahit. Hal ini tentunya bukan produk yang dapat memberikan kenyamanan bagi konsumen. Oleh karena itu diperlukan suatu formulasi dalam bentuk campuran dari ketiga simplisia tersebut yang dapat menutupi rasa pahit dan pedas tanpa mengurangi efek khasiatnya. Untuk
1
mengatasi permasalahan yang banyak muncul tersebut maka dapat dilakukan inovasi dengan membuat campuran bahan afrodisiak tersebut menjadi sediaan kapsul. Hal ini sangat dimungkinkan karena dalam formula kapsul selain mengandung bahan aktif mengandung pula bahan tambahan yang ikut memegang peranan penting membantu dalam formulasi untuk mendapatkan kondisi formula kapsul yang akan dihasilkan (King, 1984). Dengan latar belakang tersebut, sangat perlu kiranya untuk dilakukan penelitian terhadap efek peningkatan gairah seksual (afrodisiak) dari campuran ekstrak jahe merah dan buah cabe jawa dalam menanggulangi gangguan seksual yang dikemas dalam bentuk sediaan kapsul.
METODE PENELITIAN A. Bahan dan alat 1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak jahe merah dan buah cabe jawa sebagai zat aktif yang diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70 %, madu, laktosa, explotab, Mg stearat. 2. Alat Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah blender, evaporator, moisture balance EB-340 MOC (Shimadzu), timbangan listrik tipe mettler teledo, mesin tablet single punch Rickerman Korsch Berlin, hardness tester model AE-20 Aikho engineering, friabilator tester, stop watch, mortir, stamfer. B.
Jalannya Penelitian 1. Pembuatan ekstrak kental cabe jawa (Piper retrofractum), dan jahe merah (Zingiber officinale) Serbuk masing-masing bahan ditimbang sebanyak 100 gram dimasukkan dalam botol coklat, ditambah etanol 70 % sebanyak 750 ml dan digojog sebentar, didiamkan selama lima hari dengan sesekali digojog. Saring ekstrak maserasi tersebut kemudian dipekatkan dengan evaporator sampai kental.
2
2. Rancangan formula kapsul ekstrak cabe jawa (Piper retrofractum), dan jahe merah (Zingiber officinale) Formula dibuat dengan bobot 600 mg tiap kapsul, menggunakan bahan pengikat madu dengan konsentrasi yang berbeda, dan dengan konsentrasi ekstrak yang sama. Tabel 2. Rancangan formula kapsul ekstrak cabe jawa dan jahe merah
Formulasi tiap kapsul (mg)
Komposisi
FI
F II
F III
120
120
120
427,5
424,0
420,5
Madu
3,5
7
10,5
Eksplotab®
42
42
42
Mg Stearat
7
7
7
Ekstrak kental (campuran cabe jawa (60 mg) dan jahe merah (60)) Laktosa
Pembuatan kapsul dilakukan dengan cara granulasi basah. Ekstrak kental yang diperoleh dicampur dengan laktosa, kemudian diayak dan dikeringkan dalam oven dengan suhu kurang dari 50 oC selama ± 30 menit, kemudian digerus hingga didapatkan serbuk halus yang kering dan ditambahkan explotab ® selanjutnya ditambahkan madu sedikit demi sedikit sampai diperoleh massa yang siap untuk dibuat granul. Massa granul diayak dengan ayakan no. 16, hasilnya dikeringkan dalam oven dengan suhu kurang dari 50 oC. Granul kering diayak kembali dengan ayakan no. 18, ditambahkan magnesium stearat kemudian dimasukkan ke dalam cangkang kapsul dan dikapsuli.
4. Uji kemampuan afrodisiak a. Pengelompokan Hewan Uji Hewan uji dikelompokkan secara acak menjadi 15 kelompok
masing-
masing terdiri dari 5 ekor hewan uji. Diberikan larutan uji secara peroral pada jam 13.00 dan diamati pada malam hari jam 18.30. b. Prosedur Perlakuan Hewan Uji
3
Pengujian minat tikus putih jantan terhadap tikus putih betina dilakukan dengan cara sebagai berikut : Tikus dimasukkan ke dalam kandang, dimana kandang tikus putih jantan dan tikus betina dipisahkan oleh dinding penyekat. Pemberian sediaan uji dilakukan per oral kepada tikus jantan dengan frekuensi pemberian 1 kali sehari selama 5 hari, lalu tikus didiamkan selama 1 jam setelah pemberian peroral, kemudian tikus jantan dipindahkan ke dalam kandang yang berisi masing-masing 3 tikus betina. Perkawinan dilakukan pada malam hari. Frekuensi climbing dihitung selama 1 jam setelah tikus jantan dimasukkan ke dalam kandang tikus betina. Setelah tikus jantan selesai mengawini tikus betina, selanjutnya dilakukan pemeriksaan apusan vagina. Pemeriksaan apusan vagina dilakukan dengan metode pipet sebagai berikut : pipet yang mempunyai ujung halus dan tumpul diisi dengan ditambah satu tetes cat metilen blue dan dihomogenkan dengan kaca obyek lain yang sudutnya tumpul, campuran sperma digoreskan sepanjang kaca obyek, lalu kaca tersebut diangin-anginkan. Diamati ada tidaknya sperma.
