OPTIMASI FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) DENGAN CAMPURAN AVICEL PH 101 DAN LAKTOSA SECARA SLD ( SIMPLEX LATTICE DESIGN) THE OPTIMUM FORMULATION OF TABLET OF KEMANGI LEAVE EXTRACT ( Ocimum sanctum L. ) WITH THE MIX OF AVICEL PH 101 AND LACTOSE BY SLD ( SIMPLEX LATTICE DESIGN) Rika Widyapranata, Siti Aisiyah,Yunita Ayuningtyas Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Jl. Let. Jen. Sutoyo, Mojosongo, Surakarta 57127 ABSTRAK Daun kemangi ( Ocimum sanctum L. ) merupakan tanaman obat tradisional yang berguna untuk menurunkan panas. Penelitian ini untuk mengetahui proporsi optimum campuran Avicel PH 101 dan laktosa dalam formulasi tablet ekstrak daun kemangi dengan metode Simplex Lattice Design. Ekstrak daun kemangi diperoleh dengan soxhletasi serbuk daun kemangi menggunakan etanol 70 %. Ekstrak yang diperoleh diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental yang kemudian dikeringkan dengan aerosil. Formula tablet berdasarkan metode SLD dengan eksipien Aviciel PH 101(A) dan laktosa (B) yaitu : F1 ( 100% A), F2 (100 % B), F3 ( 50% A : 50% B). Tablet ekstrak daun kemangi dibuat secara granulasi basah. Granul diuji kecepatan alir, kompaktibilitas dan daya serap air. Hasilnya untuk mendapatkan persamaan SLD. Persamaan tersebut digunakan untuk membuat tablet dengan respon total sifat fisik granul yang paling optimum, data sifat granul formula optimum hasil perhitungan berdasarkan persamaan SLD dengan hasil pengujian sesungguhnya dianalisis menggunakan uji t. Tablet formula optimum diuji sifat fisiknya yang meliputi: keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur tablet. Hasil penelitian menunjukkan campuran Avicel PH 101 90% - laktosa 10% memberikan hasil yang optimal pada sifat fisik granul dan tablet ekstrak daun kemangi yang dihasilkan memenuhi uji sifat fisik tablet.
Kata kunci: ekstrak daun kemangi ( Ocimum sanctum L. ) , tablet, laktosa, avicel PH 101, simplex lattice design. ABSTRACT The experiment used basil (Ocimum sanctum L.) leaves, a traditional medical plant that is used as antipyretic. The study was to find out the optimum proportion of avicel pH 101 and lactose mixture in tablet making of basil leaves extract by simplex lattice design method. Basil leaves extract was obtained by soxhletation of basil leaves powder using ethanol 70%. The obtained extract was evaporated until thick extract was obtained and then it was dried with aerosil. Tablet formula was based on SLD method with excipients of Avicel pH 101 (A) and Lactose (B) i.e.: F1 (100% A), F2 (100% B), F3 (50%A:50%B). Tablets of basil leaves extract were made by wet granulation. The granules were tested for the fluidity,
1
compactability, and water absorbability. The result was to obtain SLD equation. The equation was used to make tablets with the most optimum total respond of granules’ physical properties. The data of granules’ physical properties from optimum formula as the result of calculation based on SLD equation and the empiric result was analyzed using T-test. Tablets of the optimum formula were tested for the physical properties including weight uniformity, hardness, friability, and disintegration time. The result of the experiment showed that optimum formula was obtained from Avicel PH 101 90% - Lactose 10% mixture at granules’ physical properties, and the obtained tablets of basil leaves extract fulfilled tablet physical property test. Keywords: Basil (Ocimum sanctum L.) leaves, tablet, lactose, Avicel PH 101, Simplex Lattice Design
