2
Pelatihan Fasilitator Pengelolaan Konflik Sumberdaya Hutan
Latar Belakang Konflik pengelolaan hutan di Indonesia selama ini meniscayakan dua hal yakni kemiskinan dan kerusakan hutan yang berlarut-larut. Ketegangan para pihak dalam pengelolaan kawasan hutan membuat stakeholder utama terjebak pada persoalan mempertahankan posisi dan hak kelola masing-masing, sehingga kearifan lokal masyarakat dalam mendukung hutan lestari sudah tidak terpikirkan lagi sementara itu Pemerintah disibukkan dalam pengamanan hutan, sementara aktifitas pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan publik terlupakan. Konflik ini harus diretas, salah satunya adalah dengan berusaha membangun konsensuskonsensus yang diawali proses-proses kesepahaman para pihak. Belum jelasnya sistem tenurial yang berkeadilan ditengah tumpang tindih hukum sektoral menimbulkan banyak konflik pengelolaan hutan. Dibutuhkan komitmen para pihak dalam penuntasan reforma agraria sektor kehutanan. Beberapa hasil pembelajaran yang didapatkan oleh Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin bahwa peran dan posisi para pihak sering berbenturan karena tidak bertemunya kepentingan para pihak, padahal substansi kebutuhan para pihak sebenarnya dapat dipertemukan dan dimediasi. Transformasi konflik menuju perubahan yang lebih berkeadilan terhadapa masyarakat lokal dan kelestarian hutan semestinya mampu diperankan oleh masing-masing posisi dan peran para pihak tersebut. Transformasi konflik melalui reforma agraria di sektor kehutanan dipandang salah satu media efektif dalam mengurai persoalan substantif dari tata kelola konflik ini. Kebijakan pemerintah pusat aktual telah cukup memberikan akses kepada masyarakat untuk pengelolaan hutan melalui beberapa skema antara lain Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa (HD), dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) melalui dukungan kebijakan berupa PP 6/2007 jo PP 3/2008 yang di dalamnya memuat bentuk KM yaitu Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Desa, yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) No. 37/2007 dan Permenhut No. 49/2008 tentang Hutan Desa. Sementara itu skema Hutan Adat sementara masih dalam diskursus dan belum menemukan kesepahaman para pihak baik dalam segi konsepsi maupun prosedural dan implementasinya. Transformasi konflik ini membutuhkan fasilitataor pengelolaan konflik yang kuat dan berdedikasi. Berdasarkan hal tersebut diatas maka Fakultas Kehutanan UNHAS dengan bantuan mitra lainnya akan melaksanakan Pelatihan Pengelolaan Konflik Sumberdaya hutan
Tujuan Pelatihan Tujuan keseluruhan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat mengelola konflik sumberdaya hutan . Pada pelatihan ini diharapkan peserta dapat bertukar pikiran dan berbagi pengalaman mengenai konflik pengelolaan hutan di daerah mereka masing-masing serta mencoba mengoptimalkan peran dalam mengelola konflik tersebut 1. Berbagi pengalaman dan saling belajar tentang konflik sumberdaya hutan yang mereka alami selama ini. 2. Berbagi pengalaman dan saling belajar tentang teknik mengelola (analisis dan mediasi) konflik sumberdaya hutan di daerah masing-masing. 3. Saling berbagi pengetahuan dan keterampilan tentang agenda, dan peran peserta dalam tata kelola konflik didaerahnya masing-masing.
