PUTUSAN Nomor : 281/PID/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap
: SAUT MARULI TUA LUMBANBATU
Tempat lahir
: Tapanuli
Umur/tanggal lahir : 54 Tahun / 11 Juli 1959 Jenis kelamin
: Laki-laki
Kebangsaan
: Indonesia;
Tempat tinggal
: Jalan Krissan VI/2 Blok E no.49 Komplek Taman Setia Budi Indah Tanjung Sari Medan
Agama
: Katolik
Pekerjaan
: Wiraswasta
Terdakwa ditahan oleh : 1. Penyidik sejak tanggal 01 Agustus 2013 sampai dengan tanggal 06 Agustus 2013; 2. Penangguhan oleh Penyidik sejak tanggal 07 Agustus 2013; 3. Penuntut Umum Tahanan Kota sejak tanggal 02 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 16 Oktober 2014; 4. Hakim Pengadilan Negeri Medan, dengan Tahanan Kota sejak tanggal 17 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 15 Nopember 2014; 5. Perpanjangan Ketua PN Medan Tahanan Kota Medan sejak tanggal 16 Nopember 2014 sampai dengan tanggal 14 Januari 2015; Pengadilan Tinggi tersebut; Telah membaca Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 5 Mei 2015 nomor : 281/PID/2015/PT.MDN serta berkas perkara Pengadilan Negeri
Medan
nomor
:
2.699/Pid.B/2014/PN.Mdn
dan
surat-surat
yang
bersangkutan dengan perkara tersebut;
Putusan nomor : 281/PID/2015/PT.MDN Hal. 1 dari 9 Hal.
Membaca, surat Dakwaan dari Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Medan, tanggal 02 Oktober 2014 nomor : Reg.Perk : PDM-824/Ep.1/OHARDA/10/2014, yang berbunyi sebagai berikut : -
Bahwa ia Terdakwa SAUT MARULI TUA LUMBANBATU, pada hari Senin tanggal 22 Oktober 2012 sekira pukul 13.00 Wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu lain di dalam bulan Oktober tahun 2012, yang bertempat diruangan Vice Control (VC) Sat Reskrim Polresta Medan tepatnya di Jalan H.M. Said No. 1 Medan atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang lain yang masih termasuk wilayah hukum Pengadilan Negeri Medan, dengan sengaja melakukan penganiayaan terhadap saksi korban ALUSDIN TUMANGGOR, SH yang mengakibatkan sakit atau luka, yang dilakukan Terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut :
-
Bahwa pada hari Senin tanggal 22 Oktober 2012 sekira pukul 13.00 Wib, saksi korban datang ke Sat Reskrim Polresta Medan diruangan Vice Control (VC) untuk menanyakan penyidik SISWANDI PURBA tentang perkembangan Laporan Pengaduan saksi korban yang ditangani oleh penyidik SISWANDI PURBA dan begitu saksi korban masuk kedalam ruangan tersebut dimana saksi korban melihat Terdakwa sedang duduk dihadapan penyidik SISWANDI PURBA karena Terdakwa berada diruangan tersebut lalu saksi korban hendak keluar dari ruangan VC namun sebelum saksi korban keluar dari pintu, tiba-tiba Terdakwa memanggil saksi korban dengan mengatakan ?hei-hei? sambil melambaikan tangannya kearah saksi korban dan panggilan tersebut tidak dihiraukan saksi korban lalu saksi korban membuka pintu ruang VC yang sudah tertutup,
namun
Terdakwa
memanggil
saksi
korban
kembali
dengan
mengatakan ?anjing? sambil menunjukkan tangannya kepada saksi korban lalu saksi korban berbalik dan berjalan mendekati Terdakwa yang sedang duduk dihadapan penyidik SISWANDI PURBA lalu saksi korban mengatakan kepada Terdakwa ?aku sudah punya cucu, kenapa kau panggil aku anjing? dan dijawab oleh Terdakwa? kenapa tidak kau terima uang perdamaian itu dan kenapa lagi kau mengadu sehingga saya diperiksa lagi? kemudian saksi korban menjawab? kenapa kalian tidak mau melakukan pembayaran dan kenapa SYEH ALI AKBAR MARBUN tidak mau diperiksa?, lalu saksi korban berbalik untuk meninggalkan ruangan tersebut akan tetapi tiba-tiba Terdakwa bangkit dari tempat duduknya dan langsung memukul saksi korban dari belakang dengan menggunakan tangan sebelah kanan persis dibagian bahu kanan sebanyak 1 (satu) kali, dibagian kepala persis dibelakang telinga
Putusan nomor : 281/PID/2015/PT.MDN Hal. 2 dari 9 Hal.