PENDAHULUAN Tanaman kemangi merupakan tanaman yang sangat dikenal masyarakat Indonesia, karena biasanya digunakan sebagai lalap. Daun kemangi secara tradisional banyak digunakan untuk mengurangi bau badan dan bau keringat, bau mulut, badan lesu, panas dalam, sariawan, peluruh gas perut, peluruh haid, peluruh ASI, dan ejakulasi prematur (Hambali et al. 1996). Kandungan kimia yang terdapat pada daun kemangi adalah saponin, flavonoida, dan tannin, sedangkan bijinya mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol (Depkes RI 2001). Dalam penelitian ini daun kemangi (Ocimum sanctum L.) diperoleh dalam bentuk ekstrak yang diekstraksi dengan menggunakan etanol 70% dengan cara soxhletasi. Etanol 70% merupakan pelarut yang serbaguna untuk ekstraksi. Metode soxhletasi mempunyai keuntungan yaitu pelarut yang digunakan relatif sedikit dan karena penyarian terjadi berulang-ulang maka zat yang tersari dalam pelarut lebih banyak (Voigt 1984). Tablet merupakan salah satu alternatif bentuk sediaan jamu yang paling banyak diminati oleh perusahaan farmasi maupun oleh masyarakat. Bentuk sediaan tablet lebih efisien dan dapat diubah-ubah serta praktis untuk digunakan dalam pengobatan (King 1984). Tablet ekstrak daun kemangi merupakan salah satu bentuk sediaaan yang dibuat untuk memudahkan penggunaannya sebagai obat yang berfungsi sebagai penurun panas. Efek untuk menurunkan panas diperoleh dari kandungan utamanya yaitu flavonoid. Metode granulasi basah banyak digunakan dalam pembuatan tablet. Metode granulasi basah menggunakan bahan pengikat untuk membuat granulasi sebagai campuran obat dan bahan tambahan sehingga dapat dikempa menjadi tablet. Sistem granulasi basah dapat mencegah deagregasi komponen penyusun tablet yang telah homogen selama proses pencampuran. Bahan pengisi yang digunakan dalam pembuatan tablet ini adalah Avicel PH 101, laktosa atau campuran keduanya sebagai bahan pengisi. Avicel PH 101 merupakan bahan pengisi yang mempunyai kemampuan mengembang yang baik sehingga menyebabkan waktu hancur yang singkat pada tablet. Daya alirnya dihambat oleh pembentukan jembatan hydrogen, kompaktibilitas bagus, sangat stabil, dan mudah dikempa (Voigt 1984). Laktosa merupakan bahan pengisi yang paling banyak digunakan karena tidak bereaksi dengan hampir semua bahan obat, granulnya cepat kering tapi daya hancurnya rendah (Peak et al 1980). Laktosa mempunyai sifat alir yang bagus, kombinasi Avicel PH 101 –
2
Laktosa dalam penelitian ini dipilih agar dapat saling memberi keuntungan untuk menutupi kekurangan dari masing – masing bahan yaitu Avicel PH 101 mempunyai sifat alir yang kurang baik dapat ditutupi oleh laktosa yang sifat alirnya lebih baik. Avicel PH 101 mempunyai waktu hancur yang lebih singkat dibanding laktosa. Hal ini mendorong dilakukannya upaya optimasi terhadap campuran Avicel PH 101 dan laktosa untuk mendapatkan formula yang optimum dari campuran kedua pengisi tersebut agar sifat fisik tablet yang baik dapat dipertahankan. Optimasi juga dapat dilakukan dengan secara triall and error yang artinya bahwa metode trial and error ini menggunakan lebih dari tiga bahan, gambaran simplex yang lebih sulit. Simplex tersebut umumnya ditunjukan dengan suatu gambar sama sisi seperti segitiga untuk campuran tiga komponen dan tetrahedron untuk sistem empat komponen. Tiap puncak menunjukkan suatu formulasi yang mengandung suatu komponen murni atau presentasi maksimum komponen itu, dengan tanpa adanya dua komponen lain atau pada konsentrasi minimumnya. Pilihan dari konsentrasi atas (maksimum) atau konsentrasi bawah (minimum) dari variabel-variabel bahan-bahan umumnya didasarkan pada pendapat, pengalaman, atau data dari percobaan sebelumnya dan menunjukkan konsentrasi dalam mana suatu produk yang aktif akan dibuat. Untuk metode trial and error pada penelitian ini tidak bisa dilakukan karena hal ini dapat menghabiskan waktu dan tenaga yang tidak sedikit dan juga menghabiskan