USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan,Inovasi,dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa
Seuramoe PRIORITAS
Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik
Edisi 1II Februari - April 2013
Informasi dan Inovasi Sosialisasi Program di Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Jaya Seiring dengan mulai berjalannya program, sosialisasi dilakukan kepada stakeholder pendidikan
3
Workshop Perencanaan Program dengan LPTK Sebagai salah satu upaya untuk menyosialisasikan dan menyelaraskan program USAID PRIORITAS dengan kebutuhan FKIP Universitas Syiah Kuala dan Tarbiyah IAIN Ar Raniry.
Fasilitator Daerah Siap Fasilitasi Peningkatan Mutu Sekolah dan Madrasah
4
Uji Nikotin Membuktikan Bahaya Rokok Dengan hanya menggunakan pompa minyak, selang dan botol air mineral, menyadarkan siswa bahaya rokok.
5 Bermain Matematika (Koordinat Kartesius) di Lantai Kelas Dua buah dadu (huruf dan angka) serta hamparan lantai kelas, menimbulkan rasa senang belajar Matematika tentang koordinat kartesius
6
Bupati Bener Meriah dan Bupati Aceh Tengah, Kunjungi Pelatihan Fasda Dua Bupati ini memperlihatkan komitmen yang tinggi terhadap peningkatan mutu pendidikan di daerahnya
8
Keterangan gambar: Peserta kelompok Mapel Matematika mempersiapkan bahan diskusi secara bersama (kiri atas); Salah satu kelompok menempelkan hasil karya kelompok (kanan atas); Salah satu kelompok memperlihatkan hasil karya kelompok (kiri bawah); Latihan kunjungan langsung ke sekolah (kanan bawah)
P
enyebarluasan praktik yang baik pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah telah memasuki tahapan pelatihan kepada 251 fasilitator daerah (fasda) pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs. 251 fasilitator terpilih tersebut berasal dari guru, kepala sekolah, pengawas dan dosen yang terdiri dari 36 fasilitator tingkat provinsi dan 215 fasilitator tingkat kabupaten/kota (termasuk 16 fasilitator dari LPTK). Mereka siap untuk melatih dan mendampingi sekolah dan madrasah dalam peningkatan mutu pembelajaran dan manajemen sekolah. Pelatihan dibagi menjadi dua kelompok, untuk sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah (SD/MI) diselenggarakan pada tanggal 23-29 Maret 2013, sedangkan sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs)pada tanggal 18-24 April 2013, kedua kegiatan tersebut dipusatkan di Banda Aceh. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh yang berkesempatan untuk membuka pelatihan kelompok SD/MI dan menutup pelatihan kelompok SMP/MTs menegaskan bahwa peningkatan mutu pendidikan saat ini merupakan fokus pekerjaan dinas pendidikan dan beliau berharap fasda dapat menyebarluaskan praktik yang baik kepada guru di daerahnya. “Bapak dan ibu yang terpilih menjadi fasda saya yakin sebagai putra/putri terbaik di daerahnya untuk menjadi motor penggerak dalam meningkatkan mutu pendidikan di daerah kita,” tegas Drs. Anas M. Adam, M.Pd. Kadis Pendidikan juga berharap fasda dapat membulatkan tekad dan berkomitmen demi masa depan anak-anak yang lebih baik. “Kami berharap fasilitator yang akan menjadi aset daerah dapat berkomitmen dan terus belajar, terutama menjadi motivator penggerak aktifnya KKG dan MGMP di wilayah mereka,” harap Anas. bersambung ke halaman
2
Newsletter SEURAMOE PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIO RITAS di Provinsi Aceh sebagai media penyebarluasan informasi dan inovasi serta praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami : www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. USAID PRIORITAS : Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students
SE
SEURAMOE PRIORITAS Sambungan halaman
SEURAMOE UTAMA Edisi : 1/2012
1
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi melakukan kunjungan mendadak saat pelaksanaan pelatihan tingkat SMP/MTs memasuki hari keempat. Kunjungan yang mengejutkan peserta pelatihan tersebut dimanfaatkan oleh fasda untuk berdialog dengan orang nomor satu di Dinas Pendidikan Provinsi Aceh sekaligus memperlihatkan model pelatihan yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS. Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. Ibnu Sa’adan, M.Pd juga berkesempatan membuka pelatihan pada kelompok SMP/MTs dan menutup pelatihan pada kelompok SD/MI. Beliau menegaskan bahwa fasda merupakan manusia pilihan yang dapat memberikan manfaat kepada manusia lainnya, “Bapak dan ibu adalah manusia pilihan, oleh karena itu jadilah fasilitator yang handal, fasilitator yang mampu memberikan manfaat kepada orang ramai terutama kepada guru dan sekolah yang tentu saja akan bermanfaat untuk kemajuan pendidikan anak-anak bangsa ini,” harap Ibnu Sa'dan. Beliau mengingatkan bahwa pendidikan, terutama peningkatan mutu haruslah dijalankan dengan serius demi masa depan anak-anak bangsa yang lebih baik. “Pendidikan harus dijalankan dengan serius, terutama guru yang merupakan profesi mulia dan bagian dari mengabdi kepada Allah SWT, guru harus mampu mengubah pola pikir dan kebiasaan salah menjadi kebiasaan yang benar,” tegas Ibnu Sa'dan. Dalam kesempatan tersebut, Kakanwilkemenag Aceh tersebut kembali menjelaskan bahwa pendidikan di Aceh tidak ada lagi dikotomi pemisahan sekolah dan madrasah. ini bersinergi Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama saat
untuk membangun pendidikan yang bermutu bagi masa depan anak-anak Aceh. “Kami selalu duduk bersama dinas pendidikan untuk memajukan pendidikan di Aceh, sehingga tidak ada lagi anggapan pemisahan dan perlakuan yang berbeda antara sekolah dan madrasah,” jelas Ibnu Sa'adan. Komitmen pemerintah daerah juga dirasakan cukup baik. Hal tersebut tercermin dari kunjungan dua Bupati secara terpisah pada saat pelatihan kelompok SD/MI. Bupati Aceh Tengah, Ir. H. Nasaruddin, M.M. mengunjungi dan menyaksikan proses pelatihan pada hari kedua pelaksanaan pelatihan. Sedangkan Bupati Bener Meriah, Ir. H. Ruslan Abdul Gani, DiplSE turut memperhatikan dan memberi masukan pada hasil kerja fasilitator pada hari ketiga. Kehadiran kedua bupati tersebut turut memberikan semangat dan motivasi kepada para fasilitator yang sedang meningkatkan kapasitasnya untuk memfasilitasi dan mendampingi sekolah. Fasda yang terpilih hasil seleksi bersama antara USAID PRIORITAS dengan dinas pendidikan dan kementerian agama di daerah mitra tersebut bukan hanya
melakukan pelatihan di tempat kegiatan saja, tetapi juga mengaplikasikan praktik yang baik pembelajaran di sekolahsekolah yang terpilih. Diharapkan dengan model pelatihan seperti ini, fasda dapat lebih terampil, terbiasa dan merasakan langsung keterlibatan peserta didik dalam mengaplikasi ilmu yang diperoleh saat pelatihan.
