Public Speaking
05 Modul ke:
Fakultas
ILMU KOMUNIKASI Program Studi
Hubungan MAsyarakat
Berbicara di depan umum
Ety Sujanti, M.Ikom.
Public Speaking Berbicara di depan umum 1. 2.
Persiapan Berbicara Menentukan Topik dan Tujuan
1. Berbicara Di Depan Umum • 1. Persiapan berbicara dan percaya diri • tiga point utama sebagai dasar dalam berbicara: 1. topik yang dibicarakan 2. siapa yang diajak bicara dan 3. menyusun menurut urutan awal, tengah, dan akhir.
Fungsi dasar tersebut: • bisa memudahkan untuk mengorganisir pembicaraan, • yang dapat membantu bagaimana menekankan point-point yang penting, • dapat mengurangi hal-hal yang tidak perlu, • demi mempertahankan minat pendengar terhadap pesan pembicara.
• Bagaimana menyusun berdasarkan awal, tengah dan akhir? • Bagian awal, berfungsi untuk menarik minat pendengar, dan memperkenalkan topik yang dibicarakan. Tujuannya supaya pendengar tertarik untuk mendengarkan pembicaraan lebih lanjut. •
• Bagian tengah, berfungsi untuk menyajikan, topik yang dibicarakan, secara lebih dalam lagi. Dibagian inilah, semua informasi dituang, untuk mendukung topiknya. Tujuannya supaya pendengar makin berminat untuk mendengarkan pembicaraan sampai selesai.
• Bagian akhir, berfungsi untuk merangkum topik yang dibicarakan, ke dalam fakta-fakta yang menguatkan. Tujuannya: supaya pendengar terkesan oleh bagian penutup ini, ada hasilnya, ada kelanjutannya.
• Hendrikus (1991: 157) mengemukakan sebabsebab utama rasa takut dan cemas sebelum tampil di muka umum atau pada saat berpidato sebagai berikut: – takut ditertawakan – takut berhenti di tengah pembicaraan karena kehilangan jalan pikiran – takut akan orang yang lebih tinggi kedudukannya di antara pendengar – takut karena tidak menguasai tema
– takut membuat kesalahan – takut karena situasi yang luar biasa – takut mendapat kritik – takut kalau tidak bisa dimengerti – takut bahwa ceramah tidak lancar – takut kalau ungkapannya jelek dan tidak jelas – takut kehilangan muka – takut akan mendapat pengalaman yang jelek
– takut karena membandingkan dengan pembicara lain yang lebih baik – takut ditertawakan karena aksen yang salah – takut kalau harapan pendengar tidak terpenuhi – takut kalau direkam atau difilmkan – takut kalau gerak mimik dan tubuh tidak sepadan, dsb.
•
• Dalam menghadapi atau mengendalikan kecemasan berkomunikasi, menurut Jalaluddin Rakhmat ada dua metodenya, yaitu : • 1. Metode jangka panjang, yaitu secara berangsur-angsur mengembangkan ketrampilan, meningkatkan pengetahuan “public speaking” dan meningkatkan pengetahuan dengan disiplin ilmu lainya.,
• 2. Metode jangka pendek, melalui latihan berbicara, setiap saat menggunakan kesempatan yang tersedia berbicara di depan umum.
• Rasa takut dan cemas dalam berpidato dapat diatasi dengan berbagai cara. Di antaranya yang terpenting adalah persiapan yang teliti! Kalimat pertama dan terakhir harus dapat dihafal! Oleh karena itu seorang pembicara perlu sekali: – membina kontak mata dengan pendengar – mengembangkan aktivitas dari/pada mimbar – jangan melambungkan tujuan terlalu tinggi – menganggap pendengar sebagai kawan, bukan lawan
– berpikirlah bahwa Anda pasti tidak akan bisa memuaskan semua orang – anggaplah tugasmu ini sebagai kesempatan untuk membuktikan diri dan bukan ujian atau percobaan – kegagalan hendaknya dianggap sebagai kemenangan yang tertunda – berusahalah untuk menenangkan diri dan batin lewat pernapasan yang baik
– pilihlah tema yang baik dan tepat bagi pendengar – pendengar tidak menentang Anda! Mereka datang hanya untuk mendengar ceramah Anda – ingatlah selalu kalimat ini: SAYA HARUS! SAYA MAU! SAYA SANGGUP! – ingatlah bahwa segala keberhasilan di dalam hidup ini selalu didahului oleh rasa cemas dan takut.
•
• 2. Menentukan Topik dan Tujuan 1. Menentukan topik. Menurut Prof.Wayne N.Thompson, secara sistimatika dalam menyusun sumber topik sebagai berikut: pengalaman pribadi; hobi dan ketrampilan; pengalaman pekerjaan atau profesi; pelajaran sekolah atau kuliah; peristiwa hangat dan pembicaraan publik; masalah abadi; kilasan biografi; kejadian khusus; minat khalayak.
• menurut Jalaluddin Rakhmat dipergunakan ukuran berikut ini: topik sesuai dengan latar belakang pengetahuan Anda; menarik minat; menarik minat pendengar; sesuai dengan pengetahuan pendengar; topik harus jelas ruang lingkup dan pembatasannya; sesuai dengan waktu dan situasi; dapat ditunjang dengan bahan yang lain.
• Merumuskan Judul, judul erat kaitanya dengan topik. Bila topik adalah pokok bahasan yang akan diulas, maka judul adalah nama yang diberikan untuk pokok bahasan itu. Judul yang baik memenuhi tiga syarat: – 1. Relevan, artinya ada hubungan dengan pokokpokok bahasan – 2. Provokatif, ialah yang menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme pendengar. – 3. Singkat, berarti mudah ditangkap maksudnya, pendek kalimatnya dan mudah diingatnya.
• 2. Menentukan tujuan. Tujuan ada dua macam ialah tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum pidato, Jalaluddin Rakhmat mengungkap-kan biasanya dirumuskan dalam tiga hal : 1. Memberitahukan (informatif) ditujukan untuk menambah pengetahuan pendengar. Komunikasi diharapkan akan memperoleh penjelasan, menaruh minat dan memiliki pengertian tentang persoalan yang dibicarakan.
• 2. Mempengaruhi (persuasif), ditujukan kepada orang mempercayainya sesuatu, melakukannya atau terbakar semangatnya. Keyakinan, tindakan dan semangat adalah bentuk reaksi yang diharapkan.
• 3. Menghibur (rekreatif). Perhatian, kesenangan, dan humor adalah reaksi pendengar yang diharapkan. Bahasanya enteng, segar dan mudah dicerna.
• Menurut G.Sukadi (1995) tujuan enyampaikan topik dapat dibedakan dalam 5 tujuan sebagai berikut: 1. Memberitahu 2. Mendorong 3. Meyakinkan 4. Bertindak 5. Menghibur
Terima Kasih Ety Sujanti, M.Ikom.