materi banyak. Salah satu metode yang digunakan adalah metode simplex lattice design, salah satu dari beberapa teknik yang digunakan dalam prosedur optimasi formulasi yang berguna dalam perencanaan sediaan obat. Prosedur ini dapat digunakan untuk menentukan proporsi relatif, bahan-bahan yang membuat suatu formulasi paling baik mengenai variabel atau hasil yang ditentukan. Suatu masalah umum dalam farmasetika terjadi jika komponen-komponen formulasi diubah-ubah dalam upaya untuk mengoptimalkan penampilannya mengenai variabel-variabel seperti kelarutan obat, laju larut (disolusi), dan kekerasan. Penerapan suatu rancangan simplex lattice design dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah (Lachman et al. 1986). Penggunaan metode simplex lattice design diharapkan dapat memperoleh formula yang optimum dari tablet ekstrak daun kemangi dengan campuran pengisi Avicel PH 101– laktosa. METODE PENELITIAN Bahan : Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak kental daun kemangi yang diperoleh dengan ekstraksi soxhletasi menggunakan pelarut etanol 70% dan dikeringkan dengan aerosil. Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan tablet adalah laktosa, Avicel PH 101, Mg stearat, gelatin, Na pati glikolat atau Eksplotab®, aerosil, dan aquadestilata. Semua bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan kualitas farmasi. Alat : Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan listrik tipe mettler teledo, mesin tablet single punch (Rieckermann Korsch Berlin), hardness tester (Erweka), friabilator tester, stop watch, mortir, stamper, evaporator,
3
moisture balance EB – 340 MOC (Shimadzu), corong kaca, jangka sorong, dan alat penunjang lainnya. Pembuatan campuran granul berdasarkan simplex lattice design Cara pembuatan granul ekstrak daun kemangi dapat dibuat dengan cara sebagai berikut: Ekstrak daun kemangi yang telah dikeringkan dengan aerosil, ditambah Avicel PH 101 dan laktosa dengan jumlah konsentrasi yang berbeda, diaduk hingga homogen. Larutan gelatin 10% (Gelatin dilarutkan dengan aquadest) ditambahkan sampai terbentuk massa yang siap digranulasi. Massa granul diayak dengan ayakan no. 16, hasilnya dikeringkan dalam oven dengan suhu 40°C-50°C. Setelah kering, granul diayak kembali dengan ayakan no. 18, kemudian dilakukan uji sifat fisik meliputi susut pengeringan granul, kecepatan alir, daya serap air dan kompaktibilitas. Setelah diketahui sifat fisik granul optimum maka dicetak menjadi tablet dan dilakukan uji sifat fisik meliputi keragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur. Tabel 1. Formula Tablet Ekstrak Daun Kemangi campuran Avicel PH 101 Laktosa berdasarkan simplex lattice design
Komponen Formulasi Ekstrak kental + aerosil Avicel PH 101 asotkaL Gelatin 10 % Explotab 8% Mg Stearat 1% Bobot tablet
FI(mg) 193 424 0 20 56 7 700
Formula FII(mg) 193 0 424 20 56 7 700
FIII(mg) 193 212 212 20 56 7 700
Metode Analisis 1. Pendekatan teoritis Data yang diperoleh dibandingkan dengan persyaratan dalam farmakope Indonesia dan kepustakaan lainnya. 2. Pendekatan Statistik Hasil yang diperoleh dari percobaan dianalisis dengan pendekatan simplex lattice design. Data yang diperoleh dari perhitungan simplex lattice design (prediksi) dibandingkan dengan data hasil pengujian sesungguhnya dengan uji t. Jika data yang didapat terdistribusi normal, analisis data kuantitatif dilakukan secara statistik dengan menggunakan metode anava satu jalan dengan taraf kepercayaan ( signification level ) 95%, jika ada perbedaan bermakna dilanjutkan dengan uji SNK (student Newman Keuls). Jika data hasil percobaan tidak terdistribusi normal, dilakukan uji Kruskal –Wallis dan dilanjutkan uji Mann-Whitney. Pengujian menggunakan program SPSS 17.