Pelatihan Fasilitator Daerah dalam Gambar; 1. Kadis Pendidikan Aceh, saat memberikan pengarahan kepada peserta; 2. Menjelaskan hasil kelompok kepada kelompok lain; 3. Diskusi kelompok; 4. Kepala Kankemenag Aceh, saat memberi sambutan; 5-9, antusias peserta pelatihan; 10-14, Peserta melakukan praktek kunjungan langsung ke sekolah.
1 1
2
31
5
6
7
4
9
8
2
10
Edisi III/ Februari - April 2013
11
12
13
14
2
SEURAMOE PRIORITAS
SEURAMOE KABUPATEN
SOSIALISASI PROGRAM DI BENER MERIAH DAN ACEH JAYA
K
abupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Jaya menjadi kabupaten prioritas di Aceh sehingga mendapat kesempatan pertama untuk pelaksanaan sosialisasi program USAID PRIORITAS. Di Kabupaten Bener Meriah (30/1) kegiatan yang dibuka dan diikuti oleh Wakil Bupati Bener Meriah, Drs. Ruli M. Saleh tersebut berlangsung di kantor Bupati dan dihadiri oleh pemangku kepentingan pendidikan dan perwakilan sekolah mitra yang akan dibina. Dalam sambutannya wakil bupati mengharapkan program USAID PRIORITAS dapat meningkatkan mutu pendidikan di daerahnya. “Kami berharap, program ini dapat memberikan dampak yang besar bagi peningkatan mutu pendidikan di kabupaten Bener Meriah,” harap Rusli M. Saleh. Wabup mengakui bahwa pendidikan saat ini sedang mengalami problematika paradox dalam menghadapi globalisasi. “Satu sisi kita harus membangun standar mutu kompetensi global agar kita tidak tersisih dalam persaingan, disisi lain kita harus menimbang mutu pendidikan dalam keragaman dan kearifan lokal agar siswa kita hidup menapak di buminya sendiri,” jelas Rusli M. Saleh. Wakil Bupati juga mengakui bahwa alokasi dana pendidikan di kabupatennya saat ini tidaklah mencukupi jika benar-benar ingin mencapai tujuan pendidikan nasional, “Keterbatasan dana membuat kita belum mampu meningkatkan kualitas mutu pendidikan, sarana dan prasarana serta permasalahan lain, tetapi perbaikan akan
terus kita lakukan ke arah yang lebih baik sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan peradaban,” harap Wakil Bupati Bener Meriah. Sementara itu di Kabupaten Aceh Jaya (21/2) Wakil Bupati, Tgk Maulidi berharap program USAID PRIORITAS dapat meningkatkan mutu pendidikan di kabupaten Aceh Jaya, serta memiliki strategi untuk pemajuannya. "Utamakan pembaharuan, inovasi, dan kesempatan bagi guru dan murid untuk berkembang," tegas Tengku Maulidi. Wabup juga menjelaskan 6 hal yang harus ditempuh dalam meningkatkan mutu, diantaranya komitmen bersama, pengelolaan sekolah yang partisipatif dan transparan. Dalam akhir sambutannya, wakil bupati mengutip kata-kata seorang guru yang bernama Jon Eliot. “Pelatihan guru adalah kekuatan tersembunyi di balik kehebatan sebuah bangsa, guru tidak cukup hanya membaca metode-metode belajar mengajar, sekalipun itu metode terbaru dan muktahir. Guru harus dilatih dan setelah itu barulah guru boleh mengajarkannya kepada orang lain,” jelas Tgk Maulidi. Harapan peserta terhadap peningkatan mutu pendidikan di daerahnya kepada program USAID PRIORITAS dirasakan sangat besar, salah seorang peserta di Aceh Jaya berharap terjadinya perubahan yang signifikan dengan difasilitasinya peningkatan kapasitas guru yang menurutnya sangat berdampak pada prestasi anak. “Kami berharap ke depan anak-anak Aceh Jaya menjadi lebih cerdas, maju dan mandiri,” harap Abu Royan Kepala SDN 3 Calang.
