03 Modul ke:
Fakultas
ILMU KOMUNIKASI Program Studi
Hubungan Masyarakat
DASAR-DASAR LOGIKA Katakan Maksud Anda (1)
Ety Sujanti, M.Ikom.
Dasar-Dasar Logika Katakan Maksud Anda (1) 1. Memahami Kesesatan Berpikir 2. Memahami Term, Proposisi dan Argumen
Katakan Maksud Anda 1. Memahami Kesesatan Berpikir Kesesatan merupakan bidang kajian logika yang menaruh perhatian pada penalaran yang tidak tepat atau penalaran yang keliru. Kesesatan juga disebut “fallacia atau fallacy” yaitu kekeliruan penalaran yang terjadi pelanggaran terhadap kaidah-kaidah logika
• . Kesesatan dapat terjadi karena ketidaksadaran orang yang bernalar atau sebaliknya dilakukan secara sengaja untuk menyesatkan orang lain. Kesesatan yang terjadi karena ketidak sengajaan disebut paralogis, sedangkan kesesatan penalaran yang dilakukan secara sengaja disebut sofisme.
• Kesesatan dapat terjadi karena dua faktor yaitu karena bentuk penalarannya yang tidak sahih dan karena tidak ada hubungan logis antara premis dengan konklusi. Kesesatan yang terjadi akibat bentuk penalaran yang tidak sahih disebut kesesatan formal. Sedangkan kesesatan yang terjadi karena inkonsistensi antara premis dengan konklusi disebut kesesatan relevansi.
• 1.1. Jenis-jenis Kesesatan Secara umum ada dua jenis kesesatan yakni kesesatan karena bahasa dan kesesatan relevansi. A. Kesesatan Bahasa Kesesatan bahasa terjadi karena penggunaan kata atau istilah tertentu dalam kalimat (bahasa) yang memiliki arti yang berbeda-beda.
1. Kesesatan intonasi Kesesatan intonasi adalah jenis kesesatan yang terjadi akibat perubahan tekanan pada satu kata tertentu yang mengakibatkan terjadi perubahan arti. •
2. Kesesatan term ekuivokal Term ekuivokal adalah term yang mempunyai lebih dari satu arti. Jadi kesesatan term ekuivokal adalah jenis kesesatan yang terjadi akibat pergantian arti dari sebuah term yang sama.
3. Kesesatan karena metafora Kesesatan karena metafora adalah jenis kesesatan yang terjadi jika pelaran dalam arti kiasan, disamakan dengan arti yang sebenarnya.
4. Kesesatan amfiboli Kesesatan karena metafora adalah jenis kesesatan yang terjadi jika konstruksi kalimat yang dibangun menyebabkan arti yang bercabang.
B. Kesesatan Relevansi Kesesatan relevansi adalah jenis kesesatan yang terjadi karena konklusi yang dibangun tidak relevan dengan premisnya. Atau dengan kata lain konklusi yang dibuat bukan merupakan implikasi dari premisnya.
1. Argumentum Ad Hominem Argumentum ad hominem adalah, kesesatan yang terjadi karena pemaksaan kehendak agar orang lain menerima keputusan yang didasarkan pada kepentingan tertentu. Misalnya: seorang terdakwa yang berusaha mendapat hukuman seringan mungkin dengan mengatakan bahwa penderitaan yang ditimpakan hakim kepadanya dapat juga terjadi pada keluarga sang hakim.
2. Argumentum Autoritatis Argumentum autoritatis adalah, kesesatan yang terjadi karena orang menerima atau menolak suatu kebenaran bukan berdasarkan penalaran tetepi berdasarkan otoritas orang yang mengatakannya. Misalnya: kebenaran yang diterima hanya berdasarkan pada siapa yang mengatakan kebenaran itu.
• 3. Argumentum Ad Baculum • Argumentum ad baculum adalah, kesesatan yang terjadi karena penerimaan atas kebenaran bukan ditentukan oleh penalaran melainkan karena tekanan atau intimidasi. Misalnya: penyangkalan para koruptor di pengadilan karena takut oleh para mafia.
• 4. Argumentum Ad Misericordiam • Argumentum ad misericordiam adalah, kesesatan yang terjadi karena argumen yang dibuat untuk menimbulkan belas kasihan pihak lain. Argumen ini biasanya dilakukan agar suatu perbuatan dimaafkan.