4
HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Profil Sifat Fisik Granul Uji sifat fisik granul akan menghasilkan profil sifat fisik campuran dari persamaan dan perhitungan berdasarkan simplex lattice design. Profil ini digunakan untuk menentukan formula optimum dilihat dari kualitas granulnya. Hasil uji sifat granul yaitu uji kecepatan alir, uji kompaktiilitas, dan uji daya serap air digunakan untuk menentukan formula optimum. Tabel 2. Hasil profil sifat fisik granul Sifat fisik granul Kecepatan-alir (g/detik) Kompaktibilitas (kg) Daya-serap-air (mg/menit)
F1
F2
F3
9,03 ± 0,087
13,55 ± 0,301
11,15 ± 0,393
8,10 ± 0,141 143,38 ± 0,027
4,10 ± 0,100 73,64 ± 0,515
6,14 ± 0,288 128,21 ± 0,026
Keterangan : Formula 1 = Avicel PH 101 100% - laktosa 0 % Formula 2 = Avicel PH 101 0 % - laktosa 100 % Formula 3 = Avicel PH 101 50 % - laktosa 50 % Uji sifat alir granul ekstrak daun kemangi Dari hasil uji terhadap kecepatan alir granul berdasarkan pendekatan simplex lattice design didapatkan persamaan untuk sifat alir yaitu: Y = 9,03 (A) + 13,55 (B) – 0,6 (A)(B) (A) = proporsi avicel PH 101 (B) = proporsi laktosa Persamaan diatas menunjukkan bahwa laktosa memberikan pengaruh yang lebih besar (nilai koefisien = 13,55) terhadap kecepatan alir dibandingkan dengan avicel PH 101 (nilai koefisien = 9,03) sebesar 100% memberikan nilai respon kecepatan alir sebesar 13,55. Berkurangnya kadar laktosa dalam campuran akan menurunkan respon kecepatan alirnya. Kecepatan alir juga dipengaruhi oleh interaksinya walaupun relatif kecil (nilai koefisien = 0,6). Profil sifat alir granul (kecepatan alir) yang diperoleh dari penelitian dengan menggunakan persamaan simplex lattice design, digambarkan sebagai berikut :
5
Kecepatan alir (g/detik)
Kecepatan alir 15
10 5 0
Perbandingan Avicel PH 101- Laktosa
Gambar 1.
Profil kecepatan alir granul ekstrak daun kemangi berdasarkan persamaan simplex lattice design
Uji kompaktibilitas granul ekstrak daun kemangi Dari perhitungan diperoleh persamaan profil untuk uji kompaktibilitas yaitu Y = 8,1(A) + 4,1(B) + 0,16 (A)(B) (A) = proporsi avicel PH 101 (B) = proporsi laktosa Persamaan diatas menunjukkan bahwa avicel PH 101 (nilai koefisien = 8,1) memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kompaktibilitas dibandingkan dengan laktosa (nilai koefisien = 4,1). Kompaktibilitas granul juga dpengaruhi oleh interaksinya (nilai koefisien = 0,16) walaupun relatif kecil. Hasil uji kompaktibilitas granul ekstrak daun kemangi dari campuran laktosa dengan avicel PH 101 berdasarkan persamaan dan perhitungan menggunakan pendekatan simplex lattice design dapat digambarkan sebagai berikut :
Kompaktibilitas (kg)
Kompaktibilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Perbandingan Avicel PH 101- Laktosa Gambar 2.
Profil kompaktibilitas granul ekstrak daun kemangi berdasarkan simplex lattice design
6
Uji Daya Serap Air Hasil uji terhadap daya serap air granul berdasarkan pendekatan simplex lattice design didapatkan persamaan sebagai berikut : Y = 143,38 (A) + 73,64 (B) + 78,8 (A)(B) (A) = proporsi avicel PH 101 (B) = proporsi laktosa Persamaan diatas menunjukkan bahwa avicel PH 101 (nilai koefisien = 143,38) memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap daya serap air dibandingkan dengan laktosa (nilai koefisien = 73,64). Bahkan interaksi campuran bahan pengisi avicel PH 101 dan laktosa memberikan pengaruh yang besar (nilai koefisien = 78,8) dibandingkan dengan laktosa. Profil daya serap air yang diperoleh dari penelitian dengan menggunakan persamaan simplex lattice design, digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3. Profil daya serap air granul ekstrak daun kemangi berdasarkan simplex lattice design Penentuan Profil Formula Optimum Respon masing-masing sifat fisik granul diberi bobot dengan jumlah bobot total sama dengan satu. Kecepatan alir granul dengan bobot 0,4; kompaktibilitas dengan bobot 0,3; serta daya serap air dengan bobot 0,3. Satuan dari masing-masing respon berbeda maka perlu dicari nilai normalitas dari penilaian respon. Nilai X min untuk kecepatan alir adalah 7 g/detik, dan X max sebesar 15 g/detik; nilai X min untuk kompaktibilitas adalah 3 kg dan X max sebesar 10 kg; nilai X min untuk daya serap air adalah 70 mg/menit dan X max sebesar 148 mg/menit.