Harapan peserta, program ini dapat memberikan perubahan bagi peningkatan mutu guru. “Kami menyadari bahwa tidak mungkin seluruh guru dilatih oleh pemerintah karena membutuhkan biaya yang besar. Dengan adanya program ini kami berharap bagi guru-guru yang telah dilatih dapat memberikan atau berbagi ilmu dengan guru-guru lainnya,” harap Masrura Kepala SMPS Blang Panas Kabupaten Bener Meriah. Sosialisasi yang dihadiri pula oleh wakil rakyat (DPRK) tersebut menghasilkan beberapa masukan yang menjadi catatan dalam pelaksanaan program USAID PRIORITAS selama 5 tahun di kedua kabupaten tersebut (Baca: Hasil & Rekomendasi Sosialisasi). Antusias salah seorang peserta saat sesi tanya jawab (atas). Sambutan Wakil Bupati Bener Meriah, Drs. Rusli M. Saleh (kiri bawah). Wakil Bupati Aceh Jaya, Tgk Maulidi saat membuka Sosialisasi di Aceh Jaya (kanan bawah)
Hasil Diskusi dan Rekomendasi Sosialisasi
D
ari pertemuan sosialisasi program USAID PRIORITAS di Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Jaya yang dihadiri Wakil Bupati, DPRK, MPD (Majelis Pendidikan Daerah), Dinas Pendidikan, Kemenag, LSM serta perwakilan sekolah (kepala sekolah, guru dan komite) menghasilkan beberapa masukan yang bermanfaat diantaranya: Kabupaten Bener Meriah: Hasil Diskusi: (a) Dibutuhkan pelatihan guru untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil pembelajaran. (b) Pelatihan guru kelas awal di SD/MI untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. (e) Perlu adanya kerjasama dan peningkatan kesadaran semua pihak dalam upaya meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.
Edisi III/ Februari - April 2013
Rekomendasi: Program dan kegiatan yang perlu mendapat perhatian secara khusus adalah (1) program berkaitan dengan pengembangan kapasitas manajerial ditingkat sekolah maupun dinas, (2) Pembekalan dalam rangka meningkatkan kemampuan guru SD/MI dan SMP/MTs dalam menyusun perencanaan pembelajaran, penerapan, dan penyusunan perangkat evaluasi hasil pembelajaran, (3) Pola pelatihan yang perlu ditempuh adalah pola “workshop dan model” dengan pendampingan dari USAID PRIORITAS secara berkelanjutan. Kabupaten Aceh Jaya: Hasil Diskusi: (a) Hal yang sangat penting yang perlu ditingkatkan adalah pelatihan guru tentang PBM secara langsung atau dengan modelling. (b) Pembekalan ilmu manajemen untuk pengelolaan sekolah (Kepsek). c) Memfungsikan kembali
MGMP. (d) Menyediakan softcopy/modul pelatihan pada setiap sekolah, sehingga bisa dicontoh dan disebarluaskan kepada guru-guru. (e) Rata-rata kemampuan menulis, bicara, dan membaca di kelas V masih lemah, oleh karena itu kegiatan harus fokus untuk membebaskan anak kelas awal dari masalah membaca. (f) Sekolah perlu melakukan studi banding ke sekolah lain untuk mendapatkan praktik yang baik yang dilakukan oleh sekolah lainnya. Rekomendasi: (1) Tahun pertama kegiatan difokuskan pada pengembangan kapasitas manajerial di tingkat sekolah dan dinas. (2) Merekrut fasilitator daerah (fasda) dan pembekalan fasda harus dioptimalkan sehingga dapat dipersiapkan sebagai fasda yang profesional dalam bidangnya.
3
SEURAMOE PRIORITAS
SEURAMOE LPTK
WORKSHOP PERENCANAAN PROGRAM DENGAN LPTK
U
niversitas Syiah Kuala dan IAIN Ar Raniry, dua LPTK besar di Aceh bersepakat untuk sinergikan programnya dengan USAID PRIORITAS dalam kegiatan Introductory Meetings and Planning Workshops yang dilaksanakan dalam dua waktu berbeda. Workshop untuk Universitas Syiah Kuala (12/2) dihadiri oleh 24 peserta yang terdiri dari pembantu dekan, ketua dan sekretaris program studi pada Fakultas Kejuruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Workshop untuk IAIN Ar Raniry (13/2) dihadiri pula oleh 17 peserta yang terdiri pula dari pembantu dekan, ketua dan sekretaris jurusan pada Fakultas Tarbiyah. Workshop yang bertujuan untuk menyosialisasikan dan menyelaraskan program USAID PRIORITAS dengan kebutuhan FKIP dan Tarbiyah IAIN tersebut mendapat sambutan dan hasil yang baik dalam rangka meningkatkan mutu lulusan dikedua LPTK tersebut. Dalam sesi pertama pertemuan tersebut, para pembantu dekan mengutarakan program kerja dan pengembangan masing-masing fakultas untuk mendapatkan gambaran secara nyata tentang kondisi kedua LPTK penghasil guru di Aceh tersebut. Pada sesi kedua, peserta dibagi pada dua kelompok kerja. Kelompok I mendiskusikan masalah kebutuhan SD/MI dan kelompok II mendiskusikan kebutuhan SMP/MTs yang didasarkan pada rencana program pengembangan
FKIP dan Fakultas Tarbiyah dikaitkan dengan rencana program USAID PRIORITAS. Masing-masing kelompok mendiskusikan tiga hal: (a) program pengembangan mutu yang dikaitkan dengan rencana pengembangan FKIP atau Fakultas Tarbiyah, (b) Mengidentifikasi sekolah-sekolah yang layak dijadikan sekolah lab dan sekolah mitra untuk pelaksanaan PPL FKIP dan Fakultas Tarbiyah; (c) membicarakan wujud kerja sama antar lembaga untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan di kedua LPTK tersebut. Workshop tersebut telah menghasilkan: Pertama, semua peserta sudah memahami semua rencana program USAID PRIORITAS terutama yang berhubungan dengan pengembangan LPTK. Kedua, secara umum telah tersusun rencana pengembangan mutu pembelajaran FKIP dan Fakultas Tarbiyah. Ketiga, telah terpilihnya 6 SD dan 6 MI serta 3 SMP dan 3 MTs sebagai sekolah lab dan sekolah mitra FKIP Unsyiah dan Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry yang akan dibina bersama USAID PRIORITAS Aceh dalam rangka meningkatkan kualitas praktik pengalaman lapangan mahasiswa kedua lembaga tersebut. Dari hasil diskusi, rekomendasi yang dapat diambil diantaranya, peserta berharap kepada USAID PRIORITAS agar dapat menyelaraskan programnya dengan tujuan dapat berkambangnya mutu FKIP dan Fakultas Tarbiyah menjadi lebih baik.
