KAPITAL SOSIAL MASYARAKAT DESA HUTAN DALAM MENGATASI KONFLIK PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN (Studi kasus : Desa Taringgul Tengah, Kec. Wanayasa, Kab. Purwakarta)
Oleh : RIA ARIYANTI A14204033
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN RIA ARIYANTI. “KAPITAL SOSIAL MASYARAKAT DESA HUTAN DALAM MENGATASI KONFLIK PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN” dibawah bimbingan FREDIAN TONNY NASDIAN.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapital sosial masyarakat dalam mengatasi konflik pengelolaan sumber daya hutan, yang dapat diketahui dengan terlebih dahulu mengetahui tentang : (1) Konflik pengelolaan hutan yang terjadi di Desa Taringgul Tengah ; (2) Respons dari masyarakat Desa Taringgul Tengah terhadap konflik pengelolaan sumber daya hutan ; (3) Bentuk-bentuk dan strategi perlawanan masyarakat desa hutan dengan berbekal kapital sosial yang ada dalam masyarakat tersebut. Penelitian ini dilakukan di Desa Taringgul Tengah, Kec. Wanayasa, Kab. Purwakarta, wilayah tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan bahwa pada lokasi tersebut terdapat fenomena yang sama dengan masalah yang ingin digali oleh peneliti yaitu adanya konflik dalam pengelolaan sumberr daya hutan dan adanya perlawanan dari masyarakat terhadap konflik tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan strategi studi kasus. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara pengamatan dan wawancara mendalam dengan responden dan informan dengan mengacu pada panduan pertanyaan yang telah dirancang sebelumnya.
Konflik yang terjadi di Desa Taringgul Tengah disebabkan oleh adanya penebangan pohon di kawasan hutan yang dilakukan oleh masyarakat. Penebangan pohon yang dilakukan oleh masyarakat ini terjadi karena masyarakat sudah tidak mempunyai penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pada masa sebelum reformasi dan krisis moneter, masyarakat masih takut untuk masuk ke dalam kawasan hutan. Tetapi ada saja yang memaksa masuk ke hutan dan mengambil hasil hutan secara sembunyi-sembunyi. Selain itu, sebagian penduduk ada yang bermigrasi ke kota untuk menjadi buruh bangunan, karena di desa juga mereka tidak dapat bertani. Setelah terjadi krisis moneter yang berkepanjangan dan reformasi (keadaan politik Negara tidak stabil), buruh-buruh yang berasal dari desa yang diPHK kembali ke desa, sedangkan di desa tidak tersedia lapangan kerja yang banyak. Lapangan kerja yang tersedia di desa adalah bertani. Karena sebagian besar penduduk Desa Taringgul Tengah hanya lulusan SD saja sehingga untuk memperoleh pekerjaan yang baik, mereka bertani berbekal dari ajaran dan pengalaman orang tua mereka. Sedangkan tidak semua memiliki tanah sendiri yang dapat digarap sehingga mereka menjadi buruh tani. Masyarakat semakin anarkis dalam melakukan pencurian kayu, mereka mengorganisasikan diri untuk memperkuat keberadaannya. Bentuk dari perlawanan sebagai respons terhadap konflik dalam pengelolaan sumber daya hutan adalah dengan cara mengambil hasil hutan tanpa seizin Perhutani dan menanami lahan hutan tanpa izin Perhutani. Mereka membuat spesifikasi tugas, mereka membagi-bagi tugas pada saat menebang kayu. Mereka membagi tugas ke dalam tiga spesifikasi kerja, yaitu sebagai pengintai, penebang dan pengangkut
sehingga kegiatan penebangan ini aman. Pembagian tugas ini akan mempermudah dalam aksi tersebut, aksi penebangan menjadi lebih ringan, lebih efektif dan lebih efisien. Selain itu, tindakan kolektif mereka dalam mengambil hasil hutan di kawasan hutan Perhutani bukan hanya merupakan keinginan mereka saja, tetapi ada pihak lain yang mempengaruhi, yaitu pihak swasta yang mempergunakan kesulitan ekonomi masyarakat untuk membantunya mendapatkan kayu. Selain itu, pihak swasta ini berperan sebagai penampung yang membeli kayu dari masyarakat, distributor yang menyalurkan kayu-kayu tersebut ke pengusaha mebel dan sekaligus sebagai pelindung yang melindungi masyarakat. Masyarakat mengorganisasikan diri dalam melakukan perlawanan, mereka memiliki integrasi dapat dilihat dari kedekatan antaranggota keluarga dan kedekatan dengan tetangga yang kuat dan pertalian yang kuat yang terlihat dari adanya kedekatan dengan komunitas lain selain komunitas asal yaitu dengan masyarakat desa sekitar hutan lainnya (Desa Gurudug, Parakan Salam, Pondok Salam, Sukadami dan Taringgul Tonggoh). Integritas organisasional dalam masyarakat dikatakan kurang, Perhutani kurang tegas, dan integritas organisasional yang lemah ini mempermudah masyarakat untuk menebang hutan, masyarakat juga memiliki hubungan baik dengan pihak swasta, pihak swasta yang terlibat dalam konflik ini memiliki hubungan yang dekat dengan Perhutani. Sehingga pihak swasta ini sebenarnya menyambungkan masyarakat dengan Perhutani.