7
Tabel 3. Normalitas sifat fisik granul Proporsi 100 % A 90 % : 10 % 80 % : 20 % 70 % : 30 % 60 % : 40 % 50 % : 50 % 40 % : 60 % 30 % : 70 % 20 % : 80 % 10 % : 90 % 100 % B
N kecepatan alir (X-7) : (15-7) 0,2500 0,3050 0,3538 0,4075 0,4625 0,4750 0,5750 0,6125 0,6938 0,7563 0,8188
N kompaktibilitas (X-3) : (10-3) 0,7286 0,6729 0,6186 0,5614 0,5057 0,4543 0,3914 0,3329 0,2757 0,2157 0,1571
N daya serap air (X-70) : (148-70) 0,9408 0,9422 0,9236 0,8847 0,8256 0,7463 0,6467 0,5271 0,3872 0,2282 0,0467
Keterangan : A = Proporsi Avicel PH 101 B = Proporsi laktosa R dapat dihitung dengan mengalikan N dengan bobot yang telah ditentukan. Penentuan formula optimum didapat dari respon total fisik granul yang paling besar.
Tabel 4. Nilai respon total sifat fisik granul Proporsi
R kecepatan alir N X 0,4
R kompaktibilitas N X 0,3
R daya serap air N X 0,3
R total
100 % A 90 % : 10 % 80 % : 20 % 70 % : 30 % 60 % : 40 % 50 % : 50 % 40 % : 60 % 30 % : 70 % 20 % : 80 % 10 % : 90 % 100 % B
0,1000 0,1220 0,1415 0,1630 0,1850 0,1900 0,2300 0,2450 0,2775 0,3025 0,3275
0,2186 0,2019 0,1856 0,1684 0,1517 0,1363 0,1174 0,0999 0,0827 0,0647 0,0471
0,2822 0,2827 0,2771 0,2654 0,2477 0,2239 0,1940 0,1581 0,1162 0,0685 0,0140
0,6008 0,6066 0,6042 0,5968 0,5844 0,5502 0,5414 0,5030 0,4764 0,4357 0,3886
Keterangan : A = Proporsi Avicel PH 101 B = Proporsi laktosa Granul ekstrak daun kemangi dari campuran Avicel PH 101 dan laktosa dengan perbandingan 90 % : 10 %, mempunyai respon total tertinggi dibanding
8
formula yang lain, sehingga dapat disimpulkan campuran Avicel PH 101 90 % dan laktosa 10 % merupakan campuran yang optimum pada pembuatan tablet ekstrak daun kemangi. Sifat Fisik Granul Ekstrak Daun Kemangi Formula Optimum Tabel 5. Hasil uji sifat fisik granul ekstrak daun kemangi formula optimum Kecepatan alir (gram/detik) Kompaktibilitas ( Kg ) Daya serap air (mg/menit)
9,50 ± 0,124 7,62 ± 0,109 143,26 ± 0,434
Kecepatan alir
Gambar 4. Profil kecepatan alir granul formula prediksi berdasarkan persamaan simplex lattice design dan formula hasil percobaan Dari hasil uji T diperoleh hasil uji kecepatan alir antara formula optimum dengan hasil prediksi berdasarkan persamaan simplex lattice design diperoleh nilai signifikansi 0,283 maka signifikansi ini lebih besar dibandingkan dengan signifikansi penelitian yang telah dipilih, yakni 0,05 berarti Ho diterima, yaitu ratarata kecepatan alir granul formula optimum hasil percobaan tidak berbeda terhadap rata-rata kecepatan alir prediksi.