sebelah kanan sebanyak 1 (satu) kali dan karena pukulan tersebut lalu saksi korban berbalik menghadap Terdakwa kemudian saksi korban melihat Terdakwa sudah berdiri diantara saksi korban lalu Terdakwa mengangkat kakinya dan menendangkannya kepada saksi korban tepatnya dibagian kemaluan saksi korban sehingga saksi korban menjerit kesakitan dan kemudian penyidik SISWANDI PURBA memisahkan kejadian tersebut dengan cara memasukkan Terdakwa kesalah satu kamar yang ada diruangan tersebut, selanjutnya anak saksi korban bernama TIMBUL PAHAM TUMANGGOR bersama YULIZAR membawa saksi korban ke Rumah Sakit Pirngadi Medan untuk mendapatkan perobatan. -
Bahwa berdasarkan hasil Visum Repertum Nomor :154/VER/P/PRM-03/2012 tanggal 26 Oktober 2012 yang diperiksa oleh dr. HARNOLD. Sp.U menyimpulkan pada daerah kepala bagian kanan memar ukuran 5x2,5 cm dan nyeri pada kemaluan yang disebabkan oleh ruda paksa pada alat kelamin dan memar dirawat dari tanggal 22 Oktober 2012 s/d tanggal 23 Oktober 2012 sehingga terhalang untuk melakukan jabatannya dan pekerjaannya. Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana menurut
pasal 351 ayat (1) KUHPidana. Membaca, surat tuntutan Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Medan tertanggal 2 Pebruari 2015 nomor : Reg.Perk. : PDM-824/Ep.1/OHARDA/10/2014 Terdakwa telah dituntut sebagai berikut : 1. Menyatakan Terdakwa SAUT MARULI TUA LAUMBANBATU terbukti secara sah dan menyakinkan telah sengaja melakukan tindak pidana” Dengan sengaja melakukan penganiayaan yang menyebabkan sakit atau luka” sebagaimana dalam dakwaan tunggal yaitu melanggar pasal 315 ayat(1) KUHPidana 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa SAUT MARULI TUA LUMBANBATU dengan pidana penjara selama 1 (satu) bulan penjara dengan dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah Terdakwa tetap ditahan; 3. Menyatakan barang bukti berupa: n i h i l 4. Menetapkan agar Terdakwa SAUT MARULI TUA LUMBANBATU membayar biaya perkara sebesar Rp.1000 (seribu rupiah).
Putusan nomor : 281/PID/2015/PT.MDN Hal. 3 dari 9 Hal.
Membaca, Putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 19 Maret 2015 nomor : 2699/Pid.B/2014/PN.Mdn, yang amarnya sebagai berikut : 1. Menyatakan Terdakwa SAUT MARULI TUA LUMBANBATU sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
terbukti secara “Penganiayaan”
dalam dakwaan tunggal; 2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa SAUT MARULI TUA LUMBANBATU dengan pidana penjara selama 1 (satu) bulan; 3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa dalam rutan dikurangkan seluruhnya dari pidana penjara yang dijatuhkan dan tahanan kota di kurangkan dengan diperhitungkan 1/5 (satu per lima); 4. Menetapkan barang bukti Nihil; 5. Membebankan biaya perkara kepada kepada Terdakwa sebesar Rp.2000,-(dua rupiah); Telah membaca : 1. Akta permintaan banding dari Penuntut Umum dan Terdakwa masing-masing tanggal 26 Maret 2015 nomor :65/akta.Pid/2015 dan tanggal 25 Maret 2015 nomor
64/akta.Pid/2015
yang
menerangkan
Terdakwa mengajukan permintaan banding
Penuntut
Umum
maupun
terhadap putusan Pengadilan
Negeri Medan tanggal 19 Maret 2015 nomor 2.699/Pid.B/2014/PN.Mdn dan permintaan banding tersebut telah diberitahukan kepada Terdakwa tanggal 22 April 2015 dan Penuntut Umum tanggal 26 Maret 2015; 2. Memori banding dari Terdakwa 12 Mei 2015, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Medan pada tanggal 13 Mei 2015; 3. Surat Pemberitahuan untuk mempelajari berkas perkara kepada Penuntut Umum
dan
Terdakwa
tertanggal
6
april
2015
nomor
W.2.U1/5284/HK.01/IV/2015, terhitung tanggal 2 April 2015 s/d tanggal 8 April 2015 sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan. Menimbang, bahwa permintaan banding Penuntut Umum dan Terdakwa, telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara menurut Undang-Undang, maka permintaan banding tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa dalam perkara ini, Jaksa Penuntut Umum meskipun mengajukan banding, akan tetapi tidak ada mengajukan memori banding,
Putusan nomor : 281/PID/2015/PT.MDN Hal. 4 dari 9 Hal.