KAPITAL SOSIAL MASYARAKAT DESA HUTAN DALAM MENGATASI KONFLIK PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN (Studi Kasus Desa Taringgul Tengah, Kec. Wanayasa, Kab. Purwakarta, Jawa Barat)
Oleh :
RIA ARIYANTI A14204033
SKRIPSI Sebagai Prasyarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh : Nama : Ria Ariyanti Nomor Pokok : A14204033 Judul : KAPITAL SOSIAL MASYARAKAT DESA HUTAN DALAM MENGATASI KONFLIK PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN (Studi kasus : Desa Taringgul Tengah, Kec. Wanayasa, Kab. Purwakarta) Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Fredian Tonny Nasdian, MS. NIP. 131 475 577
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr. NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus Ujian :
PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “KAPITAL SOSIAL MASYARAKAT DESA HUTAN DALAM MENGATASI KONFLIK PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN” (Studi Kasus Desa Taringgul Tengah, Kec. Wanayasa, Kab. Purwakarta, Jawa Barat) INI BENARBENAR MERUPAKAN HASIL KARYA YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN DAN JUGA BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN
YANG
DINYATAKAN
DALAM
NASKAH.
DEMIKIAN
PERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN SESUNGGUHNYA DAN SAYA BERSEDIA MEMPERTANGGUNGJAWABKAN PERNYATAAN INI.
Bogor, Agustus 2008
Ria Ariyanti
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Purwakarta pada tanggal 23 Desember 1986, dari pasangan Toto Heriyanto dan Almh. Mimi Sularmi. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara, pendidikan formal yang pernah dijalani oleh penulis adalah : 1.
SDN Cijaya (1992-1998), di Purwakarta, Jawa Barat
2.
SLTPN 1 Campaka (1998-2001), di Purwakarta, Jawa Barat
3.
SMUN 2 Purwakarta (2001-2004), di Purwakarta, Jawa Barat
Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah ke Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) pada program studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif mengikuti organisasi kedaerahan yaitu Permata, sebagai ketua Departemen Informasi dan Komunikasi.
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan keridhoanNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu, baik secara langsung dan tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain kepada : 1.
Ir. Fredian Tonny Nasdian, MS selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan untuk kelancaran proses penulisan skripsi.
2.
Ir. Nuraini W. P, MS selaku Dosen Penguji Utama, atas kesediaannya dan telah memberikan masukan dan arahan dalam perbaikan penulisan skripsi.
3.
Heru Purwandari, MSi selaku Dosen Penguji Wakil Departemen, atas kesediaannya dan telah memberikan masukan dan arahan dalam perbaikan penulisan skripsi.
4.
Papa, Kakak, Ade-adeku, nenek dan kakek yang selalu mendoakan serta memberikan semangat dan dukungan material dan spiritual kepada penulis.
5.
Almh. Mama di syurga, terima kasih atas segalanya, kau adalah inspirasiku, semangat hidupku.
6.
Kepada para responden dan informan penelitian atas kesediaan dalam memberikan informasi dalam penelitian ini.
7.
Sahabatku, Tri Bekti Winarni atas dukungan dan ketentraman hati yang diberikan serta kesediaannya menemani di saat sedih dan senang.
8.
Eki Nugraha, atas dukungan dan semangat yang luar biasa. Terima kasih untuk sejuta rasa yang diberikan dalam hari-hariku dan untuk pelajaran tentang kehidupan ini. Alles Gute Zum Geburstag.
9.
The Spinkers, Mas Ucup, Mas Tjas, Bang Roya, Om Buyung, Om Jali, Om Bray, Bang Satrio, Om Herman, Hana, om Uki, Om Bob, Utis dan Teh Anna atas hari-hari yang menyenangkan dan canda tawa yang menghapus kelelahanku.
10. Fauzia Herlin dan Dini Andriani, teman satu perjuangan yang saling mendukung. 11. Ayuningtyas dan Rianti atas kebersamaannya selama kuliah. 12. KPMers 41, love you all. 13. Koordinat, Cidta, Icha, Nana, Nia, Irza, Dieto, Adzan, Riza, Fahmi, Wino atas kebersamaan selama kuliah di Bogor, kalian adalah keluargaku. 14. Alaska crew, atas hadiahnya dan dukungan serta semangat yang telah diberikan.