Daftar Sekolah/Madrasah binaan mitra LPTK Sekolah binaan FKIP Universitas Syiah Kuala: - SDN 1, Jl. Prof. A. Majid Ibrahim I No.23, Banda Aceh; - SDN 12, Jl. Makam Pahlawan, Banda Aceh; - SDN 16, Jl. Teuku Nyak Arief No. 310 Darussalam, Banda Aceh; - SDN 20, Jl. Pocut Baren No. 13, Banda Aceh; - SDN 54, Jl. Teuku Nyak Arief No. 140, Banda Aceh; - SDN Lampeunerut, Jl. Soekarno-Hatta, Lampeunerut, A.Besar; - SMPN 1, Jl. Prof.A. Majid Ibrahim 1, Banda Aceh; - SMPN 6, Jl. Tgk Lam u No. 1, Banda Aceh; - SMPN 8, Jl. Hamzah Fansury No. 1, Darussalam, Banda Aceh. Sekolah binaan Fakultas Tarbiyah IAIN Ar Raniry: - MIN Rukoh, Jl. Lingkar desa Rukoh, Darussalam, Banda Aceh; - MIN Tungkop, Jl. Tgk. Glee Iniem Tungkob, Darussalam, A.Besar; - MIN Model Banda Aceh, Jl. Syiah Kuala No. 9, Banda Aceh; - MIN Merduati, Jl. Tgk. Hasyim Banta Muda No. 19, Banda Aceh; - MIN Lambaro, Aceh Besar; - MIN Miruk Taman, Aceh Besar; - MTsN Rukoh, Jl Lingkar Desa Rukoh, Darussalam, Banda Aceh; - MTsN Tungkop, Jln. Tgk. Glee Iniem Tungkob, Darussalam, A.Besar; - MTsN Model Banda Aceh, Jl. Syiah Kuala, Banda Aceh. Edisi III/ Februari - April 2013
Peserta workshop dari FKIP Unsyiah saat berdiskusi menyamakan persepsi dan program kegiatan (atas). Peserta Fakultas Tarbiyah IAIN Ar Raniry saat penyusunan program
Kedua lembaga tersebut dapat difasilitasi dalam merancang rencana pengembangan kurikulum, penyusunan silabus, dan penyusunan rencana kegiatan perkuliahan (RKP), peningkatan kualitas pembelajaran, penguatan kapasitas dosen melaksanakan PTK. Selain itu, diharapkan USAID PRIORITAS Aceh melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kemenag Kota Banda Aceh berkaitan dengan penetapan sekolah lab dan sekolah mitra FKIP dan Fakultas Tarbiyah. Hasil koordinasi itu akan dijadikan dasar oleh FKIP Universitas Syiah Kuala dan Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry untuk menetapkan sekolah dan madrasah tersebut sebagai lab dan mitra kedua LPTK tersebut.
“Guru yang biasa-biasa saja memberitahu. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang bagus menunjukkan bagaimana caranya. Tetapi guru yang luar biasa, menginspirasi murid-muridnya” William A Ward 4
SE
SEURAMOE PRIORITAS
EdisiSEURAMOE : 1/2012 BELAJAR
UJI NIKOTIN BUKTIKAN BAHAYA ROKOK
Para siswa MTsN Teunom sedang melakukan praktik uji nikotin menggunakan bahan yang sederhana. Merakit peralatan uji (kiri), membakar rokok, sambil memompa selang minyak (kanan)
T
ernyata kampanye anti rokok dengan sangat mudah dilakukan sejak dini, tentu saja dengan cara membuktikan kepada pelajar tentang efek atau bahaya yang akan diterima dari kandungan sebatang rokok. Inovasi yang sederhana tersebut dilakukan oleh sebuah madrasah ibtidaiyah di Kabupaten Aceh Jaya yaitu MTsN Teunom yang terletak di Desa Panton Kecamatan Teunom. Mengapa tidak? teknik learning by doing (belajar sambil melakukan) dan learning by experiencing (belajar sambil mencari pengalaman) yang diusung oleh para gurunya mampu menciptakan iklim positif yang penuh semangat dan bersekolah dengan senang. Inovasi pembelajaran diperagakan oleh Bapak Ridwan, S.Pd.I dengan merakit alat uji nikotin pada rokok dari pompa minyak dan botol bekas. Tujuan pembelajarannya adalah untuk memperlihatkan besarnya pengaruh nikotin dalam sebatang rokok “Praktik baik ini memberikan pembuktian bahaya nikotin bagi tubuh manusia yang dapat berefek bagi kesehatan. Selain itu praktik yang baik ini juga merupakan media belajar yang efektif, inovatif, kreatif dan menyenangkan dengan memanfaatkan bahan bekas di sekitar lingkungan siswa sehingga dapat membiasakan siswa kreatif menguji ilmu dengan bahan sederhana,” jelas Pak Ridwan sang innovator. Para siswapun bersiap merakit media uji nikotin. Bahan-bahannya terdiri dari 1 buah pompa minyak, 1 buah botol bekas air mineral, selang air Edisi III/ Februari - April 2013
ukuran 6 mm dengan panjang 60 cm, 5 batang rokok, 1 buah selotip bening, 1 buah gunting, beberapa cotton bud dan sebuah lem perekat yang kuat serta beberapa gelas penampung sampel. “Bahan-bahan ini murah dan mudah didapat di daerah kami,” jelas Riska Agustina Putri salah seorang siswi yang sedang merakit alat peraganya. Teknik merakitnya ialah dengan mencabut kedua selang standar pada pompa minyak, tentukan lidah penghisap dan pasanglah pemompa minyak pada selang. Selanjutnya penghisap dihubungkan dengan selang air berukuran 6 mm yang telah dimasukkan ke dalam botol dengan ukuran lubang 5 cm yang telah tertutup dengan lem. Setelah itu, masukan selang air dari arah yang berbeda sampai ke pangkal botol, lanjutkan dengan memasukkan rokok pada ujung selang yang berbeda (ujung selang lidah penghisap). Kemudian lanjutkan lagi dengan membakar rokok sambil memompa pompa minyak dan lakukan berkali-kali sehingga menghabiskan 5 batang rokok. Setelah 5 batang rokok habis terhisap oleh pemompa minyak maka terlihatlah perubahan warna pada botol mineral. “Wah…ternyata nikotin itu sangat berbahaya bagi tubuh manusia, botol mineral ini saja bisa berubah!” takjub Raudhatul Jannah yang melakukan praktik tersebut. Pak Ridwan berharap praktik yang dilakukan oleh siswanya ini mendapatkan manfaat langsung dengan apa yang mereka lihat dan rasakan sehari-hari. Terutama dalam