sehingga tidak diketahui secara pasti apa yang menjadi keberatannya terhadap putusan Pengadilan tingkat pertama; Menimbang, bahwa sehubungan dengan permintaan banding
tersebut,
Terdakwa telah mengajukan memori banding, yang pada pokoknya adalah sebagai berikut : 1.
Ada kelalaian dalam penerapan hukum acara atau kekeliruan atau ada yang kurang lengkap (pasal 240 KUHAP) seperti dalam pasal 185 aya6 (6) : Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi hakim harus sunguhsungguh memperhatikan : a. Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain Bahwa menurut kesaksian saksi korban (Alusdin Tumanggor), begitu saksi korban masuk, Terdakwa diperiksa sebagai saksi oleh penyidik Siswandi Purba lalu Terdakwa memanggil "mari anjing-anjing" dan dengan tangan kosong memukuli dst.... Bahwa menurut saksi Timbul Tumanggor (anak kandung korban) berbeda yaitu : Pada saat saksi korban keluar, Terdakwa memanggil “hei-hei” dan tidak dihiraukan saksi korban sehingga kembali mengatakan “anjing” dst..., sedang saksi-saksi Yulfikar (bekerja pada saksi korban) hanya melihat dan mendengar “anjing” kepada saksi korban sedang menurut saksi penyidik Siswandi Purba saat Alusdin Tumanggor (korban) masuk saksi korban yang menyatakan kepada Terdakwa “inilah anjing”. Kesaksian penyidik inilah yang lebih dipercayai sebab saksi korban dengan terdakwa sangat dekat sebab terjadi pada waktu penyidikan dan bahwa semua kesaksian diatas disangkal Terdakwa. Bahwa kesimpulan dan kesaksian yang berbeda satu sama lain yaitu saksi korban Alusdin Tumanggor, saksi Timbul Tumanggor dan saksi Yulizar dan saksi penyidik Siswandi Purbra berbeda kesaksian yang satu dengan kesaksian yang lain sehingga diragukan kebenaran saksi-saksi tersebut (vide pasal 185 ayat (6) KUHAP) dan apalagi saksi yang satu anak kandung korban dan yang satu bekerja pada korban sehingga harus cermat dan teliti menilai kebenaran saksi seperti keharusan hakim dengan sungguh-sungguh memperhatikan, seperti amanah pasal 185 ayat (6) huruf d KUHAP yang berbunyi : “cara hidup dan kesusilaan saksi serta
Putusan nomor : 281/PID/2015/PT.MDN Hal. 5 dari 9 Hal.