C. Analisis Data Analisis hasil pengujian dilakukan dengan Pendekatan teoritis dan Secara statistik Data kuantitatif yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan metode ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95%, jika ada perbedaan yang bermakna dilanjutkan uji Scheffe. Analisis ANOVA dibantu dengan program SPSS. Secara lengkap jalannya penelitian diungkapkan dalam skema seperti terlihat pada gambar 1 di bawah ini :
4
Rimpang Jahe merah -
Cabe Jawa
Cuci Iris-iris Keringkan Serbuk,mess 100
- Cuci - Keringkan - Serbuk, ayak mess 100
Ekstrak kental
Ekstrak kental
Campuran ekstrak kental cabe jawa (Piper retrofractum), dan jahe merah (Zingiber officinale) = 60 mg + 60 mg Komposisi Laktosa Madu Explotab Mg stearat
F1
F2
F3
427,5 3,5 42 7
424,0 7 42 7
420,5 10,5 42 7
Pengkapsulan dan Uji Aprodisiak
Pemberian secara per oral 1 x sehari pada siang hari sesuai dosis pada tikus jantan. Dipindahkan ke kandang yang terdapat sekat kacanya (1 jam) Diamati pada malam hari setelah pemberian per oral
Dipindahkan ke kandang yang berisi 3 tikus betina selama 1 jam. Dihitung frekuensi climbing
Gambar 1. Skema jalannya penelitian pembuatan kapsul campuran ekstrak kental cabe jawa dan jahe merah serta uji efek afrodisiak.
5
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Mutu Fisik Granul
Granul Jahe Merah Dan Buah Cabe Jawa Formula
Jenis Uji 1
2
3
Waktu Alir (detik)
5,99±0,220
6,45± 0,083
6,69± 0,148
Uji Daya Serap Air (gram/menit)
0,040±0,001
0,055± 0,003
0,062± 0,005
B. Hasil Uji Mutu Fisik Kapsul
Kapsul Jahe Merah Dan Buah Cabe Jawa Formula Jenis Uji 1
2
3
Keseragaman Bobot (mg)
604,90
3,144
603,45
2,665
601,72
1,323
Waktu (detik)
454,17
123,671
660,37
119,906
806,82
119,906
Hancur
6
KESIMPULAN Hasil dari penelitian yang telah dilakukan sampai saat ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil pengujian ekstrak Jahe Merah Dan Buah Cabe Jawa terhadap kandungan kimia yang meliputi alkaloid, flavonoid dan saponin menunjukkan hasil positif sesuai dengan pustaka yang ada. 2. Pembuatan formula kapsul ekstrak Jahe Merah Dan Buah Cabe Jawa dengan bahan tambahan madu dan laktosa mampu menghasilkan granul yang kompak.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih penulis ucapkan kepada Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah mendanai penenlitian ini sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Nomor : 019/K6/KL/SP/2013 tanggal 16 Mei 2013 sehingga terselesaikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 6-7. Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 212-215. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 4-7, 488-490, 515-516,1030,1036,1087. Anonim, 2002, Eurycoma longifolia-wikipedia, The http;//en.wikipedia.org/wiki/Eurycoma_longifolia.
Free
Encyclopedia,
Ansel, H.C., 1981, Introduction to Pharmaceutical Dosage Form, Third Edition, Lea and Febinger, Philadelphia, 198, 202-206. Banker, G. S., and Anderson, N, R., 1986, Tablet, in Lachman, L., Lieberman, H. A., Kanig, J. L., (eds.), The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Third Edition, Lea and Febiger, Philadelphia, 300-328. Fudholi, A., 2001, Teknologi dan Formulasi Sediaan Obat Bahan Alam dan Permasalahannya, Jurnal Farmasi Indonesia, Pharmacon, Vol. 2, No. 1, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 25-29.
7
Hadad, E.A., Taryono., 2001, Tumbuhan Obat Indonesia: Penggunaan dan Khasiatnya, Penebar Swadaya, Jakarta, 91-92. Hargono, D., 2006, Tanaman Obat Berkhasiat 2, Intisari, Gramedia, Jakarta, hal 8,10,11 Kardono, L. B. S., Artanti, N., Dewiyanti, I. D., Basuki, T., Padmawinata, K., 2003, Monographs and Descriptions, Grasindo, Vol. 1, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, hal 218,219,223,231. King, R. E., 1975, Tablets, Capsules, and Pills, in Remington’s Pharmaceutical Sciences, 15th Ed., Mack Publishing Company, Easton, Pennsylvania, 1581. Merari, J., 2006, Petunjuk Praktikum Farmakognosi, Jilid II, Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi, Surakarta, 24-26. Mulyani, N., 2005, Uji Efek Serbuk Akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia, Jack) Dari Produk Indah Sebagai Tonikum Pada Mencit Jantan Putih (Mus Musculus),Skripsi, Fak Farmasi.,Universitas Setia Budi, Surakarta. Suranto, A., 2004, Khasiat dan Manfaat Madu Herbal, Agromedia Pustaka, Jakarta, hal19-32. Tjokronegoro, A., dan Murtaini, A.S., 2003, Rahasia Dibalik Keperkasaan Pria, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 25-27.
8
Lampiran 1
9