XX
menyadarkan orang di sekeliling mereka akan bahayanya rokok bagi Xxxxx tubuh manusia. “Diharapkan dari Xxxxx praktik yang baik ini siswa dapat memahami tar dan nikotin yang dikandungi oleh sebatang rokok. Nikotin pula yang merubah air mineral serta menimbulkan bau yang tidak sedap melekat di seluruh bagian bahan uji. Praktik ini menjadi bukti nyata bagi mereka tentang bahaya rokok. Tar yang merekat pada dinding botol dan air mineral yang menimbulkan bau dan berubah warna dengan mengibaratkannya sebagai tubuh manusia yang mengkonsumsi ratusan batang rokok dalam sebulan, ” jelas Pak Ridwan. Harapan Pak Ridwan tidak hanya sampai disitu, kampanye anti narkobapun dapat didengungkan dengan praktik baik ini. “Siswa sudah jelas melihat bahaya yang timbulkan oleh rokok. Apalagi jika yang masuk ke dalam tubuh manusia sejenis narkoba yang digunakan dengan menghisap narkoba tersebut, bukan saja bagi sirkulasi pernafasan, tetapi juga merusak syaraf pada otak,” tegas Pak Ridwan. Terobosan inovasi pembelajaran yang unik dan menarik, bukan hanya merangsang siswa kreatif tetapi juga menantang mereka berkompetisi memamfaatkan bahan bekas menjadi media belajar yang relevan, menyenangkan dan mudah dijangkau oleh semua. “Semoga dengan praktik yang baik ini dapat merangsang eksperimen lainnya dalam tim cooperative learning di madrasah kami,” harap Pak Ridwan.
Ridwan, S.Pd.I Guru MTsN Teunom, Kab. Aceh Jaya
5
SE
SEURAMOE PRIORITAS
Edisi : 1/2012 BELAJAR SEURAMOE
BERMAIN KOORDINAT KARTESIUS PADA LANTAI KELAS
D
i depan kelas, 3 kelompok secara bergantian melemparkan dua buah dadu dan kemudian meletakkan benda yang ada dalam genggamannya ke atas lantai ubin. Hari itu, murid kelas 6 SDN 4 Calang sedang belajar matematika yang diasuh oleh Pak Fauzi Ansari S.Pd. Satupersatu mereka berusaha secara cepat memenuhi benda di atas lantai kelasnya sambil mengisi LKS yang telah disediakan. Sedang apa ya mereka? Salah seorang murid dengan wajah gembira menjelaskan bahwa mereka sedang belajar menentukan titik koordinat kartesius dengan memanfaatkan bidang ubin di lantai. “Kami secara kelompok sedang berlomba siapa yang lebih dulu membentuk susunan horizontal atau vertikal atau diagonal pada benda di atas ubin,” jelas Siti Aya Murzifa sembari bersiap-siap melemparkan dua buah dadu di dalam genggamannya. Lho, dadunya kenapa dua? “Iya, ini dadu angka 1 sampai 6 dan yang ini dadu abjad A sampai F,” jelas Siti sambil menampakkan dadu di tangannya. Pak Fauzi yang berinovasi untuk muridnya dengan pembelajaran aktif tersebut menjelaskan bahwa ide awal praktik yang baik ini tercetus ketika beliau melihat materi tentang bidang koordinat (sebelum murid belajar tentang sistem kartesius). “Awalnya dipelajari dalam bentuk bidang, maka timbul ide saya karena dalam bentuk kotak-kotak persegi empat, mengapa tidak menggunakan lantai ubin saja?” kenang Bapak Fauzi. Selain itu, Bapak Fauzi mengakui bahwa sebelumnya banyak murid yang kurang memahami dan kesulitan dalam menentukan titik koordinat kartesius sehingga beliau berfikir untuk mengembangkan sebuah media belajar sambil bermain. “Media pembelajaran yang biasa digunakan sulit untuk merangsang keingintahuan murid, sehingga perlu dikembangkan media sederhana dan inovatif yang mampu merangsang keingintahuan murid. Mereka menjadi lebih aktif dan Edisi III/ Februari - April 2013