Desain Pelatihan dan Proses Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, pelatihan ini didesain dengan pendekatan partisipatif. Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan selama pelatihan adalah sebagai berikut: Tahap I - Pelatihan Indoor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Menetapkan konteks pelatihan Diskusi tentang konflik pengelolaan kawasan hutan Teknik analisis konflik pengelolaan hutan secara partisipatif Praktek analisis konflik pengelolaan hutan Mediasi Konflik Pengelolaan Sumberdaya Hutan Praktek Mediasi Konflik Pengelolaan Sumberdaya Hutan Evaluasi Pemahaman Peserta tentang Pengelolaan Konflik Sumberdaya Hutan 8. Agenda tata kelola konflik di daerah masing-masing Tahap II - Pelatihan Outdoor Peserta kembali ke lokasi masing-masing untuk praktek pengelolaan konflik dan dimonitoring oleh fasilitator pelatihan Tahap III - Monitoring dan Evaluasi Peserta dapat kembali ke ruang pelatihan (indoor) untuk saling berbagi dan megkomunikasikan hasil prakte. Tahap ini juga dapat dilakukan melalui diskusi melalui media elektronik seperti email, dll
Pelatih dan Penyelenggara Pelatihan akan difasilitasi oleh pelatih profesional dan berpengalaman dari Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Tim Layanan Kehutanan Masyarakat (TLKM) UNHAS dan juga mitra lain seperti SCF dan Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat (FKKM). Pada pelatihan ini akan diundang narasumber yang selama ini telah berpengalaman dalam melakukan mediasi konflik pengelolaan sumberdaya hutan
Peserta Pelatihan ini akan diikuti oleh individu ataupun lembaga yang sedang menangani atau memediasi konflik pengelolaan sumberdaya hutan (baik secara langsung maupun tidak langsung). Individu atau lemabaga tersebut dapat berasal dari staf Dinas Kehutanan Kabupaten dan Kota, staf Dinas Kehutanan Provinsi, Staf BP DAS (Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai) LSM Lokal, pendamping dan penggiat Kehutanan Masyarakat lainnya
Waktu dan Tempat Penyelenggaraan Pelatihan akan dilaksanakan di Fakultas Kehutanan UNHAS Makassar, pada bulan Maret – November 2012
Fasilitas Fasilitas yang akan didapatkan oleh peserta: 1. Ruang Pelatihan yang nyaman 2. Tempat Praktek yang sesuai 3. Tempat penginapan 4. Sertifikat 5. Akomodasi
Biaya Pelatihan Biaya pelatihan akan menggunakan dua skema: 1. Skema I : Biaya akan ditanggung oleh peserta dengan total biaya Rp. 2.000.000 per orang. 2. Skema II : Biaya akan ditanggung oleh penyelenggara jika mendapatkan sponsor dari pihak-pihak terkait.
Jadwal Pelatihan Jadwal
Materi Tahap I
Hari I.
1. Menetapkan konteks pelatihan 2. Diskusi tentang konflik pengelolaan sumberdaya hutan 3. Diskusi tentang transformasi konflik pengelolaan sumberdaya hutan
Hari II
1. Teknik analisis konflik pengelolaan hutan partisipatif 2. Praktek analisis konflik pengelolaan hutan
secara
Hari III
1. Mediasi Konflik Pengelolaan Sumberdaya Hutan 2. Praktek Mediasi Konflik Pengelolaan Sumberdaya Hutan 3. Evaluasi Pemahaman Peserta tentang Pengelolaan Konflik Sumberdaya Hutan 4. Agenda tata kelola konflik di daerah masing-masing Tahap II
Bulan I dan Bulan II
Peserta kembali ke lokasi masing-masing untuk praktek pengelolaan konflik dan dimonitoring oleh fasilitator pelatihan
Bulan III
Peserta dapat kembali ke ruang pelatihan (indoor) untuk salaing berbagi dan megkomunikasikan hasil prakte. Tahap ini juga dapat dilakukan melalui diskusi melalui media elektronik seperti email, dll
Informasi Lanjut dan Pendaftaran Sekretariat Pelatihan Labratorium Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Tamalanrea CP : Muhammad Alif KS, S.Hut., M.Si. (085255981027) Email :
[email protected]
Formulir Pendaftaran Nama
:
Instansi
:
Alamat
:
No.Telp/HP
:
e-mail
:
Menyatakan ikut serta dalam pelatihan : _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ Investasi akan : Ditransfer rekening panitia Bank BNI Cabang Tamalanrea, Makassar dengan No Rek. 0133372739 A/N. Fakultas Kehutanan Unhas Dibayarkan ke panitia seminggu sebelum pelaksanaan pelatihan Tanggal : ………………..,…………………………….. Tandatangan
_______________________________ Catatan: 1. Beri tanda silang di pilihan metode pembayaran 2. Formulir pendaftaran yang telah diisi harap difax ke sekretariat panitia