segala sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercayai.” b. Bahwa judexfactie lalai/keliru menerapkan hukum acara sebagai berikut : Bahwa Judex factie harus mempertimbangkan dengan cermat/ teliti bahwa begitu saksi korban masuk ke ruangan penyidik yang mengambil keterangan Saut Marulitua Lumbanbatu sebagai saksi. Saksi korban lah yang pertama mengatakan : "anjing" kepada Terdakwa (kesaksian saksi penyidik Siswandi Purba) pada lembaran 7 bagian tengah. Bahwa dengan demikian konsekuensinya yang berinisiatif untuk bertindak seperti : “inilah onjing” adalah saksi korban sendiri dan Terdakwa terus diam tetapi saksi korban mengganas terus dengan kata-kata dan makian berteriak dan memaki-maki maka Terdakwa tidak tahan lagi dan saksi korban hendak menendang Terdakwa dengan kakinya sehingga dengan refleks/ spontan menangKis serangan kaki korban yang kemungkinan mengenai paha saksi korban (Lembaran 8 kesaksian Terdakwa). c. Judex factie ada kelalaian dalam penerapan hukum acara atau kekeliruan atau kurang lengkap (vide pasal 240 KUHAP) terhadap kesaksian saksi penyidik
Siswandi
Purba
dan
pendapat
Dr.
Berlian
Simarmata,
S.H.,M.Hum. (Ahli Hukum pidana); Bahwa Terdakwa adalah melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara yang baik untuk memenuhi panggilan penyidik (vide pasal 224. KUHP dan pasal 112 ayat (1) dan (2) KUHAP) maka konsekuensi hukumnya, saksi mempunyai hak (Saut Marulitua Lumbanbatu) untuk dilindungi pada waktu memberi keterangan sebagai saksi scperti yang digariskan pada undang-undang Perlindungan saksi UU No.13 tahun 2006 terkhusus pasal 1 ayat (1) pasal 5 ayat (1) huruf a dan penjelasannya : Seorang saksi memperoleh perlindungan atas keamanan pribadi... serta bebas dari ancaman yang berkenaan dengan kesaksian yang sedang atau telah diberikannya dan menurut penjelasannya : Perlindungan saksi adalah perlindungan yang utama. Bahwa apabila diancam sewaktu memberikan kesaksian pada saksi melakukan penyidik dan suatu tindakan refleks akibat suatu ancaman (dalam hal ini yang pertama mengatakan “anjing” kepada saksi Saut Marulitua
Lumbanbatu
adalah
saksi
korban
Alusdin
Tumanggor
Putusan nomor : 281/PID/2015/PT.MDN Hal. 6 dari 9 Hal.
(kesaksian penyidik Siswandi Purba) dan saksi korban menendang Terdakwa secara refleks menangkis 1 kali saja tendangan (kesaksian saksi korban) maka menurut saksi ahli Dr. Berlian Simamata, SH., M.Hum, dikategorikan masuk pada pasal 49 ayat (2)dan dihubungkan dengan apakah ada niat jahatnya? Yang disebut mensrea Saut Marulitua Lumbanbatu. Bahwa secara hukum, Saut Maruritua Lumbanbatu menangkis secara refleks 1 kali saja hentakan kaki saksi korban adalah sesuai pasal-pasal 49 ayat (2) KUHPidana yaitu alasan pemaaf atau alasan menghilangkan kesalahan pelaku (strafuitshtitingsgrond) yaitu perbuatan pelaku tetap merupakan perbuatan melawan hukum akan tetapi perbuatan sipelaku dapat dimaafkan oleh karena sipelaku tidak mempunyai kesalahan dan tidak dapat dihukum (Prof. Dr. Teguh Prasetyo, SH., Msi. Hukum pidana, PT. Grafindo Persada Jakarta, Hal. 131, 142). d. Saya menyangkal : Tidak pernah sama sekali mengatakan menyesal pada persidangan Bahwa berdasar uraian diatas terutama dalam kekeliruan, penerapan hukum acara (vide Pasal 240 KUHAP pasal 185 ayat (6) huruf a dan d KUHAP pasal 224 KUHP pasal 112 ayat (1) dan (2) KUHAP pasal 1 ayat (1) pasal 5 ayat (1) huruf a dan Penjelasannya (UUNo.13 tahun 2006 tentang perlindungan saksi), pasal 49 ayat (2) KUHP dan pendapat ahli hukum pidana Dr. Berlian Simarmata, SH.MHum. dan penerapan doktrin strafuitsluitingsgrond) kiranya Majelis Tinggi Hakim yang mulia memutuskan : Terdakwa Saut Marulitua Lumbanbatu Iepas dari segala tuntutan hukum dan mengembalikan marwah dan nama baiknya. Menimbang, bahwa memori banding dari Terdakwa diatas setelah dipelajari ternyata tidak ada hal hal baru yang dikemukakan yang dapat melemahkan putusan Hakim tingkat pertama dan hanyalah merupakan pengulangan terhadap hal-hal yang telah dipertimbangkan oleh Majelis Hakim tingkat pertama, sehingga memori banding tersebut tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut. Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi memeriksa dan meneliti dengan seksama berkas perkara beserta turunan resmi putusan Pengadilan
Negeri
Medan
tanggal
19
Maret
2015
nomor
:
2.699/Pid.B/2014/PN.Mdn, pada dasarnya sependapat dengan pertimbanganpertimbangan hukum Hakim Tingkat Pertama yang dalam putusannya menyatakan
Putusan nomor : 281/PID/2015/PT.MDN Hal. 7 dari 9 Hal.
Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “PENGANIAYAAN” sebagaimana dalam dakwaan tunggal melanggar pasal 351 ayat 1 KUHP dan pertimbangan-pertimbangan hukum Hakim tingkat pertama tersebut diambil alih serta merupakan pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi sendiri dalam memutus perkara ini di tingkat banding dengan alasan hal-hal yang menjadi kesimpulan Hakim Tingkat Pertama telah didasari analisa hukum yang didukung alat bukti sah, fakta-fakta di persidangan, sehingga pertimbangan Hakim Tingkat Pertama tersebut dapat dibenarkan secara yuridis, sedangkan mengenai alasan/ keberatan Terdakwa dalam memori banding tertanggal 12 Mei 2015 pada dasarnya telah dipertimbangkan oleh Hakim Tingkat Pertama secara cermat dan keberatan
tersebut
ternyata
merupakan
pengulangan
yang
tidak
dapat
membatalkan putusan Hakim tingkat pertama, oleh karena itu beralasan secara hukum Pengadilan tingkat banding menolak keberatan tersebut; Menimbang,
bahwa
berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan
hukum
tersebut, putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 19 Maret 2015 nomor: 2.699/Pid.B/2014/PN.Mdn, yang dimintakan banding dimaksud beralasan untuk dikuatkan. Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa tetap dinyatakan bersalah dan dipidana, maka berdasarkan pasal 222 ayat (1) KUHAP, dibebankan pula membayar biaya perkara dalam ke dua tingkat peradilan yang dalam tingkat banding ditetapkan sebagaimana tersebut dalam amar di bawah ini: Memperhatikan pasal 351 ayat (1) KUHP. Jo Pasal 193 (1), 241 (1) Undang-Undang nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan dengan perkara ini: MENGADILI: -
Menerima permintaan banding Penuntut Umum dan Terdakwa;
-
Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 19 Maret 2014, nomor : 2.699/Pid.B/2014/PN.Mdn, yang dimintakan banding tersebut;
-
Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa
dalam kedua tingkat
peradilan, yang pada tingkat banding sebesar Rp.2.500 (dua ribu lima ratus rupiah).
Putusan nomor : 281/PID/2015/PT.MDN Hal. 8 dari 9 Hal.
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan pada hari Rabu tanggal 27 Mei 2015 oleh Kami : Dr. H. SOEDARMADJI SH.MHum. Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan sebagai Hakim Ketua Majelis, DHARMA E. DAMANIK, SH.MH. dan DAHLIA BRAHMANA SH.MH. masing-masing sebagai Hakim-Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut dalam peradilan tingkat banding, berdasarkan Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 5 Mei 2015 nomor : 281/PID/2015/PT.MDN, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal 4 Juni 2015 oleh Hakim Ketua Majelis didampingi Hakim-Hakim Anggota serta JOHORLAN DONGORAN, SH. sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, tanpa dihadiri oleh Penuntut Umum dan Terdakwa.
Hakim - Hakim Anggota,
Hakim Ketua Majelis,
ttd
ttd
1. DHARMA E. DAMANIK, SH.MH.
Dr. H. SOEDARMADJI, SH. M.Hum.
ttd 2. DAHLIA BRAHMANA, SH.MH. Panitera Pengganti,
ttd JOHORLAN DONGORAN, SH.
Hj. MERI ULFA, SH.MH.
Putusan nomor : 281/PID/2015/PT.MDN Hal. 9 dari 9 Hal.