kreatif. Walaupun dilakukan sambil bermain, mereka juga tidak terlepas dari belajar, karena tiap kelompok wajib mengisi Lembaran Kerja Siswa (LKS) masing-masing,” jelas Pak Fauzi lagi. Langkah-langkah Permainan Permainan ini sangat sederhana dan tidak membutuhkan ruangan yang besar. Dengan jumlah ubin standar di depan kelas sebanyak 16 ubin maka permainan ini siap dilakukan. Pertama (1) Guru memberikan arahan dan penjelasan awal tentang bidang dan titik-titik koordinat, (2) Selanjutnya, guru bersama murid mempersiapkan ruang kelas (membuat area untuk membuat titik koordinasi di lantai), (3) Guru menjelaskan kompetensi dasarnya yaitu menentukan sistem titik koordinasi dalam koordinat Kartesius, (4) Murid dibagi ke dalam dua atau tiga kelompok (kelompok merah, kuning dan hijau dengan masing-masing benda berwarna sama dengan kelompok untuk diletakkan di atas ubin, (5) Kelompok melemparkan dua buah dadu (dadu angka dan dadu huruf) yang dilanjutkan dengan meletakkan benda sesuai dengan angka dan huruf yang terlihat pada dadu, (6) Murid mengerjakan lembaran kerja yang dibagikan guru secara berkelompok, selanjutnya setiap kelompok diberikan giliran untuk melemparkan dadu dan bergerak sesuai dengan angka dan huruf yang terlihat, (7) Setelah selesai, guru dan murid berdiskusi dan menyimpulkan hasil dari permainan dan pekerjaan murid serta memberikan kesimpulan. Pemenang pada permainan titik kartesius ini adalah kelompok yang lebih dulu memiliki benda (warna) di atas ubin yang membentuk garis horizontal atau vertikal atau diagonal (tidak terputus). Catatannya, jika mata dadu atau benda yang akan diletakkan sama dengan yang sebelumnya (ubin yang sudah memiliki warna) maka kelompok tersebut tidak boleh meletakkan warna lainnya di atas ubin,
dadupun dilanjutkan oleh kelompok lainnya. Dengan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) ini Pak Fauzi berharap pelajaran matematika tidak menjadi momok yang menakutkan lagi bagi muridnya dan lebih mampu untuk berfikir secara inovatif. “Dengan praktik yang baik ini kami harapkan pelajar dapat terangsang untuk berfikir inovatif bahwa dengan menggunakan media sederhana, bahkan ubin lantai yang seharian mereka jumpai juga dapat menjadi media belajar dan dapat memecahkan masalah pembelajaran khususnya pelajaran matematika,” harap Pak Fauzi.
Para murid sedang melakukan permainan koordinat Kartesius dan mengisi LKS yang dipandu langsung oleh guru.
Fauzi Ansari, S.Pd Guru SDN 4 Calang, Kab. Aceh Jaya
6
SEURAMOE PRIORITAS
SEURAMOE OPINI Edisi 1 / 2012
Keberhasilan Pelayanan Publik di Sekolah Oleh: Dicky Ariesandi * adalah orang tua dari siswa yang bersekolah. Paguyuban kelas ini berada di bawah koordinasi Komite Sekolah. Tugas dan tanggungjawabnya, terutama adalah memecahkan masalah-masalah yang terjadi di kelas. Masalah di luar kelas menjadi urusan Komite Sekolah.
Transparansi sekolah merupakan kunci utama keberhasilan keterlibatan masyarakat. (foto) Peserta kunjungan belajar memperhatikan Rencana Penggunaan Dan, yang dipajang pada dinding sekolah di MIN Rukoh Banda Aceh.
D
alam rangka mewujudkan pelayanan publik yang baik pada sektor pendidikan, dibutuhkan komitmen dari penyedia layanan “sesuai dengan kebijakan yang ada” dan peran serta dari semua pihak. Komitmen yang dimaksud yaitu sesuai dengan prinsip-prinsip transparansi, partisipasi, akuntabilitas dan responsif dalam pelaksanaan pelayanan publik. Contoh praktik yang baik telah Pemerintah Kota Probolinggo dan Pemerintah Kabupaten Jember, yaitu; Pertama, alokasi anggaran pendidikan sebesar 37% yang digelontor dari pundipundi APBD. Kedua, penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang melahirkan kreativitas di tingkat sekolah, yang ditandai dengan peran kongkrit komite sekolah dan lahirnya Paguyuban orang tua murid. Ketiga, partisipasi orang tua siswa dalam mendukung pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Keempat, kultur transparansi, akuntabilitas dan responsif yang berhasil ditumbuhkan dalam mengelola sekolah. Keempat praktik baik itu berhasil menghasilkan produk layanan pendidikan yang berkualitas untuk masyarakat. Alokasi Dana Pendidikan Komitmen dan tindakan kongkrit pemerintah daerah Jember dan Probolinggo telah mendorong lembaga layanan publik pendidikan (baca: sekolah), bekerja ekstra keras meningkatkan kualitas layanan mereka kepada siswa, wali murid serta pemangku kepentingan sekolah lainnya. Dampak ikutannya sungguh dahsyat. Pertama, keberadaan dan fungsi komite sekolah sebagai perwakilan wali murid, yang mampu mendukung peningkatan mutu sekolah. Di setiap sekolah, Komite Sekolah punya peran kongkrit dalam menunjang ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan. Kedua, di setiap kelas juga terbentuk paguyuban, yang anggotanya
Edisi III/ Februari - April 2013