• 5. Argumentum Ad Populum • Argumentum ad populum adalah, kesesatan yang terjadi karena argumentasi yang dibuat tidak didasarkan pada bukti melainkan didasarkan pada keykinan banyak orang. Pembuktian suatu argumentasi menjadi tidak penting melainkan, yang diutamakan adalah menggugah perasaan massa pendengar, membangkitkan emosi agar menerima simpulan tertentu. Argumentum ad populum banyak terjadi dalam kampanye politik, pidato-pidato atau dalam demostrasi yang melibatkan banyak orang.
• 6. Non Causa Pro Causa • Non causa pro causa adalah, kesesatan yang terjadi karena konklusi yang dibuat tidak berdasarkan penyebab yang semestinya, melainkan oleh sebab yang lain.
• 7. Kesesatan Aksidensi • Kesesatan aksidensi adalah, kesesatan yang terjadi karena penerapan prinsip atau pernyataan umum pada suatu peristiwa tertentu yang karena sifatnya yang kebetulan (aksidental) menyebabkan penerapan itu tidak cocok. Sifat aksidental adalah sifat yang tidak mutlak, yang tidak harus ada.
• 8. Kesesatan Komposisi dan Divisi • Kesesatan komposisi adalah keseatan yang terjadi karena penggunaan gaya bahasa totem pro parte yang tidak tepat. Sedangkan kesesatan devisi adalah kesesatan yang terjadi karena penggunaan gaya bahasa pars pro toto yang keliru.
• 9. Kesesatan karena pertanyan yang kompleks • Kesesatan ini terjadi karena, pertanyaan yang dibuat tidak spesifik sehingga dapat menimbulkan penafsifaran dan jawaban yang lebih dari satu.
2. Memahami Term, Proposisi dan Argumen • 2.1. Term • Term adalah bagian dari suatu kalimat yang berfungsi sebagai subjek atau predikat (S atau P). Dengan demikian term ialah gabungan dari sejumlah kata (kalimat) yang terdiri subjek, predikat, dan kata penghubung. Kata penghubung seperti, antara lain, jika, dan, oleh, dalam, akan, adalah, merupakan, tidak terkategori ke dalam term.
• 2.2. Proposisi • Proposisi adalah pernyataan akal budi mengenai persesuaian dan ketidaksesuaian yang terdapat di antara dua gagasan. Dengan kata lain, putusan adalah kegiatan akal budi mengiakan, memperteguh atau menguatkan sebuah gagasan dengan perantaraan gagasan lain atau melakukan pengingkaran sebuah gagasan terhadap gagasan lainnya.
2.3. Argumen
• Melihat materinya menyusun pemikiran, para logisi membagi pemikiran dalam berbagai macam argumentasi, yaitu: 1. Demonstrasi dan argument probable – Demonstrasi adalah suatu argument yang benar, yang bertolak dari premis-premis yang pasti dan eviden. Sedangkan argument probable adalah suatu argument yang benar, yang dari premispremis probable (mungkin).
2. Argumentasi Langsung dan Tidak langsung • Prinsip pembagiannya berdasar pada kontradisi kesimpulan yang harus dibuktikan. Argument tidak langsung membuktikan suatu proposisi dengan menunjukkan bahwa kontradiksinya proposisi tersebut adalah salah atau tidak masuk akal. Sedangkan argumentasi langsung membuktikan suatu proposisi tanpa menggunakan cara yang berputar itu.
3. Argumentasi a priori dan a posteriori • Prinsip pembagian ini berdasar pada hubungan prioritas riil antara premis-premis dan kesimpulan. Premis-premis secara logis selalu mendahului (prior) kesimpulan. Sebab premis-premis merupakan alasan logis mengapa kita setuju dengan kesimpulan. Tetapi, hal-hal yang ditunjuk oleh premis dalam kenyataannya dapat mendahului atau mengikuti hal yang dinyatakan dalam kesimpulan. Apabila mereka mendahului pemikiran, disebut “a priori”. Apabila mengikuti pemikiran disebut “a posteriori”
Terima Kasih Ety Sujanti, M.Ikom.