9
Kompaktibilitas
Gambar 5. Profil kompaktibilitas granul formula prediksi berdasarkan persamaan simplex lattice design dan formula hasil percobaan Dari hasil uji T diperoleh hasil uji kompaktibilitas antara formula optimum hasil percobaan dengan hasil prediksi berdasarkan persamaan simplex lattice design diperoleh nilai signifikansi 0,104 maka signifikansi ini lebih besar dibandingkan dengan signifikansi penelitian yang telah dipilih, yakni 0,05 berarti Ho diterima, rata-rata kompaktibilitas granul formula optimum hasil percobaan tidak berbeda terhadap kompaktibilitas hasil prediksi. Daya Serap Air
Gambar 6. Profil daya serap air granul formula prediksi berdasarkan persamaan simplex lattice design dan formula hasil percobaan
10
Uji daya serap air merupakan parameter yang memegang peranan penting karena berkaitan langsung dengan kemampuan tablet tersebut untuk melepaskan zat aktifnya. Dari hasil uji T diperoleh hasil uji daya serap air antara formula optimum hasil percobaan dengan hasil prediksi berdasarkan persamaan simplex lattice design diperoleh nilai signifikansi 0,098 maka signifikansi ini lebih besar dibandingkan dengan signifikansi penelitian yang telah dipilih, yakni 0,05 berarti Ho diterima, rata-rata daya serap air granul formula optimum hasil percobaan tidak berbeda terhadap daya serap air granul hasil prediksi. Sifat Fisik Tablet Formula Optimum Tabel 6. Sifat fisik tablet formula optimum ekstrak daun kemangi Sifat fisik tablet Keseragaman bobot Kekerasan (kg) Kerapuhan (%) Waktu hancur (menit)
Formula optimum 697,60 ± 2,74 7,78 ± 0,24 0,42 ± 0,11 5,75 ± 0,50
Keragaman bobot tablet Hasil pemeriksaan keragaman bobot tablet ekstrak daun kemangi formula optimum menunjukkan hasil yang memenuhi persyaratan yaitu tidak ada tablet ekstrak daun kemangi yang bobotnya menyimpang lebih besar dari 5% dan 10% dari bobot rata-ratanya, seperti ketentuan yang ditetapkan Farmakope Indonesia III. Kekerasan tablet Dari hasil penelitian terhadap kekerasan tablet didapatkan bahwa tablet ekstrak daun kemangi formula optimum yaitu kombinasi avicel PH 101 laktosa dan sebesar 90% dan 10 % mampu memberikan kekerasan yang baik. Avicel PH 101 sebagai bagian yang besar dalam kombinasi mampu memberikan kekuatan antar partikel yang sangat kuat sehingga tablet yang dihasilkan menjadi kompak. Kerapuhan tablet Hasil pemeriksaan kerapuhan tablet menunjukkan bahwa tablet ekstrak daun kemangi formula optimum mempunyai nilai kerapuhan yang kecil dibawah 1 %. Ini menunjukkan bahwa tablet formula optimum tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Parrot (1970) yaitu kerapuhan kurang dari 1 % . Waktu hancur tablet. Hasil pengujian waktu hancur tablet ekstrak daun kemangi formula optimum didapatkan hasil yang memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 15 menit untuk tablet yang tidak bersalut (Anonim, 1979). Waktu hancur tablet yang baik ini karena kemampuan avicel PH 101 yang sangat baik dalam menyerap air sehingga perlawanan terhadap kekuatan ikatan antar partikel semakin besar. Akibatnya tablet akan cepat hancur.
11
KESIMPULAN Campuran bahan dengan proporsi Avicel PH 101 90 % dan laktosa 10 % memberikan hasil optimal pada sifat fisik granul dan menghasilkan tablet ekstrak daun kemangi yang memenuhi persyaratan uji sifat fisik tablet.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. hlm XXXIII, 6, 7, 807. Depkes. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Edisi I. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hlm 247-248. Hambali E, Nasution MZ, Herlina E. 1996. Membuat Aneka Herbal Tea. Jakarta: Penebar Swaday.hlm 39. King RE. 1984. Dispending of Medication. Ed. Ke-9, Philadelphia: Mack Publishing Company. Hlm 52. Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi III. Suyatmi S, penerjamah. Jakarta: UI Press. hlm 643-716 Voigt, R., 1984, Lehrburch der Pharmazeutishen Technology, Terjemahan Soendani Noerono, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi ke V, 155215, 342-344, 559-561, Gadjah Mada University Press.
12