Partisipasi Paguyuban Kelas Lewat paguyuban ini, banyak wali murid yang semula tidak pernah mau tahu dengan kondisi sekolah, berubah tingkat kepedulian mereka. Hal itu terjadi setelah mereka aktif menjadi anggota dan pengurus paguyuban. Lahirnya paguyuban itu sendiri tidak terpisahkan dari implementasi manajemen berbasis sekolah yang berorientasi pada pelayanan publik, yang dilakukan sejumlah sekolah di Probolinggo dan Jember. Wujud partisipasi dan kepedulian wali murid atau orang tua siswa terhadap pengadaan sarana dan prasarana sekolah cukup beragam. Beberapa anggota paguyuban yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang kayu, berperan memperbaiki bangku dan meja siswa yang sudah rusak. Sedangkan wali murid yang berprofesi sebagai tukang bangunan menyumbangkan keahlian mereka memperbaiki kamar mandi yang rusak. Mereka juga bergotong royong memasang keramik lantai, memasang paving block di halaman sekolah serta beberapa hal lainnya untuk mendukung sarana dan prasarana sekolah. Tak hanya itu saja, saat membahas kegiatan ekstrakurikuler, komite sekolah dan paguyuban sepakat menggalang dana bersama untuk pengadaan peralatan drum band. Lahan kosong yang cukup luas di sekitar sekolah, atas kesepakatan Komite Sekolah dan paguyuban juga kemudian diolah dan dijadikan kebun untuk budidaya tanaman palawija. Saat panen, hasilnya tidak serupiah pun diambil untuk upah atau ongkos kerja paguyuban. Sebanyak 70% dari hasil panen kebun sekolah digunakan untuk kepentingan sekolah, sisanya untuk modal perawatan kebun dan tanaman. Tim Pelayanan Publik Praktek baik lainnya yang patut diapresiasi dan dicontoh adalah pembentukan Tim Pelayanan Publik. Salah satu tugas strategis Tim Pelayanan Publik adalah mengelola pengaduan atau keluhan layanan pendidikan dari masyarakat umum. Berbagai pengaduan diolah dan dijadikan bahan umpan balik untuk peningkatan perbaikan kualitas layanan pendidikan. Tim Pelayanan Publik juga melaksanakan survey pengaduan dengan isu utama layanan pendidikan. Kuesioner survey disusun berdasarkan hasil lokakarya yang diikuti oleh perwakilan wali murid, siswa dan stakeholder sekolah lainnya.
Hasil survey dianalisis secara bersama antara sekolah dengan pengguna layanan, dalam hal ini siswa dan wali murid. Dari situlah lahir sebuah dokumen “Janji Perbaikan Layanan dan Rekomendasi Perbaikan Layanan” yang disampaikan kepada pengambil kebijakan di tingkat kab/kota. Good Governance Sebuah pertanyaan menggantung di benak penulis. Apa sebenarnya strategi yang telah dilakukan sejumlah lembaga layanan pendidikan di Probolinggo dan Jember sehingga mereka mampu menumbuhkan partisipasi masyarakat yang terlihat begitu antusias dan peduli memberikontribusi dalam peningkatan kualitas layanan pendidikan di sekolah mereka? Rasa penasaran penulis terjawab saat berkesempatan berbincang dengan para Kepala Sekolah di sana. Ternyata kuncinya adalah budaya transparansi dan akuntabilitas pihak sekolah! Setiap tahun, Komite Sekolah dan Paguyuban Wali Murid terlibat dalam Penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS), dan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS). Sekolah juga mempublikasi hasil RKA dan RKAS serta laporan realisasi penggunaan anggaran sekolah. Baik yang bersumber dari Biaya Operasional Sekolah (BOS) maupun yang bersumber dari pemangku kepentingan lainnya. Seluruh dokumen kegiatan itu disampaikan dalam rapat Komite Sekolah dan stakeholder sekolah, serta dipublikasikan pada papan informasi sekolah. Begitulah jika prinsip transparansi dan akuntabilitas telah menjadi kultur dalam pengelolaaan sehari-hari sekolah. Maka partisipasi wali murid dan warga di sekitar sekolah, serta pemangku kepentingan lain, bukan sebuah angan-angan kosong. Sekolah akan lebih fokus dan maksimal dalam melakukan tindakan nyata terhadap kualitas pendidikan secara substansi sesuai dengan standar komponen yang harus dipenuhi, sementara dari sisi pelayanan kepada warga sekolah dan stakeholder lainnya serta dukungan terhadap sarana dan prasarana menjadi tanggungjawab bersama antara sekolah, komite, paguyuban dan wali murid sesuai dengan peran dan fungsinya masingmasing, sehingga semua pihak berkontribusi untuk pencapaian standar pelayanan minimal pada sektor pendidikan.
* Penulis adalah pemerhati masalah sosial dan pelayanan publik, tinggal di Kabupaten Aceh Tengah. email:
[email protected]
USAID PRIORITAS menerima artikel praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Silahkan hubungi Communication sp. : 08116815174 (Meldi) atau email:
[email protected]
7
Dua Bupati Kunjungi Pelatihan Fasilitator Daerah (Fasda)
Bupati Aceh Tengah saat mengunjungi peserta pelatihan
p
elatihan bagi pelatih (Training of Trainer /ToT) untuk tingkat SD/MI, mendapat kejutan dari dua orang nomor satu dari Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah. Secara terpisah beliau berdua mengunjungi dan memberi dukungan secara langsung kepada fasilitator dari daerahnya. Bupati Aceh Tengah, Drs. Nasaruddin, MM dalam kunjungannya melihat proses ToT tersebut merasa bangga atas keikutsertaan perwakilan Fasda dari Kabupaten Aceh Tengah.
Beliau berharap Fasda dapat menjadi motor penggerak dalam peningkatan mutu pendidikan di Aceh Tengah, “Semoga mereka yang dilatih hari ini dapat menyebarkan ilmunya kepada teman-temannya yang lain sekembalinya dari sini,” harap Bupati. Sementara itu, sehari setelah kunjungan Bupati Aceh Tengah, Bupati Bener Meriah, Ir. H. Ruslan Abdul Gani, DiplSE mengunjungi dan memberi motivasi kepada fasilitator dari daerahnya secara mendadak. Dalam kunjungannya bupati melihat secara langsung proses ToT tersebut dan merasa bangga atas keikutsertaan perwakilan Fasda dari Kabupaten Bener Meriah. Beliau berharap metode tersebut dapat diimplementasikan di Kabupaten Bener Meriah terutama untuk peningkatan mutu pembelajaran. Pendekatan tematik yang sejalan dengan Kurikulum 2013 tersebut merupakan program pemerintah yang harus dijalankan
SERAMOE PRIORITAS
saat ini. “Metode ini dapat melatih dan mengembangkan pengetahuan anak, terutama dalam memanfaatkan otak kanan, sehingga anak akan lebih kreatif dan cerdas,” ungkap Bupati. Sebelumnya kunjungan secara mendadak juga dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, Drs. Anas M. Adam saat ToT tingkat SMP/MTs. Selama setengah jam, Kadis pendidikan bergabung bersama peserta pelatihan.
SEURAMOE INFO
Dinas Pendidikan dan Kemenag Ikut Serta Seleksi Fasda
F
asilitator Daerah (Fasda) merupakan unsur penting dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui pelatihan, pendampingan dan penyebarluasan praktik baik pendidikan. Bersama dinas pendidikan dan kantor kementerian agama pada setiap kabupaten/kota mitra, USAID PRIORITAS melakukan seleksi calon fasda secara bersama (bahkan di beberapa kabupaten, DPRK ikut serta menyeleksi). Hal itu dilakukan agar fasda yang terpilih dapat membantu pemerintah daerahnya memfasilitasi peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran di sekolah baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang setelah program USAID PRIORITAS berakhir. Fasda dipilih berdasarkan suatu mekanisme yang telah disepakati secara nasional.
Bupati Bener Meriah memperhatikan pajangan kelompok kelas saat pelatihan
Sekretaris Dinas Pendidikan Aceh Jaya dan Kemenag saat wawancarai calon fasda (atas), Salah seorang calon fasda diuji kemampuan dalam presentasi (kiri)
Keseluruhan calon fasilitator SD/MI dari 7 kab/kota (Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Bireuen, Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Aceh Jaya) yang mendaftar 379 orang calon fasilitator SD/MI dan SMP/MTs. Hasil seleksi di tujuh kabupaten tersebut adalah telah terpilih 215 fasilitator SD/MI dan SMP/MTs termasuk 16 Fasda dari LPTK. Untuk tingkat SD/MI terdiri atas Fasilitator kelas awal, mapel Matematika, mapel Bahasa Indonesia, mapel IPA, mapel IPS, dan manajemen. Untuk tingkat SMP/MTs terdiri dari fasilitator mapel Bahasa Indonesia, mapel Bahasa Inggris, mapel IPA, mapel IPS, mapel Matematika, dan manajemen. Setiap kabupaten/kota memiliki 15 fasda SD/MI dan 15 fasda SMP/MTs. Pada tingkatan provinsi, juga memiliki 36 fasilitator tingkat provinsi (termasuk 8 fasilitator dari LPTK Universitas Syiah Kuala dan IAIN Ar Raniry).
USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID, dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di Indonesia. USAID PRIORITAS adalah bagian dari kesepakatan antara Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Republik Indonesia. Program ini bekerja di 69 daerah mitra di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Pada tahun 2014, daerah mitra akan diperluas ke Provinsi Papua. USAID PRIORITAS bekerjasama dengan 18 LPTK (Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan) untuk meningkatkan kapasitas dalam hal peningkatan kualitas program pelatihan/pendidikan guru baik pra maupun dalam jabatan. Bekerjasama dengan lebih dari 550 SD/MI dan SMP/MTs di 23 daerah mitra baru yang menjangkau 7.000 guru lebih dari 100.000 siswa. Mendiseminasikan program pelatihan praktik yang baik di daerah program DBE ke 2.300 sekolah yang menjangkau 500.000 siswa untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ke depan, secara keseluruhan program ini bekerjasama dengan lebih dari 100 kabupaten/kota, yang menjangkau langsung sekitar 900 sekolah, 10.000 guru, dan150.000 siswa. Di Aceh, USAID PRIORITAS membantu pemerintah provinsi untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di 7 kabupaten/kota serta tiga lainnya pada tahun 2013. Program ini akan menjangkau sekitar 29.600 siswa di 148 sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan madrasah. USAID PRIORITAS juga meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan provinsi untuk mengkoordinasikan, merencanakan, mengelola dan membiayai pelayanan pendidikan. Program ini akan bekerja sama dengan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan IAIN Ar Raniry di Banda Aceh untuk meningkatkan kompetensi guru (termasuk konsorsium universitas, yaitu Universitas Muhammadiyah Aceh dan Universitas Al Muslim Bireuen). Selanjutnya, USAID PRIORITAS akan meningkatkan kemampuan kabupaten/kota dan tenaga kependidikan di sekolah dalam bidang manajemen pendidikan, analisis keuangan, dan tata kelola. Penanggungjawab: Ridwan Ibrahim; Editor:Teuku Meldi Kesuma; Tim Redaksi:Tim USAID PRIORITAS Aceh; Alamat: Komplek Dolog Desa Tanjung, Jl.Tanjung Indah Utama No 1 Desa Tanjong - Banda Aceh 23371. Telepon: (0651) 8011166, Fax(0651) 8011167. Kritik & Saran:
[email protected]
Edisi III/ Februari - April 2013
8